10
 Kasus 1 Topik: kejang demam simplek Tanggal (kasus):29/01/2015 Presenter:  dr. Dhevita Tanggal presentasi:17/02/2015 Pendamping:  dr. Sulastri Tempat presentasi: RSUD asar Re!" Objektif presentasi: Keilmuan  Ketrampilan  en#egaran  $injauan ustaka Diagn"stik  %anajemen  %asalah  &stime'a  (e"natus  )a#i  *nak  Remaja  De'asa  +ansia  )umil Deskripsi, )a#i laki-laki !ulan kejang demam 1 selama menit. $ujuan, menegah terjadin#a kejang !erulang. Bahan bahasan: $injauan ustaka  Riset  Kasus  *udit Cara membahas: Diskusi  resentasi dan diskusi  mail  "s

portokejang demam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dokter internship

Citation preview

Kasus 1Topik: kejang demam simplek

Tanggal (kasus):29/01/2015Presenter: dr. Dhevita

Tanggal presentasi:17/02/2015Pendamping: dr. Sulastri

Tempat presentasi: RSUD Pasar Rebo

Objektif presentasi:

Keilmuan Ketrampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi: Bayi laki-laki 8 bulan kejang demam 1x selama 3 menit.

Tujuan: mencegah terjadinya kejang berulang.

Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data Pasien:Nama: An. AldiNomor Registrasi:606684

Nama Wahana: RSUD Pasar ReboTelp: Terdaftar sejak:-

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/ Gambaran Klinis:Kejang demam simplek. Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, pasien datang dengan orang tua yg mengantar dengan keluhan kejang demam satu kali selama 3 menit, dengan mata mendelik dan tangan beserta kaki kelojotan dan menangis setelah kejang.

2. Riwayat pengobatan:Pasien mendapatkan obat demam sebelumnya.

3. Riwayat kesehatan/ penyakit:-

4. Riwayat keluarga:Ayah kandung pasien pernah mengalami kejang demam.

5. Riwayat pekerjaan:-

6. Lain-lain:-

Daftar Pustaka:

1. Arif Mansjoer., d.k.k,. 2000. Kejang Demam di Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI. Jakarta

2. Hardiono D. Pusponegoro, Dwi Putro Widodo dan Sofwan Ismail. 2004. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit IDAI. Jakarta

3. Hardiono D. Pusponegoro, dkk,.2004. Kejang Demam di Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Badan penerbit IDAI. Jakarta

Hasil Pembelajaran:

1. Definisi Kejang Demam Simplek

2. Klasifikasi Kejang Demam Simplek

3. Etiologi Kejang Demam Simplek

4. Diagnosis Kejang Demam Simplek

5. Penatalaksanaan Kejang Demam Simplek

SubjektifPasien datang ke IGD RSUD Ps.Rebo dengan keluhan kejang selama 3 menit dengan mata membelalak serta kedua tangan dan kaki kelojotan, setelah itu pasien menangis, 2jam SMRS. Awalnya menurut orang tua pasien, anaknya demam sejak pagi hari. .Panas timbul mendadak di pagi hari, orang tua pasien lalu memberikan obat penurun panas, demam pasien kemudian turun. Namun beberapa lama kemudian demam tinggi kembali dirasakan pasien. Pasien tampak rewel. Selama sakit, nafsu makan pasien menurun, pasien mulai tidak mau makan, dan sulit diberikan minum. Buang air besar 1x sehari, tidak cair dan tidak lembek warna kuning kecoklatan. Buang air kecil lancar, warna kuning jernih, tidak berkurang dari biasanya dan tidak nyeri.Pagi hari sebelum ke RS pasien sempat muntah ketika diberi minum susu. Konsistensi muntah berisi air susu, berwarna putih, tidak ada lendir maupun darah. Sebanyak setengah gelas aqua. Diare disangkal , keluhan kejang demam sebelumnya disangkal , riwayat anggota keluarga di rumah yang mengalami sakit yang sama disangkal.

Objektif Keadaan sakit: Tampak gelisah dan rewel Kesadaran: Compos mentis Tanda vital: Nadi: 100kali/menit, reguler Frekuensi nafas: 36 kali/menit Suhu: 39 c Turgor: kembali cepatKepala Bentuk kepala: Normocephal Rambut: Hitam, lurus, pendek, distribusi merata,tidak mudah dicabut Ubun-ubun besar: Menutup sempurnaMata Palpebra: Oedem -/- Konjungtiva: Anemis -/- , hiperemis -/-, fotofobia -/- Sklera: Ikterik -/- Cekung: Tidak cekung Air mata: +/+ (anak menangis dengan air mata)Telinga Serumen: Tidak ada Liang: Tampak lapang Gendang: Tampak intakHidung Septum: Deviasi - Sekret: Sekret +/+Mulut : Langit-langit utuh, bercak koplik (+) Lidah: kotor Tonsil: T1 T1 tenang Faring: Hiperemis (+)Leher: Pembesaran kelenjar getah bening (-)Thorax Paru : Inspeksi : Pergerakan dada simetris dalam keadaan statis dan dinamis pada kedua lapang paru, retraksi (-) Palpasi: Vokal fremitus kanan = kiri Perkusi: Sonor pada kedua lapang paru, kanan = kiri Auskultasi: Suara nafas vesikuler , Rh -/-, Wh -/- Jantung: Inpeksi: Ictus cordis tidak terlihat Palpasi: Ictus cordis tidak teraba Perkusi: Batas jantung dalam batas normal Auskultasi: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen Inspeksi: Datar, simetris Palpasi: Supel, nyeri tekan epigastrium (-), turgor baik,ascites (-) Hepar : Tidak teraba pembesaran Lien : Tidak teraba pembesaran Perkusi: Timpani pada seluruh lapang abdomen, nyeriketok (-) Auskultasi: Bising usus (+) N

Genitalia: laki-laki, tidak ada kelainanEkstremitas: Akral Hangat, edema (-) dan sianosis (-), Capilaryrefill baik ( 2 dtk)Pemeriksaan darah rutin : Hb: 10,1 g/dl Leukosit: 5600 /mm3 Trombosit: 198000 /mm3 Ht: 31 %

Pemeriksaan elektrolit : Kalium: 4,7 mEq Natrium: 135 mEq/L Chlorida: 109 mEq/L

Hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah, dan tinjauan ergonomis berdasarkan pekerjaan sehari-hari sangat mendukung diagnosis kejang demam simplek. Pada kasus ini diagnosis ditegakan berdasarkan:1. Dari anamnesis didapatkan keluhan kejang saat demam.2. Pemeriksaan fisik didapatkan suhu 39 celcius .

AssessmentMenurut kesepakatan UKK Neurologi IDAI -Saraf Anak PERDOSSI kejang demam adalah bangkitan kejang yg terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >38C) yg disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial yang biasanya terjadi pada bayi dan anak antara umur 6 bulan dan 5 tahun (paling sering usia 18 bulan) dan tanpa gangguan elektrolit/metabolit berat.kejang demam diklasifikasikan menjadi 2 golongan, yaitu: Kejang demam sederhana (Simple febrile seizure)Kejang demam sederhana adalah kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam kompleks (Complex febrile seizure) Kejang demam kompleks adalah kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini: berlangsung lebih lama dari 15 menit, kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial, berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.Penyebab kejang demam hingga kini masih belum diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor yang mungkin berperan dalam menyebabkan kejang demam, yaitu:31. Demamnya sendiri2. Efek produk toksik daripada mikroorganisme (kuman dan virus) terhadap otak3. Respon alergik atau keadaan imun yang abnormal oleh infeksi4. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit5. Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang ringan atau yang tidak diketahui atau ensefalopati toksik sepintas.6. Gabungan semua faktor di atas.Kejang demam dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh. Pada anamnesis dapat ditanyakan : Tampilan kejang, umum atau fokal, dan berapa lama durasi kejangnya Riwayat demam dan penyakit lain yang diderita oleh anak Riwayat penyebab demam, misalnya penyakit virus dan gastroenteritis Riwayat penggunaan obat pada anak Riwayat kejang pada anak sebelumnya, masalah neurologik, keterlambatan tumbuh kembang, atau penyebab lain dari kejang seperti trauma

Tanyakan faktor risiko terjadinya kejang demam, seperti : Riwayat keluarga yang pernah atau tidak menderita kejang demam Suhu tubuh yang tinggi Riwayat prenatal dan keterlambatan perkembangan Penyakit perinatal (saat usia 28 hari pertama) Riwayat konsumsi alkohol dan rokok saat kehamilan ibu, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya kejang demam sebanyak 2 kali lipatSecara klinis umumnya tidak sulit untuk menegakkan diagnosis kejang demam, dengan adanya gejala kejang pada suhu badan yang tinggi serta tidak didapatkan gejala neurologis lain dan anak segera sadar setelah kejang berlalu. Tetapi perlu diingat bahwa kejang dengan suhu badan yang tinggi dapat pula tejadi pada kelainan lain, misalnya pada radang selaput otak (meningitis) atau radang otak (ensefalitis).Pemeriksaan cairan serebrospinal dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama dan dengan usia kurang dari 1 tahun. Elektroensefalografi (EEG) ternyata kurang mempunyai nilai diagnostik, EEG tidak dapat digunakan untuk memperkirakan kemungkinan terjadinya epilepsi atau kejang demam berulang dikemudian hari. Saat ini pemeriksaaan EEG tidak dianjurkan untuk pasien kejang demam sederhana. Pemeriksaan laboratorium tidak dianjurkan dan dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi. Pasien dengan keadaan diare, muntah dan gangguan keseimbangan cairan dapat diduga terdapat gangguan metabolisme akut, sehingga pemeriksaan elektrolit diperlukan. Pemeriksaan labratorium lain perlu dilakukan untuk mencari penyebab timbulnya demam.PlanDiagnosis : Berdasarkan keluhan dan pemeriksaan fisik, didapatkan diagnosis pasien Kejang Demam Simplek.

Pengobatan : Tatalaksana terhadap kejang demam simplek secara umum dapat dibedakan menjadi tatalaksanan non farmakologis dan Farmakologis. Tatalaksana non farmakologis berupa nasihat bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik namun ada kemungkinan kejang kembali (berulang). Sedangkan terapi farmakologis pasien diberikan obat-obatan berupa antipiretik dan antikonvulsan. (terapi IGD):R/ IVFD Kaen 1b 36tpmPropiretic Supp 80 mg extSirup Sanmol Drop 0,9ml

Alogaritma tatalaksana kejang demam

1) dalam 5 15 menit Kejang perhatikan jalan napas, kebutuhan O2 atau bantuan pernapasan

bila kejang menetap dalam 3-5 menit - diazepam rektal 5mg/kg 5-10 mg : 5 mg > 10 kg : 10 mg/ diazepam IV 0.2-0.5 mg/kg/dosis- dapat diberikan 2x dosis dengan interval 5-10 menit

2) dalam 15-20 menit pencarian akses vena dan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi

kejang (-) kejang (+) fenitoin IV 15-20- mg/kg diencerkan dengan NaCL 0.9 %, diberikan selama 20 menit/ dengan kecepatan 50mg/menit

3) lebih dari 30 menit : status konvulsivus

Kejang (-) kejang (+)

dosis pemeliharaan fenobarbital IV/ IM 10-20 mg/kgfenitoin IV 5-7 mg/kg- diberikan 12 jam kemudian

kejang (-) kejang (+)

dosis pemeliharaan perawatan ruang intensif fenobarbital IV/ IM 5-7 mg/kg - diberikan 12 jam kemudian

Pendidikan: memberikan nasihat kepada keluarganya untuk melakukan pertolongan pertama yang dapat dilakukan oleh orang tua : Tidak panik Kendorkan pakaian terutama sekitar leher Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang kepala miring. Bersihkan mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit , jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut. Ukur suhu (anjurkan untuk memiliki termometer) ,catat lama dan bentuk kejang Berikan diazepam rektal saat kejang.Konsultasi : keluarga pasien diharapkan konsultasi ke dokter spesialis anak dan memperhatikan saat anak demam di kemudian hari dengan menyediakan obat anti demam serta anti kejang sebagai antisipasi dirumah.