83
PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI Analisis Framing Pemberitaan Penembakan Mobil Berisi 7 Orang di Kompas.com Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Sos) Oleh Ahmad Syahyunas Harya NIM : 1110051100102 KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M

PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI

Analisis Framing Pemberitaan Penembakan Mobil Berisi 7 Orang di

Kompas.com

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Sos)

Oleh

Ahmad Syahyunas Harya

NIM : 1110051100102

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/ 2017 M

Page 2: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Page 3: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Page 4: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Page 5: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

ABSTRAK

Ahmad Syahyunas Harya PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI (Analisis Framing Pemberitaan Penembakan Mobil Berisi 7 Orang di Kompas.com)

Kompas.com merupakan media online yang memberikan informasi atau berita umum secara online di situs web (website) internet. Salah satu pemberitaannya adalah “Penembakan Mobil Berisi 7 Orang oleh Polisi di Lubuklinggau”. Berbagai media cetak ataupun elektronik menjadikan berita tersebut sebagai headline karena peristiwa tersebut melukai 7 (tujuh) orang satu diantaranya meninggal dunia.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka pertanyaan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Kompas.com membingkai pemberitaan penyalahgunaan senjata api oleh anggota polri? Bagaimana konteks pemberitaan penyalahgunaan senjata api oleh anggota polri di Kompas.com?

Peneliti menggunakan teori konstruksi sosial atas realitas yang dikemukakan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman, menjelaskan bahwa sesungguhnya realitas tidak muncul begitu saja, melainkan sudah dibangun dan dikonstruksi. Untuk mengetahui bagaimana Kompas.com membingkai berita mengenai penyalahgunaan senjata api oleh anggota polri, maka penulis menggunakan metode analisis framing model Robert N. Entman. Framing model ini menggunakan empat stuktur analisis yaitu Define Problem (pendefinisian masalah), Diagnoses Causes (memperkirakan sumber masalah), Make Moral Judgement (membuat keputusan moral), Treatment Recommendation( menekankan penyelesaian). Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yaitu analisis teks dan wawancara.

Kompas.com menganggap pemberitaan penembakan yang dilakukan oleh oknum kepolisian tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Kompas.com melihat terdapat kelemahan-kelemahan yang ada di dalam pemberitaan tersebut, oleh sebab itu Kompas.com merasa perlu untuk memberitakanya. Menurut Kompas.com tindakan oknum polisi tersebut melanggar peraturan Undang-Undang Pasal 48 huruf b Perkapolri No. 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia. Didapat data bahwa tindak penyalahgunaan senjata api yang terjadi karena kondisi psikis dan mental oknum aparat kepolisian yang masih labil. Adanya penyalahgunaan senjata api oleh aparat kepolisian menunjukkan adanya kurang kedisiplinan yang baik dari aparat kepolisian dalam menggunakan senjata api. Ketidak disiplinan dalam menggunakan senjata api dapat ditanggulangi dengan adanya tindakan preventif dan represif.

Kata Kunci : Penyalahgunaan Senjata Api, Polri, Framing, Konstruksi,

Kompas.com

Page 6: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seru

sekalian alam yang menyeru sekalian hati hamba-Nya untuk selalu turut serta

dalam samudra makrifat hingga tenggelam dalam kecintaan kepada-Nya. Tiada

kata yang tepat untuk mendeskripsikan segalanya selain rasa syukur atas petunjuk

dan pertolongan kepada penulis, sehingga terselesaikannya skripsi ini. Shalawat

serta salam kepada jujungan Nabi Muhammad SAW, serta keluarga dan para

sahabatnya yang telah membawa kebaikan kepada umatnya dari jalan kegelapan

menuju jalan yang terang benderang.

Setelah beberapa semester lamanya menimba ilmu di kampus tercinta,

akhirnya penulis dapat dengan sabar menuntaskan karya ini sebagai tongkat

estafet pengejawantahan ilmu. Penulis menyadari, karya ini belum mencapai

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis membuka dengan lebar kritik dan saran

para pembaca. Penulisan karya ini juga tidak terlepas dari bantuan banyak pihak.

Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Dr. H. Suparto, M,Ed, Ph,D selaku Wakil Dekan I Bidang

Akademik, Dr. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang

Administrasi dan Keuangan, dan Dr. Suhaimi, M.Si selaki Wakil Dekan

III Bidang Kemahasiswaan.

Page 7: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

2. Kholis Ridho, M. Si selaku ketua Program Studi Jurnalistik. Sebagai

Ketua Program Studi beliau juga telah banyak memberikan bantuan moril

kepada penulis.

3. Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A selaku sekertaris Program Studi

Jurnalistik yang telah meluangkan waktu untuk berkonsultasi dan

membantu penulis dalam hal perkuliahan.

4. Ade Rina Farida, M. Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu serta memberikan ilmunya kepada penulis selama

proses bimbingan.

5. Terima kasih kepada seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

ilmu-ilmunya kepada penulis selama penulis menimba ilmu.

6. Terima kasih kepada segenap staf Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

7. Kedua orang tua tercinta Ayah Syahrir SPd.I dan Ibu Yusridah Nasution

M.Ag yang selalu mencurahkan cinta dan kasih sayangnya, yang selalu

memberikan dukungan baik moril maupun materil, yang selalu

memberikan arahan yang baik dan tulus demi keberhasilan anak-anaknya.

Juga kepada Adik-Adik saya Muhammad Anggi Syahrur Ramadhan dan

Ahmad Bama Ardiansyah yang selalu mendoakan dan menghibur penulis

dengan cara mereka sendiri.

8. Terima kasih kepada Paman Dr. Darwyan Syah M.pd, M.Si dan Bibi

Mardiah Kalsum Nasution S.Ag, MM. M.Si atas doa, semangat dan

Page 8: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

dukungannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dan juga untuk keponakan ku Cut Aisyah Meutia dan Iskandar Syah yang

telah menghibur penulis dengan cara mereka sendiri.

9. Terima kasih kepada sahabat-sahabat Jurnalistik UIN 2010, Andy, Ambar,

Aji, Ardi, Erna, Regita, Meylisa, Putri, Fahri, Nandri, Kenwal, Oji, Irwan,

Rey, Iqbal, Muta, Irma, Devi, Mega, Ririn, Arsita, Oca, Fitri, Uvi, Widya,

Rani, Ika, Nour, Atep, Rizki, Algi, Anisa, serta seluruh sahabat Jurnalistik

C khususnya yang selalu memberikan semangat serta pencerahan dalam

melakukan penelitian. Tidak lupa mahasiswa Jurnalistik dari seluruh

angkatan, semoga tali silaturahmi kita akan terus abadi.

10. Terima kasih kepada sahabat-sahabat lainnya, Rudi, Sandi, Muhari, Hedo,

Vensa, Pitoy, Windi, Rizki, Gana, Munir, Danu, Doni, Usman yang tidak

bosan-bosannya menemani dalam mencari inspirasi serta referensi.

11. Terima kasih kepada keluarga besar LPM Journo Liberta yang telah

mengajarkan penulis tentang betapa pentingnya menjadi manusia yang

bermanfaat bagi manusia lainnya, terlebih dalam memberikan ilmu serta

pengalaman di bidang kejurnalistikan.

12. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang membantu

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Depok, 6 September 2017

Ahmad Syahyunas Harya

Page 9: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... ii

ABSTRAK ................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... x

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1

B. Batasan Dan Rumusan Masalah ....................................

1. Batasan Masalah .....................................................

2. Rumusan Masalah ..................................................

4

4

C. Tujuan Penelitian .......................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................

1. Manfaat Akademis .................................................

2. Manfaat Praktis .......................................................

5

5

E. Metode Penelitian .........................................................

1. Paradigma Penelitian ..............................................

2. Jenis Penelitian .......................................................

3. Objek Penelitian.......................................................

4. Teknik Pengumpulan Data .....................................

5. Teknik Analisis Data ..............................................

6. Pedoman Penulisan ..................................................

6

6

7

7

8

9

F. Tinjauan Pustaka .......................................................... 10

G. Sistematika Penulisan ...................................................

11

Page 10: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

BAB II KAJIAN TEORI

A. Teori Konstruksi Sosial ................................................ 13

B. Konseptualisasi Senjata Api .........................................

1. Pengertian Senjata Api ...........................................

2. Jenis-Jenis Senjata Api ..........................................

3. Prosedur Penggunaan Senjata Api .........................

16

16

18

19

C. Konseptualisasi Berita ...................................................

1. Definisi Berita ........................................................

2. Klasifikasi Berita ....................................................

3. Nilai Berita ..............................................................

4. Jenis Berita ..............................................................

22

22

25

25

27

D. Framing ........................................................................

1. Defenisi Framing ...................................................

2. Analisis Framing Model Robert N. Entman .........

28

28

31

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Sejarah dan Perkembangan Kompas.com .....................

B. Visi dan Misi Media Online Kompas.com.....................

C. Struktur Organisasi Kompas.com .................................

34

38

39

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Bingkai Pemberitaan Penyalahgunaan Senjata Api

oleh Anggota Polri Edisi 18-21 April 2017 di

Kompas.com ..................................................................

43

B. Konteks Pemberitaan Penyalahgunaan Senjata Api

oleh Anggota Polri di Kompas.com Periode 18-21

April 2017.......................................................................

53

Page 11: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................. 59

B. Saran .......................................................................

60

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 61

LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 64

Page 12: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Perangkat Framing Robert N. Entman ...................................... 9

Tabel 2.1 : Jenis- Jenis Senjata Api ............................................................. 18

Tabel 2.2 : Defenisi Framing ....................................................................... 29

Table 2.3 : Dimensi Besar Framing ............................................................. 31

Table 2.4 : Framing Model Robert N. Entman ............................................ 32

Table 3.1 : Group of Digital Management Team ......................................... 39

Table 3.2 : Editorial Department ................................................................. 40

Table 4.1 : Berita Terkait Penyalahgunaan Senjata Api Oleh Anggota Polri di Kompas.com pada Edisi 18-21 April 2017...................

42

Table 4.2 : “Kapolres Sebut Korban Penembakan Mobil Satu Keluarga Tewas karena Pantulan Peluru” Edisi 18 April 2017 ................

44

Table 4.3 : “Lakukan Penembakan, Polisi Mengira Mobil Berisi Satu Keluarga Pelaku Kejahatan” Edisi 19 April 2017 ....................

46

Table 4.4 : “Kontras : Polisi Penembak Mobil Isi Satu Keluarga Langgar Banyak Aturan” Edisi 20 April 2017 ........................................

49

Table 4.5 : “Pimpinan DPR Minta Polisi Adil Usut Penembakan Mobil Isi Satu Keluarga” Edisi 21 April 2017 ....................................

51

Table 4.6 : Hasil Konstruksi dalam Pemberitaan Peyalahgunaan Senjata Api di Kompas.com ...................................................................

56

Page 13: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terdapat beragam jenis media komunikasi massa yang saat ini digunakan

oleh manusia untuk mencari berbagai informasi. Media komunikasi massa

yang saat ini digunakan oleh masyarakat antara lain media cetak, media

elektonik, dan media online. Media massa cetak adalah media yang

penyampaian pesannya berbentuk tertulis dan dicetak berupa lembaran seperti

koran, majalah, tabloid dan lain-lain. Media massa elektronik adalah sebuah

media yang dalam penyampaian informasinya disajikan dengan bentuk audio

ataupun visual seperti televisi dan radio. Kemudian hadir media online sebagai

perkembangan media komunikasi massa.

Media online adalah media massa yang tersaji secara online di situs web

(website) internet. Media online ini juga produk jurnalistik online. Jurnalistik

online disebut juga cyber journalism didefinisikan sebagai “pelaporan fakta

atau peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet”. Kehadiran

media online membuat informasi atau berita yang disebarkan menjadi lebih

cepat dan dapat diakses kapan pun dan dimana pun oleh masyarakat dengan

koneksi internet. Berita di media online disajikan semenarik mungkin dengan

adanya audio visual seperti di televisi.

Pada bulan April 2017, tepatnya pada hari Selasa tanggal 18 April 2017,

publik dihebohkan dengan pemberitaan mengenai peristiwa penembakan satu

keluarga di dalam mobil Honda City berwarna hitam oleh oknum polisi di Kota

Lubuklinggau, Sumatra Selatan sekitar pukul 11.00 WIB. Berbagai media

cetak ataupun elektronik menjadikan berita tersebut sebagai berita utama

karena peristiwa tersebut melukai 7 orang satu diantanya meninggal dunia.

1

Page 14: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

2

Salah satu media online yang menjadikan headline peristiwa penembakan

tersebut ialah Kompas.com. Dalam pemberitaan itu Kompas.com memberitakan

peristiwa penembakan di Lubuklinggau, Sumatra Selatan dari tanggal 18 - 21

April 2017. “Kapolres menjelaskan, kegiatan razia kendaraan bermotor

dilakukan awalnya berjalan normal dan lancar. Tiba-tiba melintas satu mobil

sedan ke lokasi razia. Namun, pada saat dicoba dihentikan anggota polisi,

pengemudi mobil justru hendak menabrak anggota polisi dan melarikan diri.”

Jelas Kapolres. (Kompas.com dipublikasikan 18 April 2017, pukul 22.31

WIB).

“Aksi kejar-kejaran antara polisi dan pengemudi mobil sedan berlangsung

sepanjang dua kilometer. Polisi sempat melepaskan tembakan peringatan ke

udara, namun tak digubris. “Polisi menembak ban mobil dan peluru memantul

(rekoset) ke badan mobil hingga mengenai penumpang di dalam

mobil.”(Kompas.com dipulikasikan 18 April 2017, pukul 22.47 WIB).

“Sebelumnya, satu rombongan keluarga yang sedang melintas dengan mobil

Honda City berwarna hitam BG1488ON ditembaki, Selasa (18/4/2017) sekitar

pukul 11.00 WIB, akibat kejadian tersebut 7 orang terluka satu diantaranya

meninggal dunia.”(Kompas.com dipublikasikan 18 April 2017, pukul 22.49

WIB).

Tugas Polri begitu banyak (misal sebagai alat negara, penegak hukum,

pengayom masyarakat) sehingga potensi untuk bertabrakan amat besar. Banyak

sekali kepentingan yang harus diamankan, sehingga saat melakukan strategi

kriminalisasi atas suatu penyimpangan sosial, misalnya, polisi tidak

mempergunakan pertimbangan hukum dan ketertiban (law and order). Tetapi

malah memasukkan (dan mengutamakan) pertimbangan politik, pertahanan-

keamanan-ekonomi dan lain-lain.

Oleh karena itu pula perilaku institusi polri boleh menjadi sulit diduga.

Dalam beberapa hal, agenda kerja serta agenda kepentingan Polri tidak sama

Page 15: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

3

dengan agenda masyarakat. Ketimbang sebagai lembaga masyarakat yang

mengatur masyarakat itu sendiri, Polri lebih dipersepsi sebagai simbol represi

negara atas masyarakat. Berangkat dari sini, maka perlawanan anggota

masyarakat terhadap personil polisi dapatlah dilihat dari perspektif itu.1

Akhir bulan April 2017 kemarin tercatat dua kasus penyalahgunaan senjata

api oleh polisi diantanya, kasus penembakan mobil Honda City berwarna hitam

BG1488ON di Lubuklinggau, Sumatra Selatan dan Seorang polisi di Kota

Bengkulu, Provinsi Bengkulu, diduga salah tembak sehingga mengakibatkan

anaknya meninggal dunia. Dengan munculnya pemberitaan ini dapat

mengakibatkan dampak buruk bagi masyarakat, untuk itu perlu sistem prosedur

kepemilikan senjata api yang lebih ketat ketika diberikan kepada petugas

kepolisian.

Sedangkan, “Data pemantauan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban

Kekerasan (Kontras) periode Januari-Maret 2017 mencatat terjadi 124 operasi

penaggulangan kriminal dengan mekanisme penembakan oleh Polri di seluruh

Indonesia. Mayoritas penembakan terjadi di Sumatra dan Sulawesi.

Penembakan-penembakan tersebut menimbukan jatuhnya korban sebanyak 176

orang yang terdiri dari 97 korban luka dan 79 orang tewas. Ke-79 orang

tersebut tewas dalam 62 operasi penembakan oleh Polri. Sedangkan korban

tewas paling banyak berasal dari operasi penanggulangan narkotika, yakni dari

40 operasi telah menimbulkan korban luka 14 orang dan korban tewas 41

orang.”2

Anggota Kompolnas Irjen Pol (Purn) Bekto Suprapto menyebutkan

setidaknya ada tiga penyebab terjadinya penyalahgunaan tersebut. “Pertama,

banyak di antara anggota yang belum tahu aturan pemakaiannya, Masalah

kedua adalah kurangnya kesempatan untuk latihan menembak. Ketiga adalah

ketersediaan peluru yang terbatas,” papar Bekto dalam diskusi bertajuk

“Fenomena Polri: Penggunaan Senjata Api oleh Polisi” di Jakarta Selatan,

Kamis, 27 April 2017.3

1. Adrianus Meliala, Problema Reformasi Polri. Jakarta, 2002 Trio Repro, hal 8 2. http://news.detik.com/berita/d-3487795/kasus-salah-tembak-polri-didorong-evaluasi-

penggunaan-senpi diakses pada hari Minggu tanggal 30 April 2017, pukul 01:24 WIB 3. http://news.liputan6.com/read/2934504/3-penyebab-penyalahgunaan-senjata-api-oleh-

polisi diakses pada hari Jumat tanggal 28 April 2017, pukul 08:54 WIB

Page 16: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

4

Oleh karena itu berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukakan penelitian dengan judul “Penyalahgunaan Senjata Api oleh

Anggota Polri” (Analisis Framing Pemberitaan Penembakan Satu

Keluarga di Kompas.com”).

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Merujuk pada latar belakang yang peneliti telah paparkan sebelumnya,

maka peneliti membatasi penelitian ini hanya pada pemberitaan

mengenai “Penyalahgunaan Senjata Api oleh Anggota Polri” pada

tanggal 18 April 2017 sampai dengan 21 April 2017 di Kompas.com.

2. Rumusan Masalah

Mengacu pada pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana pembingkai pemberitaan “Penyalahgunaan Senjata Api

oleh Anggota Polri” dengan menggunakan model Robert N. Entman

di Kompas.com pada 18 April 2017 sampai dengan 21 April 2017?

b. Bagaimana konteks pemberitaan Penembakan Mobil Berisi 7 tujuh

Orang di Kompas.com pada 18 April 2017 sampai dengan 21 April

2017?

Page 17: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana cara Kompas.com dalam membingkai

pemberitaan mengenai “Penyalahgunaan Senjata Api oleh Anggota

Polri”.

b. Bagaimana konteks pemberitaan Penyalahgunaan Senjata Api oleh

Anggota Polri di Kompas.com.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan memberi masukan dan khazanah keilmuan

dalam studi framing khususnya model Robert N. Entman mengenai

berita di media online tentang suatu kasus atau peristiwa, yang mana

dalam penelitian ini adalah berita tentang “Penyalahgunaan Senjata

Api oleh Anggota Polri” di Kompas.com. Selain itu penelitian ini

diharapkan bisa menjadi referensi untuk pengembangan studi

komunikasi mengenai teori framing bagi civitas akademia Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi serta bisa menjadi bahan masukan bagi penelitian serupa,

dapat memberikan gambaran pada masyarakat agar lebih bijak dalam

mengkonsumsi informasi mengenai suatu pemberitaan yang diberikan

oleh media massa, serta mengetahui bahwa sesungguhnya

pemberitaan yang mereka terima dari sebuah media telah melalui

proses konstruksi.

Page 18: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

6

D. Metdologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Penelitian merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran.

Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh peneliti melalui model

tertentu, model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma.4

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma

konstruktivis. Paradigma ini memandang realitas sosial bukanlah realitas

yang natural, tetapi dari hasil konstruksi.5 Paradigma ini hampir

merupakan antetisis terhadap paham yang menempatkan pentingnya

pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas.6

Rancangan konstruktivis melihat realitas pemeberitaan media sebagai

aktivitas konstruksi sosial.7

Fokus analisis pada paradigma konstruktivis adalah menemukan

bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, menggunakan

cara apa konstruksi tersebut dibentuk. Oleh karenanya paradigma

konstruktivis digunakan untuk melihat bagaimana realitas mengenai

pemberitaan “Penyalahgunaan Senjata Api oleh Anggota Polri” di

Kompas.com.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan

kualitatif, yang bertujuan mencari sebab dan alasan mengapa sesuatu

terjadi, dia antaranya menjelaskan secara akurat mengenai suatu bahasan

topik, menghubungkan topik-topik yang berbeda, namun memiliki

kesamaan dan membangun atau memodifikasi sebuah teori dan topik

baru atau menghasilkan bukti yang mendukung sebuah penjelasan atau

teori.

4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakraya, 2006), h. 49

5 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 43. 6 Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial ( Yogyakarta: Tiara

Wacana, 2006), h. 71 7 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004).

cet. ke-3. h. 204.

Page 19: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

7

Penelitian dengan jenis kualitatif ini memiliki karakteristik yang

berbeda dengan kuantitatif yang berbasis pada paradigma positivistik.

Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang

bersifat umum yang didapatkan setelah melakukan analisis terhadap

kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian.8 Kemudian ditarik

kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan

tersebut. Penelitian ini menekankan pada kualitas bukan kuantitas data.9

Menurut Crasswell, beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif

yaitu pertama, peneliti kualitatif lebih memerhatikan proses dari pada

hasil. Kedua, peneliti kualitatif lebih memerhatikan interpretasi. Ketiga,

peneliti kualitatif merupakan alat utama dalam mengumpulkan data dan

analisis data serta peneliti kualitatif harus terjun langsung ke lapangan,

melakukan observasi partisipasi di lapangan. Keempat, penelitian

kualitatif menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses

penelitian, interpretasi data, dan pencapaian pemahaman melalui kata

atau gambar.10

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pemberitaan mengenai “Penyalahgunaan

Senjata Api oleh Anggota Polri” pada 18 April 2017 sampai dengan 21

April 2017.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan teknik antara lain:

a. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah proses pengumpulan data

yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan

data primer dilakukan dengan instrument sebagai berikut:

8 Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 125.

9 Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 58.

10 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta : Kencana, 2006), h. 307.

Page 20: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

8

1. Teks Berita, yaitu teks yang diambil dari situs berita Kompas.com

mengenai pemberitaan “Penyalahgunaan Senjata Api oleh Anggota

Polri” pada 18 April 2017 sampai dengan 21 April 2017.

b. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data

yang dilakukan melalui bahan-bahan kepustakaan yang perlu untuk

mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan

instrumen sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-

buku, karya ilmiah serta pendapat para ahli yang memiliki relevansi

dengan permasalahan yang diteliti.

2. Studi Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan

menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian,

serta sumber-sumber lain yang menyangkut masalah yang diteliti

dengan instansi tersebut.

5. Teknik Analisis Data

Dalam pemberitaan program “Penyalahgunaan Senjata Api oleh

Anggota Polri” di Kompas.com, peneliti menggunakan teknik analisis

framing, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana media

tersebut mengemas berita mengenai pemberitaan “Penyalahgunaan

Senjata Api oleh Anggota Polri”. Data yang ada dikumpulkan,

kemudian diolah menggunakan analisis framing dengan merujuk pada

model Robert N. Entman, sehingga akan nampak bagaimana

Kompas.com mengemas berita tentang pemberitaan “Penyalahgunaan

Senjata Api oleh Anggota Polri” tersebut. Dalam konsep Entman,

perangkat Framing terdiri dari empat konsep yaitu:

Page 21: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

9

Tabel 1.1

Perangkat Framing Robert N. Entman

Define Problem Bagaimana suatu peristiwa/isu itu dilihat?

(Pendefinisian Masalah) Sebagai apa? Atau sebagai masalah apa?

Diagnose Causes Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa?

(Memperkirakan Apa yang dianggap sebagai penyebab suatu

Masalah atau Sumber masalah? Siapa (actor) yang dianggap

Masalah) sebagai penyebab masalah?

Make Moral Judgement Nilai moral apa yang disajikan untuk

(Membuat Keputusan menjelaskan masalah? Nilai moral apa yang

Moral) dipakai untuk melegitimasi atau

mendelegitimasi suatu tindakan?

Threatment Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk

Recommendation mengatasi masalah/isu? Jalan apa yng

(Menekankan ditawarkan dan harus di tempuh untuk

Penyelesaian) mengatasi masalah

6. Pedoman Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini mengacu pada Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang

diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and

Assurance) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2007.

Page 22: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

10

E. Tinjauan Pustaka

. Di dalam penulisan skripsi ini peneliti menelaah skripsi-skripsi dari dalam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdahulu, diantaranya:

1. Skripsi dengan judul “Bingkai Pemberitaan Penyergapan

Terorisme Ciputat (Studi Komparasi Berita di Luputan6.com dan

Tempo.co)”. Karya Aji Sasongko Jurusan Konsentrasi Jurnalistik,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2015. Skripsi ini meneliti karena terdapat perbedaan yang

signifikan pada sudut pandang media dalam pemberitaan yang dinilai

sangat menarik untuk diteliti lebih dalam. Menduga adanya perbedaan

sudut pandang ini dipengaruhi oleh kepentingan masing-masing media

yang berbeda pula. Untuk itu peneliti tersebut menganalisis bagaimana

masing-masing media diatas mengkonstruksi realitas pemberitaan tersebut

dengan menggunakan analisis framing.

Perbedaan penelitian ini terletak pada model analisis framing yang

digunakan, teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis

framing model Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki sedangkan peneliti

menggunakan analisis framing model Robert N. Entman.

2. Skripsi dengan judul “Analisis Framing Terhadap Pemberitaan Foto

Pre Weeding Pada Detik.com dan Kompas.com” karya Nur Hisya

Wulandari mahasiswi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu

dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2014.

Skripsi ini meneliti tentang bagaimana Kompas.com dan Detik.com

membingkai pemberian mengenai larangan foto pre weeding. Metode

penelitian yang digunakan adalah analisis framing model Robert N. Etman

dengan pendekatan kualitatif deskriptif.

Page 23: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

11

Hasil dari skripsi ini adalah terdapat pembingkian yang ditampilkan oleh

Detik.com dan Kompas.com. Detik.com lebih menyudutkan foto pre

wedding kepada permasalahan etika dan syariat agama. Sedangkan

kompas dalam pemberitaanya lebih bersifat mengklarifikasi agar

masyarakat tidak salah mempersepsikan dan tidak menyudutkan MUI akan

permasalahan tersebut. Dalam penelitian ini terdapat perbedaan, yakni

dalam penelitian terdahulu dengan menggunakan dua media massa,

sedangkan penelitian yang sekarang hanya menggunakan satu media

massa yang diteliti.

F. Sistematika Penulisan

Agar lebih mudah dalam memahami pembahasan dalam penelitian ini,

peneliti membagi dalam lima bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN membahas tentang Latar Belakang Masalah.

Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka serta Sitematika Penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI mengurai tentang kajian Teori Konstruksi Sosial,

Konseptualisasi Senjata Api, Konseptualisasi Berita dan Teori Framing

(Model Robert N. Entman).

BAB III GAMBARAN UMUM menjelaskan tentang Sejarah dan

Perkembangan Kompas.com, Visi, Misi, serta Struktur Organisasi

Kompas.com.

Page 24: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

12

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA mengulas analisis framing

pembingkaian serta menganalisis konteks pemberitaan dari Kompas.com

mengenai “Penyalahgunaan Senjata Api oleh Anggota Polri” pada

tanggal 18 April 2017 sampai dengan 21 April 2017 yang terdiri dari 4

berita dengan menggunakan analisis Framing model Robert N. Entman

BAB V PENUTUP menyajikan kesimpulan dan saran-saran dari penelitian

mengenai hal-hal yang telah di analisa oleh peneliti.

Page 25: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Teori Konstruksi Sosial

Istilah konstruksi sosial (social construction of reality) diperkenalkan oleh

sosiolog interperetatif, Peter L. Berger. Bersama Thomas Luckman, ia banyak

menulis karya dan menghasilkan tesis mengenai konstruksi sosial atas realitas.1

Melalui bukunya yang berjudul The Sosial Construction of Reality : A Treatise

in the Sociological of Knowlege (1996) menggambarkan proses sosial melalui

tindakan dan interaksi, dimana individu menciptakan secara terus menerus

suatu realitas yang di miliki dan dialami bersama secara subyektif.2

Berger dan Luckmann memulai penjelasan realitas sosial dengan

memisahkan pemahaman antara “kenyataan” dan “pengetahuan”. Mereka

mengartikan realitas sebagai kualitas yang terdapat dalam realitas-realitas yang

diakui memiliki keberadaan yang tidak bergantung kepada kita sendiri.

Sementara pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas

itu nyata dan memiliki karakteristik secara spesifik.3 Realitas adalah hasil

ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan konstruksi sosial terhadap dunia

sosial disekelilingnya.

Teori konstruksi ini menolak pandangan teori positivis yang memisahkan

antara subjek dan objek komunikasi sedangkan teori konstruksi tidak ada

pemisah antara subjek dan objek komunikasi. Konstruksi realitas memandang

bahwa bahasa adalah alat untuk memahami suatu realitas objektif dan subjek

dianggap sentral dalam kegiatan wacana dan hubungan sosialnya.

Manusia memaknai dirinya dan objek di sekelilingnya berdasarkan sifat-

sifat atau sensasi yang dialaminya saat berhubungan dengan objek tersebut.

Pemaknaan tersebut timbul dari tindakan yang berpola dan berulang-ulang

yang kemudian mengalami objektifasi dalam kesadaran mereka yang

mempersepsikannya.

1 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: LKIS Printing Cemerlang, 2002), h. 15.

2 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta : Kencana, 2006), h. 292.

3Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing (Bandung: PT Remadja Rosdakarya, 2006), cet Ke-4. h. 91.

13

Page 26: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Sebaliknya, manusia adalah hasil atau produk dari masyarakat. Seseorang

baru menjadi seorang pribadi yang beridentitas sejauh ia tetap tinggal di dalam

masyarakatnya. Dalam aspek psikologis manusia dalam melihat sebuah realitas

dan dunia yang kompleks akan mengalami perspektif yang berbeda dari apa

yang dipahaminya. Ia Oleh karena itu, realitas yang sama bisa jadi akan

digambarkan berbeda, karena setiap manusia mempunyai pandangan/perpektif

yang berbeda juga. Maka sebagai makhluk yang memiliki kesadaran yang

terlampau bebas dalam memberi pemaknaan kepada kenyataan yang

dihadapinya. Manusia secara aktif dan kreatif mengembangkan dirinya melalui

respon-respon terhadap stimulus dalam dunia kognitifnya.

Pendekatan Berger dan Luckman mengatakan terjadi dialektika antara

individu menciptakan masyarakat dan masyarakat menciptakan individu.4

proses dialektika tersebut mempunyai tiga tahapan, Berger menyebutnya

sebagai momen. Ada tiga tahapan peritiwa. Pertama, eksternalisasi, yaitu

usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia ke dalam dunia, baik dalam

kegiatan mental maupun fisik. Ini sudah menjadi sifat dasar dari manusia, ia

akan selalu mencurahkan diri ke tempat di mana ia berada.5 Kedua, objektivasi,

yaitu hasil yang telah dicapai, baik mental maupun fisik dari kegiatan

eksternalisasi manusia tersebut. Hasil itu menghasilkan realitas objektif yang

bisa jadi akan menghadapi si penghasil itu sendiri sebagai suatu faktisitas yang

berada di luar dan berlainan dari manusia yang menghasilkannya.6 Lewat

proses objektivasi ini, masyarakat menjadi suatu realitas sui generis. Hasil dari

eksternalisasi kebudayaan itu misalnya, manusia menciptakan alat demi

kemudahan hidupnya, atau kebudayan non materil dalam bentuk bahasa. Baik

benda maupun bahasa sebagai prosuk eksternalisasi tersebut menjadi realitas

yang objektif. Realitas objektif itu berbeda dengan kenyataan subjektif

perorangan, ia menjadi kenyataan empiris yang bisa dialami oleh setiap orang.

Ketiga, internalisasi. Proses internalisasi lebih merupakan penyerapan kembali

dunia objektif ke dalam kesadaran sedemikian rupa sehingga subjektif individu

dipengaruhi oleh struktur dunia sosial.7

Page 27: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

15

Berbagai macam unsur dari dunia yang telah terobjektifkan tersebut akan

ditangkap sebagai gejala realitas di luar kesadarannya, sekaligus sebagai gejala

internal bagi kesadaran. Melalui internalisasi, manusia menjadi hasil dari

masyarakat. Bagi Berger, realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga

sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Tetapi sebaliknya, ia dibentuk dan

dikonstruksi. Dalam konteks media massa, memungkinkan realitas memiliki

makna ganda. Setiap orang memiliki konstruksi yang berbeda terhadap suatu

realitas.

Teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L Berger dan

Luckman telah direvisi dengan melihat fenomena media massa sangat

substansif dalam proses eksternalisasi, subjektivasi, dan internalisasi inilah

yang kemudian dikenal sebagai “konstruksi sosial media massa”. Menurut

perspektif ini, tahapan-tahapan dalam proses konstruksi sosial media massa itu

terjadi melalui beberapa tahap.8 Yakni sebagai berikut :

1. Tahap menyiapkan materi konstruksi, ada tiga hal penting dalam tahapan

ini yakni : keberpihakan media massa kepada kapitalisme, keberpihakan

semu kepada masyarakat, keberpihakan kepada kepentingan umum.

2. Tahap sebaran konstruksi, prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial

media massa adalah semua informasi harus sampai pada khalayak secara

tepat berdasarkan agenda media. Sesuatu yang dipandang oleh media,

menjadi penting pula bagi pemirsa atau pembaca.

3. Tahap pembentukan konstruksi realitas, pembentukan konstruksi

berlangsung melalui konstruksi realitas pembenaran, kedua kesediaan

dikonstruksi oleh media massa, sebagai pilihan konsumtif.

4. Tahap konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun penonton

atau pembaca memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya

untuk terlibat dalam pembentukan konstruksi.

Dalam teori konstruksi menyatakan bahwa isi media adalah hasil

konstruksi yang di pengaruhi oleh ideologi dan kebijakan media, maka jika

dilihat dari perspektif Islam proses penyampaian informasi perlu dilandasi oleh

nilai-nilai yang merujuk pada pandangan Islam.

8 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, h. 206-207.

Page 28: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Menurut Parni Hadi, jurnalisme adalah kegiatan untuk menyampaikan

pesan (gagasan/ide dan informasi) dalam bentuk tulisan, gambar, dan suara

yang meliputi proses pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan

penyebaran/penyiarannya kepada orang banyak atau publik.

Pekerjaan media pada hakikatnya adalah mengkonstruksikan realitas. Isi

media adalah hasil para pekerja media mengkonstruksikan berbagai realitas

yang dipilihnya. Di sebabkan sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa

adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka seluruh isi media adalah

realitas yang telah dikonstruksikan. Pembuatan berita di media pada dasarnya

tak lebih dari penyusunan realitas-relaitas sehingga membentuk sebuah

“cerita’. Setiap upaya “menceritakan” sebuah peristiwa, keadaan, benda, atau

apapun, pada hakikatnya adalah usaha mengkonstruksikan realitas.

Konteks dari riset ini bertujuan untuk membahas proses konstruksi yang

dibangun oleh Kompas.com dalam memberitakan penyalahgunaan senjata api

oleh anggota polri. Karena seperti yang telah diketahui proses konstruksi yang

berlangsung di media massa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal,

begitu pula dengan media Kompas.com sendiri, faktor internal dan eksternal

tentu tidak bisa lepas dari pada media tersebut. Faktor internal yang

mempengaruhi salah satunya adalah kebijakan redaksional, setiap media massa

memiliki kebijakan redaksionalnya masing-masing.

Kebijakan redaksional merupakan dasar pertimbangan suatu lembaga

media massa untuk menyiarkan atau tidaknya suatu berita. Sedangkan faktor

eksternalnya meliputi tekanan pembaca, sistem politik yang berlaku serta

kekuatan-kekuatan lainya. Faktor-faktor inilah yang memungkinkan media

massa tidak lagi menjadi media yang objektif.

B. Konseptualisasi Senjata Api

1. Pengertian Senjata Api

Senjata api (bahasa Inggris: firearm) adalah senjata yang melepaskan

satu atau lebih proyektil yang didorong dengan kecepatan tinggi oleh gas

Page 29: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

17

Yang dihasilkan oleh pembakaran suatu propelan. Proses pembakaran

cepat ini secara teknis disebut deflagrasi. Senjata api dahulu umumnya

menggunakan bubuk hitam sebagai propelan, sedangkan senjata api

modern kini menggunakan bubuk nirasap, cordite, atau propelan lainnya.

Kebanyakan senjata api modern menggunakan laras melingkar untuk

memberikan efek putaran pada proyektil untuk menambah kestabilan

lintasan.9

Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun

1976, senjata api adalah salah satu alat untuk melaksanakan tugas pokok

angkatan bersenjata di bidang pertahanan dan keamanan, sedangkan bagi

instansi pemerintah di luar angkatan bersenjata, senjata api merupakan alat

khusus yang penggunaannya diatur melalui ketentuan Instruksi Presiden

Nomor 9 Tahun 1976, yang menginstruksikan agar para menteri (pimpinan

lembaga pemerintah dan non pemerintah) membantu pertahanan dan

keamanan agar dapat mencapai sasaran tugasnya.

Undang-undang Darurat Nomor 12 tahun 1951 pasal I ayat (2)

memberikan pengertian senjata api dan amunisi yaitu termasuk juga segala

barang sebagaimana diterangkan dalam pasal I ayat (1) dari peraturan

senjata api 1936 (Stb 1937 Nomor 170), yang telah diubah dengan

ordonantie tanggal 30 Mei 1939 (Stb Nomor 278), tetapi tidak termasuk

dalam pengertian itu senjata “yang nyata” mempunyai tujuan sebagai

barang kuno atau barang yang ajaib dan bukan pula sesuatu senjata yang

tetap tidak dapat terpakai atau dibikin sedemikian rupa sehingga tidak

dapat digunakan.

Menurut pasal 1 ayat (1) Undang-undang senjata api (L.N. 1937. No.

170 diubah dengan L. N. 1939 No. 278) tentang Undang-undang senjata

api (pemasukan, pengeluaran dan pembongkaran) 1936, yang dimaksud

senjata api adalah:

a. Bagian-bagian senjata api

b. Meriam-meriam dan penyembur-penyembur api dan bagian-bagiannya.

9 https://id.wikipedia.org/wiki/Senjata_api diakses pada 20 Januari 2017, pukul 04.19

Page 30: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

c. Senjata-senjata tekanan udara dan senjata-senjata tekanan per, dan

pistol-pistol pemberi isyarat, dan selanjutnya senjata-senjata api

tiruan seperti pistol-pistol tanda bahaya dan revolver-revolver

perlombaan, pistol-pistol mati suri, dan revolver-revolver mati suri

dan benda-benda lain yang serupa itu yang dapat dipergunakan

untuk mengacam atau mengejutkan, demikian juga bagian-bagian

senjata itu, dengan pengertian, bahwa senjata-senjata tekanan udara,

senjata-senjata tekanan per dan senjata-senjata tiruan serta bagian-

bagian senjata itu hanya dapat dipandang sebagai senjata api,

apabila dengan nyata tidak dipergunakan sebagai permainan anak-

anak.

2. Jenis-jenis Senjata Api

Tabel 2.1

NO. TYPE JENIS KALIBER NEGARA

PRODUSEN

1. A-91 Rifle Gempur Padat 5.45x39 mm,

Russia 5.56x45 mm

2. AAI ACR Rifle Gempur 5.56x45 mm USA

3. AAI CAWS Senjata Gempur Dekat 7.62 mm USA

4. AAI SBR Serial Bullket Riffle 4.32x45 mm USA

5. SS1-V1 Rifle Gempur 5,56x45 mm Indonesia

6. SS1-V2 Rifle Gempur 5,56x45 mm Indonesia

7. AK-47 Rifle Gempur 7.62x39 mm Russia

8. AK-101 Rifle Gempur 5.56 mm Russia

9. Albini-Braendlin Riffle Satu 11x50 mm Jerman

Sumber : Http//senjata-api.webs.com/listsenjataapi.html

Page 31: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

19

Sedangkan persyaratan-persyaratan dalam kepemilikan senjata api

antara lain: Pemohon izin kepemilikan senjata api juga harus memenuhi

syarat medis dan psikologis tertentu. Secara medis, ia harus sehat jasmani,

tidak cacat fisik yang dapat mengurangi ketrampilan membawa dan

menggunakan senjata api dan berpenglihatan normal. Syarat-syarat lain

bisa saja ditetapkan oleh dokter umum/spesialis. Syarat lain, harus

menyerahkan Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB).

Sementara itu, untuk syarat psikologis, si pemohon haruslah orang yang

tidak cepat gugup dan panik, tidak emosional dan tidak cepat marah. Tentu

saja sang pemohon juga bukanlah seorang psikopat. Pemenuhan syarat ini

harus dibuktikan dengan hasil psikotes yang dilaksanakan oleh tim yang

ditunjuk Dinas Psikologi Mabes Polri. Pihak Polri tidak akan tergesa-gesa

atau memberi izin secara sembarangan. Ada beberapa faktor yang menjadi

pertimbangan yaitu lihat terlebih dahulu, kelayakan, kepentingan, dan

pertimbangan keamanan lain, dari calon pengguna senjata api itu. Jangan

sampai justru berakibat pada penyimpangan atau membahayakan jiwa

orang lain.

Selain senjata api yang memerlukan izin khusus dikenal dengan Izin

Khusus Senjata Api (IKSA). Masyarakat juga bisa memiliki senjata

genggam berpeluru karet dan senjata genggam gas. Jika pengajuan senjata

api harus disetujui oleh Kapolri langsung, senjata genggam berpeluru karet

dan senjata genggam gas cukup berizinkan Direktorat Intelejen Polri.

3. Prosedur Penggunaan Senjata Api Bagi Anggota Polri

Dalam menjalankan setiap tugas ada etika yang harus dijaga dan

dijunjung oleh anggota kepolisian Republik Indonesia (POLRI). Ketika

aparat kepolisian mendapat gaji, tunjangan dan fasilitas dari negara,

tentunya itu semua didapatkan karena mereka memiliki tugas menjaga

keamanan negara. Tempaan fisik dan pendidikan militer termasuk amanat

memegang senjata, dimaksudkan untuk mendukung tugas mulia yang

mereka emban.

Page 32: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Prinsip-prinsip penggunaan kekerasan dan senjata api oleh polisi pada

dasarnya termasuk dalam prinsip-prinsip dasar PBB tentang penggunaan

kekerasan dan senjata api oleh petugas penegak hukum yang diadopsi dari

kongres PBB ke-8 tentang Perlindungan Kejahatan dan Perlakuan terhadap

pelanggar hukum di Havana Kuba, dari tanggal 27 Agustus sampai 7

September 1990.10 Prinsip-prinsip dasar PBB tentang penggunaan

Kekerasan dan Senjata Api oleh petugas penegak hukum ini, walaupun

bukan merupakan sebuah perjanjian internasional, tetapi merupakan

sebuah perangkat yang bertujuan memberikan panduan bagi negara-negara

anggota dalam pelaksanan tugas mereka untuk menjamin dan memajukan

peran petugas penegak hukum secara benar.

Ketentuan tentang pelatihan dan ujian khusus penggunaan kekerasan

dan senjata api dalam prinsip-prinsip dasar penggunaan kekerasan dan

senjata api menyatakan bahwa pemerintah dan pihak yang berwenang

harus memastikan dan menjamin bahwa polisi harus dilengkapi dengan

keahlian dan kemampuan yang memadai tentang penggunaan kekerasan

dan senjata api.

Selain harus memperhatikan dan mematuhi prinsip-prinsip dasar

tentang penggunaan kekerasan dan senjata api, aparat penegak hukum juga

harus memperhatikan dan mematuhi prinsip-prinsip dasar dalam

penegakan hukum, yaitu:11

a. Legalitas

Prinsip ini berarti semua tindakan yang dilakukan oleh anggota polisi,

harus sesuai dengan hukum yang berlaku. Prinsip legalitas dalam Hak Asasi

Manusia tidak hanya diatur dalam perundang-undangan nasional, tetapi juga

secara internasional.

Page 33: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

21

Oleh karena itu, semua anggota polisi, baik polisi maupun polisi wanita

harus mengetahui perundang-undangan nasional dan internasional yang

terkait dengan tugas penegakan hukum. Misalnya, dalam penahanan

seorang tersangka, anggota polisi yang menangkap harus memiliki mandat

menurut hukum untuk membatasi kebebasan tersangka. Dalam berbagai

keadaan, anggota polisi tidak dapat bertindak di luar hukum yang sah

(tidak bertindak sewenang-wenang).

b. Nesesitas

Nesesitas berarti sebuah keadaan yang mengharuskan anggota polri

untuk melakukan suatu tindakan, atau menghadapi kejadian yang tidak

dapat dihindarkan atau dielakkan sehingga terpaksa melakukan tindakan

yang membatasi kebebasan seseorang.

Pada penggunaan kekerasan dan senjata api, prinsip ini diterapkan pada

saat keadaan tidak dapat dihindarkan atau tidak dapat dielakkan, sehingga

penggunaan kekerasan dan senjata api merupakan satu-satunya tindakan

yang harus dilakukan. Artinya bahwa tidak ada cara lain untuk

memecahkan masalah tersebut dalam mencapai sasaran yang diharapkan.

Dalam semua keadaan, penggunaan senjata api yang mematikan hanya

dapat digunakan secara tegas guna melindungi kehidupan.

c. Proposionalitas

Prinsip proposionalitas dalam penegakan hukum, tidak bisa disamakan

dengan arti kata yang samadalam tindakan anggota Angkatan Bersenjata

(armed forces), dalam perpolisian, prinisp proposionalitas tidak berarti

menggunakan alat/peralatan yang sama dengna yang digunakan oleh

tersangka, misalnya dalam keadaan tersangka menggunakan senjata api,

tidak secara langsung polisi juga menggunakan senjata api.

Page 34: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Selain itu, apabila tujuan penggunaan kekerasan dan senjata api sudah

terpenuhi, maka penggunaan kekerasan harus dihentikan.

Proposionalitas adalah penggunaan kekerasan dan senjata api yang

sesuai, berdasarkan tujuan yang dicapai dan tidak melebihi batas.

Anggota polisi harus menerapkan prinsip proposionalitas dalam setiap

tindakan, terutama pada saat penggunaan kekerasan dan senjata api

(hanya pada saat dibuthkan). Prinsip proposionalitas dalam penggunaan

kekersan dan senjata api harus diterapkan pada saat berhadapan dengna

kadaan sebagai berikut:

1. Tindakan tersangka dan penggunaan sarana/peralatan (senjata api,

pisau dan lain-lain).

2. Keadaan yang mendadak menimbulkan resiko kematian (warga

masyarakat, petugas kepolisian dan tersangka).

3. Kondisi atau keadaan yang penuh bahaya, ancaman terhadap jiwa,

keadaan ketika bahaya atau ancaman sudah sangat dekat untuk

terlaksana.

4. Resiko dengan kemungkinan penggunaan senjata api terhadap jiwa,

keadaan terjadi, petugas harus mampu menentukan tingkat

penggunaan kekerasan yang akan digunakan.

C. Konseptualisasi Berita

1. Defenisi Berita

Berita berasal dari Bahasa Sangsekerta, yakni Vrit yang dalam

bahasa Inggris disebut write, arti sebenarnya ialah ada atau terjadi.

Sebagian ada yang menyebutnya vritta, artinya “kejadian” atau

“yang telah terjadi”. Vritta masuk ke dalam bahasa Indonesia

menjadi “berita” atau “warta”.12

Page 35: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

23

Secara etimologis berita dalam bahasa inggris , berita (news) berasal dari

kata new (baru). Jadi berita adalah peristiwa-peristiwa yang baru dikalangan

wartawan ada yang mengartikan news sebagai singkatan dari: north (utara),

east (timur), west (barat), dan south (selatan). Mereka mengartikan berita

sebagai laporan dari keempat penjuru mata angin, laporan dari mana-mana dan

dari berbagai tempat di dunia.13 Prof. Mitchel V. Charnley dalam bukunya

“Reporting” mendefenisikan berita sebagai berikut:

“News is the timely reports of fact or opinion of either interest or importance, or both, to

a considerable number of people” (Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau

opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya, bagi

sejumlah besar penduduk.”14

Dr.Willard G. Bleyer mendefenisikan berita sebagai segala sesuatu yang

hangat dan menarik perhatian sejumlah pembaca, dan berita yang terbaik

adalah berita yang paling menarik perhatian bagi sejumlah pembaca yang

paling besar (Wonohito, 1960:2).15 Sedangkan William S. Maulsby dalam

Getting the News menegaskan berita bisa didefinisikan sebagai suatu penuturan

secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting

dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang

memuat berita tersebut.16

Secara ringkas, dapat dikatakan bahwa berita adalah jalan cerita tentang

peristiwa. Ini berarti bahwa suatu berita setidaknya mengandung dua hal, yakni

peristiwa dan jalan cerita. Jalan cerita tanpa peristiwa atau sebaliknya tidak

dapat disebut berita.17

13 Onong Uchajana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003), h. 130.

14 Ibid, h.131 15 Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik : Seputar Organisasi, Produk, dan Kode

Etik (Bandung : Penerbit Nuansa, 2004), h. 103 16 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Teori dan Praktik, Menulis Berita dan

Feature Panduan Jurnalis Profesional (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 64.

17 Tebba, Jurnalistik Baru (Jakarta: Penerbit Kalam Indonesia, 2005), h. 55.

Page 36: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Dari beberapa definisi berita diatas, dapat disimpulkan bahwa berita

merupakan suatu laporan yang berbentuk pernyataan akan suatu kejadian atau

peristiwa yang tidak menyimpang dari fakta yang ada, yang mengandung nilai

informasi lalu kemudian disajikan melalui media massa kepada khalayak, baik

media cetak maupun elektornik.

Ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana berita tersebut diproduksi.

Faktor-faktor tersebut adalah:18

a. Rutinitas Organisasi

Setiap hari institusi media secara teratur memproduksi berita, dan

proses seleksi itu adalah bagian dari ritme dan keteraturan kerja yang

dijalankan setiap hari.

b. Nilai Berita

Nilai berita bukan hanya menentukan peristiwa apa yang akan

diberitakan, tetapi juga bagaimana berita dikemas. Peristiwa tidak lantas

dapat disebut sebagai berita tetapi ia harus dinilai terlabih dahulu apakah

peristiwa tersebut memenuhi kriteria nilai berita.

c. Kategori Berita

Kategori berita untuk membedakan jenis isi berita dan subjek peristiwa

yang menjadi berita.

d. Ideologi Profesional/Objektivitas

Objektivitas dalam produksi berita digambarkan sebagai tidak

mencampuradukkan anatara fakta dengan opini. Objektivitas merupakan

standar profesional yang berhubungan dengan jaminan bahwa apa yang

Page 37: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

25

disajikan adalah suatu kebenaran. Menurut Michael Bugeja Objectivity is

seeing the world as it is, not how you wish it were. (objektivitas adalah

melihat dunia seperti apa adanya, bukan bagaimana yang anda harapkan

semestinya).19

2. Klasifikasi Berita

Berita dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori; berita berat (hard

news) dan berita ringan (soft news). Hardnews adalah berita tentang peristiwa

yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok

maupun organisasi.20

Berita keras sifatnya penting dan harus segera disampaikan pada khalayak.

Sedangkan berita ringan atau Softnews yaitu berita yang tidak terkait dengan

aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Berita-berita semacam

ini seringkali lebih menitikberatkan pada hal-hal yang dapat menakjubkan atau

mengherankan pemirsa.

Selain itu, berita juga dapat dibedakan menurut lokasi peristiwanya, di

tempat terbuka atau di tempat tertutup. Sedangkan berdasarkan sifatnya, berita

bisa dipilah menjadi berita diduga dan berita tak diduga. Selebihnya, berita

juga bisa dilihat menurut materi isinya yang beraneka macam.21

Berita juga dibedakan menurut lokasi peristiwanya, berita di tempat

tertutup (indoor news), dan berita di tempat terbuka (outdoor news).

3. Nilai Berita

Nilai berita menjadi suatu ukuran berita atau yang bisa diterapkan yang

dapat menentukan berita itu layak untuk diterbitkan atau tidak. Nilai berita

tersebut antara lain:22

19 Luwi Ishwara, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar (Jakarta : Penerbit Buku Kompas, 2007), h. 44.

20 AS Harris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Teori dan Praktik, Menulis Berita dan Feature Penduan Jurnalis Profesional, h. 70.

21 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Teori dan Praktik, Menulis Berita dan Feature Panduan Jurnalis Profesional, h. 65.

22 Setiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2005), h. 18-20.

Page 38: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

a. Immediacy, atau kerap diistilahkan dengan timelines, artinya terkait

dengan kesegaran peristiwa yang dilaporkan. Sebuah berita sering

dinyatakan sebagai laporan dari apa yang baru saja terjadi.

b. Proximity, ialah keterdekatan peristiwa dengan pembaca atau pemirsa

dalam keseharian hidup mereka. Orang-orang akan tertarik dengan

berita yang menyangkut kehidupan mereka.

c. Consequence, berita yang mengubah kehidupan pembaca adalah berita

yang mengandung nilai konsekuensi.

d. Conflict, peristiwa perang, demostrasi, atai kriminal, merupakan contoh

elemen konflik di dalam pemberitaan.

e. Oddity, peristiwa yang tidak biasa terjadi ialah sesuatu yang akan

diperhatikan segera oleh masyarakat.

f. Sex, seks kerap menjadi elemen utama dari sebuah pemberitaan, tapi

sering pula seks menjadi elemen tambahan bagi pemberitaan tertentu,

seperti pada berita sports, selebritis, dan kriminal.

g. Emotion, elemen emotion ini kadang dinamakan elemen human interst.

Elemen ini menyangkut kisah-kisah yang mengandung kesedihan,

kemarahan, simpati, ambisi, cinta, kebencian, kebahgiaan, atau humor.

h. Prominence, elemen ini adalah unsur yang menjadi dasar istilah “names

make news”, nama membuat berita. Unsur keterkenalan selalu menjadi

incaran pembuat berita.

i. Suspense, elemen ini menunjukkan sesuatu yang ditunggu-tunggu,

terhadap sebuah peristiwa oleh masyarakat. Kisah berita yang

menyampaikan fakta tetap merupakan hal yang penting. Kejelasan fakta

dituntut masyarakat.

j. Progress, elemen ini merupakan elemen “perkembangan” peristiwa

yang ditunggu masyarakat.

Page 39: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

27

4. Jenis Berita

Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indnesia menyebutkan

bahwa berita terbagi menjadi delapan bagian 23

a. Straight News Report berisi materi penting terkini yang harus segera

dilaporkan kepada publik. Ditulis secara singkat, tegas, dan padat

dengan prinsip penulisan piramida terbalik, yaitu meletakkan

informasi terpenting pada pokok berita (lead) dan uraian-uraian yang

kurang penting pada posisi terbawah. Berita jenis ini ditulis dengan

memuat unsur 5W + 1H (what, who, when, where, why, dan how).

b. Depth News Report adalah laporan mendalam mengenai sebuah

peristiwa yang dikembangkan dengan pengumpulan informasi-

informasi tambahan, pendalaman fakta-fakta peristiwa tersebut.

c. Comprehensive News merupakan laporan tentang fakta yang bersifat

menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Comprehensive News

mencoba menggali materi berita. Dengan melihat hubungan atau

keterkaitan berita satu dengan yang lainnya. Artinya, berita

komprehensif menuntut wartawan untuk menggali suatu kejadian

secara lebih mendalam. Berita jenis ini memberikan gambaran

menyeluruh mengenai sebuah peristiwa.

d. Interpretative Report biasanya memfokuskan sebuah isu, masalah,

atau peristiwa-peristiwa kontroversial. Namun, fokus laporan

beritanya masih berbicara mengenai fakta yang terbukti, bukan opini.

Dalam laporan jenis ini, reporter menganalisis dan menjelaskan

berbagai peristiwa publik.

e. Feature Story memanfaatkan fakta untuk menarik perhatian pembaca.

Umumnya menyajikan berita dengan memberikan unsur human

interest dibalik suatu peristiwa dan menuturkannya dengan gaya

bahasa yang menyentuh perasaan. Penulisan feature lebih

menonjolkan gaya penulisan dan humor daripada pentingnyainformasi

yang disajikan.

23 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Teori dan Praktik, Menulis Berita dan Feature Panduan Jurnalis Profesional, h. 69.

Page 40: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

f. Depth Reporting merupakan pelaporan jurnalistik yang mendalam,

tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau

aktual. Sajian berita ini akan membuat pembaca/penonton mengetahui

dan memahami dengan baik suatu persoalan dilihat dari berbagai

perspektif atau sudut pandang. Pelaporan mendalam ditulis oleh tim,

disiapkan dengan matang, memerlukan waktu yang cukup panjang

serta biaya yang cukup besar.

g. Investigative Reporting, tidak jauh berbeda dengan laporan

interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah

masalah dan kontroversi. Namun, dalam pelaksanaannya sering illegal

dan tidak etis, karena demi mencapai tujuan wartawan biasanya

melakukan penyelidikan mendalam untuk memperoleh fakta

tersembunyi.

h. Editorial Writing adalah penyajian fakta dan opini dari hasil pikiran

sebuah institusi yang telah diuji di depan sidang pendapat umum,

yaitu dengan menafsirkan berita-berita penting dan memengaruhi

pendapat umum.

D. Framing

1. Definisi Framing

Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas itu

dibentuk dan dikonstruksi oleh media. Proses pembentukan dan konstruksi

realitas itu, hasil akhirnya adalah adanya bagian tertentu dari realitas yang

lebih menonjol dan lebih mudah dikenal. Akibatnya, khalayak lebih mudah

mengingat aspek-aspek tertentu yang disajikan secara menonjol oleh media.

Aspek-aspek yang tidak disajikan secara menonjol, bahkan tidak diberitakan,

menjadi terlupakan dan sama sekali tidak diperhatikan oleh khalayak.24

Pada dasarnya, framing adalah metode untuk melihat cara bercerita

(story telling) media atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambarkan pada “cara

melihat” realitas yang dijadikan berita oleh media. “Cara melihat” ini

berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas. Analisis framing sebagai

analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana media mengkonstruksi realitas.

Page 41: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

29

Analisis framing juga untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan

dibingkai oleh media.25

Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson

tahun 1995.26 Mulanya, frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau

perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan dan

wacana, serta yang menyediakan kategori-kategori standar untuk

mengapresiasi realitas.

Dalam analisis framing yang harus dilakukan pertama kali adalah

melihat bagaimana media mengkonstruksi realitas. Peristiwa dipahami bukan

sesuatu yang taken for granted. Sebaliknya, wartawan dan medialah yang

secara aktif membentuk realitas. Berbagai hal yang terjadi, fakta, orang,

diabstraksikan menjadi peristiwa yang kemudian hadir di hadapan khalayak.

Jadi, dalam penelitian framing, yang menjadi titik persoalan adalah bagaimana

realitas atau peristiwa dikonstruksi oleh media. Lebih spesifik, bagaimana

media membingkai peristiwa dalam konstruksi tertentu. Sehingga yang

menjadi titik perhatian bukan apakah media memberitakan negatif atau positif,

melainkan bagaimana bingkai dikembangkan oleh media.27 Berikut beberapa

definisi menurut para ahli:

Tabel 2.2

Definisi Framing

Robert N. Entman

Proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol ketimbang aspek lain. Ia juga menyertakan penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada sisi yang lain.

25 Ibid, h.10 26 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu pengantar Untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing,.h. 161. 27 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 7.

Page 42: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

William A. Gamson

Cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah kemasan (package). Kemasan itu semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untuk mengkonstruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan-pesan yang ia terima.

Todd Gitlin

Strategi bagaimana realitas/dunia terbentuk dan disederhanakan sedemikian rupa untuk disampaikan kepada khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca. Itu dilakukan dengan seleksi, pengulangan, penekanan, dan presentasi aspek tertentu dari realitas.

David E. Snow and Robert Sanford

Pemberian makna untuk menafsirkan peristiwa dan kondisi yang relevan. Frame mengorganisasikan sistem kepercayaan dan diwujudkan dalam kata kunci tertentu, anak kalimat, citra tertentu, dan kalimat tertentu.

Amy Binder

Skema interpretasi yang digunakan oleh individu untuk menempatkan, menafsirkan, mengidentifikasi, dan membeli peristiwa secara langsung atau tidak langsung. Frame mengorganisir peristiwa-peristiwa yang kompleks ke dalam bentuk dan pola yang mudah dipahami dan membentu individu untuk mengerti makna peristiwa.

Zhongdan Pan and Gerald M. Kosicki

Strategi konstruksi dan memperoses berita. Perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita.

Page 43: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

31

Analisis framing dapat disimpulkan secara sederhana, yakni sebagai

analisis dalam upaya mengetahui bagaimana suatu peristiwa dikemas dan

dibingkai oleh pembuat teks kemudiandiberitakan ke khalayak oleh media,

yang mana pembingkaian tersebut tidak terlepas dari proseskonstruksi. Hal

tersebut memperlihatkan bahwa media “tidak netral” sewaktu mengkonstruksi

realitas sosial.

2. Analisis Framing Model Robert N. Entman

Robert N. Entman adalah salah seorang ahli yang meletakan dasar-dasar

bagi analisis framing untuk studi isi media.28 Konsep framing oleh Entman

digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek

tertentu dari realitas oleh media. Entman melihat framing dalam dua dimensi

besar yakni seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek- aspek tertentu

dari realitas/ isu.

Penonjolan adalah proses membuatinformasi menjadi lebih bermakna,

lebih menarik, berarti, atau lebih diingat oleh khalayak. Realitas yang disajikan

secara menonjol atau mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar untuk

diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam suatu realitas.29

Tabel 2.3

Dimensi Besar Framing

Seleksi isu Seleksi isu berkaitan dengan pemilihan fakta. Dalam hal ini

dilihat aspek mana yang diseleksi untuk ditampilkan, ada

bagian berita yang dimasukkan, tetapi ada juga yang

dikeluarkan. Tidak semua aspek atau bagian isu ditampilkan

Penojolan aspek Bagian ini berhubungan denganfakta. Dalam hal ini, dilihat

bagaimana aspek tertentu ditulis. Hal ini sangat berkaitan

dengan pemakaian kata, kalimat, gambar dan citra tertentu

untuk ditampilkan kepada khalayak.

28 Zikri Fachrul Nurhadi, Teori-Teori Komunikasi Teori Komunikasi dalam Perspektif Penelitian Kualitatif (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), h. 90.

29 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 221.

Page 44: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Dalam konsepsi Entman, framing pada dasarnya merujuk pada

pemberian definisi, penjelasan, evaluasi dan rekomendasi dalam suatu wacana

untuk menekankan kerangka berfikir tertentu terhadap peristiwa yang

diwacanakan.30

Menurut Entman (Qodari, 2000:20), framing dalam berita dilakukan

dengan empat cara, yakni: pertama, pada identifikasi masalah (problem

identification), yaitu peristiwa dilihat sebagai apa dan dengan nilai positif atau

negatif apa; kedua, pada identifikasi penyebab masalah (causal interpretation);

ketiga, pada evaluasi moral (moral evaluation), yaitu penilaian atas penyebab

masalah; dan keempat, saran penanggulangan masalah (treatment

recommendation), yaitu menawarkan suatu cara penanganan masalah dan

kadang kala memprediksi hasilnya.31

Tabel 2.4 Framing Model Robert N. Entman

Define Problem

(Pendefinisian Masalah)

Bagaimana suatu peristiwa/isu itu dilihat?

Sebagai apa? Atau sebagai masalah apa?

Diagnose Causes

(Memperkirakan

Masalah atau Sumber

Masalah)

Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa?

Apa yang dianggap sebagai penyebab suatu

masalah? Siapa (actor) yang dianggap

sebagai penyebab masalah?

Make Moral Judgement

(Membuat Keputusan

Moral),

Nilai moral apa yang disajikan untuk

menjelaskan masalah? Nilai moral apa yang dipakai

untuk melegitimasi atau mendelegitimasi suatu

tindakan?

Page 45: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

33

Threatment

Recommendation

(Menekankan

Penyelesaian)

Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk

mengatasi masalah/isu? Jalan apa yang

ditawarkan dan harus di tempuh untuk mengatasi

masalah

Define Problem (Pendefinisian masalah) merupakan elemen yang

pertama kali kita lihat mengenai framing, elemen ini merupakan bingkai yang

paling utama, ia menekankan bagaimana peristiwa dipahami oleh wartawan.

Ketika ada masalah atau peristiwa, bagaimana peristiwa atau isu tersebut

dipahami. Peristiwa yang sama dapat dipahami berbeda dan pembingkaian

yang berbeda ini akan menyebabkan realitas bentukan yang berbeda.

Diagnose causes (memperkirakan penyebab masalah), Bagaimana

peristiwa dipahami, tentu saja menentukan apa (what) dan siapa (who) yang

dianggap sebagai sumber masalah. Oleh karena itu, masalah yang dipahami

secara berbeda, penyebab masalah secara tidak langsung juga akan dipahami

secara berbeda pula.

Make moral judgement (membuat pilihan moral), Pada elemen ini

framing yang dipakai untuk membenarkan atau memberi argumentasi pada

pendefinisian masalah yang sudah dibuat. Ketika masalah sudah didefinisikan,

penyebab masalah sudah ditentukan, dibutuhkan sebuah argumentasi yang kuat

untuk mendukung gagasan tersebut. Gagasan yang dikutip berhubungan

dengan sesuatu yang familiar dan dikenal oleh khalayak.

Treatment recommendation (menekankan penyelesaian), Elemen ini

dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki wartawan. Jalan apa yang dipilih

untuk menyelesaikan masalah. Penyelesaian itu tentu saja sangat tergantung

pada bagaimana peristiwa itu dilihat dan siapa yang dipandang sebagai

penyebab masalah.

Page 46: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Dan Perkembangan Kompas.com

Kompas.com adalah salah satu pionir media online di Indonesia ketika

pertama kali hadir di Internet pada 14 September 1995 dengan nama Kompas

Online. Mulanya, Kompas Online atau KOL yang diakses dengan alamat

kompas.co.id hanya menampilkan replika dari berita-berita harian Kompas

yang terbit hari itu.

Tujuannya adalah memberikan layanan kepada para pembaca harian

Kompas di tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh jaringan distribusi

Kompas. Dengan hadirnya Kompas Online, para pembaca harian Kompas

terutama di Indonesia bagian timur dan di luar negeri dapat menikmati harian

Kompas hari itu juga, tidak perlu menunggu beberapa hari seperti biasanya.

Selanjutnya, demi memberikan layanan yang maksimal, di awal tahun

1996 alamat Kompas Online berubah menjadi www.kompas.com. Dengan

alamat baru, Kompas Online menjadi semakin populer buat para pembaca setia

harian Kompas di luar negeri.

Melihat potensi dunia digital yang besar, Kompas Online kemudian

dikembangkan menjadi sebuah unit bisnis tersendiri di bawah bendera PT

Kompas Cyber Media (KCM) pada 6 Agustus 1998. Sejak saat itu, Kompas

Online lebih dikenal dengan sebutan KCM. Di era ini, para pengunjung KCM

tidak lagi hanya mendapatkan replika harian Kompas, tapi juga mendapatkan

update perkembangan berita-berita terbaru yang terjadi sepanjang hari.

Pengunjung KCM meningkat pesat seiring dengan tumbuhnya pengguna

Internet di Indonesia. Mengakses informasi dari Internet kini telah menjadi

bagian tak terpisahkan dari hidup kita sehari-hari. Dunia digital pun terus

berubah dari waktu ke waktu. KCM pun berbenah diri.

34

Page 47: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

35

Pada 29 Mei 2008, portal berita ini me-rebranding dirinya menjadi

Kompas.com, merujuk kembali pada brand Kompas yang selama ini dikenal

selalu menghadirkan jurnalisme yang memberi makna. Kanal-kanal berita

ditambah. Produktivitas sajian berita ditingkatkan demi memberikan sajian

informasi yang update dan aktual kepada para pembaca. Rebranding

Kompas.com ingin menegaskan bahwa portal berita ini ingin hadir di tengah

pembaca sebagai acuan bagi jurnalisme yang baik di tengah derasnya aliran

informasi yang tak jelas kebenarannya.1 Hal ini menjadikan Kompas.com

sebagai sumber informasi lengkap, yang tidak hanya menghadirkan berita

dalam bentuk teks, namun juga gambar, video, live streaming.

Pada tahun tersebut juga mulai ditampilkan chanel-chanel atau kanal-

kanal di halaman depan Kompas.com, kanal-kanal ini di desain sesuai dengan

tema berita dan membuat setiap pengelompokan berita memiliki karakter,

kanal-kanal tersebut antara lain adalah:

- KOMPAS Female

Memuat informasi seputar dunia wanita, tips-tips seputar karier, kehamilan,

trik keuangan serta informasi belanja.

- KOMPAS Bola

Tempat akurat untuk mengetahui update skor, berita seputar tim dan

pertandingan sepak bola.

- KOMPAS Health

Berisi tips-tips dan artikel tentang kesehatan, informasi medis terbaru, beserta

fitur informasi kesehatan interaktif.

- KOMPAS Tekno

Mengulas gadget-gadget terbaru di pasaran, menampikan review produk dan

beragam berita teknologi.

1 http://inside.kopams.com/about-us diakses pada 17 Mei 2017

Page 48: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

36

- KOMPAS Entertaiment

Menyajikan berita-berita selebriti, ulasan film, musik dan hiburan dalam luar

negeri.

- KOMPAS Otomotif

Menampilkan berita-berita seputar kendaraan, tren mobil dan motor terbaru

serta tips-tips merawat kendaraan.

- KOMPAS Properti

Memuat direktori lengkap properti dan artikel tentang rumah, apartemen serta

tempat tinggal.

- KOMPAS Images

Menyajikan foto-foto berita berkualitas dalam resolusi tinggi hasil pilihan

editor foto KOMPAS.com.

- KOMPAS Kerier

Kanal yang tak hanya berfungsi sebagai direktori lowongan kerja, namun juga

sebagai one-stop career solution bagi para pencari kerja maupun karyawan.

Kompas.com juga telah menciptakan komunitas menulis dengan

konsep citizen journalism dalam Kompasiana. Setiap anggota Kompasiana

dapat mewartakan peristiwa, menyampaikan pendapat dan gagasan serta

menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan, gambar ataupun rekaman audio dan

video. Kompasiana juga melibatkan kalangan jurnalis Kompas Gramedia dan

para tokoh masyarakat, pengamat serta pakar dari berbagai bidang, keahlian

dan disiplin ilmu untuk ikut berbagi informasi, pendapat dan gagasan.

Kompasiana, yang setiap hari melahirkan 300 hingga 400 tulisan telah berhasil

membangun komunitas jurnalisme warga yang mencapai 327.000 anggota.2

2 http://inside.kompas.com/about-us diakses pada 17 Mei 2017.

Page 49: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

37

Sebagai portal berita yang mengikuti perkembangan teknologi terkini, kini

selain bisa diakses melalui handphone atau dapat diunduh sebagai aplikasi

gratis di smartphone BlackBerry, Kompas.com juga tampil dalam format iPad

dan akan terus tumbuh mengikuti teknologi yang ada.

Tahun 2013 merupakan tahun perubahan identitas bagi Kompas.com.

Perubahan tidak hanya bisa dinikmati pada halaman muka Kompas.com, tetapi

juga logo.

Sumber : http://inside.kompas.com/about-us

1. Logo Mark

Kompas.com mengambil simbol 2 (dua) segitiga yang tumpang tindih

sebagai bentuk representasi panah penunjuk arah yang sejalan dengan nilai

kompas.com sebagai pedoman berita bagi pembacanya. Perbedaan sudut rotasi

di antara kedua segitiga diartikan sebagai kebebasan dalam memilih pandangan

& pendapat bagi pembacanya. Sementara, 3 (tiga) warna dasar & masing-

masing turunannya dimaksudkan untuk menggambarkan beragamnya individu

pembaca kompas.com.

2. Logo Type

Logo Type pada "Kompas.com", merupakan perpaduan dari dua unsur,

yaitu tulisan "Kompas" yang menjadi simbol historis serta merupakan bagian

dari grup Kompas Gramedia dan ".com" yang merupakan identitas bisnis

perusahaan sekaligus alamat URL dari portal berita digital ini.

Page 50: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

38

3. Tagline

"RAYAKAN PERBEDAAN" Kompas.com memiliki tagline "Rayakan

Perbedaan" sebagai wujud semangat menghargai perbedaan dan keberagaman

dalam memenuhi kebutuhan berita berbagai pembacanya.3

Kompas.com memiliki visi “To become the best, largest, and most

profitable multimedia portal in Indonesia as well as in South East Asia” serta

misi, “By providing the lastest and most credible information to enlighten and

entertainment individual and communities”4

B. Visi dan Misi Media Online Kompas.com

Visi

- Menjadi perusahaan terbesar, terbaik, terpadu, dan tersebar di Asia

Tenggara. Melalui usaha berbasis pengetahuan untuk menciptakan

masyarakat terdidik, tercerahkan, menghargai kebhinekaan, adil, dan

sejahtera

Misi

- Kompas.com memaulai langkahnya sebagai portal berita terpercaya di

Indonesia.

- Berita yang tertulis secara berani, kritis dan tajam.

- Lebih kaya, lebih segar, lebih elegan dan tentunya tetap

mengedepankan unsur user-friendly dan advertiser-friendly.

- Sinergi ini menjadikan Kompas.com sebagai sumber informasi lengkap,

yang tidak hanya menghadirkan berita dalam bentuk teks, namun juga

gambar, video, live streaming.

- Kompas.com juga telah menciptakan komunitas menulis dengan konsep

citizen journalism dalam kompasiana. Setiap anggota Kompasiana

dapat mewartakan peristiwa, menyampaikan pendapat dan gagasan

serta menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan, gambar ataupun

rekaman audio dan video.5

3http://inside.kompas.com/about-us diakses pada 17 Mei 2017. 4http://inside.kompas.com/about-us diakses pada 17 Mei 2017. 5http://inside.kompas.com/about-us diakses pada 17 Mei 2017.

Page 51: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

39

C. Struktur Organisasi Kompas.com

Tabel 3.1

Group of Digital Management Team6

Director Andy Budiman

GM Sales Devie Emza

GM Marketing Dian Gemiano

GM HR & GA M. Trinovita

Editor in Chief Wisnu Nugroho

News Managing Editor Tri Wahoro

News Assistant Managing Editor Agustinus Wisnubarata

News Assistant Managing Editor J. Heru Margianto

News Assistant Managing Editor Amir Sodikin

Assistant Managing Editor Moh. Latip

Otomania.com Assistant Aris Fertonny Harvenda

Juara.net Managing Editor Firzie A. Idris

Juara.net Assistant Managing Jalu Wisnu Wirajati

VideoManager Jerry Eddie Nurcahyo H

Sales Assistant Manager Andrew H. Sinaga

Sales Assistant Manager Yulveni Setiadi

Marketing Communication Amalia Nuraini

Strategic Partner Development Tommy Anugroho

Kompas Karier Manager Naomi Octiva Corthyna N

Finance Assistant Manager Holly Emaria

Technology Manager Ihwan Santoso

Technology Assistant Manager Murfi Abbas Hatumena

Technology Assistant Manager Yohanes Kartiko P

Technology Assistant Manager MH Prio Agung Wibowo

Digital Media Business Advisor Eberhard Nove Ojong

6. http://inside.kompas.com/about-us diakses pada 18 Mei 2017

Page 52: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

40

Product Management Specialist Romi Dandiawan

Secretary to Director & GM Anastasia Angeline K

Kompasiana Manager Pepih Nugraha

Kompasiana Sales Manager V. Roro Sekar Wening

Kompasiana Assistant Manager Iskandar Zulkarnaen

Table 3.2

Editorial Department 7

Editor in Chief Wisnu Nugroho

News Managing Editor Tri Wahono

News Assistant Managing Editor Agustinus Wisnubrata

News Assistant Managing Editor J. Heru Margianto

News Assistant Managing Editor Moh Latip

Otomania.com Assistant Managing

Editor

Aris Fertonny Harvenda

Juara.net Editor in Chief Weshley Hutagalung

Juara.net Managing Editor Firzie A. Idris

Juara.net Asst Managing Editor Jalu Wisnu Wirajati

Photo Editor & Photographer Dino Oktaviano Sami Putra, Heribertus

Kristianto Purnomo, Roderick Andrian

Mozes, Ari Prasetyo

Languange Editing Officer Erwin Kusuma Oloan Hutapea, Dimas

Wahyu Trihardjanto, Eris Eka Jaya

Administrative & Secretary Tania Frederika Titaley, Ira Fauziah,

Adinda Dwi Putri

7. http://inside.kompas.com/about-us diakses pada 18 Mei 2017

Page 53: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Peristiwa penembakan satu keluarga di dalam mobil Honda City berwarna

hitam oleh oknum polisi yang melukai 7 orang satu diantaranya meninggal

dunia di Kota Lubuklinggau, Sumatra Selatan. Berbagai media cetak ataupun

elektronik, menjadikan berita tersebut sebagai headline. Salah satu media

online yang menjadikan headline peristiwa penembakan tersebut ialah

Kompas.com. dalam penelitian ini, objek yang diteliti adalah empat berita pada

media pemberitaan online Kompas.com edisi 18-21 April 2017.

Kedudukan Polri sebagai salah satu komponen ABRI adalah sistem-

sistem yang berlaku di Polri merupakan sub sistem dari sistem yang berlaku di

ABRI, meliputi sistem pembinaan personil, sistem pendidikan, sistem

anggaran, sistem operasional dan sistem-sistem lainnya1. Secara esensial fungsi

Kepolisian adalah sebagai aparat penegak hukum, yang termasuk di dalamnya

adalah aspek perlindungan HAM. Namun, sampai saat ini hal tersebut belum

dapat dilaksanakan dan dipenuhi oleh kepolisian Republik Indoensia. Dimana

dalam menjalankan tugas dan fungsinya aparat kepolisian masih memakai

sistem militerisme. Hal ini dapat dilihat dari beberapa peristiwa yang terjadi,

aparat lebih sering melakukan penembakan ketika berhadapan dengan

masyarakat sipil dan dalam setiap peristiwa, masyarakat sipil selalu menjadi

korban2.

1 Mei Rini. Pertanggungjawaban Pidana Anggota Polri terhadap Penggunaan Senjata Api Tanpa Prosedur (Studi Terhadap Putusan PN Binjai No.239/Pid.B/2007/PN-Binjai), 2007 USU Repository 2009

2 Ibid.

41

Page 54: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

42

Tabel 4.1

Berita Terkait Penyalahgunaan Senjata Api Oleh Anggota Polri di

Kompas.com pada Edisi 18-21 April 2017

Media Periode No Judul Berita

Kompas.com

18 April 2017 1

Kapolres Sebut Korban

Penembakan Mobil Satu Keluarga

Tewas karena Pantulan Peluru

19 April 2017 2

Ini Kronologis Penembakan Mobil

Isi Satu Kaluarga oleh Polisi di

Sumsel

20 April 2017 3

Kapolda Sumsel Akui

Penembakan Mobil Satu Keluarga

Tak Sesuai Prosedur

21 April 2017 4

Pimpinan DPR Minta Polisi Adil

Usut Penembakan Mobil Isi Satu

Kaluarga

Menurut peneliti, keempat berita yang diteliti pada edisi 18 April 2017

sampai dengan 21 April 2017 dari media Kompas.com, semuanya berisi

tentang tidak sesuainya Standar Prosedur Operasional (SOP) Kepolisian dalam

menggunakan senjata api bagi anggotanya. Keempat berita tersebut akan

peneliti analisa dalam bab ini dengan menggunakan analisis framing model

Robert N. Entman. Kemudian akan diinterpretasikan dengan alur berpikir teori

Konstruksi Sosial Realitas Peter L. Berger dan Thomas Luckman.

Page 55: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

43

A. Bingkai Pemberitaan Penyalahgunaan Senjata Api oleh Anggota Polri

Edisi 18-21 April 2017

Kompas.com menampilkan berita dan artikel terkait penyalahgunaan

senjata api oleh anggota polri edisi 18-21 April 2017 sebanyak kurang lebih

empat berita. Berita tersebut anatara lain:

1. Berita pertama berjudul “Kapolres Sebut Korban Penembakan Mobil

Satu Keluarga Tewas karena Pantulan Peluru” berita tersebut berisikan

penjelasan dari Kapolres Lubuklinggau, AKBP Hajat Mabrur

menjelaskan bahwa satu korban tewas dalam saat pengejaran oleh

polisi tewas akibat pantulan peluru.

2. Berita kedua berjudul “Ini Kronologis Penembakan Mobil Isi Satu

Kaluarga oleh Polisi di Sumsel” berita tersebut berisikan pernyataan

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol.

Rikwanto, sebelumnya sudah ada peringatan agar petugas yang

merazia tidak dilengkapi dengan senjata.

3. Berita ketiga berjudul “Kontras: Polisi Penembak Mobil Isi Satu

Keluarga Langgar Banyak Aturan” berita tersebut berisikan keterangan

Koordinator Kontras Yati Andriani, dalih polisi terhadap peristiwa itu

tidak bisa dibenarkan. Pihak polisi mengatakan, penembakan diawali

karena mobil terus melaju. Bahkan meski sudah dilepaskan tembakan

peringatan.

4. Berita keempat berjudul “ Pimpinan DPR Minta Polisi Adil Usut

Penembakan Mobil Isi Satu Kaluarga” berita ini berisi pernyataan

Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto, ia menduga ada kesalahan

prosedur yang dilakukan polisi hingga melakukan penembakan. Harus

berkeadilan, transparan dan akuntabel sehingga di mata rakyat

seluruhnya polisi melaksanakan tugas sesuai prosedur tetap. Sesuai

juga dengan aturan-aturan yang berada di undang-undang.

Page 56: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

44

I. Bingkai Pemberitaan “Kapolres Sebut Korban Penembakan Mobil Satu

Keluarga Tewas karena Pantulan Peluru” Edisi 18 April 2017

Berita edisi 18 April 2017 di Kompas.com ini, berisikan penjelasan

AKBP Hajat Mabrur, korban luka dan meninggal itu terluka akibat pantulan

peluru dari ban mobil yang ditembaki anggota. Penembakan ke ban mobil

dilakukan karena mobil melarikan diri saat dihentikan petugas yang sedang

melakukan razia. Merasa tembakan peringatan tak diindahkan, polisi akhirnya

menembak ban mobil. Menurut Hajat, peluru pantulan dari ban mobil itulah

yang menghantam kaca dan badan mobil hingga mengenai penumpang di

dalam mobil.

Table 4.2

“Kapolres Sebut Korban Penembakan Mobil Satu Keluarga Tewas karena

Pantulan Peluru” Edisi 18 April 2017

Define Problem

(Pendefenisian masalah)

1) Satu korban tewas dalam saat pengejaran

oleh polisi tewas akibat pantulan peluru

Diagnoses Causes

(Memperkirakan Penyebab Masalah)

1) Penembakan ke ban mobil dilakukan karena

mobil melarikan diri saat dihentikan petugas

yang sedang melakukan razia

Make Moral Judgement

(Membuat Keputusan Moral)

1) Diperlukan pengawasan yang ketat dari

seluruh Kepolisian dalam penggunaan

senjata api bagi anggotanya

Treatment Recommendation

(Menekankan Penyelesaian)

1) Diperlukannya penyelidikan yang mendalam

terhadap kejadian ini

Page 57: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

45

Define Problem

Pada artikel berita yang dipublikasikan oleh Kompas.com pada tanggal

18 April 2017 ini, terlihat bahwa Kompas.com memberikan pendefenisian

masalah ini pada penyataan Kapolres Lubuklinggau AKBP Hajat Mabrur

mengenai korban penembakan mobil satu keluarga tewas karena pantulan

peluru.

Berita ini menjelaskan bahwa AKBP Hajat Mabrur mengatakan, korban

luka dan meninggal itu terluka akibat pantulan peluru dari ban mobil yang

ditembaki anggota. Penjelasan ini, terdapat pada teks berita alenia ke dua,

sebagai berikut:

“Korban luka dan meninggal itu terluka akibat pentulan peluru dari ban

mobil yang ditembai anggota,”ujar dia saat dihubungi via telepon,

Selasa (18/4/2017).3

Diagnoses Causes

Dalam berita di Kompas.com ini, polisi melepas tembakan ke udara

sebagai peringatan agar mobil berhenti, tetapi tembakan tersebut tidak

digubris oleh pengemudi mobil, sehingga polisi akhirnya menembak ban

mobil.

“Hajat menjelaskan, penembakan ke ban mobil dilakukan karena mobil

melarikan diri saat dihentikan petugas yang sedang melakukan razia.

Petugas merasa curiga dengan tindakan pengemudi mobil”.4

Make Moral Judgement

Dalam berita ini, Kompas.com melalui narasumbernya menjelaskan

bahwa perlu adanya hukuman dari kepolisian terhadap anggotanya yang

menyalahi prosedur penggunaan senjata api.

“Hukuman sih yang pasti, bisa saja hukumannya di skors atau tidak

dapat menggunakan senjata selama waktu yang ditentukan”.5

3 Firmansyah, “Kapolres Sebut Kora Penembakan Mobil Satu Keluarga Tewas karena Pantulan Peluru” Kompas.com, diakses pada 28 April 2017 alenia 2

4 Firmansyah, “Kapolres Sebut Korban Penembaka Mobil Satu Keluarga Tewas karena Pantulan Peluru” Kompas.com, diakses pada 28 April 2017 alenia 4

5 Wawancara pribadi dengan Marketing Communication Executive Kompas.com Olani Syamuti, Jakarta, 20 Juli 2017

Page 58: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

46

Threatment Recommendation

Kompas.com melalui narasumbernya yaitu AKBP Hajat Mabrur

memberikan solusi yakni, saat ini, Polres Lubuklinggau sedang melakukan

penyelidikan mendalam terhadap kejadian ini.

“Saat ini, Polres Lubuklinggau dibantu Polda Bengkulu sedang

melakukan penyelidikan mendalam terhadap kejadian ini. Satu orang

anggota Polres Lubuklinggau sedang diperiksa secara intensi”.6

Menurut analisa peneliti, polisi harus lebih memperhatikan dan

mengawasi penggunaan senjata api bagi anggotanya serta melakukan

pembinaan mental dan keterampilan khusus yang harus dimiliki oleh seorang

anggota kepolisian.

II. Bingkai Pemberitaan “Lakukan Penembakan, Polisi Mengira Mobil

Berisi Satu Keluarga Pelaku Kejahatan” Edisi 19 April 2017

Pada pemberitaan Kompas.com edisi 19 April 2017 ini, berisikan

tentang pernyataan Kapolri Jendral Pol. Tito Karnavian mengenai

penembakan mobil satu keluarga. Kapolri menyesalkan peristiwa

penembakan oleh polisi terhadap mobil satu keluarga di Lubuk Linggau,

Sumatra Selatan.

Table 4.3

“Lakukan Penembakan, Polisi Mengira Mobil Berisi Satu Keluarga Pelaku

Kejahatan” Edisi 19 April 2017

Define Problem

(Pendefenisian masalah)

1) Lakukan penembakan, polisi mengira mobil

berisi satu keluarga pelaku kejahatan

Diagnoses Causes

(Memperkirakan Penyebab Masalah)

1) Polisi mengejar mobil dan memberi

tembakan peringatan, namun kendaraan

masih belum berhenti dan melaju kencang

6 Firmansyah, “Kapolres Sebut Kora Penembakan Mobil Satu Keluarga Tewas karena Pantulan Peluru” Kompas.com, diakses pada 28 April 2017 alenia 7

Page 59: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

47

Make Moral Judgement

(Membuat Keputusan Moral)

1) Kapolda perintahkan pulihkan situasi

terutama keluarga korban dan masyarakat

dan juga melakukan langkah hukum

Treatment Recommendation

(Menekankan Penyelesaian)

1) Polisi yang melakukan penembakan sedang

di periksa internal Polres Lubuk Linggau

Define Problem

Berita mengenai penembakan mobil berisi satu keluarga kembali

disajikan oleh Kompas.com pada edisi 19 April 2017, dengan mengangkat

judul “Lakukan Penembakan, Polisi Mengira Mobil Berisi Satu Keluarga

Pelaku Kejahatan”. Dalam hal ini Kompas.com mendefenisikan tentang

adanya pernyataan dari Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian tentang

penembakan yang terjadi di Lubuk Linggau, Sumatra Selatan.

“Kendaraan di-stop polisi karena dicurigai, dan akan menabrak anggota

polisi. Sehingga anggota polisi beranggapan ini adalah pelaku

kejahatan,” ujar Tito, di Kompleks PTIK, Jakarta, Rabu 19/4/2017”.7

Diagnoses Cause

Kompas.com melalui narasumbernya menjadikan penyebab

permasalahan utama yang ada pada pemberitaan ini adalah polisi mengejar

mobil tersebut dan memberikan tembakan peringatan tetapi kendaraan masih

melaju kencang. Hal ini ditulis oleh Kompas.com sebagai berikut:

“Polisi mengejar mobil tersebut dan memberi tembakan peringatan.

Namun, kendaraan masih belum berhenti dan melaju kencang.

Akhirnya, seorang polisi memberondong badan mobil hingga sepuluh

kali”.8

7 Kemala Movanita “Lakukan Penembakan, Polisi Mengira Mobil Berisi Satu Keluarga Pelaku Kejahatan” Kompas.com diakses pada 28 April 2017 alenia 4

8 Kemala Movanita “Lakukan Penembakan, Polisi Mengira Mobil Berisi Satu Keluarga Pelaku Kejahatan” Kompas.com diakses pada 28 April 2017 alenia 5-7

Page 60: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

48

Make Moral Judgment

Pada artikel berita yang dipublikasikan pada tanggal 19 April 2017 ini

Kompas.com melalui narasumbernya menegaskan bahwa Kapolda akan

melakukan langkah hukum dan memeriksa anggotayang terkait dengan

penembakan tersebut. Seperti yang tertulis pada beritanya.

“Kapaolda saya perintahkan pulihkan situasi terutama dengan keluarga

korban dan masyarakat setempat, juga melakukan langkah hukum,

melakukan pemeriksaan pada anggota yang bersangkutan,”kata Tito.9

Treatment Recommendation

Dalam pemberitaan ini, penyelesaian yang ditonjolkan oleh Kompas.com

melalui narasumbernya adalah diadakannya pemeriksaan oleh internal Polres

Lubuk Linggau serta Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri terhadap

polisi yang melakukan penembakan mobil satu keluarga.

“Saat ini, polisi tersebut tengah diperiksa internal Polres Lubuk Linggau

dan bantuan dari Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri”.10

III. Bingkai Pemberitaan “Kontras : Polisi Penembak Mobil Isi Satu

Keluarga Langgar Banyak Aturan” Edisi 20 April 2017

Pemberitaan Kompas.com edisi 20 April 2017 ini berisikan tentang

penyataan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan

(Kontras) tentang penembakan yang terjadi di Lubuk Linggau, Sumatra

Selatan. Koordinator Kontras Yati Andriani mengatakan, dalih polisi terhadap

peristiwa itu tidak bisa dibenarkan. Penembakan diawali karena mobil terus

melaju. Bahkan meski sudah dilepaskan tembakan peringatan.

9 Kemala Movanita “Lakukan Penembakan, Polisi Mengira Mobil Berisi Satu Keluarga Pelaku Kejahatan” Kompas.com diakses pada 28 April 2017 alenia 15

10 Kemala Movanita “Lakukan Penembakan, Polisi Mengira Mobil Berisi Satu Keluarga Pelaku Kejahatan” Kompas.com diakses pada 28 April 2017 alenia 14

Page 61: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

49

Table 4.4

“Kontras : Polisi Penembak Mobil Isi Satu Keluarga Langgar Banyak

Aturan” Edisi 20 April 2017

Define Problem

(Pendefenisian masalah)

1) Kontras : polisi penembak mobil isi satu

keluarga langgar banyak aturan

Diagnoses Causes

(Memperkirakan Penyebab Masalah)

1) Pemberondongan mobil menggunakan

senjata api tidak dapat dibenarkan

Make Moral Judgement

(Membuat Keputusan Moral)

1) Kontras mendesak Kapolri untuk

bertanggung jawab atas peristiwa

penembakan brutal ini dengan melakukan

proses hukum

Treatment Recommendation

(Menekankan Penyelesaian)

1) Memastikan dilakukannya evaluasi dan audit

berkala terkait penggunaan senjata api

Define Problem

Pada artikel berita edisi 20 April 2017 ini Kompas.com kembali

menjadikan berita penembakan mobil satu keluarga sebagai bahasan utama.

Kompas.com menonjolkan tanggapan dari Koordinator Komisi untuk Orang

Hilang dan Korban Tidak Kekerasan (Kontras) Yati Andriani. Seperti yang

ditulis Kompas.com berikut ini.

“Aksi brutal yang dilakukan Polres Lubuklinggau itu melanggar banyak

peraturan. Beberapa di antaranya Pasal 2 Ayat (2) huruf a dan Pasal 5

Ayat (1) Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan

Kekuatan dan Tindakan Kepolisian serta Pasal 49 (1) huruf d Peraturan

Kapolri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar

Hak Asasi Manusia dalam Penyelenggaraan Tugas Polri”.11

11 Fabian Januarius Kuwado, “Kontras: Polisi Penembak Mobil Isi Satu Keluarga Langgar Banyak Aturan” Kompas.com diakses pada 28 April 2017 alenia 6-7

Page 62: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

50

Diagnoses Causes

Pada bagian ini Kompas.com memberikan pernyataan dari Koordinator

Kontras Yati Andriani bahwa penembakan yang dilakukan oleh anggota

kepolisian terhadap mobil yang berisikan satu keluarga tidak dapat

dibenarkan.

“Dalih adanya tembakan peringatan, namun mobil tetap terus melaju dan

menghindari prtoli kepolisian, yang diikuti dengan pemberondongan

mobil menggunakan senjata api polisi tidak dapat dibenarkan, “ ujar Yati

melalui siaran pers, Kamis (20/4/2017).12

Make Moral Judgment

Kompas.com melalui narasumbernya Yati Andriani memberikan

pernyataan untuk mendesak Kapolri bertanggung jawab atas peristiwa

tersebut dan melakukan proses hukum secara terbuka dan adil terhadap

anggota Polres Lubuklinggau.

“Kontras mendesak Kapolri Jendral Tito Karnavian untuk bertanggung

jawab atas peristiwa penembakan brutal ini dengan melakukan proses

hukum secara terbuka dan adil terhadap anggota Polres Lubuklinggau

yang terbukti melakukan penembakan erhadap para korban”.13

Treatment Recommendation

Pada bagian ini, Kompas.com menyajikan pendapat narasumbernya (Yati

Andriani) sebagai saran untuk masalah ini. Beliau menyarankan agar

dilakukannya evaluasi dan dan audit berkala terkait penggunaan senjata api

oleh anggota-anggotanya.

“selain itu, Tito juga harus memastikan dilakukannya evaluasi dan audit

berkala terkait penggunaan senjata api oleh anggota-anggotanya di

lapangan yang seringkali melakukan proses hukum secara sewenang-

wenang”.14

12 Fabian Januarius Kuwado, “Kontras: Polisi Penembak Mobil Isi Satu Keluarga Langgar Banyak Aturan” Kompas.com diakses pada 28 April 2017 alenia 3

13 Fabian Januarius Kuwado, “Kontras: Polisi Penembak Mobil Isi Satu Keluarga Langgar Banyak Aturan” Kompas.com diakses pada 28 April 2017 alenia 8

14 Fabian Januarius Kuwado, “Kontras: Polisi Penembak Mobil Isi Satu Keluarga Langgar Banyak Aturan” Kompas.com diakses pada 28 April 2017 alenia 9

Page 63: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

51

IV. Bingkai Pemberitaan “Pimpinan DPR Minta Polisi Adil Usut

Penembakan Mobil Isi Satu Keluarga” Edisi 21 April 2017

Table 4.5

“Pimpinan DPR Minta Polisi Adil Usut Penembakan Mobil Isi Satu

Keluarga” Edisi 21 April 2017

Define Problem

(Pendefenisian masalah)

1) Pimpinan DPR minta polisi adil usut

penembakan mobil isi satu keluarga

Diagnoses Causes

(Memperkirakan Penyebab Masalah)

1) Polisi melakukan penembakan saat mobil

sudah dalam posisi berhenti, setelah sempat

menerobos razia

Make Moral Judgement

(Membuat Keputusan Moral)

1) Kapola akan mendalami kasus tersebut,

karena tidak sesuai Standar Operasional

Prosedur (SOP)

Treatment Recommendation

(Menekankan Penyelesaian)

1) Akan diadakannya rapat kerja komisi terkait

Define Problem

Dalam pemberitaan Kompas.com ini, pendefenisian masalahnya adalah

ungkapan Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto yang meminta polisi untuk

adil dan mengusut tuntas penembakan mobil isi satu keluarga di Lubuk

Linggau, Sumatra Selatan.

“Harus berkeadilan, transparan dan akuntabel sehingga dia mata rakyat

seluruhnya polisi melaksanakan tugas sesuai prosedur tetap. Sesuai juga

dengan aturan-aturan yang berada di undang-undang,” kata Agus di

Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (21/4/2017).15

15 Nabila Tashandra, “Pimpinan DPR Minta Polisi Adil Usut Penembakan Mobil Isi Satu Keluarga” Kompas.com diakses pada 28 April 2017 alenia 3

Page 64: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

52

Diagnoses Causes

Dalam pemberitaan ini, Kompas.com melalui narasumbernya

mengidentifikasikan yang menjadi penyebab masalah adalah polisi

melakukan penembakan saat mobil sudah dalam posisi berhenti, setelah

sempat menerobos razia.

“Jadi mobil sedan itu dilakukan pengejaran oleh empat orang petugas

termasuk di antaranya Bripda K menggunakan oil Mitsubishi Kuda

Patroli Lantas hingga akhirnya berhenti,”jelasnya saat jumpa pers di

Polda Sumsel, Rabu (18/4/2017).16

Make Moral Judgment

Dalam berita ini moral yang dikembangkan oleh Kompas.com yang

dinyatakan oleh Kapolda Sumsel, Irjen Pol Agung Budi Maryanto ialah

meskipun terjadi seperti itu tetap keadaannya tidak sesuai dengan Standar

Operasonal Prosedur (SOP).

“Saya rasa, meskipun seperti itu keadaannya tetap SOP-nya tidak seperti

itu dan itu sudah tidak sesuai prosedur. Oleh karena itu akan kita dalami

kasus ini,”ujar Kapolda”.17

Treatment Recommendation

Dalam pemberitaan ini, Kompas.com memberikan solusi yang berupa

pernyataan dari Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto yang menyatakan akan

dilakukannya proses pemeriksaan di internal Kepolisian dan diadakannya

rapat komisi yakni Komisi III yang menangani hukum.

“Kata dia (Agus Hermanto), menyerahkan pada proses pemeriksaan di

internal Kepolisian. Namun, tak menutup kemungkinan peristiwa itu

dapat ditanyakan dalam rapat komisi terkait, yakni Komisi III yang

menangani hukum”.18

16 Nabila Tashandra, “Pimpinan DPR Minta Polisi Adil Usut Penembakan Mobil Isi Satu Keluarga” Kompas.com diakses pada 28 April 2017 alenia 9

17 Nabila Tashandra, “Pimpinan DPR Minta Polisi Adil Usut Penembakan Mobil Isi Satu Keluarga” Kompas.com diakses pada 28 April 2017 alenia 13

18 Nabila Tashandra, “Pimpinan DPR Minta Polisi Adil Usut Penembakan Mobil Isi Satu Keluarga” Kompas.com diakses pada 28 April 2017 alenia 4

Page 65: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

53

B. Konteks Pemberitaan Penyalahgunaan Senjata Api oleh Anggota

Polri di Kompas.com Periode 18-21 April 2017

Kompas.com memandang pemberitaan penembakan mobil satu keluarga

oleh anggota polri yang terjadi di Lubuklinggau, Sumatra Selatan tidak sesuai

dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan langgar banyak aturan.

Peristiwa ini menambah catatan penyalahgunaan senjata api oleh anggota

polisi, sebelumnya data pemantauan dari Komisi untuk Orang Hilang dan

Korban Kekerasan (Kontras) periode Januari-Maret 2017 mencatat terjadi 124

operasi penanggulangan kriminal dengan mekanisme penembakan oleh Polri di

seluruh Indonesia. Mayoritas penembakan terjadi di Sumatra dan Sulawesi.

Penembakan-penembakan tersebut menimbulkan jatuhnya korban sebanyak

176 orang yang terdiri dari 97 korban luka dan 79 orang tewas. Ke -79 orang

tersebut tewas dalam 62 operasi penembakan oleh Polri. Sedangkan korban

tewas paling banyak berasal dari operasi penanggulangan narkotika, yakni dari

40 operasi telah menimbulkan korban luka 14 orang dan korban tewas 41

orang.

Peristiwa ini merupakan salah satu tindakan yang sangat menunjukkan

kurangnya pemahaman dalam tahapan penggunaan senjata api oleh anggota

kepolisian, hal ini dapat mendorong terjadinya penyalahgunaan wewenang

dalam menggunakan senjata api yang secara berlanjut kondisi tersebut sangat

memungkinkan masyarakat dilanggar hak asasinya. Dampak negatif dari

peristiwa ini adalah pihak kepolisian citranya akan terus memburuk di mata

masyarakat.

Ketetapan MPR Nomor VI Tahun 2000 tentang pemisahan POLRI dan

TNI serta TAP MPR Nomor VII Tahun 2000 tentang peran TNI dan POLRI,

yang kemudian dikuatkan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2002 tentang Kepolisian. Kenyataannya perubahan yang ada belum memenuhi

harapan, sampai sekarang Polri masih menggunakan watak, ideologi, dan sikap

yang militeristik dalam menjalankan tugasnya. Dalam operasional banyak

tindakan polisi yang secara kasat mata melanggar HAM.

Page 66: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

54

Memang tidak dapat disangkal bahwa dunia polisi penuh dengan

kekerasan. Seperti dikatakan oleh Sutherland, seorang kriminolog Amerika

Serikat, bahwa polisi dalam pekerjaan sehari-harinya sering bergaul dengan

dunia kekerasan.19

David L. Carter mengungkapkan bahwa penyimpangan polisi, dengan

menyalahgunakan wewenang dan kepercayaan yang diberikan kepadanya, akan

mendorong terjadinya pemudaran wibawa polisi.20 Memudarnya wibawa polisi

akan mengarah kepada suatu instabilitas keamanan, akan mendorong tindakan

anarkis dari masyarakat. Memudarnya wibawa polisi ini sama artinya menyeret

Polri kembali ke dalam situasi yang tidak menguntungkan. Dalam konteks

kekinian memudarnya pencitraaan dan wibawa polisi salah satunya disebabkan

oleh perilaku militeristik dalam menjalankan tugasnya. Hal ini terkait dengan

masih bercokolnya budaya militeristik dalam rahim pendidikan Polri.

Interpretasi

Proses pembentukan berita tentang penyalahgunaan senjata api di

Kompas.com diawali dengan persepsi bahwa penyalahgunaan senjata api

merupakan suatu berita untuk menetralisir penggunaan senjata api yang

semena-mena bagi anggota kepolisian. Persepsi ini dapat dinilai sebagai proses

eksternalisasi bagi wartawan Kompas.com dalam menyampaikan pemberitaan

penyalahgunaan senjata api. Eksternalisasi ialah bagaimana Kompas.com

mencurahkan dirinya kedalam sebuah realitas pemberitaan. Karena ini adalah

sudah menjadi sifat dasar sebuah media dalam membuat berita. Dari proses

eksternalisasi tersebut akan selanjutnya mempengaruhi objektivasi sang

wartawan dalam menciptakan realitas dalam sebuah pemberitaan. Objektivasi

ini adalah hasil dari kegiatan eksternalisasi dan akan mempengaruhi isi

pemberitaan. Bagaimana berita itu diciptakan oleh media tersebut bukan

tercipta secara ilmiah dan apa adanya. Kemudian hasil konstruksi media dapat

dilihat dari proses internalisasi. Ini berarti Kompas.com dalam menciptakan

realitas sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Peter L. Berger dalam

teorinya yakni Konstruksi Realitas Sosial.

19 M. Khoidin Sadjijono, Mengenal Figur Polisi Kita, Yogyakarta, Laksbang Pressindo, 2007, Hal. 97

20 https://muradi.wordpress.com/2007/03/06/upaya-mereduksi-budaya-militerisme-dalam-pendidikan-polri/ dikunjungi 10 Agustus 2017

Page 67: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

55

Dalam menyampaikan beritanya Kompas.com cenderung menyoroti fakta

yang sebenarnya terjadi di lapangan secara terang-terangan. Kompas.com

selalu mengkroscek terlebih dahulu fakta yang terjadi dilapangan melalui

keterangan narasumber yang dipilihnya. Kompas.com tidak ingin berita yang

dimuat berujung pada fitnah belaka. Karena bagi kaum konstruksionis, realitas

itu bersufat subjektif. Realitas itu hadir karena disajikan oleh konsep subjektif

wartawan. Di sini tidak ada realitas yang bersifat objektif, karena realitas itu

tercipta lewat konstruksi dan pandangan tertentu.

1. Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi

Dalam tahap ini, redaksional Kompas.com mengumpilkan semua bahan

berita yang berfokus kepada informasi yang bersifat menyentuh banyak orang,

yaitu persoalan yang mengandung unsur sensivitas di masyarakat, seperti isu-

isu yang meresahkan masyarakat. Dalam menentukan layak atau tidaknya

sebuah pemberitaan, ditentukan dari nilai beritanya, kemudian tentu saja yang

sesuai dengan kode etik jurnalistik. Sebagai tambahan, Kompas.com juga

sangat memperhatikan unsur 5W+1H, sehingga didalam pemberitaannya akan

menampilkan kebenaran. Berita-berita yang simpang siur dan tidak jelas, lalu

berpotensi merugikan pihak lain tentu tidak akan dijadikan sebuah

pemberitaan.

Kompas.com sangat memperhatikan setiap isi pemberitaannya, begitu juga

dengan pemberitaan penyalahgunaan senjata api, wartawan Kompas.com

mencari berita di lapangan dengan menyertakan pandangan dari narasumber

yang dapat dipertanggungjawabkan serta dapat membuka perspektif tentang

penyalahgunaan senjata api secara lebih luas untuk kemudian masuk ke pihak

redaksi. Menurut peneliti untuk pemberitaan penyalahgunaan senjata api edisi

18-21 April 2017, Kompas.com lebih menyoroti fakta-fakta tentang prosedur

penggunaan senjata api bagi polisi untuk kemudian dituangkan ke dalam

pemberitaannya.

Page 68: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

56

2. Tahap Sebaran Konstruksi

Prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah semua

informasi harus sampai pada pemirsa atau pembaca secepatnya dan setepatnya

berdasarkan pada agenda media tersebut. Namun, kendati media telah

melakukan tahap mempublikasikan berbagai macam berita termasuk berita

mengenai penyalahgunaan senjata api, dengan struktur berita yang telah

dibangun dan diciptakan oleh Kompas.com, yang tentu saja dapat membangun

realitas di tengah-tengah masyarakat.

3. Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas

Di tahap pembentukan konstruksi realitas, mulanya masyarakat akan

cenderung menganggap semua yang tersaji di media massa adalah benar

adanya. Termasuk semua yang disajikan oleh Kompas.com mengenai

pemberitaan penyalahgunaan senjata api. Kemudian adanya pembentukan citra

yang dilakukan oleh media massa, yang meliputi model good news and bad

news.21 Menurut peneliti dalam hal ini Kompas.com menyajikan kedua model

tersebut dalam pembentukan konstruksi realitas dari pemberitaan

penyalahgunaan senjata api ini. Namun, untuk memperjelas hasil konstruksi

yang telah dibangun oleh Kompas.com terhadap pemberitaan ini, maka penulis

akan memaparkan secara sederhana melalui tabel di bawah ini:

Table 4.6

Hasil Konstruksi dalam Pemberitaan Peyalahgunaan Senjata Api di

Kompas.com

No Judul Berita Hasil Konstruksi

1 Kapolres Sebut Korban Penembakan

Mobil Satu Keluarga Tewas karena

Pantulan Peluru

Adanya penguat angle berita

terkait penembakan satu keluarga

melalui Kapolres bahwasannya

korban tewas di sebabkan oleh

pantulan peluru.

21 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, h. 213

Page 69: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

57

2 Ini Kronologi Penembakan Mobil Isi

Satu Kaluarga oleh Polisi di Sumsel

Kompas.com melalui

narasumbernya bahwa seluruh

anggota polisi sebelum melakukan

razia tidak menggunakan senjata

api

3 Kapolda Sumsel Akui Penembakan

Mobil Satu Keluarga Tak Sesuai

Prosedur

Kompas.com melalui

narasumbernya Irjen Pol. Agung

Budi Maryoto mengatakan bahwa

penembakan mobil tersebut tidak

sesuai dengan prosedur

4 Pimpinan DPR Minta Polisi Adil

Usut Penembakan Mobil Isi Satu

Kaluarga

Kompas.com melalui

narasumbernya Wakil Ketua DPR

RI Agus Hermanto meminta polisi

harus adil dalam mengusut tuntas

penembakan tersebut

Menurut peneliti dalam membingkai pemberitaan ini, wartawan

Kompas.com terlihat bermain sangat berani dalam memuat pemberitaanya, bisa

dilihat dari pemilihan narasumber yang dipilih tidak hanya dari pihak dalam

saja, namun pihak luar yang masih ada kaitanya pun turut dimintai pendapat

mengenai peristiwa ini. Hal ini menjadi kekuatan bagi Kompas.com dalam

menyampaikan sebuah berita secara lebih luas.

Disini terlihat bagaimana kekuatan Kompas.com dalam menciptakan

sebuah realitas atau pemberitaan. Menurut peneliti Kompas.com tidak

membatasi dirinya dan para pekerjanya dalam menafsirkan pemberitaan

mengenai penembakan mobil satu keluarga yang terjadi di Lubuklinggau,

Sumatra Selatan. Ini akan menimbulkan kesan bahwa Kompas.com tidak selalu

berada pada zona nyaman.

Page 70: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

58

4. Tahap Konfirmasi

Media massa dan khlayak pada tahapan ini memberikan argumentasi serta

interpretasi. Bagi media tahapan ini perlu sebagai bagian untuk memberi

argumentasi terhadap alasan-alasan konstruksi soial. Sedangkan bagi para

pembaca, tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia

terlibat dan bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial.22

Beberapa tahap di atas adalah proses siklus yang selalu terjadi pada

pembangunan realitas yang diciptakan oleh media massa, termasuk

Kompas.com dan sebuah realitas yang terkonstruk sebenarnya memang sangat

luar biasa. Karena pemberitaan tersebut lebih cepat diterima oleh khalayak

luas, menjadi lebih luas pula jangkauan pemberitaannya, penyebarannya

merata, karena media massa dapat ditangkap oleh masyarakat luas secara

merata dan di mana-mana, membentuk opini karena merangsang masyarakat

untuk berpendapat atas kejadian tersebut, massa cenderung terkonstruksi,

karena masyarakat cenderung terkonstruksi dengan pemberitaan-pemberitaan

yang sensitif, bahkan opini massa cenderung apriori sehingga mudah

menyalahkan berbagai pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

Beberapa hasil temuan yang telah dipaparkan sebelumnya cukup

menunjukkan bahwa Kompas.com cukup dinamis dalam memberitakan

penembakan mobil satu keluarga melalui artikel-artikel yang

dipublikasikannya.

Pada akhirnya dapat disimpulkan, bahwa sebuah media massa, baik

elektronik, cetak amaupun online, sejatinya sangatlah pandai dalam

menciptakan sebuah konstruksi atas realitas yang ada di dunia sekitar melalui

frame yang disajikan dalam setiap beritanya. Kemudian hasil dari konstruksi

dan pembingkaian tersebut adalah, terciptanya interpretasi dalam

mengonfirmasi semuanya, dan tergiringnya opini masyarakat yang menjadi

khalayak dari media itu sendiri.

Page 71: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan data-data yang peneliti kumpulkan

mengenai analisis framing dalam teks artikel pemberitaan penyalahgunaan

senjata api bagi anggota polri di Kompas.com periode 18 April 2017 sampai

dengan 21 April 2017 dengan menggunakan metode analisis Framing model

Robert N. Entman, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dalam pembingkaian berita di Kompas.com, Kompas.com mencoba

menjelaskan kronologis kejadian penembakan mobil satu keluarga di

Lubuklinggau Sumatra Selatan. Kemudian Kompas.com juga

menyajikan aspek-aspek kelemahan yang ada pada anggota kepolisan

di dalam pemberitaannya. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya

keterangan dari berbagai sumber untuk mengemukakan pandangan

tersebut.

Kompas.com juga menilai kurang stabilnya emosi seorang aparat yang

menyebabkan turunnya tingkat profesionalisme anggota kepolisian

dalam menangani kasus. Serta kondisi psikis dan mental oknum aparat

kepolisian yang masih labil.

2. Konteks pemberitaan penyalahgunaan senjata api oleh anggota polri di

Kompas.com adalah, Kompas.com menganggap penembakan mobil

berisi satu keluarga yang di lakukan oleh anggota polri tidak sesuai

dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) sehingga menjadi perlu

dan menarik untuk Kompas.com publikasikan kepada masyarakat.

59

Page 72: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

60

B. Saran Berdasarkan uraian dan kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Instansi kepolisian hendaknya melakukan pengawasan khusus yang

responsif terhadap aparat kepolisian yang diberi wewenang memegang

senjata api.

2. Rekruitmen dan penempatan anggota kepolisian harus dilakukan

secara profesional.

3. Hendaknya pembinaan dilakukan secara intensif dan merata terhadap

anggota kepolisian dalam meningkatkan profesionalitasnya, khususnya

pembinaan mental dan ketrampilan khusus yang harus dimiliki oleh

seorang anggota kepolisian.

4. Terhadap pemberian izin pinjaman pakai untuk anggota polisi harus

dilakukan secara berkala dan seselektif mungkin. Sehingga, jika

terbukti menunjukkan perubahan perilaku maka senjata api dapat

ditarik sesegera mungkin dari pemegangnya.

Page 73: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Adrianus Meliala, Problema Reformasi Polri. Jakarta: Trio Repro, 2002.

Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006

Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: PT Remadja Rosdakarya, 2006

_________, Analisis Teks Media: Suatu pengantar Untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: PT Remadja Rosdakarya, 2006

AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Teori dan Praktik, Menulis Berita

dan Feature Panduan Jurnalis Profesional, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo,

2004 __________, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2007 __________, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta : Kencana, 2006 Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media,

Yogyakarta: LKIS, 2002 Kunanto, Etika Kepolisian, Jakarta: Cipta Manunggal, 1997

Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik : Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik, Bandung : Penerbit Nuansa, 2004

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakraya, 2006 Luwi Ishwara, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, Jakarta : Penerbit Buku

Kompas, 2007

61

Page 74: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

62

M. Khoidin Sadjijono, Mengenal Figur Polisi Kita, Yogyakarta : Laksbang Pressindo 2007

Mei Rini. Pertanggungjawaban Pidana Anggota Polri terhadap Penggunaan

Senjata Api Tanpa Prosedur (Studi Terhadap Putusan PN Binjai No.239/Pid.B/2007/PN-Binjai), 2007 USU Repository 2009

Onong Uchajana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung:

PT Citra Aditya Bakti, 2003 __________, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT Citra

Aditya Bakti, 2003 Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2008

Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003

Sentra HAM UI, Kemitraan Patnership dan Korps Brimob Polri, Modul

Penelitian HAM bagi Anggota Brimob Polri, Jakarta, 2009 Setiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia, 2005 Tebba, Jurnalistik Baru, Jakarta: Penerbit Kalam Indonesia, 2005

Totok Djuarto, Manajemen Penerbitan Pers, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2004

Zikri Fachrul Nurhadi, Teori-Teori Komunikasi Teori Komunikasi dalam

Perspektif Penelitian Kualitatif, Bogor: Ghalia Indonesia, 2015

B. Referensi Lain

http://inside.kompas.com/about-us diakses pada 18 Mei 2017 http://inside.kopams.com/about-us diakses pada 17 Mei 2017 http://nasional.kompas.com/read/2017/04/20/12553511/kontras.polisi.penembak.mobil.isi.satu.keluarga.langgar.banyak.aturan diakses pada hari Jumat tanggal 28 April 2017, pukul 15.36 WIB

Page 75: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

63

http://news.detik.com/berita/d-3487795/kasus-salah-tembak-polri-didorong-evaluasi-penggunaan-senpi diakses pada hari Minggu tanggal 30 April 2017, pukul 01:24 WIB http://news.liputan6.com/read/2934504/3-penyebab-penyalahgunaan-senjata-api-oleh-polisi diakses pada hari Jumat tanggal 28 April 2017, pukul 08:54 WIB http://regional.kompas.com/read/2017/04/20/08360011/kapolda.sumsel.akui.penembakan.mobil.satu.keluarga.tak.sesuai.prosedur diakses pada hari Jumat tanggal 28 April 2017, pukul 15.36 WIB https://id.wikipedia.org/wiki/Senjata_api diakses pada 20 Januari 2017, pukul 04.19

Page 76: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Kapolres Sebut Korban Penembakan Mobil Satu Keluarga Tewas karena Pantulan Peluru Kontributor Bengkulu, Firmansyah Kompas.com - 18/04/2017, 22:49 WIB

Mobil berisi satu rombongan keluarga yang sedang melintas yang ditembaki oleh oknum diduga polisi di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Selasa (18/4/2017).(Tribun Sumsel/Eko Hepronis)

BENGKULU, KOMPAS.com - Kapolres Lubuklinggau, Sumatera Selatan, AKBP Hajat Mabrur menyebutkan bahwa satu korban tewas dalam saat pengejaran oleh polisi tewas akibat pantulan peluru.

Sebelumnya, Hajat menjelaskan, sempat terjadi kejar-kejaran antara polisi dengan pengemudi mobil sedan yang menerobos kegiatan razia kendaraan yang digelar oleh polisi.

"Korban luka dan meninggal itu terluka akibat pantulan peluru dari ban mobil yang ditembaki anggota," ujar dia saat dihubungi via telepon, Selasa (18/4/2017).

Page 77: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Hajat menjelaskan, penembakan ke ban mobil dilakukan karena mobil melarikan diri saat dihentikan petugas yang sedang melakukan razia. Petugas merasa curiga dengan tindakan pengemudi mobil.

"Aksi kejar-kejaran cukup panjang hingga dua kilometer, tembakan ke udara sebagai peringatan diberikan tapi tak digubris," ujar Hajat.

Merasa tembakan peringatan tak diindahkan, polisi akhirnya menembak ban mobil. Menurut Hajar, peluru pantulan dari ban mobil itulah yang menghantam kaca dan badan mobil hingga mengenai penumpang di dalam mobil.

Saat ini, Polres Lubuklinggau dibantu Polda Bengkulu sedang melakukan penyelidikan mendalam terhadap kejadian ini. Satu orang anggota Polres Lubuklinggau sedang diperiksa secara intensi.

Sebelumnya, satu rombongan keluarga yang sedang melintas dengan mobil Honda City berwarna hitam BG1488ON ditembaki, Selasa (18/4/2017) sekitar pukul 11.00 WIB.

Rombongan yang terdiri dari seorang ibu, anak-anak dan cucu-cucu dengan total tujuh orang ini ditembaki saat melintas di Kota Lubuklinggau.

Akibat peristiwa ini, satu orang, yaitu Surini (55), meninggal dunia karena luka tembakan di beberapa bagian tubuhnya. Sementara itu, beberapa anaknya mengalami luka tembak, Diki (29) di bagian punggung, Indra (32) di tangan bagian kiri, Novianti (31) di lengan sebelah kanan dan Dewi Arlina (35) di lengan sebelah kiri.

Cucu Surini, Genta Wicaksono (3) mengalami luka di atas telinga sebelah kiri karena diduga terserempet peluru. Seorang anak lainnya, Galih (6), tidak mengalami luka. Rombongan keluarga ini berasal dari Desa Blitar, Kecamatan Sindang Beliti, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.

Page 78: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Ini Kronologi Penembakan Mobil Isi Satu Keluarga oleh Polisi di Sumsel Ambaranie Nadia Kemala Movanita Kompas.com - 19/04/2017, 11:57 WIB

Ilustrasi penembakan.(Shutterstock)

JAKARTA, KOMPAS.com - Penembakan mobil berisi satu keluarga di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, oleh polisi disebabkan kendaraan terus melaju saat ada razia cipta kondisi oleh gabungan jajaran Polres Lubuk Linggau dan Polsek Timur I Kota Lubuk Linggau.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan, sebelumnya sudah ada peringatan agar petugas yang merazia tidak dilengkapi dengan senjata.

"Kapolsek Timur I Kota Lubuk Linggau AKP M. Ismail sudah memberikan pengarahan dalam pelaksanaan razia cipta kondisi untuk tidak menggunakan senjata api," ujar Rikwanto di Jakarta, Rabu (19/4/2017).

Page 79: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Ismail berjaga di pertigaan Jalan Fatmawati Kecamatan Lubuk Linggau Timur I bersama Kepala Unit Pemgamanan Objek Vital Satuan Sabhara Polres Lubuk Linggau, Ipda Fransisko Yosef.

Sekira pukul 11.30 WIB, mobil Honda City hitam bernomor polisi BG 1488 ON melintas di jalanan tersebut. Mobil itu berisi satu keluarga beranggotakan delapan orang.

Mereka hendak menuju Muara Beliti untuk menghadiri pernikahan keluarga. Belakangan diketahui berdasarkan pengecekan di samsat, nomor polisi itu tidak terdaftar.

"Ketika hendak diberhentikan, mobil tersebut tidak mau berhenti dan mencoba menabrak anggota yang sedang melakukan razia," kata Rikwanto.

Melihat gelagat tersebut, anggota berinisiatif untuk mengejar mobil itu. Setibanya di Jalan SMB II Kelurahan Margamulya, salah satu anggota Polres Lubuk Linggau yang mengejar, menembaki mobil tersebut sebanyak 10 kali.

Setelah itu, mobil tersebut berhenti. Tembakan itu mengakibatkan lima penumpang terluka dan satu orang meninggal dunia.

Korban bernama Surini (55), meninggal dunia karena luka tembakan di beberapa bagian tubuhnya.

Sementara itu, beberapa anaknya mengalami luka tembak, Diki (29) di bagian punggung, Indra (32) di tangan bagian kiri, Novianti (31) di lengan sebelah kanan dan Dewi Erlina (35) di lengan sebelah kiri.

Cucu Surini, Genta Wicaksono (3) mengalami luka di atas telinga sebelah kiri karena diduga terserempet peluru. Seorang anak lainnya, Galih (6), tidak mengalami luka.

Kasus penembakan satu keluarga tersebut telah ditangani kepolisian Lubuk Linggau. Para korban dibawa ke RS Sobirin untuk mendapat perawatan.

"Saat ini sedang dilakukan pendalaman terhadap peristiwanya," kata Rikwanto.

Page 80: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Kontras: Polisi Penembak Mobil Isi Satu Keluarga Langgar Banyak Aturan Fabian Januarius Kuwado Kompas.com - 20/04/2017, 12:55 WIB

Mobil berisi satu rombongan keluarga yang sedang melintas yang ditembaki oleh oknum diduga polisi di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Selasa (18/4/2017).(Tribun Sumsel/Eko Hepronis)

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menyoroti peristiwa penembakan polisi terhadap satu keluarga di dalam mobil di Lubuklinggau, Sumatera Selatan, beberapa waktu lalu.

Koordinator Kontras Yati Andriani mengatakan, dalih polisi terhadap peristiwa itu tidak bisa dibenarkan. Pihak polisi mengatakan, penembakan diawali karena mobil terus melaju. Bahkan meski sudah dilepaskan tembakan peringatan.

"Dalih adanya tembakan peringatan, namun mobil tetap terus melaju dan menghindar patroli kepolisian, yang diikuti dengan pemberondongan mobil menggunakan senjata api polisi tidak dapat dibenarkan," ujar Yati melalui siaran pers, Kamis (20/4/2017).

Page 81: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Yati melihat tidak ada kondisi yang mengharuskan polisi melepaskan tembakan ke arah mobil. Bahkan tidak ada seorangpun di antara penumpang yang diketahui membawa senjata api atau tersangka kejahatan target polisi.

"Artinya apa? Ada penggunaan instrumen hukum yang dipakai secara sewenang-wenang. Apalagi Polres Lubuklinggau lebih memilih untuk merespons terburu-buru yakni dengan menembak serampangan, dibanding mengupayakan tindakan pencegahan yang dapat mengurangi kerugian atau dampak lebih fatal," ujar Yati.

Aksi brutal yang dilakukan Polres Lubuklinggau itu melanggar banyak peraturan.

Beberapa di antaranya Pasal 2 Ayat (2) huruf a dan Pasal 5 Ayat (1) Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan dalam Tindakan Kepolisian serta Pasal 49 (1) huruf d Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam Penyelenggaraan Tugas Polri.

Atas dasar itu, Kontras mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk bertanggung jawab atas peristiwa penembakan brutal ini dengan melakukan proses hukum secara terbuka dan adil terhadap anggota Polres Lubuklinggau yang terbukti melakukan penembakan terhadap para korban.

Selain itu, Tito juga harus memastikan dilakukannya evaluasi dan audit berkala terkait penggunaan senjata api oleh anggota-anggotanya di lapangan yang seringkali melakukan proses hukum secara sewenang-wenang.

"Kapolri juga harus memastikan bahwa tidak ada upaya tekanan dan ancaman baik secara fisik maupun psikis terhadap korban yang bertujuan untuk menghentikan proses hukum dan akuntabilitas internal Polri," ujar Yati.

Page 82: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Pimpinan DPR Minta Polisi Adil Usut Penembakan Mobil Isi Satu Keluarga Nabilla Tashandra Kompas.com - 21/04/2017, 12:24 WIB

Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (21/4/2017)(KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto mendorong Kepolisian segera mengusut tuntas penembakan mobil berisi satu keluarga di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan.

Ia menduga ada kesalahan prosedur yang dilakukan polisi hingga melakukan penembakan.

"Harus berkeadilan, transparan dan akuntabel sehingga di mata rakyat seluruhnya polisi melaksanakan tugas sesuai prosedur tetap. Sesuai juga dengan aturan-aturan yang berada di undang-undang," kata Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (21/4/2017).

Page 83: PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40804/1/AHMAD... · Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

DPR, kata dia, menyerahkan pada proses pemeriksaan di internal Kepolisian. Namun, tak menutup kemungkinan peristiwa itu dapat ditanyakan dalam rapat kerja komisi terkait, yakni Komisi III yang menangani hukum.

"Setelah ini kami juga nanti ada kesempatan bisa memanggil ataupun pada saat rapat kerja bisa ditanyakan kepada Kepolisian," ucap Politisi Partai Demokrat itu.

Adapun dalam jadwal Komisi III, rapat kerja dengan Kapolri direncanakan akan dilangsungkan pekan depan.

Kapolda Sumsel, Irjen Pol Agung Budi Maryoto, sebelumnya menganggap ada kesalahan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dilakukan anggotanya.

Polisi melakukan penembakan saat mobil sudah dalam posisi berhenti, setelah sempat menerobos razia.

"Jadi mobil sedan itu dilakukan pengejaran oleh empat orang petugas termasuk di antaranya Bripka K menggunakan mobil Mitsubishi Kuda Patroli Lantas hingga akhirnya berhenti," jelasnya saat jumpa pers di Polda Sumsel, Rabu (18/4/2017).

Namun, dikatakan Kapolda, setelah sedan tersebut berhenti, para penumpang yang ada di dalam mobil pun tidak mau turun saat diperintahkan untuk turun.

Akhirnya terjadi penembakan tersebut yang dilakukan oleh Bripka K menggunakan senjata SS1V2.

"Pas disuruh turun tidak ada yang mau turun. Dan, mungkin juga karena keadaan kaca yang gelap dan dinilai membahayakan sehingga terjadi penembakan tersebut," terangnya.

"Saya rasa, meskipun seperti itu keadaannya tetap SOP-nya tidak seperti itu dan itu sudah tidak sesuai prosedur. Oleh karena itu akan kita dalami kasus ini," ujar Kapolda.

Akibat tembakan tersebut, Surini (55) meninggal dunia karena luka tembakan di beberapa bagian tubuhnya.

Beberapa anaknya mengalami luka tembak, yakni Diki (29) di bagian punggung, Indra (32) di tangan bagian kiri, Novianti (31) di lengan sebelah kanan dan Dewi Arlina (35) di lengan sebelah kiri.

Cucu Surini, Genta Wicaksono (3) mengalami luka di atas telinga sebelah kiri karena diduga terserempet peluru.

Seorang anak lainnya, Galih (6), tidak mengalami luka. Para korban langsung dibawa ke rumah sakit di Lubuk Linggau.