Upload
nurul-wakiah-idris
View
682
Download
69
Embed Size (px)
DESCRIPTION
perencanaan
Citation preview
I. Perencanaan lokasi pabrik
Pemilihan lokasi pabrik merupakan salah satu hal yang penting dalam perancanagan
pabrik yang memproduksi barang maupun jasa. Dengan demikian strategi lokasi adalah hal
yang tidak dapat diabaikan dalam proses perancangan. Alasan yang mendasarinya
diantaranya yaitu sektor barang memerlukan lokasi untuk melakukan kegiatan pembuatan
produk barang tersebut atau tempat memproduksi (pabrik) sedangkan untuk sektor jasa
memerlukan tempat untuk dapat memberikan pelayanan bagikonsumen.
Pertimbangan lain dalam perencanaan dan pemilihan lokasi pabrik yaitu faktor sumber
bahan baku, area pemasaran, dan tersedianya tenaga kerja. Setiap pabrik akan berusaha
menjaga agar penyaluran bahan baku dapat berkesinambungan dengan harga layak dan
transportasi rendah. Berbagai industri memilih tempat fasilitas produksinya di dekat area
pemasaran dengan tujuan untuk memperpendek jaringan distribusi produk sehinggacepat
sampai di tangan konsumen.
Letak geografis suatu pabrik mempunyai pengaruh terhadap sistem produksi yang
ekonomis, karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi letak fasilitas/mesin-mesin
dalam pabrik, dan yang lebih penting lagi karena lokasi tersebut akan memengaruhi
besarnya biaya operasi ataupun biaya kapital.
Sejumlah perusahaan di dunia melakukannya mengingat lokasi untuk operasional
sangat mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Lokasi sangat
mempengaruhi resiko dan keuntungan perusahaan secara keseluruhan.Tujuan strategi
lokasi adalah untuk memaksimumkan keuntungan lokasi perusahaan. Pilihan-pilihan yang
ada dalam lokasi meliputi :
- Tidak pindah, tetapi meluaskan fasilitas yang ada
- Mempertahankan lokasi yang sekarang, selagi menambah fasilitas lain di tempat
lain
- Menutup fasilitas yang ada dan pindah ke lokasi lain
A. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
Lokasi pabrik yang baik dengan sendirinya akan menyumbang banyak dalam
usaha-usaha meminimumkan biaya. Lokasi pabrik yang baik akan menghasilkan biaya
transport, biaya produksi, dan biaya distribusi barang jadi yang relatif kecil. Sehubungan
dengan masalah pemilihan lokasi pabrik, sebenarnya akan terdapat sekian banyak faktor
yang akan mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik. Secara teoritis seluruh faktor yang
mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik dapat dipisahkan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Faktor Utama dalam Pemilihan Lokasi Pabrik
Yang dimaksud dengan faktor utama dalam kontek ini adalah faktor-faktor yang pasti
diperlukan oleh semua jenis industri. Adapun yang termasuk dalam faktor utama adalah:
a. Kedekatan dengan Lokasi Sumber Bahan Baku
b. Kedekatan dengan Lokasi Pasar Produk Perusahaan
c. Ketersediaan Fasilitas Transportasi
d. Ketersediaan Tenaga Kerja
e. Ketersediaan Pembangkit Tenaga
2. Faktor Bukan Utama
Yang dimaksud dengan faktor bukan utama dalam pemilihan lokasi pabrik adalah
faktor-faktor yang sangat diperlukan untuk suatu jenis industri tertentu, namun belum tentu
diperlukan oleh jenis industri yang lain. Beberapa faktor yang termasuk dalam faktor
bukan utama antara lain:
a. Rencana masa depan pabrik
b. Kemungkinan perluasan perusahaan
c. Kemungkinan perluasan kota
d. Fasilitas pelayanan mesin dan peralatan produksi
e. Fasilitas pembelanjaan perusahaan
f. Terdapat Persediaan air
g. Perumahan dan fasilitas-fasilitas lain
h. Biaya tanah dan gedung
i. Peraturan pemerintah daerah setempat
j. Sikap masyarakat setempat
k. Iklim
l. Keadaan tanah
m. Keadaan lingkungan
Faktor-faktor yang Memengaruhi Dalam Pemilihan Lokasi
a. Perencanaan jangka panjang perusahaan
Manajemen perlu mempertimbangkan kemungkinan perluasan areal jika di masa yang
akan datang itu perusahaan yang akan datang itu perusahaan akan melakukan ekspansi
atau peningkatan kapasitas. Demikian pula jika di masa mendatang, perusahaan akan
melakukan kebijakan diversifikasi atas produk yang dihasilkan, maka di lokasi yang
telah dipilih terdapat peluang yang cukup untuk menunjang kebutuhan pemasangan
mesin baru. Di samping itu, lokasi menjamin kelancaran aliran pemasukan bahan
baku, dan aliran penyaluran keluaran yang dihasilkan.
b. Kedekatan dengan sumber bahan
Pabrik yang memerlukan bahan baku dalam volume besar, bahan itu sulit diangkut,
akan susut beratnya dalam proses pengolahan tetepi angkutan hasilnya lebih mudah,
harga bahan baku relatif murah, dan tersedianya secara melimpah hanya pada tempat
tertentu. Pabrik jenis ini akan lebih efisien jika memilih lokasi dekat sumber
bahan (raw materials orientation). Misalnya pabrik semen, pabrik peleburan besi,
pabrik gula, dan sebagainya.
c. Kedekatan dengan pasar
Pabrik yang memerlukan bahan baku dalam volume yang besar, tetepi bahan itu
mudah diangkut, beratnya ditambah dalam proses pengolahan tetapi angkutan hasinya
lebig sulit, maka pabrik seperti ini akan memilih lokasi yang dekat dengan pasar
(market orientation industry). Misalnya pabrik minuman dalam kemasan botol, pabrik
pengalengan ikan, dan sebagainya.
d. Iklim bisnis
Suatu iklim bisnis yang baik dapat meliputi hadirnya bisnis yang serupa ukurannya,
hadirnya perusahaan yang baru dalam industri yang sama, hadirnya perusahaan asing
lainnya karena adanya kebijakan perusahaan multi nasional dalam pemilihan lokasi
internasional. Di dunia nyata pemerintah suatu negara juga menerbitkan peraturan
yang berhubungan dengan kegiatan bisnis termasuk pengaturan lokasi industri.
Intervensi pemerintah lokal atau daerah juga sering dijumpai, yaitu untuk melokasikan
indusrti disuatu areal agar memudahkan mengatur kegiatan industri di daerahnya.
Dikawasan itu perusahaan industri diberikan subsidi tertentu, insentif pengurangan
pajak, dan penyediaan fasilitas pendukung lain untuk mendorong perusahaan industri
masuk ke lokasi yang ditunjuk.
e. Biaya total produksi
Tujuan kriteria ini adalah mendorong usaha industri ataupun jasa untuk memilih lokasi
yang akan meminimumkan biaya operasi. Dalam biaya total tersebut tercakup biaya
pemasukan bahan, biaya pendistribusian dan pemasaran keluara, upah buruh harga
tanah, biaya knstruksi,beban pajak, biaya energi, dan biaya pengolahan lainnya.
Permasalahan yang harus dijawab dalam pemilihan lokasi berbasis biaya total yang
minimum ialah adanya kemungkinan perusahaan kehilangan respon dari pelanggan
karena lokasinya sulit dijangkau serta jauh dari konsentrasi konsumennya, atauadanya
perpindahan bahan preproduksi yang berlebihan diantara lokasi-lokasi sebelum
menyerahkan produk akhir kepada pelanggan.
f. Kesediaan infrastruktur
Perusahaan industri ataupun jasa sangat memerlukan dukungan berbagai macam
prasarana, seperti jalan raya, rel kereta api, hubungan udara pasokan listrik, air, sarana
komunikasi, dan energi. Pemerintah suatu negara, dan juda pemerintah daerah harus
mampu menyediakan prasarana demikian yang memenuhi persyaratan yang diminta
oleh usahawan industri dan jasa. Sarana dan prasarana seperti itu akan menjadi
insentif dalam pemilihan lokasi.
g. Ketersediaan tenaga kerja dan kualitas tenaga kerja
Di lokasi harus tersedia pasokan tenaga kerja yang diperlukan oleh usahawan pabrik
dan jasa, baik dari sisi jumlahnya maupun dari sisi mutunya. Bahkan pasokan tenaga
kerja yang memadai dan upah yang relatif murah akan menjadi salah satu dari
beberapa insentif utama dalam pemilihan lokasi.
h. Ketersediaan pembekal (presence of supplier)
Pembekal adalah mitra usahawan dalam mengelola bisnisnya. Dengan demikian,
tersedianya pembekal, baik berupa leveransir bahan kenbutuhan maupun penyedia
komponen produk yang dibutuhkan oleh usaha industri, akan menjadi daya tarik dalam
pemilihan lokasi.
i. Kebijaksanaan pemerintah dan risiko politik
Beberapa negara memberikan pembatasan dalam menempatkan usaha industri asing di
negaranya. Pembatasan itu dapat berupa keharusan mempergunakan bahan lokal,
memanfaatkan tenaga kerja lokal, dan kewajiban untuk melakukan alih teknologi.
Pembatasan demikian dapat menjadi salah satu hambatan dalam pembuatan keputusan
pemilihan lokasi.
j. Zona perdagangan bebas
Beberapa negara menunjukkan wilayah tertentu di negaranya sebagai kawasan
perdagangan bebas dengan berbagai insentif pajak didalamnya. Hal itu dimaksudkan
untuk mendorong pemodal asing memilih lokasi diwilayah itu. Di Indonesia dikenal
kawasan perdagangan bebas Sabang di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan pulau
Batam di Riau. Selanjutnya, sejak 1 Januari 2003 kawasan ASEAN telah memasuki
suatu era baru, yaitu era perdagangan bebas sehingga semua negara di kawasan
ASEAN harus meminimalkan pembatas menuju perdagangan bebas.
k. Blok perdagangan
Belakangan ini dijumpai pula kolaborasi beberapa negara dikawasan tertentu untuk
membentuk blok perdagangan. Misalnya, Benelux (Belgia, Netherland, dan
Luxemburg) di Eropa barat talah membuat kesepakatan untuk saling membantu dalam
usaha memulihkan perekonomian masing-masing negara setelah perang dunia II.
Negara peserta perjanjian akan berusaha memilih lokasi di kawasan itu dalam upaya
mendapatkan insentif sebagai negara peserta dan mendapatkan peluang pasar yang
baru.
l. Keamanan
Faktor keamanan merupakan faktor yang sangat dipertimbangkan oleh pengusaha
dalam pemilihan lokasi. Tanpa jaminan keamanan, usahawan akan ragu-ragu
menanamkan modalnya di daerah yang bersangkutan. Demikian pula pada perusahaan
multi nasional, soal keamanan suatu negara akan sangat penting.
m. Aturan lingkungan
Semakin sadar masyarakat akan kelestarian lingkungan, maka isu lingkungan menjadi
penting dalam pemilihan lokasi. Bahkan soal lingkungan sudah diatur dalam konvensi
internasional. Pemerintah semua negara telah melakukan pembatasan terhadap emisi
CO2 ke udara dan larangan pemakaian CFC. Dengan demikian, pemilihan lokasi
menjadi semakin sulit, sebab selain harus mempertimbangkan aspek ekonomi juga
harus mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, politik, dan keamanan.
n. Penerimaan masyarakat lokal
Penerimaan masyarakat lokal terhadap kehadiran industri atau perushaan di suatu
daerah juga penting untuk diperhatikan. Aspek sosial, budaya, keyakinan, tata nilai
masyarakat, dan adat istiadat setempat harus diperhjitungkan. Di suatu daerah tempat
hukum adat dan pengaruh kepala suku masih kuat, maka soal pemilikan atas tanah,
sekalipun sudah di proses menurut hukum formal, tetap masih harus mendapatkan
pengakuan dari pemangku adat. Penerimaan masyarakat akan menjadi jaminan
terhadap keamanan dan kestabilan bisnis di masa datang.
o. Keunggulan bersaing
Suatu keputusan penting untuk perusahaan multi nasional ialah pemilihan atas negara
yang menjadi tempat kedudukan (home base) dari masing-masing bisnis yang berbeda.
Potret menyatakan bahwa suatu perusahaan mempunyai tempat kedudukan yang
berbeda untuk segmen atau bisnis yang juga berbeda. Keunggulan bersaing diciptakan
pada suatu home base dengan disertai rumusan strategi tertentu, produk inti dan
teknologi proses diciptakan, dan suatu kebijakan produksi massa penting
dipertimbangkan. Dewasa ini, terlihat beberapa perusahaan multinasional cenderung
bergerak memilih lokasi ke kawasan Asia Tenggara dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan dari iklim bisnis kawasan itu yang cukup kondusif serta memiliki potensi
permintaan yang cukup besar, dan berpotensi untul membantu perkembangan inovasi
dan produksi berbiaya rendah.
B. Metode penentuan lokasi pabrik
1. Metode Beban Skor
Adalah penentuan lokasi pabrik secara kualitatif. metode ini sangat mudah digunakan
tetapi penilaiannya sangat subyektif, sehingga jarang digunakan, langkah-langkahnya:
a. menentukan faktor-faktor yang akan dinilai
b. memberikan skor untuk setiap faktor yang dinilai
c. memberikan bobot berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing faktor.
d. mengalikan skor x bobot setiap faktor
e. menentukan lokasi dengan mendasarkan pada nilai beban skor tertinggi
Contoh:
Seorang investor merencanakan akan mendirikan perusahaan berupa rumah pemotongan
ayam (rpa). dari survey awal telah ditentukan 3 alternatif lokasi yaitu wilayah sleman,
bantul dan kota yogyakarta. sedangkan faktor-faktor yang akan dinilai terkait dengan
rencana pendirian rpa tersebut meliputi:
- sumber bahan baku,
- sewa tempat,
- sarana transportasi,
- ketersediaan tenaga kerja,
- aspek lingkungan terkait dengan dampak lingkungan
Penyelesaian
Menentukan skor faktor yang dinilai
Keterangan Skor:
1 = Kurang
2 = Sedang
3 = Baik
4 = Baik Sekali
Menentukan bobot faktor yang dinilai:
- Sumber bahan baku = 20
- Sewa Tempat = 25
- Sarana transportasi = 10
- Tenaga Kerja = 15
- Limbah = 30
Hasil skoring yang dibuat oleh investor sebagai berikut:
FAKTOR YANG
DINILAI
LOKASI POTENSIAL
SLEMAN BANTUL KOTA
Sumber Bahan Baku 3 4 3
Sewa Tempat 2 4 1
Sarana Transportasi 4 3 4
Tenaga Kerja 3 4 2
Limbah 3 4 1
Langkah berikut adalah menghitung beban skor setiap lokasi:
FAKTOR
YANG
DINILAI
BOBOT SKOR BOBOT X SKOR
SLEMA
N
BAN
TUL
KOTA SLEMAN BANTU
L
KOTA
Sumber
Bahan
Baku
20 3 4 3 60 80 60
Sewa
Tempat
25 2 4 1 50 100 25
Sarana
Transporta
si
10 4 3 4 40 30 40
Tenaga
Kerja
15 3 4 2 45 60 30
Limbah 30 3 4 1 90 120 30
Jumlah Beban Skor 285 390 185
Dari hasil analisis tersebut alternatif lokasi yang dipilih adalah lokasi yang memberikan
nilai bobot skor yang tertinggi yaitu bantul
2. Metode perbandingan biaya
Metode ini dilakukan dengan membandingkan total biaya masing-masing alternatif
lokasi.
Contoh:
Sebuah perusahaan sedang menilai pendirian pabrik baru. terdapat 3 alternatif lokasi
yang tersedia (sleman, bantul, kota yogyakarta). perhitungan besarnya biaya tetap dan
variabel pada masing-masing lokasi tampak pada tabel berikut:
Faktor yang Dinilai Lokasi
Sleman Bantul Kota
Biaya tetap (fc) Rp 600.000 Rp 900.000 Rp 1.200.000
Biaya variabel
(vc)/unit
Rp 1.600 Rp 1.200 Rp 800
Harga jual/unit Rp 3.200 Rp 3.200 Rp 3.200
- rencana produksi ditetapkan pada jumlah 500 unit dan 1.200 unit untuk setiap lokasi.
- permasalahan: tentukan lokasi yang sebaiknya dipilih dengan mempertimbangkan total
biayanya.
Penyelesaian:
a. Menentukan fungsi biaya pada masing-masing lokasi
tc = a + bx
a = biaya tetap
b = biaya variabel per unit
x = rencana unit produksi
b. Fungsi biaya pada masing-masing lokasi:
Sleman = 600.000 + 1.600 x
Bantul = 900.000 + 1.200x
Kota = 1.200.000 + 800 x
Total biaya pada kapasitas produksi 500 unit:
Sleman = 600.000 + 1.600 ( 500) = 1.400.000
Bantul = 900.000 + 1.200 (500) = 1.500.000
kota = 1.200.000 + 800 ( 500 ) = 1.600.000
Total biaya pada kapasitas produksi 1.200 unit:
Sleman = 600.000 + 1.600 ( 1.200 ) = 2.520.000
Bantul = 900.000 + 1.200 ( 1.200 ) = 2.340.000
Kota = 1.200.000 + 800 ( 1.200 ) = 2.160.000
Langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah unit produksi yang menghasilkan total
biaya yang sama untuk setiap lokasi.
600.000 + 1.600 x = 900.000 + 1.200 x
1.600 x – 1.200 x = 900.000 – 600.000
400 x = 300.000
x = 750 unit
600.000 + 1.600 x = 1.200.000 + 800 x
1.600 x – 800 x = 1.200.000 – 600.000
800 x = 600.000
x = 750 unit
900.000 + 1.200 x = 1.200.000 + 800 x
1.200 x – 800 x = 1.200.000 – 900.000
400 x = 300.000
x = 750 unit.
Kesimpulan:
- Jika kapasitas produksi antara 500 – 750 unit, maka alternatif sleman yang terbaik
(total biaya terendah)
- Jika kapasitas produksi diperkirakan antara 750 – 1.200 unit, maka lokasi kota yang
dipilih
- Jika kapasitas produksi sebesar 750 unit, maka ketiga alternatif lokasi sama baiknya
(indeference)
3. Metode break even point (BEP)
BEP merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisa alternatif
pemilihan lokasi pabrik yang optimum. bep adalah titik dimana total pendapatan = total
biaya. secara matematik rumusan bep adalah:
- BEP = FC = marginal income
- BEP = FC/marginal income per unit
- BEP = FC
P−VC
- BEP = FC
1−VCR
- BEP = FC
1−VC /S
Dari contoh di atas, maka dapat dihitung besarnya bep pada masing-masing lokasi
KETERANGAN LOKASI
SLEMAN BANTUL KOTA
FIXED COST 600.000 900.000 1.200.000
HARGA
JUAL/UNIT
3.200 3.200 3.200
BIAYA
VARIABEL/UNIT
1.600 1.200 800
MARGINAL
INCOME/UNIT (P-
VC)
1.600 2.000 2.400
- BEP lokasi Sleman = 600.0001.600 = 375 unit
- BEP lokasi Bantul =900.0002.000 = 450 unit
- BEP lokasi Kota = 1.200.000
2.400 = 500 unit
Jika kapasitas produksi yang direncanakan diatas 750 unit, maka berdasarkan perhitungan
bep tersebut lokasi yang terbaik adalah kota (karena dapat menghasilkan keuntungan yang
terbesar).
4. Metode transportasi
Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur
distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama, ke tempat-tempat
yang membutuhkan secara optimal.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan metode transportasi
adalah:
- Kapasitas pabrik sebagai sumber
- Kapasitas permintaan di wilayah pemasaran atau gudang sebagai tujuan
- Biaya produksi masing-masing pabrik
- Biaya distribusi dari tempat asal ke tempat tujuan.
Beberapa metode transportasi yang dapat digunakan:
- Metode stepping-stone
- Metode modi
- Metode vogel’s
Contoh:
Suatu perusahaan akan mendirikan pabrik yang akan melayani 3 daerah pemasaran.
Gudang penjualan terletak di X,Y dan Z. Kota-kota yang memenuhi syarat untuk didirikan
pabrik adalah: A,B,C dan D. Akan dipilih dua diantara keempat kota yang ada untuk lokasi
pabrik. Biaya produksi setiap barang di A Rp231,- di B Rp234,- di C Rp229,- dan di D
Rp227,- Biaya distribusi dari setiap pabrik ke gudang-gudang pemasaran seperti pada
tabel:
Dari
Ke
X Y Z
A 5 15 7
B 7 6 13
C 11 10 9
D 14 12 8
Langkah-langkah:
a. Tambahkan biaya produksi pada setiap biaya transportasi. Biaya ini akan digunakan
sebagai biaya transportasi pada kotak biaya dalam tabel transportasi
b. Tentukan alternatif lokasi pabrik. Setiap alternatif merupakan kombinasi yang terdiri
atas tiga pabrik diantara empat yang ada. Disini ada 4 alternatif (kombinasi 3 anggota
dari 4 obyek yang ada). Alternatif-alternatif itu adalah: A,B,C; A,B,D; A,C,D dan
B,C,D
c. Buat tabel transportasi untuk setiap alternatif. Isikan jumlah biaya produksi dan
transportasi (dalam langkah 1) dalam kotak biaya
d. Setiap alternatif dialokasikan secara optimal dengan metode transportasi
e. Lokasi yang dipilih adalah lokasi yang menghasilkan biaya transportasi yang paling
murah.
5. Metode load distance
Metode Load Distance adalah metode yang mempertimbangkan beban pekerja (load)
serta jarak (distance). Lokasi yang dipilih adalah tempat yang meminimumkan jumlah
perkalian antara load dan distance. Apabila load distance terkecil berarti dapat
mendekatkan tempat-tempat yang loadnya besar.
Perhtungan metode load distance:
Perhitungan Jarak (Distance)
a. Jarak Rectiliner
Adalah jumlah dari harga mutlak selisih koordinat X dengan harga mutlak selisih
koordinat Y
dr = │XA – XB │ + │YA – YB │
b. Jarak Euclideance
Adalah akar dari jumlah selisih koordinat X dikuadratkan dan selisih koordinat Y
dikuadratkan
de = (XA – XB)2 + (YA – YB)2
c. Jarak Riil
Jarak diukur dari jumlah jalan yang menghubungkan letak antara dua buah titik.
Perhitungan Beban (Load)
Beban atau load yang digunakan dalam metode ini dapat dipilih variabel yang
sesuai dengan aktivitas lembaga yang akan didirikan
Contoh:
Suatu perusahaan memiliki pabrik di empat tempat, yaitu Gresik (G), Sidoarjo (Sd),
Mojokerto (M) dan Lamongan (L). Untuk melayani keempat pabrik itu akan dibangun
suatu laboratorium yang akan diletakkan di salah satu kota diantara ke empat letak pabrik
itu. Koordinat serta jumlah hasil produksi tahunan setiap pabrik terlihat pada tabel berikut:
Koordinat Hasil Produksi
Kota X Y Per tahun
Gresik (G) 69 68 1.600
Sidoarjo (Sd) 76 38 1.800
Mojokerto (M) 44 37 1.400
Lamongan (L) 42 75 1.200
6. METODE CENTRE OF GRAVITY
- Dalam metode center of gravity akan dicari koordinat X dan Y dari lokasi
pabrik/perusahaan yang direncanakan dengan menggunakan rata-rata hitung.
- Koordinat X sebesar rata-rata tertimbang dari koordinat X semua titik. Timbangan
menggunakan load atau beban kerja masing-masing tempat pabrik/perusahaan.
- Rumus:
X* = X 1 xL 1+ X 2xL 2+…+ XnxLn
L 1+ L2+…+ ln
Y* =Y 1 xL1+Y 2 xL2+…+YnxLn
L1+L 2+…+ ln
C. Penentuan Lokasi
Setelah lokasi dipilih, maka perusahaan harus menentukan bagaimana pabrik akan
didirikan. Berbagai faktor yang perlu diperhatikan untuk pemilihan tempat antaralain:
a. Tanah harus kering dan kuat untuk menyangga bangunan
b. Mempunyai keamanan dan perlindungan kebakaran yang baik
c. Bila pabrik mengeluarkan asap, maka harus cukup banyak angin yang membawaasap
keluar daerah pemukiman
d. Dekat dengan transportasi masyarakat
e. Cukup tersedia areal untuk bangunan sekarang, ekspansi, dan parker
kendaraankaryawan.
Metode Kualitatif-Kuantitatif
Untuk menilai secara kualitatif baik atau buruk suatu daerah untuk tempat
pabriksehubungan dengan faktor-faktor yang terdapat dalam daerah yang disurvei
sehinggakeadaan daerah dapat dibandingkan satu sama lain.
Contoh:
Penilaian kualitatif suatu daerah untuk tempat pabrik sebagai berikut:
Faktor Daerah
A B C D
Masyarakat B B S K
Faktor produksi:
- Bahan baku
- Tenaga kerja
K
B
K
S
B
K
S
B
Transportasi S K B B
Pasar S K S K
Keterangan:
B = Baik
S = Sedang
K = Kurang
Jika dihitung dari tabel tersebut, maka akan didapat data sebagai berikut:
A = 4B, 2S, 1K
B = 2B, 2S, 3K
C = 3B, 3S, 1K
D = 3B, 1S, 2K
Jika kita gunakan kuantifikasi sederhana (angka ditimbang) dimana B bernilai 10, Sbernilai
5, dan K bernilai 1, maka:
A = 40 + 10 + 1 = 51
B = 20 + 10 + 3 = 33
C = 30 + 15 + 1 = 46
D = 30 + 5 + 2 = 37
Dengan menggunakan metode kualitatif, maka A dan C yang dipertimbangkan
sebagailokasi pabrik, dan secara kualitatif A yang dipilih.
II. Tata Letak/Layout
Pabrik Tata letak atau layout pabrik meliputi pengaturan letak mesin, material,
personalia, fasilitas pelayanan, dan lain-lain. Penentuan letak fasilitas fisik hendaknya
mengacu pada tercapainya situasi minimal seperti berikut:
a. Minimalisasi biaya pengendalian bahan
b. Kecelakaan karyawan berkurang
c. Terciptanya keseimbangan dalam proses produksi
d. Gangguan oleh mesin berkurang
e. Ruang yang tersedia dimanfaatkan dengan baik
Dengan situasi seperti di atas, hendaknya kemampuan karyawan meningkat sehingga
dapat bekerja secara efektif dan efisien. Selain itu perlu dijaga adanya keluwesan supaya
pengaturan kembali letak fasilitas fisik dalam pabrik menjadi lebih mudah.
Tujuan penyusunan layout yaitu agar peralatan dapat ditemukan sesuai dengan
fungsinya sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancer, efektif, ekonomis,aman,
dan nyaman. Sebelum menyusun layout, perlu dilakukan analisis produk, proses produksi,
dan peralatan sehingga jenis produk dan kapasitas produksi dari setiap peralatan dapat
diketahui dengan pasti. Hal ini diperlukan dalam penentuan kebutuhan ruangan dan tata
letak peralatan. Peralatan ditata secara keseluruhan mengikuti aliranproses produksi.
Layout yang baik akan menghemat penggunaan ruangan, mengurangi waktutunggu,
menghindari antrian (bottle neck), serta memperlancar distribusi bahan danpergerakan
tenaga kerja selama proses produksi sehingga dapat meningkatkan produktivitas tenaga
kerja. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalampenyusunan layout pabrik yaitu,
efisiensi penggunaan alat, aliran proses produksi,tenaga kerja, dan keamanan.
Ruangan yang diperlukan untuk usaha pengolahan pangan meliputi ruangpenyimpanan
bahan baku, ruang persiapan, ruang produksi, ruang pengemasan, ruangpenyimpanan
produk, dan ruang administrasi.
a. Ruang Penyimpanan Bahan
Bahan baku yang digunakan harus diperhatikan dengan baik penyimpanannya, jika
tidak maka bahan tersebut akan mengalami kerusakan. Ruang penyimpananharus
bersih dan kering, kedap udara dan air, lantai mudah dibersihkan, sertabebas binatang
perusak, seperti tikus dan kecoa.
b. Ruang Produksi
Ruang produksi merupakan ruang utama tempat peralatan pengolahan
pangandiletakkan. Selain bersih, ruangan ini juga dilengkapi dengan sarana air
bersihuntuk mencuci peralatan dan menjaga kebersihan pekerja. Penerangan diruangan
ini harus mencukupi agar memudahkan para pekerja dalammelaksanakan tugasnya.
Proses persiapan juga dapat dilakukan di ruangan ini.
c. Ruang Pengemasan
Ruang pengemasan digunakan untuk mengemas dan memberikan label padaproduk.
Oleh karena itu, peralatan pengemasan dan pelabelan diletakkan diruangan ini.
Ruangan ini harus bersih dan kering.
d. Ruang Penyimpanan Produk
Produk yang sudah dikemas dan siap dipasarkan disimpan dalam ruangpenyimpanan
produk dalam ruang penyimpanan produk sampai waktupengiriman. Ruangan ini
harus bersih, lantai kering, memiliki ventilasi yangcukup, tidak terkena sinar matahari
secara langsung, dan bebas dari binatangperusak.
e. Ruang Administrasi
Ruang ini digunakan untuk melaksanakan semua kegiatan administrasi industry,seperti
pencatatan barang yang masuk dan keluar, pemesanan, perencanaankerja, dan
lain-lain.
Pertimbangan Penentuan Layout
Layout merupakan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas yang dapat
menentukan efisiensi produki atau operasi. Perencanaan berkenaan dengan produk, proses,
sumber daya manusia, dan lokasi. Untuk memperoleh layout yang baik, perusahaan perlu
menentukan hal-hal berikut:
1. Kapasitas dan tempat yang dibutuhkan
Mengetahui jumlah pekerja, mesin dan peralatan yang dibutuhkan akan memudahkan
kita mengetahui kapasitas yang dibutuhkan untuk menentukan layout dan penyediaan
tempat atau ruangan untuk setiap komponen tersebut.
2. Peralatan untuk menangani material atau bahan
Maksud peralatan untuk menangani material atau bahan adalah alat yang digunakan
dalam operasi perusahaan. Layout juga sangat tergantung pada jenis material atau
bahan yang dipakai, misalnya derek dan kereta otomatis untuk memindahkan bahan.
3. Lingkungan dan estetika
Keputusan layout juga didasarkan pada lingkungan dan estetika. Tujuannya adalah
agar ada keleluasan dan kenyamanan tempat kerja, seperti penentuan jendela dan
sirkulasi udara ruangan.
4. Arus informasi
Layout juga harus mempertimbangkan arus informasi. Pertimbangan terhadap cara
untuk memindahkan informasi atau melakukan komunikasi perlu dibuat sebaik
mungkin.
5. Biaya perpindahan antara tempat kerja yang berbeda
Pertimbangan di sini lebih ditekankan pada tingkat kesulitan pemindahan alat dan
bahan