70
CHAPTER 14 : AUDIT ATAS SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS (Pengujian atas Pengendalian & Pengujian Substantif atas Transaksi) Sales Cash in Bank Cash Sales Sales on account Accounts Receivable Beginning Cash Receipt Balance Sales Returns Cash discounts taken Sales on and allowances account Charge-off of uncollectible Ending accounts Sales Returns & Allowance Balance Allowance for Uncollectible accounts Charge-off of Beginning uncollectible Balance accounts Bad Debt Expense Estimate of Bad debt expense Ending Balance “ACCOUNTS IN THE SALES AND COLLECTION CYCLE” Lima golongan transaksi yang terdapat dalam SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: 1. Transaksi Penjualan (Kas dan Kredit) / Sales (Cash and Sales on account) 2. Transaksi Penerimaan Kas / Cash Receipts 3. Transaksi Retur dan Pengurangan Harga Penjualan / Sales Returns and Allowances

Pengauditan II

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengauditan II

CHAPTER 14: AUDIT ATAS SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS

(Pengujian atas Pengendalian & Pengujian Substantif atas Transaksi)

Sales Cash in Bank

Cash Sales Sales on account Accounts Receivable

Beginning Cash Receipt Balance Sales Returns Cash discounts taken Sales on and allowances account

Charge-off of uncollectible

Ending accounts Sales Returns & Allowance

Balance

Allowance for Uncollectible accounts

Charge-off of Beginninguncollectible Balanceaccounts Bad Debt

Expense Estimate of Bad debt expense

Ending Balance

“ACCOUNTS IN THE SALES AND COLLECTION CYCLE”

Lima golongan transaksi yang terdapat dalam SIKLUS PENJUALAN DAN

PENAGIHAN:

1. Transaksi Penjualan (Kas dan Kredit) / Sales (Cash and Sales on account)

2. Transaksi Penerimaan Kas / Cash Receipts

3. Transaksi Retur dan Pengurangan Harga Penjualan / Sales Returns and

Allowances

4. Transaksi Penyisihan Piutang Tak Tertagih / Charge-off of Uncollectible

Accounts

5. Transaksi Penghapusan Piutang Tak Tertagih / Estimate of Bad Debt

Expense

Akun-akun Utama yang terdapat/terlibat dalam SIKLUS PENJUALAN DAN

PENAGIHAN:

1. Akun Penjualan

Page 2: Pengauditan II

2. Akun Piutang Usaha

3. Akun Retur & Pengurangan Harga Penjualan

4. Akun Potongan Tunai yang Diambil

5. Akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih

6. Akun Beban Piutang Tak Tertagih

7. Akun Kas di Bank

CLASSES OF

TRANSACTIONS ACCOUNTS BUSINESS FUNCTION DOCUMENTS AND RECORDS

SALES SALES

ACCOUNTS

RECEIVABLE

1. Processing Customer

Orders

2. Granting Credit

3. Shipping Goods

4. Billing Customers and

Recording Sales

- Customer Order

- Sales Order

- Customer Order/Sales

Order

- Shipping Document

- Sales Invoice

- Sales Transaction File

- Sales Journal

- Account Receivable Master

File

- Acc. Receivable trial

balance

- Monthly Statements

CASH RECEIPT CASH

ACCOUNTS

RECEIVABLE

Processing and Recording

Cash Receipt

- Remittance Advice

- Prelisting of Cash receipt

- Cash Receipt Transaction

File

- Cash Receipt Journal

SALES

RETURNS AND

ALLOWANCES

SALES

RETURNS &

ALLOWANCES

ACCOUNTS

RECEIVABLE

Processing and Recording

Sales Returns and

Allowances

- Credit Memo

- Sales Returns and

allowances

Journal

Page 3: Pengauditan II

CHARGE-OFF of

UNCOLLECTIBL

E ACCOUNTS

(Penghapusan

P/U tak

tertagih)

ALLOWANCE

FOR

UNCOLLECTIBL

E ACCOUNTS

ACCOUNTS

RECEIVABLE

Charging off uncollectible

accounts receivable

- Uncollectible Accounts

Authorization Form

- General Journal

BAD DEBT

EXPENSE

(Beban P/U tak

tertagih)

BAD DEBT

EXPENSE

ALLOWANCE

FOR

UNCOLLECTIBL

E ACCOUNTS

Providing for Bad Debt General Journal

METHODOLOGY FOR DESIGNING TEST OF CONTROLS AND SUBSTANTIVE TEST OF TRANSACTION

FOR SALES

Metodologi tersebut membantu auditor dalam merancang program audit yang efektif dan efisien.

Audit Procedurs

Sample Size

Items to Select

Timing

Understand Internal Control - Sales

Design tests of controls and substantive tests of transactions for sales to meet transaction- related audit objectives

Assess Planned Control Risk – Sales

Determine extent of Testing Controls

3 Metoda Memperoleh dan Mendokumentasikan Pemahaman SPI:

1. Deskripsi Naratif2. Flowchart (Bagan Arus)3. Kuesioner PI

Beberapa metoda mengevaluasi pengoperasian SPI:1. Memutakhirkan dan mengevaluasi pengalaman

auditor pada audit tahun sebelumnya2. Pemeriksaan / tanya jawab dengan pegawai klien3. Inspeksi dokumen dan catatan 4. Melakukan penelaahan menyeluruh atas sistem

Langkah-langkah:1. Menetapkan apakah L/K auditibel 2 faktor utama: integritas manajemen dan catatan akuntansi yang memadai2. Menilai risiko pengendalian awal berdasarkan pemahaman yang diperoleh dan asumsi bahwa pengendalian dilakukan

Page 4: Pengauditan II

1. Understand Internal ControlPendekatan tipikal untuk penjualan adalah mempelajari bagan arus klien, menyiapkan kuesioner PI, dan menjalankan uji “walkthrough” atas penjualan.

2. Asses Planned Control Risk

Ada 4 langkah dasar untuk penaksiran :a. Kerangka acuan untuk menaksir risiko pengendalian untuk semua golongan transaksi ada enam

tujuan audit terkait transaksi.b. mengidentifikasi pengendalian intern kunci untuk penjualan, beserta kelemahannya (defisiensi).

Pengendalian dan kelemahan akan berbeda untuk setiap pengujian. Pengendalian dan defisiensi/kelemahan diidentifikasi dari bagan arus dan hasil kuesioner.

c. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahan/defisiensi, auditor memadukannya dengan tujuan. (dalam sebuah matrik Pengendalian Intern)

d. menaksir risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan defisiensi/kelemahan untuk setiap tujuan.

Pengendalian Kunci untuk Penjualan

1. Adequate Separation of Duties (Pemisahan tugas yang memadai)Untuk mencegah terjadinya fraud baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.Pemisahan fungsi persetujuan penjualan kredit dari fungsi penjualan.Pemisahan fungsi pencatatan kas dengan fungsi penerima/penyimpan kas.

2. Proper Authorization (Otorisasi yang pantas)Auditor berkepentingan atas otorisasi pada 3 titik kunci: a. Penjualan kredit harus diotorisasi secara pantas sebelum penjualan dilakukanb. Barang dikirim hanya setelah diotorisasi dengan semestinya.c. Harga, termasuk syarat penjualan, ongkos angkut dan potongan-potongan harus

diotorisasi.3. Adequate Documents and Records (Dokumen dan catatan yang memadai)

Perusahaan menyiapkan beberapa tindasan/salinan dari formulir yang prenumbered4. Prenumbered documents (Dokumen yang prenumbered)

Dimaksudkan untuk mencegah kegagalan dalam menagih atau mencatat penjualan, dan terjadinya penagihan dan pencatatan dua kali.

5. Monthly Statement (Rekening Bulanan)Dilakukan seorang independen yang tidak terlibat/ikut bertanggungjawab atas penanganan kas atau penyiapan catatan penjualan dan piutang, merupakan pengendalian yang berguna karena akan mendorong tanggapan pelanggan jika saldonya dinyatakan tidak tepat

6. Internal Verification Procedures (Prosedur verifikasi intern)Menggunakan orang yang independen untuk mengecek pemrosesan dan pencatatan transaksi penjualan untuk memenuhi ke 6 tujuan audit berkait transaksi.

3. Determine Extent of Testing Control (Menentukan luasnya pengujian pengendalian)

Setelah auditor mengidentifikasi pengendalian intern kunci dan defisiensi/kelemahannya, risiko pengendalian ditetapkan. Untuk audit perusahaan publik, auditor harus melakukan pengujian atas pengendalian kunci dan mengevaluasi dampak defisiensi dan menyampaikannya dalam laporan auditor atas pengendalian intern atas pelaporan keuangan. Untuk audit perusahaan non publik, auditor harus memutuskan apakah pengujian substantif akan dikurangi secukupnya untuk mempertimbangkan cost untuk melakukan pengujian pengendalian.

4. Design Test of Controls for Sales (Rancang Pengujian atas Pengendalian untuk Penjualan)Untuk setiap pengendalian kunci, satu atau lebih pengujian atas pengendalian harus dirancang untuk memverifikasi efektifitasnya.

5. Rancang Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Penjualan

Page 5: Pengauditan II
Page 6: Pengauditan II

FORMAT RANCANGANPENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI UNTUK PENJUALAN – HILLSBURG HARDWARE CO.

Tujuan

Audit

Umum

Berkait

Transaksi

Tujuan Audit Spesifik Berkait Transaksi

PENJUALAN

Pengendalian Intern Kunci

Pengujian atas Pengendalian(PENJUALAN)

Defisiensi Pengujian Substantif atas Transaksi(PENJUALAN)

Eksistensi

(Keberadaan

)

Penjualan yang tercatat adalah untuk pengiriman aktual kepada pelanggan non fiktif

Kkredit disetujui secara otomatis oleh komputer dengan membandingkan batas kredit yang diotorisasi (C1)

Penjualan didukung Dokumen Pengiriman yang diotorisasi dan Order Pelanggan yang disetujui (C 2)

Batch Total dari kuantitas yang dikirim dibandingkan dengan kuantitas yang ditagih ( C 6)

Rekening Bulanan dikirim ke pelanggan setiap bulan (C 9)

Periksa Persetujuan Kredit dalam Order Pelanggan (13 e )

Periksa Faktur Penjualan untuk mendukung konosemen dan Order Pelanggan ( 13 b )

Periksa berkas batch total untuk adanya inisial klerk pengendali data ( 8 )

Amati apakah Rekening Bulanan dikirim ke pelanggan ( 6 )

Tidak ada verifikasi intern untuk menghindari kemungkinan faktur penjualan dicatat lebih dari satu kali

Hitung satu rangkaian Faktur Penjualan (12)

Telaah Jurnal Penjualan dan Berkas Induk untuk jumlah yang besar / tidak biasa. (1)

Telusuri ayat pembukuan jurnal penjualan ke dokumen pendukung meliputi; salinan FP, DP, Order Penjualan dan Order Pelanggan ( 14 )

KelengkapanPenjualan yang ada seluruhnya telah dicatat

Dokumen Pengiriman prenumbered dan dihitung / diurut setiap minggu (C5)

Batch Total dari kuantitas yang dikirim dibandingkan dengan kuantitas yang ditagih ( C 6 )

Hitung urutan Dokumen Pengiriman ( 10 )

Periksa berkas batch total untuk adanya inisial klerk pengendali data ( 8 )

Telusuri Dokumen Pengiriman terpilih ke Jurnal Penjualan untuk meyakinkan masing-masing telah dimasukkan ( 11 )

Page 7: Pengauditan II

AkurasiPenjualan yang tercatat adalah untuk jumlah barang yang dikirim dan ditagih, dan telah dicatat dengan benar.

Penjualan didukung Dokumen Pengiriman yang diotorisasi dan Order Pelanggan yang disetujui (C 2)

Batch Total dari kuantitas yang dikirim dibandingkan dengan kuantitas yang ditagih ( C6 )

Harga jual per unit didapat dari daftar harga yang diotorisasi ( C7 )

Rekening Bulanan dikirim ke pelanggan setiap bulan ( C 9 )

Periksa Faktur Penjualan untuk mendukung konosemen dan Order Pelanggan ( 13 b )

Periksa berkas batch total untuk adanya inisial klerk pengendali data ( 8 )

Periksa daftar harga yang telah disetujui untuk menguji akurasi dan kepantasan otorisasi ( 9 )

Amati apakah Rekening Bulanan dikirim ( 6 )

Telusuri ayat jurnal penjualan ke FP ( 13 )

Hitung ulang harga dan perkalian dalam Faktur Penjualan ( 13 b )

Telusuri rincian dalam FP ke:- Dokumen Pengiriman ( 13

c )- Order Penjualan ( 13 d )- Order Pelanggan ( 13 e )

KlasifikasiTransaksi Penjualan diklasifikasikan dengan pantas

Pengklasifikasian akun diverifikasi secara internal (penelaahan dan verifikasi intern) ( C 8 )

Periksa indikasi verifikasi intern untuk dokumen terkait ( 13 b )

Periksa salinan FP untuk ketepatan pengklasifikasian akun ( 13 b )

Tepat WaktuPenjualan dicatat dalam waktu yang tepat

Dokumen Pengiriman prenumbered dan dihitung / diurutkan setiap minggu oleh akuntan ( C 5 )

Hitung urutan Dokumen Pengiriman ( 10 )

Tidak ada pengendalian untuk pengujian ketepatan waktu pencatatan

Bandingkan tanggal transaksi penjualan yang tercatat dalam jurnal penjualan dengan salinan FP dan Konosemen ( 13 b dan 13 c )

Posting dan

Pengikhtisar

an

Transaksi penjualan dimasukkan dengan memadai dalam berkas induk piutang usaha dan diikhtisarkan dengan benar

Komputer secara langsung memasukkan transaksi ke berkas induk piutang usaha dan buku besar ( C 10 )

Berkas induk P/U direkonsiliasi ke buku besarnya setiap bulan ( C 11 )

Rekening Bulanan dikirim ke pelanggan setiap bulan ( C 9 )

Periksa bukti-bukti bahwa Berkas Induk P/U direkonsiliasi ke Buku Besar ( 7 )

Periksa bukti-bukti bahwa Berkas Induk P/U direkonsiliasi ke Buku Besar ( 7 )

Amati apakah Rekening Bulanan dikirim ( 6 )

Telusuri Faktur Penjualan yang terpilih dari jurnal penjualan ke Berkas Induk P/U dan ujilah untuk jumlah, tanggal dan nomor faktur ( 13 a )

Gunakan software audit untuk memeriksa penjumlahan ke bawah dan penjumlahan ke samping dalam jurnal penjualan dan telusuri totalnya ke Buku Besar ( 2 )

Page 8: Pengauditan II

FORMAT RANCANGANPENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI UNTUK PENERIMAAN KAS – HILLSBURG HARDWARE CO.

TUJUAN AUDIT SPESIFIK BERKAIT

TRANSAKSI(PENERIMAAN

KAS)

PENGENDALIAN INTERNKUNCI

PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN

(PENERIMAAN KAS)

DEFISIENSI PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

(PENERIMAAN KAS)

Penerimaan kas yang dicatat adalah dana yang secara aktual diterima perusahaan (EKSISTENSI)

Akuntan secara independen merekonsiliasi rekening koran (C1)

Batch Total penerimaan kas dibandingkan dengan laporan ikhtisar komputer (C4)

Amati apakah akuntan merekonsiliasi rekening koran (3)

Periksa berkas batch total untuk inisial klerk pengendali data (8)

Telaah jurnal penerimaan kas dan berkas induk untuk transaksi dan jumlah yang tidak biasa (1)

Telusuri ayat pembukuan penerimaan kas dari jurnal penerimaan kas ke rekening koran (19)

Siapkan pembuktian penerimaan kas (18)

Kas yang diterima telah dicatat dalam jurnal penerimaan kas(KELENGKAPAN)

Daftar Sementara Penerimaan Kas (C2)

Cek dicap / distempel dengan penyelesaian restriktif (C3)

Batch total penerimaan kas dibandingkan dengan laporan ikhtisar komputer (C4)

Rekening/Laporan Bulanan dikirim ke pelanggan setiap bulan (C5)

Amati apakah daftar penerimaan kas digunakan (4)

Amati penyelesaian restriktif pada cek yang masuk (5)

Periksa berkas batch total untuk inisial i klerk pengendali data (8)

Amati apakah rekening bulanan dikirim (6)

Daftar Sementara Penerimaan Kas tidak digunakan untuk memverifikasi penerimaan kas yang dicatat (W1)

Dapatkan daftar sementara penerimaan kas dan telusuri jumlahnya ke jurnal penerimaan kas, ujilah nama, jumlah, dan tanggal (15)

Bandingkan daftar sementara penerimaan kas dengan salinan slip setoran (16)

Page 9: Pengauditan II

Kas yang diterima disetor dan dicatat sejumlah yang diterima(AKURASI)

Akuntan secara independen merekonsiliasi rekening koran (C1)

Batch total penerimaan kas dibandingkan dengan laporan ikhtisar komputer (C4)

Rekening/Laporan Bulanan dikirim ke pelanggan setiap bulan (C5)

Amati apakah akuntan merekonsiliasi rekening koran (3)

Periksa berkas batch total untuk inisial klerk pengendali data (8)

Amati apakah rekening bulanan dikirim (6)

Dapatkan daftar sementara penerimaan kas dan telusuri jumlahnya ke jurnal penerimaan kas, ujilah nama, jumlah, dan tanggal (15)

Siapkan pembuktian penerimaan kas (18)

Transaksi penerimaan kas diklasifikasikan dengan pantas(KLASIFIKASI)

Verifikasi intern atas transaksi penerimaan kas (C6)

Periksa indikasi verifikasi intern (15)

Periksa daftar sementara penerimaan kas untuk kepantasan klasifikasi akun (17)

Penerimaan Kas dicatat pada saat yang tepat(TEPAT WAKTU)

Prosedur yang mensyaratkan pencatatan kas setiap hari (C7)

Amati kas yang tidak dicatat pada saat yang tepat (4)

Bandingkan tanggal setoran pada rekening koran dengan tanggal dalam jurnal penerimaan kas dan daftar sementara penerimaan kas (16)

Penerimaan kas dimasukkan dengan semestinya ke Berkas Induk P/U dan diikhtisarkan dengan benar(POSTING dan PENGIKHTISARAN)

Rekening/Laporan Bulanan dikirim ke pelanggan setiap bulan (C5)

Komputer secara otomatis memasukkan transaksi ke berkas induk P/U dan buku besar (C8)

Berkas Induk P/U direkonsiliasi ke Buku Besar setiap bulan (C9)

Amati apakah rekening bulanan dikirim (6)

Periksa bukti bahwa berkas induk P/U direkonsiliasi ke buku besar (7)

Periksa bukti bahwa berkas induk P/U direkonsiliasi ke buku besar (7)

Telusuri ayat pembukuan terpilih dari jurnal penerimaan kas ke berkas induk P/U dan ujilah tanggal dan jumlahnya (20)

Telusuri sisi kredit terpilih dari berkas induk P/U ke jurnal penerimaan kas dan ujilah tanggal dan jumlahnya (21)

Gunakan software audit untuk memeriksa penjumlahan ke bawah dan penjumlahan ke samping jurnal penerimaan kas dan telusuri totalnya ke buku besar (2)

Page 10: Pengauditan II
Page 11: Pengauditan II

Format Rancangan dan Format Pelaksanaan

Dalam mengubah Format Rancangan menjadi Format Pelaksanaan, prosedur-prosedur tersebut

digabungkan. Hal ini akan:

1. Menghilangkan prosedur ganda

2. Meyakinkan bahwa kalau suatu dokumen diuji, seluruh prosedur yang berhubungan dengan

dokumen tersebut dilakukan pada saat yang sama.

3. Memungkinkan auditor untuk menjalankan prosedur dengan cara paling efektif

RETUR DAN PENGURANGAN HARGA PENJUALAN

Tujuan audit dan cara klien mengendalikan pemrosesan Nota Kredit (Memo Kredit) pada hakekatnya sama seperti diuraikan dalam penjualan, dengan dua perbedaan penting. a. Pertama berkaitan dengan materialitas.

Dalam banyak kasus / contoh, Retur dan Pengurangan Harga Penjualan sangat tidak material sehingga dapat diabaikan dalam pelaksanaan audit.

b. Kedua: berhubungan dengan penekanan dalam tujuan.Untuk retur dan pengurangan harga penjualan, penekanan tujuan biasanya pada pengujian keberadaan / eksistensi transaksi yang dicatat sebagai cara untuk menemukan pengalihan kas dari penagihan P/U yang telah diterima dengan retur dan pengurangan harga penjualan fiktif.

Biasanya tujuan lain tidak dapat diabaikan. Tujuan dan metodologi dalam mengaudit Retur dan pengurangan harga penjualan pada hakekatnya sama dengan penjualan. Logika yang sama diterapkan untuk mendapatkan pengendalian yang ada, pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.

METODOLOGI PERANCANGAN PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN DANPENGUJIAN SUBSTANTIF

ATAS TRANSAKSI - PENERIMAAN KAS

Metodologi yang sama yang digunakan dalam penjualan, digunakan untuk merancang pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penerimaan kas.Prosedur audit untuk pengujian atas transaksi penerimaan kas dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan dalam penjualan, yakni:

- menentukan tujuan audit berkait transaksi- mengidentifikasi pengendalian intern kunci bagi tiap tujuan- mengembangkan pengujian atas pengendalian untuk masing-masing tujuan- mengembangkan pengujian substantif atas transaksi untuk masing-masing tujuan

TEST TO DISCOVER LAPPING OF ACCOUNTS RECEIVABLE (Pengujian untuk menemukan lapping P/U)

Lapping, yang merupakan defalkasi umum, adalah menangguhkan pencatatan penerimaan piutang untuk menyembunyikan adanya kekurangan kas. Biasanya dilakukan orang yang memegang penerimaan kas.Defalkasi jenis ini dapat dengan mudah dicegah melalui pemisahan tugas.Dapat dideteksi dengan membandingkan nama, jumlah, dan tanggal yang ditunjukkan dalam Nota Pembayaran dengan jurnal penerimaan kas dan salinan setoran terkait.Prosedur ini memakan waktu, karenanya dilakukan hanya jika ada perhatian khusus terhadap defalkasi akibat lemahnya SPI.

PENGUJIAN AUDIT ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH

Keberadaan dari penghapusan yang dicatat merupakan pertimbangan utama auditor dalam memverifikasi penghapusan piutang tak tertagih. Perhatian utama dalam menguji penghapusan piutang tak tertagih adalah kemungkinan klien untuk menutupi defalkasi dengan menghapus piutang yang telah ditagih.

Pengendalian penting untuk mencegah kekeliruan serupa ini adalah otorisasi yang pantas atas penghapusan piutang oleh tingkat manajemen yang telah ditentukan, hanya setelah penyelidikan menyeluruh tentang alasan mengapa pelanggan tidak dapat membayar.Biasanya verifikasi penghapusan piutang relatif sedikit memakan waktu. Prosedur yang lazim adalah memeriksa persetujuan oleh orang yang berwenang.

Page 12: Pengauditan II

PENGENDALIAN INTERN

Tujuan Audit Berkait Transaksi – Penerimaan Kas

Pen

erim

aan

ka

s y

ang

dic

atat

ad

alah

unt

uk

dana

ya

ng s

ecar

a

aktu

al

dite

rima

pe

rusa

haa

n.

(eks

iste

nsi

)

Kas

ya

ng

d

iterim

a

dica

tat

dala

m j

urna

l ka

s p

ene

rimaa

n

kas

(k

elen

gka

pan

)

Pen

erim

aan

ka

s y

ang

dic

atat

te

lah

di

seto

r

seju

mla

h

yan

g dt

erim

a (

Aku

ras

i)

Tra

nsa

ksi

pe

ner

ima

an

kas

dikl

asifi

kasi

kan

de

nga

n p

anta

s (k

lasi

fika

si)

Pen

erim

aan

kas

dica

tat

deng

an

te

pat

wa

ktu

(te

pat

wak

tu)

Pen

erim

aan

ka

s

dim

asu

kkan

de

nga

n s

emes

tinya

ke

dal

am

Ber

kas

In

duk

P

/U

dan

di

ikht

isa

rkan

de

nga

n

bena

r (p

ost

ing

& p

eng

ikh

tisa

ran

)

Pengendalian

Kunci

Akuntan secara independen merekonsiliasi rekening koran (C1) C CDaftar Sementara Penerimaan Kas digunakan (C2) C

Cek dicap dengan restrictive endorsement (C3) C

Batch Total penerimaan kas dibandingkan dengan laporan ikhtisar komputer (C4)

C C C

Laporan bulanan dikirim ke pelanggan setiap bulan (C5) C C C

Verifikasi intern atas transaksi penerimaan kas (C6) CProsedur yang mengharuskan pencatatan kas setiap hari (C7) CKomputer secara otomatis memasukkan transaksi ke catatan Kartu Piutang dan ke Buku Besar Piutang Usaha (C8)

C

Berkas Induk P/U direkonsiliasi dengan Buku Besarnya setiap bulan (C9)

C

DE

FIC

IEN

CY Daftar Penerimaan Kas tidak

digunakan untuk memverifikasi penerimaan kas yang dicatat(W1)

W

ASSESSED CONTROL RISK Low Med Low Low Low Low

MATRIKS RISIKO PENGENDALIAN UNTUK HILLSBURG HARDWARE CO. – PENERIMAAN KAS

C = Control; W = Significant deficiency or material weakness

Page 13: Pengauditan II

MATRIKS RISIKO PENGENDALIAN UNTUK HILLSBURG HARDWARE CO. – PENJUALAN

PENGENDALIAN INTERN

Tujuan Audit Berkait Transaksi - Penjualan

Pen

jua

lan

ya

ng d

icat

at

untu

k pe

ngiri

man

ke

pe

lang

gan

non

fik

tif (

eks

iste

nsi

)

Tra

nsa

ksi

pen

jual

an y

ang

ad

a

tela

h di

cata

t ( k

elen

gkap

an )

Pen

jua

lan

tel

ah d

icat

at

deng

an

bena

r (

aku

rasi

)

Pen

jua

lan

tel

ah d

ikla

sifik

asik

an

deng

an

pant

as

( k

lasi

fika

si )

Pen

jua

lan

dic

atat

pad

a p

erio

de

yan

g te

pat

( te

pat

wak

tu )

Tra

nsa

ksi p

enju

alan

di

ma

sukk

an k

e b

uku

besa

r de

nga

n pa

nta

s da

n

diik

htis

ark

an d

enga

n b

ena

r (p

ostin

g d

an p

eng

ikht

isa

ran

)

Pengendalian

Kunci

Kredit secara otomatis disetujui komputer dengan membandingkan batas kredit yang diotorisasi ( C1 )

C

Penjualan yang dicatat didukung oleh dokumen pengiriman yang diotorisasi dan order pelanggan yang telah disetujui ( C2)

C C

Pemisahan tugas antara penagihan, pencatatan penjualan dan yang memegang penerimaan kas ( C3 )

C C C

Dokumen pengiriman diberikan ke bagian penagihan setiap hari dan ditagih hari berikutnya (C4 )

C C

Dokumen pengiriman prenumbered dan diurutkan setiap minggu ( C5 ) C C

Batch total dari kuantitas yang dikirim dibandingkan dengan kuantitas yang ditagih ( C6 )

C C C

Harga jual per unit diperoleh dari daftar harga yang telah diotorisasi (C7)

C

Verifikasi intern atas transaksi penjualan ( C8 )

C

Rekening bulanan dikirim ke pelanggan setiap bulan ( C9 )

C C C

Komputer secara otomatis memposting transaksi ke berkas induk piutang dan ke buku besarnya ( C10 )

C

Berkas Induk P/U direkonsiliasi ke buku besarnya setiap bulan (C11)

C

Kel

emah

an Tidak ada verifikasi intern atas

kemungkinan Faktur Penjualan dicatat lebih dari satu kali ( W1 )

W

Tidak ada pengendalian untuk menguji ketepatan waktu pencatatan (W2)

W

Penetapan Risiko Pengendalian Med Low Low Low Med Low

Page 14: Pengauditan II

FORMAT PELAKSANAAN

HILLSBURG HARDWARE CO.Prosedur Audit untuk Pengujian atas Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Penjualan dan Penerimaan Kas(Ukuran Sampel dan Pos atau Unsur dalam Sampel Tidak Dimasukkan)

UMUM

1. Telaah jurnal dan berkas induk untuk transaksi dan jumlah yang tak biasa2. Gunakan software audit untuk penjumlahan ke bawah dan penjumlahan ke samping jurnal

penjualan dan penerimaan kas dan telusuri totalnya ke buku besar3. Amati apakah akuntan merekonsiliasi rekening koran4. Amati apakah daftar sementara penerimaan kas digunakan dan keberadaan kas yang tidak dicatat5. Amati apakah penyelesaian restriktif digunakan dalam penerimaan kas6. Amati apakah rekening bulanan dikirim7. Amati apakah akuntan membandingkan total berkas induk dengan akun buku besar8. Periksa berkas batch total untuk adanya inisial klerk pengendali data9. Periksa daftar harga yang telah diotorisasi dalam berkas induk persediaan untuk keakuratan dan

ketepatan otorisasi

PENGIRIMAN BARANG

10. Hitung / periksa urutan Dokumen Pengiriman11. Telusuri dokumen pengiriman terpilih ke jurnal penjualan untuk menjamin bahwa masing-masing

telah dimasukkan

PENAGIHAN KE PELANGGAN DAN PENCATATAN PENJUALAN DALAM CATATAN

12. Hitung urutan faktur penjualan dalam jurnal penjualan13. Telusuri salinan faktur penjualan terpilih dari jurnal penjualan ke:

a. berkas induk piutang usaha dan ujilah untuk jumlah, tanggal dan nomor fakturb. salinan faktur penjualan dan cek untuk jumlah total yang dicatat dalam jurnal, tanggal, nama

pelanggan dan klasifikasi akun. Cek untuk harga, perkalian, dan penjumlahan ke bawah. Periksa dokumen pendukung untuk indikasi adanya verifikasi intern

c. konosemen dan ujilah untuk nama pelanggan, deskripsi barang, kuantitas dan tanggald. salinan order penjualan dan ujilah untuk nama pelanggan, deskripsi barang, kuantitas, tanggal

dan indikasi adanya verifikasi interne. order pelanggan dan ujilah untuk nama pelanggan, deskripsi barang, kuantitas, tanggal dan

adanya persetujuan kredit14. Telusuri penjualan yang dicatat dari jurnal penjualan ke arsip dokumen pendukung, yang mencakup

salinan faktur penjualan, konosemen, order penjualan dan order pelanggan

PEMROSESAN PENERIMAAN KAS DAN PENCATATAN JUMLAH DALAM CATATAN

15. Dapatkan daftar sementara penerimaan kas dan telusuri jumlahnya ke jurnal penerimaan kas, ujilah untuk nama, jumlah, tanggal dan verifikasi intern

16. Bandingkan daftar sementara penerimaan kas dengan salinan slip setoran, ujilah untuk nama, jumlah dan tanggal. Telusuri total dari jurnal penerimaan kas ke rekening koran, ujilah untuk adanya keterlambatan dalam penyetoran

17. Periksa daftar sementara penerimaan kas untuk klasifikasi akun yang semestinya18. Siapkan pembuktian atas penerimaan kas19. Telusuri ayat pembukuan penerimaan kas dari jurnal penerimaan kas ke rekening koran dan ujilah

untuk tanggal dan jumlah setoran20. Telusuri ayat pembukuan penerimaan kas dari jurnal penerimaan kas ke ayat pembukuan dalam

berkas induk piutang usaha dan ujilah untuk tanggal dan jumlah21. Telusuri sisi kredit dari berkas induk piutang usaha jurnal penerimaan kas dan ujilah untuk tanggal

dan jumlah

CHAPTER 15: SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN

Page 15: Pengauditan II

DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

Audit Sampling: suatu pengujian manakala auditor memutuskan untuk menguji kurang dari 100% dari populasi untuk membuat kesimpulan mengenai populasi.Digunakan jika/karena tidak memungkinkan melakukan pengujian terhadap populasi, maka diambil suatu sampel dan pengujian dilakukan terhadap sampel, bukan populasi.

Sampel RepresentatifYaitu sampel yang memiliki karakteristik yang sama dengan populasi.

2 hal yang menyebabkan hasil sampel menjadi tidak represe ntatif:1. Kekeliruan nonsampling ( Risiko nonsampling )

Dua sebab terjadinya kekeliruan nonsamplinga. kegagalan auditor mengetahui adanya pengecualian b. prosedur audit yang tidak memadai atau tidak efektif

2. Kekeliruan sampling ( Risiko Sampling )Suatu risiko yang mana auditor menarik kesimpulan yang tidak benar karena sampel tidak representatif / tidak mewakili populasi.Dua cara mengurangi risiko sampling:a. meningkatkan ukuran sampelb. menggunakan metoda seleksi unsur sampel yang memadai

Perbedaan antara Statistical Sampling dan Nonstatistical Sampling:a. Statistical Sampling

- menggunakan teknik pengukuran matematis untuk menghitung hasil statistik formal- ada kuantifikasi risiko sampling pada perencanaan sampel ( step 1 ) dan evaluasi hasil (step 3

)Auditor menggunakan sampel probabilistis

- kesimpulan hasil statistik formalb. Nonstatistical sampling

- tidak ada perhitungan matematis- tidak ada kuantifikasi risiko sampling

Auditor memilih unsur sampel yang diyakini dapat memberikan informasi yang berguna ( sampel non probabilistis yang digunakan )

- kesimpulan berdasarkan pertimbangan profesional auditor

Metoda Seleksi Sampel Probabilistis :1. Seleksi sampel acak sederhana2. Seleksi sampel sistematis3. Seleksi probabilitas yang proporsional dengan ukuran 4. Seleksi sampel stratifikasi

STATISTICAL AUDIT SAMPLING

Metode sampling statistik yang paling umum digunakan untuk pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi adalah Attributes Sampling (Sampling Atribut).

Attributes Sampling (Sampling Atribut) untuk pengujian atas pengendalian dan pengujian

substantif atas transaksi digunakan untuk mengestimasi proporsi unsur-unsur dalam suatu populasi yang mengandung karakteristik atau atribut yang menjadi kepentingan.

Proporsi : tingkat keterjadian atau tingkat pengecualian, biasanya dinyatakan dalam persentase (%) Atau tingkat deviasi/kekeliruan

Jenis pengecualian dalam populasi data akuntansi:1. deviasi terhadap prosedur pengendalian yang dibuat klien2. kekeliruan atau penyimpangan moneter dalam populasi data transaksi3. kekeliruan atau penyimpangan moneter dalam populasi rincian saldo akun

PENGGUNAAN SAMPLING ATRIBUT DALAM AUDITING

I. PERENCANAAN SAMPEL1. Nyatakan tujuan dari pengujian audit2. Putuskan apakah sudit sampling dapat diterapkan3. Definisikan atribut dan kondisi deviasi4. Definisikan populasi5. Definisikan unit sampling6. Tentukan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi7. Tentukan risiko atas penetapan risiko pengendalian rendah8. Estimasikan tingkat deviasi populasi9. Tentukan ukuran sampel awal

II. SELEKSI SAMPEL DAN PELAKSANAAN PENGUJIAN10. Pilih sampel secara acak11. Laksanakan prosedur audit

Page 16: Pengauditan II

III. EVALUASI HASIL12. Generalisasikan dari sampel untuk populasi13. Analisa deviasi14. Putuskan akseptabilitas populasi tersebut

Bentuk-bentuk yang digunakan dalam Sampling Audit

Bentuk Definisi

Bentuk yang berhubungan dengan Perencanaan

1. Karakteristik atau Atribut

2. ARACR (Acceptable Risk of assessing control risk too low) = Risiko atas penetapan risiko pengendalian begitu rendah

3. TER (Tolerable Exception Rate) = Tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi

4. EPER (Estimated Population Exception Rate) = Tingkat pengecualian populasi yang diharapkan

5. Ukuran Sampel Awal

1. Karakteristik yang diuji

2. Suatu risiko yang hendak diambil auditor dengan menerima prosedur pengendalian sebagai efektif atau tingkat salah saji moneter dapat ditoleransi, bila ternyata tingkat deviasi populasi lebih besar dari tingkat deviasi yang dapat ditoleransi.

3. Tingkat pengecualian / deviasi yang diperkenankan auditor terjadi dalam populasi dan masih menerima pengendalian adalah efektif dan / atau jumlah salah saji moneter dalam transaksi yang ditetapkan selama peencanaan dapat diterima.

4. Tingkat pengecualian yang diharapkan auditor dapat ditemukan dalam populasi sebelum pengujian dimulai

5. Ukuran sampel yang ditetapkan setelah mempertimbangkan faktor-faktor di atas dalam perencanaan

Bentuk yang berhubungan dengan evaluasi hasil

1. Exception/pengecualian/deviasi/penyimpangan

2. SER (Sample Exception Rate) = Tingkat pengecualian sampel aktual

3. CUER (Computed Upper Exception Rate) = Tingkat pengecualian tertinggi yang dihitung

1. Pengecualian dari atribut dalam sebuah unsur sampel

2. Jumlah pengecualian dalam sampel dibagi dengan ukuran sampel

3. Estimasi tingkat pengecualian tertinggi dalam populasi pada ARACR yang diberikan

Contoh sederhana penggunaan Sampling atribut dalam auditing:

1. Nyatakan tujuan dari pengujian auditMisal: Yang sedang diuji adalah siklus penjualan dan penerimaan kas,Maka tujuan menyeluruh adalah : untuk menguji efektifitas pengendalian intern atas penjualan dan penerimaan kas dan untuk menentukan apakah transaksi penjualan dan penerimaan kas memuat salah saji moneter.

2. Putuskan apakah sampling audit dapat diterapkanSampling audit diterapkan jika auditor merencanakan untuk mengambil keputusan mengenai populasi berdasarkan sampel. Auditor harus memeriksa program audit dan memutuskan prosedur audit mana yang akan menerapkan sampling audit.Anggap di bawah ini adalah bagian dari program audit:

1. Telaah transaksi penjualan untuk jumlah besar dan tidak biasa ( Prosedur Analitis ) 2. Amati apakah tugas-tugas klerk P/U dipisahkan dari tugas penanganan kas (pengujian atas pengendalian)3. Periksa satu sampel salinan Faktur Penjualan untuk:

a. Persetujuan kredit oleh manajer kredit………………………………………………..…pengujian atas pengendalian

b. Keberadaan Dokumen Pengiriman yang dilampirkan…………………………..……pengujian atas pengendalian

c. Adanya nomor bagan akun …………………………………………………………………..pengujian atas pengendalian

4. Pilih satu sampel DP dan telusuri masing-masingnya ke salinan FP terkait atas keberadaannya………..pengujian atas pengendalian

Page 17: Pengauditan II

5. Bandingkan kuantitas dalam setiap salinan FP dengan kuantitas dalam DP …………..…..pengujian substantif

Sampling audit tidak tepat digunakan untuk 2 prosedur pertama. Prosedur 1 adalah prosedur analitis yang mana sampling tidak tepat digunakan.Prosedur 2 merupakan observasi / pengamatan yang mana tidak ada dokumentasi untuk melakukan sampling audit.Sampling audit dapat digunakan untuk ke 3 prosedur lainnya.

Prosedur Komentar

PENGIRIMAN BARANG

10. Hitung / periksa urutan Dokumen Pengiriman Ini memungkinkan untuk menyeleksi sampel secara acak dan menghitung urutan seluruh dokumen pengiriman yang terpilih. Ini menghendaki satu rangkaian dari jumlah random karena unit sampling berbeda dari yang digunakan untuk pengujian lain.

11. Telusuri dokumen pengiriman terpilih ke jurnal penjualan untuk menjamin bahwa masing-masing telah dimasukkan

Tidak ada pengecualian yang diharapkan. TER 6% diputuskan dapat diterima pada ARACR 10%. Ukuran sampel terpilih 40. DP ditelusuri ke jurnal penjualan. Telah dilakukan untuk seluruh unsur sampel (40). Tidak ada deviasi. Hasil diputuskan dapat diterima.

PENAGIHAN KE PELANGGAN DAN PENCATATAN PENJUALAN DALAM CATATAN

Prosedur audit untuk penagihan ke pelanggan dan pencatatan (prosedur 12 sampai 14) diilustrasikan dalam bahasan ini.

12. Hitung urutan faktur penjualan dalam jurnal penjualan

13. Telusuri salinan faktur penjualan terpilih dari jurnal penjualan ke:a. berkas induk piutang usaha dan ujilah untuk

jumlah, tanggal dan nomor fakturb. salinan faktur penjualan dan cek untuk jumlah

total yang dicatat dalam jurnal, tanggal, nama pelanggan dan klasifikasi akun. Cek untuk harga, perkalian, dan penjumlahan ke bawah. Periksa dokumen pendukung untuk indikasi adanya verifikasi intern

c. konosemen dan ujilah untuk nama pelanggan, deskripsi barang, kuantitas dan tanggal

d. salinan order penjualan dan ujilah untuk nama pelanggan, deskripsi barang, kuantitas, tanggal dan indikasi adanya verifikasi intern

e. order pelanggan dan ujilah untuk nama pelanggan, deskripsi barang, kuantitas, tanggal dan adanya persetujuan kredit

14. Telusuri penjualan yang dicatat dari jurnal penjualan ke arsip dokumen pendukung, yang mencakup salinan faktur penjualan, konosemen, order penjualan dan order pelanggan

3. Definisikan atribut dan kondisi deviasiKetika sampling audit digunakan, auditor harus hati-hati dalam mendefinisikan karakteristik (atribut) yang tengah diuji dan kondisi deviasi.Atribut / karakteristik dan kondisi deviasi berasal langsung dari prosedur audit yang mana auditor memutuskan untuk menggunakan sampling audit.

Atribut Kondisi Pengecualian

1. Keberadaan nomor faktur penjualan dalam jurnal penjualan (prosedur 12)

1. Nomor FP tidak dicatat dalam jurnal penjualan

2. Jumlah dan data lainnya dalam berkas induk cocok dengan ayat jurnal penjualan (prosedur 13a)

2. Jumlah yang dicatat dalam berkas induk berbeda dengan jumlah yang dicatat dalam jurnal penjualan

3. Jumlah dan data lainnya dalam salinan faktur penjualan cocok dengan ayat jurnal penjualan (prosedur 13b)

3. Nama pelanggan dan nomor akun dalam FP berbeda dengan informasi yang dicatat dalam jurnal penjualan

4. Buktikan bahwa harga, perkalian, dan penjumlahan ke bawah telah dicek (uji adanya inisial dan jumlah yang benar) (prosedur 13b)

4. Tidak ada inisial yang mengindikasikan adanya verifikasi intern atas harga, perkalian, dan penjumlahan ke bawah.

5. Kuantitas dan data lainnya dalam konosemen cocok dengan salinan faktur penjualan dan jurnal penjualan (prosedur 13c)

5. Kuantitas barang yang dikirim berbeda dengan kuantitas dalam salinan FP

6. Kuantitas dan data lainnya dalam order penjualan cocok dengan salinan FP (prosedur 13d)

6. Kuantitas barang dalam order penjualan berbeda dengan kuantitas dalam salinan FP

7. Kuantitas dan data lainnya dalam order 7. Jumlah dan deskripsi barang dalam order

Page 18: Pengauditan II

pelanggan cocok dengan salinan FP (prosedur 13e)

pelanggan berbeda dengan informasi dalam salinan FP

8. Kredit penjualan telah disetujui (prosedur 13e)

8. Tidak ada inisial yang mengindikasikan adanya persetujuan kredit

9. Penjualan yang dicatat dalam jurnal penjualan didukung oleh dokumen pendukung yang mencakup salinan FP, konosemen, order penjualan, dan order pelanggan (prosedur 14)

9. Konosemen tidak dilampirkan pada salinan FP dan order pelanggan

4. Definisikan Populasi tergantung data

Contoh: Dalam audit untuk siklus penjualan dan penagihan pada Hillsburg Hardware, petunjuk pengujian dalam prosedur audit 12 sampai 14 adalah dari FP dalam jurnal penjualan ke dokumen pendukung.Berbeda dengan petunjuk pengujian untuk prosedur 10 dan 11, yaitu dari DP ke jurnal penjualan. Maka, ada 2 populasi. Satu populasi untuk FP dalam jurnal penjualan, dan populasi lain adalah dokumen pengiriman.

Juga penting untuk menguji populasi untuk tujuan kelengkapan dan kecocokan rincian sebelum sampel dipilih guna meyakinkan bahwa seluruh unsur populasi akan termasuk dalam pemilihan sampel dengan tepat.

5. Definisikan unit sampling

Prosedur audit 14 adalah pengujian untuk keberadaan penjualan yang dicatat. Unit sampling yang tepat adalah salinan FP. Untuk menguji atribut terkait prosedur 14 tidak mungkin mengambil unit sampling dokumen pengiriman.

Prosedur audit 11 adalah pengujian untuk kelengkapan, bahwa seluruh penjualan yang ada sudah dicatat. Unit sampling yang tepat adalah dokumen pengiriman.Untuk Prosedur audit 13a sampai 13e unit sampling yang tepat adalah baik salinan FP maupun DP.Unit sampling untuk prosedur audit 12 adalah salinan FP.Unit sampling untuk prosedur audit 10 adalah dokumen pengiriman.

6. Tentukan Tingkat Deviasi yang Dapat Ditoleransi (TER = Tolerable Exception Rate )

Ditetapkan berdasarkan pertimbangan profesional auditor

TER = Tingkat pengecualian / deviasi yang diperkenankan auditor terjadi dalam populasi dan masih menerima pengendalian adalah efektif dan / atau jumlah salah saji moneter dalam transaksi yang ditetapkan selama peencanaan dapat diterima.

Sebagai contoh: Anggap auditor memutuskan bahwa TER untuk atribut 8 adalah 9%.Ini artinya: Auditor telah memutuskan, sekalipun 9% dari salinan FP tidak disetujui kreditnya, pengendalian persetujuan kredit masih tetap efektif, dengan risiko pengendalian yang ditetapkan dalam perencanaan audit.

TER berpengaruh signifikan terhadap ukuran sampel.

TER ukuran sampel

TER ukuran sampel

Hampir semua auditor menggunakan preprinted form untuk mendokumentasikan setiap aplikasi sampling.

Gambar. 15-2Klien : Hillsburgs Hardware Tahun berakhir: 31-12-04Area audit : Pengujian atas pengendalian dan Pengujian substantif atas transaksi – Fungsi PenagihanDefinisi tujuan : Periksa salinan faktur penjualan dan dokumen terkait untuk menentukan apakah sistem berfungsi seperti yang diharapkan dan seperti yang diuraikan dalam program audit.Definisi populasi dengan tepat (termasuk stratifikasi, jika ada): Faktur Penjualan untuk periode 1-1-04 sampai 31-12-04. Nomor faktur pertama = 3689. Nomor faktur terakhir = 9542.Definisi unit sampling, organisasi unsur populasi, dan prosedur seleksi acak: Nomor Faktur Penjualan, dicatat dalam jurnal penjualan secara berurutan, sekelsi acak dengan komputer.

Deskripsi Atribut

Rencana Audit Hasil Aktual

EPER

TER ARACR

Ukuran

Sampel

Awal

Ukuran

sampel

Jumlah Pengecualian

Tingkat Pengecualian

Sampel ( SER)

CUER

Page 19: Pengauditan II

1. Keberadaan nomor faktur penjualan dalam jurnal penjualan (prosedur 12)

0 4 5 74

2. Jumlah dan data lainnya dalam berkas induk cocok dengan ayat jurnal penjualan (prosedur 13 a )

1 5 5 93

3. Jumlah dan data lainnya dalam salinan faktur penjualan cocok dengan jurnal penjualan (prosedur 13 b )

1 5 5 93

4. Buktikan bahwa harga, perkalian, dan penjumlahan ke bawah telah diperiksa (adanya inisial dan jumlah yang tepat) (prosedur 13 b )

1 5 5 93

5. Kuantitas dan data lainnya dalam konosemen cocok dengan salinan faktur penjualan dan jurnal penjualan (prosedur 13 c )

1 5 5 93

6. Kuantitas dan data lainnya dalam order penjualan cocok dengan salinan faktur penjualan (prosedur 13d)

1 7 5 66

7. Kuantitas dan data lainnya dalam order pelanggan cocok dengan salinan faktur penjualan (prosedur 13e)

1,5 9 5 51

8. Kredit penjualan telah disetujui (prosedur 13e)

1,5 9 5 51

9. Penjualan dicatat dalam jurnal berdasarkan dokumen pendukung, mencakup salinan faktur penjualan, konosemen, order penjualan dan order pelanggan (prosedur 14)

1 7 5 66

Hasil Sampling:1. Dampak pada Rencana Audit

2. Dampak pada Laporan Pengendalian Intern

3. Rekomendasi kepada Manajemen

7. Tentukan Risiko atas Penetapan Risiko Pengendalian begitu Rendah (ARACR= Acceptable Risk of Assessing Control Risk too Low)

Manakala sampel diambil, terdapat risiko bahwa kesimpulan kuantitatif mengenai populasi tersebut tidak benar.

ARACR adalah suatu risiko yang hendak diambil auditor dengan menerima prosedur pengendalian sebagai efektif atau tingkat salah saji moneter dapat ditoleransi, bila ternyata tingkat deviasi populasi lebih besar dari tingkat deviasi yang dapat ditoleransi.

Contoh ilustrasi:Anggap TER 6% ARACR 10% dan Tingkat Deviasi Populasi yang sebenarnya 8%.Dalam kasus seperti ini, pengendalian tidak dapat diterima (pengendalian tidak efektif), karena tingkat pengecualian populasi sesungguhnya adalah 8% , yang mana melebihi TER 6%.Tentu saja auditor tidak mengetahui tingkat pengecualian populasi sesungguhnya. ARACR 10% berarti bahwa auditor hendak mengambil risiko 10% dengan menyimpulkan pengendalian adalah fektif setelah semua pengujian selesai, meskipun ternyata pengendalian itu tidak efektif.

Penentuan ARACR berdasarkan pertimbangan profesional auditor.

8. Estimasikan Tingkat Deviasi Populasi (EPER)EPER = Expected Population Exception Rate = Tingkat Deviasi Populasi yang DiharapkanEPER ditentukan untuk merencanakan ukuran sampel yang memadai

EPER rendah ukuran sampel relatif sedikit

Estimasi Tingkat populasi yang diharapkan dapat dilihat pada Gambar 15-2.

9. Tentukan ukuran sampel awal4 faktor yang mempengaruhi ukuran sampel awal:1. Ukuran populasi2. TER (Tingkat deviasi yang dapat ditoleransi)3. ARO (Risiko Pengandalan lebih yang dapat diterima)

Page 20: Pengauditan II

4. EPER (Tingkat deviasi populasi yang diharapkan)

Ukuran populasi bukan merupakan faktor utama dalam hal ini. Oleh karena itu tidak diperlukan dalam menentukan ukuran sampel awal. Kedenganrannya mungkin aneh, tapi teori statistik membuktikan bahwa pada sebagian besar jenis populasi dimana sampling atribut dapat diterapkan, ukuran populasi merupakan pertimbangan kecil dalam menentukan ukuran sampel. Hal ini dapat dibenarkan karena kerepresentatifan suatu sampel dipastikan oleh proses seleksi acak. Sekali suatu sampel diperoleh yang mencakup cross-section unsur yang baik, unsur tambahan tidak diperlukan lagi. Karena sebagian besar auditor menggunakan sampling atribut untuk suatu alasan bahwa populasinya besa, maka menurunkan ukuran sampel untuk populasi yang lebih kecil tidak diperlukan.Saat ke tiga faktor utama ditentukan, barulah mungkin untuk menentukan ukuran sampel awal.

Disebut ukuran sampel awal, karena deviasi dalam sampel aktual harus dievaluasi sebelum dimungkinkan untuk memutuskan apakah sampel tersebut cukup besar untuk mencapai tujuan audit. Menentukan ukuran sampel awal dapat menggunakan tabel ataupun komputer.Berikut ini contoh penentuan ukuran sampel awal dengan menggunakan tabel.

ARACR 5%

TINGKAT DEVIASI TINGKAT DEVIASI YANG DAPAT DITOLERANSI ( TER ) dalam (%)POPULASI YANG

DIHARAPKAN ( EPER ) 2 3 4 5 6 7 8 9 ………………………

0.00 149 99 74 59 49 42 36 .25 236 157 117 93 78 66 58

.50 157 117 93 78 66 58 .70 208 117 93 78 66

1.00

1.25

1.50

dst…..

Contoh: Untuk atribut 6 (dalam Gambar 15-2), TER 7% dan EPER 1%, maka ukuran sampel awal 66.

10. Pilih Sampel secara acakDapat menggunakan :

a. Tabel angka acakb. Komputerc. Sampling sistematis

Yang paling disukai dewasa ini adalah dengan menggunakan komputer, karena hemat waktu, mengurangi kemungkinan kekeliruan auditor dalam memilih angka dan dokumentasi yang otomatis.

11. Laksanakan Prosedur AuditAuditor memeriksa setiap unsur dalam sampel untuk menentukan apakah unsur tersebut sesuai dengan definisi atribut. Gambar 15-3Identitas sari sampel

yang dipilihATRIBUT

Nomor Faktur 1 2 3 4 5 6 7 8 9

3787 X3924 X X3990 X4058 X X4117 X4222 X4488 X4635 X X4955 X X4969 X5101 X

7

661,00

Page 21: Pengauditan II

5166 X5419 X5832 X5890 X6157 X X6229 X6376 X X66357127 X8338 X8871 X9174 X9371 X

Jumlah pengecualian 0 2 0 10 4 1 0 12 0

Ukuran Sampel 75 100 100 100 100 65 50 50 65

12. Generalisasikan dari Sampel ke Populasi

Akan salah kalau auditor berkesimpulan bahwa tingkat deviasi populasi sama persis dengan tingkat deviasi sampel.

Tingkat Deviasi Populasi Tingkat Deviasi Sampel (SDR)

SER (Sample Exception Rate = Tingkat pengecualian Sampel) dapat mudah dihitung dari hasil sampel aktual.

SER = jumlah pengecualian aktual Ukuran sampel aktual

Berdasarkan Gambar 15-3.

Atribut 1 ------------------------ SER = 0 = 0%752

Atribut 2 ------------------------ SER = ---------- = 2% dst. 100

Auditor harus menghitung CUER ( Computed Upper Exception Rate ) , yaitu tingkat deviasi tertinggi di dalam populasi dengan memperhatikan risiko atas penetapan risiko pengendalian begitu rendah (ARACR)Dapat menggunakan program komputer khusus atau tabel.

Penentuan CUER dengan tabel.

ARACR 5%

UKURAN JUMLAH PENGECUALIAN AKTUAL YANG DITEMUKANSAMPEL 0 1 2 3 4 5 …………………….. dst 101

Page 22: Pengauditan II

25 11.3 17.6

30 9.5 14.9 19.5

35 16.9

40 14.9

45

50

55 60

65

70

80

85

dst…

Sebagai ilustrasi:Atribut 6 sampel aktual 70, menggunakan ARACR 5%, jumlah pengecualian aktual adalah 1, maka:Besarnya CUER adalah 6,6.

Tingkat deviasi populasi sebenarnya tidak diketahui. Tetapi terdapat risiko sebesar 5% bahwa jika auditor menyimpulkan tingkat deviasi sebenarnya tidak melebihi 6,6%. Ada peluang 95% bahwa kesimpulan benar dan 5% salah.

13. Analisa DeviasiPerlu dianalisa deviasi / pengecualian individual untuk menentukan rincian SPI yang menyebabkan terjadinya deviasi / penyimpangan itu.Deviasi dapat disebabkan ketidakcermatan pegawai, salah mengartikan petunjuk, sengaja lalai, dll.

14. Putuskan Akseptabilitas Populasi tersebut

Populasi dapat diterima jika : CUER TER

Dalam contoh: ------------------- Untuk atribut 6 -------------- CUER TER ---------- 6,6 % 7 %

TER 7 % , ARACR 5 % , dan CUER 6,6 %.

Auditor menetapkan bahwa dia dapat menerima tingkat deviasi populasi sebesar 7% pada ARO 5% dan tingkat deviasi tertinggi yang dihitung adalah 6,6 %.

Gambar 15-4Klien : Hillsburgs Hardware Tahun berakhir: 31-12-04Area audit : Pengujian atas pengendalian dan Pengujian substantif atas transaksi – Fungsi PenagihanDefinisi tujuan : Periksa salinan faktur penjualan dan dokumen terkait untuk menentukan apakah sistem berfungsi seperti yang diharapkan dan seperti yang diuraikan dalam program audit.Definisi populasi dengan tepat (termasuk stratifikasi, jika ada): Faktur Penjualan untuk periode 1-1-04 sampai 31-12-04. Nomor faktur pertama = 3689. Nomor faktur terakhir = 9452.Definisi unit sampling, organisasi unsur populasi, dan prosedur seleksi acak: Nomor Faktur Penjualan, dicatat dalam jurnal penjualan secara berurutan, sekelsi acak dengan komputer.

Deskripsi Atribut

Rencana Audit Hasil Aktual

EPER

TER ARACR

Ukuran

Sampel

Awal

Ukuran

sampel

Jumlah Pengecualian

Tingkat Pengecualian

Sampel ( SER)

CUER

1. Keberadaan nomor faktur penjualan dalam jurnal penjualan (prosedur 12)

0 4 5 74 75 0 0 4,0

2. Jumlah dan data lainnya dalam berkas induk cocok dengan ayat jurnal

1 5 5 93 100 2 2 6,2

75 6,6

Page 23: Pengauditan II

penjualan (prosedur 13 a )3. Jumlah dan data lainnya

dalam salinan faktur penjualan cocok dengan jurnal penjualan (prosedur 13 b )

1 5 5 93 100 0 0 3,0

4. Buktikan bahwa harga, perkalian, dan penjumlahan ke bawah telah diperiksa (adanya inisial dan jumlah yang tepat) (prosedur 13 b )

1 5 5 93 100 10 10 16,4

5. Kuantitas dan data lainnya dalam konosemen cocok dengan salinan faktur penjualan dan jurnal penjualan (prosedur 13 c )

1 5 5 93 100 4 4 9,0

6. Kuantitas dan data lainnya dalam order penjualan cocok dengan salinan faktur penjualan (prosedur 13d)

1 7 5 66 70 1 1,5 6,6

7. Kuantitas dan data lainnya dalam order pelanggan cocok dengan salinan faktur penjualan (prosedur 13e)

1,5 9 5 51 50 0 0 5,9

8. Kredit penjualan telah disetujui (prosedur 13e)

1,5 9 5 51 50 12 24 >20

9. Penjualan dicatat dalam jurnal berdasarkan dokumen pendukung, mencakup salinan faktur penjualan, konosemen, order penjualan dan order pelanggan (prosedur 14)

1 7 5 66 65 0 0 4,6

Hasil Sampling:1. Dampak pada Rencana Audit: Pengendalian yang diuji melalui atribut 1,3,6,7, dan 9 dapat diandalkan /

pengendalian beroperasi secara efektif karena TER CUER. Penekanan tambahan diperlukan dalam konfirmasi, penyisihan piutang tak tertagih, pengujian pisah batas, pengujian harga untuk audit L/K melihat hasil pengujian atribut 2,4,5,8.

2. Dampak pada Laporan Pengendalian Intern: CUER melebihi TER untuk atribut 2,4,5,dan 8. Penemuan ini dikomunikasikan kepada manajemen untuk memberikan kesempatan memperbaiki defisiensi pengendalian sebelum tahun berakhir.Jika perbaikan dibuat tepat waktu oleh manajemen, pengendalian yang telah diperbaiki akan diuji sebelum tahun berakhir untuk tujuan pelaporan pengendalian intern atas pelaporan keuangan.

3. Rekomendasi kepada Manajemen: Masing-masing pengecualian harus didiskusikan dengan manajemen. Rekomendasi khusus diperlukan untuk memperbaiki verifikasi intern atas faktur penjualan dan untuk memperbaiki pendekatan atas persetujuan kredit.

CHAPTER 16: MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN

PENERIMAAN KAS: PIUTANG USAHA

METODOLOGI PERANCANGAN PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO UNTUK PIUTANG USAHA

Tahap I

Tahap I

Identifikasi risiko usaha klien yang mempengaruhi

piutang usaha

Tentukan salah saji yang dapat ditoleransi dan

tetapkan risiko bawaan untuk piutang usaha

Page 24: Pengauditan II

Tahap I

Tahap II

Tahap III

T ahap III

1. Identifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usahaPengujian P/U didasarkan pada pemahaman auditor atas bidang usaha dan industri klien.Untuk memperoleh pemahaman ini auditor mempelajari industri dan lingkungan eksternal klien, mengevaluasi tujuan manajemen dan proses usaha untuk mengidentifikasi risiko usaha klien yang signifikan yang dapat mempengaruhi L/K, termasuk piutang usaha. Cara memperoleh pemahaman ini auditor melakukan prosedur analitis pendahuluan yang dapat mengindikasikan peningkatan risiko salah saji piutang usaha. Risiko usaha klien yang mempengaruhi piutang usaha diputuskan auditor untuk mengevaluasi risiko bawaan dan bahan bukti yang direncanakan untuk piutang usaha. Contoh : Akibat adanya perubahan lingkungan ekonomi industri klien, auditor mungkin meningkatkan risiko bawaan untuk nilai realisasi bersih piutang usaha.

2. Tentukan salah saji yang dapat ditoleransi dan tetapkan risiko bawaanAuditor menetapkan pertimbangan awal mengenai materialitas untuk seluruh L/K. Kemudian auditor mengalokasikan perimbangan awal mengenai materialitas untuk setiap akun signifikan dalam Neraca, termasuk piutang usaha. Alokasi ini disebut penetapan salah saji yang dapat ditoleransi. P/U umumnya merupakan salah satu dari kun paling material dalam L/K untuk perusahaan yang aktifitas utamanya penjualan kredit.

3. Menentukan Risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihanPI atas siklus penjualan dan penerimaan kas dan piutang usaha terkait secara beralasan dapat dikatakan efektif untuk hampir semua perusahaan karena pengelolaannya diperhatikan dengan memelihara catatan akurat sebagai cara memelihara hubungan baik dengan pelanggan. Auditor seringkali secara khusus menekankan perhatiannya pada 3 aspek PI:

a. pengendalian yang mencegah atau mendeteksi defalkasib. pengendalian atas pisah batasc. pengendalian yang berhubungan dengan penyisihan piutang tak tertagih, seperti

persetujuan penjualan kredit sebelum pengiriman barang.(Sudah dibahas dalam chapter 14)

Rancang pengujian terinci atas saldo piutang usaha untuk memenuhi tujuan

audit berkait saldo

Prosedur Audit

Ukuran Sampel

Pos/unsur yang dipilihSaat Pelaksanaan

Rancang dan lakukan pengujian atas

pengendalian dan pengujian substantif atas

transaksi untuk siklus penjualan dan penagihan

Rancang dan lakukan prosedur analitis untuk

piutang usaha

Tentukan risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihan

Page 25: Pengauditan II

4. Rancang dan Lakukan pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksiMerancang prosedur audit untuk pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, memutuskan ukuran sampel, dan mengevaluasi hasil pengujian tersebut telah dibahas dalam chapter 14 dan 15.

5. Rancang dan lakukan prosedur analitisP/A dapat dilakukan pada 3 tahap:

a. Tahap perencanaan/pendahuluanb. Tahap Pengujian terincic. Tahan penyelesaian audit

Yang akan dibahas di sini adalah P/A selama tahap perencanaan dan ketika melakukan pengujian terinci.P/A yang dilakukan selama pengujian terinci dilakukan setelah tanggal neraca tapi sebelum pengujian terinci atas saldo. Ini cukup masuk akal untuk melakukan P/A secara ekstensif setelah klien mencatat semua transaksi untuk tahun yang bersangkutan dan menyelesaikan L/Knya.P/A dikerjakan untuk seluruh siklus penjualan dan penagihan, bukan hanya piutang usaha saja. Ini karena hubungan yang erat antara akun Laporan L/R dengan akun Neraca.Jika auditor menentukan kemungkinan salah saji dalam penjualan atau retur & pengurangan harga penjualan melalui P/A, piutang usaha akan memungkinkan salah saji pula.

Contoh jenis-jenis utama rasio dan perbandingan untuk siklus penjualan dan penagihan TABEL 16-1

Prosedur Analitis Salah Saji yang Mungkin

1. Bandingkan persentase margin kotor dengan tahun sebelumnya (berdasarkan lini produk)

1. Lebih saji atau kurang saji penjualan dan piutang usaha

2. Bandingkan penjualan per bulan sepanjang tahun (berdasarkan lini produk)

2. Lebih saji atau kurang saji penjualan dan piutang usaha

3. Bandingkan retur & pengurangan harga penjualan sebagai persentase dari penjualan kotor dengan tahun lalu (berdasarkan lini produk)

3. Lebih saji atau kurang saji retur & pengurangan harga penjualan dan piutang usaha

4. Bandingkan saldo pelanggan individual yang melebihi jumlah tertentu dengan tahun lalu

4. Salah saji dalam p/u dan akun lap.L/R terkait

5. Bandingkan beban piutang tak tertagih sebagai persentase dari penjualan kotor dengan tahun lalu

5. Penyisihan piutang usaha tak tertagih belum mencukupi

6. Bandingkan jumlah hari piutang usaha outstanding dengan tahun lalu dan perputaran P/U terkait

6. Lebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak tertagih dan beban piutang tak tertagih, juga dapat mengindikasikan piutang usaha fiktif

7. Bandingkan piutang usaha berdasarkan kategori umur piutang sebagai persentase dari piutang usaha dengan tahun lalu

7. Lebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak tertagih dan beban piutang tak tertagih

8. Bandingkan penyisihan piutang tak tertagih sebagai persentase dari piutang usaha dengan tahun lalu

8. Lebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak tertagih dan beban piutang tak tertagih, juga dapat mengindikasikan piutang usaha fiktif

9. Bandingkan penghapusan piutang usaha tak tertagih sebagai persentase dari total piutang usaha dengan tahun lalu

9. Lebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak tertagih dan beban piutang tak tertagih, juga dapat mengindikasikan piutang usaha fiktif

Sebagai tambahan prosedur analitis dalam Tabel 16 –1, auditor seharusnya juga mereview piutang usaha yang jumlahnya besar dan tidak biasa. Piutang individual yang mendapat perhatian khusus adalah yang berjumlah besar, akun-akun P/U yang outstanding untuk waktu yang lama, piutang dari perusahaan afiliansi, pegawai, dewan direksi dan pihak-pihak terkait lainnya. Auditor harus menelaah daftar akun P/U (Neraca Saldo Umur Piutang) pada tanggal Neraca untuk menentukan apakah akaun-akun tertentu harus diselidiki lebih lanjut.

Informasi mengenai Siklus Penjualan dan Penagihan Hillsburg Hardware Co. diberikan berikut ini sebagai ilustrasi penggunaan P/A selama pengujian terinci atas saldo. (Tabel 16—2 dan Tabel 16—3).

Tabel 16—2

MEMBANDINGKAN INFORMASI UNTUK HILLSBURG HARDWARE Co. Siklus Penjualan dan Penagihan

JUMLAH

31-12-04(dlm ribuan)

%Perubahan 2003-2004

31-12-03(dlm ribuan)

%Perubahan2002-2003

31-12-02(dlm ribuan)

Penjualan $ 144,328 9.0% $ 132,421 7.0% $123,737Retur & Pengurangan Harga Penjualan

1,242 3.9% 1,195 13.6 1,052

Marjin Kotor 39,845 9.6% 36,350 7.0 33,961

Page 26: Pengauditan II

Piutang Usaha 20,197 15.3% 17,521 3.3 16,961Penyisihan Piutang tak tertagih

1,240 (5.4%) 1,311 21.5 1,079

Beban Piutang Tak tertagih 3,323 (2.1%) 3,394 7.3 3,162Total Aktiva Lancar 51,027 2.3% 49,895 1.5 49,157Total Aktiva 61,367 0.9% 60,791 1.8 59,696Laba Bersih sebelum pajak 5,681 21.9% 4,659 39.0 3,351Jumlah Piutang Usaha 258 16.7% 221 5.7 209Jumlah Piutang Usaha dengan saldo lebih dari $ 100,000

37 15.6% 32 6.7 30

Tabel 16—3 Prosedur Analitis untuk Hillsburg Hardware Co.

Siklus Penjualan dan Penagihan

31-12-04 31-12-03 31-12-02

Marjin Kotor dibagi Penjualan Bersih

27.85% 27.7% 27.68%

Retur & Pengurangan Harga penjualan dibagi penjualan kotor

0.9% 0.9% 0.9%

Beban P/U tak tertagih dibagi penjualan bersih

2.3% 2.6% 2.6%

Penyisihan P/U tak tertagih / Piutang Usaha

6.1% 7.5% 6.4%

Jumlah hari piutang usaha outstanding

48.09 47.96 49.32

Piutang Usaha Bersih / Total Aktiva Lancar

37.2% 32.5% 32.3%

Tidak ada satupun dari P/A yang mengindikasikan salah saji potensial, kecuali rasio penyisihan piutang tak tertagih.

Komentar: Penyisihan sebagai persentase dari piutang usaha telah menurun dari 6.4% menjadi 6.1%. Jumlah hari piutang usaha outstanding dan kondisi ekonomi tidak dapat membenarkan perubahan ini. Kekeliruan potensial adalah sebesar $ 60,000 ( $ 20,197,000 x (0.64 - 0.61) ).

Kesimpulan auditor mengenai P/A untuk siklus penjualan dan penagihan digabungkan ke dalam kertas kerja perencanaan bahan bukti (Gambar 16—1)

6. Rancang dan Lakukan Pengujian Terinci atas Saldo Piutang UsahaPengujian terinci atas saldo yang cocok tergantung pada faktor gabungan yang ada dalam Kertas Kerja Perencanaan Bahan Bukti (Gambar 16—1).Risiko penemuan yang direncanakan untuk setiap tujuan audit berkait saldo piutang usaha merupakan keputusan auditor, diputuskan secara subyektif dengan menggabungkan kesimpulan yang ditarik mengenai setiap faktor-faktor yang ada.

Gambar 16—1

Kecocokan

R

incia

n

Eksis

ten

si

Kele

ng

kap

an

Aku

rasi

Kla

sifi

kasi

Pis

ah

Bata

s

Nilai R

ealisasi

Hak

Pen

yajian

d

an

P

en

gu

ng

kap

an

Risiko Audit yang dapat diterima (Acceptable Audit Risk)

High High High High High High High High High

Risiko Bawaan (Inherent Risk) Low Medium Low Low Low Medium Medium Low Low

Risiko Pengendalian – Penjualan(Control Risk – Sales)

Low Medium Low High Low Medium High Not Applicabl

e

Not Applicabl

eRisiko Pengendalian – Penerimaan Kas(Control Risk – Cash Receipts)

Low Medium Low Low Low Low Not Applicabl

e

Not Applicabl

e

Not Applicabl

e

Page 27: Pengauditan II

Risiko Pengendalian – Pengendalian Tambahan(Control Risk-Additional Controls)

None None None None None None None Low Low

Pengujian Substantif atas Transaksi – Penjualan (Substantive Test of Transactions – Sales)

Good Result

Good Result

Good Result

Fair Result

Good Result

Un-acceptable Result

Not Applicabl

e

Not Applicabl

e

Not Applicabl

e

Pengujian Substantif atas Transaksi – Penerimaan Kas (Substantive Test of Transactions – Cash Receipt)

Good Result

Good Result

Good Result

Good Result

Good Result

Good Result

Not Applicabl

e

Not Applicabl

e

Not Applicabl

e

Prosedur Analitis(Analytical Procedure)

Good Result

Good Result

Good Result

Good Result

Good Result

Good Result

Un-acceptable Result

Not Applicabl

e

Not Applicabl

e

Risiko Penemuan yang direncanakan untuk pengujian terinci atas saldo (Planned Detection Risk for Test of Details of Balances)

High Medium High Medium High Low Low High High

Bahan Bukti Audit yang direncanakan untuk pengujian terinci atas saldo(Planned Audit Evidence for Test of Details of Balances)

Low Medium Low Medium Low High High Low Low

MERANCANG PENGUJIAN TERINCI SALDO

Dalam merancang pengujian terinci atas saldo untuk piutang usaha, penting untuk memenuhi setiap tujuan dari 9 tujuan audit berkait saldo. Ke 9 tujuan audit umum berkait saldo adalah sama untuk semua akun.

Tujuan audit khusus berkait saldo untuk piutang usaha adalah sebagai berikut:1. Piutang usaha dalam Neraca Saldo Umur Piutang cocok dengan jumlah pada berkas induk (file

master) dan jumlah total telah ditambahkan dengan tepat dan cocok dengan buku besar (Kecocokan Rincian)

2. Piutang usaha yang dicatat adalah ada (Eksistensi)3. Piutang usaha yang ada telah dimasukkan semuanya (Kelengkapan)4. Piutang usaha adalah akurat (Akurasi)5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan pantas (Klasifikasi)6. Pisah batas untuk piutang usaha adalah benar (Pisah Batas)7. Piutang usaha dinyatakan dalam nilai yang dapat direalisasi (Nilai Realisasi)8. Klien / perusahaan memiliki hak atas piutang usaha (Hak)9. Penyajian dan pengungkapan piutang usaha adalah pantas (Penyajian dan pengungkapan)

1. Piutang Usaha telah dijumlahkan dengan benar dan cocok dengan berkas induk dan buku besarKebanyaka pengujian piutang usaha dan penyisihan piutang tak tertagih didasarkan atas Neraca Saldo Umur Piutang (Aged Trial Balance). Neraca Saldo Umur Piutang adalah daftar saldo dalam berkas induk piutang usaha pada tanggal neraca. Ini meliputi total saldo individual piutang outstanding dan rincian masing-masing saldo menurut jangka waktu berlalu antara tanggal penjualan dan tanggal neraca.

Menguji informasi dalam neraca saldo umur piutang untuk kecocokan rincian merupakan prosedur audit yang perlu. Ini biasanya dilakukan sebelum pengujian lainnya, untuk meyakinkan auditor bahwa populasi yang sedang diuji sesuai dengan buku besar dan buku besar tambahan.Kolom total dan kolom yang menggambarkan umur harus diuji penjumlahan ke bawah, dan total pada Neraca Saldo harus dibandingkan dengan buku besar.Software audit dapat digunakan untuk melakukan penjumlahan ke bawah dan penjumlahan ke samping dalam neraca saldo umur piutang.

Hillsburg Hardware Co Dibuat: 5-1-05 31 Desember 2004 Diperiksa:

……………..Neraca Saldo Umur Piutang (000)

Daftar Umur berdasar Tanggal Faktur

No. Akun

Pelanggan Saldo 31-12-04

0-30 hari 31-60 hari 61-90 hari 91-120 hari Lebih 120 hari

01011 Adams Supply 146,589 90,220 56,369

01014 Argonaut, Inc. 30,842 30,842

Page 28: Pengauditan II

01100 Atwater Brothers 210,389 210,389

01191 Beekman Bearings

83,526 73,526 10,000

01270 Brown and Phillips

60,000 60,000

01301 Christopher Plumbing

15,789 15,789

09733 Travelers Equipment

59,576 59,576

09742 Underhill Parts and Maintenance

179,263 179,263

09810 UJW Co. 102,211 34,911 34,700 32,600

09907 Zephyr Plastics 286,300 186,000 100,300

$20,198,800

$14,217,156

$2,869,366

$1,408,642

$1,038,926

$662,710

2. Piutang usaha yang dicatat benar-benar adaPengujian terinci atas saldo terpenting untuk menentukan eksistensi / keberadaan piutang usaha yang dicatat adalah konfirmasi saldo pelanggan. Jika pelanggan tidak menjawab / membalas konfirmasi, auditor juga harus memeriksa dokumen pendukung untuk verifikasi pengiriman barang dan bahan bukti penerimaan kas berikutnya untuk menentukan apakah piutang telah ditagih.

3. Piutang usaha yang telah ada telah dimasukkanSulit untuk menguji saldo P/U yang dihilangkan dari Neraca Saldo Umur Piutang kecuali mengadakan sifat self balancing dari Berkas Induk Piutang Usaha. Contoh; jika klien mengeluarkan sebuah P/U dari Neraca Saldo Umur Piutang , maka satu-satunya cara yang mungkin untuk menentukannya adalah dengan menjumlah ke bawah NSUP dan merekonsiliasi saldonya dengan akun pengendali dalam buku besar.Jika semua penjualan kepada seorang pelanggan dihilangkan dari jurnal penjualan, kurang saji P/U hampir mustahil ditemukan dengan pengujian rinci atas saldo. Kurang saji penjualan dan P/U paling tepat dicari melalui pengujian atas transaksi untuk pengiriman yang telah dilakukan namun belum dicatat (tujuan kelengkapan) dan dengan P/A.

4. Piutang Usaha dicatat dengan akuratKonfirmasi piutang yang terpilih dari neraca saldo merupakan pengujian terinsi atas saldo yang lazim untuk menilai keakuratan P/U.

5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan pantasMengevaluasi klasifikasi P/U dengan menelaah neraca saldo umur piutang untuk piutang yang material dari perusahaan afiliasi, direksi dan komisaris, atau pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya.Ada kaitan erat antara tujuan klasifikasi dengan tujuan pengungkapan. Transaksi hubungan istimewa harus diungkapkan dengan cukup/memadai pada L/K.

6. Pisah batas adalah benar ( Transaksi dicatat dalam periode yang sesuai )Kekeliruan pisah batas terjadi ketika transaksi periode berjalan dicatat dalam periode berikutnya, atau transaksi periode berikutnya dicatat dalam periode berjalan. Tujuan pisah batas adalah sama tanpa memperhatikan jenis transaksi, yaitu untuk verifikasi apakah transaksi yang mendekati akhir tahun / akhir periode akuntansi telah dicatat dalam periode yang sesuai.Tujuan ini salah satu yang paling penting dalam siklus penjualan dan penerimaan kas karena kekeliruan dalam pisah batas dapat menimbulkan pengaruh besar terhadap laba periode tahun berjalan. Dalam menentukan kelayakan pisah batas ada tiga pendekatan:1. putuskan kriteria pisah batas yang cocok2. evaluasi apakah klien telah menetapkan prosedur yang memadai untuk menjamin pisah batas

yang memadai3. uji apakah pisah batas yang memadai telah diperoleh

Kekeliruan pisah batas dapat terjadi pada penjualan, retur dan pengurangan harga penjualan, dan penerimaan kas.Pisah Batas PenjualanKriteria yang umum digunakan klien dalam menentukan kapan penjualan telah terjadi adalah pengiriman barang, tetapi beberapa perusahaan mencatat faktur pada saat hak beralih. Beralihnya hak dapat terjadi sebelum pengiriman (seperti dalam kasus barang yang dibuat berdasarkan order), pada saat pengiriman, atau setelah pengiriman. Evaluasi metode klien untuk pisah batas yang andal, adalah menentukan prosedur yang digunakan. Apakah klien mengeluarkan dokumen pengiriman prenumbered? Pengevaluasian tugas fungsi pengiriman dan penerimaan kas juga meningkatkan kemungkinan pencatatan transaksi dalam periode yang sesuai.

Page 29: Pengauditan II

Jika SPI klien memadai, pisah batas diverifikasi dengan mendapatkan nomor DP untuk pengiriman terakhir pada akhir periode dan membandingkannya dengan penjualan yang dicatat pada periode berjalan dan berikutnya.Jika SPI tidak memadai, dalam situasi yang eksteren auditor mungkin mengamati secara fisik pengiriman dan pengendalian dokumen-dokumen terkait.Pisah Batas Retur dan pengurangan harga penjualanRetur .. harus ditandingkan dengan penjualannya bila jumlahnya material. Misal: jika pengiriman periode berjalan dikembalikan pada periode berikutnya, perlakuan semestinya atas transaksi ini ialah memasukkan retur penjualan tersebut ke dalam periode berjalan. Akan tetapi pada kebanyakan perusahaan, retur …dicatat dalam periode akuntansi terjadinya, dengan asumsi yang kurang lebih sama, menutupi kekeliruan pada awal dan akhir setiap periode akuntansi. Hal ini dapat diterima sepanjang jumlahnya tidak begitu signifikan.Prosedur pengujian : Auditor memeriksa dokumentasi pendukung untuk satu sampel retur dan pengurangan harga penjualan yang dicatat selama beberapa minggu sesudah tanggal penutupan untuk menentukan tanggal penjualan awal.Jika SPI untuk pencatatan Retur…sebagai tidak efektif maka dibutuhkan jumlah sampel yang lebih besar.Pisah Batas Penerimaan KasPisah batas penerimaan kas yang memadai kurang penting dibandingkan pisah batas penjualan dan retur, karena pisah batas yang tidak memadai hanya mempengaruhi saldo kas dan P/U, bukan laba.Mudah untuk menguji kekeliruan pisah batas penerimaan kas dengan menelusuri penerimaan kas yang dicatat sebagai setoran bank dalam rekening koran periode berikutnya. Kalau ada penangguhan beberapa hari, ini bisa menunjukkan adanya kekeliruan pisah batas.Konfirmasi piutang dapat juga diandalkan untuk mengungkapkan kekeliruan pisah batas penjualan, retur penjualan, dan penerimaan kas, khususnya jika terdapat interval panjang antara tanggal transaksi terjadi dengan tanggal pencatatan.

7. Piutang Usaha disajikan sebesar nilai realisasinyaEvaluasi akun ialah menentukan nilai realisasi. Prinsip akuntansi mengharuskan piutang disajikan pada jumlah yang akhirnya akan ditagih dan dapat diterima, yaitu piutang usaha bruto dikurangi penyisihan piutang tak tertagih.Perlu bagi auditor untuk mengevaluasi apakah penyisihan tersebut memadai dengan mempertimbangkan semua fakta yang ada.Titik awal mengevaluasi penyisihan P/U tak tertagih: menelaah hasil pengujian SPI terkait dengan kebijakan kredit.Jika kebijakan kredit tidak berubah dan hasil pengujian pengendalian konsisten dengan tahun lalu, maka perubahan saldo penyisihan seharusnya hanya mencerminkan perubahan kondisi ekonomi dan volume penjualan.Jika kebijakan kredit dan ketaatan sudah berubah, maka harus dipertimbangkan dampak perubahan-perubahan itu.Mengevaluasi kecukupan penyisihan : memeriksa P/U tak lancar pada Neraca Saldo Umur untuk menentukan mana yang belum dibayar setelah tanggal neraca. Besar dan umur saldo yang belum dibayar kemudian dibandingkan dengan informasi serupa dari tahun lalu untuk mengevaluasi apakah jumlah piutang tak lancar bertambah atau berkurang.Gambaran mengenai tingkat kolektibilitas piutang dapat diperoleh dari pemeriksaan arsip kredit, pembicaraan dengan manajer kredit, penelaahan arsip korepondensi klien.Bad Debt Expense ( Beban Piutang Tak Tertagih )Setelah memverifikasi penyisihan P/U tak tertagih, mudah untuk memverifikasi beban piutang tak tertagih.

8. Piutang Usaha Benar-Benar Dimiliki ( Piutang Usaha adalah Hak Perusahaan )Kepemilikan piutang lazimnya tidak menimbulkan masalah audit karena piutang milik perusahaan, sehingga akan dikelola dengan benar. Tetapi dalam beberapa kasus sebagian piutang mungkin sudah digadaikan sebagai jaminan atau didiskontokan (dijual). Pelanggan klien biasanya tidak mengetahui anjak piutang ini, sehingga konfirmasi piutang tidak akan memperjelas masalah ini. Cara melihat ada tidaknya piutang yang dijaminkan/dijual : penelaahan notulen, pembicaraan dengan klien, konfirmasi dengan bank, pemeriksaan kontrak pinjaman untuk mencari bukti piutang usaha dijaminkan, dan pemeriksaan arsip korespondensi.

9. Penyajian dan Pengungkapan Piutang Usaha adalah pantasAuditor harus mengetahui : 1. Apakah informasi mengenai saldo piutang telah diungkapkan dengan cukup / memadai dalam

L/K.2. Apakah klien telah menggabungkan jumlah-jumlah dan mengungkapkan informasi hubungan

istimewa dalam L/K dengan memadaiUntuk mengevaluasi kecukupan penyajian dan pengungkapan, auditor harus memahami SABU dan persyaratan penyajian dan pengungkapan.Bagian penting dari evaluasi:1. Apakah jumlah material yang memerlukan pengungkapan terpisah, benar-benar telah

dipisahkan dalam L/KMisalkan, piutang pejabat dan perusahaan afiliasi harus dipisahkan dari piutang usaha pelanggan kalau jumlahnya material. Begitu pula, perlu untuk mengungkapkan penjualan dan aset untuk segmen usaha yang berbeda secara terpisah.

2. Evaluasi kecukupan catatan kaki (catatan atas L/K).

Page 30: Pengauditan II

Catatan kaki harus mencakup informasi mengenai pledging (penggadaian), discounting (pendiskontoan), factoring (anjak piutang), penjaminan piutang usaha ke seseorang (assignment of accounts receivable), piutang pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa.Dalam rangka evaluasi, harus diketahui dulu keberadaannya (eksistensi) dan harus memperoleh informasi lengkap tentang sifatnya. Prosedur audit yang digunakan: pemeriksaan notulen rapat, penelaahan kontrak dan kesepakatan pinjaman, konfirmasi bank, dan mendiskusikan keberadaan informasi yang memerlukan pengungkapan dengan manajemen.

KONFIRMASI PIUTANG USAHA

Konfirmasi merupakan salah satu prosedur audit paling penting, karena bukti andal yang tinggi.Tujuan utama dari konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, akurasi, dan pisah batas.AICPA mensyaratkan konfirmasi piutang usaha dalam keadaan normal, tetapi SAS 67 (AU 330) mengijinkan menerbitkan laporan wajar tanpa pengecualian sekalipun piutang tidak dikonfirmasi asalkan salah satu dari tiga kondisi di bawah ini dipenuhi:

1. Piutang usaha tidak materialBiasanya untuk perusahaan tertentu, seperti discount stores dengan uang muka kas atau credit card sales.

2. Auditor mempertimbangkan bahwa konfirmasi tidak menjadi bahan bukti yang efektif karena tingkat respon pelanggan tidak akan mencukupi dan tidak dapat diandalkanDalam perusahaan industri, seperti rumah sakit, tingkat respon konfirmasi sangat rendah

3. Gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian sedemikian rendah dan bahan bukti substantif lain dapat dikumpulkan untuk memberikan bahan bukti yang mencukupiJika klien memiliki pengendalian intern yang efektif dan risiko bawaan rendah untuk siklus penjualan dan penagihan, auditor seringkali harus puas dengan bahan bukti dari pengujian atas pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis.

Jika auditor memutuskan untuk tidak melakukan konfirmasi piutang usaha, pertimbangan untuk itu harus didokumentasikan dalam kertas kerja.Konsep konfirmasi ini juga dapat diterapkan untuk piutang usaha lain selain piutang usaha kepada pelanggan. Seperti wesel tagih (Notes Receivable), piutang pegawai, dan uang muka pegawai.

Keputusan Konfirmasi

Dalam melaksanakan konfirmasi auditor harus memutuskan:1. Jenis Konfirmasi

Ada 2 jenis konfirmasi:a. Konfirmasi positif

Konfirmasi dengan saldo tercatat = komunikasi yang dialamatkan kepada debitur dan meminta konfirmasi darinya secara langsung apakah saldo yang dinyatakan dalam permintaan konfirmasi adalah benar atau tidak

Blank confirmation form (Form konfirmasi kosong)Tidak menyebutkan jumlah dalam konfirmasi namun meminta penerima untuk mengisi saldo atau melengkapi informasi tersebut.

Konfirmasi positif mengharapkan jawaban pelanggan baik saldonya disepakati atau tidak disepakati.

Konfirmasi positif lebih andal karena auditor dapat melaksanakan prosedur tindak lanjut kalau jawaban tidak diterima dari debitur. Dengan konfirmasi negatif, kelalaian menjawab harus dianggap sebagai jawaban yang benar sekalipun debitur mungkin mengabaikan permintaan konfirmasi.

b. Konfirmasi negatifHanya meminta jawaban dari pelanggan jika dia tidak sepakat dengan jumlah yang dinyatakan dalam surat konfirmasi.Dari sisi biaya, Konfirmasi negatif lebih murah, sehingga dapat dikirim lebih banyak dengan total biaya yang sama.

Memutuskan jenis konfirmasi yang akan digunakan, didasarkan pada fakta audit. SAS 67 (PSA 7 / SA 330) menetapkan preferensi untuk menggunakan konfirmasi negatif dalam situasi berikut:a. P/U terdiri dari sejumlah besar saldo akun yang kecilb. Gabungan risiko pengendalian yang ditetapkan dan risiko bawaan adalah rendah

Jika SPI tidak efektif / ada kemungkinan tinggi terjadi salah saji, konfirmasi negatif tidak cocok.Jika audit tahun lalu menunjukkan ada piutang yang diperselisihkan dan tidak akurat, konfirmasi negatif akan tidak cocok.

c. Tidak ada alasan untuk percaya bahwa penerima konfirmasi tidak akan memperhatikan sebagaimana mestinya. Jika respon konfirmasi positif pada audit tahun sebelumnya sangat tinggi, kemungkinan penerima konfirmasi akan memberikan perhatian sebagaimana mestinya.

2. Saat Pelaksanaan

Page 31: Pengauditan II

Bahan bukti yang paling andal dari konfirmasi diperoleh jika dikirimkan sedekat mungkin dengan tanggal neraca, dibandingkan dengan mengirimkan konfirmasi piutang beberapa bulan sebelum akhir tahun. Ini memungkinkan auditor untuk menguji secara langsung saldo piutang pada L/K tanpa perlu memperhitungkan transaksi yang terjadi antara tanggal konfirmasi dan tanggal neraca.Akan tetapi seringkali bermanfaat untuk mengkonfirmasi pada tanggal interim, agar audit selesai tepat waktu. Hal ini dapat dimungkinkan kalau SPI memadai dan dapat memberikan keyakinan memadai bahwa transaksi dicatat dengan semestinya antara tanggal konfirmasi dengan tanggal neraca / akhir periode akuntansi.Jika diputuskan mengkonfirmasi sebelum tanggal neraca, perlu menguji transaksi antara tgl konfirmasi dengan tgl neraca, dengan memeriksa Faktur Penjualan, Dokumen Penjualan, dan bukti penerimaan kas, di samping melakukan P/A.

3. Ukuran SampelFaktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel:

a. Salah saji yang ditolerirb. Risiko bawaan c. Risiko pengendaliand. Risiko deteksi yang dicapai melalui pengujian substantif lain (luas dan hasil pengujian

substantif atas transaksi, P/A dan pengujian terinci atas saldo lainnya)e. Jenis konfirmasi (Konfirmasi negatif normalnya memerlukan ukuran sampel yang lebih

besar)

4. Seleksi Unsur untuk PengujianPendekatan yang lazim ialah mempertimbangkan ukuran saldo akun individu yang outstanding dan lamanya waktu suatu piutang outstanding sebagai dasar seleksi saldo yang akan dikonfirmasi.Dalam kebanyakan audit, penekanan diberikan pada konfirmasi saldo yang lebih besar dan lama, karena inilah yang paling mungkin mengandung kekeliruan yang signifikan.Dalam banyak kasus, auditor memilih seluruh piutang di atas jumlah rupiah tertentu dan memilih sampel acak dari sisanya.

Memelihara KendaliJika ada bantuan dari klien harus disupervisi dengan ketat. Alamat pengembalian tertera dengan jelas dialamatkan ke KAP bersangkutan.

Tindak Lanjut Bagi yang Tidak MenjawabApabila konfirmasi positif digunakan, perlu dikirim konfirmasi kedua dan ketiga. Jika masih saja tidak ada jawaban perlu melakukan prosedur alternatif. Dokumentasi yang diperiksa untuk memverifikasi eksistensi dan akurasi transaksi penjualan individual adalah:

1. Penerimaan Kas KemudianMeliputi pemeriksaan Nota pembayaran, ayat pembukuan penerimaan kas

2. Salinan Faktur PenjualanUntuk memverifikasi penerbitan aktual faktur penjualan dan tanggal penagihan

3. Dokumen PengirimanUntuk menguji apakah pengiriman benar-benar telah dilaksanakan dan sebagai pengujian pisah batas

4. Korespondensi dengan klien Tidak perlu menelaah korespondensi sebagai bagian dari prosedur alternatifDapat mengungkapkan piutang yang diperselisihkan atau dipertanyakan

Analisis PerbedaanJenis perbedaan yang paling umum dilaporkan: a. Pembayaran telah dilakukan

Pelanggan telah membayar sebelum tanggal konfirmasi, tetapi klien belum menerimanya sebelum tgl konfirmasi.

b. Barang belum diterimaKlien mencatat penjualan pada tanggal pengiriman, sedangkan pelanggan mencatat pembelian saat barang diterima (Perbedaan waktu pencatatan karena barang dalam perjalanan)

c. Barang telah dikembalikanAdanya perbedaan waktu klien mencatat Nota Kredit. Atau kelalaian klien mencatat nota kredit karena adanya retur penjualan.

d. Kekeliruan klerikal dan jumlah yang diperselisihkanTerjadi jika terdapat kekeliruan dalam harga yang dibebankan pada barang, barang rusak, kuantitas barang yang benar belum diterima, dsb.Auditor akan meminta klien untuk merekonsiliasi perbedaan tersebut, membicarakannya dengan pelanggan untuk menyelesaikan setiap ketidaksepakatan.

Page 32: Pengauditan II

CHAPTER 17: SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO

Perbandingan antara Sampling Audit untuk Pengujian Terinci Atas Saldo dengan Sampling Audit untuk Pengujian Atas Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi.

Perbedaan paling penting antara pengujian atas pengendalian, pengujian substantif atas transaksi dan pengujian terinci atas saldo terletak pada apa yang akan diukur auditor. Dalam pengujian pengendalian, perhatian utama adalah menguji efektifitas PI. Ketika auditor melakukan pengujian atas pengendalian, tujuannya untuk menentukan apakah tingkat pengecualian dalam populasi cukup rendah untuk menyimpulkan bahwa pengendalian cukup efektif untuk tujuan pengujian PI atas pelaporan keuangan atau untuk menurunkan / mengurangi risiko pengendalian yang ditetapkan guna mengurangi pengujian substantif. Dalam pengujian substantif atas transaksi, perhatian auditor tertuju baik kepada efektifitas pengendalian maupun kebenaran moneter dari transaksi dalam sistem akuntansi.Dalam pengujian terinci atas saldo, perhatian utama adalah menentukan apakah jumlah rupiah dari suatu saldo akun salah saji material.

Ada tiga jenis utama metode sampling yang menyediakan hasil dalam bentuk moneter / dollar / rupiah, yaitu:

1. Nonstatistical Sampling2. Monetary Unit Sampling3. Variables Sampling

Langkah-langkah Sampling Audit untuk Pengujian Terinci atas SaldoPerencanaan Sampel

1. Nyatakan tujuan dari pengujian audit2. Putuskan apakah sampling audit diterapkan3. Definisikan kondisi kekeliruan / salah saji 4. Definisikan populasi5. Definisikan unit sampling6. Tentukan salah saji yang dapat ditoleransi7. Estimasi risiko salah penerimaan yang dapat diterima8. Estimasi tingkat kekeliruan / salah saji dalam populasi9. Tentukan ukuran sampel awal

Seleksi Sampel dan Pelaksanaan Prosedur Audit10. Pilih sampel secara acak11. Lakukan prosedur audit

Evaluasi Hasil12. Generalisasikan dari sampel ke populasi13. Analisis kekeliruan14. Putuskan akseptabilitas populasi

Contoh sederhana penerapan Monetary Unit Sampling (MUS)

1. Nyatakan tujuan dari pengujian auditTujuan dari pengujian terinci atas saldo adalah menentukan apakah saldo akun yang tengah diaudit telah disajikan secara wajar. Misal: Populasi dari 40 piutang usaha bernilai total $ 207,295. Tujuan pengujian audit adalah untuk menentukan apakah total $ 207,295 mengandung salah saji material.

Unsur Populasi

Nilai Tercatat Unsur Populasi (sambungan)

Nilai Tercatat (sambungan)

1 $ 1,410 21 $ 4,8652 9,130 22 7703 660 23 2,3054 3,355 24 2,6655 5,725 25 1,0006 8,210 26 6,2257 580 27 3,6758 44,110 28 6,2509 825 29 1,89010 1,155 30 27,70511 2,270 31 93512 50 32 5,59513 5,785 33 93014 940 34 4,04515 1,820 35 9,48016 3,380 36 36017 530 37 1,14518 955 38 6,40019 4,490 39 10020 17,140 40 8,435

Page 33: Pengauditan II

TOTAL $ 207,295

2. Putuskan apakah sampling audit diterapkanSampling audit diterapkan ketika auditor merencanakan untuk menarik kesimpulan mengenai populasi berdasarkan sampel.Ada situasi dimana sampling audit tidak diterapkan. Misal: Dari populasi, auditor mungkin saja memutuskan untuk mengaudit hanya unsur yang lebih dari $5,000 dan menolak yang lainnya, karena total dari yang bernilai kecil tidak material.

3. Definisikan kondisi kekeliruan Sampling audit untuk pengujian terinci atas saldo mengukur salah saji / kekeliruan moneter dalam populasi. Jadi, kondisi kekeliruan adalah beberapa kondisi yang menyebabkan kekeliruan moneter dalam unsur sampel.

4. Definisikan PopulasiPopulasi didefinisikan sebagai populasi rupiah yang tercatat. Auditor mengevaluasi apakah populasi yang tercatat lebih saji atau kurang saji.Misal: Populasi piutang usaha yang terdiri dari 40 akun berjumlah $ 207,295.Stratifikasi SamplingUntuk banyak populasi, auditor membagi populasi ke dalam dua atau lebih subpopulasi sebelum menerapkan sampling audit. Pembagian populasi disebut stratifikasi populasi. Tujuan stratifikasi adalah untuk memungkinkan auditor memberikan penekanan lebih terhadap unsur populasi tertentu, dan kurang terhadap lainnya. Dalam kebanyakan situasi sampling audit, termasuk konfirmasi P/U, auditor memberikan penekanan terhadap nilai rupiah / dollar tercatat yang memiliki jumlah lebih besar, oleh karena itu, stratifikasi umumnya dilakukan berdasarkan ukuran nilai rupiah yang dicatat. Contoh stratifikasi: (Berdasarkan populasi P/U pada tabel di atas)

Strata Kriteria Strata Jumlah dlm Populasi Jumlah Rupiah dlm Populasi

1 > $ 10,000 3 $ 88,9552 $ 5,000 $ 10,000 10 71,2353 < $ 5,000 27 47,105

$ 207,295

5. Definisikan unit samplingDefinisi unit sampling adalah rupiah individual dalam suatu saldo akun. Unit mata uang adalah rupiah / dollar, maka ukuran populasi adalah $ 207,295, bukan unit fisik

sebanyak 40.

6. Tentukan salah saji yang dapat ditoleransiAspek khusus lainnya dari MUS dalam hal penggunaan pertimbangan awal mengenai materialitas untuk secara langsung menentukan jumlah salah saji yang dapat ditoleransi untuk audit masing-masing akun. Kebanyakan teknik sampling mengharuskan auditor untuk menentukan salah saji yang dapat ditoleransi dengan mengalokasikan pertimbangan awal mengenai materialitas, seperti yang telah dibahas dalam chapter 9.Hal tersebut tidak diharuskan dalam MUS. Contoh : anggaplah bahwa auditor memutuskan bahwa pertimbangan awal mengenai materialitas sebesar $ 60,000 untuk L/K secara keseluruhan. Jumlah materialitas sebesar $ 60,000 tersebut, akan digunakan sebagai salah saji yang dapat ditoleransi dalam seluruh penerapan MUS, seperti persediaan, P/U, dan Hutang dagang, dan lainnya.

7. Tentukan Risiko Salah Penerimaan yang dapat diterima (Acceptable Risk of Incorrect Acceptance = ARIA)Untuk seluruh sampling statistik dan sampling nonstatistik terdapat suatu risiko bahwa kesimpulan kuantitatif mengenai populasi adalah salah.ARIA adalah risiko yang bersedia diambil auditor untuk menerima suatu saldo adalah benar kalau kekeliruan sesungguhnya dalam saldo tersebut lebih besar dari salah saji yang dapat ditoleransi. Jika auditor menghendaki keyakinan lebih dalam pengujian saldo, maka ARIA akan ditetapkan lebih rendah.Terdapat hubungan terbalik antara ARIA dengan ukuran sampel yang diperlukan. Jika auditor memutuskan mengurangi ARIA dari 10% menjadi 5%, maka ukuran sampel yang dibutuhkan meningkat.Faktor utama yang mempengaruhi keputusan auditor mengenai ARIA adalah risiko pengendalian yang ditetapkan dalam model risiko audit. Ketika PI efektif, risiko pengendalian dapat dikurangi, ini memungkinkan auditor untuk meningkatkan ARIA, yang akhirnya dapat mengurangi ukuran sampel. Disamping risiko pengendalian, ARIA juga dipengaruhi risiko audit yang dapat diterima dan dipengaruhi secara terbalik oleh pengujian substantif lainnya. Contoh: Jika Risiko audit yang dapat diterima dikurangi, ARIA pun harus dikurangi. Jika P/A dilakukan dan tidak mengindikasikan adanya masalah, kemungkinan kecil terjadi kekeliruan dalam akun, maka ARIA dapat ditingkatkan.

8. Estimasi tingkat kekeliruan / salah saji dalam populasiBiasanya auditor membuat estimasi berdasarkan pengalaman sebelumnya (audit tahun lalu) dan dengan menetapkan risiko bawaan, keputusan hasil pengujian atas pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan P/A yang telah dilakukan. Ukuran sampel yang direncanakan meningkat sejalan dengan jumlah salah saji yang diharapkan.

9. Tentukan Ukuran Sampel Awal

Page 34: Pengauditan II

Metode yang digunakan sama seperti halnya untuk unit fisisk sampling atribut, dengan menggunakan tabel sampling atribut.

10. Pilih sampel secara acakSeleksi sampel dilakukan mengan menggunakan PPS (Probability Proportional to size sample Selection).Auditor bagaimanapun tidak dapat menguji rupiah individual. Auditor harus menentukan unit fisik untuk melakukan pengujian. Contoh: Lihat Tabel berikut. Auditor akan mengambil sampel acak dari unsur populasi antara 1 sampai 7,376 (rupiah individual). Bagaimanapun untuk melakukan prosedur audit, auditor harus mengidentifikasi unsur populasi antara 1 dan 12 (unit fisik). Jika auditor telah memilih angka random 3014, unit fisik yang dikaitkan dengan angka tersebut adalah 6.PPS dapat diperoleh dengan software komputer, tabel angka acak, atau tehnik sampling sistematis.

11. Laksanakan Prosedur AuditProsedur audit untuk pengujian terinci atas saldo telah dibahas di chapter sebelumnya, yaitu

chapter 16.

12. Generalisasikan dari sampel ke populasiTerdapat 4 aspek penting dalam melakukan generalisasi dari sampel ke populasi dalam MUS:1. Tabel sampling atribut digunakan untuk menghitung hasil

Risiko atas penetapan risiko pengendalian rendah (ARACR) diganti dengan risiko salah penerimaan yang dapat diterima (ARIA). Dan jumlah pengecualian aktual diganti dengan jumlah kekeliruan aktual.

2. Hasil sampling atribut harus dikonversikan menjadi unit rupiah / dollar. MUS berkenaan dengan estimasi kekeliruan dalam populasi, bukan prosentase dari unsur-unsur yang mengandung kekeliruan.

3. Auditor harus membuat suatu asumsi mengenai prosentase kekeliruan untuk masing-masing unsur populasi yang keliru. Asumsi ini memungkinkan auditor untuk menggunakan tabel atribut untuk mengestimasi kekeliruan dalam rupiah.

4. Hasil statistik ketika MUS digunakan disebut batas kekeliruan. Batas bawah kekeliruan dan batas atas kekeliruan dihitung.

Page 35: Pengauditan II

CHAPTER 18: AUDIT ATAS SIKLUS PENGGAJIAN DAN KEPEGAWAIAN

Siklus Penggajian dan kepegawaian meliputi penggunaan tenaga kerja dan pembayaran ke semua pegawai.Labor (Beban tenaga kerja) merupakan pertimbangan penting dalam penilaian persediaan pada perusahaan manufaktur, konstruksi, dan industri lainnya. Dimana penilaian dan alokasi beban tenaga kerja yang tidak semestinya dapat menyebabkan salah saji laba bersih secara material.Penggajian juga merupakan bidang yang menyebabkan pemborosan sejumlah besar sumber daya perusahaan karena inefisiensi atau pencurian melalui fraud.

Audit atas penggajian dan kepegawaian meliputi: memperoleh pemahaman atas pengendalian intern, menetapkan risiko pengendalian, pengujian atas pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi, P/A, dan pengujian terinci atas saldo.Ada beberapa perbedaan penting antara siklus penggajian dan kepegawaian dengan siklus lainnya dalam audit umum:

1. Hanya ada satu golongan / jenis transaksi untuk penggajian.Kebanyakan siklus paling tidak mencakup 2 golongan transaksi.

2. Transaksi-transaksi lebih signifikan daripada akun-akun neraca terkait.Akun-akun yang terkait dengan penggajian seperti gaji yang masih harus dibayar dan pajak penghasilan yang dipotong biasanya relatif kecil dibanding jumlah transaksi-transaksi selama satu tahun.

3. Pengendalian intern atas penggajian pada kebanyakan perusahaan umumnya efektif, bahkan pada perusahaan kecil sekalipun.

Karena tiga karakteristik tersebut, auditor umumnya menekankan pada pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, dan P/A. Pengujian terinci atas saldo seringkali dilakukan tanpa memakan banyak waktu.

AKUN-AKUN DAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENGGAJIAN DAN KEPEGAWAIAN

Tujuan keseluruhan audit penggajian dan kepegawaian adalah menilai apakah saldo akun terkait siklus ini dinyatakan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Akun-akun dalam siklus penggajian dan kepegawaian ditunjukkan dalam gambar di bawah ini:

Accrued wages, salaries, bonuses,And commissions

Beginning balancePayment Earned wages, salaries, etc

Ending balanceCash in Bank Direct Labor

Payment for salaries

Payment for payroll taxesWithheld income taxes andOther deductions

Beginning balancePayment

Payroll withholding

Ending balance

Accrued Payroll tax expense Payroll tax expense

Beginning balancePayment

Payroll tax expense

Ending balance

FUNGSI-FUNGSI DALAM SIKLUS & DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT

Page 36: Pengauditan II

Class of Transactions (Golongan Transaksi)

Accounts (Akun) Business Functions (Fungsi Usaha)

Documents and Records(Dokumen dan Catatan)

Payroll Payroll CashAll payroll expense accountsAll payroll withholding accountsAll payroll accrual accounts

Personnel and employment

Personnel recordsDeduction authorization formRate authorization form

Timekeeping and payroll preparation

Time cardJob time ticketPayroll transaction filePayroll journal or listing Payroll master file

Payment of payroll Payroll checkPayroll Bank Account Reconciliation

Preparation of payroll tax returns and payment of taxes

Surat Pemberitahuan Pajak (SPT)

Fungsi Kepegawaian dan Penempatan Pegawai (Personnel and Employment)Menyediakan sumber independen untuk mewawancara dan merekrut pegawai yang cakap. Merupakan sumber catatan yang independen untuk verifikasi intern atas informasi gaji, termasuk tambahan dan penghapusan penggajian dan perubahan-perubahan dalam upah dan pengurangannya.

1. Personnel Records (Catatan Kepegawaian). Catatan berisi data seperti tanggal bekerja, penyelidikan pegawai, tarif pembayaran, pengurangan yang diotorisasi, penilaian kinerja, dan pemutusan hubungan kerja pegawai.

2. Deduction Authorization Form (Formulir Otorisasi Pengurangan)Formulir otorisasi pengurangan gaji, mencakup jumlah yang bebas pemotongan pajak, Astek, pensiun dan asuransi.

3. Rate Authorization Form (Formulir Otorisasi Tarif)Formulir yang memberikan otorisasi tarif gaji. Sumber informasinya adalah perjanjian kerja, otorisasi oleh manajemen, atau dalam kasus pejabat perusahaan, otorisasi dari Dewan Direksi dan Komisaris.

Fungsi Pengelolaan Waktu dan Penyiapan Pembayaran Gaji (Timekeeping and Payroll Preparation)Memiliki kepentingan utama dalam audit, karena mempengaruhi secara langsung beban gaji untuk periode tersebut. Meliputi; penyiapan kartu absen, pengikhtisaran dan perhitungan gaji kotor, potongan dan gaji bersih, penyiapan cek gaji, dan penyiapan catatan gaji.

1. Time card (Kartu absen)Menunjukkan jam berapa pegawai mulai bekerja dan jam berapa selesai bekerja, serta jumlah jam kerja setiap hari.

2. Job Time Ticket (Tiket Waktu Kerja)Dokumen yang menunjukkan pekerjaan khusus yang dilakukan pekerja untuk waktu tertentu.Formulir ini digunakan hanya kalau pekerja melakukan tugas yang berbeda atau dalam bagian yang berbeda.

3. Payroll Transaction File (Berkas Transaksi Penggajian)File komputer yang mencakup seluruh transaksi penggajian yang diproses oleh sistem akuntansi untuk suatu periode tertentu, seperti satu hari, minggu, atau bulan. Berisi seluruh informasi yang dimasukkan ke dalam sistem dan memuat informasi setiap transaksi, seperti nama pegawai, tanggal, pembayaran kotor dan pembayaran bersih, berbagai jumlah potongan, dan penggolongan akun.

4. Payroll Journal or Listing (Jurnal Penggajian)5. Payroll Master File (Berkas Induk Penggajian)

Digunakan untuk mencatat setiap transaksi penggajian untuk masing-masing pegawai dan mengelola total gaji pegawai yang dibayarkan selama setahun sampai tanggal terakhir. Catatan masing2 pegawai berisi gaji kotor untuk setiap periode, pengurangan gaji kotor, gaji bersih, nomor dan tanggal cek. Berkas Induk dimutakhirkan dari Berkas Transaksi Penggajian pada komputer.

Fungsi Pembayaran Gaji (Payroll of Payment)Penandatanganan dan distribusi cek aktual harus ditangani semestinya untuk mencegah pencurian.

1. Payroll Check (Cek gaji)Cek yang diberikan kepada pegawai atas jasa yang telah diberikannya. Cek disiapkan oleh Fungsi Penyiapan pembayaran gaji, tapi tandatangan otorisasi menjadikan cek sebagai aset. Jumlah dalam cek adalah gaji kotor dikurangi pajak dan potongan2 lainnya.Cek yang telah diuangkan dan dikembalikan ke perusahaan oleh bank disebut cek yang dibatalkan (cancelled check). Sekarang ini lebih umum pembayaran gaji didepositokan secara langsung ke akun / rekening bank pegawai.

2. Payroll Bank Account Reconciliation (rekonsiliasi akun bank penggajian)Pengendalian penting adalah rekonsiliasi independen atas akun bank penggajian impres. Rekening ini merupakan rekening khusus untuk gaji yang terpisah, dengan saldo yang kecil.Satu cek untuk jumlah yang pasti dari masing2 gaji bersih ditransfer dari rekening umum ke rekening ini segera sebelum distribusi pembayaran gaji. Ini akan membatasi payroll fraud, memungkinkan delegasi tugas penandatanganan cek, pemisahan pengeluaran penggajian rutin dari pengeluaran tidak biasa, memungkinkan pengelolaan kas.

Page 37: Pengauditan II

Fungsi Penyiapan Surat Pemberitahuan dan Pembayaran Pajak (Preparation of Payroll Tax Returns and Payment of Taxes)

1. SPT (Surat Pemberitahuan Pajak)Formulir yang dikirimkan ke Kantor Pelayanan Pajak untuk melaporkan jumlah pajak penghasilan pegawai yang telah dipotong selama setahun, jumlah yang telah dibayarkan, serta jumlah yang kurang atau masih harus dibayar.Informasi mengenai SPT dari berkas induk penggajian dan biasanya disiapkan dengan komputer. Formulir ini disebut SPT PPh 21.

METHODOLOGY FOR DESIGNING TEST OF CONTROLS AND SUBSTANTIVE TEST OF TRANSACTION

FOR THE PAYROLL AND PERSONNEL CYCLE

Kebanyakan PI untuk penggajian sangat terstruktur dan dikendalikan dengan baik, untuk mengendalikan kas yang dikeluarkan dan untuk meminimalisasi keluhan dan ketidakpuasan pegawai. Biasanya tidak sulit membangun pengendalian yang baik dalam siklus ini. Untuk pegawai pabrik dan kantor, biasanya terdapat sejumlah besar transaksi yang relatif homogen / seragam dalam jumlah yang kecil. Terdapat lebih sedikit transaksi eksekutif, tapi konsisten dalam segi waktu, komponen dan jumlah. Karena relatif konsisten komputer kualitas tinggi selalu disediakan.Akibatnya, auditor jarang mengharapkan dapat menemukan pengecualian / penyimpangan dalam pengujian transaksi penggajian. Kalaupun deviasi terjadi dalam pengujian pengendalian, kebanyakan salah saji moneter dikoreksi oleh pengendalian verifikasi intern atau adanya respon keluhan pegawai.

1. Memahami Pengendalian InternPI kunci untuk siklus penggajian dan personalia:a. Pemisahan tugas / fungsi yang memadai

Penting, khususnya untuk mencegah pembayaran lebih (overpayments) untuk pegawai fiktif. Departemen Sumber Daya Manusia harus independen dari fungsi penggajian, dan bertanggungjawab / memiliki wewenang atau otoritas untuk menambah atau memberhentikan pegawai, begitu juga mengubah tarif pembayaran dan pengurangan2. Pemrosesan penggajian

Audit Procedurs

Sample Size

Items to Select

Timing

Understand Internal Control – Payroll and

Personnel

Assess Planned Control Risk – Payroll and

Personnel

Determine extent of Testing Controls

Design Tests of controls and Sunstantive tests of transaction for payroll and personnel to meet transaction – related audit objectives

Page 38: Pengauditan II

harus terpisah dari custody (yang memegang uang / cek) yang menandatangani cek penggajian.

b. Otorisasi yang pantas atas transaksiDepartemen SDM memiliki wewenang untuk mengeluarkan otorisasi penambahan dan penghapusan pegawai. Tingkat upah dan pengurangan harus diotorisasi semestinya. Jam kerja setiap pegawai, waktu lembur / khusus, harus diotorisasi oleh supervisor pegawai. Persetujuan harus tertulis dalam kartu absen atau dalam kartu khusus untuk waktu lembur.

c. Dokumen dan Catatan yang memadaiAkan tergantung dari sifat sistem penggajian. Contoh; Kartu absen adalah perlu untuk buruh yang berdasarkan jam kerja, tetapi tidak perlu untuk pegawai tetap yang menerima gaji.

d. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatanAkses terhadap cek payroll yang belum ditandatangani harus dibatasi. Cek harus ditandatangani oleh pejabat yang memiliki wewenang / tanggung jawab untuk itu, dan pembayaran gaji harus didistribusikan oleh orang yang independen dari fungsi Pengelolaan Waktu dan Penyiapan Pembayaran Gaji.

2. Surat Pemberitahuan Pajak dan PembayarannyaSebagai bagian dari pemahaman PI, auditor harus menelaah penyiapan paling tidak satu macam

formulir pajak yang merupakan kewajiban klien. Terdapat kewajiban potensial untuk pajak yang belum dibayar, denda dan bunga kalau klien tidak menyiapkan SPT sebagaimana mestinya.

Pembayaran pajak penghasilan yang dipotong dan pemotongan lain dengan tepat waktu. Pemotongan yang harus diperhatikan seperti pajak, kewajiban serikat pekerja, asuransi, dan tabungan pegawai. Auditor harus mengetahui persyaratan peraturan perpajakan, kontrak serikat pekerja, dan kesepakatan dengan pegawai. Ini diperlukan untuk menilai apakah klien telah membayar jumlah yang semestinya secara tepat waktu dengan membandingkan pembayaran selanjutnya dengan catatan penggajian.

3. Pertimbangan2 mengenai Persediaan dan Penggajian Fiktif / Kecurangan PenggajianAuditor seringkali memperluas pengujiannya dalam kondisi berikut:a. penggajian secara signifikan mempengaruhi penilaian persediaan.b. Jika auditor berkepentingan mengenai kemungkinan kecurangan transaksi penggajian yang

material

Hubungan antara Penggajian dan Penilaian Persediaan.Dalam audit dimana penggajian merupakan bagian signifikan dari persediaan, seperti seringkali terjadi dalam perusahaan manufaktur dan konstruksi, klasifikasi akun gaji yang tidak memadai dapat secara signifikan mempengaruhi penilaian aktiva seperti pekerjaan dalam pelaksanaan, barang jadi, atau konstruksi dalam pelaksanaan. Contoh: Overhead yang dibebankan ke persediaan pada tanggal neraca dapat dilebihsajikan kalau gaji pegawai administrasi secara sengaja atau tidak dibebankan ke overhead pabrik tak langsung.Penilaian persediaan terpengaruh kalau biaya tenaga kerja langsung dari masing2 orang dibebankan secara tidak semestinya ke pekerjaan atau proses yang salah.

Pengujian untuk Penggajian FiktifKarena auditor bertanggungjawab untuk mendeteksi fraud, maka harus memperluas prosedur auditnya jika mereka berkepentingan terhadap kemungkinan fraud penggajian. Terdapat beberapa cara para pegawai melakukan fraud dalam area penggajian. Dua macam fraud yang lazim:

1. Pegawai fiktifPenerbitan cek gaji ke orang yang tidak bekerja lagi seringkali terjadi akibat dari keterlanjutan penerbitan cek setelah pegawai berhenti bekerja. Biasanya pegawai yang memperhatikan defalkasi jenis ini adalah klerk penggajian, mandor (foreman), fellow employee, atau bahkan pegawai lama. Misal, dibawah sistem PI mandor dapat mengabsen pegawai setiap hari dan menyetujui kartu absen pada akhir periode. Kalau mandor juga membagikan cek ke pegawai, terdapat kesempatan untuk defalkasi. Prosedur audit: - Mendeteksi defalkasimembandingkan nama-nama pada cek yg diambil (cancelled check) dengan yang ada dalam kartu absen dan catatan lain mengenai tandatangan oleh yang berwenang dan kelayakan pemberian cap. Pemindaian (scanning) terhadap stempel pada cancelled check mengenai pengulangan pemberian stempel atau stempel yang tidak biasa, sebagai suatu indikasi adanya cek fiktif. Pemeriksaan cek kosong diperlukan untuk meyakinkan cek tersebut tidak digunakan dengan curang. - Pengujian pegawai yang tidak absahMenelusuri transaksi terpilih dalam jurnal penggajian ke bagian kepegawaian untuk menentukan apakah pegawai secara aktual dipekerjakan selama periode penggajian. Persetujuan dalam penghapusan cek yang dibatalkan atas seorang pegawai dapat dibandingkan dengan tandatangan yang diotorisasi dalam formulir otorisasi pemotongan pegawai. Menguji kelayakan penanganan pemberhentian pegawai dengan memilih beberapa arsip dari catatan kepegawaian untuk pegawai yang diberhentikan pada tahun berjalan, untuk menentukan apakah masing2 pegawai telah menerima pesangon sesuai kebijakan perusahaan. Dalam beberapa kasus, auditor meminta pembayaran gaji mendadak (payroll payoff). Masing2 pegawai harus menerima dan menandatangani ceknya di depan penyelia dan auditor. Cek yang tidak diambil harus diinvestigasi ekstensif untuk menentukan apakah cek yang tidak diklaim adalah fraud.

2. Jam yang tidak benar

Page 39: Pengauditan II

Terjadi jika pegawai melaporkan melebihi jam kerja aktual. Sulit untuk ditemukan karena ketiadaan bahan bukti. Prosedur umum: Merekonsiliasi total jam yang dibayar sesuai catatan penggajian dengan catatan independen jam kerja, seperti yang sering dikelola pengendalian produksi.

METODOLOGI PERANCANGAN PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO UNTUK KEWAJIBAN PENGGAJIAN

Tahap I

Tahap I

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Rancang pengujian terinci atas saldo akun

penggajian untuk memenuhi tujuan audit

berkait saldo

Prosedur Audit

Ukuran Sampel

Pos/unsur yang dipilihSaat Pelaksanaan

Identifikasi risiko usaha klien yang mempengaruhi

akun kewajiban penggajian

Rancang dan lakukan pengujian atas

pengendalian dan pengujian substantif atas

transaksi untuk siklus penggajian dan

Rancang dan lakukan prosedur analitis untuk siklus penggajian dan

kepegawaian

Tentukan salah saji yang dapat ditoleransi dan

tetapkan risiko bawaan untuk akun kewajiban

penggajian

Tentukan risiko pengendalian untuk siklus

penggajian dan kepegawaian

Page 40: Pengauditan II

Tahap III

1. Identifikasi Risiko Usaha klien yang mempengaruhi akun kewajiban penggajianRisiko Usaha tidak sama untuk kebanyakan perusahaan. Risiko Usaha mungkin ada untuk berbagai

kompensasi yang kompleks, meliputi bonus, opsi saham, dan kompensasi deferel lainnya. Auditor harus memahami kemungkinan hal tersebut terjadi dan menentukan pengaruh potensial terhadap L/K, termasuk pengungkapan catatan kaki.

2. Menentukan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko bawaanKebanyakan perusahaan memiliki jumlah besar transaksi penggajian, seringkali dengan total jumlah

yang besar. Kecuali untuk kemungkinan fraud, risiko bawaan biasanya rendah untuk seluruh tujuan audit terkait saldo. Terdapat risiko bawaan atas fraud penggajian karena semua transaksi melibatkan kas. Tujuan eksistensi seringkali menjadi pertimbangan penting. Juga untuk perusahaan manufaktur dengan tenaga kerja signifikan yang dibebankan ke persediaan, akan ada kemungkinan untuk salah klasifikasi antara beban penggajian dan persediaan atau diantara jenis persediaan. 3. Menetapka risiko Pengendalian dan Melaksanakan pengujian terkait

Tujuan Audit terkait transaksi

Pengendalian Intern Kunci Pengujian atas Pengendalian

Pengujian Substantif atas Transaksi

Pembayaran gaji yang dicatat adalah untuk pekerjaan yang secara aktual dilakukan pegawai non fiktif ( Eksistensi )

Kartu Absen disetujui mandor

Time clock digunakan untuk mencatat waktu kerja

Berkas kepegawaian yang cukup / memadai

Otorisasi pekerja Pemisahan tugas antara

kepegawaian, pengelolaan waktu dan pembayaran gaji

Hanya pegawai yang tercatat dalam data komputer yang diterima ketika mereka dimasukkan

Cek diotorisasi sebelum diterbitkan

Periksa kartu absen untuk indikasi persetujuan

Periksa kartu absen

Telaah kebijakan kepegawaian

Periksa berkas kepegawaian

Telaah bagan organisasi, bicarakan dengan pegawai, dan amati tugas yang dikerjakan

Periksa hasil cetak dari transaksi yang ditolak komputer sebagai nomor pegawai yang tidak absah

Periksa catatan penggajian untuk indikasi persetujuan

Telaah jurnal penggajian, buku besar, catatan pendapatan gaji untuk jumlah besar dan tidak biasa

Bandingkan cek yang telah diambil (cancelled check) dengan jurnal penggajian untuk nama, jumlah dan tanggal

Periksa cancelled check untuk persetujuan yang memadai

Bandingkan cancelled check dengan catatan kepegawaian

Transaksi penggajian yang ada telah dicatat (Kelengkapan)

Cek gaji prenumbered dan dipertanggungjawabkan

Rekonsiliasi bank yang independen

Hitung urutan cek gaji

Diskusikan dengan pegawai dan amati rekonsiliasi

Rekonsiliasi pengeluaran dalam jurnal penggajian dengan pengeluaran dalam rekening bank gaji

Buktikan rekonsiliasi bank

Transaksi penggajian yang dicatat adalah jumlah waktu kerja aktual dan tingkat upah yang semestinya, pemotongan dihitung semestinya (Akurasi)

Verifikasi intern atas perhitungan dan jumlah

Batch Total dibandingkan dengan laporan Ikhtisar komputer

Tingkat upah, gaji, dan komisi diotorisasi dengan pantas

Pemotongan, termasuk jumlah asuransi dan simpanan pegawai diotorisasi dengan pantas

Periksa indikasi verifikasi intern

Periksa batch total untuk inisial klerk pengendali data, bandingkan total dengan laporan ikhtisar komputer

Periksa catatan penggajian atas adanya verifikasi intern

Periksa otorisasi dalam berkas kepegawaian

Hitung ulang jam kerja dari kartu absen

Bandingkan tingkat upah dengan kontrak kerja, persetujuan dewan direksi dan komisaris, atau sumber lain

Hitung ulang pembayaran kotor

Cek pemotongan dengan acuan tabel pajak dan formulir otorisasi dalam berkas kepegawaian

Hitung ulang gaji bersih Bandingkan cancelled

check (cek yang sudah diambil) dengan jurnal

Page 41: Pengauditan II

penggajian untuk jumlah

Transaksi penggajian diklasifikasikan dengan pantas (Klasifikasi)

Bagan akun yang memadai digunakan

Verifikasi intern atas klasifikasi akun

Telaah bagan akun

Periksa indikasi verifikasi intern

Bandingkan klasifikasi dengan bagan akun atau pedoman prosedur manual

Telaah kartu absen untuk pegawai bagian, dan tiket kartu untuk penugasan pekerjaan, dan telusuri melalui distribusi kerja

Transaksi penggajian dicatat pada waktu yang tepat (tepat waktu)

Prosedur yang mengharuskan pencatatan transaksi sesegera mungkin setelah gaji dibayar

Verifikasi intern atas tanggal

Periksa prosedur manual dan amati kapan dilakukan pencatatan

Periksa indikasi verifikasi intern

Bandingkan tanggal pencatatan cek dalam jurnal penggajian dengan tanggal pada cancelled check dan kartu absen

Bandingkan tanggal dalam cek dengan tanggal cek diuangkan

Transaksi penggajian dimasukkan ke berkas induk penggajian dengan tepat, dan diikhtisarkan dengan tepat (posting dan pengikhtisaran)

Verifikasi intern atas isi berkas induk pengajian

Total berkas induk penggajian dibandingkan dengan total buku besar penggajian

Periksa indikasi verifikasi intern

Periksa laporan total ikhtisar yang diinisialisasi yang mengindikasikan perbandingan yang telah dibuat

Uji akurasi klerikal dengan menghitung penjumlahan ke bawah jurnal penggajian, dan telusuri posting ke buku besar dan berkas induk penggajian.

4. Melakukan Prosedur Analitis

Prosedur Analitis Kekeliruan yang MungkinBandingkan saldo akun beban gaji dengan tahun sebelumnya (disesuaikan untuk peningkatan tingkat upah dan peningkatan volume)

Salah saji akun beban gaji

Bandingkan tenaga kerja langsung sebagai persentase dari penjualan dengan tahun sebelumnya

Salah saji tenaga kerja langsung dan persediaan

Bandingkan beban komisi sebagai persentase dari penjualan dengan tahun sebelumnya.

Salah saji beban komisi dan hutang komisi

Bandingkan beban pajak ditanggung perusahaan sebagai persentase dari gaji dan upah dengan tahun sebelumnya ( disesuaikan untuk perubahan tarif pajak)

Salah saji beban pajak dan hutang pajak

Bandingkan akun hutang pajak penghasilan pegawai dengan tahun sebelumnya

Salah saji pajak yang masih harus dibayar dan beban pajak

5. Merancang dan melakukan pengujian terinci atas saldo untuk kewajiban dan beban Verifikasi akun kewajiban yang berhubungan dengan penggajian, yang seringkali disebut beban gaji yang masih harus dibayar, biasanya terus terbawa kalau SPI efektif. Jika auditor puas bahwa transaksi penggajian dicatat dengan memadai / pantas dan formulir pajak yang berkaitan disiapkan dengan akurat dan dibayar dengan segera, pengujian terinci atas saldo tidak menyita waktu. Dua tujuan audit berkait saldo yang utama dalam pengujian kewajiban penggajian adalah:1. Akrual dalam neraca saldo disajikan dalam jumlah yang tepat (akurasi)2. Transaksi dalam siklus penggajian dan personalia dicatat dalam periode yang tepat (cut-off /

pisah batas)Dua tujuan diatas untuk menjamin bahwa tidak terjadi kurang saji atau penghilangan akrual.

Akun kewajiban utama:1. Jumlah yang dipotong dari pembayaran pegawai

Pajak yang telah dipotong, tetapi tidak disetorkan dapat diuji dengan membandingkan saldonya dengan jurnal penggajian, formulir pajak yang disiapkan pada periode selanjutnya, dan pengeluaran kas pada periode selanjutnya. Unsur potongan lainnya seperti iuran serikat pekerja, obligasi tabungan, dan asuransi diverifikasi dengan cara yang sama. Jika SPI efektif, cutoff dan akurasi dapat diuji pada saat yang sama dengan prosedur ini.

2. Gaji dan Upah yang masih harus dibayar (Accrued Salaries and Wages) / Gaji dan Upah akrualAkrual untuk gaji dan upah terjadi karena pegawai belum dibayar beberapa hari atau jam yang diupahkan sampai periode selanjutnya. Pegawai tetap biasanya menerima seluruh pembayaran, kecuali lembur pada hari terakhir dari suatu bulan.

Page 42: Pengauditan II

Pisah batas dan penilaian upah yang benar tergantung kebijakan perusahaan yang seharusnya konsisten setiap tahun.Prosedur audit: menghitung ulang akrual yang dibuat klien

3. Komisi akrual / yang masih harus dibayarPerlu diketahui lebih dulu sifat kesepakatan komisi dan kemudian menguji perhitungan berdasarkan kesepakatan tersebut (hitung ulang akrual)Jika jumlah terhutang material, lazim untuk mengkonfirmasi dengan pegawai

4. Bonus akrual / yang masih harus dibayarBonus akhir tahun yang belum dibayar kepada pejabat dan pegawai merupakan unsur utama yang kelalaian pencatatannya menyebabkan salah saji material. Verifikasi akrual dengan membandingkan jumlah yang disetujui dalam notulen rapat direksi dan komisaris

5. Tunjangan liburan, tunjangan pengobatan dan kenikmatan lain yang masih harus dibayarKetahui dulu kebijakan perusahaan kemudian hitung ulang akrual yang dicatat

6. Pajak Penghasilan pegawai yang masih harus dibayar Hutang pajak diverikasi dengan cara memeriksa formulir pajak yang disiapkan utnuk periode berikutnya untuk menentukan jumlah yang seharusnya telah dicatat sebagai kewajiban pada tanggal neraca.

Akun Beban :1. Kompensasi pejabat

Tujuan pengujian; untuk melihat apakah kompensasi pejabat sejumlah yang telah disetujui oleh dewan direksi dan komisaris? Verifikasi juga dibenarkan karena ada beberapa individu membayar diri mereka sendiri melebihi jumlah yang diotorisasi.Pengujian yang lazim: dapatkan informasi gaji masing2 pejabat dari notulen rapat dan bandingkan dengan catatan penghasilan yang berkaitan

2. KomisiBeban komisi diverifikasi dengan mendapatkan data tarif komisi untuk masing2 jenis penjualan dan informasi penjualan. Total beban komisi diverifikasi dengan mengalikan tarif komisi masing2 jenis penjualan dengan jumlah penjualan pada kategori tersebut. Biasanya dilakukan bersamaan dengan pengujian kewajiban akrual.

3. Beban pajak penghasilan pegawaiMerekonsiliasi total gaji dalam masing2 formulir pajak penghasilan pegawai dengan total gaji keseluruhan. Hitung ulang total pajak penghasilan dengan cara mengalikan tarif yang sesuai dengan penghasilan kena pajak. Biasanya dilakukan bersamaan dengan pengujian hutang pajak.

4. Total gajiRekonsiliasi total beban gaji dalam buku besar dengan surat pemberitahuan tahunan (SPT), untuk mengetahui apakah transaksi penggajian dibebankan ke akun non penggajian atau seluruhnya tidak dicatat dalam jurnal penggajian.

5. Tenaga kerja kontrakanUntuk mengurangi biaya penggajian, banyak perusahaan melakukan kontrak dengan organisasi luar untuk menyediakan staf pekerja. Contoh; perusahaan seringkali mengontrak perusahaan jasa teknologi informasi untuk menangani pengelolaan TI perusahaan berikut staf fungsinya. Fee yang dibayarkan diuji dengan membandingkan jumlah yang disepakati dalam surat kontrak antara perusahaan / klien dengan perusahaan jasa dari luar.

CHAPTER : AUDIT ATAS SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARANPENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS

TRANSAKSI DAN HUTANG USAHA

AKUN-AKUN DAN GOLONGAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARANTiga golongan / jenis transaksi:

1. Perolehan barang dan jasa2. Pengeluaran kas3. Retur pembelian dan pengurangan harga

Kas di Bank Pembelian Bahan Baku Hutang Usaha

Retur Pembelian Properti, Pabrik dan PeralatanDan Pengurangan Harga

Page 43: Pengauditan II

Potongan Pembelian Biaya dibayar dimuka

Akun Pengendali Akun Pengendali Beban Penjualan Akun Pengendali Beban AdministrasiBeban Manufaktur

Akun PengendaliTambahan

“AKUN – AKUN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN”

FUNGSI USAHA DAN DOKUMEN & CATATAN TERKAIT

Golongan Transaksi

Akun – Akun Fungsi Usaha Dokumen dan Catatan

Perolehan PersediaanProperti, Pabrik dan PeralatanBiaya dibayar dimukaLeasehold ImprovementsHutang UsahaBeban ManufakturBeban PenjualanBeban Administrasi

Pemrosesan Order Pembelian

Penerimaan Barang dan Jasa

Pengakuan Kewajiban

Permintaan Pembelian Order Pembelian

Laporan Penerimaan

Berkas transaksi perolehan

Jurnal perolehan Faktur pemasok /

vendor Memo Debet Voucher / Srt Bukti / Bon Berkas Induk Hutang

Usaha Neraca Saldo Hutang

Usaha Laporan Pemasok

Pengeluaran Kas

Kas di BankHutang UsahaPotongan Pembelian

Pemrosesan dan Pencatatan Pengeluaran kas

Cek Berkas transaksi

pengeluaran kas Jurnal pengeluaran

kas

1. Fungsi Pemrosesan Order PembelianTitik awal siklus ini adalah permintaan barang dan jasa oleh pegawai klien.a. Permintaan Pembelian

Permintaan barang dan / atau jasa dari pegawai berwenang.b. Order Pembelian

Dokumen yang mengidentifikasikan deskripsi, kuantitas, dan informasi yang berkaitan dengan barang dan jasa yang hendak dibeli perusahaan. Merupakan dokumen untuk menunjukkan otorisasi mendapatkan barang.

2. Fungsi Penerimaan Barang dan JasaPada saat inilah kebanyakan perusahaan pertama kali mengakui timbulnya kewajibana. Laporan Penerimaan Barang

Dibuat pada saat barang berwujud diterima yang menunjukkan deskripsi barang, kuantitas diterima, tanggal diterima, dan data lain yang relevan.

3. Pengakuan KewajibanMengharuskan pencatatan yang akurat dan tepata. Berkas Transaksi perolehan

Berkas komputer yang meliputi seluruh transaksi perolehan yang diproses oleh sistem komputer untuk periode tertentu seperti harian, mingguan atau bulanan. Berisi seluruh informasi yang dimasukkan ke dalam sistem dan meliputi informasi setiap transaksi, seperti nama vendor, tanggal, jumlah, dan klasifikasi akun, dan deskripsi serta kuantitas persediaan yang dibeli.Informasi ini digunakan untuk bermacam catatan, daftar, atau laporan, tergantung yang diperlukan perusahaan.

b. Jurnal Perolehanc. Faktur Pemasok

Page 44: Pengauditan II

Mengindikasikandeskripsi, jumlah barang dan jasa yang diterima, harga (termasuk ongkos angkut), syarat potongan tunai, tanggal penagihan.

d. Memo DebetMenunjukkan pengurangan jumlah yang menjadi hak pemasok karena adanya retur pembelian.

e. VoucherDokumen yang seringkali digunakan sebagai sarana formal pencatatan dan pengendalian perolehan. Meliputi lembar sampul / map yang berisi dokumen yang relevan, seperti order pembelian, rangkapan slip pengepakan, Lap. Penerimaan barang, faktur pemasok. Juga cek (setelah pembayaran)

f. Berkas Induk Hutang UsahaMencatat perolehan individual, pengeluaran kas, retur pembelian dan pengurangan harga untuk masing-masing pemasok.

g. Neraca Saldo Hutang UsahaDaftar dari jumlah hak masing-masing pemasok pada satu titik waktu tertentu.Disiapkan langsung dari Berkas Induk Hutang Usaha.

h. Laporan VendorDisiapkan setiap bulan oleh pemasok yang menunjukkan saldo awal, perolehan, retur dan pengurangan harga, pembayaran ke pemasok dan saldo akhir.

4. Pemrosesan dan Pencatatan Pengeluaran kasa. Cek

Alat pembayaranb. Berkas Transaksi pengeluaran Kas

File komputer yang meliputi seluruh pengeluaran kas yang diproses sistem akuntansi komputer untuk periode tertentu, harian, mingguan, bulanan.

c. Jurnal Pengeluaran Kas

METHODOLOGY FOR DESIGNING TEST OF CONTROLS AND SUBSTANTIVE TEST OF TRANSACTION

FOR THE ACQUISITION AND PAYMENT CYCLE

Audit Procedurs

Sample Size

Items to Select

Timing

Understand Internal Control –

ACQUISITIONS & CASH DISBURSEMENTS

Assess Planned Control Risk – ACQUISITIONS & CASH DISBURSEMENTS

Determine extent of Testing Controls

Design Tests of controls and Sunstantive tests of transaction for acquisitions and cash disbursements to meet transaction – related audit objectives

Page 45: Pengauditan II

1. Memperoleh Pemahaman PIDari bagan arus / flow chart, kuesioner PI, dan melakukan uji walkthrough. Prosedur yang digunakan sama dengan siklus lainnya.

2. Menilai Risiko PengendalianPI kunci:a. Otorisasi Pembelian

Otorisasi yang memadai / pantas sangat penting karena untuk menjamin bahwa barang dan jasa yang diminta / dibeli sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan untuk mencegah pembelian yang berlebihan atau barang yang tidak diperlukan.Otorisasi Umum : untuk pembelian kebutuhan operasi reguler seperti persediaan dan setingkat itu. Otorisasi Khusus: untuk membeli aktiva tetap dengan jumlah melebihi batas yang telah ditetapkan, polis asuransi bernilai besar, penerbitan saham dll, perlu otorisasi dewan direksi & komisaris.

b. Pemisahan fungsi antara pemegang aktiva dengan lainnyaBag. Penerimaan terpisah dengan bag. Pencatatan / akuntansi, dan bag. Yang menyimpan aktiva.

c. Pencatatan tepat Waktu dan Review independen atas transaksiUntuk beberapa perusahaan, pencatatan kewajiban dibuat berdasarkan ketika barang dan jasa diterima, dan beberapa perusahaan lainnya ditangguhkan sampai faktur pemasok diterima. Bag. Hutang usaha membandingkan rincian data dalam order pembelian, lap. Penerimaan barang, dan faktur pemasok untuk menentukan bahwa deskripsi, harga, jumlah, syarat, ongkos angkut dalam faktur pemasok adalah benar.

d. Otorisasi atas PembayaranPengendalian terpenting dalam pengeluaran kas adalah penandatanganan cek oleh pejabat yang berwenang, pemisahan fungsi otorisasi dan fungsi hutang usaha, dan pemeriksaan seksama atas dokumen pendukung oleh orang yang berhak menandatangani setiap menandatangani cek.

3. Menentukan luasnya pengujian atas pengendalianSetelah mengidentifikasi PI kunci, kelemahan dan menilai Risiko pengendalian, memadai untuk dapat menentukan apakah pengujian substantif akan dikurangi secukupnya untuk memperluas pengujian atas pengendalian.

METODOLOGI PERANCANGAN PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO UNTUK HUTANG USAHA

Tahap I

Tahap I

Tahap I

Identifikasi risiko usaha klien yang mempengaruhi

HUTANG USAHA

Tentukan salah saji yang dapat ditoleransi dan

tetapkan risiko bawaan untuk HUTANG USAHA

Tentukan risiko pengendalian untuk siklus

perolehan dan pembayaran

Page 46: Pengauditan II

Tahap II

Tahap III

T ahap III

Identifikasi Risiko Usaha Klien Akhir2 ini perhatian banyak perusahaan dalam memperbaiki aktifitas manajemen / pengelolaan

rantai persediaannya menjadikan banyaknya perubahan dalam desain / rancangan sistem yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mencatat aktifitas perolehan dan pembayaran. Usaha – usaha untuk melancarkan pembelian barang dan jasa, termasuk perhatian besar dalam pembelian persediaan dengan Just In Time (JIT), peningkatan pembagian informasi dengan suppliers, dan menggunakan teknologi dan e-commerce untuk transaksi usaha, mengubah seluruh aspek siklus perolehan dan pembayaran bagi banyak perusahaan. Aturan dan sistem dapat menjadi rumit / kompleks.

Risiko Usaha klien yang signifikan memungkinkan muncul dari perubahan2 ini. Contoh; pemasok dapat memiliki akses besar ke catatan hutang usaha klien, memperkenankan mereka secara kontinu memonitor status akun hutang dan untuk melakukan rekonsiliasi terperinci atas transaksi. Juga, peningkatan perhatian dalam perbaikan logistik atas perpindahan fisik persediaan melalui rantai distribusi perusahaan dapat mempersulit penetapan cut-off yang efektif atas saldo hutang usaha pada akhir tahun.

Auditor harus memahami sifat perubahan sistem2 ini untuk mengidentifikasi apakah risiko usaha klien dan pengendalian manajemen terkait mempengaruhi kemungkinan salah saji dalam hutang usaha.

Menentukan salah saji yang dapat ditoleransi dan Risiko BawaanSama dengan piutang usaha, biasanya terdapat banyak jumlah transaksi yang mempengaruhi

hutang usaha, dengan total jumlah yang besar, dan relatif mahal untuk auditnya. Dengan alasan inilah auditor menetapkan salah saji yang ditoleransi untuk hutang usaha relatif tinggi. Dengan alasan yang sama pula, auditor menetapkan risiko bawaan sebagai medium atau tinggi. Perhatian utama auditor pada kelengkapan dan pisah batas, karena salah saji potensial umumnya kurang saji.

Menetapkan risiko pengendalian dan merancang Pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif

Setelah menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan risiko bawaan untuk hutang usaha, auditor mempergunakan pemahamannya atas SPI untuk menetapkan risiko pengendalian. Luasnya pengujian substantif tergantung efektifitas PI yang berkaitan hutang usaha. Oleh karena itu, penting bagi auditor untuk memperoleh pemahaman bagaimana pengendalian – pengendalian yang berkaitan dengan hutang usaha.

Pengaruh PI klien pada pengujian akun hutang usaha dapat diilustrasikan dalam dua contoh:1. Asumsikan PI atas pencatatan dan pembayaran perolehan klien sangat efektif. Penerimaan

barang didokumentasikan dengan segera dalam laporan penerimaan barang prenumbered, voucher prenumbered dan disiapkan dan dicatat dalam berkas transaksi perolehan dan berkas induk hutang usaha dengan segera. Pengeluaran kas juga dengan segera pada saat jatuh tempo dan dicatat dalam berkas transaksi pengeluaran kas dan berkas induk hutang usaha dengan langsung. Saldo2 hutang usaha individual dalam berkas induk direkonsiliasi setiap bulan dengan llaporan pemasok, dan komputer secara otomatis merekonsiliasi total berkas induk ke buku besarnya. Dalam kondisi seperti ini, verifikasi hutang usaha seharusnya tidak memerlukan audit yang luas,karena auditor menyimpulkan PI beroperasi secara efektif.

2. Contoh kedua; PI tidak efektif. Tidak ada Laporan penerimaan barang, klien baru mencatat perolehan ketika pengeluaran kas dilakukan, tagihan sering dibayar beberapa bulan setelah jatuh tempo. Ketika auditor menghadapi kondisi ini, ada kemungkinan tinggi terjadi kurang

Rancang pengujian terinci atas saldo hutang usaha untuk memenuhi tujuan

audit berkait saldo

Prosedur Audit

Ukuran Sampel

Pos/unsur yang dipilihSaat Pelaksanaan

Rancang dan lakukan pengujian atas

pengendalian dan pengujian substantif atas

transaksi untuk siklus perolehan dan

Rancang dan lakukan prosedur analitis untuk siklus perolehan dan

pembayaran

Page 47: Pengauditan II

saji, karena itu pengujian perinci secara extensif atas hutang usaha perlu untuk menentukan apakah hutang usaha dinyatakan secara wajar / tepat dalam L/K.

Penting untuk merekonsiliasi laporan bulanan dari pemasok dengan kewajiban tercatat dan berkasi induk hutang usaha dan dengan buku besarnya. Harus dilakukan oleh orang yang independen atau oleh komputer.

Rancang dan Lakukan Prosedur Analitis

Prosedur Analitis Kekeliruan yang mungkinBandingkan saldo akun beban terkait perolehan dengan tahun sebelumnya

Salah saji hutang usaha dan beban

Telaah daftar hutang usaha untuk hutang tidak biasa, hutang ke bukan pemasok, dan hutang berbunga

Kekeliruan klasifikasi untuk kewajiban nondagang

Bandingkan hutang usaha individual dengan tahun lalu

Hutang yang tidak dicatat atau hutang yang tidak absah, atau salah saji

Hitung rasio seperti pembelian dibagi hutang usaha, dan hutang usaha dibagi kewajiban lancar

Hutang yang tidak dicatat atau hutang yang tidak absah, atau salah saji

Rancang dan Lakukan Pengujian Terinci atas Saldo untuk Hutang UsahaTujuan menyeluruh dalam audit atas hutang usaha adalah untuk menentukan apakah saldo hutang

usaha dinyatakan secara wajar dan diungkapkan dengan memadai. Delapan dari sembilan tujuan audit berkait saldo dapat diterapkan untuk hutang usaha. Nilai Realisasi tidak dapat diterapkan untuk kewajiban.

Auditor harus mengenali perbedaan penekanan antara audit kewajiban dan audit aset / aktiva. Ketika aset sedang diverifikasi, perhatian difokuskan untuk mendapatkan keyakinan bahwa saldo akun2 neraca tersebut tidak lebih saji (overstatement). Keberadaan aktiva yang dicatat harus senantiasa dipertanyakan dan diverifikasi dengan konfirmasi, pengujian fisik, dan pengujian dokumen pendukung. Auditor seharusnya tidak mengabaikan kemungkinan aktiva kurang saji, tapi kenyataannya auditor lebih menaruh perhatian pada kemungkinan lebih saji daripada kurang saji.Pendekatan sebaliknya diambil dalam memverifikasi saldo kewajiban, yaitu bahwa perhatian utama untuk menemukan kewajiban kurang saji atau dihilangkan.

1. Pengujian Kewajiban sudah lewat waktuPenekanan terletak pada kurang saji, maka pengujian kewajiban sudah lewat waktu ( out-of period liabilities ) penting. Luas pengujian untuk menemukan hutang usaha yang tidak dicatat (pencarian hutang usaha yg tdk dicatat) sangat tergantung pada risiko pengendalian yang ditetapkan dan materialitas saldo-saldo potensial dalam akun tersebut. Prosedur audit yang merupakan pengujian tipikal:a. Memeriksa dokumentasi yang mendasari setiap pengeluaran kas setelah tanggal neraca.

Tujuan: menemukan pembayaran dalam periode berikutnya untuk kewajiban pada tanggal neraca. Setiap pembayaran untuk kewajiban periode berjalan harus ditelusuri ke neraca saldo hutang usaha untuk memastikan bahwa pembayaran tersebut sudah dicatat sebagai kewajiban.

b. Memeriksa dokumen yang mendasari setiap tagihan yang belum dibayar beberapa minggu setelah akhir tahunUntuk memeriksa kewajiban yang belum dibayar hingga mendekati akhir pemeriksaan, bukan untuk kewajiban yang telah dibayarMisal; dalam audit dengan thn berakhir tanggal 31 Des, auditor memeriksa dokumentasi pendukung untuk cek2 yang dibayar sampai 31 Maret, maka semua tagihan yang belum dibayar harus diperiksa untuk menentukan apakah tagihan2 itu untuk kewajiban periode yang diaudit.

c. Menelusuri Lap. Penerimaan Brng yang dibuat sebelum akhir tahun ke faktur pemasoknyaSemua barang yang diterima sebelum akhir tahun , yg ditunjukkan oleh LPB, harus dimasukkan sebagai hutang usaha. Telusuri LPB yang dibuat pada atau sebelum akhir tahun ke faktur pemasok, pastikan bahwa semua sudah dimasukkan ke dalam hutang usaha (menguji kewajiban yang tidak dicatat / kelengkapan)

d. Menelusuri rekening tagihan pemasok yang menunjukkan saldo terhutang ke neraca saldo hutang usahaJika klien menyimpan satu arsip rekening tagihan pemasok, laporan yang menunjukkan adanya saldo terhutang dapat ditelusuri ke daftar tersebut untuk memastikan bahwa saldo2 tersebut sudah dicatat sebagai hutang usaha.

e. Konfirmasi ke pemasok yang melakukan bisnis dengan klienUntuk menguji adanya pemasok yang dihilangkan dari daftar hutang usaha, penghilangan transaksi, dan salah saji saldo akun

2. Pengujian Pisah Batas Untuk menguji apakah transaksi yang dicatat beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca telah dimasukkan ke dalam periode yang tepat.Kelima prosedur di atas dapat digunakan untuk menguji pisah batas, hanya penekanannya pada kurang saji.

a. Memeriksa dokumentasi yang mendasari setiap pengeluaran kas setelah tanggal neraca.b. Memeriksa dokumen yang mendasari setiap tagihan yang belum dibayar beberapa minggu

setelah akhirc. Menelusuri Lap. Penerimaan Brng yang dibuat setelah akhir tahun ke faktur pemasoknya

Page 48: Pengauditan II

CHAPTER 20 : MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN: VERIFIKASI AKUN TERPILIH

Akun-akun yang terlibat dalam siklus perolehan dan pembayaran:

Assets Expenses LiabilitiesKas di bank Harga Pokok Penjualan Hutang UsahaPersediaan (Inventory) Beban Sewa Hutang sewaPerlengkapan ( Supplies ) Pajak Properti Honor profesional yg msh hrs

dbyr (accrued professional fee)

Properti, Bangunan Pabrik, & Peralatan

Beban pajak penghasilan Pajak properti msh hrs dbyr

Paten, merek dagang, dan hak cipta

Fee / honor profesional Beban lain yg msh hrs dbyr

Sewa dibayar dimuka (prepaid rent)

Tunjangan pensiunan (retirement benefits)

Hutang pajak penghasilan

Pajak dibayar dimuka (prepaid taxes)

Prasarana

Asuransi dibayar dimuka (prepaid Beban asuransi

Page 49: Pengauditan II

insurance)

AUDIT ATAS PROPERTI, BANGUNAN PABRIK, DAN PERALATAN

METODOLOGI PERANCANGAN PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO UNTUK AKUN-AKUN LAINNYA DLM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN

Properti, bangunan pabrik, dan peralatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:1. Tanah dan pematangan tanah (land and land improvements)2. Bangunan dan peningkatan bangunan3. Peralatan pabrik4. Perabot dan perlengkapan kantor5. Kendaraan bermotor dan truk6. Leasehold improvement7. Pembangunan properti, pabrik, dan peralatan dalam proses

Karena audit untuk properti, bangunan pabrik, dan peralatan adalah sama, bagian ini memfokuskan dalam audit atas peralatan pabrik untuk mengilustrasikan pendekatan yang tepat untuk audit atas properti, bangunan dan peralatan. Catatan akuntansi utama untuk peralatan pabrik dan properti lainnya, bangunan, dan peralatan biasanya berupa berkas induk aktiva tetap. Peraltan pabrik diaudit berbeda dari aktiva lancar, karena:

1. Biasanya terdapat sedikit perolehan aktiva tetap / peralatan pabrik pada periode berjalan2. jumlah perolehan seringkali material3. peralatan kemungkinan besar akan tercatat dan bertahan dalam catatan-catatan akuntansi

untuk beberapa tahun

Rancang pengujian terinci atas saldo – saldo akun untuk memenuhi tujuan

audit berkait saldo

Prosedur Audit

Ukuran Sampel

Pos/unsur yang dipilihSaat Pelaksanaan

Identifikasi risiko usaha klien yang

mempengaruhi

Rancang dan lakukan pengujian atas

pengendalian dan pengujian substantif atas

transaksi untuk siklus perolehan dan

Rancang dan lakukan prosedur analitis untuk

siklus perolehan dan pembayaran

Tentukan salah saji yang dapat ditoleransi dan

tetapkan risiko bawaan untuk AKUN-AKUN

Tentukan risiko pengendalian

Page 50: Pengauditan II

Beberapa akun diverifikasi dengan cara yang sama dengan aktiva lancar, akun ini mencakup paten, hak cipta, biaya katalog, dan seluruh akun properti, pabrik, dan peralatan.

Dalam audit peralatan pabrik, akan berguna jika memisahkan pengujian sebagai berikut:1. Prosedur analitis2. Verifikasi perolehan tahun berjalan3. Verifikasi pelepasan (disposal) tahun berjalan4. Verifikasi saldo akhir akun aktiva5. Verifikasi beban penyusutan6. Verifikasi saldo akhir dari akumulasi penyusutan

1. Prosedur Analitis

Prosedur Analitis Kekeliruan yang mungkinBandingkan beban depresiasi dibagi biaya bruto dari peralatan pabrik dengan tahun sebelumnya

Kekeliruan dalam beban penyusutan dan akumulasi penyusutan

Bandingkan akumulasi penyusutan dibagi biaya bruto dari peralatan pabrik dengan tahun sebelumnya

Kekeliruan dalam mencatat akumulasi penyusutan

Bandingkan beban perbaikan dan pemeliharaan bulanan atau tahunan, beban perlengkapan, beban peralatan kecil dengan akun-akun yang sama dengan tahun sebelumnya

Membebankan jumlah yang seharusnya dikapitalisasi

Bandingkan biaya bruto pabrik dibagi dengan beberapa ukuran produksi dengan tahun sebelumnya

Peralatan menganggur atau peralatan yang telah dilepas tetapi tidak dihapus

2. Verifikasi Perolehan tahun berjalanPencatatan yang semestinya terhadap penambahan dalam tahun berjalan merupakan hal penting, karena pengaruh jangka panjang dari aktiva tetap terhadap L/K. Kegagalan mengkapitalisasi aktiva tetap, atau pencatatan perolehan dalam jumlah tidak tepat, mempengaruhi neraca hingga perusahaan melepas aktiva tersebut. Ikhtisar Laba Rugi dipengaruhi hingga aktiva disusutkan seluruhnya.

Tujuan Audit berkait saldo Prosedur Audit yang lazimPerolehan tahun berjalan pada skedul perolehan cocok dengan jumlah pada berkas induk yang terkait, dan jumlah total cocok dengan buku besarnya (Kecocokan rincian)

Jumlah ke bawah (foot) skedul perolehan Telusuri jumlah total ke buku besarnya Telusuri individual ke berkas induk untuk jumlah

dan deskripsi.Perolehan tahun berjalan yang tercatat adalah ada (eksistensi)

Periksa faktur pemasok dan Laporan penerimaan barang

Pemeriksaan fisik aktivaPerolehan yang ada telah dicatat (kelengkapan) Periksa faktur pemasok untuk akun-akun yang

terkait erat seperti perbaikan dan perawatan untuk menemukan unsur2 yang seharusnya dicatat sebagai peralatan pabrik.

Telaah perjanjian sewa guna usaha dan sewaPerolehan tahun berjalan yang tercatat dihitung dengan akurat (akurasi)

Periksa faktur pemasok

Perolehan tahun berjalan yang tercatat diklasifikasikan dengan tepat (klasifikasi)

Periksa faktur pemasok untuk akun peralatan pabrik untuk menemukan unsur2 yang seharusnya diklasifikasi sebagai peralatan kantor, bagian dari bangunan, atau perbaikan

Periksa faktur pemasok untuk akun2 terkait seperti perbaikan & perawatan untuk menemukan unsur-unsur yang seharusnya dicatat sebagai peralatan pabrik.

Periksa beban sewa dan beban sewa guna usaha akan adanya sewa guna usaha yang dikapitalisasi

Perolehan tahun berjalan dicatat pada periode yang tepat (pisah batas)

Telaah transaksi yang terjadi dekat dengan tanggal neraca untuk menyakinkan transaksi dicatat pada periode yang tepat

Perolehan tahun berjalan yang tercatat dimiliki klien (hak)

Periksa faktur pemasok

3. Verifikasi pelepasan tahun berjalan

Transaksi pelepasan peralatan pabrik seringkali salah saji ketika PI perusahaan tidak memiliki metode formal untuk menginformasikan kepada manajemen mengenai penjualan, pertukaran, pembuangan atau pencurian peralatan dan mesin yang tercatat. Jika klien gagal mencatat pelepasan, biaya perolehan (origin cost) akun peralatan pabrik akan disajikan lebih dengan tidak terbatas. Dan nilai buku netto akan lebih saji sampai aktiva tersebut disusutkan sepenuhnya. Metode formal untuk penelusuran pelepasan dan ketentuan2 atas otorisasi yang pantas atas penjualan atau pelepasan peralatan pabrik lainnya dapat membantu mengurangi risiko salah saji.

Page 51: Pengauditan II

Tujuan utama auditor dalam verifikasi penjualan, pertukaran atau pembuangan peralatan pabrik adalah bahwa pelepasan yang terjadi telah dicatat dan pelepasan telah dicatat secara akurat.Prosedur yang digunakan untuk verifikasi pelepasan:

1. Menelaah apakah terdapat aktiva2 baru yang menggantikan aktiva yang ada2. Menganalisa keuntungan atau kerugian akibat pelepasan aktiva dan pendapatan lain2 untuk

penerimaan dari pelepasan aktiva3. Menelaah modifikasi pabrik dan perubahan pada lini produk, pajak2 properti atau penutupan

asuransi untuk indikasi penghapusan peralatan4. Tanya jawab dengan manajemen dan pegawai produksi mengenai kemungkinan pelepasan

aktiva.

4. Verifikasi Saldo Akhir dalam Akun AktivaDua tujuan auditor saat mengaudit peralatan pabrik adalah menentukan:

a. Seluruh peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan)b. Seluruh peralatan yang dicatat adalah eksis / ada pada tanggal neraca ( eksistensi)

Dalam merancang pengujian untuk memenuhi tujuan ini, pertama-tama auditor harus mempertimbangkan sifat PI atas peralatan pabrik. Idealnya, auditor mampu memutuskan bahwa pengendalian mencukupi / memadai memperkenankan auditor bergantung pada saldo akhir tahun sebelumnya.Pengendalian penting mencakup penggunaan berkas induk untuk masing2 aktiva tetap, pengendalian fisik yang memadai untuk aktiva yang dapat dengan mudah dipindah-pindahkan (seperti komputer, peralatan kecil dan kendaraan), penetapan nomor identifikasi untuk setiap aktiva pabrik dan perhitungan fisik secara periodik terhadap aktiva tetap dan rekonsiliasi oleh pelaksana / personil akuntansi.

Prosedur audit:1. Pengujian ditentukan berdasarkan berkas induk. 2. Tujuan kecocokan rincian peralatan pabrik yang tercatat dalam berkas induk sesuai dengan

buku besarnya. Hitung total berkas induk dan cocokkan dengan saldo buku besarnya.3. Tujuan eksistensi, pilih sampel dalam berkas induk dan periksa fisik aktiva sesungguhnya.4. Tujuan akurasi dan klasifikasi tidak diperlukan karena aktiva2 tersebut kemungkinan besar

telah diverifikasi dalam audit tahun sebelumnya pada saat aktiva2 tersebut diperoleh. Hanya tetap harus disadari auditor bahwa perusahaan kadangkala tetap menyimpan peralatan pabrik yang tidak lagi digunakan. Jika jumlahnya material, evaluasi apakah aktiva2 tersebut sebaiknya dicatat sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi atau sedikitnya diungkapkan secara terpisah sebagai “peralatan non operasi”.

5. Tujuan penyajian dan pengungkapan. Perlu dipertimbangkan kemungkinan adanya kewajiban2 hukum, untuk menentukan apakah peralatan pabrik dijaminkan. Mempelajari persyaratan pinjaman dan perjanjian kredit dan kirim konfirmasi pinjaman ke bank dan lembaga-lembaga kredit lainnya. Dapat juga diperoleh dari diskusi dengan klien atau konfirmasi dengan penasehat hukum.

5. Verifikasi Beban PenyusutanBeban penyusutan merupakan satu diantara sedikit akun beban yang diverifikasi sebagai bagian

dari pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Tujuan terpenting untuk beban penyusutan adalah akurasi. Dua hal utama terlibat dalam tujuan

tersebut adalah:a. menentukan apakah klien melaksanakan suatu kebijaksanaan penyusutan yang konsisten dari

suatu periode ke periode lainnyab. apakah perhitungan penyusutan akurat

Dalam menentukan konsistensi penyusutan ada 4 perimbangan : (1) umur manfaat dari perolehan periode tahun berjalan, (2) metode depresiasi, (3) taksiran nilai sisa, (4) kebijaksanaan penyusutan aktiva dalam tahun perolehan dan pelepasan.

Menguji akurasi: menghitung kembali beban penyusutan untuk menentukan apakah klien melaksanakan kebijaksanaan penyusutan yang layak dan konsisten.

6. Verifikasi Saldo Akhir Akumulasi PenyusutanDebet pada akumulasi penyusutan biasanya diuji sebagai bagian dari audit pelepasan aktiva,

sedangkan kredit pada akumulasi penyusutan diverifikasi sebagai bagian dari audit beban penyusutan.Dua tujuan biasanya ditekankan dalam audit atas akumulasi penyusutan:

a. Akumulasi penyusutan dalam berkas induk properti sesuai dengan saldo buku besarnyaProsedur audit: uji penjumlahan ke bawah dari akumulasi penyusutan dalam berkas induk properti dan telusuri totalnya ke buku besar.

b. Akumulasi penyusutan dalam berkas induk adalah tepat

CHAPTER 21: AUDIT ATAS SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

Audit atas persediaan adalah bagian yang paling kompleks dan menghabiskan banyak waktu dalam audit karena hal-hal di bawah ini:

Page 52: Pengauditan II

1. Persediaan adalah bagian utama dalam neraca, dan seringkali merupakan akun terbesar yang melibatkan modal kerja.

2. Persediaan dapat tersebar di beberapa lokasi yang menyulitkan perhitungan dan pengendalian fisik. Perusahaan menempatkan persediaannya sedemikian rupa untuk efisiensi produksi dan penjualan, tetapi penyebaran ini sering menimbulkan kesulitan besar bagi auditor.

3. Bermacam ragam persediaan juga menyulitkan auditor. Barang2 seperti perhiasan, bahan kimia, suku cadang elektronik sering menyulitkan pengamatan dan penilaian.

4. Penilaian persediaan juga dipersulit oleh faktor keusangan dan perlunya mengalokasikan biaya manufaktur ke persediaan

5. Ada beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima, tapi klien harus memakai metode tersebut konsisten dari tahun ke tahun. Terlebih lagi perusahaan sering menggunakan metode penilaian persediaan berbeda untuk jenis persediaan yang berbeda.

Fungsi Usaha dalam Siklus Persediaan dan Pergudangan dan Dokumen & Catatan terkait1. Fungsi Pemrosesan Order Pembelian

Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan permintaan bahan baku untuk produksi. Permintaan pembeliaan digunakan untuk meminta bagian pembelian mengorder barang persediaan. Permintaan diawali oleh pegawai gudang atau komputer ketika persediaan mencapai tingkat tertentu. Pengendalian atas permintaan pembelian dan oder pembelian dievaluasi sebagai bagian dari siklus perolehan dan pembayaran.

2. Menerima Bahan BakuPenerimaan barang yang diorder bagian dari siklus perolehan dan pembayaran. Bagian yang menerima membuat Lap. Penerimaan Barang.

3. Menyimpan Bahan BakuPenyimpanan dilakukan di gudang. Barang dikeluarkan dari gudang jika ada permintaan yang diotorisasi, perintah kerja, dan dokumen lainnya yang menyebutkan jenis & jumlah. Dokumen ini digunakan untuk mengupdate berkas induk persediaan perpetual.

4. Memproses barangBagian Pengendalian Produksi yang terpisah bertanggung jawab atas penentuan jenis dan jumlah produksi. Dalam berbagai bagian produksi harus dibuat ketentuan yang mengatur kuantitas produksi, pengendalian barang rusak, pengawasan kualitas dan perlindungan fisik barang dalam proses. Bagian produksi harus membuat laporan produksi dan barang rusak sehingga catatan akuntansi dapat mencerminkan pergerakan barang dan biaya produksi yang akurat.Dalam beberapa perusahaan manufaktur, sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari fungsi pemrosesan barang. Sistem ini perlu untuk mengindikasikan profitabilitas relatif berbagai produk untuk perencanaan dan pengendalian dan untuk menilai persediaan untuk tujuan pelaporan keuangan.Ada 2 jenis sistem biaya secara umum:

a. job-cost systems (pekerjaan order/ berdasarkan pesanan)Biaya yang timbul diakumulasikan pada suatu pekerjaan pesanan tertentu.

b. process cost systems (biaya proses)biaya per unit produksi dialokasikan ke setiap barang yang diproses.

Catatan akuntansi biaya terdiri dari berkas induk, neraca lajur dan laporan yang menunjukkan akumulasi bahan, upah dan biaya overhead dari suatu pekerjaan pesanan atau proses saat biaya-biaya itu timbul. Sewaktu pekerjaan atau produk selesai, biaya yang timbul dipindahkan / ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi didasarkan laporan bagian produksi.

5. Menyimpan barang jadiBarang jadi disimpan di gudang menunggu pengiriman. Dalam perusahaan dengan SPI yang baik, dilakukan pengendalian fisik atas barang jadi tsb. secara terpisah, dengan akses terbatas ke area tersebut. Pengendalian barang jadi bagian dari siklus penjualan dan penagihan / penerimaan kas.

6. Pengiriman barang jadiBagian integral dari siklus penjualan dan penerimaan kas. Setiap pengiriman atau pengeluaran barang harus didukung dokumen pengiriman yang diotorisasi dengan memadai.

7. Berkas Induk Persediaan PerpetualCatatan perpetual yang terpisah digunakan untuk pencatatan bahan baku dan barang jadi. Kebanyakan perusahaan tidak menggunakannya untuk barang dalam proses.BI persediaan perpetual hanya memasukkan informasi mengenai jumlah unit persediaan yang dibeli, dijual dan yang tersimpan atau informasi mengenai biaya per unit.

FUNGSI-FUNGSI DALAM SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

Memproses Menerima Menyimpan Memproses MenyimpanPengiriman

Order pembelian Bahan baku Bahan baku barang barang jadi barang jadi

ArusMenerima Bahan Baku

Mengirim barang jadi

Meletakkan barang jadi di

gudang

Menempatkan BB dalam produksi

Meletakkan BB di

gudang

Page 53: Pengauditan II

Persediaan

Dokumentasi Permintaan Laporan Berkas Induk Permintaan Berkas IndukDokumen

Terkait pembelian Penerimaan persediaan bahan baku persediaan pengiriman

Barang bahan baku barang jadiPerpetual perpetual

Order Pembelian Faktur Pemasok Catatan AkuntansiBerkas

Biaya Catatan AkBi Induk per-

sediaan ba

rang jadi

Cat. AkBi.

BAGIAN2 DARI AUDIT ATAS PERSEDIAAN

Tujuan menyeluruh dalam audit atas siklus persediaan dan pergudangan adalah untuk menentukan apakah persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi telah disajikan secara wajar dalam L/K. Audit atas siklus persediaan dan pergudangan dibagi dalam 5 (lima) bagian tersendiri:

1. Memperoleh dan mencatat bahan baku, tenaga kerja dan overhead Mengandung 3 fungsi pertama:

a. fungsi pemrosesan order pembelian diuji sebagai bagian dari pengujian atas pengendalian dan

b. fungsi penerimaan bahan baku pengujian substantif atas transaksi siklus perolehan dan

c. fungsi penyimpanan bahan baku pembayaran dan siklus penggajian dan kepegawaian

2. Transfer Aktiva dan BiayaPemindahan intern tercermin dalam fungsi: (1) memproses barang , dan (2) menyimpan barang jadi / pergudanganKe 2 fungsi ini tidak berkaitan dengan siklus lain. Diuji dalam pengujian siklus persediaan dan pergudangan. Catatan akuntansi yang berkaitan dengan fungsi ini disebut catatan akuntansi biaya.

3. Pengiriman Barang dan Pencatatan Pendapatan dan BiayaPencatatan pengiriman barang dan biaya terkait merupakan bagian dalam siklus penjualan dan penerimaan kas. Pemahaman dan pengujian pengendalian intern fungsi tersebut dilakukan sebagai bagian dari pengujian siklus penjualan dan penerimaan kas. Pengujian atas transaksi harus meliputi prosedur verifikasi untuk akurasi BI persediaan perpetual.

4. Pengamatan fisik persediaanPengamatan perhitungan fisik yang dilakukan klien perlu untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat benar2 ada pada tanggal neraca dan dihitung dengan benar oleh klien. Persediaan adalah area audit pertama dimana pengamatan fisik adalah jenis bahan bukti penting untuk verifikasi saldo akun.

5. Menilai harga dan Mengkompilasi Persediaan.Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harga harus diuji untuk menentukan apakah klien telah menggunakan suatu metode persediaan yang sesuai dengan PABU dengan benar dan dilaksanakan secara konsisten. Prosedur audit yang digunakan untuk ini biasa disebut pengujian harga ( price test ). Auditor juga harus menguji apakah perhitungan fisik telah diikhtisarkan dengan benar, jumlah persediaan dan harganya dicatat dan dijumlahkan dengan benar. Pengujian ini disebut pengujian kompilasi (compilation test).

Transfer Aktiva dan Biaya, dimana dihitung dalam catatan akuntansi biaya, merupakan satu dari tiga bagian yang diaudit dalam siklus persediaan dan pergudangan yang tidak diuji dalam siklus lainnya.

AUDIT ATAS AKUNTANSI BIAYA

Sistem dan pengendalian akuntansi biaya dari perusahaan yang berbeda akan lebih bervariasi dari sistem dan pengendalian intern lainnya karena beragamnya jenis persediaan dan tingkat kecanggihan yang diinginkan manajemen.

1. Pengendalian Akuntansi BiayaAdalah hal2 yang berkaitan dengan persediaan fisik dan biaya terkait dari titik dimana bahan baku diminta sampai titik dimana barang jadi selesai diproduksi dan dipindahkan ke gudang. Untuk memudahkan pengendalian ini dibagi 2 kategori:

a. Pengendalian fisik atas persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadib. Pengendalian atas biaya yang berkaitan dengannya.

Hampir semua perusahaan memerlukan pengendalian fisik atas aktiva untuk mencegah penyalahgunaan dan pencurian. Penggunaan gudang yang terpisah-pisah dengan akses terbatas untuk bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Dalam kasus tertentu, penugasan pegawai tertentu yang bertanggungjawab secara spesifik pada persediaan, persetujuan melalui dokumen prenumbered untuk otorisasi pemindahan persediaan juga melindungi aktiva dari penggunaan yang tidak tepat. Berkas Induk Persediaan Perpetual ( Perpetual Inventory Master Files ) yang dikelola pegawai yang tidak memiliki akses ke aktiva adalah bentuk pengendalian akuntansi biaya yang juga penting. BIPP penting karena menyediakan catatan tentang jumlah persediaan yang ada, yang akan digunakan sebagai dasar untuk produksi atau pembelian tambahan bahan baku atau barang lain, memberikan catatan tentang penggunaan bahan baku dan penjualan barang jadi.

2. Pengujian Atas Akuntansi BiayaKonsep mengaudit akuntansi biaya sebenarnya tidak berbeda dengan siklus transaksi yang lainnya.

Page 54: Pengauditan II

Pengendalian FisikPengujian auditor tentang memadai tidaknya pengendalian fisik atas bahan baku, barang dlm proses, dan barang jadi dibatasi pada pengamatan (observation) dan tanya jawab (inquiry). Contoh: auditor harus memeriksa area penyimpanan bahan baku untuk menentukan apakah bahan baku telah dilindungi dari pencurian dan penyalahgunaan dengan adanya gudang yang terkunci. Jika auditor menyimpulkan bahwa SPI tidak memadai sehingga sulit untuk menghitungnya, auditor harus memperluas pengamatannya atas pengujian persediaan fisik untuk meyakinkan bahwa perhitungan yang memadai telah dilakukan. Dokumen dan Catatan Pemindahan PersediaanPerhatian utama apakah pemindahan yang dicatat benar terjadi (eksistensi), pemindahan yang terjadi telah dicatat (kelengkapan), jumlah, deskripsi dan tanggal transaksi dicatat dengan tepat (akurasi).Pahami terlebih dahulu SPI, sehingga pengujian dapat mudah dilakukan melalui pemeriksaan terhadap catatn dan dokumen. Contoh: Untuk menguji eksistensi dan akurasi pemindahan barang dari gudang bahan baku ke bagian produksi adalah dengan menghitung rangkaian permintaan bahan baku, meneliti persetujuan permintaan tersebut, dan membandingkan jumlah, deskripsi, dan tanggalnya dengan informasi yang ada pada berkas induk persediaan perpetual bahan baku. Berkas Induk Persediaan PerpetualMemiliki efek besar pada saat pelaksanaan dan luasnya pemeriksaan fisik persediaan. Jika BIPP akurat biasanya memungkinkan pengujian fisik dilakukan sebelum tanggal neraca. Persediaan fisik interim dapat menghemat biaya auditor dan klien secara signifikan, dan memungkinkan klien mendapatkan L/A lebih awal. Juga memungkinkan auditor untuk mengurangi pengujian fisik persediaan jika tingkat risiko pengendalian yang berkaitan dengan pengamatan fisik tersebut rendah. Pengujian atas BIPP untuk mengurangi pengujian fisik persediaan atau mengubah saat pelaksanaannya, dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan dokumen. Catatan Biaya per UnitBagian penting dari Akuntansi Biaya untuk mendapatkan data yang akurat mengenai biaya bahan baku, upah langsung, dan overhead pabrik. Pencatatan akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan catatan produksi dan catatan akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang akurat untuk semua produk. Pahami dulu SPI.

PROSEDUR ANALITIS

Prosedur Analitis Kekeliruan yang mungkinBandingkan persentase marjin kotor dengan tahun2 sebelumnya

Lebih saji atau kurang saji persediaan dan harga pokok penjualan

Bandingkan perputaran persediaan (harga pokok penjualan dibagi rata2 persediaan) dengan tahun2 sebelumnya

Keusangan persediaan yang berdampak pada persediaan dan harga pokok penjualan.Lebih saji atau kurang saji persediaan

Bandingkan biaya per unit persediaan dengan tahun2 sebelumnya

Lebih saji atau kurang saji biaya per unit persediaan, yang berdampak terhadap persediaan dan harga pokok penjualan

Bandingkan nilai persediaan dengan tahun2 sebelumnya Kekliruan kompilasi, biaya per unit, yang berdampak pada persediaan dan harga pokok penjualan

Bandingkan biaya manufaktur tahun berjalan dengan tahun2 sebelumnya (Biaya variabel disesuaikan dengan perubahan dalam volume)

Kekeliruan biaya per unit persediaan, terutama upah langsung dan overhead pabrik, yang berdampak pada persediaan dan harga pokok penjualan

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDOMetodologi yang sama digunakan untuk merancang pengujian terinci atas saldo persediaan.

1. Identifikasi risiko usaha klien yang mempengaruhi siklus persediaan dan pergudangan

Pahami SPI Sistem Akuntansi Biaya

Menentukan luasnya pengujian pengendalian

Tetapkan Risiko Pengendalian yang direncanakan – Sistem

Akuntansi Biaya

Rancang pengujian atas pengendalian dan pengujian

substantif atas transaksi untuk sistem akuntansi biaya guna

memenuhi tujuan audit berkait transaksi

Prosedur Audit

Ukuran Sampel

Unsur yang dipilih Saat Pelaksanaan

Page 55: Pengauditan II

2. Tentukan salah saji yang dapat ditoleransi dan tetapkan risiko bawaan untuk siklus persediaan dan pergudangan

3. Tetapkan risiko pengendalian untuk beberapa siklus(siklus persediaan & pergudangan, siklus penjualan & penagihan, siklus perolehan & pembayaran, dan siklus penggajian & personalia)

4. Rancang dan lakukan pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk beberapa siklus

5. Rancang dan lakukan prosedur analitis6. Rancang dan lakukan pengujian terinci atas saldo persediaan untuk memenuhi tujuan audit terkait saldo.

PENGAMATAN FISIK ATAS PERSEDIAAN

PengendalianProsedur pengendalian yang memadai mencakup petunjuk yang jelas mengenai perhitungan fisik, verifikasi intern yang independen atas perhitungan, rekonsiliasi independen antara hasil perhitungan dengan BIPP, dan pengendalian yang cukup terhadap kartu atau kertas kerja hasil perhitungan.Keputusan AuditMeliputi; prosedur audit, saat pelaksanaan, menetapkan ukuran sampel, dan memilih unsur yang akan diuji.Saat pelaksanaan. Jika catatan perpetual akurat, tidak perlu klien melakukan perhitungan persediaan fisik tiap tahun, tetapi auditor hanya membandingkan catatan perpetual dengan persediaan aktual secara sampling pada saat diperlukan. Jika tidak ada catatan perpetual dan nilai persediaan material, perlu dilakukan perhitungan fisik secara lengkap ketika mendekati tanggal neraca, dan auditor mengujinya pada saat yang sama.Pengujian Pengamatan FisikHal terpenting adalah menentukan apakah perhitungan fisik telah dilaksanakan sesuai instruksi klien. Sangat penting bagi auditor untuk hadir pada saat perhitungan fisik dilakukan.Titik awal pengenalan terhadap persediaan klien, auditor melakukan kunjungan ke fasilitas klien termasuk bagian penerimaan barang, gudang, bagian produksi, perencanaan, dan bagian pencatatan. Kunjungan ini sebaiknya disertai penyelia yang dapat menjawab pertanyaan mengenai proses produksi.

AUDIT ATAS PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI PERSEDIAAN

Pengendalian Penetapan Harga dan KompilasiSPI yang penting adanya catatan biaya standar yang menunjukkan varian dalam bahan baku, upah dan overhead, dan dapat digunakan untuk mengevaluasi produksi. Adanya penelaahan dan pelaporan persediaan usang, rusak, yang perputarannya lambat atau lebih saji. Pengendalian Intern kompilasi untuk meyakinkan bahwa perhitungan fisik telah diikhtisarkan dengan memadai, dinilai harganya sama dengan catatan per unitnya, dikalikan dan dijumlahkan dengan benar, dan disertakan ke Buku besar dalam jumlah yang tepat.Prosedur Penetapan dan Kompilasi HargaTujuan Spesifik berkait saldo diterapkan untuk prosedur penilaian harga dan kompilasi. Pengamatan fisik sumber utama informasi pisah batas untuk penjualan dan pembelian. Penilaian PersediaanMenilai Harga Persediaan yang dibeli. Lihat metode apa yang digunakan, apakah FIFO, LIFO, rata2 tertimbang atau metode penilaian lain. Penting juga untuk menetapkan biaya apa saja yang diikutkan dalam penilaian persediaan, seperti ongkos angkut, potongan, dll. Periksa faktur pembeliannya. Jika ada BIPP yang mencantumkan harga beli per unit, telusuri biaya per unit ke catatan perpetual dari pada ke faktur pemasok. Menilai harga persediaan yang diproduksi. Harus dipertimbangkan biaya bahan baku, upah langsung, overhead dalam menilai barang dalam proses dan barang jadi.

AUDIT ATAS SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL (AUDIT OF THE CAPITAL ACQUISITION AND REPAYMENT CYCLE)

Siklus ini berhubungan dengan perolehan sumber daya modal (capital resources) dalam bentuk hutang dengan beban bunga dan modal (owners’ equity) dan pembayaran kembali modal. Meliputi juga pembayaran bunga dan dividen.Siklus ini menjadi penting karena ini merupakan sumber utama keuangan bagi banyak perusahaan.

Empat karakteristik dari siklus perolehan dan pembayaran kembali modal:1. Relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo-saldo akun, tetapi seringkali setiap transaksi jumlahnya

material.Contoh: perusahaan jarang mengeluarkan obligasi, tetapi sekalinya obligasi diterbitkan seringkali dalam jumlah besar.

2. Tidak dimasukkannya satu transaksi tunggal yang mungkin material.Jika ada satu transaksi yang tidak dimasukkan, akibatnya kurang saji kewajiban dan kurang saji modal.

3. Terdapat hubungan hukum antara entitas usaha klien dan pemegang saham, obligasi atau dokumen-dokumen pemilikan yang serupa.Auditor harus memperoleh keyakinan bahwa Syarat2 hukum penting yang mempengaruhi Lap.Keuangan telah ditaati dan diungkapkan secara memadai dalam laporan.

4. Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividen dengan hutang dan modal.Dalam audit terhadap hutang berbunga perlu memverifikasi secara bersamaan atas beban bunga dan hutang bunga, begitu pula audit atas modal, dividen dan hutang dividen.

Akun-akun yang terlibat dalam siklus ini:1. Notes Payable (Wesel Bayar)2. Contracts Payable (Hutang Kontrak)3. Mortgages Payable (hipotik)4. Bonds Payable (Hutang Obligasi)5. Interest Expense (Beban bunga)6. Accrued Interest (Bunga masih harus dibayar)7. Cash in Bank (Kas di Bank)8. Capital Stock – Common ( Modal – Saham Biasa)9. Capital Stock – Preferred (Modal- saham preferen)10. Paid-in Capital in Excess of par (Modal disetor di atas nilai pari)

Page 56: Pengauditan II

11. Donated Capital ( Modal Donasi)12. Retained Earnings (Laba ditahan)13. Appropriation of Retained Earnings (Apropriasi laba ditahan)14. Treasury Stock (Saham tresuri)15. Dividends declared (Dividen yang diumumkan)16. Dividends Payable (Hutang dividen)17. Proprietorship – Capital Account (Perusahaan perorangan- akun modal)18. Partnership – capital account (Persekutuan – akun modal)

METODOLOGI PERANCANGAN PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO UNTUK WESEL BAYAR

Tahap I

Tahap I

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Tahap III

WESEL BAYAR

Wesel Bayar adalah kewajiban hukum terhadap kreditur yang mungkin dijamin oleh aktiva atau sama sekali tidak dijamin.Biasanya dikeluarkan untuk jangka waktu antara satu bulan dan satu tahun. Tapi ada juga yang lebih dari satu tahun.

Rancang pengujian terinci atas saldo hutang usaha untuk memenuhi tujuan

audit berkait saldo

Prosedur Audit

Ukuran Sampel

Pos/unsur yang dipilihSaat Pelaksanaan

Identifikasi risiko usaha klien yang mempengaruhi

WESEL BAYAR

Rancang dan lakukan pengujian atas

pengendalian dan pengujian substantif atas

transaksi

Rancang dan lakukan prosedur analitis untuk

AKUN WESEL BAYAR

Tentukan salah saji yang dapat ditoleransi dan

tetapkan risiko bawaan untuk WESEL BAYAR

Tentukan risiko pengendalian untuk

WESEL BAYAR

Page 57: Pengauditan II

Aktiva yang dijaminkan dapat berupa efek-efek, persediaan, dan aktiva tetap.Pembayaran pokok dan bunga sesuai persyaratan dalam perjanjian kredit. Untuk jangka pendek, pembayaran pokok dan bunga biasanya pada saat jatuh tempo. Untuk yang lebih dari 90 hari, biasanya pembayaran bunga bulanan, atau triwulanan.

TUJUAN AUDIT ATAS WESEL BAYAR UNTUK MENENTUKAN APAKAH:1. Struktur pengendalian intern atas wesel bayar cukup memadai.2. Transaksi-transaksi berkenaan dengan pinjaman yang melibatkan pokok serta bunga wesel telah diotorisasi

dengan pantas dan dicatat sesuai dengan ke 6 tujuan audit berkait transaksi.3. Hutang atas wesel bayar dan beban bunga dan kewajiban yang masih harus dibayar yang terkait, telah

dinyatakan dengan wajar dan sesuai dengan 8 dari 9 tujuan audit terkait saldo. (Nilai yang dapat direalisasi tdk dapat diterapkan).

PENGENDALIAN INTERNTerdapat 4 PI yang penting atas wesel bayar:

1. Otorisasi yang memadai atas penerbitan wesel baru.Tanggung jawab penerbitan wesel baru ada pada dewan direksi atau manajemen puncak. Biasanya diperlukan 2 tanda tanagn pejabat tinggi perusahaan. Jumlah pinjaman, tingkat bunga, syarat pembayaran dan aktiva yang dijaminkan harus menjadi bagian dari perjanjian. Jika ada perpanjangan wesel bayar otorisasi serupa diperlukan.

2. Pengendalian yang memadai atas pembayaran pokok pinjaman dan bunga. Pembayaran Bunga dan pokok pinjaman harus dikendalikan sebagai bagian dari siklus perolehan dan pembayaran (pengeluaran kas).

3. Dokumen dan catatan-catatan yang memadaiBuku tambahan dan pengawasan terhadap wesel-wesel kosong atau yang telah dibayar. Dilakukan seorang petugas. Wesel2 yang telah dibayar harus dibatalkan (cancelled notes payable) dan disimpan oleh karyawan yang berwenang.

4. Verifikasi independen secara periodik. Secara periodik, catatan2 wesel harus direkonsiliasi dengan buku besar, dibandingkan dengan catatan pemegang wesel oleh orang yang terpisah dari pencatatan. Kemudian oleh orang yang independen dihitung kembali beban bunga untuk menguji keakuratan dan kecukupan pencatatan.

PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSIPengujian terhadap transaksi wesel bayar meliputi penerbitan wesel bayar dan pembayaran kembali pokok pinjaman serta bunga. Pengujiannya merupakan bagian dari pengujian transaksi untuk penerimaan kas dan pengeluran kas. Pengujian transaksi atas wesel bayar harus lebih menekankan pengujian terhadap 4 PI di atas. Juga penekanan terhadap ketepatan jumlah penerimaan dan pembayaran.

PROSEDUR ANALITISP/A merupakan hal esensial karena seringkali pengujian terinci atas saldo beban bunga dan bunga terhutang dapat dieliminasi bila hasilnya menguntungkan.

PROSEDUR ANALITIS KEKELIRUAN YANG MUNGKINHitung ulang taksiran beban bunga dengan dasar tingkat bunga rata-rata dan wesel bayar bulanan keseluruhan

Salah saji beban bunga dan bunga yang masih harus dibayar, atau pengabaian wesel bayar yang beredar (outstanding note payable)

Bandingkan wesel bayar individual yang beredar dengan tahun sebelumnya

Pengabaian atau salah saji wesel bayar

Bandingkan saldo total wesel bayar, beban bunga, dan bunga terhutang dengan tahun sebelumnya

Salah saji beban bunga dan bunga terhutang, atau wesel bayar

PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDOLangkah awal umum yang dilakukan adalah penggunaan skedul wesel bayar dan bunga terhutang yang diperoleh dari klien.Memuat keterangan rinci dari semua transaksi yang terjadi untuk tahun berjalan, baik untuk pokok pinjaman maupun bunga, saldo awal, dan saldo akhir wesel bayar dan hutang bunga. Serta informasi yang jelas dan rinci mengenai wesel, seperti tanggal jatuh tempo, tingkat bunga dan aktiva yang dijaminkan.Tiga tujuan terpenting dari 8 tujuan audit berkait saldo untuk wesel bayar:

1. Seluruh wesel bayar yang ada telah dicatat (kelengkapan)2. Wesel bayar dalam skedul telah dinilai dengan benar (akurasi)3. Wesel bayar telah disajikan dan diungkapkan dengan memadai (penyajian dan pengungkapan)

EKUITAS PEMILIK (OWNERS’ EQUITY)

Perbedaan utama harus dibuat antara audit perusahaan publik dengan audit perusahaan keluarga.Dalam perusahaan keluarga hanya sedikit atau bahkan mungkin tidak ada transaksi ekuitas pemilik selama tahun bersangkutan, dan umumnya jumlah pemegang saham sedikit.Transaksi2 ekuitas pemilik yang mungkin terjadi adalah perubahan ekuitas pemilik yang disebabkan laba atau rugi tahunan serta pembagian dividen. Waktu yang diperlukan memverifikasi ekuitas pemilik pada perusahaan keluarga seringkali hanya sedikit.Verifikasi ekuitas pemilik pada perusahaan publik lebih rumit karena jumlah pemegang saham lebih banyak dan seringnya terjadi pergantian pemegang saham. Verifikasi tersendiri untuk modal dan saham biasa, agio saham, laba ditahan, dan dividen. Akun2 lain diverifikasi dengan cara yang sama.

Tujuan Audit atas Ekuitas Pemilik untuk menentukan apakah:1. SPI modal saham dan dividen terkait memadai2. Transaksi ekuitas pemilik telah dicatat sesuai dengan ke 6 tujuan audit berkait transaksi3. Saldo2 ekuitas pemilik telah disajikan dan diungkapkan sesuai tujuan audit berkait saldo (kepemilikan dan

nilai yang dapat direalisasi tidak berlaku)

PENGENDALIAN INTERN1. Otorisasi yang memadai atas transaksi

Harus disetujui oleh Dewan direksi, karena jumlahnya material. Transaksi2 ekuitas pemilik memerlukan otorisasi khusus.

a. Pengeluaran Modal SahamOtorisasi meliputi jenis saham yang akan diterbitkan (preferen atau saham biasa), jumlah saham, nilai pari saham, kondisi kekhususan dari saham selain saham biasa, dan tanggal penerbitan.

Page 58: Pengauditan II

b. Pembelian Kembali Modal SahamOtorisasi meliputi waktu pembelian kembali, jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian kembali saham, baik untuk saham biasa ataupun preferen.

c. Pernyataan Pembagian DividenOtorisasi dewan direksi meliputi bentuk dividen (tunai atau bentuk saham), jumlah dividen untuk setiap saham, dan catatan serta tanggal pembagian dividen.

2. Pencatatan yang baik dan Pemisahan fungsi / tugas yang memadaiJika perusahaan melakukan sendiri pencatatan transaksi saham dan saham yang beredar, maka perusahaan harus memiliki SPI yang memadai. Prosedur terpenting: (1). Kebijakan jelas pembuatan sertifikasi saham dan pencatatan transaksi saham, (2). Verifikasi intern yang independen atas informasi dan catatan. Pengendalian: Buku sertifikasi saham dan buku besar pemegang saham.Buku sertifikasi saham merupakan catatan penerbitan dan pembelian kembali saham selama operasi perusahaan. Pencatatan penerbitan meliputi no. sertifikat, jumlah yang dikeluarkan, nama pemegang saham, tgl penerbitan.Pembelian meliputi saham yang dibeli kembali, tgl pembelian kembali.Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen dikendalikan dengan cara yang sama seperti halnya pembayaran gaji. Cek2 dividen disiapkan berdasarkan buku saham.

Jika perusahaan menggunakan petugas dan agen pemindahan saham yang independen.Perusahaan yang mengeluarkan sahamnya di pasar modal harus menggunakan petugas catat yang independen, sebagai alat pengendalian. Untuk memastikan bahwa saham yang diterbitkan perusahaan sesuai dengan kebijakan mengenai saham dalam akte pendirian perusahaan dan atas otorisasi dewan direksi. Petugas catat bertanggung jawab untuk menandatangani seluruh sertifikat saham yang baru diterbitkan dan menyimpan serta membatalkan sertifikat lama sebelum sertifikat pengganti diterbitkan, dalam hal ada pergantian kepemilikan saham.Sebagian perusahaan juga menggunakan jasa agen pemindahan saham, untuk melakukan pencatatan mengenai pemegang saham, termasuk mendokumentasikan pemindahan kepemilikan saham. Juga untuk melakukan pembayaran dividen dalam bentuk tunai kepada pemegang saham. Bisa mengurangi biaya pencatatan dengan menggunakan jasa tenaga ahli.

AUDIT ATAS MODAL SAHAM DAN TAMBAHAN MODAL DISETOR

4 Hal penting dalam audit modal saham dan tambahan modal disetor di atas nilai pari:1. Seluruh transaksi modal saham yang ada telah dicatat. (kelengkapan)2. Transaksi2 modal saham yang dicatat benar2 eksis dan dicatat dalam nilai yang tepat (eksistensi dan

akurasi)3. Modal saham dinilai dengan benar (akurasi)4. Modal saham disajikan dan diungkapkan dengan memadai (penyajian dan pengungkapan)

Point 1 & 2 mengharuskan pengujian transaksi, dan point 3 & 4 mengharuskan pengujian terinci atas saldo.

Seluruh transaksi yang ada telah dicatat.Prosedur audit yang dilakukan dengan meminta konfirmasi jasa pencatat atau agen pemindahan saham, mengenai transaksi2 modal saham dan mengenai nilai dari transaksi2 saham tsb. Penelitian terhadap notulen rapat, terutama yang mendekati tanggal neraca, dan pemeriksaan buku catatan saham klien, bagi perusahaan yang tidak menggunakan jasa pencatat atau agen pemindahan saham.

Transaksi yang dicatat adalah benar ada dan dicatat dalam nilai yang tepat.Seluruh transaksi pengeluaran modal saham diverifikasi karena nilainya material dan sifat permanen di dalam catatan. Keberadaan diuji dengan memeriksa notulen rapat dewan direksi. Ketepatan nilai diuji dengan meminta konfirmasi tentang jumlahnya ke agen pemindahan saham dan menelusuri jumlah transaksi saham yang ada ke jurnal penerimaan kas. Dalam hal pembelian kembali jumlahnya ditelusuri ke jurnal pengeluaran kas.

Modal Saham dicatat dengan tepat.Tentukan jumlah saham beredar pada tanggal neraca, lalu konfirmasi ke agen pemindahan saham. Jika tidak ada agen, auditor mengandalkan pemeriksaan catatan saham dan menghitung seluruh saham yang beredar dalam buku sertifikasi saham, meneliti sertifikat yang dibatalkan, dan menghitung sertifikat yang kosong.

Modal Saham disajikan dan diungkapkan dengan memadai.Sumber informasi penting adalah surat akte pendirian perusahaan, notulen rapat dewan direksi, dan analisis auditor terhadap transaksi2 modal saham. Auditor harus yakin bahwa terdapat penjelasan yang mencukupi untuk setiap golongan saham, jumlah saham diterbitkan dan beredar, hak khusus dari jenis saham tertentu.

AUDIT ATAS DIVIDEN

Penekanan pada audit atas dividen adalah pada transaksinya, bukan pada saldo akhirnya, kecuali jika ada hutang dividen.Dividen biasanya diaudit seluruhnya, dan jarang terjadi masalah.

Tujuan2 terpenting dari pengendalian atas dividen, termasuk hutang dividen:

1. Dividen yang dicatat adalah benar ada/terjadi (keberadaan)Keberadaan dividen dapat diuji dengan meneliti notulen rapat dewan direksi mengenai jumlah dividen per saham dan tanggal pembayaran dividen.

2. Dividen yang ada seluruhnya telah dicatat (kelengkapan)Dalam memverifikasi dividen yang diumumkan dalam notulen rapat, cari kemungkinan adanya pengumuman dividen yang tidak dicatat, terutama mendekati tanggal neraca. Caranya telaah arsip kertas kerja audit untuk melihat apakah ada pembatasan terhadap pembayaran dividen, dalam perjanjian obligasi atau ketentuan mengenai saham preferen.

3. Dividen telah dicatat dengan benar (akurasi)Hitung kembali jumlahnya berdasarkan dividen setiap saham dan jumlah saham yang beredar. Jika klien menggunakan agen pemindahan saham untuk membagikan dividen, jumlah totalnya dapat ditelusuri ke

Page 59: Pengauditan II

dalam jurnal pembayaran kas kepada agen dan juga dengan mengkonfirmasikannya. Jika klien membuat catatan2 dividen dan membayar dividen sendiri, verifikasi jumlah totalnya dengan menghitung kembali dan melihat catatan mengenai uang tunai yang dibayarkan.

4. Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham adalah benar ada / terjadi (keberadaan)Lakukan konfirmasi ke agen pemindahan saham. Jika tidak menggunakan agen pemindahan saham, lihat catatan mengenai uang tunai yang dibayarkan (jurnal pengeluaran kas)Verifikasi pula apakah pembayaran dilakukan kepada para pemegang saham pada tanggal pencatatan

dividen.

5. Hutang dividen telah dicatat (kelengkapan)6. Hutang dividen telah dicatat dengan benar (akurasi)

Hutang dividen diuji bersamaan dengan dividen yang diumumkan. Setiap dividen yang belum dibayar harus dicatat sebagai hutang.Telaah Notulen rapat dewan direksi pada saat melihat dividen yang diumumkan, jika belum dibayar maka harus dicatat sebagai hutang.

AUDIT ATAS LABA DITAHAN

Bagi banyak perusahaan, satu2nya transaksi yang melibatkan laba ditahan adalah laba bersih tahun berjalan dan dividen yang diumumkan.Audit terhadap pengkreditan laba ditahan yang berasal dari laba tahun bersangkutan ( atau pendebitan yang disebabkan kerugian ) dilakukan dengan menelusuri jurnal dalam laba ditahan ke dalam laba bersih pada penghitungan laba rugi. Dilakukan pada saat2 terakhir audit seluruh jurnal penyesuaian yang mempengaruhi laba bersih.Untuk memverifikasi akurasi nilai laba ditahan uji apakah penilaian dilakukan dengan benar, itu tergantung pada sifat transaksi. Jika ada peraturan mengharuskan adanya apropriasi untuk dana pelunasan obligasi, jumlah apropriasi yang tepat ditentukan dengan memeriksa perjanjian obligasi. Masalah kelengkapan, harus dipastikan auditor bahwa transaksi tidak ada yang belum dicatat. Contoh; jika diumumkan pembayaran dividen berupa saham, nilai pasar saham yangdikeluarkan harus dikapitalisasi dengan mendebitkan ke laba ditahan dan kredit ke modal saham. Apakah laba ditahan diungkapkan dengan benar dalam neraca harus dilihat apakah ada pembatasan2 terhadap pembayaran dividen. Perjanjian dengan bankir, pemegang saham dan kreditor lainnya melarang atau membatasi jumlah dividen yang dapat dibayarkan klien. Pembatasan2 ini harus diungkap dalam catatan kaki atas Lap. Keuangan.