7

Click here to load reader

Pengumpulan Data Dan Hasil

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengumpulan Data Dan Hasil

Citation preview

Page 1: Pengumpulan Data Dan Hasil

Pengumpulan DataPenelitian ini merupakan studi prospektif pada wanita berusia 18-40 tahun

dengan paritas atau persalinan per vaginam pertama kali sampai yang ke 3 kalinya

dan dilakukan episiotomi saat persalinan berlangsung antara 20 Februari - 31

Oktober 2013. Peserta pada penelitian ini adalah 144 wanita postpartum yang di pilih

secara acak dan di bagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok

yang menerima intervensi pemberian salep ekstrak kayu manis dan kelompok yang

kedua yang menerima intervensi pemberian salep Plasebo.

Penelitian ini menggunakan cara pengumpulan data dengan cara bagi peserta

yang memenuhi syarat dimintai untuk mengisi lembar persetujuan (Inform consent)

dan mengisi kuesioner yang berisi tentang sosiodemografi dan masalah dalam

reproduksi serta mengikuti proses wawancara. Pemberian salep plasebo maupun

ekstrak kayu manis yang pertama dilakukan ketika peserta sudah selesai dilakukan

tindakan hecting pada luka episiotomi, yaitu 1 jam berikutnya. Peserta juga di berikan

obat-obatan berupa 10 kapsul asam mefenamat (400 mg) dan buku catatan

pemberian salep. Peneliti mengobservasi hasilnya seperti REEDA (Redness,

Edema, Ecchymosis, Discharge, And Approximation) pada luka episiotomi dalam 4

jam postpartum dan 8 jam post partum. Peneliti mengintruksikan peserta untuk

memakai asam mefenamat untuk penghilang rasa nyeri saja. Setelah itu peserta

diminta untuk kembali kerumah sakit 10-11 hari setelah melahirkan untuk pengkajian

ulang.

Normalitas variabel kuantitatif pada masing-masing kelompok dinilai atau di

konfirmasi lagi menggunakan perhitungan nilai skewness dan kurtosis pada SPSS.

Independen T Test atau uji komparatif atau uji beda digunakan untuk perbandingan

antara skor baseline (sebelum intervensi) dengan Model linear umum dan skor

intervensi atau follow up pada klien yang disesuaikan dengan nilai-nilai dasar dan

faktor yang terkait atau berhubungan (seperti dari tingkat rumah sakit dan dari segi

nulliparity / multiparitas). Šidák correction digunakan untuk beberapa perbandingan

dari skor antara masing-masing kelompok. Uji Mann-Whitney digunakan untuk

membandingkan mean komponen REEDA (Redness, Edema, Ecchymosis,

Discharge, And Approximation) dari masing-masing kelompok. Parameter dianalisa

menggunakan SPSS, versi 14.0. Nilai p<0,05 dianggap signifikan.

Page 2: Pengumpulan Data Dan Hasil

Hasil Penelitian

3.1 Perekrutan Peserta dan Follow Up

Rekrutmen peserta dilakukan pada tanggal 20 Februari sampai 31 Oktober 2013 dan follow up peserta yang berakhir pada 11 November 2013. Awalnya sebanyak 233 pasien di rekrut dan di saring menurut kriteria yang di tentukan, dan hasilnya 86 peserta tidak lolos karena tidak memenuhi kriteria. Tiga pasien menolak untuk berpartisipasi karena beban kerja yang tinggi dan ketidakmampuan untuk menggunakan salep secara teratur. Dengan demikian, terdapat 144 peserta dan di bagi menjadi dua kelompok, jadi terdapat 72 peserta dalam setiap kelompok. Follow up rate adalah sebesar 100% setiap 8 jam, dan pada 10-11 hari postpartum adalah sebesar 86% peserta di kelompok kayu manis dan 85% peserta pada kelompok plasebo (Gambar 1).

Gambar 1. Skema Penelitian

3.2 Karakteristik Peserta

Lebih dari setengah wanita yang primipara (60%) di masing-masing kelompok. Setiap kelompok rata-rata sama dalam hal sosio-demografis dan karakteristik reproduksi. Rata-rata (mean) usia peserta adalah (26,4 tahun ± 4,9). Sekitar sepertiga peserta (35%) melaporkan bahwa pendapatan mereka kurang dari cukup. Mayoritas peserta Azari (jamsostek) (89%), ibu rumah tangga (94%), dan tinggal di kota (88%). Rata-rata durasi episiotomi perbaikan sayatan adalah (31,1 menit ± 16,7) di kayu manis kelompok dan (35,6

Page 3: Pengumpulan Data Dan Hasil

menit ± 18,0) pada kelompok plasebo. Berarti interval antara sayatan episiotomi dan mulai perbaikan adalah (15,3 menit ± 6,6) pada kelompok kayu manis dan (17,4 menit ±7.2) pada kelompok plasebo (Tabel 1). Sebagian besar peserta di kedua kelompok menggunakan WC jongkok yaitu pada kelompok kayu manis sebesar (90%) dan pada kelompok plasebo (80%).

3.3 Hasil Primer

Rata-rata (mean) intensitas nyeri pada awal adalah (5.0 ± 1.8) di kelompok kayu manis dan (4,6 ± 2,0) pada kelompok plasebo. Semuanya di follow up dan di nilai sebanyak tiga kali, intensitas nyeri pada kelompok kayu manis secara signifikan lebih rendah daripada kelompok plasebo. Berdasarkan perbedaan skor nyeri (MD) adalah -0,6 (95% confidence interval (CI): -1.0 sampai -0.2) pada (4 jam ± 1), -0,9 (95% CI: -1,4 sampai -0,3) pada (8 jam ± 1) , dan -1,4 (95% CI: -2,0 sampai -0,7) pada 10-11 hari postpartum (Tabel 2). Sesuai hasil tersebut, perbandingan dari pengurangan intensitas nyeri pada (4 jam ± 1), (8 jam ± 1), dan (10-11 hari) postpartum masing - masing adalah 16%, 26%, dan 76% pada kelompok kayu manis dan 2%, 4%, dan 43% pada kelompok plasebo.

Tabel 1. Karakteristik sosiodemografik dan reproduktif dari peserta

Page 4: Pengumpulan Data Dan Hasil

Tabel 2. Perbandingan antara Intensitas nyeri dan penyembuhan luka (REEDA) antara masing-masing kelompok dengan beberapa perbedaan waktu post partum

Berdasarkan skor REEDA adalah (3,4 ± 1,6) pada kelompok kayu manis dan (3,2 ± 1,5) pada kelompok plasebo. Skor dari kelompok kayu manis secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok plasebo pada follow up penilaian kedua yaitu: -0,2 (95% CI: -0,4 sampai -0,04) di (8 jam ± 1) dan -1,6 (95% CI: -2,0 sampai -1,1) Pada 10-11 hari postpartum (Tabel 2). Sesuai hasil tersebut, Penurunan skor REEDA adalah 53% pada kelompok kayu manis dan 6% pada kelompok plasebo pada 10-11 hari postpartum. Dalam uji pengukuran ulang, secara keseluruhan skor intensitas nyeri adalah (-0,9 (95% CI: -1,36 sampai -0,53)), dan untuk skor penyembuhan adalah (-0,9 (95% CI: -0,6 ke -1,16)). Setelah dilakukan intervensi secara signifikan kelompok kayu manis lebih rendah dibandingkan dengan kelompok plasebo (P <0,01) (Gambar 2 dan 3).

Gambar 2. Skor mean intensitas nyeri antara kelompok ekstrak kayu manis dan kelompok plasebo pada beberapa poin waktu yang berbeda

Page 5: Pengumpulan Data Dan Hasil

Gambar 3. Skor mean tingkat penyembuhan luka antara kelompok ekstrak kayu manis dan kelompok plasebo pada beberapa poin waktu yang berbeda

3.4 Hasil sekunderTidak ada perbedaan yang signifikan (P> 0,05) antara kelompok pada skor baseline

(pengukuran awal penelitian) dan (8 jam ± 1) postpartum dalam skor REEDA kecuali penyembuhan luka yaitu (P = 0,02). Selama 10 hari postpartum, perbandingan pada kelompok intervensi kayu manis dengan kelompok plasebo adalah, tidak ada kemerahan (39% vs 15%), tidak ada edema (71% vs 34%), tidak ada ecchymosis (95% vs 82%), tidak ada discharge (13% vs 23%) dan penutupan lengkap (65% vs 39%). skor penyembuhan luka pada kelompok kayu manis itu secara signifikan lebih rendah dibandingkan pada kelompok plasebo pada 4 dari 5 komponen (P <0,01 untuk kemerahan dan edema, P = 0,021 untuk ecchymosis, dan P = 0,003 untuk pendekatan).

Perbedaan antara kelompok secara statistik tidak signifikan (P = 0,1). Namun, pada kelompok plasebo terdapat dua pasien yang mengeluarkan serosanguinus (scored 2) dan dua lainnya mengeluarkan purulen bercampur darah (scored 3). Namun lain halnya dengan kelompok kayu manis yang tidak mengeluarkan serosanguinus, maupun purulen bercampur darah. Karena perbedaan yang signifikan pada skor baseline (pengukuran awal penelitian) antara kelompok di hal penembuhan luka, penelitian ini juga membandingkan skor REEDA pada 10-11 hari (dalam kaitannya dengan baseline), yang juga signifikan lebih baik pada kelompok kayu manis (P = 0,025).

Jumlah asupan asam mefenamat pada 10-11 hari postpartum adalah 4,2 kapsul dalam kelompok kayu manis dan 4.4 kapsul pada kelompok plasebo, dengan tidak ada statistik perbedaan yang signifikan (P = 0,8). Jumlah analgesik lainnya (Diklofenak supositoria, kodein acetaminophen, dan ibuprofen) pada kelompok kayu manis adalah 16 dan di kelompok plasebo adalah 18, dengan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok (P = 0,6). 7 pasien (10%) pada kelompok kayu manis dan 15 (21%) pada kelompok plasebo telah menggunakan betadine untuk mencuci daerah perineum mereka. 46 peserta (74%) pada kelompok kayu manis dan 29 (48%) pada kelompok plasebo

Page 6: Pengumpulan Data Dan Hasil

melaporkan bahwa mereka melakakukan kegiatan seperti biasa setiap hari (seperti pekerjaan rumah tangga, memasak dan merawat anak mereka) dalam 5 hari postpartum, dan perbedaan antara kelompok secara statistik signifikan (P = 0,003). 1 pasien dalam kelompok kayu manis dan 5 di Kelompok plasebo memiliki dehiscence parsial episiotomi. Tidak ada satu pun dari pasien memiliki dehiscence yang parah yang sampai membutuhkan restorasi. Antibiotik diberikan untuk pasien pada 10-11 hari dengan cara mengunjungi dan dan mengikuti pasien tersebut sampai pemulihan selesai. Tidak ada efek samping yang dilaporkan oleh peserta pada masing - masing kelompok.