15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Data primer merupakan data-data yang diperoleh langsung dari survei lapangan, yaitu data arus lalu lintas, kecepatan dan geometri jalan. 1. Data Geometrik Jalan Data geometrik jalan adalah data yang berisi kondisi geometrik dari segmen jalan yang diteliti. Data ini merupakan data primer yang didapatkan dari survei kondisi geometrik jalan secara langsung. Data geometrik Jl. Raya Kalianda, tanjakan Tarahan adalah sebagai berikut ini : Kelas administrasi : Jalan Nasional Kelas funsional : Jalan Arteri Primer Tipe jalan : 4/2 UD Panjang total kelandaian : 1.400 m Lebar per lajur : 3,5 m Median : tidak ada Kereb : ada Tipe alinyemen : bukit Marka jalan : ada Rambu lalu lintas : ada Jenis perkerasan : Rigid Pavement

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/20098/13/Bab IV Hasil dan Pembahasan.pdfIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Data primer merupakan data-data

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/20098/13/Bab IV Hasil dan Pembahasan.pdfIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Data primer merupakan data-data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengumpulan Data

Data primer merupakan data-data yang diperoleh langsung dari survei

lapangan, yaitu data arus lalu lintas, kecepatan dan geometri jalan.

1. Data Geometrik Jalan

Data geometrik jalan adalah data yang berisi kondisi geometrik dari segmen

jalan yang diteliti. Data ini merupakan data primer yang didapatkan dari

survei kondisi geometrik jalan secara langsung. Data geometrik Jl. Raya

Kalianda, tanjakan Tarahan adalah sebagai berikut ini :

Kelas administrasi : Jalan Nasional

Kelas funsional : Jalan Arteri Primer

Tipe jalan : 4/2 UD

Panjang total kelandaian : 1.400 m

Lebar per lajur : 3,5 m

Median : tidak ada

Kereb : ada

Tipe alinyemen : bukit

Marka jalan : ada

Rambu lalu lintas : ada

Jenis perkerasan : Rigid Pavement

Page 2: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/20098/13/Bab IV Hasil dan Pembahasan.pdfIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Data primer merupakan data-data

35

Gambar 4.1: Potongan Melintang Jl. Raya Kalianda, tanjakan Tarahan.

Gambar 4.2: Foto Lokasi Jl. Raya Kalianda, tanjakan Tarahan.

2. Data Arus dan Komposisi Lalu Lintas

Data lalu lintas yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mengenai

arus dan komposisi lalu lintas. Kedua data tersebut merupakan data

primer yang didapatkan secara langsung melalui pengamatan (survei) di

lapangan. Pengamatan volume lalu lintas dilakukan selama 2 hari, yaitu

hari Minggu 18 Oktober 2009 dan Selasa 20 Oktober 2009. Pengamatan

dilakukan pada jam sibuk anggapan, yaitu pukul 06.00 sampai 09.00 WIB

pada pagi hari, pukul 11.00 sampai 13.00 WIB pada siang hari, dan pukul

Page 3: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/20098/13/Bab IV Hasil dan Pembahasan.pdfIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Data primer merupakan data-data

36

15.00 sampai 18.00 WIB pada sore hari. Hasil pengamatan volume lalu

lintas sebagai berikut :

Tabel 4.1: Hasil Survei Arus Lalu Lintas Jl. Raya Kalianda, tanjakan

Tarahan Hari Minggu, 18 Oktober 2009.

Waktu

(WIB)

Arah 1 (menanjak) Arah 2 (menurun)

LV MHV LT LB MC LV MHV LT LB MC

kend/

jam

kend/

jam

kend/

jam

kend/

jam

kend/

jam

kend/

jam

kend/

jam

kend/

jam

kend/

jam

kend/

jam

06:00-07:00 49 21 13 4 16 35 20 10 3 39

07:00-08:00 49 23 4 2 36 31 54 5 4 81

08:00-09:00 38 73 26 13 76 96 71 12 9 84

11:00-12:00 62 55 52 2 92 102 41 9 10 92

12:00-13:00 124 92 9 5 101 64 68 12 15 113

15:00-16:00 48 97 12 3 150 81 50 14 12 102

16:00-17:00 57 47 9 1 124 84 56 9 6 88

17:00-18:00 35 35 7 5 102 35 49 7 3 84

Sumber : Pengamatan di lapangan

Tabel 4.2: Hasil Survei Arus Lalu Lintas Jl. Raya Kalianda, tanjakan

Tarahan Hari Selasa, 20 Oktober 2009.

Waktu (WIB)

Arah 1 (menanjak) Arah 2 (menurun)

LV MHV LT LB MC LV MHV LT LB MC

kend/

jam

kend/

jam

kend/

jam

kend/

jam

kend/

jam

kend/

jam

Kend/

jam

kend/

jam

kend/

jam

kend/

jam

06:00-07:00 141 18 5 4 96 55 77 34 4 55

07:00-08:00 95 16 4 2 140 99 53 5 5 114

08:00-09:00 191 71 17 12 128 134 153 21 6 98

11:00-12:00 124 43 24 19 135 97 117 13 9 104

12:00-13:00 108 82 16 13 151 151 106 16 16 217

15:00-16:00 62 97 30 9 231 184 93 17 12 221

16:00-17:00 140 138 12 17 325 144 72 15 14 166

17:00-18:00 129 94 7 11 226 57 46 12 13 68

Sumber : Pengamatan di lapangan

Page 4: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/20098/13/Bab IV Hasil dan Pembahasan.pdfIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Data primer merupakan data-data

37

B. Analisis Karakteristik Jalan

1. Analisis Geometrik Jalan

a) Lebar jalur lalu lintas

Lebar per lajur 3,50 m, total kedua arah 14,00 m. Perkerasan jalan

berupa Rigid Pavement dalam kondisi baik. Kapasitas menigkat

dengan bertambahnya lebar jalur lalu lintas.

b) Karakteristik bahu

Lebar bahu kurang dari 0,50 m dan pada tepi bahu terdapat kerb.

Kapasitas dan kecepatan pada arus tertentu bertambah sedikit dengan

bertambahnya lebar bahu.

c) Tidak terdapat median, tetapi mungkin ada alasan lain mengapa

median tidak diinginkan, misalnya kekurangan tempat, biaya dsb.

d) Lengkung vertikal

Mempunyai enam lengkung vertikal dengan kelandaian maksimum 9%

dan minimum 2,9%. Ini mempunyai dua pengaruh, makin berbukit

jalannya makin lambat kendaraan bergerak di tanjakan (biasannya

tidak diimbangi di turunan) dan juga pundak bukit mengurangi jarak

pandang. Kedua pengaruh ini mengurangi kapasitas dan kinerja pada

arus tertentu.

e) Lengkung horizontal

Mempunyai empat lenkung horizontal, jalan dengan banyak tikungan

tajam memaksa kendaraan untuk bergerak lebih lambat dari pada jalan

lurus, agar yakin bahwa ban mempertahankan gesekan yang aman

dengan permukaan jalan.

Page 5: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/20098/13/Bab IV Hasil dan Pembahasan.pdfIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Data primer merupakan data-data

38

2. Komposisi Lalu Lintas

Komposisi lalu lintas mempengaruhi hubungan arus-kecepatan jika arus

dan kapasitas dinyatakan dalam kend/jam, yaitu tergantung pada rasio

sepeda motor atau kendaraan berat dalam arus. Komposisi tertinggi untuk

Kendaraan Berat (Truk Besar) yaitu 30 kend/jam dan Sepeda Motor 231

kend/jam, pada hari Selasa 20 Oktober 2009.

C. Analisis Operasional Kelandaian Khusus dengan Menggunakan Metode

MKJI 1997

Analisis operasional kelandaian khusus pada tahun 2009 menggunakan

formulir tersendiri dari MKJI 1997, adalah sebagai berikut :

1. Arus Total (Q)

Nilai arus lalu lintas (Q) menunjukkan komposisi lalu lintas, dengan

menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang (smp). Nilai arus lalu

lintas per arah diambil kombinasi Truk Besar tertinggi dan dikonversikan

menjadi satuan mobil penumpang dengan dikalikan ekivalensi mobil

penumpang (emp) untuk tiap kendaraan. Perhitungan dapat dilihat pada

formulir IR-2 MKJI 1997 pada lampiran, sedangkan nilai arus total (Q)

untuk kondisi hari Minggu dan Selasa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3: Nilai Arus Kombinasi Tertinggi Hari Minggu 18 Oktober 2009.

Nilai Arus Lalu Lintas (Q) pukul 11:00-12:00

Arah kend/jam smp/jam

1 263 668

2 254 270

Total (1+2) 517 938

Page 6: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/20098/13/Bab IV Hasil dan Pembahasan.pdfIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Data primer merupakan data-data

39

Tabel 4.4: Nilai Arus Kombinasi Tertinggi Hari Selasa 20 Oktober 2009.

Nilai Arus Lalu Lintas (Q) pukul 15:00-16:00

Arah kend/jam smp/jam

1 429 1043

2 527 537

Total (1+2) 956 1580

2. Hambatan Samping

Hambatan samping ditentukan berdasarkan pengamatan dilokasi lapangan

dengan cara pengambilan gambar situasi, kemudian dicocokkan dengan

gambar situasi berdasarkan MKJI 1997.

Gambar 4.3: Hambatan samping rendah pada Jl. Raya Kalianda, tanjakan

Tarahan hasil pengamatan di lokasi.

Gambar 4.4: Hambatan samping rendah pada jalan luar kota berdasarkan

MKJI 1997.

Page 7: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/20098/13/Bab IV Hasil dan Pembahasan.pdfIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Data primer merupakan data-data

40

Berdasarkan gambar yang telah dicocokkan, Jl. Raya Kalianda, tanjakan

Tarahan kondisi hambatan samping rendah. Hal ini dikarenakan kondisi

jalannya berbukit yang terjal dan hanya sedikit permukiman penduduk yang

tinggal di bagian pundak tanjakan.

3. Kecepatan Arus Bebas (FV)

Kecepatan arus bebas kendaraan ringan dan kendaraan berat pada

kelandaian khusus harus dihitung secara terpisah untuk masing-masing arah

(mendaki dan menurun) dan dibandingkan dengan kecepatan untuk keadaan

alinyemen datar.

a) Kecepatan arus bebas kendaraan ringan untuk keadaan alinyemen datar

dengan rumus sebagai berikut :

FLVDATAR adalah kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi

lapangan (km/jam)

FLVO adalah kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam)

FLVW adalah penyesuaian untuk lebar efektif jalur lalu lintas (km/jam)

FFVSF adalah faktor penyesuaian untuk kondisi hambatan samping

FFVRC adalah faktor penyesuaian untuk kelas fungsi jalan

Dari Tabel 2.4 didapat FLVO = 66 km/jam

Dari Tabel 2.5 didapat FLVW = 0 km/jam

Dari Tabel 2.6 didapat FFVSF = 0,96

Dari Tabel 2.7 didapat FFVRC = 1,0

Sehingga diperoleh hasil

Page 8: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/20098/13/Bab IV Hasil dan Pembahasan.pdfIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Data primer merupakan data-data

41

b) Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi kelandaian khusus

dari jalan 4/2 UD (empat-lajur tak terbagi) harus dihitung secara

terpisah untuk masing-masing arah (mendaki dan menurun).

Kecepatan FLVUH,O dan FLVDH,O adalah fungsi dari kelandaian dan

panjang kelandaian dan berdasarkan pada kecepatan pendekat 68

km/jam untuk kelandaian tersebut. FLVUH,O = 54,98 km/jam

diinterpolasi dari Tabel 2.8. Menentukan kecepatan mendaki (FLVUH)

sebagai berikut :

FLVDATAR = 63,36 km/jam > FLVUH,O = 54,98 km/jam, maka hitung

kecepatan arus bebas mendaki untuk kelandaian khusus sebagai berikut

= 54,16 km/jam

Menentukan kecepatan menurun (FLVDH) sebagai berikut :

FLVDH,O diinterpolasi dari Tabel 2.8 didapat 63,76 km/jam

FLVDATAR > FLVDH,O, maka FLVDH = FLVDH,O = 63,76 km/jam

Untuk menghitung kecepatan gabungan perhatikan arus kendaraan

ringan dalam kedua arah :

QLV1 adalah arus kendaraan ringan dalam arah 1 (menanjak)

QLV2 adalah arus kendaraan ringan dalam arah 2 (menurun)

QLV = QLV1 + QLV2 adalah arus kendaraan ringan dalam kedua arah

Kecepatan arus bebas rata-rata (kendaraan ringan) untuk kedua arah

FLV dihitung sebagai berikut :

Page 9: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/20098/13/Bab IV Hasil dan Pembahasan.pdfIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Data primer merupakan data-data

42

Hari Minggu 18 Oktober 2009

FLV = 59,76 km/jam

Hari Selasa 20 Oktober 2009

FLV = 61,03 km/jam

c) Kecepatan arus bebas Truk Besar untuk keadaan alinyemen datar

dengan rumus sebagai berikut :

Dari Tabel 2.4 didapat FLTO = 50 km/jam

Dari Tabel 2.5 didapat FLTVW = 0 km/jam

Dari Tabel 2.6 didapat FFVSF = 0,96

Dari Tabel 2.7 didapat FFVRC = 1,0

Sehingga diperoleh hasil

FLTDATAR = 48 km/jam > FLTUH,O = 29,52 km/jam dari Tabel 2.9

diienterpolasi, maka hitung kecepatan arus bebas mendaki untuk

kelandaian khusus sebagai berikut :

Page 10: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/20098/13/Bab IV Hasil dan Pembahasan.pdfIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Data primer merupakan data-data

43

4. Kapasitas

Kapasitas pada kelandaian khusus dihitung pada prinsipnya sama seperti

pada segmen dengan alinyemen datar, tetapi dengan kapasitas dasar yang

berbeda dan dalam beberapa keadaan dengan faktor penyesuaian yang

berbeda. Rumus dasar kapasitas sebagai berikut :

Keterangan :

C = Kapasitas (smp/jam)

CO = Kapasitas dasar (smp/jam)

FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan

FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah

FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan

Dari Tabel 2.10 didapat CO = 2800 smp/jam

Dari Tabel 2.11 didapat FCW = 1,0

Dari Tabel 2.12 didapat FCSP = 1,03

Dari Tabel 2.13 didapat FCSF = 0,93

Sehingga diperoleh hasil

5. Derajat Kejenuhan

Nilai derajat kejenuhan menunjukkan apakah segmen jalan akan

mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Derajat kejenuhan dihitung

dengan menggunakan arus dan kapasitas yang dinyatakan dalam smp/jam

dengan rumus sebagai berikut :

Page 11: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/20098/13/Bab IV Hasil dan Pembahasan.pdfIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Data primer merupakan data-data

44

Keterangan :

DS = derajat kejenuhan tanpa satuan

Q = arus total lalu lintas (smp/jam)

C = kapasitas (smp/jam)

Hari Minggu, 18 Oktober 2009

Hari Selasa, 20 Oktober 2009

6. Kecepatan Sesungguhnya

Kecepatan sesungguhnya merupakan perbandingan dimana kecepatan

dipakai pengemudi pada kondisi jalan yang sesungguhnya ketika pada jalan

tersebut terjadi arus sebesar Q dan laju kendaraan dipengaruhi kendaraan

lain. Perhitungan dapat dilihat pada formulir IR-3 Spec. MKJI 1997 pada

lampiran.

Hari Minggu 18 Oktober 2009

Kecepatan menanjak kendaraan ringan (VLV,UH) = 44,32 km/jam

Kecepatan menanjak Truk Besar (VLT,UH) = 26,93 km/jam

Hari Selasa 20 Oktober 2009

Kecepatan menanjak kendaraan ringan (VLV,UH) = 37,57 km/jam

Kecepatan menanjak Truk Besar (VLT,UH) = 26,59 km/jam

7. Kecepatan Setempat hasil perhitunga survei lapangan

Kecepatan menanjak kendaraan ringan (VLV,UH) = 57,13 km/jam

Kecepatan menanjak Truk Besar (VLT,UH) = 19,74 km/jam

Page 12: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/20098/13/Bab IV Hasil dan Pembahasan.pdfIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Data primer merupakan data-data

45

8. Waktu Tempuh Rata-Rata

Waktu tempuh rata-rata yang diambil pada kondisi hari Selasa.

Waktu tempuh rata-rata kendaraan ringan

TT x 3600 = 0,037 x 3600 = 133 detik

Waktu tempuh rata-rata Truk Besar

TT x 3600 = 0,053 x 3600 = 191 detik

9. Membandingkan Kecepatan hasil perhitungan dengan hasil survei

Tabel 4.5: Perbandingan nilai kecepatan perhitungan analisis dengan

perhitungan hasil survei lapangan.

Hasil Analisis MKJI Hasil Perhitungan Survei

Kecepatan

menanjak km/jam

Waktu tempuh

rata-rata (detik)

Kecepatan

menanjak km/jam

Waktu tempuh

rata-rata

(detik)

VLV,UH 37,57 133 VLV,UH 48,34 104

VLT,UH 26,59 191 VLT,UH 18,29 276

Kecepatan

menurun km/jam

Waktu tempuh

rata-rata (detik)

Kecepatan

menurun km/jam

Waktu tempuh

rata-rata

(detik)

VLV,DH 63,76 79 VLV,DH 63,55 80

VLT,DH 48 105 VLT,DH 27,90 181

Dari perbandingan hasil perhitungan dengan hasil survei terdapat perbedaan

nilai kecepatan, hal ini dikarenakan supir Truk Besar (LT) menginjak rem lebih

dalam untuk mengurangi kecepatan agar kendaraan bisa melewati turunan

dengan kecepatan yang lebih rendah.

Page 13: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/20098/13/Bab IV Hasil dan Pembahasan.pdfIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Data primer merupakan data-data

46

D. Panjang Kelandaian Kritis dan Kelandaian Maksimum

Panjang kelandaian kritis yang diizinkan untuk kelandaian maksimum 9% dan

kecepatan Truk Besar pada awal tanjakan 60 km/jam adalah sebesar 230 m

sedangkan kondisi sesungguhnya pada Jl. Raya Kalianda, tanjakan Tarahan

panjang kelandaiannya sebesar 290 m dan 301 m. Panjang kelandaian kritis

tidak memenuhi syarat yang diizinkan. Solusinya memperpendek panjang

kelandaian, dengan cara dibagi dua dan membuat datar.

STA 0+330 – STA 0+460

- panjang kelandaian 130 m

- kelandaian 9,141%

- ketinggian (h) = (9,141% x 130) = 11.883 m

- elevasi STA 0+330 = 20.727

- elevasi STA 0+460 = (20.727 + 11.883) = 32,610

- panjang datar = (290 – 2 x 130) = 30 m

STA 0+490 – STA 0+620

- panjang kelandaian 130 m

- elevasi STA 0+490 = 32,610

- elevasi STA 0+620 = 44,779

- ketinggian (h) = (44,779 – 32,610) = 12,169 m

- kelandaian = (12,169 / 130) x 100% = 9,361%

Page 14: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/20098/13/Bab IV Hasil dan Pembahasan.pdfIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Data primer merupakan data-data

47

Gambar 4.5 :Memperpendek panjang kelandaian 1.

STA 0+720 – STA 0+866

- panjang kelandaian 145 m

- kelandaian 9,172%

- ketinggian (h) = (9,172% x 145) = 13,299 m

- elevasi STA 0+720 = 48,661

- elevasi STA 0+865 = (48,661 + 13,299) = 61,960

- panjang datar = (301 – (2 x 145)) = 11 m

STA 0+876 – STA 1+022

- panjang kelandaian 145 m

- elevasi STA 0+876 = 61,960

- elevasi STA 1+022 = 76,283

- ketinggian (h) = (76,283 – 61,960) = 14,323 m

- kelandaian = (14,323 / 145) x 100% = 9,878%

Page 15: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/20098/13/Bab IV Hasil dan Pembahasan.pdfIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Data primer merupakan data-data

48

Gambar 4.6: Memperpendek panjang kelandaian 2.

E. Tingkat Pelayanan

Dari hasil evaluasi diketahui tingkat pelayanan Jl. Raya Kalianda, Tanjakan

Tarahan Kabupaten Lampung Selatan adalah tingkat pelayanan D berdasarkan

Peraturan Menteri Perhubungan No:14 Tahun 2006.