Upload
gilbert-pau
View
53
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pleno kelompok 12 biomedik 2
Citation preview
KELOMPOK 12
DEFENISI MATA
MATA adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibugkus oleh tiga lapisan jaringan khusus. Dari pling luar ke lapisan paling dalam, lapisan-lapisan itu adalah:
(1)skelera/kornea (2)koroid/badan siliaris/iris (3)retina.
STRUKTUR DAN FUNGSI MATA
Struktur dan fungsi mata
1. Lapisan terluar dari mata adalah tunika fibrosa. Bagian posteriornya adalah sklera, bagian anteriornya adalah kornea. Yang berisi jaringan ikat fibrosa:
Sklera:- Terdiri atas jaringan ikat padat yang kuat,
yang terutama terdiri atas berkas kolagen gepeng. Sklera relatif tidak mengandung pembuluh darah.
Struktur dan fungsi mata
Permukaan luar sklera, yaitu episklera berhubungan dengan stroma konjungtiva longgar pada perbatasan kornea dengan sklera melalui kapsula tenon.
Di antara kapsula tenon dan sklera terdapat ruang tenon. Karena adanya ruang longgar ini, bola mata dapat berputar.
Struktur dan fungsi mata
Di antara sklera dan koroid terdapat lamina suprakoroid- suatu lapisan jaringan ikat longgar tipis yang kaya akan melanosit, fibroblas dan serat elastin.
Sklera memberi bentuk pada bola mata dan memberi tempat perlekatan otot ekstrinsik.
Struktur dan fungsi mata
Kornea adalah perpanjangan anterior yang transparan dari sklera di bagian depan mata yang mentransmisi cahaya dan memfokuskan berkas cahaya.
Terdiri atas lima lapisan: 1.Epitel2.Membran Bowman3.Stroma4.Membran Descemet5.Endotel
Struktur dan fungsi mata
1. Epitel kornea:- Merupakan epitel berlapis gepeng tak
bertanduk. - Terdapat mitosis yang menunjukkan
kapasitas regenerasi kornea. - Masa pergantian sel-sel ini ± 7 hari.
Struktur dan fungsi mata
2. Membran Bowman:- Merupakan lapisan yang homogen- Terdiri atas serat-serat kolagen yang tersusun
tersusun menyilang secara acak, suatu substansi antarsel yang padat, dan tidak mengandung sel.
- Membantu stabilitas dan kekuatan kornea.
3. Stroma:- Dibentuk oleh banyak lapisan berkas kolagen
paralel yang saling menyilang secara tegak lurus..
- Avaskuler.
Struktur dan fungsi mata
4. Membran Decemet: - Struktur homogen yang terdiri atas susunan
filamen kolagen halus.
5. Endotel:- Merupakan epitel selapis gepeng. - Sel-sel ini memiliki organel untuk sekresi,
mungkin berhubungan sintesis dan ketahanan membran decemet.
- Lapisan epitel dan endotel kornea bertanggung jawab mempertahankan kejernihan kornea.
Struktur dan fungsi mata
2. Lapisan tengah disebut tunika vaskular, yang tersusun atas koroid, korpus siliaris dan iris.
Koroid:- Lapisan yang sangat vaskular, dengan jaringan
ikat longgar di antara pembuluh darahnya.- Banyak mengandung fibroblas, makrofag,
limfosit, sel mast, sel plasma, serat kolagen dan serat elastin.
- Banyaknya melanosit pada lapisan ini memberinya ciri warna hitam uang khas.
Struktur dan fungsi mata
- Lapisan koriokapiler: merupakan lapisan dalam koroid yang lebih banyak mengandung pembuluh darah kecil daripada lapisan luar koroid.
- Lapisan koriokapiler berfungsi penting untuk nutrisi retina sehingga dapat menarik ligamentum suspensorium.
- Membran Bruch: adalah membran hialin yang memisahkan lapisan koriokapiler dari retina. Membran bruch meluas dari papila optikus (tempat nervus optikus masuk ke bola mata) ke ora serrata.
Struktur dan fungsi mata
Badan siliaris: suatu penebalan di bagian anterior lapisan koroid.
Mengandung pembuluh darah dan otot siliaris.Otot melekat pada ligamen suspensorik, tempat perlekatan lensa.
Otot ini penting dalam akomodasi penglihatan, atau kemampuan untuk mengubah fokus objek berjarak jauh ke objek berjarak dekat di depan mata
Struktur dan fungsi mata
Muskulus Siliaris:- Struktur ini terdiri 2 berkas otot polos, yang
berinsersi pada sklera di anterior dan pada beberapa bagian badan siliar di posterior.
- Salah satu berkas ini berfungsi meregangkan koroid.
- Berkas yang lain, bila berkontraksi akan mengendurkan ketegangan lensa. Gerakan otot ini penting untuk akomodasi visual.
Struktur dan fungsi mata
Pada badan siliaris terdapat penjuluran yang disebut prosesus siliaris.
Dari prosesus siliaris muncul serat-serat oksitalan (serat zonula/ligamentum suspensorium) yang berinsersi ke dalam kapsula lentis.
Struktur dan fungsi mata
Iris, perpanjangan sisi anterior koroid menyisakan lubang bundar di pusat yang disebut pupil. Pupil adalah ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus dilalui cahaya untuk dapat masuk ke interior mata.
Bagian ini terdiri dari jaringan ikat dan otot radialis serta sirkularis, yang berfungsi untuk mengendalikan diameter pupil.
Struktur dan fungsi mata
Pupil adalah ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus dilalui cahaya untuk dapat masuk ke interior mata.
Iris mengandung berkas otot polos:1.Muskulus dilator pupil tersusun radier pada
iris.2.Muskulus konstriktor pupil tersusun
melingkari pupil.
Struktur dan fungsi mata
Lensa:- Merupakan struktur bikonkaf yang sangat elastis dan
sifat elastisitas ini makin hilang dengan menigkatnya usia dan mengerasnya lensa.
- Memiliki 3 komponen utama:1.Kapsul lensa: lensa dibungkus suatu simpai tebal,
homogen, refraktil, dan kaya akan karbohidrat, yang meliputi permukaan luar sel-sel epitel.
2.Epitel subkapsular: terdiri atas selapis sel epitel kuboid yang hanya terdapat pada permukaan anterior
lensa. 3.Serat lensa: tersusun memanjang dan tampak sebagai
struktur tipis dan gepeng
Rongga mata. Lensa memisah interior mata menjadi 2 rongga. Rongga anterior dan posterior.
Rongga anterior: berisi aqueous humor, suatu cairan bening diproduksi prosesus siliaris untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lensa dan kornea. Aqueous humor menglir ke saluran schlemm dan masuk ke sirkulasi darah vena.
Rongga posterior: berisi vitreous humor, yang berperan dalam mempertahankan bola mata serta mempertahan kan posisi retina terhadap kornea.
● Retina (lapisan dalam mata), terdiri dari lapisan terpigmentasi luar, dan lapisan jaringan saraf dalam.
Struktur dan fungsi mata
A. Lapisan terpigmentasi luar, melekat pada koroid. Lapisan ini adalah lapisan tunggal sel epitel kuboidal yang mengandung pigmen melanin dan berfungsi untuk menyerap berkas cahaya.
B. Lapisan jaringan saraf dalam (optikal), struktur kompleks yang terdiri dari berbagai jenis neuron.
1. Sel batang dan kerucut
a. Sel batang : bertanggung jawab untuk penglihatan dengan sensitivitas tinggi, hitam – putih, dan penglihatan malam.
b. Sel kerucut : bertanggung jawab untuk ketajaman penglihatan, penglihatan warna, dan penglihatan siang hati
2. Neuron bipolar, membentuk lapisan tengah dan menghubungkan sel batang dan sel kerucut ke sel ganglion. Neuron bipolar berperan penting dalam pengolahan rangsangan cahaya.
Struktur dan fungsi mata
3. Sel ganglion, lapisan bagian dalam retina. Penting
dalam pengolahan rangsangan cahaya oleh retina;
membentuk saraf optikus.
C. Bintik buta. Merupakan rute untuk berjalannya saraf optikus
dan pembuluh darah. Tidak ada foto reseptor pada area ini.
D. Lutea makula : area kekuningan yang terletak agak lateral
terhadap saraf pusat. Memiliki katejaman yang tinggi karena
banyak mengandung sel kerucut.
E. Fovea : lapisan ini hanya mengandung sel kerucut. Bagian ini
adalah visual mata ; daerah dengan etajaman paling tinggi
Struktur dan fungsi mata
c
Struktur dan fungsi mataStruktur Lokasi Fungsi
5. Badan siliar Derivat anterior dari koroid, membentuk cincin yang mengelilingi permukaan luar lensa.
Memproduksi aqueous humour dan memiliki muskulus ciliaris.
6. Muskulus ciliaris
Komponen sirkuler dan muskuler dari badan siliar, menempel pada lensa melaui ligamen suspensor.
Penting untuk akomodasi.
7. Sel-sel kerucut
Fotoreseptor pada lapisan terluar retina.
Bertanggung jawab untuk ketajaman penglihatan yang tinggi, warna dan penglihatan pada siang hari.
8. Kornea Bagian anterior dari lapisan terluar mata.
Mengkontribusi kepada kemampuan refraksi mata.
Struktur dan fungsi mata
Struktur Lokasi Fungsi
9. Fovea Bagian tengah pada retina .
Daerah dengan ketajaman penglihatan tertinggi.
10. Sel-sel ganglion Lapisan dalam dari sel-sel saraf di retina.
- Penting untuk memproses stimulus cahaya di retina.- Membentuk nervus optikus.
11. Iris Cincin muskuler berpigmen yang terlihat di dalam aqueous humour.
- Mengubah ukuran pupil dengan kontraksi yang bervariasi.- Bertanggung jawab untuk warna mata.
12. Lensa Di antara aqueous humour dan vitreus humour, menempel pada muskulus ciliaris melalui ligamen suspensor.
Memberikan kemampuan refraksi yang bervariasi pada saat akomodasi.
Struktur dan fungsi mataStruktur Lokasi Fungsi
13. Macula lutea Daerah yang mengelilingi fovea.
Memiliki ketajaman penglihatan yang tinggi karena jumlah sel kerucut yang tinggi.
14. Nervus optikus
Keluar dari mata melalui diskus optikus.
Bagian pertama dari jalur visual ke 0tak.
15. Pupil Lubang bulat anterior di tengah iris.
Mengijinkan jumlah cahaya yang bervariasi untuk memasuki mata.
16. Retina Lapisan dalam mata. Memiliki fotoreseptor (sel batang dan kerucut).
17. Sel batang Fotoreseptor pada lapisan luar retina.
Bertanggung jawab unutk sensitifitas yang tinggi, warna hitam dan putih dan penglihatan pada malam hari.
Struktur dan fungsi mata
Struktur Lokasi Fungsi
18. Sklera Lapisan luar mata yang keras.
- Lapisan protektif jaringan ikat .-Membentuk bagian berwarna putih mata yang terlihat.- Bagian anteriornya berspesialisasi membentuk kornea.
19. Ligamen suspensor
Di antara muskulus ciliaris dan lensa.
Penting untuk akomodasi.
20. Vitreus humour
Di antara lensa dan retina. Substansi seprti jeli yang bersifat semifluid, membantu mempertahankan bentuk spherikal mata.
MACAM-MACAM KELAINAN, PENANGANAN DAN PENCEGAHAN
Macam-macam kelainan, penanganan dan pencegahan
• Pada orang dewasa, ketajaman penglihatan dapat dites menggunakan Snellen eye chart
• Pada bayi, dapat dilakukan tes mata untuk mengikuti gerakan suatu benda
• Pada anak berumur satu sampai tiga tahun, dapat dilakukan Cardiff Acuity Test. Pada kartu Cardiff yang lebih tinggi dibanding lebar, ada gambar di salah satu bagian kartu. Jika mata anak tidak terfiksasi pada bagian yang ada gambarnya, maka pemeriksa menganggap acuity anak tidak mencapai level tersebut.
Macam-macam kelainan, penanganan dan pencegahan
• Pada anak yang lebih besar, dapat dilakukan Sheridan-Gardiner Test, dimana anak harus mencocokan gambar gambar dan huruf.
• Mata normal tidak berakomodasi ketika melihat benda jauh. Sedangkan jika ingin melihat objek yang dekat, mata akan berakomodasi dengan menegangkan ligamen suspensor.
• Ada dua jenis kelainan penempatan bayangan pada retina : myopia dan hyperopia.
Macam-macam kelainan, penanganan dan pencegahan
Myopia :• Ketika melihat benda dekat, mata tidak
berakomodasi dan bayangan akan jatuh tepat pada retina.
• Ketika ingin melihat benda jauh, bayangan akan jatuh di depan retina dan benda tidak fokus.
• Dapat disebabkan bola mata yang terlalu panjang atau lensa mata yang terlalu kuat (terlalu cembung)
• Myopia dikoreksi dengan lensa concave
Macam-macam kelainan, penanganan dan pencegahan
Macam-macam miopia :a. miopia refraktif
bertambahnya indeks bias seprti katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat.b. miopia aksial
miopia akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal.
Macam-macam kelainan, penanganan dan pencegahan
HyperopiaBenda yang dekat, meskipun mata sudah
berakomodasi, tetap tidak jelas karena bayangan jatuh di belakang retina.
Dapat disebabkan bola mata yang terlalu pendek atau lensa mata yang terlalu lemah (pipih)
Dapat dikoreksi dengan lensa convex
Macam-macam kelainan, penanganan dan pencegahan
AstigmatismeKekuatan refraksi pada cornea tidak merata
(bagian satu yang lainnya dapat membelokan cahaya dengan derajat yang berbeda).
Cahaya yang lewat cornea akan jatuh pada titik fokus yang berbeda.
Dapat dikoreksi menggunakan lensa silindris
Macam-macam kelainan, penanganan dan pencegahan
• Presbyopia adalah kondisi yang sering ditemukan pada manusia berumur cukup tua (sekitar 45 sampai 50 tahun) karena bagian sentral dari lensa mata tidak mendapat nutrisi yang cukup (karena tidak berhubungan dengan aqueous humour, sumber nutrisi), dan sel-selnya akan mati dan lensa akan menjadi kaku dan tidak dapat berakomodasi dengan baik.
• Penggunaan kacamata dapat membantu penderita presbyopia untuk dapat melihat dengan jelas.
Macam-macam kelainan, penanganan dan pencegahan
Ametropiakeadaan pembiasan mata dengan panjang bola mata yang tidak seimbang.ametropia dapat berupa miopia, hipermetropia, atau astigmatisme.
Macam-macam ametropia :a. ametropia aksialametropia yang terjadi akibat sumbu optik bola mata lebih panjang, atau lebih pendek sehingga bayangan benda difokuskan di depan atau di belakangan retina.
Macam-macam kelainan, penanganan dan pencegahan
Amertropia aksial terdiri dari 2 yaitu:•Miopia aksial : fokus terletak di depan retina,
karena bola mata lebih panjang.•Hipermetropia aksial : fokus bayangn terletak di
belakang retina.b. Ametropia refraktif
akibat kelainan sistem pembiasan sinar di dalam mata.
miopia refraktif : daya bias kuat, bayangan terletak di depan retina.
hipermetropia refraktif : daya bias kurang, bayangan benda terletak di belakang retina.
Macam-macam kelainan, penanganan dan pencegahan
Pencegahanduduk dengan posisi tegak ketika menulisIstirahatkan mata setiap 30-60 menit setelah
menonton TV, komputer atau setelah membaca
Aturlah jarak baca yang tepat (> 30 cm)Gunakan penerangan yang cukupJangan membaca dengan posisi tidurGizi yang berimbang bila diperlukan sesuai
aktifitas
Macam-macam kelainan, penanganan dan pencegahan
Lindungi mata dengan kacamata anti UV jika berada di luar ruangan atau tempat yang terik untuk meminimalisir dampak dari sinar UV dan radikal bebas
Rajin berolahraga agar aliran darah ke mata lancar
Makan nutrisi 4 sehat 5 sempurna agar asupan gizi cukup
Membacalah di tempat yang cukup cahayanya dan posisi yang benar.
PROSES MELIHAT
Proses melihat
Setelah melalui pupil dan iris, maka cahaya sampai ke lensa.
Apabila mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot–otot siliaris akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat.
Apabila mata memfokuskan objek yang jauh, maka otot–otot siliaris akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah.
Proses melihat
Bila cahaya sampai ke retina, maka sel–sel batang dan sel–sel kerucut akan meneruskan sinyal–sinyal cahaya tersebut ke otak melalui saraf optik.
Sel-sel retina merubah stimulus cahaya menjadi sinyal neuron melalui proses phototransduction:• Setiap fotoreseptor mempunyai fotopigmen di
segmen luarnya.• Fotopigmen mengalami perubahan kimiawi ketika
diaktivasi oleh cahaya, yang menghasilkan potensial reseptor, lalu potensial aksi yang akan mentransmisi informasi ini ke otak untuk proses visual.
Proses melihat
Sumber Cahaya
Mesuk ke mata melalui kornea
Melewati pupil yang lebanya diatur oleh iris
Dibiaskan oleh lensa
Terbentuk bayangan di retina yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil
Sel-sel batang dan kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optik
Otak membalikan lagi bayangan yang terlihat di retina
Obyek terlihat sesuai dengan aslinya
Proses melihat
Proses lebih lanjut dari input visual oleh retina:- Fotoreseptor bersinaps dengan sel-sel bipolar,
yang berterminasi pada sel-sel ganglion. Neurotransmitter yang dilepas oleh terminal sinaps dari fotoresepto mempunyai efek inhibitorik pada sel-sel bipolar.
- Penurunan pelepasan neurotransmitter mempunyai efek yang sama dengan eksitasi secara langsung pada sel-sel bipolar.
Proses melihat
Sel-sel bipolar akan memperlihatkan potensial berjenjang, jika kekuatan cukup, dapat menghasilkan potensial aski pada sel-sel ganglion yang akan membawa informasi visual ke otak.
BIO-OPTIK
Bio-optik
Spektrum elektromagnetik: kelompok yang terdiri dari radiasi elektomagnetik (radio, microwave, infrared, visible light, ultraviolet, X-ray, Gamma-ray)., yang mempunyai kecepatan yang sama di ruang vakum, yaitu kecepatan cahaya 3 x 10⁸ m/s.
Gelombang elektromagnet yang tidak dapt dilihat manusia:
1.Gamma rays: diproduksi oleh nuklei radioaktif. Mentransfer lebih banyak energi dari pada X-ray. Dapat menyebabkan mutasi atau kanker pada sel-sel tubuh. Gamma rays sering digunakan di radiotherapy unutk membunuh sel-sel kanker, yang lebih mudah dibunuh dibanding sel-sel normal.
Bio-optik
2. X-ray: diproduksi ketika elektron berenergi tinggi ditembakkan ke target metal. X-ray mempunya energi yang sangat tinggi dan dapat merusak atau menghancurkan sel-sel tubuh, dan dapat menyebabkan kanker. X-ray digunakan untuk melihat organ dalam seperti tulang.
3. Radiasi Ultraviolet: merupakan komponen dari sinar matahari, yang menghasilkan pigmentasi kulit. Dapat merusak sel-sel pada permukaan tubuh, yang akan mengakibatkan kanker kulit, dan dapat merusak mata, yang mengakibatkan kebutaan.
Bio-optik
4. Radiasi infrared: semua benda mengeluarkan radiasi infrared. Digunakan oleh thermogram, yaitu foto yang menunjukkan radiasi infrared(panas) dari sebuah objek. Infrared digunakan do oven biasa untuk memasak/ memanggang makanan, digunakan di remote knontrol unutk mengoperasikan tv. Dapat membakar kulit dan jaringan lain.
5. Microwave: adalah gelombang radio dengan frekuensi tinggi. Digunakan sebagai radar untuk menentukan posisi dari pesawat dan kapal, dan digunakan untuk memasak.
Bio-optik
6. Gelombang radio: mempunyai panjang gelombang yang paling rendah dan frekuensi yang paling tinggi. Digunakan untuk mentransmisi progam televisi dan radio (komunikasi).
Refleksi: ketika sebuah gelombang bertemu sebuah medium, gelombang tersebut akan direfleksikan dimana sudut refleksi=sudut insiden.
Difraksi: gelombang akan mengalami perubahan bentuk ketika melewati lubang atau ujung dari objek rintangan.
Bio-optik
Refraksi: ketika sebuah gelombang memasuki sebuah medium yang baru pada sudut apa saja selain tegak lurus, akan mengalami pembelokkan (perubahan arah), karena kecepatannya berubah, yang disebut refraksi.
Bio-optik
Visus Yaitu kemampuan melihat 2 titik terpisah
sebagai 2 titik terpisah pada sudut pandangan tertentu.
Jika dari 2 titik terpisah ditarik garis lurus ke mata, maka terbentuk sudut yang disebut dengan sudut pandangan.
Sudut pandangan terkecil yang masih bisa membedakan 2 titik terpisah terlihat terpisah, dinamakan minimum separable.
Minimum separable: 1/60o (sudut 1 menit)
Bio-optik
Visus (V) diformulasikan:
V = d/D Keterangan:V = Visusd = Jarak penglihatan jelas testeeD = Jarak penglihatan jelas orang normal
MACAM – MACAMPENYAKIT MATA
Macam – macamPenyakit mata
Gangguan kornea- Ulkus Kornea- Keratokonjungtivitis Vernalis- Keratokonjungtivitis Sikka- Keratitis Pungtata Superfisialis- Keratitis Ulserativa Perifer- Keratomalasia- Keratokonus- Keratopati Bulosa (Pembengkakan Kornea)- Infeksi Herpes Simpleks Pada Kornea- Infeksi Herpes Zoster Pada Kornea- Keratokonjungtivitis Sikka
Gangguan Kelopak & Kelenjar Mata - Tumor Kelopak Mata- Dakriosistitis (infeksi kantong air mata)- Hordeolum (Stye) - Kalazion- Entropion & Ektropion- Blefaritis- Dakriostenosis- Pembengkakan Kelopak Mata- Trichiasis- Canaliculitis
Gangguan Konjungtiva- Konjungtivitis
- Tumor Jinak Konjungtiva- Trakoma- Oftalmia Neonatorum (Konjungtivitis Neonatorum) - Episkleritis- Skleritis (Radang Bagian Putih Mata)- Alergi Mata Merah (Allergic Conjunctivitis )
Gangguan Retina- Retinopati Diabetikum
- Kelainan Pembuluh Darah Retina- Endoftalmitis- Retinitis Pigmentosa- Kemunduran/Degenerasi Makula- Ablasio Retina- Infeksi Dalam Mata (Endophthalmitis)- Retinopati Hipertensi (Hypertensive Retinopathy)- Pelepasan Retina- Sumbatan Arteri dan Vena Retina Pusat- Kanker yang Mempengaruhi Retina
Gangguan Mata Lain- Katarak- Glaukoma- Kelainan Refraktif- Cedera Mata- Uveitis (Radang Uvea)- Melanoma Koroid- Mata & Penglihatan- Cedera Bola Mata- Iritis Trauma dan Iritis Kimia
Gangguan Rongga Mata- Patah Tulang Orbita- Selulitis Orbitalis- Trombosis Sinus Kavernosus- Eksoftalmos (Penonjolan Bola Mata Abnormal)- Infeksi Rongga Mata (Orbital Cellulitis)- Pembengkakan Rongga Mata
Gangguan Saraf Optik- Kelainan Saraf Optikus- Gangguan Saraf Optik- Optic Neuritis
Sloane E, widyastuti P editors. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: buku kedokteran; 2003.
Sherwood L, Santoso BI, editors.fisiologi manusia 2nd eds. Jakarta: buku kedokteran; 2001
James B, Chew C, Bron A. Lecture notes on ophthalmology. 9th edition. Oxford : Blackwell publishing; 2003.
Ilyas HS. Ilmu penyakit mata. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
J.F. Gabriel. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC; 2003.Ganong, W.F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi
17. Jakarta; EGC; 1999
Terima Kasih