Upload
dangnhan
View
251
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM
PENGEMBANGAN POTENSI OBYEK WISATA TIRTA DI KABUPATEN
BOYOLALI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Bidang Ilmu Administrasi Negara
Oleh:
SYIHABUDDIN AQ DAMI
D0108146
PROGRAM STUDI S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pembimbing
Drs. Is Hadri Utomo, M.Si
NIP. 195909071987021001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan disahkan Panitia Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pada Hari : Selasa
Tanggal : 17 Juli 2012
1. Drs. Sukadi, M.Si ( )
NIP. 194708201976031001
2. Drs. Muchtar Hadi, M.Si ( )
NIP. 195303201985031002
3. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si ( )
NIP. 195909071987021001
Mengetahui,
Dekan FISIP UNS
Prof. Drs. Pawito, Ph.D
NIP. 195408051985031002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : SYIHABUDDIN AQ DAMI
NIM : D0108146
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul :
“Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dalam Pengembangan Obyek
Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali” adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-
hal yang bukan karya saya, dalam Skripsi tersebut diberi tanda citasi dan
ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh
dari skripsi tersebut.
Surakarta, 17 Juli 2012
Yang membuat pernyataan,
Syihabuddin Aqdami
NIM. D0108146
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Man Jadda Wajadda
(Barang siapa bersungguh sungguh, maka dialah yang akan berhasil)
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan teruntuk :
Bapak dan Ibu ku Tercinta,
yang selalu berkorban untuk keberhasilan Ananda,
Bulek dan Paman ku Sekeluaraga,
Terima kasih atas dukungan dan Motivasinya
Dan Adik – Adik ku
Indah Kuriyati Umma dan Fajar Tias Purnomo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur dihaturkan ke hadirat Allah Ta’ala, atas segala nikmat
dan kekuasaanNYA kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Shalawat dan Salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Skripsi yang berjudul “PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN
PARIWISATA DALAM PENGEMBANGAN POTENSI OBYEK WISATA
TIRTA DI KABUPATEN BOYOLALI” ini diajukan untuk melengkapi syarat
ujian akhir pada Program Study Ilmu Administrasi, jurusan Ilmu Administrasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya Skripsi ini tidak lepas dari
pengarahan, bimbingan, dorongan serta semangat yang telah diberikan oleh
berbagai pihak, sehingga penulis mempersembahkan ucapan terimakasih setulus-
tulusnya kepada :
1. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si selaku dosen pembimbing Skripsi dan Ketua
Jurusan Ilmu Administrasi Negara. Terima kasih atas segala bimbingan,
arahan, kritik dan sarannya selama ini.
2. Herwan Parwiyanto, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing akademik. Terima
kasih atas saran dan masukannya selama ini.
3. Prof. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas ilmu Sosial dan ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Bapak Drs. Sugiyanto, M.Si selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Boyolali. Terima kasih atas ijin penelitian yang di berikan kepada
penulis. Semoga bermanfaat bagi kemajuan pariwisata Kabupaten Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
5. Pak Agus Purwanto, Pak Hartono, Pak Tri Harjanto, Bu Siti Munawaroh dan
Bu Farida. Terima kasih atas informasi terkait pengembangan pariwisata,
khususnya wisata air di Kabupaten Boyolali
6. Teman-teman Administrasi Negara Kelas B angkatan 2008, Sahabat – sahabat
di LKI FISIP UNS dan BIRO ASISTENSI FISIP. Terima kasih atas
persahabatan kita selama ini, semoga kebersamaan dan kekompakan kita tidak
pernah pudar.
7. Dan terakhir untuk berbagai pihak yang tak dapat disebutkan namanya satu
persatu, penulis ucapkan terimakasih atas segenap bantuan dan dukungan baik
secara langsung maupun tidak langsung sehingga karya ini dapat selasai.
Akhirnya, semoga Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis
sendiri maupun pembaca pada umumnya.
Surakarta, 17 Juli 2012
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. ii
LEMBAR VALIDASI .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN .................................................................................. xiii
DAFTAR DOKUMENTASI PENELITIAN ........................................... xiv
ABSTRAK ............................................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 12
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 12
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 13
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI PARIWISATA DAN WISATA ................................. 15
1. Definisi Pariwisata .................................................................... 15
2. Definisi Wisata ........................................................................... 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
B. DEFINISI PENGEMBANGAN PARIWISATA .......................... 23
1. Pengembangan Pariwisata ............................................................ 23
2. Pengembangan Obyek wisata ...................................................... 44
3. Pendekatan Dalam Pengembangan Pariwisata ................. ........... 50
C. KERANGKA PEMIKIRAN ......................................................... 7
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 74
B. Lokasi Penelitian ............................................................................... 75
C. Sumber Data ..................................................................................... 75
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 76
E. Validitas Data ..................................................................................... 79
F. Analisis Data ..................................................................................... 80
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 82
1. Gambaran Umum Kabupaten Boyolali ........................................... 82
2. Gambaran Umum Dinbudpar Kabupaten Boyolali ......................... 85
3. Perkembangan Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali ...................... 92
B. Pembahasan ........................................................................................ 94
1. Potensi Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali .................................... 94
2. Peran Disbudpar Kab Boyolali dalam pengembangan wisata tirta … 108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Wisata Tirta … 117
4. Upaya untuk mengembangakan potensi air menjadi Wisata Tirta … 120
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 144
B. Saran …………………………………………………………………… 146
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel. 1.1 Kunjungan wisatawan di obyek wisata di Kab. Boyolali 2008-2011 4
Tabel 1.2 Daftar Jenis Potensi Wisata di Kabupaten Boyolali 8
Tabel 1.3 Daftar Obyek wisata yang di publikasikan di dunia pariwisata 9
Tabel 1.4 Renstra Pengembangan Wisata di Kabupaten Boyolali 2008-2009 10
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Boyolali Dalam Angka Tahun 2010 83
Tabel 4.2 Pendidikan Penduduk Kab. Boyolali Dalam Angka Thn 2010 85
Tabel 4.3 Data POKDARWIS Kabupaten Boyolali 112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Pengembangan Pariwisata 33
Bagan 2.2 Peran Tiga Sektoral 41
Bagan 3.2 Kerangka Pikiran 71
Bagan 4.1 Struktur Organisasi Dinbudpar Kab. Boyolali 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR DOKUMENTASI PENELITIAN
1. Daya Tarik Obyek Wisata
1.1. Wisata Air Tlatar
1.2. Wisata Air Pengging
1.3. Wisata Waduk Cengklik
1.4. Wisata Waduk Bade
1.5. Wisata Waduk Kedungombo
1.6. Wisata Air Terjun Kedung Kayang
1.7. Sungai Serang dan Sungai Canden
2. Fasilitas Obyek Wisata
2.1. Fasilitas Obyek Wisata Air Tlatar
2.2. Fasilitas Obyek Wisata Air Pengging
2.3. Fasilitas Obyek Wisata Waduk Cengklik
2.4. Fasilitas Obyek Wisata Waduk Bade
2.5. Fasilitas Obyek Wisata Waduk Kedungombo
3. Infrastruktur
3.1. Papan Informasi Penunjuk Arah ke Obyek wisata
3.2. Kondisi Jalan Menuju Obyek Wisata
3.3. Papan Informasi di Obyek Wisata
4. Media Promosi dan Pemasaran
4.1. Website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali
4.2. Website Javapromo
4.3. Website Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali
4.4. Bookflet Pesona Wisata Kabupaten Boyolali 2012
4.5. VCD Potensi Wisata Boyolali 2011
4.6. Tnda bukti Masuk Obyek Wisata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
ABSTRAK
Syihabuddin Aqdami, D.0108146, 2012. Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Dalam Pengembangan Potensi Obyek Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali. Skripsi.
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Kabupaten Boyolali, terletak di antara dua kota besar Solo-Semarang dan
kekayaan alam yang melimpah. Wisata Tirta potensial untuk dikembangkan menjadi
salah satu wisata unggulan di Kabupaten Boyolali, apabila dikembangkan secara
profesional akan menjadi primadona daerah tujuan wisata yang dikunjungi wisatawan.
Peran pemerintah daerah, dinas terkait dan masyarakat dalam pengembangan potensi
wisata-wisata air (tirta) tersebut diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana peran dinas kebudayaan dan pariwista dalam mengembangkan potensi
obyek wisata tirta dan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penghambat dan
pendukung dalam pengembangan potensi obyek wisata tirta di Kabupaten Boyolali.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan dukungan data kualitatif.
Teknik pengumpulan data di peroleh melalui wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Penentuan informan di peroleh dengan teknik purposive sampling.
Seperti Kepala Dinas Kebudayaan dan pariwisata, Kepala Bagian Pengembangan
pariwisata, Pemasaran Pariwisata, Kepala Sub Perencanaan dan pelaporan, Staff di
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali, pendagang di sekitar obyek
wisata tirta, beberapa pengunjung, dan msayarakat sekitar. Agar diperoleh data yang
benar-benar sesuai dengan kenyataan dan teruji validitasnya, maka dipergunakan
trianggulasi data, sedangkan teknik analisa data menggunakan analisa interaktif.
Hasil penelitian ini bahwa wisata tirta menjadi salah satu wisata unggulan di
Kabupaten Boyolali. Wisata Tirta tersebut meliputi : Wisata Air Tlatar, Wisata
Pengging, Waduk Cengklik, Waduk Badhe, dan Waduk Kedungombo. Wisata Tirta
andalan Kabupaten Boyolali, sekarang baru di Wisata air Tlatar dan Wisata Pengging.
Peran pengembangan potensi obyek wisata tirta tersebut dalam bentuk : perencanaan
pengembangan potensi wisata Tlatar, Pengging, Cengklik, Bade, dan Kedungombo.
Kerjasama dengan instansi pemerintah lain, swasta, dan masyarakat. pengembangan
promosi dan pemasaran dengan Bookflet, Film Potensi wisata Kabupaten Boyolali,
website, dan event kesenian. Peran kelembagaan dalam meningkatkan sumber daya
manusia meliputi pelatihan, dan pembinaan. Pembuat regulasi pengembangan
pariwisata dan fasilitator dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Boyolali.
Hambatan dalam pengembangan potensi wisata tirta diantaranya : kemampuan
keuangan daerah yang terbatas, peran pengusaha minim, perijinan yang sulit, lahan
yang di miliki oleh dinas dan pemda sangat minim dan beberapa lahan banyak yang
berstatus sengketa, dsb. Faktor pendukung dalam upaya pengembangan wisata air
diantaranya : potensi ada, akses baik, adanya dukungan dan inspirasi dari masyarakat,
kesempatan membuka lapangan pekerjaan baru, adanya dukungan dari pemerintah dan
instansi terkait, lahan untuk obyek wisata ada, pengelola ada, kepedulian masyarakat
dan pihak ketiga ada.
Kunci : Peran, Pengembangan, Wisata tirta, Kabupaten Boyolali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
ABSTRACT
Syihabuddin Aqdami, D.0108146, 2012. The Role of Culture and Tourism
Department In Development of Water Tourism Object in Boyolali. Thesis.
Faculty of Political and Social Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta.
Boyolali district, located between two major cities of Semarang and Solo-
abundant natural wealth. Water (Tirta) tourism potential to develop into one of the
leading tourist in Boyolali, if developed in a professional manner will be excellent
tourist destination visited by tourists. The role of local government, relevant
agencies and communities in the development of potential water tours (Tirta) is
required. This study aims to determine how the agency role in developing the
culture and pariwista tirta tourism potential and to find out what are the factors
inhibiting and supporting the development of tourism potential in Boyolali tirta.
This study is a descriptive study with qualitative data support. Data
collection techniques was obtained through interviews, observation and
documentation study. Determination of informants was obtained by purposive
sampling technique. As Head of Culture and Tourism, Head of Tourism
Development, Tourism Marketing, Division Head of Planning and reporting, staff
at the Department of Culture and Tourism Boyolali, food seller around tirta
attractions, few visitors, and socity around. In order to obtain data that actually
correspond to reality and tested its validity, then used triangulation of data, while
data analysis techniques using interactive analysis.
The results of this study that tirta tourism became one of the leading
tourist Boyolali. Tirta tour includes: Air Tlatar Travel, Tourism Pengging,
Cengklik Reservoir, Reservoir Badhe, and Reservoir Kedungombo. Tirta Boyolali
mainstay tourism, it's only in Travel and Tourism Pengging Tlatar water. The role
of tourism development potential in the form tirta: Tlatar tourism potential
development plans, Pengging, Cengklik, Bade, and Kedungombo. Cooperation
with other government agencies, private, and community. development and
marketing promotion with Bookflet, Film tourism potential Boyolali, websites,
and art events. Institutional role in improving human resources include training,
and coaching. Tourism development regulators and facilitators in the development
of tourism in the district of Boyolali. Obstacles in the development of tourism
potential tirta include: limited financial capacity of the region, the role of
entrepreneurs minimal, permitting difficult, land which is owned by the agency
and the government was minimal and many of the status of some land disputes,
etc.. Contributing factor in the development of water attractions including: the
potential exists, access to good, the support and inspiration from the community,
opportunities open up new job opportunities, lack of support from government
and related agencies, land for tourism there, there are managers, community care
and third party.
Keywords: Role, Development, Tourism tirta, Boyolali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan pada hakekatnya merupakan usaha pertumbuhan dan berubahan
terstruktur yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah
untuk menuju moderisasi dalam rangka mensejahterakan rakyat baik secara lahir
maupun batin. Dalam pembangunan terjadi suatu proses perubahan yang berlangsung
secara terus menerus dan berkelanjutan. Peran pemerintah harus lebih jeli
menggerakan masyarakat agar berpartisipasi dalam pembangunan serta mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki Negara itu, untuk mencapai tujuan dan cita-
cita bangsa, karena pada dasarnya pembangunan diselengarakan oleh rakyat bersama
pemerintah. Peranan masyarakat dalam pembangunan harus ditumbuhkan, dengan
mendorong kesadaran, pemahaman, dan penghayatan, bahwa hak, kewajiban dan
tangungjawab seluruh masyarakat, maka hasil-hasil dari pembangunan dapat
dinikmati oleh seluruh rakyat salah satunya adalah sektor pariwisata.
Pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang
untuk menghilangkan kejenuhan dan kebosanan beraktivitas di dalam kehidupan
sehari-hari. Secara tidak langsung kegiatan ini mampu memberikan keuntungan bagi
setiap orang dari segi psikologis, sosial maupun financial. Dari segi financial mampu
meningkatkan devisa bagi suatu daerah dan lapangan pekerjaan untuk setiap orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dan dari sisi psikologis membantu seseorang melupakan kebosanan rutinitas yang
setiap hari dilakukan.
Indonesia, sebagai salah satu Negara kaya akan kebudayaan, etnis, agama,
bahasa dan pesona alam berpotensi dimanfaatkan dan dikembangkan untuk
kesejahteraan masyarakatnya. Salah satunya bidang pariwisata, melalui wisata/
pariwisata dapat dimanfaatkan sebagai salah satu penyumbang devisa bagi Negara
maupun suatu daerah. Kekayaan alam Indonesia banyak dan beragam dari Sabang
sampai Merauke dan Mianggas ke Rote harus dimaanfaatkan dan dikembangkan,
sebab setiap kekayaan alam adalah aset dan berpeluang menghasilkan devisa yang
luar biasa.
Provinsi Jawa Tengah saat ini sedang mensosialisasikan program visit jateng
2013 sebagai upaya menarik wisatawan asing untuk masuk ke Indonesia, khususnya
Jawa Tengah. Bisa di bilang ini adalah salah satu program pemerintah Provinsi Jawa
Tengah di sektor kepariwisataan, segala aspek disiapkan guna mendukung kelancaran
Visit Jateng 2013 ini mulai dari perbaikan infrastruktur, pembenahan sarana-
prasarana, fasilitas dan sarana penunjang lainnya di seluruh kota dan kabupaten yang
ada di Provinsi Jawa Tengah.
Boyolali, sebagai salah satu kabupaten yang mempunyai potensi pariwisata
yang tinggi, karena wilayahnya yang strategis terletak diantara dua kota besar Solo -
Semarang dan kaya potensi alam, separti ; Gunung, Waduk, Sungai, Pemandian, Air
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
terjun, Pedesaaan, Batik Asli Boyolali, Kuliner dan masih banyak lagi. Hal ini
potensial jika dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata unggulan. Kota “Emas
Putih”, itulah branding baru dari Kabupaten Boyolali selain dikenal sebagai penghasil
susu sapi yang terkenal hingga pelosok nusantara sampai mancanegara. Alam
Boyolali menyimpan sejumplah potensi wisata yang dapat membantu perekonomian
dan kesejahteraan bagi penduduknya, ini berpotensi sekali mendatangkan para
wisatawan maupun investor yang selama ini menjadi prioritas utama di dalam
pembangunan ekonomi.
“Pro Investasi” sebuah jargon visi dan misi dari Pemerintahan Kabupaten
Boyolali sekarang, dengan melihat potensi alam mulai dari gunung, sungai,
pemandian, waduk, pertanian, pedesaan, perkotaan, kesenian, kerajianan tangan,
event kebudayaan, dan kuliner yang di miliki Kabupaten Boyolali sangat mendukung
guna menarik wisatawan maupun investor sehingga mampu menghasilkan devisa
guna membangun ekonomi kabupaten ini. Berdasarkan data dari BPS dan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali pada tahun 2011, tercatat 415.909
Wisatawan dan Pelancong berkunjung ke Kabupaten Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Tabel. 1. 1 Kunjungan wisatawan di obyek wisata di Kabupaten Boyolali 2008-2011
No Obyek Wisata Angka dalam Tahun
2008 2009 2010 2011 total
1 Umbul Pengging 56.541 40.168 52.670 58.153 207.532
2 Makam yosodipuro 18.602 17.257 22.927 23.879 82.665
3 Umbul Tlatar 141.532 141.512 140.521 260.968 684.533
4 Wahana Wisata telaga 31.504 25.954 23.286 26.277 107.012
5 Waduk cenglik 8.447 8.806 10.743 12.300 38.660
6 Waduk bade 4.413 7.170 10.906 9.880 32.369
7 Kawasan selo 16.934 12.166 14.251 12.314 55.655
8 Argomerapi-merbabu 5.107 4.763 2.570 1.234 13.674
9 Makam pantaran 2.630 1.555 2.840 2.629 9.654
10 Gunung tugel 2.512 3.119 3.743 5.462 18.579
11 Irung Pertuk - 5.460 3.831 251 9.542
12 Swasta umbul sewu 46.600 76.471 35.800 2.561 161.432
Total 303.318 344.401 324.088 415.909 1.387.716
Sumber data : ( BPS Kab. Boyolali & Disbudpar Kabupaten Boyolali)
Melihat banyaknya wisatawan yang berkunjung dan melancong ke Kabupaten
Boyolali, semakin menguat bahwa potensi alam dan pariwisata Kabupaten Boyolali
tidak kalah dengan potensi wisata di kabupaten-kabupaten lainnya di Provinsi Jawa
Tengah. Dari tahun ke tahun wisatawan dan pelancong yang menikmati pariwisata
alam Kabupaten Boyolali terus meningkat.
Berdasarkan pada Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang pembangunan
daerah, memang saat ini Kabupaten tersebut sedang gencar-gencarnya melakukan
pembangunan dan perbaikan infrastruktur sebagai langkah awal pembangunan
ekonomi, ini terlihat dari pembangunan akses jalan menuju Kabupaten Boyolali.
Selain itu sektor pariwisata juga menjadi salah satu bidang yang diperhatikan oleh
pemerintah daerah dan dinas terkait. Pengembangan destinasi pariwisata menjadi hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
yang diperhatikan oleh pemerintah daerah sebagai upaya memberikan kontribusi
kepada masyarakat dalam pembangunan. Dengan adanya kepedulian pemerintah
daerah dan dinas terkait mampu meningkatkan pengembangan wisata di kabupaten
tersebut, sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) terutama di
sektor pariwisata.
Konsekuensi yang besar ditanggung pemerintah daerah dalam menjalankan
fungsi pemerintahannya, fungsi pemerintahan itu antara lain fungsi pelayanan
masyarakat, fungsi pelaksanaan pembangunan, dan fungsi perlindungan kepada
masyarakat. Untuk melaksanakan ketiga fungsi pemerintahan tersebut tentunya
memerlukan dana yang tidak sedikit, dalam situasi ini daerah pasti berusaha menggali
dan memajukan potensi yang ada dalam daerahnya guna memakmurkan daerah dan
masyarakat setempat mengingat saat ini sudah menjadi otoritas daerah itu untuk
mengatur dan membangun daerahnya.
Pemerintah daerah dihadapkan dengan dua permasalah sekaligus, pertama
adalah kenyataan bahwa pembiayaan untuk menjalankan pemerintahan agar dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik sangat besar, di sisi lain daerah tersebut
merupakan daerah yang minim sumber daya alam. Oleh karena itu jalan yang di
tempuh adalah membangun sektor-sektor non-SDA, seperti sektor pariwisata. Untuk
merealisasikan tujuan tersebut banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah
Kabupaten Boyolali dalam mengembangkan sektor-sektor unggulan yang mampu
memberikan kontribusi besar bagi kesejahteraan warga masyarakat di Kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Boyolali. Salah satu yang dikembangkan oleh pemerintah adalah sektor pariwisata
dimana pengembangan obyek wisata baik wisata alam, wisata budaya, dan wisata
buatan secara bertahap.
Pemerintah daerah selaku pihak yang paling berwenang dalam memulai
pengembangan dan pemberdayaan berbagai wisata-wisata yang ada di Kabupaten
Boyolali bertugas menjaga, memelihara, mempromosikan sekaligus mengembangan
agar wisata-wisata yang ada di Kabupaten Boyolali agar mampu dikenal oleh
wisatawan domestik dan mancanegara. Pengembangan dan pemeliharaan obyek
wisata di Kabupaten Boyolali bisa menarik para investor di dalam upaya
pembangunan ekomomi masyarakat yang mandiri. Masalah pengembangan dan
pemeliharaan saat ini menjadi sorotan publik di dalam upaya pembangunan sektor
ekomoni, dan menarik investor. Ketidak pedulian pemerintah daerah terlihat dalam
segi pengembangan terlihat dari banyaknya potensi wisata yang tidak dirawat dan di
tambah fasilitas untuk publik seperti fasilitas rekreasi dan lainnya dan wisata yang
sudah di kekola tidak bisa di manfaatkan dan di optimalkan keberadaanya.
Berdasarkan evaluasi kinerja pemerintah Kabupaten Boyolali tentang
pengembangan pengelolaan sektor pariwisata pada tahun 2010 yang lalu, diperoleh
rencana dan menyarankan untuk penyempurnaan pengembangan pariwisata pada
masa yang akan datang, antara lain; (1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas obyek
wisata, (2) Berusaha bekerjsama dengan pihak investor untuk mengembangkan
pariwisata di Boyolali, (3) Perlunya dasar atau landasan hukum untuk pengembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
pariwisata, (4) Tersedianya lahan atau tanah yang dimiliki oleh pemerintah daerah
Kabupaten Boyolali untuk pengembangan pariwisata, (5) Perlunya studi banding
dengan daerah yang lebih maju sektor pariwisatanya. (renstra pengembangan bidang
pariwisata 2010)
Salah satu contoh konkrit pemerintah Kabupaten Boyolali berencana
mengembangkan salah satu obyek wisata di kawasan wana wisata tirta Kedung Ombo
yang terletak di Kecamatan Kemusu. Tempat tersebut di nilai sangat potensial
dijadikan salah satu pariwisata unggulan di Kabupaten Boyolali. Sebab kawasan
wana wisata tirta ini di bidik sebagai salah satu proyek pengembangan pariwisata.
Kajian sudah mulai dilakukan dan melibatkan konsultan dari Solo dan Semarang.
Lokasi yang terletak di Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu itu di bidik menjadi
tempat wisata tirta, kuliner dan outbond. untuk menunjang pengembangan wana
wisata Kedung Ombo diharapkan ada perbaikan infrastruktur jalan menuju ke sana.
Jika ingin mencapai kawasan tersebut, pengunjung memang harus melewati jalur
Boyolali-Juwangi. Diharapkan perbaikan akses akan meningkatkan tingkat kunjungan
wisatawan ke wana wisata. (sumber Solopos.com)
Berdasarkan data dari Media Cetak dan elektronik (Solopos.com), DPRD
Boyolali menyayangkan sektor pariwisata di Kabupaten Boyolali belum tergarap
dengan baik. Pasalnya, dari tahun ke tahun bidang yang di anggap bisa meningkatkan
potensi Kabupaten Boyolali belum banyak tergali. Menurut mereka masih banyak
potensi-potensi menjanjikan di sektor pariwisata belum ada peningkatan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
signifikan. Dikatakan bahwa Boyolali memiliki beragam seni budaya mulai dari tari
hingga upacara ritual, potensi ini bisa dikemas dan ditampilkan dengan baik sehingga
bisa mengundang pengunjung untuk datang atau sekadar singgah menikmati wisata di
Boyolali.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali selaku instansi yang
berwenang dalam mengelola, mengarahkan, mengembangkan dan pemberdayaaan
wisata di Kabupaten Boyolali masih jauh dari harapan dalam memberikan
pengembangan potensi pariwisata di kabupaten tersebut. terlihat masih banyaknya
obyek wisata yang kurang terurus dan tidak dikelola dengan baik sehingga
menyebabkan ketidak maksimalan dalam pengembangan pariwisata Kabupaten
Boyolali. Berdasarkan data yang ada 29 macam jenis obyek wisata yang ada di
Kabupaten Boyolali dan tersebar di berbagai kecamatan, antara lain :
Tabel 1.2 Daftar Jenis Potensi Wisata di Kabupaten Boyolali
Kecamatan Jenis obyek wisata Jumplah
Selo Wisata Alam, Rekreasi, budaya spiritual 6
Boyolali Wisata Alam, Tirta dan Rekteasi 3
Cepogo Wisata Alam, Budaya Spiritual, ziarah 4
Ampel Wisata Alam, Budaya Spiritual 2
Simo Wisata Tirta dan Rekreasi 1
Sambi Wisata Budaya Spiritual dan ziarah 2
Kemusu Wisata Tirta 1
Banyudono Wisata Tirta, Budaya Spiritual, ziarah 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Klego Wisata Tirta 1
Ngemplak Wisata Tirta 1
Sawit Wisata Desa dan industry 1
(Sumber : Wikipedia dan www.promojateng-pemprovjateng.com)
Data menunjukan lebih dari 20 obyek wisata yang ada di kabupaten boyolali dan
tersebar di berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Boyolali, akan tetapi yang
baru dikelola dan di perkenalkan kepada dunia pariwisata baik lokal maupun asing
sekitar 11-13 obyek wisata yang tersebar di beberapa Kecamatan diantaranya :
Tabel 1.3 Daftar Obyek wisata yang di kelola dan dikenalkan di dunia pariwisata
Kecamatan Nama obyek wisata Jenis obyek wisata
Selo Agrowisata Sayur Selo, Air Terjun
Kedung Kayang (klakah), Gunung
Merapi dan Gunung Merbabu
Wisata Alam, Tirta, Rekreasi,
budaya spiritual
Boyolali Tlatar Reservoir, Kawasan Wisata
Umbul Tlatar, Agrowisata Padi
Wisata Alam, Tirta dan
Rekteasi
Cepogo Agrowisata Sapi Perah Cepogo Wisata Alam,
Kemusu Waduk Kedung Ombo Wisata Tirta
Banyudono Pemandian Umbul Pengging,
Pemandian Tirto Marto, Masjid Cipto
Mulyo, Pengging Fair,
Wisata Tirta, Budaya Spiritual,
Klego Waduk Badhe Wisata Tirta
(Sumber : www.boyolalikab.go.id)
Padahal dari data yang terekspos ke media lebih dari 20 obyek wisata yang berpotensi
untuk di kembang, Sebenarnya bagimana peran pemerintah daerah dan pihak terkait
dalam megembangkan potensi obyek wisata yang ada di Kabupaten Boyolali.
Pesona alam Kabupaten Boyolali memang tidak henti-hentinya membuat
pemerintah daerah dan dinas terkait tertarik untuk mengembangkan potensi wisata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
berdasarkan renstra yang dikembangkan tahun 2008 ada beberapa langkah
pengembangan potensi obyek pariwista yang diupayakan pemerintah daerah
Kabupaten Boyolali dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali yang
tersebar di berbagai Kecamatan diantaranya ;
Tabel 1.4 Renstra Pengembangan Wisata Tahun 2008 di Kabupaten Boyolali
Kecamatan Jenis Pengembangan obyek wisata
Wonosegoro Wisata Alam, Tirta, budaya spiritual
Musuk Wisata Kerajianan dan Budaya History
Cepogo Wisata Kerajianan dan Budaya History
Ampel Wisata Alam, Rekreasi dan Kerajinan
Simo Wisata Tirta dan Rekreasi, budaya spiritual
Sambi Wisata Alam, Tirta, budaya spiritual
Mojosongo Wisata Tirta
Banyudono Wisata Alam, Tirta, Budaya Spiritual, ziarah
Karanggede Wisata Alam, Tirta
Selo Wisata Alam
(Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Boyolali 2008)
Melihat banyaknya potensi alam Kabupaten Boyolali yang sangat
menggiurkan sebagai salah satu strategi memperoleh pemasukan kas keuangan
daerah, perlu dilakukan pengembangan dan pemberdayaan wisata baik yang sudah
terkenal dan yang belum dikenal seperti Wisata Tirta, Wisata Alam, Wisata Budaya
dan Wisata Historis. Hal ini perlu dukungan dari berbagai kalangan mulai dari
pemerintah daerah, masyarakat dan investor untuk mengembangkan dan
memberdayakan potensi wisata-wisata tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Wisata Tirta potensial untuk dikembangkan menjadi obyek wisata unggulan
dan daya tarik wisata ke Kabupaten Boyolali. Banyaknya obyek wisata yang ada di
Kabupaten Boyolali apabila dikembangkan secara profesional akan sangat mungkin
jika Kabupaten Boyolali menjadi primadona kunjungan wisatawan baik secara lokal,
regional, nasional maupun internasional dengan melihat pada potensi yang ada.
Didukung oleh letak geografis Kabupaten Boyolali strategis dan kondisi alam yang
sangat indah sangat memungkinkan pariwisata untuk berkembang pesat.
Perkembangan tingkat kebutuhan masyarakat yang tinggi, yang ingin
melepaskan rutinitas keseharian dengan melakukan rekreasi baik sendiri maupun
bersama teman dan keluarga menjadikan dorongan untuk mengunjungi obyek wisata
air (tirta) yang ada. Sehingga perlu adanya pengembangan obyek wisata air (tirta)
yang nantinya dapat bersaing dan menjadi primadona wisatawan untuk
mengunjunginya. Melihat banyaknya potensi wisata di kabupaten boyolali sangat
potensial untuk dikembangkan menjadi obyek wisata unggulan dan daya tarik wisata
ke Kabupaten Boyolali, sehingga perlu peran serta pemerintah daerah dan dinas
terkait dan masyarakat dalam pengembangan wisata-wisata air (tirta) di wilayah
Boyolali. Ini sangat baik untuk perekonomian wilayah serta bisa meningkatkan
kesejahteraan masyrakat sekitar dan pendapatan asli daerah sehingga bisa membantu
sector pembangunan ekonomi kabupaten ini.
Melihat fenomena yang ada tersebut peneliti semakin tertarik untuk
mengetahui lebih jauh terkait tentang Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Kabupaten Boyolali dalam Pengembangan Potensi Wisata Tirta (Air) yang ada di
Kabupaten Boyolali yang seharusnya bisa memberikan kontribusi dalam Pendapatan
Asli Daerah dan Pembangunan ekonomi Kabupaten Boyolali.
B. RUMUSAN MASALAH
Melihat uraian latarbelakang tersebut peneliti tertarik lebih jauh untuk meneliti
tentang pariwisata di Kabupaten Boyolali sehingga membuat rumusan masalah :
1. Bagaimana Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengembangkan
Potensi Obyek Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali?
2. Faktor apa saja yang penghambat dan pendukung dalam mengembangkan Potensi
Obyek Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali?
C. TUJUAN
1. Tujuan Operasional
a. Untuk mengetahui Bagaimana Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
dalam mengembangkan Potensi Obyek Wisata Tirta di Kabupaten
Boyolali.
b. Untuk mengetahui Faktor apa saja yang penghambat dan pendukung dalam
mengembangkan Potensi Obyek Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Tujuan Fungsional
Diharapakan dapat memberikan masukan kepada semua pihak yang terkait
dalam pengembangan obyek wisata oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Boyolali
3. Tujuan Individual
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara
untuk peneliti
D. MANFAAT
a) Bagi Peneliti
1. Sebagai sebuah karya ilmiah sebagai sarana menambah pengetahuan dan
wawasan oleh peneliti
2. Sebagai upaya pengembagan potensi wisata dan memberikan sumbangsih
dalam fungsi Tri Darma Perguruan Tinggi.
b) Bagi Masyarakat
1. Sebagai sumber informasi kepada masyarakat terkait pengembagan obyek
pariwisata.
2. Memberikan gambar tentang besarnya potensi pariwisata yang di miliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
c) Bagi Instansi terkait
1. Sebagai laporan temuan dilapangan akan kinerja dari dinas terkait dalam
upaya pengembangan potensi pariwisata untuk kedepannya
2. Sebagai refrensi Dinas dan pihak-pihak terkait untuk mengetahui faktor-
faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan potensi
pariwisata.
3. Sebagai sarana informasi kepada dinas terkait di dalam langkah kedepan
yang seharusya dilakukan untuk mengembangkan potensi wisata sehingga
memberikoan kontribusi pendapatan asli daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam tinjauan pustaka ini membahas beberapa teori dan kajian yang akan digunakan
sebagai landasan dalam penelitian.
A. DEFINISI PARIWISATA DAN WISATA
1. DEFINISI PARIWISATA
Menurut para ahli bahasa kata pariwisata berasal dari bahasa
Sanksekerta, sesungguhnya bukanlah berarti ”tourisme” (Bahasa Belanda)
atau “tourism” (Bahasa Inggris). Kata pariwisata terdiri dari dua suku kata
yaitu : pari dan wisata. Kata Pari dapat diartikan banyak, berkali-kali,
berputar-putar dan penuh. Kata Wisata, dapat diartikan perjalanan atau
bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata “travel” dalam bahasa
inggris. Dengan demikian Pariwisata dapat diartikan sebagai Perjalanan yang
dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang
lain, yang dalam bahasa inggris di sebut denga kata “tour”, sedangkan untuk
pengertian jamak, kata “kepariwisataan dapat digunakan kata toursme atau
tourism. Dengan kata lain Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan dari
suatu tempat ketempat yang lain dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah
“tour”. (Oka A. Yoeti, 1996 : 112-113)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Istilah “pariwisata” pertama kali muncul di Perancis menjelang abad
ke 17. Konon untuk pertama kali diguanakan oleh mendiang Presiden
Soekarno dalam suatu percakapan sebagai padanan dari istilah asing tourism.
Menurut R.G Soekadijo, Pariwisata itu ialah segala kegiatan dalam
masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Semua kegiatan
pembangunan hotel, pemugaran obyek budaya, pembuatan pusat rekreasi,
penyelenggaraan pekan pariwisata, penyediaan angkutan dan sebagainya.
Semua itu dapat disebut kegiatan kepariwisataan sepanjang kegiatan-kegiatan
itu semua dapat diharapkan para wisatawan akan berdatangan. (Soekardijo,
1997 : 1-2)
A.J. Burkart dan S. Mendelik, mengakatakan bahwa : Tourism, Past,
Present and Future, berbunyi “ Pariwisata berarti perpindahan orang untuk
sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat
dimana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan selama
mereka tinggal di tempat-tempat tujuan itu”. (R.G Soekardijo, 1997 : 3).
Menurut Profesor Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam buku
Grundriss der Allgemeinen Fremdenverkehrslehre mendefinisikan pariwisata
sebagai “keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan
tinggalnya orang asing di sesuatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak
tinggal di situ untuk melakukan suatu pekerjaan yang penting (a major....
activity) yang memberi keuntungan yang bersifat permanen maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
sementara”. Definisi ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama
(keseluruhan...... gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing) adalah
definisi pariwisata seperti sudah dijelaskan di atas. Definisi yang pada
umumnya di anggap baik itu pada bagiannya yang kedua mengartikan
“tinggal sementara atau tidak menetap secara ekonomik” dan menjabarkannya
sebagai ; “wisatawan tidak melakukan pekerjaan penting yang memberikan
keuntungan.” (R.G Soekardijo, 1997 : 12-13).
Oka A. Yeoti menyimpulkan bahwa “pariwisata” adalah suatu
perjalaanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarkan dari
suatu tempat ketempat yang lain, dengan maksud bukan untuk berusaha
(busines) atau mencari nafkah di timpat yang dikunjungi, tetapi semata-mata
untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau
untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. (Oka A. Yeoti, 1996 : 118)
Pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang
atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan
kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan
ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan
lainnya seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun
untuk belajar. (Gamal Suwantoro, 2004 : 3). Sedangkan Murphy (1985),
Pariwisata adalah keseluruhan dari elemen-elemen terkait (wisatawan, daerah
tujuan wisata, perjalanan, industri, dan lain-lain) yang merupakan akibat dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
perjalanan wisata ke daerah tujuan wisata, sepanjang perjalanan tersebut tidak
permanen. ( Gede Pitana & G. Gayatri, 2005 : 45).
Institut of Tourism in Britain (1976) mendefinisikan Pariwisata
sebagai kepergian orang-orang untuk sementara dalam jangka waktu pendek
ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan tempat kerja sehari-hari,
serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan
tersebut; ini mencakup kepergian untuk berbagai maksud, termasuk
kunjungan hari atau darmawisata. (Kusuma Yadi & Endar Sugiarto, 2000 : 5)
Dr. Salah Wahab mengungkapkan bahwa “pariwisata” dalah salah satu
jenis industri baru mampu menghasilakan pertumbuhan ekonomi yang cepat
dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup
serta menstimulasi yang kompleks, ia juga meliputi industri-industri klasik
senbenarnya seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata. Penginapan
dan transportasi secara ekonomis juga di pandang sebagai industri. (Nyoman
S. Pendit, 1999 : 35). Robert Intosh bersama Shahikant Gupta mencoba
mengungkapakan bahwa “pariwisata” adalah gabungan gejala dan hubungan
yang ditimbulkan dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah
serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-
wisatawan ini serta para pengunjung lainnya. (Nyoman S. Pendit, 1999 : 37)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
E. Guyer-Freuler dalam bukunya yang berjudul Hanbuch des
Schweizerschen Volkswirtaschaft, merumuskan bahwa Pariwisata dalam arti
modern adalah merupakan phenomena dari zaman sekarang yang didasarkan
atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan
menumbuh terhadap keindahan alam, kesenangan dan kenkmatan alam
semesta, dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan
berbagai bangsa dan kelas dalam masyarakat manusia sebagai hasil
perkembangan perniagaaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan pada
alat-alat pengangkutan. (Nyoman S. Pendit, 1999 : 38). Sedangkan Herman
von Schullerm zu Schratenhofen merumuskan pariwisata adalah istilah bagi
semua, lebih-lebih bagi ekonomi, proses yang ditimbulkan oleh arus lalu
lintas orang-orang asing yang datag dan pergi ke dan dari suatu tempat, daerah
atau negara dan segala sesuatunya yang ada sangkut-pautnya dengan proses
tersebut. (Nyoman S.Pendit, 1999 : 38)
Definisi berdasarkan Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang
Kepariwisataan, bahwa pariwisata adalah sesuatu yang berhubungan dengan
wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usahausaha
yang terkait di bidang tersebut. UU No. 10 tahun 2009 tentang pariwisata,
pengertian Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Berdasarkan pendapat-pendapat dan para ahli tersebut maka penulis
dapat memberikan pengertian pariwisata adalah “suatu perjalanan yang
dilakukan untuk sementara waktu dari satu tempat ke tempat lain yang
mempunyai obyek dan daya tarik wisata untuk dapat dinikmati sebagai suatu
rekreasi atau hiburan mendapatkan kepuasan lahir, batin serta dapat
memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitanya.
2. DEFINISI WISATA
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, bahwa Wisata merupakan
bepergian untuk bersenang-senang, rekreasi atau piknik. Menurut Oka A.
Yoeti, Pengertian Wisata adalah perjalanan : dalam bahasa inggris dapat
disamakan dengan perkataan “travel”. (Oka A. Yoeti, 1996 :113)
Dalam Undang-Undang Nomor.9 tahun 1990 tentang kepariwisataan
bab I pasal 1 menyebutkan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau
sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat
sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.
Menurut UU No. tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Wisata adalah
kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam
jangka waktu sementara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Wisata juga bisa diartikan sebagai piknik (http://carapedia.com),
Sedangkan Wisata tirta : kegiatan wisata yg berhubungan langsung dengan air
atau dilakukan di perairan pantai, danau, dsb (http://deskripsi.com).
Dengan demikian dapat di simpulkan dari beberapa pengertian bahwa
Wisata adalah bepergian bersama-sama untuk memperluas pengetahuan,
bersenang-senang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara.dan tujuan lainnya menghilangkan
kepenatan dari aktivitas sehari hari.
Sedangkan Wisata Tirta merupakan kegiatan wisata (rekreasi) yang
berhubungan langsung dengan air atau dilakukan di perairan pantai, danau,
waduk, sungai, dsb.
OBYEK WISATA
Obyek wisata dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi
sasaran wisata. Selanjutnya Undang-Undang Nomor. 9 tahun 1990 tentang
kepariwisataan dalam bab III pasal 4 disebutkan :
a) Obyek dan daya tarik wisata terdiri atas :
- Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
berwujud keadaan alam serta flora dan fauna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
- Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud
museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya,
wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan, taman
rekreasi dan tempat hiburan.
b) Pemerintah menetapkan obyek dan daya tarik wisata selain sebagaimana
di maksud dalam ayat 1 huruf b.
Gamal Suwantoro 1997 : 19 dalam Argyo Demantoto, 2008 : 16-17
menyebutkan obyek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong
kehadiran wisatawan ke suatu daerah. Selanjutnya obyek wisata ini
dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu :
a) Obyek wisata dan daya tarik wisata alam
Obyek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan dan
kekayaan alam.
b) Obyek wisata dan daya tarik budaya
Obyek dan daya tarik bersumber pada kebudayaan, seperti peninggalan
sejarah, museum, atraksi kesenian, dan obyek lain yang berkaitan dengan
budaya.
c) Obyek wisata dan daya tarik pada minat khusus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Obyek wisata daya tariknya bersumber pada minat khusus wisatawan itu
sendiri, misalnya olah raga, memancing dan lain-lain.
B. PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN OBYEK WISATA
1. PENGEMBANGAN PARIWISATA
Pengertian pengembangan menurut J.S Badudu dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia, memberikan definisi pengembangan adalah hal, cara atau
hasil kerja mengembangkan. Sedangkan mengembangkan berarti membuka,
memajukan, menjadikan maju dan bertambah baik.
Instrumen ilmiah untuk mewujudkan perubahan pada organisasi
dikenal dengan pengembangan organisasi (Organizational Development).
Pengalaman banyak orang menunjukkan bahwa pengembangan sangat
bermanfaat bagi organisasi untuk menghadapi berbagai perubahan yang pasti
terjadi.Pengembangan organisasi memungkinkan organisasi meningkatkan
efektivitas dan kemampuannya beradaptasi dengan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berubah.
Menurut Siagian, 2000 : 3, Upaya-upaya pengembangan organisasi
merupakan pendekatan terprogram dan sistematis dalam mewujudkan
perubahan. Sasaran utamanya adalah :
1) Peningkatan efektivitas organisasi sebagai suatu sistem yang terbuka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2) Mengembangkan potensi yang masih terpendam
3) Intervensi keperilakuan dilaksanakan melalui kerjasama antara
manajemen dengan para anggota organisasi untuk menemukan cara-cara
yang lebih baik demi tercapainya tujuan individu dalam organisai dan
tujuan organisai sebagai keseluruhan. (Argyo Demantoto, 2008 : 22)
Dalam banyak hal pengembangan organisasi merupakan suatu perubahan
organisasi secara berencana.Perubahan berencana adalah perubahan yang
dilakukan secara sengaja, lebih banyak atas kemauan sendiri.Perubahan
berencana ini dimaksudkan agar sistem tersebut dapat berfungsi secara efektif
dan adanya tekanan dari luar dijadikan sebagai pendorong untuk melakukan
perubahan.
Proses pengembangan organisasi adalah suatu proses yang dilakukan
secara bertahap, baik dalam usaha peningkatan kemajuan, memecahkan
masalah maupun dalam rangka meningkatkan kemampuan melakukan
adaptasi terhadap tuntutan perubahan akan masa depan. Pengembangan
organisasi tidak hanya memberikan perhatian pada pencapaian hasilnya suatu
hasil yang diharapkan tetapi dalam proses pencapaiannya diusahakan
memberikan kepuasan kepada mereka berperan serta dalam pencapaiannya.
Pengembangan pariwisata tidak lepas dari perkembangan politik, ekonomi,
sosial dan pembangunan disektor lainnya.Maka didalam pengembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
pariwisata dibutuhkan perencanaan terlebih dahulu. (Argyo Demantoto, 2008
: 23)
Dari pemikiran diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah
suatu proses yang terjadi secara terus menerus, untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya terhadap ancaman yang ada untuk dapat berkembang
dalam mencapai tujuan individu dalam organisasi dan tujuan organisasi secara
keseluruhan.
Menurut Oka A Yoeti, (1996 : 177-178), hal yang perlu diperhatikan
dalam pengembangan suatu daerah menjadi suatu daerah tujuan wisata, agar
dapat menarik unntuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi tiga syarat
yaitu :
1. Daerah itu harus menpunyai “something to see” yaitu harus mempunyai
obyek wisata dan atraksi wisata, yang berbeda dengan apa yang dimiliki
oleh daerah lain.
2. Di daerah tersebut harus mempunyai “something to do” di tempat tersebut
setiap banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, dan harus banyak
disediakan fasilitas rekreasi atau amusements yang dapat membuat mereka
betah, tenggal tibih di tempat itu.
3. Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan “something to
boy”, ditempat tersebut harus tersedia souvenir dan kerajian rakyat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
sebagian oleh-oleh atua souvenir untuk dibawa pulang ketempat asal
masing-masing. Selain itu juga harus ada sarana-sarana lain, seperti
money charger, bank, kantorpos, kontor telpon, dsb.
The results from the research showed that such dimensions as Quality of
accessibility, accommodation, venue and their components contribute directly
in satisfaction of tourists, their intend to return and eventually development of
tourism industry in a region. (Alireza Ebrahimpour , Azam Haghkhah 2010 :
1)
(Hasil dari penelitian perlihatkan bahwa dimensi sebagai Kualitas
aksesibilitas, tempat akomodasi, dan mereka komponen berkontribusi
langsung pada kepuasan wisatawan, mereka berniat untuk kembali dan
akhirnya terjadi pengembangan industri pariwisata di suatu wilayah.)
(Faktor yang mempengaruhi Kualitas Pelayaan Pariwisata)
1. Destination (Tempat Tujuan)
2. Hotel
3. Accommodation Quality ( Kualitas akomodasi)
4. Interactions (Interaksi)
5. Environment (Lingkungan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
6. Value (nilai atau budaya) (Alireza Ebrahimpour , Azam Haghkhah 2010
:10- 12)
Alireza Ebrahimpour , Azam Haghkhah : The Role of Service Quality in
Development of Tourism Industry , Tehran South Branch of Islamic Azad
University, Tehran-Iran and UTM (University of Technology, Malaysia) Date
posted: August 31, 2010.
Kriteria untuk mengidentifikasi proyek-proyek pengembangan pariwisata
Kriteria pariwisata sangat penting untuk memastikan bahwa program
pembangunan pariwisata akan sukses dalam membantu orang miskin. Minat
untuk wisata situs dalam program mana yang akan dilaksanakan tidak boleh
diabaikan. Sejumlah memuaskan pengunjung hanya akan dicapai jika daya
tarik dari situs ini dikelola oleh proyek untuk membangun commodation dan
infrastruktur. Berikut ini adalah kondisi yang dibutuhkan untuk memenuhi
kriteria pariwisata menurut Evelina Bazini, Alexandru Nedelea, 2008 : 5
yaitu :
1. Tourism potential. (pariwisata potensial)
2. Tourism assets. (Aset pariwisata)
3. Tourism synergies. (Pariwisata sinergi)
(Evelina Bazini , Alexandru Nedelea : Impact of the Tourism Development
on Poverty Reduction in Albania as a Country in Transition affiliation not
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
provided to SSRN and Stefan cel Mare University Suceava. Revista de
Turism, Vol. 3, No. 5, 2008.)
Menurut Dr. James J. Spillane (1994: 63-72) suatu obyek wisata atau
destination, harus meliputi lima unsur yang penting agar wisatawan dapat
menikmati perjalanan wisatanya, maka obyek wisata harus meliputi :
a. Attractions
Merupakan pusat dari industri pariwisata.Menurut pengertiannya
attractions mampu menarik wisatawan yang ingin mengunjunginya.
Attractions dapat diklasifikasikan menjadi skala local, provinsi, wilayah,
nasional, internasional.Motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu
tempat tujuan adalah untuk memenuhi atau memuaskan beberapa
kebutuhan atau permintaan.Biasanya mereka tertarik pada suatu lokasi
karena ciri- ciri khas tertentu. Ciri-ciri khas yang menarik wisatawan
adalah :
o Keindahan alam
o Iklim dan cuaca
o Kebudayaan
o Sejarah
o Ethnicity - sifat kesukuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
o Accessibility - kemampuan atau kemudahan berjalan atau ketempat
tertentu.
b. Facility
Fasilitas diperlukan untuk melayani wisatawan dalam menikmati
perjalannya, fasilitas cenderung berorientasi pada attractions disuatu
lokasi karena fasilitas harus dekat dengan pasarnya. Fasilitas cenderung
mendukung bukan mendorong pertumbuhan dan cenderung berkembang
pada saat yang sama atau sesudah attractions berkembang. Suatu
attractions juga dapat merupakan fasilitas.Jumlah dan jenis fasilitas
tergantung kebutuhan wisatawan.Seperti fasilitas harus cocok dengan
kualitas dan harga penginapan, makanan, dan minuman yang juga cocok
dengan kemampuan membayar dari wisatawan yang mengunjungi tempat
tersebut.
c. Infrastruktur
Attractions dan fasilitas tidak dapat tercapai dengan mudah kalau belum
ada infrastruktur dasar.Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah
dan di atas tanah dan suatu wilayah atau daerah. Yang termasuk
infrastruktur penting dalam pariwisata adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
1. Sistem pengairan/air
Kualitas air yang cukup sangat esensial atau sangat diperlukan. Seperti
penginapan membutuhkan 350 sampai 400 galon air per kamar per
hari.
2. Sumber listrik dan energi (power)
Suatu pertimbangan yang penting adalah penawar tenaga energy yang
tersedia pada jam pemakaian yang paling tinggi atau jam puncak (peak
hours). Ini diperlukan supaya pelayanan yang ditawarkan terus
menerus. Misal : tegangan volt harus cocok dengan kebiasaan
konsumen ditempat asal.
3. Jaringan komunikasi
Walaupun banyak wisatawan ingin melarikan diri dari situasi biasa
yang penuh dengan ketegangan, sebagian masih membutuhkan jasa-
jasa telepon dan/atau telgram yang tersedia.
4. Sistem pembuangan kotoran/pembuangan air
Kebutuhan air untuk pembuangan kotoran memerlukan kirakira 90 %
dari permintaan akan air. Jaringan saluran harus di desain berdasarkan
permintaan puncak atau permintaan maksimal.
5. Jasa-jasa kesehatan
Jasa kesehatan yang tersedia akan tergantung pada jumlah tamu yang
diharapkan, umumnya, jenis kegiatan yang dilakukan atau faktor-
faktor geografis lokal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
6. Jalan-jalan/jalan raya
Ada beberapa cara membuat jalan raya lebih menarik bagi wisatawan :
- Menyediakan pemandangan yang luas dari alam semesta
- Membuat jalan yang naik turun untuk variasi pemandangan
- Mengembangkan tempat dengan pemandangan yang indah
- Membuat jalan raya dengan dua arah yang terpisah tetapi sesuai
dengan keadaan tanah
- Memilih pohon yang tidak terlalu lebat supaya masih ada
pemandangan yang indah.
d. Transportation
Ada beberapa usul mengenai pengangkutan dan fasilitas yang dapat
menjadi semacam pedoman termasuk :
1. Informasi lengkap tentang fasilitas, lokasi terminal, dan pelayanan
pengangkutan lokal di tempat tujuan (destination) harus tersedia untuk
semua penumpang sebelum berangkat dari daerah asal.
2. Sistem keamanan harus disediakan di terminal untuk mencegah
kriminalitas.
3. Suatu sistem standar atau seragam untuk tanda-tanda lalu lintas dan
simbol-simbol harus dikembangkan dan dipasang di semua bandara
udara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4. Sistem informasi harus menyediakan data tentang informasi pelayanan
pengangkutan lain yang dapat dihubungi diterminal termasuk jadwal
dan tarif.
5. Informasi terbaru dan sedang berlaku, baik jadwal keberangkatan atau
kedatangan harus tersedia di papan pengumuman, lisan atau telepon.
6. Tenaga kerja untuk membantu para penumpang.
7. Informasi lengkap tentang lokasi, tarif, jadwal, dan rute dan pelayanan
pengangkutan lokal.
8. Peta kota harus tersedia bagi penumpang.
e. Hospitality (keramahtamahan)
Wisatawan yang sedang berada dalam lingkungan yang belum mereka
kenal maka kepastian akan jaminan keamanan sangat penting, khususnya
wisatawan asing. Pengembangan pariwisata memerlukan kebijakan dan
perencanaan yang sistematis, sebagai contoh, pemerintah pada semua
level terlibat dalam mempersiapkan infrastruktur, penggunaan tanah atau
tata ruang, dan sebagainya. Untuk meningkatkan daya tarik pariwisata
maka ada beberapa hal perlu diperhatikan, yaitu :
1. Mengembangkan kegiatan-kegiatan promosi internasional
2. Mencermati kompetisi di tengah tren persaingan pasar – pasar
internasional
3. Mendorong sinergi kegiatan promosi dan meningkatkan professional
SDM yang menjadi ujung tombak promosi pariwisata internasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
4. Mengkaji dan merumuskan peran dan fungsi badan pariwisata
Indonesia
5. Memperkuat & memelihara citra pariwisata Indonesia (Angelina
sondakh, 2010 : 26)
Menurut Sekjen ASITA, Yekti P Suradji, untuk menarik wisatawan
mancanegara berkunjung ke Indonesia ada tiga faktor yang perlu diperhatikan,
yaitu perbaikan infrakstruktur di sekitar daerah tujuan wisata, promosi dan
keamanan
Bagan 2.1 Pengembangan Pariwisata
(Angelina sondakh, 2010 : 43)
Gagasan kebudayaan nasional dalam pariwisata dan pembangunan
kepariwisatan ditunjukan bagi persatuan dan kesatuan bangsa.Tujuan ideal
Perbaikan
infrastruktur di
sekitar daerah tujuan
wisata
Perbaikan keamanan
Perbaikan promosi
3 FAKTOR YANG
MENARIK MINAT
WISATAWAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
adalah penghapusan kemiskinan, pembanguan yang berkesinambungan,
pelestarian budaya, pemenuhan kebutuhan hidup dan hak asasi manusia, dan
peningkatan ekonomi serta industri.Hal ini begitu ditekatan dalam
pengembangan pariwisata. Terkait dengan dinamika pemikiran kebudayaan
nasional dan daya saingnya dalam pengembngan industri pariwisata, ada
beberapa hal yang menjadi perhatian yang menjadi perhatian, yaitu :
1. Gagasan tentang warisan budaya, semangat proteksi terhadapnya dan
bagaimana melakukan pemeliharaan
2. Gagasan tentang perkembangan kebudayaan nasional pada masa kini dan
mendatang di tengah perubahan global
3. Kreativitas yang berkembang terkait dengan daya cipta dalam arena
kebudayaan local dan nasional
4. Pemikiran yang berkembang dalam berbagai sector-sektor kehidup;an
masyarakat di tengah pengaruh industrialisasi terhadap kebudayaan.
5. Perpektif yang berkembang dalam memahami, mempraktikan dan
memanfaatkan arena kebudayaan Indonesia. (Angelina sondakh, 2010 :
67)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Menurut Razali Ritonga (2008) ada beberapa hal yang perlu dibenahi agar
pariwisata Indonesia dibanjiri wisatawan :
1. Infrastruktur
Pembanguan infrastruktur perlu dilakukan agar lokasi wisata mudah di
jangkau.Banyak lokasi pesona alam di tanah air sulit dijangkau, karena
lokasinya dipedalaman dan terpencil. Dengan dibangun infrastruktur
merupakan salah satu cara mendatangkan investor.
2. Promosi
Keberhasilan dan kesuksesan dalam menarik wisatawan mancanegara
tentu saja sangat dipengaruhi oleh sejauhmanan geliat kegiatan promosi
yang dilakukan.Dan kendala untama di faktor pembiayaan.
3. Komunikasi
Kemampuan bahasa asing penduduk yang terlibat langsung maupun tidak
langsung di industry pariwisata masih amat rendah.Bahkan kurangnya
penguasaaan bahasa asing tersebut seringkali menimbulkan salah
pengertian saaar turis melakukan embarkasi bandara dan pelabuhan.Dan
kurang serius untuk mempelajari bhasa asing tersebut. (Angelina sondakh,
2010 : 79-80)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Menindak lanjuti pemikiran presiden, Menbudpar Ir. Jero Wacik, berpendapat
bahwa dalam pembngunan pariwisata Indonesia memerlukan peran akttif dari
stakeholder. Dalam hal ini, para pelaku dalam indutri pariwisata yhharus
melakukan beberapa kebijakan penting yaitu :
1. Melayani seluruh wisatawan dengan baik tanpa membedakan perlakuaan
bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara
2. Memberikan apresiasi kepada seniman untuk berkreasi mengembangkan
potensi wisata dimasing-masing daerah.
3. Menunjukan keperpihakan kepada rakyat kecil
4. Mengadakan rapat kordinasi wisata ditanah air
5. Mencari investor yang berminat dibidang pariwisata ( Angelina sondakh,
2010 : 87)
Pengembangan pariwisata tidak lepas dari perkembangan politik, ekonomi,
sosial dan pembangunan disektor lainnya.Maka didalam pengembangan
pariwisata dibutuhkan perencanaan terlebih dahulu. Dari pemikiran diatas
dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah suatu proses yang terjadi
secara terus menerus, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
terhadap ancaman yang ada untuk dapat berkembang dalam mencapai tujuan
individu dalam organisasi dan tujuan organisasi secara keseluruhan. (Oka A.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Yoeti, 1997: 13-14 dalam Argyo Demantoto, 2008 : 23-24) mengungkapkan
beberapa prinsip perencanaan pariwisata :
1. Perencanaan pengembangan kepariwisataan haruslah merupakan satu
kesatuan dengan pembangunan regional atau nasional dari pembangunan
perekonomian negara. Karena itu perencanaan pembangunan
kepariwisataan hendaknya termasuk dalam kerangka kerja dari
pembangunan.
2. Seperti halnya perencanaan sektor perekonomian lainnya, perencanaan
pengembangan kepariwisataan menghendaki pendekatan terpadu dengan
sektor-sektor lainnya yang banyak berkaitan dengan bidang
kepariwisataan.
3. Perencanaan pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah haruslah
dibawa koordinasi perencanaan fisik daerah tersebut secara keseluruhan.
4. Perencanaan suatu daerah untuk tujuan pariwisata harus pula berdasarkan
suatu studi yang khusus dibuat untuk itu dengan memperhatikan
perlindungan terhadap lingkungan alam dan budaya di daerah sekitar.
5. Perencanaan fisik suatu daerah untuk tujuan pariwisata harus didasarkan
atas penelitian yang sesuai dengan lingkungan alam sekitar dengan
memperhatikan faktor geografis yang lebih luas dan tidak meninjau dari
segi administrasi saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
6. Rencana dan penelitian yang berhubungan dengan pengembangan
kepariwisataan pada suatu daerah harus memperhatikan factor ekologi
daerah yang bersangkutan.
7. Perencanaan pengembangan kepariwisataan tidak hanya memperhatikan
masalah dari segi ekonomi saja, tetapi tidak kalah pentingnya
memperhatikan masalah sosial yang mungkin ditimbulkan.
8. Pada masa-masa yang akan datang jam kerja para buruh dan karyawan
akan semakin singkat dan waktu senggangnya akan semakin panjang,
karena itu dalam perencanaan pariwisata khususnya di daerah yang dekat
dengan industri perlu diperhatikan pengadaan fasilitas rekreasi dan
hiburan disekitar daerah yang disebut sebagai pre-urban.
9. Pariwisata walau bagaimana bentuknya, tujuan pembangunan tidak lain
untuk meningkatkan kesejahteraan orang banyak tanpa membedakan ras,
agama, dan bahasa, karena itu pengembangan pariwisata perlu pula
memperhatikan kemungkinan peningkatan kerjasama bangsa-bangsa lain
yang saling menguntungkan. (Oka A. Yoeti, dalam Argyo Demantoto,
2008 : 23-24)
I Gede Pitana dan I Ketut Surya Diarta, (2009 : 109-110) mengungkapkan
umumnya perencanaan strategis dalam pariwisata terdiri dari beberapa
tahapan yaitu sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
1. Menemukan bisnis atau usaha apa yang akan dimasuki, yang biasanya
dicirikan oleh misi organisasi yang tergantung pada jenis usaha yang
dicirikan oleh misi organisasi memungkinkan dapat dilihat dan diketahui
dengan mudah tetapi misi organisasi mungkin terkadanga tidak dapat
secara eksplisit dikenali.
2. Menentujuan organisasi yang akan dicapai, yang merupakan tujuan utama
organisasi, seperti penguasaan pasar melibatkan pengenalan produk yang
baru.
3. Mengumpulakan informasi dan pengetahuan sebagia dasar dalam
pengambilan keputusan.
4. Menganalisis informasi, terutama yang berkaitan dengan kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan dari organisasi.
5. Menentukan tujuan khusus yang menentukan aktivitas yang diperlukan
dalam rangka mewujudkan tujuan yang telah ditentukan
6. Menentukan strategi dalam mewujudkan tujuan yang telah ditentukan
7. Mendistribusikan sumberdaya masing-masing program aksi untuk
memberikan dampak pada strategi yang diambil
8. Mengimplementasikan rencana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
9. Mengontrol dan memonitoring hasil dan membuat perbaikan jika
diperlukan.
Untuk pengembangan ini dilakukan pendekatan-pendekatan dengan
organisasi pariwisata yang ada (pemerintah dan swasta) dan pihak-pihak
terkait yang diharapkan dapat mendukung kelangsungan pembangunan
pariwisata di daerah itu.Dalam sistem pariwisata, ada banyak aktor yang
berperan dalam mengembangkan suatu pariwisata.Aktor aktor tersebut adalah
insan-insan pariwisata yang ada pada berbagai sektor. Secara umum, insan
pariwisata dikelompokkan dalam tiga pilar utama yaitu :
1. masyarakat, yang termasuk dalam pilar masyarakat adalah masyarakat
umum yang adaa pada destinasi, sebagai pemilik sah dari berbagai
sumberdaya yang merupakan modal pariwisata, seperti kebudayaan,
Tokoh-tokoh masyarakat, Intelektual, LSM, dan media masa.
2. swasta, adalah asosiasi usaha pariwisata dan para pengusaha.
3. pemerintah, adalah pada berbagai wilayah administrasi, mulai dari
pemerintah pusat, negara bagian, provinsi, kabupaten, kecamatan dan
seterusnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Bagan 2.2 Peran Tiga Sektoral
Bagan Sektor Pilar Aktor pengembangan Pariwisata
(I Gede Pitana & I Gede Gayatri, 2005 : 96-97)
Masyarakat adat, Tokoh,
Intelektual, Wartawan, LSM
Pendukung, Pemilik Modal
Pariwisata
Pemerintah
- Pusat
- Provinsi
- Kabupaten/Kota
Regulator, Fasilitator
Swasta
1. Perhotelan
2. Transportasi, saluran pelaku
konsumen
3. keputusan membeli produk
4. rencanaan
5. pemantauan
Pelaku langsung Pelayanan wisata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Menurut Jackson (1989) Pengembangan suatu obyek wisata (destinasi)
dipengaruhi oleh:
a. attactive to client(daya tarik wisata)
b. fasilitas dan attractions(fasilitas dan obyek wisata)
c. geograpich location(letak lokasi)
d. transport link(jaringan transportasi)
e. political stability(keamanan)
f. healty environment(pusat kesehatan)
g. government restriction(peran pemerintah daerah/bagian)
(I Gede Pitana & I Gede Gayatri, 2005 : 101)
Pembangunan pariwisata harus dijaga tetap terpeliharanya kepribadian bangsa
serta kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup. Kegiatan yang akan
menunjang pengembangan kepariwisataan merupakan faktor potensial di
dalam usaha pembanguanan ekonomi dan masyarakat Indonesia dapat diatur
secara menyeluru, dipandang perlu adanya pertanggungjawaban yang lebih
terkoordinir. Sesuai dengan instruksi presiden No.9 tahun 1969 ini dikatakan
dalam pasal 2 bahwa tujuan pengembangan pariwisata adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
1. meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan Negara
pada umumnya, perluasan kesempatan lapangankerja dan mendorong
kegiatan-kegiatan industry penunjang dan industri-industri sampingan
lainnya.
2. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan
Indonesia
3. Meningkatkan persaudaraan atau persahabatan nasional dan internasional.
(Oka A. Yoeti, 1999 : 23)
Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas Manfaat,
kekeluargaan, adil dan merata, keseimbangan, kemandirian, kelestarian,
partisipatif, berkelanjutan, demokratis, kesetaraan, dan kesatuan, yang
diwujudkan melalui pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan
memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam,
serta kebutuhan manusia untuk berwisata. Adapun Pembangunan
kepariwisataan meliputi:
a. industri pariwisata;
b. destinasi pariwisata;
c. pemasaran; dan
d. kelembagaan kepariwisataan. (UU No. 10 tahun 2009)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2. PENGEMBANGAN OBYEK WISATA
Berdasarkan pengertian pengembangan dan obyek wisata diatas,
pengembangan obyek wisata dapat diartikan usaha atau cara untuk membuat
jadi lebih baik segala sesuatu yang dapat dilihat dan dinikmati oleh manusia
sehingga semakin menimbulkan perasaan senang dengan demikian akan
menarik wisatawan untuk berkunjung.
Menurut Gamal Suwantoro (1997: 57) menulis mengenai pola kebijakan
pengembangan obyek wisata yang meliputi :
1. Prioritas pengembangan obyek
2. Pengembangan pusat-pusat penyebaran kegiatan wisatawan
3. Memungkinkan kegiatan penunjang pengembangan obyek wisata (Argyo
Demantoto, 2008 : 30-31)
Dalam pengembangan obyek wisata ini, perlu diperhatikan tentang prasarana
pariwisata, sarana wisata, infrastruktur pariwisata dan masyarakat sekitar
obyek wisata tersebut.
Setelah melakukan berbagai analisa teori-teori pengembangan
pariwisata yang ada dan survey/observasi pra penelitian yang dilakukan oleh
peneliti, dalam pengembangan pariwisata tirta di Kabupaten Boyolali lebih
difokuskan pada pengembangan wisata tirta pada hal keragama jenis Atraksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
wisata air baru, Fasilitas, Infrastruktur, Transportasi, Promosi. Adapun untuk
fokus lokasi penelitian nantinya lebih kepada Peran Dinas Pariwisata
Kabupaten Boyolali dalam mengembangkan Wisata Tirta, dalam hal ini
wisata tirta tersebut diantaranya ; Waduk Cenglik, Waduk Bade, Waduk
Kedung Ombo, dan Air terjun Kedungkayang. Untuk itu peneliti akan
memfokuskan penelitian pengembangan wisata tirta meliputi, diantaranya ;
Attractions ;Keindahan alam, Iklim dan cuaca, Kebudayaan, Sejarah,
Ethnicity atau sifat kesukuan, dan Accessibility yaitu kemampuan atau
kemudahan berjalan atau ketempat tertentu.
Dalam hal ini atraksi wisata tirta yang di sajikan kepada pengunjung
sebagian besar hanya sebatas pemandangan alam di kawasan wisata
sekitar, permainan air, pemancingan dibeberapa obyek wisata tirta seperti
di waduk Cengklik, Bade, Kedungombo, Umbul Tlatar dan Pengging.
Sedangkan untuk jenis atraksi wisata yang sifatnya sejarah, accebility dan
kebudayaan belum dilakukan karena prosesnya bertahap dalam
pengembangan wisata
Facility, Seperti fasilitas harus cocok dengan kualitas dan harga
penginapan, makanan, dan minuman yang juga cocok dengan kemampuan
membayar dari wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Fasilitas beberapa obyek wisata tirta yang tersedia kebanyakan baru
berupa Arena bermain, Taman, Toko atau warung makanan, minuman di
sepanjang kawasan obyek wisata, MCK. Akan tetapi di sebagian obyek
wisata Seperti Waduk Cenglik, Kedung ombo dan Waduk Bade kurang
diperhatikan, dan baru akan dikembangkan di antaranya ; Fasilatas taman
bermain, penataan dan pembangun warung-warung makan dikawasan
sekitar obyek wisata, Fasilitas sarana penunjang MCK, Ruang Publik, dan
kegiatan dan Event tertentu.
Infrastruktur, yang termasuk infrastruktur penting dalam pariwisata adalah
:Sistem pengairan/air, Sumber listrik dan energi (power), Jaringan
komunikasi, Sistem pembuangan kotoran/pembuangan air, Jasa-jasa
kesehatan, Jalan-jalan/jalan raya.
Hal terpenting yang juga dikembangkan untuk menunjang pariwisata
adalah infrastruktur. Adapun beberapa infrastruktur menuju kawasan
Obyek wisata Tirta seperti di Waduk Cenglik, bade, Kedungombo, Tlatar,
dan pengging juga dikembangkan seperti jalan raya, jaringan telepon,
listrik, jasa kesehatan, dan pembuangan kotoran. Akan tetapi infrasturktur
di beberapa obyek wisata ada yang belum maksimal pengembanganya
seperti di jalan menuju ke Waduk Bade, dan Kedung ombo masih
bergelombang dan rusak belum diperbaiki, jaringan listrik yang kurang
memadai, jasa kesehatan seperti rumah sakit jauh dari tempat obyek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
wisata, kalo pun ada hanyalah puskemas yang buka sampai sore. Untuk
keseluruhan untuk sistem pembuangan kotoran/air terlihat belum di
bangun secara maksimal di obyek wisata.
Transportation, sarana tersebut meliputi ; Informasi lengkap tentang
fasilitas, lokasi terminal, pelayanan pengangkutan lokal di tempat tujuan
(destination), Sistem keamanan harus disediakan di terminal untuk
mencegah kriminalitas, Suatu sistem standar atau seragam untuk tanda-
tanda lalu lintas dan simbol-simbol harus dikembangkan dan dipasang di
semua bandara udara, Sistem informasi harus menyediakan data tentang
informasi pelayanan pengangkutan lain yang dapat dihubungi diterminal
termasuk jadwal dan tarif, Informasi lengkap tentang lokasi, tarif, jadwal,
dan rute dan pelayanan pengangkutan lokal dan Peta kota harus tersedia
bagi penumpang, dsb.
Saran yang tidak kalah penting adalah sarana transportasi, rata-rata
transportasi untuk menuju kawasan wisata air di Kabupaten Boyolali
sudah di sediakan sarana trasportasi umum, seperti bus umum, angkot, dan
kendaraan tradisional seperti andong. Akan tetapi untuk jumplah kuantitas
dari trasportasi umum tersebut belum cukup untuk mempermudah
wisatawan menuju obyek wisata, seperti bus, angkot dan andong
jumplahnya terbatas dan kurang banyak sehingga seringkali wisatawan
yang ingin pergi ke obyek wisata tersebut harus menungu berjam-jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
untuk mendapatkan fasilitas umum tersebut.kebayakan wisatawan yang
berkunjung ke obyek wisata menggunakan kendaraan pribadi seperti
mobil, bus pariwisata, motor. Karena alasan efisiensi dan efektifitas waktu
tempuh.
Khusus di obyek wisata Waduk Cenglik dan Kedung ombo belum ada
sarana trasportasi umum menuju kawasan tersebut, jadi pengunjung yang
pergi ke kawasan tersebut rata-rata menggunakan kendaraan pribadi.
Untuk informasi tentang obyek wisata juga belum banyak tersedia di
terminal induk seperti di terminal kota Boyolali, Simo, Karanggede. Hal
ini perlu diperhatikan dan di kembangkan untuk memudahkan para
pengunjung.
Promotion, meliputi informasi dunia maya berupa website, facebook.
Sosialisasi kepada masyarakat dan wisatawan.
Promosi sangat penting dalam upaya pengembangan suatu pariwisata.
Untuk sarana Promosi yang dilakukan, setelah peneliti melakukan
observasi para penelitian dari fakta lapangan belum maksimal, terlihat dari
minimnya papan penujuk dan informasi menuju lokasi obyek wisata, dari
Dinas Pariwisata Kabupaten Boyolali juga belum mempunyai website
sendiri untuk menunjang pengembangan pariwisata, event kegiatan juga
minim sebagai sarana promosi wisata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Comunication, meliputi Kemampuan bahasa asing pegawai dinas terkait
dan penduduk yang terlibat langsung maupun tidak langsung di industry
pariwisata.
Dalam pengembangan wisata comunikasi lebih di identikan pada
kordinasi dan komunikasi, dalam kaitanya kordinasi dan komunikasi dalah
kemampuan para pegawai dinas pariwisata dalam terlibat langsung dan
tidak langsung dalam pengembangan pariwisata. Seperti sosialisasi dan
kerjasama dengan berbagai pihak yang berperan dan berkaitan dalam
pengembangan wisata.
Untuk Dinas Pariwisata Kabupaten Boyolali lebih sering terjun lagsung
kelapangan untuk meninjau bagaimana perkembangan obyek wisata
tersebut biasanya 1 bulan sekali. Untuk pengelolaan pihak dinas
pariwisata bekerja sama dengan beberapa piak seperti ; pihak swasta,
karang taruna sekitar kawasan wisata, dinas lingkungan hidup, dsb.
Akan tetapi untuk kordinasi yang sifatnya kerjasama antar dinas
kabupaten di Jawa Tengah untuk mengembangkan obyek wisata belum
banyak dilakukan, seperti di kordinasi dalam pengembangan kawasan
wisata yang berada diantara dua wilayah 2 kabupaten seperti di Waduk
Kedung ombo di wilayah perbatasan Kabupaten Boyolali dan Purwodadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
dan Obyek wisata Air terjun Kedungkayang di wilayah perbatasan
Kabupaten Boyolali dan Magelang.
Aspek-aspek inilah yang nantinya menjadi fokus dan batasan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti bagaiman peran Dinas Pariwisata Kabupaten
Boyolali dalam mengembangkan wisata tirta terutama ; Waduk Cenglik,
Waduk Bade, Waduk Kedung Ombo, dan Air terjun Kedung kayang di
Kabupaten Boyolali.
C. PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA
Dalam upaya pengembangan pariwisata diperlukan stategi dan berbagqai
pendekatan yang cocok untuk mengembangkan obyek wisata agar optimal, suatu
pendekatan ataupun konsep yang diperlukan secara situasi dan kondisi guna
terbentuknya suatu pariwisata yang bisa menjadi destinasi unggulan kawasan
wisata.
Menurut I Gede Pitana dan I ketut Surya Diarta, (2009 : 134-145), Teknik
pengembangan destinasi Pariwisata antara lain :
1. Carrying Capacity
Teknik ini sering digunakan dalam pengembangan destinasi pariwisata
dengan model daya dukungan kawasan dengan melihat aspek-aspek :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
a. Faktor dari grup pertama yang mempunyai implikasi pemasaran yang
melibatkan atau berkaitan dengan wisatawan.
b. Faktor group kedua berkaitan dengan atribut destinasi, seperti kondisi
lingkungan dan alam, struktur ekonomi dan pembangunan, struktur social
dan organisasi politik, dan level pengembangan pariwisata. (O‟Reilly,
1991 dalam Richardson dan Fluker, 2004 : 306).
Sedangkan Liu (1994) berpendapat dalam teknik carrying capacity ini
diaplikasikan dalam destinasi pengembangan destinasi pariwisata yaitu :
a. Physical carrying capacity, yaitu merupakan kemampuan suatu kawasan
alam atau destinasi wisata untuk menampung pengunjung atau wisatawan,
penduduk asli, aktivitas kegiatan wisata, dan fasilitas penunjang
ekowisata.
b. Biological carrying capacity, yaitu konsep ini mereflesikan konsep
interaksi destination pariwisata ekosistem flora dan founa.
c. Social atau culture carraying capacity, yaitu mereflesikan dampak
pengunjung atau wisatawan pada lifestyle komunitas local.
2. Recreational Carrying Capacity (RCC)
Mengacu pada dampak kunjungan wisatawan.Dampak pengembangan
destinasi wisata (baik tipe, lokasi, dan kualitasnya).Pada lingkungan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
diteliti dan diidentifikasi tingkat kritisnya.Missal mengacu pada jumplah
kunjungan wisatawan per hari, perbulan, pertahunnya.
3. Recreational Opportunity Spectrum (ROS)
Merupakan teknik identifikasi karakteristik dari suatu kawasan atau destinasi
dengan setting yang berbeda dan memadukanya dengan peluang rekreasi
untuk keuntungan terbaik bagi bagi pengguna kawasan atau destinasi dan
lingkungan.Misal : kawasan wisata waduk dipadukan dengan wisata olahraga
seperti berenang, memancing, dan bersepeda.
4. Limits Accaptable Change (LAC)
LAC, Menolak anggapan bahwa semakin besar pemanfaatan suatu destinasi
akan menyebabkan semakin besar dampak yang ditimbulkannya.
5. Visitor Impact Management Model (VIMM)
Model ini beranggapan Carrying capacity tidak menjadi fokus utama tetapi
lebih difokuskan pada keterkaitan perencanaan, pengawasan, dan
pengambilan keputusan.VIMM menyadari bahwa wisatawan bukan satu-
satunya yang menyebabkan dampak dari pada destinasi.
6. Visitor Experience and Resourse protection Model ( VERP)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Model ini disusun berdasarkan pengalaman terhadap model lain, tetapi
menolak carrying capacity yang spesifik dan pembatasan jumplah kunjungan
sebagai kondisi soasial dan ekologi.
7. Visitor Activity Management Program (VAMP)
Merupakan system manajemen yang berusaha mengubahorientasi dari produk
kepada orientasi pasar dengan penekanan pada pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen.
8. Tourism Opportunity Spectrum (TOS)
Merupakan teknik perencanaaan ekowisata yang menanut asumsi bahwa
spectrum pengukuran dan penilaian indicator perencanaan yang digunakan
haruslah :
a. Dapat diamati dan diukur
b. Secara langsung dapat dikendalikan dibawah manajemen control
c. Terkait langsung dengan prefensi wisatawan dan memengaruhi
keputusannya untuk melakukan wisata atau tidak ketempat tersebut.
d. Mempunyai karakteristik dengan kondisi tertentu.
Sedangkan Menurut James J. Spillane (1994: 28-30) terdapat empat pendekatan
di dalam pariwisata yang muncul secara kronologis yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
1. Pendekatan Advocasy
Pendekatan ini mendukung pariwisata dan menekankan keuntungan ekonomis
dari pariwisata. Potensi pariwisata bisa dipakai untuk mendukung macam-
macam kegiatan ekonomis, menciptakan lapangan kerja baru, memperoleh
devisa asing yang dibutuhkan bagi pembangunan dan masih banyak lagi.
2. Pendekatan Cautionary
Pendekatan ini menekankan bahwa pariwisata dapat mengakibatkan banyak
kerugian (disbenefits) dalam berbagai aspek sosial-ekonomi; seperti
timbulnya lapangan kerja musiman dan kasar (rendahan), devisa beralih asing
[investor asing], menyebabkan komersialisasi budaya, serta menyebabkan
berbagai macam konflik.
3. Pendekatan Adaptancy
Pendekatan Adaptancy menyebutkan agar pengaruh negatif pariwisata dapat
dikontrol dengan mencari bentuk lain perkembangan pariwisata dari yang
selama ini sudah dikenal secara umum, atau dengan menyesuaikan pariwisata
dengan negara atau daerah tujuan wisata. Cara berpikir baru ini berdasarkan
pandangan bahwa alam dan budaya dapat digabungkan dalam satu
konteks.maka pendektan ini mengusulkan strategi seperti pembangunan pada
skala kecil, pariwisata yang terkontrol, pariwisata yang dapat bertahan lama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
(sustainable), pariwisata dengan cara menikmati kehidupan masyarakat
setempat, dan pariwisata yang terkait dengan ekologi (eco-tourism)
4. Pendekatan Developmental
Pendekatan Developmental atau sering disebut pendekatan Alternatif ini
menganggap bahwa pariwisata dapat disesuaikan dengan keadaan masyarakat
tuan rumah dan peka akan selera masyarakat tuan rumah tersebut. Dapat
dipercaya bahwa perkembangan tersebut sebetulnya mempengaruhi pilihan
wisatawan terhadap daerah tujuan wisatanya dan demikian juga cara
kehidupan mereka di daerah tujuan wisata atau bentuk alternatif pariwisata ini
mempengaruhi jurang pemisah antara hak dan tanggungjawab dari tamu, tuan
rumah dan perantaranya.
Menurut peneliti model pendekatan pariwisata yang sesuai dengan keadaan di
Kabupaten Boyolali adalah pendekatan Advocasy, sebab pendekatan ini
mendukung pariwisata dan menekankan keuntungan ekonomis dari
pariwisata.Potensi pariwisata bisa dipakai untuk mendukung macam-macam
kegiatan ekonomis, menciptakan lapangan kerja baru, memperoleh devisa
asing yang dibutuhkan bagi pembangunan daerah, kesejahteraan masyarakat
dan masih banyak lagi.
Selain itu, Model Teknik Recreational Opportunity Spectrum
(ROS)Merupakan teknik identifikasi karakteristik dari suatu kawasan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
destinasi dengan setting yang berbeda dan memadukanya dengan peluang
rekreasi untuk keuntungan terbaik bagi bagi pengguna kawasan atau destinasi
dan lingkungan.
Misal : kawasan wisata waduk dipadukan dengan wisata olahraga seperti
berenang, memancing, dan bersepeda.melihat banyaknya potensi obyek
wisata Boyolali khususnya wisata tirta (air) Waduk ini sangat perlu di
kembangkan dan dibangun, sebab dengan adanya pariwisata yang maju dan
dikenal masyarakat luas akan semakin menjadikan keuntungan tersendiri baik
bagi pemerintah daerah maupun masyarakat. Model Pendekatan Advocasy
dan Recreational Opportunity Spectrum (ROS)ini juga sangat cocok
diterapkan dinas terkait atau pemerintah daerah dalam mengembangkan
potensi obyek wisata Air [Tirta] di Kabupaten Boyolali.
D. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PENGEMBANGAN PARIWISATA
Pengembangan pariwisata ini mempunyai dampak positif maupun dampak
negatif, maka diperlukan perencanaan untuk menekan sekecil mungkin dampak
negatif yang ditimbulkan.Dr. James J. Spillane (1994: 51-62) menjelaskan
mengenai dampak positif dan negatif dari pengembangan pariwisata. Dampak
positif, yang diambil dari pengembangan pariwisata meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
1. Penciptaan lapangan kerja, dimana pada umumnya pariwisata merupakan
industri padat karya dimana tenaga kerja tidak dapat digantikan dengan modal
atau peralatan.
2. Sebagai sumber devisa asing
3. Pariwisata dan distribusi pembangunan spiritual, disini pariwisata secara
wajar cenderung mendistribusikan pembangunan dari pusat industri kearah
wilayah desa yang belum berkembang, bahkan pariwisata disadari dapat
menjadi dasar pembangunan regional. Struktur perekonomian regional sangat
penting untuk menyesuaikan dan menentukan dampak ekonomis dari
pariwisata
Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya pengembangan
pariwisata meliputi:
1. Pariwisata dan vulnerability ekonomi, karena di negara kecil dengan
perekonomian terbuka, pariwisata menjadi sumber mudah kena serang atau
luka (vulnerability), khususnya kalau Negara tersebut sangat tergantung pada
satu pasar asing.
2. Banyak kasus kebocoran sangat luas dan besar, khususnya kalau proyek-
proyek pariwisata berskala besar dan diluar kapasitas perekonomian, seperti
barang-barang impor, biaya promosi keluar negeri, tambahan pengeluaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
untuk warga negara sebagai akibat dari penerimaan dan percontohan dari
pariwisata dan lainnya.
3. Polarisasi spasial dari industri pariwisata dimana perusahaan besar
mempunyai kemampuan untuk menerima sumber daya modal yang besar dari
kelompok besar perbankan atau lembaga keuangan lain, Sedangkan
perusahaan kecil harus tergantung dari pinjaman atau subsidi dari pemerintah
dan tabungan pribadi. Hal ini menjadi hambatan dimana terjadi konflik
aspasial antara perusahaan kecil dan perusahaan besar.
4. Sifat dari pekerjaan dalam industri pariwisata cenderung menerima gaji yang
rendah, menjadi pekerjaan musiman, tidak ada serikat buruh.
5. Dampak industri pariwisata terhadap alokasi sumber daya ekonomi industri
ini dapat menaikkan harga tanah dimana kenaikan harga tanah dapat
menimbulkan kesulitan bagi penghuni daerah tersebut yang tidak bekerja
disektor pariwisata yang ingin membangun rumah atau mendirikan bisnis
disini.
6. Dampak terhadap lingkungan, bisa berupa polusi air atau udara, kekurangan
air, keramaian lalu lintas dan kerusakan dari pemandangan alam yang
tradisional.
Menurut Angelina Sondakh, (2010 : 107-108) Adapun beberapa penghambat
dalam pengembangan pariwisata antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
1. Belum pulihnya citra keamanan nasional akibat aksi terorisme
2. Belum optimal dan efektifnya pengelolaan pemasaran
3. Belumoptimalnya pengembangan dan pengelolaan destinasi pariwisata
4. Sebagai Negara bahari dan tirta, Wisata tirta dan bahari belum dikembangkan
secara optimal
5. Masih lemahnya sinergi regulasi di semua level, baik pusat maupun daerah,
yang berdampak pada rendahnya investasi dan pembangunan industri
pariwisata.
6. Belum efektifnya pengelolaan informasi pariwisata
7. Belum optimalnya pengembangan wisata domestic
8. Masih lemahnya manajemen kemitraan dan jaringan antar pelaku industry
pariwisata dan social ekonomi lainnya.
9. Masih terbatanya jumplah SDM professional dalam industry pariwisata
10. Masih belum memadainya sarana dan prasarana pendukung pengembangan
industry pariwisata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
E. PERAN DINAS PARIWISATA DAN BUDAYA
1. DEFINISI PERAN
Peran berkaitan dengan kontribusi secara riel menuju lebih maju. Menurut
Kamus Bahasa Indonesia Peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau
memegang pimpinan yang terutama. Menurut Soekanto (1990: 268) Peran adalah
aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran.
Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas utamayang harus
dilaksanakan. Berdasarkan pengertian diatas, di ambil kesimpulan bahwa yang di
maksud dengan peran adalah suatu tingkatan kedudukan atau tugas utamayang
harus dilaksanakan yang dilakukan oleh manusia dalam melaksanakan suatu
kegiatan dari :
a. Obyeknya sudah ada akan tetapi masih belum sempurna maka akan
dijadikansempurna, atau yang sedikit dijadikan menjadi banyak, diluaskan
atau diperindah.
b. Obyeknya sudah sempurna di pelihara terus menerus untuk diwariskan
padagenerasi yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
2. DEFINISI DINAS
Menurut menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1989) pengertian dinas
berarti, segala sesuatu yang berkaitan dengan jawatan (pemerintah), bukan
swasta. Selanjutnya menurut J.S Badudu (1994) Dinas diartikan sebagai segala
sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan jawatan pemerintah. (Argyo
Demantoto, 2008 : 31) sedangkan Dinas diartikan sebagi bagian kantor
pemerintah yg mengurus pekerjaan tertentu jawatan. (www.artikata.com)
Sehingga peneliti memberi batasan pengembangan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan sebagai dari tugas utama yang harus dilaksanakan atau bagian
aktivitas yang dimainkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sesuai dengan
kedudukan dan statusnya sebagai organisasi pemerintah atau jawatan pemerintah
dibidang pariwisata.
3. PERAN DINAS PARIWISATA DAN BUDAYA
Pengembangan pariwisata ini tidak lepas dari peran organisasi kepariwisataan
pemerintah, seperti Dinas Pariwisata dan Budaya yang mempunyai tugas dan
wewenang serta kewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan aset
negara yang berupa obyek wisata.
Secara teoritis Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan adalah Kontribusi
secara nyata dari segala hal yang berkaitan dengan Fungsi Manajemen sebab
dalam pengembangan pariwisata diperlukan perencanan, pengorganisasian,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
pelaksanaan, dan pengawasan dan evaluasi. Menurut Hendry Fayol (dalam
modul Diktat Asas-Asas Manajemen oleh Priyanto Susilo Adi) Fungsi-Fungsi
Manajemen diantaranya ; Planning (Perencanaan), Organizing
(Pengorganisasian), Coordinating (pengkordinasian), (Actuating)
Penggerakan, controlling (Pengawasan).
1. Planning (Perencanaan).
Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa fungsi manajemen yang
pertama adalah perencanaan. Perencanaan merupakan fungsi dasar atau
fungsi fundamental manajemen. Fungsi pengorganisasian,
pengkoordinasian, pemberian perintah, dan pengawasan sebenarnya hanya
melaksanakan keputusan perencanaan. Dalam organisasi modern masalah
perencanaan makin mendapat perhatian karena manfaatnya bagi organisasi
makin dirasakan.
Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap atau
langkah berikut ini. Empat langkah dalam perencanaan ini bias diadaptasi
untuk semua kegiatan perencanaan dan pada semua tingkatan organisasi
(Husnan, 1988; Handoko, 1984).
a) Menentukan tujuan atau serangkaian tujuan.
b) Merumuskan keadaan atau kedudukan saat ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
c) Mengidentifikasi segala kemudahan (factor pendukung) dan hambatan
(kendala) untuk mencapai tujuan.
d) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi. T.
Hani Hanadoko (1990) mengemukakan bahwa struktur organisasi disusun
adalah untuk membantu pencapaian tujuan organisasi dengan lebih efektif.
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan seluruh
kegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi dan pola tetap
hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-
posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas,
wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu
organisasi. Dengan demikian struktur organisasi menggambarkan
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola.
3. Coordinating (pengkordinasian)
Pengkoordinasian adalah aktivitas menghubung - hubungkan,
menyatupadukan, dan menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya
sehingga semua berlangsung secara tertib dan seirama menuju tercapainya
tujuan tanpa terjadi kekacauan, percekcokan, kekembaran atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
kekosongan kerja.Tugas pengkoordinasian ini adalah tugas manajer.
Karena adanya pembagian kerja dan spesialisasi didalam mencapai tujuan,
maka koordinasi itu mutlak perlu, sebab tanpa koordinasi maka masing-
masing karyawan atau satuan-satuan dalam suatu organisasi akan berjalan
sendiri yang mungkin menuju kepelbagai arah atau tidak pernah bertemu
pada tujuan yang sama. Tanpa koordinasi, individu-individu dan satuan-
satuan organisasi akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam
organisasi. Mereka akan mulai mengejar kepentingan sendiri, yang sering
merugikan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.
4. Actuating (Penggerakan)
Actuating adalah menggerakkan orang (bawahan) agar supaya mau
bekerja dengan sendirinya atau dengan penuh kesadaran untuk secara
bersama-sama mencapai tujuan yang dikehendaki. Actuating berarti
pendorongan semangat kerja dan penjurusana aktivitas bawahan agar
menuju kepada maksud yang dikehendaki dan rencana yang tekah
ditetapkan. Jika manajer melakukan aktifitas ini, berarti iaharus
membangkitkan semangat kerja bawahan, memelihara semangat tersebut,
mendorong dan menjuruskan kea rah timbulnya aktivitas yang positif
dengan melakukan pembibingan yang aktif, memberi perintah-perintah
kerja, penugasan-penugasan, sehingga semua aktivitas bawahan benar-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
benar menjurus kearah maksud yang dikehendaki serta rencana yang telah
ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan.
5. Controlling (Pengawasan).
Pengawasan (controlling) adalah aktifitas manajemen yang mengusahakan
agar pekerjaan-pekerjaan terkendali pelaksanaannya sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan rencana yang ditetepkan dan atau hasil yang
dikehendaki. Rencana yang bagaimanapun baiknya dapat saja tidak
terealisasikan sepenuhnya atau bahkan gagal sama sekali bila manajer
tidak melakukan pengawasan. Dengan demikian pengawasan dapat
didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan
organisasi dan manajemen tercapai.
Pentingnya Manajemen Bagi Organisasi
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen,
semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga
alasan utama diperlukannya manajemen (T. Hani Handoko, 1990) :
1. Untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara
tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling
bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
seperti pemilik dan karyawan, pelanggan, konsumen, masyarakat dan
pemerintah.
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat
diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum
digunakan adalah dengan melihat efisiensi dan efektivitasnya.
Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua tipe organisasi. Kalau
dilihat dalam praktek, maka manajemen dibutuhkan dimana saja orang-orang
bekerjasama (dalam organisasi) untuk mencapai tujuan bersama.Sebagai ilmu
pengetahuan, manajemen bersifat universal dan menggunakan kerangka ilmu
pengetahuan yang sistematis, mencakup kaidah-kaidah, prinsip-prinsip, dan
konsep-konsep yang cenderung benar dalam semua situasi manajerial.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin ketersediaan dan
penyebarluasan informasi kepada masyarakat untuk kepentingan
pengembangan kepariwisataan.Pemerintah Daerah dapat mengembangkan dan
mengelola sistem informasi kepariwisataan sesuai dengan kemampuan dan
kondisi daerah.Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan kepariwisataan
Pemerintah melakukan koordinasi strategis lintas sektor pada tataran
kebijakan, program, dan kegiatan kepariwisataan. Pemerintah juga harus
melakukan Koordinasi strategis lintas sektor yang meliputi:
a. Bidang pelayanan kepabeanan, keimigrasian, dan karantina
b. Bidang keamanan dan ketertiban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
c. Bidang prasarana umum yang mencakupi jalan, air bersih, listrik,
telekomunikasi, dan kesehatan lingkungan
d. Bidang transportasi darat, laut, dan udara dan
e. Bidang promosi pariwisata dan kerja sama luar negeri.
Menurut Angelina Sondakh, (2010 : 95). Untuk mendorong pemerintah
daerah (pemda) dalam menyusun program pengembangan pariwisata daerah,
maka perlu dilakukan enam langkah, diantaranya :
1. Mewadahi, membangun, dan mengembangkan manfaat potensi pariwisata
sebagai kegiatan ekonomi yang menciptakan lapangan kerja
2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan aparatur serta pemberdayaan
tugas dan fungsidinas pariwisata daerah sebagai fasilitator dan regulator
pengembangan pariwisata di daerah.
3. Meningkatkan kesempatan berusaha dan ketertiban masyarakat dalam
pengembangan kawasan wisata
4. Melaksanakan kerjasama pariwisata antara pemerintah daerah dan dunia
usaha
5. Menciptakan dan menjaga suasana ketentraman dan kteratiban masyarakat
6. Mendorong pengembangan pariwisata daerah difokuskan pada kebijakan
perbaikan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Kebijakan tersebut
dilakukana dengan menerbitkan Permendagri No 24 tahun 2006 tentang
pedoman penyelenggaraan pelayanan satu pintu (PPTSP).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Menurut (Oka A. Yoeti, 1997: 48 dalam Argyo Demantoto, 2008 : 29-30)
Sebagaimana suatu organisasi yang di beri wewenang dalam pengembangan
pariwisata di wilayahnya, ia harus menjalankan kebijakan yang paling
menguntungkan bagi daerah dan wilayahnya, karena fungsi dan tugas dari
organisasi pariwisata pada umumnya :
1. Berusaha memberikan kepuasan kepada wisatawan kedaerahannya dengan
segala fasilitas dan potensi yang dimilikinya.
2. Melakukan koordinasi diantara bermacam-macam usaha, lembaga,
instansi dan jawatan yang ada dan bertujuan untuk mengembangkan
industri pariwisata.
3. Mengusahakan memasyarakatkan pengertian pariwisata pada orang
banyak, sehingga mereka mengetahui untung dan ruginya bila pariwisata
dikembangkan sebagai suatu industri.
4. Mengadakan program riset yang bertujuan untuk memperbaiki produk
wisata dan pengembangan produk-produk baru guna dapat menguasai
pasaran diwaktu-waktu yang akan datang.
5. Menyediakan semua perlengkapan dan fasilitas untuk kegiatan pemasaran
pariwisata, sehingga dapat diatur strategi pemasaran keseluruh wilayah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
6. Merumuskan kebijakan tentang pengembangan kepariwisataan
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan secara teratur dan
berencana.
Disamping itu Peran Dinas Pariwisata dan Budaya pada hakekatnya sesuai
dengan TUPOKSI yang ada. Adalam hal ini TUPOKSI Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten/Kota secara makro, diantaranya :
1. perumusan kebijakan teknis bidang kebudayaan dan kepariwisataan
2. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
kebudayaan dan kepariwisataan
3. pembinaan dan fasilitasi bidang kebudayaan dan kepariwisataan lingkup
provinsi dan kabupaten/kota
4. pelaksanaan tugas di bidang sejarah, kepurbakalaan dan permuseuman,
nilai budaya, seni dan film, pengembangan destinasi pariwisata, dan
pemasaran pariwisata
5. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kebudayaan dan
kepariwisataan
6. pelaksanaan kesekretariatan dinas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
7. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas
dan fungsinya (Perda jateng No. 6 tahun 2008 tentang tata kerja dinas
daerah provinsi jawa tengah)
Oleh karena itu peranan organisasi kepariwisataan pemerintah disini Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan merupakan salah satu hal utama dalam
pengembangan pariwisata disuatu daerah.Selain itu perlu pula disiapkan
beberapa hal, seperti sumber daya yang ada, mempersiapkan masyarakatnya
serta kesiapan sarana penunjang lainnya, karena bagaimanapun juga
wisatawan menghendaki pelayanan yang memuaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
2) KERANGKA PIKIR
Bagan 3.2 Bagan Kerangka Pikiran
Potensi Obyek Wisata Tirta dikembangkan,
tetapi belum digali secara maksimal
Peran Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Boyolali Pada
Tahun 2012 dalam ;
1. Perencanaan
2. Kerjasama
3. Promosi
4. Kelembagaan
Obyek Wisata Tirta menjadi salah satu Wisata
unggulan di Kabupaten Boyolali pada Tahun 2012
Faktor Pendukung
Pengembangan Obyek
Wisata Tirta, Meliputi :
a. Potensi Wisata
b. Perhatian
Pemerintah propinsi
dan daerah
c. Perhatian dari Dinas
Pariwisata Propinsi
Jawa tengah
Pengembangan Potensi
Obyek Wisata Tirta,
Meliputi Aspek :
1. Attraction
2. Fasilitas
3. Insfrastruktur
4. Promosi
5. Comunication
Faktor Penghambat Pengembangan
Obyek Wisata Tirta, meliputi :
a. Kurangnya kelompok sadar
wisata
b. Rendahnya wisatawan
c. Terbatasny aanggaran
d. Rendahnya Kepedulian
pengembangan SDM
e. Rendahnya kualitas Sumber
Daya Manusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Adapun Uraian dari Kerangka Pikir diatas dapat diuraikan :
Potensi Obyek wisata tirta di Kabupaten Boyolali dikembangkan, namun
belum digali secara maksimal. Ada sekitar delapan obyek wisata air yang ada di
wilayah kabupaten Boyolali diantaranya meliputi : 3 waduk, 3 umbul pemandian, 1
Air terjun , dan beberapa wisata rekreasi air buatan yang secara khusus semuanya
perlu digali potensinya.
Untuk itu peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata diperlukan untuk
mengembangkan potensi obyek wisata air tersebut. Pengembangan wisata tirta tidak
lepas dari peran dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sesuai dengan Tupoksinya,
salah satunya adalah melakukan pengembangan destinasi pariwisata, yang meliputi ;
Perencanaan Pengembangan Potensi Wisata Air Tahun 2011 seperti di Wisata Tlatar,
Pengging, Bade, Cengklik, Kedungombo. Kerjasama antar lintas sektor seperti SKPD
Kabupaten, DPU, BPKAD, PSDA, Perhutani, dsb. Promosi dalam pemasaran wisata
di Kabupaten Boyolali dengan Website, Javapromo, Website Pemerintah Kabupaten
Boyolali, Pemutaran VCD potensi wisata Kabupaten Boyolali Tahun 2011 dan
bookflet Pesona Wisata Kabupaten Boyolali 2012. Kelembagaan dalam
Meningkatkan Sumber Daya Manusia, seperti Pembinaan dan Pelatihan kepada
internal Disbudpar yang rutin di adakan setiap tahunnya.
Dalam upaya pengembangan wisata tirta ini, diperlukan prioritas aspek
pengembangan pariwisata/ wisata air, meliputi : attraction, facility, infrastuctur,
transportasi, promotion, comunication. Akan tetapi dalam pengembangan pariwisata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
perlu memperhatikan faktor pendukung dan faktor penghambat dalam upaya
pengembangan pariwisata, sehingga tercipta pengembangan pariwisata yang sesuai
dengan karakteristik tempat wisata , kondisi sosial sekitar, dan efektif. Adapun faktor
pendukungnya meliputi : potensi wisata, perhatian pemerintah propinsi dan daerah,
serta perhatian Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan Faktor
Penghambatnya meliputi : kurangnya kelompok sadar wisata, rendahnya wisatawan,
terbatasnya anggaran, rendahnya kepedulian pengembangan sumber daya manusia,
dan rendahnya kualitas sumber daya nanusia.
Dengan melihat analisis faktor penghambat dan pendukung pengembangan
obyek wisata atau pariwisata di Kabupaten Boyolali di harapkan mampu membantu
sektor prioritas aspek pengembangan pariwisata atau wisata air dalam mewujudkan
obyek wisata tirta yang unggul pada tahun 2011 dan 2012, sehingga obyek Wisata
Tirta menjadi salah satu wisata unggulan di Kabupaten Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya peneliti mengungkap sejumplah cara yang
diatur secara sistematis, logis, rasional, dan terarah tentang bagaimana pekerjaan
sebelum, ketika dan sesudah pengumpulan data. Metode penelitian pada dasarnya
adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Dengan demikian, metode penelitian merupakan suatu pengetahuan untuk
menggali kebenaran suatu metodologis dengan sistematis dan sesuai dengan pedoman
yang berlaku pada sebuah karya tulis ilmiah sehingga penelitian yang dilakukan dapat
menjawab secara ilmiah sehingga penelitian yang dilakukan dapat menjawab secara
ilmiah perumusan masalah yang telah di tetapkan.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitis kualitatif, dimana peneliti
bermaksud untuk menggambarkan fenomena yang ada dengan menganalisis dan
menyajikan fakta secara sistematis untuk mempermudah pemahaman dan penarikan
kesimpulan.
James Spradley (1980) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan
dengan menghimpun data dalam keadaan sewajarnya, mempergunakan cara kerja
yang sistematis, terarah dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga tidak kehilangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
sifat keilmiahannya. Langkah-langkah Dalam penelitian kualitatif bahwa peneliti
merupakan instrumen utama dalam memilih proyek atau topik yang akan dijadikan
penelitian, merumuskan data, mengumpulkan data, membuat catatan terkait kondisi
di lapangan, menganalisis data, dan terakhir menulis hasil laporan dan temuan-
temuan yang ada di penelitian.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di tempat-tempat yang terkait dengan pengembagan
obyek wisata Air seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, Unit
pengembangan UPT Wisata Tirta, beberapa Obyek wisata tirta, lingkungan obyek
wisata tirta dan sebagainya. Karena Kabupaten Boyolali mempunyai pontensi wisata
yang sangat banyak sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
pengembangan obyek wisata tirta di Kabupaten Boyolali.
C. Sumber Data
Penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang
valid. Data adalah suatu fakta atau keterangan dari obyek yang di teliti. Jenis data
yang ada yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif
merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Dalam
penelitian ini, peneliti mengemukanan dua jenis sumber data yang satu sama lain
saling berkaitan dan saling menunjang, yaitu :
1. Sumber Data Primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan melalui wawancara. Sampel
infoman yang diambil dengan memilih infoman yang dianggap mengelathui
informasi dan masalah secara mendalam tentang obyek penelitian dan dapat
dipercaya sebagai sumber data yang mantap (purposive sampling). (HB. Sutopo,
2002 : 56). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah Kepala
bidang Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, Kasubbag UPT
Tirta, dan beberapa pihak yang terkait didalam pengembangan obyek wisata,
sepert pihak pengelola obyek wisata air, pengunjung (wisatawan lokal/asing),
pedagang, dan masyarakat sekitar obyek wisata.
2. Sumber Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari sumber lain secara tidak langsung, yang
dapat diperoleh melalui dokumen-dokumen resmi yang berkaitan dengan obyek
penelitian baik secara nasional, daerah, catatan-catan penunjang, dan literature,
buku-buku perpustakaan, Koran, majalah, dokumentasi, arsip-arsip dan
keterangan-keterangan lain yang berhubungan dengan masalah penelitian yang
digunakan sebagai pelengkap dan pendukung dari data primer.
D. Tekhnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan melalui beberapa cara yaitu :
1. Wawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Wawancara adalah cara yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui
kegiatan interaksi sosial antara peneliti dengan yang diteliti. Dalam interaksi itu
peneliti berusaha mengunagkap gejala yang sedang diteliti melalui kegiatan tanya
jawab. Wawancara mendalam dilakukan untuk mengalai informasi dari infoman
atau orang yang dianggap mengetahui tentang permasalahan yang sedang dibahas
dalam penelitian.
Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh : rekonstruksi yang terjadi sekarang
tentang orang, kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan,
kerisauan, dan sebagainya, rekonstruksi keadaan tersebut berdasarkan
pengalaman masa lalu, proyeksi keadaan tersebut diharapkan terjadi pada masa
yang akan datang dan verifikasi, pengecekan, dan pengembangan informasi yang
telah didapat sebelumnya.
Tahapan-tahapan dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti meliputi:
menentukan siapa yang diwawancarai, mempersiapkan wawancara, pendahuluan,
melakukan wawancara dan menjaga agar produktif, dan menghentikan
wawancara. Agar wawancara dapat berhasil dengan baik peneliti (pewawancara)
mengikuti aturan-aturan dan kesopanan sebagaimana yang dianut oleh pihak yang
diwawancarai, disamping itu pewawancara meninggalkan kesan baik dalam
pelaksanaan wawancaranya.
2. Dokumentasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Teknik dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data tertulis
yang sudah ada sebelumnya. Teknik pengambilan data secara tertulis bersumber
pada catatan-catatan, arsip-asip, gambar atau foto pada acara tertentu yang ada di
lokasi penelitian. Yang berkaitan dengan penelitian dan bertujuan untuk
memperjelas dan mendukung proses penelitian.
3. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat non-verbal.
Sekalipun dasar utama daripada metode observasi adalah penggunaan indra
visual, tapi juga dapat melibatkan indera-indera lain seperti pendengaran, rabaan,
memandang dan penglihatan terhadap fenomena sosial dan gejala-gejala yang
terjadi. . Dengan teknik observasi ini kita tidak akan mengabaikan teknik
pengumpulan data yang lainnya. Langkah-langkah observasi antaralain:
a. Menentukan tujuan dari pada penelitian
b. Menentukan kelompok obnyek yang akan diobservasi
c. Menerobos masuk ke kelompok subyek yang di teliti
d. Mengakrabkan dengan subyek yang diteliti
e. Melakukan penelitian dngan mengamati dan mencatat keadaan lapangan
dalam jangka waktu tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
f. Mengatasi krisis yang terjadi, seperti misalnya bila peneliti dianggap sebagai
mata-mata.keluar dari penelitian pengamatan
g. Menganalisis data dan menulis laporan penelitian
E. Validitas Data
Validitas data akan membuktikan apa yang diamati kelompok peneliti sesuai dengan
apa yang sesungguhnya ada di dalam kenyataan di lokasi penelitian dan apakah
penjelasan yang diberikan mengenai deskrepsi permasalahan yang sebenarnya atau
tidak.
Menurut H.M Sonny Sumarsono (2004 : 78), Validitas data merupakan
penggunaan penarikan contoh sebagai wakil seluruh populasi, untuk
diamati/dikumpulkan datanya, kemudian dibahas dan diambil kesempatan untuk
mengenai keadaan keseluruhan populasi. Untuk mengetahui suatu data tersebut valid
(terjaga keabsahannya) Peneliti menggunakan teknik Triangulasi data.
Triangulasi data merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang di
manfaatka sesuatu yang lain diluar data itu. Artinya dalam mengecek kebenaran data
tersebut, peneliti menggunakan beberapa informan/ sumber data yang berbeda untuk
mengumpulkan data yang sama. Sedangkan Lexy J Moelong, 2002 : 178),
mengungkapkan Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
F. Analisis Data
Metode analisis dalam penelitian ini mengunakan model Analisis interaktif. Untuk
menyajikan data tersebut agar lebih bermakna dan mudah dipahami, maka langkah
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Interactive Model Analysis
dari Miles dan Huberman (1984: 23). Dalam model ini kegiatan analisis dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.
1. Tahap Reduksi Data.
Reduksi data yaitu proses pemilihan data kasar dan masih mentah yang
berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung melalui tahapan
membuat ringkasan, memberi kode, menelusur tema, dan menyusun ringkasan.
Tahap reduksi data yang dilakukan peneliti adalah menelaah secara keseluruhan
data yang dihimpun dari lapangan mengenai Peran Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Dalam Pengembangan Potensi Obyek Wisata Tirta di Kabupaten
Boyolali, kemudian memilah-milahkannya ke dalam kategori tertentu.
2. Tahap Penyajian Data
Seperangkat hasil reduksi data kemudian diorganisasikan ke dalam bentuk
matriks (display data) sehingga terlihat gambarannya secara lebih utuh.
Penyajian data dilakukan dengan cara menyampaikan informasi berdasarkan data
yang dimiliki dan disusun secara runtut dan baik dalam bentuk naratif, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
mudah dipahami. Pada tahap ini peneliti membuat rangkuman secara deskriptif
dan sistematis sehingga tema Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Dalam
Pengembangan Potensi Obyek Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali
3. Tahap Verifikasi Data/Penarikan Simpulan
Verifikasi data penelitian, yaitu menarik simpulan berdasarkan data yang
diperoleh dari berbagai sumber, kemudian peneliti mengambil simpulan yang
bersifat sementara sambil mencari data pendukung/menolak kesimpulan. Pada
tahap ini, peneliti melakukan pengkajian tentang simpulan yang telah diambil
dengan data pembanding teori tertentu. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat
kebenaran hasil analisis yang melahirkan simpulan yang dapat dipercaya.
Gambar Tahap Analisis Data
(H.B. Sutopo 2002 : 96)
Reduksi Data
Pengumpulan data
Penyajian
Data
Penarikan simpulan/
Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Kabupaten Boyolali
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa
Tengah, terletak 110° 22` - 110° 50` BT dan 7° 7` - 7° 36` LS, serta mempunyai
jarak bentang 48 km dari Barat ke Timur dan 54 km dari Utara ke Selatan dengan
ketinggian antara 75-1.500 meter di atas permukaan laut. Batas-batas administratif
Kabupaten Boyolali adalah :
Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang
Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo dan Sragen
Sebelah Selatan : Kabupaten Klaten dan DIY
Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Semarang
Jarak tempuh antara kota Boyolali dengan beberapa obyek wisata air di Kabupaten
Boyolali terjauh adalah 49 km yaitu ke Waduk Kedungombo kecamatan Kemusu
sedangkan untuk terdekatnya adalah 4 km yaitu ke Wisata Air Tlatar di desa Kebun
bimo kecamatan kota Boyolali. Berikut jarak tempuh dari kota boyolali ke obyek
wisata Tirta (Air) ;
Boyolali – Wisata Air, Tlatar jarak tempuh 4 km
Boyolali – Wisata Air, Pengging jarak tempuh 11 km
Boyolali – Wisata Air, Waduk Cengklik jarak tempuh 23 km
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Boyolali – Wisata Air, Waduk bade jarak tempuh 37 km
Boyolali – Wisata Air, Waduk Kedungombo jarak tempuh 49 km
a. Jumlah Penduduk Kabupaten Boyolali
Menurut data dalam Kabupaten Boyolali dalam Angka tahun 2010 jumlah penduduk
Kabupaten Boyolali secara keseluruhan adalah 953.839 jiwa, yang tersebar di 19
kecamatan. Jumplah penduduk tertingi berada di kecamatan Ngemplak yaitu 71.111
jiwa. Sedangkan jumplah penduduk paling sedikit berada di kecamatan Selo yaitu
26.937 jiwa. Untuk lebih jelasnya lihat ke tabel.
Tabel 4. 1 Jumlah Penduduk Kabupaten Boyolali Dalam Angka Tahun 2010
No Kecamatan Luas
(km/segi)
Jenis kelamin
Kepadatan Laki-
laki perempuan Total
1 Selo 56. 0780 13.114 13.823 26.937 480
2 Ampel 90. 3910 33.775 35.190 68.965 763
3 Cepogo 52. 0980 26.222 27.058 53.280 1.005
4 Musuk 65.0410 29.495 31.322 60.717 934
5 Boyolali 26.2510 29.408 30.233 59.641 2.272
6 Mojosongo 43.4110 25.259 26.200 51.459 1.185
7 Teras 29.9360 22.855 23.096 45.951 1.535
8 Sawit 17.2330 16.320 16.673 32.990 1.915
9 Banyudono 25.3790 21.770 23.308 45.078 1.776
10 Sambi 46.4950 24.162 24.495 48.657 1.046
11 Ngemplak 38.5270 35.088 36.023 71.111 1.846
12 Nogosari 55.0840 29.635 31.153 60.788 1.104
13 Simo 48.0400 21.074 27.593 43.667 909
14 Karanggede 41.7560 19.526 20.966 40.492 990
15 Klego 51.8770 22.602 23.421 46.023 887
16 Andong 54.5280 30.314 31.538 61.853 1.134
17 Kemusu 49.0840 22.895 23.505 46.400 468
18 Wonosegoro 90.9980 27.037 27.037 54.865 590
19 Juwangi 79.9940 17.311 17.311 34.963 437
Total 1.015.1010 467.762 486.077 953.839 940
2009 1.015.1010 466.481 485.236 951.717 938
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
2008 1.015.1010 464.837 484.757 949.594 935
2007 1.015.1010 463.297 483.731 947.026 933
( Sumber ; BPS Kabupaten Boyolali)
b. Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Boyolali
Penduduk Kabupaten Boyolali yang tersebar di 19 wilayah kecamatan memiliki
tingkat pendidikan yang bervariasi, mulai dari tidak sekolah sampai dengan tamat
perguruan tinggi. Informasi mengenai tingkat pendidikan mempunyai arti penting
dalam memetakan potensi sumber daya manusia (SDM) di suatu wilayah.
SDM yang memiliki latarbelakang/tingkat pendidikan yang memadai akan dapat
memberikan kontribusi yang signifikan kepada pembangunan wilayah. Dari seluruh
penduduk Kabupaten Boyolali yang berusia lima tahun ke atas, yang terbanyak
adalah lulusan SD (Sekolah Dasar) yakni sejumlah 294.783 orang. Jumlah penduduk
yang tamat perguruan tinggi/akademi merupakan kelompok terkecil, yakni tamat PT
dengan jumlah 19.514 orang, tamat akademi/DIII 21.175 orang, tamat SLTA
118.050.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Tabel 4.2 Pendidikan Terakhir Penduduk Kab. Boyolali Dalam Angka Tahun 2010
No
. Kecamatan
Pendidikan Terakhir
Jumplah PT/D
IV
Akademi/
D3 SLTA SLTP SD
Tidak
Tamat
1 Selo 110 66 1.228 2.747 10.541 11.130 25.455
2 Ampel 304 332 3.132 6.341 22.385 29.926 62.420
3 Cepogo 753 445 6.115 7.323 19.435 13.605 47.676
4 Musuk 603 642 4.284 5.717 19.228 24.591 55.065
5 Boyolali 2.068 2.708 1.1137 9.977 15.198 12.799 53.887
6 Mojosongo 879 1.553 7.195 7.921 16.246 12.740 46.534
7 Teras 1.404 6.542 7.404 6.542 7.540 5.847 41.281
8 Sawit 656 772 6.154 5.622 8.898 7.810 29.911
9 Banyudono 788 787 6.979 5.244 12.094 11.979 41.871
10 Sambi 758 765 8.591 10.862 12.540 10.501 44.025
11 Ngemplak 887 977 10.938 16.874 22.849 10.787 63.313
12 Nogosari 465 713 6.628 11.602 19.207 16.038 54.653
13 Simo 1.836 1.982 8.000 10.279 11.861 5.428 39.385
14 Karanggede 439 449 6.974 8.663 14.051 5.857 36.433
15 Klego 439 799 3.596 6.691 16.501 13.397 41.333
16 Andong 487 536 6.436 10.899 16.896 20.948 56.111
17 Kemusu 199 326 4.000 4.110 19.931 13.105 41.664
18 Wonosegoro 222 593 7.588 10.895 21.052 8.653 49.003
19 Juwangi 224 188 1.671 3.171 8.412 18.483 31.348
Total 19.514 21.175 118.050 154.480 294.783 253.624 860.368
2009 12.295 13.342 119.697 158.656 305.211 270.515 860.563
2008 12.515 13.868 118.825 158.124 303.758 271.515 860.605
2007 12.070 13.406 118.091 156.049 302.909 274.523 877.169
(Sumber ; BPS Kabupaten Boyolali)
2. Gambaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali
Dalam pembangunan dan pengembangan obyek wisata selain pemerintah
daerah yang perlu berperan aktif adalah dinas terkait. Sebab keberadan dinas ini
sangat dibutuhkan untuk membangun, mengembangkan dan mengelola sector
pariwisata, oleh karena itu tugas dinas kebudayaan dan pariwisata berkaitan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
segala bentuk penyelenggaraan pariwisata, baik yang berskala local, nasional, dan
internasonal.
Di Indonesia, hampir di kabupaten dan kota mempunyai Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata sebab dinas ini merupakan bagian dari Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang membantu Bupati atau walikota guna memajukan sector ekonomi pariwisata
sekaligus sebagai lumbung pemasukan pendapatan asli daerah. Salah satunya adalah
Kabupaten Boyolali, peran dinas kebudayaan dan pariwisata sangat dibutuhkan oleh
bupati guna membantu pembangunan sector pariwisata.
Kabupaten Boyolali, memiliki bentangan alam yang potensial di bidang
pariwisata sehingga perlu fasilitator yang mengelola dan mengembangkan potensi
alam tersebut. bentangan alam tesebut berupa hampaan pesawahan, pedesaan,
perbukitan, pegunungan, waduk, hutan dan sumber mata air semua ini sangat
potensial untuk dikembangkan menjadi suatu kawasan wisata terpadu baik wisata
alam, wisata tirta maupun wisata budaya dan wisata lainnya.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai dinas terkait yang berwenang
dalam menyelenggarakan urusan pariwisata, diperlukan sebagai fasiltator dan
pembuat regulasi dalam membangun, mengembangkan dan mengelola aset yang
potensial ini. Dinas Pariwisata Kabuapten Boyoalali terletak di jalan raya Boyolali-
Solo km. 2 Boyolali, tepatnya berada di wilayah kecamatan Mojosongo. Untuk
menuju kantor dinas kebudayaan dan pariwisata cukup mudah sebab berada di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
pinggir jalan raya utama Solo- Semarang. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Boyolali memiliki Struktur organisasi dalam menjalankan Tugas Pokok
dan Fungsinya, berikut struktur organisasi dinas kebudayaan dan pariwisata
Kabupaten Boyolali ;
(Bagan 4.1 Struktur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali)
Kelompok
Jabatan
Fungsional
Subbag
Keuangan
Subbag Umum
Kepegawaian
Bidang
Pengembangan
Subbag
Perencanaaan
dan pelaporan
Seketariat
KEPALA
Bidang
Kebudayaan
Bidang
Pemasaran
Seksi promosi
dan kemitraan
Seksi Pengelolaan
Usaha Pariwisata
Seksi sarana prasarana
obyek wisata
Seksi Sumber
daya Pariwisata
Seksi kesenian,
Bahasa, dan Film
Seksi Sejarah, Budaya
dan Purbakala
UPTD
1. Wisata Alam
2. Wisata Tirta
3. Wisata Budaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Adapun untuk tugas, fungsi dan pokok dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten
Boyolali adalah ;
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang
kebudayaan dan kepariwisataan. Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai fungsi:
1. perumusan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan kepariwisataan
2. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kebudayaan dan kepariwisataan
3. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kebudayaan dan kepariwisataan
4. pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).
a) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, mempunyai tugas pokok memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan.
Menyusun rencana program kerja kegiatan, laporan kinerja dan
pertanggungjawaban pelaksananaan tugas memimpin dan mengoordinasikan
pelaksanaan tugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; memberikan saran,
pendapat dan pertimbangan kepada atasan. Selain itu mendistribusikan
tugas, memberikan petunjuk, dan arahan kepada bawahan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
mengoordinasikan prioritas pengaturan, pembinaan dan peningkatan obyek
pariwisata.
Mengoordinasikan pelaksanaan tugas di bidang kebudayaan dan
kepariwisataan, menyelenggarakan perizinan di bidang kebudayaan dan
kepariwisataan sesuai kewenangannya, memberikan rekomendasi teknis
perizinan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan.
Melakukan pembinaan dan pengendalian Unit Pelaksana Teknis Dinas di
jajaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, melakukan monitoring dan
evaluasi kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan serta memberikan Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dan melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.
b) Sekretariat, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan surat-menyurat,
rumah tangga, hubungan masyarakat, keprotokolan, pengelolaan barang, urusan
umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan dan pelaporan. Dalam
menyelenggarakan tugas pokok Sekretariat mempunyai fungsi:
Pengelolaan urusan umum dan kepegawaian
Pengelolaan keuangan dan
Pengelolaan perencanaan dan pelaporan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Sealin itu juga mempunyai tugas pokok memimpin dan mengoordinasikan
pelaksanaan urusan surat-menyurat, rumah tangga, hubungan masyarakat,
keprotokolan, pengelolaan barang, urusan
c) Bidang Kebudayaan, mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan,
pengembangan, pelestarian dan pengelolaan kebudayaan. Dalam
menyelenggarakan tugas pokok Bidang Kebudayaan mempunyai fungsi:
Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang kebudayaan
Pengoordinasian pelaksanaan pelestarian, perlindungan, pembinaan,
pemanfaatan, dan pengawasan aset yang bernilai budaya daerah
Pembinaan dan pengembangan pelestarian bidang kebudayaan, meliputi
kesenian, bahasa dan perfilman, sejarah nilai budaya, dan kepurbakalaan.
d) Bidang Pemasaran Pariwisata mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan
pembinaan, pengembangan, pemantauan dan pemasaran wisata. Dalam
menyelenggarakan tugas pokok Bidang Pemasaran Pariwisata mempunyai
fungsi:
Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pemasaran pariwisata
Perumusan, perencanaan dan pelaksanaan penyiapan bahan pembinaan,
pengembangan pemasaran wisata
Pengawasan dan pengendalian dan pelaporan kegiatan pemasaran wisata.
e) Bidang Pengembangan Pariwisata, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan
pembinaan, pendataan dan pendaftaran usaha pariwisata, pengembangan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
pemantauan, pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan sarana prasarana dan
obyek wisata, serta usaha pariwista. Dalam menyelenggarakan tugas pokok
Bidang Pengembangan Pariwisata mempunyai fungsi :
Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan
pariwisata
Perumusan, perencanaan dan pelaksanaan penyiapan bahan pembinaan,
pendataan dan pendaftaran usaha pariwisata, pengembangan, pemantauan,
pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan sarana prasarana wisata dan
obyek wisata serta usaha pariwista
Pengawasan, pengendalian dan pelaporan kegiatan pembinaan, pendataan dan
pendaftaran usaha pariwisata, pengembangan, pemantauan, pembangunan,
pemeliharaan dan pengelolaan sarana prasarana wisata dan obyek wisata.
f) UPTD Kawasan Wisata mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang dalam urusan
pengelolaan Kawasan Wisata. UPTD dibagi menjadi 3 yaitu ;
1. UPTD Wisata Alam di Selo
2. UPTD Wisata Tirta di Tlatar
3. UPTD Wisata Kebudayaan di Pengging
UPTD Kawasan Wisata mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan
teknis operasional dan/atau kegiatan teknis, diantaranya ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Pelaksanaan teknis penerimaan jenis pendapatan yang berada di obyek wisata
di wilayah kerjanya
Pemeliharaan kekayaan yang berada di obyek wisata di wilayah kerjanya
Pengaturan dan pengawasan pemanfaatan obyek wisata di wilayah kerjanya
3. Perkembangan Wisata Tirta (Air) di Kabupaten Boyolali
Ditinjau dari segi pembangunan pariwisata, pemerintah Kabupaten Boyolali
telah mencanangkan rencana pengembangan global Kawasan Wisata Air, diantaranya
di Waduk Cengklik, Waduk Bade, Waduk Kedungombo, dan beberapa waterboom
untuk dikembangkan menjadi obyek andalan di Kabupaten Boyolali. Sesuai dengan
visi dan misi pemerintah Kabupaten Boyolali periode ini “PRO INVESTASI” dinas
kebudayaan dan pariwisata di instruksikan oleh Bupati untuk membuat rencana
pengembangan kawasan obyek wisata, baik air maupun obyek wisata lainnya. Ada
beberapa studi perencanaan pengembangan obyek wisata yang di lakukan oleh
pemerintah Kabupaten Boyolali diantaranya pengembangan kawasan wisata air wauk
Kedungombo, Bade, dan Cengklik yang semua itu tujuannya untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata.
Saat ini andalan wisata air di Kabupaten boyolali adalah Wisata Air Tlatar dan
Pengging yang terletak di kecamatan Boyolali dan Kecamatan Banyudono. Kawasan
wisata air lain yang akan dikembangkan diantaranya waduk cengklik, waduk bade
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
dan waduk kedungombo yang masing-masing dari waduk tersebut berada di
kecamatan Klego, Ngemplak, dan Kemusu. Untuk tahun ini pemerintah Kabupaten
Boyolali juga berencana mengembangakan kawasan umbul tirtomoyo di kecamatan
Sawit, pengembangan ini di dasarkan atas potensi yang dimiliki sehingga menjadi
wisata air andalan selain Tlatar dan Pengging.
Kawasan Wisata Air di Kabupaten Boyolali menyajikan pemandangan alam
yang indah, hamparan air luas, rekreasi pemancingan, taman-taman, udara yang sejuk
dengan pemandangan alam mempesona. Selain masih disajikan beberapa kegiatan
kebudayan kebudayaan masyarakat juga masih menampilkan ciri khas sebagai
masyarakat agraris tradisional. Wilayah tipografi Kabupaten Boyolali yang sebagian
besar di domnasi oleh pegunungan dan perbukitan ini juga menjadi kombinasi
perpaduan dalam mengembangkan wisata air, dukungan dari masyarakat dan
keramahan masyarakatnya menjadikan ciri khas tersendiri dalam mengembangkan
wisata air ini. Di samping itu daerah kecamatan lainnya yang memiliki daya tarik
wisata air yang banyak dipadukan dengan pedesaan, kebudayaan dan salah satunya
sudah dicanangkan sebagai kawasan obyek wisata air, adalah Kecamatan kota
Boyolali dan Banyudono.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
B. PEMBAHASAN
1. Potensi Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu wilayah yang mempunyai potensi
air berupa waduk dan umbul. Beberapa wisata air yang ada di Kabuapten Boyolali ini
seperti ; wisata air tlatar, wisata air pengging, wisata air waduk cengklik, wisata
waduk bade, wisata waduk kedungombo, dan beberapa umbul kecil lainya. Di obyek
wisata alam tirta, pengunjung dapat menikmati dan memanfaatkan sumber air bersih
antaranya untuk olahraga renang dan pemancingan. Disamping itu juga disajikan
dengan berbagai atraksi, fasilitas, infrastruktur, promosi dan pengembangan
sumberdaya manusia.
Untuk atraksi yang disajikan berupa pemandangan, udara yang sejuk dan
bersih, panorama pegunungan, hamparan air, dan berbagai kesenian tradisional
masyarakat sekitar. Pengunjung juga bisa menikmati fasilitas rumah makan apung,
warung makan, taman air, homestay, kapal, fasilitas bangunan seperti kolam renang,
gedung pertemuan, TIC, arena bermain, dan arena softbool dan outbond, Sarana
MCK, Musola/Masjid. Dari segi infrastruktur pengunjung jangan khawatir, sebab di
sebagian besar wisata air di Kabupaten Boyolali dilengkapi dengan bangunan
permanen, jaringan listrik, jaringan konunikasi sinyal, Sistem pembuangan
air/kotoran.dan masih banyak lagi yang bisa dinikmati pengunjung.
Berbicara mengenai potensi wisata Kabupaten Boyolali sangat banyak, yang
dikarenakan letak geografisnya yang mendukung seperti pegunungan, perbukitan dan
sumber mata air yang melimpah membuat Kabupaten Boyolali mempunyai sejuta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
pesona. Untuk wisata tirta memang sangat potensial sekali dikembangkan di
Kabupaten Boyolali sebab beberapa sumber mata air mulai dari yang alami sampai
buatan ada semua disini. Untuk itu perlu pegembangan dan pengelolaan secara
bertahap untuk memanfaaatkan potensi air ini. Ada 3 Potensi Wisata di Kabupaten
Boyolali diantaranya :
1. Potensi Wisata Alam Pegunungan, disini pengunjung bisa menimati keindahan
alam pegunungan yang sejuk dan berbagai macam tanaman dan sayuran. Di
Kabbupten Boyolali juga terdapat 2 gunung yaitu Gunung Merapi dan Gunung
Merbabu yang terletak di kecamatan Selo dan kecamatan Ampel, sebagai
potensinya pengunjung atau wisatawan lokal atau asing bisa menikmati kawasan
wisata Irung pertruk, UGA (Urusan Gunung Berapi), Home Teater, Homestay,
Lapangan tenis, Gedung Diklat, Desa wisata dan Wisata agro.
2. Potensi Wisata Tirta, disini pengunjung bisa menikmati wisata air alami dan
buatan yang sama-sama menyajikan suasana yang diinginkan pengunjung atau
wisatawan. Wisata air di Kabupaten Boyolali dalam pengemasanya di padukan
dengan panorama keindahan alam, bentangan perbukitan, dan kawasan hutan
wisata. Selain itu pengunjung dan wisatawan juga bisa menikmati sejuknya udara
di kawasan wisata air, Failitas seperti kolam renang standart nasional, taman air,
rumah makan lesehan, pemancingan, kios cinderamata, arena olahraga, Balai
benih ikan. Untuk wisata air di Kabupaten Boyolali ada di wisata air tlatar,
pengging, waduk cengklik, waduk kedung ombo, dan waduk bade.
3. Potensi Wisata Budaya, pengunjung dan wisatawan bisa menikmati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
keanekaragaman tradisi dan budaya masyarakat sekitar seperti di kawasan wisata
air pengging ada Peninggalan keraton Surakarta, makam R. Ng Yosodipuro,
Makam Padmonegoro, Masjid Cipto Mulyo, dan beberapa umbul seperti umbul
sunsang, umbul dudo, temanten, ngabean, dan kapujanggan. Makan Ki Ageng
Pantaran dan Makan Gunung Tugel.
Berdasarkan wawancara dengan pak Agus Purwanto (Kabid pengembangan obyek
wisata Disbudpar Kabupaten Boyolali) ada 3 potensi wisata di kabupaten, berikut
kutipan wawancara dengan Pak Agus :
“klo potensi wisata kabupaten boyolali ada 3 yaitu ; Wisata alam itu di
kawasan selo, gunung merapi-merbabu, irung pertuk. Wisata tirta itu
diantaranya tlatar, pengging, cengklik, bade, kedungombo. Wisata budaya itu
di penging, cepogo. kawasan pantaran yang sedang dikembangkan sama
wisata airnya dan sebenarnya masih banyak potensi-potensi yang perlu digali,
karena kabupaten boyolali memiliki potensi wisata yang tidak dimiliki
kabupaten lainnya.” (wawancara, 28 Mei 2012)
Selain itu potensi wisata, terutama air ada di beberapa obyek wisata seperti pengging,
tlatar, waduk cengklik, bade, dan kedungombo. Yang merupakan wisata air andalan
yang berada di Kabupaten Boyolali. Menurut Pak Hartono (Subbag Perencanaaan dan
Pelaporan) ada beberapa wisata air di Kabupaten Boyolali, berikut petikan saat
wawancara dengan beliau :
“ Tlatar, Pengging, Cengklik, Waduk Bade, Waduk Kedungombo mas,
kemudian untuk Air Terjun Kedung kayang memang sebagian untuk
wilayahnya terutama yang bagian atas milik kabupaten boyolali, namun untuk
air terjunnya berada kabupaten magelang.” (Wawancara, 24 Mei 2012)
begitu pula dengan Ibu Siti Munawaro (Seksi sarana prasarana) juga mengatakan
perihal yang sama tentang wisata air di Kabupaten Boyolali, berikut petikan saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
wawancara dengan Ibu Siti Munawaroh ;
“Tlatar, Pengging, Cengklik, Bade, Kedungombo, sedangkan untuk air terjun
kedung kayang, itu bukan milik Kabupaten Boyolali dan milik kabupaten
magelang.sebab untuk air terjunnya itu wilayah kabupaten Magelang, untuk
wilayah milik kabupaten Boyolali berada di atas.” ( wawanacara, 24 Mei
2012)
Meskipun begitu, ada beberapa obyek wisata air yang menjadi unggulan, namun
untuk pengembangan wisata-wisata air terus dilakukan. terbukti dengan makin di
kelolanya waduk-waduk dengan membanguan saran-prasaran penunjang pengunjung.
keberadaan air yang melimpah di beberapa wilayah kecamatan kabupaten boyolali
potensial untuk di manfaatkan sebagai saran rekreasi keluarga, teman, maupun hanya
sekedar mencari petualangan. Upaya pengembangan wisata air terus dilakukan oleh
pemerintah daerah dan dinas terkait adapun beberapan pengembangan wisata air
terletak ;
1. Pembangunan waterboom di kecamatan Sawit dan Sambi, pembangunannya di
realisasikan tahun 2012.
2. Waterpark di Tlatar
3. Pembuatan taman bermain di waduk cengklik
4. Kolam renang, dan taman air di desa sampetan kecamatan Ampel daerah kaki
gunung merbabu
5. Waterboom dan taman air di waduk bade
6. Pengembangan umbul kendhat di kawasan wisata air pengging
7. Kolam berendam di pantaran kecamatan Ampel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Berikut ungkapan ibu Siti munawaroh (Seksi pengembangan sarana prasarana) terkait
pengembangan obyek wisata air, terungkap bahwa dinas kebudayan dan pariwisata
Kabuapten Boyolali serius melakukan pengembangan obyek wisata air. berikut
petikan saat wawancara :
“ada beberapa mas yang sedang kami kembangkan untuk tahun ini dan tahun-
tahun kedepannya diantaranya di Tlatar, Cengklik, Sampetan, Umbul kendhat
dan Pantaran ampel” (wawancara, 24 Mei 2012)
pengembangan ini menjadi langkah awal menjadikan wisata tirta sebagai wisata
unggulan di Kabuapten Boyolali selain wisata alam di kawasan selo dan arga merapi-
merbabu. Ada beberapa pengembangan yang dilakukan oleh dinas kebudayaan dan
pariwisata Kabupaten Boyolali tahun ini di antaranya pembangunan waterboom di
kecamatan Sawit dan Sambi, pembuatan taman wisata di waduk bade kecamatan
Klego, pembuatan kolam renang dan taman air di desa sampetan kecamatan Ampel
daerah kaki gunung merbabu. Kabupaten Boyolali kaya akan suberdaya alam, salah
satunya melimpahnya air yang terhampar luas di wilayah ini, beberapa potensi wisata
air yang dimiliki oleh Kabupaten Boyolali di antaranya sebagai berikut ;
a. Kawasan Wisata Air Tlatar
Wisata air Tlatar merupakan salah satu wisata unggulan di Kabuapaten Boyolali.
wiasata air tlatar atau lebih dikenal dengan Etasia Woodball Course Tlatar ini berada
di Desa Kebun bimo, Kecamatan Kota Boyolali, atau sekitar empat kilometer kearah
utara dari Kabupaten Boyolali. selain menyediakan pemandian alami, wahana wisata
tlatar ini juga menyediakan paket wisata keluarga dengan menawarkan paket wisata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
rekreasi umbul yaitu umbul Pengilon dan umbul Asem dengn menawarkan wisata
rekreasi, kuliner dan outbond. Kawasan wisata ini tidak hanya dikelola oleh
pemerintah tetapi juga sudah bekerjasama dengan pihak ketiga dalam mengelola dan
mengembangkan kawasan wisata air ini. Wisata tlatar memang menjadi ikon wisata
air di Kabupaten Boyolali, selain sudah dikembangakan dengan baik serta
pengelolaanya dilakukan oleh swasta dan pemerintah, wisata ini merupakan produk
wisata tirta ungulan di Kabupaten Boyolali. Berdasarkan wawancara dengan Pak
Hartono (Subbag Perencanaan dan Pelaporan) terkait dengan wisata ungulan air di
Kabupaten Boyolali berada di kawasan wisata air Tlatar. adapun petikan saat
wawancara dengan beliau :
“Obyek wisata yang mempunyai prioritas pengembangan wisata unggulan ada
tiga yaitu Tlatar, Pengging, dan Selo (wisata Alam)” (wawanacara, 24 Mei
2012)
Begitu pula saat wawancara dengan Ibu Farida dan Ibu Siti Munawaroh ketika
ditanyakan perihal wisata ungulan dan prioritas pengembangan wisata air, berikut
petikan saat wawancara dengan Ibu Farida (Seksi Usaha Pariwisata) :
“semua coba kami prioritaskan, tapi yang paling unggul dalam wisata air
unggulan yaitu obyek wisata air tlatar dan pengging” (wawanacara, 24 Mei
2012)
Berikut petikan saat wawancara dengan ibu Siti Munawaroh (Seksi Sarana Prasarana)
''........... tapi yang paling kami unggulkan dalam wisata air itu obyek wisata
air Tlatar dan Pengging'' (wawancara, 24 Mei 2012)
Fasilitas yang ada di umbul tlatar diantaranya kolam renang berstandar nasional,
taman wisata air, rumah makan lesehan, pemancingan, kios cinderamata, etasia tlatar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
lapangan olahraga woodball, balai benih ikan, pengelolaan air minum PDAM.
Infrastruktur yang di wisata air ini meliputi sistem pengairan yang baik, jaringan
listrik, jaringan komunikasi, pembuangan kotoran/air, dan gedung pertemuan. untuk
menuju ke kawasan wisata air tlatar ini juga cukup mudah aksesnya selain bisa
ditempuh dengan kendaraan pribadi juga bisa ditempuh dengan mengunakan
kendaraan umum, seperti angkot dan Bus.
Potensi Wisata Tlatar :
1. Adanya Balai Benih Ikan, bisa dikembangkan menjadi wisata kampung ikan
dengan berbasis wisata desa seperti di kecamatan sawit
2. Area Waterboom di sebelah selatan yang masih kosong bisa dikembangkan
menjadi kompleks wisata air. Misalnya pembangunan kompleks sport center
terutama untuk olahraga air.
3. paket wisata dengan event-event khusus dengan pergelaran kejuaraan
olahraga, sebab di wisata ini mempunyai kolam standart nasional.
4. desa wisata, sebab sebagian besar wilayah desa kebunbimo masih asri,
alamiyang didukung dengan udara yang sejuk dan segar. (Observasi Peneliti,
7 Juli 2012)
b. Kawasan Wisata Air Pengging
Obyek wisata ini terletak di Desa Bendan Kecamatan Banyudono. Pada jaman
dahulu, lokasi ini dipergunakan oleh Susuhunan Paku Buwono X beserta keluarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
kerajaan (Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat) sebagai tempat pemandian
untuk keluarga kerajaan. Di lokasi ini terdapat tiga buah umbul, yakni Umbul
Ternanten, Umbul Ngabean, dan Umbul Duda.
Fasilitas yang disediakan di lokasi ini antara lain adalah lapangan tenis, area
permainan anak, kios cenderamata, panggung hiburan, kolam pemancingan, dan
rumah makan. Tempat ini banyak di datangi pengunjung pada bulan Ruwah
menjelang Ramadhan untuk melakukan event Padusan. Infrastruktur di kawasan
wisata penging sangat bagus, sebab untuk masalah pengairan, jaringan listrik,
komunikasi dan trasportasi cukup memadai, untuk akses menuju tempat wisata juga
cukup nyaman dan mudah ditempuh, sudah tersedia angkutan umum dan bus menuju
wisata air ini. kendaraan tradisional juga masih disediakan seperti kendaran tradisonal
jawa yaitu kereta kuda/ DOKKAR.
Potensi Kawasan Wisata Pengging :
1. Kondisi alam yang masih alami dan akses yang mudah, potensial untuk di
kembangkan paket wisata kombinasi wisata air, budaya, dan alam.
2. kawasan wisata yang dekat dengan area perkampungan dengan iklim yang
masih alami potensial di kembangkan menjadi desa wisata baru di kabupaten
boyolali
3. area pkompleks pasar burung tradisional di sebelah timur wisata penging
dekat pemandian tirtomoyo, bisa dijadikan atraksi baru di kawasan wisata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
penging. Perlu di bangun sarana pendukung agar penjual dan pembeli di pasar
burung menjadi lebih nyaman.
4. pengging terkenal sebagai sentra pembuatan produk kerajinan gamelan, ini
perlu di kembangkan. Promosi-promosi perlu dilakukan agar masyarakat luar
tahu bahwa di pengging sebagian berprofesi sebagai perajin gamelan.
5. masih banyak situs-situs bersejarah yang tidak dirawat dan justru dibiaskan
padaha ini bisa dijaddikan aset cagar budaya. Seperti cerobong dan bekas
gapura jaman kolonial Belanda.
6. Air melimpah, sehingga perlu di buat festival khusus untuk lebih
mnyemarakan dan memdukung kemajuan wisata di kawasan tersebut, missal
festival air dengan parade-parade budaya, lomba renang, dsb.
7. perlu dibangun pusat souvenir khas wisata kabupaten boyolali di kawasan
tersebut. (Observasi Peneliti, 7 Juli 2012)
c. Kawasan Wisata Waduk Cengklik
Waduk Cenglik terletak di Desa Ngargorejo dan Subokerto kecamatan
Ngemplak. waduk cengklik mempunyai luas genangan 300 ha dan di bangun pada
zaman Belanda. letak waduk ini cukup strategis sebab berada di sebelah selatan
Kabupaten Boyolali cukup dekat dengan Bandara Adi Sumarmo, Asrama Haji
Donohudan, dan Lapangan Golf. Waduk cengklik bisa menjadi salah satu alternatif
tempat wisata, untuk akses menuju waduk cengklik bisa di tempuh dengan kendaraan
pribadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Potensi Waduk Cengklik diantaranya yaitu ;
1. Faktor Alam, terdapat perbukitan dengan pohon-pohon yang menghijau,
hamparan air yang luas dan menyejukkan dan ditunjang lagi dengan adanya
pulau-pulau ditengah-tengahnya sehingga terlihat seperti pulau samosir.
2. Faktor Flora dan Fauna, daerah tepian waduk ditanamai bermacam-macam
tumbuhan meskipun belum bisa memberikan rsa nyaman bagi pengunjung
tapi bisa menjaga waduk dari pendangkatan, sedangkan fauna yang ada di
waduk cengklik yaitu meliputi ikan kasper, tawes, gabus, sepat, nila, mujair,
lele, dan belut
3. Potensi waduk dapat dikelola dan dikembangkan sebagai tempat wisata
dengan orientasi air, kemudian juga kondisi alam sekitar waduk yang masih
hijau, diantaranya berupa pemandangan alam pedesaan dengan background
perbukitan yang masih asli.
4. Potensi wisatawan sekarang akan meningkat seiring dengan laju pertumbuhan
pariwisata di kota Surakarta dan sekitarnya.
5. Kecenderungan wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata terpadu sehingga
akan mendapatkan pengalamaan.
6. Posisi strategis waduk cengklik yang berada di perbatasan dengan kota
Surakarta, dekat dengan Bandara Adi Sumarmo dan Asrama haji Donohudan
sehingga bisa membuat para pengunjung atau wisatawan singgah di waduk
cengklik. (Laporan Akhir Studi Perencanaan Pengembangan Kawasan
Wisata Waduk Cengklik 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Kawasan wisata air waduk cengklik secara garis besar dapat di mempunyai daya tarik
meliputi ; keindahan alam, pemandangan matahari di waktu senja, daya tarik
pemancingan yang menjadi salah satu tempat favorit untuk para pemancing, terdapat
warung makan yang bisa menarik minat pengunjung, dan makanan khas dari waduk
cengklik yaitu pecel wader, rasanya yang gurih dan khas membuat pengunjung
ketagiahan. Fasilitas yang disediakan di kawasan wisata air waduk cengklik meliputi ;
tiket box, entrance (pintu masuk), area parkir,warung makan (selain warung apung),
Musola, kamar MCK umum.
Infrastruktur yang ada seperti bangunan waduk yang kokoh, sistem pengairan baik,
jaringan listrik, jaringan komunikasi, pembuangan kotoran/air, serta akses jalan yang
bisa di lalui dengan mudah. Untuk menuju kawasan wisata air waduk cengklik
memang belum disediakan sarana transportasi umum, dan bisa dijangkau dengan
kendaraan pribadi seperti mobil atau sepeda motor. Minimnya dukungan dari
pengusaha dalam memberikan sumbangsih menjadikan salah satu faktor di kawasan
wisata air waduk cengklik belum tersedia transportasi umum dan fasilitas yang
memadai. Namun untuk mencapai lokasi ini pengunjung bisa menggunakan
kendaraan pribadi seperti sepeda motor, mobil dan bus.
d. Kawasan Wisata Waduk Bade
Waduk bade atau lebih dikenal sebagai Bade Resourvair berada di desa Bade
kecamatan Klego, berjarak 40 km dari kota Boyolali kearah utara. waduk dengan luas
68 ha ini tidak hanya berfungsi sebagai irigasi persawahan saja, namun juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
dimanfaatkan untuk tempat wisata air. Wahana waduk air ini sangat indah
pemandanganya, disekelilingya dikelilingi oleh hamparan perbukitan WONOPOTRO
yang memanjang hingga kecamatan Kemusu, udara yang besih dan sejuk mebuat
pengunjung menjadi betah dan tempat pemancingan yang banyak di area waduk.
Potensi wisata yang dimiliki waduk bade diantaranya :
1. Faktor alam yang mendukung, seperti panorama alam yang indah, banyak
pepohonan yang hijau dan tempat rindang
2. Perpaduan kombinasi pengembangan wisata air dan wisata desa, kondisi
masyarakat yang ramah dan mendukung pengembangan waduk.
3. Posisi yang strategis yang dekat dengan jalan Alternatif ke Jawa timur dan
beberapa kabupaten menjadikan akses mudah.
4. Pemanfaatan keramba apung dan rumah makan apung oleh masyarakat sekitar
waduk untuk ekonomi masyrakat. (Observasi Peneliti Senin, 21 Mei 2012)
Fasilitas yang disediakan di kawasan wisata air waduk bade sendiri diantaranya tiket
box, area parkir, taman bermain, MCK, dan Musola. Infastuktur juga banyak di
bangun di kawasan wisata air ini seperti bangunan yang kokoh, sisitem pengairan,
jaringan listrik, jaringan komunikasi, pembuangan kotoran/air, serta akses jalan yang
mudah dijangkau karena berada di jalur alternatif wilayah utara lintas kabupaten
boyolali dengan kabupaen sragen, namun kondisinya banyak yang rusak dan perlu
diperbaiki. sarana transportasi sudah disediakan menuju kawasan waduk ini
diantaranya Bus, dan angkot bus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
e. Kawasan Wisata Wana Air Kedungombo
Waduk kedung ombo merupakan bendungan raksasa seluas 6.576 ha yang areanya
mencakup tiga kabupaten yaitu Boyolali, Grobogan, Sragen. Letak lokasi wahana
wisata Kedungombo yang menjadi andalan wisata air kabupaten boyolali, berada di
desa wonoharjo, di dekatnya terdapat wisata lain yaitu wana wisata yang terletak di
desa Ngeboran Kecamatan Kemusu yang menawarkan sejuta keindahan yang khas.
meskipun jarak tempuh yang harus dilalui dari kota boyolali sekitar 49 km, namun
suasana terik matahari tidak terasa sebab di sepanjang jalan menuju kawasan wisata
rindang dan banyak pepohonan hijau.
Wana wisata kedung ombo merupakan perpaduan wisata air buatan kreasi
manusia dengan alam ciptaan Allah SWT. perpaduan ini membuat wana wisata
kedungombo menjadi begitu istimewa dibaning waduk lainya yang ada dikabupaten
boyolali yang begitu luas wilayah hutan dan waduknya. begitu memasuki wilayah
wisata ini pengunjung akan dibawa ke kehidupan alam yang bebas. Fasilitas yang ada
di wana wisata air kedung ombo ini diantaranya meliputi ; warung apung,
pemancingan, karoke, speedboat, bebek air, jetsky, kolam renang anak, lapangan voli,
bumi perkemahan, Hutan wisata. namun beberapa fasilitas umum bayak yang tidak
terawat dan rusak seperti tempat duduk dan peristirahatan yang belum memadai,
shelter-shelter dan sarana permainan yang ada sudah tidak terawat, sarana air bersih
dan MCK rusak dan kotor sehingga membuat pengunjung tidak nyaman. Infrastiktur
yang ada di wana wisata air kedungombo meliputi kawasan wisata air, wisata hutan,
jaringan komunikasi meskipun juga belum masksimal, jalan akses, namun beberapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
jalan banyak yang rusak, dan belum ada papan informasi. sarana transportasi tersedia
menuju kawasan wisata kedungombo. Akan tetapi saran trasportasi yang terbatas dan
jalan masuk kewaduk rusak. (Observasi Peneliti Hari Minggu, 27 Mei 2012)
Potensi Wana Wisata Kedung Ombo :
1. Memperbanyak homestay yang menyatu dengan rumah penduduk atau
fasilitas penginapan hotel, sehingga para wisatawan dapat tinggal lebih lama
di kawasan waduk kedung ombo.
2. Potensi investor, sebab waha wisata mempunyai wahana wisata air dan wisata
hutan sehingga banyak investi yang mengincar kawasan tersebut.
3. Sekitar waduk potensi untuk dikembangkan rumah makan apung, keramba,
wisata agrobisnis sayuran dan buah-buahan, taman safari, lapangan golf
4. Adanya rencana dinas pariwisata yang serius mengembangkan wana wisata
seperti perencanan pembangunan “Wisata Kedungombo Green Park”
5. Kualitas air waduk yang bersih dan bebas polutan, cocok untuk
pengembangan air minum (Laporan Akhir Studi Perencanaan Pengembangan
Kawasan Wisata Kedungombo 2012)
Meskipun begitu ada beberapa obyek wisata yang beberapa tahun ini tergali
seperti di sampetan, pantaran kecamatan Ampel, dan umbul tirtomoto di kecamatan
Sawit kesemuanya merupakan beberapa potensi wisata air yang dimiliki oleh
Kabupaten Boyolali. Di perlu niat serius dari Pemerintah daerah Kabupaten Boyolali
dalam mengembangkan, menjaga, dan mengelola dengan baik yang nantinya bisa
bermanfaat untuk banyak orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
2. Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Dalam Mengembangkan
Potensi Wisata Air di Kabupaten Boyolali
a. Perencanaan Pengembangan Potensi Wisata Air di Kabupaten Boyolali
Dinas kebudayaan dan pariwisata menyusun perencanaan pengembangan wisata air
sesuai dengan visi misi bupati boyolali sekarang PRO INVESTASI, bupati
memberikan tugas kesetiap dinas untuk membuat perencanaan pengembangan di
bidang wisata yang sewaktu-waktu bisa langsung diajukan ke daerah untuk di setujui.
Perencanaan pengembangan wisata air yang akan dikembangkan oleh dinas
kebudayaan dan pariwisata dan pemerintah daerah Kabuapten Boyolali diantaranya :
1. Kawasan Wisata Air Tlatar, sangat potensial untuk masyarakat sekitar,
pemerintah daerah akan membangun waterpark di daerah ini, sebagai
upaya pengembangan wisata air kedepannya.
2. Kawasan Wisata Waduk cengklik, direncanakan akan dikembangkan dan
dibangun dermaga air, rumah peristirahatan, akuarium dan kolam ikan,
pembangunan sarana bermain anak, tempat pemancingan, pembangunan
workshop dan rumah makan, penanaman perkebunan buah-buahan dan
tanaman keras, sarana Failitas Umum, pangung hiburan, dan taman-taman.
3. Kawasan Waduk Bade, Pemerintah daerah melalui dinas kebudayaan dan
pariwisata akan membanguan taman-taman, waterboom, kios-kios dan
perbaikan akses. Untuk memberikan pelayaan dan kenyaman untuk
pengunjung waduk bade
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
4. Kawasan Wisata, umbul tirtomoyo, di kecamatan Sawit tahun ini
dilaksanakan pengembangan yang dimulai dikerjakan mulai tahun 2012.
5. Kawasan Wisata Air dan Religi desa Sampetan Kecamatan Ampel juga
direncanakan akan dikembangkan wisata religi dan wisata air.
Pengembangan tersebut dilakukan atas permintaan warga sekitar
khususnya desa Sampetan. Di kawasan wisata desa sampaten dulu
terdapat air terjun namun keadaannya sekarang sudah hilang sebab airnya
di eksploitasi oleh PDAM untuk kebutuhan air minum. Pada hal sebelum
di ekspoitasi PDAM, airnya melimpah dan air terjun ramai dikunjungi
para pengunjung setiap mendekati event padusan menjelang 1 hari
sebelum bulan ramadhan.
6. Kawasan Waduk Kedungombo, dalam sebuah kajian study perencanaan
pengembangan kawasan wisata wahana kedungombo tahun 2011 akan di
bangun “KEDUNGOMBO GREEN PARK” yaitu kombinasi tipe macam
jenis wisata yaitu wisata alam, wisata air dan wisata budaya. Disana
direnacanakan di bangun taman safari dipadukan dengan wisata etasia air
seperti di Tlatar dan zona konservasi pendidikan dan zona konservasi
budaya.
Berikut petikan wawancara dengan Pak Agus Purwanto, (kabid pengembangan
pariwisata) dan Bu Siti Munawaroh (Seksi sarana prasaran) dinas kebudayaan dan
pariwisata kab. Boyolali :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
“ sesuai dengan visi misi bupati boyolali sekarang PRO INVESTASI, bupati
memberikan tugas kesetiap dinas untuk membuat perencanaan pengembangan
di bidang wisata yang sewaktu-waktu bisa langsung diajukan ke daerah untuk
di setujui. jadi kami berupaya mengembangkan beberapa obyek wisata air
yang potensial diantaranya di tlatar, di cengklik, di bade, di sawit, di sampetan
selain selo itu ada tuk babon.” ujar Pak Agus (wawancara, 28 Mei 2012)
“pembangunan waterboom di kecamatan sawit dan sambi, disini kami bangun
tahun ini mas, dan sedang dalam proses pengerjaan, waterpark di tlatar,
Pembuatan taman bermain di waduk cengklik, kolam renang, dan taman air di
desa sampetan kec. ampel daerah kaki gunung merbabu, waterboom dan
taman air di waduk bade, pengembangan umbul kedhat di kawasan wisata air
pengging, kolam berendam di pantaran Ampel.” ujar Bu Siti munawaroh
(wawancara, 24 Mei 2012)
Disamping itu dalam pengembangan obyek wisata Kabupaten Boyolali mengacu pada
RIPP (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata) akan tetapi untuk saat ini RIPP
yang baru belum bisa di buat karena terkendala angaran. Untuk itu dinas kebudayaan
dan pariwisata masih menggunakan RIPP yang lama sebagai acauannya. Berikut
petikan wawancara dengan Pak Hartono (Subbag Perencanan dan Pelaporan) :
“ perencanaan sesuai dengan RIPP (Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata) yang ada, namun sekarang ini belum punya RIPP yang baru dan
masih mengunakan acuan RIPP lama dalam perencanaan pengembangannya.
kendala utamanya knp belum mempunyai RIPP baru karena masalah anggaran
yg kurang memungkinkan, biaya yang dibutuhkan pembuatan RIPP baru
sebesar 500jt. sebenarnya sudah mengajukan anggaran kepada bupati namun,
belum ada tanggapan. jd kami juga kesuliatan untuk membuat RIPP baru
tersebut.” (wawanacara, 24 Mei 2012)
“ kami belum bisa menentukan garis besar berapa-berapa anggaran untuk
pembangunan dan pengembangan pariwisata sebab RIPP belum di buat.
Untuk berapa persennya kami juga belum tau, setau saya dari pemerintah
daerah hanya mengalokasikan 1,5 miliar dari anggaran daerah 1 triliyun untuk
satu tahunnya. Anggaran 1,5 miliar tersebut untuk keberlangsungan dinbudpar
selama tahun 2012.” (wawancara, 11 Juli 2012)
“ dari anggaran 1,5 miliar pertahun kami hanya mengalokasikan anggaran
300juta untuk perawatan, perbaikan, dan lain-lain.” (wawancara, 11 juli 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
b. Peran Dalam Kerjasama Antar Lintas Sektor
Dalam upaya pengembangan wisata yang perlu diperhatikan adalah kerjasama antar
stakeholder terkait yaitu ; Instansi pemerintah lain, swasta dan masyarakat. Instansi
pemerintah lain, yang ada di Kabupaten Boyolali, diantaranya ; BP2MT berkaitan
dengan perijinan modal untuk UMKM pariwisata, BPKAD berkaitan anggaran
pengembangan obyek wisata dan pemasukan, Badan Hukum barkaitan dengan
Regulasi, DPU berkaitan dengan pemeliharan fisik dan perawatan bangunan,
Perhutani dan PSDA, dsb.
Pengusaha berkaitan dengan perijinan dan pengelolaan untuk penanaman modal
untuk pengembangan wisata. Salah satunya dengan swasta pengembang wisata CV.
Win-Win yang ada di Wisata Air Tlatar. Masyarakat termasuk di dalamnya
kelompok sadar wisata, misal di bade pengelolaan diberikan sepenuhnya kepada
pihak desa dan karang taruna desa bade untuk penanggung jawab dari Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata. Kerjasama tersebut bagi hasil 70 : 30 untuk
pemasukannya.
Kelompok sadar wisata terdiri dari sekelompok pedagang, tukang parkir, karang
taruna dan kelompok lainnya yang peduli akan pariwisata. Mereka yang berperan
penting dalam memberikan informasi tentang wisata secara langsung kepada
masyarakat luas dan pengunjung dan wisatawan di samping dinas terkait dan
pemerintah daerah. Untuk POKDARWIS (kelompok sadar wisata di kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Boyolali ada sekitar 9 Kelompok. Berikut tabel kelompok sadar wisata di kabupaten
boyolali ;
Tabel 4. 3 Data POKDARWIS Kabupaten Boyolali
No Nama
POKDARWIS anggota Nama ketua Alamat, seketariatan
1 Argo Taruna 32 Warsito Lecoh, Kecamatan selo
2 Guyub Rukun 18 Sutris Jrakah, Samiran, Kec. Selo
3 Merbabu Asri 26 Sunyoto Pantaran, Candisari, Kec. Ampel
4 Tlatar Indah 28 Joko Cahyo Kebonbomo, Tlatar,. Kec. Boyolali
5 Mekar 19 Iskandar Kridanggo, Kec. Boyolali
6 Yosodipuro 30 Surono Bedan, Kec. Banyudono
7 Cermin 28 Nyaminten Banyudono
8 Badul Darwis 37 Joko Wadoyo Bedan, Kec Banyudono
9 Kartika 25 Agus S Ngargorejo
Total 243
(sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Boyolali)
Sistem pengawasan dalam pengembangan wisata di Kabupaten Boyolali bekerjasama
dengan swasta pengembang dan masyarakat sekitar. Untuk pengawasan
pengembangan secara perencanaan tidak ada, namun ada targetnya. Sedangkan
pelaksanaan teknis pengembangan di lapangan di bentuk tim, yang terdiri dari 3 tim
yaitu ; PPT (pihak penangung jawab pelaksaanan pengembangan yaitu dinas
kebudayaan dan pariwisata), DPU (pelaksana pemeliharaaan dan pembanguan sarana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
fisik) dan Pihak Swasta, (sebagai pengawasan di lapangan dalam pelaksanaan
pengembangan) Berikut Kutipan Wawancara dengan Beberapa Infoman ;
“ untuk pengembangan wisata air maupun lainya kami kerjasama dengan
lintas SKPD, pengusaha dan masyarkat didalamnya termasuk kelompok sadar
wisata misal di bade pengelolaan di berikan sepenuhnya kepada pihak desa
dan karang taruna desa badse untk penanggung jawa dari dinas pariwisata
serta bagi hasil 70 : 30 untuk pemasukannya‟‟ ujar pak Agus puwanto, Kabid
Pengembangan Pariwisata. (wawanacara, 28 Mei 2012)
“ ada BBE, Dinas peternakan, BAPPEDA, DPU, sekda, Kecamatan,
masyarakat mas.” ujar bu Siti munawaroh, Seksi Sarana Prasarana.
(wawanacara, 24 Mei 2012)
“ sebenarnya upaya mendukung kegiatan wisata terutama, masyarakat
meliputi kelompok sadar wisata di kabupaten boyolali dengan sapta pesona,
dan p ihak ketiga dalam membantu pengembangan pariwisata dikabupaten
boyoali, kalo di wisata air salah satunya ada Win-Win.” Ujar pak tri harjanto,
Kabid Pemasaran Pariwisata. (wawancara, 24 Mei 2012)
c. Pengembangan Promosi dan Pemasaran Wisata Air
Kemajuan suatu pariwisata salah satu dipengaruhi dari segi kemasan promosi yang
sajikan oleh pemerintah. Ini adalah langkah sebagai upaya bagaimana suatu wisata
bisa dikenal oleh masyarakat luas. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabuapten
Boyolali juga berupaya mempromosikan wisata secara makro sebab, dalam hal
promosi tidak bisa dilakukan 1 jenis wisata, tetapi harus dikombinasikan dengan
potensi wisata lainnya.
Dalam hal ini kabuapten boyolali mempunyai 3 potensi wisata yaitu wisata alam,
wisata tirta, dan wisata budaya. Semua itu dikemas dalam pemasaan dan promosi
untuk menarik minat pengunjung atau wisatawan. Adapun upaya promosi wisata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali
diantaranya : Pembuatan Leaflet Buku Potensi Wisata berisikan informasi ODTW
yang ada di Kabupaten Boyolali, Website Kabupaten Boyolali yaitu
www.pariwisataboyolali.info. Pameran, meliputi : pameran produk kerajinan, makan
khas, batik asli Kabupaten Boyolali, tembaga dan produk ungulan lainnya.
Sosialisasi penjelasan tentang pengembangan obyek wisata dilakukan media
pemutaran film VCD pesona wisata Kabupaten Boyolali, Java promo merupakan
sosialisasi dan pertemuan rutin lintas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata se-
SOLORAYA. Tujuannya untuk memberikan informasi, ajang promosi obyek wisata
dan event-event berkaitan dengan penunjang kegiatan pariwisata. Promosi wisata
secara makro dilakukan dengan event, pameran, gebyar nusantara, padusan, parade
musik, dan upacara atau tradisi sebar apem keong mas. Promosi tersebut di sertai
dengan sosialisasi dan roadsow pemutaran film potensi pariwisata Kabupaten
Boyolali. Travel dialog, merupakan pertemuan lintas pelaku pariwisata seperti travel
agen, biro perjalanan, dan pelakuk wisata. Untuk tahun 2012 di lakukan bulan juni.
Berikut kutipan wawncara dengan Pak Tri Harjanto (kabid Pemasaran dinas
kebudayaan dan pariwisata kab. Boyolali) :
„‟promosi yang dilakukan terkait wisata termasuk di dalamnya wisata air, di
kabuapaten boyolali meliputi Leaflet, Website, Pameran, Raodshow,
Sosialisasi, Java promo. Disamping itu juga ada, pemasaran atau promosi
wisata secara makro biasanya dengan event, pameran, gembayar nusantara,
padusan, parade musik, dan upacara atau tradisi separ apem keong mas.
Sedangkan promosi secara langsung kita biasanya dengan sosialisasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
roadsow pemutaran film potensi pariwisata kabupaten boyolali‟‟ ujar pak Tri
harjanto (wawanacara, 28 Mei 2012)
d. Peran Kelembagaan Dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia
Peran secara kelembagaan dalam meningkatkan sumber saya manusia diantaranya
dengan meningkatkan kualitas SDM melalui peningkatan kemampuan ilmu
pengetahuan, kemampuan fisik, keterampilan maupun dalam penguasaan sumber
daya yang ada, melakukan study banding dengan kabupaten lain yang sektor
pariwisatanya sudah maju, penempatan pegawai sesuai dengan keahlian masing-
masing pegawai, mengembangkan kemampuan melalui upaya peningkatan
produktivitas dengan cara perluasan kesempatan kerja.
Peningkatan produksi melalui pelatihan-pelatihan yang berkaitan erat dengan
pembangunan pariwisata, mengembangkan jaringan pendidikan, baik formal maupun
informal, yang menekankan pada profesionalisme sehingga kualitas calon tenaga
kerja yang dihasilkan sesuai dengan tuntutan kualitas yang mampu bersaing di era
kompetisi yang tinggi pada saat ini dengan bekerjasama dengan pihak ketiga, dan
membangun sistem kekeluargaan untuk memberikan motivasi kepada
pegawai/pekerja agar memiliki semangat bekerja yang tinggi serta dorongan untuk
menunjukkan profesionalisme di bidangnya. Serta memberikan penyuluhan dan
sosialisai kepada internal pegawai dinas kebudayaan dan pariwisata sendiri dan
kelompok sadar wisata di kabuapten boyolali Berikut petikan wawancara dengan pak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Tri Harjanto (Kabid pemasaran pariwisata) dan pak Agus purwanto (Kabid
pengembangan pariwisata) :
“ untuk pembinaan secara kelembagaan dan SDM (1.) kami kedepan
melakuian penmpatan yang sesuai dengan keahlian, (2). peningkatan
pelatihan-pelatihan dan (3.) kesama dengan pihak lain.” Ujar pak Tri harjanto
(wawancara, 28 Mei 2012)
“selain itu juga da untuk meningkatkan peran dinas pariwisata dalam upaya
optimalisasi peran dinas kmai juga lekukan pengembangan secara SDM
biasanya dengan study banding, diklat, pembinaan, lomba-lomba sadar wisata,
penyuluhan Sapta pesona” ujar pak Agus purwanto (wawanacara, 28 Mei
2012)
Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam pariwisata secara garis besar adalah ;
1. Secara garis besar sesuai dengan tupoksi dari dinas kebudayaan pariwisata,
sebagai perencana, palaksana dan pengawasan dalam pembangunan,
pengembangan dan pengelolaan pariwisata.
2. Sebagai pembuat regulasi dalam pengembangan wisata
3. Sebagai fasilitator dalam pengembangan wisata
4. Pengembangan destinasi wisata air
5. Pengelolaan desinasi wisata
6. Penetu SOP, masalah pemasukan, dan perijianan di bidang usaha pariwisata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pengembangan Potensi Wisata
Air di Kabupaten Boyolali
Faktor Pendukung Dalam Pengembangan Potensi Wisata Air di Kabupaten Boyolali :
1. Potensi ada, wilayah kabupaten boyolali mempunyai bentangan alam yang
potensial mulai dari Air, Udara, Hutan, Pegunungan dan perbukitan semuanya
ada, sehingga dari sisi Alam kabupaten boyolali sangat potensial
2. Akses baik, sebagian akses menuju tempat wisata, baik dan mudah dijangkau
baik dengan kendaraan umum dan kendaraan pribadi seperti bus, sepeda
motor, dan mobil.
3. Adanya dukungan dan inspirasi dari masyarakat, mengenai pengembangan
wisata air.
4. Kesempatan membuka lapangan pekerjaan baru, semakin menghidupkan
ekonomi kerakyatan
5. Dukungan Instansi terkait, seperti Dinas Pekerjaan umum, Badan Perencanaan
Daerah, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi, Dinas Perindustrian,
Perdagaan dan Pasar, PSDA, Perhutani, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Jawa Tengah, Bupati Kabupaten Boyolali dan masih banyak lagi
6. Lahan untuk obyek wisata ada, lahan yang di miliki Kabupaten Boyolali
sangat potensial untuk di kembangakan menjadi wisata air seperti banyak
umbul, waduk dan mata air
7. Pengelola ada, kepedulian masyarakat dan pihak ketiga ada dalam
pengembangan obyek wisata di kabupaten boyolali. Hal ini merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
potensi untuk serius dalam mengembangkan wisata air.
Faktor Penghambat Dalam Pengembangan Potensi Wisata Air di Kabupaten Boyolali
:
1. Kemampuan keuangan daerah yang terbatas, menjadikan peran dinas terkait
menjadi terhambat sebab dalam pelaksanan pengembangan dan pembangunan
membutuhkan anggaran yang besar, tetapi anggaran yang minim dan terbatas
membuat segala perencanaan pengembangan kawasan wisata air menjadi
terhambat dan belum optimal.
2. Lahan sebagian besar bukan milik kabupaten boyolali, pihak dinas pariwisata
juga kesulitan dalam menangani masalah lahan sebagian besar lahan wisata di
kabuapten boyolali milik instansi lain, swasta dan masyarakat. Untuk
mengembangankan juga harus menyewa dan bekerjasama dengan swasta dan
masyarakat, misal waduk milik PSDA dan Perhutani, sedangkan hutan milik
perhutani
3. Belum ada pihak ketiga, peran pengusaha minim dalam membantu
pengembangan dan pembangunan pariwisata di kabupaten boyolali yang di
sebabkan sebagian besar waduk dan hutan di wilayah Boyolali bukan milik
pemerintah daerah, sehingga perijinannya juga lumayan berbelit
4. Perijinan yang sulit, sulitnya prosedur perijinan Untuk membangun fasilitas
dan perbaikan infrastruktur kawasan obyek wisata dan lambantnya ijin visit
jateng 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
5. Lahan yang dimiliki oleh dinas sangat minim, dan beberapa Lahan banyak
yang disengketakan masuk berstatus sengketa misal di waduk kedungombo.
6. Pimpinan masih kurang peduli dangan pembangunan pariwisata secara
bertahap, serta tidak ada sistem komunikasi efektif antara pimpinan dengan
bawahan sehingga banyak terjadi miskomunikasi.
7. Pengembangan obyek wisata terbentur sistem (aturan), sehingga pelaksana
teknis pengembangan obyek wisata harus dikaji secara teliti. Agar tidak
melanggar aturan yang ada.
8. Infrastrukur yang belum mendukung dan memadai seperti : jalan rusak,
fasilitas banyak yang rusak dan tidak dirawat.
9. Relatif rendahnya kepedulian pemerintah daerah dalam pengembangan
SDM/aparatur negara yang dapat merumuskan konsep-konsep pengembangan
pariwisata yang sesuai dengan karakteristik potensi, baik potensi alam
maupun budaya, yang dimiliki oleh kabupaten Boyolali.
10. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
11. Adanya pemahaman bahwa selama ini pariwisata belum memberikan
keuntungan kepada pemerintah daerah (pemerintah kabupaten).
12. Rendahnya kepedulian pemerintah terhadap upaya meningkatkan pengalaman
wisatawan sehingga mereka tertarik untuk mengunjungi obyek yang pernah
dikunjunginya atau bersedia memberikan rekomendasi dan kesan positif
kepada teman-teman dan sanak keluarga mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
4. Upaya Untuk Mengembangkan Potensi Air Sebagai Daya Tarik Wisata
Tirta.
Dalam rangka memberdayakan dan mengembangkan potensi alam dan air yang
dimiliki oleh Kabupaten Boyolali sebagai daya tarik wisata tirta Pemerintah Daerah
dan dinas terkait setempat telah melakukan berbagai langkah sebagai berikut :
Menyediakan dan penambahan attraksi wisata sebagai daya tarik tambahan,
guna menarik para penunjung agar tertarik mengunjungi wisata air di
kabupaten boyolali. beberapa attraksi yang di sajikan kepada wisatawan,
antara lain adalah : Pemandangan, Pemancingan, Kesenian tari tradisional,
Group band dan Campursari, Upacara tradisi ritual, Taman air . Ini sebagian
merupakan upaya dari dinas terkait dalam mengembangkan beberapa lokasi
wisata air dikabupaten boyolali. kontribusi dari dinas terkait sangat berperan
dalam mewujudkan wisata air menjadi salah satu kawasan wisata unggulan.
Begitupula saat wawancara dengan Pak Hartono (Subbag Perencanaan dan
Pelaporan) terkait upaya pengembangan wisata air di kabupaten boyolali,
berikut kutipan saat melakukan wawancara ;
“ dalam rakangka pengembagan wisata air ada beberapa penambahan
atraksi diantaranya ; pemandangan, pemancingan, bentangan hutan
dan bukit yang asri dan sejuk, ha mparan air yang melimpah, tari,
band, campursari, upacara tradisi ritual.” (wawanacara, 24 Mei 2012)
begitu pula ketika melakukan wawancara dengan Ibu Siti Munawaroh (Seksi
Sara prasana), beliau juga mengatakan memang ada penambahan atraksi
wisata dalam rangka pengembangan wisata, tidak hanya wisata air namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
juga wisata yang lainnya ; seperti mempercantik kolam, penambahan area
taman air, dan tentunya panorama alam yang masih alami turut dijaga. berikut
kutipan saat wawancara dengan ibu munawaroh :
“ ada bebepa penambahan attraksi mas terutama ; Pemandangan,
kolam renang, dan pelebaran taman air di waduk bade di klego.”
(wawanacara, 24 Mei 2012)
Untuk atraksi yang disajikan dikawasan air memang sebagian besar berupa ;
pemandangan, udara dan pepohonan yang asri dan sejuk, hamparan air dan
beberapa warung makan. Berikut kutipan wawancara dengan beberapa
pengunjung obyek wisata air, dikabupaten boyolali :
“ pemandangane indah, womg mancing, udarane juga sejuk beda sama
dikota panas.” Miki, pengunjung waduk cengklik, (wawanacara, 28
Mei 2012)
Sama yang diutarakan oleh mas Bayu juga sependapat dengan jawaban dari
mas Miki, mbak Rini dan mas Handoyo ketika ditanya terkait atraksi yang
disajikan di obyek wisata air, berikut kutipan wawancaranya :
“........ paling pemadangane mas lumayan hijau disini banyak
pepohonan.” Bayu, pengunjung obyek wisata cengklik, (wawanacara,
28 Mei 2012)
“ menurut ku sini sejuk, udaranya lumayan bersih, selain itu
pemandangannya.” Rini, Pengunjung obyek wisata kedungombo,
(wawanacara, 27 Mei 2012)
“ ya, paling pemandangan dan hamparan air bang, terus udara disini
juga sejuk.” Handoyo, Pengunjung Obyek wisata kedungombo,
(wawanacara, 27 Mei 2012)
Senada dengan apa yang di utarakan para pengunjung wisata, masyarat dan
penjual makanan di sekitar obyek wisata juga menyebutkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
pemandangan dan hamparan air, rumah makan dan udara yang sejuk menjadi
sajian yang ada di kawasan obyek wisata. Berikut petikan wawancara dengan
penjual sekaligus masyarakat di kawasan obyek wisata air :
“ yang menarik pengunjung datang kesini Rumah Apunge Mas, sini
itu masih kalah tenar dengan kedung ombo yang dipurwodadi,
soaalnya disana diresmikan langsung oleh Suharto mas.” Bu Yuni,
penjual makanan dan warga sekitar waduk kedungombo,
(wawanacara, 27 Mei 2012)
“ lah apa ya mas... paling cuma waduk saja, ndak ada apa-apa disini, tp
katanya disini juga mau dibangun taman-taman disini, klo yang
mengelola dinas pariwisata.” (Penjual makanan di waduk cengklik),
(wawanacara, 28 Mei 2012)
Kedepan pemerintah daerah kabupaten boyolali merencanakan akan ada
beberapa penambahan atraksi diantaranya wisata kuliner, lomba-lomba,
outbond, perbaikan event rutin, kerjasama dng pihak kraton, pasar burung,
kapal dan tempat pemancingan. hal ini juga dikatakan oleh Pak Hartono
(Subbag Perencanaan dan Pelaporan) ketika wawancara adapun kedepan akan
ada penambahan atraksi di beberapa lokasi wisata air. berkut kutipan ketika
wawancara ;
“ ada beberapa tempat yang akan di tambah mas, Tlatar itu wisata
kuliner, lomba-lomba, outbond. kalo Pengging itu perbaikan
bangunan, event tiap tahun, dan kerjasama dengan keraton surakarta
dalam pengembangan wisata air dan wisata budaya. kalo waduk
cengklik, kuliner, outbond. waduk bade penambahan kios souvenir,
pasar burung. dan waduk Kedungombo penambahannya kapal, kuliner
dan tempat pemancingan” (wawanacara, 24 Mei 2012)
Disamping itu juga akan ada penambahan atraksi yang berupa berbagaimacam
event guna menarik minat wisatawan, terutama penambahan parade musik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
pangung hiburan dan berbagi festival kebudayaan yang dikemas dalam nuansa
wisata air, berikut kutipan wawancara dengan pak Agus purwanto (Kabid
Pengembangan Pariwisata) :
“ kedepan mengadakan sebulan sekali event penggung musik di kawasan
obyek wisata air seperti cengklik, bade, pengging dan tlatar.”
(wawanacara, 28 Mei 2012)
Menyediakan dan mengembangkan berbagai fasilitas (sarana penunjang)
pariwisata.
Dalam rangka pengembangan wisata baik wisata air maupun wisata yang
lainnya pemerintah dan dinas pariwisata kedepan melakukan penambahan
fasilitas yang dapat memberikan kenyamanan kepada wisatawan yang
berkunjung ke berbagai obyek dan daya tarik wisata air yang terdapat di
daerah tersebut. Beberapa sarana Fasilitas yang disediakan dalam rangka
meningkatkan kepuasan kunjungan wisatawan, antara lain adalah :
Warung/ Rumah Makan
Kios Cenderamata
Musola
tempat pemancingan
Homestay
Sarana olah raga
Kolam air
tempat ganti pakaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Penyedianan fasilitas tersebut diharapakan akan mampu memberikan
kenyamanan kepada para pengunjung yang ingin menikmati wisata air
dikabupaten boyolali. Selain itu upaya penambahan failitas dilakukan sebagai
upaya pemerintah daerah dalam memberikan kenyamanan kepada pengunjung
atau wisatawan, akan tetapi beberapa fasilitas yang ada memang jauh dari
standar kelayakan pakai, terutama di kawasan waduk yang beberapa
fasilitasnya banyak yang tidak dirawat dan rusak sehingga, banyak dari
pengunjung yang tidak bisa menikmati fasilitas yang disediakan kepada
mereka.
Berdasarkan Laporan akhir study perencanaan pengembangan wisata air di
kawasan waduk cengklik dan waduk kedung ombo, terungkap bahwa dinas
pariwisata kabuapten boyolali akan menambah beberapa fasilitas untuk
memberikan kenyamanan kepada pengunjung diantaranya :
1. Waduk Cengklik ; dermaga dan wisata air, pembangunan rumah istirahat
(cottage), akuarium dan kolam ikan, pembangunan sarana bermain anak,
pembangunan tempat pemancingan, pembangunan workshop dan Rumah
makan, penanaman perkebunan buah-buahan, sayuran, dan tanaman
keras, pembanguan Masjid diarea depan waduk, keramba, pangung
hiburan. (Laporan akhir studi perencanaan pengembangan kawasan
waduk cenglik ngemplak tahun 2011)
2. Waduk Kedungombo ; brand equity baru yaitu “KEDUNGOMBO
GREENPARK”, penataan taman dan name board, pembangunan kolam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
air, bangunan main enternce dan plaza, patung pohon hayat dan singa
banteng dr tembaga, area kawasan pedagang kaki lima, zona konservasi
yaitu ; telaga, biologycal super dome, konservasi tanaman budidaya dan
pusat study wisata agro (Green House), Plaza Gesang dan Dermaga
Larung, pusat perawatan satwa, shelter pengunjung dan street furniture,
taman rekreasi dan hiburan anak-anak, pusat konservasi seni budaya.
(Laporan Studi perencanaan pengembangan kawasan wana wisata waduk
kedungombo tahun 2011).
3. Selain itu juga ada beberapa pengembangan fasilitas yang ada di wisata-
wisata air dikabupaten boyolali diantaranya seperti ; taman air, temapat
kuliner, tempat pasar burung, dan tempat pemancingan.
Beradasarkan wawancara dengan pak harono ada beberapa penambahan
fasilitas baik pendukung maupun untuk memberikan kenyaman untuk
pengunjung. berikut kutipan wawancara dengan pak Hartono ( Subbag
Perencanaan dan Pelaporan) ;
“ ada beberapa fasilitas yang akan di tambah mas, Tlatar itu tempat
kuliner, outbond. kalo Pengging itu perbaikan bangunan fisik. kalo
waduk cengklik ; tempat kuliner, outbond. dan waduk bade
penambahan kios souvenir, pasar burung. dan waduk Kedung ombo
penambahannya kapal, kuliner dan tempat pemancingan.”
(wawanacara, 24 Mei 2012)
berikut wawancara dengan Pak Agus Purwanto (Kabid Pengembangan
Pariwisata) dan Pak Suwanto ( Pengelola obyek wisata kedungombo dari
perhutani), ketika ditanya mengenai upaya pengembangan fasilitas tempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
wisata yang tersedia di wisata air kabupaten boyolali :
“ perbaikan akses jalan masuk, wisata air, gazebo, taman air, dermaga,
kios-kios.” (pak agus purwanto, kabid pengembangan obyek wisata
dinas pariwisata kab. Boyolali), (wawanacara, 28 Mei 2012)
“ kedepan waterboom, Outbond, Gazebo, Kolam air, mas... tp itu
hanya rencana saja.” (Pak suwoto, pengelola teknis obyek wisata
kedungombo) (wawanacara, 27 Mei 2012)
Mempembaiki aksesibilitas menuju obyek dan daya tarik wisata air yang
terdapat di Kabupaten Boyolali
secara umum aksesibilitas menuju obyek dan daya tarik wisata air di
Kabupaten Boyolali cukup baik dan mudah ditempuh oleh kendaraan. Bahkan
di daerah tujuan wisata air pengging juga baru saja diperbaiki dan letaknya
strategis karena berada dekat akses jalan raya utama solo-semarang. akses
menuju wisata air tlatar, sangat baik keberadaanya. Meskipun ada sebagian
kecil jalan menuju wisata air tlatar rusak dan wisata air waduk bade,
kedungombo, dan waduk cengklik jalan utama desa termasuk jalan-jalan kecil
dan gang-gang kecil sudah merupakan jalan beraspal yang dibangun
berdasarkan swadaya masyarakat dan dibantu oleh dana pembangunan dari
APBD Kabupaten Boyolali.
Aksesibilitas yang disediakan juga berupa tanda penujuk arah menuju ke
lokasi obyek dan daya tarik wisata di seluruh Kabupaten Boyolali, meskipun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
sebagian masih bersifat sederhana. Dengan demikian sarana aksesibilitas
yang. berupa tanda penunjuk arah menuju obyek wisata dan papan info wisata
juga perlu ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya. Berikut petikan wawancara
dengan pak Hartono (Subbag Perencanaan dan Pelaporan) dan Ibu Farida
(Seksi Usaha pariwisata) ketika ditanya masalah aksesbilitas :
“ ada, tetapi baru di untuk tujuan Tlatlar, sedangkan untuk wisata air
lainya harus mengunakan kendaraan pribadi bisa mobil dan juga
kendaraan motor.” petikan wawancara dengan Pak Hartono
(wawanacara, 24 Mei 2012)
“ ada yang baik dan ada yang rusak, tapi secara garis besar akses jalan
mudah ditempuh.” ketika wawancara dengan Ibu Farida (wawanacara,
24 Mei 2012)
Untuk sarana transportasi menuju tempat wisata memang sebagian besar
untuk mencapai lokasi wisata air harus ditempuh degan kendaraan pribadi,
seperti bus, mobil dan sepeda motor. namun, ada beberapa untuk menuju
lokasi wisata air juga bisa ditempuh dengan kendaraan umum, seperti angkot,
bus, ojek dan kendaraan tradisonal seperti Dokkar. berikut petikan wawancara
dengan pak Hartono (Subbag Perencanaan dan Pelaporan), Ibu Farida (Seksi
Usaha Pariwisata), dan Ibu Munawaroh (Seksi Sarana Prasarana) ketika
ditanya mengenai akses transportasi menuju lokasi wisata.
“ ada mas, tetapi baru di untuk tujuan Tlatlar, sedangkan untuk wisata
air lainnya harus mengunakan kendaraan pribadi bisa mobil dan juga
kendaraan motor untuk menjangkaunya.” ujar pak Hartono.
(wawanacara, 24 Mei 2012)
“ kalo jalan menuju wisata air ada yang baik dan ada yang rusak, tapi
intinya jalan mudah ditempuh.” ungkapan saat wawancara dengan Ibu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
Farida (wawanacara, 24 Mei 2012)
sedangkan ibu Siti munawaroh juga sependapat dengan Ibu Farida ketika di
tanya mengenai kondisi akses jalan menuju lokasi wisata air, berikut petikan
wawancaranya ;
“ untuk jalan menuju lokasi ada yang kondisinya baik dan ada yang
rusak, tapi jalan mudah di tempuh” (wawanacara, 24 Mei 2012)
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam perbaikan akses, adalah perbaikan
jalan yang sebagian memang rusak dan mebuat wisatawan menjadi kurang
nyaman. Jalan merupakn akses terpenting dimana wisatawan bisa menikmati
disetiap perjalan menuju tempat wisata, namun ada beberapa jalan menuju
wisata kondisinya rusak dan perlu ditangani serius oleh pemerintah daerah
maupun provinsi. Misalnya seperti jalan menuju waduk kedungombo yang
sebgaian besar kondisinya rusak dan sangat mengangu kenyamanan para
pengunjung dan wisatawan. Beikut beberapa kutipan wawancara dari
pengunjung dan masyarakat sekitar dinya mengenai kondisi jalan menuju
waduk kedungombo :
“ kondisi jalan rusak, perlu diperbiki... terutama akses menuju waduk.”
Rini (pengunjung waduk kedungombo), (wawanacara, 27 Mei 2012)
“ jalan rusak mas, upaya memperbaiki terkendala status yan mas,
soalnya masih belum jelas jalannya yang harus membangunnya.
provinsi, kabupaten boyolali, atau perhutani. tapi kalo saya
beranggapan yang lebih tepat membangun jalan ini dalah Provinsi
mas, soalnya jalan lintas kabupaten yang menghubungkan Boyolali,
purwodadi, dan sragen.” (pengelola obyek wisata kedungombo),
(wawanacara, 27 Mei 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
Penyediaan dan Pembangunan Infrastruktur di Kawasan Wisata Air di
Kabupaten Boyolali
penyedianan dan pembangunaan infrastuktur juga di perlukan dalam
membentuk wisata yang bisa memberikan kenyamanan dan kepuasan,
sehingga memberikan kesan yang baik kepada wisatawan. Dengan begitu
wisatawan akan kembali lagi untuk megunjungi wisata air yang ada di
kabupaten boyolali dalam rangka mewujudkan wisata air yang unggul
pemerintah kabupaten boyolali dan dinas pariwisata juga memperhatikan
infrastuktur di kawasan wisata air fasilitas pendukung sarana dan prasarana
pendukung di obyek wisata air, seperti ;
Sistem pengairan
Jaringan listrik
Jaringan komunikasi
Pembuangan kotoran/air
Jalan raya
Pembangunan fisik baru.
Berdasarkan Laporan Studi Perencanaan Pengembangan Kawasan Wisata Air
di kabupaten Boyolali, dinas pariwisata kabupaten boyoalai saat ini sedang
fokus dengan beberapa pengembangan dan pembanguan wisata air waduk dan
waterboom. ada beberapa fokus pengembangan dan pembangunan wisata air
ini diantaranya di waduk bade, waduk cengklik, waduk kedungombo serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
beberapa waterboom di kecamatan sawit, klego dan sambi. Adapun beberapa
bangunan fisik baru yang di rencanakan oleh dinas kabupaten boyolali
berdasarkan wawancara peneliti dan Laporan Akhir Pengembangan Wisata
Air Tahun 2011.
1. waduk cengklik ; pembangunan dermaga dan wisata air, pembangunan
rumah istirahat (cottage), akuarium dan kolam ikan, pembangunan sarana
bermain anak, pembangunan tempat pemancingan, pembangunan
workshop dan Rumah makan, penanaman perkebunan buah-buahan,
sayuran, dan tanaman keras, pembanguan Masjid diarea depan waduk,
keramba, pangung hiburan. (Laporan akhir studi perencanaan
pengembangan kawasan waduk cenglik ngemplak tahun 2011)
2. waduk kedungombo ; penataan taman dan name board, pembangunan
kolam air, bangunan main enternce dan plaza, patung pohon hayat dan
singa banteng dr tembaga, area kawasan pedagang kaki lima,
pembangunan zona konservasi yaitu ; telaga, biologycal super dome,
konservasi tanaman budidaya dan pusat study wisata agro (Green House),
Plaza Gesang dan Dermaga Larung, pusat perawatan satwa, shelter
pengunjung dan street furniture, taman rekreasi dan hiburan anak-anak,
pembangunan pusat konservasi seni budaya. (Laporan Studi perencanaan
pengembangan kawasan wana wisata waduk kedungombo tahun 2011).
3. waduk bade ; Bangunan Kios, Pasar Burung, dan Taman Air
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
4. wisata air Pengging ; perbaikan Bangunan Wisata
5. wisata air Tlatar ; Tempat OUTBOND
berikut beberapa wawancara dengan narasumber ketika ditanya perihal
pengembangan infrasturktur di kawasan wisata air di kabupaten boyolali.
Menurut Pak Agus Purwanto (Kabid pengembangan Obyek wisata disbudpar
Kabupupaten Boyolali), sesuai dengan visi misi bupati boyolali sekarang PRO
INVESTASI, bupati memberikan tugas ke setiap dinas untuk membuat perencanaan
pengembangan di bidang wisata yang sewaktu-waktu bisa langsung diajukan ke
daerah untuk di setujui. Upaya mengembangkan beberapa obyek wisata air yang
potensial diantaranya :
1. Tlatar, ini sangat potensial untuk masyarakat sekitar, waterpark
2. Cengklik, mau di bangun dermaga air, pangung hiburan, dan taman-
taman. rencana untuk mengembangkan waduk cengklik
3. Bade, dibangun taman-taman, waterboom, kios-kios dan perbaikan akses.
4. Sawit tahun ini akan dikembangkan umbul tirtomoyo, dan pelaksanaan
teknisnya kami kerjakan mulai tahun ini
5. Sampetan kami rencanakan kami bangun wisata budaya dan wisata air
disnan rencanamau dikembangkan wisata air sekaligus wisata ziarah atas
perintaan warga akhirnya disana akan dibangun kolam berendan dan
taman-taman di sana sebenarnya juga da air terjun namun keadaannya
sekarang sudah hilang sebab airnya di eksploitasi PDAM untuk kebutuhan
air minum padahal disana sebelum diekspoitasi PDAM air disana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
melimpah dan air terjun ramai dikunjungi para pengunjung setiap
mendekati padusan
“ untuk infrastuktur seperti Sistem pengairan, Jaringan listrik, Jaringan
komunikasi, Pembuangan kotoran/air, Jalan raya, ada semua mas.
namun ada beberapa yang rusak seperti jalan raya'' ujar Ibu Farida.
(Wawancara, 24 Mei 2012)
sependapat dengan Ibu Farida, pak Hartono juga berpendapat untuk sistem
pengairan, jaringan listrik, komunikasi dan pembuangan kotoran ada semua.
berikut petikan saat wawancara ;
“ ada semua itu mas, sebenarnya dulu pernah mau dibangun tempat
penginapan/hotel di dekat waduk bade namun pemerintah daerah
melarangnya mas takut kejadian di situ Gintung jawa barat tahun 2009
terjadi di waduk bade akhirnya tidak jadi dibangun mas.”
(wawanacara, 24 Mei 2012)
sedangkan ibu munawaroh juga sependapat dengan Ibu farida, berikut petikan
wawancara dengan Ibu Munawaroh ketika menjawab mengenai
pengembangan Infrastruktur ;
“untuk infrastruktur itu ada semua mas, tapi kalo jalan banyak yang
rusak untuk kedepan kita juga mau membangun waterboom di sambi,
klego dan sawit mas” [wawanacara, 24 Mei 2012]
Meningkatkan promosi produk wisata air
Dalam rangka meningkatkan promosi pariwisata, khususnya wisata air, pihak
dinas kebudayaan dan pariwisata telah mengambil langkah-langkah sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
a. Mengembangkan koordinasi dengan stakeholder terkait. Dalam
meningkatkan promosi perlu disusun program-program pemasaran
pariwisata secara terpadu dan dirancang bersama antar seluruh elemen
pemangku kepentingan.
b. Menciptakan destination image atau citra daerah tujuan wisata dalam hal
ini kawasan wisata air di Kabupaten Boyolali sebagai daerah tujuan wisata
air yang menawarkan pengalaman yang lain.
c. Meningkatkan usaha promosi obyek dan daya tarik wisata yang ada.
Tujuan dari kegiatan promosi ini adalah membentuk dan meningkatkan
image/citra dari Kabupaten Boyolali itu sendiri sebagai salah satu daerah
tujuan wisata yang potensial. Sehingga pada akhirnya akan meningkatkan
jumlah kunjungan wisatawan (baik nusantara maupun mancanegara). Hal
ini juga didasarkan pada kondisi aktual yang ada di mana sebagian besar
wisatawan yang datang ke berbagai obyek wisata di Kabupaten Boyolali
mengetahui keberadaan obyek dan daya tarik wisata Kabupaten Boyolali
dari teman atau keluarga mereka.
d. Pengembangan materi informasi kepariwisataan. Usaha promosi produk
wisata Kabupaten Boyolali melalui penyebaran brosur/leaflet/booklet saat
ini masih perlu ditingkatkan. Sehingga penciptaan sarana lain juga
diperlukan, seperti pembuatan CD interaktif ataupun website mengenai
kepariwisataan di Kabupaten Boyolali untuk mempromosikan berbagai
produk dan atraksi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
e. Pembuatan VCD potensial wisata kabupaten boyolali, nanti akan
dibagiakan kepada pihak stakeholder atau pelaku pariwisata
f. Kerjasama dengan SOLORAYA, JAVA PROMO, PHRI (Persatuan
Himpunan Hotel Indonesia), ASITA (Asosiasi Travel Indonesia).
g. Ikut serta dalam expo GWN (Gebyar Wisata Nusantara) merupakan upaya
memperkenalkan produk wisata kepada pengunjung langsung
h. Travel Dialog, pertemuan antar pelaku pariwisata, pengusaha,
pengunjung, dan instansi terkain, travel agen, biro perjalanan.
i. pembenahan papan petunjuk arah
j. peningkatan akses paket koridor wisata yang menghubungkan tujuan
wisata air, misal Pengging-Tlatar-bade- kedungombo-cengklik.
selain itu usaha yang dilakukan dinas kebudayaan dan pariwisata dalam
pemasaran dan promosi yang dilakukan terkait wisata termasuk didalamnya
wisata air, di kabuapaten boyolali meliputi ; leaflet, website kabupaten
boyolali www.boyoalitourism.com, Pameran, maliputi Produk kerajinan,
Batik, Tembaga dan produk ungulan lainnya. berikut beberapa kutipan
wawancara dengan pak Tri harjanto (Kabid Pemasaran Pariwisata) dan bu Siti
munawaroh (Seksi Sarana Prasarana) ketika ditanya mengenai promosi wisata
yang ada di kabupaten boyolali ;
“ promosi kami dengan beberapa cara diantaranya dengan leflet,
website, pameran, sosialisasi, dan java promo.” demikian petikan
wawancara dengan pak Tri harjanto (wawanacara, 24 Mei 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
sedangkan Ibu Munawaroh juga berpendapat seperti pak Tri harjanto, berikut
petikan wawancara dengan ibu munawaroh ;
“ promosi yang dilakukan melalui lefleat, brosur, website, java promo,
event ritual upacara mas.” (wawanacara, 24 Mei 2012)
selain itu untuk mempromosikan wisata pihak dinas pariwisata juga bekerja
sama dengan kelompok sadar wisata yang ada dikabupaten boyolali
berdasarkan catatan di bidang pemasaran dan kemitraan dinas pariwisata
kabupaten boyolali ada 9 kelompok sadar wisata yang ada dikabuapten
boyoali, mereka salah satunya yang membantu dinas kebudayaan dan
pariwisata dalam memberikan informasi dan melakukan promosi wisata-
wisata yang ada di kabupaten boyolali. Berikut petikan wawancara dengan
pak Tri harjanto (Kabid Pemasaran Pariwisata) ketika di tanya mengenai
media lain yang di lakukan guna mempromosikan wisata air di kabupaten
boyolali.
“ kami juga melakukan kerjasama intensif dengan kelompok sadar
wisata (pokdarwis) dalam mempromosikan wisata-wisata-wisat air di
kabuapten boyolali, dengan mengedepankan sapta pesona yaitu aman,
tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah, dan kenangan.”
(wawanacara, 24 Mei 2012)
“ disamping itu yang paling penting dari promosi dengan
mengedepankan sapta pesona diharapkan wistawan menjadi kenangan
tersendiri dan bisa mengunjungi wisata di boyolali mas.” ujar pak Tri
harjanto (wawanacara, 24 Mei 2012)
Melakukan kordinasi dengan stakeholder terkait di dalam pembangunan dan
pengembangan wisata air di Kabupaten Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
dalam membangun wisata air yang unggul diperlukan kordinasi dan
kerjasama dengan pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung
berhubungan dengan pariwisata yang ada di kabupaten boyolali.
1. Membangun kerjasama dengan instansi lain, baik antar SKPD daerah
maupun pusat. upaya pengembangan tidak bisa dilepaskan dari kerjasam
dengan pihak SKPD daerah lainnya seperti dinas pertanian, peternakan,
perhubungan dan informasi, perdagangan, PSDA, Pekerjaan Umum,
BAPEDA, SEKDA, Dinas Pariwisata Provinsi, Perhutani, dsb
2. Membangun jaringan kemitraan dengan swasta
Selain peran dinas terkait, dan SKPD daerah hal yang penting dalam
upaya pengembangan wisata adalah pihak swasta, pihak ini merupakan
pihak yang mengembangkan wisata yang tujuannya untuk komersialisasi
kawasan tujuan wiata. pihak swasta juga merupakan pihak paling dominan
dalam dunia komersialisasi pariwisata sebab swasata merupakan motor
pengerak ekonomi dan dan investor.
3. Membangun kerjasama dengan kelompok sadar wisata
Peranan pemerintah sangat diharapakan dalam membangun kerjasama
dengan para kelompok sadar wisata, mereka dalah pelaku utama dalam
memberikan informasi kepada masyaarakat. kelompok sadar wisata
mereka bekerja dengan hati dan biasanya memberikan kontribusi dalam
memberikan info wisata kepada masyarakat, karena sifat kecintaanya
kepada pariwisata dan dunia wisata, contoh kelompok sadar wisata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
meliputi pedagang, tukang parkir, dsb.
4. Membangun kerjasama dengan masyarakat
Pembangunan dan pengebangan suatu wisata tidak bias lepas dari
kerjasama semua pihak terutama masyarakat, masyarakat menjadi pihak
yang penting sebab tampa dukungan dari masyarakat suatu obyek wisata
tidak bsa berkembang tanpa bantuan dari pihak ini. masyarakat sekaligus
sebagai pelaku utama dalam menikmati dan mengunjungi wisata-wisata.
Berikut beberapa kutipan wawancara dengan narasumber ketika ditanya
peputar masalah kordinasi dan kemitraan dalam pembangunan pariwisata
air dikabupaten boyolali.
“ dalam pengembangan wisata ada kerjasama dan kordinasi
dengan BBE, DALBANG, PSDA, Dinas peternakan, BAPPEDA,
DPU, sekda, Kecamatan, masyarakat sekitar.” ungkap Ibu Siti
Munawaroh. (wawanacara, 24 Mei 2012)
“ Cukup Baik, Diantaranya DPU, DINHUB, DISPERINDAG.
Untuk Kerjasama yang kami lakukan dengan SKPD dalam
mengembangkan Wisata Air Dengan DPU meliputi pembangunan
dan pembangunan dan pemeliharaan bangunan [fisik], seperti
kantor, kolam, saluran air, DINHUB meliputi akses transportasi
dan informasi, DISPERINDAG meliputi penataan kios dan
pameran di sekitar tempat kawasan wisata.” ungkap pak Hartono.
(wawanacara, 24 Mei 2012)
“ sebenarnya upaya mendukung kegiatan wisata terutama,
masyarakat meliputi kelompok sadar wisata di kabupaten boyolali
dengan prinsip sapta pesona, dan pihak ketiga dalam membantu
pengembangan pariwisata dikabupaten boyolali, kalo di wisata air
salah satunya ada CV. Win-Win.” ungkap Pak Tri Harjanto
(wawanacara, 24 Mei 2012)
“ ada sekitar 9 kelompok sadar wisata di kabuapaten boyolali,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
mereka yang gencar melakukan sosialisasi, memberikan info
wisata-wisata kepada masyarakat.” ungkap pak Tri harjanto.
(wawanacara, 28 Mei 2012)
“ kalo masalah komunikasi biasanya berkaitan dengan kemitraan,
biasanya kemitraan yang kami jalin itu ada 3 ; masyarakat, swasta
dan pihak ketiga masyarakat tentang pemberdayaan dalam
pengembangan wisata swasta juga pemberdayaan pihak ketiga
tentang pengelolaan.” Ungkap pak Tri harjanto, (wawanacara, 28
Mei 2012)
Dalam sistem kordinasi pengawasan pengembangan obyek wisata, dinas
pariwisata mempunyai sistem untk pengawasan pengembangan secara
perencanaan tidak ada tp kuita ditarget sedangkan teknis pelaksanan
pengembangan dilaapngan kami membentuk tim untuk sistem pengawasan
yang terdiri dari 3 tim ;
a. PPT, pihak penangung jawab pelaksaanan pengembangan ; dinas
pariwista
b. DPU, pelaksana pemeliharaaan dan pembanguan sarana fisik
c. PIHAK KETIGA, sebagai pengawasan di lapangan dalam pelaksanaan
pengembangan
Mengembangkan kelembagaan yang dapat mendukung pembangunan wisata
air di Kabupaten Boyolali
Berdasarkan Bahan Dialog RSPD Boyolali DISBUDPAR Kab Boyolali
Tanggal 26 April 2012, upaya yang telah dilakukan dalam rangka mendukung
pengembangan pariwisata di Kabupaten Boyolali antara lain adalah :
a. Pembinaan kelompok sadar wisata (POKDARWIS) dengan menanamkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
prinsip-prinsip Sapta Pesona yang terdiri atas aman, tertib, bersih, sejuk,
indah, ramah tamah, dan kenangan
b. Pembinaan kelompok swadaya masyarakat dan kelembagaan lainnya yang
terkait dan mendukung pengembangan wisata air di Kabupaten Boyolali.
Sebagian dari kelompok-kelompok tersebut bergerak di berbagai bidang
usaha jasa pariwisata termasuk jasa boga, jasa homestay, jasa cenderamata,
jasa pemandu wisata dan lain sebagainya.
c. Pembinaan Kelompok seni-seni sebagai penambah attraksi baru di obyek
wisata air berdasarkan data kelompok seni di kabupaten boyolali ada
sebanyak 571 kelompok seni, baik berupa Dalang, Pambirowo, dan seni
rupa sebanyak 269 orang. untuk kesenian rakyat dan tarian pelatih yang
diterjunkan untuk membina kelompok tari tersebut berasal dari ISI
Surakarta.
Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya yang
berkaitan langsung dengan pengembangan wisata air
Dalam pembangunan pariwisata, sumber daya manusia (SDM) merupakan
salah satu kunci yang menentukan laju perkembangan pembangunan di suatu
kawasan atau daerah. Oleh karena itu SDM yang dimiliki oleh Kabupaten
Boyolali perlu dikelola secara tepat sesuai dengan karakteristiknya. Langkah
yang telah dilakukan dalam mengelola SDM pariwisata di Kabupaten
Boyolali, antara lain adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia meliputi peningkatan
kemampuan ilmu pengetahuan, kemampuan fisik, keterampilan maupun
dalam penguasaan sumber-sumber daya yang ada.
2. Penempatan pegawai sesuai dengan keahlian masing-masing pegawai
3. Mengembangkan kemampuan melalui upaya peningkatan produktivitas
dengan cara perluasan kesempatan kerja serta peningkatan produksi
melalui pelatihan-pelatiahan yang berkaitan erat dengan pembangunan
pariwisata.
4. Mengembangkan jaringan pendidikan, baik formal maupun informal, yang
menekankan pada profesionalisme sehingga kualitas calon tenaga kerja
yang dihasilkan sesuai dengan tuntutan kualitas yang mampu bersaing di
era kompetisi yang tinggi pada saat ini dengan bekerjasama dengan pihak
ketiga.
5. Membangun sistem kekeluargaan untuk memberikan motivasi kepada
pegawai/pekerja agar memiliki semangat bekerja yang tinggi serta
dorongan untuk menunjukkan profesionalisme di bidangnya.
Berikut petikan wawancara dengan pak Tri Harjanto (Kabid Pemasaran
Pariwisata) dan pak Agus purwanto (Kabid Pengembangan Pariwisata) :
“ untuk pembinaan secra kelembagaan dan SDM (1.) kami kedepan
melakuian penmpatan yang sesuai dengan keahlian, (2). peningkatan
pelatihan-pelatihan dan (3.) kesama dengan pihak lain. Ujar pak Tri
harjanto.” (wawanacara, 28 mei 2012)
“ selain itu juga da untuk meningkatkan peran dinas pariwisata dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
upaya optimalisasi peran dinas kmai juga lekukan pengembangan
secara SDM biasanya dengan study banding, diklat, pembinaan,
lomba-lomba sadar wisata, penyuluhan Sapta pesona.” ujar pak Agus
purwanto (wawanacara, 28 Mei 2012)
Secara garis besar Upaya pengembangan Obyek wisata yang dilakukan oleh
pemerintah daerah dan dinas terkait diantaranya :
1. Menyediakan dan penambahan attraksi wisata sebagai daya tarik tambahan
2. Menyediakan dan mengembangkan berbagai fasilitas (sarana penunjang)
pariwisata
3. Mempembaiki aksesibilitas menuju obyek dan daya tarik wisata air yang
terdapat di Kabupaten Boyolali
4. Penyediaan dan Pembangunan Infrastruktur di Kawasan Wisata Air di
Kabupaten Boyolali
5. Meningkatkan promosi produk wisata air
6. Melakuakan kordinasi dengan stakeholder terkait di dalam pembangunan
dan pengembangan wisata air di Kabupaten Boyolali.
7. Mengembangkan kelembagaan yang dapat mendukung pembangunan
wisata air di Kabupaten Boyolali
8. Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya yang
berkaitan langsung dengan pengembangan wisata air
Wisata air di kabuapetn boyolali mempunyai daya tarik sebagai tempat wisata
favorit dan banyak di kuunjungi oleh wisatawan maupun wisatawan, berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
observasi peneliti dan wawancara dengan beberapa infoman, wistawan dan
pengunjung banyak berasal dari dalam provinsi dimana wiayah jangkauannya baru
skala local, dimana wisatawan berasal dari lintas kabupaten di jawa tengah seperti
Jepara, Kudus, Purwodadi, Pati, Blora, Boyolali, Solo, Semarang, Klaten. Namun
untuk tempat wisata anadalan kabuapten sudah di kategorikan wisata nasional-
internasional seperti di Pengging, Tlatar dan Kawasan wisata selo sebagian besar
pengunjungnya berasal dari kota-kota besar di Indonesia dan beberapa Negara. Ini
sebagai langkah awal unuk membangun paariwisata kabupaten boyolali menjadi
kawasan wisata unggulan di Jawa Tengah.
Untuk wisata tirta memang menjadi salah satu produk andalan wisata
kabupaten selain wisata alam dan budaya. Ketiga wisata ini keberadaanya tidak bisa
dipisahkan sebab dalam mengembangakan potensi wisata di pelukan perpaduan-
perpaduan agar mampu menarik perhatian wisatawan. Untuk itu upaya optimaliasasi
pengembangan dan pengelolaaan harus ditingkatkan dengan bekerjasama dengan
pihak-pihak terkait, seperti perintah daerah, provinsi, pengusaha, pihak ketiga,
masyaakat serta di dukung oleh berbagai aspek yaitu keuangan, adat istiada, regulasi
sehingga wisata air benar-benar menjadi primadona wisatawan dan menjadi ikon
pariwisata di kabupaten boyolali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian adalah :
1. Wisata Tirta di Kabupaten Boyolali bisa dikembangkan menjadi wisata
unggulan, serta menjadi salah satu produk wisata unggulan di Kabupaten
Boyolali. Wisata Tirta tersebut meliputi : Wisata Air Tlatar di Desa Kebunbimo
Kecamatan Boyolali, Kawasan Wisata Pengging di Desa Bendan Kecamatan
Banyudono, Wisata Waduk Cengklik di Desa Ngargorejo dan Sobokerto
Kecamatan Ngemplak, Wisata Waduk Badhe di Desa Bade Kecamatan Klego,
Wisata Waduk Kedungombo di Desa Wonoharjo Kecamatan Kemusu.
2. Wisata Tirta andalan Kabupaten Boyolali, sekarang baru di Wisata air Tlatar,
Waduk Cengklik dan Wiasata Pengging. Sedangkan untuk obyek wisata lain
seperti, waduk bade, kedungombo, Pemandian Pantaran, Sampetan, dan Umbul
tirtomoyo, belum bisa dijadikan wisata air andalan, sehingga perlu
pengembangan lagi untuk menjadi wisata andalan.
3. Berbagai potensi air tersebut sudah diberdayakan dan dikembangkan sebagai
daya tarik wisata melalui peran pihak-pihak terkait, khususnya Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali, pemerintah Kabupaten
Boyolali dan pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Peran tersebut dalam bentuk ;
Perencanaan pengembangan potensi wisata air, meliputi Obyek wisata air Tlatar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
wisata Pengging, waduk cengklik, waduk Bade, dan waduk Kedungombo.
Kerjasama antar lintas sektor meliputi Instansi pemerintah, swasta dan
masyarakat. Pengembangan promosi dan pemasaran wisata air dengan
Bookflet, VCD, Website, javapromo, travel dialog, dan kesenian. Peran
kelembagaan dalam meningkatkan sumber daya manusia, seperti pembinaan dan
pelatihan-pelatihan. Pembuat regulasi pengembangan pariwisata dan Fasilitator
dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Boyolali.
4. Dalam pengembangan potensi wisata tirta tersebut terdapat beberapa hambatan
diantaranya ; kemampuan keuangan daerah yang terbatas, belum ada pihak
ketiga atau peran pengusaha minim, perijinan yang sulit, lahan yang di miliki
oleh dinas dan pemda sangat minim dan beberapa lahan banyak yang
disengketakan masuk berstatus sengketa, pimpinan kurang peduli pembangunan
pariwisata secara bertahap, pengembangan obyek wisata terbentur sistem
(aturan), infrastrukur yang belum mendukung dan memadai, rendahnya kualitas
sumber daya manusia (SDM), masih adanya pemahaman bahwa selama ini
pariwisata belum memberikan keuntungan kepada pemerintah daerah
(pemerintah kabupaten).
5. Faktor pendukung dalam upaya pengembangan wisata air diantaranya ; potensi
kekayaan alam ada, akses menuju tempat wisata baik dan mudah dijangkau
dengan kendaraan umum dan kendaraan pribadi, adanya dukungan dan inspirasi
dari masyarakat mengenai pembangunan dan pengembangan wisata air,
kesempatan membuka lapangan pekerjaan baru, adanya dukungan dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
pemerintah dan instansi terkait, lahan untuk obyek wisata ada, pengelola ada,
kepedulian masyarakat dan pihak ketiga ada dalam pengembangan obyek wisata
di Kabupaten Boyolali.
6. Untuk mengatasi hambatan tersebut pemerintah daerah dan dinas terkait
melakukan upaya pengembangan wisata air diantaranya dalam bentuk :
menyediakan dan penambahan attraksi wisata sebagai daya tarik tambahan guna
menarik para penunjung, menyediakan berbagai fasilitas (sarana penunjang)
pariwisata, mempembaiki aksesibilitas menuju obyek wisata air, penyediaan
infrastruktur di kawasan wisata air, meningkatkan promosi produk wisata air,
melakukan kordinasi dengan stakeholder terkait di dalam pembangunan dan
pengembangan wisata air, mengembangkan kelembagaan yang dapat
mendukung pembangunan wisata air serta meningkatkan kapasitas sumber daya
manusia (SDM) khususnya yang berkaitan langsung dengan pengembangan
wisata air.
B. SARAN
Beberapa saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :
1. Pengembangan wisata di Kabupaten Boyolali seringkali terkendala anggaran
dan lahan, maka perlu mengupayakan langkah alternatif yaitu bekerjasama
dengan pihak ketiga dan swasta pengembang sebagai langkah untuk mengatasi
persoalan tersebut. Misalanya mengundang Pihak ketiga untuk mengembangkan
obyek wisata cengklik dan kedungombo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
2. Mengingat sebagian besar fasilitas, infrastruktur, dan atraksi di obyek wisata
rusak dan tidak dirawat., maka sarana prasarana wisata termasuk akomodasi,
fasilitas, infrastuktur, transportasi, dan sarana terkait lainnya. Perlu dilakukan
perbaikan dan pengembangan untuk memberi kenyamanan kepada wisatawan
maupun masyarakat setempat.
3. Kurang minatnya wisatawan, minimnya event dan info penunjang pariwisata
menjadikan daya tarik wisata kurang bisa di kenal oleh masyarakat luas. Maka
perlu optimalisasi kreativitas promosi dan pemasaran wisata, misalnya :
pengemasan paket wisata air dengan berbagai penyelenggaraan event-event dan
perlombaan khusus seperti olahraga lari, renang, kano, perahu naga, dan sepeda
untuk menunjang pengembangan wisata air di Kabupaten Boyolali.