Upload
arisnawulandari
View
39
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
1
MODUL 1PENULISAN KARYA ILMIAH
2
PENULISAN KARYA ILMIAH Standar Kompetensi :
Terampil menulis karya ilmiah dalam berbagai tema dan berabgai bentuk karya tulis ilmiah dengan santun, demi tercapainya komunikasi yang efektif.
Kompetensi Dasar:Terampil menulis karya ilmiah dalam berbagai tema dan berbagai bentuk karya tulis ilmiah dengan memerhatikan kesantunan berbahasa untuk berabgai keperluan.
Indikator:1) Menjelaskan hakikat karya ilmiah 2) Menjelaskan jenis-jenis karya ilmiah 3) Menjelaskan sistematika penulisan berbagai karya tulis ilmiah4) Mampu menulis karya ilmiah dengan berbagai jenisnya menggunakan kaidah bahasa
Indonesia baku dan prinsip-prinsip kesantunan bahasa.
Uraian Materi
Menulis merupakan kegiatan yang penting dilakukan oleh manusia, terlebih bagi
masyarakat kelimuan (pebelajar). Bahkan dikatakan bahwa menulis erat kaitannya dengan
peradaban. Sejumlah orang besar sangat percaya dan meyakini bahwa penemuan tulisan
benar-benar telah membentuk awal peradaban. Dalam dunia antropologi, misalnya, dikenal
ungkapan “sebagaimana bahasa membedakan manusia dari binatang, begitu pula tulisan
membedakan manusia beradab dari manusia tekberadab (as language distinguishes man from
animal, so writing distinguishes civilized man from barbarian)”. Dengan kata lain, tulisan hanya
terdapat dalam peradaban dan peradaban tidaklah ada tanpa tulisan (Tugino, 2011).
a. Hakikat Karya Ilmiah Karya ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu
dengan menggunakan kaidah-kaidah kelimuan (Prayitno dkk., 2000:14; Djuroto dan Suprijadi,
2005:12). Sesuai dengan definisi itu esens dari karya ilmiah adalah mengkaji suatu masalah.
Selanjutnya pengkajian masalah tersebut menggunakan kaidah-kaidah pengetahuan
Brotowijoyo (1985:8-9) menyatakan bahwa karya ilmiah adalah karya berdasarkan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodelogi penulisan yang
baik dan benar. Beranjak dari pendapat-pendapat tersebut dapat ditarik simpulan bahwa karya
3
ilmiah adalah karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara
sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan ragam bahasa Indonesia
baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik.
Istilah “ilmiah” yang mengikuti “karya” menunjukkan bahwa karya ilmiah merupakan
sebuah karya yang disusun secara ilmiah, mengikuti standar keilmuan tertentu, dan harus
disusun dengan format yang sangat baku. Karya ilmiah harus disusun dengan mengikuti
langkah-langkah metode ilmiah, yaitu (1) menemukan masalah; (2) merumuskan hipotesis; (3)
mengumpulkan data; (4) mengambil simpulan; dan (5) menguji simpulan kembali (Martono,
2012). Metode ilmaih tersebut merupakan roh sebuah proses penulisan karya ilmiah.
Penulisan semua bentuk karya ilmiah pasti akan melewati proses-proses tersebut. untuk lebih
jelasnya, perhatikanlah tabel berikut.
Tabel 1 Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Metode Ilmiah Menemukan masalah Masalah dapat ditemukan dari kehidupan sehari-hari di sekitar kita. Masalah dapat muncul dari pengalaman, media massa, dan sumber-sumber lain. masalah merupakan ide pokok, dan merupakan jantung dalam proses menulis karyaa ilmiah apapun.
Merumuskan hipotesis Untuk dapat merumuskna hipotesis, maka kita wajib membaca berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan kita bahas.
Mengumpulkan data Data merupakan alat untuk menemukan jawaban atas sebuah permasalahan yang kita bahas. Tanpa data, kita tidak mungkin dapat menemukan jawaban masalah kita. Data dapat diperoleh melalui berbagai sumber: buku, majalah, surat kabar, jurnal, observasi, wawancara, dan sebagainya.
Mengambil simpulan Simpulan dirumuskan berdasarkan data yang telah diperoleh sebelumnya.
Menguji simpulan kembali Tahap akhir adalah menguji kesimpulan kembali, apakah kesimpulan tersebut sudah benar atau belum.
Penulisan ilmiah memiliki sejumlah tahapan yang harus dilalui untuk menghasilkan
sebuah larya yang sesuai denngan tujuan yang inngin dicapai. tahapna penulisan ilmiah
meliputi (1) tahap persiapan, (2) tahap penulisan, (3) tahap penyuntingan.
1) Tahap Persiapan
Ada beberapa langkah yang ada dalam tahap persiapan, yaitu:
a) Menemukan masalah atau mengajukan masalah yang akan dibahas dalam penelutian
(didukung oleh latar belakang, identifikasi masalah, batasan, dan rumusan masalah).
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan masalah atau topik, yaitu:
4
Topik yang dipilih harus yang menarik perhatian
Terpusat pada segi lingkup yang sempit dan terbatas
Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, meskipun hanya sedikit
Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang dijadikan referensi
Dalam pembatasan topik atau penentuan judul harus memperhatikan beberapa hal
berikut.
Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah.
Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah atau setelah
penulisan karya ilmiah selesai. Penentuan judul karya ilmiah: pertanyaan yang
mengandung unsur 4W+1H yaitu What (apa), Why (mengapa), When (kapan),
Where ( dimana), dan How (bagaimana).
b) Mengembangkan kerangka pemikiran yang berupa kajian teoretis;
c) Mengajukan hipotesis atau jawaban atau dugaan sementara atas penelitian yang
akan dilakukan;
d) Metodologi (mencakup berabgai teknik yang dilakukan dalam pengambilan data,
teknik pengukuran, dan teknik analisis data).
Adapun tahap pengumpulan data, meliputi langkah-langkah berikut.
Pencarian keterangan dari bahan bacaan atau referensi;
Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah;
Pengamatan langsung (observasi) ke objek yang akan diteliti. Pengamatan ini
dapat dilakukan di laboratorium atau langsung di lapangan.
2) Tahap Penulisan
Tahap penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengn pembahasan
yang dilaukan selama dan setelah penulisan selesai. Semua informasi yang diperoleh
ditulis dengan rinci dalam tahap ini. Banyak penulis pemula terkadang kesulitan
mengembangkan konsep awal tulisannya sehingga terjadilah kemacetan dalam menulis.
3) Tahap Penyuntingan
Tahap penyuntingan dilakukan setelah proses penulisan dianggap selesai. Tahap
penyuntingan ini bertujuan untuk:
Melengkapi yang kurang;
Membuang yang kurang relevan;
Mengindari penyajia yang berulang-ulang atau tumpang tindih (overlapping);
5
Menghindari pemakaian bahasa yang kurang effektif, misalnya dalam penulisan
dan pemilihan kata, penyusunan kalimat, penyusunan paragraf, maupun
penerapan kaidah ejaan.
Di samping itu, penyajian juga merupakan tahapan penyuntingan. Teknik penyajian
karya ilmiah harus memerhatikan:
Segi kerapian dan kebersihan
Tata letak (layout) unsur-unsur dalam format karya ilmiah, misalnya halaman muka
(cover), halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar, daftar
pustaka, dan lain-lain.
Standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, misalnya standar penulisan
kutipan, catatan kaki (footnote), daftar pustaka, dan penggunaan bahasa Indonesia
sesuai EYD.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan untuk meningkatkan wawasan serta
menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karyaa ilmiah bermanfaat untuk
meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai
gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi
kepuasan intelektual di sampiang menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu
pengetahuan.
Umumya karya ilmiah terdiri atas tiga bagian, yaitu:
1) Bagian Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi latar belakang pemilihan topik, masalah, dan tujuan. Bagian
pendahuluan adalah bagian yang paling awal dicermati oleh pembaca. Oleh karena itu,
dalam bagian awal harus diupayakan dapat menarik minat pembaca. Dalam latar
belakang hendaknya dijelaskan mengapa penulis memilih topik itu. penulis menunjukkan
pentingnya topik itu diangkat menjadi makalah. Masalah apa yang timbul dalam topik itu,
dan apa tujuan penulisan itu.
2) Bagian Pembahasan
Bagian pembahasan merupakan bagian utama atau bagian isi. Bagian ini memuat uaraian-
uraian pokok masalah yang telah disebutkan pada bagian pendahuluan. Pada bagian ini,
penulis dapat menggunakan teknik deduktif atau induktif. Dalam makalah deduktif
pembahasan dimulai dengan penyajian fakta yang mendukung teori (Yonohudyono dan
Parmin, 2007:45). Dalam teknik deduktif, teori digunakan langsung pada bagian
6
pembahasan terpadu dengan interpretasi dan relevansi teori. Sementara itu dalam teknik
induktif, jawaban pemecahan masalah berdasarkan pengamatan empiris, analisis dimulai
dari penyajian fakta, data, diikuti dengan penarikan simpulan.
3) Bagian Penutup
Bagian penutup berisi simpulan dan saran. Penyimpulan berisi hasil pembahasan sesuai
dengan permaslahan dan tujuan penulisan pada bagian pendahuluan. Dengan demikian
simpulan merupakan jawaban dari permasalahan. Simpulan juga harus sesuai dengan
tujuan penulisan. Hubungan antara masalah, tujuan, dan simpulan harus searah. Saran
disampaikan oleh penulis berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam karya ilmiah.
Karya ilmiah memiliki sejumlah karakteristik, yaitu:
1) Mengacu Kepada Teori
Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang disajikan sebagai landasan
berpikir/kerangka pemikiran/ acuan dalam pembahasan masalah. Teori dalam sebuah
penelitian sendiri, memiliki beberapa fungsi.
a) Tolok ukur pembahasan dan penjawaban persoalan;
b) Dijadikan data sekunder/data penunjang (data utama:fakta);
c) Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan mendeskripsikan
suatu gejala;
d) Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.
2) Berdasarkan Fakta
Artinya setiap infromasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adannya sebenarnya, dan
konkret.
3) Logis
Artinya, setiap keterangan dalam karya ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki dan diusut
alasan-alasannya, rasional dan da[at diterima dengan akal.
4) Objektif
Artinya, dalam karya ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah subjektif,
senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh kepentingan baik pribadi
maupun golongan.
5) Sistematis
7
Baik penulisan atau penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan
secara teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku, terurut, dan
tertib.
6) Valid
Artinya, baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut aturan
ilmiah yang belaku.
7) Jelas
Artinya, setiap infromasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya,
gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimmbulkan pertanyaan dan keragu-
raguan dalam benak pembaca.
8) Saksama
Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat,
teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapapun kecilnya.
9) Tuntas
Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya karangan
tuntas, pokok masalah harus dibatasi, tidak terlalu luas.
10) Bahasanya Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku. Artinya, haru sesuai dengan bahas ayang
dijadikan tolok ukur bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.
11) Sesuai Standar
Penulisan harus sesuai dengan aturan standar ( nasional atau internasional). Akan tetapi,
tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga tempat penulis bernaung
tetap harus diperhatikan .
B. Jenis-Jenis Karya Ilmiah
Jenis-jenis karya ilmiah setidaknya dapat dikelompokkan menjad empat, yaitu (1)
paper dan makalah, (2) laporan praktikum, (3) artikel, dan (4) tugas akhir.
(1) Paper dan Makalah
Paper dan makalah merupakan rumusan atau simpulan pemikiraan sebagai hasil te;aah
atau pengkajian sederhana dari sebuah referensi bacaan, pemikiran tokoh, ilmuwan atau
penulis sebelumnya. Karya ilmiah jenis ini biasa diberikan oleh dosen atau guru kepada
mahasiswa atau siswanya. Tujuannya adalah memberikan ruang bagi peserta didik untuk
menuangkan gagasan ilmiahnya untuk mengasah kemampuan intelektualnya dalam
8
menanggapi permasalahan yang tengah berkembang. Makalah biasanya disajikan dalam
forum seminar, lokakarya, workshop, dan sejenisnya. Sering dikatakan bahwa appear
merupakan karya ilmiah yang lebih ringkas dari makalah.
(2) Laporan Praktikum
Laporan praktikum biasannya merupakan laporan tertulis dari serangkaian kegiatan
prakktikum yang telah dilakkukan oleh seorang atau sekelompok siswa/mahasiswa.
Dalam menuliskan laporan unsur kronologis menjadi sangat penting karena praktik kerja
baik di lapangan maupun di laboratorium terdiri atas tahapan-tahapan yang sistematis
yang harus dilaporkan secraa sistematis juga. Dengan demikian penulisan laporan
praktikkum dituntut untuk menyampaikan sebuah kegiatan secara sistematis, runtut, dan
terperinci.
(3) Artikel
Artikel merupakan gagasan tertulis dari penulis tentang suatu permasalahan yang
didasarkan pada kajian pustaka atau hasil penelitian. Artikel merupakan diseminasi
pemikiran dari ahli atau seseorang yang secara intens mengamati permasalahan tertentu.
artikel hampir mirip dengan makalah, yang membedakan kedua karya tulis tersebut
adalah ruang publikasinya. Apabila makalah disampaikan dalam forum seminar atau
workshop, artikel dipublikasikan di media massa baik jurnal ilmiah maupun media massa
seperti koran atau majalah, yang biasa disebut artikel ilmiah populer.
(4) Tugas Akhir
Baik skripsi (tingkat S1), tesis (S2) maupun disertasi (S3) merupakan karya ilmiah yang
ditujukan untuk mengakhiri studi di perguruan tinggi. Tugas akhir biasanya berupa hasil
penelitian dair bidang tertentu (sesuai jurusan atau program studi yang diambil) yang
kemudian diujikan secara lisan untuk memperoleh derajat kelulusan dan kelayakan karya
tersebut.
Pengelompokan mengenai jenis karya ilmiah lain dilakukan dengan membedakannya dari
segi materi, susunan, tujuan, serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut. penentuan
jenis karya ilmiah biasanya disesuaikan dengan peruntukan karya ilmiah tersebut. Djuroto dan
Suprijadi (2005:24) secara garis besar mengklasifikasikan karya ilmiah menjadi dua, yaitu karya
ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian.
(1) Karya Ilmiah Pendidikan
9
(a) Karya ilmiah pendidikan digunakan untuk tugas meresume pembelajaran serta
sebagai prasyarat mencapai gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan terdiri atas :
Paper atau makalah
Pra Skripsi (untuk memperoleh gelar sarjana muda)
Skripsi
Tesis
Disertasi
(b) Karya ilmiah panduan
Panduan Pengajaran (textbook)
Buku pegangan (handbook)
Buku pelajaran (diktat)
(c) Karya ilmiah referensi
Kamus
Ensiklopedi
(2) Karya Ilmiah Penelitian
(a) Kamus
(b) Ensiklopedi
C. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah Sampai saat ini format penyajian karya ilmiah belum ada yang baku. Format karya
ilmiah standar LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dengan penulisan skripsi, tesis,
ataupun diertasi pada perguruan tinggi tidak sama. bahkan, perguruan tinggi yang satu dengan
perguruan tinggi yang lain, dalam menentukan format tulisan ilmiah sering berbeda. Oleh
karena itu, penulis karya ilmiah harus menyadari terlebih dahulu untuk siapa tulisan itu nanti
akan diajukan. Jika penulisan karya ilmiah itu untuk mendapatkan nagka kredit dari LIPI, maka
format tulisannya harus mengikuti format LIPI. Demikian juga karya ilmiah untuk meraih gelar
sarjana, format penulisannya mengikuti format perguruan tinggi.
Meskipun berbeda dalam format penulisannya, penyajian atas pemaparan suatu
karya ilmiah antara LIPI dan perguruan tinggi tetap sama, yaitu logis dan empiris. Logis artinya
masuk diakal, sedangkan empiris artinya dibahas secara mendalam dengan kaidah-kaidah
kelimuan. Berikut ini adalah contoh sistematika penulisan ilmiah.
BAGIAN AWALi. Halaman Judulii. Lembar Persetujuan
10
iii. Abstrakiv. Prakatav. Daftar Isivi. Daftar Tabel (tentatif)vii. Daftar Gambar (tentatif) viii. Daftar Lampiran (tentatif)
BAGIAN INTI BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah1.3 Tujuan Penelitian1.4 Manfaat Penelitian
BAB II KERANGKA TEORI2.1 Landasan Teori 2.2 Kajian Hasil Penelitian Sejenis2.3 Kerangka Berpikir2.4 Hipotesis Penelitian (tentative)
BAB III METODE PENELITIAN3.1 Jenis Penelitian3.2 Populasi dan Sampel Penelitian3.3 Jenis, Sumber, dan Teori Pengumpulan Data3.4 Teknik Analisis Data
BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian4.2 Deskripsi Hasil Penelitian4.3 Pembahasan
BAB V PENUTUP5.1 Simpulan 5.2 Saran
BAGIAN AKHIR Daftar PustakaLampiran
Untuk memenuhi prasyarat memperoleh gelar, seorang mahasiswa dituntut untuk membuat
karya ilmiah berupa tugas akhir (TA)/skripsi. Pembuatan TA/skripsi diawali dengan membuat
proposal penelitian. Proposal penelitian untuk menyusun tugas akhir dan atau skripsi
umumnya terdiri atas komponen yang sama. Demikian juga komponen tugas akhir atau skripsi.
Letak perbedaan antara keduanya terletak pada kadar kedalamannya.
11
Selain membuat laporan untuk tugas akhir, mahasiswa juga dituntut untuk mampu
menyusun artikel. Telah dibahas pada paparan sebelumnya bahwa artikel merupakan gagasan
tertulis dari penulis tentang suatu permasalahan yang didasarkan pada kajian pustaka atau
hasil penelitian. Pada era 50-an, masyarakat Eropa dan Amerika berpandangan bahwa setiap
tulisan yang dimuat di media cetak disebut artikel. Namun, setelah profesi tulis-menulis
berkembang mulailah dibedakan antara tulisan yang beiri peristiwa dan proses (feature),
tulisan yang berisi pendapat (opini), dan artikel. Feature merupakan bentuk tulisan yang
berupa berita, sedangkan opini merupakan gagasan pribadi penulis (KBBI, 2005:308).
Sementara itu, artikel diartikan sebagai sebuah tulisan yang isinya fakta berikut masalah-
masalah yang saling berkaitan diikuti dengan pendirin subjektif yang disertai argumentasi
berdasarkan teori keilmuan dan data-data empiris yang mendukung pendirian itu.
Ditinjau dari segi teknik penulisan dan media yang akan dituju, artikel dapat dibedakan atas
dua macam, yaitu artikel ilmiah dan artikel populer. Artikel ilmiah biasanya dikirim ke majalah
ilmiah atau jurnal, sedangkan artikel populer biasanya dikirm ke media cetak seperti koran.
Artikel ilmiah ini pun masih dapat dibedakan atas dua macam, yaitu artikel ilmiah yang berupa
rangkuman hasil penelitian dan artikel ilmiah yang berupa kajian pustaka (gagasan
konseptual). Perbedaan sistemarika kedua artikel ilmiah tersebut hanya terletak pada subjudul
metode penelitian.
Tabel 2 Sistematika Artikel dalam Jurnal Ilmiah
ArtikelHasil Penelitian Kajian Pustaka
Juduk Artikel Identitas PenulisAbstrak
A. PendahuluanB. Metode PenelitianC. PembahasanD. Penutup
Daftar Pustaka
Judul ArtikelIdentitas PenulisAbstrak
A. PendahuluanB. PembahasanC. Penutup
Daftar Pustaka
Berikut diuraikan lebih lanjut mengenai bagian-bagian artikel tersebut.
(1) Judul Artikel
Judul artikel ilmiah sebaiknya ditulis singkat. Julah kata dalam judul sebaiknya tidka
melebihi 15 kata dan ditulis sesuai dengan ejaan yang resmi berlaku (EYD).
(2) Identitas Penulis
12
Nama penulis ditulis secara lengkap. Apabila nama penulis cukup panjang, maka
sebaiknya nama belakang penulis tidak disingkat. Nama yang disingkat adalah nama depan
atau nama tengah. Selain nama penulis dicantumkan pula nama instansi tempat penulis
bernaung dan alamat email penulis.
(3) Abstrak
Abstrak merupakan istilah yang cukup asing bagi mahasiswa. Abstrak merupakan
deskripsi singkat yang memuat informasi mengenai isi artikel ilmiah secara singkat. Istilah
abstrak sangat berbeda dengan ringkasan. Abstrak berisi hal-hal yang lebih khusus
dibandingkan dengan ringkasan. Perbedaan ini dapat dilihat dari panjang dan isinya.
Panjang abstrak lebih pendek daripada ringkasan. Panjang abstrak umumnya hanya satu
paragraf saja, yaitu antara 150 sampai 200 kata, namun harus menjelaskan garis besar
laporan penelitian. Setelah abstrak, diberikan kata-kata kunci atau key words.
Abstrak, berbeda dengan ringkasan (summary).Ringkasan lebih panjang daripada
abstrak. Ringkasan menjelaskan isi artikel secara lebih detail, dari pendahuluan sampai
simpulan. Kita tidak perlu menuliskan latar belakang masalah dalam abstrak. Abstrak
ditulis dengan menggunakan satu spasi. Bila perbedaan antara abstrak dan ikhtisar ditinjau
dari unsur-unsur pembentuk tema, maka abstrak hanya mengandung topik persoalan,
sedangkan ikhtisar mengandung topik persoalan dan tujuan yang akan dicapai melalui
sebuah topik (Keraf, 1994:295).
(4) Pendahuluan
Bagian ini menjelaskan hal-hal yang mendasari atau melatarbelakangi munculnya
masalah atau ketertarikan kita pada masalah yang akan dibahas. Pada bagian ini dijelaskan
berabgai argumentasi yang menguatkan bahwa masalah tersebut memang layak untuk
dikaji. Selai itu, pada bagian ini juga dijelaskan “Apakah masalah tersebut penting untuk
dikaji?”, “Apa menariknya masalah yang akan dikaji?”, “Apa yang menjadi dasar bahwa
fenomena sosial tersebut dianggap sebagai sebuah permasalahan?” untuk keperluan
tersebut, kita dapat menguraikan berbagai ketimpangan yang terjadi antara kondisi ideal
(das sollen) dan kondisi sosial yang real terjadi (das sein).
Untuk memperkuat argumentasi, dapat ditampilkan dasar teori atau data yang
mempperkuat argumentasi tersebut sehingga pembaca menjadi yakin dan tertarik atau
berminat untuk membaca hasil penelitian kita. Ini berarti, dalam bagian pendahuluan juga
terdapat kajian teori yang digunakan dalam penelitian. Penulis menjelaskan berbagai
konsep utama yang berkaitan dengan berbagai argumentasi teoritis. Selain itu kita juga
perlu mneyertakan hasil-hasil studi sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang akan
13
dilakukan. Hal ini perlu dilakukan karena jika maslaah peneliitian tersebut ternyata pernah
dikaji orang lain, maka kita harus dapat menejlaskan apa yang membedakan tulisan kita
dengan tulisan yang pernah dipublikasikan sebelumnya. Hal ini juga dilakukan untuk
menghindari adanya indikasi plagiarism atau penjiplakan hasil karya orang lain. Uraian
dalam kajian pustaka ini dapat menjadi dasar perumusan hipotesis penelitian.
Pendahuluan dalam artikel juga menjelaskan rumusan masalah dan tujuan penulisan.
Pada beberaoa instansi ada juga yang memeisahkan bagain pendahuuan dan bagian
kajian teori ke dalam sub yang berbeda. Hal yang perlu diingat adalah kemana kita
mengajukan artikel yang dibuat, maka aturan penulisan itu yang harus diikuti.
(5) Metode Penelitian
a) Metode penelitian. Pada bagian ini dijelaskan mtode penelitian yang digunakan.
b) Sasaran penelitian. Sasaran penelitian atau sering disebut objek penelirian merujuk
pada orang, individu atau kelompok yang menjadi unit atau satuan yang diteliti.
c) Lokasi penelitian. Bagian ini menjelaskan lokasi tempat penelitian berlengsung. Lokasi
penelitian hanya ada dalam penelitian lapanngan, sedangkan untuk penelitian analisis
isi dan analisis data sekunder, tidak perlu menjelaskan lokasi penelitian karena bukan
penelitian lapangan.
d) Teknik sampling.teknik sampling merupakan metode atau cara dalam penentuan dan
pengambilan sampel.
e) Hipotesis (bila ada). Hipotesis dinyatakan secara tertulis (menggunakan kalimat) atau
dengan mengga,barkan hubungan geometris antarvariabel.
f) Metode pengumpulan data. Pada bagian ini, peneliti menjelaskan bagaimana peneliti
mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian.
g) Metode analisis data. Analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik
sebagai alat bantu dalam membuat kesimpulan. Penelitian kualitatif, tentu saja ada
banyak metode analisis yang dapat dipilih.
(6) Pembahasan
Bagian pembahasan merupakan bagian inti yang menjadi “jantung” sebuah artikel
ilmiah. Dari sinilah orisinalitas sebuah artikel ilmiah akan ditunjukkan. Bagian ini
merupakan bagian yang menguraikan berbagai temuan, berbagai hasil pemikiran yang
bertujuan untuk menjelaskan masalah yang dikaji. Pemikiran atau argumentasi penulis
dapat dituangkan dalam bagian ini.
14
(7) Penutup
Bagian penutup terdiri atas simpulan dan saran. Simpulan merupakan jawaban akhir
masalah yang sedang dikaji. Simpulan harus konsisten dengan rumusan masalah. Untuk
itu, jumlah simpulan perlu disesuaikan dengan jumlah rumusan masalah, sehingga ada
konsistensi antara rumusan masalah dan simpulan.
Bagian terakhir artikel ilmiah adalah saran. Bagian ini merupakan bagian yang tidak
selalu ada, artinya artikel ilmiah (terutama artikel agagsan konseptual) boleh tidak
menyertakan saran. Saran merupakan sebuah uraan mengenai “apa yang dapat kita
rekomendasikan kepada pihak lain yang berkepentingan berdasarkan hasil temuan kita”.
Saran disusun berdasarkan simpulan, untuk itu, saran harus sejalan dengan simpulan.
Berikut ini merupakan gambaran hubungan unsur-unsur dalam artikel ilmiah.
Gambar 1 Hubungan Antarunsur dalam Artikel Ilmiah
Selain artikel ilmiah, salah satu jenis karya ilmiah yang paling sering ditulis mahasiswa
selama menempuh pendidikan di jenjang S1 adalah makalah. Makalah merupakan karya tulis
yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara
sistematis dan runtut dengan disertai analisis yang logis dan objektif (Achma, 2010:112).
Sistematika penulisan makalah, sebenarnya hampir sama dengan penulisan artikel ilmiah,
terdiri atas tiga bagian pokok, yaitu pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Jika artikel
biadanya dimuat atau disajikan dalam sebuah jurnal, makalah umumnya disajikan dalam forum
resmi, seperti seminar. Dalam kaitannya dengan perkuliahan, makalah ditulis untuk memenuhi
tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan
dalam forum ilmiah.
Kajian Pustaka
Simpulan 1
Simpulan 2
Saran 1
Saran 2Rumusan Masalah 2
Rumusan Masalah 1
Latar Belakang Masalah
15
Berikut disajikan sistematika penulisan makalah secara lebih rinci.
1. Bagian awal terdiri atas hal-hal berikut.
a. Halaman sampul
Halaman sampul berisi hal-hal berikut.
Judul makalah
Beberapa kriiteria judul makalah yang baik:
Judul menggambarkan isi
Judul harus singkat dan jelas
Judul bukan kalimat, melainkan frasa atau klausa
Judul menarik dan memiliki daya pikat
Nama penulis
Nama jurusan
Nama fakultas
Nama universitas
Tahun penyelesaian makalah
b. Kata pengantar
Kata pengantar berisi ucapan rasa syukur dan terima kasih kepada berbagai pihak atas
terselesaikannya makalah. Ucapan terima kasih itu ditulis sesudah rasa syukur dan
ditujukan kepada berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian makalah.
c. Daftar isi
Daftar isi memuat keterangan tentang pokok-pokok makalah. Pada bagian ni
dicantumkan tiap-tiap subjudul (subbagian) diberi nomor dan nomor halaman yang
memuatnya.
d. Daftar tabel dan gambar (kalau ada)
2. Bagian tengah terdiri atas hal-hal berikut.
a. Pendahuluan
Isi pendahuluan merupakan penjelasan yang erat hubungannya dengan masalah yang
dibahas dalam uraian bab. Penjelasan tersebut dirinci sebagai berikut.
Alasan pemilihan pokok masalah
Perumusan masalah disertai latar belakang yang sesuai
Prosedur pemecahan masalah dijelaskan dengan menyebutukan metode-metode
yang dipaka dan tata kerja yang akan ditempuh oleh penulis.
Sumber-sumber yang memiliki relevansi dan dapat dipertanggungjawabkan untuk
menyelesaikan masalah.
16
Rangkuman makalah yang disusun secara singkat dan padat.
b. Uraian masalah yang dibagi menjadi bab-bab
Uraian makalah memuat tafsiran-tafsran analisis terhadap data yang terkumupul dan
yang merupakan jawaban terperinci atas persoalan yang berhubungan dengan pokok-
pokok pembahasan penulis secara proporsional.
Uraian tentang hal-hal yang bersifat teoretis yang datanya sebagian besar diperoleh
dari hasil penelitian kepustakaan ditempatkan pada permulaan penguraian masalah.
c. Kesimpulan
Kesimpulan ditarik dari pembuktian atau dari uraian yang ditulis terdahulu dan
bertalian erat dengan pokok masalah. Dengan demikian, tidak dapat dibenarkan
apabila sesuatu yang dibahas dalam bab-bab pengurai diambil sebagai kesimpulan.
Kesimpulan bukanlah merupakan ikhtisar dari apa yang ditulis terdahulu. Ikhitisar
dapat dilakukan, tetapi dengan tujuan mencapai hubungan antara sekelompok data
dan pokok masalah agar sampai pada kesimpulan tertentu. bab ini juga dapat memuat
uaraian yang menunjukkan proses pemikiran untuk sampai pada kesimpulan itu. data
atau informasi baru tidak dapat dimasukkan dalam bab kesimpulan ini.
d. Saran
3. Bagian terakhir terdiri atas hal-hal berikut.
a. Daftar pustaka
Bagian terakhir adalah daftar pustaka. Semua sumber kepustakaan, baik berupa
ensiklopedia, buku, majalah, atau surat kabar disusun dalam daftar khusus yang
diletakkan pada bagian akhir makalah.
Latihan
1. Menurut pandangan Anda bagaimanakah hakikat dari karya ilmiah dan apa yang
membedakannya dengan karya tulis yang lain?
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis karya ilmiah yang Anda ketahui!
3. Jelaskan sistematika sebuah karya ilmiah!
4. Buatlah sebuah karya ilmiah berupa artikel ilmiah kajian pustaka dengan mengangkat
masalah yang sesuai dengan ketertarikan Anda!
5. Buatlah sebuah karya ilmiah berupa makalah dengan mengangkat masalah yang sesuai
dengan ketertarikan Anda!
17
Daftar Pustaka
Abdullah, Mikrajuddin. 2004. Menembus Jurnal Ilmiah Nasional dan Internasional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Achmad, H.P. dan Aleka. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Penanda Media Group.
Akhadiah, Sabarti et. Al. 1998. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia: Erlangga.
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi: Sebuah pengantar Keterampilan Berbahasa. Flores: Penerbit Nusa Indah.
Prayitno, Harun Joko dkk. 2005. Pembudayaan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta. Muhamadiyah University Press.
Sidjana, Nana. 1987. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah: Makalah-Skripsi-Tesis-Disertasi. Bandung: Sinar Baru.
Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka
Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tugino. 2011. Jenis-jenis Karya Ilmiah. http://tugino230171.wordpress.com/2011/01/08/jenis-jenis-karya-ilmiah . diakses pada tanggal 7 Mei 2012.