86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCHUNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 KEPATIHAN JEBRES SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: FUADIL KIROM NIM. X7110017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

  • Upload
    haduong

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH”

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 KEPATIHAN

JEBRES SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

FUADIL KIROM

NIM. X7110017

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 5: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Fuadil Kirom: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH” UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA PADA SISWA KELAS IV

SD NEGERI 04 KEPATIHAN JEBRES SURAKARTA TAHUN AJARAN

2011/2012, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep peta

melalui penggunaan metode “make a match” pada siswa kelas IV SD Negeri 04

Kepatihan Jebres Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang

dilaksanakan dalam dua siklus. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan

yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek yang

digunakan dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 04

Kepatihan Jebres Surakarta yang berjumlah 43 siswa. Sumber data penelitian ini

berasal dari siswa, dua teman sejawat peneliti dan satu orang guru dari SD Negeri

Kepatihan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,

dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis

interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi. Uji validitas data yang digunakan adalah

triangulasi data dan trangulasi metode.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunaan metode make a

match dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD

Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Hal ini dapat

dilihat dari peningkatan pada setiap siklusnya. Pada pra siklus nilai rata-rata siswa

adalah 40,93. Pada siklus I nilai rata-rata siswa menjadi 60,18 dan pada siklus II

meningkat lagi menjadi 77,20. Sebelum dilaksanakan penelitian (pra siklus) dari

43 siswa belum ada satupun siswa yang mencapai ketuntasan belajar Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM ≤ 63) atau (0%). Pada siklus I meningkat menjadi 12

siswa (30,23%), dan pada siklus II meningkat menjadi 40 siswa (93,02%).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode make a match

dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04

Kepatihan Jebres Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

Kata kunci: Make a Match, Pemahaman Konsep, Peta.

Page 6: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Fuadil Kirom: USING OF MAKE A MATCH METHOD TO INCREASE

UNDERSTANDING OF MAP CONCEPT TO STUDENT OF GRADE IV

KEPATIHAN ELEMENTARY SCHOOL DISTRICT JEBRES SURAKARTA

CITY ACADEMIC YEAR 2011/2012, Skripsi. Surakarta: Faculty of Teacher

Training and Education Sebelas Maret University in Surakarta.

The Purpose of this research is to increase understanding of map concept

using make a match method to students of Grade IV Kepatihan Elementary School

Jebres Surakarta City Academic Year 2011/2012.

The form of this research is classroom action research that is conducted

for 2 cycles.. The procedure of this research consists of four phases, that are

planning, action of implementation, observation, and reflection. Subject of the

research was teacher and the students in grade IV Kepatihan Elementary School

Jebres Surakarta which totaled 43 students. The data source of this research

came from students, two friends and one teacher from Kepatihan Elementary

School. The data collecting technique on this research are observation, test, and

documentation.. The data was analyzed by using an interactive analysis model

consisting of three components, that are data reduction, data presentation, and

conclusion drawing or verification. The validity of the data using data

triangulation, and method triangulation.

The results of this research showed that using make a match method can

increase understanding of map concept to student of Grade IV Kepatihan

Elementary School Jebres Surakarta City Academic Year 2011/2012. It could be

seen in the increasing each of cycles, that are before the action (pre cycle) the

average value of the test is 40,93. The first cycle, the average value increased to

60,18 and the second cycle, the average value increased to 77,20. Before

implementation of the research (pre cycle), students who acquired KKM grade ≤

63 were no students (0%). The first cycle, increased became 12 students (30,23%)

and second cycle became 40 students (93,02%). Thus, it can be concluded that

using make a match method can increase understanding of map concept to

students of Grade IV Kepatihan Elementary School Jebres Surakarta City

Academic Year 2011/2012.

Keywords : Make a Match, Understanding Concept, Map

Page 7: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

(Q. S. Al Insyirah: 6)

“Suatu ilmu dapat bermanfaat bukan karena kehebatan ilmu ataupun

penemunya,melainkan manfaat ilmu tersebut bagi masyarakat umum serta

penerapannya yangsesuai.”

(Einstein)

“Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang kita melihat dan

menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain

yang telah terbuka.“

(Alexander Graham Bell)

“Hasil yang baik adalah berkat dari usaha yang keras.”

(Penulis)

Page 8: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

- Kedua orang tua tercinta yang senantiasa memberikan cinta, kasih sayang, doa

dan pengorbanan tak terhingga.

- Kakak-kakakku tersayang yang tak jemu memberikan motivasi, dorongan dan

semangat untuk selalu berjuang.

- Dosen pembimbing yang selalu memberikan waktu dan kesempatan serta

kesabaran dalam membimbing, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penelitian ini.

- Kepala SD Negeri 04 Kepatihan beserta seluruh warga SD Negeri 04

Kepatihan, terima kasih atas bantuan dan kesempatan yang diberikan kepada

penulis sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian ini.

- Teman-teman senasib seperjuangan yang tidak akan pernah saya lupakan

kenangan selama kita bersama.

- Keluarga Besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, serta almamater

tercinta yang telah memberikan ilmu yang berguna bagi masa depanku.

Page 9: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Penggunaan Metode “Make a Match” untuk Meningkatkan Pemahaman

Konsep Peta pada Siswa Kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta

Tahun Ajaran 2011/2012” guna memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana

Pendidikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keterbatasan kemampuan dan

kurangnya pengalaman, banyaknya hambatan dan kesulitan senantiasa penulis

temui dalam penyusunan skripsi ini, tak lupa penulis menyampaikan rasa terima

kasih kepada semua pihak yang memberikan bantuan, dukungan, arahan,

bimbingan, dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah ini. Dengan segala

kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

yang telah memberikan izin penulisan skripsi;

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan persetujuan

skripsi;

3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah

memberikan izin penulisan skripsi;

4. Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku pembimbing I dan Dra. Hadiyah, M.Pd.

selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan

dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan

dengan lancar;

6. Marji Astuti, S. Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri No. 4 Kepatihan

Jebres Surakarta yang telah memberikan ijin, dan bantuan dalam

melaksanakan penelitian.

Page 10: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

7. Tukino, A. Ma selaku guru kelas IV SD Negeri No. 4 Kepatihan Jebres

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam

melaksanakan penelitian

8. Bapak dan Ibu dosen PGSD FKIP UNS yang secara tulus memberikan

ilmu dan wawasan kepada penulis;

9. Rekan-rekan kampus yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang

selalu memberikan motivasi serta membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini;

10. Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis

sebutkan satu persatu.

Tiada kata yang patut diucapkan selain ucapan terima kasih sebesar-

besarnya dan do’a tulus, semoga amal baik mereka diterima oleh Allah dan

mendapat ridlo-Nya. Amiin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu

saran dan kritik yang konstruktif dari segenap pihak sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini. Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca serta sebagai

sumbangan bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

Surakarta, November 2012

Penulis

Page 11: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................... vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ..................................................................................... 9

1. Hakikat Pemahaman Konsep ....................................................... .. 9

2. Pengertian Pemahaman Konsep ..................................................... 10

3. Peta ................................................................................................ 10

a. Pengertian Peta .......... .............................................................. 10

b. Unsur-unsur Peta .................................................... ................. 11

c. Jenis, Bentuk dan Pemanfaatan Peta ....................................... 12

4. Metode ”Make a Match”................................... ............................... 13

B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 19

C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 21

Page 12: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

D. Hipotesis Tindakan............................................................................... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 24

1. Lokasi Penelitian ............................................................................. 24

2. Waktu Penelitian ............................................................................. 25

B. Subjek Penelitian .................................................................................. 25

C. Bentuk dan Jenis Penelitian ................................................................. 25

D. Sumber Data ......................................................................................... 25

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .................................................... 26

1. Observasi ......................................................................................... 27

2. Interview (wawancara) ................................................................... 27

3. Test ................................................................................................. 28

F. Validitas Data ....................................................................................... 28

G. Analisis Data ........................................................................................ 29

H. Prosedur Penelitian ............................................................................. 31

1. Rencana Tindakan .......................................................................... 32

2. Implementasi Tindakan .................................................................. 32

3. Pengamatan .................................................................................... 38

4. Refleksi .......................................................................................... 38

I. Indikator Keberhasilan ........................................................................ 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 40

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................ 40

2. Deskripsi Pra Penelitian ................................................................. 40

3. Deskripsi Siklus I .......................................................................... 42

4. Deskripsi Siklus II ......................................................................... 52

B. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 62

1. Data Hasil Evaluasi Pra Penelitian .................................................. 62

2. Data Hasil Evaluasi Siklus I ........................................................... 62

3. Data Hasil Evaluasi Siklus II ......................................................... 62

C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 63

Page 13: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

1. Hasil Belajar Siswa ......................................................................... 63

2. Aktivitas Siswa terhadap Pembelajaran IPS dengan

Metode Make a Match ................................................................... 62

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................................. 68

B. Implikasi ............................................................................................... 68

C. Saran ..................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Peta Siswa Kelas

IV SD Negeri 04 Kepatihan Pra Penelitian ..................................... 41

Tabel 4.2 Analisa Data Hasil Belajar Siswa Pra Penelitian ............................. 42

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Peta Siswa

Kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan Siklus I ...................................... 48

Tabel 4.4 Analisa Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ....................................... 49

Tabel 4.5 Presentase Aktivitas Siswa terhadap Pembelajaran

Metode Make a Match Siklus I ...................................................... 50

Tabel 4.6 Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Peta

Siswa Kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan Siklus II ........................ 58

Tabel 4.7 Analisa Data Hasil Belajar Siswa Siklus II .................................... 59

Tabel 4.8 Presentase Aktivitas Siswa terhadap pembelajaran metode

Make a Match siklus II .................................................................... 60

Tabel 4.9 Prosentase Peningkatan Hasil Belajar Berdasarkan Nilai

Tes Tiap Siklus ................................................................................. 64

Tabel 4.10 Perbandingan Persentase Aktivitas Siswa terhadap

Pembelajaran dengan Metode Make a Match ............................... 66

Page 15: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir .......................................................... 23

Gambar 3.1 Analisis Model Interaktif (Milles & Huberman) ........................ 31

Gambar 3.2 Alur Pelaksanaan Tindakan Penelitian Tindakan Kelas.. .. ........ 31

Gambar 4.1 Histogram Pemahaman Konsep Peta Siswa Kelas IV SD

Negeri 04 Kepatihan Pra Penelitian ............................................ 41

Gambar 4.2 Histogram Pemahaman Konsep Peta Siswa Kelas IV SD

Negeri 04 Kepatihan Siklus I ...................................................... 48

Gambar 4.3 Diagram Prosentase Ketuntasan Siswa Siklus I ......................... 49

Gambar 4.4 Histogram Pemahaman Konsep Peta Siswa Kelas IV SD

Negeri 04 Kepatihan Siklus II .................................................... 58

Gambar 4.5 Diagram Prosentase Ketuntasan Siswa Siklus II ......................... 59

Gambar 4.6 Diagram Prosentase Ketuntasan Siswa Tiap Siklus ................... 65

Page 16: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Soal Pre tes ................................................................................. 73

Lampiran 2. Data Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ............................................ 75

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ......... 77

Lampiran 4. Soal Tes Siklus I Pertemuan I ..................................................... 85

Lampiran 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I .......... 86

Lampiran 6. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I ............... 90

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ......... 95

Lampiran 8. Soal Tes Siklus I Pertemuan II ................................................... 103

Lampiran 9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II ........ 104

Lampiran 10. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II ........... 108

Lampiran 11. Data Hasil Belajar Siswa Siklus I .............................................. 113

Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I ...... 115

Lampiran 13. Soal Tes Siklus II Pertemuan I ................................................. 123

Lampiran 14. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I ...... 124

Lampiran 15. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I ........... 128

Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II ..... 133

Lampiran 17. Soal Tes Siklus II Pertemuan II ................................................ 142

Lampiran 18. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II ..... 143

Lampiran 19. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II .......... 147

Lampiran 20. Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ............................................ 152

Lampiran 21. Daftra Nilai Siswa Tiap Siklus ................................................. 154

Lampiran 22. Jadwal Penelitian ...................................................................... 156

Lampiran 23. Foto Kegiatan Pembelajaran dengan Metode Make A Macth ... 157

Page 17: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya merupakan kebutuhan dan tuntutan yang

signifikan untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa

dan negara demi tercapainya sumber daya manusia yang berintelektualitas dan

berkualitas tinggi. Intelektualitas dan kualitas tersebut sangat bergantung dari

keberhasilan penyelenggaraan sistem pendidikan.

Setiap bangsa akan maju karena pendidikannya. Pendidikan yang maju

merupakan jantung dan denyut nadi bangsa. Dimana pendidikan nasional

mempunyai fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat

dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, yaitu;

"Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab."

Perubahan kebijakan pemerintah dalam kurikulum pendidikan di

Indonesia, mulai dari (kurikulum tahun 1994) yang menggunakan cara belajar

siswa aktif (CBSA) sampai kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tahun 2004,

dan telah disempurnakan lagi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan

Page 18: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional,

tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal.

Ada banyak faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami

peningkatan yang bermakna, salah satunya, yaitu pendekatan yang digunakan di

dalam kelas belum mampu menciptakan kondisi optimal bagi berlangsungnya

pembelajaran. Selama ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

education production function atau input-output analysis, yaitu pendekatan yang

menganggap bahwa apabila input pendidikan seperti pelatihan guru, pengadaan

buku dan alat pelajaran, dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya

dipenuhi, maka mutu pendidikan (out put) secara otomatis akan terjadi. Dalam

kenyataannya mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi. Mengapa ? karena

selama ini pendekatan terlalu memusatkan pada in put, dan kurang

memperhatikan proses pendidikan. Padahal pada kenyataannya proses

pendidikanlah yang sangat menentukan out put pendidikan.

Berdasarkan pengamatan riil di lapangan, proses pembelajaran di sekolah

dewasa ini kurang meningkatkan kreativitas siswa, terutama dalam pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan

metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas,

sehingga suasana belajar terkesan kaku karena selalu didominasi oleh guru.

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini

cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada

penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan

pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam

penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana siswa

hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit

peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran

menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.

Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya

interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks

Page 19: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya

secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang

pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum.

Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar

berpusat pada siswa, guru hanya sebagai motivator dan fasilitator agar suasana

kelas lebih hidup. Seiring dengan perubahan tersebut, sudah seharusnya

paradigma lama yang menempatkan guru sebagai pusat belajar (teacher centered)

diganti dengan menjadikan murid sebagai subyek dalam pembelajaran (student

centered).

Aktifitas dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran sangat bergantung pada

aktivitas dan kreatifitas seorang guru. Oleh karena itu, diperlukan guru yang

kreatif mampu membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh

peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa

dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar peserta didik dapat

memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dengan demikian

peserta didik akan terlibat secara aktif baik mental, fisik, maupun sosialnya

sehingga pada gilirannya setiap peserta didik akan dapat mengembangkan

kompetensi dasar dan potensinya secara optimal.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mulyasa dalam teori belajar tuntas,

bahwa seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu

menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran

minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas

dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai

minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di

kelas tersebut (Mulyasa, 2011: 254).

Berdasarkan penjabaran di atas dapat dipahami bahwa peningkatan

pembelajaran adalah bukti keberhasilan yang dapat dicapai dalam belajar, berupa

perubahan-perubahan yang sebelumnya tidak dimiliki oleh siswa. Perubahan

tersebut merupakan peningkatan atau penguasaan ilmu pengetahuan yang berupa

Page 20: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

tingkah laku atau dengan kata lain perubahan yang menyangkut beberapa aspek,

yaitu: pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor).

Sesuai dengan BNSP untuk mata pelajaran IPS SD kelas IV kompetensi

dasar membaca dan menggambar peta lingkungan setempat, maka untuk

mendapatkan konsep tentang bagaimana membaca dan menggambar peta

lingkungan setempat ini harus melalui metode pembelajaran yang sesuai, sehingga

dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat, diharapkan siswa akan

mendapatkan konsep yang benar dan mudah dicerna.

Tujuan pembelajaran mata pelajaran IPS adalah agar siswa memiliki

pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mengembangkan kemampuan berfikir

analisis dalam memahami gejala-gejala sosial, memupuk rasa cinta tanah air,

menghargai kebesaran negara lain, dan peka dalam menghadapi masalah-masalah

yang timbul sebagai akibat interaksi antara manusia dan lingkungannya. Dengan

memperhatikan tujuan mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar ini maka perlu

disusun suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih komprehensif dan dapat

mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya.

Oleh karena itu guru diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan dalam

memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat membantu siswa

memahami konsep-konsep dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi peta

dan komponen-komponennya.

Dari hasil pengamatan peneliti selama berada di lingkungan belajar kelas

IV SD Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta menunjukkan bahwa KBM

khususnya pada mata pelajaran IPS kurang memperlihatkan KKM 63 proses yang

mengajak siswa untuk aktif berfikir dan bereksplorasi. Hal ini ditunjukkan dengan

adanya hasil belajar yang kurang memuaskan ditandai dengan rata-rata perolehan

nilai yang masih sangat rendah yaitu 40,93 dengan ketuntasan belajar 0% dari 43

siswa lampiran 2 halaman 75. Selain itu suasana pada proses belajar mengajar di

dalam kelas juga cenderung pasif, siswa kurang berani mengemukakan pendapat,

bertanya ataupun menyampaikan ide dan pendapatnya. Hal ini disebabkan antara

lain karena guru dalam pemilihan metode pembelajaran kurang bervariasi, serta

Page 21: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

lebih banyak menggunakan metode konvensional seperti ceramah sehingga siswa

hanya duduk, diam, mendengarkan dan mencatat, sehingga pelajaran IPS hanya

dianggap sebagai pelajaran hafalan yang kurang menarik dan membosankan.

Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu adanya sebuah metode

pembelajaran yang dapat membawa siswa kepada keaktifan yang lebih tinggi.

Penyampaian materi pelajaran diusahakan agar dapat mengajak siswa ke dalam

situasi yang benar-benar nyata dan dekat dengan siswa sehingga siswa akan

termotivasi untuk selalu belajar. Salah satu metode pembelajaran yang peneliti

anggap tepat yaitu dengan menggunakan metode ”make a match”. Alasannya

yaitu dengan menggunakan metode ”make a match” memungkinkan siswa untuk

bekerja sama pada suatu kelompok sehingga siswa akan menjadi lebih aktif dalam

pembelajaran. Kerja sama ini merupakan salah satu elemen dasar untuk dapat

mengembangkan keterampilan sosial kepada siswa. Keterampilan sosial ini

menekankan adanya kesadaran individu untuk melakukan perbuatan yang nyata

dalam kegiatan-kegiatan sosial yang terjadi dalam pergaulan dengan sesamanya

misalnya membantu teman yang sedang sakit di rumah sakit.

Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ”make a match”

atau mencari pasangan secara sadar menciptakan interaksi yang saling menunjang

sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga

sesama siswa. Metode "make a match" merupakan salah satu alternatif yang dapat

diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa

disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal dari materi yang

akan diajarkan, siswa yang dapat mencocokkan kartu sebelum batas waktunya

diberi poin.

Pembelajaran dengan menggunakan metode make a match didesain untuk

meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan

juga pembelajaran siswa yang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang

diberikan, tetapi mereka juga harus siap menjelaskan dan mengajarkan materi

tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Dengan demikian siswa saling

Page 22: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

bergantung satu sama lain dan harus bekerja sama untuk mempelajari materi yang

ditugaskan.

Model pembelajaran ini dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, dan sebagai suatu alternatif

dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan

menggunakan metode “make a match” dianggap cocok diterapkan dalam

pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang

menjunjung tinggi nilai gotong royong. Dengan menerapkan metode pembelajaran

“make a match” diharapkan kegiatan pembelajaran lebih kondusif, sederhana,

bermakna dan menyenangkan

Berdasarkan uraian di atas, kiranya perlu diadakan Penelitian Tindakan

Kelas sebagai upaya untuk mengetahui lebih lanjut tentang proses pembelajaran

yang lebih efektif. Melihat kondisi yang demikian, peneliti tertarik untuk

menyusun skripsi dengan judul “Penggunaan Metode “Make a Match” untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Peta pada Siswa Kelas IV SD Negeri 04

Kepatihan Jebres Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.

))

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: ”Apakah penggunaan metode ”make a match” dapat

meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04

Kepatihan Jebres Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah ”Untuk meningkatkan pemahaman konsep peta melalui penggunaan

metode “make a match” pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan Jebres

Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.

Page 23: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan sebagai

bahan referensi atau rujukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di

Sekolah Dasar khususnya pada pembelajaran IPS.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Dapat mengetahui metode pembelajaran yang lebih tepat dan lebih sesuai

dengan materi yang disampaikan mengenai konsep peta sehingga dapat

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

2) Memberi bahan masukan kepada rekan guru lain dalam memilih serta

menggunakan metode pembelajaran IPS yang relevan.

3) Memberi masukan yang penting dalam peningkatan mutu pendidikan

terutama proses belajar mengajar IPS di sekolah.

b. Bagi Siswa

1) Memberi suasana belajar yang menyenangkan

2) Memberikan kesempatan siswa untuk ikut berpartisipasi aktif dalam

kegiatan belajar mengajar.

3) Memberi latihan kepada siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan

berpikir sehingga akan meningkatkan pemahaman dan ketrampilan mereka

dalam materi IPS.

c. Bagi Instansi/ Sekolah

1) Memberi sumbangan pemikiran tentang pentingnya memilih dan

menerapkan metode pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar

IPS agar pemahaman dan prestasi siswa meningkat.

Page 24: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2) Dapat digunakan untuk membantu memecahkan masalah pendidikan,

khususnya di Sekolah Dasar sehingga dapat membantu tercapainya

keberhasilan tujuan pendidikan nasional.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan

kemampuan peneliti dalam mempersiapkan diri sebagai seorang pendidik yang

profesional.

Page 25: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Sebagai langkah antisipasi agar tidak menimbulkan multi interpretasi dan

untuk lebih memfokuskan pada penelitian, berikut ini akan peneliti jelaskan kata

atau istilah dari judul skripsi ini, yaitu:

1. Hakikat Pemahaman Konsep Peta

a. Pengertian Pemahaman Peta

Pemahaman konsep peta adalah suatu proses atau perbuatan untuk

memahami gambar seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang dilukiskan

ke suatu bidang datar dengan perbandingan atau skala tertentu.

b. Pengertian Konsep Peta

Peta menurut Tantya Hisnu dan Winardi (2008: 3) peta adalah gambar

seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang dilukiskan ke suatu bidang datar

dengan perbandingan atau skala tertentu. Sedangkan Konsep dalam Kamus

Bahasa Indonesia adalah rancangan atau buram surat serta ide atau penegrtian

yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia,

2008: 748). Jadi konsep bisa diartikan sebagai pokok pertama yang mandasari

keseluruhan pemikiran, konsep biasanya hanya ada dalam alam pikiran, atau

kadang-kadang tertulis secara singkat. Dari batasan istilah di atas, peneliti

mengambil salah satu pengertian tersebut sehinggan konsep dalam skripsi ini

adalah ide umum; pengertian; pemikiran; rancangan ; dan atau rencana dasar.

Setiap konsep berhubungan erat dengan konsep yang lain sehingga

memiliki makna. Rangkaian konsep beserta hubungannya disebut prinsip. Salah

satu cara untuk membuat hubungan antar konsep maupun prinsip adalah peta

konsep. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna

Page 26: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

dalam bentuk proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih yang

dihubungkan oleh kata-kata dalam satu unit semantik (Dahar, 1989: 122).

c. Pengertian Pemahaman Konsep Peta

Peta adalah gambar seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang

dilukiskan ke suatu bidang datar dengan perbandingan atau skala tertentu. Dari

beberapa pendapat mengenai pemahaman dan konsep sebagaimana diuraikan di

atas, peneliti menggarisbawahi bahwa pemahaman konsep adalah suatu proses

atau perbuatan untuk memahami dan menanamkannya pada memori otak kita

tentang suatu pengertian atau makna yang sedang disampaikan serta dapat

menjelaskan suatu bagian informasi dengan kata-kata sendiri. Dalam hal ini siswa

tidak hanya sebatas mengingat suatu bahan pelajaran tetapi juga mampu

menjelaskan bahan pelajaran tersebut dengan menggunakan kata-kata sendiri.

d. Pengertian Peta

Dalam buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas IV ”Peta adalah

gambar seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang dilukiskan ke suatu

bidang datar dengan perbandingan atau skala tertentu”. (Tantya Hisnu dan

Winardi, 2008: 3)

Urip Putranto, dkk., dalam buku Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu untuk

SMP Kelas VII Semester II peta adalah gambaran sebagian atau seluruh wilayah

permukaan bumi dengan berbagai kenampakannya pada suatu bidang datar yang

diperkecil menggunakan skala tertentu. (Urip Putranto, dkk., 2006: 2).

Irawan Sadad Sadiman dan Shendy Amalia dalam buku Ilmu Pegetahuan

Sosial 4: SD/MI kelas IV memberikan pengertian bahwa “Peta adalah gambaran

permukaan bumi yang dibuat dengan menggunakan skala tertentu pada bidang

datar”. (Irawan Sadad Sadiman dan Shendy Amalia, 2008: 5).

Sedangkan menurut ICA (International Cartographic Association) dalam

(Urip Putranto, dkk., 2006: 2) peta dapat diartikan sebagai suatu

representasi/gambaran unsur-unsur atau kenampakan abstrak, yang dipilih dari

permukaan bumi atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-

Page 27: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

benda angkasa dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan

diperkecil/diskalakan.

Dari berbagai pendapat mengenai pengertian peta sebagaimana telah

dijelaskan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan peta

adalah representasi atau gambaran seluruh atau sebagian kenampakan permukaan

bumi baik kenampakan alam maupun kenampakan buatan yang dilukiskan atau

digambarkan pada sebuah bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan

skala tertentu yang dilengkapi dengan simbol-simbol sebagai penjelas atau

sebagai tanda pengenal.

e. Unsur-unsur Peta

Peta yang baik haruslah memuat hal-hal sebagai berikut: peta harus

memberikan informasi yang benar, peta harus memberikan informasi keadaan

suatu daerah/wilayah, peta harus menunjukkan letak dan jarak suatu tempat secara

jelas dan pasti, peta harus memuat unsur-unsur. Unsur-unsur inilah yang akan

menunjukkan pada kita tentang keadaan suatu wilayah yang sebenarnya. Adapun

unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah peta adalah:

1) Judul peta, adalah nama sebuah peta yang ditulis di bagian atas dengan huruf

yang menonjol. Judul peta berfungsi untuk menunjukkan daerah yang

digambarkan oleh peta tersebut.

2) Garis tepi peta, adalah batas-batas pinggir gambar peta yang berfungsi untuk

menulis angka-angka derajat astronomi.

3) Legenda, adalah keterangan-keterangan yang menjelaskan simbol-simbol pada

peta. Legenda biasanya berbentuk kolom yang ditempatkan disisi kiri atau

kanan di dalam peta.

4) Skala, adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak yang sesungguhnya di

muka bumi. Skala peta harus dicantumkan dan diletakkan berdekatan dengan

judul peta.

5) Penunjuk arah, disebut juga dengan mata angin adalah jarum pedoman atau

garis yang menunjukkan arah suatu tempat/wilayah.

Page 28: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

6) Garis astronomis, adalah garis tegak (vertikal) disebut dengan garis bujur dan

garis mendatar (horisontal) disebut dengan garis lintang. Garis bujur dan garis

lintang inilah yang berguna untuk menentukan letak suatu tempat/wilayah.

7) Tahun pembuatan peta, karena keadaan geografis bersifat dinamis, maka tahun

pembuatan peta perlu ditulis agar pembaca mengetahui kapan peta

bersangkutan dibuat.

8) Inset, adalah peta kecil di dalam peta pokok yang berfungsi sebagai penunjuk

lokasi terhadap daerah lain yang lebih luas atau untuk memperjelas daerah

yang tidak tergambar pada peta pokok.

f. Jenis, Bentuk dan Pemanfaatan Peta

Berdasarkan jenisnya peta dapat dibedakan menjadi:

1) Peta Umum

Peta umum atau peta ikhtisar adalah peta yang dibuat berdasarkan

kenampakan umum, baik medan asli maupun medan buatan. Peta umum

dibedakan menjadi peta topografi, peta korografi dan peta dunia.

- Peta topogarfi, yaitu peta yang memberikan gambaran tentang

permukaan bumi beserta relifnya.

- Peta korografi, yaitu peta yang memberikan gambaran sebagian atau

seluruh permukaan bumi yang bersifat umum dan berskala kecil.

- Peta dunia, yaitu peta yang berfungsi memberikan informasi tentang

bentuk dan letak wilayah setiap negara di dunia.

2) Peta Khusus

Peta khusus atau peta tematik adalah peta yang menggambarkan

kenampakan tertentu (khusus) di muka bumi. Peta khusus meliputi peta

geologi, peta air tanah, peta pariwisata, peta irigasi, peta transportasi, peta

kota, peta ilmu pengetahuan, peta ekonomi dan statistik, peta militer dan

sebagainya.

Page 29: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Sedangkan berdasarkan bentuknya peta dapat dibedakan sebagai berikut:

- Peta timbul (relief), adalah peta yang dibuat bedasarkan bentuk permukaan

bumi yang sebenarnya.

- Peta dasar (biasa), adalah peta yang dibuat pada suatu bidang datar,

misalnya pada kertas.

- Peta digital, adalah peta yang dibuat secara dua dimensi seperti yang

ditayangkan di televisi.

Adapun manfaatnya peta antara lain:

- Untuk mengetahui jarak satu tempat dengan tempat yang lain.

- Untuk mengetahui arah suatu tempat.

- Untuk mengetahui batas wilayah suatu tempat

- Untuk menjelaskan kondisi lingkungan suatu tempat.

- Untuk memperkirakan kemungkinan usaha yang akan dilakukan pada suatu

tempat.

g. Pemahaman Konsep Peta

Berdasarkan pengertian pemahaman konsep dan pengertian peta, maka

dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep peta adalah suatu proses atau

perbuatan untuk memahami gambar seluruh atau sebagian dari permukaan bumi

yang dilukiskan ke suatu bidang datar dengan perbandingan atau skala tertentu.

2. Hakikat Metode “ Make a Match”

a. Pengertian Metode “Make a Match”

Model pembelajaran make a match atau mencari pasangan adalah model

pembelajaran yang dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Ciri utama dari

model pembelajaran ini adalah siswa diminta mencari pasangan kartu yang

merupakan jawaban atau soal dalam waktu tertentu. Salah satu keunggulan tehnik

ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau

topik dalam suasana yang menyenangkan.

Page 30: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Menurut Isjoni (2010:77) dalam bukunya “Cooperative Learning:

Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok” menjelaskan bahwa teknik

mencari pasangan (make a match) adalah teknik pembelajaran yang dikembangkan

oleh Lorna Curran (1994). Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran

dan untuk semua tingkat usia.

Sedangkan Dedi Rohendi, dkk., dalam Jurnal Pendidikan Teknologi

Informasi dan Komunikasi (PTIK) dengan judul “Penerapan Cooperative

Learning Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII

dalam Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi” menjelaskan bahwa

Cooperative Learning Tipe Make A Match merupakan salah satu model

pembelajaran yang digunakan untuk mengatasi keterbatasan sarana dan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. (Dedi Rohendi, dkk., Jurnal Pendidikan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK), Vol.3 No.1 Juni 2010: 11).

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa metode “make a match”

merupakan bagian dari model pembelajaran struktural yang menekankan pada

siswa untuk mencari pasangan kartu soal atau kartu jawaban yang sesuai dengan

kartu yang dipegang oleh siswa.

Metode make a match atau mencari pasangan diharapkan dapat menjadi

salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini

dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan

jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya

diberi poin.

b. Langkah-langkah Metode “Make a Match”

Adapun langkah-langkah penerapan metode “make a match” adalah

sebagai berikut:

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik

yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya

kartu jawaban.

2) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.

Page 31: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

4) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.

Pemegang kartu yang bertuliskan penggalan kalimat prosedur A akan

berpasangan dengan kalimat berikutnya yang dipegang oleh siswa di

kelompok lain yang memegang kalimat prosedur B dan seterusnya.

5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin.

6) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya

(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan

mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama misalnya

menjawab pertanyaan dari guru.

7) Setelah satu babak, kartu diacak lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang

berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

8) Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang

memegang kartu yang cocok.

9) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi

pelajaran. (Anita Lie, 2005:89)

Setiap langkah-langkah tersebut memiliki tujuan yang telah disesuaikan

dengan tujuan pembelajaran koopertif. Dengan demikian pembelajaran yang

menggunakan metode “make a match” memiliki ciri harus ada kerja sama, saling

menunjang, gembira, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi,

menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, menyenangkan, tidak membosankan,

sharing dengan teman, siswa kritis dan guru kreatif. Proses kegiatan pembelajaran

dapat lebih bermakna jika kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan berangkat

dari pengalaman belajar siswa dan guru yaitu kegiatan siswa dan guru yang

dilakukan secara bersama dalam situasi pengalaman nyata, baik pengalaman

dalam kehidupan sehari-hari maupun pengalaman dalam lingkungan.

Page 32: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode “Make a Match”

Adapun kelebihan dan kekurangan metode make a match adalah sebagai

berikut:

Kelebihan metode “make a match”

a. Mampu meningkatkan motivasi belajar siswa

b. Mampu menyajikan sebuah proses pembelajaran yang menyenangkan

c. Efektif untuk menghafal materi hafalan verbal dalam jumlah banyak

d. Menghasilkan daya serap yang cukup tinggi.

Sedangkan kelemahan metode “make a match” adalah sebagai berikut:

a. Banyak menyita waktu guru dalam menyiapkan kartu dan perangkat

pendukungnya

b. Cukup menimbulkan kegaduhan karena tidak jarang siswa teriak kegirangan

ketika kartu jawaban yang diambilnya ternyata cocok dengan kartu soal yang

dipegangnya.

Berdasarkan dari kelebihan dan kekurangan proses belajar mengajar

dengan menggunakan metode make a match sebagaimana digambarkan di atas

bisa benar-benar memenuhi hakekat PAKEM ( Pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif dan menyenangkan ) maka sebagai langkah antisipasi dan untuk

meminimalisir kekurangan-kekurangan tersebut peneliti memandang perlu adanya

penyesuaian atau modifikasi. Adapun penyesuaian atau modifikasi yang peneliti

lakukan adalah sebagai berikut :

a. Jumlah kartu yang diterima siswa : dalam model pembelajaran Make A Macth

yang dikembangkan oleh Lorna Curran jumlah kartu yang diterima siswa

dalam satu sesi permainan hanya satu, bisa berupa kartu soal atau bisa juga

kartu jawaban, kemudian siswa akan mencari pasangan kartu tersebut dengan

kartu yang dipegang siswa lain, dan siswa yang berhasil menemukan pasangan

kartunya dengan benar diberi poin dan kartu dikocok lagi agar siswa mendapat

kartu yang berbeda begitu seterusnya. Dalam hal ini peneliti berpendapat

Page 33: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

bahwa teknik ini kurang efektif mengingat waktu tatap muka yang terbatas

dan banyaknya materi hafalan verbal yang harus dikuasai siswa. Agar efektif,

maka peneliti mengembangkan menjadi sepuluh kartu dalam setiap sesi

permainan.

b. Teknik permainan atau pengalaman belajar siswa : dalam model pembelajaran

Make A Macth yang dikembangkan Lorna Curran seluruh siswa di kelas

berada dalam satu kelompok permainan. Peneliti berpendapat bahwa teknik

permainan ini tidak cocok untuk diterapkan dikelas yang jumlah siswanya

banyak ( 40 siswa keatas ) karena akan menimbulkan kegaduhan yang luar

biasa, kegaduhan terjadi karena bisa saja kartu yang dipegang siswa yang

duduk di barisan depan pasangannya ada di tangan siswa yang duduk di

barisan belakang. Itulah sebabnya peneliti kemudian memodifikasi permainan

yang bisa dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil beranggotakan empat

siswa sehingga model permainan ini bisa diterapkan dikelas yang jumlah

siswanya banyak.

c. Perangkat pendukung : karena peneliti melakukan modifikasi, maka perangkat

pendukung yang tidak diperlukan dalam model pembelajaran Make A Macth

yang dikembangkan oleh Lorna Curran, dalam model pembelajaran yang

sudah peneliti modifikasi menjadi diperlukan. Perangkat pendukung tersebut

antara lain adalah daftar soal beserta jawabannya yang akan dibagikan kepada

seluruh siswa untuk dijadikan bantuan untuk menghafal fakta-fakta yang harus

dikuasai siswa. Kemudian daftar score untuk menuliskan score poin yang

diperoleh siswa dalam permainan pada masing-masing kelompok.

Jadi dalam modifikasi ini peneliti hanya memodifikasi teknik

permainannya bukan pada prinsip model pembelajarannya agar lebih efektif atau

menyenangkan. Dan yang lebih penting peneliti hanya menyesuaikan dengan

kondisi kelas yaitu kelas yang jumlah siswanya banyak.

Page 34: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3. Karakteristik Siswa Kelas IV

Piaget (dalam Suyono dan Hariyanto, 2011: 83) membagi tahap-tahap

perkembangan kognitif menjadi empat yaitu: (a) tahap sensori motor (0-2 tahun);

(b) tahap preoperasional (2-7 tahun); (c) tahap operasional konkret (7-12 tahun);

dan (d) tahap operasional formal (11-18 tahun).

Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih (2009: 19), “Anak-anak usia 7-12

tahun sudah menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis, dan

berhitung”. Kemampuan-kemampuan dasar ini diperoleh saat mereka duduk di

bangku sekolah dasar. Dalam memperoleh keterampilan-keterampilan ini,

tentunya mereka perlu dibantu oleh guru untuk membimbing dan mendidik.

Dalam proses memperolehnya, mereka memerlukan metode pembelajaran yang

tepat agar anak lebih mudah untuk memahami pembelajaran.

Masa usia sekolah dasar merupakan masa kanak-kanak akhir yang

berlangsung dari usia antara enam atau tujuh tahun sampai kira-kira usia dua belas

tahun. Usia ini ditandai dengan dimulainya anak-anak masuk sekolah yaitu

sekolah dasar. Pada usia ini, juga dimulainya sejarah baru dalam kehidupan anak

yang kelak akan mengubah sikap serta tingkah laku. Proses yang dialami anak ini

dinamakan “masa sekolah” yang merupakan masa pertama anak memperoleh

pendidikan formal.

Karakteristik anak sekolah dasar secara umum sebagaimana dikemukakan

Basset, Jacka, dan Logan, 1983 (dalam Mulyani Sumantri dan Johar Permana,

2001: 11) adalah: (1) mereka secara ilmiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan

tertarik pada dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri, (2) mereka

senang bermain dan suka bergembira/riang, (3) mereka suka mengatur dirinya

untuk menangani berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan

usaha-usaha baru, (4) mereka bergetar perasaannya dan terdorong untuk

berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan

menolak kegagalan-kegagalan, (5) mereka belajar secara efektif ketika mereka

merasa puas dengan situasi yang terjadi, (6) mereka belajar dengan cara bekerja,

mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar anak-anak lainnya.

Page 35: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas peneliti

mengambil kesimpulan bahwa karakteristik siswa kelas IV adalah individu yang

sedang berkembang, adanya rasa ingin tahu yang tinggi dengan dunia luar yang

mengelilingi mereka, setiap anak sekolah dasar sedang berada dalam perubahan

fisik maupun mental yang mengarah pada ha-hal yang lebih baik dan perubahan

tingkah laku mereka dalam menghadapi lingkungan sosial maupun non sosial

meningkat.

Karakteristik tersebut menjadi bahan referensi guru untuk menyajikan

pembelajaran yang bisa menyalurkan karakteristik anak yang ada. Dalam

kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar karakteristik tersebut berkaitan erat

dengan rasa keingintahuan tentang materi baru atau materi yang masih asing,

misalnya pada kelas III dalam mata pelajaran IPS membahas materi tentang

membuat denah terbatas pada lingkungan rumah dan sekolah, pada kelas IV

pembahasan materi ditingkatkan menjadi membaca dan membuat peta lingkungan

setempat dengan cakupan wilayah yang lebih luas yaitu kabupaten/kota, provinsi.

Dari denah menjadi peta dan dari lingkungan rumah atau sekolah menjadi

kabupaten/kota atau provinsi adalah salah satu contoh materi yang membawa anak

untuk mengembangkan pola pikir dan wawasan mereka menjadi lebih luas, maka

penggunaan metode yang tepat diharapkan bisa menjadi sarana agar anak dapat

dengan mudah memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Adapun yang dimaksud dengan siswa kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan

Jebres Surakarta dalam penelitian ini adalah mereka yang belajar di kelas IV SD

Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 43

siswa, yang terdiri dari 24 siswa putra dan 19 siswa putri.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Disamping sebagai bukti orisinilnya sebuah penelitian, hasil penelitian

terdahulu juga sangat penting sebagai acuan ataupun referensi dalam penelitian

ini. Berikut ini hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan

penelitian yang menggunakan metode “make a match”, misalnya :

Page 36: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Penelitian Rina Andriani (2011) menyebutkan bahwa penerapan metode

“make a match” dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V B pada mata

pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Sunan Kalijogo Karangbesuki

Malang dengan persentase peningkatan mencapai 10%. Hasil belajar siswa juga

meningkat, pada siklus I persentase ketuntasan belajar mencapai 48 % dan meningkat

pada siklus II persentase ketuntasan belajar mencapai 81%. Berdasarkan penelitian

yang telah dilakukan oleh Rina Andriani, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada

kesamaan variabel yang diteliti yaitu metode “make a match” sebagai variabel X,

dengan materi yang berbeda.

Penelitian Ambar Susanti (2011) menyimpulkan bahwa proses

pembelajaran IPS melalui metode “make a match” dapat meningkatkan hasil

belajar IPS siswa Kelas 1V SDN Kandangan 01 Purwodadi Tahun 2010 / 2011

dengan jumlah siswa 28 pada siklus III secara keseluruhan (28 siswa) mencapai

taraf tuntas (100). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ambar

Susanti, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada kesamaan variabel yang diteliti

yaitu metode “make a match” sebagai variabel X, dengan materi yang berbeda.

Penelitian Ratna Satyawati (2009) menyimpulkan bahwa Proses

cooperative learning tipe make a match dapat meningkatkan minat belajar siswa.

Meningkatnya minat belajar matematika siswa berdampak pada hasil tes prestasi

siswa, yang ditunjukan dengan meningkatnya rata-rata hasil tes prestasi siswa dari

75,6 pada siklus I menjadi 78,2 pada siklus II. Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan oleh Ratna Satyawati, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada

kesamaan variabel yang diteliti yaitu metode “make a match” sebagai variabel X,

dengan materi yang berbeda.

Penelitian Aris Setyono (2011) menyimpulkan bahwa penggunaan metode

make a match dalam pembalajaran dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa

kelas IV SD Negeri 2 Planggu. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai rata-

rata kelas dari 66 dengan jumlah siswa yang memenuhi KKM 10 siswa pada

siklus I meningkat menjadi 71,27 dengan jumlah siswa yang memenuhi KKM 15

siswa pada siklus II. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Aris

Page 37: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Setyono, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada kesamaan variabel yang diteliti

yaitu metode “make a match” sebagai variabel X, dengan materi yang berbeda.

Dari penelitian-penelitian tentang proses pembelajaran dengan

menggunakan metode make a match sebagaimana yang telah dilakukan para

peneliti di atas, peneliti menggaris bawahi bahwa secara umum penggunaan

metode make a match dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan

motivasi siswa dalam belajar yang ditandai dengan adanya peningkatan hasil

belajar siswa yang cukup signifikan.

C. Kerangka Berpikir

Suatu metode dalam pembelajaran bertujuan untuk dapat meningkatkan

prestasi belajar serta terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien

serta banyak mengandung makna, sehingga proses belajar mengajar mengalami

perubahan menjadi proses pembelajaran. Hal itu dimaksudkan untuk lebih

memberikan bobot serta makna yang dalam agar siswa dapat mencapai tujuan

pembelajaran serta berdampak pada perubahan tingkah laku baik menyangkut

unsur kognitif, efektif maupun psikomotor.

Menurut Piaget pada taraf konkret operasional (7-11 tahun), siswa

mempunyai ciri khas yaitu segala sesuatu dipahami sebagaimana yang tampak

saja atau sebagaimana yang mereka alami. Dalam memahami konsep, individu

sangat terikat pada proses mengalami sendiri, artinya siswa mudah memahami

konsep jika pengertian konsep itu dapat diamati atau siswa melakukan sesuatu

yang berkaitan dengan konsep tersebut. Selain itu, data penelitian menunjukkan

bahwa belajar melalui mendengar dan berbuat dapat mencapai hasil hingga 90%.

Pembelajaran IPS sangatlah penting agar siswa dapat memahami dirinya

sendiri dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat bersosialisasi dengan baik.

Pada pembelajaran IPS kelas IV Semester I khususnya tentang materi pokok

membaca dan menggambar peta lingkungan setempat, diperlukan adanya

pemahaman konsep tentang bagaimana cara untuk membaca dan menggambar

sebuah peta. Dalam pemahanan konsep tersebut haruslah disampaikan dengan

Page 38: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

cara yang menarik dan tidak membuat anak bosan sehingga proses pemindahan

pengetahuan (transfer of knowledge) dapat berjalan dengan baik. Dengan

demikian metode yang dikemas dengan menarik akan dapat mendorong dan

membangkitkan semangat siswa dalam meningkatkan pembelajaran IPS.

Metode ”make a match” adalah salah satu metode pembelajaran yang

sangat menarik yang dapat meningkatkan semangat dan keaktifan siswa dalam

proses belajar mengajar. Metode ”make a match” mengandung unsur kerja sama,

persaingan positif antar kelompok dan kecepatan serta ketepatan mengambil sikap

sehingga merangsang siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu

keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai

suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

Dengan demikian, diharapkan penggunaan metode ”make a match” dapat

meningkatkan pemahaman konsep peta pada kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan

Jebres Surakarta.

Secara sistematis kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 39: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir.

D. Hipotesis Tindakan

Dengan memperhatikan beberapa uraian di atas maka sebagai hipotesis

tindakan dari penelitian ini adalah: ”Penggunaan metode ”make a match” dapat

meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04

Kepatihan Jebres Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

Menggunakan metode

”make a match” dalam

pembelajaran Kondisi

Akhir

Guru belum menggunakan

metode ”make a match”

dalam proses

pembelajaran

Siklus I diharapkan

meningkat

Pemahaman siswa

rendah

Menggunakan Metode

”make a match” dalam

proses pembelajaran

Kondisi

Awal

Tindakan

Siklus II diharapkan

lebih meningkat lagi

Pemahaman siswa

optimal

Page 40: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SD Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta.

SD Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta mempunyai 6 ruang kelas, 1 UKS, 1

perpustakaan, 1 gudang, 1 rumah dinas penjaga, 5 WC dan masing-masing dalam

kondisi cukup baik sehingga menunjang proses kegiatan belajar mengajar.

Adapun penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD

Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Lokasi SD Negeri

04 Kepatihan Jebres Surakarta sangat strategis, berada persis tengah jantung kota

Surakarta, dengan latar belakang lingkungan yang cenderung heterogen baik dari

segi agama, pekerjaan, pendidikan serta ekonomi. Siswa Kelas IV SD Negeri 04

Kepatihan Jebres Surakarta merupakan siswa yang aktif, kreatif dan sangat

antusias terhadap pelajaran-pelajaran yang diajarkan di sekolah. Dari hasil

beberapa test formatif siswa kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta

memiliki skor relatif lebih bervariasi dan mempunyai kecenderungan belum

mencapai standar batas ketuntasan yang telah ditetapkan.

Sekolah tersebut dipilih sebagai tempat penelitian karena sekolah ini

belum pernah dijadikan lokasi penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan metode “make a match”, sehingga peneliti ingin

menggunakan metode “make a match” untuk meningkatkan pemahaman konsep

peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta.

Page 41: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada Semester I Tahun

Pelajaran 2011/2012 selama 9 bulan yaitu bulan Mei 2012 sampai bulan

Januari 2013. Adapun jadwal penelitian dan kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan selama penelitian, secara rinci dapat dilihat pada lampiran 22

halaman 156

B. Subjek Penelitian

Sebagai subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa

kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta tahun ajaran 2011/2012 yang

berjumlah 43 siswa, yang terdiri dari 24 siswa putra dan 19 siswa putri.

C. Bentuk dan Jenis Penelitian

Bentuk pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan deskriptif kualitatif karena data yang diperoleh berupa data langsung

dari kegiatan pembelajaran di kelas. Sedangkan jenis penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

D. Sumber Data

Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan

akurat. (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 129). Dalam

penelitian ini ada tiga sumber data yang dapat digali untuk mendapatkan berbagai

informasi guna memperlancar penelitian, yaitu:

1. Informan, yakni guru kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta tahun

ajaran 2011/2012.

2. Peristiwa yaitu proses yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya

kegiatan belajar mengajar yang meliputi beberapa faktor yaitu:

a. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

- Ketercapaian tujuan.

Page 42: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

- Pengamatan waktu belajar.

- Suasana berlangsungnya KBM.

b. Motivasi Belajar Siswa

- Partisipasi/ keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

- Antusias dan semangat siswa dalam KBM.

- Tanggapan siswa (rasa senang, kecocokan dengan metode pembelajaran)

3. Sumber yang terakhir yaitu data dan dokumen yang berupa nilai belajar IPS

studi awal, tes siklus I dan siklus II, angket dan lembar observasi.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pada dasarnya prinsip pengumpuan data dalam penelitian tindakan kelas

tidak jauh berbeda dengan prinsip pengumpulan data pada jenis penelitian yang

lain. Data yang diambil berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Tekhnik

pengumpulan data adalah cara yang dipergunakan dalam suatu penelitian untuk

mendapatkan keterangan-keterangan berhubungan dengan penelitian yang

dilakukan untuk memperoleh data. Menurut Suwarto dan St. Y. Slamet (2007: 84)

bahwa dalam suatu penelitian, alat pengumpul data (instrument) menentukan

kualitas data yang dapat dikumpulkan dan kualitas data itu menentukan kualitas

penelitiannya. Untuk mendapatkan data pada pelaksanaan penelitian tindakan

kelas, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Ngalim Purwanto (2001: 149) observasi adalah suatu metode

atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis

mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok

secara langsung. Sedangakan menurut Lexy J. Moleong (1989: 175) manfaat dari

penggunaan tekhnik observasi atau pengamatan adalah untuk mengoptimalkan

kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar,

kebiasaan dan sebagainya. Jadi yang penulis maksud dengan teknik observasi

dalam penelitian tindakan kelas ini adalah proses perekaman dengan mengamati

Page 43: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

semua peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama penelitian tindakan kelas

berlangsung. Alat yang digunakan adalah lembar observasi, format-format ini

dapat dilihat pada lampiran lampiran.

2. Interview (wawancara)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu. Lexy J. Moleong (2007: 186). Dalam penelitian tindakan kelas ini

terwawancara adalah siswa kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta,

Guru kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta, bapak/ibu guru di SD

Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta.

3. Test

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. (Suharsimi Arikunto, 1998:

139). Test ini dilaksanakan secara tertulis dengan tujuan untuk mengetahui

tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran mata pelajaran IPS dengan cara

memberikan soal evaluasi berupa soal yang disusun oleh guru sebagai peneliti.

Tes dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah

dilakukan tindakan sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan

diambil dalam memperbaiki proses pembelajaran. Pemberian tindakan dilakukan

melalui dua siklus dan evaluasi dilakukan diakhir siklus pertama agar dapat

digunakan sebagai pertimbangan pelaksanaan siklus selanjutnya.

Adapun alat pengumpulan data berupa tes tertulis yaitu lembar evaluasi,

dengan cara memberikan soal evaluasi berupa soal yang disusun oleh guru sebagai

peneliti. Lembar evaluasi ini dikerjakan oleh siswa disetiap akhir pembelajaran

dan akhir tindakan setiap pembelajaran. Alat pengumpul data dengan teknik

observasi berupa lembar observasi, dengan wawancara berupa lembar wawancara,

serta teknik dokumentasi berupa daftar nilai IPS kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan

Page 44: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Jebres Surakarta dan lembar evaluasi siswa. Adapun daftar nilai IPS dapat dilihat

pada lampiran 21 halaman 154.

F. Validitas Data

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan sesuatu instrumen penelitian (Suharsimi Arikunto, 1997: 144).

Data yang valid dalam suatu penelitian merupakan data yang sesuai dengan

kenyataan dari apa yang sedang diteliti atau dites. Agar diperoleh data yang valid,

instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Validasi data yang

diperoleh melalui triangulasi sumber, yang berarti membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda (Patton dalam Lexy J. Moleong, 2007: 330). Dalam istilah lain Lexy

J. Moleong bahwa yang dimaksud dengan trigulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain Lexy J. Moleong, 2007:

330).

Dari pendapat di atas peneliti menggaris bawahi bahwa trigulasi adalah

teknik yang digunakan untuk mencocokkan data atau sumber yang diperoleh di

lapangan dengan cara membandingkannya dengan berbagai data atau sumber yang

lain. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan trigulasi data/sumber dan

trigulasi metode. Adapun maksud dari kedua trigulasi tersebut adalah:

1. Triangulasi data yaitu membandingkan dan mengecek kembali derajat

kepercayaan suatu informasi yang telah diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda. Informasi dari narasumber yang satu dibandingkan dengan

informasi dari narasumber lainnya. Dalam melaksanakan penelitian di kelas

IV SD Negeri 04 Kepatihan, peneliti melakukan pendekatan dengan guru

kelas IV dan siswa kelas IV untuk memperoleh informasi yang diperlukan

dalam penelitian. Data yang diperlukan dalam penelitian yaitu data aktivitas

belajar IPS siswa yang berasal dari skor angket aktivitas siswa dan hasil

observasi aktivitas siswa. Sedangkan nilai hasil belajar IPS siswa berasal dari

tes yang dilakukan pada pembelajaran IPS materi membaca peta lingkungan

Page 45: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

setempat (kabupaten/kota, propinsi) menggunakan skala sederhana. Nilai

hasil belajar IPS dapat dilihat pada lampiran 21 halaman 154.

2. Triangulasi metode mengumpulkan data yang sejenis tetapi dengan

menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Misalnya

angket dan observasi. Penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda

ini diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji

kemantapan informasinya. Dalam melaksanakan penelitian di kelas IV SD

Negeri 04 Kepatihan, peneliti menggunakan angket aktivitas dan observasi

aktivitas untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa kelas V SD Negeri 04

Kepatihan.

G. Analisis Data

Mengingat betapa pentingnya analisis data, maka peneliti harus paham

teknik analisis data yang tepat agar manfaat penelitiannya memiliki nilai ilmiah

yang tinggi. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa dan hasil skor dari angket)

akan dianalisis menggunakan analisis data kuantitatif. Analisis data kuantitatif

dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana pelaksanaan tindakan dilaksanakan.

Data berupa angka-angka nilai atau persentase tindakan, yang dijadikan indikator

pelaksanaan tindakan.

Langkah umum teknik analisis data yang dijalani peneliti adalah teknik

analisis data model interaktif (Miles dan Hubberman, 2007: 20) yang terdiri dari

tiga komponen analisis, yaitu (1) reduksi data, (2) sajian data, (3) penarikan

simpulan atau verivikasi. Data-data penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya

direduksi. Reduksi adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis

yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang distorsi data yang

tidak perlu dan menggorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga

kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik kesimpulan/diverifikasi. Setelah

data direduksi langkah selanjutnya yaitu diadakan penyajian data. Penyajian data

Page 46: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Dengan melihat penyajian data, maka akan dimengerti apa yang terjadi

dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan

lain berdasarkan pengertian tersebut. Dalam pelaksanaan penelitian penyajian-

panyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis

kualitatif yang valid. Untuk menampilkan data-data tersebut agar lebih menarik

maka diperlukan penyajian yang menarik pula. Dalam penyajian ini dapat

dilakukan melalui berbagai macam cara visual misalnya gambar, grafik, chart

network, diagram, matrik dan sebagainya. (Milles dan Hubberman, 2007 : 17).

Data-data dari hasil penelitian setelah direduksi disajikan langkah terakhir

adalah penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil dari data-data yang telah didapatkan

dari laporan penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan serta diuji

kebenarannya. Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan dari

konfigurasi yang utuh sehingga kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama

penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu Pemeriksaan tentang benar dan

tidaknya hasil dari laporan penelitian. Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada

catatan di lapangan/kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna-makna yang muncul

dari data yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yaitu

yang merupakan validitasnya (Milles dan Hubberman, 2007: 19 ).

Proses analisis ini lebih jelas digambarkan dalam skema berikut:

Gambar 3.1 Analisis Model Interaktif (Milles & Huberman, 1992:18)

Pengumpulan

Data

Reduksi

Data

Penyajian Data

Penarikan

Kesimpulan/Verifikasi

Page 47: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Dari bagan tersebut terlihat dengan jelas bahwa pada waktu pengumpulan

data, peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian data. Artinya, data yang

berupa catatan lapangan yang terdiri dari bagian deskripsi dan refleksinya adalah

data yang telah digali dan dicatat. Dari dua bagian data tersebut peneliti menyusun

rumusan pengertiannya secara singkat, berupa pokok-pokok temuan yang penting

dalam arti inti pemahaman segala peristiwa yang dikaji yang disebut reduksi data.

Selanjutnya dilakukan penyusunan sajian data yang berupa cerita sistematis dan

logis dengan suntingan penelitinya supaya makna peristiwanya menjadi lebih jelas

dipahami, dengan dilengkapi perabot sajian yang diperlukan (matriks dan gambar)

yang sangat mendukung kekuatan sajian data.

H. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan prosedur

penelitian bertahap, strategi yang digunakan mengacu pada model siklus, yaitu

model Kemmis dan Mc. Taggart dimulai dengan rencana/plan, tindakan/action,

pengamatan/observe, refleksi/reflection. Gambar alur pelaksanaan tindakan dalam

penelitian tindakan kelas adalah sebagaimana di bawah ini:

Siklus I

Siklus II

Gambar 3.2 Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas

(Kasihani Kasbolah, 2001: 39)

Refleksi

Pelaksanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

Pelaksanaan

Tindakan

Rencana tindakan

Rencana tindakan

Observasi

Page 48: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

1. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan selama 9 bulan, dimulai dari

bulan Mei 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Untuk mata pelajaran IPS

alokasi waktu dua jam pelajaran setiap minggu dilaksanakan sebanyak dua siklus

yang masing-masing terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

refleksi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus menggunakan

metode “make a match”.

a. Siklus I

1) Perencanaan

Perencanaan untuk siklus I dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari:

a) Merancang skenario pembelajaran

b) Membuat lembar observasi untuk mengamati lembar kegiatan siswa

dan guru selama pembelajaran berlangsung

c) Mempersiapkan alat bantu mengajar sesuai kompetensi dasar yang

disampaikan (buku siswa, lembar kegiatan siswa dan sebagainya).

2) Pelaksanaan tindakan

Melaksanakan rencana pembelajaran dengan menggunakan media-media

yang mendukung pelaksanaan pembelajaran dengan metode “make a

match” sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.

Pada siklus I dibagi ke dalam tiga kegiatan:

a) Kegiatan pendahuluan

1. Guru menanyakan berbagai hal kepada siswa untuk mengulang

materi yang telah diajarkan minggu yang lalu.

2. Guru memaparkan tentang model dan pokok bahasan yang akan

dibahas

Page 49: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

3. Guru memaparkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam

pertemuan ini.

4. Siswa menyimak apersepsi guru melalui kegiatan tanya jawab

tentang unsur-unsur peta dan membaca peta lingkungan setempat.

5. Siswa mempelajari modul dan memahami penjelasan guru mengenai

unsur-unsur peta dan membaca peta lingkungan setempat.

6. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan sebagai pre test.

( Kegiatan ini berlangsung sekitar 5 menit ).

b) Kegiatan inti

1) Guru menyiapkan LKS yang akan digunakan pada pertemuan ini.

2) Sebelum bahan pelajaran diberikan, guru memberikan pengenalan

mengenai topik yang akan dibahas tentang mengenal unsur-unsur

peta dan membaca peta lingkungan setempat.

3) Guru menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang

siswa ketahui mengenai topik mengenal unsur-unsur peta, guna

untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi

bahan pelajaran yang baru.

4) Guru membagikan kartu yang telah disiapkan:

a. Setiap siswa mendapatkan kartu yang isinya berupa pertanyaan

atau jawaban.

b. Tiap siswa memikirkan pertanyaan atau jawaban dari kartu yang

dipegang

c. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya

selama 15 menit.

d. Siswa yang terlebih dahulu menemukan pasangan kartunya maka

mendapatkan poin

e. Siswa yang tidak dapat mencocokkan kartunya (atau siswa salah

mencocokkan kartunya) maka akan mendapatkan hukuman yang

telah ditentukan/disepakati sebelumnya.

Page 50: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

f. Setelah dicocokkan setiap pasangan membacakan kartu mereka

kemudian pasangan yang lain menjawab pertanyaan tersebut. Jika

cocok maka pasangan yang menjawab akan mendapatkan poin.

Pada tahap ini bertujuan agar siswa dapat

mempertanggungjawabkan jawaban mereka dan dapat

mengetahui kesalahan jika mereka salah mencocokkan.

g. Terakhir, setiap pasangan menghitung poin yang mereka

dapatkan, dan pasangan yang mengumpulkan poin paling banyak

akan mendapatkan hadiah. Tahap ini bertujuan untuk memotivasi

dan memberi penghargaan kepada siswa sebagai keberhasilannya.

( Kegiatan ini berlangsung sekitar 45 menit ).

c) Kegiatan Penutup

Guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan materi

yang kurang bisa dipahami.

Guru membuat ikhtisar/ rangkuman.

Setiap siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai

evaluasi pembelajaran (post test).

Siswa menyimpulkan tentang kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan dengan arahan guru.

( Kegiatan ini berlangsung sekitar 20 menit ).

3) Pengamatan/observasi

Melakukan pengamatan terhadap penelitian tindakan kelas dengan

menggunakan lembar pengamatan (observasi) yang sudah disiapkan.

4) Refleksi

Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis terhadap hasil tes

evaluasi, hasil observasi kinerja guru dan hasil observasi aktifitas siswa.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada siklus 1, ternyata

penggunaan metode “make a match” belum berhasil meningkatkan

pemahaman konsep peta secara maksimal. Pada siklus I ketuntasan

Page 51: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

klasikal yang diperoleh hanya 30,23% sehingga peneliti perlu melanjutkan

pada siklus 2 untuk menyempurnakan penggunaan metode “make a

match” dalam meningkatkan pemahaman konsep peta.

b. Siklus II

1) Perencanaan

Perencanaan untuk siklus II dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari:

a) Merancang skenario pembelajaran

b) Membuat lembar observasi untuk mengamati lembar kegiatan siswa

dan guru selama pembelajaran berlangsung

c) Mempersiapkan alat bantu mengajar sesuai kompetensi dasar yang

disampaikan (buku siswa, lembar kegiatan siswa dan sebagainya).

2) Pelaksanaan tindakan

Pada siklus kedua ini langkah-langkah yang dilakukan sama halnya

dengan siklus pertama, tetapi materi yang diperlajari pada siklus kedua ini

berbeda dengan materi yang dipelajari pada siklus pertama yaitu mengenai

peta lingkungan setempat dan mengukur jarak memakai skala sederhana

yang dibagi ke dalam tiga kegiatan:

a) Kegiatan pendahuluan

1) Guru menanyakan berbagai hal kepada siswa untuk mengulang

materi yang telah diajarkan minggu yang lalu.

2) Guru memaparkan tentang model dan pokok bahasan yang akan

dibahas

3) Guru memaparkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam

pertemuan ini.

4) Siswa menyimak apersepsi guru melalui kegiatan tanya jawab

tentang peta lingkungan setempat dan mengukur jarak memakai

skala sederhana.

Page 52: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

5) Siswa mempelajari modul dan memahami penjelasan guru mengenai

peta lingkungan setempat dan mengukur jarak memakai skala

sederhana.

6) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan sebagai pre test.

( Kegiatan ini berlangsung sekitar 5 menit ).

b) Kegiatan inti

1) Guru menyiapkan LKS yang akan digunakan pada pertemuan ini.

2) Sebelum bahan pelajaran diberikan, guru memberikan pengenalan

mengenai topik yang akan dibahas tentang mengenal unsur-unsur

peta dan membaca peta lingkungan setempat.

3) Guru menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang

siswa ketahui mengenai topik mengenal unsur-unsur peta, guna

untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi

bahan pelajaran yang baru.

4) Guru membagikan kartu yang telah disiapkan:

a. Setiap siswa mendapatkan kartu yang isinya berupa pertanyaan

atau jawaban.

b. Tiap siswa memikirkan pertanyaan atau jawaban dari kartu yang

dipegang

c. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya

selama 15 menit.

d. Siswa yang terlebih dahulu menemukan pasangan kartunya maka

mendapatkan poin

e. Siswa yang tidak dapat mencocokkan kartunya (atau siswa salah

mencocokkan kartunya) maka akan mendapatkan hukuman yang

telah ditentukan/disepakati sebelumnya.

f. Setelah dicocokkan setiap pasangan membacakan kartu mereka

kemudian pasangan yang lain menjawab pertanyaan tersebut. Jika

cocok maka pasangan yang menjawab akan mendapatkan poin.

Pada tahap ini bertujuan agar siswa dapat

Page 53: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

mempertanggungjawabkan jawaban mereka dan dapat

mengetahui kesalahan jika mereka salah mencocokkan.

g. Terakhir, setiap pasangan menghitung poin yang mereka

dapatkan, dan pasangan yang mengumpulkan poin paling banyak

akan mendapatkan hadiah. Tahap ini bertujuan untuk memotivasi

dan memberi penghargaan kepada siswa sebagai keberhasilannya.

( Kegiatan ini berlangsung sekitar 45 menit ).

c) Kegiatan Penutup

1. Guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan materi yang

kurang bisa dipahami.

2. Guru membuat ikhtisar/ rangkuman.

3. Setiap siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai

evaluasi pembelajaran (post test).

4. Siswa menyimpulkan tentang kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan dengan arahan guru.

( Kegiatan ini berlangsung sekitar 20 menit ).

3) Pengamatan/observasi

Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas dengan

menggunakan lembar pengamatan (observasi) yang sudah disiapkan.

4) Refleksi

Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis terhadap hasil tes

pada siklus 2, hasil observasi kinerja guru dan hasil observasi aktifitas

siswa. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada siklus 2, ternyata

penggunaan metode “make a match” telah berhasil meningkatkan

pemahaman konsep peta secara maksimal. Pada siklus II ketuntasan

klasikal yang diperoleh telah mencapai 93,02% sehingga peneliti tidak

perlu melanjutkan pada siklus berikutnya karena hasil yang diperoleh

siswa telah mencapai nilai KKM yang ditentukan oleh guru.

Page 54: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3. Pengamatan

Dalam kegiatan proses belajar mengajar yang menggunakan metode

“make a match” ini untuk mengetahui perkembangan serta keberhasilan sesuai

dengan tujuan, maka akan selalu diadakan pengamatan. Pengamatan ini dilakukan

oleh guru itu sendiri maupun observer (rekan guru) dengan menggunakan lembar-

lembar kegiatan pengamatan yang sudah dipersiapkan.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Refleksi dalam

penelitian adalah supaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi, yang dihasilkan.

Refleksi dilakukan berdasarkan:

a. Hasil observasi selama proses pembelajaran

b. Hasil belajar siswa

c. Tanggapan siswa tentang proses pembelajaran.

Hasil refleksi ini digunakan untuk mengambil langkah lebih lanjut dalam

mencapai tujuan penelitian. Dengan kata lain refleksi merupakan pengkajian

terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan untuk menentukan

tindakan selanjutnya. Refleksi dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang

terulang pada tindakan selanjutnya.

I. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi

kriteria adanya peningkatan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD

Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta, hal ini bisa dibuktikan dengan siswa dapat

mengerjakan soal-soal yang diberikan guru dengan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) untuk mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan Jebres

Surakarta yaitu ≥ 63 dengan ketuntasan belajar klasikal 80%. Meningkatnya hasil

belajar siswa yang ditunjukkan dengan terlampauinya skor minimal ketuntasan

yaitu nilai rata-rata kelas 63 dan sekurang-kurangnya 80 % siswa memperoleh

Page 55: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

nilai 63 atau lebih. Hal ini juga ditandai dengan adanya proses KBM yang lebih

baik dan menyenangkan, siswa berpartisipasi aktif dalam KBM dengan persentase

aktivitas siswa dalam pembelajaran > 80 %.

Page 56: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Letak Sekolah

SD Negeri 04 Kepatihan terletak di desa Kepatihan kecamatan Jebres

kotamadya Surakarta. Alasan yang mendasari penelitian ini dilaksanakan di

SD Negeri 04 Kepatihan adalah karena pembelajaran dengan metode make a

match belum pernah dilaksanakan di SD Negeri 04 Kepatihan Jebres

Surakarta.

b. Kondisi Sekolah

SD Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta mempunyai 6 ruang kelas, 1

UKS, 1 perpustakaan, 1 gudang, 1 rumah dinas penjaga dan 5 WC dan

masing-masing masih dalam kondisi cukup baik. SD Negeri 04 Kepatihan

dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan jumlah tenaga pengajar 6 guru

kelas, 1 guru PAI, 2 guru olah raga dan 1 orang penjaga sekolah. Jumlah

seluruh siswa SD Negeri 04 Kepatihan pada tahun ajaran 2011/2012 adalah

263 siswa yang terdiri dari kelas I sebanyak 42 siswa, kelas II sebanyak 44

siswa, kelas III sebanyak 42 siswa, kelas IV sebanyak 43 siswa, kelas V

sebanyak 45 siswa dan kelas VI sebanyak 47 siswa.

2. Deskripsi Pra Penelitian

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti

melakukan kegiatan pengamatan di kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan Jebres

Surakarta dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang terjadi di

lapangan. Dalam tahapan ini peneliti melakukan tes awal untuk mengetahui

hasil belajar siswa sebelum pembelajaran dengan metode make a match.

Berikut ini peneliti sajikan frekuensi data nilai pemahaman konsep

peta siswa kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta yang diperoleh

sebelum dilaksankan penelitian.

Page 57: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Peta Siswa Kelas

IV SD Negeri 04 Kepatihan Pra Penelitian

No Nilai Perolehan Frekuensi Persentase (%)

1 30 - 39 14 32,56

2 40 - 49 14 32,56

3 50 - 59 12 27,90

4 60 - 69 3 6,98

Jumlah 43 100

Frekuensi

60-69

32.56

27.9

6.98

32.56

10

8

6

4

14

(Interval Nilai)

2

30-39 40-49 50-59

12

Gambar 4.1 Histogram Pemahaman Konsep Peta Siswa Kelas IV SD Negeri 04

Kepatihan Pra Penelitian

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi dan histogram pemahaman

konsep peta siswa Kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan di atas menunjukkan

hasil yang diperoleh siswa pada kondisi awal atau pra penelitian masih sangat

jauh dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≤ 63) yang ditetapkan dengan

nilai rata-rata siswa hanya mencapai 40.93. Untuk lebih jelasnya dibawah ini

akan peneliti sajikan hasil analisis data yang diperoleh sebelum diadakan

tindakan:

Page 58: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tabel 4.2 Analisa Data Hasil Belajar Siswa Pra Penelitian

No. Jumlah

siswa

Nilai

tertinggi

Nilai

terendah

Nilai

rata-rata

kelas

Siswa yang tuntas Siswa yang

belum tuntas

Jumlah Persen

(%) jumlah

Persen

(%)

1. 43 60 30 40.93 0 0 43 100

Tabel 4.2 di atas menjelaskan bahwa belum ada satupun siswa telah

mencapai ketuntasan belajar (dibawah KKM ≤ 63), berarti di kelas IV SD

Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta ketuntasan klasikal masih 0%. Hal

tersebut tidak sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal untuk mata

pelajaran IPS yang telah ditetapkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) SD Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta yang

menyatakan bahwa seorang siswa dikatakan telah tuntas belajarnya apabila

telah mendapatkan nilai 63 dengan ketuntasan klasikal 80% siswa yang telah

mencapai KKM.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti berusaha untuk

meningkatkan pemahaman konsep peta siswa kelas IV SD Negeri 04

Kepatihan dan nilai IPS khususnya pada materi membaca peta lingkungan

setempat (kabupaten/kota, propinsi) menggunakan skala sederhana dengan

mengadakan penelitian di kelas IV menggunakan metode make a match. Hal

ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep peta siswa yang masih

rendah sehingga hasil pembelajarannya pun lebih memuaskan.

3. Deskripsi Siklus 1

a. Rencana Tindakan

Rencana tindakan pembelajaran merupakan langkah operasional awal

dari penelitian tindakan kelas yang disusun mengacu kepada hipotesis

tindakan. Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini bahwa metode make

a match dapat meningkatkan meningkatkan pemahaman konsep peta siswa

kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta.

Page 59: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran, ada beberapa kegiatan

awal yang direncanakan dan perlu disiapkan secara baik agar pelaksanaan

tindakan pembelajaran berjalan lancar. Adapun kegiatan yang dilakukan

meliputi:

1) Mensosialisasikan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan

metode make a match.

2) Menentukan materi pembelajaran siklus I sesuai dengan program tahunan

dan program semester dalam pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri 04

Kepatihan Jebres Surakarta.

3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan skenario

pembelajaran yang menggunakan metode make a match.

4) Membuat lembar observasi untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang

diharapkan muncul/berkembang pada siklus I.

5) Menyamakan persepsi observer terhadap lembar observasi yang dibuat.

6) Menyiapkan tes hasil belajar untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam

pencapaian kompetensi.

7) Membuat media kartu yang disesuaikan dengan konteks materi peta dan

simbol-simbol pada peta.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan tindakan yang merupakan

implementasi dari skenario pembelajaran dan perencanaan yang telah dibuat.

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam 2X (dua kali)

pertemuan, dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x 35 menit, yang

dilaksanakan pada hari Senin tanggal 3 September dan hari Senin tanggal 10

September 2012.

Pertemuan ke-1

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari

Senin tanggal 3 September 2012 dengan skenario tindakan sebagai berikut :

Page 60: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

1) Pendahuluan (5 menit)

Pembelajaran diawali dengan presensi kelas oleh guru,

memberikan apersepsi dengan cara melakukan tanya jawab tentang peta

dengan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari, memotivasi

siswa dengan menyanyikan lagu “Dari Sabang sampai Merauke” dan

memberikan beberapa pertanyaan tentang materi hari itu. Guru

menyampaikan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

Selanjutnya guru menyampaikan orientasi tujuan pembelajaran hari itu dan

menjelaskan langkah-langkah metode make a match kepada siswa.

2) Kegiatan Inti (45 menit)

a. Eksplorasi

1. Siswa mengamati peta yang disajikan kemudian menemukan

komponen-komponen dalam peta.

2. Siswa berkelompok untuk mencoba menemukan komponen-

komponen peta Kabupaten.

b. Elaborasi

1. Dalam kelompok siswa mendiskusikan simbol-simbol dalam peta.

2. Guru membagikan kartu yang telah disiapkan:

a) Setiap siswa mendapatkan kartu yang isinya berupa pertanyaan

atau jawaban.

b) Tiap siswa memikirkan pertanyaan atau jawaban dari kartu yang

dipegang

c) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya

selama 15 menit.

d) Siswa yang terlebih dahulu menemukan pasangan kartunya maka

mendapatkan poin

e) Siswa yang tidak dapat mencocokkan kartunya (atau siswa salah

mencocokkan kartunya) maka akan mendapatkan hukuman yang

telah ditentukan/disepakati sebelumnya.

Page 61: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

f) Setelah dicocokkan setiap pasangan membacakan kartu mereka

kemudian pasangan yang lain menjawab pertanyaan tersebut. Jika

cocok maka pasangan yang menjawab akan mendapatkan poin

g) Terakhir, setiap pasangan menghitung poin yang mereka

dapatkan, dan pasangan yang mengumpulkan poin paling banyak

akan mendapatkan hadiah.

3. Membuat laporan hasil diskusi kelompok secara tertulis.

c. Konfirmasi

1. Guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan materi yang

kurang bisa dipahami.

2. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap kegiatan

siswa.

3) Penutup (15 menit)

Untuk mengakhiri pembelajaran guru melakukan beberapa

kegiatan antara lain : guru membuat ikhtisar/rangkuman dan siswa

menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, kemudian

guru memberikan penugasan untuk mempelajari materi pertemuan

berikutnya. Selanjutnya dilakukan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui

ketercapaian tujuan pembelajaran.

Pertemuan ke-2

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ke-2 dilaksanakan pada

hari Senin tanggal 10 September 2012. Pada pertemuan ke-2 ini rumusan

standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator maupun tujuan

pembelajaran sama dengan rencana pelaksanaan pembelajaran pada

pertemuan ke-1. Hal yang membedakan pertemuan ke-2 dengan pertemuan

ke-1 terletak pada materi yang dipelajar yaitu materi tentang mengukur

jarak suatu tempat dengan skala sederhana. Adapun skenario tindakan

pada pertemuan ke-2 ini adalah sebagai berikut :

Page 62: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

1) Pendahuluan (5 menit)

Pembelajaran diawali dengan presensi kelas oleh guru,

memberikan apersepsi dengan cara melakukan tanya jawab tentang materi

pada pertemuan ke-1, memotivasi siswa pentingnya mengetahui materi

mengukur jarak suatu tempat dengan skala sederhana serta memberikan

beberapa pertanyaan tentang materi hari itu. Selanjutnya guru

menyampaikan orientasi tujuan pembelajaran hari itu dan menjelaskan

langkah-langkah mengukur jarak suatu tempat dengan skala sederhana

kepada siswa.

2) Kegiatan Inti (45 menit)

a. Eksplorasi

1. Siswa mengamati peta lingkungan setempat (Kab/ Kota/ Provinsi

yang disajikan.

2. Siswa berkelompok untuk mencoba menghitung jarak tempat dengan

menggunakan skala sederhana.

b. Elaborasi

1. Dalam kelompok siswa berdiskusi untuk menghitung jarak suatu

tempat dengan menggunakan skala sederhana.

2. Guru membagikan kartu yang telah disiapkan:

a) Setiap siswa mendapatkan kartu yang isinya berupa pertanyaan

atau jawaban.

b) Tiap siswa memikirkan pertanyaan atau jawaban dari kartu yang

dipegang

c) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya

selama 15 menit.

d) Siswa yang terlebih dahulu menemukan pasangan kartunya maka

mendapatkan poin

e) Siswa yang tidak dapat mencocokkan kartunya (atau siswa salah

mencocokkan kartunya) maka akan mendapatkan hukuman yang

telah ditentukan/disepakati sebelumnya.

Page 63: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

f) Setelah dicocokkan setiap pasangan membacakan kartu mereka

kemudian pasangan yang lain menjawab pertanyaan tersebut. Jika

cocok maka pasangan yang menjawab akan mendapatkan poin

g) Terakhir, setiap pasangan menghitung poin yang mereka

dapatkan, dan pasangan yang mengumpulkan poin paling banyak

akan mendapatkan hadiah.

3. Membuat laporan hasil diskusi kelompok secara tertulis.

c. Konfirmasi

1. Guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan materi yang

kurang bisa dipahami.

2. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap kegiatan

siswa.

3) Penutup (20 menit)

Untuk mengakhiri pembelajaran guru melakukan beberapa

kegiatan antara lain : (1) guru membuat ikhtisar/rangkuman dan siswa

menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, kemudian

guru memberikan penugasan untuk mempelajari materi pertemuan

berikutnya. Selanjutnya memberikan tindak lanjut serta memberikan

evaluasi hasil belajar untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.

c. Hasil Pengamatan atau Observasi

Hasil pengamatan pada siklus I secara terperinci sebagai berikut :

1). Hasil Penelitian Tes Siklus I (Hasil Belajar)

Hasil perolehan yang dicapai siswa terhadap hasil belajarnya dapat kita

lihat dalam tabel 4.3 dibawah ini.

Page 64: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Peta Siswa Kelas

IV SD Negeri 04 Kepatihan Siklus I

No Nilai Perolehan Frekuensi Persentase (%)

1 40 - 52 12 27,91

2 53 - 65 20 46,51

3 66 - 78 8 18,60

4 79 - 91 3 6,98

Jumlah 43 100

Frekuensi

79-91

18

20

18.6

27.91

46.51

6.98

10

8

6

4

14

16

(Interval Nilai)

2

40-52 53-65 66-78

12

Gambar 4.2 Histogram Pemahaman Konsep Peta Siswa Kelas IV SD Negeri 04

Kepatihan Siklus I

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan histogram di atas

menunjukkan hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan pada

siklus I sudah mengalami peningkatan dibandingkan hasil pada kondisi awal

atau pra penelitian. Meskipun begitu masih sangat jauh dari Kriteria

Page 65: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dengan nilai rata-rata siswa

hanya mencapai 60.18. Untuk lebih jelasnya akan peneliti sajikan hasil

analisis data yang diperoleh pada siklus I sebagaimana dibawah ini:

Tabel 4.4 Analisa Data Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Jumlah

siswa

Nilai

tertinggi

Nilai

terendah

Nilai

rata-

rata

kelas

Siswa yang

tuntas

Siswa yang

belum tuntas

Jumlah Persen

(%) jumlah

Persen

(%)

1. 43 82.50 40 60,18 13 30,23 30 69,77

Bila digambar dalam bentuk diagram prosentase ketuntasan belajar siswa

adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3. Diagram Prosentase Ketuntasan Siswa Siklus I

Diagram di atas menunjukkan bahwa siswa yang belum tuntas atau

belum mencapai KKM sebesar 69,77% atau 30 siswa sedangkan siswa yang

telah tuntas belajarnya baru 30,23% atau 13 siswa. Rata-rata hasil belajar

siswa pada siklus I ini sebesar 60,18%. Berdasarkan hasil tes tersebut maka

pada siklus I ini keberhasilan penelitian belum tercapai. Namun jika

dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan penelitian maka terjadi

peningkatan hasil belajar yang cukup mengembirakan.

30,23%

69,77%

PROSENTASE KETUNTASAN SISWA

Siswa yangtuntas

Siswa yangbelum tuntas

Page 66: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Pada pra penelitian ketuntasan klasikal 0% namun pada siklus I ini

menjadi 30,23% berarti terjadi peningkatan sebesar 30,23%. Peningkatan

ketuntasan kelas ini terjadi karena siswa mengkonstruksi pengetahuannya

sendiri dan bekerjasama dengan temannya sehingga siswa memahami materi

bukan mengingat materi. Kondisi seperti ini akan meningkatkan daya serap

siswa terhadap materi pembelajaran, Peningkatan daya serap siswa ini akan

berdampak pada kemampuan memecahkan soal tes.

2). Hasil Pengisian Angket Aktivitas Siswa terhadap Pembelajaran dengan

metode Make a Match.

Hasil analisis angket aktivitas siswa terhadap pembelajaran materi

pokok peta dan komponen-komponennya dengan metode Make a Match

seperti tabel 4.5 dibawah ini.

Tabel 4.5 Presentase Aktivitas Siswa terhadap Pembelajaran Metode

Make a Match Siklus I

No. Aspek yang diamati

SIKLUS I

Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-1

Presentase Kategori Presentase Kategori

1 Keantusiasan dalam

pembelajaran 59 % Kurang 68 % Kurang

2 Perhatian terhadap

materi yang dijelaskan 69 % Kurang 88 % Baik

3 Kerjasama dalam

kelompok 52 % Kurang 82 % Baik

4 Kemauan untuk

menyampaikan

pendapat

59 % Kurang 74 % Baik

5 Kesungguhan dalam

menyelesaikan tugas 66 % Kurang 78 % Baik

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa dari pertemuan ke-1 sampai

pertemuan ke-2 antusias siswa dalam pembelajaran masih dalam kategori

kurang (63.5%), sedangkan untuk empat aspek lainnya sudah dalam kategori

baik. Hal ini terjadi karena pembelajaran pada materi pokok peta dan

komponen-komponennya dengan metode make a match sesuai dengan

Page 67: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

karakteristik siswa SD yang pada umumnya mereka ingin didengar suaranya,

dihargai, diakui keberadaannya dan selalu ingin tahu.

Dari tabel di atas peneliti menyimpulkan bahwa peneliti perlu

meningkatkan lagi aspek antusias siswa dalam belajar pada siklus berikutnya,

karena pada siklus ini antusias siswa dalam belajar belum dilakukan oleh

siswa secara maksimal. Hal ini didasarkan pada kenyataan yang menunjukkan

bahwa semakin besar semangat dan antusias siswa dalam mengikuti

pembelajaran akan membawa dampak pada peningkatan hasil belajar siswa

tersebut.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan, hasil nilai tes akhir siklus, angket sikap

siswa, dan wawancara informal dengan siswa, pada siklus 1 diperoleh refleksi

pembelajaran sebagai berikut :

1) Kelebihan

Kelebihan atau kebaikan yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan siklus ini

antara lain :

a) Keterampilan kooperatif atau kerjasama siswa mulai berkembang. Hal ini

terjadi karena guru memfasilitasi siswa untuk bekerjasama dengan

temannya.

b) Siswa mulai antusias memperhatikan pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari

partisipasi siswa yang mulai berkembang, dan hasil pengamatan yang

menunjukkan bahwa 88.00% siswa memperhatikan materi yang sedang

dijelaskan dan 78,00% siswa mempunyai kesungguhan dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

c) Hasil belajar siswa mengalami peningkatan, walaupun belum signifikan

dan masih sangat jauh dari KKM yang ditetapkan. Hal ini bisa dilihat dari

hasil tes awal yang menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal hanya 0%

menjadi 30,23% pada siklus 1, berarti terjadi peningkatan sebesar 30,23%.

Kelebihan-kelebihan yang ditemukan pada siklus 1 ini akan tetap

dipertahankan dan diupayakan untuk lebih ditingkatkan lagi.

Page 68: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

2) Kekurangan

Kekurangan yang ditemukan pada siklus 1 ini antara lain :

a) Perencanaan waktu yang kurang tepat. Pada pelaksanaannya, siswa

membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencocokkan jawabannya

dengan temannya dan presentasi sehingga guru kekurangan waktu untuk

mempertegas materi.

b) Pergeseran siswa ketika mencari pasanggannya masih belum terkoordinir

sehingga terlihat kacau. Hal ini terjadi karena guru tidak memberikan

batasan waktu.

c) Kekurangan buku sumber. Siswa tidak menggunakan buku sumber dalam

pembelajaran, siswa hanya menggunakan Materi yang dibagikan oleh guru

sehingga keluasan dan kedalaman materi yang disajikan siswa dalam

pembahasan masih kurang.

d) Ketuntasan klasikal belum tercapai karena ketuntasan klasikal masih

25.85% mencermati berbagai kekurangan yang ditemukan pada siklus I ini

maka perlu ditindaklanjuti lagi dengan penelitian pada siklus II. Hasil

refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk merevisi skenario pembelajaran

pada siklus selanjutnya.

4. Deskripsi Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu

pada hari Rabu tanggal 12 September dan hari Sabtu tanggal 15 September

2012. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Penelitian

pada siklus II ini merupakan rancangan terevisi dari siklus I yang bertujuan

untuk memperbaiki peggunaan metode make a match dalam proses

pembelajaran siswa kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan yang belum optimal.

Dengan perbaikan di siklus II ini diharapkan metode make a match terjadi

peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I yang pada akhirnya motivasi

belajar siswa meningkat pula. Adapun tahapan-tahapan dalam siklus II ini

juga masih sama seperti pada siklus I yaitu perencanaan, pelaksanaan

tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan Siklus II meliputi :

Page 69: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka perencanaan tindakan yang

dilakukan peneliti antara lain :

1) Membuat Perencanaan Pembelajaran/Skenario pembelajaran sesuai

dengan Kompetensi Dasar yang akan dilaksanakan dengan

mengakomodasi kekurangan pada siklus I.

2) Perbaikan perencanaan yang dilakukan pada siklus II ini terutama pada

pembagian waktu dan pergeseran siswa dalam mencari pasangannya.

Pembagian waku perlu direncanakan ulang karena pada siklus I

perencanaan waktu kurang tepat sehingga alokasi waktu sebagian besar

digunakan untuk mencockkan jawaban dan presentasi, akibatnya pada

saat pembahasan dan penguatan hasil diskusi oleh guru terjadi

kekurangan waktu.

3) Pergeseran siswa dalam mencari pasangannya juga perlu direncanakan

ulang karena pada Siklus I pergeseran siswa dalam mencari

pasangannya belum terkoordinir sehingga terlihat kacau dan pembagian

waktunya belum bagus. Sebagai perbaikan, pada siklus II ini pergeseran

waktu akan dikoordinir oleh guru dengan memberikan batas waktu

dalam mencari pasangan, mencocokkan jawaban dan mempresentasikan

hasilnya.

4) Membuat instrumen yang digunakan untuk penialaian hasil belajar dan

pengamatan pada siklus II

5) Membuat Media Kartu yang disesuaikan dengan konteks materi yaitu

memperbesar dan memperkecil peta.

6) Mengumumkan materi pada siswa dan meminta siswa untuk mencari

buku sumber atau sumber-sumber lain yang relevan dengan materi

“Memperbesar dan Memperkecil Peta”. Hal ini dilakukan sebagai

upaya agar pembahasan materi siswa lebih luas dan mendalam.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II dibagi menjadi dua kali pertemuan.

Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 September 2012

Page 70: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dan pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 15 September

2012. Pelaksanaan Siklus II menggunakan skenario tindakan sebagai

berikut :

Pertemuan ke-1

1) Pendahuluan (5 menit)

Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan presensi kelas oleh

guru. Guru kemudian mengingatkan cara penilaian yang akan

digunakan. Guru memberikan apersepsi dengan cara mengaitkan

materi pelajaran dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Motivasi dilakukan oleh guru dengan memberikan beberapa

pertanyaan pada siswa. Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan

pembelajaran.

2) Kegiatan inti (45 menit)

a. Eksplorasi

1. Siswa mengamati skala pada sebuah peta yang disajikan.

2. Siswa berkelompok untuk mencoba memperbesar dan

memperkecil peta dengan bantuan garis-garis koordinat.

b. Elaborasi

1. Dalam kelompok siswa berdiskusi untuk memperbesar dan

memperkecil peta dengan bantuan garis-garis koordinat.

2. Guru membagikan kartu yang telah disiapkan:

a) Setiap siswa mendapatkan kartu yang isinya berupa

pertanyaan atau jawaban.

b) Tiap siswa memikirkan pertanyaan atau jawaban dari kartu

yang dipegang

c) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan

kartunya selama 15 menit.

d) Siswa yang terlebih dahulu menemukan pasangan kartunya

maka mendapatkan poin

Page 71: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

e) Siswa yang tidak dapat mencocokkan kartunya (atau siswa

salah mencocokkan kartunya) maka akan mendapatkan

hukuman yang telah ditentukan/disepakati sebelumnya.

f) Setelah dicocokkan setiap pasangan membacakan kartu

mereka kemudian pasangan yang lain menjawab pertanyaan

tersebut. Jika cocok maka pasangan yang menjawab akan

mendapatkan poin

g) Terakhir, setiap pasangan menghitung poin yang mereka

dapatkan, dan pasangan yang mengumpulkan poin paling

banyak akan mendapatkan hadiah.

3. Membuat laporan hasil diskusi kelompok secara tertulis.

c. Konfirmasi

1. Guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan materi

yang kurang bisa dipahami.

2. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap kegiatan

siswa

3) Penutup (20 menit)

Penutup pembelajaran meliputi kegiatan antara lain : guru

bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran, kemudian

guru melakukan refleksi dengan menanyakan kesan-kesan siswa

terhadap pembelajaran yang telah diikuti. Guru memberikan

penugasan untuk mempelajari materi pertemuan berikutnya. Pada

akhir pertemuan kegiatan penutup dilakukan dengan pemberian tes

hasil belajar untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.

Pertemuan ke-2

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ke-2 dilaksanakan pada

hari Sabtu tanggal 15 September 2012. Pada pertemuan ke-2 ini rumusan

standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator maupun tujuan

pembelajaran sama dengan rencana pelaksanaan pembelajaran pada

pertemuan ke-1. Hal yang membedakan pertemuan ke-2 dengan pertemuan

Page 72: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

ke-1 terletak pada materi yang dipelajar yaitu materi tentang simbol-

simbol peta dan memperbesar serta memperkecil peta dengan bantuan

garis koordinat. Adapun skenario tindakan pada pertemuan ke-2 ini adalah

sebagai berikut :

1) Pendahuluan (5 menit)

Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan presensi kelas oleh

guru. Guru kemudian mengingatkan cara penilaian yang akan

digunakan. Guru memberikan apersepsi dengan cara mengaitkan

materi pelajaran dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Motivasi dilakukan oleh guru dengan memberikan beberapa

pertanyaan pada siswa. Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan

pembelajaran.

2) Kegiatan inti (45 menit)

a. Eksplorasi

1. Siswa mengamati sebuah peta yang disajikan.

2. Siswa berkelompok untuk memahami peta dan unsur-unsurnya.

b. Elaborasi

1. Dalam kelompok siswa berdiskusi untukmemahami peta dan

unsur-unsurnya.

2. Guru membagikan kartu yang telah disiapkan:

a) Setiap siswa mendapatkan kartu yang isinya berupa

pertanyaan atau jawaban.

b) Tiap siswa memikirkan pertanyaan atau jawaban dari kartu

yang dipegang

c) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan

kartunya selama 15 menit.

d) Siswa yang terlebih dahulu menemukan pasangan kartunya

maka mendapatkan poin

e) Siswa yang tidak dapat mencocokkan kartunya (atau siswa

salah mencocokkan kartunya) maka akan mendapatkan

hukuman yang telah ditentukan/disepakati sebelumnya.

Page 73: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

f) Setelah dicocokkan setiap pasangan membacakan kartu

mereka kemudian pasangan yang lain menjawab pertanyaan

tersebut. Jika cocok maka pasangan yang menjawab akan

mendapatkan poin

g) Terakhir, setiap pasangan menghitung poin yang mereka

dapatkan, dan pasangan yang mengumpulkan poin paling

banyak akan mendapatkan hadiah.

3. Membuat laporan hasil diskusi kelompok secara tertulis.

c. Konfirmasi

1. Guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan materi

yang kurang bisa dipahami.

2. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap kegiatan

siswa.

3) Penutup (20 menit)

Penutup pembelajaran meliputi kegiatan antara lain : guru

bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran, kemudian

guru melakukan refleksi dengan menanyakan kesan-kesan siswa

terhadap pembelajaran yang telah diikuti. Guru memberikan

penugasan untuk mempelajari materi pertemuan berikutnya. Pada

akhir pertemuan ke-2 ini kegiatan penutup dilakukan dengan

pemberian tes hasil belajar untuk mengetahui ketercapaian tujuan

pembelajaran. Setelah selesai mengerjakan tes siswa mengisi angket

sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan metode Make a

Match.

c. Hasil Pengamatan atau Observasi

Hasil pengamatan pada siklus II secara terperinci sebagai berikut :

1) Hasil Penilaian Tes Siklus (Hasil Belajar)

Hasil analisis terhadap data hasil belajar siswa siklus II

dijelaskan seperti tabel 4.6 di bawah ini.

Page 74: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 4.6 Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Peta Siswa

Kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan Siklus II

No Nilai Perolehan Frekuensi Persentase (%)

1 55 - 65 7 16,28

2 66 - 76 14 32,56

3 77 - 87 14 32,56

4 88 - 98 8 18,60

Jumlah 43 100

Frekuensi

32.56

16.28

88-98

14

(Interval Nilai)

2

55-65 66-76 77-87

12

18.6

32.56

10

8

6

4

Gambar 4.4 Histogram Pemahaman Konsep Peta Siswa Kelas IV

SD Negeri 04 Kepatihan Siklus II

Daftar nilai pada tabel 4.6 menunjukkan hasil yang diperoleh siswa

setelah dilakukan tindakan pada siklus II sudah mengalami peningkatan yang

cukup signifikan dibanding hasil pada pada siklus I. Dari nilai rata-rata siswa

pada Siklus I yang hanya mencapai 60.18 meningkat menjadi 77.20 nilai rata-

rata siswa pada Siklus II. Untuk lebih jelasnya akan peneliti sajikan hasil analisis

data yang diperoleh pada siklus I sebagaimana dibawah ini:

Page 75: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 4.7 Analisa Data Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Jumlah

siswa

Nilai

tertinggi

Nilai

terendah

Nilai

rata-

rata

kelas

Siswa yang

tuntas

Siswa yang

belum tuntas

Jumlah Persen

(%) jumlah

Persen

(%)

1. 43 97.5 55 77,20 40 93.02 3 6.98

Bila digambar dalam bentuk diagram prosentase ketuntasan belajar siswa

adalah sebagai berikut:

Gambar 4.5 Diagram Prosentase Ketuntasan Siswa Siklus II

Dari gambar 4.5 di atas menunjukkan bahwa siswa yang belum tuntas

atau belum mencapai KKM adalah 6.98% atau 3 siswa sedangkan yang telah

tuntas belajarnya 93.02% atau 40 siswa. Rata-rata hasil belajar siswa pada

siklus II keberhasilan penelitian telah mencapai 62,79% dari tindakan sebelumya

atau dari siklus I sebesar 30,23% menjadi 93,02 pada siklus II.

Ketercapaian ketuntasan klasikal ini disebabkan oleh peningkatan kualitas

pembelajaran yang ditunjukkan oleh interaksi yang harmonis antara guru dengan

siswa dan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.

93.02%

6.98%

PRESENTASE KETUNTASAN SISWA

Siswa yangtuntas

Siswa yangbelum tuntas

Page 76: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

2) Hasil Pengisian Angket Aktivitas Siswa terhadap Pembelajaran

dengan metode Make a Match.

Hasil analisis angket sikap siswa terhadap pembelajaran

dengan metode Make a Match siklus II seperti tabel 4.8 dibawah ini.

Tabel 4.8 Presentase Aktivitas Siswa terhadap pembelajaran metode Make a

Match siklus II

No. Aspek yang diamati

SIKLUS II

Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2

Presentase Kategori Presentase Kategori

1 Keantusiasan dalam

pembelajaran 73 % Baik 81 % Baik

2 Perhatian terhadap

materi yang dijelaskan 75 % Baik 84 % Baik

3 Kerjasama dalam

kelompok 72 % Baik 83 % Baik

4 Kemauan untuk

menyampaikan

pendapat

60 % Kurang 80 % Baik

5 Kesungguhan dalam

menyelesaikan tugas 69 % Kurang 84 % Baik

Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa 81% siswa merasa senang

mengikuti pembelajaran dengan metode make a match. Disamping itu 83

% siswa menyatakan tertantang dengan tugas yang diberikan, dan 80 %

siswa menyatakan bahwa presentasi kelompok bermanfaat.

Siswa yang sulit memahami materi pada siklus II ini hanya 16%

siswa di kelas IV. hal ini berarti 84 % siswa merasa mudah memahami

materi. Disamping itu 84% siswa menyatakan bahwa dengan metode Make

a Match waktu pembelajaran lebih efektif. Kenyataan tersebut

menunjukkan bahwa siswa merasa senang mengikuti pembelajaran IPS

untuk materi membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota,

propinsi) menggunakan skala sederhana dengan menggunakan metode

Make a Match. Rasa senang merupakan motivasi bagi siswa untuk

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Partisipasi aktif siswa dalam

Page 77: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

pembelajaran merupakan proses membangun kemampuan individu dan

proses menumbuhkan kreativitas berpikir siswa. Dampak dari hal tersebut

adalah peningkatan hasil belajar siswa yang telah ditunjukkan oleh tabel 7

dan 8 di atas.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan, hasil analisis nilai tes akhir siklus

dan angket sikap siswa pada siklus II diperoleh refleksi pembelajaran

sebagai berikut :

1) Kelebihan

Kelebihan atau kebaikan yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan

siklus II ini antara lain :

1) Keterampilan kooperatif siswa semakin meningkat. Hal ini terjadi

karena guru semakin intensif dalam mendampingi dan memotivasi

siswa dalam kegiatan pembelajaran.

2) Siswa berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini

dapat dilihat dari peningkatan kualifikasi keterampilan kooperatif

siswa. Pada siklus II ini mayoritas siswa telah mencapai kategori

baik sebagaimana yang tertera pada tabel 9 di atas. Hasil angket

sikap siswa juga menunjukkan bahwa 81% siswa menyatakan

senang dengan pembelajaran yang menggunakan metode Make a

Match.

3) Hasil belajar siswa mengalami peningkatan, dan pada siklus II ini

ketuntasan klasikal telah tercapai. Siswa yang telah mencapai

KKM sebesar 93.02% atau 40 siswa dan siswa yang belum

mencapai KKM sebesar 6.98% atau 3 siswa.

4) Pembelajaran berorientasi pada siswa (student center). Hal ini

ditunjukkan oleh keterlibatan aktif siswa selama proses

pembelajaran. Siswa mengkonstruksi dan membangun

pengetahuannya melalui kerja sama dengan temannya.

5) Interaksi antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa

semakin harmonis.

Page 78: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

2) Kekurangan

Kekurangan yang masih ditemukan pada siklus II ini adalah

perencanaan waktu yang kurang tepat. Pada pelaksanaannya, siswa

membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencocokkan

jawabannya dengan temannya dan presentasi sehingga guru

kekurangan waktu untuk mempertegas materi..

Berdasarkan hasil refleksi siklus II tersebut dapat disimpulkan

bahwa indikator kinerja penelitian tindakan ini yang menyatakan bahwa

penelitian ini dikatakan berhasil bila 80% siswa mencapai KKM atau

tuntas belajarnya telah tercapai. Hal ini ditunjukkan oleh ketuntasan

klasikal pada siklus II ini sebesar 93.02%.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Data Hasil Evaluasi Pra Penelitian

Berdasarkan daftar nilai yang terdapat pada lampiran 2 halaman 75 dapat

diketahui bahwa hasil evaluasi pemahaman konsep peta pra peneliltian atau

sebelum diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode make a match

diperoleh rata-rata kelas sebesar 40,93 menunjukkan bahwa tidak ada satupun

siswa yang mendapat nilai ≥ 63 (KKM).

2. Data Hasil Evaluasi Siklus I

Berdasarkan daftar nilai yang terdapat pada lampiran 11 halaman 113

dapat diperoleh hasil evaluasi pemahaman konsep peta siklus I rata-rata kelas

adalah 60.18. Siswa yang mendapatkan nilai ≤ 63 (KKM) sebanyak 30 atau

69,77% dan siswa yang mendapatkan nilai ≥ 63 (KKM) sebanyak 13 siswa atau

30,23%.

3. Data Hasil Evaluasi Siklus II

Berdasarkan daftar nilai yang terdapat pada lampiran 20 halaman 152

dapat diperoleh hasil evaluasi pemahaman konsep peta siklus II rata-rata kelas

adalah 77.20. Siswa yang mendapatkan nilai ≤ 63 (KKM) sebanyak 3 siswa atau

Page 79: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

6.98% dan siswa yang mendapatkan nilai ≥ 63 (KKM) sebanyak 40 siswa atau

93.02%.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dengan melihat deskripsi hasil penelitian di atas, berdasarkan hasil

analisis pada siklus I dan II dapat dibuat perbandingan sebagai berikut :

1. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dari aspek kognitif yang menggambarkan keterserapan

materi oleh siswa diukur dengan tes hasil belajar atau tes siklus. Nilai tes

menentukan ketuntasan belajar siswa. Dalam penelitian ini, telah tercapai

ketuntasan klasikal pada siklus II yaitu sebesar 93.02%, berarti terdapat 93.02%

siswa yang telah mencapai KKM atau telah tuntas belajarnya. Hasil Belajar siswa

dapat dilihat pada lampiran 21 halaman 154.

Hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus II sudah

mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding hasil pada siklus I dan

sebelum dilakukan tindakan pra siklus. Dari nilai rata-rata siswa pada pra siklus

yang hanya mencapai 40.93 kemudian pada Siklus I hanya mencapai 60.18

meningkat menjadi 77.20 nilai rata-rata siswa pada Siklus II. Untuk lebih jelasnya

akan peneliti sajikan hasil analisis data yang diperoleh pada setiap siklus pada

tabel 4.9 di bawah ini:

Page 80: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 4.9 Prosentase Peningkatan Hasil Belajar Berdasarkan Nilai Tes

Tiap Siklus

Siklus Jumlah

siswa

Nilai

tertinggi

Nilai

terendah

Nilai

rata-

rata

kelas

Siswa yang

tuntas

Siswa yang

belum tuntas

Jumlah Persen

(%) jumlah

Persen

(%)

Pra 43 60 30 40.93 0 0 43 100

I 43 82.50 40 60.18 13 30.23 30 69.77

II 43 97.5 55 77.20 40 93.02 3 6.98

Supaya lebih jelas prosentase peningkatan hasil belajar berdasarkan nilai tes

per siklus akan peneliti sajikan dalam bentuk diagram batang sebagaimana

berikut:

Gambar 4.5 Diagram Prosentase Ketuntasan Siswa Tiap Siklus

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Pra siklus Siklus II Siklus II

Belum Tuntas

Tuntas

Page 81: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Dari tabel 4.9 dan gambar 4.5 di atas menunjukkan bahwa pada pra siklus

tidak ada seorang siswapun yang telah mencapai KKM atau 0%, kemudian pada

siklus I ketuntasan klasikal baru 30,23 % atau 13 siswa yang telah mencapai

KKM dan pada siklus II meningkat menjadi 93.20 % atau 40 siswa yang telah

mencapai KKM, berarti terjadi peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar

62,79% dari siklus I ke siklus II dan 93.20% dari pra siklus (sebelum

dilaksanakan tindakan) ke siklus II.

Peningkatan hasil belajar tersebut disebabkan oleh peningkatan kualitas

proses pembelajaran. Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di kelas.

Dalam proses pembelajaran tersebut keterampilan kooperatif siswa berkembang.

Disamping itu siswa mempunyai kesempatan untuk membangun dan

mengkonstruksi pengetahuannya, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan

pembimbing siswa. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara membangun sendiri

pengetahuannya akan lama mengendap dalam pikiran siswa dan memudahkan

siswa untuk menyerap materi.

Penggunakan metode make a macth dalam pembelajaran merangsang

siswa untuk berpikir kreatif dan menggunakan imajinasinya. Penggunaan

imajinasi dalam pembelajaran merupakan pemanfaatan belahan otak kanan siswa.

Metode Make a Match merupakan pembelajaran yang memperhatikan

keseimbangan belahan otak manusia, yaitu belahan otak kiri dan belahan otak

kanan. Pemanfaatan dua belahan otak siswa secara seimbang akan memudahkan

pencapaian tujuan belajar secara optimal.

Page 82: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

2. AKTIVITAS SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN IPS

DENGAN METODE MAKE A MATCH.

Aktivitas siswa terhadap pembelajaran IPS khususnya pada materi peta

dan komponen-komponennya dengan metode Make a Match sangat positif.

Berdasarkan hasil wawancara secara informal dengan siswa, siswa merasa santai

dalam pembelajaran namun siswa juga merasa khawatir kalau materi tidak selesai

karena dalam pembelajaran dengan metode Make a Match memerlukan waktu

yang relatif lama.

Guru juga merasa lebih nyaman dalam mengajar meskipun harus

membimbing siswa dalam pembelajaran. Beberapa siswa mengeluhkan adanya

siswa yang merasa malu dalam presentasi sehingga membuat pembelajaran

kurang menarik. Perbandingan persentase aktivitas siswa terhadap pembelajaran

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.10 Perbandingan Persentase Aktivitas Siswa terhadap Pembelajaran

dengan Metode Make a Match.

No. Aspek yang diamati

SIKLUS I

Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2

Presentase Kategori Presentase Kategori

1 Keantusiasan dalam

pembelajaran 73 % Baik 81 % Baik

2 Perhatian terhadap

materi yang dijelaskan 75 % Baik 84 % Baik

3 Kerjasama dalam

kelompok 72 % Baik 83 % Baik

4 Kemauan untuk

menyampaikan

pendapat

60 % Kurang 80 % Baik

5 Kesungguhan dalam

menyelesaikan tugas 69 % Kurang 84 % Baik

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa pada semua indikator mengalami

peningkatan, kecuali pada indikator kemauan untuk menyampaikan pendapat

masih dirasa kurang maksimal. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa

dan metode make a match masing terasa asing bagi siswa, sehingga siswa

kelihatan masih malu-malu dan belum berani dalam mengungkapkan gagasannya.

Page 83: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Upaya mengatasi hambatan-hambatan yang ada pada siklus I dilaksanakan

pada siklus II dengan memberikan informasi secara tepat dan bertahap, mengarah

dan membimbing kegiatan siswa dalam menemukan jawaban, memaksimalkan

kerja kelompok dan memberikan dorongan semangat kepada siswa agar mereka

lebih berani lagi dalam menyampaikan pendapat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa salah satu upaya untuk

meningkatkan pemahaman konsep peta pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV

SD Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta tahun ajaran 20011/2012 dengan

menerapkan metode make a match sudah mencapai hasil sebagaimana yang

diharapkan yaitu 80% siswa telah mencapai KKM.

Page 84: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam

pembelajaran dua siklus ini, dapat ditarik simpulan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan metode make a macth dapat meningkatkan pemahaman konsep peta

pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan Jebres Surakarta Tahun Ajaran

2011/2012. Peningkatan aktivitas belajar IPS siswa dapat dibuktikan dengan

meningkatnya skor angket aktivitas belajar IPS siswa yaitu: pada siklus I rata-rata

aktivitas belajar IPS siswa 69,80 atau kategori kurang, dan pada siklus II rata-rata

aktivitas belajar IPS siswa 82,40 atau kategori baik. Selain itu tingkat ketuntasan

belajar siswa juga mengalami peningkatan, pada kondisi awal yaitu tidak ada satu

siswapun atau 0% siswa yang tuntas (KKM ≥ 63) dengan rata-rata kelas 40,93

kemudian pada siklus I sebanyak 13 siswa atau 30,23 % siswa yang tuntas (KKM

≥ 63) dengan rata-rata kelas 60,18. Sedangkan pada siklus II sebanyak 40 siswa

atau 93,02 % siswa yang tuntas (KKM ≥ 65) dengan rata-rata kelas 77,20. Dengan

demikian, penerapan pembelajaran dengan metode make a match dapat

meningkatkan pemahaman konsep peta siswa kelas IV SD Negeri 04 Kepatihan

Jebres Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat diketahui bahwa penggunaan metode make a match efektif untuk

meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas IV Sekolah Dasar.

Dengan demikian, implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Pemanfaatan dan penggunaan metode make a macth dapat diteruskan dan

dibiasakan pada setiap guru yang mengajarkan IPS pada siswa kelas IV

Sekolah Dasar

Page 85: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

2. Adanya pembelajaran dengan metode make a macth harus dilaksanakan

dengan sebaik mungkin supaya siswa merasa senang dalam mengikuti

pembelajaran sehingga aktivitas belajar IPS siswa meningkat.

3. Teknik-teknik dalam mengoptimalkan pelaksanaan metode bermain peran

merupakan suatu solusi yang masih jarang dipakai oleh guru di sekolah dasar.

Dengan melihat kenyataan tersebut, maka perlu diadakan sosialisasi melalui

Kelompok Kerja Guru (KKG). Hal ini dikarenakan pembelajaran

menggunakan metode bermain peran sangat bermanfaat bagi guru-guru di

sekolah dasar.

4. Guru harus terampil mengatasi kendala yang ada dalam pembelajaran.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam rangka

ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan aktivitas belajar

IPS siswa pada mata pelajaran IPS, maka dapat disampaikan saran-saran:

1. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan

pembelajaran khususnya pembelajaran IPS untuk menerapkan metode make a

macth sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan hasil belajar menjadi

meningkat.

2. Bagi Guru

Guru dalam mengajar hendaknya harus melibatkan siswa dengan

menggunakan metode make a macth agar siswa merasa lebih dihargai dan

diperhatikan sehingga akan meningkatkan aktivitas belajar siswa. Dalam

kegiatan pembelajaran hendaknya siswa dimotivasi untuk mampu

mengungkapkan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

siswa akan mampu mengkonstruksikan pengalamannya ke dalam konsep

pelajaran yang sedang dipelajarinya.

Page 86: PENGGUNAAN METODE “MAKE A MATCH - digilib.uns.ac.id... · dapat meningkatkan pemahaman konsep peta pada siswa kelas IV SD Negeri 04 ... dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Guru dalam mengajar hendaknya berperan sebagai fasilitator dan

motifator yang mampu menyediakan pengalaman belajar yang

memungkinkan siswa bertanggungjawab dalam melakukan proses belajar.

3. Bagi Siswa

Siswa hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran atau

meningkatkan aktivitas belajar dalam pembelajaran, selalu mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan guru dan meningkatkan usaha belajar sehingga

dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

4. Bagi Orang Tua

Orang tua hendaknya selalu mendukung segala aktivitas belajar siswa

atau sarana belajar siswa. Peran serta dan perhatian orang tua sangat

menentukan keberhasilan pendidikan anak, sebab bersama orang tualah anak

lebih lama tinggal dari pada di sekolah bersama guru. Melalui bimbingan

orang tua di rumah, masukan, informasi tentang kemajuan dan kekurangan

anak tersebut, sangatlah diperlukan guru guna menunjang keberhasilan

pendidikan anak. Untuk itu kerjasama dan jalinan kekeluargaan antara orang

tua dan sekolah harus selalu dibina.