146
i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : PUPUT ERISKA WULANDARI NIM X7210110 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA November 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

i

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

TENTANG BANGUN DATAR

SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

PUPUT ERISKA WULANDARI

NIM X7210110

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

November 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Puput Eriska Wulandari

NIM : X7210110

Jurusan/Program Studi: FKIP / SI PGSD

menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul PENGGUNAAN MODEL

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR KELAS

III SD NEGERI AMBALKUMOLO TAHUN AJARAN 2011/201 ini benar-

benar merupakan hasil karya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip

dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar

pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat skripsi ini hasil jiplakan, saya

bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, November 2012

Yang membuat pernyataan

Puput Eriska Wulandari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

iii

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

TENTANG BANGUN DATAR

SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh: PUPUT ERISKA WULANDARI

X7210110

Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

November 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

iv

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul:

Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual Dalam Peningkatan

Pembelajaran Matematika Tentang Bangun Datar Siswa Kelas III SD Negeri

Ambalkumolo Tahun Ajaran 2011/2012

Disusun Oleh :

Nama : Puput Eriska Wulandari

NIM : X7210110

Program Studi : SI PGSD

Jurusan : Ilmu Pendidikan

telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pembimbing I

Drs. Suripto, M. Pd

NIP. 19520705 198203 1 001

Surakarta, November 2012

Pembimbing II

Dra. Tri Saptuti S., M. Pd

NIP. 19591121 198303 2 003

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

v

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual Dalam Peningkatan

Pembelajaran Matematika Tentang Bangun Datar Siswa Kelas III SD Negeri

Ambalkumolo Tahun Ajaran 2011/2012

Disusun Oleh :

Nama : Puput Eriska Wulandari

NIM : X7210110

Program Studi : SI PGSD

Jurusan : Ilmu Pendidikan

telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Kamis

Tanggal : 29 November 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama terang Tanda tangan

Ketua : Drs. Imam Suyanto, S. Pd.

Sekretaris : Kartika Chrysti Suryandari, M. Si.

Anggota I : Drs. Suripto, M.Pd

Anggota II : Dra. Tri Saptuti Susiani., M. Pd

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.

NIP. 19600727 198702 1 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

vi

ABSTRAK

Puput Eriska Wulandari. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus. 2012. Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika tentang bangun datar siswa kelas III SD Negeri Ambalkumolo Tahun Ajaran 2011/2012, (2) Untuk menjelaskan penggunaan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang bangun datar, (3) Untuk mendeskripsikan kendala dan solusi dalam penggunaan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika tentang bangun datar.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus dan setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri Ambalkumolo tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 30 siswa dengan perincian 18 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru, teman sejawat dan dokumen. Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik pengumpulan data kuantitatif yang digunakan yaitu tes hasil belajar, sedangkan teknik pengumpulan data kualitatif yang digunakan yaitu observasi dan kuisioner. Dalam memvalidasi hasil penelitian, digunakan triangulasi data antara peneliti, observer dan siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui penggunaan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas III. Hal ini terlihat dari meningkatnya hasil belajar pada setiap siklusnya. Ketuntasan nilai siswa mencapai lebih dari 80% setelah diadakan tindakan siklus III. Adapun ketuntasan nilai pre test sebesar 13,5%, siklus I meningkat menjadi 71,6%, pada siklus II meningkat menjadi 78,6% dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 95%. Keaktifan, interaksi, kerja sama dan tanggung jawab pada saat proses pembelajaran siswa juga selalu mengalami peningkatan dari siklus 1 sampai siklus III.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Penggunaan model pembelajaran kontekstual dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan. (2) Penggunaan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan belajar matematika tentang bangun datar yang dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar dari pre test sampai siklus III sesuai dengan indikator kerja yang telah ditetapkan. (3) Solusi atas kendala-kendala yang ada dapat berjalan dengan baik. Kata kunci : model pembelajaran kontekstual, matematika, bangun datar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

vii

ABSTRACT

Puput Eriska Wulandari. THE USING CONTEXTUAL LEARNING MODEL IN MATHEMATICS LEARNING ABOUT FLAT BUILD OF THIRD GRADE STUDENTS OF STATE ELEMENTARY SCHOOL AMBALKUMOLO ACADEMIC YEAR 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Teacher Trainingand Education Faculty of Sebelas Maret University. November 2012.

This study aims to: (1) To describe the use of contextual learning models in mathematics learning about Flat Build of third grade students Elementary School Ambalkumolo Academic Year 2011/2012, (2) to clarify whether the use of contextual learning model to improve learning remilt of students of mathematics on a flat Build, (3) To describe the constraints and solutions in the use of the model of contextual learning in mathematics learning about waking Build.

This research is Classroom Action Research (CAR). Research carried out for three cycles and each cycle consisted of three meetings. Subjects were students of grade III, amounting to 30 students with the details of 18 male students and 12 female students. Action research was carried out during four phases: planning, implementation, observation and reflection. Sources of data in this study were students, teachers, peers and documents. Data collected in the form of quantitative data and qualitative data. Quantitative data collection techniques used were achievement test, while the qualitative data collection techniques used were observation and questionnaires. In validating the results of the study, used data triangulation between researchers, observers and students

The results showed that through the use of contextual learning model can improve the learning of mathematics on a flat wake third grade students. This is evident from the increased learning outcomes in each cycle. Thoroughness of the students achieved more than 80% after the third cycle of the measures. The thoroughness of the pre-test value of 13.5%, cycle increased to 71.6%, in the second cycle increased to 78.6% and the third cycle increased to 95%. Liveliness, interaction, cooperation and responsibility during the learning process of students also always increase from cycle 1 to cycle III.

Based on these results it can be concluded: (1) The use of contextual learning model implemented in accordance with the prescribed steps. (2) The use of contextual learning model to improve learning math on a flat wake as evidenced by the increase in the learning outcomes of the pre test to the third cycle of work in accordance with a predetermined indicators. (3) The solution to the constraints that exist can be run well.

Keywords: contextual learning model, math, flat state

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

viii

MOTTO

Belajar adalah tahapan untuk hidup lebih baik (Peneliti)

Kalau ingin sukses, ikutilah proses (Padmono)

Semua peristiwa pasti akan ada hikmahnya (Peneliti)

Hidup itu untuk memilih dan membuat keputusan (Peneliti)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

ix

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Ibu dan Ayah tercinta yang telah memberikan doa restu serta limpahan kasih

sayang yang tak pernah habis untukku.

Suamiku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, dorongan, semangat

dan selalu memberikan waktunya untukku.

Kakak-kakakku terkasih yang selalu mendukungku.

Sahabat-sahabatku tersayang yang tidak pernah lelah menjadi tempatku

bertanya.

Almamater yang kubanggakan

Semua pihak yang telah membantu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, pujisyukurkehadirat Allah SWT yang

telahmelimpahkanrahmatdanhidayah-Nya, sehinggapenulisdapatmenyelesaikan

SkripsiPenelitianTindakanKelasini yang berjudul PENGGUNAAN MODEL

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA

KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO TAHUN AJARAN 2011/2012

Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan untuk

mendapatkan gelar sarjana pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(PGSD) transfer, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Selama penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta;

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta;

3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNS Surakarta;

4. Drs. Imam Suyanto, M.Pd., selaku Koordinator Pelaksana Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNS kampus VI Kebumen;

5. Kartika Chrysti Suryandari, M.Si Selaku Sekretaris Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNS kampus VI Kebumen;

6. Drs. Suripto, M.Pd,selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan

lancar;

7. Dra. Tri Saptuti Susiani, M. Pd., selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan lancar;

8. Bapak dan Ibu dosen PGSD FKIP UNS kampus VI Kebumen yang secara

tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

xi

9. Kepala SD Negeri III Ambalkumolo, yang telah memberi kesempatan dan

tempat guna pengambilan data dalam penelitian;

10. Segenap guru dan karyawan SD Negeri III Ambalkumolo, yang telah

memberikan bimbingan dan bantuan dalam penelitian;

11. Para siswa SD Negeri III Ambalkumolo, yang telah bersedia untuk

berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini;

12. Rekan-rekan kampus FKIP UNS Kampus VI Kebumen dan semua pihak

yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang membantu dan memberikan

warna selama menjadi mahasiswa dan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Meskipun

demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan menambah wawasan bagi para pembaca umumnya.

Surakarta, November 2012

Peneliti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................... iii

HALAMANPERSETUJUAN ............................................................................... iv

HALAMANPENGESAHAN ................................................................................. v

HALAMANABSTRAK ......................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 6

A. Kajian Pustaka ............................................................................................. 6

1. Peningkatan Pembelajaran Matematika Tentang Bangun Datar

Siswa Kelas III

a. Karakteristik Siswa Kelas III SD

b. Pembelajaran Matematika

2. Penggunaan Model Pembelajaran

a. Model Pembelajaran

b. Model Pembelajaran Kontekstual

B. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 28

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

xiii

C. Hipotesis Tindakan.................................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 30

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 30

B. Subjek Penelitian ....................................................................................... 32

C. Data dan Sumber Data ............................................................................... 32

D. Pengumpulan Data ..................................................................................... 33

E. Uji Validitas Data ....................................................................................... 36

F. Analisis Data .............................................................................................. 36

G. Indikator Kinerja Penelitian ....................................................................... 37

H. Prosedur Penelitian .................................................................................... 38

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 46

A. Deskripsi Pratindakan ............................................................................... 46

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus...................................................... 48

1. Deskripsi siklus I ................................................................................. 48

a. 48

b. 51

c. 58

d. 68

2. Deskripsi siklus II ................................................................................ 72

a. 72

b. 74

c. 82

d. 92

3. Deskripsi siklus III .............................................................................. 95

a. 95

b. 97

c. Obs ...104

d. .114

4. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ........................................ 117

C. Pembahasan ............................................................................................ 122

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

xiv

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................................... 125

A. Kesimpulan ............................................................................................. 125

B. Implikasi .................................................................................................. 125

C. Saran ........................................................................................................ 126

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 128

LAMPIRAN ........................................................................................................ 130

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

xv

DAFTAR GAMBAR

1

2.1 Macam-Macam Bangun Datar ......................................................... 14

2.2 Sudut Siku-Siku ............................................................................... 14

2.3 Sudut Lancip .................................................................................... 14

2.4 Sudut Tumpul .................................................................................. 15

2.5 Menghitung Keliling Persegi Panjang dengan Satuan Tak Baku .... 15

2.6 Menghitung Keliling Persegi Panjang dengan Satuan Baku ........... 16

2.7 Menghitung Keliling Persegi dengan Satuan Tak Baku .................. 16

2.8 Menghitung Keliling Persegi dengan Satuan Baku ......................... 17

2.9 Kerangka Berfikir ............................................................................ 29

3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ................................................... 31

3.2 Alur PTK Arikunto .......................................................................... 38

4.1 Perbandingan Persentase Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual ..................................................................................... 118

4.2 Diagram Perbandingan Persentase Proses Belajar Siswa ................ 120

4.3 Diagram Perbandingan Tes Hasil Belajar........................................ 121

4.4 Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa .......................... 122

Gambar Halaman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

xvi

DAFTAR TABEL

2.1 Kurikulum Matematika SD Kelas III Semester 2 ............................ 12

4.1 Rekapitulasi Nilai Kondisi Awal ..................................................... 47

4.2 Analisis Observasi Guru Siklus 1 Pertemuan 1 ............................... 59

4.3 Analisis Observasi Siswa Siklus 1 Pertemuan 1 ............................. 60

4.4 Distribusi Frekuensi Tes Siklus 1 Pertemuan 1 ............................... 61

4.5 Analisis Observasi Guru Siklus 1 Pertemuan 2 ............................... 62

4.6 Analisis Observasi Siswa Siklus 1 Pertemuan 2 ............................. 63

4.7 Distribusi Frekuensi Tes Siklus 1 pertemuan 2 ............................... 65

4.8 Analisis Observasi Guru Siklus 1 Pertemuan 3 ............................... 66

4.9 Analisis Observasi Siswa Siklus 1 Pertemuan 3 ............................. 67

4.10 Distribusi Frekuensi Tes Siklus 1 Pertemuan 3 ............................... 68

4.11 Analisis Observasi Guru Siklus 2 Pertemuan 1 .............................. 82

4.12 Analisis Observasi Siswa Siklus 2 Pertemuan 1 ............................. 84

4.13 Distribusi Frekuensi Tes Siklus 2 Pertemuan 1 ............................... 85

4.14 Analisis Observasi Guru Siklus 2 Pertemuan 2 ............................... 86

4.15 Analisis Observasi Siswa Siklus 2 Pertemuan 2 ............................. 87

4.16 Distribusi Frekuensi Tes Siklus 2 Pertemuan 2 ............................... 88

4.17 Analisis Observasi Guru Siklus 2 Pertemuan 3 ............................... 89

4.18 Analisis Observasi Siswa Siklus 2 Pertemuan 3 ............................. 90

4.19 Distribusi Frekuensi Tes Siklus 2 Pertemuan 3 ............................... 91

4.20 Analisis Observasi Guru Siklus 3 Pertemuan 1 .............................. 105

4.21 Analisis Observasi Siswa Siklus 3 Pertemuan 1 ............................. 106

4.22 Distribusi Frekuensi Tes Siklus 3 Pertemuan 1 ............................... 107

4.23 Analisis Observasi Guru Siklus 3 Pertemuan 2 ............................... 108

4.24 Analisis Observasi Siswa Siklus 3 Pertemuan 2 ............................. 109

4.25 Distribusi Frekuensi Tes Siklus 3 Pertemuan 2 ............................... 110

4.26 Analisis Observasi Guru Siklus 3 Pertemuan 3 ............................... 111

Tabel Halaman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

xvii

4.27 Analisis Observasi Siswa Siklus 3 Pertemuan 3 ............................. 112

4.28 Distribusi Frekuensi Tes Siklus 3 Pertemuan 3 ............................... 113

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Siswa Kelas III ..................................................................... 130

2 Silabus Maematika Kelas III ........................................................... 131

3 Kisi-Kisi Instrumen ......................................................................... 136

4 Lembar Observasi Guru dan Siswa ................................................. 142

5 Pedoman Kuesioner Guru dan Siswa .............................................. 148

6 Skenario Siklus 1 ............................................................................. 151

7 Skenario Siklus 2 ............................................................................. 153

8 Skenario Siklus 3 ............................................................................. 155

9 Daftar Absensi Siswa Siklus 1-3 ..................................................... 157

10 RPP Siklus 1 .................................................................................... 158

11 RPP Siklus 2 .................................................................................... 171

12 RPP Siklus 3 .................................................................................... 183

13 Soal Evaluasi Siklus 1 ..................................................................... 195

14 Soal Evaluasi Siklus 2 ..................................................................... 196

15 Soal Evaluasi Siklus 3 ..................................................................... 197

16 Daftar Nilai Siklus 1 ........................................................................ 198

17 Daftar Nilai Siklus 2 ........................................................................ 199

18 Daftar Nilai Siklus 3 ........................................................................ 200

19 Rekapitulasi Observasi Guru Siklus 1 ............................................. 201

20 Rekapitulasi Observasi Guru Siklus 2 ............................................. 204

21 Rekapitulasi Observasi Guru Siklus 3 ............................................. 207

22 Rekapitulasi Observasi Siswa Siklus 1 ............................................ 210

23 Rekapitulasi Observasi Siswa Siklus 2 ............................................ 213

24 Rekapitulasi Observasi Siswa Siklus 3 ............................................ 216

25 Rekap Kuisioner Guru ..................................................................... 219

26 Rekap Kuisioner Siswa Siklus 1 ...................................................... 221

27 Rekap Kuisioner Siswa Siklus 2 ...................................................... 224

28 Rekap Kuisioner Siswa Siklus 3 ...................................................... 227

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

xix

29 Sampel Observasi Guru ................................................................... 230

30 Sampel Observasi Siswa .................................................................. 231

31 Sampel Kuisoner Guru .................................................................. 232

32 Sampel Kuisioner Siswa ................................................................ 234

33 Dokumentasi Foto Pembelajaran ..................................................... 235

34 Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 237

35 Surat Keterangan Kepala Sekolah ................................................... 238

36 Surat Keterangan dari Observer....................................................... 239

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kunci keberhasilan generasi yang beradab. Tanpa

pendidikan apalah jadinya suatu bangsa dan negara. Di belahan bumi ini, daerah

yang jauh dari pendidikan juga jauh dari nuansa keberadaban, bahkan bisa

dikatakan biadap. Apalagi yang sama sekali tak tersentuh pendidikan, yang sudah

merengkuh saja masih ada yang jauh dari beradab. Disinilah arti penting

pendidikan, membuat manusia semakin beradab. Karena itu pendidikan harus

dimulai sedini mungkin. Pendidikan di Indonesia banyak mengalami masalah

terutama dalam mutu pendidikan. Dengan demikian cukup beralasan apabila

pendidikan harus mendapatkan perhatian yang cukup serius, lebih-lebih bagi

kalangan pendidik maupun calon pendidik.

Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang

memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya

secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya,

sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Dalam masa

sekarang dengan kemajuan dan perubahan yang begitu cepat dalam bidang

teknologi dan ilmu pengetahuan, pendidik tidak mungkin dapat meramalkan

dengan tepat macam pengetahuan apa yang akan dibutuhkan seorang anak untuk

dapat menghadapi masalah masalah kehidupan apabila ia dewasa. Maka pendidik

dituntut untuk mengembangkan sikap dan kemampuan anak didiknya yang dapat

membantu untuk menghadapi persoalan persoalan di masa mendatang secara

kreatif dan inovatif.

Kebutuhan belajar anak didik untuk meningkatkan pengetahuan perlu

juga diperhatikan oleh para pendidik agar mereka tidak merasa terabaikan

keinginan untuk meraih cita citanya. Kebutuhan untuk pengembangan dan

perwujudan potensi diri pada anak didik sepenuhnya termasuk imajinasi dan

kreativitas dari dalam pribadi individu yang perlu dibantu oleh pendidik.

Kebutuhan belajar itu sendiri merupakan suatu usaha dalam pengendalian,

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

2 kesediaan dan komitmen dari dalam diri sendiri tanpa rangsangan atau bantuan

orang lain yang harus dipenuhi dalam urutan tertentu.

Salah satu prinsip perkembangan adalah berpusat pada potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Tujuan dari hal tersebut adalah peserta didik mampu mengembangkan potensinya

agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negaara yang bertanggung jawab. Sesuai prinsip tersebut, maka diharapkan

kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi srategi dan multi

media, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan

lingkungan sebagai sumber belajar. Salah satunya dalam pembelajaran

matematika.

Pembelajaran matematika tentang bangun datar pada siswa kelas III di

SD Negeri Ambalkumolo belum sepenuhnya bermakna karena guru masih

mendominasi pelajaran. Nilai siswa dalam materi bangun datar juga dapat

dikatakan masih cukup rendah berdasarkan informasi yang diberikan oleh guru

pamong. Rata-rata nilai siswa yaitu masih dibawah KKM yang telah ditetapkan

sekolah sebagai standar nilai yang harus dicapai yaitu 60.

Pada saat pembelajaran bangun datar guru cenderung menggunakan

metode-metode pembelajaran yang konvensional yaitu metode ceramah dan

latihan sehingga kadang siswa menjadi sangat pasif. Dalam pembelajaran guru

masih menjadi satu-satunya sumber pembelajaran, siswa hanya mendengarkan

dan menerima apa yang diberikan oleh guru. Hal ini menyebabkan tidak

terciptanya pembelajaran yang bermakna dimana siswa aktif mencari tahu materi

yang sedang mereka pelajari. Itulah beberapa faktor yang dirasa sebagai penyebab

rendahnya nilai pada mata pelajaran matematika tentang luas bangun datar pada

siswa kelas III SD Negeri Ambalkumolo.

Model pembelajaran kontekstual selalu mengaitkan materi dengan

kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

3 hubungan antara pengetahuan dan dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sehari-

dituntut untuk membangun pemahamannya sendiri melalui pengamatan, tanya

jawab dan kerja sama dengan orang lain. Pada model pembelajaran ini guru hanya

sebagai fasilitator yang memberikan contoh/ permodelan terhadap hal-hal yang

sedang dicari tahu oleh siswa selanjutnya memberikan refleksi dan penilaian

dengan sebenar-benarnya. Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran tersebut

pembelajaran siswa akan lebih bermakna karena siswa dapat menemukan sendiri

materi yang sedang mereka pelajari. Perbedaan model pembelajaran kontekstual

dengan model pembelajaran yang lain dengan adanya komponen kontrukstivisme

yaitu pembangunan pemahaman sendiri dari pengalamannya yang terdahulu.

Matematika merupakan ilmu yang abstrak dan sulit untuk dijelaskan

sehingga pembelajaran matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang cukup

sulit dan kurang disukai oleh siswa. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan

potensi pendidik yang lebih dalam hal penyampaiaannya. Seorang pendidik

dituntut untuk lebih bisa memilih model pembelajaran, metode dan media

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran sehingga

diharapkan akan lebih dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Ketersediaan

model pembelajaran yang bervariasi tersebut diharapkan dapat mempermudah

pendidik dalam hal pemilihan model pembelajaran yang paling tepat digunakan

pada saat pembelajaran. Akan tetapi penguasaan pendidik dalam setiap langkah

pembelajaran sangat mutlak diperlukan agar pembelajaran dapat berjalan lancar.

Dalam kurikulum KTSP guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran

yang lebih bermakna dimana guru hanya sebagai fasilitator bukan dijadikan satu-

satunya sumber pengetahuan. Siswa diminta untuk menemukan sendiri apa yang

ada dalam materi dengan bimbingan guru. Guru hendaknya melibatkan siswa

dalam setiap pembelajaran sehingga siswa aktif dan termotivasi untuk mencari

tahu hal-hal yang baru dan selalu merasa ingin tahu.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya perbaikan dalam sistem

pembelajaran matematika tentang bangun datar pada siswa kelas III SD Negeri

Ambalkumolo. Peneliti mencoba mencari solusi dengan menggunakan model

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

4 pembelajaran kontekstual dengan harapan dapat meningkatkan hasil pembelajaran

siswa dalam pembelajaran matematika tentang bangun datar siswa kelas III SD

Negeri Ambalkumolo. Dengan demikian peneliti akan melaksanakan penelitian

Dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika Tentang Bangun Datar Siswa

Kelas III SD Negeri

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran kontekstual dalam

peningkatan pembelajaran matematika tentang bangun datar siswa kelas III SD

Negeri Ambalkumolo Buluspesantren Kebumen tahun ajaran 2011/2012?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil

belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas III SD Negeri

Ambalkumolo Buluspesantren Kebumen tahun ajaran 2011/2012?

3. Apakah yang menjadi kendala dan bagaimanakah solusi dari penggunaan

model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika tentang

bangun datar siswa kelas III SD Negeri Ambalkumolo tahun ajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran kontekstual dalam

peningkatan pembelajaran matematika tentang bangun datar siswa kelas III SD

Negeri Ambalkumolo Buluspesantren Kebumen tahun ajaran 2011/2012.

2. Menjelaskan penggunaan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan

hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas III SD Negeri

Ambalkumolo Buluspesantren Kebumen tahun ajaran 2011/2012.

3. Mendeskripsikan kendala dan solusi dalam penggunaan model pembelajaran

kontekstual dalam pembelajaran matematika tentang bangun datar siswa kelas

III SD Negeri Ambalkumolo tahun ajaran 2011/2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

5

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah serta tujuan penelitian yang diuraikan

sebelumnya, manfaat penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya

dalam pembelajaran Matematika materi bangun datar menggunakan model

pembelajaran kontekstual di SD Negeri Ambalkumolo.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Untuk meningkatkan keaktifan dalam belajar.

2) Untuk memperbaiki hasil pembelajaran matematika khususnya tentang

bangun datar dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual.

b. Bagi Guru

1) Sebagai salah satu acuan guru kelas III SD Negeri Ambalkumolo untuk

mengembangkan ketrampilan mengajar salah satu model pembelajaran

inovatif yaitu model pembalajaran kontekstual.

2) Memberikan pengetahuan tentang langkah-langkah model pembelajaran

kontekstual yang tepat digunakan dalam pembelajaran matematika

tentang bangun datar.

c. Bagi Sekolah

1) Memberikan kontribusi yang baik berupa masukan tentang penggunaan

model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika tentang

bangun datar pada siswa kelas III.

2) Sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan simulasi atau praktek

mengajar siswa SD.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran Matematika Tentang Bangun Datar Siswa Kelas III

a. Karakteristik Siswa Kelas III SD

Usia anak sekolah dasar berkisar antara 6 tahun atau 7 tahun

sampai 11 tahun atau 13 tahun. Usia kronologis ini diikuti gambaran

perkembangan kognitif, emosional, sosial, moral dan psikomotorik.

Meskipun antara siswa yang satu dengan siswa yang lain terdapat perbedaan

individual, namun pada umumnya mereka mempunyai kesamaan. Masa usia

sekolah dasar merupakan tahapan perkembangan penting bagi

perkembangan selanjutnya. Anak kelas III SD berusia sekitar 9-10 tahun.

Jean Piaget menjelaskan bahwa anak pada usia 7-11 tahun berada pada tahap

operasional konkrit. Anak mulai berfikir secara sistematis untuk mencapai

pemecahan masalah. Permasalahan yang dihadapi pun adalah permasalahan

yang konkrit (Sumantri dan Syaodih 2007).

Mengenai karakeristik siswa kelas III SD, Kurniawan (2007)

menjelaskan dalam beberapa ciri, yaitu: 1) Anak senang bermain. Guru

seyogyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya

unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model

pengajaran yang serius tapi santai, 2) Senang bergerak, orang dewasa dapat

duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling

lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model

pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh

anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak

sebagai siksaan, 3) Anak usia SD adalah anak senang bekerja dalam

kelompok. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus

merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja

atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk

kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau

6

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

7

menyelesaikan suatu tugas secara kelompok, 4) Senang merasakan atau

melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung. Ditunjau dari teori

perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret.

Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang

memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

Basett, Jacka, dan Logan dalam (Sumantri & Permana, 2001)

mengemukakan bahwa anak usia 6-12 tahun mempunyai karakteristik

sebagai berikut: 1) Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang

kuat dan tertarik akan dunia mereka sendiri, 2) Mereka senang bermain dan

lebih suka bergembira, 3) Mereka suka mengatur dirinya untuk menangani

berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha-usaha

baru, 4) Mereka biasanya tergetar perasaannya dan terdorong untuk

berprestasi sebagaimana tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak

kegagalan-kegagalan, 5) Mereka belajar secara efektif ketika mereka merasa

puas dengan situasi yang ada, 6) Mereka belajar dengan cara bekerja,

mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar anak-anak lainnya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

karakteristik siswa kelas III sekolah dasar adalah senang bermain dan

bergerak, selalu ingin mencoba hal baru, senang bekerja sama dan selalu

menolak kegagalan-kegagalan. Dalam penelitian kali ini peneliti

memfokuskan atau menekankan pada karakteristik siswa yang senang

bergerak, senang bekerja sama dengan teman sebaya dan senang merasakan

atau melakukan hal-hal secara langsung. Karakteristik siswa tersebutlah

yang sesuai dengan model pembelajaran kontekatual yang akan digunakan

dalam penelitian ini.

b. Pembelajaran Matematika

1) Pengertian Pembelajaran

Mengenai pembelajaran, Sanjaya (2011) mengemukakan sebagai

suatu proses kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala

potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

8

siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki

termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa seperti

lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan

belajar tertentu.

Nasution berpendapat bahwa pembelajaran sebagai suatu aktivitas

mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar

(Sugihartono dkk, 2007).

Pendapat tersebut sejalan dengan Trianto (2009) yang menyatakan

pembelajaran sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan

dan pengalaman hidup.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah suatu proses aktivitas kerjasama yang melibatkan guru

dan siswa yang memanfaatkan potensi baik dalam diri siswa yaitu minat

serta bakat siswa maupun potensi dari luar diri siswa yaitu lingkungan

belajar sehingga tercapai tujuan belajar tertentu.

2) Tujuan Pembelajaran

Tim Penyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI

(2007) merumuskan tujuan pembelajaran sebagai perubahan perilaku siswa

baik perubahan perilaku dalam bidang kognitif, afektif maupun psikomotor.

Pengembangan perilaku dalam bidang kognitif secara sederhana adalah

untuk pengembangan kemampuan intelektual siswa, misal kemampuan

penambahan wawasan dan penambahan informasi agar pengetahuan siswa

lebih baik. Pengembangan dalam bidang afektif adalah pengembangan sikap

siswa baik pengembangan dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Dalam

arti sempit adalah sikap siswa terhadap bahan dan proses pembelajaran,

sedangkan dalam arti luas adalah pengembangan sikap sesuai dengan

norma-norma masyarakat. Pengembangan ketrampilan baik pengembangan

kemampuan motorik kasar maupun motorik halus.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

9

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran

adalah untuk membangun pemahaman siswa terhadap suatu materi yang

sedang dipelajari sehingga terdapat perubahan baik dari hasil pembelajaran

yang meningkat maupun pemahaman siswa itu sendiri. Pembelajaran dapat

dikatakan berhasil apabila proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan

nilai atau hasil belajar siswa baik dan dapat mencapai nilai KKM yang telah

ditentukan oleh sekolah itu.

3) Pengertian Matematika

Reys dalam (Jihad, 2008) mengartikan matematika sebagai

telaahan tentang pola hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni,

suatu bahasa dan suatu alat karenannya matematika bukan pengetahuan

menyendiri, tetapi keberadaannya untuk membantu manusia dalam

memahami dan menguasai permasalahan social, ekonomi dan alam.

Selanjutnya Ruseffendi dalam (Heruman, 2007) menyatakan matematika

sebagai bahasa symbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian

secara induktif; ilmu tentang keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,

mulai dari unsur yang yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan,

ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.

Tim Penyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI

(2007) merumuskan Matematika sebagai ilmu universal yang mendasari

perkembangan tekhnologi modern, mempunyai peran penting dalam

berbagai disiplin dan memajukan daya piker manusia.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian matematika merupakan ilmu yang universal dan mendasari

disiplin-disiplin ilmu yang lain di antaranya ilmu ekonomi, social dan alam.

Matematika pun selalu berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari yang

biasa digunakan untuk memecahkan masalah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

10

4) Karakteristik Pembelajaran Matematika

Jihad (2008) menjelaskan 5 karakteristik pembelajaran matematika,

yaitu: a) Objek pembicaraan abstrak, sekalipun dalam pengajaran di sekolah

anak diajarkan benda konkrit, siswa tetap didorong untuk melakukan

abstraksi, b) pembahasan mengandalkan tata natar, artinya info awal berupa

pengertian yang dibuat seefisien mungkin, pengertian lain harus dijelaskan

kebenaran dengan tata nalar yang logis, c) pengertian/konsep atau

pernyataan sangat jelas terjenjang sehingga menjaga konsistensinya, d)

melibatkan perhitungan (operasi), dan 4) dapat dipakai dalam ilmu yang lain

serta dalam kehidupan sehari-hari.

Karakteristik yang sesuai dengan penelitian kali ini yaitu

matematika merupakan objek pembicaraan abstrak sekalipun diajarkan

dengan benda konkrit. Selain itu diperlukannya perhitungan (operasi)

sehingga dapat digunakan dalam ilmu lain dalam kehidupan sehari-hari.

5) Tujuan Pembelajaran Matematika

Tim Penyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI

(2007) merumuskan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a) Memahami konsep

matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan

konsep atau alogaritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam

pemecahan masalah, b) menggunakan penalaran pada pola dan sifat,

melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasan dari pernyataan matematika, c)

memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh, d) mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel,

diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, e)

memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari

matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

11

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

pembelajaran matematika adalah memahami konsep matematika,

menggunakan penalaran, memecahkan masalah, mengkomunikasikan

dengan simbol, tabel, dan diagram.

6) Fungsi Pembelajaran Matematika

Jihad (2008), berpendapat bahwa kurikulum matematika fungsi

matematika adalah wahana untuk: a) Mengembangkan kemampuan

berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol, b)

mengembangkan ketajaman penalaran yang dapat memperjelas yang

menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Wahyudi (2008)

kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemecahan

masalah melalui pola pikir dan model Matematika serta sebagai alat

Jadi, fungsi matematika berdasarkan kedua pendapat tersebut

adalah mengembangkan kemampuan bernalar dan berkomunikasi dengan

menggunakan symbol, tabel dan gagasan.

7) Ruang Lingkup Matematika

Tim Penyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI

(2007) menjelaskan bahwa ruang lingkup mata pelajaran matematika pada

satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a)

Bilangan, b) Geometri dan pengukuran, dan c) Pengolahan data. Selanjutnya

Wahyudi (2008) menyatakan bahwa ruang lingkup Matematika meliputi

Kemahiran Matematika, Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Aljabar,

Statistika dan Peluang, Trigonometri, dan Kalkulus.

Dalam penelitian di SD Negeri Ambalkumolo ini, peneliti

mengambil aspek geometri dan pengukuran dengan materi pokok tentang

bangun datar kelas III. Peneliti memilih materi bangun datar karena siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

12

kelas III SD tersebut mengalami kesulitan dalam aspek geometri dan

pengukuran. Salah satu aspek geometrid an pengukuran yang ada di

semester II adalah materi bangun datar.

8) Materi Pembelajaran Matematika di SD

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Matematika

di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai

peserta didik dalam pembelajaran dan menjadi acuan pengembangan

kurikulum di setiap pendidikan. Berikut ini adalah SK dan KD di kelas III

semester II (KTSP, 2007):

Tabel 2.1. Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika Kelas III Semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bilangan 3.Memahami pecahan

sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah

3.1 Mengenal pecahan sederhana 3.2 Membandingkan pecahan sederhana 3.3 Memacahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana

Geometri dan Pengukuran 4. Memahami unsur dan sifat-

sifat bangun datar sederhana

4.1 Mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya 4.2 Mengidentifikasi berbagai jenis dan dan besar sudut

5.Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.

5.1 Menghitung keliling persegi dan persegi panjang 5.2 Menghitung luas persegi dan persegi panjang 5.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang.

Pada penelitian ini, peneliti mengambil materi dalam ruang lingkup

geometri dan pengukuran, dengan standar kompetensi yaitu: 1) memahami

unsure dan sifat-sifat bangun datar sederhana dan 2) menghitung keliling,

luas persegi dan persegi panjang serta penggunaannya dalam pemecahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

13

masalah. Kompetensi dasarnya meliputi 1) mengidentifikasi berbagai

bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya, 2) mengidentifikasi

berbagai jenis dan besar sudut, 3) menghitung panjang, dan 5)

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan

persegi panjang. Berikut ini adalah materi pembelajaran bangun datar kelas

III SD:

a) Pengertian Bangun Datar

Menurut Imam Roji bangun datar adalah bagian dari bidang

datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung (Lan, 2010).

Selanjutnya, Julius Hambali dkk dalam (Lan, 2010)mengatakan bangun

datar sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua demensi yaitu

panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal.

Anonim (2010) menyatakan bangun datar merupakan bangun

dua dimensi. Maksudnya adalah tidak memiliki ruang hanya sebuah

bidang datar saja.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

bangun datar adalah bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang

dan lebar tetapi tidak memiliki tinggi atau tebal.

b) Sifat-Sifat Bangun Datar

Sifat-sifat bangun datar yaitu: (1) Segitiga sama sisi mempunyai

sisi-sisi yang sama panjang, (2) Persegi panjang mempunyai sisi-sisi

yang berhadapan sama panjang dan keempat pojoknya berbentuk siku-

siku, (3) Persegi mempunyai empat sisi yang sama panjang dan empat

pojoknya berbentuk siku-siku.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

14

c) Macam-Macam Bangun Datar

Persegi Panjang Persegi Jajar Genjang Belah Ketupat

Trapesium Segitiga

Siku-siku Segitiga Sama Sisi

Layang-Layang

Gambar 2.1: Macam-macam Bangun Datar

d) Mengenal Berbagai Jenis Sudut

Sudut merupakan daerah yang dibatasi oleh dua garis yang

berpotongan di satu titik. Berikut adalah macam-macam sudut yang

diajarkan pada kelas III semester 2:

(1) Sudut Siku-Siku

Kedua ruas saling tegak lurus dan bertemu pada pangkalnya

membentuk sudut siku-siku

Contoh :

Gambar 2.2: Gambar Sudut Siku-Siku

(2) Sudut Lancip

Sudut yang dibuat lebih kecil daripada sudut siku-siku sehingga

disebut sudut lancip

Contoh:

Gambar 2.3: Gambar Sudut Lancip

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

15

(3) Sudut Tumpul

Sudut yang dibuat lebih besar daripada sudut siku-siku disebut sebagai

sudut tumpul

Contoh:

Gambar 2.4: Gambar Sudut Tumpul

e) Menghitung Keliling Persegi dan Persegi Panjang

(1) Menghitung Keliling Persegi Panjang

(a) Dengan Satuan Tak Baku

Contoh :

Panjang (p) persegi panjang tersebut adalah 6 satuan. Lebar (l)

persegi panjang tersebut adalah 5 satuan.

Maka kelilingnya = 6 + 5 + 6 + 5 = 22 satuan

= (p + l) + (p + l)

Jadi, keliling persegi panjang tersebut adalah 22 satuan.

Gambar 2.5: Menghitung Keliling Persegi Panjang dengan Satuan Tak Baku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

16

(b) Dengan Satuan Baku

Gambar 2.6: Menghitung Keliling Persegi Panjang dengan Satuan Baku

Jadi rumus keliling persegi panjang yaitu:

K = (p + l) + (p + l)

= 2 x (p + l)

(2) Menghitung Keliling Persegi

(a) Dengan Satuan Tak Baku

Panjang dan lebar pada persegi disebut sisi (s). Pada gambar di

atas, setiap sisi terdiri atas 6 satuan.

Maka kelilingnya = 6 + 6 + 6 + 6 = 24 satuan

= s + s + s + s = 4 x s

Jadi, keliling persegi tersebut adalah 24 satuan.

Gambar 2.7: Menghitung Keliling Persegi dengan Satuan Tak Baku

l = 5

P = 6 cm

Keliling persegi panjang = 6 + 5 + 6 + 5 = p + l + p + l = (p + l) + (p + l) Jadi, keliling persegi panjang adalah 30cm

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

17

(b) Dengan Satuan Baku

Gambar 2.8: Menghitung Keliling Persegi dengan Satuan Baku

Jadi rumus keliling persegi yaitu: K = 4 x sisi = 4 x s

(3) Menghitung Luas Persegi Panjang dan Persegi

(a) Menghitung Luas Persegi Panjang

Rumus luas persegi panjang yaitu : panjang x lebar = ( p x l )

(b) Menghitung Luas Persegi

Luas persegi = sisi x sisi

= s x s

Contoh: panjang sisi persegi 5 cm

Luas persegi = 5 cm x 5 cm = 25 cm

9) Langkah-Langkah Pembelajaran Bangun Datar di SD

Syarifudin (2009) menyatakan langkah-langkah pembelajaran

matematika di SD, yaitu: (1) Penanaman konsep dasar (penanaman konsep),

yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum

pernah mempelajari konsep tersebut, (2) Pemahaman konsep, yaitu

pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa

lebih memahami suatu konsep matematika, dan (3) Pembinaan ketrampilan,

yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman

konsep. Pembelajaran pembinaan ketrampilan bertujuan agar siswa lebih

terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika.

Sejalan dengan pendapat Syarifudin, Wahyudi (2008) menjelaskan

langkah pembelajaran matematika yaitu: (1) penanaman konsep, (2)

pemahaman konsep dan, (3) pembinaan ketrampilan.

s

s

Keliling persegi = 6 + 6 + 6 + 6 = 24 = s + s + s + Jadi, keliling persegi adalah 24 cm

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

18

Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam pembelajaran

matematika tentang bangun datar dengan langkah sebagai berikut: (1)

Penanaman konsep, yaitu penanaman konsep tentang bangun datar yaitu

dengan pengenalan macam-macam bangun datar dan sifat-sifat bangun

datar, (2) pemahaman konsep, yaitu dengan melatih cara menggambar

bangun datar sesuai sifat-sifat bangun datar yang telah dipelajari

sebelumnya, (3) pembinaan ketrampilan, dengan melatih siswa

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar misalnya

dengan mempelajari luas dan keliling bangun datar.

2. Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual

a. Model Pembelajaran

1) Pengertian Model Pembelajaran

Berkaitan dengan model pembelajaran Suprijono (2011)

menyatakan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar. Selanjutnya, Joyce dalam (Trianto,

2009) menyatakan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau

suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas atau pembelajaran alam tutorial dan untuk

menentuakan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya

buku-buku, film, computer, kurikulum dan lain-lain. Joice dan Weil

dalam (Isjoni, 2010) juga menyatakan bahwa model pembelajaran

adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa

dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran,

dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.

Menurut definisi model pembelajaran di atas makan dapat

diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran merupakan suatu pola

atau rencana yang digunakan untuk mengorganisasi kegiatan

pembelajaran seperti menyusun kurikulum, mengatur materi

pembelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

19

2) Ciri-Ciri Model Pembelajaran

Suprijono (2011) menjelaskan model pembelajaran memiliki ciri

khusus yang tidak dimiliki strategi, metode atau prosedur pembelajaran.

Adapun ciri khusus tersebut adalah: (a) Rasional teoritis logis yang

disusun oleh para pencipta atau para pengembangnya, (b) Landasan

pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai), (c) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar

model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil, (4) Lingkungan belajar

yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Berdasarkan ciri model pembelajaran tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran berbeda dengan strategi, model

maupun prosedur pembelajaran. Dalam model pembelajaran landasan

pemikiran tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan lingkungan

belajar lebih ditekankan selama proses pembelajaran.

3) Macam-Macam Model Pembelajaran

Menurut Suprijono (2011) macam-macam model pembelajaran

dibagi menjadi 3, yaitu:

a) Model pembelajaran langsung

Pada model pembelajaran langsung guru terlibat aktif dalam

mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya

secara langsung kepada semua kelas.

b) Model pembelajaran kooperatif

Pada pembelajaran kooperatif guru hanya bersifat mengarahkan,

dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta

menyedikan bahan-bahandan informasi yang dirncang untuk

membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud.

c) Model pembelajaran berbasis masalah

Pada pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk menemukan

sendiri atau model pembelajaran ini sering disebut sebagai inquiry

learning.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

20

Berdasarkan macam-macam model pembelajaran diatas maka

model pembelajaran kontekstual merupakan bagian dari model

pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran berbasis masalah. Hal

tersebut karena dalam model pembelajaran kontekstual guru memberi

pengarahan kepada siswa kemudian siswa mencari tahu sendiri materi

yang dipelajari dari informasi yang diberikan guru dan mengaitkannya

dengan kehidupan nyata.

b. Model Pembelajaran Kontekstual

1) Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual

Muslich, (2009) menyatakan bahwa:

contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-

Sejalan dengan Muslich, Masnur, Elaine, dan Ph. D (2011)

otak karena menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan

akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kontekstual adalah suatu pembelajaran yang mengaitkan

materi pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari sehingga

akan lebih bermakna untuk siswa itu sendiri.

2) Tujuan Model Pembelajaran Kontekstual

Nurhadi, dkk (2004) menjelaskan bahwa tujuan model pembelajaran

kontekstual untuk mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah,

dan ketrampilan intelektual, belajar tentang peran orang dewasa melalui

pelibatan mereka dengan pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi

pembelajar yang otonom dan mandiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

21

Senada dengan pendapat Nurhadi, Anonim (2010) menjelaskan bahwa

tujuan model pembelajaran kontekstual adalah untuk memotivasi siswa untuk

memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan

materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi,

sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang

secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks

ke permasalahan / konteks lainnya.

Jadi, tujuan model pembelajaran kontekstual yaitu untuk

mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah dan memotivasi

siswa untuk memahami materi pembelajaran dengan cara mengaitkannya

materi tersebut dengan kehidupan nyata.

3) Manfaat Model Pembelajaran Kontekstual

Sedangkan Suherli mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual

memberikan penguatan pemahaman secara komprehensif melalui

penghubungan makna atau maksud dari ilmu pengetahuan yang dipelajari

siswa dengan pengalaman langsung dalam kehidupan yang nyata (Razak,

2009).

Berdasarkan pendapat tersebut manfaat model pembelajaran

kontekstual adalah terciptanya kondisi siswa yang aktif selama pembelajaran

dan memberikan penguatan pemahaman secara komprehensif dengan

mengaitkan materi dengan kehidupan nyata.

4) Karakteristik Pembelajaran Kontekstual

Mengenai karakteristik pembelajaran kontekstual Nurhadi dalam

(Muslich, 2009) mendeskripsikannya dengan cara menderetkan sepuluh kata

kunci, yaitu: 1) kerja sama, 2) saling menunjang, 3) menyenangkan, tidak

membosankan, 4) belajar dengan gairah, 5) pembelajaran terintegrasi, 6)

menggunakan berbagai sumber, 7) siswa aktif, 8) sharing dengan teman, 9)

siswa kritis, dan 10) guru ,kreatif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

22

Selanjutnya, Johnson dalam (Nurhadi, 2004) menyatakan karakteristik

model pembelajaran kontektual yaitu: 1) melakukan hubungan, 2) melakukan

kegiatan yang signifikan, 3) belajar yang diatur sendiri, 4) mencapai standar

yang tinggi, dan 5) menggunakan penilaian autentik Sedangkan The

Northwest Regional Education Laboratory USA dalam (Nurhadi 2004)

mengidentifikasi enam kata kunci karakteristik pembelajaran kontekstual

yaitu: 1) pembelajaran bermakna, 2) penerapan pengetahuan, 3) berfikir

tingkat tinggi, 4) kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar, 5)

responsive dan 6) penilaian autentik.

Dari uraian karakteristik diatas maka dapat disimpulkan bahwa

karakteristik model pembelajaran kontekstual adalah 1) pembelajaran

bermakna, 2) penerapan pengetahuan, berfikir tingkat tinggi, 4) kerja sama,

pembelajaran terintegrasi, 5) siswa aktif dan 6) penialaian autentik.

5) Komponen Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual memiliki 7 komponen

utama. Menurut Muslich, (2009) 7 komponen utama pendekatan kontekstual

adalah:

a) Constructivism (Konstruktivisme)

Komponen ini merupakan landasan filosofis pendekatan kontekstual.

Pembelajaran yang berciri konstruktivisme menekankan terbangunnya

pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan

pengetahuan terdahulu dari pengalaman belajar yang bermakna

b) Bertanya (Questioning)

Komponen ini merupakan strategi pembelajaran kontekstual. Kegiatan

bertanya berguna untuk: (1) menggali informasi, (2) mengecek

pemahaman siswa, (3) membangkitkan respon siswa, (4) mengetahui hal-

hal yang diketahui siswa, (5) mengetahui hal-hal yang diketahui siswa, (6)

memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru, (7)

membangkitkan lebih banyak pertanyaan bagi diri siswa, dan (8)

menyegarkan pengetahuan siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

23

c) Menemukan (Inquiry)

Komponen ini merupakan kegiatan inti pembelajaran kontekstual.

Kegiatan diawali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan

kegiatan-kegiatan bermakna yang menghasilkan temuan yang diperoleh

sendiri oleh siswa.

d) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Pada konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya diperoleh dari

kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar bisa diperoleh dengan sharing

antarteman, antarkelompok, dan antara yang tahu kepada yang tidak tahu

baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Pembelajaran dikemas dalam

diskusi kelompok yang anggota heterogen dengan jumlah yang bervariasi.

e) Pemodelan (Modelling)

Model yang dimaksud bisa berupa pemberian contoh tentang, misalnya

cara mengoperasikan sesuatu, menunjukkan hasil karya, mempertontonkan

suatu penampilan. Car pembelajaran semacam ini akan lebih cepat

dipahami siswa daripada hanya bercerita atau memberikan penjelasan

kepada siswa tanpa menunjukkan modelnya atau contohnya.

f) Refleksi (Reflection)

Komponen ini merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran

kontekstual yaitu perenungan kembali atas pengetahuan yang baru

dipelajari. Dengan memikirkan apa saja yang baru dipelajari, menelaah

dan merespons semua kejadian, aktivitas atau pengalaman yang terjadi

dalam pembelajaran, bahkan memberikan masukan atau saran jika

diperlukan, siswa akan menyadari bahwa pengetahuan yang baru

diperolehnya merupakan pengayaan atau bahkan revisi dari pengetahuan

yang dimiliki sebelumnya.

g) Penilaian Autentik (Authentic Assessment)

Komponen ini merupakan ciri khusus dari pembelajaran kontekstual

adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan

gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar

siswa.penilaian autentik diarahkan pada poses mengamati, menganalisis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

24

dan menafsirkan data yang telah terkumpul ketika atau dalam proses

pembelajaran siswa berlangsung, bukan semata-mata pada hasil

pembelajaran.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan semua komponen dalam

model pembelajaran kontekstual yaitu kontruktivisme, bertanya, inquiry,

masyarakat belajar, permodelan, refleksi dan penilaian autentik.

6) Strategi Pembelajaran Kontekstual

Strategi pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih yang dapat

memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Adapun Suprijono (2011) menyatakan strategi pembelajaran

kontektual berdasarkan Center for Occopational Research and Development

(CORD) adalah sebagai berikut: (a) Relating, belajar dikaitkan dengan konteks

pengalaman kehidupan nyata. Konteks merupakan kerangka kerja yang

dirancang guru untuk membantu peserta didik agar yang dipelajari bermakna,

(b) Experiencing

secara aktiv dengan hal yang dipelajari dan berupaya melakukan eksplorasi

terhadap hal yang dikaji, berusahan menemukan dan menciptakan hal baru dari

apa yang dipelajarinya, (c) Applying, belajar menekankan pada proses

mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki dalam konteks dan

pemanfaatannya, (d) Cooperating, belajar merupakan proses kolaboratif dan

cooperative melalui belajar berkelompok, komunikasi interpersonal atau

hubungan intersubjek, (e) Transferring, belajar menekankan pada terwujudnya

kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru.

Dalam penelitian ini, strategi yang digunakan peneliti dalam

penggunaan model pembelajaran kontekstual yaitu relating, experiencing dan

cooperating. Relating yaitu siswa belajar dengan mengaitkan materi dengan

kehidupan nyata. Experiencing yaitu siswa secara aktif melakukan eksplorasi

dalam pembelajaran. Sedangkan cooperating siswa belajar berkelompok.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

25 7) Langkah-Langkah Penggunaan Model Pembelajaran Konteksual

Menurut Administrator (2010) langkah-langkah model pembelajaran

kontekstual yaitu (1) kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih

bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri

pengetahuan dan keterampilan barunya, (2) laksanakan sejauh mungkin

kegiatan inkuiri untuk semua topik, (3) kembangkan sifat ingin tahu siswa

dengan bertanya, (4) ciptakan masyarakat belajar, (5) hadirkan model sebagai

contoh pembelajaran, (6) lakukan refleksi di akhir pertemuan, (7) lakukan

penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Sedangkan menurut Priyadi (2010) langkah-langkah model

pembelajaran kontekstual yaitu: (1) Mengkaji konsep atau teori yang akan

dipelajari oleh siswa, (2) Memahami latar belakang dan pengalaman hidup

siswa melalui proses pengkajian psikologis dan sosiologis, (3) Mempelajari

lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa yang selanjutnya memilih dan

menghubungkan dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam

pembelajaran kontekstual, (4) Merancang pembelajaran dengan mengkaitkan

konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman

yang dimiliki dan lingkungan hidup mereka, dan (5) Melaksanakan evaluasi

terhadap pemahaman siswa, dimana hasilnya nanti dijadikan bahan refleksi

terhadap rencana pembelajaran dan pelaksanaannya.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

langkah-langkah model pembelajaran kontekstual adalah: (a)

Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan

cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan

keterampilan barunya, (b) melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri

untuk semua topic, (c) mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan

bertanya, (d) menciptakan masyarakat belajar, (e) menghadirkan model

sebagai contoh pembelajaran, (f) melakukan refleksi di akhir pertemuan, dan

(f) melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

26 8) Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kontekstual

Nadhirin (2010) menjelaskan kelebihan dan kekurangan model

pembelajaran kontekstual, yaitu:

a) Kelebihan model pembelajaran kontekstual yaitu:

(1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil

(2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan

konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut

aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk

menemukan pengetahuannya sendiri.

b) Kekurangan model pembelajaran kontekstual yaitu:

(1) Guru lebih intensif dalam membimbing

(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan sendiri ide ide dan mengajak siswa agar dengan

menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi strategi mereka

sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru

memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar

tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

Dari kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kontekstual

diatas maka penulis akan lebih memaksimalkan kelebihan yang ada dengan

cara lebih mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran dan memberi

bimbingan secara intensif sehingga pembelajaran akan lebih bermakna, dan

akan meminimalkan kekurangan yang ada.

3. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan Tolib pada tahun 2009 yang berjudul

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi

Hitung Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Carub Kecamatan Bumijawa

Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2009/2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan

kemampuan operasi hitung pecahan. Hasil penelitian pada kondisi awal rata-

rata nilai 55, siklus 1 rata-rata menjadi 65 dan siklus dua rata-ratanya menjadi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

27

78. Hal ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dapat

meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan.

Penelitian yang dialkukan oleh Damar Saputro pada tahun 2009 yang

berjudul Peningkatan Mengenal Bangun Datar Sederhana Menurut Sifatnya

Dengan Model Student Team Achievement Division (STAD) Pada Siswa

Kelas III SDN Brongkol 02 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2009/2010. Tujuan penelitian untuk meningkatkan kemampuan

mengenal bangun datar sederhana dengan model Student Team Achievement

Division (STAD). Hasil penelitian ini adalah adanya dari sebelumnya pada tes

awal 55, kemudian pada tes siklus pertama 73, menjadi 86,25 pada siklus

kedua.

Berdasarkan kedua penelitian tersebut, terdapat persamaan variabel

yaitu pada penelitian pertama variabel bebas (X) yaitu menggunakan model

pembelajaran kontekstual. Sedangkan pada penelitian kedua variabel terikatnya

sama yaitu pembelajaran bangun datar kelas III. Selain itu, kedua penelitian

tersebut merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Pada penelitian yang akan

dilaksanakan variabel bebas (X) penggunaan model pembelajaran kontekstual

sedangkan variabel terikat (Y) pembelajaran matematika materi bangun datar

kelas III.

B. Kerangka Berfikir

Siswa kelas III sekolah dasar memiliki karakteristik senang bermain dan

bekerja bersama dengan teman sejawatnya. Mereka sangat lebih tertarik dengan

hal-hal yang baru yang memang belum mereka ketahui. Selain itu siswa usia

mereka juga memiliki rasa penasaran yang cukup tinggi terhadap hal baru. Itulah

yang harus selalu diperhatikan oleh guru dalam proses belajar mengajar.

Pembelajaran matematika sering dianggap pelajaran yang cukup sulit oleh siswa

karena matematika merupakan ilmu abstrak. Oleh karena itu pembelajaran

matematika sering ditakuti oleh siswa. Pembelajaran matematika sendiri juga

sering dikondisikan sangat serius sehingga siswa semakin enggan belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

28 matematika. Sedangkan dalam pembelajaran siswa akan lebih mudah mengerti

dengan benda-benda konkrit bukan hanya yang bersifat teori semata.

Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang menuntut siswa

untuk dapat membangun pemahamannya sendiri dengan mengaitkan pembelajaran

dengan kehidupan mereka sehari-hari. Siswa aktif untuk mencari tahu materi yang

sedang dipelajari melalui pengamatan, tanya jawab maupun dengan berdiskusi

dengan teman sejawatnya. Dalam pembelajaran kontekstual guru hanya sebagai

fasilitator sehingga hanya membimbing siswa selama pembelajaran berlangsung.

Langkah-langkah model pembelajaran kontekstual yang dapat dikembangkan

yaitu (1) kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan

cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan

barunya, (2) laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik, (3)

kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya, (4) ciptakan masyarakat

belajar, (5) hadirkan model sebagai contoh pembelajaran, (6) lakukan refleksi di

akhir pertemuan, (7) lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Berdasarkan penjelasan di atas maka model pembelajaran kontekstual

sangat tepat digunakan dalam pembelajaran matematika tentang luas bangun datar

pada siswa kelas III sekolah dasar. Model pembelajaran kontekstual sangat sesuai

dengan karakteristik siswa SD yang selalu ingin tahu hal baru dan senang bekerja

sama dengan teman sejawatnya karena pada model pembelajaran kontekstual

dituntut untuk menemukan sendiri materi yang sedang dipelajari dengan

pengamatan, tanya jawab dan diskusi dengan teman sejawat. Selain itu juga tepat

digunakan pada pembelajaran matematika karena pembelajaran matematika yang

diajarkan dapat dikaitkan langsung dengan kehidupan nyata, sehingga

pembelajaran dapat lebih bermakna dan diharapkan dapat meningkatkan

pembelajaran siswa kelas III SD Negeri Ambalkumolo tahun ajaran 2011/2012.

Penelitian tersebut akan dilaksanakan dalam tiga siklus yang diharapkan hasil

yang didapatkan akan lebih maksimal dan hasil belajar siswa akan meningkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

29

Gambar 2.10 : Kerangka Berfikir Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual

Berdasarkan gambar 2. 9 yaitu dengan penggunaan model pembelajaran

kontekstual dala pembelajaran matematika tentang bangun datar diharapkan dapat

meningkatkan hasil pembelajaran matematika tentang bangun datar pada siswa

kelas III SD Negeri Ambalkumolo tahun ajaran 2011/2012.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dari penelitian yang akan dilaksanakan yaitu, jika

penggunaan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika

tentang bangun datar dapat dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang

telah ditentukan maka akan dapat meningkatkan hasil pembelajaran matematika

tentang bangun datar dan akan didapatkan solusi yang tepat untuk mengatasi

kendala yang ditemukan selama proses pembelajaran.

Pratindakan (Pembelajaran Konvensional)

Siswa Pasif

Hasil Belajar Rendah

Tindakan (Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kontekstual)

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3

Pascatindakan (Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kontekstual)

Siswa Aktif

Hasil Belajar Meningkat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri III Ambalkumolo,

Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen. Di sebelah utara berbatasan

dengan desa Rantewringin, di sebelah timur berbatasan dengan desa

Tambakrejo, di sebelah selatan berbatasan dengan desa Bocor, dan di sebelah

barat berbatasan dengan sungai Luk Ulo. SD Negeri Ambalkumolo terletak di

tengah perkampungan yang cukup mudah diakses dan menjadi satu-satunya SD

yang ada di desa Ambalkumolo.

Sekolah Dasar tersebut merupakan sekolah negeri yang mendapat

ional. Pada tahun 2011/2012

semester II jumlah siswa 228. Sekolah Dasar tersebut dibangun tahun 1981 dan

telah meluluskan banyak siswa. Bangunan sekolah ini cukup luas dan terdiri

dari beberapa ruang yaitu ruang kelas I-VI, ruang perpustakaan, ruang guru,

ruang kepala sekolah, ruang UKS, mushola, ruang peraga dan olahraga, tempat

parkir guru, tempat parkir siswa, toilet, serta halaman sekolah.

Peneliti merencanakan melakukan penelitian di salah satu kelas di

Sekolah Dasar Negeri III Ambalkumolo. Adapun kelas yang digunakan untuk

penelitian adalah siswa kelas 2 semester II Tahun Ajaran 2011/2012, Siswa

kelas III yang dijadikan subjek penelitian ini mempunyai ruang kelas yang

cukup luas untuk proses belajar mengajar. Meja dan kursi yang digunakan

oleh siswa kelas III masih cukup bagus dan cukup kokoh. Adapun alasan

peneliti melakukan penelitian di SDN III Ambalkumolo, karena kebetulan

peneliti mengajar sebagai Guru Wiyata Bhakti di SD tersebut. Selain itu

sekolah tersebut juga belum pernah digunakan untuk penelitian tentang

Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran

.

30

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

31 2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian tindakan kelas seperti pada tabel berikut:

Gambar 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester 2 selama 6

bulan, tepatnya pada bulan Februari-Juli Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian

Kegiatan penelitian Bulan 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1. Persiapan penelitian a. Koordinasi peneliti

dengan kepala sekolah dan guru kelas II

b. Indentifikasi masalah bersama guru kelas II

c. Menyusun proposal penelitian

d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrument penelitian

e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan

2. Pelaksanaan tindakan a. Siklus I

1) pertemuan I 2) pertemuan 2 3) pertemuan 3

b. Siklus II 1) pertemuan I 2) pertemuan 2 3) pertemuan 3

c. Siklus III 1) pertemuan I 2) pertemuan 2 3) pertemuan 3

3. Analisis data dan pelaporan a. Analisis data 3 siklus b. Menyusun laporan/skripsi c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan

pengumpulan laporan

Tahun 2011 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

32

tindakan kelas ini dilakukan pada jam mengajar sehingga tidak mengganggu

pelajaran lainnya.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa dan guru yang terlibat dalam pelaksanaan

pembelajaran, Suwandi (2010). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III

SD Negeri Ambalkumolo dengan jumlah 30 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-

laki dan 12 siswa perempuan. Rentang umur siswa yaitu antara 9 sampai 11 tahun.

C. Sumber Data

Mengenai sumber data penelitian, Arikunto (2010) menjelaskan sumber

data adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Ada 3 klasifikasi sumber data

yaitu: 1) person: sumber data yang berupa jawaban lisan melalui wawancara atau

jawaban tertulis melalui angket, 2) place: sumber data yang menyajikan tampilan

berupa keadaan diam dan bergerak, misal ruangan, aktivitas/kinerja, 3) paper;

sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau

simbol-simbol lain. Sedangkan Suwandi (2010) menyatakan data penelitian yang

dikumpulkan berasal dari berbagai sumber meliputi: 1) Informan atau narasumber,

yaitu siswa dan guru, 2) Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas

pembelajaran, 3) Dokumen atau arsip yaitu kurikulum, RPP dan hasil penilaian

siswa. Subana, dkk (2000)

dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang

berupa angka-angka (golongan) maupun yang berbentuk kategori, seperti: baik,

buruk, tinggi, rendah, dan sebagainya. Sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siswa

Keberadaan siswa sebagai subjek penelitian sangat dibutuhkan dalam

pengumpulan data. Data yang didapatkan dari siswa adalah berupa data yang

diperoleh melalui lembar pengamatan. Ketika guru sedang bertindak sebagai

seorang observer, siswa pun kembali menjadi bagian yang sedang diamati

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

33

peneliti. Adapun daftar nama siswa kelas III SD Negeri Ambalkumolo

terlampir.

2. Guru / Observer

Guru juga merupakan sumber data yang penting dalam penelitian

tindakan kelas. Selain itu guru sebenarnya adalah instrumen penelitian tindakan

kelas. Melalui guru dapat diperoleh data tentang kinerja guru dan sikapnya

dalam pembelajaran.

3. Dokumen

Keberadaan dokumen sangat diperlukan dalam rangka mengetahui

riwayat hidup siswa. Karena dalam hal ini peneliti juga sekaligus sebagai guru

kelas maka peneliti dapat menganalisis dokumen yang ada antara lain buku

raport, daftar kelas, daftar nilai dan buku catatan siswa.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Suatu cara yang digunakan untuk mencari informasi mengenai data yang

akan diteliti. Pengumpulan data dilakukan guru sebagai peneliti selama proses

pelaksanaan tindakan. Data dapat dikumpulkan dengan berbagai teknik, seperti

observasi, wawancara, catatan harian, angket, dan sebagainya. (Wardhani, Igak

dkk, 2007). Teknik pengumpulan data dilakukan denan cara tes, observasi,

dokumentasi dan sebagainya.

1. Teknik Pengumpulan Data

a.Tes

Mengenai tes, Sudjana (2009

penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk

mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk

tulisan (tes tertulis), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes dalam

penelitian ini digunakan untuk mengukur dan membandingkan hasil

pembelajaran luas bangun datar yang dilakukan dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual pada siswa kelas III SD Negeri Ambalkumolo.

Alat untuk mengumpulkan data dari teknik tes adalah berupa pre tes dan

post tes.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

34

b. Observasi

Mengenai observasi, Sanjaya (2009) mengemukakan sebagai

teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang

sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal

yang akan diamati atau diteliti. Dalam hal ini observasi dilakukan untuk

mengetahui seberapa jauh tindakan yang telah mencapai sasaran dan

mengetahui keefektifannya. Observasi langsung di kelas yang digunakan

untuk penelitian, yaitu pengumpulan data melalui pengamatan secara

langsung terhadap gejala perilaku yang diselidiki sebagai objek yang diteliti.

Dari data hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama penelitian

berlangsung, peneliti dapat mengetahui tingkah laku siswa terhadap materi

pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang dipilih oleh guru.

c. Dokumentasi

Dokumen menurut Sugiyono (2008) merupakan catatan penting

tentang hal-hal atau peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi

adalah cara pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen-dokumen

yang ada, baik tertulis maupun tidak tertulis dalam bentuk gambar atau

dalam bentuk lainya yang dapat memperkuat data yang ada.

d. Angket

Subana, dkk (2000) mengungkapkan

adalah instrument pengumpulan data yang digunakan dalam teknik

komunikasi tak langsung, artinya responden secara tidak langsung

menjawab daftar pertanyaan tertulis yang dikirim melalui media tertentu.

Angket digunakan untuk mengetahui pendapat, aspirasi, harapan, prestasi,

keinginan, keyakinan, dan lain-lain sebagai hasil belajar siswa. Angket juga

ditujukan pada siswa untuk memperoleh data pengalaman siswa setelah

mengikuti pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

35 2. Alat Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data ini sangat penting karena terkumpulnya data

peneliti dapat mengevaluasi hasil penelitiannya itu sesuai dengan dengan

tujuan penelitian atau tidak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

antara lain sebagai berikut:

Alat pengumpulan data yang digunakan disesuaikan dengan teknik

pengumpulan data. Berdasarkan teknik yang digunakan, maka alat yang

digunakan adalah :

a. Lembar Evaluasi

Teknik tes pada penelitian ini adalah tes tertulis. Tes tertulis untuk

mengumpulkan data pembelajaran Matematika materi bangun datar kelas III.

Alat yang digunakan adalah lembar tes tertulis materi bangun datar kelas III

semester II.

b. Lembar Observasi

Alat pengumpulan data pada teknik observasi ini ada 2 yaitu lembar

observasi tentang penggunaan model pembelajaran kontekstual pada

pembelajaran matematika materi bangun datar kelas III untuk mengamati

guru. Adapun lembar observasi guru dapat dilihat pada lampiran 4 halaman

142. Selain itu, peneliti juga menggunakan lembar observasi pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran kontekstual tersebut untuk

mengamati siswa. Adapun lembar observasi siswa pada lampiran 4, halaman

147.

c. Dokumen

Alat pengumpulan data pada penelitian ini berupa dokumen, daftar

nilai tes hasil belajar dan proses pembelajaran matematika materi bangun

datar, serta foto langkah pembelajaran sesuai model pembelajaran

kontekstual.

d. Lembar Kuesioner

Lembar kuesioner ini berupa seperangkat pertanyaan secara

tertulis. Seperangkat pertanyaan ini berupa pelaksanaan model pembelajaran

kontekstual dalam pembelajaran matematika materi bangun datar kelas III.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

36

Lembar kuesioner ini ada 2 yaitu lembar kuesioner guru (lampiran 5

halaman 148) lembar kuesioner siswa (lampiran 4 halaman 150).

E. Validasi Data

Mengenai validasi data, Suwandi (2010) menyatakan bahwa data

penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat

dipertanggungjawabkan dan dapat disajikan sebagai dasar yang kuat dalam

menarik kesimpulan. Validasi data yang digunakan oleh peneliti yaitu triangulasi

data yang melibatkan siswa sebagai objek penelitian, praktikan/ peneliti, dan

guru/ kepala sekolah. Tujuan dari validasi data ini yaitu memeriksa kebenaran

hipotesis, konstruk atau analisis yang ditimbulkan dengan membandingkan

dengan hasil.

Dalam memeriksa validitas data, peneliti menggunakan triangulasi

sumber data dan teknik/metode pengumpulan data. Dalam triangulasi ini

melibatkan peneliti, observer, teman sejawat, serta siswa kelas IV SD Negeri

Ambalkumolo.

F. Analisis Data

Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif,

yakni membandingkan hasil antar siklus. Sedangkan teknik analisis kritis

berkaitan dengan data kualitatif mencakup kegiatan untuk mengungkap

kelemahan dan kelebihan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria

normatif (Suwandi, 2010).

Analisis data menggunakan teknik deskriptif dengan didukung data

kualitatif dan data kuantitatif. Data yang dianalisis secara kualitatif hasilnya

merupakan gambaran secara umum suatu keadaan. Analisis kualitatif digunakan

untuk menganalisis data tentang interaksi dalam proses pembelajaran, untuk

menganalisis perubahan sikap dan perilaku. Sedangkan analisis kuantitatif

digunakan untuk menganalisis data hasil tes/evaluasi hasil belajar yang diperoleh

dari nilai evaluasi dalam tiap siklus. Analisis data secara kuantitatif dilakukan

dengan mencari nilai rata-rata hasil evaluasi dan persentase keberhasilan tiap

siklus (tindakan).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

37

Penyajian data sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Verifikasi

data merupakan penarikan kesimpulan dari data-data yang telah direduksi dan

disajikan.

a. Reduksi Data

Pada reduksi data, setelah peneliti mengumpulkan semua data baik

dari peneliti sendiri, siswa, dan observer, kemudian peneliti memusatkan

permasalahan, data-data yang tidak terpakai dapat disederhanakan atau

dihilangkan. Tujuannya adalah memfokuskan analisis data yang diinginkan.

b. Penyajian Data

Pada tahap ini, peneliti mengacu pada data yang diperoleh dari hasil

reduksi. Informasi yang diperoleh akan disusun sedemikian rupa sehingga

memberi kemungkinan untuk ditarik kesimpulan atau tindakan.

c. Verifikasi Data

Tahap terakhir dalam analisis data adalah verifikasi data, peneliti

menyimpulkan beberapa informasi yang diperoleh sesuai fokus permasalahan

dengan cara menyesuaikan data hasil dari reduksi dan penyajian data.

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kerja yang akan dijadikan acuan

dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Suwandi, 2010).

Adapun indikator kriteria adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika

tentang bangun datar siswa kelas III dilaksanakan sesuai dengan langkah-

langkah yang telah ditentukan dapat berjalan dengan benar dengan persentase

minimal 80%. Pengambilan data menggunakan lembar observasi tentang

penggunaan model pembelajaran kontekstual.

2. Hasil pembelajaran yang meliputi:

a. Pada proses pembelajaran siswa aktif mengikuti pembelajaran, ada

interaksi siswa dan guru, siswa dan sumber belajar serta siswa mampu

membangun pemahaman sendiri sehingga pembelajaran dapat berjalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

38

dengan benar dengan presentase minimal 80%. Pengambilan data

menggunakan lembar observasi dan lembar kuisioner tentang keaktifan

siswa.

b. Hasil pembelajaran matematika materi bangun datar kelas III berhasil

maksimal yaitu jika siswa yang tuntas belajar mencapai 80% dengan batas

tuntas kriteria ketuntasan minimal 70. Pengambilan data menggunakan

lembar evaluasi yang dilakukan disetiap siklus.

H. Prosedur Penelitian

Secara garis besar terdapat tahapan dalam penelitian tindakan kelas yaitu

1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, 4) refleksi. (Arikunto, 2008).

Model penelitian tindakan dengan siklus yang dapat dilakukan oleh guru sekolah

dasar, antara lain model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2. Alur PTK menurut Arikunto

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I

?

Pengamatan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Perencanaan

Pengamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

39 1.Perencanaan

Berbeda dengan rencana penelitian, rencana tindakan merupakan

tindakan operasional yang direncanakan untuk memperbaiki, meningkatkan,

atau merubah perilaku, sikap atau khususnya peningkatan belajar. Rencana

merupakan tindakan yang tersusun untuk memperbaiki situasi, mengubah, atau

meningkatkan yang dilaksanakan secara khas yang mempunyai prospektif dan

memandang ke depan. Rencana harus mengakui semua tindakan dalam batas

waktu tertentu diramalkan, sehingga mengandung resiko. Rencana harus cukup

fleksibel untuk dapat disesuaikan dengan pengaruh yang muncul tidak terduga

dan berbagai hambatan yang tidak diperhitungkan dan tidak terlihat. Sebagai

bagian dalam perencanaan penelitian, maka guru atau peneliti terlibat secara

kolaboratif dalam diskusi untuk mengembangkan bahasa yang akan dipakai

dalam menganalisis dan meningkatkan pemahaman dan tindakan mereka dalam

situasi yang dihadapi.

2.Pelaksanaan Tindakan

Tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

terkendali yang merupakan variasi praktek secara cermat dan bijaksana. Praktek

dilakukan berdasar gagasan dalam tindakan dan tindakan digunakan sebagai

dasar atau pijakan untuk pengembangan tindakan-tindakan berikutnya, yaitu

tindakan yang didasari keinginan untuk memperbaiki, mengubah dan

meningkatkan keadaan. Pelaksanaan tindakan merupakan tindak lanjut dari

rencana tindakan, yaitu melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana

sebelumnya, namun perlu diperhatikan bahwa tindakan tidak secara mutlak

didasarkan pada rencana. Hal ini terjadi karena penelitian tindakan adalah

penelitian kontekstual dan situasional, sehingga dimungkinkan adanya

perubahan-perubahan (fleksibilitas program). Perbedaan penelitian tindakan

dengan penelitian lain adalah, penelitian tindakan diamati. Pelakunya berusaha

mengumpulkan bukti tentang tindakan agar dapat sepenuhnya menilai. Untuk

mempersiapkan evaluasi sebelum bertindak mereka memikirkan jenis bukti

yang akan diperlukan untuk mengevaluasi tindakan secara praktis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

40 3. Observasi

Observasi atau pengamatan memiliki fungsi untuk mendokunentasikan

berbagai pengaruh tindakan yang terkait. Pengmatan berorientasi ke masa yang

akan datang, artinya obsrvasi dimaksudkan untuk memperoleh berbagai

keterangan yang digunakan untuk langkah-langkah yang akan datang. Hasil

pengamatan yang cermat akan memberikan masukan yang digunakan pada

langkah refleksi untuk memperbaiki tindakan atau mempertahankan tindakan.

Observasi memiliki sifat responsif, terbuka terhadap pandangan dan pikiran,

sehingga pengamat tidak mencampur adukkan antara hasil pengamatan dengan

interpretasinya. Interpretasi pengamatan kendaknya ditulis dalam ruang

tersendiri, sehingga deskripsi hasil observasi tetap otentik dan menggambarkan

keadaan sebenarnya. Peneliti membuka pandangan dan pikiran bukan untuk

mencampur adukkan hasil pengamatan, justru untuk mengantisipasi hal-hal

yang tidak terduga, sehingga kadang apa yang dipersiapkan untuk mengamati

menjadi tidak cukup. Peneliti perlu mengamati proses tindakannya, pengaruh

tindakan, keadaan dan kendala tindakan, cara keadaan dan kendala menghambat

atau mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya, serta

persoalan-persoalan lain yang muncul. Pengamatan harus didasari suatu niat dan

tujuan memberikan dasar bagi refleksi diri yang kritis. Observasi memberikan

indikasi apakah reflrksi dapat tercapai, dengan kata lain observasi sangat

menentukan berhasil tidaknya refleksi.

Hal yang perlu dicatat kegiatan observasi tidak berdiri sendiri, akan

tetapi dapat divariasikandengan berbagai kegiatan yang akan memberikan

masukan yang lengkap guna melakukan refleksi. Kegiatan lain yang dapat

dilakukan antara lain: wawancara, tes, sosiometri, dan sebagainya.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan mengingat dan merenungkan suatu

tindakan persis seperti yang telah dicatat. Refleksi berusaha memahami proses,

masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Refleksi

mempertimbangkan ragam pandangan yang mungkin ada pada situasi sosial,

dan memahami persoalan dan keadaan tempat timbulnya persoalan itu. Refleksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

41

biasanya dibantu atau dilakukan oleh seluruh anggota peneliti melalui diskusi.

Rekonstruksi tindakan akan diungkap kembali, sehingga seluruh peneliti

mempunyai pandangan dan persepsi yang sama tentang kendala dan faktor

pendukung. Berdasar analisis kasus dan berbagai pertimbangan dapat

diputuskan berbagai perbaikan rencana (revisi rencana tindakan). Refleksi ini

memiliki sifat evaluatif, sebab melalui refleksi seluruh anggota penelitian

menentukan apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai harapan atau

belum, apakah tindakan perlu diadakan perbaikan atau tidak. Pada tahap ini juga

dijadikan sebagai acuan dalam menentukan siklus berikutnya.

Dalam penelitian ini peneliti akan melaksanakan penelitian dengan tiga

siklus. Penelitian dimulai dengan mengecek kondisi awal siswa yang dilakukan

sebelum siklus I. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Kondisi Awal

Pada tahap ini menggambarkan kondisi kelas sebelum diadakan

tindakan. Siswa masih pasif dalam pembelajaran dan nilai siswa masih

rendah. Hal ini disebabkan karena guru cenderung sebagai satu-satunya

sumber pembelajaran dan tidak adanya media pembelajaran yang memadai.

Siswa hanya mendengarkan sehingga cepat bosan ketika pembelajaran

berlangsung. Oleh karena itu, peneliti mengadakan pre test yang akan

digunakan untuk mengecek kondisi awal siswa.

2. Siklus/ Tindakan I

Pada pelaksanaan kegiatan siklus yang pertama melalui beberapa

tahap antara lain:

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini, peneliti menentukan kurikulum yaitu standar

kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang akan digunakan dalam

penelitian. Berbekal kurikulum yang telah ditentukan peneliti membuat

sesuatu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario

pembelajaran dengan materi bangun datar yang berupa pengertian dan

pengenalan bangun datar berdasarkan ciri-cirinya dengan menggunakan

model pembelajaran kontekstual.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

42

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I ini, peneliti

melaksanakan kegiatan pembelajaran bangun datar yang berupa pengertian

dan pengenalan bangun datar berdasarkan ciri-cirinya sesuai perencanaan

tindakan yang telah dibuat serta sesuai dengan RPP dan skenario

pembelajaran. Sebelum pembelajaran dimulai guru melaksanakan tes awal

terlebih dahulu. Setelah itu guru mulai masuk kedalam kegiatan

pembelajaran. Guru bersama siswa belajar dengan model pembelajaran

kontekstual. Siswa diajak untuk mengamati keadaan lingkungan mereka,

yang nantinya akan digunakan sebagai acuan selam pembelajaran yaitu

dengan mengaitkan kehidupan nyata mereka dengan materi pembelajaran.

dengn begitu siswa akan dapat membangun pemahamannya sendiri.

c. Observasi

Kegiatan observasi yaitu peneliti meminta bantuan guru dan

teman sejawat untuk ikut menjadi observer. Selama kegiatan berlangsung

observer mengamati proses pembelajaran dengan mengisi lembar

observasi yang disediakan peneliti. Tentunya peneliti juga ikut mengamati

proses pembelajaran.

d. Refleksi

Dalam tahap ini peneliti melakukan analisis nilai evaluasi serta

menelaah hasil observasi yang mencakup konteks pembelajaran yang

bersama observer dan menentukan apakah tindakan yang dilakukan telah

mencapai tujuan apa belum, maka pada silkus berikutnya peneliti

menentukan tindakan lagi untuk meningkatkan hasil pada siklus ini.

3. Siklus/ Tindakan II

a. Perencanaan Tindakan

Peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan

masalah pada refleksi tindakan I, yaitu belum mencapai kriteria

keberhasilan yang peneliti tetapkan. Selain itu, peneliti juga kembali

menentukan kurikulum yang akan digunakan dalam pembelajaran. Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

43

itu, peneliti menetapkan tindakan II ini dengan memperdalam penggunaan

model pembelajaran kontekstual pada silklus I dengan menambah konsep

yang lebih mudah dipahami. Selanjutnya Peneliti membuat sesuatu

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran

yang akan dilakukan sesuai dengan materi luas bangun datar dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II ini, peneliti juga

melakukan proses pembelajaran sesuai dengan RPP dan sekenario yang

telah. Hanya saja, pada saat penggunaan model pembelajaran kontekstual

dalam pembelajaran, peneliti menambah konsep-konsep yang lebih mudah

dipahami. Selain itu, siswa juga diberi motivasi lebih agar mampu berpikir

kritis. Selanjutnya siswa akan diberi kegiatan dan LKS sesuai materi.

Siswa kembeli diajak untuk mengaitkan pembelajran dengan kehidupan

nyata sehingga siswa mampu membangun pemahamnnya sendiri.

c. Observasi

Observer mengamati jalannya proses kegiatan pembelajaran

berdasarkan lembar evaluasi yang telah disediakan kemudian peneliti

bersama observer menilai kemapuan siswa dalam pelaksanaan model

pembelajaran kontekstual.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan

atas hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilaksanakan. Peneliti juga

mengadakan analisis, pemaknaan dan menyimpulkan atas tindakan yang

telah dilakukan bersama dengan guru/kepala sekolah dan dosen

pembimbing. Hasil refleksi ini kemudian digunakan sebagai dasar

pemikiran untuk menyusun rencana tindakan yang akan datang dengan

melaksanakan siklus III.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

44 4. Siklus / Tindakan III

a. Perencanaan Tindakan

Peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan

masalah pada refleksi tindakan II, yaitu belum mencapai kriteria

keberhasilan yang peneliti tetapkan. Untuk itu, peneliti menetapkan tindakan

III ini dengan memperdalam penggunaan model pembelajaran kontekstual

pada silklus II dengan menggali semakin banyak pengetahuan yang dimiliki

berdasarkan konsep yang telah dipelajari. Selanjutnya Peneliti membuat

sesuatu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengn terlebih dahulu

menentukan kurikulum yng akan digunakan dan skenario pembelajaran

yang akan dilakukan sesuai dengan materi luas bangun datar dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II ini, peneliti juga

melakukan proses pembelajaran sesuai dengan RPP dan sekenario yang

telah. Hanya saja, pada saat penggunaan model pembelajaran kontekstual

dalam pembelajaran, peneliti menambah konsep-konsep yang lebih mudah

dipahami dan semakin banyak menggali pengelatuan siswa melalui tanya

jawab dan inquiry. Selain itu, siswa juga diberi motivasi lebih agar mampu

berpikir kritis. Selanjutnya siswa akan diberi kegiatan dan LKS sesuai

materi.

c. Observasi

Observer mengamati jalannya proses kegiatan pembelajaran

berdasarkan lembar evaluasi yang telah disediakan kemudian peneliti

bersama observer menilai kemapuan siswa dalam pelaksanaan model

pembelajaran kontekstual.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan

atas hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilaksanakan. Peneliti juga

mengadakan analisis, pemaknaan dan menyimpulkan atas tindakan yang

telah dilakukan bersama dengan guru/kepala sekolah dan dosen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

45

pembimbing. Hasil refleksi ini kemudian digunakan sebagai dasar

pemikiran untuk menyusun rencana tindakan yang akan datang. Tahap

refleksi juga merupakan evaluasi tentang tindakan yang telah dilakukan

untuk mengetahui keberhasilan atau pengaruh tindakan. Pada tahap ini

peneliti dapat membandingkan kondisi awal sebelum diadakan tindakan dan

kondisi sesudah diadakan tindakan. Hasil refleksi pada siklus pertama

merupakan tahap awal dari siklus kedua. Pada siklus pertama peneliti

bersama observer mencatat peristiwa dan kejadian selama proses

pembelajaran. Hal-hal sekecil apapun harus dicatat karena digunakan

sebagai acuan pelaksanaan siklus berikutnya. Pada pelaksanaan siklus

berikutnya dilakukan lebih matang sehingga proses pembelajaran dan hasil

belajar siswa dapat meningkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Sekolah Dasar Negeri Ambalkumolo terletak di desa Ambalkumolo,

Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen. Lokasi tersebut cukup strategis

yaitu dekat dengan jalan dan tempat umum seperti balai desa Ambalkumolo dan

rumah penduduk. Jalan menuju lokasi pun sudah beraspal sehingga tidak

mengherankan jalan ini ramai oleh berbagai jenis kendaraan pada pagi hari.

Namun, kondisi tersebut tidak mengganggu pembelajaran.

Kondisi gedung di SD Negeri Ambalkumolo tersebut baik dan memadai

untuk kegiatan pembelajaran. Buku-buku beserta media pembelajaran di SD

tersebut sangat lengkap dengan adanya bantuan DAK dari pemerintah pada tahun

2010. Selain itu, dengan didukung adanya sarana dan prasarana dalam kegiatan

kurikuler maupun ekstrakurikuler kegiatan pembelajaran yang ada semakin

berjalan lancar. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SD tersebut adalah bola voli,

pramuka, hasta karya, tari, BTA dan kaligrafi. Jumlah guru yang ada di SD

Ambalkumolo ada 12 yakni yang berstatus PNS 9 orang serta 3 orang wiyata

bakti.

Pembelajaran matematika tentang bangun datar pada siswa kelas III di

SD Negeri Ambalkumolo belum sepenuhnya bermakna karena guru masih

mendominasi pelajaran. Pada saat pembelajaran bangun datar guru cenderung

menggunakan metode-metode pembelajaran yang konvensional yaitu metode

ceramah dan latihan sehingga kadang siswa menjadi sangat pasif. Dalam

pembelajaran guru masih menjadi satu-satunya sumber pembelajaran, siswa hanya

mendengarkan dan menerima apa yang diberikan oleh guru. Hal ini menyebabkan

tidak terciptanya pembelajaran yang bermakna dimana siswa aktif mencari tahu

materi yang sedang mereka pelajari. Itulah beberapa faktor yang dirasa sebagai

penyebab rendahnya nilai pada mata pelajaran matematika tentang luas bangun

datar pada siswa kelas III SD Negeri Ambalkumolo.

46

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

47

Peneliti juga melakukan tanya jawab (wawancara) dengan guru kelas III

untuk memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran Matematika di kelas III.

Kepala Sekolah dan guru kelas III SD Negeri tersebut menyambut baik dan

memberi keleluasaan pada peneliti untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas.

Guru yang lain juga berkenan pada peneliti untuk membantu pelaksanaan

penelitian.

Dari kegiatan tersebut, diperoleh gambaran bahwa saat pembelajaran

matematika siswa kurang aktif, kurang dapat bekerja sama diantara siswa

sehingga nilai siswa masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pre-tes

materi bangun datar diperoleh rata-rata nilai yaitu 59. Hal ini dibawah kriteria

ketuntasan minimal mata pelajaran matematika yang harus mencapai 70.

Berikut ini adalah hasil rekapitulasi nilai kondisi awal siswa sebelum

dilakukan tindakan apapun:

Tabel 4.1. Rekapitulasi Nilai Kondisi Awal Siswa

Nilai Frekuensi Persentase Keterangan 80-89 1 3

Tuntas 70-79 4 13,5 60-69 12 40

Belum Tuntas 50-59 9 30 40-49 4 13,5

Jumlah siswa 30 100 Nilai rata-rata 59 Banyaknya siswa tuntas 13,5 Banyaknya siswa yang belum tuntas 86,5

Hasil rekapitulasi kondisi awal mengidentifikasikan bahwa siswa kelas

III mengalami kesulitan pada pembelajaran bangun datar. Setelah peneliti analisis

hasil tersebut ternyata kesulitan siswa pada konsep bangun datar, keliling dan luas

bangun datar, serta penyelesaian soal cerita yang berhubungan dengan keliling

atau luas bangun datar.

Berdasarkan perolehan nilai dalam tabel 4.1 rekapitulasi nilai pre-tes,

diketahui bahwa nilai rata-rata siswa yaitu 59. Kriteria Ketuntasan Minimal pada

penelitian ini adalah 70,00 sehingga siswa yang tuntas mencapai 13,5 % atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

48 sebanyak 5 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas mencapai 86,5 % atau

sebanyak 25 siswa. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa nilai siswa belum

sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Oleh karena itu perlu diadakan

tindakan untuk memperbaiki pembelajaran. Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti

membuat rencana pelaksanaan tindakan, yaitu siklus 1.

B. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus

Penelitian mulai dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2012. Penelitian ini

terdiri dari 3 siklus. Siklus 1 dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan

rincian pertemuan pertama dilakukan tatap muka dan pre test untuk mengecek

kondisi awal siswa, pertemuan kedua untuk tatap muka, serta pertemuan ketiga

untuk tatap muka dan evaluasi siklus 1. Siklus kedua dilaksanakan dalam 3 kali

pertemuan dengan rincian pertemuan pertama dan kedua untuk tatap muka,

pertemuan ketiga untuk evaluasi/tes siklus 2. Kemudian untuk siklus ketiga

dilaksanakan 3 kali pertemuan dengan rincian pertemuan pertama dan kedua

untuk tatap muka serta pertemuan ketiga untuk evaluasi/tes siklus 3.

Penelitian yang dilaksanakan pada setiap siklus meliputi 4 komponen,

yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut

adalah deskripsi pelaksanaan pembelajaran matematika pada tiap siklus.

1. Deskripsi Siklus I

Kegiatan penelitian pada siklus ini akan dilaksanakan dalam 3 kali

pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit berdasarkan

kondisi awal yang ada di SD penelitian. Tindakan yang dilaksanakan sesuai

dengan prosedur penelitian, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan,

tahap observasi dan tahap refleksi. Untuk lebih rincinya, kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan (Planning) Berdasarkan hasil studi pendahuluan serta pengamatan pada kondisi

awal siswa kelas III SD Negeri Ambalkumolo yang menunjukkan sebagian

besar siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran bangun datar yang

disebabkan siswa belum paham dengan konsep bangun datar, maka peneliti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

49

mengupayakan perbaikan kondisi ini dengan dilaksanakannya Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dengan mengimplementasikan model pembelajaran

kontekstual untuk membantu siswa kelas III SD Negeri Ambalkumolo dalam

mengatasi kesulitannya. Realisasi dari PTK ini dilaksanakan melalui siklus,

yang mana dalam setiap siklusnya dilaksanakan perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi.

1) Pertemuan Pertama

Perencanaan yang dilakukan pada siklus I ini difokuskan pada

pelaksanaan pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam mengatasi

kesulitan belajar bangun datar, khususnya dalam menyebutkan sifat-sifat

bangun datar dan mengenali macam-macam sudut bangun datar, guru

berperan sebagai fasilitator pembelajaran bagi siswa, sehingga tugas guru

adalah mengarahkan dan mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran. Hal

tersebut dilakukan supaya siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran

dan diharapkan siswa dapat memahami dan tidak kesulitan dalam proses

belajar.

Pada tahap perencanaan siklus I, peneliti melaksanakan beberapa

tahapan yang meliputi: (1) mempelajari kompetensi dasar dan materi yang

terdapat dalam Kurikulum atau silabus kelas III semester 2, (2) menentukan

waktu penelitian dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi

waktu 3 x 2 x 35 menit, (3) menyusun skenario tindakan model

pembelajaran kontekstual sesuai langkah-langkah yang telah ditentukan, (4)

menyusun instrumen penelitian berupa lembar tes, lembar observasi, lembar

angket dan kamera, (5) menghubungi observer yaitu Erowati, Suciatun, dan

Barkah Dewi Susanti, (6) menyiapkan media atau alat dan bahan yang akan

digunakan dalam melaksanakan tindakan siklus I, dan (7) menyusun RPP.

RPP pertemuan pertama siklus I dengan alokasi waktu 2 x 35 menit

membahas materi tentang sifat-sifat bangun datar dan macam-macam

bangun datar. Pelaksanaannya direncanakan pada hari Selasa, tanggal 27

Maret 2012 pukul 07.50-09.00 dengan menggunakan model pembelajaran

kontekstual yang sesuai dengan skenario pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

50

2) Pertemuan Kedua

Perencanaan tindakan pada pertemuan kedua pada siklus I hampir

sama dengan pertemuan pertama dengan menentukan standar kompetensi

dan kompetensi dasar sebagai acuan dalam pembuatan RPP. Selain itu,

persiapan skenario dan alat-alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan

data seperti lembar observasi, lembar tes dan kamera.

Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 35

menit membahas materi tentang menggambar bangun datar sesuai dengan

sifat-sifatnya. Pelaksanaan pertemuan kedua direncanakan pada hari Kamis

tanggal 29 Maret 2012 jam kedua yaitu pukul 07.50-09.00. Pelaksanaan

pembelajaran sama dengan pelaksanaan pada pertemuan pertama yaitu

menggunakan model pembelajaran kontekstual sesuai skenario.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga siklus I direncanakan dengan alokasi waktu 2 x 35

menit yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 3 April 2012 pukul

07.50-09.00. sebelumnya disiapkan terlebih dahulu alat pengumpulan data

seperti pada pertemuan pertama dan kedua. Materi pada pertemuan ketiga

adalah macam-macam sudut pada bangun datar dan nama sudut.

Pelaksanaannya menggunakan model pembelajaran kontekstual sesuai

dengan skenario pembelajaran.

Peneliti yang dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berperan

sebagai guru, melakukan pengecekan akhir. Pengecekan ini dilaksanakan

dalam pra-pembelajaran sebagai upaya untuk mengetahui kesiapan segala

sesuatu yang akan difungsikan dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga

diharapkan kegiatan ini akan meminimalisasi kegagalan dalam pelaksanaan

siklus I. Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya adalah: a) Mengecek

kembali RPP yang telah disusun, sambil membaca komponen dalam RPP

yang akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar, b) mengecek alat

dan bahan yang akan digunakan dalam proses pembalajaran, c) memeriksa

kelengkapan instrumen yang akan digunakan sebagai pengumpulan data

dalam kegiatan siklus I, d) sebagai langkah persiapan akhir dalam pra-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

51

pembelajaran adalah memastikan bahwa observer telah siap untuk

melaksanakan perannya masing-masing saat pelaksanaan pembelajaran.

Setelah pengecekan akhir selesai, peneliti langsung melaksanakan

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kontekstual.

b. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kontekstual sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi

bangun datar sederhana yang dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dan

setiap pertemuan 2 x 35 menit (mulai pukul 07.50 sampai pukul 09.00 WIB).

Setiap pertemuan meliputi langkah kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir. Kegiatan awal diawali dengan salam, berdoa, mengecek kehadiran siswa,

tes penjajagan, apersepsi dan acuan. Kegiatan inti dari pelaksanaan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual adalah

realisasi dari RPP yang telah dibuat. Pada kegiatan akhir dilakukan

penyimpulan materi, memberikan catatan kepada siswa, evaluasi, refleksi dan

tindak lanjut. Adapun pelaksanaan pertemuan pertama siklus I dilaksanakan

pada hari Selasa, tanggal 27 Maret 2012. Pertemuan kedua pada hari Kamis, 29

Maret 2012 dan pertemuan ketiga pada hari Selasa tanggal 3 April 2012.

Berikut uraian tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual pada siklus I.

Pada siklus I kegiatan pembelajaran tidak dilaksanakan sesuai dengan

urutan komponen dalam model pembelajaran kontekstual. Akan tetapi urutan

langkah penggunaan komponen model pembelajaran kontekstual disesuaikan

dengan kondisi siswa saat pembelajaran. Pada pertemuan pertama dan kedua

dengan urutan kontruktivisme, questioning, modeling, inquiry, learning

community, refleksi dan yang terakhir adalah authentic assessment. Sedangkan

pada pertemuan ketiga dengan urutan kontruktivisme, modeling, questioning,

inquiry, learning community, refleksi dan authentic assessment.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

52

1) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama

berada di ruang kelas III SDN Ambalkumolo pada hari Selasa, tanggal 27

Maret 2012 dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. Materi

pada pembelajaran ini adalah sifat-sifat bangun datar sederhana. Tujuan

pembelajaran pada pertemuan pertama adalah siswa mampu menyebutkan

macam-macam bangun datar dan mampu membedakan sifat-sifat bangun

datar dengan lancar dan tepat. Adapun kegiatan yang dilaksanakan terdiri

dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan selama ±10 menit.

Kegiatan awal berisi beberapa kegiatan rutin seperti pembukaan (salam),

berdoa, dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian dilanjutkan apersepsi,

orientasi dan pemberian motivasi kepada siswa. Pada kegiatan apersepsi,

guru mengajak siswa untuk mengamati ruang kelas dan mencatat benda-

benda yang ada di dalam kelas. Orientasi dilakukan dengan menjelaskan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Sedangkan pemberian motivasi

dilakukan untuk membangkitkan semangat siswa selama pembelajaran

misalnya dengan bernyanyi dan tepuk tangan.

b) Kegiatan Inti Pada kegiatan eksplorasi langkah pertama dalam pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual

yang dilakukan guru sebagai implementasi skenario pembelajaran yaitu

langkah kontruktivisme yaitu membangun pemahaman siswa tentang

materi yang akan diajarkan. Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini

adalah guru mengajak siswa mengamati lingkungan kelas dan

mengelompokkan benda-benda yang berbentuk bangun datar.

Langkah kedua guru memotivasi siswa dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan tentang benda-benda yang berbentuk bangun

datar yang telah mereka catat ketika kegitan mengamati pada kegiatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

53

sebelumnya. Terlihat banyak siswa yang cukup antusias dengan

pertanyaan-pertanyaan dari guru. (Questioning)

Langkah ketiga guru juga memberikan beberapa contoh konkrit

yang berkaitan dengan pembelajaran dengan materi bangun datar yang

sedang berlangsung. Guru memanfaatkan benda-benda yang ada

disekitar kelas sebagai media pembelajaran. (Modelling)

Kegiatan elaborasi merupakan langkah keempat dari

pembelajaran yaitu mengorganisasi siswa untuk belajar. Pada langkah ini

yang dilakukan guru adalah guru membagi siswa dalam kelompok

dengan anggota setiap kelompok lima siswa. Pembagian kelompok

tersebut secara acak. Pembagian kelompok ini ditujuan supaya siswa

dapat saling bekerja sama menyelesaikan permasalahan yang diberikan

guru. Setelah kelompok terbentuk baru guru memberikan permasalahan

kepada tiap-tiap kelompok untuk diselesaikan secara kelompok.

Kegiatan yang dilakukan siswa adalah bergabung dengan kelompok dan

mulai memikirkan langkah penyelesaian dari permasalahan yang

diberikan guru yaitu mencari sifat-sifat bangun datar yang telah mereka

temukan tadi.

Langkah kelima pada pembelajaran pertemuan pertama adalah

membimbing siswa dalam diskusi. Kegiatan yang dilakukan guru adalah

guru memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk berpikir dan

bertindak menurut cara masing-masing. Pada waktu siswa bekerja dalam

kelompok, guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan

membantu siswa yang memerlukan. Sedangkan kegiatan yang dilakukan

siswa adalah diskusi dengan kelompok menyelesaikan permasalahan

yang diberikan guru. Pada langkah ini, guru harus benar-benar

mengamati kegiatan siswa dan membantu kelompok atau siswa yang

kesulitan. (Inquiry)

Sedangkan kegiatan konfirmasi merupakan langkah lanjutan

yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi. Kegiatan yang

dilakukan guru adalah membantu siswa untuk menyajikan hasil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

54

kerjanya. Siswa bersiap-siap untuk menuliskan hasil kerja kelompoknya

di papan tulis. Setiap kelompok ditunjuk untuk maju menyelesaikan satu

permasalahan. Setelah perwakilan kelompok menyampaikan hasil

diskusinya, guru dan kelompok lain menanggapi hasil kerja siswa dan

memberikan penguatan terhadap jawaban siswa, yaitu dengan mengacu

pada jawaban siswa dan melalui Tanya jawab membahas penyelesaian

masalah yang seharusnya. Setelah itu, guru dan siswa membuat

kesimpulan dari hasil pekerjaan siswa. (Learning Community)

Langkah terakhir pada kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual adalah memberikan

penilaian sebenarnya terhadap hasil kerja siswa. Pada langkah ini, guru

dan siswa membuat kesimpulan dari proses penyelesaian masalah yang

dilakukan siswa. Sehingga siswa memahami tentang bangun datar dan

mampu meyebutkan sifat-sifat bangun datar. Setelah itu, guru

menanyakan kepada siswa tentang kesulitan-kesulitan yang dialaminya,

materi-materi yang belum jelas, dan hal-hal yang dirasakan selama

kegiatan pembelajaran. (Reflection)

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dilaksanakan selama ±15 menit. Adapun

kegiatan yang dilakukan adalah guru memberi catatan kepada siswa

tentang materi pembelajaran. Kemudian kegiatan evaluasi, siswa diberi

10 soal tentang sifat-sifat bangun datar, untuk nantinya dianalisis oleh

guru untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam

materi sifat-sifat bangun datar.(Authetic Assesment). Siswa diberi

pekerjaan rumah sebagai tindak lanjut pembelajaran. Sebelum

pembelajaran ditutup guru memberikan pesan-pesan moral kepada siswa.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua pada siklus ini dilaksanakan pada hari Kamis,

tanggal 29 Maret 2012. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ini

masih sama mempelajari bangun datar sederhana hanya lebih difokuskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

55

pada menggambar bangun datar. Tujuan pembelajaran pada pertemuan

kedua ini adalah siswa mampu menggambar bangun datar sesuai dengan

sifat-sifatnya. Seperti halnya pada pertemuan 1, pada pertemuan ini juga

terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan selama ±10 menit.

Kegiatan awal berisi beberapa kegiatan rutin seperti pembukaan

(salam), berdoa, dan mengecek kehadiran siswa. Kegiatan awal yang

dilaksanakan hampir sama dengan kegiatan awal pada pertemuan

pertama. Setelah mengecek kehadiran siswa, guru menanyakan kepada

siswa yang sudah mampu menyebutkan sifat-sifat bangun datar.

b) Kegiatan Inti

Secara keseluruhan, proses atau langkah-langkah pembelajaran

pada pertemuan kedua sama seperti langkah-langkah yang dilakukan

pada pertemuan pertama. Yang membedakan adalah materi

pembelajaran. Pada pertemuan kedua ini, siswa akan belajar tentang

menggambar bangun datar.

Pada kegiatan eksplorasi yang dilaksanakan adalah guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan

dipelajari. Siswa memperhatikan penjelasan guru. Langkah kedua

adalah mengorganisasi siswa untuk belajar yang dilakukan guru dengan

membagi kelas menjadi kelompok-kelompok. Pembagian kelompok

pada pertemuan kedua sama dengan kelompok pada pertemuan

pertama. Setelah siswa masuk ke dalam kelompok masing-masing, guru

memberikan permasalahan kepada masing-masing kelompok untuk

diselesaikan yaitu meminta siswa menggambarkan bangun datar yang

mereka ketahui berdasarkan sifat-sifatnya.

Langkah selanjutnya merupakan kegiatan elaborasi yaitu guru

membimbing diskusi. Kegiatan yang dilakukan guru adalah

membimbing ketika siswa melakukan diskusi kelompok dengan keliling

mengamati setiap kelompok, memfasilitasi dan membantu kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

56

yang kesulitan. Namun guru tetap memberikan kebebasan kepada siswa

untuk menyelesaikan permasalahan sesuai cara masing-masing.

Kegiatan siswa adalah diskusi dengan kelompok menyelesaikan

permasalahan yang diberikan guru. Setelah siswa selesai diskusi, siswa

menuliskan atau menyampaiakan hasil kerja diskusi di papan tulis dan

kelompok lain menanggapi. Guru memberikan penguatan terhadap

jawaban siswa.

Langkah terakhir adalah kegiatan konfirmasi pada pertemuan

kedua ini adalah guru bersama siswa membuat kesimpulan dari

pekerjaan siswa.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pada pertemuan kedua ini sama juga dengan

kegiatan akhir pada pertemuan pertama. Pada kegiatan akhir ini, siswa

juga diberi soal evaluasi sebanyak 5 soal untuk dikerjakan selama 10

menit. Setelah seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan, guru pun

menutup pertemuan pada hari itu dengan mengucap salam.

3) Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan ketiga pada hari Selasa,

tanggal 3 April 2012. Pada pertemuan ketiga ini materi tentang macam-

macam sudutdalam bangun datar. Tujuan pembelajaran pada pertemuan

ketiga ini adalah siswa mampu memahami macam-macam sudut pada

bangun datar dan mampu member nama sudut dengan lancar dan tepat.

Pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan terakhir di siklus I ini,

tidak jauh berbeda dengan kegiatan di pertemuan 1 dan 2, yakni terdiri dari

kegiatan awal, inti, dan akhir.

a) Kegiatan Awal

Serangkaian kegiatan awal sebelum kegiatan inti

pembelajaran pun dimulai. Mulai dari salam, berdoa, mengecek

kehadiran siswa, tes penjajagan, acuan dan apersepsi. Kegiatan awal

pada pertemuan ketiga ini juga sama dengan kegiatan awal pada

pertemuan pertama dan kedua.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

57

b) Kegiatan Inti

Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan ketiga ini

masih sama seperti pada pertemuan pertama dan kedua yang terdiri

dari tujuh langkah. Langkah yang pertama adalah kontrukstivisme atau

membangun pemahaman siswa tentang materi yaitu dengan meminta

siswa mengamati setiap sudut ruang kelas mereka. Langkah kedua

guru juga memberikan contoh konkrit agar pemahaman siswa semakin

terbangun tentang materi yang sedang diajarkan, dengan cara meminta

siswa melipat kertas yang telah disiapkan guru dan mengamati bentuk

sudut yang terbentuk. (modelling)

Kegiatan elaborasi merupakan langkah ketiga yaitu guru

membagi siswa menjadi kelompok-kelompok dengan pembagian

kelompok sama dengan pertemuan pertama dan kedua. Setelah siswa

masuk dalam kelompoknya masing-masing, guru memberikan

permasalahan untuk diselesaikan secara kelompok. Permasalahan yang

diberikan guru yaitu siswa diminta memberi nama sudut. Pada langkah

keempat siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi

pembelajaran yaitu tentang macam-macam sudut yang telah dipelajari.

(Questioning)

Langkah kelima adalah guru membimbing siswa dalam

diskusi dengan keliling mengamati tiap kelompok, memfasilitasi dan

membantu siswa atau kelompok yang kesulitan. Kegiatan siswa adalah

diskusi dan kerja kelompok untuk menemukan penyelesaian dari

permasalahan yang diberikan guru. (Inquiry)

Langkah keenam adalah kegiatan konfirmasi dari langkah

sebelumnya yaitu setelah siswa selesai diskusi kelompok adalah

menyajikan hasil kerja kelompok di papan tulis. Satu kelompok

menyajikan satu penyelesaian permasalahan. Guru dan kelompok lain

menanggapi penyajian kelompok yang maju. (Learning Community)

Langkah terakhir adalah guru bersama siswa menyimpulkan

cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan macam-macam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

58

sudut pada bangun datar dan memberi nama sudut dengan benar.

(Reflection)

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pada siklus ini juga sama dengan kegiatan

akhir pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Guru memberikan

ringkasan materi sebagai catatan siswa dan pelaksanaan evaluasi.

Analisis dan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan di luar proses

KBM. Setelah pembelajaran pada pertemuan ketiga berakhir, siswa

diberi angket keaktifan siswa selama proses pembelajaran. (Authentic

assesment).

c. Tahap Pengamatan (Observing)

Observasi dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan oleh observer.

Observer pada penelitian ini sebanyak tiga observer yang mengamati

pelaksanaan pembelajaran. Hasil pengamatan ini digunakan peneliti untuk

memantau proses dan hasil pembelajaran atau dampak perbaikan

pembelajaran yang direncanakan, serta untuk menata kembali langkah-

langkah perbaikan selanjutnya. Observer dalam melaksanakan pengamatan

menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun

hal-hal yang diamati mencakup langkah-langkah penggunaan model

pembelajaran kontekstual yang memiliki 7 komponen yaitu kontrukstivisme,

bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refeksi dan penilaian

sebenarnya. Langkah-langkah pembelajaran tersebut disesuaikan dengan

langkah-langkah pembelajaran pada skenario tindakan yang telah disusun.

Selanjutnya hasil pengamatan tersebut digunakan peneliti sebagai masukan

dan sekaligus sebagai bahan refleksi untuk evaluasi dan perbaikan pada siklus

berikutnya. Berikut ini uraian dari tahap pengamatan tindakan secara rinci:

1) Pertemuan Pertama

Pengamatan pada pertemuan pertama dilakukan terhadap guru

pada langkah penggunaan model pembelajaran kontekstual. Sedangkan

observasi terhadap siswa dilakukan pada proses belajar siswa tentang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

59

materi penjumlahan pecahan berpenyebut beda. Berikut uraian dari tahap

observasi tindakan tersebut:

a) Observasi Proses

Observasi proses guru dilakukan pada langkah penggunaan

model pembelajaran kontekstual. Berdasarkan hasil observasi dari 3

observer tentang langkah penggunaan model pembelajaran kontekstual

diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.2 Analisis Observasi Model Pembelajaran Kontekstual Siklus I

Pertemuan Pertama

No Indikator Rerata Persentase (%) Ket

1 Kontruktivisme 3,50 88 A 2 Questioning 3,00 75 C 3 Inquiry 3,16 79 B 4 Learning Community 3,00 85 C 5 Modelling 2,83 71 C 6 Reflection 3,67 92 A 7 Authentic Assessment 3,83 95 A

Rerata 3,28 84 B

Berdasarkan tabel 4.2 dinyatakan bahwa rerata penggunaan model

pembelajaran kontekstual mencapai 3,28 dengan persentase 84%.

Indikator kontruktivisme, guru mengaitkan dengan kehidupan nyata dan

membagi kelompok secara heterogen. Komponen ini sudah dilaksanakan

dengan baik oleh guru. Indikator questioning, guru bertanya jawab

tentang materi pembelajaran. Pada komponen questioning guru

melasanakan dengan cukup baik sehingga masih belum memenuhi

indicator penilaian. Hal ini disebabkan karena siswa masih cenderung

pasif saat dilaksanakan tanya jawab. Indikator inquiry, guru membagi

LKS dan membimbing diskusi. Indikator learning community, guru

meminta siswa membacakan hasil diskusi. Pada komponen ini siswa juga

masih tergantung pada guru, siswa belum dapat bekerja sendiri. Indikator

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

60

modelling, guru memberikan contoh nyata dan pemecahan masalah pada

kehidupan nyata. Guru belum sepenuhnya dapat member contoh yang

sesuai dengan kehidupan nyata. Indikator reflection, guru memberi

kesimpulan dan memberikan ringkasan materi. Indikator authentic

assesment, guru memberi penghargaan kelompok terbaik dan

memberikan soal evaluasi. Berdasarkan uraian data tersebut disimpulkan

bahwa penggunaan model pembelajaran kontekstual telah mencapai

indikator kinerja karena rerata indikator mencapai 84% ( 80%). Adapun

rekapitulasi observasi guru siklus I pertemuan pertama terdapat pada

lampiran 19 halaman 201.

Selain observasi langkah guru dalam penggunaan model

pembelajaran kontekstual, observer juga mengobservasi proses belajar

siswa. Berdasarkan hasil observasi proses belajar siswa, diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 4.3 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Pertama

No Indikator Rerata Observasi Persentase (%) Ket 1 Keaktifan 3,00 73 C 2 Interaksi Siswa 1,75 25 D 3 Kerjasama 3,00 67 C 4 Tanggung Jawab 2,67 56 C Rerata 2,60 55 C

Berdasarkan tabel 4.3, dinyatakan bahwa rerata indikator proses

belajar siswa mencapai 2,60 dengan persentase 55%. Persentase termasuk

kategori cukup baik namun belum memenuhi indicator kinerja yang telah

ditentukan. Berdasarkan hasil kuesioner guru diperoleh data bahwa

kendala dalam indikator keaktifan ini yaitu hanya beberapa siswa yang

menanggapi presentasi teman. Keaktifan didominasi oleh siswa

berkemampuan akademik sedang dan tinggi. Sementara siswa

berintelegensi rendah kurang aktif dalam pembelajaran. Indikator

interaksi siswa dengan siswa, guru maupun lingkungan sekitar masih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

61

sangat rendah karena siswa masih bekerja sendiri. Siswa masih terlalu

pasif sehingga apabila ada masalah hanya diam. Indikator kerjasama

siswa memberikan jawaban LKS tanpa menjelaskan langkah

penyelesaian. Hal ini menjadikan ketergantungan siswa. Indikator

tanggung siswa ditandai dengan kurangnya pahamnya siswa tentang cara

penyelesaian soal. Hal ini menyebabkan siswa terus bertanya kepada

guru. Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan bahwa rerata proses

belajar siswa telah belum mencapai indikator kinerja yaitu 55% ( 80%).

Adapun rekapitulasi observasi siswa siklus I pertemuan pertama pada

lampiran 22 halaman 210.

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 30 siswa kelas III

diperoleh data bahwa pada siklus I pertemuan pertama, proses belajar

siswa mencapai 50, dengan persentase 77%. Persentase tersebut termasuk

kategori baik. Adapun rekapitulasi hasil kuesioner siswa pertemuan

pertama siklus I terdapat pada lampiran 26 halaman 221.

b) Observasi Hasil

Berdasarkan tes hasil belajar tentang pada siklus I pertemuan

pertama materi bangun datar, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Siklus I Pertemuan Pertama

Interval (R) Frekuensi (f) %

Relatif Kumulatif 41-50 3 10,00 10,00 51-60 2 6,66 16,66 61-70 11 36,67 53,33 71-80 5 16,67 70,00 81-90 6 20,00 90,00

91-100 3 10,00 100,00 30

Rerata Nilai 75,33 Jumlah siswa tuntas 23 76 Jumlah siswa tidak tuntas 7 24

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

62

Berdasarkan tabel 4.4 dinyatakan bahwa rerata tes hasil belajar

mencapai 75,33. Persentase siswa yang tuntas pada pertemuan pertama

mencapai 76% atau 23 siswa tuntas belajar. Sedangkan ketidaktuntasan

mencapai 24% atau 7 siswa tidak tuntas belajar. Data tersebut menujukkan

bahwa tes hasil belajar siswa tidak mencapai indikator kinerja yang

ditetapkan yaitu hanya 76% siswa tuntas belajar serta rerata tes hasil

belajar siswa mencapai KKM penelitian 75,33 ( 70). Adapun data hasil

tes siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran 16 halaman

198.

2) Pertemuan Kedua

Pengamatan pada pertemuan kedua dilakukan pada langkah

penggunaan model pembelajaran kontekstual, proses belajar siswa sesuai

model tersebut. Berikut uraian dari tahap observasi tersebut:

a) Observasi Proses

Pengamatan observer dilakukan pada langkah guru dalam

penggunaan model pembelajaran kontekstual. Berikut ini data hasil

pengamatan obsever terhadap penggunaan model pembelajaran

kontekstual oleh guru:

Tabel 4.5 Analisis Observasi Model Pembelajaran Kontekstual Siklus I Pertemuan Kedua

No Indikator Rerata Persentase (%) Ket

1 Kontruktivisme 3,33 83 B 2 Questioning 3,33 83 B 3 Inquiry 3,50 87 A 4 Learning Community 3,50 87 A 5 Modelling 3,00 75 C 6 Reflection 3,00 75 C 7 Authentic Assessment 3,00 75 C

Rerata 3,23 81 B

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

63

Berdasarkan tabel 4.5 dinyatakan bahwa rerata penggunaan model

pembelajaran kontekstual mencapai 3,23 dengan persentase 81%.

Indikator kontruktivisme, guru mengaitkan dengan kehidupan nyata

dan membagi kelompok secara heterogen. Komponen ini sudah

dilaksanakan dengan baik oleh guru. Indikator questioning, guru

bertanya jawab tentang materi pembelajaran. Indikator inquiry, guru

membagi LKS dan membimbing diskusi. Indikator learning

community, guru meminta siswa membacakan hasil diskusi. Pada

komponen ini siswa juga masih tergantung pada guru, siswa belum

dapat bekerja sendiri. Indikator modelling, guru memberikan contoh

nyata dan pemecahan masalah pada kehidupan nyata. Guru belum

sepenuhnya dapat memberi contoh yang sesuai dengan kehidupan

nyata. Indikator reflection, guru memberi kesimpulan dan

memberikan ringkasan materi. Indikator authentic assesment , guru

memberi penghargaan kelompok terbaik dan memberikan soal

evaluasi. Berdasarkan uraian data tersebut disimpulkan bahwa

penggunaan model pembelajaran kontekstual telah mencapai indikator

kinerja karena rerata indikator mencapai 81% ( 80%). Adapun

rekapitulasi observasi guru siklus I pertemuan kedua terdapat pada

lampiran 19 halaman 202.

Selain observasi langkah guru dalam penggunaan model

pembelajaran kontekstual, observer juga mengobservasi proses belajar

siswa. Berdasarkan hasil observasi proses belajar siswa, diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 4.6 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Kedua

No Indikator Rerata Observasi Persentase (%) Ket 1 Keaktifan 3,80 93 A 2 Interaksi Siswa 2,50 50 D 3 Kerjasama 3,50 83 A 4 Tanggung Jawab 3,50 83 A Rerata 3,32 77 B

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

64

Berdasarkan tabel 4.6 dinyatakan bahwa rerata indikator

proses belajar siswa mencapai 3,32 atau 77%. Indikator keaktifan

siswa mengerjakan tugas dari guru, siswa juga menjawab pertanyaan

dari guru serta kesulitan materi tentang pengurangan pecahan

berpenyebut beda. Indicator interaksi siswa, guru dan lingkungan

sekitar kelas atau benda yang ada disekitar kelas. Indikator kerjasama,

siswa melaksanakan diskusi, mengajar teman sebaya dengan

membantu teman sekelompok yang kesulitan dalam menyelesaikan

LKS. Indikator tanggung jawab siswa menyelesaikan tugas tepat

waktu. Berdasarkan rerata ketiga indikator tersebut disimpukan bahwa

proses belajar siswa belum mencapai indikator kinerja yaitu rerata

proses belajar siswa mencapai 77% ( 80%). Adapun rekapitulasi

observasi siswa siklus I pertemuan kedua terdapat pada lampiran 22

halaman 211. Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 30 siswa

diperoleh data bahwa pada siklus I pertemuan kedua proses belajar

siswa mencapai 52 dengan persentase 81%. Persentase tersebut

termasuk kategori baik. Adapun rekapitulasi hasil kuesioner siswa

pertemuan kedua terdapat pada lampiran 26 halaman 222.

b) Observasi Hasil

Berdasarkan tes hasil belajar siswa tentang menggambar bangun

datar diperoleh data sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

65

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Siklus I Pertemuan Kedua

Interval (R) Frekuensi (f) %

Relatif Kumulatif 41-50 2 6,67 6,67 51-60 4 13,33 20,00 61-70 15 50,00 70,00 71-80 9 30,00 100,00 30

Rerata Nilai 68,26 Jumlah siswa tuntas 19 63 Jumlah siswa tidak tuntas 11 37

Berdasarkan tabel 4.7 dinyatakan bahwa rata-rata tes hasil belajar

siswa mencapai 68,26. Ketuntasan tes hasil belajar mencapai 63%

atau 19 siswa tuntas belajar. Sedangkan ketidaktuntasan tes hasil

belajar mencapai 37% atau 11 siswa tidak tuntas belajar. Berdasarkan

data tersebut disimpulkan bahwa tes hasil belajar siswa belum

mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu dengan ketuntasan

tes hasil belajar mencapai 63% ( 80%) serta rerata tes hasil belajar

siswa mencapai 68,26 70. Hasil belajar siswa pada siklus I

pertemuan kedua lebih rendah daripada pertemuan pertama karena

materi yang dipelajari lebih sulit daripada materi sebelumnya. Adapun

data hasil tes siklus I pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran 16

halaman 198.

3) Pertemuan Ketiga

Pengamatan pada pertemuan ketiga dilakukan pada langkah

penggunaan model pembelajaran kontekstual, proses belajar siswa sesuai

model tersebut. Berikut uraian dari tahap observasi tersebut:

a) Observasi Proses

Berikut ini data hasil pengamatan obsever terhadap

penggunaan model pembelajaran kontekstual oleh guru:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

66

Tabel 4.8 Analisis Observasi Model Pembelajaran Kontekstual Siklus I Pertemuan Ketiga

No Indikator Rerata Persentase (%) Ket 1 Kontruktivisme 3,50 87 A 2 Questioning 3,33 83 B 3 Inquiry 3,66 92 A 4 Learning Community 3,66 92 A 5 Modelling 3,00 75 C 6 Reflection 3,16 79 B 7 Authentic Assessment 3,83 92 A

Rerata 3,45 86 B

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dinyatakan bahwa rerata indikator

dalam penggunaan model pembelajaran kontekstual mencapai 3,45

dengan persentase 86%. Persentase tersebut termasuk kategori baik,

artinya hampir semua indikator terpenuhi. Berdasarkan hasil kuesioner

guru tentang penggunaan model pembelajaran kontekstual, ternyata

pada indikator modelling, guru masih belum sepenuhnya dapat

menggunakan media yang berkaitan dengan kehidupan nyata, guru

hanya menggunakan media dari kertas dan beberapa benda yang ada

disekitar kelas. Sedangkan pada indikator reflection terjadi kendala

yaitu ketika guru mengajak siswa untuk bersama-sama menyimpulkan

materi pelajaran siswa masih pasif, banyak siswa yang masih diam

saja, minimnya alokasi waktu penekanan materi sehingga siswa hanya

mencatat kesimpulan di buku. Adapun rekapitulasi observasi guru

siklus I pertemuan ketiga terdapat pada lampiran 19 halaman 203.

Selain observasi langkah guru dalam penggunaan model

pembelajaran kontekstual, observer juga mengobservasi proses belajar

siswa. Berdasarkan hasil observasi proses belajar siswa, diperoleh data

sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

67

Tabel 4.9 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Kedua

No Indikator Rerata Observasi Persentase (%) Ket 1 Keaktifan 3,80 93 A 2 Interaksi Siswa 3,25 75 B 3 Kerjasama 3,00 67 C 4 Tanggung Jawab 3,50 83 A Rerata 3,38 80 B

Berdasarkan tabel 4.9 dinyatakan bahwa rerata indikator proses

belajar siswa mencapai 3,38 dengan persentase 79,5%. Persentase

tersebut termasuk kategori baik. Indikator keaktifan siswa

mengerjakan tugas dari guru dan bertanya kesulitan materi

menyebutkan macam-macam sudut dan memberi nama sudut pada

bangun datar. Indicator interaksi siswa dengan guru dan lingkungan

belajar sudah meningkat daripada pertemuan yang sebelumnya.

Indikator kerjasama, siswa melaksanakan pengajaran sebaya dengan

teman, presentasi, serta diskusi kelompok dengan baik. Indikator

tanggung jawab, siswa mengumpulkan semua tugas dengan tepat

waktu. Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan bahwa indikator

proses belajar siswa mencapai indikator kinerja dengan rerata

mencapai 80% ( 80%). Adapun rekapitulasi observasi siswa siklus I

pertemuan ketiga terdapat pada lampiran 22 halaman 212.

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 30 siswa diperoleh data

bahwa proses belajar mencapai 52 dengan persentase 81%. Persentase

tersebut tersebut termasuk kategori baik. Adapun rekapitulasi hasil

kuesioner siswa pertemuan ketiga siklus I terdapat pada lampiran 26

halaman 223.

b) Observasi Hasil

Berdasarkan tes hasil belajar pada pertemuan ketiga diperoleh

data sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

68

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Siklus I Pertemuan Ketiga

Interval (R) Frekuensi (f) %

Relatif Kumulatif 31-40 1 3,33 3,33 41-50 1 3,33 6,66 51-60 1 3,33 9,99 61-70 13 43,33 53,32 71-80 9 30,00 83,32 81-90 5 16,68 100,00

91-100 - 0 100,00 Jumlah 30

Rerata Nilai 72,16 Jumlah siswa tuntas 23 76 Jumlah siswa tidak tuntas 7 24

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dinyatakan bahwa rerata tes hasil

belajar siswa mencapai 72,16. Ketuntasan tes hasil belajar siswa pada

siklus I pertemuan ketiga mencapai 76% atau 23 siswa tuntas. Rerata

tes hasil belajar mencapai 72,16. Hal ini sangat baik karena melebihi

kriteria ketuntasan minimal penelitian yang hanya 70,00. Jadi,

berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa tes hasil belajar siswa

belum mencapai indikator kinerja yaitu ketuntasan mencapai 76%

( 80%) dengan rerata tes hasil belajar 72,16 70. Adapun data hasil

tes siklus I pertemuan Ketiga dapat dilihat pada lampiran 16 halaman

198.

d. Tahap Refleksi

Pelaksanaan penelitian pada siklus I secara umum sudah dapat

berjalan dengan baik dan lancar. Hasil yang diperoleh setelah siklus I juga

mengalami peningkatan dibandingkan hasil studi pendahuluan. Peningkatan

yang dimaksud adalah jumlah siswa yang mengalami kesulitan belajar untuk

memahami materi bangun datar sudah berkurang. Meskipun pada siklus I

telah mengalami peningkatan dari kondisi awal, penelitian ini belum

dinyatakan berhasil. Hal itu karena masih ada beberapa siswa yang kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

69

dalam memahami konsep materi yang dipelajarinya. Selain itu, juga masih

perlu adanya perbaikan pada langkah kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual yang telah dilaksanakan pada

siklus I agar mendapat proses dan hasil yang lebih maksimal. Pada tahap

refleksi peneliti melakukan koreksi diri mengenai tindakan yang telah

dilakukan untuk kemudian memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut.

Berikut adalah hasil refleksi siklus I pada tiap pertemuan.

1) Pertemuan Pertama

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual pada pertemuan pertama sudah berjalan dengan

baik dan sebagian besar siswa sudah memahami materi bangun datar

dibuktikan dengan rata-rata kelas yang telah mencapai batas ketuntasan.

Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa kekurangan yang

menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran dengan mengguanakan

model pembelajaran model pembelajaran kontekstual pada pertemuan

pertama. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I pertemuan

pertama adalah siswa masih bingung dengan kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan karena merupakan hal baru bagi siswa, jadi siswa perlu

beradaptasi dulu dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang

dilaksanakan juga kurang menyenangkan, hanya beberapa siswa saja

yang aktif dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada saat kegiatan

diskusi dalam penyelesaian masalah. Selain itu, siswa juga belum bisa

dilepas penuh tanpa bimbingan dari guru dalam proses pembelajaran.

Karena materi pada pertemuan pertama termasuk materi yang tidak sulit

bagi siswa sehingga hanya sebagian kecil siswa yang belum mampu

memahami materi. Kesalahan siswa dalam pengerjaan soal evaluasi juga

disebabkan siswa kurang teliti dalam mengerjakan. Jika dilihat dari hasil

belajar siswa, pertemuan pertama siklus I rata-rata kelas telah mencapai

batas tuntas. Berbeda dengan hasil belajar pada pertemuan kedua.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

70

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua kegiatan pembelajaran yang dilakukan kurang

lebih masih sama dengan pertemuan pertama. Kekurangan-kekurangan

yang muncul pada siklus I pertemuan kedua hampir sama seperti

kekurangan yang ada pada pertemuan pertama yaitu pembelajaran yang

dilaksanakan kurang menyenangkan, guru juga kurang mampu

memfasilitasi kegiatan siswa sehingga membuat siswa bingung ketika

menyelesaikan permasalahan. Pada pertemuan kedua siswa sulit

dikendalikan. Ketika diskusi, hanya satu dua anak tiap kelompok yang

bekerja untuk menemukan penyelesaian masalah. Untuk pengerjaan soal

latihan yang dilakukan secara individu, hampir setengah jumlah yang

tidak lancar dan salah dalam mengerjakannya. Kesalahan-kesalahan siswa

dalam pengerjaan soal evaluasi sebagian besar disebabkan anak belum

paham dengan konsep dan tidak teliti dalam menggambar bangun datar

sehingga banyak yang tidak sesuai. Jika dilihat dari hasil belajar siswa,

pertemuan kedua siklus I masih terdapat 11 siswa yang belum mencapai

batas tuntas.

3) Pertemuan Ketiga

Kekurangan pada siklus I pertemuan ketiga adalah waktu

pembelajaran terlalu lama melebihi alokasi waktu pada RPP. Lamanya

waktu pembelajaran tersebut disebabkan siswa dalam bekerja sama dalam

kelompok karena ketika diskusi berlangsung diselingi dengan perdebatan

antar siswa dan kadang diselingi dengan bercanda. Selain itu, siswa juga

masih sulit dikendalikan oleh guru. Siswa juga kurang aktif dalam proses

pembelajaran, mereka masih takut salah sehingga kreativitas tidak

berkembang. Untuk pertemuan ketiga ini ada 3 siswa yang tidak lancar

dan salah dalam mengerjakan soal latihan di papan tulis. Rata-rata

kesalahannya disebabkan siswa kurang teliti. Berdasarkan hasil evaluasi,

siswa yang salah dalam mengerjakan soal evaluasi disebabkan karena

siswa belum paham konsepnya. Jika dilihat dari hasil belajar siswa,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

71

pertemuan ketiga siklus I masih terdapat 7 siswa yang belum mencapai

batas tuntas.

Berdasarkan kekurangan yang ada pada tiap pertemuan tersebut

dan penilaian observer mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual maupun kesulitan belajar

bangun datar yang dialami siswa pada siklus I belum dapat dikatakan

berhasil. Kesimpulannya bahwa penelitian yang dilakukan oleh guru

belum mencapai hasil yang optimal seperti yang diharapkan untuk itu

perlu diperbaiki kembali dengan melihat kekurangan-kekurangan yang

terlihat pada siklus I dan berusaha untuk meminimalisir kekurangan

tersebut untuk kemudian direalisasikan dalam pembelajaran pada siklus

berikutnya.

Berdasarkan hasil refleksi pada pertemuan pertema, kedua dan

ketiga siklus I, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kekurangan-

kekurangan yang muncul pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Siswa

masih sulit untuk dikendalikan, 2) Guru belum mampu membuat siswa

antusias mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga masih banyak siswa

yang ramai dan bermain sendiri, 3) Waktu pembelajaran terlalu lama

sehingga melebihi alokasi waktu pada RPP, 4) Lamanya waktu

disebabkan siswa masih bingung dan kesulitan dalam proses penyelesaian

masalah, 5) Siswa belum sepenuhnya mampu jika diberi kebebasan oleh

guru untuk berpikir menurut cara masing-masing, itu artinya siswa masih

memerlukan bimbingan penuh dari guru dalam proses pemecahan

masalah, 6) Hanya beberapa siswa saja yang aktif mengikuti kegiatan

pembelajaran, 7) Siswa kurang terfasilitasi dalam kegiatan pembelajaran

dikarenakan persiapan guru yang kurang maksimal, 8) Masih ada siswa

yang tidak lancar atau kesulitan dalam pengerjaan soal latihan, 9) Masih

terdapat siswa yang salah dalam mengerjakan soal evaluasi yang

disebabkan belum paham dengan konsep bangun datar.

Peneliti ingin meminimalisir kekurangan-kekurangan tersebut dan

memperbaikinya agar mampu mencapai hasil penelitian seperti yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

72

ditentukan. Berikut adalah rencana perbaikan yang akan dilaksanakan di

siklus selanjutnya yaitu siklus II: 1) Penyampaian permasalahan dilakukan

dengan semenarik mungkin dengan disampaikan dalam bentuk seperti

permainan sehingga siswa termotivasi untuk menyelesaikannya, 2) Guru

akan memberikan penghargaan baik kepada siswa maupun kelompok yang

aktif dalam kegiatan pembelajaran, 3) Guru tidak memberikan kebebasan

penuh kepada siswa dalam proses pemecahan masalah di dalam kelompok,

namun lebih memberikan bimbingan-bimbingan dan bantuan kepada

kelompok atau siswa yang kesulitan, 4) Guru lebih mempersiapkan secara

matang sebelum pelaksanaan pembelajaran sehingga ketika proses

pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan semua siswa terfasilitasi

dalam kegiatannya, dan 5) Guru memberikan peringatan kepada siswa

supaya siswa lebih teliti ketika mengerjakan soal baik soal latihan maupun

soal evaluasi. Guru meminta siswa agar meneliti jawaban evaluasi lebih

dari satu kali.

2. Deskripsi Siklus II Kegiatan penelitian pada siklus ini akan dilaksanakan dalam 3 kali

pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit berdasarkan

refleksi pada siklus I. Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur

penelitian, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi

dan tahap refleksi. Untuk lebih rincinya, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan siklus II ini didasarkan pada hasil refleksi siklus I.

Tujuan dari perencanaan siklus II ini untuk memperbaiki pembelajaran dengan

model pembelajaran kontekstual dari kendala-kendala pada siklus I.

Perencanaan yang dilakukan pada siklus II ini difokuskan pada

pelaksanaan pembelajaran dengan materi keliling bangun datar dan

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling bangun datar. Guru

berperan sebagai fasilitator pembelajaran bagi siswa, sehingga tugas guru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

73

adalah mengarahkan dan mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran. Hal

tersebut dilakukan supaya siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan

diharapkan siswa dapat memahami dan tidak kesulitan dalam proses belajar.

1) Pertemuan Pertama

Pada tahap perencanaan siklus II, peneliti melaksanakan beberapa

tahapan yang meliputi: (1) mempelajari kompetensi dasar dan materi yang

terdapat dalam Kurikulum atau silabus kelas III semester 2, (2) menentukan

waktu penelitian dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi

waktu 3 x 2 x 35 menit, (3) menyusun skenario tindakan perbaikan dengan

model pembelajaran kontekstual sesuai langkah-langkah yang telah

ditentukan, (4) menyusun instrumen penelitian berupa lembar tes, lembar

observasi, lembar angket dan kamera, (5) menghubungi observer yaitu

Erowati, Suciatun, dan Barkah Dewi Susanti, (6) menyiapkan media atau

alat dan bahan yang akan digunakan dalam melaksanakan tindakan siklus

II, dan (7) menyusun RPP siklus II. RPP pertemuan pertama siklus II

dengan alokasi waktu 2 x 35 menit membahas materi tentang keliling

bangun persegi panjang. Pelaksanaannya direncanakan pada hari Kamis,

tanggal 5 April 2012 pukul 07.50-09.00 dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual yang sesuai dengan skenario pembelajaran.

2) Pertemuan Kedua

Persiapan pada pertemuan kedua siklus II sama dengan persiapan pada

pertemuan pertama yaitu menentukan standar kompetensi dan kompetensi

dasar, menyiapkan alat pengumpulan data, skenario dan menyaiapkan RPP.

Pertemuan kedua siklus II dengan alokasi waktu 2 x 35 menit membahas

materi tentang menghitung keliling bangun persegi. Pelaksanaan pertemuan

kedua direncanakan pada hari Selasa, tanggal 10 April 2012 jam kedua

yaitu pukul 07.50-09.00. Pelaksanaan pembelajaran sama dengan

pelaksanaan pada pertemuan pertama yaitu menggunakan model

pembelajaran kontekstual sesuai skenario.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

74

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga siklus II direncanakan dengan alokasi waktu 2 x 35

menit yang dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 12 April 2012 pukul

07.50-09.00. Materi pada pertemuan ketiga adalah menyelesaikan masalah

yang berhubungan dengan keliling bangun datar. Pelaksanaannya

menggunakan model pembelajaran kontekstual sesuai dengan skenario

pembelajaran.

Peneliti yang dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berperan

sebagai guru, melakukan pengecekan akhir. Pengecekan ini dilaksanakan

dalam pra-pembelajaran sebagai upaya untuk mengetahui kesiapan segala

sesuatu yang akan difungsikan dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga

diharapkan kegiatan ini akan meminimalisasi kendala-kendala pada siklus I

sehingga akan memperbaiki hasil pembelajaran pada siklus II. Kegiatan

yang dilaksanakan diantaranya adalah: 1) Mengecek kembali RPP yang

telah disusun, sambil membaca komponen dalam RPP yang akan

dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar, 2) Mengecek alat dan bahan

yang akan digunakan dalam proses pembalajaran, 3) Memeriksa

kelengkapan instrumen yang akan digunakan sebagai pengumpulan data

dalam kegiatan siklus II, 4) Sebagai langkah persiapan akhir dalam pra-

pembelajaran adalah memastikan bahwa observer telah siap untuk

melaksanakan perannya masing-masing saat pelaksanaan pembelajaran.

Setelah pengecekan akhir selesai, peneliti langsung melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual.

b. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan materi keliling bangun datar yang dilaksanakan selama tiga kali

pertemuan dan setiap pertemuan 2 x 35 menit (mulai pukul 07.50 sampai pukul

09.00 WIB). Setiap pertemuan meliputi langkah kegiatan awal, kegiatan inti,

dan kegiatan akhir. Kegiatan awal diawali dengan salam, berdoa, mengecek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

75

kehadiran siswa, tes penjajagan, apersepsi dan acuan. Kegiatan inti dari

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kontekstual adalah realisasi dari RPP yang telah dibuat. Sedangkan kegiatan

akhir diisi dengan penyimpulan materi, evaluasi, refleksi dan tindak lanjut.

Berikut uraian tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual pada siklus II.

1) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama

berada di ruang kelas III SDN Ambalkumolo pada hari Kamis, tanggal 5

April 2012 dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. Materi

pada pembelajaran ini adalah keliling bangun persegi panjang. Tujuan

pembelajaran pada pertemuan pertama adalah siswa mampu menghitung

keliling bangun persegi panjang dengan lancar dan tepat. Adapun kegiatan

yang dilaksanakan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir.

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan selama ±10 menit.

Kegiatan awal berisi beberapa kegiatan rutin seperti pembukaan (salam),

berdoa, dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian dilanjutkan tes

penjajagan, acuan dan apersepsi. Pada kegiatan tes penjajagan, guru

menanyakan kepada siswa siapa yang sudah bisa menjelaskan arti

keliling, dan ternyata hanya beberapa siswa saja yang mengangkat

tangannya sebagai tanda kalau dia sudah mampu. Pada kegiatan

apersepsi, guru mengingatkan pada siswa tentang materi sebelumnya

yaitu tentang sifat-sifat bangun datar terutama sifat bangun persegi

panjang.

b) Kegiatan Inti Kegiatan eksplorasi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual yang dilakukan guru

sebagai implementasi skenario pembelajaran. Adapun langkah-langkah

pembelajaran yang berlangsung disesuaikan dengan kondisi siswa pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

76

saat pembelajaran. Adapaun langkah pembelajaran yang dilaksanakan

yaitu langkah kontruktivisme yaitu membangun pemahaman siswa

tentang materi yang akan diajarkan. Kegiatan yang dilakukan pada

langkah ini adalah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-

pokok materi yang akan dipelajari kemudian guru juga menanyakan

tentang materi sebelumnya yaitu tentang sifat-sifat bangun datar.

Kegiatan yang dilakukan siswa adalah memperhatikan penjelasan guru

tentang hal tersebut. Selanjutnya siswa juga diajak untuk keluar kelas

sebagai salah satu cara guru mengaitkan materi dengan kehidupan nyata.

Setelah itu guru memotivasi siswa dengan bertanya jawab tentang materi

sebelumnya dan tentang konsep materi keliling bangun persegi panjang

sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran (Questioning). Dalam

pembelajaran guru menggunakan media berupa benda-benda konkrit

yang ada disekitar kelas. Selain itu, guru juga membuat bentuk-bentuk

bangun persegi panjang dari kertas yang berwarna-warni sehingga siswa

lebih tertarik (Modeling).

Kegiatan elaborasi pada kegiatan inti adalah mengorganisasi

siswa untuk belajar. Pada langkah ini yang dilakukan guru adalah guru

membagi siswa dalam kelompok dengan anggota setiap kelompok lima

siswa. Pembagian kelompok tersebut secara acak. Pembagian kelompok

ini ditujuan supaya siswa dapat saling bekerja sama menyelesaikan

permasalahan yang diberikan guru. Setelah kelompok terbentuk baru

guru memberikan permasalahan kepada tiap-tiap kelompok untuk

diselesaikan secara kelompok. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah

bergabung dengan kelompok dan mulai memikirkan langkah

penyelesaian dari permasalahan yang diberikan guru.

Langkah selanjutnya pada pembelajaran pertemuan pertama

adalah membimbing siswa dalam diskusi. Kegiatan yang dilakukan guru

adalah guru memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk berpikir

dan bertindak menurut cara masing-masing. Pada waktu siswa bekerja

dalam kelompok, guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

77

membantu siswa yang memerlukan. Sedangkan kegiatan yang dilakukan

siswa adalah diskusi dengan kelompok menyelesaikan permasalahan

yang diberikan guru yaitu mencari rumus keliling bangun datar. Pada

langkah ini, guru harus benar-benar mengamati kegiatan siswa dan

membantu kelompok atau siswa yang kesulitan. (Inquiry)

Kegiatan konfirmasi adalah mengembangkan dan menyajikan

hasil diskusi. Kegiatan yang dilakukan guru adalah membantu siswa

untuk menyajikan hasil kerjanya. Siswa bersiap-siap untuk menuliskan

hasil kerja kelompoknya di papan tulis. Setiap kelompok ditunjuk untuk

maju menyelesaikan satu permasalahan. Setelah perwakilan kelompok

menyampaikan hasil diskusinya, guru dan kelompok lain menanggapi

hasil kerja siswa dan memberikan penguatan terhadap jawaban siswa,

yaitu dengan mengacu pada jawaban siswa dan melalui Tanya jawab

membahas penyelesaian masalah yang seharusnya. Setelah itu, guru dan

siswa membuat kesimpulan dari hasil pekerjaan siswa. (Learning

Community)

Langkah terakhir pada kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual adalah merefleksi dan

memberikan penilaian sebenarnya terhadap hasil kerja siswa. Pada

langkah ini, guru dan siswa membuat kesimpulan dari proses

penyelesaian masalah yang dilakukan siswa. Sehingga siswa

menemukan rumus atau cara yang tepat untuk menghitung keliling

persegi panjang. Setelah itu, guru menanyakan kepada siswa tentang

kesulitan-kesulitan yang dialaminya, materi-materi yang belum jelas,

dan hal-hal yang dirasakan selama kegiatan pembelajaran. (Reflection)

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dilaksanakan selama ±15 menit. Adapun

kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan evaluasi. Pada saat

kegiatan evaluasi, siswa diberi 10 soal tentang keliling persegi panjang,

untuk nantinya dianalisis oleh guru untuk mengetahui siswa yang

mengalami kesulitan belajar menghitung keliling persegi panjang. Tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

78

lupa guru juga memberi catatan kepada siswa dan tindak lanjut berupa

pemberian pekerjaan rumah kepada siswa sebelum pembelajaran ditutup

dengan salam.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua pada siklus ini dilaksanakan pada hari Selasa,

tanggal 10 April 2012. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ini

mempelajari keliling bangun persegi. Tujuan pembelajaran pada

pertemuan kedua ini adalah siswa mampu memahami konsep keliling

persegi dan mampu menghitung keliling bangun persegi. Seperti halnya

pada pertemuan 1, pada pertemuan ini juga terdiri dari kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Pada pelaksanaan tindakan pertemuan kedua siklus II sedikit

terdapat perbedaan dari tindakan yang lain karena komponen

kontruktivisme tidak dilaksanakan pada langkah pertama. Komponen

kontruktivisme dilaksanakan pada langkah ketiga setelah questioning dan

modelling.

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan selama ±10 menit.

Kegiatan awal berisi beberapa kegiatan rutin seperti pembukaan

(salam), berdoa, dan mengecek kehadiran siswa. Kegiatan awal yang

dilaksanakan hampir sama dengan kegiatan awal pada pertemuan

pertama. Setelah mengecek kehadiran siswa, guru melakukan teks

penjajagan dengan menanyakan kepada siswa yang sudah mampu

menghitung keliling persegi panjang. Kemudian guru memberikan

apersepsi dengan menghitung keliling sebuah buku dengan

menggunakan tali dan dilanjutkan dengan acuan.

b) Kegiatan Inti

Secara keseluruhan, proses atau langkah-langkah

pembelajaran pada pertemuan kedua sama seperti langkah-langkah

yang dilakukan pada pertemuan pertama. Yang membedakan adalah

materi pembelajaran. Pada pertemuan kedua ini, siswa akan belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

79

tetang keliling bangun persegi. Guru melakukan tanya jawab materi

yang dipelajari yaitu keliling persegi (Questioning). Guru juga

memanfaatkan benda-benda di ruang kelas sebagai media. (Modelling)

Eksplorasi yang dilaksanakan adalah guru menyampaikan

tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan dipelajari.

Siswa memperhatikan penjelasan guru. Langkah kedua adalah

mengorganisasi siswa untuk belajar yang dilakukan guru dengan

membagi kelas menjadi kelompok-kelompok. Pembagian kelompok

pada pertemuan kedua sama dengan kelompok pada pertemuan

pertama. Setelah siswa masuk ke dalam kelompok masing-masing,

guru memberikan permasalahan kepada masing-masing kelompok

untuk diselesaikan. (Kontruktivisme)

Langkah kegiatan elaborasi adalah guru membimbing

diskusi. Kegiatan yang dilakukan guru adalah membimbing ketika

siswa melakukan diskusi kelompok dengan keliling mengamati setiap

kelompok, memfasilitasi dan membantu kelompok yang kesulitan.

Namun guru tetap memberikan kebebasan kepada siswa untuk

menyelesaikan permasalahan sesuai cara masing-masing. Kegiatan

siswa adalah diskusi dengan kelompok menyelesaikan permasalahan

yang diberikan guru. (Inquiry)

Sedangkan konfirmasi dilakukan setelah siswa selesai

diskusi, siswa menuliskan atau menyampaikan hasil kerja diskusi di

papan tulis dan kelompok lain menanggapi. Guru memberikan

penguatan terhadap jawaban siswa (Learning Community). Langkah

terakhir pada pertemuan kedua ini adalah guru bersama siswa

membuat kesimpulan dari pekerjaan siswa. (Reflection)

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pada pertemuan kedua ini sama juga dengan

kegiatan akhir pada pertemuan pertama. Pada kegiatan akhir ini, siswa

juga diberi soal evaluasi sebanyak 10 soal untuk dikerjakan selama 10

menit, namun sebagian kecil siswa mengerjakannya lebih dari 10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

80

menit (Authentic assesmen). Setelah seluruh rangkaian kegiatan

dilaksanakan, guru pun menutup pertemuan pada hari itu dengan

mengucap salam.

3) Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan ketiga pada hari Kamis,

tanggal 12 April 2012. Pada pertemuan ketiga ini materi tetap sama

tentang keliling bangun datar, hanya saja pada kali ketiga ini

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi panjang

dan persegi. Tujuan pembelajaran pada pertemuan ketiga ini adalah siswa

mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi dan

persegi panjang dengan lancar dan tepat. Pembelajaran yang dilaksanakan

pada pertemuan terakhir di siklus II ini, tidak jauh berbeda dengan

kegiatan di pertemuan 1 dan 2, yakni terdiri dari kegiatan awal, inti, dan

akhir.

Pada pertemuan ketiga langkah-langkah pembelajaran kembali

disesuaikan dengan kondisi siswa. Langkah-langkahnya yaitu,

kontruktivisme, modeling, questionin, inquiry, learning community,

reflection dan authentic assesmen.

a) Kegiatan Awal

Serangkaian kegiatan awal sebelum kegiatan inti

pembelajaran pun dimulai. Mulai dari salam, berdoa, mengecek

kehadiran siswa, tes penjajagan, acuan dan apersepsi. Kegiatan awal

pada pertemuan ketiga ini juga sama dengan kegiatan awal pada

pertemuan pertama dan kedua. Adapun tujuan pembelajaran yang

ditentukan yaitu siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan keliling bangun persegi panjang dan persegi dengan benar.

b) Kegiatan Inti

Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan ketiga ini

masih sama seperti pada pertemuan pertama dan kedua yang terdiri

dari tujuh langkah. Kegiatan eksplorasi dilakukan pada langkah yang

pertama yaitu kontrukstivisme atau membangun pemahaman siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

81

tentang materi yaitu dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan

menjelaskan pokok-pokok materi yang akan diajarkan supaya siswa

mempunyai gambaran tentang materi yang akan dipalajari. Selain itu

guru juga memberikan contoh konkrit agar pemahaman siswa semakin

terbangun tentang materi yang sedang diajarkan yaitu cara menghitung

keliling sebuah buku (modelling). Guru juga melakukan tanya jawab

tentang keliling persegi panjang dan persegi sebelum melangkah pada

materi selanjutnya dan siswa menyambut dengan respon positif.

(Questioning)

Kegiatan elaborasi dilakukan pada langkah kedua dan ketiga.

Langkah kedua adalah guru membagi siswa menjadi kelompok-

kelompok dengan pembagian kelompok sama dengan pertemuan

pertama dan kedua. Setelah siswa masuk dalam kelompoknya masing-

masing, guru memberikan permasalahan untuk diselesaikan secara

kelompok. (Inquiry)

Langkah ketiga adalah guru membimbing siswa dalam

diskusi dengan keliling mengamati tiap kelompok, memfasilitasi dan

membantu siswa atau kelompok yang kesulitan. Kegiatan siswa adalah

diskusi dan kerja kelompok untuk menemukan penyelesaian dari

permasalahan yang diberikan guru. (Learning Community)

Konfirmasi setelah siswa selesai diskusi kelompok adalah

menyajikan hasil kerja kelompok di papan tulis. Satu kelompok

menyajikan satu penyelesaian permasalahan. Guru dan kelompok lain

menanggapi penyajian kelompok yang maju. Langkah terakhir adalah

guru bersama siswa menyimpulkan cara memecahkan masalah yang

berkaitan dengan keliling bangun datar yaitu persegi dan persegi

panjang. (Reflection)

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pada siklus ini juga sama dengan kegiatan

akhir pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Guru memberikan

catatan berupa ringkasan materi, dilanjutkan dengan pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

82

evaluasi. Analisis dan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan di luar

proses KBM. Setelah pembelajaran pada pertemuan ketiga berakhir,

siswa diberi angket keaktifan siswa selama proses pembelajaran.

c. Tahap Pengamatan (Observing)

Tahap observasi dilaksanakan bersamaan pelaksanaan tindakan.

Tahap pengamatan tindakan meliputi pengamatan langkah guru dalam

menggunakan model pembelajran kontekstual, pengamatan proses belajar

siswa, serta mendokumentasikan komponen penggunaan model pembelajaran

kontekstual. Berikut ini uraian dari tahap pengamatan tindakan secara rinci:

1) Pertemuan Pertama

Pengamatan pada pertemuan pertama dilakukan terhadap guru pada

langkah penggunaan model pembelajaran kontekstual. Sedangkan observasi

terhadap siswa dilakukan pada proses belajar siswa tentang materi

penjumlahan pecahan berpenyebut beda. Berikut uraian dari tahap

observasi tindakan tersebut:

a) Observasi Proses

Observasi proses guru dilakukan pada langkah penggunaan

model pembelajaran kontekstual. Berdasarkan hasil observasi dari 3

observer tentang langkah penggunaan model pembelajaran kontekstual

diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.11 Analisis Observasi Model Pembelajaran Kontekstual Siklus II Pertemuan Pertama

No Indikator Rerata Persentase (%) Ket 1 Kontruktivisme 3,50 87,5 A 2 Questioning 3,50 75 A 3 Inquiry 3,67 92 A 4 Learning Community 3,50 87,5 A 5 Modelling 3,16 79 B 6 Reflection 3,50 87,5 A 7 Authentic Assessment 3,33 87,5 B

Rerata 3,38 84,5 B

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

83

Berdasarkan tabel 4.11 dinyatakan bahwa rerata penggunaan

model pembelajaran kontekstual mencapai 3,38 dengan persentase

84,5%. Indikator kontruktivisme, guru mengaitkan dengan kehidupan

nyata dan membagi kelompok secara heterogen. Komponen ini sudah

dilaksanakan dengan lebih baik oleh guru dari pertemuan-pertemuan

yang sebelumnya. Indikator questioning, guru bertanya jawab tentang

materi pembelajaran. Siswa sudah lebih aktif dalam tanya jawab.

Indikator inquiry, guru membagi LKS dan membimbing diskusi.

Indikator learning community, guru meminta siswa membacakan hasil

diskusi. Pada komponen ini siswa juga masih tergantung pada guru,

siswa belum dapat bekerja sendiri. Siswa masih ragu ketika diminta

untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Indikator modelling, guru

memberikan contoh nyata dan pemecahan masalah pada kehidupan

nyata. Guru belum sepenuhnya dapat member contoh yang sesuai dengan

kehidupan nyata. Indikator reflection, guru memberi kesimpulan dan

memberikan ringkasan materi. Indikator authentic assesment , guru

memberi penghargaan kelompok terbaik dan memberikan soal evaluasi.

Berdasarkan uraian data tersebut disimpulkan bahwa penggunaan model

pembelajaran kontekstual telah mencapai indikator kinerja karena rerata

indikator mencapai 84,% ( 80%). Adapun rekapitulasi observasi guru

siklus II pertemuan pertama terdapat pada lampiran 20 halaman 204.

Selain observasi langkah guru dalam penggunaan model

pembelajaran kontekstual, observer juga mengobservasi proses belajar

siswa. Berdasarkan hasil observasi proses belajar siswa, diperoleh data

sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

84

Tabel 4.12 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Pertama

No Indikator Rerata Observasi Persentase (%) Ket 1 Keaktifan 3,80 93 A 2 Interaksi Siswa 3,00 67 C 3 Kerjasama 3,00 67 C 4 Tanggung Jawab 3,33 78 B Rerata 3,28 76,25 B

Berdasarkan tabel 4.12, dinyatakan bahwa rerata indikator

proses belajar siswa mencapai 3,28 dengan persentase 76,25%. Persentase

termasuk kategori cukup baik namun belum memenuhi indicator kinerja

yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil kuesioner guru diperoleh data

bahwa dalam indikator keaktifan sudah menyatakan bahwa siswa telah

aktif mengikuti pembelajaran. Indikator interaksi siswa dengan siswa,

guru maupun lingkungan sekitar masih rendah karena siswa masih

bekerja sendiri. Siswa belum dapat memanfaatkan benda-benda yang

disekitar kelas sebagai media pembelajaran. Indikator kerjasama siswa

memberikan jawaban LKS tanpa menjelaskan langkah penyelesaian. Hal

ini disebabkan siswa masih sangat tergantung dengan guru. Indikator

tanggung siswa ditandai dengan kurangnya pahamnya siswa tentang cara

penyelesaian soal. Hal ini menyebabkan siswa terus bertanya kepada

guru. Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan bahwa rerata proses

belajar siswa telah belum mencapai indikator kinerja yaitu 76,25%

( 80%). Adapun rekapitulasi observasi siswa siklus II pertemuan

pertama pada lampiran 23 halaman 213.

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 30 siswa kelas III diperoleh

data bahwa pada siklus II pertemuan pertama, proses belajar siswa

mencapai 52, dengan persentase 82%. Persentase tersebut termasuk

kategori baik. Adapun rekapitulasi hasil kuesioner siswa pertemuan

pertama siklus II terdapat pada lampiran 27 halaman 224.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

85

b) Observasi Hasil

Berdasarkan tes hasil belajar tentang pada siklus II pertemuan

pertama materi keliling persegi panjang, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Siklus II Pertemuan Pertama

Interval (R) Frekuensi (f) %

Relatif Kumulatif 41-50 1 3,33 3,33 51-60 0 0 3,33 61-70 12 40,00 43,33 71-80 2 6,67 50,00 81-90 6 20,00 70,00

91-100 9 30,00 100,00 30

Rerata Nilai 79,8 Jumlah siswa tuntas 21 70 Jumlah siswa tidak tuntas 9 30

Berdasarkan tabel 4.13 dinyatakan bahwa rerata tes hasil belajar

mencapai 79,8. Persentase siswa yang tuntas pada pertemuan pertama

mencapai 70% atau 21 siswa tuntas belajar. Sedangkan ketidaktuntasan

mencapai 30% atau 9 siswa tidak tuntas belajar. Data tersebut menujukkan

bahwa tes hasil belajar siswa tidak mencapai indikator kinerja yang

ditetapkan yaitu hanya 70% siswa tuntas belajar serta rerata tes hasil

belajar siswa mencapai KKM penelitian 79,8 ( 70). Adapun data hasil tes

siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 199.

2) Pertemuan Kedua

Pengamatan pada pertemuan kedua dilakukan pada langkah

penggunaan model pembelajaran kontekstual, proses belajar siswa sesuai

model tersebut. Berikut uraian dari tahap observasi tersebut:

a) Observasi Proses

Pengamatan observer dilakukan pada langkah guru dalam

penggunaan model pembelajaran kontekstual. Berikut ini data hasil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

86

pengamatan obsever terhadap penggunaan model pembelajaran

kontekstual oleh guru:

Tabel 4.14 Analisis Observasi Model Pembelajaran Kontekstual Siklus II Pertemuan Kedua

No Indikator Rerata Persentase (%) Ket 1 Kontruktivisme 3,83 96 A 2 Questioning 3,33 83 B 3 Inquiry 3,50 87,5 A 4 Learning Community 3,50 87,5 A 5 Modelling 3,66 92 A 6 Reflection 3,50 87,5 A 7 Authentic Assessment 3,50 87,5 A

Rerata 3,54 88,7 A

Berdasarkan tabel 4.14 dinyatakan bahwa rerata penggunaan

model pembelajaran kontekstual mencapai 3,54 dengan persentase

88,7%. Indikator kontruktivisme, guru mengaitkan dengan kehidupan

nyata dan membagi kelompok secara heterogen. Komponen ini sudah

dilaksanakan dengan baik oleh guru. Indikator questioning, guru

bertanya jawab tentang materi pembelajaran. Indikator inquiry, guru

membagi LKS dan membimbing diskusi. Indikator learning

community, guru meminta siswa membacakan hasil diskusi. Pada

komponen ini siswa juga masih tergantung pada guru, siswa belum

dapat bekerja sendiri. Indikator modelling, guru memberikan contoh

nyata dan pemecahan masalah pada kehidupan nyata. Guru belum

sepenuhnya dapat memberi contoh yang sesuai dengan kehidupan

nyata. Indikator reflection, guru memberi kesimpulan dan

memberikan ringkasan materi. Indikator authentic assesment , guru

memberi penghargaan kelompok terbaik dan memberikan soal

evaluasi. Berdasarkan uraian data tersebut disimpulkan bahwa

penggunaan model pembelajaran kontekstual telah mencapai indikator

kinerja karena rerata indikator mencapai 88,7% ( 80%). Adapun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

87

rekapitulasi observasi guru siklus II pertemuan kedua terdapat pada

lampiran 20 halaman 205.

Selain observasi langkah guru dalam penggunaan model

pembelajaran kontekstual, observer juga mengobservasi proses belajar

siswa. Berdasarkan hasil observasi proses belajar siswa, diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 4.15 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Kedua

No Indikator Rerata Observasi Persentase (%) Ket 1 Keaktifan 3,80 93 A 2 Interaksi Siswa 3,25 75 B 3 Kerjasama 3,50 83 A 4 Tanggung Jawab 3,33 78 B Rerata 3,47 82,25 A

Berdasarkan tabel 4.15 dinyatakan bahwa rerata indikator proses

belajar siswa mencapai 3,74 atau 82,25%. Indikator keaktifan siswa

mengerjakan tugas dari guru, siswa juga menjawab pertanyaan dari

guru serta kesulitan materi tentang pengurangan pecahan berpenyebut

beda. Indikator interaksi siswa, guru dan lingkungan sekitar kelas atau

benda yang ada disekitar kelas. Siswa suah mampu memanfaatkan

media dan benda-benda disekitar kelas selama proses pembelajaran.

Indikator kerjasama, siswa melaksanakan diskusi, mengajar teman

sebaya dengan membantu teman sekelompok yang kesulitan dalam

menyelesaikan LKS. Indikator tanggung jawab siswa menyelesaikan

tugas tepat waktu. Berdasarkan rerata ketiga indikator tersebut

disimpukan bahwa proses belajar siswa belum mencapai indikator

kinerja yaitu rerata proses belajar siswa mencapai 82,25% ( 80%).

Adapun rekapitulasi observasi siswa siklus II pertemuan kedua

terdapat pada lampiran 23 halaman 214.

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 30 siswa diperoleh

data bahwa pada siklus II pertemuan kedua proses belajar siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

88

mencapai 53 dengan persentase 82%. Persentase tersebut termasuk

kategori baik. Adapun rekapitulasi hasil kuesioner siswa pertemuan

kedua terdapat pada lampiran 27 halaman 224.

b) Observasi Hasil

Berdasarkan tes hasil belajar siswa tentang keliling persegi

diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Siklus II Pertemuan Kedua

Interval (R) Frekuensi (f) %

Relatif Kumulatif 41-50 2 6,67 6,67 51-60 1 3,33 10,00 61-70 4 13,33 23,33 71-80 3 10,00 33,33 81-90 6 20,00 53,33

91-100 14 46,67 100,00 30

Rerata Nilai 83,8 Jumlah siswa tuntas 27 90 Jumlah siswa tidak tuntas 3 10

Berdasarkan tabel 4.16 dinyatakan bahwa rata-rata tes hasil

belajar siswa mencapai 83,8. Ketuntasan tes hasil belajar mencapai

90% atau 27 siswa tuntas belajar. Sedangkan ketidaktuntasan tes hasil

belajar mencapai 10% atau 3 siswa tidak tuntas belajar. Berdasarkan

data tersebut disimpulkan bahwa tes hasil belajar siswa telah

mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu dengan ketuntasan

tes hasil belajar mencapai 90% ( 80%) serta rerata tes hasil belajar

siswa mencapai 68,26 70. Hasil belajar siswa pada siklus II

pertemuan kedua meningkat daripada pertemuan pertama. Adapun

data hasil tes siklus II pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran 17

halaman 219.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

89

3) Pertemuan Ketiga

Pengamatan pada pertemuan ketiga dilakukan pada langkah

penggunaan model pembelajaran kontekstual, proses belajar siswa sesuai

model tersebut. Berikut uraian dari tahap observasi tersebut:

a) Observasi Proses

Pengamatan observer dilakukan pada langkah guru dalam

penggunaan model pembelajaran kontekstual. Berikut ini data hasil

pengamatan obsever terhadap penggunaan model pembelajaran

kontekstual oleh guru:

Tabel 4.17 Analisis Observasi Model Pembelajaran Kontekstual Siklus II Pertemuan Ketiga

No Indikator Rerata Persentase (%) Ket 1 Kontruktivisme 3,16 79 B 2 Questioning 3,66 92 B 3 Inquiry 3,83 95 A 4 Learning Community 3,83 95 A 5 Modelling 3,50 87,5 A 6 Reflection 3,50 87,5 A 7 Authentic Assessment 3,83 95 A

Rerata 3,62 90 A

Berdasarkan tabel 4.17 dapat dinyatakan bahwa rerata

indikator dalam penggunaan model pembelajaran kontekstual

mencapai 3,62 dengan persentase 90%. Persentase tersebut termasuk

kategori sangat baik, artinya hampir semua indikator terpenuhi.

Berdasarkan hasil kuesioner guru tentang penggunaan model

pembelajaran kontekstual, ternyata pada indikator kontruktivisme,

guru masih belum sepenuhnya dapat mengaitkan materi pembelajaran

dengan kehidupan nyata, guru hanya memberi contoh yang belum

secara langsung berhubungan dengan kehidupan nyata. Sedangkan

pada indikator reflection terjadi kendala yaitu ketika guru mengajak

siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

90

masih pasif, banyak siswa yang masih diam saja. Adapun rekapitulasi

observasi guru siklus II pertemuan ketiga terdapat pada lampiran 20

halaman 206.

Selain observasi langkah guru dalam penggunaan model

pembelajaran kontekstual, observer juga mengobservasi proses belajar

siswa. Berdasarkan hasil observasi proses belajar siswa, diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 4.18 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Ketiga

No Indikator Rerata Observasi Persentase (%) Ket 1 Keaktifan 3,80 93 A 2 Interaksi Siswa 3,75 92 A 3 Kerjasama 3,50 83 A 4 Tanggung Jawab 3,33 78 B Rerata 3,60 86,5 A

Berdasarkan tabel 4.18 dinyatakan bahwa rerata indikator

proses belajar siswa mencapai 3,60 dengan persentase 86,5%.

Persentase tersebut termasuk kategori baik. Indikator keaktifan siswa

mengerjakan tugas dari guru dan bertanya kesulitan materi

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi dan

persegi panjang. Indikator interaksi siswa dengan guru dan

lingkungan belajar sudah meningkat daripada pertemuan yang

sebelumnya. Indikator kerjasama, siswa melaksanakan pengajaran

sebaya dengan teman, presentasi, serta diskusi kelompok dengan baik.

Indikator tanggung jawab, siswa mengumpulkan semua tugas dengan

tepat waktu. Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan bahwa

indikator proses belajar siswa mencapai indikator kinerja dengan

rerata mencapai 86,5% ( 80%). Adapun rekapitulasi observasi siswa

siklus II pertemuan ketiga terdapat pada lampiran 23 halaman 215.

Selanjutnya, berdasarkan hasil kuesioner terhadap 30 siswa

diperoleh data bahwa proses belajar mencapai 53 dengan persentase

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

91

83%. Persentase tersebut tersebut termasuk kategori baik. Adapun

rekapitulasi hasil kuesioner siswa pertemuan ketiga siklus II terdapat

pada lampiran 27 halaman 226.

b) Observasi Hasil

Berdasarkan tes hasil belajar pada pertemuan ketiga diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Siklus II Pertemuan Ketiga

Interval (R) Frekuensi (f) %

Relatif Kumulatif 41-50 3 10,00 10,00 51-60 4 13,33 23,33 61-70 12 40,00 63,33 71-80 2 6,67 70,00 81-90 8 26,67 96,67

91-100 1 3,33 100,00 30

Rerata Nilai 73 Jumlah siswa tuntas 23 76 Jumlah siswa tidak tuntas 7 24

Berdasarkan tabel 4.19 dapat dinyatakan bahwa rerata tes hasil

belajar siswa mencapai 73. Ketuntasan tes hasil belajar siswa pada

siklus I pertemuan ketiga mencapai 76% atau 23 siswa tuntas. Rerata

tes hasil belajar mencapai 73. Hal ini sangat baik karena melebihi

kriteria ketuntasan minimal penelitian yang hanya 70,00. Jadi,

berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa tes hasil belajar siswa

belum mencapai indikator kinerja yaitu ketuntasan mencapai 76%

( 80%) dengan rerata tes hasil belajar 72,16 70. Adapun data hasil

tes siklus II pertemuan ketiga dapat dilihat pada lampiran 17 halaman

199.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

92 d. Tahap Refleksi

Pelaksanaan penelitian pada siklus I secara umum sudah dapat

berjalan dengan baik dan lancar. Hasil yang diperoleh setelah siklus II juga

mengalami peningkatan dibandingkan hasil analisis pada siklus I. Peningkatan

yang dimaksud adalah jumlah siswa yang mengalami kesulitan belajar untuk

memahami materi keliling bangun datar sudah berkurang. Meskipun pada

siklus II telah mengalami peningkatan dari siklus I, penelitian ini belum

dinyatakan berhasil dengan maksimal. Hal itu karena masih ada beberapa

siswa yang kesulitan dalam memahami konsep materi yang dipelajarinya

sehingga masih ada siswa yang belum tuntas atau nilainya masih dibawah

KKM. Selain itu, juga masih perlu adanya perbaikan pada langkah kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual yang

telah dilaksanakan pada siklus II agar mendapat proses dan hasil yang lebih

maksimal lagi. Pada tahap refleksi peneliti melakukan koreksi diri mengenai

tindakan yang telah dilakukan untuk kemudian memperbaiki kekurangan-

kekurangan tersebut. Berikut adalah hasil refleksi siklus II pada tiap

pertemuan.

1) Pertemuan Pertama

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual pada pertemuan pertama sudah berjalan dengan

baik dan sebagian besar siswa sudah memahami materi bangun datar

dibuktikan dengan rata-rata kelas yang telah mencapai batas ketuntasan

bahkan pada kategori baik. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat

beberapa kekurangan yang menjadi kendala dalam pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual pada

pertemuan pertama. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus II

pertemuan pertama adalah siswa masih kurang terkendali dalam

pembelajaran. Siswa masih sering berebut saan dibagikan media sehingga

kadang terjadi keributan. Masih ada siswa yang kurang aktif ketika diskusi

dilaksanakan. Selain itu, siswa juga belum bisa dilepas penuh tanpa

bimbingan dari guru dalam proses pembelajaran. Karena materi pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

93

pertemuan pertama termasuk materi yang cukup sulit bagi siswa sehingga

ada sebagian siswa yang belum mampu memahami materi. Kesalahan

siswa dalam pengerjaan soal evaluasi juga disebabkan siswa kurang teliti

dalam mengerjakan. Jika dilihat dari hasil belajar siswa, pertemuan

pertama siklus II rata-rata kelas telah mencapai batas tuntas.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua kegiatan pembelajaran yang dilakukan kurang

lebih masih sama dengan pertemuan pertama. Kekurangan-kekurangan

yang muncul pada siklus II pertemuan kedua hampir sama dengan

kekurangan yang ada pada pertemuan pertama yaitu pembelajaran yang

dilaksanakan kurang menyenangkan, guru juga kurang mampu

memfasilitasi kegiatan siswa sehingga membuat siswa bingung ketika

menyelesaikan permasalahan. Ketika diskusi, hanya satu dua anak tiap

kelompok yang bekerja untuk menemukan penyelesaian masalah. Untuk

pengerjaan soal latihan yang dilakukan secara individu, ada sebagian siswa

yang tidak lancar dan salah dalam mengerjakannya. Kesalahan-kesalahan

siswa dalam pengerjaan soal evaluasi sebagian besar disebabkan anak

belum paham dengan penerapan rumus bangun persegi. Jika dilihat dari

hasil belajar siswa, pertemuan kedua siklus II sudah lebih baik dari

pertemuan pertama dan nilai rata-rata kelasnyapun meningkat dari

pertemuan pertama.

3) Pertemuan Ketiga

Kekurangan pada siklus II pertemuan ketiga adalah waktu

pembelajaran terlalu lama melebihi alokasi waktu pada RPP. Lamanya

waktu pembelajaran tersebut disebabkan siswa masih sulit dalam

memahami materi yang diajarkan. Siswa masih bingung dalam

menerapkan rumus yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal.

Selain itu, siswa juga masih sulit dikendalikan oleh guru, masih ada saja

siswa yang bercanda dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi,

siswa yang salah dalam mengerjakan soal evaluasi disebabkan karena

siswa belum paham konsepnya. Jika dilihat dari hasil belajar siswa,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

94

pertemuan ketiga siklus II mengalami penurunan dari pertemuan pertama

dan kedua, masih terdapat 7 siswa yang belum mencapai batas tuntas.

Berdasarkan kekurangan yang ada pada tiap pertemuan tersebut

dan penilaian observer mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual maupun kesulitan belajar

bangun datar yang dialami siswa pada siklus II belum dapat dikatakan

berhasil dengan maksimal. Kesimpulannya bahwa penelitian yang

dilakukan oleh guru belum mencapai hasil yang optimal seperti yang

diharapkan untuk itu perlu diperbaiki kembali dengan melihat kekurangan-

kekurangan yang terlihat pada siklus II dan berusaha untuk meminimalisir

kekurangan tersebut untuk kemudian direalisasikan dalam pembelajaran

pada siklus berikutnya dengan mencari solusi yang tepat untuk digunakan.

Berdasarkan hasil refleksi pada pertemuan pertama, kedua dan

ketiga siklus II, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kekurangan-

kekurangan yang muncul pada siklus II adalah sebagai berikut: a) Masih

ada beberapa siswa yang kurang serius dalam pembelajaran, b) Waktu

pembelajaran terlalu lama sehingga melebihi alokasi waktu pada RPP.

Lamanya waktu disebabkan siswa masih sulit dalam memahami materi

yang diajarkan. Siswa masih bingung dalam menerapkan rumus yang

harus digunakan untuk menyelesaikan soal. Itu artinya siswa masih

memerlukan bimbingan penuh dari guru dalam mengerjakan soal, c) Siswa

kurang terfasilitasi dalam kegiatan pembelajaran dikarenakan persiapan

guru yang kurang maksimal, d) Masih ada siswa yang tidak lancar atau

kesulitan dalam pengerjaan soal latihan, dan e) Masih terdapat siswa yang

salah dalam mengerjakan soal evaluasi yang disebabkan belum paham

dengan konsep keliling bangun datar.

Peneliti ingin meminimalisir kekurangan-kekurangan tersebut dan

memperbaikinya agar mampu mencapai hasil penelitian seperti yang telah

ditentukan. Berikut adalah rencana perbaikan yang akan dilaksanakan di

siklus selanjutnya yaitu siklus III: a) Penyampaian permasalahan

dilakukan dengan semenarik mungkin agar siswa lebih tertarik dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

95

pembelajaran, b) Guru akan memberikan penghargaan baik kepada siswa

maupun kelompok yang aktif dalam kegiatan pembelajaran, b) Guru lebih

mempersiapkan secara matang sebelum pelaksanaan pembelajaran

sehingga ketika proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan

semua siswa terfasilitasi dalam kegiatannya, c) Guru memberikan

peringatan kepada siswa supaya siswa lebih teliti ketika mengerjakan soal

baik soal latihan maupun soal evaluasi. Guru meminta siswa agar meneliti

jawaban evaluasi lebih dari satu kali.

3. Deskripsi Siklus III Kegiatan penelitian pada siklus ini akan dilaksanakan dalam 3 kali

pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit berdasarkan

refleksi pada siklus II. Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur

penelitian, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi

dan tahap refleksi. Untuk lebih rincinya, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan siklus III ini didasarkan pada hasil refleksi siklus

II. Tujuan dari perencanaan siklus III ini untuk memperbaiki pembelajaran

dengan model pembelajaran kontekstual dari kendala-kendala pada siklus II.

Perencanaan yang dilakukan pada siklus III difokuskan pada

pelaksanaan pembelajaran dengan materi luas bangun datar dan menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar. Guru berperan sebagai

fasilitator pembelajaran bagi siswa, sehingga tugas guru adalah mengarahkan

dan mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dilakukan supaya

siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan diharapkan siswa lebih

dapat memahami dan lebih aktif dalam proses belajar.

1) Pertemuan Pertama

Pada tahap perencanaan siklus III, peneliti melaksanakan beberapa

tahapan yang meliputi: (1) mempelajari kompetensi dasar dan materi yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

96

terdapat dalam Kurikulum atau silabus kelas III semester 2, (2) menentukan

waktu penelitian dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi

waktu 3 x 2 x 35 menit, (3) menyusun skenario tindakan perbaikan dengan

model pembelajaran kontekstual sesuai langkah-langkah yang telah

ditentukan (Lampiran 7), (4) menyusun instrumen penelitian berupa lembar

tes (Lampiran 14), lembar observasi (Lampiran 3), lembar angket (Lampiran

4) dan kamera (5) menghubungi observer yaitu Erowati, Suciatun, dan

Barkah Dewi Susanti, (6) menyiapkan media atau alat dan bahan yang akan

digunakan dalam melaksanakan tindakan siklus II, dan (7) menyusun RPP

siklus III.

RPP pertemuan pertama siklus III dengan alokasi waktu 2 x 35 menit

membahas materi tentang luas bangun persegi panjang. Pelaksanaannya

direncanakan pada hari Kamis, tanggal 19 April 2012 pukul 07.50-09.00

dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual yang sesuai dengan

skenario pembelajaran.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua siklus III dengan alokasi waktu 2 x 35 menit

membahas materi tentang menghitung luas bangun persegi. Pelaksanaan

pertemuan kedua direncanakan pada hari Selasa, tanggal 24 April 2012 jam

kedua yaitu pukul 07.50-09.00. Pelaksanaan pembelajaran sama dengan

pelaksanaan pada pertemuan pertama yaitu menggunakan model

pembelajaran kontekstual sesuai skenario dengan menyiapakan alat-alat

pengumpulan data. Menyiapkan skenario, alat pengumpulan data dan RPP.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga siklus III direncanakan dengan alokasi waktu 2 x 35

menit yang dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 26 April 2012 pukul

07.50-09.00. Materi pada pertemuan ketiga adalah menyelesaikan masalah

yang berhubungan dengan luas bangun datar. Pelaksanaannya menggunakan

model pembelajaran kontekstual sesuai dengan skenario pembelajaran.

Peneliti yang dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berperan

sebagai guru, melakukan pengecekan akhir. Pengecekan ini dilaksanakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

97

dalam pra-pembelajaran sebagai upaya untuk mengetahui kesiapan segala

sesuatu yang akan difungsikan dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga

diharapkan kegiatan ini akan meminimalisasi kendala-kendala pada siklus II

sehingga akan memperbaiki hasil pembelajaran pada siklus III. Kegiatan

yang dilaksanakan diantaranya adalah: 1) Mengecek kembali RPP yang

telah disusun, sambil membaca komponen dalam RPP yang akan

dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar, 2) Mengecek alat dan bahan

yang akan digunakan dalam proses pembalajaran, 3) Memeriksa

kelengkapan instrumen yang akan digunakan sebagai pengumpulan data

dalam kegiatan siklus III, 4) Sebagai langkah persiapan akhir dalam pra-

pembelajaran adalah memastikan bahwa observer telah siap untuk

melaksanakan perannya masing-masing saat pelaksanaan pembelajaran.

Setelah pengecekan akhir selesai, peneliti langsung melaksanakan

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kontekstual.

b. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kontekstual sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi

luas bangun datar yang dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dan setiap

pertemuan 2 x 35 menit (mulai pukul 07.50 sampai pukul 09.00 WIB). Setiap

pertemuan meliputi langkah kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Kegiatan awal diawali dengan salam, berdoa, mengecek kehadiran siswa, tes

penjajagan, apersepsi dan acuan. Kegiatan inti dari pelaksanaan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual adalah

realisasi dari RPP yang telah dibuat. Pada kegiatan akhir dilakukan

penyimpulan materi, memberikan catatan kepada siswa, evaluasi, refleksi dan

tindak lanjut. Berikut uraian tentang pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual pada siklus III.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

98

1) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama

berada di ruang kelas III SDN Ambalkumolo pada hari Kamis, tanggal 19

April 2012 dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. Materi

pada pembelajaran ini adalah luas bangun persegi panjang. Tujuan

pembelajaran pada pertemuan pertama adalah siswa mampu luas bangun

persegi panjang dengan lancar dan tepat. Adapun kegiatan yang

dilaksanakan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan selama ±10 menit.

Kegiatan awal berisi beberapa kegiatan rutin seperti pembukaan (salam),

berdoa, dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian dilanjutkan tes

penjajagan, acuan, apersepsi, orientasi dan pemberian motivasi kepada

siswa. Pada kegiatan tes penjajagan, guru menanyakan kepada siswa

tentang macam-macam bangun datar, dan ternyata hanya beberapa siswa

saja yang mengangkat tangannya sebagai tanda kalau dia sudah mampu.

Pada kegiatan apersepsi, guru mengajak siswa untuk mengamati ruang

kelas dan mencatat benda-benda yang ada di dalam kelas.

b) Kegiatan Inti Pada kegiatan eksplorasi langkah pertama dalam pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual

yang dilakukan guru sebagai implementasi skenario pembelajaran yaitu

langkah kontruktivisme yaitu membangun pemahaman siswa tentang

materi yang akan diajarkan. Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini

adalah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok

materi yang akan dipelajari. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah

memperhatikan penjelasan guru tentang hal tersebut.

Langkah kedua guru memotivasi siswa dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan tentang benda-benda yang telah mereka catat

ketika kegiatan mengamati pada kegiatan awal tadi. Terlihat banyak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

99

siswa yang cukup antusias dengan pertanyaan-pertanyaan dari guru.

(Questioning)

Langkah ketiga guru juga memberikan beberapa contoh konkrit

yang berkaitan dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. Guru

memanfaatkan benda-benda yang ada disekitar kelas sebagai contoh

konkrit. (Modelling)

Kegiatan elaborasi merupakan langkah keempat dari

pembelajaran yaitu mengorganisasi siswa untuk belajar. Pada langkah ini

yang dilakukan guru adalah guru membagi siswa dalam kelompok

dengan anggota setiap kelompok lima siswa. Pembagian kelompok

tersebut secara acak. Pembagian kelompok ini ditujuan supaya siswa

dapat saling bekerja sama menyelesaikan permasalahan yang diberikan

guru. Setelah kelompok terbentuk baru guru memberikan permasalahan

kepada tiap-tiap kelompok untuk diselesaikan secara kelompok.

Kegiatan yang dilakukan siswa adalah bergabung dengan kelompok dan

mulai memikirkan langkah penyelesaian dari permasalahan yang

diberikan guru.

Langkah kelima pada pembelajaran pertemuan pertama adalah

membimbing siswa dalam diskusi. Kegiatan yang dilakukan guru adalah

guru memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk berpikir dan

bertindak menurut cara masing-masing. Pada waktu siswa bekerja dalam

kelompok, guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan

membantu siswa yang memerlukan. Sedangkan kegiatan yang dilakukan

siswa adalah diskusi dengan kelompok menyelesaikan permasalahan

yang diberikan guru. Pada langkah ini, guru harus benar-benar

mengamati kegiatan siswa dan membantu kelompok atau siswa yang

kesulitan. (Inquiry)

Sedangkan kegiatan konfirmasi merupakan langkah lanjutan

yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi. Kegiatan yang

dilakukan guru adalah membantu siswa untuk menyajikan hasil

kerjanya. Siswa bersiap-siap untuk menuliskan hasil kerja kelompoknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

100

di papan tulis. Setiap kelompok ditunjuk untuk maju menyelesaikan satu

permasalahan. Setelah perwakilan kelompok menyampaikan hasil

diskusinya, guru dan kelompok lain menanggapi hasil kerja siswa dan

memberikan penguatan terhadap jawaban siswa, yaitu dengan mengacu

pada jawaban siswa dan melalui Tanya jawab membahas penyelesaian

masalah yang seharusnya. Setelah itu, guru dan siswa membuat

kesimpulan dari hasil pekerjaan siswa. (Learning Community)

Langkah terakhir pada kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual adalah memberikan

penilaian sebenarnya terhadap hasil kerja siswa. Pada langkah ini, guru

dan siswa membuat kesimpulan dari proses penyelesaian masalah yang

dilakukan siswa. Sehingga siswa memahami tentang bangun datar dan

mampu meyebutkan sifat-sifat bangun datar. Setelah itu, guru

menanyakan kepada siswa tentang kesulitan-kesulitan yang dialaminya,

materi-materi yang belum jelas, dan hal-hal yang dirasakan selama

kegiatan pembelajaran. (Reflection)

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dilaksanakan selama ±15 menit. Adapun

kegiatan yang dilakukan adalah memberi catatan berupa ringkasan

materi dan melaksanakan evaluasi. Setelah guru memberikan

kesimpulan, guru member catatan kepada siswa tentang materi

pembelajaran. Kemudian kegiatan evaluasi, siswa diberi 10 soal tentang

luas persegi panjang, untuk nantinya dianalisis oleh guru untuk

mengetahui siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam materi luas

persegi panjang.(Authetic Assesment)

Siswa diberi pekerjaan rumah sebagai tindak lanjut pembelajaran.

Sebelum pembelajaran ditutup guru memberikan pesan-pesan moral

kepada siswa.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua pada siklus ini dilaksanakan pada hari Selasa,

tanggal 24 April 2012. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ini masih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 120: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

101

sama mempelajari bangun datar sederhana hanya lebih difokuskan pada

menggambar bangun datar. Tujuan pembelajaran pada pertemuan kedua ini

adalah siswa mampu menghitung luas bangun persegi. Seperti halnya pada

pertemuan 1, pada pertemuan ini juga terdiri dari kegiatan awal, kegiatan

inti, dan kegiatan akhir.

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan selama ±10 menit.

Kegiatan awal berisi beberapa kegiatan rutin seperti pembukaan

(salam), berdoa, dan mengecek kehadiran siswa. Kegiatan awal yang

dilaksanakan hampir sama dengan kegiatan awal pada pertemuan

pertama. Setelah mengecek kehadiran siswa, guru melakukan tes

penjajagan dengan menanyakan kepada siswa tentang rumus luas

persegi panjang.

b) Kegiatan Inti

Secara keseluruhan, proses atau langkah-langkah pembelajaran

pada pertemuan kedua sama seperti langkah-langkah yang dilakukan

pada pertemuan pertama. Yang membedakan adalah materi

pembelajaran. Pada pertemuan kedua ini, siswa akan belajar tentang

luas bangun persegi.

Pada kegiatan eksplorasi yang dilaksanakan adalah guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan

dipelajari. Siswa memperhatikan penjelasan guru (kontruktivisme).

Langkah kedua adalah mengorganisasi siswa untuk belajar yang

dilakukan guru dengan membagi kelas menjadi kelompok-kelompok.

Pembagian kelompok pada pertemuan kedua sama dengan kelompok

pada pertemuan pertama. Setelah siswa masuk ke dalam kelompok

masing-masing, guru memberikan permasalahan kepada masing-masing

kelompok untuk diselesaikan.(Questioning)

Langkah selanjutnya merupakan kegiatan elaborasi yaitu guru

memberikan contoh bangun persegi yang ada disekitar kelas sebagai

acuan siswa dalam mengerjakan diskusi (Modelling). Kegiatan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 121: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

102

dilakukan guru adalah membimbing ketika siswa melakukan diskusi

kelompok dengan keliling mengamati setiap kelompok, memfasilitasi

dan membantu kelompok yang kesulitan. Namun guru tetap

memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyelesaikan

permasalahan sesuai cara masing-masing. Kegiatan siswa adalah

diskusi dengan kelompok menyelesaikan permasalahan yang diberikan

guru (Inquiry). Setelah siswa selesai diskusi, siswa menuliskan atau

menyampaiakan hasil kerja diskusi di papan tulis dan kelompok lain

menanggapi. Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa.

(Learning Community)

Langkah terakhir adalah kegiatan konfirmasi pada pertemuan

kedua ini adalah guru bersama siswa membuat kesimpulan dari

pekerjaan siswa. (Reflection)

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pada pertemuan kedua ini sama juga dengan

kegiatan akhir pada pertemuan pertama. Pada kegiatan akhir ini, siswa

juga diberi soal evaluasi sebanyak 10 soal untuk dikerjakan selama 10

menit (Authentic assesmen). Tidak lupa guru memberi catatan

ringkasan materi pembelajaran kepada siswa. Setelah seluruh rangkaian

kegiatan dilaksanakan, guru pun menutup pertemuan pada hari itu

dengan mengucap salam.

3) Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan ketiga pada hari Kamis,

tanggal 29 April 2012. Pada pertemuan ketiga ini materi tentang

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar. Tujuan

pembelajaran pada pertemuan ketiga ini adalah siswa mampu

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun persegi dan

persegi panjang. Pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan terakhir

di siklus III ini, tidak jauh berbeda dengan kegiatan di pertemuan 1 dan 2,

yakni terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 122: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

103

a) Kegiatan Awal

Serangkaian kegiatan awal sebelum kegiatan inti

pembelajaran pun dimulai. Mulai dari salam, berdoa, mengecek

kehadiran siswa, tes penjajagan, acuan dan apersepsi. Kegiatan awal

pada pertemuan ketiga ini juga sama dengan kegiatan awal pada

pertemuan pertama dan kedua. Apersepsi dilakukan dengan mengajak

siswa menentukan bentuk ruang kelas mereka dan meminta

menentukan luasnya.

b) Kegiatan Inti

Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan ketiga ini

masih sama seperti pada pertemuan pertama dan kedua yang terdiri

dari tujuh langkah. Langkah yang pertama adalah kontrukstivisme atau

membangun pemahaman siswa tentang materi yaitu dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan pokok-pokok

materi yang akan diajarkan supaya siswa mempunyai gambaran

tentang materi yang akan dipalajari. Langkah kedua guru juga

memberikan contoh konkrit agar pemahaman siswa semakin terbangun

tentang materi yang sedang diajarkan. (modeling)

Kegiatan elaborasi merupakan langkah ketiga yaitu guru

membagi siswa menjadi kelompok-kelompok dengan pembagian

kelompok sama dengan pertemuan pertama dan kedua. Setelah siswa

masuk dalam kelompoknya masing-masing, guru memberikan

permasalahan untuk diselesaikan secara kelompok. Pada langkah

keempat siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi

pembelajaran. (Questioning)

Langkah kelima adalah guru membimbing siswa dalam

diskusi dengan keliling mengamati tiap kelompok, memfasilitasi dan

membantu siswa atau kelompok yang kesulitan. Kegiatan siswa adalah

diskusi dan kerja kelompok untuk menemukan penyelesaian dari

permasalahan yang diberikan guru. (Inquiry)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 123: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

104

Langkah keenam adalah kegiatan konfirmasi dari langkah

sebelumnya yaitu setelah siswa selesai diskusi kelompok adalah

menyajikan hasil kerja kelompok di papan tulis. Satu kelompok

menyajikan satu penyelesaian permasalahan. Guru dan kelompok lain

menanggapi penyajian kelompok yang maju. (Learning Community)

Langkah terakhir adalah guru bersama siswa menyimpulkan

cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan macam-macam

sudut pada bangun datar dan memberi nama sudut dengan benar.

(Reflection)

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pada siklus ini juga sama dengan kegiatan akhir

pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Guru memberikan catatan

ringkasan, dilanjutkan dengan pelaksanaan evaluasi. Analisis dan

tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan di luar proses KBM. Setelah

pembelajaran pada pertemuan ketiga berakhir, siswa diberi angket

keaktifan siswa selama proses pembelajaran. (Authentic assesment)

c. Tahap Pengamatan (Observing)

Tahap observasi dilaksanakan bersamaan pelaksanaan tindakan.

Tahap pengamatan tindakan meliputi pengamatan langkah guru dalam

menggunakan model pembelajran kontekstual, pengamatan proses belajar

siswa, serta mendokumentasikan komponen penggunaan model pembelajaran

kontekstual. Berikut ini uraian dari tahap pengamatan tindakan secara rinci:

1) Pertemuan Pertama

Pengamatan pada pertemuan pertama dilakukan terhadap guru pada

saat penggunaan langkah-langkah model pembelajaran kontekstual.

Sedangkan observasi terhadap siswa dilakukan pada proses belajar siswa

tentang materi penjumlahan pecahan berpenyebut beda. Berikut uraian dari

tahap observasi tindakan tersebut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 124: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

105

a) Observasi Proses

Observasi proses guru dilakukan pada langkah penggunaan

model pembelajaran kontekstual. Berdasarkan hasil observasi dari 3

observer tentang langkah penggunaan model pembelajaran kontekstual

diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.20 Analisis Observasi Model Pembelajaran Kontekstual Siklus III Pertemuan Pertama

No Indikator Rerata Persentase (%) Ket 1 Kontruktivisme 3,83 96 A 2 Questioning 3,67 92 A 3 Inquiry 3,67 92 A 4 Learning Community 3,50 87 A 5 Modelling 3,33 83 B 6 Reflection 4,00 100 A 7 Authentic Assessment 3,33 83 B

Rerata 3,61 90,4 A

Berdasarkan tabel 4.20 dinyatakan bahwa rerata penggunaan

model pembelajaran kontekstual mencapai 3,61 dengan persentase

90,4%. Indikator kontruktivisme, guru mengaitkan dengan kehidupan

nyata dan membagi kelompok secara heterogen. Komponen ini sudah

dilaksanakan dengan lebih baik oleh guru dari pertemuan-pertemuan yang

sebelumnya. Indikator questioning, guru bertanya jawab tentang materi

pembelajaran. Siswa sudah lebih aktif dalam tanya jawab. Indikator

inquiry, guru membagi LKS dan membimbing diskusi. Indikator learning

community, guru meminta siswa membacakan hasil diskusi. Pada

komponen ini siswa juga masih tergantung pada guru, siswa belum dapat

bekerja sendiri. Siswa masih ragu ketika diminta untuk

mempresentasikan hasil diskusinya. Indikator modelling, guru

memberikan contoh nyata dan pemecahan masalah pada kehidupan nyata.

Guru belum sepenuhnya dapat memberi contoh yang sesuai dengan

kehidupan nyata sehingga siswa belum mampu member contoh nyata.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 125: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

106

Indikator reflection, guru memberi kesimpulan dan memberikan

ringkasan materi. Indikator authentic assesment , guru memberi

penghargaan kelompok terbaik dan memberikan soal evaluasi.

Berdasarkan uraian data tersebut disimpulkan bahwa penggunaan model

pembelajaran kontekstual telah mencapai indikator kinerja karena rerata

indikator mencapai 90,4,% ( 80%). Adapun rekapitulasi observasi guru

siklus III pertemuan pertama terdapat pada lampiran 21 halaman 207.

Selain observasi langkah guru dalam penggunaan model

pembelajaran kontekstual, observer juga mengobservasi proses belajar

siswa. Berdasarkan hasil observasi proses belajar siswa, diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 4.21 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus III Pertemuan Pertama

No Indikator Rerata Observasi Persentase (%) Ket 1 Keaktifan 3,60 86 A 2 Interaksi Siswa 3,50 83 A 3 Kerjasama 3,50 83 A 4 Tanggung Jawab 3,67 88 A Rerata 3,56 85 A

Berdasarkan tabel 4.21, dinyatakan bahwa rerata indikator

proses belajar siswa mencapai 3,56 dengan persentase 85%. Persentase

termasuk kategori sangat baik karena semua indikator telah mencapai

batas ketuntasan yaitu 80%. Berdasarkan hasil kuesioner guru diperoleh

data bahwa dalam indikator keaktifan sudah menyatakan bahwa siswa

telah aktif mengikuti pembelajaran. Indikator interaksi siswa dengan

siswa, guru maupun lingkungan sekitar berjalan dengan lancar. Siswa

belum dapat memanfaatkan benda-benda yang disekitar kelas sebagai

media pembelajaran. Indikator kerjasama siswa memberikan jawaban

LKS tanpa menjelaskan langkah penyelesaian. Berdasarkan uraian

tersebut disimpulkan bahwa rerata proses belajar siswa telah belum

mencapai indikator kinerja yaitu 85% ( 80%). Adapun rekapitulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

107

observasi siswa siklus III pertemuan pertama pada lampiran 24 halaman

216.

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 30 siswa kelas III

diperoleh data bahwa pada siklus III pertemuan pertama, proses belajar

siswa mencapai 53, dengan persentase 83%. Persentase tersebut termasuk

kategori baik. Adapun rekapitulasi hasil kuesioner siswa pertemuan

pertama siklus III terdapat pada lampiran 28 halaman 227.

b) Observasi Hasil

Berdasarkan tes hasil belajar tentang pada siklus III pertemuan

pertama materi luas persegi panjang, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Siklus III Pertemuan Pertama

Interval (R) Frekuensi (f) %

Relatif Kumulatif 61-70 8 26,67 26,67 71-80 8 26,67 53,34 81-90 6 20,00 73,34

91-100 8 26,67 100,00 30

Rerata Nilai 82,3 Jumlah siswa tuntas 26 86 Jumlah siswa tidak tuntas 4 14

Berdasarkan tabel 4.22 dinyatakan bahwa rerata tes hasil

belajar mencapai 82,3. Persentase siswa yang tuntas pada pertemuan

pertama mencapai 86% atau 26 siswa tuntas belajar. Sedangkan

ketidaktuntasan mencapai 14% atau 4 siswa tidak tuntas belajar. Data

tersebut menujukkan bahwa tes hasil belajar siswa telah mencapai

indikator kinerja yang ditetapkan yaitu hanya 86% siswa tuntas belajar

serta rerata tes hasil belajar siswa mencapai KKM penelitian 82,3 ( 70).

Adapun data hasil tes siklus III pertemuan pertama dapat dilihat pada

lampiran 18 halaman 200.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 127: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

108

2) Pertemuan Kedua

Pengamatan pada pertemuan kedua dilakukan pada langkah

penggunaan model pembelajaran kontekstual, proses belajar siswa sesuai

model tersebut. Berikut uraian dari tahap observasi tersebut:

a) Observasi Proses

Pengamatan observer yang dilakukan pada guru dalam

langkah penggunaan model pembelajaran kontekstual. Berikut ini data

hasil pengamatan obsever terhadap penggunaan model pembelajaran

kontekstual oleh guru:

Tabel 4.23 Analisis Observasi Model Pembelajaran Kontekstual Siklus III Pertemuan Kedua

No Indikator Rerata Persentase (%) Ket 1 Kontruktivisme 3,83 96 A 2 Questioning 4,00 100 A 3 Inquiry 3,83 96 A 4 Learning Community 3,50 87 A 5 Modelling 3,50 87 A 6 Reflection 4,00 100 A 7 Authentic Assessment 3,83 96 A

Rerata 3,78 94 A

Berdasarkan tabel 4.23 dinyatakan bahwa rerata penggunaan

model pembelajaran kontekstual mencapai 3,78 dengan persentase

94%. Semua komponen sudah dilaksanakan dengan baik oleh guru

Indikator kontruktivisme, guru mengaitkan dengan kehidupan nyata

dan membagi kelompok secara heterogen. Komponen ini sudah

dilaksanakan dengan baik oleh guru. Indikator questioning, guru

bertanya jawab tentang materi pembelajaran. Indikator inquiry, guru

membagi LKS dan membimbing diskusi. Indikator learning

community, guru meminta siswa membacakan hasil diskusi. Pada

komponen ini siswa juga masih tergantung pada guru, siswa belum

dapat bekerja sendiri. Indikator modelling, guru memberikan contoh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 128: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

109

nyata dan pemecahan masalah pada kehidupan nyata. Guru belum

sepenuhnya dapat memberi contoh yang sesuai dengan kehidupan

nyata. Indikator reflection, guru memberi kesimpulan dan

memberikan ringkasan materi. Indikator authentic assesment , guru

memberi penghargaan kelompok terbaik dan memberikan soal

evaluasi. Berdasarkan uraian data tersebut disimpulkan bahwa

penggunaan model pembelajaran kontekstual telah mencapai indikator

kinerja karena rerata indikator mencapai 94% ( 80%). Adapun

rekapitulasi observasi guru siklus III pertemuan kedua terdapat pada

lampiran 21 halaman 208.

Selain observasi langkah guru dalam penggunaan model

pembelajaran kontekstual, observer juga mengobservasi proses belajar

siswa. Berdasarkan hasil observasi proses belajar siswa, diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 4.24 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus III Pertemuan Kedua

No Indikator Rerata Observasi Persentase (%) Ket 1 Keaktifan 3,80 93 A 2 Interaksi Siswa 3,50 83 A 3 Kerjasama 3,50 83 A 4 Tanggung Jawab 3,67 88 A Rerata 3,61 86 A

Berdasarkan tabel 4.24 dinyatakan bahwa rerata indikator proses

belajar siswa mencapai 3,61 atau 86%. Indikator keaktifan siswa

mengerjakan tugas dari guru, siswa juga menjawab pertanyaan dari

guru serta kesulitan materi tentang pengurangan pecahan berpenyebut

beda. Indikator interaksi siswa, guru dan lingkungan sekitar kelas atau

benda yang ada disekitar kelas. Siswa sudah mampu memanfaatkan

media dan benda-benda disekitar kelas selama proses pembelajaran.

Indikator kerjasama, siswa melaksanakan diskusi, mengajar teman

sebaya dengan membantu teman sekelompok yang kesulitan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 129: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

110

menyelesaikan LKS. Indikator tanggung jawab siswa menyelesaikan

tugas tepat waktu. Berdasarkan rerata ketiga indikator tersebut

disimpukan bahwa proses belajar siswa belum mencapai indikator

kinerja yaitu rerata proses belajar siswa mencapai 86% ( 80%).

Adapun rekapitulasi observasi siswa siklus III pertemuan kedua

terdapat pada lampiran 26 halaman 217.

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 30 siswa diperoleh

data bahwa pada siklus III pertemuan kedua proses belajar siswa

mencapai 54 dengan persentase 84%. Persentase tersebut termasuk

kategori baik. Adapun rekapitulasi hasil kuesioner siswa pertemuan

kedua terdapat pada lampiran 28 halaman 228.

b) Observasi Hasil

Berdasarkan tes hasil belajar siswa tentang luas persegi

diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Siklus II Pertemuan Kedua

Interval (R) Frekuensi (f) %

Relatif Kumulatif 61-70 2 6,67 6,67 71-80 9 30,00 36,67 81-90 10 33,33 70,00

91-100 9 30,00 100,00 Jumlah 30

Rerata Nilai 87,1 Jumlah siswa tuntas 30 100 Jumlah siswa tidak tuntas 0 0

Berdasarkan tabel 4.25 dinyatakan bahwa rata-rata tes hasil

belajar siswa mencapai 87,1. Ketuntasan tes hasil belajar mencapai

100% atau 30 siswa tuntas belajar semua. Berdasarkan data tersebut

disimpulkan bahwa semua tes hasil belajar siswa telah mencapai

indikator kinerja yang ditetapkan serta rerata tes hasil belajar siswa

mencapai 87,1 70. Hasil belajar siswa pada siklus III pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 130: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

111

kedua meningkat daripada pertemuan pertama. Adapun data hasil tes

siklus III pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran 18 halaman

200.

3) Pertemuan Ketiga

Pengamatan pada pertemuan ketiga dilakukan pada langkah

penggunaan model pembelajaran kontekstual, proses belajar siswa sesuai

model tersebut. Berikut uraian dari tahap observasi tersebut:

a) Observasi Proses

Pengamatan observer dilakukan pada saat guru dalam

penggunaan langkah model pembelajaran kontekstual. Berikut ini

data hasil pengamatan obsever terhadap penggunaan model

pembelajaran kontekstual oleh guru:

Tabel 4.26 Analisis Observasi Model Pembelajaran Kontekstual Siklus III Pertemuan Ketiga

No Indikator Rerata Persentase (%) Ket 1 Kontruktivisme 3,50 87 A 2 Questioning 3,67 92 A 3 Inquiry 3,83 96 A 4 Learning Community 3,83 96 A 5 Modelling 3,83 96 A 6 Reflection 3,83 96 A 7 Authentic Assessment 3,83 96 A

Rerata 3,76 94 A

Berdasarkan tabel 4.26 dapat dinyatakan bahwa rerata indikator dalam

penggunaan model pembelajaran kontekstual mencapai 3,76 dengan

persentase 94%. Persentase tersebut termasuk kategori sangat baik,

artinya hampir semua indikator mencapai nilai maksimal. Berdasarkan

hasil kuesioner guru tentang penggunaan model pembelajaran

kontekstual, ternyata pada indikator questioning, guru masih belum

kurang maksimal karena dalam kegiatan tanya jawab siswa masih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 131: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

112

kurang aktif dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

guru. Sedangkan pada indikator reflection terjadi kendala yaitu ketika

guru mengajak siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi

pelajaran siswa masih pasif, banyak siswa yang masih diam saja

sehingga guru hanya memberikan catatan beripa kesimpulan materi.

Adapun rekapitulasi observasi guru siklus III pertemuan ketiga

terdapat pada lampiran 21 halaman 209.

Selain observasi langkah guru dalam penggunaan model

pembelajaran kontekstual, observer juga mengobservasi proses belajar

siswa. Berdasarkan hasil observasi proses belajar siswa, diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 4.27 Analisis Observasi Proses Belajar Siswa Siklus III Pertemuan Ketiga

No Indikator Rerata Observasi Persentase (%) Ket 1 Keaktifan 4,00 100 A 2 Interaksi Siswa 3,67 88 A 3 Kerjasama 3,50 83 A 4 Tanggung Jawab 3,33 77 B Rerata 3,62 87 A

Berdasarkan tabel 4.27 dinyatakan bahwa rerata indikator

proses belajar siswa mencapai 3,62 dengan persentase 87%.

Persentase tersebut termasuk kategori baik. Indikator keaktifan siswa

mengerjakan tugas dari guru dan bertanya kesulitan materi

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas persegi dan

persegi panjang. Indikator interaksi siswa dengan guru dan

lingkungan belajar sudah meningkat daripada pertemuan yang

sebelumnya. Indikator kerjasama, siswa melaksanakan pengajaran

sebaya dengan teman, presentasi, serta diskusi kelompok dengan baik.

Indikator tanggung jawab, siswa mengumpulkan semua tugas dengan

tepat waktu. Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan bahwa

indikator proses belajar siswa mencapai indikator kinerja dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 132: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

113

rerata mencapai 87% ( 80%). Adapun rekapitulasi observasi siswa

siklus III pertemuan ketiga terdapat pada lampiran 23 halaman 218.

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 30 siswa diperoleh data

bahwa proses belajar mencapai 54 dengan persentase 84%. Persentase

tersebut tersebut termasuk kategori baik. Adapun rekapitulasi hasil

kuesioner siswa pertemuan ketiga siklus III terdapat pada lampiran 28

halaman 229.

b) Observasi Hasil

Berdasarkan tes hasil belajar pada pertemuan ketiga diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 4.28 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Siklus III Pertemuan Ketiga

Interval (R) Frekuensi (f) %

Relatif Kumulatif 61-70 0 0 0 71-80 9 30,00 30,00 81-90 13 43,67 73,67

91-100 8 23,33 100,00 30

Rerata Nilai 88 Jumlah siswa tuntas 30 100 Jumlah siswa tidak tuntas 0 0

Berdasarkan tabel 4.28 dapat dinyatakan bahwa rerata tes hasil

belajar siswa mencapai 88. Ketuntasan tes hasil belajar siswa pada

siklus I pertemuan ketiga mencapai 100% atau semua siswa tuntas.

Hal ini sangat baik karena semua siswa telah mencapai kriteria

ketuntasan minimal penelitian yang hanya 70,00. Jadi, berdasarkan

data tersebut disimpulkan bahwa tes hasil belajar siswa telahmencapai

indikator kinerja yaitu ketuntasan mencapai 100% ( 80%) dengan

rerata tes hasil belajar 88 70. Adapun data hasil tes siklus III

pertemuan ketiga dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 200.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 133: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

114

d. Tahap Refleksi

Tahap refleksi merupakan tahapan lanjut dari observasi. Tahap

observasi menghasilkan berbagai macam data meliputi data hasil

pengamatan oleh observer, data hasil kuisioner, serta data hasil dokumentasi

pelaksanaan tindakan. Data-data tersebut dianalisis dan dipahami dalam

tahap refleksi ini untuk menyimpulkan tindakan yang telah dilaksanakan.

Analisis data dimulai dengan mereduksi data, memilih data, serta

merangkum data pokok yang penting. Adapun data pokok pada refleksi ini

meliputi langkah guru dalam penggunaan model pembelajaran kontekstual,

kendala-kendala yang terjadi saat penggunaan model pembelajaran

kontekstual, proses belajar siswa dalam penggunaan model pembelajaran

kontekstual serta tes hasil belajar siswa. Berikut ini uraian refleksi pada

pertemuan pertama, kedua, dan ketiga:

1) Pertemuan Pertama

Berdasarkan hasil pengamatan observer serta wawancara pada

pertemuan pertama pada langkah penggunaan model pembelajaran serta

proses belajar siswa direfleksi data bahwa:

Pertama, rerata tahapan penggunaan model pembelajaran

kontekstual yang dilaksanakan guru mencapai 90,4%. Persentase tersebut

termasuk kategori baik. Penggunaan model pembelajaran kontekstual

mengalami beberapa kendala yaitu: Adapun beberapa permasalahan

ataupun kendala yang menghambat jalannya pembelajaran yaitu: (1)

Pada saat pembentukan kelompok, keadaan kelas cukup ramai karena

siswa berebut tempat duduk; (2) Pada saat mengerjakan LKS tidak semua

kelompok dibimbing; (3) Dalam kegiatan diskusi siswa banyak yang

ramai karena berebut ingin menulis pada LKS; (5) siswa ribut saat

menukarkan LKS nya dengan pekerjaan dari kelompok lain; (6) siswa

tidak tepat waktu dalam mengumpulkan lembar jawab, bagi siswa yang

pandai merasa bosan menunggu siswa lainnya yang belum selesai.

Kedua, proses belajar siswa saat penggunaan model

pembelajaran kontekstual dalam pelaksanaannya ada kendala yaitu : (1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 134: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

115

siswa yang bermain sendiri, terutama siswa jauh dari jangkauan guru; (2)

tidak semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Hasil tes

belajar matematika tentang luas bangun datar pada siklus III pertemuan

pertama siswa yang tuntas belajar ada 27 orang atau sebesar 90%.

Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 3 orang atau 10%. Rata-

rata tes hasil belajar pada pertemuan tersebut sebesar 82,3. Hal ini hampir

memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan. Berdasarkan uraian

tersebut, disimpulkan bahwa indikator kinerja pada pertemuan pertama

telah tercapai. Hal ini disebabkan langkah penggunaan model

pembelajaran kontekstual 80%, proses belajar siswa 80%.

2) Pertemuan Kedua

Berdasarkan hasil pengamatan serta kuesioner observer terhadap

guru dan siswa direfleksi data berikut ini:

Pertama, rerata penggunaan media muatan yang dilaksanakan

guru mencapai 94%. Persentase tersebut termasuk kategori baik. Namun

dalam penggunaannya ada beberapa kendala yaitu: (1) siswa yang sudah

selesai mengerjakan evaluasi mengganggu teman yang belum selesai, (3)

siswa mengumpulkan lembar jawab evaluasi tidak tepat waktu, (4) siswa

belum memanfaatkan kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru

karena siswa malu dianggap tidak bisa oleh teman mereka.

Kedua, pembelajaran matematika dilihat dari proses sudah baik,

meskipun ada beberapa kendala yaitu saat diskusi kelompok siswa yang

pandai tidak mau membantu siswa yang kurang pandai. Berdasarkan tes

hasil belajar pada siklus III pertemuan II diperoleh data bahwa

ketuntasan belajar siswa mencapai 100% yang berarti semua siswa telah

mencapai kriteria ketuntasan belajar yang telah ditentukan. Rerata tes

hasil belajar adalah 87,1. Nilai tertinggi pada evaluasi kedua yaitu 100,

sedangkan nilai terendahnya 70. Berdasarkan data tersebut disimpulkan

bahwa proses belajar siswa telah mencapai indikator kinerja karena

80%. Namun, tes hasil belajar telah mencapai indikator kinerja yaitu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 135: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

116

rerata tes hasil belajar siswa mencapai 70 dengan ketuntasan mencapai

80%.

3) Pertemuan Ketiga

Berdasarkan data hasil pengamatan pada pertemuan ketiga

direfleksi sebagai berikut:

Pertama, rerata penggunaan model pembelajaran kontekstual

yang dilaksanakan guru mencapai 94%. Persentase tersebut termasuk

kategori sangat baik. Guru telah dapat menggunakan model pembelajaran

kontekstual sesuai dengan langkah-langkah penggunaan model

pembelajaran kontekstual tersebut. Dalam menyampaikan materi dengan

menggunakan media konkrit guru juga terampil menciptakan variasi

selama kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi tidak

membosankan dan guru telah lebih bisa menguasai kelas dalam posisi

siswa ketika berkelompok sehingga selama kegiatan diskusi kelompok

siswa juga sudah lebih tenang. Misalnya ketika siswa terlihat bosan, guru

mengajak siswa bernyanyi dengan kreasi-kreasi tepuk tangan yang

berbeda.

Pelaksanaan tindakan siklus III sudah berlangsung lebih baik.

Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dan II sudah berkurang.

Keaktifan siswa semakin meningkat, siswa berpartisipasi penuh dalam

pembelajaran. Sudah jarang sekali dijumpai siswa yang pasif dan

bermain sendiri, pada pelaksanaan diskusi kerjasama antar kelompok

juga semakin meningkat, sifat individualisme dan menang sendiri sudah

berkurang. Siswa juga tertarik dengan media yang dibawa oleh guru.

Keterampilan anak dalam menyelesaikan soal luas bangun datar semakin

meningkat. Kecepatan dalam mengerjakan pun juga semakin meningkat.

Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan sudah jauh lebih cepat dari

waktu yang ditentukan.

Kedua, proses belajar siswa sudah cukup baik dan sesuai dengan

langkah penggunaan model pembelajaran kontekstual berlangsung baik.

Persentase proses belajar siswa mencapai 87%. Rerata hasil belajar siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 136: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

117

mencapai 85,7 dengan ketuntasan 100%. Berdasarkan data tersebut,

disimpulkan bahwa proses belajar siswa sudah mencapai indikator

kinerja karena 80% dan tes hasil belajar siswa telah mencapai indikator

kinerja yang ditetapkan yaitu rerata tes hasil belajar 70 dengan

ketuntasan 80%. Semua siswa telah mencapai batas ketuntasan yang

telah ditentukan.

Adapun beberapa permasalahan ataupun kendala yang

menghambat jalannya pembelajaran yaitu: (1) Pada waktu pelaksanaan

diskusi, kelompok yang sudah selesai mengganggu kelompok lain yang

belum selesai, (2) Karena untuk siklus 1 -3 yang dibahas soal terus

menerus sehingga ada siswa yang merasa jenuh dan bosan ketika diberi

soal evaluasi.

Berdasarkan hasil evaluasi dan observasi pelaksanaan tindakan

siklus III ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran

kontekstual dapat meningkatkan pembelajaran matematika tentang

bangun datar pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Ambalkumolo

tahun ajaran 2011/2012. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa

pelaksanaan pembelajaran pada siklus III ini sudah berhasil. Untuk itu,

peneliti mengakhiri penelitian sampai pada siklus III karena hasil yang

diperoleh sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang direncanakan

peneliti sebelumnya yakni: (1) Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III

berjalan sesuai dengan langkah-langkah penggunaan model pembelajaran

kontekstual, (2) Pembelajaran matematika tentang bangun datar pada

siswa kelas III SD Negeri Ambalkumolo tahun ajaran 2011/2012

meningkat, (3) Sebagian besar siswa kelas III SD Negeri Ambalkumolo

tahun ajaran 2011/2012 telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang ditentukan.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

Setelah dilakukan deskripsi tiap siklus, selanjutnya dilakukan

perbandingan hasil tindakan antar siklus. Data yang dibandingkan meliputi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 137: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

118

langkah penggunaan model pembelajaran kontekstual, proses belajar siswa, serta

tes hasil belajar siswa. Berikut ini adalah perbandingan hasil tindakan antar siklus

I, II, dan III:

1. Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual

Penggunaan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran

matematika tentang bangun datar yang dilakukan oleh guru secara umum

mengalami peningkatan. Meskipun kadang mengalami penurunan tetapi tidak

terlalu jauh. Untuk memaksimalkan langkah penggunaan model pembelajaran

kontekstual guru mendapatkan masukan dari observer berupa data observasi

dan kuisioner yang kemudian direfleksi agar pertemuan berikutnya lebih

maksimal. Berdasarkan hasil rekapitulasi pertemuan dalam satu siklus

disajikan gambar perbandingan langkah penggunaan model pembelajaran

kontekstual sebagai berikut:

Gambar 4.1 Perbandingan Persentase Penggunaan Model Pembelajaran

Kontekstual

Berdasarkan gambar 4.1 dinyatakan bahwa pada siklus I mengalami

penurunan pada pertemuan kedua, namun pada pertemuan ketiga mengalami

peningkatan. Persentase langkah penggunaan model pembelajaran kontekstual

pada pertemuan pertama 84%, pertemuan kedua 81% dan pertemuan ketiga

Siklus I Siklus II Siklus III

84% 85% 90%

81%

88% 94%

86% 90% 94%

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 138: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

119

86%. Hal ini disebabkan masih banyak kendala dalam penggunaan model

pembelajaran kontekstual. Untuk lebih jelasnya lihat rekapitulasi lembar

observasi guru siklus I pada lampiran 19 halaman 204. Persentase penggunaan

model pembelajaran kontekstual pada siklus II mengalami peningkatan dari

siklus I. adapun presentase siklus I pertemuan pertama 85%, pertemuan kedua

88% dan peretemuan ketiga 90%. Hal ini disebabkan kendala yang muncul

dalam siklus I sudah berkurang. Selain itu, langkah guru sudah sesuai dengan

skenario pembelajaran penggunaan model pembelajaran kontekstual.

Selanjutnya, persentase langkah penggunaan model pembelajaran kontekstual

pada peretemuan pertama 90%, pertemuan kedua 94% dan pertemuan ketiga

mencapai 94%. Persentase tersebut menunjukan bahwa guru sudah

menggunakan model pembelajaran kontekstual sesuai dengan skenario

pembelajaran secara benar. Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan bahwa

langkah penggunaan model pembelajaran kontekstual telah mencapai indikator

kinerja yang ditetapkan yaitu persentase pada siklus III pertemuan ketiga

mencapai 94% ( 80%).

2. Proses Belajar Siswa

Proses belajar siswa selama penelitian menemui banyak kendala.

Meskipun demikian, seiring dengan langkah penggunaan model pembelajaran

kontekstual yang benar, kendala yang muncul berkurang dari setiap pertemuan.

Hal ini didukung data observasi dan wawancara guru dan siswa pada setiap

pertemuan. Berikut ini gambar perbandingan observasi proses belajar siswa

tiap pertemuan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 139: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

120

Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Persentase Proses Belajar Siswa

Berdasarkan gambar 4.2 dapat dinyatakan bahwa proses belajar siswa

pada siklus I mencapai 55% pada pertemuan pertama, kemudian naik 22%

pada pertemuan kedua menjadi 77%. Selanjutnya, pada pertemuan ketiga naik

3% menjadi 80%. Selanjutnya, pada siklus II mengalami kenaikan dari

pertemuan pertama ke pertemuan kedua yaitu 76% menjadi 82%. Persentase

meningkat 85% pada pertemuan ketiga. Hal ini disebabkan sebagian besar

siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran matematika tentang bangun datar.

Meskipun ada beberapa siswa yang kurang dapat mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual, dengan bimbingan

teman siswa dapat mengikutinya. Persentase proses belajar siswa pada siklus

III mengalami peningkatan dari setiap pertemuan yaitu dari 82% pada

pertemuan pertama, 87% pada pertemuan kedua, serta 87% pada pertemuan

ketiga. Hal ini disebabkan semua siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran

matematika tentang bangun datar. Selain berdasarkan proses belajar siswa,

pembelajaran matematika juga dilihat dari tes hasil belajar siswa. Berdasarkan

data tes hasil belajar diperoleh data sebagai berikut:

Siklus I Siklus II Siklus III

55%

76% 85%

77% 82% 86% 80%

87% 87%

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 140: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

121

Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Tes Hasil Belajar

Berdasarkan gambar 4.3 dapat dinyatakan bahwa bahwa rerata tes

hasil belajar siswa siswa mengalami peningkatan dari pra tindakan (tes awal)

hingga tindakan (siklus I, II, dan III). Rerata tes hasil belajar siswa pada saat

pre tes mencapai 59. Kemudian rerata tes hasil belajar pada siklus I mengalami

peningkatan menjadi 71,9. Selanjutnya, pada siklus II rerata tes hasil belajar

siswa mengalami peningkatan menjadi 78,8. Pada siklus III rerata tes hasil

belajar siswa mencapai 85,8. Data tes hasil belajar tersebut menunjukkan

bahwa penggunaan model pembelajaran kontekstual memberikan kontribusi

pada tes hasil belajar siswa. Selain itu, ketuntasan belajar siswa juga menjadi

indikator kinerja penelitian ini. Berikut perbandingan ketuntasan belajar siswa

dari pra tindakan sampai tindakan siklus III:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 141: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

122

Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa

Berdasarkan gambar 4.4 dinyatakan bahwa ketuntasan belajar siswa

mencapai peningkatan dari pra tindakan hingga tindakan siklus III. Ketuntasan

belajar siswa pada pra tindakan mencapai 13,5%, siklus I mencapai pertemuan

pertama 76%, pertemuan kedua 63% dan pertemuan ketiga 76%. Siklus II

pertemuan pertama 70%, pertemuan kedua 90% dan pertemuan ketiga hanya

mencapai 76%,. Sedangkan pada siklus III pertemuan pertama mencapai 86%,

pertemuan kedua 100% dan pada pertemuan ketiga juga mencapai 100%.

Ketidaktuntasan belajar siswa pada pra tindakan mencapai 86,5%, siklus I

mencapai 29,4%, siklus II mencapai 21,4%, dan siklus III mencapai 15,5%.

Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa indikator kinerja telah tercapai

yaitu ketuntasan belajar siswa pada siklus III mencapai 86,5% ( 80%).

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka didapatkan

beberapa jawaban atas rumusan masalah yang telah ditentukan. Pertama, langkah-

langkah penggunaan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran

matematika tentang bangun datar yaitu: a) guru menjelaskan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai dan mengaitkan materi dengan kehidupan nyata secara klasikal,

Siklus I Siklus II Siklus III

76% 70%

86%

63%

90% 100%

76% 76%

100%

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 142: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

123 b) guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi, c) guru membentuk

kelompok heterogen untuk berdiskusi, d) guru memberikan contoh nyata, e) guru

membahas hasil diskusi secara, f) guru menyimpulkan materi, g) guru

memberikan soal evaluasi kepada siswa. Kedua, penggunaan model pembelajaran

kontekstual terbukti dapat meningkatkan hasil pembelajaran matematika tentang

bngun datar siswa kelas III. Sedangkan yang ketiga, adanya beberapa kendala

dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kontekstual, namun hal tersebut dapat diselesaikan dengan solusi yang ada.

Adapun kendala-kenda yang ditemui antara lain siswa masih bingung dalam

mengaikan pembelajaran dengan kehidupan nyata, masih malu-malunya siswa

dalam mengemukakan pendapat dan siswa masih sukar diajak untuk berdiskusi

karena siswa cenderung bersifat individualise. Dengan kendala-kendala tersebut

maka solusi yang digunakan untuk mengatasi yaitu guru membimbing siswa

dalam mengaitkan pembelajaran dan memberikan contoh konkrit kepada siswa

secara langsung, guru memberi motivasi siswa agar tidak malu dalam

mengemukakan pendapat dan guru membimbing siswa dalam diskusi sehingga

diskusi dapat berjalan dengan baik.

Dari jawaban atas rumusan masalah di atas, dapat dikatakan bahwa

model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil pembelajaran

matematika tentang bangun datar. Kegiatan siswa dalam mengaitkan materi

dengan kehidupan nyata membuat siswa dapat membangun pemahamannya

sendiri atas materi yang sedang dipelajari. Dengan begitu siswa akan lebih

terkesan dengan pembelajaran yang dilaksanakan sehingga siswa tidak akan cepat

lupa dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Peningkatan hasil pembelajaran matematika tentang bangun datar yang

telah dikatakan di atas dapat dibuktikan dengan meningkatnya hasil pembelajaran

dari siklus I sampai siklus III. Pada kondisi awal nilai rerata kelas 59, meningkat

pada siklus I menjadi 71,9, siklus II 78,8 dan pada siklus III meningkat menjadi

85,8. Adapun persentase ketuntasan siswa pada kondisi awal hanya 13,5%, pada

siklus I meningkat 71,6, siklus II meningkat menjadi 78,6% dan pada siklus III

meningkat lagi dan mencapai 95%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 143: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

124

Peningkatan hasil pembelajaran tersebut di dapatkan dari penggunaan

pembelajaran kontekstual yang pada hakikatnya merupakan model pembelajaran

yang menuntut siswa untuk membangun pemahamannya sendiri. Siswa

mengaitkan materi dengan kehidupan nyata dengan tujuan agar siswa menemukan

makna materi tersebut dengan kehidupannya. Dengan demikian siswa akan lebih

memahami materi yang dipelajari sehingga hasil pembelajaran siswa akan

meningkat daripada dengan pembelajaran yang hanya mengandalkan guru sebagai

satu-satunya sumber pembelajarannya. Hal ini sejalan dengan Muslich (2009)

yang menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan dan dimilikinya dengan penerapannya

dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Proses pembelajaran kontekstual beraksentuasi pada pemrosesan

informasi, individualism, dan interaksi social (Suprijono, 2009). Pemrosesan

informasi menyatakan ahwa peserta didik mengolah informasi, memonitornya dan

menyusun strategi berkaitan dengan informasi tersebut. Intinya adalah proses

memori dan proses berfikir. Individualisasi adalah proses individu membentuk

dan menata realitas keunikannya. Mengajar merupakan upaya membantu individu

untuk mengembangkan sesuatu yang produktif dengan lingkungannya dan

memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap, sehingga mampu memperkaya

hubungan antar-pribadi dan lebih cakap dalam pemrosesan informasi. Sedangkan

interaksi social menekankan hubungan individu dengan orang lain atau

masyarakat. Dari proses-proses tersebut maka pembelajaran kontekstual dapat

meningkatkan hasil pembelajaran matematika tentang bangun datar siswa kelas

III. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian relevan yang ada juga membuktikan

bahwa model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan operasi

hitung pecahan pada siswa kelas IV. Hal tersebut semakin membuktikan bahwa

model pembelajaran kontekstual baik untuk digunakan dalam proses pembelajaran

yang apabila dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang ada dapat

meningkatkan hasil pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 144: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

125

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penggunaan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika

bangun datar kelas III sebagai berikut:

1. Langkah penggunaan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran

matematika bangun datar yaitu a) guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai dan mengaitkan materi dengan kehidupan nyata secara klasikal, b)

guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi, c) guru membentuk

kelompok heterogen untuk berdiskusi, d) guru memberikan contoh nyata, e)

guru membahas hasil diskusi secara, f) guru menyimpulkan materi, dan g) guru

memberikan soal evaluasi kepada siswa.

2. Penggunaan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar

matematika tentang bangun datar pada kelas III SD Negeri Ambalkumolo pada

tahun ajaran 2011/2012, pada kondisi awal nilai rerata kelas 59, meningkat

pada siklus I menjadi 71,9, siklus II 78,8 dan pada siklus III meningkat menjadi

85,8. Adapun persentase ketuntasan siswa pada kondisi awal hanya 13,5%,

pada siklus I meningkat 71,6, siklus II meningkat menjadi 78,6% dan pada

siklus III meningkat lagi dan mencapai 95%.

3. Saat penggunaan model pembelajaran kontekstual ditemukan adanya kendala

yaitu siswa belum dapat mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan

nyata sehingga kadang pembelajaran menjadi terhambat. Untuk itu, solusi yang

digunakan untuk mengatasi kendalanya dengan melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kontekstual.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini secara teoritis dan secara praktis perlu ditindak

lanjuti. Secar teoritis, penelitian ini memberikan gambaran bahwa dalam

pelaksanaan pembelajaran matematika dengan penggunaan model pembelajaran

kontekstual dapat digunakan oleh guru sebagai langkah penyampaian materi dan

125

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 145: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

126 untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan model ini

dilaksanakan melalui aktivitas belajar berupa pengalaman belajar sehingga

pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi guru, terutama

guru SD untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan

hasil belajar matematika siswa. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan

penggunaan langkah-langkah model pembelajaran kontekstual membantu siswa

dalam memperoleh pembelajaran yang lebih bermakna melalui kontruktivisme,

questioning, modelling, inquiry, learning community, refleksi dan authentic

assesmen.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, beberapa

komponen dalam pembelajaran kontekstual terbukti telah dapat berjalan lancar

dan dapat meningkatkan pembelajaran matematika tentang bangun datar. Pada

komponen kontruktivisme, guru mampu mengaitkan materi pembelajaran dengan

kehidupan nyata berjalan baik maka siswa akan lebih mudah dalam memahami

materi yang diajarkan karena siswa mengalami langsung. Penelitian ini

mempunyai implikasi bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika dengan

penggunaan langkah-langkah model pembelajaran kontekstual merupakan salah

satu cara untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Hal ini dapat direkomendasikan kepada guru untuk mengatasi permasalahan

peningkatan hasil belajar matematika siswa, sehingga kriteria ketuntasan minimal

matematika yaitu 70 dapat dicapai oleh siswa.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi tersebut, ada beberapa saran yang

dapat dikemukakan oleh peneliti yaitu:

1. Untuk Guru

a. Guru dalam melaksanakan KBM sebaiknya menggunakan berbagai model

pembelajaran, salah satunya model pembelajaran kontekstual pada mata

pelajaran matematika tentang bangun datar pada siswa kelas III.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 146: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …...i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI AMBALKUMOLO

127

b. Guru hendaknya dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif,

inovatif, dan menyenangkan agar siswa tidak merasa jenuh terhadap

pembelajaran matematika sesuai dengan karakteristik model pembelajaran

kontekstual.

2. Untuk Siswa

a. Siswa hendaknya dapat mengikuti langkah-langkah model pembelajaran

kontekstual secara aktif dan kreatif agar hasil yang dicapai sesuai dengan

kemampuannya.

b. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat mengaitkan materi pembelajaran

dengan kehidupan nyata sesuai dengan komponen dalam model

pembelajaran kontekstual untuk memudahkan memahami materi

pembelajaran.

3. Untuk Lembaga Pendidikan

Penelitian Tindakan Kelas ini perlu dilakukan pada subjek dan

tempat penelitian yang berbeda untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan

penggunaan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran

Matematika kelas III Sekolah Dasar.

4. Untuk Peneliti

Peneliti hendaknya lebih mengoptimalkan penggunaan model

pembelajaran kontekstual dan model pembelajaran yang lain dalam

pelaksanaan pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang efektif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user