20
SISTEM TERAPEUTIK MODUL I TATALAKSANA DIABETES Tutor: dr. Eddy Multazam, Sp. FK Kelompok 5 Cempaka Putih Ahmad Abqari 2012730115 Fitra Hadi 2012730127 Hafizhan Ilmi 2012730130 Novia Ayu Larasati 2012730144 Putri Intan Nurrahma 2012730147 Rani Meiliana Susanti 2012730148 Sabrina Putri Dewanti 2012730155 Trias Murni Nugrahati 2012730158

Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5

  • Upload
    pintwan

  • View
    79

  • Download
    12

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pleno terapeutik modul 1

Citation preview

Page 1: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5

SISTEM TERAPEUTIKMODUL I

TATALAKSANA DIABETES

Tutor: dr. Eddy Multazam, Sp. FK

Kelompok 5 Cempaka PutihAhmad Abqari 2012730115Fitra Hadi 2012730127Hafizhan Ilmi 2012730130Novia Ayu Larasati 2012730144Putri Intan Nurrahma 2012730147Rani Meiliana Susanti 2012730148Sabrina Putri Dewanti 2012730155Trias Murni Nugrahati 2012730158 

Page 2: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5

Seorang perempuan berusia 48 tahun baru saja didiagnosis diabetes tipe 2 asimtomatik. Hasil pemeriksaan laboratorium dua bulan yang lalu HbA1c 7,1% dan kadar glukosa darah sewaktu 172 mg/dL, sejak itu ia memperbaiki diet dan mulai olah raga jalan 30 menit, dua kali seminggu. Kemudian ia dirujuk ke Anda seorang dokter layanan primer.

Pemeriksaan Laboratorium : HbA1c : 6,9% Kreatinin : 1,1 mg/dL

GDP : 136 mg/dL AST : 42 IU/L

Kolesterol total : 210 mg/dL ALT : 48 IU/L

LDL : 130 mg/dLAlbuminuria (-)

HDL : 36 mg/dL Tes Fungsi Tiroid : DBN

TG : 240 mg/dL BUN : 22 mg/dL

Pemeriksaan Fisik :

BB : 161 lbs 73 kg TB : 5’11’’ 156 cm

BMI : 32 TD : 138/82 mmHg Nadi : 76 x/menit LP : 38 inch 96,5 cm

RPK : Ayah perokok, hipertensi, wafat usia 70th karena CVD Ibu DM, wafat usia 66th karena IMA Kakak laki2 usia 54 th, DM Status Pasien : Menikah dan punya 2 anak

- 24 th normal - 22 th hamil ke-2 dengan DM, melahirkan 9lbs = 4,05 kg

Pekerjaan : Resepsionis Jarang Olahraga

SKENARIO 1

DATA TAMBAHAN

Page 3: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5

PERTANYAAN1. Jelaskan patofisiologi dan gejala

DM tipe 2!2. Jelaskan interpretasi hasil

laboratorium dari skenario!3. Jelaskan cara penulisan resep4. Jelaskan terapi non-farmakologi

pada pada pasien DM tipe 2 dan bagaimana edukasi untuk pasien!

5. Jelaskan pemilihan golongan obat yang sesuai dengan tujuan terapi dan kondisi pasien pada skenario!

6. Jelaskan algoritma pengobatan DM tipe 2!

Page 4: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5

PATOFISIOLOGI DAN GEJALA DM TIPE 2

Page 5: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5

PATOFISIOLOGI DM Bahan

makananDalam mulut,

bercampur dengan berbagai enzim

Saluran pencernaan

Zat zat makanan akan di serap oleh

usus

Ke dalam pemb. Darah dan diedarkan

ke seluruh tubuh

Ketika tidak terjadi metabolisme, maka tidak dapat bertugas memasukkan glukosa

dalam sel

Ketika terjadi metabolisme, maka

dapat bertugas memasukkan glukosa

dalam sel

Berbagai faktor

Risiko Diabetes Melitus

Page 6: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5

GEJALA Pandangan kabur Haus Cepat lelah Berat badan menurun Sering buang air kecil Luka sembuh lama Gatal dan jamur pada bagian genital

Page 7: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5

KRITERIA PENGENDALIAN YANG HARUS DICAPAI

Konsensus 2011. Pengelolaan dan pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia),

Jakarta - Indonesia

Page 8: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5

PEMILIHAN GOLONGAN OBAT SESUAI DENGAN TUJUAN

TERAPI DAN KONDISI PASIEN

Page 9: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5

NAMA GENERIK

MEKANISME KERJA

INDIKASI KONTRAINDIKASI

Gol.1Sulfonilurea

Generasi 1 : tolbutamid, tolazamidGenerasi 2 : gliburid, glipizid, gliklizid

Merangsang sekresi insulin dari granul sel – sel β

- NIDDM, - Tidak bisa dikendalikan dengan diet dan olahraga- Peningkatan Gula darah dengan fungsi Pankreas baik

- Gangguan hati dan ginjal- DM Berat- IDDM- Ketoasidosis

Gol.2Biguanid

Fenformin, buformin, metformin

Menghambat glukoneogenesis dan meningkatkan sensitivitas otot dan adipose terhadap insulin

- NIDDM- IDDM- DM dengan kelebihan BB

- Hamil- Gangguan hati dan ginjal- Gagal jantung- PPOM

Gol.3Penghambat α Glikosidase

Akarbose Memperlambat absopsi polisakarida dan disakarida dengan menghambat α Glikosidase di intestin

-DM dengan glukosa postprandial tinggi- DM dengan Hiperglikemia berat

- Inflamatory bowel disease- obstruksi ileus- gangguan ginjal

EFEK SAMPING DOSIS WAKTU PARUH

Hipoglikemia terutama pada lansia dengan gangguan hati dan ginjal,Alergi,Anemia hemolitik

Sediaan : 1,25 mg, 2,5 mg, 5 mg Dosis : (gliburid) initial dose 2,5-5 mg/po/hari.Ditingkatkan sebesar 2,5 mg/hari setelah 7 hari sampai kontrol metabolik tercapai

tamid : 4-5 jamTolazamid : 7 jamGlipizid : 3-4 jamGliburid : 4 jam

20 % mual, muntah, diare.Ketosis non hiperglikemia

Sediaan 500 mg, 850 mg, 1000 mg Dosis : initial dose 2x500 mg, maintenance dose 3x500mg, dosis maksimal 2,5 gram

4-9 jam

Nyeri perutPerut kembung Diare

Sediaan : 50 mg, 100 mg Dosis : initial dose 3x50 mg/hari dapat ditingkatkan 100 mg setelah 4-8 minggu

-

Page 10: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5

EFIKASI KEAMANAN KESESUAIAN BIAYA

Sulfonilurea(Glibenklamid)

Lama kerja : 12-24 jam

Menurunkan kadar HbA1c 1,0-2,0%

Hipoglikemia terutama pada lansia dengan gangguan hati dan ginjal,Alergi (jarang)Anemia hemolitik

KI : Gangguan hati dan ginjal, DM Berat, IDDM, Ketoasidosis Bentuk Sediaan : Tablet

LOW

Biguanid(Metformin)

Lama kerja : 10-12 jam

Menurunkan kadar HbA1c 1,0-2,0%

MualMuntahDiare

KI : Hamil, Gangguan hati dan ginjal, Gagal jantung, PPOMBS : tablet

LOW

Penghambat α Glikosidase(Acarbose)

Lama kerja : -

Menurunkan kadar HbA1c 0,5-0,8%

Nyeri perutPerut kembungDiare

KI : Inflamatory bowel disease (penyakit krohn, colitis ulseratif), obstruksi ileus, gangguan hati dan ginjalBS: Tablet

HIGH

Page 11: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5

ALGORITMA PENGOBATAN DM TIPE 2

Page 12: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5
Page 13: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5
Page 14: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5
Page 15: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5
Page 16: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5
Page 17: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5

PRINSIP ALGORITMA AACE UNTUK PENGOBATAN DIABETES MELITUS TIPE 21. Optimasi gaya

hidup dan pendidikan sangat penting untuk semua pasien dengan

diabetes

2. Kadar HbA1c ditentukan oleh individu masing-

masing, berdasarkan banyak faktor4

3. Meminimalkan risiko

hipoglikemia adalah prioritas

4. Meminimalkan risiko kenaikan

berat badan adalah prioritas

5. Pemantauan kadar glikemik pasien termasuk glukosa darah puasa dan

glukosa postprandial ditentukan oleh pemantauan

glukosa darah sendiri

6. Pilihan terapi harus berdasarkan pribadi

pasien termasuk obat sendiri

7. Algoritma ini memberikan panduan terapi apa yang

harus diberikan untuk memulai pengobatan dan

menambahkan pengobatan

8. Terapi dengan mekanisme komplementer atau saling melengkapi secara khas

digunakan dalam kombinasi untuk kontrol glikemik yang

optimal

9. Efektivitas terapi harus

dievaluasi berkala sampai stabil

Page 18: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5

10. Keamanan dan kemanjuran harus diberikan prioritas

lebih tinggi daripada biaya

11. Algoritma harus sesederhana mungkin supaya diterima dan dipahami dengan

baik oleh dokter dan meningkatkan utilitas dan

kegunaan dalam praktek klinis

12. Algoritma harus berfungsi untuk

membantu mendidik dokter serta untuk

memandu terapi pada tingkat perawatan.

13. Algoritma harus menyesuaikan, sedekat mungkin, untuk standar bersama saat ini pada

praktek

14. Algoritma harus sespesifik mungkin , dan memberikan bimbingan kepada dokter

dengan prioritas dan pemikiran untuk pemilihan

setiap rejimen tertentu

15. Analog insulin kerja cepat lebih

unggul daripada yang biasa karena mereka lebih dapat diprediksi

16. Analog insulin kerja cepat lebih unggul dari NPH

insulin

Page 19: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5

DAFTAR PUSTAKA AAACE/ACE COMPREHENSIVE DIABETES MAANGEMENT ALGORITHM 2015 Dept. Farmakologi dan Terapeutik FKUI. Farmakologi dan Terapi Ed 5, FKUI Jakarta. Editor: G. Sulistia Gan dkk. FKUI. Jakarta 2012.

Gunawan, Sulistia G. 2012.Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta:Fakultas Kedokteran UI Ikatan Dokter Indonesia. Informasi Obat Dokter Indonesia (IODI), PB IDI Jakarta. Editor: G. Anggi, S. Amir, A. Azalia dkk. PB IDI. Jakarta 2012.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta 2011.

Soegondo, Sidartawan. 2013. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta:Fakultas Kedokteran UI

https://www.academia.edu/4053787/Revisi_final_KONSENSUS_DM_Tipe_2_Indonesia_2011

http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream/123456789/1358/1/BK2008-Sep13.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31200/4/Chapter%20II.pdf

Page 20: Pleno Terapeutik Modul 1 Kel.5