Upload
vulien
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
STRATEGI KOMUNIKASI BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN
BERJANGKA KOMODITI (BAPPEBTI)
DALAM RANGKA MENINGKATKAN PEMAHAMAN
PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI
Nur Aprillia
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta
Email : [email protected]
Abstract
Commodity futures trading as an investment instrument is a trade system that is still
relatively new. People still don't know much about futures trading. Communities are often victims
of fraud from commodity futures trading due to lack of understanding of commodity futures
trading. Therefore, the authors conducted a study of the Communication Strategy of the
Commodity Futures Trading Supervisory Agency (Bappebti) in the Context of Improving
Understanding of Commodity Futures Trading. The purpose of this research is to find out what
communication strategies are implemented by Bappebti and their obstacles.
The theory used by the author in this study is the concept of public relations and
communication strategies in the implementation of public relations strategies in communication
according to Cutlip, Center & Broom, known as "7-Cs PR Communications".
This research approach is qualitative with descriptive research methods, this research
was conducted at the Commodity Futures Trading Regulatory Agency. The author uses the results
of in-depth interviews (depth interviews) as primary data and books as secondary data.
Informants in this study amounted to 5 (five) informants consisting of 1 (one) key informant and
4 (four) informants.
The results of the study concluded that the Cooperation and Information Section of
Bappebti has implemented a communication strategy through various communication activities.
Based on this research, the writer knows the indicators of Bappebti's communication strategy.
One of the obstacles or obstacles in Bappebti's communication strategy is the lack of experts or
academics in the field of commodity futures trading in Indonesia, so it is not easy to get competent
sources or communicators.
Bappebti's Communication Strategy is to use the media. The media used by Bappebti is
to conduct socialization as a form of online media, information dissemination through online
media and print media. These communication media are quite effective in increasing people's
understanding of commodity futures trading.
Keywords: Communication Strategy, Public Relations, Commodity Futures Trading.
2
ABSTRAK
Perdagangan berjangka komoditi sebagai instrumen insvestasi merupakan sebuah sistem
perdangan yang masih relatif baru. Masyarakat masih belum terlalu mengetahui mengenai
perdagangan berjangka. Masyarakat seringkali menjadi korban penipuan dari perdagangan
berjangka komoditi akibat kurangnya pemahaman mengenai perdagangan berjangka komoditi.
Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian tentang Strategi Komunikasi Badan Pengawas
Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Dalam Rangka Meningkatkan Pemahaman
Perdagangan Berjangka Komoditi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi
komunikasi apa saja yang dilakukan Bappebti dan hambatannya.
Teori yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah konsep hubungan mayarakat
dan strategi komunikasi pelaksanaan strategi PR dalam berkomunikasi menurut Cutlip, Center &
Broom yang dikenal dengan istilah “7-Cs PR Communications”.
Pendekatan penelitian ini adalah kulaitatif dengan metode penelitian deskriptif, penelitian
ini dilakukan di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. Penulis menggunakan hasil
wawancara mendalam (depth interview) sebagai data primer dan buku sebagai data sekunder.
Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 (lima) informan yang terdiri dari 1 (satu) key informan
dan 4 (empat) informan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Bagian Kerjasama dan Informasi Bappebti telah
menerapkan strategi komunikasi melalui berbagai kegiatan komunikasi. Berdasarkan penelitian
ini, penulis mengetahui indikator strategi komunikasi Bappebti. Salah satu kendala atau hambatan
dalam strategi komunikasi Bappebti adalah masih kurangnya jumlah ahli atau akademisi di bidang
perdagangan berjangka komoditi di Indonesia, sehingga tidak mudah untuk mendapatkan
narasumber atau komunikator yang kompeten.
Strategi Komunikasi Bappebti adalah dengan menggunakan media. Media yang
digunakan Bappebti adalah mengadakan sosialisasi sebagai bentuk media offfline, penyebaran
informasi melalui media online dan media cetak. Media-media komunikasi tersebut cukup efektif
untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai perdagangan berjangka komoditi.
Kata kunci: Strategi Komunikasi, Hubungan Masyarakat, Perdagangan Berjangka Komiditi.
PENDAHULUAN
Dewasa ini begitu banyak tawaran ladang investasi yang menjanjikan keuntungan
yang menggiurkan, salah satu sarana alternatif investasi yang memiliki potensi
menghasilkan keuntungan amat besar dalam waktu yang relatif singkat adalah investasi
di perdagangan Berjangka Komoditi yang ditransaksikan di Bursa Berjangka.
Aktivitas transaksi perdagangan berjangka komoditi semakin menarik karena
transaksi yang dilakukan melibatkan penyelenggara dan pelaku dari seluruh dunia.
3
Seluruh proses transaksi dilakukan secara transparan dan berdasarkan mekanisme pasar.
Beberapa pelaku pasar dan pengamat dunia investasi serta keuangan menyebutnya
sebagai tren investasi masa depan.
Perdagangan berjangka sebagai sistem perdagangan yang relatif belum terlalu
lama dikembangkan di Indonesia seringkali memakan korban masyarakat oleh sejumlah
pialang ilegal dengan modus menarik modal untuk dikelola di perdagangan berjangka.
Akibat kurang paham mengenai perdagangan berjangka dan gencarnya iming-iming bisa
memperoleh keuntungan yang besar, banyak masyarakat yang tertipu sehingga
mengadukan ke pihak yang berwajib.1
Hal tersebut menyebabkan minat masyarakat akan perdagangan berjangka
komoditi masih rendah karena masyarakat belum mempunyai pemahaman tentang
perdagangan berjangka komoditi. Oleh karena itu, Badan Pengawas Berjangka Komoditi
berusaha untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang perdagangan berjangka
komoditi dengan melakukan kegiatan sosialisasi dan mengeluarkan informasi-informasi
yang membantu masyarakat untuk meningkatkan pemahaman mereka. Hal ini sesuai
dengan hasil wawancara dengan Bapak Nusa Eka, selaku Sekretaris Bappebti.
“Masyarakat indonesia sampai saat ini masih belum memiliki pemahaman yang
cukup tentang perdagangan berjangka komoditi jika dibandingkan dengan
pengetahuan mengenai perdagangan dan saham yang telah lebih dulu berjalan di
Indonesia. Perdagangan berjangka komoditi sebagai salah satu media investasi
masih kalah populer dengan perdagangan saham. Hal ini yang menjadi catatan
penting bagi kami di Bappebti dan stakeholders untuk meningkatan pemahaman
masyarakat mengenai Perdagangan Berjangka Komoditi agar lebih dikenal secara
luas sebagai sebuah media investasi, sehingga perdagangan berjangka komoditi
menjadi sebuah media investasi lain yang menarik bagi masyarakat untuk
melakukan investasi tidak hanya melalui perdagangan saham.” 2
1 Pemahaman Masyarkat tentang Perdagangan Berjangka Makin Tinggi (Ahmad Wijaya, 2018, from: https://www.antaranews.com/berita/732725/pemahaman-masyarakat-tentang-perdagangan-berjangka-makin-tinggi , diakses tanggal 11 Mei 2019 pukul 10.00 WIB. 2 Hasil wawancara dengan narasumber Bapak Nusa Eka, pada Jum’at, 14 Juni 2019 Pukul 15.00 WIB di Kantor Sekretariat Bappebti.
4
Pada awalnya, memang angka penipuan memang tinggi, namun seiring dengan
berjalannya waktu dengan sosialisasi yang dilakukan oleh Bappebti dan perusahaan-
perusahaan bursa, semakin lama angka penipuan semakin menurun. Hal itu dikarenakan
sosialisasi yang dilakukan memberikan dampak positif sehingga terjadinya penurunan
korban penipuan perdagangan berjangka komoditi. Pemahaman masyarakat tentang
perdagangan berjangka komoditi makin tinggi sehingga jumlah korban penipuan oleh
pialang ilegal cenderung berkurang.3
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya volume transaksi
Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) yang mengalami pertumbuhan sebesar 0,48 %
sebanyak 7,046 lot dengan nilai transaksi PBK sebesar Rp 93.58 Triliun atau sebesar
1,78%. 4
"Sosialisasi yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan juga oleh perusahaan
swasta yang intens dan berkesinambungan ke sejumlah universitas dan
masyarakat ternyata memberikan dampak positif terhadap pemahaman
perdagangan berjangka," kata Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ)
atau JFX (Jakarta Futures Exchange) Stephanus Paulus Lumintang kepada pers di
Jakarta, Kamis.5
Pemerintah melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(Bappebti) Kementerian Perdagangan sudah mengeluarkan sejumlah regulasi yang
mengatur mengenai perdagangan berjangka komoditi, seperti mengenai perusahaan yang
berwenang menjalankan perdagangan berjangka serta pialang.
Salah satu indikator kinerja utama Bappebti ialah pertumbuhan volume transaksi
PBK. Apabila dilihat dari bukti diatas, Bappebti melakukan kegiatan komunikasi dengan
3 Loc.cit. 4 BAPPEBTI, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, BAPPEBTI/AR/57/07/2018 Annual Report Tahun 2017, hlm 32. 5 Ahmad Wijaya, Op.cit, hlm 1.
5
berbagai pihak untuk meningkatkan volume transaksi PBK dengan memberikan
pemahaman kepada masyarakat mengenai perdagangan berjangka komoditi.
Dalam struktur organisasi Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(Bappebti), terbagi menjadi lima bagian atau biro antara lain Sekretariat, Biro Peraturan
Perundang-undangan dan Penindakan, Biro Pengawas Pasar Berjangka dan Fisik, Biro
Pembinaan dan Pengembangan Pasar, Biro Pembinaan dan Pengawasan Sistem Resi
Gudang dan Pasar Lelang Komoditas.6 Di bawah Sekretariat Bappebti terdapat Bagian
Kerjasama dan Informasi Publik sebagai humas, dalam bagian inilah program dan
aktivitas humas dibuat.
Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh
penentuan strategi komunikasi.7 Strategi yang digunakan humas Bappebti untuk membuat
programnya berhasil ialah dengan menggunakan strategi komunikasi. Begitulah yang
dilakukan Bappebti untuk membuat program-programnya berhasil.
Berkaitan dengan hal tersebut, penulis ingin mengangkat tema penelitian strategi
komunikasi apa saja yang dilakukan oleh Bappebti untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat akan perdagangan berjangka komoditi.
Hubungan Masyarakat
Scott M. Cutlip and Allen H. Centre (1982), dalam bukunya Effective Public
Relations, mengungkapkan bahwa : “Public Relations adalah fungsi manajemen yang
menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan tatacara organisasi demi
6 BAPPEBTI, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, BAPPEBTI/AR/57/07/2018 Annual Report Tahun 2017, hlm 40-41. 7 Edi Suryadi, Strategi Komunikasi Sebuah Analisis Teori dan Praktis di Era Global, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018, hlm 4.
6
kepentingan publiknya, serta merencanakan suatu program kegiatan dan komunikasi
untuk memperoleh pengertian dan dukungan publiknya.8
Fungsi Hubungan Masyarakat
Menurut pakar Humas Internasional, Cutlip & Centre, and Canfield fungsi public
relations dapat dirumuskan, sebagai berikut.
1. Menunjang aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan besama (fungsi
melekat pada manajemen lembaga/organisasi).
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan pihak
publiknya, sebagai khalayak sasaran.
3. Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi, tanggapan masyarakat
terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan
manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dan mengatur arus informasi,
publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi
tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.9
Strategi Komunikasi
Strategi Komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku yang berjudul
Dimensi-Dimensi Komunikasi menyatakan bahwa strategi komunikasi merupakan
panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen
(communication management ) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan
tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara
taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda
sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi. 10
8 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016, hlm 25. 9 Ibid, hlm 19. 10 Edi Suryadi, Strategi Komunikasi sebuah analisi teori dan praktisi di Era Global, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018, hlm 5.
7
Komunikasi yang efektif membutuhkan efisiensi dari semua komponen-
kompenen komunikasi dengan mempertimbangkan prinsip utama dalam
mengimplementasikan program public relations melalui unsur 7C pada proses
komunikasi antara lain: Credibility (Kredibilitas), Context (Konteks), Content (Isi),
Clarity (Kejelasan), Continuity and consistency (Kontinuitas dan konsistensi), Channel
(Saluran), Capability of the audiens (Kapasitas atau kemampuan audiens).11
Pelaksanaan strategi PR dalam berkomunikasi yaitu menurut Cutlip, Center &
Broom yang dikenal dengan istilah “7-Cs PR Communications”, adalah sebagai berikut :
1. Credibility ( Kredibilitas ).
Komunikasi itu dimulai dari suasana saling percaya yang diciptakan oleh pihak
komunikator secara sungguh-sungguh, untuk melayani publiknya yang memiliki
keyakinan dan respek.
2. Contex ( Konteks )
Menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sosial,
pesan yang harus disampaikan dengan jelas serta sikap partisipatif. Komunikasi
efektif diperlukan untuk mendukung lingkungan sosial melalui pemberitaan di
berbagai media massa.
3. Content ( Isi )
Pesannya menyangkut kepentingan orang banyak/publik sehingga informasi
dapat diterima sebagia sesuatu yang bermanfaat secara umum bagi masyarakat.
11 Efektivitas Komunikasi Humas dalam Sosialisasi Program SIM Online oleh Satlantas Polrestabes Surabaya, http://publication.petra.ac.id/index.php/ilmu-komunikasi/article/view/6152/5649 , diakses pada 15 Juli 2019 pukul 17.24 WIB.
8
4. Clarity ( Kejelasan )
Pesan yang harus disusun dengan kata-kata yang jelas, mudah dimengerti, serta
memiliki pemahaman yang sama antara komunikator dan komunikan dalam hal
maksud, tema dan tujuan semua pihak.
5. Continuity and Consistency ( Kontinuitas dan Konsistensi )
Komunikasi merupakan proses yang tidak pernah berakhir, oleh karena itu
dilakukan secara berulangulang dengan berbagai variasi pesan. Dengan cara
demikian untuk mempermudah proses belajar, membujuk dan tema dari pesan-
pesan tersebut harus konsisten.
6. Channels ( Saluran )
Mempergunakan saluran media informasi yang tepat dan terpecaya serta dipilih
oleh khalayak sebagai target sasaran. Pemakaian saluran media yang berbeda akan
berbeda pula efeknya. Dengan demikian seorang Humas harus dapat memahami
perbedaan dan proses penyebaran informasi secara efektif.
7. Capability of the Audience ( Kapabilitas Khalayak )
Memperhitungkan kemampuan yang dimiliki oleh khalayak. Komunikasi dapat
menjadi efektif bagi masyarakat bila berkaitan dengan faktorfaktor yang
bermanfaat seperti kebiasaan dan peningkatan kemapuan membaca dan
pengembangan pengetahuan.12
Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukkan oleh
penentuan strategi komunikasi, jika tidak ada strategi komunikasi yang baik akan
12 Edi Suryadi, Op.Cit, hlm 122-123.
9
menimbulkan pengaruh negatif. Makna strategi komunikasi lebih cenderung mengarah
pada upaya mengemas pesan untuk dapat dikomunikasikan secara efektif.13
METODE PENELITIAN
Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Subjektif dan berada
hanya dalam referensi peneliti. Peneliti sebagai sarana penggalian interpretasi data.14
Penulis menggunakan pendekatan kualitatif karena ingin menjelaskan fenomena
mengenai strategi komunikasi Bappebti. Pendekatan tersebut menggunakan peneliti
sebagai sarana penggalian interpretasi data dimana peneliti mengumpulkan data sedalam-
dalamnya apabila data yang terkumpul sudah mendalam dan bias menjelaskan fenomena
yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Adapun jenis penelitian yang
digunakan penulis yaitu deskriptif.
Penelitian deskriptif menjabarkan fakta-fakta, populasi atau objek penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu
keadaan sejelas mungkin tanpa adanya perlakuan terhadap objek yang diteliti. 15
Penulis menggunakan penelitian kualitatif deskriptif karena penulis ingin
menjabarkan fakta-fakta fenomena yang terjadi mengenai strategi komunikasi Bappebti
dalam meningkatkan pemahaman masyarakat dan mencari hasil yang dapat
digeneralisasikan pada penelitian tersebut.
13 Ibid, hlm 4. 14 Rachmat Kriyantono, Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2010. Hlm 56. 15 Ibid. hlm 69.
10
Penulis menggunakan Teknik wawancara mendalam dan observasi untuk
mendapatkan data primer. Penulis menggunakan data sekunder berupa dokumen yang
berasal dari Bappebti.
Informan dalam penelitian ini, penulis akan mewawancarai beberapa pihak antara
lain , Bapak Muhammad Rivai Abbas, SS., MA., MBA., selaku Kepala Subbagian
Kerjasama Media. Renata Savira Ekasetya Putri, S.S. selaku staf pelaksana di Subbagian
Informasi Publik. Sigit Nugroho selaku karyawan di Kementerian Perdagangan, Achmad
Zainul Arifin dan Dinda Maharani selaku mahasiswa atau orang umum. Adapun key
informan dalam penelitian ini yaitu Bapak Rachmad Wahyudi, S.Kom., selaku Kepala
Subbagian Informasi Publik.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data. Menurut Miles dan Huberman bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga data yang didapat sudah jenuh dan dianggap
kredibel. Aktivitas dalam menganalisis data, yaitu pengumpulan data, reduksi data atau
merangkum hasil data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat oleh penulis, pemahaman masyarakat
mengenai perdagangan berjangka komoditi memang masih kurang. Bagian Kerjasama
dan Informasi Publik Sekretariat Bappebti mempunyai fungsi hubungan masyarakat yaitu
menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dan mengatur arus informasi, publikasi
serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra
11
positif bagi kedua belah pihak untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
perdagangan berjangka komoditi.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut Bappebti melakukan beberapa
kegiatan komunikasi sebagai bentuk strategi komunikasi. Penulis akan membahas satu
persatu mengenai strategi komunikasi apa aja yang dilakukan oleh Bappebti.
Kredibilitas Pesan Bappebti Dalam Meningkatkan Pemahaman Perdagangan
Berjangka Komoditi
Kredibiltas yang dimaksud oleh penulis ialah kredibilitas pesan atau informasi
untuk masyarakat dari komunikator atau sumber pesan yang digunakan oleh Bappebti.
Kredibilitas dapat menciptakan suasana saling percaya antara komunikator dan
komunikan.
Kredibilitas dari seorang pembicara atau narasumber sangatlah penting karena hal
itu dapat mempengarahui bagaimana ia menyampaikan pesan kepada masyarakat agar
mendapatkan kepercayaan masyarakat mengenai apa yang disampaikan.
Dalam kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Bappebti, komunikator yang akan
menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat adalah narasumber. Narasumber
yang dihadirkan oleh Bappebti sudah mempunyai kredibilitas yang baik. Hal tersebut
dapat dilihat dari background si pembicara yang memiliki pendidikan dan pengalaman
kerja dalam perdagangan berjangka komoditi atau financial services.
Dengan menggunakan narasumber yang memang sudah ahli atau pakar dalam
perdagangan berjangka komoditi, maka pesan yang disampikan pun memiliki kredibilitas
12
yang baik dan terpercaya, dapat dikatakan Bappebti menghadirkan langsung pakarnya
dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
Selain kredibilitas pesan yang disampaikan oleh narasumber dalam kegiatan sosialisasi
yang diadakan Bappebti, kredibilitas pesan atau informasi yang disampaikan oleh
Bappebti melalui media lain kepada masyarakat juga baik.
Kredibilitas pesan dalam media online Bappebti, seperti instagram, twitter,
facebook dan website sudah sangat baik. Setiap informasi yang disampaikan oleh
Bappebti melalui media-media sosial tersebut sangat terpercaya. Pesan yang disampaikan
memang benar-benar berasal dari Bappebti sendiri karena yang mengelola akun-akun
media sosial tersebut adalah tim dari Bagian Kerjasama dan Informasi Publik Sekretariat
Bappebti sendiri. Hal tersebut dapat dilihat di websitenya Bappebti yang memberikan
informasi yang informatif dan tidak ada hoax.
Target Audiens Bappebti Dalam Meningkatkan Pemahaman Perdagangan
Berjangka
Target audiens dapat ditentukan berdasarkan konteks pesan yang akan
disampaikan. Bappebti dalam rangka meningkatkan pemahaman perdagangan berjangka
komoditi melakukan berbagai kegiatan komunikasi dengan cara menyampaikan
informasi-informasi mengenai perdagangan berjangka komoditi.
Informasi atau pesan yang disampaikan oleh Bappebti harus mempunyai konteks
yang pas dengan masyarakat yang ada. Oleh karena itu, audiens yang dapat menerima
pesan dari Bappebti merupakan masyarakat yang memang tertariik dengan perdagangan
berjangka komoditi, seperti pialang atau pelaku usaha dibidang perdagangan berjangka
komoditi.
13
Kegitan sosialisasi yang diadakan oleh Bappebti merupakan wadah untuk para
pelaku usaha dibidang perdagangan berjangka komoditi yang ingin menambah
wawasannya mengenai perdagangan berjangka.
Konteks pesan Bappebti di media cetak dan media sosial juga ditujukan kepada
masyarakat yang memang tertarik dengan perdagangan berjangka, seperti pengusaha,
investor dan pelaku usaha dibidang perdagangan berjangka komoditi lainnnya.
Salah satu pesan yang disampaikan oleh Bappebti kepada masyarakat ialah
kebijakan yang dikeluarkan Bappebti mengenai peraturan dalam bertransaksi dalam
perdagangan berjangka komoditi. Pesan tersebut akan bermanfaat bagi masyarakat yang
memang ingin bertransaksi di perdagangan berjangka komoditi dengan aman supaya
terhindar dari penipuan, maka konteks pesannya cocok dengan keadaan masyarakat atau
kebutuhan masyarakat.
Isi Pesan Bappebti Dalam Meningkatkan Pemahaman Perdagangan Berjangka
Komoditi
Pesan yang dimaksud merupakan informasi yang menyangkut kepentingan orang
banyak/publik sehingga informasi dapat diterima sebagia sesuatu yang bermanfaat secara
umum bagi masyarakat. Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai
perdagangan berjangka komoditi, Bappebti sebagai lembaga pengawas dibidang
perdagangan berjangka komoditi mengeluarkan pesan-pesan atau informasi-informasi
kepada masyarakat mengenai perdagangan berjangka komoditi.
Isi dari pesan-pesan tersebut merupakan informasi berupa peraturan atau
kebijakan yang dikeluarkan Bappebti mengenai perdagangan berjangka komoditi,
14
informasi mengenai sistem perdagangan berjangka, perkembangan perdagangan
berjangka hingga isu-isu terbaru mengenai perdagangan berjangka komoditi.
Content atau isi pesan dalam setiap media yang digunakan Bappebti sangat
informatif. Dalam media-media tersebut memuat informasi mengenai perdagangan
berjangka komoditi, perkembangannya, isu-isu terbaru mengenai perdagangan berjangka
komoditi serta membagikan dokumentasi kegiatan yang dilakukan Bappebti. Dalam
kegiatan sosialisasi yang dilakukan Bappebti, isi pesan yang disampaikan merupakan
informasi yang mengedukasi masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut mengenai
bagaimana cara bertransaksi dibursa perdagangan berjangka komoditi, syarat-syarat
yang harus dipenuhi apabila ingin menjadi pialang serta menyampaikan kebijakan dan
peraturan-peraturan dalam sistem perdagangan berjangka agar masyarakat dapat
bertransaksi dalam perdagangan berjangka komoditi dengan aman.
Efektivitas Pesan Bappebti Dalam Meningkatkan Pemahaman Perdagangan
Berjangka Komoditi
Efektivitas dari sebuah pesan yang disampaikan dapat dilihat dari kejelasan
(clarity) pesan yang disampaikan. Supaya jelas, pesan harus disusun dengan kata-kata
yang jelas, mudah dimengerti, serta memiliki pemahaman yang sama antara komunikator
dan komunikan dalam hal maksud, tema dan tujuan semua pihak. Bappebti dalam
menyampaikan pesan kepada masyarakat sudah sangat jelas. Setiap pesan yang dimuat
dalam media-media Bappebti, ditulis dengan sangat jelas dan ringkas sehingga dapat
mudah dipahami oleh masyarakat.
Kejelasan (Clarity) dari komunikator dalam menyampaikan pesan pun sangat
baik, hal itu dikarenakan masyarakat atau audiens diberikan kesempatan untuk bertanya
15
kepada narasumber apabila ada pesan yang disampaikan kurang dimengerti, sehingga
terhindar dari miss communication.
Informasi didalam media cetak yang diterbitkan oleh Bappebti pun disajikan
dengan sangat jelas dan menarik. Clarity dari pesan-pesan tersebut disusun dengan kata-
kata yang jelas, mudah dimengerti, serta memiliki pemahaman yang sama antara
komunikator dan komunikan. Hal itu dilakukan untuk membuat masyarakat yang
membaca media cetak tersebut lebih mudah paham tentang pesan yang disampaikan
Kejelasan (clarity) pesan dimedia sosial Bappebti dapat dilihat dari bagaimana
Bappebti menyampaikan informasi kepada masyarakat lewat media sosial yang
digunakan seperti Instagram, twitter, facebook dan website. Pesan yang disampaikan
sangat jelas sehingga mudah dipahami. Hal itu dapat dilihat dari penggunaan caption atau
keterangan disetiap postingan, sehingga masyarakat dapat mengerti dengan mudah.
Konsistensi Pesan Bappebti Dalam Meningkatkan Pemahaman Perdagangan
Berjangka Komoditi
Komunikasi merupakan proses yang tidak pernah berakhir, oleh karena itu
dilakukan secara berulang-ulang dengan berbagai variasi pesan. Dengan cara demikian
untuk mempermudah proses belajar, membujuk dan tema dari pesan-pesan tersebut harus
konsisten.
Salah satu kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh Bappebti yang dilakukan
secara konsisten dan terus menerus adalah kegiatan sosialisasi. Sosialisasi yang diadakan
oleh Bappebti merupakan bentuk aktivitas penyampaian pesan melalui komunikasi dua
arah timbal balik (two way communication reciprocal) Bappebti dengan masyarakat atau
16
pelaku usaha atau pialang dan bertujuan untuk menciptakan saling pengertian,
menghargai, mempercayai serta toleran.
Masyarakat dapat bertemu langsung dengan narasumber-narasumber yang
memang sudah ahli dalam bidang perdagagan berjangka komoditi. Pemilihan narasumber
yang berkualitas juga berpengaruh kepada kredibilitas sebuah acara. Hal itu juga akan
mempengaruhi isi pesan yang disampaikan. Sosialisasi yang dilakukan Bappebti kepada
pelaku usaha atau pialang dan masyarakat dilakukan setiap tahunnya secara kontinu dan
konsisten. Selain mengadakan kegiatan sosialisasi setiap tahunnya, Bappebti juga
menyebarkan informasi melalui media cetak dan media sosial secara terus menerus.
Media cetak Bappebti diterbitkan secara kontinu dan konsisten, yaitu diterbitkan
setiap 3 bulan sekali. Hal tersebut dilakukan secara kontinu dan konsisten supaya
masyarakat terus mendapatkan asupan informasi dan update mengenai perdagangan
berjangka. Sama halnya dimedia sosial Bappebti yang selalu up to date mengenai
perkembangan perdagangan berjangka dan isu-isu terbaru mengenai perdagangan
berjangka.
Media Komunikasi Bappebti Dalam Meningkatkan Pemahaman Perdagangan
Berjangka Komoditi
Mempergunakan saluran media informasi yang tepat dan terpecaya serta dipilih
oleh khalayak sebagai target sasaran. Pemakaian saluran media yang berbeda akan
berbeda pula efeknya. Oleh karena itu, Bappebti menggunakan beberapa jenis media,
antara lain media offline, media online dan media cetak.
Media offline yang digunakan Bappebti untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat ialah dengan bentuk sosialisasi. Sosialisasi yang dilakukan Bappebti
17
melibatkan masyarakat dan pelaku usaha dengan mempertemukan langsung dengan
narasumber atau pakar dari perdagangan berjangka komoditi.
Berdasarkan hasil penelitian media online yang digunakan Bappebti sebagai
strategi komunikasinya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai
perdagangan berangka komoditi antara lain instagram, twitter, facebook dan website .
Media sosial tersebut dipilih sebagai media (channels) komunikasi Bappebti karena jenis
media sosial tesebut menjadi platform informasi kebanyakan masyarakat dizaman
sekarang.
Bappebti juga menggunakan publikasi di media cetak untuk menyebar informasi
mengenai perdagangan berjangka komoditi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
mengenai perdagangan berjangka komoditi. Media cetak yang dikeluarkan Bappebti
antara lain buletin, booklet dan leaflet. Pemilihan media cetak sebagai salah satu media
komunikasi Bapebti ialah sebagai bentuk literasi media yang menggunakan desain kreatif
sehingga menarik minat baca masyarakat. Penggunaan buletin, booklet dan leaflet
sebagai media (channels) dapat menarik minat baca masyarakat karena informasi-
informasinya dikemas secara menarik dengan desain yang menarik.
Kapabilitas Khayalak Bappebti Dalam Meningkatkan Pemahaman Perdagangan
Berjangka Komoditi
Kapabilitas yang dimaksud ialah memperhitungkan kemampuan yang dimiliki
oleh khalayak. Komunikasi dapat menjadi efektif bagi masyarakat bila berkaitan dengan
faktor-faktor yang bermanfaat seperti kebiasaan dan peningkatan kemampuan membaca
dan pengembangan pengetahuan.
18
Hal tersebut dilakukan Bappebti dalam pemilihan daerah yang dikunjungi untuk
diadakan sosialisasi oleh Bappebti dengan berdasarkan sistem zonasi dengan dan
mempertimbangkan kapabilitas atau kemampuan khalayak (Capability of the Audience)
untuk mendapatkan informasi-informasi mengani perdagangan berjangka komoditi
sangat mudah.
Bappebti meggunakan media sosial sebagai salah satu strategi komunikasinya
untuk menambah kapabilitas atau kemampuan khalayak (Capability of the Audience)
dalam rangka mendapatkan informasi-informasi mengenai perdagangan berjangka
komoditi dengan mudah.
Di zaman era digital sekarang, masyarakat dapat mencari tahu semua informasi
yang mereka cari dengan mengakses media sosial lewat gadget yang mereka punya.
Bappebti menggunakan strategi komunikasi adalah untuk mengenalkan sekaligus
mengedukasi masyarakat mengenai sistem perdagangan berjangka komoditi, dan
menambah pengetahuan serta wawasan masyarakat mengenai kebijakan maupun
peraturan yang berlaku dibidang perdagangan berjangka komoditi yang diterbitkan oleh
Bappebti. Dengan begitu bappebti dapat mecapai tujuannya yaitu meningkatkan
pemahaman perdagangan berjangka komoditi. Hal tersebut sesuai dengan salah satu
indikator komunikasi dalam rumus Lasswell, tentang apa yang dihaapkan dari kegiatan
komunikasi yang dilakukan yaitu effect.
Hambatan Bappebti Dalam Meningkatkan Pemahaman Perdagangan Berjangka
Komoditi
Berdasarkan hasil penelitian, dalam melaksankan strategi komunikasi untuk
meningkatkan pemahaman perdangan berjangka komoditi, Bappebti memiliki beberapa
19
hambatan. Salah satunya yaitu jumlah sumber daya manusia yang menangani kehumasan
yang kurang memadai, hanya ada 6 pelaksana (staf) dalam bagian kerjasama dan
informasi publik, dan dari background pendidikan sumber daa manusia yang bukan
dibidang kehumasan.
Apabila dilihat dari faktor luarnya, masih terbatasnya jumlah ahli atau akademisi
di bidang berjangka komoditi, sehingga sulit mendapatkan narasumber yg kompeten.
Masih kurangnyaa pengetahuan masyarakat mengenai perdagangan berjangka komoditi,
sehingga memerlukan upaya yang lebih keras dan intensif untuk menyampaikan pesan
mengenai PBK
Hal tersebut berpegaruh terhadap credibility (kredibilitas) strategi komunikasi
yang akan direncanakan, sehingga kegiatan komunikasi atau strategi komunikasi yng
akan dilakukan kurang efektif.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Strategi Komunikasi Badan Pengawas
Perdagangan Berjangka Komoditi Dalam Meningkatkan Pemahaman Perdagangan
Berjangka Komoditi dapat ditarik kesimpulan bahwa Bagian Kerjasama dan Informasi
Bappebti yang memiliki tugas dan fungsi kehumasan menerapkan strategi komunikasi
melalui berbagai kegiatan komunikasi dalam bentuk sosialisasi, publikasi di media cetak,
serta penyebaran informasi melalui media online atau media sosial. Penggunaan media-
media komunikasi tersebut cukup efektif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
mengenai perdagangan berjangka komoditi.
Dalam melaksanakan strategi komunikasi Bappebti, ada beberapa indikator yang
diperhatikan, antara lain kredibilitas pesan, target audiens, isi pesan, efektivitas pesan,
20
konsistensi pesan, media komunikasi dan kapabilitas khayalak. Bappebti dalam
menerapkan strategi komunikasinya memiliki beberapa kendala dan hambatan, yaitu
keterbatasan anggaran yang dialokasikan dalam menerapkan starategi komunikasi,
keterbatasan sumber daya manusia yang menangani bidang kehumasan di bagian
Kerjasama dan Informasi Bappebti baik dari sisi jumlah maupun kompetensi keahlian
kehumasan dan masih kurangnya jumlah ahli atau akademisi di bidang perdagangan
berjangka komoditi di Indonesia, sehingga tidak mudah untuk mendapatkan narasumber
yg kompeten.
DAFTAR PUSTAKA
BAPPEBTI. (2017). Annual Report Tahun 2017 BAPPEBTI/AR/57/07/2018
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
Kriyantono,Rachmat. (2010). Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Ruslan, Rosady. (2016). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi
dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suryadi, Edi. (2018). Strategi Komunikasi Sebuah Analisis Teori dan Praktis di Era
Global, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wijaya, Ahmad. (2018). Pemahaman Masyarkat tentang Perdagangan Berjangka Makin
Tinggi. Diakses dari https://www.antaranews.com/berita/732725/pemahaman-
masyarakat-tentang-perdagangan-berjangka-makin-tinggi