37
Chronic Heart Failure Pembimbing: Dr. Suharjono, Sp.PD Meristika Y.D.

Presus CHF Dr.suhardjono

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Re

Citation preview

Chronic Heart Failure

Pembimbing:Dr. Suharjono, Sp.PD

Meristika Y.D.

Identitas • Nama : Ny N• Umur : 57 th• Jenis kelamin : perempuan• Alamat : seneng, banyurejo,

mertoyudan• Agama : Islam• Pekerjaan : IRT• Tgl masuk RS : 3 Juni 2014• Tgl periksa : 5 Juni 2014

Anamnesis• Keluhan utama : Sesak napas• Keluhan tambahan : batuk berdarah• Riwayat Penyakit sekarang:

Pasien sesak napas sejak 1 HSMRS, sesak bertambah ketika berbaring atau beraktifitas ringan. Pasien batuk sejak 1 minggu SMRS, dahak bercampur darah segar sejak 1 HSMRS. Kedua kaki bengkak sejak 1 bulan terakhir. BAK (+), sedikit. Pasien sudah mulai merasa sering sesak dan mudah lelah kalau beraktifitas sehari-hari sejak ± 2 bulan terakhir. Nyeri dada (-)

Riwayat penyakit dahulu • Pasien post mondok 10 hari yll

karena keluhan sesak napas.• Riwayat hipertensi disangkal.• Riwayat DM disangkal.• Riwayat asma disangkal.

Riwayat penyakit keluarga– penyakit hipertensi : disangkal– penyakit DM : disangkal– penyakit jantung : disangkal– penyakit Asma : disangkal

Pemeriksaan fisik

• Keadaan umum: tampak sesak• Kesadaran : composmentis• Vital sign : – Tekanan darah: 110/70 mmHg– Nadi : 100 x/menit, reguler– Suhu : 36,4 °c– Frekuensi pernafasan: 32 x/menit

Pemeriksaan FisikKepala : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik

(-/-), kelopak edema (-/-), nafas cuping (+), sianosis (-)

Leher : lnn ttb, JVP ↑Thoraks : simetris, ketinggalan gerak (-)Pulmo : vesikuler +/+, RBB +/+Cor : Ictus cordis di SIC VI linea axillaris

anterior, kuat angkat.: Batas Cor Atas: SIC III Kanan: SIC V parasternal dextra Kiri: SIC VI linea axillaris anterior: S1S2 reguler, takikardia, bising

(-)Abdomen: supel, BU (+), NT epigastrik, H/L ttbEkstremitas: eritema palmaris -/-, akral hangat,

edema pitting tungkai +/+.

Pemeriksaan laboratorium 3/6/2014Pemeriksaan Hasil Nilai normal (female) Satuan

Darah rutin

WBC 12,6 4.00– 11.00 103/uL

RBC 5,1 4.2 – 5.4 106/uL

HGB 14,0 11,5 – 16,5 g/dL

HCT 43,5 37 – 47 %

PLT 194 150 – 450 103/dL

Kimia Darah

GDA 189 70-140 Mg/dl

Ureum 20.4 16,6 – 48,5 Mg/dl

Creatinin 1,28 0.6 – 1.2 Mg/dl

SGOT/ASAT 29.5 < 32 U/L

SGPT/ALAT 18.9 < 33 U/L

Kolesterol 138 135 – 155 meq/L

Trigliserida 4,0 3.5 – 5.5 meq/L

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

• Foto Thorax :– Cor = cardiomegali– Pulmo = dalam batas normal

DIAGNOSIS BANDING

• Dispnea et causa– Chronic heart failure– Ischemic heart disease

DIAGNOSIS KERJA

• Chronic heart failure III – IV

Therapy

• O2 2 L/m• Inf D5% 10 tpm• Inj. Ranitidin 2x1 A• Inj. Farsix 1-1-0• KSR 1x tab I• Aspilet 1x tab I• Ambroxol 3x tab I• Digoxin 1x tab I

Definisi • Gagal jantung adalah sindrom klinis

(sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung.

• Gagal jantung kronik adalah sindrom klinik yang komplek yang disertai keluhan gagal jantung berupa sesak, fatik, baik dalam keadaan istirahat atau latihan, edema dan tanda objektif adanya disfungsi jantung dalam keadaan istirahat.

Etiologi • Disfungsi miokard, endokard,

perikardium, pembuluh darah besar• Aritmia• Kelainan katup• Gangguan irama

Pembagian GJ

Berdasarkan:A. Cardiac output

high output failurelow output failure

B. Fungsi kontraksi ventrikeldisfungsi sistolik vent. Kiri disfungsi diastolik vent. kiri

C. Presentasi klinikGJAGJK

Diagnosis GJ• Anamnesis• Pemeriksaan fisik• Pemeriksaan foto thoraks• Pemeriksaan EKG• Pemeriksaan ekokardiografi• Pemeriksaan laboratorium (kalau

perlu)

GJK Diagnosis ditegakkan minimal ada 1 kriteria

mayor dan 2 kriteria minorKriteria framingham

Mayor•Paroksimal nokturnal dispnea•Distensi vena leher•Ronki paru•Kardiomegali•Edema paru akut•Gallop s3•Peninggian Vena Jugularis•Reflux hepatojugular

Minor:•Edema ekstremitas•Batuk malam hari•Dispnea d’effort•Hepatomegali•Efusi pleura•Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal•Takikardia (>120 menit)

GJKKeluhan: dyspnea• Dyspnea d’effort• Orthopnea• Paroxysmal nocturnal dyspnea

Gejala:Tanda retensi cairan:Edema tungkai, scrotum, labia mayorAscitesHepatosplenomegaliDistensi vena jugularis

Pemeriksaan: ronchi basah basal pada paru

Klasifikasi NYHAKapasitas Fungsional Fatik, palpitasi, dispnea,

nyeri angina saat aktivitas

Kelas I Tidak adaKelas II Aktivitas sehari-hariKelas III Lebih ringan dari

aktivitas sehari-hariKelas IV Tiap aktivitas fisik,

bahkan mungkin saat istirahat

Patogenesis GJ

Penatalaksanaan GJK

Terapi Farmakologi

ACE inhibitor/ penyekat enzim konversi angiotensin

• Harus diberikan sebagai terapi awal bila tidak ditemui retensi cairan. Bila disertai retensi cairan harus diberikan bersama diuretik.

Dosis yang dianjurkan

Nama Dosis inisial Dosis maintenece

captopril 6,25-12,5 mg 3x/hr

25-50 3x/hari

lisinopril 2,5mg 1x/hr 5-20 1x/hari

Enalapril 2,5 mg1x/hr 10mg 2x/hari

Diuretik

• Bila ditemukan beban cairan berlebihan, kongesti paru, dan edema perifer.

Nama Dosis inisial Rekomendasi harian

Efek samping

Loop diureticsFurosemid 20-40 250-500 Hipokalemia,

hipomagnesemia, hiponatremia

Tiazid Hidroclorotiazid 25 50-75 Hipokalemia,

hipomagnesemia, hiponatremia

Potassium-sparing diureticsSpironolactone

26(+ACEI)/ 50

50(+ACEI)/100-200 Hiperkalemia, ginekomastia

Antagonist reseptor aldosteron

• Petimbangkan apabila GJ berat (NYHA III-IV)

• Periksa potassium serum (<5.0mmol/L) dan kreatinin (<250umol/L)

Beta blocker (penyekat beta)

• Direkomendasi pada semua gagal jantung.

Nama Dosis awal (mg)

Kenaikan (mg/hr)

Target (mg/hr)

Titrasi peroid

Bisoprolol 1,25 2,5-3,75-5-7,5-10

10 Minggu-bulan

Metoprolol suksinat

5 10-15-30-50-75-100

100 Minggu-bulan

Carvedilol 12,5-25 25-50-100-200

200 Minggu-bulan

Antagonis penyekat reseptor angiotensin II

• Alternatif bila pasien intoleran terhadap ACE inhibitor

Nama Dosis

Candesartan 4 1x/hr

valsartan 40 2x/hr

Irbesartan 150-300

Hidralazin-isosorbid dinitrat

• Pada keadaan dimana pasien tidak toleran thd penyekat enzim konversi angiotensin atau penyekat angiotensin II.

• Dosis besar (300mg) dengan ISDN 160mg tanpa penyekat enzim konversi angiotensin dikatakan dapat menurunkan mortalitas

Nesiritid • Vasodilator.• Menurunkan pre dan afterload• Meningkatkan curah jantung tanpa

efek inotropik

Glikosida jantung (digitalis)

• Indikasi pada fibrilasi atrium pada berbagai derajad gagal jantung

Inotropik positif• Penyekat fosfodiesterase, spt

milrinon, enoksimon efektif bila digabung dengan penyekat beta, dan mempunyai efek vasodilatasi perifer dan koroner.

• Levosimendan, merupakan sensitisasi kalsium yang baru. Efek vasodilatasi, tidak menimbulkan hipotensi.

Terima Kasih