14
Penman Dalang Wayang Kulit Dalam Propaganda Pembangunan Di Bawah Orde Baru (Fadhil Ntigroho Adi) PERANAN DALANG WAYANG KULIT DALAM PROPAGANDA PEMBANGUNAN DI BAWAH ORDE BARU Fadhil Nugroho Adi Suara Mcrdcka Jalan Pandanaran No. 30 Semarang e-mail: fadhilnugrohoadiCÿgmail.com Naskah masuk: 07-08-2017 Revisi akhir: 27-10-2017 Disetujui terbit: 06-11-2017 THE ROLE OF DALANG (PUPPETEERS) IN PROPAGANDIZING NATIONAL DEVELOPMENT DURING THE NEW ORDER Abstract This research looks at the process of delivering propaganda by the dalangs ( puppeteers ) in Wayang Kulit performancesin Central Java in 1986-1998. Using mass communication approach and theories, this research has revealed that the dalangs were co-opted by the government when they deliver the New Order Government's messages to their audience. The Government's strong efforts io cast its political propaganda through the datangs were so obvious after the 30th September Movement. As a result, there were changes in the concepts of wayang kulit performance. The dalangs very often delivered the Government messages both implisitly or explicitly. These messages are delivered through janluran (narration), ginem (dialogue), gending (music), limSukan (interlude scene between a mother and her daughter), andgara-gara ( clown scene). However, this condition had encouraged the dalangs' creativity to compose new stories, modify stories, and compose songs which tell about national development. Keywords: dcilcmg, New Order, propaganda, national development Abstrak Tulisan ini mengkaji proses penyampaian propaganda yang disampaikan melalui dalang di Indonesia khususnya Jawa Tengah pada tahun 1986-1998. Pendekatan yang dipergunakan adalah teori komunikasi massa pada pergelaran wayang kulit. Melalui penelitian terungkap adanya kooptasi lerhctdap dalang dalam melakukan penyampaian pescm-pesan pemerinlah Orde Baru kepcida masyarakat luas. Usaha pemerintah untuk melakukan propaganda melalui dalang begitu kentara pasca Gerakan 30 September. Akibatnya, terjadi perubahan konsep pertunjukan wayang kulit. Seringkali dalang menyisipkan pesan-pesan pemerintah, baik secara implitis maupun terang- terangan. Pesan-pesan ini disampaikan melalui janluran, ginem, gending, termasuk dalam adegan limbukan dan gara-gara. Namun pementasan wayang kulit pada era Orde Baru juga mendorong kreativitas para dalang dalam menciptakan lakon baru, menggubah lakon, hingga menciptakan gending-gending bernuansa pembangunan. Kata kunci: dalang, Orde Baru, propaganda dipergunakan lembaga pcmcrintah untuk mensosialisasikan nilai-nilai berbangsa dan bernegara melalui lakon yang dipentaskan. Olch sebab itu, dalang menjadi figur scntral yang berjasa besar mengkomunikasikan amanal pemerintah kepada rakyal. Pesan- pesan tersebut dapat berupa pesan bemuansa sosial, politik, dan budaya. Selain itu, dalang juga berperan sebagai media pendidikan informal yang mengajarkan nilai-nilai fdosofis dari lakon dan tokoh-tokoh wayang. I. PENDAHULUAN Pagelaran wayang kulit seolah tak lekang oleh zaman. Meski banyak pihak mcrasa sangsi akan cksistcnsi wayang kulit, namun nyatanya, pagelaran seni tradisional itu masih bertahan hingga hari ini. Bukan sekadar pentas biasa, pagclaran wayang kulit seringkali membawa misi untuk disampaikan kepada masyarakat. Misi yang diemban bcrmacam-macam. Namun yang paling umum, pagelaran wayang kulit sering 105

PERANAN DALANG WAYANG KULIT DALAM PROPAGANDA …

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANAN DALANG WAYANG KULIT DALAM PROPAGANDA …

Penman Dalang Wayang Kulit Dalam Propaganda Pembangunan Di Bawah Orde Baru (Fadhil Ntigroho Adi)

PERANAN DALANG WAYANG KULIT DALAM PROPAGANDAPEMBANGUNAN DI BAWAH ORDE BARU

Fadhil Nugroho AdiSuara Mcrdcka

Jalan Pandanaran No. 30 Semarange-mail: fadhilnugrohoadiCÿgmail.com

Naskah masuk: 07-08-2017Revisi akhir: 27-10-2017

Disetujui terbit: 06-11-2017

THE ROLE OF DALANG (PUPPETEERS) IN PROPAGANDIZINGNATIONAL DEVELOPMENT DURING THE NEW ORDER

AbstractThis research looks at the process of delivering propaganda by the dalangs ( puppeteers ) in

Wayang Kulit performancesin Central Java in 1986-1998. Using mass communication approach andtheories, this research has revealed that the dalangs were co-opted by the government when theydeliver the New Order Government's messages to their audience. The Government's strong efforts iocast its political propaganda through the datangs wereso obvious after the 30th September Movement.As a result, there were changes in the concepts of wayang kulit performance. The dalangs very oftendelivered the Government messages both implisitly or explicitly. These messages are delivered throughjanluran (narration), ginem (dialogue), gending (music), limSukan (interlude scene between a motherandher daughter), andgara-gara (clown scene). However, thisconditionhadencouragedthe dalangs'creativity to compose new stories, modify stories, and compose songs which tell about nationaldevelopment.

Keywords: dcilcmg, New Order, propaganda, national developmentAbstrak

Tulisan ini mengkaji proses penyampaian propaganda yang disampaikan melalui dalang diIndonesia khususnya Jawa Tengah pada tahun 1986-1998. Pendekatan yang dipergunakan adalahteori komunikasi massa pada pergelaran wayang kulit.Melalui penelitian terungkap adanya kooptasilerhctdap dalang dalam melakukan penyampaian pescm-pesan pemerinlah Orde Baru kepcidamasyarakat luas. Usaha pemerintah untuk melakukan propaganda melalui dalang begitu kentarapasca Gerakan 30 September. Akibatnya, terjadi perubahan konsep pertunjukan wayang kulit.Seringkali dalang menyisipkan pesan-pesan pemerintah, baik secara implitis maupun terang-terangan. Pesan-pesan ini disampaikan melalui janluran, ginem, gending, termasuk dalam adeganlimbukan dan gara-gara. Namun pementasan wayang kulit pada era Orde Baru juga mendorongkreativitas para dalang dalam menciptakan lakon baru, menggubah lakon, hingga menciptakangending-gending bernuansa pembangunan.

Kata kunci: dalang, Orde Baru, propaganda

dipergunakan lembaga pcmcrintah untukmensosialisasikan nilai-nilai berbangsa danbernegara melalui lakon yang dipentaskan.Olch sebab itu, dalang menjadi figur scntralyang berjasa besar mengkomunikasikanamanal pemerintah kepada rakyal. Pesan-pesan tersebut dapat berupa pesan bemuansasosial, politik, dan budaya. Selain itu, dalangjuga berperan sebagai media pendidikaninformal yang mengajarkan nilai-nilaifdosofis dari lakon dan tokoh-tokoh wayang.

I. PENDAHULUAN

Pagelaran wayang kulit seolah taklekang oleh zaman. Meski banyak pihakmcrasa sangsi akan cksistcnsi wayang kulit,namun nyatanya, pagelaran seni tradisionalitu masih bertahan hingga hari ini. Bukansekadar pentas biasa, pagclaran wayang kulitseringkali membawa misi untuk disampaikankepada masyarakat. Misi yang diembanbcrmacam-macam. Namun yang palingumum, pagelaran wayang kulit sering

105

Page 2: PERANAN DALANG WAYANG KULIT DALAM PROPAGANDA …

Jahtra Vol. 1 2, No. 2, Desembcr 2017 ISSN 1907-9605

Dalam tradisi pewayangan di JawaTengah, dalang memiliki predikal lertenlubergantung pada kelebihan yang dimiliki,scpcrti dalang sejati, dalang purba, dalangwasesa, dalang gnna, dan dalang wikalpa.Dalang juga memiliki fungsi strategis dalampcrgclaran. la bisa bcrfungsi sebagaiseniman, juru didik, juru falsafah dankerohanian, juru suluh, juru dakwah, jurubibur, komunikator sosial, dan pclcstari scnibudaya.' Dengan demikian, dalang tidak bisadikatakan sebatas sebagai story tellermclainkan tukang ngudal piwulang (pcmbcrinasehat). Dalang merupakan penceramahpendidikan, penerangan, motivator, hinggapcdalangan mampu mcnginspirasi publikbagi lahirnya kreasi atau usaha baru yangbermanfaat bagi manusia.2

Pada periode kepemimpinan Soekarnomaupun Soeharto, wayang kulit telahmcnjadi media yang efektif dalam menyam-paikan pesan-pesan dari partai tertentumaupun pemerinlah. Bentuk penyampaianscmacam ini identik dengan sebuab proseskomunikasi yang berlangsung antara keduabelah pihak yakni dalang dan penonton ataupendengar. Komunikasi pada umumnyadiartikan sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan masalahtukar menukar pikiran atau pendapat.Komunikasi tidak hanya sekadar saling tukarpikiran serta pendapat saja, akan tetapiberlangsung lebih jauh dari itu yaknikegiatan dimana scscorang berusabamengubah pendapat dan tingkah laku oranglain.5 Dalam proses komunikasi, kedudukankomunikan dan komunikator saling berusahauntuk memperoleh perhatian dari pihak yangdiajak berkomunikasi. Proses sering diarti¬kan sebagai kegiatan atau pcngolaban yangterns menerus. Apabila komunikasi itu suatuproses, berarti peristiwa dan atau perubahan

yang berhubungan dengan komunikasi ber¬langsung susul-menyusul terns menerus.4

Dalam scbuah proses komunikasiterdapat individu-individu maupun kelom-pok-kelompok yang berperan sebagaikomunikator maupun komunikan. Komuni¬kator atau sender atau encoder adalah pihakatau seseorang yang bertugas menyampaikankomunikasi dan dapat dilakukan sccaraperorangan ataupun seeara terikat oleh suatuorganisasi tertentu.5 Semenlara itu, komuni¬kan adalah pihak yang mcncrima isi{message) dalam kegiatan komunikasi.Komunikan dapat berupa seorang individu,suatu kclompok atau orang banyak baikdalam satu tempat ataupun teinpat yanglerpisah-pisah.6 Sebagai komunikator, dalangdapat menyampaikan scluruh kemampuandan pengetahuannya seeara leluasa kepadakomunikan yang merupakan penonton ataupendengarnya. Dalang juga bcrfungsisebagai mediator yang harus menyaringpesan-pesan pembangunan dari pemerintahagar imporovisasi yangmerusak pertunjukan.7

Proses komunikasi antara dalangdengan audience mcrupakan perwujudandari komunikasi massa. Hal ini sejalandengan pendapat Drs. M.O. Palapah bahwakomunikasi massa adalah pernyataanmanusia yang ditujukan kepada massa.Bentuk-bentuk komunikasi massa antara lainjurnalistik, public relations, pcncrangan,propaganda, agitasi, advertising, publicspeaking, publicity, pertunjukan, komunikasiintcmasional, dan lain sebagainyat Scmcn-tara itu pesan-pesan “titipan” pemerintahatau kelompok tertentu yang diselipkan kedalam pementasan wayang kulit identikdengan bentuk komunikasi massa propa¬ganda. Propaganda dapat dianggap sebagaisuatu kampatiyc yang dengan sengaja

dilakukan tidak

S. IIaryanto,PratinimbaAdhUnhung (Jakarta : Djambatan.1988), him.9-18.4 Ibid,him.18.

Sunarjo.DjocnacsihS, SvDarjoJIimpttnanlstilahKommibasi (Yogyakarta: Liberty-, 1981). him. 37.' Ibid.,him.69.5 Ibid.,him. 37.6 Ibid.,him. 34.

Kanti Walujo, Peranan Dalang dalam Menyampaikan Pesan Pembangunan (Jakarta: Dircktorat Publikasi Ditjcn Pcmbinaan PcrsdarGralikaDepartemen Penerangan Rl, 1994),hlm.5.

Sunarjo.Djoenaesih S,Sunarjo,Op.ch„him, 41 .

106

Page 3: PERANAN DALANG WAYANG KULIT DALAM PROPAGANDA …

Penman Dctlang Wayang Kulit Dalam Propaganda Pembangunan Di Rawah Orde Raru (Fadhil Hugroho Adi)

pendudukan Jepang membentuk Sendenbu(Departemen Propaganda) di dalam badanpemerintahan militer (Gunseikanbu) padabulan Agustus 1942," Pcmcrintah militcrJepang memanfaatkan media propagandaseperti film yang diputar secara berkelilingkc kota-kota di pulau Jawa, drama, wayang,tari-tarian, Kamishibai, 13 nyanyian, danpenggunaan media elektronik radio.14

mengajak dan membimbing untuk mem-pengaruhi alau membujuk orang gunamenerima suatu pandangan, sentimen, ideaatau nilai. Propaganda bcrtujuan untukmenanamkan “komunikasi subyektif”,bukan “komunikasi obyektif’. Quakermcmbcrikan dcfinisinyatcntang propagandasebagai berikut.

Propaganda is (he deliberate attempt bysome individual or groups to form,control or alter the attitudes of othergroups by the use of the instruments ofcommunication with the intention that inany given situation the reaction of thoseso influenced will he that desired by thepropagandist.10

II. DALANC DALAM LINCKARANPROPAGANDA PEMBANGUNANORDE BARU

A. Kilas Balik Orde Lama

Sejarah mencatat, pemerintahanPresiden Soekarno memberi perhatiankhusus pada pclcstarian scni tradisionalwayang kulit. Pada tanggal 23 hingga 28Agustus 1958 diselenggarakan KongresPcdalangan Indonesia di Prang WcdananKompleks Kraton Mangkunegaran, Sura¬karta." Kongres tersebut sekaligus untukmenyempurnakan lembaga pewayangan“Panunggaling Dalang Republik Indonesia”(PADRI) yang didirikan pada 6 Desember1953.16

Propaganda adalah usaha yangdisengaja oleh beberana individu ataukeloinpok untuk membentuk, tnengon-trol atau mengubah sikap dari kclompoklain dengan mcnggimakan instrumcnkomunikasi dengan penemuan bahwadalam situasi tertentu reaksi dari merekaakan dipengaruhi sebagaimana yangdiinginkan oleh propaganda.Tcknik komunikasi yang dipergunakandalam propaganda adalah teknikbandwagon, yakni sualu cara persuasidengan cara generalisasi untukmemengaruhi gerakanmengatakan bahwa apa yangkakan oleb komunikator tclaholeh scluruh masyarakat. Tcknikbandwagon bertujuan merangsangkomunikannya dengan jalan agarmengikuti sikap penaapat dan tingkahlaku orang terbanyak (mayoritas)."Propaganda yang sama pernah dijalan-

kan pada masa pendudukan Jepang diIndonesia. Propaganda merupakan kewajib-an pokok dan salah satu yang paling pentingdalam pcmcrintahan militcr sejak awal mulapendudukan Jepang. Begitu pentingnyapropaganda, sampai-sampai pemerintah

massa dengandikemu-ditcrima Selain itu, pagelaran wayang kulit

dijadikan sebagai media untuk mempropa-gandakan kebijaksanaan pcmcrintah sepertikampanye buta huruf, manipol Usdek,kampanye buta huruf, Manipol Usdek UUD1945 dan konfrontasi Indonesia denganMalaysia.17 Suharsono Hadisuseno, seorangpegawai Penerangan RI dari Yogyakarta,sekitar tahun 1 948 turut berkontribusimenciptakan wayang gaya baru bernamaWayang Pancasila. Dengan mengacu padatokoh-tokoh Wayang Purwa, Wayang

Ibid.,him. 68.Santoso 'HasViQ’poetioJ’ropaganda Salah SatuBentuk Komunikasi Massa(Bandung: PenerbitAlumni. 1991), him. 30.Sunarjo,DjocnacsihS,Siinarjo, Op. cit., him. 10.Aiko Kurasawa, Mobilisasi dan Kontrol: Sludi lentang Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa 1942-1945, terjemahan licrmawan

Sulistyo (Jakarta: PTGrasindo, 1993),Mm.229.Kamishibai adalah seni panggungyang rnemperlunjukkan kisali hergarri bar gaya Jepang dan biasa dipenLa-skar di kalangau anak-ariak

JepangM AikoKurasawa,Op.cii.,hint.241-255.

SriMulyono, Wayang Asal-Usul,Filsqfai, dan MasaDepannya (Jakarta: GiuiungAgung, 1978),him. 110.16 Hampir senrua dalang di Jawa '1'cngah dan Jawa Timur menjadi anggota PADRI. Kursus podalangan di berbagai kota seperti Kendal,

Pekalongan, Semarang, dan sebagamya.mulai bermuticulan. lhi.d.,him. 111.Kanli Wal ujo,Op.cit.,h1m. 25.

107

Page 4: PERANAN DALANG WAYANG KULIT DALAM PROPAGANDA …

Jahtra Vol. 1 2, No. 2, Desembcr 2017 ISSN 1907-9605

Pancasila dipergunakan untuk menyajikancerila-cerita yang berhubungan dengan per-juangan bangsa Indonesia dalam melawanpcnjajahan Bclanda dan pcristiwa-pcristiwakemerdekaan RI. Adapun tujuan pergelaranWayang Pancasila adalah untuk memberikanpcncrangan incngcnai falsafab Pancasila,Undang-Undang Dasar serta Garis-GarisBesar Haluan Negara (GBHN). 1 s

Di bawah kepemimpinan PresidenSoekarno, semua partai politik paham untukmcmanfaatkan pcrgclaran wayang kulituntuk tujuan propaganda. Partai-partaitersebut mengidentifikasikan dirinya sebagaiPandawa “yang bcrada dalam pibak yangbenar” dalam ceritera Mahabharata.19 PartaiKomunis Indonesia (PKI) bahkan memper-lihatkan pcrhatian yang scmakin besarterhadap peranan potensial dalang di dalammenggerakkan rakyal unluk lujuan-lujuankepartaian.2'1B. Dalang di Bawah Orde Baru

Pagclaran wayang kulit pada masapemerintahan Orde Baru lebih condongkepada alat komunikasi untuk menyampai-kan pesan-pesan pembangunan yangmeliputi politik, ekonomi, sosial, kebudaya-an, pertahanan nasional, dan administrasi.21Peranan strategis kesenian tradisional dalampenyampaian pesan-pesan pcmcrintah inidilatarbelakangi oleh kesulitan elit birokrasipemerintah dalam mengkomunikasikankebijakan-kebijakan yang baru terbentukkepada rakyat, sebagaimana yang dinyatakanolehAsrulSani sebagai berikut.

Di satu pihak demi pembaruan yang

harus tnereka laksanakan dibutuhkan suatusistem nilai yang bam, tetapi pada piliak lainkaum cendekiawan bam ini hams meme-lihara adanya komunikasi intensif denganrakyat. Komunikasi ini menuntut adanyabeberapa sistem nilai tertentu.22

Ada beberapa jenis kesenian tradisionalseperti karawilan, santi swaran, wayang(orang, kulit, golck), guyon maton, ndolalak,lagu pop, seni tari, macapat, sandiwara, dankeloprak22 yang memiliki kekuatan dalammenyampaikan propaganda pada era OrdcBaru. Dari beberapa bentuk keseniantradisional tersebul, media komunikasitradisional yang paling mudah disisipipropaganda (termasuk pesan-pesan P4),dipahami dan diminati masyarakat adalahjenis seni budaya yang ada dialognya sepertiguyon maton, wayang, sosio drama, danketoprak.24 Salah satu media keseniantradisional yang efektif dipergunakan olebpemerintah dalam menyampaikan kebijak-an-kebijakannya adalah kesenian tradisionalwayang kulit, karena wayang kulit mempa-kan warisan budaya leluhur yang eksistensi-nya telah mengakar terutama di kalanganorang Jawa, baik golongan elit maupunrakyat biasa.25 Selain itu, seni pedalangan,khususnya di Jawa, telah terbiasa berbaurdenganotoritasyang memengamhmya.29

Pascagerakan 30 September 1965 yanggagal dilakukan dan berlanjut dengan pem-bersiban oknum-oknum PKI, bal yang samajuga terjadi di kalangan dalang. Mereka yangtidak terbunuh atau lolos dari penangkapankemudian dikenai larangan bermain sclamajangka waktu tertentu. Seluruh dalang juga

S.ITaryanto.Op.crf., him. 122.Marshall Alexander Clark, Wayang Mbeling: Sastra Indonesia Menjelang Akhir Orde Bam (Jakarta: Lembaga Stadi Pers dan

Pembangunan, 2008), him. 23.20 Victoria M. Clara van ( iroencndael, Dalang di Baiik Wayang (Jakarta: PTTcmprinl. 1 987),him. 219.

Suhartoyo dalam Kanli Walujo,Op.cit.,him. 27.Asrul Sani, dalam Victoria M.Clara van Groenendael, Dalangdi Baiik Wayangpakaria: PT Teinprint, 1987), him. 210.“Laporan Hasi] F.valuasi Pelaksanaan Pemasyarakatan dan Pembirdayaan P4 Di Daerah Tingkal 11 Se Jawa Tengah Tahnn

1995/1996,” 13P7 Propinsi Daerah Tingkat 1Jawa Tengah Pahun 1995 1996, him. 25, Kanwil Deppen Prov. Jateng, Arsip Provinsi JawaTengah.

24 -------- _ _ _____. ____ _ . _ . —“Laporan Hash Evaluasi Pelaksanaati Pemasyarakatan dan Pernbudayaan P4 di Daerah Tingkal II Se Jawa Tengah Tabari 1996 1997”,BP7 Propinsi DaerahTingkat IJawaTengahTahun 1996/1997,KanwilDeppenProv. Jateng,Arsip Provinsi Jawa Tengah.

“ 76W.,him. 211.Otoritas yang dimaksud antara lain otoritas istana atau kcraton, otoritas lombaga-lcmbaga pendidikan formal pcdalangan. otoritas

tradisi lokal para dalang, otoritas para dalang populcr alau dalang laku, hingga oloritas penguasa ordc yang sedang borkuasa dalam hal iniOrde.Baru. Lihat Soetarno, Sarwanto,WayangKulit dani’erkembangannya, (Solo :1S1 Press,2010), him. 203,

108

Page 5: PERANAN DALANG WAYANG KULIT DALAM PROPAGANDA …

Penman Dalang Wayang Kulit Dalam Propaganda Pembcmgiman Di Bawah Orde Baru (Fadhil Ntigroho Adi)

30 September.32 Tujuan dibentuknyaGANASIDI adalah imluk membina mutupedalangan sebagai sarana pendidikan danbimbingan watak yangbcrjiwa Paneasila.33

Pada pemilu pertama era Orde Baru,pada tahun 1971, banyak dalang lokal yangdimanfaatkan untuk kepentingan kampanyepemilu, dan ada yang menjadi populer sesuaidcngan tingkat wilayah pcntasnya. Dampakyang lebih luas lagi adalah ketika kerjasamaantara aparat pemerintah dan dalang semakincrat. Dalang mcmandang sctiap imbauanpemerintah sebagai “perintah yang tidakmungkin dibantah”. Akibatnya, dalam setiappcrgclaran wayang kulit, dalang mcnonjol-kan dan memperbanyak pesan-pesan mau-pun program-program pemerintah secara\nlgar dan bcrlcbihan.Situasi ini dircformasioleh penggarapan pakeliran padat yangmenjadi respon atas pakeliran semalamsuntuk yang dirasa mulai mcngalamipendangkalan mutu karena sarat denganpesanan, humor, sehingga tidak lerlihatadanya kcscsuaian antara ccrita dcnganpergelaran. Oleh sebab itu, pakeliran padatberlujuan mengembalikan fungsi pakeliransebagai sajian estetis dan artistic.’4

Munculnya pakeliran padat tidakberarti “titipan” kepada para dalang untukmcnyampaikan propaganda politik bcr-angsur mencair. Menjelang pemilihan umum1977, di Sitinggil selatan kompleks KeratonSurakarta, pcrgclaran wayang yang disclcng-garakan dalam minggu pertama sejakdiresmikan sebagai waktu dimulainyakampanyc pemilu, mcmunculkan fakta baru.Lakon yang dipilih untuk ditampilkan adalahlakon Ringin Kenccma yang sengaja ditulisuntuk pemilu. Lakon Ringin Kencanamenjadi “metafor” bagi lambang Golkar(pohon beringin), yang secara harafiah

diwajibkan untuk mendaftarkan diri,melaporkan rencana pagelaran hinggamenyerahkan sinopsis lakon yang hendakdipcrgclarkan kepadaotoritas setempat.27

Organisasi Himpunan KebaktianDalang menjadi organisasi dalang pertamapada masa Orde Baru, yang didirikan atashasil konferensi 80-anpesertapada 18 dan 19Dcscmbcr 1966 di Surakarta.28 Tiga tahunsesudahnya, atau pada 1969, diselenggara-kan Pekan Wayang Indonesia pertama. Adabeberapa keputusan yang dihasilkati, salahsatunya menjadikan pertunjukan wayangsebagai mass media guna menyukseskanREPEL1TA.29

Pembentukan Lembaga PembinaanSeni Pedalangan Indonesia (GANASIDI)padatanggal 7 Dcscmbcr 1969 mcmpcrlihat-kan secara jelas keterlibatan pemerintahterhadap seni pedalangan. Orientasi yangkuat dari pcmcrintah untuk menjadikandalang sebagai guru bagi masyarakat30 turutmelatarbelakangi berdirinya lembaga yangberpusat di Scmarang ini. GANASIDImemiliki Sad Satva Dharma atau programdalang yang salah satunya menekankanfungsi dalang sebagai abdi negara yang hamsmengutamakan kepentingan tiasional danberkiblat kepada Garis Kebijakan Pemerin¬tah Rcpublik Indonesia.3'

GANASIDI disahkan pada hari terakhirKonferensi Seni Pedalangan Jawa Tengahdan Dacrah Istimcwa Yogyakarta yangdiselenggarakan di Semarang pada tanggal10 hingga 12 Juli 1969. GANASIDI meng-himpun sclumh dalang bahkan siapapunyang memiliki keterikatan dengan senipedalangan, dengan syarat, Warga NegaraIndonesia, tidak termasuk anggota organisasiterlarang, dan tidak terlibat dalam Gerakan

Victoria M. Clara van (irocncndacl,Op. 07.,him. 220.29 Ibid,him. 223.29 Ibid.him. 127.

Kaum clit baru mulai (ertarik dcngan peran dalangsebagai guru. Litiai Victoria M.Clara Van Grocnandacl, Op. Cil..him. 228.31 Wawan Susclya,DhaIang, Wayang, dan Gamelun(Yogyakarla: Narasi, 2007), him.29.J“ Butir ini dimual dalatn buku sicnsilati bcrlajuk Dwi Warsa Gatiasidi yang terbit dalam rangka ulang lahun kedua GANASIDI.

Ibid.,him. 229.Kanti Walnjo, Op.Cit,him. 125.Bambang Mnrtiyoso, dkk., Pertumbuhan dan Perkembangan Seni Pertuniukan Wayang (Surakarta: Citra Ltnika Surakarta, 2004),

hltn. 35-38.

109

Page 6: PERANAN DALANG WAYANG KULIT DALAM PROPAGANDA …

Jahtra Vol. 1 2, No. 2, Desembcr 2017 ISSN 1907-9605

pertunjukan wayang.'9 Begitu lekatnyadominasi pemerintah terhadap dalang,Clarkmenyebut, kooptasi atas wayang banyakdilakukan tcrkait upaya Ordc Baru untukmemaksakan dan menjaga otoritas sosial danpolitik. Wayang menjadi salah satu tempatproduksi bcntukbaru informasi ncgara.40 Halini dibuktikan dengan pidato pengarahan dariDPP Golkar pada Sarasehan DalangPcwayangan Scluruh Indonesia!986 sebagaiberikut,

berarti “Beringin Linas". Pergelaran tersebutdipandang sebagai pernyataan dukungankeraton terhadap Golkar secara terbuka."

Peranan dalang semakin ditnantapkandalam Sarasehan Dalang Seluruh Indonesiayang disclcnggarakan pada 24 Juli 1986.Prospek utama penyelenggaraan sarasehantersebut adalah untuk meningkatkan peranandalang pcwayangan guna mcnyukscskanPemilu 1987 dalam rangka memantapkandemokrasi Pancasila.16 Pada momentumyang sama, Mcntcri Dalam Ncgcri RcpublikIndonesia pada saat itu, Suparjo Rustam,dalam pengarahan tertulisnya mengemuka-kan bahwa peranan penting yang dapatdiambil oleh dalang sebagai inovator danmotivator pembangunan tidak disia-siakandengan membiarkan seni wayang sekedarsebagai hiburan. Beliau juga menegaskankeharusan dalang unluk menyesuaikan diridengan dinamika 7aman sebagai upayamendekatkan aspirasi pembangunan yangterus berkembang melalui cerita wayang.’7Pcmikiran tersebut sclaras dengan paparandalam Kongres Kebudayaan 1991 yangmenyebut perlunya peningkalan terhadapkritik seni serta kebebasan seniman untukmencipta, memamerkan hasil karya, dankebebasan rakyal untuk menikmatinya.”

Kcmudian pada Saraschan DalangIndonesia yang diselenggarakan di TMII, 8-11 Februari 1996, disampaikan bahwa fungsiseni pedalangan hams menyentuh aspek-aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara. Para dalang harus memilikikcscragaman gaya, dengan matcri bertumpukepada sepemahaman seperti yangterbungkus dalam P-4. Sarasehan inimcmpola pemahaman pikiran para dalangtentang P-4. Diharapkan dalam membawamisi P-4 para dalang lidak merusak

dalang dalam pcmbangihemat kami bukanlah sek

menyanipaikan informasi pembangun¬an tetapi sekaligus mengangkat aspirasimasyarakat untuk diserap oleh lembaga-

baga pengambil keputusan. Dengandctnikian dalang bukan hanyamemberi-kan pesan-pesan pembangunan dari atastetapi juga menyalurkan keinginan danharapan masyarakat dari bawah.41

Pada bagian akhir sambutan, DPP Golkarjuga mengajak kepada seluruh dalang untukaktif berpartisipasi dalam Pemilihan Umum1 987 sebagai berikut,

Kepada para dalang yang sekarang iniseaang mengikuti sarasehan maupunyang tak sempat hadir dalam pertemyang berbanagia ini, kami sangatmengharapkan untuk ikut berjuangbersama-sama GOLKAR mcmcnang-kan PLMILU 1987.4"Pengkooptasian berlebihan yang

dilakukan pemerintah dan partai pemerintahtersebut mengundang respons dari beberapadalang. Salah seorang dalang asal Boyolali,Ki Sayoko misalnya, pernah menegaskan,apabila ingin “laris” pada masanya dan lekaspopuler, seorang dalang harus memilikikedekatan dengan pemerintah, seperti masukGolkar, menjadi anggota organisasipedalangan (Ganasidi, Pepadi, Senawangi),dan dekat dengan pejabat.4’ Tidak meng-

Pcrananmenurut

unan:edar

lem

uan

Victoria M. Clara Van Grocnandacl,Op. Git., him. 204.* S. Haryanto, Op.Git.. him. 227.

S. Haryanto, Ihid.s Mukli Ali, “Erika dalam Politik Kebudayaan,” dalam Kongres Kebudayaan 1991: Kebudayaan dan Scklor-scktor Kchidupan

Masyarakat 1, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Direkoral Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek PenelitianPcngkajian dan Pcmbinaan Nilai-nilai Budaya1992 1993.

“Wayang,AntaraTontonan danTuntunan,” dalam Sitam Merdeku, lOFcbruari 1996.40 Marshall AlexanderClark, Op. Cil .hltn.24.41 Hasil Saraschan Dalang Pcwayangan Scluruti Indonosialabun 1 9X6, dalam Bambang Murtiyoso, dkk., Op. CM., him. 44.44 /hid

no

Page 7: PERANAN DALANG WAYANG KULIT DALAM PROPAGANDA …

Penman Dalang Wayang Kulit Dalam Propaganda Pembangunan Di Bawah Orde Baru (Fadhil Ntigroho Adi)

berankan apabila kemudian dalang ter-jerunius sebagai alat propaganda, khususnyakesediaan dan mungkin keterpaksaan untukmcnjadi agcn pcmcrintah. Dampak burukselanjutnya adalah hilangnya independensi,kreativitas dan produktivitas seorang dalang.Inovasi yang bcrkcmbang kemudian tidakmengakomodasi perkembangan zatnan yangsesungguhnya melainkan terbatas padateknis pcdalangan semata. Jagat pcdalanganmenjadi wadali legitimasi kekuasaan dandipenuhi dengan tatanan (order) dan ketaatan(obedience),44

Seniman Semarang yang juga bergelutdi dunia wayang kulit pada era Ordc Baru,Mas Ton, menuturkan, penyainpaian pesan-pesan pembangunan yang dilakukan olehpara dalang pada saat itu tidak mcnjadimasalah. Bagi Mas Ton, sudah menjadikewajaran dan kewajiban baliwa tugasscorang dalang adalah menyampaikan misi-misi pemerintah. Misi pemerintah itu adalahmenyampaikan visi sebuah bangsa yangmerdeka, dinamis, dan mempunyai cita-citauntuk mengembangkan negaranya.Darinetralitas dalang, bagi Mas Ton, dalang akansangat memahami posisinya ketika men-ceritakan misi dari hasil pembangunansebuah negara. Seorang dalang tidak melihal“saya dari kelompok A”, atau “partai B”.Artinya, dalang berdiri nctral ketikamenyampaikan hasil pembangunan sebuahbangsa.

piawai dalam pengolah unsur-unsurekspresi pedalangan. Dengan demikiansangat besar kemungkinan untuk dijadikansarana komunikasi politik yang strategis.Dalang menjadi alat propaganda pemerin¬tah (propagandis), sebagai reproduktor.Hal ini rclcvan dengan sistern budayakomunikasi model top down yang dipakaipemerintah Orba.

b. Anggapan pemerintah atas peranan dalangsebagai guru masyarakat (emansipator)tentang nilai-nilai spiritual, ctika (moral),dan estetika merupakan cara yang taktisdan jitu untuk menghaluskan (mensiasati)pesan guna menunjang program dankebijakan pemerintah. Pesan-pesanpembangunan yang diekspresikan dalangmclalui dialog atau humor antar tokohwayang, dengan bahasa sindiran, isyarat,teka-teki, pantun, dan sebagainya,dipandang dapat ditcrima oleh rakyat.

c. Pemerintah sangat menghendaki agardalang mampu berperan sebagai jembatanpenghubung dengan rakyat tanpamenimbulkan gejolak. Oleh karenanyadalang hams akomodatif agar mampumcnyclaraskan dan membantu meredamketegangati, perbedaan kepentingan yangterjadi di kalangan masyarakat maupundalam hubungannya dengan negara,seperti penciptaan ritual kenegaraanmelalui lakon-lakon wayang untukmenghegemoni rakyat.4'’

Dalam hasil penelusuran smnber lisanyang dilakukan penulis, sejumlah dalang diSemarang mengaku tidak bertentangandengan apa yang diinstruksikan pemerintah.Ki Djoko Hadiwidjojo misalnya, termasukdalang yang scjalan dengan idcologipemerintah.

Jazuli menilai setidaknya ada tigakepentingan yang akan diwujudkanpcmcrintah Ordc Baru mclalui kooptasinyaterhadap para dalang. Tiga kepentingantersebut yakni,

a. Pcmcrintah menghendaki agar dalangbertugas sebagai juru penerang yang4" Padalahun 1 990-an Ki Anom Surolodan Ki Manlcb Socdharsonopcmaltdicalonkan sebagai kadcr Golkar. Namun dalam wawancara

penulis dengan putra sulung Ki Anom Suroto, Ki Jatmiko, Ki Anom Suroto tidak bergabung menjadi anggota partai (Golkar), namunmcmang scring dimanfaatkan Golkar. Event-event seperti kampanyc, penyainpaian pesan pembangunan, adalah event yang scringmenampilkanKi Anom Surolo.Dalam lileramr lain diungkap bahwaKi Arom dikenal dekaidengan lokoh-Lokoh poliiik di masaOrde Baru.lidak dipungkiri pula balrsva ini mcnjadi salah satu pendukung popularitas Ki Anom. Karelia dianggap piavvai mcmcntaskan senipedalangan, para lokoh polilik pun memanlaatkan uniuk meryampaikar pesan-pesar pembangunan. Menurul beliau, saal itu seliap dalangdiininta mcnjadi alat propaganda partai. Wayang baginya tetap universal, Adapnn masalah pembangunan mcrupakan masalah universalsebingga dapal dilebur ke dalatn pemenlasari wayang. Libat Brarn Seliadi. Amin PujianLo, DalangKu, (Jakarta:CV Cendrawasih Asri. 20 1 1 ),him. 8.

44 M.Jazuli, Dalang,Segura, Masyarakat: SosiologiPedalangan(Scmaitaig\ Limpad, 2003), him.148-152.Wawancara dengan MasTon, 6 Marct 2014.

46 Ibid,him. 154.

Ill

Page 8: PERANAN DALANG WAYANG KULIT DALAM PROPAGANDA …

Jantra Vol. 1 2, No. 2, Desembcr 2017 ISSN 1907-9605

Waktu itu ideologinya ya sama. Karenakesadaransendiri. Ukwgitusadar saya apa,karena jaman pak Harto yang namanya 4schat5 scmpurna scmua rakyat bisa. Scmuarakyat mampu, dan sudah pernah Indonesiajadi singanya ASEAN. Waktu itu saya setujukarena sayadibcsarkan olcb Golkar.Golkar ora baen-baen untuk memakmurkanpara dalang. Saya mendukung golkar.47

Kesamaan ideologi Ki Djoko denganpartai pemerintah juga diperlihatkan ketikabcliau berada dalam satu pentas bersamadengan Ki Manteb Soedharsono diSemarang. Ki Djoko melakukan krilikterhadap dalang yang mengenakan baju"merah" yang dapat berkonotasi PartaiDemokrasi Indonesia (PDI) yang bersaingdengan Golkar. Scbaliknya, Ki MantebSoedharsono bersikap netral, enggan''menguning", "memerah", alau "menghijau"sccara idcologis sebagaimana yangdilakukan Ki Djoko Hadiwidjojo. Ki Mantebjuga tidak segan mengeluarkan kritikankcpadapcmcrintah Ordc Bam.

Kalau kritik-mengkritik itu sejak jamandulu. Sudah mengkritik. Wah sava dulu,sava dulu sampai digethingi pak Wardi(Gmbcrnur Jawa Tcngah-rcd) Iho.Karena saya ngritik racG keras, gnu IhSaya kan nggak mau di-kuningisasi, itusaya nggak man. Sing kuning ya kuning-a, sing ijoya ijo-a, singabangya abang-a. Marilah kita bersama-sama. Katanyamembangun Jawa Tcngah, ya ayo kitabangun Icwat profesi masing-rhasing.Gilu. Ya saya pakai kuning, pakaimerah, pakai ijo, sak senengku. Dalangitu bukan miliknya parlai. Dalang bukanmilik siapapun, ini nnliknya bangsa.4

a) Melok, yaitu penyampaian pesan pem-bangunan yang bersifat vulgar, wadhag,jelas, tanpa perlu mengemas dalam bentukbahasa pcdalangan. Dalang dapat lang-sung mengemukakan pesan pembangunansesuai dengan nama programnya. Dalamadegan jejer pertama, apabila dalangmenyampaikan pesan pembangunansecara melok akan menurunkan nilaiestetika dan mclanggar konvensi pcda¬langan. Cara penyampaian pesan secaramelok dapat dilakukan pada adeganlimbukan dan gara-gara.

b)Medhang miring yaitu penyampaian pesanpembangunan dengan bahasa pcdalangannamun masih ada unsur-unsur melok-nya.Jadi sifatnya setengah melok. Penyam¬paian pesan pembangunan dalamjanturan, pocapan, dan sulukan sebaiknyadilaku-kan dengan cara ini dan caranyampar pikolih.

c) Nyampar pikolih yaitu penyampaian pesanpembangunan dengan kemasan bahasaseni pcdalangan. Pesan ini disampaikansecara halus, bersifat implisit dengan tidakterlihat unsur-unsur wadhag-nya. Padajejer pertama, penyampaian pesan pemba¬ngunan dengan cara ini amatlah tepat.49

Contoh penyampaian pesan pemba¬ngunan dengan teknik melok dan medhangmiring antara lain nampak pada dialog antaraSemar dan Parikesit dalam lakon SemarMbabar Jatidirt" seperti berikut,

SEMAR

o.

Den... gesang kula wiwit jabang bayingantos gerang niki mpun ngalami urip,pinten-pinlen talaran lan jaman. Dados mehsedaya kahanan saged knla sumerapi lantans'ah kida eling-enng. Wiwit jaman PrabnHarjunasasra ing Maespati, Prabu Rama ingPancawati datah para Pandhawa sakleuluhure, niku pun kula suwitani sedaya.Gumelarindumadi sa.

III. TEKNIK PENYAMPAIAN PROPA¬GANDA PEMBANGUNAN OLEHDALANGDalam menyampaikan pesan-pesan

pembangunan terdapat tiga cara yang umumdipergunakan, antara lain:

ig nagari Yawastina ingkangking pinten-pinlen laladan saha

warni-warnining suku, adat, budaya lankapitayan menika, tansah dipun udi lan

47 Wawancaradengan Ki Djoko Hadiwidjojo tanggal 18.\pril 20 1 4.45 Waivancara dengan Ki Manic'SSoedharsono, 1 3 Marcl 2014.44 Mochadi, m. a!., “Laporan Akhir Pcnclilian Icntang Polcnsi Pcrgclaran Wayang Purwa dalam Pcmbangunan” (Laporan Pcnclilian

Kerjasama'BappedaTingkatl Jawa Tengab dengan Fakultas Sastra Undip 1994/1995), him, 1 17-118,50 Tim Delapan PLFALM Pusat, NaskahLakonWayang Kulitl’unvaSemar Mbabar Jati Diri (Jakarta, 1995),

112

Page 9: PERANAN DALANG WAYANG KULIT DALAM PROPAGANDA …

Penman Dalang Wayang Kulit Dalam Propaganda Pembcmgiman Di Bawah Orde Bant (Fadhil Ntigroho Adi)

dipnn budidaya, amrih sagedipun mciming-gal. Awil inggih ncunung kcimanung-galaning nusa lan bangsa menika, ingkangsaged mujudaken karaharjan lan kamak-muraning sagung bebrayan. Tekat menikasampan kawahya ing saleheting sesanti"BHINEKA TUNGGAL IKA, TAN HANADHARMA MANGRUWA Tegesipunsenadyan bebrayan panika nvatanipun beda-beda Hanging ielep rumaos manunggal ingbebrayan ageng nusantara. Bebrayan agengingkang manunggal, saiyeg saeka kaptinindakaken darma luhur tumuju wujudingbebrayan lan nagari ingkang lestari, rahayu,adil Tan makmur lahir tnusing hatin. Darmaluhur punika, estunipun wiwit jaman kinamakina sampan wonlen ing bebrayannusantara, wusana kasembadan dipun ciptadening para Pandawa dados gegebenganlima ingkang minangka angger ugeraningnegara.

nbah musiking hawa nafsu, mesu hawa nafsuingkang ulama, mbengkas hawa nafsuingkang nista.Kendali diri ingkang minangka kunciEkaprasetya Pancakarsa punika inggihsakalangkang angel kagayuh, sabab kitakedah mangertos punapa lan kados pundirekadayanipun. Lha, supados sagedangendaleni diri, manungsa kedahnyumurupi "jati diri".Tcrjcmahannya dalam bahasa Indonesia :

si:MARTuan, hidup saya sejak bayi sampai tuaseperti sekarang sudah mcngalami berbagaizaman. Jadi hampir semua keadaan bisa sayaketahui dan selalu saya ingat. Sejak zamanPrabu Harjunasasara di Maespati, PrabuRama di Pancawati begitu juga dengan paraPandhawa dan leluhurnya, itu sudah sayaalami semua. Ncgcri Yawastina yang terjadidari banyak tempat dan bcrmacam suku,adat, budaya dan kemmapuan itu, selaludijaga supaya bisa bersatu. Karena niemanghanya dengan persatuan nusa dan bangsaitulah yang bisa mewujudkan kesejahteraandan kemakmuran rakyat. Tekad tersebutsudah terwakili dalamBIIINNEKA TUNGGAL IKA, TAN llANADHARMA MANGRUWA. Artinyawalaupun berbeda-beda namun tetap merasasatu di dalam nusantara. Rakyat yangbersatu, bersama-sama melaksanakan darmamenuju terwujudnya rakyat dan negeri yanglestari, scjahtcra , adil dan makmur lahirmaupun Batin. Darma tersebut, scbctulnyaSudan ada sejak zaman orang-orang kunohidup di nusantara, kemudian tercapanah apayang dicipta Pandhawa menjadi lima dasaryang menjadi dasar negara.

Baiklah, supaya sclalu mengingat lima dasartersebut,- BcrtuhankanpadaTuhan Yang MahaEsa- Rasa kemanusiaan yang sejati- Bersatunya Nusantara- Musyawarah dan mufakat para wakil

rakyat- Adil merata menaungi seluruh rakyat

Lima dasar tersebut seolah seperti ajipamungkas , senjata para pejabat pemerintahdan rakyat mewujudkan liegara yang adil danmakmur.

E, inggih, supados lansah enget gegebengangangsal punika,- Manembah marang Gusti Kang Maha

Tunggal- Raos kamanungsan kang satuhu- Manunggaling Nusantara- Rembag sarujuk wakile para kawula- Adil waratamurakabi sadaya kawula.

Gangsal gegebengan punika bebasan ajipamungkas, gegamane para narapraja sartapara kawula mujudake negara adil lanmakmur.

sembovan

PARIKES1TLima gegebengan angger ugering negara ikutetep dadi lelandesan sarta gegayuhanenegara Yawastina, wa.

SEMARE inggih sukur nek ngoten, ningsing wigekedah dipun ugemi sarta dipun lindakatire kudu dingerteni kanthi mandes Ian dipundicakake wonten urip sampeyan sabendinane. Nindakaken darma ingkang awujudgangsal gegebengan punika boten gampil,wonten earn ingkang kedah dipun tempuhinggih punika lelantaran "EkaprasetyaPancasila" ingkang ateges manungga/ingtekad mujudaken gangsal gegebengan ingsalebeting gesang pribadi, bebrayan sartanegari. Gangsal paugeran ingkang sayektiminangka darmaning para narapraja dalah

atosken

kawula sampun kandeg ing lati nangingsupados tumus ing pakarti. Dene ingkangdados kuncine Ekaprasetya Pancakarsapunika inggih namung "kendali diri”, liresaged angendaleni diri dumateng sadaya

PARIKESIT

Lima dasar negara itu tetap menjadi landasandan tujuan negara Yawastina, paman.

113

Page 10: PERANAN DALANG WAYANG KULIT DALAM PROPAGANDA …

Jahtra Vol. 1 2, No. 2, Descmbcr 2017 ISSN 1907-9605

SEMAR Dalang dalam MemantaptingkatkanPersatuan dan Kesatuan Bangsa demiSuksesnya Sidang Umum MPR 1993”.Pcntas rutin yang digclar di scmbilankecainatan tersebut tidak bertujuan untukmenghidupi para dalang tetapi dimaksudkanuntuk mcngcmbangkan moral pcjabat danmasyarakat lewat pertunjukkan wayang.Kesempatan pentas di kecamatan tersebutdibarapkan scbagai wadah sambung rasaantara Muspida dengan camat dan lurah sertamasyarakat setempat. Oleh sebab itu, dalangdan scniman yang tampil harus mcmahamitujuan diadakannya pementasan tersebutyakni membentuk sikap dan mental parapcjabat dan rakyat.52

Sebagai media komunikasi massa yangbertujuan mcnanamkan visi misi pemba-ngunan Orde Baru, pergelaran wayang kulitdi Kota Semarang pada saat itu tidak hanyaberkutat pada gubahan lakon atau penyisipanpesan-pesan pembangunan melalui adegan-adegan pertunjukan. Gendhing-gendhingbemuansa pembangunan juga diciptakanpada periode yang sama. Gendhing-gendhing tersebut banyak yang diciptakanoleh maestro seni pedalangan Ki NartaSabda. Berdasarkan pengamatan penulis,gendhing-gendhing bernuansa propagandapemba-ngunan yang “dihidupkan” padakurun waktu 1986 hingga 1998 padapergelaran wayang kulit di Kota Semarangmasih bisa ditemui di pustaka musik RR1Semarang. Gendhing-gendhing tersebutantara lain,1)Lancaran Identilas Jawa Tengah, dibawa-

kan oleh Karawitan Condhong Raos(pimpinan Ki Nartasabda) yang direkamtabun 1989.

2)Ladrang Ambangnn laras pelog pcithetnem, dibawakan oleh Karawitan Con¬dhong Raos yang dirckam tabun 1985.

3)LeIagon A/a Dipleroki laras pelog pathetnem, dibawakan oleh Karawitan Con¬dhong Raos yang direkam tahun 1979.

4)Lelagon Semarang Endah laras pelog

Syukmiah kalau begitu, namun yang penting,harus ditaati dan cmakukan sehingga harusdipahami secara benar dan diwujudkandalam hidupmu setiap harinya. Melaksana-kan darma yang bciwujud lima dasar itu tidakmudah, ada cara yang'harus ditempuh yaknimelalui Ekaprasetya Pancakarsa yang berartibersatunya tekad mewujudkan lima dasar didalam hidup pribadi, bennasyarakat danbernegara. Lima peraturan sebagai darmapara pejabat pemerintah maupun rakyat.......a tnclainkan

pekertinya.Ekanrasctva

jangan banya di bibir sajtcrwujud juga dalam budiAdapun yang mcniadi knnei EkaprasetyaPancakarsa hanyalah kendali diri, yang bisamengendalikan diri terhadap perubahanhahwa nafsu, mengutamakan hawa nafsuyang baik, mencegah hawa nafsu yang buruk.Kendali diri yang seperti itu sebagai kuneiEkaprasetya Pancakarsa mcmang agak sulitdicapai, karena kita barns mengerti apa danseperti apa kepura-puraan yang ada. Supayabisa mengenaalikan diri, manusia harusmengetahui "Jatidiri".

Sclain itu penyampaian pcsati-pcsanpembangunan dapat pula dilakukan melaluilakon-lakon pewayangan yang sengajadibuat untuk kepentingan tersebut ataupunmelalui gara-gara dan limhukan. Lakon-lakon yang memiliki pesan-pesan pemba¬ngunan sccara cksplisit scmisal pada lakondengan repertoar mBangun dan kridha.Untuk repertoar mBangundapal dijumpailakon-lakon seperti mBangun Candi SaptaRengga dan mBangun Taman Maerakaca.Adapun lakon garapan antara lain mBangunNgaslina, Semar mBangun Kahyangan,Semar mBangun Gedhong Kencana, SemarmBangun Klampis lreng. Sementara ilu,untuk repertoar kridha dapat ditemukanmelalui lakon Gathutkaca Kridha, BimaKridha, dan NarayanaKridha Brata.

IV. PROPAGANDA PEMBANGUNANOUEH DALANG DI SEMARANG

Walikota Semarang Soetrisno Soehartomemprogramkan pementasan wayang kulitdi scmbilan kecamatan. Kcputusan inidiambil dalam sarasehan bertema “Peran

” /ftM., him. 118-119.5“ “ Wali Kota Programkan Pcntas Wayang Kulit di 9 Kccamatan,” dalamSuura Sierdeka, 1 0 Oktobcr 1992,

114

Page 11: PERANAN DALANG WAYANG KULIT DALAM PROPAGANDA …

Penman Dalang Wayang Kulit Dalam Propaganda Pembangunan Di Rawah Orde Raru (Fadhil Hugroho Adi)

wayang kulit tnulai rutin dilakukan sebulansekali liap malem pitulasan di halainankantor gubemur. Gubemur selalu mengecek,balk mcnyang-kut lakon, dalang, maupunteknis penyeleng-garaan. Salah satuorganisasi yang turut andil dalampcnyclcnggaraan rutin pcntas wayang kulitadalah Panitia Tetap (Pantap) Apresiasi danPengembangan Seni Pewayangan sejaktahun 1989. Dampak bcsar dari pcntaswayang ini adalah tingginya minat remajauntuk menyaksilcan secara langsung/4Pcmilihan tanggal tujuh bclas atau pitulassebagai tanggal penyelenggaraan pergelaranwayang disebabkan atas tujuan pewarisanscmangat kcjuangan di kalangau gcncrasimuda. Dari pergelaran malem pitulasan iniGubemur Soewardi menganggap pesanpcmcrintah mampu disampaikan paradalang. Pesan-pesan tersebut diharap dapatdiserap oleh para lurah yang menyaksikanatau mcndcngar mclalui TVRI atau RR15'untuk berikutnya disampaikan ke masyarakatdi lingkungannya/6 “Kuningisasi” yangradikal pcrnah ditcrapkan kc dalampergelaran wayang menjelang pemilu tahun1997, di bawah pemerintahan GubemurSoewardi.5 Hal ini terlihat pada pementasanwayang dua kelir dengan atribut serbalaming, mulai dari dialog dalang, kursi,karpet, serta pakaian para dalang dan kru-

5Bnya.

pathet nem, dibawakan oleh KarawitanCondhong Raos (tanpa lahun).

5) Lelagon Sarwa Sarwi Semarangan lamsslendro pathet nem, dibawakan oleh Kara¬witan CondhongRaos (tanpa tahun).

6) Lelagon Praon lams pelog pathet nem,dibawakan oleh Karawitan CondhongRaos yang direkam tahun 1978.

7)Ladrang KB Bagya kalajengaken keta-wang Basonto trus lelagon Mari Kangenlams pelog pathel nem, dibawakan olebKarawitan Studio RRI Semarang (tanpatahun).

Bcrikut kutipan lirik gending bernuansapembangunan Ladrang Ambangun laraspelog pathet nem.

Wancine amhangun, sayuk guvup rukun,tuwa miidha ayo ca makarya ambangunnegara cancul laliwanda. Ambangdesa ambangun iiwa, manunggalingcipta rasa budi karsa, mrih humringnagara, sarta baiigsa. Kalis sambekalaIndonesia merdeka.

Tcrjcmahannya dalam bahasa Indonesia:Waktunya membangun, seia sekata, tuamuda mari bekerja, menyingsingkanlengan baju membangun negara,membangun desa, membangun jiwa,manunggalnya rasa, cipta, budi karsa,demi keluhuran negara serta bangsa,lepas aral melintang IndonesiaMerdeka.53Gubemur Jawa Tengab, Soewardi, yang

menjabat dari 1993 hingga 1998, jugamemiliki perhatian terhadap senipedalangan. Bagi Gubemur Soewardi,pementasan wayang kulit sangat strategisunluk media informasi. Sebab lewat kesenianitu bisa disclipkan pesan-pesanpembangunan kepada masyarakat. Kesenian

un

Dalam bidang pemasyarakatan Pedo-inan Pcnghayatan dan Pcngamalan Paneasila(P-4), seniman turut ditatar rnituk menjadipenyuluh P-4. Sebagai misal, penyeleng¬garaan Saraschan Seniman dan Scniwatiyang dilaksanakan per-wilayah pembantuGubemur Jawa Tengah yang bertempat diAula Sasana Krida Wiyata KabupatcnPekalongan pada 1996. Para peserta

3" Mochadi, cl.al.. "Laporan Penclitian lenlang Polcnsi Pcrgclaran Wayang Punva dalatn Pembangunan,'’ Kcrjasama Bappcda Tk. IJawa Tengab dengan Fakullas SasLra Undip 1994/1995.

“Lewat Wayang Kulit Gubernnr Padukan Tuntunan dan Tontonan.” dalamSwara Merdeka, 9 Februari 1996. Dalam IIUT ke-21KORPR1, pcrgclaran wayang kulit ditampilkan di Gradika Bhakti Pra,ja. Liliat “Wayang Kulit di Gradika Bhakti Praja,” dalam SuciraMerdeka.2SNovember 1 992.

Selain pagelaran malem pitulasan, pergelaran serupa juga rutin diselerggarakar di RRT Semarang setiap Sabtu pertama. T.ihat“Pcrgclaran Wayang Kulit Bcrhadiah,’’dalaniS'«iira Merdeka, b.lannari 1996.

“GubemurSoewardi:SayaTcrharu VlclihalKcscnianTradisional,”da1am,l>uaraMrt/e/:<u,3 Februari 1996.5 M. Ja/.uli, Dalang, Segura, Masyarakat:Sasiolugi Peclalangan (Sotnarang: Limpad, 2003),him. 201.55 Jaka Rianlo, “Intcraksi Seni Pcrtunjukan Wayang dan Politik,"dalarn,/!(n!<:(/ Universkas Megeri Yogyakarta,\)\m.l Di undub pada 12

Agustus2014.

115

Page 12: PERANAN DALANG WAYANG KULIT DALAM PROPAGANDA …

Jahtra Vol. 1 2, No. 2, Desembcr 2017 ISSN 1907-9605

akhirtahun 1998.61

V. PENUTUPsaraseban ada yang berasal dari kantorDepdikbud, staf Pertunjukan Rakyal KanlorDeppen Kota Semarang, hingga KetuaBidang Pcmbinaan Masyarakat dan ScniBudaya DPD II Golkar Kodya Semarang.'9

Scjak tahun 1989, dalang tnrut bcrpcrandalam pemasyarakatan dan pembudayaan P-4. Kelerlibatan ini dapal dilihat dalam DaftarPenatar P-4 angkatan LI (51) tahun1988/1989. Dalam daftar Biro PendidikanDPD I GANASIDI Provinsi Jawa Tengahtcrtulis nama R. Djoko Suranto, SI I, scbagaisalah satu penatar bersama denganperwakilan instansi-instansi lain, termasukpcrwakilan dari DPD Golkar.”0 Kctcrbbatananggota GANASIDI sebagai penatar P-4bukan sesuatu yang mengejutkan, sebabGara-gara P-4 dan wayang kulit mcnipakansalah satu jenis seni budaya yang selatna inidimanfaalkan sebagai media pembudayaanP-4 dan dibinalangsung olcb GANASIDI.”1

Di wilayah Kota Semarang sendiripemah dilangsungkan pergelaran wayangkulit di Kcluraban Wonotingal, KccamatanSemarang Selatan, dengan dalang KiNgasiran Gondo Sugito.62 KelurahanWonotingal mulai masuk dalam daftar dcsaatau kelurahan pelopor P-4 tingkat Pratamatanggal 18 Desember 1988 dengan nomorrcgistrasi 413.1.05/0839/88413.1.05 0839/88.63 Namun demikian belum ditemukanketerangan lebih lanjut apakah ada keter-kaitan antara pcrgclaran wayang kulit yangdiselenggarakan pada tahun 1992 tersebutdengan peran keluraban Wonotingal sebagaikcluraban pclopor P-4. Akan tctapi jclasbahwa wayang benar-benar diakui sebagaisalah satu media pemasyarakatan danpembudayaan P-4 yang strategis hingga di

Pagclaran wayang kulit mcrupakansuatu medium propaganda yang potensial,karena memiliki beberapa unsur seni yangjuga potcnsial. Pada unsur drama, scorangdalang membawa penonton untuk meng-hayati makna kefalsafahan yang mendalamdari setiap lakon yang dipcrgclarkan. Olcbsebab itu dalang berperan besar dalammenyisipkan pesan-pesan propaganda.Pcsan-pcsan tersebut dapat disosialisasikansecara baik dalam janturan, pocapan, dandialog antar tokoh. Adegan limbukan dangara-gara yang scring dinanti juga tak luputdari target sosialisasi. Lakon-lakon baru jugadicipta untuk memperkaya media propa¬ganda, seperti Semar Mbabar Jatidiri, RamaTambak, Ringin Kencana, Kalingga Bawana,dan lainnya.

Pada seni sastra, Ki Dalang dapat mem¬bawa imajinasi penonton dan pendengaruntuk mcrasakan kchidupan bemegara yangdatnai dan terbebas dari penjajahan padabagian janturan. Begitu pun kelika menyam-paikan pocapan, dalang dapat menyisipkanpesan-pesan seperti cinta Tanah Air ataukesadaran untuk menghayati dasar negara.Pada bagian ginem,penonton dan pendengarscolah dibawahanyut dalam ccrita. Di sinilahpesan-pesan propaganda serin gdisampaikan, baik dengan teknik melok,medhang miring atau nyampar pikolih. Padaera Orde Baru, biasanya pesan-pesan tersebutdigunakan untuk mengkampanyekan Golkardalam Pcmilihan Umum, KcluargaBerencana (KB), modernisasi desa,penghayatan Korpri hingga eksistensidwifungsi ABR4. Scmcn-tara pada seni suara

Surat Dinas B.P7 DAl'i 11Semarang kepada Kepala Kantor Deppen Kodya Semarang. Ketua DPD 11 Golkar Kodya Semarang, danKcpala Kantor Depdikbud KodyaSemarang, 15Jatiuari 1 996,Arsip Provinsi .lawa Tengah.

Aiiggota Golkar yang juga tnenjadi penatar antara lain Galol Hadiatuo Prabowo, Sckrelaris DPD II Golkar Kab. Purbalingga. LiliatDaftar Penatar P-4 angkatan T.T(5l)tahur 1988 1989 l.ampiran Keputusan Kepala RP-7 propinsi Datil Jawa Tengah tanggal 23Maret 1989,Arsip Provinsi JawaTcngalt. Prof. Drs. Suwadji Bustoni, MSc dari GANASIDI Jatcngjugapomah menjadi pcmbicara dalam saraschan P-4yang mengambil judul "Pera nan Seniman Seniwall dalam Menghadapi Abad 21 (Era GlobalisasiV’ l.ibal T.aporan Sarasehan Seniman danScnivvati 'lingkat Pcmbantu Gubcrnur Jawa Tengah wilayah Pckalongaii tahun 1997,Arsip Provinsi JawaTengah.

01 Jawaban Questioner Evaluasi Pembudayaan P-4 di Dati II Sc-.lawa Tengah Talnm 1 995/1996 oleh BP7 tanggal 2 April 1 996, ArsipPro\insi JawaTengah.

“PentasWayangKulit di Wonotingal,” dalam Suara Mcrdeka,6 November 1 992.Daftar Desa/KelurahanPeloporP-4KotamadyaDati II Semarang,1988,Arsip Provinsi Jawa Tengah,Poin 11 (Seni Budaya) dalam Laporan llasil Evaluasi Pelaksanaan Pemasyarakatan dan Pembudayaan P4 Di Daerah Tingkat 11 Se-

Jawa Tongab Tahnn 1997/l998, BP7 Propinsi Dacrah Tingkat [ .lawaTengah Tahun 1997 1998,Arsip Provinsi .lawa Tengah.

116

Page 13: PERANAN DALANG WAYANG KULIT DALAM PROPAGANDA …

Penman Dalang Wayang Kulit Dalam Propaganda Pembangunan Di Bawah Orde Baru (Fadhil Ntigroho Adi)

dan karawitan, banyak gending-gending barudiciplakan dan diper-dengarkan dalampergelaran wayang untuk menciptakansuasana era pembangunan pada masakepemimpinan Soeharto. Maestro Ki NartaSabda sering menciptakan gending dengannuansa Ordc Baru yang kcntal, antara lainLadrang Ambangun, Ladrang SensusPertanian, dan Lancaran Identitas JawaTcngah.

pedalangan dalam era Orde Baru telahmenciptakan usaha-usaha untuk mendobrakkelanggengan yang melahirkan kreativitas.Kckurangmampuan pcmcrintab dalammenyampaikan kebijakan-kebijakan men-dorong pemerintah mencari jalan keluar ataskesukaran tersebut. Pcmcrintah mengingin-kan seluruh kebijakan yang dikeluarkandapat diterima secara baik, dan dipahamioleb scluruh lapisan masyarakat. Padaakhirnya eksistensi kesenian tradisional yangtumbuh dan mengakar di masyarakat luasmenjadi jalan pcmccahan masalah tersebut.Demikian halnyadengan wayang kulit purwayang memiliki basis massa besar di JawaTcngah. Pcnyampaian demi penyam-paiandilakukan secara blak-blakan di samping

Meski pada masa Orde Baru pergelaranwayang kulit purwa hams dibatasi denganberbagai kewajiban seperti keharusanmemiliki surat izin ndha/ang (mendalang),pembuatan sinopsis, hingga kejelasanidentitas sebagai dalang, namun gaya

masih ada dalang yang mcmcgangprinsip pakem pedhalangan.DAFTAR PUSTAKA

Clark, M. A., 2008. Wayang Mbeling : Sastra Indonesia Menjelang Akhir Orde Baru. Jakarta:Lembaga Studi Pers dan Pembangunan.

Daftar Desa /Kelurahan Pelopor P-4 Kotamadya Dati II Semarang, 1988, Arsip Provinsi JawaTcngah,

Daftar Penatar P-4 angkatan LI (51) tahun 1988/1989 Lampiran Keputusan Kepala BP-7propinsiDati I Jawa Tengah tanggal 23 Maret 1989,Arsip Provinsi Jawa Tengah.

Grocncndacl, V. M. C. van. 1987. Dalangdi Balik Wayang. Jakarta: PTTcmprint.“Gubemur Soewardi: Saya Terharu Melihat Kesenian Tradisional”, Snara Merdeka, 3

Febmari 1996.Haryanto, S. 1988. Pratinimba Adhiluhung. Jakarta: Djambatan.Jawaban Questioner Evaluasi Pembudayaan P-4 di Dati II Se-Jawa Tengah Tahun 1995/1996

olehBP7 tanggal 2April 1996,Arsip Provinsi Jawa Tengah.Jazuli, M. 2003. Dalang, Negara, Masyarakat: Sosiologi Pedalangan.Semarang: Limpad.“Kongres Kebudayaan 1991:KebudayaandanSektor-sektorKehidupan Masyarakat IV”,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Diijen Kebudayaan Direkorat Sejarahdan Nilai Tradisional Proyck Pcnclitian Pcngkajian dan Pcmbinaan nilai-nilaibudaya 1992/1993.

Kurasawa, A., 1993. Mobilisasi dan Kontrol: Studi tentang Perubahan Sosial di PedesaanJawa 1942-1945.Tcrjcmahan Hcrmawan Sulistyo. Jakarta: PT Grasindo.

Laporan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pemasyarakatan dan Pembudayaan P4 Di DaerahTingkat II Se-Jawa Tengah Tahun 1997/1998, BP7 Propinsi Daerah Tingkat IJawa Tcngah Tahun 1997/1998, Arsip Provinsi Jawa Tcngah.

Laporan Sarasehan Seniman dan Seniwati Tingkat Pembantu Gubernur Jawa Tengah wilayahPekalongan tahun 1997,Arsip Provinsi Jawa Tengah.

“Lcwat Wayang Kulit Gubcmur Padukan Tuntunan dan Tontonan,” Suara Merdeka, 9Februari 1996.

Moehadi, dkk., “LaporanAkhir Penelitian tentang PotensiPergelaran WayangPurwa dalam Pembangunan” (Laporan Pcnclitian Kcrjasama Bappcda Tingkat I Jawa Tcngah

117

Page 14: PERANAN DALANG WAYANG KULIT DALAM PROPAGANDA …

Jahtra Vol. 1 2, No. 2, Desembcr 2017 ISSN 1907-9605

dengan Fakultas Sastra Undip 1994/1995)Mulyono, S., 1978. Wayang Asal-Usul, Filsafat, dan Masa Depannya. Jakarta: Gunung

Agung.Murtiyoso, B., dkk., 2004.Pertumbuhan dan Perkembangan Seni Pertunjukan Wayang.

Surakarta: Citra Etnika Surakarta.Naskah Lakon Wayang Kulit Punva Semar Mbabar Jati Din, Tim Delapan Pepadi Pusat,

Jakarta, 1995.“PentasWayang Kulit diWonotingal”, dalam Suara Merdeka,6 November 1992.“Pergelaran Wayang Kulit Berhadiah”, dalam Suara Merdeka,6 Januari 1996.Rianto, J., “Intcraksi Scni Pertunjukan Wayang dan Politik,” &d\nmJurnal Universitas Negeri

Yogvakarta.Diunduhpada 12Agustus 2014.Sastropoetro, S., 1991. Propaganda Salah Satu Bentuk Komunikasi Massa. Bandung:

PcncrbitAlumni.Setiadi, B.A. P., 2011. DalangKu. Jakarta: CV CendrawasihAsri.Sunaijo,D. S. S., 1981. Himpuuau Istilah Komimikasi.Yogyakarta: Liberty.Surat Dinas B.P7 DATI II Scmarang kepada Kcpala Kantor Dcppcn Kodya Scmarang, Kctua

DPD II Golkar Kodya Semarang, dan Kepala Kantor Depdikbud KodyaSemarang, 15 Januari 1996,Arsip Provinsi Jawa Tengah.

Susctya, W., 2007. Dhalang, Wayang, dan Gamelan. Yogyakarta: Narasi.Walujo, K., 1994. Peranan Dalang dalam Menyampaikan Pesan Pembangunan. Jakarta:

Direktorat Publikasi Ditjen Pembinaan Pers dan Grafika Departemen PeneranganRI.

“Wayang Kulit di Gradika Bhakti Praja,”dalam Suara Merdeka, 28 November 1992.“Wayang,AntaraTontonan dan Tuntunan,,:,dalam Suara Merdeka, 10 Februari 1996.“Wali Kota Programkan Pentas Wayang Kulit di 9 Kccamatan,” Suara Merdeka, 10 Oktobcr

1992.Wawancara dengan Mas Ton, 6 Maret 2014.Wawancara dengan Ki Djoko Hadiwidjojo, 1 8 April 2014.Wawancara dengan Ki Manteb Soedharsono, 13 Maret 2014.

118