21
PERAN KERANGKA KERJA KONSEPTUAL Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya mengalir dari konsep- konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan. Kerangka konseptual dapat digambarkan dalam bentuk hierarki yang memiliki beberapa tingkatan yaitu: 1. Pada tingkatan teori tinggi : kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan 2. Pada tingkatan selanjutnya : kerangka konseptual meng- identifikasi dan mendefinisikan karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen laporan keuangan. 1

Peran Kerangka Kerja Konseptual

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah teori akuntansi

Citation preview

Page 1: Peran Kerangka Kerja Konseptual

PERAN KERANGKA KERJA KONSEPTUALKerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah

suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.

Kerangka konseptual dapat digambarkan dalam  bentuk hierarki yang memiliki beberapa tingkatan yaitu:1. Pada tingkatan teori tinggi  : kerangka konseptual menyatakan

ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan2. Pada tingkatan selanjutnya : kerangka konseptual meng-

identifikasi dan mendefinisikan  karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen laporan keuangan.

3. Pada tingkatan operasional yang lebih rendah  : kerangka konseptual berkaitan dengan prinsip-prinsip dan aturan-aturan (rules) tentang pengukuran dan pengakuan elemen  laporan keuangan dan tipe informasi yang perlu disajikan.

Gambar diiagram di bawah ini diciptakan oleh pembuat standar dari Australia, memberikan representasi diagram dari kemungkinan komponen kerangka konseptual dan menunjukkan

1

Page 2: Peran Kerangka Kerja Konseptual

hal-hal yang dipertimbangkan dalam berbagai tingkat kerangka kerja konseptual.

Solomons berpendapat bahwa seseorang harus membuat penilaian tentang jenis akuntansi yang diinginkan. Dia berpendapat terhadap standar yang ditetapkan oleh pengamatan induktif karena hasil dari proses ini adalah bahwa: Suatu prinsip atau praktik akan dinyatakan sebagai 'benar' karena itu yang berlaku umum; itu tidak akan berlaku umum karena itu benar.

Dengan demikian, penyediaan standar 'koheren dasar teoritis' yang berasal menyediakan pertahanan konseptual:

2

Page 3: Peran Kerangka Kerja Konseptual

Jika pengaturan badan standar tidak dapat menunjukkan bahwa standar yang akan mengarah pada produksi informasi yang memiliki kualitas dan karakteristik yang diperlukan untuk mencapai tujuan akuntansi yang ditetapkan, itu tidak akan memiliki pertahanan terhadap kepentingan sectional yang melihat standar sebagai merugikan kesejahteraannya, karena jika standar tidak berasal dari kerangka konseptual, bagaimana hal itu dapat menunjukkan bahwa satu standar yang lebih baik dari yang lain?

Manfaat dari kerangka konseptual telah diringkas oleh pembuat standar Australia sebagai berikut: a) Persyaratan Pelaporan akan lebih konsisten dan logis karena

mereka akan berasal dari konsep yang tertib. b) Menghindari persyaratan pelaporan akan jauh lebih sulit karena

merangkul semua ketentuan. c) Badan yang menetapkan persyaratan akan lebih bertanggung

jawab atas tindakan mereka dalam pemikiran di balik persyaratan tertentu akan lebih eksplisit, karena akan ada kompromi yang dapat dimasukkan dalam standar akuntansi tertentu.

d) Kebutuhan akan standar akuntansi tertentu akan, sehingga meminimalkan risiko over-regulasi.

e) Penyusun dan auditor akan dapat lebih memahami persyaratan pelaporan keuangan yang mereka hadapi.

f) Pengaturan persyaratan akan lebih ekonomis karena masalah tidak perlu diperdebatkan dari sudut pandang yang berbeda.

TUJUAN DARI KERANGKA KONSEPTUALPada tahun 1978, FASB Statement of Financial Accounting

Concepts (SFAC) No. 1 (Paragraf 34) menjelaskan bahwa tujuan dari financial reporting eksternal untuk entitas bisnis:

“Financial reporting harus menyediakan informasi yang berguna untuk investor dan kreditor maupun calon investor dan

3

Page 4: Peran Kerangka Kerja Konseptual

kreditor dan pengguna lain dalam membuat investasi rasional, kredit, dan keputusan serupa”

Baik kerangka IASB dan FASB mempertimbangkan bahwa tujuan utama dari financial reporting adalah untuk mengkomunikasilan informasi keuangan kepada pengguna. Informasi ini berguna untuk pengambilan keputusan. Tujuan ini dapat dicapai dengan melaporkan keuangan yang:

Berguna untuk membuat keputusan ekonomi Berguna untuk memprediksi cash flow Berhubungan dengan sumber daya perusahaan, klaim

terhadap sumber daya dan perubahan di dalamnya.

Gambar 1. SFAC No. 2 Qualitative Characteristics of Accounting Information

IASB memiliki konsep laporan hanya satu, kerangka atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan. IASB menyatakan bahwa kerangka :(a) Menentukan tujuan laporan keuangan

4

Page 5: Peran Kerangka Kerja Konseptual

(b) Mengidentifikasikan karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna(c) mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan dan konsep untuk pengakuan dan pengukuran mereka dalam laporan keuangan

SFAC No.2 dan framework IASB menjelaskan beberapa karakteristik kualitatif diantaranya adalah (1)understandability, (2)relevance, (3)reliability and comparability (faithful representation, substance over form, neutrality, prudence and completeness). Framework IASB dibangun dengan mengikuti standar FASB. Pada periode 1987-2000, FASB menerbitkan tujuh pernyataan konsep menyangkut topik-topik berikut : Tujuan pelaporan keuangan oleh entitas keuangan dan

organisasi non-profit Karakteristik kualitatif bagi informasi akuntansi yang bermanfaat Elemen-elemen laporan keuangan Kriteria dalam mengakui dan mengukur elemen-elemen Kegunaan cash flow dan informasi present value dalam

pengukuran akuntansi Kerangka dasar

MENGEMBANGKAN KERANGKA KONSEPTUAL

Penetapan standar principle-based dan rule-basedKerangka konseptual memiliki peran penting dalam proses

penetapan standar akuntansi. IASB bertujuan menghasilkan standar yang berdasarkan prinsip (principles-based), oleh karenanya mereka mengacu kepada kerangka konseptual. Meskipun demikian, masih ada beberapa standar (IAS 39) yang terlalu didasarkan pada aturan (rule-based).

Standar rule-based memiliki beberapa keunggulan seperti meningkatnya komparabilitas dan verifiabilitas (comparability and verifiability), mengurangi peluang terjadinya pengaturan pendapatan (earnings management yang bertujuan membuat

5

Page 6: Peran Kerangka Kerja Konseptual

laporan keuangan tampak baik), namun tetap memungkinkan cara untuk menyiasati peraturan tersebut.

Di tahun 2002, pendekatan rule-based dalam penyusunan laporan keuangan banyak disalahkan setelah runtuhnya Enron dan Worldcom. Sarbanes-Oxley Act memperkenalkan banyak perubahan untuk meningkatkan kualitas akuntansi dan audit yang juga mengubah pendekatan penetapan standar menjadi principles-based. IASB dan FASB menginginkan pendekatan penetapan standar yang sama untuk memudahkan proses penyusunan dan konvergensi standar di kedua jurisdiksinya.

Meskipun IASB dan FASB mendukung penetapan standar berdasarkan prinsip dan tujuan akuntansi, mereka beroperasi di lingkungan yang dipenuhi peraturan di mana para auditor, staf SEC (Securities and Exchange Commission) dan perusahaan-perusahaan sudah terbiasa mengikuti peraturan tersebut.

Informasi untuk Membuat Keputusan dan Pendekatan Keputusan-Teori

Sejak awal tahun 1960-an, telah muncul penekanan pada aspek pengambilan keputusan dalam informasi akuntansi. Moonitz (1961) menyatakan bahwa data kuantitatif membantu dalam pengambilan keputusan ekonomis yang rasional, misalnya dalam membuat pilihan antara beberapa alternatif sehingga tindakan dapat dikaitkan dengan konsekuensi secara benar. (Godfrey, 2010, h.105).

Bagi banyak pihak, penekanan pengambilan keputusan ini sangat mencerminkan penggunaan nilai kini (current value). Hal ini dianggap banyak akuntan sebagai nilai yang paling relevan untuk mengambil keputusan karena nilai kini sangat dekat dengan masa depan dan masih berlandaskan kenyataan (bukan sebatas prediksi). Meskipun demikian, pendukung akuntansi konvensional meyakini nilai historis (historical cost) masih relevan dalam pengambilan keputusan.

6

Page 7: Peran Kerangka Kerja Konseptual

Pengembangan Internasional: Kerangka Konseptual IASB dan FASB

Pada Oktober 2004, FASB dan IASB menambah agenda bersama untuk mengembangkan kerangka konseptual yang sama dan telah ditingkatkan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan standar yang bersifat principles-based, konsisten secara internal, dan terkonvergensi secara nternasional. Hal ini diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang bermanfaat bagi para penyedia modal untuk mengambil keputusan.

Proyek gabungan ini akan dilaksanakan dalam delapan fase. Di setiap fase, IASB dan FASB berencana menerbitkan dokumen untuk menjaring komentar dari masyarakat. Komentar tersebut akan dipertimbangkan oleh IASB dan FASB untuk menilai kembali keputusan tentatifnya. Pada tanggal 30 Juni 2009, IASB dan FASB mengeluarkan dan menerima beberapa komentar atas Exposure Draft (ED) terkait Fase A – Tujuan dan Karakteristik Kualitatif. Sebuah discussion paper terkait Fase D – Entitas Pelaporan juga telah dikeluarkan, sedangkan pekerjaan terus berlanjut untuk Fase B – Elemen dan Pengakuan dan Fase C – Pengukuran.

Komentar untuk Fase A ED mengidentifikasi beberapa masalah inti bagi para pemegang kepentingan. Diskusi itu menambahkannya ke dalam IASB Framework dan membawanya untuk dibahas bersama para pemegang kepentingan yang tidak dilibatkan dalam penyusunan Framework tersebut.

Perspektif Entitas vs PropietorshipIASB dan FASB menyarankan agar laporan keuangan disusun dengan menggunakan perspektif entitas, dan bukan perspektif pemilik. Banyak pihak mendukung hal ini dengan alasan bahwa entitas bersifat terpisah dari pemiliknya. Pihak lain berargumen bahwa penggunaan perspektif ini merupakan hal baru (tidak

7

Page 8: Peran Kerangka Kerja Konseptual

termasuk dalam kerangka konseptual terdahulu) dan IASB serta FASB tidak memberi informasi yang memadai untuk membenarkan pilihan ini.

Kelompok Pengguna UtamaIASB dan FASB mengemukakan bahwa kelompok pengguna

utama dari laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial reporting) adalah penyedia modal kini dan potensial. Sebagian besar pihak setuju dengan pendekatan ini, meskipun perlu juga diketahui bahwa memiliki kelompok pengguna utama yang beragam dapat terlalu menyederhanakan hubungan antara entitas dan para pengguna individu.

Decision usefulness and StewardshipIASB dan FASB berpendapat bahwa tujuan pelaporan

keuangan haruslah cukup luas untuk mencakup semua keputusan yang dibuat investor ekuitas, pemberi pinjaman, dan para kreditor lain dalam kapasitasnya sebagai penyedia modal, termasuk keputusan alokasi sumber daya serta perlindungan dan peningkatan investasinya. Namun demikian, banyak juga pihak yang berpendapat bahwa tujuan stewardship kurang mendapat penekanan, sedangkan peran laporan keuangan untuk memberi informasi dalam peramalan arus kas masa depan mendapat penekanan yang terlalu besar.

Karakteristik KualitatifIASB Framework memiliki empat karakteritik kualitatif inti,

yaitu understandability, relevance, reliability, dan comparability. Karakteristik kualitatif dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu karakteristik fundamental (relevance, faithful representation) dan pendukung/enhancing (comparability, verifiability, timeliness, and understandability).

8

Page 9: Peran Kerangka Kerja Konseptual

Banyak pihak setuju dengan dimasukannya relevance ke dalam karakteristik fundamental, namun mereka juga beranggapan bahwa IASB dan FASB tidak memberi alasan pembenar yang memadai untuk mengganti reliability dengan faithful representation. Terdapat banyak saran maupun tambahan dari berbagai pihak mengenai beberapa karakteristik lain seperti prudence, substance over form, true and fair view, neutrality, transparency, dan lain-lain.

IASB dan FASB perlu membuat kemajuan dalam kerangka konseptual mengingat sifaatnya yang penting untuk pengembangan standar akuntansi dan usaha konvergensi. Kedua lembaga itu membutuhkan suatu tingkat konsensus dan dukungan terkait tujuan pelaporan keuangan serta karakteristik kualitatif informasi keuangan. Hal ini bertujuan agar IASB dan FASB dapat mengeluarkan kerangka konseptual yang dapat diterima oleh para konstituen.

KRITIK TERHADAP PROYEK KERANGKA KONSEPTUAL

Dalam perkembangannya, conceptual framework menghadapi banyak kritik. Kita dapat menganalis kritik tersebut untuk memahami lebih lanjut dengan menggunakan dua pendekatan. Pendekatan pertama yaitu mengasumsikan bahwa conceptual framework seharusnya merupakan pendekatan ilmiah yang berlandaskan metode lain yang digunakan wilayah penelitian ilmiah lainnya. Pendekatan kedua yaitu pendekatan professional yang berkonsentrasi pada menentukan jalan terbaik berdasarkan nilai professional.

Conceptual framework bertujuan untuk menyediakan pedoman dan ekomendasi kepada para akuntan untuk bagaimana menjelaskan informasi yang relevan terhadap pengambilan keputusan ekonomi. Banyak yang tidak setuju dengan

9

Page 10: Peran Kerangka Kerja Konseptual

Conceptual Framework yang dibuat oleh FASB terkait pengakuan dan pengukuran.

Dopuch dan Sunder berpendapat bahwa Conceptual Framework yang dibuat oleh FASB tidak membantu memecahkan masalah disclosure dan pengukuran sementara. Pendapat ini didukung oleh tiga persoalan : Deferred tax credit, perlakuan biaya dari eksplorasi pada industry gas dan minyak, nilai sekarang akuntansi. Mereka menyimpulkan bahwa :

Definisi dari kewajiban (liabilities) sangat umum, sehingga kita tidak dapat memprediksikan posisi perusahaan terhadap deffered tax,

Kerangka ini mendukung dua prinsip akuntansi yang bertentangan (full cost dan successful efforts) dan kerangka ini tidak berguna untuk memberikan pedoman untuk memecahkan masalah pengukuran, dan

Tidak menyinggung masalah perkiraanSelain itu, dalam kerangka ini, bukan hanya definisi dari asset

yang kurang jelas, namun kriteria pengakuan dipaparkan dalam probabilitas (konsep subjektif). Kriteria pengakuan gagal untuk memberikan pedoman terhadap masalah pengukuran yang merupakan masalah penting dalam akuntansi.

Gerboth berpendapat bahwa pengetahuan yang sesungguhnya berasal dari investigasi terhadap suatu pokok permasalahan, bukan dari kesepakatan awal terhadap definisi. Dengan hanya mendasarkan definisi pada kerangka akuntansi, hal itu merupakan tindakan yang tidak rasional. Dia mengutip pendapat Popper tentang seharusnya kalimat yang kita buat tidak terlalu bergantung pada arti dari kata-katanya. Jangan pernah mengambil informasi berdasarkan definisi atau berdasarkan kesepakatan tentang itu.

Namun apa yang popper katakan tidak berlaku pada conceptual framework. FASB harus membuat definisi sangat bermakna, sehingga pada saat ada yang menyebutkan kata “aset‟

10

Page 11: Peran Kerangka Kerja Konseptual

atau “kewajiban‟, keputusan penilaian sangat bergantung pada definisi dari kata tersebut.

Ontological And Epistemological AssumptionsTujuan dari dibentuknya conceptual framework adalah agar

menyediakan informasi yang tidak bias dan objektif bagi para pengguna informasi tersebut. Kualitas informasi sangat penting untuk mencegah pengguna untuk mengambil keputusan yang hanya menguntungkan sebagian pihak saja atau pihak yang menyajikan laporan keuangan. Salomons menjelaskan bahwa tidak bias merupakan “peta keuangan”. Akuntansi merupakan “peta keuangan”, semakin baik peta tersebut, maka semakin lengkap dan representative informasi yang disajikan di dalamnya. Sebuah peta yang bagus tidak dilihat dari bagaimana tingkah yang dihasilkan karena peta tersebut, namun dari bagaimana peta tersebut mewakili fakta yang sebenarnya, kemudian orang dapat memberikan reaksi terhadap peta tersebut.

Filosofi kepercayaan datang di akuntansi dari asumsi bahwa kita dapat mengobservasi, mengukur dan mengkomunikasikan kenyataan tujuan ekonomi. Feyerabend berpendapat bahwa kebenaran ilmiah tidaklah absolute, namun hanya mengacu pada pernyataan tentang kenyataan yang telah dibuat.

Conceptual framework tidak dapat menyediakan sarana lengkap yang bertujuan mengukur kenyataan ekonomi karena ada kenyataan yang tidak terjadi secara independen dalam praktek akuntansi. Hines berpendapat bahwa itu merupakan hubungan interaktif dua arah dimana akuntan keuangan dengan proses mengukur dan mengkomunikasikan gambaran dari kenyataan, memainkan peran penting dalam memutuskan mana kenyataan, sehingga mereka dapat menciptakan kenyataan.

11

Page 12: Peran Kerangka Kerja Konseptual

Struktur dari conceptual framework memiliki banyak kemiripan dengan pendekatan hipotesis deduktif. Pendekatan hipotesis deduktif memiliki dua konsekuensi. Pertama dapat menarik kesimpulan dari hukum atau prinsip universal dengan level hipotesis yang lebih rendah. Kedua, adanya hubungan yang dekat antara penjelasan, prediksi, dan teknik yang diaplikasikan. Tujuan pendekatan ini untuk ilmu pengetahuan adalah untuk memahami lingkungan kita agar dapat beroperasi secara lebih efisien pada lingkungan tersebut.

Circularity Of ReasoningSalah satu tujuan dari conceptual framework adalah

untuk memandu pratik sehari-hari para akuntan. Jadi setidaknya para akuntan mengikuti satu langkah ilmiah yang menyimpulkan prinsip dan praktik dari teori umum. Akan tetapi, conceptual framework yang bervariasi di banyak Negara yang bergantung pada kondisi internalnya Sebagai contoh, dalam FASB no 2, kualitas informasi seperti kepercayaan ditetapkan berdasarkan pencapaian terhadap kualitas lainnya, seperti menggambarkan kebenaran, netralitas, dan dapat diverifikasi. Tetapi, kualitas ini tergantung pada kualitasn informasi non-operasional lainnya. Misalnya netralitas bergantung pada relevansi, kepercayaan, dan menggambarkan kebenaran. Namun kondisi yang perlu dan cukup untuk mendapatkan kualifikasi tersebut tidak tertulis.

An Unscientific DisciplineStamp berpendapat bahwa akuntansi lebih cocok

digolongkan ke dalam hukum daripada ilmu fisik, karena baik akuntansi maupun hukum berurusan dengan konflik antara banyak kelompok pengguna dengan tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda. Akuntansi menghadapi ketidaksempurnaan pasar dan melibatkan subjektivitas, proses pengambilan keputusan.

12

Page 13: Peran Kerangka Kerja Konseptual

Sedangkan ilmu fisik merupakan disiplin positif, yang digambarkan di alam dan dikarateristikan oleh konsep bebas nilai.

Positive ResearchSudah lama diperdebatkan bahwa fokus utama dari

proyek conceptual framework menyediakan informasi finansial yang membantu penggunanya dalam membuat keputusan ekonomi mengabaikan penemuan empiris tentang penelitian positive accounting. Penelitian pasar pada awalnya telah meragukan kemampuan data akuntansi yang dipublikasikan untuk mempengaruhi harga saham dan pada pentingnya data akuntansi untuk membuat keputusan ekonomi yang berkaitan dengan pasar. Ada juga yang berargumen bahwa pasar saham tidak untuk ditipu oleh teknik akuntansi yang kreatif, penilaian asset dan liabilitas bukanlah isu nyata dan bahwa market relatif efisien dalam bentuk semi-strong. Lebih jauh lagi, teori agensi menawarkan penjelasan untuk observasi dari banyak teknik akuntansi yang berbeda. Teknikteknik akuntansi ini diminta oleh para agen yang ingin meminimalisasi biaya monitor dalam cara yang paling cost-efficient. Teknik akuntansi dengan biaya paling sedikit akan secara alami bervariasi antara perusahaan dan industri dan variasi dalam praktik akuntansi seperti inilah yang diinginkan. Meskipun demikian, untuk keputusan yang membutuhkan beberapa pilihan, informasi akuntansi mungkin berguna. Ini adalah area di mana penelitian perilaku belum dipertimbangkan. Selanjutnya, yang berargumen bahwa positive accounting research dan conceptual framework dalam konflik kadang-kadang mengabaikan bukti bahwa pasar modal tidaklah efisien. Dan walaupun efisien, fakta bahwa respon pasar yang cepat terhadap informasi dalam laporan finansial tidak berarti bahwa individu mengolah informasi secara efisien atau individu dan grup tidak dapat membuat kesalahan pada keputusan investasi, pinjaman, penawaran, atau pembelian (apa ya

13

Page 14: Peran Kerangka Kerja Konseptual

maksudnya?). Jika conceptual framework dapat memastikan bahwa para orang ini menerima informasi yang berguna, maka conceptual framework menyajikan sesuatu yang berguna.

The Conceptual Framework as a Policy DocumentSebagai suatu bentuk ilmu pengetahuan, kerangka kerja

konseptual tidak memenuhi beberapa tes ilmiah. Faktanya adalah, tidak ada proses deduktif yang melekat di dalamnya, dimana kerangka kerja konseptual tidak dapat digunakan untuk menganalisis kejadian empiris yang mana digunakan untuk mengubah kejadian nyata menjadi suatu keadaan yang lebih dikehendaki berdasarkan sebuah asumsi.

Pendekatan lain lebih menekankan pada konsep yang membahas apakah kerangka kerja itu sebuah teori ilmu atau sebuah kebijakan. Seorang ahli bernama Ijiri mengatakan bahwa kerangka kerja konseptual merupakan sebuah model kebijakan. Lebih jauh dikatakan bahwa model normatif terkonsep atas dasar suatu asumsi yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan.

Professional Values and Self-PreservationKonsep nilai profesionalitas dan pemeliharaaan diri

merupakan 2 nilai yang berbeda. Konsep profesionalitas menekankan adanya profesionalitas dan altruisme. Sedangkan konsep pemeliharaan diri berkaitan dengan keterkaitan seseorang akan suatu hal. Gerboth menyatakan bahwa objektivitas dari keputusan akuntan ditentukan oleh rasa tanggung jawb pribadi si akuntan. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kerangka kerja konseptual tidak bekerja dalam scope kehidupan sosial. Dimana, ketika sebuah kerangka kerja bersinggungan dengan faktor manusiawi, maka, adalah sebuah hal yang mustahil untuk menciptakan kerangka kerja dan model pengambilan keputusan yang komprehensif.

Ketidakmungkinan untuk menyetujui adanya standar akuntansi yang normatif juga disuarakan oleh ahli lain yakni

14

Page 15: Peran Kerangka Kerja Konseptual

Demski. Demski memberikan bukti bahwa tidak ada suatu standar yang dapat diciptakan yang dapat mengakomodasi semua alternatif akuntansi tanpa menguntungkan salah satu pihak atau perusahaan. Oleh karena itu, demski berpendapat bahwa pendepatan terbaik untuk sebuah konsep standar akuntansi adalah untuk mengeluarkan sebuah standar partial yang meng-cover suatu masalah akuntansi dalam suatu bentuk isolasi saja.

KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK STANDARD AUDIT

Mautz dan Sharaf melihat Audit bukan subdivisi dari akuntansi melainkan suatu disiplin berdasarkan logika. Hal ini akan mendasari bahwa kesimpulan yang auditor berikan tidak hanya sebatas verivikasi informasi akuntansi. Mautz dan Sharaf juga mempertanyakan kompatibilitas audit dan jasa konsultasi dan merekomendasikan pemisahan dari 2 tipe jasa untuk menjaga independensi auditor. Sekitar tahun 1970 Mautz dan Sharaf mengembangkan ASOBAC (statement of basic auditing concepts) yang diterbitkan oleh american accounting association. ASOBAC berfokus pada proses pengumpulan dan pengevaluasi bukti.

Fokus terhadap perdebatan teori audit dan perhitungan pengumpulan bukti dan proses evaluasi terjadi pada tahun 1980. Knechel mendeskripsikan pada periode ini pertumbuhan secara pesat pada praktek audit, dan perluasan pada kelompok profesional, dan peningkatan teknologi, dan hal tersebut dirasakan mengurangi biaya proses audit. Hal- hal tersebut berkontribusi untuk pergerakan menuju struktur dan formalistik yang lebih tinggi pada akunting perusahaan.

Resiko bisnis audit adalah bentuk audit yang mempertimbangkan resiko klien sebagai bagian dari proses bukti audit. Resiko model audit menuntut para auditor mempertimbangkan resiko ketidakcocokan opini audit sebagai fungsi dari resiko yang melekat (inherent risk)saat terjadi eror,

15

Page 16: Peran Kerangka Kerja Konseptual

resiko terhadap sistem kontrol klien tidak dapat mencegah atau mendeteksi kesalahan prosedur audit tersebut.

Internal control – integrated framework oleh COSO pada tahun 1992, hal ini membuat auditor semakin awas pada kontrol internal dalam melakukan audit, klien dengan internal kontrol yang efektif akan terlihat pada lebih sedikitnya resiko kecurangan dan eror, hal ini merupakan kesempatan yang mendukung pengurangan sumber daya, biaya, dan biaya audit untuk klien.

KAP seringkali dihadapkan pada sebuah dilemma, disatu sisi harus mempertahankan klien untuk kelangsungan perusahaan dan disisi lain harus mempertahankan independensinya sebagai sebuah organisasi profesional. Pasca terjadinya skandal keuangan Enron, yang menyebabkan profesi auditor tercemar, Security of Exchange Commission mengeluarkan sebuah peraturan yang disebut Sorbonne-Oxley Act (SOX) dimana salah satu peraturan tersebut menyebutkan bahwa sebuah KAP dilarang memberikan jasa audit dan jasa konsultasi manajemen pada satu klien dalam satu periode penugasan. Knechel dalam Godfrey (2009) menyebutkan regulasi dapat mengurangi resiko audit akan tetapi harus disadari bahwa resiko audit tidak dapat dihilangkan, itu merupakan bagian dari proses dalam mengaudit laporan keuangan.

16