Upload
nguyenthien
View
228
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR – UNSUR
INTRINSIK CERPEN MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE
STAD PADA SISWA KELAS VIII/A SMP PGRI 6 DENPASAR
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
OLEH :
GREGORIUS JALA
NPM: 10.8.03.51.31.1.5.2903
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat-Nya dan usaha yang telah penulis lakukan, akhirnya skripsi yang berjudul
“PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR INTRINSIK
CERPEN MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA
VIII/A SMP PGRI 6 DENPASAR” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Sebagai insan yang lemah penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih
jauh dari kesempurnaan yang diharapkan. Akan tetapi, keberadaannya seperti ini
tentulah tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, sudah sepantasnyalah, melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang tulus kepada berbagai pihak, terutama kepada :
1. Bapak Dr. Drs. I Made Sukamerta, M.Pd. selaku Rektor Universitas
Mahasaraswati Denpasar atas fasilitas dan kesempatan yang telah
diberikan, baik selama mengikuti perkuliahan maupun saat penyusunan
skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Wayan Maba selaku dekan Fakultas keguruan dan Ilmu
pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar atas segala arahan dan
prasarana yang diberikan kepada penulis.
3. Ibu Dra. Ni Luh Sukanadi, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa, Sastra Indonesia, dan seni yang telah memberikan bantuan dan
motivasi kepada penulis.
i
4. Bapak Dr.Drs. I Nyoman Suparsa, MS. selaku pembimbing I yang dengan
teliti dan sabar pula memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis
dalam menyelesaikan karya tulis ini.
5. Drs. I Nyoman Diarta, M. Pd. Selaku pembimbing II, yang dengan teliti
dan sabar pula memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis.
6. Bapak Drs. I Ketut Antara, M. Ag. Selaku Kepala Sekolah SMP PGRI 6
Denpasar, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengadakan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.
7. Ibu Luh Sudiasih, S. Pd selaku guru bahasa Indonesia di kelas VIII/A SMP
PGRI 6 Denpasar yang telah bersedia membantu penulis dalam
pengambilan data serta memberikan motivasi kepada penulis.
8. Para siswa kelas VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar yang telah menerima
penulis dengan tangan terbuka untuk melaksanakan penelitian di kelas
mereka.
9. Keluarga, orang tua dan sahabat terkasih, yang mendorong dan
memotivasi penulis agar tidak bermalas-malasan dalam proses penyusunan
skripsi ini.
10. Teman-teman Mahasiswa yang senantiasa memabantu member
kritik dan saran yang menyempurnakan penyusunan skripsi ini, sehingga
kita dapat bisa maju bersama untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
ii
pembaca, dan penulis berharap hasil penulisan ini dapat bermanfaat bagi
mereka yang membutuhkan.
Denpasar, Agustus 2014
Penulis
iii
ABSTRAKS
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR
INTRINSIK CERPEN MALALUI METODE KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHEIVEMENT DIVISION STAD PADA
SISWA KELAS VIII/A SMP PGRI 6 DENPASAR
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh : GREGORIUS JALA
NPM : 10.8.03.51.31.1.5.2903
Halaman : LXX/ 70
Metode yang melatarbelakangi penelitian ini adalah kurangnya
kemampuan siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen. Disamping itu,
siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini
adalah (1) Apakah Metode Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
kemampuan memahami Unsur-unsur Intrinsik Cerpen pada siswa kelas VIII/A
SMP PGRI 6 Denpasar?, (2) Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran
metode Kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran memahami unsur-unsur
intrinsik cerpen?. Tujuannya sebagai bahan perbandingan bagi guru untuk
pengajaran unsur-unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan metode Kooperatif
tipe STAD dan untuk menambah wawasan tentang konsep metode Kooperatif tipe
STAD yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan memahami unsur-unsur
intrinsik cerpen. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada peningkatan
kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas VIII/A
SMP PGRI 6 Denpasar. Manfaat penelitian ini bagi guru sebagai masukan adanya
variasi strategi pembelajaran dan bagi siswa adanya bahan variasi pembelajaran
yang mengarah siswa menjadi proaktif, kreatif dan motivasi.
Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengertian Cerpen,
pembagian Cerpen, Ciri-ciri cerpen, Unsur-unsur Intrinsik dalam Cerpen meliputi:
Tema, Alur, Penokohan, Latar, Sudut pandang, Amanat, Gaya bahasa atau Diksi,
pengertian Kooperatif dan pengertian Student Teams Achievement Division
(STAD).
Penelitian menggunakan metode tindakan kelas. Subjek penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar yang berjumlah 39
siswa. Seluruh siswa dijadikan sampel penelitian. Dalam penelitian ini, seluruh
siswa diberikan tugas kelompok untuk memahami unsur-unsur intrinsik cerpen
sesuai dengan materi yang telah disampaikan.
Berdasarkan analisis data, maka peneliti dapat simpulkan sebagai berikut :
(1) pemberian melalui metode Kooperatif tipe STAD sangat efektif terhadap
iv
kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen siswa kelas VIII/A SMP
PGRI 6 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014. (2) siswa aktif dalam proses
pembelajaran, siswa termotivasi dalam dalam belajar dan dapat
menumbuhkan komunikasi positif antara sisw. (3) Dari hasil penelitian yang
dilakukan peneliti di SMP PGRI 6 Denpasar terhadap kemampuan memahami
unsur-unsur intrinsik cerpen mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari
setiap siklus I siswa mendapat nilai rata-rata 62,35, siklus II siswa mendapat
76,66, dan siklus III siswa mendapat 80,50.
Kata Kunci: Memahami Unsur Intrinsik, Cerpen, Metode Kooperatif
tipe STAD
v
MOTO
“Berusahalah jangan sampai terlengah walau
sedetik saja, karena atas kelengan itu kita tak akan
bisa dikembalikan seperti semula”
vi
Kata Persembahan
Dengan ketulusan hati skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertaiku serta kasih-Nya tak terbatas.
2. Kedua orang tuaku atas doa dan dukungannya baik moral maupun
material.
3. Serta sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan membantu di saat aku
kesulitan.
vii
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------- i
ABSTRAK ---------------------------------------------------------------------------- iv
MOTO ---------------------------------------------------------------------------------- vi
PERSEMBAHAN -------------------------------------------------------------------- vii
DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------- viii
DAFTAR TABEL ------------------------------------------------------------------- xii
DAFTAR GAMBAR ---------------------------------------------------------------- xiv
BAB I PENDAHULUAN ----------------------------------------------------------- 1
1.1 Latar Belakang ----------------------------------------------------------- 1
1.2 Rumusan Masalah ------------------------------------------------------- 5
1.3 Ruang Lingkup Penelitian ---------------------------------------------- 5
1.4 Tujuan Penelitian -------------------------------------------------------- 5
1. Tujuan Umum -------------------------------------------------------- 5
2. Tujuan Khusus ------------------------------------------------------- 6
1.5 Manfaat Penelitian ------------------------------------------------------- 6
1. Manfaat Teoritis ------------------------------------------------------ 6
2. Manfaat Praktis ------------------------------------------------------- 7
1.6 Asumsi -------------------------------------------------------------------- 7
BAB II LANDASAN TEORI ------------------------------------------------------ 9
2.1. Pengertian Cerpen ------------------------------------------------------ 9
viii
2.2 pembagian Cerpen ------------------------------------------------------- 10
2.3 Ciri-ciri Cerpen ---------------------------------------------------------- 11
2.4 Unsur-unsur Intrinsik Cerpen ------------------------------------------ 11
2.5 Pembelajaran Metode Kooperatif ------------------------------------- 13
2.5.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif -------------------------- 13
2.5.2 tujuan pembelajaran kooperatif -------------------------------- 13
25.3 unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif ------------------- 15
2.5.4 kelemahan dan kelebihan pembelajaran kooperatif --------- 16
2.5.4.1. kelebihan ------------------------------------------------ 16
2.5.4.2. kelemahan ----------------------------------------------- 17
2.5.5 jenis-jenis kaidah Pembelajaran Kooperatif ------------------ 17
2.6 pengertian Student Teamns Achievement Division (STAD) ------ 18
2.6.1 langkah-langkah Pembelajaran kooperatif tipe STAD ----- 18
2.6.2. kelemahan dan keunggulan kooperatif tipe STAD --------- 19
2.6.2.1. kelemahan ---------------------------------------------- 19
2.6.2.2. kelebihan ------------------------------------------------ 20
BAB III METODE PENELITIAN ----------------------------------------------- 21
3.1. Jenis Penelitian ---------------------------------------------------------- 21
3.2. Subjek, Objek, dan Tempat penelitian ------------------------------- 22
3.3 Rancangan Penelitian --------------------------------------------------- 23
3.4. Prosedur Penelitian ----------------------------------------------------- 25
3.4.1. Refeksi Awal ----------------------------------------------------- 25
3.4.2. Siklus I ------------------------------------------------------------ 25
ix
3.4.3 Perencanaan ------------------------------------------------------- 25
3.4.4 Pelaksanaan ------------------------------------------------------- 27
3.5 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ------------- 29
3.5.1 Metode tes --------------------------------------------------------- 29
3.5.2 Metode Observasi ------------------------------------------------ 29
3.5.3 Instrumen ---------------------------------------------------------- 30
3.6 Analisis Data ------------------------------------------------------------- 33
BAB IV HASIL PENELITIAN --------------------------------------------------- 35
4.1 Hasil Penelitian ---------------------------------------------------------- 35
4.1.1. Refleksi Awal ----------------------------------------------------- 35
4.1.1.1 Hasil Observasi Awal ---------------------------------- 35
4.1.1.2 Hasil Tes Awal ------------------------------------------ 36
4.1.1.3 Analisis Data --------------------------------------------- 37
4.1.2. Siklus I ------------------------------------------------------------ 39
4.1.3. Hasil Penelitian Siklus I ---------------------------------------- 39
4.1.3.1 Hasil Observasi ----------------------------------------- 39
4.1.3.2 Hasil Tes ------------------------------------------------- 40
4.1.3.3 Analisis Data -------------------------------------------- 41
4.1.3.4 Refleksi -------------------------------------------------- 43
4.1.4 Hasil Siklus II ---------------------------------------------------- 44
4.1.4.1 Perencanaan --------------------------------------------- 44
4.1.4.2 Pelaksanaan/Tindakan --------------------------------- 46
4.1.4.3 Hasil Observasi dan Evaluasi ------------------------- 48
x
4.1.4.4 Hasil Observasi ----------------------------------------- 49
4.1.4.5 Hasil Tes ------------------------------------------------- 49
4.1.4.6 Analisis Data Siklus II --------------------------------- 51
4.1.4.7 Refleksi -------------------------------------------------- 52
4.1.5. Hasil Siklus III --------------------------------------------------- 53
4.1.5.1. Perencanaan -------------------------------------------- 53
4.1.5.2. Pelaksanaan --------------------------------------------- 55
4.1.5.3. Hasil Observasi dan Evaluasi ------------------------ 57
4.1.5.4. Hasil Observasi ----------------------------------------- 58
4.1.5.5. Hasil Tes ------------------------------------------------ 58
4.1.5.6. Analisis Data Siklus III ------------------------------- 60
4.1.5.7. Refleksi -------------------------------------------------- 61
4.2. Rekapitulasi Hasil Pra Siklus,I,II,III --------------------------------- 62
4.3. Pembahasan -------------------------------------------------------------- 66
BAB V PENUTUP ------------------------------------------------------------------- 69
5.1. Simpulan ----------------------------------------------------------------- 69
5.2. Saran-saran --------------------------------------------------------------- 70
Daftar Pustaka
Lampiran
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
01. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif Dengan
kelompok Belajar Konvesional ........................................................ 14
02. Data Nama Siswa Kelas VIII A SMP PGRI 6 Tahun
Pelajaran 20132014 yang dijadikan Subjek Penelitian ................ 22
03. Skenario Pembelajaran ……………………………………………..27
04. Klafisikasi peningkatan kemampuan memahami
unsur-unsur intrinsi cerpen pada siswa VIII A SMP PGRI 6
Denpasar Tahun Pelajaran 2013/214………………………………33
05. Hasil tes awal memahami unsur-unsur intrinsik cerpen
pada siswa kelas VIII A SMP PGRI 6 Denpasar
Tahun Pembelajaran 2013/2014……………………………………36
06. Analisis Data Tes Awal……………………………………………...38
07. Hasil Tes Kemampuan Memahami Unsur-unsur
Intrinsik Cerpen Melalui Metode Kooperatif tipe STAD siklus I..40
08. Analisis Data Tes kemampuan Memahami Unsur-unsur
intrinsic Cerpen Melalui metode Kooperatif Tipe
STAD Siklus I…………………………………………………………41
09. Skenario Pembelajaran Siklus II…………………………………….49
10. Hasil Tes Kemampuan Memahami Unsur-unsur
Intrinsik Cerpen Melalui Metode Kooperatif tipe
xii
STAD siklus II…………………………………………………….....50
11. Analisis Data Tes kemampuan Memahami Unsur-unsur
intrinsic Cerpen Melalui metode Kooperatif Tipe
STAD Siklus II………………………………………………………..51
12. Skenario Pembelajaran Siklus III ………………………………….55
13. Hasil Tes Kemampuan Memahami Unsur-unsur
Intrinsik Cerpen Melalui Metode Kooperatif
tipe STAD siklus III . .......................................................................... 58
14. Analisis Data Tes kemampuan Memahami Unsur-unsur
intrinsic Cerpen Melalui metode Kooperatif Tipe
STAD Siklus III .................................................................................. 60
15. Rekapitulasi Tes awal, Siklus I,Siklus II, dan Siklus III
tentang Peningkatan Kemampuan Unusur-unsur
Intrinsik Cerpen melalui Metode Kooperatif tipe STAD
pada siswa kelas VIII A SMP PGRI 6 Denpasar Tahun
Pelajaran 2013/2014 ........................................................................... 63
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar Siklus …………………………………………………….24
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena
itu, pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama (SMP) sangat
penting dilaksanakan dan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa di
dalam memahami dan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, baik
lisan maupun tulisan. Selain itu dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) juga membahas tentang sastra.
Sehubungan dengan hal tersebut, sastra perlu diperkenalkan sedini mungkin
kepada anak. Secara formal, di sekolah-sekolah, baik di tingkat SD maupun di
tingkat Perguruan Tinggi materi sastra telah masuk dalam kurikulum. Ini berarti,
bahwa siswa diharapkan mempunyai kebiasaan mengapresiasi sastra.
Pembelajaran sastra mengarah pada penigkatan kemampuan apresiasi sastra siswa.
Pembelajaran sastra mencakup dua segi. Pertama, pembelajaran sastra diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam hal mengenal, memahami,
menghayati, dan menikmati karya sastra. Kedua, pembelajaran sastra diarahkan
untuk menumbuhkan dan meningkatkan keberanian, kemauan, dan kreativitas
siswa.
Diharapkan agar siswa memiliki kemampuan yang kuat, keberanian tinggi
dan kreativitas dalam mengekpresikan pikiran, perasaan dan pengalaman dalam
bentuk karya sastra. Perhatian tersebut dapat dilihat dari jumlah besar siswa
1
mengapresiasi karya sastra yang ada, baik dalam bentuk media cetak seperti buku,
majalah, koran maupun juga dalam bentuk media elektronik, seperti radio,
televisi, internet.
Apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-
sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan berpikir
kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra. Kegiatan apresiasi
dapat tumbuh dengan baik apabila pembaca mampu menumbuhkan rasa akrab
dengan teks sastra yang diapresiasinya. Menumbuhkan sikap sungguh-sungguh
serta melaksanakan kegiatan apresiasi itu dari kehidupannya, sebagai suatu
kebutuhan yang mampu memuaskan rohaninya (Aminuddin, 2003:35). Membaca
suatu karya sastra diperlukan upaya menciptakan suasana serius, tetapi dalam
suasana batin yang riang.
Penumbuhan sikap serius dalam membaca karya sastra diperlukan
mengingatkan karya sastra lahir dari daya kontemplasi batin pengarang sehingga
untuk memahami membutuhkan pemilik daya kontemplatif pembacanya.
Sementara pada sisi lain, sastra merupakan bagian dari seni yang berusaha
menampilkan nilai-nilai kehidupan yang bersifat aktual dan imajinatif sehingga
mampu memberikan hiburan dan kepuasan rohani pembacanya.
Karya sastra selain menyajikan nilai-nilai keindahan serta paparan peristiwa
yang mampu memberikan kepuasan batin pembacanya, juga mengandung
pandangan yang berhubungan dengan renungan batin, baik yang berhubungan
dengan masalah keagamaan, filsafat politik maupun berbagai macam problem
yang berhubungan dengan kompleksitas kehidupan. Kandungan makna yang
2
begitu kompleks serta berbagai macam nilai keindahan tersebut dalam hal ini akan
mewujudkan atau tergambar lewat media kebahasaan, media tulis dan struktur
wacana.
Dengan demikian, sastra sebagai salah satu cabang seni tidak cukup
dipahami lewat analisis kebahasaanya saja, tetapi juga harus melalui studi khusus
yang berhubungan dengan literatur teks, karena teks sastra memiliki ciri-ciri khas
yang berbeda dengan ragam bacaan lainnya.
Adapun ciri-ciri khusus teks sastra salah satunya ditandai dengan adanya
unsur-unsur intrinsik karya sastra yang berbeda dengan unsur-unsur membangun
bahan bacaan lainnya (Aminuddin,1997:38).
Sastra Indonesia merupakan bagian dari pembelajaran bahasa Indonesia.
Meski pembelajaran sastra lebih sedikit, masih ditemukan materi tentang puisi,
prosa, dan drama. Salah satu bentuk prosa yang diajarkan adalah cerpen karena
cerpen adalah salah satu prosa yang sangat populer. Berdasarkan hasil penelitian
terhadapat beberapa siswa tentang pembelajaran cerpen, masih banyak siswa yang
bingung menentukan tentang perbedaan antara tema dengan amanat dari suatu
cerpen bahkan ada pula yang masih bingung atau tidak mengerti tentang unsur-
unsur intrinsik cerpen, padahal pada pembelajaran sastra Indonesia di tingkat
SMP, guru sudah mengajarkan berulang-ulang. Hal ini disebabkan, oleh guru
yang menyampaikan pembelajaran secara monoton sehingga pembelajaran bahasa
Indonesia cendrung membosankan dan kurang menarik perhatian dari siswa, maka
dari itu pada akhirnya menyebabkan hasil belajar siswa untuk pembelajaran
cerpen kurang memuaskan bagi diri mereka sendiri.
3
Sebenarnya salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat melibatkan
siswa secara aktif adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division (STAD). Pembelajaran ini bermaksud guru
yang menyajikan materi terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan siswa
mengerjakan dalam bentuk kelompok yang terdiri atas empat sampai lima anggota
yang berbentuk heterogen. Setelah kegiatan kelompok dilakukan, maka setiap
siswa mengerjakan kuiz/tes individual. Namun, dalam mengerjakan kuiz, setiap
siswa harus bekerja secara individual dan diakhiri dengan tahap pemberian
penghargaan bagi setiap kelompok yang berprestasi didasarkan pada rata-rata skor
perkembangan siswa dalam kelompok. Ide yang paling utama dalam metode
kooperatif tipe STAD ini adalah memotivasi siswa untuk mendorong dan saling
membantu di antara siswa dalam menguasai keterampilan atau pengetahuan yang
disajikan seorang Guru.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti memilih judul penelitian
“Peningkatan Kemampuan Memahami Unsur-unsur Intrinsik Cerpen melalui
Metode Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)”.
Penerapan metode ini sebagai upaya peningkatan kemampuan memahami unsur-
unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas VIII/A SMP 6 PGRI Denpasar.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan
memahami unsur-unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas VIII/A SMP
PGRI 6 Denpasar?
2. Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran Metode Kooperatif tipe
STAD dalam pembelajaran memahami unsur-unsur intrinsik cerpen?
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
1. Peningkatan kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen pada
siswa kelas VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar.
2. Pemaparan Metode Kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan
kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas
VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar.
1.4 Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan yang dilakukan sudah ditentukan tujuan yang akan dicapai.
Adapun tujuan tersebut antara lain:
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi
kepada guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman siswa dalam menentukan unsur-unsur intrinsik
cerpen di lingkungan SMP PGRI 6 Denpasar.
5
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan khusus penelitian
ini adalah:
1. Untuk mendapatkan data yang objektif bahwa metode Kooperatif tipe
STAD meningkatkan kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik
cerpen di lingkungan SMP PGRI 6 Denpasar.
2. Menemukan langkah-langkah yang tepat pemaparan Metode
Kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran sastra di lingkungan SMP
PGRI 6 Denpasar.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara
teoritis maupun secara praktiks. Untuk lebih jelas mengenai kedua manfaat
tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan perbandingan bagi guru untuk pengajaran unsur-unsur
intrinsik cerpen dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD.
b. Sebagai bahan referensi belajar bagi siswa atau pihak-pihak Sekolah
yang berkepentingan.
c. Untuk menambah wawasan tentang konsep metode kooperatif tipe
STAD yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan memahami
unsur-unsur intrinsik cerpen.
6
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Sekolah
Sebagai referensi berbagai metode dalam pembelajaran khusus mata
pelajaran bahasa Indonesia.
b. Manfaat bagi Guru
Sebagai masukan adanya variasi strategi pembelajaran dan lebih
terarah dalam bimbingan kegiatan siswa secara bertahap.
c. Manfaat bagi Siswa
Adanya variasi pembelajaran yang mengarah siswa menjadi lebih
proaktif, kreatif dan menarik minat serta termotivasi untuk belajar
dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen.
d. Manfaat bagi Peneliti
Sebagai pengalaman dalam meneliti dan memahami berbagai konsep
tentang variasi metode dan pendekatan dalam pembelajaran
memahami unsur-unsur intrinsik cerpen.
1.6 Asumsi
Pengertian asumsi yaitu suatu hal yang menjelaskan permasalahan secara
jelas, yang dipikirkan selanjutnya adalah suatu gagasan tentang letak persoalan
atau masalahnya dalam hubungan yang lebih luas (Arikunto, 2013: 104).
Adapun beberapa asumsi yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Pengajaran sastra khususnya Cerpen di SMP PGRI 6 Denpasar telah
berpedoman pada kurikulum yang berlaku oleh materi unsur-unsur
7
interinsik Cerpen diasumsikan sebagai salah satu materi pokok dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Sarana dan fasilitas belajar di SMP PGRI 6 Denpasar dianggap sama.
3. Siswa kelas VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar memiliki kemampuan
memahami Cerpen.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada dasarnya setiap penelitian memiliki teori yang dipakai landasan
tertentu. Dalam hal ini teori adalah sesuatu yang sangat mendasar dan teori
tersebut pada hakikatnya adalah penunjang sebuah penelitian. Adapun teori yang
digunakan sebagai penjelas wawasan dan kerangka berpikir yang mengarahkan
seluruh penelitian ini, ada beberapa hal antara lain: (1) pengertian Cerita Pendek,
(2) pembagian cerpen, (3) ciri-ciri Cerita Pendek, (4) unsur-unsur intrinsik Cerita
Pendek, (5) Pembelajaran metode kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Division (STAD), (6) Pengertian metode STAD
2.1 Pengertin Cerpen
Cerita pendek atau sering kali disebut dengan cerpen menurut Edgar Allan
Poe, Jassin (1961:72) adalah sebuah karangan yang menceritakan tentang suatu
alur cerita yang memiliki tokoh cerita dan yang lebih sederhananya cerpen yaitu
sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara
setengah sampai dua jam.
Pengertian cerpen menurut Hendy (1991:184) cerpen adalah kisahan
pendek yang mengandung kisahan tunggal dan menurut J.S. Badudu (1975:53)
cerpen adalah cerita yang menjurus dan konsentrasi berpusat pada satu peristiwa
yaitu peristiwa yang menumbuhkan peristiwa itu sendiri.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian cerpen di atas, dalam
penelitian ini peneliti menggunakan pendapat Edgar Allan Poe, Jassin (1961:72),
9
yaitu sebuah karangan yang menceritakan tentang suatu alur cerita yang memiliki
tokoh cerita.
2.2 Pembagian Cerpen
Hakikat cerpen dapat ditinjau dari pembagiannya secara umum
pengklasifikasian cerpen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pertama
berdasarkan jumlah kata dan kedua berdasarkan nilai (sumardjo dan saini,1988:5).
1. Berdasarkan jumlah kata
Berdasarkan jumlah kata yang digunakan dalam cerpen, maka cerpen
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a. Cerita pendek (cerpen) adalah cerita pendek yang jumlah kata-
katanya di bawah 5000 kata atau maksimal 5000 kata, kira-kira 16
halaman kwarto dengan spasi rangkap. Apabila dibaca memerlukan
waktu kira-kira 16-20 menit.
b. Cerita pendek (cerpen) adalah cerita pendek yang jumlah kata-
katanya diantara 5 sampai 1 kata. Kira-kira 33 halaman kwarto
dengan spasi rangkap, yang dibaca kira-kira 3 menit(sumardjo dan
saini, 1988:5)
2. Berdasarkan nilai sastra
a. Cerpen hiburan adalah cerpen yang dibuat untuk bisa menghibur
pembaca.
b. Cerpen sastra adalah sebuah cerpen yang dibuat untuk mereka yang
senang dengan karya-karya sastra dan cerpen tersebut dapat di
analisis oleh pembacanya.
10
2.3 Ciri-Ciri Cerpen
Menurut Lubis (dalam Tarigan 1985:177) sebagai berikut:
a. Cerita Pendek harus mengandung interprestasi pengarang tentang
konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara langsung maupun tidak
langsung,
b. Dalam sebuah cerita pendek sebuah insiden yang terutama menguasai
jalan cerita,
c. Cerita pendek harus mempunyai seorang yang menjadi pelaku atau
tokoh utama, dan
d. Cerita pendek harus satu efek atau kesan yang menarik.
2.4 Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen
Menurut Hendy (1991:184) bahwa unsur-unsur instrinsik antara lain
sebagai berikut.
a. Tema
Ide atau gagasan pokok yang menjadi persoalan dalam sebuah cerita
pendek (cerpen). Tema bersifat menjiwai keseluruhan cerita dan
mempunyai generalisasi umum. Oleh karena itu, untuk menemukan
tema sebuah karya fiksi harus disimpulkan dari seluruh rangkaian
cerita.
b. Plot atau Alur
Hubungan cerita dari awal sampai akhir dari cerita pendek secara
runtut sehingga menimbulkan cerita pendek yang runtut. Alur bisa
berupa alur maju, mundur atau maju-mundur.
11
c. Penokohan atau Perwatakan
Penokohan adalah karakteristik watak pelaku yang dalam cerita
pendek. Tiap-tiap penokohan biasanya memiliki watak, sikap, sifat,
dan kondisi fisik yang disebut dengan perwatakan atau karakter.
Dalam cerita pendek terdapat tokoh protagonis (tokoh utama),
antagonis (lawan tokoh protagonist), dan tokoh figuran atau tokoh
pendukung cerita.
d. Latar atau Setting
Latar tempat, latar waktu dan latar suasana dalam sebuah cerita
pendek.
e. Sudut Pandang
Cara pengarang menceritakan tokoh-tokohnya dalam suatu cerita
pendek. Misalnya sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang
kedua, sudut pandang orang ketiga, dan sudut pandang campuran.
f. Diksi
Cara pengarang cerita pendek menggunakan bahasa atau pilihan kata
yang tepat, indah dan mudah dipahami.
g. Amanat atau Pesan
Pesan moral yang hendak sampaikan pengarang cerita pendek kepada
pembaca melalui cerita pendek tersebut.
12
2.5 Pembelajaran Metode Kooperatif
2.5.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran
kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran
kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar
sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif
siswa pandai mengajarkan siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan.
Siswa yang sebelumnya bersikap pasif akan berpartisipasi secara aktif agar dapat
diterima dalam kelompok setelah menggunakan pembelajaran kooperatif
(Trianto, 2009:55).
2.5.2 Tujuan Pembelajaran kooperatif
Di awal telah disebutkan, bahwa ide utama dari belajar kooperatif adalah
siswa bekerja sama untuk belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar
temannya. Sebagai tambahan, belajar kooperatif menekan pada tujuan dan
kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok
mencapai tujuan atau penguasaan materi. Slavin, 1995 (dalam Trianto, 2009:57).
Menurut Johnson & Johson, 1994 (dalam Trianto, 2009:57) tujuan pokok belajar
kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi
akademik dan pemahaman baik secara individu maupun kelompok.
Zamroni, 2000 (dalam Trianto, 2009:57) mengemukakan bahwa manfaat
penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjaan pendidikan
khususnya dalam wujud input pada level individual. Disamping itu pula, belajar
kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial dalam kalangan siswa.
13
Dengan belajar kooperatif, diharapakan kelak akan muncul generasi baru yang
memiliki pretasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas yang kuat.
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar
belakangnya. Jadi, dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu
sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk
mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan ketrampilan
berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi
kehidupan di luar Sekolah.
Tabel 1. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif Dengan Kelompok
Belajar Konvensional
Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvesional
(1) (2)
Adanya saling ketergantungan positif,
saling membantu, dan saling memberikan
motivasi sehingga adanya interaksi
promotif.
Guru sering membiarkan adanya siswa
yang mendominasi kelompok atau
mengantungkan diri pada kelompok.
Adanya akuntabilitas individual yang
mengukur penguasaan materi pelajaran tiap
anggota kelompok, dan kelompok diberi
umpan balik tentang hasil belajar para
anggotanya sehingga dapat saling
mengetahui siapa yang memerlukan
bantuan dan siapa yang dapat memberikan
bantuan.
Akuntablitas individual sering
diabaikan sehingga tugas-tugas sering
diborong oleh salah seorang anggota
kelompok sedangkan anggota
kelompok lainnya hanya
“mendompleng” keberhasilan
“pemborong”.
Kelompok belajar heterogen, baik dalam
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras,
etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling
mengetahui siapa yang memerlukan
bantuan dan siapa yang memberikan
bantuan.
Kelompok belajar biasanya
homogenya.
14
(1) (2)
Pimpinan kelompok dipilih secara
demokratis atau bergilir untuk memberikan
pengalaman memimpin bagi para anggota
kelompok.
Pemimpin kelompok sering ditentukan
oleh guru atau kelompok dibiarkan
untuk memmilih pemimpinnya dengan
cara masing-masing.
Ketrampilan sosial yang diperlukan dalam
kerja gotong royong seperti kepemimpinan,
kemampuan berkomunikasi, mempercayai
orang lain, dan mengelolah konflik secara
langsung diajarkan.
Ketrampilan sosial sering tidak secara
langsung diajarkan.
Pada saat belajar kooperatif sedang
berlangsung guru terus melakukan
pemantauan melalui observasi dan
melakukan intervensi jika terjadi masalah
dalam kerja sama antar anggota kelompok.
Pemantauan melalui observasi dan
intervensi sering tidak dilakukan oleh
guru pada saat belajar kelompok
sedang berlangsung.
Guru memperhatikan secara proses
kelompok yang terjadi dalam kelompok-
kelompok belajar.
Guru sering tidak memperhatikan
proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar
Penekanan tidak terjadi pada penyelesaian
tugas tetapi juga berhubungan interposonal
(hubungan antar pribadi yang saling
menghargai)
Penekanan sering hanya pada
penyelesaian tugas.
2.5.3 Unsur-Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat
elemen-elemen yang saling terkait. Menurut Johnson & Johnson, 1994 dan
Sutton, 1992 (dalam Trianto, 2009:60) terdapat lima unsur-unsur dasar dalam
pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut.
1. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa
Dalam pembelajaran kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang
bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain.
2. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat
Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini
terjadi bila seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses
sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan
15
berlangsung secara alamiah karena kegagalan seorang dalam
kelompok mempengaruhi kesuksesannya kelompok. Interaksi yang
terjadi dalam belajar kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide
mengenai masalah yang sedang dipelajari bersama.
3. Tanggung jawab individual
Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa
tanggung jawab siswa dalam hal: (a) membantu siswa yang
membuntuhkan bantuan dan (b) siswa tidak hanya dapat sekedar
“memboncang” pada hasil kerja teman siswa dan teman
sekelompoknya.
4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil
Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi
yang diberikan seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana
berinteraksi dengan siswa lainnya dalam kelompoknya.
5. Proses kelompok
Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok.
Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bahwa
mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan
kerja yang baik.
2.5.4 Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Kooperatif
2.5.4.1 Kelebihan
Menurut Slavin, (1995:17) kelebihan pembelajaran metode kooperatif
adalah antara lain sebagai berikut:
16
a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung
tinggi norma-norma kelompok,
b. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil
bersama,
c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok, dan
d. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan
mereka dalam berpendapat.
2.5.4.2 Kelemahan
Menurut Dess, (1991:411) kelemahan pembelajaran metode kooperatif
adalah antara lain sebagai berikut:
a. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit
mencapai target kurikulum,
b. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada
umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif,
c. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru
dapat melakukan pembelajaran kooperatif, dan
d. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
2.5.5 Jenis-Jenis Kaidah Pembelajaran Kooperatif
Menurut Moh. Arif dan Rosnaini, (2000) terdapat berbagai strategi bagi
melaksanakan pembelajaran kooperatif anatara lain:
1. Student Teams Achievement Division (STAD),
17
2. Teams Games Tournaments (TGT),
3. Jigsaw,
4. Teams Accelerated Instruction (TAI), dan
5. Cooperative Integrated Reading and Compostion (CIRC)
2.6 Pengertian Students Teams Achievement Division (STAD)
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari
model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil
yang jumlah anggota setiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali
dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan
kelompok, kuis dan penghargaan kelompok (Trianto, 2009:68).
Slavin (dalam Nur, 2000:26) menyatakan bahwa pada STAD siswa
ditempatkan dalam tim belajar beranggota 4-5 orang yang merupakan campuran
menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan
kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota
tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes
tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak di perbolehkan saling
membantu.
2.6.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division (STAD)
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD
(Student Teams Achievement Division) antara lain:
18 18
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen
seperti menurut prestasi, jenis kelamin dan suku,
2. Guru menyajikan pelajaran, dan
3. Guru memberikan tugas kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-
anggota kelompok. Anggota yang sudah mengerti, dapat menjelaskan
pada anggota lainya sampai semua anggota dalam kelompok itu
mengerti (Trianto, 2009:70).
2.6.2 Kelemahan dan Keunggulan Kooperatif tipe STAD
2.6.2.1. Kelemahan
Menurut Isjoni, (2010:62) kelemahan pembelajaran kooperatif tipe STAD
adalah antara lain sebagai berikut:
1. Berdasarkan karakteristik STAD jika dibandingkan dengan
pembelajaran konvesional (yang hanya penyajian materi dari guru),
pembelajaran menggunakan model ini membutuhkan yang relatif
lama, dengan memperhatikan tiga langkah STAD yang menguras
waktu seperti penyajian materi dari guru, kerja kelompok dan tes
individual. Sedangkan pembentuk kelompok dan piñata ruang kelas
sesuai kelompok yang ada dapat dilakukan sebelum kegiatan
pembelajaran dilaksanakan. Dengan demikian, dalam kegiatan
pembelajaran tidak ada waktu yang terbuang untuk pembentukan
kelompok dan penata ruang kelas.
2. Model ini memerlukan kemampuan khusus dari guru. Guru dituntut
sebagai fasilitator, mediator, motivator dan evaluator (Isjoni, 2010:62)
19
2.6.2.2. Kelebihan
Menurut Rusman (2011:204) kelebihan pembelajaran kooperatif tipe
STAD adalah antara lain sebagai berikut:
1. Siswa memiliki dua bentuk tanggung jawab, yaitu belajar untuk
dirinya sendiri dan membantu sesame anggota kelompok untuk
belajar,
2. Siswa saling membelajarkan sesame siswa lainnya atau pembelajaran
oleh rekan sebaya (peerteaching) yang lebih efektif dari pada
pembelajaran guru,
3. Pengelompokan siswa secara heterogen membuat kompotisi yang
terjadi di kelas menjadi lebih hidup,
4. Prestasi belajar dan hasil belajar yang baik bisa didapatkan oleh semua
anggota kelompok,
5. Kuis yang terdapat pada langkah pembeleajaran membuat siswa lebih
termotivasi,
6. Kuis tersebut meningkatkan tanggung jawab individu, karena nilai
akhir kelompok dipengaruhi nilai khusus yang dikerjakan secara
individu,
7. Adanya penghargaan dari guru, sehingga siswa lebih termotivasi
untuk aktif dalam pembelajaran, dan
8. Anggota kelompok dengan prestasi dan hasil belajar rendah memiliki
tanggung jawab besar agar nilai yang didapatkan tidak rendah supaya
nilai kelompok baik.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam suatu penelitian, metode penelitian merupakan penentu atau syarat
bagi seorang penulis dalam melaksanakan penelitian. Dengan demikian, penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik
cerpen yang terjadi pada situasi yang kongkret dan juga diharapkan dapat
menghasilkan interpretasi dan penilaian terhadap praktek yang dilakukan dengan
proses belajar-mengajar memahami unsur-unsur intrinsik cerpen. Dalam hal ini,
apakah dengan menggunakan metode kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII/A SMP PGRI
6 Denpasar dalam memahami unsur-unsur interinsik cerpen, maka diperlukan
dengan beberapa metode?
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Dalam penelitian ini dilaksanakan di dalam kelas dan juga dilakukan melalui
survei di lapangan dan juga mengikutsertakan perencanaan, pengamatan, refleksi
dan perencanaan ulang. Dengan demikian, jenis penelitian ini merupakan jenis
penelitian yang bersifat siklusif. Dimana setiap siklusnya selalu dilakukan secara
partisipatoris dan kolaboratif antara peneliti dengan rekan guru di SMP PGRI 6
Denpasar.
21
3.2 Subjek, Objek, dan Tempat Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar Tahun
ajaran 2013/2014 dan objek penelitian adalah peningkatan kemampuan siswa
dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen dengan menggunak metode
kooperatif tipe STAD.
Tabel 2. Data Nama Siswa Kelas VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar Tahun
Pelajaran 2013/2014 yang dijadikan Subjek Penelitian
NO NISN NAMA SISWA JENIS KELAMIN
L P
(1) (2) (3) (4) (5)
1. 0004234997 Ade Wahyu Jezico Maro L
2. 999551596 Aditya Kurniawan L
3. 9995433544 Agus Jumantara i Kadek L
4. 0003474853 Agus Bayu Raditya Putu L
5. 0003475075 Agus Purnama Putra I Putu L
6. 9995433546 Andre Kusuma Putu L
7. 9994652553 Aris N Alourni P
8. 9994552256 Arta Wiguna I Putu L
9. 9995433509 Aryani Putu P
10. 9994652911 Aryanata Adnyana Tauman I Md L
11. 0003393188 Ayu Ningsih Wardani Ni Made P
12. 0004235012 Bayu Darmawan Putra I Kadek L
13. 9995433545 Candra Ayu Astuti Nyoman P
14. 9995433543 Dede Novita Dewi Ni Kadek P
15. 0003475055 Denny Prabawa Kusuma L
16. 0000409452 Dhea Widyasariputu P
17. 0004234995 Dewi Puspita Sari P
18. 0003393194 Diah Kusuma Dewi Ni Putu P
19. 0003395552 Dika Widiadyana Made L
20. 0003395272 Fransiskus Xaverius Rudu L
21. 9994652945 Galih Adit Arfianto L
22. 0004235010 Indah Sri astute P
23. 9994556919 Juni Mahendra Putra Nyoman L
24. 9994551945 Latifa Oktaliviana P
25. 9994555950 Made Mega Ni Made P
26. 9998639912 Mega Putri Utami P
27. 9984539817 Megantara I Nyoman Gede L
28. 9994551948 Nabila Oktaliviana P
29. 0003474785 Nadia Junita Sari P
22
(1) (2) (3) (4) (5)
30. 0003393161 Jayantara I Gusti Ngurah L
31. 9994653418 Jakaria Kristianto L
32. 9985872071 Joni Artawan I Made L
33. 0003393255 Risma Udiani Putri Ni Wayan P
34. Robertho Ndoen L
35. 9994652970 Siti Wahyuni P
36. 0004237993 Wahyu Tri Sutrisno L
37. 9995436232 Yoga Sastrawan I Komang L
38. 0003394499 Yogi Astira Wayan L
39. 9993864046 Zecharijah Tshiro Gloredeovan Oni L
3.3 Rancangan Penelitian
Dalam hal ini masalah pembelajaran mengenai unsur-unsur intrinsik
cerpen yang menggunakan prosedur persiapan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan evaluasi analisis serta refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan melalui pengujian beberapa kali yang melalui
tahapan-tahapan (siklus) sampai ditemukan tindakan terbaik untuk memperoleh
kealidannya sampai pada siklus ke-N.
Dalam penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan (siklus) antara
lain sebagai berikut:
1. Merencanakan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki,
meningkatkan, atau merubah prilaku dan sifat sebagai solusi.
2. Tindakan atau pelaksanaan yang dilakukan oleh Guru atau peneliti
sebagai upaya koreksi atau perbaikan.
3. Observasi terhadap tindakan untuk mengetahui hambatan atau kendala
yang dialami selama proses belajar berlangsung.
23
4. Refleksi/Mengulang kembali dan mempertimbangkan dampak dari
tindakan yang dilakukan terhadap siswa sehingga peneliti dapat
melakukan revesi atau perbaikan terhadap rencana awal.
Untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa, maka akan
dilaksanakan observasi atau test awal. Berdasarkan hasil tes awal akan ditentukan
rencana tindakan yang akan dilakukan pada setiap siklus. Tahapan-tahapan siklus
dapat di lihat pada gambar berikut ini.
Gambar I. Siklus
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
Perencanaan Siklus I
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
Perencanaan Siklus II
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
Perencanaan Siklus III
24
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Refleksi Awal
Refleksi awal dilakukan dengan Observasi untuk mengamati siswa dan
kelemahan-kelemahan serta kemajuan yang dialami siswa dalam pembelajaran
memahami unsur-unsur intrinsik cerpen dan melakukan test awal untuk
mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh para siswa. Tes awal dipakai
sebagai titik tolak untuk mengetahui kemajuan yang dicapai dalam penelitian.
3.4.2 Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 03 Juni 2014,
dalam satu kali pertemuan (2 jam pelajaran). Dari 2 jam pelajaran, 1 jam
pelajaran untuk proses pembelajaran dan 1 jam pelajaran untuk evaluasi
kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen melalui metode kooperatif
tipe STAD. Adapun rincian langkah kegiatan siklus I secara garis besarnya dapat
digambarkan/ dijelaskan sebagai berikut.
3.4.3 Perencanaan
Perencanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan. Hal-hal yang harus dipersiapkan agar peneliti ini berlangsung dengan
baik yakni sebagai berikut.
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran
Penulis mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan
digunakan ketika pelaksanaan tindakan. Dalam hal ini, penulis masih
tetap mengkonsultasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
25
yang telah dibuat dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di
kelas VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar. RPP dibuat lebih matang dengan
memperhatikan alokasi waktu yang ada dan lebih memfokuskan pada
kemampuan siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen
melalui metode kooperatif tipe STAD.
2. Buku Ajar
Penulis menyiapkan buku/ bahan ajar dalam menyampaikan materi
pelajaran tenatang cerpen (dalam hal ini penulis menyiapkan buku
paket siswa) buku ajar ini untuk pegangan penulis sekaligus sebagai
sumber informasi yang disampaikan kepada siswa mengenai materi
pelajaran tiap siklus.
3. Tes
Penulis menyiapkan tes yang digunakan pada saat melakukan kegiatan
evaluasi satu jam pelajaran setelah kegiatan belajar-mengajar selesai.
Tes ini berupa tes esai bentuk uraian singkat dengan 7 item soal yang
harus dikerjakan oleh siswa.
4. Upaya Perbaikan Hasil Belajar
Guna mencapai hasil pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan
oleh guru atau penulis, maka kesulitan pada pada siklus I harus
dicarikan jalan ke luarnya pada siklus II. Hal ini harus dilakukan
penulis berkenan dengan upaya perbaikan yang dapat diterapkan pada
pembelajaran selanjutnya, yaitu (1) penulis perlu memberikan
motivasi kepada siswa dengan cara membuat suasana yang lebih
26
santai sehingga siswa merasa senang dan semangat untuk mengikuti
pembelajaran, (2) penulis memberikan penjelasan mengenai
kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam memahami unsur-
unsur intrinsik cerpen pada siklus I, (3) penulis menyuruh siswa untuk
menjawab semua soal yang terkait dengan isi cerpen yang telah
dibacanya, dan (4) penulis membentuk kelompok untuk
mendiskusikan permasalahan yang ada dalam isi cerpen tersebut.
3.4.4 Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan siklus I dalam
pembelajaran memahami unsur-unsur intrinsik cerpen melalui metode kooperatif
tipe STAD dapat dilihat pada skenario pembelajaran berikut.
Tabel 3. Skenario Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
(1) (2)
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan menanyakan
keadaan peserta didik yang tidak hadir.
Memberitahukan peserta didik yang
tidak hadir.
2. Guru memberi motivasi kepada peserta
didik. Peserta didik mendengarkan motivasi
guru.
3. Guru menanyakan tentang pengalaman
peserta didik dalam membuat cerpen. Menyimak dan memberikan jawaban
atas pertanyaan guru.
4. Tanya jawab tentang pengalaman yang
paling menarik yang pernah dialami
peserta didik.
Menyimak dan mencatat pertanyaan
guru.
5. Menyampaikan kegiatan yang akan
dilakukan berhubungan dengan
kompetensi yang akan disampaikan.
Menyimak dan mendengarkan
penyampaian guru tentang kegiatan
yang berhubungan dengan kompetensi.
6. Guru melakukan apersepsi dengan
bertanya mengenai pengetahuan peserta
didik tentang unsur-unsur intrinsik
cerpen.
Menyimak dan mendengarkan
pengetahuan tentang unsur-unsur
intrinsik cerpen.
27
(1) (2)
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru menjelaskan tentang ciri-ciri
cerpen, syarat topik cerpen,
Menggunakan beragam
pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar lainnya.
Peserta didik mendengarkan materi
yang dijelaskan oleh guru.
Mempersiapkan alat untuk
mendengarkan pelajaran.
Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya
mengenai penjelasan yang diberikan
oleh guru mengenai materi cerpen.
peserta didik harus aktif untuk bertanya
mengenai materi cerpen yang diberikan
oleh guru.
b. Elaborasi
Guru membagi peserta didik
menjadi beberapa kelompok.
Peserta didik berdiri untuk duduk dalam
kelompok.
Memberikan peserta didik untuk
mengerjakan tugas yang diberikan
guru.
Peserta didik mengerjakan tugas yang
diberikan guru.
Memberikan kesempatan peserta
didik untuk berpikir, memahami,
menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut.
Peserta didik berpikir dengan serius dan
tidak merasa takut.
Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menyuting
cerpen yang dibagikan oleh guru.
Peserta didik didik menyunting dan
memahami cerpen yang dibagikan oleh
guru.
Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk
mempresentasikan hasil kerja
kelompok di depan kelompok
lainnya.
Secara bergiliran peserta didik
mempresentasikan hasil kerja kelompok
didepan dan kelompok lainnya
menanggapinya.
Memberikan sikap apresiatif ketika
temannya menyumbangkan ide
kepada peserta didik.
Peserta didik menunjukan sikap sebagai
pendengar yang apresiatif ketika
temannya menyumbangkan ide.
c. Konfirmasi
Memberikan umpan balik positif
dan penguatan dalam bentu lisan,
tulisan, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik dalam
kerja kelompok.
Peserta didik memberikan umpan balik
postif kepada guru baik dalam lisan,
maupun tulisan
Memberikan konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai
sumber.
Peserta didik menggapi konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
yang diberikan guru.
Membantu menyelesaikan masalah.
Peserta didik bersama-sama dengan
guru menyelesaikan masalah.
28
(1) (2)
Guru memberikan peserta didik
untuk menyimpulkan hasil kerja
kelompok.
Peserta didik menyimpulka isi cerita
berdasarkan hasil kerja kelompok.
Memberikan motivasi kepada
peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif
Siswa mendengarkan motivasi yang
diberikan guru mengenai peserta didik
yang kurang aktif.
Kegiatan akhir
1. Bersama-sama dengan peserta didik
membuat rangkuman atau kesimpulan. Bersama-sama dengan guru membuat
rangkuman atau kesimpulan.
2. Melakukan penilaian dan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
Peserta didik mendengarkan hasil
penilain guru mengenai hasil kerja
kelompok maupun individu pada
pelajaran tersebut.
3. Guru memberikan tugas yaitu menulis
cerpen kepada peserta didik. Peserta didik mencatat tugas yang
diberikan oleh guru.
4. Menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikut. Menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikut.
3.5 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.5.1 Metode Tes
Menurut agung (dalam silvester, 2010:41) metode tes adalah cara
memperoleh data yang terbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan oleh
seseorang atau kelompok orang yang dites dan dari tes tersebut dapat
mengahasilkan suatu skor, dan selanjutnya skor tersebut dibandingkan dengan
kriterian atau standar tertentu. Melalui tes tersebut peneliti ingin mengetahui
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan mengalami keberhasilan atau
kegagalan.
3.5.2 Metode Observasi
Metode observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari
29
dekat kegiatan yang dilakukan siswa dalam meningkatkan kemampuan
memahami unsur-unsur intrinsik cerpen. (Riduwan, 2004:104).
3.5.3 Instrumen penelitian
Instrumen tes yang diperlukan untuk mengetahui kemampuan keberhasilan
belajar yang dimiliki siswa terdiri atas tes awal, tes siklus I, tes siklus II, dan tes
siklus III. Tes yang digunakan adalah te esai. Jumlah tes sebanyak 7 item atau soal
dengan rentangan nilai 1-10. Jadi, apabila siswa dapat menjawab semua soal
dengan benar, nilai maksimal yang mereka peroleh adalah 100.
Dalam pelaksanaan tes ini ditempuh langkah-langkah sebagai berikut.
1. Guru menugaskan siswa untuk membaca I cerpen
2. Siswa memahami dan menjawab 7 soal bentuk esai yang terkait dengan isi
cerpen yang telah dibacanya.
3. Waktu yang telah disediakan mengerjakan tugas tersebut adalah 2 x 40
menit.
4. Setelah siswa selesai mengerjakan tugas, kemudian hasil pekerjaan siswa
dikumpulkan untuk diperiksa.
5. Penetapan skor, pada langkah ini, setelah hasil tes dikumpulkan dan
diurutkan sesuai dengan nomor absen siswa, selanjutnya adalah penentuan
nilai skor tiap-tiap tes, tiap-tiap soal mendapat skor 10 apabila siswa dapat
menjelaskan dengan tepat dan benar. Jadi skor maksimal yang didapat
siswa adalah 100, apabila siswa dapat menjawab ketujuh soal dengan
benar. Untuk data yang objektif, maka dalam memberikan nilai pada tes
esai disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan.
30 30 30
6. Setelah melalui tahap pemberian skor, maka selanjutnya dapat ditentukan
SMI. Dalam menentukan SMI dapat menggunakan rumus:
SMI= jumlah butir soal x bobot masing-masing soal. Jadi, 7x 10= 70
Dengan penetapan Skor Maksimal Ideal (SMI) ini, bertujuan untuk
menunjang dalam pengelolahan data selanjutnya, sehingga nantinya dapat
dicapai gambaran data tentang peningkatan kemampuan memahami unsur-
unsur intrinsik cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD pada siswa
kelas VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.
7. Membuat pedoman konversi. Dalam menentukan hasil penelitian
digunakan dengan norma absolut. Norma absolut merupakan suatu norma
yang ditetapkan secara absolut atau mutlak oleh guru berdasarkan atas
jumlah soal, bobot masing-masing soal serta persentase penguasaan yang
disyaratkan. Dengan demikian, skor standar yang diperoleh seseorang
yang didasarkan atas konversi norma absolut akan mencerminkan
penguasaan siswa terhadapat bahan yang diberikan. Hasil tes yang telah
diberikan skor, masih berupa skor mentah. Skor tersebut kemudian
dikonversikan menjadi skor standar dengan menggunakan norma absolut
skala seratus. Masing-masing kategori dinyatakan dari 0 sampai dengan
100. Angka 0 menyatakan kategori terendah dan angka 100 menyatakan
ketegori tertinggi. Acuan lengkapnya pedoman konversi skala seratus
adalah sebagai berikut.
Proses Penguasaan Skor Standar
95%-100 100
31
85%-94% 90
75%-84% 80
65%-74% 70
55%-64% 60
45%-54% 50
35%-44% 40
25%-34% 30
15%-24% 20
5%-24% 10
0%-4% 0
(Nurkencana, 1992:97)
Dengan demikian selanjutnya akan diperoleh skor mentah dengan kriteria
yang didapat dicari sebagai berikut.
Penguasaan 95%=95 x70= 65
100
Penguasaan 85%=85 x 70= 60
100
Penguasaan 75%=75 x 70= 53
100
Penguasaan 65%=55 x 70=46
100
Penguasaan 55%=55 x 70=39
100
Penguasaan 45%= 45 x 70= 32
100
32
Penguasaan 35%= 35 x 70= 25
100
Penguasaan 25%=25 x 70=18
100
Penguasaan 15%= 25 x 70=11
100
Penguasaan 5%= 5 x 70= 4
100
(Nurkencana, 1992:97)
Berdasarkan perhitungan tersebut di atas, maka pedoman konversinya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 04. Klasifikasi Peningkatan Kemampuan Memahami Unsur Intrinsik
Cerpen pada Siswa Kelas VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar Tahun
Pelajaran 2013/2014.
No Skor Mentah Skor Standar Kategori
(1) (2) (3) (4)
1 65 – 70 100 Istimewah
2 60 – 64 90 Baik Sekali
3 53 – 59 80 Baik
4 46 – 52 70 Lebih dari cukup
5 39 – 45 60 Cukup
6 32 – 38 50 Hampir cukup
7 25 – 31 40 Kurang
8 18 – 24 30 Kurang sekali
9 11 – 17 20 Buruk
10 4 – 10 10 Buruk sekali
3.6 Analisis Data
Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantatif adalah analisis data yang dilakukan terus menerus menggunakan angka-
angka maksudnya adalah data yang diperoleh pada saat pelaksanaan siklus I akan
33
diperolah dan diteruskan pada pengelolahan data hingga siklus ke-N untuk
menentukan tindakan yang paling baik agar penggunaan metode kooperatif
mampu meningkatkan kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen.
Untuk mencari nilai rata-rata digunakan rumus sebagai berikut,
Keterangan :
Mean = Nilai rata-rata
∑ = Jumlah
Fx = Jumlah skor standar
N = Jumlah Individual yang diteliti
Pengambilan data dari penulisan ini adalah menggunakan metode test.
Metode test adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk
memperoleh data-data yang diinginkan oleh seorang peneliti dalam mengadakan
penelitian dikelas, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat ( Arikunto,
2009: 32).
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Refleksi Awal
Berdasarkan hasil penilaian awal melalui penugasan membaca suatu
cerpen pada cerpen yang dibagikan seorang peneliti, dan dilanjutkan menjawab
pertanyaan yang terkait dengan isi cerpen yang telah dibacanya, ternyata
kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas VIII/A
SMP PGRI 6 Denpasar masih rendah dengan nilai rata-rata 50, sementara Kriteria
Ketuntasan Minimal (target yang ditetapkan oleh peneliti) pada kelas itu adalah
78,00.
4.1.1.1 Hasil Observasi Awal
Berdasarkan hasil refleksi awal berlangsung dan berdasarkan hasil analisis,
ada beberapa hal yang perlu mendapat penekanan, antara lain (1) beberapa siswa
masih belum mampu menunjukan aktivitas secara maksimal, terbukti masih
sebagian siswa yang hanya mengandalkan salah seorang teman untuk
mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti. (2) kesiapan siswa untuk
memahami konsep masih kurang, terbukti dari hasil tes yang diberikan masih
banyak siswa kurang tepat untuk menjawabnya. (3) kurang keberanian dalam
mengemukakan pendapat dan menanggapi pertanyaan dari soal yang diberikan.(4)
rata-rata hasil belajar belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
35
4.1.1.2 Hasil Tes Awal
Berdasarkan hasil tes awal yang telah penulis lakukan, ternyata nilai rata-
rata siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen masih di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 54,35, sedangkan nilai
rata-rata siswa kelas VIII/A yang ditargetkan adalah 78,00. Adapun hasil tes awal
tersebut penulis paparkan sebagai berikut.
Tabel 05. Hasil Tes Awal Memahami Unsur-unsur Intrinsik Cerpen pada
Siswa Kelas VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar Tahun Pelajaran
2013/2014
No Nama siswa Aspek yang dinilai Skor
Mentah
Skor
Standar kategori
A B C D E F G
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Ade W.J. Maro 4 4 6 3 5 6 6 34 50 Hampir cukup
2 Aditya Kurniawan 9 4 5 4 5 5 5 37 50 Hampir cukup
3 Agus J. I Kadek 8 6 5 5 6 7 7 44 60 Cukup
4 Agus B. R. Putu 4 4 5 5 6 6 6 36 50 Hampir cukup
5 Agus P. P. I Putu 5 5 5 7 4 6 8 40 60 Cukup
6 Andre K. Putu 5 5 6 5 4 5 6 31 40 Kurang
7 Aris N Alourni 4 6 6 7 4 7 8 42 60 Cukup
8 Arta W.I Putu 6 4 6 7 4 8 7 42 60 Cukup
9 Aryani Putu 6 6 3 3 7 6 6 37 50 Hampir cukup
10 Aryanata A.T. I
Md 7 5 4 4 7 5 6 38 50 Hampir cukup
11 Ayu N. W.Ni
Made 9 5 6 6 5 7 8 46 70
Lebih dari
cukup
12 Bayu D.P. I
Kadek 9 6 6 6 6 5 7 45 60 cukup
13 Candra A. A.
Nyoman 5 5 6 5 4 4 4 33 50 Hampir cukup
14 Dede N. D. Ni
Kadek 6 6 6 6 5 5 4 38 50 Hampir cukup
15 Denny P. Kusuma 7 3 5 4 7 6 6 38 50 Hampir cukup
16 Dhea
Widyasariputu 6 6 6 6 6 2 3 35 50 Hampir cukup
17 Dewi P. Sari 6 5 5 5 5 4 4 34 50 Hampir cukup
18 Diah K.D. Ni
Putu 8 7 4 4 3 4 4 34 50 Hampir cukup
19 Dika W. Made 8 7 7 5 5 5 4 41 60 Cukup
20 Fransiskus X.
Rudu 8 8 6 5 4 5 5 41 60 Cukup
21 Galih Adit
Arfianto 8 6 6 7 5 5 5 42 60 Cukup
22 Indah Sri Astuti 5 5 6 5 5 6 4 36 50 Hampir cukup
23 Juni M.P.
Nyoman 6 5 5 4 6 6 4 36 50 Hampir cukup
24 Latifa Oktaliviana 8 8 6 7 5 5 5 44 60 Cukup
36
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
25 Made M. Ni Made 7 7 7 7 5 4 7 44 60 Cukup
26 Mega P. Utami 7 6 7 6 6 6 7 45 60 Cukup
27 Megantara I N.
Gede 6 6 6 5 5 4 8 40 60 Cukup
28 Nabila
Oktaliviana 7 5 6 6 7 3 5 39 60 Cukup
29 Nadia Junita Sari 6 7 6 6 6 2 5 38 50 Hampir cukup
30 Jayantara I G.
Ngurah 6 7 6 6 5 5 8 43 60 Cukup
31 Jakaria Kristianto 5 4 5 5 5 4 7 30 40 Kurang
32 Joni Artawan I
Made 5 4 4 5 6 4 5 33 50 Hampir cukup
33 Risma U.P.Ni
Wayan 7 6 6 6 4 5 7 35 50 Hampir cukup
34 Robertho Ndoen 7 7 6 5 6 6 6 43 60 Cukup
35 Siti Wahyuni 6 6 6 5 5 6 6 40 60 Cukup
36 Wahyu Tri
Sutrisno 5 5 6 6 6 6 4 38 50 Hampir cukup
37 yoga s. I komang 5 5 5 4 4 5 5 33 50 Hampir cukup
38 Yogi Astira
Wayan 6 6 6 5 5 6 4 38 50 Hampir cukup
39 Zecharijah T.G.
Oni 7 6 6 6 5 4 6 40 60 Cukup
JUMLAH 249 218 224 208 203 200 222 1503 2120
NILAI RATA-RATA 6,38 5,58 5,74 5,33 5,20 5,12 5,69 38,53 54,35 Hampir
cukup
Keterangan :
A. Tema
B. Alur
C. Penokohan
D. Latar
E. Sudut pandang
F. Diksi
G. Amanat
4.1.1.3 Analisis Data Tes Awal
Berdasarkan data di atas tentang kemampuan awal siswa dalam
memahami unsur-unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas VIII/A SMP PGRI 6
Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014, penulis menganalisis seperti terlihat pada
tabel berikut ini.
37
Tabel 06. Analisis Data Hasil Tes Awal
No Kategori Skor
standar
Frekuensi
(f)
Jumlah
nilai
Persen
(%)
Rata-rata
nilai
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Istimewa 100 0 0 0%
2120 : 39= 54,35
(hampir
cukup)
2. Baik Sekali 90 0 0 0%
3. Baik 80 0 0 0%
4. Lebih dari cukup 70 1 70 2,56%
5. Cukup 60 17 1020 43,58%
6. Hampir cukup 50 19 950 48,71%
7. Kurang 40 2 80 5,15%
8. Kurang sekali 30 0 0 0%
9. Buruk 20 0 0 0%
10. Buruk sekali 10 0 0 0%
Jumlah 39 2120 100%
Dari hasil analisis menunjukan bahwa sebagian besar siswa mempunyai
kemampuan yang rendah dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen. Hal ini
terlihat dari rata-rata nilai klasikal yang mencapai 54,35 dan termasuk dalam
katergori hampir cukup. Rincian data tersebut di jelaskan, yaitu: dari 39 siswa
yang mengikuti tes awal, tidak ada satupun siswa (0%) yang meraih nilai 100
dengan kategori istimewa, tidak ada satupun siswa (0%) meraih 90 dengan
kategori baik sekali, tidak ada satupun siswa (0%) meraih nilai 80 dengan kategori
baik, terdapat 1 siswa (2,56%) meraih 70 dengan kategori lebih dari cukup,
terdapat 17 siswa (43,58%) meraih 60 dengan kategori cukup, terdapat 19 siswa
(48,71%) meraih 50 dengan kategori hampir cukup, terdapat 2 siswa (5,15%)
meraih 40 dengan kategori kurang, dan tidak ada satupun siswa atau 0% meraih
kategori di bawah kurang sekali yaitu dengan nilai 30, 20, dan nilai 10.
Berdasarkan hasil analisis tes awal di atas, maka penulis ingin
meningkatkan hasil kemampuan siswa kelas VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar Tahun
pelajaran 2013/2014 dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen melalui
38
metode kooperatif tipe STAD. Peningkatan tindakan tersebut dilaksanakan dalam
tiga siklus dengan target kriteria ketentuan belajar minimal (KKM) yang telah
ditetapkan sebesar 78,00.
4.1.2 Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 03 juni 2014,
dalam satu kali pertemuan (2 jam pelajaran). Dari 2 jam pelajaran, 1 jam
pelajaran untuk proses pembelajaran dan 1 jam pelajaran untuk evaluasi
kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen melalui metode kooperatif
tipe STAD. Adapun rincian langkah kegiatan siklus I secara garis besarnya dapat
digambarkan/dijelaskan sebagai berikut.
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus I
4.1.3.1. Hasil Observasi
Pada tahap observasi, penulis dibantu oleh guru pamong untuk
melakukan pengamatan terhadap sikap siswa selama mengikuti proses hasil
belajar-mengajar. Hasil observasi pada siklus ini adalah sebagai berikut:
a) Pada saat proses belajar-mengajar ada beberapa siswa yang pasif dan
diam.
b) Masih ada siswa yang tidak aktif dalam berdiskusi.
c) Masih ada siswa yang kurang konsentrasi saat penulis menjelaskan.
sehingga saat ditanya oleh penulis, siswa itu tidak dapat menjawab,
d) Saat diminta oleh guru untuk menyampaikan hasil diskusi
kelompoknya, siswa masih malu-malu, dan
39
e) Siswa masih ragu-ragu untuk berkomentar.
Evaluasi yang dilakukan untuk menilai kemampuan memahami unsur-
unsur intrinsik cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD. Tes berupa
penugasan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen ini dilaksanakan selama 40
menit. Hasil tes penugasan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen melalui
metode kooperatif tipe STAD siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
4.1.3.2. Hasil Tes
Tabel 07. Hasil Tes Kemampuan Memahami Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen
melalui Metode Kooperatif Tipe STAD Siklus I
No
Nama siswa
Aspek yang dinilai Skor
mentah
Skor
standar Kategori A B C D E F G
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1. Ade W.J. Maro 8 7 7 7 7 7 7 43 60 Cukup
2. Aditya Kurniawan 8 7 7 6 6 6 8 48 70 Lebih dari cukup
3. Agus J. I Kadek 7 7 6 5 5 6 7 43 60 Cukup
4. Agus B. R. Putu 7 6 5 6 6 4 5 39 60 Cukup
5. Agus P. P. I Putu 6 6 7 6 6 5 5 41 60 Cukup
6. Andre K. Putu 6 6 7 6 5 5 7 42 60 cukup
7. Aris N Alourni 7 7 7 7 6 6 8 48 70 Lebih dari cukup
8. Arta W.I Putu 8 7 7 4 5 5 7 47 70 Lebih dari cukup
9. Aryani Putu 7 6 6 5 5 5 6 40 60 cukup
10. Aryanata A.T. I Md 8 7 6 7 5 4 7 44 60 cukup
11 Ayu N. W.Ni Made 8 7 7 7 6 5 7 47 70 Lebih dari cukup
12. Bayu D.P. I Kadek 7 7 7 7 8 4 5 45 60 Lebih dari cukup
13. Candra A. A.
Nyoman 5 5 5 5 5 5 5 35 50 Hampir cukup
14. Dede N. D. Ni
Kadek 7 6 6 6 5 5 6 41 60 Cukup
15. Denny P. Kusuma 7 7 6 6 6 5 5 42 60 Cukup
16. Dhea Widyasariputu 8 7 7 7 6 3 5 43 60 Cukup
17. Dewi P. Sari 8 7 7 6 6 5 7 46 70 Lebih dari cukup
18. Diah K.D. Ni Putu 7 5 6 7 5 4 6 40 60 Cukup
19. Dika W. Made 6 7 5 7 6 5 6 42 60 Cukup
20. Fransiskus X. Rudu 7 7 7 7 6 6 6 46 70 Lebih dari cukup
21. Galih Adit Arfianto 6 6 6 5 6 5 7 41 60 Cukup
22. Indah Sri Astuti 6 6 6 6 6 5 8 43 60 Cukup
23. Juni M.P. Nyoman 8 7 6 5 4 6 7 43 60 Cukup
24. Latifa Oktaliviana 8 7 6 6 4 4 6 41 60 Cukup
25. Made M. Ni Made 8 8 7 6 5 5 5 44 60 Cukup
40
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
26. Mega P. Utami 8 7 7 7 6 5 6 46 70 Lebih dari cukup
27. Megantara I N.
Gede 8 7 7 7 7 5 7 48 70 Lebih dari cukup
28. Nabila Oktaliviana 7 6 7 5 6 4 6 41 60 Cukup
29. Nadia Junita Sari 6 7 7 6 7 5 7 45 60 Cukup
30. Jayantara I G.
Ngurah 7 7 7 7 6 6 7 47 70 Lebih dari cukup
31. Jakaria Kristianto
7 6 7 5 6 5 6 42 60 Cukup
32. Joni Artawan I
Made 8 6 7 6 6 6 6 45 60 Cukup
33. Risma U.P.Ni
Wayan 6 6 6 7 6 5 5 41 60 Cukup
34. Robertho Ndoen 5 7 7 4 6 5 5 39 60 Cukup
35. Siti Wahyuni 8 7 7 6 6 5 7 46 70 Lebih dari cukup
36. Wahyu Tri Sutrisno 7 8 7 5 6 6 6 45 60 Cukup
37. yoga s. I komang 8 8 7 6 5 5 6 45 60 Cukup
38. Yogi Astira Wayan 6 7 6 6 5 5 5 40 60 Cukup
39. Zecharijah T.G. Oni 6 6 7 6 7 5 6 43 60 Cukup
JUMLAH 275 261 249 235 227 202 243 1687 2430
NILAI RATA-RATA 7,05 6,69 6,38 6,02 5,82 5,17 6,23 43,25 62,30 Cukup
Keterangan :
A. Tema
B. Alur
C. Penokohan
D. Latar
E. Sudut pandang
F. Diksi
G. Amanat
4.1.3.3. Analisis Data Siklus I
Analisis data hasil tes berupa penugasan memahami unsur-unsur intrinsik
cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD pada siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 08. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Memahami Unsur-Unsur
Intrinsik Cerpen melalui Metode Kooperatif Tipe STAD Siklus I
No Kategori Skor
Standar
Frekuensi
(f)
Jumlah
Nilai
Jumlah
Persen
Rata-rata
Nilai
41
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Istimewa 100 0 0 0%
2430:39= 62,30
(cukup)
2. Baik sekali 90 0 0 0%
3. Baik 80 0 0 0%
4. Lebih dari cukup 70 10 700 25,64%
5. Cukup 60 28 1680 71,79%
6. Hampir cukup 50 1 50 2,57%
7. Kurang 40 0 0 0%
8. Kurang sekali 30 0 0 0%
9. Buruk 20 0 0 0%
10. Buruk sekali 10 0 0 0%
Jumlah 39 2430 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa mempunyai
kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen dengan kategori cukup. Hal
ini menunjukkan nilai rata-rata yang mencapai 62,30 dan termasuk kategori
cukup. Nilai rata-rata pada siklus I ini menunjukkan peningkatan sebesar 12,3%
dibandingkan dengan nilai rata-rata tes awal. Rincian data tersebut dijelaskan
sebagai berikut: dari jumlah keseluruhan 39 siswa, tidak ada satu pun siswa atau
0% yang meraih kategori istimewa yaitu dengan nilai 100, tidak ada satu pun
siswa 0% yang meraih kategori baik sekali yaitu nilai 90, tidak ada satu pun siswa
0% yang meraih kategori baik yaitu nilai 80, terdapat 10 orang siwa atau 25,64%
meraih kategori lebih dari cukup yaitu dengan nilai 70, terdapat 28 0rang siswa
atau 71,79% yang memperoleh nilai dengan kategori cukup yaitu dengan nilai
60,terdapat 1orang siswa atau 2,57%, yang memperoleh nilai dengan kategori
hampir cukup yaitu dengan nilai 50, dan tidak ada satu pun siswa atau 0% yang
memperoleh nilai 40 kebawah.
Pada unsur-unsur intrinsik cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD
secara klasikal siklus I, Hasil tes kemampuan memahami baru mencapai nilai
62,30 dengan kategori cukup dan belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar
42
minimal, yaitu sebesar 78. Oleh karena itu, kemampuan memahami unsur-unsur
intrinsik cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD masih perlu ditingkatkan
dengan melakukan tindakan siklus II.
4.1.3.4. Refleksi
Berdasarkan hasil tes berupa penugasan memahami unsur-unsur intrinsik
cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD pada siklus I dapat diketahui bahwa
nilai rata-rata penugasan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen melalui metode
kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar Tahun
Pelajaran 2013/2014 sebesar 62,30 dengan kategori cukup. Hasil tes tersebut
belum memenuhi target ketuntasan yang diharapkan yaitu sebesar 78 atau dengan
kategori baik. Belum maksimalnya hasil tes berupa penugasan memahami unsur-
unsur intrinsik cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD dikarenakan
beberapa siswa belum paham secara penuh tentang unsur-unsur yang terkandung
dalam sebuah cerpen.
Masalah yang dihadapi siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsik
cerpen yaitu siswa belum terbiasa memahami suatu hasil karya sastra yaitu
cerpen. Hal ini disebabkan oleh siswa yang jarang membaca cerpen, siswa kurang
memahami isi cerpen yang dibacanya, dan siswa masih ragu-ragu bersosialisasi
dengan teman kelompoknya. Hal ini mengakibatkan diskusi kelompok kurang
komunikatif. Perbaikan akan dilakukan dengan tujuan untuk dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen melalui metode
kooperatif tipe STAD. Untuk mengatasi kekurangan dan permasalahan yang
terdapat pada siklus I, maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II.
43
4.1.4 Hasil Siklus II
Proses tindakan pada siklus II merupakan tindakan lanjut dari siklus I.
Hasil refleksi I diperbaiki pada siklus II. Siklus II ini sebagai usaha peningkatan
kemampuan siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen melalui metode
kooperatif tipe STAD. Penilaian hasil tes pada siklus II ini merupakan satu
kesatuan yang dijadikan bahan acuan penulis untuk mengetahui peningkatan
kemampuan siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen melalui metode
kooperatif tipe STAD. Hasil pembelajaran pada siklus II ini diharapakan siswa
lebih baik dari hasil pembelajaran siklus I. Siklus II ini terdiri atas empat tahap
yaitu perencanaan, pelaksanaan/tindakan, observasi, dan refleksi.
4.1.4.1. Perencanaan
Perencanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan pada hari Rabu, tanggal 04 Juni 2014. Hal-hal yang harus dipersiapkan
agar Penelitian ini berlangsung dengan baik, yakni sebagai berikut.
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Penulis mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang akan digunakan ketika pelaksanaan tindakan. Dalam hal ini
penulis masih tetap mengkonsultasikan RPP yang telah dibuat
dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VIII/A SMP
PGRI 6 Denpasar. Rencana pelaksanaan pemebelajaran (RPP) dibuat
lebih matang lagi dengan memperhatikan alokasi waktu yang ada
dan lebih menfokuskan pada pemahaman siswa mengenai
44
memahami unsur-unsur intrinsik cerpen melalui metode kooperatif
tipe STAD.
2. Buku Ajar
Penulis menyiapkan buku/ bahan ajar dalam menyampaikan materi
pelajaran tentang cerpen. Buku ajar ini untuk pegangan bagi penulis
sekaligus sebagai sumber informasi yang akan disampaikan kepada
siswa mengenai materi pelajaran tiap siklus.
3. Tes
Penulis menyiapkan tes yang digunakan pada saat melakukan
kegiatan evaluasi satu jam pelajaran, setelah kegiatan belajar-
mengajar selesai. Tes ini berupa tes esai bentuk uraian singkat
dengan 7 item soal yang harus dikerjakan oleh siswa.
4. Upaya Perbaikan Hasil Belajar
Guru mencapai hasil pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan
oleh guru atau penulis, maka kesulitan pada siklus I harus dicari
jalan ke luarnya pada siklus II. Hal-hal yang dilakukan guru atau
penulis berkenan dengan upaya perbaikan untuk dapat diterapkan
pada pembelajaran selanjutnya, yaitu (a) guru atau penulis perlu
memberikan motivasi kepada siswa dengan cara membuat suasana
lebih santai sehingga siswa merasa senang dan semangat untuk
mengikuti pembelajaran, (b) guru atau penulis memberikan
penjelasan mengenai kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa
dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen pada siklus I, (c) guru
45
atau penulis menyuruh siswa untuk menjawab semua soal yang
terkait dengan isi cerpen yang telah dibacakan, dan (d) guru dan
penulis membentuk kelompok untuk mendiskusikan permasalahan
yang ada dalam isi cerpen.
4.1.4.2. Pelaksanaan/ Tindakan
Berdasarkan refleksi pembelajaran siklus I yang telah dilakukan, masih
ditemukan adanya masalah dan kendala yang dihadapi siswa dalam pemebelajaran
memahami unsur-unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas VIII/A SMP PGRI 6
Denpasar. Oleh karena itu, perbaikan ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen. Proses
pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
berlangsung selama 2x40 menit. Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan
pembelajaran memaahami unsur-unsur intrinsik cerpen melalui metode kooperatif
tipe STAD yaitu sebagai berikut.
Tabel 09. Skenario Pembelajaran Siklus II
Kegiatan Awal
No Guru (Penulis) Siswa
(1) (2) (3)
1. Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan
menanyakan keadaan peserta didik
yang tidak hadir.
Memberitahukan peserta didik yang tidak
hadir.
2. Guru memberikan motivasi kepada
peserta didik.
Peserta didik mendengarkan motivasi guru.
3. Guru menanyakan tentang
pengalaman peserta didik dalam
membuat cerpen.
Menyimak dan memberikan jawaban atas
pertanyaan guru.
46
(1) (2) (3)
4.
Tanya jawab tentang pengalaman
yang paling menarik yang pernah
dialami peserta didik.
Menyimak dan mencatat pertanyaan guru.
5. Menyampaikan kegiatan yang akan
dilakukan berhubungan dengan
kompetensi yang akan disampaikan.
Menyimak dan mendengarkan
penyampaian guru tentang kegiatan yang
berhubungan dengan kompetensi.
6.
Guru melakukan apersepsi dengan
bertanya mengenai pengetahuan
peserta didik tentang unsur-unsur
intrinsik cerpen.
menyimak dan mendengarkan
pengetahuantentang unsur-unsur intrinsik
cerpen.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
7. Guru menjelaskan tentang ciri-ciri
cerpen, syarat topik cerpen, kerangka
cerpen, dan unsur-unsur intrinsik
cerpen.
Peserta didik mendengarkan materi yang
dijelaskan oleh guru.
8. Menggunakan beragam
pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar lainnya.
Mempersiapkan alat untuk mendengarkan
pelajaran.
9. Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya
mengenai penjelasan yang diberikan
oleh guru mengenai materi cerpen.
peserta didik harus aktif untuk bertanya
mengenai materi cerpen yang diberikan
oleh guru.
b. Elaborasi
10. Guru membagikan peserta didik
menjadi beberapa kelompok.
Peserta didik berdiri untuk duduk dalam
kelompok.
11. Memberikan peserta didik untuk
mengerjakan tugas yang diberikan
guru.
Peserta didik mengerjakan tugas yang
diberikan guru.
12. Memberikan kesempatan peserta
didik untuk berpikir, memahami,
menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut.
Peserta didik berpikir dengan serius dan
tidak merasa takut.
13. Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menyuting cerpen
yang dibagikan oleh guru.
Peserta didik didik menyunting dan
memahami cerpen yang dibagikan oleh
guru.
14.
Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk
mempresentasikan hasil kerja
kelompok di depan kelompok
lainnya.
Secara bergiliran peserta didik
mempresentasikan hasil kerja kelompok
didepan dan kelompok lainnya
menanggapinya.
47
(1) (2) (3)
15. Memberikan sikap apresiatif ketika
temannya menyumbangkan ide
kepada peserta didik.
Peserta didik menunjukan sikap sebagai
pendengar yang apresiatif ketika
temannya menyumbangkan ide.
c. Konfirmasi
16. Memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentu lisan, tulisan,
maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik dalam kerja kelompok.
Peserta didik memberikan umpan balik
postif kepada guru baik dalam lisan,
maupun tulisan.
17.
Memberikan konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber.
Peserta didik menggapi konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
yang diberikan guru.
18. Membantu menyelesaikan masalah. Peserta didik bersama-sama dengan guru
menyelesaikan masalah.
19. Guru memberikan peserta didik untuk
menyimpulkan hasil kerja kelompok.
Peserta didik menyimpulka isi cerita
berdasarkan hasil kerja kelompok.
20. Memberikan motivasi kepada peserta
didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
Siswa mendengarkan motivasi yang
diberikan guru mengenai peserta didik
yang kurang aktif.
Kegiatan akhir
21. Bersama-sama dengan peserta didik
membuat rangkuman atau
kesimpulan.
Bersama-sama dengan guru membuat
rangkuman atau kesimpulan.
22. Melakukan penilaian dan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
Peserta didik mendengarkan hasil penilain
guru mengenai hasil kerja, baik kelompok
maupun individu pada pelajaran tersebut.
23. Guru memberikan tugas yaitu
menulis cerpen kepada peserta didik.
Peserta didik mencatat tugas yang
diberikan oleh guru.
24. Menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikut.
Peserta didik mendengarkan penyampaian
guru mengenai pembelajaran pada
pertemuan berikut.
4.1.4.3. Hasil Observasi dan Evaluasi
Penelitian siklus II ini dilakukan dengan rencana dan persiapan yang
lebih matang dibandingkan dengan siklus I. Dengan adanya perbaikan dalam
pembelajaran di siklus II ini, maka hasil penelitian berupa nilai tes penugasan
memahami unsur-unsur intrinsik cerpen mengalami peningkatan. Siswa lebih aktif
dan kreatif serta lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran memahami unsur-
unsur intrinsik cerpen dengan melalui metode kooperatif tipe STAD.
48
4.1.4.4. Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi tindakan siklus II dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pada saat proses belajar-mengajar masih ada beberapa siswa yang
pasif, tetapi sudah sebagian besar siswa sudah mulai aktif mengikuti
pembelajaran,
b) Masih ada siswa yang kurang kosentrasi saat penulis menjelaskan,
sehingga saat ditanya oleh penulis, siswa itu tidak dapat menjawab,
c) Dalam berdiskusi, ada beberapa kelompok saja yang aktif dan yang
lainya masih ada yang suka ngobrol,
d) Saat diminta oleh guru untuk menyampaikan hasil diskusi/kelompok
mereka siswa malu-malu, dan
e) Siswa masih ragu-ragu untuk memberikan tanggapan pada kelompok
lain yang membacakan hasil kerja kelompoknya.
Evaluasi dilakukan untuk menilai kemampuan memahami unsur-unsur
intrinsik cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD. Tes berupa penugasan
memahami unsur-unsur intrinsik cerpen ini dilaksanakan selama 40 menit. Hasil
tes penugasan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen melalui metode kooperatif
tipe STAD siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
4.1.4.5. Hasil Tes
49
Tabel 10. Hasil Tes Kemampuan Memahami Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen
melalui Metode Kooperatif Tipe STAD Siklus II
No
Nama siswa
Aspek yang dinilai Skor
mentah
Skor
standar Kategori A B C D E F G
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1. Ade W.J. Maro 8 8 8 7 7 7 8 53 80 Baik
2. Aditya Kurniawan 8 7 9 8 6 8 8 54 80 Baik
3. Agus J. I Kadek 7 6 7 7 7 6 8 48 70 Lebih dari cukup
4. Agus B. R. Putu 8 9 9 9 9 8 8 60 90 Baik sekali
5. Agus P. P. I Putu 9 6 8 8 6 8 8 53 80 Baik
6. Andre K. Putu 10 10 8 8 8 7 6 57 80 Baik
7. Aris N Alourni 8 8 8 8 8 8 5 53 80 Baik
8. Arta W.I Putu 10 9 10 8 7 8 7 59 80 Baik
9. Aryani Putu 8 7 6 5 8 8 5 47 70 Lebih dari cukup
10. Aryanata A.T. I Md 9 7 9 9 6 7 7 54 80 Baik
11 Ayu N. W.Ni Made 10 8 7 8 7 7 10 57 80 Baik
12. Bayu D.P. I Kadek 10 8 10 7 8 9 8 60 90 Baik sekali
13. Candra A. A.
Nyoman 8 8 6 7 6 7 8 50 70 Lebih dari cukup
14. Dede N. D. Ni
Kadek 9 10 10 9 8 7 9 62 90 Baik sekali
15. Denny P. Kusuma 10 5 6 7 10 8 5 51 70 Lebih dari cukup
16. Dhea Widyasariputu 8 8 8 8 8 8 9 57 80 Baik
17. Dewi P. Sari 8 7 8 8 7 7 6 51 70 Lebih dari cukup
18. Diah K.D. Ni Putu 10 7 6 5 5 7 7 47 70 Lebih dari cukup
19. Dika W. Made 9 8 8 8 8 9 9 59 80 Baik
20. Fransiskus X. Rudu 9 8 8 8 9 9 8 59 80 Baik
21. Galih Adit Arfianto 8 7 10 6 5 5 5 46 70 Lebih dari cukup
22. Indah Sri Astuti 6 7 7 8 8 10 5 51 70 Lebih dari cukup
23. Juni M.P. Nyoman 8 8 5 7 6 8 5 47 70 Lebih dari cukup
24. Latifa Oktaliviana 8 7 10 7 5 7 6 50 70 Lebih dari cukup
25. Made M. Ni Made 10 8 8 9 8 8 8 59 80 Baik
26. Mega P. Utami 9 8 8 8 8 10 8 59 80 Baik
27. Megantara I N.
Gede 8 8 8 8 8 8 9 57 80 Baik
28. Nabila Oktaliviana 8 8 6 7 6 6 8 49 70 Lebih dari cukup
29. Nadia Junita Sari 9 8 8 8 9 9 8 59 80 Baik
30. Jayantara I G.
Ngurah 9 8 8 8 8 10 8 59 80 baik
31. Jakaria Kristianto 10 8 8 5 5 7 7 50 70 Lebih dari cukup
32. Joni Artawan I
Made 8 8 8 8 8 8 5 53 80 Baik
33. Risma U.P.Ni
Wayan 8 8 6 7 6 7 8 50 70 Lebih dari cukup
34. Robertho Ndoen 7 6 7 6 8 8 9 51 70 Lebih dari cukup
35. Siti Wahyuni 8 8 8 8 8 8 9 57 80 Baik
36. Wahyu Tri Sutrisno 9 8 8 8 9 9 8 59 80 Baik
37. yoga s. I komang 9 7 9 9 6 7 7 54 80 Baik
50
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
38. Yogi Astira Wayan 8 7 10 6 5 5 5 46 70 Lebih dari cukup
39. Zecharijah T.G. Oni 8 8 5 7 6 8 5 47 70 Lebih dari cukup
JUMLAH 332 299 306 292 280 301 289 2094 2990
NILAI RATA-RATA 8,51 7,66 7,84 7,48 7,17 7,71 7,41 53,70 76,66 Lebih dari cukup
Keterangan :
A. Tema
B. Alur
C. Penokohan
D. Latar
E. Sudut pandang
F. Diksi
G. Amanat
4.1.4.6. Analisis Data Siklus II
Analisis data hasil tes berupa penugasan memahami unsur-unsur intrinsik
cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD pada siklus II dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 11. Analisis Data Kemampuan Memahami Unsur-unsur Intrinsik
Cerpen melalui Metode Kooperatif Tipe STAD Siklus II
No Kategori Skor
Standar
Frekuensi
(f)
Jumlah
Nilai
Jumlah
Persen
Rata-rata
Nilai
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Istimewa 100 0 0 0%
2990 : 39= 76,66
(lebih dari cukup)
2. Baik sekali 90 3 270 7,70%
3. Baik 80 20 1600 51,28%
4. Lebih dari cukup 70 16 1120 41,02%
5. Cukup 60 0 0 0%
6. Hampir cukup 50 0 0 0%
7. Kurang 40 0 0 0%
8. Kurang sekali 30 0 0 0%
9. Buruk 20 0 0 0%
10. Buruk sekali 10 0 0 0%
Jumlah 39 2990 100%
51
Tabel 11 di atas menunjukan, bahwa sudah terjadi peningkatan
kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas VIII/A
SMP PGRI 6 Denpasar. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai yang mencapai 76,66
dengan kategori lebih dari cukup. Nilai rata-rata pada siklus II ini menunjukan
peningkatan sebesar 14,36% dari siklus I. Rincian data tersebut dijelaskan sebagai
berikut: dari jumlah keseluruhan 39 siswa, terdapat 3 orang siswa atau 7,70%
yang meraih kategori baik sekali yaitu dengan nilai 90, terdapat 20 orang siswa
atau 51,28% meraih kategori baik yaitu dengan nilai 80, terdapat 16 orang siswa
atau 41,02% meraih kategori lebih dari cukup yaitu dengan nilai 70.
Pada siklus II, hasil tes kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik
cerpen malalui metode kooperatif tipe STAD secara klasikal baru mencapai nilai
76,66 dengan kategori lebih dari cukup, tetapi belum memenuhi kriteria
ketuntasan belajar minimal, yaitu 78. Oleh karena itu, kemampuan memahami
unsur-unsur intrinsik cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD masih perlu
ditingkatkan dengan melakukan tindakan siklus III.
4.1.4.7. Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil tes dan observasi pada siklus II dapat diketahui bahwa
nilai rata-rata penugasan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen melalui metode
kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar Tahun
Pelajaran 2013/2014 sebesar 76,66 dengan kategori baik. Hasil tes tersebut belum
memenuhi target ketuntasan yang diharapkan yaitu sebesar 78,00. Belum
maksimalnya hasil tes berupa penugasan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen
melalui metode kooperatif tipe STAD siswa dikarenakan masih ada beberapa
52
siswa tidak berkosentrasi penuh dalam menerima pelajaran. Di samping itu pula,
masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam berdiskusi kelompok, masih
ada siswa yang suka ngobrol dengan anggota kelompok lainnya dan masih ada
kelompok yang tidak berani memberi tanggapan ketika kelompok lain sedang
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Hal ini mengakibatkan diskusi
kelompok kurang komunikatif. Untuk mengatasi kekurangan dan permasalahan
yang terdapat pada siklus II, maka penelitian ini akan dilanjutkan ke siklus III.
4.1.5 Hasil Siklus III
Proses tindakan pada siklus III merupakan tindakan lanjut dari siklus II.
Hasil refleksi siklus II diperbaiki pada siklus III. Siklus III ini sebagai usaha
peningkatan kemampuan siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen.
Penilaian hasil ini merupakan satu kesatuan yang dijadikan bahan acuan penulis
untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memahami unsur-unsur
intrinsik cerpen. Hasil pembelajaran pada siklus III ini diharapkan lebih baik dari
pada hasil pembelajaran siklus I, dan siklus II. Siklus III ini terdiri atas empat
tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan/tindakan, observasi, dan refleksi.
4.1.5.1. Perencanaan
Perencanaan pembelajaran siklus III dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan pada hari kamis, tanggal 5 juni maret 2014. Hal ini yang harus
dipersiapkan agar penelitian ini berlangsung dengan baik yakni sebagai berikut.
1. Rencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
53
Penulis mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan
digunakan ketika pelaksanaan tindakan. Dalam hal ini, penulis masih
tetap mengkonsultasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah dibuat dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di
Kelas VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar. RPP dibuat lebih matang lagi
dengan memperhatikan alokasi waktu yang ada dan lebih
menfokuskan pada pemahaman siswa mengenai memahami unsur-
unsur intrinsik cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD.
2. Buku ajar
Penulis menyiapkan buku/ bahan ajar dalam menyampaikan materi
pelajaran tentang cerpen. Buku ajar ini untuk pegangan bagi penulis
sekaligus sebagai sumber informasi yang akan disampaikan kepada
siswa mengenai materi pelajaran tiap siklus.
3. Tes
Penulis menyiapkan tes yang digunakan pada saat melakukan kegiatan
evaluasi satu jam pelajaran, setelah kegiatan belajar-mengajar selesai.
Tes ini berupa tes esai bentuk uraian singkat dengan 7 item soal yang
harus dikerjakan oleh siswa.
4. Upaya Perbaikan Hasil Belajar
Guna mencapai hasil pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan
oleh guru atau penulis, maka kesulitan pada siklus II kiranya harus
dicarikan jalan keluarnya pada siklus III. Hal-hal yang dilakukan guru
atau penulis berkenan dengan upaya perbaikan untuk dapat diterapkan
54
pada pembelajaran selanjutnya, yaitu (a) guru atau penulis perlu
memberikan motivasi kepada siswa dengan cara membuat suasana
lebih santai sehingga siswa merasa senang dan semangat untuk
mengikuti pelajaran, (b) guru atau penulis memberikan penjelasan
mengenai kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam memahami
unsur-unsur intrinsik cerpen pada siklus II, (c) guru atau penulis
menyuruh siswa untuk menjawab semua soal yang terkait dengan isi
cerpen yang telah dibacanya, (d) guru atau penulis membimbing dan
memberikan perhatian khusus bagi siswa yang mengalami kesulitan
pada pelaksanaan siklus II.
4.1.5.2. Pelaksanaan/ Tindakan
Berdasarkan refleksi pembelajaran siklus II yang telah dilakukan, masih
ditemukan adanya masalah dan kendala yang dihadapi siswa pada pembelajaran
memahami unsur-unsur intrinsik cerpen. Oleh karena itu, perbaikan yang
dilakukan pada siklus III diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam memhami unsur-unsur intrinsik cerpen.
Proses pelaksanaan tindakan pada siklus III dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan, pertemuan berlangsung selama 2x40 menit. Adapun langkah-langkah
pelaksanaan tindakan pembelajaran memahami unsur-unsur intrinsik cerpen
melalui metode kooperatif tipe STAD.
Tabel 12. Skenario Pembelajaran Siklus III
Kegiatan Awal
No Guru (Penulis) Siswa
55
(1) (2) (3)
1. Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan menanyakan
keadaan peserta didik yang tidak hadir.
Memberitahukan peserta didik yang
tidak hadir.
2. Guru memberikan motivasi kepada
peserta didik.
Peserta didik mendengarkan motivasi
guru.
3. Guru menanyakan tentang pengalaman
peserta didik dalam membuat cerpen.
Menyimak dan memberikan jawaban
atas pertanyaan guru.
4. Tanya jawab tentang pengalaman yang
paling menarik yang pernah dialami
peserta didik.
Menyimak dan mencatat pertanyaan
guru.
5. Menyampaikan kegiatan yang akan
dilakukan berhubungan dengan
kompetensi yang akan disampaikan.
Menyimak dan mendengarkan
penyampaian guru tentang kegiatan
yang berhubungan dengan kompetensi.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
7. Guru menjelaskan tentang ciri-ciri
cerpen, syarat topik cerpen, kerangka
Peserta didik mendengarkan materi
yang dijelaskan oleh guru.
cerpen, dan unsur-unsur intrinsik
cerpen.
8.
Menggunakan beragam
pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lainnya
Mempersiapkan alat untuk
mendengarkan pelajaran.
9. Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya mengenai
penjelasan yang diberikan oleh guru
mengenai materi cerpen.
peserta didik harus aktif untuk
bertanya mengenai materi cerpen yang
diberikan oleh guru.
d. Elaborasi
10. Guru membagikan peserta didik
menjadi beberapa kelompok.
Peserta didik berdiri untuk duduk
dalam kelompok.
11. Memberikan peserta didik untuk
mengerjakan tugas yang diberikan
guru.
Peserta didik mengerjakan tugas yang
diberikan guru.
12. Memberikan kesempatan peserta didik
untuk berpikir, memahami,
menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut.
Peserta didik berpikir dengan serius
dan tidak merasa takut.
13. Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menyuting cerpen
yang dibagikan oleh guru.
Peserta didik didik menyunting dan
memahami cerpen yang dibagikan oleh
guru.
14. Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompok di depan
kelompok lainnya.
Secara bergiliran peserta didik
mempresentasikan hasil kerja
kelompok didepan dan kelompok
lainnya menanggapinya.
15. Memberikan sikap apresiatif ketika
temannya menyumbangkan ide kepada
peserta didik.
Peserta didik menunjukan sikap
sebagai pendengar yang apresiatif
ketika temannya menyumbangkan ide.
e. Konfirmasi
56
(1) (2) (3)
16. Memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentu lisan, tulisan,
maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik dalam kerja kelompok.
Peserta didik memberikan umpan balik
postif kepada guru baik dalam
lisan, maupun tulisan.
17. Memberikan konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber.
Peserta didik menggapi konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
yang diberikan guru.
18. Membantu menyelesaikan masalah. Peserta didik bersama-sama dengan
guru menyelesaikan masalah.
19. Guru memberikan peserta didik untuk
menyimpulkan hasil kerja kelompok.
Peserta didik menyimpulka isi cerita
berdasarkan hasil kerja kelompok.
20. Memberikan motivasi kepada peserta
didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
Siswa mendengarkan motivasi yang
diberikan guru mengenai peserta didik
yang kurang aktif.
Kegiatan Akhir
21.
Bersama-sama dengan peserta didik
membuat rangkuman atau kesimpulan.
Bersama-sama dengan guru membuat
rangkuman atau kesimpulan.
22.
Melakukan penilaian dan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
ksanakan.
Peserta didik mendengarkan hasil
penilain guru mengenai hasil, kerja
baik kelompok maupun individu pada
pelajaran tersebut.
23. Guru memberikan tugas yaitu menulis
cerpen kepada peserta didik.
Peserta didik mencatat tugas yang
diberikan oleh guru.
24. Menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikut.
Peserta didik mendengarkan
penyampaian guru mengenai
pembelajaran pada pertemuan berikut.
4.1.5.3. Hasil Observasi dan Evaluasi
Penelitian siklus III ini dilakukan dengan rencana dan persiapan yang
sama dengan siklus II. Dengan adanya perbaikan dalam pembelajaran di siklus III
ini, maka hasil penelitian berupa nilai tes penugasan memahami unsur-unsur
intrinsik cerpen mengalami peningkatan. Siswa lebih aktif dan kreatif serta lebih
antusias dalam mengikuti pembelajaran memahami unsur-unsur intrinsik cerpen
melalui metode kooperatif tipe STAD.
57
4.1.5.4. Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi tindakan siklus III dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pada saat proses belajar-mengajar sebagian besar siswa tertarik dan
aktif mengikuti pembelajaran,
b) Semua siswa berkonsentrasi saat penulis menjelaskan, sehingga saat
ditanya oleh penulis, beberapa siswa siap dan dapat menjawab
pertanyaan guru atau penulis dengan baik,
c) Dalam berdiskusi, semua anggota kelompok ikut aktif dalam
memecahkan permasalahan kelompok,
d) Saat diminta oleh guru untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok
siswa mulai percaya diri membacakan hasil kerja kelompoknya, dan
e) Siswa sudah berani memberikan tanggapan pada kelompok lain yang
membacakan hasil kerja kelompoknya.
Evaluasi dilakukan untuk menilai kemampuan memahami unsur-unsur
intrinsik cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD. Tes berupa penugasan
memahami unsur-unsur intrinsik cerpen ini dilaksanakan selama 40 menit. Hasil
tes penugasan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen melalui metode kooperatif
tipe STAD siklus III dapat dilihat pada tabel 13 berikut.
4.1.5.5. Hasil Tes
Tabel 13. Hasil Tes Kemampuan Memahami Unsur-unsur Intrinsik Cerpen
melalui Metode Kooperatif Tipe STAD Siklus III.
No
Nama siswa
Aspek yang dinilai Skor
mentah
Skor
standar Kategori A B C D E F G
58
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1. Ade W.J. Maro 10 9 10 8 7 8 7 59 80 Baik
2. Aditya Kurniawan 10 7 7 8 10 8 7 57 80 Baik
3. Agus J. I Kadek 10 8 10 7 8 9 8 60 90 Baik sekali
4. Agus B. R. Putu 10 10 8 9 8 10 10 65 90 Baik sekali
5. Agus P. P. I Putu 9 7 9 9 6 7 7 54 80 Baik
6. Andre K. Putu 10 8 7 8 7 7 10 57 80 Baik
7. Aris N Alourni 8 8 8 8 8 8 9 57 80 Baik
8. Arta W.I Putu 9 8 8 8 9 9 8 57 80 Baik
9. Aryani Putu 8 8 8 8 8 8 5 53 80 Baik
10. Aryanata A.T. I Md 10 10 8 8 8 7 6 57 80 Baik
11 Ayu N. W.Ni Made 9 9 7 9 7 7 6 54 80 Baik
12. Bayu D.P. I Kadek 9 8 8 9 8 10 10 62 90 Baik sekali
13. Candra A. A.
Nyoman 10 9 10 8 7 8 7 59 80 Baik
14. Dede N. D. Ni
Kadek 10 8 9 10 10 9 9 65 90 Baik sekali
15. Denny P. Kusuma 8 8 8 8 8 8 9 57 80 Baik
16. Dhea Widyasariputu 9 7 9 9 6 7 7 54 80 Baik
17. Dewi P. Sari 9 8 8 8 8 9 9 59 80 Baik
18. Diah K.D. Ni Putu 9 8 8 8 9 9 8 59 80 Baik
19. Dika W. Made 9 6 8 8 6 8 8 53 80 Baik
20. Fransiskus X. Rudu 10 10 8 8 8 7 6 57 80 Baik
21. Galih Adit Arfianto 8 8 8 8 8 8 5 53 80 Baik
22. Indah Sri Astuti 10 9 10 8 7 8 7 59 80 Baik
23. Juni M.P. Nyoman 9 7 9 9 6 7 7 54 80 Baik
24. Latifa Oktaliviana 10 8 7 8 7 7 10 57 80 Baik
25. Made M. Ni Made 9 9 7 9 7 7 6 54 80 Baik
26. Mega P. Utami 9 8 8 8 9 9 8 57 80 Baik
27. Megantara I N.
Gede 8 8 8 8 8 8 5 53 80 Baik
28. Nabila Oktaliviana 9 7 9 9 6 7 7 54 80 Baik
29. Nadia Junita Sari 10 8 7 8 7 7 10 57 80 Baik
30. Jayantara I G.
Ngurah 8 8 8 8 8 8 9 57 80 Baik
31. Jakaria Kristianto 10 8 9 10 10 8 9 64 90 Baik
32. Joni Artawan I
Made 8 7 10 6 5 5 5 46 70 Lebih dari cukup
33. Risma U.P.Ni
Wayan 8 8 8 8 8 8 9 57 80 Baik
34. Robertho Ndoen 9 7 9 9 6 7 7 54 80 Baik
35. Siti Wahyuni 8 8 5 7 6 8 5 47 70 Lebih dari cukup
36. Wahyu Tri Sutrisno 9 7 9 9 6 7 7 54 80 Baik
37. yoga s. I komang 8 7 10 7 5 7 6 50 70 Lebih dari cukup
38. Yogi Astira Wayan 9 6 8 8 6 8 8 53 80 Baik
39. Zecharijah T.G. Oni 10 10 8 8 8 7 6 57 80 Baik
JUMLAH 354 312 323 321 289 304 292 2192 3140
NILAI RATA-RATA 9,07 8 8,28 8,23 7,41 7,79 7,48 56,20 80,50 Baik
59
Keterangan :
A. Tema
B. Alur
C. Penokohan
D. Latar
E. Sudut pandang
F. Diksi
G. Amanat
4.1.5.6. Analisis Data Siklus III
Analisis data hasil tes berupa penugasan kemampuan memahami unsur-
unsur intrinsik cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD pada siklus III dapat
dilihat pada tabel 14 berikut ini.
Tabel 14. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Memahami Unsur-Unsur
Intrinsik Cerpen melalui Metode Kooperatif Tipe STAD
No Kategori Skor
Standar
Frekuensi
(f)
Jumlah
Nilai
Jumlah
Persen
Rata-rata
Nilai
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Istimewa 100 0 0 0%
3140 : 39= 80,50
(Baik)
2. Baik sekali 90 5 450 12,80%
3. Baik 80 31 2480 79,50%
4. Lebih dari cukup 70 3 210 7,70%
5. Cukup 60 0 0 0%
6. Hampir cukup 50 0 0 0%
7. Kurang 40 0 0 0%
8. Kurang sekali 30 0 0 0%
9. Buruk 20 0 0 0%
10. Buruk sekali 10 0 0 0%
Jumlah 39 3140 100%
Tabel 14 di atas menunjukkan bahwa sudah terjadi peningkatan yang
signifikan terhadap kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen pada
siswa kelas VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai yang
mencapai 80,50 dengan ketegori baik. Nilai rata-rata pada siklus III ini
menunjukan peningkatan sebesar 3,84% dari siklus II. Rincian data tersebut
60
dijelaskan sebagai berikut: dari jumlah keseluruhan 39 siswa terdapat 5 orang
siswa atau 12,80% yang meraih kategori baik sekali yaitu dengan nilai 90,terdapat
31 orang siswa atau 79,50% meraih kategori baik yaitu dengan nilai 80, dan
terdapat 3 orang siswa atau 7,70% meraih kategori lebih dari cukup yaitu dengan
nilai 70.
Pada siklus III, hasil tes kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik
cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD secara klasikal menunjukkan
kategori baik dan nilai rata-rata kelas sudah memenuhi target yang ditetapkan
yaitu 78. Oleh karena itu, kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen
melalui metode kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII/A SMP PGRI 6
Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 sudah dapat dikatakan meningkat dan
penelitian dihentikan sampai siklus III.
4.1.5.7. Refleksi
Pembelajaran yang dilakukan pada siklus III ini merupakan tindakan
perbaikan dari pembelajaran siklus I dan siklus II. Pada siklus II masih ditemukan
kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen.
Kesulitan tersebut kemudian dicarikan jalan keluarnya untuk diterapkan pada
pembelajaran siklus III. Setelah diadakan perbaikan pada siklus III, nilai rata-rata
kelas mengalami peningkatan dengan kategori baik atau dengan nilai 80,50. Pada
pembelajaran siklus III, guru atau penulis berusaha memusatkan perhatian siswa
dengan cara memancing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan
cerpen.
61
Selanjutnya, hal yang dilakukan guru atau penulis adalah menjelaskan
kesalahan yang dilakukan siswa pada saat memahami unsur-unsur intrinsik cerpen
pada siklus I, dan siklus II. Kegiatan ini bertujuan agar kesalahan yang telah
dilakukan pada siklus I, dan siklus II tidak dilakukan pada siklus III. Tindakan
perbaikan yang dilakukan terhadap siklus II yang kemudian diterapkan pada
pembelajaran siklus III itu dengan membuat suasana pembelajaran lebih santai.
Berkanan dengan pemberian motivasi pada siswa dan membuat suasana
pembelajaran yang lebih santai, guru atau penulis melakukannya dengan
memberikan selingan yang dapat membangkitkan semangat siswa. Hal ini
bertujuan agar siswa tidak merasa tegang dan jenuh dengan pembelajaran yang
diberikan oleh guru atau penulis. Perubahan yang dilakukan pada siklus III ini
ternya terbukti dapat mengubah perolehan nilai siswa yang tadinya 76,66 menjadi
80,50 pencapaian nilai siswa ini sudah memenuhi target yang telah ditetapkan
pada siklus I, siklus II, dan siklus III yaitu 78. Nilai rata-rata pada siklus III ini
menunjukan peningkatan sebesar 3,84% dibandingkan dengan nilai rata-rata pada
siklus II, peningkatan sebesar 18,2% dibandingkan dengan nilai rata-rata pada
siklus I, peningkatan sebesar 26,15% dibandingkan dengan nilai rata-rata pada tes
awal.
4.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus, Siklus I, II, III
Rekapitulasi hasil tes berupa penugasan memahami unsur-unsur intrinsik
cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII/A SMP PGRI
6 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini.
62
Tabel 15. Rekapitulasi Tes Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III tentang
Peningkatan Kemampuan Memahami Unsur-unsur Intrinsik
Cerpen melalui Metode Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas
VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.
No Nama Siswa
Nilai Rata-Rata Tes
Keterangan
Awal Siklus
I
Siklus
II
Siklus
III
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Ade Wahyu Jezico Maro 50 60 80 80 Meningkat
2 Aditya Kurniawan 50 70 80 80 Meningkat
3 Agus Jumantara I Kadek 60 60 70 90 Meningkat
4 Agus Bayu Raditya Putu 50 60 90 90 Meningkat
5 Agus Purnama Putra I Putu 60 60 80 80 Meningkat
6 Andre Kusuma Putu 40 60 80 80 Meningkat
7 Aris N Alourni 60 70 80 80 Meningkat
8 Arta Wiguna I Putu 60 70 80 80 Meningkat
9 Aryani Putu 50 60 70 80 Meningkat
10 Aryanata Adnyana Tauman I Md 50 60 80 80 Meningkat
11 Ayu Ningsih Wardani Ni Made 70 70 80 80 Meningkat
12 Bayu Darmawan Putra I Kadek 60 60 90 90 Meningkat
13 Candra Ayu Astuti Nyoman 50 50 70 80 Meningkat
14 Dede Novita Dewi Ni Kadek 50 60 90 90 Meningkat
15 Denny Prabawa Kusuma 50 60 70 80 Meningkat
16 Dhea Widyasariputu 50 60 80 80 Meningkat
17 Dewi Puspita Sari 50 70 70 80 Meningkat
18 Diah Kusuma Dewi Ni Putu 50 60 70 80 Meningkat
19 Dika Widiadyana Made 60 60 80 80 Meningkat
20 Fransiskus Xaverius Rudu 60 70 80 80 Meningkat
21 Galih Adit Arfianto 60 60 70 80 Meningkat
22 Indah Sri Astuti 50 60 70 80 Meningkat
23 Juni Mahendra Putra Nyoman 50 60 70 80 Meningkat
24 Latifa Oktaliviana 60 60 70 80 Meningkat
25 Made Mega Ni Made 60 60 80 80 Meningkat
26 Mega Putri Utami 60 70 80 80 Meningkat
27 Megantara I Nyoman Gede 60 70 80 80 Meningkat
28 Nabila Oktaliviana 60 60 70 80 Meningkat
29 Nadia Junita Sari 50 60 80 80 Meningkat
30 Jayantara I Gusti Ngurah 60 70 80 80 Meningkat
31 Jakaria Kristianto 40 60 70 90 Meningkat
32 Joni Artawan I Made 50 60 80 70 Meningkat
33 Risma Udiani Putri Ni Wayan 50 60 70 80 Meningkat
63
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
34 Robertho Ndoen 60 60 70 80 Meningkat
35 Siti Wahyuni 60 70 80 70 Meningkat
36 Wahyu Tri Sutrisno 50 60 80 80 Meningkat
37 Yoga sastrawan I komang 50 60 80 70 Meningkat
38 Yogi Astira Wayan 50 60 70 80 Meningkat
39 Zecharijah Tshiro Gloredeovan
Oni 60 60 70 80 Meningkat
JUMLAH 2120 2430 2990 3140
NILAI RATA-RATA 54,35 62,30 76,66 80,50 Meningkat
Berdasarkan rekapitulasi data hasil tes kemampuan memahami unsur-
unsur intrinsik cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD pada siswa kelas
VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar Tahun pelajaran 2013/2014 mereka dijelaskan,
bahwa kemampuan siswa pada setiap penilaian memahami unsur-unsur intrinsik
cerpen mengalami peningkatan dilihat dari rata-rata skor standar kelas yang
diperoleh setiap siklus. Uraian dari tabel 15 tersebut dijelaskan secara terinci
sebagai berikut.
Hasil tes awal menunjukkan bahwa rata-rata skor standar kelas pada
kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen sebesar 54,35. Dari rata-rata
tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik
cerpen siswa masih pada kategori hampir cukup. rata-rata tersebut diperoleh dari
jumlah keseluruhan skor standar yang diperoleh siswa yaitu sebesar 2120
kemudian dibagi jumlah siswa sebanyak 39, maka didapatkan rata-rata skor
standar siswa sebesar 54,35.
Hasil tes berupa penugasan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen
melalui metode kooperatif tipe STAD pada siklus I mencapai rata-rata skor
standar sebesar 62,30 dan termasuk dalam kategori lebih dari cukup. Akan tetapi,
hasil tersebut belum mencapai nilai yang telah ditetapkan yaitu sebesar 78.00.
64
Rata-rata skor standar tersebut diperoleh dari jumlah keseluruhan skor standar
yang diperoleh dari siswa yaitu sebesar 2430 kemudian dibagi siswa sebanyak 39,
maka didapatkan rata-rata skor standar siswa 62,30. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsik
cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD pada siklus I ini sudah mengalami
peningkatan sebesar 7,95% dari nilai rata-rata tes awal.
Hasil tes berupa penugasan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen
melalui metode kooperatif tipe STAD pada siklus II mencapai rata-rata skor
standar sebesar 76,66 dan termasuk dalam kategori baik. Namun, hasil tersebut
belum mencapai nilai yang telah ditetapkan yaitu sebesar 78,00. Rata-rata skor
standar tersebut diperoleh dari jumlah keseluruhan skor standar yang diperoleh
siswa sebesar 2990 kemudian dibagi jumlah siswa sebanyak 39, maka ditetapkan
rata-rata skor standar siswa sebesar 76,66. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen melalui
metode tipe STAD pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan sebesar
14,36% dari nilai rata-rata siklus I, dan peningkatan sebesar 22,31% dibandingkan
dengan nilai rata-rata tes awal.
Hasil tes berupa penugasan memahami unsur-unsur intrinsik cerpen
melalui metode kooperatif tipe STAD pada siklus III mencapai rata-rata skor
standar sebesar 80,50 dan termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian, hasil
tersebut sudah mencapai nilai yang telah ditargetkan yaitu 87,00, oleh karena itu,
penelitian tindakan ini dihentikan sampai pada siklus III. Rata-rata skor standar
tersebut diperoleh dari jumlah keseluruhan skor standar yang diperoleh siswa
65
yaitu sebesar 3140 kemudian dibagi jumlah siswa sebanyak 39, maka didapat rata-
rata skor standar siswa sebesar 80,50. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen melalui metode kooperatif
tipe STAD pada siklus III ini sudah mengalami peningkatan sebesar 3,84%, dari
nilai rata-rata siklus II, peningkatan sebesar 18,2% dari nilai rata-rata siklus I,
peningkatan sebesar 26,15% dibandingkan dengan nilai rata-rata tes awal. Oleh
karena itu, penelitian dihentikan sampai pada siklus III.
4.3 Pembahasan
Dari hasil tindakan baik dari tindakan siklus I, siklus II, maupun siklus III
ditunjukkan peningkatan skor atau hasil belajar siswa. Hasil tes tindakan siklus I
menunjukan bahwa dari 39 orang siswa kelas VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar
Tahun Pelajaran 2013/2014 yang mengikuti pembelajaran memahami unsur-unsur
intrinsik cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD ditemui hasil tes yaitu dari
siklus I siswa mendapat nilai rata-rata sebesar 62,30 kemudian siklus II siswa
mendapat nilai rata-rata sebesar 76,66 dan siklus III siswa mendapat nilai rata-rata
sebesar 80,50.
Secara klasikal peningkatan siswa dalam kemampuan memahami unsur-
unsur intrinsik cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD sudah menunjukan
peningkatan yang cukup memuaskan.
Peningkatan hasil belajar siswa tidak terlepas dari dorongan guru dan
keantusiasan siswa belajar sangat besar.guru sebagai pelaksanaan tindakan telah
melakukan perubahan dalam cara mengajarnya. Akan tetapi pada penelitian ini
guru telah mengadakan perubahan dalam cara mengajarnya di samping
66
memberikan teori tentang memahami unsur-unsur intrinsik cerpen pada siswa
melalui metode kooperatif tipe STAD, juga memberikan waktu dan kesempatan
kepada siswa untuk mengekplorasi, kolaborasi, serta berelaborasi sehingga siswa
dapat meningkatkan kemampuannya dalam memahami suatu cerpen.
Di samping itu, guru juga telah menemukan langkah-langkah metode
kooperatif tipe STAD yang diterapkan sehingga nilai yang ditargetkan oleh
penulis dapat tercapai, sebagai berikut. (a) membuka pelajaran dan mengabsen
kehadiran siswa, (b) memberikan aprsepsi terkait dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan, (c) menyampaikan tujuan pembelajaran, (d) memberikan orientasi
materi pelajaran beserta pembelajaran yang akan diterapkan, (e) mengarah siswa
untuk membentuk kelompok sebanyak 7 kelompok masing-masih terdiri dari 5
orang sampai 6 orang, (f) membagikan satu judul cerpen kepada siswa untuk
didiskusikan dalam masing-masing kelompok, (g) mengawasi diskusi kelompok
kecil, (h) memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang mengalami kesulitan
dalam pembelajaran, (i) memilih perwakilan dari kelompok untuk menceritakan
kembali isi cerpen yang telah dibacanya ke depan kelas, (j) mengawasi hasil kerja
kelompok dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen, (k) bersama-sama siswa
untuk menyimpulkan dan menrefleksi hasil serta pelaksanaan pembelajaran yang
telah dilakukan daan memberikan penghargaan bagi siswa yang hasil kerjanya
mendapat nilai paling baik, dan (l) menutup pelajaran.
Untuk lebih jelasnya, penulis menggambarkan tingkat ketuntasan yang
dicapai oleh siswa kelas VIII/A SMP PGRI 6 Denpasar Tahun Pelajaran
67
2013/2014 dari tes Awal, siklus I, siklus II, dan siklus III dalam bentuk grafik
batang berikut ini.
0
20
40
60
80
100
Tes Awal Siklus I Siklus II Siklus III
Keterangan Grafik:
Hasil tes awal : 54,35
Siklus I : 62,30
Siklus II : 76,66
Siklus III : 80,50
Nilai rata-rata
68
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas ini, maka penulis
menyimpulkan bahwa.
1. metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan memahami
unsur-unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas VIII/A SMP PGRI 6
Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
penelitian yang telah dilaksanakan, yaitu Pada tes awal nilai rata-rata
sebesar 54,35 dan termasuk dalam kategori cukup. pada siklus I nilai rata-
rata mencapai 62,30 dan termasuk dalam kategori lebih dari cukup, ada
peningkatan sebesar 7,95. Pada siklus II, nilai rata-rata yang dicapai adalah
sebesar 76,66 dan termasuk dalam kategori baik, terjadi peningkatan dari
siklus I yaitu sebesar 14,36 dan 22,31 dari hasil tes awal. Pada siklus III,
nilai rata-rata yang dicapai sebesar 80,50 dan termasuk dalam kategori
baik. Nilai rata-rata ini sudah memenuhi target yang ditetapkan oleh
penulis yaitu sebesar 78,00. Maka dari itu, penelitian ini dihentikan sampai
pada siklus III. Pada siklus III mengalami peningkatan 3,84 dari siklus II,
terjadi peningkatan dari siklus I sebesar 18,2 dan peningkatan sebesar
26,15 dari tes awal.
2. Langkah-langkah metode kooperatif tipe STAD yang diterapkan sehingga
nilai yang ditargetkan oleh penulis dapat tercapai, sebagai berikut. (1)
69
membuka pelajaran dan mengabsen kehadiran siswa, (2) memberikan
apersepsi terkait dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan, (3)
menyampaikan tujuan pembelajaran, (4) memberikan orientasi materi
pelajaran beserta pembelajaran yang akan diterapkan, (5) mengarahkan
siswa untuk membentukan kelompok sebanyak 7 kelompok yang masing-
masing terdiri dari 5 sampe 6 orang, (6) membagikan satu judul cerpen
kepada siswa untuk didiskusikan dalam masing-masing kelompok, (7)
memberikan pertanyaan kepada siswa untuk dipelajari dan didiskusikan
dalam masing-masing kelompok, (8) mengawasi diskusi kelompok, (9)
memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang mengalami kesulitan
dalam pembelajaran, (10) memilih perwakilan dari anggotan kelompok
untuk menceritakan kembali isi cerpen yang dibacanya ke depan kelas,
(11) mengawasi penyajian hasil kerja kelompok dalam memahami unsur-
unsur intrinsik cerpen, (12) bersama-sama siswa menyimpulkan dan
merefleksi hasil serta pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan dan
memberikan penghargaan bagi siswa yang hasil kerjanya mendapat nilai
yang paling baik, (13) menutup pembelajaran.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab IV, penulis
memberikan saran sebagai berikut.
a. Dalam pembelajaran memahami unsur-unsur intrinsik cerpen, guru
hendaknya menggunakan metode yang tepat dalam proses belajar-
mengajar untuk menarik minat siswa terhadap materi pelajaran yang
70
disajikan serta untuk menghindari perasaan bosan yang ada pada diri
siswa.,
b. Siswa hendaknya lebih sering diberikan latihan dengan jalan mengadakan
perlombaan dalam pembuatan cerpen, untuk melatih mental, kreativitas,
dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat menambah
pengalaman dan penegatahuan yang nantinya dapat dipakai sebagai bekal
untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dan
c. kepada Kepala sekolah SMP PGRI 6 Denpasar disarankan agar terus
mengadakan pembinaan kepada guru, hususnya guru bahasa Indonesia
sehingga kualitas pendidikan di sekolah tersebut dapat ditingkatkan.
71
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 1997. Isi dan Strategi pengajaran Bahasa dan Sastra. Malang:
Airlangga.
………...2003. Isi dan Sastra Pengajaran Bahasa dan Sastra, Malang airlangga
Arikunto Suharsimi, 2013. Prosudur Penelitian: suatu pendekatan Praktis.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
………..2009. Evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
http://feriagr. blogspot. com/2013/05/makalah- tentang- menulis- cerpen. htm1
http://unsilster. com/2011/01/ pengertian- cerpen- dan- ciri-ciri- cerita- pendek/
http://yankcute.Blogspot.Com/2010/02/keuggulan-dan-kekurangan-pembelajaran.
html
http://www.pengertian ahli.com/2013/10/ pengertian- cerpen- menurut- para ahli.
html
http://www.sarjanaku.com/2013/04/pengertian-metode-observasi-definisi. html
Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas (Sebagai
Pengembangan Profesi Guru). Jakarta: PT Rajagrafindo persada.
Nurkancana, Wayan.Dan Sunartana,P.P.N.1992.Evaluasi Hasil Belajar.surabaya:
Usaha Nasional.
Isjoni. 2010. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung:Alfabeta
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (konsep,
landasan, dan Implementasinya pada kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan). Jakarta: Kencana.
Tim Prima Pena. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Gitamedia Press
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfa Beta.
Rusman. 2011. Model-model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Sekolah :SMP PGRI 6 Denpasar
Mata Pelajaran : bahasa indonesia
Kelas/semester : VIII / Genap
Aloksi Waktu : 2x 40 menit ( 1x pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Standar Kompetensi : Memahami Karya sastra (cerpen)
Kompetensi dasar : Memahami Unsur-unsur Intrinsik Cerpen
I. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu memahami unsur-unsur intrinsik cerpen
II. Materi Ajar
Cerpen serta unsur-unsur intrinsiknya
III. Metode pembelajaran
Strategi pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
Apersepsi:
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
menanyakan keadaan peserta didik yang tidak hadir.
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik.
Guru menanyakan tentang pengalaman peserta didik dalam membuat
cerpen.
Tanya jawab tentang pengalaman yang paling menarik yang pernah
dialami peserta didik.
Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan berhubungan dengan
kompetensi yang akan disampaikan.
Guru melakukan apersepsi dengan bertanya mengenai pengetahuan
peserta didik tentang unsur-unsur intrinsik cerpen.
B. Kegiatan inti
Eksplorasi :
Guru menjelaskan tentang ciri-ciri cerpen, syarat topik cerpen,
kerangka cerpen, dan unsur-unsur intrinsik cerpen
Menggunakan beragam pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lainnya
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
mengenai penjelasan yang diberikan oleh guru mengenai materi
cerpen.
Elaborasi:
Guru membagikan peserta didik menjadi beberapa kelompok.
Memberikan peserta didik untuk mengerjakan tugas yang diberikan
guru.
Memberikan kesempatan peserta didik untuk berpikir, memahami,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyuting
cerpen yang dibagikan oleh guru.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelompok lainnya.
Memberikan sikap apresiatif ketika temannya menyumbangkan ide
kepada peserta didik.
Konfirmasi :
Memberikan upan balik positif dan penguatan dalam bentu lisan,
tulisan, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik dalam
kerja kelompok.
Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber.
Membantu menyelesaikan masalah
Guru memberikan peserta didik untuk menyimpulkan hasil kerja
kelompok
Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
C. Kegiatan akhir
Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman atau
kesimpulan.
Melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
Guru memberikan tugas yaitu menulis cerpen kepada peserta didik.
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikut.
V. Sumber Belajar/Bahan//Alat
LKS, Buku pelajaran Bahasa dan sastra Indonesia
Cerpen dari internet : “Persahabatan” Ruli Harwanto
VI. Penilaian
1. Bentuk teks : test tulis (esai)
2. Instrumen
Guru Pamong
Bahasa dan Sastra Indonesia
Luh Sudiahsih,S.Pd
Nip: 1961080, 198203.2.010
Denpasar 03, Juni 2014
Mahasiswa pratek
Gregorius Jala
NPM:
10.8.03.51.31.1.5.2903
Mengetahui
Kepala SMP PGRI 6 Denpasar
Drs. I Ketut Antara, M. Ag.
NIP:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Sekolah :SMP PGRI 6 Denpasar
Mata Pelajaran : bahasa indonesia
Kelas/semester : VIII / Genap
Aloksi Waktu : 2x 40 menit ( 1x pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Standar Kompetensi : Memahami Karya sastra (cerpen)
Kompetensi dasar : Memahami Unsur-unsur Intrinsik Cerpen
VII. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu memahami unsur-unsur intrinsik cerpen
VIII. Materi Ajar
Cerpen serta unsur-unsur intrinsiknya
IX. Metode pembelajaran
Strategi pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
X. Langkah-langkah Pembelajaran
D. Kegiatan Awal
Apersepsi
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
menanyakan keadaan peserta didik yang tidak hadir.
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik.
Guru menanyakan tentang pengalaman peserta didik dalam membuat
cerpen.
Tanya jawab tentang pengalaman yang paling menarik yang pernah
dialami peserta didik.
Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan berhubungan dengan
kompetensi yang akan disampaikan.
Guru melakukan apersepsi dengan bertanya mengenai pengetahuan
peserta didik tentang unsur-unsur intrinsik cerpen.
E. Kegiatan inti
Eksplorasi :
Guru menjelaskan tentang ciri-ciri cerpen, syarat topik cerpen,
kerangka cerpen, dan unsur-unsur intrinsik cerpen
Menggunakan beragam pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lainnya
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
mengenai penjelasan yang diberikan oleh guru mengenai materi
cerpen.
Elaborasi:
Guru membagikan peserta didik menjadi beberapa kelompok.
Memberikan peserta didik untuk mengerjakan tugas yang diberikan
guru.
Memberikan kesempatan peserta didik untuk berpikir, memahami,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyuting
cerpen yang dibagikan oleh guru.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelompok lainnya.
Memberikan sikap apresiatif ketika temannya menyumbangkan ide
kepada peserta didik.
Konfirmasi :
Memberikan upan balik positif dan penguatan dalam bentu lisan,
tulisan, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik dalam
kerja kelompok.
Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber.
Membantu menyelesaikan masalah
Guru memberikan peserta didik untuk menyimpulkan hasil kerja
kelompok
Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
F. Kegiatan akhir
Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman atau
kesimpulan.
Melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
Guru memberikan tugas yaitu menulis cerpen kepada peserta didik.
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikut.
XI. Sumber Belajar/Bahan//Alat
LKS, Buku pelajaran Bahasa dan sastra Indonesia
Cerpen dari internet : “ cinta tak terbalaskan”. Ruli Harwanto
XII. Penilaian
3. Bentuk teks : test tulis (esai)
4. Instrumen
Guru Pamong
Bahasa dan Sastra Indonesia
Luh Sudiahsih,S.Pd
Nip: 1961080, 198203.2.010
Denpasar, 04 Juni 2014
Mahasiswa pratek
Gregorius Jala
NPM:
10.8.03.51.31.1.5.2903
Mengetahui
Kepala SMP PGRI 6 Denpasar
Drs. I Ketut Antara, M. Ag.
NIP:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS III
Sekolah : SMP PGRI 6 Denpasar
Mata Pelajaran : bahasa indonesia
Kelas/semester : VIII / Genap
Aloksi Waktu : 2x 40 menit ( 1x pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Standar Kompetensi : Memahami Karya sastra (cerpen)
Kompetensi dasar : Memahami Unsur-unsur Intrinsik Cerpen
XIII. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu memahami unsur-unsur intrinsik cerpen
XIV. Materi Ajar
Cerpen serta unsur-unsur intrinsiknya
XV. Metode pembelajaran
Strategi pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
XVI. Langkah-langkah Pembelajaran
G. Kegiatan Awal
Apersepsi:
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
menanyakan keadaan peserta didik yang tidak hadir.
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik.
Guru menanyakan tentang pengalaman peserta didik dalam membuat
cerpen.
Tanya jawab tentang pengalaman yang paling menarik yang pernah
dialami peserta didik.
Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan berhubungan dengan
kompetensi yang akan disampaikan.
Guru melakukan apersepsi dengan bertanya mengenai pengetahuan
peserta didik tentang unsur-unsur intrinsik cerpen.
H. Kegiatan inti
Eksplorasi :
Guru menjelaskan tentang ciri-ciri cerpen, syarat topik cerpen,
kerangka cerpen, dan unsur-unsur intrinsik cerpen
Menggunakan beragam pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lainnya
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
mengenai penjelasan yang diberikan oleh guru mengenai materi
cerpen.
Elaborasi:
Guru membagikan peserta didik menjadi beberapa kelompok.
Memberikan peserta didik untuk mengerjakan tugas yang diberikan
guru.
Memberikan kesempatan peserta didik untuk berpikir, memahami,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyuting
cerpen yang dibagikan oleh guru.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelompok lainnya.
Memberikan sikap apresiatif ketika temannya menyumbangkan ide
kepada peserta didik.
Konfirmasi :
Memberikan upan balik positif dan penguatan dalam bentu lisan,
tulisan, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik dalam
kerja kelompok.
Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber.
Membantu menyelesaikan masalah
Guru memberikan peserta didik untuk menyimpulkan hasil kerja
kelompok
Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
I. Kegiatan akhir
Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman atau
kesimpulan.
Melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
Guru memberikan tugas yaitu menulis cerpen kepada peserta didik.
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikut.
XVII. Sumber Belajar/Bahan//Alat
LKS, Buku pelajaran Bahasa dan sastra Indonesia
Cerpen dari internet : “Sebuah Janji” Oleh Aditya Pramoda
XVIII. Penilaian
5. Bentuk teks : test tulis (esai)
6. Instrumen
Guru Pamong
Bahasa dan Sastra Indonesia
Luh Sudiahsih,S.Pd
Nip: 1961080, 198203.2.010
Denpasar 05, Juni 2014
Mahasiswa pratek
Gregorius Jala
NPM:
10.8.03.51.31.1.5.2903
Mengetahui
Kepala SMP PGRI 6 Denpasar
Drs. I Ketut Antara, M. Ag.
NIP:
Cerpen
Persahabatan
Seorang yang bernama reza merasa hidupnya sudah merasa
lengkap, reza berkata aku punya ayah yang baik padaku dan ibu
selalu sayang padaku,bahkan aku berasal dari keluarga yang kaya
dan akupun pandai dalam pelajaran apapun ,ia pun merasa puas dan
bahagia , reza mpuyai sahabat sejati yang brnama aris.
Pada hari minggu aris mengajak ku untuk pergi bermain pada
suatu taman rekreasi ,kami bersenang-senang disana ,secara tidak
sengaja aku melihat ad sepasang kekasih yang bersama-sama
sedang menghabiskan waktu berdua tanpa sadar aku memandang
sepasang kekasih itu dengan dengan pandangan cemburu ,kini aku
baru sadar bahwa hidupku belum lengkapkarna aku belum mempuyai
seorang kekasih sambil melamun dengan memegang ice cream di
tangan ku secara tidak sengaja aku menabarak seseorang yang
sedang memegang anjing di tangannyan secara tidak langsung aku
lari karna aku takut dengan anjing ,anjing itupun ikut mengejar aku
lari sekuat tenaga ,untungnya ada aris yang membantuku untukku
apa jadinya bila aris tak ada bisa-bisa aku jadi makan siangnya .Tak
terasa matahari sudah tak terlihat sinarnya lagi ,aku dan aris
pulang kerumah kami masing-masing.
Sesampainya dirumah kini aku masih membayangkan sepasang
kekasih yang berada ditaman rekreasi tadi yang begitu mersa ,
waktu terus bertambah takterasa sudah lewat tengah tenah
malam akupun ingin mempuyai keinginan untuk mempuyai seorang
kekasih .ku bertekat walau ku harus berkorban untuk
mendapatkannya ,apapun hambatannya kan kucari walau kepelosok
untuk mendapatkannya malam kian larut akupun tertidur pulas
dengan berharap ada seorang perempuan mau untuk menjadi
kekasihku.
Malam senin berganti dengan senin pagi jampun membangunkan
ku itu saatnya ku mandi dan berganti pakaian sekolah .aku peri
kesekolah bersama aris .sesampainyan kami disekolah bel sekolah
telah berbunyi itu waktunya untuk upacara hari senin pada saat
aku ikut melaksanakan upacara hari senin ,hingga hamper telah
selesai ,ada seorang perempuan baris didekatku ,berparas cantik
menawan,berambut panjang ,berkulit halus , tetapi ada yang aneh
dengannya mukanya pucat ,mataya sayu ,seperti orang yang tidak
ber tenaga .tak lama kemudian perempuan itu pingsan dan tidak
sengaja aku menangkap tubuhnya yang akan jatuh ,dan saat ku
menagkap tubuhnya sesuatu yang aneh terjadi kepadaku
jantungku berdetak dengan keras ,drahku seperti mengalir dengan
deras hingga kekepalaku hingga mukaku merah .aku berkata dalam
hati “ perasaan apa ini mengapa ku jadi aneh kayak gini ,apa yang
terjadi dengan ku ,apakah ini rasanya jatuh cinya takmungkinaku
jatuh cinta padanyan “ tapi tak dapat ku pungkiri aku memang jatuh
cinta padanya.
Walau hanya satu menit ku pegang tubuh nya seakan ia telah
menjadi milikku perempuan itupun di bawa ke ruang uks dengan
segera. Setelah beberapa lama perempuan itu tersadar dari
pingsannya dan saat istirahat sekolah ,perempuan itu menghampiri
ku dengan rasa malu-malu sambil mengucapkan terima kasih tadi
sudah menahan kujatuh aku berkata sama-sama perempuan itu
mengulurkan tangannya untuk ber kenalan denganku dia berkata
tasya sambil menjabat tangan ku ,aku reza.
Sebagai tanda terima kasih telah menolongku ,aku ingin jalan-
jalan dan kamu harus ikut kanra kamu sudah menolong ku tadi
bagaimana reza apa kau mau ikut ,ya ya ya okelah nanti pulang
sekolah aku tunggu kamu didepan gerbang sekolah ,oke tasya ,
sampaiketemu lagi reza.
Aku kembali kekelas dengan bahagia ,aku duduk dengan sahabat
ku aris sambil membayangkan wajah tasya yang cantik . tanpa sadar
aris memandang wajahku lalu berkata ada apa dengan sahabatku
,mukamu seperti orag yang mendapatkan undian yang sangat banyak
.tidak aku hanya sedang senang saja hari ini dengan wajah yang
gembira ,aris berkata kepadaku aku senang bila sahabat ku pun
senang
Jarum jam pun berputar dengan sangat cepat bel pulang pun ber
bunyi ,akupun menunggu didepan gerbang sekolah aku melihat tasya
dengan rambut tergerai ,wah benar-benar cantik dilihat dari mana
pun tetap saja cantik.
Tasya kita mau kemana aku tasya berkata aku mau kamu yang
menentukannya boleh kan yasudah aku mau mengajak mu ketempat
yang meyenangkan ,tapi sebelum kita pergi ketempat itu aku mau
ngajak kamu makan biar kamu nanti tidak pingsan oke hehehehe
kamu mau makan apa tasya tasya menjawab aku lagi mau makan
baso nih ,yasudah aku tau tempat warung baso di dekat sini
Sesampainya kami di Depan warung baso kami masuk dan duduk
,pelayan pun menhampiri kami dan menawarkan mau makan apa? Aku
bertanya tas kamu mau makan apa , eee aku mau makan baso telor
ja ,minumnya ,es the manis ja za ,reza berkata kpada pelayan mas
baso telor dua es teh manisnya dua.
Selagi kami menunggu pesanan kami ,aku mengobrol-obrol dengan
tasya .tidak lama kemudian pelayan dating dengan membawakan
pesanan kami ,setelah memakan semangkuk baso dan segelas the
manis perut kamipun telah terisi ,kami pun melanjutkan perjalanan
pergi ke sebuah taman rekreasi disana kami naik permainan yang
sangat mengasikan aku melihat wajah tasya yang begitu cantik saat
ia sedang tertawa sambil menatap wajahnya.
Pencipta Cerpen : Ruli Harwanto
Soal
1) Menurut anda, apakah tema yang tepat dari cerpen tersebut
2) Alur apakah yang dipergunakan pengarang dalam cerpen tersebut
3) Siapa-siapakah tokoh dalam cerita tersebut?
4) Jelaskan latar (setting) pada cerpen tersebut?
5) Dari sudut padang berapakah si pengarang cerita tersebut?
6) Bagaimana gaya /diksi bercerita si pengarang dalam cerpennya tersebut?
7) Pesan apakah yang disampaikan pengarang kepada pembaca dalam cerpen yang
berjudul “ persahabatan”tersebut
(Selamat bekerja)
CERPEN
CINTA TAK TERBALASKAN
Kembali jalan setapak itu kulalui. Harum semerbak bunga melati yang
tersentuh embun pagi menelusuk hidungku. Kapling-kapling kehancuran
hati mulai terpendam dalam keheningan. Semuanya telah terjadi. Aku tak
bisa berbuat apa-apa lagi.
Semua tak akan mengerti. Semua kebahagianku kini hanya kenangan.
Kerikil-kerikil tajam harus kutempuh untuk mencapai tujuanku. Dalam
perjalanan langkahku terhentak di sebuah pohon beringin yang rindang.
Pohon itu kelihatan tenang menyimpan sejuta kenangan. Ia hanya menjadi
saksi bisu atas pahitnya penderitaanku. Di bawah pohon itu aku duduk dan
mengenang semua kejadian yang menggilas hidupku.
“Jesika…Jesika… tunggu… !” teriakku seakan menyuruhnya berhenti.
Ia berpaling dan bingung sendiri melihat tingkahku yang penuh semangat
dan aneh. Aku berdiri disampingnya dan berjalan menuju pintu gerbang
sekolah.
Waktu itu kira-kira 10 menit lagi pukul tujuh. Kami duduk diserambi
kelas tanpa berbicara sedikitpun. Aku hanya memandang wajahnya yang
bersih, cantik, dan bercahaya. Aku begitu menyayangimu, kataku dalam
benakku. Tapi, aku tak punya keberanian untuk mengungkapkannya.
“Hi… pagi-pagi gini kok dah ngelamun?”
“Nggak…nggak ada apa-apa kok…?
“Jes, nanti siang kita pulang bareng, bolehkan?” kataku dengan penuh
keragu-
raguan.
Ia hanya membalas dengan senyuman. Aku tertegun seketika, berarti
ia setuju.
Teng…teng…teng…, lonceng sekolah berbunyi. Aku masuk ke kelas dan
duduk di bangku paling depan. Sejak awal aku tahu mengapa hatiku selalu
gelisah. Aku terus membayangkan apa yang akan terjadi. Mengapa aku tak
berani mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi pada diriku. Sampai
kapan aku harus menahan gejolak hati ini. aku tak bisa begini terus. Aku
tahu dia juga memiliki perasaan yang sama seperti aku.
Sesekali kupandang ke depan. Seorang guru yang gendut, jelek
bagaikan buldoser terlihat sedang menerangkan pelajaran yang terlalu
sulit kupahami. Ia hanya menambah beban hidupku. Pelajarannya begitu
membosankan monoton dan sulit kupahami. Aku muak dengan semua ini.
aku hanya bisa duduk manis dengan pandangan terarah ke depan. Aku tak
bisa konsentrasi dengan pelajaannya.
Seketika itu pula terlintas bayangan wajahnya. Aku begitu
merindukannya. Aku tak bisa lagi menahan gejolak cinta yang membuatku
gelisah. Aku begitu takut kehilangan dirinya. Lamunanku terus berlanjut
hingga bel pulang berbunyi. Aku tersadar dan langsung menemui Jesika di
kelasnya.
“Jes, jadikan pulang bareng?” kataku dengan penuh keraguan.
Ia hanya membalasnya dengan senyuman. Kamipun mulai menyelusuri jalan
kecil beraspal tanpa berbicara sedikitpun. Mungkin rasa malu masih
menghantui pikiran kami. Hingga langkah kami pun terhenti di sebuah
pohon beringin. Pohon itu memberikan suasana sejuk bagi kami berdua.
Kami duduk berdekatan tepat di dekat pangkal pohon itu.
Di sini aku mulai memecahkan kesunyian dan bertanya,
“Bagaimana pelajaranmu di sekolah.”
Aku tak tahu apa yang hendak aku katakan. Ini adalah pengalaman
pertamaku mengajak seorang gadis berdua. Kemudian ia menjawab dengan
penuh keramahan.
“Biasa-biasa saja, sama seperti hari sebelumnya”.
“Ooo”, jawabku”.
Hatiku mulai tidak tenang. Perasaanku sangat takut. Hati kecilku
berkata, “Aku takut kehilangan dirinya”. Tapi perasaanku itu kuabaikan
begitu saja. Waktu itu kira-kira pukul 12.30. Aku mulai mengutarakan
seluruh isi hatiku padanya. Ia hanya tertegun melihat wajahku yang
bimbang dan penuh harapan. Aku mulai menjamah tangannya dan berkata:
“Jes, aku sangan menyayangimu, maukah kamu jadi pacarku?”
Ia menjadi bertambah bingung dengan sikapku pada saat itu. aku
memandang wajahnya dengan penuh harapan. Ia kelihatan bingung
mempertimbangkan apa yang harus ia katakan padaku. Aku yakin bahwa
dia juga memiliki perasaan yang sama seperti aku. Tapi, ia hanya malu
mengutarakannya.
“Aku belum bisa menjawabnya sekarang, beri aku waktu 2 hari untuk
memikirkannya matang-matang”, katanya dengan penuh pertimbangan.
Aku hanya mengiakan perkataannya. Kamipun pulang menyelusuri jalan
yang mulai agak ramai dangan kendaraan. Ia kelihatan melamun
memikirkan sesuatu. Ia tidak lagi memperdulikan apa yang terjadi di
sekitarnya. Ketika hendak menyeberangi jalan tiba-tiba sebuah mobil
sedan datang dari arah kanannya dan menyambut tubuhnya. Sambarannya
sangat dahsyat, hingga tubuhnya tak bergerak sedikitpun. Semuanya
menjadi kalang kabut. Aku tidak peduli lagi sendu yang terjadi di antara
kekacauan. Aku berlari menghampirinya yang penuh berlumuran darah.
“Bertahanlah Jes… kamu pasti selamat”.
Aku memangku tubuhnya dan berharap ia akan bertahan. Tetapi
semua terjadi begitu cepat. Tubuhnya membujur kaku menunjukkan
ketidakberdayaannya. Tanpa kusadari genangan air mata mengucur deras.
Semua terasa pedih dan menyakitkan. Aku sangat menyesal membiarkan
dirinya pergi sendiri. Aku sangan egois.
Semuanya kini telah terjadi. Kini ia pergi meninggalkan aku dalam
kesendirian. Nasib begitu kejam menghancurkan kebahagianku.
By: Arie Kristanto
Probatorium B 2007-2008
Soal :
1) Menurut anda, apakah tema yang tepat dari cerpen tersebut
2) Alur apakah yang dipergunakan pengarang dalam cerpen tersebut
3) Siapa-siapakah tokoh dalam cerita tersebut?
4) Jelaskan latar (setting) pada cerpen tersebut?
5) Dari sudut padang berapakah si pengarang cerita tersebut?
6) Bagaimana gaya /diksi bercerita si pengarang dalam cerpennya tersebut?
7) Pesan apakah yang disampaikan pengarang kepada pembaca dalam cerpen
yang berjudul “ persahabatan”tersebut
(Selamat bekerja)
Cerpen
Sebuah Janji
Pagi itu hujan deras mengguyur Kota Jakarta. Vea yang duduk sendiri di
halte bis sedang menunggu Dean, sahabat sejatinya sejak kecil. Saat hujan
seperti ini, ia teringat kenangan kecilnya dulu bersama Dean. Saat itu ia dan
Dean sedang bermain di taman. Tiba-tiba hujan datang, ia dan Dean segera
masuk ke dalam sebuah gasabo yang ada di taman itu. Terjadi percakapan
kecil diantara mereka. “Dean… aku sedih dech. Kalau hujan seperti ini aku
jadi teringat sama mama. Waktu mama meninggal karena kecelakaan, juga
hujan seperti ini. “ucap gadis kecil itu. “Kamu jangan sedih, Vea. Aku kan
ada disini. Aku janji akan nemenin kamu untuk selamanya.”ucap bocah lugu
itu kepada sahabatnya. “Benar, kamu akan nemenin aku buat selamanya?
Selamanya sampai kita dewasa?”tanya gadis itu lagi. “Iya. Bahkan kalau
perlu kalau kit a dewasa kita nikah saja. Kamu kalau dewasa mau kan nikah
sama aku?”sahut bocah itu dan Vea hanya mengangguk menandakan jawaban
setuju. “Tapi jika kamu ingkar janji gimana Dean?” ucap gadis itu
kemudian.”Hmm… tenang saja. Aku janji akan mengantarkan kamu ke orang
yang bisa menemanimu untuk selamanya.” jawab Dean singkat. Jika teringat
hal itu, Vea merasa malu sendiri. Tak lama kemudian Dean datang. Akhirnya
mereka berdua menaiki bis jurusan Blok M.
Hari itu adalah hari minggu, seperti biasa Dean mengajak Vea pergi
ke mall. Tapi kali ini berbeda. Sudah dua jam Vea menunggu Dean di
rumahnya, tapi ia tak kunjung datang juga. Krring…krring.. bunyi telephon
rumah Vea berbunyi. Segera ia angkat telephon itu, siapa tau saja dari Dean.
Benar saja itu Dean. “Ve, sekarang kamu datang ke rumahku. Ku tunggu..
tut..tut..tut..” telephon itu terputus. “Ha.. ha..hallo,
Dean..Dean..ha.hallo?”sahut Vea. “Kok putus sich..?” gerutu gadis itu.
Dalam sekejap ia berada di depan rumah Dean. “Deaaaaan…!!!”
teriak gadis itu menerobos masuk ke dalam rumahnya. Terlihat di dalam
rumah Dean suasana yang sangat ramai. Banyak para tamu yang mengenakan
jas dan gaun yang cantik. Vea mencari sosok Dean. Ternyata Dean berada di
tengah-tengah para tamu undangan bersama seorang gadis yang sangat
cantik. “Baiklah karena seluruh para tamu undangan semua sudah hadir, mari
kita mulai acara pertunangan ini. Silahkan Dean Adiyatma putra dari Bapak
Andrew Adiyatma menyematkan cincin pertunangan ke jari manis Shalomete
Jenneta putri dari Bapak Alexander Wijaya.” ucap Mc itu. Mendengar itu
semua Vea hanya terpaku. “Ya sudah, sekarang giliran Shalomete
menyematkan cincin pertunangan ke jari Dean.” lanjut Mc itu lagi. Tubuh
Vea mati rasa tidak bisa bergerak sama sekali. Tiba-tiba air matanya keluar
begitu saja tanpa diperintah. Dean melihat Vea, sorot matanya tajam dengan
tatapan dingin seolah tidak perduli kehadirannya di acara itu. Vea
menyanggupkan langkahnya, ia maju untuk bersalaman dengan Dean,
“Selamat..” satu kata terucap dari mulut mungilnya dan kemudian pergi tanpa
suara.
Keesokan harinya Vea mendengar bahwa Dean pindah rumah ke Bandung. Begitu
sakit hati Vea, meskipun Dean bukanlah pacar Vea tapi sudah sejak lama Vea
memendam rasa suka itu pada Dean.
Tiga tahun berselang semenjak kejadian pertunangan itu. Saat ini Vea
berada di hotel berbintang lima di kawasan Jakarta Selatan. Ya kali ini
Vealah yang bertunangan dengan laki-laki pilihan orang tuanya itu. “Baiklah
kita mulai acara pertunangan ini antara Raihan Ferdinan putra dari Bapak
Alana Ferdinan dengan Vea Asyarifa putri dari Bapak Farhan Fairus.
Silahkan saudara Raihan menyematkan cincin pertunangan ke jari manis
saudara Vea. Ya dan sekarang giliran saudari Vea yang menyematkan incin
pertunangan ke jari manis saudara Raihan.” sahut Mc itu. Acara
pertunanagan itu berlangsung sangat khidmat tanpa ada halang rintangan.
Tiba-tiba Vea menangkap suatu sosok yang tak asing lagi baginya.
Dean. Ya sahabat sejatinya itu hadir di acara pertunangannya ini. Sungguh
Vea tak percaya apa yang dilihatnya. “Selamat ya, Ve. Kuharap kamu
bahagia dengan pertunangan ini.” ucap Dean memberi selamat pada Vea. Vea
hanya membisu mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Dean. Dean
segera pergi meninggalkan tempat pertunangan itu. Vea pergi menuju kedua
orang tuanya. Ia menyampaikan bahwa ia tiba-tiba tak enak badan, ia ingin
segera pulang. Dengan diantar Raihan ia pulang ke rumahnya. Pesta
pertunangan itu tetap berlanjut tanpa adanya kedua anak muda itu.
Vea menjatuhkan dirinya ke tempat tidur. Vea menangis, dalam hatinya ia masih
mencintai Dean tetapi kini ia telah bertunangan dengan orang lain. “Dean
kamu jahat, kenapa kamu melakukan semua ini sama aku? Kenapa? Padahal
mungkin kamu sudah tahu bahwa aku mencintai kamu, tapi kenapa kamu
hadir dan memberiku selamat seperti itu? Kamu mau membuatku menyesal
atas keputusanku ini?” pikir Vea di benaknya.
Enam bulan berlangsung setelah itu dan di hari ini Vea akan menikah
dengan Raihan. Vea yang saat itu sedang berada di kamar pengantin melihat
wajahnya di cermin. Wajahnya sangat cantik dengan riasan dengan adat
Sunda. Tapi apakah keputusan yang ia ambil ini benar? Pertanyaan itu yang
selalu terngiang di kepalanya. “Vea, apa kamu sudah siap? Kalau sudah ayo
kita segera kita turun kebawah. Semuanya sudah menunggu kamu.” ucap
Fitri, kakak Vea. “Ya kak. Ayo kita turun ke bawah, Vea sudah siap” sahut
Vea.
Vea sudah berada di lantai bawah. Sungguh cantik ia dengan
kebaya itu, membuat semua mata tertuju padanya. Ketika saat dimulai Ijab
Kabul, tiba-tiba handphon ayah Vea berbunyi. Ternyata yang menelpon itu
adalah Andrew Adiyatma, teman ayah Vea sekaligus ayah dari sahabat
sejatinya. Beliau mengabarkan bahwa Dean telah meninggal dunia
dikarenakan Kanker Otak stadium akhir. Mendengar itu semua Vea langsung
jatuh pingsan tak sadarkan diri. Akhirnya pernikahan itu ditunda.
Beberapa hari setelah itu, Vea menjadi orang yang pendiam. Ia sering
mengurung dirinya di kamar. Hingga suatu malam, ia terbangun dari
tidurnya. Entah mengapa ia melangkahkan kakinya menuju cendela
kamarnya. Ia menatap kebawah cendela itu. Ia terkejut, ia melihat apa yang
seharusnya tidak terlihat lagi. Dean. Vea melihat Dean. Dari bawah Dean
memanggil nama Vea. Vea bergegas menuju tempat Dean. Diluar rumah
udara sangat dingin tapi tak ia hiraukan selama ia masih bersama Dean. Dean
mengajaknya berjalan-jalan menuju suatu tempat. “Dean kenapa kamu seperti
ini? Kenapa kamu melakukan semua ini sama aku? Kamu sadrkan aku cinta
sama kamu?” tanya Vea. Ia sadar bahwa Dean yang ada di sampingnya saat
ini adalah semu. Mendengar pertanyaan itu Dean hanya tersenyum sambil
terus melanjutkan perjalanannya. Vea hanya mengikuti kemana ia dibawa
oleh Dean.
Mereka berdua sudah sampai di tempat tujuan. Di depan rumah
Raihan. “Dean kenapa kamu bawa aku kesini?” tanya Vea. “Ve, aku
bertunangan dengan Shalom itu karena aku sayang banget sama kamu. Aku
nggak mau kamu sedih dengan tahu harapan hidup aku tinggal sedikit lagi.
Aku cinta sama kamu, Ve. Dan dulu waktu kita masih kecil, aku berjanji
kalaupun aku nggak bisa mendampingi kamu untuk selamanya, aku sendiri
yang akan mengantarkan kamu ke orang yang bisa mencintai dan
menyayangi kamu untuk selamanya. Dan orang itu Raihan.” ucap Dean.
Mendengar itu semua Vea menangis. “Aku janji, aku akan menyayangi dan
mencintai Raihan sama seperti aku menyayangi dan cinta sama kamu Dean.”
janji Vea.
Setelah Vea mengucap janjinya, Dean tersenyum dan menghilang
bersama dengan terbitnya mentari pagi.
“Vea, kamu sedang apa berada di depan rumahku sepagi ini?” tanya Raihan yang
baru keluar dari rumahnya. Melihat Raihan, Vea segera berlari ke arahnya
dan setelah sampai, ia memeluk Raihan dengan begitu eratnya. “Aku cinta
dan sayang banget sama kamu, Raihan” ucap Vea dengan senyum
mengembang. Raihan bingung mengapa Vea sepagi ini berada di depan
rumahnya sambil bebicara seperti itu. Meskipun begitu hatinya berbunga-
bunga dan ia tersenyum sambil membalas memeluk Vea.
Tiga bulan seusainya, Vea dan Raihan menikah dan melangsungkan
resepsi di taman sebuah apartemen yang sangat indah. Apartemen itulah yang
akan menjadi tempat mereka membina rumah tangga nantinya. Vea melihat
langit biru nan cerah.Terlihat di langit itu membayang wajah Dean tersenyum
puas yang telah menyatukan dua insan ini. “Semoga kamu bahagia di sana…
Dean.” ucap Vea di dalam hati.
Pencipta Cerpen : Aditya
Pramoda
Soal
1) Menurut anda, apakah tema yang tepat dari cerpen tersebut
2) Alur apakah yang dipergunakan pengarang dalam cerpen tersebut
3) Siapa-siapakah tokoh dalam cerita tersebut?
4) Jelaskan latar (setting) pada cerpen tersebut?
5) Dari sudut padang berapakah si pengarang cerita tersebut?
6) Bagaimana gaya /diksi bercerita si pengarang dalam cerpennya tersebut?
7) Pesan apakah yang disampaikan pengarang kepada pembaca dalam cerpen yang
berjudul “ persahabatan”tersebut
(Selamat bekerja)
Proses Pembelajaran pada Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus II
Proses proses pembelajaran siklus III