96
PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW PADA MATA PELAJARAN PKN SISWA KELAS IV SDN 06 BOGAR KOTA PALOPO FITRIANI 1601414071 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO 2020

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

JIGSAW PADA MATA PELAJARAN PKN

SISWA KELAS IV SDN 06 BOGAR

KOTA PALOPO

FITRIANI

1601414071

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 2: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI

PENGGUNAAN MODELPEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

PADA MATA PELAJARAN PKN SISWA

KELAS IV SDN 06 BOGAR

KOTA PALOPO

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan

Dan Ilmu PendidikanUniversitas Cokroaminoto Palopo

FITRIANI

1601414071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 3: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …
Page 4: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …
Page 5: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …
Page 6: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

ABSTRAK

FITRIANI. 2020. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dengan Pembelajaran

PKn Melalui Model Kooperatif Jigsaw Pada Siswa Kelas Iv Sdn 06 Bogar Kota

Palopo (dibimbing oleh Sri Damayanti Dan Jusrianto)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keaktifan belajar siswa

pada pembelajaran PKn melalui model kooperatif jigsaw di kelas IV SDN 06

Bogar Kota Palopo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian tindakan kelas ( PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk

mengatasi permasalahan yang muncul di dalam kelas. Metode ini dilakukan dalam

4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Ke

empat tahap tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan

dilakukan dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada peningkatan

keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn sebagai tujuan dari penelitian

yang dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2020 di

SDN 06 Bogar Kota Palopo. Dengan subjek penelitian kelas IV-A. Penelitian

dilakukan selama 2 (dua) siklus dengan masing-masing siklus selama 2 (dua)

pertemuan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan keaktifan

belajar siswa pada setiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang aktif pada

siklus I sebanyak 5 (lima) orang siswa yang aktif 16,66% siswa yang tidak aktif

12 (dua belas) orang dengan persentase 40,00% dan siswa yang kurang aktif 13 (

tiga belas) orang dengan persentase 43,33% dengan rata-rata keaktifan belajar

siswa sebesar 64,77%. Pada siklus II keaktifan belajar siswa meningkat dengan

terdapatnya siswa yang aktif sebesar 24 ( dua puluh empat ) orang dengan

persentase 80,00%, dan siswa yang cukup aktif ada 2 (dua) siswa dengan

persentase 6,66%. Hasil persentase rata-rata keaktifan belajar siswa dalam

pembelajaran PKn pada siklus II ini sebesar 86,92% dengan dikategorikan baik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif jigsaw dapat

meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn kelas IV SDN 06

Bogar Kota Palopo, karena rata-rata persentase siswa aktif telah mencapai hasil

intervensi tindakan yang diharapkan yaitu > 80%.

Kata Kunci : Keaktifan Belajar, Model Kooperatif Jigsaw.

Page 7: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

limpahan rahmat, hidayah dan karuni-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi penelitian yang berjudul “ Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dengan

Pembelajaran PKn Melalui Model Kooperatif Jigsaw Pada Siswa Kelas IV Sdn 06

Bogar Kota Palopo”.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat selesai tanpa adanya

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya atas segala bantuan, bimbingan serta saran-saran dalam

penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Hanafie Mahtika, M.S., Selaku Rektor Universitas

Cokroaminoto Palopo

2. Ibu Dr. Rusdiana Junaid, M.Hum, M.A,. Selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Iilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo.

3. Ibu Erni, S.Pd., M.Pd, Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar.

4. Ibu Sri Damayanti, S.S., M.Hum, Selaku Dosen Pembimbing I yang

senantiasa memotivasi, memberi petunjuk dan ilmu serta senantiasa

membimbing peneliti selama menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Bapak Jusrianto, S,Pd., M.Pd, Selaku Dosen Pembimbing 2 yang

senantiasa memotivasi, memberi petunjuk dan ilmu serta senantiasa

membimbing dengan ikhlas dan sabar sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang

telah memberikan dorongan semangat dan motivasi untuk peneliti agar

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

7. Staf Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Staf Perpustakan yang telah

memberikan fasilitas kepada peneliti dengan baik untuk menyelesaikan

skripsi ini tepat waktu.

8. Kedua Orang Tua dan Seluruh Keluargaku yang telah mendoakan dan

memberikan saya motivasi untuk tetap semangat selama penyusunan

skripsi ini.

9. Teman-teman satu bimbingan yang telah menyemangati dan berjuang

bersama-sama dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik

dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu, kritik dari pembaca

sangat peneliti harapkan guna untuk penyempurnaann skripsi selanjutnya. Akhir

kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian. Aamiin.

Page 8: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

Palopo, 18 Maret 2020

FITRIANI

Page 9: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

RIWAYAT HIDUP

Fitriani, Lahir di Palopo Pada Tanggal 02 Desember 1996,

anak ke empat dari 10 bersaudara. Buah kasih pasangan dari

Ayahanda “Hasbi” dan Ibunda “Lisda” Penulis pertama

kali menempuh pendidikan tepat pada umur 7 tahun di

Sekolah Dasar (SD) Pada SDN 252 Sabamparu tahun 2004

dan selesai pada tahun 2009, dan pada tahun yang sama

peneliti melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama di

Madrasah Tsanawiyah Model di Kota Palopo dan selesai

pada tahun 2012, dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di

Sekolah Menengah atas ( SMA ) pada SMAN 01 Garawangi di Jawa Barat

penulis mengambil jurusan IPS dan selesai pada tahun 2015. Pada tahun 2016

penulis terdaftar pada salah satu perguruan tinggi swasta jurusan Pendidikan

Guru Sekolah Dasar di Universitas Cokroaminoto Palopo, dan Alhamdulillah

selesai tahun 2020.

Berkat petunjuk dan pertolongan Allah SWT, usaha dan disertai doa dan

kedua orang tua dalam menjalani aktifitas akademik di perguruan tinggi

Universitas Cokroaminoto Palopo penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

dengan skripsi yang berjudul “ Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran PKn Melalui Model Kooperatif Jigsaw Pada Siswa Kelas IV SDN

06BogarKotaPalopo.

Page 10: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ...............................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori ..................................................................................................8

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................................9

2.3 Kerangka Pikir ..............................................................................................20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ..............................................................................................23

3.2 Desain Penelitian ...........................................................................................23

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................24

3.4 Subjek Penelitian ...........................................................................................25

3.5 Instrumen Penelitian......................................................................................26

3.6 Tehnik Pengumpulan Data ............................................................................26

Page 11: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

3.7 Tehnik Analisis Data .....................................................................................27

3.8 Indikator Keberhasilan ..................................................................................29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .............................................................................................30

4.2 Pembahasan ...................................................................................................50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................54

5.2 Saran ..............................................................................................................54

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................57

LAMPIRAN ........................................................................................................58

Page 12: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

DAFTAR TABEL

Keberhasilan Keaktifan Belajar Siswa ..............................................................37

Kisi-kisi Pedoman Observasi Keaktifan Belajar Siswa ................................... 37

Refleksi Tindakan Pembelajaran Pada Siklus I ................................................ 38

Klasifikasi Keaktifan Belajar Siswa................................................................. 39

Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Guru ........................................... 41

Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa .......................................................... 42

Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus I .................................. 43

Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus II ................................. 43

Hasil Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus II .................................................. 45

Page 13: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

DAFTAR GAMBAR

Kerangka Fikir ................................................................................................. 46

Desain Penelitian Menurut Kemmis dan Mc. Taggart ..................................... 47

Keberagaman Suku Bangsa............................................................................... 48

Baju Adat ......................................................................................................... 49

Page 14: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

DAFTAR LAMPIRAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................ 50

Observasi Kegiatan Siswa ................................................................................ 51

Surat Izin Penelitian Dari Kampus ................................................................... 52

Surat Izin Telah Melakukan Penelitian disekolah ............................................ 52

Buku Cetak PKn ............................................................................................... 53

Materi Siklus I ...................................................................................................53

Suasana Kelas IV Proses Pembelajaran ........................................................... 53

Hasil Lembar Siswa ......................................................................................... 54

Hasil Mendiskusikan kelompok ....................................................................... 54

Hasil Tugas Kelompok ......................................................................................55

Lembar observasi keaktifan siswa ................................................................... 55

Page 15: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …
Page 16: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah suatu proses kegiatan interaksi antara guru dengan siswa

yang bertujuan meningkatkan perkembangan siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2009:

5-7). Pendidikan mempunyai peran penting dalam pengembangan potensi diri

pada setiap individu. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas No. 20

Tahun 2013 Bab 1 pasal 1 yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya (BSNP, 2006).

Proses pembelajaran di sekolah melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa

sebagai peserta didik. Proses pembelajaran dikatakan baik jika kegiatannya dapat

merangsang siswa dalam mengembangkan segala potensi dirinya untuk meraih

prestasi. Kegiatan belajar tersebut dapat terwujud dengan menerapkan

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Utami

(2010: 23) menjelaskan PAKEM adalah satu pendekatan dalam pembelajaran

yang dianggap efektif, karena dapat membentuk otonomi diri siswa. Proses

pembelajaran adalah suatu kegiatan interaksi antara pendidik yang melaksanakan

tugas pembelajaran siswa melaksanakan tugas belajar. Proses kegiatan belajar.

PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak hanya mengajarkan

tentang pengetahuan saja tetapi juga dapat membentuk karakter siswa. Utami

(2010: 66-68) mengemukakan tujuan pelajaran PKn adalah agar peserta didik

memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam

menanggapi isu kewarganegaraan; berpartisipasi secara aktif dan bertanggung

jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara, serta anti korupsi; berkembang secara positif dan demokratis untuk

membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat

hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; dan berinteraksi dengan bangsa-

bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi. Seorang siswa tidak hanya dibimbing untuk

memiliki kualitas intelektual tetapi juga memiliki karakter-karakter masyarakat

Page 17: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

2

Indonesia yang demokratis dan dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa

lainnya (Utami, 2010: 67).

Pelajaran PKn juga menuntut peran aktif siswa, karena pada dasarnya siswa

memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan kuat. Hal ini ditunjukkan oleh

kecenderungan heran dan kagum pada hal-hal yang baru dan menantang

(Purnomo, 2006: 2). Keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn dapat diwujudkan

dengan menerapkan pendekatan, model, atau metode belajar yang menarik dan

inovatif dalam proses pembelajaran.

Keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran dapat menumbuhkan

minat untuk belajar dalam diri siswa, yang akan berpengaruh dalam proses

pembelajaran. Slameto (2010: 180), mengungkapkan bahwa siswa yang memiliki

minat yang tinggi dalam proses pembelajaran akan cenderung termotivasi dari

dalam dirinya untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan antusias,

sebaliknya apabila minat siswa dalam proses pembelajaran rendah akan

ditunjukkan dengan perilaku yang mengarah pada hal-hal yang negatif, misalnya

melamun, berbicara dengan teman, bercanda dengan teman, dan tidak

memperhatikan guru yang sedang mengajar. Keaktifan merupakan modal awal

untuk mendorong siswa melakukan suatu kegiatan belajar.

Silberman (Widharyanto, 2002: 63) menjelaskan bahwa pembelajaran yang

berorientasi pada siswa (student centered learning) adalah pembelajaran yang

mengaktifkan siswa dan siswa banyak melakukan aktivitas, siswa menggunakan

otaknya untuk mengkaji ide-ide, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang

mereka pelajari.

Masalah kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran menyebabkan

rendahnya prestasi belajar siswa. Hal tersebut menjadi dasar dalam menentukan

tindakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Solihatin

(2007: 23) mengungkapkan dengan siswa aktif maka siswa akan berusaha untuk

menggali informasi lebih dalam agar informasi yang mereka peroleh itu dapat

benar-benar mereka pahami sehingga tujuan dari proses belajar dapat tercapai

dengan baik.

Menurut (Stella van petten henderson 20th 2003), pendidikan yaitu suatu

kombinasi dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial.

Page 18: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

3

Dimana dilihat sekarang sudah banyak warisan sosial yang tumbuh dan

berkembnag secara pesat dan secara kombinasi hidup di lingkungan sosial yang

dibutuhkan adanya pendidikan yang mendorong anak untuk mengetahui jenjang

pendidikan yang awal (TK,SD).

Pembelajaran keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran Pkn

mengarahkan setiap siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara

lisan dengan baik dan benar di hadapan guru dan sesama siswa lainnya. Cara

keaktifan dilingkungan sekolah baik antara siswa dengan siswi, siswa dengan

guru, siswa dengan kepala sekolah tentu ada aturan dan punya etika. Selain itu,

keaktifan belajar ini juga mampu melahirkan generasi yang kritis karena karena

siswa memiliki kemampuan yang sangat tinggi untuk mengekspresikan gagasan,

pikiran, dan perasaan siswa kepada orang lain secara rasional, kritis dan

mendalam serta mampu melahirkan generasi yang membudidaya karena siswa

sudah tidak terbiasa dan terlatih untuk berkomunikasi dengan pihak lain sesuai

konteks situasi tutur dimana dan kapan.

Kepentingan aktif sangat penting bagi sesama manusia karena tidak dapat

di pungkiri bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari

kegiatan interaksi dengan sesama manusia, seseorang harus menggunakan suatu

bentuk atau cara yang di sebut dengan komunikasi khususnya dengan bhasa lisan.

Hampir kegiatan manusia membutuhkan komunikasi, seseorang yang mempunyai

keaktifan yang baik akan memiliki kemudahan dalam bergaul baik di rumah , di

sekolah, di tempat kerja, atau di tempat-tempat yang lain.

Kegiatan pembelajaran keaktifan adalah untuk berkomunikasi agar dapat

menyampaikan informasi secara efektif, sebaiknya memahami isi dari pembicara

tersebut. Disamping itu juga dapat mengevaluasi efek dari komunikasinya

terhadap pendengar. Jadi bukan hanya sekedar apa yang didiskusikan saja, tetapi

juga bagaimana cara siswa menegmukakan pendapatnya, sebab hal itu

menyangkut masalah bahasa dan pengucapan.

Pelajaran pkn yang menuntut peran aktif siswa, karena pada dasarnya siswa

memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan kuat. Hal ini ditunjukan oleh

kecenderungan heran dan kagum pada hal-hal yang baru dan menantang (

purnomo 2006 :2 ). Keaktifan siswa dalam pembelajaran pkn dapat di wujudkan

Page 19: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

4

dengan menerapkan pendekatan, model, atau metode belajar yang menarik dan

inovatif dalam proses pembelajaran. Keaktifan belajar siswa dalam proses

pembelajaran dapat menumbuhkan minat untuk belajar dalam diri siswa, yang

akan berpengaruh dalam proses pembelajaran.

Slameto ( 2010 ; 180 ), mengungkapkan bahwa siswa yang memiliki minat

belajar yang tinggi dalam proses pembelajaran akan cenderung termotivasi dari

dalam dirinya untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan antusias,

sebaliknya apabila minat siswa dalam proses pembelajaran rendah akan

ditunjukan dengan perilaku yang mengarah pada hal-hal yang negatif misalnya

melamun, berbicara dengan teman, bercanda dengan teman, dan tidak

memperhatikan guru yang sedang mengajar. Keaktifan merupakan modal awal

untuk mendorong siswa melakukan suatu kegiatan untuk belajar.

Faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam

berkelompok, yaitu faktor eksternal. Faktor eksternal diantaranya pengaruh

penggunaan bahasa indonesia dilingkungan keluarga dan masyarakat. Proses

komunikasi sehari-hari banyak keluarga yang menggunakan bahasa ibu (bahasa

daerah ) sebagai bahasa percakapan di lingkungan keluarga.

Dalam proses belajar mengajar terjadi aktifitas guru dan siswa. Hal ini

yang cenderung aktif dalam belajar. yang menggunakan sesuai dengan konteks

dan situasi tutur yang benar dalam bhasa indonesia. Kalau diamati secara cermat

dalam kehidupan sehari-hari banayak orang yang aktif. Namun tidak semua orang

memiliki kemampuan yang baik dalam beraktif sehingga apa yang dikatakannya

seringkali tidak mudah untuk di menegrti oleh orang lain dan menimbulkan

pemahaman berbeda. Penulis dapat mengulang kembali bahwa keaktifan belajara

seseorang sangat di pengaruhi oleh faktor yakni eksternal. Faktor eksternal yaitu

pendekatan pembelajaran, metode, media, strategi atau sumber pembelajaran yang

di gunakan oleh guru memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap tingkat

keaktifan belajar bagi siswa.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan menunjukan keadaan keaktifan

belajar siswa di sekolah SDN 06 Bogar Palopo masih berada pada tigkat yang

kurang maksimal dalam beraktif . hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti

menunjukan bahwa kualitas pembelajaran keaktifan di sekolah SDN 06 Bogar

Page 20: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

5

Palopo dapat dikatakan rendah , karena menurut hasil pengamatan yang dilakukan

oleh peneliti hanya beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran pkn. Adapun

indikator keaktifan belajar siswa adalah; 1) perhatian siswa terhadap penjelasan

guru, 2) kerjasamanya dalam kelompok, 3) kemampuan siswa mengemukakan

pendapat dalam kelompok ahli, 4) kemampuan siswa mengemukakan pendapat

dalam kelompok asal, 5) memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam

kelompok, 6) mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat, 7) memberi

gagasan yang cemerlang, 8) membuat perencanaan dan pembagian kerja yang

matang, 9) keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain, 10)

memanfaatkan potensi anggota kelompok, 11) saling membantu dan

menyelesaikan masalah.

Oleh karena itu, ketika terjadi proses belajar mengajar siswa masih banyak

yang belm aktif karena adanya sifat cara mengajar guru yang kurang memadai

karena guru sekarang kebanyakn menggunakan metode ceramah jadi siswa cepat

bosan dan tidak menanggapi guru menjelaskan diatas, jika anak kurang aktif

dalam pembelajaran di kelas maka siswa kurang memahami apa yang sudah di

pelajari hari ini dan seterusnya. Apa bila hal tersebut di biasakan maka

mengakibatkan dampak yang tidak baik pada siswa yaitu kurangnya pemahaman

siswa, kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar. Apabila hal di atas

dibiarkan terjadi berlarut-larut maka dapat mengakibatkan dampak seperti

menurunnya keaktifan belajar siswa, terjadinya putus sekolah karena diakibatkan

rendahnya keaktifan belajar siswa.

Perlu adanya pemecahan masalah yang tepat untuk meningkatkan

kemampuan keaktifan belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satu

alternatif yang bisa dilakukan yaitu dengan menggunakan model kooperatif

jigsaw yang diterapkan dalam proses belajar mengajar adalah dengan meminta

siswa untuk bergabung bersama temannya membentuk kelompok diskusi. Model

pembelajaran tersebut diharaapkan dapat mengatasi rasa malu, rasa canggung,

rasa ketidakpercayaan diri, dan rasa takut siswa yang selalu mengganggu

keberaniannya dalam proses belajar mengajar di kelas.

Tipe Jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif di mana

pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa yang bekerja sama dalam

Page 21: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

6

memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan

mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu

maupun pengalaman kelompok. Pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini

setiap siswa menjadi anggota dari 2 kelompok, yaitu anggota kelompok asal dan

anggota kelompok ahli. Anggota kelompok asal terdiri dari 3-5 siswa yang setiap

anggotanya diberi nomor kepala 1-5. Nomor kepala yang sama pada kelompok

asal berkumpul pada suatu kelompok yang disebut kelompok ahli.

Berdasarkan observasi yang saya dapat saya mengambil keputusan untuk

mengambil model kooperatif jigsaw ini untuk menangani siswa yang kurang aktif

dalam proses belajar di dalam kelas semoga apa yang saya gunakan ini dapat

membantu perkembangan keaktifan belajar siswa di kelas.

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian yang berkaitan

dengan keaktifan siswa terhadap pembelajaran Pkn dengan judul: Peningkatan

Keaktifab Belajar Siswa dengan Pembelajran Pkn Melalui Model Kooperatif

Jigsaw pada Siswa kelas IV SDN 06 BOGAR PALOPO.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah

Bagaimana keaktifan belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran

kooperatif jigsaw pada mata pelajaran Pkn kelas IV SDN 06 Bogar Palopo.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini yaitu untuk

mengetahui bagaimana metode kooperatig jigsaw dapat meningkatkan keaktifan

belajar siswa.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Secara teoritis manfaat hasil penelitian ini untuk menambah khasana ilmu

pengetahuan terutama dalam bidang pendidikan. Secara praktis, kegunaan hasil

penelitian ini dapat berguna berbagai pihak diantaranya;

1. Bagi Siswa

Membantu dalam meningkatkan proses belajar mengajar yang aktif di dalam kelas

antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru.

2. Bagi Guru

Page 22: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

7

Penelitian ini dapat menjadi acuan mengenai penggunaan metode kooperatif

jigsaw dalam pengajaran sehingga memperkaya referensi guru dalam merancang

kegiatan pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Bila penelitian ini selesai dilaksanakan disekolah, dalam hal ini SDN 06 BOGAR

PALOPO dapat mengambil manfaat dengan adanya peningkatan pembelajaran

yang aktif didalam kelas bagi siswa.

Page 23: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

1. Keaktifan Belajar

a. Pengertian Keaktifan

keaktifan berasal dari kata aktif yang dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2008 : 31 ) mengandung arti giat ( bekerja , berusaha ). Sedangkan

keaktifan merupakan kegiatan atau kesibukan. Jadi, keaktifan siswa dapat

dikatakan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk memahami

materi pelajaran.

Sardiman ( 2001 : 98 ) mengungkapkan bahwa keaktifan adalah kegiatan

yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu

rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.

Thorndike ( dimyati dan mudjiono, 2009 : 45 ) mengungkapkan keaktifan

belajar siswa dalam belajar dengan hukum “ law of exercise “ –nya berkenaan

dengan prinsip keaktifan mengungkapkan bahwa individu merupakan “ manusia

yang belajar aktif selalu rasa ingin tahu “. Keaktifan siswa akan terlihat bila model

pembelajaran yang digunakan berpusat pada siswa, pembelajaran terkait dengan

kehidupan nyata, pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi dengan

sekitarnya, pembelajaran berpusat pada anak, pembelajaran menggunakan media

untuk membantu anak menjelaskan materi, dan pembelajaran mampu memberikan

umpan balik terhadap hasil kerja siswa ( uno&Mohamad, 2011 :76 ).

Belajar “aktif” belajar langsung adalah belajar yang membuat pelajaran

yang melekat. Artinya bahwa mencari dan menggabungkan informasi secara aktif

akan menyelamatkan informasi tersebut dalam dalam ingatan ( souders and

prescott dalam johnson, 2010:155). Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk

mengembangkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi

dan pengalaman belajar. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang

penting bagi keberhasilan proses pembelajaran.

Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan

berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001:

Page 24: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

9

98). Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas

fisik maupun psikis.

Aktifitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat

sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan,

melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah

jika daya jiwanya bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam

rangka pembelajaran ( kamus besar bahasa indonesia 2005:23)

Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk

mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun

pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses

pembelajaran ( Kamus Besar Bahasa indonesia 2005:23).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif berarti giat (bekerja,

berusaha). Keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif.

Rousseau dalam (Sardiman, 1986: 95) menyatakan bahwa setiap orang yang

belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktifitas proses pembelajaran tidak akan

terjadi. Thorndike mengemukakan keaktifan belajar siswa dalam belajar dengan

hukum “law of exercise”-nya menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya

latihan-latihan dan Mc Keachie menyatakan berkenaan dengan prinsip keaktifan

mengemukakan bahwa individu merupakan “manusia belajar yang aktif selalu

ingin tahu” (Dimyati,2009:45). Segala pengetahuan harus diperoleh dengan

pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja

sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri , baik secara rohani maupun

teknik.

Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala

kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar

mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi

kondusif.

B. Indikator Keaktifan Belajar

Uno dan Mohamad (2011:33) menyebutkan ciri atau kadar dari proses

pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa yaitu; 1) siswa aktif mencari atau

memberikan informasi, bertanya bahkan membuat kesimpulan, 2) adanya

Page 25: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

10

interaksi aktif secara terstruktur dengan siswa, 3) adanya kesempatan bagi siswa

untuk menilai hasil karyanya sendiri, 4) adanya pemanfaatan sumber belajar

secara optimal.

Dimyati dan Mudjiono ( 2009 : 45 ) menjelaskan bahwa indikator keaktifan

meliputi:, 1) mencatat atau sekedar mendengarkan pemberitahuan, 2)

memperhatikan hal-hal yang dijelaskan guru, 3) mencatat tugas yang diberikan

dan mengerjakan tugas dirumah, 4) berdiskusi dalam kelompok, 5) melibatkan

diri dalam proses tanya jawab dan, 6) terlibat dalam menyimpulkan pembelajaran.

Rosdijati ( 2019 : 10 ) mengemukakan bahwa pembelajaran yang dapat

mengaktifkan siswa yaitu, 1) memberikan motivasi dalam diri peserta didik, 2)

siswa aktif dalam bertanya dan mempertanyakan, 3) siswa menemukakan

gagasan, 4) siswa berinteraksi dengan lingkungan, 5) keterlibatan guru dalam

merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran.

C. Pengertian Belajar

Belajar adalah key term, “istilah kunci” yang paling vital dalam setiap

usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada

pendidikan (Syah, 2003: 59). Belajar merupakan serangkaian aktivitas yang dapat

menimbulkan adanya perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut dihasilkan

karena adanya respon yang diperkuat (Suparno, 2001: 2). Bloom (Suparno, 2001:

6) membagi belajar ke dalam tingkatan-tingkatan yang disebut sebagai ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pembagian tingkatan-tingkatan dalam belajar

tersebut sejalan dengan pengertian belajar menurut Dimyati (2009: 15) yaitu suatu

kegiatan individu yang menggunakan ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Akibat belajar tersebut kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif semakin

bertambah.

Slameto (2010: 2) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam inetraksi dengan

lingkungannya. Ciri-ciri perubahan tingkah laku tersebut yaitu: terjadi secara

sadar, bersifat kontinu dan fungsional, bersifat positif dan aktif, bukan sementara,

bertujuan dan terarah, dan mencakup seluruh aspek tingkah laku (Slameto,

2010:2).

Page 26: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

11

Belajar menurut Gagne (Dimyati dan Mudjiono, 2009:14) merupakan proses

kegiatan kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas, setelah belajar seseorang

akan memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya

kapabilitas, berasal dari stimulasi yang berasal dari lingkungannya dan proses

kognitif yang dilakukan oleh siswa. Maka, belajar merupakan seperangkat proses

kognitif yang merubah sifat stimulasi lingkungan, melalui pengolahan informasi

menjadi kapasitas baru.

Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa

belajar merupakan suatu proses dimana pembelajar (siswa) harus mengalami,

berbuat, mereaksi, dan melalui berbagai mata pelajaran yang berpusat pada tujuan

tertentu yang bermakna dan dipengaruhi oleh pembawaan serta lingkungan,

kemudian menghasilkan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan, kecakapan,

pemahaman, serta perubahan pada aspek-aspek yang ada pada diri siswa.

Perubahan tersebut terjadi secara sadar serta berkelanjutan yang bersifat aktif,

positif, dan menetap.

D. Pembelajaran

Pembelajaran menurut Jihad (20012:18) adalah suatu proses yang

mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal

balik yang berlangsung dalam situasi edukasi untuk mencapai tujuan tertentu.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek yaitu

belajar, yang berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai

pemberi pelajaran.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses komunikasi antara peserta

didik dan pendidik dalam rangka perubahan sikap. Komunikasi di sini

didefinisikan sebagai proses dimana para siswa menciptakan dan saling berbagi

informasi satu sama lain guna mencapai pertimbangan timbal balik. Pembelajaran

yang efektif menurut Bloom (Suparno, 2001:102) memiliki 4 komponen, yaitu

adanya orientasi yang jelas dan menggugah, adanya keterlibatan siswa secara

aktif, adanya proses penguatan, serta adanya umpan balik dan perbaikan.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan

Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan

mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih untuk

Page 27: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

12

berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat merekayasa sistem

pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan peserta didik

dalam proses pembelajaran.

Keaktifan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang

mempengaruhi keaktifan belajar siswa adalah 1) Memberikan motivasi atau

menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran; 2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada

peserta didik); 3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik; 4)

Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari); 5)

Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari; 6) Memunculkan

aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, 7) Memberikan

umpan balik (feedback); 8) Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik

berupa tes sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur; 9)

Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.

Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa pada

saat belajar. Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Moh. Uzer Usman (2009:26-27)

cara untuk memperbaiki keterlibatan siswa diantaranya yaitu abadikan waktu yang

lebih banyak untuk kegiatan belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara

efektif dalam kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas

dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai. Selain memperbaiki

keterliban siswa juga dijelaskan cara meningkatkan keterlibatan siswa atau

keaktifan siswa dalam belajar. Cara meningkatkan keterlibatan atau keaktifan

siswa dalam belajar adalah mengenali dan membantu anak-anak yang kurang

terlibat dan menyelidiki penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk

meningkatkan keaktifan siswa, sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan-

kebutuhan individual siswa. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan

keinginan siswa untuk berfikir secara aktif dalam kegiatan belajar.

Keaktifan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti menarik atau

memberikan motivasi kepada siswa dan keaktifan juga dapat ditingkatkan, salah

satu cara meningkatkan keaktifan yaitu dengan mengenali keadaan siswa yang

kurang terlibat dalam proses pembelajaran.

Page 28: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

13

F. Hakikat Pembelajaran Pkn

a. Pengertian pembelajaran pkn

Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran

yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-

kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas,

terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945

(Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004). Pendidikan Kewarganegaraan

mengalami perkembangan sejarah yang sangat panjang, yang dimulai dari Civic

Education (membangun karakter bangsa), Pendidikan Moral Pancasila,

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, sampai yang terakhir pada

Kurikulum 2004 berubah namanya menjadi mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.

Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk

mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada

budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk

perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ( Depdikbud 1992:2).

Landasan PKn adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada nilai-nilai

agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada tuntutan perubahan zaman,

serta Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 serta Pedoman Khusus

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan yang

diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional-Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar Menengah-Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Menurut Azyumardi

Azra ,Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan mempelajari dan juga mengkaji

serta membahas segala sesuatu mengenai pemerintahan, lembaga-lembaga

demokrasi, konstitusi, rule of law, hak dan kewajiban warga negara serta

demokrasi. Secara substantif, pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan guna

membangun karakter bangsa dalam perkembangan di era globalisasi.

Menurut Kerr, J.F (1968), Pengertian Pendidikan kewarganegaraan

memiliki sebuah definisi yang luas dalam perumusannya, melingkupi tahapan

penyiapan generasi penerus bangsa yang memiliki peran serta tanggung jawab

Page 29: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

14

sebagai seorang warga negara. Dalam arti khusus, pendidikan kewargganegaraan

merupakan segala materi yang ada dalam persekolahan, pengajaran dan belajar,

sebagai bagian dari proses mempersiapkan warga negara. Menurut Azis Wahab

dan Cholishin , Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan seperti penuturan Azis

Wahab ialah sebuah sarana untuk meng-Indonesiakan para warga negara

khususnya melalui siswa di sekolah dengan sadar, cerdas, serta penuh tanggung

jawab. Dan Cholishin berpendapat (200:18) bahwa pendidikan kewarganegaraan

merupakan sebuah program yang berisi beberapa konsep secara umum mengenai

ketatanegaraan, politik serta hukum negara, maupun teori umum lainnya

berkenaan dengan kewarganegaraan.

Menurut Permendikbud Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendikbud) No. 22 Tahun 2006 mengenai standar isi untuk satuan pendidikan

dasar dan menengah, pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

yang berfokus untuk membentuk warga negara supaya lebih memahami serta

dapat melaksanakan segala hak dan kewajiban sebagai seorang warga negara.

Demi menjadi seorang warga negara yang berkarakter, memiliki kecerdasan,

keterampilan, sebagai mana berdasar pada kedudukan Pancasila sebagai dasar

negara dan pandangan hidup bangsa. Menurut Samsuri, Samsuri (2011:28)

berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan dapat diartikan sebuah cara

untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa demi menjadi seorang warga

negara yang memiliki kecakapan, dan pengetahuan serta nilai-nilai yang guna

berpartisipasi aktif di dalam masyarakat.

B. Tujuan Pembelajaran Pkn

Tujuan mata pelajaran Kewarganegaraan menurut Zamroni (2005:7) adalah

sebagai berikut ini:

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menangggapi isu

kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggungjawab, dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lain.

Page 30: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

15

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (Kurikulum

KTSP, 2006)

C. Fungsi Pkn di SD

Fungsi pembelajaran Kewarganegaraan diSD menurut Djahiri (1995:10) yaitu

sebagai berikut :

a) Membina, mengembangkan dan melestarikan konsep nilai moral dan

norma Pancasila secara dinamik dan bertanggung jawab.

b) Membina, dan mengembangkan jati diri manusia Indonesia seutuhnya,

khususnya guru PPKn Profesional yang berkepribadian pancasila dan melek

politik ( political literate ) yang mampu menjadi ingsan teladan dan narasumber

dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

c) Memuat acuan pokok pola pembinaan dan pengembangan program dan

pengajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan serta ketatanegaraan dan

hukum persekolahan, disamping acuan pokok formal lainnya.

d) Membina perbekalan pengetahuan dan keterampilan okupasional selaku guru

PPKn dan Tatnegara RI pada persekolahan.

Tujuan PKn di SD adalah:

Pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya adalah menjadikan warga Negara

Indonesia yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara. Pendidikan kewarganegaraan bertujuan :

a) Membentuk kecakapan partisipatis yang bermutu dan bertanggung jawab

b) Menjadikan warga yang baik dan demokratis

c) Menghasilkan mahasiswa yang berfikir komprehensif, analiis dan kritis

d) Mengembangkan kultur demokrasi

e) Membentuk siswa menjadi good and responsible citizen.

Dapat disimpulkan bahwa:

Hakikat pendidikank merupakan pendidikan/pembelajaran demokrasi yang

bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berfikir kritis dan bertindak

demokratis, melalui aktivitas menanamkan keasadaran kepada genersi baru

kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang menjamin

hak – hak warga masyarakat.yaitu, pembelajaran yang mampu menjadikan warga

Page 31: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

16

negara yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam berbangsa dan bernegara dengan

cara mengembangkan dan membina sikap mulai dari tingkatan yang belum tahu

terhadap suatu nilai sampai siswa itu menyadari dan melakukan nilai moral itu

dalam tingkah laku kehidupan sehari – hari.

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya adalah menjadikan

warga negara indonesia yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara (Permendiknas No.22 Tahun 2006).

Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan yaitu: membina, mengembangkan

dan melestarikan konsep, nilai, dan norma Pancasila secara dinamik dan

bertanggung jawab (Seminar Tawagmangu 1972:11).

D. Model Kooperatif

a. Pengertian model

Dari sisi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa ingris yaitu gergaji ukir dan

ada juga yang menyebutnya dengan istilah (Fuzzle), yaitu sebuah teka teki yang

menyususn potongan gambar.

Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini juga mengambil pola cara

bekerja sebuah gergaji ( jigsaw), yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar

dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.

Model pemebelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model

belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam

bentuk kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie (1993: 73), bahwa

pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif

dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai

dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling

ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.

b. Model Kooperatif Tipe Jigsaw

Dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan

untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah informasi yang didapat dan

dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasii, anggota kelompok

bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi

yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya (Rusman,

2008:203). Menurut Rusman (2008 : 205) model pembelajaran jigsaw ini dikenal

Page 32: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

17

juga dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan

pada permasalahan yang berbeda. Namun, permasalahan yang dihadapi setiap

kelompok sama, kita sebut sebagai team ahli yang bertugas membahas

permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, hasil pembahasan itu di bawah

kekelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya. Kegiatan yang

dilakukan pada model pembelajaran kooperatif Jigsaw sebagai berikut:

Melakukan mambaca untuk menggali informasi. Siswa memeperoleh topik

– topik permasalahan untuk di baca sehingga mendapatkan informasi dari

permasalahan tersebut. Diskusi kelompok ahli Siswa yang telah mendapatkan

topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut

dengan kelompok ahli untuk membicaran topik permasalahan tersebut.

C. Langkah-langkah Model Kooperatif Jigsaw

Menurut Agus Suprijono (2009:89) langkah-langkah model pembelajaran Jigswa

adalah sebagai berikut :

1. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan anggota maksimal 5

tiap kelompok

2. Masing-masing siswa dalam tiap kelompok diberi bagian materi yang

dilainkan

3. Masing-masing siswa dalam tiap kelompok diberi bagian materi yang

ditugaskan

4. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab bagian yang

sama berkumpul dalam setiap kelompok baru yang disini yang disebut

sebagai kelompok ahli untuk mendiskusikan sub bab mereka

5. Setelah anggota dari kelompok ahli selesai mendiskusikan sub bab bagian

mereka maka masing-masing anggota dari kelompok ahli kembali ke

dalam kelompok asal dan secara bergantian mengajar teman dalam satu

kelompok mengenai sub bab yang telah dikuasai sedangkan anggota

lainnya mendengarkan penjelasan yang seksama

6. Masing-masing kelompok ahli melakukan prsesntasi hasil diskusi yang

telah dilakukan

7. Guru melakukan kegiatan evaluasi

8. penutup

Page 33: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

18

D. Kelebihan Model Kooperatif Jigsaw

Kelebihan model kooperatif Jigsaw menurut Nurhadi (2004:64) adalah sebagai

berikut :

1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada

kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya

2. Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan

dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah

3. Dapat meningkatkan kemampuan sosial mengembangkan rasa harga diri

dan hubungan interpersonal yang positif

4. Siswa lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat karena siswa diberikan

kesempatan untuk berdiskusi dan menjelaskan materi pada masing-masing

kelompok

5. Siswa lebih memahami materi yang diberikan karena dipelajari lebih

dalam dan sederhana dengan anggota kelompoknya

6. Siswa lebih menguasai materi karena mampu mengajarkan materi tersebut

kepada teman kelompok belajarnya

7. Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dengan kelompoknya

8. Materi yang diberikan kepada siswa dapat merata

9. Dalam proses belajar mengajar siswa saling bergantungan positif

E. Kekurangan model kooperatif jigsaw

Kekurangan model pembelajaran Jigsaw menurut Nurhadi (2004:64) adalah

sebagai berikut :

a. Siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi maka akan

sulit dalam menyampaikan materi pada teman

b. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung

mengontrol jalannya diskusi

c. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan

mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai

tenaga ahli

d. Siswa yang cerdas cenderung bosan

e. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti

proses pembelajaran

Page 34: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

19

f. Penugasan anggota kelompok untuk menjadi tim ahli sering tidak sesuai

antara kemampuan dengan kompetensi yang harus dipelajari

g. Keadaan kondisi kelas yang ramai, sehingga membuat siswa kurang bisa

berkonsentrasi dalam menyampaikan pembelajaran yang dikuasainya

h. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, minat

jika ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-

tugas dan pasif dalam diskusi

i. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi kita bila penataan ruang

belum terkondisi dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang

dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan pesiapan yang

matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

1) Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Agus Cipto Pratomo dalam

skripsinya mengenai peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi

dengan menggunakan model kooperatif jigsaw di SDN 06 BOGAR PALOPO

Berdasarkan hasil penelitian penerapan model kooperatif jigsaw dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari peningkatan rata-rata nilai

postest; nilai rata-rata pada siklus I 6,9 dan ketuntasan belajar sebesar 68,75%;

pada siklus II nilai rata-rata 7,52 dan ketuntasan belajar 78,13%; dan pada siklus

III nilai rata-rata 7,84 dan ketuntasan belajar 87,50%. Hal tersebut menunjukkan

adanya peningkatan hasil belajar siswa.

2) Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Siwi Purwaningsing dalam

pembelajaran Sejarah ( skripsi 2010 / 2011 ) hasil yang didapatkan yaitu dengan

model kooperatif jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat

dilihat dari rata – rata nilai motivasi belajar sejarah siswa kelas IV mengalami

peningkatan yang signifikan, pada siklus I rata – rata nilai motivasi siswa adalah

73,90 % atau mengalami peningkatan sebesar 5,19 %. Pada siklus II rata – rata

nilai motivasi sebelum tindakan adalah 69,72 % setelah tindakan rata – rata nilai

motivasi adalah 76,38 % atau mengalami peningkatan sebesar 6,66 %. Pada siklus

III rata– rata nilai motivasi sebelum tindakan adalah 73,71 % setelah tindakan

adalah 81,13 % atau mengalami peningkatan sebesar 7,42 %, maka dapat

Page 35: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

20

disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran model kooperatif jigsaw dapat

meningkatkan motivasi siswa.

3) Penelitian yang berkaitan dengan penggunaan model kooperatif jigsaw

yang dilakukan oleh Kusuma Widagdo Bayu dalam pembelajaran PKN di SDN

Purworejo (Skripsi 2009/2010) adalah Jenis penelitian yang digunakan adalah

Penelitian Tindakan kelas (PTK). Hasil dari penelitian tersebut yaitu minat siswa

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sosiologi dengan penerapan model

kooperatif jigsaw yang diungkap dengan angket menunjukkan skor rata – rata

minat siswa pada siklus I yaitu 64, dan pemberian angket pada siklus II

menunjukkan skor rata–rata minat siswa 67, sedangkan pemberian angket pada

siklus III menunjukkan skor rata–rata minat siswa. Hal ini menunjukkan adanya

peningkatan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Pkn dengan

penerapan model kooperatif jigsaw.

2.3 Kerangka Berfikir

Pendidikan Pkn adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin

ilmu– ilmu social dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang

diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan

pendidikan. PKN ditingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk

mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai

pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and

values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah

pribadi atau masalah social serta kemampuan mengambil keputusan dan

berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dalam masyarakat sehingga menjadi warga

yang baik.

Guru yang kreatif senantiasa mencari pendekatan baru dalam

memecahkan masalah, tidak terpaku pada cara tertentu yang monoton, melainkan

memilih variasi lain yang sesuai. Dalam pembelajaran PKn kemampuan siswa

hanya dibentuk melalui kemampuan menghafal konsep-konsep yang telah

diberikan kepada guru. Hal ini membuat siswa menjadi terbebani dengan segala

hafalan materi yang telah disampaikan oleh guru sehingga keaktifan belajar siswa

menjadi rendah.

Page 36: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

21

Model kooperatif jigsaw merupakan salah satu alternatif yang

dapat ditempuh. Tujuan dari penggunaan model kooperatif jigsaw adalah melatih

kesiapan siswa dalam mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan maupun

melakukan interaksi dengan temannya dengan bersumber pada materi yang

diajarkan serta saling memberikan pengetahuan.

Model kooperatif jigsaw berusaha untuk menuntut perhatian siswa yang

tinggi dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Disamping itu dapat

membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan dengan

tuntutan pertanyaan kepada teman lain maupun guru. Model ini juga melatih

siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik, dapat pula

merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang

dibicarakan dalam pelajaran tersebut.

Berikutnya dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada

teman maupun guru serta melatih kesiapan siswa. Pembelajaran dengan model

kooperatif jigsaw akan berlangsung hidup dan menggairahkan para siswa yang

padaakhirnyakeaktifan siswa pada proses pembelajaran akan meningkat.

Page 37: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

22

Gambar 1. Kerangka fikir

Dalam pembelajaran PKN

guru menggunakan metode

ceramah

Keaktifan belajar siswa pada

mata pelajaran PKN rendah

Perencanaan tindakan

dengan menggunakan

Model kooperatif jigsaw

Pelaksanaan tindakan

Keaktifan Belajar siswa

meningkat

Page 38: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 06 Bogar Kota Palopo Kecamatan Wara

Utara Kabupaten Kota Palopo. Peneliti memilih lokasi sekolah tersebut karena

sekolah berada di pertengahan kota palopo yang masih kurang aktif fasilitas

sekolah yang memadai, dan guru-guru yang masih sedikit kurang aktif. Waktu

penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019.

3.2 Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Sarwijaya Suwandi (2011 : 12) mengemukakan bahwa PTK merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama-sama. Tindakan kelas

tersebut diberikan oleh guru atau arahan guru yang dilaksanakan oleh siswa.

PTK bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan layanan proposional guru

dalam kegiatan belajar mengajar dalam proses pembelajaran. Fokus penelitian ini,

pada aktivitas siswa dalam proses belajar.

a. Fokus perhatian siswa dalam proses pembelajaran

b. Fokus peneliti hasil siswa pada keaktifan belajar siswa apakah meningkat

melalui model kooperatif jigsaw

2. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dilaksanakan dalam 2 bentuk siklus, setiap

siklus dilaksanakan 3 kali pertemuan. Setiap siklus tersebut dilaksanakan empat

kegiatan utama perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Namun

sebelum melakukan kedua siklus tersebut, maka peneliti terlebih dahulu

melaksanakan pembelajaran awal/prapenelitian, hal ini dilakukan agar peneliti

memiliki gambaran untuk melaksanakan siklus 1 dan siklus II. Desain penelitian

dapat dilihat pada gambar 2 berikut.

Page 39: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

24

Gambar 2 model kemmis & taggart.

a. Tahap Penelitian

1) Mengadakan konsultasi dengan kepala sekolah dalam hal penelitian

2) Melakukan diskusi dengan pihak guru kelas III untuk mendapatkan gambaran

bagaimana pelaksanaan model-model dalam pembelajaran PKN

3) Mengadakan observasi awal terhadap pelaksanaan model kooperatif jigsaw

dalam pembelajaran dikelas agar d apat memahami karakteristik pembelajaran

serta gambaran pelaksanaan PKN dikelas sebagai langkah awal yang akan

digunakan dalam pelaksanaan tindakan.

b. Siklus I

Rincian kegiatan setiap tahapan dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai

berikut:

1) Persiapan perencanaan

Page 40: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

25

a) Menyusun rancangan tindakan penelitian yang menggunakan model kooperatif

jigsaw

b) Membuat perangkat atau rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru, disamping bentuk-bentuk

kegiatan yang dilakukan siswa.

2) Pelaksanaan

Tahap ini merupakan implementasi dan pelaksanaan perencanaan yang telah

disusun secara kolaboratif antar peneliti, sekolah, guru dengan menggunakan

model kooperatif jigsaw. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah

melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat

kegiatan meliputi :

a) Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti memberikan tes awal kepada siswa,

untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki siswa

b) Pada awal tatap muka peneliti menyampaikan materi yang sesuai dengan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.

3) Observasi (pengamatan)

Observasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran

berlangsung, dalam pengamatan yang perlu dicatat oleh peneliti sebagai berikut:

a) Peneliti mengamati seluruh siswa untuk mengetahui siapa yang hadir dan siapa

tidak hadir.

b) Pemantauan keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung berdasarkan

observasi

4) Refleksi (evaluasi)

Evaluasi dimaksudkan untuk mengukur dan mengetahui tingkat penguasaan

siswa terhadap materi. Evaluasi dilakukan pada setiap akhir siklus pembelajaran.

c. Siklus II

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini hampir sama dengan pelaksanaan

siklus I. Namun, ada beberapa lamgkah dilakukan perbaikan, penyempurnaan

tindakan sesuai dengan kenyataanatas fakta yang ditemukan dilokasi penelitian.

Langkah-langkah yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

1) Tahap perencanaan

Page 41: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

26

a) Mengidentifikasi kembali faktor-faktor yang menghambat guru dalam proses

pembelajaran menyimak pada siklus pertama

b) Merumuskan alternatif tindakan lanjutan dalam meningkatkan proses

pembelajaran PKN

c) Menyempurnakan panduan pembelajaran PKN berdasarkan hasil refleksi siklus

I sehingga siswa memiliki rasa kepercayaan diri, dan meningkatkan

kemampuan berpikir kritis dalam mengontroltruksikan sendiri pengetahuan

baru tentang pembelajaran PKN

2) Tahap pelaksanaan tindakan

Tahap tindakan yang dilakukan pada siklus II ini melanjutkan langkah-

langkah yang telah dilakukan pada siklus pertama.

3) Tahap observasi (pengamatan)

Secara umum tahap observasi pada siklus II ini adalah lanjutan dari siklus I

sehingga hasil yang diperoleh benar-benar akurat.

4) Tahap analisis data dan refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dikumpulkan serta

dianalisis, hal-hal yang dianalisis adalah: (1) menganalisis dan menjelaskan hasil

yang diperoleh pada tindakan yang dilakukan. (2) mendapatkan kesimpulan

tentang hasil yang dicapai dalam peningkatan keaktifan belajar siswa dengan

pemanfaatan model kooperatif jigsaw . jika indikator yang ditetapkan telah

mencapai berarti peneliti ini tidak lanjut di siklus berikutnya.

3.3 Subjek penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas IV SDN 06 Bogar Kota Palopo

Kecamatan Wara Utara Kabupaten Kota Palopo. Peneliti memilih kelas IV

dengan jumlah siswa 30 orang siswa, jumlah perempuan 15 siswa, dan jumlah

laki-laki 15 siswa. Peneliti memilih kelas IV karena mengaggap bahwa kelas

tersebut rendah dalam keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKN.

3.4 Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Tes

Page 42: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

27

Penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data dengan menggunakan

tes, tes ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada kedua siklus dilakukan tes

pemahaman keaktifan belajar siswa melalui model kooperatif jigsaw. Kekurangan

yang didapat pada siklus pertama harus dapat diperbaiki pada siklus kedua.

Penelitian ini siswa melaksanakan tugas untuk memahami gambar sebagai media

pembelajaran.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data dengan tes

adalah sebagai berikut:

a. Memahami materi pembelajaran tentang PKN

b. Memberikan teks berupa gambar kepada siswa

c. Siswa diberikan kesempatan untuk melihat gambar yang telah diberikan

d. Meneliti dan mengolah data dari hasil peneliti

e. Peneliti mengukur kemampuan siswa aktif dalam proses pembelajaran

berdasrkan hasil pada siklus I dan siklus II. Target keberhasilan siswa

ditetapkan jika tidak mencapai nilai rata-rata kelas IV dan batas ketentuan yang

dicapai siswa adalah 65.

2. Observasi dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Observasi diawali dengan perencanaan pembelajaran terlebih dahulu.

Observasi dalam kegiatan pembelajaran harus menguasai pembelajaran melalui

model kooperatif tipe jigsaw. Hal ini penting karena penelitian pada saat

mengamati sangat berpengaruh, apakah pembelajaran dapat berjalan dengan

baik atau tidak.

3. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data melalui arsip-arsip catatan,

agensi yang digunakan dan gambar, atau catatan lain yang berkaitan dengan

perilaku siswa, keaktifan siswa, dan orientasi siswa berguna untuk melengkapi

dan mendapatkan data yang berkaitan dengan penilaian.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Lembar observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar

observasi guru dan lembar observasi siswa. Lembar observasi guru digunakan

untuk mengumpulkan data tindakan yang dilakukan guru dalam siklus

Page 43: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

28

pembelajaran, lembar observasi guru siswa digunakan untuk mengumpulkan

informasi atau data siswa akibat pengaruh dari tindakan-tindakan yang diberikan

guru dalam siklus pembelajaran dalam rangka meningkatkan keaktifan

keterlibatan belajar siswa dalam proses pembelajaran melalui model kooperatif

jigsaw. Lestari, A.P (isnani,2013:54), untuk mempermudah pengalaman peneliti

dalam menentukan skor hasil observasi kegiatan siswa.

2. Tes

Tes kinerja atau tugas-tugas yang memakai bahasa lisan seperti berbicara,

menceritakan kembali gambar yang dilihat, atau benda yang sudah dilihat yang

sudah disiapkan oleh guru sebagai media pembelajaran. Penilaian yang nilai

mengacu kepada: ucapan, nada, dan irama, penguasaan materi, keberanian untuk

berbicara, sikap, Nurgiyantoro (dalam isnani, 2013:54-55).

3. Dokumentasi

Sugiyono (2009:2003), alat untuk mengumpulkan dokumen yang berbentuk

tulisan misalnya, catatan harian, media gambar, rancana pelaksanaan

pembelajaran(RPP) data hasil penelitian siswa, gambar foto selama kegiatan

pembelajaran. Gambar foto dalam penelitian ini diambil menggunakan kamera

handphone.

3.6 Tehnik Analisis Data

Analisis data merupakan hal penting bagi proses penelitian tindakan kelas

(PTK) tehnik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah tehnik

kualitatif dan tehnik kuantitatif.

1. Tehnik Kualitatif

Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ialah untuk

mendeskripsikan aktifitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran meliputi

perubahan sikap siswa dan kegiatan guru.

2. Tehnik Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif dipakai untuk menganalisis hasil tes siswa yang

diperoleh dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKN

melalui model kooperatif jigsaw.

Keberhasilan keaktifan belajar siswa dengan rumus:

P F x 100

N

Page 44: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

29

Keterangan P: persentase

F: frekuensi

N: jumlah maksimal

3.7 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian adalah jika 75% dari siswa mencapai

kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70 untuk mata pelajaran PKN, dan apabila

melebihi nilai minimal dari keaktifan belajar siswa (mencapai ketuntasan) jika

paling sedikit 75% dari jumlah siswa mendapatkan nilai 70. KKM 70 ditetapkan

oleh pihak sekolah di SDN 06 Bogar Kota Palopo.

Indikator proses pembelajaran yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah

jika keterlibatan guru dan siswa pada proses pembelajaran 75% (berkritria cukup).

Indikator proses pembelajaran dalam penelitian ini akan dilihat dari hasil

persentase keberhasilan tindakan yang didasarkan pada data skor yang diperoleh

dari hasil observasi gur/peneliti dan siswa.

Persentase ketuntasan = ∑pesertadidikyangtuntas x 100

∑pesertadidikmaksimal

Tabel 1. Keberhasilan Keaktifan Belajar siswa

Tingkat kategori keberhasilan Predikat keberhasilan

86-100 Sangat baik

76-85 Baik

60-75 Kurang baik

40-59 Tidak baik

Sumber : Nurhasanah (2018:353)

Page 45: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini (PTK) ini dilaksanakan di SDN 06 Bogar

Kota Palopo. Jumlah siswa kelas 04 SDN 06 Bogar Kota Palopo sebanyak 30

siswa, yang dimana jumlah siswa laki-laki sebanyak 10 dan jumlah siswa

perempuan sebanyak 20 siswa dan pelaksanaan tindakan kelas ini dimulai dari

tanggal 18 februari sampai 18 maret 2020.

Proses penelitian tindakan kelas dilaksanakan sebagai bentuk tindakan

yang dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas

dalam mengikuti pembelajaran. Proses penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan, digunakan sebagai sumber bagi peneliti untuk mengobservasi

keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

4.1.1 deskripsi pelaksanaan pembelajaran di SDN 06 Bogar Kota Palopo

1. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan yang telah dibuat oleh peneliti, dikonsultasikan kepada guru

pembelajaran Pkn. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru Pkn,

disepakati bahwa siklus I dan II materi yang akan dipelajari adalah tentang

keputusan bersama. Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, pada tahap

perencanaan ini diantara lain sebagai berikut;

1) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP)

2) Menyiapkan media yang akan digunakan seperti buku dan kertas berisikan

materi

3) Menyiapkan daftar kelompok yang telah ditentukan sebelumnya

4) Menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa selama proses pembelajaran

Pkn berlangsung dan lembar observasi proses belajar mengajar

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan, pertemuan

pertama dilaksanakan pada hari jumat tanggal 18 februari dan hari jumat tanggal

25 2020. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan Rpp yang telah disusun.

Peneliti dibantu oleh observer yang juga sebagai guru Pkn (guru kelas). Setiap

proses pelaksanaan pembelajaran peneliti selalu mengamati keaktifan belajar

Page 46: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

31

siswa dengan menggunakan lembar observasi keaktifan belajar siswa yang telah

dibuat.

1) Pertemuan Pertama (18 februari 2020)

Pada pertemuan pertama pembelajaran Pkn membahas materi tentang

keberagaman suku bangsa indonesia. Pembelajaran dimulai dengan salam

pembuka dan membaca basmalah, guru menanyakan kesiapan belajar siswa dan

menecek kehadiran siswa dengan mengabsen satu persatu, pada hari ini ada dua

siswa yang tidak hadir dalam keterangan yaitu (izin). Kemudian guru

menkondisikan siswa agar aktif dan semangat pada saat proses pembelajaraan Pkn

berlangsung dan memberikan ice breaking berupa gerakan refleksi, yaitu semua

berdiri dan menghadap ke kanan dan kemudian pijat bahu teman di depannya,

setelah itu bergantian.

Selanjutnya guru menyebutkan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu

menjelaskan tentang keberagaman suku bangsa. Prinsip-prinsip, manfaat dan

kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan berdiskusi. Setelah itu guru membentk

kelompok menjadi 5 kelompok pembentuk kelompok dengan bentuk melingkar

saling berhadapan.

Satu kelompok terdiri dari 5 orang siswa pada saat pengelompokan terjadi

sedikit keributan karena ada beberapa siswa yang tidak mau satu kelompok sama

temannya. Guru memberikan intruksi kepada tiap masing-masing kelompok,

setelah membagi kelompok guru menjelaskan tata cara kerja dan kerja kelompok.

Setelah membagi siswa menjadi beberapa kelompok, guru melanjutkan proses

pembelajaran dengan memperlihatkan gambar tentang keberagaman suku bangsa

di indonesia.

Gambar. 4.1 keberagaman suku bangsa

Selanjutnya guru memberikan permasalahan berupa pertanyaan tentang

materi keberagaman suku bangsa. Ibu guru bertanya, “Anak-anak ku sekalian

coba perhatikan ibu yah, gambar apakah yang ada ditangan ibu”? para siswa

menjawab secara bersama-sama ‘Gambar orang pakai baju adat yang beda-beda

bu”, Ibu guru melanjutkan pertanyaannya, “Apa yang kamu ketahui tentang

Page 47: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

32

keberagaman”? siswa menjawab “Keberagaman itu berbeda-beda tapi tetap satu

bu”Ibu menjawab Iya, betul nak. Sekarang perhatikan lagi yah semua fokus ke

depan jangan ada yang main-main dibelakang kalo ada yang main-main di

belakang ibu hukum yah. Siswa menjawab” baik bu. Nah sekarang jawab lagi

yah”Apa lambang negara kita”? para siswa menjawab, “Burung garuda bu” Iya

betul nak sekarang berikan aplos untuk kita semua. Nah sekarang Ibu akan

membagikan materi yang dimana disini ada pembahasan tentang keberagaman

suku bangsa disini ibu punya 5 kertas yah jadi ibu akan membagikan satu

kelompok satu materi, nah tugas kalian adalah silahkan dibaca setelah di baca dan

dipahami kalian akan disuruh untuk mencari gagasan pokok dan gagasan

pendukungnya.

Apakah kalian semua mengerti yang ibu katakan?, “Jawab siswa, Iya bu

mengerti”. Setelah kalian mengeri ibu akan membagikan materinya satu

kelompok dapat satu materi yah cara kerjanya kalian berdiskusi sama masing-

masing teman kelompok kalian yah?, Ucap Ibu guru. Selama proses pembelajaran

ibu akan membagi ulang kelompokya tetapi hanya ada dua nomor yaitu nomor

satu dan dua yang dimana yang mendapatkan nanti nomor satu adalah yang

mencari gagasan pokoknya sementara yang mendapatkan nomor dua adalah

bertugas mencari gagasan pendukungnya. Setelah ibu selesai membagikan

masing-masing siswa mencari teman kelompoknya dan pelajaranpun dapat

dimulai. Ibu guru memberikan kesemapatan untuk membaca bahan bacaan

tersebut dan memerintahkan pada setiap kelompok untuk membuat peta konsep

tentang keberagaman suku bangsa. Selama siswa membuat tugasnya guru

berkeliling memperhatikan siswa. Setelah selesai membuat setiap kelompok

memperlihatkan hasilnya. Kemudian guru bertanya “Apakah masih ada yang

belum paham,”Sudah paham bu”, baiklah kalau sudah paham silahkan dilanjut,

ingat yah diskusi sama temannya masing-masih atau kalau ada yang tidak

mengerti silahkan tanya ke ibu.

Setelah proses kerja kelompok selesai ibu akan kembalikan pada ke

kelompok semula yang di mana di sebut kelompok asal yah, silahkan semua

berdiri dan kembali pada kelompok sebelumnya temannya diingat yah jangan

sampai lupa teman kelompoknya, Ucap ibu. Pembelajaran dilanjutkan, dengan

guru memberikan lembar kertas yang ditugaskan untuk mencari gagasan pokok

dan gagasan pendukung yang telah diselesaikan secara berkelompok. Selama

proses kerja kelompok, guru mengawasi, membimbing, dengan berkeliling ke

setiap kelompok serta menilai keaktifan siswa sesuai indikator keaktifan yang

telah dibuat. Setelah beberapa saat mereka berdiskusi, kemudian ibu guru

bertanya “Apakah diskusinya sudah selesai”? ada yang menjawab sudah dan ada

yang menjawab belum.

Page 48: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

33

Setelah proses kerja kelompok selesai, guru memerintahkan untuk

kelompok satu untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka. Posisi guru

adalah menyimak dan mengevaluasi atau meluruskan jawaban siswa yang kurang

tepat. Selama proses presentasi berlangsung suasana kelas menjadi agak berisik,

beberapa siswa mengambil kesempatan untuk bercanda dan mengobrol untuk

bercanda dan mengobrol bersama temannya. Lalu guru mengingatkan agar

kelompok yang lain untuk memperhatikan, karena nanti akan diberi kesempatan

untuk berpendapat atau ditunjuk oleh guru untuk berpendapat.

Salah seorang dari kelompok empat berteriak, “Suaranya kurang keras”

yang lain menimpali “Iya yang keras dong” . Ibu guru menenangkan dengan

berkata, ayo lanjutkan dan keraskan suaranya dan yang lain tenang jangan berisik

agar suaranya terdengar” setelah itu presentasi dilanjutkan kelompok dua, tiga,

empat dan lima. Setelah presentasi selesai guru memberikan pujian, “Ya

semuanya prsesentasinya bagus, tepuk tangan untuk kita semua!” Ibu guru

melanjutkan dengan memberikan pertanyaan, “Masih ada yang kurang paham

tentang materi kita hari ini”? Siswa menjawab secara bersama-sama, “Sudah

paham bu”. Untuk mengetahui siswa apakah sudah benar-benar paham, maka

guru bertanya kepada siswa terkait dengan hasil kerja kelompok mereka.

Setelah itu pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan bersama-sama

entang materi keputusan bersama secara berkelompok. Kemudian guru

memberikan reward bagi siswa dan kelompok yang telah berpartisifasi aktif dalam

proses pembelajaran dan memberikan motifasi bagi siswa yang belum aktif.

Setelah itu guru memberitahu materi yang akan dipelajari dipertemuan

selanjutnya yakni tentang keputusan bersama-sama secara voting dan aklamasi

dan menugaskan siswa untuk membaca materi yang akan disampaikan

dipertemuan selanjutnya. Selanjutnya pembelajaran ditutup dengan mengucapkan

hamdallah dan mengucapkan salam.

Dari pertemuan ini dijumpai beberapa kendala yang dapat menghambat

usaha untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa diantaranya guru kurang bisa

mengontrol waktu pembelajaran, kurang bisa mendisiplinkan siswa sehingga

suasana kelas menjadi gaduh dan siswa masih kurang aktif. Dan selain itu siswa

masih belum terbiasa dengan metode kerja kelompok sehingga siswa masih

mengadalkan satu sama lain.

2) Pertemuan kedua (25 februari 2020)

Pertemuan kedua ini sama seperti pertemuan sebelumnya. Pembelajaran

dimulai dengan salam pembuka dan membaca basmallah, guru menanyakan

kesiapan belajar siswa dan mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen satu

persatu, dan guru mempersiapkan kondisi siswa dengan melakukan ice breaking

agar siswa bersemangat mengikuti pelajaran. Selanjutnya guru menyebutkan

Page 49: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

34

tujuan pembelajaran hari ini yaitu siswa mampu menjelaskan pengertian tentang

adat istiadat di setiap daerah kemudian siswa dibagi lagi menjadi 5 kelompok

Gambar. 4.2 baju adat

Page 50: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

35

Setelah kelompok semua di bagi menjadi 5 kelompok sebelumnya disini

ibu akan menjelaskan materi kita hari ini tentang adat istiadat budaya di indonesia

nah, kalian ibu minta perhatikan ibu di atas yah karna ini adalah hal penting yang

harus kalian tahu agar kalian tahu nama-nama baju adat di setiap daerah mulai

dari sekarang. “ Iya bu”jawab siswa. Pada pembelajaran hari ini dimana kalian

diminta untuk menyebutkan nama-nama baju adat yang ada di daerah yang kalian

ketahui beserta nama makanan khas di daerah tersebut. Sebelumnya pehatikan ibu

disini ada 4 buah gambar yang pertama ada gambar budaya khas bugis,

kalimantan, toraja, dan budaya lainnya.

Dan ibu akan memberi pertanyaan “ Disini ada yang tahu apa nama

makanan khas daerah kota palopo?” yg jawab silahkan angkat tangan dan sebut

nama yah. “Makanan khasnya kota palopo adalah Kapurung bu”, betul berikan

tepuk tangan pada temannya yang menjawab. Semua murid pun tepuk tangan,

setelah itu ibu sudah siapkan 5 lembaran kertas tentang materi kita hari ini yakni

pembelajaran adat istiadat budaya indonesia dan mencocokan jawaban kalian dan

jawabannya sudah ada disamping tinggal kalian mencocokan setiap jawabannya

dengan benar”Jika ada yang belum paham silahkan di tanyakan pada ibu jangan

tanyakan pada temannya yah”, Ucap Ibu. “Iya bu”, setelah semua lembar kertas

dibagikan siswa diminta untuk membaca dulu materi dan cara kerjanya yang ada

dikertas tersebut.

Sambil semua kelompok mengerjakannya sambil saya kasihkan

pertanyaan guru menanyakan masing-masing siswa dari mana dia berasal dan

setelah saya menanyakan dari mana dia berasal kebanyakan menjawab dari kota

palopo adapun yang bukan dari kota palopo tapi mereka menetap dikota palopo

karna orang tua mereka kerja di palopo. Dan guru memberikan lagi pertanyaan, “

Di palopo ada tempat wisata apa saja?”, “ Ada banyak bu, latuppa dan pantai

labombo”, jawaban dari salah satu siswa. Dan ada juga yang jawab, “Banyak lagi

bu seperti taman dan banyak lagi bu’. seperti itu jawaban dari beberapaa siswa

yang saya tanyakan.

Selama proses pembelajaran berlangsung siswa nampak aktif berdiskusi

dan bekerja sama teman kelompoknya dan tidak berisik melainkan mereka bicara

seperti berbisik-bisik ke teman se kelompoknya. Sementara itu juga guru

berkeliling ke setiap kelompok untuk melihat siapa saja yang sudah selesai dan

yang belum ternyata hampir semuanya sudah selesai karna hasil diskusi mereka

yang dikerjakan dengan serius dan tidak berisik, setelah itu guru menunjuk salah

satu kelompok untuk membacakan hasil diskusinya bersama teman kelompoknya

setelah kelompok satu sudah selesai membacakan hasil diskusinya lanjut giliran

teman kelompok yang lainnya tetapi tidak maju ke depan melainkan hanya dibaca

dan berdiri di tempat duduknya saja dengan membaca secara keras agar teman

kelompok yang lain mendengarkan.

Ternyata ada bagian kelompok yang ada salah jawabannya karna mungkin

kurang fokus atau karna belum di pahami, guru bertanya “Apa yang membuat

Page 51: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

36

jawabannya sampai salah?” siswa menjawab “Teman kelompok ada yang tidak

bantu kerja bu, hanya liat saja mungkin krna saya juga salah bu tidak fokus”,

jawab siswa. Guru pun menjawab, “ibu tadi sudah bilang kalau masih ada yang

kurang paham silahkan ditanyakan nak jangan tanya kepada temannya”. “Iya bu

maaf ya bu”. iya nak.

Setelah ssemua kelompok selesai presentasi saya perhatikan kembali hasil

diskusi mereka yang hampir semua sudah benar cuman ada 2 kelompok yang

kurang tepat jawabannya tapi tidak semuanya salah hanya saja dari kelompok ada

yang salah satu saja. Kemudian guru memberikan spresiasi bagi siswa dan

kelompok yang telah terlibat dalam hasil pertemuan satu dan dua. Guru pun

menutup pembelajaran pada hari ini dan mengucapkan hamdallah dan salam

kepada murid.

Dari pertemuan ini keaktifan belajar siswa sudah sedikit meningkat,

seperti yang dilihat siswa nampak berdiskusi dan bekerja sama masing-masing

teman kelompoknya tanpa ada yang berisik karna telah diawasi dan dibimbing.

c. Tahap Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti dan observer yaitu guru

Pkn (guru kelas) melakukan penilaian dan pengamatan selama proses

pembelajaran dengan meggunakan lembar observasi yang telah disediakan

observer mengamati aktifitas siswa dan guru (peneliti) dalam proses pembelajaran

Pkn berlangsung. Setelah itu peneliti melakukan pengamatan dan penilaian

keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Pkn. Observes tersebut untuk

mengetahui hal-hal yang kurang atau yang harus diperbaiki.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I masih terdapat beberapa

kekurangan dalam setiap pertemuan. Beberapa kejadian yang terjadi pada proses

pembelajaran antara lain:

1) Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompoknya karena

saling mengandalkan teman yang lain

2) Masih ada siswa yang kurang percaya diri dalam mengajukan pendapat,

atau pertanyaan karena takut salah

3) Tidak meratanya siswa yang diberikan kesempatan untuk berpendapat,

bertanya , dan menjawab

Page 52: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

37

TABEL 3.2

Kisi-kisi Pedoman Observasi Keaktifan Belajar Siswa

Variabel Sub

Variabel Indikator

Keaktifan

Belajar

Siswa

Keaktifan

Visual

1. Siswa memperhatikan media yang

digunakan sewaktu guru menjelaskan

materi.

2. Siswa membaca buku sesuai dengan materi

Keaktifan

Lisan

3. Siswa memberikan ide atau usulan

dalam proses kerja kelompok.

4. Siswa mengajukan pertanyaan atau pendapat.

5. Siswa menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru.

Keaktifan

Mendengar

6. Siswa menyimak atau memperhatikan

ketika guru menjelaskan materi

7. Siswa mendengarkan teman yang

sedang presentasi.

Keaktifan

Menulis

8. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan

oleh guru.

9. Siswa membuat laporan hasil kerja kelompok.

Keaktifan

Menggambar

10. Siswa membuat peta konsep sesuai materi

yang sedang atau akan dibahas.

Keaktifan

Motorik

11. Siswa melakukan percobaan atau

melakukan demonstrasi saat proses

pembelajaran.

Keaktifan

Mental

12. Siswa mampu mengingat materi yang

telah dibahas.

13. Siswa mampu memecahkan masalah

yang dihadapi serta membuat

keputusan secara bersama atau

membuat kesimpulan.

Keaktifan

Emosional

14. Siswa berani mengemukakan pendapat atau

bertanya.

15. Siswa merasa senang ketika belajar PKn

dengan menggunakan metode kerja

kelompok.

Page 53: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

38

d. Tahap Refleksi

Tahap refleksi ini, peneliti bersama guru mata pelajar Pkn (Pkn) yang

bertugas sebagai observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pada

pembelajaran siklus 1. Tahap refleksi ini bertujuan untuk memperbaiki dan

menyempurnakan tindakan siklus I dan akan dilakukan pada siklus II.

Berdasarkan hasil analisis siklus I yang dilaksanakan pada dua kali pertemuan

dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw sudah berjalan sesuai dengan

prosedur yang telah direncanakan. Walaupun demikian, masih terdapat beberapa

permasalahan yang harus diselesaikan supaya pada siklus I dapat diperbaiki.

Permasalahan tersebut antara lain:

No Permasalahan Rencana Perbaikan

1. Masih banyak siswa yang

kurang aktif dalam kerja

kelompoknya karena saling

mengandalkan teman yang lain

Memperhatikan jalannya kerja

kelompok sehingga terlibat siapa

yang aktif. Dan bagi yang aktif di

dalam kelompoknya mendapatkan

point atau nilai tambahan

2. Masih ada siswa yang kurang

percaya diri dalam mengajukan

pendapat atau pertanyaan karena

takut salah

Memberikan motivasi bahwa kita

semua sedang belajar, jadi wajar

apabila jawaban salah, serta

memberikan reward bagi mereka

yang berani bertanya, berpendapat,

atau berpendapat.

3. Tidak meratanya siswa yang

diberikan kesempatan untuk

berpendapat, bertanya, dan

menjawab

Untuk menghindari ketidakadilan

dalam memberikan kesempatan

maka guru memegang absen untuk

menandai siswa berpendapaat,

bertanya dan menjawab sehingga

terlihat siapa siapa yang sudah dan di

beri kesempatan

Tabel 4.1 Refleksi tindakan pembelajaran pada siklus I

Berdasarkan data tabel 4.1 mengenai keaktifan belajar siswa pada siklus I.

Peneliti merasa bahwa siklus I belum mencapai hasil interventasi tindakan yang

diharapkan yaitu siswa yang aktif mencapai > 80% jumlah siswa yang ada

dikelas.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2

Page 54: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

39

Untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I maka dilakukan tindakan

pembelajaran pada siklus II. Tindakan pada siklus II ini untuk memperbaiki dan

menyempurnakan tindakan yang sudah dilakukan pada siklus I. Tindakan ini

diharapkan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan menggunakan

metode kooperatif jigsaw. Siklus ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang

dilaksanakan pada tanggal 6 maret dan sampai tanggal 18 maret 2020.

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus II didasarkan pada hasil refleksi dari

tindakan yang dilakukan pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada tahap

perencanaan ini adalah:

1) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan

pembelajaran (Rpp)

2) Menyiapkan media pembelajaran seperti buku cetak dan lembar kertas

berisikan materi

3) Menyiapkan daftar kelompok yang telah ditentukan sebelumnya

4) Menyiapkan lembar observasi keaktifan belajar siswa selama proses

pembelajaran Pkn berlangsung dan lembar observasi proses belajar

mengajar

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan kelas siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan,

pertemuan pertama dilaksanakan pada hari jumat tanggal 5 maret 2020 dan hari

sabtu tanggal 18 maret 2020. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan Rpp

yang telah disusun. Peneliti oleh seorang observer yang juga sebagai guru

pembelajaran Pkn (guru kelas). Setiap pelaksanaan proses pembelajaran peneliti

selalu mengamati keaktifan belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi

keaktifan siswa yang telah dibuat

1) Pertemuan Pertama (5 Maret 2020)

Pada pertemuan pertama di Siklus II Pembelajaran Pkn membahas Materi

tentang Budaya. Pembelajaran dimulai dengan salam pembuka dan membaca

basmallah, guru menanyakan kesiapan belajar siswa dan menecek kehadiran siswa

dengan mengabsen satu persatu, pada hari ini ada 1(satu) siswa yang tidak hadir

dikarenakan sakit, kemudian guru mengkondisikan siswa agar aktif dan semangat

pada saat proses pembelajaran Pkn berlangsung dan memberikan ice breaking.

Selanjutnya guru menyebutkan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu

menjelaskan pengertian budaya, menyebutkan nilai yang terkandung dalam sila ke

empat pancasila dan dapat menentukan sikap yang tepat terhadap budaya.

Page 55: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

40

Setelah itu guru membentuk kelompok, berdasarkan refleksi pada siklus I

yaitu pemilihan kelompok yang tidak tepat, maka untuk pertemuan kali ini guru

membagi kelompok dengan memilih sesuai dengan memilih sesuai dengan

kemampuan siswa, sehingga pembagian kelompok menjadi homogen. Kelompok

dibagi menjadi 4 kelompok, satu kelompok terdiri 6 sampai 7 siswa. Setelah

membentuk kelompok guru menjelaskan tata cara kerja dalam kerja kelompok.

Ketika masuk kegiatan inti, guru memberikan suatu permasalahan berupa sebuah

kasus. Setiap siswa mendapatkan teks kasus tersebut.

Sebelum membahas kasus tersebut, terlebih dahulu siswa membaca teks

tersebut secara estafet sehingga semua siswa fokus dan tidak ada yang bercanda

maupun mengobrol dengan temannya. Ada 10 siswa yang membaca dengan

pengulangan sebanyak 3 (tiga) kali. Setelah semua memahami kasus guru

memberikan pertanyaan mengenai sikap yang terlihat dari kasus tersebut daan

sikap yang tepat. Dalam proses tanya jawab tersebut terlihat hampir semua siswa

mengancungkan tangannya untuk menjawab dan mengeluarkan pendapatnya.

Kemudian guru melihat daftar hadir siswa untuk memilih siswa yang belum sama

sekali mendapat kesempatan. Ada 10(sepuluh) orang yang diberikan kesempatan

menjawab dan menegluarkan pendapatnya, selanjutnya guru menjelaskan tentang

teks budaya.

Guru mengajukan pertanyaan “jadi pengertian tentang budaya ialah”, kita

sudah mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke berapa”. Semua

siswa menjawab secara bersama-sama “sila ke empat”. “apa bunyi sila ke empat?”

tanya bu guru. “kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam

permusyarwatan dan perwakilan”. Jawab siswa serentak. “sampai sini ada

pertanyaan,? Lanjut bu guru. “tidak ada”, Jawab siswa. Setelah membahas suatu

kasus dan memberikan penjelasan, siswa mendemonstrasikan organisasi siswa

untuk membuat peraturan dikelas dengan cara pengambilan keputusan yang

berbeda-beda. Setiap kelompok harus memilih tiga (tiga) orang temannya untuk

dijadikan ketua, sekretaris dan juru bicara.

Selama siswa mengerjakan tugas guru berkeliling mengawasi jalannya

proses kerja kelompok. Terlihat dalam proses kerja kelompok semua anggota

kelompok sudah ikut andil atau mau berpendapat untuk meyelesaikan tugas

kelompok tersebut. Selama 20 (dua puluh) siswa berdiskusi, kemudian dilanjutkan

dengan membacakan hasil laporan kerja kelompok. Setiap kelompok memberikan

suaranya untuk memberikan hasil keputusan bersama. Setelah semua kelompok

membacakan hasil kerja kelompoknya, siswa mendapatkan produk berupa sebuah

peraturan yang telah disepakati bersama diantaranya yaitu (1) tidak boleh

bertengkar dikelas maupun disekolah, (2) tidak boleh berkata-kata kasar, (3) tidak

boleh membuang sampah sembarangan, (4) tidak boleh bercanda atau mengobrol

Page 56: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

41

ketika proses pembelajaran berlangsung. Apabila melanggar peraturan yang telah

disepakati maka akan dikenakan sanksi

Kemudian pelajaran di akhiri dengan menyimpulkan bersama-sama

tentang materi budaya. Kemudian guru memberikan apresiasi bagi siswa dan

kelompok yang aktif dalam proses pembelajaran dan memberikan motifasi bagi

siswa yang belum aktif. Selanjutnya pelajaran di tutup dengan mengucapkan

hamdallah dan mengucapkan salam.

1) Pertemuan ke dua (18 Maret 2020)

Pada pertemuan ke dua (2) di siklus II pembelajaran Pkn masih membahas

tentang materi budaya. Pembelajaran dimulai dengan salam pembuka dan

membaca basmallah, guru menanyakan kesiapan belajar siswa dan mengecek

kehadiran siswa dengan mengabsen satu persatu, pada hari ini ada satu, siswa

yang tidak hadir dikarenakan sakit, kemudian guru mengkondisikan agar aktif dan

semangat pada saat proses pembelajaran Pkn berlangsung dan memberikan ice

breaking. Selanjutnya guru menyebutkan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu

menyebutkan contoh-contoh budaya yang ada di setiap daerah, manfaat budaya,

ciri-ciri budaya dan fungsi budaya karena guru akan melakukan kuis secara lisan

untuk menilai sejauh mana keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn.

Sebelum memulai kuis, guru mengulas kembali materi-materi sebelumnya

pada pertemuan sebelumnya siswa diberikan tugas untuk menjelaskan pengertian

tentang budaya. Pembelajaran dilanjtkan dengan kuis untuk mengetahui keaktifan

belajar siswa. Guru meminta bantuan pada observes yaitu guru kelas untuk

mengamati siapa siswa yang cepat mengacungkan tangannya. Kuis ini dibagikan

menjadi dua(2) bagian.

Bagian pertama setiap siswa diberikan satu pertanyaan dan yang lain

memperhatikan, karena apabila siswa tersebut tidak bisa menjawab maka soal

akan diperebutkan. Bagian kedua soal rebutan siapa yang lebih cepat

mengacungkan tangannya maka siswa tersebut yang menjawab. Pada proses kuis

ini terlihat siswa sangat berantusias untuk mengikutinya. Hal ini pun terlihat

banyak siswa yang mengacungkan tangannya dengan mengucapkan “saya

bu....saya bu”?. setelah selesai pemenang kuis tersebut mendapatkan

hadiah.pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan bersama-sama tentang semua

materi yang telah dibahas pada semester II ini. Kemudian guru memberikan

apresiasi bagi siswa dan kelompok yang telah berperan aktif dalam proses

pembelajaran Pkn selama ini. Selanjutnya pembelajaran di tutup dengan

mengucapkan hamdallah dan salam.

Page 57: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

42

c. Tahap Observasi

Tahap observasi pada siklus II ini sama seperti siklus I yaitu dilaksanakan

pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan yang melakukan pengamatan

adalah peneliti dan observer. Berdasarkan hasil pengamatan diharapkan keaktifan

belajar dalam pembelajaran Pkn meningkat. Setelah dilaksanakannya kuis diakhir

siklus II hasil keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Pkn sudah mencapai

hasil interventasi tindakan yang diharapkan yaitu siswa yang aktif mencapai >

80% dari jumlah siswa yang ada di dalam kelas.

d. Tahap Refleksi

Berdasrkan pada pengamatan siklus II, diperoleh deskripsi bahwa

pembelajaran dimulai dengan menggunakan model kooperatif jigsaw sangat

memberikan efek positif terhadap siswa, sehingga siswa begitu semangat dan aktif

selama proses pembelajaran Pkn berlangsung, serta timbulnya sikap kebersamaan,

tanggung jawab, dan jauh lebih kompak. Hasil keaktifan belajar siswa pada siklus

II sudah menunjukan peningkatan dibandingkan pada siklus I dengan penerapan

model kooperatif jigsaw, sehingga sesuai dengan tujuan yang diharaapkan yaitu

meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Pkn.

e. Analisis Data

Tahap analiis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang diperoleh

dari berbagai siklus, diantaranya sebagai berikut.

Skor Kategori

3 Baik

2 Cukup

1 Kurang

Tabel 3.3 Klasifikasi Keaktifan Belajar Siswa

Analisis data keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Pkn

menggunakan format observasi. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan

ketika proses belajar mengajar berlangsung. Data yang diperoleh dari observasi

merupakan data kualitatif dan dikonversi ke dalam bentuk penskoran kuantitatif

berdasarkan jumlah siswa yang memunculkan tiap indikator. Pada pengolahan

data ini digunakan rumus:

Page 58: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

43

Adapun Kriteria Pengujian:

80 – 100 = Baik

60 – 79 = Cukup

< 60 = Kurang

1. Lembar Observasi

a) Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Guru

Lembar kegiatan guru diberikan kepada observer setiap siklusnya, yaitu

siklus I dan siklus II. Berikut ini adalah tabel kegiatan belajar mengajar guru

siklus I dan II dapat dilihat sebagai berikut:

No Aspek yang Diamati Siklus I Siklus 2

Pert 1 Pert 2 Pert

1

Pert

2

I Kegiatan Pendahuluan

1. Mengondisikan kelas. 1 2 2 3

2. Memberikan apersepsi dan motivasi. 2 2 2 2

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2 2 2 3

4. Menyampaikan langkah-langkah

pembelajaran PKn dengan

menggunakan metode kerja kelompok.

2

2

3

2

II Kegiatan Inti

1. Menjelasan secara umum topik yang

akan dibahas 2 2 3 3

2. Mengajukan pertanyaan terkait materi 2 3 3 3

3. Membagi siswa ke dalam beberapa

kelompok. 3 3 3 3

4. Memfasilitasi dan memberikan

kesempatan setiap kelompok

untuk

berfikir dan menganalisis tugas

1

3

3

3

Page 59: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

44

Keterangan Cukup Baik

Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Guru

Dari tabel 4.2 terlihat peningkatan dari setiap pertemuan pada setiap

siklusnya. Pada siklus I pertemuan pertama diperoleh persentase sebesar 60,41%

dan pertemuan kedua sebesar 83.33%, sehingga menghasilkan rata-rata persentase

kegiatan belajar mengajar guru sebesar 71,85% dengan kategori cukup baik.

Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama diperoleh persentase sebesar 89,58%

5. Membimbing dan mengawasi siswa

berdiskusi dan mengerjakan tugas

secara

berkelompok.

2

3

3

3

6. Memberikan kesampatan siswa untuk

bertanya, menjawab dan

memberikan pendapat atau

tanggapan.

2

2

3

3

7. Memberikan respon terhadap pertanyaan,

jawaban atau tanggapan siswa.

2 2 3 3

8. Memotivasi siswa untuk bertanya,

menjawab, atau berpendapat. 1 2 2 3

9. Memberikan kesempatan siswa untuk

mempresentasikan hasil kerja

kelompok.

3 3 3 3

10. Mengevaluasi hasil kerja kelompok

siswa. 1 2 3 3

III Kegiatan Penutup

1. Melakukan konfirmasi 1 2 3 3

2. Memberikan kesimpulan dan tindak

Lanjut 2 3 2 3

Jumlah Skor 29 40 43 46

Persentase Nilai (Jumlah Skor/Skor Maksimum)

x 100%

60,41

%

83,33

%

89,58% 95,83%

Rata-rata 71,85% 92,71%

Page 60: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

45

dan pertemuan kedua sebesar 95,83% sehingga menhasilkan rata-rata 92,71%

dengan kategori baik. Jadi dapat dikatakan bahwa kegiatan mengajar guru dari

siklus I ke siklus II meningkat dari kategori cukup menjadi baik.

b) Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa

Adapun hasil pengamatan penerapan metode kerja model kooperatif

jigsaw pada kegiatan belajar siswa melalui lembar observasi terkait dengan

penerapan sesuai dengan perencanaan dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut:

NO Aspek yang Diamati Siklus I Siklus II

Pert

1

Pert

2

Pert

1

Pert

2

I Kegiatan Pendahuluan

1. Mematuhi guru dalam mengondisikan

kelas. 1 2 2 3

2. Menanggapi apersepsi dan motivasi

yang

diberikan guru.

2 2 2 2

3. Menyimak tujuan pembelajaran yang

disampaikan guru. 2 2 2 3

4. Menyimak langkah-langkah pembelajaran

PKn dengan menggunakan metode

kerja

2 2 3 3

kelompok yang disampaikan guru.

II Kegiatan Inti

1. Menyimak penjelasan secara umum

topik

yang akan dibahas oleh guru.

2 2 3 3

2. Menjawab pertanyaan terkait materi yang

berikan guru.

2 2 2 3

3. Saling berbagi dan bekerja sama antar

siswa dalam kelompok. 1 2 2 3

Page 61: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

46

4. Setiap kelompok berfikir dan

menganalisis tugas. 3 3 2 3

5. Siswa berdiskusi dan mengerjakan tugas

secara berkelompok.

3 3 3 3

6. Siswa bertanya, menjawab dan

memberikan pendapat atau tanggapan. 1 2 2 3

7. Menyimak respon yang diberikan guru

atas pertanyaan, jawaban atau

tanggapan siswa.

2

2

3

3

8. Termotivasi untuk bertanya, menjawab,

atau berpendapat. 1 2 2 2

9. Siswa mempresentasikan hasil kerja

kelompok. 3 3 3 3

10. Menyimak evaluasi hasil kerja kelompok

siswa yang disampaikan guru.

2 2 3 3

III PENUTUP

1. Menyimak klasifikasi dan penjelasan

guru. 2 2 3 3

2. Memberikan kesimpulan materi yang

sudah dipelajari. 2 2 2 3

Jumlah Skor 31 35 39 46

Persentase Nilai (Jumlah Skor/Skor Maksimum)

x 100%

64,58

%

72,91

%

81,25

%

95,83

%

Rata-rata 68,75% 88,54%

Keterangan Cukup Bai

k

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa

Jumlah Skor 31 35 39 46

Page 62: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

47

Dari tabel 4.3 terlihat peningkatan dari setiap pertemuan pada setiap

siklusnya. Pada siklus I pertama diperoleh presentase sebesar 64,58% dan

pertemuan kedua sebesar 72,75% sehingga menhasilkan rata_rata 68,75% dengan

kategori cukup baik. Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama diperoleh

persentase sebesar 81,25% dan pertemuan kedua sebesar 95,83% sehingga

menghasilkan rata-rata 88,54% dengan kategori baik. Jadi dapat dikatakan bahwa

kegiatan belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat dari kategori cukup

menjadi baik.

c. Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa

1) Siklus I

Adapun hasil pengamatan Keaktifan belajar siswa dengan penerapan

model kooperatif jigsaw pada siklus I melalui lembar observasi terkait dengan

indikator keaktifan belajar sesuai dengan perencanaan dapat dilihat dalam Tabel

4.4 sebagai berikut:

Subjek Penilaian

Jumlah Persentase Keterangan Pert 1 Pert 2

S 1 22 27 49 51,41% kurang

S 2 25 28 53 53,20% Kurang

S 3 21 23 44 45,83% kurang

S 4 22 25 47 48,95% Kurang

S 5 23 28 51 53,12% Kurang

S 6 23 28 51 53,12% Kurang

S 7 21 25 46 47,91% Kurang

S 8 27 33 60 62,5% Cukup

S 9 23 25 48 50,00% Kurang

S 10 33 37 70 72,91% Cukup

S 11 33 33 66 68,75% Cukup

S 12 27 33 60 62,5% Cukup

S 13 20 25 45 46,87% Kurang

S 14 35 39 74 77,83% Cukup

S 15 23 25 48 50,00% Kurang

S 16 20 22 42 43,75% Kurang

S 17 22 26 48 50,00% Kurang

S 18 20 26 46 47,91% Kurang

S 19 30 34 64 66,66% Cukup

S 20 23 24 47 48,95% Kurang

S 21 35 39 74 77,83% Cukup

Page 63: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

48

S 22 20 25 45 46,87% Kurang

S 23 20 23 43 44,79% Kurang

S 24 35 39 74 77,83% Cukup

S 25 33 34 67 69,79% Cukup

S 26 32 39 71 73,95% Cukup

S 27 34 41 75 78,12 cukup

S 28 33 37 70 72,91% Cukup

S 29 28 29 57 59,37% Kurang

S 30 28 33 61 63,54% Cukup

Jumlah 1637

Rata-rata 64,77%

Tabel 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus I

Berdasarkan Tabel 4.4 hasil keseluruhan observasi keaktifan belajar siswa

dalam pembelajaran Pkn menggunakan model Kooperatif Jigsaw pada siklus I

diatas diperoleh data sebagai berikut :

Keaktifan

Belajar Siswa Frekuensi Jumlah Persentase

Aktif 5 30

16,66%

Cukup Aktif 12 40,00%

Kurang Aktif 13 43,33%

Tabel 4.5 Hasil Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus I

Di lihat dari tabel 4.5 hasil keaktifan belajar siswa secara keseluruhan pada

siklus I terlihat bahwa hanya 5 (lima) orang siswa yang baru aktif (16,66%), 12

0dua belas) orang siswa yang cukup aktif (40,00%), dan 13 (tiga belas) orang

siswa yang kurang aktif (43,33%). Dengan rata-rata persentase keaktifan belajar

siswa (64,77%) dengan kategori cukup. Jadi dapat dikatakan bahwa penerapan

model kooperatif jigsaw pada pembelajaran Pkn siklus I masih kurang berhasil,

karena tidak sesuai dengan hasil intervensi tindakan yang diharapkan yaitu siswa

yang aktif harus dalam kategori baik atau aktif dengan lebih besar atau sama

dengan 80% dari jumlah siswa dikelas. Maka dari itu peneliti memandang perlu

untuk melanjutkan ke pelaksanaan siklus II.

2) Siklus II

Page 64: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

49

Pada siklus I Keaktifan belajar siswa tidak sesuai dengan hasil intervensi

tindakan yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti melakukan kegiatan siklus II,

berikut hasil observasi keaktifan belajar siswa pada siklus II

Subjek Penilaian

Jumlah Persentase Keterangan Pert 1 Pert 2

S 1 37 40 77 80,20% Baik

S 2 44 45 89 92,70% Baik

S 3 34 45 79 82,29% Baik

S 4 33 40 73 76,41% Baik

S 5 44 45 89 92,70% Baik

S 6 36 39 75 78,12% Baik

S 7 43 46 89 92,70% Baik

S 8 41 45 86 89,58% Baik

S 9 37 39 76 79,16% Cukup

S 10 42 45 87 90,62% Baik

S 11 42 43 85 88,54% Baik

S 12 40 42 82 85,41% Baik

S 13 37 45 82 85,41% Baik

S 14 43 46 89 92,70% Baik

S 15 37 39 76 79,16% Cukup

S 16 42 46 88 91,66% Baik

S 17 42 45 87 90,62% Baik

S 18 41 44 85 88,54% Baik

S 19 42 45 87 90,62% Baik

S 20 41 44 85 88,54% Baik

S 21 42 45 87 90.62% Baik

S 22 40 44 84 87,5% Baik

S 23 34 40 74 77,83% Cukup

S 24 27 30 57 59,37% Kurang

Page 65: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

50

S 25 25 30 55 57,29% Kurang

S 26 31 36 67 69,79% Cukup

S 27 42 43 85 88,54% Baik

S 28 40 43 83 86,45% Baik

S 29 40 44 84 87,5% Baik

S 30 41 46 87 90,62% Baik

Jumlah 2744

Rata-rata 86,92% Baik

Tabel 4.6 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus II

Berdasarkan tabel 4.6 hasil keseluruhan observasi keaktifan belajar siswa dalam

pembelajaran Pkn menggunakan model kooperatif jigsaw pada siklus II diatas

diperoleh data sebagai berikut :

Keaktifan

Belajar Siswa Frekuensi Jumlah Persentase

Aktif 24 30

80,00%

Cukup Aktif 4 13,33%

Kurang Aktif 2 6,66%

Tabel 4.6 Hasil Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus II

Dilihat dari tabel 4.6 hasil keaktifan belajar siswa secara keseluruhan pada

siklus II terlihat bahwa hanya 24 (dua puluh empat) orang siswa yang aktif

(80,00%), 4(empat) orang siswa yang cukup aktif (13,33%), 2(dua) orang siswa

yang kurang aktif. Dengan hasil rata-rata persentase sebesar 86,92%. Jadi dapat

dikatakan bahwa penerapan model kooperatif jigsaw pada pembelajaran Siklus II

sudah dikatakan berhasil, karena sesuai dengan hasil intervensi tindakan yang

diharapakan yaitu siswa yang aktif harus dikatakan baik atau aktif dengan lebih

besar atau sama dengan 80% dari jumlah siswa di dalam kelas. Pada siklus II

siswa aktif dan dalam kategori baik ada 24 (dua puluh empat) orang siswa dengan

persentase sebesat 80.00%.

d. Pembahasan

Dari penelitian tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti dikelas 4 SDN

06 Bogar Kota Palopo dengan menggunakan model kooperatif jigsaw dapat

dilihat adanya perbedaan hasil rata-rata kegiatan proses belajar mengajar dan

keaktifan belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Hasil rata-rata persentase

persentase kegiatan belajar mengajar guru pada siklus I 64,77% dengan kategori

Page 66: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

51

cukup. Sedangkan pada siklus II menghasilkan rata-rata persentase kegiatan

mengajar guru sebesar 86,92% dengan kategori baik. Kemudian keaktifan siswa

yang mengalami peningkatan yang semula pada silus I terdapat siswa yang aktif

atau dalam kategori baik sebanyak 5(lima) orang siswa yang aktif 16,66% siswa

yang cukup aktif 12(dua belas) 40,00% dan 13(tiga belas) siswa yang kurang aktif

43,33%. Dengan rata-rata keaktifan belajar siswa sebesar 64,77% dalam kategori

cukup. Pada siklus II keaktifan belajar siswa meningkatnya dengan terdapatnya

siswa yang aktif sebesar 24(dua piluh empat) orang siswa yang aktif dengan

persentase 80,00%, dan siswa yang cukup aktif ada sebesar 4(empat) dengan

persentase 13,33% dan siswa yang kurang aktif ada 2(dua) dengan persentase

6,66%. Dengan rata-rata keaktifan belajar siswa 86,92% dalam kategori baik. Dan

sebelum itu terdapat permasalahan pada siklus I sebagai berikut;

1) Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompoknya karena

saling mengandalkan teman yang lain

2) Masih ada siswa yang kurang percaya diri dalam mengajukan pendapat

atau pertanyaan karena takut salah

3) Tidak meratanya siswa yang diberikan kesempatan untuk berpendapat,

bertanya, dan menjawab

Pada awal pertemuan guru menjelaskan materi pembelajaran dan langkah-

langkah dalam melaksanakan model kooperatif jigsaw, pada awal pembelajaran

siswa mengalami kesulitan dalam melaksnakan model kooperatif jigsaw, hal ini

terjadi karena adanya perubahan kondisi belajar di dalam ruang kelas yang

berbeda dengan suasananaya belajar biasanya. Pada saat pembentukan kelompok

terlihat sangat pilih-pilih dalam menentukan anggota sehingga suasana menjadi

berisik. Pada saat proses kerja kelompok pun terlihat siswa yang pintar

mendominasi kegiatan pembelajaran. Bebarapa siswa yang sudah selesai

mengerjakan tugas yang diberikan selalu mengganggu temannya yang belum

selesai. Siswa yang aktif bercanda dikelas mengambil kesempatan untuk bercanda

dengan teman sekelompoknya, sehingga suasana belajar pada siklus I terkesan

gaduh dan ribut. Jumlah siswa yang mendapatkan hasil keaktifan belajar yang

baik hanya 5(lima) orang siswa yang aktif dengan persentase 16,66% siswa yang

cukup aktif 12(dua belas) dengan persentase 40,00% dan 13(tiga belas) siswa

yang kurang aktif dengan persentase 43,33%.

Masih banyaknya hasil keaktifan siswa yang tidak sesuai dengan hasil

intervensi tindakan yang diharapkan yaitu siswa yang aktif harus dalam kategori

baik atau aktif dengan lebih besar atau sama dengan 80% pada siklus I ini,

disebabkan siswa masih malu-malu atau belum berani atau belum terbiasa dengan

model kooperatif jigsaw. Selanjutnya, kegiatan pembelajaran PKn dengan

menggunakan metode kooperattif jigsaw yang dilakukan oleh guru dan siswa,

serta dilakukannya observasi kegiatan pembelajaran dan observasi keaktifan

Page 67: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

52

belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi siswa terlihat lebih aktif dan

merasa senang karena dilibatkan dalam proses pembelajaran. Sebelumnya siswa

tergolong pasif dan terlihat bosan dalam kegiatan pembelajaran, meskipun ada

beberapa siswa terlihat aktif bertanya dan menanggapi pertanyaan guru.

Sehingga kegiatan tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Abu

Ahmadi dan Joko Tri Prasetya bahwa “ manfaat dari model kooperatif jigsaw

diantaranya adalah (1) Dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi

berfikir kritis dan analisis siswa secara optimal, (2) Melatih siswa aktif, kreaktif

dan aktif dalam menghadapi setiap permaslahan, (3) Mendorong tumbuhnya sikap

tenggang rasa mau mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain, (4)

Mendorong tumbuhnya sikap demonstrasi dikatakan siswa, (5) Melatih sisw untuk

meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat secara objektif, rasional dan

sistematis dan beragumentasi guna menemukan suatu kebenaran dalam kerja sama

antar anggota kelompok, (6) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan

pendapat siswa secara terbuka, (7) Melatih siswa untuk dapat mandiri dalam

menghadapi setiap masalah, (8) Melatih kepemimpinan siswa, (9) Memperluas

wawasan siswa melalui kegiatan saling tukar informasi, pendapat, dan

pengalaman antar mereka, (10) Merupakan wadah yang efektif untuk kegiatan

belajar mengajar. Dari proses belajar menggunakan model kooperatif jigsaw siswa

bisa belajar secara bersama-sama dan mampu memecahkan secara bersama-sama

demi tercapainya tujuan pembelajaran. Hal itu senada dengan yang dikatakan

Zulfianai bahwa “ Model kooperatif jigsaw adalah metode mengajar yang

menyampaikan bahan ajar dengan cara membentuk kelompok belajar. Tidak

semua kelompok pasti kelompok belajar, karena sebuah kelompok baru disebut

kelompok belajar jika anggotanya merupakan siswa yang secara bersama-sama

mengerjakan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran

yang sudah ditetapkan.

Setelah melakukan tindakan siklus I dan hasilnya masih kurang sesuai

dengan hasil interventasi tindakan yang diharapkan, maka peneliti melanjutkan

tindakan pada siklus II. Maka pada siklus II guru lebih aktif dalam menguasai

kelas dan mampu menarik perhatian siswa dan pada siklus II ini keaktifan belajar

siswa pada pembelajaran PKn meningkat. Siswa yang aktif sebesar 24(dua puluh

empat) orang 80,00% siswa yang cukup aktif ada 4(empat) orang 13,33% dan

siswa yang kurang aktif ada 2 (dua) orang 6,66%. Hasil persentase rata-rata

keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn pada siklus II ini sebesar 86,92%

dengan dikategorikan baik. Keaktifan dikategorikan baik sesuai dengan kriteria

keaktifan belajar yang dikatakan Paul B. Diedrich yaitu kegiatan belajar siswa

dibagi menjadi 8 kelompok sebagai berikut:

1. Visual Activities (kegiatan-kegiatan visual) seperti membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi percobaan, pekerjaan orang lain

Page 68: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

53

2. Oral Activities (kegiatan-kegiatan lisan) seperti menyatakan, merumuskan,

bertanya, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi,

dan interupsi

3. Lintening Activities (kegiatan-kegiatan mendengar) seperti mendengarkan

uraian, percakapan, diskusi, musik dan sebagainya

4. Writting Activities (kegiatan-kegiatan menulis) seperti menulis cerita,

karangan, laporan, menyalin dan sebagainya

5. Drawing Activities (kegiatan-kegiatan menggambar) seperti menggambar,

membuat peta, diagram, dan sebagainya

6. Motor Activities (kegiatan-kegiatan motorik) seperti melakukan percobaan

membuat media pembelajaran, bermain, berkebun, beternak

7. Mental Activities (kegiatan-kegiatan mental) seperti menanggapi,

mengingat, memecahkan masalah atau soal, menganalisis, mengambil

keputusan

8. Emotional Activities (kegiatan-kegiatan emosional) seperti menaruh minat,

merasa bosan, gembira, berani, gugup dan sebagainya.

Berdasarkan data-data hasil pengamatan menunjukan bahwa penerapan

model kooperatif jigsaw pada pembelajaran Pkn dapat meningkatkan keaktifan

belajar siswa. Jadi dapat dikatakan bahwa penerapan model kooperatif jigsaw

pada pemmbelajaran Pkn siklus II sudah dikatakan berhasil, karena sesuai hasil

dengan hasil interventasi tindakan yang diharapkan yaitu siswa yang aktif harus

dalam kategori baik atau aktif dengan lebih besar atau sama dengan 80% dari

jumlah siswa dalam kelas.

Dari penjelasan-penjelasan diatas, menunjukan bahwa pembelajaran Pkn

dengan menggunakan model kooperatif jigsaw memberikan peluang besar kepada

siswa untuk berperan aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal

tersebut dengan Masitoh dan Laksmi Dewi yang mengatakan alasan mengapa

guru memilih kooperatif jigsaw sebagai metode pembelajaran karena: (1) Kerja

kelompok dapat mengembangkan perilaku gotong royong dan demokratis, (2)

Kerja kelompok dapat memacu siswa aktif belajar:, dan (3) Kerja kelompok tidak

membosankan siswa melakukan kegiatan belajar di luar kelas bahkan di luar

sekolah yang bervariasi, seperti observasi, wawancara, cari buku diperpustakaan

umum dan sebagainya.

Page 69: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis terhadap data hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa

penerapan model kooperatif jigsaw pada pembelajaran Pkn dapat meningkatkan

keaktifan belajar siswa kelas IV SDN 06 Bogar Kota Palopo. Hal ini dapat terlihat

dari keaktifan siswa yang mengalami peningkatan yang semula pada siklus I

terdapat siswa yang aktif atau dalam kategori baik sebanyak 5 orang (16,66%)

siswa yang cukup aktif 12 orang dengan persentase (40,00%) dan siswa yang

kurang aktif 13 orang dengan persentase (43,33%). Dengan rata-rata keaktifan

belajar siswa sebesar 64,77%.

Pada siklus II keaktifan belajar siswa meningkat dengan terdapatnya siswa

yang aktif sebesar 24 (dua puluh empat) orang dengan persentase 80,00%, dan

siswa yang cukup aktif ada 4 (empat) dengan persentase 13,33% dan siswa yang

kurang aktif ada 2(dua) siswa dengan persentase 6,66%. Hasil persentase rata-rata

keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Pkn pada siklus II ini sebesar 86,92%

dengan dikategorikan baik. Dari hasil yang di dapat terlihat perbedaan dan

peningkatan keaktifan belajar siswa dalam sebelum menggunakan model

kooperatif jigsaw dan sesudah menggunakan model kooperatif jigsaw.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan sebagai berikut;

1. Dalam pembentukan kelompok belajar tidak mudah dilakukan, oleh

karena itu guru harus mengetahui karakteristik dan kemampuan siswa

sehingga pembagian kelompok belajar menjadi homogen

2. Dengan menggunakan model kooperatif jigsaw, membutuhkan waktu yang

lama, maka dari itu guru harus menyiapkan perencanaan yang matang

seperti membuat RPP dan menyiapkan media yang akan di gunakan.

3. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif

jigsaw terkadang terdapat anggota kelompok bersifat pasif yang

merugikan kinerja kelompok, oleh karena itu guru harus memberikan

penghargaan untuk setiap kelompok yang terbaik dan memberikan

penilaian keaktifan belajar siswa bagi setiap individu.

Page 70: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

55

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Sari. 2013. Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Melalui

Cooperative Learning Jigsaw Pada Mapel IPS Kelas VIII SMP Negri 1

Puring Kab. Kebumen. Purworejo: Universitas Muhamadiyah.

Arifin, Z. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: BSNP.

Darmadi, Hamid. 2010. Pengantar Pendidikan Kewarganaegaraan. Bandung:

Alfabeta.

Departemen Pendikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Gramedia.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Dimyati

dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan

Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.

Harmianto, dkk. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.

Bandung: Alfabeta.

Indratno, Ferry T. 2009. Ayo Belajar PKn 5. Yogyakarta: Kanisius

Jihad dan Haris. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multipresindo.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kusumah dan Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

PT Indeks.

Page 71: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

56

Lie, Anita. 2007. Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di

Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Margono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Masidjo, Ign. 2006. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius.

Masriyah, Siti. 2012. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Pelajaran IPA.

Cirebon: Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattulah.

Mulyasa, E. 2006. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Pardjono, dkk. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Laporan Penelitian;

UNY.

Purnomo, Puji. 2006. Model Pembelajaran Tematik Sekolah Awal SD. Pusat

Bahan Penelitian Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahayu, Setyo Dwi. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar PKn bagi Siswa Kelas IV SDN Pisang

Kabupaten Nganjuk. Surabaya: Universitas Muhamadiyah.

Rosdijati, dkk. 2010. Panduan PAKEM IPS SD. Jakarta: Erlangga.

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Pengembangan Profesionalisme

Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Page 72: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

57

Solihatin, Etin 2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Remaja

Rosdakarya.

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyanto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka

Metode Penelitian

Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2011. MetodePenelitian Kombinasi (Mixed Methods).

Bandung:Alfabeta.

Suparno, P. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:

Kanisius.

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Tim Penyusun KTSP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk

satuan pendidikan dasar SD/MI semester I dan II. Jakarta: BP Cipta

Jaya.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: konsep,

landasan, dan implemnetasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Pernada Media Group.

Uno dan Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran

aktif, inovatif, Lingkungan, Kreatif, Afektif, Menarik. Jakarta: Bumi

Aksara.

Utami, Cicilia Yuli. 2010. Peningkatan Keaktifan Siswa Kelas IVA Dalam

Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Teknik Jigsaw di Sd Negeri Ringianom 2 Kecamatan

Tempuran Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Page 73: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

58

Utami, Dwi Tyas. 2010 Panduan PAKEM PKn dengan Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan. Jakarta: Erlangga.

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 74: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

59

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN 6 BOGAR PALOPO

Kelas / Semester : IV / 2

Tema 7 : Indahnya Keragaman di Negeriku

Sub Tema 1 : Keragaman Suku Bangsa dan Agama di

Negeriku

Pembelajaran : 2

Alokasi Waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang

dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati

(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan

dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,

sekolah, dan tempat bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,

dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan

peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

Kompetensi Dasar ( KD ) Indikator Pencapaian Kompetensi (

IPK )

PKN

3.7 Menggali pengetahuan baru yang

❖ Menemukan informasi tentang

Page 75: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

60

terdapat pada teks.

4.7 Menyampaikan pengetahuan baru

dari teks nonfiksi ke dalam tulisan

dengan bahasa sendiri.

suku bangsa di Indonesia.

❖ Menyebutkan informasi baru

mengenai suku bangsa di

Indonesia.

❖ Menuliskan kata sulit dalam

bacaan dan mampu

menjelaskan artinya dengan

tepat.

❖ Menjelaskan dan menuliskan

pokok pikiran setiap paragraf

dalam bacaan dengan benar.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mencermati teks bacaan yang disajikan, siswa mampu

menemukan informasi tentang suku bangsa di Indonesia dengan benar.

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Aloka

s

i

Wakt

u

Pendahuluan ▪ Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa

berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-

masing.

▪ Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar

kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi

dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan

pembelajaran.

▪ Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu

tentang ”Indahnya Keragaman di Negeriku”.

▪ Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi

kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,

mengomunikasikan dan menyimpulkan.

10

menit

Inti ▪ Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok 5-6

kelompok masing-masing siswa dalam tiap kelompok

diberi bagian materi yang dilainkan

▪ Masing-masing siswa dalam tiap kelompok diberi

bagian materi yang ditugaskan dan anggota dari

kelompok lain yang telah mempelajari sub bagian

yang sama berkumpul dalam setiap kelompok baru

yang disini yang disebut sebagai kelompok ahliuntuk

15

menit

Page 76: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

61

2. Setelah membaca teks, siswa mampu menyebutkan informasi baru

mengenai suku bangsa di Indonesia dengan tepat.

3. Setelah berdiskusi, siswa mampu menuliskan kata sulit dalam bacaan

dan mampu menjelaskan artinya dengan tepat.

4. Setelah berdiskusi, siswa mampu menjelaskan dan menuliskan pokok

pikiran setiap paragraf dalam bacaan dengan benar.

5. Setelah melakukan percobaan, siswa mampu menjelaskan pengertian

gaya dengan tepat.

6. Setelah melakukan pengamatan dan diskusi, siswa mampu menjelaskan

pengertian gaya otot dan pengaruhnya terhadap benda dengan tepat.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya Keragaman di Negeriku Kelas 4

(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).

Buku Siswa Tema : Indahnya Keragaman di Negeriku Kelas 4 (Buku

Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan, 2017).

mendiskusikan sub bab mereka.

▪ Setelah itu setiap anggota dari kelompok ahli selesai

mendiskusikan sub bab bagian mereka maka masing-

masing anggota dari kelompok ahli kembali ke dalam

kelompok asli dan secara bergantian mengajar teman

dalam satu kelompok mengenai sub bab yang telah

dikuasai sedangkan anggota lainnya mendengarkan

penjelasan yang saksama.

▪ Masing-masing kelompok ahli melakukan presentasi

hasil diskusi yang telah dilakukan.

Penutup ▪ Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /

rangkuman hasil belajar selama sehari

▪ Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari

(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)

▪ Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran

yang telah diikuti.

▪ Melakukan penilaian hasil belajar

▪ Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan

keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan

pembelajaran)

15

menit

Page 77: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

62

Buku siswa, buku bacaan tentang suku bangsa di Indonesia,

Palopo, 18 Februari 2020

Mengetahui

Guru kelas IV,

(MUKADDIMAH, S.Pd)

NIP.19700720 201001 2 001

Mahasiswi.

FITRIANI

NIM: 1601414071

LAMPIRAN 1

F. MATERI PEMBELAJARAN

▪ Menemukan informasi tentang suku bangsa yang ada di Indonesia.

▪ Menuliskan kata sulit dalam bentuk tabel dan dapat memahami artinya.

▪ Menyebutkan pokok pikiran dalam setiap paragraf dalam teks bacaan.

G. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan : Saintifik

Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan

dan ceramah

RPP SIKLUS I

Page 78: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

63

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN 6 BOGAR PALOPO

Kelas / Semester : IV / 2

Tema 7 : Indahnya Keragaman di Negeriku

Sub Tema 1 : Keragaman Suku Bangsa dan Agama di

Negeriku

Pembelajaran : 2

Alokasi Waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang

dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati

(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan

dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,

sekolah, dan tempat bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,

dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan

peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

Kompetensi Dasar ( KD ) Indikator Pencapaian Kompetensi (

IPK )

PKN

Page 79: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

64

3.8 Menggali pengetahuan baru yang

terdapat pada teks.

4.8 Menyampaikan pengetahuan baru

dari teks nonfiksi ke dalam tulisan

dengan bahasa sendiri.

❖ Menemukan informasi tentang

pengertian budaya

❖ Menyebutkan contoh budaya

yang ada di daerah yang

diketahui

❖ Menjelaskan dan menuliskan

pokok pikiran setiap paragraf

dalam bacaan dengan benar.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

7. Setelah mencermati teks bacaan yang disajikan, siswa mampu

menemukan informasi tentang suku bangsa di Indonesia dengan benar.

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan ▪ Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa

berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-

masing.

▪ Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar

kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi

dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan

pembelajaran.

▪ Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu

tentang ”Indahnya Keragaman di Negeriku”.

▪ Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi

kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,

mengomunikasikan dan menyimpulkan.

▪ Guru melakukan ice breaking untuk memulai

pembelajaran agar semua siswa semangat dalam

mengikuti pembelajaran

10 menit

Inti ▪ Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok 5-6

kelompok masing-masing siswa dalam tiap kelompok

diberi bagian materi yang dilainkan

▪ Masing-masing siswa dalam tiap kelompok diberi

bagian materi yang ditugaskan dan anggota dari

kelompok lain yang telah mempelajari sub bagian

yang sama berkumpul dalam setiap kelompok baru

yang disini yang disebut sebagai kelompok ahliuntuk

mendiskusikan sub bab mereka.

▪ Setelah itu setiap anggota dari kelompok ahli selesai

15 menit

Page 80: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

65

8. Setelah membaca teks, siswa mampu menyebutkan informasi baru

mengenai kebudayaan yang ada di indonesia

9. Setelah berdiskusi, siswa mampu menuliskan budaya apa saja yang ada

di daerah mereka

10. Setelah berdiskusi, siswa mampu menjelaskan dan menuliskan pokok

pikiran setiap paragraf dalam bacaan dengan benar.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya Keragaman di Negeriku Kelas 4

(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).

Buku Siswa Tema : Indahnya Keragaman di Negeriku Kelas 4 (Buku

Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan, 2017).

Buku siswa, buku bacaan tentang suku bangsa di Indonesia,

Palopo 18 Maret 2020

mendiskusikan sub bab bagian mereka maka masing-

masing anggota dari kelompok ahli kembali ke dalam

kelompok asli dan secara bergantian mengajar teman

dalam satu kelompok mengenai sub bab yang telah

dikuasai sedangkan anggota lainnya mendengarkan

penjelasan yang saksama.

▪ Masing-masing kelompok ahli melakukan presentasi

hasil diskusi yang telah dilakukan.

Penutup ▪ Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /

rangkuman hasil belajar selama sehari

▪ Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari

(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)

▪ Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran

yang telah diikuti.

▪ Melakukan penilaian hasil belajar

▪ Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan

keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan

pembelajaran)

15 menit

Page 81: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

66

Mengetahui

Guru kelas IV,

(MUKADDIMAH, S.Pd)

NIP.19700720 201001 2 001

Mahasiswi.

FITRIANI

NIM: 1601414071

LAMPIRAN 1

F. MATERI PEMBELAJARAN

▪ Menemukan informasi tentang pengertian budaya

▪ Menuliskan paragraf pokok gagasan dan gagasan pendukung

▪ Menyebutkan pokok pikiran dalam setiap paragraf dalam teks bacaan.

G. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan : Saintifik

Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan

dan ceramah

RPP SIKLUS II.

Page 82: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

67

Page 83: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

68

Surat Izin Penelitian Dari Kampus.

Page 84: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

69

Surat Izin Penelitian Dari Sdn 06 Bogar Kota Palopo.

Page 85: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

70

Buku Cetak Pkn.

Page 86: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

71

Materi Siklus I.

Page 87: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

72

Page 88: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

73

Suasana Kelas IV Proses Pembelajaran.

Page 89: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

74

Hasil lembar Siswa.

Page 90: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

75

HASIL SIKLUS I.

Page 91: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

76

Page 92: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

77

Proses Pembelajaran kelompok Mendiskusikan Hasil Tugasnya.

Page 93: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

78

Page 94: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

79

Hasil Tugas Kelompok Siswa.

Page 95: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

80

SIKLUS II

NO Aspek yang Diamati Siklus I Siklus II

Pert

1

Pert 2 Pert

1

Pert

2

I Kegiatan Pendahuluan

1. Mematuhi guru dalam mengondisikan kelas.

2. Menanggapi apersepsi dan motivasi

yang diberikan guru.

3. Menyimak tujuan pembelajaran yang

disampaikan guru.

4. Menyimak langkah-langkah pembelajaran PKn dengan menggunakan metode kerja kelompok yang disampaikan guru

Kegiatan Inti

1. Menyimak penjelasan secara umum

topik yang akan dibahas oleh guru.

2. Menjawab pertanyaan terkait materi yang berikan guru.

3. Saling berbagi dan bekerja sama antar siswa dalam kelompok.

4. Setiap kelompok berfikir dan menganalisis tugas.

5. Siswa berdiskusi dan mengerjakan tugas secara berkelompok.

Page 96: PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI …

81

6. Siswa bertanya, menjawab dan

memberikan pendapat atau

tanggapan.

7. Menyimak respon yang diberikan guru atas pertanyaan, jawaban atau tanggapan siswa.

8. Termotivasi untuk bertanya, menjawab, atau berpendapat.

9. Siswa mempresentasikan hasil kerja

kelompok.

10. Menyimak evaluasi hasil kerja kelompok siswa yang disampaikan guru.

PENUTUP

1. Menyimak klasifikasi dan penjelasan

guru.

2. Memberikan kesimpulan materi yang sudah dipelajari.

Jumlah Skor

Persentase Nilai (Jumlah Skor/Skor Maksimum)

x 100%

Rata-rata

Keterangan

Lembar observasi keaktifan belajar siswa.