Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
SILAT TRADISIONAL KUMANGO DI KECAMATAN KUPITANKABUPATEN SIJUNJUNG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Kepelatihan Olahraga SebagaiSalah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
NOFRIZAL EFFENDI2005/65997
JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGAFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG2012
ii
iii
iv
ABSTRAK
NOFRIZAL EFFENDI. 2012. Silat Tradisional Kumango di Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pencak silatTradisional Kumango di Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung, pertanyaandalam penelitian ini adalah “ Sejarah atau asal-usul pencak silat Kumango”,Persyaratan belajar silat Kumango dan bentuk gerakan pokok pencak silatTradisional Kumango di Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung.
Jenis Penelitian ini adalah Pendekatan Kualitatif dengan metodeDeskriptif. Informan dalam penelitian ini ada lima orang yaitu, satu informankunci, tiga informan utama dan satu informan tambahan. Teknik pengumpulandata yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, wawancaraterstruktur, rekam, catat. Selanjutnya digunakan kamera canon 1000D dan SoniPocket dalam pengambilan foto, serta mengunakan software Jet Audio dalamperekaman suara.
Hasil penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pencak SilatTradisional Kumango ini pertama kali dikembangkan oleh Rajo Age Oguang Satidan dilanjutkan oleh Jalismi Ompang Sati, pencak silat Kumango berkembang diKecamatan kupitan 1943 – 1988.
Bentuk gerakan pokok atau ciri khas pencak silat Kumango ini secaraumum terlihat pada gerakan tangan dan elakan, secara khusus akan terlihat padapola langkah serangan bela yang ada di dalam serangan, elakan dalam polatangkapan serta kuncian.
v
KATA PENGANTARPenulis mengucapakan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapattersusun dan terselesaikan sebagaimana mestinya. Salawat dan salam kepada NabiBesar Muhammad SAW, yang telah menyampaikan risalah sebagai pedomanhidup untuk keselamatan dunia dan akhirat.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratanmemperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu KeolahragaanUniversitas Negeri Padang dengan judul, “Silat Tradisional Kumango DiKecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung”.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan danmasukan pemikiran, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Dalamkesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginyakepada:1. Bapak Prof. Dr. Z. Mawardi Efendi. M.Pd selaku Rektor
UNP yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikanperkuliahan.
2. Bapak Drs. Arsil. M.Pd selaku Dekan Fakultas IlmuKeolahragaan Universitas Negeri Padang.
3. Bapak Drs. Maidarman, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan KepelatihanOlahraga.
4. Bapak Drs. Afrizal S, M.Pd dan Drs.Suwirman, M.Pd. selaku Pembimbing Idan Pembimbing II yang telah memberikan masukan dan arahan dalampengolahan dan penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Maidarman. M.Pd , Donie, S.Pd, M.Pd danRoma Irawan, S. Pd, M.Pd selaku tim penguji yang sudah banyak sekalimemberikan saran dan keritikan demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Kakak - kakak, Adek – adek dan teman – teman yang telahmemotivasi dan membantu dalam peneyelesaian penyusunan skripsi ini.
Semoga bantuan, bimbingan dan petunjuk Bapak/ Ibuk, dan teman-temanyang telah berikan, menjadi amal ibadah dan mendapat balasan yang berlipatganda dari Allah SWT. Amin ya Rabbal ‘Alamiin. Akhirnya penulis menyadaribahwa penulisan skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan jauh dari sempurna.Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dansaran yang bersifat membangun dari semua pihak. Mudah-mudahan skripsi inibermanfaat bagi kita semua baik sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Padang, Mei 2012
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii
ABSTRAK .............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 3
C. Batasan Masalah………………………………………………….. 4
D. Rumusan Masalah………………………………………………… 4
E. Tujuan Penelitian…………………………………………………. 5
F. Manfaat penelitian………………………………………………... 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teoritis
1. Hakikat Pencak Silat…………………………………………… 7
2. Hakikat Silat Tradisonal………………………………………... 8
3. Sejarah…………………………………………………………. 9
vii
4. Persyaratan Belajar Silat Tradisional……………………………. 12
5. Gerakan Inti…………………………………………………….. 13
B. Kerangka Konseptual………………………………………………. 14
C. Pertanyaan Penelitian………………………………………………. 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………………………………………………………. 16
B. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………. 16
C. Informan Penelitian…………………………………………………. 17
D. Jenis dan Sumber Data………………………………………………. 17
E. Instrumen Penelitian………………………………………………… 18
F. Teknik Analisa Data………………………………………………… 18
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Silat Tradisional……………………………………………… 20
B. Persyaratan Belajar Silat Tradisional Kumango……………………….. 21
C. Bentuk Gerakan Pokok Silat Tradisional Kumango……………………. 23
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………….. 37
B. Saran…………………………………………………………………. 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka konseptual………………………………………………. 19
2. Langkah tuo 1……………………………………………………… 26
3. Langkah tuo 2……………………………………………………… 26
4. Pelaksanaan cakak…………………………………………………. 27
5. Sambut cakak………………………………………………………. 27
6. Tangkisan pisau……………………………………………………. 28
7. Sambut pisau………………………………………………………. 28
8. Sambut Rambah…………………………………………………… 29
9. Pegangan tangan dan siku pada sambut ramba……………………. 29
10. Sambut cancan……………………………………………………... 30
11. Sambut ampang……………………………………………………. 30
12. Tangkisan ampang…………………………………………………. 31
13. Sambut patah tabu…………………………………………………. 31
14. Patah tabu………………………………………………………….. 32
15. Pola serangan antak siku…………………………………………... 32
16. Sambut dalam antak siku…………………………………………... 33
17. Pola tangkapan sandang…………………………………………… 33
18. Sambut kabek……………………………………………………… 34
19. Kuncian kabek …………………………………………………….. 34
20. Pegangan ucaktangguang…………………………………………... 35
21. Sambut ucak tangguang…………………………………………….. 35
ix
22. Tangkok ucak lapeh…………………………………………………. 36
23. Serangan ucak lapeh ………………………………………………… 36
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Informan …………………………………………….. 40
Lampiran 2 : Pedoman Wawancara …………………………………….. 42
Lampiran 3 : Jawaban Responden ………………………………………. 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan kebudayaan yang
beranekaragam baik adat istiadat, tradisi, dan bahasa yang perlu dipelihara.
Keanekaragaman ini menunjukan bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya
yang kompleks yang tak ternilai harganya dan sebagai cerminkan kepribdian
bangsa. Sebagai bentuk wujud perhatian dan upaya pelestarikan kebudayaan,
pemerintah telah menggariskan dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan
Nasional bab 1 tentang ketentuan umum pasal 1 ayat 2 yang berbunyi :
Keolahragaan Nasional adalah Keolahragaan yang berdasarkanPancasila dan Undang-Undang Republik Indonesia tahun 1945 yangberakar pada nilai-nilai Keolahragaan, Kebudayaan nasional Indonesia,dan tanggap terhadap tuntutan perkembangan Olahraga.
Berdasakan kutipan diatas menunjukan bahwa dalam pelaksanaan
pembangunan nasional sangat berintegrasi dengan pembangunan kebudayaan
bangsa yaitu menciptakan masyarakat yang aman, adil dan makmur. Dari
sekian banyak unsur kebudayaan nasional yang dimiliki bangsa Indonesia
diantaranya adalah pencak silat. Pencak silat adalah seni beladiri bangsa
Indonesia yang telah membudaya secara turun temurun dari nenek moyang
sampai sekarang. Pencak silat selalu berkembang secara kuantitas dan
kuantitas, hal ini dapat dilihat dari banyaknya perguruan pencak silat yang
berkembang diseluruh nusantara bahkan sudah berkembang diberbagai
2
pelosok dunia. Pencak silat merupakan olahraga bela diri tradisional yang
berfungsi sebagai bela diri dari bahaya yang mengancam diri.
Di Sumatera Barat terdapat berbagai aliran silat yang sudah lama
berkembang. Salah satunya silat tradisional Kumango yang terdapat di
Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung. Berdasarkan hasil wawancara
dengan orang tua Silat dan beberapa pemuka masyarakat setempat, dahulunya
silat tradisional Kumango berkembang dengan baik di Kecamatan Kupitan,
bahkan sampai ke jorong-jorong.
Didalam kehidupan masyaraka Nagari Padang Sibusuk, silat tradisional
Kumango tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk bela diri tetapi juga
berfungsi sebagai pertunjukan seni seperti memperingati hari Kemerdekaan 17
Agustus, acara perkawinan, acara sunah rasul, dan lain-lain.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa silat tradisional
Kumango kaya dengan nilai-nilai budaya dan bermanfaat bagi perwujudan
manusia yang berkepribadian, berahklak mulia dan beriman kepada Tuhan
yang Maha Esa. Dengan demikian sewajarnya silat tradisional Kumango ini
dilestarikan dan dikembangkan agar senantiasa tetap terjaga sebagai
kebudayaan yang ada dinagari Padang Sibusuk Kecamatan Kupitan
Kabupaten Sijunjung.
Fenomena yang terjadi dilapangan saat ini silat tradisional Kumango
berangsur hilang dari tradisi masyarakat Nagari Padang Sibusuk, seperti
minimnya pengetahuan dan motivasi pemuda-pemuda Nagari Padang Sibusuk
untuk mempelajari silat Kumango sehingga minat pemuda-pemuda Nagari
3
Padang sibusuk untuk berlatih rendah, selanjutnya tempat dan pelatih juga
silat Kumango sudah sulit ditemukan, bahkan cerita-cerita tentang asal-usul
silat tradisional Kumango ini telah berkurang di tengah-tengah masyarakat,
rendahnya peranan pemerintah dan masyarakat dalam memperkenalkan silat
tradisional Kumango pada pemuda, pengaruh perkembangan zaman yang
semakin modren dimana pemuda lebih tertarik pada media-media elektronik
yang menyediakan permainan yang lebih menarik dari pada silat Kumango
serta faktor ekonomi yang yang semakin meningkat sehingga masyarakat
lebih fokus dalam pemenuhan kebutuhannya hal ini mengakibatkan perhatian
masyarakat menjadi kurang terhadap perkembangan silat Kumango.
Berdasarkan kenyataan tersebut, silat tradisional Kumango perlu
wadah pelestarian yang tepat, agar dapat dipertahankan dan dikembangkan di
tengah masyarakat. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Pencak Silat Kumango. Sehingga penulis dapat
memperkenalkan, mempelajari, serta dapat memelihara kelestarian silat
Kumango ditenga-tengah masyarakat, khususnya pada pemuda-pemuda di
Nagari Padang Sibusuk Sijunjung.
B. Identifikasi Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas dapat
didefinisikan masalah sebagai berikut:
1. Sejarah silat tradisional Kumango
2. Silat tradisional Kumango saat ini tidak lagi berkembang dimasyarakat
4
3. Peran masyarakat dalam mengangkat silat tradisional Kumango agar dapat
berkembang
4. Minat masyarakat dalam mempelajari silat tradisional Kumango tersebut ?
5. Upaya para guru-guru silat dalam mempertahankan silat tradisional
Kumango
6. Metode yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan silat tradisional
Kumango
7. Peranan pemerintah daerah dalam perkembangan silat tradisional
Kumango
8. Persyaratan belajar silat tradisional Kumango
9. Bentuk gerakan pokok silat tradisional Kumango
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini dibatasi
dalam:
1. Sejarah silat tradisional Kumango di Kecamatan Kupitan Kabupaten
Sijunjung
2. Persyaratan belajar silat tradisional Kumango di Kecamatan Kupitan
Kabupaten Sijunjung
3. Bentuk gerakan pokok silat tradisional Kumango di Kecamatan Kupitan
Kabupaten Sijunjung
5
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi, pembatasan masalah,
maka secara spesifik dapat dikemukakan rumusan masalah yang diteliti
sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah silat Kumango ?
2. Apa saja persyaratan belajar silat Kumango ?
3. Apa saja bentuk-bentuk gerakan pokok silat Kumango ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan
penjelasan atau informasi yaitu tentang :
1. Sejarah atau asal-usul silat tradisional Kumango
2. Persyaratan belajar silat tradisional Kumango
3. Bentuk gerakan pokok silat tradisional Kumango
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dalam
mengembangkan pencak silat tradisional yang ada di Indonesia, yaitu:
1. Memberikan sumbangan dalam melengkapi dan memperkaya hasil karya
ilmiah, terutama dibidang pencak silat tradisional
2. Bagi pemerintah daerah setempat, sebagai masukan dalam
mengembangkan kembali silat tradisional Kumango
3. Bagi masyarakat, sebagai pedoman dalam memotivasi diri untuk
mempelajari silat tradisional Kumango
6
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan
keolahragaan tradisional dan sebagai pedoman nantinya untuk
mengembangkan lebih jauh silat tradisional Kumango
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teoritis
1. Hakikat Pencak Silat
Pencak silat adalah nama seni bela diri bangsa indonesia, pencak silat
merupakan dua kata yang telah di gabungkan dari kata pencak dan silat di
beberapa daerah di Jawa lazim digunakan nama pencak. Sebagaimana
Suwirman (2006:8) mengatakan bahwa:
pencak mempunyai pengertian gerak dasar beladiri yang terikat padaperaturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan. Silatmempunyai pengertian sebagai gerak beladiri yang sempurna yangbersumber kepada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diriatau kesejahteraan bersama menghindarkan diri atau bala ataubencana (perampok, penyakit, tenung, dan segala sesuatu yang jahatatau merugikan masyarakat).
Selanjutnya Lazib dalam Jusni (1995:10), menjelaskan pencak dan silat
sebagai berikut:
(a). Pencak adalah gerakan serang bela yang berupa tari dan beriramadengan peraturan adat kesopanan tertentu, yang biasanya untukpertunjukan umum; (b). Silat adalah intisari dari pencak, untukperkelahian membela diri mati – matian yang tidak dapatdipertunjukan di depan umum.
Berdasarkan kutipan-kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa kata
pencak dan silat merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan erat
untuk membentuk gerak dasar dan seni beladiri yang sempurna bertujuan
untuk keselamatan diri, kesejahteraan bersama dan untuk menghindarkan
diri dari segala malapetaka.
8
Kemudian Suwirman (2005:3) menjelaskan beberapa aspek yang
terkandung dalam pencak silat, yaitu: olahraga, seni, beladiri dan sarana
pembinaan mental spiritual”.
Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa pencak silat
dalam perwujudannya pada masyarakat indonesia, berperan dan berfungsi
sebagai olahraga, seni, beladiri, dan sebagai sarana pembinaan mental
spiritual bangsa indonesia. Peran dan fungsi ini telah membudaya dan
berkembang sejalan dengan pembangunan masyarakat indonesia.
2. Hakikat Silat Tradisional
Silat mempunyai pengertian sebagai gerak bela diri yang sempurna
dan bersumber pada kerohanian yang suci murni, menggunakan keselamatan
diri atau kesejahteraan bersama menghindarkan diri dari bencana
(perampokan, penyakit dan segala sesuatu yang jahat atau merugikan
masyarakat).
Sumatera Barat yang lebih dikenal dengan nama silat, seperti yang
dijelaskan oleh Efendi(2006:8)
Silat merupakan olahraga tradisional yang telah turun menurun didaerah sumatera barat, dalam pengangkatan raja-raja, penghulu-penghulu an keramaian anak nagari lainnya, maka silat ditampilkandalam bentuk corak kesenian dimana diperlihatkan bunga-bunga silatyang dilahirkan dalam bentuk gerak seperti tari piring, tari babuai,tari rantak, dan lain-lain.
Sejalan dengan itu Lazib dalam Zainal (2006:10) menjelaskan: “silat
adalah intisari dari pencak, untuk membela diri mati-matian yang tidak
dapat dipertunjukan didepan umum”.
9
Berdasakan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa silat dapat
ditampilkan dalam seni pertunjukan seperti tari piring , randai dan lain -
lain yang akan memperlihatkan bunga-bunga silat. Kemudian silat
tradisional merupakan jenis bela diri yang masih bersifat tradisional belum
pernah terpengaruh oleh budaya asing dan membudaya secara turun-
temurun di Indonesia. Selanjutnya kedua pendapat ini menjelaskan bahwa
silat yang masih bersifat tradisional ini ada yang dapat ditampilkan
didepan umum dan ada yang tidak, silat yang tidak dapat ditampilkan
didepan umum adalah bunga-bunga silat yang berupa jenis permainan dari
pencak yang menampilkan gerakan sedangkan silat adalah intisari dari
pencak yang bersifat beladiri yang tidak dapat ditampilkan didepan umum.
Kemudian menurut Suwirman (1999:1) bahwa:
pencak silat merupakan salah satu olahraga tradisional yang tumbuhdan berkembang di Indonesia disamping itu, pencak silat jugamerupakan beladiri yang telah dibudayakan dan dikembangkan olehnenek moyang bangsa Indonesia dan tersebar diseluruh pelosok tanahair, bukti telah berkembang di mancanegara.
Berdasarkan pendapat diatas menjelaskan bahwa pencak silat
merupakan salah satu jenis bela diri tradisional yang telah dibudayakan dan
dikembangkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia.
3. Sejarah
Sejarah adalah ilmu yang menceritakan tentang kejadian-kejadian yang
terjadi di masa lampau yang dapat dibuktikan dengan benda-benda
bersejarah atau pelaku sejarah itu sendiri, misalnya: sejarah tentang
10
perjuangan kemerdekaan Indonesia, sejarah kerajaan Minangkabau dan
sejarah perkembangan pencak silat.
Menurut W.H Fredirick dan Socri Suroto dalam Darwis (1999:2)
menjelaskan bahwa: ”istilah sejarah diambil dari bahasa arab, syajara, atau
syanjaratun berarti pohon; syanjarah an-nasab berarti pohon silsilah asal-
usul, keturunan kemudian berkembang kata syajarah dalam bahasa melayu,
dan akhirnya menjadi kata syajarah dalam bahasa Indonesia ”. Kemudian
Ghazaiba dan Bertons dalam Hariyano (1995:51) menjelaskan istilah sejarah
“sejarah berasal dari bahasa arab syajarah, mempunyai arti pohon atau
silsilah, badad, tarikh, legenda, dan sebagainya”.
Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah
riwayat masa lampau, suatu riwayat yang menjelaskan asal dan proses suatu
peristiwa. Dengan demikian sejarah merupakan taksiran suatu upaya
pemikiran manusia dengan kekuatan dan kelemahannya masa tidak bisa
dihindarkan lagi, tetapi sejarah pemikiran sejarah pemikiran yang digunakan
manusia untuk mengerti diri dalam kerangka waktu, sama sekali tidak bisa
dimatikan, maka istilah sejarah adalah sebagai gambaran silsilah atau
keturunan salah satu bentuknya adalah silsilah yang menggambarkan asal-
usul seorang penguasa.
Berdasarkan pendapat mengenai pengertian sejarah Abdul Kiram dan
Yeyen Kiram (2003:1) menyimpulkan pengertian sejarah sebagai berikut:
“sejarah adalah merupakan perhatian segala bangsa atau manusia.Dimana dalam perjalanan hidupnya dari masa ke masa penuh denganperjuangan dalam pengertian luas, yang memuat tidak hanyakeberhasilan namun juga kegagalan yang bermanfaat tidak hanya
11
untuk dirinya sendiri, namun juga bagi masyarakat luas sesudahnya,hingga tempo yang tidak terbatas”.
Sejalan dengan itu Iim Imanudin, S.S (2004:1) juga menjelaskan:
sejarah merupakan disiplin ilmu yang dinamis terus mengalamiperkembangan, baik menyangkut sisi metode maupun metode baginya,sejarah baru dengan genrenya sejarah struktural menggunakanpendekatan Dari berbagai dimensi yang dikenal denganpendekatanilmu sosial lain, seperti sosiologi, antropologi, ekonomi,politik, hukum, arkeologi, dan sebagainya.
Berdasarkan pendapat diatas menjelaskan bahwa sejarah merupakan
salah satu kejadian pernah dialami oleh seseorang dimasa yang lalu yang
harus diperhatikan oleh setiap bangsa. ilmu sejarah merupakan ilmu yang
dinamis berkembang sesuai dengan perkembangan zaman ilmu sejarah
menggunakan pendekatan dengan ilmu sosial seperti ilmu sosiologi
,antropologi, ekonomi, politik hukum dan sebagainya. Selanjutnya menurut
Iskandar (1992:3) menjelaskan bahwa:
sejarah adalah segala kejadian yang ada hubungannya dengan kegiatanmanusia, sedemikian rupa sehingga berpengaruh pada kehidupansosial ekonomi, politik dan kebudayaan serta berkembang sesuaidengan keadaan tempat dan waktu. Setiap gerak sejarah selalumempunyai perkembangan.
Sehubungan dengan hal diatas Suwirman (2006:1) menjelaskan
bahwa:
pencak silat merupakan salah satu jenis bela diri yang sudah tuaumurnya. Namun dari berbagai literatur yang tersedia tidak dapatdipastikan dari mana asalnya,kapan dan siapa yang menciptakannya.Oleh karena itu, sesuai dengan naluri dan kebutuhan hidup manusiayangcenderung untuk mempertahankan diri dari berbagai ancamanyang berasal dari lingkungannya , maka sejarah perkembangan pencaksilat akan dihubungkan dengan perkembangan sejarah manusia.
12
Berdasarkan kutipan diatas dapat dijelaskan adanya saling
berhubungan antara sederet kejadian-kejadian sejarah, yang mana deretan
tersebut sejajar menurut skala waktu. Kejadian sejarah tidak hanya terjadi
pada seorang dan satu tempat saja, akan tetapi selalu terjadi akibat adanya
saling hubungan antara sesama manusia, kemudian dapat diperluas antar
daerah bahkan antar Negara. ketiga faktor sejarah yaitu faktor manusia,
faktor tempat, dan faktor waktu, harus ada secara keseluruhan dan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Pencak silat merupakan salah satu sejarah
yang sudah tua umurnya yang bersifat bela diri dan merupakan warisan
peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia, maka sejarah pencak silat
sejarah pencak silat tradisional kumango dapat dihubungkan dengan
perkembangan sejarah manusia yang berada di Padang sibusuk.
4. Persyaratan Belajar Silat Tradisional
Dalam penerimaan anak sasian (murid) dalam belajar silat ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang anak sasian (murid).
Persyaratan tersebut sangat tergantung kepada guru-guru silat itu sendiri.
Menurut Neldi (1986:29) menyatakan bahwa: “sebelum belajar silat, terlebih
dahulu murid-murid harus menyediakan beberapa persyaratan yang
diserahkan kepada guru”. Selanjutnya Zainal (2006:22) menjelaskan bahwa :
“pada saat mendaftar atau saat belajar silat, seorang anak sasian (murid)
harus memenuhi beberapa persyaratan yang harus diserahkan kepada guru
pada hari pertama belajar silat”.
13
Berdasarkan kutipan tersebut disimpulkan bahwa dalam mempelajari
silat, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi oleh anak sasian, baik
persyaratan untuk diri sendiri maupun persyaratan menjadi murid.
Persyaratan dalam belajar silat adalah merupakan alah satu sarat harus
dipenuhi oleh seorang murid yang akan diserahkan kepada guru sebagai
anak latihan. Setiap persyaratan yang diserahkan mempunyai arti dan makna
tersendiri, tergantung pada masing-masing aliran silat itu sendiri.
5. Gerak Inti
Menurut Kiram (1999:9) bahwa: ”gerak adalah sebagai perubahan
tempat, posisi dan kecepatan tubuh manusia yang terbagi dalam suatu
dimensi, ruang, waktu, dan kecepatan tubuh manusia yang terbagi dalam
dimensi, ruang, waktu, dan dapat diamati secara objektif ”. Kemudian Kiram
(1992:1) menjelaskan gerakan merupakan sesuatu yang ditampilkan oleh
manusia secara nyata dan dapat diamati. Namun manusia yang
melatarbelakangi suatu gerak yang ditampilkan dalam suatu perbuatan yang
nyata dalam suatu unjuk kerja, sangat beranekaragam sesuai dengan hakekat
keberadaan dan kebutuhan manusia yang penuh perbedaan. Sejalan dengan
itu Suwirman (2006:14) menyatakan bahwa: “sebagai tahap awal dalam
mepelajari pencak silat, berbagai sikap dan gerak dasar perlu dipahami dan
dimantapkan. Dengan memahami dan mengusai sikap gerak dasar yang
baik, maka akan memudahkan dalam mempelajari dan melakukan gerakan
pembelaan dan serangan “.
14
Berdasarkan kutipan ini menjelaskan bahwa gerak dibutuhkan manusia
untuk bekerja dan mempertahankan kehidupannya dari ancaman yang
datang dari lingkungannya. Kemampuan gerak manusia sulit untuk
mendapatkan kelangsungan hidup. Gerak merupakan suatu kenyataan yang
ditemui dalam kehidupan sehari-hari, bahwa melalui gerak manusia
berusaha untuk meraih sesuatu sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan yang
menyangkut dengan kebutuhan kehidupannya seperti bekerja dan
mempertahankan hidup dari ancaman yang datang dari lingkunganya. Tanpa
gerak manusia sulit untuk melangsungkan kehidupannya didunia ini. Dalam
belajar keterampilan pencak silat, gerak merupakan hal utama yang dimiliki
seseorang, keterampilan gerak yang dituntut dalam pencak silat ini adalah
gerak pokok dari gerakanya, pola langkah dan teknik penampilan gerak yang
khas.
B. Kerangka Konseptual
Di dalam mengembangkan suatu silat tradisional Kumango perlu
adanya variabel – variabel yang sesuai dengan pembahasan masalah dan
kajian teori yang dapat di jelaskan secara konseptual variabel tersebut terdiri
dari:
15
Gambar 1. Kerangka Konseptual
C. Pertanyaan Penelitian
1. Dari manakah asal-usul silat tradisional Kumango tersebut?
2. Apa saja persyaratan belajar silat tradisional Kumango tersebut?
3.Bagaimanakah bentuk gerakan pokok silat tradisional Kumango tersebut?
Sejarah SilatKumango
BentukGerak
PersyaratanBelajar
Pencak Silat KumangoKecamatan Kupitan
Sijunjung
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti maka penelitian ini
termasuk penelitian kualitatif. Seperti yang dikemukakan oleh Riduan (2000)
menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu bentuk penelitian yang
berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau
berupa kata-kata dan biasanya didapat dari wawancara. Sehubungan dengan
pendapat di atas, maka pada penelitian ini mengungkapkan tentang
sejarah/asal-usul,persyaratan belajar silat dan bentuk gerak pokok silat
tradisional Kumango di Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung.
B. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kupitan Kabupaten
Sijunjung Kabupaten Sijunjung. Yang dimulai dari tanggal 12 november s/d 25
januari. Alasan peneliti memilih Kecamatan Kupitan karena daerah tersebut
mudah ditempuh dengan tranformasi darat, tempat yang dekat dengan
perkotaan, dan peneliti sudah mengetahui bagaimana keadaan daerah ini,
karena merupakan tempat kelahiran peneliti. Sehingga dapat mempermudah
dalam meneliti silat tradisional Kumango.
17
C. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini terdiri atas Lima informan, yaitu satu
informan kunci. Tiga informan utama dan satu informan tambahan, informan
kunci berfungsi sebagai sumber untuk menentukan informan utama dan
tambahan. Informan kunci yang digunakan adalah guru silat kumango yang
masih hidup di kecamatan kupitan. Informan utama berfungsi sebagai sumber
data utama dalam penelitian. Di dalam pelaksanaannya informan utama dibantu
oleh informan tambahan yang berfungsi sebagai pengoreksi.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis
Jenis data penelitian ini adalah jenis data primer yang diperoleh
dari informan dari hasil wawancara dan observasi partisipan. Diharapkan
dengan data tersebut dapat mengungkapkan tentang sejarah atau asal-usul,
persyaratan belajar silat, dan bentuk gerakan pokok silat tradisional
Kumango di Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung.
2. Sumber data
Berdasarkan jenis data yang diperoleh, maka yang menjadi sumber
data penelitian ini adalah para pemuka masyarakat , guru-guru silat dan
anak sasian(murid) yang dikumpulkan melalui wawancara dan observasi
partisipas
E. Instrumen Penelitian
Oleh karena tujuan penelitian ini untuk menggambarkan dan
menungkapkan tentang silat tradisional di Kecamatan Kupitan, maka data
18
yang di kumpulkan menggunakan pedoman wawancara dan observasi
partisipasi.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisa sesuai dengan tujuan dan pernyataan
penelitian, yaitu melalui analisis deskriptif yang digunakan untuk melihat,
meninjau, mengamati dan mengungkapkan apa adanya pada saat penelitian
dilakukan (Arikunto,1990).
G. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari pendapat yang berbeda-beda terhadap istilah-istilah
yang digunakan dalam penulisan ini, maka perlu dijelaskan agar tidak terjadi
salah penafsiran dari pembaca. Istilah yang dimaksud adalah:
1. Olahraga tradisional adalah olahraga yang berkembang secara turun
temurun yang masih mempertahankan khasnya dan cirri-cirinya yang asli
serta belum banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan asing (Benson
dalam Putra, 2005:9). Olahraga tradisional yang dimaksud adalah silat
tradisioanal Kumango di Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung
2. Perkembangan adalah menjadi berkembang, maju dan sempurna (W.J.S.
Poerwadarminta dalam Putra, 2005:9). Perkembangan yang dimaksud
adalah silat tradisional silat tradisional Kumango di Kecamatan Kupitan
Kabupaten Sijunjung
3. Pembinaan adalah setiap usaha meningkatkan serta usaha meningkatkan
suatu kegiatan. Pembinaan yang dimaksud adalah silat tradisional
Kumango di Kecamatan Kutipan Kabupaten Sijunjung
19
4. Sasaran adalah tempat berlatih ( gelanggang ). Sasaran silat ialah tempat
berlatih silat
5. Guru adalah orang yang kerjanya mengajar (W.J.S. Poerwadarminta dalam
Putra, 2005:10). Guru silat ialah orang yang mengajar di perguruan silat.
6. Anak Sasian adalah murid ( W.J.S. Poerwadarminta dalam Putra, 2005:10)
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini dikemukakan hasil penelitian mengenai Silat tradisional
Kumango di Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung. Hasil penelitian ini
berdasarkan temuan yang di peroleh dari hasil observasi dan wawancara lapangan.
Hasil penelitian berupa sejarah silat Kumango, persyaratan dalam belajar silat
Kumango, dan bentuk gerakan-gerakan pokok Silat tradisional Kumango di
Kecamatan Kuipitan, Kabupaten Sijunjung.
1. Sejarah Silat tradisional Silat tradisional Kumango
Pada tahun 1938, Silat Kumango dibawa pertama kali dibawa ke Nagari
Padang Sibusuk oleh Rajo Age Ojuang Sati, beliau belajar silat ini dengan gurunya
yang bernama Muhammad Ali yang berasal dari daerah Medan, Sumatera utara,
sedangkan Muhammad Ali belajar silat kumango dari Syekh Abdurrahman Al-
Khalidi. Sekian lama Rajo Age Ojuang Sati merantau sepakat ingin pulang ke
kampung halamannya, setibanya di kampung halaman Padang Sibusuk, mulailah
Rajo Age Ojuang Sati mendirikan sasaran Silat dan mengajarkan silat kepada
masyarakat di Nagari Padang Sibusuk, sejak di bukanya sasaran Silat di Padang
Sibusuk mulailah pengembangan Silat Kumango. Pada tahun 1963 lanjut Rajo Age
Ojuang Sati berpulang ke rahmatullah. Murid-murid beliau antara lain Ompang
jalismi, Sutan Sandaro, Malin Ameh, Rajo Gobah, sedangkan murid beliau yang
aktif mengembangkan Silat Kumango di Nagari Padang Sibusuk adalah Ompang
21
Jalismi. Hal ini kerena Ompang Jalismi yang bermukim di Nagari Padang Sibusuk
sedangkan muridnya yang lain pergi merantau.
Pada tahun 1963-1988 Ompang Jalismi yang menjadi generasi penerus
sekaligus pelatih Silat Kumango Di Padang Sibusuk saat itulah masa jayanya dan
berkembangnya silat kumango hampir seluruh anak muda di padang sibusuk balajar
silat kumango. Menurut Ompang Jalismi secara keseluruhan Silat tradisional
Kumango ini berkembang dengan pesat pada tahun 1943 s/d 1988, karena pada saat
itu penduduk Padang Sibusuk beranggapan setiap anak laki-laki haruslah pandai Silat,
bagi anak laki laki yang tidak mau belajar Silat akan merasa tersisihkan di
masyarakat.
Sejak tahun 1988 masyarakat Padang Sibusuk mulai kurang belajar Pencak
Silat Kumango. Hal ini terjadi karena berbagai faktor diantaranya kemajuan
teknologi, adanya jaminan keamanan dari pemerintah, dan banyaknya masyarakat
pendatang dan menetap di Padang Sibusuk, remaja Padang Sibusuk kurang berminat
untuk belajar Pencak Silat dan bahkan adat istiadat atau tradisi di Padang Sibusuk
sehingga silat Kumango ini berangsur hilang di tengatengah masyarakat Padang
Sibusuk.
2. Persyaratan Belajar Silat Kumango
Berdasarkan informasi yang didapat dalam penelitian ini menyatakan
bahwa dalam penerimaan anak sasian (murid), tidak terdapat pembatasan bagi
anak sasian (murid) untuk mempelajari silat ini, anak sasian (murid) dapat
diterima dari seluruh lapisan masyarakat dengan tidak memandang latar belakang
ekonominya, pendidikan, dan sukunya. persyaratan utama untuk belajar Silat
22
tradisional Kumango ini adalah murid yang sudah baliq (berakal), adanya
kemauan, mempunyai fisik dan mental yang sehat dan kuat.
Selain syarat utama ada persyaratan lain yang harus dipenuhi loeh anak
sasian saat mendaftar yang diserahkan kepada guru pada hari pertama belajar silat.
Persyaratan tersebut sudah sudah ketetapan dalam aliran Silat tradisional
Kumango, saat seseorang ingin belajar silat tersebut. Adapun syarat tersebut
sebagai berikut :
a. Ayam satu ekor
b. Kain putih sekabung
c. Pisau
d. Sisir
e. Cermin
Menurut informasi semua persyaratan tersebut diatas, mengandung makna
tertentu dalam aliran silat tradisional Kumango ini.
a. Ayam satu ekor
Mengadakan selamatan, selamatan disini artinya pembuka dengan
menyembelih ayam untuk mendarahi sasaran dan makan do’a selamat, kemudian
makan bersama-sama saat memulai latihan. Selamatan ini adalah supaya
didalam belajar kita dapat dilindungi allah SWT, sehingga terhindar dari bahaya
yang nantinya dapat mengganggu dalam belajar Silat tradisional Kumango.
b. Kain putih sekabung
Kain putih sekabung maknanya adalah keputihan dan bersih jiwanya saat
belajar Silat tradisional Kumango, dengan kata lain murid itu benar-benar ingin
23
menuntut ilmu tanpa mempunyai niat-niat tertentu untuk kejahatan. Demikian
juga ilmu yang diajarkan ini diibaratkan sebagai kain putih bersih yang harus
dijaga oleh murid agar jangan sampai dikotori oleh perbuatan yang tercela dan
anak sasian harus pandai-pandai menggunakanya di tengah-tengah masyarakat.
c. Pisau
Pisau maknanya supaya berkat ilmu yang didapat dan tajam sehingga
melekat didirinya ilmu Silat tradisional Kumango yang dipelajari.
d. Sisir
Sisir mempunyai makna setelah mempelajari silat kumango digunakan
sebaiknya dan licin ketika bersilat
e. Cermin
Cermin dipergunakan untuk melihat dan berkaca, ketika memainkan silat
tradisional kumango ini bisa dilihat dan ditonton oleh orang banyak, jadi silat
tradisional kumango bisa di lihat oleh orang banyak.
3. Bentuk Gerakan Pokok Silat Tradisional Kumango
Dalam Silat Kumango ada beberapa tingkatan pelajaran. Mulai dari
”BATANG” yang berupa gerak-gerak pokok atau gerak dasar yang harus
dikuasai secara tuntas (mahir) oleh pesilat. Batang inilah nanti yang menjadi
dasar dari segala gerakan selanjutnya, gerakan itu antara lain pecahan pertama
dan kedua, serta galuik. Pelajaran mengenai batang ini sangat penting karena
tanpa penguasaan gerak-gerak dasar ini tingkatan-tingkatan lanjutan tidak dapat
dikuasai.
24
Ada dua belas macam gerak dasar dalam Silat Kumango, yang dalam
dunia persilatan sering disebut dengan jurus. Penulis tidak menggunakan istilah
jurus untuk kedua belas gerakan tersebut karena dalam pengertian penulis, jurus
adalah satu atau beberapa gerakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, baik
menyerang maupun menangkis. Dalam silat kumango jurus dalam pengertian
seperti itu tidak hanya dua belas. Kedua belas gerakan ini masih dapat
berkembang menjadi beberapa gerakan dalam bentuk lain.
Kedua belas gerakan ini sudah merupakan bentuk baku, dalam arti tidak
boleh ditambah atau dikurangi. Ini tidak berarti bahwa silat ini tidak berkembang.
Sebagai hasil budaya silat tentu saja akan berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman. Namun perubahan tentu saja tidak merombak sendi-sendi
dasarnya. Pada silat kumango ini ada suatu wadah untuk menerima perubahan-
perubahan yang dilafazkan dalam ungkapan ”cancang talandeh jadi ukia”. Setiap
gerakan itu dapat saja berubah sesuai dengan kondisi dan situasi, misalnya dalam
kondisi dan situasi tertentu gerakan pertama dapat berubah menjadi gerakan
kelima dan sebagainya. Kedua belas gerakan dasar tersebut antara lain: (1)
Langkah tuo, (2) Cakak, (3) Pisau, (4) Rambah, (5) Cancang, (6) Ampang, (7)
Paatah tabu, (8) Antak siku, (9) Sandang, (10) Kabek, (11) Ucak tangguang, (12)
Ucak lapeh
Selain dari langkah tuo semuanya adalah nama-nama dari gerakan
serang-bela, dan dalam hal ini lebih dititik beratkan pada belaan (sambuik).
Istilah- istilah itu ada yang berdasarkan serangan dan ada pula yang berdasarkan
belaan atau tangkisannya (sambuik). Ada satu hal yang perlu dijelaskan di sini,
25
bahwa mungkin saja gerakan-gerakan dalam silat ini sama bentuknya dengan
silat lain. Hal itu adalah sesuatu yang lumrah juga terjadi karena silat adalah hasil
akal budi manusia yang mempunyai induk budaya yang sama.
Silat di Minangkabau didasari oleh akar budaya yang sama. Namun
demikian perlu pula diingatkan bahwa suatu gerakan yang serupa dalam aliran
silat yang berbeda secara lahiriah tidak berarti sama dalam hakekat dan tujuan,
dan karenanya tidak dapat dijadikan dasar untuk menyamaratakan atau sebagai
dasar untuk menyatakan adanya percampuran antara silat yang satu dengan yang
lainya. Apalagi untuk menuduh bahwa silat yang satu mengambil gerakan silat
yang lainya. Harus dibuktikan benar tidaknya, sebab yang serupa itu belum tentu
sama “tahu dirupo urang mancaliak, tidak di raso urang mamakan”. Bentuk
gerakan dan penjelasan dari setiap gerakan tersebut satu persatu.
1. Langkah Tuo
Gerakan ini merupakan unsur terpenting dalam Silat tradisional kumango,
ia merupakan dasar dari semua gerakan yang ada. Ada satu hukum yang berlaku
dalam Silat ini” mati jo langkah, iduik jo langkah”. Artinya semua gerakan dalam
silatbaik menyerang, menangkis, mengunci dan membuka kuncian haruslah
dengan langkah, misalnya mati langkah satu iduik langkah duo, mati di langkah
duoiduk ka langkah tigo begitu seterusnya.
26
Gambar 1:
Dalam posisi ini kedua pesilatmelakukan gerakan menarik kaki kanankebelakang, kedua lutut di bengkokkanatau di patahakan, badan turun sedikitdengan posisi tetap tegak lurus. Kepaldipalingkan sedikit ke kiri tangan kiridikepalkan dan siku di bengkokkan,kepalan sejajar dengan bahu kiri, tangankanan dikepalkan berada didepan perutatau dada.
Gambar 1 : Langkah Tuo 1.
Gambar 2 :
Dengan bersumbu pada tumit kiri danujung jari kaki kanan badan di putar (di gelek) ke kiri. Tangan kanan dan jariterbuka dimajukan ke depan melaluibawah lengan kiri, tangan kiri di tarikke depan dada atau perut hingga bahukanan menghadap lawan.
Gambar 2 : Langkah Tuo 2.
2. Cakak
Suatu serangan agar mencapai sasaranya haruslah menggunakan gerakan-
gerakan tertentu yang dapat juga di katakan sebagai hukum menyerang. Gerakan
ini harus dilakukan penuh perhitungan terhadap segala kemungkinan yang akan
terjadi “basiang sabalun tumbuah, malantai sabalun luluih”
27
Gambar 3 :
Posisi pesialat A adalah menyerangdengan tinju kanan diarahkan kekepala dan kaki kana menendang kearah perut, sedangkan pesilat B menantiserangan.
Gambar 3 : Pelaksanaan Cakak
Gambar 4 :
Posisi pesilat A menangkap dengantangan kiri dan memilin ( memutar )pergelangan tangan dengan erat,sedangkan pesilat B melakukanserangan berusaha melepaskan tanganyang ditangkap.
Gambar 4 : Sambut Cakak ( Pilin )
28
3. Pisau
Serangan pisau adah serangan yang diarahakan ke perut atau ke dada.
Gambar 5 :
Posisi pesilat A melakukan serangpisau dengan tangan kanan mengarahkedada lawan, sedangkan kaki kananmenendang dengan arah sasaran perut.Posisi pesilat B menangkis seranganpisau dengan tangan kanan, sedangkansiku kiri menangkis tendangan kaki.
Gambar 5 : Tangkisan Pisau.
Gambar 6 :
Posisi pesilat A menangkap danmemilin tangan, menekan siku lawan.Posisi pesilat B berusaha melepaskantangan yang di pilin lawan.
Gambar 6 : Sambut Pisau
29
4. Rambah
Rambah adalah suatu bentuk serangan dengan menggunakan sisi telapak
tangan yang daerah sasaranya adalah leher.
Gambar 7 :
Posisi pesilat A melakukan tangkapandari luar serangan dengan menagkapkepala dari samping dengan tangankiri dan tangan kana siap merambahleher lawan. Posisi pesilat Bmelakukan serangan tangan kedepandan bersiap melakukan pelepasanserangan lawan.
Gambar 7 : Sambut Rambah
Gambar 8 :
Posisi pesilat A melakukan serangandengan menggunakan sisi telapaktangan kanan ( rambah ).Posisi pesilatB menangkap serangan denganmemilin (memutar) tangan lawan.
Gambar 8 : Pegangan tangan dan siku pada sambut rambah.
30
5. Cancang
Cancang adalah semacam serangan dengan telapak tangan.
Gambar 9 :
Pesilat A menghindari seranganlawanyang berusaha menyerangkepala dengan menangka tanganlawan.
Gambar 9 : Sambut Cancang
6. Ampang
Serangan ini samapa polanya dengan cakak.Gambar 10 :
Posisi pesilat A menyambut seranganyang di arahkan lawan kearah kepala.Posisi pesilat B mengarahkan pukulancancang kearah kepala dan berhasil ditangkap oleh pesilat A.
Gambar 9 : Sambut Ampang
31
Gambar 11 : Tangkisan Ampang
7. Patah Tabu
Serangan maupun sambut patah tabu inisama polanya dengan ampang.
Gambar 12 : Sambut Patah Tabu
Gambar 11 :
Posisi pesilat A melakukan serangandengan tangan kanan dan kakikanan. Posisi pesilat B menyambutserangan dengan tangan kanan dansikut kiri.
Gambar 12 :
Posisi pesilat A menangkapserangan tangan kanan lawandengan posisi tangan kananmengunci pergelangan tanganlawandan tangan kiri berada disiku yang siap untuk di patahkan.Posisi pesilat B melakukanserangan dengan tangan kananmeninju kea rah dada lawan danberusaha melepaskan tangan yangdi tangkap dan siap untuk dipatahkan.
32
Gambar 13 : Patah Tabu
8. Antak Siku
Antak siku yang mempunyai pola serangan dan pola sambut hampir sama
dengan patah tabu.
Gambar 14 : Pola Serangan Antak Siku
Gambar 13 :
Posisi pesilat A melakukanserangan dengan tangan kiri.Posisi pesilat B menangkapserangan memegang pergelangantangan dengan tangan kiri danmenekan siku dengan lutut kananyang siap untuk di patahkan.
Gamabar 14 :
Posisi pesilat A menangkapserangan tangan denganmemegang pergelangan tangandan menarik sedikit ke depan dansiap melakukan serangan dengansiku kearah kepala lawan. Posisipesilat B melakukan serangandengan tangan kanan danmenangkis serangan antak sikulawan.
33
Gambar 15 : Sambut Dalam Antak Siku
9. Sandang
Sandang adalah pembelaaan dengan kekuata bahu.
Gambar 16 : Pola Tangkapan Sandang
Gambar 15 :
Posisi pesilat A menangkapserangan lawan memegangpergelangan tangan di angkatkeatas dengan tangan kiri dantangan kanan berada di bahulawan. Posisi pesilat B dengankeadaan posisi terkunciberusaha untuk melepaskankuncian lawan
Gambar 16 :
Posisi pesilat A melakukanpembelaan dari serangan lawanmemegang telapak tangan lawandengan kedua telapak tangan danmengangkat tangan lawan keatasbahu lawan siap di sandangdengan kekuatan bahu badandorongan badan.
34
10. Kabek
Kabek adalah mengikat atau mengunci hingga lawan tidak bias melakukan
gerakan apapun.
Gambar 17 : Sambut Kabek
Gambar 18: Kuncian Kabek
Gambar 17 :
Posisi pesilat A melakukankuncian tangan kiri memegangpergelangan tangan kananlawan tangan kananmemegang siku dan akanmelakukan tarikan tanganlawan ke belakang sedngkankaki kiri menginjak kaki kiribagian belakang lawan.
Gamabar 18 :
Posisi pesilat A melakukankuncian dari belakangsehingga posisi pesilat Btakabek ( terikat)
35
11. Ucak Tangguang
Ucak tangguang adalah gerakan melempar lawan tetapi tidak dengan
melepaskan lawan dari pegangan.
Gambar 19 : Pegangan Ucak Tangguang
Gambar 20 : Sambut Ucak Tangguang
Gamabar 19 :
Posisi pesilat A menangkapserangan lawan memutartangan ke belakang dengantangan kiri dan memukulrahang lawan dengan tinjukanan.
Gambar 20 :
Pesilat A menangkap serangantinju lawan yang mengarah kedada, menangkap dengan kedua tangan, tangan kanandiatas pergelangan tangankanan lawan dan tangan kirimemegang pergelangan bawahdan siap untuk melemparlawan.
36
12. Ucak Lapeh
Ucak Lapeh adalah gerakan melempar lawan dengan melepaskan lawan dari
pegangan.
Gambar 21 : Tangkok Ucak Lapeh
Gambar 22 : Serangan Ucak Lape
Gambar 21:
Pesilat A menangkapserangan dan memutartangan lawan kebelakangsehingga posisi pesilat Aberada pas di belakangpesilat B.
Gambar 22 :
Pesilat A menagkapserangan lawan dengantangan kiri memegangtangan kanan lawansedangkan tangan kananmencengkram wajahdengan sasaran jari tengahberada dalam matasedangkan ibu jari menekanleher.
37
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian di atas mengenai hasil penelitian yang telah
dilakukan serta pembahasan yang telah di kemukakan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Sejarah silat tradisional kumango ini menurut informan yaitu pada saat
wawancara,memberikan keterangan bahwa silat ini berkembang sekitar tahun
1934. Silat ini menurut informan berasal dari daerah kumango Batu sangkar
dan dibawa ke medan sumatera utara dari medan silat ini di bawa ke padang
sibusuk kecamatan kupitan oleh Rajo Age Ojuang Sati
2. Persyaratan yang harus di penuhi untuk belajar silat ini menurut informan
yaitu adalah mengadakan selamatan, ayam satu ekor, kain putih sekabung,
pisau, sisir, cermin, masing-masing persyaratan tersebut menurut informan
mempunyai makna yang berbeda
3. Gerakan pokok silat tradisional kumango menurut informan mengatakan
bahwa secara umum ada pada kecepatan tangan pola langkah dan permainan
serang bela seperti serangan tangkisan, elakan dan tangkapan.
B. Saran
Untuk mengembangkan dan melestarikan silat tradisional kumango ini di
tengah-tengah masyarakat di masa yang akan datang, maka saran yang dapat penulis
sampaikan untuk usaha mengembangkannya adalah :
38
1. Perlu di adakan lagi suatu penelitian lanjutan,guna mendapat informasi yang
lebih jelas tentang sejarah pencak silat kumango di Kecamatan Kupitan
Kabupaten Sijunjung di samping untuk memperoleh`data yang lebih lengkap.
2. Diharapkan adanya perhatian pemerintah daerah setempat supaya dapat
memberikan bantuan serta motivasi yang tinggi terhadap guru-guru pencak
Silat Kumango ini
3. Diharapkan kepada Guru-guru pencak Silat Tradisonal kumango dapat
menerima pembaharuan dan memodifikasi persyaratan secara bertahap
sehingga generasi muda tertarik untuk belajar silat tradisional Kumango ini
serta di dalam memberikan materi gerakan Pencak Silat secara bervariasi dan
bertahap dari yang mudah ke yang sulit sehingga anak sasian tidak merasa
bosan dan setiap materi yang diberikan. Sehingga materi tersebut dapat
dipahami dan dilakukan dengan baik.
4. Diharapkan kepada generasi muda didaerah sebaiknya mempelajari silat
daerahnya karena silat sangat berguna sekali untuk menjaga keselamatan
bekal diri untuk menjaga dari bencana yang akan mengancam.
5. Diharapkan agar Pencak Silat Tradisonal ini di masukkan ke dalam mata
pelajaran olahraga dan dikembangkan di sekolah seperti: SMP dan SMA di
Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung
39
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Iskandar, Atok dkk. 1992. Ketetapan MPR No.IV/MPR/1993 Garis-garis besar
Haluan Negara
Johor, Zainul. 2004. Buku Ajar Pencak Silat. FIK UNP: Padang.
Jusni. 1995. Hubungan antara kecepatan reaksi dan kelincahan terhadap
prestasi pencak silat pendalaman mahasiswa FPOK IKIP Padang.TESIS.
FPOK IKIP: Padang.
Kiram, Yanuar. 1992. Belajar motorik. Jakarta: Depdikbud Dikti.
Poerwadarmita W. J. S. 1984. Kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.
Balai Pustaka
Riduan. 2002. Variabel-variabel Penelitian. Bandumg: Afabeta.
Siregar, MF. 1980. Ilmu Pengetahuan Melatih. Jakarta: proyek pembinaan dan
Aktivitas massa.
Suwirman. 2006. Pencak Silat Padang : FIK UNP
Trannova Nora. 2006. Tari Sado Dinagari Pitalah Kecamatan Batipuh
Kabupaten Tanah Datar Tinjauan Koreografi Padang : FBBS UNP
Yandri. 2004. Pembinaan prestasi sepak takraw kabupaten kerinci Propinsi
Jambi. FIK UNP: Padang
Zulman. 1995. Pembinaan Pencak Silat di sekolah Dasar. Tesis. FPOK IKIP:
Padang
40
Lampiran 1
Data Imforman
A. Informan Kunci
Nama : Jalismi Ompang Sati
Tempat Wawancara : Rumah
Umur : 72 tahun
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jorong Pasi
B. Informan Utama
1) Nama : Badarudin Sutan Marajo
Tampat Wawancara : Rumah
Umur : 62 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jorong Guguak Tinggi
2) Nama : Rasyad Malin Ameh
Tempat Wawancara : Rumah
Umur : 58 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Jorong Tapi Balai
3) Nama : Amri Mangkuto Alam
Tempat Wawancara : Rumah
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
41
Alamat : Jorong Korong Gadang
C. Informan Tambahan
Nama : Afrizal Zuki
Tempat Wawancara : Rumah
Umur : 49 tahun
Pekerjaan : Guru
Alamat : Muaro Gambok
42
Lampiran 2
Pedoman Wawancara
1. Menurut sepengetahuan bapak sejak kapankah pencak silat kumango ini
berkembang dikecamatan kupitan?
2. Siapakah yang mula-mula mengembangkan pencak silat kumango ini
dikecamatan kupitan?
3. Menurut sepengetahuan bapak dari manakah asal usul pencak silat
kumango ini?
4. Sejauhmana usaha dari perguruan untuk mengembangkan pencak silat
kumango ini?
5. Bagaiman usaha dari perguruan untuk memperkeenalkan pencaksilat
kuamngo ini?
6. Apa saja saran dan prasarana yang diperlukan anak sasian(muri) dalam
belajar pencaksilat kumango di kecamatan kupitan?
7. Apa saja yang diperluan anak sasian dalam belajar pencak silat kumango
ini?
8. Apa syarat yang harus dipenuhin oleh sesorang untuk belajar pencak silat
kumango?
9. Umur berapakah yang bpaling baik untuk beelajar pencak silat tradisional
pencak silat kumango?
10. Dimana sajakah adanya sasarna pencak silat kumango ini?
11. Sudah berapa tahun bapk mengajar pencak silat kumango ini?
43
12. Pernahkah pencak silat tradisional kumango ini dipertandingkan pada
kejuaraan-kejuaraan pencak silat?
13. Apakah ada perbedaan antara gerakan pencak silat tradisional kumango ini
dengan aliran silat lainnya dikecamatan kupitan?
14. Apa saja manfaatnya kalu kita mempelajari pencak silat kumango ini dan
apa pula ruginya kalau kita tidak mempelajarinya?
15. Apakah ada peranan pemerintah dalam usaha pengembangan pencak silat
kumango ini di kecamatan kupitan?
16. Apa saran-saran bapak dalam usaha mengembangkan pencak silat
kumango kepada masyarakat?
44
Lampiran 3
Jawaban Responden
1. Jawaban dari Jalismi Ompang Sati
Memurut pak jalismi pencak silat tradisional kumango berkembang
di kecamatan kupitan sejak tahun 1938 yang dibawa oleh rajo age ojuang
sati dari negeri kumango batu sangkar. Usaha perguruan untuk
mengembangkan pencak silat kumango ini yaitu dengan memperkenalkan
kepada masyarakat dan setelah itu, masyarakat yang akan datang dengan
sendirinya untuk belajar keperguruan sampai kehendak yang diinginkan
tercapai. Adapun sarana dan prasarana yang diperlukan dalam belajar
penca silat kumangao adalah lapangan terbuka yang bisa untuk bermain
silat, serta adanya niat dan kemauan yang tinggi dari anak sasian. Adapun
syarat-syarat yang diperlukan oleh anak sasian untuk belajar silat kumngo
adalah satu helai kain putih dengan panjang 4 meter, Pisau, Sisir dan
Cermin. Umur yang ideal untuk belajar pencak silat kumango sebaiknya
dimulai dari umur balig atau 17 tahun keatas. Sasaran pencak silat
kumango pada saat sekarang hanya tinggal yang satu ini. Saya mengajar
pencak silat kumango ini sudah sejak tahun 1972 sampai sekarang, kira-
kira sudah mencapai 40 tahun.
Pencak silat kumango tidak pernah dipertandingkan, karena tujuan
pencak silat kumango bukan untuk dipertandingkan melainkan pelindung
diri. Perbedaanya dengan pencak silat lain pasti ada, contohnya saja dari
langkahnya sudah beebeda dengan silat-silat yang lain. Adapun
45
manfaatnya kita mempelajari pencak silat kumango yaitu dapat
menghidarkan dari pertengkaran antar sesama anggota masyarakat, dan
adapun ruginya yaitu manusia itu akan selalu menghadang musuh yang
datang. Sejauh ini peranan pemerintah untuk mengembangkan pencak silat
kumango tidak ada sama sekali dan sedikit kalau saya boleh bersaran, saya
hanya ingin ada pandangan pemerintah terhadap perkembangan pencak
silat kumango, sehingga pencak silat kumango ini tidak akan hilang begitu
saja karena kurangnya perhatian pemerintah.
2. Jawaban dari Badarudin Sutan Marajao
Memurut pak Sutan pencak silat tradisional kumango berkembang
di kecamatan kupitan sejak tahun 1938 yang kembangkan oleh rajo age
ojuang sati, pencak silat kumango ini beraal dari negeri kumango batu
sangkar. Usaha-usaha yang dilakukan oleh perguruan untuk
mengembangkan pencak silat kumango ini yaitu dengan cara merekrut
masyarakat yang mau belajar dengan niat yang ihkalas untuk kemajuan
dan perkembangan pencak silat sampai tujuan yang akan dicapainya dalam
belajar tercapai.
Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam belajar pencak silat
kumangao adalah lapangan terbuka yang bisa untuk bermain silat, serta
adanya niat dan kemauan yang tinggi dari anak sasian. Adapun syarat-
syarat yang diperlukan oleh anak sasian untuk belajar silat kumngo adalah
satu helai kain putih dengan panjang 4 meter, Pisau, Sisir dan Cermin.
Umur yang ideal untuk belajar pencak silat kumango sebaiknya dimulai
46
dari umur balig atau 7 tahun keatas. Sasaran pencak silat kumango pada
saat sekarang hanya tinggal yang satu ini.
Saya mengajar pencak silat kumango ini sudah sejak tahun 1978
sampai sekarang, kira-kira sudah mencapai 34 tahun. Pencak silat
kumango tidak pernah dipertandingkan, karena tujuan pencak silat
kumango bukan untuk dipertandingkan melainkan pelindung diri.
Perbedaanya dengan pencak silat lain pasti ada, salah atunya adalah salam.
Adapun manfaatnya kita mempelajari pencak silat kumango yaitu dapat
menghidarkan dari pertengkaran antar sesama anggota masyarakat, dan
adapun ruginya yaitu manusia itu akan selalu menghadang musuh yang
datang. Peran pemerintah untuk mengembangkan pencak silat kumango di
kecamatan kupitan belum ada, adapun saran saya yaitu agar pemerintah
memperhatikan perkembangan silat-silat tradisional yang ada di Indonesia
pada umunya dan kecamatan kupitan pada khususnya.
3. Jawaban dari Rasyad Malin Ameh
Memurut pak Rasyad pencak silat tradisional kumango
berkembang di kecamatan kupitan sejak tahun 1938 yang dibawa oleh rajo
age ojuang sati dari negeri kumango batu sangkar. Usaha perguruan untuk
mengembangkan pencak silat kumango ini yaitu dengan memperkenalkan
kepada masyarakat dan setelah itu, masyarakat yang akan datang dengan
sendirinya untuk belajar keperguruan sampai kehendak yang diinginkan
tercapai. Adapun sarana dan prasarana yang diperlukan dalam belajar
47
penca silat kumangao adalah lapangan terbuka yang bisa untuk bermain
silat, serta adanya niat dan kemauan yang tinggi dari anak sasian.
Syarat-syarat yang diperlukan oleh anak sasian untuk belajar silat
kumngo adalah satu helai kain putih dengan panjang 4 meter, Pisau, Sisir
dan Cermin. Umur yang ideal untuk belajar pencak silat kumango
sebaiknya dimulai dari umur balig atau 10 tahun keatas. Sasaran pencak
silat kumango pada saat sekarang hanya tinggal yang satu ini. Saya
mengajar pencak silat kumango ini sudah sejak tahun 1982 sampai
sekarang, kira-kira sudah mencapai 30 tahun. Pencak silat kumango tidak
pernah dipertandingkan, karena tujuan pencak silat kumango bukan untuk
dipertandingkan melainkan pelindung diri. Perbedaanya dengan pencak
silat lain pasti ada, contohnya saja dari langkahnya sudah beebeda dengan
silat-silat yang lain.
Manfaatnya kita mempelajari pencak silat kumango yaitu dapat
menghidarkan dari pertengkaran atau menahan diri dari perkelahian antar
sesama anggota masyarakat, dan adapun ruginya yaitu manusia itu akan
selalu menghadang musuh yang datang. Sejauh ini peranan pemerintah
untuk mengembangkan pencak silat kumango tidak ada sama sekali dan
saya bersaran terhadap anak sasian untuk tidak menyalah gunakan apa
yang sudah dipelajari serta kepada pemerintah, agar memperhatikan
perkembangan pencak silat kumango agar tidak menghialng dari tengah-
tengah masyarakat begitu saja.
48
4. Jawaban dari Amri Mangkuto Alam
Penjelasan dari pak Amri bahwa pencak silat tradisional kumango
berkembang di kecamatan kupitan sejak tahun 1938 yang dibawa oleh rajo
age ojuang sati, asala mula pencak silat kumango adalah dari negeri
kumango batu sangkar. Usaha perguruan untuk mengembangkan pencak
silat kumango ini yaitu dengan memperkenalkan kepada masyarakat dan
setelah itu, masyarakat yang akan datang dengan sendirinya untuk belajar
keperguruan sampai kehendak yang diinginkan tercapai. Adapun sarana
dan prasarana yang diperlukan dalam belajar penca silat kumangao adalah
lapangan terbuka yang bisa untuk bermain silat, serta adanya niat dan
kemauan yang tinggi dari anak sasian. Adapun syarat-syarat yang
diperlukan oleh anak sasian untuk belajar silat kumngo adalah satu helai
kain putih dengan panjang 4 meter, Pisau, Sisir dan Cermin. Umur yang
ideal untuk belajar pencak silat kumango sebaiknya dimulai dari umur
balig atau 17 tahun keatas. Sasaran pencak silat kumango pada saat
sekarang hanya tinggal yang satu ini.
Saya mengajar pencak silat kumango ini sudah sejak tahun 1985
sampai sekarang, kira-kira sudah mencapai 27 tahun. Pencak silat
kumango tidak pernah dipertandingkan, karena tujuan pencak silat
kumango bukan untuk dipertandingkan melainkan pelindung diri.
Perbedaanya dengan pencak silat lain pasti ada, salah satunya adalah
langkah awal. Adapun manfaatnya kita mempelajari pencak silat kumango
yaitu dapat menghidarkan dari pertengkaran antar sesama anggota
49
masyarakat, dan adapun ruginya yaitu manusia itu akan selalu
menghadang musuh yang datang. Sejauh ini peranan pemerintah untuk
mengembangkan pencak silat kumango tidak ada sama sekali dan sedikit
kalau saya boleh bersaran, saya hanya ingin ada pandangan pemerintah
terhadap perkembangan pencak silat kumango, sehingga pencak silat
kumango ini tidak akan hilang begitu saja karena kurangnya perhatian
pemerintah.
5. Jawaban dari Afrizal Zuki
Mendengar penjelasan dari pak AfrizL pencak silat tradisional
kumango berkembang di kecamatan kupitan sejak tahun 1938 yang
dibawa oleh rajo age ojuang sati dari negeri kumango batu sangkar. Usaha
perguruan untuk mengembangkan pencak silat kumango ini yaitu dengan
memperkenalkan kepada masyarakat dan setelah itu, masyarakat yang
akan datang dengan sendirinya untuk belajar keperguruan sampai
kehendak yang diinginkan tercapai.
Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam belajar penca silat
kumangao adalah lapangan terbuka yang bisa untuk bermain silat, serta
adanya niat dan kemauan yang tinggi dari anak sasian. Syarat-syarat yang
diperlukan oleh anak sasian untuk belajar silat kumngo adalah satu helai
kain putih dengan panjang 4 meter, Pisau, Sisir dan Cermin. Umur yang
ideal untuk belajar pencak silat kumango sebaiknya dimulai dari umur
balig atau 6-7 tahun keatas. Sasaran pencak silat kumango pada saat
sekarang hanya tinggal yang satu ini. Saya mengajar pencak silat kumango
50
ini sudah sejak tahun 1982 sampai sekarang, kira-kira sudah mencapai 30
tahun.
Pencak silat kumango tidak pernah dipertandingkan, karena tujuan
pencak silat kumango bukan untuk dipertandingkan melainkan pelindung
diri. Perbedaanya dengan pencak silat lain pasti ada, contohnya saja dari
langkahnya sudah beebeda dengan silat-silat yang lain. Manfaatnya kita
mempelajari pencak silat kumango yaitu dapat menghidarkan dari
pertengkaran atau menahan diri dari perkelahian antar sesama anggota
masyarakat, dan adapun ruginya yaitu manusia itu akan selalu
menghadang musuh yang datang. Sejauh ini peranan pemerintah untuk
mengembangkan pencak silat kumango tidak ada sama sekali dan saya
bersaran terhadap anak sasian untuk tidak menyalah gunakan apa yang
sudah dipelajari serta kepada pemerintah, agar memperhatikan
perkembangan pencak silat kumango agar tidak menghialng dari tengah-
tengah masyarakat begitu saja.
51
52
53