Upload
nugrahaprtm
View
265
Download
26
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Penyakit busuk bakteri yang menyerang pepaya
Citation preview
PENYAKIT PADA TANAMAN PEPAYA (Carica papaya L.) YANG DISEBABKAN OLEH PENYAKIT BUSUK BAKTERI (Erwinia papayae)
PAPER
OLEH :
NUGRAHA DWI PRATAMA150301157
AGROEKOTEKNOLOGI III B
LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN SUB PENYAKIT
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
F A K U L T A S P E R T A N I A N
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016
PENYAKIT PADA TANAMAN PEPAYA (Carica papaya L.) YANG DISEBABKAN OLEH PENYAKIT BUSUK BAKTERI (Erwinia papayae)
PAPER
OLEH :
NUGRAHA DWI PRATAMA150301157
AGROEKOTEKNOLOGI III B
Paper sebagai Salah Satu Syarat untuk dapat Memenuhi Komponen Penilaian diLaboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub-Penyakit Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Diketahui Oleh, Diperiksa Oleh, Asisten Koordinator Asisten Korektor
(Arif Tri Wahyudi) (Junianto S Batubara) NIM. 120301148 NIM. 140301061
LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN SUB-PENYAKIT
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
F A K U L T A S P E R T A N I A N
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat –Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat
pada waktunya.
Adapun judul dari paper ini adalah “Penyakit Pada Tanaman Pepaya
(Carica papaya L.) Yang Disebabkan Oleh Penyakit Busuk Bakteri (Erwinia
papayae)” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen
penilaian di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub-Penyakit Program
Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengajar mata kuliah Dasar Perlindungan Tanaman, yaitu
Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr. serta kepada para asisten Laboratorium Dasar
Perlindungan Tanaman Sub-Penyakit yang telah banyak membantu dalam
pembuatan paper ini.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga paper ini
bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Mei 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUANLatar BelakangTujuan PenulisanKegunaan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKABotani TumbuhanSyarat Tumbuh
IklimTanah
PENYAKIT PADA TANAMAN PEPAYA (Carica papaya L.) YANG DISEBABKAN OLEH PENYAKIT BUSUK BAKTERI (Erwinia papayae)
Karakteristik Penyakit Busuk Bakteri (Erwinia papayae)Gejala PenyakitPenyebab PenyakitDaur PenyakitPengendalian Penyakit
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika
tropis. Pusat penyebaran diduga berada di daerah sekitar Meksiko bagian selatan
dan Nikaragua. Di Indonesia, tanaman pepaya umumnya tumbuh menyebar dari
dataran rendah sampai dataran tinggi, yaitu sampai 1.000m di atas permukaan laut
(indriyani dkk., 2008).
Pada umumnya budidaya tanaman pepaya di Indonesia bersifat skala kecil
atau lebih kepada tanaman pekarangan. Banyaknya kegunaan dan mudahnya
budidaya tanaman ini adalah penyebab banyaknya tanaman pepaya ditanaman di
hampir setiap pekarangan penduduk. Tanaman papaya memiliki banyak sekali
keunggulan. Buah pepaya diketahui diketahui memiliki nilai gizi yang cukup
tinggi karena banyak mengandung pro-vitamin A, vitamin C dan mineral Kalsium
(indriyani dkk., 2008).
Selain sebagai buah meja dan sayur, buah pepaya dapat juga diolah lebih
lanjut sehingga dapat menambah nilai ekonomisnya. Akar danbagian tanaman
lainnya juaga dapat diolah sebagai obat tradisional (indriyani dkk., 2008).
Salah satu permasalahan yang terdapat pada usaha budidaya tanaman ini
adalah serangan hama dan penyakit. Hama dan penyakit tanaman pepaya ini dapat
mengakibatkan turunnya hasil panen atau bahkan kematian pada tanaman.
Mengingat skala usaha budidaya tanaman ini masih dalam kecil dan sederhana,
serangan hama dan penyakit tidak cepat dikendalikan. Hal ini akan memperparah
penyebaran serangan hama dan penyakit.()
Erwinia papayae termasuk dalam ordo Enterobacteriales dan family
Enterobacteriacea. Bakteri ini tergolong dalam bakteri gram negatif yang
berbentuk batang (rod). Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri ini biasanya
disebut penyakit busuk pucuk, kanker batang dan penyakit rebah (Vawdrey,
2011).
Penyakit yang disebabkan bakteri ini pertama kali dilaporkan ditemukan di
pulau Jawa, indonesia yang kemudian disebut Bacilus papaye oleh Von Rant
tahun 1931 (Gardan dkk., 2004) dan hingga saat ini telah menyebar ke seluruh
pusat budidya tanaman pepaya di dunia (Webb, 1985 dalam Vawdrey, 2011).
Penyebaran Erwinia papayae meliputi: Asia tenggara (Indonesia,
Malaysia, Philipina) Kepulauan Pasifik (Kepulauan Marian, Tonga, Fiji) serta
Kepualauan Karibia dan Amerika (Anguilla, Antigua, Barbuda, Barbados,
Dominica, Grenada, Guadeloupe, Grenadines, Martinique, Montserrat, Sainte
Croix, Saint Kitts and Nevis, Saint Lucia, Saint Vincent, Trinidad and Tobago, the
US Virgin Islands and Venezuela).
Metode penyebaran utama Erwinia papayae adalah melalui percikan air
hujan. Bakteri ini dapat menyerang tanaman sehat melalui lubang alami atau luka
pada tanaman (Obero 1980 dalam Vawdrey, 2011). Penyakit ini juga dilaporkan
dapat menular melalui biji (seed borne). Erwinia papayae tidak dapat bertahan
lama pada akar tanaman sakit yang membusuk dalam tanah, namun apabila
terdapat inang alternativ seperti kacang tunggak, belewah dan tomat bakteri ini
dapat hidup lebih lama (Webb, 1985).
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui dan mengenal
penyakit pada tanaman papaya (Carica papaya L.) yang disebabkan oleh penyakit
busuk bakteri (Erwinia papayae)
Kegunaan Penulisan
Kegunaan dari penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Dasar Perlindungan
Tanaman Sub – Penyakit Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tumbuhan
Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family Caricaceae
dan merupakan tanaman herba. Sampai saat ini, Caricaceae itu diperkirakan terdiri
dari 31 spesies dalam tiga negara dari Amerika tropis (carica, jacaratia dan jarilla)
dan satu genus dari Afrika yaitu Cylicomporpha (Australian Government, 2008).
Pepaya berkembang dengan akar tunggang yang cukup kuat setelah tanam.
Dalam kondisi yang baik, akar dapat menembus tanah hingga kedalaman 2 m.
Sebagian besar dari akar yang bertanggung jawab untuk penyerapan nutrisi
terdapat dalam lapisan 500 mm atas tanah dengan konsentrasi yang terbesar yaitu
terdapat di atas 250 mm. (Department of Agriculture, Forestry and Fisheries,
2009).
Batang tanaman pepaya berlubang antara node, kecuali pada tanaman
muda. Batangnya terdiri dari jaringan parenkim. Letak daun diatur dalam spiral
2/5. Batang tanaman pepaya adalah berongga dan biasanya tidak bercabang, dan
tingginya mencapai 10 meter. Daunnya merupakan daun tunggal yang berukuran
besar dan bercangap dengan tangkai daun yang panjang dan berongga (Barus dan
Sykuri, 2008).
Ada 3 jenis dasar pohon yaitu tanaman jantan, betina, dan hermafrodit
(biseksual). Buah biasanya hanya diproduksi dari tanaman betina dan biseksual
Tanaman jantan memiliki ukuran yang kecil, berbentuk bulat panjang, bunga
kuning yang hanya memiliki 10 kepala sari. Tanaman betina memiliki ukuran
besar dengan bunga berwarna keputihan yang memiliki sebuah ovarium.
Tanaman biseksual (hermafrodit) memiliki bunga sempurna terdapat dalam daun
axils di sepanjang batang (Crane, 2005)
Untuk menghasilkan buah, bunga betina sangat tergantung pada bunga
jantan atau bunga sempurna. Buah pepaya memiliki getah dan akan menghilang
saat akan mendekati tua (matang). Umumya buah yang berasal dari bunga
sempurna berbentuk panjang dengan daging buah yang tebal, sedangkan buah dari
bunga betina berbentuk bulat sampai oval disertai daging yang tipis
(Barus dan Sykuri, 2008).
Buah mengandung biji dalam jumlah banyak yang berada dalam rongga
buah (Barus dan Syukri, 2008). Biji pepaya berwarna hitam (fertil) dan berwarna
putih (abortus). Benih yang digunakan untuk sumber benih jangan berasal dari
buah yang terlalu mudah atau terlalu masak karena akan menghasilkan daya
berkecambah benih yang rendah (Lumbangaol, 2008).
Syarat Tumbuh
Iklim
Setiap faktor iklim seperti sejuk atau dingin, kekurangan air (kekeringan),
dan angin, akan menekan pertumbuhan dan produksi pepaya. Tanaman pepaya
tumbuh dan berbuah di daerah dengan suhu hangat hingga panas (21-32°C).
Pertumbuhan akar yang terbaik adalah jika suhu tanah tetap berada di atas 15,5°C
dan menurun di bawah suhu tersebut. Tanaman pepaya tidak toleran terhadap
suhu beku dan rusak di bawah -0,6 ° C. Sebaliknya, suhu tinggi di atas 32°C dapat
menyebabkan bunga gugur, dan suhu rendah di bawah 15°C dapat menghambat
pembungaan atau menyebabkan cacat buah. Curah hujan yang terdistribusi
dengan baik diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dan produksi buah. Setiap
kondisi cuaca yang tidak menguntungkan dapat menyebabkan penurunan
pertumbuhan dan produksi buah (Crane, 2005).
Tanaman pepaya memiliki adaptasi terhadap lingkungan sehingga pepaya
dapat tumbuh mulai 0-1.000 m dpl bahkan sampai ketinggian 1.500 m dpl, namun
idealnya ketinggian tanah tidak kurang atau lebih antara 600-700 m dpl, umumnya
pepaya yang dihasilkan diatas 700 m dpl buahnya kurang baik demikian rupa
yang ditanam di bawah 600 m dpl. (Agroprima, 2013).
Tanaman pepaya yang ditanam di daerah pegunungan akan menghasilkan
buah dengan kulit agak kusam dan rasa kurang manis (Barus dan Syukri, 2008).
Tanaman pepaya sangat peka terhadap iklim kritis terutama terhadap suhu
dan kelembaban. Tanaman pepaya memerlukan pencahayaan penuh 100%, artinya
harus langsung terkena sinar matahari/ tempat terbuka (Agroprima, 2013).
Curah hujan yang sesuai untuk pertanaman pepaya berkisar antara
1500-2000 mm pertahun. Pada daerah-daerah dengan musim kering lebih dari 2
bulan maka diperlukan pengairan agar kontinuitas berbunga (berbuah) terjadi
sepanjang tahun (Barus dan Syukri, 2008).
Tanah
Lahan yang lembab merupakan tipe tanah yang cocok untuk pertanaman
pepaya, tetapi tanah tersebut tidak boleh tergenang atau becek karena akar-akar
akan membusuk. Pepaya pada lahan yang menggenang selama 2-3 hari saja akan
menyebabkan kematian total tanaman (Barus dan Syukri, 2008).
Tekstur tanah yang ideal untuk budidaya pepaya secara irigasi adalah
lempung berpasir atau lempung (yaitu dengan kandungan liat dari 15 sampai
30%), namun tanah dengan kandungan liat hingga 50% juga cocok. Tanah yang
ideal memiliki struktur cukup longgar dan rapuh. Struktur tanah kompak atau
sangat longgar akan berdampak buruk terhadap resapan air dan penetrasi akar.
Tanah ini biasanya dikaitkan dengan kandungan liat yang sangat tinggi di bawah
tanah (> 50%) (Departement of Agriculture, Forestry and Fisheries, 2009).
Pepaya tumbuh baik di tanah dengan pH (air) 6 sampai 6,5. Jika nilai
tukar aluminium (Al) tidak lebih dari 30 ppm, tanah dengan pH (air) dari 5,5 atau
lebih tinggi dapat digunakan. Pada pH rendah dari 5,5 atau lebih tinggi nilai dari
7,2, tanaman mungkin menderita kekurangan fosfat atau kekurangan kalium
(Departement of Agriculture, Forestry and Fisheries, 2009).
PENYAKIT PADA TANAMAN PEPAYA (Carica papaya L.) YANG DISEBABKAN OLEH PENYAKIT BUSUK BAKTERI (Erwinia papayae)
Karakteristik Penyakit Busuk Bakteri (Erwinia papayae)
Busuk bakteri merupakan salah satu penyakit berbahaya yang sering
menyerang tanaman. Penyakit busuk bakteri seringkali mengakibatkan kegagalan
panen secara total karena serangan yang cepat meluas dan menghabiskan tanaman
dalam waktu yang singkat. Penyakit ini dapat ditemui pada hamper semua
tanaman, baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan maupun
tanaman hias. Salah satu jenis tanaman yang sering terserang penyakit busuk
bakteri adalah papaya. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Erwinia papayae ini
jika tidak segera ditanggulangi penyebarannya sangat cepat. Dalam waktu
beberapa hari saja, penyakit ini bias menghabiskan puluhan hektar tanaman
papaya. Tanah yang lembab, suhu rendah dan curah hujan yang tinggi adalah
kondisi yang paling baik bagi perkembangbiakan dan penyebaran penyakit busuk
bakteri.
Erwinia papayae termasuk dalam ordo Enterobacteriales dan Famili
Enterobacteriaceae. Bakteri ini tergolong dalam bakteri gram negative yang
berbentuk batang (rod). Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri ini biasanya
disebut penyakit busuk pucuk, kanker batang dan penyakit rebah. Penyakit yang
disebabkan bakteri ini pertama kali dilaporkan ditemukan di Pulau Jawa,
Indonesia yang kemudian disebut Bacilus Papayae oleh Von Rant tahun 1931 dan
hingga saat ini telah menyebar ke seluruh pusat budidaya tanaman papaya di
dunia. Bakteri ini berbentuk basil, panjang 1,0-1,5mm, berantai, tidak berspora,
gram negative, dan aerob.
Gejala Penyakit
Penyakit pada daun papaya ini pertama kali dilaporkan terjadi di Jawa
Timur. Penyakit ini menimbulkan kerugian yang besar terutama pada musim
penghujan. Gejala yang ditimbulkan adalah pada tanaman muda daun menguning
dan membusuk. Umumnya setelah beberapa lama tanaman akan mati pada
tanaman atas, lama-kelamaan diikuti matinya seluruh tanaman. Tangkai daun dan
batang yang masih hijau terdapat bercak kebasah-basahan. Pada tanaman muda
daun menguning dan membusuk. Setelah beberapa lama bagian tunas-tunas muda
mengalami kematian. Pada helaian daun yang besar terdapat bercak-bercak kering
yang bentuknya tidak teratur, selanjutnya meluas sepanjang tulang-tulang daun.
Jika penyakit telah menyerang batang, batang akan membusuk, semua daunnya
akan gugur dan pada akhirnya diikuti oleh matinya seluruh tanaman.
Gejala yang ditimbulkan oleh bakteri busuk pada papaya antara lain,
bagian pinggir daun mengalami nekrosis dan menguning kemudian diikuti dengan
bercak basah disekitar tangkai daun, serangan pada buah ditandai adanya bercak
gelap di kulit buah dan bercak basah di daging buah, selanjutnya nekrosis dan
bercak ini menyebar ke daerah batang dan jaringan bagian dalam tanaman,
serangan lanjutan yang terjadi adalah luka basah yang terdapat di tangkai daun
yang menyebabkan kematian pucuk-pucuk tanaman, dan kemudian lama
kelamaan seluruh tanaman mati.
Penyebab Penyakit
Penyakit yang disebabkan bakteri ini pertama kali dilaporkan ditemukan di
pulau Jawa, indonesia yang kemudian disebut Bacilus papaye oleh Von
Rant tahun 1931 (Gardan dkk., 2004) dan hingga saat ini telah menyebar ke
seluruh pusat budidya tanaman pepaya di dunia (Webb, 1985 dalam Vawdrey,
2011)
Metode penyebaran utama Erwinia papayae adalah melalui percikan air
hujan. Bakteri ini dapat menyerang tanaman sehat melalui lubang alami atau luka
pada tanaman. Penyakit ini juga dilaporkan dapat menular melalui biji (seed
borne). Erwinia papayae tidak dapat bertahan lama pada akar tanaman sakit yang
membusuk dalam tanah, namun apabila terdapat inang alternative seperti kacang
tunggak, belewah dan tomat bakteri ini dapat hidup lebih lama. Pepaya yang
terserang bakteri ini menunjukkan gejala berupa tangkai daun dan batang yang
masih hijau terdapat bercak kebasah – basahan.
Secara garis besar penyebab penyakit busuk bakteri pada tanaman papaya
ini disebabkan oleh bakteri Erwinia papayae. Sebelumnya pernah disebut sebagai
Bacillus papayae. Bakteri ini berbentuk basil, panjang 1,0-1,5m, berantai, tidak
berspora, gram negatif, dan aerob. Dan biasanya penularannya terjadi melalui
serangga.
Daur Penyakit
E. papayae dapat ditularkan oleh serangga. Cara pemencaran lainnya
belum pasti. Infeksi dapat terjadi pada sisi atas maupun sisi bawah daun.
Percobaan penularan ke tanaman lain tidak memberikan hasil. Penyakit ini
berkembang baik pada musim penghujan.
Metode penyebaran utama Erwinia papayae adalah melalui percikan air
hujan. Bakteri ini dapat menyerang tanaman sehat melalui lubang alami atau luka
pada tanaman. Penyakit ini juga dilaporkan dapat menular melalui biji (seed
borne). Erwinia papayae tidak dapat bertahan lama pada akar tanaman sakit yang
membusuk dalam tanah, namun apabila terdapat inang alternative seperti kacang
tunggak, belewah dan tomat bakteri ini dapat hidup lebih lama.
Pengendalian Penyakit
Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan cara membongkar
dan membakar tanaman sakit yang terinfeksi bakteri Erwinia papayae untuk
menghilangkan sumber inoculum penyakit sebelum memasuki musim hujan.
Hindari menyentuh tanaman lain yang masih sehat setelah kontak langsung
dengan tanaman yang terinfeksi. Segera bersihkan tangan dan peralatan pertanian
yang kontak langsung dengan tanaman papaya yang sakit.
Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penggunaan
pestisida dengan bahan aktif tembaga hidroksida yang biasa digunakan untuk
mengendalikan penyakit ini di Philipina. Aplikasinya dilakukan dengan
penyemprotan keseluruh bagian tanaman dan pengocoran pada pangkal batang.
Pengendalian secara kultur teknis penyakit ini adalah dengan
menggunakan benih yang bebas Erwinia papayae dan penggunaan varietas papaya
yang tahan akan serangan bakteri ini. Untuk mengatasi masalah serangan penyakit
busuk Erwinia papayae pada tanaman papaya dapat ditekankan kepada metode
kultur teknis yaitu pemilihan benih yang bebas dan atau tahan terhadap penyakit
ini. Dengan menerapkan peraturan karantina antar area atau negara yang ketat
untuk tidak memasukkan benih tanaman tidak tersertifikasi serta bantuan akses
benih atau bibit dari pemerintah setempat kepada petani dapat mencegah tumbuh
dan berkembangnya penyakit tanaman papaya.
Pengendalian secara biologi sampai saat ini belum ditemukan dikarenakan
belum terdapatnya organisme atau zat hidup yang mampu memakan atau
mengatasi bakteri pathogen penyakit busuk bakteri pada papaya ini.
KESIMPULAN
1. Erwinia papayae termasuk dalam ordo Enterobacteriales dan family
Enterobacteriacea. Bakteri ini tergolong dalam bakteri gram negatif yang
berbentuk batang (rod).
2. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family Caricaceae
dan merupakan tanaman herba. Sampai saat ini, Caricaceae itu
diperkirakan terdiri dari 31 spesies dalam tiga negara dari Amerika tropis
(carica, jacaratia dan jarilla) dan satu genus dari Afrika yaitu
Cylicomporpha.
3. Tanaman pepaya tumbuh dan berbuah di daerah dengan suhu hangat
hingga panas (21-32°C). Pertumbuhan akar yang terbaik adalah jika suhu
tanah tetap berada di atas 15,5°C dan menurun di bawah suhu tersebut dan
curah hujan yang sesuai untuk pertanaman pepaya berkisar antara
1500-2000 mm pertahun.
4. Tekstur tanah yang ideal untuk budidaya pepaya secara irigasi adalah
lempung berpasir atau lempung (yaitu dengan kandungan liat dari 15
sampai 30%), namun tanah dengan kandungan liat hingga 50% juga cocok
dan juga pepaya tumbuh baik di tanah dengan pH (air) 6 sampai 6,5.
5. Gejala yang ditimbulkan oleh bakteri busuk pada papaya antara lain,
bagian pinggir daun mengalami nekrosis dan menguning kemudian diikuti
dengan bercak basah disekitar tangkai daun, serangan pada buah ditandai
adanya bercak gelap di kulit buah dan bercak basah di daging buah,
selanjutnya nekrosis dan bercak ini menyebar ke daerah batang dan
jaringan bagian dalam tanaman, serangan lanjutan yang terjadi adalah luka
basah yang terdapat di tangkai daun yang menyebabkan kematian pucuk-
pucuk tanaman, dan kemudian lama kelamaan seluruh tanaman mati.
6. Secara garis besar penyebab penyakit busuk bakteri pada tanaman papaya
ini disebabkan oleh bakteri Erwinia papayae dan biasanya penularannya
terjadi melalui serangga.
7. Metode penyebaran utama Erwinia papayae adalah melalui percikan air
hujan. Bakteri ini dapat menyerang tanaman sehat melalui lubang alami
atau luka pada tanaman. Penyakit ini juga dilaporkan dapat menular
melalui biji (seed borne).
8. Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan cara membongkar
dan membakar tanaman sakit yang terinfeksi bakteri Erwinia papayae,
pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penggunaan
pestisida dengan bahan aktif tembaga hidroksida, pengendalian secara
kultur teknis penyakit ini adalah dengan menggunakan benih yang bebas
Erwinia papayae dan penggunaan varietas papaya yang tahan akan
serangan bakteri ini, pengendalian secara biologi sampai saat ini belum
ditemukan dikarenakan belum terdapatnya organisme atau zat hidup yang
mampu memakan atau mengatasi bakteri pathogen penyakit busuk bakteri
pada papaya ini.
DAFTAR PUSTAKA