11
1. Pola Pikir Berwirausaha . Menurut Neal Thornberry[1] , Pola pikir wirausaha melibatkan 10 kualitas, sebagai berikut (yang akan coba dikupas lebih dalam oleh penulis) a) Memiliki Locus of Control internal Locus of Control (lokus kendali) adalah istilah untuk menggambarkan bagaimana seseorang berpikir tentang kendali hidupnya. Seseorang yang memiliki kendali eksternal, adalah mereka yang merasa bahwa hidupnya dikendalikan oleh faktor- faktor diluar dirinya, seperti cuaca, kebijakan pemerintah, keluarga, pacar, peraturan kantor dan lain-lain. Sehingga mereka hanya punya sedikit sekali punya kontrol terhadap kehidupannya. Mereka cenderung pasrah, dan mengikuti ‘kehendak’ di luar dirinya. Sebagai contoh “wah hujan nih, mau gimana lagi, sudah pasti kita tidak bisa belajar dengan konsentrasi, habis hujan..” dan sebagainya. Intinya, hidup mereka dikendalikan oleh daya-daya diluar dirinya, dan mereka meyakini bahwa tidak banyak yang mampu dilakukan untuk mengatasinya. Sebaliknya kendali internal (internal locus of control) adalah pemikiran bahwa kita adalah pusat kendali. Cuaca boleh hujan, namun kita tetap punya kontrol penuh untuk membuat hati kita sedih/senang karena adanya hujan tersebut. Seorang wirausaha, diyakini memiliki kendali internal tersebut. Mereka yakin bahwa dirinyalah pusat kendali, bukan atasan, cuaca, kebijakan pemerintah dll. b) Memiliki toleransi untuk ambiguitas Beberapa ahli sering mengatakan bahwa salah satu blok kreativitas adalah keenganan untuk berbeda, kemalasan untuk mencari yang tidak biasa dan ketidakbersediaan untuk bermain-main dengan sesuatu yang menurut orang kebanyakan ganjil. Sebaliknya, seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat berbeda dan melanggar hal-hal yang dianggap pakem. Sebagai contoh: pakem yang umum buat mereka yang ingin membuka restoran adalah; bukalah di tempat yang ramai. Namun demikian, saat ini sudah sangat banyak contohnya dimana restoran

Pola Pikir Berwirausaha baru

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Cara menjadi pengusaha sukses

Citation preview

1. Pola Pikir Berwirausaha. Menurut Neal Thornberry[1], Pola pikir wirausaha melibatkan 10 kualitas, sebagai berikut (yang akan coba dikupas lebih dalam oleh penulis)

a) Memiliki Locus of Control internal Locus of Control (lokus kendali) adalah istilah untuk menggambarkan bagaimana seseorang berpikir tentang kendali hidupnya. Seseorang yang memiliki kendali eksternal, adalah mereka yang merasa bahwa hidupnya dikendalikan oleh faktor-faktor diluar dirinya, seperti cuaca, kebijakan pemerintah, keluarga, pacar, peraturan kantor dan lain-lain. Sehingga mereka hanya punya sedikit sekali punya kontrol terhadap kehidupannya. Mereka cenderung pasrah, dan mengikuti kehendak di luar dirinya. Sebagai contoh wah hujan nih, mau gimana lagi, sudah pasti kita tidak bisa belajar dengan konsentrasi, habis hujan.. dan sebagainya. Intinya, hidup mereka dikendalikan oleh daya-daya diluar dirinya, dan mereka meyakini bahwa tidak banyak yang mampu dilakukan untuk mengatasinya. Sebaliknya kendali internal (internal locus of control) adalah pemikiran bahwa kita adalah pusat kendali. Cuaca boleh hujan, namun kita tetap punya kontrol penuh untuk membuat hati kita sedih/senang karena adanya hujan tersebut. Seorang wirausaha, diyakini memiliki kendali internal tersebut. Mereka yakin bahwa dirinyalah pusat kendali, bukan atasan, cuaca, kebijakan pemerintah dll.

b) Memiliki toleransi untuk ambiguitasBeberapa ahli sering mengatakan bahwa salah satu blok kreativitas adalah keenganan untuk berbeda, kemalasan untuk mencari yang tidak biasa dan ketidakbersediaan untuk bermain-main dengan sesuatu yang menurut orang kebanyakan ganjil. Sebaliknya, seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat berbeda dan melanggar hal-hal yang dianggap pakem. Sebagai contoh: pakem yang umum buat mereka yang ingin membuka restoran adalah; bukalah di tempat yang ramai. Namun demikian, saat ini sudah sangat banyak contohnya dimana restoran yang dibuka di tempat terpencil (jauh diatas gunung, di pulau, di tengah sawah, dll) justru diserbu oleh pelanggannya.

c) Kesediaan untuk mengaji orang yang lebih cerdas dari dirinya

Seorang wirausaha sejati sangat mengenal dirinya, dan ia menyadari bahwa dirinya bukanlah dewa. Ia sangat sadar akan kelebihan dan potensi, dan juga terkait hal-hal yang kurang dikuasainya. Oleh karena itu, mereka selalu siap untuk berbagi pikiran dan wawasan, serta mengisi kekosongan-kekosongan dalam usahanya. Sebagai contoh, beberapa orang mahasiswa yang membuka bisnis cuci motor, sangat sadar akan keterbatasannya dengan cairan kimia sabun. Oleh karena itu, mereka ikhlas bekerja sama dengan mahasiswa kimia/farmasi untuk menghasilkan formula sabun yang tidak panas ditangan, wangi dan tahan lama bersihnya. Satu hal adalah bahwa, mereka tidak pernah takut tersaingi. Sebaliknya, mereka sangat sadar bahwa sinergitas akan menghasilkan jauh lebih banyak dari yang dapat dibayangkan. Sinergi bukanlah satu ditambah satu sama dengan dua, namun satu ditambah satu bisa menjadi tiga, tujuh atau bahkan sebelas.d) Konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah berbagai hal. Begitu seseorang berkecimpung dalam dunia wirausaha, maka seyogianya ia harus siap berenang dalam kreativitas. Hal ini sangat bisa dimaklumi,mengingat beberapa peluang bisnis, terutama yang pintu (entrance) untuk memulainya tidak sulit untuk dibuka (tidak butuh keterampilan khusus, tidak butuh modal besar dll), akan sangat mudah dipenuhi oleh para pemula (start-up). Sehingga yang tadinya bisnis baru tersebut berada di lautan biru (blue ocean) dalam waktu singkat ia harus berdarah-darah di lautan mera (red ocean) karena ratusan pesaingnya saling berebutan kue. Lalu bagaimana caranya bertahan dalam lautan darah seperti itu? Satu hal, yaitu konsistensi untuk selalu berkreativitas. Perusahaan waralaba ayam KFC, adalah contoh yang bisnis yang memiliki konsistensi untuk selalu berkreativitas. Hampir setiap bulan mereka selalu mengeluarkan paket-paket baru, seperti paket hemat plus CD musik, burger dengan harga terjangkau, paket ulang tahun, paket porsi anak-anak plus mainan anak (biasanya tokoh film kartun tertentu), interior ruangan yang selalu update dan dilengkapi taman bermain mini dll. Belum ditambah jika memasuki bulan ramadhan, maka KFC dengan kreativitasnya yang tinggi, akan meluncurkan paket sahur, paket berbuka, paket berdua dll. Dengan itu semua, daya tahan sebuah bisnis terhadap persaingan menjadi semakin kuat. Ia tidak akan mudah runtuh terhadap serbuan kompetitor yang semakin dasyhat.

e) Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatanMata seorang wirausaha, adalah seperti mata elang. Mereka selalu awas terhadap peluang-peluang baru. Mereka dengan kemampuan intuisinya yang selalu ditempa- mampu membaca trend jaman. Salah satu contoh kepekaan ini adalah apa yang dilakukan oleh Trans Corp dengan Proyek Trans Studionya. Mereka melihat kesempatan yang besar pada bisnis hiburan di Bandung Ibukota Jawa Barat. Jumlah penduduk yang berjumlah kurang lebih 40 juta ditambah penghuni Jabodetabek yang sekitar 20 juta, menjadi alasan yang sangat kuat untuk mendirikan kawasan terpadu yang sarat hiburan kelas dunia untuk keluarga. Inilah mata elang wirausaha. Mereka mampu melihat peluang dan berani mengambil tindakan untuk menangkapnya.f) Rasa urgenitas yang tinggiPara tokoh bisnis sering mengatakan pameo ini inovasi atau mati. Apa artinya? Artinya adalah bahwa inovasi sudah merupakan sesuatu harga mati, ini adalah sesuatu yang urgen dan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Mengapa? Karena kompetitor begitu banyak dan pasar sangat haus terhadap inovasi baru. Mari kita lihat trend pasar telepon selular. Inovasi yang terjadi disini dapat dikatakan hampir terjadi setiap hari. Jika kita membaca surat kabar, maka sangat mudah ditemukan iklan yang mengabarkan teknologi terbaru dari sebuah telepon selular. Inilah bentuk dari urgenitas yang sangat tinggi. Para pelaku alat telekomunikasi canggih tersebut sangat paham, bahwa lengah satu langkah dapat berarti ancaman kebangkurtan (ditinggalkan pelanggannya).g) Perseverance Mereka menjaga dan memelihara idenya untuk kemudian diwujudkan. Beberapa orang hanya berhenti pada level menemukan ide baru. Namun, para wirausahawan sejati, mereka memelihara, mengembangkan dan berusaha mewujudkan ide tersebut. Nurfitira Khoirunnisa[2] adalah contoh yang baik untuk menjelaskan karakter ini. Ia memiliki ide untuk membuat penghapus elektrik gara-gara badannya yang kurang tinggi, sehingga tidak dapat menjangkau seluruh bagian papan tulis di sekolahnya. Berkaca dari situasi itu, ia dan rekannya kemudian berusaha menciptakan penghapus elektrik. Inilah contoh preserverasi, yaitu usaha untuk menemukan ide baru kemudian berusaha mematangkan dan mewujudkannya.

h) Resilience (ketahanan)

Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka anak-anak yang jika dipukul selalu kembali ke posisi semula. Inilah kewirausahaan yang sesungguhnya. Tidak ada satupun usaha yang tanpa penghalang dan tanpa hambatan. Namun, daya tahan ini akan mengembalikan kita kembali ke posisi semula. Sudah terlalu banyak para pelaku usaha mental dan jatuh diterjang angin. Namun tidak terlalu banyak yang kemudian dapat kembali ke posisi semula. Inilah sikap ketahanan yang perlu dimiliki setiap kita yang sadar bahwa hidup adalah perjuangan, dan perjuangan selalu memerlukan kekuatan untuk bangkit setelah jatuh dan bangun setelah terjerembab oleh kerasnya kehidupan.

i) Optimis. Optimis, secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu aktivita ke aktivitas lain, tanpa kehilangan antusiasme. Optimis adalah juga bentuk keyakinan bahwa tujuan akan tercapai dan target akan terpenuhi dengan kekuatan sendiri. Mungkin para pembaca mengenal sosok Jerry Aurum, seorang fotographer ternama. Ia adalah contoh seorang wirausaha yang sangat optimis dan yakin dengan kapabilitas yang dimilikinya. Saat ini, berbagai institusi, dan perusahaan besar di Indonesia sudah menggunakan jasanya[3]. Optimisnya antara lain dibuktikan dengan kegigihannya dalam memulai usaha fotographinya. Ia mengirimkan 500 eksemplar kalender ke berbagai perusahaan di Indonesia yang berisi foto-foto hasil karyanya. Dengan rasa optimisnya, ia beranggapan bahwa minimal pasti ada satu dua perusahaan yang akan menggunakan jasanya. Hal itu kemudian terbukti, dan akhirnya berbagai tingkatan klien berlomba-lomba menggunakan jasanya.

j) Rasa humor tentang diri sendiri Ini adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan mentertawakan diri sendiri adalah salah bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi dan bahkan mengkritik diri sendiri. Ini adalah sebuah rasa legowo untuk tidak menilai diri sendiri sudah mencapai prestasi yang optimal. Sebaliknya sikap ini mendorong kita untuk selalu melihat hal-hal belum maksimal dan punya potensi untuk dikembangkan. Rasa humor terhadap diri sendiri, juga akan mampu memacu kreativitas dalam diri untuk selalu mencari sisi-sisi yang belum tereksplorasi.

Hampir senada dengan penjelasan dimuka, Rita dan Ian menjelaskan tentang Pola pikir wirausaha (Entrepreneurial Mindset) sebagai berikut:

a) Mereka, secara bersemangat, selalu mencari peluang-peluang baru.

b) Mengeksplor berbagai kesempatan dengan pendekatan/disiplin yang tidak biasa

c) Mereka secara efektif hanya mengeksplor peluang terbaik dan menjauhi berlelah-lelah dengan mengejar setiap kesempatan

d) Mereka fokus pada eksekusi, terutama eksekusi yang adaptif.

e) Mereka menyatukan energi setiap orang dalam domain mereka

2. Intensi-intensi kewirausahaan dan kewirausahaan korporat

o Intensi-intensi kewirausahaan :

faktor-faktor rmotivasional yang mempengaruhi individu-individu dalam mengejar hasil-hasil wirausaha. Pada umumnya, semakin kuat intensi untuk terlibat dalam sebuah perilaku, maka semakin besar kemungkinan hal itu akan dilaksanakan.

o Kemampuan dir i wirausaha :

Pendirian bahwa seseorang dapat melaksanakan proses wirausaha dengan berhasil. Orang yang

o Kesenangan yang dirasakan :

Tingkat dimana seorang individu mempunyai evaluasi yang baik atau tidak baik mengenai hasil-hasil wirausaha yang potensial

Karakteristik-karakteristik Kepemimpinan dari Pengusaha-pengusaha KorporatSeorang pengusaha harus memahami semua aspek lingkungan. Sebagian kemampuan ini tercermin dalam tingkat kreativitas individu tersebut, yang pada umumnya menurun seiring dengan usia dan pendidikan sebagian besar individu. Untuk membentuk sebuah perusahaan korporat yang berhasil, individu tersebut harus kreatif serta mempunyai pemahaman yang luas tentang lingkungan internal dan eksternal korporasi.

Yang ke-dua, orang yang akan membentuk sebuah usaha baru dalam perusahaan juga harus merupakan seorang pemimpin yang mempunyai visi. Seseorang yang memimpikan impian-impian hebat. Meskipun ada banyak definisi kepemimpinan, satu definisi yang mendeskripsikan mengenai apa yang dibutuhkan untuk kewirausahaan korporat dengan sangat baik adalah: Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memimpikan hal-hal yang hebat dan mengomunikasikan mimpi-mimpi ini sedemikian rupa, sehingga orang-orang setuju untuk menjadi bagian dari mimpi tersebut.

Karakteristik kepemimpinan penting yang ketiga adalah bahwa seorang pengusaha korporat harus fleksibel dan membuat pilihan-pilihan manajemen. Seorang pengusaha korporat tidak menjaga toko, tetapi lebih terbuka pada perubahan dan bahkan mendukungnya. Dengan menantang keyakinan dan asumsi korporasi, seorang pengusaha korporat mempunyai peluang untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam struktur organisasional.

Seorang pengusaha korporat membutuhkan karakteristik keempat: kemampuan untuk mendukung kerja sama tim dan menggunakan pendekatan multidisiplin. Diskusi terbuka harus didukung dalam mengembangkan sebuah tim yang bagus untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sebuah usaha baru yang bberhasil dalam sebuah perusahaan mapan hanya dapat tebentuk ketika tim yang terlibat merasa bebas untuk berselisih dan mengkritik ide guna mencapai solusi terbaik.

Keterbukaan juga menghasilkan pembentukan koalisi para pendukung dan pendorong yang kuat. Seorang pengusaha korporat harus mendukung dan menguatkan setiap anggota tim, terutama pada masa-masa sulit.

Hal yang terakhir adalah kegigihan. Sepanjang pembentukan perusahaan baru apapun, akan muncul rasa frustasi dan hambatan-hambatan. Sebuahusaha baru dan komersialisasi yang berhasil hanya akan ada melalui kegigihan seorng pengusaha korporat.

Membentuk Kewirausahaan Korporat dalam Organisasi Sebuah organisasi yang ingin membentuk sebuah lingkungan wirausaha harus mengimplementasikan sebuah prosedur untuk pembetukannya. Langkah pertama dalam proses ini adalah mendapatkan komitmen untuk kewirausahaan korporasi dalam organisasi oleh tingkat manajemen puncak, menengah, dan lebih atas. Tanpa komitmen manajemen puncak (top management commitment), organisasi tersebut tidak akan pernah bisa melalui semua perubahan kultural yang penting untuk implementasi.

Langkah kedua, ide-ide dan bidang-bidang umum yang ingin didukung oleh manajemen puncak sebaiknya diidentifikasikan, bersama dengan jumlah uang resiko yang tersedia untuk mengembangkan konsep tersebut lebih lanjut. Harapan-harapan mprogram secara keseluruhan dan hasil-hasil target dan setiap perusahaan korporat harus ditentukan.

Ketiga, sebuah perusahaan perlu menggunakan teknologi untuk menjadikannya lebih fleksibel. Selanjutnya yang keempat, organisasi sebaiknya merupakan sekelompok manajer yang mempunyai minat untuk melatih para karyawan sekaligus berbagi pengalaman mereka. Sesi-sesi pelatihan sebaiknya diadakan satu hari setiap bulan selama periode waktu tertentu.

Kelima, organisasi harus mengembangkan cara-cara untuk mendekati para pelanggannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendapatkan basis data, merekrut dari saingan-saingan yang lebih kecil, dan membantu pedagang ritel.

Keenam, sebuah organisasi yang ingin menjadi lebihwirausaha harus belajar untuk menjadi lebih produktif dengan sumber-sumber yang lebih sedikit. Selanjutnya yang ke-tujuh, organisasi tersebut harus membentuk struktur dukungan yang kuat untuk kewirausahaan korporat. Hal ini sangatlah penting karena kewirausahaan korporat biasanya merupakan aktivitas sekunder dalam organisasi tersebut. Agar berhasil, usaha-usaha ini membutuhkan perilakuyang fleksibel dan inovatif, dengan para pengusaha yankorporat yang mempunyai otoritas penuh atas pengeluaran serta akses untuk dana-dana yang memadai.

Kedelapan, dukungan juga harus melibatkan pemberian pengahrgaan-penghargaan untuk kinerja unit wirausaha. Hal ini mendorong anggota-anggota tim untuk bekerja lebih keras dan bersaing dengan lebih efektif karena mereka mendapatkan keuntungan secara langsung dari usaha-usaha mereka. Karena perusahaan korporat merupakan bagian dari organisasi yang lebih besar dan bukan merupakan sebuah unit yang sepenuhnya berdiri sendiri, bagian ekuitas dari kompensasi sangatlah sulit untuk ditangani.

Akhirnya, organisasi harus mengimplementasikan sebuah sistem evaluasi yang memungkinkan unit-unit wirausaha yang berhasil untuk berkembang dan yang tidak berhasil untuk dihilangkan. Demikian pula, perusahaan- perusahaan korporat yang gagal menunjukkan kelangsungan hidup yang memadai, sebaiknya tidak diperkenankan untuk terus ada hanya karena kepentingan yang dimiliki oleh seseorang.3. Peluang kewirausahaan internasionalSeorang pengusaha dapat memasarkan produknya secara internasional dengan berbagai cara/metode. Metode usaha pasar dan model dari operasi luar negeri bergantung pada tujuan-tujuan pengusahanya serta kekuatan dan kelemahannya.Adapun cara yang dapat ditempuh pengusaha untuk dapat memasarkan produknya secara internasional adalah sebagai berikut:1. EksporEkspor (eksporting) biasanya meliputi penjualan dan pengiriman dari produk yang dihasilkan di satu negara ke konsumen yang berlokasi di negara lain.Ada dua klasifikasi umum ekspor:a. Ekspor tidak langsung (indirect exporting) artinya memiliki seorang pembeli asing dalam pasar lokal atau menggunakan sebuah perusahaan manajemen ekspor.untuk komoditas dan barang prduksitertentu, pembeli secara aktif mencari sumber-sumber pasokan danmemiliki kantor-kantor pembelian di pasar-pasar seluruh dunia. pengusaha yang ingin menjual ke salah satu pasar luar negeri ini dapat berhubungan dengan slah satu pembeli ini.b. Ekspor langsung direct eksporting). Jika pengusaha ingin terlibat tanpa keuangan apa pun, ekspor langsung melalui distributor independen atau penjualan di luar negeri milik perusahaan merupakan suatu cara untuk melakukan bisnis internasional. Distributor-distributor asing independen biasanya mengangani produk-produk untuk perusahaan yang sedang berusaha masuk relatif cepat ke dalam sejumlah pasar besar asing.2. Kesepakatan Non EkuitasKetika kondisi pasar dan keuangan menjamin perubahan, pengusaha dapat masuk ke dalam bisnis internasional dengan salah satu dari tiga jenis kesepakatan non ekuitas (nonequity arrangements): lisesnsi, proyek, turn key, dan kontrak manajemen.Masing-masing memungkinkan pengusaha untul masuk ke dalam sebuah pasar dan mendapatkan penjualan serta keuntungan tanpa investasi ekuitas langsung di pasar asing.a. Lisensi (licensing)Melibatkan seorang pengusaha yang merupakan produsen (licensee) yang memberikan hak untuk menggunakan sebuah paten, merk dagang, teknologi, proses produksi, atau produk ke seorang produsen asing (licensor) sebagai ganti atas pembayaran suatu royalti. Kesepakatan lisensi adalah yang paling tepat ketika pengusaha tidak berniat untuk memasuki sebuah pasar tertentu melalui ekspor atau investasi langsung.b. Proyek Turn KeySebuah metode lain pengusaha untuk dapat melakukan bisnis internasional tanpa banyak resiko adalah melalui proyek turn key (turn key project). Satu solusi adalah mengizinkan pengusaha asing membangun sebuah pabrik atau fasilitas lainnya, melatih para pekerja, manajemen, dan kemudian meneruskannya ke pemilik lokal segera setelah operasinya berjalan-oleh karena itu disebut operasi turn key.c. Kontrak ManajemenSebuah metode nonekuitas terakhir yang dapat digunakan oleh pengusaha dalam bisnis internasional adalah kontrak manajemen (management contract). Kontak manajemen memungkinkan negara pembeli untuk mendapatkan keahlian aasing tanpa menyerahkan kepemilikan sumber dayanya kepada pengusaha.3. Kerja Sama KewirausahaanSalah satu metode terbaik bagi pengusaha untuk memasuki pasar internasional adalah untuk bekerjasama dengan perusahaan di negara tersebut. Pengusaha asing ini mengetahui negara dan budayanya, sehingga dapat memfasilitasi transaksi bisnis sementara mempertahankan bisnisnya serta kondisi ekonomi dan politik saat ini. Kerja sama ini difasilitasi oleh pemahaman sifat dari kewirausahaan di suatu negara.