PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    1/35

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Distensi uterus merupakan masalah dalam kehamilan dimana ibu bersalin

    dengan uterus lebih besar dari umur kehamilan. Volume uterus pada aterm adalah 5L,

    teteapi dapat juga mencapai 20L dengan berat rata-rata 1.100gr. Pembesaran uterus

    ang lebih besar pada saat kehamilan bisa disebabkan oleh unsur uterus, air ketuban,

    plasenta, ataupun janinn a sendiri. Pembesaran uterus karena janin adalah

    makrosomia dan kehamilan ganda, sedangkan air ketuban ang membuat pembesaran

    uterus adalah polihodiroamnion.

    !airan amnion merupakan membrane ang kuat dan kokoh, tetapi "leksibel.

    #ungsi dari amnion ini adalah sebagai pelindung janin dari trauma "isik, membantu pertumbuhan paru dan memberikan penghalang terhadap in"eksi. Volume cairan

    ketuban ang normal ber$ariasi. Volume rata-rata meningkat dengan usia kehamilan,

    memuncak sampai %00-1000 ml, ang bertepatan dengan usia kehamilan &'-&(

    minggu. Peningkatan abnormal dari cairan ketuban, polihidramnion, dapat

    memperlihatkan suatu anomali janin ang mungkin terjadi. Volume cairan amniotik

    tidak cukup, oligohidramnion, menjadikan perkembangan jaringan paru-paru janin

    tidak sempurna dan dapat men ebabkan kematian janin.)1,2,&*

    Pembesaran uterus karena makrosomia atau dari "aktor janin. +akrosomia

    adalah salah satu komplikasi pada kehamilan ang akan berdampak buruk pada

    persalinan dan pada saat ba i lahir apabila komplikasi tersebut tidak dideteksi secara

    dini dan segera ditangani. a i besar )makrosomia* adalah ba i ang begitu lahir

    memiliki bobot lebih dari 000 gram. Pada normaln a, berat ba i baru lahir adalah

    sekitar 2.500- 000 gram. #aktor risiko ang dapat men ebabkan makrosomia adalah

    usia kehamilan lebih dari 2 minggu dapat men ebabkan makrosomia sekitar 2,5 .erat badan ibu ang lebih dari /0kg, multipara, diabetes gestasional. Pada panggul

    normal, janin dengan berat badan kurang dari 500 gram pada umumn a tidak

    menimbulkan kesukaran persalinan. esukaran dalam persalinan normal dapat terjadi

    karena kepala ang besar atau kepala ang lebih keras )pada post maturitas* tidak

    dapat memasuki pintu atas panggul, atau karena bahu ang lebar sulit melalui rongga

    panggul. pabila kepala anak sudah lahir tetapi kelahiran bagian-bagian lain macet

    janin dapat meninggal akibat as"iksia. Pada disproporsi se"alopel$ik )tidak seimbang

    kepala panggul* karena janin besar, seksio sesarea perlu dipertimbangkan. ) ,5*

    1

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    2/35

    Pembesaran uterus karena hamil ganda atau dari "aktor janin ehamilan kembar

    ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih. ehamilan dan persalinan

    memba a risiko bagi janin. Dapat men ebabkan kelainan kromosom, premature,

    anomal , hipoksia dan trauma. 3ukum 3ellin men atakan bah a perbandingan antara

    kehamilan kembar dan tunggal ialah 14%0, untuk triplet 14%0 2, dan untuk kuadruplet

    14%0&. nsiden kembar dua janin atau lebih meningkat signi"ikan selama 15 tahun ini,

    dikarenakan ketersediaan dan pengggunaan obat-obat penginduksi o$ulasi dan

    assisted reproductive technology ) 67*. )1,'*

    erikut ini diajukan suatu kasus anita 1' tahun ang masuk ke 8D

    ebidanan dan didiagnosa dengan mpending eklampsi pada 8 1 hamil &(-&% minggu.

    Pasien rujukan dari puskesmas +atraman, 9elanjutn a akan dibahas mengenai

    pemeriksaan, diagnosa, serta penatalaksanaan kasus ini sesuai dengan literatur ang

    ada.

    2

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    3/35

    BAB II

    ILUSTRASI KASUS

    I.1 Identitas Pasien (Gemelli)

    :ama 4 : . 9D

    ;mur 4 2& tahun

    Pendidikan 4 9L7

    Pekerjaan 4 bu 6umah 7angga

    lamat 4 +atraman

    :o. 6+ 4 210 5

    I.2 Anamnesa

    9eorang pasien anita datang dengan 82P1 0 hamil &(-&% minggu, janjin

    gemelli kepala-kepala hidup keduan a.

    Kelu an Utama !

    +ulas-mulas sejak 22.&0 )& jam 9+69*

    Kelu an Tam"a an !

    7idak ada

    Ri#a$at Pen$a%it Se%a&an' !

    Pasien mengaku hamil / bulan, 3P37 lupa. Pasien mengaku :!di

    puskesmas 6a amangun tiap bulan, dikatakan tidak ada darah tinggi selama

    kehamilan. 6i a at ;9841< dikatakan ba i dalam keadaaan baik namun berat

    badan ba i kecil sehingga membutuhkan : !;. +ulas-mulas ada , keluar air-air

    tidak ada, tidak ada lendir darah dan keputihan disangkal. 8erak janin akti".

    dan normal.Ri#a$at Pen$a%it Da ulu !

    7idak ada ri a at hipertensi, diabetes mellitus, asma, pen akit jantung, dan alergi.

    Ri#a$at Pen$a%it Kelua&'a !

    bu mengalami hipertensi, tetapi untuk diabetes mellitus, asma, pen akit jantung,

    dan alergi pada keluarga pasien disangkal.

    Ri#a$at enst&uasi !

    &

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    4/35

    +enarche usia 12 tahun, siklus haid teratur, lama haid 5-( hari, ganti pembalut &-

    kali dalam 1 hari.

    Ri#a$at eni%a !

    1

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    5/35

    2=5-&=5

    Peme&i%saan Penun an'

    Ult&as*n*'&a/i

    - PD4 %,/- 3!4 &1,%(- !4 &1,0'- ! 4 9p

    I.0 Dia'n*sa Ke& a

    mpending Aklampsia pada 81 hamil &(-&% minggu, ?P 73 belum inpartu

    dengan permasalahan !ortical blindnsess

    I. Ren ana Peme&i%saan Penun an'Darah Lengkap, LD3, ;r=!r, 7rombosit

    I.3 Ren ana Pen'*"atan1. Ebser$asi 77V, obser$asi perdarahan, D??2. Ebser$asi perburukan PA&. 6encana 9! ! to

    . 6L F +g9E 0 selama % jam5. +g9E 0 , g bolus'. :i"edipine 10mg=20 menit )ma<

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    6/35

    Aklamsia

    P4Ebs4 ;, 77V, korpus uteri, perdarahan

    Ebser$asi kejang4

    - +g9E 0 g bolus i$- +g9E 0 1gr=jam )2 jam*

    !e"tria

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    7/35

    tidak anemis dan tidak ikterik,Paru4 $esicular,

    hee@ing tidak ada dikedua paru, ronkhi F=-?antung4 ? 1-2reguler tanpa murmurdan gallop

    bdomen4 supel, n eritekan tidak ada, bisungusus positi" normalAkstremitas4 akralhangat, !67B 2s,edem tidak ada9tatus obstetris4 7#; 4 2 jari ba ah

    pusat, kontaksi baik

    4 $=u tenangV7 4 tidak ada kassa,tidak ada perdarahan

    - 9usp Adema paru dd pneumonia

    jam- n"us 6L 500ccF

    oksitosin '0 i;- dalat Eros

    1

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    8/35

    ada, n eriuluh hati tidak ada

    +ata4 onjungti$atidak anemis dan tidak ikterik,Paru4 $esicular,

    hee@ing tidak ada dikedua paru, ronkhitidak ada di kedua

    paru?antung4 ? 1-2reguler tanpa murmurdan gallop

    bdomen4 supel, n eritekan tidak ada, bisungusus positi" normalAkstremitas4 akralhangat, !67B 2s,edem tidak ada

    9tatus obstetris4 7#; 4 2 jari ba ah pusat, kontaksi baik

    4 $=u tenang, perdarahan akti" tidakada

    permasalahan4- - PA 7D

    terkontrol- 6i a at

    eklampsia

    Puerpuralisnemia+ikrositikhipokrom ec de"

    besi

    +etildopa &

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    9/35

    Diskusi dengan DP?P dr. Gu un 9p.E8 ) * pasien dengan permasalahan saat ini

    trombosit 122.000, meningkat dari 102000 tanggal 1%=2=1'* dengan 7D terkontrol

    1 0=/0 dan nadi /0;< (:) 1',2 14 1 924E&it&*sit ( uta5uL) ,5% ,.70 2.84Leu%*sitHitun' ?enis!

    - Bas*/il- E*sin*/il- Net&*/il- Lim/*sit- *n*sit

    12.72

    00,5

    489210.05,

    10.41

    06

    7,9,892892

    11.36

    0,(197

    729711&,%

    T&*m"*sit(Ri"u5mm , )

    225 102 122

    Hem*stasis7

    !7&'

    --

    --

    Kimia Klini% 8ula Darah 9e aktuEle%t&*lit

    :atrium ):a*alium ) *loridusa )!l*lbumin

    98E798P7Analisa Gas Da&a

    p3PE23!E&7!E2

    ase A10910918493

    (1

    -----

    (, 2',190112192>,9022,&8790

    /

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    10/35

    10

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    11/35

    BAB III

    TIN?AUAN PUSTAKA

    III.1. Hi+e&tensi Dalam Ke amilan

    III.1.1 Pen'e&tian Hi+e&tensi Dalam Ke amilan

    3ipertensi dalam kehamilan adalah tekanan sistolik H 1 0 mm3g atau

    tekanan diastole H /0 mm3g ang dinilai pada dua kali penilaian ang berjarak '

    jam. )1*

    III.1.2 Klasi/i%asi Pe&da&a an Hi+e&tensi dalam %e amilan )1,2,%,/*

    lasi"ikasi klinis perdarahan hipertensi dalam kehamilan aitu4

    1. Hi+e&tensi K&*ni% aitu hipertensi dalam kehamilan ang terjadi

    sebelum kehamilan tanpa disertai peroteinuri. Dapat terjadi sampai 12

    minggu post partum, onset hipertensi sebelum hamil atau sebelum usia

    kehamilan 20 minggu dan menggunakan obat anti hipertensi sebelum

    kehamilan.

    2. Hi+e&tensi Gestasi*nal aitu hipertensi dalam kehamilan ang

    meningkat setelah 20 minggu tanpa disertai peroteinuri. Dapat terjadi

    sampai 12 minggu post partum&. Su+e&im+*sed P&ee%alm+si aitu hipertensi kronik ang disertai

    proteinuri

    . P&ee%lam+si aitu hipertensi setelah 20 minggu dengan tekanan darah

    ang normal sebelum kehamilan. Disertai dengan proteinuri.

    5. E%lam+si aitu anita hami dengan preeklamsi tanpa sebab ang jelas

    mengalami kejang.

    III.1., -a%t*& Resi%* Te& adin$a Pe&da&a an Hi+e&tensi dalam %e amilan)2,%*

    1. Hi+e&tensi K&*ni%

    a. diopatik 1* 3ipertensi esensial

    b. elainan pembuluh darah1* 3ipertensi reno$ascular 2* oarktasio aorta

    c. elainan endokrin1* Diabetes mellitus2* 3ipertiroid

    &* 9indrom cushing* 3iperperparatiroid

    11

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    12/35

    d. elainan 8injal1* Diabetic ne"ropati2* 8agal ginjal akut dan kronik &* :ekrosisi pada tubular dan cortical

    * Pielone"ritis

    5* 8injal polikistik e. elainan ?aringan kat

    1* 9LA

    2. P&ee%lams+si!

    a. ;sia B 20 tahun atau H &5 tahun b. :uliparac. Diabetes mellitusd. 8anguan 8injale. n$ersi uterus". 6i a at eluarga

    III.2. Hi+e&tensi K&*ni% (7)

    III.2.1 Pat*/*sisi*l*'i

    9elama kehamilan normal, $olume darah ibu meningkat 0-'0 . 3al ini akan

    mrngubah cardiac output dan akan meningkat secara signi"ikam aliran darah pada

    ginjal. 7ekanan darah normaln a akan menurun pada trimester pertama karena

    peningkatan dari progesterone, kemudian akan mencapai titik terendahpada trimester

    kedua kemudian kembali seperti normaln a pada akhir trimester tiga.

    III.2.2 Dia'n*sis

    Pada pemeriksaan tekanan darah keadaan tekanan sistolik H 1 0 mm3g atau

    tekanan diastole H /0 mm3g ang dinilai pada dua kali penilaian ang berjarak '

    jam.Dan diukur pada kedua tangan dengan posisi pasien duduk.

    7es lab seperti darah lengkap, glukosa darah, elektrolit, kreatinin dan kultur

    urin. Pada pasien ang memiliki gagal ginjal )serum kreatinin H 0.% mg=dL, urine

    protein H 1F pada dipstick*, tamping urin 2 jam untuk melihat cleareance creatinin

    dan total protein ang akan membedakan dengan preeklamsi*. Pada gambaran A 8

    akan men ebabkan hipertro"i $entrikel kiri, pada rontgen thora< terdapat gambaran

    kardiomegali.

    III.2., Pentala%sanaan

    12

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    13/35

    ?enis Anti i+e&tensi +ada Hi+e&tensi K&*ni% (798)

    a. +eth ldopa dosis 500mh-2g dibagu dalam 2- dosis,

    b. Labetolol 100mg dosis maksimum 200mg

    c. :i"edipine dosis a al &0mg perhari

    III.2.0 P&*'n*sis (,90)

    a. ?anin

    ;#86, superimposed preeclampsia, preterm

    ". I"u

    nsu"iesiensi ginkal dan atau sakit jantung.

    III.,. Hi+e&tensi Gestasi*nal

    3ipertensi 8estasional aitu hipertensi dalam kehamilan ang

    meningkat setelah 20 minggu tanpa disertai peroteinuri. Dapat terjadi sampai12 minggu post partum.

    1&

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    14/35

    III.,.1 Klasi/i%asi i+e&tensi 'estasi*nal (7)

    a. Den'an +en$ulit

    ondisi dengan pen ulit seperti pregestasional D+ tipe 1 I 2 atau pen akit

    ginjal. Pada keadaaan ini kontrol tekanan darah harus dieperketat jika tidak

    akan berrisiko tinggi dengan pen akit kardio$askular

    ". Den'an P&ee%alm+si

    3ampir setengah dari anita ang terkena hipertensi gestasional

    ditemukan sindrom preekalmpsia seperti sakit kepala, n eri epigastrium,

    proteiunuri dan ttrombositopenia .)2*

    III.,.2 Penatala%sanaan

    a. Tatala%sana Umum (16)

    - Pantau tekanan darah, urin )untuk proteinuria*, dan kondisi janin setiap minggu.

    - ?ika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia ringan.

    1

    Ta"el 1. Klasi/i%asi Hi+e&tensi Gestasi*mal (2)

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    15/35

    - ?ika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, ra at

    untuk penilaian kesehatan janin.

    - eri tahu pasien dan keluarga tanda baha a dan gejala preeklampsia dan

    eklampsia.

    - ?ika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal.

    III.0 Su+e&im+*sed +&ee%lam+sia +ada i+e&tensi %&*ni%

    bu dengan ri a at hipertensi kronik )sudah ada sebelum usia

    kehamilan 20 minggu*

    7es celup urin menunjukkan proteinuria HF1 atau trombosit

    B100.000 sel=uL pada usia kehamilan H 20 minggu

    III. . P&ee%lam+si

    Preeklampsi aitu hipertensi setelah 20 minggu dengan tekanan darah ang

    normal sebelum kehamilan. Disertai dengan proteinuri

    III. .1 Klasi/i%asi (16)

    III. .1.1 P&ee%lam+sia Rin'an

    7ekanan darah J1 0=/0 mm3g pada usia kehamilan H 20 minggu

    7es celup urin menunjukkan proteinuria 1F atau pemeriksaan protein kuantitati"

    menunjukkan hasil H&00 mg=2 jam

    III. .1.2 P&ee%lam+sia Be&at

    7ekanan darah H1'0=110 mm3g pada usia kehamilan H20 minggu

    7es celup urin menunjukkan proteinuria J2F atau pemeriksaan

    protein kuantitati" menunjukkan hasil H5 g=2 jam

    tau disertai keterlibatan organ lain4

    K 7rombositopenia )B100.000 sel=uL*, hemolisis mikroangiopati

    K Peningkatan 98E7=98P7, n eri abdomen kuadran kanan atas

    K 9akit kepala , skotoma penglihatan

    K Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion

    K Adema paru dan=atau gagal jantung kongesti"

    K Eliguria )B 500ml=2 jam*, kreatinin H 1,2 mg=dl

    III. .2 Eti*l*'i (2)

    a* mplantasi plasenta dengan in$asi abnormal tro"oblas pada pembuluh uterin

    mpantasi normal diakarteristikan dengan membuat arteriol spiralis menjadi

    lebih luas ampai ke membrane desidua basalis. 7ro"ooblas endo$ascular menggantikan endothelial dan ototmenjadi pembuluh darah ang berdiameter besar.

    15

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    16/35

    Vena-$ena han a terdapat di super"icial. Pada kasus preeclampsia, terkadang in$asi

    tro"oblasn a menempel tidak komplit. Dengan ini pembuluh-pembuluh darah

    desidual, taoi tidak oada pembuluh miometrial, menjadi sejalan dengan endo$ascular

    tro"oblas. 9emakin dalam arteriol miometrial tidak menghilangkan garis endothelial

    dan jaringan muskuloelastik, dan artin a han a setengah pembuluh ang tidaksesuai

    pada plasenta normal.hal ini akan membuat menghalangi aliran darah plasenta dan

    akan menurunkan pemecahan "aktor pertumbuhan antigogenic ang mungkin

    membuat remodeling $ascular. +engurangi per"usi dan akan membuat hipoksia ang

    akan men ebabkan debris plasenta atau mikropartikel ang membuat in"lamasi

    sistemik.

    Pada hipertensi dalam kehamilan, tidak terjadi in$asi sel-sel tro"oblas pada

    lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarn a. Lapisan otot arteri spiralis

    menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan

    mengalami distensi dan $asodilatasi. kibatn a, arteri spiralis relati$e mengalami1'

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    17/35

    $asokonstriksim dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta. Dampak iskemia

    plasenta akan menmbulkan perubahan-perubahan ang dapat menjelaskan

    pathogenesis 3D selanjutn a.Diameter rata-rata arteri spiralis pada hamil normal adalah 500 mikron,

    sedangkan pada preeklamsia rata-rata 200 mikron. Pada hamil normal, $asodilatasi

    lumen arteri spiralis dapat meningkatkan 10< aliran darah ke uteroplasenta.

    b* 7eori iskemia plasenta, radikal bebas, dan dis"ungsi endotel

    Plasenta ang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan

    )radikal bebas*, aitu sen a a penerima electron atau atom molekul ang mempun ai

    elektron ang tidak berpasangan.

    9alah satu oksidan penting ang dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal

    hidroksil ang sangat toksis, khususn a terhadap membrane endotel pembuluh darah.9ebenarn a, produksi oksidan pada manusia adalah suatu proses normal, karena

    oksidan memang dibutuhkan untuk perlindungant ubuh, dan a radikal hidroksil

    dalam darah mungkin dahulu dianggap sebagai bahan toksin ang beredar di dalam

    darah, makan dulu 3D disebut to

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    18/35

    preeklamsia kadar tromboksan lebih tinggi dari kadar prostasiklin sehingga terjadi

    $asokonstriksi.• Perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus.• Peningkatan permeabilitas kapilar.

    • Peningkatan produksi bahan-bahan $asopressor, aitu endotelin. adar :E)$asodilator* menurun, sedangkan endotelin )$asokonstriktor* meningkat,

    • Peningkatan "aktor koagulasi.

    III. ., Pat*/isi*l*'i (2)

    Nalaupun mekanisme pato"isiologi ang jelas tidak dimengerti, preeklamsi

    merupakan suatu kelainan pada "ungsi endotel aitu $asospasme. Pada

    beberapa kasus, mikroskop caha a menunjukkan bukti insu"isiensi plasenta

    akibat kelainan tersebut, seperti trombosis plasenta di"us, in"lamasi

    $askulopati desidua plasenta, dan in$asi abnormal tro"oblastik pada

    endometrium. 3al-hal ini menjelaskan bah a pertumbuhan plasenta ang

    abnormal atau kerusakan plasenta akibat mikrotrombosis di"us merupakan

    pusat perkembangan kelainan ini.

    3ipertensi ang terjadi pada preeklamsi adalah akibat $asospasme,

    dengan konstriksi arterial dan penurunan $olume intra$askular relati"

    dibandingkan dengan kehamilan normal. 9istem $askular pada anita hamil

    menunjukkan adan a penurunan respon terhadap peptida $asoakti" seperti

    angiotensin dan epine"rin. Nanita ang mengalami preeklamsi menunjukkan

    hiperresponsi" terhadap hormon-hormon ini dan hal ini merupakan gangguan

    ang dapat terlihat bahkan sebelum hipertensi tampak jelas. Pemeliharaan

    tekanan darah pada le$el normal dalam kehamilan tergantung pada interaksi

    antara curah jantung dan resistensi $askular peri"er, tetapi masing-masing

    secara signi"ikan terganggu dalam kehamilan. !urah jantung meningkat &0-

    50 karena peningkatan nadi dan $olume sekuncup. Nalaupun angiotensin

    dan renin ang bersirkulasi meningkat pada trimester , tekanan darah

    cenderung untuk menurun, menunjukkan adan a reduksi resistensi $askular

    sistemik. 6eduksi diakibatkan karena penurunan $iskositas darah dan

    sensi$itas pembuluh darah terhadap angiotensin karena adan a prostaglandin

    $asodilator.

    da bukti ang menunjukkan bah a adan a respon imun maternal

    ang terganggu terhadap jaringan plasenta atau janin memiliki kontribusi

    1%

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    19/35

    terhadap perkembangan preeklamsi. Dis"ungsi endotel ang luas menimbulkan

    mani"estasi klinis berupa dis"ungsi multi organ, meliputi susunan sara" pusat,

    hepar, pulmonal, renal, dan sistem hematologi. erusakan endotel

    men ebabkan kebocoran kapiler patologis ang dapat bermani"estasi pada ibu

    berupa kenaikan berat badan ang cepat, edema non dependen )muka atau

    tangan*, edema pulmonal, dan hemokonsentrasi. etika plasenta ikut terkena

    kelainan, janin dapat terkena dampakn a akibat penurunan aliran darah utero-

    plasenta. Penurunan per"usi ini menimbulkan mani"estasi klinis seperti tes laju

    jantung janin ang non-reassuring , skor rendah pro"il bio"isik,

    oligohidramnion, dan pertumbuhan janin terhambat pada kasus-kasus ang

    berat.

    9elama kehamilan normal, tekanan darah sistolik han a berubah

    sedikit, sedangkan tekanan darah diastolik turun sekitar 10 mm3g pada usia

    kehamilan muda )1&-20 minggu* dan naik kembali pada trimester ke .

    Pembentukkan ruangan inter$illair, ang menurunkan resistensi $askular, lebih

    lanjut akan menurunkan tekanan darah.

    III. . ANAGE EN HIPERTENSI DALA KEHA ILAN

    A. Penatala%sanaan i+e&tensi dalam %e amilan1. Panduan Penatala%sanaan

    Laporan :3 PAP Working Group , men ediakan & panduan

    penatalaksanaan 4a* Persalinan merupakan terapi ang paling tepat untuk ibu, tetapi tidak

    demikian untuk janin. Dasar terapi di bidang obstetrik untuk

    preeklamsi berdasarkan apakah janin dapat hidup tanpa komplikasi

    neonatal serius baik dalam uterus maupun dalam pera atan rumah

    sakit. b* Perubahan pato"isiologi pada preeklamsi berat menunjukkan bah a

    per"usi ang buruk merupakan sebab utama perubahan "isiologis

    maternal dan meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal.1/

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    20/35

    esempatan untuk mengatasi preeklamsi dengan diuretik atau dengan

    menurunkan tekanan darah dapat menimbulkan perubahan

    pato"isiologis.c* Perubahan patogenik pada preeklamsi telah ada jauh sebelum

    diagnostik klinis timbul. Penemuan ini menunjukkan bah a perubahan

    ire$ersibel terhadap kesejahteraan janin dapat terjadi sebelum

    diagnosis klinis. ?ika ada pertimbangan konser$ati" daripada

    persalinan, maka ditujukan untuk memperbaiki kondisi ibu agar janin

    dapat menjadi matur.2. Penan'anan +&a>%e amilan

    9etiap anita harus die$aluasi sebelum konsepsi untuk menentukan

    kondisi tekanan darahn a. ?ika terdapat hipertensi, dapat ditentukan

    beratn a, sebab sekunder ang mungkin, kerusakan target organ, dan

    rencana strategis penatalaksanaann a. eban akan anita penderita

    hipertensi ang merencanakan kehamilan harus menjalani skrining adan a

    "aeokromositoma karena angka morbiditas dan mortalitasn a ang tinggi

    apabila keadaan ini tidak terdiagnosa pada ante partum.Pada umumn a, "rekuensi kunjungan antenatal menjadi sering pada

    akhir trimester untuk menemukan a al preeklamsi. Nanita hamil dengan

    tekanan darah ang tinggi ) ≥ 1 0=/0 mm3g* akan die$aluasi di rumah sakit

    sekitar 2-& hari untuk menentukan beratn a hipertensi. Nanita hamil

    dengan hipertensi ang berat akan die$aluasi secara ketat bahkan dapat

    dilakukan terminasi kehamilan. Nanita hamil dengan pen akit ang ringan

    dapat menjalani ra at jalan.Pada anita penderita hipertensi ang merencanakan kehamilan,

    penting diketahui mengenai penggantian medikasi anti hipertensi ang

    telah diketahui aman digunakan selama kehamilan, seperti metildopa atau

    beta bloker. Penghambat !A dan 6 jangan dilanjutkan sebelum

    terjadin a konsepsi atau segera setelah kehamilan terjadi.Pera atan di rumah sakit dipertimbangkan pada anita dengan

    hipertensi berat, terutama apabila terdapat hipertensi ang persisten atau

    bertambah berat atau munculn a proteinuria. A$aluasi secara sistematis

    meliputi 4Pemeriksaan detil diikuti pemeriksaan harian terhadap gejala klinis

    seperti sakit kepala, pandangan kabur, n eri epigastrium, dan penambahan berat badan secara cepat.

    20

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    21/35

    Penimbangan berat badan saat masuk rumah sakit dan setiap hari

    setelahn a.nalisis proteinuria saat masuk rumah sakit dan setiap 2 hari.

    Pengukuran tekanan darah dengan posisi duduk setiap jam kecuali

    saat pertengahan tengah malam dengan pagi hari.Pengukuran serum kreatinin, hematokrit, trombosit, dan serum

    en@im hati, "rekuensi pemeriksaan tergantung beratn a pen akit.A$aluasi berkala tentang ukuran janin dan cairan amnion secara

    klinis dan dengan menggunakan ultrasonogra"i.

    9elain itu, pasien juga dianjurkan mengurangi akti$itas sehari-

    harin a ang berlebihan. 7irah baring total tidak diperlukan, begitu

    pula dengan pemberian sedati". Diet harus mengandung protein dan

    kalori dalam jumlah ang cukup. Pembatasan garam tidak diperlukan

    asal tidak berlebihan.

    ,. Penatala%sanaan +&ee%lamsiDiagnosis dini, super$isi medikal ang ketat, aktu persalinan

    merupakan pers aratan ang mutlak dalam penatalaksanaan preeklamsi.Persalinan merupakan pengobatan ang utama. 9etelah diagnosis

    ditegakkan, penatalaksanaan selanjutn a harus berdasarkan e$aluasi a al

    terhadap kesejahteraan ibu dan janin. erdasarkan hal ini, keputusan

    dalam penatalaksanaan dapat ditegakkan, aitu apakah hospitalisasi,

    ekspektati" atau terminasi kehamilan serta harus memperhitungkan

    beratn a pen akit, keadaan ibu dan janin, dan usia kehamilan. 7ujuan

    utama pengambilan strategi penatalaksanaan adalah keselamatan ibu dankelahiran janin hidup ang tidak memerlukan pera atan neonatal lebih

    lanjut dan lama. Penatalaksanaa pada preeklamsi dibagi berdasarkan

    beratn a preeklamsi, aitu 4Preeklamsi ringan

    Pada preeklamsi ringan, obser$asi ketat harus dilakukan untuk menga asi

    perjalanan pen akit karena pen akit ini dapat memburuk se aktu- aktu.

    dan a gejala seperti sakit kepala, n eri ulu hati, gangguan penglihatan dan

    proteinuri meningkatkan risiko terjadin a eklamsi dan solusio plasenta.Pasien-pasien dengan gejala seperti ini memerlukan obser$asi ketat ang

    21

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    22/35

    dilakukan di rumah sakit. Pasien harus diobser$asi tekanan darahn a setiap

    jam, pemeriksaan klirens kreatinin dan protein total seminggu 2 kali, tes

    "ungsi hati, asam urat, elektrolit, dan serum albumin setiap minggu. Pada

    pasien preeklamsi berat, pemeriksaan "ungsi pembekuan seperti protrombin

    time, partial tromboplastin time, "ibrinogen, dan hitung trombosit. Perkiraan

    berat badan janin diperoleh melalui ;98 saat masuk rumah sakit dan setiap 2

    minggu. Pera atan jalan dipertimbangkan bila ketaatan pasien baik, hipertensi

    ringan, dan keadaan janin baik. Penatalaksanaan terhadap ibu meliputi

    obser$asi ketat tekanan darah, berat badan, ekskresi protein pada urin 2 jam,

    dan hitung trombosit begitu pula keadaan janin )pemeriksaan den ut jantung

    janin 2< seminggu*. 9ebagai tambahan, ibu harus diberitahu mengenai gejala

    pemburukan pen akit, seperti n eri kepala, n eri epigastrium, dan gangguan

    penglihatan. ila ada tanda-tanda progresi pen akit, hospitalisasi diperlukan.

    Pasien ang dira at di rumah sakit dibuat sen aman mungkin. da

    persetujuan umum tentang induksi persalinan pada preeklamsi ringan dan

    keadaan ser$ik ang matang )skor ishop H'* untuk menghindari komplikasi

    maternal dan janin. kan tetapi ada pula ang tidak menganjurkan

    penatalaksanaan preeklamsi ringan pada kehamilan muda. 9aat ini tidak ada

    ketentuan mengenai tirah baring, hospitalisasi ang lama, penggunaan obat

    anti hipertensi dan pro"ilaksis anti kon$ulsan. 7irah baring umumn a

    direkomendasikan terhadap preeklamsi ringan. euntungan dari tirah baring

    adalah mengurangi edema, peningkatan pertumbuhan janin, pencegahan ke

    arah preeklamsi berat, dan meningkatkan outcome janin. +edikasi anti

    hipertensi tidak diperlukan kecuali tekanan darah melonjak dan usia

    kehamilan &0 minggu atau kurang. Pemakaian sedati" dahulu digunakan, tatapi

    sekarang tidak dipakai lagi karena mempengaruhi den ut jantung istirahat

    janin dan karena salah satun a aitu "enobarbital mengganggu "aktor

    pembekuan ang tergantung $itamin dalam janin. 9eban ak & penelitian

    acak menunjukkan bah a tidak ada keuntungan tirah baring baik di rumah

    maupun di rumah sakit alaupun tirah baring di rumah menurunkan laman a

    aktu di rumah sakit. 9ebuah penelitian men atakan adan a progresi pen akit

    ke arah eklamsi dan persalinan prematur pada pasien ang tirah baring di

    rumah. :amun, tidak ada penelitian ang menge$aluasi eklamsi, solusio plasenta, dan kematian janin. Pada 10 penelitian acak ang menge$aluasi

    22

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    23/35

    pengobatan pada anita dengan preeklamsi ringan menunjukkan bah a e"ek

    pengobatan terhadap laman a kehamilan, pertumbuhan janin, dan insidensi

    persalinan preterm ber$ariasi antar penelitian. Eleh karena itu tidak terdapat

    keuntungan ang jelas terhadap pengobatan preeklamsi ringan.Pengamatan terhadap keadaan janin dilakukan seminggu 2 kali dengan :97

    dan ;98 terhadap $olume cairan amnion. 3asil :97 non reakti" memerlukan

    kon"irmasi lebih lanjut dengan pro"il bio"isik dan oksitosin challenge test .

    mniosentesis untuk mengetahui rasio lesitin4s"ingomielin )L49 ratio* tidak

    umum dilakukan karena persalinan a al akibat indikasi ibu, tetapi dapat

    berguna untuk mengetahui tingkat kematangan janin. Pemberian

    kortikosteroid dilakukan untuk mematangkan paru janin jika persalinan

    diperkirakan berlangsung 2-( hari lagi. ?ika terdapat pemburukan pen akit

    preeklamsi, maka monitor terhadap janin dilakukan secara berkelanjutan

    karena adan a baha a solusio plasenta dan insu"isiensi uteroplasenter.Preeklamsi berat

    7ujuan penatalaksanaan pada preeklamsi berat adalah mencegah kon$ulsi,

    mengontrol tekanan darah maternal, dan menentukan persalinan. Persalinan

    merupakan terapi de"initi" jika preeklamsi berat terjadi di atas &' minggu atau

    terdapat tanda paru janin sudah matang atau terjadi baha a terhadap janin. ?ika

    terjadi persalinan sebelum usia kehamilan &' minggu, ibu dikirim ke rumah

    sakit besar untuk mendapatkan : !; ang baik.Pada preeklamsi berat, perjalanan pen akit dapat memburuk dengan

    progresi" sehingga men ebabkan pemburukan pada ibu dan janin. Eleh karena

    itu persalinan segera direkomendasikan tanpa memperhatikan usia kehamilan.

    Persalinan segera diindikasikan bila terdapat gejala impending eklamsi,

    dis"ungsi multiorgan, atau ga at janin atau ketika preeklamsi terjadi sesudah

    usia kehamilan & minggu. Pada kehamilan muda, bagaimana pun juga, penundaan terminasi kehamilan dengan penga asan ketat dilakukan untuk

    meningkatkan keselamatan neonatal dan menurunkan morbiditas neonatal

    jangka pendek dan jangka panjang.Pada & penelitian klinis baru-baru ini, penatalaksanaan secara konser$ati"

    pada anita dengan preeklamsi berat ang belum aterm dapat menurunkan

    morbiditas dan mortalitas neonatal. :amun, karena han a 11' anita ang

    menjalani terapi konser$ati" pada penelitian ini dan karena terapi seperti itu

    mengundang risiko bagi ibu dan janin, penatalaksanaan konser$ati" han a

    2&

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    24/35

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    25/35

    tekanan darah mendekati normal, maka pemberian hidrala@in dihentikan. ?ika

    hipertensi kembali muncul pada anita post partum, labetalol oral atau

    diuretik thia@ide dapat diberikan selama masih diperlukan.Pemberian cairan in"us dianjurkan ringer laktat seban ak '0-125 ml

    perjam kecuali terdapat kehilangan cairan le at muntah, diare, dia"oresis, atau

    kehilangan darah selama persalinan. Eliguri merupakan hal ang biasa terjadi

    pada preeklamsi dan eklamsi dikarenakan pembuluh darah maternal

    mengalami konstriksi )$asospasme* sehingga pemberian cairan dapat lebih

    ban ak. Pengontrolan perlu dilakukan secara rasional karena pada anita

    eklamsi telah ada cairan ekstraselular ang ban ak ang tidak terbagi dengan

    benar antara cairan intra$askular dan ekstra$askular. n"us dengan cairan ang

    ban ak dapat menambah hebat maldistribusi cairan tersebut sehingga

    meninggikan risiko terjadin a edema pulmonal atau edema otak.Pada masa lalu, anestesi dengan cara epidural dan spinal dihindarkan pada

    anita dengan preeklamsi dan eklamsi. Pertimbangan utama karena adan a

    hipotensi ang ditimbulkan akibat blokade simpatis. da juga pertimbangan

    lain aitu pada keamanan janin karena blokade simpatis dapat menimbulkan

    ipotensi dan menurunkan per"usi plasenta. etika teknik analgesi telah

    mengalami kemajuan beberapa dekade ini, analgesi epidural digunakan untuk

    memperbaiki $asospasme dan menurunkan tekanan darah pada anita

    penderita preeklamsi berat. 9elain itu, klinisi ang lebih men enangi anestesi

    epidural men atakan bah a pada anestesi umum dapat terjadi penigkatan

    tekanan darah tiba-tiba akibat stimulasi oleh intubasi trakea dan dapat

    men ebabkan edema pulmonal, edema serebral dan perdarahan intrakranial.

    Pada penelitian ang dilakukan oleh Nallace dan ka an-ka an menunjukkan

    bah a penggunaan anestesi baik metode anestesi umum maupun regional

    dapat digunakan pada persalinan dengan cara seksio sesarea pada anita

    preeklamsi berat jika langkah-langkah dilakukan dengan pertimbangan ang

    hati-hati. Nalaupun anestesi epidural dapat menurunkan tekanan darah, telah

    dibuktikan bah a tidak ada keuntungan signi"ikan dalam mencegah hipertensi

    setelah persalinan. esimpulan ang dapat ditarik adalah anestesi epidural

    aman digunakan selama persalinan pada anita dengan hipertensi dalam

    kehamilan, tetapi bukan merupakan terapi terhadap hipertensi.

    ndikasi persalinan pada preeklamsi dibagi menjadi 2, aitu 4a. ndikasi ibu

    25

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    26/35

    - ;sia kehamilan J &% minggu

    - 3itung trombosit B 100.000 sel=mm &

    - erusakan progresi" "ungsi hepar

    - erusakan progresi" "ungsi ginjal

    - 9uspek solusio plasenta

    - : eri kepala hebat persisten atau gangguan penglihatan

    - : eri epigastrium hebat persisiten, nausea atau muntah

    b. ndikasi janin

    - ;86 berat

    - 3asil tes kesejahteraan janin ang non reassuring

    - Eligohidramnion.

    2. Penatala%sanaan e%lam+siPenatalaksanaan pada eklampsi dibagi menjadi 4

    1. Penatalaksanaan prenatal )kontrol kon$ulsi dan hipertensi*

    eban akan rumah sakit merekomendasikan pemberian antikon$ulsan

    kepada semua pasien dengan hipertensi dengan atau tanpa

    proteinuria=edema. Ebat ang digunakan tersebut harus aman bagi ibu dan

    janin. Pengalaman selama 50 tahun dengan menggunakan magnesium

    sul"at membuktikan bah a obat ini cukup aman. Ebat ini dipergunakan pada preeklamsi berat dan eklamsi. Penggunaan secara suntikan baik

    intramuskular intermiten maupun intra $ena. Penggunaan secara intra$ena

    merupakan antikon$ulsi tanpa menimbulkan depresi susunan sara" pusat

    baik pada ibu maupun pada janin. Ebat ini dapat pula diberikan secra

    intra$ena dengan in"us kontinu. +engingat persalinan merupakan aktu

    ang paling sering untuk terjadin a kon$ulsi, maka anita dengan

    preeklamsi-eklamsi biasan a diberikan magnesium sul"at selama persalinan dan 2 jam post partum atau 2 jam setelah onset kon$ulsi.

    Perlu diingat bah a magnesium sul"at bukan merupakan agen untuk

    mengatasi hipertensi.

    +agnesium sul"at ang diberikan secara parentral hampir seluruhn a

    diekskresikan le at ginjal. ntoksikasi magnesium sul"at dapat dihindari

    dengan memastikan bah a keluaran urine adekuat, re"lek patella positi",

    dan tidak adan a depresi perna"asan. on$ulsi eklamsi dan kejadian

    ulangann a hampir selalu dapat dicegah dengan mempertahankan kadar 2'

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    27/35

    magnesium dalam plasma sebesar - (mAO=L ) .% %. mg=dL atau 2.0

    &.5 mmol=L*. Pemberian in"us intra$ena a al sebesar -' gram dipakai

    untuk membuat pemeliharaan tingkat pengobatan ang tepat dan

    dilanjutkan dengan injeksi intra muskular 10 gram, diikuti 5 gram setiap

    jam atau in"us kontinu 2-& gram per jam. ?ad al dosis pemberian seperti

    ini diharapkan dapat mempertahankan tingkat plasma e"ekti" sebesar -(

    mAO=L.

    6e"lek patella akan menghilang bila kadar plasma magnesium

    mencapai 10 mAO=L )sekitar 12 mg=L*, hal ini dikarenakan adan a kerja

    kurari"ormis. +agnesium bebas atau ionized magnesium merupakan bahan

    ang dapat menurunkan eksitabilitas neuronal. 7anda ini merupakan

    peringatan akan adan a intoksikasi magnesium karena bila pemberian terus

    dilakukan maka peningkatan kadar dalam plasma ang lebih lanjut akan

    men ebabkan depresi perna"asan. adar plasma lebih besar dari 10 mAO=L

    akan men ebabkan depresi perna"asan, bila kadar plasma mencapai 12

    mAO=L atau lebih, maka akan men ebabkan paralisis perna"asan dan henti

    na"as. ntoksikasi magnesium dapat ditangani dengan pemberian kalsium

    glukonas seban ak 1 gram secara intra$ena. :amun kee"ekti"an kerja

    kalsium glukonas sendiri pendek, maka bila terdapat depresi perna"asan,

    pemasangan intubasi trakea dan bantuan $entilasi mekanik merupakan

    tindakan pen elamatan hidup. ?ika laju "iltrasi glomerulus menurun maka

    akan mengganggu ekskresi magnesium sul"at. Eleh karena itu perlu

    dilakukan pemeriksaan kadar plasma magnesium secara periodik.

    9etelah pemberian gram magnesium secara intra$ena selama 15

    menit, akan terjadi penurunan sedikit pada + P dan peningkatan cardiac

    inde< sebesar 1& . Dengan demikian, magnesium menurunkan resistensi

    $askular sistemik dan tekanan darah arteri rata-rata dan pada saat ang

    bersamaan meningkatkan cardiac output tanpa depresi miokardium. 3al ini

    tampak pada pasien berupa mual sementara dan flushing , e"ek

    kardio$askular ini han a menetap selama 15 menit.

    Penelitian ang dilakukan oleh lipton dan 6osenberg menunjukkan

    bah a e"ek antikon$ulsan adalah memblok in"luk neuronal kalsium

    melalui saluran glutamat. Penelitian lain ang dilakukan oleh cotton danka an-ka an pada tikus menunjukkan bah a induksi kon$ulsi terjadi pada

    2(

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    28/35

    area hipokampus karena merupakan daerah dengan ambang kon$ulsi ang

    rendah dengan densitas reseptor :-meth l-D-aspartate ):+D * ang

    tinggi. 6eseptor ini berkaitan dengan beragam bentuk epilepsi. arena

    kon$ulsi dari hipokampus dapat dihambat oleh magnesium, maka dapat

    diambil kesimpulan bah a magnesium memiliki e"ek terhadap susunan

    sara" pusat dalam memblok kon$ulsi.

    on magnesium dalam konsentrasi ang tinggi dapat mendepresi

    kontraktibilitas miometrium. :amun dengan menjalani regimen ang telah

    ditentukan, maka tidak ada bukti penurunan kontraktibilitas miometrium.

    eberapa penelitian juga menunjukkan bah a magnesium sul"at tidak

    mengganggu induksi oleh oksitosin. +ekanisme magnesium dalam

    menginhibisi kontraktibilitas miometrium tidak jelas benar, tetapi

    diasumsikan tergantung dari e"ek pada kalsium intraselular. ?alur reguler

    kontraksi uterus adalah peningkatan kalsium bebas intraselular ang akan

    mengakti$asi rantai ringan miosin kinase. onsentrasi tinggi magnesium

    tidak han a menginhibisi in"luk kalsium ke sel-sel miometrium, tetapi juga

    men ebabkan kadar kalsium intraselular ang tinggi. +ekanisme

    penghambatan kontrasi uterus tergantung dari dosis, aitu berkisar %-10

    mAO=L. 3al ini menjelaskan mangapa tidak pernah terjadi hambatan

    kontrasi uterus ketika magnesium diberikan untuk terapi dan pro"ilaksis

    eklamsi dengan menggunakan regimen ang telah ditentukan.

    +agnesium sul"at tidak men ebabkan depresi pada janin kecuali

    terjadi hipermagnesemia berat saat persalinan. 8angguan neonatus setelah

    terapi dengan magnesium juga tidak pernah dilaporkan. Penelitian ang

    dilakukan oleh :elson dan 8rether menunjukkan bah a ada kemungkinan

    e"ek protekti" dari magnesium terhadap serebral palsi terhadap ba i dengan

    berat badan lahir ang sangat rendah.

    ?ad al pemberian dosis magnesium sul"at secara injeksi intra muskular

    intermiten untuk preeklamsi berat dan eklamsi aitu 4

    1. erikan gram magnesium sul"at 20 secara intra $ena dengan

    kecepatan tidak lebih dari 1 gram=menit.

    2. Dilanjutkan dengan 10 gram magnesium sul"at 50 , 5 gramdiinjeksikan pada masing-masing kuadran atas bokong kanan-kiri

    2%

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    29/35

    dengan menggunakan jarum & inchi )tambahkan 1 ml lidocain 2

    untuk mengurangi n eri*. ?ika kon$ulsi teteap terjadi setelah 15 menit,

    berikan tambahan 2 gram magnesium sul"at 20 secara intra $ena

    dengan kecepatan tidak melebihi 1 gram=menit.

    &. 9etiap jam kemudian, beikan 5 gram magnesium sul"at 50 ang

    diinjeksikan pada kuadran kanan atas bokong secara bergantian kanan

    dan kiri. 3al ang harus diperhatikan 4 re"lek patella, tidak ada depresi

    perna"asan, output urine dalam jam lalu mencapai 100 mL.

    . +agnesium sul"at dihentikan 2 jam setelah persalinan.

    nti hipertensi diberikan bila tekanan diastol mencapai 110 mm3g.

    7ujuan utama pemberian obat anti hipertensi adalah menurunkan tekanan

    diastolik menjadi /0-100 mm3g.

    2. Penatalaksanaan Pasca salin

    eberapa bagian terapi tidak perlu dilanjutkan setelah persalinan.

    arena 25 kon$ulsi sering terjadi postpartum, pasien dengan preeklamsi

    tetap melanjutkan magnesium sul"at sampai 2 jam setelah persalinan.

    #enobarbital 120 mg=hari kadang-kadang digunakan pada pasien dengan

    hipertensi persisten dimana diuresis spontan postpartum tidak terjadi atau

    hiperre"lek menetap 2 jam pemberian magnesium sul"at. ila tekanan

    diastol tetap konstan diatas 100 mm3g selama 2 jam postpartum, beberapa

    obat anti hipertensi harus diberikan seperti diuretik, !a channel blocker,

    !A inhibitor, !entral alpha agonist, atau beta bloker. 9etelah "ollo -up 1

    minggu, pemberian terapi anti hipertensi dapat die$aluasi kembali.

    Prioritas utama penatalaksanaan eklamsi adalah mencegah kerusakan

    maternal dan menjaga "ungsi respirasi dan kardio$askular. 9elama atau

    segera setalah episode kon$ulsi akut, terapi suporti" harus diberikan untuk

    mencegah kerusakan serius maternal dan aspirasi. Penjagaan jalan na"as

    dilakukan dengan pen angga lidah ang dimasukkan diantara gigi dan

    diberikan oksigenisasi maternal. ;ntuk meminimalisasikan risiko aspirasi,

    pasien harus berbaring dengan posisi dekubitus lateral. +untah dan sekresi

    oral harus dihisap bila diperlukan. 9elama terjadi kon$ulsi, hipo$entilasi

    dan asidosis respiratoar sering terjadi. Nalaupun kon$ulsi pertama han a

    berlangsung selama beberapa menit, penting untuk menjaga oksigenisasidengan pemberian oksigen le at face mask dengan atau tanpa reservoir

    2/

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    30/35

    sebesar %-10 L=menit. 9etelah kon$ulsi berhenti, pasien mulai berna"as

    kembali dan oksigenisasi menjadi masalah lagi. 3ipoksemia maternal dan

    asidosis dapat terjadi pada pasien ang mengalami kon$ulsi berulang,

    pneumonia aspirasi, edema pulmonal, atau kombinasi "aktor-"aktor ini. da

    kebijakan untuk menggunakan transcutaneus pulse oxymetri untuk monitor

    oksigenasi pada semua pasien eklamsi. ila hasil pulse oksimetri abnormal

    )saturasi oksigen B /2 *, maka perlu dilakukan analisis gas darah. 3al

    ang selanjutn a diperlukan untuk mencegah terjadin a kon$ulsi berulang

    adalah pemberian magnesium sul"at sesuai regimen ang telah tersedia di

    masing-masing rumah sakit. 9ekitar 10 anita eklamsi akan mengalami

    kon$ulsi ke dua setelah menerima magnesium sul"at. Langkah selanjutn a

    dalam penanganan eklamsi adalah menurunkan tekanan darah dalam batas

    aman, tetapi pada saat ang sama menghindari terjadin a hipotensi. 7ujuan

    objekti" dalam terapi hipertensi berat adalah menghindari kehilangan

    autoregulasi serebral dan untuk mencegah gagal jantung kongesti" tanpa

    mengganggu per"usi serebral atau membaha akan aliran darah

    uteroplasenter ang sudah tereduksi pada anita dengan eklamsi. da

    kebijakan untuk menjaga tekanan sistolik sebesar 1 0-1'0 mm3g dan

    tekanan diastolik sebesar /0-110 mm3g. 3al ini dapat dilakukan dengan

    pemberian hidrala@in atau labetalol )20Q 0m g V* setiap 15 menit. ila

    diperlukan, ni"edipin 10-20 mg oral setiap &0 menit sampai dosis maksimal

    50 mg dalam satu jam.

    3ipoksemia maternal dan hiperkarbnia dapat men ebabkan perubahan

    den ut jantung janin dan akti$itas rahim selama dan segara setelah

    kon$ulsi. Perubahan den ut jantung janin meliputi bradikardi, deselerasi

    lambat transien, penurunan beat-to-beat $ariabilitas, dan takikardi

    kompensasi. Perubahan akti$itas uterus meliputi peningkatan "rekuensi dan

    tonus. 3al ini biasan a membaik secara spontan dalam &-10 menit setelah

    terminasi kon$ulsi dan koreksi hipoksemia maternal. agaimanapun juga,

    penting untuk tidak melakukan persalinan pada keadaan ibu ang tidak

    stabila, bahkan bila terjadi "etal distres. 9etelah kon$ulsi dapat diatasi,

    tekanan darah sudah dikoreksi, dan hipoksia sudah diatasi, persalinan dapat

    dimulai. Pasien ini tidak perlu buru-buru dilakukan seksio, terutama bilakondisi maternal tidak stabil. Lebih baik bagi janin untuk bertahan dalam

    &0

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    31/35

    uterus untuk perbaikan hipoksia dan hiperkarbia akibat kon$ulsi maternal.

    :amun, bila bradikardi dan=atau deselerasi lambat berulang menetap lebih

    dari 10-15 menit setelah segala usaha resusitasi, diagnosis solusio plasenta

    harus ditegakkan. dan a eklamsi bukan indikasi untuk dilakukan seksio.

    eputusan untuk mengadakan seksio harus berdasarkan usia janin, kondisi

    janin, dan skor bishop. Direkomendasikan untuk mengadakan seksio pada

    anita ang mengalami eklamsi sebelum usia kehamilan &0 minggu ang

    tidak dalam "ase pembukaan dan skor bishop kurang dari 5. Pasien ang

    mengalami ruptur membran atau pembukaan diperbolehkan untuk

    menjalani persalinan per $aginam bila tidak terdapat komplikasi obstetrik.

    nestesi rasa n eri maternal selama pembukaan dan persalinan dapat

    dilakukan dengan anestesi epidural ang direkomendasikan pada anita

    dengan preeklamsi berat. ;ntuk persalinan dengan seksio, regional anestesi

    seperti epidural, spinal, atau teknik kombinasi dapat dipergunakan. nestesi

    regional dikontraindikasikan bila terdapat koagulopati atau trombositopeni

    berat )B 50.000 mm &*. Pada anita dengan eklamsi, anestesi umum

    meningkatkan risiko aspirasi dan gagal intubasi karena edema jalan na"as

    dan peningkatan tekanan darah sistemik ) transient reflex hypertension * dan

    serebral selama intubasi.

    9etelah persalinan, pasien eklamsi harus diobser$asi ketat terhadap

    tanda $ital, intake-otput cairan, dan gejala selama % jam. Nanita ini

    biasan a menerima cairan V ang ban ak selama "ase pembukaan,

    persalinan, dan post partum. 9ebagai tambahan, selama post partum terjadi

    pergeseran cairan ekstraselular sehingga terjadi peningkatan $olume cairan

    intra$askular. 3asiln a, anita dengan eklamsi, terutama dengan gangguan

    "ungsi ginjal, solusio plasenta, hipertensi kronis, memiliki risiko terjadin a

    edema pulmonal. +agnesium perenteral harus dilanjutkan selama 2 jam

    setelah persalinan dan=atau selama 2 jam setelah kon$ulsi terakhir. ?ika

    pasien mengalami oliguria )B 100 mL= jam*, pemberian in"us dan dosis

    magnesium sul"at harus dikurangi. 9etelah persalinan terjadi, agen anti

    hipertensi oral seperti labetalol atau ni"edipine dapat digunakan untuk

    menjaga tekanan sistolik di ba ah 155 mm3g dan tekanan diastolik di

    ba ah 105 mm3g. 6ekomendasi labetalol oral adalah 200 mg setiap % jam

    &1

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    32/35

    )dosis ma< 2 00 mg=hari* dan rekomendasi dosis ni"edipine 10 mg oral

    setiap ' jam )dosis ma< 120 mg=hari*.

    Penatalaksanaan cairan dilakukan karena salah satu sebab mortalitas

    maternal adalah gangguan kardiorespiratori. Nanita eklamsi, alaupun

    mungkin hipo$olemia, mengalami o$erload cairan bila dihitung total cairan

    dalam tubuhn a. 3al ini terjadi karena edema ang sering terjadi pada

    pasien ini. ;ntuk menghindari komplikasi iatrogenik pada pasien eklamsi,

    seperti edema pulmonal, 6D9, dan gagal jantung kiri, keseimbangan input

    dan output harus dijaga dengan ketat. Dalam usaha untuk meningkatkan

    tekanan osmotik plasma, cairan koloid sering digunakan. !airan V

    diberikan dengan jumlah %0 ml=jam )1 ml=kg =jam* atau output urine jam

    sebelumn a ditambah &0 ml. Eutput urin dimonitor dengan baik bila

    menggunakan kateter. ;ntuk membantu monitor keseimbangan cairan,

    dapat digunakan !entral Venous Pressure )!VP* kateter, dan dijaga agar

    tekanan B 5 cm3 2E.

    III.,. . K PLIKASI

    a. 9olusio plasenta

    b. Pa ah4 ginjal,jantung,paru disebabkan edema,le$er oleh karena nekrosis

    c. Pendarahan otak

    d. 9indrom 3ALLP4 hemolisis,ele$ed le$er en@ ms,lo platelet

    e. ematian ibu dan janin.

    ". 3 po"ibrinogenemia

    g. elainan mata

    h. :ekrosi" hati.

    i. elainan ginjal

    j. Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intrauterina

    III.,. .3 PENGARUH HIPERTENSI TERHADAP KEHA ILAN

    Pertumbuhan janin terhambat

    ematian janin

    Persalinan prematur

    9olutio placenta

    &2

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    33/35

    &&

    Ba'an 1. Penan'anan Hi+e&tensi dalam %e amilan

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    34/35

    BAB I<

    PE BAHASAN

    Pasien # 1' tahun dari anamnesis didapatkan pasien datang rujukaan dari

    puskesmas +atraman karena E9 mengeluh pusing, pandangan kabur )gelap*, muntah

    seban ak < pasien mengaku hamil / bulan. Diagnosa pada kasus ini ditegakkan dari

    anamnesis dan pemeriksaan "isik, pemeriksaan obstetrik dan pemeriksaan penunjang.

    Dari anamnesa diketahui bah a bah a pasien mengalami preeklampsi berat dengan

    gejala sakit kepala, pandangan kabur )gelap*, muntah seban ak

  • 8/15/2019 PRESUS 3 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

    35/35

    DA-TAR PUSTAKA

    1. merican !ollege o" Ebstetricians and 3 necologists.201&. Vol 122 :o.52. !unningham #8, Le$eno ?, loom 9L, 3auth ?!, 8ilstrap L I Nenstrom

    D, 201 . Williams Obstetrics . 2 th ed. +c8ra -3ill4 :e Gork.&. Departemen esehatan )Depkes* 6 , 2010. ematian bu +enurut Pro$insi di

    ndonesia. http4== .kesehatanibu.depkes.go.id= p-

    content=uploads=do nloads=2011=0%= nalisis- ematian- bu-di- ndonesia-

    7ahun-2010.pd" . adan ependudukan dan eluarga erencana :aional, 201&. ngka

    ematian ibu )++6* :asional

    http4== .bkkbn.go.id=kependudukan=Pages=Data9ur$e =9D =+ortalitas=+

    +6=:asional.asp< )20 9eptember 201 *5. adan Penelitian dan Pengembangan esehatan, 201&. 6iset esehatan Dasar

    )6iskesdas 201&*, ementerian esehatan 6epublik ndonesia, ?akarta

    http4== .depkes.go.id=resources=do nload=general=3asil6iskesdas201&.pd" '. WHO, 2014. Maternal mortality.

    http://www.who.int/mediacentre/ act!heet!/ !"4#/en/ $12 %&li2014'

    (. +illenium De$elopment 8oals. )1//0-2015*. 9ur$e Demogra"i esehatanndonesia ematian De asa dan +aternal. Departemen esehatan 6

    %. (e)herney and other!.200* !urrent Diagnosis I 7reatment Ebstetrics

    I 8 necolog , 7enth Adition . +he Mc raw-Hill )ompanie!. nited

    tate!/. 9E8! !L : ! L P6 !7 !A 8; DAL :A. Diagnosis, A$aluation, and

    +anagement o" the 3 pertensi$e Disorders o" Pregnanc 4A