PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    1/23

    BAB I

    STATUS PASIEN

    A. IDENTITAS PASIEN

    Nama : Tn. Y

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Umur : 32 tahun

    Agama : Islam

    Alamat : Cibubur

    B. ANAMNESIS

    Autoanamnesis, tanggal 22 Agustus 2011

    Keluhan utama :

    Keluar benjolan dari anus.

    Riwayat Perjalanan Penyakit

    Pasien datang ke poliklinik bedah RSPAD Gatot Subroto dengan

    keluhan keluar benjolan dari anus. Benjolan tersebut di rasakan pasien

    sejak 6 bulan SMRS. Benjolan di anus keluar setelah BAB dan

    awalnya benjolan dapat masuk sendiri. Sejak 1 minggu SMRS

    benjolan yang keluar sudah tidak dapat masuk sendiri. Pasien juga

    merasakan nyeri di anus terutama ketika BAB, pada saat BAB kadang

    kadang keluar darah, darah yang keluar berwarna merah segar dan

    tidak bercampur dengan feses. Pasien merasakan tidak nyaman dan

    nyeri ketika beraktivitas. Pasien mengaku sering mengalami BAB

    yang keras, BAB 1 kali/hari dalam posisi jongkok dan sering mengejan

    saat sedang BAB. Pasien jarang makan buah-buahan dan makanan

    berserat. Pasien sering melakukan aktivitas berat seperti mengangkat

    beban yang berat. BAK tidak ada kelaianan.

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 1

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    2/23

    Riwayat penyakt Dahulu

    a. Hipertensi : Disangkal

    b. Asma : Disangkal

    c. TBC : Disangkal

    d. Keganasan : Disangkal

    C. PEMERIKSAAN FISIK

    a. Keadaan umum : Tampak sakit ringan

    b. Kesadaran : GCS 15 (Compos mentis)

    c. Tanda vital

    Tekanan darah : 120/80 mmHg

    Nadi : 84 x/menit, isi cukup, reguler

    Napas : 28 x/menit, teratur

    Suhu : 37 C

    d. Status Generalis :

    Kepala : Normocephal

    Mata : Pupil isokor, konjungtiva tidak pucat, sklera

    tidak ikterik

    Telinga : Serumen -/-, membran timpani intake.

    Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret (-),

    konka tidak udem dan tidak hiperemis

    Mulut : mukosa bibir basah, sianosis tidak ada, faring tidak

    hiperemis, tonsil T1 -T1 tenang

    Leher : Bentuk simetris, trakea terletak ditengah,

    KGB tidak teraba

    Thorak : simetris saat statis dan dinamis, retraksi tidak ada

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 2

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    3/23

    Jantung : BJ I II regular, tidak ada murmur, tidak ada

    gallop.

    Paru : Suara dasar vesikuler, rhonki - / - , wheezing- / -

    Abdomen : Datar, supel, defans muskuler (-), NT (-), BU (+)

    normal, hepar dan lien tak teraba.

    Kulit : Tidak ikterik, tidak sinosis, turgor kulit cukup.

    Ektermitas : Akral hangat, tidak sianosis, tidak udem.

    e. Status Lokalis:

    a. Terlihat benjolan pada arah jam 9, nyeri tekan (+).

    b. Rectal Touche

    Tonus sfingter ani normal, mukosa licin, ampula tidak kolaps, teraba masa

    pada arah jam 9, ukuran + 1 x 0,5 cm , kenyal , permukaan licin , tidak

    berbenjol benjol, tidak bertangkai , nyeri tekan (+)

    c. Sarung tangan : darah (-), lendir (-), feses (-)

    D. RESUME

    a. Laki-laki 32 tahun, dengan keluhan keluar benjolan saat BAB, tidak bisa

    masuk dengan sendiri, nyeri (+), berdarah (+).

    b. Status generalis dalam batas normal

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 3

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    4/23

    c. Tonus sfingter ani normal, mukosa licin, ampula tidak kolaps, teraba masa

    pada pukul 9 , ukuran + 1 x 0,5 cm , kenyal , permukaan licin , tidak

    berbenjol benjol, tidak bertangkai , nyeri tekan +

    E. DIFFERENSIAL DIAGNOSA

    a. Prolaps rekti

    b. Polip rekti

    c. Carsinoma rekti

    F. DIAGNOSA KERJA

    Hemoroid grade III

    G. TERAPI

    1. Farmakologi

    Sklerosterapi

    2. Non Farmakologi

    a. Menganjurkan pasien untuk memperbaiki pola makan dengan

    memperbanyak makan makanan berserat, buah-buahan.

    b. Mengurangi aktivitas yang terlalu berat.

    c. Ketika BAB jangan mengedan.

    H. PROGNOSIS

    a. Quo ad vitam : Dubia ad bonam

    b. Quo ad fungtionam : Dubia ad bonam

    c. Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 4

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    5/23

    BAB II

    PENDAHULUAN

    A. Pendahuluan

    Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena

    hemoroidalis. Secara kasar hemoroid biasanya dibagi dalam 2 jenis, hemoroid

    interna dan hemoroid eksterna. Hemoroid interna merupakan varises vena

    hemoroidalis superior dan media. Sedangkan hemoroid eksterna merupakan

    varises vena hemoroidalis inferior. Sesuai istilah yang digunakan, maka

    hemoroid interna timbul di sebelah luar otot sfingter ani, dan hemoroid

    eksterna timbul di sebelah dalam sfingter. Hemoroid timbul akibat kongesti

    vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis.1

    Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada

    sekitar 35% penduduk baik pria maupun wanita yang berusia lebih dari 25

    tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat

    menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman.1

    Hemoroid adalah seikat pembuluh darah di dalam dubur / pelepasan,

    hanya sebagian berada di bawah selaput bagian paling rendah dari dubur /

    pelepasan. Hemoroid umum diderita oleh umur 50, sekitar separuh orang

    dewasa berhadapan dengan yang menimbulkan rasa gatal, terbakar,

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 5

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    6/23

    pendarahan dan terasa menyakitkan. Dalam banyak kesempatan kondisi boleh

    memerlukan hanya self-care (perawatan sendiri) dan lifestyle (gaya hidup). 2

    Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra

    abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena

    adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis. Pada

    kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan

    hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah

    melahirkan.3

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 6

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    7/23

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. ANATOMI

    Kanalis ani berasal dari invaginasi ektoderm, sedang rektum berasal dari

    entoderm. Karena perbedaan asal ini, maka terdapat perbedaan pula pada epitel

    pelapisnya, vaskularisasinya, inervasi dan drainase limfatiknya. (Marijata, 2000).

    Lumen rektum dilapisi mukosa glanduler usus sedang kanalis ani dilapisiepitel squamosum stratifikatum lanjutan kulit luar. Jadi tidak ada mukosa anus.

    Daerah batas antara rektum dan kanalis ani disebut Anorectal Junction ditandai

    oleh linea pectinea / linea dentata yang terdiri dari sel-sel transisional. Dari linea

    ini kearah rectum ada kolumna rectalis (Morgagni), dengan diantaranya terdapat

    sinus rectalis yang berakhir di kaudal sebagai valvula rectalis. Setinggi linea

    dentata ini ada crypta analis dan muara muara analis.

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 7

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    8/23

    Panjang kanalis ani kira kira 4 cm yang dibedakan menjadi anatomical

    anal canal mulai anal verge sampai ke linea dentata dan Surgical anal canal untuk

    kepentingan klinis yang dimulai dari analverge sampai cincin anorektal yang

    merupakan batas paling bawah dari otot puborectalis yang dapat diraba pada

    waktu RT.

    Dasar panggul dibentuk oleh otot levator ani yang dibentuk oleh otot-otot

    pubococcygeus, ileococcygeus dan puborectalis. Otot-otot yang berfungsi

    mengatur mekanisme kontinensia adalah :

    1. Pubo-rektal merupakan bagian dari otot levator ani

    2. Sfingter ani eksternus (otot lurik)

    3. Sfingter ani internus (otot polos)

    Batas antara spincter ani eksternus & internus disebut garis Hilton.

    Muskulus yang menyangga adalah m. Puborectalis. Otot yang memegang peranan

    terpenting dalam mengatur mekanisme kontinensia adalah otot-otot puborektal.

    Bila m. pubo-rektal tersebut terputus, dapat mengakibatkan terjadinya

    inkontinensia.

    Muskulus puborektalis yang merupakan bagian m. levator ani membentuk

    jerat yang melingkari rektum sehingga berfungsi sebagai penyangga. Rektum juga

    ditopang oleh fascia pelvis parietalis (fascia Waldeyer), ligamentum laterale

    kanan dan kiri yang ditembus oleh a/v hemorrhoidales media dan mesorektum.

    Ligamentum dan mesorektum memfiksasi rectum ke permukaan anterior sacrum.

    Batas-batas kanalis ani, ke kranial berbatasan dengan rectum disebut ring

    anorektal, ke kaudal dengan permukaan kulit disebut garis anorektal, ke lateral

    dengan fossa ischiorectalis, ke posterior dengan os koksigeus, ke anterior pada

    laki-laki dengan sentral perineum, bulbus urethra dan batas posterior diafragma

    urogenital (ligamentum triangulare) sedang pada wanita korpus perineal,

    diafragma urogenitalis dan bagian paling bawah dari dinding vagina posterior.

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 8

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    9/23

    Ring anorektal dibentuk oleh m.puborektalis yang merupakan bagian serabut m.

    levator ani mengelilingi bagian bawah anus bersama m. spincter ani ekternus.

    Vaskularisasi kanal anal berasal dari :

    A. Hemorrhoidalis superior cabang a. mesenterika inferior

    A. Hemorrhoidalis media cabang a. iliaca eksterna

    A. Hemorrhoidalis inferior cabang a. pudenda

    Vaskularisasi rectum dan kanalis anal sebagian besar diperoleh melalui

    arteri hemoroidlis superior, media, dan inferior. Arteri hemoroidalis superior

    merupakan kelanjutan akhir arteri mesentrika inferior. Arteri hemoroidalis media

    merupakan cabang ke anterior dari arteri hipogastrika. Arteri hemoroidalis inferior

    dicabangkan oleh arteri pudenda interna yang merupakan cabang dari arteri iliaca

    interna, ketika arteri tersebut melewati bagian atas spina ischiadica.

    Aliran limfe dari rektum mengikuti vasa hemoroidales superior ke lnn

    mesenterika inferior menuju lnn para aorta, sedang dari kanalis ani menuju ke lnn

    inguinalis kemudian lnn illiaca ekterna dan lnn illiaci kommunis, sehingga bila

    ada keganasan dan infeksi dapat menyebar sampai inguinal.

    Inervasi kanalis ani diatur oleh saraf somatik sehingga sangat sensitif

    terhadap rasa sakit, sedang rektum oleh saraf viseral sehingga kurang sensitif

    terhadap rasa sakit. Rektum diinervasi oleh saraf simpatis dari pleksus

    mesenterika inferior dan n.presakralis (hipogastrica) yang berasal dari L2,3,4 dan

    saraf parasimpatis dari S2,3,4.

    B. DEFINISI

    Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang

    tidak merupakan keadaan patologik, hanya apabila hemoroid ini menyebabkan

    keluhan atau penyulit, maka diperlukan tindakan.4

    Hemoroid normalnya terdapat pada individu sehat dan terdiri dari bantalan

    fibromuskular yang sangat bervaskularisasi yang melapisi saluran anus. Hemoroid

    diklasifikasikan menjadi dua yaitu hemoroid eksterna, hemoroid interna.

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 9

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    10/23

    Hemoroid eksterna merupakan pelebaraan dan penonjolan pleksus

    hemoroidalis inferior, terdapat di sebelah distal garis mukokutan di dalam

    jaringan di bawah epitel anus.

    Hemoroid interna adalah kondisi dimana pleksus v. hemoroidalis superior

    di atas garis mukutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini merupakan

    bantalan vaskuler di dalam jaringan sub mukosa pada rektum sebelah bawah.

    Hemoroid interna terdapat pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan (jam 11),

    kanan belakang (jam 7) dan lateral kiri (jam 3), yang oleh Miles disebut Three

    Primary Haemorrhoidal Areas. Hemoroid yang lebih kecil tedapat di antara

    ketiga letak primer tersebut dan kadang juga sirkuler.4

    Hemoroid interna dibagi menjadi 4 derajat yaitu :

    Hemoroid Interna

    Derajat Berdarah Menonjol Reposisi

    I + - -

    II + + Spontan

    III + + Manual

    IV + Tetap Tidak dapat

    Pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan

    keadaan patologik, tetapi sering menimbulkan gejala nyeri saat defekasi sehingga

    memerlukan tindakan.

    C. ETIOLOGI

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 10

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    11/23

    Penyebab hemoroid tidak diketahui, konstipasi kronis dan mengejan saat

    defekasi mungkin penting. Mengejan menyebabkan pembesaran dan prolapsus

    sekunder bantalan pembuluh darah hemoroidalis. Jika mengejan terus menerus,

    pembuluh darah menjadi berdilatasi secara progresif dan jaringan sub mukosa

    kehilangan perlekatan normalnya dengan sfingter internal di bawahnya, yang

    menyebabkan prolapsus hemoroid yang klasik dan berdarah. Selain itu faktor

    penyebab hemoroid yang lain yaitu : kehamilan, obesitas, diet rendah serat dan

    aliran balik venosa.1,4

    D. FAKTOR RESIKO

    Faktor risiko hemoroid banyak sekali, sehingga sukar bagi kita untuk

    menentukkan penyebab yang tepat bagi tiap kasus. Faktor risiko hemoroid yaitu:

    1. Keturunan : Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis

    2. Anatomik : Vena daerah anorektal tidak mempunyai katup dan pleksus

    hemoroidalis kurang mendapat sokongan otot dan vasa sekitarnya.

    3. Pekerjaan : Orang yang harus berdiri atau duduk lama, atau harus

    mengangkat barang berat, mempunyai predisposisi untuk hemoroid.

    4. Umur : Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga

    otot sfingter menjadi tipis dan atonis.

    5. Endokrin : Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan

    anus (sekresi hormon relaksin).

    6. Mekanis : Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang

    meninggi dalam rongga perut, misalnya penderita hipertrofi prostat.

    7. Fisiologis : Bendungan pada peredaran darah portal, misalnya pada

    penderita dekompensasio kordis atau sirosis hepatis.

    5

    E. GEJALA DAN TANDA

    Pasien sering mengeluh menderita hemoroid atau wasir tanpa ada

    hubungannya dengan gejala rektum atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat

    jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada

    hemoroid eksterna yang mengalami trombosis.

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 11

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    12/23

    Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama dari hemoroid interna

    akibat trauma oleh faeces yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar

    dan tidak tercampur dengan faeces, dapat hanya berupa garis pada faeces atau

    kertas pembersih sampai pada perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air

    toilet menjadi merah. Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar berwarna

    merah segar karena kaya akan zat asam. Perdarahan luas dan intensif di fleksus

    hemoroidalis menyebabkan darah di vena tetap merupakan darah arteri.

    Kadang perdarahan hemoroid yang berulang dapat berakibat timbulnya anemia

    berat. Hemoroid yang membesar secara perlahan-lahan akhirnya dapat menonjol

    keluar menyebabkan prolaps.

    Pada tahap awal, penonjolan ini hanya terjadi pada waktu defekasi dan

    disusul reduksi spontan setelah defekasi. Pada stadium yang lebih lanjut,

    hemoroid interna ini perlu didorong kembali setelah defekasi agar masuk kembali

    ke dalam anus. Pada akhirnya hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang

    mengalami prolaps menetap dan tidak bisa didorong masuk lagi. Keluarnya

    mukus dan terdapatnya faeces pada pakaian dalam merupakan ciri hemoroid yang

    mengalami prolaps menetap. Iritasi kulit perianal dapat menimbulkan rasa gatal

    yang dikenal sebagai pruritus anus dan ini disebabkan oleh kelembaban yang terus

    menerus dan rangsangan mukus. Nyeri hanya timbul apabila terdapat trombosis

    yang luas dengan udem dan radang.4

    F. PEMERIKSAAN

    Anamnesis harus dikaitkan dengan faktor obstipasi, defekasi yang keras,

    yamg membutuhkan tekanan intra abdominal meninggi ( mengejan ), pasien

    sering duduk berjam-jam di WC, dan dapat disertai rasa nyeri bila terjadiperadangan. Pemeriksaan umum tidak boleh diabaikan karena keadaan ini dapat

    disebabkan oleh penyakit lain seperti sindrom hipertensi portal. Hemoroid

    eksterna dapat dilihat dengan inspeksi apalagi bila terjadi trombosis. Apabila

    hemoroid interna mengalami prolaps, maka tonjolan yang ditutupi epitel penghasil

    musin akan dapat dilihat apabila penderita diminta mengejan. Pada pemeriksaan

    colok dubur hemoroid intern tidak dapat diraba sebab tekanan vena didalamnya

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 12

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    13/23

    tidak cukup tinggi, dan biasanya tidak nyeri. Colok dubur diperlukan untuk

    menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum.4,5

    F.1 INSPEKSI

    Pada inspeksi, hemoroid eksterna mudah terlihat apalagi sudah

    mengandung trombus. Hemoroid interna yang prolaps dapat terlihat sebagai

    benjolan yang tertutup mukosa. Untuk membuat prolaps dapat dengan menyuruh

    pasien untuk mengejan.4

    F.2 RT

    Pada colok dubur, hemoroid interna biasanya tidak teraba dan juga tidak

    sakit. Dapat diraba bila sudah ada trombus atau sudah ada fibrosis. Trombus dan

    fibrosis pada perabaan padat dengan dasar yang lebar.5

    F.3 ANUSKOPI

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 13

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    14/23

    Dengan cara ini kita dapat melihat hemoroid interna. Penderita dalam

    posisi litotomi. Anaskopi dengan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam

    mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Benjolan

    hemoroid akan menonjol pada ujung anaskop. Bila perlu penderita disuruh

    mengejan supaya benjolan dapat kelihatan sebesar-besarnya.Pada anoskopi dapat

    dilihat warna selaput lendir yang merah meradang atau perdarahan, banyaknya

    benjolan, letaknya dan besarnya benjolan.4,5

    F.4 PROKTOSIGMOIDOSKOPI

    Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa keluhan bukan

    disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi

    (rektum/sigmoid), karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda

    yang menyertai. 4,5

    F.5 PEMERIKSAAN FAECES

    Diperlukan untuk mengetahui adanya darah samar (occult bleeding).

    G. DIAGNOSA BANDING

    Perdarahan rektum merupakan manifestasi utama hemoroid interna yang

    juga terjadi pada :

    1. Karsinoma kolorektum

    2. Penyakit divertikel

    3. Polip

    4. Kolitis ulserosa

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 14

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    15/23

    Pemeriksaan sigmoidoskopi harus dilakukan. Foto barium kolon dan

    kolonoskopi perlu dipilih secara selektif, bergantung pada keluhan dan gejala

    penderita. Prolaps rektum juga harus dibedakan dari prolaps mukosa akibat

    hemoroid interna.5

    H. KOMPLIKASI

    Perdarahan akut pada umumnya jarang , hanya terjadi apabila yang pecah

    adalah pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal

    sistemik pada hipertensi portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami

    perdarahan maka darah dapat sangat banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu

    perdarahan kronis dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia karena

    jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah yang keluar.

    Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering tidak menimbulkan keluhan pada

    penderita walaupun Hb sangat rendah karena adanya mekanisme adaptasi.

    Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk lagi (inkarserata/terjepit) akan

    mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan

    kematian.3

    I. PENATALAKSANAAN

    Terapi Non Bedah

    1) obat-obatan (medikamentosa) / diet.

    Kebanyakan penderita hemoroid derajat pertama dan derajat kedua

    dapat ditolong dengan tindakan lokal sederhana disertai nasehat

    tentang makan. Makanan sebaiknya terdiri atas makanan berserat

    tinggi seperti sayur dan buah-buahan. Makanan ini membuat gumpalanisi usus besar, namun lunak, sehingga mempermudah defekasi dan

    mengurangi keharusan mengejan berlebihan.5 Supositoria dan salep

    anus diketahui tidak mempunyai efek yang bermakna kecuali efek

    anestetik dan astringen. Hemoroid interna yang mengalami prolaps

    oleh karena udem umumnya dapat dimasukkan kembali secara

    perlahan disusul dengan tirah baring dan kompres lokal untuk

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 15

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    16/23

    mengurangi pembengkakan. Rendam duduk dengan dengan cairan

    hangat juga dapat meringankan nyeri.5

    2) Skleroterapi

    Skleroterapi adalah penyuntikan larutan kimia yang merangsang,

    misalnya 5% fenol dalam minyak nabati. Penyuntikan diberikan ke

    submukosa dalam jaringan areolar yang longgar di bawah hemoroid

    interna dengan tujuan menimbulkan peradangan steril yang kemudian

    menjadi fibrotik dan meninggalkan parut. Penyuntikan dilakukan di

    sebelah atas dari garis mukokutan dengan jarum yang panjang melalui

    anoskop. Apabila penyuntikan dilakukan pada tempat yang tepat maka

    tidak ada nyeri. Penyulit penyuntikan termasuk infeksi, prostatitis akut

    jika masuk dalam prostat, dan reaksi hipersensitivitas terhadap obat

    yang disuntikan.Terapi suntikan bahan sklerotik bersama nasehat

    tentang makanan merupakan terapi yang efektif untuk hemoroid

    interna derajat I dan II, tidak tepat untuk hemoroid yang lebih parah

    atau prolaps.4,5

    3) Ligasi dengan gelang karet

    Hemoroid yang besar atau yang mengalami prolaps dapat ditangani

    dengan ligasi gelang karet menurut Barron. Dengan bantuan anoskop,

    mukosa di atas hemoroid yang menonjol dijepit dan ditarik atau

    dihisap ke tabung ligator khusus. Gelang karet didorong dari ligator

    dan ditempatkan secara rapat di sekeliling mukosa pleksus

    hemoroidalis tersebut. Pada satu kali terapi hanya diikat satu komplekshemoroid, sedangkan ligasi berikutnya dilakukan dalam jarak waktu 2

    4 minggu.Penyulit utama dari ligasi ini adalah timbulnya nyeri

    karena terkenanya garis mukokutan. Untuk menghindari ini maka

    gelang tersebut ditempatkan cukup jauh dari garis mukokutan. Nyeri

    yang hebat dapat pula disebabkan infeksi. Perdarahan dapat terjadi

    waktu hemoroid mengalami nekrosis, biasanya setelah 7 10 hari.3,5

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 16

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    17/23

    4) Krioterapi / bedah beku

    Hemoroid dapat pula dibekukan dengan suhu yang rendah sekali. Jika

    digunakan dengan cermat, dan hanya diberikan ke bagian atas

    hemoroid pada sambungan anus rektum, maka krioterapi mencapai

    hasil yang serupa dengan yang terlihat pada ligasi dengan gelang karet

    dan tidak ada nyeri. Dingin diinduksi melalui sonde dari mesin kecil

    yang dirancang bagi proses ini. Tindakan ini cepat dan mudah

    dilakukan dalam tempat praktek atau klinik. Terapi ini tidak dipakai

    secara luas karena mukosa yang nekrotik sukar ditentukan luasnya.

    Krioterapi ini lebih cocok untuk terapi paliatif pada karsinoma rektum

    yang ireponibel. 3

    5) Hemorroidal Arteri Ligation ( HAL )

    a. Pada terapi ini, arteri hemoroidalis diikat sehingga jaringan hemoroid

    tidak mendapat aliran darah yang pada akhirnya mengakibatkan jaringan

    hemoroid mengempis dan akhirnya nekrosis.3

    b. Infra Red Coagulation ( IRC ) / Koagulasi Infra Merah.

    Dengan sinar infra merah yang dihasilkan oleh alat yang dinamakan

    photocuagulation, tonjolan hemoroid dikauter sehingga terjadi nekrosis

    pada jaringan dan akhirnya fibrosis. Cara ini baik digunakan pada

    hemoroid yang sedang mengalami perdarahan.3

    6) Generator galvanis

    Jaringan hemoroid dirusak dengan arus listrik searah yang berasal daribaterai kimia. Cara ini paling efektif digunakan pada hemoroid interna.

    7) Bipolar Coagulation / Diatermi bipolar

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 17

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    18/23

    Prinsipnya tetap sama dengan terapi hemoroid lain di atas yaitu

    menimbulkan nekrosis jaringan dan akhirnya fibrosis. Namun yang

    digunakan sebagai penghancur jaringan yaitu radiasi elektromagnetik

    berfrekuensi tinggi. Pada terapi dengan diatermi bipolar, selaput

    mukosa sekitar hemoroid dipanasi dengan radiasi elektromagnetik

    berfrekuensi tinggi sampai akhirnya timbul kerusakan jaringan. Cara

    ini efektif untuk hemoroid interna yang mengalami perdarahan.3

    Terapi bedah

    Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun

    dan pada penderita hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah juga dapat

    dilakukan dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak dapat sembuh

    dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita hemoroid derajat IV

    yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat dapat ditolong segera dengan

    hemoroidektomi.

    Prinsip yang harus diperhatikan dalam hemoroidektomi adalah eksisi yang

    hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi sehemat

    mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal dengan tidak

    mengganggu sfingter anus. Eksisi jaringan ini harus digabung dengan

    rekonstruksi tunika mukosa karena telah terjadi deformitas kanalis analis akibat

    prolapsus mukosa.4,6

    Ada tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu bedah konvensional

    (menggunakan pisau dan gunting), bedah laser ( sinar laser sebagai alat

    pemotong) dan bedah stapler (menggunakan alat dengan prinsip kerja stapler).

    Bedah Konvensional

    Saat ini ada 3 teknik operasi yang biasa digunakan yaitu:

    1. Teknik Milligan Morgan

    Teknik ini digunakan untuk tonjolan hemoroid di 3 tempat

    utama. Teknik ini dikembangkan di Inggris oleh Milligan dan Morgan

    pada tahun 1973. Basis massa hemoroid tepat diatas linea mukokutan

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 18

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    19/23

    dicekap dengan hemostat dan diretraksi dari rektum. Kemudian

    dipasang jahitan transfiksi catgut proksimal terhadap pleksus

    hemoroidalis. Penting untuk mencegah pemasangan jahitan melalui

    otot sfingter internus.

    Hemostat kedua ditempatkan distal terhadap hemoroid

    eksterna. Suatu incisi elips dibuat dengan skalpel melalui kulit dan

    tunika mukosa sekitar pleksus hemoroidalis internus dan eksternus,

    yang dibebaskan dari jaringan yang mendasarinya. Hemoroid dieksisi

    secara keseluruhan. Bila diseksi mencapai jahitan transfiksi cat gut

    maka hemoroid ekstena dibawah kulit dieksisi. Setelah mengamankan

    hemostasis, maka mukosa dan kulit anus ditutup secara longitudinal

    dengan jahitan jelujur sederhana.

    Biasanya tidak lebih dari tiga kelompok hemoroid yang

    dibuang pada satu waktu. Striktura rektum dapat merupakan

    komplikasi dari eksisi tunika mukosa rektum yang terlalu banyak.

    Sehingga lebih baik mengambil terlalu sedikit daripada mengambil

    terlalu banyak jaringan.6

    2. Teknik Whitehead

    Teknik operasi yang digunakan untuk hemoroid yang sirkuler

    ini yaitu dengan mengupas seluruh hemoroid dengan membebaskan

    mukosa dari submukosa dan mengadakan reseksi sirkuler terhadap

    mukosa daerah itu. Lalu mengusahakan kontinuitas mukosa kembali.

    3. Teknik LangenbeckPada teknik Langenbeck, hemoroid internus dijepit radier

    dengan klem. Lakukan jahitan jelujur di bawah klem dengan cat gut

    chromic no 2/0. Kemudian eksisi jaringan diatas klem. Sesudah itu

    klem dilepas dan jepitan jelujur di bawah klem diikat. Teknik ini lebih

    sering digunakan karena caranya mudah dan tidak mengandung resiko

    pembentukan jaringan parut sekunder yang biasa menimbulkan

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 19

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    20/23

    stenosis.5 Dalam melakukan operasi diperlukan narkose yang dalam

    karena sfingter ani harus benar lumpuh.

    Bedah Laser

    Pada prinsipnya, pembedahan ini sama dengan pembedahan konvensional,

    hanya alat pemotongnya menggunakan laser. Saat laser memotong, pembuluh

    jaringan terpatri sehingga tidak banyak mengeluarkan darah, tidak banyak luka

    dan dengan nyeri yang minimal. Pada bedah dengan laser, nyeri berkurang karena

    saraf rasa nyeri ikut terpatri. Di anus, terdapat banyak saraf.

    Pada bedah konvensional, saat post operasi akan terasa nyeri sekali karena

    pada saat memotong jaringan, serabut saraf terbuka akibat serabut saraf tidak

    mengerut sedangkan selubungnya mengerut.

    Sedangkan pada bedah laser, serabut saraf dan selubung saraf menempel

    jadi satu, seperti terpatri sehingga serabut syaraf tidak terbuka. Untuk

    hemoroidektomi, dibutuhkan daya laser 12 14 watt. Setelah jaringan diangkat,

    luka bekas operasi direndam cairan antiseptik. Dalam waktu 4 6 minggu, luka

    akan mengering. Prosedur ini bisa dilakukan hanya dengan rawat jalan.7

    Bedah Stapler

    Teknik ini juga dikenal dengan nama Procedure for Prolapse Hemorrhoids

    (PPH) atau Hemoroid Circular Stapler. Teknik ini mulai diperkenalkan pada tahun

    1993 oleh dokter berkebangsaan Italia yang bernama Longo sehingga teknik ini

    juga sering disebut teknik Longo. Di Indonesia sendiri alat ini diperkenalkan pada

    tahun 1999. Alat yang digunakan sesuai dengan prinsip kerja stapler. Bentuk alat

    ini seperti senter, terdiri dari lingkaran di depan dan pendorong di belakangnya.Pada dasarnya hemoroid merupakan jaringan alami yang terdapat di

    saluran anus. Fungsinya adalah sebagai bantalan saat buang air besar. Kerjasama

    jaringan hemoroid dan m.sfingter ani untuk melebar dan mengerut menjamin

    kontrol keluarnya cairan dan kotoran dari dubur. Teknik PPH ini mengurangi

    prolaps jaringan hemoroid dengan mendorongnya ke atas garis mukokutan dan

    mengembalikan jaringan hemoroid ini ke posisi anatominya semula karena

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 20

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    21/23

    jaringan hemoroid ini masih diperlukan sebagai bantalan saat BAB, sehingga

    tidak perlu dibuang semua

    Tindakan pada hemoroid eksterna yang mengalami thrombosis

    Keadaan ini bukan hemoroid dalam arti yang sebenarnya tetapi merupakan

    trombosis vena hemoroid eksterna yang terletak subkutan di daerah kanalis analis.

    Trombosis dapat terjadi karena tekanan tinggi di vena tersebut misalnya ketika

    mengangkat barang berat, batuk, bersin, mengejan, atau partus. Vena lebar yang

    menonjol itu dapat terjepit sehingga kemudian terjadi trombosis. Kelainan yang

    nyeri sekali ini dapat terjadi pada semua usia dan tidak ada hubungan dengan

    ada/tidaknya hemoroid interna Kadang terdapat lebih dari satu trombus.4

    Keadaan ini ditandai dengan adanya benjolan di bawah kulit kanalis analis

    yang nyeri sekali, tegang dan berwarna kebiru-biruan, berukuran dari beberapa

    milimeter sampai satu atau dua sentimeter garis tengahnya. Benjolan itu dapat

    unilobular, dan dapat pula multilokuler atau beberapa benjolan. Ruptur dapat

    terjadi pada dinding vena, meskipun biasanya tidak lengkap, sehingga masih

    terdapat lapisan tipis adventitiia menutupi darah yang membeku.4

    Pada awal timbulnya trombosis, terasa sangat nyeri, kemudian nyeri

    berkurang dalam waktu dua sampai tiga hari bersamaan dengan berkurangnya

    udem akut. Ruptur spontan dapat terjadi diikuti dengan perdarahan. Resolusi

    spontan dapat pula terjadi tanpa terapi setelah dua sampai empat hari. 4,5

    Keluhan dapat dikurangi dengan rendam duduk menggunakan larutan

    hangat, salep yang mengandung analgesik untuk mengurangi nyeri atau gesekan

    pada waktu berjalan, dan sedasi. Istirahat di tempat tidur dapat membantu

    mempercepat berkurangnya pembengkakan. Pasien yang datang sebelum 48 jamdapat ditolong dan berhasil baik dengan cara segera mengeluarkan trombus atau

    melakukan eksisi lengkap secara hemoroidektomi dengan anestesi lokal. Bila

    trombus sudah dikeluarkan, kulit dieksisi berbentuk elips untuk mencegah

    bertautnya tepi kulit dan pembentukan kembali trombus dibawahnya. Nyeri segera

    hilang pada saat tindakan dan luka akan sembuh dalam waktu singkat sebab luka

    berada di daerah yang kaya akan darah.4

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 21

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    22/23

    Trombus yang sudah terorganisasi tidak dapat dikeluarkan, dalam hal ini

    terapi konservatif merupakan pilihan. Usaha untuk melakukan reposisi hemoroid

    ekstern yang mengalami trombus tidak boleh dilakukan karena kelainan ini terjadi

    pada struktur luar anus yang tidak dapat direposisi. 4

    Dilatasi anus merupakan salah satu pengobatan pada hemoroid interna

    yang besar, prolaps, berwarna biru dan sering berdarah atau yang biasa disebut

    hemoroid strangulasi. Pada pasien hemoroid hampir selalu terjadi karena kenaikan

    tonus sfingter dan cincin otot sehingga menutup di belakang massa hemoroid

    menyebabkan strangulasi. Dilatasi dapat mengatasi sebagian besar pasien

    hemoroid strangulasi, akan terjadi regresi sehingga setidak-tidaknya akan terjadi

    penyembuhan sementara. Dilatasi tidak boleh dilakukan jika sfingter relaksasi

    ( jarang pada strangulasi), karena bisa menyebabkan inkontinensia flatus atau tinja

    atau kedua-duanya yang mungkin menetap.

    Anestesi umum dilakukan dan pasien diletakkan pada posisi lateral kiri

    atau posisi litotomi. Dengan hati-hati anus diregangkan cukup luas sehingga dapat

    dilalui 68 jari. Sangat penting sekali bahwa untuk prosedur ini diperlukan waktu

    yang cukup agar tidak merobekkan jaringan. Satu menit untuk sebesar satu jari

    sudah cukup ( berarti dibutuhkan waktu 6-8 menit), terutama jika kanalis agak

    kaku. Selama prosedur tersebut, sfingter anus dapat terasa memberikan jalan.

    Namun karena metode dilatasi menurut Lord ini kadang disertai penyulit

    inkontinensia sehingga tidak dianjurkan.3,4

    DAFTAR PUSTAKA

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 22

  • 8/4/2019 PRESUS HAEMORRHOID satrio 3

    23/23

    1. Silvia A.P, Lorraine M.W, Hemoroid, 2005. Dalam: Konsep konsep Klinis

    Proses Penyakit, Edisi VI, Patofisiologi Vol.1. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran

    EGC. Hal: 467

    2. Susan Galandiuk, MD, Louisville, KY, A Systematic Review of Stapled

    Hemorrhoidectomy Invited Critique, Jama and Archives, Vol. 137 No. 12,

    December, 2002

    3. Anonim, 2004, Hemorhoid, http://www.hemorjoid.net/hemoroid galery.html. Last

    update Desember 2009.

    4. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Hemoroid, 2004 Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah,

    Ed.2, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 672 675

    5. Werner Kahle ( Helmut Leonhardt,werner platzer ), dr Marjadi Hardjasudarma (

    alih bahasa ), 1998, Berwarna dan teks anatomi Manusia Alat Alat Dalam,Hal:

    232

    5. Mansjur A dkk ( editor ), 1999, Kapita selecta Kedokteran, Jilid II, Edisi III, FK UI,

    Jakarta,pemeriksaan penunjang: 321 324.

    6. Linchan W.M,1994,Sabiston Buku Ajar Bedah Jilid II,EGC, Jakarta,hal 56 59.

    7. Brown, John Stuart, Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor, alih Bahasa, Devi H,

    Ronardy, Melfiawati, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2001.

    DEPARTEMEN BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO 23