Upload
gwibisono59
View
40
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
I. JUDUL
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn melalui Metode Pembelajaran
Kooperatif Model Gabungan Ceramah dan Sumbang Saran pada Siswa kelas V
SDN 4 Kebonrejo Semester Genap Tahun Pelajaran 2009 / 2010
II. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah. Kita tidak bisa lagi
mempertahankan paradigma lama tersebut. Teori, penelitian dan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar membuktikan bahwa para guru sudah harus mengubah
paradigma pengajaran. Kita perlu menelaah kembali praktik-praktif pembelajaran
di sekolah-sekolah . peranan yang harus dimainkan oleh dunia pendidikan dalam
mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan
bermasyarakat di abad 21 akan sangat berbeda dengan peranan tradisional yang
selama ini dipegang oleh sekolah-sekolah.
Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan juga
sudah menjadi harapan masyarakat. Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah
merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa dengan muatan-
muatan informasi dan pengetahua. Guru perlu bersikap atau setidaknya
dipandang oleh siswa sebagai yang mahatahu dan sumber informasi . lebih celaka
lagi siswa belajar dalam situasi yang membebani dan menakutkan karena
dibayangi oleh tuntutan-tuntutan mengajar nilai-nilai tes dan ujian yang tinggi.
Tampaknya perlu adanya perubahan dalam menelaah proses belajar siswa
interaksi antara siswa dan guru. Sudah seyogyanya kegiatan belajar mengajar juga
lebih mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa
diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru.
Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa
bisa juga saling mengajar dengan sesame siswa yang lainnya. Bahkan banyak
penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (pear teaching)
ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru. System pengajaran yang
memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesame siswa
dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai system “ pembelajaran gotong
royong” atau cooperative learning. Dalam system ini, guru bertindak sebagai
fasilitator.
Sayangnya, metode kerja kelompok sering dianggap kurang efektif.
Berbagai sikap dan kesan negative memang bermunculan dalam pelaksanaan
metode kerja kelompok. Jika kerja kelompok tidak berhasil, siswa cenderung
saling menyalahkan. Sebaliknya jika berhasil, muncul perasaan tidak adil. Siswa
yang pandai/rajin merasa rekannya yang kurang mampu telah membonceng pada
hasil kerja mereka. Akibatnya metode kerja kelompok yang seharusnya bertujuan
mulia, yakni menanamkan rasa persaudaraan dan kemampuan bekerja sama,
justru bisa berakhir dengan ketidakpuasan dan kekecewaan. Bukan hanya guru dan
siswa yang merasa pesimis mengenai penggunaan metode kerja kelompok,
bahkan kadang-kadang orang tua pun merasa was-was jika anak mereka
dimasukkan dalam satu kelompok dengan siswa lain yang dianggap kurang
seimbang.
Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong
untuk melihat pengaruh pembelajaran kooperatif model Gabungan Ceramah dan
Sumbang Saran terhadap prestasi belajar siswa dengan mengambil judul “Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar PKn melalui Metode Pembelajaran Kooperatif
Model Gabungan Ceramah dan Sumbang Saran pada Siswa kelas IV SDN 4
Kebonrejo Semester Genap Tahun Pelajaran 2009 / 2010
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang di atas dapat dikaji ada beberapa
permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran kooperatif model Gabungan Ceramah dan Sumbang
Saran berpengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN 4 Kebonrejo
tahun pelajaran 2009 / 2010
2. Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran PKn dengan
diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Gabungan Ceramah dan
Sumbang Saran pada siswa kelas IV SDN 4 Kebonrejo tahun pelajaran 2009 /
2010
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan atas rumusan masalah di atas , maka tujuan dilaksanakannya
penelitian ini adalah:
1. Ingin mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif model Gabungan Ceramah
dan Sumbang Saran terhadap hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN 4
Kebonrejo Tahun pelajaran 2009 / 2010
2. Ingin mengetahui bagaimanakah pemahaman dan penguasaan mata pelajaran
PKn setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif model Gabungan Ceramah
dan Sumbang Saran pada siswa IV SDN 4 Kebonrejo Tahun Pelajaran
2009/2010
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
pembelajaran kooperatif model Gabungan Ceramah dan Sumbang Saran dalam
Pembelajaran PKn
2. Sebagai penentuan kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
khususnya pada mata pelajaran PKn.
3 Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang
dapat memberikan manfaat bagi siswa.
4. Dapat meningkatkan motivasi belajar dan melatih sikap social untuk saling
peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.
5. Menambah pengetahuan dan wawaan penulis tentang peranan guru PKn dalam
meningkatkan pemahaman siswa belajar PKn
6. Sumbangan pemikiran bagi guru PKn dalam mengajar dan meningkatkan
pemahaman siswa belajar PKn
E. Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran kooperatif adalah
Pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi
yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesame siswa sebgai latihan
hidup di dalam masyarakat nyata.
2. Motivesi belajar adalah
Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau
tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan
dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk
berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3. Prestasi belajar adalah
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
setelah siswa mengikuti pelajaran.
F. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi:
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas IV SDN 4 Kebonrejo tahun
pelajaran 2009 / 2010
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Pebruari, Maret, dan April semester genap
tahun pelajaran 2009 / 2010
3. Meteri yang disampaikan adalah pokok bahasan Pengaruh Globalisasi
III. KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar PKn
1. Pengertian
Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsure di dalamnya, yaitu
unsure hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai
pelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya) sebagaimana dijelaskan dalam kamus besar bahasa Indonesia
(1995:787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran ,
lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru.
Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, atau memaknai
sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang hasil belajar,
maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si pelajar.
Istilah hasil belajar mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan
prestasi belajar. Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan pengertian
prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa pengertian
prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa pengertian
hasil belajar dianggap sama dengan pengertian prestasi belajar. Akan tetapi
lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang mengatakan bahwa hasil
belajar berbeda secara prinsipil dengan prestasi belajar. Hasil belajar
menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu cawu,
satu semester dan sebagainya. Sedangkan prestasi belajar menunjukkan kualitas
yang lebih pendek, misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan
sebagainya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku
manusia, banyak dibahasa mengenai bagaimana mencapai hasil belajar yang
efektif. Para pakar bidang pendidikan dan psikologi mencoba
mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar . dengan
diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar, para
pelaksana maupun pelaku kegiatan belajar dapat memberi investasi positif
untuk meningkatkan hasil belajar yang eksternal.
B. Pengajaran Kooperatif
Pengajaran kooperatif (Cooperative Learning) memerlukan pendekatan
pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekeja sama dalam
memaksimalkan kondisi dalam mencapoai tujuan belajar (Houlobee, 2001)
1. Pengertian Pempelajaran Kooperatif
Manusia memiliki deraja potensi, latar belakang historis serta harapan
masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan manusia dapat silih
asah (saling mencerdaskan. Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan
interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru
dan buku ajar tetapi juga sesame siswa.
Perbedaan antar manusia yang tidak terkelola secara baik dapat
menimbulkan ketersinggungan dan kesalahpahaman antara sesamenya. Agar
manusia terhindar dari ketersinggungan dan kesalahpahaman maka diperlukan
interaksi yang silih asih (saling tenggang rasa). Pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang silh
asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan permusuhan. Dengan ringkas Abdurrahman dan Bintoro
(2000:78) mengatakan bahwa “ pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran
yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah,
silih asih, dan silih asuh antara sesame siswa sebagai latihan hidup di dalam
masyarakat nyata.”
2. Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu system yang didalamnya terdapat
elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam
pembelajaran kooperatif adalah adanya (1) saling ketergantungan positif, (2)
interaksi tatap muka, (3) akuntabilitas individual dan (4) keterampilan untuk
menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan social yang secara sengaja
diajarkan” (Abdurrahman &Bintoro, 2000:78-790
3. Peran Guru dalam Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif menuntut guru untuk berperan relative berberada
dari pembelajaran tradisional. Berbagai peran guru dalam pembelajaran
kooperatif tersebut dapat dikemukanan sebagai berikut ini:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran. Ada dua tujuan pembelajaran yan perlu
diperhatikan oleh guru, tujuan akademik (Academic objectives) dan tujuan
keterampilan bekerja sama (collaboratives skill objectives. tujuan akademis
dirumuskan ssuai dengan taraf perkembangan siswa dan analisis tugas atau
analisis konsep. Tujuan keterampilan bekerja sama meliputi keterampilan
memimpin, berkomunikasi, mempercayai orang lain dna mengelola konflik.
b. Menentukan jumlah anggota dalam kelompok belajar, jumlah anggota
dalam tiap kelompok belajar tidak boleh terlalu besar, biasanya 2 hingga 6
siswa. Ada 3 faktor yang menentukan jumlah anggota tiap kelompok
belajar. Ketiga faktor tersebut adalah (1) taraf kemampuan siswa, (2)
ketersediaan bahan dan (3) ketersediaan waktu. Jumlah anggota kelompok
belajar hedaknya kecil agar tiap siswa aktif menjalin kerjasama
menyelesaikan tugas.
C. Sumbang Saran (Brain-Storming)
Brain Storming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan
oleh guru di dalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh
guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar
sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau
dapat diartikan pula sebagai cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok
manusia dalam waktu yang sangat singkat.
Tujuan penggunaan teknik ini ialah untuk menguras habis apa yang
dipikirkan para siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarakan guru ke kelas
tersebut.
Dalam pelaksanaan metode ini tugas guru adalah memberikan masalah
yang mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka menanggapi, dan guru
tidak boleh mengomentari bahwa pendapat siswa itu benar/salah, juga tidak perlu
komentar atau evaluasi.
Murid bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat,
komentar atau bertanya, atau mengemukakan masalah batu, mereka belajar dan
melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik. Siswa
yang kurang aktif perlu dipancing dengan pertanyaan dari guru agar turut
berpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya.
IV. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian
ini juga termasuk penelitian dskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik
pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Sukidin dkk (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan,
yaitu : (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan
kolaborasi, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif dan (4) penelitian tindakan
social eksperimental.
Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan pembedaannya.
Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbilah, (2000) (dalam
Sukidin, dkk. 2002:55), cirri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada (1) tujuan
utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi antara pelaku penelitian dan
peneliti dari luar , (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian dan (4)
hubungan antara proyek dengan sekolah.
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru
sangat berpengaruh sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini,
tujuan utama penelitian kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktif pembelajaran
di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses
perencanaan tindakan, observasi dan refleksi kehadiran pihak lain dalam penelitian
ini peranannya tidak didominan dan sangat kecil.
Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan.
Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah
berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan
atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika
sesuai degnan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
A. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di
SDN 4 Kebonrejo Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu yang berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari,
Maret, dan April 2010 semester genap 2009/2010
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa-siswi Kelas IV SDN 4 Kebonrejo tahun
pelajaran 2009/2010 pada pokok bahasan “Pengaruh Globalisasi.”
B. Rancangan Penelitian
Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal
yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran dan hasilnya langsung dapat
dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto Suharsimi 2002:82).
Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi
dan kolaborasi antara penelitian dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian
tindakan adalah satu strategi pemecahana masalah yang memanfaatkan tindakan
nyata dalam bentuk pross pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam
mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang teribat
dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.
Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip
sebagai berikut;
1. Permasalahan atau topic yang dipilih harus memenuhi criteria, yaitu benar-
benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam
jangkjauan kewarganegaraan peneliti untuk melakukan perubahan.
2. Kegiatan penelitian, baik interensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak
boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien artinya terpilih dengan
tepat sasaran dan tidakj memboroskan waktu dana dan tenaga.
4. Metodologi yang digunalkan harus jelas, rinci dan terbuka, setiap langkah dari
tindakana dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap
penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.
5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang
berkelanjutan (on-going) mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan
terhadap kualitas tindakan memang tidak dapta berhenti tetapi menjadi
tantangan sepanjang waktu (Arikunto, Suharsimi, 2002:82:82)
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart
(dalam Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu
ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action
(tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus
berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan
refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang
berupa identifikasi permasalahan. Urutan pelaksanaan Penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk di
dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil
atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model
Gabungan Ceramah dan Sumbang Saran.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
diisi oleh pengamat.
4. rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya:
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1,2, dan 3 dimana
masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang
sama ) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes
formatif di akhir masing-masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan
dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
C. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang
fungsinya adalah (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai
bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu : (2) untuk menentukan
apakah suatu tujuan telah tercapai dan (3) untuk memperoleh suatu nilai (Arikunto,
Suharsimi, 2002:149). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui
ketuntasan belajar siswa secara individu maupun secara klasikal. Disamping itu
untujk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat
dilihat dimana kelemahan, khususnya pada bagian mana TPK yang belum
tercapai. Untuk memperkuat data yang di kumpulkan maka juga digunakan
metode observasi (pengamatan ) yang dilakukan oleh teman sejawat untuk
mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
D. Analisis Data
Dalam rangka menyusun dan mengelola data yang terkumpul sehingga dapat
menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan maka
digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data
kuantitatif. Cara perhitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam
proses belajar mengajar sebagai berikut:
1. Merekapitulasi hasil tes
2. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-
masiong siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang
terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas
secara individual jika mendapatkan nilai minimal 65, sedangkan secara
individual mencapai 85% yang telah memcapai daya serap lebih dari sama
dengan 65%.
3. Menganalisis hasil observasi yang dilakukan oleh teman sejawat pada aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung