Upload
trinhkien
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
STRATEGI HUMAS SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DALAM TUGAS
PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID)
(Studi Deskriptif : Mensosialisasikan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia melalui website)
Ainun Nabilah Siregar
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta
E-mail : [email protected]
ABSTRACT
Informations is increasingly needed by many people both to develop their personal
qualities and in order to live out their social environment. This is supported by government
regulations on public openness. In the implementation of public information disclosure, there
are things that really need to be considered, namely the implementation of public information
services. The theory used by the writer for this research is using four processes of public
relations, defining the problem, planning and programming, taking action communicating,
evaluating and programing, the four processes are used by the author in making questions in
this study.This study uses a qualitative descriptive research method, and it can be concluded
that the public relations secretariat general and the expertise board of the house of
reresentatives of the republic of Indonesia have implemented law number 14 of 2008
regarding public informations disclosure, especially regarding the role of the information
management and documentation officer. The data collection methods used by the authors in
this study is in indepth interviews of key informants. the authors conducted interviews directly
with key informants, namely the head of public information subdivision section. The author
also conducted interviews with informants who visited the Indonesian parliament. Based on
the results of this study, the authors provide advice to the public relations secretariat general
and the expertise board of the republic of Indonesia, must be more aware of the community
about the programs that they are running, especially regarding the information dissemination
of information management and documentation officers so that people are aware of any
programs that are is being worked on by the public relations secretariat general and the
expertise board of the Indonesian house of resentatives.
Keyword: Strategy Public Relations, Pubic Informations Service.
ABSTRAK
Informasi semakin dibutuhkan oleh banyak orang baik untuk mengembangkan
kualitas pribadi maupun dalam rangka menjalani lingkungan sosialnya. Hal itu didukung
dengan aturan pemerintah tentang keterbukaan publik. Dalam pelaksanaan keterbukaan
informasi publik ada hal yang sangat perlu diperhatikan yaitu tentang pelaksanaan pelayanan
informasi publik tersebut. Teori yang digunakan penulis untuk penelitian ini adalah
Menggunakan empat proses public relations, Defining the Problem, Planning and
Programming, Taking action and communicating, Evaluating and Program, empat proses
itulah yang digunakan penulis dalam membuat pertanyaan pada penelitian ini. Penelitian ini
2
menggunakan Metode Penelitian Deskriptif kualitatif, dan dapat disimpulkan bahwa Humas
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia telah
menginplementasikan undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi
publik khususnya mengenai peran Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi. Metode
pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu dengan wawancara
mendalam (in-dept interview) terhadap key informan penulis melakukan wawancara secara
langsung dengan key informan yaitu Kepala Sub Bagian Pelayan informasi publik,. Penulis
juga melakukan wawancara kepada informan yang mendatangi DPR RI. Berdasarkan hasil
penelitian ini, penulis memberikan saran kepada Humas Sekretariat Jenderal dan Badan
Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia iyalah harus lebih aware lagi dengan
masyarakat akan program-program yang mereka sedang jalani khususnya mengenai
sosialisasi website Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi agar masyarakat
mengetahui adanya program yang sedang dikerjakan oleh Humas Sekretariat Jenderal dan
Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Kata Kunci: Strategi Humas, Pelayanan Informasi Publik.
PENDAHULUAN
Informasi merupakan kebutuhan utama bagi setiap orang. Informasi semakin
dibutuhkan oleh banyak orang baik untuk mengembangkan kualitas pribadi maupun dalam
rangka menjalani lingkungan sosialnya.
Di era modern saat ini kebutuhan atas memperoleh informasi merupakan hal yang
dianggap penting dan praktis bagi semua kalangan, sehingga masyarakat dengan mudah
mengakses segala macam bentuk informasi. Informasi menjadi kebutuhan dasar dalam
pengambilan keputusan-keputusan personal dan sosial. Dengan keterbukaan informasi ini
pemerintah Indonesia menyiapkan dan menyelenggarakan suatu aturan keterbukaan informasi
publik yang menyediakan segala macam informasi mengenai kepemerintahan agar
masyarakat juga mengetahui transparansi dan tanggung jawab pemerintah kepada publik juga
terealisasikan dengan baik1
Sebagai warga Negara kita mempunyai hak mendapatkan informasi yang dijamin oleh
konstitusi UUD 1945. dalam pasal 28F dijelaskan bahwa setiap orang berhak untuk
berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.2
Perkembangan teknologi komunikasi turut mendorong perkembangan informasi,
setiap detik, informasi terus menyebar dari satu tempat ke tempat lain, dengan cepat akibat
perkembangan teknologi komunikasi. Setiap hari, kita disuguhi informasi dari belahan dunia
yang berbeda nyaris pada saat yang bersamaan. Batas-batas antar Negara seolah menjadi
hilang, akibat pesatnya perkembangan informasi. Kemampuan suatu Negara mengelola
1 Luthfi Widagdo Eddyono, “Implementasi UU KIP, Majalah Konstitusi, No. 24, September 2009, hlm. 16. 2 Alimusafirdaus Siregar, ‘’Pers dan LSM sesuai pasal 28F UUD 1945 berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi, mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya’’. https://detikkasus.com/pers-dan-
lsm-sesui-pasal-28f-uud-1945-berhak-untuk-berkomunikasi-dan-memperoleh-informasi-mengembangkan-
pribadi-dan-lingkungan-sosialnya/, diakses pada 11 Juli 2019 Pukul 14:12 WIB.
3
informasi dan menghasilkan informasi publik yang berkualitas menjadi salah satu faktor
keberhasilan bagi suatu Negara.
Teknologi pada dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman
media, inilah salah satu ciri dalam media baru, dengan teknologi, komunikasi yang semakin
canggih memungkinkan kita mengakses berbagai macam informasi. Perkembangan teknologi
yang semakin canggih mengharuskan para praktisi humas mempelajari dan memanfaatkan
teknologi yang semakin berkembang.
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mempunyai program
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) yang dimana PPID ini memudahkan
masyarakat yang ingin meminta permohonan pengambilan data, informasi dan dokumentasi
mengenai DPR RI secara online dan dapat mengaksesnya melalui PPID, akan tetapi banyak
dari masyarakat sendiri masih sangat minim yang mengetahui PPID tersebut atau pelayanan
permintaan permohonan data dan dokumentasi melalui internet.
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) mempunyai website yang
dikelola oleh Badan Publik yaitu Humas Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yakni website http://ppid.dpr.go.id/ yang
dimana website tersebut adalah website resmi PPID
DPR RI dan dapat diakses oleh siapa saja, yang di dalamnya kita dapat dengan mudah
mengakses permintaan permohonan pengambilan data dan dokumentasi mengenai DPR RI,
penyampaian aspirasi atau bahkan hanya sekedar untuk mengetahui program kerja yang
sedang dilakukan/dijalankan oleh DPR RI. Dengan adanya website memudahkan Humas
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
(DPR RI) dalam penyebaran informasi dan publikasi.
Namun kebanyakan dari masyarakat yang ingin mengetahui informasi dan
dokumentasi mengenai DPR RI atau bahkan ingin menyampaikan aspirasi, mereka jauh-jauh
datang ke DPR RI hanya untuk sekedar pengambilan permohonan permintaan data dan
informasi mengenai DPR RI, penyampaian aspirasi atau program kerja lainnya, yang
seharusnya mereka dengan mudah dan gampang mengakses melalui website Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) tersebut, sehingga masyarakat tidak perlu lagi
datang ke DPR RI untuk meminta data dan informasi mengenai DPR RI, penyampaian
aspirasi atau program kerja yang lainnya.
Maka dari itu perlunya Strategi Humas Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dalam Tugas Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi (PPID) dengan mensosialisasikan website Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi (PPID).
Rumusan Masalah
Dalam mensosialisasikan website PPID, bagaimana strategi Humas yang digunakan
oleh Humas Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (DPR RI) dalam Tugas Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
dengan mensosialisasikan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) melalui
website?’’
4
Tujuan Penelitian
Tujuan yang dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Humas dalam
mensosialisasikan Website Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) oleh
Humas Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (DPR RI), melalui Strategi Humas dan media sosial.
Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian Akademis
Secara akademis diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk kajian
ilmu komunikasi khususnya Public Relations mengenai Strategi humas di lingkungan prodi
D-III Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta.
Manfaat penelitian Praktis
Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat diantaranya:
Bagi peneliti diharapkan dapat memberikan pengalaman dan menerapkan ilmu
pengetahuan yang diterima selama mengikuti perkuliahan maupun studi secara mandiri.
Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berkaitan
dengan kehumasan.
TINJAUAN PUSTAKA
Public Relations
Humas atau Public Relations, menurut definisi kamus yang diterbitkan oleh Institute
of Public Relations (IPR) sebuah lembaga humas terkemuka di inggris dan Eropa, adalah
keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam
rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi
dengan segenap khayalaknya.3
Menurut Frank Jefkins, menyatakan bahwa Public Relations adalah “Sesuatu yang
merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun ke luar, antara
suatu organisasi dengan khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang spesifik
berlandaskan pada saling pengertian.” Menurutnya, Public Relations pada intinya senantiasa
berkenan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui informasi dan membagi
pengetahuan. Melalui kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak perubahan
yang positif.4
3 Ropingi El Ishaq, “Public Relations Teori dan Praktik”, Malang : Intrans Publishing, 2017, hlm. 4. 4 Syariffudin S. Gassing, “Public Relations”, Yogyakarta : C.V Andi Offset, 2016, hlm. 9.
5
Menurut E.Marston “public relations is planned, persuasive communication designed
to influence significant public” (public relations adalah kegiatan komunikasi persuasif dan
terencana yang didesain untuk memengaruhi publik yang signifikan).5
Strategi Humas
Sebuah strategi Public Relations adalah pendekatan menyeluruh bagi sebuah
kampanye atau program dan penjelasan rasional dibelakang program taktis dan akan didikte
dan ditentukan oleh persoalan yang muncul dari analisis dan penelitian.6
Istilah strategi sering juga disebut rencana strategi atau rencana jangka panjang.
Selain berkonotasi jangka panjang strategi juga mempunyai pengertian yang terkait dengan
hal-hal seperti kemenangan, kehidupan, atau daya juang. Artinya menyangkut dengan hal-hal
berkaitan dengan mampu atau tidaknya organisasi menghadapi tekanan yang muncul dari
dalam atau luar. Kalau dapat ia akan terus hidup, kalau tidak ia akan mati seketika.7 Renald
Kasali menyebutkan rencana jangka panjang inilah yang menjadi pegangan bagi para praktisi
PR untuk menyusun berbagai rencana teknis dan langkah komunikasi yang akan diambil
sehari-hari.8
Menurut Butterick yang menyatakan bahwa strategi public relations adalah
pendekatan menyeluruh bagi sebuah kampanye atau program dan penjelasan rasional
dibelakang program taktis dan akan didikte dan ditentukan oleh persoalan yang muncul dari
analisis atau penelitian. Inilah dasar terbangunnya program taktis dan memindahkan
perusahaan dari posisi yang ada sekarang menuju pada posisi yang diinginkan pada akhir
program.9
Empat Tahapan Proses Strategi Public Relations
Rosady Ruslan dalam bukunya berjudul “Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi, Konsep dua Aplikasi” mengutip 4 proses pokok public relations. Menurut Scoot
M.Cultip & Allen H. Center menyatakan bahwa proses perencanaan program kerja public
relations yang menjadi landasan atau acuan untuk melakukan pelaksanaan. Empat proses
public relations tersebut yaitu:10
Defining the Problem
Langkah pertama ini melibatkan pengkajian dan pemantauan pengetahuan, opini,
sikap dan perilaku yang terkait dengan tindakan dan kebijakan organisasi. Langkah ini
menentukan “apa yang sedang terjadi sekarang”?
5 Kriyantono Rachmat, “Public Relations Writing, Teknik Produksi Media Public Relations dan Publisitas
Korporat”, Jakarta : Prenadamedia Grup, 2016, hlm. 4. 6 Keith Butterick, “Pengantar Public Relations Teori dan Praktik”, Jakarta : Rajawali Pers, 2012, hlm. 153. 7 Soleh Soemirat, “Dasar-dasar Public Relations”, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, hlm. 91. 8 Widya Parimita, “Public Relations”, Rawamangun: UNJ Press, 2009, hlm. 47. 9 Hafied Cangara, “Perencanaan dan Strategi Komunikasi”, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013, hlm. 102. 10 Rosady Ruslan “Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi”, Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2012, hlm. 66.
6
Planning and Programming
Informasi yang terkumpul pada langkah pertama digunakan untuk membuat
keputusan mengenai publik, sasaran, tindakan dan strategi komunikasi, taktik dan tujuan
program. Langkah kedua dalam proses public relations ini menjawab, “kita telah mempelajari
situasi ini berdasarkan apa, apa yang harus diubah, dilakukan atau dikatakan.
Taking Action and Communicating
Langkah ketiga yang melibatkan implementasi program dari tindakan dan komunikasi
yang telah didesain untuk mencapai tujuan spesifik bagi setiap publik untuk mencapai sasaran
program. Pertanyaan pada langkah ini adalah “siapa yang akan melakukan dan
memberitahukan program ini, serta kapan, dimana dan bagaimana?”
Evaluating and Program
Langkah terakhir dalam proses ini melibatkan kesiapan penilaian, implementasi, dan
hasil dari program tersebut. Penyesuaian telah dibuat sejak terimplemetasi, berdasarkan
umpan balik evaluasi mengenai bagaimana program tersebut berhasil atau tidak. Program
dapat dilanjutkan atau dihentikan berdasarkan pertanyaan “bagaimana yang sedang kita
kerjakan atau bagaimana yang telah kerjakan”.
Pelayanan Informasi Publik
Pelayanan informasi publik pada dasarnya dilaksanakan selama Pelayanan yang dapat
memberikan kepuasan kepada para pelanggan sekurang-kurangnya mengandung unsur pokok
yaitu: terdapatnya pelayanan yang merata dan sama, yaitu dalam pelaksanaan tidak ada
diskriminasi yang diberikan oleh aparat pemerintah terhadap masyarakat. Pelayanan
menganakritikan dan menganakemaskan keluarga, pangkat, suku, agama, dan tanpa
memandang status ekonomi.
Pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada para pelanggan sekurang-
kurangnya mengandung tiga unsur pokok, yaitu: a) terdapatnya pelayanan yang merata dan
sama, yaitu dalam pelaksanaan tidak ada diskriminasi yang diberikan oleh aparat pemerintah
terhadap masyarakat. Pelayanan tidak menganakritikan dan menganakemaskan keluarga,
pangkat, suku, agama, dan tanpa memandang status ekonomi. Hal ini membutuhkan
kejujuran dan tenggang rasa dari para pemberi pelayanan tersebut. b) pelayanan yang
diberikan harus tepat pada waktunya. Pelayanan oleh aparat pemerintah dengan mengulur
waktu dengan berbagai alasan merupakan tindakan yang dapat mengecewakan masyarakat.
Mereka yang membutuhkan secepat mungkin diselesaikan akan mengeluh kalau tidak segera
dilayani. Lagi pula jika mereka mengulur waktu tentunya merupakan beban untuk tahap
selanjutnya, karena berbarengan dengan semakin banyaknya tugas yang harus diselesaikan.
C) pelayanan harus merupakan pelayanan yang berkesinambungan.
7
Website
Website sebagai salah satu media digital yang berperan sebagai wadah dari sebuah
profil pribadi, baik itu perusahaan atau bahkan penyedia produk dan jasa, untuk menjadi
salah satu media yang menggunakan jejaring internet yang saat ini semakin banyak informasi
yang mudah diakses melalui internet, maka dari itu peran dari sebuah website dapat dikatakan
sangatlah penting sebagai salah satu penyebar informasi dan media promosi yang berbentuk
digital.
Website adalah halaman yang merupakan satu alamat domain yang berisi informasi,
data, visual, audio, memuat aplikasi, hingga berisi tautan dari halaman web lainnya.
Sebagaimana dijelaskan dalam antar bab ini, penggunaan website sebagai salah satu jenis
media siber sejatinya bisa menjelaskan beragam bentuk media siber. Namun untuk lebih
memberikan pembedaan lebih tegas, maka yang dimaksud website disinilah halaman
website/situs dalam pengertian umum. Artinya, website yang disesuaikan dengan jenis
informasi yang akan disampaikan, seperti www.kompas.com merupakan situs berita milik
Kompas Gramedia Group atau www.uinjkt.ac.id sebagai situs milik perguruan tinggi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.11
METODE PENELITIAN
Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif. David Williams menulis bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada
suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau
peneliti yang tertarik secara alamiah.12
Metode penelitian deskriptif kualitatif ini yang akan dipake oleh penulis karena
metode ini bertujuan untuk mendapatkan data yang sesuai untuk menjelaskan dan
menggambarkan Strategi Humas Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia.
Key Informan dan Informan Penelitian
Key Informan adalah seorang yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi
pokok yang diperlukan dalam penelitian. Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik
Purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu, yang mana di penelitian ini key informan terdiri dari, Kepala
Sub Bagian Pelayanan Informasi Publik dan Pranata Humas Sekretariat Jenderal dan Badan
Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yang dimana orang
tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang ingin penulis teliti atau mungkin dia sebagai
11 Rulli Nasrullah, “Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia)”, Rawamangun : Prenadamedia Group, 2016,
hlm. 25. 12 Lexy J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2014, hlm.
5.
8
penguasa sehingga memudahkan penulis dalam pengambilan data atau informasi pada saat
penelitian.
Sedangkan Informan adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi
sosial yang sedang diteliti. Selain itu penulis menentukan kriteria informan, menggunakan
penarikan sample non-probability untuk menentukan informasi tambahan. Adapun informan
yang penulis tentukan yaitu Masyarakat yang datang mengunjungi Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia (DPR RI).
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka penulis tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang
ditetapkan.13
Uji Instrumen
Teknik uji instrument yang digunakan oleh penulis dalam meneliti penelitian ini
adalah Triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu
Penulis menggunakan Triangulasi sumber, yang dimana penulis membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informan yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda, hal ini dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan
dengan hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dan
dengan apa yang dikatakan secara pribadi dan lain sebagainya.
Teknik Analisis Data
Sesuai dengan metode penelitian yaitu penelitian kualitatif, teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif ini
adalah analisis terhadap informasi yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti
dalam menghubungkan fakta-fakta, data yang diperoleh di lapangan.
Teknik analisis data kualitatif digunakan dengan cara menyajikan hasil wawancara
dan melakukan analisis serta menarik kesimpulan terhadap informasi yang ditemukan di
lapangan sehingga akan diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan
kemudian akan ditarik kesimpulan.
Teknik analisis data merupakan prosedur penelitian sebelum menarik sebuah
kesimpulan, dalam penelitian kualitatif kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan berubah jika tidak terdapat bukti-bukti akurat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi jika kesimpulan didukung oleh bukti-bukti yang valid
13 Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, Bandung : Alfabeta, 2017, hlm. 224.
9
dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.14
PEMBAHASAN
Dalam era globalisasi informasi, pemerintah dibeberapa Negara tidak cukup hanya
membangun dan menata ekonominya. Mereka dituntut pula mengkomunikasikan apa yang
mereka lakukan, serta mengelola informasi tentang kondisi real negaranya, supaya tidak
terjadi bias ditatanan informasi global. Dengan demikian pemerintah modern dengan jajaran
birikrasinya dituntut mampu melakukan komunikasi internasional dengan prinsip-prinsip dan
proses-proses Public Relations. Seperti yang digunakan pada teori strategi humas yaitu empat
proses public relations, Defining the Problem, Planning and Programming, Taking action and
communicating, Evaluating and Program, empat proses itulah yang digunakan penulis dalam
membuat pertanyaan pada penelitian ini.
Humas Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (DPR RI) dalam mensosialisasikan website Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID) menggunakan media social sebagai wadah untuk mensosialisasikan
ppid, media social yang digunakan oleh Humas DPR RI yaitu media social yang dimiliki
DPR RI dan media social kami ada Twitter dan Instagram, karena instagram merupakan
media social dengan jumlah pengguna terbanyak ke tujuh di dunia. yang paling sering
digunakan setelah youtube dan Whatsapp, Indonesia sendiri termasuk dalam 3 besar
pengguna aktif Instagram. Total pengguna instagram di dunia mencapai angka 1 miliyar akun
aktif meskipun perusahaan kemudian mengklarifikasi bahwa angka ini tidak mewakili
pengguna yang aktif.
Selain media social humas DPR RI juga mensosialisasikan website PPID dengan cara
memberikan informasi mengenai adanya permintaan permohonan data dan dokumentasi,
menyampaikan aspirasi, melalui tatap muka (face to face) kepada setiap masyarakat yang
datang langsung ke Humas Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), selain itu Humas Sekretariat Jenderal dan Badan
Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) juga mensosialisasikan
website ppid melalui program-program humas lainnya, seperti Kunjungan Masyarakat
(Edukasi Parlemen), PARJA (Parlemen Remaja), PARKAM (Parlemen Kampus),
BAKOHUMAS (Badan Koordinasi Kehumasan) dan Program-program humas lainnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui
Strategi humas dalam mensosialisasikan website Pejabat Pengelola Informasi dan
14 Masruroh, Tesis : “Analisis branding dalam upaya pengembangan destinasi wisata religi sunan drajat”
(Surabaya : Universitas Islam Sunan Ampel, 2018) hlm. 61.
10
Dokumentasi oleh Humas Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), melalui starategi humas dan media sosial. Yang telah
dijelaskan di bab sebelumnya:
1. Strategi Humas Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dalam Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID) dengan cara mensosialisasikan melalui website yaitu dengan
cara melakukan tatap muka (face to face) kepada setiap masyarakat yang datang
langsung ke Humas DPR RI, selain itu Humas Sekretariat Jenderal dan Badan
Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) juga
mensosialisasikan melalui program-program Humas lainnya, melalui Kunjungan
Masyarakat (Edukasi Parlemen), PARJA (Parlemen Remaja), PARKAM (Parlemen
Kampus), BAKOHUMAS (Badan Koordinasi Kehumasan) dan program-program
humas lainnya.”
2. Adanya hambatan dalam mensosialisasikan website Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi, Hambatan-hambatan itu terdiri dari aspek Kognitif, Afektif dan
Konatif. Hambatan kognitif berupa kurangnya pengetahuan dari masyarakat adanya
website PPID. Hambatan Afektif merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan
tentang sosialisasi website PPID sehingga sebagian masyarakat belum mengetahui
adanya permintaan permohonan data, penyampaian aspirasi secara online. Hambatan
Konatif disebabkan karena kebiasaan yang sudah cukup lama masyarakat lakukan
yaitu mendatangi langsung DPR RI untuk memberikan permohonan data secara
langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Buku.
Butterick, Keith, 2012. Pengantar Public Relations Teori dan Praktik, Jakarta: Rajawali Pers.
Cangara, Hafied, 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo.
Effendy Onong, Uchjana, 2009. Komunikasi teori dan Praktek, Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya
El Ishaq, Ropingi, 2017. Public Relations Teori dan Praktik, Malang: Intrans Publishing.
Gassing, Syariffudin S, 2016. Public Relations, Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Gunawan, Imam, 2016. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Jakarta: Bumi Aksara.
, 2016. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Jakarta: Sinar Grafika
Offset.
Harun, Rochajat, dkk, 2010. Komunikasi Pembangunan Perubahan Sosial Perspektif
Dominan, Kaji Ulang dan Teori Kritis, Jakarta: Kencana.
11
Kriyantono, Rachmat, 2016. Public Relations Writing: Teknik Produksi media Public
Relations dan Publisitas Korporat, Jakarta: Prenadamedia Group.
Martono, Nanang, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Moleong Lexy J, 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Moleong, J., 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasrullah, Rulli, 2016. Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), Rawamangun:
Prenadamedia Group.
Parimita, Widya, 2009. Public Relations, Rawamangun: UNJ Press
Ruslan, Rosady, 2012. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
, 2016, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsep dan Aplikasi, Depok:
RajaGrafindo Persada.
Soemirat, Soleh, 2009. Dasar-dasar Public Relations, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Alfabeta.
, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Sumarsan, Thomas, 2013. Sistem Pengendalian Manajemen Konsep Aplikasi dan
Pengukuran Kinerja, Jakarta: Permata Puri Media.
Sutrisno, Edy, 2011. Budaya Organisasi, Kencana Jakarta: Prenadamedia Group.
Syahputra, Iswandi, 2018. Opini Publik, Bandung: Simbiosa Rekatama.
Syam, Nina W, 2012. Sosiologi sebagai Akar Ilmu Komunikasi, Bandung: Simniosa
Rekatama
Website.
Wina Puspita Sari, Indah Nursyamsiah, 2013. Strategi Humas TVRI dalam Memperbaiki
Citra TVRI di Mata Publik Jurnal Communicology,
https://doi.org/10.21009/communicology.001.04 diakses pada 11 Juli 2019 Pukul
10:12 WIB
https://detikkasus.com/pers-dan-lsm-sesui-pasal-28f-uud-1945-berhak-untuk-berkomunikasi-
dan-memperoleh-informasi-mengembangkan-pribadi-dan-lingkungan-sosialnya/,
diakses pada 11 Juli 2019 Pukul 14:12 WIB.
https://kominfo.go.id/content/detail/15380/kementerian-kominfo-sebut-pengguna-internet-
indonesia-capai-54-persen/0/sorotan_media, diakses pada 11 Juli 2019 Pukul 14:39
WIB.
https://jagad.id/pengertian-internet/, diakses pada 12 Juli 2019 Pukul 10:46 WIB.
12
http://www.dpr.go.id/setjen/tentang/sekretariat/jenderal/dprri, diakses pada 20 Juli 2019,
Pukul11:20 WIB.
http://itjambi.com/apa-itu-internet/ diakses pada 24 Juli 2019 Pukul 12:33 WIB.
Sumber Lain.
Wawancara dengan Pemohon Permintaan data dan dokumentasi secara online yang datang ke
Humas Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia, Reza Kerenhapukh Mahasiswa Universitas Pertamina, mengenai sosialisasi
Pemohon Permintaan data dan Dokumentasi secara online, pada 18 Juli 2019.
Wawancara dengan Pemohon Permintaan data dan dokumentasi secara online yang datang ke
Humas Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia, Cantika Armelia Anindita Mahasiswa Universitas Padjajaran, mengenai
sosialisasi Pemohon Permintaan data dan Dokumentasi secara online, pada 18 Juli
2019.
Wawancara dengan Kepala Sub Bagian Pelayanan Informasi Publik Humas Sekretariat
Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Tri
Hastuti mengenai sosialisasi Pemohon Permintaan data dan Dokumentasi secara
online, pada 17 Juli 2019.