29
Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer Nurman Nowak Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer Imprint ©2021 Friedrich-Ebert-Stiftung Kantor Perwakilan Indonesia Jalan Kemang Selatan II No. 2 A | Jakarta 12730 INDONESIA Penanggung jawab: Sergio Grassi | Resident Director Phone : +62-21-7193711 Fax : +62-21-71791358 Email : [email protected] Website: www.fes-indonesia.org Materi publikasi yang diterbitkan oleh Friedrich-Ebert-Stiftung (FES) tidak dapat dipergunakan untuk tujuan komersial tanpa persetujuan tertulis dari FES. Tentang penulis: Nurman Nowak memiliki gelar Master Kajian Asia Tenggara dan merupakan kandidat PhD di Universitas Göttingen, saat ini melakukan penelitian lapangan di komunitas miskin perkotaan di Jakarta. Sebelumnya dia bekerja untuk FES Indonesia di mana dia berpartisipasi dalam program pendidikan politik yang berfokus pada pemuda dan telah banyak menulis tentang perkembangan politik dan masyarakat sipil di Indonesia dan Malaysia kontemporer. Pandangan dalam tulisan ini tidak mencerminkan pendapat dari Friedrich- Ebert-Stiftung. Friedrich-Ebert-Stiftung (FES) adalah Yayasan politik tertua di Jerman. Nama Yayasan ini diambil dari nama presiden Jerman pertama yang terpilih secara demokratis, Friedrich Ebert. Yayasan Friedrich Ebert memiliki jaringan internasional di lebih dari 100 negara dan memiliki misi untuk mendorong penerapan nilai-nilai demokrasi sosial, yaitu kebebasan, solidaritas, dan keadilan sosial. FES mendirikan Kantor Perwakilan Indonesia pada tahun 1968 dan sejak 2012 telah bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan keadilan sosial di bidang politik, ekonomi dan masyarakat, sebagai salah satu prinsip pokok FES di seluruh dunia. FES di seluruh dunia. FES Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah melakukan berbagai kegiatan untuk mendukung Reformasi Jaminan Sosial, Negara Kesejahteraan, dan Pembangunan Sosial Ekonomi di Indonesia serta mempromosikan Indonesia sebagai rujukan ke negara lain di kawasan dan di tingkat internasional untuk tema demokratisasi, sosial ekonomi dan pembangunan yang damai. www.fes-indonesia.org

Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

  • Upload
    others

  • View
    28

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer Nurman Nowak

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer

Imprint©2021 Friedrich-Ebert-StiftungKantor Perwakilan IndonesiaJalan Kemang Selatan II No. 2 A | Jakarta 12730INDONESIA

Penanggung jawab:Sergio Grassi | Resident Director

Phone : +62-21-7193711Fax : +62-21-71791358Email : [email protected]: www.fes-indonesia.org

Materi publikasi yang diterbitkan oleh Friedrich-Ebert-Stiftung (FES) tidak dapat dipergunakan untuk tujuan komersial tanpa persetujuan tertulis dari FES.

Tentang penulis: Nurman Nowak memiliki gelar Master Kajian Asia Tenggara dan merupakan kandidat PhD di Universitas Göttingen, saat ini melakukan penelitian lapangan di komunitas miskin perkotaan di Jakarta. Sebelumnya dia bekerja untuk FES Indonesia di mana dia berpartisipasi dalam program pendidikan politik yang berfokus pada pemuda dan telah banyak menulis tentang perkembangan politik dan masyarakat sipil di Indonesia dan Malaysia kontemporer.

Pandangan dalam tulisan ini tidak mencerminkan pendapat dari Friedrich-Ebert-Stiftung.

Friedrich-Ebert-Stiftung (FES) adalah Yayasan politik tertua di Jerman.Nama Yayasan ini diambil dari nama presiden Jerman pertama yang terpilih secara demokratis, Friedrich Ebert. Yayasan Friedrich Ebert memiliki jaringan internasional di lebih dari 100 negara dan memiliki misi untuk mendorong penerapan nilai-nilai demokrasi sosial, yaitu kebebasan, solidaritas, dan keadilan sosial.

FES mendirikan Kantor Perwakilan Indonesia pada tahun 1968 dan sejak 2012 telah bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan keadilan sosial di bidang politik, ekonomi dan masyarakat, sebagai salah satu prinsip pokok FES di seluruh dunia. FES di seluruh dunia. FES Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah melakukan berbagai kegiatan untuk mendukung Reformasi Jaminan Sosial, Negara Kesejahteraan, dan Pembangunan Sosial Ekonomi di Indonesia serta mempromosikan Indonesia sebagai rujukan ke negara lain di kawasan dan di tingkat internasional untuk tema demokratisasi, sosial ekonomi dan pembangunan yang damai.

www.fes-indonesia.org

Page 2: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer

Imprint©2021 Friedrich-Ebert-StiftungKantor Perwakilan IndonesiaJalan Kemang Selatan II No. 2 A | Jakarta 12730INDONESIA

Penanggung jawab:Sergio Grassi | Resident Director

Phone : +62-21-7193711Fax : +62-21-71791358Email : [email protected]: www.fes-indonesia.org

Materi publikasi yang diterbitkan oleh Friedrich-Ebert-Stiftung (FES) tidak dapat dipergunakan untuk tujuan komersial tanpa persetujuan tertulis dari FES.

Pandangan dalam tulisan ini tidak mencerminkan pendapat dari Friedrich-Ebert-Stiftung.

Friedrich-Ebert-Stiftung (FES) adalah Yayasan politik tertua di Jerman.Nama Yayasan ini diambil dari nama presiden Jerman pertama yang terpilih secara demokratis, Friedrich Ebert. Yayasan Friedrich Ebert memiliki jaringan internasional di lebih dari 100 negara dan memiliki misi untuk mendorong penerapan nilai-nilai demokrasi sosial, yaitu kebebasan, solidaritas, dan keadilan sosial.

FES mendirikan Kantor Perwakilan Indonesia pada tahun 1968 dan sejak 2012 telah bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan keadilan sosial di bidang politik, ekonomi dan masyarakat, sebagai salah satu prinsip pokok FES di seluruh dunia. FES di seluruh dunia. FES Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah melakukan berbagai kegiatan untuk mendukung Reformasi Jaminan Sosial, Negara Kesejahteraan, dan Pembangunan Sosial Ekonomi di Indonesia serta mempromosikan Indonesia sebagai rujukan ke negara lain di kawasan dan di tingkat internasional untuk tema demokratisasi, sosial ekonomi dan pembangunan yang damai.

www.fes-indonesia.org

Page 3: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer

Page 4: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021

Daftar Isi

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia

Kontemporer ................................................................. 1

Pendahuluan ........................................................................2

Peran dan warisan aktivisme pemuda di Indonesia .........3

Aktivisme pemuda dan munculnya arena perjuangan baru ..................................................................5

Pemuda dan aktivisme mahasiswa di era Jokowi: Masyarakat yang terpolarisasi ..........................................8

Pemuda dan politik formal di era Jokowi ..........................9

Melampaui politik formal – Bentuk baru cara berpartisipasi .................................................................... 11

Kebijakan pemuda, pemerintah dan krisis Covid-19 ...... 14

Menyongsong sebuah titik waktu baru ........................... 16

Daftar Bacaan ........................................................................ 19

Daftar Singkatan ..................................................................23

Page 5: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer

Page 6: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021

1

Ringkasan Eksekutif:

• (Pemuda Indonesia mencakup seper-

empat dari masyarakat Indonesia dan

perkembangan pemuda sangat menentu-

kan perkembangan sosial ekonomi masa

depan negara saat bonus demografis ter-

capai.Merekaadalahpendorongdigitalisa-

sikehidupansehari-hari,karena lebihdari

80%merekaterhubungkeinternet.Media

sosialdigunakansecaraluas,terutamaun-

tukberhubungandenganrekan-rekanmer-

eka, tetapi jugaberfungsi sebagaisumber

informasipentingtentangkeadaanumum.)

• Pemuda memainkan peran yang menen-

tukan di semua persimpangan sejarah

perkembangan politik Indonesia, khusus-

nyagerakanmahasiswa.Namun,transfor-

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer

Nurman Nowak, Universitas of Göttingen14 Januari 2021

masisistempolitikdiawal tahun2000-an

telah membuat kemerosotannya menjadi

marginalisasi danmenyebabkan polarisasi

yangditentukanolehkelompokIslamkon-

servatifkanandankelompokkiriprogresif

yangdemokratisdanliberalyangmendefi-

nisikan politik Indonesia selama sebagian

besardarimasaduadekadeterakhir.

• Dominasi demografis kelompok pemuda

membuatmereka berpotensimenjadi fak-

toryangmenentukandalampemilukarena

mereka mencakup sekitar 50% dari pemi-

lih.Namun,generasimilenialdanGenZdi-

anggapengganberpartisipasidalampolitik

formal, meskipun (atau mungkin karena

mereka)lebihtahutentangpolitikdaripada

kelompoklain.Bentuk-bentukaktivismeal-

ternatifbarutelahmuncul,baikituaktivisme

Page 7: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

2

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer

politik atau sosial, daring dan luring, yang

menyangkalklaimsikapapatismereka ter-

hadappolitik.Namun,keterlibatanmereka

terbataspadaurusan lokaldankelemahan

struktural masyarakat sipil Indonesia yang

menghambat perkembangan kerja sama

yangdilembagakandaninternasional.

• Dampak pandemi COVID19 telah menim-

bulkandampakyangmenghancurkanterh-

adapgenerasimuda.Kaumpemuda telah

diidentifikasi sebagai kelompok yang pal-

ing rentan terhadap pengangguran, dan

karena akses internet tidak terdistribusi

secarameratadisepanjanggarissosialdan

geografis (kesenjangan perkotaan / pede-

saan), langkah-langkahbelajardari rumah

(penutupansekolahdanuniversitas),sema-

kin mengkonsolidasikan ketidaksetaraan

sosialdanberdampakjangkapanjangbagi

perkembanganpemudayangberadadipo-

sisiyangkurangmampu.

• Dalam dua tahun terakhir, gerakan ma-

hasiswa tampaknya bangkit kembali dan

menunjukkan tanda-tanda untuk menga-

tasipolarisasiyangtelahterjadidalambe-

berapadekadeterakhirketikapemerintah

dikritiktelahterperosokkembalikedalam

polapemerintahanotoriteryangpadagil-

irannyamendorongtimbulnya tujuanber-

samayangbarudanpanggilanmoraluntuk

mempertahankan pencapaian demokrasi

danliberaldarigerakanreformasi.Namun,

momentum populisme sayap kanan yang

diwarnai Islam mengancam untuk meng-

kooptasi agitasi mahasiswa dan pemuda

yangmulaidihidupkankembali ini,ditam-

bahdengandampakdestruktifakibatkebi-

jakanterkaitCovid-19.

Pendahuluan

Masa depan adalah pemuda! adalah

ungkapanyangseringdidengarolehparapoliti-

sidanaktivis,danjikamerujuksekilaskesejarah

masalalu,katakanlah100tahunyanglalu,me-

mangmenunjukkanbahwajikapemudameng-

aturenergipemberontakannyadanmengambil

sikapdalamurusanbangsaataubahkandunia,

perubahanyangtidakterpikirkanmungkinsaja

terjadi.Gejolaksosial,kemajuanteknologi,tran-

sisi ekonomi dan politik serta realisasi utopia

seringkalidiluncurkandandisambutbaikoleh

generasimuda.Namun,merekamungkin juga

dapatmenjadipihakpertamayangmengalami

efek samping dan krisis destruktif yang me-

nentukanmasadepankomunitas,masyarakat,

bangsa,ataubahkandunia.

Undang-UndangRepublikIndonesiaNo.40

tahun 2009 mendefinisikan pemuda sebagai

warga negara Indonesia yang berusia antara

16 hingga 30 tahun. Wacana kontemporer

membagi mereka menjadi generasi mile-

nial, yang lahir antara tahun 1981 dan 1997,

danGenZ, yang lahir antara tahun 1998dan

2010. Menurut angka-angka resmi, terdapat

64,19jutapemudadiIndonesiakontemporer

seperti yang didefinisikan oleh negara, yaitu

seperempat dari seluruh jumlah penduduk

(BPS2019).Nasibpembangunanmasadepan

Indonesia berada di pundakmereka, dengan

perkembanganpendudukmendekatiapayang

disebut bonus demografis, suatu kondisi de-

mografisdimanajumlahpendudukyangpro-

Page 8: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021

3

duktif melebihi jumlah penduduk yang tidak

produktif.Jikadikeloladenganbaik,bonusde-

mografiinidapatmemberikandampakpositif

bagipertumbuhanekonomiyangberkelanjut-

an,namundibutuhkanupayabesarnegarada-

lamhalmenyediakanpendidikandankesem-

patan kerja bagi mereka untukmenciptakan

kondisi yang mendukung agar hal tersebut

dapat terwujud (BPS 2019). Sementara itu,

sektorkomersiallahyangberusahakerasun-

tukmerebuthatikonsumendarikelompokini

denganmaraknyakonsumerisme,terutamadi

kalangananakmudakelasmenengahkeatas

di perkotaan. Sebagai generasi pertama da-

lam sejarah yang lahir sepenuhnyadi eradi-

gital,pemudaadalahmotorpenggerakdibalik

digitalisasi kehidupan sehari-hari. Menurut

laporan pemuda terbaru yang dikeluarkan

oleh lembaga survei Alvara, 88,4% generasi

milenialdan93,9%GenZ terhubungke inter-

net dengan GenZ menghabiskan lebih dari

tujuh jam daring setiap hari, yangmemberi-

kanbuktiklaimbahwapemudaIndonesiabe-

nar-benarpahamteknologi(AlidanPurwandi

2020).

Selain itu, artikel ini jugamembahas ten-

tang peran pemuda Indonesia dalam politik

dan masyarakat sipil. Bab-bab selanjutnya

akanmenjelaskanperkembanganpolitikIndo-

nesiadariperspektifpemudadanmahasiswa.

Seperti yang akan kita lihat, kontribusi me-

reka sangatmenentukandalammewujudkan

keadaanpolitiksaatinidankarenamassade-

mografismereka,merekaberpotensimenjadi

kekuatan politik yang kuat. Dengan menan-

tang klaim bahwa kaum milenial dan GenZ

apatisterhadappolitik,bentukdancarabaru

atasketerlibatanpolitikdansosialakandipa-

parkan dan akhirnya, efek pandemi Covid-19

sehubungan dengan perkembangan politik

terbaruakandikemukakan.

Peran dan warisan aktivisme pemuda di Indonesia

Penulis terkenal Indonesia Pramoedya

Ananta Toerpernahmenyatakanbahwa “se-

jarahdunia adalah sejarahorangmuda”dan

memang, pemuda danmahasiswa telahme-

mainkan peran yangmenentukan di persim-

pangan sejarah penting dalam perkembang-

an politik negara sebagai latar belakang dari

perubahan-perubahansosialdanpolitikyang

merekaalami.

Pemudaberadadigarisdepangerakanna-

sionalis yang muncul pada awal abad ke-20

untuk melawan dan akhirnya menyingkirkan

kolonialisme.Dalamsebuahpertemuanpada

tahun 1926 di Batavia, sekarang kota Jakar-

ta,parapemudayanghadirpadapertemuan

tersebut mengikrarkan kesetiaan kepada

Bangsa Indonesia berdasarkan prinsip satu

tanahpersatuan,satubangsadansatubaha-

sa.Setiaptahunpadatanggal28Oktober,apa

yangdinamakansumpahpemudadiperingati

denganhari liburnasional.Tujuhbelastahun

kemudianpadaAgustus1945,pemerintahJe-

pang,yangpasukannyamendudukikepulauan

Indonesia saat itu,menyerah kepada sekutu.

Dengan kekuatan penjajah dikalahkan dan

mantan junjungan kolonial masih berada di

luarwilayah,euforianasionalispunberkobar.

Kelompok pemuda nasionalis radikal fana-

Page 9: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

4

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer

tik,PemudaIndonesia,beradadigarisdepan

untuk menuntut kemerdekaan segera. Tidak

sabar menunggu lebih lama lagi, sekelom-

pok pemuda menculik Sukarno, pemimpin

utama perjuangan nasionalis, untuk memak-

sanya agar akhirnya memproklamasikan ke-

merdekaan keesokan paginya, pada tanggal

17Agustus1945.Padaperjuangan revolusi In-

donesiaberikutnya,pemudadarisemualatar

belakangmenjaditulangpunggungtentarare-

publikindonesiadalammelawanpasukanIng-

grisdanBelanda. JenderalSoedirmansendiri

baruberusia29 tahunketika terpilih sebagai

panglima tertinggi. Pemuda dipandang se-

bagai aktor utama dalam revolusi nasional

Indonesia dan digembar-gemborkan sebagai

pahlawandimasyarakatumumhinggasaatini.

Duapuluhtahunkemudian,pada1965,In-

donesiatibapadatitik laindalamsejarahnya

di mana protagonis muda akan memainkan

peran kunci,mendorongmunculnya gerakan

pemuda terpenting di Indonesia - gerakan

mahasiswa.Padapertengahan1960-an,iklim

politikdi Indonesiaberadapadatitikgenting

ketikahubunganPresidenSukarnodanPartai

Komunis Indonesia (PKI)semakindekat,yang

mengkhawatirkan kelompok konservatif da-

lam tubuhmiliter dan kelompokmasyarakat

Islam. Ketegangan akhirnya meningkat pada

tahun1965danmendorongmahasiswaanti-

komunisuntukmendirikanKesatuanAksiMa-

hasiswaIndonesia-KAMIyangmengorganisir

demonstrasimassamenuntutpelaranganPKI,

pembersihankelompokkiri dari kabinet,dan

akhirnyapembubaranpemerintahanSukarno.

Kemudian,yangterjadiditahun-tahunberi-

kutnya adalah pembentukan negara otoriter

dengan kelompok militer sebagai pilar uta-

manyadanJenderalSuhartosebagaiPresiden

di pucuk pimpinan. Hak-hak sipil yang men-

dasardilucutidansetiapagitasipolitikdiluar

institusiyangdikontrolketatolehpemerintah

ditekan,meskipundengansatupengecualian:

Setelah kampus dibersihkan dari unsur kiri,

mahasiswa yang telah berperan dalam pem-

bentukanrezimOrdeBaruhampirsecaraek-

sklusifmenjadisatu-satunyakelompokdalam

masyarakat Indonesia yang dianugerahi hak

istimewauntukmengkritikpemerintahsecara

terbuka.Sebuahgagasanbarudikembangkan,

gagasanyangakanmembingkaiaktivismema-

hasiswa hingga hari ini: mahasiswa sebagai

kekuatanmoral.Dalampemahamanini,agitasi

politikmahasiswa“dilatarbelakangiolehprin-

sipmoraldanetikayangtidaktercemaroleh

dunia politik yang kotor dan korup” (Aspinal

2012).Mahasiswadapatmengambiltindakan

untukmenyelamatkanbangsapadasaatkrisis,

dankarenaituparaaktivismahasiswamemo-

sisikan diri mereka sebagai pengkritik rezim

Suharto yang teguh namun setia, menuntut

integritas,mengkritikrezimpembangunande-

struktifyangtidakterkendali,namundengan

tujuan untuk melanggengkankan rezim yang

memperoleh kekuasaan antara lain dengan

bantuanmereka.

Pada 1970-an, demonstrasi mahasiswa

besar-besaran melanda jalan-jalan, yang

mendorong diberlakukannya Normalisa-

si Kehidupan Kampus (NKK), kebijakan yang

menekan agitasi politik di kampus-kampus.

Kebijakan ini memang membatasi aktivisme

mahasiswaselamaperiodeyangcukup lama,

Page 10: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021

5

tetapi jugamendorongmahasiswa yang leb-

ihvokaldanradikalkebawahtanahdimana

merekamengembangkanstrukturklandestin.

Sementaraitu,konsolidasiekonomimemper-

luaskelasmenengahIndonesiadanparaanak

mudanya berbondong-bondong masuk ke

kampus. Kalau pada tahun 1970 jumlahma-

hasiswabaruadasekitar255.000,padatahun

1990 jumlah ini meningkat menjadi 1,6 juta

dankemudianmeningkatlagimenjadi3,6juta

mahasiswapadaakhirtahun1990-an(Aspinall

2012),menjadikanmahasiswa sebagaimassa

sosial yang cukup besar. Dengan peningka-

tan ini, struktur aktivisme mahasiswa yang

klandestinakhirnyameluaspadaakhir1990-

an. Ketika krisis keuangan Asia tahun 1997

melandanegaraitu,persimpangansejarahlain

yangmenentukan semakinmendekat. Aktiv-

ismahasiswamemobilisasimassamahasiswa

danmenyiapkanpanggunguntukpemberon-

takanpopulerberikutnya - gerakan reforma-

si-yangmenuntutdanakhirnyamewujudkan

Indonesiayangdemokratis.

Aktivisme pemuda dan munculnya arena perjuangan baru

Hak-hak sipil antara lain kebebasan pers,

berbicara, berkumpul dan berorganisasi di-

pulihkan dan pemilihan anggota parlemen

pertamayangbebasdanadildengan48partai

pesertaberlangsungpada tahun1999. Peru-

bahan yang luar biasa berlangsung selama

lima tahun berikutnya, dengan pemberlaku-

kandesentralisasi kekuasaandari tingkatna-

sional hingga tingkat kabupaten. Sementara

pada tahun1998 - 2001 terjaditiga kali per-

gantianpresiden yangdatangdanpergi, yai-

tuHabibie (1998-1999),AbdurrahmanWahid

(1999-2001) dan Megawati Sukarnoputeri

(2001-2004), sementara faseberikutnya rela-

tiftenangdibawahkepresidenanSusiloBam-

bangYudhoyono(2004-2014),presidenterpi-

lihpertamadalamsejarahIndonesia.

Pada1999-2004, yangmerupakanperiode

reorganisasistrukturkekuasaan,gerakanmaha-

siswamenunjukkan tanda-tanda pembubaran

seiringdengankesadaranbahwagagasangera-

kanmahasiswayangbersatuyangsemata-ma-

tadimotivasiolehprinsip-prinsipmoraladalah

mitosbelaka.Sebagaimanadikemukakanoleh

YatunSastramidjaja,keberhasilangerakanma-

hasiswamenggalangdukungandarimasyarakat

luasdalammenggulingkan rezimSuhartome-

rupakan hasil dari keberagaman ideologisnya

sehingga memungkinkanmenjangkau seluruh

lapisan masyarakat Indonesia (Sastramidjaja

2019a). Begitu alasan untuk bersatu lenyap,

perbedaan ideologis dan loyalitas pribadi ke-

pada elit politik muncul ke permukaan, yang

mengadudombaantarakelompokmahasiswa

yang satu dengan yang lain, mengakibatkan

proses perpecahan yang berlangsung sejak

saatitu.Pembagianutamasecarakasardapat

didefinisikansebagaiduaaliranpolitik-budaya,

aliranIslamdanaliranmahasiswakiri.

Banyakpeneliti tentang transisi Indonesia

menuju demokrasi setuju bahwa pada akhir-

nyajatuhnyaOrdeBarusebagianbesaradalah

karyaaktivismahasiswakiri, karenamereka-

lahyangpertamakalimenuntutpenghapusan

posisisupremasimiliterdanpengundurandiri

Presiden Suharto, dengan demikian berawal

Page 11: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

6

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer

sedikit banyak dari gagasan kekuatan moral

juga. Pandangan ideologis mereka didasar-

kanpadagagasan(neo-)marxisdariKiriBaru,

aliranfilsafat Frankfurt, danaliranpemikiran

kiri lainnya. Seperti yang terjadi di belahan

laindunia,mahasiswakiripadadasarnyadari

dulu sampai sekarang selalu terpecah secara

ideologis, tetapi mereka berbagi visi umum

dalammelihat negaramereka, yaitu sebagai

suatu masyarakat terbuka dengan distribusi

kekayaanyangadil,sistembudayadanpolitik

yanginklusifuntuksemuawarganegaraterle-

pas dari latar belakang agama, kelompok et-

nis,kelas,dll.,sertastrukturyangdemokratis

disemuabidangpemerintahandanekonomi.

Banyakorganisasimahasiswa sayapkiri yang

ada pada tahun-tahun transisi yang panjang

(awal 1989 - 2004) kemudianmengalami ke-

mundurankemerosotanyangdiakibatlanoleh

perpecahan dan pindahnya jaringan aktivis

pentingkedalampolitikformal(ibid).

Namunitusamasekalibukanberartibahwa

strukturpemudayangprogresifdalamlanskap

politikIndonesiatelahberakhir.Demokratisasi

sistemdi Indonesia telahmenyebabkanpen-

ingkatan besar-besaran dan perluasan mas-

yarakatsipilindependendimanaparaaktorn-

yaberoperasidisemuabidangdaritingkatka-

bupatenhingganasional.Sementarabeberapa

mantanaktivismenjadipolitisi,banyaklainnya

yangbergabungdenganataumendirikanOr-

ganisasiMasyarakatSipil(OMS)barudibidang

hak asasimanusia, bantuanhukum, perjuan-

gan hak atas tanahmasyarakat adat, petani,

kaummiskinkota,buruh,gerakanlingkungan,

pemberdayaan perempuan dan pemuda, dll.

Struktur-struktur ini jelas dan menarik bagi

mahasiswadanpemudadenganpolapikiride-

alisdanyangcenderungprogresifdiIndonesia

kontemporer(ibid).

Organisasi-organisasi ini sering kali ter-

hubungsecara longgarantarasatusama lain

dalam bentuk jaringan aktivis di tingkat per-

sonal,yaitubanyakyangsalingmengenalsatu

samalaindarikampusataukonferensi,namun

kerja sama yang dilembagakan terhambat

olehkelemahanstrukturalsepertipersaingan

untuk pendanaan dan afiliasi dengan jaring-

an patronase yang berlawanan. Sementara

banyakOMSmerupakanbagiandari jaringan

internasional dengan agenda yang mengacu

pada program-program PBB-TPB (UN-SDGs),

kebanyakandarimerekaberfokuspadaisu-isu

yanglebihlokal(Aspinall2012).

Sisi laindari spektrum inididominasioleh

politik Islamyangsejaksaat itumenjadipilar

penting dalam lanskap politik dan sosial bu-

dayaIndonesia,sertamemperolehdayatarik

barudenganapayangdisebutkebangkitanIs-

lam,yaitupeningkatankesalehanberagamadi

kalanganpemudadanmasyarakatyang lebih

luas.Kemunculannyadipicuolehagitasipara

mahasiswa yang kembali pulang dari Timur

Tengah,yangterinspirasiolehkelompokdak-

wah Islam yang mereka temui di sana. Me-

reka berkhotbah di komunitas-komunitas di

seluruh nusantara danmendapatkan pende-

ngaryangreseptifkarenaagamamemberikan

orientasidalammenghadapiperubahansosial

mendasaryangdipicuolehpembangunanpe-

satdanurbanisasiyangmerajalela.Organisasi

Islam termasuk yang paling aktif dan berpe-

ngaruh secara sosial. Saat ini mereka dapat

Page 12: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021

7

dibagimenjadiduakubu,yaitukubuarusuta-

ma dan kubu konservatif, dan keduanya di-

wakiliolehbanyakorganisasimahasiswadan

pemuda,diluardandidalamkampus.

Kubu Islam arus utama antara lain diwa-

kiliolehHMI(HimpunanMahasiwaIndonesia)

yang berakar padamasa pra-Orde Baru dan

memilikipengikutsekitar500.000mahasiswa.

Organisasi ini mempertahankan hubungan

dengansemuapartaiIslamdierapasca-refor-

masisaatini,tetapibersikerasuntukindepen-

den.Banyakalumninyayangsudahmenempa-

tiposisi-posisipentingdilayanansipil,parlem-

endanmasyarakat sipil (Wawancaradengan

FajarIman).BersamadenganorganisasiIslam

lainnya,HMItetapmenjadiprotagonisutama

kegiatandakwahIslamdikampus.

Kebangkitan Islam juga memunculkan

kelompok-kelompokIslamkonservatifdengan

dakwah tarbiyah sebagai protagonis terpen-

ting, yang menumbuhkan bentuk studi dan

tafsirkitabsuci Islamsecara literal,danmer-

upakan landasan teologis fundamentalisme

agama.PenganutIkhwanulMusliminyangber-

basisdiMesirtetapiberorientasipadatransisi

jugatelahmenyusupkekampus-kampusIndo-

nesiapadatahun-tahun1980-andan1900-an

melaluisalurantarbiyah,denganmemopuler-

kan ajaran para pemikir Islam seperti Sayyd

Qubt.Padatahun1998,aktivisdarijaringanini

bersamadengankelompokmahasiswaberori-

entasikonservatiflainnyamendirikanKAMMI

(KesatuanAksiMahasiswaMuslimIndonesia).

KAMMImenjalinhubungankuatdenganPKS

(Partai Keadilan Sejahtera), sebuah partai Is-

lam konservatif dan cabang dari Ikhwanul

Muslimin(Laskowska2019).

Berbeda dengan gerakan mahasiswa kiri,

gerakan Islamtelahmengembangkanpijakan

ideologisyangkuatdi Indonesiadenganper-

wakilandiparlemenmelaluiPKSsertastrategi

agitasipolitikjangkapanjangberkatsosialisasi

ideologis selama puluhan tahun yang dilaku-

kanparapenganut senior dan juniornya.Or-

ganisasi Islam konservatif adalah organisasi

palingpopulerdansuksesdikalanganmaha-

siswaMuslimyangdiwakiliolehberbagaior-

ganisasididalamdandiluarkampus(Sastrami-

djaja 2019a). Banyak yang mempertahankan

pandanganinternasionaldalamseruanmere-

katentangsolidaritasIslam,misalnyadengan

mendukung intifada Palestina atauUighur di

China,sertamengadakanpertemuandengan

kelompokIslamdinegaralain.

Kekuatan gerakan Islam konservatif yang

dipimpin oleh para aktivis muda dengan sa-

ngat baik ditampilkan lewat keberhasilan

merekadalampenaklukanhegemoni atas Is-

lamIndonesiapadapertengahantahun2000-

an.Padaakhirabadke-20,IslamdiIndonesia

memilikireputasiyangsangattoleransebagai

akibat dari pengaruh para intelektual Islam

yang berpikiran liberal yang memimpin dua

ormas IslamterkemukaNahdlatulUlamadan

Muhammadiyah. Namun, dua kelompok itu

akhirnya tersingkir olehgenerasi baruaktivis

muda Islam, yang disosialisasikan dan dibe-

sarkan dalam jejaring tarbiyah, dan berhasil

menempatkanulamakonservatifdiposisi-po-

sisi strategis. Kemudian, fatwa, yaitu opini

hukum yang tidak mengikat, bahwa plural-

isme, sekularisme dan liberalisme tidak se-

suaidenganajaranIslamsegeradiberlakukan,

yang merupakan serangan berat terhadap

Page 13: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

8

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer

perkembangan progresif sejak reformasi di-

hantarkan(vanBruinessen2012).

Sebagai dampak dari “perubahan konser-

vatif” (ibid) dalam Islam Indonesia ini kemu-

dian terjadi peningkatan intoleransi, penga-

niayaan,danberbagaitindakankekerasanter-

hadapkelompokagamadankelompokseksual

minoritas.Kemudianmunculwacana-wacana

yangmenyarankanbahwamenempatkanpe-

rempuan dan non-Muslim di posisi-posisi

penting yang menggunakan kekuasaan atas

mayoritas pendudukMuslimmerupakan pe-

langgaran terhadap ajaran Islam. Gerakan

Islam konservatif ini mencerminkan adanya

suatu gerakan balasan yang bertujuan untuk

menyirnakan pencapaian-pencapaian pro-

gresif sejak jatuhnya Suharto. Gerakan ini

dapatmemperjuangkandanmemaksakanpe-

ngaruhnyaterhadapmasyarakatIndonesiaan-

taralainjugakarenapendekatan laissez-faire

daninklusifselamapemerintahanSBY(2004-

2014),yanglebihmelakukankooptasidaripa-

da menantang kekuatan konservatif. Seperti

antipodeprogresifnya,sebagianbesaranggo-

ta dari gerakan balasan yangtidak liberal ini

berasaldarikelompokmahasiswadankelom-

pokpemudalaindalammasyarakatIndonesia

yanglebihluas.

Pemuda dan aktivisme mahasiswa di era Jokowi: Masyarakat yang terpolarisasi

Polarisasi ini merupakan pendorong ag-

itasi politik yang signifikan di era Indonesia

kontemporer.Ketikagerakanbalasaninimer-

encanakan serangan lain terhadap institusi

progresif,pihaklainakanmemobilisasipengi-

kutnyauntukmempertahankanprestasiyang

telahmerekaperjuangkandansebaliknya.

Pada2014,polarisasiinimencapaiklimaks

pertama dalam konteks pemilihan presiden.

KelompokIslamisbergabungdenganPrabowo

Subianto,mantanmenantu Suharto,mantan

jenderal angkatan bersenjata Indonesia yang

dianggap bertanggung jawab atas kekerasan

terhadap gerakan reformasi dan kini men-

jadi calon presiden. Pesaingnya adalah Joko

Widodo (atau Jokowi), yangmenampilkanci-

trasebagaipendatangbaruyangprogresif,ti-

dakternodaolehkorupsiyangtetapmarakdi

kalanganelitpolitik, yang secara radikalber-

tolakbelakangdenganPrabowo, seorang jen-

deraldarimasaOrdeBaru.Pada2012,Jokowi

memenangkanPilkada Jakarta,yangmenjad-

ikannyagubernuribukotaIndonesiasebelum

partai PDI-P merangkulnya dan menjadikan-

nyacalonpresidenpada2014.

Pemilihan presiden 2014 dianggap me-

nentukanmasa depan perkembangan politik

Indonesia,yangmemobilisasibanyakmantan

aktivisreformasimahasiswa.Merekabersatu

di belakang Jokowi dan membentuk jaring-

an yang disebut Seknas Jokowi. Jejaring ini

berhasil memobilisasi ribuan relawan muda

dari segudang gerakan sosial progresif yang

kemudianmendongkrak citra Jokowi sebagai

kandidat berjiwa muda, bebas korupsi, yang

ternyata sangatmenentukan dalammembu-

juk pemilih generasi milenial agar memihak

Jokowi.(Sastramidjaja2019b)

Era Jokowi yang berlangsung hingga saat

Page 14: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021

9

initernyatamenjadimasayangpenuhgejolak

danmemantapkanpolarisasiyangmemuncak

padaakhirtahun2016ketikaunjukrasaterbe-

sardalampuluhantahunmerebakdiJakarta.

MantanwakilgubernurBasukiTjahjaPurnama

(atauAhok),seorangTionghoaIndonesiadan

beragama Kristen, telah mengambil alih ja-

batangubernursetelahJokowimenjadipres-

iden. Pada bulan September, sebuah video

dengantekshasilrekayasamenjadiviral,yang

menunjukkan bahwa Ahok diduga menghina

Islam dalam pidatonya. Pada tanggal 2 De-

sember 2016, protes besar-besaran dengan

500.000pesertadenganmengusunggagasan

membela Islam, yang dipimpin oleh ulama

kontroversialRizieqShihab,dilancarkanuntuk

menuntutagarAhokdiadili(GrassidanNowak

2017).Sebagianbesarpengunjukrasaadalah

generasimilenial,siswaseniorsekolahmenen-

gah Islam,mahasiswa, dan pemudamandiri,

yang turun ke jalan mengikuti seruan untuk

“membelaagamamereka”.Gerakananti-Ahok

bercorakIslaminimemilikiefeksampingyang

pahit karenaperistiwa tersebutmenjadi tan-

tangan bagi budaya nasional Indonesia yang

pluralisdaninklusif.Halinikemudianmemicu

demonstrasi tandingandengan ribuanpeser-

ta, terutama dari kelas menengah dan atas

perkotaanuntukmendukungAhok,danuntuk

membela narasi pembangunan bangsa Indo-

nesiayangpluralisdaninklusif.Tapiaktivisme

mereka sia-sia. Dalam pemilihan gubernur

padaFebruari2017,AniesBaswedan,yangse-

jakitudirangkulolehPKSdanPartaiGerindra

dibawahpimpinanPrabowo,menangdengan

memanfaatkan sentimen agama, sementara

Ahoksegerasetelahitudijatuhihukumanpen-

jaraduatahun.

Pemuda dan politik formal di era Jokowi

Perkembangan demografis Indonesia tel-

ahmenganugerahkan pemuda Indonesia de-

nganposisistrategislainnya–ketegasansuara

pemuda yang mewakili hampir 50% pemilih

dalampemilihanpresiden.

Pemilu 2014 umumnya dianggap sebagai

pemilu Indonesiapertamadengankampanye

pemiludaring yang khususmembidik kelom-

pok pemuda di media sosial dan kanal You-

Tube. Pada 2019, kedua kubu yang bersaing

menghabiskan jutaandolaruntukmembiayai

kampanyedaringdiberbagaiplatformmedia

sosialdanberusahakerasuntukmenciptakan

citramudapadakandidatpemilumasing-ma-

sing(Sastramidjaja2019b).

KetikaPresiden Jokowimemasuki Stadion

GBK Senayan untuk membuka Asian Games

2018, dia mengendarai sepeda motor besar

yang dimodifikasi, mengenakan jaket Den-

im dan sepatu kets putih - pakaian kampa-

nye pemilihannya. Tak lama kemudian, dia

menyampaikan capaian pembangunan infra-

strukturpemerintahannyadengangaya yang

sama, dengan berkeliling Papua naik sepeda

motor bersama beberapa anggota kabinet-

nya. Instagram,Twitter,danFacebooksegera

dibanjiridengangambardanvideoini,menge-

sankan para milenial dan GenZ seperti yang

disarankan oleh komentar tersebut. Sebalik-

nya, timPrabowomemilih SandiagaUno se-

bagaicawapres,yaituseorangpolitisiberusia

40-an yang meraup kekayaan sebagai peng-

usahadiASdansegeramembanguncitranya

dengan meniru wirausahawan terkemuka

Page 15: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

10

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer

sepertiElonMusk-modelpanutanbarubagi

milenialdanGenZ.Parainfluencerdenganju-

taan pengikut dipekerjakan untuk berbicara

mendukungnya,berkontribusipadakampanye

#gantipresiden.Selainitu,keduakubumende-

sak pendukungmereka untukmenjadi pasu-

kan cyber yang akan berkomentar, berbagi

postingan,danmembuatmeme.Namun, se-

lainsimbolismeini,hanyasedikityangsejalan

dengan masalah aktual yang dihadapi oleh

pemuda, yaitu pendidikan, biaya hidup yang

terjangkausertapeningkatan“fasilitaspemu-

da”ditempat-tempatumum(Irwanto2020).

Sementarapemilihanpresiden2014diang-

gap menentukan arah perkembangan politik

Indonesia dimasa depan dan suara pemuda

diidentifikasisebagaikuncikemenanganJoko-

wi,namunperludicatatbahwamerekayang

benar-benarmemberikansuarajumlahnyaku-

rangdari50%.Selainitu,walaupunpartisipa-

sipemilupada2019mencapai level tertinggi

baru,yaitu80%,suarapemudalagi-lagitetap

relatifrendah.

Hal ini membuktikan klaim banyak studi

tentang pemuda bahwa kaum milenial dan

GenZbersikapapatisterhadappolitikformal,

dan pada saat yang sama mereka memiliki

informasi yang lebihbaikdaripadakelompok

generasilainnyatentangurusanpolitiksaatini

(ChendanSyailendra2014,Tumenggungdan

Nugroho 2005). Berita politik biasanyamun-

culdi feed Facebook,Twitter,atau Instagram

disuatu tempatantaravideokucingdansel-

fie.Namun, sikapapatistidak selalumencer-

minkanketidaktertarikan.Pada2019,sebuah

videopengecekanfaktaolehvloggerVincent

Ricardotentangklaimyangdibuatdalamde-

batpemilumembuatnyamendapatkanjutaan

penayangan (Insani 2019). Oleh karena itu,

banyakpengamatmenyarankanuntukmenaf-

sirkansikapapatisinisebagaireaksiterhadap

arah transisi demokrasi yang sangat disadari

olehkaummuda.

Meskipun secara nominal rekam jejak

demokratisasi tampak mengesankan, sejum-

lahstudimenyimpulkanbahwalembaga-lem-

bagademokrasibarutelahditelikungolehelit

ekonomi dan politik lama. Sebagai contoh,

ada banyak partai politik baru yang muncul

mewakilikendaraanpolitikmantankroni-kro-

ni yangdekat dengan keluarga Suharto yang

mengukuhkandirisebagaitokohberpengaruh

yangkuat(RobisondanHadiz2004).Politikdi-

anggapsebagaiurusanelit,dimanakepentin-

gan umumdikebelakangkan.Masalah terkait

lainnyaadalahmaraknyaskandalkorupsi.Ba-

ru-baruiniseoranganggotakabinetditangkap

karena keterlibatannya dalam kasus korupsi

terkait barang bantuan COVID-19 (Fachri-

nasyah 2020). Korupsi, kolusi dan nepotisme

terusyangmerajaleladisistembarusepertidi

masalalu,dandenganlatarbelakanginisikap

apatisgenerasimudaterhadappolitik formal

dapatdipahami.

Menanggapi hal ini, beberapa wartawan

danmantanaktiviskemudianmendirikanPar-

taiSolidaritasIndonesia(PSI)padatahun2013,

sebuahpartaimilenialyangmemproklamirkan

dirimerekasebagaipartaiyang“tidaklagiter-

sanderaolehkepentinganpolitiklama,rekam

jejak buruk, warisan sejarah dan citra buruk

partai-partai lama”. Untuk memperoleh dan

Page 16: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021

11

menduduki jabatan di partai tersebut, usia

anggota partai tidak boleh lebih dari 45 ta-

hun,dan50persenpenguruspartaiharusdiisi

olehperempuan.Agendamerekadikemasda-

lamretorikaanti-intoleransi,anti-korupsidan

pro-pluralisyangprogresif,namunkeanggota-

anindividuyangdiketahuitelahterlibatdalam

kasus korupsi dan politik transaksional serta

dukungan tanpa syarat terhadap undang-un-

dang kontroversial telah sangat mencoreng

citraini(Sastramidjaja2019b).

Organisasi-organisasi kemahasiswaan

di kampus-kampus yang terkait dengan sa-

yap pemuda partai politik telah mencoba

menampilkan diri mereka dengan cara-cara

non-partisan yang tidak berpolitik, seperti

yang ditunjukkan oleh studi tentang organi-

sasi kemahasiswaandiUniversitas Indonesia.

TIDAR, yang terkait dengan Gerindra (partai

Prabowo) misalnya, mempromosikan “filo-

sofi lima cinta” berdasarkan “cinta diri, cinta

timbalbalik,cintabelajar,cintasopansantun

dancinta Indonesia“, sementaraGMNIyang

terkait dengan PDI-P (partai Jokowi) memi-

liki daya darik “non-partisan, non-konform-

is” bagi pelajar yangberpikiran sekuler, suka

pada indie-rock, dan peduli dengan keadaan

aslirepublikditingkatakarrumput”(Chendan

Syailandra2014).

Apatisme terhadap politik juga terlihat di

bidang ekstra-parlementer, yang mungkin

paling baik diilustrasikan denganmarjinalisa-

si gerakan mahasiswa. Selain itu, meskipun

partisipasipemudacukupkuatdalamgerakan

sosiallainnya,apakahgerakanitukonservatif,

progresif atau sebaliknya, hal tersebut tidak

mewakili pemuda Indonesia pada umumnya.

Ditambah lagi, gerakan-gerakan ini bukan-

lah gerakan pemuda dalam arti literal, yaitu

menuntuthakdanmenyuarakankeluhanbagi

dankepadagenerasimudasepertiFridays for

Future di Barat, tetapimewakili kepentingan

partikularistik atau bagian di mana pemuda

melakukanagitasibersamaaktivisdarigene-

rasilain.

Sejauh menyangkut marjinalisasi gerakan

mahasiswa, ada juga faktor struktural yang

harus dipertimbangkan yang menghantui

seluruh lanskap sosial. Tren baru privatisa-

si dalam kebijakan pendidikan tinggi telah

mengeksklusipemudayangberasaldari latar

belakang kurang mampu dari universitas

karena tidak mampu membayar biaya kuli-

ah,yangpadagilirannyamenghambatagitasi

politik.Mahasiswa jugamengeluhkan jadwal

perkuliahanyanglebihketatsertabebanker-

jayanglebihberat,fitur-fituryangmenyertai

kebijakan tersebut hanyamenyisakan sedikit

waktudanruanguntukketerlibatansosial.De-

mikianpula,otoritaskampusmenjadisemakin

tidaktoleranterhadapaktivismemahasiswadi

kampus(Sastramidjaja2019a).

Melampaui politik formal – Bentuk baru cara berpartisipasi

Meskipun demikian, sikap apatis pemu-

da terhadappolitikbukanberartibahwaada

penolakan umum terhadap keterlibatan so-

sial. Setiap kali terjadi bencanamelanda ne-

gerimereka,mahasiswa dan pemuda segera

mengorganisasi sumbangan dan dana untuk

Page 17: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

12

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer

mendukung upaya bantuan. Ada juga per-

mintaan yang kuat untuk kegiatan sukare-

la, misalnya sebagai guru di sekolah-sekolah

yangdikelolaLSMbagianak-anakyangkurang

mampu, yang seringkali berbasis di wilayah-

wilayahyangdisebutsebagaikampungperko-

taan,tempattinggalkaummiskinkotaataudi

tempat-tempat yang jauh di kabupaten dan

kota yang telantar, yang tidak terjangkau in-

frastruktursosialpemerintah.Upayabantuan

untukmelawandampaksosialkrisisCovid-19

adalahsalahsatucontohlainnya.Selamabe-

berapabulanparapemudadanmahasiwater-

lihatmembagikanmakanan,cairanpembersih

tangandanmasker.Merekamembantudalam

mengatur dan menyiapkan bak cuci tangan

sementaradanmelancarkankampanyepeng-

galangandanasecaradaringuntukmembiayai

upaya mereka. Namun, bentuk keterlibatan

sosial ini kegiatan seringdisebut sebagai ‘ak-

tivismeamal’dandianggapmelampauiranah

politik(Sastramidhaja2019b).

Klaimbahwapemudaapolitismenjadi se-

makinrapuhbegituorangmelihatdibalikper-

bedaanantaraformaldaninformal.Faktanya,

kurang dari 7% pemuda yang benar-benar

menjadianggotaresmidariorganisasiapapun

(Dewi, 2020). Dr. Muhammad Faisal, pendiri

Youth Lab Indonesiadantimpenelitinyayang

berdedikasi telahbanyakmempelajaripemu-

daIndonesiamelaluipendekatanetnografi.

Narasinya tentang keterlibatan pemuda

kontemporer menekankan hubungan antara

aktivisme politik dengan budaya pemuda al-

ternatifyangindependen.DimulaidiBandung

pada awal 2000-an, sebuah gerakan yang

mencampurkanaktivismedenganmusikrock

indie,budayapop,dangayabusanatertentu

mulaidigemariolehkaummudadikota-kota

laindiIndonesia.Contohdariaktivismepemu-

da semacam ini adalah kelompokbandpunk

rock,yaituSuperman is DeaddariBalidanko-

munitaspenggemarnyayangluas.Padatahun

2015,kelompokbandinimenyatakansolidari-

tasnyaterhadapmasyarakatpesisiryangakan

kehilangan mata pencaharian akibat proyek

reklamasidipantaiBaliuntukmembangunho-

tel dan resormewah jenisbaru.Mereka ter-

libatdalamupayamenggalanggerakansosial

denganmengusung gagasan tolak reklamasi!

dankelompokbandinimenyanyikanlagu-lagu

perlawanansertamemobilisasiribuanpemu-

dadariBalidansekitarnya.Budayapopindie

yangterjalineratdenganaktivisme(sporadis)

seperti ituadadimana-manadikota-kotadi

Indonesiadanterjadisecarainformal,sering-

kali di sekitar musisi dan kelompok band di

bawahtanah.Jejaringdanikatanpertemanan

yangberkembangdalamkonteksinikemudian

memenuhijalan-jalanjikaadamasalahpolitik

yang menarik perhatian mereka atau dalam

aktivitas yang lebih langsung,misalnyamen-

dukungpembuatanproyekberkebunperkota-

andilingkungansekitar,ataupendiriankedai

kopiyangmenjualkopilokal(Wawancara,No-

vember2020).

Aktivisme daring adalah bentuk lain di

mana generasi milenial dan GenZ dominan.

Meskiseringdisebutsebagai‘kliktivisme’tan-

pa dampak nyata dalam kehidupan yang se-

benarnya,bentuk iniseringdianggapsebagai

pseudoaktivisme,namun label inimenyesat-

kan, karena upaya oleh banyak pemuda,mi-

Page 18: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021

13

salnya dalam membangun prakarsa pencari-

an faktayangmenyanggahdanmengungkap

berita-beritapalsumerupakankontribusiyang

bermaknadanpentingbagiliterasidaring.

Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa

sebagianbesaragitasipolitikdan sosial yang

dilakukanolehgenerasimudaterlewatbegitu

saja,tidakdiperhatikankarena terjadi secara

informal dan sering dikaitkan dengan ranah

lain.

Seperti yang terjadi di tempat lain di du-

nia,aktivismepolitikpemudadidominasioleh

anggotakelasmenengah.Selainitu,meskipun

jumlah mahasiswa telah mencapai jutaan,

mereka hanya mencakup sekitar 10 persen

daripopulasipemuda(BPS2019). Inimenun-

jukkan adanya masalah dengan gagasan

umum tentang ‘pemuda’ karena istilah itu

mengesampingkankeragamankompleksyang

ditimbulkanolehkelompok(semu)ini.Pemu-

dadibagiberdasarkantempat(perkotaandan

pedesaan), jenis kelamin, kelas sosial, etnis

dan agama, yang bukan hanya berpengaruh

padaorientasi ideologisdan identitas,tetapi,

pada kenyataannya, juga berpengaruh pada

kemampuanmerekauntukberpartisipasi.

DalamduniaperkotaanJakarta,ketimpang-

an sosial memanifestasikan dirinya dalam

segregasi sosial. Sementara kaummuda dari

kelasmenengahmenghabiskan sebagian be-

sar waktunya di banyak pusat perbelanjaan,

generasimudadari kaummiskin kotaberke-

liaran di kampung-kampung perkotaan dan

jalanankotauntukmencaripekerjaandisek-

tor informal. Anggota kelompok pemuda ini

jumlahnya tidak diketahui pasti tetapi men-

capai jutaan, contohnyadi Jabodetabek, dan

merekamenjadi targetperekrutanorganisasi

preman seperti ForumBetawi Rempug (FBR)

atauormassepertiFrontPembelaIslam(FPI).

Absennyakekuasaannegaramembuatkelom-

pok-kelompok ini menguasai bagian-bagian

duniainformal,sepertipasarjalananinformal

danterminalbusdimanamerekamemungut

uang perlindungan dari pedagang kaki lima

dan mengontrol tempat parkir. FPI terkenal

karenaserangannyaterhadaptempat-tempat

“tidak bermoral” seperti kedai alkohol dan

bar.Keduaorganisasitersebuttelah“dipeker-

jakan” di masa lalu sebagai centeng jalanan

olehinvestorataupolitisidalamkontekskon-

flik atas penguasaan dan penggunaan lahan

perkotaan,danselamapemilumerekasering

berfungsi sebagaibankpemungutansuaradi

manapenawartertinggidapatmembeliribuan

surat suaradandapatmenyediakanpengun-

juk rasa untuk demonstrasi jalanan. Sebagai

contoh, FPI memainkan peran penting da-

lam pengorganisasian demonstrasi anti-Ahok

pada tahun2016.Namun, organisasi ini juga

dikenalkarenaketerlibatanmerekadalamke-

giatan amal dan upaya bantuanmasyarakat,

dan mungkin melindungi kampung-kampung

perkotaan yang terkena bencana dari pen-

jarahan, atau sering dimintamenjadi tenaga

kerjadalamupayauntukmembangunkembali

kampung-kampung kota yang hancur akibat

penggusuran.Bagibanyakpemudamiskin,or-

ganisasi-organisasiinimenawarkanpekerjaan

danpengalihanyangdisambutbaikdaribeban

hidupsehari-hariyangmerekahadapi,semen-

taraketerlibatanmerekadalamupayabantu-

anjugamembuatmerekamemperolehpeng-

Page 19: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

14

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer

hargaan dan rasa hormat (IanWilson 2019).

Namun,yanglebihpentinglagi,HabibRizieq,

pendiridanpemimpinFPItelahbangkitmenja-

diaktorpolitik,menyelaraskandirinyadengan

kubuanti-Jokowi,dansebagaiakibatnyaseba-

gianbesarpremandanorganisasimasyarakat

danjejaringyangberbasisdiperkotaanterkait

denganFPIsekarangmewakilikekuatanopo-

sisi.Walaudemikian,mereka lebihdariseka-

darobyekdalampermainanpolitikpelindung

mereka.Dalampercakapanpribadi,anggota-

anggota organisasi tersebut mengemukakan

alasanyanglengkapdansahatasketerlibatan

mereka, denganmenyatakanbahwagerakan

tersebut telahmemberimereka kesempatan

untuk menyampaikan keluhan mereka ter-

hadap pemerintah. Anggota-anggota pemu-

danya kemudian menjadi aktor dalam arena

politikdanranahsipil itusendiri,tidakdalam

semua kasus ini terjadi secara tidak disadari

danterkadangmenentukandalamperebutan

kekuasaanyangberlaku1.

Kebijakan pemuda, pemerintah dan krisis Covid-19

Sejauh ini telah menjadi jelas bahwa da-

lamproseskonsolidasipolitikelit,isu-isuyang

menyangkut kepentingan bersama, telah

tergeser ke belakang dan agenda neoliberal

yangberpihakpadakepentinganbisnisbesar

tetap menjadi norma yang berlaku. Hal ini

juga telah terbukti dalam pelaksanaan pro-

gram-programpembangunanpemudapeme-

rintah, walaupun kebijakan dan undang-un-

1 Riset Lapangan, Jan. 2020 – Des. 2020

dang resmi negara menekankan pentingnya

pemudauntukpembangunanbangsaIndone-

siadimasadepan.

Kebijakan-kebijakandalamduadekadeter-

akhirinimenekankankewirausahaanpemuda

dan mendorong usaha mikro, kecil dan me-

nengah(UMKM)sebagaibidangstrategisun-

tukmeningkatkankesejahteraanpemudada-

lammenghadapi stagnasi industrialisasi yang

memungkinkanpendekatanyangberbeda.Di

tingkatdaerah, instansipemerintahkota ter-

kaitdengankoordinasiUMKM(DinasUMKM)

menawarkan berbagai program pendidikan

dan skema pendanaan untuk merealisasikan

kebijakanini.Kebijakaninijugacukupsejalan

dengan aspirasi kaum muda karena banyak

penelitian mengungkapkan bahwa menjadi

wirausahaadalahpekerjaanyangpalingdimi-

natiolehparamilenialdananggotaGenZ(Fais-

al2019).

Masalah mendesak di kalangan pemuda,

bagaimanapun,adalahpendidikan,kesehatan

(reproduksi), pekerjaan, ketahanan pangan

danpenyebaranideologiekstremis.Rangkum-

anhasil penelitian SMERUResearch Institute

(Dewi2020)mengenaikondisianakmudasaat

ini (2018/2019) mengungkapkan antara lain

kualitaspendidikandi Indonesiayangberada

padakondisiyangsangatmemprihatinkanjika

dibandingkandenganperingkatinternasional,

yaitu berada di peringkat ke-72 dari 78 ne-

gara pesertamenurut studi PISA pada 2018.

Dalam hal tingkat pengangguran, statistik

menunjukkan bahwa tiga dari empat warga

yangmenganggur adalah pemuda,meskipun

sebagianbesardarimerekaberpendidikanse-

Page 20: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021

15

kolahmenengahatas.Stunting,suatukondisi

kesehatan yangmenghambat perkembangan

awal anak karena gizi dan pola makan yang

burukmasihterusmerajalela,yangbukanha-

nyamenjadimasalahketahananpangantetapi

jugaberkontribusipadagangguanpendidikan,

masalah yang sangat umum terjadi pada ibu

remaja.

Menurut studi yang dikoordinasi oleh

UNESCO, sejak 2013 (Ramadhan 2013) tidak

ada implementasi kebijakan yang terkoordi-

nasi, karena ada delapan program berbeda

yang dikoordinasikan oleh kementerian yang

berbeda dengan maksud yang berbeda dan

bahkanmengikutidefinisi yangberbeda ten-

tangpemuda.Kondisiini,menurutFajarIman

Hasanie, peneliti pemuda dari Merial Insti-

tute, belum banyak membaik sejak saat itu

(Wawancara, November 2020) meski sudah

adakeputusanpresidentahun2017yangme-

netapkan tujuan tersebut. Laporan UNESCO

lebihlanjutmenyesalkanbahwapemuda,ter-

lepasdarikeberagamanyangmelekat,diang-

gap sebagai kategori homogen, yang sebagai

akibatnya mengabaikan masalah-masalah

yangspesifikdihadapiolehsubkelompokter-

tentusepertiiburemajaataupemudadengan

kebutuhankhusus.Olehkarenaitu,banyakke-

bijakan pemuda pada akhirnya tidakmenan-

gani masalah yang ada. Alasan lainnya ada-

lah kurangnya pelibatan organisasi kepemu-

daandalampenyusunanundang-undangdan

pengembangan kebijakan. Beberapa tokoh

pemudayangdimintaipendapatnyamelapor-

kanbahwasuaramerekadalampertemuanti-

dakdidengarataudiabaikan,yangmerupakan

warisan budaya paternalisme era orde baru,

yangmemandangmasyarakatsebagaisebuah

keluargabesardimanaanak-anakataupemu-

da harus patuh pada orang yang lebih tua,

yaitu pegawai negeri sipil senior, dan tidak

menuntut kelonggaran atau menyampaikan

keluhan. Laporan tersebut lebih jauh meng-

akui karya serta dampak keberhasilan LSM

danorganisasipemuda,terutamayangmem-

perhitungkankondisispesifiklingkunganlokal

atausektoral,tetapimengkritikbahwabanyak

dari LSM dan organisasi pemuda tersebut

yangtidakmemenuhisyaratuntukmenerima

pendanaan dari anggaran program pemuda

karena tidakmemenuhi persyaratan sebagai

organisasipemudasebagaimanadidefinisikan

oleh ketentuan proses pendaftaran yang su-

dahketinggalanjaman.

Namun, masalah ini mewakili status quo

sebelum pandemi Covid-19 melanda negeri

itu.Padasaatpenulisanmakalahini,padaawal

Desember2020,sudahadalebihdari586.000

kasus positif Covid-19 dan 18.000meninggal

-danangkatersebutterusmeningkat.Semen-

tara pemuda kurang rentan terhadap kasus

penyakityangparah,merekatetapterdampak

dengancaralainakibatpandemiini.

Dilatarbelakangi oleh langkah-langkah

penanggulangan virus Covid-19, perekonomi-

an Indonesia telah jatuhkedalamresesiyang

menyebabkan hilangnya 2,76 Juta pekerjaan.

Secaratotal9,77jutaorangmenganggurpada

Agustus 2020, naik 37,61 persen dari Agustus

2019sepertidiberitakanpadaawalNovember

(Akhlas 2020a). Pemuda telah dihantam jauh

lebihkerasdaripadakelompokgenerasi lainn-

ya. Menurut statistik Kementerian Ketenaga-

Page 21: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

16

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer

kerjaan,67,7%pemudaberusiaantara15dan

19,27,7%berusiaantara20dan24tahundan

11,65% berusia antara 24 dan 29 telah kehil-

anganpekerjaan(Dewi2020).Angka-angkaini

hanya menunjukkan situasi di sektor formal.

Sektor informal, tempat sebagianbesar kaum

muda miskin perkotaan mendapatkan peker-

jaantelahterhantambahkanlebihparahlagi.

Demikianpula,akanadaefek jangkapan-

jang dalam perkembangan pemuda di ta-

hun-tahun mendatang. Pada Juni 2020, pe-

merintahmenggelontorkananggaranstimulus

COVID-19sebesar695,2triliunRupiah(sekitar

49,3miliarDolarAS)untukmendukungpere-

konomiandanmendanaiprogrambantuanso-

sialdanperawatanmedis(Akhlas2020b).Per-

ombakan anggaran negara untukmembiayai

upayainimembutuhkanbiayadalamanggaran

kementerianlainyangakanberdampakjangka

panjangpadapelaksanaanprogramkebijakan,

termasukyangdiperuntukkanbagipemuda.

Di ibu kota dan di beberapa daerah di

seluruhIndonesia,sekolahdanuniversitastel-

ahditutupselamaberminggu-minggu,bahkan

berbulan-bulan yang mana para pelajar dan

mahasiswadidesakuntukbelajardarirumah.

Kesenjangan struktural akan semakin mem-

perlebar jarak antara mereka yang memiliki

hakistimewadanmerekayangkurangmampu

karenaakses internet yangtidakmerata, se-

mentarakondisibelajardirumahsangatber-

beda, sehinggamenjadi tantangan tersendiri

bagipemudayanglebihmiskindandipedes-

aanuntukmengikutinya.

Menyongsong sebuah titik waktu baru

PemerintahJokowi,meskisibukmenangani

situasiCovid-19,sejakituterusmelaksanakan

agenda ramah investasi dalam beberapa bu-

lan terakhir dengan tabir yang dinamakan

RUUOmnibus,reformasiundang-undangyang

dirancanguntukmenarik investasi asing.Na-

mun, langkah itu dikritik karenamemangkas

hak-hak pekerja dan upaya-upaya perlindun-

ganterhadaplingkungan.

Pada Oktober 2020, setelah pembatasan

sosial parsial kedua di Jakarta berakhir,

serangkaiandemonstrasimassadigelaruntuk

memprotespengesahanRUUOmnibus.Massa

yang dimobilisasi tersebut mewakili seluruh

spektrum lanskap politik ekstra-parlement-

er Indonesia.Serikatburuh,anggotagerakan

sosial perkotaan dan kelompok lingkungan

berbarisbersamakelompokIslamdarisemua

aliran, menghidupkan kembali gerakan ma-

hasiswa yang diwakili oleh sedikitnya 6000

anggotaBEMSI (Badan EksekutifMahasiswa

Seluruh Indonesia), lembaga kemahasiswaan

yangnon-partisan,sekuler,sertanetralpolitik

yang secara resmihadir di semuakampusdi

Indonesia,yangikutturunkejalanbergabung

bersama sesama mahasiswa dari sayap kiri

serta kubu Islam (Wawancara dengan Ketua

BEM SI, Desember 2020, Catatan Penelitian

Lapangan).

Tren kebangkitan gerakan mahasiswa

yang bersatu menjadi semakin jelas pada

November 2019 ketika gelombang pertama

demonstrasi massa melanda seluruh negeri,

Page 22: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021

17

memprotes sejumlah undang-undang yang

sangatkontroversialyangtelahdiberlakukan:

KUHPyangdireformasi,yangmenjadikantin-

dakan mengkritik terhadap lembaga negara

danpresidendapatdihukum,danmengekang

kekuasaan Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK), sebuah undang-undang Ormas baru

yang memberi kekuasaan bagi pemerintah

untuk membubarkan organisasi yang diang-

gapmengancampersatuannasionaldanyang

dinamakan Undang-undang Informasi dan

Transaksi Elektronik (ITE), yangmemungkink-

an penuntutan kritik disiarkan secara online.

Undang-undang ini secara resmi dibenarkan

untukmembelalembaga-lembagademokrasi,

mengekangujarankebenciandanpenyebaran

berita palsu secara daring dan luring, tetapi

sejakdiberlakukannyaparapengkritikmenaf-

sirkanpemberlakuan ini sebagai kebangkitan

otoriterisme negara (Amnesty International

2019). Sejumlah aktivis yang menggunakan

mediasosialuntukmemobilisasidemonstrasi

dankritiktelahdituntutberdasarkanketentu-

anundang-undangbaruini(Warburton2019,

Aspinall2020).Selainitu,kabinetJokowitelah

menjadicerminanpolitikelityangmerajalela

ketikaUlamaMa’arufAminyangkonservatif,

yangmemainkan peran penting dalammen-

gobarkan sentimen anti-Ahok,menjadi wakil

presiden, dan terlebih lagi ketika Prabowo

Subiantodikooptasidandiberiposisi sebagai

menterisetelahpemilu.Inibukanhanyamen-

jauhkanparapendukungprogresif dari Joko-

wi,tetapijugamenghilangkanpemimpinuta-

makelompokoposisikonservatif.

Sentimen anti-otoriterisme yang tersebar

luasitumengusungtujuanbersamayangbaru

dan memulihkan gagasan tentang aktivisme

mahasiswa dan pemuda sebagai panggilan

moralyangsetidaknyatelahmengatasiseba-

gianpolarisasidalamdekade terakhir.Hal ini

berpotensi melahirkan gerakan sosial baru

yangmenuntutkeadilansosial,kebebasandan

integritas. Terlebih lagi, pemuda berpotensi

untukmenjadi aktor yangmenentukan kare-

namerekamewakilimassasosialyangsangat

besar yang diperbesar lagi dengan dampak

ekonomidarikrisiskorona.

Inidapatmenjadijendelakesempatanbagi

pemudadanmahasiswaprogresif untukber-

satu sekali lagi untukmempertahankanpen-

capaian demokrasi yang telah diperjuangkan

oleh generasi sebelumnya. Namun, momen-

tumpopulismesayapkananyangdiwarnaiIs-

lammengancam untukmengkooptasi agitasi

mahasiswadanpemuda yangbangkit ini, di-

tambahdenganefekdestruktifdarikebijakan

Covid-19.Memang,tampaknyatitikwaktulain

dalamsejarahIndonesiasedangdisongsong,di

managerakanpemudadanmahasiswadapat

memainkan peran yangmenentukan dengan

mengikutipanggilanmoralnya-kearahmana

yangakandiambil?

Page 23: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

18

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer

Page 24: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021

19

Daftar Bacaan

Ali, H. dan Purwandi, L., 2020. INDONESIA

GEN Z AND MILLENNIAL REPORT 2020:

The Battle Of Our Generation. [ebook] Ja-

karta: Alvara Research Center. Tersedia

di: <http://alvara-strategic.com/indone-

sia-gen-z-and-millenial-report-2020/>

[Diaksespada11November2020].

Amnesty.org. 2019. Everything You Need To

Know About Human Rights In Indonesia.

[online] Available at: <https://www.am-

nesty.org/en/countries/asia-and-the-pacif-

ic/indonesia/report-indonesia/> [Diakses

pada13Januari2021].

Akhlas, A., 2020a. Unemployment Surges To

Decade High As COVID-19 Causes Millions

To Lose Jobs.[online]www.thejakartapost.

com. Tersedia di: <https://www.thejakar-

tapost.com/news/2020/11/05/unemploy-

ment-surges-to-decade-high-as-covid-19-

causes-millions-to-lose-jobs.html> [Diak-

sespada9Desember2020].

Akhlas,A.,2020b.Indonesiatospendlessthan

expectedofCOVID-19budgetbyyear-end.

[online] www.thejakartapost.com. Terse-

diadi:<https://www.thejakartapost.com/

news/2020/12/01/indonesia-to-spend-

less-than-expected-of-covid-19-budget-

by-year-end.html [Diaksespada9Decem-

ber2020].

Aspinall, E., 2020. Indonesian Protests Point

To Old Patterns - New Mandala. [on-

line] New Mandala. Tersedia di: <https://

www.newmandala.org/indonesian-pro-

tests-point-to-old-patterns/> [Diakses

pada9December2020].

Aspinall, E., 2019. Conclusion: Social Move-

ments,PatronageDemocracy,andPopulist

BacklashinIndonesia.In:T.DibleyandM.

Ford,ed.,Activists In Transition - Progres-

sive Politics In Democratic Indonesia. Itha-

ca:CornellUniversityPress,hlm.187-201.

Aspinall,E.,2012.Indonesia:MoralForcePoli-

ticsandtheStruggleagainstAuthoritarian-

ism. In:M.Weiss,ed.,Student Activism in

Asia: Between Protest and Powerlessness,

1st ed.Minneapolis:University ofMinne-

sotaPress,hlm.153-180.

Page 25: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

20

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer

BadanPusatStatistik,2020.Statistik Pemuda

Indonesia 2019. Badan Pusat Statistik Re-

publikIndonesia.

v. Bruinessen, M. (2013). Introduction: Con-

temporary Developments in Indonesian

Islam and the “Conservative Turn” of the

EarlyTwenty-firstCentury.In:M.VanBru-

inessen(Ed.),Contemporary Developments

in Indonesian Islam: Explaining the “Conser-

vative Turn” (hlm.1-20).SingaporeISEAS–

YusofIshakInstitute.

Dewi,R.,2020.Situasi Pemuda Indonesia Kini.

[Makalahyangdipresentasikan]December

2020. Jakarta: Friedrich-Ebert-Stiftung In-

donesia.

Fachriansyah,R.,2020.Observers Call For In-

dependent Investigation Into Killing Of Six

FPI Members In Alleged Clash With Police.

[daring] www.thejakartapost.com. Terse-

dia di: <https://www.thejakartapost.com/

news/2020/12/07/observers-call-for-inde-

pendent-investigation-into-killing-of-six-

fpi-members-in-alleged-clash-with-police.

html>[Diaksespada10December2020].

Grassi, S. dan Nowak, N. (2017). Der Ahok-

Fall-UnheilvolleAllianzenalsWeckruffür

Indonesiens Demokratie. Internationale

Politikanalyse, [daring] Juli 2017. Tersedia

di:http://library.fes.de/pdf-files/iez/13531.

pdf[Diaksespada12Jul.2017].

Insani, W., 2019. Commemorate 2019 Inod-

nesianPresidentialElections:PoliticalClout

in Identity, Milennials, and Propaganda.

Dalam:F.Pratiwi,M.Salleh,M.Raga,I.Al-

fiansyahdanN.Putri,ed.,The Role of Iden-

tity In Politics and Policy Making.Surabaya:

CV.REVKAPRIMAMEDIA,hlm.121-132.

Irawanto,B.,2020.YoungandFaithless:Woo-

ingMillennials in Indonesia’s 2019

Presidential Election. ISEAS-Persepctive,

1(2019).

Laskowska,N.,2019.The Radicalization Of Stu-

dents And How To Deal With Them.[daring]

https://sr.sgpp.ac.id. Tersedia di: <https://

sr.sgpp.ac.id/post/the-radicalization-of-

students-and-how-to-deal-with-them>

[Diaksespada5December2020].

Nowak, N., 2021. The pursuit of power in

theurbankampungsofKotaTua:AnEth-

nography of Politics, pluralism and place.

[Catatan penelitian lapangan] Feb. 2020

– Jan. 2021. Jakarta/Göttingen: GISCA –

Georg-August-UniversitätGöttingen.

Ramadhan, A., 2013. Capacity Building For

The Empowerment And Involvement Of

Youth In Indonesia. [Laporan] Tersedia di:

<https://www.youthpolicy.org/national/In-

donesia_2013_Youth_Policy_Review.pdf>

[Diaksespada1December2020].

Robison, R. dan Hadiz, V. (2004). Reorganis-

ingpowerinIndonesia.London:Routledge

Curzon.

Sastramidjaja,Y.,2019a.StudentMovements

and Indonesia’sDemocraticTransition. In:

T.DibleydanM.Ford,ed.,Activists In Tran-

sition - Progressive Politics In Democratic

Indonesia.Ithaca:CornellUniversityPress,

hlm.23-40.

Sastramidjaja, Y., 2019b. Youth “Alienation”

Page 26: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021

21

and New Radical Politics: Shifting Trajec-

tories in YouthActivism. In:M. Lane, ed.,

Continuity and Change after Indonesia’s Re-

forms: Contributions to an Ongoing Assess-

ment.Singapore:ISEASYusoffIshakHouse,

hlm.238-257.

Sebastian, L., Chen, J. andAdi Syailendra, E.,

2014.Pemuda Rising.Singapore:S.Rajarat-

namSchoolofInternationalStudies.

Setiawan, R., 2015. Superman Is Dead:

Men teri Susi Dukung “Bali Tolak Rekla-

masi”. [daring] suara.com. Tersedia

di: <https://www.suara.com/enter-

tainment/ 2015/04/13/073600/super-

man-is-dead-menteri-susi-dukung-bali-to-

lak-reklamasi>[Diakses8December2020].

Tumenggung, A. danNugroho, Y., 2005.Ma-

rooned in the junction: Indonesian Youth

participation inpolitics. In:B.Martin,ed.,

Go! Young progressives in Southeast Asia,

2nd ed. [daring] Manila: Kantor Fried-

rich-Ebert-StiftungFilipina,hlm.27-57. Ter-

sedia di: <http://library.fes.de/pdf-files/

bueros/philippinen/04526-toc.html>[Diak-

sespada26Oktober2020].

Warburton,E.,2019. Indonesia’S Pro-Democ-

racy Protests Cut Across Deep Political

Cleavages - New Mandala. [online] New

Mandala. Tersedia pada: <https://www.

newmandala.org/indonesias-pro-democ-

racy-protests/>[Diaksespada9Desember

2020].

Wilson,I.,2019.UrbanPoorActivismandPo-

litical Agency in Post–NewOrder Jakarta.

In: T.DibleydanM. Ford, ed.,Activists In

Transition - Progressive Politics In Demo-

cratic Indonesia. Ithaca:CornellUniversity

Press,hlm.99-116.

Page 27: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

22

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer

Page 28: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia - 2021

23

Daftar Singkatan

BEM – SI Badan Eksekutif Mahasiswa – Seluruh Indonesia

BPS Badan Pusat Statistik

DPR Dewan Perwakilan Rakyat

FBR Forum Betawi Rempug

FPI Front Pembela Islam

Golkar Partai Golongan Karya

GMNI Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia

HMI Himpunan Mahasiswa Indonesia

ITE Electronic Information and Transaction Law

KAMI Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia

KAMMI Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

Page 29: Pemuda, Politik dan Pemuda, Politik dan Keterlibatan

24

Pemuda, Politik dan Keterlibatan Sosial di Indonesia Kontemporer

KPK Komisi Pemberantasan Korupsi

NGO Non-Governmental Organization

NKK Normalisasi Kehidupan Kampus

PDI-P Partai Demokrasi Indonesia – Perjuangan

PKI Partai Komunis Indonesia

PSI Partai Solidaritas Indonesia

PKS Partai Keadilan Sejahtera

UMKM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah