21
PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM BINAR ACADEMY (Studi Deskriptif: Sosialiasi Transformasi Digital pada Generasi Millennials) Najma Hasnah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta Email: [email protected] ABSTRACT Demand for access digital transformation knowledge for Bachelor and vocational school student very high nowadays. That the reason Binar Academy provide non-formal education school in Indonesian. Binar Academy activate PR strategy by utilizing Instagram to providing content about digital transformation. That reason made researcher interest to investigating more deeply how to manage Instagram @academybinar and the use of its data in future strategies. This study uses an approach based on the Social Media Management Chain model or commonly called the "Social Media Management Chain" proposed by Friedrichsen and Wolfgang (2013). In this model, social media management consists of supporting activities and four activity stages. In this study, researchers used descriptive qualitative research methods, data collection techniques used were in-depth interviews and non-participant observation. Researchers used the data analysis technique version of Miles and Huberman. The instrument test in this study uses source and method triangulation. The results of this study found that Binar Academy using one feature whose concept is called audience mapping on Instagram. In 2018, this will help Binar Academy's PR Marketing in making decisions. The fluctuating level of engagement rate also has an effect on the audience's view of Binar Academy itself. The conclusion of this research is PR Marketing Binar

PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM BINAR ACADEMY …takihumasunj.com/wp-content/uploads/2019/08/Najma-Hasnah.pdf · Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif

Embed Size (px)

Citation preview

PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM BINAR ACADEMY

(Studi Deskriptif: Sosialiasi Transformasi Digital pada Generasi

Millennials)

Najma Hasnah

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta

Email: [email protected]

ABSTRACT

Demand for access digital transformation knowledge for Bachelor and

vocational school student very high nowadays. That the reason Binar

Academy provide non-formal education school in Indonesian. Binar Academy

activate PR strategy by utilizing Instagram to providing content about digital

transformation. That reason made researcher interest to investigating more

deeply how to manage Instagram @academybinar and the use of its data in

future strategies. This study uses an approach based on the Social Media

Management Chain model or commonly called the "Social Media Management

Chain" proposed by Friedrichsen and Wolfgang (2013). In this model, social

media management consists of supporting activities and four activity stages. In

this study, researchers used descriptive qualitative research methods, data

collection techniques used were in-depth interviews and non-participant

observation. Researchers used the data analysis technique version of Miles

and Huberman. The instrument test in this study uses source and method

triangulation. The results of this study found that Binar Academy using one

feature whose concept is called audience mapping on Instagram. In 2018, this

will help Binar Academy's PR Marketing in making decisions. The fluctuating

level of engagement rate also has an effect on the audience's view of Binar

Academy itself. The conclusion of this research is PR Marketing Binar

Academy during the period 2018 - 2019 is still doing variations in providing

content. Suggestions in this research for Binar Academy as a PR Marketing of

social media are advised to increase interaction with the audience on

Instagram @academybinar.

Keywords: Social Media, Digital Transformation, Engagement Rate

ABSTRAK

Kebutuhan akan ilmu pengetahuan baru yang dapat diakses oleh lulusan S1

dan SMK untuk beradaptasi dengan lingkungan industri digital membuat Binar

Academy hadir untuk dapat memberikan suplemen dalam tatanan pendidikan

Indonesia. Binar Academy sendiri menggunakan strategi PR nya dengan

memanfaatkan instagram dengan memberikan konten berupa informasi

mengenai digital transformation untuk menjaring calon peserta didiknya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan berdasarkan model Social Media

Management Chain atau yang biasa disebut “Rantai Manajemen Media Sosial”

yang dikemukakan oleh Friedrichsen dan Wolfgang (2013). Dalam model ini,

Pengelolaan media sosial terdiri atas aktivitas pendukung dan empat tahap

aktivitas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian

kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

wawancara mendalam dan observasi non-partisipan. Peneliti mengunakan

teknik analisis data versi Miles dan Huberman. Uji instrumen dalam penelitian

ini menggunakan triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian ini adalah

Binar Academy menggunakan salah satu fitur yang konsepnya dinamakan

pemetaan audience di Instagram. Pada tahun 2018, hal tersebut membantu

PR Marketing Binar Academy dalam mengambil keputusan. Tingkat

engagement rate yang masih fluktuatif juga mempunyai pengaruh terhadap

pandangan audiens terhadap Binar Academy itu sendiri. Kesimpulan dari

penelitian ini adalah PR Marketing Binar Academy selama kurun waktu 2018 -

2019 masih melakukan variasi dalam memberikan konten. Saran dalam

penelitian ini bagi Binar Academy sebagai PR Marketing media sosial agar

meningkatkan interaksi dengan audience di Instagram @academybinar.

Kata Kunci: Sosial Media, Transformasi Digital, Engagement Rate

PENDAHULUAN

Kehadiran media sosial dan inovasi di internet membawa perubahan

terhadap praktik – praktik PR yang selama ini dilakukan. Bahkan Stuart Elliott

menulis di New York Times pada 20 November 2011 dengan judul yang

provokatif, yakni “Redefying Public Relations in the Age of Social Media”.

Nasrullah (2015 : 171-172) menyatakan bahwa dengan hadirnya media sosial,

diperlukan perubahan mendasar terhadap konsep dan praktik PR dan

perubahan itu harus pula dipahami oleh semua level dalam organisasi, mulai

dari staf sampai level manajemen tertinggi, seperti CEO atau malah pemilik

modal.

Akan hal itu terutama terkait dengan kurangnya peningkatan SDM

bertalenta IT di semua aspek dan sektor industri mendorong Binar Academy

berdiri di tahun 2017. Walaupun Binar Academy sendiri merupakan institusi

pendidikan vokasi tetapi pada perjalanannya Binar Academy mempunyai

bentuk organisasi yang terintegrasi. Hal ini dapat dilihat dari model institusi

berbentuk sosial bisnis yang terintegrasi sebagai lembaga konsultasi digital

transformasi dan lembaga penyaluran tenaga ahli di bidang IT ke perusahaan-

perusahaan yang sedang bertransformasi ke digital.

Dalam memberikan informasi mengenai institusi tersebut dan

membentuk kesadaran merek dari Binar Academy, institusi ini menggunakan

sosial media untuk dapat menjaring target siswa dan partner yang mendukung

terciptanya ekosistem digital. Secara umum, pengertian media sosial adalah

media online yang mendukung adanya interaksi sosial. Sosial media atau

media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah suatu

komunikasi ke dalam dialog interaktif.

5 tahun belakangan ini, media sosial yang paling banyak digunakan oleh

audiens di pengguna mobile phone adalah instagram. Instagram semakin

tumbuh tidak hanya sebagai platform bertukar foto tapi menjadi sebuah bentuk

PR baru dari berbagai macam brand karena jauh lebih interaktif dan tepat

sasaran dibanding media PR konvensional. Sejak diakuisisi facebook pada

tahun 2012, model bisnis instagram menjadi lebih kepada aktivasi iklan seperti

facebook. Hal ini dibantu dengan algoritma bisnis yang ditawarkan oleh

instagram untuk dapat dengan tepat membidik sasaran PR yang dilakukan

efektif dan efisien.

Instagram menjadi salah satu channel marketing dan public relations

yang dirasa relevan karena target audience-nya merupakan generasi

millennials atau umur produktif dibawah 30 tahun. Hal ini merupakan fenomena

yang menarik untuk diangkat dalam hal pengelolaan di Instagram yang

dilakukan Binar Academy sebagai pendidikan akademi non-formal dengan

program full scholarship. Cara mereka menggunakan media sosial dalam

mengenalkan Binar Academy, juga disertai dengan sosialisasi yang ada di

Instagram. Tetapi pertumbuhan followers yang ada di Instagram

@academybinar tidak diimbangi dengan interaksi yang ada, seperti jumlah

likes, dan comment di setiap postingan.

Peneliti merasa tertarik meneliti pengelolaan media sosial Binar

Academy dalam melakukan sosialisasi aktivitas transformasi digital bagi

generasi millennials karena Binar merupakan salah satu pioneer dalam

mengembangkan SDM di era revolusi industri 4.0. Dengan menggunakan

pendekatan rantai manajemen media sosial, peneliti tertarik untuk

menganalisis pengelolaan instagram Binar Academy sehingga strategi PR nya

dapat diukur tingkat keberhasilannya.

MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini yaitu :

Bagaimana pengelolaan media sosial Instagram Binar Academy?

TUJUAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

1. Mendeskripsikan pengelolaan media sosial Instagram dalam

memberikan sosialisasi dan kegiatan Binar Academy dalam

memberikan pengetahuan transformasi digital .

2. Mendeskripsikan tingkat keberhasilan PR Academy Binar dalam

pengelolaan media sosial instagram.

MANFAAT

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk kontribusi penelitian humas

dalam penggunaan media sosial, khususnya Instagram.

2. Penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan

untuk humas lainnya dalam melakukan publikasi melalui media sosial

khususnya instagram.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini

serupa dengan salah satu jenis pendekatan kualitatif, yaitu penelitian

lapangan. Selain itu peneliti juga menggunakan jenis penelitian deskriptif

karena berkaitan dengan metode penelitian kali ini, yaitu wawancara

mendalam, yang menggunakan analisis datanya berdasarkan kata - kata,

lisan, dan bukan angka.

Menurut Wahyuni (2016:8) pendekatan kualitatif adalah cara berpikir

umum tentang melakukan penelitian kualitatif. Ia menggambarkan, baik secara

eksplisit maupun implisit, tujuan penelitian kualitatif, peran peneliti, tahapan

penelitian, dan metode analisis data. Setidaknya ada tujuh jenis pendekatan

kualitatif: Etnografi, fenomenologi, penelitian lapangan, Grounded Theory,

studi kasus, penelitian sejarah, dan hermeneutika. Sedangkan Saebani

(2017:121) menjelaskan metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode

penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang

alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi karena

pada awalnya, metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang

antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif karena data yang

terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Menurut Sukmadinata (2009:18) penelitian deskriptif bertujuan

mendefinisikan suatu keadaan atau fenomena secara apa adanya. Jenis

penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena analisis datanya berupa

kata-kata tertulis atau lisan dan mempertimbangkan pendapat orang lain yang

biasa disebut dengan narasumber.

PEMBAHASAN

Binar Academy Sebagai Perusahaan Sosial

Binar Academy adalah perusahaan sosial yang memberikan beasiswa

yang sepenuhnya didanai bagi mereka yang memiliki keinginan besar untuk

belajar dan mendapatkan pengetahuan praktis dalam teknologi digital. Binar

Academy dibangun oleh Alamanda Shantika dan 4 pendiri lainnya. Melalui

Binar Academy, Indonesia dapat membuat langkah besar untuk membangun

masyarakat yang matang secara digital dan ekosistem teknologi yang sehat.

Binar Academy didirikan di Yogyakarta dan hingga di tahun 2019, Binar

sudah memiliki 2 cabang, Jakarta, Batam dan 1 tempat pelatihan di BSD.

Dengan teknologi yang semakin maju, Binar Academy percaya bahwa

transformasi digital merupakan tulang punggung misi Indonesia untuk menjadi

kekuatan ekonomi dunia. Dengan model bisnis memberikan investasi kepada

pelajarnya untuk memperoleh pelatihan vokasi dalam waktu tertentu, nantinya

pelajar Binar Academy akan dialokasikan ke perusahaan partner Binar

Academy. Hasil pendapatan dari pengalokasian tenaga ahli tersebut kemudian

akan diberikan kembali untuk investasi ke peserta didik di batch selanjutnya.

Penggunaan Instagram Sebagai Media untuk Menjaring Peserta Didik

Untuk Binar Academy sendiri, program pendidikan vokasi yang

dilakukan berfokus untuk menangani permasalahan skill gap yang terjadi di

dunia kerja dewasa ini. Binar Academy ingin membantu peserta didik dengan

latar belakang:

• Umur antara 18-24 dari berbagai latar belakang sosial dan pendidikan

• Minim pengalaman kerja/di bawah 1 tahun pengalaman kerja

• Masih awam dengan industri digital.

Gambar 4.1 Audience Persona dari Binar Academy untuk program free-scholarship

Oleh karena persona target peserta didik adalah golongan millennials,

maka pemilihan instagram sebagai PR dilakukan oleh Binar Academy untuk

dapat menyasar dengan cepat target audience yang dituju.

Instagram @academybinar dalam hal ini merupakan sosial media yang

dapat dikatakan cara penyampaiannya lebih segar, dan santai ketimbang

jejaring sosial lain yang dimiliki Binar, misalnya LinkedIn. Key Informan

menyampaikan bahwa target audience mereka bukan hanya mahasiswa tetapi

juga perusahaan. LinkedIn lah tempat yang tepat untuk Binar dalam

mempromosikan Binar Academy kepada perusahaan.

Hingga saat ini, Agustus 2019, Instagram @academybinar memiliki 485

posts, 16.373 followers, dan 7 following. Di instagram, Binar Academy

tergolong aktif dalam memberikan berbagai macam jenis kontenmengenai

digital transformations.

Pengelolaan Media Sosial Instagram sebagai strategi PR Marketing Binar

Academy

Instagram merupakan sebuah media sosial yang marak digunakan saat

ini. Perkembangan pesat yang dialami membuat perusahaan atau merek

dalam memanfaatkan Instagram sebagai media komunikasi. Hal ini juga yang

dilakukan oleh Binar Academy sebagai perusahaan sosial.

Berdasarkan wawancara mendalam yang peneliti lakukan terhadap key

informan. Tujuan Binar Academy di Instagram yaitu membuat suatu project

atau campaign yang dialami dengan tahap - tahap sebagai berikut:

1. Awareness

Awareness adalah membangun kesadaran, tahap ini ditujukan

untuk mencari perhatian audience setiap ada produk atau campaign

baru. Dengan Instagram @academybinar, diharapkan audience dapat

mengetahui urgensi skill yang dibutuhkan dalam industri 4.0 dan apa

saja jasa/aktivitas Binar Academy yang dapat diakses oleh calon

peserta didik.

2. Consideration.

Di Consideration, fokus utamanya adalah keuntungan yang

ditawarkan, tetapi keuntungan ini disampaikan secara halus, dan tidak

menggunakan iming - iming. Agar nantinya audience dapat tertarik.

3. Convertion

Tahap ini merupakan tahap penentuan untuk memprospek

audience. Audience ini dinamakan leads. dari leads ini Binar menyaring

lagi yang mana high quality dan yang low quality. Leads – leads tersebut

nantinya akan di follow-up melalui DM Instagram atau e-mail.

4. Retention.

Tahap ini merupakan upaya untuk mempertahankan Leads –

leads yang low quality. Menawarkan program batch baru untuk nantinya

mereka bergabung dengan Binar Academy.

Peneliti mengajukan pertanyaan perihal mengapa Binar melakukan

softselling dengan sosialisasi transformasi digital dibandingkan hardselling

mengenai service yang Binar Academy tawarkan di Instagram. Dalam hal ini,

Tamtomo Priyo Adi selaku key informan, mengemukakan alasan bahwa

Instagram @academybinar juga dimanfaatkan untuk menarik audience. Salah

satu caranya dengan membuat konten - konten yang edukatif , informasi

aktivitas kelas, ataupun cerita sukses peserta didik.

Dalam memanfaatkan instagram @academybinar, penulis juga

mendapatkan fakta dari key informan bahwa sampai saat ini Binar Academy

masih melakukan percobaan dalam memberikan konten di instagram. Hal ini

nantinya akan jadi pembahasan penulis berdasarkan data insight, dimana akan

berhubungan dengan pendekatan yang lebih tepat untuk target audience.

Dilihat dari interaksi yang ada di Instagram @academybinar, terjadi tren positif

dalam data engagement rate dari Q3 - Q4 2018 (July - Desember 2018). Tetapi

kemudian menurun pada Januari 2019 dan kemudian ada kenaikan di akhir Q1

2019 (Februari - Maret 2019) tetapi kemudian trendnya terus menurun dari Q2

- Q3 2019. Hal ini, menurut peneliti erat hubungannya dengan model konten

yang dibagikan dalam instagram @academybinar.

Dalam mengelola media sosial, seorang Marketing PR harus

mengetahui bagaimana proses produksi konten tersebut dibuat. Dalam hal ini,

key informan mendeskripsikan bagaimana proses pembuatan konten baginya.

Menurutnya, hal pertama yang biasa dilakukan yaitu drafting, dengan

melakukan planning dan ploting. Planning yang dilakukan key informan yaitu

dengan merencanakan perencanaan apa saja konten yang akan ditulis dalam

jangka waktu sebulan. Lalu, key informan melakukan ploting, ploting ini berupa

menentukan penempatan tanggal pada rincian konten yang akan diproses

lebih lanjut nantinya. Setelah itu, melakukan riset konten merupakan hal yang

wajib dilakukan. Dalam hal ini, riset konten merupakan pencarian sumber

konten dari artikel, studi ilmiah, hingga jurnal - jurnal dari lembaga konsultan

yang relevan dengan topik yang akan ditulis. Key informan juga menuturkan,

terkadang dalam memproduksi konten, key informan membaca dahulu di

beberapa jurnal atau studi ilmiah, lalu setelah itu topik tersebut dimasukan

dalam drafting.

Terkadang dalam menjalankan proses produksi pesan, pasti ada

kesulitan yang akan dialami seorang marketing PR. Tamtomo Priyo Adi

mengatakan banyak kesulitan yang dialaminya selama melakukan pembuatan

konten Instagram @academybinar. Kesulitan pertama yang dialaminya yaitu

harus banyak membaca berbagai sumber agar dapat menjadi konten yang

kredibel, untungnya hal ini tidak terlalu memberatkan key informan karena

ternyata kesulitan yang sesungguhnya ialah hanya beberapa dari tim-nya yang

memiliki hobi membaca. Hal ini akan menyulitkan kerjasama tim karena

dibutuhkan suatu argumentasi yang kritis dalam melakukan riset konten. Key

informan dalam hal ini juga memberikan contoh mengenai konsep visual yang

bagus dalam menyusun sebuah konten. Contoh yang diambil adalah Tirto.id.

Menurutnya, Tirto.id memiliki alur yang jelas, dan infografis yang menarik

sehingga pembaca paham apa yang mereka baca.

Peran Engagement Rate dalam Menganalisis Keberhasilan PR Binar

Academy di Instagram

Engagement Rate adalah sebuah indikator besar atau kecilnya interaksi

sebuah akun Instagram dengan followersnya. Melalui nilai Engagement Rate

yang diperoleh, peneliti dapat mengetahui seberapa besar pengaruh akun

tersebut terhadap followers (audience). Semakin tinggi nilai engagement rate,

maka bisa disimpulkan semakin besar pengaruh akun tersebut terhadap

followers.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data Engagement Rate untuk

melihat seberapa jauh PR Marketing @academybinar berinteraksi dengan

audience. Disini juga dilihat pertumbuhan followers yang ada di Instagram

@academybinar. Hasil yang didapat Instagram @academybinar mengalami

grafik yang cenderung tidak mengalami kenaikan, juga tidak mengalami

penurunan. Hal ini berbeda dengan pertumbuhan followers yang naik di

November 2018, lalu turun drastis di angka 6.00% pada Januari 2019.

Selanjutnya pertumbuhan followers di instagram @academybinar mengalami

penurunan hingga di angka 4.00% di bulan Juli 2019.

Gambar 2. Grafik Engagement Rate dan Follower’s Growth di Instagram

@academybinar selama Juni 2018 - Juli 2019

Instagram @academybinar menggunakan akun versi Instagram for

Business. Akun bisnis Instagram ditujukan untuk individu maupun perusahaan

yang menggunakan Instagram untuk mengembangkan bisnisnya, baik untuk

menjajakan produknya atau untuk berinteraksi dengan konsumennya. Dalam

hal ini, Binar Academy menggunakan data insight dari Instagram pada tahun

2018 - 2019 untuk menunjang pengembangan Binar Academy kedepannya.

Binar menggunakan salah satu fitur yang konsepnya pemetaan audience.

Pada tahun 2018, hal tersebut membantu PR Marketing Binar Academy dalam

mengambil keputusan. Ternyata jumlah followers yang berasal dari Yogya dan

Jabodetabek sama banyaknya. Hal ini yang membuat Binar akhirnya

membuka cabang di BSD.

Pembahasan

PR Marketing Binar Academy sebagai bentuk dari pemanfaatan media

sosial, akan dibahas di penelitian ini menggunakan pendekatan berdasarkan

model “Rantai Manajemen Media Sosial” yang dikemukakan oleh Friedrichsen

dan Wolfgang (2013). Fokus dari rantai manajemen media sosial terletak pada

bagaimana media sosial yang digunakan oleh Binar Academy dapat

menciptakan nilai tambah. Dalam model ini, pengelolaan media sosial terdiri

atas aktivitas pendukung (Manajemen Pasar Internal dan Manajemen pasar

Eksternal) dan empat tahap aktivitas yaitu:

1. Manajemen Pasar Internal

Manajemen pasar internal adalah bidang yang berkembang

untuk adopsi media sosial. Tahap ini mengimplementasikan temuan

dan tujuan yang ditentukan dari tingkat pertama dalam rencana media

sosial untuk pasar internal. Semua kegiatan difokuskan pada

pengembangan metode dan sistem yang akan mendukung pelanggan

internal pada tingkat yang menghemat biaya.

Manajemen pasar internal merupakan "aktivitas pendukung" dan

mempengaruhi setiap langkah dalam rantai manajemen media sosial.

Langkah pertama adalah penyediaan perangkat lunak sosial yang

cocok untuk semua audiens yang relevan dan kebutuhan mereka,

misalnya weblog untuk pekerja pengetahuan untuk menghasilkan

informasi. Informasi yang dihasilkan dapat mendukung setiap langkah

rantai. Aplikasi perangkat lunak sosial yang tepat bertindak sebagai

fasilitator untuk tujuan bisnis yang ditentukan. Analisis jejaring sosial

dapat digunakan untuk mendeteksi "lubang struktural", dan

meningkatkan pertukaran informasi dan transfer pengetahuan.

Binar Academy telah menjalankan perencanaan dalam

penyusunan konten di media sosial yang digunakan, dalam hal ini

Instagram @academybinar. Binar Academy mengatur agar

kemampuan sumber daya yang dimilikinya dapat menghasilkan konten

ataupun informasi yang menarik bagi target pasarnya. Penyusunan

konten pun diperhatikan agar dapat tersampaikan informasi yang

menarik dan mudah dipahami khalayak.

2. Manajemen Pasar Eksternal

Manajemen pasar eksternal juga mencakup pasar non-

pelanggan. Sebagai bagian dari langkah pertama strategi khalayak

media sosial dan tujuan di semua pasar eksternal, seperti pengaruh

pasar, pemasok dan pasar aliansi, dan lain – lain. telah ditentukan.

Namun demikian, apakah setiap segmen dari permintaan pasar

eksternal tujuan spesifik untuk mengatasi audiens yang relevan dan

mencapai tujuan bisnis yang ditetapkan. Ini mengarah pada

pengembangan individu dengan rencana media sosial untuk pasar

eksternal. Weblog yang didedikasikan untuk manajemen krisis (misal

penarikan produk) memungkinkan organisasi untuk mendukung

komunikasi yang terbuka dan transparan dengan audiens pasar pasar

eksternal. Hubungan pelanggan manajemen menyediakan

fungsionalitas dasar (misal manajemen kampanye, layanan purna jual,

dan lain - lain) yang dapat mendukung inisiatif media sosial. Adalah

kebetulan bahwa Customer Relationship Management (CRM) adalah

kegiatan mendukung yang mempengaruhi semua langkah dalam rantai

manajemen media sosial tergantung pada tingkat integrasi.

Dalam hal ini, Binar Academy pun sudah mempertimbangkan

manajemen pasar eksternal. Hal ini dapat dilihat dari tujuan

penggunaan sosial media Binar Academy untuk membangun brand

awareness di masyarakat. Tujuannya adalah supaya produk baru atau

campaign baru yang dihasilkan oleh Binar Academy dapat dengan

cepat dan tepat tersampaikan informasinya terhadap followers.

Dalam akun Instagram @academybinar pun, konten yang

ditampilkan bersifat variatif dari informasi, cerita, serta edukasi

mengenai transformasi digital sehingga dapat tercermin profil Binar

Academy sebagai perusahaan yang kompeten dalam bidang

pendidikan non-formal yang bergerak di edukasi teknologi.

3. Definisi Proposisi Nilai

Definisi proposisi nilai dalam rantai pemasaran media sosial

adalah iterasi berikutnya setelah menentukan audiens dan percakapan

yang relevan di pasar pelanggan. Identifikasi preferensi audiens dalam

percakapan yang relevan mengungkapkan bagaimana audiens yang

terdeteksi menilai suatu produk atau layanan. Mendeteksi layanan yang

disukai dan fitur memaparkan percakapan dan kontennya pada tingkat

yang lebih rinci dalam hal fitur atau layanan produk. Temuan dapat

digunakan untuk memetakan fitur dan layanan untuk khalayak tertentu

dibandingkan dengan pengelompokan pelanggan.

Instagram @academybinar dalam hal ini berinteraksi secara

halus dan ringan dengan calon peserta. PR Marketing Binar memetakan

calon peserta secara demografi untuk usia 18 – 24, karena kebanyakan

dari mereka mendominasi di Instagram. Binar Academy telah

memetakan demografi usia pengguna Instagram yang berpotensi

sebagai calon pelanggan di usia tersebut. Tetapi untuk syarat di

program Binar Scholarship tidak adanya batasan umur. Maka dari ini

demografi tidak membatasi.

4. Segmentasi, Penargetan, dan Penempatan

Setelah mengevaluasi produk, fitur, dan layanan utama, langkah

kedua rantai media sosial didedikasikan untuk pengelompokan,

penargetan, dan pemosisian dalam hal media sosial. Segmentasi

audiens memetakan konfigurasi produk atau layanan tertentu ke

audiens yang sesuai berdasarkan temuan dari langkah pertama rantai.

Positioning menjelaskan pemilihan fasilitator media sosial yang

tepat seperti platform komunitas atau blog untuk percakapan yang

menarik. Penyelarasan dengan sistem manajemen hubungan

pelanggan mempertimbangkan pendekatan terintegrasi dari

mempresentasikan strategi media sosial. Kegiatan ini menghubungkan

temuan fase penelitian di media sosial dengan data dan pengetahuan

yang ada tentang perilaku dan karakteristik pelanggan

Kesimpulan

Instagram Binar Academy mempunyai masa tersendiri dibanding sosial

media lain yang digunakan Binar Academy. Tetapi, hal ini tidak membuat PR

Marketing Binar Academy bergantung banyak hanya di Instagram, karena

setiap platform memiliki kelebihan dan kekurangan masing - masing.

Dari hasil penelitian yang peneliti peroleh, Binar Academy mengelola

instagram Binar Academy dengan beberapa proses , yaitu:

1. Awareness atau membangun kesadaran brand, tahap ini

ditujukan untuk mencari perhatian audience setiap ada produk

atau campaign baru.

2. Fokus pada consideration, dimana proses untuk menawarakan

benefit dan nilai yang ditawarkan, tetapi keuntungan ini

disampaikan secara halus, dan tidak menggunakan iming - iming.

Agar nantinya audience dapat tertarik.

3. Convertion, merupakan tahap penentuan untuk memprospek

audience. Audience ini dinamakan leads. dari leads ini Binar

menyaring lagi yang mana high quality dan yang low quality.

Leads – leads tersebut nantinya akan di follow-up melalui DM

Instagram atau e-mail.

4. Retention, Tahap dimana untuk mempertahankan Leads – leads

yang low quality. Menawarkan program batch baru untuk

nantinya mereka bergabung dengan Binar Academy.

Sedangkan, dalam aktivitas secara langsung Binar Academy

melakukan pendekatan Rantai Manajemen Media Sosial yang dikemukakan

oleh Friedrichsen dan Wolfgang (2013), sebagai berikut:

1. Define the Value Proposition, dimana Binar Academy melakukan

identifikasi target audiens di instagram yaitu lulusan SMK dan S1

yang sedang mencari pekerjaan di bidang digital. Dari segmen

audiens tersebut kemudian diklasifikasikan lagi dengan service

yang cocok diberikan kepada target audiens/

2. Segmentation, Targeting , dan Positioning , dimana dalam

menentukan konten instagram yang pendekatannya paling

sesuai dengan target audiens yang dituju. Dari mengentahui

posisi Binar Academy dan segmentasi yang tepat akan berimpact

dari konten yang akan diberikan. Disini , PR Binar Academy juga

mempelajari perilaku audiens dan bagaimana engagement yang

tepat di Instagram dari gaya bahasa bentuk konten interaktif, dan

sebagainya.

3. Operation & Delivery Process, dimana dalam melakukan

operasionalnya Binar Academy juga membuat penjadwalan

kapan konten akan diberikan. Penyesuaian konten dengan event

juga menjadi salah satu bentuk customization dalam konten

instagram.

4. Measurement & Feedback, dimana dalam setiap periode Binar

Academy juga melakukan penilaian kembali bagaimana strategi

PR dalam instagram dapat diakses dengan baik oleh audiens.

Sehingga aktivitas ini dapat terus memberikan masukan untuk

perbaikan konten dan engagement dalam instagram agar lebih

baik dalam implementasinya.

PR Marketing Binar Academy melakukan pengemasan pesan dengan

storytelling mengenai sosialisasi transformasi digital, cerita sukses peserta

didik, dan aktivitas di dalam Binar Academy. Dengan storytelling, PR Marketing

Binar Academy ingin menimbulkan rasa ketertarikan audience untuk ikut ambil

bagian dalam proses pendidikan vokasi di Binar Academy.

Dalam proses pembuatan konten Instagram @academybinar hal

pertama yang dilakukan yaitu drafting, dengan melakukan planning dan

ploting. Hal terakhir yang dilakukan dalam proses produksi konten yaitu

melakukan riset konten. Dalam hal ini, riset konten merupakan pencarian

sumber konten dari artikel, studi ilmiah, hingga jurnal - jurnal dari lembaga

konsultan yang relevan dengan topik yang akan ditulis. Terkadang riset konten

ini juga dilakukan sebelum tahap planning untuk menentukan konten - konten

yang akan digunakan.

Tipe konten yang sesuai dengan audiens Binar Academy adalah konten

yang berupa informasi mengenai kegiatan di komunitas dan berhubungan

dengan akademi serta cerita sukses mengenai peserta didik, pengajar, serta

partner yang bekerja sama dengan Binar Academy. Konten dengan bentuk

tersebut yang kedepannya lebih mempunyai tingkat engagement rate yang

tinggi karena merupakan ukuran keberhasilan strategi PR yang dilakukan team

marketing Binar Academy dalam pengelolaan instagram nya dalam rangka

memberikan brand awareness kepada khalayak secara luas.

Berdasarkan data Engagement rate, feedback terbaik dari audiens

terjadi selama bulan Juni - November 2018 sedangkan, Engagement rate

terendah terjadi antara januari - Juni 2019 . Menurut peneliti, Binar Academy

belum memanfaatkan secara optimal semua fitur yang yang ada dalam Binar

Academy sehingga pertumbuhan engagement rate masih naik turun.

DAFTAR PUSTAKA

Cutlip, Scott M. et al. 2011. Effective Public Relations (edisi 9). Jakarta: Kencana.

Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali

Pers.

Friedrichsen, Mike dan Wolfgang muhl-Benninghaus. 2013. Handbook of Social

Media Management: Value Chain and Business Models in Changing Media

Markets. Berlin: Springer.

Kriyantono, Rachmat. 2014. Teknik Praktis Riset Komunikasi Disertai Contoh

Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi,

Komunikasi Pemasaran (7th edition). Jakarta: Kencana.

Lister, Martin et al. 2009. New Media: A Critical Introduction(second ed.). New

York: Routledge.

Maolani, Rukaesih A dan Ucu Cahyana. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan.

Depok: PT. RajaGrafindo Persada.

McQuail, Denis. 2011. Mass Communication Theory (sixth ed.). Jakarta: Salemba

Humanika.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan

Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Nasrullah, Rulli. 2017. Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan

Sosioteknologi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nisrina, M. 2015. Bisnis Online, Manfaat Media Sosial Dalam Meraup Uang.

Yogyakarta: Kobis.

Phillips, Kim Walsh. 2017. Ultimate Guide to Instagram for Business. California:

Enterpreneur Press.

Putra, Nusa. 2013. Penelitian Kualitatif IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Raco, J. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.

Ruslan, Rosady. 2012. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi.

Jakarta: Rajawali Pers.

Saebani, Beni Ahmad. 2017. Pedoman Aplikatif Metode Penelitian dalam

Penyusunan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: CV Pustaka

Setia.

Sari, Andhita. 2017. Dasar - Dasar Public Relations Teori dan Praktik. Yogyakarta:

Deepublish.

Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Siregar, Sofyan. 2016. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Depok: PT

Rajagrafindo Persada.

Sudaryono. 2018. Metodologi Penelitian. Depok: PT RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Taprial, Varinder dan Priya Kanwar. 2012. Understanding Social Media. London:

Ventus Publishing.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wahyuni, Sari. 2016. Qualitative Research Method: Theory and Practice (2nd ed.).

Jakarta: Salemba Empat.