2
."•.~~"'.£.~ ~'<,.~ '-#-"'"',1". -,!' rr:" , . '-~# .. -"«'--"~"""""- Se/asa o Rabu o Kamis o Jumat o Sablu o Minggu 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 OMar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONov ODes . , ........." .... ,.•.._" . ~ '-< ~v""""," --<'~ .•. --= ___ -3....., Perempuan Dalam Kekerasan T INDAK kekerasaan sering dilakukan oleh orang atau lembaga yang menganggap dirinya mempunyai otoritas. Umpa- manya, suami atas istri, orangtua atas anak, dan ne- gara atas warga negara, meski hal yang sebaliknya bisa terja- di, hanya peristiwa itu cukup jarang. Tindak kekerasan adalah semua bentuk peri- laku, verbal ataupun nonver- bal, yang dilakukan seseorang, kelompok, institusi, sehingga menyebabkan efek negatif se- cara fisik, emosional, atau psikologis atas orang yang menjadi sasaran kekerasan itu. Kekerasan adalah per-. lakuan yang menyebabkan re- alitas aktual seseorang ada di bawah realitas potensialnya. Artinya, ada situasi yang mengakibatkan potensi indi- vidu menjadi tidak timbul ke permukaan, terhambat, kare- na misalnya mendapat teror yang menjadikan seseorang ketakutan dan tertekan, se- hingga orang yang mengalarni kekangan itu menjadi bodoh, terbelakang, tidak punya inisi- atif, dan apatis. Segala bentuk kekerasan tersebut bisa berlangsung dalam tiga wilayah (domain). Pertama, dalam area do- mestik, yang pelaku dan kor- bannya memiliki hubungan keluarga, seperti kekerasan atas istri, pacar, bekas istri, tu- nangan, anak kandung dan anak tiri, orang tua. Kedua, di area publik, seperti di tempat kerja, di tempat umum, atau di lembaga pendidikan. Dan ketiga, kekerasan oleh negara pada warga negaranya, di sini menyangkut apa yang disebut dengan pelanggaran hak asasi manusia. Telah .disinggung di atas, yang sering menjadi korban dalam kekerasan itu adalah perempuan. Kekerasan atas perempuan adalah setiap tin- dakan yang didasarkan atas perbedaan jenis kelamin, yang bisa mengakibatkan keseng- saraan atau penderitaan pada perempuan secara fisik,seksu- al,atau psikologis,seperti dian- cam, dipaksa, atau dirampas kemerdekaannya, baik terjadi di depan umum atau dalam ke- hidupan pribadi. Dalam Deklarasi Penghapu- san Kekerasanatas Perempuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB, 1993), kekerasan atas perempuan mencakup: Perta- ma, kekerasan fisik,setiap per- buatan yang mengakibatkan rasa sakit, cedera, luka atau ea- cat pada tubuh, dan atau ke- matian pada perempuan; Ke- dua, kekerasan psikologis,seti- ap perbuatan dan ucapan yang mengakibatkan ketakutan dan hilangnya kepercayaan diri; Ketiga,kekerasan seksual, mu- lai dari pelecehan seksual sam- pai memaksa perempuan melakukan hubungan seksual tanpa persetujuannya atau di saat ia sedang tidak menghen- daki; Keempat, kekerasan ekonomi, setiap perbuatan yang membatasi perempuan untuk bekerja di dalam/ di luar rumah, seperti mencari nafkah, yang menghasilkan uang atau membiarkan korban bekerja untuk dieksploitasi atau menelantarkannya; Keli- ma, perampasan kemer- dekaan, mengisolasi perem- puan dari lingkungan sosial, seperti larangan keluar rumah atau berkomunikasi dengan oranglain. Palingsedikitadatigapenye- bab kekerasan atas perempuan. Pertama, alasan dari karakte- ristikpribadi pelaku kekerasan. Kedua, alasan yang dilekat- kan pada karakteristik pribadi korban. Di sini kejadian ke- kerasan itu dianggap "dipro- vokasi" oleh korban, misalnya karena tingkah laku yang "mengundang", atau korban dianggap memiliki karakteris- tik penuntut, histeris, dan ma- Kliping Humas Unpad 201'1. ----------

Perempuan Dalam Kekerasan - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/.../pikiranrakyat-20120117-perempuandalamkekerasan.pdf · Kliping Humas Unpad 201'1. -----sokis. Dari hasil-hasil

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perempuan Dalam Kekerasan - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/.../pikiranrakyat-20120117-perempuandalamkekerasan.pdf · Kliping Humas Unpad 201'1. -----sokis. Dari hasil-hasil

." •.~~"'.£.~ ~'<,. ~ '-#-"'"',1". -,!' rr:" , . '-~# ..-"«'--"~"""""-

• Se/asa o Rabu o Kamis o Jumat o Sablu o Minggu4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1620 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

OMar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONov ODes., .....•....".... ,.•.._" . ~ '-< ~v""""," --<'~.•.--= ___ -3.....,

Perempuan Dalam KekerasanT INDAK kekerasaan

sering dilakukan olehorang atau lembaga

yang menganggap dirinyamempunyai otoritas. Umpa-manya, suami atas istri,orangtua atas anak, dan ne-gara atas warga negara, meskihal yang sebaliknya bisa terja-di, hanya peristiwa itu cukupjarang. Tindak kekerasanadalah semua bentuk peri-laku, verbal ataupun nonver-bal, yang dilakukan seseorang,kelompok, institusi, sehinggamenyebabkan efek negatif se-cara fisik, emosional, ataupsikologis atas orang yangmenjadi sasaran kekerasanitu. Kekerasan adalah per-.lakuan yang menyebabkan re-alitas aktual seseorang ada dibawah realitas potensialnya.Artinya, ada situasi yangmengakibatkan potensi indi-vidu menjadi tidak timbul kepermukaan, terhambat, kare-na misalnya mendapat teroryang menjadikan seseorangketakutan dan tertekan, se-hingga orang yang mengalarnikekangan itu menjadi bodoh,terbelakang, tidak punya inisi-atif, dan apatis.Segala bentuk kekerasan

tersebut bisa berlangsungdalam tiga wilayah (domain).Pertama, dalam area do-mestik, yang pelaku dan kor-bannya memiliki hubungankeluarga, seperti kekerasanatas istri, pacar, bekas istri, tu-nangan, anak kandung dananak tiri, orang tua. Kedua, diarea publik, seperti di tempat

kerja, di tempat umum, ataudi lembaga pendidikan. Danketiga, kekerasan oleh negarapada warga negaranya, di sinimenyangkut apa yang disebutdengan pelanggaran hak asasimanusia.Telah .disinggung di atas,

yang sering menjadi korbandalam kekerasan itu adalahperempuan. Kekerasan atasperempuan adalah setiap tin-dakan yang didasarkan atasperbedaan jenis kelamin, yangbisa mengakibatkan keseng-saraan atau penderitaan padaperempuan secara fisik, seksu-al, atau psikologis,seperti dian-cam, dipaksa, atau dirampaskemerdekaannya, baik terjadidi depan umum atau dalam ke-hidupan pribadi.Dalam Deklarasi Penghapu-

san Kekerasan atas PerempuanPerserikatan Bangsa-Bangsa(PBB, 1993), kekerasan atasperempuan mencakup: Perta-ma, kekerasan fisik, setiap per-buatan yang mengakibatkanrasa sakit, cedera, luka atau ea-cat pada tubuh, dan atau ke-matian pada perempuan; Ke-dua, kekerasan psikologis, seti-ap perbuatan dan ucapan yangmengakibatkan ketakutan dan

hilangnya kepercayaan diri;Ketiga,kekerasan seksual, mu-lai dari pelecehan seksual sam-pai memaksa perempuanmelakukan hubungan seksualtanpa persetujuannya atau disaat ia sedang tidak menghen-daki; Keempat, kekerasanekonomi, setiap perbuatanyang membatasi perempuanuntuk bekerja di dalam/ di luarrumah, seperti mencarinafkah, yang menghasilkanuang atau membiarkan korbanbekerja untuk dieksploitasiatau menelantarkannya; Keli-ma, perampasan kemer-dekaan, mengisolasi perem-puan dari lingkungan sosial,seperti larangan keluar rumahatau berkomunikasi denganoranglain.Paling sedikit ada tiga penye-

bab kekerasan atas perempuan.Pertama, alasan dari karakte-ristik pribadi pelaku kekerasan.Kedua, alasan yang dilekat-

kan pada karakteristik pribadikorban. Di sini kejadian ke-kerasan itu dianggap "dipro-vokasi" oleh korban, misalnyakarena tingkah laku yang"mengundang", atau korbandianggap memiliki karakteris-tik penuntut, histeris, dan ma-

Kliping Humas Unpad 201'1. ----------

Page 2: Perempuan Dalam Kekerasan - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/.../pikiranrakyat-20120117-perempuandalamkekerasan.pdf · Kliping Humas Unpad 201'1. -----sokis. Dari hasil-hasil

sokis. Dari hasil-hasil penelit-ian kasus-kasus ini sebenarnyajumlahnya keeil. Kekerasanpada perempuan sebagian be-sar tidak diprovokasi oleh kor-ban. Hanya sering muneulapologia dari laki-laki misal-nya yang memperkosa, bahwaperkosaan yang ia lakukankarena perempuan itu sendirimemberi rangsangan, umpa-manya berpakaian minim atauberprilaku menggoda.

Ketiga, melihat bahwa tindakkekerasan merupakan produkdari lingkungan sosial dansosialisasi dalam masyarakatyang mengutamakan kepenti-ngan laki-laki sambil sekaligusmenganggap perempuan seba-gai manusia yang inferior.

Mungkin lewat penyebabketiga itulah kita bisa melihatbagaimana laki-laki danperempuan mengembangkankarakteristik kepribadian danrespons yang berbeda. Laki-la-ki yang eenderung diistime-wakan dan mendapat tugasmenjadi kepala keluarga akanmenjadi pihak yang terus-menerus merasa perlu meyaki-ni dirinya bahwa ia memangmampu dan dapat mengen-dalikan keluarga (harus dituru-ti oleh istri dan anak) dan mestimenjadi orang nomor satu.

Di samping itu, laki-laki se-jak usia dini juga telah mem-peroleh sosialisasi dalam kelu-arga dan dalam lingkunganmasyarakatnya untuk beranidan menyukai kekerasanmelalui berbagai bentuk per-mainan dan olah raga. Semen-

tara perempuan diajaribersikap lebih lembut,mengutamakan pelayanan danperawatan orang lain, bersikapsabar, dan meminggirkan ke-pentingannya sendiri.

Menyimak media, eukup se-ring diberitakan dan ditayang-kan kekerasan laki-laki atasperempuan, baik yang terjadidi ranah keluarga maupun diranah umum. Dim sesungguh-nya berita di media itu jauhlebih kecil jumlahnya daripadayang terjadi sesungguhnya.

Sudah pasti, kekerasan atasperempuan ini perlu diha-puskan, minimal dikurangi.Dan yang terpenting menem-patkan posisi perempuan danlaki-laki secara setara.

Pertama-tama, eara me-nempatkan perempuan seba-gai mitra bisa dimulai melaluisosialisasi dalam keluarga. Ke-dua, hukum formal seearakonsisten mesti ditegakkanaparat. Kekerasan adalah ke-kerasan, siapa pun pelakunyatermasuk kejahatan. Selamaini persepsi yang masihberkembang di masyarakatkekerasan atas perempuan,apalagi dalam rumah tangga,sebagai urusan pribadi, danpihak lain, termasuk aparathukum, tidak sepatutnya ikuteampur.

Dan ketiga, Undang-UndangNomor 24 Tahun 2004 tentangPenghapusan Kekerasan dalaniRumah Tangga telah menggo-longkan kekerasan atas perem-puan dalam rumah tangga se-bagai tindak kriminal. ***