Upload
teuku-fadhli-gapui
View
237
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
1/23
1
Persamaan Pembelajaran dan Pengajaran
1. Sama-sama proses utama dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, baik pembelajaran maupun pengajaran
merupakan aktifitas yang paling utama. Karena keduanya merupakan proses komunikatif-
interaktif antara sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi.
2. enggunakan guru sebagai pelaku, transfer dan pembimbing
Peran yang dimiliki oleh seorang guru dalam tahap ini adalah sebagai fasilitator dengan kata
lain ialah sebagai pelaku dalam pentransferan pengetahuan sekaligus sebagai pembimbing.
!ntuk menjadi fasilitator yang baik guru harus berupaya dengan optimal mempersiapkan
ran"angan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak didik, demi men"apai tujuan
pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh #.ulyasa $2%%&', bahwa tugas guru
tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator
yang bertugas memberikan kemudahan belajar $fa"ilitate of learning' kepada seluruh peserta
didik. !ntuk mampu melakukan proses pembelajaran ini si guru harus mampu menyiapkan
proses pembelajarannya.
Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh seorang guru hendaknya terlebih dahulu harus
memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan bagaimana implikasinya dalam proses
pembelajaran.
(. )ujuannya sama-sama untuk perubahan atas sikap dan prilaku
Keduanya bertujuan untuk memperoleh suatu perubahan yang dilakukan se"ara sadar dan
untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya dan menetap dalam tingkah laku
sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu dan latihan berinteraksi dengan
lingkungannya.
Pengajaran merupakan totalitas akti*itas belajar mengajar yang diawali dengan peren"anaan
dan diakhiri dengan e*aluasi, yang kemudian diteruskan dengan follow up $tindak lanjut'.Se"ara lebih jelas dapat dikatakan, pengajaran adalah kegiatan yang men"akup
semua+meliputi seluruh kegiatan yang se"ara langsung dimaksudkan untuk men"apai tujuan-
tujuan khusus pengajaran $menentukan entry-beha*ior peserta didik, menyusun ren"ana
pelajaran, memberikan informasi, bertanya, menilai, dan seterusnya' $ohani, 2%% /0'
Selanjutnya istilah pengajaran dalam bahasa inggris disebut instru"tion atau tea"hing. kar
kata instru"tion adalah memberi pengarahan agar melakukan sesuatu, mengajar agar
melakukan sesuatu member informasi.
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
2/23
2' akikat ubungan Pendidikan dengan Pengajaran
ubungan pendidikan dan pengajaran "ukup erat kaitannya karena menurut undang 3 undang
nomor 2 tahun 1404 tentang system pendidikan nasional 5ab 1 pasal 1, adalah usaha sadaryang dilakukan untuk menyiapkanpeserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau
latihan agar peserta didik tersebut berperan dalamkehidupan masa depannya. Selain
pengajaran dalam pendidikan juga diperlukan adanya bimbingan sebagaimana tersebut dalam
kutipan dari !!SP6 di muka. 5imbingan, seperti juga latihan adalah bagian penting yang
ideal karena akan berdampak kebaikannya penanggulangan kesulitan belajar dan pelaksanaan
rimedial tea"hing yang se"ara psikologis di diktis merupakan salah satu keharusan bagi guru.
Pendidikan merupakan konsep idealnya, sedangkan pengajaran merupakan konsepoperasional dalam rangka pengembangan potensi atau kemampuan manusia dengan
melakukan kegiatan mendidik, melatih atau mengajar. Dan berfungsi sebagai alat pen"etak
sumber day amanusia $SD' dan sama-sama bertujuan men"iptakan SD yang berkualitas.
Persamaan dan Perbedaan Konseling dan Psikoterapi
PesamaanKonseling dan Psikoterapi
)erdapat banyak persamaan antara konseling dan psikoterapi sehingga
konseling dan psikoterapi tidak dapat dibedakan se"ara jelas,
konselor sering mempraktekkan apa yang oleh psikoterapis dipandang sebagai psikoterapi,
Psikoterapis sering mempraktekkan apa yang oleh konselor dipandang sebagai konseling.
Perbedaan Konseling dan Psikoterapi, meskipun demikian, kedua bidang ini tetap berbeda.
5erikut ini adalah beberapa perbedaan antara konseling dan psikoterapi.
Konseling pada umumnya menangani orang normal, sedangkan psikoterapi terutamamenangani orang yang mengalami ganguan psikologis.
Konseling lebih edukatif, suportif, berorientasi sadar dan berjangka pendek, sedangkan
psikoterapi lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang.
Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret, sedangkan
psikoterapi sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah dan
berkembang terus.
5imbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang dalam usaha meme"ahkan
kesukaran-kesukaran yang dialaminya.
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
3/23
Konseling adalah proses interaksi yang terjadi antara konselor dan konseli dalam situasi
pribadi dan professional dengan tujuan memudahkan terjadinya perubahan perilaku menuju
terpenuhinya kebutuhan.
Psikoterapi biasanya mempunyai arti yang lebih dalam menyangkut kepribadian indi*idu,
dan lebih dipusatkan pada perbaikan tingkah laku indi*idu yang menyangkut problem
tingkah laku yang lebih serius.
2. Persamaan antara bimbingan dan konseling
Persamaan antara bimbingan terletak pada tujuan yang hendak di"apai yaitu sama-sama
diterapkan dalam program persekolahan, sama-sama berusaha untuk memandirikan indi*idu,
dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat
kedua kegiatan itu diselenggarakan.
(. Perbedaan antara bimbingan dan konseling
Perbedaan antara bimbingan dan konseling terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang
menyelenggarakan.
Dari segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian informasi dan
dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan pada fungsi
pen"egahan, sedangakan konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan
tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan klien.
Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali kelas, kepala sekolah,
orang dewasa lainnya. 6amun, konseling hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga yang
telah terdidik dan terlatih.
Dengan kata lain, konseling merupakan bentuk khusus bimbingan yaitu layanan yang
diberikan oleh konselor kepada klien se"ara indi*idu.
2.
7andasan bimbingan dan konseling meliputi $a' landasan filosofis, $b' landasan psikologis8
$"' landasan sosial-budaya8 dan $d' landasan ilmu pengetahuan dan teknologi.
7andasan filosofis terutama berkenaan dengan upaya memahami hakikat manusia, dikaitkan
dengan proses layanan bimbingan dan konseling.
7andasan psikologis berhubungan dengan pemahaman tentang perilaku indi*idu yang
menjadi sasaran layanan bimbingan dan konseling, meliputi $a' motif dan moti*asi8 $b'pembawaan dan lingkungan8 $"' perkembangan indi*idu8 $d' belajar8 dan $d' kepribadian.
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
4/23
7andasan sosial budaya berkenaan dengan aspek sosial-budaya sebagai faktor yang
mempengaruhi terhadap perilaku indi*idu, yang perlu dipertimbangakan dalam layanan
bimbingan dan konseling, termasuk di dalamnya mempertimbangkan tentang keragaman
budaya.
7andasan ilmu pengetahuan dan teknologi berkaitan dengan layanan bimbingan dan
konseling sebagai kegiatan ilimiah, yang harus senantiasa mengikuti laju perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat.
7ayanan bimbingan dan konseling dalam konteks 9ndonesia, di samping berlandaskan pada
keempat aspek tersebut di atas, kiranya perlu memperhatikan pula landasan pedagodis,
landasan religius dan landasan yuridis-formal.
(.
5. Sejarah Perkembangan 5imbingan Konseling di merika Sejarah bimbingan di
merika mulai diberikan oleh :esse 5. Da*is sekitar tahun 1040-14%&. 5eliau bekerja sebagai
konselor sekolah menengah di Detroit. Dalam waktu sepuluh tahun, ia membantu mengatasi
masalah-masalah pendidikan, moral, dan jabatan siswa. Pada tahun 14%0, ;rank Parsons
mendirikan '. Dengan demikian, pada saat ini >D merupakan organisasipropesional bagi para konselor merika serikat, dengan 1 di*isi $organisasi khusus' yang
tergabung di dalamnya dismping itu, pada setiap negara bagian tertentu. >D
mengeluarkan jurnal-jurnal se"ara berkala, diantaranya :ournal of >ounseling and
De*elopment, :ournal of >ollage Student Personnel, >ounselor #du"ation and Super areer De*elopment Auarterly. wal abad ke-2% belum ada konselor disekolah, akan
tetapi pada saat itu pekerjaan-pekerjaan konselor masih ditangani oleh para guru. ?erakan
bimbingan disekolah mulai berkembang sebagai dampak dari re*olusi industri dan
keragaman latar belakang para siswa yang masuk kesekolah-sekolah negeri. )ahun 1040
:esse 5. Da*is, seorang konselor di Detroit mulai memberikan layanan konseling pendidikan
dan pekerjaan di S. Pada tahun 14%& dia memasukkan program bimbingan di sekolah
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
5/23
tersebut. Pada waktu yang sama para ahli yang juga mengembangkan program bimbingan ini,
diantaranya sebagai berikut #li =eaper mengatakan $14%/', Bmemilih suatu karirC dan
membentuk komite guru pembimbing disetiap sekolah menengah di 6ew ork. Komite
tersebut bergerak untuk membantu para pemuda dalam menemukan kemampuan-kemampuan
dan belajar tentang bimbingan menggunakan kemampuan-kemampuan tersebut dalam rangkamenjadi seorang pekerja yang produktif. ;rank Parson dikenal sebagai B;ather of )he
?uedan"e o*ement in meri"an #du"ationC. endirikan biro pekerjaan tahun 14%0 di
5oston assa"hussets, yang bertujuan membantu pemuda dalam memilih karir uang
didasarkan atas proses seleksi se"ara ilmiyah dan melatih guru untuk memberikan pelayanan
sebagai koselor. 5radley $:ohn :.Pie )rafesa et. al., 140%' menambah satu tahapan dari tiga
tahapan tentang sejarah bimbingan menurut Stiller, yaitu sebagai berikut 1. . Sejarah Perkembangan 5imbingan Konseling di 9ndonesia Sejarah lahirnya bimbingan
dan konseling di 9ndonesia diawali sejak masukkannya bimbingan dan konseling $dulunya
bimbingan dan penyuluhan' pada setting sekolah. Pemikiran ini diawali sejak tahun 14/%.
al ini merupakan salah satu hasil konferensi ;akultas Keguruan dan 9lmu Pendidikan
$disingkat ;K9P, yang kemudian menjadi 9K9P' di alang tanggal 2%-2 gustus 14/%.
Perkembangan berikutnya tahun 14/ 9K9P 5andung dan 9K9P alang mendirikan jurusan
5imbingan dan Penyuluhan. )ahun 14&1 berdiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan
$PPSP' pada delapan 9K9P yaitu 9K9P Padang, 9K9P :akarta, 9K9P 5andung, 9K9P ogyakarta,
9K9P Semarang, 9K9P Surabaya, 9K9P alang, dan 9K9P enado. elalui proyek ini
bimbingan dan konseling dikembangkan, juga berhasil disusun BPola Dasar en"ana dan
Pengembangan bimbingan dan penyuluhanC pada PPSP. 7ahirnya Kurikulum 14&@ untuk
Sekolah enengah tas di dalamnya memuat pedoman bimbingan dan konseling. )ahun
14&0 diselenggarakan program P?S7P dan P?S7 bimbingan dan konseling di 9K9P
$setingkat D2 atau D(' untuk mengisi jabatan ?uru bimbingan dan konseling di sekolah yang
sampai saat itu belum ada jatah pengangkatan guru 5P dari tamatan S1 :urusan 5imbingan
dan Konseling. Pengangkatan ?uru 5imbingan dan Konseling di sekolah mulai diadakan
sejak adanya P?S7P dan P?S7 5imbingan dan Konseling. Keberadaan 5imbingan dan
Konseling se"ara legal formal diakui pada tahun 1404 dengan lahirnya SK enpan 6o
%2/+enpan+1404 tentang ngka Kredit bagi :abatan ?uru dalam lingkungan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah Perkembangan bimbingan dan konseling di 9ndonesia
lebih banyak dilakukan dalam kegiatan formal di sekolah. Dalam Pasal ( disebutkan tugas
pokok guru adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan,
e*aluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjutdalam program bimbingan. Pada tahun 2%%1 terjadi perubahan organisasi 9katan Petugas
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
6/23
5imbingan 9ndonseia $9P59' menjadi sosiasi 5imbingan dan Konseling 9ndonesia
$5K96'. Dengan fungsi bahawa bimbingan dan konseling harus tampil sebagai profesi yang
mendapat pengakuan.
. Sejarah 5imbingan Dan Konseling.
5imbingan dan konseling sebagai suatu ilmu masih merupakan ilmu yang relati*e baru bila
dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain pada umumnya. pabila ditelusuri, bimbingan dan
konseling baru mulai timbul sekitar permulaan bad FF. ?erakan ini mula-mula timbul di
merika Serikat yang dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti ;rank Parson, :esse 5. Da*is, #li
=e*er, :ohn 5rewer. Para ahli inilah yang mempelopori bimbingan dan konseling, yang pada
akhirnya berkembang dengan pesat.
Pada tahun 14%0, di 5oston, oleh ;rank Parson didirikanlah suatu biro yang dimaksudkan
untuk men"apai efisien kerja. 5eliaulah yang mengemukakan istilah atau pengertian
*o"ational guidan"e, yang melifuti *o"ational "hoi"e, *o"ational pla"ement, dan *o"ational
training yang dari situ diharapkan dapat ter"apai efisiensi dalam lapangan pekerjaan. beliau
pula yang mengusulkan agar masalah *o"ational guidan"e dimasukkan dalam kurikulum
sekolah. Dengan langkah ini dapat dilihat bagaimana masalah bimbingan mendapatkan
perhatian yang begitu jauh. Pada tahun 14%4 ;rank Parsons mengeluarkan buku yang
mengupas tentang mengupas tentang pemilihan pekerjaan. Pemilihan pekerjaan ini nantinya
juga akan menjadi salah satu aspek penting dalam lapangan bimbingan dan konseling.
:esse 5. Da*is yang bekerja sebagai konselor sekolah di >entral igh S"hool di Detroit, juga
telah mulai bergerak dalam bidang ini, baik yang berhubungan dengan masalah yang
berkaitan dengan pendidikan maupun yang berkaitan dengan pemilihan pekerjaan. Pada
tahun 141%-141/ beliau memberikan kuliah mengenai bimbingan dan konseling. Kegiatan
yang serupa dilakukan juga oleh #li =e*er di 6ew ork, :ohn 5rewer di !ni*ersitas
ar*ard. ereka ini juga dapat dipandang sebagi perintis bimbingan dan konseling. Pada
tahun 141( didirikanlah suatu perhimpunan di antara para pembimbing itu.
Setelah perang Dunia 99 bimbingan dan konseling lebih menunjukan manfaatnya bagimasyarakat. 5imbingan dan konseling bnyak bergerak di lapangan ketentraman, terutama
untuk para tentara yang baru datang dari medan pertempuran untuk kembali kedalam
masyarakat yang biasa. Dengan demikian jelas bahwa bimbingan dan konseling yang
sekarang ini merupakan perkembangan yang lebih lanjut dari *o"ational guidan"e yang
dirintis oleh ;rank Parsons.
Sesuai dengan jaman yang selalu berkembang, demikian pula dengan bimbingan dan
konseling. 5imbingan dan konseling menyebar semakinlama semakin luas dan semakin
berkembang bimbingan dan konseling pun kemudian tidak hanya terbatas pada bimbingan
dan konseling dalam bidang pekerjaan, tetapi juga dalam lapanga pendidikan dan juga dalam
lapangan kepribadian tidak hanya terbatas pada biro-biro penempatan kerja, tetapi juga
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
7/23
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
8/23
#m#mn+a !an %onseli pa!a %#s#sn+a
1. Men"#n"#ng tinggi ar%at !an marta(at man#sia
ses#ai !engan a% asasin+a.
1./ 0oleran tera!ap permasalaan %onseli
1. 2ersi%ap !emo%ratis
*. Mengaoli%asi%an per%em(angan )isiologis !an
psi%ologis serta peril%a# %onseli
*.1 Mengapli%asi%an %ai!a$%ai!a perila%#
man#sia& per%em(angan )isi% !an psi%ologis
in!i'i!# tera!ap sasaran la+anan (im(ingan !an
%onseling !alam #pa+a pen!i!i%an.
*.* Mengapli%asi%an %ai!a$%ai!a %epri(a!ian&
in!i'i!#alitas !an per(e!aan %onseli tera!ap
sasaran l%a+anan (im(ingan !an %onseling !alam
#pa+a pen!i!i%an
*., Mengapli%asi%an %ai!a$%ai!a (ela"ar
tera!ap sasaran la+anan (im(ingan !an %onseling
!alam #pa+a pen!i!i%an
*. Mngapli%asi%an %ai!a$%ai!a %e(er(a%atan
tera!ap sasaran la+anan (im(ingan !an %onseling
!alam #pa+a pen!i!i%an.
*./ Mengapli%asi%an %ai!a$%ai!a %eseatan
mental tera!ap sasaran la+anan (im(ingan !an
%onseling !alam #pa+a pen!i!i%an.
@.
FRIDAY, JUNE 24, 2011
Kompetensi -en!i!i% Konselor
embahas tentang kompensi pendidik konselor, maka se"ara langsung maupun tidak
langsung juga akan membahas tentang penyelenggaraan program pendidikan profesional
pendidik konselor. Pembahasan $bahan yang disajikan' tentang kompetensi pendidik konselor
ini merupakan penggabungan bahan padaNaskah Akademik Penataan Pendidikan
Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan
Formal, Rambu-Rambu Penyelenggaraan Pendidikan Profesional Konselor, Rambu-Rambu
Penyelenggaraan Program Pendidikan Profesional Pendidik Konseloryang dikeluarkan oleh
Pengurus 5esar sosiasi 5imbingan dan Konseling.
A. Penyelenggaraan Program Pendidikan Profesional Pendidik Konselor Pra-jabatan
)idak jauh berbeda dengan konselor, kompetensi profesional pendidik konselor terdiri
atas dua komponen yang berbeda antara satu dengan yang lain namun terintegrasi dalam
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
9/23
sebuah praksis yaitu kompetensi akademik dan kompetensi profesional. Penyelenggaraan
program pendidikan profesional pendidik konselor pra-jabatan menga"u kepada standar
kompetensi profesional pendidik konselor yang akan dibahas lebih lanjut pada bahasan
dibawah ini.
1. Kompetensi Akademik Pendidik Konselor ProfesionalKompetensi akademik pendidik konselor merupakan landasan akademik bagi
penerapan aspek profesional dalam penyelenggaraan pendidikan profesional bimbingan dan
konseling, maka kompetensi akademik yang harus dimiliki seorang pendidik konselor terdiri
atas kemampuan-kemampuan sebagai berikut.
a. engenal se"ara endalam Peserta Didik yang endak Dilayani
Konsidi awal yang harus dipahami terkait dengan prosedur pengenalan se"ara
mendalam konseli yang hendak dilayani, diasumsikan sudah dikuasai ketika mahasiswa yang
bersangkutan belajar di jenjang S-1 5imbingan dan Konseling, Ileh karena itu, apabila
Program S-2 5imbingan dan Konseling juga menerima lulusan program S-1 bidang lain
$yang masih memiliki keterkaitan dalam beberapa aspek, meskipun keterkaitan yang ada
sangat ke"il' perlu dapat dipra-syaratkan program matrikulasi untuk menutup se"ara efektif
defisiensi kemampuan akademik "alon mahasiswa yang terekam pada saat seleksi, dalam
rangka mempertahankan mutu lulusan sehingga layak dinyatakan sebagaisafe pratitioner.
Pengenalan peserta didik se"ara mendalam $penetrate di bawahsuperfiial le!el of
obser!able beha!ior" dilakukan dengan bertolak dari konsep pedagogik yang bersifat
multireferensial, yang meliputi sudut pandang antropologi budaya, psikologi, sosiologi dan
filsafat. Pemahaman ini mengarah kepada keutuhan indi*idu yang unik serta perspektif
kemanusiaan sebagai mahkluk sosial dan indi*idu. Ileh karena itu, sosok peserta didik yang
akan dikenali itu meliputi tidak saja kemampuan akademik yang selama ini dikenal sebagai
inteligensi yang hanya men"akup kemampuan kebahasaan dan kemampuan numerikal-
matematik, melainkan juga aspek-aspek ke"erdasan atau kemampuan intelektual yang
dimiliki manusia, seperti berbagai gagasan ke"erdasan majemuk $?ardner, 144(', moti*asi
dan keuletan $perse!erane, arJano, 1442', kreati*itas yang disandingkan dengan kearifan
$a.l. Sternberg, 2%%(' serta kepemimpinan, yang keseluruhan dari berbagai pandangan atas
aspek tersebut di"akup dalam kerangka berpikir yang dihadapkan pada berbagai ma"am
karakteristik peserta didik yang telah bertumbuh dalam latar belakang keluarga dan
lingkungan budaya tertentu.
b. enguasai Khasanah )eoretik 5imbingan dan Konseling
Penguasaan khasanah teoretik 5imbingan dan Konseling pada penyelenggaraan
program pendidikan profesional pendidik konselor pra-jabatan menggunakan label yang sama
dengan penguasaan khasanah teoretik 5imbingan dan Konseling pada jenjang S-1. al yang
membedakan yakni pada perluasan dan pendalaman kajian yang dilakukan pada jenjang S-2
jauh lebih luas dan mendalam jika dibandingkan denganjenjang S-1. Penguasaan khasanah
teoretik 5imbingan dan Konseling men"akup kemampuan hal-hal sebagai berikut.
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
10/23
1' Penguasaan se"ara akademik teori, prinsip, teknik dan prosedur pelayanan bimbingan dan
konseling.
2' Pengemasan teori, prinsip, teknik dan prosedur pelayanan bimbingan dan konseling tersebut
sebagai materi pembelajaran.
". enyelenggarakan Pembelajaran 5imbingan dan Konseling yang endidikDengan menggunakan penguasaan khasanah teoretik, prosedur dan teknik pelayanan
bimbingan dan konseling yang memandirikan sebagai konteks, kemampuan
menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik diwujudkan dalam beberapa kemampuan
sebagai berikut.
1' eran"ang program pembelajaran yang memfasilitasi penumbuhan karakter sertasoft
skills di samping pembentukan penguasaan hard skills, keseluruhan dari peren"anaan
program pembelajaran tersebut termasuk aspek yang khas diperlukan untuk penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan baik yang terbentuk sebagai dampak
langsung dari tindakan pembelajaran $instrutional effets' maupun sebagai dampak tidak
langsung atau dampak pengiring $nurturant effets'dari akumulasi pengalaman belajar yang
dihayati oleh peserta didik sepanjang rentang proses pembelajaran, kesemuanya berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan situasional $:oy"e dan =eil, 14&28 :oy"e dan >alhoun, 144/'.
2' engimplementasikan program pembelajaran dengan kewaspadaan penuh $informed
responsi!eness' terhadap peluang untuk menerjadikan optimasi antara pemanfaatan dampak
instruksional dan dampak pengiring pembelajaran yang dibingkai dengan =awasan
Kependidikan sebagai asas pengendali $priniples of reation, aka :oni, 140(', kesemuanya
itu, sebagaimana telah diisyaratkan, demi keter"apaian tujuan utuh pendidikan S-2
5imbingan dan Koseling.
(' engakses proses dan hasil pembelajaran yang ter"apai baik sebagai dampak langsung
maupun dampak pengiring proses pembelajaran dalam konteks tujuan utuh pendidikan S-2
5imbingan dan Konseling.
' emanfaatkan hasil asesmen terhadap proses dan hasil pembelajaran itu untuk melakukan
perbaikan pengelolaan pembelajaran se"ara berkelanjutan, baik melalui tindakan remidial
maupun pengayaan.
d. emelihara utu Kinerja Program S-1 5imbingan dan Konseling
Pemeliharaan mutu kinerja program S-1 5imbingan dan Konseling mengindikasikan
bahwa berbeda dari program S-1 5imbingan dan konseling yang hanya menuntut kinerja
indi*idual lulusannya sebagai konselor dalam jalur pendidikan formal, program S-2
5imbingan dan Konseling menuntut lulusannya untuk mampu membina kinerja organisasi
yaitu mutu kinerja program S-1 5imbingan dan Konseling melalui $a' penyelenggaraan
pendidikan akademik S-1 5imbingan dan Konseling, $b' penyelenggaraan pendidikan Profesi
Konselor, $"' melalui kerja kesejawatan dengan para koleganya sesama dosen program S-1
5imbingan dan Konseling, juga sekaligus mampu se"ara berkelanjutan memelihara mutu
kinerja program S-1 5imbingan dan Konseling agar mampu menghasilkan lulusan yang
memiliki daya saing minimal di tingkat nasional se"ara khusus, pemeliharaan mutu kinerja
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
11/23
program S-1 5imbingan dan Konseling itu dilakukan dengan pembentukan penguasaan
kemampuan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut.
1' Penilaian efisiensi internal dan efisiensi eksternal dalam penyelenggaraan program S-1
5imbingan dan Konseling menuju daya saing lulusan minimum di tingkat nasional, melalui
e*aluasi diri yang digunakan untuk menenukan dan mengenali akar permasalahan yang dapatmenjadi kendala dalam mewujudkan kinerja program S-1 5imbingan dan Konseling yang
bermutu, serta meran"ang dan mengimplementasikan program perbaikan bertolak dari akar
permasalahan yang diungkapkan.
2' ensuper*isi penyelenggaraan Pendidikan Profesional Konselor berupa Program
Pengalaman 7apangan yang, selain difokuskan kepada penumbuhan kiat merespons yang
memandirikan $mind ompetee' dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling,
juga sekaligus dimanfaatkan untuk menyemaikan kemampuan dan kebiasaan untuk
menjadi refleti!e pratitioner dengan alur pikir pembelajaran orang dewasa $adult #orking
learners'.
(' eme"ahkan permasalahan 5imbingan dan Konseling di lapangan yang merupakan arena
pengabdian lulusan program S-1 5imbingan dan Konseling melalui penelitian dan
pengembangan.
' enerapkan hasil penilaian, penelitian dan pengembangan dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
e. engembangkan Profesionalitas Se"ara 5erkelanjutan
Sebagai pekerja profesional yang mengedepankan kemaslahatan peserta didik dalam
pelaksanaan layanannya, Pendidik Konselor perlu membiasakan diri menggunakan setiap
peluang untuk belajar dalam rangka peningkatan profesionalitas. !paya peningkatan diri itu
dapat dilakukan sebagai bagian dari keseharian pelaksanaan tugasnya dengan merekam serta
merefleksikan hasil serta dampak kinerjanya dalam mengelola pembelajaran $refleti!e
pratitioner', lihat kembali S"hone, 140(', melalui alur pikir pebelajar dewasa yang memetik
pelajaran dari keseharian pelaksanaan tugasnya dengan memanfaatkan model pembelajaran
eksperiensial yang berlangsung se"ara siklikal $the $ylial %&periential Learning
'odel $Kolb, 140', dengan melakukan Penelitian )indakan Kelas $$lassroom Ation
Researh', dengan mengakses berbagai sumber informasi termasuk yang tersedia di dunia
maya, serta melalui interaksi kesejawatan baik yang terjadi se"ara spontan-informal maupun
yang dia"arakan se"ara lebih formal, sampai dengan mengikuti pelatihan serta pendidikan
lanjut.
Kompetensi akademik sebagaimana dipaparkan di atas dapat dikuasai melaui
pendidikan akademik yang men"akup kajian mendalam tentang program bimbingan dan
konseling khususnya dalam sistem pendidikan formal sekolah, pendekatan, teori, serta teknik
dan prosedur pelayanan bimbingan dan konseling, asesmen, pengelolaan termasuk super*isi
pendidikan profesional konselor yang berupa Program Pengalaman 7apangan, dan Penilaian
Program Pendidikan Profesional Konselor Pra-jabatan, serta beberapa bidang penunjang
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
12/23
seperti ;ilsafat Pendidikan, Sosiologi, ntropologi budaya, Dinamika Kelompok, 5udaya
Irganisasi Kelas dan Sekolah, disamping kajian tentang Kurikulum sekolah, dan sebagainya,
dengan jumlah beban studi tertentu yang apabila berhasil dikuasai dengan baik, merupakan
dasar bagi pengnugerahan ijasah S-2 berupa agister Pendidikan dengan kekhususan
5imbingan dan Konseling.Penilian atas penguasaan kompetensi akademik 5imbingan dan Konseling
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya ditagih melalui ujian tertulis baik yang berupa
tes pilihan $multiple hoie' yang sangat efektif untuk melakukan sur*ai kemampuan
terhadap kelompok peserta didik yang besar maupun melalui tes esai serta "ontoh karya
seperti ran"angan penyelenggaraan 5imbingan dan Konseling $produt samples' untuk
mengases kemampuan dalam meme"ahkan masalah. Demi tranparansi, sarana uji kompetensi
akademik ini dapat dikembangkan se"ara terpusat dan dimutakhirkan serta di*alidasi se"ara
berkala dengan memanfaatkan teknologi yang rele*an di bidang asesmen. ahasiswa yang
berhasil dengan baik menguasai kompetensi akademik yang dipersyaratkan bagi "alon
pendidik konselor, dianugerahi ijasah agister Pendidikan dengan kekhususan 5imbingan
dan Konseling yang men"erminkan kemampuan akademik yang utuh yang setara dengan
ijasah S-2 yang dipersyaratkan bagi dosen untuk program S-1 5imbingan dan Konseling .
9jasah agister Pendidikan dengan kekhususan bidang bimbingan dan konseling ini
merupakan pra-syarat untuk diperkenankan mengikuti Pendidikan Profesi bagi "alon
Pendidik Konselor.
2. Kompetensi Profesional Pendidik Konselor
Penguasaan kompetensi profesional pendidik konselor terbentuk melalui latihan
penerapan kompetensi akademik dalam bidang 5imbingan dan Konseling yang telah
dikemukakan itu dalam konteks otentik di sekolah atau arena latihan lain melalui program
pendidikan profesi pendidik konselor yang berupa Program Pengalaman 7apangan $PP7'
yang sistematis dan sungguh-sungguh $rigorous', yang terentang mulai dari obser*asi dalam
rangka pengenalan lapangan, latihan keterampilan dasar konseling, latihan terbimbing
$super!ised pratie' yang kemudian terus meningkat menjadi latihan melalui penugasan
terstruktur $self-managed pratie' sampai dengan latihan mandiri $self-initiated pratie'.
asilyang paling mantap dapat diharapkan melalui proses pemagangan dalam waktu yang
relatif panjang, hanya saja di 9ndonesia prosedur ini belum laJim dilakukan, ke"uali di bidang
kedokteran, itupun hanya dalam pendidikan spesialisasi.
Keseluruhan dari pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan di bawah pengawasan
Dosen Pembimbing dan+atau Konselor Pamong. Sesuai dengan misinya menumbuhkan
kemampuan profesional, maka kriteria utama keberhasilan belajar dalam program Pendidikan
Profesi Pendidik Konselor yang berupa Program Pengalaman 7apangan itu adalah
pertumbuhan kemampuan "alon pendidik konselor yang bersangkutan dalam menggunakan
rentetan panjang keputusan-keputusan ke"il $minute if-then deisions atautait kno#ledge'
yang dibingkai kearifan dalam mengorkestrasikan optimasi pemanfaatan informasi balikan
$feedbak information' yang terekam sepanjang rentang proses bimbingan dan konseling,
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
13/23
sehingga men"erminkan lintasan dalam pertumbuhan penguasaan kiat profesional dalam
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan $Kolb, 1408 lihat
juga kembali, Sternberg, 2%%(8 ;ai*er, #isengart, dan >olonna, 2%%'.
6amun di pihak lain, meskipun tergambarkan dengan sangat indah se"ara teoretik,
juga perlu diakui kelemahan-kelemahan implementasi Program Pengalaman 7apangan "alonkonselor selama ini, dan bertolak dari kenyataan itu, perlu diupayakan berbagai ino*asi untuk
mengatasi permasalah tersebut di masa yang akan datang, sehingga amanat penyelenggaraan
pendidikan pra-jabatan profesional pendidik konselor yang berujung kepada penganugerahan
Sertifikat agister Konseling itu dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya. 9ni juga berarti
bahwa penyelenggaraan program Pendidikan Profesi Pendidik Konselor yang berupa
Program Pengalaman 7apangan $PP7' itu memerlukan perhatian serius di masa yang akan
datang, karena juga sangat diperlukan dukungan dari pihak pengelola sekolah dan arena
latihan lainnya sebab. Sebagai perbandingan, berbeda dari pendidikan medik yang didukung
penuh oleh rumah sakit setempat, pelaksanaan PP7 7embaga Pendidikan )enaga Pendidikan
$7P)K' terkadang kurang mendapat sambutan dari pihak sekolah, meskipun agaknya
kesalahan juga terdapat di pihak 7P)K, yakni mungkin dapat berdampak Bmenga"auC karena
kekurangsiapan praktikan, juga sering dikeluhkan kurangnya waktu untuk berlatih konseling
agaknya karena banyaknya jenis pendekatan yang hendak dilatihkan. al ini menunjukkan
bahwa dibutuhkan pengemasan ulang yang lebih "erdas untuk melatihkan apa yang mungkin
dapat dinamakan model induk, dan menyisakan sub-sub model untuk didalami pas"a
pendidikan formal.
Diberlakukannya Kebijakan Sertifikasi Pendidik Konselor, tanggung jawab yang pada
awalnya hanya dibebankan dan dituntutkan hanya dari 7P)K, setidaknya juga se"ara
proporsional dipikul oleh pihak sekolah, sebab peluang bagi terhasilkannya pendidik konselor
yang handal itu akan tertutup tanpa kerja sama baik di antara 7P)K dengan sekolah sebagai
dua pihak yang paling berkepentingan $stakeholders', juga tidak mungkin dihasilkan
pendidik konselor yang handal tanpa dukungan pihak pengelola sekolah dan arena latihan
lainnya, dengan kata lain, hubungan yang bersifat simbiosis-mutualistis perlu ditumbuhkan
dalam rangka pendidikan profesional pendidik konselor.
Penilaian terhadap penguasaan kompetensi profesional pendidik konselor yang
dilakukan berbeda dengan penilaian penguasaan akademik, penguasaan kemampuan
profesional termasuk penguasaan kemampuan profesional pendidik konselor hanya dapat
ditagih dan atau dinilai melalui pengamatan ahli yang, dalam pelaksanaannya, juga sering
mempersyaratkan penggunaan sarana asesmen yang longgar untuk memberikan ruang gerak
bagi diambilnya pertimbangan ahli se"ara langsung $on-the-spot e&pert (udgement' misalnya
sarana asesmen yang menyerupai lat Penilaian Kemampuan ?uru $PK?' yang
merupakan high-inferene assessment instrument, yang telah beredar di lingkungan 7P)K
sejak awal dekade 140%-an. al yang perlu di"atat adalah bahwa sebagaimana halnya
asesmen kemampuan profesional guru itu tidak "ukup apabila hanya dilaksanakan melalui
pemotretan sesaat $snapshot atau moment opname', melainkan harus melalui pengamatan
berulang dalam rentang waktu yang memadai, karena sasaran asesmen penguasaan
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
14/23
kompetensi profesional pendidik konselor itu bukan hanya difokuskan kepada sisi tingkatan
kemampuan $ma&imum beha!ior' melainkan, dan yang paling penting, adalah kualitas
keseharian $typial beha!ior' kinerja pendidik konselor. 9ni berarti bahwa, asesmen
penguasaan kemampuan profesional pendidik konselor itu perlu lebih mengedepankan rekam
jejak $trak reord' dalam penyelenggaraan pengelolaan layanan pembelajaran kepadamahasiswa S-1 5imbingan dan Konseling, dan kinerja dalam super*isi penyelenggaraan
Program Pendidikan Profesi Konselor dalam kurun waktu tertentu.
Di masa yang akan datang, perlu dikembangkan sarana asesmen yang bersifat high-
inferene seperti yang misalnya menyerupai PK?, yang dpat digunakan untuk
mem*erifikasi penguasaan Kompetensi Profesional Pendidik Konselor. Demi transparansi,
asesmen penguasaan kompetensi profesional pendidik konselor itu dilakukan dengan
menggunakan penguji luar baik dosen yang berasal dari 7P)K lain maupun konselor pamong
anggota 5K96 yang berasal dari sekolah lain. ahasiwa yang berhasil dengan baik
menguasai kompetensi profesional >alon Pendidik Konselor melalui program Pendidikan
Profesi Pendidik Konselor yang berupa Progam Pengalaman 7apangan.
Selanjutnya, dalam ambu-rambu Penyelenggaraan Program Pendidikan Profesional
Pendidik Konselor ter"akup ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
a. lur Pikir Pengembangan Kurikulum
Kurikulum Program S-2 5imbingan dan Konseling dikembangkan berdasarkan
konteks tugas dan ekspektasi kinerja pendidikan konselor profesional yang merujuk kepada
standar kompetensi profesional dan pendidik konselor sebagaimana telah dikemukakan.
Sesuai dengan sosoknya sebagai pengalaman belajar di jenjang S-2 5imbingan dan
Konseling, maka terdapat kekhasan dalam spesifikasi pengalaman belajar yang disajikan
dalam kurikulum, yaitu
1' 7ebih luas jangkauan kajian akademiknya.
2' 7ebih banyak menuntut refleksi bertolak dari pengalaman kerjanya sebagai konselor.
(' 7ebih jauh tagihan dan penilaiannya mengenai dampak jangka panjang kinerjanya sebagai
pendidik konselor, pemelihara mutu kinerja program S-1 5imbingan dan Konseling, serta
tanggung jawabnya sebagai penyelia dalam penyelenggaraan Pendidikan Profesi Konselor.
gar benar-benar memberikan dampak yang mendidik sehingga bermuara pada
penguasaan perangkat kompetensi profesional pendidik konselor yang telah ditetapkan, maka
proses pembentukan penguasaan setiap kompetensi dijabarkan menjadi pengalaman belajar
yang memungkinkan ter"apainya kompetensi yang telah ditetapkan sebagai sasaran
pembentukan. Pengalaman belajar tersebut harus memfasilitasi hal-hal sebagai berikut.
1' Perolehan pengetahuan dan pemahaman $a)uiring and integrating kno#ledge,perluasan
dan penajaman pemahaman $e&panding and refining kno#ledge' dan penerapan pengetahuan
se"ara bermakna $applying kno#ledge meaningfully', melalui pengkajian dengan berbagai
modus dalam berbagai konteks.
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
15/23
2' Penguasaan keterampilan baik kognitif dan personal-sosial maupun psikomotorik, melalui
berbagai bentuk latihan disertai balikan $feedbak'.
(' Penumbuhan sikap dan nilai yang bermuara pada pembentukan karakter, dilakukan melalui
penghayatan se"ara pasif berbagai peristiwa sarat-nilai $!iarious learning' dan keterlibatan
se"ara aktif dalam berbagai kegiatan sarat-nilai $gut learning'.
Pengembangan materi kurikuler dari setiap pengalaman belajar, dilakukan dengan
mengaitkan rin"ian kompetensi+sub-kompetensi dengan bentuk kegiatan belajar yang harus
dia"arakan serta materi pembelajaran yang dimuatkan ke dalam tiap kegiatan belajar untuk
men"apai penguasaan kompetensi atau sub-kompetensi yang telah ditetapkan sebagai sasaran
pembentukan, beserta asesmen tagihan penguasaannya.
1' 5erdasarkan bentuk kegiatan belajar serta muatan substantif dan tingkatan serta "akupan
kompetensi atau sub-kompetensi yang telah ditetapkan sebagai sasaran pembentukan yang
meliputi sikap dan nilai yang bermuara pada pembentukan karakter, dapat diperkirakan
jumlah waktu yang diperlukan untuk penguasaan setiap sub kompetensi yang bersangkutan
yaitu dengan menggunakan kerangka pikir dua dimensi Sistem Kredit Semester yang telah
akrab dikenal di lingkungan pendidikan tinggi.
2' 5erdasarkan kandungan isinya dilakukan pemilihan menjadi pengalaman belajar yang
bermuatan $i' teoretik, $ii' praktik, dan $iii' penghayatan lapangan.
(' 5erdasarkan keterawasannya dilakukan pemilihan menjadi kegiatan $i' terjadwal, $ii'
terstruktur, dan $iii' mandiri, masing-masing dengan perbandingan alokasi waktu yang
berbeda.
' 5erdasarkan substansi dari perangkat pengalaman belajar yang telah dikembangkan,
kemudian dilakukan pemilihan yang menghasilkan "ikal bakal mata kuliah, masing-masing
disertai dengan taksiran besaran waktu yang diidentifikasi berdasarkan keterawasannya,
sehingga merupakan langkah awal dalam penetapan mata kuliah, lengkap dengan taksiran
bobot SKS-nya, yang se"ara keseluruhan membangun kurikulum Program Pendidikan
Profesional Pendidikan Konselor dengan beban studi sebesar antara (/ 3 @% SKS.
Keberhasilan menguasai perangkat kompetensi akademik melalui pengalaman belajar yang
setara dengan beban studi antara (/ 3 @% SKS itu, digunakan sebagai dasar untuk
penganugerahan ijasah S-2 agister Pendidikan $.Pd' dalam bidang 5imbingan dan
Konseling. Sedangkan sertifikat agister 5imbingan dan Konseling $.Kons'
dianugerahkan kepada "alon pendidik konselor yang telah memenuhi persyaratan kualifikasi
akademik yang direpresentasikan dengan ijasah S-2 bimbingan dan Konseling itu, setelah
mereka berhasil dengan baik menempuh Pendidikan Profesi Pendidik Konselor berupa
Program Pengalaman 7apangan dengan masa studi sekitar 1 $satu' semester.
b. ambu-ambu Proses Pembelajaran
gar standar kompetensi profesional Konselor yang telah ditetapkan itu dapat di"apai
dengan baik, maka sebagaimana telah dikemukakan se"ara garis besar, proses pembelajaran
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
16/23
yang diterapkan pada program S-2 Pendidikan Profesional Pendidik Konselor Pra-jabatan itu
diselenggarakan dengan mengupayakan hal-hal sebagai berikut.
1' Sesuai dengan kebutuhan belajar dari pebelajar dewasa yang menjadi mahasiswa Program S-
2 5imbingan dan Konseling, proses pembelajaran didasarkan atas asas-asas e&periential
learning, yang terbangun se"ara siklikal sebagai suatu siklus yang terus berulang, yang mulaidari pengalaman konkret $onrete e&periene' dari pekerja dewasa, berlanjut kepada
pemaknaan terhadap pengalaman konkret tersebut melalui perenungan yang sistematis
$refleti!e obser!ation', diteruskan dengan penyarian makna dari pengalaman tersebut
menjadi konsep-konsep abstrak $abstrat oneptuali*ation' sehingga menghasilkan
sema"ampersonal theory, yang kemudian di"obakan dalam praktek $ati!e e&perimentation',
kesemuanya dalam konteks kehidupan pekerja dewasa $#orking adult learners, Kolb, 140'.
2' 5erpegang kepada pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik $ learner-
entered instrution' yang berkualitas tinggi baik dari segi rele*ansi psikologik
$meaningfulness' dalam arti emosional serta kognitif, maupun dari segi rele*ansi sosial
$utility', pembelajaran digelar dengan memanfaatkan berbagai bentuk kegiatan belajar yang
menumbuhkan
a' Kemampuan peme"ahan masalah serta kemampuan bekerja sama, dengan dukungan berbagai
fasilitas termasuk teknologi informasi dan komunikasi.
b' Kemampuan reflektif baik yang bertolak dari pengamatan serta pemaknaan terhadap
keseharian pengalaman maupun dari bentuk-bentuk telaah yang lebih sistematis mulai dari
penelitian tindakan kelas sampai dengan penelitian formal.
"' Kemampuan empati yang mengedepankan kemaslahatan peserta didik, yang bertumpu
kepada kepedulian ekstra-personal di samping kepedulian intra-personal dan inter-personal
$Sternberg, 2%%('.
(' Kemampuan menskenariokan pengalaman belajar yang mengoptimalisasikan pemanfaatan
dampak langsung pembelajaran $instrutional effets' dan dampak pengiring dari akumulasi
pengalaman belajar $nurturant effets', dalam rangka pembentukan penguasaan hard
skills se"ara bersamaan dengan penumbuhan penguasaansoft skillstermasuk sikap dan nilai
yang mempribadi sebagai karakter yang kuat, menuju kepada pembentukan masyarakat masa
depan 9ndonesia yang dikehendaki.
' engembangkan kemampuan untuk memelihara mutu kinerja Prgram S-1 5imbingan dan
Konseling melalui #*aluasi Diri untuk menemukandan mengenali akar permasalahan yang
menjadi kendala terhadap penyelenggaraan program S-1 5imbingan dan Konseling serta
meran"ang dan mengimplementasikan program perbaikan dalam rangka menghasilkan
Konselor yang memiliki daya saing minimum di tingkat nasional.
@' engembangkan kemampuan untuk melakukan penyeliaan dan penilaian terhadap program
Pendidikan Profesional Konselor, serta pemanfaatan peluang-peluang untuk meningkatkan
mutu pembelajaran yang diprogramkan demi keter"apaian tujuan utuh pendidikan8 baik
tujuan program di bidang 5imbingan dan Konseling maupun tujuan pendidikan nasional.
/' embentuk kemampuan untuk melakukan pendampingan dan pembimbingantermasuk yang
menggunakan pendekatan super*isi klinis.
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
17/23
". ahasiswa
engingat misi Program S-2 5imbingan dan Konseling adalah menyelenggarakan
Pendidikan kademik 5imbingan dan Konseling yang bermuara pada penganugerahan ijasah
agister Pendidikan dengan kekhususan 5imbingan dan Konseling, yang dilanjutkan dengan
Pendidikan Profesional Pendidik Konselor berupa Program Pengalaman 7apangan selamasekitar 1 $satu' semester, maka proses penerimaan mahasiswa baru perlu memperhatikan hal-
hal sebagai berikut.
1' Sistem Penerimaan ahasiswa 5aru
Sistem penerimaan "alon mahasiswa dilakukan melalui seleksi sesuai dengan
persyaratan akademik dan persyaratan administratif yang berlaku pada program Pas"asarjana
di masing-masing uni*ersitas, dengan memperhatikan mutu akademik "alon mahasiswa yang
bersangkutan melalui prosedur seleksi yang kredibel. >alon mahasiswa berasal dari lulusan
S-1 5imbingan dan Konseling. pabila hendak diterima mahasiswa yang merupakan lulusan
program S-1 kependidikan lain, maka perlu diadakan matrikulasi termasuk penambahan
sejumlah mata kuliah program S-1 5imbingan dan Konseling $an*ullen', apabila terdeteksi
defisiensi kompetensi akademik yang "ukup serius pada tahap seleksi.
2' Proses seleksi.
Penyelenggaraan seleksi masuk dilakukan se"ara terbuka, sehingga dapat diketahui
oleh "alon baik melalui surat selebaran $pamflet, leaflet, brosur', iklan dalam surat kabar
maupun media elektronik. >ara penyampaian hasil seleksi mengikuti mekanisme yang
berlaku pada masing-masing PPs.
d. Ketenagaan
1' Dosen
a' !ntuk menyelenggarakan program S-2 5imbingan dan Konseling, lembaga dipersyaratkan
memiliki tenaga dosen yang merujuk kepada jumlah dan kualifikasi sebagaimana ter"antum
dalam keputusan Dirjen Dikti 6o. 1%0+Dikti+Kep+ 2%%1 tanggal (% pril 2%%1.
b' Dalam keadaan tertentu dapat digunakan tenaga dosen dari luar uni*ersitas, melalui
pengaturan yang melembaga dengan men"antumkan bidang keahlian dan jenjang pendidikan
untuk masing-masing bidang keahlian. 6amun perlu juga program kaderisasi baik untuk
menggantikan dosen pinjaman, maupun untuk memperkuat jajaran dosen tetap milik
lembaga.
"' Setiap dosen program S-2 5imbingan dan Konseling wajib akrab dengan budaya bimbingan
dan konseling dalam sistem Pendidikan formal, baik yang diperoleh melalui pendidikan
formal baik di jenjang dasar dan menengah maupun perguruan tinggi baik melalui pelatihan-
pelatihan, maupun dengan "ara lain seperti penugasan khusus yang intensif dalam waktu
minimal dua tahun, melakukan penelitian tindakan baik dalam rangka peningkatan kualitas
pembelajaran di 7P)K maupun peningkatan kualitas layanan bimbingan dan konseling
khususnya di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Khusus untuk jenjang sekolah dasar,
kehadiran pelayanan bimbingan dan konseling perlu di"ermati dari konteks tugas konselor di
tanah air yang tidak mempekerjakan konselor di jenjang sekolah dasar. 6amun di pihak lain,
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
18/23
konselor juga dapat berperan serta se"ara produktif di jenjang sekolah dasar sebagai Konselor
Kunjung yang membantu guru Sekolah Dasar $misalnya satu orang konselor untuk satu gugus
SD' mengatasi perilaku mengganggu $disrupti!e beha!ior', antara lain dengan
pendekatan+iret Beha!ioral $onsultation.
2' )enaga Penunjang kademik7embaga mempunyai tenaga penunjang akademik untuk melayani
laboratorium+#orkshop, perpustakaan, laboratorium komputer, dsb.
a' )enaga )eknisi
7embaga mempunyai tenaga teknisi yang diperlukan untuk mengurus peralatan
laboratorium 5imbingan dan Konseling.
b' )enaga dministrasi
7embaga mempunyai tenaga administrasi yang mengurus keuangan, akademik,
kemahasiswa-an, perlengkapan, kebersihan, dan sebagainya.
e. Sarana dan Prasarana
Selain dukungan tenaga dengan jenis keahlian dan rambu-rambu jumlah seperti
diuraikan detail pada bagian ketenagaan, penyelenggaraan Program S-2 5imbingan dan
Konseling perlu didukung tersedianya sarana dan prasarana sebagai berikut.
1' Selain ruangan kelas yang memadai, sarana utama lain yang diperlukan dalam
penyelenggaraan S-2 5imbingan dan Konseling adalah ruang yang disediakan dan+atau
didesain khusus sebagai ruang demonstrasi-obser*asi dan yang berada di kampus, sekolah
latihan, perpustakaan, serta laboratorium 5imbingan dan Konseling.
2' uang demonstrasi-obser*asi merupakan ruang untuk berlatih menguasai keterampilan dasar
wawan"ara konseling dan latihan penyelenggaraan konseling. uang ini minimal dilengkapi
dengan *ideo-kamera, monitor tele*isi, dan ruang pengamat yang dibatasi dengan ka"a satu
arah yang hanya tembus pandang dari tempat pengamat yang diperlengkapi dengan
mikrofon omni-diretional yang bisa disembunyikan, sehingga yang sedang berlatih tidak
merasa terganggu.
(' Sekolah latihan adalah sekolah menengah yang berada di dalam dan+atau di luar kampus,
dengan jumlah yang memadai, minimal satu Sekolah enengah 7atihan untuk 2%
mahasiswa.
' Perpustakaan yang memuat buku+sumber-sumber yang berkaitan dengan sistem Pendidikan
formal, seperti kurikulum sekolah yang rele*an, 5uku Panduan berbagai perguruan tinggi di
dalam dan di luar negeri, >D yang berisi berbagai aspek pelaksanaan pelayanan 5imbingan
dan Konseling8 di samping jurnal dan buku-buku lain yang rele*an yang harus disediakan di
perpustakaan fakultas+uni*ersitas. Selain itu untuk kebutuhan komunikasi high-
tehjurusan+program studi S-2 5imbingan dan Konseling perlu sinergi dengan lembaga
induk.
@' Kerja sama dengan pengguna lulusan
!ntuk meningkatkan jaminan bagi keberhasilan penyelenggaraan Program S-2
5imbingan dan Konseling yang diren"anakan, maka perlu dilakukan kerja sama dengan
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
19/23
sekolah bukan saja sebagai mitra dalam penyelenggaraan Program Pengalaman 7apangan,
melainkan juga sebagai arena untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan untuk
kemanfaatan bersama. Selain itu, juga perlu dijalin kerja sama saling menguntungkan dengan
7P)K lain, khususnya yang mengirimkan mahasiswa S-2 5imbingan dan Konseling.
/' 7embaga penyelenggara program S-2 5imbingan dan Konselinga' 7embaga penyelenggara program S-2 5imbingan dan Konseling mengutamakan
pemanfaatan se"ara optimal sarana dan prasarana yang dimiliki, seperti perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, pusat sumber belajar berbagai media dalam teknologi informasi
dan komunikasi dan fasilitas miro skills dalam konseling Sarana dan prasarana tersebut
digunakan untuk pengembangan keilmuan dan pembelajaran dalam bidang bimbingan dan
konseling, termasuk penelitian, latihan dan praktik pembelajaran dalam bidang bimbingan
dan konseling. Pembiayaan program S-2 5imbingan dan Konseling merupakan bagian
integral dari pengelolaan PPs setempat dengan alokasi yang jelas.
b' !ntuk menyelenggarakan program S-2 5imbingan dan Konseling, perguruan tinggi yang
berminat untuk berperan serta perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
$1' emiliki Program S-1 5imbingan dan Konseling yang masih aktif menyelenggarakan
Program S-1 5imbingan dan Konseling.
$2' emiliki PPs yang menyelenggarakan sekurang-kurangnya 2 Program Studi S-1
Kependidikan lain yang telah diiJinkan oleh Direktorat :enderal Pendidikan )inggi.
$(' emiliki komitmen tinggi, yang ditunjukkan dengan adanya kesadaran pemahaman yang
lengkap dan mendalam tentang ambu-rambu Penyelenggaraan Program S-2 5imbingan dan
Konseling dalam bingkai 6askah kademik Konsolidasi Pendidikan Profesional Konselor.
$' emiliki peren"anaan yang matang dan komprehensif yang dituangkan dalam ren"ana
strategis lembaga yang disertai usulan program yang menjanjikan dan kredibel dengan
memperbaiki tata-pamong dan program kaderisasi yang diwadahi tatanan organisasi yang
mengayomi bidang kependidikan.
$@' emiliki ren"ana operasional yang men"erminkan komitmen berupa dukungan dana, tenaga
khususnya tenaga akademik dan teknisi, sarana dan prasarana, dan dukungan masyarakat
serta ketaatan terhadap berbagai kebijakan penyelenggaraan Pendidikan tinggi yang
ditetapkan oleh Direktorat :enderal Pendidikan )inggi, serta akan dimonitor serta die*aluasi
se"ara berkala.
"' Pengelolaan
Pengelolaan program S-2 5imbingan dan Konseling, harus merupakan bagian integral
dari pengelolaan PPs setempat dengan struktur organisasi dan alokasi dana yang jelas.
d' ekanisme PeriJinan
Pengusulan Pembukaan Program S-2 5imbingan dan Konseling dilakukan dengan
mengikuti prosedur sebagai berikut.
$1' !sulan penyelenggaraan program S-2 5imbingan dan Konseling diajukan oleh pimpinan
perguruan tinggi kepada Direktur :enderal Pendidikan )inggi Depdiknas dengan didahului
oleh pemenuhan persyaratan administratif sesuai ketentuan.
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
20/23
$2' Permohonan untuk menyelenggarakan Program S-2 5imbingan dan Konseling sesuai dengan
Standar Kompetensi Pendidik Konselor dan ambu-rambu Penyelenggaraan Pendidikan
Profesional Pendidik Konselor sebagaimana diatur dalam 6askah kademik Pendidikan
Profesional Konselor disertai dengan laporan #*aluasi Diri yang dilakukan dengan
memperhadapkan kekuatan dan kelemahan lembaga untuk menemukan akar permasalahanyang perlu diatasi dengan berbagai program pengembangan kapasitas yang rele*an, disertai
wadah kelembagaan pengelolaan sumberdaya, termasuk SD yang dimiliki. Pengajuan
!sulan harus disertai dengan permohonan iJin penyelenggaraan.
$(' 7embaga penyelenggara yang sekarang sedang menyelenggarakan program S-2 5imbingan
dan Konseling wajib mengirimkan laporan semesteran sesuai Keputusan Dirjen Dikti 6omor
%(+Dikti+Kep+ 2%%2 untuk dilakukan e*aluasi penyelenggaraannya sebagai dasar penentuan
untuk memperoleh perpanjangan iJin penyelenggaraan.
$' Ketentuan dan prosedur pengusulan penyelenggaraan selengkapnya dapat ditemukan dalam
Keputusan Dirjen Dikti 6omor 1%0+D9K)9+Kep+2%%1 tentang Pedoman Pembukaan Program
Studi dan+atau :urusan berdasarkan Keputusan enteri Pendidikan 6asional 6omor
2(+!+2%%% tentang Pendirian Perguruan )inggi.
$@' Ketentuan dan prosedur pengusulan penyeleng-garaan selengkapnya dapat ditemukan dalam
Keputusan Dirjen Dikti 6omor 1%0+D9K)9+Kep+2%%1 tentang Pedoman Pembukaan Program
Studi dan+atau :urusan berdasarkan Keputusan enteri Pendidikan 6asional 6omor
2(+!+2%%% tentang Pendirian Perguruan )inggi.
B. Rambu-rambu Program Penyetalaan Kemampuan Pendidik Konselor Dalam Jabatan
1. 7atar 5elakang
Dewasa ini, selain dosen lulusan program S-2 dan S-( 5imbingan dan Konseling yang
diselenggarakan di 7P)K-7P)K sebelum diberlakukannya ketentuan-ketentuan dalam
6askah kademik Penataan Pendidikan Profesional Konselor ini, di lapangan sudah ada
sejumlah lulusan Program Pendidikan Profesi Konselor yang diselenggarakan di bawah
naungan DSPK. Sebagaimana diketahui, Pendidikan Profesi Konselor ini mempersyaratkan
kepemilikan ijasah S-1 5imbingan dan Konseling, dengan masa belajar antara 2 $dua' sampai
( $tiga' semester, menganugerahkan kepada lulusannya gelar profesi Konselor, disingkat
CKonsC, yang siap bekerja sebagai konselor dalam jalur pendidikan formal. Dengan kata lain,
se"ara kurikuler, Program Pendidikan Profesi Konselor di bawah naungan DSPK tersebut,
tidak menyiapkan lulusannya dengan kemampuan akademik untuk melakukan tugas sebagai
Pendidik Konselor $dosen' pada program S-1 5imbingan dan Konseling, apalagi jika
dibandingkan dengan Standar Kompetensi Profesional Pendidik Konselor yang diatur dalam
6askah kademik Penataan Pendidikan Profesional Konselor. kan tetapi dalam
kenyataannya, dengan dukungan dana 5PPS yang disediakan oleh Direktorat :enderal
Pendidikan )inggi, "ukup banyak peserta Program Pendidikan Profesi Konselor di bawah
naungan DSPK tersebut yang telah menyandang gelar akademik S-2 5imbingan dan
Konseling, bahkan ada pula yang telah menyandang gelar akademik S-( 5imbingan dan
Konseling, dan kepada lulusan yang telah menyandang gelar akademik S-2 dan S-( itupun
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
21/23
juga dianugerahi gelar profesi konselor, sebagaimana yang diberikan kepada lulusan yang
hanya bermodalkan ijasah S-1 5imbingan dan Konseling yang telah dikemukakan
sebelumnya.
Ileh karena itu, dengan atau tanpa Pendidikan Profesi Konselor dibawah naungan
DSPK, 5K96 tetap saja dihadapkan kepada tanggungjawab keorganisasian untukmemfasilitasi penyelenggaraan program penyetalaan $fine-tuning' kemampuan jajaran
pendidikan konselor di tanah air, memalui penyediaan rambu-rambu program penyetalaan
Program Pendidikan Konselor dalam jabatan di tanah air. elalui upaya ini, se"ara sistematis
diharapkan dapat difasilitasi peningkatan kinerja program Studi S-1 5imbingan dan
Konseling yang dilanjutkan dengan Pendidikan Profesi Konselor, sehingga lebih menjajikan
bagi dihasilkannya konselor profesional yang dimiliki daya saing minimal di tingkat nasional,
dalam penyelenggaraan 7ayanan 5imbingan dan Konseling yang emandirikan khususnya
dalam jalur pendidikan formal.
2. )ujuan
Program Penyetalaan kemampuan Pendidikan Konselor yang mengawaki program S-
1 5imbingan dan Konseling pada semua 7P)K di tanah air, termasuk yang merupakan
alumni Pendidikan Profesi Konselor di bawah naungan DSPK diselenggarakan untuk
melakukan standarisasi kemampuan akademik dan kemampuan profesional jajaran dosen
Program S-1 5imbingan dan Konseling dalam rangka Profesionalisasi Konselor 9ndonesia.
Standarisasi kemampuan Pendidik Konselor Profesional tersebut men"akup kemampuan dari
segi
a. Penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik pada program S-1 5imbingan dan Konseling.
b. Pemeliharaan mutu kinerja program S-1 5imbingan dan Konseling.
". Penyeliaan penyelenggaraan pendidikan konselor.
Dalam kaitan ini, kelompok penyetalaan kemampuan pendidik Konselor dalam
jabatan ini terdiri atas dua kategori, yaitu
a. Kelompok pendidik konselor yang belum memperoleh gelar profesi konselor melalui
pendidikan konselor yang diselenggarakan di bawah naungan DSPK.
b. Kelompok pendidik konselor yang telah memperoleh gelar profesi konselor melalui
pendidikan konselor yang diselenggarakan di bawah naungan DSPK.
Dalam hal ini, meskipun beda dari segi kepemilikan gelar profesi konselor, namun
se"ara kurikuler
a. Kedua jenis kelompok sasaran memiliki definisi kemampuan akademik dari segi kemampuan
memlihara mutu kinerja program S-1 5imbingan dan Konseling, dan hanya terdapat
b. Defisiensi yang bersifat parsial dari segi kesiapan untuk menyelia penyelenggaraan
Pendidikan Profesi Konselor, dalam arti Pendidik Konselor yang telah memiliki sertifikat
profesi Konselor yang merupakan, alumni Pendidikan Profesi Konselor di bawah naungan
DSPK, memiliki kelebihan dalam penguasaan kompetensi profesional sebagai Konselor
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
22/23
khususnya dalam jalur pendidikan formal $dengan ketentuan jika alumni Program Pendidikan
Profesi Konselor di wabah naungan DSPK yang lulusan program S-1 5imbingan dan
Konseling diproyeksikan untuk memperkuat jajaran dosen Program S-1 5imbingan dan
Konseling, maka ia wajib mengikuti Program S-2 5imbingan dan Konseling yang
diselenggarakan berdasarkan ketentuan dalam 6askah Penataan Pendidikan ProfesionalKonselor'.
(. ;itur Program
Setelah mempersandingkan kompetensi bawaan jajaran Pendidik Konselor di tanah
air dengan Standar Kompetensi Profesional Pendidik Konselor, maka diran"ang Program
Penyetalaan Kemampuan Profesional Pendidik Konselor, yang diselenggarakan melalui
langkah-langkah berikut.
a. udit Keseluruhan ekam :ejak Kurikuler Peserta Program
1' udit rekam jejak kurikuler jajaran dosen program S-1 5imbingan dan Konseling yang
belum mengikuti Pendidikan Profesi Konselor di bawah naungan DSPK.
2' udit keseluruhan ekam :ejak Kurikuler lumni Pendidikan Profesi Konselor di bawah
naungan DSPK.
(' Pengungkapan defisiensi kemampuan akademik Pendidik Konselor
a' Defisiensi kemampuan akademik utuh dosen program S-1 5imbingan dan Konseling yang
bergelar akademik S-2 5imbingan dan Konseling yang
$1' 5elum menyandang gelar profesi konselor melalui Program Pendidikan Profesi yang
diselenggarakan di bawah naungan DSPK
$2' )elah menyandang gelar profesi konselor melalui Program Pendidikan Profesi yang
diselenggarakan di bawah naungan DSPK
b' Defisiensi kemampuan akademik dosen program S-1 5imbingan dan Konseling yang
bergelar akademik S-1 5imbingan dan Konseling yang
$1' 5elum menyandang gelar profesi konselor melalui Program Pendidikan Profesi yang
diselenggarakan di bawah naungan DSPK.
$2' )elah menyandang gelar profesi konselor melalui Program Pendidikan Profesi yang
diselenggarakan di bawah naungan DSPK.
' Penutupan defisiensi kemampuan akademik Pendidik Konselor dilakukan melalui lokakarya
#*aluasi Diri dan peran"angan program perbaikan program S-1 5imbingan dan Konseling.
@' Penutupan defisiensi kemampuan profesional Pendidik Konselor dilakukan melalui latihan
penyeliaan praktek 5imbingan dan Konseling mahasiswa program S-1 5imbingan dan
Konseling8
. 7embaga Penyelenggara
Program Penyetalaan Kemampuan Pendidik Konselor dan Program Peningkatan
Kemampuan Pendidik Konselor diselenggarakan oleh 7embaga Penyeleng-gara Program S-2
7/26/2019 Persamaan Pembelajaran Dan Pengajaran
23/23
5imbingan dan Konseling, minimum telah menyelenggarakan ( $tiga' angkatan program S-2
5imbingan dan Konseling
/.