Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
SISWA SMA NEGERI 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN
DHARMASRAYA DENGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
SISWA SMA NEGERI 2 PADANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Olahraga Sebagai
Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
OLEH :
DEDEUGA PUTRA
NIM: 2006/78615
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
2
3
4
Barang siapa yang merintis jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan
memudahkan baginya jalan ke Surga. Hendaklah kamu berlaku jujur dalam ilmu
dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu
pengetahuan lebih besar akibatnya dari berkhianat dalam harta.
( HR-Abuna’am)
Hari ini...dengan izin Mu ya Allah akhirnya kuraih juga setitik keberhasilan,
secercah harapan telah aku genggam, sepenggal asa telah ku raih. Walau banyak
rintangan yang ku hadapi, derita yang ku alami dalam pahit perjuangan ini.
Tuhan...aku pernah salah, aku pernah kalah, dan aku pernah patah, namun...aku
tak pernah putus asa, tak pernah menyerah, aku tetap menghadapi semuanya,
karena itu... membuatku mengerti akan artinya kehidupan ini.
Dengan seuntai do’a... ... ... ku ucapkan rasa syukur kepada Mu ya Allah
Karena Engkau beri aku kesempatan
Untuk membahagiakan orang-orang yang kucintai dan sangat kusayangi.
Kupersembahkan kehadapan papaku tercinta ( Drs. H. Atman ) dan mamaku
tercinta ( Hj. Khairina. Ama.Pd ), karena tanpa dorongan dan kasih sayang yang
mereka berikan tak mungkin mampu aku meraih semua ini serta kesabarannya
dalam mendidikku dan membimbingku yang kadang kala harus menitikkan air
mata.
Dan untuk kakak-kakakku yang aku banggakan uni Henny, bang Izon, dan uda
inal, yang telah banyak memberikan motivasi demi kelancarannya Skripsi ku ini,
makasih banyak ya uni, abang, uda, mudah-mudahan apa yang telah kalian
berikan kepada adekmu ini bisa
i
ABSTRAK
Dedeuga Putra (2012) :Perbedaan Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa
SMA Negeri 2 Pulau Punjung dengan Siswa SMA
Negeri 2 Padang.
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya semangat belajar kesegaran
jasmani olahraga siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya
dengan siswa SMA Negeri 2 Padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan informasi tentang perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa SMA
Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dengan SMA Negeri 2 Padang.
Jenis penelitian ini adalah Expost facto yang langsung diambil melalui
teknik testing. Populasi dari penelitian ini adalah semua siswa SMA Negeri 2
Pulau Punjung dengan SMA Negeri 2 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran
2011/2012. Dengan teknik pengumpulan sampel adalah Propotional random
sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti. Kemudian
diambil secara acak sesuai dengan jumlah siswa di setiap kelas yang berguna
untuk menjadi sampel didalam penelitian. Maka sampel diperoleh dari jumlah
populasi dikalikan 20%, dengan penyebaran siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung
sebanyak 23 orang dan siswa SMA Negeri 2 Padang sebanyak 22 orang sehingga
didapat sampel berjumlah 45 orang. Pengambilan data yang digunakan adalah
dengan tes mengukur tingkat kesegaran jasmani dengan instrument yang
digunakan tes TKJI (Tingkat Kesegaran Jasmani Indonesia). Dengan item tes
yaitu, lari 60 meter, angkat tubuh (pull up) 60 detik, baring duduk (sit up) 60
detik, loncat tegak (vertical jump) dan lari 1200 meter.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagi berikut perbedaan
tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung dengan Siswa
SMA Negeri 2 Padang yaitu terdapat thitung 5,01 sedangkan ttabel 1,676 dengan taraf
signifikansi 0,05. Berarti thitung 5,01 > ttabel 1,676 sehingga Ho ditolak, dan Ha
diterima, jadi kesimpulannya terdapat perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa
SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dengan siswa SMA
Negeri 2 Padang.
Kata Kunci : Kesegaran Jasmani
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillaahirobbil’alamin penulis ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Perbedaan Tingkat Kesegaran Jasmani
Siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dengan
Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa SMA Negeri 2 Padang”. Skripsi ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar
Sarjana Kependidikan Strata Satu pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan
Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
Dalam penulisan Skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan
dorongan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Pimpinan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
2. Bapak Drs.Maidarman.M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Kepelatihan Olahraga dan sekaligus sebagai Pembimbing I, yang telah
meluangkan waktunya dan memberikan saran dan masukan dalam
kesempurnaan skripsi ini.
3. Bapak Drs.M.Ridwan selaku Penasehat Akademik dan sekaligus
sebagai Pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya dan juga
memberikan saran dan masukan dalam kesempurnaan skripsi ini.
iii
4. Bapak Drs. Fauzan Hos, Drs. Rasyidin Kam, Drs. Umar Nawawi, M.S.
AIFO, Selaku Tim Penguji Skripsi yang telah banyak memberikan
saran dan masukan dalam kesempurnaan skripsi ini.
5. Teristimewa sekali untuk Orang tua Drs.H.Atman (Papa) dan
Hj.Khairina, Ama.Pd (Mama), dan keluarga penulis yang telah banyak
memberikan dukungan moril maupun materil selama penulis dalam
masa pendidikan.
6. Untuk semua pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, dan
motivasi, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sepenuhnya sempurna, oleh
sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak. Semoga Allah senantiasa menaungi kita
dalam rahmat dan kasih sayang yang berlimpah. Amin.
Padang, Juli 2012
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii
BAB I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 6
D. Perumusan Masalah ................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori .............................................................................. 8
1. Kesegaran Jasmani .............................................................. 8
2. Komponen Kesegaran Jasmani .......................................... 10
3. Fungsi Kesegaran Jasmani .................................................. 14
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani ... 15
5. Cara Meningkatkan Kesegaran Jasmani.............................. 19
B. Kerangka Konseptual ................................................................ 22
C. Hipotesis ................................................................................... 23
v
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 24
C. Defenisi Operasional................................................................. 24
D. Populasi dan Sampel ................................................................ 25
1. Populasi ............................................................................... 25
2. Sampel ................................................................................ 26
E. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 27
1. Jenis Data ............................................................................ 27
2. Sumber Data ........................................................................ 27
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 27
G. Teknik Analisis Data ................................................................. 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 39
1. Deskripsi Data ..................................................................... 39
B. Analisi Data……………........................................................... 42
1. Uji Persyaratan Analisis ..................................................... 42
2. Uji Normalitas ................................................................... 42
C. Pengujian Hipotesis .................................................................. 43
D. Pembahasan .............................................................................. 43
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 49
B. Saran ......................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 51
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 52
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penyebaran populasi penelitian di SMA Negeri 2 Pulau Punjung
Kabupaten Dharmasraya ..................................................................................... 25
2. Penyebaran populasi penelitian di SMA Negeri 2 Padang ................................. 26
3. Norma penilaian tes lari 60 m ............................................................................. 29
4. Norma penilaian pull up ...................................................................................... 31
5. Norma penilaian sit up ........................................................................................ 33
6. Norma penilaian loncat tegak ............................................................................. 35
7. Norma penilaian lari 1200 m .............................................................................. 37
8. Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Umur 16-19 Tahun (SMA)
Putra .................................................................................................................... 37
9. Distribusi frekuensi tingkat kesegaran jasmani SMA Negeri 2 Pulau
Punjung .............................................................................................................. 40
10. Distribusi frekuensi tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2
Padang................................................................................................................ 41
11. Rangkuman Uji Normalitas dengan Uji Liliefors ............................................. 42
12. Data hasil uji t-tes tingkat kesegaran jasmani SMA 2 Pulau Punjung
dengan SMA Negeri 2 Padang ......................................................................... 43
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Konseptual .......................................................................................... 22
2. Posisi Start lari 60 m ........................................................................................... 29
3. Sikap permulaan gantung angkat tubuh putra ..................................................... 30
4. Sikap dagu menyentuh atau melewati palang tunggal (untuk putra) ................. 31
5. Sikap pemulaan baring duduk ............................................................................. 32
6. Gerakan baring menuju sikap duduk .................................................................. 32
7. Gerakan sikap duduk dengan kedua siku menyentuh paha................................. 33
8. Sikap menentukan raihan tegak .......................................................................... 34
9. Sikap awal loncat tegak ...................................................................................... 35
10. Gerakan meloncat tegak ...................................................................................... 35
11. Posisi start lari 1200 meter putra ........................................................................ 36
12. Stopwatch dimatikan saat digaris finish .............................................................. 37
13. Histogram Distribusi frekuensi tingkat kesegaran jasmani siswa SMA
Negeri 2 Pulau Punjung ......................................................................................40
14. Histogram Distribusi frekuensi tingkat kesegaran jasmani siswa SMA
Negeri 2 Padang ..................................................................................................41
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data hasil penelitian tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2
Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya .................................................... 52
2. Data hasil penelitian tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2
Padang .................................................................................................. 53
3. Uji Normalitas Lilliefors Tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri
2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya ................................................. 54
4. Uji Normalitas Lilliefors Tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri
2 Padang .................................................................................................. 56
5. Rata-rata hasil tes kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Pulau
Punjung Kabupaten Dharmasraya dengan SMA Negeri 2 Padang ............ 58
6. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 61
7. Surat Izin Penelitian Fakultas Ilmu Keolahragaan ..................................... 67
8. Surat Izin Penelitian SMA N 2 Kota Padang ............................................. 68
9. Surat Izin Penelitian SMA N 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya . 69
10. Keterangan Penelitian ................................................................................ 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur pemerintah
Indonesia melakukan pembangunan disegala bidang, termasuk diantaranya
pembangunan dibidang pendidikan dan olahraga. Pembangunan dibidang
pendidikan bertujuan untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang berilmu pengetahuan, memiliki
keterampilan, sehat jasmani dan rohani serta memiliki sikap dan prilaku yang
terpuji. Sedangkan pembangunan dibidang olahraga bertujuan untuk
meningkatkan kesegaran jasmani, disiplin, sportifitas, berprestasi dan
sebagainya.
Dalam UU RI No.3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional menyatakan:
“Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan
kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan
nilai moral dan akhlak manusia, sportifitas, disiplin, mempererat
dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh
ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat dan
kehormatan bangsa”.
Berdasarkan kutipan diatas sangat jelas, bahwa olahraga merupakan
usaha untuk menciptakan dan meningkatkan kesehatan, manusia berkualitas,
moral dan akhlak, serta mengangkat harkat dan martabat bangsa di mata
dunia, oleh karena itu pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai
usahanya kearah tersebut. Seperti menjadikan pendidikan jasmani olahraga
2
dan kesehatan sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan di lembaga-
lembaga pendidikan, mulai dari tingkat kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah
menengah pertama, sekolah menengah atas dan perguruan tinggi.
Kesegaran jasmani sangat dibutuhkan oleh setiap siswa untuk
memperoleh ketangkasan, kesanggupan serta kemampuan belajar yang tinggi.
Salah satu jalan untuk memelihara atau meningkatkan kesegaran jasmani
dengan melakukan olahraga secara teratur dan aktifitas fisik sehari-hari yang
bermanfaat untuk kesehatan. Sehubungan dengan itu, perlu digiatkan lagi
pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah.
Mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan,
merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, diberikan
sesuai dengan tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada
Kelompok Kerja Guru (KKG) pendidikan jasmani dan olahraga dan kesehatan
(2006:1) yaitu:
“(1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola
hidup sehat melalui berbagai aktifitas jasmani dan olahraga yang
terpilih, (2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan
psikis yang lebih baik, (3) Meningkatkan kemampuan dan
keterampilan gerak dasar, (4) Meletakkan kemampuan dan
keterampilan gerak dasar, (5) Meletakkan landasan karakter moral
yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di
dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan,
(6)Mengembangkan keterampilan untuk menjaga dan keselamatan
diri sendiri, orang lain dan lingkungan, (7) Untuk memahami
konsep aktifitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik sempurna,
pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serta memilki sikap yang
positif.”
3
Pembinaan kesegaran jasmani dan kesehatan di sekolah, perlu
mempertimbangkan aspek kondisi sekolah, lingkungan georafis, status
ekonomi orang tua siswa. Sebab, kondisi suatu sekolah belum tentu sama
dengan sekolah lainnya. Ada sekolah yang dapat menyediakan sarana dan
prasarana pendukung yang memadai, tetapi ada juga sekolah yang tidak dapat
menyediakan sarana pendukung Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Selain
itu, kondisi geografis juga ikut mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani
siswa.
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten
Dharmasraya dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Padang
merupakan dua sekolah yang berbeda baik dari segi kondisi lingkungan,
geografis, dan tingkat ekonomi orang tua siswa yang berbeda. Berdasarkan
letak geografisnya, SMA Negeri 2 Pulau Punjung lokasinya berada di
pinggiran Kababupaten Dharmasraya dengan ketinggian lebih kurang 1.300
meter diatas permukaan laut.
Dilihat dari segi sosialnya, yang mana untuk menempuh sekolah,
siswa menggunakan sepeda bahkan harus berjalan kaki, adapun yang
berkendaraan hanya beberapa orang saja, dari segi kesehatan lingkungan, di
daerah sekitar SMA Negeri 2 Pulau Punjung ini tidak terlihat banyaknya
pencemaran lingkungan, karena terletak di pedalaman dan jauh dari
keramaian. Dilihat dari segi ekonomi orang tua siswa SMA Negeri 2 Pulau
Punjung tergolong ekonomi rendah karena kebanyakan orang tuanya bertani
4
(sawit). Dengan demikian diperkirakan siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung
lebih banyak aktifitas fisiknya.
Sedangkan letak geografis SMA Negeri 2 Padang lokasi sekolahnya
sangat strategis dan berada ditengah-tengah pusat kota Padang dengan
ketinggian lebih kurang 2 meter dari permukaan laut. Dari segi sosialnya,
kebanyakan siswa memakai kendaraan kesekolah seperti membawa motor
dan dengan kendaraan angkutan kota, mereka kurang melakukan aktifitas
gerak karena siswa pergi kesekolah dengan kendaraan. Ditinjau dari segi
ekonomi, pada umumnya orang tua siswa SMA Negeri 2 Padang tergolong
ekonomi menengah keatas.
Berdasarkan pengamatan penulis di kedua sekolah tersebut, siswa
lebih cenderung menganggap mata pelajaran penjas merupakan pelajaran
yang tidak penting, hal ini terlihat dari tingkah laku mereka dalam mengikuti
proses pembelajaran mereka sering ketawa,bercanda dan kurang serius dalam
pelaksanaannya, mereka sering mengeluh padahal baru melakukan aktifitas
yang ringan berupa pemanasan belum masuk pada materi inti dan setelah
mengikuti pembelajaran penjas seakan akan mereka sangat lelah dan letih,
sehingga kurang tercapainya tingkat kesegaran jasmani siswa di sekolah
tersebut.
Dari segi lain, penulis juga melihat bahwa guru mata pelajaran
pendidikan jasmani dari kedua sekolah tersebut kurang bijak atau kurang
menarik dalam penyampaian atau proses pembelajaran tersebut, sehingga
5
siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran pendidikan jasmani dan
kesehatan.
Seharusnya peserta didik/siswa harus menyukai pelajaran penjas, dan
guru penjas tersebut juga harus bijak dalam proses pembelajaran penjas,
karena pembelajaran penjas ini sangat berpengaruh terhadap diri mereka
sendiri, sebab jika mereka sering berolahraga otomatis kesehatan serta
kesegaran tubuh mereka juga bagus, dan dalam proses belajar pun mereka
jadi semangat dan siap untuk menerima pelajaran. Dengan kata lain jika
kesegaran jasmani mereka rendah otomatis mereka dalam proses belajar juga
terganggu, misalnya mudah mengantuk, cepat jenuh dan dalam proses
penerimaan pelajaran pun tidak berjalan sebagai mana mestinya serta juga
berpengaruh terhadap hasil yang dicapai dari proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul ”Perbedaan Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa SMA
Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dengan Siswa SMA Negeri
2 Padang”.
B. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah
di masalah penelitian ini adalah sebagai berikut ini:
1. Apakah keadaan lingkungan sekolah mempengaruhi tingkat kesegaran
jasmani siswa ?
2. Apakah latar belakang ekonomi orang tua mempengaruhi tingkat
kesegaran jasmani siswa ?
6
3. Apakah keadaan geografis sekolah mempengaruhi tingkat kesegaran
jasmani siswa ?
4. Apakah guru pendidikan jasmani dan kesehatan juga mempengaruhi
tingkat kesegaran jasmani siswa ?
5. Apakah ada perbedaan tingkat kesegaran Jasmani siswa SMA Negeri 2
Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dengan siswa SMA Negeri 2
Padang ?
C. Pembatasan Masalah.
Mengingat banyaknya permasalahan yang dapat di identifikasi diatas,
maka penulis membatasi permasalahan pada:
1. Bagaimanakah Tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Pulau
Punjung Kabupaten Dharmasraya ?
2. Bagaimanakah Tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Padang ?
3. Apakah terdapat perbedaan tingkat kesegaran jasmani antara siswa SMA
Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dengan siswa SMA
Negeri 2 Padang ?
D. Perumusan Masalah.
Adapun perumusan masalah yang dapat dipaparkan berdasarkan
pembatasan masalah yang ada adalah:
1. Seberapa besarkah tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Pulau
Punjung kabupaten Dharmasraya ?
2. Seberapa besarkah tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2
Padang ?
7
3. Apakah terdapat perbedaan tingkat kesegaran jasmani antara siswa SMA
Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dengan siswa SMA
Negeri 2 Padang ?
E. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Pulau
Punjung Kabupaten Dharmasraya.
2. Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2
Padang.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat kesegaran jasmani
SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dengan siswa
SMA Negeri 2 Padang.
F. Manfaat Penelitian.
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
2. Bahan referensi bagi perpustakaan serta menambah bahan bacaan dan
wawasan mahasiswa FIK UNP yang akan menjadi guru pendidikan
jasmani.
3. Bahan pertimbangan bagi SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten
Dharmasraya dan siswa SMA Negeri 2 Padang.
4. Bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang ingin meneliti secara
mendalam.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kesegaran Jasmani
Istilah kesegaran jasmani merupakan terjemaahan dari physical fitness
berati kecocokan atau kemampuan (fit = sehat atau mampu) seperti yang
dikemukakan oleh Sutarman (1975:2), kesegaran jasmani adalah kemampuan
tubuh seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti. Selain itu Sullivia dalam Efwilza (2002:9) juga
mengemukakan bahwa:
“kesegaran jasmani adalah suatu kemampuan untuk melakukan
kegiatan sehari-hari yang normal dengan giat dan penuh dengan kesiap
siagaan, tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih
mempunyai cadangan energi untuk menikmati kegiatan waktu
senggang serta kejadian darurat yang datang tiba-tiba”.
Sedangkan Nurhasan (2001:131) mengidentifikasikan bahwa
kesegaran jasmani ditinjau dari ilmu fa’al “merupakan kemampuan organ
tubuh untuk menyesuaikan fungsi fisiologisnya mengatasi keadaan
lingkungan atau tugas, fisik memerlukan kerja otot secara efesien, tidak
mengalami kelelahan yg berlebihan, tidak memperoleh pemulihan yang
sempurna sebelum datangnya tugas-tugas pada hari berikutnya”.
Dari pendapat di atas, maka semakin jelaslah bahwa kesegaran
jasmani merupakan suatu kondisi fisik tubuh dalam mempertahankan atau
menyesuaikan fungsi dari alat-alat fisiologi agar dapat beradaptasi dengan
lingkungan, sehingga aktifitas yang dilakukan setiap hari tidak mengalami
9
gangguan, karena tubuh telah mempunyai kondisi yang baik dalam
menghadapi tugas-tugas atau gangguan-gangguan tersebut. Makanya,
seseorang mampu melawan pengaruh-pengaruh luar atau tidak mengurangi
efesiensi kondisi badan.
Kesegaran jasmani merupakan cermin dari kemampuan fungsi sistem
dalam tubuh yang dapat mewujudkan suatu peningkatan kualitas hidup dalam
setiap aktifitas fisik. Semakin banyak aktifitas fisik dan olahraga yang
dilakukan seseorang, maka akan semakin baik pula tingkat kesegaran
jasmaninya. Melakukan aktifitas fisik dan olahraga akan meningkatkan
kemampuan tubuh dalam mengkonsumsi oksigen secara maksimal. Jika tubuh
telah mampu meningkatkan konsumsi oksigen, maka secara otomatis akan
berpengaruh terhadap kesegaran jasmani.
Demikian dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah aspek-
aspek kemampuan fisik yang menunjang kesuksesan siswa dalam melakukan
berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari-hari tanpa mengakibatkan
kelelahan yang berarti. Kegiatan itu dapat berupa pekerjaan sehari-hari dan
untuk keperluan mendadak yaitu untuk kegiatan yang dilakukan pada waktu
senggang. Selanjutnya Gusril (2004:119) mengemukakan bahwa “kesegaran
jasmani akan berbeda dan tergantung pada jenis pekerjaan, keadaan
kesehatan, jenis kelamin, umur, dan status gizi”.
Berdasarkan kutipan di atas, kesegaran jasmani sangat diperlukan bagi
tubuh untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dan berguna untuk
meningkatkan daya kerja.
10
2. Komponen Kesegaran Jasmani
Lycholat dalam Gusril (2004:119) mengemukakan komponen-
komponen kesegaran jasmani dapat dikelompokkan menjadi dua golongan
sebagai berikut:
“(a) komponen yang berhubungan dengan kesehatan ( health related
fitness) meliputi daya tahan otot, kekuatan otot, kelentukan, dan
komposisi tubuh; (b) komponen yang berhubungan dengan
keterampilan (skill related) meliputi kelincahan, keseimbangan,
koordinasi, kecepatam, tenaga/daya, dan waktu reaksi”.
Adapun ciri-ciri orang yang memilki kesegaran jasmani menurut
Rusdan Djamil dalam Gusril (2004:123) yaitu sebagai berikut:
“(a) resisten terhadap penyakit; (b) memiliki daya tahan jantung;
(c) memilki daya tahan otot umum; (d) mempunyai daya tahan otot
local; (e) memiliki daya ledak otot; (6) memiliki kelentukan;
(f) memiliki kecepatan; (g) memiliki kekuatan; (h) memiliki
koordinasi dan ketepatan”.
Sementara M Sajoto (1988) mengemukakan bahwa komponen-
komponen kesegaran jasmani terdiri dari: “a) kekuatan otot, b) kardiovaskuler
dan daya tahan otot, c) daya ledak otot, d) kecepatan, e) kelenturan/ daya
lentur, f) kelincahan dan koordinasi gerak, g) keseimbangan, h) reaksi,
i) keseimbangan jumlah lemak dalam tubuh”.
Selanjutnya Depdiknas (2002:2) menjelaskan ada 10 (sepuluh)
komponen kesegaran jasmani yaitu:
“a) Daya tahan kardiovaskuler (cardiovascular endurance), b) daya
tahan otot (muscle endurance), c) kekuatan otot (muscle strength),
d) kelenturan (flexibility), e) komposisi tubuh (body komposition),
f) kecepatan gerak (speed of movement), g) kelincahan (agility),
h) keseimbangan (balance), i) kecepatan reaksi (reaction time),
j) koordinasi (coordination)”.
11
Dari beberapa kutipan tentang komponen-komponen kesegaran
jasmani yang telah diuraikan diatas, jelaslah bahwa kesegaran jasmani terdiri
atas beberapa komponen yakni antara lain daya tahan, kekuatan, kecepatan,
daya ledak, kelentukan dan koordinasi.
a. Daya tahan
Sejumlah ahli kesehatan olahraga berpendapat bahwa
komponen daya tahan adalah komponen terpenting dalam menentukan
kesegaran jasmani seseorang. Syafruddin (2006:69) mengatakan “daya
tahan pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu daya
tahan umum dan daya tahan otot lokal”. Daya tahan umum adalah
kemampuan organisme tubuh menghadapi atau mengatasi kelelahan
akibat gerakan-gerakan yang lebih banyak melibatkan kelompok-
kelompok otot besar, seperti lari jarak jauh. Sedangkan daya tahan otot
lokal adalah kemampuan sekelompok kecil otot mengatasi kelelahan
akibat pembebanan yang relatif agak lama, seperti kerja otot lengan pada
tinju.
Dari daya tahan dicapai kontraksi serat otot yang brulang-ulang.
Kontraksi otot yang berulang membutuhkan persediaan energi yang
berkelanjutan dan serta otot dengan kapabilitas aerobik (slow oxidative
atau fast oxidative-glycolitie atau FOG) untuk tugas tersebut.
b. Kekuatan
Kemudian kekuatan juga merupakan elemen kondisi fisik yang
mempengaruhi kesegaran jasmani. Secara fisiologis kekuatan merupakan
12
kemampuan otot mengatasi beban atau tekanan, sedangkan secara
fisikalis kekuatan merupakan hasil perkalian antara masa dengan
percepatan. Kekuatan merupakan kemampuan dasar kondisi fisik.
Sharkey (2003:167) mendefenisikan bahwa kekuatan sebagai kerja yang
dibagi dengan waktu atau tingkat pelaksanaan kerja.
Syafruddin (2006:43) menjelaskan dilihat dari bentuk kekuatan
yang digunakan, maka kekuatan dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu:
“1) kekuatan maksimal ; kemampuan otot mengatasi beban atau
tekanan secara maksimal, 2) kekuatan kecepatan ; kemampuan
otot mengatasi beban dengan kecepatan kontraksi yang tinggi,
3) daya tahan kekuatan ; kemampuan otot untuk
mempertahankan atau mengatasi kelelahan disebabkan
pembebanan kekuatan dalam waktu yang relatif lama”.
c. Kecepatan
Kecepatan dan kelentukan juga bagian dari elemen kondisi fisik,
kecepatan adalah kemampuan yang berdasarkan kelentukan (flexibilitas),
proses sistem persyarafan dan alat-alat otot untuk melakukan gerakan-
gerakan dalam satu satuan waktu tertentu (Jonathan dan Krempel, 1981
dalam Syafruddin 2006:54).
d. Daya ledak
Daya ledak juga merupakan komponen yang penting dalam
olahraga, karena daya ledak akan menentukan seberapa cepat berlari,
seberapa tinggi melompat, seberapa keras memukul dan lain lain
sebagainya. Annarino dalam Arsil (1999:71) mendefenisikan bahwa daya
ledak adalah kekuatan dan kecepatan kontraksi otot secara dinamis,
13
eksplosif dalam waktu yang cepat. Selanjutnya Corbin dalam Arsil
(1999:71) mengemukakan “daya ledak adalah kemampuan untuk
menampilkan atau mengeluarkan kekuatan secara eksplosif atau dengan
cepat”.
Dari beberapa kutipan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
daya ledak adalah kemampuan mengarahkan kekuatan dengan cepat
dalam waktu yang singkat untuk memberikan momentum yang paling
baik pada tubuh atau objek dalam suatu gerakan eksplosif yang utuh
untuk mencapai tujuan tang dikehendaki.
e. Kelentukan
Kelentukan adalah jangkauan gerakan yang dapat dilakukan
tangan dan kaki, kulit, jaringan yang berhubungan dan kondisi sendi
membatasi jangkauan gerakan, demikian juga dengan lemak tubuh yang
berlebihan. Cidera terjadi bila kaki dan tangan dipaksa bergerak melebihi
jangkauan normalnya, jadi meningkatkan flexibilitas otomatis akan
mengurangi potensi cidera. Jangkauan gerakan meningkat bila sendi dan
otot dipanaskan (Sharkey, 2003:165).
f. Koordinasi
Elemen kesegaran jasmani yang tidak kalah pentingnya adalah
koordinasi, Sharkey (2003:169) mengatakan bahwa koordinasi
diimplikasikan sebagai hubungan yang harmonis, penyatuan atau aliran
gerakan yang halus dalam melakukan pekerjaan. Sementara Harsuki
(2003:54) mengartikan koordinasi sebagai suatu kemampuan untuk
14
memproduksi kinerja baru sebagai hasil dari sistem syaraf dan otot yang
bekerja secara harmonis”. Selanjutnya Syafruddin (2006:85) mengambil
suatu pengertian bahwa koordinasi merupakan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas-tugas motorik secara cepat dan terarah yang
ditentukan oleh proses pengendalian dan pengaturan gerakan, serta kerja
sama sistem persyarafan pusat.
3. Fungsi Kesegaran Jasmani
Fungsi kesegaran jasmani adalah untuk mengembangkan kesanggupan
dan kemampuan setiap manusia yang berguna untuk mempertinggi daya
kerja. Hal yang paling penting untuk meningkatkan kesegaran jasmani adalah
aktifitas fisik dan olahraga teratur, tubuh memerlukan oksigen untuk
memproduksi energi karena tubuh tidak menyimpan oksigen. Oksigen harus
diambil dan disalurkan keseluruh organ tubuh dan jaringan yang memerlukan
energi. Orang yang banyak melakukan aktifitas fisik dan olahraga yang
teratur maka tingkat kesegaran jasmaninya bertambah baik dibandingkan
orang yang kurang melakukan aktifitas fisik dan olahraga yang teratur.
Untuk memperoleh tingkat kesegaran jasmani yang baik juga
mempengaruhi keadaan gizi yang dikonsumsi sehari-hari. Kebutuhan zat gizi
bagi anak-anak bervariasi tergantung pada ukuran tinggi dan berat badan,
umur, jenis pekerjaan atau aktifitas, dan keadaan individu. Dengan memakan
aneka makanan tentu gizi akan terpenuhi dengan baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan serta untuk aktifitas belajar dan bermain dengan baik.
15
Pekerjaan yang memerlukan tenaga yang besar akan mempengaruhi
tingkat kesegaran jasmani. Jadi, jelas bahwa orang yang yang banyak
bergerak dan melakukan aktifitas fisik tingkat kesegaran jasmaninya akan
lebih baik dibandingkan dengan orang yang tidak pernah atau jarang
melakukan aktifitas fisik dan olahraga yang teratur.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani seseorang dipengaruhi oleh berbagai fakor yakni,
faktor internal dan faktor eksternal, yang dimaksud dengan faktor internal
adalah sesuatu yang sudah terdapat dalam tubuh seseorang yang bersifat
menetap misalnya genetic, umur, jenis kelamin. Sedangkan faktor eksternal
diantaranya aktivitas fisik, lingkungan dan kebiasaan merokok (DEPKES RI
DIRJEN Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Upaya Kesehatan
Puskesmas dalam Riawaty, 2006). Adapun factor-faktor yang mempengaruhi
adalah sebagai berikut :
a). Gizi
Makanan begizi mempengaruhi kesehatan dan kesegaran jasmani.
Makanan bergizi tidak harus mahal dan banyak, yang penting cukup
mempunyai kandungan gizi yang tinggi akan lebih banyak mempengaruhi
terhadap kesehatan. Haryanto (2004:25), mengatakan :
“Faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani salah satunya
adalah gizi. Anak usia sekolah merupakan masa usia pertumbuhan
dan pekembangan yang sangat perlu diperhatikan akan kebutuhan
gizinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk
mendapatkan kesegaran jasmani diperlukan gizi, sebaliknya
keberadaan gizi mampu meningkatkan kesegaran jasmani.
Aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari dapat meningkatkan
16
kesegaran jasmani seseorang yang tidak lepas dari pemenuhan
kebutuhan gizi makanan sehari-hari, maka dapat dikatakan status
gizi sangat erat hubungannya dengan tingkat kesegaran jasmani.”
Golongan makanan yang bergizi harus mengandung beberapa
unsur yang dibutuhkan oleh tubuh antara lain: Protein, Karbohidrat,
Lemak, Mineral, Vitamin, air. Menurut Saryono, (1989:18) mengatakan:
“Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengndung zat-zat
gizi yang diperlukan tubuh kita, yaitu protein, hidrat arang, lemak,
mineral, vitamin dan air. Selain ditinjau dari kelengkapan gizinya,
juga ditinjau dari kalorinya. Menu yang cukup, zat gizi dan kalori
membantu manusia untuk hidup sehat serta dapat hidup sehat serta
dapat melakukan tugas sehari-hari dengan baik dan mempunyai
daya tahan yang kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
makanan yang kita makan harus diperhatikan nilai gizinya.”
Semakin lengkap dan seimbang makanan yang kita makan akan
menunjang kesehatan dan kesegaran jasmani kita. Prof. Dr. Clyde
Williams dari Universitas Loughborough. Inggris memaparkan:
“Masalah kebutuhan gizi bagi aktivitas jasmani untuk anak muda.
Dari aneka makanan yang dikosumsi setiap hari seseorrang
memperoleh energy sebanyak 60% dalam bentuk karbohidrat ,
15% dalam bentuk protein, dan sisanya berupa lemak yang
dianjurkan untuk atlit dewasa”.
Rekomendasi ini berlaku juga bagi anak-anak muda. Namun
demikian, anak yang aktif memerlukan energi tambahan bukan hanya
untuk menutup energi yang dikeluarkan selama giat bergerak tetapi juga
untuk mengatasi dengan sukses laju pertumbuhan selama adoloscen.
Selama periode pertumbuhan yang cepat ini, seseorang mungkin mencapai
20% dari ukuran tinggi mereka sebagai orang dewasa. Masa otot
meningkat selama periode ini dan menyebabkan dibutuhkan makanan
17
tambahan dalam jumlah memadai berupa mineral dan elemennya.
Elemennya itu antara lain kalsium, zat besi, dan mangnesium (Lutan dkk,
2001 : 42)
b). Olahraga
Kegiatan atau aktivitas fisik sangat mempengaruhi semua
komponen kesegaran jasmani. Latihan yang bersifat aerobic yang
dilakukan secara teratur dan meningkatkan daya tahan cardiovascular dan
dapat mempengaruhi lemak dalam tubuh, yang berarti pula seluruh organ
tubuh yang dilatih secara teratur dapat beradaptasi dengan pembedaan
yang diberikan.
Latihan olahraga dapat merangsang pertumbuhan badan
berkembang (Moeloek, 1984:12) sebagai berikut: “latihan fisik adalah
suatu kegiatan fisik menurut cara dan aturan tertentu yang mempunyai
sasaran peningkatan kesegaran jasmani, peningkatan yang diperoleh antara
lain berupa peningkatan gerak, tidak cepat lelah, peningkatan keterampilan
dan sebagainya”.
c). Usia
Moelok, (1984 : 3) Memaparkan bahwa:
“Umur mempengaruhi hampir semua komponen kesegaran
jasmani. Pada daya tahan cardiovaskuler, maka sejak usia anak-
anak sampai sekitar usia 20 tahun terjadi peningkatan mencapai
maksimal pada usia 20 – 30 tahun daya tahan tersebut akan
mengalami penurunan sejalan dengan dengan bertambah usia,
namun penurunan ini dapat diminimalkan apabila seseorang
berolahraga secara teratur semenjak dini pengaruh usia terhadap
kelenturan dan komposisi tubuh pada umumnya terjadi karena
18
proses penuaan, yang disebabkan oleh menurunnya daya elastisitas
karena telah berkurangnya aktifitas dan pengapuran pada usia tua”.
Semakin tua usia seseorang maka tingkat kesuburan tubuhnya akan
menurun, mengalami masalah dengan tubuhnya seperti berkurangnya otot,
ukuran jantung mengecil dan kekuatan memompanya berkurang, terjadi
kekuatan pada pembuluh (arteri) yang penting, kulit berubah menjadi tipis
dan aktivitasnya menjadi lambat, penurunan ini disebabkan karena fungsi
seluruh anggota tubuh menjadi lemah.
d). Lingkungan
Faktor lingkungan adalah dimana tempat seseorang tinggal dalam
waktu lama, dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik serta sosial
ekonomi mulai dari pekerjaan, daerah tempat tinggal dan lain sebagainya.
e). Genetik
kesegaran jasmani atau stamina seseorang dipengaruhi oleh faktor
genetik, yaitu sifat-sifat spesifik yang ada dalam tubuh seseorang sejak
lahir. Penelitian dari Kanada telah meneliti perbedaan kesegaran aerobik
diantara saudara kandung (dizygotic) dan kembar identik (monozygotic),
mereka mendapati bahwa perbedaannya lebih besar pada saaudara
kandung dari pada kembar identik.
Sugiyanto dan sujarwo (1993) mengatakan bahwa:
“Pengaruh genetik pada kekuatan otot pada umumnya berhubungan
dengan komposisi serabut otot yang terdiri dari serat merah dan
putih. Seseorang yang banyak mempunyai serabut otot yang
berwarna merah lebih tepat untuk melakukan kegiatan yang
bersifat aerobik”.
19
Pengaruh faktor keturunan terhadap komposisi tubuh adalah secara
umum dihubungkan dengan tipe tubuh yang gemuk, bulat dan pendek
cenderung memiliki jaringan lemak yang lebih banyak dibandingkan
dengan tipe eksommorph, yaitu tubuh yang kecil, kerempeng dan tinggi.
f). Jenis Kelamin
Moelok, (1984: 5) Memaparkan bahwa:
“Kesegaran jasmani antara pria dan wanita berbeda, hal ini
disebabkan adanya perbedaan ukuran tubuh terutama terjadi setelah
masa puberitas. Daya tahan cardiovaskuler pada masa anak-anak
antara pria dan wanita tidak berbeda, namun setelah masuk pada
masa puberitas terdapat perbedaan, karena wanita memiliki
jaringan lemak lebih besar dan kadar hemoglobin yang lebih
rendah dibandingkan laki-laki”.
Hal yang sama juga terjadi pada ukuran otot, karena perbedaan
kekuatan pria dan wanita baik dari ukuran otot maupun proporsinya dalam
tubuh. Besar kecilnya otot sangat berpengaruh dan berperan dalam daya
tahan otot.
5. Cara Meningkatkan Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani adalah merupakan suatu yang dipengaruhi oleh
aktifitas fisik dan latihan-latihan olahraga yang dilakukan sehari-hari.
Semakin banyak aktifitas fisik dan latihan olahraga yang dilakukan oleh
seseorang, akan semakin baik pula kesegaran jasmaninya. Hal ini disebabkan
dengan melakukan aktifitas fisik dan olahraga akan meningkatkan
kemampuan tubuh dalam mengkonsumsi oksigen secara optimal. Apabila
tubuh telah mampu meningkatkan konsumsi oksigen secara optimal, maka
secara otomatis akan berpengaruh terhadap kesegaran jasmani.
20
Adapun beberapa macam bentuk latihan olahraga sebagai sarana
untuk pembinaan dan pemeliharaan kesegaran jasmani, yaitu antara lain :
jogging, bersepeda, berenang dan bentuk-bentuk latihan fisik lain, yang
penting ada penekanan pada unsur aerobik. Sedangkan mengenai takarannya,
Sadoso Sumardjuno (1989 : 12) menyatakan bahwa untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesegaran jasmani dengan baik, haruslah memenuhi tiga
macam takaran, antara lain sebagai berikut :
a. Intensitas latihan.
Intensitas latihan kesegaran jasmani berkisar antara 72% - 87% dari
denyut nadi maksimal. Bila melakukan latihan, maka intensitas latihan
yang dilakukan haruslah sampai denyut nadi mencapai paling sedikit 126
per menit (72% dari denyut nadi maksimal), dan paling tinggi 152 denyut
per menit (87% dari denyut nadi maksimal).
b. Lamanya latihan.
Lama latihan yang baik dan tidak berbahaya harus berlatih
mencapai zona latihan (training zone) dan berada dalam zona latihan 15-
25 menit.
c. Takaran latihan.
Jika intensitas latihan lebih tinggi, maka waktu latihan dapat lebih
pendek. Sebaliknya jika intensitas latihannya lebih kecil, maka waktu
latihan harus lebih lama. Takaran lamanya latihan untuk olahraga
kesehatan antara 20-30 menit dalam zona latihan dengan frekuensi 3-5
21
kali setiap minggu, lebih lama lebih baik. Latihan-latihan tidak akan
efisien atau kurang membuahkan hasil jika kurang dari takaran tersebut.
Hal yang penting untuk meningkatkan kesegaran jasmani adalah
aktifitas fisik dan latihan olahraga yang teratur, tubuh memerlukan oksigen
untuk memproduksi oksigen. Oksigen harus diambil dan disalurkan keorgan-
organ tubuh dan jaringan yang membutuhkannya. Kemampuan tubuh untuk
melakukan hal tersebut sangat tergantung dari tingkat kesegaran jasmani
seseorang. Bagi orang yang mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang baik
akan mudah untuk melakukan pengambilan oksigen yang dibutuhkan tubuh.
Sedangkan orang yang tingkat kesegaran jasmaninya yang kurang baik akan
kesulitan dalam melakukan pengambilan oksigen secara baik dan optimal.
Pada saat sekarang ini banyak sekali cara untuk meningkatkan
kesegaran jasmani, seperti yang kita lihat pada setiap hari minggu pagi,
bermacam-macam kegiatan yang dapat kita lihat seperti jogging, bersepeda,
sekedar jalan, senam dan masih banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan kesegaran jasmani seseorang.
Dari uraian diatas jelas tergambar, bagi orang yang banyak melakukan
aktifitas fisik dan olahraga yang teratur, tingkat kesegaran jasmaninya
bertambah baik dibanding dengan orang yang kurang melakukan aktifitas
fisik. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nurhasan (1986:97),
bahwa untuk mendapatkan tingkat kesegaran jasmani yang baik, sebaiknya
kita melakukan olahraga yang teratur. Sesuai dengan pendapat diatas bahwa
semakin banyak aktifitas fisik dan latihan olahraga yang teratur yang
22
dilakukan seseorang maka cenderung akan bertambah tingkat kesegaran
jasmani orang tersebut dan sebaliknya semakin sedikit aktifitas dan latihan-
latihan olahraga yang dilakukan maka akan semakin rendah tingkat kesegaran
jasmani orang tersebut.
B. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual ini dimaksudkan untuk membantu merumuskan
hipotesis dalam penelitian. Dengan demikian, penelitian dapat terlaksana
secara terarah serta hasilnya dapat memberikan jawaban pemecahan pada
pokok permasalahan.
Peningkatan kesegaran jasmani pada hakekatnya adalah untuk
peningkatan daya tahan tubuh dalam melaksanakan kegiatan fisik, latihan
olahraga, dan lingkungan. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X1
adalah tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung
Kabupaten Dharmasraya, sedangkan yang menjadi variabel X2 adalah tingkat
kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Padang.
Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam kerangka konseptual
berikut:
Gambar 1. Kerangka Konseptua
Kesegaran Jasmani
siswa SMA Negeri 2
Pulau Punjung (X1)
Kesegaran Jasmani
siswa SMA negeri 2
Padang (X2)
Perbedaan Tingkat
Kesegaran Jasmani Siswa
23
C. Hipotesis.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan tingkat kesegaran jasmani
antara siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dengan
siswa SMA Negeri 2 Padang, dimana Tingkat kesegaran jasmani siswa SMA
Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya diprediksi lebih bagus
dibandingkan tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Padang. Hal ini
disebabkan siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya
lebih sering melakukan aktifitas fisik dibandingkan dengan siswa SMA Negeri
2 Padang. Hal ini terlihat dari segi kondisi sekolah, kegiatan fisik dan gizi.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka jenis
penelitian ini adalah expost facto, yaitu membandingkan antara kesegaran
jasmani siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dengan
siswa SMA Negeri 2 Padang. Dimana penelitian ini membandingkan tingkat
kesegaran jasmani antara siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten
Dharmasraya dengan tingkat ksegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Padang.
B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten
Dharmasraya dan di SMA Negeri 2 Padang pada tanggal 4 sampai 7 Juli
2012.
C. Definisi Operasional
Agar tidak terjadinya salah pengertian dalam memahami penelitian ini
maka perlu penjelasan tentang istilah:
1) Kesegaran jasmani adalah “keadaan seseorang atau kemampuan
seseorang untuk mengerjakan tugas sehari-hari tanpa mengalami
kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan energi atau
mampu melakukan kegiatan pada waktu luang atau keperluan-keperluan
mendadak.
25
2) Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan adalah untuk
membantu siswa dalam peningkatan kesegaran jasmani dan kesehatan
mulai dari pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan
gerak dasar dari berbagai aktifitas jasmani.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 2 Pulau
Punjung dan siswa SMA Negeri 2 Padang. Jumlah siswa SMA Negeri 2
Pulau Punjung kelas X laki-laki 115 orang, perempuan 196 orang, kelas XI
laki-laki 112 orang, perempuan 173 orang, dan kelas XII laki-laki 110 orang
dan perempuan 170 orang, total jumlah populasi di SMA Negeri 2 Pulau
Punjung berjumlah 876 orang.
Dan jumlah siswa SMA Negeri 2 Padang kelas X laki-laki 112 orang,
perempuan 145 orang, kelas XI laki-laki 110 orang, perempuan 143 orang,
dan kelas XII laki-laki 98 orang, dan perempuan 142 orang, total jumlah
populasi di SMA Negeri 2 Padang berjumlah 749 orang. Untuk lebih jelasnya
penyebaran populasi kedua sekolah dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Penyebaran Populasi penelitian di sekolah SMA Negeri 2 Pulau
Punjung
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Putra Putri
X 115 196 311
XI 112 173 285
XII 110 170 280
Total 337 539 876
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 2 Pulau punjung Kabupaten Dharmasraya
26
Tabel 2. Penyebaran Populasi penelitian di sekolah SMA Negeri 2 Padang
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Putra Putri
X 112 145 257
XI 110 143 252
XII 98 142 240
Total 320 430 749
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 2 Padang
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang telah ditetapkan dan
diharapkan dengan mencerminkan generalisasi dari penelitian yang dilakukan.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas XI, alasan mengapa
kelas XI saja yang dijadikan sebagai populasi karena kelas XI sudah
berdaptasi dengan sekolah selama 1 tahun di SMA dan kelas X adalah anak-
anak yang baru yang butuh adaptasi dengan sekolah, sedangkan kelas XII baru
saja selesai mengikuti Ujian Akhir Nasional (UN).
Dalam penelitian ini sampel diambil secara proportional random
sampling yaitu pengambilan sampel atas besarnya populasi, dan semua
anggota populasi diberi kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.
Mengingat banyaknya jumlah populasi, maka peneliti mengambil sampel
sebanyak 20% dari populasi. Arikunto (2006:134) mengemukakan bahwa
populasi yang kurang dari seratus lebih baik diambil semua menjadi sampel
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
jumlah populasinya lebih dari seratus dapat diambil sampel antara 10%-15%,
20%-25%, 30%-35% atau lebih. Pengambilan sampel diambil dari siswa putra
kelas XI.
27
Mengingat besarnya jumlah populasi yang diperoleh dari SMA Negeri
2 Pulau Punjung maka diambil sampel 20% dari 112 orang, jadi sampel yg di
ambil adalah sebanyak 23 orang sedangkan sampel yang diperoleh dari SMA
Negeri 2 Padang juga diambil 20% dari 110 orang, maka sampel yang
diambil adalah sebanyak 22 orang.
E. Jenis dan Sumber Data
a) Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari tes kesegaran
jasmani terhadap siswa-siswa yang terpilih menjadi sampel.
Sedangkan data sekunder dari Tata Usaha SMA Negeri 2 Pulau
Punjung Kabupaten Dharmasraya dan Tata Usaha SMA Negeri 2
Padang.
b) Sumber Data
Data penelitian ini bersumber dari siswa-siswa yang terpilih
menjadi sampel penelitian yaitu data kesegaran jasmani dan tata usaha
mengenai jumlah siswa.
F. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yakni:
1. Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa dilakukan tes
kesegaran jasmani Indonesia dalam Arsil (2009:57).
28
2. Tujuan tes kesegaran jasmani Indonesia ini adalah untuk mengukur dan
menentukan tingkat kesegaran jasmani siswa (seseuai kelompok usia
masing-masing).
Adapun tes kesegaran jasmani untuk anak yang berumur 16-19 tahun
(setingkat SMA dan sederajat) (www.kunjungashadi.wordpress.com)adalah
sebagai berikut:
1). Lari 60 meter
2) Tes gantung angkat tubuh (pull up) putra 60 detik
3). Baring duduk 60 detik (sit up)
4). Loncat Tegak (vertical jump)
5). Lari 1200 meter putra
Pelaksanaan dari masing-masing tes dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Lari 60 meter
Bertujuan untuk mengukur kecepatan lari.Tes dilakukan pada
lintasan yang lurus, datar, rata, tidak licin dan berjarak 60 meter, masih
mempunyai lintasan lanjutan. Pelaksanaan dari lintasan tes ini yaitu:
a). Sikap permulaan gerakan.
Peserta berdiri dibelakang garis start.
b). Gerakan.
1. Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start siap untuk lari.
2. Pada aba-aba “YA” peserta lari secepat mungkin menuju garis
finish.
c). Lari masih bisa diulang apabila
29
1. Pelari mencuri start
2. Pelari tidak melewati garis finish
3. Pelari terganggu oleh pelari lain.
d). Pengukuran waktu
Pengukuran waktu dilaksanakan dari saat bendera diangkat
sampai pelari melintas garis finish.
1) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk
menempuh menempuh jarak 60 meter dalam satuan detik.
2) Waktu dicatat satu angka dibelakang koma.
Gambar 2. Posisi start lari 60 meter
Table 3. Norma Penilaian tes Lari 60 m Putra (16-19 tahun)
Putra (detik) Klasifikasi Nilai
S.d – 7,2” Baik sekali 5
7.3” – 8,3” Baik 4
8,4” – 9,6” Sedang 3
9,7” – 11,0” Kurang 2
11,1” dst Kurang sekali 1
2. Tes Gantung Angkat Tubuh untuk Putra (Pull Up)
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kekuatan dan ketahanan
otot lengan dan otot bahu.Pelaksanaan tes ini:
30
a). Sikap permulaan
1). Peserta berdiri dibawah palang tunggal, kedua tangan berpegang
pada palang tunggal selebar bahu.
2). Pegangan telapak tangan menghadap daerah letak kepala.
Gambar 3. Sikap Permulaan gantung angkat tubuh putra
b). Gerakan
1) Mengangkat tubuh dengan membengkokkan kedua lengan
sehingga dagu menyentuh atau berada diatas palang tunggal,
kemudian kembali kesikap permulaan. Gerakan ini dihitung satu
kali.
2) Selama melakukan gerakan mulai dari kepala sampai ujung kaki tetap
merupakan garis lurus.
3) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang, tanpa istirahat, sebanyak mungkin
selama 60 detik.
c). Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung apabila:
1). Pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan
mengayun.
31
2). Pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang
tunggal.
3). Pada waktu kembali kesikap permulaan kedua lengan tidak lurus.
Gambar 4. Sikap dagu menyentuh atau melewati palang tunggal
(untuk putra)
d). Pencatat hasil
1) Yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan sempurna.
2) Yang dicatat adalah angkatan yang dilakukan dengan sikap
sempurna tanpa istirahat selama 60 detik.
Table 4. Norma Penilaian Pull Up Putra (16-19 tahun)
Putra (banyaknya) Klasifikasi Nilai
19 - Keatas Baik sekali 5
14 – 18 Baik 4
9 – 13 Sedang 3
5 – 8 Kurang 2
0 - 4 Kurang sekali 1
3. Baring duduk 60 detik (sit up)
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kekuatan dan ketahanan
otot perut. Pelaksanaannya sebagai berikut:
a). Sikap permulaan
32
1) Berbaring terlentang di lantai atau tumpu, kedua lutut ditekuk
dengan sudut 90 derajat, kedua tangan jarinya berselang seling
diletakkan dibelakang kepala.
2) Petugas/peserta lain memegang atau menekan pergelangan kaki
agar kaki tidak terangkat.
Gambar 5. Sikap permulaan baring duduk
b). Gerakan
1) sampai kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali
kesikap permulaan.
2) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat
selama 60 detik.
Gambar 6. Gerakan baring menuju sikap duduk
33
Gambar 7. Gerakan sikap duduk dengan kedua siku menyentuh paha
c). Pencatatan hasil
1) Hasil yang dicatat dan dihitung adalah jumlah gerakan baring
duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 60 detik.
2) Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini diberi
nilai nol (0).
d). Penilaian
Tabel 5. Norma Penilaian tes sit up (16-19 tahun)
Putra (banyaknya) Klasifikasi Nilai
41 ke atas Baik sekali 5
30-40 Baik 4
21-29 Sedang 3
10-20 Kurang 2
0-9 Kurang sekali 1
3. Loncat Tegak
Tujuan dari tes loncat tegak ini adalah untuk mengukur power
tungkai dalam arah vertikal. Pelaksanaannya sebagai berikut:
a). Sikap permulaan
1) Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan serbuk
kapur.
34
2) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada
disamping kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat
dinding diangkat lurus keatas, telapak telapak tangan ditempelkan
pada papan skala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya.
Gambar 8. Sikap menentukan raihan tegak
b). Gerakan
1) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan
kedua lengan diayung kebelakang. Kemudian peserta melompat
setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan terdekat
sehingga menimbulkan bekas.
2) Lakukan tes ini sebanyak tiga kali tanpa istirahat atau diselingi oleh
peserta lain.
35
Gambar 9. Sikap awal loncat tegak
Gambar 10. Gerakan meloncat tegak
c). Pencatatan hasil
1) Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak.
2) Ketiga selisih raihan dicatat.
Tabel 6. Norma Penilaian tes loncat tegak (16-19 tahun)
Putra (cm) Klasifikasi Nilai
73 ke atas Baik sekali 5
60-72 Baik 4
50-59 Sedang 3
39-49 Kurang 2
38 dst Kurang sekali 1
36
5 . Lari 1200 Meter Putra
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran
darah, dan pernafasan. Pelaksanaannya sebagai berikut:
a). Sikap permulaan
Peserta berdiri dibelakang garis start.
b). Gerakan
1) Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start jongkok, siap
untuk lari.
2) Pada aba-aba “YA” peserta lari menuju garis finis, menempuh
jarak 1200 meter.
Gambar 11. Posisi start lari 1200 meter putra
c). Pencatatan hasil
1). Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai
pelari tepat melintas garis finis.
2) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari, waktu
dicatat dalam satuan menit dan detik.
37
Gambar 12. Stopwatch dimatikan saat pelari melintasi garis finish
Tabel 7. Norma Penilaian tes lari 1200 m (16-19 tahun)
Putra (detik) Klasifikasi Nilai
Sd-3’14’ Baik sekali 5
3’15’-4’25’ Baik 4
4’26’-5’12’ Sedang 3
5’13-6’33’ Kurang 2
6’34-dst Kurang sekali 1
Hasil setiap butir tes yang telah dicapai oleh peserta dapat disebut
sebagai hasil kasar. Mengapa disebut hasil kasar ? Hal ini disebabkan
satuan ukuran yang digunakan untuk masing-masing butir tes berbeda,
yang meliputi satuan waktu, ulangan gerak, dan ukuran tinggi.
Untuk mendapatkan hasil akhir, maka perlu diganti dalam satuan
yang sama yaitu NILAI. Setelah hasil kasar setiap tes diubah menjadi
satuan nilai, maka dilanjutkan dengan menjumlahkan nilai-nilai dari
kelima butir TKJI. Hasil penjumlahan tersebut digunakan untuk dasar
penentuan klasifikasi kesegaran jasmani remaja.
Tabel 8. Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
Umur 16-19 Tahun (SMA) Putra
No Jumlah nilai Klasifikasi Kesegaran Jasmani
1. 22 – 25 Baik sekali ( BS )
2. 18 – 21 Baik ( B )
3. 14 – 17 Sedang ( S )
4. 10 – 13 Kurang ( K )
5. 5 – 9 Kurang sekali ( KS )
Sumber: www.kunjungashadi.wordpress.com
38
G. Teknik Analisa Data
Untuk mengolah data mengenai perbandingan tingkat kesegaran
jasmani siswa SMA Negeri 2 Pulau punjung dengan siswa SMA Negeri 2
Padang dilakukan dengan teknik uji t yaitu:
Keterangan:
t = keberartian/signifikansi
1X = mean rata-rata 1
2X = mean rata-rata 2
1n = jumlah sampel 1
2n = jumlah sampel 2
(Sudjana, 2005:239)
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
Hasil penelitian yang dikemukakan dalam bab ini merupakan
gambaran tentang tingkat kesegaran jasmani antara siswa SMA Negeri 2
Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dengan SMA Negeri 2 Padang yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Data dalam penelitian ini terdiri atas dua kelompok, yaitu: data tingkat
kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung dengan SMA Negeri
2 Padang. Sebelum ditentukan tingkat kesegaran jasmani siswa, terlebih
dahulu data yang dikumpulkan dimasukkan kedalam daftar Tes Kesegaran
Jasmani Indonesia (TKJI). Tes kesegaran jasmani ini menggunakan satuan
yang berbeda. Item tes yang ada yaitu: bentuk waktu/detik, meter, dan hitung.
Data yang memakai satuan waktu adalah lari cepat 60 meter dan lari jarak
jauh 1200 meter. Data yang memakai satuan meter adalah loncat tegak.
Sedangkan yang menggunakan satuan hitungan adalah gantung siku dan
baring duduk (sit up).
Setelah data dinilai dan dijumlahkan, kemudian dibandingkan dengan
norma tes kesegaran jasmani untuk mencari klasifikasi; baiksekali, baik,
sedang, kurang dan kurang sekali. Untuk mencapai persentase dilakukan
penjumlahan klasifikasi kemudian dibandingkan dengan jumlah sampel dan
40
dikali 100% maka hasilnya dibandingkan dengan norma tes kesegaran
jasmani.
a. Tingkat kesegaran jasmani siswa di SMA Negeri 2 Pulau Punjung
Tabel 9. Distribusi frekuensi tingkat kesegaran jasmani SMA
Negeri 2 Pulau Punjung
Berdasarkan data distribusi ferkuensi diatas, persentase dari 23 orang
responden ternyata sebanyak 13 orang responden (56,52%) termasuk kategori
baik, sebanyak 9 orang responden (39,13%) termasuk dalam kategori sedang,
dan sebanyak 1 orang responden (4,35%) berkategori kurang. Sementara itu
kategori baik sekali dan kurang sekali tidak ada. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar 13. Histogram Distribusi frekuensi tingkat kesegaran
jasmani siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung
0
56,52%
39,13%
4,35% 0
0
2
4
6
8
10
12
14
Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang sekali
NO
KRITERIA PUTRA (16-19 TAHUN)
KELAS KATEGORI
ABSOLUT RELATIF
INTERVAL (Fi) (%)
1 22 – 25 BaikSekali 0 0%
2 18 – 21 Baik 13 56,52%
3 14 – 17 Sedang 9 39,13%
4 10 – 13 Kurang 1 4,35%
5 5 – 9 KurangSekali 0 0%
JUMLAH 23 100%
41
b. Tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Padang
Tabel 10. Distribusi frekuensi tingkat kesegaran jasmani siswa
SMA Negeri 2 Padang
NO
KRITERIA PUTRA (16-19 TAHUN)
KELAS KATEGORI
ABSOLUT RELATIF
INTERVAL (Fi) (%)
1 22 – 25 Baik Sekali 0 0%
2 18 – 21 Baik 1 4,55%
3 14 – 17 Sedang 19 86,36%
4 10 – 13 Kurang 2 9,09%
5 5 – 9 Kurang Sekali 0 0%
JUMLAH 22 100%
Berdasarkan data distribusi ferkuensi di atas, persentase dari 22 orang
responden ternyata sebanyak 1 orang ressponden (4,55%) termasuk kategori
baik, sebanyak 19 orang responden (86,36%) termasuk kategorisedang,dan
sebanyak 2 orang responden (9,09%) termasuk kategori kurang. Sedangkan
yang berada pada kategori baik sekali dan kurang sekali tidak ada. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 14. Histogram Distribusi Frekuensi tingkat kesegaran
jasmani siswa SMA Negeri 2 Padang.
0 4,55%
86,36%
9,09%
0 0
5
10
15
20
Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang sekali
42
B. Analisa Data
1. Uji Persyaratan Analisis
Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya sebelum melakukan
pengujian hipotesis tentang hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis, yaitu uji
normalitas dengan uji liliefors.
a. Uji Normalitas
Hasil analisis uji normalitas sebaran data masing-masing variabel
disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 11. Rangkuman Uji Normalitas dengan Uji Liliefors
No Variabel n Lo Ltabel Distribusi
1 SMA Negeri 2 Pulau
Punjung 23 0.1202 0.173 Normal
2 SMA Negeri 2 Padang 22 0.0880 0.173 Normal
Tabel di atas menunjukan bahwa hasil pengujian untuk tingkat kesegaran
jasmani siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung = 23, sedangkan Ltabel pada taraf
pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0.173 yang lebih besar dari Lo =
1202 sehingga disimpulkan bahwa data kesegaran jasmani siswa SMA
Negeri 2 Pulau Punjung berdistribusi normal ( untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran 4).
Untuk data kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Padang skor Lo =
0,0880 dengan n = 22, sedangkan Ltabel pada taraf pengujian signifikan α =
0,05 diperoleh 0.173 yang lebih besar dari Lo sehingga data kesegaran jasmani
43
siswa SMA Negeri 2 Padang berdistribusi normal (untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran 5).
C. Pengujian Hipotesis
Terdapat perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri
2 Pulau Punjung dengan siswa SMA Negeri 2 Padang
Tabel 12. Data hasil uji t-tes tingkat kesegaran jasmani SMA 2 Pulau
Punjung dengan SMA Negeri 2 Padang
No SMA N Mean Dk Sig t hitung t tabel
1 SMA Negeri 2 Pulau
punjung
18,00
43 0.05 5,01 1.676 2 SMA Negeri 2 Padang 14.95
Dengan mengunakan tenik uij t, ternyata terdapat thitung (5,01)
sedangkan ttabel (1,676) dengan taraf signifikansi 0.05 berarti thitung (5,01) >
ttabel (1,676) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, jadi kesimpulannya adalah
terdapat perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Pulau
punjung dengan siswa SMA Negeri 2 Padang.
D. Pembahasan
Pada bab ini dilakukan pembahasan hasil-hasil penelitian untuk
memperjelas dan meyakinkan hasil-hasil temuan yang telah dibahas pada
bagian sebelumnya. Hal-hal yang perlu dibuktikan kebenarannya sesuai
dengan hipotesis yang dikemukakan dan dapat menjelaskan kesenjangan yang
terjadi dengan kenyataan yang ada.
Tingkat kesegaran jasmani antara seseorang dengan yang lainnya.
Beranjak dari pendapat Gusril (2004: 119) yang mengatakan bahwa kesegaran
jasmani akan berbeda dan tergantung pada jenis pekerjaan, keadaan kesehatan,
44
jenis kelamin, umur, tingkat terlatihnya seseorang, dan status gizi. Dengan
demikian, dapat dijelaskan bahwa perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa
SMA Negeri 2 Pulau punjung dengan SMA Negeri 2 Padang dipengaruhi oleh
beberapa faktor tersebut.
a. Kesegaran Jasmani Siswa SMA Negeri 2 Pulau punjung.
Berdasarkan temuan penelitian di SMA Negeri 2 Pulau punjung,
persentase dari 23 orang responden ternyata sebanyak 13 orang responden
(56,52%) termasuk kategori baik, sebanyak 9 orang responden (39,13%)
termasuk dalam kategori sedang, dan sebanyak 1 orang responden (4,35%)
berkategori kurang. Siswa yang temasuk kategori baik ini memiliki kesegaran
jasmani yang sedang, yang didukung dengan makanan bergizi mencukupi.
Ketika pulang sekolah siswa mengikuti aktifitas lainnya seperti latihan
sepakbola, dan aktifitas lainnya di luar sekolah.kemudian siswa yang memiliki
kesegaran jasmani sedang kebawah kemungkinan makanannya tidak
mencukupi untuk pemenuhan asupan gizi, malahan ada siswa yang tidak
sarapan pagi sebelum berangkat kesekolah, sehingga siswa cepat lelah dan
tidak konsentrasi selama mengikuti proses belajar mengajar disekolah
terutama penjas orkes. Siswa yang memiliki kesegaran jasmani yang baik
dikarenakan siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan rutin di luar
sekolah, selain itu juga didukung oleh makanan bergizi yang tentunya
memenuhi kebutuhan gizi siswa dalam melakukan aktifitas sehari-hari
walaupun orang tuanya memiliki tingkat ekonomi sedang. Siswa tersebut
sebelum pergi kesekolah sarapan terlebih dahulu sehingga tidak mudah letih
45
dan bersemangat mengikuti proses belajar mengajar, dan kebanyakan mereka
pergi kesekolah dengan berjalan kaki.
b. Kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Padang
Berdasarkan analisis hasil penelitian, persentase dari 22 orang
responden ternyata sebanyak 1 orang ressponden (4,55%) termasuk kategori
baik, sebanyak 19 orang responden (86,36%) termasuk kategori sedang, dan
sebanyak 2 orang responden (9,09%) termasuk kategori kurang. Siswa SMA
Negeri 2 Padang pergi kesekolah kebanyakan menggunakan kendaraan pribadi
seperti sepeda motor dan mobil, sehingga kurang melakukan aktifitas fisik,
dengan kurangnya aktifitas fisik yang dilakukan maka akan mempengaruhi
tingkat kesegaran jasmani siswa. Lingkungan yang terletak didepan jalan raya
juga sangat mempengaruhi siswa karena kebisingan.
Berdasarkan analisis hasil penelitian, terdapat perbedaan tingkat
kesegaran jasmani antara siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung dan SMA
Negeri 2 Padang. Hasil pengujian hipotesis memberikan informasi bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima hal inilah yang memberikan kesimpulan bahwa
terdapat perbedaan tingkat kesegaran jasmani antara siswa SMA Negeri 2
Pulau punjung dan SMA Negeri 2 Padang. Yang mana tingkat kesegaran
jasmani siswa SMA Negeri 2 Pulau punjung lebih baik dibandingkan SMA
Negeri 2 Padang.
Perbedaan aktifitas siswa SMA Negeri 2 Pulau punjung dengan siswa
SMA Negeri 2 Padang sangat mempengaruhi kesegaran jasmani siswa
tersebut. Untuk membandingkan tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri
46
2 Padang yang lokasi sekolahnya lebih dekat dari tempat tinggal siswa,
kalaupun jauh dari tempat tinggal siswa menggunakan sepeda motor pergi
sekolah. Sedangkan siswa SMA Negeri 2 Pulau punjung yang lokasi
sekolahnya juga jauh dari tempat tinggal siswa, kebanyakan mereka pergi
kesekolah berjalan kaki dan bersepeda walaupun jarak antara rumah dengan
sekolah berkisar 1 km. Keduanya sama-sama memilki kurikulum yang salah
satu mata pelajarannya adalah Penjasorkes.
a. Keadaan Ekonomi
Kalau dilihat dari segi ekonomi, siswa SMA Negeri 2 Pulau punjung
sebagian besar berasal dari keluarga yang berekonomikan sedang dan orang
tua berasal dari pedagang dan petani (sawit), sedangkan siswa SMA Negeri 2
Padang kebanyakan dari mereka adalah anak pegawai dan pedagang. Dengan
tingkat ekonomi yang sedang tersebut berarti dapat disimpulkan bahwa gizi
anak kadang-kadang dapat terpenuhi dengan cukup sehingga berpengaruh
terhadap tingkat kesegaran jasmani anak.
b. Aktivitas Gerak
SMA Negeri 2 Pulau punjung lokasi sekolahnya yang jauh dari tempat
tinggal siswa, kebanyakan mereka pergi kesekolah berjalan kaki dan
bersepeda walaupun jarak antara rumah dengan sekolah berkisar 1 km
sedangkan siswa SMA Negeri 2 Padang yang lokasi sekolahnya lebih dekat
dari tempat tinggal siswa, walaupun ada yang jauh dari tempat tinggal siswa
masih banyak siswa yang menggunakan sepeda motor untuk pergi sekolah,
siswa SMA Negeri 2 Padang mereka kesekolah menggunakan kendaraan
umum, dan banyak pula diantara mereka yang mempunyai motor sendiri,
47
sehingga mereka kurang melakukan kegiatan fisik. Dengan kurangnya
aktivitas fisik yang dilakukan oleh siswa tersebut, dapat mempengaruhi tingkat
kesegaran jasmani para siswa SMA Negeri 2 Padang.
c. Kesehatan Lingkungan
Udara di sekitar SMA Negeri 2 Pulau punjung masih bersih, karena
lokasi sekolah dikelilingi oleh tumbuhan hijau serta jauh dari pencemaran
lingkungan baik pencemaran udara maupun pencemaran air. Sedangkan SMA
Negeri 2 Padang, terletak di dekat jalan raya. Sehingga udara disekitar sekolah
tersebut dikotori oleh polusi udara yang berasal dari kendaraan bermotor yang
melintas disana.
Untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa, diawali dari pantauan
orangtua terhadap aktivitas fisik anak di rumah. Hal yang dapat dilakukan
adalah dengan memperhatikan permainan yang dilakukan anak. Upayakan
permainan yang dilakukan dapat merangsang kesegaran jasmani seperti;
ketahanan jantung dan paru-paru, keadaan otot, ketahanan otot, komposisi
tubuh, dan fleksibilitas. Selain itu, orangtua juga harus memperhatikan
kecukupan gizi anak dengan memperhatikan menu makanan yang dikonsumsi
anak setiap harinya.
Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, bertanggung
jawab dengan tujuan pembelajaran, yaitu meningkatkan kesegaran jasmani
siswa. Bila tingkat kesegaran jasmani siswa sedang atau rendah, berarti
pembelajaran yang dilakukannya belum mencapai tujuan yang diharapkan.
Untuk itu, guru perlu mengevaluasi kembali program pembelajaran yang telah
48
disusunnya dan merubah metode pembelajaran. Dengan demikian, tingkat
kesegaran jasmani siswa dan tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik.
Oleh sebab itu, kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Pulau punjung
dan SMA Negeri 2 Padang yang dilihat dari hasil sekarang maka perlu
ditingkatkan dengan cara melakukan proses aktifitas pendidikan jasmani
olahraga kesehatan yang telah direncanakan secara terprogram dan sistematis
serta dilaksanakan dalam proses pembelajaran di sekolah. Hal ini ditunjukan
untuk menghasilkan tingkat kesegaran jasmani siswa agar menjadi lebih baik
lagi serta memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesegaran
jasmani.
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Pulau punjung
tergolong pada kategori baik. Dari 23 orang responden, ternyata
sebanyak 13 orang (56,52%) termasuk kategori baik, sebanyak 9
orang (39,13%) termasuk kategori sedang, dan sebanyak 1 0rang
(4,35%) berkategori kurang.
2. Tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Padang tergolong
pada kategori sedang. Dari 22 orang responden, ternyata sebanyak
1 orang (4,55%) termasuk kategori baik, sebanyak 19 orang
(86,36%) termasuk kategori sedang, dan sebanyak 2 orang (9,09%)
termasuk kategori kurang.
3. Terdapat perbedaan tingkat kesegaran jasmani yang mana tingkat
kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Pulau punjung lebih baik
dibandingkan tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2
Padang. Dengan keterangannya sebagai berikut : terdapat thitung 5,01
sedangkan ttabel 1,676 dengan taraf signifikansi 0,05. Berarti thitung
5,01 > ttabel 1,676 sehingga Ho ditolak, dan Ha diterima, jadi
kesimpulannya terdapat perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa
50
SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dengan
siswa SMA Negeri 2 Padang.
B. Saran
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka penulis ingin memberikan
saran saran yang diharapkan untuk dapat membantu memperoleh tingkat
kesegaran jasmani yang baik bagi siswa
1. Untuk meningkatkan kesegaran jasmani SMA Negeri 2 Pulau punjung dan
SMA Negeri 2 Padang, disarankan agar guru tidak mengabaikan unsur
kondisi fisik yang terdapat dalam kesegaran jasmani, yaitu dengan
mengajarkan pada siswa dalam bentuk aktifitas pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga kesehatan telah terencana dan terprogram secara dinamis.
2. Agar mendapatkan tingkat kesegaran jasmani siswa harus disiplin dan
suka sportifitas dalam setiap melakukan proses belajar pendidikan jasmani
olahraga kesehatan di sekolah
3. Siswa harus bisa menjaga kondisi tubuh dengan cara berolahraga secara
teratur dan mengkonsumsi asupan gizi yang baik serta yang terpenting
adalah motifasi untuk bergerak.
4. Penelitian ini hanya terbatas pada siswa SMA Negeri 2 Pulau punjung dan
SMA Negeri 2 Padang, untuk itu perlu dilakukan penelitian pada siswa
SMA lainnya, dan daerah yang berbeda dengan jumlah sampel yang lebih
banyak.
51
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. (EdisiRevisi VI). Jakarta :
PT.rineka Cipta.
Arsil. 2009. Tes Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
Padang. FIK-UNP
Depdiknas, 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan
Jasmani SD. Jakarta.
Gusril. 2004. “Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan kemampuan Motorik SD
Negeri Kota Padang”.(Disertasi). Jakarta: Program Pasca Sarjana UNJ
Jakarta
Gusril. 2004. Perkembangan Motorik pada Masa anak-anak. Interval: Dirjen
Olahraga Depdiknas.
Moeloek, Dangsina. 1984. Kesehatan Olahraga. Jakarta: Proyek Pembinaan SGO.
Jakarta.
Kiram, Phil Yanuar. 2007. “ Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir/skripsi.
KKG, Penjas Orkes. 2006. Perangkat Pembelajaran untuk SD/MI kelas 1s/d 6
Pekanbaru.
Lutan, Rusli. 2001. Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB.
Sajoto, M Hutabarat. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga.
Departemen Pendidikan dan Kesehatan, Dikti, PT Gramedia Pustaka.
Sharkey. 2003. Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudarno. 1992. Pendidikan Jasmani. Depdikbud
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sutarman. (1975). Pengertian-pengertian tentang Kesegaran Jasmani dan Tes
Kardiorespirratori (concept of sports Science). Ed. SieSwampo dan Mery
W. Sie. Jakarta: Pusat Ilmu Keolahragaan KONI
Undang-undang Republik Indonesia NO. 3 tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional. Jakarta.
www.kunjungashadi.wordpress.com
52
Lampiran 1. Data hasil penelitian tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya
No Nama Siswa J/K Item Tes Jumlah
T.score keterangan
1 T .Score 2 T.Score 3 T.Score 4 T.Score 5 T.Score
1 Yogi Pratama L 9,6 3 16 4 42 5 60 4 5,12 3 19 Baik
2 Febri Angriawan L 7,32 4 14 4 41 5 51 3 3,51 4 20 Baik
3 Andre Andika L 8,41 3 9 3 39 4 54 3 4,31 3 16 Sedang
4 Randa Septiawan L 7,43 4 10 3 42 5 55 3 3,47 4 19 Baik
5 Virgo Ravendra L 7,35 4 15 4 42 5 52 3 3,51 4 20 Baik
6 Chaltria M.Nus L 8,49 3 10 3 38 4 54 3 4,31 3 16 Sedang
7 Elviando L 7,43 4 11 3 41 5 55 3 3,47 4 19 Baik
8 Roma Putra L 7,47 4 16 4 41 5 52 3 3,51 4 20 Baik
9 Iin Putra L 8,50 3 11 3 32 4 54 3 4,31 3 16 Sedang
10 Aqra Rio Efendi L 7,43 4 10 3 41 5 55 3 3,47 4 19 Baik
11 Amran L 7,31 4 14 4 41 5 63 4 3,51 4 21 Baik
12 Jul Hendra L 7,40 4 14 4 42 5 52 3 3,51 4 20 Baik
13 Ebit Gesko Syafnel L 8,39 3 12 3 36 4 54 3 4,31 3 16 Sedang
14 Nofri Gusneldi L 7,37 4 16 4 38 5 63 4 3,51 4 21 Baik
15 Randa Novirman L 8,46 3 9 3 31 4 53 3 4,41 3 16 Sedang
16 Viki Rido Candra L 7,32 4 9 3 31 4 64 4 3,41 4 19 Baik
17 Teguh Firmansyah L 7,34 4 10 3 42 5 52 3 3,28 4 19 Baik
18 Dian Agustat L 7,49 4 10 3 33 4 54 3 4,28 3 17 Sedang
19 Yogi Ahmad L 8,46 3 5 2 24 3 53 3 4,44 3 14 Sedang
20 Avalev Aflan L 8,41 3 9 3 35 4 54 3 3,47 4 17 Sedang
21 Dodi Satria L 9,70 2 5 2 22 3 53 3 4,41 3 13 Kurang
22 Bambang W L 8,56 3 9 3 29 3 64 4 3,47 4 17 Sedang
23 Ahmad Safi’i L 7,69 4 14 4 41 5 42 3 3,51 4 20 Baik
Jumlah 414 Baik
Mean 18
53
Lampiran 2. Data hasil penelitian tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Padang
No Nama Siswa J/K Item Tes Jumlah
T.score keterangan
1 T .Score 2 T.Score 3 T.Score 4 T.Score 5 T.Score
1 Andika Prihastomo L 9,7 2 16 4 36 4 55 3 4,28 3 16 Sedang
2 Toni haryoto L 8,7 3 14 4 41 5 51 3 7,30 1 16 Sedang
3 Mustafa Bahrudin L 9,8 2 14 4 42 5 52 3 4,26 3 17 Sedang
4 Sugeng Riady L 9,7 2 10 3 36 4 64 4 6,41 1 14 Sedang
5 Jumadi L 9,8 2 14 4 43 5 52 3 6,36 1 15 Sedang
6 Hiwan Rico H W L 9,7 2 14 4 32 4 59 3 5,13 2 15 Sedang
7 Wiji Suprapto L 10,1 2 19 5 30 4 62 4 4,28 3 18 Baik
8 M Fajar S R L 10,2 2 15 4 33 4 52 3 6,40 1 14 Sedang
9 Pardamean L 10,2 2 10 3 36 4 61 4 6,40 1 14 Sedang
10 Abdul Kadir J L 9,8 2 14 4 43 5 52 3 6,44 1 15 Sedang
11 Afrinaldi L 9,8 2 14 4 32 4 50 3 5,14 2 15 Sedang
12 Afrinanda L 8.9 3 9 3 43 5 52 3 7,12 1 15 Sedang
13 Agung G L 10,2 2 10 3 42 5 40 2 6,28 2 14 Sedang
14 Farisan S L 9.9 2 11 3 21 3 40 2 5,59 2 12 Sedang
15 Nofriadi L 10,1 2 7 2 21 3 59 3 7,59 1 11 Sedang
16 De'a Diardi L 8,5 3 15 4 42 5 52 3 5,29 2 17 Sedang
17 Doni L 9,7 2 14 4 41 5 60 4 5,20 2 17 Sedang
18 Joni L 10,25 2 9 3 24 3 50 3 6,01 2 13 Kurang
19 Fahrul L 10,28 2 5 2 21 3 50 3 6,02 2 12 Kurang
20 Adi L 9,8 2 15 4 36 4 52 3 4,28 3 16 Sedang
21 M Yani L 8,7 3 14 4 41 5 52 3 7,35 1 16 Sedang
22 Slamet Widodo L 9,8 2 14 4 42 5 53 3 4,31 3 17 Sedang
Jumlah 329 Sedang
Mean 14,9545
54
Lampiran 3.
Uji Normalitas Lilliefors Tingkat kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2
Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya
No x1
Zi
luas
kurva
normal
F(zi) S(zi) |F(Zi) - S(Zi)|
1 13 -5 -2,26 0,4881 0,0119 0,04348 0,0316
2 14 -4 -1,81 0,4649 0,0351 0,08696 0,0519
3 16 -2 -0,90 0,3159 0,1841 0,30435 0,1202
4 16 -2 -0,90 0,3159 0,1841 0,30435 0,1202
5 16 -2 -0,90 0,3159 0,1841 0,30435 0,1202
6 16 -2 -0,90 0,3159 0,1841 0,30435 0,1202
7 16 -2 -0,90 0,3159 0,1841 0,30435 0,1202
8 17 -1 -0,45 0,1736 0,3264 0,43478 0,1084
9 17 -1 -0,45 0,1736 0,3264 0,43478 0,1084
10 17 -1 -0,45 0,1736 0,3264 0,43478 0,1084
11 19 1 0,45 0,1736 0,6736 0,69565 0,0221
12 19 1 0,45 0,1736 0,6736 0,69565 0,0221
13 19 1 0,45 0,1736 0,6736 0,69565 0,0221
14 19 1 0,45 0,1736 0,6736 0,69565 0,0221
15 19 1 0,45 0,1736 0,6736 0,69565 0,0221
16 19 1 0,45 0,1736 0,6736 0,69565 0,0221
17 20 2 0,90 0,3159 0,8159 0,91304 0,0971
18 20 2 0,90 0,3159 0,8159 0,91304 0,0971
19 20 2 0,90 0,3159 0,8159 0,91304 0,0971
20 20 2 0,90 0,3159 0,8159 0,91304 0,0971
21 20 2 0,90 0,3159 0,8159 0,91304 0,0971
22 21 3 1,35 0,4115 0,9115 1 0,0885
23 21 3 1,35 0,4115 0,9115 1 0,0885
Jumlah 414
Lo= 0,1202
Mean 18
SD 2,21565 Ltabel = 0,173
Kesimpulan : Jika Lo lebih besar dari Ltabel , berarti populasi
berdistribusi tidak normal, sebaliknya jika Lo lebih kecil atau sama dengan
Ltabel berarti populasi berdistribusi normal. Sesuai dengan jumlah sampel
dan taraf signifikasi =0,05 maka nilai didapatkan nilai Ltabel berdasarkan
XX i
55
tabel nilai kritis uji Lilliefors adalah 0,1202 demikian dapat disimpulkan
bahwa.
Jadi Lo (0,1022) < Ltabel (0.173), dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
56
Lampiran 4.
Uji Normalitas Lilliefors Tingkat kesegaran jasmani siswa SMA
Negeri 2 Padang
No x1 xi-x zi
luas
kurva
normal
F(zi) S(zi) |F(Zi) - S(Zi)|
1 11 -3,95 -2,15 0,4842 0,0158 0,0455 0,0297
2 12 -2,95 -1,61 0,4463 0,0537 0,1364 0,0827
3 12 -2,95 -1,61 0,4463 0,0537 0,1364 0,0827
4 13 -1,95 -1,06 0,3554 0,1446 0,1818 0,0372
5 14 -0,95 -0,52 0,1985 0,3015 0,3636 0,0621
6 14 -0,95 -0,52 0,1985 0,3015 0,3636 0,0621
7 14 -0,95 -0,52 0,1985 0,3015 0,3636 0,0621
8 14 -0,95 -0,52 0,1985 0,3015 0,3636 0,0621
9 15 0,05 0,02 0,0080 0,5080 0,5909 0,0829
10 15 0,05 0,02 0,0080 0,5080 0,5909 0,0829
11 15 0,05 0,02 0,0080 0,5080 0,5909 0,0829
12 15 0,05 0,02 0,0080 0,5080 0,5909 0,0829
13 15 0,05 0,02 0,0080 0,5080 0,5909 0,0829
14 16 1,05 0,57 0,2157 0,7157 0,7727 0,0570
15 16 1,05 0,57 0,2157 0,7157 0,7727 0,0570
16 16 1,05 0,57 0,2157 0,7157 0,7727 0,0570
17 16 1,05 0,57 0,2157 0,7157 0,7727 0,0570
18 17 2,05 1,11 0,3665 0,8665 0,9545 0,0880
19 17 2,05 1,11 0,3665 0,8665 0,9545 0,0880
20 17 2,05 1,11 0,3665 0,8665 0,9545 0,0880
21 17 2,05 1,11 0,3665 0,8665 0,9545 0,0880
22 18 3,05 1,66 0,4515 0,9515 1,0000 0,0485
Jumlah 329
Mean 14,9545 Lo = 0,0880
SD 1,83815 L tabel = 0,173
Kesimpulan : Jika Lo lebih besar dari Ltabel , berarti populasi
berdistribusi tidak normal, sebaliknya jika Lo lebih kecil atau sama dengan
Ltabel berarti populasi berdistribusi normal. Sesuai dengan jumlah sampel
dan taraf signifikasi =0,05 maka nilai didapatkan nilai Ltabel = 0,0880
57
berdasarkan tabel nilai kritis uji Lilliefors adalah 0,173 demikian dapat
disimpulkan Lo (0,1230) < Ltabel (0.1367), dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
58
Lampiran 5.
Rata-rata hasil tes kesegaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung
Kabupaten Dharmasraya dengan SMA Negeri 2 Padang
No X1 X2 X12 X2
2
1 19 16 361 256
2 20 16 400 256
3 16 17 256 289
4 19 14 361 196
5 20 15 400 225
6 16 15 256 225
7 19 18 361 324
8 20 14 400 196
9 16 14 256 196
10 19 15 361 225
11 21 15 441 225
12 20 15 400 225
13 16 14 256 196
14 21 12 441 144
15 16 11 256 121
16 19 17 361 289
17 19 17 361 289
18 17 13 289 169
19 14 12 196 144
20 17 16 289 256
21 13 16 169 256
22 17 17 289 289
23 20 400
jumlah 414 329 7560 4991
mean 18 14,95455
Varian 4,909091 3,378788
kecilVarians
besarVariansFhitung
38.3
4.91 = 1.45
Dengan menggunakan derajat kebebasan (n1-1), (n2-1) dan
taraf sigintifikansi 0,05 pada tabel distribusi F terbaca batas signifikasi
59
(Ftabel) adalah 1,63. Mengingat Fhitung (1,45) < Ftabel (2,05) , maka dapat
disimpukan bahwa kedua varians tersebut homogen.
Rumus Uji t yang dapat digunakan untuk varian homogen ini
adalah :
Dengan derajat kebebasan (dk) = (n1+ n2) - 2= 45-2= 43
Taraf signifikasi = 0,05
tt(1-)(105) = 1,676
60
th (5,01) > tt (1,676)
Kesimpulan: Terdapat Perbedaan Tingkat Kesegaran
Jasmani Siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten
Dharmasraya dengan Siswa SMA Negeri 2 Padang.
61
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN DI SMA NEGERI 2
PADANG
Lari 60 meter
62
Pull-up
Sit-up
63
Loncat Tegak
Lari 1200 meter
64
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN DI SMA NEGERI 2
PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA
Lari 60 meter
65
Pull-up
Sit-up
66
Loncat Tegak
Lari 1200 meter
67
68
69
70