156
PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI PERWUJUDAN DIAKONIA BAGI USAHA MIKRO SELAMA PANDEMI COVID-19 DI PAROKI ST. PETRUS DAN PAULUS, TEMANGGUNG S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik Oleh: Margareta Widyaningrum NIM: 171124020 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI

SEBAGAI PERWUJUDAN DIAKONIA

BAGI USAHA MIKRO SELAMA PANDEMI COVID-19

DI PAROKI ST. PETRUS DAN PAULUS,

TEMANGGUNG

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik

Oleh:

Margareta Widyaningrum

NIM: 171124020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

ii

S K R I P S I

PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI

SEBAGAI PERWUJUDAN DIAKONIA

BAGI USAHA MIKRO SELAMA PANDEMI COVID-19

DI PAROKI ST. PETRUS DAN PAULUS, TEMANGGUNG.

Oleh :

Margareta Widyaningrum

NIM : 171124020

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

Patrisius Mutiara Andalas, SJ, S.S., S.T.D. 2 Juli 2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

iii

S K R I P S I

PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI

SEBAGAI PERWUJUDAN DIAKONIA

BAGI USAHA MIKRO SELAMA PANDEMI COVID-19

DI PAROKI ST. PETRUS DAN PAULUS, TEMANGGUNG.

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Margareta Widyaningrum

NIM : 171124020

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 22 Juli 2021.

dan dinyatakan memenuhi syarat.

SUSUNAN PANITIA PENGUJI

Nama Tanda Tangan

Ketua : Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ ………………

Sekretaris : FX. Dapiyanta, SFK, M.Pd. ....……………

Anggota : 1. Patrisius Mutiara Andalas, SJ, S.S., S.T.D. ……………..

2. P. Banyu Dewa HS, S.Ag., M.Si. .…………….

3. Dr. Ignatius L. Madya Utama, SJ, M.M. ………………

Yogyakarta 22 Juli 2021

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

iv

Kepada

Kedua orangtuaku, umat yang memiliki usaha mikro, dan timja PSE

Paroki St. Petrus dan Paulus Temanggung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

v

MOTO

“ Pelayanan tidak pernah ideologis,

sebab kita tidak melayani ide, kita melayani orang.”

(FT. 115)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

viii

ABSTRAK

Skripsi S-1 ini berjudul “PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI

SEBAGAI PERWUJUDAN DIAKONIA BAGI USAHA MIKRO SELAMA

PANDEMI COVID-19 DI PAROKI ST. PETRUS DAN PAULUS,

TEMANGGUNG”. Penulis memilih judul ini berdasarkan keprihatinan terhadap

diakonia Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) bagi umat yang memiliki usaha

mikro tidak berjalan dengan baik selama pandemi Covid-19. Dari permasalahan

yang terjadi, penulis merumuskan tiga pertanyaan penelitian berikut. Sejauh mana

peran PSE dalam mewujudkan diakonia bagi umat yang memiliki usaha mikro

selama pandemi Covid-19? Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat

peran PSE dalam mewujudkan diakonia bagi umat yang memiliki usaha mikro

selama pandemi? Apa usulan kegiatan dari ketua bidang pelayanan

kemasyarakatan, Tim Kerja PSE, dan umat yang memiliki usaha mikro dalam

meningkatkan peran PSE sebagai perwujudan diakonia bagi umat yang memiliki

usaha mikro selama pandemi? Penulisan skripsi ini menggunakan metode

penelitian kualitatif deskriptif studi kasus. Selama pandemi, umat yang memiliki

usaha mikro mengalami permasalahan ekonomi dan beberapa telah mendapatkan

perhatian dari pemerintah dan Gereja. Namun umat merasa PSE Paroki St. Petrus

dan Paulus, Temanggung tidak menanggapi kebutuhan usaha mereka karena

diakonia PSE masih berupa diakonia karitatif. Penulis juga menemukan bahwa

Tim Kerja PSE telah mengumpulkan data umat yang memiliki Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah (UMKM) pada awal pandemi namun hal tersebut belum ditindak

lanjuti. Faktor-faktor yang mendukung PSE mewujudkan diakonia, yaitu

ketersediaan dana dan masalah ekonomi yang dialami umat yang memiliki usaha

mikro selama pandemi, merupakan peluang bagi diakonia PSE. Faktor

hambatannya yaitu kesulitan Tim Kerja PSE dalam menentukan umat menurut

kriteria dari data yang diperoleh dan kurangnya personil. Umat menyarankan PSE

menyediakan bantuan modal usaha, pelatihan dan pendampingan usaha mikro agar

berkembang. Penulis mengusulkan pertemuan Ketua Lingkungan dan Timja PSE

untuk memperkenalkan PSE dan membahas penanganan masalah ekonomi umat

selama pandemi Covid-19 dengan pembentukan PSE Lingkungan.

Kata-kata kunci : PSE, Diakonia, Usaha Mikro, Masalah Ekonomi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

ix

ABSTRACT

This undergraduate thesis is entitled “THE ROLE OF SOCIO-ECONOMIC

DEVELOPMENT AS THE EMBODIMENT OF DIAKONIA FOR MICRO

BUSINESSES DURING THE COVID-19 PANDEMIC AT ST. PETER AND

PAUL’S PARISH TEMANGGUNG.” The author chose this title based on her

concerns about the Socio-Economic Development diakonia to people who have

micro-enterprises that have not been running well during the Covid-19 pandemic.

From the problems that occured, the author formulated three following research

question. To what extent has the role of The Socio-Economic Development Office

been in carrying out Diakonia for people who have micro-businesses during the

Covid-19 pandemic? What factors do support and hinder the Socio-Economic

Development Office’s role in carrying out Diakonia for people who have

micro-enterprises during the pandemic? What are the proposals for activities from

the chairperson, the Socio-Economic Development Office team, and people who

have micro-businesses in increasing socio-economic development as a form of

Diakonia for people who have micro-businesses during the pandemic? The writing

of this undergraduate thesis is based on a case study descriptive qualitatif research

method. During the pandemic, people who have micro-businesses have

experienced economic problems, and some have received attention from the

goverment and the Church. However, the people felt that St. Peter and Paul

Catholic Chruch’s Socio-Economic Development Office was not resoponding to

their business needs because it was still doing charitable services. The author also

found that the Socio-Economic Development Office had collected data of people

who had Micro and Medium Businesses at the beginning of the pandemic. Still, it

had not reached its completion. Factors that support the Socio-Economic

Development Office in implementing Diakonia, namely the availability of funds and

economic problem experienced by people who have micro-businesses during the

pandemic, are the opportunity to living Diakonia. The inhibiting factors are the

Socio-Economic Development office’s difficulty in determining the people

according to the criteria from the data obtained and the lack of personnel. People

suggested the Socio-Economic Development Office provide business capital

assistance training, and mentoring for micro-businesses to develop. The author

proposes meeting the Lingkungan Chairperson and the Socio-Economic

Development Office team to introduce the Socio-Economic Development Office

and discuss handling economic problems of people who have micro-businesses

during the Covid-19 pandemic with formation the Lingkungan Socio-Economic

Development Office.

Keywords : The Socio-Economic Development Office, Diakonia, Micro-Businesses,

Economic Problems.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

x

KATA PENGANTAR

Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas

rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PERAN

PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI PERWUJUDAN

DIAKONIA BAGI USAHA MIKRO SELAMA PANDEMI COVID-19 DI

PAROKI ST. PETRUS DAN PAULUS, TEMANGGUNG.

Banyak pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam penyusunan skripsi ini. Penulis dengan sepenuh hati menghaturkan

terima kasih kepada :

1. Patrisius Mutiara Andalas, SJ, S.S., S.T.D, selaku dosen pembimbing

utama yang selalu memberikan motivasi, meluangkan waktu untuk

mendampingi penulis, dan memberi masukan penulis dalam proses

penyusunan skripsi.

2. Dr. B.A Rukiyanto, SJ, selaku ketua Program Studi Pendidikan

Keagamaan Katolik yang telah memberikan izin bagi penulis dalam

menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

3. P. Banyu Dewa HS. S.Ag., M.Si, selaku dosen penguji II dan Dosen

Pembimbing Akademik yang telah memotivasi dan membantu

memilihkan dosen pembimbing bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.

4. Dr. Ignatius L. Madya Utama, SJ, M.M, selaku dosen penguji III, yang

terus menerus mendampingi penulis sampai selesainya penyusunan

skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii

PERSEMBAHAN ................................................................................................... iv

MOTO ...................................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI...............................................................vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT .............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR .............................................................................................. x

DAFTAR ISI ..........................................................................................................xii

DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xviii

BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Indentifikasi Masalah .................................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

G. Metode Penulisan .......................................................................................... 7

H. Sistematika Penulisan ................................................................................... 8

BAB II: KERANGKA TEORI DAN KAJIAN TERKAIT ...................................... 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

xiii

A. Kerangka Teori ........................................................................................... 11

1. Hakikat Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) ................................. 11

2. Visi Dasar dan Spiritualitas Karya Pastoral PSE ............................... 11

3. Prinsip Keterlibatan Sosial PSE ........................................................ 12

a. Martabat Manusia. ........................................................................ 13

b. Kesejahteraan Umum .................................................................... 13

c. Subsidiaritas ................................................................................. 14

d. Solidaritas .................................................................................... 14

4. Bidang-Bidang Pelayanan PSE ......................................................... 15

a. Pengumatan Spiritualitas PSE ....................................................... 15

b. Pengembangan Masyarakat .......................................................... 16

5. Diakonia (Pelayanan) ....................................................................... 18

6. Ciri-Ciri Diakonia ............................................................................ 19

a. Hakiki ........................................................................................... 19

b. Lokal ........................................................................................... 19

c. Sedunia ......................................................................................... 19

d. Pencegahan atau Preventif ............................................................ 19

e. Struktural dan Politis .................................................................... 20

f. Kemanusiaan ................................................................................. 20

g. Kesalingan .................................................................................... 20

h. Membebaskan .............................................................................. 21

7. Bentuk-Bentuk Diakonia .................................................................. 21

a. Diakonia Karitatif (Victim Care) ................................................... 22

b. Diakonia Pemberdayaan (Victim Cause) ...................................... 22

8. Tujuan Diakonia ............................................................................... 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

xiv

a. Keadilan ....................................................................................... 23

b. Perdamaian .................................................................................. 24

c. Sukacita ........................................................................................ 24

9. PSE Sebagai Perwujudan Diakonia................................................... 24

10. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ................................... 26

11. Karakteristik UMKM ....................................................................... 27

12. Masalah Ekonomi Usaha Mikro Selama Pandemi Covid 19 .............. 28

B. Kajian Terkait ........................................................................................... 29

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 31

A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 31

B. Metode Penelitian ...................................................................................... 32

C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 33

1. Tempat Penelitian ................................................................................... 33

2. Waktu Penelitian .................................................................................... 33

D. Pengambilan Sample .................................................................................... 34

E. Identifikasi Fokus Penelitian ......................................................................... 35

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 36

1. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 36

2. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................. 37

G. Keabsahan Data .......................................................................................... 40

H. Analisis Data .............................................................................................. 41

1. Analisis Sebelum di Lapangan.................................................................. 42

2. Analisis Selama di Lapangan .................................................................... 42

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 45

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

xv

1. Hasil Studi Dokumentasi ...................................................................... 46

2. Hasil Observasi .................................................................................... 53

3. Hasil Wawancara.................................................................................. 54

B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 85

BAB V: PENUTUP .............................................................................................. 91

A. Simpulan ................................................................................................. 91

B. Saran ....................................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 97

LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Izin Penelitian .................................................................... (1)

Lampiran II : Usulan Kegiatan ......................................................................... (2)

Lampiran III : Wawancara Umat yang Memiliki Usaha Mikro .......................... (6)

Lampiran IV : Wawancara Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan dan

Timja PSE ............................................................................... (31)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

xvi

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Dokumen Gereja

EG : Evangelii Gaudium, Seruan Apostolik Paus Fransiskus tentang

Evangelisasi di Dunia Modern, 24 November 2013.

FT : Fratelli Tutti, Ensiklik Bapa Suci Fransiskus tentang Persaudaraan

dan Persahabatan Sosial, 3 Oktober 2020.

GS : Gaudium Et Spes, Konstituti Pastoral Konsili Vatikan II tentang

Gereja di Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965.

KASG : Kompendium Ajaran Sosial Gereja, Ringkasan Ajaran Sosial Gereja,

Maumere, 2009.

KGK : Katekismus Gereja Katolik, buku mengenai katekese Gereja Katolik,

Paus Yohanes Paulus II tahun 1992.

KKG : Kompendium Katekismus Gereja Katolik, buku ringkasan Katekismus

Gereja Katolik 1992, Jakarta, 2009.

PPKP : Pertobatan Pastoral Komunitas Paroki, Instruksi Pertobatan Pastoral

Komunitas Paroki dalam Pelayanan Misi Evangelisasi Gereja, 29 Juni

2020.

B. Singkatan-Singkatan Lain

AC : Air Conditioner

APP : Aksi Puasa Pembangunan

BLT : Bantuan Langsung Tunai

CU : Credit Union

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

xvii

Covid-19 : Corona Virus Pandemic 2019

DANPAMIS : Dana Papa Miskin

KAS : Keuskupan Agung Semarang

KLMTD : Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir dan Difabel

KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia

PGPM : Pengurus Gereja dan Papa Miskin

PSBB : Pembatasan Sosial Berskala Besar

PSE : Pengembangan Sosial Ekonomi

Timja : Tim Kerja

UMKM : Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 33

Tabel 2 : Kisi-Kisi Wawancara ............................................................................... 35

Tabel 3 : Instrumen Studi Dokumen ........................................................................ 38

Tabel 4 : Instrumen Observasi................................................................................. 38

Tabel 5 : Instrumen Wawancara Umat Pemilik Usaha Mikro .................................. 39

Tabel 6 : Instrumen Wawancara Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan dan

Timja PSE Paroki ..................................................................................... 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Corona Virus Pandemic (Covid-19) merupakan wabah yang berasal

dari virus SARS-CoV-2 yang menjadi bencana besar internasional sepanjang

tahun 2020 sampai 2021. Proses penularan virus yang cenderung sangat mudah

dan cepat mengakibatkan setiap harinya selalu ada orang yang terpapar dan

jumlahnya terus bertambah bahkan sampai meninggal dunia. Hal tersebut

menimbulkan keresahan masyarakat di dunia sehingga memunculkan berbagai

kebijakan negara-negara di dunia dan di Indonesia untuk menghentikan semua

kegiatan yang melibatkan banyak orang dan memungkinkan kontak fisik. Tidak

hanya menghentikan semua kegiatan tetapi juga menutup pusat perbelanjaan,

sekolah, tempat wisata dan lain-lainnya.

Penutupan tempat dan pemberhentian berbagai macam kegiatan

memberikan dampak pada segala aspek kehidupan terutama aspek ekonomi.

Dampak pandemi pada aspek ekonomi memberikan efek yang sangat besar bagi

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Menurut Amri (2020:125)

berdasarkan data dari Kementrian Koperasi, sebanyak 163.713 pelaku UMKM

terdampak pandemi terutama paling banyak pada sektor makanan dan minuman.

Dampak pandemi pada UMKM tidak hanya di sektor makanan dan minuman

tetapi juga pada sektor jasa, industri dan pertanian. Dampak yang UMKM alami

yaitu penurunan penjualan, kekurangan modal dan terhambatnya industri. Hal

tersebut juga berdampak pada perekonomian negara Indonesia yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

2

mengandalkan kontribusi UMKM dalam sumbangan investasi,

penyediaan tenaga kerja, Produk Domestik Bruto (PDB), ekspor dan lain-lainnya.

Melihat masalah ekonomi UMKM selama masa pandemi covid-19,

Gereja perlu menjadi saudara yang membangun sikap solidaritas berdasarkan

kasih bagi mereka yang terdampak sehingga mereka mampu merasakan Kerajaan

Allah yang hadir di tengah-tengah mereka. Wujud solidaritas dari Gereja

merupakan salah satu dari empat pilar kehidupan Gereja yaitu pelayanan

(diakonia). Solidaritas dalam diakonia memuat arti sikap tanpa pamrih, sikap

yang menekankan hidup bersama tanpa mencari keuntungan diri sendiri.

Gereja sebagai pekerja diakonal memiliki tujuan membantu orang lain

untuk memiliki posisi yang benar di hadapan sesama dan Tuhan Allah. Gereja

memiliki kepedulian pada seluruh aspek hidup manusia baik rohani, jasmani,

sosial dan ekonomi. Tujuan diakonia juga untuk membangun relasi dengan situasi

dan kondisi yang ada dalam masyarakat sehingga diakonia benar-benar relevan

dan kritis dengan permasalahan yang ada dalam masyarakat (Rini Susanti &

Madya Utama, 2017:1-2).

Wujud diakonia Gereja yang dapat membantu memecahkan dan

menangani masalah ekonomi UMKM melalui tim Pengembangan Sosial dan

Ekonomi (PSE) Keuskupan maupun Paroki merupakan bagian dari Bidang

Pelayanan Kemasyarakatan Dewan Pastoral. PSE memiliki tugas membantu

mengembangkan dan memberdayakan masyarakat yang mengalami masalah

ekonomi agar dapat hidup secara mandiri dan memperoleh kesejahteraan dalam

hidupnya. Melalui dana APP (Aksi Puasa Pembangunan) dan Dana Papa Miskin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

3

(DANPAMIS), PSE berusaha untuk menunjang pembangunan dan kegiatan

UMKM berdasar asas solidaritas dan subsidiaritas (Rini Susanti & Madya Utama,

2017: 5-6).

Berdasarkan hasil survei penulis ketika akan melaksanakan Pelayanan

Karya Paroki di Temanggung pada bulan Desember 2020, banyak umat yang

membutuhkan pengembangan dan bantuan dari paroki terutama untuk usaha

mikro selama pandemi. Dari angket yang penulis sebarkan kepada umat untuk

mencari harapan dan kebutuhan umat paroki Temanggung, banyak umat yang

memberikan harapan kepada paroki untuk lebih memperhatikan umat yang

memiliki usaha mikro.

Paroki Santo Petrus dan Paulus, Temanggung merupakan paroki yang

umatnya terdiri dari masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani,

pegawai pabrik, buruh, pengusaha, pedagang dan lain-lainnya. Penerapan sosial

distancing dan sistem lockdown selama pandemi, mengakibatkan salah satu mata

pencaharian umat yaitu usaha mikro mengalami permasalahan ekonomi.

Kebanyakan usaha mikro umat yang sangat terdampak berada di sebagian wilayah

Paroki St. Petrus dan Paulus, Temanggung.

Dari hasil survei yang penulis lakukan ke beberapa Wilayah dan

Lingkungan, banyak umat yang kehilangan pekerjaan sehingga menganggur

kemudian membuka usaha di rumah namun hasilnya tidak seberapa untuk

mencukupi kebutuhan sehari-hari. Umat yang memiliki usaha mikro juga

mengalami masalah yaitu penjualan yang menurun. Hal ini mengakibatkan umat

harus mengurangi tenaga kerja dan bahkan usahanya harus gulung tikar. Sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

4

maupun perusahaan yang tutup mengakibatkan umat yang berjualan di kantin

sekolah maupun instansi lain menjadi berhenti berjualan. Peniadaan acara harian,

mingguan maupun tahunan seperti Car Free Day, doa Lingkungan, Perayaan

Ekaristi Mingguan maupun acara lainnya membuat pengusaha mikro baik itu

pedangan makanan, minuman, dan produk tertentu juga harus berhenti berjualan.

Dari berbagai permasalahan ekonomi usaha mikro, pihak Paroki

sampai saat ini masih belum bisa menangani permasalahan ekonomi umat karena

anggota PSE tidak bekerja selama pandemi dan yang melakukan pekerjaan PSE

adalah ketua bidang pelayanan kemasyarakatan yang mendapat bantuan dari

dewan pengurus harian. Hal tersebut mengakibatkan pelayanan PSE hanya berupa

pelayanan yang sifatnya spontan yaitu dengan membagikan sembako, Bantuan

Langsung Tunai (BLT) dan membagikan bibit lele dalam ember serta bibit sayur

kangkung (Agung Setyanto, Komunikasi Personal, 9 Februari 2021) yang

sebenarnya belum sepenuhnya menjawab dan sesuai dengan kebutuhan umat.

Munculnya masalah ekonomi yang terjadi pada usaha mikro umat

selama pandemi namun tidak ada bentuk solidaritas dan pelayanan yang sesuai

dengan kebutuhan umat dari Paroki, membuat penulis tertarik untuk membuat

penelitian yang berjudul PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI

SEBAGAI PERWUJUDAN DIAKONIA BAGI USAHA MIKRO SELAMA

PANDEMI COVID-19 DI PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS,

TEMANGGUNG.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Pandemi Covid-19 menimbulkan banyak permasalahan ekonomi bagi para

pemiliki usaha mikro.

2. Banyak usaha mikro yang belum mendapatkan pelayanan PSE yang

memperkembangan usaha mereka selama pandemi.

3. PSE yang tidak menjalankan tugas pelayanan dan hanya memberikan bantuan

spontan atau tidak sesuai dengan kebutuhan umat selama pandemi Covid-19.

4. Belum ada penelitian secara khusus mengenai peran PSE sebagai perwujudan

diakonia bagi usaha mikro selama pandemi Covid-19.

C. Pembatasan Masalah

Penulis dalam skrispi ini, membatasi masalah sebagai berikut.

1. Penelitian terbatas pada

Peran PSE Paroki Santo Petrus dan Paulus, Temanggung sebagai perwujudan

diakonia bagi usaha mikro selama pandemi Covid-19.

2. Sasaran Penelitian

Terbatas pada umat yang memiliki usaha mikro di Paroki Santo Petrus dan Paulus,

Temanggung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Sejauh mana peran PSE sudah mewujudkan diakonia bagi umat yang memiliki

usaha mikro selama pandemi?

2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat peran PSE dalam

mewujudkan diakonia bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

3. Apa harapan dan usulan kegiatan Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan,

Timja PSE dan umat yang memiliki usaha mikro dalam meningkatkan peran PSE

sebagai perwujudan diakonia bagi umat yang memiliki usaha mikro selama

pandemi?

E. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah di atas, penulis akan melakukan penelitian dengan tujuan

berikut.

1. Mendapatkan gambaran pelaksanaan diakonia oleh PSE bagi umat yang

memiliki usaha mikro selama pandemi Covid -19.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat peran PSE dalam

mewujudkan diakonia bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi

Covid-19.

3. Mengetahui harapan Ketua Bidang Pelayanan, Timja PSE dan umat yang

memiliki usaha mikro untuk meningkatkan peran PSE guna mewujudkan diakonia

bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi Covid-19.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

7

F. Manfaat Penulisan

Ada tiga manfaat dari penulisan skripsi ini, yakni:

1. Manfaat bagi Umat

a. Usaha mikro milik umat yang selama ini tidak mendapat perhatian dari PSE

akhirnya mampu mendapatkan perhatian dan pelayanan dari PSE.

b. Membantu umat semakin memahami pentingnya peran PSE dalam upaya

perwujudan diakonia bagi usaha mikro selama pandemi Covid-19.

2. Manfaat bagi Paroki

a. Membantu Paroki untuk memberikan pelayanan terutama dalam bidang

sosial dan ekonomi secara maksimal dan sesuai kebutuhan umat.

b. Membantu Timja PSE mengetahui upaya untuk meningkatkan kerja PSE

agar benar-benar berperan penting dalam mewujudkan diakonia bagi umat

yang memiliki usaha mikro selama pandemi Covid-19.

3. Bagi Penulis

a. Membantu penulis dalam mempersiapkan diri menjadi calon katekis

maupun petugas pastoral dalam menjalankan tugas pastoral.

b. Membantu penulis lebih mengenal umat dan juga tugas-tugas pastoral

dalam Paroki.

G. Metode Penulisan

Proses penyusunan skripsi menggunakan penelitian kualitatif dengan

metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu penelitian yang bersifat

induktif/kualitatif sehingga menghasilkan dan mengumpulkan data yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

8

merupakan suatu bentuk rangkaian kata-kata serta gambar, bukan berupa angka.

Metode ini penulis gunakan untuk mencari dan mendapatkan data secara faktual

di Paroki Santo Petrus dan Paulus, Temanggung. Untuk mendukung dan

melengkapi temuan data, penulis juga melakukan studi dokumen, wawancara

mendalam dan juga observasi.

H. Sistematika Penulisan

Tulisan ini mengambil judul “Peran Pengembangan Sosial Ekonomi

sebagai Perwujudan Diakonia bagi Usaha Mikro selama Pandemi Covid-19 di

Paroki Santo Petrus dan Paulus, Temanggung”. Untuk mencapai tujuan penulisan,

tulisan ini terdiri dari lima Bab yaitu sebagai berikut.

Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,

manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan kerangka teori dan kajian terkait yang terdiri dari

penerapan teori tentang PSE, diakonia dan usaha mikro sebagai bagian dari

UMKM. Kajian terkait merupakan penelitian yang relevan dengan tema skripsi

ini.

Bab III merupakan metodologi penelitian yang terdiri dari jenis

penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, pengambilan sample,

teknik dan instrumen pengambilan data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

9

Bab IV merupakan hasil dan pembahasan penelitian peran PSE sebagai

perwujudan diakonia bagi usaha mikro selama pandemi Covid-19 di Paroki St.

Petrus dan Paulus, Temanggung.

Bab V merupakan penutup yang terdiri dari simpulan keseluruhan isi

skripsi dan saran untuk meningkatkan pelaksanaan peran PSE mewujudkan

diakonia bagi usaha mikro selama pandemi covid-19 di Paroki St. Petrus dan

Paulus, Temanggung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

BAB II

KERANGKA TEORI DAN KAJIAN TERKAIT

Dalam Bab sebelumnya, penulis telah memaparkan latar belakang dari

penulisan skripsi ini. Penulis telah memaparkan alasan memilih Peran

Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) sebagai pewujudan diakonia bagi usaha

mikro berdasarkan realitas yang terjadi di Paroki St. Petrus dan Paulus,

Temanggung selama pandemi Covid-19. Dalam Bab sebelumnya, penulis telah

memaparkan identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan skipsi

ini.

Dalam Bab II ini, penulis akan melihat teori dan kajian yang berkaitan

dengan tema skripsi. Bab ini terdiri dari dua bagian. Dalam bagian pertama,

penulis menguraikan Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) dari berbagai sumber

pustaka meliputi hakikat PSE, visi dasar, dan spiritualitas karya pastoral PSE,

prinsip keterlibatan sosial PSE, dan bidang-bidang pelayanan PSE. Penulis

kemudian menguraikan penjelasan tentang diakonia yang menjadi dasar PSE

dalam mewujudkan karya kerasulan sosial ekonomi, ciri-ciri, bentuk, tujuan

diakonia dan PSE sebagai perwujudan diakonia. Penulis juga menguraikan

pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang meliputi

karakteristik UMKM dan permasalahan ekonomi usaha mikro selama pandemi.

Dalam bagian kedua, penulis menguraikan kajian terkait yaitu penelitian mengenai

PSE yang telah dilakukan oleh para ahli terkait dengan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

11

A. Kerangka Teori

1. Hakikat Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE)

Keterlibatan sosial Gereja dalam bidang sosial ekonomi di tengah dunia

dan masyarakat diwujudkan dalam karya kerasulan sosial ekonomi Gereja. Karya

kerasulan sosial ekonomi dalam hal ini berarti bahwa Gereja memberikan

perhatian penuh terhadap sesama manusia terutama untuk menanggapi kebutuhan

mendesak manusia dengan menghadirkan secara nyata kasih Allah dalam dunia.

Hal tersebut Gereja lakukan karena hidup semua manusia sangat bernilai di

hadapan Allah dan karena manusia adalah citra Allah sendiri [Komisi

Pengembangan Sosial Ekonomi KWI (Komisi PSE KWI), 1990:7].

Wujud dari kerasulan sosial ekonomi Gereja yaitu dengan pembentukan

komisi yang bergerak dalam bidang sosial ekonomi yaitu Komisi PSE. Komisi

tersebut bergerak baik dalam tingkat nasional, regional, keuskupan, paroki

maupun lingkungan. Tujuan dari pembentukan komisi PSE yaitu untuk

menanggapi kebutuhan maupun permasalahan sosial ekonomi masyarakat

setempat. PSE dalam hal ini melakukan pelayanan-pelayanan langsung dan

usaha-usaha menegakkan keadilan bagi masyarakat sesuai dengan prinsip moral

dan iman Kristiani. Pelayanan komisi PSE mengarah pada pemberdayaan dan

kemandirian masyarakat (Rini Susanti & Madya Utama, 2017: 5-6).

2. Visi Dasar dan Spiritualitas Karya Pastoral PSE

Gereja merupakan suatu persekutuan umat Allah yang dipanggil oleh

Allah untuk mewujudkan penyelamatan bagi manusia terutama demi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

12

kesejahteraan masyarakat di dunia. Hal tersebut merupakan visi dasar dari

panggilan Gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan Allah. Seperti Kristus

yang mewujudkan penyelamatan di dunia, orang Kristiani juga memiliki

kewajiban dan tanggung jawab baik secara pribadi maupun bersama untuk

mengabdikan dirinya demi terwujudnya keselamatan bagi seluruh manusia di

dunia (Komisi PSE KWI, 1990:13). Visi dasar panggilan Gereja tersebut menjadi

visi dasar PSE dan juga seluruh umat untuk dapat mewujudkan keselamatan dan

kesejahteraan bagi seluruh manusia.

Spiritualitas karya pastoral PSE merupakan pemahaman dan

penghayatan PSE terhadap evangelisasi dan pembangunan sosial yang secara

mendasar melekat pada tegaknya nilai-nilai Kerajaan Allah. Seperti Kristus yang

mempersiapkan diri untuk menjalankan pengabdian demi kebaikan manusia, PSE

juga perlu mempersiapkan diri dengan pengembangan pribadi dan kemandirian

agar mampu mengabdikan diri demi kebaikan bersama. Tujuan ataupun arah

pengabdian PSE adalah demi terwujudnya solidaritas Kristiani dalam konteks

keadilan dan perdamaian (Komisi PSE KWI: 1990: 14).

3. Prinsip Keterlibatan Sosial PSE

Pelaksanaan PSE sebagai bentuk keterlibatan Gereja untuk

menerapkan hukum cinta kasih kepada Allah dan sesama di dunia dengan

menghadirkan Kerajaan Allah memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

13

a. Martabat Manusia

Manusia secitra dengan Allah sehingga setiap manusia memiliki

kodrat dan asal mula yang sama. Karena manusia secitra dengan Allah, maka

setiap manusia harus mengakui kesamaan dasariah semua orang. Manusia

memiliki martabat yang sama sehingga tidak boleh ada diskriminasi yang terjadi

pada manusia baik itu diskriminasi hak asasi dalam bidang sosial, ekonomi,

budaya dan lain sebagainya. Dengan adanya pengakuan dan juga penghormataan

terhadap martabat manusia yang sama menjadikan kondisi hidup menjadi lebih

manusiawi dan adil (GS 29).

b. Kesejahteraan Umum

Kesejahteraan umum merupakan seluruh kondisi hidup

kemasyarakatan yang memungkinkan agar setiap pribadi maupun kelompok dapat

memenuhi dan mencukupi kebutuhan hidup mereka sendiri sehingga dapat

mencapai suatu kehidupan yang sempurna. Tidak hanya memperhatikan

kebutuhan pribadi tetapi juga memperhatikan kebutuhan orang lain. Manusia

perlu menyediakan dalam hidupnya segala sesuatu untuk dapat hidup secara

manusiawi dan juga mampu memilih hak hidup pribadinya.

Dalam mengelola dunia, manusia perlu memperkembangkan dan

mendasarkannya pada kebenaran, membangun dunia dengan keadilan,

menghidupkan dunia dengan cinta kasih, harus menemukan keseimbangannya

yang semakin manusiawi dalam kebebasan. Tujuan dan impian setiap pribadi

maupun seluruh masyarakat adalah mencapai kesejahteraan umum (GS 26).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

14

c. Subsidiaritas

Prinsip subsidiaritas merupakan prinsip yang menyatakan bahwa

komunitas yang lebih tinggi dan berkuasa tidak boleh mengambil alih tugas

maupun hak, otoritas dan martabat komunitas maupun pihak yang lebih rendah.

Namun, jika komunitas yang lebih rendah itu memerlukan bantuan, maka

komunitas yang lebih tinggi dan memiliki kuasa itu wajib untuk membantu dan

mendukung (KKGK 403).

Komunitas yang lebih rendah menjalankan bantuan secara mandiri

tanpa ketergantungan dengan komunitas yang lebih tinggi. Hal tersebut

merupakan wujud penghormatan dan penghargaan terhadap martabat manusia.

Manusia memiliki hak dan kebebasan untuk menentukan arah hidupnya sendiri

demi terwujudnya kesejahteraan pribadi maupun umum. Oleh sebab itu,

komunitas yang lebih tinggi menerapkan prinsip bantuan yang dalam bahasa latin

disebut subsidium. PSE menerapkan subsidium untuk mendukung, memajukan

dan mengembangkan komunitas yang lebih rendah (KASG 183).

d. Solidaritas

Solidaritas yang juga memiliki sebutan lain yaitu persahabatan dan

cinta kasih sosial sebagai wujud persaudaraan yang menjadi tuntutan dan

kewajiban seorang Kristiani bagi sesama umat manusia (KGK 1939). Hal tersebut

berarti bahwa kehidupan semua manusia lebih utama daripada kepemilikan harta

benda. Solidaritas bukan hanya berbicara mengenai ketersediaan pangan bagi

semua orang tetapi mengusahakan agar semua aspek kehidupan manusia mampu

memperoleh kesejahteraan. Salah satu aspek yang diperlukan manusia adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

15

pekerjaan yang bebas, kreatif, partisipatif dan saling mendukung sehingga

manusia mampu meningkatkan martabat hidup mereka (EG 192). Wujud dari

solidaritas berarti melawan penyebab-penyebab struktural akan kemiskinan,

kesenjangan, langkanya lapangan kerja, tanah dan perumahan, serta penyangkalan

hak-hak sosial (FT 116).

4. Bidang-Bidang Pelayanan PSE

PSE bergerak dalam berbagai macam bidang pelayanan berikut.

a. Pengumatan Spiritualitas PSE

Penumbuhan spritualitas PSE merupakan kegiatan PSE Keuskupan dan

Paroki untuk menggalakkan kerja sama dengan semua unsur pimpinan umat

setempat secara terkoordinasikan. Dengan koordinasi yang baik menjadi suatu

langkah awal dalam upaya pengembangan keadilan dan peningkatan

kesejahteraan hidup masyarakat (Komisi PSE KWI, 1990:22).

Pengumatan Spiritualitas PSE memiliki dua nama lain yaitu animasi

dan konsientisasi. Dengan kedua hal tersebut, PSE mampu menumbuhkan

kehidupan sosial yang menerangi serta menghormati inisiatif dan

kegiatan-kegiatan bersama, lahirnya kesadaran dan sikap keterlibatan sosial dalam

cinta kasih, tumbuh dan berkembangnya solidaritas antaramanusia, serta semakin

bersemangatnya para penggerak dan aktivis sosial ekonomi kemasyarakatan

sehingga dinamika dan kreativitas dalam karya pelayanan dan pemberdayaan

masyarakat semakin signifikan dan relevan (Rini Susanti & Madya Utama,

2017:5).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

16

b. Pengembangan Masyarakat

Gereja dalam mewujudkan keterlibatan pembangunan masyarakat

berusaha untuk menciptakan kekuatan agar orang yang mengalami masalah

perekonomian mampu terbebas dari masalah yang mereka alami. Gereja

menyadari panggilan ini melalui PSE yang berusaha menemukan cara-cara efektif

untuk melibatkan diri dalam membebaskan orang yang mengalami masalah

ekonomi (Rini Susanti & Madya Utama, 2017: 6). Hal tersebut dapat dilakukan

dengan upaya-upaya berikut ini.

1) Pengembangan pertanian lestari

Dalam upaya untuk mengembangkan pertanian lestari, PSE berusaha

menggerakkan usaha tani yang produktif dan memberikan informasi yang luas

mengenai kegiatan usaha tani sehingga dapat meningkatkan pendapatan para

petani. PSE melalukan usaha tersebut dengan cara mengadakan pelatihan usaha

tani dengan sistem manajemen yang sesuai atau dalam artian mutu usahanya

dapat bersaing di pasaran yang tersedia (Komisi PSE KWI, 1990: 25-27).

2) Pengembangan usaha kooperatif

PSE perlu mengupayakan usaha untuk memperkembangkan usaha

kooperatif di kalangan umat dan masyarakat. PSE dapat mengusahakan suatu

kerjasama dengan berbagai pihak dan instansi untuk mengadakan pelatihan

ketrampilan maupun membantu membentuk dan mengelola usaha kooperatif.

Dengan upaya tersebut, PSE mampu berperan serta dalam meningkatkan kekuatan

sosial ekonomi masyarakat. Tidak hanya usaha kooperatif, komisi PSE juga dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

17

menggerakkan kelompok usaha di bidang pengkreditan untuk menyediakan modal

usaha bagi masyarakat (Komisi PSE KWI, 1990:27-28).

3) Pengembangan wirausaha

Banyaknya pengangguran dan juga kesulitan mencari lapangan kerja

mendorong PSE untuk menggerakkan dan mendidik masyarakat ke arah

penciptaan lapangan kerja. PSE dapat melakukan hal tersebut dengan pelatihan

wirausaha, mencari peluang usaha dalam masyarakat seperti usaha kredit kecil,

mengembangkan tenaga pendamping yang terampil untuk membantu masyarakat

yang ingin memperkembangkan usaha dan pengkreditan. PSE dapat

menggerakkan kelompok masyarakat untuk bekerjasama memberikan bantuan

modal skala kecil maupun bekerjasama dengan koperasi pengkreditan dan simpan

pinjam seperti Credit Union (CU) untuk memudahkan masyarakat dalam

melakukan pinjaman modal tanpa bunga yang tinggi (Komisi PSE KWI,

1990:28).

4) Pengembangan Ekonomi Rumah Tangga (ERT)

Keluarga merupakan komunitas yang banyak merasakan keprihatinan

sosial ekonomi seperti pendidikan anak, masalah keuangan rumah tangga,

membayar pajak dan lainnya. PSE dalam hal ini berusaha untuk membantu dan

memperkembangkan keluarga agar mampu memperluas pengetahuan dan

ketrampilan dalam meningkatkan kehidupam sosial ekonomi. Beberapa usaha

Komisi PSE yaitu membuat perencanaan ekonomi rumah tangga, pendidikan dan

pelatihan pembangunan rumah tangga, tabungan pendidikan dan kesehatan, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

18

memperkembangan usaha-usaha produktif rumah tangga (Komisi PSE

KWI,1990:31-32).

5) Pengembangan Jaringan Kerja Sama

Arus globalisasi terutama relasi sosial ekonomi yang merambah ke

seluruh dunia memunculkan berbagai macam kesenjangan dalam bidang sosial

ekonomi dalam masyarakat dunia. Salah satu upaya menanggulangi persoalan ini

adalah dengan mengembangkan kerjasama dengan banyak pihak yang

berkepentingan (Rini Susanti & Madya Utama, 2017: 7).

5. Diakonia (Pelayanan)

Diakonia memiliki arti pelayanan yang berasal dari bahasa Yunani

“diakonein”, yaitu melayani. Dalam hal ini, Gereja melayani sesama yang

kekurangan dalam hidupnya khususnya orang miskin, janda, yatim piatu,

pendatang dan orang asing. Gereja mengorganisir pelayanan secara sistematis

(Murphy, 2003:718). O’Meara (dalam Madya Utama, 2011:54) memaknai

pelayanan (ministry) sebagai “the public activity of a baptized followers of Jesus

Christ flowing from the Spirit’s charism and an individual personality on behalf

of a Christian Community to witness to, serve and realize the Kingdom of God”.

Hal tersebut menggambarkan bahwa tujuan pelayanan (ministry) adalah

memberikan kesaksian tentang Kerajaan Allah dan mengupayakan terwujudnya

Kerajaan Allah di dunia ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

19

6. Ciri-Ciri Diakonia

Diakonia memiliki 8 (delapan) ciri-ciri berikut.

a. Hakiki

Diakonia bersifat hakiki terutama bagi kehidupan dan kesejahteraan

Gereja karena Allah telah memilih orang-orang Kristiani sebagai anggota Gereja

untuk menjadi pelayan bagi sesama. Seperti Kristus telah menjadi pelayan bagi

seluruh umat manusia maka manusia juga harus menjadi pelayan bagi sesamanya.

b. Lokal

Diakonia menjadi bentuk pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan

konteks Gereja setempat, itu berarti diakonia mewujud di dalam Gereja-Gereja

setempat agar bentuk pelayanan menjadi lebih nyata dan konkret. Diakonia hadir

untuk melayani masyarakat setempat. Dalam hal ini diakonia memiliki hubungan

pertukaran dalam masyarakat yang menyembuhkan dan memberi.

c. Sedunia

Gereja dalam menjalankan diakonia merasa menderita, tersisih dan

mengalami diskriminasi karena pelaksanaan sistem yang membatasi pelayanan

Gereja. Oleh sebab itu, gereja memerlukan dukungan diakonia bertaraf sedunia

yaitu bentuk dukungan solidaritas Internasional dari Gereja-Gereja di seluruh

dunia.

d. Pencegahan atau Preventif

Diakonia bukan hanya menyembuhkan dan memberi perhatian pada

kebutuhan manusia tetapi juga harus memberikan perhatian pada akar

permasalahan suatu kebutuhan manusia. Oleh karena itu, diakonia perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

20

melakukan pencegahan dengan melakukan analisis yang serius mengenai cara

kerja sistem-sistem yang berlaku. Dengan melakukan pencegahan atau tindakan

preventif, diakonia akan membuat peka, mendidik, dan mengarahkan masyarakat

untuk menyadari mengenai sistem maupun kekuatan yang menjauhkan manusia

dari martabatnya. Dalam hal ini, diakonia mampu menciptakan tanda-tanda

pengharapan untuk masa depan.

e. Struktural atau Politis

Diakonia tidak hanya sebagai usaha preventif, konprehensif, dan

holistik saja pada kebutuhan manusia tetapi juga memberikan perhatian pada

faktor-faktor struktural dan politis yang menjadi sumber maupun penyebab

kesengsaraan, perbudakan, dan penderitaan manusia. Oleh karena itu, Gereja

harus melangkah untuk melampaui garis-garis batas nasional untuk menunjukan

solidaritas sehingga mampu mengatasi permasalahan yang ada.

f. Kemanusiaan

Perwujudan diakonia gereja haruslah tertuju pada semua orang

tanpa membedakan suku, ras, budaya dan agama tertentu. Gereja juga mampu

menjalin kerjasama dengan pemerintah. Dari kerjasama tersebut, orang Kristen

mampu menyadari bahwa organisasi dan lembaga antar agama merupakan alat

yang menjadikan diakonia dapat berjalan dengan efektif.

g. Saling

Diakonia merupakan bentuk pelayanan yang benar jika Gereja

mengakui bahwa gambaran Allah ada pada diri orang lain dan tidak merasa

dirinya adalah seorang pemberi atau memiliki bela rasa yang lebih kuat dari pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

21

orang lain. Seperti Yesus yang menekankan kesetaraan dengan manusia bukan

dengan Allah, sehingga Ia menempatkan diri-Nya sebagai pelayanan yang

mengambil bagian dalam penderitaan manusia bahkan dalam kematian. Dalam hal

ini, orang Kristiani atau Gereja hendaknya juga memiliki pemikiran yang sama

seperti Yesus dalam melakukan pelayanan yaitu bahwa mereka memiliki posisi

yang sama dengan orang lain yang mereka layani.

h. Membebaskan

Gereja haruslah menempatkan masyarakat dalam kedudukan yang

sederajat dan juga mengedepankan partisipasi dari masyarakat. Dengan adanya

partisipasi dari masyarakat menjadikan diakonia Gereja dapat terwujud pada

mereka yang tertindas dalam masyarakat dengan tetap menghargai dan

menghormati kebudayaan mereka.

Gereja, lembaga maupun badan sosial dan para pekerja diakonia harus

berusaha memberikan ruang yang bebas bagi siapapun yang mereka layani

sehingga siapapun yang mereka bantu dan layani mampu melibatkan diri secara

aktif, menentukan nasibnya sendiri dan bekerjasama dalam usaha-usaha kreatif.

Dalam hal ini para pekerja diakonia haruslah menjadi subjek yang berbuat sesuatu

bersama dengan masyarakat sehingga mampu memberikan teladan mengenai

diakonia bagi masyarakat (Supit, 1988: 55-59).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

22

7. Bentuk-Bentuk Diakonia

Fackre mengatakan ada dua bentuk diakonia, yaitu diakonia karitatif

(victim care) dan diakonia pemberdayaan (victim cause). Berikut merupakan

penjabaran kedua bentuk diakonia ini.

a. Diakonia Karitatif (Victim Care)

Diakonia karitatif merupakan pelayanan Gereja sebagai wujud

kepedulian kepada umatnya terutama KLMTD. Gereja menunjukkan kepedulian

dengan memberi bantuan kepada umat yang miskin, sangat membutuhkan dan

dalam keadaan darurat terutama bagi umat atau masyarakat yang menjadi korban

bencana alam. Bantuan yang dilakukan Gereja yaitu dengan memberikan sembako,

Bantuan Langsung Tunai (BLT), pakaian layak pakai, dan lain-lainnya. Namun

sifat pelayanan ini hanya sementara dan tidak berkelanjutan sehingga tidak

memperkembangkan umat atau masyarakat untuk bangkit dari kemiskinan dan

penderitaan mereka. Model ini merupakan model tertua dari bentuk pelayanan

Gereja, bahkan sampai saat ini Gereja masih tetap menggunakan model ini.

b. Diakonia Pemberdayaan (Victim Cause)

Gereja tidak hanya melakukan pelayanan dengan memberi makan

mereka yang kelaparan, menyembuhkan yang terluka, meringankan beban dan

penderitaan orang yang miskin saja tetapi Gereja bersama dengan orang-orang

yang dibantu juga mampu mencari akar permasalahan dan membantu untuk

mengatasi permasalahan mereka yang miskin maupun menderita baik dalam segi

ekonomi maupun sosial (Nugroho, 2015:12-13).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

23

8. Tujuan Diakonia

Diakonia Gereja merupakan bentuk usaha dan perjuangan Gereja

untuk memberikan kesaksian tentang Kerajaan Allah kepada setiap manusia di

dunia. Menurut John Fuellenbach (dalam Madya Utama, 2011:54-55) Kerajaan

Allah menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia (fisik, psikologis, intelektual,

spiritual, sosio-kultural, dan politis) yang sudah mulai terjadi di dunia sekarang ini

dan akan mengalami pemenuhan pada saat kedatangan Kristus pada akhir zaman.

Panggilan Gereja adalah untuk menjadi sarana keselamatan bagi

seluruh manusia. Keselamatan merupakan keselamatan bagi manusia secara

rohani dan jasmani. Menurut Bernard Kieser seluruh usaha, perjuangan dan juga

sumbangan Gereja kepada mereka yang menderita dan miskin untuk mencapai

kesejahteraan hidup merupakan bentuk konsekuensi dari tugas Gereja sejak zaman

Leo XIII. Pada zaman itu sudah ada penegasan bahwa tujuan pendirian Gereja

yaitu untuk menghantar seluruh manusia ke dalam keselamatan kekal.

Realitas dan seluruh aspek pengalaman hidup manusia yang terjadi di

dunia saat ini dan merupakan Kerajaan Allah tersebut menyangkut tiga unsur

yaitu unsur keadilan, perdamaian dan sukacita. Berikut ini merupakan paparan

dari ketiga unsur tersebut yaitu.

a. Keadilan

Keadilan dalam hal ini berarti relasi yang memberikan kehidupan

antara diri pribadi manusia dengan Allah, dengan sesama, dengan diri sendiri dan

alam semesta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

24

b. Perdamaian

Pemahaman perdamaian tidak hanya sebagai suatu suasana yang

tercipta tanpa adanya penindasan, penghisapan dari yang kuat kepada yang lemah,

tidak ada kebencian, perpecahan dan permusuhan tetapi juga suasana di mana

orang-orang berusaha dan juga memperjuangkan untuk menghancurkan alat-alat

perang sehingga tidak ada lagi peperangan yang terjadi.

c. Sukacita

Semua manusia yang mendapatkan keadilan dan kedamaian pasti

akan memperoleh sukacita dalam hidupnya. Sukacita tercipta bila ada suasana

saling menghargai dan menghormati setiap manusia sesuai dengan keunikan dan

kekhasan masing-masing. Tidak hanya menghargai dan menghormati saja tetapi

saling mendukung dan memperkembangkan satu sama lain dengan pemberian

kesempatan untuk memperkembangkan potensi agar dapat disumbangkan demi

kesejahteraan bersama ( Nugroho, 2015: 11).

9. PSE Sebagai Perwujudan Diakonia

Diakonia PSE merupakan bentuk pelayanan kepada manusia dan juga

kepada masyarakat. Selama ini, masih banyak Gereja yang melakukan pelayanan

dengan bhakti sosial seperti memberikan bantuan sembako dan bantuan langsung

tunai saja. Hal tersebut justru membentuk hubungan pelayanan Gereja sebagai

pemberi dan penerima atau hubungan orang kaya yang memberi orang miskin.

Pelayanan PSE bukan hanya melakukan sesuatu untuk orang lain

tetapi juga membantu dan memberdayakan orang lain agar bisa bangkit dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

25

kelemahan dan keterpurukannya. Gereja sebagai murid-murid Kristus berperan

untuk menghadirkan kasih Allah dengan memajukan Kerajaan Allah dalam hidup

manusia yaitu dengan berbuat sesuatu demi keutuhan hidup manusia secara

bersama-sama (Komisi PSE KWI, 1990:9).

Krämer juga mengungkapkan bahwa kegiatan diakonia PSE tidak

hanya menunjukkan kepedulian secara spontan tetapi dengan menunjukkan

pendekatan yang relevan dengan tantangan dan permasalahan. PSE melakukan hal

tersebut dengan analisis yang tepat tentang kondisi konkret dan tantangan spesifik

yang sedang terjadi dalam kehidupan manusia. PSE melakukan analisis dengan

dialog yang mengharuskan seseorang untuk berpendapat atau bercerita sesuai

dengan keadaan dan kondisi hidup. Dalam hal tersebut, peran imam sangatlah

penting dalam memberikan bantuan, dorongan dan bimbingan pengetahuan agar

umat mampu menafsirkan keadaan hidupnya dalam perspektif iman dan menjadi

manusia yang aktif dan memperkembangkan hidupnya (Krämer, 2014:99).

Berdasarkan paparan penulis mengenai diakonia, untuk lebih

memudahkan pembaca yang sebagian besar adalah kaum awam yang tidak belajar

teologi sehingga diakonia masih asing dan tidak begitu akrab bagi

mereka. Penulis kemudian menyederhanakan diakonia menjadi ‘pelayanan’

sehingga setelah penjelasan mengenai teori diakonia, penulis akan banyak

menggunakan kata ‘pelayanan’ sebagai kata ganti diakonia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

26

10. Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM)

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok

usaha yang perannya sangat penting dalam pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi suatu negara. UMKM sangat penting karena di negara yang sedang

berkembang seperti Indonesia, kelompok usaha ini menyerap paling banyak

tenaga kerja sehingga menciptakan kesempatan kerja, menjadi sumber pendapatan

bagi kelompok miskin, distribusi pendapatan dan pengurangan kemiskinan dan

juga pembangunan ekonomi pedesaan (Tambunan, 2012:1).

Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 Bab I Pasal 1 dan Bab

IV pasal 6, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia memiliki penjabaran

sebagai berikut. Usaha Mikro merupakan usaha milik perorangan dengan

kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha dan penjualan tahunan paling banyak Rp.300.000.000,00.

Usaha Kecil merupakan usaha yang berdiri sendiri dan milik perorangan dengan

kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,00 sampai paling banyak sejumlah

Rp.500.000.000,00 dan hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,00

sampai paling banyak Rp. 2.500.000.000,00. Usaha Menengah memiliki kekayaan

bersih sebesar Rp.500.000.000,00 sampai paling banyak Rp.10.000.000.000,00

dengan hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,00 sampai paling

banyak Rp.50.000.000.000,00.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

27

11. Karakteristik UMKM

UMKM memiliki karakteristik yaitu pada aspek formalitas, usaha

mikro dan kecil beroprasi pada sektor informal dan tidak terdaftar secara hukum

sehingga jarang membayar pajak. Sedangkan usaha menengah beroprasi pada

sektor formal, terdaftar dan membayar pajak. Pada aspek organisasi dan

manajemen, usaha mikro dan kecil menjalankan usahanya secara pribadi dan tidak

menerapkan pembagian kerja, sedangkan usaha menengah menjalankan usahanya

dengan banyak manajer yang profesional dan menerapkan pembagian kerja.

Aspek sifat dan kesempatan kerja, usaha mikro dan beberapa usaha kecil

menggunakan tenaga kerja yang mendapat gaji dan juga menggunakan anggota

keluarga yang tidak mendapat gaji. Sedangkan usaha menengah menggunakan

tenaga kerja yang mendapat gaji dan memiliki sistem perekrutan tenaga kerja.

Orientasi pasar usaha mikro adalah pasar lokal yang sasarannya adalah

kelompok masyarakat berpendapatan rendah. Usaha kecil dan menengah lebih

memiliki orientasi pasar yang lebih tinggi dari usaha mikro yaitu pada pasar

domestik dan ekspor sehingga sasarannya adalah masyarakat kelas menengah ke

atas. Profil ekonomi dan sosial pemilik usaha mikro kebanyakan tidak

berpendidikan tinggi dan motivasi usahanya adalah untuk bertahan hidup. Pemilik

usaha kecil dan menengah banyak yang berpendidikan tinggi dan memiliki

motivasi usaha untuk mendapatkan profit usaha.

Sumber bahan baku usaha mikro lebih banyak memakai bahan baku

lokal dan menggunakan modal uang pribadi. Usaha kecil dan menengah banyak

yang memakai bahan baku impor dan memiliki akses kredit formal. Hubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

28

eksternal usaha mikro tidak memiliki hubungan bisnis dengan usaha besar dan

banyak yang tidak memiliki akses pada program-program pemerintah, sedangkan

usaha kecil dan menengah banyak yang memiliki hubungan bisnis dengan usaha

besar dan memiliki akses pada program-program pemerintah (Tambunan, 2012:7).

12. Masalah Ekonomi Usaha Mikro Selama Pandemi Covid 19

Mewabahnya pandemi covid-19 memberi dampak yang cukup parah

pada perekonomian usaha mikro yang merupakan bagian dari kegiatan manusia

dalam menunjang ekonomi global. Pandemi covid-19 mempengaruhi ekonomi

seluruh dunia termasuk Indonesia yang mengakibatkan usaha mikro yang

bergerak dalam sektor makanan, minuman dan bisnis lain yang mengandalkan

aktivitas dan mobilitas orang harus mengalami dampaknya (Tairas, 2020: 74).

Pandemi covid-19 berdampak dalam tiga saluran utama jalannya bisnis

usaha mikro yaitu mengurangi kapasitas produksi, mengacaukan rantai pasokan

terutama mengurangi produksi bahan mentah dan saluran pemasaran yang

menurun sehingga mengurangi kinerja usaha. Pandemi menjadikan banyak negara

membuat kebijakan untuk mengurangi aktivitas produksi global (Parth, 2020:2183)

sehingga banyak usaha mikro yang berhenti dan bangkrut di tengah jalan, terpaksa

mengurangi karyawan, menggunakan uang pribadi untuk menyokong modal

usahanya dan melakukan pijaman modal dengan cara berhutang.

Banyak hal yang juga menghambat usaha mikro menjadi berkembang

selama pandemi karena berbagai macam faktor. Pertama, penurunan penjualan

akibat minimnya permintaan konsumen. Kedua, kesulitan dalam memperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

29

modal usaha karena pejualan yang menurun. Ketiga, penerapan Pembatasan

Sosial Berskala Besar (PSBB) mengakibatkan distribusi produk menjadi

terhambat. Keempat yaitu ketersediaan bahan baku yang terbatas selama pandemi

karena sebagian besar usaha mikro banyak yang mengandalkan ketersediaan

bahan baku dari sektor industri lain yang selama pandemi juga mengalami

berbagai macam hambatan (Yussofa Rizal, 2021: 1555).

B. Kajian Terkait

Penelitian terkait yang relevan dengan skripsi ini adalah “Penguatan

Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan”

oleh Petrus Ans Gregorius Taek, Darsono Wisadirma dan Wawan Sobari di Paroki

St. Petrus Takuneno Keuskupan Atambua. Alasan mereka melakukan penelitian di

paroki tersebut karena masih banyak umat prasejahtera yang belum dapat keluar

dari jeratan kemiskinan meskipun sudah ada bantuan dari pemerintah dan juga

program prioritas pengentasan kemiskinan PSE paroki (Taek, Wisadirma, &

Sobari, 2019:76-77). Serupa dengan penelitian tersebut, penulis juga memiliki

keprihatinan serupa dalam skripsi. Umat di Paroki St. Petrus dan Paulus

Temanggung juga mengalami permasalahan ekonomi. Perbedaannya, subjek

penelitiannya adalah umat yang memiliki usaha mikro dan mengalami masalah

ekonomi karena terdampak pandemi Covid-19.

Dua penelitian, baik yang penulis lakukan maupun yang Petrus Ans

Gregorius Taek et al. menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian mereka

berfokus pada penguatan kelembagaan PSE dan program prioritas pengentasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

30

kemiskinan (Taek, Wisadirma, & Sobari, 2019:79). Sementara itu, fokus penelitian

yang penulis lakukan terletak pada pelaksanaan peran PSE dalam mewujudkan

diakonia bagi usaha mikro selama pandemi Covid-19. Hasil penelitian Petrus Ans

Gregorius Taek et al. memberikan gambaran kepada penulis bahwa program

prioritas kemiskinan dan kelembagaan PSE dapat terus berjalan dengan penerapan

struktur dan sistem kerja organisasi PSE yang baik sehingga program prioritas

kemiskinan juga benar-benar mampu mengentaskan umat dari kemiskinan (Taek,

Wisadirma, & Sobari, 2019:80-89).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam Bab sebelumnya, penulis telah memaparkan penjelasan tentang

kerangka teoritis dan kajikan terkait yang membahas Pengembangan Sosial

Ekonomi (PSE) menjadi wujud pelayanan bagi usaha mikro yang mengalami

masalah ekonomi selama pandemi Covid-19. Dari kerangka teori dan kajian

terkait tersebut, belum sepenuhnya menjawab rumusan masalah dari skripsi ini

sehingga perlu penelitian untuk memperoleh data yang mrmperkuat kerangka

teori dan kajian terkait.

Dalam Bab III ini penulis akan memaparkan mengenai metode

penelitian yang penulis gunakan untuk menjelaskan tentang peran PSE sebagai

perwujudan diakonia bagi usaha mikro selama pandemi Covid-19. Dalam pokok

pembahasan ini secara khusus penulis akan memaparkan tentang jenis penelitian,

metode penelitian, tempat dan waktu penelitian, pengambilan sample, fokus

penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, keabsahan data, dan analisis

data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif merupakan penelitian untuk memahami fenomena yang subjek

penelitiannya alami misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lainnya

secara holistik, dan dengan cara deskriptif yaitu dalam bentuk kata-kata pada

konteks khusus yang alamiah (Moleong, 2006:6). Penelitian kualitatif bersifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

32

interpretif (menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak metode

dalam menelaah masalah penelitiannya. Penggunaan berbagai metode ini juga

memiliki penyebutan lain yaitu triangulasi. Tujuan dari triangulasi yaitu untuk

memperoleh data secara alami dan menyeluruh (Mulyana, 2018:7).

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif

deskriptif. Penulis melakukan penelitian kualitatif ini untuk mengungkapkan

fenomena alamiah yang terjadi yaitu peran PSE dalam mewujudkan pelayanan

bagi usaha mikro dalam konteks khusus yaitu selama pandemi Covid-19 di Paroki

St. Petrus dan Paulus, Temanggung dengan cara deskriptif.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan

pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yaitu

suatu usaha penelitian untuk menemukan makna, menyelidiki proses, dan

memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai fenomena yang terjadi dari

individu maupun kelompok (Emzir, 2012:20). Fenomena yang terjadi berkaitan

dengan latar belakang, keadaan dan interaksi yang terjadi dari suatu fenomena

atau kasus tertentu. Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dapat juga

meneliti satu kesatuan sistem yang meliputi program, kegiatan, peristiwa dan

sekelompok individu yang ada pada situasi tertentu (Irma Khairani & Ashari

Manurung, 2019:33).

Pada penelitian ini, penulis mencoba untuk menelaah lebih dalam

mengenai fenomena yang terjadi di Paroki St. Petrus dan Paulus, Temanggung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

33

selama pandemi Covid-19 yaitu berkaitan dengan proses pelaksanaan peran PSE

dalam usaha mewujudkan pelayanan bagi usaha mikro yang mengalami

permasalahan ekonomi. Melalui data-data yang penulis peroleh dari proses

pengumpulan data yaitu meliputi data hasil studi dokumentasi, observasi

partisipatif dan wawancara mendalam dengan umat yang memiliki usaha mikro,

ketua bidang pelayanan kemasyarakatan dan timja PSE paroki, penulis berusaha

untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai pelaksanaan peran

PSE mewujudkan pelayanan bagi usaha mikro yang mengalami masalah ekonomi

selama pandemi Covid-19.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung di Paroki Santo Petrus dan Paulus, Temanggung.

2. Waktu Penelitian

Berikut ini merupakan penjabaran dari pelaksanaan penelitian di Paroki Santo

Petrus dan Paulus, Temanggung, seperti terdapat dalam tabel 1.

Tabel 1 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No. Kegiatan Bulan

Februari Maret April Mei Juni

1. Persiapan

2. Observasi

3. Pengambilan

data

4. Pengolahan data

5. Penyusunan

laporan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

34

D. Pengambilan Sample

Teknik sampling dalam penelitian kualitatif merupakan teknik untuk

menjaring informasi sebanyak mungkin dari berbagai macam sumber. Teknik

sampling juga untuk menggali informasi yang akan menjadi dasar dari

perencanaan dan teori yang muncul. Tujuan dari teknik sampling untuk

memberikan rincian khusus pada suatu konteks yang cenderung unik dan

kompleks (Moleong, 2006:224).

Teknik sampling dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability sampling dan

non probability sampling. Probability sampling merupakan teknik pengambilan

sample yang memberikan peluang yang sama kepada semua anggota populasi

untuk dipilih menjadi anggota sample. Teknik probability sampling terdiri dari

simple random sampling, propotion stratified random sampling, disproportionate

stratified random, sampling area (claster) sampling (sampling menurut daerah).

Non Probability sampling merupakan teknik pengambilan sample yang tidak

memberi peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi

sample. Teknik sample terdiri dari sampling sistematis, kuota, aksidental,

purposive, jenuh, dan snowball (Sugiyono, 2012:218).

Teknik sampling yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu

teknik non probability sampling, yaitu teknik pengambilan sample purposive.

Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sample sumber data dengan

pertimbangan dan berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang penulis tetapkan

yaitu umat yang memiliki usaha mikro dan mengalami masalah ekonomi selama

pandemi covid-19. Penulis menetapkan partisipan yaitu 2 (dua) orang umat dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

35

wilayah Anthiokia, 1 (satu) umat dari wilayah Betlehem, 1 (satu) umat dari

wilayah Caesarea, 1 (satu) umat dari wilayah Damaskus, 1 (satu) umat dari

wilayah Filipi, 1 (satu) umat wilayah Hebron, 1 (satu) umat wilayah Midian, 1

(satu) umat wilayah Nasaret, 1 (satu) umat dari wilayah Ibrani, 1 (satu) umat

wilayah Roma. Penulis juga menentukan validasi yaitu Ketua Bidang Pelayanan

Kemasyarakatan dan dua orang Timja PSE paroki.

E. Identifikasi Fokus Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, karena terlalu luasnya masalah dalam

fenomena penelitian yang ada sehingga penulis perlu membatasi penelitian dalam

satu atau lebih variabel yang penyebutannya adalah fokus. Dengan demikian,

fokus dari penelitian penulis jabarkan sebagai berikut.

Tabel 2 : Kisi-Kisi Wawancara

No Fokus Aspek yang diungkapkan

1. Pelaksanaan peran PSE sebagai

perwujudan pelayanan bagi

umat yang memiliki usaha

mikro selama pandemi.

a. Masalah ekonomi umat yang memiliki

usaha mikro selama pandemi.

b. Upaya yang sudah dilakukan umat

untuk mengatasi krisis ekonomi usaha

mikro mereka selama pandemi.

c. Pandangan perwujudan pelayanan PSE

untuk memberdayakan usaha mikro

selama pandemi.

d. Manfaat PSE sebagai bentuk

perwujudan pelayanan bagi umat yang

memiliki usaha mikro selama pandemi.

2. Faktor-faktor yang mendukung

dan menghambat peran PSE

sebagai perwujudan pelayanan

bagi umat yang memiliki usaha

mikro selama pandemi.

a. Faktor-faktor yang mendukung dan

menghambat pelaksanaan peran PSE

sebagai perwujudan pelayanan bagi umat

yang memiliki usaha mikro selama

pandemi.

3. Harapan dan usulan ketua

bidang pelayanan, tim kerja

(timja) PSE dan umat yang

a. Harapan terhadap pelaksanaan peran

PSE sebagai perwujudan pelayanan bagi

umat yang memiliki usaha mikro selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

36

memiliki usaha mikro untuk

meningkatkan peran PSE

sebagai perwujudan pelayanan

bagi umat yang memiliki usaha

mikro selama pandemi.

pandemi.

b. Usulan kegiatan untuk meningkatkan

peran PSE sebagai perwujudan pelayanan

bagi umat yang memiliki usaha mikro

selama pandemi.

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Seluruh data yang penulis peroleh dari penelitian ini berasal dari

berbagai sumber yang ada dengan menggunakan metode pengumpulan data yang

penulis lakukan secara terus menerus hingga memperoleh data yang lengkap.

Maka dari itu, teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian

ini yaitu.

1) Studi Dokumen

Dokumen merupakan salah satu data primer dalam suatu penelitian.

Dokumen dapat mengungkapkan bagaimana subjek mendefinisikan dirinya

sendiri, lingkungan, dan situasi yang sedang terjadi pada suatu saat, dan

bagaimana kaitan antara definisi-definisi tersebut dalam hubungan dengan setiap

orang di sekelilingnya dengan tindakan-tindakannya (Mulyana, 2008:195). Pada

penelitian ini, penulis menggunakan dokumen sejarah, pedoman pengelolaan dana

PSE, data bantuan PSE masa pandemi Covid-19, program kerja timja PSE tahun

2021, data umat yang memiliki usaha mikro dan visi misi Paroki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

37

2) Observasi Partisipatif

Backer et al (dalam Mulyana 2008:162-163) menyebutkan bahwa

seorang peneliti melakukan penelitian kualitatif dengan terlibat atau sedikit

berperan serta dalam kehidupan orang yang diteliti. Kehidupan orang yang diteliti

berkaitan dengan kehidupan mereka sehari-hari seperti apa yang mereka lakukan,

dengan siapa, dalam keadaan apa, dan menanyai mereka mengenai tindakan

mereka. Pada penelitian ini, penulis mengamati langsung kegiatan PSE dalam

mewujudkan pelayanan bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi.

3) Wawancara Mendalam

Wawancara merupakan komunikasi dua orang, melibatkan seseorang

yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana 2008:180). Metode

wawancara yang penulis gunakan yaitu wawancara terstruktur yaitu wawancara

dengan instrumen pertanyaan wawancara yang sudah penulis siapkan. Namun jika

jawaban dari partisipan kurang representatif maka dapat dimungkinkan dengan

menggunakan metode wawancara semi terstruktur.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang penulis

gunakan dalam kegiatan mengumpulkan data agar pengumpulan data menjadi

lebih mudah dan sistematis (Arikunto, 2000:101). Instrumen pengumpulan data

tergantung dari metode penngumpulan data yang penulis gunakan. Berikut adalah

instrumen pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

38

a. Instrumen Dokumentasi

Instrumen dokumentasi yang akan penulis gunakan dapat dilihat dalam Tabel 3

berikut.

Tabel 3 : Instrumen Studi Dokumen

Aspek Dokumen

Perwujudan pelayanan PSE bagi umat. 1. Sejarah Paroki Santo Petrus dan

Paulus Temanggung.

2. Pedoman Pengelolaan dana PSE

3. Kegiatan PSE selama pandemi

Covid-19.

4. Program kerja PSE tahun 2021.

5. Visi dan Misi Paroki Santo Petrus

dan Paulus Temanggung.

b. Instrumen Observasi

Instrumen observasi merupakan alat yang membantu penulis dalam

mencatat hasil pengamatan. Penulis melakukan pengamatan berperan serta.

Hal-hal yang penulis observasi yaitu keadaan fisik maupun non-fisik pelaksanaan

peran PSE sebagai perwujudan pelayanan bagi umat yang memiliki usaha mikro

selama pandemi, seperti terlihat dalam Tabel 4 berikut.

Tabel 4 : Instrumen Observasi

Tujuan Aspek yang diamati

Untuk memperoleh informasi dan

data mengenai kondisi fisik dan non

fisik pelaksanaan peran PSE sebagai

perwujudan pelayanan bagi usaha

mikro selama pandemi Covid-19 di

Paroki Santo Petrus dan Paulus

Temanggung.

a. Proses pelaksanaan pelayanan PSE

bagi umat selama pandemi.

b. Usaha PSE untuk mewujudkan

pelayanan bagi umat yang memiliki

usaha mikro selama pandemi.

c. Sosok-sosok yang berperan dalam

menggalakkan peran PSE sebagai

perwujudan pelayanan bagi usaha

mikro selama pandemi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

39

1) Instrumen Wawancara

Instrumen wawancara penulis gunakan untuk menggali informasi dari

umat yang memiliki usaha mikro, ketua bidang pelayanan dan timja PSE paroki,

seperti dapat dilihat dalam Tabel 5 dan Tabel 6 berikut.

Tabel 5 : Instrumen Wawancara Umat Pemilik Usaha Mikro

a. Apakah pandemi memberikan dampak pada usaha bapak/ibu? Jika ya, apa saja dampak yang dialami?

b. Upaya apakah yang dilakukan bapak/ibu untuk menghadapi dampak tersebut?

c. Menurut bapak/ibu, apakah pemerintah sudah berperan untuk menanggapi

permasalahan ekonomi para pengusaha mikro karena dampak pandemi? d. Menurut bapak/ibu, apakah paroki sudah berperan untuk menanggapi permasalahan

ekonomi para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

e. Apakah kegiatan yang dilakukan pemerintah sudah menjawab kebutuhan para pengusaha mikro yang mengalami dampak pandemi?

f. Apakah kegiatan yang dilakukan paroki selama pandemi sudah menjawab kebutuhan

umat yang memiliki usaha mikro? g. Menurut bapak/ibu, tugas pelayanan seperti apa yang wajib dilakukan oleh paroki

bagi para pemilik usaha mikro selama pandemi ini?

h. Menurut bapak/ibu, apakah manfaat yang dapat diperoleh terutama bagi usaha

bapak/ibu dan juga paroki jika paroki menjalankan tugas pelayanannya bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

i. Menurut bapak/ibu faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat

perwujudan pelayanan paroki bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

j. Apakah harapan dan usulan kegiatan dari bapak/ibu sebagai umat yang memiliki

usaha mikro agar paroki dapat meningkatkan peran dan mewujudkan pelayanan

sesuai kebutuhan umat selama pandemi?

Tabel 6 : Instrumen Wawancara Ketua Bidang Pelayanan dan Timja PSE

Paroki

a. Menurut pandangan bapak/ibu permasalahan ekonomi seperti apa saja yang sedang dialami umat karena dampak pandemi?

b. Menurut bapak/ibu, umat yang paling terdampak selama pandemi adalah umat yang

bermata percaharian atau berprofesi sebagai apa?

c. Apakah umat yang memiliki UMKM terutama usaha mikro juga mengalami masalah ekonomi selama pandemi? Jika ya, apa saja permasalah ekonomi yang dialami para

pengusaha mikro?

d. Menurut bapak/ibu apakah permasalahan ekonomi yang dialami usaha mikro karena dampak pandemi merupakan tugas pemerintah untuk menanganinya? Jika ya, apa

yang sudah dilakukan pemerintah untuk menangani hal tersebut?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

40

e. Permasalahan ekonomi para pengusaha mikro selama pandemi apakah juga menjadi perhatian PSE? Jika ya, hal atau kegiatan apa yang akan,sedang atau sudah

dilaksanakan PSE untuk menanggapi permasalahan ekonomi para pengusaha mikro?

f. Menurut bapak/ibu pelayanan PSE selama pandemi apakah masih berupa pelayanan

secara karitatif atau pelayanan yang memberdayakan ekonomi secara berkelanjutan? g. Menurut bapak/ibu bentuk pelayanan seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan

umat, terutama yang memiliki usaha mikro selama pandemi ini?

h. Menurut bapak/ibu apa manfaat yang dapat diperoleh dari perwujudan tugas pelayanan PSE bagi umat yang memiliki usaha mikro baik bagi bapak/ibu, paroki

atau bagi umat?

i. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan perwujudan pelayaan PSE bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

j. Harapan dan usulan kegiatan dari bapak/ibu agar PSE semakin mampu

meningkatkan perannya dalam mewujudkan pelayanan bagi umat yang memiliki

usaha mikro selama pandemi?

G. Keabsahan Data

Teknik pengujian keabsahan data yang penulis gunakan dalam

penelitian ini adalah teknik triangulasi. Triangulasi merupakan teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan hal lain di luar data untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang penulis

peroleh dalam penelitian (Moleong, 2006:330). Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan triangulasi sumber dan metode.

Triangulasi sumber yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan informasi yang penulis peroleh dari sumber yang berbeda yaitu dari

sumber dokumentasi, observasi partisipatif dan wawancara mendalam dengan

partisipan yang berbeda. Dalam penelitian ini, penulis membandingkan data hasil

observasi pelaksanaan peran PSE sebagai perwujudan pelayanan bagi usaha mikro

selama pandemi Covid-19 dan wawancara dengan umat yang memiliki usaha

mikro, Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan dan Timja PSE Paroki. Penulis

membandingkan keadaan dan perspektif umat dari berbagai jenis usaha mikro.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

41

Penulis kemudian membandingkan hasil studi dokumen baik itu sejarah, pedoman

pengelolaan dana PSE, kegiatan PSE selama pandemi Covid-19, program kerja

PSE dan visi dan misi paroki dengan hasil wawancara dengan Ketua Bidang

Pelayanan Kemasyarakatan, Timja PSE dan umat yang memiliki usaha mikro

dengan .

Triangulasi metode menurut Patton, memiliki dua strategi yaitu

pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian, beberapa teknik

pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data

dengan metode yang sama. Dengan triangulasi metode, penulis melakukan

pengecekan kembali dengan membandingkan hasil studi dokumentasi, observasi

partisipatif dan wawancara. Hasil penelitian absah jika hasil dari studi

dokumentasi, observasi dan wawancara sejalan dan tidak bertentangan (Moleong,

2006: 331).

H. Analisis Data

Menurut Bogda & Biklen, untuk melakukan analisis data, penulis

bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan

sehingga penulis dapat mengelolanya, mensintesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dapat penulis

pelajari, dan akhirnya penulis memutuskan untuk menceritakannya kepada orang

lain (Moeleong, 2006:248). Analisis data juga merupakan proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

42

uraian dasar sehingga penulis dapat menemukan tema dan merumuskan hipotesis

kerja sesuai dengan saran dari data (Moleong, 2006:280).

1. Analisis Sebelum di Lapangan

Penulis telah melakukan analisis data sebelum penulis memasuki

lapangan. Analisis penulis lakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau

data sekunder, yang akan penulis gunakan untuk menentukan fokus penelitian.

Namun fokus penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah

penulis masuk dan selama di lapangan (Sugiyono, 2012:245). Analisis sebelum di

lapangan yang penulis lakukan adalah analisis situasi umat yang memiliki usaha

mikro dan kegiatan PSE bagi umat selama pandemi.

2. Analisis Selama di Lapangan

Analisis data penulis laksanakan pada saat pegumpulan data

berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada

saat wawancara, penulis sudah melakukan analisis terhadap jawaban partisipan.

Bila jawaban partisipan setelah penulis analisis kurang memuaskan, maka penulis

akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai penulis memperoleh data yang kredibel

(Sugiyono, 2012:246). Menurut Miles and Huberman, ada tiga aktivitas dalam

menganalisis data selama di lapangan yaitu sebagai berikut.

a. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian mencari tema dan polanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

43

Dengan demikian, data yang telah penulis reduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila penulis memerlukannya. Dalam penelitian ini,

penulis melakukan pemilihan data yang sesuai dari studi dokumentasi yaitu

sejarah, pedoman pengelolaan dana PSE, kegiatan PSE selama Covid-19, program

kerja PSE, visi misi paroki, wawancara dengan umat yang memiliki usaha mikro,

ketua bidang pelayanan kemasyarakatan, dan timja PSE paroki.

b. Penyajian Data

Setelah data penulis reduksi kemudian langkah selanjutnya adalah

menyajikan data. Penyajian data penulis lakukan dalam bentuk uraian singkat,

hubungan antar kategori, flowcart dan sejenisnya. Penulisan ini menggunakan

penyajian data dengan teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2012:247-253).

c. Kesimpulan/Verifikasi

Kesimpulan awal penulis dalam analisis data masih bersifat sementara

dan akan berubah bila penulis tidak menemukan bukti-bukti yang kuat dan

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan

pada tahap awal memiliki bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penulis

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang penulis

kemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dapat menjawab

rumusan masalah tetapi juga tidak menjawab rumusan masalah. Kesimpulan

dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum

pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

44

sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah penulis melakukan penelitian

menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual atau interaktif, hipotesis atau teori.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab III, penulis telah memaparkan metode penelitian yang

penulis gunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi

kasus. Penulis juga menentukan tempat dan waktu penelitian. Penulis mengambil

sample sebelas perwakilan umat yang memiliki usaha mikro dari beberapa

wilayah di Parok St.Petrus dan Paulus, Temanggung serta sample validasi yaitu

ketua bidang pelayanan kemasyarakatan dan dua orang Tim Kerja (Timja) PSE.

Penulis juga menentukan fokus penelitian yang berkaitan dengan peran PSE

dalam mewujudkan pelayanan bagi usaha mikro selama pandemi. Teknik dan

instrumen pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu studi dokumen,

observasi partisipatif dan wawancara. Data yang sudah terkumpul kemudian

penulis uji kebasahannya dengan triangulasi teknik dan metode kemudian

menganalisis data yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.

Pada Bab IV ini, penulis akan menguraikan data hasil penelitian. Data

hasil penelitian meliputi data hasil studi dokumentasi, observasi partisipatif dan

juga wawancara. Data hasil studi dokumentasi merupakan data dari

dokumen-dokumen paroki dan juga PSE yang tersedia. Hasil observasi partisipatif

dalam penelitian ini penulis peroleh dengan memfokuskan pada bentuk pelayanan

PSE selama pandemi. Tujuan dari observasi partisipatif yaitu untuk mengenal

usaha PSE mewujudkan pelayanan bagi umat yang memiliki usaha mikro selama

pandemi Covid-19. Hasil wawancara dari penelitian ini memuat tentang pendapat

dan juga penuturan umat yang memiliki usaha mikro, ketua bidang pelayanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

46

kemasyarakatan dan timja PSE terhadap perwujudan pelayanan PSE

selama pandemi Covid-19 bagi para pengusaha mikro.

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini, penulis menguraikan hasil penelitian berdasarkan

data studi dokumen, observasi partisipatif dan wawancara yang penulis lakukan.

Pada bagian hasil studi dokumen, penulis menjabarkan gambaran umum situasi

pelaksanaan perwujudan pelayanan PSE bagi usaha mikro selama pandemi. Pada

bagian hasil observasi partisipatif, penulis memaparkan bentuk pelayanan PSE

bagi umat selama pandemi. Pada bagian hasil wawancara, penulis memaparkan

jawaban dari partisipan yaitu umat yang memiliki usaha mikro dengan

mengartikulasikan lagi kalimatnya agar pembaca dapat memahami tanpa

mengurangi keaslian jawaban dari partisipan.

1. Hasil Studi Dokumen

Pada bagian ini, penulis menguraikan profil paroki dalam

pelaksanaan pelayanan PSE. Pemaparan ini berdasarkan dokumentasi yang paroki

miliki. Berikut merupakan dokumentasi untuk memperoleh gambaran umum

pelaksanaan pelayanan PSE yaitu Buku 60 tahun Paroki St. Petrus dan Paulus

Temanggung, pedoman pengelolaan dana sosial Paroki St. Petrus dan Paulus

Temanggung, data bantuan PSE selama masa Covid-19, Program Kerja Timja

PSE tahun 2021, data umat yang memiliki UMKM dan Visi Misi Paroki St. Petrus

dan Paulus Temanggung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

47

Mgr. Albertus Sugiyopranoto, S.J. pada 22 Maret 1959 mulai

meresmikan, memberkati dan memberikan nama pelindung Paroki St. Petrus dan

Paulus, Temanggung. Namun sebelumnya, pada 21 Maret 1959 umat Katolik di

Temanggung sudah mulai memperlihatkan kepedulian dalam bidang sosial dan

pendidikan dengan membangun sekolah rakyat dan Sekolah Menengah Pertama

Kanisius. Pada 12 Oktober 1959, secara eksplisit paroki sudah memberikan

perhatian khusus dalam hal sosial dengan membentuk Yayasan Gereja dan Papa

Miskin serta Dewan Paroki oleh Romo A. Sandiwan Broto, Pr.

Pembentukan Yayasan Gereja dan Papa Miskin merupakan wujud

nyata kasih kegembalaan Kristus dengan keberpihakan Gereja pada mereka yang

miskin, sakit dan menderita. Yayasan Gereja dan Papa Miskin kemudian

berkembang menjadi Pengurus Gereja dan Papa Miskin (PGPM). Keuskupan

Agung Semarang dalam Pedoman Keuangan Paroki Keuskupan Agung Semarang

pada 1991 (PKP KAS 1991) pasal 19 menegaskan mengenai tugas PGPM yaitu

paroki menyediakan anggaran bagi kerasulan pelayanan kepada saudara-saudara

yang terlupakan dan menderita, minimal 10% dari anggaran paroki. Paroki

kemudian menggalakkan anggaran tersebut dengan Dana Papa Miskin

(DANPAMIS) yaitu menyisihkan 10% kolekte pertama dan amplop persembahan

bulanan. Persentase DANPAMIS naik menjadi 15% yang belaku mulai 1 Januari

2010 berdasarkan Memo Administrasi Diosesan Keuskupan Agung Semarang No.

1117/A/X/2009.

Dalam rangka mewujudkan perutusan Gereja untuk memberikan

perhatian pada kaum Kecil Lemah Miskin Tersingkir dan Difabel (KLMTD),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

48

Paroki mempunyai beberapa sumber dana yang mendukung yaitu DANPAMIS,

dana Aksi Puasa Pembangunan (APP) yang merupakan 25% dari keseluruhan

dana APP yaitu kotak APP dan kolekte umum Minggu Palma yang terkumpul di

paroki setiap tahun, dana PSE yang berasal dari 60% dana APP, dan dana

kegiatan terprogram yang berasal dari 20% dana APP. PSE menggunakan dana

DANPAMIS 30% untuk dana bantuan sosial melalui himpunan paroki dari

kolekte dan sumbangan untuk bantuan sosial karitatif atau pemberdayaan lainnya.

APP merupakan kegiatan yang memiliki sifat “membangun” dan PSE

memiliki sifat “mengembangkan” sehingga APP merupakan dana yang menjadi

satu kesatuan dengan dana PSE. Prioritas kedua dana ini untuk memberikan

bantuan modal usaha kecil, kegiatan-kegiatan peningkatan ketrampilan,

peningkatan kapasitas organisasi dan sumber daya ekonomi bagi umat misalnya

pembekalan, pelatihan dan lainnya. Kegiatan terprogram timja PSE juga

menggunakan dana APP seperti pasar murah, bedah rumah, beasiswa, kesehatan

dan lainnya. Sedangkan PSE menggunakan DANPAMIS untuk membantu umat

dan masyarakat yang tergolong KLMTD dan juga untuk siapa saja yang memang

perlu mendapat bantuan sebagai wujud solidaritas Gereja guna meringankan

beban penderitaan mereka.

Berdasarkan studi dokumentasi buku 60 Tahun Paroki St. Petrus dan

Paulus, Temanggung dan Pedoman Pengelolaan Dana Sosial Paroki, penulis

melihat bahwa embrio pelayanan sosial sudah ada sebelum peresmian paroki yaitu

dengan pembangunan sekolah rakyat dan SMP Kanisius. Pelayanan dalam bidang

sosial ekonomi setelah peresmian Paroki mulai terlihat ketika pembentukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

49

Yayasan Gereja dan Papa Miskin yang kemudian berkembang menjadi PGPM.

Dalam menjalankan tugas perutusannya, PGPM paroki memiliki berbagai macam

sumber dana yaitu dana APP, DANPAMIS, PSE dan lainnya yang penyebutannya

adalah Dana Sosial Paroki.

Berdasarkan dokumentasi Pedoman Pengelolaan Dana Sosial Paroki,

ternyata dana PSE dan APP yang persentasenya lebih besar dari dana yang lain

memiliki prioritas untuk pengembangan umat dan masyarakat baik itu dalam

memberikan modal usaha, pembinaan, pelatihan dan lain sebagainya. Selain APP,

PSE juga dapat menggunakan DANPAMIS untuk memberikan pelayanan bagi

umat dan masyarakat terutama untuk pelayanan yang memperkembangkan.

Pada periode masa pandemi, paroki berusaha untuk memberikan

perhatian dan pelayanan pada umat dan masyarakat yang terdampak. Berdasarkan

data bantuan masa Covid-19, alokasi dana sosial paroki yang berasal dari dana

APP, DANPAMIS dan PSE diarahkan untuk membantu umat dan masyarakat

dengan memberikan bantuan sembako pada Juni 2020, Bantuan Langsung Tunai

(BLT) pada September 2020 dan bibit lele pada Oktober 2020.

PSE juga mengalokasikan dana sosial untuk beberapa bidang pelayanan

dalam program kerja tahunan PSE 2021 yang bertepatan dengan periode

pelayanan PSE selama masa pandemi. Terdapat tiga target pelayanan PSE selama

masa pandemi yaitu untuk beasiswa, bedah rumah dan pendampingan UMKM.

Setiap target memiliki alokasi dana masing-masing dan alokasi dana yang paling

banyak yaitu pada pelayanan beasiswa sebesar Rp. 50.000.000,00 untuk 100

orang baik dari tingkat SD, SMP dan SMA, kemudian pendampingan UMKM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

50

sebesar Rp.30.000.00,00 untuk 100 orang, dan bedah rumah sebesar Rp.

20.000.000,00 yang masih memperoleh tambahan subsidi dari swadaya umat

sebesar Rp.20.000.000,00 untuk 2 rumah umat.

Realisasi program kerja PSE terutama program kerja pendampingan

UMKM selama masa pandemi ini terlihat dari dokumentasi data umat pemilik

UMKM yang terdampak selama pandemi pada Agustus 2020. Dari data UMKM

terhimpun jumlah UMKM keseluruhan berjumlah 101 UMKM yang memiliki

berbagai macam jenis usaha berbeda-beda.

Dari data bantuan masa Covid-19, program kerja PSE, dan data umat

pemilik UMKM, penulis melihat bahwa UMKM sudah menjadi perhatian khusus

bagi PSE selama masa pandemi Covid-19. Hal tersebut PSE lakukan agar usaha

umat dapat berkembang sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan umat.

Pendampingan bagi UMKM menjadikan umat dapat mendapatkan modal usaha

dan pengetahuan mengenai pemasaran, pengelolaan keuangan, jiwa berbisnis dan

lainnya. PSE berharap dengan pendampingan, umat yang memiliki UMKM dapat

semakin konsisten dan memiliki komitmen dalam menjalankan usahanya.

Harapan lainnya yaitu dapat tercipta praktisi UMKM atau pembisnis yang dapat

menjadi contoh dan juga mendorong UMKM lainnya agar semakin

memperkembangkan usahanya.

Adapun visi paroki yaitu “Umat Allah Santo Petrus dan Paulus

Temanggung dalam menanggapi dan menyikapi perkembangan zaman, semakin

mengikuti Tuhan Yesus Kristus dengan berbasis pada peningkatan hidup beriman

dalam keluarga di tengah-tengah masyarakat dan bangsa”. Berdasarkan visi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

51

tersebut, menurut penulis sikap yang hendak dibangun paroki adalah peka, peduli

dan tanggap terhadap permasalahan masyarakat terutama dalam masalah ekonomi

rumah tangga keluarga Kristiani. Ketiga sikap tersebut mampu menciptakan

keluarga Kristiani yang sejahtera, memiliki martabat dan semakin beriman.

Misi paroki terdiri dari lima bagian yang terdiri dari pembinaan iman

dalam keluarga, memberdayakan KLMTD, menggalang kerjasama dengan pihak

manapun yang berkehendak baik, meningkatkan keluarga yang militan, solider

dan bersubsidiaritas, sejahtera, pewarta, aktif meneladan Yesus, membangun

relasi dengan Allah dan menjadi pewarta dan saksi di tengah masyarakat. Dari

kelima misi tersebut, penulis melihat bahwa paroki ingin mewujudkan kepedulian

sosial ekonomi bagi sesama terutama pada keluarga Kristiani.

Penulis melihat bahwa ada keterkaitan antara visi dan misi paroki

dengan Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang (ARDAS KAS) 2021-2025

yaitu “Tinggal dalam Kristus dan Berbuah” yang mengarahkan agar paroki

sebagai bagian dari KAS mampu mewujudkan tananan baru dalam berbagai

bidang sehingga dapat tercapai kesejahtreraan yang berkeadilan, demokrasi yang

partisipatif dan relasi sosial yang bermartabat. Cita-cita tersebut dapat terwujud

jika ada kerjasama antar anggota Gereja terutama para hirarki, kaum religius,

awam dan para pelayan Gereja.

Dari seluruh dokumentasi yang ada, penulis melihat bahwa Paroki

memiliki peluang dalam usaha untuk mewujudkan pelayanan terutama oleh PSE

sebagai bidang yang secara khusus bergerak dalam pengembangan sosial ekonomi.

Hal tersebut dapat penulis katakan karena perwujudan pelayanan sudah mulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

52

terbentuk dari sebelum peresmian paroki dan pembentukan Yayasan Gereja dan

Papa Miskin. Dokumentasi tentang pengelolaan dana sosial paroki juga menjadi

peluang PSE untuk lebih meningkatkan lagi pelayanan bagi usaha mikro karena

pedoman menjadi tolok ukur pendanaan PSE untuk bertindak.

Pelayanan PSE selama periode masa pandemi Covid-19 sebenarnya

sudah berusaha untuk melakukan intervensi terhadap permasalahan ekonomi umat

namun usahanya masih belum sesuai dengan kebutuhan umat dan belum

memperkembangkan usaha umat. Program kerja PSE juga menjadi acuan dan

panduan bagi PSE dalam mewujudkan pelayanan bagi umat. Dengan adanya

rancangan program kerja dapat memudahkan PSE untuk menentukan arah

kegiatan pelayanan PSE untuk umat dan masyarakat selama satu tahun.

Dari hasil studi dokumentasi, penulis berpendapat bahwa PSE paroki

terutama para seksi sosial-ekonomi yang berada di lingkungan-lingkungan perlu

lebih aktif dan berani untuk bergerak demi mewujudkan pelayanan bagi umat

yang memiliki usaha mikro karena banyak peluang yang PSE miliki. Melalui visi

dan misi yang juga memiliki keterkaitan dengan ARDAS KAS, penulis melihat

bahwa PSE dapat mewujudkan pelayanan bagi sesama dan menciptakakan

kesejahteraan dalam masyarakat terutama bagi ekonomi rumah tangga

keluarga-keluarga yang memiliki usaha mikro dan mengalami permasalahan

ekonomi. Hal tersebut dapat terwujud jika PSE menjalin kerjasama dengan

berbagai pihak baik itu umat, pemerintah, pihak yang berkepentingan dan

berkompeten dalam bidang sosial ekonomi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

53

2. Hasil Observasi Partisipatif Pelaksanaan Perwujudan Pelayaan PSE

Selama Pandemi Bagi Usaha Mikro di Paroki Santo Petrus dan Paulus,

Temanggung

Berdasarkan hasil observasi partisipatif, pelayanan berbasis data kepada

umat yang memiliki UMKM sudah PSE lakukan selama pandemi namun belum

maksimal karena pengumpulan data yang belum lengkap dan kekurangan personil.

Hal tersebut terjadi karena kurangnya komunikasi antara ketua lingkungan dengan

umat yang mengakibatkan tidak semua UMKM yang ada di paroki dapat terdata.

Pengumpulan data yang lemah juga karena kecenderungan UMKM yang

sebenarnya tidak terdampak tetapi ikut terlibat untuk mengisi data. Pelayanan PSE

selama pandemi juga hanya dilakukan oleh segelintir orang saja yaitu ketua

bidang pelayanan kemasyarakatan dan sebagian anggota timja PSE sehingga

mengakibatkan pelaksanaan pelayanan PSE bagi umat selalu kekurangan personil.

Wujud pelayanan PSE selama pandemi yaitu memberikan bantuan

sembako terhadap umat dan juga warga yang terdampak pandemi dan KLMTD.

Bantuan sembako bertujuan untuk mengurangi dan mengatasi beban ekonomi

umat karena dampak pandemi. Pelayanan lain PSE yaitu dengan memberikan

BLT bagi umat dan juga pemberian bibit lele dan kangkung dalam ember bagi

umat yang berkenan untuk menerimanya karena jumlahnya yang terbatas. Dengan

pemberian bibit lele dan kangkung dalam ember tersebut PSE berharap agar umat

mampu kreatif dan dapat memperkembangkannya menjadi usaha yang

menjanjikan selama pandemi. Namun kenyataannya, banyak umat yang

mendapatkan bibit lele dan kangkung tidak dapat merawatnya dengan baik dan

akhirnya bibitnya mati. Hal tersebut menggambarkan bahwa sebenarnya PSE

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

54

sudah mengusahakan pelayanan yang dapat memberkembangkan ekonomi umat

selama pandemi namun pada akhirnya tidak sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan umat.

Berdasarkan pemaparan data di atas, penulis melihat bahwa peran

PSE sebagai perwujudan pelayanan bagi umat yang memiliki usaha mikro selama

pandemi sudah memiliki gerakan dengan pelayanan berbasis data oleh PSE.

Namun pelayanan PSE selama pandemi lebih fokus pada umat selain yang

memiliki UMKM sehingga umat yang memiliki usaha mikro juga belum

mendapatkan perhatian penuh dari PSE. Berdasarkan hasil observasi penulis,

banyak umat yang belum mengenal dan mengerti arti pentingnya pelayanan PSE

bagi umat. Umat hanya mengerti bahwa yang melakukan pelayanan bagi umat

adalah paroki dan umat menganggap bahwa pelayanan tidak lebih penting dari

pada kegiatan yang sifatnya liturgis.

3. Hasil Wawancara

Pada bagian hasil wawancara, penulis memaparkan profil partisipan

penelitian. Penulis juga memaparkan data hasil wawancara dari partisipan yaitu

umat yang memiliki usaha mikro yang sebagian besar mengalami permasalahan

ekonomi pada usaha mereka baik di awal maupun selama pandemi berlangsung.

a. Profil Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari sebelas orang umat yang

memiliki usaha mikro (tiga orang laki-laki dan delapan orang perempuan) dengan

berbagai macam jenis usaha. Penulis juga mewawancarai ketua bidang pelayanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

55

kemasyarakatan dan dua orang anggota Timja PSE paroki untuk triangulasi data.

Penulis akan menuliskan profil partisipan dengan pengkodean. Hal tersebut

penulis lakukan guna memudahkan peenyebutan partisipan. Berikut adalah profil

partisipan.

1) Partisipan 1 (P1), berusia 53 tahun, merupakan umat wilayah Anthiokia,

seorang petani kopi, produsen dan penjual kopi.

2) Partisipan 2 (P2), berusia 55 tahun, umat wilayah Filipi, dan memilik cathering

makanan.

3) Partisipan 3 (P3), berusia 48 tahun, umat wilayah Ibrani, berdagang lauk atau

sayur matang secara online.

4) Partisipan 4 (P4), berusia 60 tahun, umat wilayah Hebron, berdagang pakaian

dan perabot rumah tangga.

5) Partisipan 5 (P5), berusia 42 tahun, umat wilayah Betlehem, pedagang tanaman

hias, khususnya tanaman anggrek.

6) Partisipan 6 (P6), berusia 35 tahun, merupakan salah satu umat di wilayah

Midian, pedagang bubur dan lauk atau sayur matang.

7) Partisipan 7 (P7), berusia 63 tahun, umat wilayah Damaskus, produsen dan

pedagang telur asin.

8) Partisipan 8 (P8), berusia 29 tahun, umat wilayah Nazaret, mengelola jasa

service Air Conditoner (AC), kulkas dan alat-alat elektronik lainnya.

9) Partisipan 9 (P9), berusia 69 tahun, umat wilayah Caesarea, produsen dan

pedagang kue pukis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

56

10) Partisipan 10 (P10), berusia 43 tahun, umat wilayah Roma, pedagang

sembako.

11) Partisipan 11 (P11), berusia 68 tahun, umat wilayah Anthiokia, pedagang roti

kering.

12) Partisipan 12 (P12), partisipan triangulasi, berusia 35 tahun, anggota timja

PSE.

13) Partisipan 13 (P13), partisipan triangulasi, berusia 40 tahun, anggota timja

PSE.

14) Partisipan 14 (P14), partisipan triangulasi, berusia 39 tahun, Ketua Bidang

Pelayanan Kemasyarakatan.

b. Data Hasil Wawancara Partisipan

Pada bagian ini, penulis memaparkan hasil wawancara penulis

dengan partisipan tentang pelaksanaan pelayanan PSE bagi usaha mikro selama

pandemi. Pelaksanaan wawancara berlangsung selama 2 April 2021 - 22 April

2021. Hasil wawancara ini penulis paparkan dengan kalimat yang teratur sehingga

memudahkan pembaca memahami hasil wawancara tanpa mengurangi keaslian

informasi yang penulis dapatkan dari partisipan. Berikut ini merupakan

rangkuman hasil wawancara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

57

1. Wawancara dengan Umat Pemilik Usaha Mikro.

a) Pelaksanaan Peran PSE sebagai Perwujudan Pelayanan bagi Umat Yang

Memiliki Usaha Mikro selama Pandemi Covid-19.

1) Masalah Ekonomi Umat yang Memiliki Usaha Mikro selama Pandemi

Covid-19.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan sebelas partisipan,

mengenai dampak pandemi terhadap usaha mikro umat, penulis memperoleh data

bahwa sebagian besar umat mengalami permasalahan ekonomi baik di awal

pandemi maupun selama pandemi berlangsung.

Menurut P1, “Efek pandemi untuk pemasaran itu turunnya sangat

drastis hampir 80%. Selain pemasaran, kita tidak bisa promosi secara offline

padahal kami selalu promosi secara offline. Selain pemasaran turun, penghasilan

juga ikut turun” (Partisipan 1, Komunikasi Personal, 04 April 2021). Bagi P2

pandemi membuat pengluaran menjadi bertambah karena permintaan pembeli

untuk memberi packaging pada produk makanan.

Dampak pandemi yang terjadi pada P1 dan P2 juga terjadi pada P3

yang mengalami permasalahan dalam hal permodalan. P4 juga mengalami

dampak selama pandemi. Biasanya ia menyuplai pakaian setiap dua minggu sekali

dan sekarang ia menyuplai dua sampai tiga bulan sekali. Penghasilannya juga

tidak menentu karena tidak setiap hari pakaiannya laku terjual. P6 juga

mengalami dampak yang serupa dengan P1-P4.

Berbeda dengan P1, P2, P3, P4 dan P6 yang mengalami dampak selama

pandemi berlangsung, P5 mengalami dampak di awal pandemi. Ketika awal

pandemi, P5 mengalami kesulitan untuk memasarkan anggrek secara online

karena terhambat pengiriman barang ke luar kota dan sistem lockdown yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

58

membuat masyarakat menjadi tidak tertarik untuk membeli tanaman anggrek.

Masyarakat lebih memilih untuk membeli kebutuhan pokok sehari-hari daripada

membeli anggrek.

Dampak selama pandemi seperti yang dialami oleh P1, P2, P3, P4 dan

P6 juga terjadi pada usaha P7 karena produk telur asin miliknya mudah busuk jika

tidak langsung terjual sehingga terkadang laba usaha P7 tidak selalu dapat

mencukupi kebutuhan sehari-hari, bahkan terkadang modalnya juga tidak kembali.

Pemberhentian Perayaan Ekaristi pada hari Minggu di gereja secara offline juga

memberi dampak pada usaha P7 yang selalu menitipkan telur asin pada

paguyuban ibu-ibu paroki yang kerap berjualan berbagai macam makanan ketika

Perayaan Ekaristi pada hari Minggu.

Pandemi Covid-19 juga sangat berdampak pada usaha P8 yang bergerak

dalam bidang jasa. Menurut P8, “otomatis pekerjaannya berkurang karena arah

usaha saya itu ke perumahan dan instansi. Banyak instansi selama pandemi jarang

menggunakan AC. Padahal untuk service AC jika terpakai bisa tiga bulan sekali,

kalau tidak terpakai jangkanya jadi mulur. Biasanya sebulan bisa service 50

sampai 60 unit, sekarang terkadang sebulan hanya 10 sampai 11 unit” (Partisipan

8, Komunikasi Personal, 13 April 2021).

Sama halnya dengan P7, P9 juga mengalami dampak karena peniadaan

segala macam bentuk kegiatan di paroki. Sebelum pandemi, P9 selalu

mendapatkan pesanan pukis untuk snack dalam pertemuan-pertemuan di paroki.

Namun selama pandemi paroki tidak melaksanakan kegiatan dan usaha P9

menjadi macet karena tidak ada pesanan. Partisipan P9 mengungkapkan, “Dulu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

59

sebelum pandemi sehari bisa laku 100 pukis, sekarang kadang-kadang cuma 30

sampai 40 pukis tiap harinya, itu saja terkadang sehari pernah tidak laku sama

sekali” (Partisipan 9, Komunikasi Personal, 14 April 2021).

Dampak pandemi juga terjadi pada usaha P10 yang di awal pandemi

sempat mengalami ketidakstabilan ekonomi sehingga menyebabkan penghasilan

P10 tidak menentu, padahal P10 harus membiayai sekolah kedua anaknya dan

masih banyak kebutuhan sehari-hari yang mengandalkan hasil dari usaha dagang

sembakonya. Dampak serupa juga terjadi pada usaha P11 yang menjadi sepi

karena tokonya berada di dalam pasar. Pembeli lebih memilih untuk berbelanja

apa yang mereka butuhkan di luar pasar daripada harus repot masuk ke dalam

pasar.

2) Upaya Umat untuk Mengatasi Krisis Ekonomi Usaha Mikro Mereka

selama Pandemi Covid-19.

Dari hasil wawancara penulis memperoleh data bahwa meskipun

terkena dampak pandemi, umat tetap berupaya mempertahankan usaha mereka

agar tetap berjalan. Umat giat melakukan promosi secara online maupun offline

bahkan juga memiliki usaha sampingan untuk menyokong usaha serta kebutuhan

sehari-hari.

P1, P3, dan P7 melakukan upaya secara online yaitu dengan promosi

melalui media sosial seperti whatsapps, facebook dan instagram. Berbeda dengan

P5 yang justru selama pandemi ini memilih untuk tidak berjualan secara online

tetapi berjualan secara offline yaitu berjualan anggrek di pinggir jalan. Sama

seperti P5, P4 dan P8 juga berusaha memasarkan dagangan baju dan menawarkan

jasa service AC secara offline dengan cara berkeliling dari satu rumah ke rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

60

lainnya. P4 juga memasarkan daganganya ketika arisan, ke kantor-kantor dan ke

sekolah-sekolah.

P5, P6, P7, P8, P10 dan P11 juga memiliki usaha sampingan. Usaha

sampingan P5 selain berjualan anggrek yaitu membuat pakan burung. Usaha

sampingan P6 selain berjualan bubur dan sayur matang yaitu membuka jasa

laundry pakaian. P7 dan P10 memiliki usaha sampingan membuat makanan jika

ada pesanan. Selain membuat makanan jika ada pesanan, P10 juga membuat

ceriping setiap sore dan menjualnya selama bulan puasa. P8 juga memiliki usaha

sampingan yaitu usaha budidaya ikan koi. P11 memiliki usaha sampingan selain

berjualan roti kering di pasar yaitu berjualan bubur dan sayur matang di rumah.

P2 menambahkan bahwa selama pandemi, P2 berusaha untuk lebih

kreatif dengan membuka outlet baru, peluang baru, membuka relasi dengan orang

baru dan bahkan membuka kafe karena selama pandemi ini justru yang omsetnya

sedang naik di Temanggung adalah kafe. Selain itu, untuk mempertahankan

usahanya, P3 terkadang harus menggunakan uang pribadinya, hutang bank yang

tidak resmi atau hutang ke orang lain untuk menyuplai bahan baku jualannya.

Berbeda dengan P3, meskipun usaha P6 mengalami permasalahan ekonomi

selama pandemi, namun P6 tetap berupaya untuk mempertahankan usahanya

dengan mengurangi porsi jualan agar tetap habis setiap berjualan.

3) Pandangan Perwujudan Pelayanan PSE untuk Memberdayakan Usaha

Mikro selama Pandemi Covid-19.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan yang sesuai

dengan pengetahuan umat tentang PSE karena banyak umat yang tidak

mengetahui tentang PSE sehingga penulis menyebut PSE dengan kata ganti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

61

“paroki”. Hal tersebut menggambarkan bahwa umat belum mengenal PSE sebagai

bidang yang bergerak dalam hal pelayanan di paroki dan umat belum memandang

PSE sebagai bidang pelayanan yang penting dalam paroki.

Terkait peran pemerintah dan PSE bagi usaha mikro selama pandemi,

berdasarkan hasil wawancara, penulis memperoleh data bahwa sebagian besar

umat yang memiliki usaha mikro belum mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Menurut P1, pemerintah masih kurang tanggap terhadap permasalahan ekonomi

usaha mikro selama pandemi karena ada usaha mikro yang sudah mendapatkan

bantuan dari pemerintah tetapi ada juga usaha mikro yang belum mendapatkan

bantuan dari pemerintah. Namun bagi P1 dan P2, pemerintah sebenarnya sudah

berperan untuk usahanya yaitu memberikan bantuan UMKM berjumlah Rp.

2.400.000,00. P2 mendapatkan bantuan tersebut pada Desember 2020 dan saat ini

belum mendapatkannya lagi. P1 juga mendapatkan pelatihan-pelatihan dari

pemerintah.

Pemerintah juga sudah berperan bagi usaha P3 dengan membagikan

BLT yang awalnya berjumlah Rp. 600.000,00 setiap tiga bulan sekali kemudian

menjadi Rp. 300.000,00 setiap bulannya. Tidak hanya P3, P6, P9 dan P10 juga

mendapatkan BLT dari pemerintah sejumlah Rp. 300.000,00. Namun selama

bulan Maret dan April 2021, mereka belum mendapatkannya lagi. Berbeda

dengan partisipan lainnya, P4 mendapatkan bantuan berupa pensiunan janda

sejumlah Rp. 1.260.000,00 dari pemerintah.

P5, P7, P8 dan P11 merasakan hal berbeda yaitu tidak mendapatkan

bantuan dari pemerintah. Partisipan P5, P8 dan P11 sebenarnya sudah mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

62

informasi mengenai bantuan UMKM dari pemerintah namun P8 tidak

mengajukan karena ketika awal pandemi, P8 menganggap usahanya tidak

terdampak tetapi ternyata usahanya juga mengalami dampak. Berbeda dengan P8,

P11 saat ini sedang mengajukan bantuan modal usaha kepada pemerintah.

Berbeda dengan P5, P8 dan P11, P7 ternyata tidak mengetahui

informasi mengenai bantuan UMKM pemerintah. Menurut P7, “Jadi yang

namanya bantuan UMKM itu saya tidak pernah tahu karena tidak pernah ada yang

datang ke rumah untuk mendata. Justru di sini, yang tidak punya usaha saja dapat

bantuan UMKM” (Partisipan 7, Komunikasi Personal, 09 April 2021).

Berkaitan peran PSE selama pandemi bagi umat yang memiliki usaha

mikro, menurut P1 belum ada gerakan dari PSE karena syarat untuk pengajuan

pinjaman usaha yang terlalu sulit dan pinjamannya kecil. Partisipan P3

mengatakan “Kalau dari paroki saya belum pernah mendapat. Dulu pernah

mengisi blanko melalui handphone, tapi belum ada tanggapan apa-apa dari

paroki” (Partisipan 3, Komunikasi Personal, 06 April 2021). Ungkapan

pengalaman P3 selaras dengan pengalaman P7 dan P8.

Partisipan P2 merasa mendapatkan peran dari PSE karena mendapat

bantuan stimulus usaha sebesar Rp.150.000,00. Partisipan P4, P10 dan P11 juga

merasa PSE sudah memberikan bantuan namun bantuan yang PSE berikan hanya

berupa sembako dan uang tunai sejumlah Rp.150.000,00 dan Rp. 100.000,00.

Berbeda dengan P4 dan P11, P10 hanya mendapatkan bantuan berupa sembako

dari PSE ketika paskah tahun 2020.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

63

Partisipan P4, P5 dan P10 pernah mendapat hibah modal usaha dari

PSE. P5 mendapat hibah modal sejumlah Rp. 3.000.000,00 dari PSE Paroki St.

Petrus dan Paulus, Temanggung dan P10 mendapat hibah modal ketika usahanya

sedang mengalami kemerosotan pada awal pandemi sejumlah Rp.1.000.000,00.

Partisipan P4 juga mendapatkan hibah modal tetapi dari PSE Paroki Santa Maria

Fatima, Magelang sejumlah Rp. 700.000,00.

Terkait pandangan umat tentang peran pemerintah selama pandemi

dalam menjawab kebutuhan usaha umat, P1 mengatakan bahwa peran pemerintah

untuk para pengusaha mikro sebenarnya belum sepenuhnya menjawab kebutuhan

usaha mikro. Hal tersebut dikatakannya karena masih banyak usaha mikro yang

belum mengetahui program pengembangan UMKM dari pemerintah selama

pandemi.

Hal berbeda justru menjadi ungkapan dari P2, P3, P6 dan P11 yang

merasa bahwa bantuan dari pemerintah sudah menjawab kebutuhan hidup dan

usaha mereka. Menurut P2, bantuan dari pemerintah sangat membantu untuk

memutar lagi roda kegiatan produksi sehingga dapat bangkit dari keterpurukan

usahanya. Bagi P3, bantuan dari pemerintah sebenarnya dapat membantu

menambah modal usahanya jika sewaktu-waktu modalnya habis.

P4 yang mendapat bantuan pensiunan janda menganggap bahwa

bantuan tersebut hanya dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari namun

tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan usahanya. Partisipan P6 juga merasa

bahwa pemberian BLT dari pemerintah membantunya membayar angsuran

bulanan namun bagi usahanya masih tidak cukup. Sama halnya dengan P11 yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

64

mendapatkan bantuan sembako dari pemerintah menganggap bahwa bantuan

tersebut meringankan P11 untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun bagi

usahanya masih belum memenuhi.

Bagi P9 dan P10 bantuan dari pemerintah berupa BLT ternyata belum

sepenuhnya menjawab kebutuhan usaha dan kehidupan sehari-hari mereka. P9

mengungkapkan “Kalau untuk saya ya tidak cukup, bantuan tersebut hanya dapat

saya gunakan untuk menyokong saja karena kebutuhannya banyak yaitu

membayar air, listrik, pajak rumah, iuran sampah, iuran sosial, iuran ibu-ibu

wanita Katolik, dan lain-lainnya” (Partisipan 9, Komunikasi Personal, 14 April

2021). P10 yang juga mendapatkan bantuan dari pemerintah berpendapat bahwa

bantuan tersebut belum dapat mencukupi kebutuhan usaha dan mencukupi

kebutuhan keluarganya yang berjumlah enam orang. Bantuan dari pemerintah

hanya cukup untuk makan saja, padahal masih ada kebutuhan lain seperti

membayar hutang, kerukunan sosial, dan lain-lainnya.

Hal berbeda dirasakan oleh P5, P7 dan P8 yang tidak mendapatkan

bantuan atau perhatian apapun dari pemerintah sehingga mereka merasa belum

tertanggapi. Menurut P7, bantuan UMKM yang tidak tepat sasaran yaitu diberikan

juga kepada masyarakat yang tidak memiliki UMKM membuat P7 berpendapat

bahwa peran pemerintah untuk UMKM belum menjawab sepenuhnya kebutuhan

para pengusaha mikro dan ada istilah “permainan” dalam pendataan.

Berkaitan dengan peran PSE bagi umat yang memiliki usaha mikro,

dari hasil wawancara, penulis memperoleh data bahwa menurut P1, P3, P5, P6, P7,

P8, P9, P11 kegiatan pelayanan PSE selama pandemi Covid-19 belum menjawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

65

kebutuhan dan juga menanggapi permasalahan ekonomi usaha mikro umat.

Menurut P1, PSE belum memiliki gerakan sehingga mengakibatkan PSE belum

menjawab kebutuhan para pengusaha mikro. Menurut P3, P6, dan P7 belum ada

kejelasan setelah pendataan UMKM dari PSE sehingga membuat P3, P6, dan P7

merasa bahwa PSE belum menjawab kebutuhan dan menangani permasalah usaha

mikro mereka. Menggaris bawahi jawaban dari P3, P6, dan P7, partisipan P8

berpendapat bahwa PSE sama sekali belum berperan untuk menanggapi

permasalahan usaha mikro.

P5 berpendapat bahwa usahanya membutuhkan modal cukup besar dan

bantuan hibah modal usaha dari PSE belum sepenuhnya menjawab kebutuhan

usahanya. Menurut P5, “Uang Rp.3.000.000,00 yang saya dapatkan dari paroki

secara hitungan itu sebenarnya tidak cukup untuk modal beli satu kotak anggrek

yang sudah mekar. Kalau saya beli yang bibit itu memerlukan proses lebih lama

lagi untuk menjual sehingga saya hanya menjual bonggol anggrek bekas, tetapi

labanya hanya sedikit yaitu lima ribu per bonggol, itupun kalau ada yang mati

satu sudah mengurangi laba sepuluh buah bonggol” (Partisipan 5, Komunikasi

Personal, 09 April 2021). Bagi P9, bantuan BLT PSE belum menjawab kebutuhan

usaha P9 yang aktif dalam kegiatan masyarakat sehingga memerlukan biaya

tambahan untuk aksi sosial, sedangkan hasil usahanya tidak cukup untuk

menambah biaya tersebut.

P2 menuturkan hal yang berbeda dengan partisipan lain. Bantuan PSE

senilai Rp.150.000,00 dinilai lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan

usahanya. P2 merupakan anggota dari Credit Union (CU) Pelita Usaha yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

66

menurut P2 merupakan bagian dari paroki sehingga P2 cukup terbantu dengan

menjadi anggota CU selama pandemi ini. P4 merasa bantuan BLT dari PSE sudah

cukup untuk memenuhi kebutuhan usahanya karena P4 juga mendapatkan uang

dari pensiunan janda. Menurut P6, bantuan sembako dari PSE sudah membantu

P6 untuk mencukupi kebutuhan bahan pokok. Bantuan PSE menurut P10 sangat

membantu usahanya sehingga usahanya dapat terus berjalan.

Berkaitan dengan pelayanan wajib PSE untuk umat yang memiliki

usaha mikro selama pandemi, sebagian besar partisipan berpendapat bahwa

pelayanan wajib PSE yaitu mengadakan bantuan modal usaha. Menurut P3, P4,

P8, P7, P9 dan P11, PSE dapat memberikan bantuan modal usaha bagi para usaha

mikro. Partisipan P4 menambahkan bahwa untuk bantuan modal usaha

seharusnya tanpa bunga untuk mengembalikan uang modal usaha tersebut.

P1 dan P3 berpendapat bahwa PSE dapat memberikan pendampingan

UMKM serta membantu memasarkan dan menyalurkan produk para pengusaha

mikro agar produknya terbeli. Berdasarkan pendapat P2, PSE dapat menfasilitasi

para UMKM dengan membuat market place yang merangkum dan

mempertemukan para UMKM antarparoki maupun wilayah. Pelaksanaan Market

place dapat melalui pertemuan secara daring dengan whatsapp grup, facebook,

instagram dan media sosial lainnya. Menurut P2, “Intinya saya pikir, para relawan

yang bergerak dalam bidang sosial ekonomi ini bukan hanya membuat market

tetapi membangun jiwa bisnis. Kita harus memperkembangkan talenta kita bukan

hanya menjual tetapi berbisnis. Berbisnis itu besifat kelanjutan bukan hanya

sekarang saya laku tapi saya laku terus sehingga menjadi berkesinambungan. Jadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

67

kita membangun network yaitu semacam kemitraan, jejaring dan seterusnya”

(Partisipan 2, Komunikasi Personal, 05 April 2021).

Berbeda dengan partisipan lain, P5 berpendapat bahwa PSE dapat

menjalin kerjasama dengan pemerintah terutama dalam bidang pertanian sehingga

mampu membentuk komunitas tani dan mendapatkan modal usaha yang dapat

disimpan pinjamkan dari komunitas tersebut. Sistem simpan pinjam juga menjadi

pedapat P10 yaitu PSE menerapkan sistem simpan pinjam secara bergilir.

Partisipan P8 yang bergerak dalam bidang jasa memiliki pendapat bahwa PSE

bisa memberikan peluang usaha lain bagi para pengusaha yang selama pandemi

usahanya mengalami permasalahan ekonomi yang sulit.

4) Manfaat PSE sebagai Bentuk Perwujudan Pelayanan bagi Umat yang

Memiliki Usaha Mikro selama Pandemi Covid-19.

Berkaitan dengan manfaat yang umat dapatkan apabila PSE

mewujudkan tugas pelayanannya selama pandemi bagi usaha mikro maupun bagi

PSE, P1 mengatakan, “Mau tidak mau usaha bisa berjalan dengan baik dan

kemungkinan bisa berkembang. Kita di masyarakat bisa menjadi terang dan

garam bagi sesama.” (Partisipan 1, Komunikasi Personal, 04 April 2021).

P2 mengungkapkan bahwa para pengusaha mikro akan terbantu

dengan market place yang mampu menjadikan para pengusaha mikro menjadi

lebih akrab satu sama lain dan saling membantu satu sama lain.

Manfaat yang dapat diperoleh bagi P3, P4, P6, P8, P7, P9 dan P11 jika

PSE mampu mewujudkan tugas pelayanannya bagi umat yang memiliki usaha

mikro selama pandemi dengan memberi bantuan modal usaha, mereka memiliki

usaha yang tetap dan lancar selama pandemi. P5 menambahkan bahwa manfaat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

68

yang dapat diperoleh yaitu kehidupan ekonominya akan terus berjalan terutama

untuk mebiayai sekolah, makan dan kebutuhan lainnya. Manfaat lainnya, ia dapat

menciptakan lapangan kerja bagi orang lain karena usahanya berkembang.

Perwujudan pelayanan PSE juga bermanfaat untuk P8 yang

bergerak dalam bidang jasa agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari,

menciptakan peluang dan lapangan kerja baru. Sistem simpan pinjam yang

bergilir berdasarkan pendapat P10 sebagai wujud pelayanan yang wajib bagi PSE

dapat bermanfaat bagi usaha P10 yaitu mampu menambah modal usaha dan

menambah ketersediaan barang dagangan yang lebih banyak konsumen cari.

Manfaat untuk PSE menurut P1 yaitu PSE dapat semakin berkembang

dalam hal pelayanan. Mereka mampu mengevaluasi dan memperhatikan

pekerjaan mereka dengan mencontoh paroki lain yang bagus dalam mengelola

UMKM. Menurut P2, manfaat yang dapat PSE peroleh yaitu PSE memiliki

solidaritas pada umat melalui Credit Union (CU) Pelita Usaha yang bergerak

dalam bidang simpan pinjam. Sistem dalam CU Pelita Usaha ini merupakan

sistem kemitraan dan solidaritas yaitu sistem yang berasal dari, oleh dan untuk

anggota. P2 adalah anggota CU Pelita Usaha, maka dapat merasakan bahwa CU

Pelita Usaha ini merupakan wujud peran pelayanan paroki terhadap para

pengusaha mikro.

Manfaat bagi PSE menurut P5 yaitu umat mampu memandang paroki

dan PSE sebagai suatu komunitas yang guyub, merangkul dan memperhatikan

umatnya. Menurut P3, manfaat bagi PSE jika memasarkan produk dari para usaha

mikro, PSE juga akan mendapatkan laba dari hasil penjualannya. P4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

69

menambahkan jika PSE dapat memberikan bantuan modal usaha bagi umat, PSE

mampu lebih dekat dan akrab dengan umat serta mampu terus peduli dan

memperhatikan umatnya.

Berdasarkan wawancara yang telah penulis lakukan, penulis melihat

bahwa P1-P11 banyak yang mengalami dampak permasalahan ekonomi karena

pandemi pada usaha mikro mereka. Permasalahan ekonomi yang mereka alami

tidak menjadi penghalang mereka untuk terus berjuang mempertahankan usaha

mereka. Para pengusaha mikro memiliki upaya untuk mempertahankan usahanya

baik dengan tetap berjualan maupun memiliki usaha sampingan untuk menyokong

usaha utama mereka.

Upaya umat yang memiliki usaha mikro tidak sepenuhnya bisa

tertangani dengan baik, mereka memerlukan intervensi dari pihak yang dapat

membantu menangani permasalahan ekonomi usaha mereka. Selama pandemi,

pihak pemerintah merupakan pihak yang intervesinya menjadi penting bagi para

pengusaha mikro. Sebagian besar partisipan sudah merasakan intervensi dari

pemerintah untuk menanggapi permasalahan ekonomi usaha mereka namun

intervensi dari pemerintah juga tidak dapat menangani dan menjawab kebutuhan

usaha mereka.

Gereja selama pandemi Covid-19 memiliki panggilan untuk melibatkan

diri dalam mewujudkan solidaritas bagi usaha mikro yang mengalami

permasalahan ekonomi. Intervensi Gereja merupakan perwujudan solidaritas yang

PSE lakukan bagi umat yang memiliki usaha mikro namun intervensi PSE selama

pandemi Covid-19 ternyata juga masih belum mengarah pada usaha mikro umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

70

selama pandemi Covid-19. Pendapat tentang tugas pelayanan wajib PSE bagi para

pengusaha mikro yang sangat dominan adalah pengadaan bantuan modal usaha

yang dapat bermanfaat bagi usaha mikro umat yang dapat berjalan dan

berkembang dengan baik selama pandemi. Manfaat tidak hanya didapatkan oleh

umat tetapi juga PSE yang dipandang umat mampu menunjukkan solidaritas pada

permasalahan ekonomi umat selama pandemi.

b) Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat Peran PSE sebagai

Perwujudan Pelayanan bagi Umat yang Memiliki Usaha Mikro selama

Pandemi Covid-19.

Pada bagian ini, penulis mengajukan pertanyaan berkaitan dengan

faktor apa saja yang mendukung dan menghambat perwujudan pelayanan PSE

bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi Covid-19. Berdasarkan

pendapat dari P1, P8, dan P9, PSE memiliki faktor yang mendukung untuk

mewujudkan pelayanan bagi usaha mikro selama pandemi yaitu pandemi yang

memberi dampak perekonomian bagi usaha mikro menjadi kesempatan dan

peluang yang sangat besar untuk PSE menunjukkan dan mewujudkan

pelayanannya bagi umat. PSE sebenarnya juga memiliki kesempatan dan ruang

untuk memberikan informasi kepada para Ketua Lingkungan mengenai kegiatan

pelayanan bagi UMKM. Menurut P4 dan P5, Ketua Lingkungan yang

mendapatkan informasi dari PSE dan tanggap terhadap umat yang membutuhkan

merupakan hal yang dapat mendukung proses perwujudan pelayanan PSE bagi

usaha mikro.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

71

Faktor lain yang mendukung PSE mewujudkan pelayanan bagi umat

yang memiliki usaha mikro selama pandemi menurut P1, P3 dan P11 adalah PSE

sebagai bidang yang bergerak dalam sosial ekonomi memiliki pengurus dengan

bagiannya masing-masing. Hal yang mendukung adalah ketersediaan dana untuk

UMKM. P6, P7 dan P10 memiliki pendapat bahwa faktor yang mendukung

adalah PSE memiliki kerjasama dengan donatur-donatur sehingga mampu

menambah ketersediaan dana untuk membantu para pelaku UMKM yang

terdampak. P2 mengungkapkan hal berbeda bahwa faktor yang mendukung

adalah kesamaan iman sehingga menjadikan PSE dapat mewujudkan

pelayanannya bagi umat.

Faktor yang menghambat PSE mewujudkan pelayanan bagi usaha

mikro selama pandemi menurut P1, P4, P5, P6, P10 dan P11 yaitu kurangnya

dana PSE untuk usaha mikro selama pandemi. P1 menambahkan “Hambatannya

karena tidak ada yang gerak, pembiaran dan kurang peka. Seksi yang menangai

usaha mikro mungkin bingung dan tidak tahu dengan apa yang harus dikerjakan

karena tidak menjalin kedekatan dengan umat yang memiliki usaha mikro.

Hambatan lain mungkin keterbatasan waktu, tenaga, dan pengetahuan”(Partisipan

1, Komunikasi Personal, 04 April 2021). P3 menambahkan bahwa PSE

sebenarnya memiliki wewenang untuk mengajukan dana untuk usaha mikro

kepada paroki. Menurut perkiraan P3, paroki mungkin masih belum berani untuk

memberikan pinjaman modal usaha dengan sistem pengembalian maupun simpan

pinjam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

72

Komunikasi yang kurang antara PSE, umat dan Ketua Lingkungan

menurut P8 dan P9, merupakan faktor penghambat PSE dalam mewujudkan

pelayanan bagi usaha mikro selama pandemi. Selain terhambatnya komunikasi,

P7 menambahkan bahwa pandemi ini mengakibatkan kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan pelayanan tidak dapat dilaksanakan oleh PSE karena adanya

larangan untuk pengadaan pertemuan dan kegiatan berkumpul yang melibatkan

banyak orang.

Berbeda dengan partisipan lain, P2 memiliki pendapat bahwa yang

menjadi faktor penghambat adalah umat yang memiliki usaha. Menurut P2,

“kalau yang menghambat sebetulnya hanya pola pikir yang menghambat untuk

berkembang. Orang tidak mau berubah, mengembangkan dirinya dan sibuk

dengan dirinya sendiri akhirnya menjadi faktor penghambatnya. Saya kira bukan

PSE, tetapi si pelaku bisnis yang tidak mau keluar dari jalur

nyamannya”(partisipan 2, Komunikasi Personal, 05 April 2021).

c) Harapan dan Usulan Ketua Bidang Pelayanan, Tim Kerja (Timja) PSE

dan Umat yang Memiliki Usaha Mikro untuk Meningkatkan Peran PSE

sebagai Perwujudan Pelayanan bagi Umat yang Memiliki Usaha Mikro

selama Pandemi Covid-19.

Berkaitan dengan harapan dan usulan kegiatan yang PSE dapat

lakukan agar dapat semakin meningkatkan perannya dalam mewujudkan

pelayanan bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi, partisipan P1,

P3, P4, P6, dan P11 memiliki pendapat yang sama, yaitu PSE melakukan

kunjungan terhadap umat yang memiliki usaha mikro sehingga umat merasa PSE

memberi perhatian pada mereka. P1 menambahkan bahwa PSE dapat melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

73

suatu program dengan panduan beberapa langkah yaitu pertama dengan

mengetahui pokok persoalan usaha umat. PSE dapat mengetahui pokok persoalan

jika melakukan kunjungan pada umat yang memiliki usaha mikro kemudian

merancang hal-hal yang dapat PSE lakukan untuk memecahkan pokok persoalan

usaha umat dan kemudian merealisasikannya. P6 menambahkan bahwa kunjungan

PSE pada umat yang memiliki usaha mikro menjadikan PSE dapat

menindaklanjuti, memberi semangat dan motivasi kepada para pengusaha mikro.

Pendapat P5 juga melengkapi pendapat partisipan lainnya yaitu agar

pelayanan PSE dapat terwujud, sebelum PSE melaksanakan kunjungan, yang

harus bergerak dan aktif terlebih dahulu adalah Ketua Lingkungan. Menurut P5,

“Mungkin mulai dari lingkungan dulu, di data umat yang punya usaha mikro siapa

saja dan dari situ bisa dilihat usahanya itu jalan atau tidak. Ketua Lingkungan

kemudian dapat melapor ke PSE. Dari data itu PSE dapat mengetahui umat yang

memiliki usaha itu berapa, siapa saja, lalu usahanya seperti apa, punya masalah

apa dan upaya pengembangan usaha, misal dengan dengan kegiatan pelatihan,

pendanaan, pendampingan usaha dalam bidang pemasaran dan lainnya”

(Partisipan 5, Komunikasi Personal, 9 April 2021).

Agar PSE mampu mewujudkan tugas pelayanan, para anggotanya juga

perlu mendapatkan bekal pengetahuan sehingga dasar pelayanan PSE berasal dari

teori yang ada. Menurut P2, “PSE perlu pembekalan akan pengetahuan yang

cukup mengenai teknologi, prinsip-prinsip ekonomi dan lainnya sehingga bisa

menyatukan situasi saat ini dan mencari jawaban dari permasalahan berdasarkan

prinsip-prinsip ekonomi” (Partisipan 2, Komunikasi Personal, 5 April 2021).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

74

Namun bekal pengetahuan saja tidak cukup, para anggota tim PSE perlu memiliki

kesadaran untuk menyisihkan dan menginfestasikan waktu untuk melayani usaha

mikro yang selama pandemi mengalami masalah ekonomi.

P5 menyarankan agar PSE paroki dapat memberikan wadah bagi usaha

mikro untuk berjualan di paroki pada hari Minggu atau dengan membuat toko

oleh-oleh di gereja yang menjual seluruh produk usaha mikro milik umat. P8

memperkuat saran P5 yaitu bahwa PSE bisa membentuk komunitas usaha mikro

yang ada di paroki sehingga dapat menjadi wadah usaha mikro untuk saling

berdialog dan membantu satu sama lain. Menurut P2, komunitas tersebut dapat

terbentuk jika para pengusaha mikro memiliki pemikiran yang luas tentang bisnis

dan kesadaran untuk memajukan bisnisnya menjadi lebih baik lagi. Imam dalam

hal ini memiliki peran untuk menumbuhkan kesadaran pada umat melalui homili

pada Perayaan Ekaristi yang membangun dan mengubah pemikiran umat untuk

bersemangat dalam mengembangkan usaha sehingga kerajaan Allah mampu umat

rasakan.

P7, P10 dan P11 memiliki harapan agar PSE dapat memberi bantuan

modal usaha. P10 memperkuat dengan mengusulkan agar PSE tidak memberikan

bantuan modal dengan cara hibah tetapi dengan peminjaman modal usaha kepada

usaha mikro baik dengan bunga maupun tidak. Hal tersebut mampu

menumbuhkan sikap tanggung jawab juga kepada para pengusaha mikro sehingga

usaha mereka benar-benar berkembang dan tidak ada penyalahgunaan bantuan.

P4 dan P9 memiliki harapan agar umat di paroki yang memiliki rezeki

lebih memiliki kesadaran untuk memberikan sebagian harta miliknya kepada umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

75

yang memiliki usaha mikro dan mengalami permasalahan ekonomi. Menurut P9,

“PSE dapat membuka dan membujuk sumbangan dana dari umat-umat yang

memiliki rezeki lebih untuk ikut membantu umat yang punya usaha kecil seperti

saya ini” (Partisipan 9, Komunikasi Personal, 14 April 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan P1-P11, penulis memperoleh

gambaran bahwa sebagian besar umat yang memiliki usaha mikro mempunyai

harapan dan usulan agar PSE melakukan kunjungan umat yang memiliki usaha

mikro, melakukan program dengan langkah-langkah pemberdayaan, peningkatan

pengetahuan Timja PSE dan Ketua Lingkungan, membentuk komunitas UMKM,

memberi bantuan modal usaha dengan sistem simpan pinjam, bekerjasama dengan

bebagai macam pihak dalam bidang sosial-ekonomi dan lain-lainnya.

1. Validasi Data

Pada penelitian ini, penulis melakukan validasi data dengan

menggunakan triangulasi sumber. Ada tiga sumber yang penulis pilih yaitu dua

orang anggota tim PSE yaitu P12 dan P13 dan Ketua Bidang Pelayanan

Kemasyarakatan yaitu P14 yang selama pandemi ini menjadi sosok yang sangat

berperan penting dalam menjalankan tugas-tugas tim PSE.

a) Pelaksanaan Peran PSE sebagai Perwujudan Pelayanan bagi Umat yang

Memiliki Usaha Mikro selama Pandemi Covid-19.

1) Masalah Ekonomi Umat yang Memiliki Usaha Mikro selama Pandemi

Covid-19.

Terkait dengan pengetahuan Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan

dan Timja PSE mengenai permasalahan ekonomi yang dialami oleh usaha mikro

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

76

selama pandemi, menurut P12 dan P13, permasalahan ekonomi umat berkaitan

dengan pendapatan wirausaha karena penjualan dan daya beli yang menurun

mengakibatkan pemasukan serta perputaran uang umat juga berkurang. Sistem

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) selama pandemi membuat banyak umat yang

menganggur. Sedangkan menurut P14 permasalahan justru terjadi pada

masyarakat menengah ke bawah. P12 dan P13 menambahkan bahwa sebenarnya

di Temanggung dampak pandemi tidak terasa karena sebagian besar umat bermata

pencaharian sebagai petani yang usahanya berpeluang besar selama pandemi. Para

petani juga dapat mengonsumsi hasil produknya sehingga tidak kekurangan bahan

pangan selama pandemi.

P12, P13 dan P14 mengatakan bahwa umat yang memiliki UMKM

adalah umat yang paling terkena dampaknya selama pandemi karena UMKM

sangat bergantung pada konsumen selama pandemi. Menurut P12, konsumsi

masyarakat menjadi rendah sehingga pendapatan para pelaku UMKM menjadi

menurun. P13 menambahkan “Yang terdampak pandemi itu di bidang

perdagangan seperti UMKM ataupun yang butuh relasi dengan orang dan yang

sangat terlihat di bidang UMKM seperti penjual makanan, sembako dan jasapun

juga ada misalnya bidang pertukangan maupun bidang lain” (Partisipan 13,

Komunikasi Personal, 17 April 2021).

P12, P13 dan P14 mengutarakan bahwa usaha mikro merupakan mata

pencaharian yang sangat terdampak pandemi. Menurut P12, “Usaha mikro banyak

yang berjualan makanan-makanan kecil yang jarang dilirik pembeli selama

pandemi. Jadinya pendapatan mereka berkurang. Kesulitannya adalah menyerap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

77

produksi usaha mikro selama pandemi karena pembeli tidak membelanjakan

uangnya untuk kebutuhan yang tidak pokok” (Partisipan 12, Komunikasi Personal,

15 April 2021).

Menurut P13, usaha mikro membutuhkan relasi dengan orang lain.

Sistem pembatasan yang ada mengakibatkan pembeli, penjualan dan pendapatan

usaha mikro menjadi berkurang. Hal tersebut selaras dengan ungkapan P1-P11

mengenai permasalahan ekonomi usaha mikro mereka selama pandemi. P14

mendukung pernyataan P13 bahwa “Permasalahan ekonomi usaha mikro itu

modal yang dulu mereka miliki mereka habiskan untuk kehidupan sehari-hari

sehingga mereka kebingungan. Hal tersebut menjadikan para pengusaha mikro

memulai lagi usaha itu dari nol, kadang bukan dari nol tapi dari minus”

(Partisipan 14, Komunikasi Personal, 19 April 2021). Penuturan P14 selaras

dengan ungkapan P3, P7, dan P10 yang terkadang kekurangan modal untuk

usahanya sehingga harus mengambil uang pribadi agar usahanya tetap berjalan.

2) Upaya Pemerintah dan PSE untuk Mengatasi Krisis Ekonomi Usaha

Mikro selama Pandemi Covid-19.

Berdasarkan hasil wawancara dari pertanyaan yang penulis ajukan

terkait peran pemerintah dalam menangani permasalahan ekonomi usaha mikro

selama pandemi, menurut P12, permasalahan ekonomi usaha mikro selama

pandemi merupakan kewajiban pemerintah untuk menanganinya. Pemerintah

sangat berperan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan memulihkan

ekonomi dengan kebijakan-kebijakan.

P12 mengungkapkan, “Selama ini pemerintah sudah membuat program

pinjaman yang mempermudah usaha mikro. Kalau meminjam sekarang nanti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

78

mengembalikannya tiga bulan kemudian. Program peminjaman modal juga sangat

membantu bagi mereka yang terdampak ekonomi terutama karyawan yang

terkena PHK sehingga mereka akan membuat usaha mikro kecil untuk

keberlanjutan ekonominya” (Partisipan 12, Komunikasi Personal, 15 April 2021).

Sama halnya dengan P12, P13 mengatakan bahwa pemerintah memiliki

tanggung jawab menangani permasalahan ekonomi usaha mikro karena yang

terdampak tidak hanya di lingkup umat Katolik saja tetapi masyarakat secara

umum. P14 memperkuat tanggapan P13 yaitu bahwa banyak umat yang sudah

mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti P2, P3, P4, P6, P9, dan P10 yang

mendapat sembako, BLT, uang modal usaha dan lainnya. P14 menambahkan

bahwa permasalahan usaha mikro tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah

tetapi juga PSE, walaupun umat tetap mendapat bantuan dari pemerintah tetapi

jika tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan usaha umat maka PSE perlu untuk

membantu.

Sehubungan dengan peran PSE bagi usaha mikro selama pandemi,

P12 mengatakan bahwa usaha mikro belum menjadi perhatian PSE karena

pekerjaan dalam bidang sosial ekonomi bukan hanya pekerjaan PSE saja tetapi

seluruh umat termasuk kontribusi dari Ketua Lingkungan dengan memberikan

data dan informasi mengenai umat yang memiliki usaha mikro. P13 mengatakan

hal berbeda dengan P12 bahwa usaha mikro justru menjadi perhatian PSE.

Menurut P13, sebenarnya program untuk UMKM sudah ada bahkan sebelum

pandemi, program tersebut mengarahkan PSE untuk membantu UMKM dalam

pengembangan ekonomi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

79

Selama pandemi, PSE sudah melakukan pendataan umat yang memiliki

UMKM dan berusaha membantu untuk permodalannya namun sampai saat ini

masih belum terlaksana karena PSE perlu menyeleksi dan menyesuaikan dengan

anggaran yang ada. Hal ini selaras dengan ungkapan partisipan umat yang

memiliki usaha mikro bahwa sudah ada pendataan UMKM namun belum ada

kejelasan. P13 mengungkapkan bahwa anggaran berasal dari APP dan juga

kevikepan yang jumlahnya terbatas.

P14 menambahkan bahwa realisasi dari pendataan UMKM masih

terkendala personil yang kurang dan juga penentuan umat yang benar-benar perlu

untuk PSE bantu. Menurut P14, “Kami dari tim sedang mencari celah bagaimana

caranya bisa mendistribusikan bantuan tapi yang paling berat itu mengkategorikan

umat yang benar-benar terdampak karena banyak umat yang tidak terdampak

tetapi ikut mendaftar” (Partisipan 14, Komunikasi Personal, 19 April 2021).

Menurut P14, PSE selama pandemi memiliki dana sebesar

Rp.30.000.000,00 untuk 10 sampai 12 umat. Namun dana hanya dapat PSE

gunakan untuk membantu usaha mikro umat bidang pertanian sejumlah dua orang

yaitu permodalan untuk bibit pisang dan juga anggrek. Masing-masing

mendapatkan modal usaha sejumlah Rp.3.000.000,00. Hal tersebut selaras dengan

ungkapan P5 yang merupakan salah satu umat yang mendapatkan bantuan

tersebut.

Berdasarkan pernyataan dari P12-P14, penulis melihat bahwa

sebenarnya PSE sudah memiliki perhatian pada usaha mikro bahkan sebelum

pandemi. Sudah ada pendataan dan realisasi program dengan memberikan hibah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

80

bantuan modal kepada sebagian usaha mikro umat. Namun berdasarkan

pernyataan P12 yang tidak mengetahui bahwa PSE sudah memiliki data UMKM

memperlihatkan bahwa kurangnya komunikasi yang terjadi antaranggota PSE

sehingga hanya sebagian anggota yang mengerti dan aktif. Hal tersebut selaras

dengan pendapat P13 dan P14 bahwa PSE masih kekurangan personil untuk dapat

mewujudkan pelayanan bagi usaha mikro.

3) Pandangan Perwujudan Pelayanan PSE untuk Memberdayakan Usaha

Mikro selama Pandemi Covid-19.

Mengenai pelayanan PSE selama pandemi Covid-19

apakah masih berbentuk pelayanan karitatif atau memberdayakan ekonomi

secara berkelanjutan, menurut P12, PSE masih belum sampai pada pelayanan

yang berkelanjutan. Menurut P12, “Lebih ideal itu kerjasama dengan Credit

Union (CU) karena CU memiliki pegawai yang sesuai dengan bidang usaha

mikro dan untuk nguri-nguri pengusaha mikro juga. Mereka juga punya sistem

untuk penjualannya dan ada pelatihannya” (Partisipan 12, Komunikasi Personal,

15 April 2021). PSE hanya sebagai fasilitator penyaluran dana yang berbentuk

hibah bagi umat dan umat mempertanggung jawabkan dana itu kepada CU.

Ungkapan P12 serupa dengan pernyataan P2 yang merasa terbantu dengan CU

yang P2 anggap sebagai salah satu bagian dari bentuk pelayanan paroki.

Partisipan P13 dan P14 juga mengatakan bahwa pelayanan PSE masih

berbentuk pelayanan karitatif yaitu BLT. Namun berbeda dengan P12 yang

mengatakan bahwa PSE tidak sepenuhnya mengurus dan membantu usaha mikro,

justru P13 mengatakan bahwa PSE tidak hanya memberikan dana bantuan modal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

81

tetapi juga melakukan monitoring agar umat dapat mempertanggungjawabkan

dan memperkembangkan dana tersebut.

Berkaitan dengan bentuk pelayanan PSE yang cocok untuk umat yang

memiliki usaha mikro selama pandemi, menurut P12, PSE pertama-tama perlu

melakukan pendataan dengan format yang sesuai yaitu tidak hanya menanyakan

memiliki usaha apa dan butuh modal berapa tetapi juga mencantumkan segala

bentuk masalah ekonomi umat yang memiliki usaha.

Bentuk pelayanan lain menurut P13 yaitu membantu memberikan

modal usaha maupun kebutuhan umat yang memiliki usaha mikro kemudian

PSE melakukan pembinaan dan pendampingan dalam hal pemasaran,

manajemen keuangan, pencarian tenaga kerja dan lain sebagainya. Pernyataan

P13 ini selaras dengan pernyataan P1-P11 terkait pelayanan PSE dengan

memberikan bantuan modal dengan sistem simpan pinjam, pembentukan

komunitas UMKM, pendampingan dan membantu dalam hal pemasaran. P14

menambahkan bahwa PSE dapat membantu umat untuk membangun mental

selama pandemi agar dapat bangkit lagi dari keterpurukan selama pandemi. Hal

ini selaras dengan ungkapan P2 bahwa bentuk pelayanan PSE dapat membangun

jiwa berbisnis para pengusaha mikro.

4) Manfaat PSE sebagai Bentuk Perwujudan Pelayanan bagi Umat yang

Memiliki Usaha Mikro selama Pandemi Covid-19.

Berdasarkan pernyataan P12, P13 dan P14 yang selaras dengan

pernyataan P1-11, pelayanan dari PSE untuk usaha mikro selama pandemi

memberikan manfaat bagi umat yaitu umat mampu memenuhi kebutuhan

ekonominya, usahanya menjadi lancar dan hidupnya menjadi sejahtera. Jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

82

hidup umat menjadi sejahtera maka kehidupan imannya juga akan semakin baik.

Berdasarkan pernyataan dari P13, “Jangan sampai umat tidak aktif ke gereja

karena kesulitan dalam kehidupannya. Ini yang kita ingin wujudkan untuk dapat

bermanfaat bagi umat yaitu untuk peningkatan ekonomi dan kehidupan sehingga

nanti imbasnya juga ke Gereja dan persekutuan kita lebih solid dan kuat”

(Partisipan 13, Komunikasi Personal, 17 April 2021).

. Manfaat tidak hanya bagi umat tetapi juga bagi PSE, anggota PSE

dan paroki. Berdasarkan hasil wawancara, P12 mengungkapkan jika ekonomi

umat menjadi baik maka paroki juga akan semakin guyub. Menurut P12,

“Sebetulnya PSE itu bukan cuma mensejahterakan umat, tetapi lebih guyubnya

juga, nilai-nilai gotong royongnya dan lebih ke kebersamaanya itu yang harus di-

jaga karena itu dibutuhkan untuk Gereja” (partisipan 12, Komunikasi Personal,

15 April 2021). P13 dan P14 menambahkan jika program PSE dapat terealisasi

akan menjadi suatu kebanggaan bagi paroki maupun para anggota PSE.

b) Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat Peran PSE sebagai

Perwujudan Pelayanan bagi Umat yang Memiliki Usaha Mikro selama

Pandemi Covid-19.

Menurut P12, faktor yang mendukung adalah ketersediaan dana PSE

karena selama pandemi PSE tidak melakukan kegiatan apapun sehingga

ketersediaan dana APP dan kevikepan belum terserap. P3 menambahkan bahwa

sebenarnya PSE memiliki dana tersendiri untuk membantu para UMKM. P13

dan P14 juga mengungkapkan bahwa Ketua Lingkungan menjadi faktor yang

mendukung PSE mampu menyalurkan pelayanan kepada umat. Pernyataan P13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

83

dan P14 serupa dengan ungkapan P4 dan P5 bahwa yang menjadi faktor

pendukung adalah Ketua Lingkungan yang aktif mencari data umat yang

memiliki UMKM dan memberi informasi kepada Timja PSE. Menurut P13,

“Faktor yang mendukung yaitu Ketua Lingkungan yang menjadi penghubung

komunikasi PSE dengan umat. Jadi kita butuh Ketua Lingkungan yang

mendorong program PSE dengan mencari umatnya yang mempunyai UMKM

kemudian menghubungkan pada Tumja PSE. Ketua Lingkungan kemudian

menyalurkan kembali kepada umat.”(Partisipan 13, Komunikasi Personal, 17

April 2021).

Faktor yang menghambat menurut P12 yaitu tidak ada data umat yang

memiliki UMKM. Ia mengatakan hal tersebut karena tidak mengetahui bahwa

PSE sudah memiliki data UMKM. Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya

komunikasi antaranggota PSE dan juga umat yang memiliki UMKM. P13

mengungkapkan bahwa PSE belum sepenuhnya bisa memotret umat yang

memiliki UMKM dan memahami tentang UMKM. P13 mengungkapkan bahwa

“Umat belum begitu familiar bahwa di paroki ada program yang ke arah UMKM

itu sehingga belum terhubung antara timja dan umat. Kebanyakan umat hanya

mengetahui program bedah rumah. Kita juga sudah sosialisasi mengenai

program PSE ke Ketua Lingkungan dan mungkin sosialisasi dari Ketua-Ketua

Lingkungan kurang”(Partisipan 13, Komunikasi Personal, 17 April 2021).

P14 memperkuat ungkapan P12 dan P13 bahwa kurangnya sosialisasi

Ketua Lingkungan kepada umat tentang program UMKM mengakibatkan PSE

tidak memperoleh data yang akurat dan konkret mengenai umat yang memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

84

UMKM di lingkungan-lingkungan. Faktor penghambat lainnya yaitu kurangnya

personil dalam timja PSE dan yang memiliki semangat bekerja hanya sebagian

anggota.

c) Harapan dan Usulan Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan, Timja

PSE dan Umat yang Memiliki Usaha Mikro untuk Meningkatkan Peran PSE

sebagai Perwujudan Pelayanan bagi Umat yang Memiliki Usaha Mikro

selama Pandemi Covid-19.

Terkait dengan harapan dan usulan kegiatan agar PSE mampu semakin

meningkatkan perannya sebagai perwujudan pelayanan bagi umat yang memiliki

usaha mikro selama pandemi, P12 berharap agar seluruh anggota timja dapat

banyak bekerja dengan terjun langsung untuk menanyakan kepada Ketua

Lingkungan terkait data UMKM. P13 menambahkan bahwa kegiatan pelayanan

tidak hanya dari timja PSE saja tetapi juga dari Ketua Lingkungan. P14

menambahkan, “Anggota timja itu mau, mau dan mau kerja melayani umat, itu

saja harapan saya untuk PSE karena kembali lagi kita di sini adalah pelayanan

yang tidak mendapat gaji sehingga memerlukan hati untuk melayani. Harapan

lainnya itu semoga tim PSE semakin solid” (Partisipan 14, Komunikasi Personal,

19 April 2021).

P12 mengusulkan kegiatan yaitu tim PSE rajin mengadakan

pertemuan yang membahas tujuan dan juga sistem untuk merealisasikan

rancangan program dan data UMKM yang sudah ada. Ungkapan P12 mengenai

sistem kerja PSE juga sama dengan usulan P1 mengenai program PSE yang perlu

memiliki sistem yang jelas dan terarah. P13 kemudian melengkapi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

85

menyatakan bahwa PSE perlu melakukan pertemuan dan merefleksikan mengapa

program yang selama ini PSE susun dan rancang tidak berjalan.

Berbeda dengan P12 dan P13, P14 mengusulkan PSE melakukan

kegiatan pembinaan UMKM. Pernyataan P14 ini berkaitan dengan usulan P5 dan

P8 bahwa PSE perlu mengadakan kegiatan dan pembentukan komunitas yang

menjadi wadah UMKM untuk melaksanakan kegiatan pelatihan bisnis, pembinaan

untuk pemasaran, pengelolaan keuangan dan lain sebagainya. Berdasarkan

penjelasan dari ketiga partisipan yang menjadi acuan validasi data, penulis

memperoleh informasi bahwa ada keterkaitan jawaban antara umat yang memiliki

usaha mikro dengan partisipan validasi sehingga informasi yang penulis dapatkan

valid.

4. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini, penulis memaparkan pembahasan dan

mendeskripsikan pelaksanaan peran PSE sebagai perwujudan pelayanan bagi

usaha mikro selama pandemi Covid-19. Pembahasan hasil penelitian ini akan

penulis bagi menjadi tiga bagian yaitu pelaksanaan peran PSE sebagai

perwujudan pelayanan bagi umat yang memiliki usaha mikro, faktor-faktor yang

mendukung dan menghambat peran PSE sebagai perwujudan pelayanan bagi umat

yang memiliki usaha mikro, serta harapan dan usulan Ketua Bidang Pelayanan

Kemasyarakatan, Timja PSE, dan umat yang memiliki usaha mikro untuk

meningkatkan peran PSE sebagai perwujudan pelayanan bagi umat yang memiliki

usaha mikro selama pandemi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

86

1) Pelaksanaan Peran PSE sebagai Perwujudan Pelayanan bagi Umat yang

Memiliki Usaha Mikro selama Pandemi Covid-19.

Berdasarkan hasil penelitian, penulis mendapatkan informasi dari

P1-P11 yang merupakan partisipan umat yang memiliki usaha mikro bahwa

banyak umat yang mengalami dampak perekonomian dan tantangan dalam

menjalankan usaha selama pandemi seperti yang sudah penulis uraikan dalam Bab

II. Dalam menghadapi tantangan karena dampak pandemi, umat yang memiliki

usaha mikro berusaha untuk tetap mempertahankan usahanya dengan berbagai

macam upaya.

Meskipun umat sudah berupaya untuk mempertahankan usahanya,

umat juga memerlukan intervensi dari pemerintah dan PSE. Namun berdasarkan

hasil wawancara dari P1-P11, ternyata intervensi dari pemerintah dan PSE tidak

sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan usaha mikro umat. Hal tersebut

menggambarkan bahwa pelaksanaan peran PSE sebagai perwujudan pelayanan

bagi usaha mikro selama pandemi belum terlaksana dengan baik.

Selama pandemi, PSE hanya memberikan bantuan BLT dan sembako

saja bagi umat yang tergolong KLMTD. Selebihnya PSE belum berbuat banyak.

Pelayanan PSE bagi UMKM baru dilaksanakan dengan melakukan pelayanan

berbasis data dan pengumpulan datanya masih lemah. PSE selama pandemi juga

memberikan bantuan modal usaha berbentuk hibah kepada sebagian umat yang

memiliki usaha mikro. Hal tersebut memberi gambaran pada penulis bahwa fokus

pelayanan PSE selama pandemi bukan untuk usaha mikro tetapi pada KLMTD.

Penulis melihat bahwa PSE belum berani untuk menerapkan bentuk

pelayanan yang mampu memperkembangkan umat seperti ungkapan Paus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

87

Fransiskus “Pelayanan pastoral menuntut meninggalkan sikap puas diri dengan

selalu melakukan pelayanan memakai cara yang sama”. Paus Fransiskus

mengajak setiap orang untuk “berani dan kreatif dalam tugas ini dengan

memikirkan kembali tujuan, struktur, gaya dan metode pelayanan” (EG 33)

sehingga pelayanan PSE benar-benar mampu menjawab kebutuhan umat. Pada

Bab II, penulis menuliskan bahwa PSE tidak hanya melakukan pelayanan dengan

melakukan sesuatu tetapi membantu dan memberdayakan orang lain agar bisa

bangkit dari kelemahan dan keterpurukan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat

P12 dan P14 yang menginginkan PSE dapat memperkembangkan dan

memberdayakan usaha mikro umat.

Berdasarkan informasi dari P12, PSE perlu memberikan pelayanan

bagi umat yang memiliki usaha mikro bekerja sama dengan CU. Hal tersebut juga

telah penulis tulis dalam bab II, bahwa PSE perlu terlibat dalam upaya

pengembangan usaha kooperatif, pengkreditan dan wirausaha. Dalam upaya

pengembangan usaha kooperatif dan pengkreditan, PSE dapat bekerjasama

dengan berbagai pihak seperti pemerintah, perusahaan, maupun CU untuk

mengadakan pelatihan, membentuk, mengelola usaha dan simpan pinjam modal

usaha (Komisi PSE KWI, 1990:27-28).

P1-P11 banyak yang menginginkan agar PSE memberikan pelayanan

bantuan modal usaha. Namun tidak terlepas dari itu, memberikan bantuan modal

saja tidak cukup. PSE dapat melakukan pelatihan berbisnis, pengelolaan keuangan,

pemasaran dan kerjasama dengan berbagai macam pihak dan pembentukan

komunitas UMKM yang ada di paroki sehingga usaha umat itu bisa berkembang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

88

Namun yang paling penting dari semuanya adalah data umat yang valid sehingga

memudahkan PSE mewujudkan pelayanan bagi usaha mikro.

Pelayanan wajib PSE bagi usaha mikro selama pandemi sejalan dengan

ungkapan Paus Fransiskus dalam Fratelli Tutti yaitu sangatlah penting PSE

memiliki kebijakan ekonomi yang proaktif terarah pada “memperkembangkan

suatu ekonomi yang menyokong keragaman produktif kreatif bisnis” dan

memungkinkan pekerjaan-pekerjaan diciptakan dan tidak dikurangi ( FT 168).

2) Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat Peran PSE sebagai

Perwujudan Pelayanan bagi Umat yang Memiliki Usaha Mikro selama

Pandemi Covid-19.

Berdasarkan hasil penelitian, faktor yang mendukung peran PSE

sebagai perwujudan pelayanan yaitu ketersediaan dana yang belum terserap

dengan baik selama pandemi, program kerja tahunan PSE berkaitan dengan

pendampingan UMKM, visi misi paroki yang menjadi arah dasar PSE bertindak,

kerjasama, dan komunikasi yang baik antara PSE dengan Ketua Lingkungan.

Hal-hal tersebut selalu menjadi pedoman PSE dalam mewujudkan pelayanan

sehingga hal tersebut tidak hanya mendukung selama pandemi tetapi juga

sebelum pandemi.

Pelayanan PSE yang merupakan bidang yang menjalankan karya

perutusan perlu meninggalkan sikap puas diri. Paus Fransiskus mengungkapkan,

“Saya mengajak setiap orang untuk berani dan kreatif dalam tugas ini dengan

memikirkan kembali tujuan, struktur, gaya dan metode pelayanan dalam

komunitas masing-masing” (EG 33). Ini berarti bahwa PSE perlu membarui diri

dengan keluar dari struktur-struktur lama yang membuat nyaman sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

89

menjadikan Gereja tertutup terhadap umat yang mengalami permasalahan

ekonomi. Paus Fransiskus menambahkan bahwa pengulangan kegiatan tanpa ada

dampak pada kehidupan konkrit manusia tetap menjadi suatu usaha yang mandul.

Jika paroki tetap mempertahankannya akan beresiko paroki menjadi berpusat pada

dirinya sendiri dan tidak berkembang (PPKP 17) .

Faktor yang menghambat berdasarkan jawaban dari P1-P11 adalah

keterbatasan dan tidak adanya dana dari PSE. Hal tersebut menggambarkan

bahwa umat belum mengenal dan mengetahui pelayanan PSE karena kurangnya

sosialisasi mengenai program PSE kepada umat. P12 juga mengungkapkan bahwa

hal tersebut menjadi salah satu faktor yang menghambat PSE.

Faktor penghambat lain adalah kurangnya tenaga PSE dalam pelayanan.

Padahal timja PSE terdiri dari beberapa anggota namun yang aktif bekerja hanya

Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan dan sebagian anggota Timja PSE.

Berdasarkan faktor penghambat tersebut, penulis melihat bahwa pelayanan PSE

kurang menjadi prioritas utama dalam karya pastoral di paroki.

3) Harapan dan Usulan Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan, Timja

PSE dan Umat Yang Memiliki Usaha Mikro untuk Meningkatkan Peran

PSE sebagai Perwujudan Pelayanan bagi Umat yang Memiliki Usaha Mikro

selama Pandemi Covid-19.

Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh data secara

keseluruhan bahwa PSE dapat meningkatkan perannya dengan kegiatan

mengunjungi umat yang memiliki usaha mikro secara langsung. Hal ini sepaham

dengan melibatkan umat dalam program dan juga kegiatan PSE sehingga sesuai

dengan kondisi dan keadaan umat. Paus Fransiskus dalam pertemuan Economy of

Francesco, Asisi, 19-21 November 2020 mengungkapkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

90

“Marilah kita, oleh karenanya, tidak berpikir bagi mereka, melainkan

bersama mereka. Marilah kita belajar dari mereka bagaimana

merancang suatu model ekonomi yang menguntungkan semua orang,

karena pendekatan struktural dan keputusan mereka akan ditentukan

oleh pembangunan manusia seutuhnya yang telah dengan jelas

dinyatakan oleh ajaran sosial Gereja” (KWI, 2020:23).

Paus Fransiskus ingin menegaskan bahwa dalam menentukan program

pelayanan, PSE perlu melibatkan umat. Bukan hanya memandang umat dari segi

teknis dan fungsional saja tetapi menempatkan umat sebagai rekan kerja bukan

hanya sebagai penerima bantuan sosial. Bentuk kerjasama dan dialog antara PSE

dan juga umat dalam suatu pertemuan menjadikan umat mampu menentukan

nasibnya sendiri. Dari harapan dan usulan kegiatan umat dapat menjadi acuan

PSE untuk mulai memikirkan usaha apa yang tepat untuk meningkatkan dan

merealisasikan peran PSE dalam mewujudkan pelayanan bagi usaha mikro selama

pandemi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

BAB V

PENUTUP

Dalam Bab IV, penulis telah menjabarkan hasil penelitiann dan

pembahasan hasil penelitian skripsi yang penulis peroleh dari hasil studi

dokumentasi, observasi partisipatif dan wawancara dengan umat yang memiliki

usaha mikro, Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan dan dua orang Tim Kerja

(Timja) Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Paroki St. Petrus dan Paulus,

Temanggung.

Dalam Bab V ini, penulis akan memaparkan simpulan dan saran

berkaitan peran PSE sebagai perwujudan pelayanan bagi usaha mikro selama

pandemi Covid-19. Simpulan memuat keseluruhan isi skripsi. Bagian saran

memuat berbagai usulan yang Timja PSE dapat kembangkan dalam mewujudkan

pelayanan bagi umat yang memiliki usaha mikro baik selama maupun setelah

pandemi.

A. Simpulan

Pandemi Covid-19 memberikan dampak permasalahan ekonomi pada

usaha mikro umat sehingga umat membutuhkan peran PSE dalam mewujudkan

pelayanan menjadi latar belakang penulisan skripsi ini. Berdasarkan pengamatan

penulis sebelum penelitian, peran PSE dalam mewujudkan pelayanan bagi umat

yang memiliki usaha mikro selama pandemi belum berjalan dengan baik. PSE

belum menerapkan bentuk pelayanan yang memperkembangkan umat sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

92

pelayanan yang PSE lakukan tidak sepenuhnya menjawab dan sesuai

dengan kebutuhan usaha umat.

Penulis kemudian merumuskan tiga pertanyaan penelitian untuk

mengetahui akar permasalahan sebagai berikut. Sejauh mana peran PSE dalam

mewujudkan pelayanan bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi

Covid-19? Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat peran PSE dalam

mewujudkan pelayanan bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

Apa usulan kegiatan dari Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan, Timja PSE,

dan umat yang memiliki usaha mikro dalam meningkatkan peran PSE sebagai

perwujudan pelayanan bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

PSE bergerak untuk memajukan kerasulan sosial ekonomi dalam

Gereja untuk menciptakan martabat yang layak bagi sesama manusia. Arah dari

kerasulan sosial ekonomi tersebut yaitu pemberdayaan dan kemandirian

masyarakat maupun umat. PSE memiliki tujuan untuk mengabdikan diri demi

terwujudnya keselamatan, kesejahteraan, keadilan dan perdamaian bagi seluruh

manusia. PSE merupakan wujud pelayanan bagi umat dan masyarakat. Pelayanan

dalam hal ini bersifat hakiki, lokal, pencegahan atau preventif, struktural atau

politis, kemanusiaan, saling dan membebaskan. Pelayanan PSE memiliki dua

bentuk yaitu pelayanan karitatif dan pelayanan pemberdayaan. Tujuan dari

perwujudkan pelayanan PSE adalah keadilan, perdamaian dan sukacita.

Selama pandemi, PSE dapat mewujudkan pelayanan usaha mikro umat

yang mengalami masalah ekonomi. Usaha mikro merupakan bagian dari Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

93

berpengaruh dalam menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. PSE dalam

menanggapi hal tersebut perlu menjadi bentuk pelayanan Gereja yang mampu

menangani permasalahan yang terjadi pada usaha mikro selama pandemi.

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan metode

penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus untuk menelaah

lebih dalam mengenai fenomena yang terjadi pada proses pelaksanaan peran PSE

mewujudkan pelayanan bagi usaha mikro selama pandemi Covid-19 melalui

proses pengumpulan data meliputi data hasil studi dokumentasi, observasi

partisipatif dan wawancara mendalam dengan umat yang memiliki usaha mikro,

wawancara dengan Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan dan Timja PSE.

Berdasarkan data hasil studi dokumentasi, observasi partisipatif dan

wawancara mendalam, penulis memperoleh hasil penelitian bahwa selama

pandemi, umat yang memiliki usaha mikro memiliki permasalahan ekonomi

seperti yang sudah penulis uraikan dalam Bab II. Dari permasalahan ekonomi

usaha mikro, beberapa umat yang memiliki usaha mikro sudah mendapatkan

intervensi dari pemerintah dan Gereja untuk menunjang kebutuhan ekonomi

namun masih banyak juga umat yang memiliki usaha mikro belum mendapatkan

intervensi dari pemerintah dan Gereja.

Gereja memberikan intervensi pada masalah ekonomi usaha mikro

selama pandemi melalui PSE. Namun umat yang memiliki usaha mikro merasa

bahwa selama pandemi, PSE sebagai wujud pelayanan belum sepenuhnya

menanggapi kebutuhan usaha mereka. Penulis juga menemukan bahwa pada awal

pandemi, PSE sudah berusaha untuk mewujudkan pelayanan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

94

memperkembangkan usaha mikro umat yaitu dengan pendataan umat. Namun hal

tersebut belum terealisasi karena berbagai macam faktor yang menghambat.

Dari hasil penelitian, penulis mengetahui faktor yang mendukung dan

menghambat PSE mewujudkan pelayanan bagi umat yang memiliki usaha mikro

selama pandemi. Faktor yang mendukung yaitu sebenarnya PSE memiliki

ketersediaan dana yang cukup untuk mewujudkan pelayanan bagi usaha mikro.

Permasalahan ekonomi umat selama pandemi juga menjadi kesempatan PSE

untuk mewujudkan pelayanan. Faktor yang menghambat yaitu PSE kesulitan

untuk menentukan umat sesuai kriteria dari data UMKM yang PSE dapatkan dan

juga kekurangan personil untuk dapat merealisasikannya.

Dari berbagai macam faktor yang mendukung dan menghambat, umat

berharap dan mengusulkan agar PSE dapat memberikan bantuan modal usaha

bagi umat yang memiliki usaha mikro. PSE juga memberikan pelatihan,

pembinaan dan pendampingan usaha yang sesuai dengan kebutuhan umat,

melibatkan umat dalam prosesnya dan memberikan peluang umat yang memiliki

usaha mikro untuk dapat memperkembangkan usahanya.

B. Saran

Skripsi ini penulis tujukan kepada umat yang memiliki usaha mikro di

Paroki St. Petrus dan Paulus, Temanggung dan selama pandemi ini mengalami

permasalahan ekonomi sehingga berpengaruh pada penghasilan usahanya. Penulis

berharap melalui skripsi ini dapat menyumbangkan jawaban atas permasalahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

95

umat yang memiliki usaha mikro dan juga menjadi jembatan penghubung antara

PSE dan umat. Berkaitan dengan hal ini, penulis memberikan saran-saran berikut.

Pertama, penulis memberikan saran kepada Timja PSE Paroki dan

Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan dalam usaha mewujudkan pelayanan

bagi usaha mikro agar membentuk Timja PSE Lingkungan supaya permasalahan

ekonomi yang terjadi pad tingkat lingkungan dan masyarakat setempat dapat

segera tertangani dan sesuai dengan kebutuhan umat. Penulis juga menambahkan

saran bagi Timja PSE Lingkungan agar diberi bekal pengetahuan mengenai PSE

sebagai perwujudan pelayanan dan karya kerasulan sosial-ekonomi Gereja,

program-program PSE Paroki, pengumatan spiritualitas PSE, dan

ketrampilan-ketrampilan dalam hal ekonomi.

Kedua, penulis menyarankan agar PSE Lingkungan mempersiapkan

langkah-langkah pendampingan untuk pemberdayaan ekonomi umat dan

masyarakat setempat. Langkah awal yang PSE Lingkungan perlu lakukan yaitu

melakukan assessment untuk melihat dan mencari data mengenai potensi dan

kebutuhan umat di suatu lingkungan, baik itu dalam bidang pertanian,

perdagangan, pengelolaan jasa dan lain-lainnya. PSE Lingkungan kemudian

menentukan upaya dan tindak lanjut yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan

umat sehingga pelayanan PSE untuk menghadirkan Kerajaan Allah dapat

benar-benar umat rasakan selama pandemi. Akhirnya, PSE Lingkungan perlu

melakukan pendampingan agar usaha mikro yang sudah dipilih dapat berhasil

dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

96

Ketiga, PSE Paroki perlu melakukan kerjasama dengan berbagai

macam pihak yang dapat membantu umat dan masyarakat dalam memberdayakan

ekonomi usaha mikro mereka. PSE dapat melakukan kerjasama dengan CU,

Koperasi, Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) , dan lembaga-lembaga keuangan

pemerintah daerah setempat, agar umat dan anggota masyarakatan yang memiliki

usaha mikro dapat mengakses modal yang mereka perlukan untuk

memperkembangkan usaha mereka selama pandemi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

97

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Andi. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap UMKM di Indonesia. JURNAL

BRAND, 2 (1), 123-130.

Arikunto, Suharsimi. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta : PT.

Rajagrafindo Persada.

Fransiskus. (2013). Evangelli Gaudium : Sukacita Injil. Penerjemah : F.X.

Adisusanto, SJ & Bernadeta Harini Tri Prasasti. Jakarta : DOKPEN

KWI.

.(2020). Fratelli Tutti Saudara Sekalian : Ensiklik Paus Fransiskus

tentang Persaudaraan dan Persahabatan Sosial. Penerjemah :

Martin Harun,OFM. Jakarta : Dokpen KWI.

.(2020). Pertobatan Pastoral Komunitas Paroki (La Conversione

pastoral della comunita parrochiale). Penerjemah : R.P. Andreas

Suparman, SCJ. Jakarta : DOKPEN KWI.

Irma Khairani, Ade & Azhari Manurung, Wan Rajib. (2019). Metodologi

Penelitian Kualitatif Case Study. Jakarta : CV Trans Info Media.

Katekismus Gereja Katolik. (1995). Penerjemah : P. Herman Embuiru, SVD.

Ende: Arnoldus.

Komisi PSE Konferensi Waligereja Indonesia. (1990a). Seri 2 PSE : Garis-Garis

Besar Pedoman PSE. Jakarta: Komisi PSE KWI.

. (1990b). Seri 3 PSE : Gereja dan Pengembangan Sosial Ekonomi :

Kerasulan Sosial Ekonomi. Jakarta: Komisi PSE KWI.

Komisi Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian. (2009). Kompendium Ajaran

Sosial Gereja. (Penerjemah: Yosep Maria, Paul Budi, & Oto Gusti),

Maumere: Ledaloro.

Konferensi Waligereja Indonesia. (2009). Kompendium Katekismus Gereja

Katolik. Yogyakarta: Kanisius.

Konsili Vatikan II. (1993). Gaudium et Spes (Kristus Tuhan). Penerjemah: R.

Hardawiryana. Jakarta: DOKPEN KWI.

Krämer, Klaus & Vellguth, Klaus. (Ed). (2014). Theologi and Diakonia Faith in

Action. Philippines: Claretian Publications.

Madya, Utama. I.L. (2011). Berpastoral Seluas Realitas Kehidupan dengan Penuh

Integritas. Spektrum 39(4), 53-74.

Moleong, J. Lexy. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru

Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Murphy, F.X. (2003). DIACONIA. Dalam Berard L Marthaler (Ed), New

Catholic Encyclopedia (hlm. 718-720). New York : Thomson &

Gale.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

98

Nugroho, Andreas. (2015). CU Abdi Rahayu dan Efektivitas Diakonia Gereja

Paroki Marganingsih Kalasan. Jurnal Teologi 4, 9-23.

Parth, K. (2020). The economic cost of COVID-19 : A potential pandemi impact

on Indian economy. International Journal of Advanced Science and

Tecnology, 29 (6),2182-2192.

Rizal, Nuri Yusoffa. (2021). Pandemi Covid-19 Mengakibatkan Melemahnya

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Wilayah Kenjeran, Kota

Surabaya. Jurnal Inovasi Penulisan, 1 (8), 1553-1558.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabet.

Supit, B.A. (1989). Pemahaman Kontemporer Mengenai Diakonia. Peninjau 14

(1), 55-56.

Susanti, Bernadeta Rini & Madya, Utama. I.L. (2017). APP dan PSE Sebagai

Perwujudan Diakonia Gereja. Makalah. Disajikan dalam

Lokakarya “Pelayanan Sosial Ekonomi dalam Gereja: Dari

Tindakan Karitatif ke Pemberdayaan” yang diadakan oleh Pusat

Pastoral Yogyakarta pada 9-10 September 2017. Direvisi untuk

disajikan kepada para peserta Lokakarya Penggerak PSE Paroki

se-Dekanat Priangan, Keuskupan Bandung, pada 26-27 Mei 2018.

Taek, Petrus Ans Gregorius, Wisadirana, Darsono, & Sobari, Wawan. (2019).

Penguatan Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Sebagai Upaya

Pengentasan Kemiskinan. JISPO, 9 (2), 75-90.

Tairas, D.R. (2020). Covid-19 pandemic and MSMEs : Impact and mitigation.

Jurnal Ekonomi Indonesia, 9(1), 67-80.

Tambunan, Tulus. (2012). Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia :

Isu-Isu Penting. Jakarta: LP3S.

Turang, Petrus. 2008. Seri 9 PSE : Katekismus PSE (Pengembangan Sosial

Ekonomi). Jakarta: Komisi PSE KWI.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2008. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

4 Juli 2008. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 93. Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(1)

Lampiran I : Surat Permohonan Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(2)

Lampiran II : Usulan Kegiatan

1. Usulan Kegiatan Pelaksanaan Peran PSE sebagai Perwujudan Diakonia

bagi Usaha Mikro Selama Pandemi Covid-19 di Paroki St. Petrus dan Paulus,

Temanggung.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, penulis memberikan usulan

kegiatan dalam rangka mewujudkan diakonia PSE yang sesuai dengan kebutuhan

umat yang memiliki usaha mikro di Paroki St. Petrus dan Paulus, Temanggung.

Usulan kegiatan ini dikemas dan disusun penulis berdasarkan keprihatinan serta

informasi yang penulis dapatkan dari partisipan selama penelitian berlangsung.

Penulis berusaha untuk merumuskan usulan kegiatan ini agar dapat menjawab

kebutuhan dan harapan dari partisipan penelitian. Perencanaan usulan kegiatan

dapat dirinci sebagai berikut :

a. Rencana Kegiatan

Usulan kegiatan penulis rumuskan berdasarkan hasil data yang didapatkan

dari partisipan penelitian. Fokus dari kegiatan ini adalah mengajak Ketua-Ketua

Lingkungan untuk mengenal peran PSE Lingkungan yang dapat berkontribusi

dalam menciptakan usaha mikro yang mandiri dan dapat berkembang selama

pandemi Covid-19. Dalam kegiatan ini, penulis juga mengajak peserta untuk

melakukan aksi dengan membentuk PSE Lingkungan dan menyusun

program-program yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan umat dan

masyarakat setempat.

1) Tema

Tema yang penulis angkat dalam pertemuan ini yaitu “PSE Lingkungan

Penyelamat Usaha Mikro selama Pandemi Covid-19.” Tema ini penulis pilih

untuk mengenalkan kepada Ketua-Ketua Lingkungan bahwa PSE Lingkungan

berperan penting untuk membantu serta melayani umat dan masyarakat setempat

untuk menjalankan usaha mikro secara mandiri sesuai dengan potensi yang

dimiliki. Penulis berusaha menindaklanjuti kegiatan dengan dibentuknya PSE

Lingkungan yang dapat membantu umat dan masyarakat setempat keluar dari

permasalahan ekonomi yang dialami sesuai dengan potensi dan kebutuhan

masing-masing.

2) Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah mengajak para Ketua Lingkungan memahami

peran penting PSE Lingkungan sebagai wujud diakonia bagi usaha mikro bagi

umat dan masyarakat setempat yang mengalami permasalahan ekonomi selama

pandemi. Para Ketua Lingkungan juga memahami bahwa PSE Lingkungan

merupakan wadah umat dan masyarakat untuk saling bekerjasama, berdiskusi dan

berkontribusi menciptakan usaha mikro yang mampu berkembang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(3)

3) Peserta

Peserta kegiatan ini adalah seluruh Ketua Lingkungan di Paroki Santo Petrus

dan Paulus, Temanggung.

4) Waktu dan Tempat

- Waktu : 5 September 2021

- Tempat : Balai Keluarga / Zoom meeting

5) Metode

Metode yang digunakan dalam pertemuan ini yaitu dengan sharing, diskusi,

pemaparan materi, refleksi dan merumuskan aksi.

6) Sarana

Sarana yang digunakan dalam pertemuan ini berupa laptop, proyektor, dan

zoom meeting (jika tidak memungkinkan pertemuan secara luring).

7) Tim Pelaksana

Pertemuan ini dipandu oleh penulis yang dibantu Timja PSE dan Ketua

Bidang Pelayanan Kemasyarakatan Paroki Santo Petrus dan Paulus, Temanggung.

8) Susunan Acara

Tabel 1 : Susunan Acara Pertemuan

Tanggal Waktu Acara

5 September 2021 10.00-10.05 P embuka, pengantar

pertemuan, dan doa.

10.05-10.15 Sesi 1 : Sharing penulis

tentang hasil penelitian.

10.15-10.40 Sesi 2 : Materi oleh Timja

PSE dan Ketua Bidang

Pelayanan

Kemasyarakatan.

10.40-11.15 Sesi 3 : Diskusi dan

sharing.

11.15-11.55 Peneguhan dan ajakan

untuk merumuskan aksi

dengan pembentukan PSE

Lingkungan dan

perencanaan

program-programnya.

11.55-12.00 Penutup dan doa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(4)

b. Lampiran Matriks Pertemuan

Tabel 2 : Matriks Pertemuan

Acara Materi Tujuan Metode Sarana Sumber Bahan

Sesi 1 Sharing penulis tentang hasil

penelitian “Peran PSE sebagai

Perwujudan Diakonia bagi Usaha

Mikro selama Pandemi Covid-19 di

Paroki St. Petrus dan Paulus,

Temanggung.

Memberikan pemahaman kepada

para Ketua Lingkungan tentang

pentingnya peran PSE terutama

PSE Lingkungan dalam

mewujudkan diakonia bagi umat

yang memiliki usaha mikro selama

pandemi.

Sharing Infografis,

laptop dan

proyektor.

-Hasil penelitian yang

dilakukan oleh penulis.

-Fransiskus. (2013). Evangelli

Gaudium : Sukacita Injil.

Penerjemah : F.X. Adisusanto,

SJ & Bernadeta Harini Tri

Prasasti. Jakarta : DOKPEN

KWI.

Sesi 2 Materi “PSE Lingkungan

Penyelamat Usaha Mikro selama

Pandemi Covid-19.”

Mengajak para Ketua Lingkungan

untuk memiliki semangat

pelayanan untuk membantu

memperkembangakan usaha mikro

umat dan masyarakat setempat dan

juga dapat mengenal

program-program dan spiritualitas

pelayanan yang dimiliki oleh PSE

Paroki.

Talkshow Laptop dan

proyektor

Timja PSE dan Ketua Bidang

Pelayanan Kemasyarakatan

Paroki St. Petrus dan Paulus,

Temanggung.

Sesi 3 Diskusi dan sharing Mengajak peserta untuk

menanggapi materi dengan

membuka ruang untuk diskusi,

sharing dan tanya jawab.

Laptop dan

proyektor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(5)

c. Detail Kegiatan

1) Uraian Sesi dan Kegiatan

Pada sesi I, penulis akan membagikan hasil dan pengalaman selama

penelitian untuk memberikan gambaran pada peserta terkait dengan peran PSE sebagai

perwujudan diakonia bagi usaha mikro selama pandemi. Pada sesi ke II Timja PSE dan

Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan akan memaparkan materi berkaitan dengan

pengenalan PSE meliputi spiritualitas dan program-program PSE serta membangkitkan

semangat peserta untuk ikut terlibat mewujudkan diakonia yang memperkembangkan

usaha mikro. Lalu pada sesi yang ke III, penulis memberi kesempatan peserta untuk

berdiskusi, sharing dan tanya jawab mengenai materi yang telah dipaparkan.

2) Langkah-Langkah

a) Pengantar

Pada sesi yang pertama ini, penulis dan peserta secara bersama memahami

peran PSE sebagai perwujudan diakonia bagi usaha mikro selama pandemi Covid-19.

Pemahaman itu akan terungkap ketika penulis mensharingkan hasil penelitian penulis

dikaitkan dengan dokumen Evangelli Gaudium. Dengan hal tersebut, penulis memiliki

harapan peserta mampu lebih mengenal dan memahami peran penting PSE Lingkungan

dalam mewujudkan diakonia bagi para usaha mikro.

b) Sharing Hasil Penelitian

Penulis mesharingkan hasil penelitian dengan membagikan hasil penelitian

secara infografis pada peserta tentang Peran PSE sebagai perwujudan diakonia bagi usaha

mikro selama pandemi Covid -19 di Paroki St. Petrus dan Paulus, Temanggung.

c) Penyampaian Materi

Penyampaian materi dilakukan oleh Timja PSE dan Ketua Bidang Pelayanan

Kemasyarakatan paroki yang menyampaikan materi terkait dengan pengenalan PSE,

spiritualitas PSE, program-program PSE dan lain-lainnya.

d) Tanya Jawab

Penulis memberi kesempatan peserta untuk bertanya terkait materi yang

disampaikan dan penulis maupun Timja PSE dan Ketua Bidang Pelayanan

Kemasyarakatan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peserta.

e) Peneguhan dan Tindak Lanjut

Penulis memberikan peneguhan dengan pertanyaan reflektif mengenai apa

yang akan dilakukan Ketua Lingkungan kedepan dengan adanya PSE Lingkungan untuk

dapat menjadikan usaha mikro umat dan masyarakat menjadi usaha yang mandiri dan

dapat berkembang selama pandemi. Acara kemudian di tutup dengan pembentukan PSE

Lingkungan dan rancangan program-program yang akan dilaksanakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(6)

Lampiran III : Wawancara Umat yang Memiliki Usaha Mikro

Wawancara 1

Nama : Ignatius R. Sapto Muji Santoso

Umur : 53 tahun

Jenis Usaha : Petani dan produsen kopi

Wilayah : Anthiokia

Waktu : Minggu, 4 April 2021 pukul 16:34-17:12

S : Apakah pandemi memberikan dampak pada usaha bapak? Jika ya, apa saja dampak

yang dialami?

P : Sangat berdampak sekali dan juga efek dari pandemi ini adalah pemasaran turun

sangat drastis hampir 80% untuk penjualannya. Selain pemasaran, kita tidak bisa

promosi offline padahal biasanya kami lakukan promosi offline yang lebih banyak.

Disamping pemasaran turun, penghasilan juga ikut turun.

S : Apakah upaya yang dilakukan bapak untuk menghadapi dampak tersebut?

P : Ya kita promosi kopi itu melalui medsos atau online. Pemasaran online melalui

whatsapps, facebook maupun instagram.

S : Menurut bapak apakah pemerintah sudah berperan untuk menanggapi permasalahan

ekonomi para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Sebagian sudah sebagian belum. Pemerintah udah bertindak lah, tapi memang

masa-masa begini belum optimal. Bantuan bagi pengusaha itu uang yang untuk UKM

yang 2,4 juta, nah itu yang dapat. Tapi yang bantuan-bantuan lain selain masa

pandemi itu belum pernah dapat paling pelatihan-pelatihan itu. Kita ikuti

pelatihan-pelatihan dari dinas-dinas. Sebetulnya banyak pelatihan, pelatihan

pemasaran dari departemen koperasi, departemen perindustrian itu lalu pelatihan

barista pernah, kalau pelatihan banyak kok, saya sudah beberapa kali ikut pelatihan

yang dari dinas pemerintah.

S : Menurut bapak apakah paroki sudah berperan untuk menanggapi permasalahan

ekonomi para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Kalau dari paroki kelihatannya kok belum. Selama ini yang sudah terjadi itu hanya

meminta data-data saja. Kalau untuk umat yang selain punya usaha itu sudah ada

bantuan BLT dan bantuan sembako. Sudah banyak bantuan kalau untuk yang selain

pengusaha, kalau yang punya usaha belum.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan pemerintah sudah menjawab kebutuhan para

pengusaha mikro yang mengalami dampak pandemi?

P : Untuk itu, antara sudah dan belum. Karena banyak program pemerintah dan juga

banyak UKM yang sudah bisa ikut dan tidak bisa ikut atau yang sudah ikut maupun

yang belum ikut, itu kalau yang dari pemerintah. Kita nggak bisa mengecek satu-satu

misalnya ada webinar atau di internet itu kan ada yang bisa ikut, ada yang tidak bisa

ikut kalau untuk UKM gitu.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan paroki selama pandemi sudah menjawab kebutuhan

umat yang memiliki usaha mikro?

P : Belum, keliatannya belum ada gerakanlah. Tapi kemarin itu ada yang

pinjaman-pinjaman itu tapi belum begitu jelas sekali. Kita harus mengajukan ini dan

itu tapi sebetulnya kebutuhan kita kan besar. Itu bantuan dari paroki, kevikepan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(7)

keuskupan ada tapi syaratnya harus mengajukan untuk ini untuk itu tapi belum

terlaksana atau sudah, belum tau saya.

S : Menurut bapak, tugas pelayanan seperti apa yang wajib dilakukan oleh paroki bagi

para pemilik usaha mikro selama pandemi ini?

P : Yang wajib dilakukan itu ya mencoba membantu untuk memasarkan atau membantu

untuk meyalurkan produknya supaya terbeli. Kunci utama UKM atau usaha itu kan

dari pembeli, kalau orang banyak yang beli otomatis kan produksinya berjalan dan

income masuk. Yang wajib dilakukan yaitu, modal kerja atau modal untuk usaha,

pembinaan itu atau bantuan misalnya kalau ingin menyiapkan bantuan sembako atau

apa, haa salah satunya dari UKM itu dibeli untuk sembakonya itu.

S : Menurut bapak, apakah manfaat yang dapat diperoleh terutama bagi usaha bapak dan

juga paroki jika paroki menjalankan tugas pelayanannya bagi umat yang memiliki

usaha mikro selama pandemi?

P : Ya terus terang kita mau tidak mau usahanya bisa berjalan dengan baik dan

kemungkinan bisa berkembang. Kita di masyarakat bisa menjadi terang atau garam

bagi sesama ya to. Kami juga bisa menyalurkan berkat kami juga kepada sesama

seperti di lingkungan sini saya bisa memberikan berkat kepada tetangga. Untuk paroki

sendiri mau tidak mau, nanti akan berkembang. Mereka mampu memperhatikan

sejauh mana pekerjaan mereka.

S : Menurut bapak faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat perwujudan

pelayanan paroki bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

P : Yang mendukung, ya itu kesempatan bagi paroki untuk membantu. Harusnya paroki

menyatakan dan merealisasi gerak rencana yang dibuat oleh pihak paroki. Kan sudah

ada bidang-bidang untuk membantu usaha nah sebetulnya itu bisa jadi kesempatan

untuk bidang itu membantu umat di masa sulit ini.

Hambatannya itu karena tidak ada yang gerak, adanya pembiaran dan kurang peka

atau luweh-luweh. Apa malah hambatannya mereka bingung dengan apa yang harus

dikerjakan, mereka tidak tau, dari anggota atau seksi yang menangani UMKM ini tapi

mereka kadang nggak menanyakan atau nggak menjalin kedekatan dengan UMKM

dengan menanyakan apa yang menjadi hambatan, apa yang menjadi keluhan kan

mereka nggak mau menyelami kehidupan pengusaha mikro. Hambatan lain mungkin

keterbatasan waktu, dana, tenaga, dan pengetahuan.

S : Apakah harapan dan usulan kegiatan dari bapak sebagai umat yang memiliki usaha

mikro agar paroki dapat meningkatkan peran dan mewujudkan pelayanan sesuai

kebutuhan umat selama pandemi?

P : Harapannya itu dari pihak paroki mengetahui pokok persoalan setelah mengetetahui

pokok persoalan terus perencanaan lalu merealisasi bantuan kepada orang-orang yang

mempunyai usaha mikro. LangkaH pertama perencanaan dulu itu bisa perencanaan

dana itu dapat dari mana dan lainnya. Yang kedua, ada rencana untuk lebih mendekati

para pengusaha agar mengetahui apa yang dibutuhkan, itu memerlukan rencana juga

(waktu, jadwal,dll) pendekatan secara individu maupun secara sosial. Setelah itu

bagaimana cara membantunya atau merelisasikannya. Sebenernya yang penting

sapaan itu mbak, baik dengan menanyakan keadaan dan kondisi usaha umat. Lalu

tanya apa yang menjadi kesulitan dan lainnya. Itu kan secara individu, sosial dan

biologi kan umat akan cerita apa yang mereka alami sebagai pengusaha,apa yang

dialami mereka baik itu kendala-kendala dan persoalannya. Kadang permasalahan itu

berasal dari pengusahanya sendiri, misalnya soal pemasaran, karena ujung tombak

siapapun yang mempunyai duit bisa membuat usaha tapi belum tentu bisa

memasarkannya, Usulannya bisa juga karena data sudah ada, mungkin bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(8)

mengadakan pasar kecil dengan umat secara bertahap. Lalu bisa dengan membuat

grup bisa membuat data yang di share ke seluruh umat, bisa menghimbau umat-umat

itu bisa membeli hasil-hasil usaha dari umat kita sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(9)

Wawancara 2

Nama : Antonius Ari Juli Trijono

Usia : 55 tahun

Jenis usaha : Cathering/boga

Wilayah : Filipi

Waktu : Senin, 5 April 2021 pukul 14:40-15:07

S : Apakah pandemi memberikan dampak pada usaha bapak? Jika ya, apa saja dampak

yang dialami?

P : O pasti, secara umum omset jelas turun bebas ya karena Pak Ari ini biasa nyetor ke

sekolah-sekolahan kemudian toko-toko dan warung. Kemudian permintaan untuk

pesanan juga turun drastis. Jadi memang tidak hanya saya saja tapi temen-temen

usaha mikro yang lain juga bergerak di bidang boga juga merasakan hal yang sama.

Selain di penghasilan, pengluaran sekarang semakin meningkat dengan harus

membeli hand sanitizer, masker kemudian yang tadinya tidak dengan packaging

sekarang minta di packaging, tentunya akan mengurangi income jadi pengularan

sekunder jelas meningkat.

S : Apakah upaya yang dilakukan bapak untuk menghadapi dampak tersebut?

P : Promosi harus gencar kita giatkan, kemudian membuka outlet-outlet baru, peluang

baru berupa membuka relasi dengan lebih banyak orang tidak hanya itu-itu saja. Kita

harus menjadi lebih peduli dan terbuka karena kita tidak bisa mengandalkan potensi

yang kemarin, kita harus lebih kreatif. Saya kira tidak hanya di bidang kuliner saja,

saya harus mencoba kemungkinan lain yang bisa mensuport usaha ini, mungkin saya

berpikir ingin membuka semacam usaha cafe yang memang masih berhubungan erat

dengan kuliner.

S : Menurut bapak, apakah pemerintah sudah berperan untuk menanggapi permasalahan

ekonomi para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Sekitar bulan Desember, saya sangat bersyukur ya karena mendapat bantuan waktu itu

sejumlah 2,4jt dan ada beberapa kali bantuan tapi sekarang sudah tidak lagi.

S : Menurut bapak, apakah paroki sudah berperan untuk menanggapi permasalahan

ekonomi para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Secara signifikan tidak atau belum ya karena memang keterbatasan pendanaan dari

lembaga ini. Tapi saya merasakan bahwa campur tangan paroki dalam hal ini untuk

membantu para UMKM khusunya usaha mikro sudah nampak dalam hal yang

sederhana yaitu dengan pemberian bantuan. Yaa stimulus lah hanya sekitar 150 ribu

bagi UKM yang usahanya bener-bener ada ya, jadi bukan sekedar hanya seperti Robin

Hood, kasih trus udah kita nggak meminta apa-apa lagi, tapi bener-bener supaya

usaha dari temen-temen usaha mikro dan UKM yang ada di paroki ini terbantu.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan pemerintah sudah menjawab kebutuhan para

pengusaha mikro yang mengalami dampak pandemi?

P : Secara signifikan memang belum ya, hanya membantu sedikit, tapi kalau yang sedikit

itu kalau bagi Pak Ari itu sudah sangat lumayan membantu karena dengan demikian

roda kegiatan produksi saya mulai berputar lagi. Di awal-awal kami sangat apatis

karena semuanya tutup, tapi mulai bulan-bulan Februari kita mulai merasakan

semangatnya. Jadi peran pemerintah dalam hal ini pasti ada, ada point value

istilahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(10)

S : Apakah kegiatan yang dilakukan paroki selama pandemi sudah menjawab kebutuhan

umat yang memiliki usaha mikro?

P : Kalau dari paroki yang saya terima kan bantuan 150ribu itu ya, memang itu jauh dari

cukup ya.

S : Menurut bapak, tugas pelayanan seperti apa yang wajib dilakukan oleh paroki bagi

para pemilik usaha mikro selama pandemi ini?

P : Kalau dari paroki yang berkompeten di bidang sosial ekonomi (sosek) ya, tidak hanya

dibidang sosek tapi di bidang lain saya kira bisa memberikan atensinya kepada usaha

mikro. Pelayanan yang harus dilakukan untuk temen-temen sosek maupun para

relawan di bidang itu saya kira kita membuat market place yang sama seperti yang

dibuat oleh deperindakom, nah ini dari pemerintah. Kita coba rangkum temen-temen

usaha mikro dan UMKM yang lain yang punya kemampuan di bidang apa kemudian

sukur-sukur dari paroki itu bisa memfasilitasi dengan membuka peluang untuk

mempertemukan mereka, bisa itu kerjasama antar paroki, antara inter wilayah di

dalam paroki, mempertemukan temen-temen yang punya usaha sehingga terjadi

semacam penjualan dan jaringan bisnis, seperti itu. Intinya saya pikir, para relawan ini

bukan hanya membuat suatu market tetapi membangun jiwa bisnis ya. Kita harus

memperkembangkan talenta kita bukan hanya menjual tetapi berbisnis. Berbisnis itu

besifat kelanjutan bukan hanya sekarang saya laku tapi saya laku terus, nah jadi

berkesinambungan, jadi kita membangun network, semacam kemitraan, jejaring dan

seterusnya.

S : Menurut bapak, apakah manfaat yang dapat diperoleh terutama bagi usaha bapak dan

juga paroki jika paroki menjalankan tugas pelayanannya bagi umat yang memiliki

usaha mikro selama pandemi?

P : Jelas kalau para relawan ini bisa menjalankan talenta yang ada di dirinya untuk

membantu orang lain itu jelas kalau para pelaku usaha mikro dan UKM pasti akan

bersyukur karena mereka sangat terbantu. Dengan temen-temen relawan yang hanya

membantu mempertemukan kita dengan temen-temen kita dari wilayah maupun

paroki lain itu saya pikir dengan keadaan ini kita lebih menjadi lebih klik dan akrab

sekalipun tidak dalam bentuk pertemuan langsung ya, tapi kita bisa memanfaatkan

teknologi baik dengan WA grup,facebook, instagran dan berbagai macam media

sosial.

Kalau bagi paroki Temanggung, paroki jadi punya kepedulian membangun

sikap-sikap solider. makanya paroki kita dulu punya yang namanya USBSP. Nah

USBSP adalah semacam usaha paroki untuk membantu para usahawan kecil atau

keluarga yang membutuhkan bantuan keuangan tapi karena USBSP ini hanya

merupakan lembaga sosial yang tidak hanya berorientasi keuntungkan ini selalu

nombok dan selalu merugi. Makanya ada beberapa temen di paroki ini kepengen

USBSP ini dikelola secara profesional. Akhirnya temen-temen itu ada juga romo dari

mana itu yang bergerak di bidang CU akhirnya memperkenalkan semacam koperasi

ini kepada temen-temen dan akhirnya mendirikan semacam kredit union yang kita

menamakan di Temanggung ini pelayanan pelita usaha. CU itu berawal dari USBSP.

Nah CU dengan 6.000 orang anggota yang notabene awalnya adalah semuanya

orang Katolik dan di situ awalnya adalah gerakan dari paroki yang diwakili oleh

orang-orang maupun voluntir yang memperkembangan lembaga keuangan ini karena

kita bergerak di bidang simpan pinjam. Tapi di sini kredit union yang kita bangun ini

bener - bener memang ada profit, ada keuntungan karena untuk menggaji karyawan

kita butuh keuntungan. Nah tapi anggota-anggota ini sangat nyaman sekali dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(11)

sistem yang kita bangun yaitu kemitraan dan solidaritas, sistem tersebut bener-bener

dari, oleh dan untuk anggota.

Kenapa Pak Ari bisa ngomong banyak tentang CU ini karena Puji Tuhan dua

tahun ini kebetulan Pak Ari diangkat sebagai pengurus. Jadi hehe tau banyak tentang

CU yang berawal dari USBSP yang notabene ini adalah salah satu kegiatan di paroki

kita, gitu. Secara umum paroki dalam hal ini bidang sosek ini kalau kami para

anggota CU Pelita Usaha ini kami merasakan ini adalah buah dari peran paroki

terhadap temen-temen pengusaha kecil, begitu.

S : Menurut bapak faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat perwujudan

pelayanan paroki bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

P : Kalau yang mendukung jelas ya kalau di kita, kita punya dasar iman yang sama jadi

kalau yang menghambat sih sebetulnya ya hanya pola pikir saja yang menghambat

kita nggak bisa berkembang. Saya kira mindset bahwa pandemi ini adalah ujian dan

kekonyolan membuat kita sibuk dengan diri kita sih sebenernya, jadi yang

menghambat, saya kira karna orang itu tidak mau berubah, mengembangkan dirinya

dan sibuk dengan dirinya sendiri. Di luar sana kita harus semakin memanfaat

teknologi tapi sering berpikir kalau yang sudah ada di kita ini sudah oke kok sudah

nyaman,nahh inilah sebetulnya yang menghambat. Saya kira bukan para voluntir di

paroki tapi si pelaku bisnis sendiri yang tid ak mau keluar dari jalur nyamannya.

S : Apakah harapan dan usulan kegiatan dari bapak sebagai umat yang memiliki usaha

mikro agar paroki dapat meningkatkan peran dan mewujudkan pelayanan sesuai

kebutuhan umat selama pandemi?

P : Terutama para petugas di paroki, kita memang nggak bisa mengandalkan pada satu

dua orang atau segelintir orang tapi kita sendiri yang punya talenta harus bergerak

sendiri, yang harus dilakukan pertama mengubah mindset dulu lewat bantuan Romo

bisa memberikan masukan kepada umat bahwa pandemi ini bukan hukuman Tuhan,

dengan menggali talenta yang kita punya, karena kalau Romo ngendika umat pasti

mau dengar karena kadang umat nggak mau denger kalau awam yang ngomong.

Romo bisa menyisipkan dalam khotbah mingguan. Para voluntir ini dibekali juga

dengan pengetahuan yg cukup mengenai teknologi,prinsip-prinsip ekonomi dan

seterusnya sehingga dia bisa mengawinkan antara situasi saat ini kita mencari jawab

sebetulnya di prinsip-prinsip ekonomi apa sih yg bisa untuk menjawab situasi seperti

ini. Kan biasanya orang kan ada dasar teori kan nggak mungkin to orang melakukan

sesuatu tanpa mendasarkan pada teori yang pernah dipelajari dengan itu kan kita

seperti yang di luar sana. Kita nggak papa kok mencontek apa yang dilakukan

pemerintah jika iman kita mampu dengan dasar yang kita miliki yaitu sama-sama

agamanya itu akan lebih simple, maaf ya kalau di luar sana kita kan nggak mungkin

memperkenalkan produk babi, nahh kalau misalnya di kita ada yang punya bisnis

yang berhubungan dengan babi, itu mungkin kalau sama-sama orang Katolik kan

nggak masalah. Jadi iitinya harusnya para voluntir di paroki ini mau menyisihkan

waktu dan menginfestasikan waktunya untuk orang lain karna nanti Tuhan itu pasti

ngasih balasan kok dengan kita menyisihkan waktu Tuhan itu pasti ngasih kok dengan

berkat yang indah di belakangnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(12)

Wawancara 3

Nama : Bekti

Umur : 48 tahun

Jenis Usaha : Dagang lauk atau sayur matang online

Wilayah : Ibrani

Waktu : Selasa, 6 April 2021 pukul 17:43-18:07

S : Apakah pandemi memberikan dampak pada usaha ibu? Jika ya, apa saja dampak yang

dialami?

P : O ya jelas mbak, kalau dulu tu lakunya banyak ya, kalau sehari tu dapet 50 ribu

sebelum pandemi sekarang tu separuhnya, kadang malah seperempatnya mungkin ya.

Dampaknya jann wah pokoke abot mbak, nek tadine itu dapet uang buat kulakan lagi

itu masih ada sisa tapi sekarang itu malah nombok hehehe. Pembeli sekarang itu

mungkin tidak punya uang to mbak, tidak seperti dulu-dulu, kalau dulu-dulu kan

seperti tetangga saya kan kerja di OBL tadinya juga beli sayur tiap hari to, sekarang

tidak, karena dia juga kerjanya sekarang satu minggu cuma 3 hari, 3 harinya di rumah

terus sekarang, jadine kadang masak sendiri njuk nggak beli, jadi berkurang to mbak

pembelinya buat saya, begitu hehehe.

Kalau dulu itu sebelum pandemi, saya dari Temanggung itu juga banyak yang beli,

kan saya ngantar to tapi sekarang tu jarang. Tadinya tu sehari ada 67 orang sekarang

tinggal 2 tok yang dari Temanggung kota itu Jampirejo sama Sayangan itu yang

masih jadi langganan. Itu yang Banyurip tak tanyain “wah sekarang tu uangnya sulit

bu” hehehe. Wong orange sok masak sendiri tapi kadang nek kepepet itu sok liat

status saya njuk beli tapi jarang sekali sekarang nek dulu tiap hari.

Kadang kalau ada yang pesen semalem lewat WA itu mau beli apa-apa gitu, nah

terus nanti kalau saya sudah belanjanya banyak ternyata yang beli kan sedikit, kan

bahan mentahnya jadi sisa mbak. Kalau sisa bahan mentahnya di jual lagi kan nggak

bisa, mosok menunya mau sama kan nggak mungkin to ya, dua hari menunya sama

mesti beda to?. Ha itu mbak jadi sisanya kan jadi nggak kepake lagi, jadi dampaknya

nggak punya uang itu yang mau beli bahan mentahnya lagi. Nanti kalau belanja ada

sisanya buat beli apa gitu to untuk yang kebutuhan rumah tangga kaya sabun mandi

kan tiap hari, itu kan ngambil dari untungnya jualan to mbak hehehe.

S : Apakah upaya yang dilakukan ibu untuk menghadapi dampak tersebut?

P : Saya kan jualane lewat HP kan mbak, ya posting di facebook, Nia anake saya tu

pasang di instagram, saya kan nggak punya instagram. Buatnya promosi itu tiap hari

tidak bosan-bosannya supaya orang tu melihat terus respon njuk beli, seperti itu.

Terus kalau saya jualan terus kurang ya ngambil uang yang lainnya mbak, mungkin

saya malah utang bank plecit mbak hehehe, biar bagaimana usahanya tetep berjalan

terus, nombokinya ya dengan berbagai macam cara, mbuh utang sapa, mbuh uang apa

saya nggak tau yang penting bisa belanja lagi terus di jual lagi.

S : Menurut ibu, apakah pemerintah sudah berperan untuk menanggapi permasalahan

ekonomi para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Kemarin itu kan ada bantuan BLT itu lo, saya juga dapat. Jadi BLT itu awalnya saya

dapet 600 ribu itu dapet tiga bulan terus sampai bulan Januari ini sebulan dapat 300

ribu, Februari sama Maret ini saya tidak dapat, terakhir itu Januari tanggal 23 kalau

nggak salah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(13)

S : Menurut ibu, apakah paroki sudah berperan untuk menanggapi permasalahan ekonomi

para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Kalau dari Paroki saya belum pernah mendapat. Dulu itu pernah disuruh ngisi blanko

tapi lewat HP.. Ngisinya udah dua kali, yang punya usaha to. Sudah ngisi tapi belum

ada tanggapan apa-apa dari paroki.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan pemerintah sudah menjawab kebutuhan para

pengusaha mikro yang mengalami dampak pandemi?

P : Kalau buat saya ya belum mbak. Ya kalau dibilang menjawab ya menjawab tapi

belum penuh ya, apalagi kalau sekarang udah nggak ada lagi. Kalau bantuan itu bisa

membantu sebenernya mbak, dinggo tombok. Kalau dapat untung uangnya sedikit,

terus kalau ada bantuan itu kan sering tak simpen mbak kalau sewaktu-waktu ngko

nek buat belanja nggak mencukupi, ha saya ngambil itu buat nomboki,gitu.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan paroki selama pandemi sudah menjawab kebutuhan

umat yang memiliki usaha mikro?

P : Dulu waktu Nia SMP itu dapet bantuan sekolah mbak satu tahun, dulu tapi mbak tapi

sampai sekarang juga nggak pernah dapet lagi. Saya itu dianggap mampu paling mbak

ya mbak? hehe.

S : Menurut ibu, tugas pelayanan seperti apa yang wajib dilakukan oleh paroki bagi para

pemilik usaha mikro selama pandemi ini?

P : Kalau saya gini mbak, saya tu punya rencana udah dari dulu saya mbak beberapa

tahun yang lalu. Saya kan dulu pernah kerja ikut orang, buat usaha kering kentang

sama abon sapi dan ayam asli. Saya tu pengen usaha itu mbak, tapi modalnya begitu

besarnya untuk beli yang untuk memeres abon setelah digoreng, terus untuk bahannya

itu kan butuh biaya banyak. Kalau paroki itu ndak usah ngasih lah mbak, ngutangi

wae. Ngutangi dengan cara nyicil yang lebih murah, ora usah berbunga lah nek

ngutangi umate ki. Saya pengen mbak mengembangkan usaha itu. Nah nek misal

ngutangi yang punya usaha itu disuntik dana dengan cara utang terus nanti hasilnya

itu dipasarkan Gereja gitu lo karepe. Kalau menurut saya wajibnya gitu mbak. Jadi

yang menjualkan itu Gereja. Nanti saya nebeng di yang punya usaha siapa terus kita

setor matengnya itu, sudah dikemas nah sana yang ngasih label, karepe saya tu begitu.

Gitu mbak saya pengennya disuntik laah yang punya usaha-usaha kecil ini dari paroki

terus nanti hasilnya dipasarkan lewat paroki. Ya paroki yang bantu memasarkan tapi

juga bantu modalnya juga to mbak.

S : Menurut ibu, apakah manfaat yang dapat diperoleh terutama bagi usaha bapak/ibu dan

juga paroki jika paroki menjalankan tugas pelayanannya bagi umat yang memiliki

usaha mikro selama pandemi?

P : Manfaate nek buat saya, jelas saya jadi punya usaha yang tetap. Kalau abon sama

kering kan jarang yang buat apalagi abon sapi yang asli mbak, di Temanggung kan

cuma ada satu, Tin Abon itu. Kalau keuntungan buat saya itu kalau usaha itu langka

yang abon sapi di Temanggung, itu untung bagi saya kalau saya bisa membuat. Terus

pengharapannya kan lancar ya. Kalau yang menguntungkan untuk gereja kan

seumpama nanti usaha atau hasil karya saya ini diatas namakan “made in paroki” ya

nggak apa-apa to paroki entuk jeneng walaupun tidak membuat, ya nggak mbak?

Hehehe. Jadi paroki hanya memberi nama saja dan menjualkan gitu lo.

S : Menurut ibu faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat perwujudan

pelayanan paroki bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

P : Kalau yang mendukung itu tergantung kerjanya PSE ya, tergantung dari koordinator

PSEnya mbak. Kalau PSEnya kok mantep ngeculke dana dinggo usaha mungkin kan

kalau paroki kan nganut PSE to mbak sejatine. Kalau PSE mau mengucurkan dana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(14)

untuk usaha kecil dan untuk pendidikan kan ya ada wong saya dulu juga pengurus

PSE. Kalau tim PSE berani mengluarkan dana mungkin paroki juga nganut to?. Tapi

mungkin PSEnya yang ora mantep, atau mungkin tidak ada uang. Tapi kalau tidak ada

uang kok saya tidak percaya, soalnya sudah ada sendiri-sendiri to bagian-bagiannya,

bagian pendidikan sendiri, pembangunan sendiri, usaha sendiri kan ada

bagian-bagiannya di PSE itu. Berapa persennya itu dana apa yang masuk ke PSE itu

to,sedikit-sedikit saya tau tentang PSE mbak tapi kalau sekarang ya nggak tau hehe.

Nek menurute saya mbak, seandainya paroki mengucurkan dana walaupun itu utang,

apa paroki takut nggak disarutangi mungkin ya? Perkiraanya ya paroki takut nggak

balik uangnya itu mbak, tapi ya saya nggak tau mbak hehe.

S : Apakah harapan dan usulan kegiatan dari ibu sebagai umat yang memiliki usaha mikro

agar paroki dapat meningkatkan peran dan mewujudkan pelayanan sesuai kebutuhan

umat selama pandemi? P : Ya saya harapkan dari tim PSE tu ya mbok tanggap karo sing ndue usaha kecil. Paling

tidak di survey mbak kan udah ada datanya di paroki. Kan belum pernah ada

kunjungan ke pengusaha kecil-kecil itu belum pernah mbak, di sini lo, kalau di

lainnya saya nggak tau. Kan kalau saya sendiri kan punya usaha to, saya belum

pernah dikunjungi ke sini, belum pernah, padahal sudah ada datanya di sana. PSE itu

kan seharusnya sudah melihat daftarnya itu yang punya usaha kecil-kecilan itu siapa

saja terus bagaimana tim itu harus bergerak kan seharusnya sudah di pikirkan tim itu.

Seharusnya kan dari mereka tim PSE sendiri yang punya angen-angen sama

pemikiran. Dari umat dan pengusaha kecil gitu ya tetep mengharapkan, mbok

kolo-kolo di survey ya, di suntik bantuan dana yaa. Kan begitu mbak biar usahanya

tetep berjalan karena masa pandemi ini memang sulit banget pokoke berkurang 50%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(15)

Wawancara 4

Nama : YM. Endang Purwatinah

Umur : 60 tahun

Jenis Usaha : Jual pakaian dan perabot rumah tangga

Wilayah : Hebron

Waktu : Jumat, 9 April 2021 pukul 10:44-10:58

S : Apakah pandemi memberikan dampak pada usaha ibu? Jika ya, apa saja dampak yang

dialami?

P : Iya memberi dampak karena selama ini biasanya kalau kulakan itu 2 minggu sekali

terus sekarang tu dua bulan sekali atau sampai tiga bulan sekali. Pembelinya juga

menurun karena sekolah juga libur to mbak jadi untuk memenuhi target pesenan saya

dateng ke rumah-rumah pembeli tapi ya tidak semua tercukupi, karena tidak semua

dapat bertemu langsung. Ke sekolahan itu nawarin gurunya mbak, kalau dulu itu sama

orang tua murid itu terus pandemi itu kan nggak dianter anaknya, terus nggak bisa

ketemu juga, jadi ya macet total. Kalau sekarang itu untuk angsuran tiap bulan sekitar

3-4 jutaan kalau yang kemarin itu bisa 5 juta sampai 7 juta sebelum pandemi itu mbak,

banyak. Kalau untungnya itu saya kok nggak ngitung mbak, nggak bisa merinci.

Kadang sehari itu laku paling cuma 6 baju, kadang nggak laku, saya kan jualannya

kredit to mbak nggak cash.

S : Apakah upaya yang dilakukan ibu untuk menghadapi dampak tersebut?

P : Saya jualan keliling dari kantor-kantor terus sambil arisan itu juga sama

sekolah-sekolahan. Jualannya sekitar daerah sini, Kedu, Temanggung sama Parakan

mbak. Dulu sebelum pandemi malah sampai Magelang mbak di toko Merak Jaya itu

ada yang ngambil juga, toko bedak-bedak itu to toko kosmetik itu pernah ngambil

juga. Sekarang udah nggak sampai sana mbak, ini aja jualan cuma sama yang

kenal-kenal aja mbak kalau yang nggak kenal ya nggak mbak, paling ya ke

tetangga-tetangga kalau nggak ya pas arisan itu sekarang.

S : Menurut ibu, apakah pemerintah sudah berperan untuk menanggapi permasalahan

ekonomi para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Sudah ya kalau menurut saya, tapi saya pernah mengajukan, karena saya dapat

pensiunan janda itu dapet Rp. 1.260.000 mbak satu bulan, nah itu mungkin saya

nggak dapet bantuan mungkin ya, yang berupa uang dan berupa sembako juga nggak.

Tetangga banyak yang dapet tapi saya nggak dapet, yang dapet cuma dari gereja aja,

mungkin kriterianya udah berbeda mungkin yaa hehehe.

S : Menurut bapak/ibu, apakah paroki sudah berperan untuk menanggapi permasalahan

ekonomi para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Saya pernah dapat bantuan sembako terus pernah dapet uang juga sebulan itu 150 ribu

tapi nggak tiap bulan. Saya juga pernah dapat uang itu 100 ribu mbak terus dapat

bantuan modal tapi dari Gereja Fatima Magelang itu 700 ribu, tidak mengembalikan

itu, jadi saya cuma di suruh daftar ke ketua lingkungan, membuat proposal, lalu

membawa KTP sama surat baptis terus ke Gereja Fatima udah langsung dapet mbak.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan pemerintah sudah menjawab kebutuhan para

pengusaha mikro yang mengalami dampak pandemi?

P : Ya kalau bagi usaha saya sendiri ya tak cukup-cukupkan mbak.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan paroki selama pandemi sudah menjawab kebutuhan

umat yang memiliki usaha mikro?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(16)

P : Kalau kemarin tu sebenarnya saya sudah didata dan selalu ikut pendataan, tapi kok

nggak tau kok nggak turun ya mbak, apa mungkin ya kriterianya beda itu. Tapi kalau

bantuan ya saya trima aja mbak apa adanya soalnya di bagi orang banyak mungkin ya,

duitnya juga mungkin belum mencukupi atau bagaimana. Kalau bantuan dari paroki

ya cukup kalau buat saya mbak karena saya juga dapet dari pensiunan janda itu juga.

S : Menurut ibu, tugas pelayanan seperti apa yang wajib dilakukan oleh paroki bagi para

pemilik usaha mikro selama pandemi ini?

P : Kalau pemilik usaha mikro kayanya kok menurut saya membantu bantuan modal tapi

mengembalikan tanpa bunga gitu mbak, jadi memberi pinjaman tapi mengembalikan

tanpa bunga gitu kalau bisa.

S : Menurut ibu, apakah manfaat yang dapat diperoleh terutama bagi usaha ibu dan juga

paroki jika paroki menjalankan tugas pelayanannya bagi umat yang memiliki usaha

mikro selama pandemi?

P : Kalau untuk saya ya pertama itu kalau dari paroki rasanya memberkahi gitu ya mbak,

walaupun seberapa besarnya uang yang dipinjamkan dari paroki, tapi ya kayaknya

untungnya juga dapet gitu lo hehe. Terus yang kedua juga membantu kelancaran

usaha kami, karena kadang pas mau lebaran gini saya juga butuh modal mbak,

karena pesanan juga banyak kalau pas mau lebaran itu, biasanya pesanannya yang

besar-besar itu mbak misal rice cooker, meja, kursi dan kasur kalau biasanya orang

Temanggung lebaran itu maunya semuanya baru gitu. Kalau untuk paroki, bisa

berbagi mungkin ya mbak manfaatnya. Manfaat lainnya mungkin bisa lebih dekat dan

akrab sama umatnya. Terus peduli dan memperhatikan umatnya, begitu.

S : Menurut ibu faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat perwujudan

pelayanan paroki bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

P : Mungkin yang menjadi faktor penghambatnya itu yang mau dibantu banyak jadi

uangnya mungkin tidak mencukupi gitu mbak dari paroki. Kemudian kriteria juga

berbeda seperti yang sudah saya sampaikan tadi, karena saya sudah dapat pensiunan

itu mungkin membantu yang lebih membutuhkan dulu. Kalau yang mendukung itu ya

ketua lingkungan itu harus berperan mungkin ya mbak, berperan untuk mengusulkan

dan mendata umat yang punya usaha mikro dan perlu dibantu.

S : Apakah harapan dan usulan kegiatan dari ibu sebagai umat yang memiliki usaha mikro

agar paroki dapat meningkatkan peran dan mewujudkan pelayanan sesuai kebutuhan

umat selama pandemi?

P : Harapan saya ya mudah-mudahan semua umat di paroki Temanggung ini banyak

rejekinya ya mbak, jadi yang untuk ngisi amplop persembahan itu bisa ditambah lagi

sehingga bisa memenuhi kebutuhan umat yang berkekurangan dan juga para

pengusaha mikro yang benar-benar membutuhkan. Kalau kegiatannya mungkin ada

tim khusus gitu mbak yang meninjau langsung ke lokasi atau survey ke rumah-rumah

umat yang mempunyai usaha mikro gitu mbak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(17)

Wawancara 5

Nama : Elisabeth Rina

Umur : 42 tahun

Jenis Usaha : Tanaman Hias (Anggrek)

Wilayah : Betlehem

Waktu : Jumat, 9 April 2021 pukul 13:43-14:05

S : Apakah pandemi memberikan dampak pada usaha ibu? Jika ya, apa saja dampak yang

dialami?

P : Kalau di awal pandemi itu dampaknya ya sepi mbak, saya kan jualnya online jadi mau

tidak mau yang pengiriman luar kota itu banyak orang nggak ngambil, masalahnya

kurir kan jadi terhambat, pengiriman barangnya terhambat juga. Terus kalau yang di

Temanggung, dampaknya sangat luar biasa, karena semua tempat lockdown mau

tidak mau orang kalau mau beli aja repot. Terus belum lagi masalah yang lain,

daripada buat beli tanaman anggrek mending orang memikirkan untuk makan kan?.

Selain anggrek saya juga jual pakan burung dan sampai sekarang dampaknya sangat

terasa sekali. Jadi dulu dalam satu minggu itu saya bisa ngirim seminggu sekali,

sekarang sepuluh hari sekali bahkan dua minggu sekali saya baru dapat orderan.

S : Apakah upaya yang dilakukan ibu untuk menghadapi dampak tersebut?

P : Saya tetap jualan mbak, kalau selagi anggreknya masih ada banyak saya jual di

pinggir jalan utama itu biar cepet laku dan besoknya dapat barang lagi. Sambil

nunggu orderan anggrek, saya juga buat pakan burung itu mbak, dijual ke orang-orang

yang memang sudah biasa beli di saya saja.

S : Menurut ibu, apakah pemerintah sudah berperan untuk menanggapi permasalahan

ekonomi para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Ya kalau menurut saya sudah banyak sih mbak, tapi semua itu tergantung dari

orangnya, kalau orangnya tau informasi dan mengikuti berita atau di beritahu orang

itu sudah banyak memperhatikan. Tapi kalau kita tidak tahu info ya kita tidak tahu

dan tidak merasa tertanggapi.

S : Menurut ibu, apakah paroki sudah berperan untuk menanggapi permasalahan ekonomi

para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Kalau paroki, saya nggak tau untuk usaha mikro yang lainnya, tapi waktu awal

pandemi itu saya udah mengajukan tapi mungkin tidak ditanggapi karena paroki

sedang fokus dengan bantuan sembako itu dan baru ini saya dapat bantuan untuk

pengembangan usaha itu dapat uang 3 juta tanpa mengembalikan.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan pemerintah sudah menjawab kebutuhan para

pengusaha mikro yang mengalami dampak pandemi?

P : Kalau yang di tempat saya itu saya nggak tau tapi di usaha mikro ataupun UMKM

yang lain itu mereka udah dapet uang 2,4 juta itu, mungkin ya sudah menjawab.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan paroki selama pandemi sudah menjawab kebutuhan

umat yang memiliki usaha mikro?

P : Sebetulnya untuk saya sendiri ya belum mbak, karena untuk usaha saya itu kan butuh

modal yang besar to mbak?. Uang 3 juta yang saya dapatkan dari paroki secara

itungan sebenernya itu juga nggak cukup untuk modal beli satu box anggrek yang

sudah mekar. Kalau saya beli yang bibit itu prosesnya lebih lama lagi untuk menjual.

Makanya saya cuma jual bonggol anggrek bekas itu, tapi untungnya cuma sedikit,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(18)

cuma lima ribu per bonggol, itupun kalau ada yang mati satu sudah mengurangi

untung sepuluh sendiri.

S : Menurut ibu, tugas pelayanan seperti apa yang wajib dilakukan oleh paroki bagi para

pemilik usaha mikro selama pandemi ini?

P : Jadi paroki bisa bekerja sama dengan pemerintah terutama dalam memperkembangkan

bidang pertanian. Kalau menurut saya, paroki membuat semacam kelompok tani

kemudian dalam kelompok tani itu uang yang didapatkan dari kerjasama antara paroki

dan pemerintah itu dapat disimpan pinjamkan.

S : Menurut ibu, apakah manfaat yang dapat diperoleh terutama bagi usaha ibu dan juga

paroki jika paroki menjalankan tugas pelayanannya bagi umat yang memiliki usaha

mikro selama pandemi?

P : Ya banyak manfaatnya mbak, saya yang kekurangan modal untuk makan saja susah

apalagi ditambah biaya sekolah anak-anak saya jika mendapatkan bantuan dari paroki

pasti kehidupan ekonomi keluarga akan terus berjalan to mbak? Manfaat lain yang

bisa diperoleh ya saya mampu menciptakan pekerjaan bagi orang lain mbak kalau

usaha saya terus berkembang. Kalau bagi paroki sendiri, kalau kita mampu

memperkembangkan kehidupan ekonomi, otomatis kita mampu nyumbang lebih to

mbak untuk paroki. Manfaat lain yang bisa didapatkan paroki itu bisa dipandang

orang sekitar bahwa ternyata orang Katolik dan paroki itu guyub, artinya merangkul

dan memperhatikan umatnya sendiri.

S : Menurut ibu faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat perwujudan

pelayanan paroki bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

P : Faktornya yang mendukung itu, kan paroki terbagi dalam lingkungan-lingkungan

begitu, menurut saya dengan adanya ketua lingkungan dan juga umat lainnya yang

tanggap terhadap permasalahan ekonomi umat yang lain itu dapat menjadi hal yang

mendukung sekali. Kalau yang menghambat mungkin paroki baru fokus di bidang

yang lain misal dananya difokuskan untuk membantu ini dan itu, atau mungkin

aturan-aturan dari paroki sendiri ya mbak.

S : Apakah harapan dan usulan kegiatan dari ibu sebagai umat yang memiliki usaha mikro

agar paroki dapat meningkatkan peran dan mewujudkan pelayanan sesuai kebutuhan

umat selama pandemi?

P : Harapan dan usulannya ya mungkin dimulai dari lingkungan dulu ya mbak, di data

umat yang punya usaha mikro itu siapa saja dan dari situ kan bisa dilihat usahanya itu

jalan atau tidak. Kemudian ketua lingkungannya bisa melaporkan ke paroki. Nah dari

data itu kan paroki bisa tahu, umatnya yang punya usaha itu berapa, siapa saja, lalu

usahanya seperti apa, punya masalah apa dan kalau mau dibuat maju ya bagaimana

caranya, misal dengan kegiatan pelatihan, pendanaan, pendampingan usaha dalam

bidang pemasaran dan lainnya. Kegiatan lainnya mungkin dengan jualan di paroki

pada hari Minggu atau ada toko oleh-oleh yang jadi satu dengan gereja dan menjual

seluruh produk UMKM milik umat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(19)

Wawancara 6

Nama : Theresia Yusdi Yuliana

Usia : 35 tahun

Jenis Usaha : Pedagang Bubur

Wilayah : Midian

Waktu : Sabtu, 10 April 2021 pukul 15:45-16:44

S : Apakah pandemi memberikan dampak pada usaha ibu? Jika ya, apa saja dampak yang

dialami?

P : iya mbak berdampak, dagangan jadi sepi karena berkurangnya pembeli sehingga

pendapatan juga menjadi berkurang. Kalau hari biasa, saya jual bubur sama sayur tok

itu dapet 150 ribu, kalau sayurnya macem-macem nggak itu-itu tok ya bisa sampai

170 ribu. Kalau pas pasaran itu saya jual sama gablok pecel sama mi itu juga bisa

sampai 250 ribu. Sebenernya penghasilan dari jual bubur untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari ya nggak cukup mbak, tak minimalis lah dicukup-cukupke untuk beli

bahan pokok seperti beras dan lainnya.

S : Apakah upaya yang dilakukan ibu untuk menghadapi dampak tersebut?

P : Upayanya ya saya tetap berjualan dan mengurangi porsi atau jumlah dagangan saya

yang awalnya dulu sebelum pandemi itu buburnya bisa 1,5 sampai 2 kg itu habis,

kalau sekarang cuma 1 kg. Setelah jualan bubur, saya juga masih laundry baju juga

mbak sehingga pemasukan bisa dari bubur dan dari laundry.

S : Menurut ibu, apakah pemerintah sudah berperan untuk menanggapi permasalahan

ekonomi para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Kalau menurut saya ya sudah mbak dengan adanya bantuan langsung tunai (BLT) 300

ribu tiap bulannya itu, saya juga dapat tapi per Maret ini saya belum dapet. Uang

bantuan itu saya gunakan untuk ngangsur angsuran bulanan mbak.

S : Menurut ibu, apakah paroki sudah berperan untuk menanggapi permasalahan ekonomi

para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Selama ini menurut saya ya belum ya mbak. Kalau paroki itu saya pernah dapat

bantuan sembako itu tapi cuma sekali mbak terus dapet bantuan uang sekolah itu 50

ribu per bulan. Tapi untuk para pengusaha kecil-kecil termasuk saya kok belum, dulu

pernah sama ketua lingkungan itu di suruh ngisi data yang punya usaha kecil gitu itu

beberapa kali malah sebelum pandemi juga pernah ngisi data tapi kok tidak turun dan

nggak ada kejelasan mbak sampai sekarang.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan pemerintah sudah menjawab kebutuhan para

pengusaha mikro yang mengalami dampak pandemi?

P : Kalau dari pemerintah ya sangat membantu mbak untuk bayar angsuran bulanan saya,

saya nggak berani untuk mengutik-utik untuk modal usaha saya mbak.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan paroki selama pandemi sudah menjawab kebutuhan

umat yang memiliki usaha mikro?

P : Ya menjawab mbak dan membantu juga. Kalau bagi saya ya membantu dalam

penyediaan bahan makanan bagi saya dan keluarga.

S : Menurut ibu, tugas pelayanan seperti apa yang wajib dilakukan oleh paroki bagi para

pemilik usaha mikro selama pandemi ini?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(20)

P : Ya itu mbak dengan adanya bantuan seperti menambah modal usaha mungkin ya bagi

pengusaha kecil sehingga usahanya bisa berkembang dan dapat menambah

pendapatan atau pemasukan, begitu paling mbak.

S : Menurut ibu, apakah manfaat yang dapat diperoleh terutama bagi usaha ibu dan juga

paroki jika paroki menjalankan tugas pelayanannya bagi umat yang memiliki usaha

mikro selama pandemi?

P : Kalau manfaate buat saya ya dapat menambah dan mengembangkan usaha agar

semakin banyak barang dagangannya. Manfaat lainnya dapat menambah pemasukan

dan mencukupi kebutuhan saya dan keluarga sehari-hari. Manfaat untuk paroki yaitu

paroki dapat menumbuhkan rasa cinta kasih, tolong menolong dan peduli terhadap

umatnya.

S : Menurut ibu faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat perwujudan

pelayanan paroki bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

P : faktor yang mendukung itu karena ada rasanya cinta kasih dan peduli sehinga banyak

donatur yang peduli terhadap umat yang lain. Faktor yang menghambat mungkin

saking banyaknya itu yang dibantu jadi paroki tidak bisa menjangkau semua untuk

diberi bantuan, mana yang lebih kurang dan membutuhkan banget, wong tadinya yang

bantuan sembako itu aja dipilihi to mbak?

S : Apakah harapan dan usulan kegiatan dari bapak/ibu sebagai umat yang memiliki

usaha mikro agar paroki dapat meningkatkan peran dan mewujudkan pelayanan sesuai

kebutuhan umat selama pandemi?

P : Harapanne Gereja bisa meningkatkan kepedulian pada umat yang punya usaha kecil

dengan survey langsung ke para pengusaha mikro agar lebih mengerti kondisi dan

keadaan para pengusaha mikro. Dengan kunjungan atau survey langsung itu kan pihak

paroki dapat menindaklanjuti, memberi semangat dan motivasi. Kalau selama

pandemi ini saya tidak dapat bantuan dari pemerintah, saya sangat mengharapkan juga

bantuan dari paroki agar mampu membayar angsuran bulanan dan untuk tambahan

biaya kebutuhan sehari-hari, iya to mbak otomatis?.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(21)

Wawancara 7

Nama : Ignatia Suminten

Usia : 63 tahun

Jenis Usaha : Produksi Telur Asin

Wilayah : Damaskus

Waktu : Selasa, 13 April 2021 pukul 11:15-12:03

S : Apakah pandemi memberikan dampak pada usaha ibu? Jika ya, apa saja dampak yang

dialami?

P : ya jelas berdampak sekali, dulunya rame, tiap hari bikin telur asin terus sekarang jadi

sepi. Toko-toko yang saya titipi telur asin juga sepi jadi pembeli juga jadi berkurang.

Dulu pas sebelum puasa gini, ibu sudah stock bikin telur asin banyak, karena pas

bulan puasa itu banyak toko yang jual takjil minta dua hari sekali itu 50 pcs pasti

habisnya selama dua hari itu, kadang sehari itu sudah habis, paling lama tiga hari baru

habis. Kalau sekarang itu belum ada yang menghubungi saya untuk pesan telur

padahal besok sudah masuk bulan puasa. Saya juga ndak berani stock banyak karena

telur asin itu kalau terlalu lama juga banyak yang busuk dan kuningnya jadi hitam gitu,

saya sudah tidak berani jual. Kadang sering ada yang rusak atau retak gitu jadi gabisa

dijual padahal saya beli telurnya saja sudah menghabiskan modal banyak lalu untuk

dijual banyak yang rusak gitu jadi nggak balik modal atau untungnya cuma sedikit

jadi ya sebenernya ndak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Gereja tidak

buka juga berdampak sekali mbak, dulu ibu-ibu paroki kan sering jualan di gereja pas

hari Minggu itu saya nitip juga kadang 100 butir gitu dan telurnya sering habis,

sekarang kan ndak bisa mbak.

S : Apakah upaya yang dilakukan ibu untuk menghadapi dampak tersebut?

P : Ya saya masih bikin telurnya mbak tapi ya nggak banyak seperti dulu. Kadang kalau

pas saya buat telurnya lebih ya saya buat status di WA tak promosike lalu nanti tak

anter gitu yang beli teman-teman gereja. Tapi karena telur ya kadang-kadang tidak

menghasilkan, saya kadang juga membuatkan masakan gitu untuk rapat kantor

teman-teman gereja atau kalau ada pesanan gitu saya buat.

S : Menurut ibu, apakah pemerintah sudah berperan untuk menanggapi permasalahan

ekonomi para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Kalau dari pemerintah ya kalau buat saya ya ndak tau, sudah berperan apa belum ya

mbak, karena saya belum pernah dapat apa-apa. Jadi yang namanya bantuan UMKM

itu saya ndak pernah tau karena memang tidak pernah ada yang datang ke rumah gitu

untuk mendata. Malah yang di sini, yang tidak punya usaha saja dapat bantuan

UMKM itu mbak.

S : Menurut ibu, apakah paroki sudah berperan untuk menanggapi permasalahan ekonomi

para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Dari paroki itu ya dulu itu waktu awal-awal pandemi pernah suruh ngisi google form

itu yang punya UMKM tapi ya sampai sekarang ini belum ada tanggapan apa-apa.

Kalau menurut saya ya belum berperan mbak.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan pemerintah sudah menjawab kebutuhan para

pengusaha mikro yang mengalami dampak pandemi?

P : Ya belum menjawab semua mbak. Belum bisa menjawabnya ya itu karena saya

dengar ada yang tidak punya usaha itu mendapat bantuan UMKM itu, terus yang

punya usaha malah tidak mendapat. Kalau bagi yang mendapat bantuan ya sangat

menjawab dan membantu tapi kalau bagi yang tidak mendapat ya tidak menjawab dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(22)

membantu mbak. Kalau yang tidak punya usaha saja mendapat kan berarti bantuan

yang dari pemerintah itu tidak tepat sasaran, itu berarti dalam pendataan itu mungkin

tidak betul atau mungkin ada “permainan” kan nggak tau to mbak? Hehehe. Saya juga

punya teman, usahanya udah gede, udah maju itu dia dapet bantuan entah dari mana

tapi ngambilnya di kecamatan tiap bulan padahal dia tidak minta dan daftar untuk

bantuan UMKM itu.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan paroki selama pandemi sudah menjawab kebutuhan

umat yang memiliki usaha mikro?

P : belum, karena sampai sekarang ndak ada kejelasan dan jawaban mbak.

S : Menurut ibu, tugas pelayanan seperti apa yang wajib dilakukan oleh paroki bagi para

pemilik usaha mikro selama pandemi ini?

P : Pelayanannya dengan adanya bantuan modal usaha itu mbak dari paroki.

S : Menurut ibu, apakah manfaat yang dapat diperoleh terutama bagi usaha bapak/ibu dan

juga paroki jika paroki menjalankan tugas pelayanannya bagi umat yang memiliki

usaha mikro selama pandemi?

P : manfaatnya ya itu misalnya bisa dapat modal kan bisa menambah kulakan lagi, yang

tadinya bisa kulakan kan bisa diubengke lagi, bisa stok banyak dan masih bisa di jual

sehingga penjualan juga bisa meningkat lagi.

S : Menurut ibu faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat perwujudan

pelayanan paroki bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

P : Yang mendukung ya kebersamaannya itu ya mbak terutama kerjasama dengan

donatur-donatur itu para pengusaha yang usahanya gede atau malah sama PNS yang

tidak terdampak sama sekali selama pandemi ini. Yang menghambat itu ya mungkin

karena paroki kesulitan cari uang untuk dana sosial itu mbak selama pandemi itu

karena kolekte, APP dan lainnya saja merosot kan mbak?. Penghambatnya ya itu juga

karena pandemi jadi tidak bisa pertemuan dan kumpul-kumpul jadi ya susah untuk

membuat kegiatan begitu.

S : Apakah harapan dan usulan kegiatan dari ibu sebagai umat yang memiliki usaha mikro

agar paroki dapat meningkatkan peran dan mewujudkan pelayanan sesuai kebutuhan

umat selama pandemi?

P : harapan dan usulanne ya bisa dapat bantuan modal usaha itu mbak dan paroki mau

ngasih bantuan modal gitu biar usahanya juga bisa terus berjalan dan tidak berhenti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(23)

Wawancara 8

Nama : Yohanes Adi Budiarja

Usia : 29 tahun

Jenis Usaha : Jasa service AC,kulkas dan lainnya

Wilayah : Nazaret

Waktu :Selasa, 13 April 2021 pukul 17:05-17:18

S : Apakah pandemi memberikan dampak pada usaha bapak? Jika ya, apa saja dampak

yang dialami?

P : kalau dampak ya jelas berdampak, dampaknya ya otomatis jobnya berkurang kan

kalau jasa karena saya kan ngarahnya ke perumahan dan instansi itu rumah sakit, nah

rumah sakit itu kayanya selama pandemi keliatan paling ramai karena banyak orang

periksa keluar masuk rumah sakit tapi ternyata rumah sakit itu malah sepi selama

pandemi. Karena rumah sakit sepi kan otomatis AC dan alat lainnya kan nggak

kepakai padahal untuk service AC kalau kepakai itu tiga bulan sekali, kalau nggak

kepakai kan otomatis jangkanya jadi mulur dan nggak ada job ke sana. Biasanya

sebulan bisa service 50 sampau 60 unit, sekarang sebulan kadang cuma 10 sampai 11

unit.

S : Apakah upaya yang dilakukan bapak untuk menghadapi dampak tersebut?

P : Upayanya ya terus keliling door to door dengan langsung ke rumah-rumah gitu, tanya

ada yang perlu di service atau nggak gitu,biasanya kan orangnya yang dateng ke saya

sekarang saya yang jemput bola, gitu. Terus saya juga nyoba usaha lain kalau

pandemi masih lama, saya lagi coba usaha budidaya ikan koi karena banyak yang

kerja dari rumah terus pada bosen terus koleksi ikan hias kan menjanjikan, gitu.

S : Menurut bapak, apakah pemerintah sudah berperan untuk menanggapi permasalahan

ekonomi para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : kalau peran pemerintah ya belum ada kalau buat saya saat ini. Kemarin itu kan udah

ada, bantuan-bantuan itu yang BLT gitu tapi kan saya nggak ngajukan karena awalnya

saya merasa nggak dapat dampak pandemi dan ternyata kok dapat dampaknya, gitu.

S : Menurut bapaK, apakah paroki sudah berperan untuk menanggapi permasalahan

ekonomi para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Paroki kalau menurut saya sama sekali belum berperan, soalnya paroki ya mau

gimana-gimana ya susah karena semua juga di batasi.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan pemerintah sudah menjawab kebutuhan para

pengusaha mikro yang mengalami dampak pandemi?

P : kalau sebagian iya, tapi kalau untuk saya belum menjawab kebutuhan. Kalau untuk

usaha yang luar jasa mungkin sudah, kalau saya belum merasakan.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan paroki selama pandemi sudah menjawab kebutuhan

umat yang memiliki usaha mikro?

P : kalau untuk yang lainnya mungkin sudah, kalau untuk saya sendiri ya belum

menjawab kebutuhan usahanya saya.

S : Menurut bapak, tugas pelayanan seperti apa yang wajib dilakukan oleh paroki bagi

para pemilik usaha mikro selama pandemi ini?

P : mungkin kalau membantu bidang usaha yang bukan jasa itu dengan bantuan modal ya.

Kalau saya kan jasa jadi ya kemungkinkan dikasih peluang usaha lain yang bisa

mencukupi kebutuhan ekonomi saya sehari-hari, begitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(24)

S : Menurut bapak, apakah manfaat yang dapat diperoleh terutama bagi usaha bapak dan

juga paroki jika paroki menjalankan tugas pelayanannya bagi umat yang memiliki

usaha mikro selama pandemi?

P : manfaatnya ya otomatis ada lapangan kerja baru dan usaha baru ya to? Terus ekonomi

saya kan naik dan pasti dampak untuk saya positif lah. Kalau untuk paroki ya pasti

membantu warga gerejanya to.

S : Menurut bapak faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat perwujudan

pelayanan paroki bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

P : faktor yang mendukung ya itu sebenernya paroki punya kesempatan untuk

menginfokan ke lingkungan-lingkungan gitu tentang bantuan untuk usaha itu dengan

syarat-syarat tertentu. Kalau yang mengambat itu komunikasi lah pastinya apalagi

paroki Temanggung kan selama pandemi ini termasuk yang paling lambat

dibandingkan paroki lain, otomatis kan komunikasi antara umat dan paroki itu

terhambat karena pandemi itu. Hambatan lainnya itu karena tidak ada pemberitahuan

dari paroki untuk umat gitu.

S : Apakah harapan dan usulan kegiatan dari bapak sebagai umat yang memiliki usaha

mikro agar paroki dapat meningkatkan peran dan mewujudkan pelayanan sesuai

kebutuhan umat selama pandemi?

P : Harapan dan usulanne ya kaya bikin organisasi atau komunitas para UMKM gitu.

Dengan komunitas itu kan nanti bisa saling sharing informasi gitu, otomatis bisa

saling membantu juga kan misal dengan menawarkan peluang usaha baru atau dibantu

pemasaran dan lainnya, gitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(25)

Wawancara 9

Nama : Maria Yuanita Supriyati

Usia : 69 tahun

Jenis Usaha : Dagang Pukis

Wilayah : Caesarea

Waktu : Rabu, 14 April 2021 pukul 17:16-17:37

S : Apakah pandemi memberikan dampak pada usaha ibu? Jika ya, apa saja dampak yang

dialami?

P : ya berdampak banget mbak, karena udah nggak ada pertemuan-pertemuan itu mbak,

pertemuan rosario, APP, tugas paduan suara dan Adven itu kan pasti beli snack.

Sekarang kan tidak ada pertemuan lagi mbak. Kalau paskah sama natal itu kan gereja

pasti pasang tenda gitu to mbak mesti pesen snack, sekarang kan nggak ada tenda.

Dulu sebelum pandemi itu sehari bisa laku 100 pukis sekarang kadang cuma 30

sampai 40 pukis tiap harinya, itu aja kadang sehari pernah nggak laku sama sekali

mbak. Saya selama pandemi ini juga jadi kurus mbak, karena dagangan sepi, anak

saya juga sudah menikah tapi ya uang mereka cuma cukup untuk kebutuhan mereka

sendiri, saya kan juga harus berjuang untuk cari makan diri saya sendiri mbak. Pernah

selama pandemi ini ibu tidak punya beras mbak terus ya ibu diem aja mbak hehe,

kadang ya ada yang nyokong beras juga.

S : Apakah upaya yang dilakukan ibu untuk menghadapi dampak tersebut?

P : saya tetep jualan mbak, saya pantang mundur mbak, hujan deras saja saya tetap

berjualan. Karena kan dengan tetep berjualan uang itu bisa keluar masuk mbak.

Soalnya pukis ini kalau buatnya sekarang terus dijual besuk tu bisa mbak, kalau

sekarang ini nggak laku terus saya bikin separuh yang sekarang ini saya jual dulu

terus yang baru saya jual besoknya, gitu.

S : Menurut ibu, apakah pemerintah sudah berperan untuk menanggapi permasalahan

ekonomi para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : kalau dari pemerintah untuk saya ada bantuan mbak, perbulan dapat 300 ribu terus

untuk bulan ini dan bulan kemarin saya belum dapet.

S : Menurut ibu, apakah paroki sudah berperan untuk menanggapi permasalahan ekonomi

para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Gereja sendiri juga sudah membantu mbak, saya tiga bulan yang lalu itu dapat 100

ribu terus yang dulu 150 ribu. Ada juga peran dari ibu-ibu muda gereja itu yang

ngasih sembako ke saya.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan pemerintah sudah menjawab kebutuhan para

pengusaha mikro yang mengalami dampak pandemi?

P : ya kalau buat saya ya nggak lah mbak, cuma untuk nyokong saja karena memang

kebutuhannya kan banyak mbak untuk bayar ledeng, bayar listrik,pajak rumah,iuran

sampah, iuran sosial, iuran ibu-ibu WK dan lainnya itu kan apa-apa saya yang bayar

sendiri mbak.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan paroki selama pandemi sudah menjawab kebutuhan

umat yang memiliki usaha mikro?

P : kalau dari paroki, untuk saya ya belum menjawab mbak. Kan ibu juga masih aktif

dalam pergaulan bermasyarakat misal ada kesripahan dan kondangan gitu meskipun

banyak orang yang bilang kalau saya tidak usah nyumbang saja tidak apa-apa, tapi

kan saya tetap pengen nyumbang kan mbak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(26)

S : Menurut ibu, tugas pelayanan seperti apa yang wajib dilakukan oleh paroki bagi para

pemilik usaha mikro selama pandemi ini?

P : ya ini usulan dari saya yang entah di terima atau tidak, ya pengennya di modali untuk

usaha gitu mbak hehe.

S : Menurut ibu, apakah manfaat yang dapat diperoleh terutama bagi usaha ibu dan juga

paroki jika paroki menjalankan tugas pelayanannya bagi umat yang memiliki usaha

mikro selama pandemi?

P : Kalau untuk saya ya bermanfaat sekali mbak agar usahanya saya juga tetep jalan tidak

berhenti, kan saya juga tidak punya apa-apa mbak, tidak ada pensiunan, anak saya

juga pas-pasan dan kadang malah saya yang sok nambahi untuk hidupnya anak saya

dan keluarganya. Kalau untuk paroki ya paroki mendapatkan kasih Allah itu ya mbak

menurut saya.

S : Menurut ibu faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat perwujudan

pelayanan paroki bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

P : Kalau yang mendukung ya itu sebenarnya gereja itu punya potensi dan kesempatan

untuk membantu umat yang punya usaha mikro itu yang menghambat mungkin

karena komunikasi yang kurang antara satu dengan yang lain ya mbak antara gereja

sama perorangan itu sama ketua lingkungan dan umat.

S : Apakah harapan dan usulan kegiatan dari ibu sebagai umat yang memiliki usaha mikro

agar paroki dapat meningkatkan peran dan mewujudkan pelayanan sesuai kebutuhan

umat selama pandemi?

P : harapannya ya semoga paroki itu bisa mendapatkan bantuan dana dari umat-umat

yang punya rejeki lebih itu mbak agar bisa membantu umat yang punya usaha mikro

itu secara maksimal. Harapannya juga semoga paroki juga terketuk hatinya untuk

menyediakan waktu untuk membantu umat yang punya usaha mikro gitu. Usulan

kegiatannya ya itu mbak, paroki bisa membuka atau membujuk sumbangan dana dari

umat-umat yang punya rejeki lebih untuk dapat ikut membantu umat yang punya

usaha kecil seperti saya ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(27)

Wawancara 10

Nama : Dwi Cahyaningsih

Usia : 43 tahun

Jenis Usaha : Dagang Sembako

Wilayah : Roma

Waktu : Kamis, 15 April 2021 pukul 09:21-09-37

S : Apakah pandemi memberikan dampak pada usah ibu? Jika ya, apa saja dampak yang

dialami?

P : iya berdampak dan sangat terasa sekali danpaknya dek. Jadi sepi, biasanya satu hari

belanja sekarang nggak selalu belanja dan untungnya juga nggak ngumpul gitu. Awal

pandemi itu penghasilan warung naik turun padahal anak saya juga tahun kemarin

baru masuk SMA, butuh uang banyak. Terus anak yang kedua sekarang kelas 6 SD

terus mau masuk SMP, yaa butuh uang lagi untuk biaya sekolah anak-anak. Kalau

untuk penghasilannya tiap hari itu sok nggak mesti dek, dulu pas masih jual rokok

sama gas itu bisa dapet 200 sampai 300 ribu tapi sekarang sehari 100 ribu aja nggak

mesti dapat. Kadang kalau pas jual gorengan itu bisa dapat 50 ribu. Kadang buat

kulakan beli sembako lagi itu tombok lagi.

S : Apakah upaya yang dilakukan ibu untuk menghadapi dampak tersebut?

P : ya kadang buat criping itu mbak setiap sore kalau pas bulan puasa gini. Kadang juga

ada pesenan makanan apa gitu mbak.

S : Menurut ibu, apakah pemerintah sudah berperan untuk menanggapi permasalahan

ekonomi para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Kalau buat saya ya sebenernya udah ya. Udah ada BLT itu, kalau yang sembako itu

nggak pernah dapet. Kalau untuk yang BLT itu bulan Maret sama April ini kok belum

dapat lagi tapi yang lainnya yang dapat bantuan BLT kok masih dapet sampai bulan

April.

S : Menurut ibu, apakah paroki sudah berperan untuk menanggapi permasalahan ekonomi

para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Kalau dari paroki itu dapet sembako waktu paskah kemarin itu terus tahun kemarin

waktu awal pandemi warungnya mau bangkrut itu dapet uang Rp. 1.000.000. tapi

sudah dua bulan ini tidak dapat lagi.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan pemerintah sudah menjawab kebutuhan para

pengusaha mikro yang mengalami dampak pandemi?

P : Belum hehe, kadang ya gimana yaa dulu 600 ribu sekarang turun jadi 300 ya gimana

ya dek? Sekarang di rumah ada 6 orang, kalau di bagi 6 orang ya sebenernya kurang

tapi di cukup-cukupkan. Sebenernya bantuan itu cuma bisa buat makan padahal masih

harus bayar utang, kerukunan warga misal nyumbang kondangan dan lainnya.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan paroki selama pandemi sudah menjawab kebutuhan

umat yang memiliki usaha mikro?

P : Ya udah lumayan menjawab dan membantu karena bisa muter usahanya lagi pas dulu

warungnya mau bangkrut itu jadi nggak putus di tengah jalan gitu nggak. Jadinya kita

kan mikir gimana cara muternya, gitu.

S : Menurut ibu, tugas pelayanan seperti apa yang wajib dilakukan oleh paroki bagi para

pemilik usaha mikro selama pandemi ini?

P : Ya nek masalah bantu ya sering dibantu ya dek tapi kan ya nggak cuma satu orang

mungkin bergiliran mungkin besok ini dapet atau nggak. Sekarang kan sistimnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(28)

giliran tapi nggak bantuan tapi kita hutang jadi dalam jangka berapa bulan itu

dikembalike buat orang yang membutuhkan lagi jadi muter kalau kita butuh kita bisa

pinjam lagi, katanya gitu.

S : Menurut ibu, apakah manfaat yang dapat diperoleh terutama bagi usaha bapak/ibu dan

juga paroki jika paroki menjalankan tugas pelayanannya bagi umat yang memiliki

usaha mikro selama pandemi?

P : Manfaatnya buat usaha saya ya banyak bisa untuk nambah modal, stok dagangan yang

lebih sering dicari orang jadi lebih banyak dan bisa untuk muter lagi nanti saya bisa

buat makanan gitu kalau ada yang pesen. Manfaat untuk paroki ya paroki seneng bisa

membantu umatnya dan paroki juga memperhatikan umatnya yang tidak mampu serta

tidak pilih kasih.

S : Menurut ibu faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat perwujudan

pelayanan paroki bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

P : Kalau yang mendukung itu mungkin paroki punya tabungan dari donator atau kolekte

itu ya untuk membantu umatnya atau uangnya sudah dibagi gitu, mungkin. Terus

yang menghambat mungkin ya karena pandemi ini nggak ada misa jadinya kolekte

nggak lancar. Terus dulu sering ada sumbangan bantuan dari donatur itu, mungkin

karena pandemi ini paroki uangnya lagi goncang, apa lagi bangun-bangun gitu terus

di paroki kan banyak orang jadi uangnya untuk mencukupi orang-orang yang di

paroki itu dan lainnya, mungkin ya.

S : Apakah harapan dan usulan kegiatan dari ibu sebagai umat yang memiliki usaha mikro

agar paroki dapat meningkatkan peran dan mewujudkan pelayanan sesuai kebutuhan

umat selama pandemi?

P : Harapannya sekarang itu ya semoga paroki bisa ada kegiatan lagi, kalau ada kegiatan

gitu kan uang yang masuk ada lagi jadi untuk membantu umatnya kan jadi gampang

tapi kan kalo pas sepi paroki juga bingung membagi uangnya karena tidak ada uang

yang masuk. Harapan dan usulan lainnya ya dipinjemin modal usaha dari paroki itu

nggak papa terus kita mengembalikan, pengennya gitu. Seumpama saya pinjam 1 juta

terus tiap bulannya harus bayar berapa terus kalau ada bunganya ya berapa, kalau gitu

saya tidak apa-apa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(29)

Wawancara 11

Nama : Monica Hariyati

Usia : 68 tahun

Jenis Usaha : Dagang Roti Kering

Wilayah : Anthiokia

Waktu : Kamis, 22 April 2021 pukul 16:27-16:50

S : Apakah pandemi memberikan dampak pada usaha ibu? Jika ya, apa saja dampak yang

dialami?

P : Oya berdampak, keadannya makin sulit. Jadi sepi wong bakul-bakul pada nggak

kulakan. Sehari itu hasile tidak pasti, hanya cukup untuk makan saja, karna memang

keadaannya nggih ya di cukup-cukupke. Ini anak saya juga pada pulang ke rumah

yang dulu kerja di luar kota terus sudah tidak punya kerjaan lagi jadi saya bantu untuk

membiayai sekolah anaknya juga. Dulu pasar kan juga pernah kebakaran mbak

jadinya saya pindah di dalam pasar, nah sekarang itu yang ramai malah pasar yang di

luar dan yang di dalam itu jadi sepi.

S : Apakah upaya yang dilakukan ibu untuk menghadapi dampak tersebut?

P : selama pandemi yang jualan di pasar itu bapak, terus saya jualan di rumah sambil

momong cucu. Saya di rumah jualan bubur sama sayur mateng, ya niatnya itu biar

bisa sampai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kalau sekarang mau lebaran baru

ikut jualan di pasar.

S : Menurut ibu, apakah pemerintah sudah berperan untuk menanggapi permasalahan

ekonomi para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Kalau kemarin itu dapat sembako empat kali. Kalau yang bantuan uang itu tidak

pernah dapat, padahal teman dan tetangga saya itu pada dapat uang 300 ribu tapi kok

saya tidak dapat. Kebanyakan teman saya yang usaha mikro seperti yang jualan buah,

bubur, kelontong di rumah itu juga sok pada dapat yang uang 2,4 juta. Ini saya sedang

mengajukan, ya semoga dapat.

S : Menurut ibu, apakah paroki sudah berperan untuk menanggapi permasalahan ekonomi

para pengusaha mikro karena dampak pandemi?

P : Kemarin itu sudah di data itu terus pengurusnya ke sini untuk mendata untuk

diusahakan bantuan itu terus akhirnya dapat bantuan sembako terus diganti uang 150

ribu. Itu bantuannya sudah lama tidak dapat lagi, ada sekitar 2 bulan belum dapat lagi.

Kalau sembako dulu per bulan dapat. Satu lingkungan itu yang dapat cuma 9 orang.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan pemerintah sudah menjawab kebutuhan para

pengusaha mikro yang mengalami dampak pandemi?

P : Ya dicukup-cukupe hehehe. Ya membantu kalau bahan-bahan pokok di rumah habis.

Kalau untuk yang usaha mikro ya sudah membantu mungkin, kalau untuk saya ya

belum merasakan karena belum mendapatkan.

S : Apakah kegiatan yang dilakukan paroki selama pandemi sudah menjawab kebutuhan

umat yang memiliki usaha mikro?

P : Kalau menurut saya ya belum karena sudah lama tidak mendapatkan to. Kalau untuk

usaha saya ya dibilang membantu ya bantu tapi ya gimana ya kebutuhannya juga

banyak, pengluaran keluarga saya tiap hari itu bisa sampai 50 ribu.

S : Menurut ibu, tugas pelayanan seperti apa yang wajib dilakukan oleh paroki bagi para

pemilik usaha mikro selama pandemi ini?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(30)

P : Nek menurute ibu nggih membantu modal usaha itu untuk para pengusaha mikro biar

bisa stabil usahanya. Paroki itu punya rasa kasihan kepada umat yang punya usaha

mikro begitu to untuk memberi bantuan modal.

S : Menurut ibu, apakah manfaat yang dapat diperoleh terutama bagi usaha ibu dan juga

paroki jika paroki menjalankan tugas pelayanannya bagi umat yang memiliki usaha

mikro selama pandemi?

P : manfaatnya buat saya ya bisa untuk modal, bisa untuk kulakan, kalau pas jualan di

rumah ya bisa kulakan selain bubur sama sayur matang itu bisa kulakan gula, teh dan

lainnya itu kan bisa di jual juga. Manfaat lainnya ya bisa untuk mencukupi kebutuhan

sehari-hari. Kalau untuk paroki ya banyak, bisa untuk membantu, mengerti dan

mencukupi umatnya yang berkekurangan ya untuk umat yang punya usaha mikro itu

to.

S : Menurut ibu faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat perwujudan

pelayanan paroki bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

P : Kalau menurut ibu yang mendukung itu paroki kan sudah ada pengurunya gitu,

sebenernya juga saya tidak tahu ya mbak karena tahunya di Gereja juga sembahyang

dan tidak begitu tahu tentang pengurusnya. Yang menghambat itu karena memang ke

Gereja juga tidak mesti sekarang padahal dulu tiap paskah sama natal itu pasti dapat

bantuan sembako dari paroki, terus selama pandemi ini kok biasa saja, tidak dapat

bantuan.

S : Apakah harapan dan usulan kegiatan dari ibu sebagai umat yang memiliki usaha mikro

agar paroki dapat meningkatkan peran dan mewujudkan pelayanan sesuai kebutuhan

umat selama pandemi?

P : Kalau menurut saya ya harapanyasemoga paroki bisa memiliki berbela rasa terhadap

umatnya dan juga diberi bantuan untuk modal usaha mikro seperti saya ini agar

usahanya bisa lancar dan bisa pulih lagi seperti dulu. Kalau usulan kegiatan saya

setuju dan sangat berterima kasih kalau dari paroki ada yang mendata dan

mengunjungi umat yang punya usaha terus memberi bantuan modal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(31)

Lampiran IV : Wawancara Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan dan Timja

PSE

Wawancara 12

Nama : Nicolas Hilmydya

Usia : 35 tahun

Bidang Pelayanan : Anggota Tim Kerja PSE Paroki

Waktu : Kamis, 15 April 2021 pukul 14:17-14:47

S : Menurut pandangan bapak permasalahan ekonomi seperti apa saja yang sedang

dialami umat karena dampak pandemi?

P : Sebenernya saya tidak terlalu mengamati ya, tapi untuk permasalahannya seperti

pendapatan wirausaha menurun terus untuk umat Katolik yang memiliki pekerjaan,

beberapa juga terdampak karena banyaknya PHK dan pengurangan karyawan di

beberapa instansi. Dari permasalahan PHK dan pengurangan karyawan itu

menyebabkan pengangguran juga. Tapi kalau di Temanggung sebenernya tidak

terlalu banyak dampaknya karena kebanyakan orang Temanggung adalah petani.

Jadi dampaknya tidak terlalu banyak. Para petani masih bisa menghasilkan pertanian,

bisa dikonsumsi sendiri dan kadang sebagian di jual.

S : Menurut bapak, umat yang paling terdampak selama pandemi adalah umat yang

bermata percaharian atau berprofesi sebagai apa?

P : Kalau menurut saya sih malah lebih banyak yang wirausaha ya, yang berprofesi

sebagai pedagang karena konsumsinya masyarakat jadi rendah selama pandemi jadi

mereka pendapatannya berkurang.

S : Apakah umat yang memiliki UMKM terutama usaha mikro juga mengalami masalah

ekonomi selama pandemi? Jika ya, apa saja permasalah ekonomi yang dialami para

pengusaha mikro?

P : Ya itu seperti yang sudah saya bilang, kalau UMKM pasti terdampak ya karena

mereka bergantung dengan pembeli. Selama pandemi ini kan pembeli itu

kebanyakan menyimpan uangnya sendiri untuk jaga-jaga dan lebih konsumtif

terhadap kebutuhan pelindung kesehatan seperti masker dan handsanitizer, jadi

mereka lebih cenderung ke arah itu konsumsinya. Untuk kebutuhan-kebutuhan yang

lebih pokok, pembeli ini kan tidak akan membelanjakan uangnya, nah kebanyakan

UMKM di sini kan seperti makanan-makanan kecil gitu kan, jadinya itu hal yang

tidak terlalu dilirik oleh pembeli juga, jadinya pendapatan mereka berkungan. Ha itu

kesulitannya adalah menyerap produksi selama pandemi UMKM itu karena pembeli

tidak membelanjakan kebutuhan atau bahan-bahan yang tidak pokok, begitu.

S : Menurut bapak apakah usaha mikro yang mengalami permasalahan ekonomi karena

dampak pandemi merupakan tugas pemerintah untuk menanganinya? Jika ya, apa

yang sudah dilakukan pemerintah untuk menangani hal tersebut?

P : Kalau tugas pemerintah ya itu kewajiban pemerintah juga untuk menanggulangi atau

menyelesaikan masalah seperti ini yaitu untuk meningkatkan daya beli masyarakat

dan untuk memulihkan ekonomi kembali. Yang harus dilakukan pemerintah ya

kebijakan sih. Selain itu kan selama ini pemerintah lebih ke membuat program

pinjaman atau program-program lainnya. Seperti waktu itu saya juga tidak hafal,

kalau untuk pinjaman lebih dipermudah lagi kan untuk usaha-usaha mikro itu. Kalau

minjam sekarang nanti mengembalikannya tiga bulan kemudian, itu kan selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(32)

pandemi ada. Program peminjaman modal itu juga sangat membantu bagi mereka

yang terdampak ekonomi terutama karyawan yang dipecat, jadinya kan mereka akan

membuat usaha mikro kecil gitu untuk keberlanjutan ekonominya.

S : Apakah permasalahan ekonomi yang dialami para pengusaha mikro juga menjadi

perhatian bagi PSE selama pandemi? Jika ya, hal atau kegiatan apa yang akan,sedang

atau sudah dilaksanakan oleh PSE untuk menanggapi permasalahan ekonomi para

pengusaha mikro?

P : Sayangnya itu belum jadi perhatian PSE karena sosial ekonomi itu sebenernya bukan

pekerjaan PSE saja. Sebenernya sosial ekonomi itu semuanya harus terkait seperti

ketua lingkungannya harus aktif untuk memberi tahu PSE, mendata umat yang

memang terdampak dan memang membutuhkan bantuan modal atau apapun dari PSE

itu sebenernya kita butuh data itu, data umat yang memang benar-benar membutuhkan,

data umat yang memang bener-bener memiliki usaha yang harus dibantu, itu yang

harus ada di PSE

S : Menurut bapak bentuk pelayanan bagi umat yang mengalami permasalahan ekonomi

yang dilakukan PSE selama pandemi ini apakah masih berupa pelayanan secara

karitatif atau pelayanan yang memberdayakan ekonomi secara berkelanjutan?

P : Kalau di PSE itu masih belum sampai berkelanjutan. Karena kita cuma fasilitator dan

bukan yang ngopeni, kita punya pekerjaan sendiri-sendiri. Lebih ideal itu ya

kerjasama dengan koperasi seperti Credit Union (CU) karena kan CU ada pegawai

atau karyawan yang memiliki kemampuan di sana ya untuk nguri-nguri pengusaha

mikro juga kan. Mereka juga punya sistem untuk penjualannya juga ada dan mereka

juga ada pelatihannya, ha itu yang lebih ideal daripada kita PSE. PSE kan lebih ke

mengarahkan saja sebenernya, mengarahkan untuk mencari dana bagi umat aja, kalau

untuk nguri-nguri dan untuk keberlanjutan umat yang memiliki usaha mikro itu tidak

bisa sebetulnya, karena PSE punya pekerjaan sendiri, itu aja PSE cuma sampingan

gerakan di gereja aja. Jadi idelanya ketika ada umat yang punya usaha mikro terus

umat ini mau mengembangkan usahanya, lalu bikin proposal ke PSE lalu kita

bikinkan proposal dan kita carikan dana. Dana ini berbentuk hibah gitu, kalau

berbentu hibah kan seperti tidak ada pertanggung jawabannya kan? Kalau dikasihkan

ke umatnya misalkan 2-3 juta nanti tidak dikembalikan itu kan seperti tidak

mendorong mereka untuk berkembang juga. Makanya pihak ketiga yang bisa dimintai

tolong uang ini bisa dijaga. Kalau kaya CU itu, kalau ada hibah kita kasihkan ke

CU atas nama umat ini, umat ini bisa mengembalikan ke CU, nah uang ini kan bisa

berkembang dan diputarkan lagi untuk usaha mikro umat yang lain, seperti itu sih.

Selama ini yang bisa diajak kerja sama ya CU itu.

S : Menurut bapak bentuk pelayanan seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan

umat,terutama yang memiliki usaha mikro selama pandemi ini?

P : Bentuk pelayanannya ya kalau di PSE rajin untuk mengumpulkan dana untuk umat

yang memiliki usaha. Idealnya saat ini seperti itu karena dampaknya juga ke ekonomi

kan jadi mereka lebih ingin mengembangkan usahanya dan membuka usaha baru, jadi

mereka butuh modal. Jadi PSE bisa bantu dari sisi mencari dana dan menyalurkan

dana. Kemudian dengan adanya pendataan itu penting, nggak cuma ya soal cuma A

dagangnya ini, butuh dana ini, nggak cuma itu tapi rencana pengembangannya apa

lalu mereka punya pinjaman lain apa nggak dan banyak sih nggak cuma itu yang

didata. Nah hal seperti ini yang harus di susun PSE juga dan untuk membuat data

umat yang memiliki usaha mikro itu harus diberi formatnya seperti apa datanya

sehingga kita bikin input datanya itu juga bener jadi untuk ngasihnya dananya juga

bener nggak asal-asalan gitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(33)

S : Menurut bapak apa manfaat yang dapat diperoleh dari perwujudan diakonia PSE bagi

umat yang memiliki usaha mikro baik bagi bapak, paroki atau bagi umat ?

P : Manfaatnya kalau untuk umat ya memulihkan ekonomi umat sehingga lebih baik

dan kebutuhannya tercukupi. Jadi ketika berdoa dan beribadah mereka juga tenang,

nggak mikir hal-hal lain. Dari segi kebutuhan ekonomi juga akan meningkatkan

iman juga. seperti itu sih tapi nggak tau ada kaitannya atau nggak tapi kalau

ekonominya baik pasti untuk hal yang lain karena kebutuhan yang utama adalah perut

kalau sudah terpenuhi ya ibadatnya tenang. Untuk paroki ya karena ekonominya

membaik ya pasti secara guyubnya kan lebih baik juga. Sebetulnya PSE itu bukan

cuma mensejahterakan umat ya tetapi lebih ke guyubnya juga, nilai-nilai gotong

royongnya dan lebih ke kebersamaanya itu yang harus di jaga karena memang itu

dibutuhkan untuk komunitas di gereja, seperti itu. Kalau bagi saya lebih ke memiliki

pengalaman untuk bersosial di kegiatan gereja dan masyarakat.

S : Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan perwujudan diakonia

PSE bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

P : Kalau yang mendukung itu sebenernya dana juga cukup banyak sih yang dari vikep

dan APP juga, itu juga pasti belum terserap banyak karena saya yakin selama pandemi

ini karena PSE juga tidak pernah ada kegiatan selama pandemi maka dananya masih

banyak, dan itu harus terserap juga sih.

Hambatannya yang pertama itu data yang belum ada, lalu guyubnya itu kurang.

Kami anggota PSE itu masih sering ketemu untuk membicarakan program saja dan

yang semangat bekerja hanya sedikit sehingga kekurangan personil. Kemudian

kebijakan dari Romo Parokinya sendiri, kalau Romo Parokinya anteng aja dan PSE

nggak ada yang nyambukin ya diem-diem aja. Lalu PSE belum punya sistem yang

baik untuk menyikapi semua permasalahan. Sistem yang baik itu misal jika ingin

membantu kemudian menentukan layak atau nggak, uangnya harus dari mana terus

cara untuk mendapatkan dana itu seperti apa. Selama ini kan istilahnya tidak

terencana dan tidak ada strateginya, lebih ke grudak-gruduk tapi ya kadang ada sing

dadi, ada sing apik tapi kadang juga kalau nggak ada, seperti sekarang ya diem-diem

aja nggak ada pekerjaannya.

S : Harapan dan usulan kegiatan dari bapak agar PSE semakin mampu meningkatkan

perannya dalam mewujudkan diakonia bagi umat yang memiliki usaha mikro selama

pandemi?

P : Harapannya ya PSE lebih banyak bekerja aja. Jadi ketemu terus kalau seumpama

nunggu kaling-kaling untuk bekerja dan ngasih data juga susah jadi lebih baik kita

langsung ke kalingnya dan ngejar kalingnya untuk memberi data. Usulannya ya

lebih sering ketemu aja untuk membahas tujuan atau programnya dari PSE itu apa.

Selama ini yang dibahas itu kan sumber dana. Padahal yang paling penting bukan

sumber dana itu tapi sumber daya yang lain juga. Kemudian cara berpikirnya dari

PSE itu seperti apa kalau pas ada data terus kalau data sudah ada sistemnya seperti

apa kalau ada umat yang kesulitan secara dana untuk usaha mikro. Lalu untuk

memberikan dana juga harus dibahas. Nah kalau hal seperti itu sudah, setelah itu kita

baru mikir soal pendanaan atau soal sumber dana gitu. Selama ini kan sporadis

banget gitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(34)

Wawancara 13

Nama : Agustinus Irwanto

Usia : 40 tahun

Bidang Pelayanan : Anggota Tim Kerja PSE

Waktu : Sabtu, 17 April 2021 pukul 11:27-11:51

S : Menurut pandangan bapak permasalahan ekonomi seperti apa saja yang sedang

dialami umat karena dampak pandemi?

R : Ya kalau pandemi kan tergantung umatnya mbak, maksudte pekerjaannya, kalau yang

pekerjaan petani kan nggak terlalu. Kalau pandemi mungkin yang usahanya dagang

dan lain-lain itu yang mungkin terdampak itu kan artinya tidak hanya umat kita tetapi

secara menyeluruh, yang jelas ada perbedaanya mbak antara pandemi dan nggak.

Kalau pandemi kan jelas menurun dari segi perdagangan kan jelas daya belinya

menurun, otomatis berpengaruh ke income umat, sehingga perputaran uang kan juga

berkurang,seperti itu. Jadi saya rasa yang paling banyak dampaknya ya di pendapatan,

kalau yang lain saya rasa nggak ada lah.

S : Menurut bapak, umat yang paling terdampak selama pandemi adalah umat yang

bermata percaharian atau berprofesi sebagai apa?

R : Kalau yang terdampak pandemi ya itu tadi saya katakan di bidang perdagangan

ataupun yang butuh relasi dengan orang lah mbak dan yang sangat terlihat kan di

bidang perdagangan itu seperti katering, sembako dan jasapun juga ada seperti

misalnya ada yang bidang pertukangan atau yang lain itu tapi kan tidak terlalu terlihat,

yang terlihat mungkin di perdagangan itu.

S : Apakah umat yang memiliki UMKM terutama usaha mikro juga mengalami masalah

ekonomi selama pandemi? Jika ya, apa saja permasalah ekonomi yang dialami para

pengusaha mikro?

R : Kalau yang usaha mikro ya pasti mengalami dampak dan punya masalah ekonomi

selama pandemi mbak. Karena kan usaha mikro juga butuh relasi dengan orang lain

dan karena sekarang ini ada pembatasan-pembatasan karena pandemi ini ya

pembeli,penjualan dan pendapatan juga berkurang, berbeda kalau kondisinya normal.

S : Menurut bapak apakah usaha mikro yang mengalami permasalahan ekonomi karena

dampak pandemi merupakan tugas pemerintah untuk menanganinya? Jika ya, apa

yang sudah dilakukan pemerintah untuk menangani hal tersebut?

R : Ya jelas, artinya pemerintah jelas bertanggung jawab mbak. Ini bukan cuma sebatas

lingkup umat kita tetapi lingkup negara dan pemerintahan, ya pasti harus bertanggung

jawab. Artinya bertanggung jawab ya pemerintah harus memberikan solusi.

S : Apakah permasalahan ekonomi yang dialami para pengusaha mikro juga menjadi

perhatian bagi PSE selama pandemi? Jika ya, hal atau kegiatan apa yang akan,sedang

atau sudah dilaksanakan oleh PSE untuk menanggapi permasalahan ekonomi para

pengusaha mikro?

R : Iya, jadi kita juga kemarin memang memberikan bantuan-bantuan kepada UMKM.

Sebenernya sebelum pandemi pun kita sudah punya program ke sana mbak untuk

membantu UMKM untuk pengembangan di bidang ekonominya. Selama pandemi ini

karena terbatas tidak boleh berkerumun dan lainnya, ya belum maksimal lah karena

kegiatan-kegiatan yang di jalankan PSE selama pandemi ini kan berkurang, jadi tidak

bisa kita melakukan kegiatan sebanyak yang sebelum pandemi. Jadi kemarin itu ada

pendataan dan yang jelas kita membantu di permodalan mbak. Kan di paroki kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(35)

punya data untuk UMKM juga to, itu umat wilayah mana dan lingkungan mana itu

kan mereka mengajukan bantuan pengembangan usaha, nah kita tampung di paroki

khususnya meskipun itu khususnya PSE tapi kita katakan di paroki lah. Tapi kan kita

juga meneliti dan mempertimbangkan lagi kalau memang usahanya bagus dan lancar

tetapi karena kurang dan butuh bantuan ya kita bantu itu sambil menyesuaikan

anggaran yang ada di PSE. Kalau anggaran itu kan khususnya dari APP mbak, jadi

dana itu kita kembalikan lagi ke umat, kan gitu. Kalau dari vikep ada anggaran,

misal kita ingin membantu umat, nah kita mengajukan proposal ke vikep dan

prosedurnya memang seperti itu. Tapi ya untuk pengajuan bantuannya terbatas tidak

sampai 10 juta terus dikasihkan ya tidak seperti itu, kalau dari kevikepan.

S : Menurut bapak bentuk pelayanan bagi umat yang mengalami permasalahan ekonomi

yang dilakukan PSE selama pandemi ini apakah masih berupa pelayanan secara

karitatif atau pelayanan yang memberdayakan ekonomi secara berkelanjutan?

R : Ha ini masih sebatas karitatif mbak, jadi belum ke arah pengembangan. Sebenernya

itu sudah menjadi angan-angan dari timja, kedepanya itu kita berikan modal terus kita

selalu monitoring perkembangan seperti apa, tapi kan belum terealisasi untuk yang

sampai kepada monitoring dan pengembangan itu.

S : Menurut bapak bentuk pelayanan seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan umat,

terutama yang memiliki usaha mikro selama pandemi ini?

R : Ya sebenernya kalau menurut saya itu ya kita memberikan bantuan permodalan tapi

tidak hanya sebatas itu, tidak kita tinggal tetapi kita selalu mendampingi. Jadi yang

akan kita jalankan kedepan ya harus sampai ke sana, jadi kebutuhan apa yang lebih

dibutuhkan UMKM tersebut kita berikan, tetapi kita juga selalu monitoring dan

dampingi. Misalnya usaha produksi makanan atau katering gitu ya kita dampingi

sampai ke pemasaran dan lain-lain, mungkin seperti itu. Kita tidak hanya sebatas di

permodalan tetapi juga di hal yang lain.

S : Menurut bapak apa manfaat yang dapat diperoleh dari perwujudan tugas pelayanan

PSE bagi umat yang memiliki usaha mikro baik bagi bapak, paroki atau bagi umat ?

R :Manfaatnya kalau untuk saya dan paroki terutama PSE ya kalau program kita

terealisasi artinya itu sebuah keberhasilan bagi PSE lah tapi bukan hanya itu, yang

paling pokok kan yang kita bantu. Artinya kita memberikan bantuan kepada umat dan

itu berhasil kan manfaatnya untuk umat sendiri, jadi kehidupan umat lebih sejahteran

dan meningkat. Kalau kehidupan umat menjadi sejahtera kan jelas itu juga akan

berdampak pada Gereja to mbak, kalau perekonomian,usaha dan kehidupannya baik

artinya kan akan menunjang pada kehidupan menggereja dan secara liturgisnya.

Artinya jangan sampai umat itu tidak aktif ke gereja karena kesulitan dalam

kehidupannya, ini yang kita ingin wujudkan untuk dapat bermanfaat bagi umat untuk

peningkatan ekonomi dan kehidupan sehingga nanti imbasnya juga ke Gereja dan

persekutuan kita lebih solid dan kuat lagi, gitu.

S : Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan perwujudan diakonia

PSE bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

R : faktor yang yang mendukung adanya ketua lingkungan menjadi penghubung

komunikasi PSE dengan umat. Jadi kita butuh ketua lingkungan atau wilayah yang

mendorong program PSE dengan memetakan atau mencari umatnya yang punya

UMKM terus menghubungkan ke PSE kemudian ketua lingkungan yang menyalurkan

kembali kepada umat. Jadi dua pihak ini saling mendukung sehingga programnya bisa

jalan.

Kemudian yang menghambat ya salah satunya pandemi ini, kita nggak bisa

bergerak leluasa seperti waktu keadaan masih normal dulu sebelum pandemi. Lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(36)

yang kedua juga mungkin UMKM itu kan kadang ada yang beberapa misalnya punya

usaha diberi bantuan modal kok tidak berkembang sehingga kita harus lebih selektif

untuk menentukan siapa yang akan kita beri bantuan, harapannya ya usahanya tahan

banting lah. Sebenernya faktor-faktor nggak terlalu signifikan lah tapi memang belum

terlalu terealisasi di kita PSE karena juga di timjanya kurang aktif dalam memotrek

UMKM itu, kita belum paham tentang UMKM di paroki. Kemudian dari umat juga

belum begitu familiar atau paham bahwa di paroki kita ada program yang ke arah

UMKM itu sehingga belum terhubung lah antara timja dan umat secara keseluruhan

sehingga hanya beberapa persen umat yang tahu tentang program UMKM dari PSE.

Kebanyakan umat itu tahunya ya yang bedah rumah itu, kan kita sudah sosialisasi ke

ketua lingkungan dan mungkin sosialisasi dari ketua-ketua lingkungan kurang ke

umatnya tentang program UMKM dari PSE itu.

S : Harapan dan usulan kegiatan dari bapak agar PSE semakin mampu meningkatkan

perannya dalam mewujudkan pelayanan bagi umat yang memiliki usaha mikro selama

pandemi?

R : Harapan dan usulan saya sebagai timja ya sebenernya yang harus banyak gerak dan

aktif ya dari timjanya mbak. Tapi kan kita juga butuh feedback dari ketua lingkungan

itu. Harapannya juga kami bisa meningkatkan kinerja kami di tim PSE itu karena ini

kan pelayanan mbak, kita tidak bisa menyalahkan umat tetapi juga harus

merefleksikan diri kita sebagai timja PSE untuk melihat lagi kenapa program UMKM

yang kami buat tidak berjalan, mungkin karena faktor dari kami tim PSEnya sendiri

atau bagaimana karena kebanyakan dari kemarin yang terealisasi hanya bedah rumah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(37)

Wawancara 14

Nama : D. Agung Setyanto

Umur : 39 tahun

Bidang Pelayanan : Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan

Waktu : Senin, 19 April 2021 pukul 16:45-17:10

S : Menurut pandangan bapak permasalahan ekonomi seperti apa saja yang sedang

dialami umat karena dampak pandemi?

P : Kalau ekonomi itu yang paling terdampak terutama selama pandemi itu masyarakat

yang menengah ke bawah.

S : Menurut bapak, umat yang paling terdampak selama pandemi adalah umat yang

bermata percaharian atau berprofesi sebagai apa?

P : Yang paling kita perhatikan itu mengenai UMKM mbak karena UMKM yang

usaha-usaha kecil itu sangat terdampak sekali dengan pandemi ini.

S : Apakah umat yang memiliki UMKM terutama usaha mikro juga mengalami masalah

ekonomi selama pandemi? Jika ya, apa saja permasalah ekonomi yang dialami para

pengusaha mikro?

P : Iya, permasalahan ekonomi yang dialami paling kebanyakan dari mereka itu

dana-dana yang sudah ada dulu atau modal itu mereka kehabisan modal itu karena

untuk kehidupan sehari-hari sehingga mereka kebingungan, lah untuk memulai lagi

mereka dari nol kadang bukan dari nol tapi dari minus.

S : Menurut bapak apakah usaha mikro yang mengalami permasalahan ekonomi karena

dampak pandemi merupakan tugas pemerintah untuk menanganinya? Jika ya, apa

yang sudah dilakukan pemerintah untuk menangani hal tersebut?

P : Kalau beberapa orang yang dari umat itu banyak juga yang sudah terbantu dari

pemerintah, ada yang mendapat sembako terus ada yang mendapat BLT sejumlah

Rp.600.000,00 kalikan tiga atau berapa itu terus ada bantuan listrik sejumlah Rp.

450.000,00 tidak membayar, itu juga lumayan sih membantu. Itu kan untuk umum

mbak, berhubungan dengan umat kita, kami juga tidak menanyakan apakah itu dia

sudah mendapatkan dari pemerintah atau belum intinya dari gereja kalau kita pandang

dia membutuhkan ya kita bantu, gitu.

S : Apakah permasalahan ekonomi yang dialami para pengusaha mikro juga menjadi

perhatian bagi PSE selama pandemi? Jika ya, hal atau kegiatan apa yang akan,sedang

atau sudah dilaksanakan oleh PSE untuk menanggapi permasalahan ekonomi para

pengusaha mikro?

P : Selama ini kita dibantu litbang baru mengadakan pendataan UMKM yang ada di

paroki. Kemarin juga kita membantu umat itu ada 2 orang. Yang pertama usaha bibit

pisang itu orang Kaloran namanya Pak Pur terus yang kedua itu bibit anggrek

namanya Mbak Rina orang Jampiroso. Dua orang umat itu kita bantu untuk

mengajukan ke keuskupan itu bisa turun mbak, jadi satu orang itu sekitar 3 juta. Kita

memberikan baru dua orang itu mungkin tahun ini kita akan membuat proposal lagi

untuk ke keuskupan tapi karena keuskupan ditutup maka kita ke kevipekan. Jadi kalau

dana itu kita siapkan satu tahun itu sekitar 30 juta minimal kita membantu sekitar 10

sampai 12 orang. Misalnya kita anggarkan sekitar 3 juta, lalu per orang mendapat

maksimal 3 jt. Misalnya orang itu jualan cilok dan butuhnya 500 ribu nah kita

kasihkan 500 ribu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(38)

S : Menurut bapak bentuk pelayanan bagi umat yang mengalami permasalahan ekonomi

yang dilakukan PSE selama pandemi ini apakah masih berupa pelayanan secara

karitatif atau pelayanan yang memberdayakan ekonomi secara berkelanjutan?

P : Masih karitatif karena dalam bentuk BLT. Sebenarnya kemarin kami berembuk itu

jangan BLT jadi kita akan melihat dan langsung mendata umat yang benar-benar

membutuhkan karena dulu kan kita serahkan ke kaling ya. Tapi kalau ini benar-benar

melihat mana yang terdampak dan sekarang sudah mulai normal jadi bantuan dalam

bentuk BLT itu sudah tidak sesuai lagi karena umat pasti sudah tidak membutuhkan

segitu lagi. Pemerintah juga keliatannya sudah membuka peluang seperti itu makanya

kita dari PSE harus bisa bener-bener menyeleksi dan memfasilitasi itu.

S : Menurut bapak bentuk pelayanan seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan umat,

terutama yang memiliki usaha mikro selama pandemi ini?

P : Kalau menurut saya, pelayanan yang dilakukan dengan membangun mental umat

terlebih dahulu karena mental itu sangat utama. Mental dikatakan utama karena

bagaimanapun dampak pandemi itu bukan dirasakan oleh umat di sekitar

Temanggung saja tapi di seluruh dunia. Lalu yang kedua mereka harus siap finansial

misalnya dia harus memulai usahanya itu. Kemarin juga katanya ada bantuan dari

dinas koperasi itu sekitar 1 juta berapa itu tapi tidak harus punya pinjaman di tempat

lain nah mungkin itu umat Katolik juga harus tau, biar modal yang dulu sudah habis

kalau bisa untuk memulai usaha lagi itu bisa dengan pinjaman itu. Tapi kalau

usahanya nggak pas dia bisa banting stir misal dulu dia jual pakaian sekarang jadi jual

makanan jadi usaha itu tidak harus apa yang dia geluti, banting stir juga bisa.

S : Menurut bapak apa manfaat yang dapat diperoleh dari perwujudan tugas

pelayananPSE bagi umat yang memiliki usaha mikro baik bagi bapak, paroki atau

bagi umat ?

P : Kalau misalnya terealisasi ya kami dari PSE ya merasa seneng, bisa meringankan

beban-beban mereka dan bisa membantu umat itu untuk meningkatkan taraf hidup lah

untuk mereka karena ya kalau bisa membantu ya seneng saja mbak apalagi bisa lebih,

bisa meningkat dan menjadi percontohan bagi umat yang lain dan itu jadi merasa

bangga lah ternyata umat di paroki kita itu bisa kita bantu dan merasa seneng. PSE

pun juga merasa kanggo sih dan dana danpamis itu benar-benar digunakan oleh

orang-orang yang membutuhkan tidak hanya kita simpan. Kalau untuk umat ya

mereka seneng saja sih mbak terus usaha yang dijalankan akan terus meningkat,

kesejahteraan meningkat, iman juga akan meningkat seperti kata Romo itu sing

penting saiki itu kan uripe kepenak, imane yo kepenak tapi kalau ekonomine mumet

la imane yo mesti mumet.

S : Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan perwujudan diakonia

PSE bagi umat yang memiliki usaha mikro selama pandemi?

P : Kalau yang mendukung itu tinggal umat itu mau atau tidak mengajukan ke gereja

padahal dua tahun yang lalu kita sudah mengumumkan ke lingkungan-lingkungan

bahwa program itu sudah kita berikan ke kaling, di pedoman juga sudah ada monggo

itu digunakan, nah beberapa kaling tidak mendistribusikan ke umat yang lain jadi

stuck di kaling. Kadang umatnya sendiri yang hanya mementingkan diri sendiri jadi

kadang kalingnya yang minta bantuan pribadi kalingnya sendiri, mungkin kalingnya

membutuhkan tapi yang paling kita perhatikan kan umat jadi itu yang menjadikan kita

kesulitan untuk mengkategorikan umat mana yang layak diberi bantuan.

S : Harapan dan usulan kegiatan dari bapak agar PSE semakin mampu meningkatkan

perannya dalam mewujudkan diakonia bagi umat yang memiliki usaha mikro selama

pandemi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PERAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI SEBAGAI …

(39)

P : Harapannya itu mau, mau dan mau kerja melayani umat, itu saja harapan saya untuk

PSE. Karena kembali lagi kita di sini adalah pelayanan tidak dibayar karena tidak

memiliki hati untuk melayani itu tidak bisa yang penting itu mau dan mau bekerja.

Kalau mampu itu belakangan karena mau itu bisa, mau belajar dan mau semuanya itu

bisa. Harapan lainnya itu semoga bisa solid, tim PSE di paroki Temanggung.

Kegiatan banyak sih mbak, saya mengusulkan adanya pendampingan UMKM dari

PSE dibantu gereja. Jadi ada dana dari PSE terus kita pendampingan dengan tiap

tahun ada perwakilan 5-10 orang itu yang dari paroki mungkin dari kevikepan 2

orang. Terus kita bantu dan kita dampingi selama sebulan sekali. Kalau terealisasi

itu bagus karena saya memberikan program kerja itu karena saya pernah mengalami

di Paroki Bongsari dan kalau di sini bisa terealisasi sangat bagus. Dalam kegiatan itu

kita juga mendatangkan narasumber untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha dan

motivasi untuk usaha itu. Mungkin kalau yang di Temanggung ada yang berkenan

tahun depan itu bisa dicoba dan sangat bagus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI