Upload
nurfa-khoirunnisa
View
722
Download
2
Embed Size (px)
KASUS PEMBOBOLAN BANK DI INDONESIA
Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Anandea Gandhi .A ( 3.32.10.1.03 )
2. Arief Pradita ( 3.32.10.1.04 )
3. Dida Ardiyana ( 3.32.10.1.08 )
4. Iqbal Maulana .A ( 3.32.10.1.14 )
5. Sendy Mutiara .K ( 3.32.10.1.20 )
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2011
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.2 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.3 Permasalahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . 4
BAB II ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.1 Perkembangan Bank di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5
2.2 Penyebab Terjadinya Pembobolan Bank . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
2.3 Modus Pembobolan Bank di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.4 Cara Mengatasi Pembobolan Bank di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
BAB III PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
3.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
3.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bank merupakan tempat yang aman untuk menyimpan uang terutama untuk orang
yang ingin menyimpan uang dalam jumlah yang banyak. Sekarang ini sudah ada banyak
sekali bank – bank besar di Indonesia, masyarakat Indonesiapun kini sudah mulai
percaya untuk menyimpan uangnya di bank. Tidak hanya orang kota orang desapun juga
sudah mulai menyimpan uang di bank.
Bank tidak hanya berfungsi untuk menyimpan uang tetapi bisa juga untuk melakukan
segala transaksi misalnya saja transfer uang. Karena kemudahan dan kepraktisan itulah
bank sangat berguna sekali untuk masyarakat. Dengan kemajuan teknologi sekarang ini
banyak sekali fasilitas bank yang dapat diperoleh dengan mudah.
Walaupun bank merupakan tempat yang aman untuk menyimpan uang, namun
sekarang ini banyak sekali masalah yang dapat merugikan para nasabah bank. Masalah –
masalah itulah yang mulai menyebabkan para nasabah bank, salah satu contoh masalah
yang dapat merugikan para nasabah yaitu pembobolan bank. Masalah pembobolan bank
sekarang ini masih sering terjadi, parahnya lagi pembobolan bank tersebut dilakukan
oleh para karyawan bank itu tersebut.
Apabila suatu bank telah mengalami masalah pembobolan maka hal itu akan
menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut akan hilang. Agar hal ini
tidak terjadi dan masalah pembobolan bank itu juaga tidak terjdi harus dilakukan
pengawasan yang lebih ketat.
Salah satu kasus pembobolan bank yaitu kasus pembobolan dana nasabah oleh
Manager Relationship citibank Melinda Dee. Kejahatan yang dilakukan oleh Wanita
cantik ini memang bukan kejahatan biasa, dan hasil kejahatanya pun tidak sedikit.
bahkan mencapai triliunan. Inong Melinda namanya, seorang Pegawai Citibank yang
melakukan pembobolan dana nasabah yang sudah berlangsung selama 3 tahun.
Polri menduga Inong Melinda tak hanya mengalirkan dana nasabah Citibank ke
beberapa perusahaan pribadi, tapi juga memakai uang hasil kejahatannya itu untuk
membeli sejumlah barang. Dari pengakuannya, hasil pemeriksaan memang uang hasil
kejahatan dipakai membeli apartemen. Apartemen yang berada di Jakarta Selatan itu
akan dijadikan barang bukti dalam proses hukum Melinda. Apartemen itu juga disita,
4
selain apartemen, penyidik Mabes Polri juga menyita mobil Hummer bernomor polisi B
18 DIK dan sebuah mobil Mercy. Melinda, Manajer Relationship Citibank berusia 47
tahun itu kini dijerat dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang pencucian
uang. Wanita yang telah bekerja selama 20 tahun di Citibank ini diduga telah melakukan
aksi kejahatan selama tiga tahun.Kepala Pusat Pelaporan Transaksi Keuangan (PPATK),
Yunus Husein menilai kasus penipuan yang dilakukan Malinda masuk kategori
pencucian uang.
1.2 Tujuan
1. Untuk membuat masyarakat lebih waspada tentang masalah pembobolan bank.
2. Agar masyarakat dapat mengantisipasi supaya tidak terjadi masalah pembobolan
bank.
3. Agar terjadi pengawasan yang lebih ketat oleh bank supaya tidak terjadi masalah
pembobolan bank.
4. Agar tidak terjadi pembobolan bank lagi di Indonesia.
1.3 Permasalahan
1. Bagaimana perkembangan bank di Indonesia ?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya pembobolan bank ?
3. Cara apa yang digunakan dalam pembobolan bank ?
4. Bagaimana cara mengantisipasi masalah pembobolan bank ?
5
BAB II
ISI
2.1 Perkembangan Bank di Indonesia
Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas
perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.
Sekilas sejarah ringkas perbankan di Indonesia :
Periode I : Jaminan penjajahan Belanda sampai kependudukan Jepang. Banyak beroperasinya
bank – bank milik Belanda ( De Java Bank, De Nederlandsche Handel Maatschappij, De
Nationale Handelsbank dan Escompto Bank ) dan bank-bank lain yang berasal dari Inggris,
Australia dan Cina. Namun ada juga bank milik pribumi yaitu Bank Desa, Lumbung
Desa dan Alegemene Volkscredietbank AVB).
Periode II : Pada tahun pertama pendududkan Jepang, kantor - kantor bank ditutup. Pada
tanggal 20 Oktober 1942 semua bank Belanda, Inggris dilikwidasi namun AVB tidak
dilikwidasi.
Periode III : Dibukanya Bank Industri Negara yang bergerak di bidang pembelanjaan
pembangunan khususnya industri dan pertambangan.
Periode IV : Merupakan periode orde baru, dimana perekonomian terpimpin diganti menjadi
perekonomian yang lebih demokratis. Bank-bank pemerintah pun dikembalikan menjadi bank
umum dengan tugas khusus.
Kondisi perbankan di Indonesia semakin membaik meski tekanan krisis keuangan
global semakin terasa. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya keketatan likuiditas perbankan
dan tumbuhnya total kredit perbankan. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Mulyaman
D Hadad mengatakan, berdasarkan data perkembangan terakhir, keketatan likuiditas sudah
berkurang. "Dalam 2 bulan terakhir likuiditas mulai berkurang, tapi masih menjadi perhatian
kita," kata Mulyaman.
Bertambahnya likuiditas perbankan tersebut karena ada pelonggaran ketentuan
Giro Wajib Minimum (GWM) dan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK), sedangkan total
kredit tahun per tahun tumbuh 37,1 persen. Kredit investasi juga mencatat pertumbuhan
6
tahunan tertinggi 42,9 persen, kredit modal kerja tumbuh 39 persen, kredit konsumsi tumbuh
33 persen.
Adapun tingkat kredit macet (Non Performing Loan/NPL) relatif stabil 3,9 persen.
Kecukupan modal perbankan (CAR) juga masih tinggi mencapai 16 persen."Risiko kredit
dan risiko pasar masih tergolong rendah, namun berpotensi meningkat apabila pemburukan
ekonomi global berlanjut," tutur Mulyaman. Lebih lanjut Mulyaman memperkirakan, jika
pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 4,9-5 persen, pertumbuhan kredit bisa mencapai 15-
20 persen di tahun 2009 mendatang.
BI Rate Naik, Bagaimana Kondisi Perbankan Indonesia?
(Vibiznews - Banking) - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada hari ini, 5 Juni
2008, memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 8,50%. Kenaikan BI
Rate ini ditetapkan setelah mencermati perkembangan terkini baik perekonomian global
maupun domestik.
"Masih tingginya harga komoditas energi dan bahan pangan dunia serta dampak
kenaikan harga BBM memberikan tekanan pada inflasi di tahun 2008. Bank Indonesia juga
melihat bahwa tren peningkatan permintaan domestik turut memberikan tekanan pada inflasi
inti. Perkembangan ini mendasari pertimbangan Bank Indonesia untuk menaikkan BI Rate
pada bulan ini," demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Boediono.
Boediono selanjutnya menyampaikan, "Inflasi pada 2008 kemungkinan akan
meningkat pada kisaran 11,5 - 12,5% (yoy). Namun kami memperkirakan bahwa dengan
berbagai kebijakan yang telah dan akan dilakukan, baik oleh Bank Indonesia maupun
Pemerintah, inflasi akan kembali mengarah ke satu digit di tahun 2009 pada kisaran
6,5% ± 1%. Bank Indonesia akan memfokuskan pada upaya meredam dampak tidak langsung
dari kenaikan harga BBM dan pangan. Untuk itu, Bank Indonesia akan memanfaatkan secara
optimal seluruh piranti moneter yang ada, baik melalui BI Rate, pengendalian volatilitas nilai
tukar, penyerapan ekses likuiditas, optimalisasi Operasi Pasar Terbuka ( OPT ), maupun
kebijakan-kebijakan lainnya."
Selanjutnya, dalam rangka optimalisasi pengendalian OPT, maka terhitung sejak
tanggal 9 Juni 2008, Bank Indonesia akan melakukan perubahan sasaran operasional dari
7
suku bunga SBI 1 bulan menjadi suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB
O/N). Dengan perubahan tersebut, Bank Indonesia akan menjaga pergerakan suku bunga
PUAB O/N disekitar level BI Rate", demikian tambah Boediono.
"Penerapan inflation targeting framework dalam rejim nilai tukar mengambang
bebas akan tetap menjadi pegangan Bank Indonesia. Upaya menjaga volatilitas nilai tukar
merupakan unsur penting dari kebijakan tersebut dalam menurunkan tekanan inflasi. Ke
depan, Bank Indonesia melihat ruang bagi apresiasi rupiah, sejalan dengan dukungan Neraca
Pembayaran Indonesia (NPI)", tambah Boediono.
Inflasi IHK Mei 2008 secara bulanan berada jauh di atas pola historisnya dan
meningkat menjadi 1,41% dari 0,57% di bulan sebelumnya. Sementara itu, secara tahunan,
inflasi Mei 2008 tercatat sebesar 10,38% atau meningkat signifikan dibanding inflasi tahunan
bulan sebelumnya ( 8,96% ). Dengan perkembangan tersebut, inflasi year-to-date sampai
dengan bulan Mei 2008 telah mencapai 5,47%.
Kenaikan harga BBM bersubsidi di akhir bulan memberi dampak yang
signifikan pada peningkatan laju inflasi Mei 2008. Aksi menaikkan harga berbagai komoditas
menjelang kenaikan harga BBM berkontribusi terhadap tingginya inflasi Mei 2008.
Mengingat bahwa dampak kenaikan BBM diperkirakan belum sepenuhnya terefleksi pada
inflasi di bulan Mei 2008 maka tekanan inflasi akibat kenaikan harga BBM diperkirakan
masih akan berlanjut kembali di bulan-bulan selanjutnya.
Dampak Peningkatan Inflasi Terhadap Dunia Perbankan
(Vibiznews – Banking) – Bagaimana dampak atas kenaikan inflasi yang diumumkan oleh
BPS kemarin ? Apakah hal ini berpengaruh signifikan terhadap dunia perbankan? Tentunya
pertanyaan ini menjadi pertanyaan besar dalam benak kita semua. NPL perbankan asing
mengalami peningkatan dalam kuartal pertama ini disertai dengan turunnya asset serta laba
perbankan dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Sebagai contoh : Citibank, mencatatkan peningkatan NPL gross menjadi 7,33%
dari posisi sebelumnya 4,75%. NPL net meningkat menjadi 0,99% dari sebelumnya 0%.
Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga bank tersebut juga menurun menjadi 73,60% dari
semula 81,43%, demikian juga net interest margin (NIM) menjadi 7,95% dari 8,85%. Nilai
8
aset Citibank dari posisi akhir tahun lalu Rp45,02 triliun menurun pada akhir kuartal pertama
menjadi Rp43,14 triliun. Namun, secara year-on-year aset mengalami kenaikan dibandingkan
dengan Maret 2007 sebesar Rp37,92 triliun.
HSBC mencatatkan kenaikan NPL gross dari posisi semula 10% menjadi
11%. Namun, indikator keuangan lainnya, seperti DPK, realisasi kredit dan laba mengalami
kenaikan. Sedangkan. kenaikan NPL terbesar kategori bank asing dialami Standard Chartered
dari posisi Maret 2007 pada level 4,2% menjadi 6,29% (y-o-y). Sementara itu, ABN Amro
meski mengalami penurunan NPL gross, rasio kredit bermasalah net-nya mengalami
kenaikan dari 0,51% menjadi 0,58%.
Hal ini menandakan rendahnya kemampuan masyarakat dalam membayarkan
kredit. Hal ini ditopang oleh nilai uang yang semakin tidak berarti dalam era modern ini
dikarenakan inflasi telah menggerogoti nilai mata uang Indonesia. Ditambah lagi, semakin
banyak pengannguran yang tercipta akibat inflasi
Pihak Bank Indonesia sedang mempertimbangkan sebuah kebjakan moneter
sebagai aksi atas efek dari kenaikan harga BBM Bersubsidi 28,7 persen pada 23 Mei lalu.
Beberapa pilihannya antara lain adalah instrument suku bunga dan likuiditas. Kebijakan ini
diambil agar kenaikan harga BBM tidak akan merembet kemana-mana. Tentunya hal ini
harus diimbangi dengan tindakan bantuan dari pemerintah sehingga tidak hanya
menggunakan instrument moneter guna mengatasi inflasi. Mungkin instrument fiskal
tepat untuk dilakukan.
Tindakan BI jika menaikan suku bunga akan membuat dunia pasar modal
menjadi semakin terkoreksi menuju titik terendah. Hal ini dibuktikan dengan pengumuman
tingkat inflasi yang telah merendahkan Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan
kemarin. Kebijakan Bank Indonesia dalam menaikan suku bunga akan menambah beban
yang akan ditanggung oleh Bank Indonesia dalam membayarkan bunga sehingga posisi ini
akan membuat Bank Indonesia mengalami defisit dalam laporan keuangan yang mereka
laporkan.
9
2.2 Penyebab Terjadinya Pembobolan bank di Indonesia
Kasus pembobolan dana nasabah di bank kembali menggegerkan masyarakat.
Setelah dana nasabah Citibank, ada juga kasus sama di Bank Mandiri dan BNI. Jauh
sebelum ini, kasus pembobolan dana nasabah di bank pernah terjadi. Modus ini sudah
menjadi trik kejahatan model lama.
Sebut saja kasus pembobolan dana nasabah Bank Mega dan BNI pada 2004.
Modusnya masih sama, yaitu dengan melibatkan orang dalam bank.modus pembobolan bank
bisa dikatakan canggih jika melibatkan oknum luar dan kombinasi instrumen moneter lain,
seperti pajak dan pencucian uang.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan bahwa
beberapa kasus pembobolan bank belakangan ini disebabkan lemahnya pengawasan internal
terutama oleh para atasan.
Halim mengakui ada beberapa kelemahan terkait internal proses. Dari hasil
pengawasan, pengamatan, ada tidak optimalnya supervisi atasan.Selain itu, BI melihat kasus
pembobolan bank itu muncul karena adanya kolusi antar pegawai, serta adanya nasabah yang
cepat percaya pada pegawai secara berlebihan sehinga merugikan nasabah itu sendiri.
Perlu aturan di bank dan di BI sendiri. Seperti menetapkan cek dan ricek
dalam proses hubungan antar nasabah dengan pegawai bank. Kedua, harus ada batasan
maksimal misalnya satu pegawai menangani satu nasabah. Kepala Biro Humas BI Difi A
Johansyah menambahkan bahwa persoalan pembobolan bank bisa dihindari jika ada internal
control yang baik dalam bank itu. Ia mencontohkan tindakan BNI yang berhasil mencegah
upaya pembobolan beberapa bulan lalu yang berpotensi merugikan sekitar Rp4,5 miliar.
Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Mabes Polri Arief
Sulistianto mengatakan selama 2010 ada 8 perkara pidana perbankan, dengan 24 tersangka
diantaranya 11 pegawai bank dan 13 pihak lain.
10
2.3 Modus yang digunakan dalam pembobolan bank
Ada beberapa modus terkait dengan bobolnya dana nasabah bank yang sering
terjadi belakangan ini. Berdasarkan analisa, ada empat kemungkinan modus operandi di
belakangnya yang memungkinkan keterlibatan orang dalam bank.
Pertama, penipuan melalui SMS. Dimana dikatakan penerima SMS menerima
hadiah undian dan diminta segera menghubungi pengirim SMS. Pengirim SMS biasanya
membawa - bawa nama operator telekomunikasi.Meski, dari nomor pengirim ternyata nomor
individu yang berasal dari kartu prabayar. Pelaku kejahatan biasanya meminta penerima SMS
mengirim sejumlah dana ke pelaku melalui ATMKedua, terjadinya duplikasi kartu ATM. Ini
bisa terjadi karena adanya ATM yang disisipi alat untuk membaca ATM konsumen dan
adanya spy camera di tempat-tempat ATM. Data konsumen kemudian dikloning, dan ATM
palsu itulah yang kemudian dipakai untuk menguras uang nasabah.
Ketiga, terjadinya penggunaan kartu kredit orang lain. Dan keempat,
pencurian data melalui internet banking.Modus ini bisa dilakukan secara individu, kelompok
bahkan sindikat terorganisir. Bukan tidak mungkin pula orang dalam terlibat dalam hal
pembocoran data nasabah.
2.4 Cara mengatasi pembobolan bank
Pembobolan bank tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga pernah terjadi di
banyak negara. Bank besar seperti Bank of America pernah dibobol pada 2008 oleh direktur
utamanya, yaitu Kenneth D Lewis. Pembobolan Citibank juga pernah terjadi di India pada
2010 dan dilakukan oleh Shivraj Puri, relationship manager. Tahun 2011 European Bank for
Reconstruction and Development yang berkedudukan di London juga mengalami kesialan,
dibobol oleh mafia Rusia.
Menghadapi berbagai pembobolan bank di Indonesia, Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas
perbankan, pemerintah, dan kepolisian sebagai penegak hukum harus menyikapinya secara
serius. Apabila masyarakat tidak memperoleh kesan bahwa instansi tersebut bersikap serius,
kepercayaan masyarakat kepada perbankan akan tererosi.
Sebagian besar bank bekerja dengan dana masyarakat (deposito, giro, tabungan, atau bentuk
lain). Sekali terjadi keruntuhan suatu bank karena sebab apa pun, keruntuhan tersebut akan
11
menular ke bank-bank lain. Nasabah dari bank-bank lain akan ramai-ramai menarik dana
simpanannya. Karena perbankan merupakan bagian dari sistem moneter, kehancuran suatu
bank yang menular ke bank-bank lain (berdampak domino) pada gilirannya akan
menghancurkan sistem moneter negara.
Setiap bank pasti memiliki sistem pengamanan. Namun, secanggih dan seketat apa pun
sistem pengamanan, tetap saja bank rentan terhadap pembobolan karena bank yang secara
teknologi telah menggunakan sistem komputer mungkin saja masih bisa dibobol oleh para
peretas (hacker). Pembobolan bank sudah terjadi sejak dunia mengenal bank. Kasus
pembobolan bank mungkin saja dapat ditekan, tetapi tidak mungkin dapat dihilangkan.
Sekalipun banyak manusia yang baik, selalu saja ada yang memiliki kecenderungan berbuat
jahat dan tergoda membobol bank.
Para pembobol tersebut dapat terdiri atas orang dalam saja (tanpa melibatkan orang luar),
orang luar saja (tanpa melibatkan orang dalam), orang luar bekerja sama dengan orang dalam,
atau sebaliknya. Pembobolan bank di Indonesia yang dilakukan oleh satu saja orang dalam
biasanya tidak bernilai besar. Contohnya adalah pembobolan rekening tabungan.
Pembobolan oleh orang luar sejauh ini belum kedapatan dilakukan oleh orang-orang yang
tergabung dalam organisasi kejahatan canggih seperti di luar negeri (mafia Amerika, Triad,
Yakuza, mafia Rusia). Meski demikian, biasanya pembobolan tersebut tidak dilakukan oleh
satu orang saja dan biasanya juga melibatkan orang dalam.
2.4.1 Kelemahan UU
Undang-Undang Perbankan telah memuat berbagai ketentuan pidana yang mengkriminalisasi
berbagai perbuatan yang dilakukan oleh pegawai bank. Namun, masih banyak perilaku
pidana oleh orang dalam yang belum diatur. UU Perbankan juga belum banyak
mengkriminalisasi kejahatan terhadap bank yang dilakukan oleh orang luar. Seyogianya
kejahatan terhadap bank, baik yang dilakukan oleh orang dalam maupun orang luar, dapat
diatur pula dalam UU Perbankan. Di Amerika Serikat, misalnya, hal tersebut diatur secara
khusus dalam Bank Fraud Statute di Title 18 of The US Code.
Disarankan agar ketentuan pidana dalam UU Perbankan baru, yang saat ini sedang disusun
oleh BI, diatur lebih luas ketimbang UU Perbankan yang sekarang berlaku. Berbagai perilaku
12
pidana, baik oleh orang dalam maupun orang luar, dapat pula dipertimbangkan untuk dikenai
pidana berdasarkan UU Tipikor No 31/1999 juncto UU 20/2001 atau UU Pencucian Uang No
8/2010.
2.4.2 Sistem pencegahan
Ada beberapa cara untuk memperkecil terjadinya pembobolan bank di Indonesia. Pertama, BI
menetapkan secara seragam sistem pengamanan yang harus dimiliki dan diaplikasikan setiap
bank. BI hendaknya menyewa konsultan teknologi pengamanan bank dan konsultan tersebut
mampu menciptakan serta menerapkan teknologi itu. Setiap tahun setiap bank menyisihkan
dana dengan persentase tertentu, misalnya 5 persen dari keuntungannya, untuk membiayai
penciptaan dan penerapan sistem pengamanan tersebut.
Kedua, BI setiap tahun harus melaksanakan pemeriksaan (audit) secara intensif terhadap
setiap kantor cabang bank. Mengingat dalam pelaksanaannya BI mungkin tidak memiliki
auditor yang cukup, hendaknya BI segera menggunakan kewenangannya yang ditentukan
dalam Pasal 31A UU Perbankan No 7/1992 sebagaimana telah diubah dengan UU No
10/1998 (UUPB). Ketentuan serupa juga disebutkan dalam Pasal 30 Ayat (1) UU BI No
23/1999. Ketentuan tersebut menentukan bahwa BI dapat menugasi akuntan publik untuk dan
atas nama BI melaksanakan pemeriksaan terhadap bank.
Ketiga, setiap bank wajib secara intensif melakukan audit intern yang dilakukan oleh satuan
pemeriksa intern (SPI) bank tersebut. Hasil pemeriksaan SPI wajib disampaikan kepada BI di
samping kepada dewan komisaris bank masing-masing. Pelaksanaan audit oleh SPI wajib
dipastikan oleh BI dengan audit oleh BI. Keempat, semua calon karyawan bank wajib
menjalani tes psikologis untuk memastikan bahwa calon pegawai tidak memiliki watak yang
cenderung jahat.
Terhadap karyawan lama, setiap lima tahun sekali harus pula dilakukan tes psikologis untuk
memastikan apakah setelah bekerja beberapa tahun kepribadiannya berubah sebagai akibat
lingkungan. Contohnya adalah MD yang membobol Citibank Jakarta setelah bekerja di bank
tersebut selama 17 tahun. Di samping itu, bank yang belum pernah melaksanakan tes
psikologis harus melaksanakan tes tersebut terhadap semua pegawainya. Untuk keseragaman,
BI bisa menetapkan psychogram lengkap dengan map dari tes psikologis tersebut.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kasus pembobolan bank di Indonesia terjadi karena kurangnya pengawasan
dari pihak bank. Oleh sebab itu terjadilah pembobolan bank yang dilakukan oleh
pihak dalam dari bank itu sendiri. Selain karena kurangnya pengawasan kasus
pembobolan bank ini juga terjadi karena gampang percayanya para nasabah terhadap
pihak bank.
Untuk mengatasi masalah ini harus di adakan pengawasan yang lebih ketat
oleh pihak bank dan juga nasabah harus mengantisipasi yaitu dengan cara tidak
mudah percaya pada pegawai bank dan selalu berhati – hati.
3.2 Saran
Penanganan tentang masalah pembobolan tidak hanya dilakukan oleh pihak
bank saja namun masyarakat harus ikut serta dalam menangani masalah ini. Bank
harus lebih meningkatkan pengawasannya terhadap pihak dalam sedangkan
masyarakat harus lebih berhati – hati dan tidak cepat percaya pada pegawai bank
secara berlebihan karena itu akan merugikan diri sendiri.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.antaranews.com/berita/252714/bi-pembobolan-bank-kelemahan-
internal
2. http://news.okezone.com/read/2011/04/01/338/441147/modus-pembobolan-
citibank-sudah-kuno
3. http://www.primaironline.com/berita/ekonomi/192155-ekonom-pembobolan-
dana-citibank-gerus-kepercayaan-nasabah
4. http://www.warta-berita.co.cc/kasus-pembobolan-citibank-pembobolan-bank-
bisa-terjadi-secara-acak/
5. berita.liputan6.com/.../polisi_kembali_tangkap_pembobol_citibank