Upload
nguyenque
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SEJARAH GEREJA KRISTEN JAWA AMBARUKMO
1964-2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
FENSKA
NIM : 091314038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
SEJARAH GEREJA KRISTEN JAWA AMBARUKMO
1964-2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
FENSKA
NIM : 091314038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada
saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini,
2. Jemaat GKJ Ambarukmo yang telah memberikan ijin kepada saya untuk
menulis Sejarah Gereja GKJ Ambarukmo,
3. Kedua orang tuaku terkasih, Bapak Fransis Hanny Pormes dan Ibu Jenny
Mussa/Pormes, yang telah membesarkan ku de ngan penuh kasih sayang,
membimbingku dengan penuh kesabaran, dan selalu memotivasiku untuk
terus belajar,
4. Kakak dan adikku terkasih, Roy Pormes, Frenny Pormes, Rivaldo Pormes,
Evergard Souhoka yang telah menjadi motivasiku untuk segera
menyelesaikan skripsi ini,
5. Teman-teman seperjuangan, mahasiswa Pendidikan Sejarah angkatan 2009,
trimakasih atas bantuan dan kerjasamanya selama ini,
6. Para pendidik dan saudara-saudaraku, yang telah membantu, membimbing,
memotivasi, dan mendoakanku selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Jika ragu dalam melakukan sesuatu, sebaiknya tanya kepada diri sendiri, apa yang kita inginkan esok hari dari apa yang telah kita lakukan sebelumnya
(Jhon Lubbock)
Kita hidup untuk saat ini, kita bermimpi untuk masa depan, dan kita belajar untuk kebenaran abadi
(Chiang Kai Shek)
Pekerjaan hebat tidak dilakukan dengan kekuatan, tapi dengan ketekunan dan kegigihan
(Samuel Jhonson)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
SEJARAH GEREJA KRISTEN JAWA AMBARUKMO
1964-2010
Fenska Universitas Sanata Dharma
2015
Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan tiga permasalahan pokok, yaitu: 1) Latar belakang berdirinya Gereja Kristen Jawa (GKJ) Ambakurmo; 2) Perkembangan Gereja Kristen Jawa Ambarukmo; 3) Implikasi kehadiran Gereja Kristen Jawa Ambarukmo terhadap kehidupan masyarakat sekitar.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya. Model penulisan yang digunakan adalah deskriptif-analitis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Berdirinya Gereja Kristen Jawa Ambarukmo dilatarbelakangi oleh bertambahnya jumlah jemaat Gereja Kristen Jawa Gondokusuman 2) Perkembangan GKJ Ambarukmo, dimulai dari masa pra pendewasaan, masa Gereja dewasa, program-program kerja Gereja dan pembangunan gedung gereja untuk peningkatan pelayanan Gereja 3) Implikasi dari hadirnya GKJ Ambarukmo terhadap kehidupan masyarakat terlihat dari berbagai aspek di dalam kehidupan masyarakat seperti, pada aspek sosial-ekonomi, kesehatan (pengobatan gratis), pemberian beasiswa dan pembangunan sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
History of Ambarukmo Javanese Christian Chruch in 1964-2010
Fenska
Sanata Dharma University
2015
This thesis aims to describe three primary issue, namely: 1) T he background of the founding of Ambarukmo Javanese Christian Chruch; 2) T he development of background Javanese Christian Church; 3) The implications of the presence of Ambarukmo Javanese Christian Church on surrounding people’s life.
This study used the historical research with socio-cultural approach method. The writing methode used in this study is descriptive-analytic.
The results of this study indicate that: 1) The founding of Ambarukmo Javanese Christian Church was motivated by the increasing number of Javanese Christian Church congregation in Gondokusuman; 2) T he development of Ambarukmo Javanese Christian Church started from the pre-maturing, adult church age, work programs of the church and establishment of church building for service improvement of the church; 3) The implication of the precense of Ambarukmo Javanese Christian Church on t he surrounding people’s life is involved in some aspects, such as socio-economic, health (free medication), scholarship grant, and establishment of elementary schools.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan berkat dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 1964-2010.”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat
diselesaikan jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Drs. B. Musidi, M. Pd, selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar
membimbing, memberikan banyak pengarahan dan masukkan, serta saran
selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pedidikan Sejarah, yang
telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan studi
di Universitas Sanata Dharma.
5. Seluruh karyawan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, yang telah
memberikan pelayanan dan membantu penulis dalam memperoleh sumber
penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Jemaat GKJ Ambarukmo, terima kasih atas dukungan dan doanya.
7. Para pendeta GKJ Ambarukmo, trima kasih atas dukungannya melalui bantuan
data-data Gereja, saran-saran, serta doanya.
8. Seluruh keluargaku, terkhusus untuk kedua orang tuaku, Bapak Fransis Hanny
Pormes dan Ibu Jenny Mussa/Pormes, dan kakak dan adik , Roy Pormes,
Frenny Pormes, Rivaldo Pormes, Evergard Souhoka terima kasih atas
dukungan, doa dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis.
9. Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2009, terima kasih atas dukungan
dan doanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 5
D. Manfaat Penulisan ............................................................................... 5
E. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 6
F. Landasan Teori..................................................................................... 8
G. Metode Penelitian .............................................................................. 12
H. Sistematika Penulisan ........................................................................ 16
BAB II LATAR BELAKANG BERDIRINYA GEREJA KRISTEN JAWA
AMBARUKMO ................................................................................... 17 A. Gereja Kristen Jawa Ambarukmo masa pra pendewasaan ................ 17
B. Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Sebagai Gereja Mandiri............ .. 19
C. Program-program Kerja Gereja Kristen Jawa Ambarukmo .............. 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1. Kehidupan Program Bidang Pembinaan Warga Gereja .............. 25
2. Program Bidang Keesaan ............................................................. 26
3. Program Bidang Kesaksian dan Pelayanan ................................. 27
4. Program Bidang Penatalayanan ................................................... 29
5. Program Bidang Ibadah................................................................ 30
6. Program Bidang Pengawasan ....................................................... 30
7. Penugasan Khusus ........................................................................ 30
BAB III PERKEMBANGAN GEREJA
KRISTEN JAWA AMBARUKMO ................................................... 32
A. Pembangunan Gedung Gereja .......................................................... 32
1. Pembangunan Gedung Gereja I di Papringan .............................. 33
2. Pembangunan Gedung Gereja II di Karangbendo ........................ 34
3. Pembangunan Gedung Gereja Ambarukmo III ............................ 35
4. Pepanthan Condongcatur .............................................................. 37
B. Aktivitas Kantor Gereja ..................................................................... 40
C. Jadwal Kebaktian di Gereja Kristen Jawa Ambarukmo ................... 41
1. Pelayanan gerejawi....................................................................... 43
2. Pelayanan katekisasi..................................................................... 45
3. Retret ............................................................................................ 49
4. Sidang Klasis ................................................................................ 52
5. Sidang Sinode............................................................................... 54
BAB IV IMPLIKASI KEHADIRAN GKJ AMBARUKMO TERHADAP
KEHIDUPAN MASYARAKAT ......................................................... 57 A. Bidang Pendidikan ............................................................................ 58
B. Bidang Sosial .................................................................................... 60
C. Bidang Kesehatan ............................................................................. 61
D. Bidang Ekonomi ............................................................................... 62
E. Bidang Budaya .................................................................................. 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68
LAMPIRAN ......................................................................................................... 70
DAFTAR LAMPIRAN
Silabus .................................................................................................................... 71
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................................... 76
Arsip ..................................................................................................................... 101
Daftar Gambar ...................................................................................................... 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gereja-gereja Kristen Jawa (GKJ) tidak saja tumbuh dan berkembang di
dalam suatu masyarkat yang berlatarbelakang sosial tertentu, yaitu masyarakat
Jawa, bukan pula hanya tumbuh dan berkembang di dalam konteks sejarah
tertentu (kolonial-nasional) atau sejarah Gereja tertentu saja (Gereja-gereja
Belanda atau Jerman), juga tidak hanya dari sejarah badan zending tertentu,
melainkan merupakan “buah” dari pekerjaan Gereja-gereja Jawa sendiri (asli).
Masuknya agama Kristen di Yogyakarta diawali dari daerah pedesaan
menuju kota, masa ini adalah masa akhir dari masa sebelum timbulnya Gereja-
gereja di Jawa. Masa ketika Gereja Jawa dibentuk dan diarahkan menjadi Gereja
Dewasa berdasarkan tatanan Gereja-gereja Gereformeerd Belanda, yang
kemudian bernama Gereja-gereja Kristen Jawa Tengah Selatan (GKJTS) dan
kemudian menjadi Gereja-gereja Kristen Jawa. Pengajaran agama Kristen masuk
melalui daerah Bagelen, kemudian melalui orang-orang Kristen di desa Jelok dan
Bulu di wilayah Purworejo, agama Kristen disebarkan dan mulai tumbuh di
daerah kesultanan Yogyakarta1. Sementara dari daerah selatan kira-kira sekitar
1855, agama Kristen tumbuh dan berkembang melalui desa Selong dan Temon di
daerah Kulon Progo. Pada tanggal 13 Agustus 1889 di laksanakan sakramen
baptisan bagi seorang bernama Eliyah yang berasal dari desa Selong di rumah
1J.D. Wolterbeek, Babad Zending di Pulau Jawa, Yogyakarta, Taman Pustaka Kristen,1995, hlm.81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 bapak Raden Mas Suryohasmoro Nototaruno di kampung Paku Alaman2.
Baptisan dilaksanakan oleh pendeta Jacob Wilhelm dari Purworejo kepada 61
orang dewasa pribumi, tetapi saat melakukan baptisan pendeta Jacob Wilhelm
belum mendapat ijin melakukan pembaptisan di Yogyakarta. Baru setelah 21
Januari 1891 Pendeta Jacob Wilhelm mendapat ijin dari pemerintah Yogyakarta
untuk aktif dalam mengembangkan dan melaksanakan sakramen di Kesultanan
Yogyakarta.
Setelah daerah Yogyakarta terbuka bagi pekabaran injil, maka orang
Belanda ikut memberitakan Injil sesuai dengan ajaran dalam alkitab. Di negeri
Belanda pada tahun 1892 terjadi penyatuan jemaat-jemaat Gereformeer dengan
nama baru menjadi Gereformeerde Kerken in Nederland (GKN). Pada 1 J uni
1894 oleh de Gereformeerde Kerkenin Nederland bahwa semua pekerjaan
pekabaran injil di Indonesia menjadi kewajiban Jemaat dan bukan lagi kewajiban
dari Nederlandsche Gereformeerde Zendings Vereeniging (NGZV), oleh sebab
itu, semua tugas pekerjaan pemberitaan Injil di daerah Jawa Tengah Selatan dan
Yogyakarta diserahkan kepada jemaat.
Gereja Kristen Jawa Gondokusuman merupakan Gereja Kristen pertama di
Yogyakarta yang menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa resmi liturgi
bergereja dan merupakan gereja pertama yang diresmikan sebagai gereja dewasa
pada tanggal 23 November 1913, dengan diresmikannya Gereja Kristen Jawa
Gondokusuman maka sejarah berdiri dan dewasanya Gereja-gereja Kristen Jawa
di Yogyakarta tidak lepas dari s ejarah Gereja Kristen Jawa Gondokusuman,
begitu juga dengan Gereja Kristen Jawa Ambarukmo. 2Ibid., hlm. 81.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Pembangunan gedung Rumah Sakit Petronella (sekarang Rumah Sakit
Bethesda) dan sekolah-sekolah, secara tidak langsung memberi pengaruh dalam
perkembangan agama Kristen di Yogyakarta semakin berkembang di wilayah
Gereja Gondokusuman. Bentuk pelayanan terfokus pada lembaga pendidikan dan
kesehatan, bentuk pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan. Kelompok jemaat di
Gondokusuman terus bertambah banyak umatnya karena orang-orang atau pasien
yang berobat selain mendapatkan pengobatan untuk kesembuhan, mereka juga
mendapatkan penghiburan rohani dari penginjil. Dengan demikian semakin
bertambah warga Kristen, sehingga dibangunlah sebuah Gereja yaitu Gereja
Kristen Gondokusuman pada tahun 1904 dan kemudian didewasakan pada tanggal
23 November 1913.
Gereja Kristen Jawa Gondokusuman merupakan Gereja induk bagi jemaat
Kristen di Yogyakarta. Oleh karena itu Gereja Kristen Jawa Gondokusuman
memiliki wilayah yang cukup luas. Dalam hal ini majelis jemaat membagi daerah
dalam beberapa wilayah, diantarnya adalah wilayah sebelah Timur yang terdiri
dari daerah Demangan Selatan dan Ambarukmo. Wilayah timur inilah yang
kemudian menjadi pepanthan Ambarukmo.
Pada tahun 1904 umat kristen Gondokusuman mempunyai gedung gereja
sendiri yang dinamakan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman, namun umat Gereja
Kristen Jawa Gondokusuman masih berada dalam pengawasan Gereja induk di
Amsterdam yaitu Jemaat Kristen Gereformeed Amsterdam karena belum
didewasakan. Pendewasaan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman, mempengaruhi
pertambahan jumlah jemaat, baik dari dalam (warga asli) maupun dari luar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Yogyakarta, yang kebanyakan adalah mahasiswa-mahasiswi. Dengan
bertambahnya jemaat tersebut gedung gereja tidak lagi bisa menampung seluruh
jemaatnya yang hadir dalam kebaktian. Oleh karena itu majelis Gereja
Gondokusuman mendirikan pepanthan-pepanthan (anak cabang dari Gereja
Gondokusuman) pada wilayah-wilayah tertentu yang dianggap mempunyai warga
jemaat Kristen yang sudah banyak.
Gereja Kristen Jawa Ambarukmo yang merupakan wilayah timur sebagai
Pepanthan Gondokusuman, sejak menjadi Pepanthan Ambarukmo, warga a tau
umat yang ikut beribadah sudah cukup banyak karena sebagian adalah warga
jemaat Gereja Gondokusuman. Bagian selatan dan bagian timur jalan Solo
dianjurkan untuk mengikuti ibadah di pepanthan Ambarukmo. Pada saat
didewasakan, jumlah warga adalah 359 jiwa, terdiri dari 183 warga dewasa dan
186 warga anak-anak dan dilayani oleh 4 ora ng penatua dan 2 ora ng diaken.
Pendeta Marlam Hardjosuwarno, adalah pendeta pertama Gereja Kristen Jawa
Ambarukmo yang diteguhkan pa da tanggal 17 Mei 1964. Didirikannya
pepanthan tersebut bertujuan untuk memperluas gedung Gereja Gondokusuman
dan juga diharapkan dengan adanya pepanthan dapat menambah banyak jemaat
Kristen yang telah ada dan untuk memperluas penyebaran agama Krsiten.
Dengan mencermati fakta dan berbagai argumentasi yang ada, penulis
termotivasi untuk meneliti dan mengkaji lebih mendalam tentang “Sejarah Gereja
Kristen Jawa Ambarukmo 1964-2010”. Hasil dari penelitian yang penulis lakukan
ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi jemaat dan semua yang membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah latar belakang berdirinya Gereja Kristen Jawa Ambakurmo?
2. Bagaimana perkembangan Gereja Kristen Jawa Ambarukmo?
3. Bagaimanakah implikasi kehadiran Gereja Kristen Jawa Ambarukmo
terhadap kehidupan masyarakat sekitar?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan Penelitian :
1) Mendeskripisikan latar belakang berdirinya Gereja Kristen Jawa Ambarukmo
2) Mendeskripsikan perkembangan Gereja Kristen Jawa Ambarukmo
3) Menguraikan implikasi dari kehadiran Gereja Kristen Jawa Ambarukmo
terhadap kehidupan masyarakat sekitar.
Manfaat Penelitian :
a. Bagi Lembaga Pendidikan (USD khususnya Prodi Pendidikan Sejarah)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan koleksi perpustakaan
khususnya karya ilmiah dan dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa
lain dalam melakukan penelitian historis tentang peristiwa-peristiwa sejarah
Indonesia.
b. Bagi Pihak Gereja
Penulisan ini diharapkan membantu jemaat di Gereja Kristen Jawa
Ambarukmo untuk memperoleh informasi tentang sejarah perkembangan
tempat mereka beribadah dan memberi pengaruh untuk perkembangan
pelayanan dalam gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 c. Bagi Peneliti
Penulisan ini sangat bermanfaat bagi peneliti karena memberikan
pengetahuan yang sangat berharga dan berguna dalam mengetahui sejarah
Gereja Kristen Jawa Ambarukmo. Selain itu penulis juga berharap dapat
menerapkan ilmu yang didapat selama mengikuti perkuliahan menjadi karya
ilmiah yang dapat berguna bagi sesama.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan Sejarah Gereja dengan judul “Sejarah Gereja Kristen
Jawa Ambarukmo (1964-2010)”. Dibawah ini beberapa buku yang selama ini
membicarakan sejarah gereja di Indonesia, yang akan berguna untuk membantu
dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
Pertama, Empat puluh tahun Jemaat Kristen Gondokusuman, terbitan
Gereja Kristen Jawa Gondokusuman, dalam buku ini berisi tentang peringatan
empat puluh tahun Gereja Kristen Jawa Gondokusuman dan awal mula berdirinya
Gereja Kristen Jawa Gondokusuman pada zaman Belanda hingga usianya ke
empat puluh tahun terhitung sejak pertama kali Gereja didewasakan.
Kedua, Tujuh puluh lima tahun jemaat Kristen Jawa Sawokembar
Gondokusuman Yogyakarta, diterbitkan oleh Majelis Gereja Kristen Jawa
Sawokembar Gondokusman Yogyakarta. Buku ini berisi tentang peringatan 75
tahun jemaat Kristen Gondokusman pada tanggal 23 November 1988. Dari buku
ini dapat diketahui bagaimana mula-mula benih agama kristen berkembang di
wilayah Yogyakarta, sampai benih-benih itu berubah menjadi jemaat-jemaat
kristen di berbagai tempat, termasuk juga di wilayah Ambarukmo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Ketiga, Gereja-Gereja Kristen Jawa : Benih yang Tumbuh dan
Berkembang di Tanah Jawa. Buku ini menceritakan tentang awal mula masuknya
Agama Kristen di Jawa. Selain itu juga dijelaskan bagaimana kehidupan Gereja
Kristen Jawa dalam melakukan berbagai upaya sehingga wajah konkret Gereja
Kristen Jawa dinampakkan melalui pemilihan dan penyusunan ajaran, tata gereja,
sistem pemerintahan, ketenagaan serta pelayanan dan kesaksian kepada
masyarakat dan bangsa dan negara langsung maupun tidak langsung.
Keempat, Sejarah Gereja-gereja Kristen Jawa: Di Bawah Bayang-Bayang
Zending 1858-1948. Buku ini menjelaskan bagaimana gambaran tentang Pulau
Jawa, keaadaan masyarakat, keadaan lingkungan (geografis) pada saat itu serta
bagaimana agama Kristen masuk dan berkembang di Pulau Jawa yang kemudian
meluas dan muncul Gereja-gereja Kristen Jawa.
Kelima, Sejarah Gereja di Indonesia 1 1500-1860 (Ragi Cerita. Buku ini
berisi tentang sejarah gereja di Indonesia dari tahun 1500-1860, yang menjelaskan
hal-hal mengenai agama asli masyarakat Indonesia, kedatangan bangsa Barat ke
Indonesia, pengaruh agama luar terhadap masyarakat Indonesia. Dalam buku ini
juga dijelaskan sejak permulaan tarikh Masehi, Kepulauan Nusantara menduduki
tempat yang terkemuka dalam lalu lintas perdagangan Asia. Saudagar-saudagar
dari luar datang ke Indonesia untuk berdagang. Selain berdagang, mereka juga
membawa serta agama mereka masing-masing, seperti : agama Hindu, Budha,
Kristen, dan Islam, yang selanjutnya agama-agama inilah yang dijadikan sebagai
alat untuk memperkokoh persekutuan politik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8 E. Landasan Teori
Dalam penulisan ini, ada beberapa konsep yang digunakan, yaitu konsep
sejarah, konsep gereja dan konsep gereja kristen.
1. Sejarah
Kata “sejarah” berasal dari bahasa Arab, yaitu syajara yang berarti terjadi,
syajarah yang berarti pohon, syajarah an-nasab berarti pohon s ilsilah3. Menurut
bahasa Arab, sejarah sama artinya dengan sebuah pohon yang terus berkembang
dari tingkat sederhana, ke tingkat yang lebih maju.
Dalam bahasa Inggris, kata “sejarah” (history) berarti masa lampau umat
manusia. Menurut definisi yang paling umum, kata history berarti masa lampau
umat manusia4. Kata sejarah juga dapat diartikan sebagai : (1) Kejadian dan
peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, (2) Pengetahuan atau uraian
tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau5. Dengan
demikian, pengertian sejarah sebagai ilmu adalah suatu ilmu tentang segala
sesuatu yang telah dialami oleh manusia dari waktu yang lampau dan yang telah
meninggalkan jejak-jejaknya pada saat ini, dimana perhatiannya lebih ditekankan
pada aspek peristiwanya sendiri, yang kemudian urutan perkembangan disusun
sebagai suatu cerita sejarah, sehingga sejarah tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia dan bahkan terus berkembang sesuai dengan perkembangan
kehidupan manusia dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih maju.
3Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, PT Bentang Pustaka, 1995, hlm 1. 4Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, UI Press, Jakarta,1975, hlm.103 5Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (edisi keempat), Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hlm.1241.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9 2). Gereja
Istilah gereja berasal dari bahasa Portugis yaitu igreya, yang berarti
kawanan domba yang dikumpulkan oleh gembala. Sampai dengan saat ini, kata
igreya merupakan bentuk terjemahan dari bahasa Yunani yaitu kyriake, yang
berarti sebutan bagi orang-orang yang menjadi milik Tuhan. Artinya, mereka yang
percaya dalam iman yang sungguh kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat.
Dalam bahasa Yunani, ada suatu kata lain yang berarti “Gereja” yaitu “ekklesia”
yang berarti mereka yang dipanggil, kaum, golongan6.
Kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia memiliki beberapa arti:
Arti pertama ialah ‘umat’ atau lebih tepat persekutuan orang Kristen. Arti ini
diterima sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, Gereja pertama-tama
bukanlah sebuah gedung. Arti kedua adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan
ibadah umat Kristen. Bisa bertempat di rumah kediaman, lapangan, ruangan di
hotel maupun tempat rekreasi. Arti ketiga ialah aliran atau denominasi (kelompok
keagaaman di bawah satu nama atau struktur) dalam agama Kristen, Gereja
Katholik maupun Gereja Protestan7.
Gereja adalah suatu kehidupan religius yang berpusat pada penyelamatan
Allah dalam Tuhan Yesus. Kehidupan bersama dibentuk oleh orang-orang yang
atas pertolongan Roh Kudus menerima dengan percaya terhadap penyelamatan
Allah di dalam Tuhan Yesus. Pengertian ini menunjukkan bahwa Gereja memiliki
segi ilahi dengan segi manusiawi. Segi ilahi Gereja adalah sebagai buah
penyelamatan Allah, pemilik dan penguasa Gereja adalah Allah. Segi manusiawi
6Thomas van den End, Harta Dalam Bejana, Jakarta, BPK Gunung Mulia, (tanpa tahun). hlm. 7. 7http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja., diakses tanggal 3 Maret 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 Gereja sebagai kehidupan bersama religius, yang oleh pertolongan Roh Kudus
diciptakan dan diselenggarakan secara lembagawi oleh manusia8.
3). Gereja Kristen
Gereja adalah suatu persekutuan atau perkumpulan orang-orang yang
beriman kepada Yesus Kristus dalam karya Roh Kudus. Oleh karena Gereja
adalah persekutuan orang-orang yang beriman, di dalam gereja tidak ada lagi
pemisahan berdasarkan status atau derajat, tidak ada lagi perbedaan suku, negara
atau pun ras, tidak ada lagi diskriminasi antara sesama makhluk Tuhan karena
semua yang menjadi bagian dari Gereja, yang dibaptis di dalam Kristus, dengan
sendirinya mengakui Kristus adalah kepala gereja dan di dalam Dia, semua
manusia sama, tidak ada perbedaan. Demikianlah, Gereja tidak hanya bisa
dipahami sebatas pada sebuah bangunan untuk melakukan ibadah pada Tuhan,
tetapi Gereja terdiri dari manusia, yang yakin dan percaya akan adanya Yesus
Kristus, sehingga Gereja merupakan kesatuan yang utuh tentang Tubuh Kristus.
Demikian bahwa Gereja Kristen merupakan kesatuan yang sesungguhnya
sejak semula sudah ada dalam diri Yesus Kristus dan bukan kesatuan yang
dibentuk atau terjadi oleh kehendak beberapa orang atau banyak orang. Gereja
adalah Tubuh Kristus dan Yesus Kristus adalah Kepalanya. Oleh karena itu, kuasa
yang ada dalam Gereja adalah Kuasa dari Tuhan. Kekuasaan itu mutlak atas
Gereja melalui firman-Nya, dan tidak dapat diwakilkan kepada seseorang atau
beberapa orang. Ini berarti hanya ada satu Gereja yang Kudus. Dengan demikian
kehadiran Gereja itu tampak dalam kehidupan Gereja-gereja di berbagai wilayah,
dan kemudian melembaga sebagai organisasi gerejawi dalam masyarakat. Hal itu 8Sinode Gereja Kristen Jawa, Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Jawa, 2005. hlm. 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11 lebih jelas dalam kehidupan jemaat-jemaat, di mana jemaat-jemaat tersebut harus
dipahami sebagai bagian yang utuh dari sebuah Gereja Kristen.
Gereja Kristen Protestan merupakan hasil dari pembaruan keagamaan pada
akhir abad XVI di Jerman oleh Martin Luther, adalah seorang Imam Katolik dari
Ordo Agustinus. Luther mengingat ajaran Agustinus tentang "Anugerah" yang
pernah dibacanya. Doktrin "Anugerah" yang pernah dituliskan Agustinus dalam
buku "Pengakuan-pengakuan" (Confessions) adalah salah satu ajaran penting
yang telah begitu lama dilupakan Gereja. Sederhananya, doktrin ini meyakini
bahwa tidak ada satupun manusia berdosa mampu menyelamatkan dirinya. Hanya
Allah yang dapat mengampuni manusia dalam kedaulatan-Nya. Pengampunan
inilah yang disebut anugerah, suatu rahmat yang sebenarnya tidak layak diberikan
kepada manusia. Bahkan iman pun a dalah pemberian Allah, bukan usaha dan
keputusan manusia. Ada dua hal utama yang diperlihatkan oleh gerakan ini, yaitu
“1). Pengetahuan langsung dan tanpa pengantara tentang sabda Allah, tanpa
pengantara insani, 2). Penghiburan lantaran mendengar dan mengetahui
pengampunan yang berasal dari Allah”9.
Konsep Gereja Kristen berbeda dengan konsep Gereja Katolik. Gereja
Kristen merupakan hasil dari pekerjaan Badan atau Lembaga Zending
(Gereformeed, Salatiga) yang pada saat itu berada di Indonesia, dalam
memberitakan Injil, mereka memberitakan melalui orang-orang pribumi. Gereja
Kristen menganut ajaran yang berbeda-beda, yaitu ajaran Calvin (kelompok
Gereformeed), ajaran Martin Luther dan sebagainya. Gereja-gereja Kristen yang
9Eddy Kristiyanto, Reformasi Dari Dalam: Sejarah Gereja Zaman Modern, Yogyakarta, Kanisius, 2004, hlm. 51.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12 telah terbentuk misalnya Gereja Kristen Jawa (GKJ), Gereja Kristen Indonesia
(GKI), Gereja Batak (HKBP) sedangkan Gereja Katholik merupakan Gereja yang
secara konteks eklesiologi tidak mempunyai masalah dan telah menjadi anggota
Gereja Katolik Roma. Secara umum Gereja Katholik merujuk pada Gereja Katolik
Roma, karena Gereja Katolik mengakui Paus yang berkedudukan di kota Roma.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan di dalam penulisan Sejarah Gereja
dengan judul “Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 1964-2010” merupakan
penelitian historis. Penelitian historis ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa
saja yang telah terjadi pada masa lampau. Proses tersebut terdiri dari
penyelidikan, pencatatan, analisis, dan menginterpretasikan peristiwa-peristiwa
masa lalu guna menemukan generalisasi-generalisasi. Metode penelitian sejarah
merupakan proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan penggalan
masa lalu berdasarkan data yang di peroleh dengan proses penulisan atau
historiografi. Penelitian sejarah memiliki beberapa tahapan10, yaitu:
1. Pemilihan Topik
Menurut Kuntowijoyo ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pemilihan topik, yaitu kedekatan emosional, kedekatan intelektual, dan rencana
penelitian. Dalam proses penelitian, peneliti dapat memakai acuan pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan a) where, menunjuk pada daerah mana yang
menjadi objek penelitian, b) when, menunjuk pada waktu yang dipilih, c) who,
menunjuk pada siapa saja yang terlibat didalamnya, d) what, menunjuk pada apa
10Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995, hlm. 89.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13 yang dilakukan oleh pelaku, e) why, menunjuk pada pertanyaan mengapa pelaku
melakukan perbuatan itu, f) how, menunjuk pada pertanyan bagaimana terjadinya
peristiwa itu11.
Penulisan ini dilakukan oleh peneliti karena adanya kedekatan emosional
dan kedekatan intelektual peneliti dengan topik Sejarah Gereja Kristen Jawa
Ambarukmo Yogyakarta dari tahun 1964-2010. Kedekatan emosional dapat
dilihat dari peneliti yang tumbuh besar dilingkungan keluarga Kristen, hal ini
membuat peneliti tertarik menulis sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
Kedekatan intelektual dapat dilihat dari penulis yang sering membaca buku
mengenai agama Kristen. Dengan demikian diharapkan pengetahuan penulis
dapat membantu mengulas sejarah Gereja Kristen Jawa.
2. Pengumpulan data (Heuristik)
Data yang digunakan dalam penulisan sejarah ini haruslah benar adanya,
maksudnya tidak direkayasa. Oleh karena itu, penulis mengumpulkan data dengan
melakukan: Studi Pustaka, yaitu dengan pengumpulan data-data dari dokumen
milik Gereja Kristen Jawa yang berhubungan dengan penelitian. Selain itu,
penulis juga menggunakan buku yang relevan dengan topik yang diajukan.
Wawancara, yaitu pengumpulan data secara lisan dengan cara melakukan tanya
jawab dengan orang-orang yang terkait dengan topik penelitian.
3. Verifikasi
Setelah dikumpulkan sumber-sumber yang diperlukan, langkah berikutnya
adalah melakukan kritik atas sumber atau verifikasi. Tujuan dari kritik sumber
yang dilakukan adalah untuk mengetahui kebenaran informasi atau untuk 11Ibid., hlm.92.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14 menguji otentisitas dan kredibilitasnya. Kritik sumber terdiri dari dua macam,
yaitu kritik ekstern yang berguna untuk menguji keaslian sumber dan kritik intern
yang digunakan untuk mendapatkan keabsahan dari sebuah sumber12. Kritik
intern digunakan untuk memperoleh nilai kebenaran dari suatu data agar data
tersebut dapat dipercaya atau tidak. Kritik intern dilakukan dengan cara
membandingkan berbagai sumber untuk mendapatkan data yang jelas dan
lengkap. Sedangkan pada kritik ekstern pengujian dilakukan dengan meneliti data
dalam dokumen yang akan digunakan, melalui gaya bahasa yang digunakan, cara
penulisannya, dan lain sebagainya.
4. Interpretasi (penafsiran)
Interpretasi yaitu penetapan makna dan saling keterkaitan berbagai fakta
yang diperoleh. Interpretasi merupakan suatu langkah yang ditempuh oleh penulis
dalam menafsirkan fakta-fakta yang telah diuji dan untuk menganalisis sumber
supaya dapat menghasilkan suatu fakta yang kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam interpretasi terdapat dua kegiatan pokok yang
harus dilalui, yaitu analasis (menguraikan) dan sintesis (menyatukan) data atau
fakta-fakta yang telah dikumpulkan13.
Dalam tahap interpretasi ini, analasis sumber yang dilakukan juga untuk
mengurangi subyektifitas dalam penulisan sejarah. Penulisan sejarah tentunya
tidak dapat lepas dari unsur subyektifitas, seperti adanya pengaruh dari jiwa,
12 Kuntowijoyo, op.cit., hlm.101. 13 Nugroho Noto Susanto, Hakekat Sejarah dan Metode Sejarah, Jakarta:Pusat Sejarah Angkatan
Bersenjata, 1964, hlm. 22-23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15 kebudayaan, pendidikan, lingkungan sosial, dan agama, penulisnya14 karena bisa
berpengaruh pada tulisan sejarah yang dihasilkan.
5. Pendekatan
Langkah yang terakhir dalam penulisan ini adalah penentuan pendekatan.
Pengertian pendekatan dalam penelitian sejarah adalah pola pikir atau cara
pandang dari penulis terhadap suatu kejadian atau peristiwa sejarah dari sudut
tertentu. Pendekatan diperlukan sebagai cara pandang penulis untuk memandang
suatu peristiwa atau kejadian. Pendekatan membantu penulis dalam menentukan
berbagai ilmu sosial mana yang perlu digunakan dan aspek-aspek yang tepat
diungkapkan dalam penulisan. Pendekatan menjadi satu hal yang sangat penting
bagi penulisan sejarah, karena hasil penulisan sejarah yang baik sangat ditentukan
oleh jenis pendekatan yang dipakai.
Pendekatan yang dipakai oleh penulis adalah pendekatan sosial – historis
dan budaya. Secara kronologis penulis menguraikan hal-hal yang
melatarbelakangi berdirinya Gereja Kristen Jawa Ambarukmo di Yogyakarta.
Melalui pendekatan sosial, penulis menganalisa hubungan sosial-historis baik
dalam maupun dari luar Gereja, serta masalah-masalah sosial yang muncul
disekitar Gereja. Pendekatan historis digunakan untuk melihat kronologis berdiri
dan berkembangnya gereja dari tahun 1964-2010. Sedangkan melalui pendekatan
budaya penulis berusaha mendapatkan gambaran yang tepat mengenai
kebudayaan Jawa dan hubungannya dengan Gereja.
14 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodolgi Sejarah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992, hlm.72.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16 G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi tentang Sejarah Gereja Kristen Jawa
Ambarukmo 1964-2010, Yogyakarta adalah sebagai berikut:
Bab I, memuat pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II, menjelaskan latar belakang berdirinya Gereja Kristen Jawa Ambarukmo,
dalam masa pra pendewasaan sampai menjadi gereja mandiri.
Bab III, memaparkan perkembangan Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
Bab IV, menguraikan mengenai implikasi dari kehadiran Gereja Kristen Jawa
terhadap kehidupan masyarakat, yang akan membicarakan pengaruhnya dalam
berbagai bidang kehidupan (sosial,budaya,ekonomi,kesehatan dan pendidikan)
Bab V, berisi penutup yang memuat kesimpulan dan saran-saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
BAB II
LATAR BELAKANG BERDIRINYA
GEREJA KRISTEN JAWA AMBARUKMO
A. Gereja Kristen Jawa Ambarukmo masa pra pendewasaan
Gereja Kristen Jawa Ambarukma adalah salah satu Gereja dari ribuan
Gereja dewasa yang ada di Indonesia umumnya atau Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY) khususnya, dan GKJ Gondokusuman adalah salah satu Gereja dalam
sejarah kebersamaan Sinode GKJ, yang melahirkan banyak Gereja dewasa di
Yogyakarta. Wilayah-wilayah yang berkembang menjadi pepanthan, kemudian
didewasakan menjadi Gereja mandiri, s alah satunya yaitu Gereja Kristen Jawa
Ambarukmo15.
Sebagai salah satu pepanthan yang ada di bagian timur wilayah pelayanan
GKJ Gondokusuman, anggota majelis dan warga jemaat mengajukan diri untuk
menjadi pepanthan. Dari tahap pepanthan lantas mewujudkan permohonan
menjadi Gereja dewasa. Setelah dipersiapkan dengan baik dan atas kesungguhan
dari warga jemaat maka, pada tanggal 17 Mei 1964 dilaksanakan pendewasaan
dengan nama Gereja Kristen Jawa Ambarukmo, dengan wilayah pelayanan bagian
timur dari jalan. Munggur-Gejayan sampai Janti dan sekitarnya.
Gereja Kristen Jawa Gondokusuman merupakan Gereja induk bagi jemaat
kristen di Yogyakarta, sehingga dari waktu ke waktu semakin bertambah banyak
jumlah jemaat, baik dari dalam (warga asli) maupun dari luar yang merupakan
15Majelis Jemaat G ereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta, Catatan Sejarah Ringkas GKJ Ambarukmo, Yogyakarta, 1996, hlm. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pendatang (mahasiswa). Gereja Kristen Gondokusuman memiliki wilayah yang
cukup luas, majelis jemaat membagi ke dalam beberapa wilayah. Di antaranya
wilayah sebelah timur: Demangan baru, Sapen, Ambarukmo, dan Gendeng.
Wilayah ini yang kemudian menjadi wilayah pepanthan Ambarukmo16. Hal ini
yang menyebabkan gedung gereja tidak lagi bisa menampung seluruh jemaat yang
hadir untuk beribadah. Majelis jemaat memutuskan untuk medirikan pepanthan
(anak cabang) yang bertujuan menampung jemaat yang ingin beribadah di
wilayah tertentu yang sudah mempunyai jemaat yang cukup banyak.
Pepanthan ini diharapkan dapat menambah banyak jemaat Kristen yang
telah ada untuk memperluas penyebaran agama Kristen. Pada tahun 1964
didewasakanlah Pepanthan Ambarukmo dan sekarang menjadi Gereja Kristen
Jawa Ambarukmo. Pepanthan Ambarukmo sudah cukup banyak memiliki jemaat
sehingga jemaat yang berada di daerah dekat Pepanthan Ambarukmo bisa
beribadah Minggu di pepanthan Ambarukmo. Pepanthan yang pada saat itu masih
meminjam Panti Asuhan Reksa Putra (panti asuhan yang didirikan oleh Gereja
Gondokusuman) yang bertujuan untuk menampung dan mendidik anak-anak
kristen yang orang tuanya tidak mampu untuk membiayai sekolah dan membantu
sesama.
Dalam perkembangannya Gereja Kristen Ambarukmo, ada warga sekitar
gereja yang ingin belajar tentang agama kristen. Kegiatan pertama yang mereka
lakukan yaitu berdoa sebelum makan malam di rumah. Keluarga tersebut
merasakan adanya kedamaian di hati dan ketenangan ketika melakukan doa.
16Majelis Jemaat G ereja Kristen Jawa Gondokususman Yogyakarta, Djemaat Kristen Gondokususman, Empat puluh Tahun, Yogyakarta, hlm. 116.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Mendengar keputusan dari keluarga Prawiro Utomo untuk belajar agama kristen,
bapak Suwandi bersedia untuk mengajarkan tentang ajaran agama kristen,
kemudian dilakukan katekisasi oleh Pendeta Wiyoto Hardjopawiro sebagai
pembimbingnya17. Pada tanggal 25 D esember 1961 di pepanthan Ambarukmo
dilaksanakan baptisan kudus untuk pertama kali bagi keluarga atau orang-orang
yang sudah menjalankan katekisasi. Dengan adanya jemaat baru maka keberadaan
pepanthan Ambarukmo dalam masa ini (pra pendewasaan) bisa diterima oleh
masyarakat sekitar, terbukti dari adanya baptisan dan katekisasi yang telah
dilaksanakan oleh pepanthan Ambarukmo dan juga gedung gereja baru untuk
beribadah.
B. Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Sebagai Gereja Mandiri
Dalam perkembangannya, pembangunan kampus IAIN Sunan Kalijaga di
Ngentak Sapen, memberi pengaruh dalam penyelenggaraan ibadah yang masih
menumpang di ruangan Panti Asuhan. Majelis dan warga jemaat kemudian
menemui Bapak Lurah Papringan pada waktu itu, yang mana rumah beliau pernah
digunakan untuk penyelenggaraan SD BOPKRI Demangan III, sehingga
diperkenankan untuk membeli tanah, di mana Gereja Induk sekarang berdiri yakni
di Jl. Ampel 4 Papringan, satu komplek dengan SD BOPKRI Demangan III, yang
lebih dahulu memiliki bangunan sekolah, sehingga majelis dan warga jemaat
dapat membeli tanah seluas 1.250 m² di dusun Papringan (sekarang Jalan Ampel 4
Papringan), kemudian dibangun gedung gereja (sekarang gedung induk) yang
diresmikan pemakainnya pada tanggal 17 Mei 1975. Pembangunan gedung gereja, 17Evi Dewajanti, Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 1964-1994, Yogyakarta, 2000. hlm.18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
diwujudkan dengan persembahan berupa material bangunan dan juga tenaga
melalui gotong royong. Majelis GKJ Gondokosuman memberikan dukungan
dengan menyumbangkan daun pintu serta jendela yang semuanya dari kayu jati
dari bangunan toko buku taman pustaka kristen lama dan bisa digunakan pada
tahun 1975.
Pada tanggal 14 Mei 1975 diresmikan tempat ibadah untuk warga di
sekitar dusun Karangasem, Dero dan Condongcatur (wilayah 7) yang berjumlah
150 jiwa. Pelayanan Gerejawi berkembang hingga sekitar dusun Karangaem
Condongcatur. Karena letaknya yang cukup jauh dan jumlah warga yang cukup
banyak, majelis Gereja memandang perlu untuk mengangkat pembantu pendeta
yaitu Sdr.Yusuf Sutarman, S.Th yang ditetapkan kedudukannya sebagai pembantu
pendeta pada tanggal 23 September 1979. Dalam perkembangannya, ada tawaran
melalui perumnas Condongcatur yang telah menyediakan tanah seluas 500 m²
untuk segera dibangun sebuah gereja. Hal tersebut ditanggapi dengan baik oleh
majelis GKJ Ambarukmo, yang kemudian membangun sebuah gedung gereja
dengan dana yang berasal dari swadaya warga jemaat. Meskipun pembangunan
belum selesai 100% namun atas kehendak majelis gereja dan warga jemaat serta
kesepakatan Klasis GKJ Yogyakarta timur, Wilayah 7 (Condong catur dan
sekitarnya) pada tanggal 5 Juli 1984, didewasakan dan diberi nama GKJ
Condongcatur, dengan warga sejumlah 356 jiwa terdiri dari 168 warga dewasa
dan 188 anak-anak.
Dalam perkembangan pelayanan Gerejawi, untuk memenuhi kebutuhan
kerohanian pelajar dan mahasiswa di Yogyakarta, maka GKJ Ambarukmo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menerima permohonan kerjasama dari (Badan Kerjasama Persatuan Gereja
Indonesia) BKS PGI Wilayah DIY-GMKI cabang Yogyakarta untuk pemanggilan
pendeta pelayanan mahasiswa. Setelah rekomendasi persidangan Klasis
Yogyakarta Timur, calon pendeta dari Bapak Yusri Panggabean, S.Th, yang
dinyatakan layak tahbis. Sedangkan penahbisan dilakukan pada tanggal 17
September 1986 bertempat di gedung gereja yang selesai dibangun di
Karangbendo dan sekaligus dilakukan peresmian sebagai gedung gereja kedua.
Pembangunan gedung gereja kedua GKJ Ambarukmo, di dusun Karangbendo
bermula dari gedung induk yang sudah tidak bisa menampung jumlah jemaat saat
melaksanakan ibadah dan adanya 2 keluarga yaitu keluarga Drs. Toekidjo
Widjisantosa dan Kel. Hardiyanto Yoram mempersembahkan tanah yang letaknya
bersebelahan seluas 1850 m ² untuk dapat dibangun gereja, sedangkan keluarga
Handoko Murwitosusanto dan Bapak Samuel Suharto mempersembahkan
tanahnya untuk jalan masuk, seluas 5 meter dan panjang 60 meter18. Peletakan
batu pertama pembangunan gereja dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 1983.
Meskipun pembangunan gedung gereja belum selesai seluruhnya, atas usul warga
jemaat, gedung gereja mulai digunakann untuk ibadah Minggu pada tanggal 16
Agustus 1985. Bersamaan dengan itu ditahbiskan Bapak Yusri Panggabean, S.Th
sebagai pendeta dengan penugasan pelayanan mahasiswa atas prakasa Badan
Kerja Sama Persekutuan Gereja Indonesia Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
(BKS PGI GMKI Cabang Yogyakarta).
18Ibid., hlm. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Salah satu wilayah GKJ Ambarukmo adalah wilayah 6 (Nologaten) yang
mempunyai daerah yang cukup luas yang kebetulan adalah lembaga pendidikan
Kristen yaitu sekolah PGAK/P (sekarang Kampus STAK Marturia) melalui
pengurus Yayasan Pendidikan Kristen Marturia, mengijinkan tiga ruangan kelas
dapat digunakan untuk beribadah dan dapat digunakan mulai tanggal 1 Maret
1986 mulai minggu pukul 08.30 WIB. GKJ Ambarukmo bekerjasama dengan
pengurus YPK Marturia Yogyakarta untuk membangun gedung gereja di lokasi
kampus STAK Marturia di Dusun Nologaten. Setelah mendapatkan ijin prinsip
dan ijin mendirikan bangunan (IMB) dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman,
acara peletakan batu pertama diselenggarakan pada tanggal 12 J uni 1993 ol eh
Bupati Sleman Drs. H. Arifin Illyas. Pada tanggal 27 Juli 1995 telah terpilih Sdr.
Purwantoro Kurniawan, S.Th sebagai pendeta jemaat ketiga dan dithabiskan hari
Jumat, 17 Januari 1997 bersamaan dengan peresmian Gedung 3 GKJ Ambarukmo
di Nologaten oleh Bupati Sleman Drs. H. Arifin Illyas.
Gereja Kristen Jawa Amabrukmo mempunyai 3 gedung gereja, yaitu
gedung gereja 1 di Papringan, Gedung 2 di Karangbendo dan gedung 3 di
Nologaten, namun sejak bulan maret 2008, penyebutan gedung 1 P apringan,
Gedung 2 Karangbendo dan gedung 3 Nologaten diganti menjadi Gedung Induk
Papringan, Pepanthan Karangbendo dan Pepanthan Nologaten.
C. Program-program Kerja Gereja Kristen Jawa Ambarukmo
Gereja Kristen Jawa Ambarukmo yang mempunyai visi “Terwujudnya
warga Kristen Jawa Ambarukmo yang damai sejahtera sebagai kawan sekerja
Allah dalam karya penyelamatan Allah atas dunia ini”. Memiliki beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
program yang berhubungan dalam pelaksaan kegiatan-kegiatan dalam beribadah.
Program-program ini bertujuan untuk peningkatan dalam pelayanan Gereja
kedepan19. Misi adalah program kegiatan untuk mencapai/mewujudkan visi yang
telah ditetapkan, dengan memberdayakan warga jemaat yang dilandasi semangat
kebersamaan dan kerjasama serta peran aktif segenap warga jemaat melaksanakan
kesaksian dan pelayanan dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat, maka
rumusan misi adalah sebagai berikut:
1. Menjadikan dan mewujudkan kehidupan warga Gereja yang aman, tentram, rukun da n peduli terhadap sesama yang dijiwai semangat kebersamaan dan kerjasama,
2. Mewujudkan pemberdayaan seluruh warga Gereja untuk berkarya secara profesional,
3. Menjadikan dan mewujudkan warga Gereja untuk melaksanakan/kesaksian dan pelayanan dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat yang dilandasi kasih,
4. Mewujudkan warga Gereja dalam kehidupan bergereja yang dilandasi iman Kristen dan menumbuhkankembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
5. Mewujudkan warga Gereja dalam kehidupan bermasyarakat yang dilandasi cinta kasih terhadap sesama, kebersamaan dan kegotongroyongan tanpa memandang perbedaan agama, suku, maupun golongan,
6. Mewujudkan sarana dan prasarana dan pemanfaatan serta penatalayanan dalam mendukung pelaksanaan organisasi dan tata laksana Gereja Kristen Jawa Ambarukmo20.
Tujuan : hasil yang akan dicapai dalam waktu 5 tahunan atau 25 tahunan:
1. Meletakkan kerangka prioritas semua program dan kegiatan, 2. Merupakan fokus dari arah semua program dan kegiatan dalam
pelaksanaan misi GKJ Ambarukmo, 3. Mampu menjawab kesenjangan yang terjadi selama ini, saat sekarang
dan waktu yang akan datang21. 19Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta, Data Gereja Kristen Jawa Ambarukmo, Yogyakarta, 2004, hlm.4. 20Majelis Jemaat G ereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta, Program Kerja Majelis GKJ Ambarukmo. Yogyakarta, 2014, hlm. 2. 21Idem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Sasaran : yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu 1 tahun, semesteran, triwulan, bulanan, disebut juga tujuan antara (intermediate goal):
1. Meningkatnya kehidupan warga Gereja yang harmonis dalam persekutuan Tuhan Yesus dan sesama warga,
2. Meningkatnya pemberdayaan warga Gereja secara optimal dan profesional dalam bidangnya,
3. Meningkatnya kesaksian dan pelayanan dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat,
4. Meningkatnya kehidupan warga Gereja yang merupakan satu tubuh dalam kehidupan bergereja,
5. Meningkatnya hubungan yang harmonis antara sesama manusia, lintas agama, golongan dalam kehidupan bermasyarakat,
6. Terpenuhinya sarana dan prasarana dan pemanfaatannya serta penatalayanan dalam mendukung pelaksanaan Organisasi dan Tata Laksana Gereja22.
Strategi: untuk mewujudkan sasaran dan tujuan dibutuhkan rencana menyeluruh dan terpadu yang mencakup:
1. Memberdayakan Majelis, Badan-badan Pembantu Majelis, kantor Gereja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang ditetapkan dalam susunan Organisasi dan Tata Laksana yang berlaku.
2. Memberdayakan seluruh warga Gereja agar berperan aktif dalam menumbuhkembangkan semangat kebersamaan dan kerjasamanya dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat.
3. Menggali potensi warga Gereja yang ada untuk pengembangan kehidupan jemaat,
4. Membangun komunikasi dan kebersmaan antara warga Gereja, Badan-badan Pembantu Majelis dan lintas agama/golongan dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat,
5. Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana dengan peningkatan penatalayanan untuk mendukung kegiatan Gereja dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat23.
Berikut adalah program-program tersebut :
Program Umum
Rangkuman kegiatan yang nyata, sistematis, terencana, terpadu serta
terkoordinasikan dalam mencapai sasaran dan tujuan yang sudah ditetapkan
dengan meperhatikan potensi, kondisi dan permasalahan serta analisis SWOT (
22Ibid., hlm. 3. 23Idem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
metode perencanaan strategi yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dalam suatu proyek) secara kualitatif24,
kemudian ditetapkan program dalam bidang-bidang yang disesuaikan dengan
susunan organisasi yang telah ada sebagai berikut:
a. Program Bidang Pembinaan Warga Gereja
1. Bidang pembinaan warga jemaat sesuai tugas pokok da n fungsinya
merencanakan dan mengkoordinir serta mendampingi pembinaan warga jemaat
secara katergorial berdasarkan umur dan pembinaan warga jemaat secara umum
dengan tugas tersebut bidang pembinaan warga jemaat mempunyai program untuk
memberdayakan warga jemaat secara utuh menurut kategorial usia, fungsi
maupun profesi dan potensi yang ada dalam rangka mengembangkan iman dan
kebersamaan dalam kehidupan bergereja melalui berbagai kegiatan. Kegiatan
bidang pembinaan warga jemaat selanjutnya dalam pelaksaannya dibagi dalam
komisi-komisi yang meliputi:
a) Komisi Anak
Komisi anak merencanakan 8 kegiatan yaitu : pengadaan materi (bahan ajar
sekolah minggu), bantuan transport pengasuh komisi anak, forkom pengasuh KA,
kebaktian anak gabungan, gelar ekspresi anak, kegiatan klasikal dan administrasi
sekretariat.
24Ibid., hlm. 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b). Komisi Remaja
Komisi remaja merencanakan 8 kegiatan yaitu: rapat rutin, pendalaman alkitab
gabungan, olahraga, pemeliharaan sarana prasarana, kegiatan klasikal dan
adminitrasi sekretariat.
c). Komisi Pemuda
Komisi pemuda merencanakan 7 kegiatan yaitu: Pendalaman alkitab gabungan,
rapat rutin komisi atau sekretariat, retreat, perawatan alat musik, lomba antar
Gereja dan pelatihan dasar kepemimpinan.
d). Komisi Dewasa
Komisi dewasa merencanakan 10 kegiatan yaitu; Persekutuan doa akhir bulan,
kebaktian oikumene HANNA, pelayanan kasih ke panti asuhan Wreda HANNA,
kunjungan pasca sripah, kunjungan orang sakit, paduan suara wilayah, perayaan
Paskah, wisata, persekutuan doa kawasan wajib doa se-klasis dan penggalangan
dana.
e). Komisi Adiyuswa
Komisi adiyuswa merencankan 7 kegiatan, yaitu: Pendalaman alkitab, senam dan
taman gizi, paduan suara adiyuswa, kegiatan klasikal dan sinodal, retreat/wisata
rohani, kunjungan warga adiyuswa (yang sudah jompo) dan ceramah kesehatan.
b. Program Bidang Keesaan
Bidang Keesaan mempunyai tugas dan fungsi merencanakan dan
mengkoordinir kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan keesaan, yaitu hubungan
antar warga jemaat, antar wilayah, pokja, anggota majelis dan hubungan antar
Gereja, lintas agama dan lembaga lain. Progam dalam bidang keesaan bertujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
mewujudkan kebersamaan dan kerjasama antar warga jemaat di antar wilayah,
antar kelompok kerja, antar anggota majelis melalui urusan dalam. Kebersamaan
dan kerjasama ke luar Gereja baik melalui berklasis dan bersinode dengan
lembaga-lembaga Kristen maupun lembaga lain /pemerintah/swadaya masyarakat
dan membangun hubungan komunikasi dan kebersamaan dengan berbagai
kegiatan melalui urusan luar25.
a. Sub Bidang Dalam
Pembekalan anggota majelis, pergantian anggota majelis, penatua dan diaken
yang meliputi sub kegiatan persiapan, pengenalan, pemilihan, pelepasan dan
penyegaran, pelatihan kepemimpinan dan kegiatan selanjutnya adalah sidang
majelis, rapat koordinasi bidang, komisi dan sidang majelis terbuka.
b. Sub Bidang Luar
Menjalin relasi eksternal berupa kepedulian terhadap lembaga/perorangan lain
(bantuan) dan partisipasi terhadap lembaga/perorangan lain (utusan)
c. Kajian minat warga jemaat dalam beribadah dan bergereja serta susunan
organisasi dan tata kerja.
c. Program Bidang Kesaksian dan Pelayanan
Merencanakan dan mengkordinir kegiatan kesaksian dan pelayanan bagi
warga jemaat maupun masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
sosial lahir batin. Dengan ketugasan tersebut bidang kesaksian dan pelayanan
mempunyai program memberdayakan warga jemaat dalam kehidupan bergereja
dan bermasyarakat untuk memberitakan keselamatan dan berperan serta
25Ibid., hlm. 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
mewujudkan kesejahteraan warga jemaat dan masyarakat melalui kegiatan
pelayanan kasih (diakonia), pelayanan pendididkan serta kesaksian dan pelayanan
pekabaran injil dan komunikasi masa. Kegiatan bidang kesaksian dan pelayanan
selanjutnya dalam pelaksanaannya dibagi dalam komisi-komisi yang meliputi:
a. Sub Bidang Diakonia
Kegiatan Diakonia dilaksanakan oleh anggota majelis, diaken, melaksanakan
pelayanan kasih diakonia melalui berbagai kegiatan untuk warga jemaat yang
kurang mampu serta penghiburan bagi warga jemaat yang sedang kesusahan.
Diakonia juga mengelola dana jemaat peduli untuk dana bantuan insidental bagi
warga jemaat yang tekena musibah dan masyarakat umum (bencana, sakit,
perbaikan rumah, dll) dan PB Palma.
b. Komisi Beasiswa
Persiapan pendirian Play group/TK, pertemuan rutin, pertemuan pembinaan guru,
studi banding guru, subsidi dana rutin/ honorarium guru, perayaan natal dan
pentas, bingkisan natal, promosi sekolah, perbaikan fasilitas siswa serta pekan
pendidikan kristen.
c. Komisi Pendidikan
Pengumuman beasiswa/pengambilan formulir, pengumpulan formulis
permohonan, koordinasi pencarian dana, pencarian dana/pembaharuan donatur,
Seleksi calon penerima beasiswa, pengumuman dan pembagian SK, pelaksanaan
pembagian beasiswa, laporan tri wulan, kunjungan sosial ke sekolah binaan, rapat
koordinasi, penyusunan laporan akhir tahun dan evaluasi serta keakraban
pengurusan (tabungan, arisan dan rekreasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
d. Komisi Psikomas
Bantuan transport guru pendidikan Agama Kristen Tidak Tetap (GATT); latihan
dan pentas seni antara lain macapat, keroncong, karawitan; pemeliharaan alat dan
latihan rutin dan pengembangan kembali paduan suara gabungan GKJ
Ambarukmo serta pemberdayaan paduan suara anak, remaja, pemuda.
d. Program Bidang Penatalayanan
Bidang penatalayanan sesuai dengan fungsinya mengkoordinir
pengelolaan kekayaan Gereja untuk mendukung kegiatan Gereja secara
menyeluruh dengan ketugasan tersebut bidang penatalayanan mempunyai
program pengadaan, pengololaan dan pemeliharaan kekayaan Gereja dengan
kegiatan merencanakan, melaksanakan/memanfaatkan, mengawasi dan menyusun
laporan yang meliputi uang dan barang serta mempertanggungjawabkan secara
transparan dan akuntabel. Kegiatan bidang penatalayaan selanjutnya dalam
pelaksanaan dibagi dalam 2 sub bidang yaitu:
a. Sub Bidang Keuangan
Biaya tenaga, biaya kesehatan, jaminan kesehatan, pustaka, Iuran dana
kemandirian klasis, bantuan YPK Marturia, Investasi/tabungan, kerumahtanggaan,
administrasi, pengembalian pinjaman investasi.
b. Sub Bidang Sarana dan Prasarana
Inventaris peralatan kantor, pemeliharaan gedung dan inventaris, pemeliharaan
kendaraan, pengembangan/renovasi gedung, pembangunan fasilitas gedung
gereja, pengadaan tanah pepanthan nologaten, inventasris kekayaan gereja dan
inventaris rumah pendeta emiritus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
e. Program Bidang Ibadah
Melaksankan perencanaan ibadah dan liturgi untuk persiapan kebaktian dan
sakramen serta berbagai kegiatan yang berhubungan dengan perayaan hari besar.
f. Program Bidang Pengawasan
Melakukan pengawasan dan pemeriksaan keuangan yang dikelola
bendahara, sub bidang keuangan, komisi, panitia, dan satuan pelaksanaan
anggaran lainnya. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan sarana dan prasarana
milik gereja baik yang ada di gereja maupun yang ada pada satuan pelaksanaan
anggaran dan pembinaan penertiban pelaksanaan program seluruh bagian yang
sudah disahkan oleh sidang majelis. Mereview sistem dan prosedur pencatatan
keuangan 4 kali setahun, pemeriksaan ketaatan sistem dan prosedur, pemeriksaan
laporan keuangan gereja dan pemeriksaan inventaris gereja.
g. Penugasan Khusus
Panitia pengadaan tanah GKJ Ambarukmo untuk gereja d i pepanthan
Nologaten (gedung gereja 2). Panitia bekerja berdasarkan keputusan sidang
majelis untuk kepemilikan tanah, sehingga tidak hanya kepemilikan hak guna
bangunan panitia ini membantu program sekaligus program kegiatan sub bidang
sarana prasarana bidang penatalayanan. Panitia pembangunan rumah koster,
gedung induk GKJ Ambarukmo. Panita bekerja berdasarkan keputusan sidang
majelis untuk mengelola kegiatan pembangunan rumah koster di gedung induk
GKJ Ambarukmo. Tim penyusun liturgi, membantu pelaksanaan kegiatan
kebaktian sakramen bidang ibadah, yang dikoordinir oleh komisi ibadah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Pendewasaan GKJ Ambarukmo diharapkan bisa memberi dampak positif
bagi warga sekitar khususnya dalam hal spiritual dan sosial. Sejak
didewasakannya GKJ Ambarukmo dapat dilihat bahwa pelayanan dan kegiatan
gereja yang semakin hari terus berkembang agar dapat memperluas pelayanan
Gereja Kristen Jawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
PERKEMBANGAN GEREJA KRISTEN JAWA AMBARUKMO
A. Pembangunan Gedung Gereja
Gereja Kristen Jawa Ambarukmo sebagai Gereja dewasa dalam
melaksanakan tugas mewartakan karya penyelamatan Allah dan memelihara
keselamatan, GKJ Ambarukmo juga ditempa kemurnian imannya, sehingga
mengalami pasang surut kehidupan, seiring dengan kepekaan dan ketaatan pada
pimpinan Roh kudus. Namun tentunya kita semua mengakui dan menyakini
bahwa Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja tetap setia dan dengan sabar
mendampingi, membimbing dan melindungi semua orang yang berjuang dalam
iman untuk tetap taat dan setia berusaha memenuhi tugas panggilannya sebagai
Gereja dewasa.
Sampai dengan tahap akhir tahun 1980, ruang lingkup pelayanan GKJ
Ambarukmo didukung warga yang terbagi dalam tujuh (7) wilayah untuk
mempermudah koordinasi pelayanan gerejawi. Wilayah I meliputi Mrican-
Pringgondani-Klebengan dan sekitarnya. Wilayah 2 Barat meliputi Demangan
(utara) Jl. Laksda. Adisucipto). Wilayah 2 Timur meliputi Papringan. Wilayah 3
meliputi Sapen dan Demangan (selatan Laksda. Adisucipto). Wilayah 4 meliputi
Gendeng, Timoho dan sekitarnya. Wilayah 5 Barat meliputi Gowok, Sorowajan
lama, Sorowajan Baru-Gedong Kuning. Wilayah 5 tengah meliputi Karangbendo
dan sekitarnya. Wilayah 5 Timur meliputi Janti dan sekitarnya. Wilayah 6
meliputi Ambarukmo, Nologaten, Samsat (Saren, Mundu, dan Tempel),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33 Kledokan, Pringwulung, Pringgolayan, Seturan, Babarsari, Tambakbayan,
Ngenthak- Janti dan sekitarnya. Wilayah 7 meliputi Perumnas Condongcatur dan
Karangasem26.
a. Pembangunan Gedung Gereja I di Papringan
Warga jemaat Gereja Kristen Jawa Amabrukmo sudah sejak lama ingin
meliliki gedung gereja sendiri. Atas semangat dan kerja keras dari setiap warga
jemaat dan majelis yang bertugas, maka dapat membeli sebidang tanah di desa
Papringan. Tanah seluas 1250M² dibeli dari mantan Lurah di desa Papringan.
Pembangunan gedung gereja mendapat bantuan dari GKJ Gondokusuman berupa
material bangunan. Dengan pembangunan tersebut maka warga jemaat yang
sebelumnya menumpang di Panti Asuhan Reksa Putra pindah ke gedung baru di
desa Papringan.
Pada tahun 2004, majelis mengupayakan untuk merenovasi Gedung 1
Papringan dengan SD BOPKRI Demangan III milik Gereja, yang bekerjasama
warga GKJ Ambarukmo,Yayasan Petra Surabaya, UKDW (Universitas Kristen
Duta Wacana) Yogyakarta dan banyak pihak yang memberikan dukungan
pembangunan tersebut hingga dapat digunakan untuk ibadah dan kegiatan
Gerejawi. Khusus untuk kelangsungan pembangunan sekolah dasar, didukung
oleh dana Debswap dari Jerman, berkenan dengan bantuan pasca gempa bumi 27
Mei 2006.
26Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta, Ibadah Raya dan Gelar Budaya Perayaan Jubelium HUT Emas Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta, Yogyakarta, 2014, hlm.13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34 b. Pembangunan Gedung Gereja II di Karangbendo
Adanya pembangunan gedung kedua GKJ Ambarukmo adalah mengingat
bila kebaktian pada sore hari di Gereja Papringan penuh hingga harus menambah
kursi di luar gedung gereja. Maka hal itu menggerakkan warga
mempersembahkan tanah berupa sawah untuk dapat didirikan gedung gereja,
sekaligus memudahkan warga yang ada di sekitar Janti, Karangbendo dan Gowok
untuk beribadah bila benar-benar dapat dibangun gedung gereja. Warga yang
dimaksud adalah Bapak Drs. Toekidjo Wijisantoso dan Bapak Mayor (Purn) TNI
Hardiyono Yoram yang masing-masing mempersembahkan tanah sawah seluas
200 meter persegi dengan didukung dua warga yakni Bapak Handoko
Murwitosusanto dan Bapak Samuel Suharto yang mempersembahkan beberapa
meter tanah untuk akses jalan menuju ke gereja dan pembangunan SMA BOPKRI
Banguntapan dahulu SMA BOPKRI III Yogyakarta.
Pembangunan gedung gereja juga dilakukan dengan semangat bergotong
royong mulai dari pengukuran tanah dari persembahan kendaraan angkut material
dari warga yang bekerja di DPU dan persembahan lainnya dengan konsep
bangunan menggunakan filosofi ke-Jawa-an27. Sebab bangunan gereja dibuat
dengan atap mengerucut dan dinding terbuka, sebagaimana sikap orang Jawa yang
manyembah satu titik pusat kehidupan namun toleran terhadap siapa saja.
Ditambah dengan topangan delapan pilar yang merefleksikan simbol heksagonal
yang digunakan bangsa Israel. Perancang bangunan gedung gereja dilakukan oleh
warga sendiri yang dikoordinir oleh Bapak Ir. Prawatya Widyanto. Tanggal 1
Agustus 1984 P dt. M Harjosuwarno memasuki masa emiritus, sehingga untuk 27Ibid., hlm.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35 menjalankan kelengkapan kemajelisan berdasarkan keputusan sidang klasis
Yogyakarta Timur, diangkatnya Pdt. Imam Sukarjo, S.Th. Beberapa bulan
kemudian dipersiapkan pemanggilan pendeta, untuk menggantikan pendeta
pertama, lalu terpilihlah Bapak Bambang Subagyo, Sm.Th. yang layak tahbis
dalam ujian kependetaan pada persidangan Klasis Yogyakarta Timur di GKJ
Patalan Bantul dan ditahbiskan pada tanggal 15 J uli 1987 di gedung 2
Karangbendo, yang kemudian menugasi Pdt. Bambang Subagyo, Sm.Th.
melanjutkan studi untuk menempuh program SI Theologia, dan lulus pada tahun
1992. Berkaitan dengan pemanggilan Bapak Bambang Subagyo, Sm.Th, majelis
jemaat bersama warga jemaat menyediakan pastori, yang dibangun di sebelah
utara gedung 2 Karangbendo. Pembangunan dimulai awal bulan Mei 1987,
menghabiskan dana Rp. 10.000.000, - dan diresmikan bersamaan dengan
penahbisan Bapak Bambang Subagyo, Sm.Th sebagai pendeta.
Pembangunan yang memakan waktu lama karena terkendala biaya
akhirnya selesai dan diresmikan pada tanggal 17 September 1987 dengan
menghabiskan biaya ± Rp. 25.000.000,00 da n bersamaan dengan ditahbiskan
pendeta mahasiswa yaitu Yusri S.Th. Dalam perkembangannya sekarang Gereja
Karangbendo sudah menjadi mandiri pada tahun 2008.
c. Pembangunan Gedung Gereja Ambarukmo III
Dalam perkembangan kegiatan gerejawi, majelis dan warga jemaat juga
mendapat dukungan dari Yayasan Pendidikan Agama Kristen yakni
PGAAK/Protestan di Nologaten dan memperkenankan ruangan-ruangan kelas
untuk digunakan beribadah, jemaat meminta ijin dari pengurus Yayasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36 Pendidikan Kristen Marturia untuk melaksankan ke baktian minggu di kampus.
Pengurus yayasan memberikan ijin selama tidak mengganggu kegiatan belajar
mengajar, sehingga mempermudah warga yang ada di sekitar Nologaten, Mundu,
Saren, Tempel, Pringwulung, Kledokan Ngenthak-Janti maupun Babarsari dan
sekitarnya untuk beribadah mulai tanggal 1 Maret 1986.
Majelis dan warga jemaat berupaya memilki tanah untuk membangun
gereja, namun situasi belum memungkinkan pada waktu itu. Kabar baik bagi
majelis GKJ Ambarukmo, warga yang ada di Nologaten dan sekitarnya bahwa ada
sebuah yayasan yang semula mengelola PGAAK/P kemudian menjadi Yayasan
Pendidikan Kristen Marturia (milik Klasis-klasis) GKJ Se- DIY memberikan
sebidang tanah di komplek IAKM (sekarang STAKM Yogyakarta) dapat
didirikan bangunan gedung gereja untuk kepentingan bersama. Surat perjanjian
kerjasama antara GKJ Ambarukmo dengan Yayasan Pendidikan Kristen Marturia
ditandatangani pada tanggal 4 Juni 1993 dengan disaksikan para utusan gereja se-
Klasis Yogyakarta Utara GKJ. Setelah mendapatkan Ijin Mendirikan Bangunan
(IMB) dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, acara peletakan batu pertama
diselenggarakan pada tanggal 12 J uni 1993 pukul 10.00 W IB, oleh Bupati
Sleman, Drs. H. Arifin Ilyas. Meskipun pembangunan gedung 3 Nologaten belum
selesai 100%, namun atas kehendak warga Wilayah 6, dan atas ijin Majelis
Gereja, mulai hari Minggu, 9 April 1995, g edung tersebut dipakai untuk
beribadah. Setelah pembangunan gedung gereja Nologaten selesai, jumlah jemaat
yang beribadah meningkat dari jumlah awal yaitu jumlah jemaat 359 (183 dewasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37 dan 186 anak-anak), menjadi 566 dengan rincian jumlah jemaat dewasa 349 dan
jemaat anak 217.
d. Pepanthan Condongcatur
Wilayah 7 kemudian hari menjadi gereja mandiri yang setelah menjadi
Pepanthan Condongcatur kemudian didewasakan oleh GKJ Ambarukmo pada
tanggal 5 J uli 1984 menjadi GKJ Condongcatur. Pada saat pendewasaan jumlah
jemaat adalah 356 jiwa terdiri dari 168 warga dewasa dan 188 warga anak-anak.
Gedung gereja dibangun sebelum pendewasaan pepanthan, seiring dengan
pembangunan Perumnas Condongcatur yang memberi fasilitasi sepetak tanah
seluas 500 M² yang dapat didirikan tempat ibadah bagi warga Kristiani. Majelis
GKJ Ambarukmo menindaklanjuti pembangunan gedung gereja dengan semangat
gotong-royong.
Dengan semakin berkembangnya jumlah warga jemaat, maka diputuskan
untuk mencari seorang pendeta lagi. Setelah melalui proses pencalonan, maka
pada tanggal 27 Juli 1995 telah terpilih Sdr. Purwantoro Kurniawan, S.Th sebagai
calon pendeta di GKJ Ambarukmo. Ujian kependetaan dilaksanakan pada sidang
Kontrakta Klasis Yogyakarta utara GKJ pada tanggal 30 Oktober 1996 di GKJ
Ambarukmo dan dinyatakan lulus serta layak untuk ditahbiskan menjadi pendeta.
Penahbisan dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Januari 1997 b ersamaan dengan
peresmian Gedung 3 GKJ Ambarukmo di Nologaten oleh Bapak Bupati Sleman
Drs. H. Arifin Ilyas, yang kemudian disebut dengan Gedung 3 GKJ Ambarukmo
di Nologaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Pada Tahun 2000 Majelis dan warga jemaat menyepakati dilakukannya
peminjaman tanpa bunga untuk membeli sebidang tanah serta rumah pastori ke-2
di Jl. Lampar 1/3 Papringan, mengingat kondisi Gedung Induk yang masih
menggunakan bangunan lama, maka majelis kemudian berencana melakukan
renovasi. Majelis dan warga jemaat kemudian memutuskan untuk membangun
gedung baru di sisi barat serta membangun sekolah dasar BOPKRI Demangan III
di sisi timur yang bertujuan untuk mengedepankan pelayanan masyarakat di
bidang pendidikan.
Rancangan pembangunan gedung gereja dikoordinasi oleh Bapak Ir.
Prawatya Widyanto mulai tahun 2004 yang dilaksanakan oleh panitia yang
ditugasi majelis. Untuk kelancaran kegiatan belajar-mengajar, maka gedung
gereja digunakan untuk SD BOPKRI Demangan III pada hari Senin-Sabtu dan
pada Minggu untuk ibadah seperti biasa. Majelis dan panitia pembangunan
memikirkan untuk kenyamanan belajar mengajar sekolah, maka menemui Ibu Sri
Prihartini Suwarjo untuk memperkenankan tanahnya dipergunakan sebagai tempat
penyelenggaraan kegiatan SD. Ibu Sri Prihartini Suwarjo beserta keluarga
memperkenankan majelis menggunakan tanahnya sebagai bangunan sekolah
sementara, sampai dengan selesainya pembangunan gedung sekolah yang baru.
Ada pihak yang mendukung dan peduli pada SD dan Gereja yakni Yayasan Petra
Surabaya dan UKDW Yogyakarta. P ada tahun 2006 terjadi gempa bumi besar
yang melanda Yogyakarta dan puji Tuhan bangunan Gereja Induk yang baru
dibangun, Gereja 2 K aranngbendo dan Gedung Gereja 3 N ologaten tidak
mengalami kerusakan yang berarti (kecuali gedung Nologaten yang gentingnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39 runtuh semua). Namun kemudian ada kepedulian dari seorang warga jemaat lain
yang bekerja di Pemda. Kabupaten Sleman bekerjasama dengan beberapa warga
jemaat dan panitia untuk mengupayakan pengajuan proposal dan pembangunan
pasca gempa dari Jerman. Maka terwujudlah bangunan SD dengan rancangan tiga
lantai, namun baru dibangun dua lantai (saat ini sedang dibangun di lantai tiga
untuk ruang perpustakaan dari pemerintah dan laboraturium biologi dari Bank
Mandiri). Dalam perkembangan berikut penyebutan status Gerejawi dengan
tempat aktivitas di Gedung 1,2, dan 3 mengalami perubahan seiring dengan
perubahan status menjadi gereja induk dan pepanthan. Hal itu didasarkan pada
keinginan wilayah 5 Barat dan 5 Timur untuk menjadi pepanthan. Maka pada
bulan maret 2008, di putuskan GKJ Ambarukmo terdiri dari gereja induk dan
pepanthan, yakni gedung induk meliputi wilayah 1, 2 B arat, 2 T imur, 3 dan 4,
pepanthan Karangbendo meliputi 5 (Ba rat, Tengah, Timur) dan pepanthan
Nologaten meliputi wilayah 6. Sampai dengan tahun 2012 jumlah warga jemaat
2.926 jiwa yang terdiri dari 2.032 warga dewasa dan 894 warga anak. Anggota
majelis yang melayani ada 73 ora ng. Setelah pepanthan Karangbendo
dipersiapkan dengan latihan mandiri mulai tahun 2010, maka pada hari senin, 17
September 2012 didewasakan menjadi GKJ Karangbendo Banguntapan Bantul28.
Perkembangan fisik gedung gereja dengan fasilitasnya terus diupayakan, yakni
pembangunan rumah koster dan fasilitas pergudangan dengan rancangan Bapak
Slamet Anambyah, ST.
28Ibid., hlm. 18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40 B. Aktivitas Kantor Gereja
Kantor Gereja sangat membantu dalam kelancaran pelayanan gerejawi,
komunikasi dan kegiatan Gereja sangat ditunjang oleh kinerja kantor dan para
pelayanannya. Saat seorang anggota,maupun masyarakat membutuhkan
pelayanan, informasi dan bantuan dapat diperoleh dari kantor Gereja. Karena
segala bentuk pelayanan, informasi dan bantuan datangnya pertama-tama dari
kantor Gereja, maka kantor Gereja yang pertama-tama dapat dijumpai dan pusat
informasi awal kehidupan bergereja. Oleh sebab itu, kantor harus ditunjang oleh
pelayan yang memahami bidang kerjanya, suasana kerja yang disiplin, dan
suasana kantor yang tidak membuat orang enggan untuk datang baik untuk
bertanya, mendapat informasi dan bantuan pelayanan. Sebuah kantor gereja yang
diharapkan dapat menunjang pelayanan dan dirasakan manfaatnya baik oleh
anggota, simpatisan dan masyarakat.
Kantor Gereja bertugas membantu dalam hal gerejawi terutama bagian
adminitrasi untuk melancarkan aktivitas gereja. Jam operasional kantor Gereja
yaitu Senin-Jumat pukul 08.00 – 13.00 : Pelayanan Adminitrasi Umum dan
Pelayanan Adminitrasi Keuangan dan Sabtu pukul 08.00 – 13.00 : Pelayanan
Adminitrasi Umum dan pukul 17.00 – 20.00: P ersiapan Kebaktian. Bagian
sekertariat bertugas dalam pelayanan adminitrasi29 yaitu:
1. Penerimaan dan persiapan surat-surat masuk dan keluar. 2. Menyelenggarakan dokumentasi dan statistik 3. Menyelenggarakan persiapan Sakramen Suci seperti Perjamuan Kudus,
Baptisan, pernikahan dan lain-lain. 4. Menyelenggarakan persiapan rapat-rapat gereja (rapat Majelis, rapat
moderamen majelis, rapat Klasis, rapat jemaat dan lain-lain) 29Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta, Kehidupan Gereja Kristen Jawa Ambarukmo, Yogyakarta, 1990-1991, hlm. 35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
5. Menyusun jadwal khotbah untuk hari Minggu, dan jadwal tugas melayani untuk para anggota majelis.
6. Menyusun dan menyeleksi pengumuman dari majelis untuk diberitahukan pada setiap kebaktian hari Minggu.
7. Bendahara bertugas membuat pembukuan keuangan: 1) Pemasukan dari hasil persembahan kantong mingguan, persembahan
istimewa dan persembahan bulanan. 2) Pengeluaran rutin dan pengeluaran insidental serta menyusun laporan
keuangan.
C. Jadwal Kebaktian di Gereja Kristen Jawa Ambarukmo
Kebaktian adalah pertemuan orang beriman untuk bersama-sama
menghadap Tuhan dan saling menolong dalam kasih dan dalam pekerjaan yang
baik. Kebaktian Minggu, Kebaktian untuk hari Minggu diatur dalam tata
kebaktian (liturgi) yang mempunyai unsur-unsur antara lain30: Unsur-unsur liturgi
kebaktian adalah adiutorium/votum, salam, puji-pujian, penyampaian hukum
Allah, penyesalan dosa, doa, berita anugerah, petunjuk hidup baru, persembahan,
pelayanan firman Allah, pengakuan iman dan penyampaian berkat.
Macam-macam kebaktian31 :
1. Kebaktian hari Minggu adalah kebaktian yang diselenggarakan pada hari Minggu dengan menggunakan liturgi dan nyanyian gerejawi yang berlaku di sinode GKJ.
2. Kebaktian hari raya Gerejawi adalah kebaktian yang diselenggarakan pada hari-hari raya Gerejawi yaitu Natal, Jumat Agung, Paskah, Kenaikan Tuhan Yesus dan Pentakosta. Kebaktian tersebut dapat mempergunakan liturgi dan nyanyian gerejawi variasi yang disusun oleh penyelenggara kebaktian.
3. Kebaktian-kebaktian khusus adalah kebaktian yang diselenggarakan berdasarkan kebutuhan dalam rangka kehidupan bergereja dan bernegara antara lain kebaktian Pernikahan, kebaktian Pemakaman dan Penghiburan, Kebaktian Penahbisan/Peneguhan Pendeta, kebaktian Ucapan Syukur, kebaktian hari besar Nasional dan kebaktian khusus lainnya yang dislenggarakan dengan tetap memperhatikan hakikat kebaktian.
30Ibid., hlm. 37. 31Sinode GKJ, Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Jawa. Yogyakarta, 2005, hlm, 93.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Kebaktian diadakan setiap hari Minggu atau saat kebaktian khusus.
Setelah didewasakan kebaktian diadakan hanya 4 kali dalam satu hari di gedung
gereja Ambarukmo I, yaitu pada pukul :
• 06.30 WIB menggunakan Bahasa Indonesia • 08.30 WIB menggunakan Bahasa Jawa • 16.00 WIB menggunakan Bahasa Jawa • 18.00 WIB menggunakan Bahasa Indonesia
Setelah GKJ Ambarukmo memliki 3 gedung gereja yaitu pada tahun 1986
maka jam kebaktian juga menyesuaikan untuk ketiga gedung tersebut, yang
dirinci sebagai berikut:
Gedung Gereja I:
• 05.00 WIB menggunakan Bahasa Indonesia • 06.30 WIB menggunakan Bahasa Indonesia • 08.30 WIB menggunakan Bahasa Jawa • 16.00 WIB menggunakan Bahasa Jawa • 18.00 WIB menggunakan Bahasa Indonesia
Gedung Gereja II:
• 07.00 WIB menggunakan Bahasa Jawa • 18.00 WIB menggunakan Bahasa Indonesia
Gedung Gereja III :
• 08.30 WIB menggunakan Bahasa Jawa
Saat ini jadwal kebaktian di GKJ Ambarukmo mempunyai jadwal baru yaitu:
Kebaktian Minggu di Gereja Induk
• 05.00WIB : Bahasa Indonesia • 07.00 WIB: Bahasa Indonesia • 09.00 WIB: Bahasa Jawa • 18.00 WIB: Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43 Kebaktian Minggu di Pepanthan Nologaten
• 08.30 WIB : Bahasa Jawa • 18.00 WIB : Bahasa Indonesia
Kebaktian sekolah Minggu di Gereja Induk pukul 07:00 dan di Pepanthan
Nologaten pada pukul 08:30. Kebaktian kaum Bapak dilaksanakan setiap hari
Selasa Pukul 19:00 Wib dan Ibadah kaum Ibu dilaksanakan setiap hari Rabu
Pukul 17:00 Wib.
Pelayanan gerejawi
a. Sakramen Baptisan
Sakramen Baptis
1) Sakramen Baptis dilayankan bagi orang dewasa dan anak. 2) Sakramen Baptis dilayankan hanya satu kali. 3) Warga Gereja pindahan dari Gereja lain yang sudah dibaptis dalam nama
Bapa, Anak dan Roh K udus oleh orang yang diberi wewenang di gerejanya, di GKJ tidak perlu dibaptis ulang.
Sakramen Baptisan Dewasa
1) Sakramen Baptisan Dewasa adalah Sakramen Baptis yang dilayankan kepada orang dewasa yang mengaku percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Jurus Selamatnya.
2) Syarat-syarat Sakramen Baptisan Dewasa: 1. Calon baptisan telah berusia 16 tahun. 2. Calon baptisan telah menyelesaikan katekisasi. 3. Jika ada orang yang telah menyelesaikan katekisasi di Gereja lain
yang mempunyai perbedaan ajaran dengan GKJ, ia perlu memperoleh penjelasan tentang perbedaan ajaran itu berdasarkan Pokok-pokok Ajaran GKJ, sehingga orang itu menerima dan meyakini ajaran GKJ.
4. Calon baptisan dinyatakan layak oleh Majelis Gereja.
Sakramen Baptisan Anak
(1) Sakramen Baptisan Anak adalah sakramen Baptis yang dilayankan kepada anak berdasarkan Perjanjian Anugerah Allah dalam Tuhan Yesus Kristus dan pengakuan percaya orangtua/walinya.
(2) Syarat-syarat Sakramen Baptisan Anak: 1. Calon baptisan berusia di bawah 16 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Kedua atau salah satu orang tua atau walinya yang sah adalah warga sidi dari Gereja yang bersangkutan dan tidak berada dalam Pamerdi. Jika salah satu orangtua/wali belum Sidi, orangtua/waliyang bersangkutan sebaiknya menyatakan persetujuan tertulis yang formulasinya ditetapkan oleh Majelis Gereja.
3. Orangtua/walinya ditetapkan layak oleh Majelis Gereja setelah mengikuti percakapan gerejawi yang diselenggarkan oleh Majelis Gereja berkenan dengan pemahaman dan penghayatan imannya serta tanggung jawab sebagai orangtua/wali atas pendidikan anak yang dibaptiskan.
b. Sakramen Perjamuan Kudus
Diadakan setiap 3 bulan sekali dan pada saat kebaktian malam Jumat Agung
(1) Sakramen perjamuan dilayankan sekurang-kurangnya 4 kali setahun. (2) Yang boleh mengikuti Sakramen Perjamuan adalah:
1. Warga Sidi yang tidak dalam Pamerdi 2. Warga titipan sebagaimana diatur dalam pasal 4 dan 5 Tata
Laksana 3. Tamu dari gereja lain.
(3) Sebelum Sakramen Perjamuan dilayankan, perlu ada persiapan terlebih dahulu yaitu:
1. Majelis mewartakan rencana pelayanan Sakramen Perjamuan dalam kebaktian hari Minggu 2 Minggu berturut-turut dan meminta para warga Gereja yang berhak ikut Sakramen Perjamuan untuk mempersiapkan diri.
2. Majelis mengingatkan makna Sakramen Perjamuan melalui kotbah atau pembacaan bagian pertelaan Sakramen Perjamuan dalam kebaktian hari Minggu menjelang pelayanan Sakramen Perjamuan.
3. Majelis Gereja melakukan penggembalaan persiapan Sakramen Perjamuan kepada warga Gereja yang berhak mengikuti Sakramen perjamuan32.
c. Penerimaan Pengakuan Iman
Pada seoarang jemaat yang sudah beranjak dewasa dan yang sudah
dibaptis untuk selanjutnya akan mengadakan pengakuan Iman (Sidi), sebelum
melakukan penerimaan pengakuan Iman diwajibkan mengkuti katekisasi atau
pendalaman Kitab Suci. Syarat-syarat Pengakuan Percaya (Sidi):
32Ibid., hlm. 94.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
1. Calon Pengaku Percaya (Sidi) berusia sekurang-kurangnya 16 tahun. 2. Calon Pengaku Percaya (Sidi) telah meyelesaikan Katekisasi dan
dinyatakan layak oleh Majelis Gereja. 3. Calon Pengaku Percaya (Sidi) yang telah meyelesaikan Katekisasi di
Gereja lain yang mempunyai perbedaan ajaran dengan GKJ, ia perlu memperoleh penjelasan tentang perbedaan ajaran itu berdasarkan Pokok-pokok Ajaran GKJ, sehingga orang itu menerima dan meyakini ajaran GKJ.
d. Pengakuan Dosa (Parmedi)
Parmedi adalah tindakan Gereja berdasarkan kasih sebagai bentuk
pemeliharaan iman kepada warga Gereja atau pejabat Gerejawi yang jatuh ke
dalam dosa, atau paham pengajarannya bertentangan dengan Firman Tuhan.
Parmedi bertujuan agar yang bersangkutan mengakui dosanya dan bertobat,
sehingga keselamatannya terpelihara, menjadi peringat dan pendidikan bagi
sesama warga gereja dan agar kesucian Gereja sebagai anugerah Tuhan tetap
terjaga demi kemuliaan Tuhan Yesus Kristus. Parmedi dilakukan terhadap warga
Baptis anak, warga dewasa, pejabat Gerejawi dan Gereja33.
Pelayanan Hari besar Gereja dan Hari Besar Nasional
• Malam Jumaat Agung • Peringatan Jumat Agung • Paskah • Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga • Malam Natal • Peringatan Natal • Peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia • Menyambut Tahun Baru
Pelayanan Katekisasi
Katekisasi merupakan bentuk pembinaan iman dalam Gereja yang
memiliki latar belakang sejarah sangat kuat dalam tradisi keagamaan orang Israel
dalam perjanjian lama maupun dalam hidup jemaat mula-mula di perjanjian baru. 33Ibid., hlm. 106.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Katekisasi atau Katekese berasal dari kata kerja bahasa Yunani Κατεχειν
(katekhein), yang berarti memberitakan, memberitahukan, mengajar, dan memberi
pengajaran. Dalam perjanjian baru misalnya, Lukas 1:4, Kisah Para Rasul 18:25,
21:21, 24, Roma 2:17-18,1 Korintus 14-19,dan Galatia 6:6. Disimpulkan bahwa
arti kata Katekhein lebih ditekankan pada mengajar bukan dalam arti
intelektualistis tetapi lebih kepada arti praktis, yaitu mengajar atau membimbing
seseorang, supaya ia melakukan apa yang diajarkan kepadanya. Katekisasi yang
berlangsung dalam gereja berarti, kegiatan pengajaran iman yang membimbing
seseorang (atau beberapa) agar ia melakukan apa yang diajarkan kepadanya.
Katekisasi tidak semata-mata melakukan transfer pengetahuan Alkitab,
melainkan lebih menekankan pada upaya menyampaikan pemahaman isi Alkitab.
Oleh karena itu, katekisasi yang dilakukan gereja adalah kegiatan pengajaran yang
penting tentang iman juga merupakan pembentukan iman dari peserta katekisasi
(katekisan atau calon warga sidi jemaat), sehingga melalui katekisasi warga
jemaat dilengkapi untuk mengenal dan percaya kepada Allah dalam Yesus Kristus
sehingga sanggup menghayati, mentaati dan melaksanakan imannya dalam
keluarga, Gereja dan masyarakat (Efesus 4: 12-13 : Untuk melengkapi orang-
orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Sampai
kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang
Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan
kepenuhan Kristus). Katekisasi dilaksakan oleh pendeta dan guru katekisasi.
Waktu pelaksanaan katekisasi sekurang-kurangnya 36 kali pertemuan. Bagi
kasus-kasus tertentu, jika calon tidak dapat mengikuti katekisasi menurut waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47 yang ditentukan, maka majelis gereja dapat menentukan lama penyelenggaraan
dan penyesuaian bahan katekisasinya
Pelayanan katekisasi dilaksanakan untuk persiapan anggota jemaat yang
akan mengaku percaya. Katekisasi juga diwajibkan untuk anggota jemaat yang
akan menikah, khususnya untuk katekisasi pranikah akan dibimbing langsung
oleh Pendeta. Katekiasai diadakan pada setiap wilayah pelayanan dan
diselenggarakan sesuai jadwal masing-masing wilayah dan dibedakan berdasarkan
kelompok umur. Kelompok katekisasi remaja, kelompok katekisasi
Pemuda/Dewasa dan kelompok katekisasi orang tua.
Persekutuan Doa
Persekutuan doa merupakan bagian dari pembinaan iman yang mendorong
anggota jemaat untuk selalu memelihara relasinya dengan Tuhan, dan dapat
membangun sikap hidup yang taat dan setia kepada-Nya34. Persekutuan doa
keluarga pada setiap wilayah dan diselenggarakan setiap satu bulan sekali.
Pemahaman Alkitab
Pemahaman Alkitab adalah media untuk mendorong anggota jemaat untuk
menemukan kekuatan-kekuatan yang membangun hidup bergereja sesuai dengan
Firman Tuhan. Dalam kelompok pemahaman Alkitab diberi kesempatan untuk
diadakannya diskusi, untuk dan mningkatkan pemahaman tentang Firman Tuhan
sehingga menjadi pedoman dalam kehidupan iman di kehidupan sehari-hari.
34 Evi Dewajanti, Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 1964-1994, Yogyakarta, 2000. hlm.51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48 Pelayanan Peneguhan Nikah
Peneguhan nikah didahului dengan katekisasi pranikah yang dibimbing
sendiri oleh Pendeta. Menurut orang kristen pernikahan adalah suatau persekutuan
antar suami dan istri dan lingkungan orang kristen berlaku sistem monogami,
yaitu pernikahan berlangsung untuk selamanya atau sekali dalam hidup.
Dalam pelayanan katekisasi pranikah diajarkan, pertama tentang konsep
pernikahan kristen itu sendiri seperti apa: bahwa itu mengenai memulai kehidupan
baru (“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan
bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”, Kejadian
2:24), yang salah satunya mengimplikasikan bahwa seorang cowok dan harus siap
nikah dan tidak lagi meminta support keluarga untuk menafkahi istri seperti yang
tertulis dalam 1 Korintus 7:3 yang berbunyi “Hendaklah suami memenuhi
kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula istri terhadap suaminyadan juga
mengimplikasikan bahwa masalah dalam keluarga sebaiknya tidak dibawa ke
orang tua (pertama didoakan, di bawa ke pendeta dan diselesaikan oleh pasangan
suami-istri). Pernikahan juga hanya boleh sekali: Tidakkah kamu baca,
‘Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah
dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia’ Matius 19:6.
Dijelaskan juga mengenai peran dan tanggung jawab suami dan istri
(Efesus 5:22-28: Istri harus tunduk pada suami, dan suami harus mengasihi istri).
Dijelaskan juga mengenai peran anak, dan bagaimana berkomunikasi dengan
pasangan dalam menghadapi persoalan dalam keluarga maupun persoalan dari
luar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49 Retret
Retret memiliki beberapa makna yang berkaitan, yang pada umumnya
berupa gagasan untuk sementara waktu menjauhkan diri sendiri dari lingkungan
biasanya. Sebuah retret dapat dilakukan untuk alasan yang berhubungan dengan
spritiual, stres, kesehatan, gaya hidup, ataupun hal-hal sosial atau ekologis.
Sebuah retret dapat berarti sebuah periode pengalaman menyendiri ataupun
pengalaman mengasingkan diri bersama dengan sebuah kelompok/komunitas.
Beberapa retret dilakukan dalam kesunyian, sementara yang lainnya dilakukan
dalam suasana berbagi rasa, tergantung dari pengetahuan dan praktik yang
dilakukan oleh fasilitator dan/atau pesertanya. Retret sering kali dilakukan di
daerah pedesaan atau pedalaman, atau di tempat-tempat retret khusus seperti
sebuah biara. Retret religius/spiritual menyediakan waktu untuk berefleksi,
berdoa, atau bermeditasi.
Kegiaatan retret dilakukan oleh masing-masing komisi yang bertujuan
untuk berdoa dan mendapatkan kekuatan, inspirasi dan semangat sehingga dapat
kembali melaksanakan tugas dengan baik dalam menghadapi setiap tantangan
dalam tugas dan pelayanan gerejawi.
Rapat-rapat Gereja
Rapat gerejawi diselenggarakan untuk membicarakan kelangsungan
kehidupan bergereja. Rapat terdiri dari: Rapat Majelis Gereja, Rapat Diaken,
Rapat Majelis terbuka dan Rapat Moderamen. Di dalam keputusan Sidang Sinode
XVII pasal 28 yang berisi macam persidangan Gerejawi : Persidangan Majelis
Gereja dan Persidangan Majelis Gereja Terbuka (Rapat Gereja). Rapat jemaat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50 telah dicantumkan dalam persidangan gerejawi yang disebut dengan persidangan
Majelis Terbuka, maka Persidangan Majelis Terbuka adalah forum Persidangan
Majelis Gereja yang dihadiri oleh Pendeta, Penatua dan Diaken yang juga dihadiri
oleh anggota gereja, dengan ketentuan35:
1. Sidang Majelis merupakan wadah pengambilan keputusan serta kebijakan di jemaat.
2. Sidang Majelis Gereja adalah badan pelayanan tertinggi dalam jenjang pengambilan keputusan di tingkat jemaat oleh karena itu wajib dihadiri oleh seluruh anggota Majelis Jemaat
3. Sidang Majelis Gereja dilaksanakan setiap 3 bulan dan sidang dapat dilaksanakan apabila dianggap perlu
4. Sidang Majelis Gereja diadakan atas undangan Pelaksanaan Harian Majelis Jemaat (PHMJ)
Sidang Majelis Gereja diadakan untuk berbagai tujuan berupa:
1. Penetapan Rencana Kerja dan Anggaran
2. Pertanggungjawaban Realisasi Rencana Kerja dan Anggaran dari PHMJ
kepada Majelis Jemaat
3. Penetapan Peraturan Pelaksanakan Majelis Jemaat
4. Permintaan persetujuan bagi realisasi suatu proyek Non Program
5. Sidang khusus dalam rangka penyelesaian masalah yang timbul dalam
jemaat dan hal-hal lain yang memerlukan persetujuan/keputusan sidang
majelis gereja.
Kehadiran dalam persidangan majelis jemaat merupakan wujud nyata
tanggung jawab sebagai pimpinan jemaat. Seorang anggota majelis jemaat berhak
dan berkewajiban untuk hadir dalam persidangan majelis gereja dan berpartisipasi
di dalamnya dapat mendatangkan banyak hal positif dalam pelayanan bersama
35Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta, Catatan Sejarah Ringkas Gereja Kristen Jawa Ambarukmo, Yogyakarta, 2004, hlm. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51 dapat terjadi antara lain karena kurangnya kehadiran dan keterlibatan dalam
persidangan.
1) Rapat majelis
Permusyawaratan anggota majelis jemaat yang mengatur dan menetapkan
pelaksanaan tugas dan tanggungjawab gereja, perihal pemberitaan Injil,
pemeliharaan Iman warga jemaat, adminitrasi dan keuangan Gereja. Evaluasi
pelaksanaan kegiatan Gereja dan maslah-masalah kebersamaan Klasikal, Sinodal,
Oikumenis dan Kemasyarakatan.Dilaksanakan setiap 2 minggu sekali setiap hari
Kamis pukul 19.00 WIB – Selesai dan dihadiri oleh anggota majelis.
2) Rapat MajelisTerbuka
Materi yang dibicarakan dalam sidang adalah evaluasi kegiatan dan atau
rencana dalam pelayanan Gereja, dan hal-hal yang tidak menyangkut rahasia
jabatan serta rahasia pribadi warga jemaat.
3) Rapat Diakonia
Dilaksanakan 1 bul an sekali untuk membahas secara khusus tindakan-
tindakan diakonia yang dilakukan terhadap anggota jemaat, yang memerlukan
pelayanan. Membahas kebutuhan jemaat yang sedang mengalami masalah,
peristiwa dukacita, menderita sakit, kelahiran anak dan melayani keluar wilayah
seperti membantu daerah yang dilanda bencana.
4) Rapat Moderamen
Dilaksanakan dalam rangka melaksanakan keputusan rapat majelis untuk
membicarakan hal-hal khusus atau jika dipandang perlu dan mendesak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52 Sidang Klasis
Klasis Gereja-Gereja Kristen Jawa adalah ikatan kebersamaan beberapa
Gereja Kristen Jawa di wilayah tertentu yang didasarkan pada pengakuan keesaan
Gereja sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab, pokok-pokok ajaran Gereja
Kristen Jawa, serta tata Gereja dan tata laksana Gereja Kristen Jawa. Ikatan
kebersamaan beberapa Gereja Kristen Jawa tersebut diwujudkan dalam
Persidangan Klasis dan Visitasi. Beberapa Gereja yang berasal dari satu atau
beberapa klasis yang berdekatan dan telah mampu mengatur, mengembangkan,
serta membiayai diri sendiri sebagai klasis dapat berdiri menjadi sebuah klasis
baru.
Setiap klasis memiliki nama yang pasti dan alamat yang jelas. Kedudukan
hukum setiap klasis ditentukan oleh klasis itu sendiri. Apabila dalam
melaksanakan pelayanannya Gereja Kristen Jawa mengalami masalah, maka akan
diadakan Sidang Klasis. Sidang Klasis adalah persidangan para pemangku jabatan
Gerejawi utusan Gereja-Gereja anggota Klasis yang bersangkutan.
Sidang Klasis terbagi dalam dua macam36:
1. Sidang Klasis yaitu persidangan untuk membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan Gereja dan tugas panggilannya dalam lingkup klasis, berdasarkan kehendak Kristus Raja Gereja.
2. Sidang Klasis Istimewa yaitu persidangan untuk membicarakan masalah-masalah tertentu dan mendesak yang berkaitan dengan kehidupan Gereja dan tugas panggilannya dalam lingkup klasis, berdasarkan kehendak Kristus Raja Gereja.
Keputusan yang diperoleh pada saat Sidang Klasis dan Sidang Klasis
Istimewa ditetapkan berdasarkan Alkitab, pokok-pokok ajaran Gereja Kristen
36Sinode GKJ, Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Jawa, Salatiga: Sinode Gereja-Gereja Kristen Jawa, 2012, hlm. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53 Jawa, serta tata Gereja dan tata laksana Gereja Kristen Jawa. Selain itu, keputusan
tersebut pun mengikat Gereja-Gereja se-klasis yang bersangkutan.
Visitasi Klasis adalah perkunjungan Gerejawi yang dilakukan oleh para
pejabat Gerejawi yang ditunjuk oleh persidangan klasis ke suatu Gereja sebagai
wujud ikatan Gereja-Gereja dalam lingkungan klasis. Visitasi klasis bertujuan
untuk saling mengingatkan dan menguatkan agar Gereja-Gereja senantiasa
melaksanakan tanggung jawabnya, baik dalam pemberitaan penyelamatan Allah,
pemeliharaan keselamatan, penataan organisasi, serta keuangan dan harta benda.
Klasis dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Badan Pelaksana Klasis
(Bapelklas), Badan Pengawas Klasis (Bawasklas), dan Administrasi Klasis.
Pertama, Badan Pelaksana Klasis (Bapelklas) adalah badan yang beranggotakan
orang-orang yang diangkat oleh persidangan klasis untuk melaksanakan
keputusan-keputusan klasis. Bapelklas mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada persidangan klasis berikutnya dan diberhentikan oleh
persidangan klasis.
Kedua, Badan Pengawas Klasis (Bawasklas) adalah badan yang
beranggotakan orang-orang yang diangkat oleh persidangan klasis untuk
melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan dan kekayaan klasis. Bawasklas
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada persidangan klasis
berikutnya dan diberhentikan oleh persidangan klasis. Ketiga, Administrasi Klasis
adalah penataan, penyelenggaraan, dan pengurusan segala usaha atau kegiatan
klasis, yang meliputi perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, dan
evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Setiap Klasis memiliki kekayaan yang pada hakikatnya kekayaan tersebut
adalah milik Allah yang pengelolaannya dipercayakan kepada Klasis dalam
rangka melaksanakan tugas panggilannya untuk karya penyelamatan Allah.
Kekayaan Klasis terdiri dari uang, surat berharga, barang bergerak dan tidak
bergerak, serta kekayaan intelektual. Kekayaan yang dimiliki oleh Klasis
diperoleh dari dukungan Gereja-Gereja se-klasis, persembahan warga Gereja,
sumbangan perseorangan atau lembaga yang tidak mengikat, dan sumber-sumber
lain yang tidak bertentangan dengan iman Kristen.
Sidang Sinode
Sinode Gereja Kristen Jawa adalah ikatan kebersamaan seluruh Gereja-
Gereja Kristen Jawa melalui Klasis yang didasarkan pada pengakuan keesaan
Gereja sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab dengan menaati pokok-pokok
ajaran GKJ, serta tata Gereja dan tata laksana GKJ. Sinode GKJ pertama kali
diselengarakan di Kebumen, pada tanggal 17 Februari 1931. P ara pemangku
jabatan Gerejawi utusan tiap klasis GKJ berhak melakukan persidangan apabila
menghadapi masalah dalam menjalankan pekerjaannya. Persidangan tersebut
biasa disebut Sidang Sinode.
Sidang Sinode terbagi menjadi dua37:
1. Sidang Sinode yaitu persidangan untuk membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan Gereja dan tugas panggilannya dalam lingkup sinode, berdasarkan kehendak Kristus Raja Gereja.
2. Sidang Sinode Istimewa yaitu persidangan untuk membicarakan masalah-masalah tertentu dan mendesak yang berkaitan dengan kehidupan Gereja dan tugas panggilannya dalam lingkup sinode, berdasarkan kehendak Kristus Raja Gereja.
37Ibid., hlm. 16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Keputusan yang diperoleh pada saat Sidang Sinode dan Sidang Sinode
Istimewa ditetapkan berdasarkan Alkitab, pokok-pokok ajaran Gereja Kristen
Jawa, serta tata Gereja dan tata laksana Gereja Kristen Jawa, yang harus diterima
oleh setiap GKJ atau klasis.
Visitasi sinode adalah perkunjungan Gerejawi yang dilakukan oleh para
pejabat Gerejawi yang ditunjuk oleh persidangan sinode ke suatu klasis sebagai
wujud ikatan Gereja-Gereja dalam lingkungan sinode. Visitasi sinode bertujuan
untuk melakukan pendampingan terhadap klasis atau Gereja melalui klasis yang
divisitasi agar senantiasa melaksanakan tanggung jawabnya, baik dalam
pemberitaan penyelamatan Allah, pemeliharaan keselamatan, penataan organisasi,
serta keuangan dan harta benda.
Klasis dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Badan Pelaksana Sinode
(Bapelsin), Badan Pengawas Sinode (Bawasin), dan Administrasi Sinode.
Pertama, Badan Pelaksana Sinode (Bapelsin) adalah badan yang beranggotakan
orang-orang yang diangkat oleh persidangan sinode untuk melaksanakan
keputusan-keputusan sinode. Bapelsin mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada persidangan sinode berikutnya dan diberhentikan oleh
persidangan sinode.
Kedua, Badan Pengawas Sinode (Bawasin) adalah badan yang
beranggotakan orang-orang yang diangkat oleh persidangan sinode untuk
melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan dan kekayaan sinode. Bawasin
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada persidangan sinode
berikutnya dan diberhentikan oleh persidangan sinode. Ketiga, Administrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56 Sinode adalah penataan, penyelenggaraan, dan pengurusan segala usaha atau
kegiatan sinode, yang meliputi perencanaan, pengaturan, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi.
Setiap Sinode memiliki kekayaan yang pada hakikatnya kekayaan tersebut
adalah milik Allah yang pengelolaannya dipercayakan kepada Sinode dalam
rangka melaksanakan tugas panggilannya untuk karya penyelamatan Allah.
Kekayaan Sinode terdiri dari uang, surat berharga, barang bergerak dan tidak
bergerak, serta kekayaan intelektual. Kekayaan yang dimiliki oleh Sinode
diperoleh dari dukungan setiap GKJ, persembahan warga Gereja, sumbangan
perseorangan atau lembaga yang tidak mengikat, dan sumber-sumber lain yang
tidak bertentangan dengan iman Kristen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB IV
IMPLIKASI KEHADIRAN GKJ AMBARUKMO TERHADAP
KEHIDUPAN MASYARAKAT
Gereja yang hidup adalah Gereja yang bersaksi tentang Yesus Kristus di
dunia. Semua bentuk pelayanan Gereja merupakan kesaksian gereja tentang karya
Tuhan bagi dunia. Gereja terpanggil untuk melaksanakan amanat agung Kristus
(Mat 28:16-20; Markus 16:15). Menjadi saksi Kristus adalah tugas Gereja dan
warganya yang berlaku sepanjang masa dan bukan hanya bersaksi (Marturia), tapi
juga bersekutu (Koinonia) dan melayani (Diakonia). Inilah yang disebut tri tugas
gereja38. Gereja terpanggil untuk memberitakan berita kesukaan dari Allah bagi
semua orang agar percaya dan diselamatkan. Gereja harus terbuka, dinamis,
dialogis pada situasi perkembangan di masyarakat dengan sikap positif, kritis
,kreatif dan realistis.
Persoalan Gereja, negara, dan sesama dalam kerangka persoalan sosial
seringkali kelihatan begitu besar. Sebagai orang beriman, Allah menghendaki kita
melakukan sesuatu dalam kemampuan kita terhadap Gereja, negara, dan sesama.
Ini merupakan suatu panggilan ilahi dan sekaligus suatu tanggung jawab. Salah
satu panggilan orang Kristen yang termulia adalah panggilan untuk pelayanan
sosial dan mempedulikan sesama manusia.
GKJ Ambarukmo memiliki kewajiban untuk melaksanakan tugas
Panggilan dan Pengutusan-Nya melalui “Tiga Tugas Gereja”, yaitu Persekutuan,
38Soekotjo & Agoes Widhartono.Menjadi Garam dan Terang Kehidupan: 100 tahun GKJ Gondokusuman. Yogyakarta: Yayasan Taman Pustaka Kristen Indonesia. 2013, hlm.100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58 Pelayanan, dan Kesaksian. GKJ Ambarukmo berusaha mewujudnyatakan
pelayanannya tersebut ke dalam berbagai bidang kehidupan yang ternyata
memberikan pengaruh yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat yang ada di
sekitar wilayah pelayanannya. Hal ini terlihat di dalam berbagai bidang kehidupan
berikut :
A. Bidang Pendidikan
GKJ Ambarukmo yang mempunyai sebuah sekolah yaitu SD BOPKRI
Demangan III di bawah Yayasan BOPKRI39 (Agama Kristen mempunyai yayasan
yang mengurus masalah sekolah kristen yang diberi nama Badan Oesaha
Pendidikan Kristen Republik Indonesia (BOPKRI) dengan tugas untuk
menghubungkan antara sekolah kristen, Gereja dan pengurus yayasan BOPKRI).
Gereja memiliki komitmen untuk mencerdaskan anak bangsa, mempunyai sebuah
komisi yaitu Komisi beasiswa. Dalam melakukan promosi tentang sekolah,
dilakukan dengan cara menyebarkan brosur dan lomba (menggambar, fashion
show, menyanyi) di Pusat Perbelanjaan untuk menarik minat orang tua supaya
menyekolahkan anak mereka di SD BOPKRI Demangan III. Komisi beasiswa
bertugas mencari siswa-siswi yang kurang mampu untuk mendapatkan beasiswa
dan mencari donatur dari warga jemaat yang memiliki kelebihan dalam hal
pendapatan. Komisi beasiswa dapat berjalan dengan baik dan lancar berkat uluran
tangan warga jemaat yang ikut berpartisipasi menyumbangkan dana yang
diberikan secara ikhlas. Komisi Beasiswa membantu majelis Gereja untuk
menghimpun dana dan memberikan bantuan biaya pendidikan kepada warga
39Yayasan BOPKRI didirikan dengan tujuan mencerdaskan bangsa, dengan mandat menjadi saksi Kristus di dunia pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59 gereja maupun masyarakat yang membutuhkan. Komisi beasiswa merupakan
kepanjangan tangan dari majelis Gereja yang berusaha meringankan beban warga
di bidang pendidikan. Komisi ini juga menyelenggarakan les pelajaran, kursus
menjahit, membatik, dan memasak.
Ketika krisis moneter melanda Indonesia, Gereja tersentuh untuk
mengambil kesempatan menyatu dengan warga sekitar dengan memberikan
subsidi Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) rutin (beasiswa) untuk siswa SD
BOPKRI III maupun anak-anak dari luar anggota jemaat. Bermula dari kerinduan
para orang tua yang tidak menmpunyai biaya untuk menyekolahkan anak-anak
mereka. Anak-anak yang mendapatkan beasiswa bukan hanya dari anggota jemaat
tetapi juga warga sekitar dan juga yang berbeda agama. Di awal pelayanan ini
hanya ada lima anak yang diberi bantuan Rp. 5.000,- untuk setiap anak sehingga
akhirnya meningkat sampai jumlah 15 anak. Mulai tahun 2008 program ini masuk
dalam program kerja dan menjadi program Gereja. Melalui program ini
terbentuklah KPA (Komisi Perlindungan Anak) yang fungsi dan tugas utamanya
adalah melindungi anak agar tetap berdayaguna dan mengawal anak untuk
menerima hak-haknya sebagai seorang anak. Tugas lain adalah mendampingi
anak ketika mengalami peristiwa kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan-
pelecehan. Komisi ini hanya berjumlah tiga orang saja, namun mereka adalah
orang-orang yang peduli dengan dunia anak dan memiliki komitmen untuk
melayani anak dan pendidikan. Dalam hal pembangunan gedung sekolah, Gereja
juga mendapatkan bantuan dana dari Bank Mandiri berupa pembangunan
perpustakaan dan laboratorium Biologi. Pada tahun 2014 Komisi pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60 merencanakan pembangunan Play Group/ TK dan Pembinaan Guru serta Studi
Banding Guru yang betujuan meningkatkan kualitas Sekolah dan Gereja dalam
hal Pelayanan Pendidikan40.
B. Bidang Sosial
Bidang sosial merupakan wujud nyata dari kehidupan suatu Gereja dan
membantu tugas pemeliharaan hidup bergereja agar dapat berjalan dengan baik.
Kegiatan berupa melawat warga jemaat GKJ Ambarukmo sebagai salah satu
wujud pemeliharaan iman yang dilakukan dan dijiwai oleh kasih Kristus, agar
warga jemaat hidup dalam damai sejahtera berdasarkan iman Kristen. Kegiatan ini
dilaksankan rutin baik itu perkunjungan yang berhubungan dengan akan
dilaksanakannya Perjamuan Kudus, Baptisan, Pemberkatan Nikah, kegiataan
perkunjungan dilaksanakan oleh majelis di masing-masing wilayah. Ada juga
perkunjungan dengan suatu kasus yang membutuhkan pelayanan khusus dari
Majelis Gereja atau perkunjungan yang dilakukan untuk mengunjungi orang sakit,
kedukaan dan semacamnya. GKJ memiliki bidang sosial sendiri yang bertujuan
membimbing warga jemaat untuk memiliki sikap bersimpati, agar hidup mandiri,
bersikap tolong menolong. Hal ini dimaksudkan agar dapat dicapai keseimbangan
dalam usaha mewujudkan kesejahteraan bersama. Pola pelayanan sosial yang
telah lama dilakukan oleh GKJ Ambarukmo bertumpu kepada pelayanan
kesehatan. Dengan pelayanan ini warga jemaat mampu hadir menyatu dengan
masyarakat dan diperhitungkan. Setiap tahun, bersamaan dengan perayaan
Paskah, warga jemaat ikut andil mengadakan bazaar, pelayanan pengobatan gratis
40Majelis Gereja Kristen Jawa Ambarukmo, Program Kerja Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta,Yogyakarta, 2010, hlm. 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61 dan temu pasien, bantuan bencana alam diberbagai daerah yang masuk dalam
program PB Palma (Penanggulangan Bencana Palma)41, bantuan air bersih bagi
warga yang membutuhkan melalui kerja sama dengan Pemda Sleman42, masalah
banjir, pembangunan jembatan yang rusak, kelaparan, gizi buruk da n beragam
kegiatan lain.
Bagi sidang jemaat, warga jemaat juga mengadakan program jimpitan
beras yang disalurkan setiap bulan untuk orang atau keluarga yang membutuhkan
dan juga memprogramkan pembinaan kawasan kumuh dalam bentuk pemugaran
rumah kurang sehat dan perbaikan rumah bagi jemaat yang membutuhkan di
Gowok dan Papringan. Warga jemaat melakukan berbagai kunjungan untuk
memberi dukungan dan kepedulian kepada sesama, seperti kunjungan ke Panti
Wreda, Panti Asuhan Reksa Putra yang dijadwalkan secara teratur. Biasanya
kegiatan ini dilakukan rutin selesai kebaktian minggu berdasar berita di Warta
Jemaat. Panti Asuhan Reksa Putra juga mendapat pelayanan kesehatan khusus
bagi balita.
C. Bidang Kesehatan
Pola pelayanan sosial yang telah lama dilakukan oleh GKJ Ambarukmo
bertumpu kepada pelayanan kesehatan. Dengan pelayanan ini warga jemaat
mampu hadir menyatu dengan masyarakat dan diperhitungkan. Pada awal tahun
2000 Gereja mencanangkan program penyuluhan kesehatan diadakan setahun dua
kali setahun untuk masyarakat umum pada setiap musim Paskah, Natal dan ulang
tahun Gereja dengan materi beragam. Dalam pelayanan ini juga disertai dengan
41Ibid., hlm. 9. 42Wawancara dengan Sri Winarsih. GKJ Ambarukmo, (Yogyakarta, 12 Agustus 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62 pengobatan gratis. Pelayanan ini makin berkembang seiring dukungan dari
Pemerintah Daerah Sleman yang menopang pelayanan ini. Setiap tahun,
bersamaan dengan dengan PHBA (Peringatan Hari Besar Agama) seperti bazaar,
pelayanan pengobatan gratis dan temu pasien kegiatan berupa donor darah bekerja
sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), cek gula darah, cek kolesterol,
periksa kesehatan gigi, bahkan operasi amandel dan bibir sumbing di R.S
Bethesda dan beragam kegiatan lain. Warga jemaat mencanangkan bahwa hasil
dari kegiatan tersebut diserahkan seluruhnya kepada keperluan desa, yang
kebanyakan berkaitan dengan pengerahan masa dalam hal pendanaan. Pelayanan
orang sakit (Perkunjungan ) dilakukan oleh Majelis berserta anggota Jemaat yang
melayani di Rumah Sakit dalam hal pelayanan bentuk Doa dan Puji-pujian. Dalam
pelayanan kematian, GKJ Ambarukmo mengembangkan pelayanan kematian
lintas agama lintas denominasi (suatu kelompok keagamaan yang diindentifikasi
di bawah satu nama, struktur dan/atau doktrin)43. Melalui pelayanan ini warga
jemaat mampu menyatu kepada kebutuhan pokok seseorang yang sedang
dirundung kedukaan. GKJ Ambarukmo menerbitkan buku pedoman tata laksana
perkabungan untuk pelayanan ini sehingga memudahkan bagi siapa saja yang
akan menyatu menjadi anggota sosial tim ini.
D. Bidang Ekonomi
Pola dan struktur pedesaan masih melekat dalam kehidupan masyarakat
sekitar Gereja Ambarukmo, walaupun bermukim di perkotaan. Ada cukup banyak
anggota masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan atau belum layak, 43Wikipedia, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Denominasi_Kristen diakses tanggal 25 November
2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63 sehingga mendorong warga jemaat GKJ Ambarukmo untuk ikut serta membangun
dan meningkatkan tata kehidupan sosial kemasyarakatan. Warga jemaat
menggandeng tangan perangkat desa dan masyarakat Sleman dalam
pengembangan kemasyarakatan dengan memberikan peminjaman modal usaha
(modal stimulan)44 untuk masyarakat umum. Jumlah yang diberikan untuk modal
usaha sebesar Rp. 200.000,- sampai Rp. 500.000, - bagi setiap orang atau
kelompok masyarakat dengan tujuan akhir untuk memberdayakan masyarakat
dalam iklim usaha. Peminjaman tidak dikenakan bunga dan waktu pengembalian
pinjaman tidak ditentukan tanggal jatuh tempohnya. Warga yang ingin
mendapatkan modal stimulan bisa langsung menghubungi Majelis di masing-
masing wilayah atau langsung datang ke kantor gereja, tentunya sebelum
mendapatkan modal stimulan perlu adanya survei dan seleksi calon penerima
bantuan dari majelis terhadap orang atau kelompok yang mengajukan pinjaman.
E. Bidang Kebudayaan
GKJ Ambarukmo berada dalam lingkungan budaya, Gereja tidak anti
dengan budaya namun mengemasnya untuk membawa orang mengenal kasih
Allah. Budaya terlihat dari penggunaan Bahasa Jawa (Bahasa Jawa merupakan
bahasa resmi di Gereja-Gereja Kristen Jawa) dalam Ibadah dan kebaktian rumah
tangga, yang sudah dijadwalkan dan lagu dalam Kidung Jawa yang sungguh
berkesan dan tidak pernah terlupakan. Dalam perkembangannya mulai dipakai
bahasa Indonesia dalam khotbah dan ibadah, terjadinya perubahan tersebut
kemudian membuat bahasa Jawa dan bahasa Indonesia digunakan secara
bergantian tiap minggunya sesuai jadwal ibadah yang sudah ditentukan. 44Wawancara dengan Sri Winarsih, GKJ Ambarukmo, (Yogyakarta, 12 Agustus 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64 Masyarakat Kristen Jawa Yogyakarta melestarikan penggunaan bahasa Jawa,
bahkan mereka juga memelihara dengan baik kebudayaan berbahasa Jawa di
dalam ibadah, kebaktian rumah tangga, dan penelahan Alkitab. Bahasa Jawa
merupakan bahasa resmi di Gereja-Gereja Kristen Jawa. Selain merupakan bahasa
komunikasi dan bahasa ibadah, bahasa Jawa juga menjadi bahasa rapat antar
Gereja- Gereja Jawa misalnya dalam sidang klasis maupun sidang sinode. Di
tengah perkembangan dunia saat ini, jangan sampai GKJ Ambarukmo
meninggalkan ciri khasnya dalam hal tata ibadah.
GKJ Ambarukmo juga masih memelihara kesenian daerah Yogyakarta,
seperti, macapat, keroncong, karawitan, tari-tarian dan wayang. Awalnya Gereja
sangat bersikap selektif terhadap kesenian daerah yang dianggap masih
mengandung kepercayaan lama, namun setelah diadakan sidang sinode, Gereja
menerima kesenian daerah masyarakat Yogyakarta. Kegiatan kesenian berupa
tari-tarian dan wayang jarang dilakukan saat ibadah biasa dan hanya dilakukan
saat pelayanan hari besar Gereja saja seperti saat perayaan ulang tahun Gereja.
Pada dasarnya Gereja tetap menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman,
namun tetap selaras dengan ajaran Firman Tuhan.
Kegiatan-kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh GKJ Ambarukmo tidak
terfokus pada waktu dan tempat atau wilayah tertentu, tetapi kegiatan tergantung
pada kebutuhan wilayah tertentu yang sedang memerlukan bantuan dari GKJ
Ambarukmo. Pelayanan oleh warga jemaat dilakukan dengan apa yang ada tanpa
harus menunggu kemapanan dan kelimpahan. Semua orang percaya seharusnya
terpanggil untuk menyatu dalam pelayanan di sekitar wilayah tempat tinggalnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Gereja Kristen Jawa Ambarukmo
Yogyakarta dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Berdirinya Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta dilatarbelakangi oleh
jumlah jemaat Gereja Kristen Jawa Gondokusuman, yang semakin hari
bertambah banyak, baik dari luar maupun dalam Yogyakarta, yang kebanyakan
adalah mahasiswa-mahasiswi. Dengan bertambahnya jemaat tersebut gedung
gereja tidak lagi bisa menampung seluruh jemaatnya yang hadir dalam kebaktian.
Oleh karena itu majelis Gereja Gondokusuman mendirikan pepanthan-pepanthan
(anak cabang dari Gereja Gondokusuman) pada wilayah-wilayah tertentu yang
dianggap mempunyai warga jemaat Kristen yang sudah banyak. Gereja Kristen
Jawa Ambarukmo yang merupakan wilayah timur sebagai Pepanthan
Gondokusuman memiliki tugas untuk melaksanakan kewajibannya dalam bidang
kehidupan kerohanian bagi s eluruh jemaat kristen. Sejak menjadi Pepanthan
Ambrukmo, warga a tau umat yang ikut beribadah sudah cukup banyak karena
sebagian adalah warga jemaat Gereja Gondokusuman.
2. Sejarah Gereja Kristen Jawa masa Pra Pendewasaan sampai menjadi Gereja
Mandiri
a. Masa Pra Pendewasaan, sebagai salah satu pepanthan yang ada di bagian timur
wilayah pelayanan GKJ Gondokusuman, anggota majelis dan warga mengajukan
diri untuk menjadi pepanthan. Gereja Kristen Jawa Gondokusuman merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66 gereja induk bagi jemaat Kristen di Yogyakarta, sehingga dari waktu ke waktu
mulai bertambah banyak jumlah jemaat baik dalam (warga asli) maupun dari luar
yang merupakan pendatang (mahasiswa). Gereja Kristen Gondokusuman
memiliki wilayah yang cukup luas, membagi ke dalam beberapa wilayah. Di
antaranya wilayah sebelah timur: Demangan baru, Sapen, Ambarukmo, dan
Gendeng. Wilayah ini yang kemudian menjadi wilayah pepanthan Ambarukmo
b. Dalam perkembangannya, Pembangunan kampus IAIN Sunan Kalijaga di
Ngentak Sapen, mempengaruhi penyelenggaraan ibadah yang masih menumpang
di ruangan Panti Asuhan. Majelis dan warga jemaat memutuskan untuk
membangun gedung gereja sendiri. Gereja Kristen Ambarukmo, didewasakan
pada tanggal 17 Mei 1964 dengan pendeta konsulen Pdt.DR. Harun Hadiwiyono
(Alm). Pada saat didewasakan, jumlah warga adalah 359 jiwa, terdiri dari 183
warga dewasa dan 186 warga anak-anak dan dilayani oleh 4 orang penatua dan 2
orang diaken.
3. Implikasi dari perkembangan GKJ Ambarukmo terhadap masyarakat
Yogyakarta terlihat dalam berbagai aspek, yaitu aspek sosial, budaya, kesehatan,
dan pendidikan. (a) Dalam bidang pendidikan GKJ Ambarukmo yang mempunyai
sebuah sekolah yaitu SD BOPKRI Demangan III di bawah Yayasan BOPKRI,
Komisi Beasiswa membantu majelis gereja untuk menghimpun dana dan
memberikan bantuan biaya pendidikan kepada warga jemaat maupun masyarakat
yang membutuhkan. (b) Dalam bidang sosial: kegiatan sosial berupa
perkunjungan yang dilaksanakan oleh masing-masing wilayah atau komisi-komisi
gereja. Bantuan bencana alam di berbagai daerah yang masuk dalam program PB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67 Palma (Penanggulangan Bencana Palma. (c) Dalam bidang kesehatan: GKJ
Ambarukmo mencanangkan program penyuluhan untuk masyarakat umum yang
diadakan setiap perayaan Paskah. Dalam pelayanan ini juga disertai dengan
pengobatan gratis dan kegiatan berupa donor darah yang bekerja sama dengan
Palang Merah Indonesia (PMI) dan beragam kegiatan lain. (d) Dalam bidang
ekonomi: GKJ Ambarukmo bekerjsama dengan perangkat desa dan masyarakat
Sekitar dalam pengembangan kemasyarakatan dengan mempercayakan modal
usaha (modal stimulan) untuk masyarakat umum. (e) Dalam bidang budaya:
penggunaan Bahasa Jawa (Bahasa Jawa merupakan bahasa resmi di Gereja-Gereja
Kristen Jawa) dalam Ibadah dan kebaktian rumah tangga. Dalam
perkembangannya mulai dipakai bahasa Indonesia dalam khotbah dan ibadah,
terjadinya perubahan tersebut kemudian membuat bahasa Jawa dan bahasa
Indonesia digunakan secara bergantian tiap minggunya sesuai jadwal ibadah yang
sudah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
End, Thomas van den. (1993). Ragi Cerita : Sejarah Gereja di Indonesia 2, 1860an - sekarang. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
----------------------------. (Tanpa Tahun) Harta Dalam Bejana : Sejarah Gereja Ringkas. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Gottschalk, Louis. (1975). Mengerti Sejarah. Jakarta : Yayasan Penerbit
Universitas Indonesia. Kruger, Th Muller. (1966). Sejarah Gereja di Indonesia. Jakarta : BPK Gunung
Mulia. Kuntowijoyo. (1995). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : PT Bentang Pustaka.
Majelis Gereja Kristen Jawa Sawokembar Gondokusuman Yogyakarta. 1988. 75 Tahun Jemaat Gereja Kristen Jawa Sawokembar Gondokusuman Yogyakarta, Yogyakarta.
Manandar Soelaeman. (1986). Ilmu Sosial Dasar (Teori dan Konsep Ilmu Sosial).
Bandung : PT Eresco. Mardalis. (1990). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi
Aksara. Nugroho Noto Susanto. (1964). Hakekat Sejarah dan Metode Sejarah. Jakarta:
Pusat Sejarah Angkatan Bersenjata. Poerwadarminta, W.J.S. (1966). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka. Sartono, Kartodirjo. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sinode GKJ. (2005). Pokok-pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa. Salatiga. Sinode GKJ.( 2012). Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Jawa.
Salatiga. Soekotjo & Agoes Widhartono.(2013). Menjadi Garam dan Terang Kehidupan:
100 tahun GKJ Gondokusuman. Yogyakarta: Yayasan Taman Pustaka Kristen Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69 Soekotjo. (2009). Sejarah Gereja-Gereja Kristen Jawa Jilid 1: Di Bawah Bayang-
bayang Zending 1858-1948. Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen Indonesia.
Sopater Sularso, dkk. (1998). Gereja dan Kontekstualisasi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan. Suharso. (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang : Widya Karya.
Tim Benih yang Tumbuh Sinode XVII-GKJ. (1986). Gereja-Gereja Kristen Jawa: Benih yang Tumbuh dan Berkembang di Tanah Jawa. Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Reality. (2008). Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya : Reality Publisher.
Verhaak, Christ. (1987). Sejarah Perkembangan Iman Dari Awal Sampai Dengan Masa Kini dan Sejarah Perkembangan Iman di Indonesia. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik “PRADNYAWIDYA”.
Wolterbeek, J.D. (1995). Babad Zending di Pulau Jawa. Yogyakarta: Taman
Pustaka Kristen. Arsip :
Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta. (1996). Catatan Sejarah Ringkas GKJ Ambarukmo. Yogyakarta.
Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta. (2004). Data
Gereja Kristen Jawa Ambarukmo. Yogyakarta. Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta. (2014) Program
Kerja Majelis GKJ Ambarukmo. Yogyakarta. Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta. (2014). Ibadah
Raya dan Gelar Budaya Perayaan Jubelium HUT Emas Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta. Yogyakarta.
Dewajanti Evi. (2000). Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 1964-1994.
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70 Sumber Wawancara :
Wawancara dengan Ibu Sri Winarsih, GKJ Ambarukmo, (Y ogyakarta, 12 Agustus 2014).
Internet :
Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja (diunduh tanggal 3 maret 2013)
Wikipedia, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Denominasi_Kristen (diunduh tanggal 25 November 2014).
Wikipedia, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Retret (diunduh tanggal 25 November 2014).
Wikipedia, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Katekisasi (diunduh tanggal 28 November 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
SILABUS
Nama Sekolah : SMA BOPKRI 1 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas : XI (IPS)
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
1.5 Menghayati nilai-
nilai persatuan dan
keinginan bersatu
dalam perjuangan
pergerakan nasional
menuju kemerdekaan
bangsa sebagai karunia
Tuhan Yang Maha Esa
terhadap bangsa dan
negara Indonesia
2.5 Berlaku jujur dan
bertanggung-jawab
dalam mengerjakan
tugas-tugas dari
pembelajaran sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3.5 Mengidentifikasi
dampak politik, sosial,
budaya, sosial-
ekonomi dan
pendidikan pada masa
penjajahan Barat
dalam kehidupan
bangsa Indonesia masa
kini.
Sejarah Gereja Kristen
Jawa Ambarukmo)
1964-2010
• Latar belakang
berdirinya Gereja
Kristen Jawa
Ambarukmo
• Tahap-tahap
perkembangan GKJ
Ambarukmo
• Implikasi dari
kehadiran GKJ
Ambarukmo
terhadap kehidupan
masyarakat
Mengamati
• Siswa mengamati
gambar tentang sejarah
Gereja Kristen Jawa
Ambarukmo
Menanya
• Siswa bertanya dan
menyampaikan pendapat
tentang sejarah Gereja
Kristen Jawa
Ambarukmo
Mengumpulkan Informasi
• Siswa mengumpulkan
informasi tentang latar
belakang berdirinya
GKJ Ambarukmo dan
tahap-tahap
perkembangan GKJ
Observasi : Mengamati
kegiatan peserta didik
dalam diskusi dan
presentasi
Tes Tertulis : Menilai
kemampuan peserta
didik dalam memahami
tentang sejarah Gereja
Kristen Jawa
Ambarukmo
Tugas Terstruktur :
Membuat makalah
tentang pengaruh
hadirnya GKJ
Ambarukmo terhadap
kehidupan masyarakat
2 x 45
menit
• Sejarah
Gereja
Kristen Jawa
Gondokusuma
n Yogyakarta
• Sejarah
Gereja
Kristen Jawa
Ambarukmo
Yogyakarta
• Ibadah Raya
dan Gelar
Budaya
Perayaan
Jubelium
HUT Emas
Gereja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Ambarukmo melalui
buku-buku bacaan,
internet, dan sumber-
sumber lainnya
Mengasosiasi
• Menganalisis informasi
dan data yang di dapat
dari buku-buku bacaan
maupun sumber-sumber
terkait lainnya, yang
dilanjutkan dengan
diskusi kelompok, untuk
mendapatkan
kesimpulan tentang latar
belakang berdirinya
GKJ Ambarukmo dan
tahap-tahap
perkembangan GKJ
Ambarukmo
Kristen Jawa
Ambarukmo
Yogyakarta.
Yogyakarta.
• Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
4.5 Menalar dampak
politik, budaya, sosial-
ekonomi dan
pendidikan pada masa
penjajahan Barat
dalam kehidupan
bangsa Indonesia masa
kini dan
menyajikannya dalam
bentuk cerita sejarah
kesimpulan, dan
implikasi dari kehadiran
GKJ Ambarukmo
terhadap kehidupan
masyarakat sekitar,
kemudian hasilnya
dicatat pada kertas
Mengkomunikasikan
• Hasil diskusi kelompok
tersebut dipresentasikan,
kemudian dilakukan sesi
tanya jawab, setelah itu
dilaporkan dalam bentuk
tulisan dalam bentuk
makalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA BOPKRI 1 Yogyakarta
Kelas/Semester : XI/Gasal
Mata Pelajaran : Sejarah
Materi Pokok : Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 1964-2010.
Pertemuan ke : 1 (satu)
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan r asa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, ke bangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77 B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan
pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan
Yang Maha Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia
2.5 Berlaku jujur dan bertanggung-jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari
pembelajaran sejarah.
3.5 Mengidentifikasi dampak politik, budaya, sosial-ekonomi, dan pendidikan
pada masa penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini.
4.5 Menalar dampak politik, budaya, sosial-ekonomi dan pendidikan pada
masa penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini dan
menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menunjukkan sikap syukur kepada Tuhan atas perkembangan Sejarah
Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
2. Menunjukkan sikap tanggung jawab dan disiplin dalam mengerjakan
tugas-tugas pembelajaran sejarah, terkait dengan sejarah perkembangan
Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
3. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap perkembangan Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
4. Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran di kelas.
5. Mendeskripsikan sejarah kehidupan sosial masyarakat di wilayah
pelayanan GKJ Ambarukmo.
6. Mendeskripsikan tahap-tahap perkembangan Sejarah Gereja Kristen Jawa
Ambarukmo.
7. Menganalisis implikasi dari kehadiran GKJ Ambarukmo terhadap
kehidupan masyarakat.
8. Menyajikan laporan lisan dalam bentuk presentasi mengenai sejarah
kehidupan sosial masyarakat di wilayah pelayanan GKJ Ambarukmo.
9. Mengkomunikasikan dalam bentuk artikel mengenai sejarah
perkembangan Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78 D. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi, mengamati dan membaca referensi siswa dapat :
1. Menunjukkan sikap syukur kepada Tuhan atas Sejarah Gereja Kristen Jawa
Ambarukmo.
2. Menunjukkan sikap tanggung jawab dan disiplin dalam mengerjakan
tugas-tugas pembelajaran sejarah, terkait dengan Sejarah Gereja Kristen
Jawa Ambarukmo.
3. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap perkembangan
Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
4. Menunjukkan siap responsif dan pro-aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran di kelas.
5. Mendeskripsikan sejarah kehidupan sosial masyarakat di wilayah
pelayanan GKJ Ambarukmo.
6. Mendeskripsikan tahap-tahap perkembangan GKJ Ambarukmo
7. Menganalisis implikasi dari kehadiran GKJ Ambarukmo terhadap
kehidupan masyarakat.
8. Menyajikan laporan lisan dalam bentuk presentasi mengenai sejarah
kehidupan sosial masyarakat di wilayah pelayanan GKJ Ambarukmo.
9. Mengkomunikasikan dalam bentuk artikel mengenai Sejarah Gereja Kristen
Jawa Ambarukmo.
E. Materi Ajar
1. Konteks sosio-historis masyarakat di wilayah pelayanan GKJ Ambarukmo
2. Tahap-tahap perkembangan GKJ Ambarukmo
3. Implikasi dari kehadiran GKJ Ambarukmo terhadap kehidupan
masyarakat.
F. Alokasi Waktu
2 x 45 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79 G. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
• Pendekatan : Scientifik
• Model : Discovery Learning
• Metode : Ceramah, diskusi, observasi, presentasi, dan tanya jawab.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan a. Guru mempersilahkan salah satu siswa memimpin doa.
b. Guru memberikan salam. c. Guru menanyakan kepada siswa kesiapan dan
kenyamanan untuk belajar. d. Guru menanyakan kehadiran siswa. e. Guru mengajukan beberapa pertanyaan
mengenai materi pembelajaran yang akan dipelajari.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. g. Guru menyampaikan rencana kegiatan
pembelajaran
10 menit
Inti Mengamati • Siswa membaca buku dan mengamati gambar
tentang contoh Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
Menanya • Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dan mengomentari sebuah gambar.
• Siswa bertanya dan menyampaikan pendapatnya.
• Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyampaikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan.
Mengeksplorasikan / Menalar • Siswa diminta untuk mengumpulkan data-data
yang berhubungan siswa membaca buku dan mengamati gambar tentang contoh Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo, melalui buku-buku bacaan, internet, dan sumber-sumber lainnya.
Mengasosiasi • Siswa menganalisis informasi dan data-data
yang didapat, baik dari buku-buku bacaan, maupun sumber-sumber lain.
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Mengkomunikasikan
• Siswa berdiskusi dalam sebuah kelompok untuk mendapatkan kesimpulan mengenai sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
• Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
• Masing-masing kelompok diskusi diminta untuk memberikan laporan akhir berupa kesimpulan dari materi sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
Penutup a. Kesimpulan • Guru dan siswa bersama-sama
menyimpulkan materi tentang sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo
b. Refleksi • Masing-masing siswa menyampaikan nilai-
nilai apa saja yang diperoleh dari pelajaran hari ini.
c. Tugas Lanjutan • Siswa membuat makalah tentang sejarah
Gereja Kristen Jawa Ambarukmo. d. Mengucapkan Salam
• Guru memberikan salam.
20 menit
I. Penilaian Hasil Belajar
a. Test : Uraian (terlampir)
b. Non Test :
1. Lembar pengamatan sikap (terlampir)
2. Lembar pengamatan diskusi kelompok (terlampir)
3. Lembar penilaian presentasi (terlampir)
4. Membuat makalah tentang sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo
(kriteria penilaian terlampir).
Format penulisan makalah :
BAB I Pendahuluan
BAB II Isi
BAB III Penutup
a. Kesimpulan dan saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Catatan :
Makalah diketik dengan menggunakan huruf Timer New Roman, ukuran
huruf 12, spasi 1,5, print-out kertas A4.
J. Sumber dan Media Belajar
1. Pustaka
a. Sumber buku :
Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo
Yogyakarta.2014.Ibadah Raya dan Gelar Budaya Perayaan
Jubelium HUT Emas Gereja Kristen Jawa Ambarukmo
Yogyakarta.Yogyakarta.
Soekotjo, S.H. dan Agoes Widhartono. 2013. Menjadi Garam dan
Terang Kehidupan 100 tahun GKJ Gondokusuman. Yogyakarta:
Yayasan Taman Pustaka Kristen Indonesia.
Tim Penerbitan Buku Kenangan 75 t ahun GKJ Gondokusuman
Yogyakarta. 1988. 75 tahun Jemaat Kristen Jawa Sawokembar
Gondokusuman Yogyakarta. Yogyakarta: Majelis Gereja Kristen
Jawa Sawokembar Gondokusuman Yogyakarta.
End, Thomas van den. (1987). Sejarah Gereja di Indonesia 2 1860-
sekarang (Ragi Cerita). Jakarta : BPK Gunung Mulia.
b. Internet
c. Gambar-gambar
2. Media
a. White board / black board
b. LCD
c. Power point
Mengetahui, Yogyakarta, 8 Mei 2015
Kepala Sekolah, Guru Mapel
Eko Puji Astuti S.Pd Fenska
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82 Lampiran 1 : Ringkasan Materi
A. Gereja Kristen Jawa Amarukmo masa pra pendewasaan
Gereja Kristen Jawa Gondokusuman merupakan Gereja induk bagi jemaat
Kristen di Yogyakarta, sehingga dari waktu ke waktu jumlah jemaat bertambah
banyak baik dari dalam (warga asli) maupun dari luar yang merupakan pendatang
(mahasiswa).Gereja Kristen Gondokusuman memiliki wilayah yang cukup luas,
majelis gereja membagi kedalam beberapa wilayah. Diantaranya Wilayah sebelah
timur:Demangan baru, Sapen, Ambarukmo, dan Gendeng. Wilayah ini yang
kemudian menjadi wilayah pepatahn Ambarukmo.Hal ini yang menyebabkan
gedung gereja tidak lagi bisa menampung seluruh jemaat yang hadir untuk
beribadah.Sehingga majelis jemaat memutuskan untuk medirikan pepanthan
(anak cabang) yang bertujuan menampung jemaat yang ingin beribadah di
wilayah tertentu yang sudah mempunyai jemaat yang cukup banyak.
B. Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Sebagai Gereja Mandiri
Gereja Kristen Ambarukmo, semula adalah salah satu pepanthan GKJ
Gondokusman, yang didewasakan pada tanggal 17 M ei 1964 de ngan pendeta
konsulen Pdt.DR. Harun Hadiwiyono (Alm), sedang tempat ibadah menumpang
di Panti Asuhan Reksa Putra, Ngentak, Sapen. Pada saat didewasakan, jumlah
warga adalah 359 jiwa, terdiri dari 183 warga dewasa dan 186 warga anak-anak
dan dilayani oleh 4 ora ng penatua dan 2 orang diaken. Tanggal 17 M ei 1964
Pdt.Marlam Hardjosuwarno, diteguhkan menjadi pendeta pertama Gereja Kristen
Jawa Ambarukmo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83 C. Program-program Kerja Gereja Kristen Jawa Ambarukmo
a. Program Bidang Pembinaan Warga Gereja
1. Bidang Pembinaan Warga jemaat sesuai tugas pokok d an fungsinya
merencanakan dan mengkoordinir serta mendampingi pembinaan warga jemaat
secara kategorial berdasarkan umur dan pembinaan warga gereja secara umum
dengan tugas tersebut bidang pembinaan warga gereja mempunyai program untuk
memberdayakan warga jemaat secara utuh menurut kategorial usia, fungsi
maupun profesi dan potensi yang ada dalam rangka menumbuh kembangkan iman
dan kebersamaan dalam kehidupan bergereja melalui berbagai kegiatan. Kegiatan
bidang pembidaan warga jemaat selanjutnya dalam pelaksaannya dibagi dalam
komisi-komisi yang meliputi:a). Komisi Anakb). Komisi Remajac). Komisi
Pemudad). Komisi Dewasae). Komisi Adiyuswa.
b. Program Bidang Keesaan
Sub Bidang Dalam
Pembekalan anggota majelis, pergantian anggota majelis, penatua dan diaken
yang meliputi sub kegiatan persiapan, pengenalan, pemilihan, pelepasan dan
penyegaran, pelatihan kepemimpinan dan kegiatan selanjutnya adalah sidang
majelis, rapat koordinasi bidang, komisi dan sidang majelis terbuka.
a. Sub Bidang Luar
Menjalin relasi eksternal berupa kepedulian terhadap lembaga/perorangan
lain (bantuan) dan partisipasi terhadap lembaga/perorangan lain (utusan)
c. Kajian minat warga dalam beribadah dan bergereja dan serta susunan organisasi
dan tata kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84 Program Bidang Kesaksian dan Pelayanan
Merencanakan dan mengkordinir kegiatan kesaksian dan pelayanan bagi
warga jemaat maupun masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
sosial lahir batin.
a. Sub Bidang Diakonia
Kegiatan diakonia dilaksanakan oleh anggota majelis jemaat dan diaken,
melaksanakan pelayanan kasih diakonia melalui berbagai kegiatan untuk warga
yang kurang mampu serta penghiburan bagi warga yang sedang kesusahan.
b. Komisi Beasiswa
Persiapan pendirian Play group/TK, pertemuan rutin, pertemuan pembinaan guru,
studi banding guru, subsidi dana rutin/ honorarium guru, perayaan Natal dan
pentas, bingkisan Natal, promosi sekolah, perbaikan fasilitas siswa serta pekan
pendidikan Kristen.
c. Komisi Pendidikan
Pengumuman beasiswa/pengambilan formulir, pengumpulan formulis
permohonan, koordinasi pencarian dana, pencarian daba/pembaharuan donatur,
Seleksi calon penerima beasiswa, pengumuman dan pembagian SK, pelaksanaan
pembagian beasiswa, laporan tri wulan, kunjungan sosial ke sekolah binaan, rapat
koordinasi, penyusunan laporan akhir tahun dan evaluasi serta keakraban
pengurusan (tabungan, arisan dan rekreasi)
d. Komisi Psikomas
Bantuan transport guru pendidikan agama Kristen tidak tetap (GATT); latihan dan
pentas seni antara lain macapat, keroncong, karawitan; pemeliharaan alat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85 latihan rutin dan pengembangan kembali Paduan suara gabungan GKJ
Ambarukmo serta pemberdayaan paduan suara anak, remaja, pemuda.
Program Bidang Penatalayanan
Kegiatan bidang penatalayaan selanjutnya dalam pelaksanaan dibagi dalam
2 sub bidang yaitu:
a. Sub Bidang Keuangan
Biaya tenaga, biaya kesehatan, jaminan kesehatan, pustaka, iuran dana
kemandirian klasis, bantuan YPK Marturia, investasi/tabungan, kerumahtanggaan,
Administrasi, pengembalian pinjaman investasi.
b. Sub Bidang Sarana dan Prasarana
Inventaris peralatan kantor, pemeliharaan gedung dan inventaris, pemeliharaan
kendaraan, pengembangan/renovasi gedung, pembangunan fasilitas gedung
gereja, pengadaan tanah pepanthan Nologaten, inventasris kekayaan gereja dan
inventaris rumah Pendeta Emiritus II.
c. Program Bidang Ibadah
Melaksankan perencanaan ibadah dan liturgi untuk persiapan kebaktian
dan sakramen serta berbagai kegiatan yang berhubungan dengan perayaan hari
besar.
Program Bidang Pengawasan
Melakukan pengawasan dan pemeriksaan keuangan yang dikelola
bendahara, sub bidang keuangan, komisi, panitia, dan satuan pelaksanaan
anggaran lainnya. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan sarana dan prasarana
milik gereja baik yang ada di gereja maupun yang ada pada satuan pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86 anggaran dan pembinaan penertiban pelaksanaan program seluruh bagian yang
sudah disahkan oleh sidang majelis. Mereview sistem dan prosedur pencatatan
keuangan 4 kali setahun, pemeriksaan ketaatan sistem dan prosedur, pemeriksaan
laporan keuangan gereja dan pemeriksaan inventaris gereja.
Penugasan Khusus
Panitia Pengadaan Tanah GKJ Amabarukmo untuk Gereja di Pepanthan
Nologaten. Panitia tersebut bekerja berdasarkan keputusan sidang majelis untuk
kepemilikan tanah gereja sehingga tidak hanya kepemilikan hak guna bangunan
panitia ini membantu program sekaligus program kegiatan sub bidang sarana
prasarana bidang penatalayanan. Panitia pembangunan rumah koster gedung
induk GKJ Ambarukmo. Panita bekerja berdasarkan keputusan sidang majelis
untuk mengelola kegiatan pembangunan rumah koster di gedung induk GKJ
Ambarukmo. Tim penyusun liturgi, membantu pelaksanaan kegiatan kebaktian
Sakramen Bidang Ibadah, yang dikoordinir oleh komisi ibadah.
Aktivitas Kantor Gereja
Kantor Gereja sangat membantu dalam kelancaran pelayananGerejawi,
komunikasi dan kegiatan Gereja sangat ditunjang oleh kinerja kantor dan para
pelayanannya.
Pelayanan Gerejawi
a. Sakramen Baptisan
Dilakasanakan bagi anak-anak dan orang dewasa atas permintaan orang tua.
b. Sakramen Perjamuan Kudus
Diadakan setiap 3 bulan sekali dan pada saat kebaktian Malam Jumaat Agung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87 c. Penerimaan Pengakuan Iman
Pada seoarang jemaat yang sudah beranjak dewasa dan yang sudah dibaptis
untuk selanjutnya akan mengadakan pengakuan Iman (Sidi), sebelum
melakukan penerimaan pengakuan Iman diwajibkan mengkitu katekisasi atau
pendalaman Kitab Suci.
d. Pengakuan Dosa
Dilaksanakan sebagai wujud penerimaan kembali warga yang telah
menyadari dan menyesali perbuataannya.
Pelayanan Katekisasi
Katekisasi merupakan bentuk pembinaan iman dalam Gereja yang
memiliki latar belakang sejarah sangat kuat dalam tradisi keagamaan orang Israel
dalam perjanjian lama maupun dalam hidup jemaat mula-mula di perjanjian
baru.Katekisasi yang berlangsung dalam Gereja berarti, kegiatan pengajaran iman
yang membimbing seseorang (atau beberapa) agar ia melakukan apa yang
diajarkan kepadanya.
Persekutuan Doa
Persekutuan doa merupakan bagian dari pembinaan iman yang mendorong
anggota Gereja untuk selalu memelihara relasinya dengan Tuhan, dan dapat
membangun sikap hidup yang taat dan setia kepada-Nya. Persekutuan doa
keluarga pada setiap wilayah dan diselenggarakan setiap satu bulan sekali.
Pemahaman Alkitab
Pemahaman Alkitab adalah media untuk mendorong anggota gereja untuk
menemukan kekuatan-kekuatan yang membangun hidup bergereja sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88 Firman Tuhan.Dalam kelompok pemahaman Alkitab diberi kesempatan untuk
diadakannya diskusi, untuk dan mningkatkan pemahaman tentang Firman Tuhan
sehingga menjadi pedoman dalam kehidupan iman di kehidupan sehari-hari.
Pelayanan Peneguhan Nikah
Peneguhan nikah didahului dengan katekisasi pranikah yang dibimbing
sendiri oleh Pendeta.Menurut orang Kristen pernikahan adalah suatau persekutuan
antar suami dan istri dan lingkungan orang Kristen berlaku sistem monogami,
yaitu pernikahan berlangsung untuk selamanya atau sekali dalam hidup.
Retret
Retret memiliki beberapa makna yang berkaitan, yang pada umumnya
berupa gagasan untuk sementara waktu menjauhkan diri sendiri dari lingkungan
biasanya. Sebuah retret dapat dilakukan untuk alasan yang berhubungan dengan
spritiual, stres, kesehatan, gaya hidup, ataupun hal-hal sosial atau ekologis.
Rapat-rapat Gereja
Rapat jemaat telah dicantumkan dalam persidangan gerejawi yang disebut
dengan persidangan majelis terbuka, maka persidangan majelis terbuka adalah
forum persidangan majelis yang dihadiri oleh pendeta, penatua dan diaken yang
juga dihadiri oleh anggota jemaat, dengan ketentuan:
1) Rapat majelis
Permusyawaratan anggota majelis jemaat yang mengatur dan menetapkan
pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Gereja, sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan dan peraturan yang ditetapkan oleh Sinode.
2) Rapat Majelis Terbuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Dilaksanakan untuk membicarakan keaadan Gereja dan kewajiban jemaat
dengan dihadiri oleh anggota jemaat dan majelis
3) Rapat Diakonia
Membahas kebutuhan jemaat yang sedang mengalami masalah, peristiwa
dukacita, menderita sakit, kelahiran anak dan melayani keluar wilayah seperti
membantu daerah yang dilanda bencana.
GKJ Ambarukmo memiliki kewajiban untuk melaksanakan tugas
panggilan dan pengutusan-Nya melalui “Tiga Tugas Gereja”, yaitu persekutuan,
pelayanan, dan kesaksian.. Hal ini terlihat di dalam berbagai bidang kehidupan
berikut :
Bidang Pendidikan
GKJ Ambarukmo yang mempunyai sebuah sekolah yaitu SD BOPKRI
Demangan III di bawah Yayasan BOPKRI (Agama Kristen mempunyai yayasan
yang mengurus masalah sekolah kristen yang diberi nama Badan Oesaha
Pendidikan Kristen Republik Indonesia (BOPKRI) dengan tugas untuk
menghubungkan antara sekolah kristen, Gereja dan pengurus yayasan BOPKRI).
Bidang Kesehatan
Pola pelayanan sosial yang telah lama dilakukan oleh GKJ Ambarukmo
bertumpu kepada pelayanan kesehatan. Setiap tahun, bersamaan dengan dengan
PHBA (Peringatan Hari Besar Agama) seperti bazaar, pelayanan pengobatan
gratis dan temu pasien kegiatan berupa donor darah bekerja sama dengan Palang
Merah Indonesia (PMI), bahkan operasi amandel dan bibir sumbing di R.S
Bethesda dan beragam kegiatan lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90 Bidang Ekonomi
Pola dan struktur pedesaan masih melekat dalam kehidupan masyarakat
sekitar Gereja Ambarukmo, walaupun bermukim di perkotaan.Ada cukup banyak
anggota masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan atau belum layak,
sehingga mendorong warga jemaat GKJ Ambarukmo untuk ikut serta membangun
dan meningkatkan tata kehidupan sosial kemasyarakatan.Warga jemaat
menggandeng tangan perangkat desa dan masyarakat Sleman dalam
pengembangan kemasyarakatan dengan memberikan peminjaman modal usaha
(modal stimulan) untuk masyarakat umum.
Bidang budaya
Budaya terlihat dari penggunaan bahasa Jawa (bahasa Jawa merupakan
bahasa resmi di Gereja-Gereja Kristen Jawa) dalam Ibadah dan kebaktian rumah
tangga, yang sudah dijadwalkan dan lagu dalam Kidung Jawa yang sungguh
berkesan dan tidak pernah terlupakan. Dalam perkembangannya mulai dipakai
bahasa Indonesia dalam khotbah dan ibadah, terjadinya perubahan tersebut
kemudian membuat bahasa Jawa dan bahasa Indonesia digunakan secara
bergantian tiap minggunya sesuai jadwal ibadah yang sudah ditentukan.Di tengah
perkembangan dunia saat ini, jangan sampai GKJ Ambarukmo meninggalkan ciri
khasnya dalam hal tata ibadah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91 Lampiran 2 : Soal Tes
Soal Uraian :
1. Jelaskan dengan singkat latar belakang berdirinya Gereja Kristen Jawa
Ambarukmo!
2. Jelaskan program-program kerja Gereja Kristen Jawa Ambarukmo!
3. Jelaskan secara singkat tahap-tahap perkembangan GKJ Ambarukmo
Yogyakarta!
4. Apa saja pengaruh dari hadirnya GKJ Ambarukmo Yogyakarta bagi
kehidupan masyarakat?
Kunci Jawaban :
1. Berdirinya Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta d ilatarbelakangi
oleh jumlah jemaat Gereja Kristen Jawa Gondokusuman, yang semakin hari
bertambah banyak, baik dari luar maupun dalam Yogyakarta, yang kebanyakan
adalah mahasiswa-mahasiswi. Dengan bertambahnya jemaat tersebut gedung
gereja tidak lagi bisa menampung seluruh jemaatnya yang hadir dalam
kebaktikan. Oleh karena itu majelis jemaat Gondokusuman mendirikan
pepanthan-pepanthan (anak cabang dari Gereja Gondokusuman) pada wilayah-
wilayah tertentu yang dianggap mempunyai warga jemaat Kristen yang sudah
banyak. Gereja Kristen Jawa Ambarukmo yang merupakan wilayah timur sebagai
Pepanthan Gondokusuman. Sejak menjadi Pepanthan Ambrukmo, warga at au
umat yang ikut beribadah sudah cukup banyak karena sebagian adalah warga
jemaat Gereja Gondokusuman.
2. Program Bidang Pembinaan Warga Gereja:Kegiatan bidang pembidaan warga
jemaat selanjutnya dalam pelaksaannya dibagi dalam komisi-komisi yang
meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92 a). Komisi Anak
Komisi anak merencanakan 8 kegiatan yaitu : pengadaan materi (bahan ajar
sekolah minggu), bantuan transport pengasuh komisi anak, forkom pengasuh KA,
kebaktian anak gabungan, gelar ekspresi anak, kegiatan klasikal dan administrasi
sekretariat.
b). Komisi Remaja
Komisi remaja merencanakan 8 kegiatan yaitu: rapat rutin, pendalaman Alkitab
gabungan, olahraga, pemeliharaan sarana prasarana, kegiatan klasikal dan
adminitrasi sekretariat.
c). Komisi Pemuda
Komisi pemuda merencanakan 7 kegiatan yaitu: pendalaman Alkitab gabungan,
rapat rutin komisi atau sekretariat, retreat, perawatan alat musik, lomba antar
gereja dan pelatihan dasar kepemimpinan.
d). Komisi Dewasa
Komisi dewasa merencanakan 10 kegiatan yaitu; persekutuan doa akhir bulan,
kebaktian Oiukumene HANNA, pelayanan kasih ke panti asuhan Wreda HANNA,
kunjungan pasca sripah, kunjungan orang sakit, paduan suara wilayah, perayaan
Paskah, wisata, persekutuan doa kawasan wajib Doa se-Klasis dan penggalangan
dana.
e). Komisi Adiyuswa
Komisi Adiyuswa merencankan 7 kegiatan, yaitu: pendalaman Alkitab, senam dan
taman gizi, paduan suara adiyuswa, kegiatan klasikal dan Sinodal, retreat/wisata
rohani, kunjungan warga adiyuswa (yang sudah jompo) dan ceramah kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93 Program bidang keesaan:
a. Sub Bidang Dalam
Pembekalan anggota majelis, pergantian anggota majelis, penatua dan diaken
yang meliputi sub kegiatan persiapan, pengenalan, pemilihan, pelepasan dan
penyegaran, pelatihan kepemimpinan dan kegiatan selanjutnya adalah sidang
majelis, rapat koordinasi bidang, komisi dan sidang majelis terbuka.
b. Sub Bidang Luar
Menjalin relasi eksternal berupa kepedulian terhadap lembaga/perorangan lain
(bantuan) dan partisipasi terhadap lembaga/perorangan lain (utusan)
c. Kajian minat warga dalam beribadah dan bergereja serta susunan organisasi dan
tata kerja.
Program bidang kesaksian dan pelayanan meliputi:
a. Sub Bidang Diakonia : Kegiatan Diakonia dilaksanakan oleh anggota majelis
dan diaken, melaksanakan pelayanan kasih diakonia melalui berbagai kegiatan
untuk warga yang kurang mampu serta penghiburan bagi warga yang sedang
kesusahan.
b. Komisi Beasiswa: persiapan pendirian Play group/TK, pertemuan rutin,
pertemuan pembinaan guru, studi banding guru, subsidi dana rutin/ honorarium
guru, perayaan Natal dan pentas, bingkisan Natal, promosi sekolah, perbaikan
fasilitas siswa serta pekan pendidikan Kristen.
c. Komisi Pendidikan : pengumuman beasiswa/pengambilan formulir,
pengumpulan formulis permohonan, koordinasi pencarian dana, pencarian
daba/pembaharuan donatur, seleksi calon penerima beasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94 d. Komisi psikomas: bantuan transport guru pendidikan agama Kristen tidak
tetap (GATT); latihan dan pentas seni antara lain macapat, keroncong, karawitan.
Program bidang penatalayanan:dibagi dalam 2 sub bidang yaitu:
a. Sub bidang keuangan
Biaya tenaga, biaya kesehatan, jaminan kesehatan, pustaka, iuran dana
kemandirian klasis, bantuan YPK Marturia.
b. Sub bidang sarana dan prasarana
Inventaris peralatan kantor, pemeliharaan gedung dan inventaris, pemeliharaan
kendaraan, pengembangan/renovasi gedung, pembangunan fasilitas gedung
gereja, pengadaan tanah pepanthan Nologaten, inventasris kekayaan gereja dan
inventaris rumah Pendeta Emiritus II.
Program Bidang Ibadah:melaksankan perencanaan ibadah dan liturgi untuk
persiapan kebaktian dan sakramen serta berbagai kegiatan yang berhubungan
dengan perayaan hari besar.
Program Bidang Pengawasan:melakukan pengawasan dan pemeriksaan keuangan
yang dikelola bendahara, sub bidang keuangan, komisi, panitia, dan satuan
pelaksanaan anggaran lainnya.
Penugasan Khusus:panitian pengadaan tanah GKJ Amabarukmo untuk Gereja di
Pepanthan Nologaten.
3. Masa Pra Pendewasaan, sebagai salah satu pepanthan yang ada di bagian timur
wilayah pelayanan GKJ Gondokusuman, anggota majelis dan warga mengajukan
diri untuk menjadi pepanthan. Dari tahap pepanthan lantas mewujudkan
permohonan menjadi Gereja dewasa. Gereja Kristen Jawa Gondokusuman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95 merupakan gereja induk bagi jemaat kristen di Yogyakarta, sehingga dari waktu
ke waktu mulai bertambah banyak baik dari dalam (warga asli) maupun dari luar
yang merupakan pendatang. Gereja Kristen Gondokusuman memiliki wilayah
yang cukup luas, majelis jemaat membagi kedalam beberapa wilayah. Kepindahan
panti asuhan, maka akan mempengaruhi penyelenggaraan ibadah yang masih
menumpang di ruanganPantiAsuhan. Gereja Kristen Ambarukmo, semula adalah
salah satu pepanthan GKJ Gondokusman ( Pepanthan Ambarukmo), yang
didewasakan pada tanggal 17 Mei 1964 dengan pendeta konsulen Pdt.DR. Harun
Hadiwiyono (Alm), sedang tempat ibadah menumpang di Panti Asuhan Reksa
Putra, Ngentak, Sapen. Pada saat didewasakan, jumlah warga adalah 359 jiwa,
terdiri dari 183 warga dewasa dan 186 warga anak-anak dan dilayani oleh 4 orang
penatua dan 2 orang diaken. Tanggal 17 M ei 1964 P dt.Marlam Hardjosuwarno,
diteguhkan menjadi pendeta pertama Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
4. (a) Dalam bidang pendidikan GKJ Ambarukmo yang mempunyai sebuah
sekolah yaitu SD BOPKRI Demangan III di bawah Yayasan BOPKRI, Komisi
Beasiswa membantu majelis gereja untuk menghimpun dana dan memberikan
bantuan biaya pendidikan kepada warga jemaat maupun masyarakat yang
membutuhkan. (b) Dalam bidang sosial:kegiatan sosial berupa perkunjungan yang
dilaksanakan oleh masing-masing wilayah atau komisi-komisi gereja. Setiap
tahun, bersamaan dengan PHBA (Peringatan Hari Besar Agama) seperti bazaar,
bantuan bencana alam di berbagai daerah yang masuk dalam program PB Palma
(Penanggulangan Bencana Palma), bantuan air bersih bagi warga, masalah banjir,
pembangunan jembatan yang rusak, kelaparan, gizi buruk dan beragam kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96 lain. (c) Dalam bidang kesehatan: GKJ Ambarukmo mencanangkan program
penyuluhan kesehatan pengobatan gratis dan temu pasien kegiatan berupa donor
darah bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), bahkan operasi
amandel dan bibir sumbing di R.S Bethesda dan beragam kegiatan lain. (d) Dalam
bidang ekonomi:GKJ Ambarukmo bekerjsama dengan perangkat desa dan
masyarakat Sekiat dalam pengembangan kemasyarakatan dengan mempercayakan
modal usaha (modal stimulan) untuk masyarakat umum. (e) Dalam bidang
budaya: penggunaan Bahasa Jawa (Bahasa Jawa merupakan bahasa resmi di
Gereja-Gereja Kristen Jawa) dalam Ibadah dan kebaktian rumah tangga, yang
sudah dijadwalkan dan lagu dalam Kidung Jawa yang sungguh berkesan dan tidak
pernah terlupakan.
Kriteria Penilaian :
a. Soal 1 skornya 20
b. Soal 2 skornya 20
c. Soal 3 skornya 20
d. Soal 4 skornya 20
e. Soal 5 skornya 20
Pedoman penilaian produk : No Skor Nilai
1 86-100 Baik Sekali
2 71-75 Baik
3 56-70 Cukup
4 < 55 Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97 Lampiran 3 : Lembar Pengamatan Sikap
No Nama Religiusitas Tanggung
Jawab Disiplin Peduli Responsif
Pro-
aktif Jmlh
Skor Maksimal = 30
Kriterian penilaian untuk masing-masing aspek :
5 Sangat Baik
4 Baik
3 Cukup
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98 Lampiran 4 : Lembar Pengamatan Diskusi Kelompok
No Nama
Aspek Pengamatan
Jmlh
Skor Nilai Ket Kerja
sama
Mengkomuni
kasikan
Pendapat
Toleransi Keaktifan
Menghargai
Pendapat
Teman
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 Baik Sekali
3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
x 100
Kriteria Nilai
A 80-100 Baik Sekali
B 70-79 Baik
C 60-69 Cukup
D < 60 Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99 Lampiran 5 : Lembar Penilaian Presentasi
No Nama
Aspek Penilaian Jmlh
Skor Nilai Ket Komuni
kasi
Sistematika
Penyampaian
Wawa
san
Kebe
ranian Antusias
Gesture & Penampilan
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 Baik Sekali
3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
Kriteria Nilai
A 80-100 Baik Sekali
B 70-79 Baik
C 60-69 Cukup
D < 60 Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100 Lampiran 6 : Format Penilaian Makalah
Struktur Makalah Indikator Nilai
Pendahuluan Menunjukkan dengan tepat isi :
• Latar Belakang • Rumusan Masalah • Tujuan Penulisan
Isi • Ketepatan pemilihan gambar • Orisinalitas makalah • Mendeskripsikan sejarah Gereja Kristen
Jawa Ambarukmo • Struktur penulisan disusun dengan jelas
sesuai metode yang dipakai • Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan
komunikatif • Daftar pustaka yang dapat
dipertanggungjawabkan (ilmiah) • Menghindari sumber (akun) yang belum
dikaji secara ilmiah
Penutup • Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah
• Saran relevan dengan kajian, dan berisi pesan untuk peningkatan kepedulian terhadap hasil peninggalan sejarah GKJ
Jumlah
Kriteria Penilaian untuk masing-masing indikator :
Sangat sesuai 4
Sesuai 3
Cukup 2
Kurang 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Gedung gereja induk 2011
Gedung gereja induk sekarang
Peletakan Batu pertama pembangungan gedung GKJ di Nologaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
GKJ Ambarukmo di Nologaten
GKJ Condongcatur (dulunya pepanthan Condongcatur)
GKJ Karangbendo (dulunya pepanthan Karangbendo)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Pendeta Pertama. Pdt Hardjosuwarno
Pendeta saat ini, Pdt. Purwantoro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI