28
PERENCANAAN STRATEGIK RSIA M Nurul Hidayah Rahayu Ningrum April 14, 2013 Uncategorized PENDAHULUAN Perencanaan Strategik ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 ). Atau definisi lain Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological) atau STEER (Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory). Sesuai dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Perencanaan strategis rumah sakit adalah perencanaan yang digunakan pada manajemen rumah sakit guna melakukan proyeksi atau perubahan kondisi rumah sakit yang lebih baik di masa depan. Dalam Penetapan Perencanaan Strategik Rumah Sakit dapat digunakan analisis data dengan metode Analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar). Analisis SWOT merupakan kajian yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan, namun analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah. Langkah-langkah untuk menentukan Perencanaan Strategik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : A. Pengumpulan data

Perencanaan Strategik Rsia m

  • Upload
    josefsk

  • View
    243

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

manajemen strategik

Citation preview

PERENCANAAN STRATEGIK RSIA MNurul Hidayah Rahayu Ningrum April 14, 2013 Uncategorized PENDAHULUANPerencanaan Strategik ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 ). Atau definisi lain Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological) atau STEER (Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory).Sesuai dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Perencanaan strategis rumah sakit adalah perencanaan yang digunakan pada manajemen rumah sakit guna melakukan proyeksi atau perubahan kondisi rumah sakit yang lebih baik di masa depan. Dalam Penetapan Perencanaan Strategik Rumah Sakit dapat digunakan analisis data dengan metode Analisis SWOT.Analisis SWOTmerupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar). Analisis SWOT merupakan kajian yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan, namun analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah. Langkah-langkah untuk menentukan Perencanaan Strategik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :A. Pengumpulan dataPada langkah awal dalam penyusunan perencanaan Strategik yaitu dengan mengumpulkan data mengenai keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada internal RS, yang dapat disebut dengan data internal dan data Keunggulan serta kelemahan RS pesaing dapat disebut dengan data eksternal. Dimana Keunggulan RS pesaing dapat dikategorikan menjadi Ancaman untuk internal RS dan sebaliknya kelemahannya menjadi peluang.Berikut data yang dapat disimpulkan berdasarkan pendapat petugas RS M daerah Jakarta Pusat dimana menjadi Data Internal atau RS sasaran untuk perencanaan strategik sedangkan RS B dengan daerah yang sama sebagai RS Pesaing dimana data kelebihan dan kekuranganya menjadi data eksternal.1) Data Internala) Keunggulan RSIA M, antara lain : Hubungan pimpinan RS dengan Karyawan baik Jumlah Tenaga Medis memadai dengan kualitas yang baik Mayoritas dokter kandungan merupakan guru besar dari Fakultas Kedokteran UI Terdapat Prasarana penunjang seperti USG 4 Dimensi pada setiap Poli Kandungan, laboratorium, Fisiotherapi, radiologi X-ray, Hidrotubasi, Inseminasi, pemeriksaan TORCH, dan laparaskopi Ketersediaan kelas kamar perawatan rawat Inap, yaitu Ruang Utama, VIP, dan VVIP Terdapat fasilitas untuk perawatan bayi, yaitu Inkubator (10 buah), Resusitasi table, Petugas melayani pasien dan pengunjung dengan ramah tamah Memiliki pasien yang cukup banyak; rata-rata terdapat 80-100 pasien poli per hari Memiliki kerjasama dengan asuransi kesehatan sehingga dapat menerima pasien asuransi Telah terakreditasi Bb) Kelemahan RSIA M, antara lain : Tarif pelayanan rata-rata untuk kalangan masyarakat menengah keatas (tarif mahal) Strategis lokasi kurang karena letak RS terdapat pada area perumahan Mayoritas perawat masih lulusan SPK Belum tersedia NICU dan PICU untuk kegawatdaruratan bayi Area parkir kurang menunjang dengan jumlah pasien yang banyak; Area parkir tidak luas2) Data Eksternal (Pesaing)a) Keunggulan RSIA B, antara lain : Memiliki pasien yang cukup banyak Sering mengadakan seminar kesehatan ibu dan anak dalam upaya promosi RSIA Terdapat fasilitas waterbirth Letak strategis; RSIA dekat dengan jalan raya sehingga mudah dalam jangkauan masyarakat Gedung RSIA cukup baikb) Kelemahan RSIA B, antara lain : Pelayanan petugas kurang ramah; kepedulian petugas terhadap pasien kurang karena terdapat keluhan dari beberapa pasien Pelayanan pada admission RS kurang baik Manajemen pelayanan kurang baik Belum terakreditasi Kurang memiliki tenaga ahli medis dokter kandungan dengan riwayat pendidikan dan pengalaman yang cukup baikB. Analisis dataLangkah selanjutnya, data yang telah terkumpul tersebut diatas dapat dianalisa dengan tabel matriks IFAS (internal Faktor Strategik) dan EFAS (Eksternal Faktor Strategik) sebagai berikut :1) ANALISA DATA INTERNAL (Faktor Strategik Internal)a) Strength RS telah Akreditas B Petugas melayani pasien dan pengunjung dengan ramah tamah Memiliki pasien yang cukup banyak Penunjang fasilitas kesehatan lengkap Memiliki dokter kandungan dengan riwayat pendidikan dan pengalaman yang baikb) Weakness Tarif mahal Area Parkir kurang memadai Mayoritas perawat hanya lulusan SPK Lokasi kurang strategis Tidak tersedia NICU dan PICU MATRIKS IFASNOFAKTOR STRATEGIS INTERNALBOBOTRATINGSCORE

Kekuatan (Strength)

1RS telah Akreditas B0,2040,80

2Pelayanan Petugas ramah tamah dengan pasien0,1040,40

3Memiliki pasien yang cukup banyak 0,1030,30

4Penunjang fasilitas kesehatan lengkap0,1020,20

5Memiliki tenaga ahli medis dokter kandungan dengan riwayatpendidikan dan pengalaman yang baik0,1530,45

Kelemahan (Weaknesses)

1Tarif pelayanan mahal0,0520,05

2Area Parkir kurang memadai0,1030,30

3Mayoritas perawat hanya lulusan SPK0,1030,30

4Lokasi kurang strategis0,0520,10

5Tidak tersedia NICU dan PICU0,0530,15

Jumlah3,10

2) ANALISA DATA EKSTERNAL (Faktor Strategik Eksternal)a) Opportunity RSIA Belum terakreditasi Pelayanan petugas kurang ramah Pelayanan pada admission RS kurang baik Manajemen pelayanan kurang baik Kurang memiliki tenaga ahli medis dokter kandungan yang memadaib) Threads Memiliki pasien yang cukup banyak Srategi promosi cukup baik Terdapat fasilitas waterbirth Letak strategis Fasilitas gedung cukup baik MATRIKS EFASNOFAKTOR STRATEGIS EKSTERNALBOBOTRATINGSCORE

Peluang (Opportunity)

1RSIA Belumterakreditasi0,2020,40

2Pelayananpetugas kurang ramah0,1520,30

3Pelayananpada admission RS kurang baik0,1020,20

4Manajemenpelayanan kurang baik0,1020,20

5Kurangmemiliki tenaga ahli medis dokter kandungan yang memadai0,1030,30

Ancaman (Thread)

1Memilikipasien yang cukup banyak 0,0520,10

2Strategi promosicukup baik0,1040,40

3Terdapatfasilitas waterbirth0,0530,15

4Letak strategis0,1030,30

5Fasilitasgedung cukup baik0,0520,10

Jumlah2,45

C. Pengambilan KeputusanBerdasarkan hasil penilaian Matrik IFAS dan EFAS dapat dijelaskan sebagai berikut :1) Hasil penilaian pada Matriks IFAS adalah 3,10 yang berarti kekuatan RSIA M (S) lebih besar dibandingkan dengan kelemahan (W) RSIA M, dan sesuai analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa S>W2) Hasil penilaian pada Matriks EFAS adalah 2,45 yang berarti peluang RSIA M (O) lebih besar dibandingkan dengan Ancaman (T) untuk RSIA M, dan sesuai analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa O>TSesuai hasil analisa diatas, maka didapatkan perencanaan strategik untuk RSIA M adalah perencanaan strategik ekspansi. Dimana pihak RSIA M dapat merebut peluang dari RSIA pesaing dan dapat melakukan rencana perluasan rumah sakit baik berupa fisik RSIA maupun pelayanan. Menurut pendapat saya untuk menunjang kemajuan pelayanan RSIA M dapat dilakukan dengan perluasan area parkir sehingga kendala kekurangan tempat area parkir untuk pasien dapat diatasi, melakukan seminar kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan wanita, ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita guna meningkatkan wawasan pengetahuan masyarakat sekitar terhadap kesehatan dan promosi RSIA ke masyarakat luasSISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

A. Latar Belakang SIMRSSistem Informasi Manajemen (SIM) bagi suatu rumah sakit merupakan hal yang sangat penting untuk segera diterapkan.Hal ini mengingat semakin kompleksnya permasalahan yang ada dalam data medik pasien maupun data-data administrasi yang ada di rumah sakit.Namun menyediakan SIM bukanlah hal yang mudah, terutama jika dikaitkan dengan biaya pengadaan SIM yang relatif sangat besar.Penerapan sistem informasi pada suatu rumah sakit memerlukan suatu perencanaan yang matang. Bila dilakukan secara tergesa-gesa tanpa melakukan perencanaan terlebih dahulu dikhawatirkan akan memakan biaya yang mahal, kemungkinan ada biaya baru baik untuk riset kelayakan dan lain-lain akan menambah biaya selanjutnya. Dalam penerapan sistem informasi maka masalah finansial merupakan faktor yang sangat penting.Sistem Informasi Manajemen terdiri dari tiga kata yaitu sistem, informasi dan manajemen. Sistem adalah suatu himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Informasi adalah data yang telah disusun sedemikian rupa, sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang yang akan menggunkannya untuk membuat keputusan. Manajemen adalah tindakan memikirkan dan mencapai hasil-hasil yang diinginkan melalui usaha kelompok yang terdiri dari tindakan mendayagunakan bakat-bakat manusia dan sumber-sumber daya.Sehingga Sistem Informasi Manajemen berarti suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Jika lebih spesifik lagi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah suatu prosedur pemrosesan data-data baik data-data umum Rumah Sakit maupun data-data medik pasien sehingga dapat mendukung proses pengambilan keputusan manajemen.Sistem Informasi Manajemen yang dimaksudkan adalah suatu sistem yang telah berbasiskan komputer untuk mengolah data-data medik pasien maupun data-data administrasi yang dimiliki rumah sakit.Selama ini jika kita bicara tentang rumah sakit, yang paling mudah diingat adalah pelayanannya yang tidak memuaskan ketika melakukan administrasi atau waktu yang terlalu yang dibutuhkan oleh perawat untuk mencari data-data medik pasien.Beberapa hambatan-hambatan yang sering dialami oleh pihak Rumah Sakit yang disebabkan oleh system informasi yang belum dikelola dengan baik adalah pencatatan yang berulang yang menyebabkan penduplikasian data, data yang belum terintegrasi atau masih tersebar, pencatatan data masih dilakukan secara manual sehingga banyak terdapat kesalahan dan informasi terlambat disebarkan. Oleh karena system informasi manajemen untuk Rumah Sakit sangat perlu dilakukan agar dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, dapat menyajikan laporan akurat sehingga dapat memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.Sebelum menerapkan suatu system informasi manajemen untuk Rumah Sakit, kita harus mengetahui kelas dan status dari Rumah Sakit tersebut.Dimana masing-masing Rumah Sakit memiliki kebutuhan system informasi berbeda-beda. Status dan kelas Rumah Sakit dapat dibagi menjadi empat (4), yaitu : Rumah Sakit Vertikal Rumah Sakit Umum Daerah Rumah Sakit Umum Swasta Rumah Sakit specialistSedangkan untuk melakukan penerapan sistem informasi rumah sakit dibutuhkan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Banyak yang harus benar-benar dipersiapkan agar hasil yang akan diperoleh seperti apa yang diharapkan. Komponen utama untuk menunjang terlaksananya penerapan sistem informasi yang benar dan sesuai kebutuhan : Software (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) Hardware (seperangkat komputer) Networking (Jaringan LAN, wireless) SOP (Standar Operasional Prosedur) SDM (Sumber Daya Manusia)Ketika system informasi telah disiap diimplementasikan ternyata ada beberapa kendala yang terjadi di lapangan, antara lain ketidaksiapan pihak Rumah Sakit dalam menerapkan system informasi yang terintegrasi dan berbasis komputer, sulitnya merubah pola kerja yang telah terbiasa dengan system manual menjadi komputerisasi, dan penyajian data yang belum semuanya dalam bentuk elektronik yang akan memudahkan proses migrasi data.Secara garis besar, ruang lingkup DigIS-RS ini bisa digambarkan sebagai berikut: Proses registrasi pasien umum dan pasien penjamin selain ASKES Proses registrasi pasien ASKES Alur pelayanan perawatan pasien rawat jalan Alur pelayanan Pasien UGD Alur pelayanan pasien di unit penunjang

B. Strategi SIMRSStrategi adalah pendekatan pola pikir,perencanaan dan pengambilan keputusandalam situasi bisnis yang mengharuskanmanajer untuk mengetahui, memahami,menerima dan mendukung misi organisasi,atau unit di dalam organisasi, danmenghubungkan misi tersebut denganlingkungan ditempat keputusan-keputusantersebut akan diimplementasikan.driving force di balik pola pikir, perencanaan dan manajemen strategis adalah misiorganisasi.Manajemen strategis adalah kegiatan kolektif yang menyangkut pemahaman tentang hakekat danimplikasi dari perubahan eksternal, kemampuanuntuk mengembangkan strategi yang efektif dalammenghadapi perubahan, dan kemauan sertakemampuan untuk mengelola secara aktifmomentum organisasisuatu keharusan bagi manajer rumah sakit, untukmemahami perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungannya; mereka tidak hanya responsif terhadapperubahan tetapi harus mampu menciptakan masadepanmanajemen strategis disusun sebagai pendekatan atau filosofi untuk mengelola organisasi yang sangat kompleks.Enam elemen dari manajemen strategis pendekatan manajemen strategis pada organisasi yang kompleks seperti rumah sakit, dalam melaksanakan manajemen strategis diperlukan pendekatan analitis maupun pendekatan kedaruratan ( emergent/contingency) : pendekatan analitik atau rasional bergantung pada pengembangan langkah-langkah atau proses yang logis (linear thinking) model emergent, bergantung pada pemikiran intuitif, kepemimpinan, dan pembelajaran dan merupakan bagian dari manajemen kedua pendekatan ini dibutuhkan dan dipandang sebagai satu single model pendekatan analitis dapat disamakan dengan peta,sedangkan model emergent merupakan kompasnyaModel manajemen strategis yang mencakup pendekatan analitis dan emergent biasanya terdiri dari tiga elemen : pola pikir strategis (strategic thinking) perencanaan strategis (strategic planning) momentum strategis (strategic momentum)1. Strategic thinking Strategic thinking mengenali kenyataan tentang perubahan mempertanyakan asumsi dan kegiatan terkini membangun pemahaman sistem melihat kemungkinan masa depan menciptakan ide-ide baru mempertimbangkan kesesuaian organisasi dengan lingkungan eksternal. \Strategic thinking melakukan asesmen terhadap: perubahan kebutuhan dari stake holders (pemangku kepentingan) perubahan menyangkut teknologi, sosial dan demografi, ekonomi, politik/perundangan tuntutan kompetitif.2. Strategic planning Strategic planning adalah process secara periodik dalam mengembangkan satuperangkat langkah-langkah dalam organisasi untuk mencapai misi dan visinya dengan menggunakan pola pikir strategis. Strategic planning menyiapkan proses langkah demi langkah yang berurutan untuk menciptakan strategi melibatkan kegiatan-kegiatan periodic group strategic thinking (brainstorming) membutuhkan data/informasi membangun fokus untuk organisasi memfasilitasi pengambilan keputusan yang konsisten konsensus akan kebutuhan guna penyesuaian organisasi dengan lingkungan eksternal hasilnya adalah perencanaan strategis yang terdokumentasi.3. Strategic momentum Strategic momentum menyangkut kegiatansehari-hari untuk mengelola strategi guna pencapaian sasaran strategis dari organisasi. strategic momentum: kegiatan nyata untuk mencapai sasaran spesifik menyangkut proses pengambilan keputusan dan dampaknya menghasilkan budaya dan style memunculkan antisipasi, inovasi dan keunggulan mengevaluasi kinerja strategi melalui pengendalian suatu proses pembelajaran bergantung pada peningkatan pola pikir strategis dan perencanaanStrategis periodikmomentum strategis menjamin filosofi yang berkelanjutan dalam mengembangkan dan mengatur perencanaan, kegiatan dan pengendalian dari organisasi.Tata kelola sistem informasi yang baik harus selaras dengan fungsi, visi, misi dan strategi organisasi. Secara generik fungsi Rumah Sakit (menurut WHO tahun 1957), memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial. Rumah sakit juga merupakan pusat pelayanan rujukan medik spsialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitasi pasien).Dengan demikian secara umum sistem informasi Rumah Sakit harus selaras dengan bisnis utama (core bussines) dari Rumah Sakit itu sendiri, terutama untuk informasi riwayat kesehatan pasien atau rekam medis (tentang indentitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien), informasi kegiatan operasional (termasuk informasi sumber daya manusia, material, alat kesehatan, penelitian serta bank data.

C. Proses Bisnis SIMRSPertumbuhan teknologi komunikasi dan informasi telah menyentuh banyak lapisan kehidupan, termasuk dalam bidang kesehatan.Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan salah satu bagian penting dalam penyelenggaraan rumah sakit terutama kaitannya dalam melakukan pencatatan dan pelaporan. Bahkan kewajiban menyelenggarakan SIMRS ini telah tercantum dalam UU Nomor 44 tahun tentang Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 82 tahun 2013 tentang SIMRS.Namun saat ini masih banyak rumah sakit yang belum menerapkan SIMRS secara optimal.Permasalahan yang masih terjadi saat ini adalah antrian calon pasien yang mengantri berjam-jam untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan pengantrian data dilakukan 2 kali untuk menerbitkan Surat Elegibitas Peserta (SEP) dan Pendaftaran Rumah Sakit, ungkap Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan Dr. dr. Nurshanty Sapada. M.Kes dalam sambutannya pada acara Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Open Source (SIMRS GOS) di Bali, Senin (1/9).Pertemuan ini membahas berbagai perkembangan sistem informasi manajemen RS, terutama kaitannya dengan SIMRS GOS dan integrasi sistem informasi JKN (Bridging System). Saat ini, tim IT Kementerian Kesehatan mengembangkan Sistem Informasi Rumah Sakit Generik Open Source (SIMRS GOS). Dengan menggunakan SIMRS GOS ini didapat berbagai manfaat, salah satunya membantu dalam hal bisnis proses Manajemen Rumah Sakit.Selain itu, aplikasi ini dapat diperoleh secara gratis tanpa perlu membayar lisensi dan dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pihak Rumah Sakit, Baik secara mandiri, bersama pusat dan atau pihak ke-3, jelasnya dihadapan para peserta yang terdiri dari Tim IT Rumah Sakit Vertikal, Tim IT Rumah Sakit Pilot Project SIMRS GOS dan Tim IT Rumah Sakit yang telah mengajukan permohonan ke Kementerian Kesehatan.Untuk mendapatkan SIMRS GOS ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pihak Rumah Sakit yaitu mempunyai Infrastruktur IT (Jaringan LAN, Komputer Client dan Server), dan memiliki minimal 1 (satu) orang SDM IT yang akan dilatih dan yang memiliki kompetensi dalam bidang pemograman.Kemudian kaitannya dengan pelaksanaan Jaminan Kesehatan nasional (JKN), pengembangan SIMRS ini tentu saja menjadi salah satu bagian penting dalam menyukseskan program ini.Dalam upaya meningkatkan mutu layanan yang lebih baik kepada peserta, bahkan saat ini RS BPJS Kesehatan telah mengembangkan Bridging System.Sistem ini memungkinkan dua sistem berbeda melakukan dua proses pada saat yang sama, tanpa adanya intervensi satu sistem ke sistem lainnya secara langsung. Sehingga calon pasien kini tidak perlu mengantri berjam-jam di loket pendaftaran, jelasnya.Maka, penting sebuah RS untuk terus meningkatkan pelayanan melalui pengembangan Sistem Informasi RS. Dengan diterapkannya sistem yang optimal, pelayanan akan lebih lancar, efektif, efisien. Kepastian pembiayaan dan kecepatan klaim akan semakin baik, serta terjadinya kepuasan konsumen baik pasien, rumah sakit, maupun stake holder lainnya.Pengelolaan data yang sangat besar baik berupa data medis pasien (medical record) maupun data administrasi yang dimiliki oleh Rumah Sakit mengakibatkan beberapa hambatan / kendala, antara lain: Redudansi Data, pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi data sehingga kapasitas yang di perlukan membengkak dan pelayanan menjadi lambat, tumpukan filing sehingga memerlukan tempat filing yang cukup luas. Unintegrated Data, penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data tidak sinkron, informasi pada masing-masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit /Instalasi. Human Error, proses pencatatan yang dilakukan secara manual menyebabkan terjadinya kesalahan pencatatan yang semakin besar dan tidak singkrong dari unit satu ke yang lainya dan akan menimbulkan banyaknya perubahan data (efeknya banyak pelayanan akan berdasarkan sesuka perawat/dokter sehinga dokter / perawat bisa menambah bahkan mengurangi data/tarif sesuai dengan kondisi saat itu, misal yang berobat adalah saudaranya maka dengan seenaknya dokter/perawat memberikan diskon tanpa melalu prosedur yang tepat, sehinggamenimbulkan kerugian pada pihak rumah sakit. Terlambatnya Informasi, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus direkap secara manual maka penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang dapat dipercaya kebenarannya.Untukmengatasi hambatanhambatan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, keberadaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit sangat dibutuhkan, sebagai salah satu langkah strategis dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan memenangkan persaingan bisnis1. Pelayanan Utama (Front Office) Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya), tetapi secara umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu proses pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang.Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya) tetpi secara umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu proses pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang.Data yang dimasukan pada proses rawat akan digunakan pada proses rawat dan pulang. Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan dan tindakan dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah, invasive, diagnostic, non invasive dan lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter (mialnya berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan perawat. Jadi dokter dan perawat sebagai aktor/SDM inti pada proses bisnis Rumah Sakit (seluruh order berasal dari mereka). Karena itu kami menyebutkan inti sistem ini sebagai order communication system.2. Pelayanan Administratif (Back Office) Proses umum Back Office diantaraya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemelihaaraan stok/inventory, pengelolaan aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar, dan lainnya). Proses Back Office ini berhubungan dengan proses pada Front Office.Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang, mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis pakai dan sejenisnya). Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat proses umum, diantaranya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Proses back office ini berhubungan/link dengan proses pada front office, digambarkan berikut ini. Proses bisnis data tidak terstruktur. Proses-proses bisnis tersebut di atas yang melibatkan data-data terstruktur, yang dapat dikelola dengan relational database management system, selain itu terdapat proses bisnis yang melibatkan data yang tidak terstruktur seperti alur kerja, surat diposisi, email, manajemen proyek, kolaborasi, team work, manajemen dokumen dan sejenisnya.

D. Arsitektur Infrastruktur SIMRSUntuk kebutuhan Sistem informasi RS saja, tetapi juga harus mampu digunakan untuk berbagai hal, seperti jalur telepon IP, CCTV, Intelegent Building, Medical Equipment dan lain-lain.Kebutuhan infrastruktur jaringan komputer kedepan bukan hanya untuk kebutuhan Sistem informasi RS saja, tetapi juga harus mampu digunakan untuk berbagai hal, seperti jalur telepon IP, CCTV, Intelegent Building, Medical Equipment dan lain-lain.Untuk mendukung pelayanan tersebut, maka infrastruktur jaringan komunikasi data yang disyaratkan adalah:1. Meningkatkan unjuk kerja dan memudahkan untuk melakukan manajemen lalu lintas data pada jaringan komputer, seperti utilisasi, segmentasi jaringan, dan security.2. Membatasi broadcase domain pada jaringan, duplikasi IP address dan segmentasi jaringan menggunakan VLAN (virtual LAN) untuk setiap gedung dan atau lantai.3. Memiliki jalur backbone fiber optik dan backup yang berbeda jalur, pada keadaan normal jalur backup digunakan untuk memperkuat kinerja jaringan/redudant, tapi dalam keadaan darurat backup jaringan dapat mengambil alih kegagalan jaringan.4. Memanfaatkan peralatan aktif yang ada, baik untuk melengkapi kekurangan sumber daya maupun sebagai backup 5. Dianjurkan pemasangan oleh vendor jaringan yang tersertifikasi (baik perkabelan maupun perangkat aktif).6. Dokumentasi sistem jaringan lengkap (perkabelan, konfigurasi, uji coba, dan sejenisnya) baik hardcopy maupun softcopy.7. Mengingat penggunaan jaringan yang komplek kedepan, maka perangkat aktif mengharuskan pengelolaan bertingkat, seperti adanya:a. Core switch yang merupakan device vital dalam local area network di Rumah Sakit dimana core switch ini sebagai bacbone lan dan sentral switch yang berperan dalam prosessing semua paket dengan memproses atau men-switch traffic secepat mungkin).b. Distribution switch yang merupakan suatu device antara untuk keperluan pendistribusian akses antar core switch dengan access switch pada masing-masing gedung, dimana antara sebaiknya distribution switch dan core switch terhubung melalui fiber optic.c. Acces switch yang merupakan suatu device yang menyediakan user port untuk akses ke network.

E. Arsitektur DataArsitektur Data untuk menghasilkan informasi yang baik, diperlukan data yang homogen.Agar dapat dihasilkan data homogen maka perlu dibuat arsitektur data yang baik. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam membangun arsitektur data: Kodefikasi Kodefikasi selain keharusan utk otomatisasi/ komputerisasi, juga diperlukan untuk integrasi dan penglolaan lebih lanjut seperti statistik. Mapping Karena sering berbeda keperluan kode- fikasi data, maka diperlukan mapping data untuk integrasi dan pengelolaan lebih lanjut, misalnya mapping kodefikasi antara tarif dengan kode perkiraan/chart of account, mapping kode kabupaten/kota dengan provinsi dan sejenisnya.

F. Arsitektur Aplikasi Mengingat kompleksnya proses bisnis pada Rumah Sakit, berikut ini gambaran arsitektur minimal dan variabel SIMRS yang dapat mengakomodir kebutuhan informasi.Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan prosedur pemrosesan data rumah sakit memanfaatkan teknologi informasi yang terintegrasi untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagi pihak manajemen, sehingga dalam tahapannya akan membuat beberapa SOP (standard operating procedure) baru guna menunjang kelancaran penerapan SIMRS yang tertata dengan baik dan rapi.1. Front OfficeSelama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan dan tindakan dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah,invasive,diagnostic non invasivedan lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter (misalnya berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan perawat.Jadi dokter dan perawat sebagai aktor/SDM inti pada proses bisnis Rumah Sakit (seluruhorderberasal dari mereka). Karena itu kami menyebutkan inti sistem ini sebagaiorder communation system.Front OfficeSIMRS meliputi: Antrian registrasi Modul appointment Registrasi Pelayanan informasi Pengaduan Pelayanan informasi Publik

2. Back officeRumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang, mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis pakai dan sejenisnya). Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat proses umum, diantaranya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Prosesback officeini berhubungan/link dengan proses padafront office, digambarkan berikut ini.a. Komuniasi dan Kolaborasi KomunikasiOne Medic One Solutions for Health Information Systemmerupakan suatu aplikasi piranti lunak yang telah dikembangkan sejak tahun 2008. Protocol komunikasi yang tersedia telah dilengkapi dengan system keamanan sehingga dapat menekan berbagai tindakancyber crimeoleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.Desain aplikasiSIMRSOne MedicberbasisWebdimana pengguna dapat melakukanintegrasidengan pihak-pihakinternalmaupuneksternalsecaraonline. Manfaat Intergasi secara Online bertujuan untuk mengantisipasi pengulangan pekerjaan administrasi yang dapat memicu terjadinyahuman errorsehingga potensi kerugian Rumah Sakit dapat ditekan. Fitur-fiturSIMRS One Medic sebagai solusi untuk menjawab tantangan masa depan industri pelayanan medik: Security system:modul ini dapatmengatur informasi dan data yang diperbolehkan untuk diaksesbaik oleh pihak internal maupun eksternal. Pengaturan tersebut dilakukan selain untuk melindungi kerahasiaan data pasien juga untuk menghindari penyalahgunaan informasi penting lainnya oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. MPI server solutions:adalah sistim komunikasi online yang dirancang untuk menjembatani komunikasi antar sistem. AplikasiMPI server solutionsdapat digunakan sebagaialat konfirmasihak-hak pasien terhadap jenis tindakan medis dan obat-obatan yang dapat diberikan oleh Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan Pihak Penjamin.a Billing recordssystem:seluruh data tindakan medik dan obat-obatan yang diberikan pada pasienotomatis terekam secara onlinedan dapat diatur sesuai denganformat penagihan yang ditetapkan oleh Pihak Penjamin. Feature ini dapat mempersingkat proses pekerjaan administrasi penagihan sehingga dapatmenekan angka piutang.Untuk media komunikasi informasi antara unit dapat digunakan media komputer yang sudah terintegrasi dengan jaringan LAN dengan menggunakan aplikasi Messenger atau chating, selain itu juga sudah ada nya telepon lokal yang membantu hubungan komunikasi antar unit.Sedangkan untuk akses komunikasi ke luar instansi menggunakan akses internet yang terintegrasi melalui jaringan Pemerintah Kota. KolaborasiSalah satukolaborasiuntuk mengembangkan SIMRS adalah dalambentuk Kerjasama Operasional (KSO) atauBuild Operational Transfer(BOT).MenurutPSAK no 39, KSO merupakan bentukkerjasama antara 2 belah pihak atau lebihdimana masing-masing pihak sepakat untukmelakukan suatu usaha bersama denganmenggunakan asset dan/atau hak usaha yang dimiliki dan secara bersama-sama menanggung resiko atas usaha tersebut. RSmempunyai peluang pasar berupa kunjungan pasien sedangkan konsultan/vendor akanbertindak sebagai investor untuk menyediakanteknologi informasi yang selalu update baikberupa 1)Perangkat keras (Server, PC &Jaringan), 2)Perangkat lunak(Software)maupun sumber daya manusia(Brainware) baik tenaga operator (Data Entry), Programmermaupun tenaga lainnya.Manfaat utama dari kegiatan KSO SIMRS ini adalah adanya jaminan berkelanjutan serta proses pendampingan/transfer knowledge SIMRS,sehingga akan meminimalkan resiko-resiko kegagalan implementasidi pihak RS danakan menekan cost/biaya yang dikeluarkan untukinvestasi teknologi informasi yang senantiasa selalu update.Pihak rumah sakit berkewajiban untukmenyediakan fasilitas sarana/prasarana untukmenunjang kegiatan operasional KSO SIMRS tersebut. Rumah Sakit akan melakukan pengembalian investasi dengan beberapa alternatif, antara lain pembebanan ke pasienper registrasi/kunjungan/resep atau dana dari komponen unit Bahan Habis Pakai (BHP),komponen unit Jasa Akomodasi maupun daritingkat efisiensi operasional RS. Pihakkonsultan mempunyai kewajiban melakukan pengembangan/update, tailor-made(customize) sistem sesuai kebutuhan RS, Transfer Knowledge dan pendampingan operasional selama masa kerjasama tersebut.Rumah Sakit akan menerima sistem secara keseluruhan baik modul aplikasi, source code maupun blue printsistem pada masa akhir kerjasama sehingga RS diharapkan akan menjadi mandiri dalam mengelola SIMRSpasca masa KSO tanpa ketergantungan dari pihak konsultan dan bisa menjadi revenuecenterkarena bisa mengembangkan sistem yang ada ke RS yang lain.Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat membagi SIMRS menjadi 6 komponen utama guna menunjang terlaksananya penerapan SIMRS yang benar dan sesuai kebutuhan: Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit) Hardware (perangkat Keras berupa komputer, printer dan lainnya) Networking (jaringan LAN, wireless dan lainnya) SOP (Standard Operating Procedure) Komitmen (komitmen semua unit / departemen / instalasi yang terkait untuk sama-sama mejalankan sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa di-input) SDM (sumberdaya manusia adalah faktor utama suksesnya sebuah sistem dimana data di-input dan diproses melalui tenaga SDM tersebut)