25
I. JUDUL Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Gabungan Ceramah dan Sumbang Saran pada Siswa kelas V SDN 4 Kebonrejo Semester Genap Tahun Pelajaran 2009 / 2010 II. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah. Kita tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama tersebut. Teori, penelitian dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar membuktikan bahwa para guru sudah harus mengubah paradigma pengajaran. Kita perlu menelaah kembali praktik-praktif pembelajaran di sekolah-sekolah . peranan yang harus dimainkan oleh dunia pendidikan dalam mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat di abad 21 akan sangat berbeda dengan

PKN PAIRIN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PKN PAIRIN

I. JUDUL

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn melalui Metode Pembelajaran

Kooperatif Model Gabungan Ceramah dan Sumbang Saran pada Siswa kelas V

SDN 4 Kebonrejo Semester Genap Tahun Pelajaran 2009 / 2010

II. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah. Kita tidak bisa lagi

mempertahankan paradigma lama tersebut. Teori, penelitian dan pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar membuktikan bahwa para guru sudah harus mengubah

paradigma pengajaran. Kita perlu menelaah kembali praktik-praktif pembelajaran

di sekolah-sekolah . peranan yang harus dimainkan oleh dunia pendidikan dalam

mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan

bermasyarakat di abad 21 akan sangat berbeda dengan peranan tradisional yang

selama ini dipegang oleh sekolah-sekolah.

Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan juga

sudah menjadi harapan masyarakat. Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah

merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa dengan muatan-

muatan informasi dan pengetahua. Guru perlu bersikap atau setidaknya

dipandang oleh siswa sebagai yang mahatahu dan sumber informasi . lebih celaka

lagi siswa belajar dalam situasi yang membebani dan menakutkan karena

dibayangi oleh tuntutan-tuntutan mengajar nilai-nilai tes dan ujian yang tinggi.

Page 2: PKN PAIRIN

Tampaknya perlu adanya perubahan dalam menelaah proses belajar siswa

interaksi antara siswa dan guru. Sudah seyogyanya kegiatan belajar mengajar juga

lebih mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa

diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru.

Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa

bisa juga saling mengajar dengan sesame siswa yang lainnya. Bahkan banyak

penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (pear teaching)

ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru. System pengajaran yang

memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesame siswa

dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai system “ pembelajaran gotong

royong” atau cooperative learning. Dalam system ini, guru bertindak sebagai

fasilitator.

Sayangnya, metode kerja kelompok sering dianggap kurang efektif.

Berbagai sikap dan kesan negative memang bermunculan dalam pelaksanaan

metode kerja kelompok. Jika kerja kelompok tidak berhasil, siswa cenderung

saling menyalahkan. Sebaliknya jika berhasil, muncul perasaan tidak adil. Siswa

yang pandai/rajin merasa rekannya yang kurang mampu telah membonceng pada

hasil kerja mereka. Akibatnya metode kerja kelompok yang seharusnya bertujuan

mulia, yakni menanamkan rasa persaudaraan dan kemampuan bekerja sama,

justru bisa berakhir dengan ketidakpuasan dan kekecewaan. Bukan hanya guru dan

siswa yang merasa pesimis mengenai penggunaan metode kerja kelompok,

bahkan kadang-kadang orang tua pun merasa was-was jika anak mereka

Page 3: PKN PAIRIN

dimasukkan dalam satu kelompok dengan siswa lain yang dianggap kurang

seimbang.

Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong

untuk melihat pengaruh pembelajaran kooperatif model Gabungan Ceramah dan

Sumbang Saran terhadap prestasi belajar siswa dengan mengambil judul “Upaya

Meningkatkan Prestasi Belajar PKn melalui Metode Pembelajaran Kooperatif

Model Gabungan Ceramah dan Sumbang Saran pada Siswa kelas IV SDN 4

Kebonrejo Semester Genap Tahun Pelajaran 2009 / 2010

B. Rumusan Masalah

Merujuk pada uraian latar belakang di atas dapat dikaji ada beberapa

permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran kooperatif model Gabungan Ceramah dan Sumbang

Saran berpengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN 4 Kebonrejo

tahun pelajaran 2009 / 2010

2. Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran PKn dengan

diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Gabungan Ceramah dan

Sumbang Saran pada siswa kelas IV SDN 4 Kebonrejo tahun pelajaran 2009 /

2010

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan atas rumusan masalah di atas , maka tujuan dilaksanakannya

penelitian ini adalah:

Page 4: PKN PAIRIN

1. Ingin mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif model Gabungan Ceramah

dan Sumbang Saran terhadap hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN 4

Kebonrejo Tahun pelajaran 2009 / 2010

2. Ingin mengetahui bagaimanakah pemahaman dan penguasaan mata pelajaran

PKn setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif model Gabungan Ceramah

dan Sumbang Saran pada siswa IV SDN 4 Kebonrejo Tahun Pelajaran

2009/2010

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang

pembelajaran kooperatif model Gabungan Ceramah dan Sumbang Saran dalam

Pembelajaran PKn

2. Sebagai penentuan kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa

khususnya pada mata pelajaran PKn.

3 Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang

dapat memberikan manfaat bagi siswa.

4. Dapat meningkatkan motivasi belajar dan melatih sikap social untuk saling

peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.

5. Menambah pengetahuan dan wawaan penulis tentang peranan guru PKn dalam

meningkatkan pemahaman siswa belajar PKn

6. Sumbangan pemikiran bagi guru PKn dalam mengajar dan meningkatkan

pemahaman siswa belajar PKn

Page 5: PKN PAIRIN

E. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu

didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif adalah

Pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi

yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesame siswa sebgai latihan

hidup di dalam masyarakat nyata.

2. Motivesi belajar adalah

Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau

tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan

dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk

berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

3. Prestasi belajar adalah

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,

setelah siswa mengikuti pelajaran.

F. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi:

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas IV SDN 4 Kebonrejo tahun

pelajaran 2009 / 2010

2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Pebruari, Maret, dan April semester genap

tahun pelajaran 2009 / 2010

3. Meteri yang disampaikan adalah pokok bahasan Pengaruh Globalisasi

Page 6: PKN PAIRIN

III. KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar PKn

1. Pengertian

Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsure di dalamnya, yaitu

unsure hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai

pelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan

sebagainya) sebagaimana dijelaskan dalam kamus besar bahasa Indonesia

(1995:787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran ,

lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh

guru.

Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, atau memaknai

sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang hasil belajar,

maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si pelajar.

Istilah hasil belajar mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan

prestasi belajar. Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan pengertian

prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa pengertian

prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa pengertian

hasil belajar dianggap sama dengan pengertian prestasi belajar. Akan tetapi

lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang mengatakan bahwa hasil

belajar berbeda secara prinsipil dengan prestasi belajar. Hasil belajar

menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu cawu,

Page 7: PKN PAIRIN

satu semester dan sebagainya. Sedangkan prestasi belajar menunjukkan kualitas

yang lebih pendek, misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan

sebagainya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku

manusia, banyak dibahasa mengenai bagaimana mencapai hasil belajar yang

efektif. Para pakar bidang pendidikan dan psikologi mencoba

mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar . dengan

diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar, para

pelaksana maupun pelaku kegiatan belajar dapat memberi investasi positif

untuk meningkatkan hasil belajar yang eksternal.

B. Pengajaran Kooperatif

Pengajaran kooperatif (Cooperative Learning) memerlukan pendekatan

pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekeja sama dalam

memaksimalkan kondisi dalam mencapoai tujuan belajar (Houlobee, 2001)

1. Pengertian Pempelajaran Kooperatif

Manusia memiliki deraja potensi, latar belakang historis serta harapan

masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan manusia dapat silih

asah (saling mencerdaskan. Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan

interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru

dan buku ajar tetapi juga sesame siswa.

Page 8: PKN PAIRIN

Perbedaan antar manusia yang tidak terkelola secara baik dapat

menimbulkan ketersinggungan dan kesalahpahaman antara sesamenya. Agar

manusia terhindar dari ketersinggungan dan kesalahpahaman maka diperlukan

interaksi yang silih asih (saling tenggang rasa). Pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang silh

asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat

menimbulkan permusuhan. Dengan ringkas Abdurrahman dan Bintoro

(2000:78) mengatakan bahwa “ pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran

yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah,

silih asih, dan silih asuh antara sesame siswa sebagai latihan hidup di dalam

masyarakat nyata.”

2. Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu system yang didalamnya terdapat

elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam

pembelajaran kooperatif adalah adanya (1) saling ketergantungan positif, (2)

interaksi tatap muka, (3) akuntabilitas individual dan (4) keterampilan untuk

menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan social yang secara sengaja

diajarkan” (Abdurrahman &Bintoro, 2000:78-790

Page 9: PKN PAIRIN

3. Peran Guru dalam Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif menuntut guru untuk berperan relative berberada

dari pembelajaran tradisional. Berbagai peran guru dalam pembelajaran

kooperatif tersebut dapat dikemukanan sebagai berikut ini:

a. Merumuskan tujuan pembelajaran. Ada dua tujuan pembelajaran yan perlu

diperhatikan oleh guru, tujuan akademik (Academic objectives) dan tujuan

keterampilan bekerja sama (collaboratives skill objectives. tujuan akademis

dirumuskan ssuai dengan taraf perkembangan siswa dan analisis tugas atau

analisis konsep. Tujuan keterampilan bekerja sama meliputi keterampilan

memimpin, berkomunikasi, mempercayai orang lain dna mengelola konflik.

b. Menentukan jumlah anggota dalam kelompok belajar, jumlah anggota

dalam tiap kelompok belajar tidak boleh terlalu besar, biasanya 2 hingga 6

siswa. Ada 3 faktor yang menentukan jumlah anggota tiap kelompok

belajar. Ketiga faktor tersebut adalah (1) taraf kemampuan siswa, (2)

ketersediaan bahan dan (3) ketersediaan waktu. Jumlah anggota kelompok

belajar hedaknya kecil agar tiap siswa aktif menjalin kerjasama

menyelesaikan tugas.

C. Sumbang Saran (Brain-Storming)

Brain Storming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan

oleh guru di dalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh

guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar

sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau

Page 10: PKN PAIRIN

dapat diartikan pula sebagai cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok

manusia dalam waktu yang sangat singkat.

Tujuan penggunaan teknik ini ialah untuk menguras habis apa yang

dipikirkan para siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarakan guru ke kelas

tersebut.

Dalam pelaksanaan metode ini tugas guru adalah memberikan masalah

yang mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka menanggapi, dan guru

tidak boleh mengomentari bahwa pendapat siswa itu benar/salah, juga tidak perlu

komentar atau evaluasi.

Murid bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat,

komentar atau bertanya, atau mengemukakan masalah batu, mereka belajar dan

melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik. Siswa

yang kurang aktif perlu dipancing dengan pertanyaan dari guru agar turut

berpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya.

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian

ini juga termasuk penelitian dskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik

pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Sukidin dkk (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan,

yaitu : (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan

Page 11: PKN PAIRIN

kolaborasi, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif dan (4) penelitian tindakan

social eksperimental.

Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan pembedaannya.

Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbilah, (2000) (dalam

Sukidin, dkk. 2002:55), cirri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada (1) tujuan

utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi antara pelaku penelitian dan

peneliti dari luar , (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian dan (4)

hubungan antara proyek dengan sekolah.

Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru

sangat berpengaruh sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini,

tujuan utama penelitian kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktif pembelajaran

di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses

perencanaan tindakan, observasi dan refleksi kehadiran pihak lain dalam penelitian

ini peranannya tidak didominan dan sangat kecil.

Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan.

Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah

berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan

atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika

sesuai degnan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

A. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Page 12: PKN PAIRIN

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di

SDN 4 Kebonrejo Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu yang berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari,

Maret, dan April 2010 semester genap 2009/2010

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa-siswi Kelas IV SDN 4 Kebonrejo tahun

pelajaran 2009/2010 pada pokok bahasan “Pengaruh Globalisasi.”

B. Rancangan Penelitian

Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal

yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran dan hasilnya langsung dapat

dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto Suharsimi 2002:82).

Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi

dan kolaborasi antara penelitian dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian

tindakan adalah satu strategi pemecahana masalah yang memanfaatkan tindakan

nyata dalam bentuk pross pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam

mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang teribat

dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.

Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip

sebagai berikut;

Page 13: PKN PAIRIN

1. Permasalahan atau topic yang dipilih harus memenuhi criteria, yaitu benar-

benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam

jangkjauan kewarganegaraan peneliti untuk melakukan perubahan.

2. Kegiatan penelitian, baik interensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak

boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.

3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien artinya terpilih dengan

tepat sasaran dan tidakj memboroskan waktu dana dan tenaga.

4. Metodologi yang digunalkan harus jelas, rinci dan terbuka, setiap langkah dari

tindakana dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap

penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.

5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang

berkelanjutan (on-going) mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan

terhadap kualitas tindakan memang tidak dapta berhenti tetapi menjadi

tantangan sepanjang waktu (Arikunto, Suharsimi, 2002:82:82)

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan, maka

penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart

(dalam Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu

ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action

(tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus

berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan

refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang

berupa identifikasi permasalahan. Urutan pelaksanaan Penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Page 14: PKN PAIRIN

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk di

dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil

atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model

Gabungan Ceramah dan Sumbang Saran.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang

diisi oleh pengamat.

4. rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus

berikutnya:

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1,2, dan 3 dimana

masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang

sama ) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes

formatif di akhir masing-masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan

dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

C. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang

fungsinya adalah (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai

bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu : (2) untuk menentukan

Page 15: PKN PAIRIN

apakah suatu tujuan telah tercapai dan (3) untuk memperoleh suatu nilai (Arikunto,

Suharsimi, 2002:149). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui

ketuntasan belajar siswa secara individu maupun secara klasikal. Disamping itu

untujk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat

dilihat dimana kelemahan, khususnya pada bagian mana TPK yang belum

tercapai. Untuk memperkuat data yang di kumpulkan maka juga digunakan

metode observasi (pengamatan ) yang dilakukan oleh teman sejawat untuk

mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

D. Analisis Data

Dalam rangka menyusun dan mengelola data yang terkumpul sehingga dapat

menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan maka

digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data

kuantitatif. Cara perhitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam

proses belajar mengajar sebagai berikut:

1. Merekapitulasi hasil tes

2. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-

masiong siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang

terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas

secara individual jika mendapatkan nilai minimal 65, sedangkan secara

individual mencapai 85% yang telah memcapai daya serap lebih dari sama

dengan 65%.

3. Menganalisis hasil observasi yang dilakukan oleh teman sejawat pada aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung