14
PROSIDING SENA 2020 ISBN: 978-623-6089-31-6 https://ahlimediapress.com/prosiding/index.php/sena 132 PENGGUNAAN METODE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION) DALAM MENINGKATKAN HASIL UJIAN NASIONAL PELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA SISWA SMK SMAK PADANG Novi Sastri SMK SMAK Padang, Indonesia [email protected] Abstrak Kegiatan belajar setiap peserta didik XII.2 dalam mempersiapkan Ujian Nasional beraneka ragam. Ada peserta didik yang menunjukan sikap peduli, aktif, antusias karena ingin mendapatkan nilai yang bagus, tetapi ada pula yang bersikap pasif, kurang berminat, tidak peduli selama kegiatan pembelajaran berlangsung, Kesulitan mereka baru diketahui guru ketika peserta didik diberikan soal ujian. Dari beberapa metode pembelajaran yang ada, pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kooperatif dalam tim dapat memicu dan menarik peningkatan penalaran dan aktivitas peserta didik. Metode pembelajaran ini mengharapkan peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata-rata dapat menolong temannya yang memiliki kemampuan kurang sehingga terjadi proses pembelajaran yang baik, menyenangkan serta mampu untuk mengembangkan karakter pada diri peserta didik. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan dua siklus. Pada setiap siklusnya ada empat tahapan yaitu : Planning ( rencana ), Action ( tindakan ), Observasi ( pengamatan ) dan Reflection ( refleksi ). Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XII.2 SMK SMAK Padang Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan data ketuntasan hasil belajar sebelum dilakukan penelitian adalah 36,36% peserta didik tuntas hasil belajar, setelah diadakan penelitian ketuntasan hasil belajar menjadi 57,58 %% pada siklus I dan meningkat menjadi 90,91% pada siklus II. Kata Kunci: pembelajaran kooperatif; stad; hasil belajar

PENGGUNAAN METODE STAD (STUDENT TEAMS …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PROSIDING SENA 2020 ISBN: 978-623-6089-31-6

https://ahlimediapress.com/prosiding/index.php/sena

132

PENGGUNAAN METODE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION) DALAM MENINGKATKAN HASIL UJIAN NASIONAL

PELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA SISWA SMK SMAK PADANG

Novi Sastri SMK SMAK Padang, Indonesia

[email protected]

Abstrak Kegiatan belajar setiap peserta didik XII.2 dalam mempersiapkan Ujian Nasional beraneka ragam. Ada peserta didik yang menunjukan sikap peduli, aktif, antusias karena ingin mendapatkan nilai yang bagus, tetapi ada pula yang bersikap pasif, kurang berminat, tidak peduli selama kegiatan pembelajaran berlangsung, Kesulitan mereka baru diketahui guru ketika peserta didik diberikan soal ujian. Dari beberapa metode pembelajaran yang ada, pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kooperatif dalam tim dapat memicu dan menarik peningkatan penalaran dan aktivitas peserta didik. Metode pembelajaran ini mengharapkan peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata-rata dapat menolong temannya yang memiliki kemampuan kurang sehingga terjadi proses pembelajaran yang baik, menyenangkan serta mampu untuk mengembangkan karakter pada diri peserta didik. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan dua siklus. Pada setiap siklusnya ada empat tahapan yaitu : Planning ( rencana ), Action ( tindakan ), Observasi ( pengamatan ) dan Reflection ( refleksi ). Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XII.2 SMK SMAK Padang Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan data ketuntasan hasil belajar sebelum dilakukan penelitian adalah 36,36% peserta didik tuntas hasil belajar, setelah diadakan penelitian ketuntasan hasil belajar menjadi 57,58 %% pada siklus I dan meningkat menjadi 90,91% pada siklus II. Kata Kunci: pembelajaran kooperatif; stad; hasil belajar

PROSIDING SENA 2020 ISBN: 978-623-6089-31-6

https://ahlimediapress.com/prosiding/index.php/sena

133

PENDAHULUAN Saat ini bahasa inggris menjadi bahasa pengantar di dunia. Bahasa inggris sudah

menjadi salah satu syarat dalam memasuki dunia kerja dan dunia industri. Setiap industri meminta kompetensi pelamar dalam bidang bahasa inggris baik secara pasif maupun secara aktif, karena begitu banyak manual alat dan instruksi kerja menggunakan bahasaa inggris. Jadi ditututlah pelamar mampu untuk berkomunikasi dalam bahasa ingris apalagi pelamar dari SMK ( Sekolah Menengah Kejuruan) yang akan banyak berkaitan dengan manual alat atau SOP Standar Operasional Prosedur).

Keberhasilan sebuah sekolah dilihat dari pencapaian pada hasil akhir dari peserta didik. Hasil akhir itu berupa hasil ujian yang mereka lakukan seperti ujian nasional. Nilai-nilai yang dicsapai oleh peserta didik menetuksan keberhasilan mereka dan keberhasilan sebuah sekolah. Nilai-nilai yang dicapai akan mempengaruhi peringkat sekolah.Semua saling berkaitan dan berhubungan erat satu sama lain untuk mencapai suatu keberhasilan. Bahasa inggris termasuk salah satu mata pelajaran yang di ujikan secara nasional baik ditingkat SMA maupun SMK. Selama ini peserta didik sering mengalami kesulitan dalam mencapai hasil yang diharapkan. Mereka sering mengeluh bahwa ujian bahasa inggris itu susah karena banyaknya kosa kata yang tidak mereka ketahui dan tata bahasa yang membuat mereka ragu dan bingung, apalagi pada bagian listening.

Selama ini pembalajaran bahasa inggris disekolah di ajarkan secara konvensional. Guru menerangkan dan peserta didik mendengarkan dengan baik serta mencatat, sehingga membuat peserta didik bosan dan ada yang sampai ketiduran. Apalagi pembelajaran untuk mempersiapkan mengahadapi ujian nasional yang mana materinya di ulang dari awal tingkatan. Dalam pembahasan soal, guru lebih banyak berperan daripada peserta didik sehingga peserta didik cenderung pasif. Peserta didik hanya menerima, mempelajari apa yang diperoleh di kelas, padahal peserta didik ditutut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pada keterampilan-keterampilan proses, peserta didik dituntut untuk menemukan dan mengembangkan sendiri fakta serta konsep dalam pembelajaran. Jika peserta didik telah mampu untuk melaksanakkan kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan semangat maka pembelajaran akan menjadi menyenangkan dan mencapai hasil yang diharapkan. Maka perlu dijuga dikembangakan karakter peserta didik dalam pembelajaran.

Salah satu bentuk pembelajaran yang mengharapkan peserta didik untuk mampu aktif dan kreatif dalam pembelajaran adalah pembelajaran kooperatif yaitu kerjasama dalam pembelajaran dalam artian peserta didik akan berdiskusi, memecahakan masalah dan menyimpulkan suatu masalah dengan cara bersama sama dalam suatu kelompok. Mereka dituntut untuk berkerjasama, berkreasi dan berkarya dalam kelompok sehingga nilai karakter dapat berkembang dengan baik yang mana ini diharapkan juga pada tamatan SMK. Pembelajaran yang mengembangkan prinsip kerjasama tersebut adalah pembelajaran metode STAD (Students Teams Achievement Division). Prinsip dari metode STAD ini adalah kerjasama peserta didik dalam tim, bagaimana mereka membentuk sebuah kerja tim yang mampu memecahkan sebuah masalah secara bersama-sama tanpa meninggalakn anggota tim yang memiliki kemampuan rendah. Mereka berbagi dan tumbuh bersama (Let’s sharing and Growing together)

Penerapan pembelajaran metode STAD ini menghendaki peserta didik duduk secara berkelompok dengan kemmapuan yang homogen. Mereka saling berbagi, saling melengakapi dan tumbuh bersama. Mereka memecahakan masalah yang mereka temui dan mencarikan strategi yang menurut mereka tepat untuk memecahkan masalah tersebut secara bersama.

PROSIDING SENA 2020 ISBN: 978-623-6089-31-6

https://ahlimediapress.com/prosiding/index.php/sena

134

Peserta didik saling berinteraksi satu sama lain, jika mereka menemukan masalah dan setelah dicarikan solusi tidak berhasil barulah mereka meminta bantuan kepada kelompok lain atau bahkan guru jika permasalah tersebut cukup serius.Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang baik untuk diterapkan di kelas yang mengahrapkan peserta didik mampu untuk berkerja dalam sebuah tim, menjadikan peserta didik kreatif, semangat, dan saling berbagi. Metode pembelajaran ini juga baik untuk mengembangkan karakter peserta didik sehingga tidak hanya hard skill yang berkembang tetapi juga soft skillnya. Pendekatan konstruktivis dalam pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara ekstensif, atas dasar teori bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep dengan temannya (Slavin, 1995).

Menurut Thomson, et al (1995), pembelajaran kooperatif mampu untuk menumbuhkan interaksi sosial pada pembelajaran bahasa inggris. Pada pembelajaran kooperatif peserta didik akan belajar secara bersama dalam kelompok-kelompok kecil, saling bantu membantu satu sama lain. Anngota kelas disusun secar berkelompok yang terdiri dari 4 atau 5 peserta didik, dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda atau heterogen. Maksud heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan peserta didik, jenis kelamin dan suku jika ada. (Thomson,1995).

Terdapat enam fase atau langkah utama dalam pembelajaran kooperatif (Arends, 1997:113). Pembelajaran dimulai dengan guru terlebih dahulu akan menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi kepada peserta didik untuk bersemangat dalam belajar. Fase ini diikuti peserta didik dengan penyajian informasi berupa materi pembelajaran, Selanjutnya peserta didik akan dibentuk kedalam tim-tim belajar. Pada tahap ini akan ada bimbingan dari guru agar peserta didik mampu bekerja secara tim dan mengetahui tatacara bekerja dalam tim. Tahapan terakhir dari pembelajaran kooperatif yaitu penyampaian hasil kerja tim.satu anggota tim akan memprtesentasikan hasil diskusinya di hadapan tim –tim lain dan guru. Setelah semua tim selesai dalam penyampaian hasil diskusi tim, pembahasan dan menyimpulkan materi, maka selanjutnya adalah melakukan tes terhadap apa yang telah mereka pelajari. Selesai tahapan tes maka guru akan memberi penghargaan terhadap hasil kerja tim maupun individu.

Banyak penelitian dengan menggunakan metode kooperatif STAD ini tetapi dengan topik yang beraneka ragam seperti Widia Yunita(2016) melakukan penelitian dengan judul “Improving Students’ Speaking Skill by using STAD”. Pada penelitiannya berfokus kepada kemampuan berbicara peserta didik. Hasil yang diharapakn dari penelitian adalah kemampuan peserta didik dalam berbicara dalam bahasa inggris. Metode yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut adalah dengan metode STAD ( Students Teams Acheivement Divisions). Hasil dari penelitian menunjukan bahwa penerapaan metode STAD mampu untuk meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik dalam bahasa inggris.

Pada penelitian kali ini akan dibatasi pada Penelitian Tindakan Kelas dengan metode STAD dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Keberhasilan belajar peserta didik akan dilihat dari pembelajaran sebelum dan sesudah mengunakan metode STAD dengan pokok bahasan meliputi kemampuan peserta didik dalam mengerjakan soal-soal ujian nasional dan memahami materi ujian nasional. Berdasarkan berbagai permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Inggris yang telah diuraikan maka penelitian merumuskan masalahnya yaitu (1) bagaimana penggunaan STAD bisa diterapkan dalam pembelajaran bahasa inggris dalam

PROSIDING SENA 2020 ISBN: 978-623-6089-31-6

https://ahlimediapress.com/prosiding/index.php/sena

135

kegiatan pembelajaran persiapan ujian nasional?, (2) apakah dengan metode STAD mampu untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran persiapan ujian nasional?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode STAD dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris di SMK SMAK Padang yang mampu meningkatkan hasil belajar sehingga masalah pembelajaran yang muncul dapat teratasi. METODE

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK-Classroom based action research). Alat dan metode pengumpulann data yang digunakan adalah tes dan observasi. Instrumen pengambilan data dipergunakan untuk pengambilan data dari variablel-variabel yang akan diukur. Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian tindakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris pada ujian ansional peserta didik di SMK SMAK Padang dengan menggunakan metode STAD. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan terhadap peserta didik kelas XII SMK SMAK Padang Tahun Pelajaran 2016/2017 sebanyak 33 orang, yang terdiri atas 16 orang laki-laki dan 17 orang perempuan.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini digunakan teknik tes dan nontes. Penggunaan teknik tes untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dengan menggunakan metode STAD. Sementara penggunaan teknik nontes untuk bisa mengetahui kegiatan dan sikap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan metode pembelajaran STAD.

Penggunaan teknik tes menurut Sudijono (2011:67) adalah suatu cara atau prosedur untuk mengukur dan menilai hasil belajar dalam bidang pendidikan yang berbentuk penugasan atau sejumlah tugas-tugas dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah oleh penguji sehingga didapatkan nilai yang melambangkan prestasi atau hasil belajar dari peserta didik. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir. Tes akhir yang dimaksud adalah tes yang diberikan kepada peserta didik setelah pembelajaran dengan metode STAD dilakukan. Pada penelitian ini dilakukan tes akhir sebanyak dua kali, yaitu pada akhir siklus I dan siklus II.

Adapun tahap-tahapan yang dilaksanakan untuk pengambilan data melalui teknik tes yaitu: 1) guru mempersiapkan soal tes dalam bentuk objective , 2) peserta didik menjawab dan mengerjakan soal berdasarkan materi yang telah mereka diskusi dan bahasa secara tim, 3) penilaian dan oengolahan data hasil belajar peserta didik dari tes yang diberikan oleh guru. Hasil tes ini diharapkan dapat memberi gambaran hasil belajar siswa berupa nilai-nilai dari kegiatan pembelajaran yang dkiberikan perlakukan dengan menggunakan metode STAD. Tes ini akan melihat seberapa besar kemampuan siswa terhadap penguasaan materi dan konsep terhadap materi ujian nasional yang telah didiskuiskan dan dibahasa bersama baik secara tim maupun berama-sama. Aspek yang dinilai adalah penguasaan peserta didik terhadap materi setelah mengikuti pembelajaran dengan metode STAD.

Pengumpulan data selanjutnya adalah dengan menggunakan teknik nontes. Pengumpulan data ini dilakukan melalui penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan pengamatan (observation) dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen pendukung pembelajaran (documentary

PROSIDING SENA 2020 ISBN: 978-623-6089-31-6

https://ahlimediapress.com/prosiding/index.php/sena

136

analysis) ( Sudijono 2011:76). Teknik nontes yang dilaksanakan untuk mengumpulkan data yang meliputi :

a. Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data tentang proses dan perilaku peserta didik selama kegiatan pembelajaran dengan metode STAD. Adapun tahap pengamatan, yaitu (1) mempersiapkan lembar pengamatan (observasi) yang berisi butir-butir sasaran pengamatan tentang sikap peserta didik dalam berkelompok, (2) melakasanakan pengamatan selama proses pembelajaran yaitu dimulai saat guru menjelaskan proses pembelajaran, (3) mencatat hasil pengamatan dengan mengisi lembar pengamatan yang telah dipersiapkan, (4) menganalisis dan mendeskripsikan data pengamatan

b. Dokumentasi Foto Pengambilan foto dilakukan selama penelitian berlangsung. Foto yang diambil berupa

aktivitas peserta didik pada pembelajaran siklus I dan II. Dokumentasi berupa foto ini dilakukan sebagai bukti fisik kegiatan selama pembelajaran dengan metode STAD.

Alat Pengumpulan Data

Alat Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembaran tes dan lembaran pengamatan. Lembaran tes berisi soal-soal yang berkaitan dengan materi ujian nasional dan sudah dibahas dalam tim dan peserta didik harus mengerjakan lembaran tes ini secara individu untuk mendapatkan data sebagai hasil akhir dari kegiatan. Soal yang ada pada lembaran tes berupa soal-soal objective dimana kisi-kisinya sudah disesuaikan dengan ujian nasional yang berjumlah 50 buah butir soal dengan bobot setiap butirnya 2 dan totol score yang didapatkan peserta didik adalah 100 jika jawaban betul semua. Sedang untuk pengamatan akan digunakan dua buah lembaran pengamatan yaitu (1) lembar pengamatan peserta didik untk mengamati sikap dan aktivitas peserta didik selama kegiatan berlangsung (2) lembar pengamatan guru untuk mengamati aktivitas guru pada proses penyampaian materi.

Teknik Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, analisis data yang dipakai adalah analisis data kualitatif dan analisis data kuantitaif. Hasil belajar peserta didik yang dianalisis secara deskriptif digunakan sebagai data kuantatif . Penghitungan dnegan menggunakan statistik sederhana untuk mencari nilai dan presentase dari hasil belajar peserta didik yang dilakukan melalui tes pada setiap akhir siklus. Tes yang dilakukan terdiri dari pra tes untuk melihat masalah dan sebagai dasar melakukan tindakan. Kemudian dilakukan tes akhir untuk melihat hasil dari pelaksanan tindakan. Melalui perbandingan pra tes dan tes akhir akan dapat dilihat keberhasilan belajar dari peserta didik dan bisa dilakukan refleksi dari tindakan. Menurut Sudijono (2009:43) untuk mencari presentase ketuntasan hasil belajar dari peserta didik digunakan rumus sebagai berikut:

PROSIDING SENA 2020 ISBN: 978-623-6089-31-6

https://ahlimediapress.com/prosiding/index.php/sena

137

P = F x 100% N

Keterangan P : Presentase Ketuntasan Belajar F : Jumlah Peserta didik yang tuntas belajar N : Jumlah seluruh peserta didik

Data kualitatif adalah data yang dikumpulkan melalui informasi berdasrakan

pengamatan terhadap peserta didik dan guru yang dinyatakan dalam bentuk kalimat untuk memberikan gambaran terhadap kegiatan, sikap dan ekspresi peserta didik yang berhubungan dengan perlakuan yang diberikan dengan metode STAD. Bagaimana reaksi peserta didik terhadap penerapan metode STAD dalam pembelajaran yang telah direncanakan. Desain Penelitian

Menurut Arikunto (2008:16) berdasarkan prosedur penelitian terdapat empat langkah yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat tahapan penelitian tergambar sebagai berikut: Gambar 1. Siklus Penelitian

Gambar 1 : Desain Penelitian

Gambar 1. Prosedur penelitian

Perencanaan

SIKLUS I Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

PROSIDING SENA 2020 ISBN: 978-623-6089-31-6

https://ahlimediapress.com/prosiding/index.php/sena

138

1. Perencanaan Tahapan ini peneliti akan menyusun sebuah rencana yang dilakukan untuk

menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana suatu masalah itu akan diatasi.

2. Tindakan

Tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanan terhadap rencana penelitian yang telah dirancang untuk menjawab persoalan yang telah dirumuskan.

3. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas adalah mengamati proses atau tahapan dari tindakan yang telah diberikan kepada objek penelitian. Apakah tindakan yang telah direncakan berjalan dengan baik atau belum untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi ini memberikan umpan balik terhadap kegiatan yang dimulai dari perencanan, tindakan dan pengamatan. Apakah penelitian berjalan dengan baik, hasil yang dicapai dan kesimpulan dari penelitian. Jika kesimpulan dari refleksi belum mencapai hasil yang baik maka penenlitian dilanjutkan ke siklus berikutnya

HASIL Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I

Pada siklus I telah dilakukan sebuah penelitian yang dimulai dari perencana, tindakan, pengamatan, yang kemudian akan direfleksi hasil dari kegiatan tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams-Achievement Divisions) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata kelas pada siklus 1. Sebelum diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe STAD rata-rata kelas 52,00. Setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe STAD rata-rata kelas menjadi 62,18. Jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai di atas standar kelulusan UN ( 60) yaitu 19 orang dari 33 orang. Artinya indikator ketercapaian pada siklus I belum tercapai, yaitu 57,58% peserta didik telah memperoleh nilai di atas 60 dari 75% target yang direncanakan.

Hasil pengamatan terhadap guru dan peserta didik dalam pelaksanaan siklus I dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

PROSIDING SENA 2020 ISBN: 978-623-6089-31-6

https://ahlimediapress.com/prosiding/index.php/sena

139

Tabel 1. Hasil Pengamatan Guru

Pertemuan I

No Aspek yang dinilai

Jumlah Jumlah Peserta didik

Peserta didik

Ya Tidak

1 Guru menyampaikan pembelajaran dengan baik 26 7

2 Guru menjelaskan materi dengan baik 24 9

3 Guru memberikan arahan kepada peserta didik untuk belajar dengan baik 28 5

4 Guru menugaskan peserta didik untuk bekerja secara tim 33 0 5

Guru menggunakan media pendukung 33 0

6 Guru membuka kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya terhadap materi yang belum dipahaminya 5 28

7 Guru mengarahkan dan membimbing peserta didik yang 20 13 mengalami kesulitan belajar

Tabel 2. Hasil Pengamatan Peserta didik

Pertemuan I

No Aspek yang dinilai

Jumlah Jumlah Peserta didik

Peserta didik

Ya Tidak

1 Peserta didik memperhatikan penjelasan guru 20 13 2 Peserta didik mengajukan pertanya kepada guru tentang

materi yang belum dipahami dan dikuasai 10 23

3 Peserta didik melakukan kerjasama dengan baik dalam tim 15 18

4 Peserta didik mempunyai masalah kesulitan dalam 22 11 proses pembelajaran

5 Peserta didik memiliki sikap yang tidak peduli terhadap pembelajaran 12 21

6 Peserta didik mengerjakan soal-soal evaluasi dari 22 11 guru dengan metode STAD

Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II Hasil pengamatan pada siklus II yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan

metode pembelajaran STAD (Student Teams Achievement-Divisions) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Peserta didik sudah jelas dan

PROSIDING SENA 2020 ISBN: 978-623-6089-31-6

https://ahlimediapress.com/prosiding/index.php/sena

140

paham mengenai penerapan metode pembelajaran STAD (Student Teams Achievement-Divisions) karena peserta didik sudah mulai terbiasa dengan metode pembelajaran yang digunakan.

Rata-rata nilai tes peserta didik pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebanyak 90,91% peserta didik dinyatakan tuntas karena pencapaian hasil belajar mereka di atas batas tuntas nilai, yaitu 60. Dari hasil refleksi pada siklus II diketahui bahwa penerapan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement-Divisions) dinilai telah berhasil dan memuaskan sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermanfaat dengan metode STAD.

Hasil pengamatan terhadap guru dan peserta didik dalam pelaksanaan siklus I bisa dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3. Hasil Pengamatan Guru

Pertemuan II

No Aspek yang dinilai

Jumlah Jumlah Peserta didik

Peserta didik

Ya Tidak

1 Guru menyampaikan model pembelajaran disampaikan dengan baik 29 4

2 Guru memperhatikan peserta didik ketika peserta didik melakukan presentasi 30 3

3 Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik yang aktif dalam pembelajaran 29 4

4 Guru melibatkan peserta didik dalam menyimpulkan pembelajaran 29 4

Tabel 4. Hasil Pengamatan Peserta didik Pertemuan II NO Aspek yang dinilai Ya Tidak

1 Peserta didik memperhatikan dan mengikuti penjelasan guru 27 6

2 Peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaannya 30 3

3 Ada peserta didik yang tidak peduli terhadap pembelajaran seperti bermain sendiri atau tidak acuh disaat temannya presentasi 5 28

4 Ada peserta didik yang berperan aktif dalam kegiatan presentasi seperti bertanya, memberikan komentar dan saran 23 10

5 Peserta didik dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran 30 3 PEMBAHASAN

Penerapan metode pembelajaran STAD (Student Teams- Achievement Divisions) bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penelitian dilakukan dengan menerapkan dua siklus pembelajaran menggunakan metode yang sama pada tiap siklusnya, yaitu metode pembelajaran STAD (Student Teams-Achievement Divisions). Setiap siklus yang

PROSIDING SENA 2020 ISBN: 978-623-6089-31-6

https://ahlimediapress.com/prosiding/index.php/sena

141

diterapkan pada proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Peningkatan hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut:

Tabel 5. Hasil Penelitian

Nilai rata-rata kelas

Sebelum Penerapan Siklus I Siklus II

52,00 62,18 77,52

Nilai hasil penelitian diatas bisa kita lihat dalam bentuk grafik dibawah ini

Gambar 1. Grafik Hasil Penelitian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada saat penerapan metode pembelajaran Student

Teams-Achievement Divisions (STAD) dilakukan melalui pemberian tes di akhir siklus, sedangkan penilaian hasil belajar peserta didik sebelum diterapkannya metode pembelajaran metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) diperoleh dari nilai tes harian. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat bahwa nilai rata-rata tes harian peserta didik sebelum diterapkannya metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) adalah 52,00. Ini menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik masih tergolong rendah karena banyak peserta didik yang belum mencapai nilai 60 sebagai nilai batas tuntas keberhasilan peserta didik. Masih rendahnya nilai tes peserta didik disebabkan peserta didik kurang memahami sepenuhnya materi yang diberikan oleh guru dan peserta didik kurang antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Selain itu, peserta didik merasa cepat bosan karena pembelajaran yang dilaksanakan masih berpusat pada guru bukan pada peserta didik sehingga pembelajaran kurang menarik dan tidak bervariasi.

Penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran Bahasa Inggris mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik, hal ini dapat dibuktikan pada nilai tes diakhir siklus I dimana nilai rata-rata kelas peserta didik sebesar 62,18 telah terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas peserta didik dari sebelum adanya

0,0010,0020,0030,0040,00

50,00

60,00

70,00

80,00

tindakan III

Sebelum SiklusSiklus

Sebelum tindakan

Siklus I

Siklus II

PROSIDING SENA 2020 ISBN: 978-623-6089-31-6

https://ahlimediapress.com/prosiding/index.php/sena

142

penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yaitu sebesar 10,18 (nilai rata-rata kelas peserta didik sebelum siklus 52,00 dan nilai rata-rata kelas peserta didik pada siklus I 62,18). Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik lebih memahami materi yang diberikan oleh guru dengan adanya penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

Pada siklus II nilai rata-rata kelas peserta didik sebesar 77,52 telah terjadinya peningkatan nilai rata-rata kelas peserta didik dari siklus I ke siklus II sebesar 15,34 poin (nilai rata-rata kelas peserta didik pada siklus I 62,18 dan nilai rata-rata kelas peserta didik pada siklus II 77,52), yang bisa dilihat pada perbandingan grafik dibawah ini;

Gambar 2. Grafik Hasil Perbandingan Siklus I dan Siklus II

Untuk peningkatan hasil belajar peserta didik juga dapat dilihat dari pencapaian ketuntasan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti tes di akhir siklus. Pencapaian ketuntasan hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari tabel dan grafik berikut:

Tabel 6. Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Peserta didik

Kriteria Jumlah Peserta didik Presentase

Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Sebelum

Tindakan Siklus I Siklus II

Tuntas 12 19 30 36,36% 57,58% 90,91%

Tidak Tuntas 21 14 3 63,63% 42,42% 9,09%

Tabel pencapaian ketuntasan hasil belajar peserta didik selama penelitian bisa dilihat di

grafik dibawah ini

0102030405060708090

100

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33

Nilai

Perbandingan Siklus I dan II

Siklus I

Siklus II

PROSIDING SENA 2020 ISBN: 978-623-6089-31-6

https://ahlimediapress.com/prosiding/index.php/sena

143

Gambar 3. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Peserta didik

Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai tes peserta didik sebelum diterapkannya

metode pembelajaran tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) terlihat bahwa jumlah peserta didik yang mencapai batas ketuntasan sebanyak 12 orang peserta didik dari 33 orang peserta didik (36,36%) sedangkan jumlah peserta didik yang tidak mencapai batas tuntas sebanyak 21orang peserta didik dari 33 orang peserta didik (63,63%). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang belum mencapai nilai 60 yang merupakan nilai batas ketuntasan peserta didik.

Berdasarkan nilai tes pada siklus I, ketuntasan hasil belajar yang tercapai sebanyak 19 orang peserta didik dari 33 orang peserta didik (57,58%) yang mendapatkan nilai di atas 60 dari 75% target yang direncanakan, sedangkan jumlah peserta didik yang tidak tuntas hanya 14 orang peserta didik dari 33 orang peserta didik (42,42%), sedangkan pada siklus II jumlah peserta didik yang mencapai batas tuntas sebanyak 30 orang peserta didik dari 33 orang peserta didik (90,91%) mendapatkan nilai di atas 60 dari 75% target yang direncanakan, sedangkan jumlah peserta didik yang tidak tuntas hanya 3 peserta didik dari 33 orang peserta didik (9,09%).

Dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah penerapan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) berdampak pada hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris yang dilihat dari peningkatan ketuntasan belajar peserta didik. Dampak positif dari penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) adalah menjadikan peserta didik lebih aktif, kreatif dan bersemangat dalam pembelajaran pada mata pelajaran bahasa inggris. Peserta didik lebih antusias dalam menyelesaikan soal melalui diskusi dan peserta didik lebih memahami materi yang dipelajari. Peserta didik yang lebih tahu dan lebih pintar harus memberi tahu teman dalam tim belajarnya. Selain itu, hasil belajar peserta didik juga mengalami peningkatan.

Untuk hasil pengamatan terhadap kegiatan peserta didik dan guru selama melakukan tindakan dapat dilihat pada lembaran pengamatan guru dan peserta didik yang telah ditampilkan pada tabel 4 dan 5 pada siklus I dan tabel 6 dan 7 pada siklus II. Pada lembaran pengamatan guru pertemuan I terdapat 7 aspek yang dinilai. Ketujuh aspek tersebut menunjukkan hasil yang kurang baik kecuali pada point 4 ( guru menugaskan peserta didik bekerja secara kelompok) jumlah peserta didik “Ya” sebanyak 33 orang dan point 5 ( guru menggunakan media pendukung) jumlah peserta didik “Ya” sebanyak 33 orang juga. Begitu

0

5

10

15

20

25

30

35

1 2 3 4

Tuntas

Tidak Tuntas

PROSIDING SENA 2020 ISBN: 978-623-6089-31-6

https://ahlimediapress.com/prosiding/index.php/sena

144

juga pada lembaran pengamatan peserta didik belum menunjukan hasil yang baik, dari 6 point yang dinilai hasil yang dicapai belum memuaskan. Ini berarti bahwa guru dan peserta didik belum memainkan perannya masing-masing.

Lembaran pengamatan guru terdapat 4 point pada pertemuan kedua.Keempat point tersebut sudah menghasilkan hasil yang bagus begitu juga pada lembaran pengamatan peserta didik yang terdiri dari 5 point. Ini berarti bahwa guru dan peserta didik sudah memainkan perannya masing-masing.

SIMPULAN

Metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada penelitian ini telah dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan selama 6 x 45 menit (3 kali pertemuan), yaitu penyampaian materi pada pertemuan yang berlangsung selama 2 x 45 menit, diskusi kelompok pada pertemuan kedua yang berlangsung selama 2 x 45 menit dan pemberian tes pada pertemuan ketiga yang berlangsung selama 45 menit. Penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) telah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Hal ini terbukti dari pencapaian nilai rata-rata peserta didik meningkat dari sebelumnya, peningkatan nilai rata-rata peserta didik dari siklus I ke siklus II dan jumlah peserta didik yang mencapai batas ketuntasan. Pada siklus I nilai tes peserta didik berkisar antara 56-76 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 62,18 sehingga terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dari sebelum adanya tindakan yaitu sebesar 10,18 poin (nilai rata-rata sebelum siklus 52,00 dan nilai rata-rata siklus I 62,18). Pada siklus II nilai tes peserta didik berkisar antara 58-94 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 77,52 sehingga terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II sebesar 15,34 poin (rata-rata nilai siklus I 62,18 dan rata-rata nilai siklus II 77,52).

Pada penerapan metode pembelajaran STAD peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran. Peserta didik mempunyai kesempatan untuk mempelajari materi secara berulang-ulang dan kemudahan memahami materi yang dapat dirasakan dari kemudahan penyampaian materi oleh teman sebaya. Selain itu, peserta didik juga dituntut untuk bertukar informasi atau mengajarkan materi kepada temannya. Dengan menggunakan variasi pembelajaran diskusi kelompok, peserta didik merasakan suasana belajar yang menyenangkan dan lebih mudah memahami materi yang dipelajari sehingga hasil belajar peserta didik dapat dioptimalkan.

Agar metode STAD lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran ada baiknya guru hendaknya mengembangkan model dan metode pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik untuk aktif, kreatif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran dan membangun kerja sama yang baik antara guru dan peserta didik agar suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif sehingga peserta didik dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran serta meningkatkan minat mereka. DAFTAR RUJUKAN Anas, Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Arends, Richard I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: Mac Millan

Publishing. Arikunto, Suharsimi, Suharjono, dan Supardi, 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Bumi

Aksara, Jakarta.

PROSIDING SENA 2020 ISBN: 978-623-6089-31-6

https://ahlimediapress.com/prosiding/index.php/sena

145

Arikunto, Suharsimi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Aryana, I. G. M. R. dkk .2015. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif NHT dan STAD

Terhadap Hasil Belajar Peserta didik SMA Negeri 2 Gerung. Jurnal Pijar MIPA. X (2): 49-56.

Lundgren,L. (1994). Cooperative Learning in The Science Classroom.GLENCOE Macmillan/ McGraw-Hill.

Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Remaja Karya. Poerwodarminto. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka. Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Rajawali Pers. Sanjaya, Wina. 2008, Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Prenada Media Group.

Jakarta Slameto, (1988). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta. Slavin, Robert E. (1995). Educational psychology: Theory and practice. Sixt Edition. Boston:

Allyn and Bacon. Sudjana, Nana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta. Suparlan Suhartono. (2008). Wawasan pendidikan: Sebuah pengantar pendidikan.

Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia Soemanto, Wasty. (1998). Psikologi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta Thompson, Isjoni. et. al (1995). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta Thiagarajan Sivasailan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974). Model

Pengembangan dan Pembelajaran. https://ayahalby.files.wordpress.com/2012/10/konsep-pengembangan-dan-pembelajaran-modul.pdf.

Widia Yunita.2016. Improving Students’ Speaking Skill by using STAD (Studentys teams Achievement Division) Vol 8, No 1 (2016) Vol 8, http://journal.staihubbulwathan.id/index.php/alishlah/article/view/35