48
AKUNTANSI BELANJA FAUZAN MISRA

Pertemuan 11 akuntansi belanja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Pertemuan 11 akuntansi belanja

AKUNTANSI BELANJA

FAUZAN MISRA

Page 2: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Definisi belanja menurut PP No. 24 Tahun 2005 adalah

“Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.”

Page 3: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 menyatakan :

“Belanja adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.”

Kedua definisi tersebut di atas menjelaskan bahwa transaksi belanja akan menurunkan ekuitas dana pemerintah daerah.

Kedua peraturan yang mengatur penatusahaan belanja tersebut, mengklasifikasikan belanja dengan klasifikasi yang berbeda.

Page 4: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Selanjutnya untuk keperluan penyajian Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, Permendagri No. 13 Tahun 2006 telah mengamanatkan bahwa penyajian laporan keuangan berdasarkan PP No. 24 Tahun 2005 (telah diganti dengan PP No. 71 tahun 2010 tentang SAP berbasis Akrual).

Page 5: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006

Untuk pemerintahan daerah, belanja dikelompokkan menjadi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung

Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan program dan kegiatan.

Sedangkan Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program/kegiatan.

Page 6: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Kelompok belanja Satker menurut PP No. 24 tahun 2005:

1 Belanja Operasi - Belanja pegawai - Belanja barang  - Bunga - Subsidi - Hibah - Bantuan sosial

Page 7: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Kelompok belanja Satker menurut PP No. 24 tahun 2005:

2. Belanja modal - Belanja tanah - Belanja peralatan dan mesin - Belanja gedung dan bangunan - Belanja jalan, irigasi, dan Jaringan - Belanja aset tetap lainnya - Belanja aset lainnya

Page 8: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Kelompok belanja Satker menurut Permendagri No. 13 tahun 2006

Belanja Tidak Langsung - Belanja pegawai - Belanja bunga - Belanja subsidi - Belanja hibah - Belanja bantuan sosial - Belanja bagi hasil kepada Provinsi/

Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa - Belanja bantuan keuangan kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa - Belanja tidak terduga

Page 9: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Kelompok belanja Satker menurut Permendagri No. 13 tahun 2006

Belanja Langsung - Belanja pegawai - Belanja barang dan jasa - Belanja modal 

Page 10: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Kewenangan Satker :

Belanja tidak langsung adalah belanja pegawai.

Belanja langsung yaitu belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal.

Page 11: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut jenis belanja :

1. belanja pegawai;2. belanja barang dan jasa; dan3. belanja modal

Belanja pegawai dalam kelompok belanja langsung tersebut dimaksudkan belanja pegawai untuk pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah

Page 12: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Belanja barang dan jasa

Merupakan pengeluaran pembelian/ pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah

Belanja barang dan jasa meliputi : belanja barang pakai habis, bahan/material jasa kantor premi asuransi

Page 13: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Belanja Barang dan Jasa meliputi:

perawatan kendaraan bermotor cetak/penggandaan sewa rumah/gedung/gudang/parkir sewa sarana mobilitas sewa alat berat sewa perlengkapan dan peralatan kantor makanan dan minuman pakaian dinas dan atributnya pakaian kerja pakaian khusus dan hari-hari tertentu perjalanan dinas perjalanan dinas pindah tugas pemulangan pegawai.

Page 14: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Belanja modal

Merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan untuk digunakan dalam keg lainnya.iatan pemerintahan seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya.

Page 15: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Kriteria Belanja Modal yaitu:

Pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap atau aset lainnya yang menambah aset pemerintah

Pengeluaran tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang telah ditetapkan oleh pemerintah

Perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk dijual.

Page 16: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Contoh

Dalam tahun anggaran 2007, pemerintah merencanakan membeli 3 unit mobil ambulans yang akan dihibahkan/diserahkan kepada Palang Merah Indonesia (PMI). Harga satuan mobil adalah sebesar Rp150.000.000, sehingga total pembelian adalah sebesar Rp450.000.000.

Oleh karena itu, anggaran pengeluaran untuk perolehan

3 mobil ambulans tidak dicantumkan sebagai Belanja Modal-Peralatan dan Mesin dalam APBD, tetapi sebagai Belanja Hibah (Belanja Operasional).

Realisasi pengeluarannya dicatat dan disajikan di LRA

sebagai Belanja Hibah.

Page 17: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Belanja modal atau aset tetap dicatat sebesar harga perolehannya.

Rencana pengeluaran untuk perolehan aset tetap dicantumkan dalam APBD sebagai Belanja Modal-Peralatan dan Mesin sebesar harga perolehan.

Demikian juga realisasi untuk perolehan aset tetap dicatat dan disajikan di LRA sebagai Belanja Modal-Peralatan dan Mesin sebesar harga perolehan.

Page 18: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Kriteria pengeluaran sesudah perolehan aset tetap sebagai

Belanja Modal :1) Pengeluaran tersebut mengakibatkan

bertambahnya masa manfaat, kapasitas, kualitas dan volume aset yang telah dimiliki.

2) Pengeluaran tersebut memenuhi batasan minimal nilai kapitalisasi aset tetap/aset lainnya.

Page 19: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Pengakuan Belanja

SAP mengatur bahwa belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah.

Khusus pengeluaran melalui Bendahara Pengeluaran, pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan.

Page 20: Pertemuan 11 akuntansi belanja

AKUNTANSI BELANJA DI SATKER

1. Dicatat oleh PPK-Satker (Pejabat Penatausahaan keuangan/kasubag. Keuangan di SKPD). Transaksi ini dicatat harian pada saat kas dibayarkan oleh bendahara pengeluaran atau pada saat menerima tembusan bukti transfer ke pihak ketiga. Dokumen sumber pencatatannya adalah SPJ Bendahara pengeluaran yang tela disahkan oleh BUD.

2. Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dicatat sebagai pengurang belanja. Bila diterima pada periode berikutnya , koreksi belanja dicatat sebagai pendapatan lain-lain (PP no. 24 tahun 2005)

Page 21: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Contoh Belanja UP/GU/TU

ATK Air, Listrik dan telepon Penggandaan Makan minum Perjalanan dinas

Page 22: Pertemuan 11 akuntansi belanja

AKUNTANSI BELANJA DI SATKER

3. Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto.

4. Transaksi belanja modal dicatat secara corrolary ( 2 jurnal) yaitu jurnal mencatat belanja dan jurnal mencatat aset yang diperoleh.

5. Transaksi belanja di Satker dilakukan dengan 2 cara yaitu pembayaran dengan SP2D UP/GU/TU dan pembayaran SP2D LS.

6. Transaksi Penerimaan Fihak Ketiga (PFK) merupakan transaksi transitoris berupa penerimaan kas dari pihak ketiga yang bersifat titipan dan diakui sebagai utang.

Page 23: Pertemuan 11 akuntansi belanja

DOKUMEN YANG DIGUNAKAN :

Transaksi Belanja Dokumen SumberLampiran Dokumen

SumberBelanja dengan mekanisme LS

- SP2D- nota debit bank- bukti pengeluaran lainnya

- SPM- SPD- berita acara serah terima barang / jasa

Belanja dengan mekanisme UP/GU/TU

- Bukti Pengesahan SPJ

- SPM- SPD- bukti transaksi lainnya

Page 24: Pertemuan 11 akuntansi belanja

DOKUMEN YANG DIGUNAKAN :

Transaksi Belanja Dokumen SumberLampiran Dokumen

Sumber

Penerimaan PFK - SP2D- Bukti potongan

- SPM

Pelunasan PFK- Surat Setoran- Nota Kredit- Bukti potongan- Bukti

pengeluaran lainnya

- SPM

Page 25: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Pencatatan penerimaan SP2D UP/GU/TU

Debit Kredit

Kas di Bendahara pengeluaran xxx

--- RK-PPKD ---

xxx

(Penerimaan kas oleh Bendahara pengeluaran di SKPD)

Page 26: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Pencatatan belanja :

Debit Kredit

Belanja xxx ---

Kas di Bendahara Pengeluaran ---

xxx(Pelaksanaan belanja dengan menggunakan

uang persediaan yang sebelumnya dicairkan melalui SP2D UP/ GU/ TU)

Page 27: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Pencatatan belanja dengan SP2D LS:

Debit Kredit

Belanja xxx ---

RK-PPKD --- xxx

(Pelaksanaan belanja dengan menggunakan SP2D LS)

Page 28: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Pengembalian kas SP2D UP/TU di SKPD

Debit Kredit

RK-PPKD xxx ---

Kas di Bendahara Pengeluaran ---

xxx (Pengembalian sisa uang persediaan dari

SP2D UP/TU dari SKPD ke BUD)

Page 29: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Belanja modal yang menggunakan uang persediaan

Debit Kredit1.RK-PPKD xxx

--- Kas di Bendahara Pengeluaran ---

xxx2. Aset tetap xxx --- EDI-Diinvestasikan dalam Asset Tetap ---

xxx

Page 30: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Belanja modal yang menggunakan SP2 LS

Debit Kredit

1.Belanja Modal xxx ---

RK-PPKD --- xxx

2. Aset tetap xxx ---

EDI-Diinvestasikan dalam Asset Tetap ---

xxx

Page 31: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Belanja Gaji dan tunjangan - LS

Debit Kredit

Belanja Gaji dan Tunjangan xxx ---Tunjangan Keluarga xxx

---Tunjangan Fungsional xxx

--- RK-PPKD ---

xxx( PPK- Satker mencatat belanja gaji dan

tunjangan dalam jumlah bruto)

Page 32: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Potongan Pajak oleh Satker

1. Saat penerimaan potongan pajak Debit KreditKas di BendaharaPengeluaran xxx ---- Hutang pajak --- xxx2. Saat pelunasan pajak Debit KreditHutang Pajak xxx ---- Kas di Bendahara Pengeluaran --- xxx

Page 33: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran

belanja Debit

KreditKas di BendaharaPengeluaran xxx

--- Belanja ---

xxx

Page 34: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada tahun sebelumnya

Debit Kredit

Kas di BendaharaPengeluaran xxx

--- Pendapatan Lain-lain ---

xxx

Page 35: Pertemuan 11 akuntansi belanja

KLASIFIKASI BELANJA PPKD MENURUT PP. no. 24 Tahun 2005

1. Belanja Operasi a. Belanja Pegawai b. Belanja Barang c. Bunga d. Subsidi e. Hibah f. Bantuan sosial

Page 36: Pertemuan 11 akuntansi belanja

KLASIFIKASI BELANJA PPKD MENURUT PP. no. 24 Tahun 2005

2. Belanja modal - Belanja tanah - Belanja peralatan dan mesin - Belanja gedung dan bangunan -Belanja jalan, irigasi, dan jaringan - Belanja aset tetap lainnya - Belanja aset lainnya

Page 37: Pertemuan 11 akuntansi belanja

KLASIFIKASI BELANJA PPKD MENURUT PP. no. 24 Tahun 2005

3 Belanja tidak terduga4 Transfer / bagi hasil pendapatan ke

kabupaten / kota  - bagi hasil pajak ke kab / kota - bagi hasil retribusi ke kab / kota - bagi hasil pendapatan lainnya ke kab /

kota

Page 38: Pertemuan 11 akuntansi belanja

KLASIFIKASI BELANJA PPKD MENURUT PERMENDAGRI No. 13 Tahun 2006

1. Belanja Tidak Langsung - Belanja pegawai - Belanja bunga - Belanja subsidi - Belanja hibah - Belanja bantuan sosial - Belanja bagi hasil kepada Provinsi /

Kabupaten / Kota / dan Pemerintah Desa - Belanja bantuan keuangan kepada Provinsi /

Kabupaten / Kota / dan Pemerintah desa - Belanja tidak terduga

Page 39: Pertemuan 11 akuntansi belanja

KLASIFIKASI BELANJA PPKD MENURUT PERMENDAGRI No. 13 Tahun 2006

2. Belanja Langsung - Belanja pegawai - Belanja barang dan jasa - Belanja modal

Page 40: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Akuntansi Transaksi Belanja PPKD

Transaksi belanja di PPKD dicatat oleh Petugas Penatausahaan Keuangan PPKD (Fungsi Akuntansi PPKD). Transaksi ini dicatat harian pada saat kas dibayarkan oleh bendahara pengeluaran atau pada saat menerima tembusan bukti transfer ke pihak ketiga.

Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja, dicatat sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi belanja dicatat sebagai pendapatan lain-lain (PP No. 24 th 2005).

Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto.

Page 41: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Akuntansi Transaksi Belanja PPKD

Untuk transaksi belanja modal, pencatatan dilakukan secara corollary, yaitu dicatat dengan 2 (dua) jurnal. Satu jurnal untuk mencatat belanja, dan yang lainnya untuk mencatat aset yang diperoleh dari transaksi belanja modal tersebut.

Transaksi belanja di PPKD dilakukan dengan dua ( 2 ) cara yaitu :

- pembayarannya dengan SP2D UP/GU/TU - pembayarannya dengan SP2D LS

Page 42: Pertemuan 11 akuntansi belanja

DOKUMEN SUMBER

Transaksi Belanja

Dokumen Sumber Lampiran Dokumen Sumber

Belanja Bunga - SP2D LS- nota debit bank- Bukti pengeluaran lainnya

- SPM- SPD

Belanja Subsidi

- SP2D LS- nota debit bank- bukti pengeluaran lainnya

- SPM- SPD- berita acara- keputusan kepala daerah

Belanja Hibah - SP2D LS- nota debit bank- bukti pengeluaran lainnya

- SPM- SPD- keputusan kepala daerah

Page 43: Pertemuan 11 akuntansi belanja

DOKUMEN SUMBER

Transaksi Belanja

Dokumen Sumber Lampiran Dokumen Sumber

Belanja Bantuan Sosial

- SP2D LS- Bukti pengeluaran

lainnya

- SPM- SPD- Berita acara- Keputusan kepala

daerah

Belanja Bagi Hasil- SP2D LS- Bukti pengeluaran

lainnya

- SPM- SPD- Berita acara- Keputusan kepala

daerah

Page 44: Pertemuan 11 akuntansi belanja

DOKUMEN SUMBER

Transaksi Belanja

Dokumen Sumber

Lampiran Dokumen Sumber

Belanja Bantuan Keuangan

- SP2D LS- Bukti

pengeluaran lainnya

- SPM- SPD- Berita acara- Keputusan

kepala daerahBelanja Tidak Terduga

- SP2D LS- Bukti

pengeluaran lainnya

- SPM- SPD- Keputusan

kepala daerah

Page 45: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Jurnal Transaksi Belanja

Belanja bunga Belanja bunga ……..………. xx

Kas di Kasda …..........……... xx

Belanja subsidi Belanja subsidi ……............. xx

Kas di Kasda ......................... xx

Belanja hibah Belanja hibah …….…………. xx

Kas di Kasda ….........……… xx

Belanja bantuan sosial Belanja bantuan sosial ........ xx

Kas di Kasda …….........……. xx

Page 46: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Jurnal Transaksi Belanja

Belanja bagi hasil Dr. Belanja bagi hasil …............ xx

Cr. Kas di Kasda …….........….…. xx

Belanja bantuan keuangan Dr. Belanja bantuan keuangan ... xx

Cr. Kas di Kasda ....................... xx

Belanja tidak terduga Dr. Belanja tidak terduga …......... xx

Cr. Kas di Kasda …..........……… xx

Page 47: Pertemuan 11 akuntansi belanja

Fungsi akuntansi PPKD, mencatat potongan pada Gaji, Tunjangan - LS

Kas di Kasda .................................... xx Utang Pajak PFK .....................................

xx Utang Taperum PFK ................................

xx Utang IWP PFK ......................................

xx

Page 48: Pertemuan 11 akuntansi belanja

KOREKSI PENERIMAAN KEMBALI BELANJA :

Pada periode pengeluaran belanja Kas di Kasda xxx --- Belanja ---

xxx Diterima pada periode berikutnya Kas di Kasda xxx --- Pendapatan lain-lain --- xxx