Upload
others
View
20
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PERENCANAAN TEKNIK OPERASIONAL PADA PENGELOLAAN SAMPAH PADAT FAKULTAS DAN FASILITAS UMUM DI
UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2014
Noviaji Joko Priono, Agustin Kusumayati
Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,
16424, Indonesia
E-mail : [email protected]
Abstrak
Tanpa program manajemen sampah yang efektif dan efisien, sampah yang dihasilkan di Universitas Indonesia dapat mengakibatkan dampak terhadap kesehatan dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan program perencanaan teknik operasional pada pengelolaan sampah di Universitas Indonesia. Lokasi sampel penelitian ini di FISIP, FKM, FT dan Asrama Mahasiswa UI. Peneliti mengukur timbulan sampah gedung, taman, kantin dan jalan selama 8 hari berturut-turut dan melakukan observasi terhadap sistem pengelolaan saat ini. Timbulan sampah padat di UI sebesar 0.023 ± 0.007 kg/orang/hari atau 0.32 ± 0.01 liter/orang/hari, 1.08 ± 0.27 m3/kantin/hari untuk sampah kantin, 2.72 ± 0.58 m3/ha/hari untuk sampah taman dan 0.19 ± 0.008 liter/m/hari untuk sampah jalan. Sistem pemilahan sampah harus dilakukan dari sumbernya hingga proses pengolahan sampah. Di tahun 2014 diperlukan armada pengangkut dengan kapasitas 3 m3 sebanyak empat gerobak motor dan truk kapasitas 6 m3 berjumlah tiga truk.
OPERATIONAL TECHINQUES PLANNING OF SOLID WASTE MANAGEMENT
AT FACULTY AND PUBLI FACILITIES IN UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK YEAR 2014
Abstract
Without effective and efficient of waste management programs, waste generated at the Universitas Indonesia can causes health and environment effects. The purpose of this research to develop a program of operational techniques of waste management planning at the Universitas Indonesia. Primary data taken in May 2014, location of the sample in FISIP, FKM, FT and UI Student Dormitory. Researcher measured waste generation buildings, parks, canteen and road for 8 consecutive days and observe the current management system. Generation of solid waste generated in the UI of 0.023 ± 0.007 kg/person/day or 0.32 ± 0.01 liters/person/day, 1.08 ± 0.27 m3/canteen/day for canteen waste, 0.58 ± 2.72 m3/ha/day for garden waste and 0.19 ± 0.008 liter/m/day to waste the road. Waste collecting system must be done from the source to the sewage treatment process. In 2014 required a fleet carrier with a capacity of 3m3 four motor carts and trucks capacity of 6m3 of three trucks. Keywords : Management; Solid Waste; Sorting
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
2
Latar Belakang
Manajemen sampah merupakan tantangan utama di wilayah perkotaan di seluruh
dunia. Tanpa program manajemen sampah yang efektif dan efisien, sampah yang dihasilkan
dari berbagai aktivitas manusia, baik industri dan rumah tangga dapat mengakibatkan dampak
terhadap kesehatan dan lingkungan. Jumlah sampah yang dihasilkan di kota-kota jauh lebih
tinggi dari pada di perdesaan (0.15 kg/kapita/hari), sementara di perkotaan dapat lebih dari 1.0
kg/kapita/hari. Persentase rata-rata sampah organik di kota-kota besar negara Asia berkisar
antara 50% sampai 70% (APO, 2007).
Negara di Asia, seperti Bangladesh, India, Malaysia, Vietnam, Thailand, Sri Lanka
dan negara lainnya menghadapi masalah manajemen sampah yang sangat kompleks. Volume
sampah yang semakin besar telah mengakibatkan gangguan lingkungan yang sangat tidak di
inginkan dan mempengaruhi gaya hidup serta lingkungan di masa mendatang. Manajemen
limbah yang masih buruk dalam hal pengumpulan, pewadahan, pengangkutan dan pengolahan
sampah padat mengakibatkan banyaknya kerusakan lingkungan dan dampak kesehatan yang
dirasakan (APO, 2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zeng (2010), sampah menyumbang
10,39% dari total emisi gas-gas rumah kaca dari berbagai sektor. Permasalahan ini sebetulnya
dapat diatasi dengan melakukan pengelolaan sampah yang baik dengan mendaur ulang
sampah-sampah seperti plastik, botol, besi, dan mengolah sampah organik menjadi kompos.
Zeng juga menyimpulkan bahwa mendaur ulang sampah dan pengomposan dapat menjadi
cara paling efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sampah.
Sampah sebagai sumber penyakit, baik secara langsung maupun tak langsung. Secara
langsung sampah merupakan tempat berkembangnya berbagai parasit, bakteri dan patogen;
sedangkan secara tak langsung sampah merupakan sarang berbagai vektor (pembawa
penyakit) seperti tikus, kecoa, lalat dan nyamuk. Sampah yang membusuk; kaleng, botol,
plastik; merupakan sarang patogen dan vektor penyakit. Berbagai penyakit yang dapat
muncul karena sampah yang tidak dikelola antara lain adalah, diare, disentri, cacingan,
malaria, kaki gajah (elephantiasis) dan demam berdarah. Penyakit-penyakit ini merupakan
ancaman bagi manusia, yang dapat menimbulkan kematian (Tobing, 2005).
Masalah persampahan bukan hanya menjadi tantangan bagi pengelolaan perkotaan,
namun juga bagi pengelolaan di lingkungan institusi pendidikan. Lingkungan kampus
merupakan salah satu tempat banyaknya manusia beraktivitas yang akhirnya akan
menghasilkan sampah. Berdasarkan data dari Direktorat Pendidikan Universitas Indonesia,
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
3
jumlah mahasiswa aktif per Desember 2013 adalah sebanyak 37415 orang ditambah dengan
jumlah dosen serta pegawai UI lainnya per Desember 2013 yaitu sebanyak 8053 orang.
Kampus UI Depok belum memiliki pengolahan sampah sendiri. Sistem pengolahan
sampah yang terdapat di fakultas UI Depok pada umumnya sama yaitu mulai dari
pengumpulan sampah, penampungan sampah di masing-masing fakultas, kemudian sampah
tersebut diangkut dengan menggunakan truk pengangkut dan dibuang ke TPA Cipayung.
Sedangkan, sampah taman dibakar pada hari libur. Namun, tidak semua fakultas melakukan
pembakaran sampah taman. Sehingga kampus UI Depok perlu membuat suatu perencanaan
pengelolaan sampah yang dapat mereduksi volume sampah padat yang akan dibuang ke TPA
Cipayung karena volume sampah yang dihasilkan oleh 10 fakultas mencapai 14,5 m3/hari
(Rizki, 2012).
Universitas Indonesia sebagai Universitas kelas dunia sudah sepatutnya dapat
mengelola sampah secara mandiri dan terintegrasi. Walaupun pelaksanaan pengelolaan
sampah di masing-masing fakultas dan fasilitas umum di UI berbeda, namun sistem yang
dilakukan haruslah terintegrasi sehingga program pengelolaan sampah dapat berjalan dengan
baik. Untuk itu diperlukan perencanaan dalam pengelolaan sampah padat di Universitas
Indonesia mulai dari sistem pemilahan, pewadahan yang ada di fakultas dan fasilitas hingga
pengangkutan dan pengolahan sampah yang dilakukan oleh UI.
Tinjauan Pustaka
Di dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah pasal 1
ayat (1) berbunyi: Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam
yang berbentuk padat. Sementara setiap orang atau kelompok orang atau badan hukum yang
menghasilkan timbulan sampah adalah penghasil sampah.
Menurut UU No. 18 tahun 2008, pengelolaan sampah merupakan suatu kegiatan yang
sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan
kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya (Pasal 4 UU No. 18 tahun
2008).
Menurut PERMEN PU 03/PRT/M/2013 pemilahan sampah merupakan kegiatan
mengelompokkan dan memisahkan sampah sesuai dengan jenis sampah menjadi paling
sedikit (lima) jenis sampah yang terdiri atas:
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
4
Tabel 1 Label atau Tanda dan Warna Wadah Sampah No Jenis Sampah Label Warna
1.
Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan berbahaya dan beracun.
Merah
2 Sampah yang mudah terurai misalnya sisa makanan, tulang, duri, daun kering, daging dll
Hijau
3.
Sampah yang dapat digunakan kembali misalnya botol kaca atau plastik, kaleng makanan dan minuman dll.
Kuning
4.
Sampah yang dapat di daur ulang misalnya kardus, karton makanan dan minuman, koran bekas, dan buku bekas
Biru
5. Sampah lainnya
Abu-abu
Sumber: PERMEN PU 03/PRT/M/2013
Pengumpulan sampah adalah aktivitas penanganan yang tidak hanya mengumpulkan
sampah dari wadah individual dan atau dari wadah komunal (bersama) melainkan juga
mengangkutnya ke tempat terminal tertentu, baik dengan pengangkutan langsung maupun
tidak langsung (SNI 19-2454-2002). Berdasarkan SNI 3242: 2008, cara perhitungan jumlah
alat pengumpul adalah sebagai berikut: Jumlah alat pengumpul = !"!" ! !" ! !"
Dimana :
Ts = Timbulan sampah (L/orang atau unit/hari)
Kk = Kapasitas Alat Pengumpul (liter)
Fp = Faktor pemadatan alat =1,2
Rk = Ritasi alat pengumpul (rit/hari) Metode Stationary Container System (SCS) adalah metode yang dapat diterapkan
untuk berbagai macam sampah dengan wadah yang dipakai menyimpan sampah tetap tinggal
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
5
ditempat. Sistemnya bervariasi tergantung dari jumlah sampah yang dikumpulkan juga
jumlah titik timbulan sampah.
Gambar 1. Pola Pengangkutan dengan Sistem Kontainer Tetap
Kendaraan dari pool menuju kontainer pertama, sampah dituang ke dalam truck
compactor dan meletakkan kembali kontainer yang kosong. Kendaraan menuju ke kontainer
berikutnya sehingga truck penuh, untuk kemudian langsung menuju ke pemrosesan atau ke
TPA. Demikian seterusnya sampah pada rit terakhir.
Pengolahan sampah yang dimaksud pada PERMEN No 03/PRT/M/2013 merupakan
kegiatan mengubah karakteristik, komposisi dan/atau jumlah sampah. Pengolahan sampah
meliputi kegiatan:
1. Pemadatan;
2. Pengomposan;
3. Daur ulang materi; dan
4. Mengubah sampah menjadi sumber energi.
Metode Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan kuantitatif deskriptif dan kualitatif studi kasus
dengan metode observational. Penelitian ini bertujuan untuk membuat perencanaan teknik
operasional pada pengelolaan sampah padat fakultas dan fasilitas umum dengan melakukan
pengukuran terhadap timbulan sampah padat gedung, kantin, taman dan jalan. Sedangkan
sistem yang diamati mencakup sistem pewadahan, pemilahan, pengumpulan, pengangkutan
dan pengolahan sampah padat. Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan
langsung dengan penimbangan terhadap sampah padat yang dihasilkan disetiap fakultas dan
fasilitas umum. Penelitian ini juga menggunakan data sekunder meliputi data jumlah
mahasiswa, pegawai dan dosen aktif serta data luas taman dan panjang jalan di Universitas
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
6
Indonesia. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh fakultas dan fasilitas umum yang ada
di Universitas Indonesia.
Jumlah bangunan non domestik di UI ada 10 fakultas dan 10 fasilitas umum.
Sehingga total ada 20 bangunan non domestik. Sementara itu dari masing-masing bangunan
non domestik memiliki jumlah bangunan yang berbeda dengan total 103 bangunan yang
tersebar di masing-masing bangunan non domestik. Karena masing-masing bangunan
domestik jumlah bangunannya tidak representatif maka yang digunakan dalam perhitungan
sampel kali ini adalah sebagai berikut:
S = Cnd √Ts S = 1 √ 10 % x 103 total bangunan di UI S = 1 √ 10.3 S = 3.2 bangunan non domestik
Diambil sampel yang mewakili tiga rumpun ilmu di Universitas Indonesia yaitu
Rumpun ilmu kesehatan di ambil sampel yaitu Fakultas Kesehatan Masyarakat; Rumpun Ilmu
Sosial dan Humaniora diambil sampel Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik; dan Rumpun
ilmu sains dan teknologi yaitu Fakultas Teknik serta Fasilitas Umum yaitu asrama mahasiswa
UI. Jumlah kantin di UI mencapai 16 kantin pada tahun 2014. Maka perhitungan sampel
untuk sampah kantin adalah sebagai berikut:
S = Cnd √Ts
S = 1 √ 16
S = 1 .4
S = 4 kantin
Berdasarkan penelitian Anne (2011) panjang jalan di UI mencapai 14.597 m. Maka
perhitungan sampel untuk sampah jalan adalah sebagai berikut:
S = Cnd √Ts S = 1 √ 14597 S = 1 . 120.8 meter S = 121 meter
Berdasarkan penelitian Anne (2011) luas taman di UI mencapai 500.000 m2. Maka
perhitungan sampel untuk sampah taman adalah sebagai berikut:
S = Cnd √Ts
S = 1 √ 500.000 meter2
S = 1 . 707.1 meter2
S = 707.1 meter2
Lokasi penelitian ini adalah di kampus Universitas Indonesia Kota Depok. Khususnya
di FKM UI, FISIP UI, FT UI dan Asrama UI serta jalan UI. Penelitian ini dilakukan selama 8
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
7
hari berturut-turut pada bulan Mei-Juni 2014. Hasil data yang dikumpulkan dari proses,
observasi dan pengukuran dalam penelitian ini dianalisis dan disajikan dalam bentuk table dan
narasi. Serta dibuat perencanaan program pengelolaan sampah untuk setiap sampel yang
diambil
Hasil Penelitian
Jika dilihat dari peruntukannya, UI Depok memiliki luas 320 ha dengan seluas 25
persen area UI secara ketat diperuntukkan bagi kegiatan-kegiatan akademik, penelitian, dan
kemahasiswaan, sedangkan 75 persen sisanya diperuntukkan bagi penghutanan kembali.
Secara keseluruhan UI memiliki 8 danau yang tersebar di area kampusnya dan dirawat secara
cermat untuk melindungi ekosistem yang rapuh (Profil UI, 2011).
Tabel 2 Jumlah Civitas Universitas Indonesia tahun 2010-2013
Tahun Jumlah Mahasiswa Jumlah Dosen Jumlah Pegawai Total 2010 36237 6771 3105 46513 2011 36958 6812 3095 46865 2012 37170 4263 3255 44688 2013 37415 4504 3464 45383
Rata-rata 36945 5587 3229 44862 Sumber: Direktorat Pendidikan dan Direktorat PSDM Universitas Indonesia (2014)
Sumber sampah yang dihasilkan Universitas Indonesia berasal dari gedung, kantin,
taman dan jalan. Jika dikelompokkan berdasarkan komposisinya, sampah organik (sisa
makanan) gedung memiliki persentase 36.2 %, sampah Bahan Berbahaya dan Beracun
(baterai, lampu neon) 1.3 %, sampah guna ulang (botol, kaleng dan plastik) 25.8 %, sampah
daur ulang (kertas-kertasan) 29.9 % dan sampah residu (pembalut, puntung rokok, dll) 6.8 %.
Sementara itu untuk sampah kantin, jenis organik 77,6% dan anorganik 22,4 % dari sampah
yang dihasilkan kantin. Untuk sampah taman dan jalan 100% sampah organik karena berupa
daun-daunan. Timbulan sampah padat yang dihasilkan per orang per hari di UI sebesar 0.023
± 0.007 kg/orang/hari atau 0.32 ± 0.01 liter/orang/hari. Untuk timbulan sampah kantin 1.08 ±
0.27 m3/kantin/hari, 2.72 ± 0.58 m3/ha/hari untuk sampah taman dan 0.000126 ± 0.8 10-6
m3/m/hari. Proyeksi total timbulan sampah gedung adalah sebesar 15.04 m3/hari, sampah
kantin 17.33 m3/hari, sampah taman 59,46 m3/hari dan sampah jalan 2,77 m3/hari dengan total
keseluruhan 94,67 m3/hari.
Usulan program teknik operasional pada pengelolaan sampah padat fakultas dan
fasilitas umum di UI untuk pewadahan sampah adalah tidak mudah rusak dan kedap air;
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
8
mudah dan cepat dalam proses pengosongan; memiliki tutup; ukuran 30-50 liter dan
menggunakan kantong plastik di dalamnya. Untuk melengkapi program ini maka diperlukan
pula, kontainer sampah yang terpisah. Kontainer sampah tersebut dapat berupa penyekat
terhadap kontainer sampah yang telah di miliki saat ini atau dengan pengadaan kontainer
khusus dengan skala yang lebih kecil di sesuai dengan jumlah timbulan sampah.
Kegiatan pengumpulan sampah yang direkomendasikan minimal adalah dua kali
sehari yaitu pada awal waktu kerja petugas kebersihan (pagi hari) dan sebelum selesai
pekerjaan petugas kebersihan (sore hari).
Gambar 2. Rencana Alur Pengumpulan Sampah di Kampus UI
Armada pengumpul sampah dengan kapasitas 1 m3 dapat dilakukan penyekatan sesuai
dengan jenis sampah organik, kertas, plastik dan residu dimana sampah lainnya memiliki
volume terkecil dalam penyekatan dilihat dari timbulan sampah yang dihasilkannya juga
sedikit. Dari pengukuran sampah yang ada, minimal setiap fakultas dan fasilitas umum di UI
memiliki satu armada pengumpul sampah berupa gerobak dengan kapasitas 1 m3.
Gambar 3. Rencana Sistem Pengumpulan Sampah di Fakultas dan Fasilitas UI Depok
Guna Ulang Plastik, Kaca, Logam
Daur Ulang Kertas-kertasan
Organik
Sisa makanan dll
B3 Bahan Berbahaya
Residu Pembalut, popok dll
Sumber Sampah
Guna Ulang Plastik, Kaca, Logam
Daur Ulang Kertas-kertasan
Organik
Sisa makanan dll
B3 Bahan Berbahaya
Residu Pembalut, popok dll
TPS Fakultas/ Fasilitas Wadah Terpilah
TPS FAKULTAS/ FASILITAS TPS FAKULTAS/ FASILITAS
ISI KOSONG
TEMPAT SAMPAH
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
9
Pola pengangkutan sampah yang diusulkan di UI adalah dengan menggunakan sistem
pengumpulan individual langsung (door to door). Pola ini merupakan sistem pengumpulan
sampah dengan cara mengambil sampah langsung menuju titik sumber (fakultas atau
fasilitas), dari titik pengumpulan sampah pertama hingga titik-titik berikutnya hingga
kendaraan pengangkut penuh sesuai dengan kapasitasnya. Selanjutnya, kendaraan menuju ke
UPS UI untuk dikosongkan, kemudian kendaraan kembali melakukan perjalanan menuju
lokasi ke titik pengumpulan sampah berikutnya sampah terpenuhi ritasi yang telah ditetapkan.
Metode ini juga dapat disebut Stationary Container System (SCS).
Gambar 4. Rencana Sistem Pengangkutan Sampah di Kampus UI Depok
Untuk perhitungan ritasi dan jumlah armada dalam sistem pengangkutan hampir sama
dengan perhitungan pengumpulan sampah yaitu menggunakan SNI 3242: 2008.
Tabel 3. Rekapitulasi Perhitungan Ritasi dan Jumlah Armada Pengangkut tahun 2014
Sumber Sampah Timbulan (m3)
Kapasitas Armada
Faktor Pemadatan Ritasi Jumlah
Armada Optimalisasi
Armada
Gedung
Guna Ulang 3.88 3 1.2 2 1 1 Daur Ulang 4.50 3 1.2 2 1
Organik 5.44 3 1.2 2 1 1 B3 0.20 3 1.2 1 1
Residu 1.02 3 1.2 1 1 Kantin Anorganik 3.88 3 1.2 2 1 1 Organik 13.42 6 1.2 2 1
3 Taman 59.56 6 1.2 9 3 Jalan 2.77 3 1.2 1 1 1
UPS UI diharapkan dapat melakukan pengolahan terhadap sampah organik dengan
memanfaatkan proses dekomposisi zat organik oleh kuman – kuman pembusuk pada kondisi
tertentu. Berikut tahap – tahap di dalam pembuatan kompos adalah pemisahan benda – benda
yang tidak dapat dipakai sebagai pupuk seperti, gelas, kaleng, dan sebagainya; Penghancuran
sampah menjadi partikel – partikel lebih kecil (minimal 5 cm); Pencampuran sampah dengan
UPS UI UPS UI
ISI KOSONG
KONTAINER
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
10
memperhatikan kadar karbon dan nitrogen yang paling baik (C:N=1:30); Penempatan sampah
dalam galian tanah yang tidak begitu dalam dan pembolak – balikan sampah 4-5 kali selama
15-21 hari agar pupuk dapat terbentuk baik.
Tabel 4. Perhitungan Biaya untuk Pengumpulan Sampah Gedung dan Kantin per Fakultas Tahun 2014
Tahun Elemen Qty Harga Satuan (Rp) Total Biaya/ tahun (Rp)
2014 Masker 48 Rp 5.000 Rp 240.000 Sepatu 4 Rp 100.000 Rp 400.000 Sarung Tangan 48 Rp 10.000 Rp 480.000
Gerobak (1m3) 1 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Petugas Pengumpulan 2 Rp 12.000.000 Rp 24.000.000
Total Rp 26.120.000
Jika di asumsikan, untuk pengumpulan sampah taman melihat data bahwa 25% adalah
untuk kegiatan akademik, penelitian dan seterusnya sementara 75 % merupakan hutan kota.
Maka dapat dikatakan 13.78 ha yang tanggung jawabnya di bebankan kepada fakultas atau
fasilitas umum. Sehingga asumsinya masing-masing fakultas memiliki luas taman yang
harus di kelola sebesar 0.86 ha. Jika 1 ha di kumpulkan oleh 10 orang maka 0.86 ha di
kumpulkan oleh 9 orang. Sehingga perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Perhitungan Biaya untuk Pengumpulan Sampah Taman per Fakultas dan Fasilitas
Umum Tahun 2014
Tahun Elemen Qty Harga Satuan (Rp) Total Biaya/ tahun (Rp)
2014 Masker 108 Rp 5.000 Rp 540.000 Sepatu 18 Rp 100.000 Rp 1.800.000 Sarung Tangan 108 Rp 10.000 Rp 1.080.000
Sapu Lidi 108 Rp 5.000 Rp 540.000 Petugas Pengumpulan 9 Rp 12.000.000 Rp 108.000.000
Total Rp 111.960.000
Sehingga total pembiayaan yang dibebankan kepada fakultas adalah jumlah
pengumpulan sampah gedung, kantin dan sampah jalan adalah = Rp 26.120.000 + Rp
111.960.000 = Rp 138.080.000/tahun
Rasio kebutuhan personil penyapuan/panjang jalan sama dengan satu orang petugas
untuk 0.5 km jalan disesuaikan dengan kriteria sistem pengumpulan di Indonesia. Panjang
jalan di UI 14.5 km sehingga jumlah SDM yang diperlukan adalah 30 orang. Kemudian
dilakukan perhitungan biaya untuk keperluan APD dan gaji yang diterima. Di asumsikan jalan
di UI memiliki 4 ruas jalan yang harus di sapu dengan masing-masing ruas sepanjang 0.5 km
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
11
memerlukan waktu selama 2 jam termasuk waktu istirahat, santai, buang air kecil dan lain-
lain. Tabel 6. Perhitungan Biaya untuk Pengumpulan Sampah Jalan Tahun 2014
Tahun Elemen Qty Harga Satuan (Rp) Total Biaya/ tahun (Rp)
2014 Masker 360 Rp 5.000 Rp 1.800.000 Sepatu 60 Rp 100.000 Rp 6.000.000 Sarung Tangan 360 Rp 10.000 Rp 3.600.000
Sapu Lidi 360 Rp 5.000 Rp 1.800.000 Petugas Pengumpulan 30 Rp 12.000.000 R 360.000.000
Total Rp 373.200.000
Berdasarkan timbulan sampah pada tahun 2014, maka dapat dilakukan perhitungan
jumlah SDM, APD dan armada yang akan melakukan pengangkutan sampah menuju UPS UI.
Pengangkutan sampah dilakukan sesuai dengan komposisi sampah dengan jumlah armada
yang telah ditentukan sebelumnya maka jumlah SDM, dan APD yang diperlukan adalah
sebagai berikut:
Tabel 7. Jumlah SDM, dan APD Pengangkutan Sampah di Fakultas dan Fasilitas Umum Universitas Indonesia Tahun 2014
Sumber Sampah Timbulan (m3)
Kapasitas Armada
Jumlah Armada
Jumlah SDM Masker Sarung
Tangan Sepatu
Gedung
Guna Ulang 3.88
3 m3 3 6 144 144 12
Daur Ulang 4.50 Organik 5.44 B3 0.20 Residu 1.02
Kantin Anorganik 3.88 Organik 13.42 6 m3 3 6 144 144 12 Taman 59.56
Jalan 2.77 3 m3 1 2 48 48 4 Total 14 336 336 28
Setelah diketahui jumlah SDM dan APD yang diperlukan dapat ditentukan pula biaya
yang dikeluarkan untuk pengangkutan sampah UI tahun 2014. Hingga saat ini UI telah
memiliki satu truk sampah dengan kapasitas 6 m3 dan dua gerobak motor dengan kapasitas 3
m3. Sehingga dalam perhitungan pembiayaan hanya hasil kekurangan armada saja yang
diperhitungkan. Untuk penggunaan bahan bakar, satu armada per harinya adalah Rp 20.000
(312 hari selama satu tahun). Artinya selama satu tahun 1 armada memerlukan biaya Rp
6.240.000/tahun. Adapun hasil perhitungan pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut:
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
12
Tabel 8. Perhitungan Biaya untuk Pengangkutan Sampah Total di UI tahun 2014
Tahun Elemen Qty Harga Satuan (Rp) Total Biaya/ tahun (Rp)
2014 Masker 336 Rp 5.000 Rp 1.680.000 Sepatu 28 Rp 100.000 Rp 2.800.000 Sarung Tangan 336 Rp 10.000 Rp 3.360.000
Gerobak Motor (3m3) 2 Rp 60.000.000 Rp 120.000.000 Truk (6 m3) 2 Rp 400.000.000 Rp 800.000.000 Bahan bakar 7 Rp 6.240.000 Rp 43.680.000 Petugas Pengangkutan 14 Rp 12.000.000 Rp 168.000.000
Total Rp 1.139.520.000
Perhitungan biaya dilakukan hanya untuk satu kali pengadaan armada di tahun 2014.
Untuk tahun berikutnya disesuaikan dengan kebutuhan kendaraan yang ada. Dari perhitungan
juga di dapatkan biaya yang harus di keluarkan UI dalam melakukan pengelolaan sampah
yaitu jumlah biaya pengumpulan sampah jalan ditambah jumlah biaya pengangkutan sampah
total adalah = Rp 373.200.000 + Rp 1.139.520.000
= Rp 1.512.720.000/tahun
Pada sampah kompos menurut Budiharjo (2005), reduksi bahan kompos pada variasi
berada pada interval 65-95 %. Budiharjo mengatakan dalam penelitiannya penyusutan bahan
kompos terbesar pada sampah organik kota ditambahkan EM4 yaitu 95 % sedangkan yang
terkecil merupakan sampah organik ditambahkan serbuk gergaji dan EM4 yaitu 65 %.
Sehingga pada perhitungan di UI diambil penyusutan sebesar 95%.
Berat sampah organik di UI per hari adalah jumlah sampah organik gedung 408.2 kg
ditambah sampah organik kantin 783,2 kg, ditambah sampah jalan 145.97 kg, dan ditambah
sampah taman 5603.24 kg dengan total 6940.61 kg. Jika mengalami penyusutan untuk
menjadi kompos sebesar 95 % maka pupuk kompos yang dihasilkan dari total sampah organik
di UI menjadi 347.03 kg/hari. Jika sampah gedung mengelompokkan sampah berdasarkan
guna ulang dan daur ulang. Maka pembiayaan di fakultas dapat ditutupi dari hasil keuntungan
penjualan sampah guna ulang dan daur ulang yang tampaknya cukup besar. Dari sampah
gedung dihasilkan sampah guna ulang sebesar 25.8% atau setara dengan 290.93 kg, sementara
sampah daur ulang berupa kertas mencapai 29.9 % atau setara dengan 337.16 kg.
Tabel 9. Estimasi Keuntungan Penjualan Sampah Guna Ulang dan Daur Ulang per hari
No Jenis Sampah Berat Sampah Harga per Kg Harga Penjualan/hari 1. Guna Ulang 290.93 Rp 4.000 Rp 1.163.720 2. Daur Ulang 337.16 Rp 2.000 Rp 674.320 3. Kompos 347.03 Rp 10.000 Rp 3.470.300 Total Rp 5.308.340
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
13
Dari hasil perhitungan didapat untuk pengelolaan sampah per Fakultas mengeluarkan
biaya sebesar =Rp 138.080.000/tahun dan UI mengeluarkan Rp 1.512.720.000/tahun.
Sementara itu pemasukan total yang didapatkan selama satu tahun adalah Rp 5.308.340 x 313
hari (tanpa minggu) adalah Rp 1.661.510.420/tahun.
Tabel 10. Perhitungan Pengeluaran dan Pemasukan dari Pengelolaan Sampah
No. Uraian Debet Kredit Saldo 1. Pengeluaran per Fakultas Rp 138.080.000 2. Pengeluaran UI Rp 1.512.720.000 3. Pemasukan dari Sampah Rp 1.661.510.420 Total Rp 1.661.510.420 Rp 1.650.800.000 Rp 10.710.420
Biaya pemasukan tersebut dapat digunakan untuk pengelolaan sampah di UI.
Sistemnya dapat dilakukan dengan membagi kepada fakultas-fakultas di UI sesuai dengan
proporsi timbulan sampah yang dihasilkannya
Pembahasan
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa timbulan sampah per orang per harinya telah
melewati Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-3964-1994, yakni sebesar 0.01-0.02
kg/murid/hari untuk kategori sampah yang di dihasilkan di sekolah atau institusi pendidikan.
Terlihat timbulan sampah per orang per hari di FISIP UI, FKM UI, FT UI dan Asrama UI
memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan angka maksimum dari timbulan sampah
instansi sekolah yang tercantum di SNI, baik dalam satuan massa (kg) atau volume (m3). Hal
ini dikarenakan beberapa faktor yaitu waktu operasional di masing-masing lokasi sampel yang
lebih lama di bandingkan dengan di lingkungan sekolah. Sementara waktu operasional di
sekolah pada umumnya hanya 4-6 jam sementara di lokasi sampel 8-13 jam.
Selain itu, di UI juga terdapat kegiatan administratif yang bisa dikategorikan kedalam
komponen sumber sampah dari kantor yang memiliki timbulan sampah yang lebih tinggi dari
sekolah. Sehingga timbulan sampah per orang per hari di UI jauh lebih tinggi dibandingkan
SNI. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya yang menyatakan
timbulan sampah per orang per hari di UI lebih besar dari SNI yaitu 0,0387 kg/orang/hari
(Triliana, 2010) dan 0,024 kg/orang/hari (Anne, 2011). Dalam penelitiannya, Anne (2011)
mengatakan timbulan sampah di UI dari perbandingan berat diketahui tidak berada dalam
kisaran timbulan sekolah. Hal ini terjadi karena individu yang beraktivitas di UI adalah
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
14
individu dewasa dan bukan usia sekolah sehingga timbulan sampah yang dihasilkan
berpotensi lebih besar.
Diketahui jumlah timbulan sampah kantin rata-rata per unitnya mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Triliana pada tahun 2010
menunjukkan bahwa timbulan sampah di UI sebesar 0.74 m3/unit/hari dan pada tahun 2011
penelitian yang dilakukan oleh Anne, menunjukkan timbulan sampah mencapai 1,1
m3/unit/hari. Untuk FKM UI dan Asrama UI menunjukkan jumlah timbulan sampah yang
masih berkisaran dengan penelitian sebelumnya. Sementara timbulan sampah kantin di FT UI
dan FISIP UI jauh lebih tinggi daripada hasil penelitian sebelumnya.
Hasil penelitian terhadap sampah taman menunjukkan bahwa timbulan sampah taman
di UI memiliki berat jenis sebesar 37.39 kg/m3. Hasil tersebut berada lebih tinggi daripada
penelitian yang dilakukan oleh Triliana (2010) yang menunjukkan timbulan sampah taman di
UI adalah sebesar 0.01 kg/m2/hari dengan berat jenis sampah 20.921 kg/m3. Sementara
penelitian yang dilakukan oleh Anne (2011) menunjukkan timbulan sampah taman di UI
memiliki berat jenis sampah sebesar 62,06 kg/m3 dengan rata-rata timbulan 23.57 kg/m2/hari.
Pada hari Senin, timbulan sampah taman relatif tinggi. Hal ini dikarenakan sampah
pada hari Senin merupakan gabungan dari sampah sejak Sabtu siang hingga Senin pagi.
Setelah Sabtu siang tidak ada lagi kegiatan pengumpulan sampah taman, sehingga sampah
terakumulasi pada hari Senin pagi. Timbulan sampah taman juga dipengaruhi oleh cuaca, jika
cuaca sedang hujan maka akan banyak ditemukan daun-daun yang berjatuhan dan sampah
tercampur dengan air (basah) sehingga pada saat penimbangan relatif lebih berat. Timbulan
sampah taman sangat dipengaruhi luasnya lahan di lokasi sampel dan jumlah pepohonan yang
berada di lokasi sampel. Semakin luas dan banyaknya pepohonan maka timbulan sampah
yang dihasilkan akan semakin besar pula.
Diketahui hasil pengukuran sampah jalan adalah rata-rata sebesar 0.010 kg/m/hari atau
0.19 liter/m/hari. Berdasarkan jenis, jalan akses UI tergolong dalam jalan arteri. Berdasarkan
SNI 19-3964-1994, timbulan sampah jalan arteri adalah berkisar 0.02-0.10 kg/m/hari atau
0.10-0.15 liter/m/hari, maka hasil pengukuran dalam satuan kg tersebut masih berada di
kisaran SNI untuk sampah jalan arteri. Sementara untuk hasil pengukuran dalam satuan
volume berada di atas SNI untuk sampah jalan arteri. Perbedaan ini dikarenakan berat jenis
sampah jalan yang berbeda. Ketika dilakukan pengukuran sampah jalan terkadang setelah
turunnya hujan. Sehingga sampah jalan pada umumnya memiliki berat jenis yang lebih besar.
Tempat sampah yang terbuka dalam pengamatan ditemukan banyaknya lalat yang
hinggap yaitu lebih dari 10 ekor lalat. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
15
140/MENKES/SK/XI/2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan
industri indeks lalat maksimal 8 ekor/fly grill (100x100 cm) dalam pengukuran 30 detik.
Sementara yang diketahui ada lebih dari 8 ekor lalat di tempat sampah terbuka tersebut. Hal
ini berbeda dengan tempat sampah tertutup yang tidak ditemukan adanya lalat. Pewadahan
sampah seharusnya juga dilengkapi dengan penutup agar air hujan tidak masuk (USAID,
2010). Idealnya jenis wadah disesuaikan dengan jenis sampah yang akan dikelola agar
memudahkan dalam penanganan berikutnya, khususnya dalam upaya daur-ulang. Di samping
itu, dengan adanya wadah yang baik, maka: (1) Bau akibat pembusukan sampah yang juga
menarik datangnya lalat; (2) Air hujan yang berpotensi menambah kadar air di sampah dan
(3) pencampuran sampah yang tidak sejenis.
Sejalan dengan penelitian tersebut, di University of Washington membagi type wadah
sampahnya menjadi beberapa bagian tiga jenis wadah sampah yaitu: (1) kertas campuran ; (2)
kaleng dan botol; dan (3) sampah umum (University of Washington, 2014). Berbeda dengan
Universitas Alberta di Canada dimana wadah sampah yang ada di kampus tersebut ada lima
jenis yaitu: (1) kertas dan kardus warna biru; (2) organik warna hijau; (3) plastik warna
coklat; dan (4) Kaca dan logam warna kuning (University of Alberta,2014).
Berdasarkan SNI 19-2454-2002, sistem pewadahan yang dilakukan lebih baik
dipisahkan berdasar jenis sampah, yaitu: (1) Sampah organik, untuk sampah halaman, sisa
makan, dan sampah dapur yang diletakkan di wadah berwarna gelap; (2) Sampah anorganik,
untuk gelas, plastik, logam, dan lainnya yang diletakkan di wadah berwarna terang dan (3)
Sampah bahan berbahaya dan beracun, diletakkan di wadah dengan warna merah.
Proses pemilahan belum dilakukan di semua Fakultas dan fasilitas umum di UI. Ada
di beberapa fakultas yang telah menyediakan tempat sampah organik dan anorganik, ada juga
yang mengelompokkannya berdasarkan sampah basah dan sampah kering. Namun
sayangnya, pewadahan tersebut belum diimbangi dengan proses pemilahan sampah yang baik
oleh civitas UI. Di tempat sampah organik masih ditemukan banyak sampah dengan jenis
anorganik dan sebaliknya. Selain itu, pada proses pengumpulan sampah, akhirnya sampah-
sampah tersebut dicampur menjadi satu oleh petugas kebersihan Sehinga jelas proses
pemilahan sampah masih belum berjalan dengan baik di Universitas Indonesia.
Tahap yang paling awal dan paling menonjol dalam pengelolaan sampah di Jepang
adalah pemisahan sampah menurut jenisnya sebelum dibuang. Jepang membedakan
sampahnya dalam beberapa kategori, dan kategori pemisahan ini dapat berbeda-beda pada
setiap kota ataupun distrik, sebab tergantung pada kebijakan municipality-nya (Yasuda dalam
Wardhani 2007:62). Terlihat jelas, sejak dari sumber sampahnya Universitas Indonesia belum
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
16
mampu menjalankan sistem pengelolaan dengan baik. Hal ini akan berdampak kepada sistem
selanjutnya yaitu pengumpulan, pengangkutan bahkan pengolahan sampah. Sependapat
dengan Damanhuri (2010) bahwa idealnya jenis wadah disesuaikan dengan jenis sampah yang
akan dikelola agar memudahkan dalam penanganan berikutnya, khususnya dalam upaya daur-
ulang.
Pengumpulan sampah yang dilakukan di Universitas menggunakan tong sampah
langsung, kantong plastik, dan gerobak sampah. Ada pula di FISIP UI dengan menggunakan
kain hitam karena bekerja sama dengan pemulung sampah. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang pernah dilakukan oleh Anne (2011) dimana FIB UI dan Asrama UI
mengumpulkan sampah gedungnya dengan mengangkut satu per satu tempat sampah umum
di luar ruangan menuju kontainer. Model ini dinamakan hauled container system (HCS) tipe
konvensional, dimana pengumpulan sampah dilakukan dari satu titik menuju TPS lalu
kembali ke titik tersebut untuk pengembalian tempat sampah kosong, dilanjutkan ke titik
berikutnya dan dilakukan hal yang sama, hingga seluruh titik selesai dikumpulkan.
FKM UI dan FT UI sampah yang berasal dari gedung di pindahkan ke gerobak
sampah kemudian di buang ke kontainer sampah. Penelitian yang di lakukan Anne (2011)
tentang pengumpulan sampah di UI mengatakan model pengumpulan sampah yang diterapkan
di FT UI pada umumnya adalah stationer container system (SCS). Dimana pengambilan
sampah dilakukan dengan armada pengangkutan dari satu titik , lalu dilakukan pengosongan
tempat sampah di titik tersebut, dan di lanjutkan dengan titik berikutnya, pengosongan
kembali tempat sampah, dan seterusnya hingga armada pengumpulan tersebut penuh dan
kemudian sampah-sampah tersebut dibawa menuju ke Tempat Pembuangan Sampah
Sementara (TPS) yakni kontainer di masing-masing fakultas.
Waktu pengumpulan sampah di Universitas Indonesia untuk masing-masing fakultas
dan fasilitas umum berbeda. Ada yang waktu pengumpulannya pagi hari, siang hari dan sore
hari saja. Model pemindahan dan pengangkutan seperti yang ada di UI juga bisa disebut
dengan hauled container system tipe konvensional, dimana pengambilan dilakukan oleh truk
pengangkut di satu titik kontainer lalu kemudian diangkut menuju TPA Cipayung dan
dikembalikan ke titik semula dalam keadaan kosong. Penelitian ini masih sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Anne (2011) dimana model pengangkutan yang terjadi di setiap
fakultas dan fasilitas di Universitas Indonesia pada tahun 2011 adalah model pemindahan dan
pengangkutan hauled container system.
Ke depannya, jika UI menerapkan pemilahan sampah maka sistem pengangkutan
harus di ubah, yaitu dengan sistem curb. Menggunakan kendaraan pengumpul yang berbeda,
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
17
atau kendaraan yang sama tetapi dengan jadwal pengumpulan yang berbeda (Damanhuri,
2010). Pengumpulan yang dimaksud dalam hal ini, pengumpulan sampah dari fakultas atau
fasilitas menuju Unit Pengolahan Sampah (UPS) yang telah di miliki oleh UI. Sudah saatnya
UI mengurangi pengangkutan sampah ke TPA Cipayung atau bahkan meniadakannya.
Sehingga pengangkutan sampah ke TPA Cipayung dialihkan menjadi pengumpulan sampah
di masing-masing fakultas atau fasilitas. Seperti yang disampaikan Tchobanoglous (2002)
sampah seharusnya sudah terbungkus dengan plastik. Sistem yang digunakan juga bisa
seperti negara maju dengan sistem door to door artinya masing-masing fakultas atau fasilitas
menyiapkan sampah di pinggir jalan yang sudah ditentukan tempatnya. Untuk itu perlu
kepastian jadwal pengumpulan sampah.
Frekuensi pengumpulan sampah bervariasi tergantung pada kebijakan. Di kota
Kitayushu, sampah yang telah dikumpulkan biasanya diangkut dua kali dalam seminggu,
sedangkan pengumpulan sampah yang dapat di daur ulang dilakukan satu kali dalam
seminggu (Office for International Environmental Coooperation, City of Kitayushu, 2004).
Pengumpulan sampah dalam hal dapat didefinisikan sebagai pengangkutan sampah di
Indonesia karena kegiatannya merupakan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA. Sebagai
contoh, proses pengangkutan juga berkaitan kapan waktu warga di Jepang membuang
sampah. Di Jepang sendiri ada waktu khusus bagi warganya untuk bisa membuang sampah.
Sampah tidak mudah dibakar biasanya dilakukan sebulan sekali yaitu hari Jumat, hanya pekan
kesatu, kedua, ketiga atau keempat. Sampah daur ulang umumnya dilakukan seminggu
sekali, yakni Rabu (Budi, 2006). Sementara itu, pembuangan sampah besar dapat dilakukan
dengan cara menghubungi nomor telepon tertentu yang sudah ditetapkan atau membawa
sendiri sampahnya ke tempat fasilitas pembuangan sampah besar yang disebut shigenka
center atau gomi centa (Environmental Affairs Bereau, City of Nagoya, 2005). Kondisi
demikian banyak dijumpai di FT UI, yang dapat banyak ditemukan maket-maket dan barang
bekas praktikum yang cukup besar dan memakan ruang. Teknisnya, mahasiswa dapat
menghubungi nomor tertentu untuk mengangkut barang tersebut atau mengantarkannya
sendiri. Hal ini agar mahasiswa memiliki kepedulian terhadap apa yang telah mereka
hasilkan (sampah).
Untuk saat ini, kampus UI Depok memiliki Unit Pengolahan Sampah (UPS UI). Hasil
penelitian hanya menyatakan untuk sampah organik dari Balairung, Balai sidang dan
sekitarnya berupa daun-daun mulai di kumpulkan ke UPS. Ke depan mulai tahun 2015, UI
akan mulai mengumpulkan sampah ke UPS untuk diolah secara mandiri. UPS juga di miliki
oleh FT UI yang baru saja berdiri bangunan fisiknya pada tahun 2014. Untuk saat ini belum
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
18
berjalan secara optimal. Namun ke depan, UPS FT UI akan mencoba mengolah secara
mandiri sampah yang dihasilkan oleh FT UI. Jika, UI berkomitmen meniadakan
pengangkutan sampah ke TPA Cipayung, maka UPS UI harus siap untuk mengolah sampah
yang dihasilkan oleh kampus UI Depok setiap harinya.
Universitas Harvard setiap tahunnya bersama komunitas disana melakukan daur ulang
4.700 ton kertas, kaleng, botol, komputer dan barang-barang lainnya. Selain itu, kampus ini
juga berhasil membuat kompos dari 4.000 ton sampah-sampah organik (Harvard University,
2014). Universitas Columbia mengolah sampahnya dengan melakukan daur ulang. Dari tahun
2005-2007, kampus ini mampu mendaur ulang hingga 45 ton sampah (environment
Columbia.edu, 2014).
Bahkan di Manchester University lebih dari 90% telah menerapkan skema daur ulang
yang dikenal sebagai ‘bin bin’. Kampus ini berkomitmen untuk membuat rancangan strategi
lingkungan dan rencana limbah berkelanjutan. Mereka bekerja sama dengan direktorat
perkebunan dan fasilitas di negara itu untuk menyediakan fasilitas daur ulang. Setiap individu
diminta untuk menyerahkan sampah mereka ke titik daur ulang terdekat. Daur ulang sampah
tersebut meliputi poin terpisah untuk botol plastik, kaleng, kaca (jika mungkin), dan sampah
umum (non-daur ulang). Tujuan mereka adalah untuk mendorong orang untuk berpikir
tentang jumlah sampah yang mereka hasilkan, serta meningkatkan jumlah yang di daur ulang.
Pada tahun 2012/2013 kampus ini berhasil melakukan daur ulang sebesar 1.717 ton (37,1 %)
dari sampah total yang dihasilkan (Manchester University, 2014).
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil yang ditemukan dalam penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat
diambil adalah jika dikelompokkan berdasarkan komposisinya, sampah organik (sisa
makanan) gedung memiliki persentase 36.2 %, sampah Bahan Berbahaya dan Beracun
(baterai, lampu neon) 1.3 %, sampah guna ulang (botol, kaleng dan plastik) 25.8 %, sampah
daur ulang (kertas-kertasan) 29.9 % dan sampah residu (pembalut, puntung rokok, dll) 6.8 %.
Sementara itu untuk sampah kantin, jenis organik 77,6% dan anorganik 22,4 % dari sampah
yang dihasilkan kantin. Untuk sampah taman dan jalan 100% sampah organik karena berupa
daun-daunan. Timbulan sampah padat yang dihasilkan per orang per hari di UI sebesar 0.023
± 0.007 kg/orang/hari atau 0.32 ± 0.01 liter/orang/hari. Untuk timbulan sampah kantin 1.08 ±
0.27 m3/kantin/hari, 2.72 ± 0.58 m3/ha/hari untuk sampah taman dan 0.000126 ± 0.8 10-6
m3/m/hari.
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
19
Proses pemilahan sampah di fakultas dan fasilitas umum di UI belum berjalan secara
optimal, padahal sudah tersedia pewadahan sampah terpisah. Hal ini dikarenakan proses
pengumpulan dan pengangkut sampah di UI masih belum menerapkan proses pemilahan
sampah. Pewadahan dan pemilahan sampah di fakultas dan fasilitas umum di UI harus
berdasarkan lima jenis sampah yaitu: (1) sampah organik berupa sisa makanan, (2) sampah
B3 berupa baterai, lampu neon, dan tinta, (3) sampah guna ulang berupa botol, kaleng dan
plastik, (4) sampah daur ulang berupa campuran kertas dan (5) sampah lainnya yang tidak
termasuk kedalam empat jenis lainnya.
Melalui Universitas Indonesia diharapkan dapat banyak melaksanakan kegiatan
sosialisasi tentang pengurangan, pembatasan dan pemilahan sampah padat di UI. Selain itu,
diharapkan UI dapat melakukan pengolahan seluruh sampah di UI, menyediakan sarana dan
prasarana, serta dapat membuat kebijakan yang tegas dalam hal pengelolaan sampah di UI.
Begitu juga kepada civitas UI diharapkan dapat bekerja sama dalam melakukan pemilahan
sampah di UI.
Daftar Pustaka
APO. (2007). Solid Waste Management: Issues and Challenges in Asia. Japan. Asian
Productivity Organization. Anne, A.E. (2011). Studi Timbulan Sampah dan Komposisi Sampah sebagai Dasar Desain
Sistem Pengumpulan Sampah di Kawasan Kampus Universitas Indonesia (Studi Kasus: 4 Fakultas dan 1 Fasilitas di Kampus Universitas Indonesia). Depok: (Skripsi) Fakultas Teknik Universitas Indonesia
BPS. (2011). Jumlah Penduduk Indonesia. Retrieved Maret 16, 2013, information from http://www.bps.go.id
Departemen PU. (1998). Kriteria Perencanaan Persampahan. Direktorat PLP- Direktorat Jenderal Cipta Karya-PU.
Damanhuri. (2010). Diktat Kuliah : Pengelolaan Sampah. Program Studi Teknik Lingkungan. ITB: Bandung.
Gaur. R.C. (2009). Basic environmental engineering. New Delhi: New Age International Publisher.
Ministry of Environment Japan. (2005). Japan’s Experience in Promotion of the 3Rs. Japan. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 140/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri Rizki, S. (2012). Perencanaan Pengelolaan Sampah Padat di 10 Fakultas Universitas
Indonesia Depok tahun 2013. Depok: (Skripsi) Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
State of New Jersey. (2012). Solid Waste Type. retrieved Mei 01, 2014 information from http://www.nj.gov/dep/dshw/lrm/type.htm
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014
20
Saskatchewan Ministry of Environment. 2010. Health and Environment Effects of Burning Municipal Solid Waste. retrieved Mei 01, 2014 information from www.environment.gov.sk.ca
Surat Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor 1305/SK/R/UI/2011 tentang Kebijakan Pengelolaan Sampah dan Limbah yang Mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Kampus Universitas Indonesia
Surat Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor 1306/SK/R/UI/2011 tentang Kebijakan Pembatasan Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) untuk Kemasan Makanan dan Minuman di Kampus Universitas Indonesia
Surat Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor 1308/SK/R/UI/2011 tentang Kebijakan Untuk Mengurangi Penggunaan Kertas dan Plastik di Kampus Universitas Indonesia
Surat Keputusan Rektor 0449/SK/R/UI/2012 tentang Pembentuk Tim Masterplasn Pengelolaan Sampah Kampus Universitas Indonesia.
SNI-T-12-1991-03 tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman. Departemen Pekerjaan Umu, Bandung: Yayasan LPMB
SNI S-04-1993-03,Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil Dan Kota Sedang Di Indonesia Departemen Pekerjaan Umum. Bandung : Yayasan LPMB.
SNI 19-3964-1994, Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan Departemen Pekerjaan Umum.. Bandung : Yayasan LPMB.
SNI 19-2454-2002, Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. Departemen Pekerjaan Umum.Bandung : Yayasan LPMB.
SNI 3242: 2008. Pengelolaan Sampah di Permukiman. Sudradjat. (2006). Mengelola Sampah Kota. Jakarta : Penebar Swadaya Tobing, I. S. (2005). Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan. Makalah pada
Lokakarya" Aspek lingkungan dan legalitas pembuangan sampah serta sosialisasi pemanfaatan sampah organik sebagai bahan baku pembuatan kompos" kerjasama Universitas Nasional dan Dikmenti DKI Jakarta.
Tchobanoglous,G.(2002). Handbook of solid waste management, Mc Grawhill. 2nd Edition. Singapore
University of Alberta. (2014). Recycling and Waste. Information on http://www.sustainability.ualberta.ca/GetInvolved/Recycling.aspx (24/05/14)
University of Harvard. (2014). The Complete Guide to Recycling, Composting, and Sero Waste at Harvard. Information on http://green.harvard.edu (24/05/14)
University of Washington. (2014). Recycling and Solid Waste : Facilities Service Design Guide. University of Washington
Usaid. (2010). Modul Pelatihan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. DKI Jakarta: Environmental Service Delivery.
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Wardhani, C. (2007). The Development of Waste Regulations and the Psychological
Prespectives of Public Participations in Waste Management in Japan. Manabu, Journal of Japanese Studies, vol.2 No.1/June, pp.57-74
Zeng, X. (2010). “Integrated Solid Waste Management under Global Warming”. The Open Waste Management Journal, vol 3, 13-17
Perencanaan Teknik..., Noviaji Joko Priono, FKM UI, 2014