Author
donhan
View
214
Download
0
Embed Size (px)
PERBEDAAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
KAMPUNG KIRINGAN SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI
SENTRA INDUSTRI JAMU GENDONG Studi Kasus Desa Kiringan, Canden, Jetis, Bantul
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh :
ISDARINI
NIM : 07 1324 005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PERBEDAAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
KAMPUNG KIRINGAN SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI
SENTRA INDUSTRI JAMU GENDONG Studi Kasus Desa Kiringan, Canden, Jetis, Bantul
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh :
ISDARINI
NIM : 07 1324 005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PERBEDAAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
KAMPUNG KIRINGAN SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI
SENTRA INDUSTRI JAMU GENDONG
Studi Kasus Desa Kiringan, Canden, Jetis, Bantul
Oleh :
ISDARINI 07 1324 005
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I Indra Darmawan, S.E., M. Si Tanggal 31 Mei 2011 Pembimbing II Tanggal 10 Juni 2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PERBEDAAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
KAMPUNG KIRINGAN SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI
SENTRA INDUSTRI JAMU GENDONG Studi Kasus Desa Kiringan, Canden, Jetis, Bantul
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
ISDARINI NIM: 07 1324 005
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 16 Juni 2011 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si
Sekretaris Indra Darmawan, S.E.,M.Si.
Anggota Indra Darmawan, S.E.,M.Si.
Anggota Dr.C.Teguh Dalyono, M.S.
Anggota Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si .
Yogyakarta, 16 Juni 2011
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Tuhanku yang memampukan saya untuk selalu mensyukuri
setiap hal yang boleh terjadi dalam kehidupan saya
Kedua orangtuaku : Bpk Pawiro Harjono beserta Ibu Surip
dengan keikhlasannya melaksanakan peran sebagai
orangtua dan sayapun mencintai kalian sangat
Kakak-kakakku : Mbk Kamisah, Mas Samidjan dan Mas Bejo
Riyanto
Nedi Nugroho untuk setiap kenyamanan jiwa yang engkau
berikan untukku. Semoga tuhan berkenan mengabulkan
setiap impian kita
Yang tak terlupakan almamaterku :
Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau sebagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 Juni 2011
Penulis
Isdarini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Isdarini
Nomor Mahasiswa : 07 1324 005
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“Perbedaan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kampung Kiringan
Sebelum dan Sesudah Menjadi Sentra Industri Jamu Gendong” beserta
perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 16 Juni 2011
Yang menyatakan
(Isdarini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
PERBEDAAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
KAMPUNG KIRNGAN SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI SENTRA
INDUSTRI JAMU GENDONG
Isdarini Universitas Sanata Dharma
2011
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan dan menganalisis perbedan yang terjadi dalam bidang sosial ekonomi sebelum dan sesudah adanya sentra industri jamu gendong di wilayah Kiringan khususnya dalam hal: 1) jumlah pendapatan keluarga masyarakat, 2) besarnya curahan kerja masyarakat Kampung Kiringan dalam bidang pertanian, 3) besarnya curahan kerja masyarakat Kampung Kiringan dalam bidang non-pertanian, 4) besarnya tingkat pengangguran, dan 5) jumlah keluarga miskin.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari 2011 sampai dengan Mei 2011 di Kampung Kiringan, Desa Canden, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul. Jenis Penelitian yang digunakan adalah ex post facto dengan metode penelitian deskriptif komparatif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 255 Kepala Keluarga, sedangkan sampel yang digunakan sejumlah 155 Kepala Keluarga. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel acak proposional. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan du teknik yaitu wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data uji Z dengan menggunakan uji wilcoxon sebagai alternatif untuk menguji signifikansi hipotesis dua sampel yang berkorelasi.
Dari hasil analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sesudah menjadi daerah sentra industri jumlah pendapatan keluarga
masyarakat Kampung Kiringan meningkat. 2. Sesudah menjadi daerah sentra industri jumlah curahan kerja masyarakat
Kampung Kiringan dalam bidang pertanian menurun 3. Sesudah menjadi daerah sentra industri jumlah curahan kerja masyarakat
Kampung Kiringan dalam bidang non -pertanian meningkat 4. Tingkat pengangguran masyarakat Kampung Kiringan mengalami penurunan
sesudah menjadi daerah sentra industri. 5. Jumlah keluarga miskin masyarakat Kampung Kiringan mengalami
penurunan sesudah menjadi daerah sentra industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
DIFFERENCE OF SOCIAL AND ECONOMIC CONDITIONS BEFORE AND AFTER THE LOCAL COMMUNITY TO BE CENTER INDUSTRY
OF TRADISIONAL HERBAL MEDICINE
Isdarini Sanata Dharma University
2011
The purpose of this study is to reveal and analyze the differences which occurr in the socio-economic field before and after the existence of the industrial centers of traditional herbal medicine in Kiringan especially in terms of: 1) total family’s income communities, 2) the increasing numbers of employment in Kampung Kiringan in agriculture field, 3 ) the increasing numbers of employment in Kampung Kiringan in non-agricultural field, 4) the level of unemployment, and 5) the numbers of poor families. This research was conducted from January 2011 to May 2011 in Kampung Kiringan, Canden Village, District Jetis, Bantul regency.
This is an ex post facto with comparative descriptive research methods. The population in this study was to 255 heads of family, while the samples were 155. The sample were taken by applying proportional random sample. Data collection techniques in this study were interviews and documentation. Analysis of the data was Z test data analysis by wilcoxon test as an alternative to test the significance of the hypothesis of two correlated samples.
From the analysis of data, it can be concluded as follows: 1. After the industrial center of traditional herbal medicine exists in Kampung
Kiringan, the family’s income increases. 2. After the industrial center of traditional herbal medicine exists in Kampung
Kiringan, the agricultural employment decreases. 3. After the industrial center of traditional herbal medicine exists in Kampung
Kiringan, the non-agricultural employment increases. 4. After the industrial center of traditional herbal medicine exists in Kampung
Kiringan, the unemployment decreases. 5. After the industrial center of traditional herbal medicine exists in Kampung
Kiringan, the number of poor people decreases.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “PERBEDAAN KONDISI SOSIAL EKONOMI
MASYARAKAT KAMPUNG KIRINGAN SEBELUM DAN SESUDAH
MENJADI SENTRA INDUSTRI JAMU GENDONG”.
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah guna memenuhi tugas dan syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Ekonomi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari dalam penyusunan ini tidak lepas dari dukungan dan
bantuan dalam berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Yohanes Harsoyo.S.Pd,.M.Si. selaku ketua Jurusan Program Studi
Pendidikan Ekonomi.
3. Bapak Indra Darmawan, S. E., M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah
bersedia membimbing dan memberikan berbagai masukan kepada penulis
dalam penyusunan proposal penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
4. Bapak Dr. C Teguh Dalyono, M.S, selaku dosen pembimbing II yang telah
bersedia menyediakan waktu untuk membimbing dan memberikan berbagai
masukan kepada penulis dalam peyusunan proposal penelitian ini.
5. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto, Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd dan
Ibu Dra.C.Wigati Retno Astuti,M.Si. selaku dosen-dosen saya semasa kuliah.
Terimakasih telah memberi banyak hal dalam hidup saya.
6. Mbak titin beserta pegawai sekretariat Pendidikan ekonomi yang banyak
membantu semasa studi.
7. Ibu Dukuh Desa Kiringan Dra. Sudiyatmi, terimakasih buat kesediaannya
telah mengijinkan saya dan membantu banyak hal dalam proses skripsi ini.
8. Keluargaku (keluarga besar Alm. Amat Badri) yang telah memberikan
dukungan doa, moral, maupun material kepada penulis dalam penyusunan
proposal penelitian ini,
9. Bapak dan ibu beserta budheku dan kakak-kakakku, terimakasih untuk kasih
sayangnya selama ini.
10. Nedi Nugroho dengan cintanya yang selalu memberikan dukungan, semangat
dan doa kepada penulis dalam menyusun proposal penelitian ini,
11. Teman-teman seperjuangan dan para sahabat-sahabat Pendidikan Ekonomi
semuanya (Nila, Deby, Suranto, Chatrin, Fr Willy, Yuli, Trisno, Enggar, Ina,
Ratna, Tasya, Echa, Resti, Hendri, Hendra, Fajar, Arif, Ugik, Lia, Gita, Sinta,
Anton, Badut, Mona, Dian, fika, Natalia) terimakasih buat kebersamaannya
selama ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
12. Temanku namo yang selalu jadi teknisi laptop saya tanpa bayaran.
Terimakasih buat jasanya.
13. Untuk om-omku dan keponakanku dengan segala kehangatan cinta yang
diberikan untuk penulis,
14. Untuk keluarga besar Alm Bpk Sudihardjo terimakasih untuk segala cinta
yang mampu menerima saya apa adanya,
15. Teman-teman gerejaku GKJ Patalan untuk kompa patalan, terimakasih untuk
kekompakan pelayanannya selama ini
16. Teman-teman UPN Yogyakarta khususnya jurusan manajemen. Terimakasih
atas wejangannya selama ini.
17. Ketua pemuda Desa Kiringan mas Dwi Prasetya dan bendahara pemuda Mas
Agus. Terimakasih telah menemani saya berkeliling di Desa Kiringan.
18. Masyarakat Desa Kiringan yang telah dengan senang hati meluangkan waktu
buat saya dalam wawancara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan sehingga masih
perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu, penulias sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Yogyakarta, 16 Juni 2011
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN ....................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................... vii
ABSTRAK ....................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xxi
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 7
C. Batasan Masalah ................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian ................................................................. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
E. Manfaat Penelitian ............................................................... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................... 10
A. Industri Kecil Jamu Tradisional .......................................... 11
1. Pengertian Industri/ Usaha Kecil .................................... 11
2. Klasifikasi Industri Kecil ................................................ 13
3. Tujuan Pengembangan Industri Kecil ............................ 13
4. Wilayah Sentra Industri .................................................. 16
B. Perkembangan Industri Jamu .............................................. 16
1. Pengertian Perkembangan .............................................. 16
2. Perkembangan Jamu Tradisional .................................. 17
3. Industri Berbasis Tradisional .......................................... 18
C. Indikator-Indikator Sosial Ekonomi .................................... 22
1. Pendapatan ...................................................................... 22
2. Curahan Kerja ................................................................. 24
a. Pengertian Curahan Kerja .......................................... 24
b. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi
Curahan Kerja ............................................................ 24
c. Pengaruh curahan jam kerja terhadap
pendapatan masyarakat .............................................. 24
3. Tingkat Pengangguran .................................................... 25
4. Tingkat Kemiskinan ....................................................... 26
a. Pengertian Kemiskinan .............................................. 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
b. Kriteria Kemiskinan .................................................. 28
D. Penelitian Terdahulu ........................................................... 35
E. Kerangka Teori .................................................................... 36
F. Hipotesis Penelitian ............................................................. 40
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN ...................................... 41
A. Jenis Penelitian .................................................................... 41
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 41
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambil Sampel .............. 58
1. Populasi .......................................................................... 42
2. Sampel ............................................................................ 43
3. Teknik Pengambilan Sampel .......................................... 43
D. Subyek dan Obyek Penelitian ............................................. 44
1. Subyek Penelitian ........................................................... 44
2. Obyek Penelitian ............................................................. 44
E. Variabel Indikator dan Batasan Istilah ................................. 44
F. Data Penelitian .................................................................... 45
1. Data Primer ..................................................................... 45
2. Data Sekunder.................................................................. 46
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 46
1. Wawancara ..................................................................... 46
2. Dokumentasi ................................................................... 47
H. Teknik Analisis Data ........................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB IV. GAMBARAN UMUM ..................................................... 53
A. Sejarah Perkembangan Desa-Desa di Kabupaten Bantul
Sebagai Desa Sentra Industri ............................................. 53
B. Pengembangan Desa-Desa Sentra Industri
di Kecamatan Jetis .............................................................. 55
C. Gambaran Daerah Penelitian ............................................... 57
1. Keadaan Geografis ......................................................... 57
2. Keadaan Penduduk ......................................................... 58
3. Keadaan Pertanian Penduduk ......................................... 64
4. Organisasi Sosial ............................................................. 65
5. Sarana dan Prasarana ....................................................... 66
6. Adat Istiadat dan Agama ................................................. 70
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ....................... 71
A. Deskripsi Responden ............................................................ 71
1. Deskripsi responden berdasarkan
atas umur responden ....................................................... 71
2. Deskripsi responden berdasarkan
jenis pekerjaan responden ............................................... 72
3. Deskripsi responden berdasarkan
jumlah pendapatan tiap keluarga ..................................... 73
B. Analisis Data ........................................................................ 74
1. Pengujian Hipotesis ......................................................... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
2. Pembahasan ..................................................................... 91
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................ 102
A. Kesimpulan ........................................................................... 102
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 103
C. Saran ..................................................................................... 103
1. Bagi Dinas Perindustrian
Perdagangan dan Koperasi ............................................ 103
2. Bagi Masyarakat Sekitar .................................................. 104
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 105
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................... 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil .......................... 18
Tabel II.2 Kriteria Batas Kemiskinan dari BPS
Tahun 1996-2010 (Pendapatan per Kapita/bulan) ........................... 28
Tabel 11.3 Gambar lingkaran setan kemiskinan
( the vicious circle of poverty) ....................................... 30
Tabel III.1 Populasi Masyarakat Kiringan Tahun 2011 ................... 41
Tabel III.2 Jumlah Populasi dan Sampel
Masyarakat Kiringan Tahun 2011 .................................. 42
Tabel IV.1 Wilayah sentra industri
di Kecamatan Jetis Tahun 2011 ..................................... 54
Tabel IV.2 Komposisi Tingkat Pengangguran
di Kampung Kiringan Tahun 2010 ................................ 57
Tabel IV.3 Jumlah Keluarga Sejahtera
di Kampung KiringanTahun 1999 dan 2010 .................. 58
Tabel IV.4 Komposisi Penduduk Menurut Usia
dan Jenis Kelamin Pada tahun 1999 dan 2010 ................ 59
Tabel IV.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan
Tingkat Pendidikan tahun 2010 ....................................... 60
Tabel IV.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan
Mata pencaharian tahun 1999 dan tahun 2010 ............... 61
Tabel IV.7 Nama Organisasi-Organisasi di Kampung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Kiringan Pada tahun 2010 .............................................. 64
Tabel IV.8 Jenis dan jumlah sarana informasi
dan telekomunikasi Pada tahun 2010 ............................. 67
Tabel IV.9 Komposisi Penduduk Berdasarkan
Agama pada tahun 2010 ................................................. 69
Tabel V.1 komposisi usia responden ............................................... 71
Tabel V.2 Komposisi Jenis Pekerjaan Sebelum
dan Sesudah Menjadi Sentra Industri Jamu Gendong ..... 71
Tabel V.3 Komposisi jumlah pendapatan sebelum
dan sesudah menjadi daerah sentra industri ................... 72
Tabel V.7: statistik deskripsi tingkat pendapatan ............................ 74
Tabel V.8 : sign test tingkat pendapatan .......................................... 75
Tabel V.9 : tes statistik tingkat pendapatan ..................................... 76
Tabel V.10 : statistik deskripsi tingkat pendapatan ......................... 78
Tabel V.11 : sign test curahan kerja pertanian ................................. 79
Tabel V.12 : tes statistik curahan kerja di bidang pertanian ............ 80
Tabel V.13 : Statistik deskripsi jumlah curahan kerja
di bidang non pertanian ............................................... 82
Tabel V.14 : sign test curahan kerja di bidang non pertanian .......... 83
Tabel V.15 : tes statistik curahan kerja di bidang non pertanian ..... 84
Tabel V.16 Komposisi Jumlah Penduduk Usia Kerja
Pada Tahun 1999 dan Tahun 2010 ............................... 86
Tabel V.19 Perubahan Tingkat Modal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
dan Pendapatan Bersih Pelaku Penjual Jamu/hari ........ 90
Tabel V.18 Perkembangan usaha mandiri
dan usaha baru di Kampung Kiringan .......................... 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GAMBAR
Peta Lokasi Dusun Kiringan ............................................................ 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara ................................................... 107
Lampiran 2 Data Induk Penelitian ................................................... 110
Lampiran 3 Uji Hipotesis ................................................................. 124
Lampiran 4 Surat Ijin ....................................................................... 131
Lampiran 5 Dokumentasi ................................................................. 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tradisi meracik dan meminum jamu merupakan kegiatan turun
temurun dari para leluhur. Belum diketahui secara pasti kapan tradisi
tersebut muncul dan siapa pelopornya. Kegiatan meracik dan meminum
jamu yang sudah ada sejak jaman dahulu tersebut dapat kita lihat dalam
prasasti Madhawapura dari jaman Majapahit yang menyatakan bahwa
terdapat ‘tukang meracik jamu’ yang disebut Acaraki. Prasasti ini lahir
pada periode kerajaan Hindu-Jawa. Dalam prasasti tersebut dikatakan
bahwa terdapat para pembuat ramuan jamu yang kemudian menjajakan
jamu tersebut dengan cara dipikul atau digendong. Seiring perkembangan,
maka kegiatan menjajakan jamu dengan cara digendong lebih populer di
masyarakat jaman mahapahit daripada dengan cara dipikul. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kegiatan meracik dan meminum jamu ini sudah ada
sejak dahulu.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, tradisi meracik dan meminum
jamu sangat kental melekat di dalam keraton. Baik untuk kesehatan
maupun untuk kecantikan, para bangsawan tersebut rajin sekali meracik
dan meminum jamu. Kegiatan meracik dan meminum jamu mulai melebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
luas ke dalam masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Meluasnya
kegiatan meracik dan meminum jamu dapat dilihat dengan semakin
banyaknya masyarakat yang kemudian berprofesi sebagai penjual jamu.
Tradisi meminum jamu telah membangkitkan bisnis usaha, diantaranya
perdagangan jamu. Baik skala lokal, regional maupun global. Bisnis jamu
melibatkan sejumlah pengetahuan mengenai ilmu meracik yaitu
mengetahui penyakit dan manfaat tumbuhan guna mengobati penyakit
tersebut. Kegiatan memproduksi jamu tradisional ini merupakan kegiatan
industri yang tergolong dalam industri mikro berdasarkan UU UMKM
no 20 tahun 2008 yang menyatakan bahwa usaha mikro adalah usaha
produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang. Pernyataan ini diperkuat dengan beberapa kriteria usaha mikro
yang juga tercantum di dalam UU UMKM no 20 tahun 2008 yang
menjelaskan bahwa usaha mikro bercirikan sebagai berikut :
1. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
Pada tahun 2009 berdasarkan data dari dinas perindustrian,
perdagangan dan koperasi jumlah usaha industri kecil di Kabupaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Bantul tercatat sebanyak 18.014 usaha dengan jumlah tenaga kerja
seluruhnya 80.927 orang, keadaan ini mengalami peningkatan
dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya, pada tahun 2008 jumlah
usaha industri kecil di Kabupaten Bantul tercatat berjumlah 17.937 usaha
dengan jumlah tenaga kerja 80.468 orang. Peningkatan jumlah usaha
industria kecil pada tahun 2009 ini sesuai dengan komitmen pemerintah
Kabupaten Bantul dalam program peningkatan dan pengembangan usaha
mikro demi mensejahterakan rakyatnya.
UMKM telah memberikan kontribusi yang penting dan besar
dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan pendapatan bagi masyarakat
Indonesia. Karena itu, pemberdayaan dan pengembangan yang
berkelanjutan perlu dilakukan agar UMKM tidak hanya tumbuh dalam
jumlah tetapi juga berkembang dalam kualitas dan daya saing produknya.
Salah satu pendekatan untuk mengembangkan UKM yang dianggap
berhasil adalah melalui pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok
diyakini lebih baik karena (1) UKM secara individual biasanya tidak
sanggup menangkap peluang pasar dan (2) Jaringan bisnis yang terbentuk
terbukti efektif meningkatkan daya saing usaha karena dapat saling
bersinergi. Oleh karena itu terdapat beberapa program pengembangan
UMKM berbasis kelompok yang dilakukan oleh pemerintah seperti
melalui (1) extension workers, (2) penyediaan motivator kepada kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
usaha, (3) pemberian dukungan teknis melalui unit pelayanan teknis dan
BDS, (4) pelaksanaan trade fairs untuk mengembangkan jejaring
pemasaran UMKM, (5) pembuatan trading house, dan lain-lain. Beberapa
nama juga telah dikaitkan dengan model pendekatan kelompok ini
misalnya: Sentra UKM, Klaster, Perkampungan Industri Kecil (PIK),
Lingkungan Industri Kecil (LIK), Enclave, Agropolitan dan lain
sebagainya. Kementerian Negara Koperasi dan UKM secara intensif
melaksanakan pengembangan UKM melalui pendekatan kelompok ini
sejak akhir tahun 2000 dengan didirikannya BPS-KPKM dan
dilaksanakannya program Sentra UKM pada tahun 2001.
Seiring perkembangan industri yang ada maka pemerintahan
Kabupaten Bantul kemudian mulai menetapkan beberapa daerah menjadi
sentra industri. Diharapkan dengan adanya sentra industri dapat berhasil
meningkatkan kapasitas daya saing usaha, mengoptimalkan potensi
sumberdaya manusia dan sumberdaya alam setempat, memperluas
kesempatan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan nilai tambah
usaha kecil.
Kampung Kiringan merupakan salah satu Kampung di Kabupaten
Bantul yang ditetapkan sebagai sentra industri jamu tepatnya sentra
industri jamu gendong. Penetapan Kampung Kiringan ini dikarenakan
Kampung Kiringan notabene masyarakatnya sebagian besar mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
aktivitas sebagai penjual jamu tradisional dan dengan gigih tetap
mempertahankan tradisi turun temurun leluhur dalam kegiatan meracik
dan meminum jamu. Mulai dari kegiatan produksi, distribusi dan
konsumsi. Dari kegiatan produksinya, sebagian penjual jamu tetap
menggunakan pipisan dan gandek sebagai alat untuk menghaluskan
ramuan (pipisan dan gandek alat yang terbuat dari batu). Kegiatan
distribusi, para penjual jamu tersebut dahulu memasarkan jamu-jamu
dengan cara digendong tetapi sekarang karena adanya perkembangan
zaman, maka para penjual jamu menggunakan fasilitas transportasi sepeda
untuk memasarkannya dan sebagian kecil ada juga yang memakai
kendaraan bermotor. Dalam penyajian jamu, para penjual jamu tetap
mempertahankan penyajian layaknya jaman dahulu yaitu dengan
menggunakan tempurung kelapa atau sering disebut”bathok” dan
memeras bahan jamu setengah jadi tersebut ditempat konsumen berada
atau sering disebut dengan istilah jurjuran, sehingga ketika diminum maka
akan terasa kesegarannya. Bahan-bahan jamu yang digunakan untuk
meracik jamu gendong sebagian besar berasal dari lingkungan sekitar
yang dapat diambil dari sekeliling tempat para penjual jamu gendong.
Beberapa bahan jamu tersebut antara lain : kunyit, daun ketela pohon,
jahe, kunir, buah asem dan masih banyak lagi yang biasanya dapat diracik
di dalam jamu gendong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Di wilayah ini terdapat 125 penjual jamu yang sampai saat ini
masih menjajakan jamu peresan setiap pagi sampai dengan sore. Kegiatan
meracik jamu ini sudah menjadi warisan dari leluhurnya, sehingga akan
sangat terasa ketika kita memasuki wilayah ini saat pagi menjelang, kita
akan disuguhi oleh berbagai aroma bau-bau bahan-bahan tradisional yang
sedang dihaluskan. Selain sebagai produsen dalam pembuatan jamu
gendong, para penjual jamu juga langsung bertindak sebagai pihak
distributor jamu-jamu mereka. Bahkan di desa ini, terdapat perkumpulan
bagi para penjual jamu yang dinamakan Koperasi “SERUNI PUTIH”
perkumpulan Perempuan Pengrajin Jamu Gendhong Dampingan “MITRA
PRANATA”PROVINSI DIY.
Karena keuletan dan minat yang serius dari para penjual jamu
untuk melayani masyarakat dalam menyediakan jamu tradisional. Desa
kiringan mulai dijadikan daerah sentra industri jamu gendong sejak tahun
2000. Dengan adanya pengembangan dari pemerintah Kabupaten Bantul
dimana Kampung Kiringan menjadi sentra industri jamu gendong maka
akan membawa pengaruh bagi masyarakat di desa itu. Bertitik tolak dari
latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul ”Perbedaan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kampung
Kiringan Sebelum dan Sesudah Menjadi Sentra Industri Jamu Gendong”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan jumlah pendapatan keluarga masyarakat
Kampung Kiringan sebelum dan sesudah menjadi daerah sentra
industri jamu gendong ?
2. Apakah ada perbedaan curahan kerja masyarakat Kampung Kiringan
dalam bidang pertanian sebelum dan sesudah menjadi daerah sentra
industri jamu gendong ?
3. Apakah ada perbedaan curahan kerja masyarakat Kampung Kiringan
dalam bidang non pertanian pertanian sebelum dan sesudah menjadi
daerah sentra industri jamu gendong ?
4. Apakah ada perbedaan tingkat pengangguran masyarakat Kampung
Kiringan sebelum dan sesudah menjadi daerah sentra industri jamu
gendong ?
5. Apakah ada perubahan jumlah keluarga miskin di Kampung Kiringan
sebelum dan sesudah menjadi daerah sentra industri?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu perbedaan yang terjadi
di tengah-tengah masyarakat Kampung Kiringan sebelum adanya sentra
industri dan sesudah adanya sentra industri dilihat dari kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kampung Kiringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini setara dengan hal-hal yang ingin
diketahui dalam penelitian yaitu :
1. Untuk mengungkapkan dan menganalisis jumlah pendapatan keluarga
masyarakat Kampung Kiringan sebelum dan sesudah menjadi daerah
sentra industri.
2. Untuk mengungkapkan dan menganalisis besarnya curahan kerja
masyarakat Kampung Kiringan dalam bidang pertanian sebelum dan
sesudah menjadi daerah sentra industri.
3. Untuk mengungkapkan dan menganalisis besarnya curahan kerja
masyarakat Kampung Kiringan dalam bidang non-pertanian sebelum
dan sesudah menjadi daerah sentra industri.
4. Untuk mengungkapkan dan menganalisis besarnya tingkat
pengangguran masyarakat Kampung Kiringan sebelum dan sesudah
menjadi daerah sentra industri.
5. Untuk mengungkapkan dan menganalisis jumlah keluarga miskin
masyarakat Kampung Kiringan sebelum dan sesudah menjadi daerah
sentra industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Kampung Kiringan
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan dorongan bagi
kampung kampung yang berpotensi untuk menjadi sentra industri
sehingga dapat mengembangakan industri mikro yang ada.
2. Bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbagan
bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul untuk
terus memberikan dukungan bagi pengembangan sentra industri.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Dapat digunakan sebagai salah satu bahan informasi dan salah satu
referensi bagi perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
4. Bagi peneliti
Penulis dapat menerapkan teori-teori yang telah dipelajari di dalam
bangku kuliah dengan praktek penelitian. Sehingga hal-hal yang telah
dipelajari dapat dikembangkan untuk melayani masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Industri Kecil Jamu Tradisional
1. Pengertian Industri/ Usaha Kecil
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan
mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi
yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha
perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari
industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam
bentuk jasa.
Industri menurut ensiklopedi Indonesia adalah bagian dari
proses produksi yang tidak secara langsung atau mendapatkan barang-
barang atau bahan dasar secara kimiawi sehingga menjadikan lebih
berharga untuk dipakai manusia. Untuk memberikan batasan yang
jelas pada industri, selain dibedakan pengubahan dan pengolahan
bahan, juga diperhitungkan suatu kriteria lain; kompleksitas dari
peralatan yang dipakai perusahaan yang mengambil bahan dasar dari
alam, kemudian langsung mengolahnya melalui peralatan mekanis
yang komplek disebut industri (Ensiklopedi Indonesia, 1982 : 121).
Industri menurut R. Soetarto dalam ensiklopedi ekonomi
adalah usaha produksi. Usaha ini terutama dalam bidang produksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
perusahaan yang menyelenggarakan jasa-jasa (Ensiklopedi Ekonomi,
1996 : 117).
Industri menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah
kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan
sarana dan peralatan, misalnya mesin (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1996 :121)
Pengertian usaha kecil menurut UU no 20 ( pasal 1 ) tahun
2008 tentang UMKM adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.
Kriteria yang dapat dipergunakan sebagai ukuran untuk
menetapkan besar kecilnya seorang pengusaha atau suatu perusahaan
tergantung dari sudut pandang penilai. Dari berbagai literatur kriteria
untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan antara lain
besarnya modal yang dimiliki, kapasitas produksi, banyaknya tenaga
buruh yang dipekerjakan, dan seberapa jauh dominasi perusahaan
tersebut pada pasar untuk produk sejenis dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Klasifikasi Industri Kecil
Menurut UU UMKM no 20 tahun 2008 usaha mikro adalah
usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini. Yang memiliki beberapa kriteria antara
lain :
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
3. Tujuan Pengembangan Industri Kecil
Beberapa tujuan dari adanya pengembangan industri antara lain
sebagai berikut :
a. Memperluas kesempatan kerja, dengan adanya pembangunan
industri kecil semakin bertambah pula jumlah industri kecil maka
akan semakin banyak tenaga kerja yang terserap oleh karena itu
kesempatan kerja akan semakin bertambah.
b. Meratakan kesempatan berusaha, dengan adanya pembangunan
industri kecil maka semakin besar pula kesempatan bagi
masyarakat untuk membuka usaha sesuai dengan keahlian mereka
masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Menunjang pembangunan daerah, dengan adanya pembangunan
industri kecil maka dapat membantu pembangunan daerah. Angka
pengangguran berkurang dan pendapatan masyarakat menjadi
meningkat yang menyebabkan PDB turut serta meningkat dimana
ha ini dapat menyebabkan dana untuk pembangunan daerah
bertambah.
d. Memanfaatkan SDA dan SDM yang ada, dengan adanya
pembangunan industri kecil maka SDA maupun SDM yang ada
dapat lebih memiliki nilai guna, misalnya batu dari letusan
gunung berapi yang semula hanya untuk bahan bangunan setelah
ada para pengrajin batu, maka nilai batu menjadi semakin
bertambah.
Selain itu UU no 20 ( pasal 4 ) Tahun 2008 menjelaskan
prinsip dan pemberdayaan usaha kecil sebagai berikut :
a. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan usaha
mikro, kecil, dan menengah untuk berkarya dengan prakarsa
sendiri
b. Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan
berkeadilan
c. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi
pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
d. Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;dan
e. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
secara terpadu.
Selain itu dalam UU no 20 tahun 2008 juga dijelaskan tentang
tujuan pemberdayaan UMKM adalah sebagai berikut :
a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,
berkembang, dan berkeadilan
b. Mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
menjadi usaha yang tangguh dan mandiri
c. Peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan
daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan,
pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
4. Wilayah Sentra Industri
Dalam Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM
No: 32/Kep/M.KUKM/IV/2002,tanggal 17 April 2002 tentang
Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Sentra UKM, SENTRA
didefinisikan sebagai pusat kegiatan di kawasan/lokasi tertentu dimana
terdapat UKM yang menggunakan bahan baku/sarana yang
sama,menghasilkan produk yang sama/sejenis serta memiliki prospek
untuk dikembangkan menjadi klaster.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
B. Perkembangan Industri Jamu
1. Pengertian Perkembangan
Perkembangan berarti suatu perubahan dari tingkat rendah
ketingkat yang lebih tinggi, atau maju, terutama diletakkan atas
perkembangan ekonomi, sehingga unsur-unsur yang diperhatikan
adalah faktor-faktor yang memperlancar maupun menghambat
perkembangan itu sendiri, termasuk perhatian terhadap faktor-faktor
non ekonomi. Apabila perkembangan ekonomi dianggap sebagai
pemupukan kapital dan penerapan teknologi modern serta spesialisasi
produksi yang skalanya berubah atau bertambah besar, maka ini
mengandung implikasi bahwa ada struktur sosio-politik dimana faktor-
faktor itu berperan (Schrool, 1981 : 4). Jadi perkembangan industri
yang dimaksud disini adalah adanya kemajuan maupun kemunduran
dari industri itu sendiri.
2. Perkembangan Jamu Tradisional
Jamu tradisional menurut Ensiklopedi Indonesia (1982 : 1538)
adalah ramuan obat yang diolah menurut tradisi, sudah dikenal
secara turun temurun menggunakan bahan dasar dari hewan,
tumbuhan, bahan galian, ramuan yang disarikan dari bahan-bagan itu,
dan campuran dari bahan-bahan tersebut. Produksi jamu dewasa ini
dilakukan melalui pabrik, atau berupa usaha perorangan termasuk
jamu gendong. Jamu dikenal dalam berbagai bentuk, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tablet, kapsul, serbuk, cairan, krim, salep, param, pilis, tapal, rajangan
untuk diseduh.
Pengertian obat tradisional atau jamu tradisional berdasarkan
Peraturan Menteri kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1
menyebutkan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan
yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara
tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman.
Industri obat tradisional Indonesia berkembang pesat dari
dahulu sampai sekarang. Pesatnya perkembangan industri obat
tercermin dari jumlah perusahaan yang semakin marak berkembang di
Indonesia. Pada tahun 1981, jumlah perusahaan obat baru mencapai
165 buah, bahkan pada tahun 1991 dan tahun 2000, jumlah tersebut
meningkat masing-masing menjadi 427 dan 985 perusahaan.
Begitupula perkembangan industri jamu di kiringan terbukti pada
tanggal 17 Mei 2008 tercacat jumlah penjual jamu pada Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Kiringan II bernaung 103
penjual jamu dan bertambah menjadi berjumlah 118 orang pada tahun
2009 (Kompas, 1 April 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3. Industri Berbasis Tradisional
Keberadaan jamu tradisional sudah tidak aneh bagi masyarakat
Indonesia. Sejak jaman dahulu, nenek moyang kita sudah banyak
mengkonsumsi jamu tradisional untuk menjaga kesehatan ataupun
mengobati penyakit. Dewasa ini, dengan kesadaran back to nature atau
kembali ke alam, nampaknya penggunaan jamu tradisional yang
berbahan baku alam perlu dipertimbangkan dibandingkan dengan obat
modern yang berbahan baku kimia. Di Indonesia, industri jamu
memiliki asosiasi yang diakui pemerintah sebagai asosiasi bagi
pengusaha jamu dan obat bahan alam di Indonesia yaitu Gabungan
Pengusaha Jamu dan Obat bahan alam Indonesia (GP Jamu). Anggota
GP Jamu terdiri dari produsen, penyalur dan pengecer. Hingga saat ini
GP Jamu menghimpun 908 anggota, yang terdiri dari 75 unit industri
besar (Industri Obat bahan alam/IOT) dan 833 industri kecil yang
sering disebut dengan Industri Kecil Obat Bahan Alam (IKOT).
www.bi.go.id/NR/rdonlyres/.../IndustriJamuTradisionalSyariah1.pdf
Sedangkan di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta,
industri kecil jamu tradisional mulai berdiri sejak tahun 1950-an oleh
para leluhur dan terus sampai saat ini. Sehingga saat ini Kabupaten
Bantul tersebut khususnya Desa Kiringan terkenal sebagai salah satu
sentra jamu tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta. Peningkatan
industri jamu tradisional ini secara ekonomi akan menambah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pendapatan daerah terutama untuk Desa Kiringan pada khususnya dan
Kabupaen Bantul pada umumnya. Namun tidak dapat dielakan
memang banyak sekali kendala-kendala dalam menghadapi
perkembangan jaman yang begitu cepat ini. Para pengusaha jamu
gendong yang tergolong industri kecil ini harus berlomba-lomba
dengan perusahaan sejenis yang lebih besar agar mampu tetap hidup.
Dalam bukunya Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha
Kecil (Sjaifudian, 1995) memaparkan beberapa kekuatan dan
kelemahan yang dihadapi oleh industri kecil seperti jamu gendong ini
antara lain :
Tabel II.1 Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil
Faktor Kekuatan Kelemahan
Sumber daya Manusia • Motivasi yang kuat
untuk mempertahankan usahanya
• Suplai tenaga kerja yang melimpah
• Kemampuan melihat pengembangan usaha terbatas
Ekonomi • Mengandalkan sumber-sumber keuangan informal yang mudah diperoleh
• Mengisi segmen pasar bawah yang tinggi permintaanya
• Nilai tambah yang diperoleh relatif rendah
• Pengelolaan uang untuk konsumsi dan produksi belum terpisah
• Tergantung pada modal kerja
Lembaga pendukung
• Budaya atau kekerabatan dapat
• Kemampuan koordinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mengalangkan pemberdayaan pengusaha kecil
• Lembaga kekerabatan bisa berfungsi sebagai sarana konsultasi sekaligus kontrol terhadap implementasi program dan intervensi
berdasarkan pembagian kerja masih terbatas
Program dan intervensi Permodalan • Membantu kelancaran
pengembangan usaha • Kebutuhan modal
berbeda-beda pada usaha yang tingkat pengembangannya juga berbeda
• Industri kecil menghadapi kendala administrative
Pemasaran • Pola keterkaitan membuka peluang pasar
• Pengelompokan(aglomerasi) dalam batas-batas tertentu memberikan keuntungan melalui penekanan ongkos produksi, meningkatkan akses ke sumber daya
• Posisi tawar yang rendah cenderung menyudutkan pengusaha kecil
• Meningkatkan persaingan melalui proses tiru meniru, akumulasi menjadi terbatas
Kinerja Padat karya • Jaringan pengaman
masalah kelangkaan kesempatan kerja
• Kurang memperhatikan kualitas kesempatan kerja
• Sering mengandalkan tenaga kerja tak dibayar
• Cenderung ekploitstif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
terhadap tenaga kerja untuk mengejar tingkat penghasilan
Nilai tambah rendah
• Efisiensi dalam penggunaan bahan baku
• Proses akumulasi sulit terjadi
Lentur dan luwes
• Daya tahan hidupnya tinggi terutama dalam hal situasi ekonomi yang kurang menguntungkan
• Spesialisasi dan akumulasi terbatas
Strategi usaha jangka pendek
• Proses pengembalian modal dapat cepat tercapai
• Usaha bersifat sementara (ad hoc)
• Kurang antisipatif terhadap dinamika ekonomi makro
Sumber : sjaifudian, 1995
C. Indikator-Indikator Sosial Ekonomi
1. Pendapatan
Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima
pemilik faktor produksi atas pengorbannya dalam proses produksi.
Masing-masing faktor produksi seperti: tanah akan memperoleh balas
jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga kerja akan memperoleh balas
jasa berupa upah /gaji, modal akan memperoleh balas jasa dalam
bentuk bunga modal, serta keahlian termasuk para enterprenuer akan
memperoleh balas jasa dalam bentuk laba (Sadono Sukirno, 1995).
Menurut Sunuharyo dalam mulyanto Sumardi dan Han Dieter-
Evers (1982), dilihat dari pemanfaatan tenaga kerja, pendapatan yang
berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji disebut pendapatan tenaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kerja (Labour Income), sedangkan pendapatan dari selain tenaga kerja
disebut dengan pendapatan bukan tenaga kerja (Non Labour Income).
Dalam kenyataannya membedakan antara pendapatan tenaga
kerja dan pendapatan bukan tenaga kerja tidaklah selalu mudah
dilakukan. Ini disebabkan karena nilai output tertentu umumnya terjadi
atas kerjasama dengan faktor produksi lain. Oleh karenan itu dalam
perhitungan pendapatan migran dipergunakan beberapa pendekatan
tergantung pada lapangan pekerjaannya. Untuk yang bekerja dan
menerima balas jasa berupa upah atau gaji dipergunakan pendekatan
pendapatan (income approach), bagi yang bekerja sebagai pedagang,
pendapatannya dihitung dengan melihat keuntungan yang
diperolehnya. Untuk yang bekerja sebagai petani, pendapatannya
dihitung dengan pendekatan produksi (Production Approach). Dengan
demikian berdasarkan pendekatan di atas dalam pendapatan pekerja
migran telah terkandung balas jasa untuk skill yang dimilikinya.
Penghasilan keluarga menurut Gilarso (1992:41) dapat
bersumber pada :
a. Usaha sendiri (wiraswasta) misalnya berdagang, mengerjakan
sawah, atau menjalankan perusahaan sendiri.
b. Bekerja pada orang lain misalnya bekerja di kantor atau
perusahaan sebagai pegawai atau karyawan baik swasta maupun
pemerintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
c. Hasil dari milik misalnya mempunyai sawah yang disewakan,
mempunyai rumah disewakan, dan meminjamkan uang dengan
bunga tertentu
Gilarso juga mengungkapkan bahwa penghasilan keluarga
adalah sebagai bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau
balas jasa atau sumbagan seseorang terhadap proses produksi.
Penghasilan keluarga juga dapat diterima dalam bentuk barang,
misalnya tunjangan beras, hasil dari sawah ddan pekarangan atau
fasilitas seperti rumah dinas dan pengobatan gratis.
2. Curahan Kerja
a. Pengertian Curahan Kerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Setyawan,
2006:19) jam kerja adalah waktu yang dijadwalkan bagi pegawai
dan sebagainya untuk bekerja, sedangkan dalam Kamus Istilah
Ekonomi (Setyawan, 2006: 19) jam kerja adalah ukuran
menghitung lamanya karyawan melaksanakan pekerjaannya.
b. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Curahan Kerja
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi curahan waktu
atau jam kerja menurut suroto (dalam setyawan, 2006:20) antara
lain :
1) Iklim atau musin
2) Jenis pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3) Tingkat pendapatan yang telah diterima
c. Pengaruh curahan jam kerja terhadap pendapatan masyarakat
Jam kerja memiliki pengaruh terhadap pendapatan seperti
yang dikemukakan oleh simanjutak (Setyawan, 1998:20) bahwa
pendapatan keluarga yang bersangkutan sebanding dengan waktu
yang disediakan untuk bekerja. Jadi dapat disimpulkan jika
waktu/jam kerja bertambah maka pendapatan seseorang akan
bertambah pula dengan demikian curahan kerja dapat
mempengaruhi tingkat pendapatan.
3. Tingkat Pengangguran
Pengangguran merupakan masalah pokok dalam suatu
masyarakat modern. Jika tingkat pengangguran tinggi, sumber daya
terbuang percuma dan tingkat pendapatan masyarakat merosot.
Menurut pemerintah orang-orang yang punya pekerjaan adalah
tergolong bekerja sedangkan orang-orang yang tidak mempunyai
pekerjaan akan tetapi sedang dalam usaha mencari pekerjaan tergolong
pengangguran, orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi
tidak bermaksud untuk mecari pekerjaan tidak dimasukkan dalam
kelompok angkatan kerja. Tingkat pengangguran dihitung dari jumlah
orang yang menganggur dibagi dengan seluruh angkatan kerja.
Para ahli ekonomi telah membagi tiga jenis pengangguran,
yaitu: siklis, struktural, dan friksioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
a. Pengangguran siklis adalah pengangguran yang terjadi akibat
perekonomian yang mengalami resesi sehingga output berada
dibawah level full employment. Full employment adalah kondisi
pada jangka panjang saat seluruh output yang diproduksi
merupakan output yang optimal yang dapat diproduksi, yang
berarti seluruh faktor produksi diberdayakan.
b. Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi akibat
ketidak sesuaian jenis pekerjaan dengan kapabilitas tenaga kerja.
Contoh; masa revolusi industri dimana kebutuhan tenaga kerja
beralih ke tenaga kerja yang membutuhkan skill untuk
menjalankan mesin. Akibatnya tenaga kerja yang tidak mampu
menjalankan mesin menganggur.
c. Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang pasti ada,
meskipun dalam kondisi full employment. Pengangguran ini
terjadi akibat proses rekrutmen tenaga kerja yang membutuhkan
waktu untuk mendapatkan pekerjaan. Bisa juga sebagai pekerja
yang keluar dari tempat kerjanya untuk mendapatkan pekerjaan
yang lebih sesuai dengan keinginannya.
Tingkat penganguran adalah perbandingan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam
persen dengan rumus :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tingkat pengangguran =
X 100%
(Irawan:1992)
4. Tingkat Kemiskinan
a. Pengertian Kemiskinan
Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi
pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan
kelompok masyarakat berpenghasilan rendah serta tingkat
kemiskinan atau jumlah orang yang berada di bawah garis
kemiskinan ( poverty line ) merupakan masalah besar di banyak
negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia. Banyak program
yang dilakukan oleh pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi
jumlah orang miskin dan perbedaan pendapatan antara kelompok
miskin dan kelompok kaya di tanah air, misalnya inpres desa
tertinggal (IDT), pengembangan industri kecil dan rumah tangga,
khususnya di daerah pedesaan, transmigrasi, dan masih banyak
lagi.
John friedman menginterprestasikan kemiskinan sebagai
ketidakmampuan seseorang atau sekelompok untuk
mengakumulasikan “basis kekuasaan sosial”. Basis kekuasaan
sosial adalah kemampuan untuk menguasai peluang strategi yang
bisa mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik seseorang .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
menurut fiedman (bayo, 1991:89) ada 6 peluang strategis atau
basis kekuasaan yang dapat dikategorikan kedalam kedua
kelompok yaitu primer dan sekunder , dengan penjelasan sebagi
berikut :
1) Basis kekuasaan sosial primer
a) Pengetahuan dan keterampilan
b) Organisasi sosial dan politik
c) Harta produksi
2) Basis kekuasaan sosial sekunder
a) Sumber-sumber keuangan
b) Jaringan sosial
c) Informasi sosial
Sedangkan dalam Soedarno (1988:149) kemiskinan dibedakan
menjadi dua yaitu kemiskinan mutlak dan kemiskinan relatif.
Kemiskinan mutlak diartikan sebagai ketidakmampuan
seseorang atau sekelompok untuk memenuhi kebutuhan dasarnya,
bahkan kebutuhan fisik minimumnya untuk makanan, perumahan,
bahan bakar, air, pakaian, pendidikan, dan kesehatan dianggap miskin
dalam arti absolut. Sedangkan kemiskinan relatif adalah
ketidaksamaan kesempatan dan ketidaksamaan di antara berbagai
lapisan masyarakat untuk mendapatkan barang dan jasa dalam
menikmati kehidupan yang makmur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b. Kriteria Kemiskinan
Ada dua macam ukuran kemiskinan yang umum dan
dikenal antara lain :
1) Kemiskinan Absolut
Konsep kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan dengan
pendapatan dan kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas
pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar ( basic need ).
Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu :
a) Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.
b) Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2) Kemiskinan Relatif
Semakin besar ketimpang antara tingkat hidup orang
kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang
selalu miskin. Sehingga Bank Dunia (world bank) membagi
aspek tersebut dalam tiga bagian antara lain :
a) Jika 40 % jumlah penduduk dengan pendapatan terendah
menerima kurang 12 % dari GNP, maka dapat disebut
kepincangan mencolok.
b) Jika 40 % jumlah penduduk dengan pendapatan terendah
menerima kurang 17 % dari GNP, maka dapat disebut
kepincangan sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
c) Jika 40 % jumlah penduduk dengan pendapatan terendah
menerima lebih dari 17 % dari GNP, maka dapat disebut
kepincangan normal
Sedangkan tolok ukur untuk kriteria rumah tangga
miskin di Indonesia yang bersumber pada BPS hasil susenas
adalah sebagi berikut :
Tabel II.2 Kriteria Batas Kemiskinan dari BPS
Tahun 1996-2010 (Pendapatan per Kapita/bulan)
Tahun Batas Miskin (Rp/Kapita/Bulan) Kota (Rp) Desa (Rp) 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
42.032 96.959 92.402 89.845 91.632 100.011 130.499 138.803 143.455 150.799 174.290 187.942 204.896 222.123 232.989
31.366 72.780 74.272 69.420 73.648 80.382 96.512 105.888 108.725 117.259 130.584 146.837 161.831 179.835 192.354
Sumber: Statistik Indonesia, BPS Source: Statistical Yearbook of Indonesia, BPS Menurut kuncoro ( 2007:107) yang mengutip Sharp, penyebab
kemiskinan adalah:
1) Secara mikro kemiskinan minimal karena adanya ketidaksamaan
pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki
sumber daya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah.
2) Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumberdaya
manusia. Kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti
produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upah juga rendah.
Rendahnya kualitas sumber daya ini karena rendahnya pendidikan,
nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi, atau karena
keturunan.
3) Kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal. Ketiga
penyebab kemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran setan
kemiskinan (vicious circle poverty). Adanya keterbelakangan,
ketidaksempurnaan pasar, kurangnya modal menyebabkan
produktivitas rendah sehingga mengakibatkan rendahnya
pendapatan yang diterima. Rendahnya pendapatan akan
berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi yang
berakibat pada keterbelakangan, begitu dan seterusnya berputar
pada permasalahan-permasalahan yang serupa.seperti terlihat pada
gambar :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel II.3 Gambar lingkaran setan kemiskinan( the vicious circle of poverty)
Sumber : kuncoro (2000:107)
Menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/Badan
Koordinasi keluarga Berencana Nasional (1996:11) ada beberapa
faktor yang menyebabkan keluarga masuk dalam kategori prasejahtera
dan keluarga sejahtera 1 yang tergolong miskin, antara lain :
a) Faktor internal
i. Kesakitan
ii. Kebodohan
iii. Ketidaktahuan
iv. Ketidakterampilan
v. Ketertinggalan teknologi
vi. Ketidakpunyaan modal
Ketidaksempurnaan pasar Keterbelakangan Ketertinggalan
Kekurangan Modal
Investasi Produktivitas Rendah Tabungan rendah Pendapatan Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b) Faktor eksternal
i. Struktur sosial ekonomi yang menghambat peluang untuk
berusaha dan meningkatkan pendapatan
ii. Nilai-nilai dan unsur-unsur budaya yang kurang mendukung
upaya penimgkatan kualitas keluarga
iii. Kurangnya aksses untuk dapat memanfaatkan fasilitas
pembangunan.
Untuk mengukur keberadaan keluarga menurut tingkat
kesejahteraannya telah dikembangkan 23 indikator operasional yang
menggambarkan tingkat pemenuhan kebutuhan dasar keluarga,
kebutuhan sosial-psikologis dan kebutuhan pengembangan. Tahap
Keluarga menurut tingkat kesejahteraannya adalah sebagai berikut.
1) Keluarga Pra Sejahtera, yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya (basic-needs) secara minimal,
seperti kebutuhan spiritual, pangan, dan kesehatan.
2) Keluarga Sejahtera 1, yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan sosial psikologis, seperti kebutuhan akan
pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan
lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.
3) Keluarga Sejahtera 2, yaitu keluarga-keluarga yang disamping
telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
memenuhi kebutuhan sosial- psikologisnya, tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan pengembanganya, seperti kebutuhan untuk
menabung dan memperoleh informasi.
4) Keluarga Sejahtera 3, yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial-psikologis, dan
pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberi
sumbangan yang teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan
materi, dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
5) Keluarga Sejahtera 3 Plus, yaitu keluarga-keluarga yang telah
dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial-psikologis dan
pengembanganya serta telah dapat memberikan sumbangan yang
teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan .
Menurut konsep BKKBN sebuah keluarga disebut miskin atau
kurang sejahtera apabila masuk kategori Pra Sejahtera dan Sejahtera 1.
Adapun indikator – indikator yang dipakai untuk mengukurnya adalah
sebagai berikut:
1) Pra Sejahtera adalah keluarga-keluarga yang belum dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan
spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan keluarga
berencana. Secara operasional mereka tampak dalam
ketidakmampuan untuk memenuhi salah satu indikator sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
a) Menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya;
b) Makan minimal 2 kali per hari;
c) Pakaian lebih dari satu pasang;
d) Sebagian besar lantai rumahnya tidak dari tanah; dan
e) Jika sakit dibawa ke sarana kesehatan;
2) Keluarga Sejahtera I, adalah keluarga-keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis seperti kebutuhan
pendidikan, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan
tempat tinggal dan transportasi. Secara operasional mereka tampak
tidak mampu memenuhi salah satu dari indikator sebagai berikut:
a) Menjalankan ibadah secara teratur;
b) Minimal seminggu sekali makan daging/telur/ikan;
c) Minimal memiliki baju baru sekali dalam setahun;
d) Luas lantai rumah rata2 8 m2 per anggota keluarga;
e) Tidak ada anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun yang
buta huruf latin;
f) Semua anak berusia 5 s.d 15 tahun bersekolah;
g) Salah satu anggota keluarga memiliki penghasilan tetap; dan
h) Dalam 3 bulan terakhir tidak sakit dan masih dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
D. Penelitian Terdahulu
Dalam beberapa penelitian sebelumnya yang meneiliti mengenai
dampak sosial ekonomi mengenai suatu perkembangan dari sebuah
kegiatan adalah Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Objek Wisata
Ketep Pass Bagi Masyarakat Sekitar yang diteliti oleh Martinus Irka Puji
Setyawan (2006). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode ex post facto. Hasil dari penelitian ini bahwa pembangunan objek
wisata ketep pass memberikan dampak positif terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa data
yang diperoleh yaitu:
1. Dalam hal curahan kerja, masyarakat di bidang non pertanian lebih
meningkat setelah pembangunan objek wisata ketep pass
2. Dalam hal jenis pekerjaan, masyarakat sebagian beralih dari pertanian
ke non pertanian
3. Dalam hal jumlah pendapatan, masyarakat mengalami peningkatan
pendapatan setelah adanya pembangunan objek wisata ketep pass
4. Dalam hal jumlah keluarga miskin, masyarakat mengalami penurunan
tingkat jumlah keluarga miskin setelah adanya pembangunan objek
wisata ketep pass
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
E. Kerangka Teori
Setiap Negara dalam pelaksanaan pembangunan pasti ingin
mencapai sebuah perkembangan dimana perkembangan tersebut dapat
mensejahterakan masyarakatnya. Begitu pula dengan sebuah daerah,
dengan adanya peningkatan pendapatan misalnya maka akan
menyumbangkan banyak peningkatan dalam hal sosial ekonomi. Oleh
karena itu, setiap pronvinsi berlomba-lomba untuk meningkatkan daerah
mereka agar semakin maju. Salah satu cara untuk meningkatkan
daerahnya khususnya dalam hal sosial ekonomi adalah dengan
memperhatikan industri-industri yang ada di daerah tersebut. Tidak
terkecuali industri kecil yang ada di dalamnya. Industri kecil atau sering
dikenal dengan UMKM. Pasalnya industri kecil menegah ini mampu juga
untuk menyediakan lapangan pekerjaan dan pendapatan bagi masyarakat
Indonesia sehingga dapat dipastikan pengangguran akan semakin
berkurang apabila industri-industri ini terperhatikan. Salah satu cara untuk
mengembangkan usaha industri kecil ini adalah dengan membuat sebuah
sentra/klaster industri. Memang tidak semua industri dapat dibuat menjadi
sentra/klaster industri karena ada beberapa hal yang harus dipenuhi untuk
menjadi sentra industri antara lain :
1. Dalam setiap sentra yang akan ditumbuhkan sebagai klaster harus
memiliki satu usaha sejenis yang prospek pasarnya jelas. Sekurang-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
kurangnya terdapat 50 unit usaha kecil yang melakukan kegiatan
sejenis
2. Omzet dari keseluruhan unit usaha dalam klaster tersebut paling
sedikit Rp 500 juta,-/bulan.
3. Telah terjadi sentuhan teknologi yang memungkinkan tercapainya
peningkatan produktivitas, karena masalah pokok usaha kecil di
bidang pertanian adalah produktivitas/tenaga kerja hanya kurang dari
3% produktivitas usaha besar disektor yang sama, atau hanya 1,5%
dari produktivitas usaha menengah.
4. Persyaratan lain yang berkaitan dengan infrastruktur, jaringan pasar,
ketersediaan lembaga keuangan dan lain-lain merupakan syarat
tambahan yang menyediakan daya tarik klaster/sentra bersangkutan
melalui jaringan informasi.
Sebenarnya pembentukan sebuah sentra industri/klaster bukanlah
sebuah hal yang baru bagi pemerintahan Indonesia. Pada tahun 2001 BPS-
KPKM menetapkan pengembangan sumberdaya UMKM melalui
pendekatan sentra industri/klaster. Strategi ini dipilih karena dinilai fokus,
efisien dan mempunyai fungsi akselerasi perubahan yang diharapkan
mampu memenuhi harapan. Melalui strategi ini, sentra UMKM dijadikan
titik masuk kedalam upaya pemberdayaan UMKM. Pendekatan ini
didasarkan pemikiran untuk memberikan layanan kepada UMKM secara
lebih fokus, kolektif dan efisien, karena dengan sumber daya yang terbatas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
mampu menjangkau kelompok UMKM yang lebih luas. Pendekatan ini
juga mempunyai efektifitas yang tinggi, karena jelas sasarannya dan unit
usaha yang ada pada sentra umumnya dicirikan dengan kebutuhan dan
permasalahan yang sama, baik dari sisi produksi, pemasaran, teknologi
dan lainlain. Disamping itu, sentra-sentra UMKM akan menjadi pusat
pertumbuhan (growth pool) di daerahnya, sehingga mampu mendukung
upaya peningkatan penyerapan tenaga kerja, nilai tambah dan ekspor . hal
ini tertera dalam struktur Kementerian Koperasi dan UMKM RI Keppres
Nomor 103/2001.
Dari penyataan tersebut, maka dibentuklah sentra-sentra industri
guna memperkuat daya saing industri kecil yang ada. Termasuk di
wilayah Kabupaten Bantul guna mendorong pembangunan sosial ekonomi
daerah sehingga akan tercapai masyarakat yang sejahtera dan makmur.
Sejalan dengan pembentukan sentra-sentra industri tersebut, sentra
industri di kampung Kiringan menjadi sentra industri jamu gendong juga
diharapkan mampu memberikan sumbangsih bagi kemajuan sosial
ekonomi masyarakat setempat antara lain :
1. Dengan adanya pembentukan sentra industri maka akan meningkatkan
produktivitas sehingga pendapatan juga meningkat
2. Pembentukan sentra industri akan mempermudah para pelaku industri
untuk memperoleh informasi secara cepat dan tepat misalnya seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
informasi bahan baku yang berkualitas bagus dan harga-harga bahan
baku sehingga akan meningkatkan efisiensi kerja.
3. Ketika sentra industri sudah maju pesat diharapkan mampu menyerap
tenaga kerja , membuka lapangan pekerjaan dan dapat menjadi sumber
pendapatan yang dapat diandalkan.
4. Selain itu, diharapkan sentra industri dapat menjadi pendorong
perekonomian pemerintah daerah guna pembangunan dan kemajuan
daerah.
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian-uraian diatas, peneliti kemudian beranggapan
bahwa perkembangan industri jamu gendong menjadi sentra industri di
wilayah Kabupaten Bantul memberi pengaruh positif terhadap kondisi
sosial ekonomi masyarakat setempat seperti :
1. Dalam hal jumlah pendapatan keluarga masyarakat Kampung Kiringan
meningkat sesudah menjadi daerah sentra industri.
2. Dalam hal jumlah curahan kerja masyarakat Kampung Kiringan dalam
bidang pertanian menurun sesudah menjadi daerah sentra industri.
3. Dalam hal jumlah curahan kerja masyarakat Kampung Kiringan dalam
bidang non -pertanian meningkat sesudah menjadi daerah sentra
industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
4. Dalam hal tingkat pengangguran masyarakat Kampung Kiringan
mengalami penurunan sesudah menjadi daerah sentra industri.
5. Dalam hal jumlah keluarga miskin masyarakat Kampung Kiringan
mengalami penurunan sesudah menjadi daerah sentra industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif. Metode
penelitian deskriptif komparatif adalah metode yang bersifat ex post facto
atrinya data dikumpulkan setelah semua kejadian telah selesai
berlangsung. Penelitian ini dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan
menguji hubungan sebab akibat dari data-data yang ada. Jenis penelitian
deskriptif komparatif dilakukan untuk membandingkan suatu variabel
(objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu : Januari 2011 sampai dengan Mei 2011
Lokasi : Kampung Kiringan, Canden Jetis Bantul
Kampung kiringan merupakan salah satu kampung yang
ditetapkan oleh Dinas Perindustrian Kabupaten Bantul pada tahun 2000
sebagai sentra industri jamu gendong yang terdapat di wilayah kabupaten
Bantul. Penulis tertarik untuk meneliti kampung tersebut karena sejalan
dengan perkembangan jaman, aktivitas menjual jamu tetap menjadi
pekerjaan populer di kalangan Masyarakat Kiringan dan tetap dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
mencukupi kehidupan mereka dengan aktivitas yang sudah lama dilakoni
tersebut.
Perkembangan industri jamu menjadi sentra industri yang
ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Bantul ini diharapkan mampu
meningkatkan kapasitas daya saing usaha, mengoptimalkan potensi
sumberdaya manusia dan sumberdaya alam setempat, memperluas
kesempatan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan nilai tambah
usaha kecil. Sehingga dengan kondisi yang demikian dapat berpengaruh
positif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Kampung Kiringan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh masyarakat di
Kampung Kiringan, Canden, Jetis, Bantul yang berjumlah 255 Kepala
Keluarga yang terdiri dari beberapa Rukun tetangga dengan daftar
table sebagai berikut :
Tabel III.1 Populasi Masyarakat Kiringan Tahun 2011
No Nama RT Jumlah KK 1 2 3 4 5
RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 5
49 51 51 51 53
Sumber : kantor Kepala Desa Kiringan, 2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel yang diambil berdasarkan daftar tabel
pengambilan sampel yang dibuat oleh Krejcie dan Morgan (1970)
dalam Uma Sekaran (1992), maka akan diambil sebanyak 155 sampel.
Dalam tabel tersebut sampel sebanyak 155 mewakili populasi
sebanyak 260. Dengan pengambilan sampel melebihi populasi yang
ada di Kampung Kiringan diharapkan hasil penelitian nanti akan
semakin mengambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik
dalam penarikan sampel menggunakan sampel acak proposional yaitu
sampel dipilih secara random atau acak dari semua populasi dengan
cara diundi. Dalam menentukan jumlah sampel maka dapat
menggunakan jumlah sampel proposional dimana jumlah sampel
dalam setiap stratum sebanding dengan jumlah unsur populasi dalam
stratum tersebut. Berdasarkan keadaan tersebut maka sampel yang
diambil dari setiap Rukun Tetangga berjumlah sebagai berikut :
Tabel III.2 Jumlah Populasi dan Sampel Masyarakat Kiringan Tahun 2011
No Nama RT Jumlah KK Jumlah Sampel 1 2 3 4 5
RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 5
49 51 51 51
53
30 31 31 31 32
Sumber : kantor Kepala Desa Kiringan, 2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
D. Subyek dan Obyek
1. Subjek
Subyek penelitian ini adalah masyarakat Kampung Kiringan yang
diwakili oleh para pelaku penjual jamu gendong di Desa Kiringan,
Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul.
2. Objek
Dalam melakukan suatu penelitian harus menentukan obyek
penelitian. Obyek dalam penelitian ini adalah perkembangan jamu
gendong dan perubahan struktur kondisi sosial ekonomi masyarakat
kiringan. Seperti jumlah pendapatan keluarga, Jumlah curahan kerja,
tingkat pengangguran dan jumlah keluarga miskin masyarakat di
Kampung Kiringan.
E. Variabel Indikator dan Batasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan variabel dalam
penelitian maka perlu dijelaskan identifikasi antara masing-masing
variabel dalam penelitian yaitu :
1. Pendapatan keluarga, yaitu pendapatan yang diterima oleh keluarga
dalam bentuk pendapatan real uang baik diterima dalam jangka waktu
per hari, per minggu ataupun per bulan. Variabel ini dinyatakan dalam
bentuk rupiah per bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Curahan kerja,yaitu besarnya waku yang dicurahkan sseorang untuk
melakukan aktivitas pekerjaannya untuk memperoleh penghasilan
guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Variabel ini dinyatakan dalam
bentuk jam kerja selama satu bulan
3. Tingkat penggangguran, yaitu jumlah orang yang tidak bekerja ataub
sedang mencari pekerjaan. Variabel ini dinyatakan dengan jumlah jiwa
yang tidak memiliki pekerjaan dalam berbagai lapangan pekerjaan
yang ada.
4. Jumlah keluarga miskin di Kampung Kiringan, yaitu jumlah keluarga
miskin dengan pendapatan per kapita dibawah garis kemiskinan yang
ditetapkan dari hasil susenas oleh BPS berdasarkan pengolongan
keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1.
F. Data Penelitian
1. Data Primer
Dalam penelitian ini data primer yang digunakan meliputi data
dari responden dalam bentuk wawancara yaitu mengenai :
1) Jumlah pendapatan keluarga sebelum dan sesudah menjadi sentra
industri
2) Jumlah Curahan kerja masyarakat di bidang pertanian sebelum dan
sesudah menjadi sentra industri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3) Jumlah Curahan kerja masyarakat di bidang non pertanian sebelum
dan sesudah menjadi sentra industri
2. Data Sekunder
Data sekunder diperlukan bagi peneliti sebagai pendukung
kelengkapan teori terhadap hasil penelitian. Sumber data ini diperoleh
dari berbagai sumber informasi yang telah dipublikasikan misalnya
berupa data monograf desa Kiringan. Data sekunder ini meliputi
1) Jumlah penduduk sebelum dan sesudah menjadi sentra industri
2) Jumlah keluarga miskin sebelum dan sesudah menjadi sentra
industri
3) Tingkat pengangguran di masyarakat sebelum dan sesudah
menjadi sentra industri
4) Letak geografis Kampung Kiringan
5) Kondisi fisik daerah penelitian sebelum dan sesudah menjadi
sentra industri
G. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara merupakan cara observasi yang bersifat langsung.
Wawancara biasanya bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kondisi setempat serta individual. Bila responden tidak jelas dengan
pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara maka dapat diganti
dengan kata-kata yang lebih sederhana.
2. Dokumentasi
Dokumen-dokumen yang ada dipelajari untuk memperoleh data dan
informasi dalam penelitian ini. Dokumen tersebut meliputi laporan dan
atau berbagai artikel dari majalah, koran atau jurnal yang berkaitan
dengan topik penelitian. Dokumen- dokumen tersebut digunakan
untuk mendapatkan data sekunder.
H. Teknik Analisis Data
Penelitian ini mencoba membandingkan keadaan sebelum dan
sesudah menjadi daerah sentra industri. Oleh karena itu, penelitian ini
menggunakan analisis sebelum dan sesudah (before -after) yaitu studi
perbandingan (comparative study). Dalam bukunya sugiyono (2008:117)
menjelaskan bahwa analisis before- after merupakan perbandingan antara
nilai sebelum dan sesudah ada perlakuan/ treatment. Dalam hal ini untuk
membandingkan keadaan sosial ekonomi sebelum dan sesudah menjadi
sentra industri digunakan analisis uji z melalui uji wilcoxon sebagai
alternatif dari paired sample T-Test karena dalam penelitian ini dilandasi
pada asumsi sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
1. Untuk hipotesis yang menyatakan dalam hal jumlah pendapatan
keluarga masyarakat kampung kiringan saat sebelum dan sesudah
menjadi daerah sentra industri jamu gendong ada perkembangan
pendapatan yang lebih besar. Maka teknik analisis