38
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN i HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PETUGAS DALAM PELAKSANAAN TRIAGE DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD WATES SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta RENNY MARTANTI 3210052/PSIK PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHCMAD YANI YOGYAKARTA 2014

PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/912/2/Renny Martanti_3210052_nonfull.pdf · skills of staff at the Emergency Room of Wates Hospital with average strength

  • Upload
    letuyen

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

i

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILANPETUGAS DALAM PELAKSANAAN TRIAGE DIINSTALASI GAWAT DARURAT RSUD WATES

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana KeperawatanSTIKES A. Yani Yogyakarta

RENNY MARTANTI3210052/PSIK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL AHCMAD YANIYOGYAKARTA

2014

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILANPETUGAS DALAM PELAKSANAAN TRIAGE DIINSTALASI GAWAT DARURAT RSUD WATES

SKRIPSI

Diajukan oleh :

RENNY MARTANTI3210052/PSIK

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai SalahSatu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Tanggal:..............................

Menyetujui :

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Sarjana KeperawatanSTIKES Achmad Yani Yogyakarta

Dewi Retno Pamungkas, S.Kep., Ns.,MNGNIDN: 05-2404-8402

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILANPETUGAS DALAM PELAKSANAAN TRIAGE DIINSTALASI GAWAT DARURAT RSUD WATES

SKRIPSI

Diajukan oleh :

RENNY MARTANTI3210052/PSIK

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai SalahSatu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Tanggal:..............................

Menyetujui :

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Sarjana KeperawatanSTIKES Achmad Yani Yogyakarta

Dewi Retno Pamungkas, S.Kep., Ns.,MNGNIDN: 05-2404-8402

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILANPETUGAS DALAM PELAKSANAAN TRIAGE DIINSTALASI GAWAT DARURAT RSUD WATES

SKRIPSI

Diajukan oleh :

RENNY MARTANTI3210052/PSIK

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai SalahSatu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Tanggal:..............................

Menyetujui :

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Sarjana KeperawatanSTIKES Achmad Yani Yogyakarta

Dewi Retno Pamungkas, S.Kep., Ns.,MNGNIDN: 05-2404-8402

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya mengatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya tulisyang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu PerguruanTinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapatyang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang tertulis diacu dalamnaskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Agustus 2014

Renny Martanti

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkanrahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yangberjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan Petugas dalamPelaksanaan Triage di Instalasi Gawat Darurat RSUD Wates” ini tepat waktu.

Skripsi ini disusun agar pembaca memperluas ilmu tentang triage dilapangan dan Instalasi Gawat Darurat. Kunjungan pasien di Instalasi GawatDarurat setiap tahunnya bertambah dengan kondisi pasien yang tidak terjadwaldan bersifat mendadak serta tuntutan pelayanan yang cepat dan tepat makadiperlukan triage sebagai langkah awal penanganan pasien di instalasi gawatdarurat dalam kondisi sehari-hari maupun bencana. Oleh karena itu dibutuhkanpetugas kesehatan yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan baik karenapetugas kesehatan merupakan pemberi pelayanan kepada masyarakat.

Skripsi ini telah dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan dan bantuanberbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dan padakesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. dr. I Edy Purwoko, Sp. B selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.2. Wenny Savitri, MNS selaku Puket I3. Wahyu Budiwiyono, ST selaku Puket II4. Ida Nursanti, S. Kep., Ns, MPH selaku puket III5. Dewi Retno Pamungkas, S. Kep., Ns., MNG selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan6. Sri Arini, SKM., M. Kep selaku penguji skripsi yang telah memberikan

bimbingan dan arahan serta mendukung dalam penyelesaian penulisan skripsiini.

7. Muhamat Nofiyanto S. Kep., Ns., M. Kep selaku ketua LPPM dan pembimbingI yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta mendukung dalampenyelesaian skripsi ini.

8. R.Anggono Joko Prasojo, S. Kep., Ns selaku pembimbing II yang telahmemberikan bimbingan dan arahan serta mendukung dalam penyelesaianpenulisan skripsi ini.

9. Perawat dan bidan yang sudah bersedia menjadi responden.10. Orang tua yang senantiasa memberikan doa dan dukungan, baik dukungan fisik

maupun material.11. Teman-teman program studi ilmu keperawatan yang telah membantu.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Selanjutnya, besarharapan penulis semoga skripsi ini mendapatkan masukan guna perbaikan, karenapenulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kesalahandan masih jauh dari sempurna.

Penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v

DAFTAR ISI

HalHALAMAN JUDUL .............................................................................................. iHALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iiHALAMAN PERNYATAAN.............................................................................. iiiKATA PENGANTAR .......................................................................................... ivDAFTAR ISI.......................................................................................................... vDAFTAR TABEL ............................................................................................... viiDAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viiiDAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ixINTISARI .............................................................................................................. xABSTRACT ........................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ............................................................................................ 1B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 5D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 6E. Keaslian Penelitian ...................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Triage .......................................................................................................... 9B. Pengetahuan .............................................................................................. 24C. Keterampilan ............................................................................................. 26D. Hubungan Pengetahuan dan Keterampilan ............................................... 28E. Landasan Teori .......................................................................................... 29F. Kerangka Teori.......................................................................................... 31G. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................................... 32H. Hipotesis.................................................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIANA. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................ 33B. Lokasi dan Waktu..................................................................................... 33C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 33D. Variabel Penelitian .................................................................................... 35E. Definisi Operasional.................................................................................. 35F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ........................................................ 36G. Validitas dan Reliabilitas .......................................................................... 39H. Metode Pengolahan dan Analisa Data....................................................... 41I. Etika Penelitian ......................................................................................... 44J. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ......................................................................................... 48B. Pembahasan ............................................................................................... 54

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vi

C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 62BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan................................................................................................ 63B. Saran.......................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

DAFTAR TABEL

HalTabel 1.1 Keaslian Penelitian……………………………………………………..... 7Tabel 2.1 Triage Australia dan skala akuitasnya………………………………….... 17Tabel 2.2 Triage Kanada dan skala akuitasnya…………………………………….. 18Tabel 2.3 Triage Manchester dan skala akuitasnya……………………………….... 18Tabel 3.1 Definisi Operasional……………………………………………………... 35Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan tentang Triage……………………….. 36Tabel 3.3 Kisi-Kisi Chek List Keterampilan Triage………………………………. 37Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi…………………………………………... 43Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di IGD

RSUD Wates…………………….………………….………………….... 50Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di IGD RSUD

Wates ………….……..…………………………….…………………..... 50Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan di

IGD RSUD Wates …….…….…………………………….…………… 51Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja di IGD

RSUD Wates………………………………………….…………………. 51Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Petugas tentang Triage di

IGD RSUD Wates……………………………………….………………. 51Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Keterampilan dalam Pelaksanaaan Triage di IGD

RSUD Wates………………………………………….….……………… 52Tabel 4.7 Tabel Silang Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan Petugas

dalam Pelaksanaan Triase di IGD RSUD Wates…….…..……………… 52Tabel 4.8 Tabel Perhitungan Statistik Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan

dalam Pelaksanaan Triage di IGD RSUD Wates menggunakan KendallTau…………………….………………….…………………....…….…. 53

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

DAFTAR GAMBAR

HalGambar 2.1. Emergency Saverity Indeks .............................................................. 19Gambar 2.2. Kerangka Teori................................................................................. 31Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 32

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Jadwal PenelitianLampiran 2 Permohonan menjadi RespondenLampiran 3 Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden (Informed Consent)Lampiran 4 Kuesioner Pengetahuan Tentang TriageLampiran 5 Lembar Observasi Keterampilan TriageLampiran 6 Kunci Jawaban Kuesioner PengetahuanLampiran 7 Hasil Uji Validitas dan ReliabilitasLampiran 8 Data Karakteristik RespondenLampiran 9 Hasil Analisa DataLampiran 10 Surat Pengantar Studi PendahuluanLampiran 11 Surat Pengantar Izin Uji ValiditasLampiran 12 Surat Pengantar Izin PenelitianLampiran 13 Lembar Kegiatan Bimbingan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILANPETUGAS DALAM PELAKSANAAN TRIAGE DIINSTALASI GAWAT DARURAT RSUD WATES

Renny Martanti1, Muhamat Nofiyanto2, R. Anggono Joko Prasojo3

INTISARI

Latar Belakang: Triage merupakan suatu proses penggolongan pasienberdasarkan tipe dan tingkat kegawatan kondisinya. Triage di Instalasi GawatDarurat diperlukan untuk mengatur aliran pasien yang masuk ke IGD melaluipemilahan pasien sesuai dengan tingkat kegawatannya. Petugas yang melakukantriage yaitu yang telah bersertifikat pelatihan PPGD (Penanggulangan PasienGawat Darurat) atau BTCLS (Basic Trauma Cardiac life support). Petugasmemerlukan pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam pelaksanaan triage.Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan keterampilanpetugas dalam pelaksanaan triage dan keeratan hubungan antara tingkatpengetahuan dan keterampilan petugas dalam pelaksanaan triage.Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitikdengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknikpurposive sampling yang berjumlah 20 responden. Pengumpulan data denganmenggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisa data yang digunakanadalah Kendall Tau.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar petugas mempunyai tingkatpengetahuan baik yaitu (70%) dan memiliki keterampilan baik (85%). Hasil ujiKendall Tau diperoleh nilai signifikansi 0,025 (sig<0,05) dengan koefisienkorelasi sebesar 0,450 yang menunjukkan kekuatan hubungan antara tingkatpengetahuan dengan keterampilan petugas dalam pelaksanaan triage adalahsedang.Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan danketerampilan petugas di Instalasi Gawat Darurat RSUD Wates dengan keeratanhubungan sedang.Kata Kunci: Pengetahuan, Keterampilan, Triage

1 Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Jendral Achmad Yani Yogyakarta2 Dosen STIKES Jendral Achmad Yani Yogyakarta3 Kepala Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Wates Yogyakarta

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xi

CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND SKILLS OF STAFF INTHE IMPLEMENTATION OF TRIAGE AT THE EMERGENCY ROOM

OF WATES HOSPITAL

Renny Martanti1, Muhamat Nofiyanto2, R. Anggono Joko Prasojo3

ABSTRACT

Background: Triage is the process of determining the priority of patients’treatment based on the severity of their condition. Triage at the Emergency Roomis needed to manage the flow of patients coming to the Emergency Room throughthe sorting of patients according to their critical condition. Staff doing triage arethose who have got certificate of training on the management of emergencypatients or Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS). Staff must have goodknowledge in implementing triage.Objectives: To identify knowledge and skills of staff in implementing triage andstrength of correlation between level of knowledge and skills of staff inimplementing triage.Methods: The study was descriptive analytic with cross sectional approach.Samples were purposively selected, consisting of 20 respondents. Data wereobtained through questionnaire and observation sheet and analyzed using KendallTau.Results: The result of the study showed the majority of staff had good knowledge(70%) and skills (85%). The result of Kendall Tau test showed score ofsignificance was 0.025 (sig<0.05) with correlation coefficient 0.450 which meantthat strength of correlation between level of knowledge and skills in theimplementation of triage was average.Conclusion: There was significant correlation between level of knowledge andskills of staff at the Emergency Room of Wates Hospital with average strength ofcorrelation.

Keywords: Knowledge, Skills, Triage

1 Student of Nursing Study Program STIKES Jendral Achmad Yani Yogyakarta2 Lecturer, STIKES Jendral Achmad Yani Yogyakarta3 Head of Emergency Room, Wates Hospital Yogyakarta

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang

diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang berfungsi untuk

melakukan upaya palayanan kesehatan dasar atau kesehatan rujukan atau juga

upaya pelayanan kesehatan penunjang. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam

menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya peningkatan mutu pelayanan

rumah sakit. Mutu rumah sakit dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya

yang paling dominan adalah faktor sumber daya manusia yang mencakup

pengetahuan dan keterampilan agar dapat memberikan jasa tertentu (Suryawati,

2002).

Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit di rumah sakit yang

harus dapat memberikan pelayanan darurat kepada masyarakat yang menderita

penyakit akut dan mengalami kecelakaan sesuai dengan standar. Gawat darurat

adalah suatu keadaan penderita memerlukan pemeriksaan medis segera, apabila

tidak dilakukan akan berakibat fatal bagi penderita. Pelayanan gawat darurat

merupakan penanggulangan penderita gawat darurat yang bertujuan untuk

mencapai suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan terpadu. Pelayanan

gawat darurat mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus dikembangkan baik

dalam fasilitas yang lengkap dan mendukung ataupun sumber daya manusia yang

dapat diandalkan, sehingga mampu mencegah kamatian atau kecacatan yang

mungkin terjadi (Kartikawati, 2011).

Karakteristik pasien IGD adalah pasien yang mengalami kegawatan

menyangkut terganggunya jalan nafas, terganggunya fungsi pernafasan,

terganggunya fungsi sirkulasi, terganggunya fungsi otak dan kesadaran, pasien

yang menderita sakit secara mendadak (onset waktu yang cepat) yang

membutuhkan pertolongan segera yang apabila tidak ditolong sakitnya akan

bertambah parah. Jumlah kasus pasien yang datang ke unit gawat darurat tidak

dapat diprediksi karena kejadian kegawatan atau bencana dapat terjadi kapan saja,

dimana saja serta menimpa siapa saja. Karakteristik pelayanan di IGD dengan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

kondisi pasien yang datang tidak terjadwal dan bersifat mendesak maka

diperlukan triage sebagai langkah awal penanganan pasien di IGD (Departemen

Kesehatan RI, 2005).

Triage adalah suatu proses penggolongan pasien berdasarkan tipe dan

tingkat kegawatan kondisinya. Triage juga diartikan sebagai proses pengkajian

klinik singkat untuk menentukan waktu dan urutan pasien yang seharusnya

diperiksa. Triage di Instalasi Gawat Darurat diperlukan untuk mengatur aliran

pasien yang masuk ke IGD melalui pemilahan pasien sesuai dengan tingkat

kegawatannya (Sheehy, 2009).

Triage pada dasarnya adalah proses kategori. Triage merupakan prioritas

pasien berdasarkan penyakit, keparahan, prognosis dan ketersediaan sumber daya.

Triage dalam kegawatdaruratan sehari-hari lebih tepat dikatakan sebagai metode

untuk secara cepat menilai keparahan kondisi, menetapkan prioritas dan

memindahkan pasien yang paling tepat untuk perawatan (Christ et al, 2010).

Sistem triage mulai dikembangkan mulai pada akhir tahun 1950-an seiring jumlah

kunjungan IGD yang melampaui kemampuan sumber daya yang ada untuk

melakukan penanganan segera. Tujuan dari triage adalah memilih dan

menggolongkan semua pasien yang datang ke IGD dan menetapkan prioritas

penanganannya. Perawat saat menilai pasien, perawat juga melakukan tindakan

diagnostik sehingga waktu yang diperlukan untuk menilai dan menstabilkan

pasien tidak terlalu lama (Brooker, 2009).

Menurut Rosyadi (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

triage adalah jumlah tenaga medis dan fasilitas, aliran pasien yang masuk,

persepsi keluarga terhadap penanganan dan tingkat pengetahuan perawat tentang

pelaksanaan triage. Sedangkan masalah yang timbul adalah kesulitan menentukan

prioritas tindakan dan keterlambatan pendeteksian terhadap tingkat kegawatan

pasien. Kejadian tersebut antara lain disebabkan karena adanya sistem triage yang

tidak berjalan dengan semestinya. Pengetahuan dalam melakukan triage

berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang tepat apakah pasien tersebut

perlu pertolongan segera atau tidak dengan tetap memperhatikan kemungkinan

komplikasi yang muncul setelah dilakukan triage. Pengetahuan yang kurang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

mengenai pelaksanaan triage bisa mengakibatkan kebingungan dan kesalahan

pengkategorian yang berakibat pada penanganan kegawatdaruratan yang tidak

tepat. Tingkat pengetahuan terhadap pelaksanaan triage mempunyai pengaruh

yang besar dalam pelaksanaan triage. Tingkat pengetahuan ini berkaitan dengan

kemampuan dalam melakukan triage dan pengalaman klinik yang luas tentang

setting kegawatdaruratan.

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Sedangkan

keterampilan menurut Dunnette 1997 adalah kemampuan seseorang menerapkan

pengetahuan ke dalam bentuk tindakan, perawat harus memiliki keterampilan baik

dalam komunikasi efektif, objektivitas dan kemampuan membuat keputusan klinis

secara cepat dan tepat agar perawatan setiap pasien menjadi maksimal. Hal ini

penting karena jika tingkat pengetahuan dan keterampilan perawat tersebut

kurang, maka akan timbul keluhan pasien. Oleh karena itu, pengetahuan dan

keterampilan perawat sangat penting karena perawat merupakan pemberi

pelayanan kepada masyarakat. Dalam penelitian Paryanti (2007), menyatakan

bahwa terdapat pengaruh antara pengetahuan dan keterampilan dalam pelaksanaan

prosedur keperawatan.

Perawat yang melakukan triage adalah perawat yang telah bersertifikat

pelatihan PPGD (Penanggulangan Pasien Gawat Darurat) atau BTCLS (Basic

Trauma Cardiac life support) (DepKes RI, 2005). Selain itu petugas triage

sebaiknya mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang memadai karena harus

terampil dalam pengkajian serta harus mampu mengatasi situasi yang komplek

dan penuh tekanan sehingga memerlukan kematangan professional untuk

mentoleransi stress yang terjadi dalam mengambil keputusan terkait dengan

kondisi akut pasien dan menghadapi keluarga pasien (Elliott et al, 2007).

Pengetahuan dan keterampilan petugas sangat dibutuhkan, terutama dalam

pengambilan keputusan klinis di Instalasi Gawat Darurat. Keterampilan petugas

penting dalam penilaian awal untuk memprioritaskan perawatan pasien atas dasar

pengambilan keputusan yang tepat, untuk mendukung hal tersebut diperlukan

pengetahuan dan keterampilan khusus dalam hal pemisahan jenis dan kegawatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

pasien dalam triage, sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih optimal dan

terarah (Oman, 2008). Menurut Sunaryo (2004), keterampilan dalam praktek

keperawatan mempunyai 3 domain yaitu keterampilan hubungan interpersonal,

keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan tehnik. Faktor yang mempengaruhi

keterampilan yaitu pengetahuan dan pelatihan.

Berdasarkan studi pendahuluan di IGD RSUD Wates, didapatkan hasil

bahwa jumlah tenaga medis yang bekerja di unit gawat darurat RSUD Wates

berjumlah 31 orang yang terdiri dari 10 orang dokter, 8 orang bidan, dan 13

perawat dengan 12 orang lulusan D III Keperawatan dan 1 orang perawat lulusan

S1 Keperawatan yang sudah mengikuti pelatihan PPGD. Berdasarkan wawancara

kepada kepala ruang dan beberapa petugas mengatakan triage adalah proses

pemilahan pasien berdasarkan tingkat kegawatannya. Dari hasil wawancara

tentang triage kepada lima perawat, hanya satu perawat yang mengetahui tentang

triage lima tingkat dan empat perawat lain hanya tahu kategori triage berdasarkan

warna yaitu merah, kuning dan hijau. Sedangkan saat dilakukan observasi

pelaksanaan triage kepada lima perawat hanya tiga perawat yang menempatkan

pasien berdasarkan tingkat kegawatannya. Instalasi Gawat Darurat RSUD Wates

juga belum mempunyai Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melakukan

triage, sedangkan bidan di IGD RSUD Wates melakukan sistem rolling atau

berpindah ruang selama 2 bulan sekali, sehingga bisa mempengaruhi keterampilan

petugas dalam pelaksanaan triage.

Instalasi Gawat Darurat RSUD Wates menggunakan sistem triage tipe II

dan kategori triage 3 tingkat yaitu yang dilakukan oleh 13 perawat yang sudah

mengikuti pelatihan PPGD dan dokter yang bertugas diruang triage. Triage IGD

RSUD Wates sudah dilengkapi dengan adanya kode pemilahan warna triage yaitu

merah, kuning dan hijau yang dipasang di tiap bilik kamar tidur pasien, sehingga

petugas dapat menempatkan dan menangani sesuai dengan prioritas penanganan

pasien. Pelaksanaan triage menggunakan kode warna belum dilakukan secara

optimal karena apabila pasien tiba-tiba datang banyak secara hampir bersamaan,

pasien langsung ditempatkan di tempat tidur yang tersedia. Petugas kemudian

menerima pasien yang datang, menanyakan keluhan pasien secara singkat,

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

kemudian pasien dibawa masuk ke dalam ruang gawat darurat sesuai kasusnya.

Semua pasien yang datang diterima kemudian langsung di bawa masuk ke ruang

tindakan. Bila pasien mengalami trauma dimasukkan ke ruang tindakan, pasien

non trauma diletakkan di ruang observasi dan ruang resusitasi bila memerlukan

resusitasi, sedangkan pasien dengan kasus kebidanan di bawa langsung ke ruang

kebidanan. Selanjutnya pasien akan dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital,

anamnesa, diperiksa oleh dokter, menentukan diagnosis, terapi dan pemeriksaan

penunjang serta tindak lanjut yang diperlukan (Prasojo, 2014).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan Petugas

dalam Pelaksanaan Triage di Instalasi Gawat Darurat RSUD Wates”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: “Adakah hubungan tingkat pengetahuan dan

keterampilan petugas dalam pelaksanaan triage di Instalasi Gawat Darurat RSUD

Wates?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan keterampilan petugas dalam

pelaksanaan triage di Instalasi Gawat Darurat RSUD Wates.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya tingkat pengetahuan petugas tentang triage di Instalasi Gawat

Darurat RSUD Wates.

b. Diketahuinya keterampilan petugas dalam pelaksanaan triage di Instalasi

Gawat Darurat RSUD Wates.

c. Diketahuinya keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan dan

keterampilan petugas dalam pelaksanaan triage di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Wates.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu

keperawatan gawat darurat terutama untuk memperkuat konsep tentang

pelaksanaan triage.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi IGD RSUD Wates

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu sumber

acuan dalam melakukan pelaksanaan triage dan harapan penyusunan SOP

triage.

b. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tentang arti pentingnya

peningkatan pengetahuan dengan keterampilan petugas dalam rangka

meningkatkan kemampuan petugas dalam pelaksanaan triage di Instalasi

Gawat Darurat RSUD Wates.

c. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan peneliti

tentang pelaksanaan triage di IGD, serta mampu digunakan sebagai acuan

untuk peneliti selanjutnya.

d. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan literatur untuk ilmu

keperawatan gawat darurat dan kritis tentang triage.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Penelitian Judul Metode HasilPersamaan dan

PerbedaanRosyadi, I

(2003)

Peran perawat

dalam

pelaksanaan

triage di UGD RS

Banyumas

kualitatif peran perawat dalam

triage meliputi:

menyediakan alat

transportasi yang tepat,

melakukan pendeteksian

tingkat kegawatan pasien

yang masuk, melakukan

peran kolaborasi dengan

medis untuk pasien yang

teridentifikasi

mempunyai masalah

kolaboratif dan peran

dalam memberikan

bantuan hidup dasar pada

pasien-pasien dangan

kasus kegawatan henti

nafas dan henti jantung

Persamaan : sama-

sama meneliti

tentang

pelaksanaan triage.

Perbedaan : pada

metode penelitian

dan variabel

pengetahuan dan

keterampilan

Lusiana,

Linda (2011)

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

perawat dalam

pelaksanaa triage

di UGD RS Puri

Indah

Spearman

rank

Tingkat pengetahuan

perawat tentang triage

sebagian besar dalam

kategori baik (64,29%),

kategori buruk (35,71%)

Keterampilan baik

(57,1%), keterampilan

buruk (42,9%).

Persamaan : sama-

sama meneliti

tentang tingkat

pengetahuan dan

keterampilan

petugas dan fokus

penelitiannya

triage.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

8

Perbedaan: pada

metode

penelitiannya

Paryanti, S

(2007)

Hubungan tingkat

pengetahuan

perawat dengan

ketrampilan

melaksanakan

Prosedur tetap

isap lendir/suction

di ruang ICU

RSUD Prof. Dr.

Margono

Soekarjo

Purwokerto

deskriptif

analitik

dengan

metode

cross

sectional

Tingkat pengetahuan

perawat tentang isap

lendir/suction sebagian

besar dalam kategori

tinggi (68,2%), kategori

sedang ((27,3%),

kategori rendah (4,5%).

Keterampilan perawat

dalam melaksanakan

prosedur tetap isap

lendir/suction sebagian

besar dalam kategori baik

(77,3%) dan kategori

cukup baik (22,7%).

Persamaan : sama-

sama meneliti

tentang tingkat

pengetahuan dan

keterampilan

petugas.

Perbedaan: terdapat

pada fokus

penelitiannya yaitu

pelaksanakan

prosedur tetap isap

lendir/suction

sedangkan peneliti

meneliti tentang

pelaksanaan triage.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

48

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitan

Rumah Sakit Umum Daerah Wates adalah rumah sakit milik

pemerintah daerah Kabupaten Kulon Progo yang terletak di Dusun Beji

Kecamatan Wates tepatnya di Jalan Tentara Pelajar Km 1 No. 5 Wates Kulon

Progo. Rumah Sakit Umum Daerah Wates merupakan Rumah Sakit Negeri

tipe B Non Pendidikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 720/Menkes/SK/VI/2012 pada tanggal 15 Juni

2010.

Visi Rumah Sakit Umum Daerah Wates yaitu menjadi rumah sakit

pendidikan dan pusat rujukan yang unggul dalam pelayanan yang bermutu,

sedangkan misi RSUD Wates yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan paripurna yang profesional berorientasi pada kepuasan pelanggan,

mengembangkan manajemen rumah sakit yang efektif dan efisien,

menciptakan lingkungan kerja yang sehat, nyaman dan harmonis,

meningkatkan sumber daya manusia, sarana dan prasarana sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melindungi dan

meningkatkan kesejahteraan karyawan dan menyelenggarakan pendidikan dan

pelatihan bagi tenaga kesehatan.

Salah satu instalasi yang ada di RSUD Wates adalah Instalasi Gawat

Darurat. Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat diselenggarakan selama 24 jam.

Di IGD RSUD Wates terdapat 3 ruangan triage, yang terdiri dari ruang

observasi, ruang tindakan, ruang ponek dan nurse station . Ruang observasi

terdapat 6 buah tempat tidur yang terdiri dari 1 bilik gawat darurat (merah), 4

bilik gawat tidak darurat (kuning) dan 1 bilik tidak gawat tidak darurat (hijau).

Ruang tindakan terdapat 1 buah tempat tidur untuk bedah minor/perawatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

49

luka. Ruang ponek dilengkapi dengan 1 buah tempat tidur untuk tindakan

kebidanan.

Jumlah tenaga medis yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat RSUD

Wates berjumlah 33 orang yang terdiri dari 10 orang dokter, 8 orang bidan, dan

15 perawat dengan 14 orang lulusan D III Keperawatan dan 1 orang perawat

lulusan S1 Keperawatan yang sudah mengikuti pelatihan PPGD. Sebagai

instalasi yang harus siaga 24 jam setiap hari, pihak manajemen rumah sakit

mengambil kebijakan untuk membagi jam kerja petugas kesehatan menjadi 3

dinas jaga, yaitu dinas pagi, siang, dan malam. Jadwal dinas pagi terdiri dari 5

perawat, 4 bidan dan 3 dokter, jadwal dinas siang terdiri dari 4 perawat 2 bidan

dan 3 dokter, dan jadwal dinas malam terdiri dari 4 perawat 2 bidan dan 2

dokter.

Berdasarkan hasil pengamatan selama peneliti melakukan penelitian,

triage IGD RSUD Wates sudah dilengkapi dengan adanya kode pemilahan

warna triage yaitu merah, kuning dan hijau yang dipasang di tiap bilik kamar

tidur pasien, sehingga petugas dapat menempatkan dan menangani sesuai

dengan prioritas penanganan pasien. Pelaksanaan triage menggunakan kode

warna belum dilakukan secara optimal karena apabila pasien tiba-tiba datang

banyak secara hampir bersamaan, pasien langsung ditempatkan di tempat tidur

yang tersedia. Pasien yang datang sendiri-sendiri, petugas menanyakan keluhan

setiap pasien yang datang, kemudian pasien dibawa masuk ke dalam bilik

sesuai dengan kasusnya. Pasien yang datang menggunakan ambulans atau

kendaraan bukan ambulans diterima oleh petugas, kemudian petugas

menyiapkan alat trasportasi ke dalam ruang menggunakan brankar/tempat tidur

beroda/kursi roda sesuai kondisi pasien. Seleksi yang terlihat sebatas kasus dari

pasien. Bila pasien mengalami trauma dimasukkan ke dalam kamar bedah

minor, pasien non trauma di letakkan di ruang observasi dan ruang resusitasi

bila memerlukan resusitasi, sedangkan pasien dengan kasus kebidanan dibawa

langsung ke ruang ponek. Selanjutnya pasien akan dilakukan pemeriksaan

tanda-tanda vital, dilakukan anamnesis, kemudian petugas memanggil dokter

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

50

jaga untuk memeriksa pasien, menentukan diagnosis, terapi dan pemeriksaan

penunjang serta tindak lanjut yang diperlukan.

2. Hasil Penelitian

A. Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 17-20 Juli 2014

mengenai hubungan tingkat pengetahuan dan keterampilan petugas dalam

pelaksanaan triage di IGD RSUD Wates. Responden dalam penelitian ini

berjumlah 20 petugas IGD yang terdiri dari perawat dan bidan. Karakteristik

responden pada penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, jenis pendidikan

dan lama kerja disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

di IGD RSUD WatesJenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

Laki-Laki 7 35Perempuan 13 65

Jumlah 20 100Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan pada tabel 4.1, menunjukkan bahwa sebagian besar

petugas di IGD RSUD Wates berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak

13 petugas (65%).

Tabel 4.2Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

di IGD RSUD Wates

Usia Frekuensi Prosentase (%)21-30 tahun 9 4531-40 tahun 7 3541-50 tahun 3 15˃ 50 tahun 1 5

Jumlah 20 100Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan pada tabel 4.2, menunjukkan bahwa sebagian besar

petugas di IGD RSUD Wates yang berumur 21-30 tahun yaitu sebanyak 9

petugas (45%).

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

51

Tabel 4.3Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan

di IGD RSUD Wates

Jenis Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)D III Keperawatan 12 60D III Kebidanan 8 40

Jumlah 20 100Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan pada tabel 4.3, menunjukkan bahwa sebagian besar

petugas di IGD RSUD Wates memiliki jenis pendidikan DIII Keperawatan

sebanyak 12 perawat (60%).

Tabel 4.4Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

di IGD RSUD Wates

Lama Kerja Frekuensi Prosentase (%)1-10 tahun 15 75

11-20 tahun 2 10˃ 20 tahun 3 15

Jumlah 20 100Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan pada tabel 4.2, menunjukkan bahwa sebagian besar

petugas di IGD RSUD Wates memiliki masa kerja 1-10 tahun yaitu

sebanyak 15 petugas (75%).

B. Analisa Univariabel

1) Tingkat Pengetahuan Petugas tentang Triage di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Wates

Hasil analisis data tingkat pengetahuan petugas tentang triage di

Instalasi Gawat Darurat RSUD Wates disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.5Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Petugas tentang Triage

di Instalasi Gawat Darurat RSUD Wates

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik 14 70

Cukup 5 25

Kurang 1 5

Jumlah 20 100Sumber: Data primer 2014

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

52

Berdasarkan pada tabel 4.5, menunjukkan bahwa sebagian besar

responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak

14 petugas (70%).

2) Keterampilan Petugas dalam Pelaksanaan Triage di Instalasi Gawat

Darurat RSUD Wates

Hasil analisis data keterampilan dalam pelaksanaan triage di Instalasi

Gawat Darurat RSUD Wates disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.6Distribusi Frekuensi Keterampilan dalam Pelaksanaaan Triage

di Instalasi Gawat Darurat RSUD Wates

Keterampilan Frekuensi Persentase (%)

Baik 17 85

Buruk 3 15

Jumlah 20 100Sumber: Data primer 2014

Berdasarkan pada tabel 4.6, menunjukkan bahwa sebagian besar

responden mempunyai keterampilan yang baik yaitu sebanyak 17

petugas (85%).

c. Analisis Bivariabel

Analisis bivariabel dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah tingkat pengetahuan dan variabel terikatnya adalah keterampilan. Uji

statistik yang digunakan adalah uji Kendall Tau. Tabel berikut adalah tabel

tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan keterampilan triage.

Tabel 4.7Tabel Silang Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan Petugas

dalam Pelaksanaan Triage di Instalasi Gawat Darurat RSUD Wates

Tingkat PengetahuanTriage

Keterampilan dalam PelaksanaanTriage

Total

Baik BurukF % F % F %

Baik 14 70 0 0 14 70Cukup 3 15 2 10 5 25Kurang 0 0 1 5 1 5Total 17 85 3 15 20 100Sumber : Data Primer, 2014

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

53

Berdasarkan pada tabel 4.7, menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik dengan keterampilan

dalam pelaksanaan triage baik yaitu sebanyak 14 petugas (70%), sedangkan

responden dengan tingkat pengetahuan baik dengan keterampilan dalam

pelaksanaan triage buruk tidak ada (0%). Responden dengan tingkat

pengetahuan cukup dan memiliki keterampilan dalam pelaksanaan triage

baik yaitu sebanyak 3 petugas (15%), sedangkan responden dengan tingkat

pengetahuan cukup dan memiliki keterampilan dalam pelaksanaan triage

buruk yaitu sebanyak 2 petugas (10%). Responden dengan tingkat

pengetahuan kurang dan memiliki keterampilan dalam pelaksanaan triage

baik tidak ada (0%), sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan

kurang dan memiliki keterampilan dalam pelaksanaan triage buruk yaitu

sebanyak 1 petugas (5%).

Tabel 4.8Tabel Perhitungan Statistik Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan dalam

Pelaksanaan Triage di IGD RSUD Wates menggunakan Kendall Tau

VariabelStd.Deviation

NilaiMinimum

NilaiMaximum

Mean MedianP-

valueCorrelation

Coefficient (τ)Tingkat

Pengetahuan.587 0 2 1.65 2.00

0,025 0,450Keterampilan .366 0 1 .85 1.00

Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan pada tabel 4.8, menunjukkan bahwa hubungan antara

tingkat pengetahuan tentang triage dangan keterampilan petugas dalam

pelaksanaan triage dilakukan dengan uji Kendall Tau. Hasil perhitungan uji

Kendall Tau hubungan antara tingkat pengetahuan tentang triage dengan

keterampilan petugas dalam pelaksanaan triage diperoleh nilai koefisien

Kendall Tau sebesar 0,450 dengan tingkat signifikansi 0,025 (sig < 0,05).

Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan

dengan keterampilan petugas dalam pelaksanaan triage di Instalasi Gawat

Darurat RSUD Wates dengan keeratan hubungan yang sedang.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

54

B. Pembahasan

1. Tingkat Pengetahuan tentang Triage di Instalasi Gawat Darurat RSUD

Wates

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petugas

tentang triage di Instalasi Gawat Darurat RSUD Wates sebagian besar masuk

dalam kategori baik yaitu sebesar (70%). Hal ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya, yang dilakukan oleh Lusiana (2011) bahwa tingkat pengetahuan

perawat tentang triage sebagian besar dalam kategori baik, yaitu sebesar

(64,28%). Penelitian yang dilakukan oleh Paryanti (2007), juga menunjukkan

bahwa tingkat pengetahuan perawat (68,2%) dikategorikan baik.

Pengetahuan merupakan hasil dari proses pengindraan terhadap suatu

objek tertentu. Tingkat pengetahuan petugas tentang triage dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu umur, jenis pendidikan, pengalaman, pekerjaan,

informasi dan kultur atau budaya (Mubarak dkk, 2007).

Usia berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan petugas tentang triage.

Makin tua umur seseorang maka proses perkembangannya juga akan baik,

akan tetapi pada umur tertentu bertambahnya proses perkembangan mental ini

tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Daya ingat seseorang itu

salah satunya dipengaruhi oleh umur. Bertambahnya umur seseorang dapat

berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi

pada umur tertentu atau menjelang usia lanjut, kemampuan untuk mengingat

suatu pengetahuan akan berkurang. Selain itu, usia juga mempengaruhi

kematangan seseorang dalam menghadapi masalah, semakin bertambahnya

umur seseorang, pengalamannya juga akan bertambah (Notoatmodjo, 2007).

Berdasarkan penelitian ini, sebagian besar petugas di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Wates berumur 21-30 tahun yaitu sebanyak 9 petugas (45%)

mempunyai pengetahuan baik (35%), berumur 31-40 tahun mempunyai

pengetahuan baik (25%), berumur 41-50 tahun mempunyai pengetahuan baik

(5%) dan yang berumur >50 tahun mempunyai pengetahuan baik (5%). Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan Lusiana (2009) bahwa responden

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

55

yang berusia 21-30 tahun yaitu sebanyak 12 responden (85,7%) memiliki

tingkat pengetahuan baik.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

pengetahuan. Pendidikan adalah suatu kegiatan atau suatu proses pembelajaran

untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga

sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan

karakteristik responden dapat dilihat bahwa jenis pendidikan petugas di

Instalasi Gawat Darurat RSUD Wates sebagian besar adalah DIII Keperawatan,

yaitu sebanyak 12 petugas (60%) dan (40%) adalah DIII Kebidanan. Dilihat

dari peran masing-masing tidak jauh berbeda, perawat dan bidan di Instalasi

Gawat Darurat RSUD Wates saling berkolaborasi dalam bekerja. Menurut

Doheny dalam Kusnanto (2004), peran perawat secara umum adalah sebagai

pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik, koordinator,

kolaborator, konsultan dan peneliti. Sedangkan menurut Syafrudin & Hamidah

(2009), peran bidan secara konsep adalah sebagai pemberi asuhan kebidanan,

pelaksana, pengelola, pendidik, konselor dan kolaborator. Bidan yang bekerja

di IGD harus mengikuti pelatihan PPGD untuk bisa melakukan triage. Seluruh

petugas IGD RSUD Wates sudah mengikuti pelatihan PPGD. Hasil penelitian

menunjukkan petugas yang berpendidikan DIII Keperawatan memiliki tingkat

pengetahuan baik (45%) dan yang berpendidikan DIII Kebidanan memiliki

tingkat pengetahuan baik (25%). Petugas yang memiliki kategori pengetahuan

kurang (5%) dengan jenis pendidikan DIII Keperawatan dengan masa kerja 3

tahun. Noviyani dan Bandi (2002) mengemukakan bahwa pengetahuan

seseorang diperoleh melalui pengalaman kerja selama bertahun-tahun sehingga

dapat disimpulkan bahwa pengetahuan seseorang dapat atau akan bertambah

melalui pengalaman bekerja. Hal ini merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kurangnya pengetahuan petugas, karena pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup

terutama memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Wawan

dan Dewi, 2011).

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

56

Pekerjaan dalam hal ini adalah masa kerja, masa kerja petugas juga

berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan petugas tentang triage. Semakin

banyak pengalaman seseorang pengetahuannya akan baik pula (Notoatmodjo,

2007). Lamanya pengalaman kerja mememungkinkan berkembangnya

pengetahuan perawat karena beragamnya kasus pasien yang ditemui selama

bertahun-tahun disertai dengan peningkatan mutu secara berkesinambungan.

Berdasarkan penelitian ini, sebagian besar petugas di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Wates mempunyai masa kerja 1-10 tahun yaitu sebanyak (75%) dan

yang >20 tahun yaitu sebanyak (15%). Sedangkan berdasarkan penelitian

sebelumnya yang dilakukan Yuliastuti (2007), menunjukan bahwa sebagian

besar petugas mempunyai masa kerja >10 tahun yaitu sejumlah (56,8%).

Semakin lama masa kerja perawat, maka pengalamannya dalam menjalankan

tugas di bidang keperawatan akan semakin meningkat.

2. Keterampilan dalam Pelaksanaan Triage di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Wates

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petugas dalam

pelaksanaan triage memiliki keterampilan baik yaitu sebesar (85%). Hal ini

sejalan dengan penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Lusiana (2011)

bahwa keterampilan petugas dalam pelaksanaan triage sebagian besar dalam

kategori baik, yaitu sebesar (57,1%). Penelitian yang dilakukan oleh Paryanti

(2007), juga menunjukkan bahwa keterampilan petugas (77,3%) dalam

kategori baik.

Menurut Dunnete 1997 cit Christian (2008), keterampilan adalah

kemampuan seseorang menerapkan pengetahuan kedalam bentuk tindakan.

Keterampilan merupakan kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat

diartikan sebagai implikasi dari aktivitas, dimana keterampilan perawat dapat

diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Menurut Sunaryo (2004),

keterampilan dalam praktek keperawatan mempunyai 3 domain yaitu

keterampilan hubungan interpesonal, kemampuan berpikir kritis dan

keterampilan teknik.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

57

Menurut ketiga domain tersebut, petugas yang menggunakan

keterampilan interpersonal (47%) sebagian besar memiliki keterampilan dalam

kategori baik. Keterampilan interpersonal adalah kemampuan petugas bekerja

dalam team dan hubungannya dengan pasien serta keluarga dan yang sering

dilakukan oleh petugas di Instalasi Gawat Darurat RSUD Wates antara lain

petugas bekerja dalam team dalam mengangkat pasien, memberitahu keluarga

setiap perkembangan pasien dan menunjukkan sikap perhatian kepada pasien.

Sebagian besar petugas hanya mengkomunikasikan kepada petugas dan dokter

di ruang terapi tentang kasus pasien misalnya kasus kecelakaan atau kasus

yang lainnya, bukan tingkat kegawatan pasien. Dalam mendiagnosa kasus

pasien dilakukan oleh dokter dan beberapa perawat saja (35%) yang kadang-

kadang ikut berkolaborasi dengan dokter untuk ikut mendiagnosa.

Petugas yang menggunakan keterampilan berfikir kritis (100%) sebagian

besar memiliki keterampilan dalam kategori baik. Keterampilan berfikir kritis

adalah kemampuan menimbang-nimbang kondisi kegawatan pasien

berdasarkan kasusnya, yang dilakukan oleh petugas di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Wates adalah mengkategorikan kegawatan pasien berdasarkan warna.

Petugas yang menggunakan keterampilan teknik (56,25%) sebagian besar

memiliki keterampilan dalam kategori baik. Keterampilan teknik adalah

kemampuan praktik perawat dalam memilah pasien sesuai dengan konsep,

yang dilakukan oleh petugas di Instalasi Gawat Darurat RSUD Wates adalah

menerima pasien mengunakan alat angkut, melakukan triage <60 detik,

mengkaji airway,breathing, circulation, mengkaji keluhan pasien, melakukan

triage subjektif, dan mendokumentasian triage.

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang sangat penting yang dapat

mempengaruhi keterampilan seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat 14 petugas memiliki tingkat pengetahuan baik (70%) dan memiliki

keterampilan baik (85%). Penelitian yang dilakukan Paryanti (2007) tentang

tingkat pengetahuan dan keterampilan melaksanakan prosedur tetap isap

lendir/suction sebagian besar tingkat pengetahuan dalam kategori baik sebesar

(68,2%) dan memiliki keterampilan baik yaitu sebesar (77,3%). Hal ini sesuai

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

58

dengan teori Notoatmodjo (2007), semakin baik tingkat pengetahuan

seseorang, maka akan baik pula keterampilan seseorang tersebut. Gibson

(1988) juga mengatakan bahwa apabila petugas tersebut memiliki pengetahuan

yang baik tentang pekerjaannya, maka dia akan dapat menyelesaikan pekerjaan

tersebut dengan baik, dan demikian sebaliknya.

Menurut DepKes Republik Indonesia (2005), petugas yang melakukan

triage adalah petugas yang telah bersertifikat pelatihan PPGD (Penanggulangan

Pasien Gawat Darurat) atau BTCLS (Basic Trauma Cardiac Life Support),

pelatihan ini akan membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

perawat dalam melakukan penilaian dan menentukan kategori triage serta

melakukan penanganan pada pasien gawat darurat. Pelatihan ini mencakup hal

yang lebih spesifik tentang kegawatdaruratan sehingga dengan ditambah

pelatihan ini akan lebih meningkatkan rasa percaya diri petugas, karena

menjadi tahu apa yang mesti dilakukan saat menghadapi pasien gawat darurat.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa petugas di Instalasi Gawat

Darurat RSUD Wates sudah memiliki keterampilan yang baik, hal tersebut

karena adanya pelatihan PPGD yang sudah diikuti oleh semua petugas IGD.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Widayati (2006) yang mendapatkan kesimpulan bahwa bidan yang sudah

mengikuti pelatihan APN memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang APN

dalam menolong persalinan dibandingkan bidan yang belum mengikuti

pelatihan APN.

Pelatihan PPGD yang diberikan kepada petugas akan dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat. Menurut

Sastrohadiwiryo (2002) pelatihan merupakan proses membantu para tenaga

kerja untuk memperoleh efektifitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang

atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan tentang pikiran,

tindakan, kecakapan, pengetahuan dan sikap yang layak. Sementara

Notoatmodjo (1997) berpendapat bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui

pendidikan, pengalaman diri sendiri, pengalaman orang lain, media massa

maupun lingkungan.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

59

Notoadmojo (1996) mengutarakan bahwa semakin tinggi keterampilan

yang dimiliki oleh tenaga kerja, semakin efisien badan, tenaga, dan

pemikirannya dalam melaksanakan pekerjaan. Sirait (2006) juga menyatakan

bahwa pendidikan dan latihan memberikan pegawai keterampilan yang mereka

butuhkan dan dengan adanya keterampilan dapat mengurangi rasa takut mereka

dalam menghadapi tugas-tugas baru.

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan dalam Pelaksanaan

Triage di Instalasi Gawat Darurat RSUD Wates

Hasil uji Kendall Tau hubungan antara tingkat pengetahuan dan

keterampilan perawat dalam pelaksanaan triage di peroleh nilai koefisiensi

Kendall Tau sebesar 0,450 dengan signifikansi 0,025 (sig < 0,05). Hal ini

sesuai dengan hipotesa bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan

keterampilan dalam pelaksanaan triage di Instalasi Gawat Darurat RSUD

Wates.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa 14 petugas (70%)

memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan keterampilan dalam pelaksanaan

triage dalam kategori baik sebanyak 17 petugas (85%). Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan maka akan

semakin terampil dalam pelaksanaan triage. Pengetahuan merupakan aspek

penting yang harus dimiliki seorang petugas karena dapat mempengaruhi

keterampilan tertentu. Zuhriana (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan

yang tinggi seseorang akan mampu melaksanakan semua tugas secara efektif

dan efisien, sehingga kinerja semakin membaik. Seseorang dengan tingkat

pengetahuan yang tinggi dapat mematuhi setiap tindakan yang dilakukannya.

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan

sebagai dorongan pikir dalam menumbuhkan kepercayaan diri maupun

dorongan sikap dan perilaku, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan

merupakan stimuli terhadap tindakan seseorang. Seseorang dapat mengingat

suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya dan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

60

secara benar. Pengetahuan yang telah dimiliki tersebut menjadikan seseorang

memiliki kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi sebenarnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Paryanti (2007) menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

perawat dengan keterampilan dalam melaksanakan prosedur tetap isap

lendir/suction (P-value= 0,004), yang menyimpulkan bahwa pengetahuan

perawat yang baik akan diikuti oleh meningkatnya keterampilan perawat dalam

melaksanakan prosedur tetap isap lendir/suction di ruang ICU RSUD Prof. Dr.

Margono Soekarjo Purwokerto. Tingkat pengetahuan tentang isap

lendir/suction sebagian besar dalam kategori tinggi (68,2%) dan keterampilan

dalam kategori baik (77,3%). Penelitian yang sama juga dilakukan oleh

Lusiana (2011), tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perawat dalam

pelaksanaan triage di RS Puri Indah Jakarta Barat menunjukkan bahwa ada

pengaruh signifikan antara pengetahuan perawat terhadap pelaksanaan triage

(P-value= 0,005) dan keterampilan dalam pelaksanaan triage (P-value= 0,024).

Tingkat pengetahuan tentang triage sebagian besar dalam kategori baik

(64,29%) dan keterampilan dalam kategori baik (57,1%) sehingga dapat

disimpulkan bahwa semakin baik pengetahuan, keterampilan, dan sikap

perawat maka pelaksanaan triage akan semakin baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Yuliastuti (2007) tentang pengaruh

pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap kinerja perawat dalam

penatalaksanaan kasus flu burung di RSUP. H. Adam Malik menunjukkan ada

pengaruh signifikan antara tingkat pengetahuan terhadap kinerja perawat dalam

penatalaksanaan kasus flu burung (P-value= 0,045) dan keterampilan terhadap

kinerja perawat dalam penatalaksanaan kasus flu burung (P-value= 0,043).

Tingkat pengetahuan sebagian besar dikategorikan baik (65,3%) dan

keterampilan (23,2%) dikategorikan baik, dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan, keterampilan dan sikap berpengaruh terhadap kinerja perawat.

Menurut Rosyadi (2003), pengetahuan dalam melakukan triage

berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang tepat apakah pasien

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

61

tersebut perlu pertolongan segera atau tidak dengan tetap memperhatikan

kemungkinan komplikasi yang muncul setelah dilakukan triage. Pengetahuan

yang kurang mengenai pelaksanaan triage bisa mengakibatkan kebingungan

dan kesalahan pengkategorian yang berakibat pada penanganan

kegawatdaruratan yang tidak tepat. Tingkat pengetahuan terhadap pelaksanaan

triage mempunyai pengaruh yang besar dalam pelaksanaan triage. Tingkat

pengetahuan ini berkaitan dengan kemampuan dalam melakukan triage dan

pengalaman klinik yang luas tentang setting kegawatdaruratan.

Menurut Rosyadi (2003), faktor-faktor triage meliputi jumlah tenaga

medis, fasilitas, aliran pasien masuk, dan persepsi keluarga. Kemampuan

penyedia layanan kesehatan berhubungan dengan jumlah tenaga medis dan

fasilitas yang tersedia. Jumlah tenaga medis yang bekerja di Instalasi Gawat

Darurat RSUD Wates berjumlah 33 orang yang terdiri dari 10 orang dokter, 8

orang bidan, dan 15 perawat. Jadwal dinas pagi terdiri dari 5 perawat, 4 bidan

dan 3 dokter, jadwal dinas siang terdiri dari 4 perawat 2 bidan dan 3 dokter,

dan jadwal dinas malam terdiri dari 4 perawat 2 bidan dan 2 dokter. Kunjungan

pasien kurang lebih 20 per sift dengan kondisi dan tingkat kegawatan yang

bervariasi. Tenaga medis yang ada di IGD RSUD Wates tidak mengalami

keterlambatan dalam penanganan terhadap kegawatan pasien.

Aliran pasien masuk identik dengan jumlah pasien yang masuk sehari-

hari. Aliran pasien masuk berpengaruh terhadap pelaksanaan triage karena

sedikit banyaknya pasien dan waktu kedatangan pasien akan berpengaruh

terhadap pelaksanaan triage. Aliran pasien yang datang bersamaan dengan

aliran pasien yang datang secara sendiri-sendiri menuntut suatu pelaksanaan

triage yang berbeda. Pada dasarnya setiap pasien yang masuk ke IGD baik

secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama harus dilakukan triage. Aliran

pasien yang banyak dan bersamaan mempunyai tingkat kesulitan dan lebih

rumit bila dibandingkan dengan aliran pasien yang secara sendiri-sendiri.

Persepsi keluarga berpengaruh terhadap pelaksanaan triage. Persepsi

keluarga pasien terkadang menginginkan pasien yang merupakan keluarganya

tersebut segera ditangani, diperiksa oleh dokter dan segera dipindah ke ruang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

62

perawatan. Sebenarnya masalah ini dapat di antisipasi dengan memberikan

pengertian kepada keluarga tentang tingkat kegawatan dan prosedur

penanganan di ruang Instalasi Gawat Darurat.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Dalam mengobservasi keterampilan triage dilakukan hanya 1 kali

2. Beberapa variabel perancu tidak dikendalikan yaitu jumlah tenaga medis,

fasilitas, aliran pasien masuk, dan persepsi keluarga., sedangkan variabel yang

dikendalikan oleh peneliti adalah tingkat pendidikan dan pelatihan.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

63

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Tingkat pengetahuan petugas tentang triage di Instalasi Gawat Darurat RSUD

Wates sebagian besar masuk dalam kategori baik.

2. Keterampilan petugas dalam pelaksanaan triage di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Wates sebagian besar masuk dalam kategori baik.

3. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan

keterampilan petugas dalam pelaksanaan triage di Instalasi Gawat Darurat

RSUD Wates dengan signifikansi 0,025 (sig < 0,05) dan nilai koefisien Kendall

Tau sebesar 0,450 dengan kekuatan hubungan masuk kategori sedang.

B. Saran

1. Bagi Petugas IGD RSUD Wates

Bagi petugas IGD diharapkan mempertahankan keterampilan dalam

pelaksanaan triage. Bagian diklat diharapkan mengadakan refressing bagi

petugas IGD seperti pelatihan, pre conferens, dan analisa kasus seputar triage

untuk meminimalkan stess kerja.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti lain dapat menindaklanjuti penelitian ini agar lebih

sempurna dan bermanfaat. Diharapkan peneliti lain melakukan penelitian

dengan menggunakan variabel-variabel lain agar dapat mengetahui variabel-

variabel lain yang dapat mempengaruhi pelaksanaan triage, dengan jumlah

sampel yang besar dan dalam mengobservasi dilakukan lebih dari sekali.

3. Bagi Institusi STIKES Achmad Yani Yogyakarta

Sebagai tambahan referensi untuk perpustakaan dan mahasiswa keperawatan

STIKES Achmad Yani Yogyakarta dalam penelitian ini.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Edisi V,Rineka cipta, Jakarta

Azwar, S. 2002, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar,Yogyakarta

Brooker, C. 2009, Ensiklopedia Keperawatan, EGC, Jakarta

Christ, M, Grossmann, F, Winter, D, Bingisser, R & Platz, E. 2010, Modern triagein the emergency department’, Journal of Deutsches ÄrzteblattInternational, 107(50), pp.892-8, hh. 892-898.

DepKes RI. 2005, Pedoman Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat, Jakarta

. 2007, Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan di Rumah Sakit, Jakarta

Elliot, D, Aitken, L & Chaboyer, W. 2007, ACCN’s Critical Care Nursing,Elsevier, Australia

Faridah, FN. 2009, Hubungan Pengetahuan Perawat dan Peran Perawat sebagaiPelaksana dalam Penanganan Pasien Gawat Darurat dengan GangguanSistem Kardiovaskuler, Vol 2, No (IV), Diakses 19 April 2014,<http://stikesmuhla.ac.id/v2/wp-content/uploads/jurnalsurya/noIV/2.pdf>

Fauzi, SR. 2006, Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Keterampilan Perawatdalam Pengambilan Darah Arteri di Instalasi Rawat Intensif Dr SardjitoYogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Gibson, JL, Ivancevich & Donnely. 1997, Organization, Edisi Kelima, CetakanKedelapan, Erlangga, Jakarta

Gilboy, N, Tanabe, P, Travers, D & Rosenau, A. 2011, Emergency severity index(ESI): a triage tool for emergency department care implementationhandbook (4th ed.), Agency for Healthcare Research and Quality,Rockville, MD

Hidayat, AAA. 2007, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data,Salemba Medika, Jakarta

. . 2007, Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah, SalembaMedika, Jakarta

Kartikawati, D. 2011, Buku Ajar Dasar-Dasar Keperawatan Darurat, SalembaMedika, Jakarta

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Kusnanto, 2004, Pengantar Profesi Dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC,Jakarta

Lusiana, L. 2011, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perawat Dalam PelaksanaanTriage di UGD RS Puri Indah Jakarta, Universitas Esa Unggul, Jakarta

Mubarak, WI, Rozikin, K & Supradi. 2007, Promosi Kesehatan: SebuahPengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan, Graha Ilmu,Yogyakarta

Noor, J. 2013, Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah,Kencana, Jakarta

Notoadmodjo, S. 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu PerilakuKesehatan, Andi Offet, Yogyakarta

. 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rhineka Cipta, Jakarta

. 2010, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

. 2007, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta

Noviyani,P & Bandi. 2002, Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan terhadapStruktur Pengetahuan Auditor tentang Kekeliruan, Jurnal UniversitasNegeri Surakarta. Surakarta

Oman, KS, Jane, KM & Linda, JS. 2008, Panduan Belajar KeperawatanEmergency, EGC, Jakarta

Paryanti, S. 2007, Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat dengan KeterampilanMelaksanakan Prosedur Tetap Isap Lendir/Suction Di Ruang ICU RSUDProf. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, Jurnal Keperawatan Soedirman(The Soedirman Journal of Nursing), Vol 2, No (1)

Praktiknya, AW. 2007, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran danKesehatan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Pusponegoro, AD. 2011, The Silent Disaster Bencana dan Korban Massal,Sagung Seto, Jakarta

Riwidikdo, H. 2010, Statistik untuk Penelitian Kesahatan dengan AplikasiProgram R dan SPSS, Mitra Cendikia Press, Yogyakarta

Rosyadi, I. 2003, Peran Perawat dalam Pelaksanaan Triase di Unit GawatDarurat RS Banyumas, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Syafrudin & Hamidah, 2009, Kebidanan Komunitas, EGC, Jakarta

Sastrohadiwiryo, SB. 2002, Manajemen tenaga kerja indonesia pendekatanadministrasi dan operasional, Bumi Aksara, Jakarta

Sheehy, SB. 2009, Emergency Nursing Principles and Practice, SixthEdition, New York, Mosby Year Book

Sirait, JT. 2006, Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya ManusiaDalam Organisasi, Grasindo, Jakarta

Siregar, S. 2013, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, Bumi Aksara,Jakarta

Sugiyono. 2007, Metode Penelitian Administrasi, CV Alfabeta, Bandung

. 2007, Statistik untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung

Sunaryo. 2004, Psikologi untuk Keperawatan, EGC, Jakarta

Wawan, A & Dewi, M. 2011, Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, danPerilaku Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta

Widayati, T. 2006, Gambaran tingkat pengetahuan tentang asuhan persalinannormal pada bidan yang sudah dan belum mendapatkan pelatihan asuhanpersalinan normal di wilayah distrik Cilacap, STIKES Al- Irsyad Al-Islamiyyah, Cilacap

Yuliastuti, I. 2007, Pengaruh Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap terhadapKinerja Perawat dalam Penatalaksanaan Kasus Flu Burung di Rumah SakitAdam Malik Medan, Diakses 19 April 2014,<http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6738/1/09E0074 .pdf>

Zuhriana. 2012, Faktor Yang Berhubungan dengan Kinerja Perawat di UnitRawat Inap RSUD Bula Kabupaten Seram Bagian Timur, Jurnal FKMUniveritas Hasanuddin Makassar, Makassar