Upload
linawatirahmi
View
1.468
Download
237
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Setelah mengikuti modul 1 ini para peserta mampu:1. Memahami dan menerapkan kaidah-kaidah memelihara kesehatan pribadi dan lingkungan;2. Memahami dan menerapkan kaidah-kaidah makan dan minum yang sehat.3. Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dan pendekatan pendidikan keselamatan di SD
Citation preview
2
MODUL 1DASAR – DASAR PENDIDIKAN KESEHATAN
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti modul 1 ini para peserta mampu:
1. Memahami dan menerapkan kaidah-kaidah memelihara
kesehatan pribadi dan lingkungan;
2. Memahami dan menerapkan kaidah-kaidah makan dan
minum yang sehat.
3. Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dan pendekatan
pendidikan keselamatan di SD
3
Pokok Bahasan • 1. Pengertian Pendidikan Kesehatan
• Pendidikan kesehatan secara umum dapat diartikan sebagai suatu upaya yang diberikan berupa bimbingan atau tuntunan kepada seseorang atau anak didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek pribadi (fisik, mental, dan sosial termasuk emosional) agar dapat tumbuh dan berkembang secara harmonis. Pendidikan kesehatan pada dasarnya amat bermanfaat untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya, yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal.
4
2. Tujuan Pendidikan Kesehatan
• Pendidikan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik baik jasmaniah maupun rohaniah melalui pemahaman dan pengamalan gaya hidup sehat bagi peserta didik.
• Dengan demikian diharapkan anak tumbuh dan berkembang secara wajar dalam aspek jasmani, mental, sosial dan emosionalnya.
• Oleh karena itu, pendidikan kesehatan di Sekolah Dasar (SD) diarahkan untuk membina para siswa agar memiliki sikap dan perilaku hidup bersih, sehat, bugar dan berdisiplin.
5
MEMELIHARA KEBERSIHAN DAN KESEHATAN PRIBADI
• 1. Makna Sehat dan Sakit
• Menurut Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), sehat berarti “keadaan sejahtera (nyaman) yang meliputi fisik atau tubuh, jiwa atau mental dan sosial yang sempurna, dan bukan hanya suatu keadaan tanpa penyakit”. Sehat secara keseluruhan berarti menyangkut faktor fisik, mental dan sosial.
• Sedangkan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 adalah “keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang atau individu hidup produktif secara sosial dan ekonomis”.
6
• Sebaliknya sakit berarti suatu keadaan yang dirasakan sangat tidak enak yang disebabkan oleh bermacam-macam faktor.
• Sakit bisa disebabkan oleh suatu kejadian, atau kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap organisme tubuh, bisa juga gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, baik fungsi jaringan maupun fungsi tubuh itu sendiri secara keseluruhan.
7
A. Kebersihan Pribadi
• Pemeliharaan kebersihan pribadi tidak terlepas dari upaya pendidikan secara keseluruhan, khususnya pendidikan kesehatan.
• Pemeliharaan kebersihan yang optimal akan terwujud apabila sejak kecil kepada anak sudah ditanamkan sikap hidup bersih dan contoh dari orang-orang yang berada di sekitarnya.
• Karena itu setiap orang harus selalu berupaya memelihara dan meningkatkan taraf kebersihan pribadinya dengan membiasakan hidup bersih dan sehat, di samping mencegah penyakit
8
B. Kesehatan Pribadi
Agar kesehatan pribadi selalu terpelihara dengan baik, kebersihan kulit, kuku, rambut, mata, hidung, telinga, mulut, gigi dan pakaian harus selalu terjaga.
1. Menjaga Dan Memelihara Kebersihan Kulit
2. Menjaga Dan Memelihara Kebersihan Kuku
3. Menjaga Dan Memelihara Kebersihan Rambut
4. Memelihara Kebersihan Dan Kesehatan Mata
5. Menjaga Dan Memelihara Kesehatan Hidung
6. Memelihara Kebersihan Telinga
7. Memelihara Kebersihan Mulut Dan Gigi
8. Memakai Pakaian Yang Bersih Dan Serasi
9
A. Memelihara Kebersihan/Kesehatan
Lingkungan
1. Memelihara Kebersihan/Kesehatan Lingkungan
di Rumah
2. Memelihara Kebersihan/Kesehatan Lingkungan
di Sekolah
B. Minuman dan Makanan Sehat
Fungsi Makanan adalah untuk memenuhi kebutuhan tubuh serta untuk membantu fungsi-fungsi tubuh lainnya. Makanan juga memainkan peranan penting di dalam kehidupan sosial karena dapat mempengaruhi hal-hal yang bersifat psikologis maupun emosional.
10
Secara fisiologis fungsi makanan dibagi menjadi 3 kategori,
yaitu untuk: (1) menambah energi; (2) membangun dan mempertahankan sel-sel dan jaringan; dan (3) pengaturan proses-proses dalam tubuh.
Sumber Zat-Zat GiziDilihat dari fungsinya, bahan makanan dibagi
menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :
Bahan makanan sumber energi
Bahan makanan sumber lemak dan minyak
Bahan makanan sumber protein
Bahan makanan sumber mineral dan vitamin
11
Makanan Sehari-HariMakan sehari-hari hendaknya terdiri dari berbagai jenis
makanan yang mengandung berbagai macam zat gizi yang
diperlukan tubuh. Makanan yang baik adalah makanan
yang mengandung, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral. Ada semboyan tempo dulu, yaitu makanan 4 Sehat 5
Sempurna yang teridiri dari, makanan pokok, lauk, sayur dan
buah (4 sehat) dan susu (5 sempurna). Sekarang semboyan
itu telah diganti dengan Menu Seimbang, artinya makanan
tersebut harus cukup mengandung karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral dengan komposisi: karbohidrat 60
70%, lemak 20-30% dan protein 10-15%, sedangkan vitamin
dan mineral sudah tercakup di dalam komposisi tersebut.
12
PENDIDIKAN KESELAMATAN
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Pendidikan
Keselamatan• Pendidikan keselamatan merupakan suatu upaya pendidikan
tentang penanggulangan, pencegahan, dan penghindaran dari terjadinya kecelakaan, yang bertujuan agar memperoleh keselamatan bagi manusia dan harta bendanya.
• Pendidikan keselamatan mencakup ruang lingkup substansi yang luas, dan berkaitan erat dengan beberapa mata pelajaran
lainnya, seperti pendidikan kesehatan, pendidikan jasmani, dan pendidikan di alam terbuka. Karena itu, pelaksanaan pendidikan kesehatan, dapat dipandang sebagai sebuah
perpaduan, dalam satu tema yang dapat mengaitkan beberapa
mata pelajaran tersebut.
13
B. Tujuan Pendidikan Keselamatan
1. Menerapkan praktik keselamatan dalam kegiatan rekreasi,pendidikan jasmani, dan kehidupan sehari-hari, utamanya
keselamatan berlalu lintas.2. Menanamkan sikap peduli terhadap berbagai hal yang dapat
mendatangkan bahaya bagi keselamatan diri pribadi.
3. Menanamkan kesadaran dan sikap bertanggung jawab, bahwa
yang diperbuat bukan hanya mengandung resiko bagi diri sendiri,tetapi juga keselamatan orang lain.
4. Mengembangkan pemahaman terhadap hak dan tanggung jawab dalam hubungan dengan orang lain
5. Memahami bahwa setiap tindakan mengandung konsekuensi
bagi sendiri maupun orang lain.
14
C. Manfaat dalam penyelenggaraan pendidikan keselamatan
1. Melalui pengamatan langsung atau pengalaman nyata, siswa
dapat menghayati dan menentukan sendiri masalah dalam lalu
lintas
2. Penguasaan keterampilan menggunakan kendaraan, misalnya naik sepeda, dan sebagainya
3. Mengikuti simulasi atau permainan peran, yang didukung dengan diskusi tentang masalah dan upaya mengatasi masalah lalu lintas misalnya.
15
D. Beberapa Prinsip Pendidikan Keselamatan
• Pendidikan keselamatan menganut prinsip DAP (Developmentally Appropriate Practice)
• Praktek pengajaran tersebut, pada dasarnya berisikan sejumlah pengalaman nyata, dan jika tidak dapat dilakukan, maka dilaksanakan dalam bentuk simulasi.
• Di antara prinsip yang paling utama adalah, sejauh memungkinkan untuk dipraktekkan, pembelajaran materi pendidikan keselamatan hendaknya disesuaikan dengan
kondisi lingkungan..• Pendidikan keselamatan, lebih ditujukan pada pembentukan
sikap dan perilaku, agar dapat menerapkan kaidah yang berguna untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain.
16
• Disinilah letak perbedaannya dengan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) yang menekankan pertolongan pertama kepada orang yang telah mengalami kecelakaan. Sedangkan pendidikan keselamatan lebih menekankan pada penjagaan dan pencegahan agar terhindar dari kecelakaan atau memperoleh keselamatan.
• Sasaran Pembinaan dan Pendekatan Dalam Pembelajaran Pendidikan Keselamatan
• Sasaran pembinaan dalam pendidikan keselamatan adalah sikap dan kemampuan siswa untuk membuat keputusan yang tepat, yang didukung oleh keterampilan untuk melaksanakan tindakan keselamatan.
17
• Prinsip dan pendekatan dalam pembelajaran pendidikan keselamatan sebagai berikut :
1. penyediaan pengalaman belajar dan keterampilan, hendaknya disesuaikan dengan tingkat pertumbuhandan perkembangan siswa.
2. keterampilan yang diajarkan diselaraskan dengan
kemampuan yang ada pada siswa pada saat sekarang.
3. guru sudah terbiasa dan menguasai keterampilan yang bersangkutan
4. keterampilan diragakan di lingkungan yang aman
5. keterampilan di jelaskan dan diragakan sebaik mungkin sementara siswa berkesempatan untuk bertanya.
18
Bagaimanakah Pendidikan Keselamatan itu ?
• Pendidikan Kesehatan dan Keselamatan• Pendidikan Keselamatan dan Cedera• Keselamatan di Rumah
Beberpa potensi bahaya yang mungkin terjadi antara lain sebagai berikut :
Ketidak sempurnaan penyimpanan obat-obatan atau barang-barang yang mudah terbakar seperti bensin, oli, minyak tanah, obat serang, atau zat kimia lainnya yang mudah terbakar, dsb.
Ketidaksempurnaan penyimpanan alat kerja dan alat dapur seperti, pisau, kompor, garpu, cangkul, dsb.
Penggunaan listrik atau api yang berlebihan
Membiarkan laci terbuka
19
Ketidaksempurnaan penempatan sambungan listrik atau alat-alat lainnya.
Hilangnya barang tajam atau kecil pada karpet
Membiarkan lantai licin atau sesuatu bukan pada tempatnya.
• Keselamatan Berkendaraan dan Berlalu Lintas
Ada beberapa aspek yang perlu diperkenalkan kepada anak didik
untuk menghindari atau memperkecil kemungkinan terjadi cedera
dalam berkendaraan, antara lain adalah :
Hanya menggunakan kendaraan yang layak pakai
Mengendalikan kecepatan
Selalu menggunakan sabuk pengaman
20
Tidak meminum minuman keras yang mengandung alkohol sebelumnya
Tidak terlalu gaduh menggunakan musik
Mengalah dalam berkendaraan
Membawa kotak P3K
• Keselamatan Berekreasi
• Prinsip Umum Pendidikan Keselamatan1. Pendidikan keselamatan lebih menekankan pada upaya
membantu anak didik belajar bagaimana memperoleh kebiasaan berprilaku yang menunjang terhadap keselamatan dengan cara-cara yang konstruktif dan dapat dipertanggung jawabkan.
21
2. Pendidikan keselamatan tidak dicapai melalui menghafal atau mengingat-ingat prosedur yang harus dilakukan untuk mengerjakan sesuatu, tidak juga diberikan hanya dalam satu unit pertemuan.
3. Pendidikan keselamatan bukanlah belajar mengatakan “tidak” melakukan sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya. Pendidikan keselamatan belajar mengatakan “ya” melakukan pilihan yang baik untuk memlihara keselamatan dirinya yang terintegrasi dalam kehidupannya sehari-hari dan merupakan cermin gaya hidup sehat.
4. Untuk itu, kunci proses belajar mengajar pendidikan keselamatan adalah “practice” atau berlatih pada setiap saat apabila memungkinkan.
5. Apabila tersedia waktunya, proses belajar mengajar keselamatan dapat dilakukan secara terpisah dari bidang studi lainnya.
22
• Untuk itu para guru beserta siswa harus menetapkan faktor-faktor sebagai berikut :
a. jenis-jenis kecelakaan yang mungkin terjadi dalam berlalu lintas
b. perataturan-peraturan lalu lintas
c. sikap pengendara, penumpang dan pejalan kaki dalam berlalu lintas
d. simbol-simbol lalu lintas
e. permainan yang harus dilakukan siswa, dsb
23
• PEND. KESELAMATAN DALAM PENJAS DAN OR
Yang dimaksud dengan aspek keselamatan dalam pendidikan jasmani dan olahraga ialah semua usaha yang ditujukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan atau cedera dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani dan olahraga.
• Pentingnya Pend. Keselamatan Dalam Penjas dan Olahraga.
• Berbagai macam kecelakaan yang dapat terjadi di rumah, di jalan, di tempat kerja dan di sekolah khususnya pada waktu berlangsung proses belajar mengajar penjas dan olahraga..
24
• Kurangnya perhatian dan pengetahuan tentang tata cara dan pencegahan akan kemungkinan terjadinya kecelakaan, mengakibatkan lebih seringnya terjadinya rudapaksa atau cedera pada siswa. Para siswa dapat mengalami rudapaksa pada berbagai keadaan, seperti ketika bermain di halaman sekolah, pada saat istirahat, dan pada saat menerima pelajaran pendidikan jasmani.
• Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya rudapaksa di lingkungan sekolah, maka para guru khususnya guru pendidikan jasmani (Penjas) perlu memahami aspek keselamatan dan memiliki memiliki keterampilan untuk melaksanakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya rudapaksa dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani.
25
• Yang dimaksud rudapaksa ialah ketidak mampuan jaringan atau tubuh atau bagian dari tubuh menerima tenaga atau tekanan yang sangat besar yang melebihi kemampuannya. Dengan kata lain, rudapaksa ialah suatu kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh tenaga/kekuatan/tekanan yang melebihi kemampuan jaringan tersebut. Tekanan itu dapat berasal dari akibat kecelakaan lalu lintas atau akibat dari melakukan kegiatan fisik/olahraga yang berlebihan atau karena gerakan yang keliru. Demikian pula rudapaksa ini dapat terjadi pada waktu berlangsungnya proses belajar mengajar pendidikan jasmani yang kurang mempertimbangkan faktor keselamatan.
• Rudapaksa ini dapat terjadi pada waktu proses belajar mengajar pendidikan jasmani, disebabkan oleh beberapa kemungkinan yang bersumber pada beberapa faktor sebagai berikut:
26
Faktor lingkungan belajar
Faktor fasilitas
Faktor peralatan
Faktor manajemen pembelajaran
Faktor teknik bantuan
Faktor perencanaan tugas ajar.
• Sehubungan dengan faktor-faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya rudapaksa tersebut, maka para guru pendidikan jasmani dan kesehatan (Penjas) sangat perlu memperhatikan, mengetahui, memahami, serta terampil dalam melaksanakan aspek-aspek keselamatan dalam pendidikan jasmani ini.
27
• Keselamatan Lingkungan Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
• Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru Penjas dalam menjaga keselamatan lingkungan dalam proses pembelajaran penjas yang tentunya perlu mempunyai kiat masing-masing.
• Sebagai contoh: Apabila sekolah berada di lingkungan dekat jalan raya yang cukup ramai, maka harus dijaga agar para siswa jangan sering keluar ke jalan. Apakah untuk mengambil alat atau melaksanakan tugas guru. Usahakan agar alat-alat yang digunakan untuk proses belajar mengajar tidak sering keluar halaman sekolah. Pada pelajaran permainan bola volli, atau permainan bola bakar, atau kasti; usahakan arah bola
yang dipukul atau dilempar tidak mengarah ke jalan.