PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ANALISIS … · 2017. 8. 9. · ANALISIS MINAT BELAJAR ANAK BROKEN HOME DI SEKOLAH ( S tudi Fenomenologi pada empat Anak Broken Home) SKRIPSI

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISIS MINAT BELAJAR ANAK BROKEN HOME DI SEKOLAH( Studi Fenomenologi pada empat Anak Broken Home)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Bimbingan dan Konseling

    Oleh :Ignatius Hanung Listyono

    111114019

    PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELINGJURUSAN ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    ANALISIS MINAT BELAJAR ANAK BROKEN HOME DI SEKOLAH( Studi Fenomenologi pada empat Anak Broken Home)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Bimbingan dan Konseling

    Oleh :Ignatius Hanung Listyono

    111114019

    PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELINGJURUSAN ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    MOTTO

    NGALAH – NGALIH - NGAMUK

    “JADIKAN DIRIKU OLEH DIRIKU SENDIRI”

    “SESEORANG DAPAT DI MUSNAHKAN, SESEORANGDAPAT DI HANCURKAN, TAPI SESEORANG TIDAK DAPATDIKALAHKAN SELAMA SESEORANG MASIH SETIA PADA

    HATINYA”

    “TIDAK SULIT UNTUK DILAKUKAN, NAMUN TIDAKSEMUA ORANG DAPAT MELAKUKANNYA”

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRAK

    ANALISIS MINAT BELAJAR ANAK BROKEN HOME DISEKOLAH(Studi fenomenologi pada empat anak broken home)

    Ignatius Hanung Listyono

    Universitas Sanata Dharma

    2017

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kebiasaan belajar anak darikeluarga broken home, (2) perkembangan minat belajar pada anak broken home,(3) mengetahui bentuk-bentuk minat belajar yang rendah pada anak broken home,(4) dampak keluarga broken home bagi minat belajar anak.

    Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Metodepengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Informasiyang dikumpulkan berasal dari empat sumber dan dari hasil observasi penelitiselama penelitian di rumah subyek, lingkungan subyek dan tempat subyekbersosialisasi. Subyek penelitian ini adalah Cempluk, Pesek, Lekir dan Bebi,keempat subyek berasal dari keluarga broken home. Broken home dalampenelitian ini berfokus pada orang tua yang benar-benar mengalami perceraian.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, kebiasaan belajar subyekyang mengalami korban perceraian tidak teratur, subyek mau belajar apabila adatugas saja, minat belajar anak yang mengalami broken home menurundikarenakan keinginan subyek tidak terpenuhi. Kedua, walaupun keempat subyekberlatar belakang broken home, subyek masih memiliki minat belajar, sebabsubyek masih memiliki semangat yang dipelopori oleh orang-orang terdekatsubyek. Ketiga, bentuk-bentuk minat belajar anak broken home rendah dapatditandai dengan adanya kemalasan dari subyek, subyek mau belajar apabila adayang mendampingi, subyek belajar apabila ada tugas dan subyek belajar sesuaidengan keinginannya. Keempat, dampak keluarga yang broken home berpengaruhpada minat belajar anak disisi lain subyek menganggap belajarnya sia-sia, sebabtidak ada orang tua yang menanyakan bagaimana hasil dari prestasinya, sehinggaanak cenderung acuh tak acuh terhadap belajarnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRACT

    ANALYZING THE LEARNING INTEREST OF BROKEN HOMECHILDREN

    (A Study of Phenomenology on four Broken Home Children)

    Ignatius Hanung Listyono

    Universitas Sanata Dharma

    2017

    The study aimed at identifying: (1) the learning habit of children frombroken home families; (2) the development of learning interest among brokenhome children; (3) the types of low learning interest among broken homechildren; and (4) the impact of broken home families on the children’s learninginterest.

    The study was a qualitative research. The data gathering methods that theresearcher employed were observation and interest. The information that hadbeen collected came from four sources and observation results during theinvestigation that the researcher conducted in the subjects’ houses, environment,and socialization sites. The subjects of this study were Cempluk, Pesek, Lekir, andBebi. The four subjects came from broken home families. The term broken homein this study focused on the parents who completely divorced.

    The results of the study showed several findings as follows. First, thesubjects’ learning habit is irregular; they will learn if they have assignment only.The learning habit of broken home children has decreased because of thesubjects’ unfulfilled desires. Second, the subjects still display learning habitdespite their broken home families. The reason is that the subjects are stillmotivated by the people who are close to them. Third, the types of subjects’ lowlearning habit are marked by their laziness; they will learn only when they haveassignments, only when they have companions, and only according to theirdesires. Fourth, the broken home families impact the subjects’ learning interestand, on the other hand, the subjects consider their learning process uselessbecause they feel that they do not have any parents who ask about their learningresults and achievement. As a result, the subjects, or the broken home children,become indifferent to their learning habit.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur peneliti hunjukkan kepada Allah Tritunggal Mahakudus

    yang telah memberikan rahmat, berkat dan mujizatnya, sehingga peneliti telah

    menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ANALISIS MINAT BELAJAR

    ANAK BROKEN HOME DISEKOLAH.

    Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat memperoleh

    gelar sarjana pendidikan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian

    ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, saran dan motivasi dari berbagai

    pihak. Oleh karena itu, Peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Rohandi, Ph. D., Selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sanata Dharma.

    2. Dr. Gendon Barus, M. Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

    Konseling Universitas Sanata Dharma, dan juga selaku dosen

    pembimbing yang senantiasa sabar membimbing, memberikan petunjuk

    dan mengarahkan penyusunan skripsi

    3. Kedua orangtuaku Antonius Lasiyo dan Florentina Rini Astuti yang

    selalu memberikan semangat, kasih sayang, dukungan serta doa-doa

    yang menyertaiku

    4. Angkatan 2011 A-B yang selalu memberikan semangat dan dukunganya

    5. Duo brotherndut Yayan dan Yunanto omku yang selalu mengejar-ngejar

    dan membuatku fokus dan semangat

    6. Bapak Raden Supri Respati, Pramono dan eyang Teguh guru spiritual

    yang telaten dan sabar membinaku

    7. Kodrat Budiantoro Pelatih bela diri sekaligus pelatih pembentukan

    mentalku yang memberikan semangat dan kesabaran serta motivasi

    8. Agus Nur Cahyo, kak Rush dan bang Yoshi pelatih pembentukan fisik

    yang selalu meledek dan membuatku semangat

    9. Stanislaus Oktimazas Presiden Jogja Safety Touring Independent yang

    senantiasa membantuku untuk bersabar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEBIMBING .............................. ii

    PENGESAHAN .......................................................................................... iii

    HALAMAN MOTTO ................................................................................. iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... v

    LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .................................. vi

    ABSTRAK .................................................................................................. vii

    ABSTRACT............................................................................................... . viii

    KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

    DAFTAR ISI............................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ............................................................ 4

    C. Pembatasan Masalah ........................................................... 5

    D. Fokus Penelitian .................................................................. 5

    E. Tujuan Penelitian ................................................................ 5

    F. Manfaat Penelitian .............................................................. 6

    G. Batasan Istilah ..................................................................... 7

    BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................. 8

    A. Hakikat Minat Belajar .......................................................... 8

    1. Pengertian Minat Belajar ................................................ 8

    2. Fungsi Minat Belajar ...................................................... 10

    3. Perkembangan Minat Belajar ......................................... 10

    4. Aspek-Aspek Minat Belajar ........................................... 11

    5. Karakteristik Individu yang Memiliki

    Minat Belajar .................................................................. 12

    6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar......... 12

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    7. Hambatan/Gangguan Terhadap Minat

    Belajar............................................................................. 13

    B. Hakikat Anak Broken Home .................................................. 13

    1. Pengertian Anak............................................................... 13

    2. Pengertian Broken Home dan Anak Broken Home.......... 15

    3. Situasi Kondisi Keluarga Pribadi Sosial

    Pada Keluarga Broken Home .......................................... 15

    4. Dampak Negatif Keluarga Broken Home Terhadap Minat

    Belajar Anak .................................................................... 16

    C. Kajian Penelitian Yang Relevan ............................................ 17

    BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 19

    A. Jenis Penelitian ..................................................................... 19

    B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 19

    C. Subyek Penelitian ................................................................. 20

    D. Tehnik dan Instrumen Penelitian.......................................... 22

    E. Tehnik Analisis Data ............................................................ 24

    BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 25

    A. Deskripsi Data ...................................................................... 25

    B. Analisis Data ........................................................................ 33

    C. Pembahasan .......................................................................... 42

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN........................................................ 45

    A. Simpulan............................................................................... 45

    B. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 46

    C. Saran ..................................................................................... 47

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 49

    LAMPIRAN ....................................................................................... 50

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN 1 HASIL OBSERVASI.................................................... 50

    A. Subyek 1.................................................................. 50

    B. Subyek 2.................................................................. 51

    C. Subyek 3.................................................................. 52

    D. Subyek 4.................................................................. 53

    LAMPIRAN 2 LEMBAR VERBATIM ................................................ 55

    A. Subyek 1.................................................................. 55

    B. Subyek 2.................................................................. 58

    C. Subyek 3.................................................................. 61

    D. Subyek 4.................................................................. 64

    LAMPIRAN 3 LEMBAR REDUKSI.................................................... 67

    A. Subyek 1.................................................................. 67

    B. Subyek 2.................................................................. 69

    C. Subyek 3.................................................................. 71

    D. Subyek 4.................................................................. 73

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pada bab ini secara berurutan akan diuraikan latar belakang masalah,

    identifikasi masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

    dan batasan istilah

    A. Latar Belakang Masalah

    Tidak luput dari kenyataan yang ada bahwa semakin hari semakin

    banyak keluarga yang mengalami broken home. Beberapa kasus diantaranya

    mungkin disebabkan oleh perselingkuhan, perbedaan prinsip hidup, atau

    sebab-sebab lainnya yang bisa disebabkan oleh masalah internal maupun

    eksternal dari kedua belah pihak. Akan tetapi, yang jelas kasus-kasus broken

    home itu sama halnya dengan kasus-kasus sosial lainnya. Satu hal yang pasti,

    hubungan interpersonal diantara suami istri dalam keluarga broken home

    telah semakin memburuk. Kedekatan fisikal juga menjadi alasan bagi

    pasangan suami istri dalam menyikapi masalah broken home, meskipun

    dalam beberapa sumber disebutkan bahwa kedekatan fisik tidak

    mempengaruhi kedekatan personal antar individu. Inti dari semuanya adalah

    komunikasi yang baik antar pasangan. Dalam komunikasi ini, berbagai faktor

    kejiwaan termuat di dalamnya, sehingga patut mendapat perhatian utama.

    Dalam suasana keluarga yang broken home bukan hanya komunikasi

    yang memburuk, tetapi juga terdapat aspek yang tidak relevan dalam

    hubungan itu, sehingga menyebabkan berkurangnya ketertarikan antar diri

    pasangannya. Dalam hal ini, dapat diuraikan bahwa dalam keluarga yang

    broken home antar pasangan terjadi pelemahan rasa saling menilai secara

    positif, yang terjadi penilaian menjadi cenderung negatif antara satu pasangan

    dengan pasangannya.

    Semua fenomena di atas akan berdampak pada perkembangan minat

    belajar anak dalam keluarga itu. Pengaruh faktor broken home keluarga

    menjadi faktor negatif dalam penemuan identitas yang sehat, sehingga anak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    cenderung mengalami fase kebingungan identitas. Hal ini dikarenakan adanya

    pengabaian dari orangtuanya. Lebih jauh, terdapat sifat-sifat penghambat

    perkembangan kepribadian yang sehat yang terwujud dalam kepribadian

    anak.

    Ayah, ibu dan anak adalah keluarga inti yang merupakan organisasi

    terkecil dalam kehidupan bermasyarakat. Pada hakikatnya, keluarga

    merupakan wadah pertama dan utama bagi perkembangan dan pertumbuhan

    anak. Di dalam keluarga, anak akan mendapatkan pendidikan pertama

    mengenai berbagai tatanan kehidupan yang ada di masyarakat. Keluargalah

    yang mengenalkan anak akan aturan agama, etika sopan santun, aturan

    bermasyarakat, dan aturan-aturan tidak tertulis lainnya yang diharapkan dapat

    menjadi landasan kepribadian anak dalam menghadapi lingkungan. Keluarga

    juga yang akan menjadi motivator terbesar yang tiada henti saat anak

    membutuhkan dukungan dalam menjalani kehidupan dimasa studinya.

    Namun, melihat kondisi masyarakat saat ini, fungsi keluarga sudah mulai

    tergeser keberadaannya. Semua anggota keluarga khususnya orangtua

    menjadi sibuk dengan aktivitas pekerjaannya dengan alasan untuk menafkahi

    keluarga. Peran ayah sebagai kepala keluarga menjadi tidak jelas

    keberadaannya, karena seringkali ayah zaman sekarang bekerja di luar kota

    dan hanya pulang satu minggu sekali ataupun pergi pagi dan pulang larut

    malam. Ibulah yang menggantikan peran ayah di rumah dalam mendidik serta

    mengatur seluruh kepentingan anggota keluarganya.

    Masalah akan semakin berkembang tatkala ibupun menjadi seorang

    wanita pekerja dengan beralih membantu perekonomian keluarga ataupun

    berambisi menjadi wanita karir, sehingga melupakan anak dan keluarganya.

    Banyak ditemukan ibu menjadi seorang super woman yang bekerja dua puluh

    empat jam sehari tanpa henti, barangkali waktu istirahat ibu hanyalah

    beberapa jam dalam sehari. Itupun jika ibu mampu dengan cerdas mengelola

    waktu bekerja di luar rumah dan bekerja di rumah tangganya. Ketika ayah

    dan ibu sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, lalu ke manakah anak-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    anak mereka? Anak yang seharusnya memiliki hak mendapatkan kehangatan

    dalam keluarganya.

    Kecenderungan yang terjadi, keluarga menjadi pecah dan tidak jelas

    keberadaannya. Ketika ayah dan ibu sudah tidak dapat berkomunikasi dengan

    baik, karena kesibukan masing-masing atau karena egonya, maka mereka

    memilih untuk bercerai. Namun, di saat orang tua dapat mempertahankan

    keluarganya secara utuh tanpa ada komunikasi yang hangat antara anggota

    keluarganya, secara psikologis merekapun bercerai.

    Oleh karena orangtua tidak punya waktu banyak untuk berdialog,

    berdiskusi atau bahkan hanya untuk saling bertegur sapa. Saat orang tua

    pulang bekerja, anak sudah tertidur dengan lelapnya dan saat anak terbangun

    tidak jarang orang tua sudah pergi bekerja atau anaknya yang harus pergi ke

    sekolah. Ketika anak protes dan mengeluh, orangtua hanya cukup

    memberikan pengertian bahwa ayah dan ibu bekerja untuk kepentingan anak

    dan keluarga juga. Orang tua zaman sekarang sering merasa kesulitan

    mengerti keinginan anaknya, tanpa mereka sadari bahwa orangtualah yang

    selalu membuat anak harus mengerti keadaan orang tuanya. Namun, orangtua

    seringkali tidak menyadari kebutuhan psikologis anak yang sama pentingnya

    dengan memenuhi kebutuhan hidup. Anak membutuhkan kasih sayang berupa

    perhatian, sentuhan, teguran dan arahan dari ayah dan ibunya, bukan hanya

    dari pengasuhnya atau pun dari nenek kakeknya.

    Perhatian yang diperlukan anak dari orang tuanya adalah disayangi

    dengan sepenuh hati dalam bentuk komunikasi verbal secara langsung dengan

    anak, meski hanya untuk menanyakan aktivitas sehari-harinya. Menanyakan

    sekolahnya, temannya, gurunya, mainannya, kesenangannya, hobinya, cita-

    cita dan keinginannya. Ada anak di sekolah yang merasa aneh, jika temannya

    mendapatkan perhatian seperti itu dari orang tuanya, karena zaman sekarang

    hal tersebut menjadi sangat mahal harganya dan tidak semua anak

    mendapatkannya.

    Dampak dari keegoisan dan kesibukan orang tua serta kurangnya waktu

    untuk anak dalam memberikan kebutuhannya menjadikan anak memiliki

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    karakter mudah emosi (sensitif), kurang konsentrasi belajar, tidak peduli

    terhadap lingkungan dan sesamanya, tidak tahu sopan santun, tidak tahu etika

    bermasyarakat, mudah marah dan cepat tersinggung, senang mencari perhatian

    orang, ingin menang sendiri, susah diatur, suka melawan orang tua, tidak

    memiliki tujuan hidup, dan kurang memiliki daya juang. Jika anak melanggar

    norma tersebut, sudah merupakan kewajiban orangtua sebagai pendidik

    pertama bagi anak-anaknya untuk memberikan teguran yang disertai

    penjelasan logis sesuai dengan perkembangan usianya supaya anak mengerti

    dan memahami bagaimana bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan

    norma-norma masyarakat.

    Anak yang masih lengkap struktur dalam keluarganya, biasanya memiliki

    perhatian yang penuh dari orang tua terhadap kegiatan belajar. Interaksi dan

    komunikasi yang baik dari ayah dan ibu akan berpengaruh pada kemajuan

    belajar anak. Sebaliknya jika anak tumbuh dalam keluarga yang broken

    home, anak tidak diperhatikan secara penuh oleh kedua orang tuanya, anak

    tidak begitu terarah dengan baik. Anak juga kurang mendapat kasih sayang

    yang akan berdampak pada minat dalam belajarnya di sekolah.

    Bimbingan dan konseling di sekolah sangat berperan penting dalam

    pembentukan diri siswa dan meningkatkan minat belajar siswa dengan

    memacu semangat belajar siswa. Di sisi lain ada faktor yang mempengaruhi

    minat belajar siswa, yakni orang tua dari siswa itu sendiri. Orang tua

    merupakan lingkungan yang pertama dan paling utama bagi perkembangan

    dan pertumbuhan diri seorang anak.

    Berdasarkan penjelasan di atas, apakah siswa yang memiliki latar

    belakang broken home akan tinggi minat belajarnya?

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

    masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

    1. Kurangnya minat belajar anak disebabkan terpecahnya stuktur

    dalam keluarga (broken home)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    2. Kurangnya pendampingan dan bimbingan dari orang tua

    mempengaruhi pertumbuhan karakter anak

    3. Kurangnya perhatian yang optimal dari orang tua menyebkan

    dampak negatif bagi anak

    4. Orang tua tidak menyadari dampak broken home bagi anak yang

    berpengaruh pada minat belajar

    C. Pembatasan Masalah

    Mengingat luasnya permasalahan yang teridentifikasi di atas, maka fokus

    penelitian di bab ini khusus mengkaji permasalahan butir 1 (satu) dengan

    mengkaji “Analisis Minat Belajar Anak Broken Home di Sekolah (Studi

    fenomenologi pada 4 Anak Broken Home)”.

    D. Fokus Penelitian

    Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas di atas, maka rumusan

    masalah pada penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana kebiasaan belajar anak dari keluarga broken home?

    2. Bagaimana perkembangan minat belajar pada anak broken home?

    3. Bagaimana bentuk-bentuk minat belajar yang rendah pada anak

    broken home?

    4. Bagaimana dampak keluarga broken home bagi minat belajar anak?

    E. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan yang perlu dicapai berdasarkan rumusan masalah diatas yaitu :

    1. Untuk mengetahui kebiasaan belajar pada anaka yang mengalami

    korban broken home.

    2. Untuk mengetahui perkembangan minat belajar pada anak broken

    home.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk minat belajar yang rendah pada

    anak broken home

    4. Untuk mengetahui dampak broken home bagi minat belajar anak

    F. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan masukan dan

    dapat memperdalam pengetahuan. Penelitian ini juga lebih membuka

    wawasan dan pengetahuan baru bagi penulis terhadap gejala atau

    realitas social yang ada dimasyarakat dan menarik untuk diteliti.

    2. Manfaat Praktis

    Penelitian ini memiliki kegunaan praktis sebagai berikut:

    a. Bagi Sekolah

    Sekolah dapat mengetahui sejauh mana gejala, factor

    penyebab, dan dampak broken home terhadap minat belajar

    siswa di sekolah.

    b. Bagi Konselor

    Konselor dapat membantu anak broken home sehingga anak

    dapat meningkatkan minat belajarnya.

    c. Bagi Orang Tua

    Orang tua dapat mengetahui dampak negatif akibat broken

    home terhadap penurunan/ rendahnya minatbelajar yang

    terjadi pada anaknya.

    d. BagiKasus

    Sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan, maka

    kasus kurangnya minat belajar pada anak broken home akan

    lebih mudah ditangani.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    G. Batasan Istilah

    Untuk menghindari kesalahan makna menyangkut terminasi istilah dalam

    jurnal penelitian ini, maka diberikan identifikasi istilah sebagai berikut:

    1. Analisis

    Analisis dapat diartikan sebagai suatu proses mengidentifikasi suatu

    bagian untuk memperoleh pemahaman yang sebenarnya sebelum

    riset dilaporkan.

    2. Minat Belajar

    Minat belajar adalah sesuatu keinginan yang dimiliki oleh seseorang

    dari dalam dirinya untuk tertarik pada sesuatu yang dia pelajari.

    3. Broken Home

    Broken home adalah terpecahnya keluarga yang mengakibatkan

    penderitaan atau pengalaman traumatis bagi anak, sehingga

    mempengaruhi turunnya minat belajar anak.

    4. Anak

    Anak adalah keturunan yang memiliki status dari suatu keluarga,

    berjenis kelamin laki-laki atau perempuan yang belum dewasa atau

    mengalami Pubertas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    Pada bab ini secara berurutan akan diuraikan hakikat minat belajar, hakikat

    anak broken home dan kajian penelitian yang relevan

    A. Hakikat Minat Belajar

    1. Pengertian Minat Belajar

    Menurut Gie (1998), minat berarti sibuk, tertarik, atau terlihat

    sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya

    kegiatan itu. Dengan demikian, minat belajar adalah keterlibatan

    sepenuhnya seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara

    penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai

    pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah.

    Sejalan dengan pendapat Gie, Hardjana (dalam Lockmono, 1994)

    mengatakan bahwa minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi

    terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau

    tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu. Minat dapat diartikan

    kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk

    memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan dalam

    bidang-bidang tertentu.

    Tidak berbeda dengan pendapat Gie dan Hardjana, minat menurut

    Slameto (1995) adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk

    memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan.

    Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan

    memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    Berdasarkan dari ketiga pendapat para ahli di atas dapat

    disimpulkan bahwa minat belajar adalah sesuatu keinginan yang

    dimiliki oleh seseorang untuk tertarik pada sesuatu yang dia senangi.

    Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik

    pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek (Sumadi

    Suryabrata, 1988 : 109 ). Menurut Johny Killis (1988 : 26) minat

    adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian

    terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu.

    Menurut Witherington (Suharsimi Arikunto, 1983 : 100), “Minat

    adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah atau

    situasi yang mengandung kaitan dengan dirinya.” Batasan ini lebih

    memperjelas pengertian minat tersebut dalam kaitannya dengan

    perhatian seseorang. Menurut Winkel (1984: 30), minat adalah

    kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik

    pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung

    dalam bidang itu Adanya suatu ketertarikan yang sifatnya tetap

    di dalam diri subjek atau seseorang yang sedang mengalaminya atas

    suatu bidang atau hal tertentu dan adanya rasa senang terhadap

    bidang atau hal tersebut, sehingga seseorang mendalaminya.

    Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik

    pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek (Sumadi

    Suryabrata, 1988 : 109). Sedangkan pengertian belajar adalah proses

    mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan,

    skill, kebiasaan atau sukap yang semuanya diperoleh, disimpan, dan

    dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan

    adaptif ( Winkel, 1983 : 92 )

    Yang penulis maksudkan dengan minat belajar disini, adalah

    suatu kemampuan umum yang dimiliki siswa untuk mencapai

    prestasi yang optimal yang dapat ditunjukkan dengan kegiatan

    belajar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    2. Fungsi Minat Belajar

    a. Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak

    atau motor yang melepaskan energi.

    b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak

    dicapai.

    c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan

    apa yang serasi guna mencapai tujuan.

    Crow and Crow ( 1973 : 153 ) menyatakan “The word interested

    may be used to the motivatoring force which courses and individual

    to give attenrion force person a thing or activity.” Pendapat disini

    dimaksudkan bahwa perhatian kepada seseorang, sesuatu maupun

    aktivitas tertentu, sementara ia kurang atau bahkan tidak menaruh

    perhatian terhadap seseorang, sesuatu atau aktivitas tertentu,

    sementara ia kurang atau bahkan tidak menaruh perhatian terhadap

    seseorang, sesuatu atau aktivitas yang lain. Dari uraian tersebut

    dengan adanya minat memungkinkan adanya keterlibatan yang lebih

    besar dari objek yang bersangkutan. Karena minat berfungsi sebagai

    pendorong yang kuat.

    Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

    minat adalah kecenderungan seseorang untuk memilih dan

    melakukan aktivitas dibandingkan aktivitas yang lain karena ada

    perhatian, rasa senang dan pengalaman

    3. Perkembangan Minat Belajar

    Menurut Slamet Widodo (1989 : 72), pada awalnya sebelum

    terlibat di dalam suatu aktivitas, siswa mempunyai perhatian

    terhadap adanya perhatian, menimbulkan keinginan untuk terlibat di

    dalam aktivitas. Minat kemudian mulai memberikan daya tarik yang

    ada atau ada pengalaman yang menyenangkan dengan hal-hal

    tersebut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    4. Aspek-Aspek Minat Belajar

    Aspek minat menurut hurlock (2014 : 117), yaitu:

    a. Aspek kebutuhan-kebutuhan

    Minat dapat di gerakkan, jika ada kebutuhan seperti minat

    terhadap ekonomi, minat ini dapat muncul karena ada kebutuhan

    sandang, pangan dan papan.

    b. Aspek Keinginan dan cita-cita

    Keinginan atau cita-cita dapat mendorong munculnya minat

    terhadap sesuatu seperti keinginan atau cita-cita menjadi dokter.

    Secara otomatis orang tersebut akan terdorong untuk mempelajari

    hal-hal yang berkaitan dengan ilmu kedokteran. Semakin besar

    cita-ciat atau keinginan, maka semakin besar /tinggi minat yang

    muncul dala diri seseorang.

    c. Aspek kebudayaan

    Kebudayaan terdiri dari dua lingkup, yakni lingkup mikro

    (individual) dan lingkup makro (sosial, adat istiadat) kebudayaan

    dapat memunculkan minat-minat tertentu seperti tari-tarian.

    Semua itu akan menarik orang untuk memperhatikan dan

    mempelajari kebudayaan.

    d. Aspek Pengalaman

    Pengalaman merupakan permulaan dari kebudayaan seperti

    pengalaman seorang guru dapat menimbulkan/menumbuhkan

    minat guru untuk menekuni bidang-bidang keguruan, dengan

    adanya pengalaman tersebut minat seseorang bisa tergerak

    (bertambah), misalnya asa seorang siswa, tahun lalu menduduki

    prestasi rendah, maka siswa tersebut berpikiran jangan sampai

    terulang kembali, sehingga ia lebih meningkatkan belajarnya

    demi tercapainya prestasi yang lebih baik dari yang kemarin

    (tahun lalu).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    5. Karakteristik Individu yang Memiliki Minat Belajar

    Karateristik minat menurut Bimo Walgito( 1977 ; 4 ) yaitu:

    a. Menimbulkan sikap positif terhadap sesuatu objek.

    b. Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu

    objek itu.

    c. Mengandung suatu pengharapan yang menimbulkan keinginan

    atau gairah untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya.

    Menurut pendapat diatas yang perlu diperhatikan adalah aspek

    terakhir yaitu unsur pengharapan menimbulkan keinginan untuk

    mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya. Ahli lain mengatakan

    bahwa minat sebagai sesuatu hasil pengalaman yang tumbuh pada

    dan dianggap bernilai oleh individu adalah kekuatan yang

    mendorong seseorang itu untuk berbuat sesuatu ( Winarno

    Surachmad, 1980 : 90 )

    Jadi pengalaman yang dianggap bernilai merupakan faktor yang

    turut membuat minat pada diri individu. Pengalaman memberikan

    motivasi serta kekuatan pada diri individu untuk melakukan sesuatu.

    6. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat Belajar

    Menurut Johny Killis, ( 1988 : 26 ), ada tiga faktor yang

    menimbulkan minat yaitu “Faktor yang timbul dari dalam diri

    individu, faktor motif sosial dan faktor emosional yang ketiganya

    mendorong timbulnya minat”. Pendapat tersebut sejalan dengan

    yang dikemukakan Sudarsono, ( 1980 : 12 ) faktor-faktor yang

    menimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut :

    a. Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa

    kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    b. Faktor motif sosial, Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat

    didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan

    pengakuan, perhargaan dari lingkungan dimana ia berada.

    c. Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas

    seseorang dalam menaruh perhatian terhadap sesuat kegiatan atau

    objek tertentu

    7. Hambatan/ Gangguan Terhadap Minat Belajar

    Gangguan terhadap minat belajar anak menurut supriyono (2009: 104),

    yaitu:

    a. Kurangnya motivasi

    Motivasi sangat berperan penting dalam belajar, hilangnya

    motivasi maka anak akan hilang dalam belajarnya

    b. Kurangnya perhatian

    Perhatian disini dimaksudkan adnya perhatian dari orang tua,

    kurangnya perhatian dari orang tua maka anak akan acuh dalam

    hal belajarnya

    c. Perasaan tidak senang

    Rasa tidak senang sangat bepengaruh dalam proses belajar, oleh

    sebab itu anak harus memiliki rasa senang terhadap sesuatu yang

    dia pelajari

    d. Adanya pengaruh lingkungan

    Pengaruh dari lingkungan juga berperan dalam hal belajar, jika

    anak bergaul dalam lingkungan yang minim akan pendidikan,

    maka anak akan terpengaruh terhadap kurangnya minat belajar,

    begitu juga sebaliknya, apabila anak bergaul dengan orang yang

    berprestasi, maka anak akan termotivasi dan tinggi minat

    belajarnya

    B. Hakikat Anak Broken Home

    1. Pengertian Anak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Pasal 330 KUHP Perdata memberikan pengertian anak adalah

    orang yang belum dewasa dan seorang yang belum mencapai usia

    batas legitimasi hukum sebagai subjek hukum atau layaknya subjek

    hukum nasioal yang ditentukan oleh perundang-undangan perdata.

    Dalam ketentuan hukum perdata anak mempunyai kedudukan sangat

    luas dan mempunyai peranan yang amat penting, terutama dalam hal

    memberikan perlindungan terhadap hak-hak keperdataan anak.

    Pengertian anak menurut Hukum pidana lebih diutamakan pada

    pemahaman terhadap hak-hak anak yang harus dilindungi, karena

    secara kodrat memiliki substansi yang lemah dan di dalam system

    hukum dipandang sebagai subjek hukum yang dicangkokkan dari

    bentuk pertanggungjawaban sebagaimana layaknya seseorang subjek

    hukum yang normal, pengertian anak dalam aspek hukum pidana

    menimbulkan efek hukum positif terhadap proses normalisasi anak

    dari perilaku menyimpang untuk membentuk kepribadian dan

    tanggung jawab yang pada akhirnya menjadikan anak tersebut

    berhak atas kesejahteraan yang layak dan masa depan yang baik.

    Anak adalah keturunan yang kedua (KBBI, 2013). “Anak adalah

    seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum

    mengalami pubertas” (2014). Anak adalah bagian dari generasi muda

    sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi

    dan penerus cita-cita perjuangan bangsa yang memiliki peran

    strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus memerlukan

    pembinaan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan

    perkembangan fisik, mental, sosial secara utuh, serasi, selaras dan

    seimbang.

    Anak adalah seorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak

    yang masih dalam kandungan. Secara umum dikatakan anak adalah

    seorang yang dilahirkan dari perkawinan anatar seorang perempuan

    dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut bahwa seseorang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    yang dilahirkan oleh wanita meskipun tidak pernah melakukan

    pernikahan tetap dikatakan anak .Dapat disimplkan bahwa anak

    adalah keturunan yang memiliki status dari suatu keluarga, berjenis

    kelamin laki-laki atau perempuan yang belum dewasa atau

    mengalami Pubertas.

    2. Pengertian Broken Home dan Anak Broken Home

    Matinka (2011) mendefinisikan Broken Home adalah istilah

    untuk menggambarkan suasana keluarga yang tidak harmonis dan

    tidak berjalannya kondisi keluarga yang rukun dan sejahtera yang

    menyebabkan terjadinya konflik dan perpecahan dalam keluarga

    tersebut. Singgih (1995) menjelaskan bahwa perceraian adalah suatu

    hal yang harus dihindarkan, agar emosi anak tidak menjadi

    terganggu. Perceraian menimbulkan suatu penderitaan atau

    pengalaman traumatis bagi anak.

    Anak broken home adalah keturuan laki-laki atau perempuan,

    yang mengalami penderitaan atau pengalaman traumatis akibat

    korban perpecahan keluara atau perceraian.

    3. Situasi Kondisi Keluarga Pribadi Sosial pada Keluarga Broken

    Home

    Sebagai korban, tentunya anak-anak akan merasakan hal-hal yang

    tidak mengenakan. Perasaan ini timbul dan berkembang dalam diri si

    anak hingga ia beranjak dewasa. Pada fase remaja, dimana jiwa

    remaja sedang bergelora, perasaan ini bercampur aduk menjadi satu

    baik depresi, malu, sedih, kecewa, kesal, sakit hati, bingung, merasa

    terbuang, dll.

    Cara para remaja menghilangkan kepenatan tersebut baik ke arah

    positif atau negatif ternyata bersifat relatif. Hal ini tergantung pada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    sikap dan perilaku remaja tersebut. Jika dia bisa mengarahkan ke

    arah positif, berarti dia berhasil mengurangi bahkan menghilangkan

    perasaan tersebut. Bila sebaliknya, berarti dia gagal. Cara-cara yang

    dilakukan untuk menghilangkan kepenatan tersebut pastinya akan

    melahirkan perubahan sikap dalam diri remaja yang mengalami

    broken home. Sebuah perubahan yang akan membawa mereka

    merasa lebih baik dari sebelumnya, sementara atau selamanya.

    Perceraian ternyata memberikan dampak kurang baik terhadap

    perkembangan kepribadian remaja. Remaja yang orang tuannya

    bercerai cenderung menunjukan ciri-ciri:

    a. Berperilaku nakal

    b. Mengalami depresi

    c. Melakukan hubungan seksual secara aktif

    d. Kecenderungan pada obat-obat terlarang

    Keadaan keluarga yang tidak harmonis tidak stabil atau

    berantakan (broken home) merupakan faktor penentu bagi

    perkembangan kepribadian remaja yang tidak sehat.

    4. Dampak Negatif Keluarga Broken Home Terhadap minat Belajar

    Anak

    Dampak Negatif Keluarga Broken Home Terhadap minat Belajar Anak

    ada empat yaitu:

    a. Prestasi belajar anak mulai menurun

    b. Anak merasa lebih nyaman bersenang-senang daripda darus

    belajar

    c. Anak sering kali mempunyai rasa malas dan acuh tak acuh

    terhadap pendidikannya

    d. Anak mulai memiliki rasa dendam kepada orang tua, dan

    putus sekolah sebagai jalan untuk mewujudkan kemarahan

    terhadap orang tua

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    C. Kajian Penelitian yang Relevan

    Penelitian yang dilakukan oleh Louis Nugraheni Wijaya, (2012)

    yang berjudul “Pola Pengasuhan Remaja dalam Keluarga Broken

    Home Akibat Perceraian” menunjukkan terdapat perbedaan

    karakteristik anak antara anak dari keluarga bercerai dan dengan

    anak dari keluarga utuh. Karakteristik dari anak keluarga utuh adalah

    anak mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik

    dengan teman, mampu menghadapi stress, mempunyai minat

    terhadap hal-hal baru, dan kooperatif terhadap orang lain. Sedangkan

    karakteristik anak dari keluarga yang bercerai adalah penakut,

    pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka

    melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas, dan menarik diri,

    anak yang moodly (labil, brubah-ubah), impulsive (menuruti kata

    hati/semau gue), agresif (penyerang), kurang bertanggungjawab,

    tidak mau mengalah, sering bolos dan bermasalah dengan teman.

    Penelitian yang dilakukan oleh Reni Pratiwi, yang berjudul

    “Pengaruh Tingkat Keharmonisan Keluarga dengan Motivasi Belajar

    Siswa Ditinjau dari Perbedaan Jenis Kelamin Siswa di SMA”,

    menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh tingkat

    keharmonisan keluarga terhadap motivasi belajar siswa, terdapat

    perbedaan motivasi belajar antara siswa laki-laki dan perempuan,

    namun tidak adanya perbedaan pada motivasi belajar jika ditinjau

    secara bersamaan baik dari segi tingkat keharmonisan keluarga

    maupun dari jenis kelamin siswa.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gesta Gamang yang

    berjudul “PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MINAT

    BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA”, menyatakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara perhatian orang

    tua dengan prestasi belajar siswa, hal ini memberikan petunjuk

    kepada guru pembimbing untuk lebih meningkatkan hubungan

    dengan orang tua. Dengan perhatian orang tua akan menjadikan

    siswa lebih memahami diri sehingga siswa percaya terhadap

    kemampuannya serta siswa lebih memahami cara-cara belajar yang

    baik , bagaimana mendorong/menimbulkan minat pada dirinya untuk

    meraih dan meningkatkan prestasi belajar di sekolah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Pada bab ini secara berurutan diuraikan jenis penelitian, tempat dan waktu

    penelitian, subyek penelitian, tenik pengumpulan data dan teknik analisis data.

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian kualitatif jenis

    fenomenologi. Penelitian kualitatif merupakan salah satu prosedur penelitian

    yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku

    orang-orang yang diamati.

    Fenomenologi merupakan penelitian yang mengacu pada kenyataan,

    karena penelitian ini dilakukan dengan cara memahami tindakan sosial

    melalui penafsiran. Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau

    mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh

    kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Fenomenologi dilakukan

    dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau

    memahami fenomena yang dikaji dan peneliti bebas untuk menganalisa data

    yang diperoleh.

    Menurut Creswell (1998), pendekatan fenomenologi menunda semua

    penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu.

    Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah

    membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep

    epoche menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan

    dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan

    oleh responden.

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat

    Penelitian ini dilaksanakan secara langsung di rumah anak yang

    tidak memiliki keluarga utuh (akibat perceraian) hal ini dilakukan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    supaya peneliti dapat melakukan pendekatan dengan anak sehingga

    peneliti memperoleh informasi yang dibutuhkan.

    2. Waktu

    Penelitian ini dilaksanakan pada akhir bulan Noveber 2016

    sampai dengan pertengahan bulan Deseber 2016, sehingga peneliti

    mendapat informasi dan hasil yang optimal.

    C. Subjek Penelitian

    Kriteria pemilihan subyek pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Berstatus sebagai anak (laki-laki atau perempuan) yang tinggal dengan

    salah satu anggota keluarga

    2. Pernah bersekolah minimal tamat sekolah dasar atau masih bersekolah

    sampai jenjang SMA

    3. Merupakan anak (laki-laki atau perempuan) yang menjalani keseharian

    mengalami korban broken home (perceraian).

    Sisi broken home dalam penelitian ini ditekankan pada orang tua

    yang benar-benar mengalami perceraian. Dalam penelitian ini diambil

    subyek sebanyak 4 anak (laki-laki atau perempuan) yang pernah

    bersekolah atau masih sekolah.

    Subjek pertama adalah seorang siswi dari keluarga kelas menengah

    kebawah, hal ini ditandai dengan pekerjaan sang ibu sebagai karyawan

    penjaga toko sepatu, dan sang ayah yang hanya sebagai tukang tatto.

    Subyek pertama ini sebut saja Cempluk (nama samaran) kelas X SMK

    yang tinggal bersama ibu, nenek dan adiknya disalah satu desa di

    purwomartani. Sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama kelas

    VIII, Cempluk tinggal bersama neneknya, sebab kedua orang tuanya

    bercerai, walaupun orang tuanya bercerai, Cempluk masih sering

    berjumpa dengan sang ayah dan ibunya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Cempluk anak yang berbakti kepada orang tuanya, namun sang ibu

    selalu melarang ketika Cempluk ingin berjumpa dengan sang ayah,

    walaupun Cempluk masih membutuhkan sosok seorang ayah, Cempluk

    tetap mengikuti apa yang ibu katakan dan Cempluk tidak menemui sang

    ayah. Karakteristik Cempluk tergolong anak yang pendiam, ramah dan

    suka menolong, akan tetapi sekalipun Cempluk memiliki keinginan harus

    dituruti. Cempluk sering pergi keluar bermain dengan temannya hingga

    larut malam, hal ini dikarenakan sebagai wujud pelampiasan tidak

    bertemu dengan sang ayah, Cempluk tergolong anak yang mudah akrab

    dengan orang yang baru dia temui.

    Subjek kedua adalah Pesek (nama samaran) seorang siswa SMA kelas

    IX, yang tidak diperhatikan oleh kedua orangtuanya. Dia tinggal bersama

    nenek, tante, dan adiknya disalah satu desa didaerah Sewon Bantul. Pesek

    termasuk anak yang pendendam, hal ini ditandai dengan membenci kedua

    orang tuanya yang masing masing orangtuanya menikah dan memiliki

    keluarga baru, ia acuh tak acuh terhadap kedua orang tuanya, namun

    Pesek memiliki cita-cita dan tujuan yang jelas di masa depannya. Disisi

    lain Pesek anak yang perhatian dan peduli dengan orang yang ia jumpai,

    terutama adiknya dan teman yang selalu menemaninya. Pesek lebih

    memilih bermain dan nongkrong dengan teman-temannya dengan alasan

    dirumah sangat membosankan dan selalu teringat kedua orang tuanya.

    Subyek ketiga bernama Lekir (nama samaran) seorang siswa SMA

    kelas XI, Lekir tinggal bersama ibu dan neneknya yang tinggal di daerah

    Gondang. Keluarga Lekir termasuk keluarga kelas menengah keatas, hal

    ini ditandai dengan sang ibu berwiraswasta dan memiliki dua salon di

    kota jogja dan sang ayah sebagai manager sanggar dangdut di daerah

    bantul. Lekir kurang mendapat perhatian dari kedua orang tuanya,

    walaupun semua kebutuhan dan keinginan Lekir terpenuhi, hal ini

    menyebabkan Lekir selalu memanfaatkan harta sang ayah untuk

    bersenang-senang, sekalipun keinginan Lekir tidak terpenuhi, Lekir

    mengamuk dan tidak mengakui memiliki seorang ayah, sebab sejak usia

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Lekir 10 tahun, Lekir ditinggal ayah bercerai dengan ibunya dan ayah

    menikah lagi. Disisi lain, Lekir anak yang penurut dan penyayang kepada

    ibunya, Lekir selalu membantu berbelanja kebutuhan salon sang ibu.

    Lekir sangat menggeluti dalam bidang otomotif dan seni lukis,

    terpecahnya keluarga Lekir tidak membuat patah semangat Lekir dalam

    berkarya, namun segala emosi selalu ia lampiaskan pada kertas hingga

    tercipta suatu karya yang memiliki arti dan kepuasan tersendiri bagi Lekir.

    Subyek keempat adalah Bebi (nama samaran) seorang siswi kelas XII

    SMA, Bebi tinggal bersama sang ayah di Berbah Sleman. Keluarga Bebi

    tergolong keluarga kelas menengah kebawah, hal ini ditandai dengan sang

    ayah sebagai buruh tani, dan sang ibu sebagai pramurukti. Kehidupan

    Bebi dalam keluarga, Bebi anak yang sombong, kurang mandiri, dan

    cenderung cuek. Bebi anak yang manja, hal ini terjadi semenjak masuk

    sekolah menengah atas, Bebi tinggal bersama sang ayah, dan sang ayah

    selalu menuruti apa yang diinginkan Bebi. Bebi tergolong anak yang

    berani melawan orang tua, hal ini terjadi ketika ibu Bebi terlambat

    mengirim uang, sehingga kata-kata kotor keluar dari mulut Bebi kepada

    ibunya, selain itu Bebi sering marah-marah karena berebut kendaraan

    motor dengan sang ibu, Bebi kerap kali tidak mengakui bahwa ia tidak

    memiliki sosok seorang ibu, karena sejak kecil Bebi tinggal bersama

    nenek dan kakeknya di salah satu desa di wonosari, dan ibunya tinggal

    bersama pasiennya di daerah kota jogjakarta.

    D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam proses ini ada dua yaitu observasi dan

    wawancara

    1. Observasi

    Observasi adalah pengamatan dan juga pencatatan sistematik atas unsur-

    unsur yang muncul dalam suatu gejala atau gejala-gejala yang muncul

    dalam suatu objek penelitian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Tabel 1

    Tanggal Observasi

    NO Hari/Tanggal Inisial Jenis

    kelamin

    Deskripsi

    1 Cempluk P

    2 Pesek L

    3 Lekir L

    4 Bebi P

    2. Wawancara

    Wawancara merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar

    pendapat, mencari informasi atau ide melalui pertanyaan-pertanyaan.

    Tabel 2

    Pedoman Wawancara

    No Pertanyaan

    1 Setelah ayah dan ibu kamu bercerai, bagaimana

    perhatiannya terhadap belajarmu?

    2 Menurut kamu apakah ada pengaruh ketika orang tua

    sebelum bercerai dan orang tua sesudah bercerai terhadap

    minat belajarmu?

    3 Apakah ayah atau ibu masih memberikan dorongan

    belajar?

    4 Bagaimana dengan belajarmu saat ini?

    5 Sejauh mana minat kamu dalam belajar?

    6 Apabila dihitung skala 1-10, dimana angka 1 nilai

    terendah dan angka 10 nilai tertinggi, diangka berapakah

    minat belajarmu saat ini?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    7 Menurut kamu setelah ayah dan ibu kamu bercerai, minat

    kamu dalam belajar cenderung meingkat atau menurun?

    8 Bagaimana cara kamu supaya memiliki minat belajar?

    9 Bagaimana kebiasaan belajar kamu saat ini?

    10 Apakah ada seseorang yang membuatmu semakin

    semangat dalam belajar?

    E. Teknik Analisis Data

    Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini maka teknik analisis

    data yang peneliti gunakan adalah analisis deskriptif. Teknik analisis

    deskriptif adalah pengolahan data yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau

    memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui sampel ataupun

    populasi. Teknik analisis data ini bertujuan untuk menjawab rumusan

    masalah dalam penelitian ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini dipaparkan deskripsi hasil dari penelitian dan pembahasan dari

    keempat subyek

    A. Deskripsi Data

    Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan

    wawancara. Pertama-tama peneliti melakukan observasi dilapangan selama

    satu bulan yaitu pada bulan desember 2016. Peneliti melakukan observasi

    terhadap masing masing dari keempat subyek. Observasi dilakukan supaya

    peneliti dapat mengetahui keadaan kehidupan subyek ketika dilingkungan.

    Dalam pelaksanaan observasi, peneliti melakukan dua kali pertemuan.

    Pertemuan pertama dilaksanakan guna untuk lebih mengakrabkan peneliti

    dengan subyek, sebab sebelumnya peneliti sudah kenal dengan subyek.

    Selanjutnya peneliti meminta subyek untuk kesediaannya menjadi subyek

    penelitian dan ketika subyek bersedia menjadi subyek penelitian, peneliti

    mengatur waktu untuk melaksanakan wawancara.

    Setelah melakukan observasi, peneliti menyusun panduan wawancara yang

    akan digunakan untuk mengungkap permasalahan penelitian. Panduan

    wawancara disusun diharapkan dapat membantu peneliti mengungkap

    permasalahan yang diteliti. Panduan wawancara dapat dilihat pada lampiran.

    Pertanyaan pada saat wawancara dapat berkembang sesuai dengan keadaan

    subyek dan kebutuhan penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan observasi

    dan wawancara.

    1. Observasi

    Observasi yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mengetahui realita

    yang terjadi pada kehidupan anak yang mengalami broken home. Hal ini

    peneliti secara langsung menyaksikan bagaimana pola hidup, kegiatan dan

    status sosial subyek. Proses observasi yang dilakukan peneliti pada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    keempat anak yang mengalami korban broken home, peneliti menemukan

    perbedaan disetiap individu subyek.

    a. Observasi pada subyek pertama Cempluk (nama samaran),

    observasi pertama dilaksanakan pada hari Minggu, 4 Desember 2016

    pukul 15.00-15.45 WIB. Observasi pertama ini dilaksanakan di tempat

    pos ronda didekat rumah subyek ketika subyek sedang bersama

    temannya. Observasi ini mengungkapkan bahwa subyek berjenis

    kelamin perempuan, pendek, rambut ikal dan berkulit coklat dan

    menunjukan bahwa subyek merupakan khas orang jawa. Ketika

    subyek bersama temannya subyek orang yang dewasa, hal ini

    dibuktikan ketika subyek menjadi panutan dalam pengambilan

    keputusan saat bermain bersama teman-temannya.

    Observasi kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 9 Desember

    2016 pukul 15.00- 15.50 WIB. Observasi kedua ini dilaksanakan

    diruah subyek, hal yang diobservasi addalh situasi dan kondisi subyek

    serta kegiatan sunyek. Subyek tinggal di daerah Purwomartani

    Kalasan. Hasil observasi ini menunjukan bahwa Subyek tinggal

    bersama nenek, ibu dan adik laki-lakinya, karena kedua orang tuanya

    sudah bercerai, sedangkan ayahnya tinggal di studio tatto miliknya.

    Keseharian subyek ketika dirumah sering membantu nenek mengurusi

    daging ayam yang akan dijual dipasar.

    Observasi yang terakir dilaksanakan pada hari Kamis, 15

    Desember 2016 pukul 16.00- 17.05 WIB. Observasi ini dilaksanakan

    pada saat wawancara berlangsung didekat pemotongan ayam yang

    tidak jauh dari rumah subyek. Hasil observasi terakir ini mengungkap

    bahwa subyek mudah akrab dan terbuka kepada siapa saja, ketika

    melakukan wawancara subyek tidak merasa terganggu, subyek

    cenderung tegas dengan memiliki keyakinan dan tekat yang kuat

    dalam menjawab berbagai pertanyaan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    b. Observasi pada subyek kedua Pesek (nama samaran), Observasi

    pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Desember 2016 pukul 20.00-

    21.00 WIB. Observasi yang pertama ini dilaksanakan di mangkubumi

    depan hotel harper, ketika subyek sendang berkumpul dengan

    komunitas motornya. Hasil observasi menyatakan bahwa subyek

    adalah laki-laki berkulit putih, postur tubuh pendek, rambut pendek.

    Subyek ketika berada dikomunitas motornya cenderung orang yang

    aktif dan dapat dipercaya, hal ini dibuktikan subyek menjadi pengurus

    sebagai bendahara di komunitasnya.

    Observasi kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Desember

    2016 pukul 15.00-15.45 WIB, Observasi ini dilaksanakan dirumah

    subyek, hasil yang diperoleh pada observasi kedua ini menyatakan

    bahwa Subyek tinggal di daerah Sewon Bantul, Subyek tinggal

    bersama tante, nenek dan adik perempuannya. Kedua orang tua

    subyek menjalani hidup masing masing, ibu subyek menjadi TKI di

    Malaysia dan memiliki suami baru, sedangkan ayah tinggal di

    muntilan dengan istri barunya.

    Observasi terakir dilaksanakan pada hari Senin, 12 Desember

    2016 pukul 10.00- 11.00 WIB saat wawancara berlangsung. Observasi

    ini dilaksanakan di depan pasar hewan pasti, dan hasil observasi

    mengungkap bahwa Subyek kurang tanggap dalam menjawab

    pertanyan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, subyek cenderung

    menjawab dengan kelucuan-kelucuan kecil, disisi lain jawaban yang

    diberikan subyek bersifat singkat padat dan tepat sasaran, ketika

    subyek merasa cukup menjawab, subyek lalu melanjutkan dengan

    plesetan kelucuan.

    c. Observasi pada subyek ketiga Lekir (nama samaran), observasi

    pertama dilaksanakan pada hari Senin, 12 Desember 2016 pukul

    14.00-14.50 WIB. Observasi pertama dilaksanakan dibelakang pabrik

    gula, ketika subyek sedang berkumpul bersama organisasi gambarnya,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    pada observasi ini menyatakan bahwa subek seorang laki-laki,

    bertubuh tinggi kekar, berkulit sawo matang, dan berambut tipis.

    Ketika subyek bersama temannya, subyek cenderung cepat dalam

    bertindak, hal ini dibuktikan ketika salah seorang temannya meminta

    untuk pembuatan desain kaos, subyek langsung mengerjakan tanpa

    basa-basi.

    Observasi kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Desember

    2016 pukul 16.00-16.50 WIB, Observasi berlangsung dirumah

    subyek. Hasil observasi mengungkap bahwa Subyek tinggal di sewon

    bantul, subyek tinggal bersama ibunya karena kedua orang tuanya

    telah lama bercerai, sang ayah tinggal bersama istri barunya di daerah

    kadipiro. Subyek memiliki dua saudara kandung perempuan dan laki-

    laki. Adik laki-laki tinggal dengan neneknya, sedangan adik

    peempuannya tinggal bersama budenya di daerah klaten. Keseharian

    subyek ketika dirumah mengurusi burung-burung merpatinya, dan

    subyek menggabari tembok rumahnya dengan coretan-coretan sebagai

    pelampiasan apayang subyek rasakan.

    Observasi terakir dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Desember

    2016 pukul 16.05-17.00 WIB saat wawancara berlangsung dan

    dilaksanakan didaerah sempu bantul. Hasil observasi mengungkapkan

    bahwa subyek sangat berhati-hati dalam menjawab pertanyaan.

    Sekalipun subyek menjawab pertannyaan langsung dengan tegas,

    subyek kurang fokus ketika menjawab saat wawancara berlangsung.

    d. Observasi pada subyek keempat Bebi (nama samaran), observasi

    dilaksanakan pada hari Minggu, 18 Desember 2016 pukul 14.00-15.00

    WIB. Observasi pertama dilaksanakan di daerah janti ketika subyek

    sedang bersama teman-temannya, hasil observasi menunjukan bahwa

    subyek adalah perempuan, berbadan tinggi kurus, berambut panjang

    yang lurus dan berkulit putih. Ketika bersama teman-temannya subyek

    sering menyuruh-nyuruh teman-temannya, hal ini ditandai dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    ketika subyek membawa barang, subyek menyuruh temannya

    membawakan, subyek cenderung manja dan tidak mau bekerja berat.

    Observasi kedua dilaksanakan pada hari Senin, 19 Desember 2016

    pukul 16.00-16.50 WIB, observasi berlangsung di rumah subyek.

    Hasil observasi mengungkap bahwa Subyek tinggal didaerah Berbah

    Sleman bersama sang ayah, sebelumnya subyek tinggal bersama

    neneknya diwonosari, karena kedua orang tuanya telah bercerai sejak

    subyek masih usia delapan bulan, sedangkan ibu subyek tinggal

    bersama pasiennya didaerah kota jogjakarta. Keseharian subyek ketika

    dirumah,subyek lebih sering bermain handphonnya, sambil tiduran di

    kursi. Ketika sang ayah meminta bantuan kepada subyek, subyek

    banyak alasan utuk menolak.

    Observasi terakir dilaksanakan pada hari Jumat, 23 Desember 2016

    pukul 15.00-15.50 WIB pada saat wawancara berlangsung. Hasil yang

    diperoleh pada saat observasi terakir adalah Ketika subyek menjawab

    pertanyaan yang diajukan oleh peneliti subyek agak gugup, dengan

    tempo yang lambat dan terbata-bata. Masih banyak keraguan dalam

    menjawab pertanyaan.

    2. Wawancara

    Wawancara dilaksanakan setelah peneliti kenal lebih dekat dengan

    keempat subyek dan observasi selesai. Wawancara dilaksanakan dengan

    kesepakatan dan kesediaan subyek. Wawancara berlangsung tidak hanya

    dirumah subyek, wawancara berlangsung sesuai kenyamanan subyek,

    sehingga proses belaksanaan wawancara dapat berjalan dengan lancar.

    Setiap subyek memiliki rentang waktu yang berbeda-beda saat

    wawancara berlangsung, dari 40 menit sampai 60 menit hal ini terjadi

    sebab kriteria menjawab subyek dan cara menjawab subyek yang

    berbeda-beda. Dalam hal ini peneliti bekerja semaksimal mungkin dan

    lebih fokus kepada subyek dalam menggali jawaban-jawaban subyek.

    Dalam proses ini pertanyaan yang diajukan peneliti kepada subyek dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    dikembangkan secara langsung sesuai dengan situasi kondisi dan

    jawaban dari subyek.

    a. Wawancara pada subyek yang pertama Cempluk (nama samaran)

    dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Desember 2016 pukul 16.00-

    17.05 WIB. Wawancara dilaksanakan di depan pemotongan ayam

    ketika subyek membantu neneknya mengantar ayam ketempat

    pemotongan. Hubungan subyek dengan ibu sangat dekat namun

    subyek kurang berkomuniaksi dengan sang ibu, akan tetapi

    hubungan subyek dengan ayah menjadi jauh, hal ini dikarenakan

    subyek dilarang sang ibu bertemu dengan sang ayah, disisi lain

    komunikasi subyek dengan ayah masih berlangsung dengan baik,

    sebab subyek dengan sang ayah masih sering homunikasi dengan

    menggunakan telepon selulernya.

    Hasil wawancara menunjukan bahwa subyek memiliki minat

    dalam belajar yang rendah yang disebabkan subyek tidak lagi

    bersama kedua orang tuanya. Pola kebiasaan bimbingan dan

    pendampingan orang tua sebelum broken home dan sesudah broken

    home berpengaruh terhadap minat belajar anak, hal ini ditunjukan

    pada subyek yang pertama, ketika peneliti memberikan pertanyaan

    kepada subyek terkait dengan pendapat subyek mengenai pengaruh

    ketika orang tua sebelum bercerai dan orang tua sesudah bercerai

    terhadap minat belajat subyek. Lalu subyek memberikan jawaban

    “Ada, dulu sebelum cerai enak, ibu saya selalu menemani ketika

    saya sedang belajar atau saya sedang mengerjakan tugas, tapi

    sekarang tidak, jadi sekarang ya saya males-malesan gitu”. Peneliti

    juga menanyakan pendapat subyek terkait dengan pengaruh dari

    perceraian orang tua, terhadap dampak minat belajar, lalu subyek

    memberikan jawabannya “menurutku, aku dulu belajar rajin,

    sekarang aku males. ya menurun mas. Abis dulu selalu ditemani,

    lhah sekarang sudah enggak mas”. (LR/S3.n4 & n14)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    b. Wawancara pada subyek kedua Pesek (nama samaran)

    dilaksanakan pada hari Senin, 12 Desember 2016 pukul 10.00- 11.00

    WIB. Wawancara berlangsung di depan pasar hewan, ketika subyek

    sedang bermain dengan temannya. Relasi subyek dengan ibu

    tergolong tidak baik, hal ini ditandai dengan kurangnya komunikasi

    antara ibu dengan subyek, mengingat jaraknya subyek dengan sang

    ibu, subyek di indonesia sedangkan ibu berada dimalaysia. Begitu

    pula relasi subyek dengan sang ayah tergolong kurang baik, hal ini

    ditandai dengan adanya subyek datang kepada sang ayah ketika

    membutuhkan saja. Akan tetapi relasi subyek dengan tante dan

    neneknya cukup baik, hal ini dibuktikan sang tante selalu

    menanyakan kabar subyek, dan subyek mau menuruti apa yang

    dikatakan sang nenek dan tantenya. Keseharian subyek ketika

    dirumah masih mau membantu pekerjaan rumah, hal ini dilakukan

    subyek untuk minta upah, selain itu subyek sering bermain di

    bengkel milik tetangga yang tidak jauh dari rumah.

    Hasil wawancara pada subyek ke dua menunjukan bahwa

    subyek memiliki minat belajar yang rendah, hal ini disebabkan

    karena kurangnya pendekatan dan bimbingan dari orangtuanya, hal

    ini dibuktikan ketika peneliti menanyakan letak posisi angka skala

    belajar subyek saat ini, angka skala terdiri dari angka 1 sampai 10,

    dimana angka 1 nilai terendah dan angka 10 nilai tertinggi, lalu

    subyek menjawab “kalau aku sih di angka empat mas” disisi lain,

    peneliti juga menanyakan terkait dengan kemungkinan-kemungkinan

    apakah ada seseorang yang membuat subyek semakin semangat

    dalam belajar, lalu subyek memberikan jawabannya,”tanteku mas,

    dia yang lebih memperhatikan, sama kakak kelasku mas yang paling

    cantik” Selain itu, penelitu juga menanyakan pendapat subyek

    terkait dengan perkembangan pesatnya minat subyek dalam belajar.

    “belajarku kalau aku pengen aja mas, kayak kemaren mas, temenku

    kan sudah pada bisa bongkarin kelistrikan motornya, lhah terus

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    saya pengen tau gimana caranya, ya saya belajar gitu

    mas”.(LR/S3.n10 & n12 )

    c. Wawancara dengan subyek ketiga Lekir (nama samaran)

    dilaksakan pada hari Rabu, 21 Desember 2016 pukul 16.05-17.00

    WIB. Meskipun kedua orang tua subyek berceai, subyek memiliki

    minat belajar yang tinggi sebab subyek memiliki seorang kekasih

    yang selalu memberikan semangat dan dorongan dalam belajar.

    Disisi lain subyek selalu bergal bersama orang yang lebih pandai

    darinya, hal ini membuat subyek semakin bersemangat dan inin

    mengimbangi bahkan subyek ingin melampaui temannya. Hasil

    wawancara menunjukan bahwa subyek memiliki minat belajar yang

    tinggi, hal ini dibuktikan ketika peneliti menanyakan letak posisi

    angka skala belajar subyek saat ini, angka skala terdiri dari angka 1

    sampai 10, dimana angka 1 nilai terendah dan angka 10 nilai

    tertinggi, lalu subyek mengutarakan jawabannya “kalau aku sih di

    angka enam mas”. Peneliti juga menanyakan bagaimana cara subyek

    supaya memiliki minat belajar? Subyek pun memberikan

    jawabannya “Caranya ya aku bermain sama orang yang lebih

    pandai dariku mas, jadi aku enggak mau kalah sama temanku

    mas”.Selain itu, peneliti juga bertanya kepada subyek terkait dengan

    kemungkinan-kemungkinan apakah ada seseorang yang membuat

    subyek semakin semangat dalam belajar, lalu subyek dengan tegas

    menjawab “ada mas, pacarku mas yang selalu memberikan

    semangat dan dorongan untuk belajar”. (LR/S3.n11, n15 & n19)

    d. Wawancara dengan subyek keempat Bebi (nama samaran)

    dilaksanakan pada hari Jumat, 23 Desember 2016 pukul 15.00-15.50

    WIB. Hasil wawancara menunjukan subyek memiliki minat belajar

    yang rendah. Subyek belum pernah mengalami di asuh oleh orangtua

    kandungnya, hal ini dibuktikan ketika peneliti memberikan

    pertanyaan kepada subyek terkait dengan pendapat subyek mengenai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    pengaruh ketika orang tua sebelum bercerai dan orang tua sesudah

    bercerai terhadap minat belajat subyek. Lalu subyek memberikan

    jawaban “Sejak kecil saya sama embah diwonosari, terus ibu kerja

    dan tinggal bersama pasiennya sedangkan bapak disumatra tanpa

    membiayai aku dari kecil, ya baru saat ini bapak ketemu dan aku

    ikut bapak mas, jadi aku baru ngrasain tinggal sama bapak ya

    sakarang mas, trus ibu ya dari dulu gitu-gitu aja, kalau maslah

    belajar naik turunnya ya tetep sama aja mas. Saya dari dulu gitu

    gitu aj, tapi saat ini saya menurun mas.” disisi lain Subyek memiliki

    minat belajar saat bersama teman-temannya, hal ini dibuktikan

    dengan jawaban subyek ketika peneliti bertanya mengenai pendapat

    subyek terkait dengan cara subyek supaya memiliki minat belajar,

    lalu subyek memberikan jawabannya “Ya dari ibu kasih semangat

    mas trus bapak juga ngasih smangat.. apa lagi mau nemenin belajar

    mas” (LR/S4.n14 & n16)

    B. Analisis Data

    1. Subyek 1

    a. Penghimpunan data subyek

    Nama : Cempluk (nama samaran)

    Tempat Tanggal Lahir : Sleman 11 januari 1998

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Alamat : Purwomartani Kalasan

    Cita-cita : Pembalap

    Hobi : Bernyanyi

    Pendidikan terakir : SMK

    Anak ke- : 1 (satu)

    Penampilan fisik : badan pendek, rambut ikal panjang, hidung

    pesek dan berkulit coklat

    Penampilan psikis : tegas, mudah bergaul, dan ramah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    b. Analisis

    Analisis yang dilakukan peneliti dengan melakukan pengamatan atau

    observasi, selain itu peneliti juga melakukan wawancara terhadap

    subyek. Observasi dilakukan bertahap untuk mengamati subyek dari

    sisi sikap dan perilaku, dan bagaimana pola asuh keluarga terhadap

    subyek. Setelah observasi selesai, peneliti melakukan wawancara

    kepada subyek sesuai dengan kesediaan subyek.

    1) Lingkungan Keluarga

    Subyek adalah anak pertama dan memiliki satu adik laki-laki yang

    masih duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar. Subyek tinggal

    bersama nenek, adik, dan ibunya karena kedua orang tuanya

    bercerai, sedangkan sang ayah tinggal di studio tatto miliknya.

    Relasi subyek dengan ibu enderung kurang baik karena jarang

    berkomunikasi dengan sang ibu, walaupun subyek tidak tinggal

    bersama sang ayah, subyek cenderung lebih dekat dengan sang

    ayah. Kedekatan subyek dengan sang ayah hanya lewat handphone

    seluler saja.

    2) Tempat tinggal subyek

    Subyek tinggal di salah satu desa di purwomartani kalasan, kondisi

    rumah subyek tergolong sederhana, tidak bersar dan mewah namun

    tertata rapi, sebelah kiri rumah subyek memiliki gudang

    penyimpanan kayu pohon kelapa. Populasi penduduk desa subyek

    beleum terlalu padat, sebab jarak antara rumah subyek dengan

    tetangga lumayan jauh.

    3) Tempat subyek bersosialisasi

    Subyek sering bersosialisasi dilingkungan sekitar subyek, subyek

    biasanya bermain dipos ronda yang tak jauh darirumahnya,

    detempat inilah subyek mendapatkan sedikit perhatian dari orang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    orang terdekat, tak hanya anak seusianya yang sering berkumpul

    dipos ronda, ada orang dewasa dan juga ibu-ibu, ditempat inilah

    subyek mendapatkan sedikit bimbingan kemandriannya.

    2. Subyek 2

    a. Penghimpunan data subyek

    Nama : Pesek (nama samaran)

    Tempat Tanggal Lahir : Bantul, 21 Oktober 1997

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Agama : Katholik

    Alamat: : Sewon Bantul

    Cita-cita : Pembalap

    Hobi : Otak-atik motor

    Pendidikan Terakir : SMA

    Anak Ke- : 1(satu)

    Penampilan Fisik : berkulit putih, postur tubuh pendek, rambut

    pendek dan hidung mancung

    Penampilan Psikis : Humoris, mudah bergaul dan penurut

    a. Analisis

    Analisis yang dilakukan peneliti dengan melakukan pengamatan atau

    observasi, selain itu peneliti juga melakukan wawancara terhadap

    subyek. Observasi dilakukan bertahap untuk mengamati subyek dari sisi

    sikap dan perilaku, dan bagaimana pola asuh keluarga terhadap subyek.

    Setelah observasi selesai, peneliti melakukan wawancara kepada subyek

    sesuai dengan kesediaan subyek.

    1) Lingkungan Keluarga

    Subyek adalah anak pertama dan memiliki satu adik perempuan ang

    duduk dibangku VII sekolah menengah pertama, Subyek tinggal

    bersama tante, adik dan neneknya. Relasi subyek dengan kedua

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    orangtuanya tergolong sangat jauh sebab ayah tinggal dimuntilan

    bersama istribarunya dan ibu menjadi TKI dimalaysia.

    2) Tempat Tinggal Subyek

    Subyek tinggal didaerah sewon bantul, Rumah subyek cukup

    sederhana, belakang rumah dan sebelah kiri rumah subyek terdapat

    kebun pisang, tomat, cabe dan terong. Depan rumah subyek terdapat

    warung kecil milik nenek subyek, halaman rumah subyek tergolong

    luas, sebab tetangga subyek sempat memarkirkan mobilnya dihalaman

    rumah subyek. Jarak rumah subyek dengan tetangga cukup dekat dan

    hanya berbatas pagar saja, rumah subyek tidak jauh dari pasar hean

    pasti.

    3) Tempat Subyek Bersosialisasi

    Subyek cenderung sering bersosialisasi dengan teman komunitas

    motornya, subyek sering berkunjung dibengkel milik tetangga, dan

    sering berkunjung pula di sekretariat komunitas motornya yang

    berletak di daerah lempuyangan. Subyek sering mengikuti pertemuan

    rutin yang diadakan duakali dalam satuminggu. Relasi subyek dengan

    temannya tergolong akrab dan subyek termasuk orang yang dipercaya,

    sebab subyek menjabat sebagai bendahara.

    3. Subyek 3

    a. Penghimpunan data subyek

    Nama : Lekir (nama samaran)

    Tempat Tanggal Lahir : Bantul, 15 Januari 1997

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Agama : Islam

    Alamat: : Kasihan Bantul

    Cita-cita : Seniman

    Hobi : menggambar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Pendidikan Terakir : SMA

    Anak Ke- : 1(satu)

    Penampilan Fisik : bertubuh tinggi kekar, berkulit sawo matang,

    dan berambut tipis, hidung mancung dan

    memiliki kumis tipis

    Penampilan Psikis : penyayang, cepat dan tanggap dalam segala

    hal dan pendiam

    b. Analisis

    Analisis yang dilakukan peneliti dengan melakukan pengamatan atau

    observasi, selain itu peneliti juga melakukan wawancara terhadap

    subyek. Observasi dilakukan bertahap untuk mengamati subyek dari sisi

    sikap dan perilaku, dan bagaimana pola asuh keluarga terhadap subyek.

    Setelah observasi selesai, peneliti melakukan wawancara kepada subyek

    sesuai dengan kesediaan subyek.

    1) Lingkungan keluarga

    Subyek adalah anak pertama dan memiliki dua orang adik, adik

    pertama perempuan dan yang kedua laki-laki. Subyek tinggal

    bersama sang ibu sedangkan adik yang tinggal bersama budenya dan

    adik yang kedua dan masih bersekolah kelas VIII sekolah menengah

    pertama dan tinggal bersama neneknya. Relasi subyek dengan ibu

    cukup baik, dan tidak terlalu menuntut sang ibu, akan tetapi relasi

    subyek dengan sang ayah tidak baik, subyek selalu menuntut sang

    ayah untuk minta sesuatu.

    2) Tempat tinggal subyek

    Subyek tinggal di daerah kasihan bantul, rumah subyek besar namun

    berantakan, dinding tembokrumah subyek banyak gambar gambar

    dan coretan cat. Sebelah kiri rumah subyek berhimpitan dengan

    tetangga, sebelah kanan rumah sunyek terdapat kebun halaman luas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    milik tetangga dan depan pojok rumah subyek terdapat makam.

    Populasi penduduk rumah subyek tergolong padat sebab rumah

    subyek dengan tetangga cukup dekat, begitu pula rumah antar

    tetangga yang berhipitan dan berhadap-haapan, sedangkan jalan

    menuju rumah subyek sangat sempit, Rumah subyek tidak jauh

    dengan pabrik gula.

    3) Tempat subyek bersosialisasi

    Subyek bersosialisai dengan temannya disekitar pabrik gula, subyek

    berkumpul dengan teman-teman gambarnya, biasanya Subyek

    membantu temannya dalam proses pembuatan desain gambar atau

    mural, di tempat ini lah subyek memiliki banyak relasi dan sedikit

    menghilangkan kepenatannya dan sedikit melampiaskan

    kesepiannya dirumah.

    4. Subyek 4

    a. Penghimpunan data subyek

    Nama : Bebi (nama samaran)

    Tempat Tanggal Lahir : Sleman, 3 April 1999

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Katholik

    Alamat: : Berbah sleman

    Cita-cita : Polisi

    Hobi : Mendengarkan musik

    Pendidikan Terakir : SMA

    Anak Ke- : 1(satu)

    Penampilan Fisik : berbadan tinggi kurus, berambut panjang

    yang lurus dan berkulit putih

    Penampilan Psikis : Pendiam, cuek, mudah mencari teman

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    b. Analisis

    Analisis yang dilakukan peneliti dengan melakukan pengamatan atau

    observasi, selain itu peneliti juga melakukan wawancara terhadap

    subyek. Observasi dilakukan bertahap untuk mengamati subyek dari sisi

    sikap dan perilaku, dan bagaimana pola asuh keluarga terhadap subyek.

    Setelah observasi selesai, peneliti melakukan wawancara kepada subyek

    sesuai dengan kesediaan subyek.

    1) Lingkungan keluarga

    Subyek seorang anak tunggal, saat ini tinggal bersama sang ayah,

    sedangkan sang ibu tinggal bersama pasiennya. Relasi suyek dengan

    sang ayah relatif baik sebab dari dulu subyek inin tinggal

    bersamanya, subyek terlihat manja kepada sang ayah, apapun yang

    subyek inginkan harus terpenuhi. Relasi subyek dengan ibu kurang

    baik, subyek cenderung cuek terhadap ibunya.

    2) Tempat tinggal subyek

    Subyek tinggal didaerah berbah sleman, Rumah subyek sedehana

    namun tidak terawat, disebelah kiri rumah subyek terdapat kandang

    ayam dan disebelah kanan rumah tetangga. Populasi daerah rumah

    subyek termasuk padat, sebab rumah subyek dengan tetangga

    berhipitan dan saling berhadap-hadapan, akan tetapi akses jalan

    menuju rumah subyek sangat luas.

    3) Tempat subyek bersosialisasi

    Subyek termasuk anak yang mudah bergaul dan memiliki banyak

    teman, Subyek sering jajan di warung dekat rumah subyek bersama

    teman-temannya. Ketika subyek merasa bosan dirumah, subyek

    mengajak temannya kewarung untuk sekedar ngobrol, Pemilk

    warung juga membebaskan kepada subyek ketika bermain dan

    mengobrol bersama temannya ketika diwarung .

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    TABEL FENOMENA EMPAT ANAK KORBAN BROKEN HOME

    NOAS ASPEK ANA

    (inisial)

    BVK (inisial)

    CGL (inisial)

    DDD (inisial)

    1 Minatbelajarsubyek

    Tertarikkarena ada

    hadiah

    Tertarikberdasarkankeinginan

    dalam ilmu

    Tertarikapabila inginmelampauiorang yang

    bersangkutan

    Tertarik apabilaada yang

    mendampingi

    2 Prestasibelajarsubyek

    Menurun Menurun Menurun Biasa-biasa saja

    3 Kedekatansubyekdenganayah

    Semakinjauh,

    namunlebih

    sayangayah

    Bertemuketika

    memintajatah uang

    Semakinjauh danjarangkomunikasi

    Semakin dekat,sebab selaluingin diturutikemauannya

    4 Kedekatansubyekdengan

    ibu

    Jarangkomunikasi

    Lepaskontak

    komunikasi

    Sayang danperhatian

    Semakinmenjauh, sebabjarang ketemu

    5 Sikap danperilakusubyek

    Ramah,mudahakrab,

    perhatian

    Dapatdipercaya,ramah, dan

    sukabergurau

    Pendiam,perhatian,cepat dantanggap

    Cenderung cuek,acuh tak acuh

    Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

    dari keempat subyek dalam ketertarikan minat belajar, Subyek pertama

    berminat dalam belajar apabila ingin memperoleh hadiah. Subyek ke dua

    berminat dalam belajar apabila subyek tertarik pada suatu ilmu yang ingin

    subyek pelajari, begitu pula dengan subyek ke tiga, subyek berminat dalam

    belajar apabila subyek ingin melampaui seseorang yang lebih cerdas atau

    lebih menguasai suatu ilmu dibanding dengan subyek. Begitu pula dengan

    subyek ke empat, subyek berminat dalam belajar apabila ada yang

    menemani subyek ketika belajar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    Prestasi belajar dari keempat subyek setelah mengalami korban

    broken home cenderung mengalami penurunan, tiga diantara empat subyek

    mengalami penurunan, yaitu subyek pertama, ke dua dan ke tiga, akan tetapi

    subyek ke empat berbeda dengan ketiga subyek lainnya, sebab subyek ke

    empat biasa-biasa saja.

    Setelah mengalami broken home, subyek bertama dan ketiga sama

    sama semakin jauh mengenai kedekatan dan relasi dengan sang ayah,

    namun subyek pertama hanya lebih sayang, akan tetapi subyek ke tiga

    jarang berkomunikasi dengan sang ayah. Berbeda dengan subyek ke dua,

    subyek kedua bertemu dengan sang ayah apabila hanya meminta uang saja.

    Berbeda pula dengan subyek ke empat, subyek lebih dekat dengan sang

    ayah, sebab subyek menginginkan apa yang subyek inginkan diperuhi.

    Kedekatan subyek ke tiga dengan sang ibu setelah mengalami broken

    home dapat disimpulkan bahwa, satu dari empat subyek lebih dekat dengan

    sang ibu yaitu subyek ketiga. Subyek ke tiga semakin dekat dan semakin

    sayang kepada sang ibu. Akan teta[i tiga dari empat subyek semakin jauh

    dari sang ibu. Subyek ke tiga berbeda dengan subyek ke empat, subyek ke

    empat semakin jauh relasinya dengan sang ibu sebab subyek dengan sang

    ibu jarang bertemu. Disisi lain subyek pertama dan ke dua sama-sama

    jarang berkomunikasi dengan sang ibu dan subyek kedua sudah lepas

    kontak dengan sang ibu.

    Sifat dari ke empat subyek berbeda-beda satu dengan yang lainnya

    namun terdapat sedikit persamaan sikap dan perilaku. Subyek pertama

    sangat ramah, mudah akrab dan perhatian, subyek ke tiga sejalan dengan

    subyek pertama yang memiliki sifat perhatian, namun subyek ke tiga

    cenderung pendiam dan cepat dan tanggap dalam menghadapi sesuatu.

    Subyek ke dua sejalan dengan sikap dari subyek pertama yang memiliki

    sikap ramah kepada semua orang, disisi lain subyek ke dua lebih suka

    bergurau dan dapat dipercaya. Subyek ke empat berbeda dari ketiga subyek,

    subyek ke empat cenderung cuek dan acuh tak acuh dalam segala hal.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    C. Pembahasan

    Penelitian ini mengungkapkan fenomena minat belajar pada empat

    anak broken home. Kasus pada penelitian ini berfokus pada anak yang pernah

    bersekolah atau masih sekolah dan menjadi korban broken home (perceraian).

    Subyek meskipun berlatar belakang broken home, namun subyek masih

    memiliki minat dalam belajar, kadang kala minat belajar pada subyek sempat

    menurun, hal ini dikarenakan dengan adanya keinginan dari subyek tidak

    terpenuhi.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan belajar subyek yang

    mengalami korban perceraian tidak teratur, subyek pertama dan ke empat

    mengatakan bahwa subyek belajar apabila ada tugas saja dan apabila

    mendapat teguran dari orang lain. Berbeda dengan pendapat subyek ke dua,

    subyek ke dua mengatakan bahwa dia memiliki kebiasaan belajar apa bila dia

    ingin mengetahui suatu hal yang dia gemari, hal ini sejalan dengan pendapat

    Slamet Widodo (1989 : 72). Pada awalnya sebelum terlibat di dalam suatu

    aktivitas, siswa mempunyai perhatian terhadap adanya perhatian,

    menimbulkan keinginan untuk terlibat di dalam aktivitas. Minat kemudian

    mulai memberikan daya tarik yang ada atau ada pengalaman yang

    menyenangkan denga hal-hal tersebut.

    Subyek ke tiga memiiki kebiasaan belajar apa bila dia ingin

    melampaui salah seorang sahabat atau temannya. Dari ke empat subyek dapat

    disimpulkan tiga diantara empat subyek memiliki kebiasaan belajar yang

    ditimbulkan dari pengaruh orang disekitar maupun orang-orang terdekat, satu

    diantara empat subyek memiliki kebiasaan belajar tergantung dari keinginan

    diri sendiri, Jadi kebiasaan belajar dari keempat subyek cenderung menurun

    sebab keinginan subyek tidak terpenuhi.

    Meskipun ke empat subyek berlatar belakang broken home subyek

    masih memiliki minat belajar, sebab subyek masih memiliki semangat yang

    dipelopori oleh orang-orang terdekat subyek. Subyek pertama mengatakan

    bahwa minat belajarnya meningkat apa bila salah seorang dari anggota

    keluarga mau memberikan hadiah, akan tetapi subyek ke empat mengatakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    bahwa dia memiliki minat belajar apabila ada salah satu dari kedua

    orangtuanya yang mau mendampingi subyek saat belajar dan subyek ke

    empat minat dalam belajar ketika ada tugas saja, Subyek ke tiga mengatakan

    bahwa dia memiliki minat belajar apabila ada salah satu dari teman terdekat

    jauh lebih pandai darinya, berbeda dengan subyek ke dua, Sebab subyek

    kedua memliki minat belajar karena keinginan pribadinya. Dari keempat

    subyek dapat disimpulkan bahwa ke empat subyek memiliki perkembangan

    minat belajar yang berbeda-beda dan minat belajar subyek cenderung

    menurun.

    Dampak broken home cenderung berpengaruh pada turunnya minat

    belajar pada anak. Bentuk-bentuk minat belajar anak broken home rendah

    dapat ditandai dengan adanya kemalasan dari subyek, hal ini dikatakan oleh

    subyek pertama, sejalan dengan subyek pertama, subyek ke dua cenderung

    malas dengan belajarnya. Subyek ke empat mengatakan juga bahwa subyek

    belajar apabila ada yang mendampingi dan subyek belajar apabila ada tugas,

    sejalan dengan subyek ke empat, subyek pertama juga mengatakan bahwa

    subyek belajar bila ada orang tua, dan orang tua menyuruhnya untuk belajar.

    Pendapat lain yaitu subyek ke dua dan subyek ke tiga, subyek ke tiga

    cenderung biasa- biasa saja, sebab tidak ada yang menyuruh dan menanyakan

    bagaimana belajar subyek dan hasil belajar subyek dan pendapat lagi dari

    subyek ke dua, subyek ke dua belajar sesuai dengan keinginannya. Dari ke

    empat pendapat subyek, dapat disimpulkan bahwa keluarga yang berltar

    belakang broken home cenderung berpengaruh pada turunnya minat belajar

    anak, dan bentuk-bentuk turunyya minat belajar anak seperti : (1) anak

    cenderung malas, (2) subyek mau belajar apabila disuruh, (3) anak belajar

    apabila ada tugas saja, (4) anak belajar karena menginginkan sesuatu.

    Dampak kel