Presentasi Kasus Jiwa Dr. Karjana. Sp.kj-1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

preskas

Citation preview

PRESENTASI KASUS

PRESENTASI KASUSPembimbing : dr. Karjana, Sp.KJPenyusun: Karlina Lestari

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA I KRAMAT JATI JAKARTAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSIApril 2015 Mei 2015IDENTITAS

Nama: Ny. YH

Jenis Kelamin: Perempuan

Usia: 27 Tahun

Alamat: Slebol, Kalimantan Barat

Suku Bangsa: Kalimantan

Warga Negara: Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan: Tenaga Kerja Wanita Pendidikan Terakhir: SMA

Status Pernikahan: Bercerai

Tanggal Masuk RS: 13 Maret 2015

Tanggal Pemeriksaan: 29 April 2015RIWAYAT PSIKIATRIKeluhan UtamaPasien diantar oleh BNP2TKI ke RS. Polri karena cenderung diam, tidak mau bicara.

Keluhan TambahanPasien sulit diajak berkomunikasi dan bicara seperlunya.Dilakukan Autoanamnesis pada tanggal 29 April 2015 Seorang wanita 27 tahun diantar oleh BNP2TKI ke bangsal jiwa RS Polri tanggal 13 Maret 2015 dengan keadaan cenderung diam dan tidak mau bicara sejak 1 minggu sebelum masuk Rumah Sakit.

Pasien mengaku pekerjaannya adalah TKW. Alasan pasien menjadi TKW adalah ingin mencari kehidupannya sendiri karena merasa tidak dianggap dikeluarga. Ayah pasien terbiasa mengonsumsi alkohol sehingga sering memarahi pasien, ibu pasien terlihat lebih sayang kepada adik nya. Riwayat Gangguan SekarangPasien menjadi TKW sejak tahun 2006, awalnya bekerja di Singapura. Kontrak hanya 1 tahun menjadi pembantu rumah tangga, tidak ada masalah dengan majikan. Pada tahun 2007, pasien bekerja di Hongkong sebagai pembantu rumah tangga selama 2 tahun, pasien mengatakan majikannya baik dan mendapat gaji yang sesuai.Pada akhir 2009, pasien berpindah ke Malaysia. Pasien bekerja di Malaysia selama 6 tahun. Selama di Malaysia, pasien sudah beberapa kali bergonta-ganti pekerjaan. Diawali sebagai pembantu rumah tangga selama beberapa bulan, pasien mengatakan majikannya baik namun pasien tidak bisa mengurus anjing peliharaan dan akhirnya berhenti, kemudian pasien bekerja sebagai pelayan rumah makan selama sebulan, pasien memutuskan untuk berhenti bekerja karena gajinya kecil. Setelah itu, pasien bekerja di sebuah perusahaan judi online selama kurang lebih satu bulan, pasien mengaku tidak mendapatkan gaji sehingga pasien berhenti bekerja.Kemudian pasien memutuskan menikah dan sejak saat itu, pasien tidak bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selain dibiayai oleh suami pasien, pasien bermain judi dengan modal pinjaman dari temannya. Menurut pengakuan pasien, ice adalah semacam obat seperti bubuk putih yang dihisap dan menimbulkan efek semangat dan pasien sering menggunakan ice sebagai dopping. Pasien mengatakan meminum alkohol sesekali saat berpesta saja..

Beberapa kali pasien menang judi mendapat 7000RM, uang tersebut juga digunakan untuk berpesta di karaoke, meminum-minuman beralkohol, merokok dan mengonsumsi ice. Pada bulan Agustus 2014, setelah beberapa minggu tidak mengonsumsi ice, pasien sering bermimpi buruk sehingga pasien sulit tidur. Kemudian, muncul suara bisikan berupa percakapan yang membuat pasien ketakutan.Bisikan tersebut lalu berubah memerintah pasien agar pergi ke pantai, ke taman, pasien mengikuti bisikan tersebut dan mengatakan saat itu pasien masih mengetahui jalan pulang kerumah. Semakin lama, bisikan tersebut semakin parah disertai dengan penglihatan yang aneh, pasien melihat semua orang dan benda-benda disekitarnya adalah hantu yang menakutkan sehingga pasien mengamuk dan mengacak-acak isi rumahnya, termasuk merobek uang dan paspor.Pasien merasa dirinya seperti tidak nyata dan berada di alam kubur, berjalan tanpa sadar, jika dihampiri orang lain pasien merasa ketakutan lalu pasien lupa apa yang terjadi setelah itu, tiba-tiba setelah sadar pasien sudah berada di Rumah Sakit Malaysia dan segera dibawa kembali ke Indonesia.Selama di bangsal Dahlia, pasien mudah bergaul dengan teman-temannya. Pasien terlihat menyibukan diri seperti membantu temannya, membantu membersihkan piring, mendengarkan musik sambil menari, serta merias diri. Pasien mengatakan mengisi kesibukan agar bisikan-bisikan teralihkan. Pasien juga mengatakan sudah tidak ada keinginan menggunakan ice dan alkohol.Riwayat Gangguan Sebelumnya

Riwayat penyakit medis umumKelainan bawaan: Tidak adaInfeksi: Tidak adaTrauma: Tidak adaLainnya: Tidak ada Riwayat Psikiatri Pasien belum pernah mengalami gangguan seperti ini sebelumnya Riwayat penggunaan Zat PsikoaktifRiwayat kebiasaan minum alkohol sejak 2007, dalam sehari pasien mampu menghabiskan sebotol minuman sendirianRiwayat menggunakan ice sejak tahun 2010-2014Riwayat Kehidupan Pribadi Riwayat Prenatal dan PerinatalPasien adalah anak yang dikehendaki, lahir kembar, normal, dan cukup bulan, diasuh oleh kedua orang tuanya.Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)Pasien tidak ingat masa kanak-kanak awal. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)Pasien masa kecilnya cukup menyenangkan. Sering bermain dengan teman-teman. Pasien merupakan pribadi yang penyayang, sangat menyayangi ibunya. Namun, pasien merasa tidak dianggap oleh ibu nya dan diperlakukan tidak sama seperti kembarannya, pasien juga mengaku seringkali dimarahi ayah nya.Riwayat Masa RemajaPasien berhenti sekolah saat SMA kelas 2. Pasien sudah berkeinginan untuk pergi dari rumahnya dan mencari kehidupan yang diinginkan. Beranjak dewasa, pasien menjadi pribadi yang pemarah, pasien mengaku sering memberontak sehingga semakin sering dimarahi ayahnya.

Riwayat Masa DewasaRiwayat PendidikanSD: SDN 5 Kalimantan BaratSMP: SMPN 1 Kalimantan BaratSMA: SMA Kapuas Kalimantan BaratRiwayat PekerjaanPasien berprofesi sebagai TKWRiwayat PernikahanPasien mengaku sudah menikah pada tahun 2010. Memiliki 2 orang anak. Pada tahun 2013 bercerai karena sudah merasa tidak cocok. Tidak ada konflik dengan suami.Riwayat Kehidupan BeragamaPasien beragama Islam. Riwayat pelanggaran hukumPasien mengatakan tidak pernah melakukan pelanggaran hukum.Riwayat sosial ekonomiPasien mengatakan berasal dari keluarga dengan perekonomian yang kurangRiwayat Keluarga

GenogramPersepsi Pasien Tentang Diri dan KehidupannyaPasien mengatakan bahwa dirinya seorang yang materialistis. Kehidupan masa kecil yang kekurangan membuat pasien ingin memiliki uang banyak. Pasien mengatakan berjudi merupakan kehidupan yang ia inginkan selama ini, pasien ingin kembali berjudi tetapi tidak mau mengonsumsi alkohol dan ice. Pasien tahu berjudi tidak baik namun pasien tetap ingin berjudi karena mudah mendapatkan uang. STATUS MENTAL Deskripsi UmumPenampilan Seorang perempuan berumur 27 tahun, berpenampilan rapi sesuai dengan usianya, berkulit sawo matang, bertubuh kurus, berambut pendek berwarna hitam. Pasien juga tampak tenang. Pasien bisa merawat diri sendiri dan tampak bersih. Pasien ramah dan cukup kooperatif selama di wawancara.Perilaku dan Aktivitas PsikomotorPada saat awal wawancara pasien terlihat tenang, tidak agresif, dapat menjawab pertanyaan dengan tulisan dan gerakan bibir. Sikap terhadap pemeriksaSelama wawancara pasien menunjukkan sikap kooperatif dan dapat menjawab semua pertanyaan.PembicaraanPasien berbicara lancar. Dapat menjawab hampir semua pertanyaan dengan baik. Volume bicara cukup, intonasi baik, artikulasi kurang jelas karena bercampur dengan bahasa melayu.Mood dan AfekMood: EutimAfek: SerasiEmpati : Dapat diraba rasakan oleh pemeriksaGangguan PersepsiHalusinasi : AuditorikIlusi : Ada, melihat semua orang dan barang (objek) adalah hantuDepersonalisasi : Ada, merasa dirinya tidak nyata berada di alam kuburDerealisasi : Ada, merasa sekitarnya adalah alam kuburProses BerpikirBentuk pikir : KoherenArus PikirProduktivitas : MenurunKontinuitas : tidak tergangguHendaya bahasa : Tidak adaIsi PikirPreokupasi: Tidak ada Waham: tidak ada Obsesi kompulsi: tidak adaFobia: tidak adaIde bunuh diri: tidak adaCukup ideKesadaran dan KognisiTaraf kesadaranKesadaran : Compos MentisOrientasiWaktu: BaikTempat: BaikOrang: BaikDaya IngatJangka panjang: Tidak tergangguJangka sedang : Tidak tergangguJangka pendek: Tidak tergangguSegera : Tidak tergangguKonsentrasi dan PerhatianPasien agak sulit berkonsentrasi, ketika ditanyakan mengenai kemampuan berhitung beberapa jawaban tidak tepat. Pasien dapat memusatkan perhatian saat diwawancara.Kemampuan Membaca dan MenulisPasien dapat membaca dan menulis.Kemampuan VisuospasialPasien dapat berjalan dengan baik tanpa menabrak benda-benda yang ada disekelilingnyaPikiran AbstrakPasien dapat mendeskripsikan denah rumahnya.Kemampuan Menolong Diri SendiriBaikPengendalian ImpulsBaik (pasien tidak menujukkan agresivitas selama wawancara).Daya Nilai dan TilikanDaya Nilai Sosial : Cukup baik (pasien dapat menilai situasi secara benar)Uji Daya Nilai : Baik (pasien akan keluar ketika terdapat asap di dalam ruangan)Penilaian Realita : Terganggu (terdapat halusinasi)Tilikan : Tilikan 4 (pasien menyadari tentang situasi dirinya namun tidak tahu penyebabnya)Taraf dapat DipercayaPemeriksa memperoleh kesan bahwa keseluruhan jawaban pasien dapat dipercaya. Pasien menjawab pertanyaan secara konsisten.STATUS GENERALISKeadaan Umum: Tampak sakit ringanKesadaran: Compos mentisTekanan Darah: 120/80 mmHg Nadi: 88x /menitSuhu: 36CFrekuensi Nafas: 20x /menitSistem Kardiovaskular: Dalam batas normalSistem Respiratori: Dalam batas normalSistem Gastrointestinal: Dalam batas normalSistem muskuloskeletal: Dalam batas normalSistem urogenital: Dalam batas normalSistem dermatologi: Dalam batas normalPemeriksaan Neurologis: Dalam batas normalAnjuran PemeriksaanPemeriksaan Laboratorium UrinIKHTISAR PENEMUAN BERMAKNASeorang pasien perempuan berusia 27 tahun diantar BNP2TKI ke RS POLRI pada tanggal 13 Maret 2015 karena cenderung diam saja.Status mental pada tanggal 29 April 2015, penampilan rapi, tenang, kooperatif, mood eutim, afek serasi.Memiliki konflik keluarga, sering dimarahi oleh ayah pasien dan merasa diperlakukan tidak adil dengan ibu pasien.

Selama di Malaysia pasien mengonsumsi alkohol sejak 2007, merokok dan menggunakan ice sejak 2010-2014Pasien mengatakan sering bermimpi burukTerdapat gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik.

Terdapat ilusi, pasien melihat orang-orang dan benda disekitarnya seperti hantuTerdapat depersonalisasi dan derealisasi, pasien mengatakan dirinya seperti tidak nyata dan berada di alam kuburTilikan pasien derajat 4, pasien menyadari tentang situasi dirinya tetapi tidak tahu penyebabnya.

FORMULASI DIAGNOSISSetelah wawancara, pasien ditemukan adanya sindroma atau pola perilaku dan psikologi yang bermakna secara klinis dan menimbulkan penderitaan (distress) dan ketidakmampuan/hendaya (disability/ impairment) dalam fungsi serta aktivitasnya sehari-hari.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa yang sesuai dengan definisi yang tercantum dalam PPDGJ III.

Diagnosis Aksis IPada anamnesis didapatkan adanya riwayat penggunaan zat psikoaktif berupa ice. Ice adalah bentuk murni dari methampetamine yang dapat diinhalasi, diisap seperti rokok atau disuntikan secara intravena oleh pelaku. Methampetamine adalah suatu obat stimulansia. (Kaplan Saddock, 2002).

Sehingga pada pasien ini dapat didiagnosis,

Gangguan Mental dan Perilaku akibat Penggunaan Stimulansia Lain termasuk Kafein. (F.15)Berdasarkan PPDGJ III

GANGGUAN MENTAL dan PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIFF.10 GANGGUAN MENTAL dan PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN ALKOHOLF.11 GANGGUAN MENTAL dan PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN OPIOIDAF.12 GANGGUAN MENTAL dan PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN KANABIDOPAF.13 GANGGUAN MENTAL dan PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN SEDATIVA ATAU HIPNOTIKAF.14 GANGGUAN MENTAL dan PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN KOKAINF.15 GANGGUAN MENTAL dan PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN STIMULANSIA LAIN TERMASUK KAFEINF.16 GANGGUAN MENTAL dan PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN HALUSINOGENIKAF.17 GANGGUAN MENTAL dan PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN TEMBAKAUF.18 GANGGUAN MENTAL dan PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN PELARUT YANG MUDAH MENGUAPF.19 GANGGUAN MENTAL dan PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN ZAT MULTIPLE DAN PENGGUNAAN PSIKOAKTIF LAINNYADari anamnesis dan pemeriksaan status mental, terdapat adanya halusinasi auditorik, ilusi, depersonalisasi dan derealisasi, yang timbul karena penggunaan zat penggunaan psikoaktif dan tidak ada riwayat dengan gangguan tersebut sebelumnya.

Gangguan ini berlangsung melebihi efek jangka waktu zat psikoaktifnya yaitu efek ini timbul setelah beberapa waktu tidak menggunakan ice. Sehingga, pada pasien ini dapat didiagnosis, (F.15.75) Gangguan Psikotik Onset Lambat. Diagnostik Aksis IIZ03.2 Tidak didapatkan data yang bermakna untuk menentukan retardasi mental atau gangguan kepribadian.Diagnostik Aksis IIIPada pasien ini tidak ditemukan adanya kelainan pada keadaan medis secara umum.Diagnostik Aksis IVPada pemeriksaan ditemukan adanya stressor yang berupa masalah berkaitan dengan lingkungan keluarganya diperburuk dengan riwayat mengonsumsi alkohol dan ice jangka panjangDiagnostik Aksis VGAF Scale 60-51 Gejala berat, disabilitas berat

EVALUASI MULTIAKSIALAksis I : F.15.75 Gangguan Mental dan Perilaku akibat Penggunaan Stimulansia Lain termasuk Kafein dengan GangguanPsikotik Onset Lambat.

Aksis II : Z03.2 Tidak ada diagnosis aksis II

Aksis III : Tidak ada kelainan

Aksis IV: Masalah dengan primary support group (keluarga)

Aksis V: GAF 60-51PROGNOSISQuo ad Vitam: dubia ad bonamQuo ad Functionam: dubia ad bonamQuo ad Sanationam: dubia ad bonamTERAPIFarmakoterapi : Aripiprazole 10mg/hari Escitalopram 20mgPsikoterapi SuportifTerima Kasih