Upload
latifagorriana
View
50
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Perekonomian yang ada di Indonesia
Citation preview
5/27/2018 Perekonomian Indonesia
1/17
Bab 4 Pendapatan nasional, Pertumbuhan, dan Struktur Ekonomi
Pendapatan Nasional
Prestasi ekonomi suatu bangsa atau Negara dapat dinilai dengan berbagai ukuran agregat.
Secara umum, prestasi tersebut diukur dengan Pendapatan Nasional .Pendapatan Nasionaladalah suatu kerangka perhitungan yang digunakan untuk mengukur aktivitas ekonomi yang
terjadi atau yang berlangsung didalam perekonomian . Pendapatan Nasional adalah alat ukur
yang digunakan untuk menilai perkembangan ekonomi suatu Negara dari waktu ke waktu .
Dapat juga digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita .
Tujuan dan manfaat perhitungan pendapatan nasional
Tujuan mempelajari pendapatan nasional :
1. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
2. Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat
dalam satu tahun
3. Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang berjangka.
Manfaat mempelajari pendapatan nasional
1. Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara
2. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar
propinsi
3. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
4. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
Di Indonesia, data mengenai pendapatan nasional dikumpulkan dan dihitung serta disajikan
oleh Biro Pusat Statistik. Untuk menghitung pendapatan nasional suatu Negara diperlukan
data Produk Domesti Bruto (PDB). PDB terbagi menjadi 2 :
1 PDB atas dasar harga berlaku ( PDB Nominal)
Biasanya digunakan untuk melihat pergeseran dan strutur ekonomi
2. PDB atas dasar harga konstan (PDB Riil)
Biasanya digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
Adapun Metode yang digunakan untukmenghitung pendapatan nasional :
1. Metode Produksi
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang
dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentuRumus : Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ]
2. Metode Pendapatan
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan (rent, wage,
interest, profit) yang diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu
periode.
Rumus : Y = r + w + i + p
3. Metode Pengeluaran
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh
seluruh rumah tangga ekonomi (RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama
5/27/2018 Perekonomian Indonesia
2/17
satu tahun.
Rumus : Y = C + I + G + (XM)
Pendapatan perkapita
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara.Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara
dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDB per
kapita.
Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat
pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur
Negara tersebut.
Rumus Pendapatan perkapita = Jumlah pendapatan Nasional / Jumlah Penduduk
Pendapatan perkapita dan Pertumbuhan pendapatan perkapita
Untuk mendapatkan perkapita suatu tahun tertentu adalah dg cara membagi pendapatan pada
tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Kegunaan perhitungan
1. Membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat dari masa ke masa
2. Membandingkan laju perkembangan ekonomi antar berbagai Negara
3. Melihat berhasil tidaknya pembangunan ekonomi suatu negara
Tingkat pendapatan perkapita tidak sepenuhnya mencerminkan tingkat kesejahteraan dan
tingkat pembangunan suatu Negara KARENA :
1. Kelemahankelemahan yang bersumber dari ketidak sempurnaan dalam menghitung
pendapatan dan pendapatan perkapita.
2. Kelemahankelemahan yang bersumber dari kenyataan bahwa tingkat kesejahteraanmasyarakat bukan saja ditentukan oleh tingkat pendapatan mereka tetapi juga oleh adanya
factor-faktor lain.
Beberapa tolok ukur kesejahteraan non pendapatan Indonesia dalam perbandingan
internasional:
1. Harapan Hidup
2. kematian bayi per 1000 kelahiran
3. Jumlah dokter per 1000 penduduk
4. Penduduk dewasa buta aksara
5. Porsi pengeluaran untuk pangan
Tolok ukur kemakmuran apapun pendekatannya serta dari manapun tinjauannya pada
umumnya akan konsisiten. Oleh karena itu meskipun tolok ukur dengan tinjauan pendapatan
bukan satu-satunya tolok ukur ia tetap saja relevan dan paling lazim diterapkan.
Hubungan Pendapatan Nasional, Penduduk dan Pendapatan Perkapita
Pendapatan nasional pada dasarnya merupakan kumpulan pendapatan masyarakat suatu
negara. Tinggi rendahnya pendapatan nasional akan mempengaruhi tinggi rendahnya
pendapatan per kapita negara yang bersangkutan. Akan tetapi, banyak sedikitnya jumlah
penduduk pun akan mempengaruhi jumlah pendapatan per kapita suatu negara.Akan tetapipendapatan perkapita bukanlah tolok ukur yang tepat untuk mengukur distribusi pendapatan
5/27/2018 Perekonomian Indonesia
3/17
dan kemiskinan suatu negara.
Kesimpulan
Pendapatan perkapita adalah sebuah konsep rata-rata, belum menghiraukan distribusinya
dikalangan penduduk . Penilaian kesejahteraan penduduk sebuah negeri tidak cukup hanya
dengan melihat besar kecilnya pendapatan perkapita tapi harus pula memperhatikan distribusipendapatan itu dikalangan penduduk.Pendapatan perkapita juga bukan merupakan tolok ukur
yang tepat untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara. Karena masalah
ketidakmerataan distribusi pendapatan di lingkungan masyarakat. Pendapatan perkapita
hanyalah jumlah besarnya pendapatan rata-rata penduduk,tapi dilihat dari kenyataan yang ada
masih banyak penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan. Yaitu penduduk yang
pendapatan perkapitanya dibawah pendapatan perkapita nasional. Pemerintah telah mengatur
kebijakan untuk mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia. Akan tetapi masalah
kemiskinan ini bukanlah masalah pemerintah saja. Tetapi masalah kita bersama. Cara yang
paling mudah adalah dengan membiasakan diri berperilaku jujur. Misalnya saja jujur dalam
membayar pajak penghasilan. Dengan melakukan kegiatan simple seperti itu kita juga turut
membantu pemerintah memberantas kemiskinan negeri ini.
Sumber:
bukukarangan:
1.Dumairy
2.Drs. M Suparmoko,M.A,Ph.O,Pengantar Ekonomi Makro,BPFe,Yogyakarta
3.Drs. T. Gilarso,1991,Pengantar Ilmu Ekonomi bag Makro,Yogyakarta
http://daneea.wordpress.com/2010/04/08/perhitungan-pendapatan-nasional/
http://www.endz4shared.co.cc/2010/05/pengertian-pendapatan-nasional.html
http://www.blog.blater.co.cc/2011/02/pendapatan-perkapita.html
5/27/2018 Perekonomian Indonesia
4/17
Bab 5 Distribusi Pendapatan dan pemerataan pembangunan
Prestasi pembangunan dapat dinilai dengan berbagai macam cara dan tolok ukur, baik
dengan pendekatan ekonomi maupun dengan pendekatan nonekonomi. Penilaian denganpendekatan ekonomi dapat dilakukan berdasarkan tinjauan aspek pendapatan maupun aspek
nonpendapatan.
KONSEPKONSEP DISTRIBUSI PENDAPATAN
Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau timpengnya pembagian
hasil pembangunan suatu Negara di kalangan penduduknya. Tolok ukur untuk menilai
kemerataan distribusi terdapat tiga tolok ukur yang lazim digunakan, yaitu:
1. KurvaLorenz
2. Indeks atau rasio Gini
3. Kriteria Bank Dunia
1. Kurva Lorenz
Kurva Lorenz menggambarkan distribusi komulatif pendapatan nasional dikalangan
lapisan lapisan penduduk, secara kumulatif pula. Kurva Lorenz yang semakin dekat ke
diagonal ( semakin lurus) menyiratkan distribusi pendapatan nasional yang semakin merata.
Sebaliknya, jika kurva Lorenz semakin jauh dari diagonal ( semakin lengkung), maka ia
mencerminkan keadaan yang semakin buruk, distribusi pendapatan nasional semakin timpang
atau tidak merata.
Gambar menunjukkan bagaimana cara membuat kurva Lorenz tersebut. Jumlah
penerima pendapatan digambarkan pada sumbu horizontal, tidak dalam angka mutlak tetapi
dalam persentase kumulatif. Misalnya, titik 20 menunjukkan 20 persen penduduk temiskin
(paling rendah pendapatannya), dan pada titik 60 menunjukkan 60 persen penduduk terbawah
pendapatannya, dan pada ujung sumbu horizontal menunjukkan jumlah 100 persen penduduk
yang dihitung pendapatannya.
Sumbu vertikal menunjukkan pangsa pendapatan yang diterima oleh masing-masing
persentase jumlah penduduk. Jumlah ini juga kumulatif sampai 100 persen, dengan demikian
kedua sumbu nitu sama panjangnya dan akhirnya membentuk bujur sangkar.
5/27/2018 Perekonomian Indonesia
5/17
Sebuah garis diagonal kemudian digambarkan melalui titik origin menuju sudut kanan
atas dari bujur sangkat tersebut. Setiap titik pada garis diagonal tersebut menunjukkan bahwa
persentase pendapatan yang diterima sama persis dengan persentase penerima pendapatan
tersebut. Sebagai contoh, titik tengah dari diagonal tersebut betul-betul menunjukkan bahwa
50 persen pendapatan diterima.
2. Rasio Gini
Suatu ukuran yang singkat mengenai derajat ketidakmerataan distribusi pendapatan
dalam suatu Negara bisa diperoleh dengan menghitung luas daerah antara garis diagonal
(kemerataan sempurna) dengan kurva Lorenz dibandingkan dengan luas total dan separuh
bujur sangkar di mana terdapat kurva lorenz tersebut.
Indeks atau Rasio Gini adalah suatu koefisien yang berkisar dari angka 0 hingga 1,
menjelaskan kadar kemerataan (ketimpangan) distribusi pendapatan nasional.
3. Kritera Bank DuniaKriteria ketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi pendapatan nasional
yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yakni 40% penduduk berpendapatan
terendah(penduduk termiskin), 40% penduduk berpendapatan menengah, serta 20%
penduduk berpendapatan tertinggi (penduduk terkaya). Kemerataan distribusi pendapatan
nasional bukan semata mata pendamping pertumpuhan ekonomi dalam menilai
keberhasilan pembangunan.
Isu kemerataan dan pertumbuhan hingga kini masih menjadi debat tak
berkesudahan dalam konteks pembangunan. Kedua hal ini berkaitan dengan dua hal lain yang
juga setara kadar perdebatannya, yaitu efektivitas dan efisiensi.
B. KETIDAKMERATAAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
Penghapusan kemiskinan dan berkembangnya ketidakmerataan distribusi pendapatan
merupakan inti permasalahan pembangunan. Walaupun titik perhatian utama kita pada
ketidakmerataan distribusi pendapatan dan harta kekayaan (asset) namhn hal tersebut
hanya;ah merupakan sebagian kecil dari masalah ketidakmerataan yang lebih luas di NSB.
Misalnya ketidakmerataan kekuasaan, prestise, status, kepuasan kerja, kondisi kerja, tingkat
partisipasi, kebebasan untuk memilih, dan lain-lain.
5/27/2018 Perekonomian Indonesia
6/17
Pemahaman yang mendalam akan masalah ketidakmerataan dari kemiskinan ini
memberikan dasar yang baik untuk menganalisis masalah pembangunan yang lebih khusus
seperti pertumbuhan penduduk, pengangguran, pembangunan pedesaan, pendidikan,
perdagangan internasional dan sebagainya.
Sebuah cara yang sederhana untuk mendeteksi masalah distribusi pendapatan dan
kemiskinan adalah dengan menggunakan kerangka kemungkinan produksi, seperti yang telah
disinggung pada bagian di muka.
Untuk menggambarkan analisis tersebut, produksi barang dalam sebuah
perekonomian dibagi menjadi dua macam barang. Pertama adalah barang-barang kebutuhan
pokok (necessary goods) seperti makanan pokok, pakaian, perumahan sederhana, dan
sebagainya. Kedua, adalah barang-barang mewah seperti : mobil mewah, video, televisi,
pakaian mewah dan sebagainya. Yang menyebabkan ketidakmerataan distribusi pendapatan
di NSB. Irma Adelman dan Cynthia Taft Morris (1973) mengemukakan 8 sebab yaitu:
1. Pertambahan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan menurunnya pendapat per kapita.
2. Infasi di mana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proporsional dengan
pertambahan produksi barang-barang.
3. Ketidakmerataan pembangunan antar daerah.
4. Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal (capital intensive)
sehingga presentase pendapatan modal dari harta tambahan besar dibandingkan dengan
presentase pendapatan yang berasal dari kerja sehingga pengangguran bertambah.
5. Rendahnya mobilitas sosial
6. Pelaksanaan kebijaksanaan industri subtitusi impor yang mengakibatkan kenaikan harga-
harga barang hasil industri untuk melindungi usahausaha golongan kapitalis
7. Memburuknya nilai tukar (term of trade) bagi NSB dalam perdagangan dengan Negara-
negara maju, sebagai akibat ketidakelastisan permintaan Negara-negara terhadap barang-
barang ekspor NSB.
8. Hancurnya industri-industri kerajinan rakyat seperti pertukangan, industri rumah tangga,
dan lain-lain.
Upaya untuk memerataan pembangunan dan hasil-hasilnya baru tampak nyata sejak
pelita III, manakala strategi pembangunan secara eksplisit diubah dengan menempatkan
pemerataan sebagai aspek pertama dalam trilogi pembangunan. Semenjak itu dikenal
kebijaksanaan delapan jalur pemerataan, meliputi:
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan rakyat banyak khususnya sandang, pangan, dan papan
5/27/2018 Perekonomian Indonesia
7/17
2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
3. Pemerataan pembagian pendapatan
4. Pemerataan kesempatan kerja
5. Pemerataan kesempatan berusaha
6. Pemerataan kesempatan berpatisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda
dan kaum wanita
7. Pemerataan penyebaran pembangunan diseluruh tanah air
8. Pemerataaan kesempatan memperoleh keadilan
Dalam kaitan khusus dalam pemerataan pembagian pendapatan,kita dapat memilih
tinjauan permasalahannya dari 3 segi,yaitu:
1.Pembagian pendapatan antar lapisan pendapatan masyarakat
2.Pembagian pendapata antar daerahdalam hal ini antar wilayahperkotaan dan pedesaan.
3.Pembagian pendapatan antar wilayah dalam hal ini antar propinsi dan antar
kawasan(barat,tengah,timur)
C. KETIMPANGAN PEMBANGUNAN
Ketimpangan pembangunan di Indonesia selama ini berlangsung dan berwujud dalam
berbagai bentuk, aspek, atau dimensi. Bukan saja berupa ketimpangan hasil hasilnya.
Misalnya, dalam hal pendapatan per kapita, tetapi juga ketimpangan kegiatan atau proses
pembangunan itu sendiri. Bermunculannya kawasan kawasan kumuh di tengah beberapa
kota besar, serta (sebaliknya dilain pihak) hadirnya kantong kantong pemukiman mewah
ditepian kota atau bahkan didaerah pedesaa, adalah satu bukti nyata ketimpangan yang
berlangsung dapat kita saksikan dan rasakan.
Upaya untuk mengatasi ketimpangan ketimpangan yang terjadi, menurut penilaian
beberapa kalangan, sebetulnya sudah mulai dirintis sejak awal pelita III. Ketika itu urutan
trilogy pembangunan dirasionalisasikan dengan menempatkan pemerataan sebagai prioritas
pertama, bahkan dipertahankan hingga pelita IV.
Ketimpangan sektoral dan ketimpangan regional dalam pembangunan dapat
ditengarai antara lain dengan menelaah perbedaan mencolok dalam aspek aspek seperti
penyerapan tenaga kerja, alokasi dana perbankan, investasi dan pertumbuhan. Ketimpangan
pertumbuhan antar sektor bukan saja terjadi pada masa lalu sejak pelita I hingga pelita V.
akan tetapi juga memang direncanakan untuk masa-masa yang akan datang.
5/27/2018 Perekonomian Indonesia
8/17
Ketimpangan pertumbuhan antarsektor, khususnya antarsektor pertanian dan sektor
industri pengolahan, harus dipahami secara arif. Ketimpangan pertumbuhan sektoral ini
bukanlah kecelakaan atau akses pembangunan. Ketimpangan ini lebih merupakan ini lebih
merupakan sesuatu yang disengaja atau memang terencana. Hal itu terkait dengan cita-cita
nasional atau setidak-tidaknya selaras dengan kehendak para perencana pembangunan untuk
menjadikan Indonesia sebagai Negara industri.
D. KESENJANGAN SOSIAL
Ketimpangan atau kesenjangan sosial diukur dengan berbagai variable serta dalam
berbagai dimensi. Ketimpangan ketimpangan yang ada bersifat majemuk dan beskala
nasional. Ada dua faktor yang layak dikemukakan untuk menerangkan mengapa ketimpangan
pembangunan dan hasil-hasilnya dapat terjadi. Faktor pertama ialah karena ketidaksetaraan
anugrah awal(initial indowment) diantara pelaku-pelaku ekonomii. Sedangkan faktor kedua
karena strategi pembangunan dalam era PJP I lebih bertumpu pada aspek pertumbuhan
(growth).
KESIMPULAN
Tolok ukur untuk menilai ketidakmerataan antara lain dengan:
1. Kurva Lorenz
2. Koefisien Gini
3. Kriteria Bank Dunia
Dalam kaitan khusus dalam pemerataan pembagian pendapatan,kita dapat memilih tinjauan
permasalahannya dari 3 segi,yaitu:
1. Pembagian pendapatan antar lapisan pendapatan masyarakat
2. Pembagian pendapata antar daerahdalam hal ini antar wilayahperkotaan dan pedesaan.
3. Pembagian pendapatan antar wilayah dalam hal ini antar propinsi dan antar kawasan.
Sumber
Arsyad,Lincoln.2004.Ekonomi Pembangunan.Yogyakarta:STIE YKPN
Dumairy.1996.Perekonomian Indonesia.Jakarta:Erlangga
5/27/2018 Perekonomian Indonesia
9/17
Bab 6 PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
A. PENGERTIAN PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
1. Pengertian Penduduk
Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang mendiami
atau menduduki tempat tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada benda-benda
sejenis yang terdapat pada suatu tempat. Dalam kaitannya dengan manusia, maka pengertian
penduduk adalah manusia yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya.
a. Teori penduduk modern
Pandangan-pandangan tentang Teori penduduk modern, diantaranya:
Pandangan Merkantilisme, jumlah penduduk yang banyak sebagai elemen yang penting
dalam kekuatan negara yaiti merupakan faktor yang penting di dalam kekuatan negara dan
memegang peranan dalam meningkatkan pengahasilan dan kekayaan negara.
Pandangan Kaum Fisiokrat, kesempatan untuk meningkatkan jumlah produksi pertanian
dalam rangka menunjang pertambahan penduduk.
Pandangan Cantilion (Merkantilisme), tanah merupakan faktor utama yang dapat
menentukan tinggi rendahnya kesejahteraan, selain itu, dinyatakan pula bahwa jumlah
penduduk akan terbatas karena jumlahnya akan dibatasi oleh jumlah makanan yang dapatdiproduksi oleh tanah.
Pandangan Quesnay (Fisiokrat), suatu negara hendaknya mempunyai penduduk yang
cukup banyak, tetapi dengan sayarat agar mereka dapat mencapai taraf hidup yang layak.
Pertumbunhan penduduk (populatin growth) di suatu negara adalah peristiwa
berubahnya jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertambahan alami dengan
migrasi neto. Pertambahan alami (natural increase) adalah pertambahan penduduk yang
diperoleh dari selisih antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian. Migrasi neto (nett
migration) adalah pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah imigran
dan jumlah emigran.
b. Factor mendorong terjadinya kependudukan
Beberapa faktor yang mendorong terjadinya kependudukan baik secara kuantitatif maupun
kualitatif, antara lain:
Kemajuan IPTEK.
Dorongan atau hasrat naluri manusia yang selalu memperoleh kondisi yang lebih baik dari
sebelumnya di dalam kehidupannya baik material maupun intelektual.
5/27/2018 Perekonomian Indonesia
10/17
Keterbatasan kemampuan dukungan alam dan SDA serta dukungan lainnya yang
diperlukan.
2. Pengertian Tenaga kerja
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk
suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia, karena
mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Oleh karenanya, setiap upaya pembangunan selalu
diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan lapangan usaha, dengan harapan penduduk
dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.
Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas
usia kerja yang berlaku diIndonesia adalah berumur 15 tahun64 tahun. Menurut pengertian
ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat
mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula
yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena
anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.
a. Klasifikasi Tenaga Kerja
Berdasarkan penduduknya
Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup
bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka
yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai
dengan 64 tahun.
Bukan Tenaga Kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja,
meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun
2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan
berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia)
dan anak-anak.
http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia5/27/2018 Perekonomian Indonesia
11/17
Berdasarkan batas kerja
Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah
mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencaripekerjaan.
Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya
bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:
anaksekolah danmahasiswa
paraibu rumah tangga dan orangcacat,dan
parapengangguran sukarela
Berdasarkan kualitasnya
Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran
dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal.
Contohnya: pengacara,dokter,guru,dan lain-lain.
Tenaga kerja terampil
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang
tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara
berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli
bedah,mekanik,dan lain-lain.
Tenaga kerja tidak terdidik
Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja.
Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.
b. Masalah Ketenagakerjaan
Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
Rendahnya kualitas tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan denganmelihat tingkat pendidikan
negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih
rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi rendah.
Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya
http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mahasiswahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ibu_rumah_tangga&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Cacathttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dokterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Guruhttp://id.wikipedia.org/wiki/Apotekerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ahli_bedahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ahli_bedahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mekanik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mekanik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ahli_bedahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ahli_bedahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Apotekerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Guruhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dokterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cacathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ibu_rumah_tangga&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Mahasiswahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah5/27/2018 Perekonomian Indonesia
12/17
produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas
hasil produksi barang dan jasa.
Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja
Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerjaakan membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung
dalam lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah,
semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan ekonomi.
Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di daerah lain
masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan
kehutanan.Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah
lain masih banyaksumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.
Pengangguran
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di Indonesia
mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain
itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya lapangan
kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian
pengangguran akan semakin banyak
c. Konsep dan Definisi
Tenaga kerja dipilah pula kedalam dua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan
kerja. Yang termasuk angkatan kerja ialah adalah penduduk berumur 15 tahun keatas yang
selama seminggu sebelum pencacahan bekerja atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak
bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan. Sedangkan yang termasuk
bukan angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai
pekerjaan dan tidak mencari kerja
Angkatan kerja itu sendiri dibedakan menjadi dua yaitu pekerja dan pengangur. Yang
dimaksud dengan pekerja adalah adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja
pada pengusaha dengan menerima upah (www.tempointeraktif.com). Pengangguran
merupakan usaha mendapatkan pekerjaan yang tidak terbatas dalam jangka waktu seminggu
yang lalu saja, tetapi bisa dilakukan beberapa waktu sebelumnya asalkan masih dalam status
menunggu jawaban lamaran, dalam kurun waktu seminggu sebelum pencacahan.
Penganguran semacam ini oleh BPS dinyatakan sebagai penganggur terbuka.
Berikut ini adalah macam jenis & macam pengangguran yang lain:
Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pertanianhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pertanianhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Jawa5/27/2018 Perekonomian Indonesia
13/17
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan
adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka
lamaran pekerjaan.
Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan
pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.
Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber
daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan
ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti
petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang menanti musim durian.
Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus
ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
B. PERANAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
Kapasitas yang rendah dari Negara sedang berkembang ntuk meningkatkan output totalnyaharus diimbangi dengan penurunan tngkat penduduk, sehingga penghasilan rill per kapita
akan dapat meningkat. Dengan kapasitas yang rendah untuk menaikkan output totalnya dan
tanpa diimbangi dengan turunya tingkat perkembangan pendududk, maka akan terjadi
penundaan pembangunan ekonomi.
Ada 4 aspek penduduk yang perlu diperhatikan di negra-negara sedang berkembang, yaitu :
Adanya tingkat perkembangan penduduk yang relatif tinggi
Adanya struktur umur yang tidak favorable
Tidak adanya distribusi penduduk yang seimbang/merata
Tidak adanya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih
1. Tingkat Perkembangan Penduduk Yang Tinggi
Penduduk memiliki dua peranan dalam pembangunan ekonomi; satu dari segi permintaan dan
yang lain dari segi penawaran. Dari segi permintaan penduduk bertindak sebagai konsumen
dan dari segi penawaran bertindak sebagai produsen.
5/27/2018 Perekonomian Indonesia
14/17
Oleh karena itu perkembangan penduduk yang cepat tidaklah selalu merupakan
penghambatbagi jalannya pembangunan ekonomi jka penduduk ini mempunyai produksi
yang dihasilkan. Ini berarti tingkat pertambahan penduduk yang tinggi disertai dengan tingkat
penghasilan yang tnggi pula.
Jadi pertambahan penduduk dengan tingkat penghasilan yang rendah tidak ada gunanyabagi
pengembangunan ekonomo.
2. Struktur Umur Yang Tidak Favorable
Negara-negara yang sedang berkembang memiliki tingkat kelahiran yang tinggi dan tingkat
kematian yang rendah seperti sudah berulang kali kita bicarakan di depan. Hal ini
mengakibatkan adanya segolongan besar penduduk usia muda lebih besar proporsinya dari
pada golongan penduduk usia dewasa. Keadaan penduduk ini seperti ini disebut sebagaipenduduk yang berciri expansive
Proporsi yang besar dari penduduk usia muda ini tidak menguntungkan bagi pembangunan
ekonomi, Karen :
Penduduk golongan muda usia, cenderung untuk memperkecil angka penghasilan per
kapita dan mereka semua merupakan konsumen dan bukun produsen dalam perekonomian
tersebut
Adanya golongan penduduk usia muda yang besar jumlahnya di suatu Negara akan
mengakibatkan lebih banyak alokasi factor-faktor produksi ke arah investasi-investasi
sosial dan bukan ke investasi-investasi kapital. Oleh karena itu paling tidak ia akan
menunda perkembangan ekonomi.
3. Distribusi Penduduk Yang Tidak Seimbang
Tingkat urbanisasi yang tinggi pada umumnya telah dihubungkan dengan daerah-daerah yang
secara ekonomis telah maju dan bersifat industri. Urbanisasi ini mempunyai pengaruh dan
akibat-akibat yang berbeda di Negara-negara yang sedang berkembang
Di Negara-negara maju hanya sebagian kecil penduduk yang bekerja di sector
pertanian. Urbanisasi biasanya terjadi karena adanya tingkat upah yang lebih menarik di
sector industry ( di kota) dari pada tingkat upah di desa (sector pertanian)
4. Kualitas Tenaga Kerja Yang Rendah
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan penghalang pembangunan ekonomi suatu
Negara. Ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga
5/27/2018 Perekonomian Indonesia
15/17
kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi, terutama industry, jelas sekali dibutuhkan lebih
banyak tenaga kerja yang mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca dan menulis.
Dengan nama lain pendidikan merupakan factor penting bagi berhasilnya
pembangunan ekonomi. Bahkan menurut schumaker pendidikan merupakan sumber daya
yang terbesar manfaatnya dibanding factor-faktor produksi lain.
C. LEDAKAN PENDUDUK
Dari banyak penelitian kita mengetahui bahwa factor utama yang menentukan perkembangan
penduduk adalah tingkat kematian, tingkat kelahiran dan tingkat perpindahan penduduk
(migrasi).
1. Tingkat Kematian
Ada empat factor yang menyumbang terhadap penurunan angka kematian pada umumnya :
Adanya kenaikan standar hidup sebagai akibat kemajuan teknologi dan meningkatnya
produktivitas tenaga kerja serta tercapainya perdamaian dunia yag cukup lama.
Adanya perbaiakan pemeliharaan kesehatan umum (kesehatan masyarakat), maupun
kesehatn individu.
Adanya kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran serta diperkenalkannya lembaga-
lembaga kesehatan umum yang modern.
Meningkatnya pengahsilan rill per kapita, sehingga orang mampu membiayai hidupnyadan bebas dari kelaparan dan penyakit,dan selanjutnya dapat hidup sehat.
2. Tingkat Kelahiran
Di Negara-negara industry pertumbuhan pendududuk berlangsung terus di samping adanya
penurunan tingkat kelahiran. Tingkat kelahiran lebih dihubungkan dengan perkembangan
ekonomi melalui pola-pola kebudayaan seperti : umur perkawinan, status wanitanya,
kedudukan antara rural dan urban serta sifat-sifat dari dari system family yang ada.
3. Migrasi
Migrasi mempunyai peranan juga dalam menentukan tingkat pertumbuhan penduduk. Oleh
karena itu tingkat pertumbuhan penduduk tidak dapat diperhitungkan hanya dari tingkat
kelahiran dan tingkat kematian saja. Penduduk di amerika latin dan amerika utara meningkat
karena alas an migrasi.
5/27/2018 Perekonomian Indonesia
16/17
D. PEMECAHAN MASALAH KEPENDUDUKAN
Dari pembicaraan mengenai ledakan penduduk yang terjadi di Negara-negar sedang
berkembang, dapatlah kita menyimpulkan bahwa masalah penduduk merupakan masalah
yang sangat sukar untuk diatasi. Sebenarnya kita dapat menterapkan suatu kebijakan dari
sudut tingkat kematian untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk, yaitu dengan
mencegah penurunan tingkat kematian: atau dengan kata lain meningkatkan adanya
kematian. Tetapi tindakan ini jelas bertentangan dengan hati nurani manusia yang pada
umumnya ingin hidup lama di dunia dan tentunya tidak dapat dilaksanakan.
E. PEMANFAATAN SUMBER DAYA MANUSIA
1. Beberapa Konsep Ketenagakerjaan
Pembangunan ekonomi banyak dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dengan factor-
faktor produksi yang lain dan juga sifat-sifat manusia itu sendiri. Yang kita maksud dengan
human resourses disini ialah penduduk sebagai suatu keseluruhan. Dari segi penduduk
sebagai factor produksi, maka tidak semua penduduk dapat bertindak sebagai factor produksi.
Hanya penduduk yang berupa tenaga kerja (human power) yang dapat dianggap sebagi factor
produksi. Tenaga kerja adalh penduduk pada usia kerja yaitu : antara 15 sampai 64 tahun.
Penduduk dalam usia kerja ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja.
2. Macam-macam Pengangguran
Dalam pembangunan ekonomi ada tenaga-tenaga manusia yang disebut menganggur adalah
meraka yang ada dalam umur angkatan kerja dan sedang mencari pekerjaan tidak
digolongkan dalam angkatan kerja dan juga bukan penganggur. Jumlah tenaga kerja yang
menganggur, cukup banyak di Negara-negara yang dapat berkembang pengangguran dapat
digolongkan ke dalam 3 jenis yaitu :
Pengangguran yang kelihatan
Visible underemployment akan timbul apabila jumlah tenaga kerja yang sungguh-sungguh
digunakan lebih sedikit daripada waktu kerja yang disediakan untuk bekerj egasnya, ini
merupakan suatu penggangguran. Meskipun pengangguran itu terdapat di sector-sektor
kerajinan dan industry-industri sedang mampu besar, namun cukup penting bagi Negara-
negara sedang berkembang karena adanya sifat-sifat khas kegiatan sector pertanian.
Pengangguran tak kentara
Pengangguran tak-kentara terjadi apabila para pekerja telah menggunakan waktu kerjanya
secara penuh dalam suatu pekerjaan dapat ditarik ke sector-sektor atau pekerjaanlain tanpa
,emgurangi output di sector yang ditinggalkan. Sebagai misal kalau pada saat panen atau
tanam padi, tetapi caranya lebih diorganisir, maka pengurangan beberapa tenaga kerja pada
5/27/2018 Perekonomian Indonesia
17/17
saat giat-giatnya pekerjaan panen atau tanam tersenut tidak akan mengurangi atau
menurunkan output.
Pengangguran potensial
Pengangguran potensial merupakan suatu perluasan dari disguised unemployment dalamarti bahwa para pekerja dalam suatu sector dapat ditarik dalam sector tersebut tanpa
mengurangi output; tetapi harus dibarengi dengan perubahan-perubahan fundamental dalam
metode produksi yang memerlukan pembentukan capital yang berarti.
F. KUALITAS TENAGA KERJA
Sejauh ini kita memperhatikan peranan tenaga kerja sebagai salah satu fakor produksi yang
akan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional dari segi kualitas atau
jumlah saja. Sementara itu kita beranggapan bahwa kalau jumlah tenaga kerja yang dipakai
dalam usaha produksi meningkat, maka jumlah produksi yang bersangkutan juga meningkat.Dengan kata lain kalau tidak ada peningkatan jumlah tenaga kerja maka jumlah produksi
akan tetap. Pernyataan yang demikian ini, tidak dapat seluruhnya dianggap benar karena
walaupun jumlah tenaga kerja itu tidak berubah, tetapi bila kualitas dari tenaga kerja menjadi
lebih baik, maka dapat terjadi bahwa tingkat produksi akan meningkat pula.
KESIMPULAN
Telah kita ketahui bahwa tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan standar hidup
penduduk Negara yang bersangkutan, yang tidak bias diukur dengan kenaikan pendapatan rill
per kapita. Pendapatan rill per kapita adalah sama dengan pendapatan nasional rill atau outputsecara keseluruhan yang dihasilkan selama satu tahun dibagi dengan jumlah penduduk
seluruhnya.
Jadi standar hidup tidak akan dapat dinaikkan kecuali output total meningkat dengan baik
cepat dari pada pertumbuhan jumlah penduduk. Untuk mempengaruhi perkembangan output
total diperlukan penambahan investasi yang cukup besar agar supaya dapat menyerap
pertambahan penduduk, yang berarti naiknya pendapatan rill per kapita.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, 1996. Ekonomi pembangunan. Dasar, Penduduk dan tenaga kerja.
Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
www. Google.com. materi penduduk dan tenaga kerja