20
1 PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA PENGELOLAAN SAMPAH PADAT FAKULTAS DAN FASILITAS UMUM DI UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2014 Noviaji Joko Priono, Agustin Kusumayati Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, 16424, Indonesia E-mail : [email protected] Abstrak Tanpa program manajemen sampah yang efektif dan efisien, sampah yang dihasilkan di Universitas Indonesia dapat mengakibatkan dampak terhadap kesehatan dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan program perencanaan teknik operasional pada pengelolaan sampah di Universitas Indonesia. Lokasi sampel penelitian ini di FISIP, FKM, FT dan Asrama Mahasiswa UI. Peneliti mengukur timbulan sampah gedung, taman, kantin dan jalan selama 8 hari berturut-turut dan melakukan observasi terhadap sistem pengelolaan saat ini. Timbulan sampah padat di UI sebesar 0.023 ± 0.007 kg/orang/hari atau 0.32 ± 0.01 liter/orang/hari, 1.08 ± 0.27 m 3 /kantin/hari untuk sampah kantin, 2.72 ± 0.58 m 3 /ha/hari untuk sampah taman dan 0.19 ± 0.008 liter/m/hari untuk sampah jalan. Sistem pemilahan sampah harus dilakukan dari sumbernya hingga proses pengolahan sampah. Di tahun 2014 diperlukan armada pengangkut dengan kapasitas 3 m 3 sebanyak empat gerobak motor dan truk kapasitas 6 m 3 berjumlah tiga truk. OPERATIONAL TECHINQUES PLANNING OF SOLID WASTE MANAGEMENT AT FACULTY AND PUBLI FACILITIES IN UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK YEAR 2014 Abstract Without effective and efficient of waste management programs, waste generated at the Universitas Indonesia can causes health and environment effects. The purpose of this research to develop a program of operational techniques of waste management planning at the Universitas Indonesia. Primary data taken in May 2014, location of the sample in FISIP, FKM, FT and UI Student Dormitory. Researcher measured waste generation buildings, parks, canteen and road for 8 consecutive days and observe the current management system. Generation of solid waste generated in the UI of 0.023 ± 0.007 kg/person/day or 0.32 ± 0.01 liters/person/day, 1.08 ± 0.27 m3/canteen/day for canteen waste, 0.58 ± 2.72 m3/ha/day for garden waste and 0.19 ± 0.008 liter/m/day to waste the road. Waste collecting system must be done from the source to the sewage treatment process. In 2014 required a fleet carrier with a capacity of 3m 3 four motor carts and trucks capacity of 6m 3 of three trucks. Keywords : Management; Solid Waste; Sorting Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

1

PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA PENGELOLAAN SAMPAH PADAT FAKULTAS DAN FASILITAS UMUM DI

UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2014

Noviaji Joko Priono, Agustin Kusumayati

Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,

16424, Indonesia

E-mail : [email protected]

Abstrak

Tanpa program manajemen sampah yang efektif dan efisien, sampah yang dihasilkan di Universitas Indonesia dapat mengakibatkan dampak terhadap kesehatan dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan program perencanaan teknik operasional pada pengelolaan sampah di Universitas Indonesia. Lokasi sampel penelitian ini di FISIP, FKM, FT dan Asrama Mahasiswa UI. Peneliti mengukur timbulan sampah gedung, taman, kantin dan jalan selama 8 hari berturut-turut dan melakukan observasi terhadap sistem pengelolaan saat ini. Timbulan sampah padat di UI sebesar 0.023 ± 0.007 kg/orang/hari atau 0.32 ± 0.01 liter/orang/hari, 1.08 ± 0.27 m3/kantin/hari untuk sampah kantin, 2.72 ± 0.58 m3/ha/hari untuk sampah taman dan 0.19 ± 0.008 liter/m/hari untuk sampah jalan. Sistem pemilahan sampah harus dilakukan dari sumbernya hingga proses pengolahan sampah. Di tahun 2014 diperlukan armada pengangkut dengan kapasitas 3 m3 sebanyak empat gerobak motor dan truk kapasitas 6 m3 berjumlah tiga truk.

OPERATIONAL TECHINQUES PLANNING OF SOLID WASTE MANAGEMENT

AT FACULTY AND PUBLI FACILITIES IN UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK YEAR 2014

Abstract

Without effective and efficient of waste management programs, waste generated at the Universitas Indonesia can causes health and environment effects. The purpose of this research to develop a program of operational techniques of waste management planning at the Universitas Indonesia. Primary data taken in May 2014, location of the sample in FISIP, FKM, FT and UI Student Dormitory. Researcher measured waste generation buildings, parks, canteen and road for 8 consecutive days and observe the current management system. Generation of solid waste generated in the UI of 0.023 ± 0.007 kg/person/day or 0.32 ± 0.01 liters/person/day, 1.08 ± 0.27 m3/canteen/day for canteen waste, 0.58 ± 2.72 m3/ha/day for garden waste and 0.19 ± 0.008 liter/m/day to waste the road. Waste collecting system must be done from the source to the sewage treatment process. In 2014 required a fleet carrier with a capacity of 3m3 four motor carts and trucks capacity of 6m3 of three trucks. Keywords : Management; Solid Waste; Sorting

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 2: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

2

Latar Belakang

Manajemen sampah merupakan tantangan utama di wilayah perkotaan di seluruh

dunia. Tanpa program manajemen sampah yang efektif dan efisien, sampah yang dihasilkan

dari berbagai aktivitas manusia, baik industri dan rumah tangga dapat mengakibatkan dampak

terhadap kesehatan dan lingkungan. Jumlah sampah yang dihasilkan di kota-kota jauh lebih

tinggi dari pada di perdesaan (0.15 kg/kapita/hari), sementara di perkotaan dapat lebih dari 1.0

kg/kapita/hari. Persentase rata-rata sampah organik di kota-kota besar negara Asia berkisar

antara 50% sampai 70% (APO, 2007).

Negara di Asia, seperti Bangladesh, India, Malaysia, Vietnam, Thailand, Sri Lanka

dan negara lainnya menghadapi masalah manajemen sampah yang sangat kompleks. Volume

sampah yang semakin besar telah mengakibatkan gangguan lingkungan yang sangat tidak di

inginkan dan mempengaruhi gaya hidup serta lingkungan di masa mendatang. Manajemen

limbah yang masih buruk dalam hal pengumpulan, pewadahan, pengangkutan dan pengolahan

sampah padat mengakibatkan banyaknya kerusakan lingkungan dan dampak kesehatan yang

dirasakan (APO, 2007).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zeng (2010), sampah menyumbang

10,39% dari total emisi gas-gas rumah kaca dari berbagai sektor. Permasalahan ini sebetulnya

dapat diatasi dengan melakukan pengelolaan sampah yang baik dengan mendaur ulang

sampah-sampah seperti plastik, botol, besi, dan mengolah sampah organik menjadi kompos.

Zeng juga menyimpulkan bahwa mendaur ulang sampah dan pengomposan dapat menjadi

cara paling efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sampah.

Sampah sebagai sumber penyakit, baik secara langsung maupun tak langsung. Secara

langsung sampah merupakan tempat berkembangnya berbagai parasit, bakteri dan patogen;

sedangkan secara tak langsung sampah merupakan sarang berbagai vektor (pembawa

penyakit) seperti tikus, kecoa, lalat dan nyamuk. Sampah yang membusuk; kaleng, botol,

plastik; merupakan sarang patogen dan vektor penyakit. Berbagai penyakit yang dapat

muncul karena sampah yang tidak dikelola antara lain adalah, diare, disentri, cacingan,

malaria, kaki gajah (elephantiasis) dan demam berdarah. Penyakit-penyakit ini merupakan

ancaman bagi manusia, yang dapat menimbulkan kematian (Tobing, 2005).

Masalah persampahan bukan hanya menjadi tantangan bagi pengelolaan perkotaan,

namun juga bagi pengelolaan di lingkungan institusi pendidikan. Lingkungan kampus

merupakan salah satu tempat banyaknya manusia beraktivitas yang akhirnya akan

menghasilkan sampah. Berdasarkan data dari Direktorat Pendidikan Universitas Indonesia,

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 3: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

3

jumlah mahasiswa aktif per Desember 2013 adalah sebanyak 37415 orang ditambah dengan

jumlah dosen serta pegawai UI lainnya per Desember 2013 yaitu sebanyak 8053 orang.

Kampus UI Depok belum memiliki pengolahan sampah sendiri. Sistem pengolahan

sampah yang terdapat di fakultas UI Depok pada umumnya sama yaitu mulai dari

pengumpulan sampah, penampungan sampah di masing-masing fakultas, kemudian sampah

tersebut diangkut dengan menggunakan truk pengangkut dan dibuang ke TPA Cipayung.

Sedangkan, sampah taman dibakar pada hari libur. Namun, tidak semua fakultas melakukan

pembakaran sampah taman. Sehingga kampus UI Depok perlu membuat suatu perencanaan

pengelolaan sampah yang dapat mereduksi volume sampah padat yang akan dibuang ke TPA

Cipayung karena volume sampah yang dihasilkan oleh 10 fakultas mencapai 14,5 m3/hari

(Rizki, 2012).

Universitas Indonesia sebagai Universitas kelas dunia sudah sepatutnya dapat

mengelola sampah secara mandiri dan terintegrasi. Walaupun pelaksanaan pengelolaan

sampah di masing-masing fakultas dan fasilitas umum di UI berbeda, namun sistem yang

dilakukan haruslah terintegrasi sehingga program pengelolaan sampah dapat berjalan dengan

baik. Untuk itu diperlukan perencanaan dalam pengelolaan sampah padat di Universitas

Indonesia mulai dari sistem pemilahan, pewadahan yang ada di fakultas dan fasilitas hingga

pengangkutan dan pengolahan sampah yang dilakukan oleh UI.

Tinjauan Pustaka

Di dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah pasal 1

ayat (1) berbunyi: Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam

yang berbentuk padat. Sementara setiap orang atau kelompok orang atau badan hukum yang

menghasilkan timbulan sampah adalah penghasil sampah.

Menurut UU No. 18 tahun 2008, pengelolaan sampah merupakan suatu kegiatan yang

sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan

sampah. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan

kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya (Pasal 4 UU No. 18 tahun

2008).

Menurut PERMEN PU 03/PRT/M/2013 pemilahan sampah merupakan kegiatan

mengelompokkan dan memisahkan sampah sesuai dengan jenis sampah menjadi paling

sedikit (lima) jenis sampah yang terdiri atas:

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 4: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

4

Tabel 1 Label atau Tanda dan Warna Wadah Sampah No Jenis Sampah Label Warna

1.

Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan berbahaya dan beracun.

Merah

2 Sampah yang mudah terurai misalnya sisa makanan, tulang, duri, daun kering, daging dll

Hijau

3.

Sampah yang dapat digunakan kembali misalnya botol kaca atau plastik, kaleng makanan dan minuman dll.

Kuning

4.

Sampah yang dapat di daur ulang misalnya kardus, karton makanan dan minuman, koran bekas, dan buku bekas

Biru

5. Sampah lainnya

Abu-abu

Sumber: PERMEN PU 03/PRT/M/2013

Pengumpulan sampah adalah aktivitas penanganan yang tidak hanya mengumpulkan

sampah dari wadah individual dan atau dari wadah komunal (bersama) melainkan juga

mengangkutnya ke tempat terminal tertentu, baik dengan pengangkutan langsung maupun

tidak langsung (SNI 19-2454-2002). Berdasarkan SNI 3242: 2008, cara perhitungan jumlah

alat pengumpul adalah sebagai berikut: Jumlah alat pengumpul = !"!"  !  !"  !  !"

Dimana :

Ts = Timbulan sampah (L/orang atau unit/hari)

Kk = Kapasitas Alat Pengumpul (liter)

Fp = Faktor pemadatan alat =1,2

Rk = Ritasi alat pengumpul (rit/hari) Metode Stationary Container System (SCS) adalah metode yang dapat diterapkan

untuk berbagai macam sampah dengan wadah yang dipakai menyimpan sampah tetap tinggal

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 5: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

5

ditempat. Sistemnya bervariasi tergantung dari jumlah sampah yang dikumpulkan juga

jumlah titik timbulan sampah.

Gambar 1. Pola Pengangkutan dengan Sistem Kontainer Tetap

Kendaraan dari pool menuju kontainer pertama, sampah dituang ke dalam truck

compactor dan meletakkan kembali kontainer yang kosong. Kendaraan menuju ke kontainer

berikutnya sehingga truck penuh, untuk kemudian langsung menuju ke pemrosesan atau ke

TPA. Demikian seterusnya sampah pada rit terakhir.

Pengolahan sampah yang dimaksud pada PERMEN No 03/PRT/M/2013 merupakan

kegiatan mengubah karakteristik, komposisi dan/atau jumlah sampah. Pengolahan sampah

meliputi kegiatan:

1. Pemadatan;

2. Pengomposan;

3. Daur ulang materi; dan

4. Mengubah sampah menjadi sumber energi.

Metode Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan kuantitatif deskriptif dan kualitatif studi kasus

dengan metode observational. Penelitian ini bertujuan untuk membuat perencanaan teknik

operasional pada pengelolaan sampah padat fakultas dan fasilitas umum dengan melakukan

pengukuran terhadap timbulan sampah padat gedung, kantin, taman dan jalan. Sedangkan

sistem yang diamati mencakup sistem pewadahan, pemilahan, pengumpulan, pengangkutan

dan pengolahan sampah padat. Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan

langsung dengan penimbangan terhadap sampah padat yang dihasilkan disetiap fakultas dan

fasilitas umum. Penelitian ini juga menggunakan data sekunder meliputi data jumlah

mahasiswa, pegawai dan dosen aktif serta data luas taman dan panjang jalan di Universitas

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 6: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

6

Indonesia. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh fakultas dan fasilitas umum yang ada

di Universitas Indonesia.

Jumlah bangunan non domestik di UI ada 10 fakultas dan 10 fasilitas umum.

Sehingga total ada 20 bangunan non domestik. Sementara itu dari masing-masing bangunan

non domestik memiliki jumlah bangunan yang berbeda dengan total 103 bangunan yang

tersebar di masing-masing bangunan non domestik. Karena masing-masing bangunan

domestik jumlah bangunannya tidak representatif maka yang digunakan dalam perhitungan

sampel kali ini adalah sebagai berikut:

S = Cnd √Ts S = 1 √ 10 % x 103 total bangunan di UI S = 1 √ 10.3 S = 3.2 bangunan non domestik

Diambil sampel yang mewakili tiga rumpun ilmu di Universitas Indonesia yaitu

Rumpun ilmu kesehatan di ambil sampel yaitu Fakultas Kesehatan Masyarakat; Rumpun Ilmu

Sosial dan Humaniora diambil sampel Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik; dan Rumpun

ilmu sains dan teknologi yaitu Fakultas Teknik serta Fasilitas Umum yaitu asrama mahasiswa

UI. Jumlah kantin di UI mencapai 16 kantin pada tahun 2014. Maka perhitungan sampel

untuk sampah kantin adalah sebagai berikut:

S = Cnd √Ts

S = 1 √ 16

S = 1 .4

S = 4 kantin

Berdasarkan penelitian Anne (2011) panjang jalan di UI mencapai 14.597 m. Maka

perhitungan sampel untuk sampah jalan adalah sebagai berikut:

S = Cnd √Ts S = 1 √ 14597 S = 1 . 120.8 meter S = 121 meter

Berdasarkan penelitian Anne (2011) luas taman di UI mencapai 500.000 m2. Maka

perhitungan sampel untuk sampah taman adalah sebagai berikut:

S = Cnd √Ts

S = 1 √ 500.000 meter2

S = 1 . 707.1 meter2

S = 707.1 meter2

Lokasi penelitian ini adalah di kampus Universitas Indonesia Kota Depok. Khususnya

di FKM UI, FISIP UI, FT UI dan Asrama UI serta jalan UI. Penelitian ini dilakukan selama 8

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 7: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

7

hari berturut-turut pada bulan Mei-Juni 2014. Hasil data yang dikumpulkan dari proses,

observasi dan pengukuran dalam penelitian ini dianalisis dan disajikan dalam bentuk table dan

narasi. Serta dibuat perencanaan program pengelolaan sampah untuk setiap sampel yang

diambil

Hasil Penelitian

Jika dilihat dari peruntukannya, UI Depok memiliki luas 320 ha dengan seluas 25

persen area UI secara ketat diperuntukkan bagi kegiatan-kegiatan akademik, penelitian, dan

kemahasiswaan, sedangkan 75 persen sisanya diperuntukkan bagi penghutanan kembali.

Secara keseluruhan UI memiliki 8 danau yang tersebar di area kampusnya dan dirawat secara

cermat untuk melindungi ekosistem yang rapuh (Profil UI, 2011).

Tabel 2 Jumlah Civitas Universitas Indonesia tahun 2010-2013

Tahun Jumlah Mahasiswa Jumlah Dosen Jumlah Pegawai Total 2010 36237 6771 3105 46513 2011 36958 6812 3095 46865 2012 37170 4263 3255 44688 2013 37415 4504 3464 45383

Rata-rata 36945 5587 3229 44862 Sumber: Direktorat Pendidikan dan Direktorat PSDM Universitas Indonesia (2014)

Sumber sampah yang dihasilkan Universitas Indonesia berasal dari gedung, kantin,

taman dan jalan. Jika dikelompokkan berdasarkan komposisinya, sampah organik (sisa

makanan) gedung memiliki persentase 36.2 %, sampah Bahan Berbahaya dan Beracun

(baterai, lampu neon) 1.3 %, sampah guna ulang (botol, kaleng dan plastik) 25.8 %, sampah

daur ulang (kertas-kertasan) 29.9 % dan sampah residu (pembalut, puntung rokok, dll) 6.8 %.

Sementara itu untuk sampah kantin, jenis organik 77,6% dan anorganik 22,4 % dari sampah

yang dihasilkan kantin. Untuk sampah taman dan jalan 100% sampah organik karena berupa

daun-daunan. Timbulan sampah padat yang dihasilkan per orang per hari di UI sebesar 0.023

± 0.007 kg/orang/hari atau 0.32 ± 0.01 liter/orang/hari. Untuk timbulan sampah kantin 1.08 ±

0.27 m3/kantin/hari, 2.72 ± 0.58 m3/ha/hari untuk sampah taman dan 0.000126 ± 0.8 10-6

m3/m/hari. Proyeksi total timbulan sampah gedung adalah sebesar 15.04 m3/hari, sampah

kantin 17.33 m3/hari, sampah taman 59,46 m3/hari dan sampah jalan 2,77 m3/hari dengan total

keseluruhan 94,67 m3/hari.

Usulan program teknik operasional pada pengelolaan sampah padat fakultas dan

fasilitas umum di UI untuk pewadahan sampah adalah tidak mudah rusak dan kedap air;

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 8: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

8

mudah dan cepat dalam proses pengosongan; memiliki tutup; ukuran 30-50 liter dan

menggunakan kantong plastik di dalamnya. Untuk melengkapi program ini maka diperlukan

pula, kontainer sampah yang terpisah. Kontainer sampah tersebut dapat berupa penyekat

terhadap kontainer sampah yang telah di miliki saat ini atau dengan pengadaan kontainer

khusus dengan skala yang lebih kecil di sesuai dengan jumlah timbulan sampah.

Kegiatan pengumpulan sampah yang direkomendasikan minimal adalah dua kali

sehari yaitu pada awal waktu kerja petugas kebersihan (pagi hari) dan sebelum selesai

pekerjaan petugas kebersihan (sore hari).

Gambar 2. Rencana Alur Pengumpulan Sampah di Kampus UI

Armada pengumpul sampah dengan kapasitas 1 m3 dapat dilakukan penyekatan sesuai

dengan jenis sampah organik, kertas, plastik dan residu dimana sampah lainnya memiliki

volume terkecil dalam penyekatan dilihat dari timbulan sampah yang dihasilkannya juga

sedikit. Dari pengukuran sampah yang ada, minimal setiap fakultas dan fasilitas umum di UI

memiliki satu armada pengumpul sampah berupa gerobak dengan kapasitas 1 m3.

Gambar 3. Rencana Sistem Pengumpulan Sampah di Fakultas dan Fasilitas UI Depok

Guna Ulang Plastik, Kaca, Logam

Daur Ulang Kertas-kertasan

Organik

Sisa makanan dll

B3 Bahan Berbahaya

Residu Pembalut, popok dll

Sumber Sampah

Guna Ulang Plastik, Kaca, Logam

Daur Ulang Kertas-kertasan

Organik

Sisa makanan dll

B3 Bahan Berbahaya

Residu Pembalut, popok dll

TPS Fakultas/ Fasilitas Wadah Terpilah

TPS FAKULTAS/ FASILITAS TPS FAKULTAS/ FASILITAS

ISI KOSONG

TEMPAT SAMPAH

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 9: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

9

Pola pengangkutan sampah yang diusulkan di UI adalah dengan menggunakan sistem

pengumpulan individual langsung (door to door). Pola ini merupakan sistem pengumpulan

sampah dengan cara mengambil sampah langsung menuju titik sumber (fakultas atau

fasilitas), dari titik pengumpulan sampah pertama hingga titik-titik berikutnya hingga

kendaraan pengangkut penuh sesuai dengan kapasitasnya. Selanjutnya, kendaraan menuju ke

UPS UI untuk dikosongkan, kemudian kendaraan kembali melakukan perjalanan menuju

lokasi ke titik pengumpulan sampah berikutnya sampah terpenuhi ritasi yang telah ditetapkan.

Metode ini juga dapat disebut Stationary Container System (SCS).

Gambar 4. Rencana Sistem Pengangkutan Sampah di Kampus UI Depok

Untuk perhitungan ritasi dan jumlah armada dalam sistem pengangkutan hampir sama

dengan perhitungan pengumpulan sampah yaitu menggunakan SNI 3242: 2008.

Tabel 3. Rekapitulasi Perhitungan Ritasi dan Jumlah Armada Pengangkut tahun 2014

Sumber Sampah Timbulan (m3)

Kapasitas Armada

Faktor Pemadatan Ritasi Jumlah

Armada Optimalisasi

Armada

Gedung

Guna Ulang 3.88 3 1.2 2 1 1 Daur Ulang 4.50 3 1.2 2 1

Organik 5.44 3 1.2 2 1 1 B3 0.20 3 1.2 1 1

Residu 1.02 3 1.2 1 1 Kantin Anorganik 3.88 3 1.2 2 1 1 Organik 13.42 6 1.2 2 1

3 Taman 59.56 6 1.2 9 3 Jalan 2.77 3 1.2 1 1 1

UPS UI diharapkan dapat melakukan pengolahan terhadap sampah organik dengan

memanfaatkan proses dekomposisi zat organik oleh kuman – kuman pembusuk pada kondisi

tertentu. Berikut tahap – tahap di dalam pembuatan kompos adalah pemisahan benda – benda

yang tidak dapat dipakai sebagai pupuk seperti, gelas, kaleng, dan sebagainya; Penghancuran

sampah menjadi partikel – partikel lebih kecil (minimal 5 cm); Pencampuran sampah dengan

UPS UI UPS UI

ISI KOSONG

KONTAINER

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 10: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

10

memperhatikan kadar karbon dan nitrogen yang paling baik (C:N=1:30); Penempatan sampah

dalam galian tanah yang tidak begitu dalam dan pembolak – balikan sampah 4-5 kali selama

15-21 hari agar pupuk dapat terbentuk baik.

Tabel 4. Perhitungan Biaya untuk Pengumpulan Sampah Gedung dan Kantin per Fakultas Tahun 2014

Tahun Elemen Qty Harga Satuan (Rp) Total Biaya/ tahun (Rp)

2014 Masker 48 Rp 5.000 Rp 240.000 Sepatu 4 Rp 100.000 Rp 400.000 Sarung Tangan 48 Rp 10.000 Rp 480.000

Gerobak (1m3) 1 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Petugas Pengumpulan 2 Rp 12.000.000 Rp 24.000.000

Total Rp 26.120.000

Jika di asumsikan, untuk pengumpulan sampah taman melihat data bahwa 25% adalah

untuk kegiatan akademik, penelitian dan seterusnya sementara 75 % merupakan hutan kota.

Maka dapat dikatakan 13.78 ha yang tanggung jawabnya di bebankan kepada fakultas atau

fasilitas umum. Sehingga asumsinya masing-masing fakultas memiliki luas taman yang

harus di kelola sebesar 0.86 ha. Jika 1 ha di kumpulkan oleh 10 orang maka 0.86 ha di

kumpulkan oleh 9 orang. Sehingga perhitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Perhitungan Biaya untuk Pengumpulan Sampah Taman per Fakultas dan Fasilitas

Umum Tahun 2014

Tahun Elemen Qty Harga Satuan (Rp) Total Biaya/ tahun (Rp)

2014 Masker 108 Rp 5.000 Rp 540.000 Sepatu 18 Rp 100.000 Rp 1.800.000 Sarung Tangan 108 Rp 10.000 Rp 1.080.000

Sapu Lidi 108 Rp 5.000 Rp 540.000 Petugas Pengumpulan 9 Rp 12.000.000 Rp 108.000.000

Total Rp 111.960.000

Sehingga total pembiayaan yang dibebankan kepada fakultas adalah jumlah

pengumpulan sampah gedung, kantin dan sampah jalan adalah = Rp 26.120.000 + Rp

111.960.000 = Rp 138.080.000/tahun

Rasio kebutuhan personil penyapuan/panjang jalan sama dengan satu orang petugas

untuk 0.5 km jalan disesuaikan dengan kriteria sistem pengumpulan di Indonesia. Panjang

jalan di UI 14.5 km sehingga jumlah SDM yang diperlukan adalah 30 orang. Kemudian

dilakukan perhitungan biaya untuk keperluan APD dan gaji yang diterima. Di asumsikan jalan

di UI memiliki 4 ruas jalan yang harus di sapu dengan masing-masing ruas sepanjang 0.5 km

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 11: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

11

memerlukan waktu selama 2 jam termasuk waktu istirahat, santai, buang air kecil dan lain-

lain. Tabel 6. Perhitungan Biaya untuk Pengumpulan Sampah Jalan Tahun 2014

Tahun Elemen Qty Harga Satuan (Rp) Total Biaya/ tahun (Rp)

2014 Masker 360 Rp 5.000 Rp 1.800.000 Sepatu 60 Rp 100.000 Rp 6.000.000 Sarung Tangan 360 Rp 10.000 Rp 3.600.000

Sapu Lidi 360 Rp 5.000 Rp 1.800.000 Petugas Pengumpulan 30 Rp 12.000.000 R 360.000.000

Total Rp 373.200.000

Berdasarkan timbulan sampah pada tahun 2014, maka dapat dilakukan perhitungan

jumlah SDM, APD dan armada yang akan melakukan pengangkutan sampah menuju UPS UI.

Pengangkutan sampah dilakukan sesuai dengan komposisi sampah dengan jumlah armada

yang telah ditentukan sebelumnya maka jumlah SDM, dan APD yang diperlukan adalah

sebagai berikut:

Tabel 7. Jumlah SDM, dan APD Pengangkutan Sampah di Fakultas dan Fasilitas Umum Universitas Indonesia Tahun 2014

Sumber Sampah Timbulan (m3)

Kapasitas Armada

Jumlah Armada

Jumlah SDM Masker Sarung

Tangan Sepatu

Gedung

Guna Ulang 3.88

3 m3 3 6 144 144 12

Daur Ulang 4.50 Organik 5.44 B3 0.20 Residu 1.02

Kantin Anorganik 3.88 Organik 13.42 6 m3 3 6 144 144 12 Taman 59.56

Jalan 2.77 3 m3 1 2 48 48 4 Total 14 336 336 28

Setelah diketahui jumlah SDM dan APD yang diperlukan dapat ditentukan pula biaya

yang dikeluarkan untuk pengangkutan sampah UI tahun 2014. Hingga saat ini UI telah

memiliki satu truk sampah dengan kapasitas 6 m3 dan dua gerobak motor dengan kapasitas 3

m3. Sehingga dalam perhitungan pembiayaan hanya hasil kekurangan armada saja yang

diperhitungkan. Untuk penggunaan bahan bakar, satu armada per harinya adalah Rp 20.000

(312 hari selama satu tahun). Artinya selama satu tahun 1 armada memerlukan biaya Rp

6.240.000/tahun. Adapun hasil perhitungan pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut:

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 12: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

12

Tabel 8. Perhitungan Biaya untuk Pengangkutan Sampah Total di UI tahun 2014

Tahun Elemen Qty Harga Satuan (Rp) Total Biaya/ tahun (Rp)

2014 Masker 336 Rp 5.000 Rp 1.680.000 Sepatu 28 Rp 100.000 Rp 2.800.000 Sarung Tangan 336 Rp 10.000 Rp 3.360.000

Gerobak Motor (3m3) 2 Rp 60.000.000 Rp 120.000.000 Truk (6 m3) 2 Rp 400.000.000 Rp 800.000.000 Bahan bakar 7 Rp 6.240.000 Rp 43.680.000 Petugas Pengangkutan 14 Rp 12.000.000 Rp 168.000.000

Total Rp 1.139.520.000

Perhitungan biaya dilakukan hanya untuk satu kali pengadaan armada di tahun 2014.

Untuk tahun berikutnya disesuaikan dengan kebutuhan kendaraan yang ada. Dari perhitungan

juga di dapatkan biaya yang harus di keluarkan UI dalam melakukan pengelolaan sampah

yaitu jumlah biaya pengumpulan sampah jalan ditambah jumlah biaya pengangkutan sampah

total adalah = Rp 373.200.000 + Rp 1.139.520.000

= Rp 1.512.720.000/tahun

Pada sampah kompos menurut Budiharjo (2005), reduksi bahan kompos pada variasi

berada pada interval 65-95 %. Budiharjo mengatakan dalam penelitiannya penyusutan bahan

kompos terbesar pada sampah organik kota ditambahkan EM4 yaitu 95 % sedangkan yang

terkecil merupakan sampah organik ditambahkan serbuk gergaji dan EM4 yaitu 65 %.

Sehingga pada perhitungan di UI diambil penyusutan sebesar 95%.

Berat sampah organik di UI per hari adalah jumlah sampah organik gedung 408.2 kg

ditambah sampah organik kantin 783,2 kg, ditambah sampah jalan 145.97 kg, dan ditambah

sampah taman 5603.24 kg dengan total 6940.61 kg. Jika mengalami penyusutan untuk

menjadi kompos sebesar 95 % maka pupuk kompos yang dihasilkan dari total sampah organik

di UI menjadi 347.03 kg/hari. Jika sampah gedung mengelompokkan sampah berdasarkan

guna ulang dan daur ulang. Maka pembiayaan di fakultas dapat ditutupi dari hasil keuntungan

penjualan sampah guna ulang dan daur ulang yang tampaknya cukup besar. Dari sampah

gedung dihasilkan sampah guna ulang sebesar 25.8% atau setara dengan 290.93 kg, sementara

sampah daur ulang berupa kertas mencapai 29.9 % atau setara dengan 337.16 kg.

Tabel 9. Estimasi Keuntungan Penjualan Sampah Guna Ulang dan Daur Ulang per hari

No Jenis Sampah Berat Sampah Harga per Kg Harga Penjualan/hari 1. Guna Ulang 290.93 Rp 4.000 Rp 1.163.720 2. Daur Ulang 337.16 Rp 2.000 Rp 674.320 3. Kompos 347.03 Rp 10.000 Rp 3.470.300 Total Rp 5.308.340

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 13: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

13

Dari hasil perhitungan didapat untuk pengelolaan sampah per Fakultas mengeluarkan

biaya sebesar =Rp 138.080.000/tahun dan UI mengeluarkan Rp 1.512.720.000/tahun.

Sementara itu pemasukan total yang didapatkan selama satu tahun adalah Rp 5.308.340 x 313

hari (tanpa minggu) adalah Rp 1.661.510.420/tahun.

Tabel 10. Perhitungan Pengeluaran dan Pemasukan dari Pengelolaan Sampah

No. Uraian Debet Kredit Saldo 1. Pengeluaran per Fakultas Rp 138.080.000 2. Pengeluaran UI Rp 1.512.720.000 3. Pemasukan dari Sampah Rp 1.661.510.420 Total Rp 1.661.510.420 Rp 1.650.800.000 Rp 10.710.420

Biaya pemasukan tersebut dapat digunakan untuk pengelolaan sampah di UI.

Sistemnya dapat dilakukan dengan membagi kepada fakultas-fakultas di UI sesuai dengan

proporsi timbulan sampah yang dihasilkannya

Pembahasan

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa timbulan sampah per orang per harinya telah

melewati Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-3964-1994, yakni sebesar 0.01-0.02

kg/murid/hari untuk kategori sampah yang di dihasilkan di sekolah atau institusi pendidikan.

Terlihat timbulan sampah per orang per hari di FISIP UI, FKM UI, FT UI dan Asrama UI

memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan angka maksimum dari timbulan sampah

instansi sekolah yang tercantum di SNI, baik dalam satuan massa (kg) atau volume (m3). Hal

ini dikarenakan beberapa faktor yaitu waktu operasional di masing-masing lokasi sampel yang

lebih lama di bandingkan dengan di lingkungan sekolah. Sementara waktu operasional di

sekolah pada umumnya hanya 4-6 jam sementara di lokasi sampel 8-13 jam.

Selain itu, di UI juga terdapat kegiatan administratif yang bisa dikategorikan kedalam

komponen sumber sampah dari kantor yang memiliki timbulan sampah yang lebih tinggi dari

sekolah. Sehingga timbulan sampah per orang per hari di UI jauh lebih tinggi dibandingkan

SNI. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya yang menyatakan

timbulan sampah per orang per hari di UI lebih besar dari SNI yaitu 0,0387 kg/orang/hari

(Triliana, 2010) dan 0,024 kg/orang/hari (Anne, 2011). Dalam penelitiannya, Anne (2011)

mengatakan timbulan sampah di UI dari perbandingan berat diketahui tidak berada dalam

kisaran timbulan sekolah. Hal ini terjadi karena individu yang beraktivitas di UI adalah

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 14: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

14

individu dewasa dan bukan usia sekolah sehingga timbulan sampah yang dihasilkan

berpotensi lebih besar.

Diketahui jumlah timbulan sampah kantin rata-rata per unitnya mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Triliana pada tahun 2010

menunjukkan bahwa timbulan sampah di UI sebesar 0.74 m3/unit/hari dan pada tahun 2011

penelitian yang dilakukan oleh Anne, menunjukkan timbulan sampah mencapai 1,1

m3/unit/hari. Untuk FKM UI dan Asrama UI menunjukkan jumlah timbulan sampah yang

masih berkisaran dengan penelitian sebelumnya. Sementara timbulan sampah kantin di FT UI

dan FISIP UI jauh lebih tinggi daripada hasil penelitian sebelumnya.

Hasil penelitian terhadap sampah taman menunjukkan bahwa timbulan sampah taman

di UI memiliki berat jenis sebesar 37.39 kg/m3. Hasil tersebut berada lebih tinggi daripada

penelitian yang dilakukan oleh Triliana (2010) yang menunjukkan timbulan sampah taman di

UI adalah sebesar 0.01 kg/m2/hari dengan berat jenis sampah 20.921 kg/m3. Sementara

penelitian yang dilakukan oleh Anne (2011) menunjukkan timbulan sampah taman di UI

memiliki berat jenis sampah sebesar 62,06 kg/m3 dengan rata-rata timbulan 23.57 kg/m2/hari.

Pada hari Senin, timbulan sampah taman relatif tinggi. Hal ini dikarenakan sampah

pada hari Senin merupakan gabungan dari sampah sejak Sabtu siang hingga Senin pagi.

Setelah Sabtu siang tidak ada lagi kegiatan pengumpulan sampah taman, sehingga sampah

terakumulasi pada hari Senin pagi. Timbulan sampah taman juga dipengaruhi oleh cuaca, jika

cuaca sedang hujan maka akan banyak ditemukan daun-daun yang berjatuhan dan sampah

tercampur dengan air (basah) sehingga pada saat penimbangan relatif lebih berat. Timbulan

sampah taman sangat dipengaruhi luasnya lahan di lokasi sampel dan jumlah pepohonan yang

berada di lokasi sampel. Semakin luas dan banyaknya pepohonan maka timbulan sampah

yang dihasilkan akan semakin besar pula.

Diketahui hasil pengukuran sampah jalan adalah rata-rata sebesar 0.010 kg/m/hari atau

0.19 liter/m/hari. Berdasarkan jenis, jalan akses UI tergolong dalam jalan arteri. Berdasarkan

SNI 19-3964-1994, timbulan sampah jalan arteri adalah berkisar 0.02-0.10 kg/m/hari atau

0.10-0.15 liter/m/hari, maka hasil pengukuran dalam satuan kg tersebut masih berada di

kisaran SNI untuk sampah jalan arteri. Sementara untuk hasil pengukuran dalam satuan

volume berada di atas SNI untuk sampah jalan arteri. Perbedaan ini dikarenakan berat jenis

sampah jalan yang berbeda. Ketika dilakukan pengukuran sampah jalan terkadang setelah

turunnya hujan. Sehingga sampah jalan pada umumnya memiliki berat jenis yang lebih besar.

Tempat sampah yang terbuka dalam pengamatan ditemukan banyaknya lalat yang

hinggap yaitu lebih dari 10 ekor lalat. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 15: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

15

140/MENKES/SK/XI/2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan

industri indeks lalat maksimal 8 ekor/fly grill (100x100 cm) dalam pengukuran 30 detik.

Sementara yang diketahui ada lebih dari 8 ekor lalat di tempat sampah terbuka tersebut. Hal

ini berbeda dengan tempat sampah tertutup yang tidak ditemukan adanya lalat. Pewadahan

sampah seharusnya juga dilengkapi dengan penutup agar air hujan tidak masuk (USAID,

2010). Idealnya jenis wadah disesuaikan dengan jenis sampah yang akan dikelola agar

memudahkan dalam penanganan berikutnya, khususnya dalam upaya daur-ulang. Di samping

itu, dengan adanya wadah yang baik, maka: (1) Bau akibat pembusukan sampah yang juga

menarik datangnya lalat; (2) Air hujan yang berpotensi menambah kadar air di sampah dan

(3) pencampuran sampah yang tidak sejenis.

Sejalan dengan penelitian tersebut, di University of Washington membagi type wadah

sampahnya menjadi beberapa bagian tiga jenis wadah sampah yaitu: (1) kertas campuran ; (2)

kaleng dan botol; dan (3) sampah umum (University of Washington, 2014). Berbeda dengan

Universitas Alberta di Canada dimana wadah sampah yang ada di kampus tersebut ada lima

jenis yaitu: (1) kertas dan kardus warna biru; (2) organik warna hijau; (3) plastik warna

coklat; dan (4) Kaca dan logam warna kuning (University of Alberta,2014).

Berdasarkan SNI 19-2454-2002, sistem pewadahan yang dilakukan lebih baik

dipisahkan berdasar jenis sampah, yaitu: (1) Sampah organik, untuk sampah halaman, sisa

makan, dan sampah dapur yang diletakkan di wadah berwarna gelap; (2) Sampah anorganik,

untuk gelas, plastik, logam, dan lainnya yang diletakkan di wadah berwarna terang dan (3)

Sampah bahan berbahaya dan beracun, diletakkan di wadah dengan warna merah.

Proses pemilahan belum dilakukan di semua Fakultas dan fasilitas umum di UI. Ada

di beberapa fakultas yang telah menyediakan tempat sampah organik dan anorganik, ada juga

yang mengelompokkannya berdasarkan sampah basah dan sampah kering. Namun

sayangnya, pewadahan tersebut belum diimbangi dengan proses pemilahan sampah yang baik

oleh civitas UI. Di tempat sampah organik masih ditemukan banyak sampah dengan jenis

anorganik dan sebaliknya. Selain itu, pada proses pengumpulan sampah, akhirnya sampah-

sampah tersebut dicampur menjadi satu oleh petugas kebersihan Sehinga jelas proses

pemilahan sampah masih belum berjalan dengan baik di Universitas Indonesia.

Tahap yang paling awal dan paling menonjol dalam pengelolaan sampah di Jepang

adalah pemisahan sampah menurut jenisnya sebelum dibuang. Jepang membedakan

sampahnya dalam beberapa kategori, dan kategori pemisahan ini dapat berbeda-beda pada

setiap kota ataupun distrik, sebab tergantung pada kebijakan municipality-nya (Yasuda dalam

Wardhani 2007:62). Terlihat jelas, sejak dari sumber sampahnya Universitas Indonesia belum

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 16: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

16

mampu menjalankan sistem pengelolaan dengan baik. Hal ini akan berdampak kepada sistem

selanjutnya yaitu pengumpulan, pengangkutan bahkan pengolahan sampah. Sependapat

dengan Damanhuri (2010) bahwa idealnya jenis wadah disesuaikan dengan jenis sampah yang

akan dikelola agar memudahkan dalam penanganan berikutnya, khususnya dalam upaya daur-

ulang.

Pengumpulan sampah yang dilakukan di Universitas menggunakan tong sampah

langsung, kantong plastik, dan gerobak sampah. Ada pula di FISIP UI dengan menggunakan

kain hitam karena bekerja sama dengan pemulung sampah. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang pernah dilakukan oleh Anne (2011) dimana FIB UI dan Asrama UI

mengumpulkan sampah gedungnya dengan mengangkut satu per satu tempat sampah umum

di luar ruangan menuju kontainer. Model ini dinamakan hauled container system (HCS) tipe

konvensional, dimana pengumpulan sampah dilakukan dari satu titik menuju TPS lalu

kembali ke titik tersebut untuk pengembalian tempat sampah kosong, dilanjutkan ke titik

berikutnya dan dilakukan hal yang sama, hingga seluruh titik selesai dikumpulkan.

FKM UI dan FT UI sampah yang berasal dari gedung di pindahkan ke gerobak

sampah kemudian di buang ke kontainer sampah. Penelitian yang di lakukan Anne (2011)

tentang pengumpulan sampah di UI mengatakan model pengumpulan sampah yang diterapkan

di FT UI pada umumnya adalah stationer container system (SCS). Dimana pengambilan

sampah dilakukan dengan armada pengangkutan dari satu titik , lalu dilakukan pengosongan

tempat sampah di titik tersebut, dan di lanjutkan dengan titik berikutnya, pengosongan

kembali tempat sampah, dan seterusnya hingga armada pengumpulan tersebut penuh dan

kemudian sampah-sampah tersebut dibawa menuju ke Tempat Pembuangan Sampah

Sementara (TPS) yakni kontainer di masing-masing fakultas.

Waktu pengumpulan sampah di Universitas Indonesia untuk masing-masing fakultas

dan fasilitas umum berbeda. Ada yang waktu pengumpulannya pagi hari, siang hari dan sore

hari saja. Model pemindahan dan pengangkutan seperti yang ada di UI juga bisa disebut

dengan hauled container system tipe konvensional, dimana pengambilan dilakukan oleh truk

pengangkut di satu titik kontainer lalu kemudian diangkut menuju TPA Cipayung dan

dikembalikan ke titik semula dalam keadaan kosong. Penelitian ini masih sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Anne (2011) dimana model pengangkutan yang terjadi di setiap

fakultas dan fasilitas di Universitas Indonesia pada tahun 2011 adalah model pemindahan dan

pengangkutan hauled container system.

Ke depannya, jika UI menerapkan pemilahan sampah maka sistem pengangkutan

harus di ubah, yaitu dengan sistem curb. Menggunakan kendaraan pengumpul yang berbeda,

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 17: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

17

atau kendaraan yang sama tetapi dengan jadwal pengumpulan yang berbeda (Damanhuri,

2010). Pengumpulan yang dimaksud dalam hal ini, pengumpulan sampah dari fakultas atau

fasilitas menuju Unit Pengolahan Sampah (UPS) yang telah di miliki oleh UI. Sudah saatnya

UI mengurangi pengangkutan sampah ke TPA Cipayung atau bahkan meniadakannya.

Sehingga pengangkutan sampah ke TPA Cipayung dialihkan menjadi pengumpulan sampah

di masing-masing fakultas atau fasilitas. Seperti yang disampaikan Tchobanoglous (2002)

sampah seharusnya sudah terbungkus dengan plastik. Sistem yang digunakan juga bisa

seperti negara maju dengan sistem door to door artinya masing-masing fakultas atau fasilitas

menyiapkan sampah di pinggir jalan yang sudah ditentukan tempatnya. Untuk itu perlu

kepastian jadwal pengumpulan sampah.

Frekuensi pengumpulan sampah bervariasi tergantung pada kebijakan. Di kota

Kitayushu, sampah yang telah dikumpulkan biasanya diangkut dua kali dalam seminggu,

sedangkan pengumpulan sampah yang dapat di daur ulang dilakukan satu kali dalam

seminggu (Office for International Environmental Coooperation, City of Kitayushu, 2004).

Pengumpulan sampah dalam hal dapat didefinisikan sebagai pengangkutan sampah di

Indonesia karena kegiatannya merupakan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA. Sebagai

contoh, proses pengangkutan juga berkaitan kapan waktu warga di Jepang membuang

sampah. Di Jepang sendiri ada waktu khusus bagi warganya untuk bisa membuang sampah.

Sampah tidak mudah dibakar biasanya dilakukan sebulan sekali yaitu hari Jumat, hanya pekan

kesatu, kedua, ketiga atau keempat. Sampah daur ulang umumnya dilakukan seminggu

sekali, yakni Rabu (Budi, 2006). Sementara itu, pembuangan sampah besar dapat dilakukan

dengan cara menghubungi nomor telepon tertentu yang sudah ditetapkan atau membawa

sendiri sampahnya ke tempat fasilitas pembuangan sampah besar yang disebut shigenka

center atau gomi centa (Environmental Affairs Bereau, City of Nagoya, 2005). Kondisi

demikian banyak dijumpai di FT UI, yang dapat banyak ditemukan maket-maket dan barang

bekas praktikum yang cukup besar dan memakan ruang. Teknisnya, mahasiswa dapat

menghubungi nomor tertentu untuk mengangkut barang tersebut atau mengantarkannya

sendiri. Hal ini agar mahasiswa memiliki kepedulian terhadap apa yang telah mereka

hasilkan (sampah).

Untuk saat ini, kampus UI Depok memiliki Unit Pengolahan Sampah (UPS UI). Hasil

penelitian hanya menyatakan untuk sampah organik dari Balairung, Balai sidang dan

sekitarnya berupa daun-daun mulai di kumpulkan ke UPS. Ke depan mulai tahun 2015, UI

akan mulai mengumpulkan sampah ke UPS untuk diolah secara mandiri. UPS juga di miliki

oleh FT UI yang baru saja berdiri bangunan fisiknya pada tahun 2014. Untuk saat ini belum

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 18: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

18

berjalan secara optimal. Namun ke depan, UPS FT UI akan mencoba mengolah secara

mandiri sampah yang dihasilkan oleh FT UI. Jika, UI berkomitmen meniadakan

pengangkutan sampah ke TPA Cipayung, maka UPS UI harus siap untuk mengolah sampah

yang dihasilkan oleh kampus UI Depok setiap harinya.

Universitas Harvard setiap tahunnya bersama komunitas disana melakukan daur ulang

4.700 ton kertas, kaleng, botol, komputer dan barang-barang lainnya. Selain itu, kampus ini

juga berhasil membuat kompos dari 4.000 ton sampah-sampah organik (Harvard University,

2014). Universitas Columbia mengolah sampahnya dengan melakukan daur ulang. Dari tahun

2005-2007, kampus ini mampu mendaur ulang hingga 45 ton sampah (environment

Columbia.edu, 2014).

Bahkan di Manchester University lebih dari 90% telah menerapkan skema daur ulang

yang dikenal sebagai ‘bin bin’. Kampus ini berkomitmen untuk membuat rancangan strategi

lingkungan dan rencana limbah berkelanjutan. Mereka bekerja sama dengan direktorat

perkebunan dan fasilitas di negara itu untuk menyediakan fasilitas daur ulang. Setiap individu

diminta untuk menyerahkan sampah mereka ke titik daur ulang terdekat. Daur ulang sampah

tersebut meliputi poin terpisah untuk botol plastik, kaleng, kaca (jika mungkin), dan sampah

umum (non-daur ulang). Tujuan mereka adalah untuk mendorong orang untuk berpikir

tentang jumlah sampah yang mereka hasilkan, serta meningkatkan jumlah yang di daur ulang.

Pada tahun 2012/2013 kampus ini berhasil melakukan daur ulang sebesar 1.717 ton (37,1 %)

dari sampah total yang dihasilkan (Manchester University, 2014).

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil yang ditemukan dalam penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat

diambil adalah jika dikelompokkan berdasarkan komposisinya, sampah organik (sisa

makanan) gedung memiliki persentase 36.2 %, sampah Bahan Berbahaya dan Beracun

(baterai, lampu neon) 1.3 %, sampah guna ulang (botol, kaleng dan plastik) 25.8 %, sampah

daur ulang (kertas-kertasan) 29.9 % dan sampah residu (pembalut, puntung rokok, dll) 6.8 %.

Sementara itu untuk sampah kantin, jenis organik 77,6% dan anorganik 22,4 % dari sampah

yang dihasilkan kantin. Untuk sampah taman dan jalan 100% sampah organik karena berupa

daun-daunan. Timbulan sampah padat yang dihasilkan per orang per hari di UI sebesar 0.023

± 0.007 kg/orang/hari atau 0.32 ± 0.01 liter/orang/hari. Untuk timbulan sampah kantin 1.08 ±

0.27 m3/kantin/hari, 2.72 ± 0.58 m3/ha/hari untuk sampah taman dan 0.000126 ± 0.8 10-6

m3/m/hari.

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 19: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

19

Proses pemilahan sampah di fakultas dan fasilitas umum di UI belum berjalan secara

optimal, padahal sudah tersedia pewadahan sampah terpisah. Hal ini dikarenakan proses

pengumpulan dan pengangkut sampah di UI masih belum menerapkan proses pemilahan

sampah. Pewadahan dan pemilahan sampah di fakultas dan fasilitas umum di UI harus

berdasarkan lima jenis sampah yaitu: (1) sampah organik berupa sisa makanan, (2) sampah

B3 berupa baterai, lampu neon, dan tinta, (3) sampah guna ulang berupa botol, kaleng dan

plastik, (4) sampah daur ulang berupa campuran kertas dan (5) sampah lainnya yang tidak

termasuk kedalam empat jenis lainnya.

Melalui Universitas Indonesia diharapkan dapat banyak melaksanakan kegiatan

sosialisasi tentang pengurangan, pembatasan dan pemilahan sampah padat di UI. Selain itu,

diharapkan UI dapat melakukan pengolahan seluruh sampah di UI, menyediakan sarana dan

prasarana, serta dapat membuat kebijakan yang tegas dalam hal pengelolaan sampah di UI.

Begitu juga kepada civitas UI diharapkan dapat bekerja sama dalam melakukan pemilahan

sampah di UI.

Daftar Pustaka

APO. (2007). Solid Waste Management: Issues and Challenges in Asia. Japan. Asian

Productivity Organization. Anne, A.E. (2011). Studi Timbulan Sampah dan Komposisi Sampah sebagai Dasar Desain

Sistem Pengumpulan Sampah di Kawasan Kampus Universitas Indonesia (Studi Kasus: 4 Fakultas dan 1 Fasilitas di Kampus Universitas Indonesia). Depok: (Skripsi) Fakultas Teknik Universitas Indonesia

BPS. (2011). Jumlah Penduduk Indonesia. Retrieved Maret 16, 2013, information from http://www.bps.go.id

Departemen PU. (1998). Kriteria Perencanaan Persampahan. Direktorat PLP- Direktorat Jenderal Cipta Karya-PU.

Damanhuri. (2010). Diktat Kuliah : Pengelolaan Sampah. Program Studi Teknik Lingkungan. ITB: Bandung.

Gaur. R.C. (2009). Basic environmental engineering. New Delhi: New Age International Publisher.

Ministry of Environment Japan. (2005). Japan’s Experience in Promotion of the 3Rs. Japan. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 140/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri Rizki, S. (2012). Perencanaan Pengelolaan Sampah Padat di 10 Fakultas Universitas

Indonesia Depok tahun 2013. Depok: (Skripsi) Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

State of New Jersey. (2012). Solid Waste Type. retrieved Mei 01, 2014 information from http://www.nj.gov/dep/dshw/lrm/type.htm

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014

Page 20: PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA …

20

Saskatchewan Ministry of Environment. 2010. Health and Environment Effects of Burning Municipal Solid Waste. retrieved Mei 01, 2014 information from www.environment.gov.sk.ca

Surat Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor 1305/SK/R/UI/2011 tentang Kebijakan Pengelolaan Sampah dan Limbah yang Mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Kampus Universitas Indonesia

Surat Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor 1306/SK/R/UI/2011 tentang Kebijakan Pembatasan Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) untuk Kemasan Makanan dan Minuman di Kampus Universitas Indonesia

Surat Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor 1308/SK/R/UI/2011 tentang Kebijakan Untuk Mengurangi Penggunaan Kertas dan Plastik di Kampus Universitas Indonesia

Surat Keputusan Rektor 0449/SK/R/UI/2012 tentang Pembentuk Tim Masterplasn Pengelolaan Sampah Kampus Universitas Indonesia.

SNI-T-12-1991-03 tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman. Departemen Pekerjaan Umu, Bandung: Yayasan LPMB

SNI S-04-1993-03,Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil Dan Kota Sedang Di Indonesia Departemen Pekerjaan Umum. Bandung : Yayasan LPMB.

SNI 19-3964-1994, Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan Departemen Pekerjaan Umum.. Bandung : Yayasan LPMB.

SNI 19-2454-2002, Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. Departemen Pekerjaan Umum.Bandung : Yayasan LPMB.

SNI 3242: 2008. Pengelolaan Sampah di Permukiman. Sudradjat. (2006). Mengelola Sampah Kota. Jakarta : Penebar Swadaya Tobing, I. S. (2005). Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan. Makalah pada

Lokakarya" Aspek lingkungan dan legalitas pembuangan sampah serta sosialisasi pemanfaatan sampah organik sebagai bahan baku pembuatan kompos" kerjasama Universitas Nasional dan Dikmenti DKI Jakarta.

Tchobanoglous,G.(2002). Handbook of solid waste management, Mc Grawhill. 2nd Edition. Singapore

University of Alberta. (2014). Recycling and Waste. Information on http://www.sustainability.ualberta.ca/GetInvolved/Recycling.aspx (24/05/14)

University of Harvard. (2014). The Complete Guide to Recycling, Composting, and Sero Waste at Harvard. Information on http://green.harvard.edu (24/05/14)

University of Washington. (2014). Recycling and Solid Waste : Facilities Service Design Guide. University of Washington

Usaid. (2010). Modul Pelatihan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. DKI Jakarta: Environmental Service Delivery.

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Wardhani, C. (2007). The Development of Waste Regulations and the Psychological

Prespectives of Public Participations in Waste Management in Japan. Manabu, Journal of Japanese Studies, vol.2 No.1/June, pp.57-74

Zeng, X. (2010). “Integrated Solid Waste Management under Global Warming”. The Open Waste Management Journal, vol 3, 13-17

Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014