Upload
suparmono-dr-cand-se-msi
View
1.455
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
KANTOR PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
DAN
CV. CAKRABUANA JAYA YOGYAKARTA
1. Mengidentifikasi sektor-sektor potensial yang dapat memacu laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gunungkidul.
2. Melakukan kajian mengenai lokasi, ketersediaan lahan, sarana dan prasarana, peluang investasi di Kabupaten Gunungkidul
3. Menyediakan data dan informasi berupa potensi serta peluang investasi di Kabupaten Gunungkidul dalam bentuk peta potensi unggulan daerah Kabupaten Gunungkidul.
4. Dari data analisis sektor unggulan, dilakukan identifikasi produk unggulan di Kabupaten Gunungkidul
Ruang Lingkup1. Wilayah administrasi terdiri dari 18 kecamatan.
2. Mengumpulkan, mengintepretasikan, menganalisa data dan informasi yang berkaitan dengan kondisi riil perekonomian, indikator ekonomi makro, potensisektor ekonomi, serta kinerja ekonomi Kabupaten Gunungkidul
3. Melakukan studi pustaka terhadap kajian terdahulu yang berkaitan dengan analisapertumbuhan ekonomi makro, tren laju pertumbuhan ekonomi, serta kontribusisektor pembentuk PDRB Kabupaten Gunungkidul; identifikasi sektor yangmemiliki keunggulan komparatif dan kompetitif sehingga dapat dikembangkansebagai sektor andalan dalam memacu pertumbuhan dan pembangunanekonomi di Kabupaten Gunungkidul.
4. Menyusun daftar kegiatan usaha yang layak ditawarkan kepada calon investor yang mencakup gambaran singkat usaha, lokasi, kapasitas, insentif, dan analisasingkat.
1. Dokumen hasil kajian mengenai sektor-sektor potensialyang dapat memacu laju pertumbuhan ekonomi di KabupatenGunungkidul.
2. Dokumen hasil kajian mengenai lokasi, ketersediaanlahan, sarana dan prasarana, peluang investasi di KabupatenGunungkidul.
3. Dokumen tentang data dan informasi berupa potensi sertapeluang investasi di Kabupaten Gunungkidul dalam bentukpeta potensi unggulan daerah Kabupaten Gunungkidul.
4. Dokumen mengenai daftar kegiatan usaha yang layakditawarkan kepada calon investor yang mencakup gambaransingkat usaha, lokasi, kapasitas, insentif, dan analisa singkat.
A. Sektor Unggulan
Data Primer
Data Primer diperoleh dengan metode wawancara
langsung dengan key persons yang relevan dan
terkait dengan kajian ini.
Data Sekunder
Data Sekunder yang diperlukan adalah Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Sleman.
B. Komoditas Unggulan
Data Primer.
1. kondisi dan prospek pemasaran;
2. minat berusaha pada komoditas yang bersangkutan;
3. teknik produksi dan ketersediaan bahan baku;
4. sarana dan prasarana yang tersedia;
5. potensi pertumbuhan;
6. kebijakan pemerintah yang mendukung komoditas tersebut;
7. adanya kemitraan atas dasar hubungan bisnis saling menguntungkan.
Data Sekunder
Data yang diperoleh dari instansi terkait, seperti BPS Kabupaten Gunungkidul,Data tersebut diolah dengan aplikasi rasio, tingkat pertumbuhan.
Metoda Analisis1. Diskriptif (kualitatif)
2. Tipologi Klassen
3. Location Quotient (LQ)
LQ = (Eij/Ej)/(Ein/En)
Eij = Kontribusi sektor i di kabupaten j
Ej = PDRB kabupaten j
Ein = Kontribusi sektor i di propinsi n
En = PDRB propinsi n
• Jika nilai LQ > 1, maka kabupaten j untuk sektor i ada spesialisasi (tingkat
spesialisasi kabupaten > tingkat spesialisasi propinsi)
• Jika nilai LQ = 1, maka wilayah j > untuk sektor i ada spesialisasi (tingkat
spesialisasi kabupaten = tingkat spesialisasi propinsi)
• Jika nilai LQ < 1, maka wilayah j untuk sektor i tidak ada spesialisasi (tingkat
spesialisasi kabupaten < tingkat propinsi)
4. Analisis SWOT KUANTITATIF
KEKUATAN, KELEMAHAN,
PELUANG, DAN TANTANGAN Nilai Bobot Poin
1. 4 14% 0.552
2. 4 14% 0.552
3. 4 14% 0.552
... 4 14% 0.552
... 3 10% 0.621
10 3 10% 0.621
Posisi Kekuatan 29 100% 4.621
Nilai : antara 1-5 dengan justifikasi akademik
Bobot : nilai masing-masing dibagi total posisi kekuatan
Poin : nilai x bobot masing-masing poin
sektor
Sub. sektor
Produk
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN ANTARA
DRAFT LAPORAN AKHIR
PRESENTASI / DISKUSI DENGAN
TIM PENGAWAS DAN PPKom
Laporan Pendahuluan yang telah
disepakati
Data Sekunder:
•Perundang-undangan dan peraturan dibawahnya yang terkait
kegiatan potensi unggulan dan investasi.
•Referensi akademis dan empiris
•Referensi terkait lainnya
•Profil geografis, demografis, dan sosial di Kecamatan, Kab.
Gunungkidul
•Potensi aset dan sumber daya untuk komoditas unggulan dan
investasi
Data Primer:
•kondisi dan prospek pemasaran;
•minat berusaha pada komoditas yang bersangkutan;
•teknik produksi dan ketersediaan bahan baku;
•sarana dan prasarana yang tersedia;
•potensi pertumbuhan;
•kebijakan pemerintah yang mendukung komoditas tersebut;
•adanya kemitraan atas dasar hubungan bisnis saling
menguntungkan
a. Progres report pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan di
wilayah sasaran kegiatan.
b. Hasil sementara penelitian (data survei, kuisioner dan laporan
penelitian, .
c. Permasalahan di lapangan.
d. Upaya-upaya pemecahan permasalahan.
Pengumpulan Data:
Wawancara, Dokumentasi dan Survei
Alat Analisis:
•Diskriptif
•Tipologi Klassen
•LQ
•SWOT
PRESENTASI / DISKUSI DENGAN
TIM PENGAWAS DAN PPKom
ANALISA DATA
•Dokumen hasil kajian mengenai sektor-sektor potensial yang dapat
memacu laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gunungkidul.
•Dokumen hasil kajian mengenai lokasi, ketersediaan lahan, sarana dan
prasarana, peluang investasi di Kabupaten Gunungkidul.
•Dokumen tentang data dan informasi berupa potensi serta peluang
investasi di Kabupaten Gunungkidul dalam bentuk peta potensi
unggulan daerah Kabupaten Gunungkidul.
•Dokumen mengenai daftar kegiatan usaha yang layak ditawarkan
kepada calon investor yang mencakup gambaran singkat usaha, lokasi,
kapasitas, insentif, dan analisa singkat.
PENYERAHAN DRAFT LAPORAN
AKHIR
PRESENTASI LAPORAN AKHIR
DENGAN TIM PENGAWAS DAN
PPKomLAPORAN AKHIR
•Pemahaman terhadap KAK (latar belakang, ruang lingkup, maksud dan tujuan,
masukan dan keluaran)
•Metodologi
•Alokasi pengerahan tenaga ahli, penunjang dan surveyor
•Metode pelaksanaan
•Jadwal penugasan personil
•Jadwal pelaksanaan pekerjaan
•Diskripsi awal target sasaran
•Data-data pendukung yang terkait dengan kegiatan
•Bahan/instrumen survei (kuesioner) dan daftar sasaran survei
Gam
bar
4.2
. K
era
ngka P
ela
ksa
naan P
ekerj
aan
NO ASPEK PERIJINAN YANG DIANALISIS S TS
1. Jenis dan tatacara perizinan usaha di Kabupaten
Gunungkidul lengkap dan informatif.
54,55 % 18,8%
2. Kemudahan akses informasi perizinan usaha 63,64% 18,18%
3 Kemudahan prosedur pengurusan perizinan usaha 63,64% 18,18%
4 Keterjangkauan biaya perizinan usaha 54,55 18,18
5 Kecepatan waktu pengurusan perizinan usaha 63,64% 18,18%
NO ASPEK YANG DIANALISIS S TS
1. Keberpihakan dan perhatian dari Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul pada pelaku usaha72,73% 9,09%
2.Kemampuan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam
merumuskan kebijakan yang mendukung kegiatan usaha63,64% 36,36%
3Kebijakan dan program Pemerintah Kabupaten Gunungkidul
yang tidak merugikan kegiatan usaha63,64% 27,27%
4
Keaktifan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam
membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi
pelaku usaha
72,73% 27,27%
5Pajak dan retribusi daerah yang tidak menghambat
kegiatan usaha72,73% 18,18%
6Tingkat retribusi daerah yang terkait dengan kegiatan usaha
senilai/sepadan dengan layanan yang diberikan Pemerintah63,64% 18,18%
NO ASPEK YANG DIANALISIS S TS
1. Ketersediaan sarana transportasi yang ada sekarang ini
cukup mendukung kegiatan usaha72,73% 9,09%
2.Biaya transportasi yang terjangkau bagi masyarakat,
mayoritas responden63,64% 18,18%
3Ketersediaan jaringan air bersih untuk mendukung kegiatan
usaha69% 15%
4 Biaya air bersih tersedia secara memadai 72,73% 18,18%
5Ketersediaan pasokan listrik untuk mendukung kegiatan
usaha72,73% 18,18%
6Keterjangkauan biaya pemakaian listrik untuk mendukung
kegiatan usaha
63,64%9,09%
7 Penyediaan sarana teknologi informasi63,64%
27,27%
NO ASPEK YANG DIANALISIS S
1. Permodalan dan layanan keuangan dari lembaga keuangan 72,73%
2.
Terjadinya dinamika perekonomian makro di Kabupaten
Gunungkidul diyakini memiliki pengaruh positif terhadap kegiatan
usaha para responden
72,73%
3Peningkatan daya beli masyarakat merupakan salah satu faktor
positif bagi perkembangan usaha di Kabupaten Gunungkidul72,73%
4Aspek persaingan usaha di Kabupaten Gunungkidul dinilai relatif
kompetitif62,63%
NO ASPEK YANG DIANALISIS S
1. faktor sosial politik di Kabupaten Gunungkidul
berpengaruh positif bagi perkembangan dunia usaha72,73%
2.kebijakan perburuhan di Kabupaten Gunungkidul
mendukung pengembangan dunia usaha63,64%
NO ASPEK YANG DIANALISIS S
1. Tokoh masyarakat menginginkan adanya sosialisasi kebijakan
yang sudah ada kepada warga dan pelaku usaha72,72%
2.
Sebaran lokasi investasi dirasa perlu ada keseimbangan antar
kelurahan di setiap kecamatan, sehingga tidak terjadi konsentrasi
kegiatan usaha pada wilayah/lokasi tertentu saja
81,8%
3Telah memiliki infrastruktur yang memadai untuk kegiatan
investasi, seperti listrik, sarana transportasi, dan telekomunikasi81,8%
4Kondisi sosial budaya dan keamanan di kecamatan relatif
mendukung kegiatan investasi90,91%
Lapangan UsahaRata2
KetKtrbsi Ptbhn
1. Pertanian 7.00 0.75 P
a. Tanaman Bahan Makanan 5.05 0.95 P
b. Tanaman Perkebunan 0.10 0.63 B
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 0.96 0.17 B
d. Kehutanan 0.83 0.33 B
e. Perikanan 0.06 1.12 K
2. Pertambangan dan Penggalian 0.33 0.21 B
Penggalian 0.33 0.21 B
3. Industri Pengolahan 1.99 0.64 P
Industri Tanpa Migas 1.99 0.64 P
4. Listrik, Gas & Air Bersih 0.09 1.76 K
a. Listrik 0.08 1.87 K
b. Air Bersih 0.01 0.87 B
5. Bangunan 1.45 1.30 M
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 2.61 1.16 M
a. Perdagangan Besar & Eceran 1.91 1.19 M
b. Hotel 0.02 0.37 B
c. Restoran 0.68 1.10 K
7. Pengangkutan & Komunikasi 1.25 1.11 M
a. Pengangkutan 1.14 1.08 M
1. Angkutan Jalan Raya 1.11 1.08 M
2. Jasa Penunjang Angkutan 0.04 1.02 K
b. Komunikasi 0.11 1.51 K
1. Pos & Telekomunikasi 0.06 1.44 K
2. Jasa Penunjang Komunikasi 0.04 1.63 K
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0.82 1.31 K
a. Bank 0.23 2.17 K
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0.11 0.73 B
c. Sewa Bangunan 0.46 1.08 K
d. Jasa Perusahaan 0.03 1.11 K
9. Jasa-Jasa 2.38 0.84 P
a. Pemerintahan Umum 2.03 0.83 P
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 1.29 0.82 P
2. Jasa Pemerintahan Lainnya 0.75 0.86 B
b. Swasta 0.35 0.91 B
1. Sosial Kemasyarakatan 0.14 0.81 B
2. Hiburan dan Rekreasi 0.04 1.54 K
3. Perorangan & Rumahtangga 0.16 0.86 B
No. Sub Sektor Golongan
1 Tanaman Bahan Makanan Potensial
2 Perikanan Berkembang
3 Industri Pengolahan Tanpa Migas Potensial
4 Restoran Bekembang
5 Jasa Penunjang Komunikasi Berkembang
6 Bank Berkembang
7 Sewa Bangunan Berkembang
8 Jasa Perusahaan Berkembang
9 Jasa Hiburan Dan Rekreasi Berkembang
LAPANGAN USAHANilai LQ
2006 2007 2008 2009 2010
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 2,10 2,13 2,13 2,19 2,21
a. Tanaman Bahan Makanan 1,97 1,99 2,02 2,11 2,15
b. Tanaman Perkebunan 1,17 1,22 1,22 1,18 1,14
c. Peternakan & hasil-hasilnya 2,15 2,21 2,16 2,14 2,05
d. Kehutanan 4,85 4,83 4,75 4,73 4,71
e. Perikanan 0,83 0,84 0,80 0,77 0,80
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 2,79 2,51 2,51 2,53 2,64
a. Pertambangan migas
b. Pertambangan Bukan Migas
c. Penggalian 2,79 2,51 2,51 2,53 2,64
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 0,82 0,82 0,82 0,82 0,83
a. Industri Migas
b. Industri Bukan Migas 0,82 0,82 0,82 0,82 0,83
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0,54 0,56 0,57 0,60 0,62
a. Listrik 0,52 0,54 0,55 0,57 0,60
b. Gas Kota
c. Air Bersih 0,77 0,83 0,89 0,97 0,90
5. KONSTRUKSI 0,85 0,84 0,85 0,85 0,87
Hasil Penghitungan LQ
LAPANGAN USAHANilai LQ
2006 2007 2008 2009 2010
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 0,69 0,71 0,71 0,71 0,72
a. Perdagangan Besar & Eceran 1,16 1,22 1,22 1,21 1,21
b. Hotel 0,06 0,06 0,06 0,05 0,06
c. Restoran 0,37 0,37 0,38 0,37 0,39
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 0,69 0,69 0,67 0,65 0,66
a. Pengankutan 0,90 0,91 0,91 0,89 0,93
1. Angkutan Jalan Raya 1,08 1,09 1,11 1,11 1,16
2. Jasa Penunjang Angkutan 0,14 0,15 0,14 0,12 0,13
b. Komunikasi 0,18 0,19 0,17 0,17 0,17
1. Pos dan telekomunikasi 0,12 0,12 0,12 0,11 0,11
2. Jasa penunjang komunikasi 0,75 0,77 0,74 0,70 0,69
8. KEUANGAN, REAL ESTAT & JASA PERUSAHAAN 0,47 0,48 0,49 0,48 0,50
a. Bank 0,93 0,84 0,79 0,80 0,81
b. Lembaga keuangan bukan Bank 0,56 0,59 0,61 0,57 0,57
c. Real Estat 0,39 0,40 0,40 0,39 0,41
d. Jasa Perusahaan 0,36 0,36 0,34 0,35 0,34
9. JASA-JASA 0,79 0,80 0,79 0,77 0,78
a. Pemerintahan Umum 0,98 0,99 0,97 0,95 0,96
1. Administrasi Pemerintahan & Pertahanan 0,98 0,98 0,97 0,96 0,98
2. Jasa Pemerintahan Lainnya 0,98 0,99 0,97 0,94 0,94
b. Swasta 0,37 0,37 0,37 0,37 0,38
1. Jasa Sosial & Kemasyarakatan 0,34 0,34 0,34 0,34 0,35
2. Jasa Hiburan & Rekreasi 0,49 0,49 0,50 0,51 0,51
3. Jasa Perorangan & Rumah tangga 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38
No. Tipologi Klassen LQ
1 Tanaman bahan makanan Tanaman bahan makanan
2 Perikanan Tanaman perkebunan
3 Industri pengolahan tanpa migas Peternakan dan hasilnya
4 Restoran Kehutanan
5 Jasa penunjang komunikasi Perdagangan besar dan eceran
6 Bank Angkutan jalan raya
7 Sewa bangunan -
8 Jasa perusahaan -
9 Jasa hiburan dan rekreasi -
No. Responden Potensi Investasi Keterangan
1 Pelaku Usaha 1. Pariwisata (Pantai, Gua,
Sejarah, Agama)
2. Kerajinan (Kayu, Bambu, Batu
alam)
3. Perikanan
4. Ubi Kayu
Pelaku usaha yang menjadi sampel di
seluruh kecamatan, Kab. Gunungkidul
2 Akademisi 1. Pertanian
2. Peternakan
3. Pariwisata
Univ. Gunungkidul (UGK)
3 Asosiasi Pengusaha 1. Sumber daya alam (Kehutanan,
Kras)
2. Pariwisata (Pantai dan Gua)
Gapensi dan Kadin
4 Lembaga Keuangan 1. Perdagangan
2. Pariwisata
3. Industri pengolahan
KJKS BMT Amal Rizki
5 SKPD 1. Perikanan
2. Pariwisata
3. Kars/Kapur
4. Ubi kayu diolah menjadi tepung
cassava dan mocaf
1. Dinas Kelautan dan Perikanan
2. Dinas Tanaman Pangan dan
Holtikultura
3. Kantor Penanaman Modal &
Pelayanan Terpadu
No. Bentuk
Kebiijakan Pendukung
Jumlah
(%)
1 Pemasaran dan Promosi 34,04
2 Pelatihan 8,51
3 Pendampingan 14,81
4 Permodalan 34,04
5 Pemanfaatan produk oleh masyarakat dan instansi pemkab 4,26
6 Perlindungan produk/bahan baku 4,26
7 Lain-lain 4,34
No Kecamatan Nama Pendidikan Potensi Investasi
1 Panggang Slamet Sarjana Kelautan/perikanan
Wisata Gua
2 Purwosari Subar Sarjana 1. Potensi alam: perikanan tangkap/laut.
2. Wisata gua
3. Kerajinan
3 Paliyan Rusdiyono SLTA 1. Sumber daya alam (hutan)
2. Perak
4 Saptosari Supriyono Sarjana 1. Kelautan
2. Kerajinan
5 Tepus Supriyanto SLTA 1. Potensi alam, khususnya pantai
2. Kerajinan,
3. Perdagangan
6 Tanjungsari Harto SLTA Kelautan, khususnya pantai Baron dan sebagainya yang
berada di wilayah kecamatan Tanjung Sari, potensi
kelautan selain menjadi tujuan wisata juga diperoleh hasil
lautnya.
7 Rongkop Suwindartin
i
Pasca
Sarjana
1. Wisata alam (Gua Tritis & Brahala)
2. Indutri Mocaf dan Casava
8 Girisubo Suharto SLTP 1. Batu alam
2. Mebel kayu
3. Kerajinan anyaman bambu
4. Makanan (jenang)
9 Semanu M. Sobari SLTA 1. Kelautan
2. Batu alam putih
Persepsi Tokoh Masy. Mengenai Potensi Investasi Di Kecamatan
10 Ponjong Margana Sarjana Batu putih dan makanan olahan
11 Karangmojo Sutanto SLTA 1. Sumber daya alam seperti kelautan beserta hasilnya
2. Pertanian
3. Peternakan serta berbagai hasil
4. Kerajinan
12 Wonosari Suprapto SLTA 1. Sumberdaya alam seperti pantai, batu dan tambang.
2. Pertanian dan peternakan
3. Kerajinan, seperti mebel
13 Playen Ponijan SLTA 1. Potensi alam, seperti Air Terjun Sri Thiwul dan Goa.
2. Olahan makanan
3. Peternakan dan pertanian
14 Patuk Sutarjo Sarjana 1. Pariwisata
2. Kerajinan kayu
3. Industri makanan kecil
15 Gedangsari Sugiran Diploma
III
1. Sumber daya alam (batu andesit)
2. Kerajinan (patung kayu dan bamboo)
16 Nglipar Suparman SLTA 1. Kelautan yang di dalamnya meliputi perikanan, obyek
wisata, potensi pendukung lainnya misalnya souvenir.
2. Peternakan (sapi, kambing dan kerbau).
3. Gula kelapa
17 Ngawen Agung
Setiawan
SLTA 1. Wisata
2. Kelautan
18 Semin Paryanto SLTA 1. Sumber daya alam, seperi obyek wisata pantai
2. Peternakan dan pertanian
3. Batu Alam Putih.
No. Kecamatan Potensi Investasi
1 Panggang 1. Mebel kayu
2. Pariwisata pantai
3. Kerajinan akar pohon dan canting
2 Purwosari 1. Pariwisata Gua
2. Pengolahan hasil laut
3 Paliyan 1. Batu putih,
2. Kerajinan rumah tangga
3. Minat khusus (menyusuri sungai dan gua)
4 Saptosari Pariwisata kelautan seperti pantai Ngubaran dan Renean.
5 Tepus 1. Mebel kayu
2. Pariwisata pantai Gesing
3. Kerajinan akar pohon di Girimulyo, kerajinan canting di Girikerto
6 Tanjungsari 1. Kelautan: pantai Krakal, Kukup dan Drini
2. Ikan laut
3. Olahan makanan, di desa Hargosari
4. Kerajinan kece dan kayu di desa Kemadang.
7 Rongkop Pariwisata alam (Gua Tritis & Brahala) Pariwisata budaya
8 Girisubo 1. Perikanan
2. Indutri kecil (makanan)
9 Semanu 1. Kerajinan perak
2. Pengolahan tepung ketela (casava)
3. Pengembangan tanaman pangan dan holtikultura
10 Ponjong 1. Industri Batu,
2. Industri Rumah tangga
3. Wisata Kuliner dan wisata alam
11 Karangmojo 1. Wisata alam dan wisata budaya,
2. Pengolahan hasil tanaman polowija/hasil pertanian
3. Peternakan dan perikanan.
12 Wonosari 1. Kerajinan kayu
2. Makanan: tempe dan tahu
3. Batu putih
13 Playen Pertanian
14 Patuk 1. Buah-buahan dan Taman wisata buah di Desa Nglanggeran
15 Gedangsari 1. Kerajinan batik, bambu patung kayu
2. Mebel/furnitur
3. Makanan olahan
4. Wisata budaya rasulan Gubug Gedhe
5. Batu alam andesit dan zeolit
16 Nglipar 1. Pertanian, peternakan, kerajinan,
2. Makanan olahan,
3. Mebel kayu
17 Ngawen 1. Wisata Gunung Gambar dan Hutan Wonosari’
2. Home Industri (Batik Tulis)
18 Semin 1. Ukir batu dan kerajinan akar wangi
2. Peternakan ayam dan sapi
3. Makanan olahan
4. Pertanian tembakau dan palawija.
No.Tipologi Klassen
dan LQ
Pelaku Usaha, Akademisi,
Asosiasi, LK, SKPD*)Tokoh Masyarakat*) Pejabat Kecamatan*)
1 Ubi kayu Pertanian • Pertanian • Pengembangan tanaman
pangan dan holtikultura
2 Kelapa Kerajinan (Kayu, Bambu,
Batu alam)
Peternakan Olahan makanan
3 Sapi potong Peternakan Sumber daya alam
(hutan)
Peternakan ayam dan
sapi
4 Jati • Sumber daya alam
(Kehutanan, Kras)
• Kelautan/perikanan Perikanan
5 Budidaya ikan air
tawar
Perikanan Olahan makanan Pengolahan hasil laut
6 Kerajinan kayu Perdagangan Mebel kayu Kerajinan
kayu/Mebel/furnitur
7 Kerajinan bambu Ubi kayu diolah menjadi
cassava dan mocaf
Kerajinan
anyaman bambu
Kerajinan bambu
8 Mebel/furniture Pariwisata (Pantai, Gua,
Sejarah, Budaya)
Indutri Mocaf dan
Casava
Pengolahan tepung ketela
(casava)
9 Pengolahan ubi kayu Batu alam Batu alam dan ukir batu
10 Pengolahan batu Wisata alam Pariwisata (Pantai, Gua,
Sejarah, Budaya)
11 Penunjang pariwisata (biro perjalanan wisata, rumah wisata, jasa pelaksana outbond, wisata taman buah)
No. Komoditas
1 Tepung mocaf
2 Pengolahan daging sapi
3 Budidaya ikan air tawar
4 Kerajinan batu alam
5 Kerajinan bambu
6 Kerajinan kayu
7 Rumah wisata (homestay)
8 Biro perjalanan wisata
No Nama Komoditas Nilai X (S – W) Nilai Y (O – T) Kuadran
1 Tepung mocaf1,2 -1
II
2 Pengolahan daging sapi0,85 -0,25
II
3 Budidaya ikan air tawar0,8 0,05
I
4 Kerajinan batu alam1,1 -0,25
II
5 Kerajinan bambu0,7 0,1
I
6 Kerajinan kayu0,7 0,1
I
7 Rumah wisata (homestay)1,9 0,3
I
8 Biro perjalanan wisata2,1 1,15
I
Kuadran I (positif, positif). Posisi ini menandakan sebuah komoditas yang memiliki kekuatan dan
berpeluang untuk berkembang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif. Strategi
yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kemajuan adalah:
1. Meningkatkan kualitas SDM pada berbagai bagian, misalkan peningkatan kualitas SDM
bagian pemasaran, bagian desain.
2. Peningkatan kualitas teknologi produksi
3. Melakukan diversifikasi produk
4. Memperluas daerah pemasaran
Kuadran II (positif, negatif ). Posisi ini menandakan sebuah komoditas yang kuat namun
menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi
strategi. Strategi yang dilakukan untuk mendorong ke kuadran I, adalah:
1. Meningkatkan skala produksi untuk mencapai efisiensi usaha.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pemasaran, misal pemasaran melalui internet.
3. Meningkatkan teknik produksi.
4. Meningkatkan kemitraan untuk pasokan bahan baku, bahan pendukung, dan
pemasaran dengan perusahaan yang lebih besar dan/atau pengusaha dari daerah lain.
PRA STUDI
KELAYAKAN
Aspek Pasar
Tepung Mocaf dapat digunakan untuk membuat kue kering seperticookies, nastar, dan kastengel, kue basah seperti kue lapis, brownies,spongy, cake, bihun, dan campuran produk lain berbahan baku gandumatau tepung beras, dengan karakteristik produk yang dihasilkan tidakjauh berbeda dengan penggunaan tepung terigu maupun tepung beras.
Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkuplokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi DIY), dannasional.
Aspek Teknis
Lokasi usaha
Secara umum lokasi usaha tepung mocaf dapat dilakukan diseluruhkecamatan di wilayah Kabupaten Gunungkidul karena tanaman ubi kayusebagai bahan baku utama tepung mocaf dihasilkan di seluruhkecamatan.
Pemanfaatan
Tepung Mocaf sangat baik digunakan sebagai bahan baku untuk produkbakery dan dapat digunakan sebagai bahan baku, baik substitusi maupunseluruhnya, dari berbagai jenis produk bakeri mulai dari muffin, bolu,cookies, brownish, spongy cake sampai roti tawar.
Uraian Investasi Satuan Jumlah Nilai
Biaya Lahan
Biaya Bangunan Semi
Permanen
Asumsi:
Harga tanah Rp 200.000/M2
Harga bangunan Rp 0,5 juta/M2
M2 1.000
300
Rp 350.000.000
Peralatan Rp 100.000.000
Modal Kerja Rp 100.000.000
Total Investasi Rp 550.000.000
Produksi Ton per
tahun
150
• Aspek Keuangan
Initial Investment Komoditas Tepung Mocaf
Aspek Pasar
Kebutuhan daging sapi 2012 sebanyak 448.800 ton, sehinggamasih kekurangan 72.290 ton. Kekurangan daging sapi pada 2012 sekitar 72.290 ton setara dengan 441.600 ekor sapi. Dengandemikian, kebutuhan daging sapi relatif masih tinggi.
Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalahlingkup lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam PropinsiDIY), dan nasional.
Aspek Teknis
Lokasi usaha
Secara umum diseluruh kecamatan di wilayah KabupatenGunungkidul memiliki peternakan sapi. Dari 18 kecamatanterdapat 5 kecamatan yang memiliki jumlah ternak sapi lebihdari 8.000 ekor pada tahun 2010, yaitu Kecamatan Tanjungsari, Semanu, Ponjong, Playen, Gedangsari, dan Semin.
Pemanfaatan
Pemanfaatan daging sapi dapat diolah kedalam berbagai bentukuntuk dikonsumsi. Bentuk olahan, antara lain: Kornet, Sosis Sapi, Abon Sapi, Bakso
• Aspek Keuangan
Initial Investment Komoditas Daging Sapi Olahan (Produk Bakso)
Uraian Investasi Satuan Jumlah Nilai
Biaya Lahan
Biaya Bangunan Permanen
Asumsi:
Harga tanah Rp 200.000/M2
Harga bangunan Rp 1 juta/M2
M2 200
100
Rp 140.000.000
Peralatan Rp 25.000.000
Modal Kerja Rp 50.000.000
Total Investasi Rp 215.000.000
Produksi Ton per tahun 10
Aspek Pasar
Produk dari bambu mempunyai nilai tambah yang sangat besardibanding dengan produk-produk dari kayu. Nilai tambah produkkerajinan bambu mencapai 150 % ditingkat buyer dan 250 % ditingkat konsumen.
Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalahlingkup lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam PropinsiDIY), nasional dan internasional. Produk kerajinan bambu dariGunungkidul adalah suling bambu yang telah diekspor ke negaraMalaysia, Belanda, Amerika, dan Inggris.
Aspek Teknis
Lokasi usaha
Lokasi usaha kerajinan bambu di wilayah Kabupaten Gunungkidulterdapat di kecamatan Semanu, Purwosari, Rongkop, Ngawen, dan Playen
Bentuk
Bentuk kerajinan bambu memiliki berbagai jenis, antara lain tampah, besek, atau perabot rumah tangga lainnya, box set(kotak penyimpan serba guna), tempat lilin, vas bunga, kaplampu, berbagai bentuk dan ukuran keranjang, mebel bambu.
Uraian Investasi Satuan Jumlah Nilai
Biaya Lahan
Biaya Bangunan Semi
Permanen
Asumsi:
Harga tanah Rp 200.000/M2
Harga bangunan Rp 0,5 juta/M2
M2 200
100
Rp 90.000.000
Rp 50.000.000
Peralatan Rp 15.000.000
Modal Kerja Rp 25.000.000
Total Investasi Rp 180.000.000
Produksi Unit per tahun 40.000
•Aspek Keuangan
Initial Investment Komoditas Kerajinan Bambu
Aspek Pasar
Kabupaten Gunungkidul merupakan wilayah yang sebagian besar terdiri dari batu-
batuan terutama batu putih, sehingga bagi masyarakat setempat dapat
dimanfaatkan untuk menambah pendapatan. Batu Putih merupakan bahan dari alam
di gunungkidul yang perlu dikembangkan.
Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup lokal
(Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi DIY), nasional dan internasional.
Produk kerajinan batu dari Gunungkidul telah diekspor, misalkan produk batu temple
diekspor ke negara Cina, Singapura dan Vietnam.
Aspek Teknis
Lokasi usaha
Lokasi usaha kerajinan batu di wilayah Kabupaten Gunungkidul terdapat dikecamatan Semanu, Wonosari, Semin, Karangmojo, dan Ponjong
Bentuk
Bentuk kerajinan batu alam, antara lain:
1. Untuk Umpak tiang rumah
2. Giring ( pada rumah yang tidak memakai podasi )
3. Pawon untuk memasak dengan kayu bakar
4. Batu untuk dinding rumah ( seperti batu bata dan batako )
5. Ornamen rumah ( arca , hiasan dinding dsb )
6. Tegel
Uraian Investasi Satuan Jumlah Nilai
Biaya Lahan
Biaya Bangunan
Asumsi:
Harga tanah Rp 200.000/M2
Harga bangunan Rp 0,5 juta/M2
M2 300
100
Rp 110.000.000
Rp 50.000.000
Peralatan Rp 25.000.000
Modal Kerja Rp 25.000.000
Total Investasi Rp 2 10.000.000
Produksi Unit per tahun 20.000
• Aspek Keuangan
Initial Investment Komoditas Kerajinan Batu
Aspek Pasar
Kerajinan kayu (woodcraft) tersebut ketika ditekuni ternyata bisa
menjadi sebuah usaha yang memiliki prospek menjanjikan, terutama bagi
daerah yang selama ini menjadi salah satu tujuan wisata baik domestik
maupun mancanegara.
Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup
lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi DIY), nasional
dan internasional. Produk kerajinan kayu dari Gunungkidul telah diekspor,
misalkan produk topeng kayu batik, furnitur diekspor ke negara Amerika,
Italy, Jepang, Prancis, dan Thailand.
Aspek Teknis
Lokasi usaha
Lokasi usaha kerajinan kayu di wilayah Kabupaten Gunungkidul terdapat
di kecamatan Gedangsari, Nglipar, Patuk, Saptosari, dan Panggang.
Bentuk
Pemanfatan kayu untuk kerajinan dalam bentuk, antara lain:topeng
kayu, furnitur, mainan tradisional dakon, bingkai cermin, nampan, kotak
tisu
Uraian Investasi Satuan Jumlah Nilai
Biaya Lahan
Biaya Bangunan
Asumsi:
Harga tanah Rp 200.000/M2
Harga bangunan Rp 0,5 juta/M2
M2 300
100
Rp 110.000.000
Rp 50.000.000
Peralatan Rp 15.000.000
Modal Kerja Rp 50.000.000
Total Investasi Rp 215.000.000
Produksi Unit per tahun 30.000
• Aspek Keuangan
Initial Investment Komoditas Kerajinan Kayu
Aspek Pasar
Homestay adalah jenis akomodasi yang berasal dari rumah–rumah rakyat
yang telah disediakan fasilitas dan sarananya, sehingga memenuhi syarat
kesehatan yang disewakan kepada wisatawan. Wilayah pemasaran yang
dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup lokal (Kabupaten
Gunungkidul), regional (dalam Propinsi DIY), nasional dan internasional.
Aspek Teknis
Lokasi usaha
Lokasi usaha rumah usaha (homestay) dilakukan di daerah wisata di
Kabupaten Gunungkidul, seperti: Desa Wisata Bleberan, Kecamatann
Playen; Kec. Girisubo, Kec. Tanjungsari, Kec. Tepus; Kec. Saptosari dan
Kec. Panggang.
Bentuk
Untuk membuka usaha homestay, paling tidak harus memiliki bangunan
berupa rumah yang layak huni. Bermodal aset yang sudah ada ini,
investasi tambahan cukup ringan karena bangunan rumah sudah ada,
maka perlu menyiapkan biaya untuk renovasi dan promosi. Sistem usaha
yang akan digunakan, dapat dengan sistem waralaba atau dengan
pengelolaan secara mandiri.
Uraian Investasi Satuan Jumlah Nilai
Biaya renovasi rumah M2 200 Rp 100.000.000
Peralatan/Perlengkapan Rp 25.000.000
Modal Kerja Rp 20.000.000
Total Investasi Rp 145.000.000
Produksi Tamu per tahun 400
• Aspek Keuangan
Initial Investment Komoditas Rumah Wisata (Homestay)
Aspek Pasar
Keunikan Yogyakarta, khususnya Kabupaten Gunungkidul dengan adat
istiadat budaya yang unik, panorama alam yang indah, dan
masyarakatnya yang ramah menarik wisatawan mancanegara untuk
datang berkunjung. Kedatangan wisatawan ke Gunungkidul memiliki
beberapa tujuan antara lain berlibur, mengunjungi teman, mengadakan
pertemuan, kunjungan kerja dan lain sebagainya.
Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup
lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi DIY), nasional
dan internasional.
Aspek Teknis
Lokasi usaha
Lokasi usaha di Wonosari (ibukota Kabupaten Gunungkidul) dan cabang di
kota lain.
Bentuk
Biro perjalan wisata ini menyediakan informasi pariwisata di Gunungkidul
dan tranportasi, baik dari tempat asal wisatawan atau dari Yogyakarta
atau di Kabupaten Gunungkidul; dan menyediakan rute dan memandu
perjalanan wisata, tempat makan, souvenir, dan tempat bermalam.
Uraian Investasi Satuan Jumlah Nilai
Biaya sewa kantor per tahun M2 50 Rp 10.000.000
Peralatan/Perlengkapan Rp 25.000.000
Kendaraan unit 2 Rp 500.000.000
Modal Kerja Rp 20.000.000
Total Investasi Rp 555.000.000
Produksi Tamu per tahun 2.000
• Aspek Keuangan
Initial Investment Komoditas Biro Perjalanan Wisata
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
1. Kebijakan perijinan : ada kemudahan akses, efisiensi waktu, dan prosedur
dalam hal informasi perizinan usaha. yang diselenggarakan Pemerintah
Kabupaten Gunungkidu, serta biaya perizinan usaha yang dinilai tidak
memberatkan pelaku usaha.
2. Hubungan pemerintah kabupaten dengan pelaku ada kepedulian
memahami permasalahan yang dihadapi pelaku usaha, kebijakan yang
mendukung kegiatan usaha, pajak dan retribusi daerah yang tidak
merugikan kegiatan usaha dan senilai dengan layanan yang diberikan oleh
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.
3. Daya dukung infrastruktur di Kabupaten Gunungkidul dinilai cukup
memadai untuk kegiatan investasi, seperti saluran air limbah, listrik,
teknologi informasi, dan telekomunikasi. Khusus pada penyediaan air bersih
sebagian wilayah masih belum terjangkau PDAM
4. Dari aspek permodalan dan makro ekonomi para responden menyatakan
adanya hubungan bisnis para pelaku usaha (responden) dengan berbagai
lembaga keuangan, dinamika perekonomian makro Kabupaten
Gunungkidul memiliki pengaruh positif terhadap kegiatan usaha investasi,
dan peningkatan daya beli masyarakat merupakan salah satu faktor
positif bagi perkembangan usaha di Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan
aspek persaingan usaha di Kabupaten Gunungkidul dinilai mayoritas
responden relatif kompetitif.
5. Faktor sosial politik di Kabupaten Gunungkidul dinyatakan oleh mayoritas
responden dinilai sebagai faktor positif atau mendukung bagi
perkembangan dunia usaha.
6. Aspek perburuhan atau ketenagakerjaan di Kabupaten Gunungkidul yang
dinyatakan oleh mayoritas responden telah mendukung pengembangan
dunia usaha.
No. Komoditas
1 Tepung mocaf
2 Pengolahan daging sapi
3 Budidaya ikan air tawar
4 Kerajinan batu alam
5 Kerajinan bambu
6 Kerajinan kayu
7 Rumah wisata (homestay)
8 Biro perjalanan wisata
Komoditas Prioritas Investasi
Di Kabupaten Gunungkidul
Hasil Studi Kelayakan Usaha (SKU) atau feasibility study (FS) produk
perikanan menunjukkan bahwa usaha di sub. sektor perikanan khususnya
ikan air tawar, misalnya nila menunjukkan hasil yang layak untuk
dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari indikator kelayakan usaha NPV, PBP,
IRR
1. Perlunya sosialisasi atas hasil Penyusunan Daftar Proyek Investasi Berbasis Potensi
Daerah Kabupaten Gunungkidul ini pada stakeholders (masyarakat, birokrasi,
pengusaha/investor,akademisi, lembaga keuangan) melalui berbagai media komunikasi,
termasuk website. Dokumen ini sekaligus dapat ditindaklanjuti sebagai bahan promosi
investasi daerah.
2. Pengintegrasian hasil Penyusunan Daftar Proyek Investasi Berbasis Potensi Daerah
Kabupaten Gunungkidul ini pada perencanaan pembangunan daerah, khususnya di tiap
kecamatan sehingga terbangun sinergitas pembangunan daerah.
3. Penyusunan studi kelayakan ketujuh komoditas prioritas investasi tersebut untuk memberi
gambaran lebih rinci dan utuh kepada calon investor.
4. Menyusun kegiatan sejenis pada setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Gunungkidul
sehingga tersedia informasi potensi investasi yang lebih luas dan lengkap yang dapat
dijadikan alternatif bagi investor untuk melakukan kegiatan investasi.
5. Implementasi dokumen ini (Penyusunan Daftar Proyek Investasi Berbasis Potensi Daerah
Kabupaten Gunungkidul memerlukan intensitas koordinasi lintas SKPD, untuk menjaga
efektivitas program dan kegiatan pengembangan usaha dan investasi yang ada di
Kabupaten Gunungkidul
60% kebutuhan ikan di DIY harus didatangkan dari luar wilayah
konsumsi ikan di Jogja hanya 21 kg/kapita/tahun, rata-rata nasional (35
kg/kapita/tahun
Budidaya air tawarnya pada tahun 2010 mencapai produksi total sebesar
3.045,1 ton yang berasal dari budidaya kolam sebesar 2.779,15 ton,
budidaya karamba sebesar 9,87 ton, budidaya telaga sebesar 242,87 ton
dan budidaya jaring apung sebesar 13,23 ton
6.2. Asumsi
Kajian keuangan akan memberikan gambaran keuangan
yang mencakup pembahasan informasi basis (asumsi),
investasi, arus kas dan kemampuan memenuhi kewajiban
keuangan serta prospek keuangan.
Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan
Net Benefit Cost Ratio (Net BCR).
Dasar perhitungan yang akan dilakukan menggunakan
asumsi satuan luas kolam minimum 100 m2 (ukuran 10 m x
10 m) luas lahan 110 m2.
Periode proyek diasumsikan selama 3 (tiga) tahun. Asumsi
teknis dan parameter dapat ditampilkan pada tabel 61.
No Uraian Unit Satuan Harga/Unit (Rp)
1 Periode Proyek 3 Tahun
2 Pembuatan tanggul keliling dinding kolam 40 Meter larik 500.000
3 Pengerukan kolam 1 Paket 8.000.000
4 Gubug/Saung menunggu 1 Unit 800.000
5 Harga total jaring 1 Rol 350.000
6 Biaya jahit 80 Meter Persegi 2.500
7 Harga bahan 1 Rol 150.000
8 Umur budidaya 4 Bulan
9 Frekuensi panen per tahun 3 Kali
10 Benih (ukuran 5-7 cm) 1.000 Kg 11.000
11 Pakan ikan 170 Zak @ 30 kg 180.000
12 Gaji pengelola 1 Orang/bulan 1.200.000
13 Upah tenaga kerja tetap 1 Orang/bulan 600.000
14 Harga jual ikan nila 1 Kg 10.000
15 Tingkat mobilitas 20 Persen
16 Rata-rata berat ikan saat panen 400 Gram
17 Bunga pinjaman bank 12 - 13 persen/tahun
Tabel 6.1.
Asumsi Teknis dan Parameter Keuangan Usaha
Budidaya Pembesaran Ikan Nila
No Rincian Biaya Proyek Jumlah
1 Sumber dana Investasi
a. Kredit 20.000.000
b. Dana sendiri 8.520.000
Jumlah dana investasi 28.520.000
2 Sumber dana modal kerja
a. Kredit 30.000.000
b. Dana sendiri 19.800.000
Jumlah dana modal kerja 49.800.000
3 Sumber Total dana
a. Kredit 50.000.000
b. Dana sendiri 28.320.000
Tahun
ke Kredit Angsuran Pokok
Angsuran
Bunga Total Angsuran Saldo Akhir
0 20.000.000 20.000.000
1 Rp9.433.962,26 Rp2.400.000,00 Rp11.833.962,26 10.566.038
2 Rp10.566.037,74 Rp1.267.924,53 Rp11.833.962,26 -
Tahun
ke Kredit Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Saldo Akhir
0 30.000.000 30.000.000
1 Rp14.084.507,04 Rp3.900.000,00 Rp17.984.507,04 15.915.493
2 Rp15.915.492,96 Rp2.069.014,08 Rp17.984.507,04 (0)
Tabel 6.5.
Angsuran Pokok dan Bunga Kredit Investasi
Tabel 6.6
Angsuran Pokok dan Bunga Kredit Modal Kerja
No Uraian Nilai Satuan
1 Frekuensi panen per tahun 3 kali
2 Produksi per periode 16.000 ekor
3 Berat ikan saat panen (Periode) 6.400 kg
4 Produksi per tahun 19.200 kg
5 Harga jual ikan 10.000 Rp/kg Nilai penjualan per tahun 192.000.000 Rp/tahun
Tabel 6.7.
Produksi dan Pendapatan Budidaya Pembesaran Ikan Nila
1 2 3
1 Pendapatan 192.000.000 192.000.000 192.000.000
2 Biaya Operasional 149.400.000 149.400.000 149.400.000
3 Laba Kotor (EBIT) 42.600.000 42.600.000 42.600.000
4 Bunga 6.300.000 3.336.939 -
5 Laba Sebelum Pajak (EBT) 36.300.000 39.263.061 42.600.000
6 Pajak 3.630.000 3.926.306 4.260.000
7 Laba Bersih (EAT) 32.670.000 35.336.755 38.340.000
8 Profit Margin 17% 18% 20%
No Uraian
Tahun Ke
Tabel 6.8.
Proyeksi Laba Rugi Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Nila
Kriteria Investasi Hasil Cut-Off Kesimpulan
IRR 21% 12% Layak
Pay Back Period Discounted 2 tahun 3bulan 3 tahun Layak
B/C Ratio 1,51 > 1 Layak
Kriteria Investasi Hasil Cut-Off Kesimpulan
IRR 14% 12% Layak
Pay Back Period Discounted 2 tahun 6bulan 3 tahun Layak
B/C Ratio 1,3 > 1 Layak
NPV 23.890.240 Positif Layak
Kriteria Investasi Hasil Cut-Off Kesimpulan
IRR 16% 12% Layak
Pay Back Period Discounted 2 tahun 5bulan 3 tahun Layak
B/C Ratio 1,35 > 1 Layak
NPV 27.716.194 Positif Layak
Tabel 6.12.
Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 2
a. Biaya operasional naik = 10%
Tabel 6.11.
Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 1
a. Pendapatan turun = 7%
Penyediaan lapangan kerja.
Sumber pendapatan keluarga bagi pembudidaya dan pihak-pihak lain yang terkait dengan usaha budidaya ini.
Meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDRB) Pemerintah Daerah.
Sumber penerimaan devisa negara melalui penjualan ikan nila baik dalam bentuk utuh beku, fillet segar, atau fillet beku ke pasar luar negeri (ekspor)
Usaha ini juga memiliki kaitan :
a. Hulu (backward linkage) .
b. Hilir (forward linkage).