Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR
DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X
SMA KATOLIK SEMINARI XAVERIUS KAKASKASEN
TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Hadi Ignatius Untu
NIM : 111414115
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR
DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X
SMA KATOLIK SEMINARI XAVERIUS KAKASKASEN
TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Hadi Ignatius Untu
NIM : 111414115
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
MOTTO :
“What we do in life
echoes in eternity”
Dipersembahkan untuk:
Papa (alm) dan mama yang juga adalah guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Hadi Ignatius Untu: Pengaruh Motivasi Belajar dan Kemampuan Pemecahan
Masalah terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Katolik
Seminari Xaverius Kakaskasen Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi.Yogyakarta:
Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa tinggi motivasi belajar,
kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar siswa kelas X SMA Katolik
Seminari Xaverius Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015, serta mengetahui
pengaruh motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah secara bersama-
sama dan secara parsial terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA
Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif non-eksperimen dengan pendekatan deskriptif dan korelasional.
Sampel penelitian adalah 39 siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius
Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015. Uji coba instrumen dilakukan terhadap 31 siswa
kelas XI. Uji validitas instrumen menggunakan korelasi product moment dan uji
reliabilitas menggunakan nilai Cronbach Alpha dan KR-20. Sebelum dilakukan analisis
data dilakukan uji persyaratan analisis terlebih dahulu, yaitu uji normalitas, uji linearitas
dan uji multikolinearitas. Pengujian hipotesis menggunakan analisis Regresi Linear
Ganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para siswa memiliki motivasi belajar
tinggi dengan skor 64,51 pada skala 22 – 88, kemampuan pemecahan masalah sedang
dengan skor 13,59 pada skala 0 – 24, dan hasil belajar matematika sedang dengan skor
17,92 pada skala 0 – 30. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa secara parsial terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar dan kemampuan pemecahan
masalah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari
Xaverius Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015.Demikian juga secara bersama-sama
terdapat pengaruh motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen
tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini juga menemukan besarnya pengaruh efektif
dari motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah secara bersama-sama
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius
Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015 sebesar 67,6%. Motivasi belajar memberikan
pengaruh sebesar 30,9% dan kemampuan pemecahan masalah sebesar 36,7%.
Kata kunci: Motivasi Belajar, Kemampuan Pemecahan Masalah, Hasil Belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Hadi Ignatius Untu: The Influence of Learning Motivation and Problem Solving
Ability on the Students’ Mathematics Outcome of Grade X of SMA Katolik
Seminari Xaverius Kakaskasen in Academic Year 2014/2015. Thesis. Yogyakarta:
Mathematics Education Study Program, Faculty of Teacher Training and
Education, Sanata Dharma University of Yogyakarta, 2015.
This research aims to figure out how high are the learning motivation, the
problem solving ability and mathematics learning outcome of students of grade X
of SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen, and the influence of learning
motivation and problem solving ability partially and simultaneously on the
students’ mathematics learning outcome of grade X of SMA Katolik Seminari
Xaverius Kakaskasen in academic year 2014/2015.
The method used in this research is non-experimental quantitative research
method with descriptive and correlational approach. The sample used in this
research is 39 students of Grade X. The instruments experiment is conducted to 31
students of Grade XI. The validity test of instruments uses the product moment
correlation and the reliability test uses Cronbach Alpha and KR-20 value. Before
carrying out the data analysis, it’s conducted analysis requirements tests
previously, those are test of normality, test of linearity and test of multicolinearity.
The hypothesis test uses multiple linear regression analysis.
The result of this research points out that the students have a high learning
motivation in the score of 64,51 on the scale of 22 – 88, a medium problem
solving ability in the score of 13 on the scale of 0 – 24, and a medium
mathematics outcome in the score of 17,92 on the scale 0 – 30. This research also
points out that there is a positive and significant influence of learning motivation
and problem solving ability partially on the students’ mathematics learning
outcome of grade X of SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen in academic
year 2014/2015. Similarly there is a positive and significant influence of learning
motivation and problem solving ability simultaneously on the students’
mathematics learning outcome of grade X of SMA Katolik Seminari Xaverius
Kakaskasen in academic year 2014/2015. This research also finds out a large
amount of effective contribution of learning motivation and problem solving
ability simultaneously on the students’ mathematics learning outcome in the
amount of 67,6%. Students’ learning motivation contributes the influence in the
amount of 30,9% and problem solving ability in the amount of 36,7%.
Key Words: Learning Motivation, Problem Solving Ability, Learning Outcome.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang senantiasa mencurahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik sebagai perwujudan impian, semangat, pengorbanan,
dan pengabdian saya.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Kemampuan
Pemecahan Masalah terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA
Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen Tahun Ajaran 2014/2015” ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Matematika.
Dengan penuh kerendahan hati dan dari lubuk hati yang terdalam, saya
menyampaikan limpah terima kasih kepada :
1. Bapak Uskup Keuskupan Manado, Mgr. Joseph Suwatan, MSC dan rekan-
rekan pastor di Keuskupan Manado.
2. Rektor dan Staf Seminari Anging Mammiri Keuskupan Agung Makasar di
Yogyakarta.
3. Rektor Universitas Sanata Dharma, Dekan FKIP dan Kaprodi Pendidikan
Matematika.
4. Pembimbing skripsiku: Drs. Th. Sugiarto, MT.
5. Dosen dan Staf Kepegawaian Program Studi Pendidikan Matematika USD.
6. Teman-teman mahasiswa di Program Studi Pendidikan Matematika
USDTahun Ajaran 2011/2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
7. Kepala sekolah, para guru, para karyawan dan para siswa SMA Katolik
Seminari Xaverius Kakaskasen.
8. Almarhum ayah tercinta, ibu dan adik-adikku terkasih.
9. Adik-adikku tercinta: Lucia Pangau, Shinta Logio dan Trully Teteregoh.
10. Siapa saja, entah secara langsung ataupun tak langsung, telah membantu
penulis dalam menyusun skripsi ini.
Akhir kata, “hanya Dialah sumber berkat dan kasih yang akan membalas
segala bantuan Anda”. Tuhan memberkati usaha kita sekalian untuk memajukan
dunia pendidikan.
Yogyakarta, 27 Juli 2015
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
F. Penjelasan Istilah ..................................................................................... 9
G. Manfaat Penelitian .................................................................................. 11
H. Sistematika Penulisan ............................................................................. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 14
A. Motivasi Belajar .................................................................................... 14
1. Pengertian Motivasi Belajar ............................................................ 14
2. Komponen-komponen Motivasi ...................................................... 15
3. Jenis-jenis Motivasi ......................................................................... 17
4. Karakteristik Motivasi Belajar Tinggi ............................................. 18
B. Kemampuan Pemecahan Masalah ......................................................... 20
1. Kemampuan Matematis ................................................................... 20
2. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah ................................. 21
3. Tahap-tahap Pemecahan Masalah ................................................... 23
4. Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Pelajaran Matematika ...
SMA Kelas X Tahun Ajaran 2014/2015 ......................................... 26
C. Hasil Belajar Matematika ...................................................................... 28
1. Pengertian Hasil Belajar .................................................................. 28
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........................... 30
3. Penilaian Hasil Belajar .................................................................... 32
4. Kompetensi Dasar Pelajaran Matematika SMA Kelas X Tahun ...
Ajaran 2014/2015 ............................................................................ 33
D. Penelitian yang Relevan ........................................................................ 35
E. Kerangka Berpikir ................................................................................. 37
F. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 40
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 40
B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 40
C. Objek Penelitian .................................................................................... 41
D. Perumusan Variabel Penelitian ............................................................. 41
E. Bentuk Data ........................................................................................... 42
F. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 43
G. Instrumen Penelitian .............................................................................. 44
1. Penyusunan Instrumen .................................................................... 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
a. Instrumen Motivasi Belajar ....................................................... 45
b. Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah ............................ 46
c. Instrumen Hasil Belajar Matematika ......................................... 49
2. Pengujian Instrumen ........................................................................ 56
a. Uji Validitas .............................................................................. 56
b. Uji Reliabilitas ........................................................................... 58
H. Teknik Analisis Data ............................................................................. 59
1. Pengujian Persyaratan Regresi Linear ............................................. 62
a. Uji Normalitas ........................................................................... 62
b. Uji Linearitas ............................................................................. 62
c. Uji Multikolinearitas ................................................................. 63
2. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 64
a. Uji Hipotesis Pertama ................................................................ 64
b. Uji Hipotesis Kedua .................................................................. 65
c. Uji Hipotesis Ketiga .................................................................. 66
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 68
J. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ........................................... 69
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA,
ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ............... 70
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................... 70
B. Hasil Ujicoba Instrumen dan Tindak Lanjut ......................................... 72
1. Ujicoba Validitas ............................................................................. 72
2. Ujicoba Reliabilitas ......................................................................... 77
C. Pelaksanaan Pengumpulan Data ............................................................ 78
D. Tabulasi Data ......................................................................................... 80
E. Analisis Data ......................................................................................... 87
1. Uji Persyaratan Regresi Linear ........................................................ 87
a. Uji Normalitas ........................................................................... 87
b. Uji Linearitas ............................................................................. 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
c. Uji Multikolinearitas ................................................................. 90
2. Analisis Deskriptif ........................................................................... 91
a. Analisis Data Motivasi Belajar .................................................. 92
b. Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah ...................... 96
c. Analisis Data Hasil Belajar Matematika ................................... 100
3. Analisis Korelasi ............................................................................. 104
4. Analisis Determinasi ....................................................................... 107
5. Uji Hipotesis .................................................................................... 108
a. Uji Hipotesis Pertama ................................................................ 108
b. Uji Hipotesis Kedua .................................................................. 110
c. Uji Hipotesis Ketiga .................................................................. 111
6. Persamaan Garis Regresi ................................................................. 113
7. Sumbangan Efektif Tiap Variabel Bebas ........................................ 114
F. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 115
1. Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif ............................................ 115
2. Pembahasan Hasil Analisis Korelasi ............................................... 118
a. Pembahasan Hasil Analisis Korelasi Partial ............................. 118
b. Pembahasan Hasil Analisis Korelasi Ganda ............................. 121
G. Rangkuman Hasil Analisis dan Pembahasan ........................................ 123
H. Kelemahan Penelitian ............................................................................ 124
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 126
A. Kesimpulan ............................................................................................ 126
B. Saran ...................................................................................................... 127
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 130
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kategori dan Skor Jawaban Kuesioner ........................................... 45
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kuesioner Motivasi Belajar ............................ 46
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ............ 47
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika ......................... 49
Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 69
Tabel 4.1 Jumlah Siswa SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen ........ 71
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ............................................... 72
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Kemampuan Pemecahan Masalah ................... 74
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Hasil Belajar Matematika................................. 75
Tabel 4.5 Pedoman Pengukuran Uji Reliabilitas ............................................ 77
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 78
Tabel 4.7 Tabulasi Skor Kuesioner Motivasi Belajar ..................................... 81
Tabel 4.8 Tabulasi Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah .................... 83
Tabel 4.9 Tabulasi Skor Tes Hasil Belajar Matematika ................................. 85
Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Uji Normalitas ................................................. 88
Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Uji Linearitas ................................................... 89
Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Uji Multikolinearitas ....................................... 91
Tabel 4.13 Statistik Motivasi Belajar .............................................................. 92
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar .................................. 95
Tabel 4.15 Statistik Kemampuan Pemecahan Masalah .................................. 96
Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah ............... 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 4.17 Statistik Hasil Belajar Matematika ............................................... 100
Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika ............................ 103
Tabel 4.19 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ..................................... 105
Tabel 4.20 Hasil Analisis Korelasi Secara Parsial .......................................... 105
Tabel 4.21 Hasil Analisis Korelasi Ganda ...................................................... 106
Tabel 4.22 Hasil Analisis Determinasi ........................................................... 108
Tabel 4.23 Hasil Uji t Motivasi Belajar .......................................................... 109
Tabel 4.24 Hasil Uji t Kemampuan Pemecahan Masalah ............................... 111
Tabel 4.25 Hasil Uji F ..................................................................................... 112
Tabel 4.26 Koefisien Persamaan Regresi Linear Ganda ................................. 113
Tabel 4.27 Sumbangan Efektif Tiap Variabel Bebas ...................................... 115
Tabel 4.28 Rangkuman Hasil Analisis Deskriptif........................................... 123
Tabel 4.29 Rangkuman Hasil Analisis Regresi Ganda ................................... 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...................................................................... 38
Histogram 4.1 Skor Motivasi Belajar ............................................................. 96
Histogram 4.2 Skor Kemampuan Pemecahan Masalah .................................. 100
Histogram 4.3 Skor Hasil Belajar Matematika ............................................... 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Item-item Kuesioner Motivasi Belajar ........................................ 133
Lampiran 2 Soal-soal Tes Hasil Belajar Matematika dan Kemampuan
Pemecahan Masalah .................................................................... 136
Lampiran 3 Kunci Jawaban dan Pedoman Penyekoran Tes Hasil
Belajar Matematika dan Kemampuan Pemecahan Masalah ....... 148
Lampiran 4 Data Rekapitulasi Skor Hasil Penelitian ...................................... 156
Lampiran 5 Output Analisis Regresi Linear ................................................... 158
Lampiran 6 Output Uji Normalitas ................................................................. 160
Lampiran 7 Output Uji Linearitas ................................................................... 162
Lampiran 8 Output Uji Multikolinearitas ....................................................... 163
Lampiran 9 Output Data Statistik Deskriptif .................................................. 164
Lampiran 10 Hasil Uji Validitas Instrumen .................................................... 168
Lampiran 11 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ................................................ 171
Lampiran 12 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian.................................. 174
Lampiran 13 Contoh Lembar Jawaban Siswa ................................................. 175
Lampiran 14 Foto-foto Pelaksanaan Penelitian .............................................. 182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas pendidikan di Indonesia menjadi topik hangat dan menarik yang
sering diperbincangkan oleh berbagai kalangan, baik di kalangan praktisi
pendidikan, politisi, masyarakat, maupun pihak pengambil kebijakan. Kualitas
pendidikan nasional dinilai belum memiliki kualitas yang memadai bila
dibandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara tetangga seperti
Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand. Kualitas pendidikan Indonesia
semakin terpuruk bila dibandingkan dengan negara-negara besar lainnya.
Kunandar (2008:1-2) menjelaskan bahwa rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia dapat dilihat dari berbagai faktor. Pertama, lulusan dari sekolah atau
perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya
kompetensi yang dimiliki. Bekal kecakapan yang diperoleh dari lembaga
pendidikan tidak memadai untuk dipergunakan secara mandiri, karena yang
dipelajari dari lembaga pendidikan lebih bersifat teoritis, sehingga peserta didik
kurang inovatif dan kreatif. Kedua, peringkat Human Development Index (HDI)
Indonesia masih rendah. Indonesia menempati peringkat 111 dari 117 negara pada
tahun 2004, peringkat 110 pada tahun 2005, dan peringkat 108 pada tahun 2010.
Ketiga, laporan International Educational Achievement (IEA) bahwa kemampuan
membaca siswa Sekolah Dasar Indonesia berada pada urutan 38 dari 39 negara
yang disurvei. Keempat, mutu akademik antar bangsa melalui Programme for
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
International Student Assessment (PISA) 2003 menunjukkan bahwa dari 41
negara yang disurvei untuk bidang IPA, Indonesia menempati peringkat 38,
sementara untuk bidang matematika dan kemampuan membaca menempati
peringkat 39. Kelima, laporan World Competitiveness Year Book tahun 2000,
Sumber Daya Manusia Indonesia juga menempati posisi yang rendah. Indonesia
berada pada peringkiat 46 dari 47 negara yang disurvei. Keenam, Indonesia
tertinggal dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi dibandingkan dengan negara
tetangga, seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.
Prestasi pendidikan di Indonesia bukannya membaik, melainkan semakin
memburuk dari tahun ke tahun. Indonesia berada di peringkat dua terbawah untuk
skor matematika dalam survei Programme for International Student Assessment
(PISA) tahun 2012. Dari total 65 negara dan wilayah yang masuk survei PISA,
Indonesia menduduki ranking ke-64 atau hanya lebih tinggi satu peringkat dari
Peru yang berada di peringkat terbawah.
Survei PISA diikuti oleh negara-negara yang tergabung dalam The
Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD). PISA
menguji kemampuan siswa di tiga bidang yaitu matematika, membaca, dan sains.
Untuk PISA 2012, diikuti oleh lebih dari 510.000 siswa usia 15 tahun di 65
negara. Survei PISA 2012 juga menanyakan motivasi siswa dalam belajar
matematika. Ditemukan, negara dengan siswa yang memiliki keyakinan akan
kemampuannya akan meningkatkan prestasi matematika. Selain itu, semakin
siswa menikmati belajar matematika maka semakin tinggi prestasi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Penelitian-penelitian dalam bidang pendidikan menunjukkan adanya
korelasi positif yang signifikan antara usaha, percaya diri, dan motivasi secara
keseluruhan dengan prestasi belajar secara keseluruhan. Demikian juga terdapat
korelasi positif yang signifikan antara usaha, percaya diri, dan motivasi secara
keseluruhan dengan prestasi rata-rata matematika siswa. Peningkatan motivasi
belajar siswa sangat diperlukan mengingat bahwa prestasi belajar pada umumnya
meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah.
Banyak siswa tidak mudah menaruh minat pada matematika karena
karakteristiknya yang sangat khas, yaitu bersifat abstrak, menggunakan lambang-
lambang yang kurang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, proses berpikir
yang dibatasi oleh aturan-aturan yang ketat, dan materi dalam matematika kadang
tidak terlihat kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa harus bekerja
keras terlebih dahulu untuk dapat melihat daya tarik matematika, namun banyak
siswa tidak memiliki ketekunan dan kemauan bekerja keras untuk menemukan
daya tarik tersebut, sehingga hasil belajar matematika kurang baik.
Hasil belajar matematika yang kurang baik juga dipengaruhi oleh
kemampuan matematis siswa yang rendah. Kemampuan matematis ada beberapa
jenis, yaitu kemampuan penalaran, kemampuan koneksi, kemampuan
representasi, kemampuan komunikasi, dan kemampuan pemecahan masalah. Dari
antara kemampuan-kemampuan matematis ini kemampuan pemecahan masalah
memiliki pengaruh yang terbesar terhadap hasil belajar matematika. Kemampuan
pemecahan masalah yang rendah menyebabkan hasil belajar matematika juga
rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Hal ini sungguh disadari oleh para pemegang kekuasaan dalam bidang
pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu kurikulum yang baru, yakni kurikulum
2013, sangat menekankan peningkatan kemampuan pemecahan masalah. Siswa
diarahkan dan diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
memecahkan masalah, baik masalah matematis maupun masalah yang
berhubungan dengan kehidupan nyata.
SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen merupakan salah satu SMA
yang berada di kota Tomohon, Sulawesi Utara. SMA ini merupakan SMA yang
khusus karena semua siswanya laki-laki dan tinggal di asrama. Hal ini tidaklah
mengherankan karena SMA ini merupakan sekolah yang mempersiapkan calon-
calon imam Gereja Katolik di masa datang.
Siswa-siswa SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen juga mengalami
masalah dalam pembelajaran matematika, khususnya dalam motivasi belajar dan
kemampuan pemecahan masalah. Hal ini menyebabkan hasil belajar matematika
rendah bila dilihat dari nilai ujian sekolah setiap semester dan ujian nasional
setiap tahun.
Karena ingin berkarya dalam bidang keagamaan, para siswa sering
mengesampingkan pelajaran matematika karena mereka berpikir bahwa pelajaran
matematika tidak memiliki kegunaan yang berhubungan erat dengan pekerjaan
mereka di masa depan. Sekolah yang tidak membuka jurusan IPA dan hanya
membuka jurusan IPS seakan memperkuat pemikiran para siswa tersebut. Hal ini
menyebabkan motivasi belajar siswa rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Akibat hanya bisa mengambil peminatan dalam bidang IPS, kemampuan
matematis siswa, khususnya kemampuan pemecahan masalah, kurang diasah.
Siswa tidak banyak dilatih mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan
upaya untuk memecahkan masalah. Hal ini menyebabkan siswa kurang mampu
memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, mengerjakan
pemecahan masalah dan memeriksa hasil penyelesaian masalah.
Kemampuan pemecahan masalah siswa menjadi latar belakang yang
menarik untuk dikaji karena pada umumnya para siswa mempunyai masalah
dalam kemampuan matematis tersebut, padahal nantinya bidang pekerjaan mereka
menuntut kemampuan pemecahan masalah, entah mereka akan menjadi imam
ataupun mereka akan menjadi pemimpin-pemimpin awam. Walaupun masalah
matematis tidak persis sama dengan masalah kehidupan nyata, tetapi pemecahan
masalahnya memiliki langkah-langkah dan prinsip yang sama.
Masalah menjadi semakin kompleks karena dari tahun ke tahun SMA
Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen tidak mempunyai guru matematika yang
tetap. Guru yang mengajar matematika hanyalah guru honorer dan sering berganti
dari tahun ke tahun, bahkan ada yang tidak berijazah sarjana pendidikan
matematika. Karena berstatus sebagai guru honorer, tanggung jawab dan
komitmen kadangkala terabaikan. Hal ini mengakibatkan motivasi belajar siswa
terhadap matematika berkurang dan kemampuan matematisnya tidak terolah
dengan baik sehingga hasil belajar matematika tidak sesuai harapan, khususnya
bila dibandingkan dengan hasil mata pelajaran yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Penelitian terhadap pengaruh motivasi belajar dan kemampuan pemecahan
masalah terhadap hasil belajar matematika siswa menjadi suatu hal yang penting
karena penelitian ini belum pernah dilaksanakan di SMA Katolik Seminari
Xaverius Kakaskasen. Penelitian ini juga menjadi penting karena manfaat besar
yang bisa didapatkan melalui penelitian ini, baik bagi peneliti sebagai calon guru
matematika di SMA ini maupun bagi para siswa yang perlu memiliki motivasi
belajar dan kemampuan pemecahan masalah yang baik demi pekerjaan mereka di
masa depan.
Sebagai calon yang dipersiapkan sebagai guru matematika di SMA ini
peneliti ingin mengetahui seberapa tinggi hasil belajar, motivasi belajar dan
kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius
Kakaskasen, serta bagaimana pengaruh motivasi belajar dan kemampuan
pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA
Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen. Alasan dipilihnya kelas X karena kelas
ini merupakan kelas baru yang mempunyai peluang lebih besar untuk bisa
dikembangkan hasil belajar matematikanya di tahun-tahun mendatang.
B. Identifikasi Masalah
Situasi problematik tentang kondisi pendidikan sebagaimana diuraikan di
atas memperlihatkan bahwa ada banyak masalah yang kompleks dalam dunia
pendidikan di Indonesia, termasuk di SMA Katolik Seminari Xaverius
Kakaskasen. Masalah-masalah itu diidentifikasikan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1. Hasil belajar matematika siswa belum memuaskan bila dibandingkan dengan
mata pelajaran yang lain.
2. Kemampuan matematis siswa, khususnya kemampuan pemecahan masalah,
masih rendah. Siswa sering menganggap hal ini tidak berhubungan dengan
masa depannya.
3. Motivasi para siswa untuk belajar matematika masih tergolong rendah, dimana
para siswa kurang memberi waktu dan perhatian untuk belajar matematika.
4. Guru belum optimal dalam mengubah pemikiran dan perilaku peserta didik ke
arah penguasaan kompetensi dasar matematika yang lebih baik.
5. Guru yang mengajar matematika sering berganti dari tahun ke tahun dan ada
kalanya tidak berijazah sarjana pendidikan matematika.
6. Guru belum memiliki komitmen yang kokoh untuk meningkatkan kompetensi
matematika siswanya.
7. Siswa kurang memiliki ketekunan dan kemauan yang kuat untuk mengerjakan
soal-soal yang berhubungan dengan pemecahan masalah.
C. Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan waktu, dana dan tenaga, dan supaya penelitian
ini dapat dilakukan lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah
diidentifikasikan akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti hanya akan
memfokuskan diri untuk meneliti mengenai masalah yang berhubungan dengan
pengaruh motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen
pada tahun ajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa tinggi motivasi belajar, kemampuan pemecahan masalah dan hasil
belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen
tahun ajaran 2014/2015?
2. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015?
3. Bagaimana pengaruh kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen tahun
ajaran 2014/2015?
4. Bagaimana pengaruh motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah
secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA
Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1. Untuk mengungkap berapa tinggi motivasi belajar, kemampuan pemecahan
masalah dan hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari
Xaverius Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015.
2. Untuk mengungkap bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen tahun
ajaran 2014/2015.
3. Untuk mengungkap bagaimana pengaruh kemampuan pemecahan masalah
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari
Xaverius Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015.
4. Untuk mengungkap bagaimana pengaruh motivasi belajar dan kemampuan
pemecahan masalah secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika
siswa Kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen tahun ajaran
2014/2015.
F. Penjelasan Istilah
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang sangat penting untuk
memahami penelitian ini. Istilah-istilah yang dimaksud adalah variabel-variabel
pokok dalam penelitian ini. Istilah-istilah itu adalah hasil belajar matematika
siswa, motivasi belajar siswa dan kemampuan pemecahan masalah siswa.
1. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar matematika adalah pola-pola perbuatan atau kemampuan
yang dimiliki siswa dalam aspek kognitif setelah menerima pengalaman
belajar matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Motivasi Belajar Matematika
Motivasi belajar adalah suatu dorongan, baik internal maupun eksternal,
yang menyebabkan siswa bersemangat dalam pembelajaran matematika.
3. Kemampuan Pemecahan Masalah
Kemampuan pemecahan masalah adalah kesanggupan siswa untuk
menyelesaikan masalah, baik masalah matematika maupun masalah
kehidupan nyata, melalui tahap-tahap: memahami masalah, merancang
rencana penyelesaian atas masalah, melaksanakan rencana penyelesaian atas
masalah dan melihat kembali penyelesaian.
4. Pengaruh Motivasi Belajar dan Kemampuan Pemecahan Masalah terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius
Kakaskasen Tahun Ajaran 2014/2015
Pengaruh motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius
Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015 adalah daya yang timbul dari dorongan-
dorongan yang menyemangati siswa untuk belajar matematika dan
kesanggupan siswa untuk memecahkan masalah, baik masalah matematika
maupun masalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata, yang
membentuk perubahan pola-pola perbuatan matematis dalam aspek kognitif
yang dimiliki siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen
pada tahun ajaran 2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
G. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka diharapkan
penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberi sumbangan dalam pengujian teori bahwa motivasi belajar dan
kemampuan pemecahan masalah berpengaruh terhadap hasil belajar
matematika siswa Kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen.
b. Menyumbangkan pemikiran yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
meningkatkan hasil belajar matematika siswa demi pengembangan
kualitas pendidikan di SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen.
2. Manfaat Praktis
a. Menambah kajian pustaka di SMA Katolik Seminari Xaverius
Kakaskasen tentang ilmu pendidikan, khususnya berkenaan dengan hasil
belajar siswa, motivasi belajar siswa dan kemampuan siswa dalam dunia
pendidikan.
b. Menjadi masukan bagi para guru, khususnya guru matematika di SMA
Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen, dalam mengembangkan kualitas
pembelajaran matematika di sekolah.
3. Manfaat Bagi Peneliti
a. Menambah dan meningkatkan pengalaman sebagai peneliti dalam ilmu
pendidikan demi meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di
sekolah, khususnya di SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Menambah kesadaran dalam diri peneliti yang merupakan calon guru
matematika di SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen tentang
pentingnya pengaruh motivasi belajar dan kemampuan matematis
terhadap hasil belajar matematika siswa.
H. Sistematika Penulisan
Secara garis besar skripsi ini dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu awal,
isi, dan akhir. Berikut ini adalah sistematika penulisan skripsi ini secara lengkap:
1. Bagian awal skripsi. Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman
pengesahan, halaman motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar,
daftar isi ,daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran.
2. Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab, yaitu:
– Bab I : Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang, pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, penjelasan istilah,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
– Bab II : Kajian Pustaka. Bab ini berisi tentang kajian motivasi belajar,
kajian kemampuan pemecahan masalah, kajian hasil belajar matematika,
penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
– Bab III : Metode Penelitian. Bab ini berisi tentang jenis penelitian,
populasi dan sampel penelitian, objek penelitian, perumusan variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
penelitian, bentuk data, metode pengumpulan data, instrumen penelitian,
teknik analisis data, prosedur pelaksanaan penelitian, tempat dan waktu
pelaksanaan penelitian.
– Bab IV : Pelaksanaan Penelitian, tabulasi data, analisis data dan
pembahasan hasil penelitian. Bab ini berisi tentang deskripsi lokasi
penelitian, hasil ujicoba instrument dan tindak lanjut, pelaksanaan
pengumpulan data, tabulasi data, analisis data, pembahasan hasil
penelitian, dan kelemahan penelitian.
– Bab V : Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi kesimpulan hasil dan saran
serta hasil penelitian.
3. Bagian akhir skripsi. Bagian ini terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar Siswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan
Nasional, 2008: 930), motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk
meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Motivasi dapat
dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi bertumbuh di dalam diri
seseorang (Sardiman, 2012: 75). Menurut Winardi (2011: 133), motivasi
merupakan sebuah predisposisi untuk bertindak dengan cara yang khusus dan
yang terarahkan kepada tujuan tertentu.
Chung dan Megginson (dalam Triton, 2009: 165) mendeskripsikan
motivasi sebagai “goal directed behavior. It concerns the level effort one exerts
in pursuing a goal.” Motivasi berkaitan erat dengan tingkat usaha yang
dilakukan oleh seseorang dalam rangka mengejar suatu tujuan.
Sardiman (2012: 74) menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu
kondisi yang mendorong atau menjadi penyebab seseorang melakukan suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
perbuatan atau kegiatan yang dilakukan secara sadar, meskipun tidak tertutup
kemungkinan bahwa dalam keadaan terpaksa seseorang mungkin saja
melakukan suatu kegiatan yang tidak disukainya. Motivasi juga dapat dinilai
sebagai suatu daya dorong yang menyebabkan orang dapat berbuat sesuatu
untuk mencapai tujuan. Menurut Siagian (2004: 79), motivasi menjadi dasar
utama bagi seseorang melakukan sesuatu untuk memuaskan berbagai
kebutuhannya .
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental
itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Ada ahli psikologi
pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar
tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental
yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku
belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,
menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu
(Dimyati dan Mudjiono, 2013: 80).
Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar siswa adalah
dorongan yang menyebabkan siswa bersemangat dalam menjalankan tugasnya
sebagai pelajar demi mencapai suatu tujuan.
2. Komponen-Komponen Motivasi
Ada tiga komponen utama dalam motivasi, yaitu kebutuhan, dorongan dan
tujuan (Dimiyati dan Mudjiono, 2013: 80). Kebutuhan muncul berdasarkan
sesuatu yang ingin dipenuhi atau diperoleh dalam hidup. Kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
memunculkan dorongan yang menggerakkan seseorang untuk memenuhi
harapannya dan mencapai tujuannya. Tujuan adalah apa yang ingin dicapai
oleh seseorang. Dengan tercapainya tujuan berarti telah terpenuhi kebutuhan
individu. Komponen kebutuhan dan dorongan sifatnya internal karena berada
dalam diri seseorang, sedangkan komponen tujuan sifatnya eksternal karena
berada di luar individu. Sejalan dengan itu Maslow mengemukakan bahwa
studi motivasi merupakan studi tentang tujuan, keinginan dan kebutuhan
manusia.
Proses interaksi timbal balik antara kedua unsur tersebut terjadi dalam diri
sseseorang, namun dapat dipengaruhi oleh sesuatu di luar diri manusia,
misalnya kondisi cuaca, kondisi lingkungan, sarana prasarana, dan sebagainya.
Oleh karena itu dapat saja terjadi perubahan motivasi pada diri seseorang
dalam waktu singkat, jika ternyata motivasi yang pertama mendapat hambatan
atau mungkin tidak terpenuhi.
Kebutuhan muncul bila seseorang merasa ada ketidakseimbangan antara
apa yang ia miliki dengan yang ia harapkan. Misalnya, siswa merasa bahwa
hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran yang lengkap. Ia
merasa memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang baik dalam mengatur waktu dan
cara belajar. Ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu siswa
mengubah cara belajarnya. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk
melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dan mencapai tujuan
(Dimiyati dan Mudjiono, 2013: 81).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3. Jenis-jenis Motivasi
Jenis-jenis motivasi dapat dibagi ke dalam dua bagian besar, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh,
seseorang yang senang membaca, tidak perlu ada yang mendorong atau
menyuruhnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kalau
dilihat dari tujuan kegiatan yang dilakukannya, maka yang dimaksud
dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung
dalam perbuatan itu sendiri (Sardiman, 2012: 89-90).
Beberapa tanda adanya motivasi intrinsik dalam diri siswa adalah (1)
Adanya bukti yang jelas tentang keterlibatan, kreativitas, dan rasa
menikmati pelajaran dalam diri siswa selama pelajaran berlangsung; (2)
Adanya suasana hati yang positif, seperti keseriusan dan keceriaan; (3)
Munculnya pertanyaan dan pengamatan siswa yang mengaitkan materi
pelajaran dengan kehidupan nyata; (4) Terdapat diskusi personal lanjutan
setelah selesainya jam pelajaran; (5) Menyerahkan tugas atau proyek kerja
tanpa diingatkan oleh guru; (6) Berusaha keras dan tidak menyerah dalam
mengatasi kesulitan belajar atau komunikasi serta penyelesaian tugas; (7)
Mengusulkan atau menetapkan tugas yang relevan untuk dirinya sendiri; (8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Mengupayakan penguasaan materi secara mandiri dengan memanfaatkan
berbagai strategi dan sumber belajar (Gintings, 2010: 90).
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena
adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh, seorang siswa belajar karena
tahu besok ada ujian dengan harapan mendapat nilai baik dan dipuji oleh
orang lain. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui
sesuatu, tetapi ingin mendapat nilai baik. Kalau dilihat dari segi tujuan
kegiatan yang dilakukan, tidak secara langsung berhubungan dengan esensi
apa yang dilakukannya itu (Sardiman, 2010: 90-91).
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik bisa positif bisa
negatif. Contoh dari motivasi ekstrinsik yang negatif adalah rasa takut siswa
akan hukuman yang akan diberikan oleh guru mendorong siswa untuk
mengerjakan pekerjaan rumah. Contoh motivasi ekstrinsik yang positif
adalah dorongan siswa untuk mengerjakan pekerjaan rumah karena ingin
mendapat pujian dari guru (Gintings, 2010: 88-89).
4. Karakteristik Motivasi Belajar Tinggi
Motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan dengan ciri-ciri seseorang
melakukan pekerjaan dengan baik dan kinerja yang tinggi. Kebutuhan akan
berprestasi tinggi merupakan suatu dorongan yang timbul pada diri seseorang
untuk berupaya mencapai target yang telah ditetapkan, bekerja keras untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mencapai keberhasilan dan memiliki keinginan untuk mengerjakan sesuatu
secara lebih lebih baik dari sebelumnya
Model-model pengukuran motivasi telah banyak dikembangkan.
McClelland (dalam Mangkunegara, 2005: 22) mengemukakan 6 karakteristik
orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, yaitu: 1) Memiliki tingkat
tanggung jawab pribadi yang tinggi; 2) Berani mengambil dan memikul resiko;
3) Memiliki tujuan realistik; 4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan
berjuang untuk merealisasikan tujuan; 5) Memanfaatkan umpan balik yang
konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan; 6) Mencari kesempatan untuk
merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
Dengan motivasi yang tinggi siswa akan berupaya sekuat-kuatnya dan
menempuh berbagai strategi yang positif untuk mencapai keberhasilan dalam
belajar. Upaya siswa dalam mencapai keberhasilan belajar meliputi
mendengarkan ceramah dengan serius, menjawab pertanyaan, berpartisipasi
aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Bahkan
tidak jarang siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan
memberikan masukan dalam bentuk gagasan atau usulan kepada guru atau
kepada kelas tentang berbagai kegiatan tambahan bahkan tugas tambahan
untuk memperluas dan memperdalam lingkup materi pelajaran yang harus
dipelajari.
Motivasi yang tinggi membuat siswa haus akan berbagai aspek yang
terkait dengan topik dan mata pelajaran yang dipelajarinya. Ia pun akan
menetapkan targetnya sendiri yang melebihi target yang ditetapkan oleh guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
atau kurikulum. Ia mencari sendiri materi pelajaran yang ingin dikuasainya
melalui berbagai sumber dan cara menurut inisiatifnya sendiri (Gintings, 2010:
86-87).
B. Kemampuan Pemecahan Masalah
1. Kemampuan Matematis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata
mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan
kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Departemen
Pendidikan Nasional, 2008: 552). Kemampuan seseorang akan turut serta
menentukan perilaku dan hasilnya. Kemampuan merupakan bakat yang
melekat pada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan secara fisik atau
mental yang ia peroleh sejak lahir, belajar dan dari pengalaman.
Menurut Stepen P. Robbins dalam bukunya “Perilaku Organisasi” (2006:
57), kemampuan adalah suatu kapasitas individu untuk melaksanakan beragam
tugas dalam suatu pekerjaan.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan
adalah kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam menguasai suatu
keahlian dan digunakan untuk mengerjakan beragam tugas dalam suatu
pekerjaan.
Kemampuan matematis dideskripsikan oleh NCTM (dalam Bassarear,
2012: 47) sebagai berikut: "mathematical power includes the ability to explore,
conjecture and reason logically to solve non-routine problems, to communicate
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
about and through mathematics and to connect ideas within mathematics and
between mathematics and other intellectual activity”. Jadi kemampuan
pemecahan masalah, baik masalah matematika maupun masalah kehidupan
nyata, merupakan bagian dari kemampuan matematis.
Menurut NCTM, kemampuan matematis terdiri dari 5 macam, yaitu
kemampuan penalaran matematis, kemampuan komunikasi matematis,
kemampuan pemecahan masalah matematis, kemampuan koneksi matematis
dan kemampuan representasi matematis.
Dengan demikian kemampuan matematis siswa adalah kesanggupan atau
kecakapan seorang siswa dalam menguasai suatu keahlian dan digunakan
untuk mengerjakan beragam tugas dalam pembelajaran matematika dan dalam
kehidupan nyata.
2. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering dihadapkan dengan
persoalan. Suatu soal dikatakan masalah apabila soal tersebut menantang
pikiran dan tidak otomatis ditemukan cara penyelesaiannya. Suatu masalah
adalah suatu tugas dimana seseorang berhadapan dengan sesuatu yang
memerlukan suatu penyelesaian, tetapi dia belum memiliki cara yang tepat
untuk menemukan pemecahannya.
Krulik dan Rudnick (1995: 4) menyatakan bahwa “A problem is a
situation, quantitative or otherwise, that confront an individual or group of
individual, that requires resolution, and for which the individual sees no
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
apparent or obvius means or path to obtaining a solution.” Definisi ini
menjelaskan bahwa masalah adalah suatu situasi yang dihadapi oleh seseorang
atau kelompok yang memerlukan suatu pemecahan, tetapi individu atau
kelompok tersebut tidak memiliki cara yang langsung dapat menentukan
solusinya. Hal ini berarti pula masalah situasi tersebut (masalah) dapat
ditemukan solusinya dengan menggunakan strategi berpikir yang disebut
pemecahan masalah.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan untuk
menemukan jalan keluar dari suatu kesulitan, melalui rintangan-rintangan di
sekitarnya dan mencapai tujuan yang tidak mudah didapatkan. Pemecahan
masalah merupakan pencapaian khusus dari intelegensia dan dipandang
sebagai kegiatan manusia yang paling khas (Polya, 1976: ix). Pemecahan
masalah tak bisa dilepaskan dari usaha manusia menggunakan pengetahuan,
keterampilan dan pemahamannya untuk menemukan solusi dari suatu masalah.
Menurut Polya (1976: 119), tujuan dari pemecahan masalah matematis
adalah menemukan objek-objek tertentu, hal-hal yang tidak diketahui dari
masalah, baik masalah matematika maupun masalah kehidupan nyata, dan
memenuhi syarat dari masalah yang menghubungkan hal-hal yang tidak
diketahui dengan hal-hal yang diketahui dalam masalah.
Dari uraian di atas kemampuan pemecahan masalah dapat diartikan
sebagai kemampuan manusia untuk menemukan penyelesaian dari suatu
masalah, baik masalah matematika maupun masalah kehidupan nyata, yang tak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
mudah dipecahkan dengan memanfaatkan segala pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki.
3. Tahap-tahap Pemecahan Masalah
Untuk dapat memecahkan masalah diperlukan tahap-tahap pemecahan
masalah. Sebuah kerangka kerja untuk memecahkan masalah matematika telah
dijelaskan oleh George Polya dalam sebuah bukunya yang berjudul “How To
Solve It”. George Polya (1985: 5-9) membagi proses pemecahan masalah ke
dalam empat tahap, yaitu: memahami masalah, merancang rencana
penyelesaian atas masalah, melaksanakan rencana penyelesaian atas masalah,
dan melihat kembali penyelesaiannya.
a. Memahami Masalah
Langkah pertama adalah membaca soalnya dan meyakinkan diri bahwa
siswa memahaminya secara benar. Siswa hanya bisa menjawab pertanyaan
yang dipahaminya. Pernyataan-pernyataan verbal dari masalah itu harus
dimengerti. Siswa harus menunjukkan bagian-bagian utama dari masalah,
data yang diketahui, data yang tidak diketahui dan syaratnya, Karena itu
siswa mesti bertanya telebih dahulu: Apa yang diketahui? Apa yang tidak
diketahui? Bagaimana syaratnya? Apakah ada kekecualian?
Pada tahap ini siswa harus dapat mengidentifikasi hal-hal yang
diketahui, hal-hal yang ditanyakan dan syarat-syarat yang ada. Apabila
diperlukan siswa dapat membuat gambar/diagram untuk memperjelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
situasinya. Setelah informasi yang diperoleh sudah lengkap, siswa harus
dapat mengorganisasi dan menghubung-hubungkan informasi-informasi
tersebut.
b. Merancang Rencana Penyelesaian atas Masalah
Siswa akan mengalami kesulitan untuk mempunyai gagasan yang baik
jika siswa memiliki pengetahuan yang sedikit tentang materi dan tidak
mungkin untuk mempunyai gagasan yang baik jika siswa tidak mempunyai
pengetahuan. Gagasan yang baik bersumber dari pengalaman masa lalu dan
pengetahuan awal yang dituntut.
Pada tahap ini siswa harus dapat menentukan apakah siswa pernah
menghadapi masalah tersebut ataupun masalah lain yang serupa. Selain itu
siswa harus memikirkan masalah lain yang mungkin ada hubungan dengan
masalah yang sedang dihadapi. Apakah siswa mengetahui masalah yang
serupa? Apakah siswa dapat menyatakan kembali masalah itu? Pertanyaan-
pertanyaan ini sangat membantu untuk mulai mendapatkan gagasan. Siswa
harus melihat sekeliling untuk beberapa poin yang sesuai, mengeksplorasi
beragam aspek dari masalah itu dan mentransformasi serta memodifikasi
masalah itu sedemikian rupa. Sambil berusaha mengaplikasikan berbagai
teorema yang diketahui, mempertimbangkan berbagai modifikasi,
bereksperimen dengan berbagai bantuan, siswa harus bisa menggunakan
seluruh data dan kondisi yang diketahuinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
c. Melaksanakan Rencana Penyelesaian atas Masalah
Merancang strategi untuk memikirkan ide pemecahan masalah tidaklah
mudah, tetapi melaksanakan rencana yang telah dirancang jauh lebih
mudah. Yang dibutuhkan adalah kesabaran. Rancangan telah memberikan
garis besar dan siswa harus meyakinkan dirinya bahwa detail-detail sudah
cocok dan menguji detail satu demi satu dengan sabar sampai semuanya
jelas dan tak ada kesalahan yang tersembunyi.
Pada tahap ini siswa melaksanakan rencana pemecahan masalah
berdasarkan rancangan dengan setiap kali mengecek kebenaran di setiap
langkah. Hal yang penting adalah siswa harus yakin akan kebenaran dari
setiap langkah yang dikerjakannya. Siswa harus mampu melihat bahwa
setiap langkah yang dia lakukan sudah benar. Siswa sudah menuliskan
jawaban secara detail untuk memastikan bahwa setiap langkah sudah benar.
d. Melihat Kembali Penyelesaian
Banyak orang yang mengerjakan hal lain dan tidak memeriksa kembali
hasilnya setelah mereka mendapatkan pemecahan masalahnya. Dengan
demikian mereka melupakan sebuah tahap yang penting dalam
pekerjaannya.
Dengan melihat kembali pada solusi yang lengkap, dengan
mempertimbangkan kembali dan menguji kembali hasil dan jalan yang
menuntun pada hasil itu, siswa dapat mengkonsolidasi pengetahuannya dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk memecahkan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Siswa harus menyelesaikan seluruh rencananya. Siswa harus menulis
pemecahannya dan mengecek setiap langkahnya. Siswa harus memiliki
alasan yang tepat bahwa pemecahannya memang benar. Namun demikian,
kesalahan selalu mungkin, khususnya jika argumennya panjang. Oleh
karena itu sangat penting siswa harus mengecek hasil dan argumennya.
Akhirnya siswa harus dapat membayangkan kasus-kasus dimana
mereka dapat mempergunakan lagi prosedur yang digunakan atau
mengaplikasikan hasil yang didapatkan. Siswa harus dapat menggunakan
hasil atau metode yang digunakan untuk beberapa masalah lain (Polya,
1985: 5-19).
4. Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Pelajaran Matematika SMA Kelas
X Tahun Ajaran 2014/2015
Siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun
ajaran 2014/2015 mengikuti dua kurikulum yang berbeda. Semester ganjil
mengikuti Kurikulum 2013 dan semester genap mengikuti Kurikulum KTSP
2006. Dalam Kurikulum 2013 kompetensi dasar yang berhubungan dengan
kemampuan pemecahan masalah digambarkan dengan jelas, tetapi dalam
Kurikulum KTSP 2006 hal itu tidak digambarkan dengan jelas. Berikut ini
adalah kompetensi-kompetensi dasar pelajaran matematika kelas X yang terkait
dengan kemampuan pemecahan masalah siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Semester Satu:
3.1 Memilih dan menerapkan aturan eksponen dan logaritma sesuai dengan
karakteristik permasalahan yang akan diselesaikan dan memeriksa
kebenaran langkah-langkahnya.
3.2 Mendeskripsikan dan menganalisis konsep persamaan dan pertidaksamaan
linear yang berkaitan dengan nilai mutlak, serta menerapkannya dalam
pemecahan masalah nyata.
3.3 Mendeskripsikan konsep sistem persamaan linear dua dan tiga variabel
serta pertidaksamaan linear dua variabel dan mampu menerapkan berbagai
strategi yang efektif dalam menentukan himpunan penyelesaiannya serta
memeriksa kebenaran jawabannya dalam pemecahan masalah matematika.
3.4 Mendeskripsikan operasi sederhana matriks serta menerapkannya dalam
pemecahan masalah.
Semester Dua:
3.4 Menggunakan prinsip logika matematika yang berkaitan dengan pernyataan
majemuk dan pernyataan berkuantor dalam penarikan kesimpulan dan
pemecahan masalah.
5.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri, dan
penafsirannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
C. Hasil Belajar Matematika
1. Pengertian Hasil Belajar
Secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan
nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Slameto (2010: 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme (manusia atau hewan) yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat
memenuhi tingkah laku organisme tersebut.
Belajar merupakan proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam
kegiatan pembelajaran guru menetapkan tujuan pembelajaran. Siswa yang
berhasil dalam belajar adalah siswa yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012: 14).
Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2013: 11-12) menyatakan bahwa
hasil belajar merupakan kapabilitas siswa berupa:
a. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
b. Keterampilan intektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan
dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang.
c. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep
dan kaidah dalam memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.
Hasil belajar merupakan kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Secara garis besar Benyamin
Bloom (dalam Sudjana 2014: 22-23) membagi hasil belajar ke dalam 3 ranah
yakni:
a. Ranah kognitif. Ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah Afektif. Ini berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi atau karakteristik nilai.
c. Ranah Psikomotoris. Ini berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan di
bidang fisik, gerakan-gerakan skill, gerakan ekspresif dan interpretatif.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pola-
pola perbuatan atau kemampuan siswa yang menetap (kognitif, afektif dan
psikomotor) yang dimiliki setelah menerima pengalaman belajar.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2010:145-155), faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
a. Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yaitu keadaan jasmani dan
rohani siswa, yang terdiri dari:
1) Aspek Fisiologis
Kesehatan siswa sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam
menyerap informasi dalam belajar.
2) Aspek Psikologis, terdiri dari:
a) Inteligensia Siswa. Tingkat kecerdasan/intelegensia dan kemampuan
siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
b) Sikap Siswa. Sikap siswa yang positif dalam merespon dengan cara
yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya
merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
c) Bakat Siswa. Kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu
tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan pelatihan.
d) Minat Siswa. Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.
e) Motivasi Siswa. Keadaan internal organisme yang mendorong untuk
berbuat sesuatu.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan
disekitar siswa, terdiri dari:
1) Lingkungan Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah guru-
guru, para tenaga kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya),
teman-teman sekelas, orang tua (keluarga) dan masyarakat yang dapat
mempengaruhi semangat belajar siswa.
2) Lingkungan Non-sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non-sosial ialah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-
alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa.
Faktor-faktor ini turut menentukan tingkat kebrhasilan belajar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pendekatan belajar berhubungan dengan keefektifan segala cara atau
strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi
proses mempelajari materi tertentu.
3. Penilaian Hasil Belajar
Pada setiap akhir program pendidikan, pengajaran atau pelatihan
dilakukan penilaian. Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui apakah
program itu telah dikuasai oleh pesertanya atau belum. Untuk mengetahui hasil
belajar, dilakukan penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan hasil belajar siswa bukan saja
diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan
keterampilan. Dengan demikian penilaian hasil belajar siswa mencakup segala
hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan
keterampilan (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012: 15)
Menurut Herman Yoseph Sunu Endrayanto dan Yustiana Wahyu
Harumurti (2014: 27), penilaian hasil belajar memiliki keterkaitan dengan
kegiatan pembelajaran dan pengajaran. Penilaian hasil belajar terintegrasi
dalam desain instruksional yang dikembangkan guru. Desain instruksional
merupakan keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan pembelajaran,
teknik mengajar, materi pelajaran, dan kegiatan penilaian belajar siswa.
Penilaian hasil belajar siswa harus konsisten dengan tujuan pembelajaran
dan materi pembelajarannya. Agar konsisten antara tujuan pembelajaran dan
materi pelajaran terjamin, maka langkah pertama dalam mendesain penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
adalah mengkaji dan menelaah isi kurikulum yang berlaku. Kurikulum
pendidikan di Indonesia menyatakan bahwa di dalam silabus dan rencana
pembelajaran memuat kompetensi belajar. Kompetensi belajar merupakan
kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai
perwujudan daria pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki siswa
selama mengikuti program pembelajaran tertentu (ibid., 28).
4. Kompetensi Dasar Pelajaran Matematika SMA Kelas X Tahun Ajaran
2014/2015
Ada perbedaan dasar penyusunan kompetensi dasar pelajaran matematika
kelas X tahun ajaran 2014/2015. Kompetensi dasar semester ganjil disusun
dengan berpatokan pada kompetensi inti karena memakai Kurikulum 2013,
sedangkan kompetensi dasar semester genap disusun dengan berpatokan pada
standar kompetensi karena memakai Kurikulum KTSP 2006. Berikut ini adalah
kompetensi-kompetensi dasar pelajaran matematika SMA kelas X tahun ajaran
2014/2015:
Semester Satu:
3.1 Memilih dan menerapkan aturan eksponen dan logaritma sesuai dengan
karakteristik permasalahan yang akan diselesaikan dan memeriksa
kebenaran langkah-langkahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3.2 Mendeskripsikan dan menganalisis konsep persamaan dan pertidaksamaan
linear yang berkaitan dengan nilai mutlak, serta menerapkannya dalam
pemecahan masalah nyata.
3.3 Mendeskripsikan konsep sistem persamaan linear dua dan tiga variabel
serta pertidaksamaan linear dua variabel dan mampu menerapkan berbagai
strategi yang efektif dalam menentukan himpunan penyelesaiannya serta
memeriksa kebenaran jawabannya dalam pemecahan masalah matematika.
3.4 Mendeskripsikan konsep matriks sebagai representasi numerik dalam
kaitannya dengan konteks nyata.
3.5 Mendeskripsikan operasi sederhana matriks serta menerapkannya dalam
pemecahan masalah.
3.6 Mendeskripsikan daerah asal, daerah kawan, dan daerah hasil suatu relasi
antara dua himpunan yang disajikan dalam berbagai bentuk (grafik,
himpunan pasangan terurut, atau ekspresi simbolik)
3.7 Mengidentifikasi relasi yang disajikan dalam berbagai bentuk yang
merupakan fungsi.
3.8 Memprediksi pola barisan dan deret aritmetika dan geometri atau barisan
lainnya melalui pengamatan dan memberikan alasannya.
Semester Dua:
4.1 Memahami pernyataan dalam matematika dan ingkaran atau negasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4.2 Menentukan nilai kebenaran dari suatu pernyataan majemuk dan
pernyataan berkuantor.
4.3 Merumuskan pernyataan yang setara dengan pernyataan majemuk atau
pernyataan berkuantor yang diberikan.
4.4 Menggunakan prinsip logika matematika yang berkaitan dengan
pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor dalam penarikan
kesimpulan dan pemecahan masalah.
5.1 Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang berkaitan
dengan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri.
5.2 Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri.
5.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri, dan
penafsirannya.
6.1 Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
6.2 Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang
dimensi tiga.
6.3 Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang
dalam ruang dimensi tiga.
D. Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian
pertama adalah penelitian yang dilaksanakan oleh Dwi Nita Handayani pada tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2009 tentang “Pengaruh Kemampuan Berhitung Matematika dan Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Kudus”. Hasil
Penelitian memperlihatkan bahwa bahwa secara parsial dan simultan kemampuan
berhitung matematika dan motivasi belajar mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap hasil belajar akuntansi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Kudus
(Dwi Nita, 2009: [online]).
Penelitian lain dilaksanakan oleh Arya Noor Sabiq Mahrousa pada tahun 2009
tentang “Pengaruh Kemampuan Verbal, Kemampuan Matematika, dan Motivasi
Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas 2 SMA
Negeri 2 Demak”. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan verbal,
kemampuan matematika dan motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi siswa kelas 2 SMA Negeri 2
Demak (Arya Noor, 2009: [online]).
Penelitian lain dilaksanakan oleh Yiul Afnizar tahun 2014 tentang
“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Penalaran Siswa
terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMK Negeri 3 Pematang
Siantar”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh dari model
pembelajaran kooperatif dan kemampuan penalaran siswa terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas X SMK Negeri 3 Pematang Siantar (Yiul, 2014: [online]).
Penelitian lain lagi dilaksanakan pada tahun 2013 oleh Olivia Anissa,
Afiatullah latifah, Siti Ulfah, Tri Budi dan Zulia Nelvi tentang “Korelasi antara
Motivasi Belajar dan Kemampuan Penalaran Formal serta Pengaruhnya terhadap
Hasil Belajar Matematika pada kelas XI IPA SMA Al-Khairiyah 2 Cilegon”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara positif hasil belajar matematika
dipengaruhi oleh tingkat kemampuan penalaran siswa dan motivasi belajar siswa
(Olivia, dkk., 2013: [online]).
E. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh motivasi belajar siswa dan kemampuan pemecahan masalah siswa
secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa.
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik akan berusaha untuk
menjalankan tugas belajarnya dengan baik. Motivasi yang baik akan
mendorong siswa untuk memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik
pula sehingga hasil belajarnya meningkat. Jadi jika motivasi belajar siswa dan
kemampuan pemecahan masalah siswa baik, maka hasil belajar matematika
siswa akan menjadi baik pula. Sebaliknya, jika motivasi belajar siswa dan
kemampuan siswa buruk, maka hasil belajar matematika siswa akan menjadi
buruk pula.
2. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa.
Sukses tidaknya siswa dalam melaksanakan pembelajaran dipengaruhi
oleh suasana batin, yaitu bahagia atau tidaknya dalam belajar. Suasana batin ini
mendorong siswa untuk menggerakkan semua potensi yang dimilikinya untuk
belajar secara optimal dan bertanggung jawab. Seberapa besar dorongan atau
motivasi yang dimiliki siswa akan sangat menentukan kualitas hasil belajarnya.
Jika motivasi belajar siswa baik, maka hasil belajar matematika siswa akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
menjadi baik. Sebaliknya, jika motivasi belajar siswa buruk, maka hasil belajar
matematika siswa akan menjadi buruk pula.
3. Pengaruh kemampuan pemecahan masalah siswa terhadap hasil belajar
matematika siswa.
Seorang siswa tidak akan mendapatkan hasil belajar yang baik jika ia tidak
memiliki kemampuan pemecahan masalah. Kemauan saja tidak cukup tanpa
dibarengi dengan kemampuan pemecahan masalah. Untuk dapat berhasil
secara baik siswa harus menguasai kemampuan pemecahan masalah.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan bagian dari prestasi belajar.
Semakin sempurna kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa, maka
semakin berkualitas hasil belajarnya. Sebaliknya, jika kemampuan pemecahan
masalah siswa buruk, maka hasil belajar matematika siswa akan menjadi buruk
pula.
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berpikir
Motivasi Belajar Siswa
Hasil Belajar
Matematika Siswa
Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2011: 96).
Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan kerangka berpikir dalam
penelitian ini, maka penelitian ini mempunyai tiga hipotesis, yakni:
1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan dari motivasi belajar terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius
Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015.
2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan dari kemampuan pemecahan
masalah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik
Seminari Xaverius Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015.
3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan dari motivasi belajar dan
kemampuan pemecahan masalah secara bersama-sama terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen
tahun ajaran 2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam rangka menjawab rumusan masalah penelitian sebagaimana yang
tercantum pada bab pendahuluan, maka pendekatan penelitian yang dipakai dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan strategi penelitian non-
eksperimen.
Alasan menggunakan jenis penelitian kuantitatif non-eksperimen adalah
karena peneliti ingin menguji hipotesis, tetapi tidak melakukan perlakuan tertentu
terhadap subjek penelitian. Penelitian kuantitatif non-eksperimen ini berbentuk
deskriptif-korelatif karena peneliti ingin menggambarkan seberapa tinggi motivasi
belajar, kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar matematika siswa, serta
menggambarkan bagaimana hubungan dan pengaruh motivasi belajar dan
kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika siswa.
Kesimpulan hasil penelitian ini diinterpretasikan dari hasil analisis data yang
menggunakan rumus matematis dengan bantuan program IBM SPSS 20 for
windows.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek-objek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
adalah siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun
ajaran 2014/2015 yang berjumlah 39 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah sampel jenuh. Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel
yang menggunakan semua anggota populasi sebagai sampel (Sugiyono, 2011: 68).
Jadi jumlah sampel sama dengan jumlah populasi, yakni 39 orang. Alasan peneliti
mengambil teknik sampel jenuh karena jumlah siswa kelas X SMA Katolik
Seminari Xaverius Kakaskasen yang sedikit dan peneliti ingin membuat
kesimpulan dengan tingkat kesalahan yang sangat kecil.
C. Objek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118), objek penelitian adalah variabel
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian ada tiga hal, yakni
motivasi belajar siswa, kemampuan pemecahan masalah siswa, dan hasil belajar
matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen tahun
ajaran 2014/2015.
D. Perumusan Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2011: 60), variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
kesimpulannya. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat.Variabel terikat/tidak
bebas sering disebut variabel output, kriteria atau konsekuensi, dan merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang ingin diteliti, yakni
variabel hasil belajar matematika siswa, variabel motivasi belajar siswa dan
variabel kemampuan pemecahan masalah siswa. Yang menjadi variabel terikatnya
(Y) adalah hasil belajar matematika siswa, sedangkan variabel bebasnya adalah
motivasi belajar siswa (X1) dan kemampuan pemecahan masalah siswa (X2).
E. Bentuk Data
Data pada dasarnya merupakan informasi yang berkaitan dengan keadaan,
keterangan, dan ciri khas tentang sesuatu yang menjadi sasaran/subjek dalam
penelitian (Arifin, 2010:116). Data dalam penelitian ini terdiri dari data motivasi
belajar siswa, data kemampuan pemecahan masalah siswa dan data hasil belajar
matematika siswa.
Berdasarkan sifat dan bentuknya, data dalam penelitian ini berbentuk data
kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka/ bilangan. Data
kuantitatif ini akan diolah/dianalisis memakai teknik perhitungan statistika/
matematika.
Berdasarkan sumbernya data dalam penelitian ini berbentuk data primer.
Data primer artinya data yang diberikan langsung oleh sumber data kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
pengumpul data. Data primer disebut juga data asli/data baru yang mempunyai
sifat up to date. Untuk memperoleh data primer dalam penelitian ini, peneliti
mengumpulkannya secara langsung dari para siswa sebagai sumber data.
F. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sangat mempengaruhi kualitas data hasil
penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua macam teknik
pengumpulan data, yakni angket/kuesioner dan tes. Kuesioner dipakai untuk
mengumpulkan data tentang motivasi belajar siswa dan tes dipakai untuk
mengumpulkan data tentang kemampuan pemecahan masalah siswa dan hasil
belajar matematika siswa.
Kuesioner yang digunakan mengumpulkan data tentang motivasi belajar
siswa dalam penelitian ini termasuk jenis kuesioner tertutup, dimana responden
hanya mengisi kuesioner sesuai jawaban yang tersedia. Hal ini dipilih dengan
pertimbangan bahwa kuesioner tertutup mempunyai kelebihan-kelebihan, antara
lain:
1. Pokok persoalan terfokus, relatif lebih objektif, data mudah untuk ditabulasi
dan dianalisis.
2. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan
menurut waktu senggangnya.
3. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu.
4. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
5. Dapat dilaksanakan sewaktu-waktu baik dengan tatap muka maupun tidak
tatap muka (Suharsimi Arikunto, 2006: 152).
Sementara itu tes dipakai dalam penelitian ini karena peneliti ingin
mengukur kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dan hasil belajar. Melalui
tes, peneliti ingin mendapatkan skor yang objektif dan hasil pengukuran yang
akurat (Endang Mulyatiningsih, 2012: 26).
G. Instrumen Penelitian
1. Penyusunan Instrumen
Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan
menggunakan instrumen penelitian. Menurut Purwanto (2010: 9) instrumen
adalah alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran guna
pengumpulan data penelitian. Instrumen penelitian dibuat agar penelitian
menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap,
dan sistematis sehingga mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2006: 160).
Jenis instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini adalah kuesioner dan tes. Jumlah instrumen yang akan
digunakan tergantung pada variabel yang akan diteliti. Oleh karena dalam
penelitian ini peneliti meneliti tentang “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa,
Kemampuan pemecahan masalah Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen Tahun Ajaran
2014/2015”, maka dalam hal ini ada tiga instrumen yang dibuat sesuai dengan
jumlah variabel penelitian, yaitu instrumen untuk mengukur motivasi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
siswa, instrumen untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa, dan
instrumen untuk mengukur hasil belajar matematika siswa.
a. Instrumen Motivasi Belajar
Untuk mengumpulkan data mengenai motivasi belajar peneliti
menggunakan teknik kuesioner. Skala pengukuran yang akan dipakai
peneliti dalam menyusun kuesioner adalah Skala Likert. Skala pengukuran
ini dipilih karena peneliti ingin mengukur sikap, pendapat dan persepsi dari
para siswa mengenai motivasi belajarnya. Instrumen penelitian yang
menggunakan Skala Likert ini dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dari
setiap item instrumen mempunyai kategori dari sangat setuju sampai sangat
tidak setuju dengan skornya masing-masing seperti dalam tabel di bawah
ini:
Tabel 3.1.
Kategori dan Skor Jawaban Kuesioner
Jawaban Pernyataan Positif Jawaban Pernyataan Negatif
Kategori Skor Kategori Skor
Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 1
Setuju 3 Setuju 2
Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3
Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 4
Kuesioner yang dibuat berupa pertanyaan-pertanyaan tertutup yang
disusun berdasarkan kisi-kisi motivasi belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Motivasi Belajar
Sub
Variabel Indikator
Nomor Item
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
Motivasi
Internal
Memiliki suasana hati yang positif 1 11
Memanfaatkan berbagai sumber
untuk menguasai materi 8 3
Tidak cepat menyerah dalam
mengatasi kesulitan belajar 7, 17 13, 19
Mengerjakan tugas atau proyek
yang diberikan guru 10 21
Terlibat aktif dalam pembelajaran 12, 4 15, 20
Motivasi
Eksternal
Mendapatkan nilai yang tinggi 14 9
Mendapatkan pujian atau
penghargaan dari orang lain 2 16
Menghindari hukuman 18 6
Kondisi belajar di kelas yang
menyenangkan 22 5
b. Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah
Instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa berbentuk tes. Berdasarkan bentuk
jawabannya tes kemampuan pemecahan masalah ini berbentuk tes
uraian/essai. Skor kebenaran jawaban untuk setiap soal terbentang antara 1–
4. Kisi-kisi istrumen pemecahan masalah ini disusun berdasarkan
kompetensi dasar dari pelajaran matematika kelas X SMA tahun ajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2014/2015, dimana semester 1 menurut Kurikulum 2013 dan semester 2
menurut Kurikulum KTSP 2006.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Kompetensi Dasar Indikator Aspek
Penilaian
Nomor
Soal
Semester 1
3.1 Memilih dan menerapkan
aturan eksponen dan
logaritma sesuai dengan
karakteristik permasalahan
yang akan diselesaikan dan
memeriksa kebenaran
langkah-langkahnya.
3.1.4 Menyelesaikan
masalah situasi nyata
yang berkaitan dengan
operasi aljabar
eksponen, akar dan
logaritma dengan
menggunakan sifat- sifat
dan aturan yang telah
terbukti kebenarannya
Aplikasi 1
3.2 Mendeskripsikan dan
menganalisis konsep
persamaan dan
pertidaksamaan linear yang
berkaitan dengan nilai
mutlak, serta
menerapkannya dalam
pemecahan masalah nyata.
3.2.3 Menentukan
penyelesaian model
matematika dari masalah
situasi nyata yang
berkaitan dengan
persamaan dan
pertidaksamaan linear.
Analisis 3
3.3 Mendeskripsikan konsep
sistem persamaan linear
dua dan tiga variabel serta
pertidaksamaan linear dua
variabel dan mampu
menerapkan berbagai
3.3.4 Menyelesaikan model
matematika dari masalah
situasi nyata yang
berkaitan dengan
SPLDV, SPLTV, dan
Analisis 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
strategi yang efektif dalam
menentukan himpunan
penyelesaiannya serta
memeriksa kebenaran
jawabannya dalam
pemecahan masalah
matematika.
SPtLDV.
3.4 Mendeskripsikan operasi
sederhana matriks serta
menerapkannya dalam
pemecahan masalah.
3.4.1 Menyelesaikan
pemecahan masalah
dengan menerapkan
operasi sederhana
matriks.
Analisis 2
Semester 2
4.4 Menggunakan prinsip
logika matematika yang
berkaitan dengan
pernyataan majemuk dan
pernyataan berkuantor
dalam penarikan
kesimpulan dan
pemecahan masalah
Menentukan
kesimpulan dari beberapa
premis yang diberikan.
Analisis 4
5.3 Menyelesaikan model
matematika dari masalah
yang berkaitan dengan
perbandingan, fungsi,
persamaan dan identitas
trigonometri, dan
penafsirannya
5.3.1 Menentukan
penyelesaian model
matematika dari masalah
yang berkaitan dengan
perbandingan, fungsi,
persamaan dan identitas
trigonometri, dan
penafsirannya.
Analisis 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
c. Instrumen Hasil Belajar Matematika
Instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data tentang hasil
belajar matematika siswa berbentuk tes. Berdasarkan bentuk jawabannya tes
kemampuan pemecahan masalah ini berbentuk objective test dengan
jawaban pilihan ganda yang terdiri dari empat pilihan. Pilihan yang benar
untuk setiap sial mendapatkan skor 1 dan pilihan yang salah mendapat skor
0. Kisi-kisi instrumen hasil belajar disusun berdasarkan kompetensi dasar
pelajaran matematika kelas X SMA tahun ajaran 2014/2015, dimana
semester 1 menurut Kurikulum 2013 dan semester 2 menurut Kurikulum
KTSP 2006.
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika
Kompetensi
Dasar
Indikator Aspek
Penilaian
Nmr
Soal
Semester 1
3.1 Memilih dan menerapkan
aturan eksponen dan logaritma
sesuai dengan karakteristik
permasalahan yang akan
diselesaikan dan memeriksa
kebenaran langkah-
langkahnya.
1.1 Mengubah bentuk
eksponen ke bentuk akar
dan logaritma atau
sebaliknya
Pemahaman 1
1.2 Menyederhanakan bentuk
aljabar yang memuat
bentuk eksponen, akar
dan logaritma
Pemahaman 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Kompetensi
Dasar
Indikator Aspek
Penilaian
Nmr
Soal
1.3 Memakai sifat-sifat
sederhana tentang bentuk
eksponen, akar dan
logaritma
Analisis 8
1.4 Menyelesaikan masalah
matematika yang berkaitan
dengan operasi aljabar
eksponen, akar dan
logaritma dengan
menggunakan sifat- sifat
dan aturan yang telah
terbukti kebenarannya
Analisis 10
3.2 Mendeskripsikan dan
menganalisis konsep
persamaan dan pertidaksamaan
linear yang berkaitan dengan
nilai mutlak, serta
menerapkannya dalam
pemecahan masalah nyata.
2.1 Menentukan
penyelesaian persamaan
linear yang memuat nilai
mutlak
Pemahaman 16
2.2 Menentukan
penyelesaian
pertidaksamaan linear
yang memuat nilai
mutlak
Pemahaman 14
2.3 Menentukan
penyelesaian model
matematika dari masalah
nyata yang berkaitan
dengan persamaan dan
Aplikasi 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Kompetensi
Dasar
Indikator Aspek
Penilaian
Nmr
Soal
pertidaksamaan linear.
3.3 Mendeskripsikan konsep
sistem persamaan linear dua
dan tiga variabel serta
pertidaksamaan linear dua
variabel dan mampu
menerapkan berbagai strategi
yang efektif dalam
menentukan himpunan
penyelesaiannya serta
memeriksa kebenaran
jawabannya dalam pemecahan
masalah matematika.
3.1 Menentukan
penyelesaian sistem
persamaan linear dua
variabel
Aplikasi 17
3.2 Menentukan
penyelesaian sistem
persamaan linear tiga
variabel
Analisis 21
3.3 Menentukan
penyelesaian sistem
pertidaksamaan linear
dua variabel
Aplikasi 19
3.4 Menyelesaikan model
matematika dari masalah
nyata yang berkaitan
dengan SPLDV,
SPLTV, dan SPtLDV.
Analisis 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Kompetensi
Dasar
Indikator Aspek
Penilaian
Nmr
Soal
3.4 Mendeskripsikan konsep
matriks sebagai representasi
numerik dalam kaitannya
dengan konteks nyata.
4.1 Menjelaskan konsep,
jenis dan transpos matriks
Pemahaman 4
3.5 Mendeskripsikan
operasi sederhana
matriks serta
menerapkannya dalam
pemecahan masalah.
5.1 Menyelesaikan
pemecahan masalah
matematika dengan
menerapkan operasi
sederhana matriks
Pemahaman 24
3.6 Mendeskripsikan daerah asal,
daerah kawan, dan daerah
hasil suatu relasi antara dua
himpunan yang disajikan
dalam berbagai bentuk
(grafik, himpunan pasangan
terurut, atau ekspresi
simbolik)
6.1 Menentukan daerah asal,
daerah kawan, dan daerah
hasil suatu relasi antara
dua himpunan
Pemahaman 12
3.7 Mengidentifikasi relasi yang
disajikan dalam berbagai
bentuk yang merupakan
fungsi.
7.1 Menemukan konsep
fungsi
Pemahaman 28
3.8 Memprediksi pola barisan dan
deret aritmetika dan geometri
atau barisan lainnya melalui
pengamatan dan memberikan
8.1 Menemukan pola barisan
dan deret aritmetika
Analisis 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Kompetensi
Dasar
Indikator Aspek
Penilaian
Nmr
Soal
alasannya.
8.2 Menemukan pola barisan
dan deret geometri
Pemahaman 3
Kompetensi Dasar Indikator Aspek
Penilaian
Nmr
Soal
Semester 2
4.1. Memahami pernyataan
dalam matematika dan
ingkaran atau negasinya
Memahami pernyataan
dalam matematika dan
ingkaran atau negasinya
Pemahaman
4.2 Menentukan nilai kebenaran
dari suatu pernyataan
majemuk dan pernyataan
berkuantor
Menentukan nilai
kebenaran dari
pernyataan berkuantor
dan pernyataan majemuk.
Pemahaman
4.3 Merumuskan pernyataan
yang setara dengan
pernyataan majemuk atau
pernyataan berkuantor yang
diberikan
Memeriksa kesetaraan
antara dua pernyataan
majemuk atau pernyataan
berkuantor.
Pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Kompetensi Dasar Indikator Aspek
Penilaian
Nmr
Soal
4.4 Menggunakan prinsip logika
matematika yang berkaitan
dengan pernyataan majemuk
dan pernyataan berkuantor
dalam penarikan kesimpulan
dan pemecahan masalah.
Menentukan
kesimpulan dari beberapa
premis yang diberikan
Pemahaman
5.1 Melakukan manipulasi
aljabar dalam perhitungan
teknis yang berkaitan dengan
perbandingan, fungsi,
persamaan dan identitas
trigonometri
Menentukan nilai
perbandingan
trigonometri pada
segitiga siku-siku, sudut
khusus dan semua
kuadran.
Pemahaman
Menggunakan nilai
perbandingan
trigonometri untuk sudut-
sudut berelasi
Pemahaman
Menyelesaikan soal
yang berhubungan
dengan aturan sinus dan
aturan kosinus.
Pemahaman
Menghitung luas
segitiga yang
komponennya diketahui
Analisis
5.2 Merancang model
matematika dari masalah
yang berkaitan dengan
perbandingan, fungsi,
persamaan dan identitas
trigonometri
Membuat model
matematika dari masalah
yang berkaitan dengan
perbandingan, fungsi,
persamaan dan identitas
trigonometri
Analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Kompetensi Dasar Indikator Aspek
Penilaian
Nmr
Soal
5.3 Menyelesaikan model
matematika dari masalah
yang berkaitan dengan
perbandingan, fungsi,
persamaan dan identitas
trigonometri, dan
penafsirannya
Menentukan
penyelesaian model
matematika dari masalah
yang berkaitan dengan
perbandingan, fungsi,
persamaan dan identitas
trigonometri, dan
penafsirannya.
Analisis
6.1 Menentukan kedudukan
titik, garis, dan bidang dalam
ruang dimensi tiga
Menentukan
kedudukan titik, garis,
dan bidang dalam ruang
dimensi tiga.
Pemahaman
6.2 Menentukan jarak dari titik
ke garis dan dari titik ke
bidang dalam ruang dimensi
tiga
Menentukan jarak dari
titik ke garis dan dari titik
ke bidang dalam ruang
dimensi tiga
Analisis
6.3 Menentukan besar sudut
antara garis dan bidang dan
antara dua bidang dalam
ruang dimensi tiga
Menentukan besar
sudut antara garis dan
bidang dan antara dua
bidang dalam ruang
dimensi tiga
Analisis
2. Pengujian Instrumen
Suatu alat ukur dapat dinyatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu
memberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi beberapa
kriteria yang telah ditentukan oleh para ahli, yaitu kriteria valid dan reliabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Oleh karena itu agar hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini tidak
keliru, dapat dipercaya, konsisten, dan tidak memberikan gambaran yang jauh
berbeda dari keadaan yang sebenarnya, maka dilakukan uji validitas dan uji
reliabilitas terhadap instrumen-instrumen penelitian yang akan digunakan
dalam penelitian ini.
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Menurut Anastasi dan Urbina
(1997:113), validitas berhubungan dengan apakah tes/uji mengukur apa
yang mesti diukurnya dan seberapa baik dia melakukannya. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran validitas yang dimaksud.
Pengukuran validitas ketiga instrumen dalam penelitian ini akan
dilakukan dengan 2 cara yaitu validitas isi dan validitas konstruk. Uji
validitas isi dilakukan dengan konsultasi kepada pakar atau dosen dalam
bidang pendidikan matematika. Sedangkan untuk menguji tingkat validitas
konstruk instrumen, peneliti mencobakan instrumen tersebut pada sasaran
dalam penelitian. Langkah ini disebut dengan kegiatan uji coba (try-out)
instrumen. Apabila data yang didapatkan dari uji coba ini sudah sesuai
dengan yang seharusnya, berarti bahwa instrumennya sudah baik dan valid.
(Suharsimi, 2006: 169).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Secara teknis pengujian validitas konstruk didasarkan pada pada kisi-
kisi instrumen yang telah disusun dan kaidah pengujian instrumen.
Pengujian keputusan validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan
Korelasi Product Moment. Rumus Korelasi Product Moment untuk
mengukur validitas instrumen adalah sebagai berikut:
2222 YYNXXN
YXXYNrXY
Keterangan:
r xy = Koefisisen korelasi antara X dan Y.
X = Skor butir.
Y = Skor Total
N = Jumlah Subyek
X2
= Jumlah kuadrat nilai X
Y2
= Jumlah kuadrat nilai Y (ibid., 170).
Kemudian hasil r xy hitung dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikan 5 %. Jika didapatkan harga r xy hitung > r tabel, maka butir
instrumen dapat dikatakan valid, akan tetapi jika harganya r xy hitung < r
tabel, maka dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data
karena instrumen itu sudah baik (ibid., 178).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Pengujian reliabilitas instrumen motivasi belajar dan instrumen hasil
belajar menggunakan rumus Cronbach-Alpha berikut ini :
2
2
1 i
iii
s
qps
n
n
Keterangan:
= indeks reliabilitas alpha atau Cronbach
n = jumlah item dalam instrumen
pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item i
qi = 1 – pi
si2 = variansi total (ibid., 196).
Dalam penelitian ini untuk melaksanakan uji reliabilitas digunakan
bantuan sofware Iteman dengan melihat besarnya nilai alpha. Indeks
reliabilitas berkisar antara 0 − 1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu
tes (mendekati 1), semakin tinggi pula ketepatannya. Suatu kesepakatan
informal menghendaki bahwa koefisien reliabilitas haruslah setinggi
mungkin.
Sementara itu pengujian reliabilitas instrumen hasil belajar
menggunakan rumus Kuder-Richardson 20 (KR-20) berikut ini:
2
11
20i
iiqp
n
nKR
Kerterangan:
KR-20 = indeks reliabilitas Kuder-Richardson 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
pi = proporsi subjek yang memperoleh skor 1 pada item i
qi = proporsi subjek yang memperoleh skor 0 pada item iσ
σi2 = variansi total (ibid., 188)
H. Teknik Analisis Data
Karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif,
maka teknik analisis data dalam penelitian ini berkenaan dengan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang digunakan
(Sugiyono, 2011: 207).
Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap, yakni tahap
pertama analisis deskriptif dan tahap kedua analisis korelasional. Sebelum
dilakukan analisis deskriptif, peneliti mengumpulkan, menyusun, member kode,
dan menyajikan data-data berupa skor dalam bentuk tabel agar dapat memberikan
gambaran yang jelas dan lengkap mengenai skor motivasi belajar, kemampuan
pemecahan masalah dan hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik
Seminari Xaverius Kakaskasen.
Setelah ditabulasi dalam bentuk tabel, data yang ada kemudian dianalisis
secara deskriptif dengan menggunakan software IBM SPSS 20. Hasil analisis data
deskriptif ini disajikan dalam bentuk perhitungan frekuensi tunggal dan komulatif;
perhitungan mean, median dan modus; perhitungan simpangan baku; skor
tertinggi dan skor terendah; serta penyajian data melalui tabel dan diagram.
Untuk membaca dan menyimpulkan data selanjutnya, skor yang diperoleh
oleh masing-masing responden diklasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Sangat Tinggi (ST), Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R) dan Sangat Rendah (SR).
Rentangan (jarak tertinggi dan terendah) yang sering dihitung sama dengan 6
simpangan baku (SD) dibagi menjadi 5, sehingga masing-masing kategori terdiri
dari 1,2 SD. Dengan demikian pembagian kategorinya adalah sebagai berikut:
a. X > ( M + 1,8SD ) : Kategori Sangat Tinggi
b. ( M + 0,6SD ) < X ≤ ( M + 1,8SD ) : Kategori Tinggi
c. ( M − 0,6SD ) < X ≤ ( M + 0,6SD ) : Kategori Sedang
d. ( M − 1,8SD ) < X ≤ ( M − 0,6SD ) : Kategori Rendah
e. X ≤ ( M − 1,8SD ) : Kategori Sangat Rendah
Keterangan:
M = Mean ideal = 0,5 x (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
SD = SD ideal = 0,167 x (skor maksimal ideal – skor minimal ideal).
(Fariz Achmad Haryono, 2012, online)
Dengan menggunakan kriteria ini ditentukan kecenderungan dari masing-
masing variabel yaitu dengan membuat distribusi frekuensi skor dan melihat
kategori dengan frekuensi terbanyak. Dari data ini kemudian dibuat kesimpulan
mengenai tingkat kategori dari motivasi belajar, kemampuan pemecahan masalah
dan hasil belajar matematika siswa.
Setelah analisis deskriptif, maka analisis data akan dilanjutkan dengan
analisis korelasional. Teknik analisis data korelasional yang dipakai adalah teknik
analisis Product Moment dan Regresi Linear Ganda. Teknik analisis Product
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Moment dipakai untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel-variabel
bebas dengan variabel terikat ataukah tidak ada hubungan. Jika ada hubungan
maka analisis dilanjutkan dengan analisis Regresi Linear Ganda. Analisis Regresi
Linear Ganda dilakukan untuk mencari tahu apakah ada pengaruh variabel-
variabel bebas terhadap variabel terikat dan berapa besar pengaruhnya. Di
samping itu juga melalui analisis Regresi Linear Ganda peneliti ingin melakukan
prediksi bagaimana perubahan nilai variabel terikat bila nilai variabel bebas
dinaikkan atau diturunkan nilainya (Sugiyono, 2011). Analisis ini akan dilakukan
dengan menggunakan program IBM SPSS 20 for windows.
Sebelum data dianalisis dengan teknik Regresi Linear Ganda, data-data itu
diuji terlebih dahulu dengan uji normalitas, uji linearitas dan uji multikolinearitas.
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya suatu data.
Pengujian ini menguji normalitas sebaran data masing-masing variabel bebas
maupun variabel terikat. Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui linear tidaknya
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Pengujian ini akan
memenuhi syarat apabila variabel bebas dan variabel terikatnya linear. Uji
multikolinearitas bertujuan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya
hubungan yang linear antara variabel bebas satu dengan variabel bebas lainnya.
Pengujian ini akan dapat dipertanggungjawabkan apabila tidak terjadi adanya
hubungan yang linear di antara variabel-variabel bebas. Uji persyaratan statistik
ini, baik uji normalitas, uji linearitas maupun uji multikolinearitas, dilakukan
dengan menggunakan bantuan program IBM SPSS 20 for windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
1. Pengujian Persyaratan Regresi Linear
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal, model regresi yang baik adalah memiliki data yang berdistribusi
normal. Jadi untuk mengetahui normal tidaknya distribusi penelitian
masing-masing variabel penelitian digunakan uji normalitas.
Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov dengan bantuan program IBM SPSS 20 for windows.
Pengambilan kesimpulan normalitas data adalah jika p value (sig.) >
0,05 berarti data diambil dari populasi yang berdistribusi normal, tetapi
jika p value (sig.) < 0,05 berarti data diambil dari populasi yang
berdistribusi tak normal (Gozali, 2001: 43).
b. Uji Linearitas
Uji linearitas merupakan langkah untuk mengetahui status linear
tidaknya suatu distribusi sebuah data penelitian. Hasil yang diperoleh
melalui uji linearitas akan menentukan teknik analisis regresi yang akan
digunakan. Jika hasil uji linearitas merupakan data yang linear, maka
digunakan analisis regresi linear. Sebaliknya jika hasil uji linearitas
merupakan data yang tidak linear maka analisis regresi yang digunakan
analisis regresi nonlinear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Uji linearitas ini dilakukan dengan mencari persamaan garis regresi
variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Berdasarkan garis regresi
yang telah dibuat selanjutnya diuji signifikansi koefisien garis regresi serta
linearitasnya. Uji linearitas menggunakan uji F.
Pengambilan kesimpulan linearitas data adalah jika F hitung < F tabel
maka model regresi linear, tetapi jika F hitung > F tabel maka model
regresi tak linear (ibid., 87).
c. Uji Multikolinearitas
Dalam analisis regresi ganda ini terdapat dua variabel bebas yang
diduga akan mempengaruhi variabel terikatnya. Pendugaan tersebut akan
dapat dipertanggungjawabkan apabila tidak terjadi hubungan yang linear
(multikolinearitas) antar variabel bebas. Pelanggaran terhadap asumsi ini
akan mengakibatkan tingkat ketelitian koefisien regresi sebagai penduga
sangat rendah, dengan demikian menjadi kurang akurat. Selain itu, adanya
pelanggaran akan menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya (Sudarmanto,
2005: 137).
Uji multikolinearitas akan dilakukan dengan bantuan software IBM
SPSS 20 for windows. Pengambilan keputusan dibuat dengan melihat nilai
VIF (Variance Inflation Factor) pada tabel Coefficients pada kolom
Collinearity Statistics. Jika nilai VIF kurang dari 4, maka disimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
tidak terjadi multikolinearitas. Jika nilai VIF lebih dari 4, maka
disimpulkan terjadi multikolinearitas.
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji Hipotesis Pertama
Uji signifikansi hipotesis pertama menggunakan uji korelasi parsial
dilanjutkan dengan uji t. Uji signifikansi menggunakan uji korelasi parsial
ini digunakan untuk melihat hubungan korelasi antara variabel terikat hasil
belajar matematika siswa (Y) dengan variabel bebas motivasi belajar siswa
(X1) apabila variabel bebas kemampuan pemecahan masalah (X2) dikontrol.
Hal ini dapat dihitung dengan rumus :
ry1-2 = )1()1(
))((
2
21
2
2
2121
xrxryx
xrxryxryx
Uji signifikansi koefesien korelasi parsial menggunakan Uji t dengan rumus:
t = 21
2
r
Nr
untuk mengetahui korelasi parsial signifikan atau tidak signifikan. Hasil t
tabel dibandingkan dengan t hitung. Jika t hitung t tabel, maka hal ini
menunjukkan sangat signifikan koefisien korelasi tersebut.
Uji t ini digunakan untuk menentukan tingkat signifikansi pengaruh
yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu dengan
membandingkan nilai probabilitas yang diperoleh dengan tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
signifikansi tertentu, yang dalam penelitian ini menggunakan tingkat
signifikansi α = 5%.
Untuk menghitung nilai tersebut di atas dalam penelitian ini
digunakan IBM SPSS 20 for windows. Pengambilan kesimpulannya adalah
jika nilai p (Sig. Connected Model) < 0,05 berarti terdapat pengaruh yang
signifikan.
b. Uji Hipotesis Kedua
Uji signifikansi hipotesis kedua menggunakan uji korelasi parsial
dilanjutkan dengan uji t. Uji signifikansi menggunakan uji korelasi parsial
ini digunakan untuk melihat hubungan korelasi antara variabel terikat hasil
belajar siswa (Y) dengan variabel bebas kemampuan pemecahan masalah
siswa (X2) apabila variabel bebas motivasi belajar (X1) dikontrol. Hal ini
dapat dihitung dengan rumus:
ry2-1 = )1()1(
))((
2
21
2
1
2112
xrxryx
xrxryxryx
Uji signifikansi koefesien korelasi parsial menggunakan uji t dengan rumus:
t = 21
2
r
Nr
untuk mengetahui korelasi parsial signifikan atau tidak signifikan. Hasil t
tabel dibandingkan dengan t hitung. Jika t hitung t tabel, maka hal itu
menunjukkan sangat signifikan koefisien korelasi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Uji t ini digunakan untuk menentukan tingkat signifikansi pengaruh
yang ditimbulkan oleh variabel bebasnya terhadap variabel terikatnya, yaitu
dengan membandingkan nilai probabilitas yang diperoleh dengan tingkat
signifikansi tertentu, yang dalam penelitian ini menggunakan tingkat
signifikansi α = 5%.
Untuk menghitung nilai tersebut di atas penelitian ini menggunakan
IBM SPSS 20 for windows. Pengambilan kesimpulannya adalah jika nilai p
(Sig. Connected Model) < 0,05 berarti terdapat pengaruh yang signifikan.
c. Uji Hipotesis Ketiga
Uji hipotesis ketiga menggunakan analisis regresi ganda R2
dilanjutkan dengan uji F, yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah
variasi perubahan nilai variabel bebas secara bersama-sama dapat
menjelaskan variasi perubahan nilai variabel terikat.
Metode ini dilakukan untuk menguji sejauh mana pengaruh motivasi
belajar siswa dan kemampuan pemecahan masalah siswa terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius
Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015.
Korelasi (R2) ini digunakan untuk menilai hubungan 2 prediktor (X1
dan X2) secara bersama-sama dalam mempengaruhi variabel terikat (Y).
Rumus korelasi ganda R yang digunakan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Ry- (12) = 2
2211
y
yxbyxb
Rumus yxbyxb 2211 dan
2y didapatkan dari analisis regresi
linier ganda. Jika dikuadratkan diperoleh korelasi ganda kuadrat R2
yang
disebut dengan koefisien determinasi.
Besarnya kontribusi secara bersama-sama masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat ditunjukkan oleh nilai R2 dikalikan 100%.
Setelah R2 diperoleh dilanjutkan uji F menggunakan rumus :
1
1 2
2
kn
R
k
R
F
Keterangan:
n – k – 1 = derajat kebebasan penyebut
n = banyaknya sampel
k = banyaknya prediktor
Untuk mengetahui apakah korelasi ganda signifikan atau tidak
signifikan digunakan uji F. Jika F hitung > F tabel berarti koefisien korelasi
antara variabel Y dengan variabel X signifikan. Tingkat signifikansi korelasi
ganda bisa juga dilihat dari nilai signifikansinya. pengambilan
kesimpulannya adalah jika nilai signifikansinya kurang dari nilai α, maka
korelasinya signifikan, tetapi bila nilai signifikansinya lebih dari nilai α,
maka korelasinya tidak signifikan. Tingkat signifikansi dalam penelitian ini
α = 5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan yang jelas dan terencana akan sangat membantu
kelancaran penelitian dan hasilnya akan lebih baik. Secara garis besar langkah-
langkah penelitian terdiri dari pembuatan rancangan penelitian, pelaksanaan
penelitian dan pembuatan laporan penelitian.
Dalam penelitian ini langkah-langkah penelitian yang dilakukan peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Memilih topik penelitian dengan memperhatikan fenomena pendidikan
dan pengajaran yang terdapat permasalahan yang patut dikaji.
2. Melakukan kajian pustaka yang sesuai dengan tema penelitian (kajian
teoritis).
3. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian.
4. Merumuskan hipotesis penelitian.
5. Memilih metode dan pendekatan penelitian
6. Menentukan populasi penelitian, termasuk sampel penelitian.
7. Menentukan teknik pengumpulan data dan analisis data.
8. Menentukan dan menyusun instrumen penelitian, berupa kuesioner dan
tes.
9. Mengumpulkan data penelitian.
10. Menganalisis dan menginterpretasi data.
11. Menarik kesimpulan
12. Menyusun laporan hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
J. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan pemillihan tempat (lokasi) penelitian ini termasuk bagian penting
dalam proses penelitian kuantitatif ini. Lokasi yang dipilih oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen. SMA Katolik
Seminari Xaverius Kakaskasen terletak di Kelurahan Kakaskasen Tiga,
Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon, Propinsi Sulawesi Utara. Waktu
penelitian berlangsung dari bulan Februari sampai Juli 2015. Berikut ini adalah
jadwal pelaksanaan penelitian selengkapnya.
Tabel 3.5
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Feb Maret April Mei Juni Juli
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Penyusunan proposal
penelitian
x
x x x x x
2 Penyusunan
instrumen penelitian
x x x x x x
3 Pengujicobaan
instrumen penelitian
x x
4 Pengumpulan data
penelitian
x x
5 Tabulasi dan
analisis data
x x
6 Penyusunan laporan
penelitian
x x x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA,
ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Tempat penelitian berlokasi di SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen.
Sekolah ini beralamat di Jalan Opo Worang 263, Kelurahan Kakaskasen Tiga,
Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon, Propinsi Sulawesi Utara.
SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen didirikan pada tahun 1952
dengan akte pendirian No. 12 tanggal 19 April 1952. Sekolah ini merupakan
sekolah swasta yang bernaung di bawah penyelenggaraan Yayasan Pendidikan
Katolik Keuskupan Manado. Sekolah ini memiliki tingkat akreditasi A dengan
SK Akreditasi No 305/BAP-S/M/Sulut/III/2014 pada tanggal 16 Maret 2014.
SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen mempunyai visi dan misi yang
jelas. Visinya adalah ”SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen sebagai
persemaian benih-benih pribadi-pribadi calon imam yang cerdas dan seimbang
secara manusiawi dan kristiani, dalam semangat kerasulan sesuai pedoman umum
ajaran gereja universal dan kebutuhan lokal gereja dan masyarakat Indonesia”.
Sedangkan misinya adalah ”Berproses bersama dalam membangun pribadi
melalui pembiasaan hidup sehat jiwa-raga, pengenalan dan pembiasaan hidup doa,
pembinaan intelektual: studi dan keterampilan, serta kepedulian dan cinta
terhadap sesama dan lingkungan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Sekolah SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen dipimpin oleh P. Harry
Singkoh, MSC, SS, LicMus. sejak Juli 2013. Jumlah guru yang mengajar di
sekolah ini sebanyak 28 orang, yang terdiri dari 20 guru laki-laki dan 8 guru
perempuan. Status guru terdiri dari 6 guru PNS, 8 guru GTY, dan 14 guru GTT.
Pegawai terdiri dari 3 orang laki-laki, yang semuanya berstatus PTY.
Sekolah ini berdiri di atas lahan seluas 5 hektar dan memiliki fasilitas yang
lengkap, yakni 7 ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha,
perpustakaan, laboratorium, ruang komputer, tempat ibadah, lapangan olahraga
yang terdiri dari 2 lapangan sepakbola, 2 lapangan bola voli, lapangan bola
basket, lapangan bulu tangkis, ruang kesenian, aula dan asrama.
Semua siswa yang bersekolah di tempat ini wajib tinggal di asrama. Semua
siswanya berjenis kelamin laki-laki karena sekolah ini merupakan sekolah khusus
pembinaan untuk para calon imam Gereja Katolik. Jumlah siswa tidak terlalu
banyak, tetapi juga tidak terlalu sedikit. Jumlah siswa digambarkan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 4.1.
Jumlah Siswa SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen
Tahun Ajaran 2014/2015
No Kelas Jumlah
Total Laki-laki Perempuan
1 X – A/ IIS 18 -- 18
2 X – B/ IIS 21 -- 21
Jumlah 39 -- 39
3 XI – A/ IIS 18 -- 18
4 XI – B/ IIS 15 -- 15
Jumlah 33 -- 33
5 XII – A/IPS 15 -- 15
6 XII – B/IPS 17 -- 17
Jumlah 32 -- 32
Total 104 -- 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
B. Hasil Ujicoba Instrumen dan Tindak Lanjut
Ujicoba instrumen dilakukan terhadap siswa kelas XI SMA Katolik Seminari
Xaverius Kakaskasen dan dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2015. Alasan dipilih
kelas XI ini dan bukannya kelas X adalah karena kelas X di sekolah ini hanya
terdiri dari 39 siswa, dan tidak mungkin dibagi dua kelompok sebagai kelompok
responden ujicoba dan kelompok responden penelitian. Kelas XI yang telah
mendapatkan materi pelajaran kelas X, memiliki karakteristik yang sama dengan
kelas X, dan pada saat berada di kelas X diajari oleh guru yang sama, kiranya
menjadi opsi terbaik untuk pelaksanaan ujicoba instrumen. Kelas XI terdiri dari
33 siswa, tetapi yang mengikuti ujicoba instrumen hanya 31 siswa.
1. Uji Validitas
Sebelum uji validitas, peneliti telah berkonsultasi dengan dosen
pembimbing dan guru mata pelajaran sebagai tenaga ahli. Uji validitas
dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel. Uji validitas
terhadap variabel motivasi belajar memiliki 24 soal/item. Berikut ini hasil uji
validitas terhadap variabel motivasi belajar:
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar
No R hitung R tabel Keterangan Simpulan
1 4,348 1,699 r hitung > r tabel Valid
2 3,695 1,699 r hitung > r tabel Valid
3 2,112 1,699 r hitung > r tabel Valid
4 2,582 1,699 r hitung > r tabel Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
No R hitung R tabel Keterangan Simpulan
5 1,870 1,699 r hitung > r tabel Valid
6 2,582 1,699 r hitung > r tabel Valid
7 2,485 1,699 r hitung > r tabel Valid
8 3,439 1,699 r hitung > r tabel Valid
9 5,249 1,699 r hitung > r tabel Valid
10 2.190 1,699 r hitung > r tabel Valid
11 2,810 1,699 r hitung > r tabel Valid
12 1,810 1,699 r hitung > r tabel Valid
13 3,361 1,699 r hitung > r tabel Valid
14 1,771 1,699 r hitung > r tabel Valid
15 3,931 1,699 r hitung > r tabel Valid
16 0,189 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
17 -0,839 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
18 0,002 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
19 3,996 1,699 r hitung > r tabel Valid
20 4,486 1,699 r hitung > r tabel Valid
21 1,792 1,699 r hitung > r tabel Valid
22 1,821 1,699 r hitung > r tabel Valid
23 0,775 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
24 4,515 1,699 r hitung > r tabel Valid
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 24 soal yang diuji validitasnya
terdapat 4 soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 16, 17, 18 dan 23.
Keempatnya tidak valid karena r hitung < r tabel. Setelah mengadakan
konsultasi dengan dosen pembimbing sebagai tenaga ahli, peneliti mengadakan
revisi kuesioner penelitian. Soal nomor 12 dan 18 dihapus karena tidak sesuai
dengan indikator dan sudah ada soal lain yang mewakili indikatornya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
sedangkan soal nomor 16, 17 dan 18 direvisi perumusan kalimatnya. Dengan
demikian kuesioner yang akan menjadi alat pengumpulan dan analisis data
menjadi 22 soal, dengan skor tertinggi yang bisa diperoleh siswa sebesar 88
dan skor terendah yang bisa diperoleh sebesar 22.
Uji validitas terhadap variabel kemampuan pemecahan masalah terdiri dari
7 soal. Soal-soalnya berbentuk tes essai/uraian. Berikut ini adalah hasil uji
validitas terhadap variabel kemampuan pemecahan masalah:
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Kemampuan Pemecahan Masalah
No R hitung R tabel Keterangan Simpulan
1 4,055 1,699 r hitung > r tabel Valid
2 2,718 1,699 r hitung > r tabel Valid
3 3,922 1,699 r hitung > r tabel Valid
4 5,262 1,699 r hitung > r tabel Valid
5 2,965 1,699 r hitung > r tabel Valid
6 3,363 1,699 r hitung > r tabel Valid
7 4,808 1,699 r hitung > r tabel Valid
Tabel di atas menunjukkan bahwa semua soal memiliki r hitung > r tabel
sehingga semua soal disimpulkan valid. Tidak ada masalah validitas soal.
Walaupun semua soalnya valid, tetapi peneliti membuat revisi tes
kemampuan pemecahan masalah karena peneliti melihat bahwa tidak ada
siswa yang bisa menyelesaikan semua soal yang ada. Pada umumnya siswa
hanya bisa mengerjakan 4 – 6 soal. Waktu pengerjaan soal yang hanya 90
menit rupanya tidak cukup. Setelah berkonsultasi dengan dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
pembimbing, peneliti memutuskan untuk mengurangi jumlah soal tanpa
mengurangi jumlah indikator yang ada. Soal nomor 7 dihilangkan karena
sudah ada soal nomor 6 yang memiliki indikator yang sama. Dengan
demikian jumlah soal menjadi 6 sehingga skor tertinggi yang bisa diperoleh
siswa sebesar 24 dan skor terendah yang bisa diperoleh sebesar 0.
Uji validitas terhadap variabel hasil belajar matematika terdiri dari 30
soal. Soal-soalnya berbentuk tes pilihan ganda. Berikut ini adalah hasil uji
validitas terhadap variabel hasil belajar matematika:
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Hasil Belajar Matematika
No R hitung R tabel Keterangan Simpulan
1 1,260 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
2 -0,622 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
3 1,561 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
4 -1,320 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
5 4,318 1,699 r hitung > r tabel Valid
6 2,181 1,699 r hitung > r tabel Valid
7 2,381 1,699 r hitung > r tabel Valid
8 0,881 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
9 1,556 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
10 1,023 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
11 0,087 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
12 0,265 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
13 -0,237 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
14 2,398 1,699 r hitung > r tabel Valid
15 1,594 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
No R hitung R tabel Keterangan Simpulan
16 0,499 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
17 3,108 1,699 r hitung > r tabel Valid
18 2,246 1,699 r hitung > r tabel Valid
19 2,381 1,699 r hitung > r tabel Valid
20 -0,063 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
21 2,122 1,699 r hitung > r tabel Valid
22 1,911 1,699 r hitung > r tabel Valid
23 3,680 1,699 r hitung > r tabel Valid
24 2,208 1,699 r hitung > r tabel Valid
25 0,178 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
26 2,978 1,699 r hitung > r tabel Valid
27 4,359 1,699 r hitung > r tabel Valid
28 2,567 1,699 r hitung > r tabel Valid
29 1,653 1,699 r hitung < r tabel Tidak Valid
30 3,820 1,699 r hitung > r tabel Valid
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 30 soal yang diuji, terdapat 15 soal
yang valid dan 15 soal yang tidak valid. 15 soal yang tidak valid adalah soal
nomor 1, 2, 3, 4, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 20, 25 dan 29, sedangkan 15 soal
yang valid adalah soal nomor 5, 6, 7, 14, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28,
dan 30. Ada banyak soal yang tidak valid karena sebagian besar siswa kelas XI
yang mengerjakan tes sudah lupa akan pelajaran-pelajaran matematika di kelas
X. Di samping itu ada sedikit perbedaan kurikulum antara kelas X pada tahun
ajaran 2015/2015 dengan kelas X pada tahun ajaran sebelumnya. Setelah
berkonsultasi dengan dosen pembimbing, peneliti membuat revisi terhadap
beberapa soal yang tidak valid, seperti soal nomor 3, 4, 10, 11, 12, 13, 16, 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
dan 29. Selain itu peneliti juga meminta waktu kepada guru mata pelajaran
untuk mengadakan penyegaran materi-materi pelajaran kelas X sebelum
peneliti mengadakan tes terhadap siswa kelas X. Dengan diadakan penyegaran
materi diharapkan siswa mengingat kembali semua pelajaran matematika yang
telah dipelajari di kelas X. Penyegaran materi pelajaran matematika kelas X
terhadap siswa kelas X diadakan pada tanggal 1 Juni 2015.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas terhadap variabel-variabel dalam penelitian menggunakan
metode yang tidak sama. Uji reliabilitas terhadap variabel motivasi belajar dan
kemampuan pemecahan masalah menggunakan metode Cronbach Alpha,
sedangkan uji reliabilitas terhadap variabel hasil belajar matematika
menggunakan metode KR-20.
Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan software Microsoft
Excel. Pedoman pengukuran uji reliabilitas ini menggunakan kategori koefisien
reliabilitas menurut Guilford (1956:145) sebagai berikut:
Tabel 4.5
Pedoman Pengukuran Uji Reliabilitas
Koefisien r hitung Tingkat Reliabilitas
0,80 < r11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < r11 ≤ 0,60 Sedang
0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah
-1,00 < r11 ≤ 0,20 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Berdasarkan uji reliabilitas terhadap variabel-variabel penelitian diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Penelitian Koefisien r hitung Tingkat Reliabilitas
Motivasi
Belajar 0,769 Tinggi
Kemampuan
Pemecahan Masalah 0,652 Tinggi
Hasil Belajar
Matematika 0,605 Tinggi
Berdasarkan hasil uji reliabilitas terhadap variabel-variabel penelitian
diperoleh hasil dimana semua variabel penelitian memiliki reliabilitas dalam
kategori tinggi. Kalau dibandingkan dengan r tabel untuk N = 31 sebesar 0,355,
maka semua variabel memiliki koefisien r hitung > r tabel sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua variabel penelitian memang reliabel. Dengan
demikian soal-soal dalam kuesioner motivasi belajar, tes kemampuan
pemecahan masalah, dan tes hasil belajar matematika dapat dikatakan reliabel
atau terpercaya sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.
C. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing mengenai hasil ujicoba
instrumen dan merevisi instrumen penelitian, serta melakukan penyegaran materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
pelajaran matematika terhadap siswa kelas X, peneliti mengadakan pengumpulan
data penelitian.
Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 dan 5 Juni 2015.
Pada tanggal 4 Juni 2015 dilakukan pengumpulan data dalam bentuk pengisian
kuesioner motivasi belajar, sedangkan pada tanggal 5 Juni 2015 dilakukan
pengumpulan data dalam bentuk tes untuk kemampuan pemecahan masalah dan
hasil belajar matematika siswa kelas X.
Waktu pengisian kuesioner motivasi belajar selama 15 menit, sedangkan
waktu tes untuk kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar matematika
selama 90 menit. Kuesioner motivasi belajar terdiri dari 22 soal yang harus
dijawab siswa dengan memberikan tanda silang pada pernyataan yang sesuai
dengan yang dirasakannya, entah sangat setuju, setuju, tidak setuju ataupun sangat
tidak setuju. Tes kemampuan pemecahan masalah terdiri dari 6 soal essai,
sedangkan tes hasil belajar matematika terdiri dari 30 soal pilihan ganda dengan
empat opsi jawaban.
Siswa yang mengikuti pengisian kuesioner motivasi belajar sebanyak 39
orang, sedangkan siswa yang mengikuti tes kemampuan pemecahan masalah dan
hasil belajar matematika juga sebanyak 39 orang. Dengan demikian tidak ada
perbedaan banyaknya jumlah siswa yang mengikuti pengisian kuesioner dan tes.
Siswa yang mengikuti pengisian kuesioner dan tes sesuai dengan jumlah sampel
penelitian, yakni 39 orang yang merupakan keseluruhan jumlah siswa kelas X
SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
D. Tabulasi Data
Setelah mengadakan pengumpulan data, peneliti melakukan pengecekan data-
data yang telah dikumpulkan, apakah data-data itu sudah lengkap sesuai dengan
jumlah siswa yang mengikuti tes dan kuesioner. Langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah memberi kode dan skor untuk jawaban-jawaban yang ada.
Penyekoran terhadap data motivasi belajar dilakukan sesuai dengan skala
Likert. Untuk pertanyaan positif, jawaban sangat setuju diberi skor 4, setuju skor
3, tidak setuju skor 2, dan sangat tidak setuju skor 1. Untuk pertanyaan negatif,
jawaban sangat setuju diberi skor 1, setuju skor 2, tidak setuju skor 3, dan sangat
tidak setuju skor 4.
Untuk jawaban tes kemampuan pemecahan masalah, pemberian skor
disesuaikan tingkat kebenaran jawaban dengan rentang skor antara 0 – 4.
Sedangkan untuk tes hasil belajar matematika, jawaban benar diberi skor 1 dan
jawaban salah diberi skor 0.
Skor-skor yang diperoleh siswa dalam tes dan kuesioner ini kemudian
ditabulasi dalam bentuk tabel. Hasil tabulasi data untuk variabel motivasi belajar,
kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar matematika adalah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 4.7
Tabulasi Skor Kuesioner Motivasi Belajar
Rsp Skor Tiap Pernyataan Jlh
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22
1 3 3 3 4 3 4 4 2 4 1 4 3 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 66
2 3 2 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 57
4 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 1 3 3 2 3 4 3 2 3 3 66
5 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 79
6 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 1 62
7 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 78
8 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 55
9 4 4 2 3 3 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 78
10 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 77
11 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 63
12 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 70
13 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 2 4 4 4 4 2 4 2 4 4 3 75
14 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 68
15 4 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 3 3 3 72
16 3 3 3 4 2 4 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 68
17 3 3 3 2 3 4 4 1 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 2 3 2 3 63
18 3 3 1 3 3 4 3 1 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Rsp Skor Tiap Pernyataan Jlh
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22
19 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 60
20 2 2 2 1 3 3 3 1 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 50
21 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 65
22 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 63
23 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 77
24 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 66
25 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 63
26 2 2 4 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 1 2 4 3 2 4 1 4 3 58
27 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 55
28 3 4 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 4 3 62
29 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 2 3 3 4 1 2 3 3 64
30 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 71
31 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 1 2 2 2 50
32 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 1 3 3 55
33 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 2 4 3 70
34 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 3 2 53
35 3 4 2 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 66
36 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4 1 2 3 2 3 2 2 4 3 58
37 2 2 2 3 3 4 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 1 3 2 57
38 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 55
39 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 3 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel 4.8
Tabulasi Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Rsp Skor Tiap Pertanyaan
Jlh P1 P2 P3 P4 P5 P6
1
2 3 1 4 3 1 14
2 3 3 1 2 2 0 11
3 2 3 1 2 2 0 10
4 4 4 1 4 3 0 16
5 4 3 1 4 4 1 17
6 2 2 2 4 2 0 12
7 4 4 1 4 4 1 18
8 2 2 1 1 3 0 9
9 4 4 2 4 3 1 18
10 4 2 2 4 4 1 17
11 4 4 1 2 2 1 14
12 2 4 0 1 4 2 13
13 4 3 2 4 3 1 17
14 2 4 1 1 3 0 11
15 2 4 1 3 4 2 16
16 4 4 1 1 2 0 12
17 2 3 2 1 3 0 11
18 4 4 1 4 2 1 16
19 2 4 2 3 2 1 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Rsp Skor Tiap Pertanyaan
Jlh P1 P2 P3 P4 P5 P6
20 4 2 1 2 3 0 12
21 4 4 2 3 2 1 16
22 2 4 1 4 2 1 14
23 2 4 1 4 3 1 15
24 4 1 1 4 3 1 14
25 4 1 1 4 3 2 15
26 2 3 1 3 1 1 11 27 1 3 1 3 1 1 10
28 4 2 1 2 2 1 12
29 2 4 1 3 3 1 14
30 4 2 1 4 4 1 16
31 2 3 1 1 2 0 9
32 2 3 1 4 2 0 12
33 2 4 1 4 4 1 16
34 2 3 1 4 2 0 12
35 4 3 1 2 3 1 14
36 4 2 1 4 1 1 13
37 2 3 1 2 2 1 11
38 2 2 1 2 2 0 9
39 4 4 2 4 3 2 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 4.9
Tabulasi Skor Tes Hasil Belajar Matematika
Rsp Skor Tiap Pertanyaan
Jlh P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 18
2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 20
3 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 16
4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 18
5 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 21
6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 19
7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 22
8 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 12
9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 20
10 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 22
11 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 19
12 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 18
13 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 21
14 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 19
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 18
16 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 16
17 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 15
18 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Rsp Skor Tiap Pertanyaan
Jlh P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30
19 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 20
20 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 17
21 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 23
22 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 19
23 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 21
24 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 20
25 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 18
26 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 14
27 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 12
28 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 18
29 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 19
30 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 20
31 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 15
32 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 14
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 19
34 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 14
35 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 21
36 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 15
37 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 14
38 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 13
39 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
E. Analisis Data
1. Uji Persyaratan Regresi Linear
Data yang sudah ditabulasi dalam bentuk tabel dianalisis dengan
menggunakan software IBM SPSS 20 for windows. Berbeda dengan alat
analisis lainnya, analisis regresi linear memerlukan pengujian persyaratan yang
1 sangat ketat. Pengujian persyaratan analisis statistik parametik dan regresi
linear yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji linearitas
dan uji multikolinearitas.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
motivasi belajar (X1), kemampuan pemecahan masalah (X2), dan hasil
belajar matematika (Y) berdistribusi normal atau tidak normal.
Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas data dalam penelitian
ini adalah Uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk menguji normalitas distribusi
populasi diajukan hipotesis berikut ini:
Ho : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Ha : Data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
Nilai alpha (α) = 0.05
Daerah kritis Ho diterima jika p value (Sig.) > 0.05 dan Ha diterima jika p
value (Sig.) < 0,05 (Uyanto, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Berdasarkan hasil uji normalitas data diperoleh ringkasan hasil
penelitian sebagai berikut :
Tabel 4.10
Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Variabel Kolmogorov-Smirnov Alpha
(α) Kondisi Simpulan
Df Sig. (s)
Motivasi
Belajar 39 0,870 0,05 S > α Normal
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
39 0,518 0,05 S > α Normal
Hasil
Belajar 39 0,173 0,05 S > α Normal
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai signifikansi normalitas untuk
variabel motivasi belajar = 0,870, kemampuan pemecahan masalah = 0,518
dan hasil belajar matematika = 0,173. Nilai signifikansi dari semua variabel
> α (0,05). Jadi Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua data
diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Karena data berdistribusi
normal, maka dalam penelitian ini akan dipakai analisis statistik parametrik.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas ini berkaitan dengan suatu pembuktian apakah model
garis linear yang ditetapkan benar-benar sesuai dengan keadaannya atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tidak. Pengujian ini perlu dilakukan supaya hasil analisis yang diperoleh
dapat dipertanggungjawabkan dalam pengambilan beberapa kesimpulan
penelitian yang diperlukan. Pengujian linearitas garis regresi ini
menggunakan pendekatan atau analisis Tabel Anova. Hipotesis yang
digunakan untuk menguji linearitas garis regresi dalam penelitian ini
dinyatakan sebagai berikut:
Ho : Model regresi berbentuk linear.
Ha : Model regresi berbentuk tidak linear.
Uji linearitas ini dilakukan dengan mencari persamaan garis regresi
variabel bebas X terhadap variabel terikat Y dan berdasarkan garis regresi
yang telah dibuat selanjutnya diuji keberartian koefisien garis regresi serta
linearitasnya. Model dikatakan linear apabila nilai koefisien F pada baris
Deviation from Linearity (DfL) atau F hitung kurang dari F tabel.
Dari hasil perhitungan diperoleh ringkasan hasil uji linearitas garis
regresi seperti disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.11
Rangkuman Hasil Uji Linearitas
No Keterangan F hitung F tabel Kondisi Kesimpulan
1 Y*X1 2,627 3,26 Fh < Ft Linear
2 Y*X2 0,699 3,26 Fh < Ft Linear
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Rangkuman hasil uji linearitas di atas menunjukkan bahwa nilai
koefisien F Deviation from Linearity (DfL) atau F hitung kurang dari F
tabel, maka Ho diterima. Itu berarti bahwa model regresi berbentuk linear.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji
ada tidaknya suatu hubungan linear yang sempurna antara beberapa atau
semua variabel bebas. Adanya hubungan yang linear antar variabel bebas
akan menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat. Oleh karena itu harus benar-benar
dinyatakan bahwa tidak terjadi hubungan linear di antara variabel-variabel
bebas tersebut. Adapun hipotesis yang akan diuji untuk membuktikan ada
tidaknya multikolinearitas antar variabel bebas adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat hubungan antar variabel bebas.
Ha : Terdapat hubungan antar variabel bebas.
Untuk menentukan apakah terdapat atau tidak terdapat hubungan antar
variabel bebas dalam penelitian ini, maka dilakukan uji multikolinearitas
dengan melihat nilai patokan koefisien VIF (Variance Inflation Faktor).
Kriteria yang digunakan adalah jika koefisien nilai VIF lebih kecil dari 4
atau nilai toleransi lebih kecil dari 1, maka dikatakan tidak terdapat masalah
multikolinearitas (Uyanto, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Hasil pengujian multikolinearitas antar variabel bebas dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.12
Rangkuman Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Motivasi Belajar .415 2.408
Kemampuan Pemecahan Masalah .415 2.408
a. Dependent Variabel: Hasil Belajar Matematika
Data di atas menunjukkan bahwa variabel motivasi belajar memiliki
nilai VIF 2,408 dengan toleransi 0,415 dan kemampuan pemecahan
masalah memiliki nilai VIF 2,408 dengan toleransi 0,415. Data tersebut
menunjukkan bahwa kedua variabel bebas, yakni motivasi belajar dan
kemampuan pemecahan masalah memiliki nilai VIF kurang dari 4. Jadi
tidak terdapat hubungan antar variabel bebas.
2. Analisis Deskriptif
Setelah mengadakan tabulasi data, peneliti melakukan analisis terhadap
data yang telah ditabulasi. Data yang telah ditabulasi dianalisis dengan
menggunakan software IBM SPSS 21 for windows. Hasil analisis deskripsi data
meliputi rerata/mean (M), modus atau mode (Mo) dan median (Me) dari
masing masing variabel penelitian. Mean merupakan rata-rata hitung, modus
ialah nilai dari data yang mempunyai frekuensi tertinggi atau yang sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
muncul dalam kelompok data, dan median ialah nilai tengah dari gugusan data
yang telah diurutkan mulai dari data terkecil sampai data terbesar.
a. Analisis Data Motivasi Belajar
Karena terdapat 2 butir soal tidak valid yang dikurangi, maka instrumen
yang digunakan untuk mengukur variabel motivasi belajar menjadi
berjumlah 22 butir soal dengan skor tiap butir mulai dari 1 sampai dengan 4.
Pedoman pemberian skor untuk setiap butir soal yang dijawab
responden, yakni sangat setuju diberi skor 4, setuju skor 3, tidak setuju skor
2 dan sangat tidak setuju skor 1. Adapun skor motivasi belajar yang
diperoleh siswa sesuai dengan skor jawaban yang dijawab oleh tiap
responden. Jadi skor maksimal yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 88
dan skor minimal 22.
Setelah dilakukan pengolahan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.13
Statistik Motivasi Belajar
N Valid 39
Missing 0
Mean 64.51
Median 64.00
Mode 55a
Std. Deviation 8.159
Variance 66.572
Range 29
Minimum 50
Maximum 79
Sum 2516
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Tabel di atas menunjukkan skor tertinggi untuk variabel motivasi belajar
sebesar 79 dari skor maksimal yang mungkin dicapai sebesar 88 dan skor
terendah sebesar 50 dari skor terendah yang mungkin dicapai 22. Dari hasil
tersebut diperoleh Mean (M) dari motivasi belajar sebesar 64,51, Median
(Me) sebesar 64 dan Modus (Mo) sebesar 55 dalam rentangan skala 22 – 88.
Apabila kuesioner motivasi belajar ditelaah berdasarkan skor tiap
item, maka akan ditemukan fakta bahwa skor tertinggi terdapat pada item
nomor 7 dengan indikator tak cepat menyerah, yang memiliki skor 137 dari
maksimal skor 156. Sedangkan skor terendah adalah item nomor 8 dengan
indikator memanfaatkan berbagai sumber belajar, yang memiliki skor 95
dari maksimal skor 156.
Untuk memudahkan dalam membaca dan mempredikasi data
selanjutnya skor yang diperoleh oleh masing-masing responden
diklasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu Sangat Tinggi (ST), Tinggi
(T), Sedang (S), Rendah (R) dan Sangat Rendah (SR). Rentangan (jarak
tertinggi dan terendah) yang sering dihitung sama dengan 6 simpangan baku
(SD) dibagi menjadi 5, sehingga masing-masing kategori terdiri dari 1,2 SD.
Dengan demikian pembagian kategorinya adalah sebagai berikut:
1) X > ( M + 1,8SD ) : Kategori Sangat Tinggi
2) ( M + 0,6SD ) < X ≤ ( M + 1,8SD ) : Kategori Tinggi
3) ( M − 0,6SD ) < X ≤ ( M + 0,6SD ) : Kategori Sedang
4) ( M − 1,8SD ) < X ≤ ( M − 0,6SD ) : Kategori Rendah
5) X ≤ ( M − 1,8D ) : Kategori Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Keterangan:
M = M ideal = 0,5 x (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
SD = SD ideal = 0,167 x (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
(Fariz Achmad Haryono, 2012, online).
Dengan menggunakan kriteria ini dapat ditentukan kecenderungan
dari masing-masing variabel yaitu dengan membandingkan nilai rata-rata
observasi dengan kriteria berdasarkan standar deviasi ideal dan mean ideal.
Setelah dilakukan penghitungan terhadap perolehan skor motivasi belajar
dengan menggunakan kriteria di atas diperoleh batas-batas kategori sebagai
berikut :
1) Responden yang memiliki skor lebih dari 74,84 dikategorikan memiliki
motivasi belajar yang sangat tinggi (ST).
2) Responden yang memiliki skor lebih dari 61,61 dan kurang dari atau
sama dengan 74,84 dikategorikan memiliki motivasi belajar yang tinggi
(T).
3) Responden yang memiliki skor lebih dari 48,39 dan kurang dari atau
sama dengan 61,61 dikategorikan memiliki motivasi belajar yang
sedang (S).
4) Responden yang memiliki skor lebih dari 35,16 dan kurang dari atau
sama dengan 48,39 dikategorikan memiliki motivasi belajar yang
rendah (R).
5) Responden yang memiliki skor kurang dari atau sama dengan 35,16
dikategorikan memiliki motivasi belajar yang sangat rendah (SR).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Berdasarkan kategori di atas maka distribusi skor motivasi belajar dapat
dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.14
Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar
Kategori Rentang Skor Frekuensi Prosentase
Sangat Tinggi 74,84 < X 7 17,95
Tinggi 61,61 < X ≤ 74,84 19 48,72
Sedang 48,39 < X ≤ 61,61 13 33,33
Rendah 35,16 < X ≤ 48,39 0 0
Sangat Rendah X ≤ 35,16 0 0
Total 39 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor motivasi belajar yang
terbanyak ada pada kategori tinggi sebanyak 18 siswa (48,72%), disusul
kategori sedang sebanyak 13 siswa (33,33%), dan disusul kategori sangat
tinggi sebanyak 8 siswa (17,95%). Siswa yang termasuk dalam kategori
rendah dan sangat rendah tidak ada. Skor rata-rata motivasi belajar adalah
64,51. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa
kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen berada pada kategori
tinggi.
Untuk memudahkan dalam mendeskripsikan data tentang variabel
motivasi belajar maka distribusi frekuensi motivasi belajar SMA Katolik
Seminari Xaverius Kakasksen di Kota Tomohon dinyatakan dalam sebuah
diagram di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Histogram 4.1
Skor Motivasi Belajar
b. Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah
Setelah dilakukan olah data dengan menggunakan software IBM SPSS
20 diperoleh hasil kemampuan pemecahan masalah sebagai berikut:
Tabel 4.15
Statistik Kemampuan Pemecahan Masalah
N Valid 39
Missing 0
Mean 13.59
Std. Error of Mean .436
Median 14.00
Mode 14
Std. Deviation 2.721
Variance 7.406
Range 10
Minimum 9
Maximum 19
Sum 530
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Tabel di atas menunjukkan skor tertinggi untuk variabel kemampuan
pemecahan masalah sebesar 19 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai
sebesar 24 dan skor terendah sebesar 9 dari skor terendah yang mungkin
dicapai 0. Mean (M) dari kemampuan pemecahan masalah sebesar 13,59,
Median (Me) 14,00 dan Modus (Mo) 14,00 dalam rentangan skala 0 – 24.
Apabila menelaah skor tiap soal pemecahan masalah, maka akan
ditemukan bahwa skor tertinggi terdapat pada soal nomor 2 dengan
indikator menyelesaikan pemecahan masalah dengan menerapkan operasi
sederhana matriks, yang memiliki skor 121 dari maksimal skor 156.
Sedangkan skor terendah adalah soal nomor 6 dengan indikator
menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang berkatian dengan
SPLDV dan SPLTV, yang memiliki skor 30 dari maksimal skor 156.
Skor kemampuan pemecahan masalah yang diperoleh oleh masing-
masing responden diklasifikasikan menjadi lima kategori untuk
memudahkan dalam mempresentasikan dan menampilkan data, yaitu Sangat
Tinggi (ST), Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R) dan Sangat Rendah (SR),
dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1) X > ( M + 1,8SD ) : Kategori Sangat Tinggi
2) ( M + 0,6SD ) < X ≤ ( M + 1,8SD ) : Kategori Tinggi
3) ( M − 0,6SD ) < X ≤ ( M + 0,6SD ) : Kategori Sedang
4) ( M − 1,8SD ) < X ≤ ( M − 0,6SD ) : Kategori Rendah
5) X ≤ ( M − 1,8SD ) : Kategori Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Keterangan:
M = M ideal = 0,5 x (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
SD = SD ideal = 0,167 x (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
(Fariz Achmad Haryono, 2012, online).
Dengan menggunakan kriteria ini dapat ditentukan kecenderungan
dari masing-masing variabel yaitu dengan membandingkan nilai rata-rata
observasi dengan kriteria berdasarkan standar deviasi ideal dan mean ideal.
Setelah dilakukan penghitungan terhadap perolehan skor motivasi belajar
dengan menggunakan kriteria di atas diperoleh batas-batas kategori sebagai
berikut :
1) Responden yang memiliki skor lebih dari 19,21 dikategorikan memiliki
kemampuan pemecahan masalah yang sangat tinggi (ST).
2) Responden yang memiliki skor lebih dari 14,40 dan kurang dari atau
sama dengan 19,21 dikategorikan memiliki kemampuan pemecahan
masalah yang tinggi (T).
3) Responden yang memiliki skor lebih dari 9,60 dan kurang dari atau
sama dengan 14,40 dikategorikan memiliki kemampuan pemecahan
masalah yang sedang (S).
4) Responden yang memiliki skor lebih dari 4,79 dan kurang dari atau
sama dengan 9,60 dikategorikan memiliki kemampuan pemecahan
masalah yang rendah (R).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
5) Responden yang memiliki skor kurang dari atau sama dengan 4,79
dikategorikan memiliki kemampuan pemecahan masalah yang sangat
rendah (SR).
Berdasarkan kategori di atas maka distribusi skor kemampuan
pemecahan masalah dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.16
Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah
Kategori Rentang Skor Frekuensi Prosentase
Sangat Tinggi 19,21 ≤ X 0 0
Tinggi 14,40 < X ≤ 19,21 14 35,90
Sedang 9,60 < X ≤ 14,40 22 56,41
Rendah 4,79 < X ≤ 9,60 3 7,69
Sangat Rendah X ≤ 4,79 0 0
Total 39 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor kemampuan pemecahan
masalah yang terbanyak ada pada kategori sedang sebanyak 22 siswa
(56,41%), disusul kategori tinggi sebanyak 14 siswa (35,90%), dan disusul
kategori rendah sebanyak 3 siswa (7,69%). Siswa yang termasuk pada
kategori sangat tinggi dan sangat rendah tidak ada. Skor rata-rata untuk
variabel kemampuan pemecahan masalah adalah 13,59. Dengan demikian
disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X SMA
Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen berada pada kategori sedang.
Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi kemampuan pemecahan
masalah siswa dapat dilihat dalam diagram berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Histogram 4.2
Skor Kemampuan Pemecahan Masalah
c. Analisis Data Hasil Belajar Matematika
Setelah dilakukan olah data dengan menggunakan IBM SPSS 20 for
windows diperoleh hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik
Seminari Xaverius Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015 sebagai berikut:
Tabel 4.17
Statistik Hasil Belajar Matematika
N Valid 39
Missing 0
Mean 17.92
Std. Error of Mean .468
Median 18.00
Mode 18
Std. Deviation 2.923
Variance 8.547
Range 11
Minimum 12
Maximum 23
Sum 699
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tabel di atas menunjukkan skor tertinggi untuk variabel hasil belajar
matematika sebesar 23 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai sebesar 30
dan skor terendah sebesar 12 dari skor terendah yang mungkin dicapai 0.
Nilai Mean (M) dari variabel hasil belajar matematika sebesar 17,92,
Median (Me) sebesar 18,00 dan Modus (Mo) sebesar 18,00 dalam rentangan
skala 0 – 30.
Apabila menelaah skor tiap soal hasil belajar matematika, maka akan
ditemukan bahwa skor tertinggi terdapat pada soal nomor 9 dengan
indikator memahami pernyataan dalam matematika, yang memiliki skor 38
dari maksimal skor 39. Sedangkan skor terendah adalah soal nomor 18
dengan indikator menyelesaikan model matematika dari fungsi trigonometri,
yang memiliki skor 6 dari maksimal skor 39.
Skor hasil belajar matematika yang diperoleh oleh masing-masing
responden diklasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu kategori Sangat
Tinggi (ST), Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R) dan Sangat Rendah (SR),
dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1) X > ( M + 1,8SD ) : Kategori Sangat Tinggi
2) ( M + 0,6SD ) < X ≤ ( M + 1,8SD ) : Kategori Tinggi
3) ( M − 0,6SD ) < X ≤ ( M + 0,6SD ) : Kategori Sedang
4) ( M − 1,8SD ) < X ≤ ( M − 0,6SD ) : Kategori Rendah
5) X ≤ ( M − 1,8SD ) : Kategori Sangat Rendah
Keterangan:
M = M ideal = 0,5 x (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
SD = SD ideal = 0,167 x (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
(Fariz Achmad Haryono, 2012, online).
Setelah dilakukan penghitungan terhadap perolehan skor hasil belajar
matematika dengan menggunakan kriteria di atas diperoleh batas-batas
kategori sebagai berikut:
1) Responden yang memiliki skor lebih dari 24,02 dikategorikan memiliki
hasil belajar matematika yang sangat tinggi (ST).
2) Responden yang memiliki skor lebih dari 18,01 dan kurang dari atau
sama dengan 24,02 dikategorikan memiliki hasil belajar matematika
yang tinggi (T).
3) Responden yang memiliki skor lebih dari 11,99 dan kurang dari atau
sama dengan 18,01 dikategorikan memiliki hasil belajar matematika
yang sedang (S).
4) Responden yang memiliki skor lebih dari 5,98 dan kurang dari atau
sama dengan 11,99 dikategorikan memiliki hasil belajar matematika
yang rendah (R).
5) Responden yang memiliki skor kurang dari atau sama dengan 5,98
dikategorikan memiliki hasil belajar matematika yang sangat rendah
(SR).
Berdasarkan kategori di atas maka distribusi skor hasil belajar
matematika dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Tabel 4.18
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Kategori Skor Frekuensi Prosentase
Sangat Tinggi 24,02 < X 0 0
Tinggi 18,01 < X ≤ 24,02 19 48,72
Sedang 11,99 < X ≤ 18,01 20 51,28
Rendah 5,98 < X ≤ 11,99 0 0
Sangat Rendah X ≤ 5,98 0 0
Total 86 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor hasil belajar matematika
hanya memiliki dua kategori, yakni kategori sedang dan kategori tinggi.
Skor kategori sedang dimiliki oleh 20 siswa (51,28%) dan skor kategori
tinggi dimiliki oleh 19 siswa (48,72%). Siswa yang tergolong pada kategori
sangat tinggi, kategori rendah, dan kategori sangat rendah tidak ada. Skor
rata-rata untuk variabel hasil belajar matematika adalah 17,92. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas X
SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen berada pada kategori sangat
baik.
Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi skor hasil belajar matematika
dapat dilihat dalam diagram berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Histogram 4.3
Skor Hasil Belajar Matematika
3. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara motivasi
belajar dan kemampuan pemecahan masalah dengan hasil belajar matematika
siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen. Koefisiennya
menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara motivasi belajar dan
kemampuan pemecahan masalah secara bersama-sama terhadap hasil belajar
matematika. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1. Nilai 0 berarti tidak ada
hubungan sama sekali dan nilai 1 berarti terjadi hubungan sempurna. Nilai
semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, dan
sebaliknya nilai semakin mendekati 0 berarti hubungan yang terjadi semakin
lemah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Menurut Sugiyono (2011: 257) pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisian korelasi sebagai berikut:
Tabel 4.19
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 Sangat Rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat Kuat
Berdasarkan pedoman di atas, korelasi variabel bebas dan variabel terikat
secara parsial menunjukkan relasi yang kuat. Tabel correlations menunjukkan
hal berikut ini:
Tabel 4. 20
Hasil Analisis Korelasi Secara Parsial
Hasil
Belajar
Motivasi
Belajar
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
Pearson
Correlation
Hasil Belajar 1.000 .764 .780
Motivasi Belajar .764 1.000 .765
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
.780 .765 1.000
Sig. (1-tailed)
Hasil Belajar . .000 .000
Motivasi Belajar .000 . .000
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
.000 .000 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
N
Hasil Belajar 39 39 39
Motivasi Belajar 39 39 39
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
39 39 39
Tabel di atas menunjukkan bahwa korelasi antara motivasi belajar dengan
hasil belajar matematika sebesar 0,764 dengan signifikansi 0,000. Hal ini
berarti ada korelasi yang kuat dan signifikan antara motivasi belajar dan hasil
belajar matematika. Demikian juga korelasi antara kemampuan pemecahan
masalah dan hasil belajar matematika sebesar 0,780 dengan signifikansi 0,000
menunjukkan adanya korelasi yang kuat dan signifikan antara kemampuan
pemecahan masalah dan hasil belajar matematika.
Secara bersama-sama variabel-variabel terikat juga memiliki korelasi yang
sangat kuat dengan variabel bebas. Dari hasil analisis regresi ganda pada output
model summary diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.21
Hasil Analisis Korelasi Ganda
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .822a .676 .658 1.710
a. Predictors: (Constant), Kemampuan Pemecahan Masalah, Motivasi
Belajar
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai R sebesar 0,822. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara motivasi
belajar dan kemampuan pemecahan masalah secara bersama-sama dengan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen
pada tahun ajaran 2014/2015.
4. Analisis Determinasi
Analisis determinasi dalam regresi linear digunakan untuk mengetahui
tingkat ketepatan suatu garis regresi. Semakin besar nilai R2 maka semakin
kuat pula kemampuan model regresi yang diperoleh untuk menerangkan
kondisi yang sebenarnya. Selain itu analisis regresi juga bertujuan untuk
mengetahui besar prosentase sumbangan pengaruh variabel motivasi belajar
dan kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran
2014/2015.
Koefisien R2 menunjukkan besar prosentase sumbangan pengaruh yang
diberikan motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah secara
bersama-sama terhadap hasil belajar matematika. Jika R2 sama dengan 0, maka
tidak ada sedikitpun prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variasi
variabel motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil
belajar matematika. Sebaliknya, jika R2 sama dengan 1, maka sumbangan
pengaruh yang diberikan adalah sempurna atau variasi variabel motivasi
belajar dan kemampuan pemecahan masalah yang digunakan dalam model
menjelaskan 100% variasi variabel hasil belajar matematika.
Dari hasil analisis regresi pada output model summary diperoleh data
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tabel 4.22
Hasil Analisis Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .822a .676 .658 1.710
a. Predictors: (Constant), Kemampuan Pemecahan Masalah, Motivasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai R2 sebesar 0,676. Besaran ini
menunjukkan efektivitas garis regresi yang diperoleh dalam menjelaskan
variasi pada variabel hasil belajar matematika. Hal ini menunjukkan bahwa
sumbangan motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah secara
bersama-sama untuk memberi pengaruh terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran
2014/2015 sebesar 67,6%. Sedangkan sisanya 32,4% dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
5. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini terdapat 3 buah hipotesis yang perlu diuji. Hipotesis-
hipotesis ini akan diuji dengan analisis Regresi Ganda sambil melihat korelasi
ganda untuk hipotesis pertama dan melihat korelasi parsial untuk hipotesis
kedua dan ketiga.
a. Uji Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama berbunyi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari motivasi
belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik
Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran 2014/2015.
Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari motivasi belajar
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik
Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran 2014/2015.
Untuk menguji apakah ada pengaruh positif dan signifikan dari
variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika dilakukan
analisis korelasi parsial. Analisis korelasi parsial dilakukan dengan
menggunakan uji t. Melalui uji t diperoleh koefisien korelasi motivasi
belajar (X1) terhadap hasil belajar matematika (Y) seperti tabel berikut ini:
Tabel 4.23
Hasil Uji – t Motivasi Belajar
Model Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coefficie
nts
t Sig. Correlations
B Std.
Error
Beta Zero-
order
Partial Part
(Constant) 1.711 2.256 .759 .453
Motivasi
Belajar .145 .053 .404 2.743 .009 .764 .416 .260
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
.506 .158 .471 3.199 .003 .780 .470 .304
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai B sebesar 0,145 dan nilai t
untuk motivasi Belajar sebesar 2,743 dengan taraf signifikansi 0,009. Nilai
B bertanda positif dan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Karena itu
Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X
SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran 2014/2015.
b. Uji Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua berbunyi:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari kemampuan
pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X
SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran
2014/2015.
Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari kemampuan
pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X
SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran
2014/2015.
Untuk menguji apakah ada pengaruh positif dan signifikan variabel
kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika
dilakukan analisis korelasi parsial. Analisis korelasi parsial dilakukan
dengan menggunakan uji t. Melalui uji t diperoleh koefisien korelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
kemampuan pemecahan masalah (X2) terhadap hasil belajar matematika
(Y) seperti tabel berikut ini:
Tabel 4.24
Hasil Uji–t Kemampuan Pemecahan Masalah
Model Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coefficie
nts
T Sig. Correlations
B Std.
Error
Beta Zero-
order
Partial Part
(Constant) 1.711 2.256 .759 .453
Motivasi
Belajar .145 .053 .404 2.743 .009 .764 .416 .260
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
.506 .158 .471 3.199 .003 .780 .470 .304
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai B sebesar 0,506 dan nilai t
sebesar 3,199 dengan taraf signifikansi 0,003. Nilai B bertanda positif dan
nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Karena itu Ha diterima dan Ho
ditolak. Jadi, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kemampuan
pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA
Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran 2014/2015.
c. Uji Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga berbunyi:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari motivasi
belajar dan kemampuan pemecahan masalah secara bersama-sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
terhadap hasil belajar matematika Siswa Kelas X SMA Katolik
Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran 2014/2015.
Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari motivasi belajar
dan kemampuan pemecahan masalah secara bersama-sama terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Xaverius
Kakaskasen pada tahun ajaran 2014/2015.
Untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh yang positif dan
signifikan motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah secara
bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA
Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen, maka dilakukan uji F dengan
menggunakan IBM SPSS 20 for windows.
Dari analisis regresi ganda pada output ANOVA diperoleh data berikut:
Tabel 4.25
Hasil Uji F
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 219.512 2 109.756 37.539 .000b
Residual 105.257 36 2.924
Total 324.769 38
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. Predictors: (Constant), Kemampuan Pemecahan Masalah, Motivasi Belajar
Pada tabel ANOVA di atas diperoleh nilai F hitung sebesar 37,539
dengan signifikansi 0,000. Karena nilai F hitung (37,539) > F tabel (3,26)
dan nilai signifikansinya (0,000) < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Jadi terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar dan
kemampuan pemecahan masalah secara bersama-sama terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen
pada tahun ajaran 2014/2015.
6. Persamaan Garis Regresi
Untuk memprediksi nilai dari variabel hasil belajar matematika apabila
nilai variabel motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah mengalami
kenaikan atau penurunan, maka dicari persamaan regresi linear.
Dari analisis regresi linear pada tabel Coefficients diperoleh data berikut:
Tabel 4. 26
Koefisien Persamaan Regresi Linear Ganda
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1.711 2.256 .759 .453
Motivasi Belajar .145 .053 .404 2.743 .009
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
.506 .158 .471 3.199 .003
Analisis data pada tabel Coefficients menunjukkan nilai koefisien variabel
motivasi belajar (X1) sebesar 0,145, koefisien variabel kemampuan pemecahan
masalah (X2) sebesar 0,506 dan koefisien konstanta (k) sebesar 1,711.
Berdasarkan koefisien-koefisien tersebut dapat disusun persamaan garis
regresi linear sebagai berikut:
Y = 1,711 + 0,145X1 + 0,506X2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Keterangan:
Y : Hasil belajar matematika
X1 : Motivasi belajar
X2 : Kemampuan pemecahan masalah
Sesuai dengan persamaan garis regresi yang diperoleh, maka model regresi
linear tersebut dapat diartikan sebagai berikut:
a. Harga konstantanya = 1,711. Hal ini berarti bahwa apabila nilai dari
motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah sama dengan
nol, maka besarnya hasil belajar matematika akan sebesar 1,711.
b. Harga koefisien X1 = 0,145 berarti bahwa apabila nilai motivasi
belajar mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara kemampuan
pemecahan masalah bersifat tetap, maka tingkat hasil belajar
matematika akan meningkat sebesar 0,145.
c. Harga koefisien X2 = 0,506 berarti bahwa apabila nilai kemampuan
pemecahan masalah mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara
motivasi belajar bersifat tetap, maka tingkat hasil belajar matematika
akan meningkat sebesar 0,506.
7. Sumbangan Efektif Tiap Variabel
Untuk menentukan besarnya sumbangan efektif (SE) digunakan bantuan
IBM SPSS 20 for windows. Besarnya sumbangan efektif (SE) untuk masing-
masing variabel X1 , X2 dan X3 terhadap variabel Y dapat dicari dengan rumus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
gression
ctCrossprodubSE Rxi
XiRe
...2
Berdasarkan rumus di atas, maka sumbangan efektif dari motivasi belajar
dan kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.27
Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif
Variabel B Cross-
Product R
2 Regresi
Sumbangan
Efektif (%)
Motivasi
Belajar 0,145 692,538 0,676 219,51 30,9
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
0,506 235,769 0,676 219,51 36,7
Total (%) 67,6
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa total sumbangan efektif sebesar
67,6%. Sumbangan efektif ini berasal dari sumbangan motivasi belajar sebesar
30,9% dan kemampuan pemecahan masalah sebesar 36,7%.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Bagian ini berisi tentang pembahasan hasil penelitian yang meliputi:
pembahasan hasil analisis deskriptif dan pembahasan hasil analisis korelasi.
1. Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran
penyebaran hasil penelitian masing-masing variabel secara kategorikal. Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
total individu yang semakin mendekati skor total ideal dapat diinterpretasikan
sebagai semakin positif. Sebaliknya jika semakin mendekati skor ideal
minimum berarti semakin negatif.
Hasil analisis deskriptif terhadap motivasi belajar menunjukkan hasil
bahwa motivasi belajar siswa berada pada kategori tinggi dengan skor rata-rata
64,51 pada rentang skala 22 – 88.
Apabila menelaah item-item kuesioner motivasi belajar, ditemukan bahwa
motivasi tertinggi berasal dari indikator tak cepat menyerah dan menghindari
hukuman, sedangkan motivasi terendah berasal dari indikator memanfaatkan
berbagai sumber belajar.
Dari hasil ini dapat diketahui bahwa siswa kelas X termasuk siswa yang
tak cepat menyerah, tetapi ternyata malas memanfaatkan berbagai sumber
belajar untuk menguasai kompetensi pembelajaran. Siswa hanya terpaku pada
pengajaran guru dan belajar dari buku cetak yang dibagikan, dan malas untuk
mencari sumber belajar lain, misalnya internet atau buku matematika yang lain.
Motivasi belajar yang tinggi dapat dimengerti karena para siswa memiliki
semangat besar untuk memperoleh nilai yang baik. Karena apabila nilai siswa
jelek, maka siswa tersebut akan dikeluarkan dari asrama dan sekolah.
Persaingan yang sehat antar siswa juga membuat mereka memiliki semangat
dan motivasi belajar yang baik.
Kemampuan pemecahan masalah siswa berada pada kategori sedang
dengan skor rata-rata 13,59 pada rentang skala 0 – 24. Kemampuan pemecahan
masalah siswa dalam hal memecahkan masalah dengan menerapkan operasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
sederhana matriks memperoleh skor tertinggi, sedangkan kemampuan
pemecahan masalah dalam hal menyelesaikan model matematika dari sistem
persamaan linear tiga variabel memperoleh skor terendah. Siswa bisa
memecahkan masalah matriks yang sederhana, tetapi tidak bisa memecahkan
sistem persamaan linear tiga variabel yang memang lebih sulit dan kompleks,
serta membutuhkan penalaran yang lebih mendalam.
Kemampuan pemecahan masalah siswa hanya berada pada kategori
sedang karena siswa-siswa ini memang tidak banyak melakukan latihan-latihan
untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah. Sejak masuk kelas X SMA
mereka sudah diarahkan pada peminatan ilmu-ilmu sosial sehingga tidak
terlalu ditekankan kemampuan pemecahan masalah.
Hasil belajar matematika siswa berada pada kategori sedang dengan skor
rata-rata 17,92 pada rentang skala 0 – 30. Hasil belajar matematika dalam hal
memahami pernyataan dalam matematika mendapat skor tertinggi, sedangkan
menyelesaikan model matematika dari fungsi trigonometri memperoleh skor
terendah. Dari sini tampak bahwa siswa hanya mampu sampai pada tahap
pemahaman, tetapi belum sampai pada tahap analisis dan sintesis yang harus
menggabungkan berbagai pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Hasil belajar matematika siswa hanya berada pada kategori sedang karena
siswa-siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang sedang-sedang
saja, walaupun motivasi belajarnya tinggi. Faktor kemampuan siswa amat
berpengaruh besar pada faktor hasil belajar matematika siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
2. Pembahasan Hasil Analisis Korelasi
a. Pembahasan Hasil Analisis Korelasi Parsial
1. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika
Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen menunjukkan
adanya pengaruh yang positif dan signifikan. Artinya semakin tinggi
motivasi belajar maka semakin tinggi pula hasil belajar matematika siswa
kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen dan sebaliknya
semakin rendah motivasi belajar maka semakin rendah pula hasil belajar
matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen.
Jika dilihat dari persamaan regresi gandanya nilai B1 = 0,145 artinya jika
ada peningkatan satu poin untuk motivasi belajar, maka ada peningkatan
sebesar 0,145 juga pada hasil belajar matematika.
Hasil pengujian ini juga menunjukkan bahwa kemungkinan
kesalahan untuk menerima hipotesis adalah sebesar 0,9 persen
sebagaimana ditunjukkan oleh hasil perhitungan t signifikansi yang
besarnya 0,009. Sedangkan kekuatan motivasi belajar untuk menjelaskan
variasi pada hasil belajar matematika apabila kemampuan pemecahan
masalah dikendalikan adalah sebesar 17,31 persen sebagaimana
ditunjukkan oleh harga koefisien korelasi parsial yang besarnya 0,416.
Besarnya sumbangan efektif motivasi belajar terhadap hasil belajar
matematika sebesar 30,9%. Ini berarti secara efektif motivasi belajar dari
para siswa kelas X SMA Katolik Seminari Kakaskasen dipengaruhi oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
variabel motivasi belajar sebesar 30,9% dan selebihnya dipengaruhi oleh
variabel kemampuan pemecahan masalah, dan variabel-variabel lainnya.
Motivasi belajar memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap
hasil belajar matematika. Kontribusi motivasi belajar ini berasal dari
motivasi internal dan motivasi eksternal. Siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi akan memiliki semangat berprestasi yang tinggi pula. Ia
akan mempersepsikan bahwa keberhasilan belajarnya merupakan akibat
kemauan dan usahanya. Dengan demikian motivasi belajar yang tinggi
akan meningkatkan hasil belajar matematika.
2. Pengaruh Kemampuan Pemecahan Masalah terhadap Hasil Belajar
Matematika
Pengaruh kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen
menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan. Artinya semakin
tinggi kemampuan pemecahan masalah maka semakin tinggi pula hasil
belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius
Kakaskasen dan sebaliknya semakin rendah kemampuan pemecahan
masalah maka semakin rendah pula hasil belajar matematika siswa kelas
X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen. Jika dilihat dari
persamaan regresi gandanya nilai B2 = 0,506 artinya jika ada peningkatan
satu poin untuk kemampuan pemecahan masalah maka ada peningkatan
sebesar 0,506 juga pada hasil belajar matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Hubungan antara kemampuan dan keberhasilan sungguh kuat. Hasil
sangat dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki. Sebagaimana yang
dinyatakan oleh Muhibbin (2010:155) bahwa tingkat kemampuan atau
kecerdasan sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Hasil pengujian ini juga menunjukkan bahwa kemungkinan
kesalahan untuk menerima hipotesis adalah sebesar 0,3 persen
sebagaimana ditunjukkan oleh hasil perhitungan t signifikansi yang
besarnya 0,003. Sedangkan kekuatan kemampuan pemecahan masalah
untuk menjelaskan variasi pada hasil belajar matematika apabila motivasi
belajar dikendalikan adalah sebesar 22,09 persen sebagaimana
ditunjukkan oleh harga koefisien r hitung yang besarnya 0,470.
Sumbangan efektif kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil
belajar matematika sebesar 36,7%. Ini berarti hasil belajar matematika
siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen dipengaruhi
secara efektif oleh variabel kemampuan pemecahan masalah 36,7%, dan
selebihnya dipengaruhi oleh variabel-variabel lain, baik yang termasuk
dalam penelitian ini maupun yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Di samping kemampuan pemecahan masalah ada kemampuan-
kemampuan matematis lain yang membantu seseorang sukses dalam
pembelajaran matematika, yakni kemampuan penalaran matematis,
kemampuan komunikasi matematis, kemampuan koneksi matematis dan
kemampuan representasi matematis. Walaupun demikian kemampuan
pemecahan masalah merupakan kemampuan tertinggi di antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
kemampuan-kemampuan lainnya sehingga memiliki pengaruh yang lebih
besar terhadap hasil belajar matematika siswa.
b. Pembahasan Hasil Analisis Korelasi Ganda
Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini, maka dicari apakah
ada pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil
penelitian menunjukkan ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi
belajar dan kemampuan pemecahan masalah secara bersama-sama terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius
Kakaskasen. Pengaruh yang positif dan signifikan ini ditunjukkan dengan
nilai R sebesar 0,822 dan R2
sebesar 0,676. Hal ini juga dapat diilihat dari
nilai signifikansinya sebesar 0,000 yang mau menunjukkan bahwa pengaruh
itu sangat kuat dan signifikan.
Selain signifikan, pengaruhnya juga bersifat positif. Hal ini bisa dilihat
dalam persamaan garis regresi, dimana koefisien motivasi belajar bertanda
positif (0,145) dan koefisien kemampuan pemecahan masalah juga bertanda
positif (0,506). Pengaruh yang bersifat positif (searah) ini mau menyatakan
bahwa semakin tinggi motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah
secara bersama-sama, maka akan semakin tinggi pula hasil belajar
matematika. Sebaliknya semakin rendah motivasi belajar dan kemampuan
pemecahan masalah secara bersama-sama, maka akan semakin rendah pula
hasil belajar matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Pengaruh motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah
terhadap hasil belajar matematika memiliki nilai koefisien determinan (R2)
sebesar 0,676. Hal ini berarti hasil belajar matematika siswa kelas X SMA
Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran 2014/2015
ditentukan oleh motivasi melajar dan kemampuan pemecahan masalah
sebesar 67,6%, sedangkan 32,4% lainnya ditentukan oleh variabel-variabel
lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Hal ini sejalan dengan landasan teori yang menyatakan bahwa hasil
belajar matematika dipengaruhi oleh banyak faktor lain, seperti faktor
internal, yakni faktor fisiologis dan faktor psikologis, dan faktor eksternal,
yakni lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial serta faktor pendekatan
pembelajaran. Faktor motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah
hanya sebagian dari faktor psikologis. Selain itu, ada juga bakat, minat, dan
sikap siswa (Syiah, 2010: 145).
Sumbangan efektif dari motivasi belajar dan kemampuan pemecahan
masalah sebesar 67,6% disumbangkan oleh motivasi belajar sebesar 30,9%
dan kemampuan pemecahan masalah sebesar 36,7%. Sumbangan efektif
dari kemampuan pemecahan masalah lebih besar daripada motivasi belajar.
Dengan demikian guru harus terlebih dahulu memperhatikan kemampuan
pemecahan masalah dengan melakukan latihan-latihan soal yang
berhubungan dengan pemecahan masalah untuk meningkatkan kemampuan
matematis siswa. Setelah itu guru juga perlu memperhatikan motivasi
belajar siswa, baik motivasi internal maupun motivasi eksternal. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
memperhatikan dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan
motivasi belajar maka diharapkan hasil belajar matematika siswa kelas X
SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen akan menjadi lebih baik.
G. Rangkuman Hasil Penelitian dan Pembahasannya
Berdasarkan uraian di atas mengenai hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian, di bawah ini akan diberi rangkumannya. Hasil analisis deskriptif
terhadap variabel motivasi belajar, kemampuan pemecahan masalah, dan hasil
belajar matematika adalah sebagai berikut:
Tabel 4.28
Rangkuman Hasil Analisis Deskriptif
Variabel
Penelitian
Rata-rata
Skor
Tingkat
Kategori
Motivasi Belajar
(X1) 64,51 Tinggi
Kemampuan Pemecahan
Masalah (X2) 13,59 Sedang
Hasil Belajar
Matematika (Y) 17,92 Sedang
Selanjutnya rangkuman hasil analisis regresi mengenai pengaruh motivasi
belajar dan kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen tahun ajaran
2014/2015 adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Tabel 4.29
Rangkuman Hasil Analisis Regresi Ganda
No Variabel Koefisien Signifikansi Kesimpulan
1 X1 0,145 0,009 Pengaruh X1 terhadap Y: Positif
dan Signifikan
2 X2 0,506 0,003 Pengaruh X2 terhadap Y: Positif
dan Signifikan
3 F 37,539 0,000 Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y:
Positif dan Signifikan
4 R
0,822 Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y:
Sangat Kuat
5 R2
0,676 Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y:
67,6%
H. Kelemahan Penelitian
Walaupun hasil penelitian ini mampu mengkonfirmasi hipotesis penelitian
dengan baik, dimana terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari motivasi
belajar dan kemampuan pemecahan masalah secara parsial dan secara bersama-
sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari
Xaverius Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015, namun bukan berarti bahwa
penelitian ini tidak memiliki kelemahan.
Kelemahan utama dalam penelitian ini adalah banyaknya soal yang tidak
valid ketika dilakukan uji validitas terhadap hasil belajar matematika. Hal ini
disebabkan responden ujicoba adalah siswa kelas XI SMA Katolik Seminari
Xaverius Kakaskasen. Siswa kelas X, yang hanya berjumlah 39 orang, tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
memungkinkan untuk dibagi ke dalam kelompok ujicoba dan kelompok
penelitian. Maka jalan keluar yang diambil adalah memilih kelas XI sebagai
responden ujicoba. Siswa kelas XI yang sudah melupakan materi pelajaran kelas
X dan adanya sedikit perbedaan kurikulum yang dipelajari menyebabkan banyak
jawaban soal yang tidak valid.
Kelemahan lainnya adalah pelaksanaan tes kemampuan pemecahan masalah
dan tes hasil belajar matematika dilaksanakan secara bersamaan. Hal ini
menyebabkan hasil tes siswa kurang maksimal, yakni hanya berada pada tingkat
kategori sedang. Apalagi waktu pelaksanaan hanya 90 menit untuk kedua jenis tes
tersebut, sehingga cukup banyak siswa yang tidak dapat menyelesaikan semua
soal yang diberikan. Barangkali jika kedua tes dilaksanakan secara terpisah, maka
hasilnya bisa berbeda dan bisa lebih baik lagi. Pelaksanaan tes secara bersamaan
terpaksa dilakukan karena tidak tersedia waktu lagi sebelum ujian semester genap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya, maka melalui penelitian ini dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Motivasi belajar siswa kelas X SMA Katolik Seminari Kakaskasen tahun
ajaran 2014/2015 tergolong pada kategori tinggi dengan skor rata-rata 64,51
pada skala 22 – 88. Kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X SMA
Katolik Seminari Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015 tergolong pada
kategori sedang dengan skor rata-rata 13,59 pada skala 0 – 24. Hasil belajar
matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Kakaskasen tahun ajaran
2014/2015 tergolong pada kategori sedang dengan skor rata-rata 17,92 pada
skala 0 – 30.
2. Motivasi belajar memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Kakaskasen pada
tahun ajaran 2014/2015. Sumbangan efektif dari pengaruh motivasi belajar
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari
Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015 sebesar 30,9%.
3. Kemampuan pemecahan masalah memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik
Seminari Kakaskasen pada tahun ajaran 2014/2015. Sumbangan efektif dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
pengaruh kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas X SMA Katolik Seminari Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015
sebesar 30,9%.
4. Motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Kakaskasen tahun ajaran
2014/2015. Secara bersama-sama motivasi belajar dan kemampuan
pemecahan masalah memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas X SMA Katolik Seminari Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015
sebesar 67,6%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menyampaikan
saran-saran berikut ini:
1. Guru Mata Pelajaran Matematika
a. Motivasi belajar siswa yang tinggi belum menghasilkan hasil belajar
yang tinggi pula. Oleh karena itu guru perlu memanfaatkan motivasi
yang tinggi untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi. Cara-cara yang
bisa dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar, antara lain:
- Guru lebih menekankan untuk memberikan apresiasi dan pujian bagi
siswa yang belajar dengan baik, dan menghindari ancaman atau
hukuman ketika siswa belum belajar dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
- Guru menggunakan metode dan kegiatan yang beragam dalam
pembelajaran supaya siswa tidak bosan. Guru bisa mencoba untuk
membuat pembagian peran, diskusi, simulasi, studi kasus, presentasi
dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil.
- Siswa kurang memiliki kemauan untuk mencari sumber belajar lain.
Guru perlu menekankan bahwa sumber belajar bukan hanya guru dan
buku paket matematika, tetapi juga dari internet dan buku matematika
lainnya. Guru bisa memberi tugas-tugas yang bersumber dari internet
atau buku matematika lainnya.
b. Kemampuan pemecahan masalah memegang peranan penting dalam
menentukan hasil belajar. Karena itu untuk meningkatkan hasil belajar
siswa perlu ditingkatkan terlebih dahulu kemampuan pemecahan
masalahnya. Cara-cara yang bisa dilakukan, antara lain:
- Guru perlu membimbing siswa secara pribadi. Siswa didampingi
dalam proses dan tahapan memecahkan masalah, mulai dari
memahami masalah secara holistik sampai pada memeriksa kembali
penyelesaiannya untuk meningkatkan kepekanan dan keterampilan
menyelesaikan masalah.
- Guru perlu membantu siswa agar terampil menggunakan berbagai
strategi pemecahan masalah yang sesuai dengan materi yang sedang
dipelajari. Menggunakan berbagai strategi pemecahan masalah yang
cocok sangat penting dan membuat hasil belajar menjadi maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
- Guru memberikan progam intensif kepada siswa. Siswa yang
memiliki kemampuan baik diberikan program pengayaan, dan siswa
yang memiliki kemampuan kurang baik diberikan program remedial
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalahnya.
2. Bagi Pemangku Jabatan di Sekolah
Penelitian ini menyatakan adanya motivasi belajar siswa yang tinggi,
tetapi hasil belajarnya belum tinggi. Pendampingan guru terhadap siswa
yang lebih intensif kiranya menjadi hal yang penting untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Untuk itu diperlukan guru mata pelajaran matematika
yang tetap yang memiliki waktu pendampingan yang lebih intensif kepada
siswa.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Penelitian ini hanya mengambil dua variabel yang mempengaruhi hasil
belajar matematika siswa, padahal ada banyak variabel yang
mempengaruhinya. Sumbangan efektifnya hanya mencapai 67,6%.
Peneliti selanjutnya bisa mengambil variabel-variabel lain untuk diteliti.
b. Peneliti selanjutnya bisa meneliti hasil belajar matematika dari aspek
psikologis lainnya selain motivasi dan kemampuan matematis, atau dari
aspek fisiologis, ataupun dari aspek eksternal berupa lingkungan sosial
dan lingkungan non-sosial. Selain itu peneliti selanjutnya masih bisa
meneliti pengaruh kemampuan matematis terhadap hasil belajar
matematika dilihat dari kemampuan penalaran, kemampuan komunikasi,
kemampuan koneksi ataupun kemampuan representasi matematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2011. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja. Bandung: Refika Aditama.
Arifin. 2010. Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif.
Jogjakarta: Lilin Persada Press.
Arya Noor Sabiq Mahrousa. 2009. Pengaruh Kemampuan Verbal, Kemampuan
Matematika, dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Akuntansi Siswa Kelas 2 SMA Negeri 2 Demak, http://lib.unnes.ac.id/218/,
diakses pada tanggal 1 Mei 2015.
Asep Jihad dan Abdul Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jogjakarta: Multi
Pressindo.
Bassarear, Tom. 2012. Mathematics For Elementary School Teacher. Fifth
Edition. Belmont, CA: Cengage Learning.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dwi Nita Handayani. 2009. Pengaruh Kemampuan Berhitung Matematika dan
Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X SMK Negeri
1 Kudus, http: //lib.unnes.ac.id/5431/1/4350A.pdf, diakses tanggal 1 Mei 2015.
Endang Mulyatiningsih. 2012. Riset Terapan Bidang Pendidikan & Teknik.
Jogjakarta: UNY Press.
Fariz Achmad Haryono. 2012. Bab 6 Kategorisasi Berdasarkan Interval Nilai,
http://www.scribd.com/doc/100407646/Bab-6-Kategorisasi-Berdasarkan-
Interval-Nilai, diakses pada tanggal 4 Agustus 2015.
Gintings, Abdorrakhman. 2010. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: Humaniora.
Gunawan Sudarmanto. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hartono. 2011. SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Herman Yosep Sunu Endrayanto dan Yustiana Wahyu Harumurti. 2014.
Penilaian Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Krulik, Stephen and Jesse Rudnik. 1995. The New Source Book for Teaching
Reasoning and Problem Solving in Elementary School. Boston: Temple
University.
Kunandar. 2008. Guru Profesional: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Sukses dalam Sertifikasi. Jakarta: Grafindo.
McShane and Van Glinow. 2008. Organizational Behaviour, fourth edition. USA:
McGraw Hill International.
Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Nana Sudjana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosdakarya.
Olivia Anisa, dkk. 2013. Korelasi antara Motivasi Belajar dan Kemampuan
Penalaran Formal serta Pengaruhnya terhdap Hasil Belajar matematika pada
kelas XI IPA SMA Al-Khairiyah 2 Cilegon, http:// www.slideshare.net/
olivianisa/ korelasi-antara- motivasi-belajar- dan-kemampuan-penalaran-
formal-serta-pengaruhnya-terhadap-hasil-belajar-matematika, diakses tanggal 1 Mei 2015.
Polya, George. 1976. Mathematical Discovery On Understanding, Learning, and
Teaching Problem Solving. USA: John Wiley & Sons Inc.
Polya, George. 1985. How To Solve It: A New Aspect of Mathematical Method.
New Jersey: Princeton University Press.
Purwanto. 2010. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jogjakarta:
Pustaka Pelajar.
Robbins, Stephen P dan Timothy Judge. 2006. Perilaku Organisasi. Terjemahan.
Jakarta: Salemba Empat.
Sardiman A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Sartono Wirohadikromo. 2006. Matematika untuk SMA Kelas X. Jakarta:
Erlangga.
Siagian, Sondang. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Uyanto, Stanislaus. 2006. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Triton, P.B. 2009. Mengelola Sumber Daya Manusia: Kinerja, Motivasi,
Kepuasan Kerja dan Produktivitas. Jogjakarta: Oryza.
Winardi, J. 2011. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta:
Rajawali Pers.
Yiul Afnizar. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan
Penalaran Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMK
Negeri 3 Pematang Siantar, http:// digilib.unimed.ac.id/ pengaruh- model-
pembelajaran-kooperatif- dan- kemampuan- penalaran-siswa- terhadap-hasil-
belajar-matematika-siswa-kelas-x-smk-negeri-3-pematang-siantar-32188.html,
diakses pada tanggal 1 Mei 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI