Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERANAN PEMUDA TANI DALAM PELAKSANAAN PROGRAMBADAN USAHA MILIK DESA RAMAKSA DI DESA SUNGAI LANGKA
KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN
(Skripsi)
Oleh
NURI ADI WILAGA
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
ABSTRAK
PERANAN PEMUDA TANI DALAM PELAKSANAAN PROGRAMBADANUSAHA MILIK DESA RAMAKSADI DESA SUNGAI LANGKA
KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN
Oleh
Nuri Adi Wilaga
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat peranan pemuda tani , selain itujuga untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan program BUMDES Ramaksa, Mengetahuiperanan pemuda tani dalam program BUMDES, Menganalisis faktor-faktor yangberhubungan dengan peranan pemuda tani dalam program BUMDES di Desa SungaiLangka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Penentuan lokasi penelitiandilakukan secara sengaja di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan KabupatenPesawaran. Responden dalam penelitian ini berjumlah 56 orang pemuda tani yangtergabung dalam 10 dusun. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2019. Metodepenelitian ini menggunakan metode survey. Analisis data menggunakan analisisdeskriptif dan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwaPelaksanaan program BUMDes Ramaksa di Desa Sungai Langka berjalan dengan baik,hal ini dapat dilihat dari unit usaha yang telah dijalankan, berikut unit usaha yangdijalankan yaitu: unit usaha isi ulang air minum, unit usaha lembaga keuangan mikro,usaha penggemukan kambing, unit usaha home industry. Tingkat peranan pemuda tanidalam program BUMDes di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan KabupatenPesawaran berada pada klasifikasi tinggi meliputi proses pembuatan proposal BUMDes,koordinasi terkait usulan kegiatan BUMDes dengan kepala desa, menyiapkan sarana danprasarana, pemeliharaan serta pemanfaatan hasil. Faktor-faktor yang berhubungan nyatadengan peranan pemuda tani dalam Program BUMDes di Desa Sungai LangkaKecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran adalah motivasi dan tingkatkosmopolit.
Kata kunci : BUMDes, Peranan Pemuda Tani,
ABSTRACT
ROLE OF YOUTH FARMERS IN THE IMPLEMENTATION OF PROPERTY AGENCYPROGRAMS RAMAKSA IN SUNGAI LANGKA VILLAGEGEDONG TATAAN DISTRICT PESAWARAN REGENCY
Oleh
Nuri Adi Wilaga
The purpose of this study was to determine the level of role of youthfarmers, Inaddition, it is also to find out the implementation of the Ramaksa BUMDesprogram, Knowing the role of young farmers in the BUMDes program, Analyzingthe factors related to the role of young farmers in the BUMDes program in SungaiLangka Village, Gedong Tataan District, Pesawaran Regency. The determinationof the location of the study was carried out intentionally in Sungai LangkaVillage, Gedong Tataan District, Pesawaran Regency. This research wasconducted in August 2019. This research method uses a survey method. Dataanalysis using descriptive analysis and Rank Spearman correlation test. Theresults showed that the implementation of the Ramaksa BUMDes program inSungai Langka Village went well, this can be seen from the business units thathave been run, the following business units are run namely: drinking water refillbusiness units, micro financial institution business units, fattening goat businesses, home industry business unit. The level of the role of young farmers in theBUMDes program in Sungai Langka Village, Gedong Tataan Subdistrict,Pesawaran Regency is at a high classification included the process of makingBUMDes proposals with village heads, preparing facilities and infrastructure,maintence and utilization of the result. Factors that are significantly related to therole of young farmers in the BUMDes Program in Sungai Langka Village,Gedong Tataan Subdistrict, Pesawaran District, are motivation and cosmopolitanlevels.
Key Word : BUMDes, role of youth farmers,
PERANAN PEMUDA TANI DALAM PELAKSANAAN PROGRAMBADAN USAHA MILIK DESA RAMAKSA DI DESA SUNGAI LANGKA
KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN
Oleh
NURI ADI WILAGA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : PERANAN PEMUDA TANI DALAMPELAKSANAAN PROGRAM BADAN USAHAMILIK DESA RAMAKSA DI DESA SUNGAILANGKA KECAMATAN GEDONG TATAANKABUPATEN PESAWARAN
Nama Mahasiswa : Nuri Adi Wilaga
NPM : 1214131075
Jurusan : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Menyetujui,
1. KomisiPembimbing
Dr. Ir. Dame Trully Gultom, M.Si. Ir. Begem Viantimala, M.SiNIP 19620602 198703 2 002 NIP 19560907 198703 2 001
2. Ketua Jurusan Agribisnis
Dr. Teguh Endaryanto,S.P., M.Si.NIP 19691003 199403 1 004
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua :Dr. Ir. Dame Trully Gultom, M.Si. ......................
Sekretaris :Ir. Begem Viantimala, M.Si ......................
PengujiBukan Pembimbing :Dr. Helvi Yanfika, S.P., M.E.P ......................
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si.NIP. 19611020 198603 1 002
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 17 Desember 2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 01 Maret 1994 di Desa Giri
Kelopomulyo, Kecamatan Sekampung, Kabupaten
Lampung Timur. Penulis adalah anak ketiga dari pasangan
Bapak Danuri (Alm) dan Ibu Sumini. Penulis menyelesaikan
pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di Bustanul Atfa tahun
2000, pendidikan Sekolah Dasar di SDN 01 Giri Kelopomulyo tahun 2006,
pendidikan Sekolah Menengah Pertama di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4
Metro tahun 2009 dan pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri di SMAN 4
Metro tahun 2012.
Tahun 2012 penulis diterima sebagai mahasiswa di Jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri (UML). Pada tahun
2015 Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 60 hari di Desa
Gedung Bandar Rahayu, Kecamatan Gedung Meneng, Kabupaten Tulang
Bawang. Penulis melaksanakan kegiatan Praktik Umum 40 hari di BP3K
Kecamatan Batanghari pada tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa, Penulis aktif
di Himpunan Mahasiswa Agribisnis (Himaseperta).
SANWACANA
Alhamdulillahirobbilalamiin, segala puji syukur bagi Allah SWT Tuhan Semesta
Alam karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peranan Pemuda Dalam Pelaksanaan
Program Badan Usaha Milik Desa Ramaksa di Desa Sungai Langka
Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran”. Shalawat beserta salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan
tauladan dalam setiap sisi kehidupan manusia, semoga kelak kita semua akan
mendapatkan syafaatnya.
Selama penyelesaian skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan,
nasihat, dorongan semangat, kritik dan saran yang membangun kepada penulis.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan
hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si. selaku Ketua Jurusan Agribisnis
Universitas Lampung atas arahan, bantuan, dan nasihat yang diberikan.
3. Dr. Indah Listiana, S.P.,M.Si. selaku Sekertaris Jurusan Agribisnis, atas
arahan, bantuan, motivasi dan nasihat yang diberikan.
4. Dr.Ir. Dame Truly Gultom, M.Si., selaku Pembimbing Pertama, atas semua
bimbingan, saran, nasihat, dukungan, dan perhatian kepada penulis selama
proses penyelesaian skripsi.
5. Ir. Begem Viantimala, M.Si., selaku Pembimbing Kedua, atas semua
bimbingan, saran, nasihat, dukungan, dan perhatian kepada penulis selama
proses penyelesaian skripsi
6. Dr. Helvy Yanfika, S.P., M.E.P. selaku Dosen Penguji atas masukan,
arahan, dan nasihat yang diberikan.
7. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung,
atas ilmu yang telah diberikan selama penulis menjadi mahasiswa aktif.
8. Kedua orang tuaku tersayang, Bapak Danuri (alm) dan Ibu Sumini atas
kesabaran, doa, dukungan, semangat dan kasih sayang yang telah diberikan
kepada penulis selama ini.
9. Kakak-kakakku: BRIPKA Nuri Suradilaga dan Nuri Dewi Pratiwi,S.P.,M.M
dan seluruh keluarga besar, yang telah memberikan semangat dan doa kepada
penulis.
10. Seluruh sahabat seperjuangan Agribisnis 2012 yang telah lulus Bayu Saputra
S.P, Rio Khusnul S.P, Bernadus Bagus Saputra S.P, Made Tresna Yama S.P.
atas segala kebersamaan, canda tawa, dukungan, nasihat serta saran selama
ini. Semoga kelak kesuksesan menyertai kita semua.
11. Sahabat-sahabat Ay Hadus, Imam Sugiharto Darmawan, S.P., Rendi Henda
Ramadhan, S.P., Muhamad Sofianyah, S.P., Andre Prayoga, S.P., Pindo
Hardi Wibowo, S.P., I Komang Erwin, S.P., Innaka Nurisma, S.P., Muher
Sukmayanto, S.P.,M. Agung Saputra S.P dan Ade Agung Darmawan, S.P.
atas segala kebersamaan, selama ini. Semoga kelak kesuksesan dan kesehatan
selalu menyertai kita. Semoga persahabatan ini takkan lekang oleh waktu.
12. Keluarga besar Himaseperta, khususnya teman-teman seperjuangan
Presidium Himaseperta periode 2015/2016 dan 2016/2017.
13. Terima kasih kepada seluruh teman-teman wanita agribisnis 2012 :
Alexandria Hening , S.P., Zupika Audina, S.P., Mita Fitria Dewi, S.P.,
Rizka Shafira Triana, S.P., Karina Indira Putri, S.P., Desi Darmilayanti,
S.P., Agustya Ratna, S.P., Delia Aprilina S., S.P., dan seluruh teman-teman
seperjuangan Agribisnis 2012.
14. Kanda Yunda, 2011, dan 2010 serta adik-adik 2013, 2014, 2015, dan 2016
atas bantuan dan saran kepada penulis selama proses perkuliahan.
15. Seluruh Karyawan Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lampung yaitu Mbak Ayi, Mbak Iin, Mas Boim, Mbak Tunjung, Mas
Bukhori, Atas bantuan dan kemudahan yang diberikan kepada penulis selama
melakukan proses administrasi di jurusan.
16. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan membantu penulis hingga
selesainya skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang tepat atas segala bantuan yang
telah diberikan. Semoga hasil karya ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan. Akhir kata penulis meminta maaf atas segala kesalahan dan
mohon ampun kepada Allah SWT.
Bandar Lampung, Desember 2019
Penulis,
Nuri Adi Wilaga
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................... iDAFTAR TABEL .......................................................................................... iiDAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
C. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN......... 8
A. Tinjauan Pustaka................................................................................ 7
1. Pengertian Peranan........................................................................ 7
2. Pemuda tani Tani........................................................................... 10
3. Peranan Pemuda tani Tani............................................................. 13
4. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemuda tani Tani ......... 15
5. Program BUMDes......................................................................... 22
6. Prinsip Pengelolaan BUMDES ..................................................... 24
7. Tujuan dan Sasaran Program BUMDes ........................................ 26
8. Ruang Lingkup Program BUMDes............................................... 26
B. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 27
C. Kerangka Pemikiran........................................................................... 33
D. Hipotesis .............................................................................. ........... 38
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 39
A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional ........................................... 39
B. Lokasi Penelitian, Responden danWaktu Penelitian ......................... 42
C. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data ........................................ 44
D. Metode Analisis Data......................................................................... 45
iii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 47
A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian ........................................................ 47
B. Sejarah Daerah Penelitian ................................................................... 47
C. Keadaan Topografi dan Iklim ............................................................. 50
D. Keadaan Demografi ............................................................................ 51
E. Keadaan Sarana dan Prasarana ............................................................ 52
F. Pelaksanaan Program Badan Usaha Milik Desa.................................. 54
1. Pekerjaan Pokok Responden ........................................................... 582. Luas Lahan Garapan ........................................................................ 58
G. Keadaan Umum Responden................................................................ 58
1. Umur (X1) ....................................................................................... 592. Tingkat Pendidikan (X2) .................................................................. 603. Motivasi (X3) .................................................................................. 614. Sifat Kosmopolit (X4) ..................................................................... 635. Tingkat Pengetahuan (X5) .............................................................. 64
H. Deskripsi Variabel X (Faktor-faktor yang Diduga Berhubungandengan Peranan Pemuda tani TanI..................................................... 59
1. Rekapitulasi Peran Pemuda tani Tani............................................... 65
I. Deskripsi Variabel Y (Peranan Pemuda tani tani)................................ 66
J. Pengujian Hipotesis (Faktor-faktor yang berhubungan denganperananan Pemuda tani Tani................................................................. 671. Hubungan antara Umur dengan Peranan Pemuda tani Tani Program
BUMDes Sungai Langka................................................................. 682. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Peranan
Pemuda tani Tani dalam Program BUMDes Sungai Langka ......... 703. Hubungan antar Motivasi dengan Peranan Pemuda tani Tani
dalam Program BUMDes Sungai Langka........................................ 714. Hubungan antara Sifat Kosmopolit dengan Peranan Pemuda tani
Tani dalam Program BUMDes Sungai Langka ............................... 725. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Peranan Pemuda tani
Tani dalam Program BUMDes Sungai Langka............................... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 77
A. Kesimpulan ........................................................................................... 77
B. Saran ..................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
1. Jumlah angkatan kerja menurut kelompok umur di Provinsi LampungTahun 2016-2017 ...................................................................................... 2
2. Jumlah angkatan kerja menurut kelompok umur di KabupatenPesawaran Tahun 2017............................................................................. 3
3. Penelitian terdahulu .................................................................................. 294. Pengukuran variable bebas (X) ................................................................. 405. Pengukuran variabel terikat(Y)................................................................. 426. Jumlah sampel........................................................................................... 447. Tingkat Pendidikan Warga Desa Sungai Langka .................................. 538. Keadaan Saranadan Prasaranadi Desa Sungai Langka ............................. 549. Keadaan responden berdasarkan pekerjaan pokok ................................... 5810. Keadaan responden petani berdasarkan luas lahan ................................... 5911. Sebaran responden berdasarkan umur....................................................... 6012. Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan ................................. 6113. Sebaran responden berdasarka nmotivasi ................................................. 6214. Sebaran responden berdasarkan sifat kosmopolit ..................................... 6315. Sebaran responden berdasarkan tingkat pengetahuan............................... 6416. Rekapitulasi peranan Pemuda tani Tani terhadap Program
Badan Usaha Milik Desa Ramaksa Usaha Tani di Desa SungaiLangka Kecamatann Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran ................. 65
17. Rekapitulasi Peran Pemuda tani Tani dalam Program BUMDes(variabel Y)............................................................................................... 66
18. Hasil analisis faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan perananPemuda tani Tani ...................................................................................... 67
19. Hubungan antara umur responden dengan peran pemuda tanidalam Program BUMDes ......................................................................... 70
20. Hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan peranpemuda tani dalam Program BUMDes..................................................... 72
21. Hubungan antara tingakat pengetahuan responden dengan peranpemuda tani dalam Program BUMDes..................................................... 76
22. Identitas Respomden ................................................................................. 8323. Variabel X (Faktor-faktor yang berhubungan dengan peranan
Pemuda tani ............................................................................................. 8524. Hasil MSI Variabel Motivasi (X3) ............................................................ 8725. Hasil MSI Variabel Sifat Kosmopolit (X4) ............................................... 8926. Hasil MSI Tingkat Pengetahuan (X5) ...................................................... 9127. Variabel Y (Peranan Pemuda tani Tani dalam pelaksanaan
Program BUMDes Sungai Langka ......................................................... 93
v
28. Hasil MSI Variabel Y (Peranan Pemuda tani Tani dalam pelaksanaaProgram BUMDes)................................................................................... 95
29. Nonparametric Correlations...................................................................... 97
vi
DAFTAR GAMBAR
1. Paradigma faktor-faktor yang berhubungan dengan peranan pemuda tani tanidalam pelaksanaan program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di DesaSungai Langka Kecamatan Gedong Tataan KabupatenPesawaran.................................................................................................... 36
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Sektor pertanian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan
nasional. Pembangunan di sektor pertanian lebih mendapatkan perhatian dari
pemerintah agar pertanian di Indonesia bisa menjadi sektor andalan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan. Pentingnya peran sektor pertanian dalam
pembangunan nasional, salah satunya sebagai penyerap tenaga kerja yang akan
mendorong sektor ekonomi (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2012).
Menurut Badan Pusat Statistik (2010), sektor pertanian menyerap 40.491.257
jiwa tenaga kerja nasional. Sebanyak 14.081.620 (34,78%) jiwa dari tenaga
kerja nasional dibidang pertanian. Potensi tenaga kerja generasi muda atau
tenaga kerja kelompok umur 15-34 tahun pertanian dapat dioptimalkan untuk
membangun pertanian dan dapat berfungsi sebagai pengungkit yang
menentukan keberhasilan pembangunan pertanian. Komposisi pemuda tani
merupakan potensi besar yang dapat dioptimalkan untuk membangun
pertanian, yang berusia antara 16 hingga 30 tahun, jika dilihat dari sisi usia,
perkembangan secara biologis, dan psikologi (UU Tentang Kepemuda tanian
No 40 Tahun 2009 dalam Kementerian Pemuda tani dan Olahraga).
2
Salah satu bentuk pembangunan pertanian di Provinsi Lampung adalah dengan
melakukan pembangunan desa. Misi pemerintah adalah membangun daerah
pedesaan yang dapat dicapai melalui pemberdayaan masyarakat untuk
meningkatkan produktivitas dan keanekaragaman usaha pedesaan, ketersediaan
sarana dan fasilitas untuk mendukung ekonomi pedesaan, membangun dan
memperkuat institusi yang mendukung rantai produksi dan pemasaran, serta
mengoptimalkan sumber daya sebagai dasar pertumbuhan ekonomi pedesaan
(Kementrian Desa, 2016). Jumlah angkatan kerja menurut kelompok umur di
Provinsi Lampung tahun 2016-2017 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah angkatan kerja menurut kelompok umur di Provinsi Lampungtahun 2016-2017
Kelompok Umur(Tahun)
Penduduk Angkatan Kerja(Jiwa)
Persentase (%)
2016 2017 2016 201715-24 571.670 499.235 14,55 12.8125-29 458.677 396.976 11,67 10.1930-34 482.888 511.844 12,28 13.1335-44 993.603 1.086.307 25,27 27,8845-54 798.339 777.930 20,31 19,9755-59 271.880 271.846 6,91 6,9860-64 177.296 173.410 4,51 4,4565+ 176.968 178.682 4,50 4,59
Jumlah 3.931.321 3.896.230 100 100Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017
Berdasarkan Tabel 1 jumlah angkatan kerja di Provinsi Lampung tahun 2016-
2017 dari kelompok umur 16-30 tahun memiliki jumlah yang besar, yaitu
terdapat 1.513.235 jiwa angkatan kerja pada tahun 2016 dan pada tahun 2017
sebesar 1.408.055 jiwa angkatan kerja, dengan demikian pemuda tani
memiliki peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi di Provinsi
Lampung.
3
Sektor pertanian merupakan sektor utama penunjang perekonomian di
Kabupaten Pesawaran. Tanaman pangan merupakan subsektor utama dalam
sektor pertanian yang menunjang perekonomian di Kabupaten Pesawaran.
Selain tanaman pangan, tanaman perkebunan juga merupakan penunjang
perekonomian di Kabupaten Pesawaran. Hal ini juga tidak terlepas dari
peranan pemuda tani di Kabupaten Pesawaran dalam upaya meningkatkan
pertanian yang lebih maju. Jumlah angkatan kerja menurut kelompok umur di
Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah angkatan kerja menurut kelompok umur di KabupatenPesawaran tahun 2017
Kelompok Umur(tahun)
Penduduk Angkatan kerjaPersentase
(%)(Jiwa)
15-19 4.507 2.8620-24 15.081 9.5825-29 22.590 14.3630-34 19.725 12.5435-39 21.754 13.8340-44 21.941 13.9545-49 19.156 12.1850-54 16.249 10.3355-59 13.234 7.8560-64 10.065 6.40
65+ 8.371 5.31Jumlah 157.221 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kecamatan Pesawaran, 2017
Tabel 2 menunjukkan bahwa pemuda tani memiliki jumlah yang besar dan
didominasi oleh pemuda tani khususnya yang memiliki umur 25-29 tahun
dengan jumlah 22.590 jiwa. Melihat kondisi tersebut menunjukkan nilai positif
bahwa peranan pemuda tani dapat meningkatkan potensi pembangunan di
sektor pertanian khususnya Kabupaten Pesawaran. Namun dalam prakteknya
4
di lapangan, masih sedikit pemuda tani yang terlibat dalam pembangunan,
khususnya di bidang pertanian.
Desa Sungai Langka merupakan salah satu desa di Kabupaten Pesawaran yang
selalu melakukan kegiatan pembangunan desa. Desa Sungai Langka
mempunyai banyak potensi yang menjanjikan untuk menjadi desa mandiri.
BUMDes lahir sebagai suatu pendekatan baru dalam usaha peningkatan
ekonomi desa berdasarkan kebutuhan dan potensi desa di Desa Sungai Langka.
Pengelolaan BUMDes sepenuhnya dilaksanakan oleh masyarakat desa, yaitu
dari desa, oleh desa, dan untuk desa. Cara kerja BUMDes adalah dengan
menampung kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat dalam sebuah bentuk
kelembagaan atau badan usaha yang dikelola secara profesional, namun tetap
bersandar pada potensi asli desa. Hal ini dapat menjadikan usaha masyarakat
lebih produktif dan efektif. Dimasa yang akan datang BUMDes akan berfungsi
sebagai pilar kemandirian bangsa yang sekaligus menjadi lembaga yang
menampung kegiatan ekonomi masyarakat yang berkembang menurut ciri khas
desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa (Sukasmanto,
2014).
Berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemberdayaan
Desa (BPMPD) Provinsi Lampung, tahun (2017) dari 144 desa yang ada di
Kabupaten Pesawaran hanya terdapat 8 desa yang memiliki BUMDes. Salah
satu BUMDes yang ada di Kabupaten Pesawaran adalah BUMDes Ramaksa
yang berada di Desa Sungai Langka. BUMDes Ramaksa merupakan salah satu
5
investasi yang sedang dan ingin dikembangkan dan baru berjalan sekitar satu
tahun ini.
Program BUMDes sangat penting artinya dalam memberikan sumber dana bagi
petani dan masyarakat, sehingga memiliki kemampuan menolong dirinya
sendiri untuk mencapai tujuan dalam memperbaiki kesejahteraan hidup dan
keluarganya, tanpa harus merusak lingkungan di sekitarnya. Unit usaha yang
dijalankan BUMDes Ramaksa yaitu (1) usaha isi ulang air minum, (2)
minuman kesehatan, (3) pinjaman uang mikro, dan (4) Penggemukan kambing
(Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemberdayaan Desa , 2017).
BUMDes yang masih tergolong dalam kategori berkembang di Desa Sungai
Langka menjadi pertanyaan peranan pemuda tani dalam program BUMDes.
Keberhasilan program BUMDes tidak terlepas dari peranan pemuda tani.
Pemuda tani merupakan pelaksana teknis dari program BUMDes, peranan
pemuda tani sangatlah penting karena menyangkut semua hal yang
berhubungan dengan teknis dilapangan dari mulai perencanaan hingga evaluasi
serta pemeliharaan (Kemendesa, 2016).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Peranan Pemuda tani Dalam Pelaksanaan Program Badan
Usaha Milik Desa Ramaksa Di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong
Tataan Kabupaten Pesawaran.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
6
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan Program BUMDes Ramaksa di Desa
Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran?
2. Bagaimana peranan pemuda tani dalam Program BUMDes di Desa Sungai
Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran?
3. Faktor apa saja yang berhubungan dengan peranan pemuda tani dalam
Program BUMDes di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan
Kabupaten Pesawaran?
C. Tujuan penelitian
1. Mengetahui pelaksanaan kegiatan Program BUMDes Ramaksa di Desa
Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran
2. Mengetahui peranan pemuda tani dalam Program BUMDes di Desa Sungai
Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran
3. Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan peranan pemuda tani
dalam Program BUMDes di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong
Tataan Kabupaten Pesawaran
D. Manfaat Penelitian
1. Pemerintah, Sebagai pertimbangan dalam memberikan kebijakan tentang
Program BUMDes yang berhubungan dengan peranan pemuda tani di
Desa Sungai Langka
2. Peneliti, Sebagai pengalaman dan pembelajaran bagi peneliti untuk
memecahakan permasalahan yang berhubungan dengan peranan pemuda
tani dalam Program BUMDes di Desa Sungai langka.
3. Peneliti lain, Sebagai bahan refrensi dan perbandingan bagi penelitiansejenis.
7
ll. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Pengertian peranan
Menurut Soekanto (2002) peranan sebagai dinamisasi dari status. Dalam
suatu sistem sosial, setiap orang memiliki posisi, setiap posisi memiliki fungsi
yang berbeda satu dengan yang lain. Peranan merupakan fungsi yang
melekat pada posisi. Peranan merupakan pola perilaku yang dikaitkan dengan
status/kedudukan sebagai pola perilaku. Peranan melekat pada diri seseorang
sesuai dengan status dan kedudukannya di masyarakat sebagai pola perilaku,
peranan mempunyai beberapa unsur antara lain:
(1) Peranan ideal sebagaimana dirumuskan/diharapkan oleh masyarakat
terhadap status tertentu. Ideal tersebut merumuskan hak-hak dan
kewajibannya yang terkait pada status tertentu.
(2) Peranan yang dianggap oleh diri sendiri. Peranan ini merupakan hal
yang oleh individu harus dilakukan pada situasi tertentu.
(3) Peranan yang dilaksanakan/dikerjakan. Ini merupakan peranan yang
sesungguhnya dilaksanakan oleh individu di dalam kenyataannya yang
terwujud dalam pola perikelakuan yang nyata. Peranan ini senantiasa
dipengaruhi oleh kepribadian yang bersangkutan.
8
Peranan adalah seluruh pola kebudayaan yang berhubungan dengan posisi
atau kedudukan tertentu yang mencakup nilai dan perilaku seseorang yang
diharapkan oleh masyarakat pada kedudukan tertentu (Sajogyo, 1985).
Konsep peranan yaitu :
a. Role Presciption
Rumusan tertulis harus dilakukan seseorang yang mempunyai kedudukan
tertentu dalam sistem sosialnya.
b. Role Perception
Peranan seseorang terhadap peranan yang harus dilakukannya
berdasarkan peranan yang telah dirumuskan.
c. Role Performance
Peranan yang dapat diperagakan oleh seseorang sehubungan dengan
kedudukannya yang berdasarkan atas persepsinya terhadap peranannya
yang telah dirumuskan dan kemampuan melaksanakan pernanannya.
d. Role Expection
Peranan seseorang sesuai dengan kedudukannya yang diharapkan oleh
pihak lain, dapat dilakukan untuk kepentingan pihak lain.
Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena suatu
jabatan. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk
hidup berkelompok. Kehidupan berkelompok akan terjadi interaksi antara
anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat yang lainnya.
Tumbuhnya interaksi diantara mereka ada saling ketergantungan. Dalam
kehidupan bermasyarakat itu munculah apa yang dinamakan peran (role).
9
Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang, apabila
seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya maka orang yang bersangkutan menjalankan suatu peranan
(Thoha, 1997).
Thoha (1997) menyatakan syarat-syarat peran mencakup tiga hal yaitu:
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
kedudukan seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan bermasyarakat.
b. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
Konsep peran (role) menurut Komarudin (2004) dalam buku“ensiklopedia
manajemen“ mengungkap sebagai berikut :
a. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen.
b. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status.
c. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok.
d. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada
padanya.
e. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.
Menurut Mardikanto (1998), peranan mencakup seluruh pola kebudayaan
yang dihubungkan dengan kedudukan tertentu, mencakup sikap, nilai,
10
perilaku yang ditentukan oleh masyarakat terhadap anggotanya yang berada
pada posisi tertentu.
Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat, merupakan
hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat. Sementara
peranan itu sendiri diatur oleh norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan
suatu peranan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa peran
adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau
sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status atau kedudukan
tertentu.
2. Pemuda tani
Pemuda tani dalam kosa kata bahasa Indonesia, juga dikenal dengan sebutan
generasi muda dan kaum muda. Secara terminologi pemuda tani, generasi
muda, atau kaum muda memiliki pengertian yang beragam. Menurut Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang kepemuda tanian pasal 1 ayat (1),
mendefinisikan bahwa “ Pemuda tani adalah warga negara Indonesia Yang
memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16
(enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun”. Berdasarkan dari pengertian
diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemuda tani adalah manusia yang
berusia 16-30 tahun yang secara biologis telah menunjukkan tanda-tanda
kedewasaan. Pemuda tani adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang
mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan
11
emosional, sehingga pemuda tani merupakan sumber daya manusia
pembangunan baik saat ini maupun masa datang ( Kemenpora, 2009).
Menurut Abdulah (1974), pemuda tani adalah individu yang memiliki karakter
dinamis, bergejolak, dan optimis, tetapi belum dapat mengendalian emosi
dengan stabil. Pemuda tani merupakan suatu generasi yang diharapkan dapat
menjadi generasi penerus dari generasi sebelumnya. Pemuda tani memiliki
peranan tertentu sebagai bagian dalam sistem sosial masyarakat. Peran
pemuda tani di bidang pertanian salah satunya adalah sebagai tenaga kerja
pertanian sesuai dengan ciri-ciri masyarakat desa yang pekerjaan utama
penduduknya adalah bekerja di sektor pertanian, walaupun tidak semua
masyarakat memiliki lahan pertanian (Abdullah, 1991).
Pemuda tani adalah sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun
nanti yang memiliki peranan tertentu serta akan menggantikan generasi
sebelumnya. Namun, umumnya pemuda tani pedesaan memiliki keterampilan
dan pengetahuan yang sangat terbatas yang hanya akan membuat mereka
mendapatkan pekerjaan dengan tingkat yang rendah (Rahman, 2014).
Pengertian pemuda tani sebagai calon generasi penerus yang akan
menggantikan generasi sebelumnya adalah individu yang bila dilihat secara
fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami
perkembangan emosional, sehingga pemuda tani merupakan sumber daya
manusia pembangunan baik saat ini maupun nanti yang akan menggantikan
generasi sebelumnya. Pemuda tani adalah individu dengan karakter yang
dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian
12
emosi yang stabil. Pemuda tani menghadapi masa perubahan sosial maupun
kultural (Kemenpora, 2009).
Pembangunan bidang kepemuda tanian merupakan mata rantai tak terpisahkan
dari sasaran pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia
seluruhnya. Keberhasilan pembangunan pemuda tani sebagai sumber daya
manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing merupakan salah satu kunci
untuk membuka peluang untuk keberhasilan di berbagai sektor pembangunan
lainnya. Oleh karena itu pembangunan kepemuda tanian dianggap sebagai
salah satu program yang tidak dapat diabaikan dalam menyiapkan kehidupan
bangsa di masa depan (Sutrisno, 2002).
Program penyuluhan pertanian bagi generasi muda yang efektif harus
memperhatikan kebutuhan dana minat mereka, kontribusi mereka terhadap
kesejahteraan keluarga, masyarakat dan negara. Programa tersebuat bertujuan
menumbuh kembangkannya penduduk yang terampil, cerdas tekun, percaya
diri dan bertanggung jawab. Kegiatan generasi muda pertanian merupakan
cara efektif untuk menjembatani antara apa yang diketahui mengenai
teknologi pertanian, kesejahteraan keluarga dan apa yang dipraktekkan oleh
petani dan istrinya, dengan cara itu generasi muda menjadi pembaharu,
mereka menyebarkan informasi kepada para petani mengenai cara baru
bagaimana meningkatkan usahatani maupun kesejahteraan keluarga tani
(Mardikanto, 1993).
Selain kelompok tani dewasa dikembangkan pula kelompok pemuda tani
sebagai generasi muda yang potensial untuk menangani secara langsung
13
pembangunan pertanian di kemudian hari. Ada tiga kategori kelompok
pemuda tani yaitu:
1. Tani taruna, yaitu golongan orang-orang dewasa tapi masih muda, yang
sudah menjalankan usahataninya sendiri.
2. Taruna tani, yaitu pemuda tani-pemuda tani (anak-anak petani, anak guru,
anak pedagang, anak pegawai dan lain-lain) yang kiara-kira 50%
kemungkinannya bisa dipastikan bahwa pemuda tani tersebut akan
menjadi petani dikemudian hari.
3. Taruna bumi, yaitu pemuda tani-pemuda tani di pedesaan yang tidak
diketahui secara pasti apa pekerjaan mereka. Mereka inidibina dan
dikembangkan kearah tumbuhnya cinta danbpenghargaan mereka terhadap
lingkungan dan alam pedesaan (Departemen pertanian, 1997).
3. Peranan Pemuda tani
Konsep tentang peran (role) menurut Komarudin (2006) dalam buku
“Ensiklopedia Manajamen” mengungkapkan sebagai berikut:
1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen.
2. Pola perilaku yang diharapakan dapat menyertai suatu status.
3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.
4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada
padanya.
5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.
Peranan pemuda tani dalam kegiatan perekonomian dipengaruhi oleh faktor-
faktor tingkat pendidikan, pekerjaan rumah tangga, dan jumlah anggota rumah
14
tangga (Sajogyo, 1985). Lebih lanjut Sajogyo mengatakan bahwa tingkat
pendidikan formal petani di pedesaan lebih rendah. Jangkauan terhadap
pendidikan dan keterampilan sangat rendah. Tingkat pendidikan akan
mempengaruhi peranan pemuda tani khusunya dibidang pertanian.
Menurut Prawiro (1983), anak-anak kecil sudah dikaitkan dengan kegiatan
memenuhi kebutuhan hidup, bersama-sama anggota keluarga lain yang lebih
tua, juga mereka yang berumur lebih dari 64 tahun banyak yang masih aktif
mengerjakan usaha yang menghasilkan banyak pendapatan. Dari teori Prawiro
tersebut dapat dilihat bahwa umur berhubungan dengan kemampuan dan
kemauan bekerja.
Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999) terdapat faktor yang berhubungan
dengan peranan pemuda tani di antaranya motivasi, motivasi merupakan
dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan
dengan tujuan tertentu, bisa dikatakan juga bahwa motivasi merupakan usaha-
usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu
bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki
atau mendapat kepuasan dengan perbuatan.
Widayatun (1999) menyatakan ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi
yaitu internal dan eksternal. Faktor internal meliputi fisik, proses mental
keinginan dalam diri sendiri, kematangan usia sedangkan eksternal meliputi,
dukungan sosial, fasilitas dan media.
15
4. Faktor Faktor yang berhubungan dengan Pemuda tani
Berdasarkan penelitian Nadra Hurriyatun (2010) maka diperoleh beberapa
faktor yang berhubungan dengan makna pemuda tani pedesaan yang
digunakan untuk mengukur representasi sosial, antara lain:
1) Usia
Arti kerja pertanian pada pemuda tani terhadap pekerjaan pertanian terdapat
dua arti menurut golongan usia mereka. Bagi pemuda tani (remaja)
mengartikan pekerjaan pertanian sebagai pekerjaan sementara sebelum
mereka mendapat pekerjaan yang mereka harapkan. Sedangkan pemuda tani
(dewasa) mempersepsikan pekerjaan pertanian sebagai pekerjaan yang
sesuai dengan usia mereka yang sudah berkeluarga. Hal ini yang
menyebabkan mereka tetap bertahan bekerja di sektor pertanian. Semakin
muda usia maka semakin negatif arti kerja pertanian bagi pemuda tani
pedesaan. Begitupun sebaliknya, semakin tua usia maka semakin positif arti
kerja pertanian bagi pemuda tani pedesaan.
2) Jenis Kelamin
Hubungan ini lebih tertuju pada persepsi masyarakat dan pemuda tani
mengenai karakteristik pekerjaan pertanian. Pekerjaan pertanian
mempunyai ciri-ciri diantaranya butuh tenaga kuat, dapat merusak
penampilan karena ruang kerjanya di bawah terik sinar matahari dan kotor
sehingga lebih sesuai untuk kaum pria. Wanita hanya terlibat dalam
pekerjaan pemeliharaan dan proses panen. Akhirnya pekerjaan pertanian
lebih ditekuni oleh pria akibat tuntutan sebagai penanggung jawab ekonomi
keluarga. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2003),
16
kinerja perempuan lebih dominan dalam menggerakkan roda perekonomian
dibandingkan dengan laki-laki karena laki-laki lebih sering merantau ke
kota. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan konteks budaya masing-
masing daerah. Jadi, laki-laki lebih memiliki persepsi yang positif terhadap
pekerjaan pertanian dibandingkan perempuan.
3) Status Kepemilikan dan Luas Lahan Usahatani
Jika bekerja sebagai petani dan memiliki lahan sendiri, maka nilai statusnya
lebih tinggi karena dianggap sebagai orang yang memberi makan warga
lainnya. Semakin luas lahan yang dimiliki maka semakin positif persepsi
pemuda tani terhadap pekerjaan pertanian.
4) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan faktor penentu dalam pembentukan kualitas
sumberdaya manusia. Terdapat perbedaan arti kerja antar pemuda tani yang
berpendidikan rendah dengan pemuda tani yang berpendidikan tinggi.
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka pekerjaan pertanian semakin tidak
menarik untuk ditekuni karena sektor non-pertanian lebih menarik bagi
mereka. Semakin rendah tingkat pendidikan maka pekerjaan pertanian
semakin diminati. Hal ini disebabkan oleh kerja di bidang pertanian tidak
dituntut untuk memiliki ketrampilan khusus dan pendidikan yang tinggi.
5) Status Perkawinan
Jika seseorang telah berkeluarga tentunya akan melakukan pekerjaan
apapun demi kelangsungan hidup keluarganya. Mereka berpikir lebih baik
bekerja keras sebagai petani daripada tidak mempunyai pekerjaan sama
sekali. Selain itu, mereka yang sudah menikah, tidak mau hidup terpisah
17
dengan keluarganya. Pemuda tani belum menikah relatif lebih mudah untuk
bermigrasi sehingga berorientasi bekerja di luar sektor pertanian. Dapat
disimpulkan bahwa jika seseorang telah menikah maka persepsi terhadap
pekerjaan pertanian cenderung positif, sedangkan pemuda tani yang belum
menikah cenderung negatif mempersepsikan pekerjaan pertanian.
6) Sosialisasi Pekerjaan Pertanian
Sosialisasi pekerjaan pertanian dan persepsi pekerjaan pertanian mempunyai
hubungan yang positif. Semakin tinggi sosialisasi maka semakin positif
persepsi pemuda tani terhadap pekerjaan pertanian. Pemuda tani yang
mendapat sosialisasi yang tinggi akan memiliki pengetahuan. Secara sadar
atau tidak sadar orangtua telah mensosialisasikan pandangan kepada anak
tentang kelelahan, kerendahan dan ketidakcerahan bekerja di pertanian.
Orangtua sudah mengalami pergeseran pandangan terhadap pekerjaan
pertanian walaupun secara faktual mereka masih hidup di dalamnya.
Sebagai agen sosialisasi, orangtua membantu mengarahkan pemuda tani
untuk berusaha keluar dari pekerjaan pertanian. Semakin tinggi tingkat
sosialisasi maka semakin negatif representasi pemuda tani terhadap
pekerjaan pertanian.
7) Aspek Sosial Budaya
Nilai budaya setempat yang menganggap pekerjaan pertanian sebagai
kebiasaan turun-temurun menyebabkan sebagian pemuda tani desa
mempunyai persepsi positif terhadap pekerjaan pertanian. Idhamsyah et al.
(2009) menyatakan konteks sosial dapat mempengaruhi komunitas dalam
merepresentasikan suatu hal. Tjakrawati (1988), menyatakan bahwa arti
18
kerja pertanian terkait dalam konteks pelaku sosial memberi penilaian
terhadap kerja yang terwujud dalam perilaku sosial. Setiap komunitas
memiliki budaya yang berbeda-beda sehingga arti kerja yang ada dalam
komunitas pun berbeda-beda.
8) Karakteristik Pemuda tani
Sebagian besar pemuda tani yang ikut serta dalam pekerjaan pertanian
adalah laki-laki karena karakteristik pekerjaan pertanian relatif
membutuhkan kekuatan fisik. Sebelum menikah, anak perempuan
rumahtangga petani jarang diikutsertakan dalam pekerjaan pertanian
tersebut. Perempuan biasanya mulai ikut serta dalam pekerjaan pertanian
setelah mereka menikah, karena jika bekerja bertani sebelum menikah
dianggap akan jauh dari jodoh (Muksin 2007).
Berdasarkan penelitian (Panurat, 2016) yang mempengaruhi peran pemuda tani
seperti tingkat pendapatan, luas lahan usahatani, usia pemuda tani pedesaan,
tingkat pendidikan, intensitas membantu usahatani padi orang tua, status
kepemilikan lahan, dan jarak tempat tinggal dari pusat perkotaan.
1) Tingkat pendapatan usahatani
Tingkat pendapatan usahatani diduga berhubungan dengan minat pemuda
tani pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi. Semakin tinggi tingkat
pendapatan usahatani padi, maka peluang minat pemuda tani pedesaan
untuk melanjutkan usahatani padi semakin besar. Tingkatpendapatan
usahatani dapat meningkatkan atau menurunkan minat pemuda tani
pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi.
19
2) Luas lahan usahatani
Luas lahan usahatani akan mempengaruhi skala usaha dan akhirnya akan
mempengaruhi efisien atau tidaknya usahatani. Lahan sebagai salah satu
faktor produksi yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap usahatani
(Salikin, 2003). Luas lahan usahatani diduga berhubungan dengan minat
pemuda tani pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi. Semakin besar
luas lahan yang dimiliki maka peluang minat pemuda tani pedesaan untuk
melanjutkan usahatani padi semakin besar. Luas lahan dapat meningkatkan
atau menurunkan minat pemuda tani pedesaan dalam melanjutkan
usahatani padi.
3) Usia pemuda tani pedesaan
Usia pemuda tani pedesaan diduga berhubungan dengan peran pemuda tani
pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi. Pemuda tani pedesaan yang
berusia lebih tua cenderung memiliki peran yang lebih tinggi. Sebaliknya,
pemuda tani pedesaan yang berusia muda cenderung menyebabkan pemuda
tani pedesaan memiliki minat yang rendah.
4) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan diduga berhubungan dengan petran pemuda tani
pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi. Tingkat pendidikan
menunjukkan lama pendidikan yang telah ditempuh oleh pemuda tani
pedesaan. Tingkat pendidikan yang dimaksud pada penelitian ini adalah
suatu hal yang didapatkan dari hasil belajar di pendidikan formal.
Pendidikan diduga berhubungan dengan minat pemuda tanipedesaan dalam
20
program. Tingkat pendidikan dapatmeningkatkan atau menurunkan peran
pemuda tani pedesaan.
5) Intensitas membantu usahatani padi orang tua diduga berhubungan dengan
minat pemuda tani pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi.
Semakin besar intensitas membantu usahatani padi orang tua cenderung
membuat pemuda tani pedesaan memiliki minat yang tinggi, sebaliknya
intensitas membantu usahatani padi orang tua yang kecil cenderung
menyebabkan pemuda tani pedesaan memiliki minat yang rendah.
6) Status kepemilikan lahan
Status kepemilikan lahan diduga berhubungan dengan minat pemuda
tanipedesaan dalam melanjutkan usahatani padi. Status kepemilikan
lahanmilik sendiri cenderung meningkatkan minat pemuda tani pedesaan
dansebaliknya status kepemilikan lahan bukan milik sendiri cenderung
membuat pemuda tani pedesaan memiliki minat yang rendah.
7) Jarak tempat tinggal dari pusat perkotaan
Jarak tempat tinggal dari pusat perkotaan diduga berhubungan dengan
minat pemuda tani pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi. Tempat
tinggal pemuda tani yang dekat dari pusat perkotaan cenderung membuat
pemuda tani pedesaan memiliki minat yang rendah. Sebaliknya, tempat
tinggal pemuda tani yang jauh dari pusat perkotaan cenderung
menyebabkan pemuda tani pedesaan memiliki minat yang tinggi.
Pemuda tani umumnya cenderung memiliki tingkat pendidikan rendah
karena latar belakang keluarga mereka yang serba kekurangan. Melibatkan
anak dalam proses produksi pertanian sering dipandang lebih baik menurut
21
orangtua mereka daripada orangtua harus mengeluarkan biaya untuk
menyekolahkan anak. Orangtua menganggap hal ini lebih menghasilkan
bagi si anak itu sendiri dibandingkan jika anak itu dibiayai sekolah.
Angkatan kerja muda pedesaan khususnya pemuda tani, jarang yang
memiliki minat untuk bekerja di pertanian. Hal ini disebabkan karena
angkatan kerja muda tidak mau ikut dalam kerasnya kerja dalam pertanian.
Pekerjaan pertanian dipandang identik dengan kotor, perlu kerja keras, dan
kelelahan. Pemikiran ini muncul karena mereka melihat orangtua mereka
yang kelelahan ketika bekerja, baik itu di sawah, ladang maupun kebun.
Selain itu, orangtua mereka pun tidak mengharapkan anak-anak mereka
menjadi pekerja pertanian karena mereka ingin anak-anaknya dapat hidup
lebih baik daripada orangtuanya (Hurriyatun, 2010).
Pemuda tani saat ini cenderung memilih pekerjaan di luar sektor pertanian,
seperti menjadi buruh bangunan, supir/tukang ojek. Namun, tidak sedikit
pula yang membantu orangtua mereka di lahan pertanian atau menjadi
buruh tani sebelum mendapat pekerjaan lain. Pemuda tani cenderung
berpikir untuk bekerja di lahan pertanian hanya apabila tidak mendapat
pekerjaan lain di kota. Pekerjaan pertanian dengan kata lain menjadi pilihan
terakhir bagi Pemuda tani jika tidak mempunyai pekerjaan lain (Hurriyatun,
2010).
5. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
1. Pengertian BUMDes
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah sebuah perusahaan yang
22
dikelola oleh masyarakat desa dan kepengurusanya terpisah dari
pemerintah desa. Berdirinya BUMDes bertujuan untuk menggali dan
mengoptimalkan potensi wirausaha desa. Berdirinya Badan Usaha Milik
Desa dilandasi oleh UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah Pasal 213 ayat (1) disebutkan bahwa “Desa dapat mendirikan
badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa”.
Dalam UU Desa, BUMDes didefinisikan sebagai badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang
dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lain untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa (Departemen Pendidikan
Nasional, 2007).
Realisasi pencapaian pembangunan ekonomi kemandirian desa adalah
dengan melakukan salah satu strategi kebijakan berkenaan dengan
pemberian Bantuan Penguatan dan Pengembangan BUMDes melalui
Pengembangan Usaha pada Unit Usaha BUMDes. Hal ini sesuai
kewenangan dan tupoksi berdasarkan Perpres No. 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara dan Perpres No. 12 Tahun 2015 tentang
Kementerian Desa, tentang Pembangunan Desa Tertinggal dan
Transmigrasi telah merumuskan dan menetapkan kebijakan tentang
kemandirian ekonomi desa dan dukungan stakeholder lainnya. Dilandasi
oleh hal tersebut direktorat Pengembangan Usaha Ekonomi Desa dibawah
Sub Direktorat Permodalan melakukan kegiatan pemberian Penguatan dan
23
Pengembangan BUMDes, di rencanakan akan diberikan kepada 300
BUMDes.
BUMDes berbeda dengan hakekat koperasi sehingga BUMDes tidak bisa
berbadan hukum koperasi. Pertama, BUMDes dibentuk dengan perbuatan
hukum publik, yakni melalui Peraturan Desa yang disepakati dalam
musyawarah desa. Koperasi merupakan institusi hukum privat, yakni
dibentuk oleh kumpulan orang per orang, yang semuanya berkedudukan
setara sebagai anggota. Kedua, seperti halnya BUMN, modal BUMDes
berangkat dari kekayaan desa yang dipisahkan. Koperasi berangkat dari
simpanan pokok dan wajib dari anggota, yang kemudian juga membuka
penyertaan modal dari pihak lain. Ketiga, BUMDes merupakan campuran
antara pelayanan umum dan kegiatan usaha ekonomi, koperasi merupakan
institusi dan gerakan ekonomi rakyat. Keempat, BUMDes dibentuk untuk
membantu penyelenggaraan pemerintahan desa, memenuhi kebutuhan
masyarakat Desa dan mendayagunakan sumberdaya ekonomi lokal.
Koperasi dibentuk untuk mengembangkan kekuatan dan memajukan
kesejahteraan anggota (Berdesa, 2016).
Terdapat 7 (tujuh) ciri utama yang membedakan BUMDes dengan
lembaga ekonomi komersial pada umumnya yaitu:
1. Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola secara bersama.
2. Modal usaha bersumber dari desa (51%) dan dari masyarakat(49%)
melalui penyertaan modal (saham atau andil).
3. Operasionalisasinya menggunakan falsafah bisnis yang berakar dari
24
budaya lokal (local wisdom).
4. Bidang usaha yang dijalankan didasarkan pada potensi dan hasil
informasi pasar.
5. Keuntungan yang diperoleh ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota (penyerta modal) dan masyarakat melalui
kebijakan desa (village policy).
6. Difasilitasi oleh Pemerintah, Pemprov, Pemkab, dan Pemdes.
7. Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol secara bersama (Pemdes,BPD,
anggota).
BUMDes sebagai suatu lembaga ekonomi modal usahanya dibangun atas
inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri. Ini berarti pemenuhan
modal usaha BUMDes harus bersumber dari masyarakat. Meskipun
demikian, tidak menutup kemungkinan BUMDes dapat mengajukan
pinjaman modal kepada pihak luar, seperti dari Pemerintah Desa atau
pihak lain, bahkan melalui pihak ketiga. Ini sesuai dengan peraturan per
undang-undangan (UU 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal
213 ayat 3). Penjelasan ini sangat penting untuk mempersiapkan pendirian
BUMDes, karena implikasinya akan bersentuhan dengan pengaturannya
dalam Peraturan Daerah (Perda) maupun Peraturan Desa (Perdes).
2. Prinsip Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Menurut Tim Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan (2007) prinsip-
prinsip pengelolaan BUMDes penting untuk dielaborasi atau diuraikan agar
dipahami dan dipersepsikan dengan cara yang sama oleh Pemerintah Desa,
25
anggota (penyerta modal), BPD, Pemkab, dan masyarakat. Terdapat6
(enam) prinsip dalam mengelola BUMDes yaitu:
a. Kooperatif, semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus
mampu melakukan kerjasama yang baik demi pengembangan
dankelangsungan hidup usahanya.
b. Partisipatif, semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes
harusbersedia secara sukarela atau diminta memberikan dukungan
dankontribusi yang dapat mendorong kemajuan usaha BUMDes.
c. Emansipatif, semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus
diperlakukan sama tanpa memandang golongan, suku, dan agama.
d. Transparan, aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan
masyarakat umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan
masyarakat dengan mudah dan terbuka.
e. Akuntabel, seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis maupun administratif.
f. Sustainable, kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan
dilestarikan oleh masyarakat dalam wadah BUMDes.
Terkait dengan implementasi Alokasi Dana Desa (ADD), maka proses
penguatan ekonomi desa melalui BUMDes diharapkan akan lebih berdaya.
Hal ini disebabkan adanya penopang yakni dana anggaran desa yang semakin
besar. Sehingga memungkinkan ketersediaan permodalan yang cukup untuk
pendirian BUMDes. Jika ini berlaku sejalan, maka akan terjadi peningkatan
Pendapatan Asli Desa (PAD) yang selanjutnya dapat digunakan untuk
kegiatan pembangunan desa. Hal utama yang penting dalam upaya penguatan
26
ekonomi desa adalah memperkuat kerjasama, membangun kebersamaan atau
menjalin kerekatan di semua lapisan masyarakat desa. Sehingga itu menjadi
daya dorong dalam upaya pengentasan kemiskinan, pengangguran, dan
membuka akses pasar.
3. Tujuan Program dan Ruang Lingkup Programn BUMDes
Berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemberdayaan Desa (BPMPD) Provinsi Lampung Tujuan Bantuan
Penguatan dan Pengembangan BUMDes dengan bentuk Penguatan dan
Pengembangan BUMDes berupa penguatan dan pengembangan sarana dan
prasarana dalam menunjang usaha pada unit usaha di BUMDes.
Strategi yang dikembangkan dalam kegiatan ini adalah :
1. Memberikan dukungan modal usaha berupa peralatan penunjang usaha
pada unit usaha di BUMDesa.
2. Meningkatkan kemampuan berusaha dari Unit Usaha di BUMDesa.
3. Mendorong peran pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi
lokal dengan cara melakukan pemetaan potensi wilayah guna
meningkatkan produktivitas sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat miskin.
Tugas pemuda tani atau kelompok masyarakat unit usaha BUMDes yaitu:
1) Menyiapkan proses usulan kegiatan Penguatan dan Pengembangan
BUMDes berupa peralatan peningkatan kapasitas produksi dan usaha di
BUMDes.
2) Berkoordinasi secara terus menerus dengan kepala desa sebagai
27
penasehat dari BUMDes.
3) Sebagai pelaksana dari Penguatan dan Pengembangan BUMDes, oleh
karena itu pembelanjaan bantuan peralatan penunjang usaha dalam
rangka peningkatan kapasitas produksi di Unit Usaha dilakukan oleh
BUMDes.
Berdasarkan tujuan BUMDes perlu adanya partisipasi dan peranan dari
masyarakat desa secara keseluruhan, baik pemerintah, aparat desa maupun
pemuda tani. Keterlibatan pemuda tani diharapkan mampu menunjang
program BUMDes dalam pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan petunjuk
pelaksanaan program BUMDes pemuda tani berperan sebagai pelaksana
kegiatan yaitu BUMDes yang akan menjadi pelaku utama dari kegiatan
Penguatan dan Pengembangan BUMDes.
B. Penelitian Terdahulu
Permasalahan tentang peranan dan program BUMDes cukup banyak diangkat
oleh para peneliti terdahulu. Beberapa penelitian terdahulu mengenai peranan
dan program BUMDes dapat dilihat pada Tabel 3. Penelitian ini menarik
karena masih sedikit yang meneliti program BUMDes di Kabupaten
Pesawaran. Ada beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dan
penelitian terdahulu seperti berikut:
1. Penelitian-penelitian program BUMDes pada penelitian terdahulu tidak
menganalisis peranan pemuda tani, sedangkan penelitian ini
menganalisisnya.
28
2. Terdapat beberapa persamaan dengan penelitian terdahulu seperti pada
variabel. Tetapi tidak semua penelitian terdahulu menggunakan seperti
penelitian ini yaitu menggunakan variabel umur, tingkat pendidikan dan
lainya.
29
Tabel 3. Kajian penelitian terdahulu
No Sumber Judul Jurnal/Skripsi Metode Analisis Hasil/kesimpulan penelitian1. Ramadana
(2013)Keberadaan Badan UsahaMilik Desa (BUMDES)Sebagai Penguatan EkonomiDesa (Studi di DesaLandungsari, Kecamatan Dau,Kabupaten Malang)
Analisis data menggunakanModel Interaktif menurut Milesdan Hubberman yangditerjemahkan Husani danPurnomo (2009). Analisis modelinteraktif ini melalui 3 tahapyakni reduksi data, penyajiandata, dan penarikankesimpulan/verifikasi.
Hasil penelitian ini ialah keberadaanbadan usaha milik desa sudah sesuaidengan peraturan daerah KabupatenMalang yang kemudian diatur oleh desadengan peraturan desa mengenai badanusaha milik desa. Akan tetapi semuabidang usaha saat ini tidak berjalan dantidak dapat menyokong pendapatandesa. Sehingga dapat dikatakaneksistensi dari badan usaha milik desaini hanya sebatas papan nama saja.
2. Hidayat (2016) Strategi Pengelolaan BadanUsaha Milik Desa (BUMDES)Dalam Upaya PengembanganBUMDes Surya Sejahtera DesaKedungturi Kecamatan TamanKabupaten Sidoarjo
Teknik analisis datamenggunakan model interaktifanalisis data Miles danHuberman yang meliputi:Reduksi Data (Data Reduction),Penyajian Data (Data Display),Conclusion Drawing/Verfication
(1) Sosialisasi dan pembelajaran tentangBUMDES yang belum dijalankanmaksimal.
(2) Pembentukan BUMDes denganmaksud untuk menaungi usaha desayang sudah berdiri dan berkembangdi Desa Kedungturi sehinggapengelola BUMDes tidakmendapatkan pembelajaranmanajerial yang cukup,
(3) Pendirian dan pengembangan usahaBUMDes yang tidak menjalankanbisnis pelayanan/sosial maupunpenyewaan.
30
Tabel 3. Lanjutan
No Sumber Judul Jurnal/Skripsi Metode Analisis Hasil/Kesimpulan Penelitian3. Apriyani (2016) Strategi Badan Usaha Milik
Desa Tirta Mandiri DalamPengelolaan Objek WisataUmbul Ponggok Di KecamatanPolanharjo Kabupaten Klaten
Teknik analisis data dalampenelitian inimenggunakan analisisinteraktif yang meliputipengumpulan data, reduksidata, penyajian data, sertapenarikan kesimpulan danverifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategiBUMDes Tirta Mandiri dalam pengelolaanobjek wisata Umbul Ponggok adalahBUMDes membuka UKM di lokasi objekwisata Umbul Ponggok, membuka parkirkendaraan di lahan milik warga, mengadakanpelatihan untuk karyawan BUMDes TirtaMandiri, penambahan tenaga untuk Tim SARdan petugas Polsek Polanharjo, pemasanganCCTV di lokasi objek wisata UmbulPonggok, menambah fasilitas yang menarik diobjek wisata Umbul Ponggok untuk menarikperhatian wisatawan, dan BUMDes TirtaMandiri mendaftarkan Umbul Ponggok kejasa asuransi.
4. Prasetyo (2016) Peranan BUMDes DalamPembangunan DanPemberdayaan Masyarakat DiDesa Pejambon KecamatanSumberrejo KabupatenBojonegoro
Metode dalam Studi inimerupakan penelitiandeskriptif kuantitatif.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwapartisipasi masyarakat dalam kegiatanBUMDes masih kurang karena pengetahuanmasyarakat terhadap program BUMDesmasih sedikit. Terkait pola pemanfaatan lebihbanyak pada pembangunan fisik desasedangkan kontribusi bagi pemberdayaanmasyarakat masih belum maksimal karenasejumlah kendala terutama yaitu anggaranBUMDes.
31
Tabel 3. Lanjutan
No Sumber Judul Jurnal/Skripsi Metode Analisis Hasil
5 IndrawaRudi(2012)
Peranan penyuluh danpartisipasi petani dalamkelayakanpengembangan kegiatansekolah lapangpengelolaan tanaman dansumberdaya terpadu padidi Kabupaten Jember
Metode deskriptif,rumus interval,Analisis statistiknon-parametrik (ujiRank-Sperman)dan alat analisisB/C ratio.
Terdapat hubungan yang nyata antara peranan penyuluh denganpartisipasi petani secara total dalam kegiatan Sekolah LapangPengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu di KabupatenJember dilihat dari indikatort diuji dengan Analisis statistik non-parametrik (uji Rank-Sperman) dan alat analisis B/C ratio.
6 HurriyatunNadra(2010)
Representasi SosialPertanian Pada Pemudatani Tani Di KomunitasLahan Kering
Metode deskriptifdan eksploratif,Analisls uji Chi-Square.
Representasi sosial pertanian ternyata tidak memiliki hubungan yangsignifikan dengan karakteristik individu, sosialisasi pengajaran carabertani, serta intensitas keikutsertaan pemuda tani tani dalam aktivitaspertanian. Representasi sosial pekerjaan tani ternyata mempunyaihubungan yang signifikan dengan status kepemilikan lahan, tingkatsosialisasi, dan frekuensi keikutsertaan dalam aktivitaspertanian.Untuk representasi sosial petani, terdapat hubungan yangsignifikan terhadap karakteristik individu yaitu usia, tingkatpendidikan, status perkawinan, dan luas penguasaan lahan. Padarepresentasi sosial pada lahan terdapat hubungan yang signifikanterhadap karakteristik individu yaitu status perkawinan dan luaspenguasaan lahan pertanian serta frekuensi keikutsertaan padaaktivitas pertanian. Pada representasi sosial lahan kering terdapathubungan yang signifikan terhadap karakteristik individu yaitu jeniskelamin dan status perkawinan, serta terdapat hubungan yangsignifikan terhadap tingkat sosialisasi dalam aktivitas pertanian.
32
Tabel 3. Lanjutan
No Sumber Judul Jurnal/Skripsi Metode Analisis Hasil/kesimpulan penelitian7. Rahmawati
(2012)Peranan anggota kelompokpeternak sapi brahman crossdalam program BantuanLangsung Masyarakat (BLM)Di Desa Tanjung TirtoKecamatan Way BungurKabupaten Lampung Timur
Metode Deskriptifdengan tekniksurvei.
(1) Peranan anggota kelompok peternak sapibrahman cross dalam proogram bantuan langsungmasyarakat (BLM) di desa Tanjung Tirto KecamatanWay Bungur Lampung Timur dalam mengembalikanbibit tergolong dalam klasifikasi tinggi, dan dalampenerapan panca usaha budidaya ternak sapi potongtergolong dalam klasifikasi sedang.(2) Faktor faktor yang berhubungan dengan peranananggota peternak dalam program BLM adalahtingkat pengetahuan anggota kelompok tentangprogram BLM, tingkat pengetahuan anggotakelompok, terhadap panca usaha budidaya usahabudidaya ternak sapi potong, lama berternak , danmotivasi anggota kelompok peternak mengikutiprogram BLM.
8. Gustra (2007) Perananan anggota kelompoktani dalam program BantuanLangsung MasyarakatBergulir(BLMB) padakegiatan pengembangan PusatPertumbuhan (P3) padi diPekon Pajaresuk kecamatanPringsewu Tanggamus
Metode Deskriptifdengan tekniksurvei.
Faktor faktor yang berhubungan dengan peranananggota adalah umur, tingkat pendidikan, lamaberusahatani, luas lahan, sifat kosmpolit, tingkatpendapatan, dan keberanian mengambil resiko.
33
C. Kerangka Pemikiran
Faktor-faktor yang berhubungan dengan peranan pemuda tani dalam Program
BUMDes di Desa Sungai Langkayang digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan pendapat Menurut Prawiro (1983) dan Sajogyo (1985) yaitu umur
(X1), tingkat pendidikan(X2) dan motivasi (X3),sedangkan berdasarkan hasil
penelitian Gusta (2007) yaitu sifat kosmopolit(X4) dan menurut Rahmawati
(2012) yaitu tingkat pengetahuan(X5).
Dengan mengasumsikan hal diatas maka penulis merujuk dari beberapa
pendapat di atas dan hasil pra survei di lokasi maka faktor-faktor yang
berhubungan dengan peranan pemuda tani di atas selanjutnya disebut sebagai
variabel bebas (X). Variabel-variabel tersebut sebagai berikut:
Umur (X1) umur diukur dalam satuan tahun. Umur berpengaruh dalam proses
belajar dan mengajar seseorang yang pada akhirnya akan mempengaruhi
produktivitas kerjanya. Semakin tua umur maka semakin merosot
produktivitas, karena keterampilan, kecepatan, kekuatan, dan koordinasi
menurun dengan berjalanya waktu.
Tingkat pendidikan (X2) Pendidikan merupakan suatu faktor penting bagi
kehidupan manusia. Pendidikan dapat mempengaruhi cara berfikir, cara
merasa dan cara bertindak seseorang. Semakin tinggi pendidikan pemuda tani
maka semakin tinggi pula peranan pemuda tani dalam program BUMDes.
Motivasi(X3), semakin tinggi motivasi pemuda tani maka semakin tinggi pula
peranan pemuda tani dalam program BUMDes.
34
Sifat Kosmopolit (X4) merupakan keterbukaan pemuda tani atau responden
terhadap lingkungan sekitarnya seperti lembaga yang dikenal masyarakat,
hubungan masyarakat dengan tokoh masyarakat lain, dan pemanfaatan madia
massa. Diduga semakin tinggi sifat kosmopolit maka semakin tinggi juga
peranan pemuda tani dalam program BUMDes.
Tingkat pengetahuan (X5) merupakan segala sesuatu yang diketahui oleh
pemuda tani tentang program BUMDes, semakin tinggi tingkat pemahaman
yang diketahui oleh pemuda tani terhadap program BUMDes, maka semakin
tinggi peranan pemuda tani dalam program BUMDes.
Tujuan Bantuan Penguatan dan Pengembangan BUMDes adalah penguatan
dan pengembangan sarana dan prasarana dalam menunjang usaha pada unit
usaha di BUMDes, jadi sifat dari bantuan ini berupa stimulan sehingga hanya
memberikan dukungan bantuan modal usaha pada unit usaha di BUMDes.
Berdasarkan petunjuk teknis program BUMDes, keberhasilan dalam
mencapai tujuan Penguatan dan Pengembangan BUMDes tergantung dari
pelaksana kegiatan tersebut. Kelompok Masyarakat khususnya pemuda tani
yang merupakan pelaksana teknis dari program BUMDes ini. Peranan
Pemuda tani sangatlah penting karena menyangkut semua hal yang
berhubungan dengan teknis dilapangan, dari mulai perencanaan hingga
evaluasi serta pemeliharaan.
35
Tugas pemuda tani atau kelompok masyarakat unit usaha BUMDes yaitu:
1) Menyiapkan proses usulan kegiatan Penguatan dan Pengembangan
BUMDes berupa peralatan peningkatan kapasitas produksi dan usaha di
BUMDes.
2) Berkoordinasi secara terus menerus dengan kepala desa sebagai penasehat
dari BUMDes.
3) Sebagai pelaksana dari Penguatan dan Pengembangan BUMDes, oleh
karena itu pembelanjaan bantuan peralatan penunjang usaha dalam rangka
peningkatan kapasitas produksi di Unit Usaha dilakukan oleh BUMDes.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diturunkan
peubah (X) dan peubah (Y) dalam kerangka pemikiran pada Gambar 1.
36
Gambar 1. Paradigma peranan pemuda tani dalam program Badan UsahaMilik Desa (BUMDes) di Desa Sungai Langka Kecamatan GedongTataan Kabupaten Pesawaran.
Faktor-faktor yang berhubungan denganperanan pemuda tani dalam program
BUMDes (X)
Peranan pemuda tani dalam programBUMDes(Y)
Indikator :
1) Menyiapkan proses usulan kegiatanPenguatan dan PengembanganBUMDes.
2) Berkoordinasi secara terus menerusdengan kepala desa sebagaipenasehat dari BUMDes.
3) Sebagai pelaksana dari Penguatandan Pengembangan BUMDes.
Umur (X1)
Tingkat pendidikan (X2)
Umur
Motivasi (X3)
Sifat Kosmopolit (X4)
Tingkat pengetahuan (X5)
37
D. HIPOTESIS
Adapun hipotesis yang didapatkan dari penilitian ini adalah :
1. Diduga ada hubungan nyata antara tingkat umur dengan peranan pemuda
tani dalam penerapan program BUMDes di Desa Sungai Langka.
2. Diduga ada hubungan nyata antara tingkat pendidikan dengan peranan
pemuda tani dalam penerapan program BUMDes di Desa Sungai Langka.
3. Diduga ada hubungan nyata antara motivasi dengan peranan pemuda tani
dalam penerapan program BUMDes di Desa Sungai Langka.
4. Diduga ada hubungan nyata antara sifat kosmopolit responden dengan
peranan pemuda tani dalam penerapan program BUMDes di Desa Sungai
Langka.
5. Diduga ada hubungan nyata antara tingkat pengetahuan dengan peranan
pemuda tani dalam penerapan program BUMDes di Desa Sungai Langka.
38
III. METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Variabel
Definisi operasioanal pada penelitian ini mencakup semua variabel yang
digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis
sehubungan dengan tujuan penelitian. Untuk memudahkan pengukuran
variabel penelitian maka disusun definisi operasional dalam penelitian.
Variabel X dalam penelitian ini adalah faktor faktor yang berhubungan dengan
pemuda tani tani dalam program BUMDes dan variabel dalam penelitian ini
adalah peranan pemuda tani tani dalam program BUMDes.
1. Variabel X
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan peranan pemuda tani tani dalam program BUMDes di Desa Sungai
Langka terdiri dari umur (X1), tingkat pendidikan (X2), motivasi (X3), sifat
kosmopolit (X4) dan tingkat pengetahuan (X5). Untuk pengukuran
variabel bebas dapat dilihat pada Tabel 4.
1) Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang berkaitan erat dengan
kemampuan petani dalam melaksanakan kegiatan usahatani yang
dilihat dari umur petani sendiri dan diklasifikasikan menjadi tiga yaitu
belum produktif, produktif dan tidak produktif.
39
2) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan formal adalah lama umur petani dalam menempuh
pendidikan formal yang dihitung dalam satuan tahun berdasarkan
lamanya mengikuti pendidikan formal. Diklasifikasikan menjadi
rendah, sedang, dan tinggi berdasarkan data lapangan.
3) Motivasi
Tingkat motivasi petani adalah dorongan yang ada pada diri petani
padi yang menggerakkan atau membangkitkan petani agar mau
mengikuti kegiatan program BUMDes yang dilihat berdasarkan apa
yang memotivasi dan siapa yang memotivasi petani dalam mengikuti
kegiatan. Tingkat motivasi petani padi dikategorikan menjadi tiga
tingkat motivasi yaitu motivasi rendah dengan skor 1, motivasi sedang
dengan skor 2, dan motivasi tinggi dengan skor 3.
4) Tingkat kosmopolitan
Tingkat kekosmopolitan adalah sifat yang menggambarkan
keterbukaan petani terhadap lingkungan yang berada di luar sistem
sosialnya. Tingkat kosmopolitan ini dilakukan untuk mengetahui
frekuensi petani dalam mengadakan kontak terhadap media informasi
(koran, radio, dan televisi), maupun dengan orang lain diluar
lingkungan (PPL, dinas pemerintah atau tokoh masyarakat) selama
atau dalam kurun waktu musim tanam terakhir dan diklasifikasikan
menjadi kurang kosmopolit dengan skor 1, cukup kosmopolit dengan
skor 2, dan kosmopolit dengan skor 3.
40
5) Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui petani
mengenai program BUMDes, yaitu tujuan dan manfaat dari program
itu sendiri. Pengukuran indikator ini diklasifikasikan menjadi tiga
kategori tinggi skor 3, sedang skor 2 rendah skor 1.
Tabel 4. Pengukuran variabel bebas (X)
No VariabelX
Definisi Oprasional IndikatorPengukuran
Ukuran/skor
1. Umur Umur salah satufaktor yangberkaitan eratdengan kemampuanpetani dalammelaksanakankegiatan usahatani
Undang-UndangNomor 40Tahun 2009.
Pemuda tani adalahwarga negaraIndonesia Yangmemasuki periodepenting pertumbuhandan perkembanganyang berusia 16 -30 .
2. Tingkatpendidikan
Pendidikan adalahlama tahun petanidalam menempuhpendidikan formal.
Berdasarkanlamanyamengikutipendidikanformal (Ijazah)
Diukur berdasarkantahun lama respondenmengikuti jenjangpendidikan formal. 1-9tahun (SD-SMP) diberiskor 1 masuk dalamklasifikasi rendah, 10-12tahun (SMA) diberi skor2 masuk dalamklasifikasi sedang dan13-17 tahun (perguruantinggi) diberi skor 3masuk dalam klasifikasiTinggi.
3. Motivasi Dorongan yang adapada diri petani yangmenggerakkan ataumembangkitkanpetani agar maumengikuti kegiatanprogram BUMDes.
Apa yangmendorongpetani dalammengkutiprogramBUMDes
.
Diklasifikasikan menjaditiga kategori, yaituTinggi skor 3Sedang skor 2Rendah skor 1
41
Tabel 4. Lanjutan
No Variabel X DefinisiOprasional
IndikatorPengukuran
Ukuran
4. Tingkatkekosmopolitan
Tingkatkekosmopolitanadalah sifat yangmenggambarkanketerbukaanpetani padi ataurespondenterhadaplingkungan yangberada diluarsistem sosialnya.
1. Frekuensihubunganrespondendenganpendamping desauntukmendapatkaninformasi terkaitprogramBUMDes.
2. Frekuensiresponden dalampemanfaatanmedia masaseperti internet,televisi, radio,koran dan mediamasa lainnyauntukmendapatkaninformasi terkaitprogramBUMDes
3. respondenmelakukankegiatansosialisasi didesa lain terkaitprogramBUMDes.1.
Diklasifikasikan menjaditiga kategori,yaitu Tinggiskor 3Sedang skor2 Rendahskor 1
5 Tingkatpengetahuan
Tingkatpengetahuanadalah segalasesuatu yangdiketahui petanimengenaiprogramBUMDes
1. Pemuda tani tanimengetahui danmemahamitujuan danmanfaat dariprogramBUMDes
Diklasifikasikan menjaditiga kategori,yaituTinggi skor 3Sedang skor2Rendah skor1
42
2. Variabel Y
Varibel (Y) adalah peranan pemuda tani tani dalam program BUMDes.
Peranan pemuda tani tani dalam program BUMDes adalah serangkaian
perilaku yang diharapkan memberikan bantuan dalam program Penguatan
dan Pengembangan BUMDes berupa penguatan dan pengembangan sarana
dan prasarana dalam menunjang usaha pada unit usaha di BUMDes.. Tabel
pengukuran variabel terikat dapat dilihat pada Tabel 5.
Tugas pemuda tani tani atau kelompok masyarakat unit usaha BUMDes
yaitu:
1) Menyiapkan proses usulan kegiatan Penguatan dan Pengembangan
BUMDes,
2) Melakukan kordinasi dengan kepala desa sebagai penasehat dari
BUMDes,
3) Sebagai pelaksana dari Penguatan dan Pengembangan BUMDes.
Tabel 5. Pengukuran variabel terikat (Y)
Variabel Y Definisi Oprasional Indikator Pengukuran UkuranPerananpemuda tanitani dalamprogramBUMDes
Peranan pemuda tanitani dalam programBUMDes adalahserangkaian perilakuyang diharapkanmemberikan bantuandalam programPenguatan danPengembanganBUMDes berupapenguatan danpengembangan saranadan prasarana dalammenunjang usaha padaunit usaha diBUMDes.
1. Menyiapkan prosesusulan kegiatanPenguatan danPengembanganBUMDes
2. Melakukan kordinasidengan kepala desasebagai penasehatdari BUMDes.
3. Sebagai pelaksanadariprogramPenguatandan PengembanganBUMDes
Diklasifikasikanmenjadi tigakategori, yaituTinggi skor 3Sedang skor 2Rendah skor 1
43
B. Penentuan Lokasi, Waktu, Populasi dan Responden Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong
Tataan, Kabupaten Pesawaran. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja
(purposive) dengan pertimbangan bahwa Desa Sungai Langka Kecamatan
Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran merupakan desa yang mempunyai
potensi yang besar. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya program
BUMDes yang bertujuan untuk mengembangkan potensi desa yang
diharapkan masyarakat dapat berperan baik dalam mengelola sebuah usaha
sehingga dapat menjadi desa yang mandiri. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Juni 2019 sampai dengan Juli 2019.
Responden dalam penelitian ini adalah pemuda tani di Desa Sungai Langka
yang mengikuti program BUMDes. Responden dalam penelitian ini adalah
pemuda tani tani yang berdomisili di Desa Sungai Langka Kecamatan
Gedong Tataan. Sampel pada penelitian ini berasal dari populasi pemuda tani
tani yang terlibat dalam pelaksanaan program BUMDes yang terdiri dari 10
dusun dengan total sebanyak 128 anggota. Penentuan jumlah sampel
merujuk pada teori (Yamane, 1967 dalam Rakhmat, 2001) dengan rumus
sebagai berikut :
1)( 2
dN
Nn
561)1,0(128
1282
n
Keterangan :n = SampelN = Populasid = Tingkat presisi (0,1)
44
Untuk sampel setiap Kelompok Pemuda tani Tani ditentukan proporsional
dengan menggunakan rumus Nasir (1988), yaitu :
nN
Nni
1
Keterangan :ni = Jumlah sampel setiap dusun (orang)N1 = Jumlah populasi masing-masing dusun (orang)N = Jumlah seluruh populasi pemuda tani tani (orang)n = Jumlah sampel secara keseluruhan (orang)
n1 = 756128
15X orang n6 = 556
128
13X 0rang
n2 = 656128
14X orang n7 = 456
128
10X orang
n3 = 556128
11X orang n8 = 556
128
11X orang
n4 = 556128
12X orang n9 = 656
128
13X orang
n5 = 656128
13X orang n10 = 756
128
13X orang
Pengambilan sampel dilakukan secara propotional random sampling, sehingga
setiap unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih
sebagai sampel. Secara jelas jumlah responden yang diambil dalam penelitian
ini dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Data anggota kelompok pemuda tani tani di Desa Sungai Langkatahun 2018
No. Nama Kelompok Jumlah Anggota (orang) Sampel (orang)1 Dusun 1 15 72 Dusun 2 14 63 Dusun 3 11 54 Dusun 4 12 55 Dusun 5 13 66 Dusun 6 13 57 Dusun 7 10 48 Dusun 8 11 69 Dusun 9 13 610 Dusun 10 16 7
Jumlah 128 56
Sumber : Demografi Desa Sungai Langka (2018)
45
C. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui wawancara
langsung dengan responden menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner).
Kuesioner tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
hubungan peranan pemuda tani tani dalam Program BUMDes. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh dari literatur, laporan, studi kepustakaan,
buku-buku, data umum potensi desa serta instansi atau lembaga yang
berkaitan dengan penelitian ini.
Metode penelitian yang dipakai adalah metode survei. Metode penelitian
survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi
tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan
hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
D. Metode Analisis Data
a. Analisis data tujuan pertama
Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama dalam
penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, yaitu metode yang
menggunakan analisa peneliti dengan melihat pelaksanaan program
berdasarkan catatan-catatan yang diperoleh dari pengamatan di lapangan
dan wawancara dengan petani atau responden. Data-data dan catatan-
catatan tersebut diolah dan ditulis dalam bentuk narasi yang terstruktur dan
terperinci dalam menggambarkan pelaksanaan kegiatan Program BUMDes
46
Ramaksa di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten
Pesawaran.
b. Analisis data tujuan kedua dan ketiga
Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan kedua dan ketiga
dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik inferensial dengan
korelasi Rank Spearman dengan SPSS 22 (Statistical Programs For Sosial
Science). Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan
antara faktor-faktor yang berhubungan dengan peranan pemuda tani tani
dalam Program BUMDes dengan peranan pemuda tani tani dalam program
BUMDes di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten
Pesawaran.
Adapun rumus uji koefisien korelasi Rank Spearman (Siegel, 2011) adalah
sebagai berikut :
Keterangan:` : Penduga Koefisien Korelasi
di : Perbedaan setiap pasangan Rankn : Jumlah responden
Rumus rs ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa dalam penelitian ini
melihat korelasi (keeratan hubungan) antara variabel X dan variabel Y.
Sesuai dengan fungsi rs yang merupakan ukuran asosiasi dua variabel yang
berhubungan, diukur sekurang-kurangnya dengan skala ordinal (berurutan),
sehingga objek atau individu yang dipelajari dapat diberi peringkat dalam
rangkaian berurutan.
47
Kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikasi ≤ α pada α = 0,01 atau α = 0,05 maka H1 diterima
dan H0 ditolak, artinya terdapat hubungan yang nyata antara kedua
variabel.
2. Jika nilai signifikasi > α pada α = 0,01 atau α = 0,05 maka H1 ditolak
dan H0 diterima, artinya tidak ada hubungan yang nyata antara kedua
variabel.
78
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang peranan pemuda tani dalam Program
Badan Usaha Milik Desa ramkasa di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong
Tataan Kabupaten Pesawaran dapat disimpulkan:
1. Pelaksanaan program BUMDes Ramaksa di Desa Sungai Langka berjalan
dengan baik, hal ini dapat dilihat dari unit usaha yang telah dijalankan.
Berikut pelaksanaan dari masing-masing usaha tersebut:
a. Unit usaha isi ulang air minum sudah berjalan sejak Oktober 2017.
Kapasitas produksi pada usaha isi ulang air minum yaitu 1200 L/hari.
Produk yang dihasilkan oleh usaha isi ulang air minum ini dikemas
dalam galon bervolume 19 L. Air minum isi ulang ini dijual sebesar
Rp 4000/galon.
b. Unit Usaha Lembaga Keuangan Mikro. Unit usaha ini di bentuk untuk
meningkatkan kreatifitas usaha-usaha kecil menengah di Desa Sungai
Langka. Unit usaha baru bisa memberikan pinjaman modal sebesar
Rp500.000 s.d Rp1.000.000. Sampai dengan saat ini, unit usaha ini
memiliki modal sebesar Rp20.000.000, dan masih terus
dikembangkan.
79
c. Usaha penggemukan kambing ini berlokasi didusun 8 Desa Sungai
Langka. Usaha ini sebenarnya sudah mendapatkan bagian modal dari
dana desa yang diberikan kepada BUMDes Ramaksa berjumlah Rp.
15.000.000. Jumlah kambing yang dimiliki di usaha hingga saat ini
sebanyak 15 ekor. Usaha penggemukkan kambing di BUMDes
Ramaksa membutuhkan penambahan investasi untuk membeli
kambing dan proses produksi.
d. Unit Usaha Home Industri. Produk yang dihasilkan dari unit usaha ini
adalah keripik pisang, keripik nangka, keripik talas, olahan coklat,
dan hasil kerajinan. Pemasaran produk ini tidak hanya di Sungai
Langka saja, tetapi sudah pasarkan keluar desa bahkan hingga
wilayah Kota Bandar Lampung. Unit usaha ini di kelola oleh anggota
BUMDes dan dibantu oleh Kelompok Wanita Tani (KWT).
2. Tingkat peranan pemuda tani dalam program BUMDes di Desa Sungai
Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran berada pada
klasifikasi tinggi, hal ini dapat dilihat dari proses pemuda tani telah
membatu dalam pembuatan proposal usulan kegiatan pembentukan
BUMDes dari awal hingga akhir, pemuda tani juga melakukan koordinasi
dengan kepala desa terkait usulan penguatan dan pengembangan Bumdes,
dan melaksanakan seluruh kegiatan, serta membatu memelihara sarana
prasarana program BUMDes.
3. Faktor-faktor yang berhubungan nyata dengan peranan pemuda tani dalam
Program BUMDes di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan
Kabupaten Pesawaran adalah motivasi dan tingkat kosmopolit.
80
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:
1. Bagi pemerintah disarankan untuk melanjutkan Program BUMDes melihat
tingginya peranan pemuda tani tani dalam pelaksanaan pengajuan proses
pembuatan proposal BUMDes, kordinasi terkait usulan kegiatan BUMDes
dengan kepala desa, menyiapkan sarana dan prasarana, pemeliharaan serta
pemanfaatan hasil.
2. Bagi peneliti yang akan datang disarankan dapat meneliti kecepatan difusi
dan inovasi pemuda tani terhadap Program BUMDes.
81
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T. 1974. Pemuda tani Dan Perubahan Sosial. LP3S. Jakarta.
Abdullah. 1991. Hukum Kepegawaian. Radja Grafindo Persada. Jakarta
Apriyani, Sri A. 2016. Strategi Badan Usaha Milik Desa Tirta Mandiri DalamPengelolaan Objek Wisata Umbul Ponggok Di Kecamatan PolanharjoKabupaten Klaten. JA, Vol. 5, No. 8.http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/adinegara/article/view/3568. [ Diakses pada tanggal 15 Apr 2018]
Arwani, Muh.Marwan. 2001. Pergeseran Pola Kerja Petani di Pedesaan(Penelitian Desa Ringinharjo, Kec.Bantul,DIY). Jurnal Penelitian UNIB,Vol VII. No.2. Juli 2001 hal 127-133.
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa. 2017. Data JumlahBadan Usaha Milik Desa 2017.http://bpmpd.lampungprov.go.id/datajumlah- badan-usaha-milik-desa-bumdes-provinsi-lampung-tahun-2017.html. Diakses pada 09 November2018.
Badan Pusat Statistik. 2010. Lampung Dalam Angka. Provinsi Lampung.
Badan Pusat Statistik. 2014. Lampung Dalam Angka. Provinsi Lampung.
Badan Pusat Statistik. 2015. Lampung Dalam Angka. Provinsi Lampung.
Badan Pusat Statistik. 2017. Pesawaran Dalam Angka. Provinsi Lampung.
Berdesa. 2016. BUMDes dan Koperasi. http://www.berdesa.com/. [Diaksespada tanggal 16 Apr 2018]
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Buku Panduan BUMDes. Pusat KajianDinamika Sistem Pembangunan (Pkdsp). Malang.
Departemen Pertanian. 1997. Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kelompok Tani.Pusat Penyuluhan Pertanian. Jakarta.
82
Departemen Pertanian. 2012. Perkembangan dan Produksi PadiIndonesia.www.deptan.go.id/. [Diakses pada tanggal 16 Agt 2018]
Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan. 2012. Produksi Tanaman Pangan.Jakarta. Departemen Pertanian.
Ditjen Tanaman Pangan. 2012. Pedoman Pelaksanaan Program PeningkatanProduksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk mencapaiSawsembada dan Sawsembada Berkelanjutan. Dirjen Tanaman Pangan,Kementerian Pertanian, Jakarta.
Ernitawati, S. 2014. Peranan Wanita Tani Dalam Penerapan TeknologiBudidaya Sayuran Di Lahan Pasir Pantai kecamatan SandenKabupaten Bantul. Skripsi. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Gusra, R. 2007. Peranan anggota kelompok tani dalam program BantuanLangsung Masyarakat Bergulir (BLMB) pada kegiatan PengembanganPusat Pertumbuhan (P3) padi di Pekon Pajaresuk Kecamatan PringsewuTanggamus. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Gunawan, Agus Elia 2003. Pengaruh Representasi Sosial Tenaga Kerja danSosialisasi Nilai Gender terhadap Performa Kerja Perempuan. Tesis.Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Soekanto, S. 1990.Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Press. Jakarta.
Hastowijoyono, S. 2014. Pelembagaan Bum Desa. Forum PengembanganPembaharuan Desa (FPPD). Yogyakarta.
Hersey, P., Blanchard, KH. 2005. Management Of OrganizationalBehavior: Utilizing Human Resources. Erlangga.
Hidayat, Akhmad B. 2016. Strategi Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa(BUMDesa) Dalam Upaya Pengembangan BUMDesa Surya Sejahtera DesaKedungturi Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. JUNESA, Vol. 4, No.9. http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/publika/article/view/16648[Diakses pada tanggal 17 Apr 2018]
Idhamsyah et al. 2009. Representasi Sosial tentang Pemimpin antara DuaKelompok Usia dan Situasi Sosial yang berbeda di Jakarta danPalembang.http://idhamputra.wordpress.com/2009/01/19/representasi-sosial-tentang-pemimpin-antara-dua-kelompok-usia-dan-situasi-sosialyang-berbeda-di-jakarta-dan-palembang/. Diakses 6 Apr 20018.
Kementrian Desa, 2016. Memajukan Ekonomi Melalui Bumdes. Jakartahttp://www. Kemendesa.go.id/. [Diakses pada tanggal 11 Jan 2019]
83
Kementerian Pemuda tani dan Olahraga. 2009. Undang-Undang TentangKepemuda tanian. Jakarta www.Kemnpora.go.id/. [Diakses pada tanggal 11Jan 2019]
Komaruddin. 2006. Ensiklopedia Manajemen. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.
Mantra, I.B. 2004. Demografi Umum. Penerbit Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Mardikanto, T., 1993, Penyuluhan Pembangunan Pertanian, Surakarta: SebelasMaret University Press.
Mardikanto, T. 1998. Peranan Penyuluhan Pembangunan Pertanian. SebelasMaret University Press. Surakarta.
Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret UniversityPress. Surakarta.
Muksin. 2007. Kompetensi Pemuda tani Tani yang Perlu Dikembangkan di JawaTimur. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Nadra, Hurriyatun. 2010. Representasi Sosial Pertanian Pada Pemuda tani Tani DiKomunitas Lahan Kering, Jurnal Penelitian IPB, Vol VII. No.2. Juli 2001hal 127-133.
Panurat, S.M. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani BerusataniPadi di Desa Sendangan Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa. Skripsi.Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Prawiro, R. 1983. Kependudukan dalam Teori, Fakta dan Masalah. AlumniBandung. 156 hlm.
Prasetyo, Ratna A. 2016. Peranan Bumdes Dalam Pembangunan DanPemberdayaan Masyarakat Di Desa Pejambon Kecamatan SumberrejoKabupaten Bojonegoro. JD, Vol. XI, No. 6.https://www.researchgate.net/publication/317088682_ Peranan_BumdesDalam_Pembangunan_Dan_Pemberdayaan_Masyarakat_Di_Desa_Pejambon_Kecamatan_Sumberrejo_Kabupaten_Bojonegoro. [Diakses pada tanggal20 April 2018]
Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan. 2007. Buku Panduan Pendirian danPengelolaan Badan Usaha Milik Desa. Departemen Pendidikan Nasional.Fakultas Ekonomi. Universitas Brawijaya.
Rahman, F. 2014. Food, Youth and The Future of Faming, Access to Land:Farming and Not Farming Rural Young for Strunggle Over SmallfarmingPractice (hlm. 50). Agrifood XX1V. Bandung
84
Rahmawati, E. 2012. Peranan anggota kelompok peternak sapi brahman crossdalam program Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) di Desa TanjungTirto Kecamatan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur. Skripsi.Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Rakhmad, J., 2001, Psikologi Komunikasi, Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Rakhmad, J., 2004, Metode Penelitiani Komunikasi, Jakarta: RemajaRosdakarya.Bandung.
Ramadana, Coristya B. 2013. Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)Sebagai Penguatan Ekonomi Desa (Studi di Desa Landungsari, KecamatanDau, Kabupaten Malang). JAP, Vol. 1, No. 6, Hal. 1068-1076.http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/view/189/169. [Diakses pada tanggal 19 Apr 2018]
Sajogyo, P. 1985. Sosiologi pembangunan. Jakarta: Etasa Dinamika.
Salikin, K. A. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisius. Yogyakarta.
Samsir, Andi. 2016. Studi Komperatif Model Bumdes Di Kabupaten Bantaeng.Administare, Vol. 3, No. 2.http://ojs.unm.ac.id/index.php/administare/article/view/2564/0. [Diaksespada tanggal 20 Apr 2018]
Samsudin, 2005. Dasar-Dasar penyuluhan dan Moderenisasi Pertanian. AngkasaOffset. Bandung.
Siegel, S. 1997. Statistik Non Parametrik. PT Gramedia. Jakarta.
Soekanto,S. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Persada. Jakarta
Sukasmanto. 2014. Rancang Bangun Bisnis Dan Pengelolaan Bum Desa. ForumPengembangan Pembaharuan Desa (FPPD). Yogyakarta.
Sungai Langka. 2017. Usaha BUMDes Desa Sungai Langka.http://sungailangka.web.id/. [Diakses pada tanggal 16 April 2018]
Surya Putra, A. 2015. Badan Usaha Milik Desa. Kementerian Desa,Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia.Jakarta.
Sutoro. 2014. Desa Membangun Indonesia. Forum Pengembangan PembaharuanDesa (FPPD). Yogyakarta.
Sutrisno, Loekman. 2002. Paradigma Baru Pembangunan Pertanian (sebuahTinjauan Sosiologis). Kanisius, Yogyakarta.
85
Tarigan, Herlina 2004. Representasi Pemuda tani Pedesaan Mengenai PekerjaanPertanian: Kasus pada Komunitas Perkebunan Teh Rakyat di Jawa Barat.ICASERD Working Paper No.29. Badan Penelitian dan PengembanganPertanian. Departemen Pertanian. Bogor.http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/WP_29_2004.pdf. Diaksestanggal 06 April 2018.
Thoha,M. 1997. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. RajawaliGrafindo Persada. Jakarta.
Tjakrawati, Sylvia 1988. Perubahan Nilai Kerja Pertanian di Daerah Persawahan.Tesis. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Tribun Lampung. 2017. BUMDes di Provinsi Lampung.http://www.tribunlampung.com/. [Diakses pada tanggal 16 April 2018]
Van den Ban A.W dan Hawkins H.S. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius.Yogyakarta
Veeger, K.J. 1993. Pengantar Sosiologi. PT Gramedia. Jakarta.
Widayatun.1999. Ilmu Prilaku. Sagung Seto. Jakarta
Widisasongko, P. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan PerananAnggota dan Tingkat Keberhasilan Koperasi (studi kasus padakoperasi wanita “cempaka” Kampung Astromulyo KecamatanPunggur Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi. UniversitasLampung. Bandar Lampung.