23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, imunisasi dan nutrisi bagi ibu. Periode pasca persalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik dinegara maju maupun dinegara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamian dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pasca persalinan. Perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab utama dari 150.000 kematian ibu setiap tahun didunia dan hampir 4 dari 5 kematian karena perdarahan pasca persalinan terjadi Perawatan Nifas Page 1

PERAWATAN NIFAS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAWATAN NIFAS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus

terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang

meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan

penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI,

imunisasi dan nutrisi bagi ibu.

Periode pasca persalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi dan

keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik dinegara maju maupun

dinegara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju

pada masa kehamian dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru

merupakan kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu serta

bayi lebih sering terjadi pada masa pasca persalinan. Perdarahan pasca

persalinan merupakan penyebab utama dari 150.000 kematian ibu setiap tahun

didunia dan hampir 4 dari 5 kematian karena perdarahan pasca persalinan

terjadi dalam waktu 4 jam setelah persalinan. Selain itu juga, infeksi nifas

seperti sepsis masih merupakan penyebab utama kematian ibu dinegara

berkembangan. Upaya pencegahan persalinan dengan yang bersih dan aman

masih merupakan upaya utama.

Keadaan utama disebabkan oleh karena konsekuensi ekonomi disamping

ketersediaan pelayanan atau rendahnya peranan fasilitas kesehata dalam

menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas.

B. Tujuan

1. Mengetahui pengertian masa nifas

2. Mengetahui perubahan fisiologi yang terjadi pada pasca persalinan

Perawatan Nifas Page 1

Page 2: PERAWATAN NIFAS

3. Mengetahui proses involusi dan lamanya proses involusi pada uterus

4. Mengetahui proses terjadinya laktasi pasca persalinan

5. Mengetahui manfaat ASI

6. Mengetahui kebutuhan dan perawatan pasca persalinan

C. Manfaat

Sebagai tambahan ilmu bagi mahasiswa Kedokteran Universitas

Cenderawasih semester VIII (delapan).

Perawatan Nifas Page 2

Page 3: PERAWATAN NIFAS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi

Puerperium (masa nifas) adalah suatu periode dalam minggu-minggu

pertama setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan.

Lama periode ini yaitu 6 minggu. Walaupun merupakan masa yang relatif tidak

kompleks dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh banyak perubahan

fisiologis.

Nifas terbagi menjadi 3 periode :

1) Puerperium dini adalah kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan.

2) Puerperium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang

lamanya 6 minggu.

3) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bias berminggu-minggu, bulan atau

tahunan.

Kejadian dalam masa nifas adalah involusi dan laktasi.

2. Fisiologi

a. Uterus

Involusi uterus

Segera setelah plasenta lahir, fundus uterus yang berkontraksi berada

di pertengahan antara umbilikus dan simfisis pubis. Korpus uterus yang

terdiri dari miometrium ditutupi oleh serosa dan dilapisi oleh desidua

basalis. Dinding anterior dan posterior berada berdekatan, masing-masing

Perawatan Nifas Page 3

Page 4: PERAWATAN NIFAS

memiliki ketebalan 4-5 cm. Pada potongan uterus masa nifas tampak

iskemik karena pembuluh-pembuluhnya tertekan oleh miometrium yang

berkontraksi. Ukuran uterus tetap sama dan kemudian menciut, dalam waktu

2 minggu uterus turun ke dalam rongga pelvis minor dan tidak lagi dapat

diraba di atas simpisis. Uterus biasanya kembali ke ukuran semula sekitar 4

bulan. Involusi uterus terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil,

karena sitoplasmanya yang berlebihan dibuang. Involusi uterus ini

disebabkan oleh proses autolisis, yang mana zat protein dinding rahim

dipecah, diabsorpsi dan kemudian dibuang dengan air kencing. Sebagai

bukti dapat dikemukan bahwa kadar nitrogen dalam air kencing sangat

tinggi.

Segera setelah pascapartum, berat uterus menjadi kira-kira 1000 gr. 2

hari setelah pelahiran uterus mulai berinvolusi. Pada minggu pertama,

beratnya sekitar 500 gr. Pada minggu ke 2 beratnya sekitar 300 gr dan telah

turun masuk ke pelvis sejati. Sekitar 4 minggu setelah pelahiran, uterus

kembali ke ukuran sebelum hamil yaitu 100 gr atau kurang.

Dalam 2 atau 3 hari setelah persalinan, desidua yang tersisa didalam

uterus berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu: pertama, lapisan superfisial

menjadi nekrotik dan terlepas dalam bentuk lokia. Kedua, lapisan basal

berisi fundus kelenjar endometrium tetap utuh dan merupakan sumber

endometrium baru. Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat,

kecuali di tempat plasenta menempel. Permukaan bebas dilapisi epitel dalam

seminggu atau 10 hari, dan keseluruhan endometrium pulih pada minggu

ketiga.

Vagina dan introitus vagina pada awal masa nifas membentuk saluran

yang lebar berdinding halus yang secara bertahap mengecil. Rugae muncul

kembali diminggu ketiga. Himen menjadi tonjolan-tonjolan jaringan, yang

selama sikatrisasi diubah menjadi kurunkula mirtiformis yang khas pada

perempuan yang pernah melahirkan.

Perawatan Nifas Page 4

Page 5: PERAWATAN NIFAS

Ligamen-ligamen

Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu

persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan

pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi

retrofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor setelah

melahirkan, kebiasan wanita Indonesia melakukan “ berkusuk” atau

“berurut”, dimana sewaktu dikusuk tekanan intra-abdomen bertambah

tinggi. Karena setelah melahirkan ligamen, fasia, jaringan penunjang

menjadi kendor, jika dilakukan kusuk atau urut, banyak wanita akan

mengeluh “kandungannya turun” atau “terbalik”. Untuk memulihkan

kembali sebaiknya dengan latihan-latihan dan gimnastik pasca persalinan.

Pembuluh darah

Dalam kehamilan, uterus memiliki banyak pembuluh-pembuluh darah

yang besar. Setelah pelahiran, diameter pada pembuluh darah mengecil

kira-kira ke ukuran sebelum kehamilan (normal).

Involusi tempat perlekatan plasenta

Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan

permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan

cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke 2 hanya sebesar 3-4 cm dan

pada akhir nifas 1-2 cm. pada bekas plasenta mengandung banyak pembuluh

darah besar yang tersumbat oleh thrombus. Biasanya luka yang demikian

sembuh dengan menjadi parut, tetapi luka bekas plasenta tidak

meninggalkan parut hal ini sebabkan karena luka ini sembuh dengan cara

yang luar biasa, ialah dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan

endometrium baru dibawah permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari

pinggir luka dan juga dari sisa-sisa kelenjar didasar luka.

Perawatan Nifas Page 5

Page 6: PERAWATAN NIFAS

Saluran Kemih

Pemeriksaan sistoskopi segera setelah partus memperlihatkan edema,

hiperemia dinding kandung kemih dan ekstravasasi darah submukosa.

Kandung kemih masa nifas memiliki kapasitas yang lebih besar dan relatif

insensitif terhadap tekanan cairan intravesika, karena itu distensi berlebihan,

pengosongan yang tidak tuntas dan peningkatan residu urin harus di

waspadai. Faktor yang ikut berperan adalah analgesia konduksi dan

gangguan temporer fungsi saraf kandung kemih. Sisa urin dan bakteriuria

pada kandug kemih yag mengalami trauma, disertai dilatasi pelvis ginjal dan

ureter, menciptakan kondisi optimal terjadinya infeksi saluran kemih. Ureter

dan pelvis ginjal yang berdilatasi akan pulih ke keadaan prahamil dalam 2-8

minggu setelah pelahiran.

Peritoneum dan dinding abdomen

Ligamentum latum dan ligamentum rotundum memerlukan waktu

yang cukup lama untuk pulih dari perenggangan dan longgar pada dinding

perut selama kehamilan. Pecahnya serat-serat elastik kulit dan peregangan

yang berkepanjangan, ditimbulkan oleh uterus yang membesar, dinding

abdomen tetap lunak dan bergelambir selama beberapa waktu, bila kembali

ke keadaan normal memerlukan waktu beberapa minggu. Pemulihan di

percepat oleh olahraga. Kecuali strie yang keperakan, dinding abdomen

biasanya kembali kekeadaan prahamil, jika otot atonik maka abdomen akan

tetap kendur.

b. Laktasi

Endokrinologi Laktasi

Progesteron, estrogen, dan laktogen plasenta (prolaktin) sangat

berperan dan bersama-sama menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan

struktur penghasil ASI. Setelah terjadi pelahiran, terdapat penurunan besar

Perawatan Nifas Page 6

Page 7: PERAWATAN NIFAS

kadar estrogen dan progesteron secara tiba-tiba. Sehingga memungkinkan

efek laktogenik prolaktin mengambil peran dalam memproduksi ASI.

Prolaktin ini selanjutnya bekerja pada payudara untuk mempertahankan

kelenjar mamaria agar mensekresikan ASI kedalam alveoli untuk periode

laktasi selanjutnya. Lobus posterior hipofise mengeluarkan oksitisin untuk

merangsang pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI adalah reflex yang

ditimbulkan oleh rangsangan penghisapan puting susu oleh bayi. Bila

lonjakan prolaktin ini terhambat karena kerusakan dihipotalamus atau

hipofisis maka payudara akan kehilangan kemampuannya untuk

memproduksi ASI. Hipotalamus memegang peran dalam mensekresi

prolaktin.

Ketika bayi mengisap pertama kali, ternyata impuls sensorik pertama

harus ditransmisikan dari puting susu ke medulla spinalis dan kemudian ke

hipotalamus dan menyebabkan hipotalamus menyekresi prolaktin. Kadar

prolaktin plasma menurun setelah pelahiran lebih rendah daripada masa

kehamilan, namun setiap bayi mengisap akan menaikkan kadarnya.

ASI

Masing-masing payudara terdiri dari 15-24 lobus yang terletak radiair

dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobuli

yang terdiri pula dari acini. Acini ini menghasilkan ASI. Tiap lobulus

mempunyai saluran halus untuk mengalirkan ASI. Saluran-saluran yang

halus ini bersatu menjadi satu aliran untuk tiap lobus. Saluran ini disebut

ductus lactiferous yang memusat menuju ke puting susu di mana masing-

masing bermuara.

Komponen utama air susu adalah protein, laktosa, air, dan lemak. Air

susu bersifat isotonik dengan plasma, laktosa menentukan sebagian dari

tekanan osmotik. Protein utama dalam susu adalah α-laktabumil, β-

Perawatan Nifas Page 7

Page 8: PERAWATAN NIFAS

laktoglobulin, dan kasein disintesis di retikulum endoplasma kasar sel

sekretorik alveolus. Asam amino esensial berasal dari darah.

Pada keadaan normal, besar aliran dan lama laktasi sebagian besar

dikontrol oleh rangsangan menyusui berulang. Rangsangan dari payudara

mengurangi pengeluaran faktor penghambat prolaktin dari hipotalamus,

sehingga memicu peningkatan sementara sekresi prolaktin dari hipofisis.

Kolostrum

Setelah pelahiran, payudara menyekresikan kolostrum, suatu cairan

yang berwarna kuning tua. Cairan ini dikeluarkan dari papilla mammae pada

hari kedua pascapartum kemudian berlanjut selama kira-kira 5 hari.

Kolostrum juga mengandung lebih banyak protein, mineral, lebih sedikit

pada gula dan lemak pada ASI biasa. Kolostrum mengalami perubahan

bertahap menjadi air susu matang dalam waktu 5 hari. Kolostrum juga

mengandung antibodi dan immunoglobulin A (IgA) yang dikandungnya

memberikan perlindungan bagi neonatus terhadap infeksi saluran cerna.

Imunologi Menyusui

Antibodi didalam kolostrum manusia sulit diserap oleh bayi.

Imunoglobulin predominan dalam ASI adalah IgA sekretorik, suatu

makromolekul yang penting dalam proses antimikroba dimembran mukosa

tempat zat tersebut disekresikan. IgA sekretorik dalam ASI bekerja lokal

dalam didalam saluran pencernaan bayi. IgA melaksanakan fungsinya

dengan mencegah perleketan bakteri ke permukaan sel epitel, sehingga

invasi jaringan dapat dicegah.

Perawatan Nifas Page 8

Page 9: PERAWATAN NIFAS

Perawatan Payudara

Pada papilla mammae perlu diperhatiankan kebersihannya, selain itu

juga fisura pada kulit. Fisura kulit pada papilla mammae menimbulkan nyeri

bila menyusui, dan pengaruh yang membahayakan terhadap produksi ASI.

Retakan juga memberikan jalan masuk terhadap bakteri piogen. Karena susu

yang mengering kemungkinan besar berakumulasi dan mengiritasi papilla

mammae, pembersihan aerola dengan air dan sabun lembut bersifat

membantu sebelum dan setelah menyusui. Ketika papila mammae teriritasi

atau terdapat fisura, maka diperlukan penggunaan lanolin topikal dan

pelindung papilla mammae selama 24 jam atau lebih. Jika fisuranya berat,

bayi sebaiknya jangan disusui pada payudara tersebut. Selain itu, payudara

harus dikosongkan secara teratur dengan pompa sampai lesi tersebut

sembuh.

3. Klinis Nifas

Merupakan istilah umum yang digunakan untuk menyatakan adanya infeksi

bakteri apapun yang menyerang saluran reproduksi setelah pelahiran.

a. Demam Nifas

Suhu badan dalam nifas hendaknya normal dan tiap kenaikan suhu diatas

38˚C harus dianggap sebagai tanda infeksi, kecuali kalau nyata disebabkan oleh

hal-hal lain. Bakteri penyebab infeksi pada demam nifas adalah Streptococus

grup A, sedangkan penyebab lainya adalah pembengkakan pada payudara akibat

ibu yang tidak menyusui, pielonefritis atau infeksi pada saluran kemih harus

diwaspadai karena ada residu urin dan bakteriuria pada system saluran yang

mengalami trauma.

b. Lochia

Perawatan Nifas Page 9

Page 10: PERAWATAN NIFAS

Merupakan pada awal masa nifas biasanya ditandai dengan keluar cairan

dari vagina, cairan tersebut disebut Lochia. Terdiri dari eritrosit, potongan

jaringan desidua, sel epitel, dan bakteri. Lochia tidak lain dari pada secret luka,

yang berasal dari luka dalam rahim terutama luka plasenta.

Lochia rubra (cruenta) : terdapat pada hari pertama setelah pelahiran tersebut

duh tersebut berwarna merah karena adanya darah yang jumlahnya cukup

banyak .

Lochia sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lender hari

3-7 pasca persalinan.

Lochia serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-

14 pasca persalinan

Lochia alba : cairan putih, setelah 2 minggu. Warna disebabkan karena

banyak leukosit terdapat didalamnya

Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.

Lochiostatis : lochia tidak lancar keluarnya.

4. Perawatan ibu pada Masa Nifas

a. Early Ambulation

Yang dimaksud dengan early ambulation adalah kebijaksanaan untuk

selekas mungkin membimbing penderita dari tempat tidurnya dan

membimbingnya selekas mungkin berjalan. Penderita sudah diperbolehkan

bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum. Dan tidak perlu menahan

penderita terlentang ditempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan.

Beberapa keuntungan dari early ambulation :

Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat dengan early ambulation

Faal usus dan kadang kencing lebih baik

Perawatan Nifas Page 10

Page 11: PERAWATAN NIFAS

Early ambulation memunkinkan kita mengajar ibu memelihara

anaknya, memandikan, mengganti pakaian, member makanan dan

lain-lain. Selama ibu masih dirumah sakit.

Lebih sesuai dengan keadaan dengan di Indonesia (sosial-ekonomis)

Menurut penelitian-penelitian yang seksama early ambulation tidak mempunyai

pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak

mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka diperut, tidak

memperbesar kemungkinan prolaps atau retroflexio.

Early ambulation ini tidak dibenarkan bagi pasien dengan penyakit, misalnya :

Anemia

Penyakit Jantung

Penyakit Paru

Demam dan lain-lain

b. Miksi

Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang–kadang

wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin

dan spasme oleh iritasi m. Sphincter ani selama persalinan, juga karena adanya

edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih

penuh dan wanita sulit berkemih, sebaiknya dilakukan kateterisasi.

c. Defekasi

Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit

buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi feses keras dapat diberikan obat

laksans per oral atau per rektal. Jika belum bisa dilakukan klisma.

d. Pemeriksaan Post Persalinan

Di indonesia, ada kebiasaan atau kepercayaan bahwa wanita bersalin baru

boleh keluar rumah setelah habis nifas atau 40 hari. Bagi wanita dengan

Perawatan Nifas Page 11

Page 12: PERAWATAN NIFAS

persalinan normal hal ini baik dan dilakukan pemeriksaan kembali 6 minggu

setelah persalinan. Namun, bagi wanita dengan persalinan luar biasa harus

kembali kontrol seminggu kemudian.

Pemeriksaan postnatal antara meliputi :

Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keluhan dan sebagainya.

Keadaan umum : suhu badan, selera makan dan lain–lain.

Payudara : ASI puting susu.

Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektum.

Sekret yang keluar, misalnya lochia, fluor albus.

Keadaan alat-alat kandungan.

e. Edukasi untuk Ibu Post Persalinan

Fisioterapi post persalinan sangat baik bila diberikan.

Sebaiknya bayi disusui.

Kerjakan gimnastik sehabis bersalin

Untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarga sebaiknya melakukan KB untuk

menjarangkan anak.

Bawalah bayi anda untuk memperoleh imunisasi.

f. Diet

Tidak ada pembatasan diet bagi wanita yang telah melahirkan per vagina.

Dua jam setelah persalinan per vagina jika tidak terdapat komplikasi, seorang

wanita harus diizinkan makan. Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup

kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan,

sayur–sayuran dan buah–buahan karna makanan ibu sangat mempengaruhi ASI.

g. Datangnya Haid Kembali

Haid datang kembali lebih cepat pada ibu yang tidak menyusui anaknya,

dibanding ibu yang menyusui anaknya. Pada ibu yang tidak menyusui anaknya

Perawatan Nifas Page 12

Page 13: PERAWATAN NIFAS

biasanya haid datang 8 minggu setelah persalinan sedangkan ibu yang menyusui

anaknya haid datang kembali lagi pada bulan yang ke 4. Amenorrhoe (tidak

haid) pada masa laktasi disebabkan oleh karena terhalangnya ovulasi, karena

hormon LTH.

h. Follow Up

Setelah persalinan ibu hendaknya memeriksakan diri kembali pada enam

minggu kemudian. Meliputi keadaan umum, tensi, air kencing, keadaan dinding

perut, dan payudara diperiksa dan kemudian dilakukan pemeriksaan dalam

yang telliti. Kalau ada kelainan, segera diobati.

Perawatan Nifas Page 13

Page 14: PERAWATAN NIFAS

BAB III

PENUTUP

Masa nifas merupakan suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah

persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan. Lama periode

ini yaitu 6 minggu. Nifas ditandai oleh banyak perubahan fisiologis. Kejadian dalam

masa nifas adalah involusi pada uterus dan laktasi.

Proses involusi uterus terjadi pada saat plasenta lahir di mana fundus uterus

berkontraksi dan retraksi otot-ototnya sehingga mempercepat pengecilan sel-sel otot

pada uterus. Involusi uterus terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil

dan sitoplasmanya yang berlebihan dibuang. Involusi uterus ini disebabkan oleh

proses autolisis, yang mana zat protein dinding rahim dipecah, diabsorpsi dan

kemudian dibuang dengan air kencing. Sebagai bukti dapat dikemukan bahwa kadar

nitrogen dalam air kencing sangat tinggi. Uterus biasanya kembali ke ukuran semula

sekitar 4 bulan.

Setelah terjadi pelahiran, terdapat penurunan besar kadar estrogen dan

progesteron secara tiba-tiba. Sehingga memungkinkan efek laktogenik prolaktin

mengambil peran dalam memproduksi ASI. Masing-masing payudara terdiri dari

15-24 lobus yang terletak radiair dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak.

Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri pula dari acini. Acini ini menghasilkan

ASI. Tiap lobulus mempunyai saluran halus untuk mengalirkan ASI. Saluran-

saluran yang halus ini bersatu menjadi satu aliran untuk tiap lobus. Saluran ini

disebut ductus lactiferous yang memusat menuju ke puting susu di mana masing-

masing bermuara. Pengeluaran ASI adalah reflex yang ditimbulkan oleh rangsangan

penghisapan puting susu oleh bayi.

Pada ASI terdapat kolostrum yang mengandung antibodi dan immunoglobulin

A (IgA) yang memberikan perlindungan bagi bayi terhadap infeksi saluran cerna.

Perawatan Nifas Page 14

Page 15: PERAWATAN NIFAS

Perawatan nifas pada ibu pascapartum meliputi early ambulation, miksi,

defekasi, pemeriksaan post persalinan, edukasi untuk ibu post persalinan, diet,

datangnya haid kembali dan follow up.

Perawatan Nifas Page 15

Page 16: PERAWATAN NIFAS

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham,Gary, F,dkk. 2012. Obstetri Williams edisi ke 23 volume 1.

Jakarta: EGC

2. Gant, Norman, F, dkk. 2010. Dasar-dasar Ginekologi dan Obsetetri.

Jakarta: EGC

3. Mochtar, rustam, dkk. 1998. Sinopsis Obstetri edisi ke 2. Jakarta: EGC

4. Hall, guyton. 1997. Buku Ajar Fisiolog Kedokteran edisi 9. Jakarta: ECG

5. Prawirohardjo, sarwono. 2010. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo

Perawatan Nifas Page 16