28
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti kita ketahui bersama, bahwa perkembangan Perunggasan sejak awal tahun 2004 telah banyak didera dengan berbagai cobaan yang banyak mengakibatkan terpuruknya usaha di bidang Perunggasan, baik itu Peternak Ayam Ras (Ras Petelur/Pedaging), Ayam Bukan ras maupun Peternak Itik. Dimulai dengan adanya serangan penyakit unggas yang terkenal ganas yaitu penyakit Avian Influenza atau yang lebih populer dengan sebutan penyakit Flu Burung sampai dengan kenaikan harga bahan baku pakan ternak maupun pakan ternak jadi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak, kondisi seperti itu dirasa sangat menekan terhadap perkembangan perunggasan secara menyeluruh. Pembangunan sub sektor peternakan tidak bisa terlepas dari kegiatan pembangunan pertanian, karena pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian, hal ini sejalan dengan apa yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Juni 2005 tentang Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK) dimana Peternakan termasuk didalamnya. Apabila kita amati bersama dari kondisi yang telah terjadi dalam pengembangan pembangunan peternakan fokus yang paling menonjol dan perlu mendapat perhatian serius adalah komoditi perunggasan, hal ini disebabkan dengan banyaknya kasus penyakit AI maupun kenaikan harga pakan serta penurunan 1

peternakan baru

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah peternakan : Itik Peking

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seperti kita ketahui bersama, bahwa perkembangan Perunggasan sejak awal tahun

2004 telah banyak didera dengan berbagai cobaan yang banyak mengakibatkan terpuruknya

usaha di bidang Perunggasan, baik itu Peternak Ayam Ras (Ras Petelur/Pedaging), Ayam

Bukan ras maupun Peternak Itik. Dimulai dengan adanya serangan penyakit unggas yang

terkenal ganas yaitu penyakit Avian Influenza atau yang lebih populer dengan sebutan

penyakit Flu Burung sampai dengan kenaikan harga bahan baku pakan ternak maupun pakan

ternak jadi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak, kondisi seperti itu dirasa sangat

menekan terhadap perkembangan perunggasan secara menyeluruh. Pembangunan sub sektor

peternakan tidak bisa terlepas dari kegiatan pembangunan pertanian, karena pembangunan

sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian, hal ini sejalan dengan

apa yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Juni

2005 tentang Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK) dimana Peternakan

termasuk didalamnya.

Apabila kita amati bersama dari kondisi yang telah terjadi dalam pengembangan

pembangunan peternakan fokus yang paling menonjol dan perlu mendapat perhatian serius

adalah komoditi perunggasan, hal ini disebabkan dengan banyaknya kasus penyakit AI

maupun kenaikan harga pakan serta penurunan minat masyarakat terhadap budidaya unggas

terutama unggas berupa Ayam Buras, malahan tidak sedikit kasus penyakit AI ini yang

menyerang terhadap manusia, sehingga pembangunan perunggasan perlu disikapi dengan arif

dan selektif serta harus bias menciptakan terobosan alternative untuk mempercepat

pemenuhan kebutuhan daging yang berasal dari Unggas. Dari pengalaman di lapangan

ternyata ada komoditi lain selain ayam ras pedaging yang mempunyai kemampuan untuk

menghasilkan daging dengan waktu cepat serta kualitas yang tidak kalah dengan ayam ras

pedaging yaitu unggas air berupa Itik Peking (Peking Duck). Dimana Peking Duck

mempunyai kemampuan untuk menghasilkan produksi daging kurang dari 2 bulan bisa

menghasilkan berat badan sekitar 3 – 3,3 kg, sehingga sudah siap untuk dipotong.

1

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari pola pengembangan pemeliharaan Itik Peking ini tiada lain:

1. Untuk mencari alternative terobosan dalam rangka mempercepat produksi daging

yang berasal dari Unggas Air (Itik).

2. Merubah Pola Usaha Unggas Air (Itik) dari yang Nomaden kearah yang Intensif.

3. Menjadikan usaha Unggas Air (Itik) menjadi usaha Pokok Masyarakat.

4. Menciptakan peternak yang mandiri dan berkualitas (Peternak Tangguh).

5. Menyediakan permintaan pasar terutama permintaan daging Itik yang

bekualitas.

Sedangkan tujuan dari budidaya Itik Peking (Peking Duck) ini antara lain:

1. Meningkatkan produksi daging Itik yang berkualitas.

2. Meningkatkan pendapatan dari para peternak Itik.

3. Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat pedesaan.

4. Mengurangi tingkat pengangguran.

5. Memperkenalkan usaha peternakan Itik jenis Pedaging yang bisa menghasilkan

daging kualitas prima dalam waktu relative singkat.

6. Disamping penyediaan daging, juga bisa menghasilkan bulu Itik (FeathersDuck)

sebagai bahan kerajinan seperti Shutle Cok, Jok Kursi, Kamoceng dll.

1.3. Rumusan Masalah

Dalam setiap kegiatan, tentunya selalu timbul permasalahan baik permasalahan

yang besar maupun pemasalahan kecil, dan setiap permasalahan perlu dicarikan

alternative pemecahannya. Masalah Itik Peking ini ada sedikit permasalahan yang

kiranya perlu diambil langkah-langkah untuk mencapai keberhasilan dan yang timbul

pada saat ini diantaranya:

1. Permintaan Daging Itik Peking di pasaran cukup tinggi, tetapi sumber pasokan

daging pada saat ini masih mengandalkan kepada daging Import.

2. Budidaya Itik Peking pada saat ini masih dikuasai oleh Pengusaha Besar, sedangkan

peternak di pedesaan masih relative sedikit.

3. Penyediaan bakalan (DOD) peking masih bersifat tertutup, belum secara mudah

didapatkan oleh masyarakat luas.

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Itik merupakan salah satu jenis unggas yang berpotensi untuk dikembangkan karena

pemeliharaannya yang mudah dan mempunyai ketahanan hidup yang tinggi (Murtidjo, 2006).

Menurut tujuan utama pemeliharaannya, ternak itik sebagaimana ternak ayam, dibagi menjadi

tiga golongan, yaitu: tipe pedaging, petelur dan ornamen. Penggolongan tersebut didasarkan

atas produk atau jasa utama yang dihasilkan oleh itik tersebut untuk kepentingan manusia.

Itik yang termasuk dalam golongan tipe pedaging biasanya sifat-sifat pertumbuhan yang

cepat serta struktur perdagingan yang baik. Bangsa-bangsa itik yang termasuk dalam

golongan ini adalah Aylesbury, Cayuga, Orpington, Muskovi, Peking dan Rouen

(Srigandono, 1997).

Itik adalah unggas yang paling tahan terhadap pakan berserat kasar tinggi, hal ini

disebabkan sekum itik berkembang lebih baik dibandingkan ayam. Didalam sekum terdapat

mikrobia yang mampu mencerna serat kasar menjadi asam lemak volatile yang digunakan

untuk mensuplai kebutuhan energi (Haqiqi, S. H, 2008).

Ternak itik memiliki kemampuan lebih tahan penyakit, dapat dipelihara tanpa atau

dengan air (Srigandono, 1997).

Itik yang sering dimanfaatkan sebagai penghasil daging biasanya bertipe jantan. Cara

membedakan jenis kelamin itik salah satunya adalah dengan melihat warna bulu dan paruh.

Paruh itik jantan berwarna lebih tua dan bulu akan tumbuh kelihatan kasar (Djarijah, 1996).

Cara memilih dod itik yang baik,  yang harus dilihat ketika kita memilih bibit

adalah bibit itik  tersebut memiliki bulu yang bagus dan kering, kedua matanya melek, itik

bergerak lincah, tidak cacat pada kaki (pincang). Lalu setelah memilih bibit yang baik,

selanjutnya adalah pemeliharaan dimana biasanya ini adalah masa-masa yang sulit sehingga

tidak sedikit yang gagal didalamnya (Yuwanta T, 1993).

            Menurut Maulidya Siella Ningtyas dkk (2013) Meskipun tak ada perbedaan total telur

yang dihasilkan antara itik yang dipelihara dari DOD atau Meri. Berikut ini kriteria memilih

DOD maupun itik siap diternakkan :

3

Kriteria DOD Unggul

·         Bobot 38-40 gram.

·         Pusarnya sudah kering dan duburnya bersih.

·         Berbulu bagus dan kering.

·         Kedua matanya melek.

·         Itik bergerak lincah.

·         Tidak ada cacat pada kaki (pengkor).

Pembibitan itik (DOD) yang dilakukan secara intensif tidaklah sebanyak pembibitan

ayam (DOC), yang ada hanya penetasan telur yang diperoleh dari berbagai peternak yang

kemudian ditetaskan oleh peternak kecil menengah (rumahan). Indukannya pun bukan

berasal dari hasil seleksi. Tak heran jika saat ini sulit menemukan bibit itik unggul dalam

jumlah besar dan umurnya seragam (Susila, A. B, 1997).

Daerah sentra peternak itik dan penghasil bibit itik (Day Old Duck/DOD) dan itik siap

dibesarkan atau itik siap bertelur (Meri) adalah di Alabio-Kalimantan Selatan, Cirebon,

Cimalaya-Jawa Barat, Tegal-Jawa Tengah, dan Mojosari-Jawa Timur .DOD/ Day Old Duck

anak itik jantan.Harus bebas dari penyakit unggas a.I: Avian Influenza Fowl Pox, Avian

Chlamydiasis Salmonellosis (S. pullorum; S, enteridis), Aspergilosis Cocidiosis dan penyakit

unggas lainnya yang ditetapkan (Dinas Peternakan dan kesehatan hewan Kalimantan Barat).

Pakan merupakan kebutuhan utama dalam usaha pemeliharaan ternak itik. Biaya

untuk ransum menempati  presentase terbesar dibandingkan dengan biaya lainnya. Kita

ketahui bersama fungsi pakan pada makhluk hidup terutama ternak adalah sebagai penghasil

energi. Setelah energi terbentuk maka akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan

pokoknya (memelihara jaringan tubuh), kalau ada kelebihan energi akan dipergunakan untuk

berproduksi (telur dan daging) dan bereproduksi (Mulatsih, S.Sumiati, dan Tjakradijaja,

2010).

DOD (day old duck) umur 1-2 minggu sebaiknya ditempatkan dikandang yang

dilengkapi pemanas, yaitu berupa box yang sekelilingnya tertutup atau bisa juga ditutup

dengan kain/plastik. Kandang diberi fentilasi yang cukup agar sirkulasi udara terjaga, lalu

sebelum DOD / bibit itik dimasukkan semprotkan disinfektan agar kandang bebas dari

kuman/penyakit yang dapat menyerang itik. Lalu  didalam pemberian pakan, itik  umur 1-2

minggu perlu diberi pakan yang sedikit demi sedikit tetapi continue, berikan vitamin dan

antibiotik untuk menjaga kesehatan itik dan menambah nafsu makan. Dan yang terakhir

4

selalu bersihkan kandang secara rutin, sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit

(Maulidya Siella Ningtyas dkk, 2013).

5

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Lokasi Usaha

Penelitian ini dilakukan ke suatu peternakan Itik peking yang terdapat di desa Rejoso,

Kec. Junrejo, Kota Batu. Peternakan tersebut milik Bapak Swastito. Dari hasil penelitian dan

wawancara yang dilakukan, dapat diperoleh berbagai ilmu yang sangat berharga dan

bermanfaat untuk memperkaya ilmu kita dalam bidang ilmu peternakan khususnya ternak

unggas.

3.2 Sejarah Singkat

Itik peking merupakan salah satu hewan ternak yang paling banyak di tekuni oleh

para peternak di Indonesia. Itik peking bisa di manfaatkan daging dan telurnya, namun itik

peking lebih banyak di minati dagingnya oleh masyarakat. Oleh karena itu, para peternak itik

memanen ternakannya sebagai daging. Olahan makanan dari daging itik sangat bervariasi dan

cukup mendapat tempat di masyarakat. Selain itu pertumbuhan itik relatif cepat, sehingga

tidak heran bisnis itik ini cukup prospektif untuk ditekuni.

Sebagai upaya untuk memaksimalkan budidaya dan bisnis itik ini telah dikembangkan

pola Kemitraan Peternakan Itik Peking. Itik dikenal juga dengan istilah Itik (bahasa Jawa).

Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar (Anas moscha) atau Wild

mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang

yang disebut Anas domesticus (ternak itik).

Secara internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika

Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis

dan subtropis). Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal,

Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta

Lombok.

6

Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan,

yaitu:

1. Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-

INA

2. Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga

3. Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun,

Blue Swedish, Crested, Wood.

Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik

tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik

petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi,

Bogor.

Berikut spesifikasi bentuk standar itik peking jantan dan betina :

1. Kepala : Agak besar dengan crown (pial) yang tinggi, bagian depan crown tersebut

agak terangkat ke atas, seolah-olah terangkat dari rahang atas. Pipinya tampak

penuh dan berisi.

2. Paruh : Relatif pendek tetapi tebal karena kulmen yang tinggi dan membulat. Warna

orange cerah dengan ujung paruh agak putih.

3. Mata : Tampak liar dan siaga, tetapi agak terlindung oleh alis yang menonjol dan pipi

yang berisi, warna mata kebiruan.

4. Punggung : Sekitar 65% lebih panjang dari lebarnya, namun demikian tampak agak

pendek karena bagian ekor terangkat ke atas, serta rump (tungging) yang

menebal, sedangkan bagian depan punggung rata.

5. Ekor : Terangkat, lebat menyebar, dan cukup panjang.

6. Badan : Berimbang antara panjang dan lebar, relatif kekar, berdaging dan penuh. Dada

lebar, perut besar dan penuh, tetapi tidak terjatuh.

7. Kaki : Kuat dan tidak terlalu panjang, warna merah-orange.

8. Bulu : Lebar dan fluffy terutama pada bagian posterior, warna putih-krem sampai

krem.

7

9. Penampilan : Antara 35-40° dari garis horizontal, hidup dan ringan dalam pergerakan.

10. Berat standar : Jantan dewasa 4,5 kg dan betina dewasa 4 kg.

Bisnis itik peking merupakan peluang bisnis yang cukup potensial bagi masyarakat

Indonesia, ada beberapa hal yang membuat peluang bisnis ini layak dipertimbangkan:

1. Dari segi laju pertumbuhannya, ternak itik dapat tumbuh lebih cepat dari ternak ayam,

apalagi itik yang tergolong tipe pedaging seperti itik peking. Pada umur satu bulan

berat itik peking sudah mencapai 1,5kg dan pada umur 2 bulan beratnya sudah bisa

mencapai 3kg, sedangkan untuk ayam potong (broiler) pada umur yang sama hanya

bisa mencapai berat sekitar 1kg dan 2kg.

2. Ternak itik diyakini jauh lebih tahan terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ternak

ayam. Sekalipun penyakit-penyakit yang menyerang ternak ayam pada umumnya juga

menyerang itik, namun akibat yang diderita oleh itik tidak terlalu parah. Hal ini

terkecuali hanya pada kepekaannya terhadap aflatoxin di mana itik amat peka

terhadap aflatoxin yaitu jamur pada biji-bijian.

3. Dalam bentuk usaha peternakan rakyat, peternakan itik dapat diusahakan dengan

memanfaatkan peralatan yang amat sangat sederhana, misalnya perkandangannya

serta alat-alat yang digunakan dalam kandang. Bahkan itik dapat bertahan hidup di

alam terbuka dengan model kandang seperti kemahnya anak pramuka.

4. Dalam usaha peternakan itik yang diusahakan secara ekstensif kita dapat memanfaatkan

alam sekitar di mana banyak terdapat sumber-sumber karbohidrat dan protein yang

terbuang sia-sia seperti sisa-sisa panen padi di sawah, cacing, ikan-ikan kecil di

sungai-sungai, dan lain sebagainya. Di samping itu, karena itik memiliki insting

berkelompok (flocking instinct) yang amat kuat, maka ini sangat membantu dalam hal

pengendalian terutama untuk model pemeliharaan yang bersifat ekstensif

(digembalakan).

5. Kulit telur itik pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan kulit telur ayam. Ini

mempunyai arti penting dalam hal mengurangi resiko pecah atau retak terutama dalam

penanganan (product handling) dan transportasi. Terlebih untuk usaha penetasan telur

dan pembuatan telur asin.

8

6. Pada umumnya unggas air seperti ternak itik dan yang lainnya jarang atau bahkan bisa

dikatakan tidak memiliki sifat kanibal dan agonistik (berkelahi).

7. Sisi lain pemanfaatan limbah terutama bulu, selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan

kasur, bantal, atau pakaian, maka untuk bulu itik jenis tertentu seperti entok dan yang

lainnya dapat dipergunakan sebagai bahan suttle kock. Ini berarti ada nilai lebih dari

limbah yang berasal dari ternak itik.

8. Jika dibandingkan dengan telur ayam ras maka telur itik terkesan lebih dihargai karena

telur itik dijual dengan satuan butir/biji sedangkan untuk telur ayam ras dijual dengan

satuan kilogram (kg).

9. Secara umum harga produk ternak itik baik untuk komoditi telur atau daging terasa

lebih stabil jika dibandingkan dengan produk ternak ayam.

Sedangkan berdasarkan hasil kunjungan ke peternakan milik Bapak Swastito, itik

peking yang dipelihara memiliki ciri-ciri : memiliki warna bulu putih, badan lebar dan besar.

Paruh berwarna kuning atau orange, sedangnkan kakinya juga berwarna orange. Itik peking

memiliki pergerakan yang lamban. Itik peking yang sudah dewasa mempunyai bobot badan

sekitar 4,5 kg untuk pejantan dan sekitar 4 kg untuk itik betina.

3.3 Pola Pengembangan Budidaya Iitik Peking (Peking Duck)

3.3.1 Sistem Pemeliharaan

Untuk menentukan suatu bentuk usaha terutama dalam usaha ternak Itik, maka yang

pertama kali diperhatikan yaitu tujuan usaha, apakah tujuannya untuk menghasilkan daging

konsumsi atau mau menghasilkan bibit supaya untuk langkah selanjutnya bisa ditentukan

sistem pemeliharaan yang akan diambil.Dalam usaha perunggasan terutama Unggas Air (Itik)

dikenal dengan sistem pemeliharaan yaitu:

Sistem Pemeliharaan Extensive.

Sistem Pemeliharaan Semi Intensive.

Sistem Pemeliharaan Intensive.

Sistem Pemeliharaan Extensive, dimana pada sistem ini ternak-ternak dipelihara dengan

cara diabur/digembalakan tanpa memperhatikan kandang maupun makanan, karena ternak-

ternak tersebut dilepas di tempat-tempat yang mempunyai sumber pakan alami misalnya di

daerah-daerah pesawahan yang baru panen seperti keong/tutut. Pemeliharaan ini dilaksanakan

oleh para peternak yang bersifat tradisional dan Nomaden, kondisi ini banyak ditemukan di

9

daerah Jawa Barat Bagian Utara, karena daerah Pantura ini merupakan daerah pesawahan

yang cukup luas sehingga menjadi potensi bagi pengembangan Itik dengan sistem Extensive.

Pemeliharaan dengan sistem Semi Intesive, dimana ternak-ternak yang dipelihara sudah

memperhatikan kandang ternak dan diberi makan tetapi sewaktu-waktu dilepas untuk

mencari makan sewaktu ada peluang pada saat panen padi ataupun pada tempat-tempat yang

mempunyai potensi sumber pakan yang alami sedangkan Pemeliharaan yang Intensive,

ternak-ternak peliharaan selalu ditempatkan dikandang dan diberi makan secara terus

menerus serta sudah memperhatikan aspek-aspek teknis pemeliharaan ternak secara ilmiah

dan sudah menggunakan teknologi-teknologi yang dianjurkan. Untuk pemeliharaan Itik

Peking (Peking Duck), lebih tepat apabila dilaksanakan dengan sistem Intensive, hal ini

disebabkan Itik Peking (Peking Duck) merupakan Itik Ras Pedaging yang mempunyai

kemampuan kecepatan pertumbuhan dalam waktu yang relative singkat, dimana dalam kurun

waktu pemeliharaan kurang dari 2 (dua) bulan berat badannya sudah bisa mencapai diatas 3

kg dengan kondisi makanan yang baik dan Itik sudah siap dijual sebagai Itik Pedaging,

dengan kualitas daging yang prima.

Dalam usaha Budidaya Itik Peking (Peking Duck) ini dikenal beberapa tahapan

pemeliharaan, terutama untuk usaha budi daya Pembibitan sedangkan untuk budidaya

penggemukan (penghasil daging) hanya dikenal 1 (Satu) tahapan Pemeliharaan.

3.3.2 Tahapan Pemeliharaan Pembibitan.

1. Pemeliharaan Anak (Masa Starter).

Pemeliharaan anak/masa starter dimulai pada saat Itik Peking (Peking Duck) berumur

1 hari sampai umur 60 hari, dimana anak-anak Itik dipelihara dalam kandang khusus yaitu

untuk kandang anak dengan memakai pemanas/induk buatan dalam rangka menghangatkan

tubuh dari anak Itik tersebut, hal ini disebabkan pada umur 1 – 14 hari anak itik tidak tahan

dengan cuaca dingin karena belum dilengkapi dengan bulu yang sempurna untuk menahan

dingin, sehingga perlu adanya bantuan induk buatan sebagai penghangat tubuh, serta anak

Itik diberi makan khusus yaitu pakan anak yang mempunyai kandungan protein sekitar 19 –

21 % kadar protein dan lebih dikenal dengan makanan “Starter”. Setelah umur 14 hari anak

Itik tersebut sudah mampu untuk menahan hawa dingin sehingga tidak perlu lagi dibantu

dengan induk buatan (pemanas), dikandang ini bisa dipelihara sampai umur 60 hari bagi

pemeliharaan pembibitan, selanjutnya setelah umur diatas 60 hari dipindahkan ke kandang

masa pertumbuhan (Grower). Untuk pemeliharaan anak ini bisa dalam bentuk postal ataupun

10

menggunakan kandang Box, untuk kandang Box biasanya dilakukan pada umur 1 – 14 hari

sedangkan dari umur 15 – 60 hari dilaksanakan pada kandang postal karena badan itik sudah

mulai besar .Kapasitas kandang pada periode ini yaitu 10 – 15 ekor/m2.

2. Pemeliharaan Masa Pertumbuhan (Periode Grower).

Periode pemeliharaan Itik Peking pada masa pertumbuhan/masa Grower, perlu

diperhatikan ternak yang dipelihara, karena pada masa ini yang banyak dipelihara adalah Itik

Peking (Peking Duck) Betina seabagai calon bibit pengganti/Replecement Stock atau

persediaan bibit dan juga Itik Peking Jantan yang berfungsi sebagai pejantan pengganti.

Untuk mempersiapkan peremajaan bibit, maka perlu dipersiapkan bibit pengganti yang

mempunyai kelebihan/keunggulan tertentu sebagai bibit pengganti, baik jantan maupun

betina dengan sex ratio 1 : 4 ( 1 Jantan 4 betina). Pada periode ini Itik yang dipelihara

berumur antara 61 hari sampai dengan 150 hari, sedangkan kapasitas kandang pada masa ini

sekitar 6 – 8 ekor/m2.

3. Pemeliharaan Peking Duck Layer/Periode bertelur.

Itik Peking/Peking Duck yang sudah berumur 5 bulan atau lebih baik jantan maupun

betina dikatagorikan sebagai Itik Layer karena pada saat ini kondisi Itik sudah bersiap-siap

untuk memproduksi telur, ada yang mulai umur 5,5 bulan atau 6 bulan tetapi secara umum

mulai bertelur normal pada umur 6 bulan. Itik-itik tersebut ditempatkan pada kandang

khusus, yaitu kandang Itik Dewasa , kandang itik ini dilengkapi dengan tempat bertelur serta

kandang umbaran atau lapangan tempat bermain yang dilengkapi dengan kolam/saluran air

yang berfungsi untuk mandi Itik dan mendinginkan tubuh pada saat siang hari dengan sex

ratio sekitar 1 : 4 ( 1 jantan 4 betina). Ternak-ternak ini berfungsi sebagai bibit penghasil telur

yang siap untuk ditetaskan sebagai sumber DOD yang dipasarkan untuk bakalan

pemeliharaan Itik Peking. Kapasitas dikandang dewasa sekitar 3 – 5 ekor.

3.3.3 Tahap Pemeliharaan Penggemukan.

Untuk pemeliharaan Itik Peking/Peking Duck dengan tujuan penggemukanhanya

dilaksanakan dalam 1 (satu) masa pemeliharaan yaitu dari itik berumur 1 (satu) hari sampai

Itik Peking tersebut siap dijual. Dengan makanan dan pemeliharaan yang baik ,berat badan

Itik Peking yaitu mencapai sekitar 3,3 kg selama pemeliharaan kurang lebih 55- 60 hari yaitu

mulai umur 1 hari sampai umur 55 hari. Pada umumnya Itik-Itik yang dipelihara untuk tujuan

ini adalah Itik Peking yang jantan, tetapi yang betinanya pun mempunyai kemampuan yang

11

sama dengan yang jantan hanya berbeda sedikit saja dalam hal berat. Kalau kita bandingkan

antara waktu pemeliharaan dengan hasil produksi dagingyang dihasilkan antara Itik Peking/

Peking Duck dengan Ayam Ras Pedaging akan lebih unggul Itik Peking, dimana untuk Itik

Peking dengan waktu Pemeliharaan sekitar 53 –55 hari bisa menghasilkan daging berat hidup

sekitar 3,3 kg, sedangkan untuk Ayam Ras pedaging dengan jangka waktu pemeliharaan

sekitar 32- 35 hari menghasilkan daging berat hidup sekitar 1,2 – 1,5 kg sehingga apabila kita

bandingkan dengan waktu yang sama maka akan diperoleh berat daging Itik Peking melebihi

berat dari pada Ayam Ras Pedaging.

3.3.4 Sistem Perkandangan.

Sistem perkandangan dalam budi daya Itik Peking/Peking Duck bisa dikenal 3 tipe

kandang diantaranya:

1. Tipe Kandang Battery.

Ukuran per kotak kandang Panjang x lebar x tinggi (45 x 45 x 35 cm)

Dalam tipe kandang ini, ternak dikandangkan satu persatu dalam satu kotak dengan

ukuran yang hanya cukup untuk 1 ekor Itik Peking/Peking Duck Dewasa, dengan ukuran

kandang panjang x lebar x tinggi ( 45 x 45 x 35 Cm). Dengan tipe kandang ini biaya untuk

kandang relative lebih tinggi apabila dibandingkan dengan tipe kandang yang lain.

Dengan tipe kandang battery ini, maka sistim perkawinannya harus menggunakan

kawin buatan (Insiminasi Buatan) yang dilakukan oleh tenaga manusia yang ahli dalam

Insiminasi Buatan dengan istilah Insiminator. Pada tipe kandang ini kondisi ternak maupun

produksi telur dari pada Itik Peking/Peking Duck bisa terkontrol secara satu persatu, apakah

produktivitasnya tinggi atau rendah, begitu juga dalam pengontrolan penyakitnya akan lebih

mudah terkontrol.

12

2. Tipe Kandang Postal.

Dalam usaha ternak Itik yang menggunakan tipe kandang Postal, dimana ternak-

ternak peliharaan ditempatkan dalam satu ruangan besar dengan jumlah ternak tertentu,

dimana pemberian makan dan minuman ditempatkan didalam ruangan kandang, sehingga

ternak itik yang dipelihara selalu berada didalam ruangan, biasanya tipe ini dalam

pemeliharaan Itik hanya digunakan untuk Itik Starter dan Grower/Masa pertumbuhan tetapi

adakalanya digunakan untuk Itik Periode Layer. Kapasitas Itik untuk tipe kandang Postal ini

tergantung dari pada jenis Itik yang dipelihara apakah jenis Itik Starter atau Itik Grower,

untuk umur Itik periode sstarter kapasitas kandang yang digunakan yaitu sekitar 10 – 15

ekor/m2, sedangkan apabila digunakan untuk preiode grower yaitu sekitar 6 – 8 ekor/m2,

seandainya digunakan untuk periode layer kapasitas kandang sekitar 3 – 5 ekor/m2.

3. Tipe Kandang Ranch.

Tipe kandang ranch ini merupakan pengembangan dari tipe kandang Postal,dimana

dalam kandang tipe ranch ini selain ada ruangan tempat ternak juga dibagian luar/dihalaman

depannya disediakan halaman tempat bermain yang biasa dikenal dengan nama kandang

Umbaran yang dilengkapi dengan saluran air atau kolam, yang berfungsi untuk

mandi/membersihkan kotoran yang menempel di badannya serta berfungsi pula untuk

mendinginkan tubuh diwaktu siang hari, hal ini disebabkan Itik Peking merupakan jenis

Unggas yang tidak tahan terhadap panas, sehingga harus disediakan air untuk pendingin

tubuhnya. Tipe kandang ini lebih cocok untuk pemeliharaan ternak Unggas Air dengan

cara pemeliharaan yang Intensive. Untuk lebih jelasnya tipe kandang bisa dilihat pada

gambar berikut ini:

13

14

3.4 Analisa Usaha

Tabel 1. Analisis Usaha Pembesaran Itik Peking Pedagingper 5000 ekor (55 hari).

No. Keperluan Biaya Tetap

(Rp)

Pendapatan

(Rp)

Keuntungan

(Rp)

1 2 3 4 5

I. Biaya Tetap

Sewa Kandang 2.500.000

Alat pakan/minum 500.000

Genset 800.000

Listrik 500.000

Penghangat 2.300.000

TOTAL 6.600.000

II. Biaya Tidak Tetap

Bibit (DOD) 50.000.000

Pakan :

Starter 19.400.000

Grower 127.400.000

Obat 500.000

Sekam 1.250.000

Tenaga Kerja 2.300.000

TOTAL 200.850.000

I + II 207.450.000

III. Pendapatan

Mortalitas 3,5 %

4825 ekor x 3,2 kg x

Rp.15.000

231.600.000

24.150.000

15

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa biaya yang dibutuhkan untuk memulai

usaha peternakan itik peking sebanyak 5000 ekor adalah sebesar Rp 207.450.000. peternakan

itik peking yang diusahakan oleh bapak Swastito ini khusus memanfaatkan dagingnya

saja.bobot itik ini 3,2 kg/ekor. Total produksi itik peking pedaging tersebut adalah sebanyak

4825,dengan mortalitas sebesar 3,5 %.Keuntungan yang didapatkan per 55 hari adalah

sebesar Rp 24.150.000 dengan harga jual Rp 15.000/ekor. Jadi dapat dikatakan bahwa usaha

peternakan itik peking ini cukup menggiurkan.

Berdasarkan tabel analisa usaha diatas dapat dihitung BEP volume produksi dan BEP harga

produksi sebagai berikut :

BEP volume produksi = totalbiaya produksi (Rp)

h arga di tingkat petani(Rp /kg)

=207.450.000

15.000

=13.830 kg atau 4.321 ekor (diperoleh dari 13.830 : 3,2 (karena 1 ekor

itik beratnya 3,2 kg)

Artinya produksi minimal yang harus dihasilkan agar usaha ini tidak mengalami kerugian

adalah sebanyak 4.321 ekor.

BEP harga produksi =totalbiaya produksi (Rp)

total produksi (kg)

=Rp 207.450 .000

15.440 kg

=Rp 13.435,8 /kg

Dimana total produksi diperoleh dari :

= Jumlah Produksi x Bobot Itik

= 4.825 x 3,2

=15.440 kg

Artinya harga terendah itik yang boleh dijual adalah Rp 13.435,8 /kg. Apabila petani menjual

dibawah harga tersebut maka petani mengalami kerugian.

16

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Itik merupakan salah satu jenis unggas yang berpotensi untuk dikembangkan

karena pemeliharaannya yang mudah dan mempunyai ketahanan hidup yang

tinggi.

2. Cara memilih dod itik yang baik,  yang harus dilihat ketika kita memilih bibit

adalah bibit itik  tersebut memiliki bulu yang bagus dan kering, kedua matanya

melek, itik bergerak lincah, tidak cacat pada kaki (pincang).

3. Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga)

golongan, yaitu: Itik petelur seperti Indian,Itik pedaging,dan Itik ornamental (itik

kesayangan/hobby).

4. Biaya yang dibutuhkan untuk memulai usaha peternakan itik peking sebanyak

5000 ekor adalah sebesar Rp 207.450.000.

5. Keuntungan yang diperoleh pada usaha peternakan itik peking sebanyak 5000

ekor (55 hari) adalah sebesar Rp 24.150.000 dengan mortalitas sebesar 3,5 %.

4.2 Saran

Sebaiknya usaha itik peking ini terus dikembangkan melihat keuntungannya lumayan

menggiurkan sehingga diharapkan bisa mengurangi penganggguran dan alangkah baiknya

dalam usaha ini tidak hanya dagingnya saja yang dimanfaatkan namun telurnya juga agar

keuntungan pun bertambah.

17

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Peternakan dan kesehatan hewan Kalimantan Barat. 2013. diakses pukul 16.00 pada

tanggal 15 Mei 2016.

Haqiqi, S. H. 2008. Mengenal Beberapa Jenis Itik Petelur Lokal. Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya. Malang.

Maulidya Siella Ningtyas dkk.2013.  Pengaruh Temperatur Terhadap Daya Tetas Dan Hasil

Tetas Telur Itik (Anas platyrinchos). Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):347-352

Mulatsih, S.Sumiati, dan Tjakradijaja. 2010. Intensifikasi Usaha Peternakan Itik Dalam

Rangka Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga. Laporan Akhir Program Iptek Bagi

Masyarakat. Institut Pertanan Bogor. Bogor.

Srigandono, B. 1997. Produksi Unggas Air. Cetakan ke-3. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Susila, A. B. 1997. Pengaruh Frekuensi Pemutaran Telur dan Berat Telur Terhadap

Fertilitas, Daya Tetas, Mortalitas, dan Berat DOD Itik Tegal. Skripsi. Fakultas

Peternakan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Yuwanta. T. 1993. Perencanaan dan Tata Laksana Pembibitan Unggas. Inseminasi Buatan

pada Unggas. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta.

18

LAMPIRAN

Gambar 1. Itik Peking dalam Kandang Tipe Postal.

19

Gambar 2. Kumpulan DOD Itik Peking yang baik.

20