Upload
vuongkhue
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Perancangan Media Belajar Menggunakan Audio Visual Untuk Mata
Pelajaran IPS Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SMP Negeri 1
Ampel
Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Peneliti:
Jatu Kusuma Dewi (702010120)
Dra. Lina Sinatra Wijaya, M.A
Anthony Y.M. Tumimomor, S.Kom., M.Cs
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
November 2014
1
Perancangan Media Belajar Menggunakan Audio Visual Untuk Mata
Pelajaran IPS Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
(Studi Kasus kelas VIII E dan VIII F SMP Negeri 1 Ampel)
1)Jatu Kusuma Dewi
2)Lina Sinatra Wijaya
3)Anthony YM. Tumimomor
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)
Abstract
The results of observation showed that a social studies teacher at SMP Negeri 1
Ampel considered less in utilizing existing the equipment for teaching and learning in the
classroom. Most teachers do not use the equipment as a medium for student learning. In
the learning process, the teachers have been using cooperative learning methods because
they have implemented the 2013 curriculum, but in this learning process, they have not
used multimedia, so it does not fit with the applied curriculum. Research on the design of
multimedia - Audio -visual based learning using audio visual is conducted. This research
was carried out by using the experimental method. The results showed that the use of
audio-visual media learning can improve student learning outcomes 87.50 % for the
social studies subject in SMP N 1 Ampel.
Keywords : learning Media , Audio Visual , Social Subjects , Cooperative , Learning
Result .
Hasil observasi penelitian, guru pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Ampel
dinilai kurang memanfaatkan peralatan yang sudah ada untuk proses belajar mengajar
dikelas. Sebagian besar guru belum memanfaatkan peralatan untuk media belajar siswa.
Proses pembelajarannya guru telah menggunakan metode pembelajaran kooperatif
karena sudah menerapkan kurikulum 2013 akan tetapi dalam penggunaan media
pembelajarannya belum berbasis multimedia sehingga belum sesuai dengan kurikulum
yang diterapkan saat ini. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang perancangan media
belajar yang berbasis multimedia berupa audio visual. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan media
belajar audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi 87.50 % pada mata
pelajaran IPS di SMP N 1 Ampel.
Kata Kunci : Media belajar, Audio visual, Mata Pelajaran IPS, Kooperatif, Hasil
belajar.
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Universitas Kristen Satya Wacana 2) Staff Pengajar Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 3) Staff Pengajar Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2
1. Pendahuluan
Perkembangan Teknologi dan Informasi dan Komunikasi (TIK) sangatlah
cepat sehingga mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Sebagai dampak
dari globalisasi mengakibatkan terjadinya persaingan yang sangatlah bebas baik
dalam dunia kerja, perdagangan bahkan pendidikan. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi menuntut adanya peningkatan sumber daya manusia
yang berkualitas dan mampu bersaing didalam era reformasi dan komunikasi saat
ini. Kemajuan Teknologi dan Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya dalam
bidang pendidikan berdampak pada bagaimana cara memanfaatkan Teknologi dan
Informasi dan Komunikasi (TIK) pada pemanfaatan arus informasi seefektif
mungkin sebagai sumber belajar dan meningkatkan mutu pendidikan [1].
Dari hasil observasi, SMP Negeri 1 Ampel memiliki peralatan yang
memadahi seperti LCD, Laptop , Sound system, tetapi belum dimanfaatkan secara
maksimal oleh guru dikarenakan belum ada media belajar yang pernah digunakan
guru sebagai alat bantu mengajar dalam proses pembelajaran. Dari hasil
wawancara dengan guru mata pelajaran IPS secara langsung di SMP Negeri 1
Ampel pada tanggal 5 Mei 2014 , diperoleh data jumlah siswa yang memperoleh
≥ 75 ( Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal) pada ulangan harian mata pelajaran
IPS hanya 55% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan wawancara tersebut
juga diperoleh keterangan dari guru mata pelajaran IPS kelas VIII, bahwa dalam
proses pembelajarannya guru telah menggunakan metode pembelajaran kooperatif
karena sudah menerapkan kurikulum 2013. Akan tetapi dalam penggunaan media
pembelajaran ini belum berbasis multimedia sehingga belum sesuai dengan
kurikulum yang diterapkan saat ini. Dimana pada kurikulum 2013 untuk
menyempurnakan pola pembelajaran alat tunggal diubah menjadi pembelajaran
yang berbasis alat multimedia [2]. Pembelajaran yang ada di SMP Negeri 1 Ampel
hanya menggunakan papan tulis dan buku pedoman siswa yang tidak dapat
menggambarkan sacara nyata tentang penjelasan pada materi yang sedang
diajarkan, sehingga membuat beberapa siswa tidak mengerti dan tidak memahami
materi tersebut secara rinci dan jelas. Selain itu guru tidak mempunyai
keterampilan dalam membuat materi pembelajaran berbasis multimedia. Hal
tersebut dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.
Materi Pengaruh Keunggulan Lokasi Terhadap Kegiatan Transportasi Udara
dipilih karena materi ini kurang begitu jelas jika diberikan hanya dengan
menggunakan media papan tulis dan buku pedoman siswa saja, seperti jenis –jenis
transportasi udara, sejarah transportasi udara pada masa lalu, etika dan prosedur
menaiki transportasi udara, pengaruh keunggulan lokasi suatu wilayah terhadap
bandar udara yang ada diwilayah jawa. Media papan tulis dan buku juga memiliki
keterbatasan, diantaranya tidak dapat menggambarkan gambaran yang nyata
kepada siswa, sehingga memerlukan media yang lain untuk membantu
menggambarkan dan menjelaskan materi pada siswa. Gambar dan video menjadi
alternatif yang dapat dipilih untuk membantu menyampaikan materi tersebut.
3
Salah satu bantuan yang dapat digunakan adalah dengan dihadirkannya audio
visual pembelajaran yang didalamnya termuat gambar diam, gerak dan suara.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan media audio
visual dalam pembelajaran IPS pada materi Pengaruh Keunggulan Lokasi
Terhadap Kegiatan Transportasi Udara di SMP Negeri 1 Ampel untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
1. Kajian Pustaka
Penelitian terkait dengan pembelajaran menggunakan media audio visual
sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Nila Arista [3] yaitu “Pengaruh
Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas V SDN Tlogosari Kulon 02 Semarang “.
Dalam penelitiannya hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa dapat
ditingkatkan dengan penerapan dan penggunaan media pembelajaran secara tepat
dalam hal ini dengan menggunakan media audio visual yang disesuaikan dengan
materi yang disampaikan. Dengan diterapkan media Audio visual dapat melatih
siswa belajar kreatif, disiplin dan meningkatkan berpikir siswa. Hasil belajar dapat
optimal apabila pemilihan media yang tepat dengan mempertimbangkan berbagai
aspek yang terdapat dalam diri siswa serta dengan adanya motivasi belajar yang
tinggi dari siswa.
Penelitian terkait dengan pembelajaran menggunakan media audio visual juga
dilakukan oleh Febrian Eko [4] yang berjudul “Pengembangan Media Audio-
Visual Berbasis Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA “. Pada
penelitian ini menjelaskan bahwa pembelajaran menggunakan media audio visual
membuat hasil belajar siswa meningkat, ini dikarenakan siswa sangat antusias dan
rajin dalam mengerjakan tugas- tugas yang diberikan guru dan siswa tidak malu
bertanya. Media audio visual juga lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
melalui pendekatan lainnya, ini menunjukkan bahwa perlu ada perubahan
paradigma dalam proses pengajaran. Di samping itu di temuan penelitiannya
menunjukkan bahwa variasi model pengajaran sangat cocok diterapkan pada
pembelajaran yang sifatnya sulit di pahami oleh siswa.
Hubungan dua penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan ini
adalah sama – sama menggunakan media audio visual untuk dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Hal yang membedakan adalah pada penelitian pertama yang
dilakukan oleh Nila Arista [3] yaitu penyampaian media audio visual berbantu
dengan power point dan video yang digunakan hanya berupa slide- slide gambar.
Pada penelitian yang kedua tidak menggunakan kelas pembanding untuk
membandingkan hasil belajar siswa. Sedangkan pada penelitian ini terdapat kelas
pembanding yang membandingkan hasil penggunaan media belajar tersebut.
Media belajar yang dibuat pada penelitian ini memiliki keunggulan diantaranya
menggunakan media yang dapat digunakan untuk import video dan dapat
digunakan untuk membuat animasi – animasi yang dapat membantu untuk
pembuatan media belajar. Video belajar yang dibuat tidak hanya berupa slide –
slide gambar saja akan tetapi dilengkapi penjelasan berupa text, suara dan juga
back sound yang digunakan untuk memberi effect pada video tersebut. Tidak
hanya itu, media belajar yang dibuat terdapat kuis yang digunakan untuk
4
mengasah kemampuan siswa selesai pelajaran, juga video dan desain interfacenya
sangat menarik.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medoe adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan [5]. Sedangkan
media dalam proses belajar mengajar cenderung sebagai alat- alat grafis,
photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual dan verbal [6].
Kriteria media pembelajaran yang perlu diperhatikan dalam proses pemilihan
media antara lain sebagai berikut a) Ketepatan dengan tujuan pengajaran; b)
Dukungan terhadap isi dan bahan pelajaran; c) keterampilan guru dalam
menggunakan; d) Tersedia waktu untuk menggunakan [7]. Media pembelajaran
dalam bentuk visual berupa gambar, foto, audio dalam bentuk rekaman suara,
bunyi- bunyi tertentu, demikian juga dalam bentuk gabungan keduanya seperti
rekaman video yang mengandung unsur audio dan video telah mengubah
paradigma hasil belajar. Metode audio visual dikenal dengan keharusan
penggunaan audio visual aids atau audio visual material. Ketiga istilah (baik
audio visual aids, audio visual material, maupun audio visual method) sama-sama
menekankan kepada pemberian pengalaman secara nyata kepada anak didik.
Dengan melihat langsung, mendengar, meraba, mencium jika perlu, tentang hal-
hal yang dipelajari itu [8].
Menurut sifatnya Video pembelajaran yang digunakan sebagai penelitian
termasuk jenis video dokumentasi, dimana video ini merupakan sebuah video non-
fiksi. Video dokumentasi biasanya di-shoot di sebuah lokasi nyata, tidak
menggunakan actor dan temanya terfokus pada subyek–subyek seperti sejarah,
ilmu pengetahuan, social atau lingkungan. Tujuan dasarnya adalah untuk memberi
pencerahan, member informasi, pendidikan, melakukan persuasi dan memberikan
wawasan tentang dunia yang kita tinggali [9].
Ada berbagai macam / fungsi media dalam pembelajaran, antara lain sebagai
berikut: a) Memperjelas penjelasan pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitistis (
dalam bentuk kata – kata tertulis atau lisan belaka), b) Mengatasi keterbatasan
ruang, waktu dan daya indra, c) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih
langsung antara siswa dengan sumber belajar, d) Memungkinkan anak belajar
mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan minatnya [5].
Cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur
kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih
dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota
kelompok itu sendiri [10].
Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran
kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran
yang berincikan: a) “ memudahkan siswa belajar” sesuatu yang “bermanfaat”; b)
pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten
menilai [11].
5
Pendidikan IPS adalah suatu penyederhanaan ilmu-ilmu sosial, ideology
Negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait, yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa IPS adalah perpaduan cabang-cabang ilmu sosial dan
humaniora termasuk di dalamnya agama, filsafat, dan pendidikan, bahkan juga
menyangkut aspek-aspek ilmu kealaman dan teknologi [12].
Dalam kepustakan asing mengenai pendidikan IPS dikenal dengan berbagai
istilah seperti social science education, social studies, and social education.
Dengan perkembangan selanjutnya, nama IPS ini beranjak menjadi pengertian
"suatu mata pelajaran yang menggunakan pendekatan integrasi dari beberapa mata
pelajaran, agar pelajaran itu lebih mempunyai arti bagi peserta didik serta untuk
mencegah tumpang tindih [12].
Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti melalui pengukuran,
menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil
pengukuran. Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-hasil
penilaian [13]. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan di SMP N 1 Ampel, hasil
belajar dibedakan atas dua ranah yaitu : a) Ranah kognitif, Ranah kognitif adalah
kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan
masalah, seperti pengetahuan/ hafalan/ ingatan (knowledge), pemahaman
(comprehension), penerapan (application), Analisis (Analysis), sistesis (Synthesis)
dan penilaian (evaluation) yang diukur menggunakan pretest dan post test; b)
Aspek psikomotorik, Kawasan psikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan
dengan ketrampilan (skill) bersifat manual atau motorik yang diukur pada saat
siswa melakukan kegiatan keterampilan berdiskusi dan presentasi.
2. Metode Penelitian Metode penyelesaian masalah dalam penelitian ini menggunakan penelitian
ekperiment. Sebelum melakukan penelitian maka terlebih dahulu merancang
proses penelitian pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP N 1 Ampel sesuai
dengan gambar 1 dibawah ini.
Gambar 1 Proses Penelitian
Keterangan :
Pengumpulan data
Siswa
Guru
Observasi
Analisa Kebutuhan
Mengumpulkan bahan
Perancangan Aplikasi
Pengujian aplikasi
Identifikasi masalah
Wawancara
Merumuskan materi
pembelajaran
Video Pembelajaran
Gambar
6
Membangun,
memperbaiki
prototype (Build/
revise mock- up)
Pelanggan menguji
coba prototype
(Customer test- drives
mock – up)
Mendengarkan
pelanggan
(Listen to Customer)
a) Identifikasi masalah : Sebelum melakukan penelitian maka perlu terlebih dahulu
mengidentifikasi masalah yang ada. Dilihat dari hasil wawancara dan observasi
dengan guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Ampel menunjukkan nilai siswa
yang kurang dari standar KKM dan juga penggunaan media belajar yang belum
pernah digunakan guru sebagai alat bantu mengajar dalam proses pembelajaran
yang berbasis multimedia berupa audio visual merupakan masalah yang ada pada
mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Ampel.
b) Observasi : Setelah mengetahui masalah yang ada selanjutnya observasi langsung
di SMP Negeri 1 Ampel dengan cara melakukan wawancara dengan bapak Yanto
Hardoyo S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS dan juga beberapa siswa terutama
kelas VIII. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS dan juga siswa
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan saat ini belum
menggunakan media lain selain buku dan juga papan tulis.
c) Analisa kebutuhan : Setelah melakukan observasi berupa wawancara dengan guru
dan siswa kelas VIII, langkah selanjutnya yaitu menganalisa kebutuhan yang
sesuai dengan karakteristik siswa. Yang dibutuhkan guru dan siswa berupa media
belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan memanfaatkan
fasilitas yang ada disekolah.
d) Mengumpulkan bahan: Setelah menganalisa kebutuhan selanjutnya yaitu
mengumpulkan bahan untuk membuat aplikasi berupa materi – materi
pembelajaran, video dan gambar yang dibutuhkan yang bersumber dari guru dan
buku pegangan guru.
e) Perancangan aplikasi: Setelah semua bahan yang dibutuhkan terkumpul langkah
selanjutnya yaitu perancangan aplikasi pembelajaran yang sesuai dengan analisa
kebutuhan dan juga karakteristik siswa.
f) Pengujian aplikasi: Pengujian aplikasi dilakukan setelah pembuatan aplikasi
pembelajaran selesai yang sesuai dengan analisa kebutuhan dan karakteristik
siswa.
Selanjutnya untuk mengembangkan aplikasi atau perangkat lunak
menggunakan metode pengembangan system prototype paradigma yang
ditunjukkan pada gambar 2 dibawah ini [14].
Gambar 2 Prototype Paradigma [14]
a. Tahap yang pertama adalah tahapan mendengarkan pelanggan (Listen to
Customer), pada tahapan ini proses menganalisa kasus yang ada di SMP
7
Negeri 1 Ampel pada mata pelajaran IPS dengan cara observasi dan
wawancara pada guru yang bersangkutan dan siswa kelas VIII. Berikut
merupakan tabel daftar pertanyaan wawancara guru dan siswa.
Tabel 1 Daftar pertanyaan wawancara guru dan siswa
Nara
Sumber
Pertanyaan
Guru 1. Menurut bapak bagaimana pembelajaran IPS saat ini?Apakah sudah sesuai
dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah?
2. Media apa yang bapak gunakan saat ini? Apakah sudah sesuai dengan kurikulum
yang diterapkan di sekolah?
3. Bagaimana keadaan siswa didalam kelas saat bapak menyampaikan materi?
4. Bagaimanakah dengan hasil nilai yang diperoleh terhadap siswa?
5. Menurut anda bagaimanakah media yang tepat untuk meningkatkan nilai siswa
terutama pada materi pengaruh keunggulan lokasi terhadap kegiatan transportasi
udara?
Siswa 1. Menurut anda apakah anda menyenangi penyampaian materi menggunakan
media buku dan papan tulis?
2. Menurut anda apakah penyampaian materi menggunakan media buku dan papan
tulis dapat mempengaruhi minat belajar anda?
3. Menurut anda apakah penyampaian materi menggunakan media buku dan papan
tulis dapat membuat anda mengerti dan memahami materi yang telah
disampaikan?
4. Menurut anda apakah tugas berupa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
secara tidak langsung membuat kamu belajar hal lain yang bermanfaat diluar
materi pelajaran?
b. Tahapan yang kedua berupa tahapan membuat dan memperbaiki (Build/
revise mock- up) pada tahapan ini berusaha mendesain secara cepat dan
kemudian membuat aplikasi yang sesuai dengan analisis kebutuhan yang
sudah dilakukan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Berikut merupakan
tabel perbaikaan aplikasi.
Tabel 2 Daftar tabel perbaikan aplikasi
Pertemuan Yang harus diperbaiki
I Tampilan pada menu background harus disesuaikan dengan materi
II Keterangan tulisan dan tampilan Video terlalu kecil, perlu diperbesar dan
disesuiakan
III Tombol navigasi disesuaikan
c. Tahap mencoba aplikasi dan menguji coba aplikasi dengan cara menguji
dengan studi kasus yang sudah dianalisis bersama-sama dengan pakar. Jika
8
pada tahapan customer test - drive pakar merasa aplikasi belum sesuai dengan
yang diinginkan dapat dilakukan perbaikan aplikasi dengan kembali ke
tahapan yang pertama.
Flowchart adalah bagan –bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan
langkah – langkah penyelesaian suatu masalah [15]. Dalam perancangan sistem
dijelaskan alur jalannya program dengan flowchart. Berikut merupakan desain
alur rancangan media belajar yang dibuat dari awal hingga akhir agar
memudahkan dalam pembuatan aplikasi yang akan dibuat.
Tidak Tidak
Ya Ya
Gambar 3 Flow chart aplikasi pembelajaran audio visual
Keterangan: User yang dimaksud merupakan guru ataupun siswa, untuk
guru ataupun siswa membuka aplikasi akan muncul halaman utama
selanjutnya akan menentukan pilihan menu yang ada di menu utama.
Menu yang ada di menu utama berupa kompetensi inti dan kompetensi
dasar dan juga materi yang dapat di pilih oleh guru maupun siswa. Jika
guru ataupun siswa tidak memilih menu pada menu utama siswa akan
tetap berada di halaman utama dan bisa keluar dari aplikasi. Begitu juga
dengan guru untuk menjelaskan didepan kelas kepada siswa nya.
Untuk menunjukkan hubungan antara proses perancangan media belajar,
berikut merupakan bagan menu untuk menjelaskan alur media belajar audio visual
yang telah dibuat.
Menu Utama
Materi
Selesai
Kompetensi inti dan Kompetensi
dasar
Mulai
Halaman utama
Pilihan menu
9
1
2
B A C
C1
a b c
C2
a b c d
C3 C4
a a
Gambar 4 Bagan menu alur media belajar audio visual
Dari gambar 4, berikut keterangan menu alur media belajar audio visual : 1:
Intro: Merupakan bagian awal tampilan pada aplikasi; 2: Menu utama: Merupakan
halaman awal sebelum mengoprasikan aplikasi. Pada menu utama terdapat sub
menu di antaranya: A: Kompetensi inti, pada kompetensi inti ini menjelaskan
tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus di
miliki oleh peserta didik pada setiap kelas; B: Kompetensi dasar, pada kompetensi
dasar menjelaskan tentang kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang
harus diperoleh peserta didik; dan C: Materi, pada menu materi ini terdapat C1:
Menu pengertian transportasi udara, pada menu ini terdapat sub menu (a) :
Pengertian transportasi udara: pada sub menu ini menjelaskan tentang pengertian
transportasi udara; (b) : Etika dan prosedur menggunakan transportasi udara: Pada
sub menu ini terdapat Video yang menjelaskan tentang etika dan prosedur
menggunakan transportasi udara; (c): Bandar udara didaerah jawa: Pada sub menu
ini menjelaskan tentang Bandar udara internasional didaerah jawa ; C2: Jenis
transportasi udara, pada menu ini terdapat sub menu (a): Pesawat penumpang
(Airlines): Pada sub menu ini terdapat Video yang menjelaskan tentang pengertian
pesawat penumpang beserta contohnya; (b): Pesawat kargo: Pada sub menu ini
terdapat Video yang menjelaskan tentang pengertian pesawat barang beserta
contohnya; (c): Pesawat tempur: Pada sub menu ini terdapat Video yang
menjelaskan tentang pengertian pesawat tempur beserta contohnya; (d): Pesawat
luar ruang angkasa: Pada sub menu ini terdapat Video yang menjelaskan tentang
pengertian pesawat luar ruang angkasa beserta contohnya; C3: Sejarah
transportasi udara: Pada sub menu ini terdapat Video yang menjelaskan tentang
sejarah transportasi udara; C4: Kuis: Pada sub menu ini terdapat Kuis yang
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa selesai pembelajaran.
10
1 3 2
4
5
6 7
Merancang desain interface. Desain interface ini digunakan untuk
mendukung dialog latar belakang atau penerapan yang diperlukan dalam aplikasi
multimedia. Desain yang ditampilkan disesuaikan dengan tema dasar dari aplikasi
multimedia yang dirancang, sehingga tampilan interface dapat benar-benar
mendukung aplikasi. Untuk mempermudah dalam proses pembuatan aplikasi
multimedia ini, terlebih dahulu dibuat sketsa aplikasinya. Berikut merupakan
sketsa dari beberapa menu aplikasi:
a. Desain interface pada menu utama (home)
Gambar 5 Desain interface pada intro
Keterangan:
1 Image 1 : Logo Tut Wuri Handayani
2 Label 2 : Judul MEDIA BELAJAR; ILMU PENGETAHUAN SOSIAL; SMP N 1
AMPEL, BOYOLALI (font Century Gothic warna biru dan putih ukuran 24
dan 20 pt)
3 Image 3 : Logo Diknas Kabupaten Boyolali
4 Button 4 : Tombol navigasi kehalaman kompetensi inti. Halaman kompetensi inti
berfungsi untuk menjelaskan tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yang harus di miliki oleh peserta didik pada setiap kelas
5 Button 5 : Tombol navigasi kehalaman kompetensi dasar. Halaman kompetensi dasar
berfungsi untuk menjelaskan kemampuan untuk mencapai kompetensi inti
yang harus diperoleh peserta didik
6 Button 6 : Tombol navigasi kehalaman materi. Halaman materi berfungsi untuk
menjelasakan materi yang akan dipelajari
7 Label 7 : Nama pembuat
b. Desain interface pada menu kompetensi inti
1 3 2
4
4
5
11
Gambar 6 Desain Interface pada menu kompetensi inti
Keterangan:
1 Image 1 : Logo Tut Wuri Handayani
2 Label 2 : Judul MEDIA BELAJAR; ILMU PENGETAHUAN SOSIAL; SMP N 1
AMPEL, BOYOLALI (font Century Gothic warna biru dan putih ukuran 24
dan 20 pt)
3 Image 3 : Logo Diknas Kabupaten Boyolali
4 Label 4 : Penjelasan kompetensi inti. Halaman kompetensi inti berfungsi untuk
menjelaskan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan
yang harus di miliki oleh peserta didik pada setiap kelas
5 Button 5 : Tombol navigasi kembali kehalaman utama (Home)
Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana
keadaan sekolah, fasilitas yang ada di sekolah dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Keadaan sekolah di SMP Negeri 1 Ampel memiliki
fasilitas dan peralatan yang memadahi disetiap kelasnya seperti LCD, Laptop dan
Sound System yang dapat digunakan untuk media pembelajaran.
Proses pembelajaran berlangsung guru telah menerapkan pembelajaran
cooperative, dimana pembelajaran cooperative ini merupakan suatu sikap atau
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur
kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih
dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota
kelompok itu sendiri.
Kegiatan pembelajaran dikelas kontrol yaitu kelas VIII E guru menerapkan
pembelajaran cooperative tanpa menggunakan media audio visual. Sedangkan
pada pembelajaran dikelas eksperiment yaitu kelas VIII F guru juga menerapkan
pembelajaran cooperative dengan menggunakan media belajar audio visual.
Selanjutnya untuk mengukur kemampuan siswa diberikan soal tes. Soal tes
dibagi menjadi dua tahapan yaitu, pretest dan post test yang mencakup materi
keunggulan lokasi dan kehidupan masyarakat indonesia, pokok bahasan Pengaruh
keunggulan lokasi terhadap kegiatan transportasi udara yang berisi 10 soal pilihan
ganda. Setiap soal yang benar nilainya 1(satu) dan yang salah atau tidak dijawab
bernilai 0 (nol), penilaian ini berlaku pada semua kelas baik kelas kontrol maupun
kelas eksperimen. Selanjutnya wawancara juga ditujukan kepada guru mapel dan
siswa kelas VIII untuk mengetahui bagaimana media belajar menggunakan audio
visual dibandingkan pembelajaran yang dilakukan menggunakan media papan
tulis dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Ampel.
12
Penilaian hasil belajar dari Pretest-Post test siswa antara kelas eksperimen
class dengan control class pada mata pelajaran IPS menggunakan analisis
pengujian dalam mengukur validitas nilai rata-rata dari evaluasi belajar peserta
didik kemudaian hasil nilai dianalisis. Hipotesis yang digunakan adalah: H0 :
Tidak ada pengaruh pembelajaran menggunakan media belajar audio visual pada
mata pelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa. H1: Ada pengaruh
pembelajaran menggunakan media belajar audio visual pada mata pelajaran IPS
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Hasil dan Pembahasan
Sebelum user menggunakan aplikasi, terlebih dahulu user mengakses
tampilan awal atau menu utama (menu home) pada aplikasi. Berikut tampilan
menu utama (menu home):
Gambar 7 Tampilan Menu Home
Pada tampilan menu utama (menu home) terdiri dari beberapa menu yaitu
kompetensi inti, kompetensi dasar, dan materi. Pada menu Kompetensi Inti berisi
tentang penjelasan kompetensi yang harus dicapai siswa.
Gambar 8 Tampilan Kompetensi Inti
Tampilan kompetensi inti ini menjelaskan tentang tingkat kemampuan untuk
mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki oleh peserta didik
pada setiap kelas. Tombol nafigasi pada kompetensi inti berfungsi untuk kembali
ke menu utama dan pilihan menu selanjutnya yaitu kompetensi dasar. Pada
tampilan Kompetensi Dasar ini menjelaskan tentang kemampuan untuk mencapai
kompetensi inti yang harus diperoleh oleh peserta didik melalui pembelajaran.
Tombol navigasi pada kompetensi dasar berfungsi untuk kembali ke menu utama
dan pilihan menu selanjutnya yaitu menu materi. Berikut merupakan tampilan
menu materi:
13
Gambar 9 Tampilan Menu Materi
Menu materi terdiri dari beberapa sub menu, diantaranya berupa Pengertian
transportasi udara, Jenis transportasi udara, Sejarah transportasi udara dan menu
Kuis. Dalam menu pengertian transportasi udara terdapat penjelasan mengenai
pengertian transportasi udara itu sendiri, menu etika dan prosedur menggunakan
transportasi udara dan juga menu bandar udara di daerah jawa, sedangkan pada
tombol navigasi berfungsi untuk kembali ke menu materi. Pada menu pengertian
transportasi udara terdapat menu video etika dan prosedur menggunakan
transportasi udara, berikut tampilannya:
Gambar 10 Tampilan Etika dan Prosedur Transportasi Udara
Pada aplikasi ini terdapat beberapa video penunjang belajar mengajar di kelas
diantaranya terdapat Video tentang etika dan prosedur menggunakan transportasi
udara, video jenis transportasi udara dan juga video sejarah transportasi udara.
Untuk tombol navigasi berfungsi untuk kembali ke menu pengertian transportasi
udara. Pada menu ini terdapat pula menu bandar udara internasional di jawa. Pada
menu ini menjelaskan tentang bandara internasional yang ada didaerah jawa.
Sedangkan untuk menu pada tampilan materi terdapat sub menu jenis transportasi
udara, berikut tampilannya.
14
Gambar 11 Tampilan Menu Jenis- jenis Transportasi Udara
Tampilan sub menu jenis – jenis transportasi udara terdapat menu jenis
transportasi udara Airlines (Pesawat penumpang), Pesawat Kargo, Pesawat
Tempur dan Pesawat Luar Ruang Angkasa, dimana pada masing – masing menu
menjelasan tentang jenis transportasi udara yang berupa video. Untuk tombol
navigasi yang ada di tampilan menu jenis- jenis transportasi udara digunakan
untuk kembali kemenu materi. Pada tampilan menu materi terdapat sub menu
kuis, berikut tampilannya.
Gambar 12 Tampilan Menu Kuis
Pada tampilan sub menu kuis menunjukkan petunjuk mengerjakan soal yang
digunakan untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi yang telah
diberikan. Untuk tombol navigasi digunakan untuk memulai soal yang pertama
hingga soal yang terakhir. Terdapat 10 (Sepuluh) soal yang harus dikerjakan
setelah selesai materi yang diberikan. Soal yang dibuat digunakan untuk
mengukur pemahaman siswa sesuai dengan indikator.
Dari hasil wawancara dan observasi yang merupakan salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi
tentang penilaian hasil pembelajaran yang diterapkan guru pada mata pelajaran
IPS di SMP Negeri 1 Ampel. Menurut guru pengampu, pemilihan media yang
tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil pengamatan yang dilakukan
adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa kedua kelompok, pengamatan ini
berjalan secara alami seperti pembelajaran biasa, jadi guru dan siswa tetap
melakukan aktifitas pembelajaran seperti pada hari-hari biasa. Dalam penilaian
keaktifan dikelas sudah dapat terlihat bahwa sebagian besar siswa aktif dalam
mengikuti perintah yang diberikan guru akan tetapi ada juga beberapa siswa yang
kurang memerhatikan perintah guru. Hal ini yang menuntut guru untuk lebih
memerhatikan siswa baik yang aktif maupun yang pasif. Aktif yang dimaksud
dalam pembelajaran adalah bagaimana siswa tersebut trampil dalam menunjukkan
adanya usaha untuk memecahkan masalah yang relevan, dan berkaitan dengan
pokok pembelajaran, dalam kerja kelompok siswa dapat menunjukkan sudah
mengambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok, serta usaha bekerjasama
dan bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda.
Sedangkan menurut guru media audio visual juga dapat membantu guru dalam
menyampaikan materi dan membuat hasil belajar siswapun meningkat.
15
Observasi dari proses pembelajaran yang berlangsung, terdapat perubahan
penilaian. Dilihat dari kelas kontrol yaitu kelas VIII E yang tidak diberikan media
belajar berupa audio visual. Hal yang pertama dilakukan berada di kelas kontrol
berupa kegiatan pendahuluan dimana pada kegiatan ini guru membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam dan berdo’a bersama. Guru menyampaikan materi
yang akan diajarkan. Guru memberikan pretest kepada siswa untuk mengetahui
keadaan awal siswa sebelum diberikan materi. Setelah itu pada kegiatan inti guru
menjelaskan materi pembelajaran dengan pokok bahasan “Pengaruh Keunggulan
Lokasi Terhadap Kegiatan Transportasi Udara” dengan menggunakan media
papan tulis dan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Guru membagi
kelompok menjadi 8 kelompok, yang disetiap kelompoknya terdiri dari 4 orang
siswa. Guru memberikan soal yang harus didiskusikan bersama kelompok dan
selanjutnya dipresentasikan didepan kelas. Pada kegiatan ini observer melakukan
penilaian terhadap keterampilan setiap kelompok pada saat mereka melakukan
diskusi maupun presentasi. Hasil yang diperoleh siswa kurang aktif saat
pembelajaran hingga saat proses presentasi, siswa kurang antusias untuk
mengikutinya. Jika semua kelompok telah presentasi guru memberikan soal post
test yang digunakan untuk mengetahui seberapa banyak materi yang diperoleh
oleh siswa selesai kegiatan pembelajaran.
Hasil selanjutnya dilihat dari kelas eksperiment yaitu kelas VIII F dengan
materi pembelajaran dan model pembelajaran yang sama akan tetapi media yang
digunakan berbeda, yaitu dengan menggunakan media belajar audio visual. Hal
yang pertama dilakukan berada di kelas eksperiment berupa kegiatan pendahuluan
dimana pada kegiatan ini guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
dan berdo’a. Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan. Guru memberikan
pretest kepada siswa untuk mengetahui keadaan awal siswa sebelum diberikan
materi. Kegiatan inti guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan
media Audio Visual dan membagi kelompok menjadi 8 kelompok yang disetiap
kelompoknya terdiri dari 4 orang siswa. Guru memberikan soal yang harus
didiskusikan bersama kelompok dan selanjutnya dipresentasikan didepan kelas.
Pada kegiatan ini observer melakukan penilaian terhadap keterampilan setiap
kelompok pada saat mereka melakukan diskusi maupun presentasi. Jika semua
kelompok telah presentasi, guru memberikan soal post test yang digunakan untuk
mengetahui seberapa banyak materi yang diperoleh oleh siswa selesai kegiatan
pembelajaran. Dari pengamatan yang dilakukan siswa terlihat antusias dan fokus
saat guru memutar video sebagai media belajar. Setelah semua siswa
memperhatikan video pembelajaran yang telah diputar, guru menginstruksikan
untuk mengerjakan soal yang dikerjakan dengan diskusi kelompok dan hasilnya
akan dipresentasikan di depan kelas. Saat melakukan presentasi, siswa sangat
antusias mulai dari mengerjakan soal hingga melakukan tanya jawab saat
presentasi. Jika semua kelompok telah presentasi guru memberikan soal post test
yang digunakan untuk mengetahui seberapa banyak materi yang diserap oleh
siswa selesai kegiatan pembelajaran. Soal post test ini dilakukan dengan cara soal
yang diberikan ditayangkan menggunakan media belajar tersebut, lalu siswa
mengerjakan soal dilembar yang telah disediakan oleh guru. Waktu pengerjaan
16
soal 15 menit dengan jumlah soal 10 soal. Media audio visual ini juga dapat
membantu guru dalam menyampaikan materi selain itu juga dapat miningkatkan
hasil belajar siswa.
Pada kelas eksperimen VIII F dengan jumlah siswa 32 orang melakukan
pembelajaran dengan media belajar audio visual pada materi pengaruh
keunggulan lokasi terhadap kegiatan transportasi udara. Sedangkan sebagai
kelompok pembanding kelas kontrol VIII E dengan jumlah siswa 32 orang
diberikan perlakuan dengan menggunakan media papan tulis saat pelajaran IPS
dengan materi yang sama. Penelitian terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol
dilakukan selama dua kali pertemuan untuk 1 kompetensi dasar. Pertemuan ini
disesuaikan dengan silabus dan RPP yang ada di SMP Negeri 1 Ampel.
Pembahasan tentang data hasil penelitian yang digunakan dalam bentuk skor
pretest, dan skor post test. Dalam menyelesaiakan data perhitungan, pengujian
hipotesis penelitian pada pelajaran IPS akan dianalisis nilai rata-rata siswa, yang
diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum menentukan
perhitungan analisis data maka, menentukan valid atau tidaknya butir soal terlebih
dahulu dengan membandingkan hasil rhitung dengan rtabel Product Moment. Dengan
jumlah responden 32 menurut rtabel N-2=30 dan taraf signifikansi = 5% maka 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,349. Berdasarkan hasil dari 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 tiap butir soal jika dibandingkan dengan
𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka butir soal yang tidak valid adalah jika rhitung <rtabel, yaitu sebanyak
lima butir soal yaitu soal ke- 4, 7, 8, 14 dan 15. Dengan jumlah soal 15 dan yang
tidak valid 5 maka soal yang dipergunakan untuk uji pretest dan post test
sejumlah 10 soal. Untuk memperoleh analisis data hasil belajar siswa diperoleh
dari penilaian skor pada pretest dan post test. Perlunya melihat hasil belajar siswa
sebelum dan sesudah diberi perlakuan (treatment), dalam kelas eksperimen dan
kelas kontrol maka dilakukan pengolahan dan analisis data terhadap skor pretest
dan post test. Rekapitulasi data ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3 Rata-rata skor tes hasil belajar siswa
Dapat diketahui bahwa rata-rata skor pretest dan post test pada kelas
eksperimen adalah 60.31 dan 87.50. Sedangkan pada kelas kontrol diketahui rata-
rata skor pretest dan post test adalah sebesar 63.44 dan 73.44. Dari data tersebut
dapat dilihat bahwa peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Data skor pretest dihitung dengan tujuan untuk mengukur kemampuan siswa
sebelum menerima pembelajaran atau dengan kata lain mengukur kemampuan
awal siswa sebelum diberikannya perlakuan atau treatment. Data berikut ini
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
PretestEksperimen 32 50 80 60.31
PosttestEksperimen 32 70 100 87.50
PretestKontrol 32 50 80 63.44
PosttestKontrol 32 60 90 73.44
17
adalah analisis statistik deskriptif skor pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan perhitungan menggunakan SPSS 16.
Terlihat pada Tabel 3 bahwa rata-rata skor pretest kelas eksperimen adalah
60.31 dengan skor minimum 50 dan skor maksimum 80 sedangkan rata-rata skor
pretest kelas kontrol adalah 63.44 dengan skor minimum 50 dan skor maksimal
80. Berikut merupakan grafik rata- rata skor pretest.
Gambar 13 Grafik rata-rata skor pretest
Untuk rata – rata skor posttest kelas kontrol adalah 73.44 dengan skor
minimum 70 dan skor maksimum 100 sedangkan rata- rata skor posttest kelas
kontrol adalah 87.50.
Berdasarkan deskripsi data tersebut memperhatikan grafik gambar 15, dapat
dilihat bahwa rata-rata skor pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
perbedaannya tidak terlalu jauh, namun untuk melihat apakah perbedaan tersebut
cukup berarti atau tidak maka akan dilakukan uji statistic dengan uji homogenitas
dan normalitas.
Setelah dilakukan pretest dan post test pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol, diperoleh rata- rata kelas kontrol yang dilaksanakan pengambilan nilai
pretes diperoleh sebesar 63.44 dan setelah diberikan materi lalu diuji dengan post
test diperoleh rata - rata sebesar 73.44. Sedangkan perolehan rata- rata kelas
eksperimen sebesar 60.31 dan setelah diberikan materi lalu diuji dengan post test
diperoleh rata- rata nya sebesar 87.50. Dengan perolehan nilai minimal pada saat
pretest 50 dan pada saat post test 70, sedangkan untuk perolehan nilai maksimal
pada saat pre test 80 dan pada saat post test 100. Berikut merupakan grafik rata-
rata skor tes hasil belajar siswa.
Gambar 14 Grafik rata-rata hasil belajar siswa
18
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data dari hasil post test
diketahui bahwa penyebaran skor post test kelas eksperimen dan kontrol
berdistribusi normal sehingga untuk menguji perbedaan dua rata-rata post test
digunakan uji statistik parametrik uji t. Uji t (Independent Samples T Test) dengan
taraf signifikansi 5%.
Tabel 4 Uji Independent Samples T Test
Kelas Df Sig(P) ∂ thitung ttabel
Eksperimen 62 .000 0.05 5.661 .802
Kontrol
Tabel 4 menunjukkan bahwa signifikansi (P) adalah 0,000. Karena
signifikansi P (0,000) < (0,05), maka 𝐻1 diterima. Artinya dapat disimpulkan
bahwa hasil penilaian dari pembelajaran menggunakan media belajar audio visual
lebih tinggi dari pada menggunakan media papan tulis.
Setelah perhitungan maka, hasil analisis data penelitian yang dibantu dengan
analisis uji statistik menunjukkan kemampuan awal siswa pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen adalah sama (homogen) dan dapat dilihat dari nilai rata-rata pre
test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dibuktikan dengan uji t untuk
melihat persamaan rata-rata dan dari hasil menunjukkan tidak adanya perbedaan
kemampuan awal kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Data perhitungan ini
terjadi karena pada kedua kelas tersebut belum mendapatkan perlakuan
pembelajaran menggunakan media audio visual terhadap penilaian hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen dan pembelajaran menggunakan media papan tulis
pada kelas kontrol.
Usai proses pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan perlakuan
pada masing-masing kelas yaitu dengan post test pada kelas eksperimen dan post
test pada kelas kontrol, menunjukkan bahwa hasil belajar dari kedua kelompok
tersebut mengalami perbedaan. Perbedaan hasil belajar ditunjukkan dengan nilai
rata-rata kelas kontrol 63.43 menjadi 73.44 sedangkan pada kelas eksperimen
60.31 menjadi 87.50. Dari hasil rata-rata nilai post test terlihat bahwa hasil belajar
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Dari analisis data akhir dengan uji t terdapat signifikansi (P) 0,000. Karena
signifikansi P (0,000) < (0,05), maka 𝐻1 diterima dan H0 ditolak. Artinya dapat
disimpulkan bahwa media belajar berupa audio visual dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mata IPS di SMP Negeri 1 Ampel.
Didalam penelitian ini prestasi siswa dapat dilihat dari tinggi rendahnya nilai
hasil belajar. Hasil belajar siswa dengan media belajar berupa audio visual sudah
memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal. Hasil uji t tersebut menunjukkan
bahwa thitung bernilai positif yang berarti rata-rata dengan menggunakan media
belajar berupa audio visual lebih tinggi dari pada hasil belajar dengan
menggunkan media belajar papan tulis.
Penilaian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 1 Ampel
adalah 75 dari hasil belajar kelas eksperimen pada saat pre test diperoleh rata –
rata sebesar 60.31, kemudian penilian post test diperoleh rata – rata 87.50.
19
Hasil belajar kelas kontrol pada saat pre test diperoleh rata – rata sebesar
63.43, kemudian penilian post test diperoleh rata – rata 73.43.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan
media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
IPS di SMP Negeri 1 Ampel.
4. Simpulan dan Saran
Berdasarkan pengujian dan analisis perancangan media belajar menggunakan
Audio Visual di SMP Negeri 1 Ampel, maka dapat disimpulkan bahwa:
Penggunaan media belajar Audio Visual di SMP Negeri 1 Ampel dapat dikatakan
meningkatkan hasil karena setelah dilakukan penelitian dan hasil penelitian
menyatakan adanya perbedaan antara kelas yang menggunakan media belajar
Audio Visual dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan media belajar
Audio Visual; Sesuai dengan analisis deskriptif tetang hasil belajar siswa
menggunakan penerapan media belajaran audio visual terbukti dapat
meningkatkan penilaian hasil belajar siswa yang lebih baik pada mata pelajaran
IPS di SMP Negeri 1 Ampel. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar
siswa kategori sedang menjadi tinggi.
Berdasarkan kesimpulan yang didapat, maka disarankan: 1) Perlunya
memanfaatkan media belajar yang ada terutama menggunakan audio visual pada
semua kelas di SMP N 1 Ampel, karena menggunakan audio visual terbukti
efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa; 2) Guru harus memanfaatkan
fasilitas yang telah ada disekolah sebagai media belajar yang menarik, praktis dan
efisien untuk digunakan; 3) Guru dituntut untuk menguasai berbagai teknologi
pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa. Saat
dilakukan pelatihan maka guru yang belum begitu menguasai perlu dilatih dan
diuji coba diterapkan dalam pembelajaran, pelatihan juga bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi guru sebagai pendukung tercapainya tujuan
pembelajaran.
5. Daftar Pustaka
[1] Junaedi, Edy. 2013. Pengaruh Modul Elektronik Berbasis Mobile
Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Kuasi Eksperimen
Trhadap Siswa Kelas X SMA Laboraturium UPI Bandung). Diakses
Pada 20 November 2013, dari: http: //repository.upi.edu/ 1869/4/
S_KTP_0806368_chapter1.pdf
[2] Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2013. Peraturan Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 68 Tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Diakses pada 15 Mei 2014, dari
www.google.com/url?sa=biologi.fkip.uns.ac.id.FPDK-2013-68-
Kerangka-Dasar-Kurikulum-Kompetensi-SMP.pdf
20
[3] Arista, 2013, Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap
Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas V Sdn
Tlogosari Kulon 02 Semarang, http://library.ikippgrismg.ac.id/docfiles/
fulltext/9773df1b080abf6f .pdf. Diakses pada 17 Februari 2014
[4] Eko, 2009, Pengembangan Media Audio-Visual Berbasis Kontekstual
Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA, http://library.unej.ac.id/ client
/en_US /default/search/ asset/ 528?dt=list. Diakses pada 17 Februari
2014
[5] Sadiman, Arief S., Rahardjo, R., Haryono, Anung, dkk., 2008, Media
Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
[6] Arsyad, A., 2002, Media Pembelajaran, Jakarta: Bumi Perkasa
[7] H. Simamora, Roymond, 2009, Buku Ajar Pendidikan Dalam
Keperawatan, Jakarta: EGC
[8] Ishak, Abdulhak, 2013, Teknologi Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya
[9] Numan Somantri. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS .
Bandung: Remaja Rosdakarya Offset 200171
[10] Solihatin, Etin., dan Raharjo, 2009, Cooperative Learning Analisis
Model Pembelajaran IPS, Jakarta: Bumi Aksara
[11] Suprijono, Agus., 2009, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
[12] BSNP, 2007, Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No 20
Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, Jakarta
[13] Sudijono Anas, 1996, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:
PT.RajaGrafindo Persada
[14] Pressman. Roger,1997, Software Enginering: A Practitioner’s
Approach. Mc- Graw- Hill Inc
[15] Bin Ladjamudin Al-Bahra, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi,
Yogyakarta: Graha Ilmu