27
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan masalah BAB I PENULISAN KARANGAN A. Pengertian mengarang dan karangan B. Jenis-jenis karangan BAB II PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA

penulisan karangan beta.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: penulisan karangan beta.docx

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangB. Rumusan masalah

BAB I

PENULISAN KARANGAN

A. Pengertian mengarang dan karanganB. Jenis-jenis karangan

BAB II

PENUTUP

A. SimpulanB. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 2: penulisan karangan beta.docx

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami begitu banyak nikmat dan pertolongan

sehingga kami mampu membuat makalah ini. Tanpa pertolongan dia mungkin kami tidak dapat

menyusun makalah ini.

Makalah yang kami tulis ini kami beri judul “PENULISAN KARANGAN”. Oleh karena itu,

kami berharap makalah ini dapat membantu mahasiswa untuk memperluas wawasan tentang cara

penulisan karangan yang selama ini banyak digunakan dalam bidang kependidikan.

Kami menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu besar

harapan kami mendapatkan saran, masukan ataupun kritik yang bersifat membangun sehingga

dapat menjadi koreksi bagi kami untuk penulisan yang lebih baik berikutnya. Semoga makalah

ini bermanfaat bagi kita semua.

Page 3: penulisan karangan beta.docx

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian mengarang dan karangan

2. Berapa macem jenis karangan

Page 4: penulisan karangan beta.docx

A.  Latar Belakang

Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir.

Keduanya saling melengkapi. Menurut Syafie’ie (1988:42), secara psikologis menulis

memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasan, kemauan yang keras. Menulis dan

berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan berulang-ulang. Dengan

kata lain, tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan

menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat

meningkatkan kemampuannya dalam menulis.

Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. di samping dituntut kemampuan

berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya, misalnya penguasaan materi

tulisan, pengetahuan bahasa tulis, dan motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan tulisan yang

baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu

keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan pewajahan. Ketiga

keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi. Kegagalan dalam salah satu komponen

dapat mengakibatkan gangguan dalam menuangkan ide secara tertulis.

Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan

gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis

karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi,

argumentasi, dan persuasi.

Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu

karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis,

logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan

agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka

karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis

tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.

http://rahmatsolihien.blogspot.com/2012/07/karangan-dan-kerangka-karangan_4060.html

Page 5: penulisan karangan beta.docx

BAB I

PENULISAN KARANGAN

A.    Pengertian Mengarang dan Karangan

Mengarang berarti menyusun atau merangkai, pada awalnya kata merangkai tidak

berkaitan dengan kegiatan menulis. Operasional atau cakupan makna kata merangkai mula-mula

terbatas pada pkerjaan yang berhubungan dengan benda konkret seperti merangkai bunga atau

merangkai atau merangkai benda orang lain. Sejalan dengan kemajuan komukasi dan bahasa,

lama-kelamaan timbul istilah merangkai kata. Lalu berlanjut dengan merangkai kalimat,

kemudian jadilah apa yang disebut sebagai karangan. Orang yang merangkai atau menyusun

kata, kalimat, dan alinea tidak disebut perangkai. Tetapi penyusun atau pengarang untuk

membedakannya dengan perangkai bunga. Belakangan muncul sebutan penulis karena karangan

tertulis juga disebut tulisan.

Sebenarnya, mengarang tidak hanya dan tidak harus tertulis. Seperti halnya

berkomunikasi, kegiatan mengarang yang juga menggunakan bahasa sebagai mediumnya dapat

berlansung secara lisan. Seseorang yang berbicara misalnya, dalam sebuah diskusi atau berpidato

secara serta merta (improntu) otaknya terlebih dahulu harus mengarang sebelum mulutnya

berbicara.

Penulis berpendapat bahwa mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, atau

paragraph dalam rangka menjabarkan atau mengulas topic dan tema tertentu untuk memperoleh

hasil akhir berupa karangan. Untuk bahan perbandingan, disini dikutipkan pendapat

Widyanmartaya dan Sudiati (1911:77). Menurut keduanya , mengarang adalah “keseluruhan

rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui

bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami”.

Jadi karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang

suatu topic atau pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian

yang lebih tinggi atau lebih luas dari paragraph. Selain itu, karangan juga mempunyai arti lain

yaitu bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan

tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan

perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.

          

Page 6: penulisan karangan beta.docx

B. Jenis-jenis Karangan

1. Berdasarkan Bentuknya

a. Puisi adalah karangan yang mengutamakan keindahan bentuk dan bunyi serta kepadatan

makna. Puisi pada umunya berbentuk monolog.

b. Drama adalah karangan yang berupa dialog sebagai pembentuk alurnya.

c. Prosa, adalah jenis karangan yang disusun secara bebas dan terperinci. Bentuknya merupakan

percangkokan monolog dengan dialog. Prosa terbagi dalam dua macam.

1) Fiksi, adalah karangan yang disusun dalam bentuk alur yang menekankan aturan sistematika

perceritaan. Contohya : novel dan cerpen.

2) Nonfiksi, adalah karangan yang menekankan aturan sistematika ilmiah, dan aturan-aturan

kelogisan. Contohnya: essay, laporan penelitian, dan biografi

2. Berdasarkan Cara Penyajiannya

a. Karangan narasi, adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan

tujuan agar pembaca seolah-o؛ah mengalami kejadian yang diceritakan itu.

b. Karangan deskripsi, adalah karangan yang menggambarkan suatu objek dengan tujuan agar

pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.

c. Karangan eksposisi, adalah karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau

informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-

jelasnya. Dikemukakan data dan fakla untuk memperjelas pemaparan.

d. Karangan argumentasi, adalah karangan yang bertujuan untuk membuktikan suatu cebenaran

sehingga pembaca meyakini kebenaran itu. Pembuktian memerlukan data dan fakta yang

meyakinkan.

e. Larangan persuasi, adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca. Karangan

ini pun memerlukan data sebagai penunjang.

3.   Berdasarkan Masalah yang Disajikannya

a. Karangan populer, adalah karangan yang membahas sehari-hari dengan menggunakan ragam

bahasa yang biasa digunakan masyarakat pada umumnya.

b. Karangan ilmiah, adaiah karangan yang membahas masalah-masalah yang berkain dengan

disiplin ilmu tertentu. Ragam bahasa yang digunakan bersifat teknis yang hanya dapat dipahami

masyarakat tertentu.

Page 7: penulisan karangan beta.docx

c. Karangan ilmiah populer, adalah karangan yang membahas masalah-masalah keilmuan

dengan munggunakan ragam bahasa yang dipahami masyarakat pada umumnya.

d. Surat merupakan karangan yang mengupas beragam persoalan dalam berbagai kepentingan

Pembacanya dinyatakan secara khusus, tertentu.

e. Karangan sastra, adalah karangan yang berisi cerita rekaan dengan bahasa, gaya, c؛tra rasa

yang indah. Cerita-cerita yang dinyatakannya lebih bersifat individual.

C.    Langkah-langkah Mengarang

Penyusunan karangan sebaiknya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1.      Menentukan Topik, Tema, dan Tujuan Karangan

Topik berasal dari kata Yunani topoi, yang berarti ‘tempat’. Dalam perkembangan

selanjutnya, topik diartikan sebagai ‘pokok pembicaraan’ suatu karangan. Berdasarkan topik

itulah, penulis menempatkan tujuan beserta tema karangannya.

Dalam kehidupan sehari-hari, topik sering dikacaukan pemakaiannya dengan istilah tema.

Menurut asal katanya, Tema merupakan kata Yunani tithenai, yang berarti menempatkan. Dar

segi proses penulisan karangan, tema dan topik memiliki rumusan yang berlainan walaupun

nantinya apa yang dirumuskan keduanya memiliki hakikat yang sama. Apabila topik bermakna

pokok karangan, maka tema diartikan sebagai suatu perumusan dari topik yang dijadikan

landasan penyusunan karangan. Berdasarkan pengertian tersebut, jelaslah bahwa topik lebih

singkat dan lebih abstrak daripada tema. Topik dirumuskan lebih dahulu dari tema.

Untuk merumuskan topik yang baik dipergunakan ukuran berikut.

a.      Menarik perhatian penulis

Topik yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha untuk secara

serius mencari data yang penting dan relevan dengan masalah yang ia karang. Penulis akar؛

terdorong terus-menerus agar karangannya itu dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya

Sebaliknya, suatu topik yang sama sekali tidak disenangi, dapat menimbulkan kesalahan apabila

terdapat hambatan-hambatan. Penulis tidak akan berusaha menemukan data dan fakta dalam

memecahkan persoalan-persoalan yang ia hadapi.

b.      Dikuasai penulis

Topik yang digarap harus pula dikuasai penulis. Sekurang-kurangnya ia mengetahui hai-

hal mendasar dari persoalan yang hendak dikarangnya. Idealnya, topik itu merupakan sesuatu

yang lebih diketahui penulis daripada pembacanya.

Page 8: penulisan karangan beta.docx

c.       Menarik dan aktual

Suatu karangan disusun tidak lain untuk dibaca oleh orang lain, oeh karena itu, minat

pembaca merupakan hal penting yang harus diperhatikan penulis. Walaupun yang menarik minat

itu amat bergantung pada situasi dan latar belakang pembaca itu sendiri, namun hal- hal berikut

merupakan sesuatu yang diminati masyarakat secara umum: yang aktual, penting, penuh

konflik, rahasia, humor. atau hal-hal lain yang bermanfaat bagi pembaca.

d.      Ruang lingkupnya terbatas

Apabila topik itu terlalu luas, pembahasannya akan dangkal. Pada akhimya karangan itu

tidak menarik bagi pembaca. Pembatasan ruang lingkup topik, memungkinkan penulis untuk

mengarang dengan penuh keyakinan dan kepercayaan diri. Pembatasan topik dapat memberikan

kesempatan bagi penulis untuk menelaah dan meneliti masalah yang akan ditulisnya secara

intensif.

2.     Merumuskan Judul Karangan

Erat kaitannya dengan topik atau tema serta tujuan karangan, adalah judul. Apabila topik

merupakan gagasan pokok yang akan dibahas, maka judul merupakan nama yang diberikan

untuk bahasan atau karangan itu. Judul berfungsi pula sebagai slogan promosi untuk menarik -

ninat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Sering kali judul dirumuskan lebih dulu

sebelum karangan dibuat. Namun demikian, judul dapat pula dirumuskan setelah karangan itu

selesai.

Judul yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

a. Relevan, ada hubungannya dengan isi karangan.

b. Provokatif dapat menimbulkan hasrat ingin tahu pembaca.

c. Singkat, mudah dipahami dan enteng diingat.

3. Menyusun Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis besar suatu karangan.

Manfaat kerangka karangan:

a.     Memudahkan penyusunan karangan sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan teratur.

b.     Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dengan yang tidak penting;

c.     Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan;

Page 9: penulisan karangan beta.docx

d.     Membantu pengumpulan data dan sumber-sumber yang diperlukan.

Berdasarkan bentuknya, kerangka karangan dapat dibedakan ke dalam bentuk kerangka

kalimat dan kerangka topik.

a.      Kerangka kalimat

Kerangka kalimat merupakan suatu bentuk kerangka karangan yang berupa pernyataan-

pernyataan lengkap, yang perumusannya berupa kalimat berita atau kalimat tanya.

b.      Kerangka topik

Kerangka topik dinyatakan dalam kata atau frase. Dari segi kejelasannya, kerangka topiL

tidak sejelas kerangka kalimat. Namun demikian, kerangka topik sifatnya lebih longgar daa tidak

kaku. Penyusunannya pun lebih mudah.

Langkah-langkah penyusunan kerangka karangan adalah sebagai berikut.

4.      Mengumpulkan Bahan/Data

Untuk memperkaya pemahaman dan pengetahuannya, seorang penulis harus

mengumpulkan data, informasi, atau pengetahuan tambahan yang berkaitan dengan tema

karangan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan membaca bahan acuan tertentu

mengadakan wawancara, atau pengamatan lapangan. Kita dapat langsung mengamati objek yang

akan kita karang dan dapat pula kita mengadakan percobaan. Kedua cara tersebut penting

dilakukan agar data yang kita peroleh lebih mantap dan tidak meragukan.

Semua bahan yang kita peroleh, kita catat supaya tidak mudah dilupakan. Catatan harus

rapi dan teratur sehingga mudah dalam pemanfaatannya.

Tiap-tiap data yang kita peroleh kita catat di atas kartu atau lembaran kertas yang lepas

Kartu atau kertas lepas sangat mudah kita susun menurut keperluan kita dan mudah puli

menyisihkannyajika sebuah catatan ternyata tidak kita perlukan lagi. Buku tulis dapat juga kiti

pakai, tetapi tidak praktis, sebab halamannya terikat dan tidak mudah disusun.

5.      Mengembangkan Kerangka Karangan

Langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka karangan itu menjadi karangan

yang lengkap dan utuh.

Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan

dalam pengembangan karangan, di antaranya adalah dengan pola pengembangan urutan

pemecahan masalah. Bila pola ini yang dipilih, maka penyusunan karangan dimulai dari

penyajiar. masalah tertentu. Kemudian, pembahasannya bergerak menuju analisis dan

Page 10: penulisan karangan beta.docx

kesimpulan- kesimpulan. Dengan demikian, karangan berpola urutan pemecahan masalah

dibentuk oleh tiga bagian utama, yaitu:

a.      Deskripsi mengenai suatu masalah yang akan dibahas,

b.      Analisi terhadap sebab-sebab atau akibat-akibat dari masalah itu, dan

c.      Alternatif atau kesimpulan sebagai pemecahan masalah.

6.      Cara Pengakhiran dan Pcnyimpulan

Baik itu pengakhiran maupun penyimpulan, sama-sama terletak pada bagian penutup suatu

karangn. Dengan demikian, dari segi letak, keduanya memiliki persamaan. Bedanya dalam hal

fungsi dan cara perumusannya. Pengakhiran merupakan bagian bacaan yang fungsinya

menandakan bahwa bacaan itu selesai atau sudah berakhir. Bagian pengakhiran masih

merupakan fungsinya sebagai penutup dari suatu perincian. Hubungan bagian pengakhiran

bagian sebelumnya terbentuk dalam pola umum-khusus.

Hal ini berbeda dengan penyimpulan . Adalah betul bahwa bagian penyimpulan pun

umumnya terletak pada bagian akhir suatu karangan. Hanya saja, kesimpulan berfungsi pula

sebagai pemaknaan kembali atas uraian-uraian sebelumnya. Hubungan antara bagian kesimpulan

dengan bagian sebelumnya bersifat khusus-umum. Bagian tersebut merupakan sebuah

generalisasi atas rurnum dari uraian sebelumnya.

Contoh:

Kalau kamu adalah salah seorang pengurus OSIS atau organisasi lainnya, sebaiknya

kamu memanfaatkan kesempatan itu untuk latihan komunikasi di depan tak perduli sebatas apa

kemampuanmu dalam menggunakan kata-kata. Bila pertama kali kamu berbicara terpatah-

patah dan sedikit deg-degan, itu hal biasa. Lama-kelamaan kamu akan terbiasa dengan latihan

semacam itu. Apalagi kalau kamu diundang seminar, acara diskusi, atau rapal lainnya,

berbahagialah kamu dan kamu manfaatkan kesempatan itu untuk mengasah lidahmu agar

terbiasa dan dan lancar untuk mengeluarkan mengeluarkan pendapat pada orang lain.

Paragraf di atas fungsinya hanya sebagai penanda bahwa uraian atas bacaan yang berjudul

“Remajad an Aprehensi Komunikasi” sudah berakhir. Dalam paragraf tersebut tidak ditemukan

rumusan kesimpulan.

7.      Menyempurnakan Karangan

Menyusun karangan, baik itu karangan ilmiah, populer, maupun karangan sastra, yang

sekali jadi memang cukup sulit. Kecuali bagi yang sudah betul-betul ahli, sangat jarang orang

Page 11: penulisan karangan beta.docx

yang bisa menyusun karangan yang langsung sempurna. Ada saja kesalahan atau kekeliruan

yang harus diperbaiki, baik itu dengan sistematika penulisan, kelogisan ide, istilah yang

digunakan atau pun ejaannya. Karena itu, pembahasan dan peninjauan ulang atas karangan yang

telah dibuat, merupakan sesuatu yang penting dilakukan.

8.      Penggolongan Karangan Menurut Bobot Isinya

Berdasarkan bobot isinya. karangan dapat dibagi atas tiga jenis. yaitu (1) karangan ilmiah,

(2) karangan semi-ilmiah atau ilmiah populer. dan (3) karangan non-ilmiah. Yang tergolong ke

dalam karangan ilmiah antara lain adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.

Sementara itu, yang tergolong ke dalam karangan semi- ilmiah antara lain adalah artikel,

editorial, opini. feature, tips, dan reportase. Selanjutnya, yang tergolong ke dalam karangan non-

ilmiah antara lain adalah anekdot, hikayat, cerpen, novel, roman, puisi. dar. naskah drama.

Ketiga jenis karangan tersebut tadi memiliki karakteristik yang berbeda. Karangan ilmiah

memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan

penggunaan bahasa. Kebalikan dari karangan ilmiah adalah karangan non-ilmiah. yaitu karangan

yang tidak terikat pada aturan baku tadi. Sementara itu, karangan semi-ilmiah berada di antara

keduanya.

Yang akan dibahas dalam buku ini hanya dua jenis karangan pertama saja, yaitu karangan

ilmiah dan semi-ilmiah/populer karena kedua jenis karangan inilah yang banyak diperlukan oleh

mahasiswa. 

Antara karangan ilmiah dan karangan ilmiah populer tidak banyak perbedaan yang

mendasar. Perbedaan yang paling jelas hanya pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi

karangan. Jika pada Karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus di bidang ilmu tertentu

pada karangan ilmiah populer bahasa yang terlalu teknis tersebut kadang-kadang dihindari dan

sebagai gantinya digunakan istilah umum.

9.      Sistematika Karangan

Secara umum bagian-bagian karangan itu sama, yaitu adanva gian awai, bagian inti, dan

bagian penutup. Akan tetapi, dalam materi perkuliahan ini hanya ditampilkan bagian-bagian

makalah miah. Fokus kajian adalah pengembangan isi bagian-bagian atau isi stematika makalah,

khususnya bagian inti.

Page 12: penulisan karangan beta.docx

a.      Bagian Awal

1.      Halaman Sampul dan Halaman Judul

1) Judul atau nama karangan. Halaman judul mencantumkan narru karangan, penjelasan adanya

tugas, nama pengarang, kelengkapan indentitas pengarang (nomor induk/registrasi, klas, nomor

absen). nama unit studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, universitas), nama kota,

dan tahun penulis.

2) Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memeperhatikan unsur-unsur

sebagai berikut.

(1)   Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.

(2)   Judul harus menarik pembaca, baik makna maupun penulisannya.

(3)   Sampul berisi nama karangan, penulis, dan penerbit.

(4)   Halaman judul berisi nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, dan penerbit.

(5)   Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetris (untuk karangan formal) atau model

lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal)

(6)   Bagian-bagian yang tertulis pada halaman judul:

a. Judul diketik dengan huruf kapital

b. Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat. Misalnya:

Makalah ini disusun untuk melengkapi Tugas Ujian Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Semester Genap 2008

c. Nama penulis ditulis dengan huruf kapital. Kemudian, di bawah nama dituliskan Nomor

Induk Mahasiswa (NIM). Misalnya: SATRIAH

320321564

d. Logo universitas untuk skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah tidak harus

menggunakan

e. Data institusi. Mahasiswa harus mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, universitas,

nama kota dan tahun dengan huruf kapital. Misalnya:

JURUSAN GEOGRAFI, FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

AR-RANIRY BANDA ACEH, 2008

Page 13: penulisan karangan beta.docx

2.      Kata Pengantar

Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis karangan

ini dilakukan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau

laporan formal ilmiah harus menggunakan Kata Pengantar. Urutan cara penulisan dan unsur-

unsur informasi yang harus dicantumkan dalam kata pengantar adalah sebagai berikut.

1) Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2) penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah;

3) penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah;

4) penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekelompok orang, atau

organisasi/lembaga;

5) ucapan terima kasih kepada seseorang/lembaga yang membantu;

6) harapan penulis atas karangan tersebut:

7) manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran;

8) penyebutan nama kota, tanggai, bulan, tahun. dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi

tanda tangan. -

Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah sehingga sifatnya formal

dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dalam bahasa Indonesia yang baku dan

benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan atau hal-hal lain yang tertulis dalam

pendahuluan, naskah utama, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata

pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.

Hal-hal yang harus dihindari dalam pembuatan kata pengantar:

1) menguraikan isi karangan;

2) mengungkapkan perasaan berlebihan:

3) menyalahi kaidah bahasa;

4) menunjukan sikap kurang percaya diri;

5) kurang meyakinkan;

6) kata pengantar terlalu panjang:

7) menulis kata pengantar semacam sambutan.

Page 14: penulisan karangan beta.docx

3.      Daftar isi

Daftar isi adalah bagian pelengkapan pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan

ilmiah secara lengkap dan menyeluruh dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis

sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan ilmiah. Daftar isi berfungsi untuk

merujuk halaman judul bab, subbab, dan unsur-unsur pelengkap dari sebuah buku yang

bersangkutan.

Daftar isi disusun secara konsisten, baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul

bab dan sub-subbab. Konsisten ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan. Jika menggunakan

angka desimal, angka pertama nomor Bab I pada baris pertama harus diikuti secara lurus dengan

angka pertama nomor Bab II, Bab III, dan seterusnya. Untuk menghasilkan daftar isi yang baik,

perhatikan hal- hal berikut ini.

1) Setiap judul bab dan subbab disusun secara paralel atau konsisten.

2) Nomor dan penggunan huruf (harus kapital dan huruf kecil) berfungsi sebagai ciri atau

penanda judul bab, subbab, dan rincian ditulis dengan huruf kapital pada setiap awai kata,

sedangkan kata tugas (misalnya: yang, kepada, dari) ditulis dengan huruf kecil seluruhnya.

3) Nomor halaman berfungsi untuk merujuk judul bab, subbab, dan rincian. Untuk memudahkan

pembacaan, judul dan nomor halaman dihubungkan dengan titik-titik.

4) Tajuk bab, subbab, dan rincian harus menggambarkan isi karangan, dan disusun dengan

ragangan.

5) Skripsi dan makalah yang lebih dari 10 halaman harus menggunakan daftar isi.

6) Daftar isi tidak sama dengan ragangan karangan. Ragangan menggambarkan uraian (analisis

dan sintetis) bagian utama karangan, sedangkan daftar isi mencantumkan seluruh unsur

pelengkap pendahuluan, bagian utama (isi) karangan, dan pelengkap penutup.

4.      Daftar Gambar

Setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis di dalam daftar gambar.

Daftar gambar menginformasikan judul gambar dan nomor halaman.

5.      Daftar Tabel

Setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar ini

menginformasikan nama tabel dan nomor halaman.

Page 15: penulisan karangan beta.docx

b.      Bagaian Inti/Utama

1.      Pendahuluan

Pendahuluan dalam makalah terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan, pembahasan,

dan pembatasan masalah. Keseluruan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi

yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan. '

a)      Latar belakang masalah, menyajikan

1) Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaar. yang akan diuraikan

jawabnya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan di jawab atau

ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas. misalnya: deduktif, sebab-

akibat, atau induktif.

2) Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan

dalam membuat keputusan dan memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan

datang.

3)     Pengetahuan tentang studi perpustakaan dengan menggunakan infoimasi mutakhir dari

buku-buku ilmiah. jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis

hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbitan baru.

4)     Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan dengan menggunakan

kata tanya yang menuntut adanva analisis, misalnya bagaimana..., mengapa..... Contoh:

Bagaimana pengaruh teknologi terhadap pelestarian budaya sendiri? Bagaimana hubungan X

terhadap Y? Bagaimana upaya mengatasi kemiskinan masyarakat kumuh di Kelurahan Pulo

Gadung? Mengapa budaya tradisi kurang berkembang?

5)     Tidak menggunakan kata apa karena kata tersebut tidak menuntut adanya analisis, tetapi

cukup dijawab ya atau tidak.

b)     Tujuan penulisan berisi

1) Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X

terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru;

menguraikan pengaruh X terhadap Y.

2)     Upaya pokok yang harus dilakukan. misalnya: mendiskripsikan data primer tentang kualitas

budaya tradisi penduduk asli Jakarta; mendeskripsikan data sekunder tentang kuaiitas tradisi

penduduk asli Jakarta; mendeskripsiksn kreativitas baru yang merupakan sinergi budaya tradisi

dan teknologi muktakhir; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan

Page 16: penulisan karangan beta.docx

kreativitas baru; membuktikan bahwa pembagunan lingkungan permukiman kumuh yang tidak

layak huni memerlukan bantuan pemerintah.

3)     Tuiuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan

dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua. tujuan juga dirinci menjadi dua.

2.      Inti Karangan

Bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian oembahasan masalah.

http://khaidirsyafruddin.blogspot.com/2013/02/penulisan-karangan.html

BAB II

PENUTUP

Page 17: penulisan karangan beta.docx

A. Simpulan

Setelah dibahas dalam bab sebelumnya akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan

gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis

karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi,

argumentasi, dan persuasi.

Sedangkan Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar

dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara

sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah

penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan

kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan

penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.

Jadi kedua pembahasan ini sangatlah berkaitan karena jika kita ingin membuat suatu

karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur maka sebelum pembuatan karangan

itu harus terlebih dulu kita membuat sebuah kerangka karangan agar pada karangan tersebut

menjadi  terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju.

B. Saran

Dalam pembuatan karangan haruslah di buat suatu kerangka karangan agar mendapatkan

suatu hasil karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur dan teratur tentunya akan

menghasilkan suatu karangan yang berkualitas.

http://rahmatsolihien.blogspot.com/2012/07/karangan-dan-kerangka-karangan_4060.html

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: penulisan karangan beta.docx

http://rahmatsolihien.blogspot.com/2012/07/karangan-dan-kerangka-karangan_4060.html

http://khaidirsyafruddin.blogspot.com/2013/02/penulisan-karangan.html

Page 19: penulisan karangan beta.docx